[teknologia] Re: NPWP
*** REPLY SEPARATOR *** On 13/10/2005 at 17:29 Patriawan, Carlos wrote: Juga, ambil alih pengelolaan SDA yang selama ini dikuasai asing. Contoh: nasionalisasi freeport saja, rasanya hasilnya sudah bakalan lumayan banget tuh. lho justru sebaliknya ! pesh2 asing takut banget masuk ke Indonesia karena isu nasionalisasi,makanya SBY mau bikin UU agar isu tsb sama sekali tidak ada dan hak/kewajiban investor asing sama dengan investor DN. Dalam hal ini saya setuju dengan SBY. Saya juga setuju dengan SBY - tapi perkecualian untuk SDA (sumber daya alam). Minyak, emas, dst - itu semua harus dikelola sendiri. Jangan spt skrg; dibawa kabur nyaris semuanya ke luar negeri. Saya yakin kalau SDA ini dikelola sendiri (dengan benar), maka Indonesia bisa menjadi negara super power di Asia. Salam, Harry
[teknologia] Re: NPWP
On 10/13/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak enak memang mendiskusikan *segala sesuatu* (bukan hanya pajak) di Indonesia jika berakhir pada persoalan korupsi. heheheh, jadi muara persoalannya sudah jelas, KORUPSI. Oleh karena itu saya selalu menyarankan: kalau diskusi sudah sampai pada korupsi, kita cari strategi agar tidak melanjutkan pada acara memaki-maki koruptor. Melainkan kita cari alternatif atau pandangan yang lebih realistis dalam menghadapi hal ini. Terus terang, saya tidak nyaman memandang negara kita dengan sikap suntuk terus. Perlu tetap ada harapan. :) Demikian juga -- maaf -- saya tidak sependapat dengan om Adjie yang bekerja di dinas pajak namun memberi saran seperti itu. *ok, ini preferensi pribadi. -- amal
[teknologia] Re: NPWP
On Thu, Oct 13, 2005 at 06:23:30PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: Yg ini bener,kalu konsultan2 yg dikirim ke SE Asia emang yang kelas 3 atau kelas 4,yg kelas 1 pastilah dikeep di amrik untuk account besar. lebih bener lagi, mereka mau diikat di sana karena lebih menjanjikan dari pada ditempat lain. kalau misalnya menjadi konsultan kelas kakap di Indonesia jauh lebih menarik ya semua pada ke sini. karena pada dasarnya orang itu seperti semut mencari gula. contohnya, kalau kerjaan di bidang IT jauh lebih menarik di Indonesia dari pada di AS, seseorang bernama Carlos Patriawan barangkali tidak akan pernah berpikir untuk bekerja di AS. ok lah, ambil contoh yang agak bombastis, misalnya mantan presiden kita bapak BJ Habibie (mudah-mudahan tidak salah tulis nama). mau pulang kalau dapat banyak konsesi, begitu 'selesai' ya balik lagi. bukan 'di mana yang lebih enak' itu point saya, tapi, fenomena ini berlangsung terus menerus, seakan-akan sudah menjadi tahu-sama-tahu, tapi ya di sini dibiarkan gitu. oh iya, ini bukan masalah pribadi/ras lho ya. walaupun kadang-kadang timbul rasa seperti itu di dalam diri saya hi..hi.. dan itu juga bukan soal benar/salah. cuman soal pilihan saja (mau kerja di sana atau di sini). dulu mafia brekele (berkeley) berpendapat bahwa kita ciptakan dulu 'rotinya', walaupun kenyataannya tepung dan bumbu yang lain diembat duluan sebelum jadi roti. ayo kita bangun teknologi di sini atau ayo kita beli saja teknologi seperti dulu orang sempat 'mempersengketakan' habibie-nomics vs nitisastro-nomics, padahal yang ada sebenarnya (menurut PPDGJ) adalah waham kebesaran. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Teknologi Terapan
On Fri, Oct 14, 2005 at 05:18:31AM +0200, Ary Setijadi Prihatmanto wrote: Bukannya dari rumusnya Enda yang sudah diperbaiki sudah bisa dapet kecepatan di keran. BTW, rumus Enda itu berlaku kalo perbandingan diameter torrent dengan kerannya besar. yang paling berpengaruh adalah diameter torrent dan tinggi air dalam torrent ... tinggi torrent tidak begitu relevan, paling mau setinggi apa sih :-) yang penting, torrent berada di tempat yang lebih tinggi dibanding penampungan air yang mau disupply. dan mudah dibersihkan (jadikan ini syarat paling penting). jadi kalau mau kenceng, torrent harus 'dalam' (diisi dulu sampai penuh, baru dipakai untuk menyemprot demonstran). Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
On Fri, Oct 14, 2005 at 09:31:19AM +0700, Priyadi Iman Nurcahyo wrote: nah lho, artinya om adi konsultan kelas 3 atau kelas 4, dan om calros konsultan nomor satu :) waduh .. terima-kasih terima-kasih saya masih diberi peringkat :-)) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
On 10/12/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: Kawan saya di Malaysia lebih bagus; karena dia bisa memilih pajaknya dia di alihkan sebagai zakat, jadi dia alokasikan pajaknya ke badan zakat, sampai orang dari badan zakat malaysia bingung mencari orang miskin disana, nah akhirnya banyak deh TKI yang dapat zakat dari uang pajak. saya pernah nanya tahun lalu, kalau di indonesia ngga bisa gitu, kalau kita bayar zakat ini ngga bisa di alihkan sebagai pengurang pajak, jadi kalau di indonesia dobel Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yang sedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebut supaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia, di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat *dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkan dan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut. Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU, namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencar menyisir NPWP sekarang ini. Dari diskusi saya kemarin, memang terasa banyak hal tentang perpajakan yang tidak dijelaskan dengan memadai ke masyarakat. Bagaimana jika ada yang melakukan persuasi agar mahasiswa/profesional perpajakan menulis blog? Menjelaskan banyak aturan tersebut dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. -- amal
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, e g g h e a d [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/13/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah tapi untunglah sekarang dapet NPWP udah gampang. Nah kalau dulu sih susahnya amit - amit! sampe officeboy dikantor-ku yg cuma bergaji 800 ribu perbulan, kemaren nerima kartu npwp dari kantor pajak :D Tidak masalah. Yang penting jangan sampai muncul anggapan bahwa yang menerima NPWP berarti harus membayar pajak. NPWP itu kan mirip dengan kartu jaminan sosial (social number) kalau di negara lain. Semua warga perlu punya, namun tidak semua harus terkena kewajiban bayar pajak. Sama seperti anggapan (seharusnya) bahwa orang datang ke kantor polisi bukan selalu untuk dihukum. ;) -- amal
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yangsedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebutsupaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia,di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat *dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkandan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut.Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU, namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencarmenyisir NPWP sekarang ini. Ini mungkin? : UU No. 38 Thn 1999 tentang pengolahan Zakat, pasal 14point (3)Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan darilaba/pendapatan sisa kena pajak yang bersangkutansesuai dengan peraturan perundang undangan yangberlaku.Undang-undang No. 17 Tahun 2000 Tentang pajak penghasilan.Pasal 4 ayat 3.yang termasuk objek pajak adalaha. 1. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterimaoleh badan amil zakat atau lembaga amil yang dibentukdan disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.lengkapnya bisa dilihat di:http://baznas.or.id/?source=b_pajak_zakat
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Thu, Oct 13, 2005 at 06:23:30PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: Yg ini bener,kalu konsultan2 yg dikirim ke SE Asia emang yang kelas 3 atau kelas 4,yg kelas 1 pastilah dikeep di amrik untuk account besar. lebih bener lagi, mereka mau diikat di sana karena lebih menjanjikan dari pada ditempat lain. kalau misalnya menjadi konsultan kelas kakap di Indonesia jauh lebih menarik ya semua pada ke sini. karena pada dasarnya orang itu seperti semut mencari gula. contohnya, kalau kerjaan di bidang IT jauh lebih menarik di Indonesia dari pada di AS, seseorang bernama Carlos Patriawan barangkali tidak akan pernah berpikir untuk bekerja di AS. Kita bikin singkatnya aja deh kalau Indonesia kayak India atau China aja deh,gua yakin udah pada balik sebagian expert2 IT yang diluar. Masalahnya ada 2 buat orang IT beneran: 1. Maunya kerjaan yang inovatif/challenging dan **inventif**,ini jelas gak ada industrinya ditanah air 2. Gaji minimum 1/2 atau 1/3 standard dari US.Kalau di India ini bisa didapatkan,sayang bukan orang India ... hehehhee :) dan itu juga bukan soal benar/salah. cuman soal pilihan saja (mau kerja di sana atau di sini). dulu mafia brekele (berkeley) berpendapat bahwa kita ciptakan dulu 'rotinya', walaupun kenyataannya tepung dan bumbu yang lain diembat duluan sebelum jadi roti. Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini. ayo kita bangun teknologi di sini atau ayo kita beli saja teknologi seperti dulu orang sempat 'mempersengketakan' habibie-nomics vs nitisastro-nomics, padahal yang ada sebenarnya (menurut PPDGJ) adalah waham kebesaran. udah minum obat hari ooom ? baru kemaren kayaknya ente komplain pemthnya collapsed nyaris APBNnya jebol :) sekarang disuruh beli teknologi.aduh udah tahu belum itu harga teknologinya berapa ? Carllos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/12/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: Kawan saya di Malaysia lebih bagus; karena dia bisa memilih pajaknya dia di alihkan sebagai zakat, jadi dia alokasikan pajaknya ke badan zakat, sampai orang dari badan zakat malaysia bingung mencari orang miskin disana, nah akhirnya banyak deh TKI yang dapat zakat dari uang pajak. saya pernah nanya tahun lalu, kalau di indonesia ngga bisa gitu, kalau kita bayar zakat ini ngga bisa di alihkan sebagai pengurang pajak, jadi kalau di indonesia dobel Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yang sedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebut supaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia, di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat *dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkan dan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut. Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya. Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan. Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU, namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencar menyisir NPWP sekarang ini. sendir itu apa pak ? Terus untuk pajak di Indonesia,apakah ada perhintungan seperti standard deduction ? Dari diskusi saya kemarin, memang terasa banyak hal tentang perpajakan yang tidak dijelaskan dengan memadai ke masyarakat. Bagaimana jika ada yang melakukan persuasi agar mahasiswa/profesional perpajakan menulis blog? Menjelaskan banyak aturan tersebut dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com. Terus terang saya jadi tahu peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan detail setelah menggunakan software2 tsb :) Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau Indonesia negara baru yang dimulai dari scratch,mingkin bisa kayak begini,jadi direstart dari awal. Tapi sebaliknya terutama untuk kondisi sekarang yang mana: a) fundamental perkenomian Indonesia yang super-duper-buruk dan b) situasi dunia sekarang,yang penuh ketergantungan satu sama lain, it is practically impossible Sir,kalau nasionalisasi semua persh asing,gak bakal ada lagi yang mau invest di Indonesia karena risknya terlalu besar.Sekarang aja rating debt Indonesia gak terlalu bagus. So,Kalau gak ada yang invest,kembali ke jaman batu,chaos.Inget ada 240 juta manusia yang harus disuapkan. Kembali ke masalah super power,di India dan China SDAnya minim lho (seperti kata Amin Rais dan bisa dilihat dari film2 India) tapi koq mereka bisa jadi super power yahnah mereka maju bukan karena SDAnya om,tapi kualitas SDMnya. maju di negara sendiri apa maju negara orang? -- Bi[G] http://www.7sphere.com Y!:br4ind4m4ge Gmail:[EMAIL PROTECTED] http://blog.adypermadi.com http://www.adypermadi.com
[teknologia] memex itu apa?
ini bukan yang itu ada yang pernah coba? sayang demonya untuk windows http://www.memex.com/ jadi penasaran seperti apa cara kerjanya, kalo cuma ngumpulin data aja kayaknya kurang efektif la kartu konpensasi aja datanya dobel2 :) abis baca artikel di http://www.securitypark.co.uk/article.asp?articleid=24433Categoryid=1
[teknologia] Re: NPWP
Kembali ke masalah super power,di India dan China SDAnya minim lho (seperti kata Amin Rais dan bisa dilihat dari film2 India) tapi koq mereka bisa jadi super power yahnah mereka maju bukan karena SDAnya om,tapi kualitas SDMnya. maju di negara sendiri apa maju negara orang? Majunya India dan China didalam negerinya lho om BiG. Silahkan pergi ke Bangalore dan Shanghai untuk melihatnya. Lihat persh yang pindah kesana,mulai dari IBM sampai Morgan Stanley pindah besar2an kesana. eh kalau IBM PC division(lenovo) sih sekarang memang udah Chineese company ya..lupa gua :) Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya. Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan. Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini: * misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar M; * sedangkan pajak mengambil N; Nah, jika N M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq? sendir itu apa pak ? Wooo... salah ketik, kurang i, harusnya sendiri. :) Maaf. Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com. Terus terang saya jadi tahu peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan detail setelah menggunakan software2 tsb :) Lah... ini kan maunya murah meriah. Harap maklumlah, yang mau bayar pajak untuk golongan menengah ke bawah pikir-pikir dulu jika harus berhadapan dengan profesional yang berorientasi profit. (Oleh karena itu usulan saya: penulisnya juga *mahasiswa*, hehehe) Kalau mau jasa konsultasi berbayar sih, saya sudah sering baca di iklan-iklan yang ditempel di sekitar Fakultas Akuntansi (Ext.) Unpad. Coba kalau selain form NPWP tersebut diselipkan juga bundel berisi gambaran global tentang pajak, aturan yang perlu diketahui wajib pajak, dan prosedur administrasinya, kan memudahkan bagi wajib pajak. Konon kabarnya, rumusan pajak kita merupakan gabungan sistem Belanda dan Amerika, cuma pelaksanaannya, hehehe... bercita rasa domestik. -- amal
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya. Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan. Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini: * misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar M; * sedangkan pajak mengambil N; Nah, jika N M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq? Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang hutang ke kita, artinya kita dapat duit dari pemerintah.Banyak yang dapat tambahan cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya berlebih setelah dihitung semuanya. Oh ya,banyak insentif2 yang bagus,misalnya kalau pake sesuatu yang hemat energi,dapat pengurangan. sendir itu apa pak ? Wooo... salah ketik, kurang i, harusnya sendiri. :) Maaf. Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com. Terus terang saya jadi tahu peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan detail setelah menggunakan software2 tsb :) Lah... ini kan maunya murah meriah. Harap maklumlah, yang mau bayar pajak untuk golongan menengah ke bawah pikir-pikir dulu jika harus berhadapan dengan profesional yang berorientasi profit. (Oleh karena itu usulan saya: penulisnya juga *mahasiswa*, hehehe) Gak mahal koq... si US Gov skrg ini malah menyediakan softwarenya gratis. Atau kalau mau pake software2 turbotax yg komersial seperti itu,yg termurah cuman 9 dollar koq. Kalau mau jasa konsultasi berbayar sih, saya sudah sering baca di iklan-iklan yang ditempel di sekitar Fakultas Akuntansi (Ext.) Unpad. Coba kalau selain form NPWP tersebut diselipkan juga bundel berisi gambaran global tentang pajak, aturan yang perlu diketahui wajib pajak, dan prosedur administrasinya, kan memudahkan bagi wajib pajak. Disini sudah ada itu,tapi yang paling bagus dan penjelasanya gampang dimengerti ada di buku Tax For Dummies. Konon kabarnya, rumusan pajak kita merupakan gabungan sistem Belanda dan Amerika, cuma pelaksanaannya, hehehe... bercita rasa domestik. Kalau NPWP ini sama dengan SSN,apakah berarti: -setiap bayi yang lahir bakal ada NPWPnya juga ? -Apa beda fungsi NPWP/SSN dan JamSosTek ? -Program pemerintah untuk distribusi ke manula atau orang tidak mampu bagaimana ? Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On Fri, Oct 14, 2005 at 07:31:28AM -0700, Patriawan, Carlos wrote: Kita bikin singkatnya aja deh kalau Indonesia kayak India atau China aja deh,gua yakin udah pada balik sebagian expert2 IT yang diluar. intinya mengadakan perbaikan di dlm. mulai menghitung public accountibilty tiap-tiap institusi (terutama perguruan tinggi!) dan penerapan 'impeachment' pada tiap-tiap bentuk badan hukum berikut aturan mainnya yang jelas. kalau tidak, non-sense orang bilang kita harus berbicara soal penegakan hukum dan berperan aktif dalam pembangunan. baru kita bisa melihat modal asing masuk ke Indonesia. kalau tidak, kita akan dikadalin lagi seperti yang orang bilang sebagai imperialisme moderen. di sana kan berita bejibun, coba pelajari apa sih yang dikeluhkan oleh orang-orang indian di amerika selatan. bukan cuman keluhannya, tapi latar belakangnya juga. jangan keburu menengok ke cina, india dll. buruk rupa cermin dibelah :-) Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini. http://google.com/search?q=mafia+berkeley udah minum obat hari ooom ? baru kemaren kayaknya ente komplain pemthnya collapsed nyaris APBNnya jebol :) sekarang disuruh beli teknologi.aduh udah tahu belum itu harga teknologinya berapa ? kalau tidak salah terima, saya yang salah tulis :-) tapi, gini, menurut saya, nitisastronomics vs habibienomics itu wacana di awang-awang. bule always talking talking about non-sense hi..hi.. saya jadi berpikir, kenapa kok kita dari dulu tidak berpikir begini: kita tidak butuh konsultan kelas 2, 3, 4, 5 dst.. kita butuh konsultan kelas 1. kalau tidak yang mau, kita garap sendiri saja. yang terjadi justru sebaliknya, sama konsultan kelas 100 kita tiarap. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang hutang ke kita, artinya kita dapat duit dari pemerintah.Banyak yang dapat tambahan cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya berlebih setelah dihitung semuanya. Bukan begitu oom. Saya beri ilustrasi dalam bentuk angka saja ya, * zakat maal di dalam Islam besarnya 2,5% dari nisab (batas minimum seseorang harus berzakat), katakanlah setelah dihitung, si fulan harus membayar Rp 250.000,- * pajak yang diambil negara misalnya 5%, dan katakanlah si fulan terkena Rp 400.000,- (ilustrasi di atas tidak dihitung dengan aturan sebenarnya, mohon maklum) Nah, dalam hal ini si fulan punya pilihan: * tetap membayar kewajibannya sebagai pajak sebesar Rp 400.000 - Rp 250.000 = Rp 150.000; atau * kalau sistemnya memungkinkan peralihan total (bukan pengurangan), maka urusan selesai. Setiap orang bebas memilih (yang tentunya dalam kasus di atas lebih enak bayar zakat, bahkan dari sisi jumlah uang); atau * sisa Rp 150.000 ini tetap harus dibayar, namun boleh juga bukan sebagai pajak. Itu yang saya sebutkan pada email sebelumnya: apakah mungkin sebagai infaq/sedekah? Jadi memang ada dualisme: saya ingin berzakat+bersedekah sebesar jumlah pajak yang saya tanggung, karena saya ingin mengurangi resiko kebocoran. Hihihi... Gak mahal koq... si US Gov skrg ini malah menyediakan softwarenya gratis. Atau kalau mau pake software2 turbotax yg komersial seperti itu,yg termurah cuman 9 dollar koq. Itulah... seharusnya memang tanggung jawab kantor pajak untuk menyediakan informasi sebanyak mungkin. Lah wong memang mereka yang sedang mengejar klien kok. Cuma ya itu, daripada kita berpusing-pusing dengan urusan pemerintah dan akhirnya hanya memaki-maki pemerintah, saya menawarkan kemungkinan relawan dari masyarakat (mahasiswa). Jika dibilang lucu atau janggal, wong kita yang mau bayar kok kita yang repot juga, ya itulah negeri kita. Usulan saya tersebut belum sampai pada tingkatan menuntut pemerintah menyediakan hal ini; yang ingin saya dulukan adalah menghindarkan masyarakat dari buta informasi atau dipermainkan karena tidak tahu aturan sebenarnya. Kalau NPWP ini sama dengan SSN,apakah berarti: -setiap bayi yang lahir bakal ada NPWPnya juga ? -Apa beda fungsi NPWP/SSN dan JamSosTek ? -Program pemerintah untuk distribusi ke manula atau orang tidak mampu bagaimana ? Tidak sama persis, menyerupai. Seingat saya, anak-anak belum memiliki Social Number (ini pengalaman di Belanda, CMIIW), masih diikutkan ke orang tuanya. Jamsostek == Jaminan sosial tenaga kerja, dari situs Web mereka sudah terbaca: pelindung pekerja, mitra pengusaha. Jadi lebih berorientasi ke pekerja/karyawan kelihatannya. Program pemerintah untuk manula dan kaum papa? Wooo... masih insidental seperti kartu kompensasi saat ini. Kalau ditanyakan ke Dinas Sosial sih, aku cukup yakin mereka punya jawaban resmi, namun realisasinya? Biasanya remang-remang menuju gelap. -- amal
[teknologia] Re: NPWP
baru kita bisa melihat modal asing masuk ke Indonesia. kalau tidak, kita akan dikadalin lagi seperti yang orang bilang sebagai imperialisme moderen. di sana kan berita bejibun, coba pelajari apa sih yang dikeluhkan oleh orang-orang indian di amerika selatan. bukan cuman keluhannya, tapi latar belakangnya juga. jangan keburu menengok ke cina, india dll. buruk rupa cermin dibelah :-) waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa dengan hal sebelumnya. Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini. http://google.com/search?q=mafia+berkeley Sama juga dengan yang ini juga.dasar org Indonesia (no offense please),skrg kambing hitamnya Mafia Berkeley setelah Barat :) Hmmm kalau China apa dong Mafia-nya ? Mafia Deng-Xiao-Ping ? India apa nama mafianya yah ? Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On Fri, Oct 14, 2005 at 10:42:07AM -0700, Patriawan, Carlos wrote: waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa dengan hal sebelumnya. yang dicampur yang mana? apa politik pat-gulipat AS yang campur aduk macam tahu campur seperti pistol air yang berhasil mereka temukan di irak? :-)) cina, india bisa ngetop karena mau dibayar murah. sony hengkang dari indonesia memangnya karena dilemparin batu? ya kagak, karena ongkos produksi di sini mahal, bukannya apa-apa, karena di sini (katanya) buruhnya cerewet. itu saja. indonesia jadi exportir TKI terbesar juga karena mereka mau dibayar murah. bisnis selalu membela kepentingan orang kaya. makanya morgan stanley berikut embah-embahnya pada buka cabang di cina. maunya ongkos cekak untungnya banyak. btw, setuju saja modal asing masuk ke sini. lah kita untung kok ditolak. yang ingin dihindari adalah mereka tidak hanya meminta kejelasan hukum di indonesia supaya bisa mempekerjakan orang-orang dibawah standar mereka sendiri. Sama juga dengan yang ini juga.dasar org Indonesia (no offense please),skrg kambing hitamnya Mafia Berkeley setelah Barat :) wah .. kok jadi men-'dasar-dasar'-kan orang Indonesia? :-) barangkali penyakitnya karena kita seringkali merasa benar. tapi itu bukan berarti 100% salah. banyak juga kok kebijakan ekonomi kita itu didikte oleh barat (kalau saya bilang semua, ntar anda bilang dasar orang indonesia lagi), dan setelah berpuluh-puluh tahun ini hasilnya kemana? mana? yang jelas hutang semakin menumpuk. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Fri, Oct 14, 2005 at 10:42:07AM -0700, Patriawan, Carlos wrote: waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa dengan hal sebelumnya. yang dicampur yang mana? yang apa politik pat-gulipat AS yang campur aduk macam tahu campur seperti pistol air yang berhasil mereka temukan di irak? :-)) iya bedakanlah kebijakan yang begini,jangan generalisasi.Kalau mau lebih spesifik,US yang mana dulu,yang republikan atau demokrat ? hehehe :) cina, india bisa ngetop karena mau dibayar murah. sony hengkang dari indonesia memangnya karena dilemparin batu? Dalam hal apa dulu,ini stereotype yang salah kalau India mau dibayar murahkalau buruh ya mungkin analoginya benar,tapi kalau SDM IT mau dibayar murah(apalagi Indian yang di US) wah salah besr itu... yang ada orang2 amrika yang komplain ke kongres karena pekerjanya diambil orang2 India,meskipun bayaranya sama atau India malah lebih dibayar mahal,ini testimonial saya. Ini masalah produktivitas dan skill ooom ,untuk yang versi ITnya lhi ...yang versi buruh lain cerita bukan domain saya oom Adi :) Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On Fri, Oct 14, 2005 at 11:40:21AM -0700, Patriawan, Carlos wrote: Dalam hal apa dulu,ini stereotype yang salah kalau India mau dibayar murahkalau buruh ya mungkin analoginya benar,tapi kalau SDM IT mau dibayar murah(apalagi Indian yang di US) wah salah besr itu... kalau gitu gak aplikabel dong, justru kasus buruh dibayar murah itu yang lebih dan amat sangat krusial. kok malah dikesampingkan. soal 'teknologi' (teknologi apa dulu), secara umum saya setuju 'nanti dulu'. bikin 'valey' indonesia itu masih menara gading lah. justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh dibayar murah. soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti 'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas wahid (saja). kita sesuaikan dengan kondisi real kita lah .. jangan sampai, seperti saya sudah bilang, karena buruk rupa cermin dibelah. orong-orong mai kantri hi..hi.. Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang hutang ke kita, artinya kita dapat duit dari pemerintah.Banyak yang dapat tambahan cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya berlebih setelah dihitung semuanya.Bukan begitu oom. Saya beri ilustrasi dalam bentuk angka saja ya, * zakat maal di dalam Islam besarnya 2,5% dari nisab (batas minimumseseorang harus berzakat), katakanlah setelah dihitung, si fulan harusmembayar Rp 250.000,-* pajak yang diambil negara misalnya 5%, dan katakanlah si fulan terkena Rp 400.000,-(ilustrasi di atas tidak dihitung dengan aturan sebenarnya, mohon maklum)Nah, dalam hal ini si fulan punya pilihan:* tetap membayar kewajibannya sebagai pajak sebesar Rp 400.000 - Rp250.000 = Rp 150.000; atau* kalau sistemnya memungkinkan peralihan total (bukan pengurangan),maka urusan selesai. Setiap orang bebas memilih (yang tentunya dalamkasus di atas lebih enak bayar zakat, bahkan dari sisi jumlah uang); atau* sisa Rp 150.000 ini tetap harus dibayar, namun boleh juga bukansebagai pajak. Itu yang saya sebutkan pada email sebelumnya: apakahmungkin sebagai infaq/sedekah?Jadi memang ada dualisme: saya ingin berzakat+bersedekah sebesar jumlah pajak yang saya tanggung, karena saya ingin mengurangi resikokebocoran. Hihihi... perhitungannya nggak begitu boss amal. dalam hal ini (peraturan yang di-post oleh ivo) yang dikenai pengurangan (deduction) adalah taxable income alias penghasilannya, bukan pajaknya itu sendiri. jadi dalam kasus di atas: si Rp. 250 ribu bukannya dikurangi dari Rp. 400 ribu-nya, tapi dari si total annual income-nya. taxable income aslinya = 100/5 x 400 ribu = Rp. 8 juta. setelah deduction karena yang Rp. 250 ribu dibayarkan oleh zakat, maka taxable income tinggal: Rp. 8 juta - Rp. 250 ribu = Rp. 7,75 juta jadi tax yang harus dibayarkan tidak lagi Rp. 400 ribu, melainkan: 5% x Rp. 7,75 juta = Rp. 387500 itulah yang dinamakan pengurangan pajak alias tax deduction. kalau sistem peralihan saya belum pernah dengar teori-nya seperti apa. apa iya setiap orang boleh pilih mau bayar pajak atau zakat? rasanya agak aneh. -- CronOS™The OS of The Futurehttp://cronos.id-gmail.info/2005/10/10/all-you-can-eat/
[teknologia] Re: memex itu apa?
Pada tanggal 10/14/05, Idban Secandri [EMAIL PROTECTED] menulis: ini bukan yang itu ada yang pernah coba? sayang demonya untuk windows http://www.memex.com/ jadi penasaran seperti apa cara kerjanya, kalo cuma ngumpulin data aja kayaknya kurang efektif la kartu konpensasi aja datanya dobel2 :) abis baca artikel di http://www.securitypark.co.uk/article.asp?articleid=24433Categoryid=1 kalo menurut wikipedia, memex itu asal mulanya hypertext http://en.wikipedia.org/wiki/Memex -- http://yulian.firdaus.or.id/
[teknologia] Re: NPWP
justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh dibayar murah. soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti 'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas wahid (saja). waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P Mungkin pandangan om Adi sangat idealias,tapi practically gak make sense. untuk kondisi skrg.Dunia skrg ini saling berketergantungan (mau Barat,China atau India keq) apalagi negeri susah kayak Indonesia,OK issue kita kalau saya bisa rangkum: -Gagal bersaing pada perburuhan (dengan China) -Gagal bersaing pada SDM intelektualitas (dengan China dan India) -Merasa di-injak2 Barat,apalagi Malaysia yah -Ekonomi jeblok,APBN hampir jebol -Mafia Berkeley bikin melarat -Ada yang mau nambahin lagi ? Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On Fri, Oct 14, 2005 at 02:52:15PM -0700, Patriawan, Carlos wrote: waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P he..he.. relaks :-) thread ini sudah dari sononya menyimpang bin OOT, tapi saya menanggapi komentar anda terhadap kang harry soal pengelolaan sumber daya alam. anda melihatnya maskapai asing sebagai kesempatan dan itikad baik. saya melihatnya beda, kita perlu melihat dulu secara komprehensif, apa saja yang sudah dilakukan 'mereka' untuk bangsa ini. dan barangkali kita bisa belajar juga dari apa saja yang sudah 'mereka' lakukan kepada bangsa lain. peningkatan kualitas SDM (kalah bersaing dengan india, cina, india, cina, india, cina, india, cina, india, cina) justru domain yang lain. no argue against that. tapi saya melihat peranannya kecil untuk pengembangan bangsa saat ini (tapi perlu dilakukan segera, kapan lagi?). terutama kalau dikaitkan dengan issue pengelolaan sumber daya alam, seperti yang pak yono (paulus soeryono adisoemarto) bilang: wong rumusnya sama. jadi, tidak ada alasan untuk bermental inlander. tapi saya akui (saya sudah mengakuinya sejak awal toh?) komentar saya akan miring untuk yang satu ini dan mungkin dalam bbrp hal sudah kehilangan obyektifitas (habis 'mereka' *keterlaluan* sih). btw, saya tadi sebelum tidur jadi kepikiran, sesuai saran anda untuk melihat AS itu siapa dulu, republikan atau demokrat. lah kok saya merasa tambah ruwet. gimana tidak? orang sebanyak itu kok ya tidak merasa sudah memelihara seorang penjahat perang 'nge d'bush :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: NPWP
he..he.. relaks :-) thread ini sudah dari sononya menyimpang bin OOT, tapi saya menanggapi komentar anda terhadap kang harry soal pengelolaan sumber daya alam. anda melihatnya maskapai asing sebagai kesempatan dan itikad baik. saya melihatnya beda, kita perlu melihat dulu secara komprehensif, apa saja yang sudah dilakukan 'mereka' untuk bangsa ini. dan barangkali kita bisa belajar juga dari apa saja yang sudah 'mereka' lakukan kepada bangsa lain. peningkatan kualitas SDM (kalah bersaing dengan india, cina, india, cina, india, cina, india, cina, india, cina) justru domain yang lain. no argue against that. tapi saya melihat peranannya kecil untuk pengembangan bangsa saat ini (tapi perlu dilakukan segera, kapan lagi?). terutama kalau dikaitkan dengan issue pengelolaan sumber daya alam, seperti yang pak yono (paulus soeryono adisoemarto) bilang: wong rumusnya sama. jadi, tidak ada alasan untuk bermental inlander. Yuuppe,ini intinya perbedaan pendapat kita: -Per-Om Adi,West=evil power sementara menurut hemat saya tidak. -Per-Om Adi,peningkatan kualitas SDM perananya kecil,sementara menurut saya tidak. Ya kita masih mentok disini mungkin karena experience dan wawasan yang berbeda atau sayanya kali yang masih kuper :) btw, saya tadi sebelum tidur jadi kepikiran, sesuai saran anda untuk melihat AS itu siapa dulu, republikan atau demokrat. lah kok saya merasa tambah ruwet. gimana tidak? orang sebanyak itu kok ya tidak merasa sudah memelihara seorang penjahat perang 'nge d'bush :-) Percaya atau tidak,kita yang di california punya pertanyaan yang sama dengan Oom Adi.Kalo Republikan kan memang ultra right wing jadi wajarlah kebijakannya lebih pro-nasionalis sementara demokrat jauh lebih adaptif dan terbuka. Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: On 10/15/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh dibayar murah. soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti 'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas wahid (saja). waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P Mungkin pandangan om Adi sangat idealias,tapi practically gak make sense. untuk kondisi skrg.Dunia skrg ini saling berketergantungan (mau Barat,China atau India keq) apalagi negeri susah kayak Indonesia,OK issue kita kalau saya bisa rangkum: -Gagal bersaing pada perburuhan (dengan China) -Gagal bersaing pada SDM intelektualitas (dengan China dan India) -Merasa di-injak2 Barat,apalagi Malaysia yah -Ekonomi jeblok,APBN hampir jebol -Mafia Berkeley bikin melarat -Ada yang mau nambahin lagi ? tambahan: - orang IT ngomongin ekonomi, orang ekonomi ngomongin IT - orang zakat ngomongin pajak, orang pajak ngomongin zakat hehehe Betul #1 PakCik,tapi kadang2 suka terjebak juga siiih dari threadnya mailing-list :) Kalau pendapat gue simple aja. Indonesia itu ada 2 pilihan, ikut capitalism, free competition gaya US (barat) atau tutup Indonesia seperti Korea Utara. Betul #2.Setuju 100 persen. Hidup Korea Utara,Hidup Bhutan :) Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/14/05, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Friday, October 14, 2005 5:50 PM Subject: [teknologia] Re: NPWP On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya. Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan. Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini: * misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar M; * sedangkan pajak mengambil N; Nah, jika N M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq? --- Saya kira kita juga harus berfikir lebih luas, negara itu kan yang membiayai warganegaranya. Lha kalau semua pajak langsung diberikan lagi ke masyarakat dalam bentuk sedekah, zakat dsb., Pemerintahnya dibiayai pakai uang dari mana? Utang lagi ? ;) ini pertanyaan awal saya dan jawabanya masih terlalu global,kayaknya kalo memang mau ini dibahas kita harus pelajari dulu aturan main dan regulasinya,makanya saya mintakan URLnya tentang ini kalau informasinya tersedia di web. Carlos
[teknologia] Re: NPWP
On 10/15/05, CronOS [EMAIL PROTECTED] wrote: itulah yang dinamakan pengurangan pajak alias tax deduction. kalau sistem peralihan saya belum pernah dengar teori-nya seperti apa. apa iya setiap orang boleh pilih mau bayar pajak atau zakat? rasanya agak aneh. Ok, terima kasih. Karena sudah di sisi teknis dan saya tidak tahu dengan pasti, lebih baik distop dulu bagian hitung-hitungan ini. Barangkali di lain waktu ada kesempatan lagi untuk diskusi dengan orang yang bersangkutan, lebih baik. *maaf kalau saya terlalu gegabah memberi contoh. :) -- amal