Saya mencoba menarik hikmah dari silang pendapat soal autis di thread ini dengan membuat telaah berikut ini;
1. Pak Satriyo (rsa/efikoe) meminta Mbak Mia minta maaf karena mbak Mia memakai istilah "gaya autis"nya Janoko. Menurut Pak satriyo, tulisan Mbak Mia tersebut adalah penghinaan terhadap penderita autis. (saya tidak memasukkan alasan pribadi dari Pak Satriyo dan Ibu Ajeng mengenai realita personal masing-masing yang TERNYATA bersentuhan dengan anak-anak autis. Karena ini akan mengarah pada persoalan pribadi.) 2. Mbak Mia menjelaskan bahwa istilah "gaya autis"nya Janoko yang ia tulis adalah suatu eufemisme, atau suatu gaya bahasa untuk menghaluskan suatu kenyataan, yaitu kenyataan dimana Pak Janoko mengalami masalah komunikasi yang nampaknya tidak bisa berkomunikasi secara dua arah melainkan hanya satu arah saja. Fenomena komunikasi satu arah ini adalah fenomena dari penderita autisme. PCMIIW. Dengan kata lain, apa yang dilakukan mbak Mia sama dan sebangun posisinya dengan orang yang berkata "Cintamu itu buta" dimana kata "buta" disini dipakai bukan sebagai penghinaan terhadap orang yang menderita cacat yang "tidak bisa melihat", melainkan mengarah pada fenomena/keadaan yang dianggap "tidak bisa melihat". Nah, semoga pemetaan saya ini ada gunanya buat teman-teman yang berbeda pendapat. Kalo ada salah-salah kata ya harus dimaafkan wong saya tidak merasa sebagai ahli bahasa...:-)). salam, rita --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Susah sekali meminta maaf ya ... atau mungkin dengan label "pelaksana > shalat 5 waktu (walau pernah tanpa penutup aurat)" sudah cukup > sebagai excuse dari meminta maaf? > > Zaenal Maarif juga sama ... pada posisi meminta maaf krn telah > menyakiti hati/perasaan orang(-orang) lain, lepas dari benar tidaknya > apa yang dia bilang tentang orang lain itu ... > > Ga ada ruginya ko minta maaf ... dan jangan segan untuk meminta maaf > untuk kesalahan yang selintas terkesan remeh temeh ... > > salam, > rsa > > PS: anak saya juga ada yang spt anaknya member WM yang japri ke bu > meilany seputar omongan mia ini ... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote: > > > > Temans2, saya pernah bilang 'gaya autisnya' Janoko. Ini adalah > > semacam euphemism, untuk diskusinya yang nggak nyambung. Euphemism > > itu menghaluskan kata/istilah, bukannya ejekan. Kalau pun jadi > > terbaca semacam ejekan, yah itu nggak terhindarkan. > > > > Autis sendiri adalah kondisi lahir, apa adanya, dan itu 'sempurna' > > adanya, sebagai ciptaan Allah. Wa bil khusus, ini penjelasan untuk > > ibu yang menjapri mba Mei, yang ditujukan ke saya. > > > > Balik ke Pak Janoko, istilah autis untuk blio adalah istilah halus > > untuk yang lain. Dulu kan pernah dibahas. Rentetan postingan janoko > > kalau disimak adalah 'semacam kekerasan' akibat nggak mampu ber- > > empati, yang biasanya berbentuk character assasination dan thread > > jacking. > > > > Kita bisa terbebas dari kondisi lack of empathy ini dengan melatih > > diri ketika solat. Apa gunanya kita solat 5 kali sehari kalau itu > > nggak diperuntukkan mencairkan ego kita? Khususnya kepada pak > Janoko, > > dulu pernah saya anjurkan untuk membatasi dari me-reply postingan > > orang, tapi sebaiknya lebih sering menulis buah pikiran sendiri > dulu > > ttg suatu subyek, utk melatih diri sendiri. > > > > salam > > Mia > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" > > <nurbayanti@> wrote: > > > > > > Kata "autis" saat ini memang mulai sering digunakan utk "mengejek" > > > orang. Saya termasuk salah satunya :-) Teman2 suka bilang, saya > ini > > > autis. Kata "autis" dalam konteks ini biasanya merujuk pada orang > yg > > > tidak peduli dng orang lain. Dlm konteks pak jan, mungkin tidak > mau > > > mendengar orang lain dalam berdiskusi. Ini terkait dng etika > > > berdiskusi. Diskusi kan harus 2 arah, yg gak akan jalan kalau > > masing2 > > > pihak tidak SALING "mendengarkan". > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <ko_jano@> wrote: > > > > > > > > Mei : > > > > > > > > Lantas juga : Miadear sering menyebut Pak Jano ko itu autis? > Tapi > > > saya baru baca di bawah ini > > > > Apa sih pengertian autis untuk bahasa gaul? > > > > Ada member WM perempuan dari Sumatera tempo hari menjapri saya, > > > maaf baru hari ini saya sampaikan. > > > > Ia sangat tertekan, tersinggung mengenai kata2 autis. Padahal > > > kayaknya saya gak baca yg mana? :-) > > > > Sebab anak laki2nya usia 8 tahun sekarang ini mengalami autis. > > > Autis bukan hal yg untuk dijadikan semacam ejekan, katanya. > > > > > > >