Kalo pengalaman saya, 
Saya tidak pernah menyuruh atau melarang istri saya untuk bekerja dengan
komitmen bahwa suami dan anak-anak tetap menjadi prioritas. Dulu kami
membayar babby sitter untuk menjaga putra kami, tapi seiring jalannya waktu,
terkadang kami menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kami
bahkan tidak menyenangkan atas perlakuan babby sitter terhadap anak kami.
Akhirnya saya meminta istri saya untuk berhenti bekerja, karna kami
beranggapan bahwa sekesal-kesalnya perasaan seorang ibu, dia akan tetap
menjaga anak-anaknya dengan naluri seorang ibu dan sebaik-baiknya seorang
babby sitter dia akan menjaga anak kita karna profesi yang dia jalankan.
tidak ubahnya kita dikantor yang terkadang merasa jenuh dengan apa yang kita
kerjakan.
TIDAK MUDAH untuk mengambil keputusan, terutama MENJALANKAN profesi sebagai
seorang ibu rumah tangga apalagi bagi yang terbiasa bekerja dikantoran. Ada
perasaan terbuang, tidak berguna, kesepian yang terkadang menghinggapi
perasaan istri saya sejak dia berhenti 2 tahun yang lalu. dan terkadang
perasaan itu masih ada walau tidak sesering dulu. Disini SANGAT dibutuhkan
dukungan moril dari suami untuk dapat menyelami dan memahami perasaan istri.
karna dulu sewaktu bekerja istri saya memiliki pergaulan yang cukup baik,
baik untuk masalah pekerjaan atau bukan, dan yang akan lebih terasa adalah
karna dulu dia punya penghasilan sendiri (tidak mengandalkan dan meminta
dari suami). Jadi sekali lagi, support dari suami sangatlah dibutuhkan.
Terkadang kalau lagi ngobrol-ngobrol biasa saya suka ungkapkan rasa terima
kasih dan bahagia saya karna dia mau merelakan sebagian dari kehidupannya
demi mendahulukan keluarga. Terkadang saya mengingatkan bahwa kita
menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Walaupun pada kenyataannya
nanti kita tidak dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita, hanya
diri kitalah yang patut kita sesali tanpa harus menyalahkan orang lain karna
salah mendidik dan menjaga anak kita, memang bagitulah kemampuan kita dalam
menjaga dan memelihara titipan-Nya. Kalau boleh berharap sih, kita dapat
mengembalikan segala titipan-Nya dalam keadaan yang sebaik-baiknya.
Kalau masalah ekonomi sih Alhamdulillah pada saat-saat genting  sekalipun
ada saja rezeki yang Allah berikan, walaupun sekedar pas-pasan untuk
bertahan. Yang pentingkan jangan berhenti untuk Berusaha, Berdoa dan
Tawakal. Insya Allah deh nanti dikasih jalan. 

Sorry nih kepanjangan

¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤øø¤º°`°º¤¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø
[EMAIL PROTECTED]
¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤øø¤º°`°º¤¤º°`°º¤ø,¸¸,ø¤º°`°º¤ø

_________________________________________
The information transmitted is intended only for addressee(s) and may
contain confidential and/or privileged material.  Any review,
retransmission, dissemination or other use of or taking of any action in
reliance upon, this information by any party other than the intended
recipient is prohibited. Unless otherwise specifically stated by the sender,
any documents or views presented are solely those of the sender and do not
constitute official documents or views of PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI). 






>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke