Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Hayo jangan bawa-bawa agama. Islam sebagai ajaran sagat keras sekali dalam hal zina. Jika memang beredar di Indonesia dan Malaysia, siapa dulu penerbitnya? Dan ini membuktikan ada jarak antara Islam dan Umat Islam. Kalau mau mengacu kepada yang non muslim, acu dong yang Amerika dan Eropa itu. Jangan Singapura. Jika Singapura bisa melarang media porno seperti itu, kenapa Indonesia tidak bisa? Ada apa dengan Indonesia? Mungkin kita perlu menyalin undang-undang anti media porno di Singapura? Why not? Setuju dengan "menurut anda". Salam, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/16/2006 09:20 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Nimbrung ; Seksbebas sudah marak sejak dulu kala. Cuma saja sekarang lebih keliatan karena faktor 'keterbukaan', globalisasi. Media cetak, televisi, buku2 bisa bebas merdeka bersuara dan menceritakan perihal ini, tanpa filter. Bahkan ada majalah yg isinya kebanyakan masalah seputar seks [ lisensi luar] bisa beredar di indonesia dan malaysia, yg mayoritas islam. Padahal di Singapura sendiri dilarang. menurut saya : Yg sangat mendesak adalah menengok kembali sistim pendidikan. Bagaimana efektifitas pelajaran agama, budi pekerti, pendidikan di rumah. Sehingga dapat meminimalkan pengaruh jahat - dekadensi moral seperti yg ditengarai saat ini.. Salam l.meilany [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Nimbrung ; Seksbebas sudah marak sejak dulu kala. Cuma saja sekarang lebih keliatan karena faktor 'keterbukaan', globalisasi. Media cetak, televisi, buku2 bisa bebas merdeka bersuara dan menceritakan perihal ini, tanpa filter. Bahkan ada majalah yg isinya kebanyakan masalah seputar seks [ lisensi luar] bisa beredar di indonesia dan malaysia, yg mayoritas islam. Padahal di Singapura sendiri dilarang. menurut saya : Yg sangat mendesak adalah menengok kembali sistim pendidikan. Bagaimana efektifitas pelajaran agama, budi pekerti, pendidikan di rumah. Sehingga dapat meminimalkan pengaruh jahat - dekadensi moral seperti yg ditengarai saat ini.. Salam l.meilany - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 11, 2006 12:49 PM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung Eko. Anda mengatakan bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap seks bebas itu saat in baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya masih sangat sedikit yang melakukannya dibandingkan yang tidak melakukannya. Itupun masih sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya tidak ingin memberikan "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi besar di masyarakat Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, penjualan VCD porno, buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah malam, sudah memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya seks bebas di masyarakat Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM Kondom ini. Dengan adanya fasilitas ATM Kondom ini, jangan lagi kita berfikir mengurangi seks bebas setelah itu, kita justru akan menjadikannya banjir bandang. Tidak akan pernah sanggup untuk kita kurangi kembali. Sekali pintunya dibuka, kita tidak akan pernah sanggup untuk menutupnya kembali. Jika budaya seks bebas itu telah menjadi besar di masyarakat Indonesia, maka penanganan HIV / AIDS akan menjadi jauh lebih rumit dan lebih susah lagi. Jadi jangan dibuka pintunya. Say NO to ATM Kondom! Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/11/2006 11:29 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To "[EMAIL PROTECTED]" cc Subject Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mbak Wida, Tidak sederhana itu, mengkorelasikan hancurnya generasi muda dengan ATM Kondom. Mbak Wida, Seks Bebas terjadi bukan karena ATM Kondom. ATM Kondom justru hadir menjadi salah satu solusi (bukan satu-satunya) pencegahan penularan PMS termasuk HIV AIDS. ATM Kondom sebaiknya tidak dilihat sebagai legalisasi seks bebas, tetapi sebagai langkah meminimalisir kerentanan tertularnya PMS / HIV AIDS tadi. Mas Donnie secara panjang lebar sudah cukup menjelaskan tentang strategi penanganan HIV AIDS, melalui ATM Kondom. Mbak Wida, seks bebas bukan lagi wacana, tetapi fakta. Tidak hanya anak-anak remaja orang dewasapun juga banyak melakukan seks bebas. Intervensi moral, agama bahkan pendidikan seks yang bertanggungjawab saja gagal untuk mencegah seks bebas. Ini sekaligus menjawab pertanyaan mas donnie. Pendapat saya, sambil kita bersama-sama mengurangi seks bebas, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi dampak buruknya, yang jelas nyata sperti PMS, kesehatan reproduksi dan sebagainya. Bagi saya ini perlu, karena mengurangi perilaku seks bebas tidak bisa secepat membalikkan tangan. Ada proses yang terus menerus berlangsung, namun dalam proses itu kita tidak bisa menghindarkan adanya penularan, nah itulah yang kita cegah. salam, Eko Bambang S Monday, January 9, 2006, 11:15:44 AM, you wrote: > ATM Kondom hanya akan membuat anak-anak SMA dan Mahasiswa yang berpacaran > melakukan seks bebas. Setelah mereka teracuni situs-situs porno di warnet, > atau penjualan VCD porno yang semakin bebas, maka mereka akan mencobanyan > sendiri. Mereka pikir it's fun! Worth to try! Masa bodoh dengan > berikutnya. Negara maju saja begitu bebas. Kenapa kita tidak? Kita sedang > menuju kemajuan! > Dan generasi muda kita akan semakin hancur cur cur currr!!! Percayalah!!! > Tidak perlu teori muluk2 untuk melihat kehancuran generasi muda Indonesia > akibat pornografi dan kemudahan fasilitas seks bebas macam ATM Kondom. Dan > kalau generasi mudanya saja sudah rusak, apa yang bisa kita lihat sebagai > masa depan kita, bangsa Indonesia? Buram! Gelap! > Narkoba. Seks bebas. Hura-hura. Dugem. Tawuran. Pengangguran. Preman. Apa > lagi? Oh generasi muda Indonesia > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/09/2006 10:49 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Di indonesia, barang2 yg murah meriah, gratisan cepet laris manis. Meski nanti gak tahu untuk apa? :-)) salam l.meilany - Original Message - From: Ambon To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, January 15, 2006 6:33 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Belum juga selesai soal kondom, konon beritanya semua telah terjual habis. Maklumlah lagi bulan purnama. - Original Message - From: "Donnie" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 5:45 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > >> Ass. Wr. Wb > Wa'alaikumsalam Wr wb > > >> Salam kenal.. > Salam kenal balik mas > >> Seks Bebas sudah menjadi fakta..itu betul.. >> Adanya ATM Kondom membuat seks bebas akan makin >> cepat merajalela (banjir >> bandang)..sangat mungkin... > > hmm... untuk membuat kesimpulan kausalitas saya pikir > kita harus lebih berhati-hati daripada asumsi saja... > ada kriteria-kriteria minimal kalau kita bisa bilang > hal itu. > >> dengan adanya mesin itu yang untung produsen mesin >> dan kondom...jelas dong >> ...:-) > = > Agree there is no such free lunch... > Siapa yang paling diuntungkan dengan merebaknya flu > burung? tentu pengusaha vaksin. Siapa yang paling > diuntungkan dengan tingginya kasus demam berdarah? > tentu produsen dan pengusaha obat nyamuk. > Siapa yang diuntungkan dengan isu formalin? tentu > produsen pengawet yang dianggap aman dan efektif. > Tapi apakah kemudian kita membuat teori konspirasi > bahwa produsen itu yang menyebabkan tingginya demam > berdarah, atau penyebaran flu burung? > > Mereka adalah businessman, mereka melihat kesempatan > dan memanfaatkan. meskipun secara politis mereka bisa > mempunyai pengaruhi pembuatan kebijakan. Tidak semua > pembuat kebijakan dan peneliti yang meneliti > keefektifan sebuah produk intervensi bisa dibeli oleh > mereka. > > > >> >> > Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut >> tidak >> > melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. >> > Pikiran bodoh saya bilang impossible. >> >> Saya yakin ke 12 juta orang tersebut tidak serentak >> waktu jadi pecandu seks >> bebas... >> seyakin bahwa ke dua belas orang tersbut segera >> menggunakan kondom..pada >> saat melakukan seks bebasnya..walaupun masing-masing >> punya ATM kondom :-) > == > That is the point.. > anda sudah menjawab sendiri... > tidak serentak ke 12 juta menjadi pecandu seks > tidak serentak ke 12 juta mau menggunakan kondom.. > > So bagaimana anda bisa mengkaitkan antara kondom > menyebabkan seks bebas?? > > > wong membuat orang untuk memakai kondom saat ini amat > sangat susah.. banyak kendalanya mas, malas lah, tidak > enak lah, malu lah, nggak nyaman lah.. dan sederet > alasan lainnya (ini berdasar data dilapangan hasil > survei perilaku lho), dan ini masih menjadi kendala > dalam pemasaran kondom (bahkan dinegara maju/barat > sekalipun) > > Banyak alasan orang untuk melakukan/tidak melakukan > hubungan seks dan itu tidak bisa disimplifikasikan > dengan ada/tidak adanya kondom secara bebas... > > Tapi yang pasti.. (berdasar data dilapangan, dengan > melalui survei perilaku beresiko... kelompok2 yang > ssaya sebutkan diatas memang kelompok yang sebagian > besar mempunyai resiko tertular HIV/AIDS karena > kebanyakan mereka mempunyai perilaku multi partner. > Jadi kebutuhan untuk mencegah penularan HIV dengan > kondom ada disana. Itulah kenapa kebijakan itu > diambil (berdasarkan kebutuhan, bukan asumsi). > > >> Sama dengan pertanyaan saya...berapa lama kita bisa >> memaksa mereka semua >> menggunakan kondom pada saat berganti2 pasangan >> seks...:-) > Bagaimana Thailand bisa mulai mengontrol HIV > dinegaranya? dengan kondom mas... > Bagaimana Uganda (salah satu negara yang paling parah > terkena dampak HIV) berhasil mengontrol HIV (uganda > juga salah satu contoh sukses keberhasilan > pengendalian HIV)? disamping strategi Abstinence, Be > faithful, mereka juga sukses melakukan promosi kondom. > > Thailand mungkin dianggap negara dengan seks bebas dan > bukan muslim, tapi itu membuktikan bahwa kondom works, > Uganda adalah salah satu negara dengan populasi > muslim yang signifikan > >> seharusnya yang dicegah itu perbuatan >> buruknya...bukan dampak buruk dari >> perbu
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Belum juga selesai soal kondom, konon beritanya semua telah terjual habis. Maklumlah lagi bulan purnama. - Original Message - From: "Donnie" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 5:45 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > >> Ass. Wr. Wb > Wa'alaikumsalam Wr wb > > >> Salam kenal.. > Salam kenal balik mas > >> Seks Bebas sudah menjadi fakta..itu betul.. >> Adanya ATM Kondom membuat seks bebas akan makin >> cepat merajalela (banjir >> bandang)..sangat mungkin... > > hmm... untuk membuat kesimpulan kausalitas saya pikir > kita harus lebih berhati-hati daripada asumsi saja... > ada kriteria-kriteria minimal kalau kita bisa bilang > hal itu. > >> dengan adanya mesin itu yang untung produsen mesin >> dan kondom...jelas dong >> ...:-) > = > Agree there is no such free lunch... > Siapa yang paling diuntungkan dengan merebaknya flu > burung? tentu pengusaha vaksin. Siapa yang paling > diuntungkan dengan tingginya kasus demam berdarah? > tentu produsen dan pengusaha obat nyamuk. > Siapa yang diuntungkan dengan isu formalin? tentu > produsen pengawet yang dianggap aman dan efektif. > Tapi apakah kemudian kita membuat teori konspirasi > bahwa produsen itu yang menyebabkan tingginya demam > berdarah, atau penyebaran flu burung? > > Mereka adalah businessman, mereka melihat kesempatan > dan memanfaatkan. meskipun secara politis mereka bisa > mempunyai pengaruhi pembuatan kebijakan. Tidak semua > pembuat kebijakan dan peneliti yang meneliti > keefektifan sebuah produk intervensi bisa dibeli oleh > mereka. > > > >> >> > Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut >> tidak >> > melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. >> > Pikiran bodoh saya bilang impossible. >> >> Saya yakin ke 12 juta orang tersebut tidak serentak >> waktu jadi pecandu seks >> bebas... >> seyakin bahwa ke dua belas orang tersbut segera >> menggunakan kondom..pada >> saat melakukan seks bebasnya..walaupun masing-masing >> punya ATM kondom :-) > == > That is the point.. > anda sudah menjawab sendiri... > tidak serentak ke 12 juta menjadi pecandu seks > tidak serentak ke 12 juta mau menggunakan kondom.. > > So bagaimana anda bisa mengkaitkan antara kondom > menyebabkan seks bebas?? > > > wong membuat orang untuk memakai kondom saat ini amat > sangat susah.. banyak kendalanya mas, malas lah, tidak > enak lah, malu lah, nggak nyaman lah.. dan sederet > alasan lainnya (ini berdasar data dilapangan hasil > survei perilaku lho), dan ini masih menjadi kendala > dalam pemasaran kondom (bahkan dinegara maju/barat > sekalipun) > > Banyak alasan orang untuk melakukan/tidak melakukan > hubungan seks dan itu tidak bisa disimplifikasikan > dengan ada/tidak adanya kondom secara bebas... > > Tapi yang pasti.. (berdasar data dilapangan, dengan > melalui survei perilaku beresiko... kelompok2 yang > ssaya sebutkan diatas memang kelompok yang sebagian > besar mempunyai resiko tertular HIV/AIDS karena > kebanyakan mereka mempunyai perilaku multi partner. > Jadi kebutuhan untuk mencegah penularan HIV dengan > kondom ada disana. Itulah kenapa kebijakan itu > diambil (berdasarkan kebutuhan, bukan asumsi). > > >> Sama dengan pertanyaan saya...berapa lama kita bisa >> memaksa mereka semua >> menggunakan kondom pada saat berganti2 pasangan >> seks...:-) > Bagaimana Thailand bisa mulai mengontrol HIV > dinegaranya? dengan kondom mas... > Bagaimana Uganda (salah satu negara yang paling parah > terkena dampak HIV) berhasil mengontrol HIV (uganda > juga salah satu contoh sukses keberhasilan > pengendalian HIV)? disamping strategi Abstinence, Be > faithful, mereka juga sukses melakukan promosi kondom. > > Thailand mungkin dianggap negara dengan seks bebas dan > bukan muslim, tapi itu membuktikan bahwa kondom works, > Uganda adalah salah satu negara dengan populasi > muslim yang signifikan > >> seharusnya yang dicegah itu perbuatan >> buruknya...bukan dampak buruk dari >> perbuatan buruk... >> termasuk dengan tidak memfasilitasi perbuatan >> tersebut...biasanya perbuatan >> buruk kalau difasilitasi bisa jadi dianggap benar.. >> oleh karena itu..stuju dgn mba wida " say no to atm >> kondom..." > == > Mas Anda mengenal istilah externalitas nggak? Ini > berarti manfaat yang didapatkan oleh sebuah intervensi > tidak melulu dirasakan oleh orang yang mendapatkan > tapi oleh orang lain disekitarnya. Promosi kondom > melindungi orang disekitar resik
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Saya kira kita sepakat dengan mas Wida dalam hal ini. Hanya menurut saya kita memang harus hati-hati memilah-milah mana yang harus dilarang mana yang harus dicegah eksesnya. Kalau kita turun ke masyarakat golongan mayoritas (yang tentu saja beragama islam), kita sebetulnya akan menghadapi masyarakat yang dasarnya terbuka terhadap seks. Dan ini bukan perkara baru, tapi sudah merupakan perkara lama. Jadi memahami fakta bahwa perkara ini sudah ada di masyarakat, skala-nya dan akibat-akibatnya (infonya mas Donnie itu luar biasa) kita bisa melihat proporsi aksi yang harus kita ambil antara "mengobati gejala dan efek samping", "mengobati penyakitnya" dan "mencegah penyakit". Kita tidak perlu fatalistis untuk hanya mencegah dan mengobati saja tapi semuanya harus dilakukan. Kadang-kadang minum obat juga harus mau menerima ekses obat itu sebelum pada akhirnya sembuh. He he he he kayaknya Bang Yos akan nimpali "kecuali pake air kelapa." ;) setuju Bang Yos, sayangnya "air kelapa"-nya nggak ada...adanya obat eksperimental yang ketika diminum badannya meriang-meriang, muntah2, rambut rontokmudah2-an Allah meridhai ikhtiar kita ini dengan menganugerahkan kesembuhan Kira-kira begitu bang Wida(hmmm...ini kayaknya lebih cocok lebih berirama...). Salam Ary - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, January 13, 2006 7:39 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Pendapat yang sangat baik. Terimakasih atas masukannya. Saya juga masih > perlu banyak belajar. > > Pendapat saya berdasarkan keprihatinan saya akan semakin bebasnya remaja > sekarang dalam hal seks dibandingkan generasi saya dahulu. Contohnya Kasus > VCD Mahasiswa Itenas merupakan puncak gunung es dari badan gunung di bawah > air yang tidak terlihat. Realita di bawah sana lebih besar dari yang > terpublikasikan. Dan penolakan saya adalah berdasarkan keprihatinan bahwa > gejala ini kelak akan semakin membesar. Bagaimana dengan pelajar SMA? > > Mungkin saya tidak perlu terlalu keras menolaknya jika ATM itu diletakkan > di lokasi tertentu (mis. prostitusi). Di awal, mungkin akan taat dengan > pemberlakuan lokasi yang disepakati. Tetapi jika berikutnya pebisnis ATM > Kondom itu mencoba untuk memperluas marketnya dengan meletakkan di tempat > umum. Maka hukum dan aparat belum tentu bertindak tegas untuk > menghilangkannya. Atau akan dibuat opini untuk mendukung penempatan di > tempat umum itu. Pada akhirnya, ada kemungkinan lokasi ATM itu menyebar > lebih luas dari tujuan semula. Dan biasanya, semuanya akan diam dari > mencoba mentertibkan kesalahan ini. Maka ketentuan lokasi untuk mencegah > penyalah gunaan mesin ATM itu menjadi tidak berarti. Bisnis memang seperti > itu. Pertimbangan moral seringkali dikorbankan. Padahal taruhannya adalah > generasi muda kita. Adik-adik kita atau bahkan anak-anak kita sendiri. > > Sama halnya dengan percobaan penerbitan majalah Playboy edisi Indonesia. > Awalnya seluruh anggota DPR akan memberikan batasan "Sesuai norma > Indonesia dan ketimuran". Padahal norma yang dimaksud jika sudah masuk > majalah Playboy sudah sangat luntur sekali. Tetapi okelah, yang penting > terbit dahulu pikir sang penerbit. Ada urusan uang di sini. Namun apa yang > terjadi kemudian? Majalah PB edisi Indonesia itu akan mulai sedikit demi > sedikit menjadi model Amerika! Tidak percaya? Tetapi begitulah sifat > bisnis yang sudah jarang mengindahkan moral. Padahal sekali lagi, > taruhannya adalah adik-adik kita atau bahkan anak-anak kita sendiri. > > Kira-kira itulah alasan saya, mengapa saya lebih baik menolak dari pada > memberikan batasan-batasan. Karena sifat pebisnis itu akan cenderung > selalu melanggar batasan-batasan semula demi memperbanyak market mereka. > Dan biasanya... yang selalu membela mereka di awal-awal dengan memberikan > batasan-batasan kemudian akan diam. Tinggallah ketelanjuran ini menjadi > petaka bagi generasi muda kita. > > Sepertinya seperti itulah yang terjadi setiap kali kita mencoba memberikan > batasan bagi bisnis yang sebetulnya melanggar norma-norma agama atau adab > budaya ketimuran kita. Pada akhirnya kita akan mengorbankan norma, adab > dan budaya ketimuran kita. Pasrah saja dengan keterlanjuran. Dan saya akan > berkata saat itu, sekali pintunya dibuka... tidak akan bisa ditutup > kembali. Semoga saja tidak akan terjadi. Saya betul-betul prihatin. > > Maaf, tanpa data. 8-) > > > > > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/13/2006 12:11 PM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > > Subject > Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > > > > > > > > mas Arcon da
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Pendapat yang sangat baik. Terimakasih atas masukannya. Saya juga masih perlu banyak belajar. Pendapat saya berdasarkan keprihatinan saya akan semakin bebasnya remaja sekarang dalam hal seks dibandingkan generasi saya dahulu. Contohnya Kasus VCD Mahasiswa Itenas merupakan puncak gunung es dari badan gunung di bawah air yang tidak terlihat. Realita di bawah sana lebih besar dari yang terpublikasikan. Dan penolakan saya adalah berdasarkan keprihatinan bahwa gejala ini kelak akan semakin membesar. Bagaimana dengan pelajar SMA? Mungkin saya tidak perlu terlalu keras menolaknya jika ATM itu diletakkan di lokasi tertentu (mis. prostitusi). Di awal, mungkin akan taat dengan pemberlakuan lokasi yang disepakati. Tetapi jika berikutnya pebisnis ATM Kondom itu mencoba untuk memperluas marketnya dengan meletakkan di tempat umum. Maka hukum dan aparat belum tentu bertindak tegas untuk menghilangkannya. Atau akan dibuat opini untuk mendukung penempatan di tempat umum itu. Pada akhirnya, ada kemungkinan lokasi ATM itu menyebar lebih luas dari tujuan semula. Dan biasanya, semuanya akan diam dari mencoba mentertibkan kesalahan ini. Maka ketentuan lokasi untuk mencegah penyalah gunaan mesin ATM itu menjadi tidak berarti. Bisnis memang seperti itu. Pertimbangan moral seringkali dikorbankan. Padahal taruhannya adalah generasi muda kita. Adik-adik kita atau bahkan anak-anak kita sendiri. Sama halnya dengan percobaan penerbitan majalah Playboy edisi Indonesia. Awalnya seluruh anggota DPR akan memberikan batasan "Sesuai norma Indonesia dan ketimuran". Padahal norma yang dimaksud jika sudah masuk majalah Playboy sudah sangat luntur sekali. Tetapi okelah, yang penting terbit dahulu pikir sang penerbit. Ada urusan uang di sini. Namun apa yang terjadi kemudian? Majalah PB edisi Indonesia itu akan mulai sedikit demi sedikit menjadi model Amerika! Tidak percaya? Tetapi begitulah sifat bisnis yang sudah jarang mengindahkan moral. Padahal sekali lagi, taruhannya adalah adik-adik kita atau bahkan anak-anak kita sendiri. Kira-kira itulah alasan saya, mengapa saya lebih baik menolak dari pada memberikan batasan-batasan. Karena sifat pebisnis itu akan cenderung selalu melanggar batasan-batasan semula demi memperbanyak market mereka. Dan biasanya... yang selalu membela mereka di awal-awal dengan memberikan batasan-batasan kemudian akan diam. Tinggallah ketelanjuran ini menjadi petaka bagi generasi muda kita. Sepertinya seperti itulah yang terjadi setiap kali kita mencoba memberikan batasan bagi bisnis yang sebetulnya melanggar norma-norma agama atau adab budaya ketimuran kita. Pada akhirnya kita akan mengorbankan norma, adab dan budaya ketimuran kita. Pasrah saja dengan keterlanjuran. Dan saya akan berkata saat itu, sekali pintunya dibuka... tidak akan bisa ditutup kembali. Semoga saja tidak akan terjadi. Saya betul-betul prihatin. Maaf, tanpa data. 8-) Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/13/2006 12:11 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? mas Arcon dan pak Wida, Mungkin mas Ary juga pernah menjelaskan, dan saya juga sudah mencoba menjelaskan dalam posting sebelumnya, terutama setelah pak Wida menjelaskan background dia. Istilah "pokoknya" bukan karena saya mengangap bahwa pak Wida sebagai wakil agama vis a vis dengan saya yang non agama. Justru saya merasa diskusi saya selama ini tidak pernah disentuhkan pada masalah tersebut. Saya mencoba menjaga agar isi diskusi tadi berbasis fakta/bukti dari lapangan dan logika-logika teoritis. Karena isu penyebaran HIV adalah isu kesehatan, maka bukti dan logika kesehatan yang saya gunakan, kalau seandainya isu tersebut kebetulan menyentuh agama, itu karena terkait masalah seksualitas. Toh saya sudah mencoba menjelaskan bahwa masalah HIV adalah lintas agama, karena nilai seksualitas juga berbeda-beda antar agama. Istilah "pokoknya" dan "openmind"tidak saya maksudkan untuk melabeli/menstigmatisasi pribadi pak Wida, tetapi lebih pada argumentasi yang anda berikan. Anda punya asumsi syah-syah saja dan saya menghargai itu. Untuk itu saya mencoba memberi bukti berdasar data di lapangan dan juga bukti dari best practices yang telah terbukti efektif untuk mencegah HIV sampai saat ini. Seandainya pak Wida menerima/menolak hal tersbut juga syah-syah saja. Kalau saya kemudian menyimpulkan bahwa argumen pak Wida adalah argumen "pokoknya" (berdasarkan apa yang saya persepsikan dari diskusi dengan beliau, dan saya mungkin bisa keliru), karena pak Wida dalam diskusi hanya berdasarkan asumsi, tidak ada supporting evidence, kemudian melakukan prediksi. Mengakui bahwa dia bukan ahli/pakar dibidang tersebut (tapi jangan kemudian dipelintirkan bahwa saya mengaku sebagai ahli, hanya kebetulan memang saya cukup banyak menerima informasi tentang hal itu),
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
mas Arcon dan pak Wida, Mungkin mas Ary juga pernah menjelaskan, dan saya juga sudah mencoba menjelaskan dalam posting sebelumnya, terutama setelah pak Wida menjelaskan background dia. Istilah "pokoknya" bukan karena saya mengangap bahwa pak Wida sebagai wakil agama vis a vis dengan saya yang non agama. Justru saya merasa diskusi saya selama ini tidak pernah disentuhkan pada masalah tersebut. Saya mencoba menjaga agar isi diskusi tadi berbasis fakta/bukti dari lapangan dan logika-logika teoritis. Karena isu penyebaran HIV adalah isu kesehatan, maka bukti dan logika kesehatan yang saya gunakan, kalau seandainya isu tersebut kebetulan menyentuh agama, itu karena terkait masalah seksualitas. Toh saya sudah mencoba menjelaskan bahwa masalah HIV adalah lintas agama, karena nilai seksualitas juga berbeda-beda antar agama. Istilah "pokoknya" dan "openmind"tidak saya maksudkan untuk melabeli/menstigmatisasi pribadi pak Wida, tetapi lebih pada argumentasi yang anda berikan. Anda punya asumsi syah-syah saja dan saya menghargai itu. Untuk itu saya mencoba memberi bukti berdasar data di lapangan dan juga bukti dari best practices yang telah terbukti efektif untuk mencegah HIV sampai saat ini. Seandainya pak Wida menerima/menolak hal tersbut juga syah-syah saja. Kalau saya kemudian menyimpulkan bahwa argumen pak Wida adalah argumen "pokoknya" (berdasarkan apa yang saya persepsikan dari diskusi dengan beliau, dan saya mungkin bisa keliru), karena pak Wida dalam diskusi hanya berdasarkan asumsi, tidak ada supporting evidence, kemudian melakukan prediksi. Mengakui bahwa dia bukan ahli/pakar dibidang tersebut (tapi jangan kemudian dipelintirkan bahwa saya mengaku sebagai ahli, hanya kebetulan memang saya cukup banyak menerima informasi tentang hal itu), sehingga menurut pak Wida tidak punya kepentingan untuk memberikan alternatif intervensi lain kecuali apa yang diyakini saja, bagi saya itu juga tidak fair. Kemudian menolak untuk melihat dari perspektif lain (kecuali perspektif pak Wida sebagai ahli teknik, yang bergelut dengan risk factor), dan merasa bahwa hal itu sudah cukup kemudian menutup dengan "end of discussion", dan juga statemen bahwa beliau "tidak terlalu" percaya dengan ilmuwan sosial. Personally (sekali lagi dalam persepsi saya) argumen tersebut adalah argumen yang mengikuti logika "pokoknya", dan model berdiskusi dengan tidak mencoba "menggunakan kaca mata lain" model diskusi yang tidak mengedepankan "open mind". Saya tidak akan mencoba untuk bersikap "pokoknya" (tanpa harus mengatakan pokoknya secara verbal atau literal) pada pak Wida, ketika kita berdiskusi tentang risk factor di Industri. Karena asumsi saya bisa keliru, dan saya menjadi tidak belajar karenanya. Tidak berarti saya mencap bahwa pak Wida adalah orang yang alot, keukeuh, ngeyel atau sebagainya. Karena orang yang tidak seperti itupun suatu saat bisa terjebak pada situasi "pokoknya", ketika keyakinan dia sangat absolut terhadap topik yang didiskusikan. Tapi dalam situasi ini learning proses tidak akan terjadi. Beda kalau saya mencap bodoh, dungu, tidak punya otak, atau ngeyel. itu adalah pelabelan pada individu, saya sangat menghindari pelabelan semacam itu. Kalau pak Wida menganggap bahwa objektifitas logika ilmu lain adalah sesuatu yang subjektif itupun syah-syah saja, sesuatu yang tidak salah dan saya juga menghargai itu. Bagi saya no hurt feeling, ini bagian dari proses pembelajaran saya. Dan juga belajar dalam komunikasi di milis banyak terjadi mispersepsi antara pemberi dan penerima pesan, yang tidak bisa dikonfirmasi secara realtime. Yang saya sesali dalam kasus ini (berdasarkan subjektifitas saya) adalah bukan saya atau pak wida dan member milis lainnya atau tidak terjadinya saling pengertian, tetapi mereka yang potensial terkena HIV, karena kita kemudian hanya berkutat pada wacana, sementara mereka membutuhkan real action. regards, Donnie --- Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > saya kira keterangan mas wida cukup oke sekaligus > buat klarifikasi temen > temen ... gimana nih temen temen maklum > komunikasi dunia maya ... > suka mispersepsi .. > > salam, > Ari Condro > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > Menurut saya kurang baik mengenakan perkataan > "pokoknya" kepada seseorang, > padahal seseorang itu tidak berkata demikian. > Apalagi kalimatnya adalah > "keluar kata pokoknya" seolah saya menuliskan kata > itu. Beda bukan? > > Untuk fakta yang disampaikan oleh bung Donie apakah > saya menolak? Bukankah > saya mengiyakan. Hanya saja saya katakan bahwa fakta > itu akan membesar. > Jika fakta yang diberikan harus saya jawab dengan > fakta juga, maka ini > tidak adil. Tentu yang akan unggul adalah mereka > yang memang bergelut di > bidang itu. Atau menekuni bidang itu. Lalu apakah > tidak boleh seseorang > berpendapat berdasarkan prediksinya. Dengan sedikit > informasi yang dia > miliki? > > Penilaian tentang alur logika atau argumentasi yang > mapan ini bisa
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Saya tidak menutup mata bahwa seks bebas telah ada sebelum ide ATM Kondom. Bukankah saya pernah mengatakan bahwa bagi saya hari ini seks bebas itu masih cukup kecil. Yang saya khawatirkan, dengan keberadaan ATM Kondom itu, seks bebas di kalangan remaja akan semakin meningkat. Apalagi stimulus ke arah sana semakin besar hari ini. Nah, saya hanya mengulang-ulang pendapat saya bukan? Kalau anda mempertanyakan kenapa saya menyuruh FPI ke glodok, tanyakan pula kepada yang menganjurkan saya untuk berdemo di glodok. Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/13/2006 11:08 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To "[EMAIL PROTECTED]" cc Subject Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Mungkin saja remaja itu melakukannya di siang hari. Tetapi ngambil > kondomnya kan sembunyi2 di malam hari. Bisa saja toh? Malah kemungkinan > besar akan seperti itu. Dan siapa bilang remaja zaman sekarang kurang > ngelayapnya di malam hari? Dugem itu apa? Mahasiswa in the kost? Nah mbak > Mei belum pernah jadi anak kost yah? 8-) Mbak Wida apa yang anda kemukakan itu benar dan itu fakta yang menunjukkan bahwa seks bebas telah ada dan terjadi jauh dari ide munculnya ATM Kondom muncul. Jadi untuk kesekian kalinya mengkorelasikan antara seks bebas dan ATM Kondom itu kekeliruan besar dalam cara berpikir. > Saya melihat stimulus bagi anak remaja ke arah seks bebas sekarang ini > sangat besar sekali mbak. Pernah dengar berita anak SD nonton VCD porno > dengan pembantunya? Pernah lihat anak SMP mangkal di warnet? Pernah lihat > dagangan VCD porno di glodok yang tanpa malu-malu itu bahkan bisa dilihat > covernya yang saru oleh anak SD yang lewat? Stimulus bagi remaja saat ini > untuk mengarah ke seks bebas itu sangat luar biasa sekali mbak. > Seakan-akan generasi muda kita saat ini tengah digiring untuk menuju seks > bebas di kemudian hari. Tontotanan dewasa bagi anak-anak jelas ini melanggar ketentuan, saya sepakat itu untuk dihindarkan. Namun, nonton VCD Porno, Situs Porno itu tidak bisa disamakan dengan keberadaan ATM Kondom dan orang memakai kondom. Ini beda konteks dan beda fungsi. Jika saya nonton vcd porno, bisa jadi saja mendapat stimulus untuk melakukan hubungan seks, tetapi bisa jadi juga tidak terpengaruh. Tetapi jika saya ingin memakai kondom maka saya ingin melakukan hubungan seks itu secara aman, bukan berniat untuk melakukan hubungan seks, karena saya bisa melakukan hubungan tanpa kondom. > ATM kondom hari ini memang baru akan dipasang di daerah prost atau daerah > merah. Tetapi kalau budaya seks bebas itu sudah meraja lela di remaja > Indonesia? Lalu bukan lagi demi alasan HIV/AIDS ATM Kondom akan > dikampanyekan. Tetapi sudah bergeser menjadi supaya anak remaja kita tidak > hamil ketika melakukan seks bebas pra nikah. Bagi saya, membeli kondom di supermarket mungkin jauh lebih mudah daripada di ATM Kondom. Kalau hanya untuk emncegah kehamilan, untuk apa pemerintah menggalakkan program ATM Kondom, terlalu mahal. Saya kira ini sudah dipikirkan secara matang. Jadi, fungsi kondom jangan direduksi sebagai sekedar pencegah kehamilan apalagi mendeskreditkan kondom sebagai pemicu seks bebas pra nikah, akan terlalu sempit perannya. Istilah daerah merahpun, bagi saya anda telah mendeskreditkan perempuan yang berada disitu. Daerah merah adalah tudingan miring. Sama halnya dengan daerah gelap yang mempunyai konotasi negatif untuk menyebut daerah-daerah prostitusi. Apa mbak Wida pikir yang menjadi pelacur adalah perempuan yang tidak berbudi? Saya kira Itu stigma kotor yang kita tidak pernah memahami proses kehidupan mereka. Bagaimana dengan fenomena trafiking, dimana banyak sekali perempuan dan anak yang dilacurkan dan banyak didaerah prostitusi, apakah mereka masih kita anggap sebagai orang-orang hitam, merah yang tidak pantas untuk diperhatikan. Kenapa tidak menggunakan daerah rentan atau beresiko tinggi, atau katakan saja sebagai tempat prostitusi, itu jauh lebih baik. > Mendemo Glodok? Seorang diri? Wah konyol dong saya! Lebih baik undang FPI > saja untuk obrak-abrik penjualan VCD porno itu. Soale polisi juga sudah > disumpal dengan doku oleh suplier VCD porno itu. Sebenarnya Pola pikir mbak Wida ini seperti apa sih? heran. anda menolak seks bebas tapi anda melegalkan kekerasan FPI? Lebih baik tidak ada seks bebas tetapi ramai dengan kekerasan? Nauzubillah,,Perilaku kekerasan FPI adalah perilaku yang tidak beradab, tindakan yang keliru. Seburuk apapun hukum atau aparat penegak hukum, itulah yang harus kita gunakan. Kita kontrol bersama-sama kelakuan hakim atau aparat penegak hukum yang korup dan menyelewengkan wewenang. Disitulah kita bisa belajar menggunakan hukum sebagai perangkat yang tepat untuk mencapai keadilan masyarakat, bukan lalu kita lari ke mekanisme kekerasan. > Solusi? Saya tidak punya solusi apa-apa kecuali memberantas semua stimulus > yang saya sebutkan di atas. Apapun solusinya yang kita berikan
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
saya kira keterangan mas wida cukup oke sekaligus buat klarifikasi temen temen ... gimana nih temen temen maklum komunikasi dunia maya ... suka mispersepsi .. salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Menurut saya kurang baik mengenakan perkataan "pokoknya" kepada seseorang, padahal seseorang itu tidak berkata demikian. Apalagi kalimatnya adalah "keluar kata pokoknya" seolah saya menuliskan kata itu. Beda bukan? Untuk fakta yang disampaikan oleh bung Donie apakah saya menolak? Bukankah saya mengiyakan. Hanya saja saya katakan bahwa fakta itu akan membesar. Jika fakta yang diberikan harus saya jawab dengan fakta juga, maka ini tidak adil. Tentu yang akan unggul adalah mereka yang memang bergelut di bidang itu. Atau menekuni bidang itu. Lalu apakah tidak boleh seseorang berpendapat berdasarkan prediksinya. Dengan sedikit informasi yang dia miliki? Penilaian tentang alur logika atau argumentasi yang mapan ini bisa subyektif. Apakah saya tidak pernah menyampaikan sama sekali alasan saya sebelumnya? Juga ditambahkan setelah itu? Betapapun apa yang saya sampaikan? Saya memang pernah ingin berhenti diskusi thread ini, karena mungkin apa yang akan saya sampaikan kemudian cuma mengulang-ulang apa yang sudah pernah saya sampaikan. Jadi saya pikir bagi saya kurang efektif. Tetapi saya tidak mengajak untuk menghentikan diskusi ini bagi yang lain bukan? Berarti teman2 mentafsirkan argumen saya sebagai "pokoknya"? 8-) Betapapun yang saya sampaikan, kurang baik rasanya menjudge saya dengan kalimat itu. Apalagi saya sendiri kurang suka berkata "pokoknya". Saya wakil agamis? Oh ya, saya mungkin agamis, terlihat mungkin dari kalimat saya. Saya memang masih percaya dengan konsep agama, salah satunya konsep dosa. Tetapi saya tidak memposisikan teman-teman diskusi sebagai non agamis bukan? Bukankah saya hanya menyampaikan pendapat saya? Dan tidak pernah menghakimi pendapat teman2? Kalau karena pendapat saya beberapa teman menjadi merasa non agamis berarti sebaiknya saya tidak usah memberikan pendapat saja? Salam, Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Menurut saya kurang baik mengenakan perkataan "pokoknya" kepada seseorang, padahal seseorang itu tidak berkata demikian. Apalagi kalimatnya adalah "keluar kata pokoknya" seolah saya menuliskan kata itu. Beda bukan? Untuk fakta yang disampaikan oleh bung Donie apakah saya menolak? Bukankah saya mengiyakan. Hanya saja saya katakan bahwa fakta itu akan membesar. Jika fakta yang diberikan harus saya jawab dengan fakta juga, maka ini tidak adil. Tentu yang akan unggul adalah mereka yang memang bergelut di bidang itu. Atau menekuni bidang itu. Lalu apakah tidak boleh seseorang berpendapat berdasarkan prediksinya. Dengan sedikit informasi yang dia miliki? Penilaian tentang alur logika atau argumentasi yang mapan ini bisa subyektif. Apakah saya tidak pernah menyampaikan sama sekali alasan saya sebelumnya? Juga ditambahkan setelah itu? Betapapun apa yang saya sampaikan? Saya memang pernah ingin berhenti diskusi thread ini, karena mungkin apa yang akan saya sampaikan kemudian cuma mengulang-ulang apa yang sudah pernah saya sampaikan. Jadi saya pikir bagi saya kurang efektif. Tetapi saya tidak mengajak untuk menghentikan diskusi ini bagi yang lain bukan? Berarti teman2 mentafsirkan argumen saya sebagai "pokoknya"? 8-) Betapapun yang saya sampaikan, kurang baik rasanya menjudge saya dengan kalimat itu. Apalagi saya sendiri kurang suka berkata "pokoknya". Saya wakil agamis? Oh ya, saya mungkin agamis, terlihat mungkin dari kalimat saya. Saya memang masih percaya dengan konsep agama, salah satunya konsep dosa. Tetapi saya tidak memposisikan teman-teman diskusi sebagai non agamis bukan? Bukankah saya hanya menyampaikan pendapat saya? Dan tidak pernah menghakimi pendapat teman2? Kalau karena pendapat saya beberapa teman menjadi merasa non agamis berarti sebaiknya saya tidak usah memberikan pendapat saja? Salam, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/13/2006 10:08 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mbak wida memang tidak pernah pakai kata pokoknya secara eksplisit. Saya sendiri bertanya tanya kenapa ada impresi seperti itu ? Ketika saya lihat lagi postingan mbak Wida, nampaknya bermula dari postingan di bawah ini. 1. Ada pilihan kata dan penolakan pada fakta yg diungkap mas Donnie 2. Tidak ada alur logika atau argumentasi yg mapan untuk menegasikan fakta plus pemikiran yg diuangkap mas donnie sebelumnya, namun langsung meloncat pada kesimpulan, yang pada intinya menolak. 3. Setelah menjelaskan posisi, ada informasi bahwa akan berhenti diskusi masalah topik ini. Namun karena topiknya meamng asik ya akhirnya masih lanjut juga ... Btw, itu yg saya tangkap mengapa impresi teman teman pada Wida adalah pola pikir "pokoknya menolak". Argumen argumen sebelum dan sesudahnya juga secara gak langsung memposisikan diri sebagai wakil agama dan yg lain non agamis. Kalau menurut mbak Wida sendiri bagaimana ??? salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. ... Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any a
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Mbak wida memang tidak pernah pakai kata pokoknya secara eksplisit. Saya sendiri bertanya tanya kenapa ada impresi seperti itu ? Ketika saya lihat lagi postingan mbak Wida, nampaknya bermula dari postingan di bawah ini. 1. Ada pilihan kata dan penolakan pada fakta yg diungkap mas Donnie 2. Tidak ada alur logika atau argumentasi yg mapan untuk menegasikan fakta plus pemikiran yg diuangkap mas donnie sebelumnya, namun langsung meloncat pada kesimpulan, yang pada intinya menolak. 3. Setelah menjelaskan posisi, ada informasi bahwa akan berhenti diskusi masalah topik ini. Namun karena topiknya meamng asik ya akhirnya masih lanjut juga ... Btw, itu yg saya tangkap mengapa impresi teman teman pada Wida adalah pola pikir "pokoknya menolak". Argumen argumen sebelum dan sesudahnya juga secara gak langsung memposisikan diri sebagai wakil agama dan yg lain non agamis. Kalau menurut mbak Wida sendiri bagaimana ??? salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. ... Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Nggak banyak mas saja, berita otomotif, satwa, sepakbola juga laku:-) - Original Message - From: "Firman Gunawan" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 8:27 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > > > > Sebagai seorang sarjana teknik, saya memang selalu berfikir Safety Factor > > dalam setiap analisis. Maka dalam hal ini saya menerapkan SF yang sangat > > besar. Saya tidak ingin ambil resiko. Sebelum ada suatu hal yang bisa > > membuat saya melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah kepada seks > > bebas bagi masyarakat Indonesia. Oh ya... mungkin saya adalah seorang yang > > masih kolot memegang nilai-nilai agama atau adab ketimuran. > > Memegang nilai agama itu..bukan kolot bu :-)itu bagus..sudah jarang yang > seperti itu.. > > > Tetapi saya > > memang sangat tidak ingin melihat bangsa ini hancur akibat perzinaan yang > > meraja lela. Saya tidak akan membuka keran ke arah sana sama sekali. > > Bangsa ini sudah babak belur dengan citra negara terkorup no 2. Dan itu > > semua di alamatkan ke umat Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu apa > > jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga di > > dunia? Tidak! Hal ini harus dicegah sekuat tenaga. > > Nah..ini dia...sepertinya ada gejala menggiring negri ini yang mayoritas > muslim > menjadi negara muslim yang menganut seks bebas:-) > > > > > Jadi, selama saya belum bisa melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah > > kepada perilaku seks bebas yang semakin buas di negeri ini, saya tidak > > akan mendukung pilihan ini. Bahayanya jauh lebih besar dari pada > > manfaatnya. > > Setuju lah > btw..nama milisnya wanita muslimah..kok banyak masnya yach...:-) surprise > juga.. > > > > > > Salaam... > > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
- Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> > > Sebagai seorang sarjana teknik, saya memang selalu berfikir Safety Factor > dalam setiap analisis. Maka dalam hal ini saya menerapkan SF yang sangat > besar. Saya tidak ingin ambil resiko. Sebelum ada suatu hal yang bisa > membuat saya melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah kepada seks > bebas bagi masyarakat Indonesia. Oh ya... mungkin saya adalah seorang yang > masih kolot memegang nilai-nilai agama atau adab ketimuran. Memegang nilai agama itu..bukan kolot bu :-)itu bagus..sudah jarang yang seperti itu.. > Tetapi saya > memang sangat tidak ingin melihat bangsa ini hancur akibat perzinaan yang > meraja lela. Saya tidak akan membuka keran ke arah sana sama sekali. > Bangsa ini sudah babak belur dengan citra negara terkorup no 2. Dan itu > semua di alamatkan ke umat Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu apa > jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga di > dunia? Tidak! Hal ini harus dicegah sekuat tenaga. Nah..ini dia...sepertinya ada gejala menggiring negri ini yang mayoritas muslim menjadi negara muslim yang menganut seks bebas:-) > > Jadi, selama saya belum bisa melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah > kepada perilaku seks bebas yang semakin buas di negeri ini, saya tidak > akan mendukung pilihan ini. Bahayanya jauh lebih besar dari pada > manfaatnya. Setuju lah btw..nama milisnya wanita muslimah..kok banyak masnya yach...:-) surprise juga.. > > Salaam... > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
- Original Message - From: "He-Man" <[EMAIL PROTECTED]> > > Kondom adalah alat pencegah kehamilan bukan promosi seks.Baik ada atau > tidak adanya kondom tidak berpengaruh pada seks bebas.Seks bebas adalah > ekses globalisasi dan modernisasi bukan ekses dari kondom. Yup..setuju..itu fungsi langsungnya...:-) efek tak langsungnya...alat promosi seks bebas yang lumayan aman..:-) karena resiko hamil dan hiv berkurang di dunia promosi..efek samping begini sudah biasa..bisa aman bisa berbahaya... kadang yang orang awam lihat sebagai efek samping mungkin saja sebenarnya adalah efek sesungguhnya yang menjadi tujuan:-) > > Saya sudah katakan kemaren ATM Kondom itu bukan program profitable > justru itu proyek rugi dimana harga kondomnya disubsidi pemerintah.Harga > normal satu pak kondom itu antara 3500-7500 rupiah sementara di ATM > Kondom cuma 1500. kalo disubsidi..produsen tetp ga rugi dong...khan dibayarin pemerintah... > > Ini adalah proyek untuk meminimalisasi penyebaran virus HIV/AIDS bukan > program kampanye seks.HIV/AIDS itu adalah penyakit menular dan bukan > cuma ditularkan melalui hubungan sex , tapi juga tranfusi darah , jarum > suntik, mana yang dominan nih...kok hanya kondom yang dijadikan alat pencegah sampai dibuatkan ATMnya? > luka dll.Jadi satu orang saja yang terkena maka banyak orang yang bisa > tertular bahkan yang tidak pernah melakukan seks bebas bahkan tidak > pernah melakukan hubungan seks sama sekali.Bahkan anda juga bisa > saja terkena tanpa sengaja. kalo tertular akibat melakukan seks bebas...Insya Allah tidak..tapi kalau tertular karena hal lain mungkin itu sudah kehendak Allah SWT..tapi sy tetap berdoa supaya tidak kena...:-) > > Dan kampanye penggunaan kondom adalah kampanye untuk meminimalisasi > penularan virus HIV/AID ini sekali lagi meminimalisasi bukan mencegah. bisa jadi menjadi kampanye seks bebas juga..secara tidak langsungkrn resiko penularan HIV minim (seperti yg anda katakan).. dan mungkin mencegah kehamilaman deh..:-) spt sy bilang di e-mail terdahulu..cegah perbuatan buruknya bukan mencegah akibat buruk dari perbuatan buruk... atau berharap hasil baik dari perbuatan yang buruk...ga bakalan bisa...:-) > Tapi ini lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali. :-)sebetulnya..banyak yang sudah melakukan apa-apa..tanpa promosi/sosialisasi seperti ATM kondom ini... melakukan apa-apapun harus dilihat juga sudah tepat apa belum..jangan-jangan malah memperparah keadaan :-) > > - Original Message - > From: "Firman Gunawan" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, January 11, 2006 3:54 PM > Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > > >> Ass. Wr. Wb >> >> Salam kenal.. >> >> Seks Bebas sudah menjadi fakta..itu betul.. >> Adanya ATM Kondom membuat seks bebas akan makin cepat merajalela (banjir >> bandang)..sangat mungkin... >> dengan adanya mesin itu yang untung produsen mesin dan kondom...jelas >> dong >> ...:-) >> > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
mbak Wida Jika anda mau lebih sedikit open mind, kita bisa lebih belajar bersama untuk memecahkan masalah ini dengan solusi yang konstruktif, bukan dengan jawaban "pokoknya". Satu hal yang mendasar adalah kita semua ingin kondisi yang lebih baik bagi kemanusiaan. Saya pikir anda setuju dengan hal itu. Seperti banyak teman disini juga bilang, saya dan anda juga bilang, kita semua tidak suka pornografi, eksploitasi perempuan dll. Tapi realitas dunia ini terlalu kompleks, dan apa yang tampak dan tertangkap oleh indera kita tidak sesederhana gambar yang kita tangkap, underlying cause seringkali tidak kasat mata dan dengan mudah diukur magnitudenya maupun causal effectnya . Realitas sosial tidak mudah didekati dengan model matematis, seperti anda membuat model matematis untuk meningkatkan safety factor. Seringkali sekuensi logis matematis tidak sejalan dengan sekuensi logis realitas sosial, atau kalau boleh dibuat dengan kalimat lain, seringkali ada mekanisme yang tidak tampak diantara dua variabel yang sepertinya punya sekuensi logis sebab akibat (seperti halnya kondom akan menyebabkan meningkatnya perilaku seks bebas). Kenapa saya berani mengatakan demikian, karena bukti-bukti ilmiah dengan metode yang telah standard sampai saat ini tidak menunjukkan apa yang anda asumsikan. Bagi saya itulah fakta atau bukti. Tapi jika anda telah memilih sikap untuk "pokoknya" sayapun tidak bisa memaksa dan menghargai pilihan anda. Yang saya sesalkan hanyalah tidak adanya solusi konstruktif yang operasional bagi masalah ini. Dan dalam kasus AIDS, mungkin kita harus menunggu kondisinya seperti di Afrika sampai kita sadar bahwa kita terlambat untuk itu. Ada pepatah pengalaman adalah pembelajaran yang paling berharga, akan tetapi harga yang harus dibayar sangatlah mahal. Akan lebih murah (dan mungkin lebih bijaksana) apabila kita bisa dan mau belajar dari pengalaman orang/negara lain, for better or worse. regards, Donnie = --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > Saya rasa saya tidak emosi bung Ayeye. Saya tidak > menanggapi lagi thread > ini (dan akhirnya kali ini saya terpaksa menjelaskan > posisi saya) karena > saya rasa saya sudah menjelaskan alasan penolakan > saya atas subject ini. > Jika anda mengharapkan data, saya mungkin tidak akan > bisa memberikan data > yang diminta karena pekerjaan saya tidak di situ. > Atau saya tidak terlalu > berminat menganalisa data-data itu. Tetapi bagi saya > data-data itu > bukanlah segalanya dalam analisa perilaku sosial. > Tidak sebagaimana ilmu > eksakta atau fisik. Para pengamat sosial yang > mendasarkan analisanya dari > data-data, kemudian ketika analisanya salah sering > kali mengatakan ada > kesalahan dari data-data yang dia pakai. Atau > data-data yang dipakai belum > menyeluruh. Atau ada parameter-parameter lain yang > belum diperhatikan. > > Jadi sebelum para analis sosial itu berkata > demikian, saya akan menutup > pintu itu rapat-rapat dan tidak akan mentolerir > kesalahan mereka dengan > akibat meluasnya seks bebas di masayarakat > Indonesia. Ini bukanlah sesuatu > hal yang mudah untuk dipertaruhkan. Sebisa mungkin > harus dicegah > terjadinya. Tidak boleh berspekulasi. Saya katakan, > sekali pintunya dibuka > ia tidak akan pernah bisa ditutup lagi selamanya. > Jadi, jangan buka > pintunya. > > Sebagai seorang sarjana teknik, saya memang selalu > berfikir Safety Factor > dalam setiap analisis. Maka dalam hal ini saya > menerapkan SF yang sangat > besar. Saya tidak ingin ambil resiko. Sebelum ada > suatu hal yang bisa > membuat saya melihat bahwa pilihan ini tidak akan > mengarah kepada seks > bebas bagi masyarakat Indonesia. Oh ya... mungkin > saya adalah seorang yang > masih kolot memegang nilai-nilai agama atau adab > ketimuran. Tetapi saya > memang sangat tidak ingin melihat bangsa ini hancur > akibat perzinaan yang > meraja lela. Saya tidak akan membuka keran ke arah > sana sama sekali. > Bangsa ini sudah babak belur dengan citra negara > terkorup no 2. Dan itu > semua di alamatkan ke umat Islam yang mayoritas di > negara ini. Lalu apa > jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks > bebas no 2 juga di > dunia? Tidak! Hal ini harus dicegah sekuat tenaga. > > Jadi, selama saya belum bisa melihat bahwa pilihan > ini tidak akan mengarah > kepada perilaku seks bebas yang semakin buas di > negeri ini, saya tidak > akan mendukung pilihan ini. Bahayanya jauh lebih > besar dari pada > manfaatnya. > > Salaam... > > > > > ayeye <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/12/2006 01:19 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > WM > cc > > Subject > Re: Re[2]:
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
> Ass. Wr. Wb Wa'alaikumsalam Wr wb > Salam kenal.. Salam kenal balik mas > Seks Bebas sudah menjadi fakta..itu betul.. > Adanya ATM Kondom membuat seks bebas akan makin > cepat merajalela (banjir > bandang)..sangat mungkin... hmm... untuk membuat kesimpulan kausalitas saya pikir kita harus lebih berhati-hati daripada asumsi saja... ada kriteria-kriteria minimal kalau kita bisa bilang hal itu. > dengan adanya mesin itu yang untung produsen mesin > dan kondom...jelas dong > ...:-) = Agree there is no such free lunch... Siapa yang paling diuntungkan dengan merebaknya flu burung? tentu pengusaha vaksin. Siapa yang paling diuntungkan dengan tingginya kasus demam berdarah? tentu produsen dan pengusaha obat nyamuk. Siapa yang diuntungkan dengan isu formalin? tentu produsen pengawet yang dianggap aman dan efektif. Tapi apakah kemudian kita membuat teori konspirasi bahwa produsen itu yang menyebabkan tingginya demam berdarah, atau penyebaran flu burung? Mereka adalah businessman, mereka melihat kesempatan dan memanfaatkan. meskipun secara politis mereka bisa mempunyai pengaruhi pembuatan kebijakan. Tidak semua pembuat kebijakan dan peneliti yang meneliti keefektifan sebuah produk intervensi bisa dibeli oleh mereka. > > > Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut > tidak > > melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. > > Pikiran bodoh saya bilang impossible. > > Saya yakin ke 12 juta orang tersebut tidak serentak > waktu jadi pecandu seks > bebas... > seyakin bahwa ke dua belas orang tersbut segera > menggunakan kondom..pada > saat melakukan seks bebasnya..walaupun masing-masing > punya ATM kondom :-) == That is the point.. anda sudah menjawab sendiri... tidak serentak ke 12 juta menjadi pecandu seks tidak serentak ke 12 juta mau menggunakan kondom.. So bagaimana anda bisa mengkaitkan antara kondom menyebabkan seks bebas?? wong membuat orang untuk memakai kondom saat ini amat sangat susah.. banyak kendalanya mas, malas lah, tidak enak lah, malu lah, nggak nyaman lah.. dan sederet alasan lainnya (ini berdasar data dilapangan hasil survei perilaku lho), dan ini masih menjadi kendala dalam pemasaran kondom (bahkan dinegara maju/barat sekalipun) Banyak alasan orang untuk melakukan/tidak melakukan hubungan seks dan itu tidak bisa disimplifikasikan dengan ada/tidak adanya kondom secara bebas... Tapi yang pasti.. (berdasar data dilapangan, dengan melalui survei perilaku beresiko... kelompok2 yang ssaya sebutkan diatas memang kelompok yang sebagian besar mempunyai resiko tertular HIV/AIDS karena kebanyakan mereka mempunyai perilaku multi partner. Jadi kebutuhan untuk mencegah penularan HIV dengan kondom ada disana. Itulah kenapa kebijakan itu diambil (berdasarkan kebutuhan, bukan asumsi). > Sama dengan pertanyaan saya...berapa lama kita bisa > memaksa mereka semua > menggunakan kondom pada saat berganti2 pasangan > seks...:-) Bagaimana Thailand bisa mulai mengontrol HIV dinegaranya? dengan kondom mas... Bagaimana Uganda (salah satu negara yang paling parah terkena dampak HIV) berhasil mengontrol HIV (uganda juga salah satu contoh sukses keberhasilan pengendalian HIV)? disamping strategi Abstinence, Be faithful, mereka juga sukses melakukan promosi kondom. Thailand mungkin dianggap negara dengan seks bebas dan bukan muslim, tapi itu membuktikan bahwa kondom works, Uganda adalah salah satu negara dengan populasi muslim yang signifikan > seharusnya yang dicegah itu perbuatan > buruknya...bukan dampak buruk dari > perbuatan buruk... > termasuk dengan tidak memfasilitasi perbuatan > tersebut...biasanya perbuatan > buruk kalau difasilitasi bisa jadi dianggap benar.. > oleh karena itu..stuju dgn mba wida " say no to atm > kondom..." == Mas Anda mengenal istilah externalitas nggak? Ini berarti manfaat yang didapatkan oleh sebuah intervensi tidak melulu dirasakan oleh orang yang mendapatkan tapi oleh orang lain disekitarnya. Promosi kondom melindungi orang disekitar resiko tinggi (istri, pasangan, anak) (affected population) agar tidak tertular oleh HIV. pengurangan dampak buruk hanyalah pendekatan pragmatis. Dan pengurangan dampak buruk ini hanya salah satu strategi. Strategi laen agar orang sadar Abstinence dan Be faithfull itu juga sebuah keharusan.. Pertanyaannya, apakah kita sudah melakukannya? dan dengan serius? bukan dengan penghakiman dan asumsi semata? Dan ketika anda sudah mempunyai asumsi bahwa promosi kondom tidak serta merta menyebabkan orang mau menggunakan, bagaimana kemudian bisa disimpulkan bahwa kondom menyebabkan seks bebas? such an inconsistency... :P > Wass, > Firman Wassalam juga, Donnie __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Saya rasa saya tidak emosi bung Ayeye. Saya tidak menanggapi lagi thread ini (dan akhirnya kali ini saya terpaksa menjelaskan posisi saya) karena saya rasa saya sudah menjelaskan alasan penolakan saya atas subject ini. Jika anda mengharapkan data, saya mungkin tidak akan bisa memberikan data yang diminta karena pekerjaan saya tidak di situ. Atau saya tidak terlalu berminat menganalisa data-data itu. Tetapi bagi saya data-data itu bukanlah segalanya dalam analisa perilaku sosial. Tidak sebagaimana ilmu eksakta atau fisik. Para pengamat sosial yang mendasarkan analisanya dari data-data, kemudian ketika analisanya salah sering kali mengatakan ada kesalahan dari data-data yang dia pakai. Atau data-data yang dipakai belum menyeluruh. Atau ada parameter-parameter lain yang belum diperhatikan. Jadi sebelum para analis sosial itu berkata demikian, saya akan menutup pintu itu rapat-rapat dan tidak akan mentolerir kesalahan mereka dengan akibat meluasnya seks bebas di masayarakat Indonesia. Ini bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dipertaruhkan. Sebisa mungkin harus dicegah terjadinya. Tidak boleh berspekulasi. Saya katakan, sekali pintunya dibuka ia tidak akan pernah bisa ditutup lagi selamanya. Jadi, jangan buka pintunya. Sebagai seorang sarjana teknik, saya memang selalu berfikir Safety Factor dalam setiap analisis. Maka dalam hal ini saya menerapkan SF yang sangat besar. Saya tidak ingin ambil resiko. Sebelum ada suatu hal yang bisa membuat saya melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah kepada seks bebas bagi masyarakat Indonesia. Oh ya... mungkin saya adalah seorang yang masih kolot memegang nilai-nilai agama atau adab ketimuran. Tetapi saya memang sangat tidak ingin melihat bangsa ini hancur akibat perzinaan yang meraja lela. Saya tidak akan membuka keran ke arah sana sama sekali. Bangsa ini sudah babak belur dengan citra negara terkorup no 2. Dan itu semua di alamatkan ke umat Islam yang mayoritas di negara ini. Lalu apa jadinya bangsa ini jika kemudian menjadi negara seks bebas no 2 juga di dunia? Tidak! Hal ini harus dicegah sekuat tenaga. Jadi, selama saya belum bisa melihat bahwa pilihan ini tidak akan mengarah kepada perilaku seks bebas yang semakin buas di negeri ini, saya tidak akan mendukung pilihan ini. Bahayanya jauh lebih besar dari pada manfaatnya. Salaam... ayeye <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/12/2006 01:19 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To WM cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Ikut nyimbrung :-) Mbak atau Mas Wida boleh saja mempunyai pendapat bahwa dengan diadakan ATM Kondom, budaya seks bebas akan semakin besar. Tetapi hingga sekarang pendapat Anda belum didasari atas argumentasi yang memadai dan malahan ingin menutupi diskusi dengan nada emosional dan berkeras kepala. Kita boleh saja menjadi emosional terhadap sesuatu, namanya juga manusia. Tetapi kadang-kadang ada gunanya kalau kita tetap bersabar dan terus mempelajari persoalan yang tadi membuat kita menjadi emosional. Mending emosi dijadikan sebagai motivasi untuk terus mencari ilmu daripada untuk menyerah :-) Menurut pengalaman pribadi saya, aktifitas seksual di luar nikah bukan merupakan phenomena baru di Indonesia, baik di antara remaja maupun dewasa. Tetapi setelah masa ORBA, seksualitas mulai dibicarakan dengan lebih terbuka di ruangan publik, sehingga siapa yang baru dengar tentang kasus seksual cenderung memahaminya sebagai hal yang baru, apalagi yang kuper, padahal bukan. Perkembangan yang sejenisnya pun pernah dialami oleh masrakyat di negara-negara lain. Perubahan dalam perilaku secara umum lebih banyak didorong oleh perubahan lingkungan sekitarnya seperti disebabkan oleh proses modernisasi, baik di kota maupun di daerah, daripada oleh pengaruh budaya luar. Hal itu sudah dijelaskan dengan baik sekali oleh Mas Arcon dan Mas He-Man. Strategi menyalahkan budaya asing atas perkembangan yang kurang disenangi sudah ada pula sejak jaman dahulu. Kita tidak menolak adanya pengaruh dari budaya luar, tetapi seberapa besar pengaruh dari budaya itu terhadap perilaku seksual? Coba Anda berdiskusi dengan nenek-nenek dan kakek-kakek Eropa atau Amerika Serikat (misalnya) tentang seksualitas. Kayanya masih banyak juga yang tidak akan mentolerir seks di luar nikah. Jangan kaget ketika di antara mereka ada yang menyalahkan budaya Asia atau Afrika atas keburukan moral generasi muda, khususnya masih di jaman tahun 60-70an. Sama saja toh :-) Di pihak lain, saya pernah membaca beberapa majalah lokal yang sensual, misalyna soal pembahasan tentang masalah seksual. Anehnya, atau justru tidak aneh, pengalaman serta pertanyaan-pertanyaan mengenai seks ditulis oleh orang Indonesia, banyak yang statusnya belum berumah-tangga. Tetapi gambar-gambar sensual justru lebih sering menampilkan manusia kaukasian yang berwarna kulit putih. Padahal kebutuhan seksual bukan diciptakan oleh suatu kebudayaan atau agama, tetapi
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? - Sabar
arusnya memanfaatkan kedua nikmat yang amat besar itu, agar manusia benar-benar bisa menggunakannnya untuk berbicara sehari-hari, yang benar "wa quuluu qaulan sadidan," sehingga menjadi jalan kebaikan. Dan kalau tidak mampu, maka lebih baik diam. Dan bagi yang mampu lantas dia diam, menolak untuk mengucapkan kebenaran, ia adalah "syetan" yang bisu. Untuk mencapai kebaikan Islam seseorang, tidak cukup dengan diamnya lisan, dan anggota tubuh yang lain dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt. Namun ia harus juga diam dan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Dan juga bagi agamanya Islam. Rasulullah Saw bersabda: "Diantara kebaikan Islam seseorang itu yaitu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya." Kalau seseorang sudah mampu untuk memilih hanya yang bermanfaat baginya, bagi keluarga, agama, dan masyarakatnya, dan mampu juga untuk diam meninggalkan yang tak bermanfaat, ia sudah selamat dari kejahatan dan bala` yang besar. Dan keselamatan dari kejahatan itu, berarti prestasi besar dalam meraih kebaikan yang besar. Ada ulama salaf mengatakan: "Barangsiapa yang menyadari bahwa ucapan itu sebagian dari perbuatannya, dapat dipastikan ia tidak akan berbicara kecuali yang bermanfaat baginya. Dan orang yang menuntut sesuatu yang tidak bermanfaat baginya, akan mendapatkannya sedangkan ia sendiri tidak puas dan tidak merelakannya." - Original Message - From: "SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 12:22 AM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? - Sabar > > Yang sabar ya mbak menghadapi adek-adek kita, namanya saja adek-adek, perlu kita bimbing dengan kesabaran, setuju kan:) > > wassalam > > > > [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan > saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya > seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. > Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku > aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. > > Dan untuk bung Ari, jika budaya di luar sana akan membuat bangsa ini rusak > bergelimang dosa zina, ya! memang lebih baik kita menutup diri sebisa > mungkin. Dari pada bangsa ini semakin rusak akibat perbuatan zina, mari > kita tolak sekuat tenaga arus budaya luar itu. Saya tidak akan membiarkan > bangsa ini bergelimang dalam dosa zina mulai dari generasi mudanya. > > Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self > clear enough. Say NO! to ATM Kondom! > > Salaam... > > > > > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/11/2006 03:35 PM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > > Subject > Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > > > > > > > > > Mbak Wida (feeling saya anda perempuan sih.. :p) > > Apa beda gejala dengan fakta yang anda maksudkan? > kalau liat toh anda menyebutkan "faktanya ada meskipun > sedikit". > Sedikit atau banyak itu masalah persepsi mbak. > Fakta: ada air setinggi 10 cm dalam gelas setinggi 20 > cm. > Orang bisa bilang gelas itu setengah penuh atau > setengah kosong. > > Angka proporsi penderita HIV 0,6% itu tinggi atau > rendah mbak ? (estimasi skenario yang optimistik dari > WHO/UNAIDS) > > bagaimana kalau 0,6% itu dikalikan penduduk indonesia? > 600.000 orang. Menurut saya itu adalah angka yang > besar. > > Mau tahu data tentang berapa estimasi kelompok resiko > tinggi yang sangat mungkin tertular HIV (transmisi > seksual saja) (estimasi tahun 2002) di Indonesia? > > Pasangan pengguna narkoba suntik (yang belum tentu > pecandu) : 94.125 > Pekerja seks > : 193.234 > Pelanggan pekerja seks > : 6.859.402 > Pasangan pelanggan PSK > : 4.934.487 > (yang belum tentu juga melakukan "seks bebas") > Gay > : > 574.904 > Pekerja seks pria > :2.100 > Pasangan PSK pria (yang belum tentu melakukan seks > bebas) : 992 > Waria >: > 7.831 > Pelanggan waria > : 173.050 > Pasangan tetap waria : 2.128 > Anak jalanan >: 70.872 >
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Ikut nyimbrung :-) Mbak atau Mas Wida boleh saja mempunyai pendapat bahwa dengan diadakan ATM Kondom, budaya seks bebas akan semakin besar. Tetapi hingga sekarang pendapat Anda belum didasari atas argumentasi yang memadai dan malahan ingin menutupi diskusi dengan nada emosional dan berkeras kepala. Kita boleh saja menjadi emosional terhadap sesuatu, namanya juga manusia. Tetapi kadang-kadang ada gunanya kalau kita tetap bersabar dan terus mempelajari persoalan yang tadi membuat kita menjadi emosional. Mending emosi dijadikan sebagai motivasi untuk terus mencari ilmu daripada untuk menyerah :-) Menurut pengalaman pribadi saya, aktifitas seksual di luar nikah bukan merupakan phenomena baru di Indonesia, baik di antara remaja maupun dewasa. Tetapi setelah masa ORBA, seksualitas mulai dibicarakan dengan lebih terbuka di ruangan publik, sehingga siapa yang baru dengar tentang kasus seksual cenderung memahaminya sebagai hal yang baru, apalagi yang kuper, padahal bukan. Perkembangan yang sejenisnya pun pernah dialami oleh masrakyat di negara-negara lain. Perubahan dalam perilaku secara umum lebih banyak didorong oleh perubahan lingkungan sekitarnya seperti disebabkan oleh proses modernisasi, baik di kota maupun di daerah, daripada oleh pengaruh budaya luar. Hal itu sudah dijelaskan dengan baik sekali oleh Mas Arcon dan Mas He-Man. Strategi menyalahkan budaya asing atas perkembangan yang kurang disenangi sudah ada pula sejak jaman dahulu. Kita tidak menolak adanya pengaruh dari budaya luar, tetapi seberapa besar pengaruh dari budaya itu terhadap perilaku seksual? Coba Anda berdiskusi dengan nenek-nenek dan kakek-kakek Eropa atau Amerika Serikat (misalnya) tentang seksualitas. Kayanya masih banyak juga yang tidak akan mentolerir seks di luar nikah. Jangan kaget ketika di antara mereka ada yang menyalahkan budaya Asia atau Afrika atas keburukan moral generasi muda, khususnya masih di jaman tahun 60-70an. Sama saja toh :-) Di pihak lain, saya pernah membaca beberapa majalah lokal yang sensual, misalyna soal pembahasan tentang masalah seksual. Anehnya, atau justru tidak aneh, pengalaman serta pertanyaan-pertanyaan mengenai seks ditulis oleh orang Indonesia, banyak yang statusnya belum berumah-tangga. Tetapi gambar-gambar sensual justru lebih sering menampilkan manusia kaukasian yang berwarna kulit putih. Padahal kebutuhan seksual bukan diciptakan oleh suatu kebudayaan atau agama, tetapi sudah menjadi kodrat biologis manusia dari dahulu. Budaya maupun agama dapat saja mempengaruhi pandangan terhadap seksualitas, tetapi tidak akan mampu untuk mengubah seksualitas sendiri. Ketika suatu agama atau budaya tidak membenarkan hubungan seks di luar nikah, sementara semakin banyak pemuda/pemudi tidak mendapat kesempatan untuk menikah, maka akan semakin sulit untuk tetap menjadi abstinen dari hubungan intim. Terlepas dari adanya ATM Kondom atau tidak. Itu saya kemarin sebut sebagai penyimpangan antara kebudayaan dan realita di lapangan yang lebih banyak telah disebabkan oleh proses modernisasi. Salam, ayeye Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. Dan untuk bung Ari, jika budaya di luar sana akan membuat bangsa ini rusak bergelimang dosa zina, ya! memang lebih baik kita menutup diri sebisa mungkin. Dari pada bangsa ini semakin rusak akibat perbuatan zina, mari kita tolak sekuat tenaga arus budaya luar itu. Saya tidak akan membiarkan bangsa ini bergelimang dalam dosa zina mulai dari generasi mudanya. Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Salaam... __ Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - 1GB free storage! http://sg.whatsnew.mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.ya
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
:) Lhoh ada program-nya juga tho ?, kalau boleh tahu programnya apa ya ?, pak Eko bisa memberi info tidak ya ? salam sejahtera. Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak SUTIYOSO, merusak generasi muda seperti apa pak? apakah bapak tahu oknum2 itu siapa dan apa sudah membaca secara jelas programnya? lalu apa yang bisa bapak lakukan untuk pencegahan HIV AIDS dan PMS lainnya? salam, Eko Bambang S Monday, January 9, 2006, 10:11:11 PM, you wrote: > Pertanyaannyatujuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab > merusak generasi muda itu apa ya ? > Siapa tho yang punya ide ATM - Kondom itu ? > wassalam > [EMAIL PROTECTED] wrote: > ATM Kondom hanya akan membuat anak-anak SMA dan Mahasiswa yang berpacaran > melakukan seks bebas. Setelah mereka teracuni situs-situs porno di warnet, > atau penjualan VCD porno yang semakin bebas, maka mereka akan mencobanyan > sendiri. Mereka pikir it's fun! Worth to try! Masa bodoh dengan > berikutnya. Negara maju saja begitu bebas. Kenapa kita tidak? Kita sedang > menuju kemajuan! > Dan generasi muda kita akan semakin hancur cur cur currr!!! Percayalah!!! > Tidak perlu teori muluk2 untuk melihat kehancuran generasi muda Indonesia > akibat pornografi dan kemudahan fasilitas seks bebas macam ATM Kondom. Dan > kalau generasi mudanya saja sudah rusak, apa yang bisa kita lihat sebagai > masa depan kita, bangsa Indonesia? Buram! Gelap! > Narkoba. Seks bebas. Hura-hura. Dugem. Tawuran. Pengangguran. Preman. Apa > lagi? Oh generasi muda Indonesia > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/09/2006 10:49 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > Subject > Re: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Alkisah... (cerita sebelum Helm jadi aksesoris > standard pengguna motor) > Para dokter bedah di Inggris (kalau tidak salah), > melihat bahwa efek samping paling buruk dan tersering > pada pengendara motor ada cedera kepala yang > seringkali berujung pada kematian. > Mereka berpikir bagaimana mencegahnya? paling efektif > tentu saja membuat kebijakan agar mencegah orang > supaya tidak mengendarai motor, end of story. > Tapi ternyata tidak sebegitu mudahnya. Kebutuhan > jaman menyebabkan kita tidak mampu menyebabkan orang > untuk berhenti menggunakan motor. > Cara kedua adalah mendidik pengendara motor untuk > lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya, supaya > jangan ngebut, supaya tidak melanggar lampu merah > dengan berbagai peraturan lalu lintas dan sanksinya. > Toh masih ada juga orang yang mengalami akibat buruk > karena kecelakaan motor. Karena ada juga orang yang > melanggar lalu lintas, ugal-ugalan, ngebut dll. > Maka pada para dokter tersebut kemudian berpikir > ulang... kalau kecelakaan fatal kebanyakan ditimbulkan > oleh benturan di kepala, cara yang bisa kita lakukan > adalah dengan mencegah "dampak buruk" akibat benturan > di kepala. Bagaimana? mereka kemudian membuat alat > untuk melindungi bagian tubuh yang vital tersebut > dengan menggunakan helm. > Kebijakan ini yang dikenal sebagai kebijakan harm > reduction. Tapi kemudian ada pemikiran, kalau helm > jadi kebijakan bagi pengendara motor untuk melindungi > kepala mereka, maka orang akan cenderung berperilaku > tidak bertanggung jawab, ugal-ugalan dijalan, > melanggar lalu lintas dll > Fakta yang ada ternyata tidak seperti itu. Orang yang > ugal-ugalan tetap ada (akan selalu ada orang dalam > kategori ekstrim), tetapi itu bukanlah mayoritas > pengendara motor. Kelompok yang ugal-ugalan tersebut > yang sebenarnya merupakan sasaran utama kebijakan > helm. Toh helm tetap diberlakukan bagi pengendara > motor, karena para pengendara motor tersebut juga > punya resiko untuk mengalami kecelakaan cedera kepala, > dan langkah terefektif (sampai saat ini) untuk > meminimalisir dampak buruk penggunaan motor adalah > dengan helm. > Dalam konteks seperti itulah kebijakan Promosi kondom > (salah satunya dengan pengadaan ATM kondom) dibuat dan > dilaksanakan. > Sebuah fakta orang yang dewasa akan melakukan hubungan > seks (diluar dan didalam koridor nilai agama apapun). > Agama tertentu (agama2 semit) menempatkan hubungan > seks dalam lembaga perkawinan (itu fakta yang lain) > tapi toh tidak semua "agama dan/atau kepercayaan > seperti itu. Fakta pula bahwa ada atau banyak orang > yang beragama tadi juga melakukan hubungan diluar > nikah. Fakta yang lain, hubungan seks yang tidak > terlindungi (dengan kondom) mempunyai resiko yang > sangat besar untuk menularkan penyakit seksual dan > yang terpenting adalah HIV/AIDS. Bercermin dari
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Katanya Al Qur'an sich.jangan mendekati zina, karena zina itu keji, berarti kalau deket-deket dengan zina namanya jadi "keji-nger"...maksud ogut keblinger...begitu Jaman jahiliah di Mekah dulu, sebelum kedatangan kanjeng Nabi, situasinya malah lebih perahech...ech ...ternyata oleh Kanjeng Nabi situasi yang tidak baik tersebut bisa diperbaiki.ayo siapa yang mau arisan memperbaiki keadaan ? wassalam Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: saya lahir di era 70an, mungkin banyak juga generasi kelahiran seventies ini di wm. nah ceritanya ketika sd kelas 4 saya pindah dari malang ke jakarta. yg saya lihat breakdance sedang menjamur, tawuran dan minuman keras masuk ke perumahan perumahan, heroin mulai merajalela. jakarta bukan tempat yang baik untuk berkembang biak .. ooops untuk tumbuh kembang anak. saya sendiri waktu itu gak tinggal di heart of jakarta,maklum warga urban :) info yg didapat bokap buat cari rumah adalah di depok (obsesinya masih cari daerah yg adem buat tempat tinggal, biar kayak malang), depok adalah jakarta coret dan di masa itu masih kehitung sebagai kabupaten bogor. supermarket aja baru ada Tri-M model model kayak alfamart dan baru buka tahun 87an, UI aja baru mau pindah ke depok kala itu. sebagai anak kecil saya menyalahkan budaya asing yg masuk keindonesia dengan derasnya tanpa filter, dan yg mempromosikan pertama kali dalam kacamata saya ketika itu adalah orang china. dengan sedikit rasis, saya pengen bilang, mereka kaya, mereka bukan muslim, pulang dari foya foya dan sekolah di ln mereka bawa budaya yukensi u can see, kaos ketat, cewek ngerokok, celana pendek, rok span, de el el. tivi pun bukan hitam putih tvri kebanggaan dengan si huma dan si unyil. ada rcti dan sctv dengan santa barbara dan the bold and the beautifulnya yg dulu jadi patron hujatan para ustad :D kalau sampean sampean baca laskar pelanginya andrea hirata anda akan meangkap gagap budaya itu juga terjadi di bangka belitung tahun 70 80an. ketika masyrakat lokal dengan buruh tambang tradisonal berhadapan dengan hegemoni PN Timah ... jaman sekarang saya bisa bilang, tanpa rasa rasis, bahwa itulah yg terjadi ketika dua budaya bertemu. dulu kita sudah main budaya tertutup, di era orde baru, namun arus pusar budaya di luar sana memang melibas hanyut bangsa ini, kita pemain pinggiran memang dan itu kenyataan, itu fakta. apa yg menjadi intrik di luar, kita adalah pion catur. sampean, oom wida, yg berada dalam pusar perusahaan jepang bisa melihat dengan jelas gimana sistem kanban jepang yang beranak berakar, dari moyang sampai cucu kait mengait. dan ini hanya satu pusar arus di luar sana yg ebrimbas ke kita. bagi saya, konflik masalah tutup keran mirip dengan ketegangan yg terjadi di jepang di era meiji. ketika jepang mau tidak mau harus membuka keran budayanya. dari politik isolasi menjadi era keterbukaan. di era sekarang kita bisa melihat ahmadinejad yg baru baru ini membanned lagi banyak media massa dan membatasi televisi di Iran. jaman 1600an china pernah main main seperti ini. setelah ekspedisi cheng ho yg 6 kali keliling dunia, china memilih isolasi, dan sejak itu perannya di dunia international turun drastis, seiring dropnya perekonomian china. dia pun mengalami konflik keterbukaan yg sama dengan jepang. kalau di jepun meiji berhasil melakukan restorasi vis a vis berhadapan dengan para shogun dan samurai turutannya, di china para mandarin, bangsawan dan kaum terpelajar justru yg sulit berubah dan tidak menginginkan perubahan. calon kaisar yg punya visi keterbukaan justru dihabisi. imo, pilihan yg ada adalah diombang ambing arus atau menjadi the real player. politik isolasi seperti kita lihat tidak banyak berpengaruh, karena arus di luar tetap ada. kecuali anda memilih jadi orang amish di amerika sana. salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung Eko. Anda mengatakan bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap seks bebas itu saat in baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya masih sangat sedikit yang melakukannya dibandingkan yang tidak melakukannya. Itupun masih sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya tidak ingin memberikan "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi besar di masyarakat Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, penjualan VCD porno, buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah malam, sudah memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya seks bebas di masyarakat Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM Kondom ini. Dengan adanya fasilitas ATM Kondom ini, jangan lagi kita berfikir mengurangi seks bebas setelah itu, kita justru akan menjadikannya banjir bandang. Tidak akan pernah sanggup untuk kita kurangi kembali. Sekali pintunya dibuka, kita tida
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? - Sabar
Yang sabar ya mbak menghadapi adek-adek kita, namanya saja adek-adek, perlu kita bimbing dengan kesabaran, setuju kan:) wassalam [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. Dan untuk bung Ari, jika budaya di luar sana akan membuat bangsa ini rusak bergelimang dosa zina, ya! memang lebih baik kita menutup diri sebisa mungkin. Dari pada bangsa ini semakin rusak akibat perbuatan zina, mari kita tolak sekuat tenaga arus budaya luar itu. Saya tidak akan membiarkan bangsa ini bergelimang dalam dosa zina mulai dari generasi mudanya. Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Salaam... Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/11/2006 03:35 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mbak Wida (feeling saya anda perempuan sih.. :p) Apa beda gejala dengan fakta yang anda maksudkan? kalau liat toh anda menyebutkan "faktanya ada meskipun sedikit". Sedikit atau banyak itu masalah persepsi mbak. Fakta: ada air setinggi 10 cm dalam gelas setinggi 20 cm. Orang bisa bilang gelas itu setengah penuh atau setengah kosong. Angka proporsi penderita HIV 0,6% itu tinggi atau rendah mbak ? (estimasi skenario yang optimistik dari WHO/UNAIDS) bagaimana kalau 0,6% itu dikalikan penduduk indonesia? 600.000 orang. Menurut saya itu adalah angka yang besar. Mau tahu data tentang berapa estimasi kelompok resiko tinggi yang sangat mungkin tertular HIV (transmisi seksual saja) (estimasi tahun 2002) di Indonesia? Pasangan pengguna narkoba suntik (yang belum tentu pecandu) : 94.125 Pekerja seks : 193.234 Pelanggan pekerja seks : 6.859.402 Pasangan pelanggan PSK : 4.934.487 (yang belum tentu juga melakukan "seks bebas") Gay : 574.904 Pekerja seks pria :2.100 Pasangan PSK pria (yang belum tentu melakukan seks bebas) : 992 Waria : 7.831 Pelanggan waria : 173.050 Pasangan tetap waria : 2.128 Anak jalanan : 70.872 Penjara : 733.794 Total: sekitar 12.650.000 12 Juta lebih orang mempunyai resiko tinggi untuk tertular HIV. Anda bisa mengatakan itu gejala atau apapun. tapi angka tersebut menurut saya cukup.. bukan.. sangat besar... (bila ingin membaca reportnya saya punya soft copynya). 12 juta itu bisa seorang pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, polisi, tentara, politisi, pejabat, USTADZ (jadi inget cerita seorang Waria yang dulu pacarnya anak pesantren - hidup serumah -yang kemudian menjadi ustadz). Diluar itu masih ditambah anak-anak yang lahir dari pasangan tersebut. Dan itu adalah Fakta mbak. Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut tidak melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. Pikiran bodoh saya bilang impossible. Mari kita berandai-andai... Katakan kita bisa membuat mereka tidak melakukan seks berganti-ganti pasangan saja (kalau disuruh melakukan seks monogamus dalam perkawinan tentu akan lebih sulit lagi), berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk itu. 1 tahun? 2 tahun? 10 tahun? dan yang terpenting apakah ada pengalaman/bukti bahwa intervensi tersebut berhasil? In the meanwhile.. virus HIV sudah menyebar pada kelompok resiko rendah di populasi. Cara yang bisa kita lakukan untuk damage control ya.. bikin agar aktivitas seksual mereka tidak menebarkan virus HIV, meminimalisir dampak buruk aktivitas tadi. Harm reduction. Ujungnya ya mereka itu dikondomi. Regards, Donnie --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung > Eko. Anda mengatakan > bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap > seks bebas itu saat in > baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya > masih sangat sedikit > yang melakukannya dibandingkan yang tidak > melakukannya. Itupun masih > sembuny
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Ass. Wr. Wb Salam kenal.. Seks Bebas sudah menjadi fakta..itu betul.. Adanya ATM Kondom membuat seks bebas akan makin cepat merajalela (banjir bandang)..sangat mungkin... dengan adanya mesin itu yang untung produsen mesin dan kondom...jelas dong ...:-) > Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut tidak > melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. > Pikiran bodoh saya bilang impossible. Saya yakin ke 12 juta orang tersebut tidak serentak waktu jadi pecandu seks bebas... seyakin bahwa ke dua belas orang tersbut segera menggunakan kondom..pada saat melakukan seks bebasnya..walaupun masing-masing punya ATM kondom :-) > Mari kita berandai-andai... Katakan kita bisa membuat > mereka tidak melakukan seks berganti-ganti pasangan > saja (kalau disuruh melakukan seks monogamus dalam > perkawinan tentu akan lebih sulit lagi), berapa lama > waktu yang dibutuhkan untuk itu. 1 tahun? 2 tahun? 10 > tahun? dan yang terpenting apakah ada pengalaman/bukti > bahwa intervensi tersebut berhasil? Sama dengan pertanyaan saya...berapa lama kita bisa memaksa mereka semua menggunakan kondom pada saat berganti2 pasangan seks...:-) > In the meanwhile.. virus HIV sudah menyebar pada > kelompok resiko rendah di populasi. > Cara yang bisa kita lakukan untuk damage control ya.. > bikin agar aktivitas seksual mereka tidak menebarkan > virus HIV, meminimalisir dampak buruk aktivitas tadi. > Harm reduction. Ujungnya ya mereka itu dikondomi sepertinya aneh ya...berharap perbuatan buruk tidak menimbulkan dampak yang buruk :-) seharusnya yang dicegah itu perbuatan buruknya...bukan dampak buruk dari perbuatan buruk... termasuk dengan tidak memfasilitasi perbuatan tersebut...biasanya perbuatan buruk kalau difasilitasi bisa jadi dianggap benar.. oleh karena itu..stuju dgn mba wida " say no to atm kondom..." Wass, Firman - Original Message - From: "Donnie" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, January 11, 2006 4:35 PM Subject: Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > > > Mbak Wida (feeling saya anda perempuan sih.. :p) > > Apa beda gejala dengan fakta yang anda maksudkan? > kalau liat toh anda menyebutkan "faktanya ada meskipun > sedikit". > > Dan itu adalah Fakta mbak. > > > . > Regards, > Donnie > > > > > > __ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment > Yahoo! Groups Links > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
sebenarnya, siapa sih yg gak mau generasi mudanya selamat ? jadi generasi penerus yg tangguh, sehat dan baik ? saya kira semua menginginkannya. yg jadi masalah kalau mereka yg ingin generasi mudanya baik ini bersikap fatalistis. dalam artian secara faktual kita melihat bahwa pendekatan moral dan spritual masih bisa diterobos (tidak diacuhkan) oleh para pengguna obat terlarang dan pelaku homo / biseksual ini. kalau pengguna obat terlarang, kita bisa batasi peredarannya, bisa bikin klinik untuk mengatasi pecandu narkoba di mana mana, tapi gimana dengan hiv ini ? obatnya belum ditemukan tuh ... mau bikin atm kondom dengan filterisasi yg boleh ambil hanya yg sudah masuk targetted consumer ? ya pada lari malahan para tergetted consumer ini wong beli kondom yg jelas jelas ada di tiap swalayan aja banyak orang normal yg malu malu kok sebaiknya mas wida berargumen lebih luas dan detail, gimana supaya bukan target luar (innocent teen) tidak terimbas budaya ini ... dan supaya tidak menjadi konsumen ikutan atm kondom dan ikut gaya hidup gila gilaan ... bukan semata membanned atm kondom tanpa data dan pemikiran yg akurat ... salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. Dan untuk bung Ari, jika budaya di luar sana akan membuat bangsa ini rusak bergelimang dosa zina, ya! memang lebih baik kita menutup diri sebisa mungkin. Dari pada bangsa ini semakin rusak akibat perbuatan zina, mari kita tolak sekuat tenaga arus budaya luar itu. Saya tidak akan membiarkan bangsa ini bergelimang dalam dosa zina mulai dari generasi mudanya. Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Salaam... Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Terimakasih atas faktanya bung Donie. Dan fakta itu -menurut pertimbangan saya- AKAN SEMAKIN BERTAMBAH BESAR dengan diadakannya ATM Kondom. Budaya seks bebas yang semakin membesar, hanya akan menambah pelaku HIV / AIDS. Bukan penularan kepada pelaku pasif, melainkan akan menambah banyak pelaku aktifnya. Cari cara lain untuk HIV / AIDS, tetapi itu bukan ATM Kondom. Dan untuk bung Ari, jika budaya di luar sana akan membuat bangsa ini rusak bergelimang dosa zina, ya! memang lebih baik kita menutup diri sebisa mungkin. Dari pada bangsa ini semakin rusak akibat perbuatan zina, mari kita tolak sekuat tenaga arus budaya luar itu. Saya tidak akan membiarkan bangsa ini bergelimang dalam dosa zina mulai dari generasi mudanya. Saya tidak akan menanggapi lagi thread ini. I think I have made my self clear enough. Say NO! to ATM Kondom! Salaam... Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/11/2006 03:35 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mbak Wida (feeling saya anda perempuan sih.. :p) Apa beda gejala dengan fakta yang anda maksudkan? kalau liat toh anda menyebutkan "faktanya ada meskipun sedikit". Sedikit atau banyak itu masalah persepsi mbak. Fakta: ada air setinggi 10 cm dalam gelas setinggi 20 cm. Orang bisa bilang gelas itu setengah penuh atau setengah kosong. Angka proporsi penderita HIV 0,6% itu tinggi atau rendah mbak ? (estimasi skenario yang optimistik dari WHO/UNAIDS) bagaimana kalau 0,6% itu dikalikan penduduk indonesia? 600.000 orang. Menurut saya itu adalah angka yang besar. Mau tahu data tentang berapa estimasi kelompok resiko tinggi yang sangat mungkin tertular HIV (transmisi seksual saja) (estimasi tahun 2002) di Indonesia? Pasangan pengguna narkoba suntik (yang belum tentu pecandu) : 94.125 Pekerja seks : 193.234 Pelanggan pekerja seks : 6.859.402 Pasangan pelanggan PSK : 4.934.487 (yang belum tentu juga melakukan "seks bebas") Gay : 574.904 Pekerja seks pria :2.100 Pasangan PSK pria (yang belum tentu melakukan seks bebas) : 992 Waria : 7.831 Pelanggan waria : 173.050 Pasangan tetap waria : 2.128 Anak jalanan : 70.872 Penjara : 733.794 Total: sekitar 12.650.000 12 Juta lebih orang mempunyai resiko tinggi untuk tertular HIV. Anda bisa mengatakan itu gejala atau apapun. tapi angka tersebut menurut saya cukup.. bukan.. sangat besar... (bila ingin membaca reportnya saya punya soft copynya). 12 juta itu bisa seorang pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, polisi, tentara, politisi, pejabat, USTADZ (jadi inget cerita seorang Waria yang dulu pacarnya anak pesantren - hidup serumah -yang kemudian menjadi ustadz). Diluar itu masih ditambah anak-anak yang lahir dari pasangan tersebut. Dan itu adalah Fakta mbak. Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut tidak melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. Pikiran bodoh saya bilang impossible. Mari kita berandai-andai... Katakan kita bisa membuat mereka tidak melakukan seks berganti-ganti pasangan saja (kalau disuruh melakukan seks monogamus dalam perkawinan tentu akan lebih sulit lagi), berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk itu. 1 tahun? 2 tahun? 10 tahun? dan yang terpenting apakah ada pengalaman/bukti bahwa intervensi tersebut berhasil? In the meanwhile.. virus HIV sudah menyebar pada kelompok resiko rendah di populasi. Cara yang bisa kita lakukan untuk damage control ya.. bikin agar aktivitas seksual mereka tidak menebarkan virus HIV, meminimalisir dampak buruk aktivitas tadi. Harm reduction. Ujungnya ya mereka itu dikondomi. Regards, Donnie --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung > Eko. Anda mengatakan > bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap > seks bebas itu saat in > baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya > masih sangat sedikit > yang melakukannya dibandingkan yang tidak > melakukannya. Itupun masih > sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya > tidak ingin memberikan > "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi > besar di masyarakat > Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, > penjualan VCD porno, > buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah > malam, sudah > memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya > seks bebas di masyarakat > Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM > Kondom i
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Mbak Wida (feeling saya anda perempuan sih.. :p) Apa beda gejala dengan fakta yang anda maksudkan? kalau liat toh anda menyebutkan "faktanya ada meskipun sedikit". Sedikit atau banyak itu masalah persepsi mbak. Fakta: ada air setinggi 10 cm dalam gelas setinggi 20 cm. Orang bisa bilang gelas itu setengah penuh atau setengah kosong. Angka proporsi penderita HIV 0,6% itu tinggi atau rendah mbak ? (estimasi skenario yang optimistik dari WHO/UNAIDS) bagaimana kalau 0,6% itu dikalikan penduduk indonesia? 600.000 orang. Menurut saya itu adalah angka yang besar. Mau tahu data tentang berapa estimasi kelompok resiko tinggi yang sangat mungkin tertular HIV (transmisi seksual saja) (estimasi tahun 2002) di Indonesia? Pasangan pengguna narkoba suntik (yang belum tentu pecandu) : 94.125 Pekerja seks : 193.234 Pelanggan pekerja seks : 6.859.402 Pasangan pelanggan PSK : 4.934.487 (yang belum tentu juga melakukan "seks bebas") Gay : 574.904 Pekerja seks pria :2.100 Pasangan PSK pria (yang belum tentu melakukan seks bebas) : 992 Waria : 7.831 Pelanggan waria : 173.050 Pasangan tetap waria : 2.128 Anak jalanan : 70.872 Penjara : 733.794 Total: sekitar 12.650.000 12 Juta lebih orang mempunyai resiko tinggi untuk tertular HIV. Anda bisa mengatakan itu gejala atau apapun. tapi angka tersebut menurut saya cukup.. bukan.. sangat besar... (bila ingin membaca reportnya saya punya soft copynya). 12 juta itu bisa seorang pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, polisi, tentara, politisi, pejabat, USTADZ (jadi inget cerita seorang Waria yang dulu pacarnya anak pesantren - hidup serumah -yang kemudian menjadi ustadz). Diluar itu masih ditambah anak-anak yang lahir dari pasangan tersebut. Dan itu adalah Fakta mbak. Apa kita bisa membuat ke 12 juta orang tersebut tidak melakukan hubungan seks diluar berganti pasangan?. Pikiran bodoh saya bilang impossible. Mari kita berandai-andai... Katakan kita bisa membuat mereka tidak melakukan seks berganti-ganti pasangan saja (kalau disuruh melakukan seks monogamus dalam perkawinan tentu akan lebih sulit lagi), berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk itu. 1 tahun? 2 tahun? 10 tahun? dan yang terpenting apakah ada pengalaman/bukti bahwa intervensi tersebut berhasil? In the meanwhile.. virus HIV sudah menyebar pada kelompok resiko rendah di populasi. Cara yang bisa kita lakukan untuk damage control ya.. bikin agar aktivitas seksual mereka tidak menebarkan virus HIV, meminimalisir dampak buruk aktivitas tadi. Harm reduction. Ujungnya ya mereka itu dikondomi. Regards, Donnie --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung > Eko. Anda mengatakan > bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap > seks bebas itu saat in > baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya > masih sangat sedikit > yang melakukannya dibandingkan yang tidak > melakukannya. Itupun masih > sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya > tidak ingin memberikan > "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi > besar di masyarakat > Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, > penjualan VCD porno, > buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah > malam, sudah > memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya > seks bebas di masyarakat > Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM > Kondom ini. Dengan adanya > fasilitas ATM Kondom ini, jangan lagi kita berfikir > mengurangi seks bebas > setelah itu, kita justru akan menjadikannya banjir > bandang. Tidak akan > pernah sanggup untuk kita kurangi kembali. Sekali > pintunya dibuka, kita > tidak akan pernah sanggup untuk menutupnya kembali. > > Jika budaya seks bebas itu telah menjadi besar di > masyarakat Indonesia, > maka penanganan HIV / AIDS akan menjadi jauh lebih > rumit dan lebih susah > lagi. Jadi jangan dibuka pintunya. Say NO to ATM > Kondom! > > > > > > Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/11/2006 11:29 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > "[EMAIL PROTECTED]" > > cc > > Subject > Re[2]: [wanita-muslimah] AT
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
saya lahir di era 70an, mungkin banyak juga generasi kelahiran seventies ini di wm. nah ceritanya ketika sd kelas 4 saya pindah dari malang ke jakarta. yg saya lihat breakdance sedang menjamur, tawuran dan minuman keras masuk ke perumahan perumahan, heroin mulai merajalela. jakarta bukan tempat yang baik untuk berkembang biak .. ooops untuk tumbuh kembang anak. saya sendiri waktu itu gak tinggal di heart of jakarta,maklum warga urban :) info yg didapat bokap buat cari rumah adalah di depok (obsesinya masih cari daerah yg adem buat tempat tinggal, biar kayak malang), depok adalah jakarta coret dan di masa itu masih kehitung sebagai kabupaten bogor. supermarket aja baru ada Tri-M model model kayak alfamart dan baru buka tahun 87an, UI aja baru mau pindah ke depok kala itu. sebagai anak kecil saya menyalahkan budaya asing yg masuk keindonesia dengan derasnya tanpa filter, dan yg mempromosikan pertama kali dalam kacamata saya ketika itu adalah orang china. dengan sedikit rasis, saya pengen bilang, mereka kaya, mereka bukan muslim, pulang dari foya foya dan sekolah di ln mereka bawa budaya yukensi u can see, kaos ketat, cewek ngerokok, celana pendek, rok span, de el el. tivi pun bukan hitam putih tvri kebanggaan dengan si huma dan si unyil. ada rcti dan sctv dengan santa barbara dan the bold and the beautifulnya yg dulu jadi patron hujatan para ustad :D kalau sampean sampean baca laskar pelanginya andrea hirata anda akan meangkap gagap budaya itu juga terjadi di bangka belitung tahun 70 80an. ketika masyrakat lokal dengan buruh tambang tradisonal berhadapan dengan hegemoni PN Timah ... jaman sekarang saya bisa bilang, tanpa rasa rasis, bahwa itulah yg terjadi ketika dua budaya bertemu. dulu kita sudah main budaya tertutup, di era orde baru, namun arus pusar budaya di luar sana memang melibas hanyut bangsa ini, kita pemain pinggiran memang dan itu kenyataan, itu fakta. apa yg menjadi intrik di luar, kita adalah pion catur. sampean, oom wida, yg berada dalam pusar perusahaan jepang bisa melihat dengan jelas gimana sistem kanban jepang yang beranak berakar, dari moyang sampai cucu kait mengait. dan ini hanya satu pusar arus di luar sana yg ebrimbas ke kita. bagi saya, konflik masalah tutup keran mirip dengan ketegangan yg terjadi di jepang di era meiji. ketika jepang mau tidak mau harus membuka keran budayanya. dari politik isolasi menjadi era keterbukaan. di era sekarang kita bisa melihat ahmadinejad yg baru baru ini membanned lagi banyak media massa dan membatasi televisi di Iran. jaman 1600an china pernah main main seperti ini. setelah ekspedisi cheng ho yg 6 kali keliling dunia, china memilih isolasi, dan sejak itu perannya di dunia international turun drastis, seiring dropnya perekonomian china. dia pun mengalami konflik keterbukaan yg sama dengan jepang. kalau di jepun meiji berhasil melakukan restorasi vis a vis berhadapan dengan para shogun dan samurai turutannya, di china para mandarin, bangsawan dan kaum terpelajar justru yg sulit berubah dan tidak menginginkan perubahan. calon kaisar yg punya visi keterbukaan justru dihabisi. imo, pilihan yg ada adalah diombang ambing arus atau menjadi the real player. politik isolasi seperti kita lihat tidak banyak berpengaruh, karena arus di luar tetap ada. kecuali anda memilih jadi orang amish di amerika sana. salam, Ari Condro - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung Eko. Anda mengatakan bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap seks bebas itu saat in baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya masih sangat sedikit yang melakukannya dibandingkan yang tidak melakukannya. Itupun masih sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya tidak ingin memberikan "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi besar di masyarakat Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, penjualan VCD porno, buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah malam, sudah memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya seks bebas di masyarakat Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM Kondom ini. Dengan adanya fasilitas ATM Kondom ini, jangan lagi kita berfikir mengurangi seks bebas setelah itu, kita justru akan menjadikannya banjir bandang. Tidak akan pernah sanggup untuk kita kurangi kembali. Sekali pintunya dibuka, kita tidak akan pernah sanggup untuk menutupnya kembali. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga S
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Mungkin itulah bedanya antara saya dan anda bung Eko. Anda mengatakan bahwa seks bebas itu adalah fakta. Saya menganggap seks bebas itu saat in baru berupa gejala yang mengarah ke sana. Faktanya masih sangat sedikit yang melakukannya dibandingkan yang tidak melakukannya. Itupun masih sembunyi-sembunyi karena malu. Oleh karenanya saya tidak ingin memberikan "percepatan" bagi budaya seks bebas untuk menjadi besar di masyarakat Indonesia. Sekalipun fasilitas seperti warnet, penjualan VCD porno, buku-buku semacam undercover, tayangan2 seks tengah malam, sudah memberikan percepatan tertentu bagi berkembangnya seks bebas di masyarakat Indonesia. Apalagi jika disediakan fasilitas ATM Kondom ini. Dengan adanya fasilitas ATM Kondom ini, jangan lagi kita berfikir mengurangi seks bebas setelah itu, kita justru akan menjadikannya banjir bandang. Tidak akan pernah sanggup untuk kita kurangi kembali. Sekali pintunya dibuka, kita tidak akan pernah sanggup untuk menutupnya kembali. Jika budaya seks bebas itu telah menjadi besar di masyarakat Indonesia, maka penanganan HIV / AIDS akan menjadi jauh lebih rumit dan lebih susah lagi. Jadi jangan dibuka pintunya. Say NO to ATM Kondom! Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 01/11/2006 11:29 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To "[EMAIL PROTECTED]" cc Subject Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? Mbak Wida, Tidak sederhana itu, mengkorelasikan hancurnya generasi muda dengan ATM Kondom. Mbak Wida, Seks Bebas terjadi bukan karena ATM Kondom. ATM Kondom justru hadir menjadi salah satu solusi (bukan satu-satunya) pencegahan penularan PMS termasuk HIV AIDS. ATM Kondom sebaiknya tidak dilihat sebagai legalisasi seks bebas, tetapi sebagai langkah meminimalisir kerentanan tertularnya PMS / HIV AIDS tadi. Mas Donnie secara panjang lebar sudah cukup menjelaskan tentang strategi penanganan HIV AIDS, melalui ATM Kondom. Mbak Wida, seks bebas bukan lagi wacana, tetapi fakta. Tidak hanya anak-anak remaja orang dewasapun juga banyak melakukan seks bebas. Intervensi moral, agama bahkan pendidikan seks yang bertanggungjawab saja gagal untuk mencegah seks bebas. Ini sekaligus menjawab pertanyaan mas donnie. Pendapat saya, sambil kita bersama-sama mengurangi seks bebas, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi dampak buruknya, yang jelas nyata sperti PMS, kesehatan reproduksi dan sebagainya. Bagi saya ini perlu, karena mengurangi perilaku seks bebas tidak bisa secepat membalikkan tangan. Ada proses yang terus menerus berlangsung, namun dalam proses itu kita tidak bisa menghindarkan adanya penularan, nah itulah yang kita cegah. salam, Eko Bambang S Monday, January 9, 2006, 11:15:44 AM, you wrote: > ATM Kondom hanya akan membuat anak-anak SMA dan Mahasiswa yang berpacaran > melakukan seks bebas. Setelah mereka teracuni situs-situs porno di warnet, > atau penjualan VCD porno yang semakin bebas, maka mereka akan mencobanyan > sendiri. Mereka pikir it's fun! Worth to try! Masa bodoh dengan > berikutnya. Negara maju saja begitu bebas. Kenapa kita tidak? Kita sedang > menuju kemajuan! > Dan generasi muda kita akan semakin hancur cur cur currr!!! Percayalah!!! > Tidak perlu teori muluk2 untuk melihat kehancuran generasi muda Indonesia > akibat pornografi dan kemudahan fasilitas seks bebas macam ATM Kondom. Dan > kalau generasi mudanya saja sudah rusak, apa yang bisa kita lihat sebagai > masa depan kita, bangsa Indonesia? Buram! Gelap! > Narkoba. Seks bebas. Hura-hura. Dugem. Tawuran. Pengangguran. Preman. Apa > lagi? Oh generasi muda Indonesia > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/09/2006 10:49 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > Subject > Re: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Alkisah... (cerita sebelum Helm jadi aksesoris > standard pengguna motor) > Para dokter bedah di Inggris (kalau tidak salah), > melihat bahwa efek samping paling buruk dan tersering > pada pengendara motor ada cedera kepala yang > seringkali berujung pada kematian. > Mereka berpikir bagaimana mencegahnya? paling efektif > tentu saja membuat kebijakan agar mencegah orang > supaya tidak mengendarai motor, end of story. > Tapi ternyata tidak sebegitu mudahnya. Kebutuhan > jaman menyebabkan kita tidak mampu menyebabkan orang > untuk berhenti menggunakan motor. > Cara kedua adalah mendidik pengendara motor untuk > lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya, supaya > jangan ngebut, supaya tidak melanggar lampu merah > dengan berbagai peraturan lalu lintas dan sanksinya. > Toh masih ada juga orang yang mengalami akibat buruk > karena kecelakaan motor. Karena ada juga orang yang > melanggar lalu lintas, ugal-ugalan, ngebut dll. > Maka pada para dokter tersebut kemudian berpikir > ulang... kalau kecelakaan fatal kebanyakan ditimbulkan > oleh benturan di kepala, cara yan
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Hiya Pak Eko, Tunggu ya pak...sebenarnya mau tak balas postingannya Pak Eko, tapi ini lho ada pasien mau konsultasi, nanti dech saya usahakan untuk membalasnya :) salam sejahtera. Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak SUTIYOSO, merusak generasi muda seperti apa pak? apakah bapak tahu oknum2 itu siapa dan apa sudah membaca secara jelas programnya? lalu apa yang bisa bapak lakukan untuk pencegahan HIV AIDS dan PMS lainnya? salam, Eko Bambang S Monday, January 9, 2006, 10:11:11 PM, you wrote: > Pertanyaannyatujuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab > merusak generasi muda itu apa ya ? > Siapa tho yang punya ide ATM - Kondom itu ? > wassalam > [EMAIL PROTECTED] wrote: > ATM Kondom hanya akan membuat anak-anak SMA dan Mahasiswa yang berpacaran > melakukan seks bebas. Setelah mereka teracuni situs-situs porno di warnet, > atau penjualan VCD porno yang semakin bebas, maka mereka akan mencobanyan > sendiri. Mereka pikir it's fun! Worth to try! Masa bodoh dengan > berikutnya. Negara maju saja begitu bebas. Kenapa kita tidak? Kita sedang > menuju kemajuan! > Dan generasi muda kita akan semakin hancur cur cur currr!!! Percayalah!!! > Tidak perlu teori muluk2 untuk melihat kehancuran generasi muda Indonesia > akibat pornografi dan kemudahan fasilitas seks bebas macam ATM Kondom. Dan > kalau generasi mudanya saja sudah rusak, apa yang bisa kita lihat sebagai > masa depan kita, bangsa Indonesia? Buram! Gelap! > Narkoba. Seks bebas. Hura-hura. Dugem. Tawuran. Pengangguran. Preman. Apa > lagi? Oh generasi muda Indonesia > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/09/2006 10:49 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > Subject > Re: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Alkisah... (cerita sebelum Helm jadi aksesoris > standard pengguna motor) > Para dokter bedah di Inggris (kalau tidak salah), > melihat bahwa efek samping paling buruk dan tersering > pada pengendara motor ada cedera kepala yang > seringkali berujung pada kematian. > Mereka berpikir bagaimana mencegahnya? paling efektif > tentu saja membuat kebijakan agar mencegah orang > supaya tidak mengendarai motor, end of story. > Tapi ternyata tidak sebegitu mudahnya. Kebutuhan > jaman menyebabkan kita tidak mampu menyebabkan orang > untuk berhenti menggunakan motor. > Cara kedua adalah mendidik pengendara motor untuk > lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya, supaya > jangan ngebut, supaya tidak melanggar lampu merah > dengan berbagai peraturan lalu lintas dan sanksinya. > Toh masih ada juga orang yang mengalami akibat buruk > karena kecelakaan motor. Karena ada juga orang yang > melanggar lalu lintas, ugal-ugalan, ngebut dll. > Maka pada para dokter tersebut kemudian berpikir > ulang... kalau kecelakaan fatal kebanyakan ditimbulkan > oleh benturan di kepala, cara yang bisa kita lakukan > adalah dengan mencegah "dampak buruk" akibat benturan > di kepala. Bagaimana? mereka kemudian membuat alat > untuk melindungi bagian tubuh yang vital tersebut > dengan menggunakan helm. > Kebijakan ini yang dikenal sebagai kebijakan harm > reduction. Tapi kemudian ada pemikiran, kalau helm > jadi kebijakan bagi pengendara motor untuk melindungi > kepala mereka, maka orang akan cenderung berperilaku > tidak bertanggung jawab, ugal-ugalan dijalan, > melanggar lalu lintas dll > Fakta yang ada ternyata tidak seperti itu. Orang yang > ugal-ugalan tetap ada (akan selalu ada orang dalam > kategori ekstrim), tetapi itu bukanlah mayoritas > pengendara motor. Kelompok yang ugal-ugalan tersebut > yang sebenarnya merupakan sasaran utama kebijakan > helm. Toh helm tetap diberlakukan bagi pengendara > motor, karena para pengendara motor tersebut juga > punya resiko untuk mengalami kecelakaan cedera kepala, > dan langkah terefektif (sampai saat ini) untuk > meminimalisir dampak buruk penggunaan motor adalah > dengan helm. > Dalam konteks seperti itulah kebijakan Promosi kondom > (salah satunya dengan pengadaan ATM kondom) dibuat dan > dilaksanakan. > Sebuah fakta orang yang dewasa akan melakukan hubungan > seks (diluar dan didalam koridor nilai agama apapun). > Agama tertentu (agama2 semit) menempatkan hubungan > seks dalam lembaga perkawinan (itu fakta yang lain) > tapi toh tidak semua "agama dan/atau kepercayaan > seperti itu. Fakta pula bahwa ada atau banyak orang > yang beragama tadi juga melakukan hubungan diluar > nikah. Fakta yang lain, hubungan seks yang tidak > terlindungi (dengan kondom) mempunyai resiko yang > sangat besar untuk menularkan penyakit seksual dan > yang terpenting adalah HIV/AIDS. Bercermin dari > alkisah cerita diatas, ada 3 kebijakan juga yang bisa > diterapkan dan ketiganya merupakan strategi bagi > pencegahan penularan HIV/AIDS, yang dikenal sebagai > strategi ABC. > 1. Me
Re: Re[2]: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah?
Hiya Pak Eko, Tunggu ya pak...sebenarnya mau tak balas postingannya Pak Eko, tapi ini lho ada pasien mau konsultasi, nanti dech saya usahakan untuk membalasnya :) salam sejahtera. Eko Bambang Subiyantoro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak SUTIYOSO, merusak generasi muda seperti apa pak? apakah bapak tahu oknum2 itu siapa dan apa sudah membaca secara jelas programnya? lalu apa yang bisa bapak lakukan untuk pencegahan HIV AIDS dan PMS lainnya? salam, Eko Bambang S Monday, January 9, 2006, 10:11:11 PM, you wrote: > Pertanyaannyatujuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab > merusak generasi muda itu apa ya ? > Siapa tho yang punya ide ATM - Kondom itu ? > wassalam > [EMAIL PROTECTED] wrote: > ATM Kondom hanya akan membuat anak-anak SMA dan Mahasiswa yang berpacaran > melakukan seks bebas. Setelah mereka teracuni situs-situs porno di warnet, > atau penjualan VCD porno yang semakin bebas, maka mereka akan mencobanyan > sendiri. Mereka pikir it's fun! Worth to try! Masa bodoh dengan > berikutnya. Negara maju saja begitu bebas. Kenapa kita tidak? Kita sedang > menuju kemajuan! > Dan generasi muda kita akan semakin hancur cur cur currr!!! Percayalah!!! > Tidak perlu teori muluk2 untuk melihat kehancuran generasi muda Indonesia > akibat pornografi dan kemudahan fasilitas seks bebas macam ATM Kondom. Dan > kalau generasi mudanya saja sudah rusak, apa yang bisa kita lihat sebagai > masa depan kita, bangsa Indonesia? Buram! Gelap! > Narkoba. Seks bebas. Hura-hura. Dugem. Tawuran. Pengangguran. Preman. Apa > lagi? Oh generasi muda Indonesia > Donnie <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 01/09/2006 10:49 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > To > wanita-muslimah@yahoogroups.com > cc > Subject > Re: [wanita-muslimah] ATM Kondom, Perlukah? > Alkisah... (cerita sebelum Helm jadi aksesoris > standard pengguna motor) > Para dokter bedah di Inggris (kalau tidak salah), > melihat bahwa efek samping paling buruk dan tersering > pada pengendara motor ada cedera kepala yang > seringkali berujung pada kematian. > Mereka berpikir bagaimana mencegahnya? paling efektif > tentu saja membuat kebijakan agar mencegah orang > supaya tidak mengendarai motor, end of story. > Tapi ternyata tidak sebegitu mudahnya. Kebutuhan > jaman menyebabkan kita tidak mampu menyebabkan orang > untuk berhenti menggunakan motor. > Cara kedua adalah mendidik pengendara motor untuk > lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya, supaya > jangan ngebut, supaya tidak melanggar lampu merah > dengan berbagai peraturan lalu lintas dan sanksinya. > Toh masih ada juga orang yang mengalami akibat buruk > karena kecelakaan motor. Karena ada juga orang yang > melanggar lalu lintas, ugal-ugalan, ngebut dll. > Maka pada para dokter tersebut kemudian berpikir > ulang... kalau kecelakaan fatal kebanyakan ditimbulkan > oleh benturan di kepala, cara yang bisa kita lakukan > adalah dengan mencegah "dampak buruk" akibat benturan > di kepala. Bagaimana? mereka kemudian membuat alat > untuk melindungi bagian tubuh yang vital tersebut > dengan menggunakan helm. > Kebijakan ini yang dikenal sebagai kebijakan harm > reduction. Tapi kemudian ada pemikiran, kalau helm > jadi kebijakan bagi pengendara motor untuk melindungi > kepala mereka, maka orang akan cenderung berperilaku > tidak bertanggung jawab, ugal-ugalan dijalan, > melanggar lalu lintas dll > Fakta yang ada ternyata tidak seperti itu. Orang yang > ugal-ugalan tetap ada (akan selalu ada orang dalam > kategori ekstrim), tetapi itu bukanlah mayoritas > pengendara motor. Kelompok yang ugal-ugalan tersebut > yang sebenarnya merupakan sasaran utama kebijakan > helm. Toh helm tetap diberlakukan bagi pengendara > motor, karena para pengendara motor tersebut juga > punya resiko untuk mengalami kecelakaan cedera kepala, > dan langkah terefektif (sampai saat ini) untuk > meminimalisir dampak buruk penggunaan motor adalah > dengan helm. > Dalam konteks seperti itulah kebijakan Promosi kondom > (salah satunya dengan pengadaan ATM kondom) dibuat dan > dilaksanakan. > Sebuah fakta orang yang dewasa akan melakukan hubungan > seks (diluar dan didalam koridor nilai agama apapun). > Agama tertentu (agama2 semit) menempatkan hubungan > seks dalam lembaga perkawinan (itu fakta yang lain) > tapi toh tidak semua "agama dan/atau kepercayaan > seperti itu. Fakta pula bahwa ada atau banyak orang > yang beragama tadi juga melakukan hubungan diluar > nikah. Fakta yang lain, hubungan seks yang tidak > terlindungi (dengan kondom) mempunyai resiko yang > sangat besar untuk menularkan penyakit seksual dan > yang terpenting adalah HIV/AIDS. Bercermin dari > alkisah cerita diatas, ada 3 kebijakan juga yang bisa > diterapkan dan ketiganya merupakan strategi bagi > pencegahan penularan HIV/AIDS, yang dikenal sebagai > strategi ABC. > 1. Me