Budiman, Berikut ini saya ulangi lagi tentang teori kepunahan massal versi Salamologi (oret-oret tadi malam).
Memang menyatukan banyak versi (uni-versi) itu sering sulit, dan bisa ketemu beberapa versi yang saling berlawanan. Uni-versi itu menjadikan mengambil yang baik, "membuang yang jelek". Semakin banyak versi yang di gabung, bisa semakin baik universitasnya. "helicoper view" perlu di jalankan dulu sebelum melihat "structure detail", terucap ketika melihat singkapan. Astronom, yang melihat bumi, sering mendapatkan filosofi yang lebih menghentakkan, berbobot di banding yang hanya melihat bumi (geolog). Alfred Wagener (1915, astronom Jerman) telah membuat susunan semua benua, menjadi Pangea, usulkan ilmu geodinamika, "founding" global tektonik kini. Apa Bosccha, pendiri HBS (embrio ITB, 1920), itu teman astronom Alfred Wagener ? Ada yang tahu ? Beruntung Indonesia dapat ilmuwan besar yang mendirikan pendidikan Indonesia itu. Juga nanti orang-orang TU Delf, dan University Utrecth (keduanya di Belanda). Vening Meinesz, lulusan Utrecth serta juga lulusan TU Delf, membuat alat ukur gravitasi, mengukur medan gravitasi semua permukaan bumi (1930'an), perkuat adanya kemudian lempeng tektonik. Labnya, adalah cikal bakal Vening Meinesz Research School of Geodynamic. Bumi hanya bediameter 10^7 meter, di banding jagadraya 10^28 meter. Melihat bumi dengan kacamata jagadraya, akan lebih baik di banding yang hanya melihat bumi saja. Geolog seakan hanya merasakan "bagian gajah" model anekdot Mas Gantok di bawah. Ga begitu ? Alvaretz dengan putranya melihat adanya lapisan KT boundary. Ada juga model kepunahna massal dengan meteor. Sayangnya, model meteor untuk kepunahan ini tak pas pada umur-umur sebelumnya, hingga umur Kambrium, setidaknya. Madder 1993, tunjukkan kepunahan di batas nama-nama umur, yakni Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, dan Kretaseus. Salamologi telah melihat itu di 2004, dan langsung saja "membuldozer" teori kepunahan oleh adanya meteor tadi. Salamologi melihat, siklus "Period" itu salah satu jawaban adalah siklus 70 Ma. Ada siklus lain yakni Era 700 Ma, Stage 7 Ma, dan siklus 7x10^n, untuk n, dari 0 hingga 10. Nama-nama umur, berarti mempunyai fosil berbeda. Akan sama fosilnya, atau mirip, untuk umur yang sama. Itu artinya, evolusi sesuai dengan Kalender SALAM!. University Berkley tunjukkan mutasi gene mendekati angka setiap 7 Ka (Maryanto, 2007). Salamology artikan bahwa setiap Period, masa 70 Ma, akan ada perubahan mutasi, biota, sebanyak 70 Ma : 7 Ka = 10.000 mutasi, atawa 10.000 jenis makluk selama setiap Period itu : Kambrium, SilurDevon, Karbonafeous, dst. Setiap Period ada 10 Stage. Setiap Stage, 7 Ma, akan ada 1000 mutasi. KT Boundary tahun 67.394.521 BC. Pun, setiap satu "Period" itu, perubahanada perubahan makluk yang kontinu, sedikit-demis sedikit, teratur, dengan derajad perubahan yang konstan. Seberapa besar beda makluk mutasi 7 Ka? Awala Holosene (12.521 BC). 7 Ka kemudian, th 5.521 BC adalah kota pertama. Selama 7 Ka itu bersesuaian dengan masa Neolitik. Lalu 5.521 BC hingga 1479 AD adalah saya sebut masa kenabian. Lalu 1479 AD hingga 8479 AD masa globalisasi (Maryanto, 2007). Lalu 8479 AD-15.479 AD Zaman MbotenMangertos1. Lalu 7 Ka berikutnya Zaman MbotenMangertos2 dst. Rumus SABAR "Sequence Algorithm Beauty Among Realities" (Maryanto, 2007), perlihatkan satu sequence terdiri 10 parasequence, PS0 s/d PS9. Ketika dua zerocross sinuoidal, berarti kecepatan maximum, pancaroba. Pancaroba1: PS9 "ParaSequence-9", dengan kompresi maximum, paling cepat mendingin, kepunahan paling banyak terjadi ! Itu berlaku pada setiap Pereode SALAM. Perubahan curah hujan paling cepat, perubahan muka laut menyusut paling cepat, kenaikan daratan paling cepat, perubahan gaya kompresi pada lithosfer tercepat, perubahan intensitas magnetik paling besar, bumi menjauhi matahari paling cepat, penyakit bisa saja terjadi pada pasa ini, tak begitu banyak volkanisme, dan lebih banyak volkanisme pada Pancaroba2, dst. Pancaroba2: lima sequence berikutnya, PS4, lithosfer extensi tercepat, sedimentasi maximum syn-rift, muka laut naik paling cepat, perubahan magnetik bumi paling besar, biota semakin hidup nyaman, ekonomi malaise. Gempa, tsunami, gunung meletus, lebih banyak saya lihat ada di Pancaroba2, dan tak begitu banyak pada Pancaroba1. Namun Pancaroba1, hasilkan perubahan nama umur, artinya terjadilah "kepunahan massal" pada masa ini, tak di masa lain, dan kepunahan tak terjadi pada pancaroba2. Penyakit bisa saja terjadi dengan pendingin bumi yang paling cepat pada Pancaroba1 ini. Ini sepeti yang disitir Mas Awang di bawah sono, awal Treat email. Itulah Kepunahan masal versi Salamologi. Mangkubumi (memangku bumi), adalah gelar sebelum menjadi raja Hamongku Buwana (memangku buwana-Alam semesta) pada Mataram Yogja. Tak semua mangkubumi menjadi raja. Ahli hukum mungkin kurang tahu siklus alam, sehingga terlalu berani katakan sesuatu yang kadang asala dapat duit, dan tak tahu akibat jeleknya kemudian. Ekonom, mengetahui lebih banyak darinya, dengan data siklus akhir. Geolog lebih bijak, lebih tahu setidaknya hingga awal bumi, dan sebagain sudah awal jagad. Ahli ilmu alam lebih banyak tahu dari kondisi alam di banding ahli ilmu bumi. Salamologi, ilmu dengan objek se-alam, setidaknya di usahakan seluas itu, menggabungkan banyak disiplin ilmu, mem"buldozer" yang tak "comply", tak sesuai, siap di-adu dengan filosofi dunia, "open-mind". Komentar ? Salam, Maryanto. -----Original Message----- From: Subiyantoro, Gantok (gantoks) Mas Awang, Sepertinya semua teori tentang kepunahan dinosaurus itu masuk akal semua, mulai dari conventional wisdom sampai dinosaurus mati karena keracunan atau alergi (digigit lalat kali?). Teori-teori tersebut muncul satu persatu itu ibarat beberapa orang buta memegang seekor gajah yang besar, lalu masing-masing orang buta tersebut menginformasikan pengalamannya, yang satu memegang kaki yang dikira seperti pilar, satu lagi memegang badannya dikira seperti dinding, yang satu lagi memegang ekor dikira seperti seekor ular, dst. Pertanyaannya adalah bisa nggak sebab-sebab kepunahan dinosaurus yang bermacam-macam ini terjadi pada satu kurun waktu yang sempit. Kalau terjadi dari Kapur sampai Trias kemungkinannya si dinosaurus sempat kawin dan mempunyai keturunan dan keturunannya akan bersifat lebih resisten dari induknya (contoh: komodo, buaya dsb)? Bagaimana kalau dimulai dari Catatrophism dulu --> benturan bumi dengan komet --> terjadi plate movement --> membentuk volcanism dimana-mana dan plum --> amplitudo temperatur tinggi (kalau panas panas sekali, kalau dingin dingin sekali) --> environmental of live rusak & muncul creature baru yang resisten --> dinosaurus makan seadanya --> alergi --> mati. Ini guyon lho... -----Original Message----- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 15, 2008 1:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id Kepunahan dinosaurus pada ujung Kapur agaknya akan menjadi perdebatan tak habis-habisnya. "Conventional wisdom" saat ini mengatakan bahwa dinosaurus punah dari Bumi ketika asteroid atau komet membentur Bumi pada K-T Boundary 70-65 juta tahun yang lalu (K=Krijt=Krede=Cretaceous=Kapur, T=Tersier). Benturan ini selanjutnya telah menerbangkan debu ke angkasa, membuat lapisan debu sangat tebal di atmosfer yang menyelubungi Bumi, menahan sinar Matahari, mendinginkan Bumi, selanjutnya membunuh tumbuhan dan banyak hewan termasuk dinosaurus oleh proses berantai. Kawah benturan benda langit itu telah ditemukan di sekitar Semenanjung Yucatan, Teluk Meksiko. Lapisan jelaga sisa kebakaran hutan dan selapis tipis iridium asal angkasa luar pun telah ditemukan dan berumur 70-65 juta tahun di banyak tempat di seluruh dunia. Teori extra-terrestrial ini banyak dianut orang, menjadi conventional wisdom. Tantangan pernah muncul dari hipotesis lain. Justru planet Bumi yang memanas karena massive volcanism-lah penyebab dinosaurus punah, bukan planet Bumi yang mendingin karena sun block seperti kata teori extra-terrestrial. Maklum, dinosaurus dianggap hewan poikilotermik (berdarah dingin, juga mungkin pembunuh berdarah dingin - tentang dinosaurus poikiliotermik atau homeotermik masih diperdebatkan ), sehingga mereka tak serta-merta bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memanas. Memang, di ujung Kapur itu volkanisme planet Bumi meningkat. Bagaimana kalau extra-terrestrial impact berhubungan dengan volkanisme yang meningkat pada periode yang sama pada ujung Kapur itu ? Itu yang pernah saya ulas beberapa tahun lalu di milis IAGI dalam tulisan teori antipodal - di satu titik di Bumi dibentur, di titik lain yang posisinya berlawanan (antipode) terjadi massive volcanism, dalam teori mantle superplume ini mungkin saja. Hipotesis lain yang pernah dimunculkan adalah bahwa dinosaurus punah karena alergi yang berhubungan dengan berkembangnya tumbuhan berbunga. Memang, angiospermae alias tumbuhan berbunga itu mulai muncul di ujung Kapur dan makin banyak melalui Tersier. Hipotesis lainnya lagi adalah bahwa dinosaurus punah karena penyakit, penyakit apa tak diterangkan lebih jauh. Hipotesis kepunahan karena penyakit mendapatkan "suntikan darah segar" baru-baru ini. Majalah Time tanggal 14 Januari yang lalu mengulas sebuah buku baru berjudul "What Bugged the Dinosaurs" (the Princeton University Press) oleh George Poinar dan Roberta Poinar. George Poinar adalah seorang ahli zoologi dari Oregon State University dan mantan konsultan WHO untuk penyakit2 infeksi. George Poinar juga punya spesialisasi dalam serangga-serangga purba yang terawetkan dalam getah damar (amber) - ingat film Jurassic Park, dari situ dinosaurus dihidupkan - juga ahli dalam kotoran dinosaurus yang sudah memfosil (hm..ada juga keahlian seperti itu). Suami isteri ini dalam penelitian fosil2 kotoran dinosaurus (semaca koprolit -lah) telah menemukan berbagai organisme parasit di dalamnya, misalnya nematode, lalat2 pengginggit, parasit2 yang hidup di usus yang semuanya berumur Kapur. Dari beberapa spesies serangga yang ditemukan, mereka telah berhasil mengekstraksi mikroba2 penyebab leishmania dan malaria - penyakit2 akibat gigitan seranggga. Kedua peneliti ini tak menyebutkan bahwa massive epidemic akibat penyakit infeksi ini telah memunahkan dinosaurus, mereka bahkan mengatakan bahwa penyakit2 ini telah melemahkan tubuh para dino sampai suatu waktu mereka tak dapat bertahan ketika lingkungan Bumi berubah akibat benturan asteroid/komet atau volkanisme. Kelihatannya, hipotesis2 atau teori2 yang dikemukakan di atas itu sedikit banyak ada benarnya, sebab semua buktinya ada. Sebuah paper baru di jurnal Science edisi 7 Januari 2008 tulisan Andre Bornemann bisa menunjukkan hal ini. Pada ujung Kapur itu terjadi baik kondisi super greenhouse (hothouse) penyebab panas juga icehouse penyebab dingin. Andre dan kawan2nya dari the Scripps Institute of Oceanography membuktikan hal ini dengan mengukur rasio-rasio oksigen-18 dan oksigen-16 pada cangkang-cangkang foraminifera berumur ujung Kapur dan mereka sampai kepada kesimpulan tersebut. Begitulah, ilmu berkembang terus, teori lama bisa makin benar, atau ternyata salah. Yang sekarang dianggap benar pun bisa baru diketahui ternyata salah pada masa depan. Begitu juga sebaliknya. Perubahan adalah esensi kemajuan ilmu pengetahuan. Salam, awang ---------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------