Itulah yang dipikirkan pemerintah.
Kalau ada bencana pemerintah lalu lepas tangan.
Kasus Lapindo adalah sebuah bukti.
Bencana Lapindo dijadikan bencana nasional, lalu selesai.
Pak JK berkata, bencana nasional itu harus ditanggung bersama seluruh rakyat.
Pak KK menimpali, gak masalah, rakyat
He he he he he he he ...saya sampai ngakak baca argumen dibawah ini.
Will probably bicara soal probabilitas tidak bicara soal Certainty. Jika
referensi anda menyebut will probably 13.000, apakah itu berarti certainly less
than 13.000 ? Itu bung kritik saya pada inkonsistensi anda. Probability
Date: Wed, 01 Aug 2007 02:31:07 -
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Surat Untuk Presiden tentang Rencana
PLTN Sosialisasi PLTN ke Korsel-Jepang
.
Btw, salut juga atas Rekan Herni yang akhirnya mengakui bahwa PTLN
sangat penting bagi KETAHANAN ENERGI (mewakili pendapat semua rekan
Kalau untuk pertanyaan no 5 saya bisa jawab bu:
Jadikan BENCANA NASIONAL,
dan karena itu mesti DITANGGUNG BERSAMA.
Gampang kan?
Salam
Mulyadi
Herny [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf cuma mau
klarifikasi, soalnya klo statementnya seperti itu nanti
disangka saya
Pak Dian,
penolakan anda atas undangan pemerintah itu adalah TEPAT. Krn faktanya
akhirnya terungkap. Seandainya anda jadi berangkat maka pihak pemerintah
bisa meng-klaim bahwa program sosialisasi yg dilakukannya BERHASIL krn
kelompok yg tadinya kontra pun akhirnya menyepakati dibangunnya PLTN di
Dear All,
Diskusi ini sebaiknya kita fokuskan pada substansi dan tidak menggunakan
prinsip ad hominem.
Saya ingin mengomentari analisis bung Rudy soal GRK, karena saya yang
menghitung bahwa kontribusi PLT terhadap konsentrasi CO2 tidak signifikan,
hanya 6.15 %. Bung Rudy menyebut itu
masalah
devisa. Terus sekarang saya mempertanyakan kepada Anda mengenai masalah
devisa, la kok Anda malah mengembalikan ke saya?
-- Forwarded message --
From: Djoko Mulyanto [EMAIL PROTECTED]
Date: Jul 30, 2007 1:13 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Surat Untuk Presiden
Rekan-rekan FPK,
Khususnya yang aktif dan tertarik menyumbangkan perhatian terhadap
thema PLTN dinegeri kita ini, saya gembira melihat perkembangan
pembicaraannya lebih terarah, yang pada akhirnya nanti akan lebih
memungkinkan kita untuk mendapatkan makna yang lebih bijak.
Berhubung kelihatannya
Rekan-Rekan FPK,
Akhirnya saya mendapat pengetahuan tambahan mengapa Rekan-Rekan Anti
Nuklir begitu ngotot. Selain masalah PERSEPSI (membesar-besarkan
RESIKO), ternyata diperparah lagi dengan sikap KONSISTEN terhadap
hal yang bersifat WILL PROBABLY.
Saya kutip kalimat dari hasil studi MIT sbb:
Rekan-Rekan FPK,
Rupanya banyak yang sudah tidak betah bicara masalah Jerman AS.
Rekan Djoko, sebagai pihak yang pertama kali bicara mengenai masalah
Vatenfall, setujukah Anda kita bicara masalah berbau Jerman di TOPIK
lain? Kau yang memulai, kau pula yang mengakhiri (mirip lagu apa
ya?).
Kalau
Rekan-Rekan FPK,
Terima kasih telah dinobatkan sebagai specialist :)
Mungkin Rekan Bodo (saudaranya Bodo Ilgner?) sudah terlalu lama di
Jerman jadi sudah lupa arti kata MAJU MUNDUR (saya kira nanti cukup
belajar dari salah satu anggota FPK saja, tidak perlu harus tanya
pada yang spesialis).
Sehr geehrter Herr Rudyanto,
ich danke mich Ihnen für Ihre Aufmerksamketi. Tuh kan lagi2 Anda
menjustifikasi apa yang bukan menjadi fakta. Siapa yang bilang saya tidak
bisa bahasa Jerman he he
Coba deh Anda jawab dulu pertanyaan saya (untuk tahu siapa yang asal
nyeletuk):
Pertanyaannya masih
Rekan-rekan FPK,
ganz besonders, lieber Herrn Rudyanto ..
Terima kasih atas tanggapan anda terhadap komentar saya didalam
TOPIK ini. Walaupun judulnya adalah Surat utk Presiden ttg rencana
sosialisasi PLTN yang intinya adalah tanggapan serta sikap
terhadap NIATAN (malah indikasinya sudah
Rekan-rekan FPK,
Nih .. pernyataan seorang specialist: QUOTE-Negara Jerman saja
akhirnya maju mundur untuk menutup PLTN-nya karena punya target
untuk mengurangi tingkat emisi GRK-nya (tidak bisa tercapai kalau
PLTN ditutup). Mengenai Vatenfall, coba lihat dulu kutipan berikut:
In the interest
Pak, memangnya PLTN itu gratis? Anda ini kok aneh. Ekspor LNG dapat devisa,
import PLTN juga keluar devisa. Netonya malah kita kehilangan devisa. Hayo,
saya minta breakdown keuangan investasi PLTN, atau lagi2 ini masalah rahasia
negara?
Alasan Anda: emisi CO2 dan ketahanan energi, sudah berhasil
Kelihatannya dua kutub antara pendukung dan penolak PLTN sulit sekali mencapai
suatu sikap akhir yang sama. Ini hal yang wajar wajar saja.
Namun adalah tidak wajar, jika opini para pendukung PLTN yang kebetulan
sejalan dengan opini pemerintah, dilaksanakan tanpa memperhatikan aspirasi
rakyat
Saya juga turut mendukung pak Dian, dan ada satu judul sinetron yang mungkin
relevan terhadap isu ketahanan energi yang dilontarkan oleh pecinta pltn
yaitu kiamat sudah dekat, btw kenapa mereka ngotot bikin pltn ya?! mungkin
malah kiamat sudah dekat lebih mendekati kenyataan yang berlangsung
Rekan-Rekan FPK,
Alangkah indahnya dunia kalau kita cuma bisa bicara masalah KETAHANAN
ENERGI, lupakan yang lain. Realitanya tidak demikian, Indonesia masih
butuh DUIT untuk membiayai APBN. Kalau gas dan batubara kita simpan
saja di dalam bumi hanya untuk simpanan masa depan, bagaimana caranya
Rekan-rekan FPK,
Pertama saya ingin sampaikan dukungan saya terhadap perjuangan mas
Abraham dan keputusan untuk tidak turut ke Korea atau Jepang itu
sangat tepat dan konsisten. Memang penguasa kita telah berhasil
memperkosa arti kata sosialisasi dan juga terhadap kalangan buruh
kata pembinaan juga
Pak Rudy,
Tidak ada masalah politik dalam penolakan PLTN. Kami cuma warga negara biasa
yang tidak ingin bangsa ini semakin hancur lebur oleh politikus-politikus
yang ulahnya seperti tikus.
Saya perhatikan tampaknya justru para pendukung PLTN ini yang memiliki
kepentingan politis.
Dan untuk
Teman-teman FPK,
Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Pertama-tama, sebelum saya
di-TANYA KENAPA-kan, ada sedikit kesalahan teknis pada posting surat saya
khususnya yang membahas tentang PLTN dan pemanasan global. Surat (asli) ke
Presiden SBY tidak ada kesalahan itu. Mohon maaf,
Pak, kalau mau mencapai ketahanan energi, kenapa harus ekspor gas dan
batubara? Jawaban Bapak kok masih nda masuk akal
Setelah peristiwa Vatenfall, Jerman semakin yakin menutup PLTN mereka
On 7/26/07, rudyanto_nebeng [EMAIL PROTECTED] wrote:
Rekan-Rekan FPK,
Mungkin rekan-rekan FPK yang
Benar Pak Dian Abraham,
sambil ngajak diskusi kok sosialisasi jalan terus. Lalu untuk apa diskusi lagi
kalau begitu?
Maju terus pak Dian. Saya mendukung Anda.
Salam
Mulyadi
Dian Abraham [EMAIL PROTECTED] wrote:
Teman-teman FPK,
Ada beberapa hal yang
Presiden tentang Rencana PLTN
Sosialisasi PLTN ke Korsel-Jepang
Teman-teman FPK,
Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan. Pertama-tama, sebelum saya di-TANYA
KENAPA-kan, ada sedikit kesalahan teknis pada posting surat saya khususnya yang
membahas tentang PLTN dan pemanasan global. Surat (asli
iscab:
Minggu lalu, sempat melihat cara mengurangi CO2 di TV Jerman. Ada cara unik,
yaitu membuang CO2 bukan ke atas (ke udara langsung dengan cerobong),
melainkan ke bawah (ke dalam tanah). Menurut prediksi, bisa mengurangi emisi
CO2, pabrik-pabrik antara setengah atau sepertiga. CO2 tersebut
Rekan-Rekan FPK,
Mungkin rekan-rekan FPK yang anti nuklir, masih belum memahami benar
pentingnya KETAHANAN ENERGI dan PEMANASAN GLOBAL. KETAHANAN ENERGI
jelas membutuhkan yang BESAR-BESAR, yang kecil-kecil jadi pelengkap.
Selama mindset mengenai KETAHANAN ENERGI masih belum berubah apalagi
-KOMPAS] Re: Surat Untuk Presiden tentang Rencana PLTN
Sosialisasi PLTN ke Korsel-Jepang
Mbak/Mas Dian,
Mengapa undangan berdiskusi Anda tolak? Bukankah dengan berhadapan
muka lebih mudah menyampaikan pendapat? Kalau Menristeknya masih
sama dengan Menristek yang
Dukungan pada surat Mas Dian dari semua yang kritis dan menolak PLTN. Dalam
berbagai diskusi, sejak belasan tahun yang lalu hing kini, juga di Forum ini,
saudara saudara sebangsa yang gigih mendukung PLTN, tidak memiliki argumen yang
meyakinkan kita untuk menerima kehadiran PLTN di bumi
Mbak/Mas Dian,
Mengapa undangan berdiskusi Anda tolak? Bukankah dengan berhadapan
muka lebih mudah menyampaikan pendapat? Kalau Menristeknya masih
sama dengan Menristek yang jadi member FPK ini, beliau tentunya
sudah siap berbalas pantun dengan Anda.
Andi
--- In
29 matches
Mail list logo