Citra wrote:

> >> From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]>
> >> Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus
> >> 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan.
>
> Kalau nggak salah, biasanya bank memang ada menentukan minimal setoran,
> namun kalau minimal 100-ribu, kayaknya nggak masuk akal, kecuali minimal
> 10.000
>
> >Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu!
> >Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak
> >perlu lagi disangsikan.
> >Sama nggak?
>
> Makanya banyak yang pilih ke swasta,
> saya punya pengalaman juga di bank pemerintah. Karena saya sering menerima
> Cek dari Bank BDN B, maka akhirnya saya membuka rekening di Bank BDN M,
> menimbang rumah saya lebih dekat dengan bank BDN M tersebut. Namun ketika
> saya membawa cek tersebut ke BDN M, ditolak, katanya nggak bisa melakukan
> pemindahan buku secara langsung, harus melalui kliring atau ambil cash dulu
> di BDN B, baru setor disini. Lha... untuk apa BDN menetapkan sistem online
> kalau untuk hal seperti ini tidak bisa dilakukan, sedangkan di Bank Swasta
> lainnya saya nggak pernah mengalami kesulitan seperti ini.
>

Biasa.. (moga-moga sih nanti kita bisa bilang itu nggak biasa..)
Biasa.. bank pemerintah or BUMN kan dulu "raja" karena gak ada saingan..
jadi customer musti nurut ketentuan or maunya bank.. belum customer oriented..
dan nggak mau merubah paradigma lama yang nggak ada gunanya dipertahankan di
jaman sekarang..
mungkin karena dia nggak bisa collaps.. nggak ada target.. nggak bersaing..
kalau mau ndongkrak volume gampang.. nggak kayak yang swasta..
sementara yang swasta dia betul-betul musti survive..

mungkin bank pemerintah yang agak up to date untuk soal manajemen perbankan
maupun teknologi informasinya ya BNI.. meskipun untuk invest yang besar itu
dia membebeankan biaya admin yang lumayan tinggi ke nasabahnya..


______________________________________________________________________
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!


Kirim email ke