Terimakasih Mbak Betty,

Tapi saya lebih senang kalau Pak Semmy yang menjawab sendiri.
Lagipula, kenapa Mbak jadi terlalu personal?

Imbauan makan buah-buahan produk petani dalam negeri itu adalah imbauan
umum, dan tentunya berlaku untuk SIAPA SAJA yang biasa beli buah impor. Saya
pikir ini adalah imbauan yang wajar. Jadi persoalannya jangan dipersempit
jadi persoalan pribadi.

Kalau ada yang merasa tidak mampu beli buah impor, tentu saja imbauan ini
tidak berlaku buat mereka. Begitu saja. Jangan diperumit!

Saya rasa, persoalan mengarah ke Pak Semmy, karena dia mengklaim diri secara
tidak proporsional (dia sendiri yang memulai, bukan saya). Beliau
mengatakan, TIDAK PERNAH MAMPU MEMBELI PRODUK IMPOR.

Untuk Pak Semmy, yang sekian lama tinggal di Australia dan mendapat beasiswa
dari AUSaid (berapa gelintir sih WNI yang dapat beasiswa dari luar negeri),
ini jelas retorika yang tidak masuk akal. Saya bukan orang kaya, tidak
pernah ke Australia, dan tidak punya satu dollar pun sekarang.

Tapi kalau beli sebungkus Marlboro (rokok impor buatan Amerika) saya masih
mampu. Saya minum teh manis, gulanya juga gula impor. Saya makan tempe,
kedelenya itu impor. Itu semua ‘kan produk impor. Produk impor bukan cuma
Mercedez Benz, Sony, Honda, dll.

Intinya, berbuat sesuatu untuk kebaikan bangsa itu bisa dilakukan dari skala
pribadi. Tidak usah muluk-muluk, tapi yang penting KONGKRIT. Semula, saya
mengharapkan ada dukungan dari rekan-rekan untuk USULAN KECIL, SEDERHANA,
DAN KONGKRIT ini. Tapi saya malah mendapat berbagai tanggapan yang
berbelit-belit.

Salam hormat,
Satrio




-----Original Message-----
From:                   [EMAIL PROTECTED]
Sent:                   Saturday, September 18, 1999 6:23 AM
To:                     Multiple recipients of list
Cc:
Subject:                        Re: Boikot Export Import, silahkan


saya yakin banget pak, pak semmy nggak  mampu beli buah impor, wong pak
semmy pegawai negeri, di ambon lagi.....duitnya berapa sih, kalau ada duit
yah untuk sekolah anak, beli beras, ikan dan sayur.  buah impor cuma ada
dikawasan jakarta, di luar jawa dimana? medan? yang beli  berapa juta out
of 200 juta penduduk pak?
ngomong mbok janagn dibalik-bolak pak.
salam,
betty pentury

Kirim email ke