baskara wrote:
> On 1/8/06, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kenapa tidak mengikuti modelnya India? Bikin sekolah teknik sebanyak -
> > banyaknya, quantity over quality. Memang nantinya ada yang very very bright
> > dan kerja di silicon valley dan engineer - engineer kelas duanya mengisi
> > kekosongan dalam negeri.
>
> India sudah membuat percetakan tenaga IT engineer.
> Filipina juga sudah membuat percetakan tenaga medis dan dokter.
> Indonesia cetak komoditi yang lain? :-)
>
> Sebenarnya di Indonesia sudah ada banyak percetakan tenaga IT engineer
> (atau hanya sekedar web programmer dan desainer?).

Tepaaaaat sekali !!

Itu masalahnya sekarang.

SDM IT di Indonesia memang "fortunately" dan "unfortunately" kebanyakan
berbasis
di Internet/Web,fortunately bagus karena ini bisa bikin industri
kecil,paling gak hidup dari situ."Unfortunately" karena ini kurang
strategis,gak bisa jadi industri besar dimana kemampuan development
atau oursourcing dari luar bisa banyak masuk kedalam.

Kita harus punya ribuan engineer yang di engineernya punya pengalaman
langsung pada bidang: "CRM,ERP,outsourcing,pengembangan rfc/draft,
ASIC,FPGA,VxWorks,Linux Kernel,RTOS,VLSI,verilog,synthesis,JTAG,win
runner" ....etc

Tapi sekarang sudah mendingan,vendor2 seperti SAP dan Cisco sudah mulai
masuk ke universitas.Ini langkah strategis yang baik secara ***long
term***.

> Masalahnya, setelah
> lulus, kerja apa dan di mana? Apa perush. silicon valley pasang iklan
> lowongan di Kompas? Atau perusahaan di Johor Bahru pasang iklan
> lowongan di Jawa Pos? Di mana biasanya mereka pasang iklan? Saya yakin
> di milis ini banyak yang tertarik kalau ada lowongan di perusahaan
> yang sedang "leading".

Lha makanya kan "maunya" ada bhtv ;-) tapi nanti disuruh lihat sejarah
dulu :-) nah political will-nya itu sebenarnya ada di tangan pemerintah
satu sisi dan kita di lain sisi.

Anyway masalahnya udah ratusan tahun diskusi macam begini,daripada
ribet-ribet mending barengan pindah ke cyberjaya,bangalore,stockley
park dan Silicon Valley sebagai "ultimate goal"  (sedikit mengikuti
tulisan GBT).

> Jangankan leading, startup company pun pasti
> mau. :D

Week salah jika mengasumsikan top engineer hanya tertarik di persh
leading dan kemudian startup.

Justru sebaliknya Bos, top engineer biasanya suka "membuat sejarah
baru" dimana startup yang tadinya menghasilkan zero bisa bersaing
dengan persh leading yang sudah ada karena menghasilkan produk yang
lebih keren.

Kalau mau berleha-leha ya cukup join persh/vendor yang sudah settled :)


Carlos

Kirim email ke