Orang tionghoa yang jenderal, laksamana dan marsekal di TNI sudah banyak.

Saya sendiri tahu 4-5 orang dari mereka itu, dan 3 orang di antaranya saya 
kenal pribadi.

Di antara yang saya kenal pribadi itu, 2 sudah meninggal, termasuk alm. John 
Lie, dan keduanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata.

Wasalam.

=======================

  ----- Original Message ----- 
  From: Nasir Tan 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, October 14, 2009 11:50 PM
  Subject: Re: John Lie (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak 
Pantas Digunakan?)


    Oic.....brarti wa keliru soal agama dia. Saya salah info, soalnya yang 
ngasih tau tentang agama dia itu adalah yunior dia di Angkatan Laut ( 
berpangkat Mayor purn). Dia Tenglang asli juga dan pernah berdinas di TNI-AL.  
Mmm..dia kelahiran Manado sih yah..jadi Agama Kristen Protestan kayak umumnya 
Orang2 Manado. Jarang anak-anak Tenglang yang tahu kalo ada Tionghoa yang 
pernah berjawa hingga menyandang gelar laksamana. Gak usah jauh2, tetangga wa 
di Tomang aja dulu bole dihitung ama jari yang kenal ama  John Lee. Malah 
mereka bilang gini : mmm...kalo udah masuk polisi/tentara bukan Tionghoa lagi 
tapi udah "huana"<<< yang ngomong gini Tenglang yang udah umur 
40-an...hehehehe, gimana kalo yang 30-an yak? Belum lagi kalo Tenglang yang 
tidak terpelajar/kurang tau masalah sosial, malah dikira kita menga-ada masa 
ada Tenglang jadi tentara?? Dijebalasin ampe kita mati aja dia gak percaya. 
Saya dah pernah ketemu tenglang yang kayak begitu, tapi yah masih untung saya 
gak jantungan..soalnya dia sama sekali gak percaya kalo ada Tenglang yang jadi 
tentara.  Nah lho..


        salam,


        NT

        --- On Wed, 10/14/09, pozz...@yahoo.com <pozz...@yahoo.com> wrote:


          From: pozz...@yahoo.com <pozz...@yahoo.com>
          Subject: Re: John Lie (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' 
Tidak Pantas Digunakan?)
          To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
          Date: Wednesday, October 14, 2009, 11:15 AM


            
          Nah tuh, satu bukti sejarah.
          John Lee salah satu pelakon (sebagai objek penderita) termasuk di 
alur skenario si sutradara kerdil :D

          Btw untuk kasus "cabo" sepertinya masih lebih berat untuk dijernihkan 
saat ini, meskipun sudah dibantu/dibuatkan filmnya oleh saudara2 kita yg action 
dengan kreativitasnya :))

          Bagaimana pendapat Uly cabo? :)

          Poz 
          Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
Teruuusss... !

----------------------------------------------------------------------

          From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo. net.id> 
          Date: Wed, 14 Oct 2009 21:24:09 +0700
          To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com>
          Subject: John Lie (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' 
Tidak Pantas Digunakan?)


            
          ----- Original Message ----- 
          From: Nasir Tan 
          To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
          Sent: Wednesday, October 14, 2009 11:32 AM
          Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas 
Digunakan?

          > Laksamana (Jenderal TNI - Angkatan Laut ) John Lee
          > ( Tenglang Asli dan Katolik).

          ------------ --------- --------- --------- --------- -----

          Alm. Laksamana Muda TNI Purn. Jahja Daniel Dharma (John Lie), 
kebetulan bukan Katolik, melainkan Protestan.
          Sejak masih berdinas aktif alm. sangat taat dalam agamanya itu, dan 
sesudah purnawira dari TNI alm. resmi menjadi pendeta.

          Tentang etnisnya, Laksda. John Lie lebih sering menyebut dirinya 
sebagai kawanua (orang Minahasa) daripada tionghoa, apalagi tenglang.
          Walaupun tentunya tidak menghapus fakta bahwa alm. lahir di suatu 
keluarga tionghoa, yang malahan menganut agama Buddha, bukan Kristen.

          Tentang kepahlawanannya, Laksda. Jahja Daniel Dharma, yang meninggal 
tahun 1998 dalam umur 87 tahun (lahir 1911), tiga tahun sebelumnya (1995) telah 
dianugerahi bintang kepahlawanan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden 
Soeharto.

          Wasalam.

          ============ ========= ========= =

            ----- Original Message ----- 
            From: Nasir Tan 
            To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
            Sent: Wednesday, October 14, 2009 11:32 AM
            Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas 
Digunakan?


              
                  Pendapat Bung Paulus ini bagus, dan ini yang terjadi di 
Negara Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, Philipin dan lain-lainnya. 
Mereka tidak mau disebut itu karena mereka merasa benar2 sudah Bangsa Vietnam, 
Thailand dan lainnya. Orang Indonesia, sudah banyak yang berpendapat seperti 
ini sebenarnya. 
                  Wa ada kenalan namanya di Aussi, suatu ketika ke Beijing. 
Ketika dia dia diajak bicara Mandarin ama orang sono katanya dia gak bisa 
Mandarin. Trus Orang yang diajak bicara heran dan bilang gini : 
mmmm....tampangnya kayak Chinese tapi koq gak bisa Bahasa Mandarin ya..? Trus 
kata teman wa itu, emang iya saya kan Orang Indonesia tauukkk, bukan Orang 
China...sambil sedikit ketegangan antara dia dengan lawan bicaranya..hehehe. 
Kamaren dia sms wa dia cerita kembali pengalamannya di Beijing.
                  Untuk Uly...wa bukan orang Medan tapi di Semanan Jakarta. 
Cuma emang tetangga ama Orang Medan...mungkin itu sebabnya dia nanya wa seperti 
itu...hehehe, maksa ya..?
                  Kalo soal wakil rakyat di DPR, dari dulu juga pernah ada 
misalnya H.Abdul Karim Oei ( Tenglang Asli dan Muslim ) pernah jadi anggota 
legislatif mewakilki Sumatera Barat. Trus kalo di militer Orang Indonesia 
pernah diwakili sama Laksamana ( Jenderal TNI - Angkatan Laut ) John Lee ( 
Tenglang Asli dan Katolik ) dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya Orang Tenglang 
juga dah biasa di legislatif, militer dan lain-lain tinggal kita 
lanjutkan..hehehe. .


                  salam,


                  Nasir Tan




                  --- On Tue, 10/13/09, ulysee_me2 <ulysee_...@yahoo. com.sg> 
wrote:


                    From: ulysee_me2 <ulysee_...@yahoo. com.sg>
                    Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak 
Pantas Digunakan?
                    To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
                    Date: Tuesday, October 13, 2009, 9:35 PM


                      

                    Menarik. 
                    Ini baru pendapat yang lain dari yang lain. Belon pernah 
dengar sebelumnya, 

                    soalnya banyakan khan yang ngotot di sebut tionghoa, atau 
yang ngotot nggak perlu masalahin istilah
                    (ada juga yang ngotot disebut cina, tapi gue baru nemu 
satu, itu pun di milis tetangga, hahaha)

                    Pendapat baru, 
                    baru pendapat nih. 

                    --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri 
<ptan...@... > wrote:
                    >
                    > Permisi..Gak pernah ikutan ribut disini. Sekali-sekali 
ikutan boleh yah.
                    > Saya gak suka dipanggil CINA, CHINA, ataupun TIONGHOA. 
Bukan karena merasa
                    > dihina, tapi saya merasa tidak diterima sebagai sesama 
Warga Negara
                    > Indonesia.
                    > Mengapa begitu ? bukankah orang padang juga dipanggila 
PADANG, orang bugis
                    > dipanggil BUGIS, dan orang medan, sunda atau jawa juga 
banyak dipanggil
                    > dengan MEDAN, SUNDA dan atau JAWA.
                    > Secara sederhana saja, Padang, Bugis, Medan, Sunda dan 
Jawa adalah wilayah
                    > di dalam negara Indonesia. Saya lebih suka dipanggil 
Bangka, atau Medan atau
                    > kadang ada yang salah dikira dari Menado.
                    > 
                    > Sedangkan CINA, CHINA, atau TIONGHOA bukanlah wilayah di 
dalam negara
                    > Indonesia. Jadi secara tidak langsung saya merasa tidak 
dianggap sebagai
                    > WNI. Tapi seakan masih dianggap orang luar, orang asing, 
bukan saudara
                    > sebangsa. Dan saya sangat amat tidak nyaman dengan itu.
                    > 
                    > Itu saja.
                    > Lanjutkan..
                    > 
                    > 
                    > Regards,
                    > Paulus T.
                    > 
                    > 2009/10/8 ANDREAS MIHARDJA <mihar...@.. .>
                    > 
                    > >
                    > >
                    > > Sebelum kita mulai memberikan kritik kepada lain suku 
yg mempergunakan
                    > > istilah cina sebagai istilah menghina - Silahkan 
analisa sendiri tradisi dan
                    > > kebudyaan dari mereka yg merupakan suku keturunan dari 
negara China.
                    > >
                    > > Didalam pembicaraan se-hari? mereka pd umumnya memakai 
istilah "kuei" utk
                    > > semua bangsa atau suku yg tidak termasuk suku Han. 
Orang ket. benua Africa
                    > > didalam istilah chinese disebut Hei-kuei. Untuk mereka 
yg merupakan pribumi
                    > > indonesia mereka memakai istilah yinni-kuei, utk yg 
dari Malaysia -
                    > > malay-kuei. Mereka yg asal dari Europa disebut 
pai-kuei. Penduduk dari HK
                    > > dan Macau dan juga dari PRC dan ROC semua jikalau 
berbicara diluar negara
                    > > mereka - umpnya diEU atau US selalu memakai istilah 
Fan-kuei jikalau
                    > > membicarakan non-chinese.
                    > > Jikalau ada yin pasti ada yang inilah filsafat Dao.
                    > > Memang yg sudah berpendidikan dan yg sudah tinggal lama 
diluar China mereka
                    > > sudah merubah dgn mempergnakan istilah "ren" utk 
non-chinese ----
                    > >
                    > > Tetapi apakah yg disebut keturunan diIndonesia sekarang 
sudah berubah.
                    > > Apakah kalian sekarang memakai istilah Sunda-ren atau 
masih memakai
                    > > Sunda-kuei. Apakah kalian masih memakai istiah Hua-na 
utk penduduk Indonesia
                    > > atau sudah berpendapat kalian sendiri adalah Huana. 
Jikalau kalian masih
                    > > tetap tidak menghormati sesama bangsa - mana mungkin 
kalian akan dpt
                    > > dihormati kembali.
                    > > Jikalau yg ket baba atau peranakan chinese hidup diluar 
Indonesia ump.nya
                    > > diUS atau di EU - kalian oleh Huachiao disana tidak 
dianggap sebagai chinese
                    > > sama sekali. Kalian dianggap sebagai Yinnikuei, atau 
Malaykuei. Meskipun
                    > > kalian tetap memakai nama keluarga asal chinese - 
tetapi kalian tidak mampu
                    > > pakai chinese, cantonese etc -tradisi sudah 100% 
indonesia. - Mungkin
                    > > keadaan agak lebih open di Nederland [negara belanda] 
tetapi diluar negara
                    > > ini, inilah reality. Contohnya yg tegas - chinese dari 
Vietnam - dianggap
                    > > suku vietnam meskipun sanggup pakai hokian, cantonese 
berdasarkan darah
                    > >
                    > > Saya hanya ingin memperingatkan bahwa suku 
baba/peranakan oleh pemerintah
                    > > PRC tidak dianggap chinese. Saya memberikan contoh 
mengenai penduduk
                    > > Shanghai - tetapi ini adalah keadaan umum diseluruh 
China dari utara sampai
                    > > keselatan. Isteri saya kelahiran Mainland-Szechuan- 
tetapi sudah puluhan thn
                    > > tinggal diluar China - kalau jalan? ke PRC - pertama? 
paspor PRC dicabut
                    > > sebab sudah WN lain negara [dicabut oleh pemerintah 
PRC] dan kalau diChina
                    > > sendiri meskipun sanggup memakai 5 dialect incl. 
dialect Shanghai dia tetap
                    > > di-anggap sebagai fankuei. Ini utk yg keluarganya 
termasuk orang dalam
                    > > didalam pemerintah dimainland sejak berabad?
                    > >
                    > > Karena itu saya yg juga adalah ket. Baba/Peranakan dgn 
campuran, sunda,
                    > > jawa dan bali tidak menganggap diri saya chinese 
meskipun sanggup
                    > > berkommunikasi dlm bah. chinese atau dialectnya. Saya 
jikalau ditanya oleh
                    > > non chnese atau non-indonesian selalu menjawab saya 
US-citizen of indonesian
                    > > descent. Saya kalau ditanya mendalam apakah saya ada 
darah chinese - baru
                    > > saya confirm. Apakah kalian tidak malu jikalau kalian 
berkata I am a US
                    > > citizen of chinese descent dan kalian tidak dianggap 
chinese.
                    > > Karena itu know what you are, don't dream what yu are.
                    > > Anak? saya yg semua berpendidikan postgraduate juga 
berpendapat demikian.
                    > > Saya dan juga anak? saya oleh sifat ini diterima oleh 
suku India/Hindu, oleh
                    > > suku Indonesia atau suku Chinese sebagai orang dalam 
Saya juga sanggup
                    > > membaur dgn suku ket.africa atau europa karena dpt 
mempergunakan bahasa?
                    > > mereka incl. dialect daerah mereka, Berdasarkan 
pengalaman ini saya dpt
                    > > menulis pendapat saya diatas ini.
                    > >
                    > > Silahkan kalian berpikir tulisan saya ini dan jangan 
ber-emosi kalau
                    > > dipanggil cina - silahkan bercermin sebelum menjadi 
kurang happy. Kalian
                    > > di-Indonesia ber-emosi tetapi mentalitet kalian pada 
umumnya masih seperti
                    > > jaman blanda.
                    > >
                    > > Andreas
                    > >
                    > >
                    > > 
                    > >
                    >

                 



--------------------------------------------------------------------


            No virus found in this incoming message.
            Checked by AVG - www.avg.com 
            Version: 8.5.421 / Virus Database: 270.14.15/2434 - Release Date: 
10/13/09 19:11:00
       



  


------------------------------------------------------------------------------



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 8.5.421 / Virus Database: 270.14.16/2435 - Release Date: 10/14/09 
06:33:00

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG - www.avg.com 
Version: 8.5.421 / Virus Database: 270.14.17/2436 - Release Date: 10/14/09 
18:32:00

Reply via email to