lupa, karena ulfa dianggap islam sudah dewasa, sudah akil baligh, yah
harusnya negara mendukung pernikahan itu.  juga uu perlindungan anak
harusnya dianulir.  gitu kan bagusnya :P  dengan demikian agama bisa selaras
dengan agama.  lagipula ngapain sih negara sok mengatur kehidupan beragama
masyarakatnya.  harusnya kan yang mengatur MUI,

selain itu, kan 12 tahun sudah dewasa, dia mau kawin sama embah embah usia
85 tahun, juga hak dia kok.  mari kita dukung ulfa.  :p

allahuakbar !!!!
*FPI mode on*






2008/10/29 Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]>

> 1. kalau dalam islam kan 12 tahun dewasa --> sama kayak di uu pornografi
> usia 12 tahun sudah bisa dijerat hukum karena melakukan dan menyebarkan
> pronografi.
>
> 2. kalau dalam hukum sekuler usia dewasa adalah 16 tahun.
>
>
> kesimpulan :
>
> - karena kita semua islam, maka harusnya kita mengakui secara legal ,
> dewasa adalah di usia 12 tahun tersebut.
> - selanjutnya kita makan makan saja, pesta pora
> - buat yang lakui laki silakan kawin rame rame sama anak 12 tahun ... asik
> kan ... :D
>
>
>
>
>
>
>
> 2008/10/29 Trulee Khadija <[EMAIL PROTECTED]>
>
>   Mas Ari, kayaknya gedhek banget sama Syeikh Puji ya.. Semua
>> posting-annya pasti dihubung2kan dengan syeikh itu. Ntar dia batuk2
>> lho diomongin terus.. :)
>>
>> Kalo saya pribadi sih tidak pernah meragukan kebenaran Islam.. Setiap
>> tindakan manusia kelak akan dipertanggung jawabkan.. Mungkin apa yang
>> menurut mas Ari, tindakan tersebut hina dina.. siapa tau di mata
>> Allah.. biasa2 aja.. Hehehe..
>>
>> Lagian syeikh Puji itu kan laki2.. Ya ngga bisa donk tindakannya
>> menikahi gadis di bawah umur dikait2kan dengan feminism..
>> Saya yakin, tanpa dinikahi oleh syeikh itupun, Ulfa mampu mengangkat
>> harkat martabatnya sendiri.. Secara diakan pinter dan sangat
>> berpotensi..
>> Mungkin dengan kecerdasan di atas rata2 ini, kelak Ulfa mampu menjelma
>> menjadi wanita dewasa yg mampu membantu wanita Indonesia utk lebih
>> maju.. Everything is possible, right?
>>
>> Btw, emangnya Ulfa keberatan ngga sih dinikahi syeikh itu? Ada yg tau?
>>
>> Cheers..
>>
>>
>> On 10/29/08, Dwi Soegardi <[EMAIL PROTECTED] <soegardi%40gmail.com>>
>> wrote:
>> > 2008/10/28 Tri Budi Lestyaningsih (Ning) <[EMAIL 
>> > PROTECTED]<ninghdw%40chevron.com>
>> >:
>> >>
>> >> Apakah Rasul pernah memukul isterinya, mas ?
>> >
>> > Tidak pernah mbak.
>> > Beliau seorang feminis.
>> >
>> > Tapi ayat 4:34 itu asbabun nuzulnya adalah sebagai berikut:
>> >
>> > Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Hasan, katanya, "Seorang wanita
>> > datang kepada Nabi saw. mengadukan suaminya karena telah memukulnya,
>> > maka sabda Rasulullah saw., 'Berlaku hukum kisas,' maka Allah pun
>> > menurunkan, 'Kaum lelaki menjadi pemimpin atas kaum wanita...' sampai
>> > akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 34.) Demikianlah wanita itu kembali tanpa
>> > kisas. Ibnu Jarir mengetengahkan pula dari beberapa jalur dari Hasan,
>> > yang pada sebagiannya terdapat bahwa seorang laki-laki Ansar memukul
>> > istrinya, hingga istrinya itu pun datang menuntut kisas. Nabi saw. pun
>> > menitahkan hukum kisas di antara mereka, maka turunlah ayat, "Dan
>> > janganlah kamu mendahului Alquran sebelum diputuskan mewahyukannya
>> > bagimu." (Q.S. Thaha 114) dan turunlah ayat, "Kaum lelaki menjadi
>> > pemimpin kaum wanita..." Dan dikeluarkan pula yang serupa dengan ini
>> > dari Ibnu Juraij dan Saddiy. Ibnu Murdawaih mengetengahkan juga dari
>> > Ali, katanya, "Seorang laki-laki Ansar datang kepada Nabi saw. dengan
>> > membawa istrinya, maka kata istrinya, 'Wahai Rasulullah! Dia ini
>> > memukul saya hingga berbekas pada wajah saya.' Jawab Rasulullah,
>> > 'Tidak boleh ia berbuat demikian', maka Allah swt. pun menurunkan
>> > ayat, 'Kaum lelaki menjadi pemimpin kaum wanita...sampai akhir ayat.'
>> > (Q.S. An-Nisa 34) Maka hadis-hadis ini menjadi saksi, yang
>> > masing-masingnya menguatkan yang lainnya."
>> >
>> > Nah, mengapa Syekh Al-Azhar, Syekh Saudi dan Syekh Turki memfatwakan
>> > "qisas," padahal Nabi ditegur dengan ayat 4:34 yang membenarkan suami
>> > berhak memukul?
>> >
>> > salam,
>> >
>>  
>>
>
>
>
> --
> salam,
> Ari
>



-- 
salam,
Ari


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke