Waldi Nurhamzah wrote:

> > From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]>
> > Date: Thursday, May 06, 1999 5:31 PM
> > Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus
> > 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan.
> > Saya sampai saat ini (mulai 25 tahun lalu) bekerja bikin program dan
> > mendesain sistem komputerisasi. Mendengar itu, kira-kira seperti apa
> > yang ada di dalam pikiran saya?
>
> Maaf ya kalo salah, tapi ini yg ada di pikiran saya:
> SATU rupiah PUN mestinya tak jadi soal!! Terlebih sistem yg digunakan on
> line antar bank.
> Persisnya: banyak kemungkinan mbak teller (baca: manager bank) tak mau
> melayani "partai teri" sebab membuang-buang waktu (?).
> Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu!
> Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak
> perlu lagi disangsikan.
> Sama nggak?

Yang saya nggak tahu.. BRI itu sudah on line atau belum ? Setahu saya sih
kalau mengingat cerita teman-teman pengguna BRI yang menggunakan fasilitas
TAC katanya jangka waktu untuk sampai di rekening cabang yang dimaksud bisa
lama berarti dia belum on line.. (nggak tahu sekarang, atau mungkin on line
nya cuma cabang-cabang tertentu. Jadi kemungkinannya (kalau benar BRI belum
on line) maka free fee untuk TAC lebih ke pelayanan nasabah BRI bukan karena
dia memang tidak mengeluarkan biaya.. real-nya mungkin sebenarnya dia masih
semi manual dalam artian transaksi yang katakanlah Rp 100.000,- itu dicatat
di rekap transaksi cabang Kaliasin baru kemudian entah difax entah pakai
email entah electronic banking tapi yang jelas berhubung database customernya
nggak on line ya data transaksi itu baru dikirim lagi ke cabang Pahlawan
untuk di-entry K/M (Keluar / Masuk) ... nah.. yang ada di bayangan kasirnya..
(atau pihak BRI) .. bayangin kalau transaksi yang mungkin menurut mereka
"TERI" itu ada banyak..katakanlah ada 10 transaksi 10.000 rupiah di-TAC dari
cab. Kaliasin ke cab. Pahlawan.. maka kasir yang di Pahlawan harus entry dua
kali lipat jumlah transaksi (karena K/M) jadi 20 x mereka kerja.. sementara
kalau 1 transaksi 100.000 (meski jumlahnya sama dengan 10 x 10.000 tadi)
mereka cuma kerja 2x.. kalau 10 transaksi 100.000 an ya.. meskipun 20x mereka
ngentry tapi mereka  nggak begitu nggondhok karena transaksinya "BESAR".

Lain lagi kalau mereka udah on line databasenya.. sehingga dengan cukup
di-entry di cab. Kaliasin aja maka database customer A tersebut di BRI cabang
manapun akan langsung berubah, maka BRI akan lebih mudah untuk tersenyum dan
menerima 12.500 anda..

Walaupun! Sebenarnya itu kan problem bank.. yang namanya mau transfer atau
setor uang kok nggak boleh.. iya kalau buka rekening pertama sih logis kalau
ada batas minimumnya.. kalau setoran berikut kan suka-suka.. kecuali sudah
ada di perjanjian saat buka rekening pertama (biasanya memang ada) bahwa
setoran berikut seminim-minimnya berapa.. (biasanya sih Rp 2.500,-)

BRI... kayaknya sih belum on line deh.. kan cabangnya sampai ke desa-desa..


______________________________________________________________________
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!


Kirim email ke