On Mon, Oct 24, 2005 at 04:23:22AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > memang benar kualitas pendidikan itu salah satu indikator. > akan tetapi, saya melihat kualitas pendidikan di Amerika juga tidak > begitu hebat, bahkan cenderung kacau! (untuk bachelor ke bawah) > tapi buktinya tetap sukses tuh.
bukti apa Pak :-) tentu saja pedagogik sebagai satu bidang ilmu juga mengalami perkembangan/inovasi/dlsb. semua tidak mandeg dan jalan di tempat. dan tentu saja tolok ukur di AS akan jauh berbeda dengan tolok ukur di Indonesia. yang saya maksudkan adalah (public) accountability dari perguruan tinggi di Indonesia. Pernah diukur? Gimana hasilnya. Dulu saya pernah dengar ada penelitian yang mendapat dana dari belanda soal ini. Dan kesimpulannya tidak ada satupun PT yang accountable. Sekitar tahun 90-an lah. CMIIW. Perbaikan mutu pendidikan bisa di-drive dari PT. Kalau PT-nya mbepok, ya repot. Guru-guru di tingkat pendidikan lebih bawah kan produk PT juga sebenarnya. Prosedur seleksi yang sekarang barrier to entry mostly duit, bisa jadi pemicu. Misalnya. > sekarang banyak orang di Amerika yang mempertanyakan arah dari > pemerintah Amerika. saya sedang membaca buku "the world is flat" > karangan thomas friedman. Negara yang jelas-jelas lebih makmur saja mulai introspeksi. Yuk kita giatkan pengukuran public accountibility PT-PT di Indonesia. > lah, apa India nggak lebih pusing tuh? India miskinnya *lebih* dari > Indonesia. Justru itu point saya. Mengencingi silicon valley toh bukan solusi buat India (j/k). Kita lihat itu. India akan menjadi seperti cina kalau pengembangan teknologi untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri. Coba deh bayangkan, kalau kebutuhan IT di Indonesia, Cina, India bisa dipenuhi dari dalam negeri sendiri. Siapa sih yang terkencing-kencing? Bisa-bisa BMW di jerman bisa jadi bonus beli kartu perdana he..he.. > jadi jangan kita jadikan permasalahan tersebut sebagai masalah utama. masalah pendidikan? wow .. itu satu-satunya jalan keluar buat negeri ini Pak. Justru itu public accountibility institusi seperti Perguruan tinggi sangat krusial. Justru saya tidak melihatnya sebagai masalah yang harus dibasmi. Tetapi senjata yang harus diperkuat. > kita harus buktikan itu. bahwa kita juga bisa get the job done. kita perjelas aturan mainnya dulu. kerja ya kerja. itu soal lain. > maksudnya rekan kita itu, udah gak jamannya lagi kita cari > kambing hitam gitu. yuk kita maju sama-sama yuk... mempertanyakan itu tidak sama dengan mencari kambing hitam lho Pak :-) kalau mempertanyakan itu dianggap mencari kambing hitam, tidak perlu kayaknya pidato pertanggungjawaban presiden dijadikan upacara protokoler. justru itu, dengan standar accountablility yang jelas, power orang untuk mempertanyakan keberadaan institusi semakin kecil. > > yuk bikin milis baru. groups.or.id masih nganggur tuh .. he..he.. > > wis ah .. over and out :-) > > hi hi hi. komentar saya sih, layanan groups.or.id ini termasuk yang > tidak diseriusi oleh pengurusnya. mungkin itu dulu ya? > harus jadi obsesi dong mas adi. terus saja ditekuni. ini saya mewakili diri saya sendiri lho .. tapi, menurut saya masalahnya bukan itu, kesalahan satu-satunya adalah membawa image bahwa groups.or.id adalah egroups-nya Indonesia. Obsesi saya ada bbrp, tapi intinya bagaimana meningkat sirkulasi data dalam negeri: - menggalakkan PAU - subsidi/insentif buat content provider - komunitas cyber yang bisa diakses secara lokal saya sudah sesekali ngomong soal ini sejak bbrp tahun yang lalu :-) saya sendiri membantu setelah semua berjalan. motivasi tetap sama, keinginan tetap sama, sukur-sukur memicu niat yang lain untuk membuat services yang jauh lebih baik. waktu mendengar ide Pak Onno, terus terang pikiran saya kurang lebih sama dengan hampir sebagian besar peserta milis ini (barangkali he..he..) tetapi idenya sama seperti yang saya pikir sebelumnya. barangkali 10, 20, 100 tahun lagi baru terasa pentingnya, atau tidak sama sekali he..he.. silakan bergabung ke milis [EMAIL PROTECTED] milis servernya sudah siap. cara subscribe kirim mail ke: [EMAIL PROTECTED] plus tentu saja tidak bisa melepaskan masalah-masalah soal mahalnya infrastruktur dalam negeri. tapi, menurut saya, itu bukan masalah tanpa solusi sebenarnya. Salam, P.Y. Adi Prasaja