Miadear, Pak Ary Setijadi juga Aishadear.

Langsung saja :
Saya ngerti kok makna di moderasi dan di ban.
Saya kebetulan punya kesempatan ikut beberapa milis.
Meskipun ada fasilitas kompi/internet di rumah, mudahlah untuk misalnya setiap 
hari atau setiap saat milisan.
Tapi sampai saat ini saya nggak pernah melakukan itu.
Milisan selalu saya lakukan jika lagi mau [ moodnya bagus]. Paling2 dalam 
kesempatan buka cuma  1 jam-an.
Saya lebih suka lihat TV, baca koran atau komunikasi langsung [ sms-an telepon]

Ada milis X yg sering sekali me moderasi  dan pada akhirnya mem ban.
Tapi kemudian saya diampuni, tapi lama2 saya juga jengkel akhirnya mendingan 
saya kluar saja.
Sampai sekarang ada milis yg saya kenal dengan moderatornya, sering kumpul2, 
tetap saja saya di moderasi.
Misalnya saja komentar atau kiriman tulisan saya baru muncul seminggu, 10 hari 
dan kadang2 ada beberap alinea
yg di hilangkan.
Saya tahu kalo tulisan saya agak sedikit melenceng pasti di moderasi.

Tapi saya terima karena saya tahu misi milis itu apa? Mereka menjaga milis 
tetap amanah artinya tetap sesuai tujuan.
Milis makanan halal misalnya, kalo tiba2 ngomongin yg tidak sesuai ya tentunya 
di cut.

Tapi kalo hal itu mendesak harus juga diketahui saya suka tambahkan 'OOT di 
depan judul nya'
Ini pun tidak membuat moderator bergeming.
Artinya ya begitu ngobrol sudah sampai tahap yg nggak nyambung langsung di 
enyahkan.

Di milis islam milik ulama terkenal begitu juga sampai saat ini saya di 
moderasi.
Saya tahu karena omongan saya selalu kebanyakan bertolak belakang dengan misi 
mereka.
Mereka tahu, kecolongan pertama membuat banyak obrolan yg bernada emosional, 
kemarahan yg tidak sesuai
dengan tujuan milis tersebut.

Akhirnya yg saya lakukan adalah dari mereka ataupun saya melakukan 'manuver 
bergerilya'; saling menjapri dengan banyak e- add :-)
Misalnya saja ngomongin masalah bank syariah, masalah poligami, masalah taaruf, 
boikot produk israel.
Sesuatu yg kelihatannya biasa tapi kadang2 juga memberi pengetahuan lebih 
kepada sifat2 manusianya.

Karena saya sesekali buka milis dan itupun secara acak, maka saya baru tahu 
jika Pak HMNA sering di moderasi :-)
Dulu saya memang tahu ada beberapa yg di moderasi karena suka mengeluarkan 
kata2 yg tidak pantas.
Apakah juga Pak HMNA di moderasi karena mengeluarkan kata2 yg vulgar, tidak 
pantas, menyerang masalah pribadi???

Saya cuma sekedar kritik sebaiknyalah jika ada perbincangan yg sudah sangat 
jauh dari misi WM sejak dini sudah
diperingatkan. Tidak lantas peringatan baru tiba setelah keadaan 'memanas ' :-)

Juga mengenai moderasi atas Pak Jano ko dan RSA saya bahkan taunya dari Pak 
Satriyo.
Kebetulan saya ada urusan pribadi , saya menelpon lantas Pak Satriyo juga 
cerita.

Mengenai  japri antara Pak Satriyo dan Aisha misalnya, saya sih nggak mau 
ikutan campur.
Meskipun akhirnya oleh Aisha di lempar ke milis.   

Terus terang saja bagi saya sih yg namanya 'japri' itu bijaksananya nggak 
bolehlah langsung di lempar ke forum.
Apalagi kalo japrian itu sifatnya ngedumel, protes atas kebijaksanaan milis, 
masalah orang per orang.
Akibatnya yg gak tahu jadi tahu. Akibatnya malahan jadi babaliyut , benang 
kusut.
Timbul persepsi akan pribadi orang per orang.
Karena namanya curhat, pengaduan itu lahir dari akibat ke tidakpuasan.
Jadi ya sebenernya di endapkan dulu, nanti setelahnya mungkin bisa ambil 
action, di jawab atau bahkan diamkan saja.
Seperti misalnya komunikasi saya dengan Hana, saya agak berhati-hati tapi kalo 
hal tersebut merupakan amanah [artinya saya jadi kurir, ya saya lemparlah ke 
forum]

Begitulah biasanya yg saya lakukan terhadap mail2 japri yg nadanya mungkin 
menyerang pribadi, menyerang kebijaksanaan 
orang lain/milis.
Setidaknya hal tersebut bisa jadi tambahan pelajaran bagi saya, bukan masalah 
yg diomongin, tapi : betapa uniknya manusia :-)
-----------------
Lantas juga : Miadear sering menyebut Pak Jano ko itu autis? Tapi saya baru 
baca di bawah ini
Apa sih pengertian autis untuk bahasa gaul? 
Ada member WM perempuan dari Sumatera tempo hari menjapri saya, maaf baru hari 
ini saya sampaikan.
Ia sangat tertekan, tersinggung mengenai kata2 autis. Padahal kayaknya saya gak 
baca yg mana? :-)
Sebab anak laki2nya usia 8 tahun sekarang ini mengalami autis. Autis bukan hal 
yg untuk dijadikan semacam ejekan, katanya.
Meskipun kenyataannya di masyarakat anak2 autis masih mendapat diskriminasi dan 
ada yg dikucilkan oleh ortunya sendiri lantaran malu dan ketidaktahuan 
penanganan.
Menurut saya sebagai awam autis adalah kebanyakan dialami anak2 dan disebut 
secara keseluruhan termasuk juga u yg down syndrome, hiperaktif adalah anak2 
dengan 'kebutuhan khusus'. Sampai sekarang belum ketahuan apa yg menyebabkan.
Jadi saya katakan pada member tersebut, autisnya Mia itu hanya berupa 'sebutan 
bagi orang yg gak nyambung' bukan autis sebenernya :-)
[ Mudah2-an ia juga baca dan tidak marah, karena ia menjapri, maafkan saya ]


Salam maaf,
l.meilany
[Mungkin kali lain kalo mau japrian sebelumnya ditulis dulu FYEO - "for your 
eyes only" jadi nggak di kirim ke milis :-))))]


  ----- Original Message ----- 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 27, 2007 4:47 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Moderasi atas Janoko & RSA


  Moderator WM melakukan tugasnya, kok dibilang 'kesannya nggak 
  demokratis dan otoriter'? Kalau keputusannya kurang tepat, 
  persoalannya kupikir bukan otoriter dan nggak demokratis.

  Ada beberapa milis setiap postingan selalu dimoderasi. Lalu apakah 
  moderator terkesan otoriter atau nggak demokratis? Tapi karena di 
  milis ini moderator nggak punya waktu memoderasi setiap postingan, 
  maka diseleksi saja sekali-kali yang perlu dimoderasi. Artinya, 
  moderator menjalankan tugasnya kalau dianggap perlu. Di milis 
  sekelompok ilmuwan akademisi kelas dunia yang saya ikutin secara 
  pasif, moderator sesekali menutup suatu thread kalo sudah dia anggap 
  berlarut-larut, kepanjangan nggak jelas. 

  Karena moderasi bukan banning. Anggap saja moderasi ini bagian dari 
  character building di milis ini. Kan udah ada buktinya pak HMNA 
  sekarang aman sentosa? Kita bisa berharap Pak Jan dan Pak Sat akan 
  demikian juga, dengan usaha ini. Kita sendiri masing2 nggak boleh 
  menutup mata dengan 'kekerasan atau manipulasi' yang berlangsung di 
  milis. Paling tidak kita bisa mengekpressikan ketidaksenangan kita 
  sesekali, dan bukannya 'dwelling on it'.

  Sejujurnya, saya sebagai pengikut milis nggak mikirin siapa yang akan 
  dimoderasi, walaupun sesekali mengekpressikan ketidaksenangan kepada 
  gaya tertentu, seperti gaya autis Janoko. Mudah saja, postingan 
  Janoko biasanya kulewatin. Postingan pak RSA kebanyakan kulewatin 
  karena emang ngggak cukup waktu baca postingnya yang banyak. Lebih 
  dari itu menurut pandanganku, psikologi keduanya Jan dan RSA, 
  mengimplikasikan mental fundamentalis yang menurut KA mengalami 
  distorsi pemahaman waktu, jadi semacam patologis ahistoris. Pun ini 
  nggak membuatku berpikir mereka kudu dimoderasi, karena setiap kita 
  bisa belajar dari situasi apapun. But you see, sudut pandang saya 
  adalah sebagai anggota milis, bukan sebagai moderator yang punya 
  tugas memperhatikan lalu lintas dan kenyamanan milis - dan ini valid.

  salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asetijadi2004" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > salam mbak Mei,
  > 
  > Baru lihat ada urusan moderasi-moderasi-an nih.
  > 
  > 1. Untuk urusan mas Jan,
  > saya kira saya juga sependapat dengan mbak Mei.
  > Nggak pantas untuk dimoderasi, 
  > walaupun memang melanggar secara etika spt. thread jacking itu.
  > Walaupun mengganggu, ya segitulah kemampuan beliau berdiskusi.
  > Orang dihukum karena berbuat kriminal, bukan karena kejahiliyahan.
  > Jadi IMHO, sebaiknya moderasi untuk mas Jan bisa dicabut.
  > 
  > Untuk mas Jan, sebaiknya sadar dan introspeksi bahwa gaya diskusi 
  > anda (bukan isinya) itu mengganggu diskusi.
  > 
  > 2. Untuk urusan mas satriyo.
  > saya kira sih pantas, karena sudah diingatkan. Saya kira Eyang HMNA 
  > adalah contoh teladan yang baik sekali di sini. Eyang sadar 
  > masalahnya ketika dimoderasi dan memperbaikinya.
  > 
  > Problemnya mas satriyo ini orangnya memang tidak bisa introspeksi.
  > Alih-alih menyadari kesalahannya malah (seperti biasa) mudah sekali 
  > memfitnah ini itu (seperti di email ke mbak Aisha).
  > 
  > 
  > salam
  > Ary
  > 
  > 
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <wpamungk@> 
  > wrote:
  > >
  > > Sekedar curhat :
  > > 
  > > Duluuu saya juga suka merasa terganggu dengan postingan2 yg 
  terasa 
  > > nggak nyambung, menyinggung perasaan meskipun dimaksud oleh si 
  > penulis gak demikian.
  > > Semakin tahun mungkin semakin lebih dewasa dan tentunya sepuh; 
  > bijaksananya menyikapi 
  > > lalulintas mail yg bersliweran tanpa kendali maka saya berusaha 
  > bertenggang rasa, 
  > > tidak ambil peduli untuk mengurangi rasa sakit hati, jengkel.
  > > Lha kan cuma mail saja, apakah suara2 mail bisa mengubah 
  kehidupan 
  > saya, tidaklah yaow.
  > > Begitulah saya menghibur diri :-)
  > > Meskipun kadangkala saya terpicu dan tergoda untuk menanggapi 
  mail, 
  > tapi kadangkala setelahnya 
  > > merasa menyesal. 
  > > 
  > > Sehingga saya seringnya dengan sengaja melewati mail2 yg saya 
  > anggap tidak produktif.
  > > Saya melewati mail2 yg subyeknya tidak menggoda, yg sudah ada 
  > britanya dikoran, misalnya.
  > > Saya tidak mengomentari mail2 yg menurut saya nggak jelas 
  maksudnya 
  > apa, meskipun itu ditujukan ke saya.
  > > Lebih baik saya menjapri, itupun kalo ada waktu.
  > > 
  > > Saya pikir berkaitan dengan WM, setahu saya meski di tatib tidak 
  > dijelaskan detil apa2 saja yg bisa dilakukan 
  > > moderasi [ di milis tetangga yg tertutup ada lebih dari 10 
  > peraturan yg harus ditaati menyangkut etika bermilis].
  > > Sehingga wajar jika suatu opini berkembang kearah yg gak sehat, 
  > lebih banyak caci maki setidaknyalah
  > > para member itu juga bisa koreksi diri.
  > > Tapi kalo nggak dikasih tahu apa saja detil etiketnya ya rada 
  > susah. Karena akan menimbulkan kesan ada pendapat
  > > like and dislike. 
  > > Tata cara berdiskusi yg bagaimana yg bisa diterima oleh sebagian 
  > besar member WM?
  > > Inipun kan belum jelas. Lagipula diskusian yg memanas kebanyakan 
  > tidak menyangkut materi WM, tentang perempuan misalnya. 
  > > Mungkin sebelumnya harus ada semacam warning, jangan sampai 
  > menunggu diskusian memanas lantas di cut.
  > > Di milis tetangga juga demikian ada peringatan dini istilahnya, 
  ada 
  > anjuran untuk hemat bandwidth-kalo emailnya sudah panjang, ndak mau 
  > potong bagian bawah otomatis akan mental.
  > > Kalo subyeknya beberapa kali nggak nyambung dengan obrolan [OOT] 
  > juga dikasih pringatan meskipun diskusinya
  > > tetap santun. 
  > > 
  > > Mengambil masalah Pak Jano ko, saya merasa begitulah gaya bliaw 
  > berdiskusi. Kalo tidak mau berburuk sangka, 
  > > itulah kemampuannya memahami setiap pokok soal di WM. Kita ndak 
  > bisa maksa untuk ikuti gaya diskusi si A si B misalnya.
  > > Milis WM kan mimbar bebas, lha wong ngasih opini saja bisa satu 
  > orang dengan lebih dari satu pribadi, berbeda pula komentarnya.
  > > 
  > > Bagi saya sih sebenernya ya mudah saja, lakukan 'boikot' diri - 
  > tidak usah ditanggapi mail2 yg sudah OOT dan cenderung 
  > > ke tindakan pembunuhan karakter, cacimaki dsb.
  > > Misalnya demikian.
  > > Dan semuanya juga harus berbesar hati, nggak bisa ada 
  > celetukan; 'kok mail saya dicuekin'?
  > > :-)
  > > 
  > > Jadi menurut saya lupakanlah hukuman dengan cara moderasi dan 
  > sejenisnya.
  > > Karena selama tak ada peraturan yg jelas;
  > > tak ada musyawaroh, sidang, angket, polling untuk membahas sapa2 
  > dan apa saja yg patut di moderasi maka 
  > > kesannya kok moderator WM otoriter pisan, tidak demokratis gitu 
  > loh :-D
  > > 
  > > Salam maap
  > > l.meilany
  > > 
  > > ----- Original Message ----- 
  > > From: Dwi W. Soegardi 
  > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > > Sent: Wednesday, July 25, 2007 5:17 PM
  > > Subject: [wanita-muslimah] Moderasi atas Janoko
  > > 
  > > 
  > > On 7/24/07, rsa <efikoe@> wrote:
  > > > Wah nampaknya ada saling tantang ni antara Mia-Janoko dan 
  > moderator-
  > > > Janoko, sehingga terjadi moderasi. Seharian kemarin saya ko 
  ga 
  > lihat
  > > > ada posting dari mas Janoko.
  > > 
  > > Bagi yang merasa "kehilangan" dengan absennya Janoko
  > > berikut ini keterangan moderator.
  > > 
  > > Posting dari Janoko dimoderasi sejak akhir pekan lalu
  > > setelah memperhatikan cara dia berdiskusi sejak kehadirannya di 
  > milis ini.
  > > Jadi bukan dimoderasi setelah ada usulan Mbak Mia.
  > > 
  > > Besar harapan kami agar Janoko "duduk manis di pojok,
  > > memperhatikan yang lain berdiskusi dan dapat belajar cara 
  > berdiskusi yang baik."
  > > Kelakuannya berupa THREAD JACKING --mengalihkan topik,
  > > dan merusak alur diskusi-- sudah tidak dapat ditoleransi.
  > > 
  > > Demikian harap maklum.
  > > 
  > > salam,
  > > DWS
  > > =Moderator
  > > 
  > > 
  > > 
  > > 
  > > [Non-text portions of this message have been removed]
  > >
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke