Ini keyakinan ekonom yang lumrah, manusia yang self-interested mengejar 
kepentingan diri, dibebaskan, pada ujungnya akan tercapai kesejahteraan 
bersama. Ada lompatan logika di sini, bagaimana penjumlahan masing2 kepentingan 
diri bisa menghasilkan kesejahteraan bersama?
Bahkan orang seperti Adam Smith sendiri tidak percaya penuh pada apa itu "pasar 
bebas". Pasar tetap selalu mengandaikan yang "non-pasar", dan ini sudah 
keniscayaan. Membaca The Wealth of Nations pastilah memperjelas bahwa Negara 
sangat penting bagi Smith.
Ekonomi yang mereduksi totalitas makna inilah yang menghancurkan. Bagi saya 
pribadi, menelisik sejarah ekonomi, perdagangan berbasis harga dlm mekanisme 
'supply-demand' atau konsumsi yg diagungkan oleh kapitalisme, justru 
mengaburkan makna dan kekayaan tradisi yang kita warisi. Yang diperlukan 
sekarang adalah memikirkan letak ekonomi dalam masyarakat.


salam




________________________________
Dari: Poltak Hotradero <hotrad...@gmail.com>
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 26 Maret, 2009 22:37:46
Topik: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


At 11:33 AM 3/27/2009, you wrote:

>Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
>konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
>contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
>berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
>Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
>dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.

Tujuan akhir dari segala aktivitas ekonomi adalah konsumsi.

Bila tidak ada konsumsi - maka tidak ada yang berproduksi.
Bila tidak ada produksi - maka tidak ada lapangan kerja.
Bila tidak ada lapangan kerja - maka tidak akan ada konsumsi.

dst.

Pasar barang dan jasa terkait sangat erat dengan pasar tenaga kerja.

Saya sering kesal dengan tingkah laku pengguna sepeda motor di Jakarta.

Tetapi jelas bahwa setiap sepeda motor menghidupi sedemikian banyak 
orang. Mulai dari penjaga pompa bensin, penjual suku cadang, tukang 
cuci motor, montir, tukang ganti oli, penjual bensin campur, tukang 
tambal ban, sampai pengemis di jalanan.

Bila memang konsumsi bisa menghidupi sedemikian banyak orang -- lalu 
apa salahnya?
Apakah anda bisa menggantikan ongkos penghidupan sedemikian banyak orang?

>Pengendalian dalam sebuah negara adalah wajib, lha wong dalam 
>komunitas preman aja ada
>pimpinan preman, apalagi dalam sebuah negara, presiden dan/atau kepala
>negara adalah wajib lebih garang dari kepala preman.

Kendali adalah ilusi.

Pengendalian yang paling efektif justru adalah ketika segala sesuatu 
bergerak secara otonom dan independen, tanpa ada pengendalian.





      Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to