Sorry mbak, kan g dah tulis itu kata org cina yg bener2 sok nasionalis yg idup 
di indo dengan damai n tentrem ga pernah alami yg seperti kita alami. Ga 
percaya banyak org seperti itu? Coba aja cek diberbagai milis cina sok 
nasionalis. Yg lbih dr itu pun banyak kok.
-----Original Message-----
From: tanita herlina <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Wed, 3 Dec 2008 17:15:33 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta


Yth. Agung,

Saya hanya membagi pengalaman saya pribadi, sesuai dengan email dari Bp. Yan 
(dimana dalam email itu diminta untuk share pengalaman pribadi). Kalau Anda 
merasa berkeberatan, atau tidak memiliki pengalaman seperti itu, ya sudah, 
tidak ada masalah kan?  

Saya coba kutip kalimat Anda pada email dibawah:
"tolong yah tenglang2 jgn menyebarkan fitnah yg meresahkan yg bakal
menyebabkan kejadian 98 terulang lagi ( eh emang ada apaan yah taon 98?
Cuma maen kembang api bareng n bersih2 rumah dr para parasit aja kan)"

Kalau memang tahun 1998 hanya ada kejadian main kembang api dan bersih2 rumah 
dari parasit, kenapa Anda menggunakan kata2 "kejadian 98 terulang lagi"? Toh 
kegiatan main kembang api (mainan anak2 yang menyenangkan) dan bersih2 parasit 
(menjaga kebersihan adalah hal yang baik), adalah kegiatan yang menyenangkan, 
dan harusnya tidak perlu diliput oleh wartawan dalam dan luar negeri, serta 
tidak perlu melibatkan polisi atau aparat keamanan apapun untuk menertibkannya 
toh? Lha wong itu kegiatan baik (main kembang api dan bebersih rumah dari 
parasit) dan tidak meresahkan kok...

Salam,
Lina






________________________________
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 3, 2008 10:18:19 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta


Ah itu prasangka buruk lo pada aja, katanya org cina yg bener2 nasionalis n 
membaur mah gak bakal dibegituin, ga ada tuh yg begituan, itu cuma karena lo 
pada kurang membaur aja, maunya eklucif aje, diem dirumah ga kenal tetangga, 
ada baksos dll ga pernah ikut, klo siskamling cuma sumbang duit doank, coba 
liat tuh cina2 yg membaur n nasionalis gak bakal kena begitu, ga ada tuh 
diskriminasi n niat jelek dr pribumi, mereka cuma pengen bercanda doank, tolong 
yah tenglang2 jgn menyebarkan fitnah yg meresahkan yg bakal menyebabkan 
kejadian 98 terulang lagi ( eh emang ada apaan yah taon 98? Cuma maen kembang 
api bareng n bersih2 rumah dr para parasit aja kan) 
Ps: itu kata beberapa tokoh cina yang anti diskriminasi n sangat nasionalis lho 
bukan kata g, klo g mah nyasar salah jalan aja pernah ditimpukin batu. Jgn2 g 
bkn diindo yah waktu itu, jd bingung dah. 
________________________________
From:  tanita herlina 
Date: Tue, 2 Dec 2008 20:47:22 -0800 (PST)
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong  Babi Buta

Hehehehe, saya juga punya pengalaman seperti ini waktu SD dulu. Setiap pulang 
sekolah selalu dinyanyikan lagu, syairnya begini:

Cina loreng, makan babi sekaleng
Nggak habis gw tempeleng

 lagu itu masih saya ingat dengan jelas, dan sampai sekarang, kalau bertemu 
dengan orang2 yang dahulu menyanyikan lagu itu, saya jadi senyum2 sendiri dalam 
hati.

Aneh ya, kenapa lagu itu cuma buat orang keturunan Tionghoa, padahal yang makan 
daging babi kan bukan cuma keturunan Tionghoa saja. Bahkan banyak Tionghoa yang 
memeluk agama Islam yang sama  sekali tidak tau bau apalagi rasa, ataupun 
memakan olahan dari daging babi (tidak ada maksud sara, hanya mencoba berpikir 
kritis).

Kalau untuk penanggulangan, saya rasa sampai saat ini belum ada ya Pak Yan, 
tetapi mungkin (ini mungkin lho ya...) anak2 yang bersekolah di sekolah 
internasional/ swasta umum tidak merasakan hal2 seperti ini (karena siswanya 
berasal dari berbagai negara/suku dan agama, dan perbedaan bentuk fisik sudah 
menjadi hal yang wajar). 

Tapi jujur, saya tidak pernah membenci, apalagi sakit hati dengan lagu itu. 
Malahan lagu itu saya jadikan pemacu untuk berprestasi lebih baik (walaupun 
belum jadi yang terbaik).

Salam
Lina




________________________________
From: Yan Widjaja <yan_widjaya@ yahoo.com. sg>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, December 3, 2008 11:23:34 AM
Subject: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta




Hang-Liong & Babi Buta 
  
Kamsia Tan Lookay atas guyonan sambutannya. Tapi sebenarnya yang tersirat dalam 
naskah tersebut adalah secuil kenangan masa kecil  - yang bukan tak mungkin 
juga dialami Lookay atau teman-teman lain. 
   Sebuah tulisan tak mungkin ujug-ujug nongol begitu saja,  pasti ada 
musababnya, begitu pun dengan ide itu. Muasalnya begini, minggu lalu cayhe 
sempat menonton sebuah film Indonesiaterbaru di Taman Ismail Marzuki, Cikini. 
Judulnya, “Babi Buta yang Ingin Terbang”, disutradarai  anak muda bernama 
Edwin. Dibintangi antara lain oleh Ladya Cheryl, Pong Hardjatmo, Andara Early, 
dan Joko Anwar. Terselip latar  belakang kerusuhan biadab Mei 1998. 
   Ternyata di antara para undangan terlihat banyak Ncek-ncek dan Ncim-ncim 
yang antre untuk menontonnya. Padahal ini bukan film biasa, dalam arti sebuah 
kreasi art yang absurd dan sangat dalam artinya. Rasanya dari seratus orang 
penonton, dijamin seratus orang itu takkan memahami sama sekali. Mungkin dalam 
selaksa penonton baru seorang yang mampu. Terus terang cayhe sendiri bukan 
termasuk orang yang mengerti apa sebenarnya pesan dan maksud Edwin, cuma 
sekadar meraba-raba belaka … 
    Tidak apa-apa, karena yang ingin cayhe sampaikan, ada satu adegan kecil 
dalam film Babi Buta tersebut.  Begini, ceritanya suatu siang di Surabaya, dua  
anak SD pulang sekolah, satu lelaki satu perempuan. Di sebuah lorong sepi, tiga 
anak mencegat, lalu mulai memukuli si bocah sambil memaki, “Cino, Cino!” 
     Jelas bocah keturunan Tionghoa itu tak pernah melakukan kesalahan apa-apa 
pada para pengeroyoknya. Tapi ia mandah saja digebuki begitu! 
    Nah, adegan itulah yang bikin cayhe terkenang pada hopeng Ung yang pernah 
dehem-dehem ketika cayhe semasa bocah dikepung empat anak yang sama sekali tak 
cayhe kenal. 
    Pengalaman serupa pernah terjadi pada sutradara handal Loocianpwe Teguh 
Karya yang bernama asli Steve Lim Tjoan Hock. Ketika kecil dan dicaci, “Cina 
lu, Cina lu!”, ia berani balas mengumpat, misalnya,  “Batak lu!” atau “Jawa 
lu!”, begitu ceritanya pada cayhe. 
   Bahkan biduan legendaris Chrisye pun mengalami hal sama,  di-Cina-Cinakan 
sambil disambit batu. Tentu saja  waktu itu ia masih kecil, dan yang 
dilakukannya hanyalah lari pulang ke rumah sambil menangis … 
   Nah, mungkin ada yang punya pengalaman mirip serta punya  kiat 
penanggulangan selain mengandalkan ginkang Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping? 
Soja.
--- On Wed, 3/12/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping!





  

________________________________
 Get your preferred Email name!  
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.
    


      

Kirim email ke