Ikutan sharing nich,

Saya wanita yang bekerja (sedari kuliah dulu) dan kalau tetap bekerja tentu
banyak pertimbangan dan konsekuensi yang harus saya hadapi.

Kalau Mbak mau berhenti bekerja, itu ok aja ..... sepanjang Mbak mengerti dan
mampu hadapi konsekuensinya. Dikantor maupun dirumah pasti ada tekanan"
sendiri", tinggal gimana si ibu menghadapinya (pernah dengar lagu ...."hadapilah
dengan senyum" ......)

Bagi saya pribadi,
Apa perbedaan yang sangat antara PRILAKU dikantor dan dirumah. Dan ini kerap
kali jadi kesulitan bagi saya.
Dikantor otak kita harus the first .... (jadi tampil maskulin) dan yang namanya
perasaan harus jadi nomor terakhir (kalau bisa tidak termasuk dalam daftar).
Sedangkan dirumah prilaku kita sebagai istri apalagi sebagai mama dimana hati
kita harus lemah lembut penuh kasih.
Dikantor kalau kita capek bisa duduk sebentar (sesibuk"nya bisalah ke toilet
....sorry) tapi kalau sedang merawat bayi dirumah, mau ke toilet pun kadang kala
tidak bisa.... (bukankah his name is today)

Sebab itu saya sangat salut bagi ibu" yang pernah bekerja (setidaknya dengan
gaji yang bisa hidupin diri sendiri apalagi bisa nabung) kemudian berhenti demi
keluarga.
Oya.... tentu ini tidak berlaku bagi ibu" yang suaminya punya penghasilan jauh
lebih besar dari kebutuhan keluarga.

Mbak pertimbangkanlah matang", bagi diri Mbak dan terlebih bagi si
kecil....perkembangan mental-fisik terlebih rohani-nya.
kalau nanti jadi Ibu RT, selamat dech...... udah punya rencana apa jika jadi Ibu
RT ?

Ok,.....

Gby, mamanya Andrew








>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke