Arti dari kata MANUSIA yaitu makhluk yang berbudi, beraklak, berbudaya & 
sosial, dimana nilainya lebih tinggi dibandingan makhluk-makhluk lain 
(binatang).
 
Apalagi kita semua yang mengikuti milis budaya TIONGHUA disini kan sudah 
mengenyam pendidikan berarti kita mengerti aturan.
Rumah ada aturan untuk anggota keluarganya & masing2x anggota harus memegang 
komitmennya atas aturan yang ada.
Lingkungan tempat tinggal kita, kantor, negara juga ada aturannya.
 
Kalau ada teman yang menolong kita saat susah, jika suatu hari teman tersebut 
sedang susah kita pun harus balik menolongnya, itu yang disebut balas budi.
 
Tapi Saya sendiri malu sebagai salah satu rakyat INDONESIA, kenapa?
KEJADIAN '98 bisa dikatakan sebagai kejadian yang memalukan, karena terjadi 
secara serempak diseluruh INDONESIA, jadi bisa dikatakan sebagai negara yang 
murtat tidak beradab, tidak berbudaya, tidak berbudi (tidak sesuai dengan 
pengertian dari MANUSIA itu sendiri bahkan nilainya lebih rendah dari 
makhluk-makhluk lainnya/binatang)
 
Kita semua sekolah & ada pelajaran PSPB apa yang kita pelajari dari bangsa ini?
PSPB mengajarkan untuk menelaah kejadian-kejadian yang lalu supaya tidak 
terulang kembali, bukan berisi kisah-kisah dari para PAHLAWAN kita yang ada 
diseluruh INDONESIA.
Tujuan SEJARAH : Mencatat, mempelajari & menelaah kejadian-kejadian yang lalu 
supaya tidak terulang kembali.
Tapi yang terjadi di INDONESIA selalu berulang secara terus menerus terlihat 
seperti ada POLA nya.
Kita lihat perjuangan para PAHLAWAN yang akhirnya kandas (berujung kematian), 
itu semua terjadi karena ada PENGHIANAT dari anggotanya sendiri (itulah yang 
terjadi di INDONESIA, seperti judul lagunya itulah INDONESIA)
Orang2x tionghoa pun banyak yang ikut andil berjuang melawan penjajahan, tapi 
kenyataannya!!!
 
Satu hal kalau kita berpendidikan tinggi maka kita punya wawasan / pandangan 
pun akan luas (mengerti mana yang benar & yang salah), tidak berpikiran sempit 
seperti Bung Agoeng
 


--- On Wed, 12/3/08, tanita herlina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: tanita herlina <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, December 3, 2008, 5:22 PM








O iya, kalau ada tanggapan, kita via japri aja ya Mas Agung, karena nggak ini 
udah nggak berhubungan dengan budaya Tionghoa, saya takut di banned sama Om 
moderator.

Salam,
Lina





From: "agoeng_set@ yahoo.com" <[EMAIL PROTECTED] com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, December 3, 2008 10:18:19 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta



Ah itu prasangka buruk lo pada aja, katanya org cina yg bener2 nasionalis n 
membaur mah gak bakal dibegituin, ga ada tuh yg begituan, itu cuma karena lo 
pada kurang membaur aja, maunya eklucif aje, diem dirumah ga kenal tetangga, 
ada baksos dll ga pernah ikut, klo siskamling cuma sumbang duit doank, coba 
liat tuh cina2 yg membaur n nasionalis gak bakal kena begitu, ga ada tuh 
diskriminasi n niat jelek dr pribumi, mereka cuma pengen bercanda doank, tolong 
yah tenglang2 jgn menyebarkan fitnah yg meresahkan yg bakal menyebabkan 
kejadian 98 terulang lagi ( eh emang ada apaan yah taon 98? Cuma maen kembang 
api bareng n bersih2 rumah dr para parasit aja kan) 
Ps: itu kata beberapa tokoh cina yang anti diskriminasi n sangat nasionalis lho 
bukan kata g, klo g mah nyasar salah jalan aja pernah ditimpukin batu. Jgn2 g 
bkn diindo yah waktu itu, jd bingung dah. 


From: tanita herlina 
Date: Tue, 2 Dec 2008 20:47:22 -0800 (PST)
To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong Babi Buta





Hehehehe, saya juga punya pengalaman seperti ini waktu SD dulu. Setiap pulang 
sekolah selalu dinyanyikan lagu, syairnya begini:

Cina loreng, makan babi sekaleng
Nggak habis gw tempeleng

 lagu itu masih saya ingat dengan jelas, dan sampai sekarang, kalau bertemu 
dengan orang2 yang dahulu menyanyikan lagu itu, saya jadi senyum2 sendiri dalam 
hati.

Aneh ya, kenapa lagu itu cuma buat orang keturunan Tionghoa, padahal yang makan 
daging babi kan bukan cuma keturunan Tionghoa saja. Bahkan banyak Tionghoa yang 
memeluk agama Islam yang sama sekali tidak tau bau apalagi rasa, ataupun 
memakan olahan dari daging babi (tidak ada maksud sara, hanya mencoba berpikir 
kritis).

Kalau untuk penanggulangan, saya rasa sampai saat ini belum ada ya Pak Yan, 
tetapi mungkin (ini mungkin lho ya...) anak2 yang bersekolah di sekolah 
internasional/ swasta umum tidak merasakan hal2 seperti ini (karena siswanya 
berasal dari berbagai negara/suku dan agama, dan perbedaan bentuk fisik sudah 
menjadi hal yang wajar). 

Tapi jujur, saya tidak pernah membenci, apalagi sakit hati dengan lagu itu. 
Malahan lagu itu saya jadikan pemacu untuk berprestasi lebih baik (walaupun 
belum jadi yang terbaik).

Salam
Lina





From: Yan Widjaja <yan_widjaya@ yahoo.com. sg>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, December 3, 2008 11:23:34 AM
Subject: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta









Hang-Liong & Babi Buta 
  
Kamsia Tan Lookay atas guyonan sambutannya. Tapi sebenarnya yang tersirat dalam 
naskah tersebut adalah secuil kenangan masa kecil  - yang bukan tak mungkin 
juga dialami Lookay atau teman-teman lain. 
   Sebuah tulisan tak mungkin ujug-ujug nongol begitu saja,  pasti ada 
musababnya, begitu pun dengan ide itu. Muasalnya begini, minggu lalu cayhe 
sempat menonton sebuah film Indonesia terbaru di Taman Ismail Marzuki, Cikini. 
Judulnya, “Babi Buta yang Ingin Terbang”, disutradarai  anak muda bernama 
Edwin. Dibintangi antara lain oleh Ladya Cheryl, Pong Hardjatmo, Andara Early, 
dan Joko Anwar. Terselip latar belakang kerusuhan biadab Mei 1998. 
   Ternyata di antara para undangan terlihat banyak Ncek-ncek dan Ncim-ncim 
yang antre untuk menontonnya. Padahal ini bukan film biasa, dalam arti sebuah 
kreasi art yang absurd dan sangat dalam artinya. Rasanya dari seratus orang 
penonton, dijamin seratus orang itu takkan memahami sama sekali. Mungkin dalam 
selaksa penonton baru seorang yang mampu. Terus terang cayhe sendiri bukan 
termasuk orang yang mengerti apa sebenarnya pesan dan maksud Edwin, cuma 
sekadar meraba-raba belaka … 
    Tidak apa-apa, karena yang ingin cayhe sampaikan, ada satu adegan kecil 
dalam film Babi Buta tersebut.  Begini, ceritanya suatu siang di Surabaya, dua  
anak SD pulang sekolah, satu lelaki satu perempuan. Di sebuah lorong sepi, tiga 
anak mencegat, lalu mulai memukuli si bocah sambil memaki, “Cino, Cino!” 
     Jelas bocah keturunan Tionghoa itu tak pernah melakukan kesalahan apa-apa 
pada para pengeroyoknya. Tapi ia mandah saja digebuki begitu! 
    Nah, adegan itulah yang bikin cayhe terkenang pada hopeng Ung yang pernah 
dehem-dehem ketika cayhe semasa bocah dikepung empat anak yang sama sekali tak 
cayhe kenal. 
    Pengalaman serupa pernah terjadi pada sutradara handal Loocianpwe Teguh 
Karya yang bernama asli Steve Lim Tjoan Hock. Ketika kecil dan dicaci, “Cina 
lu, Cina lu!”, ia berani balas mengumpat, misalnya,  “Batak lu!” atau “Jawa 
lu!”, begitu ceritanya pada cayhe. 
   Bahkan biduan legendaris Chrisye pun mengalami hal sama,  di-Cina-Cinakan 
sambil disambit batu. Tentu saja  waktu itu ia masih kecil, dan yang 
dilakukannya hanyalah lari pulang ke rumah sambil menangis … 
   Nah, mungkin ada yang punya pengalaman mirip serta 
punya  kiat penanggulangan selain mengandalkan ginkang Hang-Liong-Si- 
Pat-Ku-Ping? 
Soja.
--- On Wed, 3/12/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping!









 


Get your preferred Email name! 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.


 














      

Kirim email ke