Assalamu'alaikum bapak-bapak, ibu2, uda2, uni, dunsanak palanta nan ambo 
hormati.

menarik sekali yang ungkapan yang disampaikan oleh Bunda Hanifah Damam di mail 
bebrapa hari yang lalu: "Indak Jurusan
Filsafat nan ka dibukak doh. Bukak Pariwisata dan Teknik. Itu sen lu."  

saya tidak hendak mematahkan pendapat bundo, tapi hanya mencoba untuk 
menyampaikan apa yang saya pikirkan. jikalah hanya ingin membuka jurusan 
pariwisata, saya pikir tidak usah capek2 buat universitas. cukup buat sekolah 
menengah pariwisata yang disana ada konsentrasi seperti tata boga, perhotelan, 
dan sejenisnya. tidak perlu kita membuka jurusan setaraf S1 jika hanya ingin 
melahirkan sdm yang bisa menunjang pariwisata sumatera barat. kalaupun ingin 
buka jurusan pariwisata saya kira mungkin levelnya setingkat diploma saja.

kemudian terkait dengan jurusan teknik. dalam pikiran saya, berapa lama jurusan 
teknik ini akan berkembang. paling tidak menyaingi teknik unand dan bung hatta? 

kenapa saya hendak mengedepankan jurusan filsafat dan sejarah, karena dua 
knowledge inilah yang menentukan kemajuan suatu bangsa. bangsa barat bisa maju 
di bidang teknologi informasi yang membuat mereka menguasai dunia, karena 
mereka bisa merubah paradigma berpikir masyarakat yang mereka bangun dari 
tradisi filsafat yang kuat dan kematangan mereka dalam melihat sejarah kemajuan 
suatu peradaban. 

saya pikir usulan uda indra untuk membuat sebuah universitas bukan sekedar 
melahirkan pekerja. tapi lebih dari itu. dlam bayangan saya uda indra ingin 
membangun sebuah tradisi intelektual yang khas minang. sehingga kita tidak 
kehilangan generasi di masa yang akan datang. oleh karena ini uda indra 
mengatakan, "proyek ini bukan jangka pendek, tapi untuk 50, 100 tahun yang akan 
datang".

coba pula kita perhatikan jejak perjalanan intelektual Tan Malaka, Hamka dan 
Bung Hatta, bukankah beliau-beliau itu bisa menjadi orang yang sangat jenius 
karena pertemuan dan pergulatan mereka dengan tradisi-tradisi pemikiran besar 
dunia pada masa itu. tan malaka bergulat dengan marxisme, hamka bergulat dengan 
islam dan menguasai filsafat barat, hatta yang demokratis telah pula melahirkan 
karya filsafat "filsafat yunani".

sekarang kita lihat pula, keadaan perkembangan sejarah di sumatera barat. 
bukankah kecendrungan sekarang kita diajarkan sejarah oleh ilmuan-ilmuan asing 
yang punya minat pada minang? kita sekarang terpaku pada paparan sejarah dari 
Poeze, Adler dan yang lain. kita manut2 dengan paparan mereka. dari mereka kita 
tahu arti dan pergulatan tokoh-tokoh minang pada masa dulu. persoalan adalah 
ketika ada orang batak seperti parlindungan membuat buku Prahara di tanah 
batak, yang cendrung negatif menganggap peran tuanku imam bonjol dalam 
penyebaran islam di tanah batak, apakah ada tandingan dari sejarahwan minang??

oleh karena itu, jika memang ingin menguatkan tradisi intelektual minang dan 
mimpi melahirkan generasi2 brilian yang tahu identitasnya di masa yang akan 
datang, maka adalah keniscayaan jika penguasaan terhadap filsafat dan sejarah 
kita abaikan.

saya tidak hendak mengabaikan pentingnya jurusan-jurusan yang lain, seperti 
kedokteran, teknik dan pariwisata. tapi jika kita mengabaikan filsafat dan 
sejarah yang terjadi adalah kita semakin kehilangan identitas. apalagi di saat 
zaman yang semakin mengglobal saat ini. dimana masing-masing bangsa mencari 
nilai-nilai kearifan yang ada pada bangsanya. local wisdom orang kini 
mengatakan. kalau kita tidak bisa menemukan local wisdom yang kita miliki, saya 
tak tahu akan seperti suku khas seperti minangkabau ini. Cina bangkit sebagai 
kekuatan ekonomi baru akan ditunjang falsafah cina dan traumatik mereka ketika 
dijajah imperialis baik dari barat maupun dari asia. korea selatan bangkit 
karena falsafah korea yang tak kenal menyerah. jepang bisa berdigdaya karena 
falsafah lebih baik mati daripada harus menanggung malu karena tak bisa 
mencapai keberhasilan. 

hal inilah yang harusnya digali lebih dalam, kita punya konsep filsafat apa??? 

mungkin itu dlu uraian dari saya. agaknya bisa dimaklumi dan dikritisi lagi 
oleh netter yang lain, termasuk bundo hanifah. sebagaimana prinsip dialektis 
yang diajarkan oleh tan malaka, tesis-antitesis untuk mencapai sintesis. 

hormat saya
anggun gunawan (23male-jogja)



      
___________________________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke