Saya setuju sekali dgn pendapat Mbak Mila
Dan tambah lagi tugas kita mendidik anak utk mengerti bhw ibunya bekerja
bukan hanya utk mengejar karir tapi juga kesuksesan keluarga juga.
Kebetulan ibu saya dulu juga bekerja tapi kami semua jadi bisa mandiri karna
ibu sblm pergi sdh membagi semua pekerjaan rmh kpd kami dan alhamdulillah
semua kami baik abang dan kakak saya semuanya bisa mengerjakan pekerjaan rmh
tangga dan saya merasakan manfaatnya sampai sekarang di rmh saya bisa
mengerjakan tugas dgn ringan dan di luar rmh saya bisa bekerja dgn tenang.
Meskipun pada saat-saat tertentu dulunya saya ingin sekali ibu saya ada pada
saat saya pulang sekolah.  Tapi semua itu dilakukan ibu saya karna beban
hidup yg hrs ditanggung utk kami semua.  Bahkan di saat Bapak saya harus
pensiun kami tdk begitu gentar karna saat itu ibu msh bertugas.  Atas
pengalaman sukses ibu saya maka saya ingin mengulangnya ke keluarga saya
saat ini.
Semoga saya/kita pekerja wanita mampu menjalaninya.  

> -----Original Message-----
> From: Miladinne Inesza L [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 27 May 2002 09:46
> To:   balita anda; [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      Re: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang
> Direktris
> 
> Seringkali pandangan masyarakat sangat tidak berpihak kepada kita sebagai
> ibu. Lucu ya, padahal kita yang merasakan beratnya mengandung 9 bulan,
> kita
> juga yang merasakan sakitnya melahirkan, kita juga cari uang untuk makan
> anak kita, dan kita juga yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjaga
> dan merawat anak kita sebaik mungkin dan pada saat yang sama kita juga
> dituntut untuk perform di pekerjaan kita karena kalau kita nggak perform
> balik2 dampaknya ke keluarga juga, ya kan kalau gaji nggak naik2 juga
> dampaknya ke keluarga bukan?
> 
> Tidak ada yang bisa merasakan betapa pedih dan sakitnya hati kita kalau di
> rumah anak kita sakit sementara kita sedang bekerja di kantor. Tidak ada
> juga yang bisa merasakan betapa kita harus 'tebal muka' untuk maksa cuti
> ke
> kantor kalau anak sakit padahal di kantor kerjaan lagi bertumpuk. Tidak
> ada
> juga yang bisa merasakan sedihnya kita melihat ekspresi wajah anak yang
> sedih atau marah waktu kita tinggal bekerja. Toh tidak banyak juga yang
> percaya kalau kita bilang bahwa kalau bisa memilih, kita akan pilih
> tinggal
> di rumah merawat anak daripada bekerja.
> 
> Dan tetap kalau ada apa-apa sama anak, kita yang disalahkan. Jarang yang
> mengerti atau bahkan mau tahu bahwa kalau ada apa-apa sama anak, ibunyalah
> yang paling hancur dibuatnya.Lalu kalau sudah begitu, omongan yang paling
> sering terdengar adalah, "Itulah susahnya jadi perempuan"
> 
> Hmmh, capek ya lihat kenyataan seperti ini........
> 
> Maaf nih jadi curhat,
> Mila.
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Misty A. Maitimoe" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, May 27, 2002 8:43 AM
> Subject: RE: [balita-anda] Fw: Fw: Mahalnya sebuah karir seorang Direktris
> 
> 
> > Pendapat yang lebih realistis niiiih.....
> >
> > Anak adalah tanggung jawab kedua orang tua, bukan cuma ibunya aja
> > tokh....????
> >
> > M
> >
> 
> 
> 
> 
> >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
> http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 


>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke