--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote:
> Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya 
> subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam 
> 1 hari

Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi memperoleh 
suara pemilih mereka akan mati matian membela pengendara motor dan maklum saja 
barangkali mereka sekarang tidak merasakan susahnya di jalan raya yang makin 
dipenuhi kendaraan bermotor dan makin semrawut. Polisi yang paling pintar pun 
pasti akan pusing tujuh keliling mengatur lalu lintas yang makin semrawut 
dengan makin berjubel jubelnya sepeda motor. Belum lagi tingkat kecelakaan yang 
makin tinggi karena pengendara motor akan mengebut untuk mengejar waktu dengan 
keahliannya selip sana selip sini. Turun dari angkotpun sekarang tidak aman 
karena saya pernah dengar orang baru turun dari angkot langsung dihantam oleh 
motor yang menyelonong dari samping kendaraan.

Mau bukti sederhana? Silahkan anda berhenti di perempatan bekasi di jalan arah 
kalimalang ketika lampu lalulintas berganti dari merah ke hijau. Jika anda 
hitung jumlah helm helm yang melintasi perempatan menuju arah jakarta via 
kalimalang tanggung anda akan pusing. Celakanya jumlah sepeda motor makin 
meningkat dengan sangat pesat. Apalagi kalau ada subsidi silang.Makin runyam 
saja. 

Kirim email ke