Dear mbak Niken, Gimana Farrel sekarang, mbak? Hopefully he's much more better ya.. :)
Nambahin sedikit dari yang sudah di-shared moms lainnya. Untuk home treatment - penanganan demam, common cold, dll - saya harus belajar jadi OBSERVER yang baik untuk semua perilaku anak2 saya selama sakit. Kalau sudah lihat anak demam (tinggi), treatment (parasetamol, ukur suhu, kompres/rendam air hangat, bujuk untuk istirahat/makan/minum) akan saya lakukan sambil kondisikan diri sendiri untuk monitor ketat hasilnya. Sudah banyak info yang bisa dipakai jadi 'manual book' untuk penanganan demam, itu yang saya jadikan patokan sambil tetap observe lagi perkembangan kondisi anak. Rasanya step2 seperti itu sudah 'hapal' banget, tapi pas prakteknya, saya harus berulang kali buka file atau get on-line dengan internet hanya untuk make sure sekaligus menenangkan hati :) Saya pikir 'manual book' penanganan demam tidak sekadar disusun oleh 1-2 orang ahli medis, tapi sudah melewati berbagai research dan bukti medis ilmiah, juga waktu semua informasi dan jurnal kesehatan merujuk pada step2 yang serupa, berarti home-treatment yang dilakukan memang sudah tepat dilakukan. Makanya cukup banyak informasi seperti ini yang selalu menyertakan sub. titel 'kapan harus menghubungi dokter?' dalam artikelnya. Issue lain, 'beda pendapat' dengan orang2 dewasa di rumah waktu menangani anak yang sakit. Makanya saya selalu coba untuk meminimalkan 'konflik' yang mungkin ada dengan sharing dengan orang2 di rumah, tentang informasi2 terbaru yang kebetulan saya tahu pada waktu anak2 justru sedang nggak ada sakit. So far, ini cukup banyak membantu saya untuk lebih tenang dan rasional karena minimal punya teman 'orang dewasa' di rumah yang juga sepaham dengan home-treatment yang sedang dilakukan. Satu lagi, waktu kita hadapin anak yang sedang ngalamin demam - home treatment dan observasi ketat tetap dijalani - dan anak kita lalu recover dan kembali ceria .... saya pribadi ngalamin 'fase' lebih percaya diri untuk siap melakukan hal serupa in case anak mengalami kembali gejala yang mirip next time. Orang bilang 'common cold' itu penyakit yang sering dialamin balita, berarti saya harus stand-by dan berharap lebih PD kalau memang harus deal lagi dengan sakitnya anak2 di lain waktu. Panik? tetep ... apalagi lihat anak sendiri yang sedang nggak berdaya ... tapi karena ada pengalaman dan didukung oleh 'manual book' yang tepat, kadang sangat membantu saya untuk mengurangi derajat kepanikannya :) Anyway, manusiawi sekali kok mbak kalau sekarang sedang ngalamin 'trauma' dengan banyak kasus yang mbak lihat sendiri di UGD/RS. Konsekuensi 'alami' yang mungkin harus dihadapi karena kita ada di lingkungan RS. Setelah ini, saya yakin kita semua bisa jadi orang tua yang terus belajar melakukan penanganan terbaik untuk anak2 kita - waktu mereka 'terpaksa' sakit :) sun sayang buat Farrel, ya mbak :) Sylvia - mum to Jovan, Rena & Aleta 2008/6/17 Niken Ariati <[EMAIL PROTECTED]>: > Dear all.. > Dengan ikut milis BA dan baca2 artikel..saya yang super duper telmi masalah > kesehatan ini, lagi belajar untuk rasional mengobservasi kondisi anak kalo > lagi sakit.. > cuma..pengalaman nungguin farrel di rs selama minggu ini rada-rada bikin > traumatik begini critanya.. > > pengalaman 1 > pas masuk ugd..saya bareng ortu yang anaknya diduga dbd..anaknya gemuk > kelas 2 atau 3 sd, nggak keliatan lemes banget, masuk ugd aja jalan > sendiri, > naik ke tempat tidur sendiri.. > selesai si farrel di infus..anak itu belum bisa juga diinfus mungkin > pembuluh darahnya dah pada pecah..saya langsung masuk kamar duluan..nggak > ngikutin kejadian, besok shubuhnya anak tersebut dah meninggal > ..innalillahi > wa innailaihi rajiun.. > > Pengalaman 2 (Jum'at jam 6.30 pm) > naik lift bareng seorang ibu, mo besuk ponakannya yang pasien baru, > kebetulan satu lantai sama si farrel..ngobrol deh..katanya mo besuk > ponakannya (umur 2 tahun ) yang baru masuk jam 5 sore tadi, panas dan > diare..paginya dah ke dokter, sorenya harus ngamar. Sempet ketemu ibu si > pasien juga..ngobrol2 dikit terus masuk kamar farrel, > Jam 8 pm, ada teriakan histeris dari kamar sebelah. Masya Allah..anak ibu > yang tadi ngobrol sama aku itu meninggal. Umur 2 tahun cewek..montok.. > kata suster, kejang-kejang dan dehidrasi. > > Mulai dari detik itu sekarang aku parno abis..nggak mungkin bisa kayak mbak > intan deh.. > mungkin karena aku bukan orang medis kali ya..ngeliat kejadian kayak gitu > traumanya sampe sekarang. > patokan apa sih yang bisa kita jadikan ukuran kapan kita butuh perawatan > medis? > Semua anak yang aku lihat meningal di rs itu bukan sakit degeneratif.. > semua > karena salah treatment/diagnosa (??) or telat dibawa ke rs..gimana supaya > jadi ortu nggak ceroboh tapi tetap rasional > kalo diare + panas, kondisinya seperti apa yang butuh ke ugd? katanya > selama > anak masih bisa minum, n kencing nggak masalah..is that true? > kalo panas karena dbd anak lemes..tapi kenapa anak yang aku lihat di > ugd..masih bisa jalan sendiri dan nggak keliatan lemes? > > Tolong sharenya dong mbak sylvia,uci, intan, pak dokter..bu dokter.. > everyone.. > <deleted>