[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Harry Sufehmi

*** REPLY SEPARATOR  ***
On 13/10/2005 at 17:29 Patriawan, Carlos wrote:
 Juga, ambil alih pengelolaan SDA yang selama ini dikuasai asing.
 Contoh: nasionalisasi freeport saja, rasanya hasilnya sudah bakalan
lumayan banget tuh.

lho justru sebaliknya !
pesh2 asing takut banget masuk ke Indonesia karena isu
nasionalisasi,makanya SBY mau bikin UU agar isu tsb sama sekali tidak
ada dan hak/kewajiban investor asing sama dengan investor DN.
Dalam hal ini saya setuju dengan SBY.

Saya juga setuju dengan SBY - tapi perkecualian untuk SDA (sumber daya alam). 
Minyak, emas, dst - itu semua harus dikelola sendiri. Jangan spt skrg; dibawa 
kabur nyaris semuanya ke luar negeri.

Saya yakin kalau SDA ini dikelola sendiri (dengan benar), maka Indonesia bisa 
menjadi negara super power di Asia.


Salam,
Harry



[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/13/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Tidak enak memang mendiskusikan *segala sesuatu* (bukan hanya pajak)
  di Indonesia jika berakhir pada persoalan korupsi. 
 heheheh, jadi muara persoalannya sudah jelas, KORUPSI.

Oleh karena itu saya selalu menyarankan: kalau diskusi sudah sampai
pada korupsi, kita cari strategi agar tidak melanjutkan pada acara
memaki-maki koruptor. Melainkan kita cari alternatif atau pandangan
yang lebih realistis dalam menghadapi hal ini.

Terus terang, saya tidak nyaman memandang negara kita dengan sikap
suntuk terus. Perlu tetap ada harapan. :)

Demikian juga -- maaf -- saya tidak sependapat dengan om Adjie yang
bekerja di dinas pajak namun memberi saran seperti itu. *ok, ini
preferensi pribadi.

--
amal


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Thu, Oct 13, 2005 at 06:23:30PM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 Yg ini bener,kalu konsultan2 yg dikirim ke SE Asia emang yang kelas 3
 atau kelas 4,yg kelas 1 pastilah dikeep di amrik untuk account besar.

lebih bener lagi, mereka mau diikat di sana karena lebih menjanjikan
dari pada ditempat lain. kalau misalnya menjadi konsultan kelas kakap di
Indonesia jauh lebih menarik ya semua pada ke sini. karena pada dasarnya
orang itu seperti semut mencari gula. contohnya, kalau kerjaan di bidang
IT jauh lebih menarik di Indonesia dari pada di AS, seseorang bernama
Carlos Patriawan barangkali tidak akan pernah berpikir untuk bekerja di
AS.

ok lah, ambil contoh yang agak bombastis, misalnya mantan presiden kita
bapak BJ Habibie (mudah-mudahan tidak salah tulis nama). mau pulang
kalau dapat banyak konsesi, begitu 'selesai' ya balik lagi.

bukan 'di mana yang lebih enak' itu point saya, tapi, fenomena ini
berlangsung terus menerus, seakan-akan sudah menjadi tahu-sama-tahu,
tapi ya di sini dibiarkan gitu.

oh iya, ini bukan masalah pribadi/ras lho ya. walaupun kadang-kadang
timbul rasa seperti itu di dalam diri saya hi..hi..

dan itu juga bukan soal benar/salah. cuman soal pilihan saja (mau kerja
di sana atau di sini). dulu mafia brekele (berkeley) berpendapat bahwa
kita ciptakan dulu 'rotinya', walaupun kenyataannya tepung dan bumbu
yang lain diembat duluan sebelum jadi roti. ayo kita bangun teknologi
di sini atau ayo kita beli saja teknologi seperti dulu orang sempat
'mempersengketakan' habibie-nomics vs nitisastro-nomics, padahal yang
ada sebenarnya (menurut PPDGJ) adalah waham kebesaran.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: Teknologi Terapan

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 05:18:31AM +0200, Ary Setijadi Prihatmanto wrote:
 Bukannya dari rumusnya Enda yang sudah diperbaiki sudah bisa dapet
 kecepatan di keran.
 BTW, rumus Enda itu berlaku kalo perbandingan diameter torrent dengan
 kerannya besar.

yang paling berpengaruh adalah diameter torrent dan tinggi air dalam
torrent ... tinggi torrent tidak begitu relevan, paling mau setinggi apa
sih :-) yang penting, torrent berada di tempat yang lebih tinggi
dibanding penampungan air yang mau disupply. dan mudah dibersihkan
(jadikan ini syarat paling penting).

jadi kalau mau kenceng, torrent harus 'dalam' (diisi dulu sampai penuh,
baru dipakai untuk menyemprot demonstran).

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 09:31:19AM +0700, Priyadi Iman Nurcahyo wrote:
 nah lho, artinya om adi konsultan kelas 3 atau kelas 4, dan om calros 
 konsultan nomor satu :)

waduh .. terima-kasih terima-kasih saya masih diberi peringkat :-))

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/12/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kawan saya di Malaysia lebih bagus; karena dia bisa memilih pajaknya
 dia di alihkan sebagai zakat,  jadi dia alokasikan pajaknya  ke badan
 zakat, sampai orang dari badan zakat  malaysia bingung mencari orang
 miskin disana,  nah akhirnya banyak deh TKI yang dapat zakat dari uang
 pajak.

 saya pernah nanya tahun lalu, kalau di indonesia ngga bisa gitu, kalau
 kita bayar zakat ini ngga bisa di alihkan  sebagai pengurang pajak,
 jadi kalau di indonesia dobel


Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yang
sedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebut
supaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia,
di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat
*dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkan
dan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut.

Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU,
namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencar
menyisir NPWP sekarang ini.

Dari diskusi saya kemarin, memang terasa banyak hal tentang perpajakan
yang tidak dijelaskan dengan memadai ke masyarakat. Bagaimana jika ada
yang melakukan persuasi agar mahasiswa/profesional perpajakan menulis
blog? Menjelaskan banyak aturan tersebut dengan bahasa yang lebih
mudah dimengerti.

--
amal


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/14/05, e g g h e a d [EMAIL PROTECTED] wrote:


 On 10/13/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
  Yah tapi untunglah sekarang dapet NPWP udah gampang. Nah kalau dulu sih
 susahnya amit - amit!
 
  sampe officeboy dikantor-ku yg cuma bergaji 800 ribu perbulan, kemaren
 nerima kartu npwp dari kantor pajak :D


Tidak masalah.
Yang penting jangan sampai muncul anggapan bahwa yang menerima NPWP
berarti harus membayar pajak. NPWP itu kan mirip dengan kartu jaminan
sosial (social number) kalau di negara lain. Semua warga perlu punya,
namun tidak semua harus terkena kewajiban bayar pajak.

Sama seperti anggapan (seharusnya) bahwa orang datang ke kantor
polisi bukan selalu untuk dihukum. ;)

--
amal


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ivo Setyadi
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yangsedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebutsupaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia,di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat
*dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkandan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut.Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU,
namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencarmenyisir NPWP sekarang ini.
Ini mungkin? :


UU No. 38 Thn 1999 tentang pengolahan Zakat, pasal 14point (3)Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil 
zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan darilaba/pendapatan sisa kena pajak yang bersangkutansesuai dengan 
peraturan perundang undangan yangberlaku.Undang-undang No. 17 
Tahun 2000 Tentang pajak 
penghasilan.Pasal 4 ayat 3.yang termasuk objek pajak adalaha. 1. Bantuan sumbangan, 
termasuk zakat yang diterimaoleh 
badan amil zakat atau lembaga amil yang 
dibentukdan disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak.lengkapnya bisa dilihat 
di:http://baznas.or.id/?source=b_pajak_zakat 





[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Thu, Oct 13, 2005 at 06:23:30PM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
  Yg ini bener,kalu konsultan2 yg dikirim ke SE Asia emang yang kelas 3
  atau kelas 4,yg kelas 1 pastilah dikeep di amrik untuk account besar.

 lebih bener lagi, mereka mau diikat di sana karena lebih menjanjikan
 dari pada ditempat lain. kalau misalnya menjadi konsultan kelas kakap di
 Indonesia jauh lebih menarik ya semua pada ke sini. karena pada dasarnya
 orang itu seperti semut mencari gula. contohnya, kalau kerjaan di bidang
 IT jauh lebih menarik di Indonesia dari pada di AS, seseorang bernama
 Carlos Patriawan barangkali tidak akan pernah berpikir untuk bekerja di
 AS.

Kita bikin singkatnya aja deh kalau Indonesia kayak India atau
China aja deh,gua yakin udah pada balik sebagian expert2 IT yang
diluar.

Masalahnya ada 2 buat orang IT beneran:
1. Maunya kerjaan yang inovatif/challenging dan **inventif**,ini jelas
gak ada industrinya ditanah air
2. Gaji minimum 1/2 atau 1/3 standard dari US.Kalau di India ini bisa
didapatkan,sayang  bukan orang India ... hehehhee :)


 dan itu juga bukan soal benar/salah. cuman soal pilihan saja (mau kerja
 di sana atau di sini). dulu mafia brekele (berkeley) berpendapat bahwa
 kita ciptakan dulu 'rotinya', walaupun kenyataannya tepung dan bumbu
 yang lain diembat duluan sebelum jadi roti.

Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini.


 ayo kita bangun teknologi
 di sini atau ayo kita beli saja teknologi seperti dulu orang sempat
 'mempersengketakan' habibie-nomics vs nitisastro-nomics, padahal yang
 ada sebenarnya (menurut PPDGJ) adalah waham kebesaran.

udah minum obat hari ooom ? baru kemaren kayaknya ente komplain
pemthnya collapsed nyaris APBNnya jebol :) sekarang disuruh beli
teknologi.aduh udah tahu belum itu harga teknologinya berapa ?


Carllos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On 10/12/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kawan saya di Malaysia lebih bagus; karena dia bisa memilih pajaknya
  dia di alihkan sebagai zakat,  jadi dia alokasikan pajaknya  ke badan
  zakat, sampai orang dari badan zakat  malaysia bingung mencari orang
  miskin disana,  nah akhirnya banyak deh TKI yang dapat zakat dari uang
  pajak.
 
  saya pernah nanya tahun lalu, kalau di indonesia ngga bisa gitu, kalau
  kita bayar zakat ini ngga bisa di alihkan  sebagai pengurang pajak,
  jadi kalau di indonesia dobel
 

 Kemarin sore (WIB), saya berdiskusi dengan salah seorang teman yang
 sedang mengambil program doktoral di fakultas hukum (ini disebut
 supaya jelas bidang kajian dia) tentang pajak dan zakat. Menurut dia,
 di Indonesia pun pengurangan pajak atas dasar setoran zakat
 *dibolehkan*. Yang penting bukti setoran zakat tersebut ditunjukkan
 dan nantinya pembayaran pajak kita dikurangi setoran zakat tersebut.

Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya.
Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan.

 Masih menurut dia: aturan ini memang belum ditulis dalam bentuk UU,
 namun disampaikan sendir oleh Dirjen Pajak yang juga sedang gencar
 menyisir NPWP sekarang ini.

sendir itu apa pak ?

Terus untuk pajak di Indonesia,apakah ada perhintungan seperti
standard deduction ?


 Dari diskusi saya kemarin, memang terasa banyak hal tentang perpajakan
 yang tidak dijelaskan dengan memadai ke masyarakat. Bagaimana jika ada
 yang melakukan persuasi agar mahasiswa/profesional perpajakan menulis
 blog? Menjelaskan banyak aturan tersebut dengan bahasa yang lebih
 mudah dimengerti.

Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk
individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang
tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di
luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com.

Terus terang saya jadi tahu  peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan
detail setelah menggunakan software2 tsb :)


Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Bi [G] ™

On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau Indonesia negara baru yang dimulai dari scratch,mingkin bisa
 kayak begini,jadi direstart dari awal.

 Tapi sebaliknya terutama untuk kondisi sekarang yang mana: a)
 fundamental perkenomian Indonesia yang super-duper-buruk dan b)
 situasi dunia sekarang,yang penuh ketergantungan satu sama lain, it is
  practically impossible Sir,kalau nasionalisasi semua
 persh  asing,gak bakal ada  lagi yang mau invest di Indonesia karena
 risknya terlalu besar.Sekarang aja rating debt Indonesia gak terlalu
 bagus.
 So,Kalau gak ada yang invest,kembali ke jaman batu,chaos.Inget ada 240
 juta manusia yang harus disuapkan.

 Kembali ke masalah super power,di India dan China SDAnya minim lho
 (seperti kata Amin Rais dan bisa dilihat dari film2 India) tapi koq
 mereka bisa jadi super power yahnah mereka maju bukan karena
 SDAnya om,tapi kualitas SDMnya.

maju di negara sendiri apa maju negara orang?

--
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:[EMAIL PROTECTED]
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com



[teknologia] memex itu apa?

2005-10-14 Terurut Topik Idban Secandri
ini bukan yang itu

ada yang pernah coba? sayang demonya untuk windows
http://www.memex.com/

jadi penasaran seperti apa cara kerjanya, kalo cuma ngumpulin data aja kayaknya kurang efektif 
la kartu konpensasi aja datanya dobel2 :)

abis baca artikel di http://www.securitypark.co.uk/article.asp?articleid=24433Categoryid=1




[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

  Kembali ke masalah super power,di India dan China SDAnya minim lho
  (seperti kata Amin Rais dan bisa dilihat dari film2 India) tapi koq
  mereka bisa jadi super power yahnah mereka maju bukan karena
  SDAnya om,tapi kualitas SDMnya.

 maju di negara sendiri apa maju negara orang?

Majunya India dan China didalam negerinya lho om BiG.

Silahkan pergi ke Bangalore dan Shanghai untuk melihatnya.

Lihat persh yang pindah kesana,mulai dari IBM sampai Morgan Stanley
pindah besar2an kesana.

eh kalau IBM  PC division(lenovo) sih sekarang memang udah Chineese
company ya..lupa gua :)

Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya.
 Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan.

Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama
dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini:

* misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar M;
* sedangkan pajak mengambil N;

Nah, jika N  M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor
pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah
aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq?

 sendir itu apa pak ?

Wooo... salah ketik, kurang i, harusnya sendiri. :)
Maaf.

 Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk
 individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang
 tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di
 luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com.

 Terus terang saya jadi tahu  peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan
 detail setelah menggunakan software2 tsb :)

Lah... ini kan maunya murah meriah. Harap maklumlah, yang mau bayar
pajak untuk golongan menengah ke bawah pikir-pikir dulu jika harus
berhadapan dengan profesional yang berorientasi profit. (Oleh karena
itu usulan saya: penulisnya juga *mahasiswa*, hehehe)

Kalau mau jasa konsultasi berbayar sih, saya sudah sering baca di
iklan-iklan yang ditempel di sekitar Fakultas Akuntansi (Ext.) Unpad.

Coba kalau selain form NPWP tersebut diselipkan juga bundel berisi
gambaran global tentang pajak, aturan yang perlu diketahui wajib
pajak, dan prosedur administrasinya, kan memudahkan bagi wajib pajak.

Konon kabarnya, rumusan pajak kita merupakan gabungan sistem Belanda
dan Amerika, cuma pelaksanaannya, hehehe... bercita rasa domestik.

--
amal


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya.
  Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan.

 Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama
 dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini:

 * misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar M;
 * sedangkan pajak mengambil N;

 Nah, jika N  M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor
 pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah
 aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq?

Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang
hutang ke kita,
artinya kita dapat duit dari pemerintah.Banyak yang dapat tambahan
cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya
berlebih setelah dihitung semuanya.

Oh ya,banyak insentif2 yang bagus,misalnya kalau pake sesuatu yang
hemat energi,dapat pengurangan.


  sendir itu apa pak ?

 Wooo... salah ketik, kurang i, harusnya sendiri. :)
 Maaf.

  Bukan blogs,tapi seharusnya ada persh yg bisa mengerjakan tax untuk
  individual/retailer dan jelas apa yang diperbolehkan/apa yang
  tidak,bahkan mereka bikin softwarenya untuk online/retailer..kalu di
  luat seperti www.hrblock.com dan www.turbotax.com.
 
  Terus terang saya jadi tahu  peraturan IRS(dirjen pajaknya us) dengan
  detail setelah menggunakan software2 tsb :)

 Lah... ini kan maunya murah meriah. Harap maklumlah, yang mau bayar
 pajak untuk golongan menengah ke bawah pikir-pikir dulu jika harus
 berhadapan dengan profesional yang berorientasi profit. (Oleh karena
 itu usulan saya: penulisnya juga *mahasiswa*, hehehe)

Gak mahal koq... si US Gov skrg ini malah menyediakan softwarenya gratis.
Atau kalau mau pake software2 turbotax yg komersial seperti itu,yg
termurah cuman 9 dollar koq.

 Kalau mau jasa konsultasi berbayar sih, saya sudah sering baca di
 iklan-iklan yang ditempel di sekitar Fakultas Akuntansi (Ext.) Unpad.

 Coba kalau selain form NPWP tersebut diselipkan juga bundel berisi
 gambaran global tentang pajak, aturan yang perlu diketahui wajib
 pajak, dan prosedur administrasinya, kan memudahkan bagi wajib pajak.

Disini sudah ada itu,tapi yang paling bagus dan penjelasanya gampang
dimengerti ada di buku Tax For Dummies.

 Konon kabarnya, rumusan pajak kita merupakan gabungan sistem Belanda
 dan Amerika, cuma pelaksanaannya, hehehe... bercita rasa domestik.

Kalau NPWP ini  sama dengan SSN,apakah berarti:
-setiap bayi yang lahir bakal ada NPWPnya juga ?
-Apa beda fungsi NPWP/SSN dan JamSosTek ?
-Program pemerintah untuk distribusi ke manula atau orang tidak mampu
bagaimana ?


Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 07:31:28AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 Kita bikin singkatnya aja deh kalau Indonesia kayak India atau
 China aja deh,gua yakin udah pada balik sebagian expert2 IT yang
 diluar.

intinya mengadakan perbaikan di dlm. mulai menghitung public
accountibilty tiap-tiap institusi (terutama perguruan tinggi!) dan
penerapan 'impeachment' pada tiap-tiap bentuk badan hukum berikut aturan
mainnya yang jelas. kalau tidak, non-sense orang bilang kita harus
berbicara soal penegakan hukum dan berperan aktif dalam pembangunan.

baru kita bisa melihat modal asing masuk ke Indonesia. kalau tidak, kita
akan dikadalin lagi seperti yang orang bilang sebagai imperialisme
moderen. di sana kan berita bejibun, coba pelajari apa sih yang
dikeluhkan oleh orang-orang indian di amerika selatan. bukan cuman
keluhannya, tapi latar belakangnya juga.

jangan keburu menengok ke cina, india dll. buruk rupa cermin dibelah :-)

 Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini.

http://google.com/search?q=mafia+berkeley

 udah minum obat hari ooom ? baru kemaren kayaknya ente komplain
 pemthnya collapsed nyaris APBNnya jebol :) sekarang disuruh beli
 teknologi.aduh udah tahu belum itu harga teknologinya berapa ?

kalau tidak salah terima, saya yang salah tulis :-) tapi, gini, menurut
saya, nitisastronomics vs habibienomics itu wacana di awang-awang.
bule always talking talking about non-sense hi..hi..

saya jadi berpikir, kenapa kok kita dari dulu tidak berpikir begini:
kita tidak butuh konsultan kelas 2, 3, 4, 5 dst.. kita butuh konsultan
kelas 1. kalau tidak yang mau, kita garap sendiri saja. yang terjadi
justru sebaliknya, sama konsultan kelas 100 kita tiarap.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang
 hutang ke kita,
 artinya kita dapat duit dari pemerintah.Banyak yang dapat tambahan
 cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya
 berlebih setelah dihitung semuanya.

Bukan begitu oom. Saya beri ilustrasi dalam bentuk angka saja ya,

* zakat maal di dalam Islam besarnya 2,5% dari nisab (batas minimum
seseorang harus berzakat), katakanlah setelah dihitung, si fulan harus
membayar Rp 250.000,-
* pajak yang diambil negara misalnya 5%, dan katakanlah si fulan
terkena Rp 400.000,-

(ilustrasi di atas tidak dihitung dengan aturan sebenarnya, mohon maklum)

Nah, dalam hal ini si fulan punya pilihan:

* tetap membayar kewajibannya sebagai pajak sebesar Rp 400.000 - Rp
250.000 = Rp 150.000; atau
* kalau sistemnya memungkinkan peralihan total (bukan pengurangan),
maka urusan selesai. Setiap orang bebas memilih (yang tentunya dalam
kasus di atas lebih enak bayar zakat, bahkan dari sisi jumlah uang);
atau
* sisa Rp 150.000 ini tetap harus dibayar, namun boleh juga bukan
sebagai pajak. Itu yang saya sebutkan pada email sebelumnya: apakah
mungkin sebagai infaq/sedekah?

Jadi memang ada dualisme: saya ingin berzakat+bersedekah sebesar
jumlah pajak yang saya tanggung, karena saya ingin mengurangi resiko
kebocoran. Hihihi...

 Gak mahal koq... si US Gov skrg ini malah menyediakan softwarenya gratis.
 Atau kalau mau pake software2 turbotax yg komersial seperti itu,yg
 termurah cuman 9 dollar koq.

Itulah... seharusnya memang tanggung jawab kantor pajak untuk
menyediakan informasi sebanyak mungkin. Lah wong memang mereka yang
sedang mengejar klien kok.

Cuma ya itu, daripada kita berpusing-pusing dengan urusan pemerintah
dan akhirnya hanya memaki-maki pemerintah, saya menawarkan kemungkinan
relawan dari masyarakat (mahasiswa). Jika dibilang lucu atau janggal,
wong kita yang mau bayar kok kita yang repot juga, ya itulah negeri
kita. Usulan saya tersebut belum sampai pada tingkatan menuntut
pemerintah menyediakan hal ini; yang ingin saya dulukan adalah
menghindarkan masyarakat dari buta informasi atau dipermainkan karena
tidak tahu aturan sebenarnya.

 Kalau NPWP ini  sama dengan SSN,apakah berarti:
 -setiap bayi yang lahir bakal ada NPWPnya juga ?
 -Apa beda fungsi NPWP/SSN dan JamSosTek ?
 -Program pemerintah untuk distribusi ke manula atau orang tidak mampu
 bagaimana ?

Tidak sama persis, menyerupai.

Seingat saya, anak-anak belum memiliki Social Number (ini pengalaman
di Belanda, CMIIW), masih diikutkan ke orang tuanya.

Jamsostek == Jaminan sosial tenaga kerja, dari situs Web mereka sudah
terbaca: pelindung pekerja, mitra pengusaha. Jadi lebih berorientasi
ke pekerja/karyawan kelihatannya.

Program pemerintah untuk manula dan kaum papa? Wooo... masih
insidental seperti kartu kompensasi saat ini. Kalau ditanyakan ke
Dinas Sosial sih, aku cukup yakin mereka punya jawaban resmi, namun
realisasinya? Biasanya remang-remang menuju gelap.

--
amal


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 baru kita bisa melihat modal asing masuk ke Indonesia. kalau tidak, kita
 akan dikadalin lagi seperti yang orang bilang sebagai imperialisme
 moderen. di sana kan berita bejibun, coba pelajari apa sih yang
 dikeluhkan oleh orang-orang indian di amerika selatan. bukan cuman
 keluhannya, tapi latar belakangnya juga.

 jangan keburu menengok ke cina, india dll. buruk rupa cermin dibelah :-)


waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak
ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal
ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar
karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa
dengan hal sebelumnya.


  Om Adi: Bisa dijabarkan lagi ? gw gak paham ini.
 http://google.com/search?q=mafia+berkeley

Sama juga dengan yang ini juga.dasar org Indonesia (no offense
please),skrg kambing hitamnya Mafia Berkeley setelah Barat :)
Hmmm kalau China apa dong Mafia-nya ? Mafia Deng-Xiao-Ping ? India apa
nama mafianya yah ?

Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 10:42:07AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak
 ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal
 ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar
 karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa
 dengan hal sebelumnya.

yang dicampur yang mana? apa politik pat-gulipat AS yang campur aduk
macam tahu campur seperti pistol air yang berhasil mereka temukan di
irak? :-))

cina, india bisa ngetop karena mau dibayar murah. sony hengkang dari
indonesia memangnya karena dilemparin batu? ya kagak, karena ongkos
produksi di sini mahal, bukannya apa-apa, karena di sini (katanya)
buruhnya cerewet. itu saja. indonesia jadi exportir TKI terbesar juga
karena mereka mau dibayar murah. bisnis selalu membela kepentingan orang
kaya. makanya morgan stanley berikut embah-embahnya pada buka cabang di
cina. maunya ongkos cekak untungnya banyak.

btw, setuju saja modal asing masuk ke sini. lah kita untung kok ditolak.
yang ingin dihindari adalah mereka tidak hanya meminta kejelasan hukum
di indonesia supaya bisa mempekerjakan orang-orang dibawah standar
mereka sendiri.

 Sama juga dengan yang ini juga.dasar org Indonesia (no offense
 please),skrg kambing hitamnya Mafia Berkeley setelah Barat :)

wah .. kok jadi men-'dasar-dasar'-kan orang Indonesia? :-)

barangkali penyakitnya karena kita seringkali merasa benar. tapi itu
bukan berarti 100% salah. banyak juga kok kebijakan ekonomi kita itu
didikte oleh barat (kalau saya bilang semua, ntar anda bilang dasar
orang indonesia lagi), dan setelah berpuluh-puluh tahun ini hasilnya
kemana? mana? yang jelas hutang semakin menumpuk.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja



[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Fri, Oct 14, 2005 at 10:42:07AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
  waduh jangan dicampur adukkan seperti es campur begini oom,saya gak
  ngerti itu dan bukan domain sayaMaaf oom karena saya tahunya hal
  ini saja(India/China IT),yang bukan domain saya gw gak bisa komentar
  karena gak tahu,tapi terus terang saya punya concern relevansinya apa
  dengan hal sebelumnya.

 yang dicampur yang mana?

yang
apa politik pat-gulipat AS yang campur aduk
 macam tahu campur seperti pistol air yang berhasil mereka temukan di
 irak? :-))

iya bedakanlah kebijakan yang begini,jangan generalisasi.Kalau mau
lebih spesifik,US yang mana dulu,yang republikan atau demokrat ?
hehehe :)


 cina, india bisa ngetop karena mau dibayar murah. sony hengkang dari
 indonesia memangnya karena dilemparin batu?

Dalam hal apa dulu,ini stereotype yang salah kalau India mau dibayar
murahkalau buruh ya mungkin analoginya benar,tapi kalau SDM IT
mau dibayar murah(apalagi Indian yang di US) wah salah besr itu...

yang ada orang2 amrika yang komplain ke kongres karena pekerjanya
diambil orang2 India,meskipun bayaranya sama atau India malah lebih
dibayar mahal,ini testimonial saya.

Ini masalah produktivitas dan skill ooom ,untuk yang versi ITnya lhi
...yang versi buruh lain cerita bukan domain saya oom Adi
:)


Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 11:40:21AM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 Dalam hal apa dulu,ini stereotype yang salah kalau India mau dibayar
 murahkalau buruh ya mungkin analoginya benar,tapi kalau SDM IT
 mau dibayar murah(apalagi Indian yang di US) wah salah besr itu...

kalau gitu gak aplikabel dong, justru kasus buruh dibayar murah itu yang
lebih dan amat sangat krusial. kok malah dikesampingkan. soal 'teknologi'
(teknologi apa dulu), secara umum saya setuju 'nanti dulu'. bikin
'valey' indonesia itu masih menara gading lah.

justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh
dibayar murah.  soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat
perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa
membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi
seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti
'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas
wahid (saja).

kita sesuaikan dengan kondisi real kita lah .. jangan sampai, seperti saya
sudah bilang, karena buruk rupa cermin dibelah. orong-orong mai kantri
hi..hi..

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik CronOS
On 10/14/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote:

On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote: Lho,kalau pajak yang telah dibayarkan berlebih,artinya negara yang hutang ke kita, artinya kita dapat duit dari 
pemerintah.Banyak yang dapat tambahan cheque dari US Treasury karena pajak yang dipungut tiap bulanya berlebih setelah dihitung semuanya.Bukan begitu oom. Saya beri ilustrasi dalam bentuk angka saja ya,
* zakat maal di dalam Islam besarnya 2,5% dari nisab (batas minimumseseorang harus berzakat), katakanlah setelah dihitung, si fulan harusmembayar Rp 250.000,-* pajak yang diambil negara misalnya 5%, dan katakanlah si fulan
terkena Rp 400.000,-(ilustrasi di atas tidak dihitung dengan aturan sebenarnya, mohon maklum)Nah, dalam hal ini si fulan punya pilihan:* tetap membayar kewajibannya sebagai pajak sebesar Rp 400.000

 - Rp250.000 = Rp 150.000; atau* kalau sistemnya memungkinkan peralihan total (bukan pengurangan),maka urusan selesai. Setiap orang bebas memilih (yang tentunya dalamkasus di atas lebih enak bayar zakat, bahkan dari sisi jumlah uang);
atau* sisa Rp 150.000 ini tetap harus dibayar, namun boleh juga bukansebagai pajak. Itu yang saya sebutkan pada email sebelumnya: apakahmungkin sebagai infaq/sedekah?Jadi memang ada dualisme: saya ingin berzakat+bersedekah sebesar
jumlah pajak yang saya tanggung, karena saya ingin mengurangi resikokebocoran. Hihihi...
perhitungannya nggak begitu boss amal. dalam hal ini (peraturan yang
di-post oleh ivo) yang dikenai pengurangan (deduction) adalah taxable
income alias penghasilannya, bukan pajaknya itu sendiri.

jadi dalam kasus di atas: si Rp. 250 ribu bukannya dikurangi dari Rp. 400 ribu-nya, tapi dari si total annual income-nya.

taxable income aslinya = 100/5 x 400 ribu = Rp. 8 juta. 

setelah deduction karena yang Rp. 250 ribu dibayarkan oleh zakat, maka taxable income tinggal:
Rp. 8 juta - Rp. 250 ribu = Rp. 7,75 juta

jadi tax yang harus dibayarkan tidak lagi Rp. 400 ribu, melainkan:
5% x Rp. 7,75 juta = Rp. 387500 

itulah yang dinamakan pengurangan pajak alias tax deduction. kalau
sistem peralihan saya belum pernah dengar teori-nya seperti apa. apa
iya setiap orang boleh pilih mau bayar pajak atau zakat? rasanya agak
aneh.
-- CronOS™The OS of The Futurehttp://cronos.id-gmail.info/2005/10/10/all-you-can-eat/


[teknologia] Re: memex itu apa?

2005-10-14 Terurut Topik Jay adalah Yulian

Pada tanggal 10/14/05, Idban Secandri [EMAIL PROTECTED] menulis:
 ini bukan yang itu

  ada yang pernah coba? sayang demonya untuk windows
  http://www.memex.com/

  jadi penasaran seperti apa cara kerjanya, kalo cuma ngumpulin data aja
 kayaknya kurang efektif
  la kartu konpensasi aja datanya dobel2 :)

  abis baca artikel di
 http://www.securitypark.co.uk/article.asp?articleid=24433Categoryid=1

kalo menurut wikipedia, memex itu asal mulanya hypertext
http://en.wikipedia.org/wiki/Memex


--
http://yulian.firdaus.or.id/


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh
 dibayar murah.  soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat
 perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa
 membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi
 seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti
 'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas
 wahid (saja).


waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya
terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika
selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah
bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P

Mungkin pandangan om Adi sangat idealias,tapi practically gak make
sense. untuk kondisi skrg.Dunia skrg ini saling berketergantungan (mau
Barat,China atau India keq) apalagi negeri susah kayak Indonesia,OK
issue kita kalau saya bisa rangkum:

-Gagal bersaing pada perburuhan (dengan China)
-Gagal bersaing pada SDM intelektualitas (dengan China dan India)
-Merasa di-injak2 Barat,apalagi Malaysia yah
-Ekonomi jeblok,APBN hampir jebol
-Mafia Berkeley bikin melarat
-Ada yang mau nambahin lagi ?

Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik adi

On Fri, Oct 14, 2005 at 02:52:15PM -0700, Patriawan, Carlos wrote:
 waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya
 terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika
 selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah
 bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P

he..he.. relaks :-) thread ini sudah dari sononya menyimpang bin OOT,
tapi saya menanggapi komentar anda terhadap kang harry soal pengelolaan
sumber daya alam. anda melihatnya maskapai asing sebagai kesempatan dan
itikad baik. saya melihatnya beda, kita perlu melihat dulu secara
komprehensif, apa saja yang sudah dilakukan 'mereka' untuk bangsa ini.
dan barangkali kita bisa belajar juga dari apa saja yang sudah 'mereka'
lakukan kepada bangsa lain.

peningkatan kualitas SDM (kalah bersaing dengan india, cina, india,
cina, india, cina, india, cina, india, cina) justru domain yang lain.
no argue against that. tapi saya melihat peranannya kecil untuk
pengembangan bangsa saat ini (tapi perlu dilakukan segera, kapan lagi?).
terutama kalau dikaitkan dengan issue pengelolaan sumber daya alam,
seperti yang pak yono (paulus soeryono adisoemarto) bilang: wong
rumusnya sama. jadi, tidak ada alasan untuk bermental inlander.

tapi saya akui (saya sudah mengakuinya sejak awal toh?) komentar saya
akan miring untuk yang satu ini dan mungkin dalam bbrp hal sudah
kehilangan obyektifitas (habis 'mereka' *keterlaluan* sih).

btw, saya tadi sebelum tidur jadi kepikiran, sesuai saran anda untuk
melihat AS itu siapa dulu, republikan atau demokrat. lah kok saya merasa
tambah ruwet. gimana tidak? orang sebanyak itu kok ya tidak merasa sudah
memelihara seorang penjahat perang 'nge d'bush :-)

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 he..he.. relaks :-) thread ini sudah dari sononya menyimpang bin OOT,
 tapi saya menanggapi komentar anda terhadap kang harry soal pengelolaan
 sumber daya alam. anda melihatnya maskapai asing sebagai kesempatan dan
 itikad baik. saya melihatnya beda, kita perlu melihat dulu secara
 komprehensif, apa saja yang sudah dilakukan 'mereka' untuk bangsa ini.
 dan barangkali kita bisa belajar juga dari apa saja yang sudah 'mereka'
 lakukan kepada bangsa lain.

 peningkatan kualitas SDM (kalah bersaing dengan india, cina, india,
 cina, india, cina, india, cina, india, cina) justru domain yang lain.
 no argue against that. tapi saya melihat peranannya kecil untuk
 pengembangan bangsa saat ini (tapi perlu dilakukan segera, kapan lagi?).
 terutama kalau dikaitkan dengan issue pengelolaan sumber daya alam,
 seperti yang pak yono (paulus soeryono adisoemarto) bilang: wong
 rumusnya sama. jadi, tidak ada alasan untuk bermental inlander.

Yuuppe,ini intinya perbedaan pendapat kita:
-Per-Om Adi,West=evil power sementara menurut hemat saya tidak.
-Per-Om Adi,peningkatan kualitas SDM perananya kecil,sementara menurut
saya tidak.

Ya kita masih mentok disini mungkin karena experience dan wawasan yang
berbeda atau sayanya kali yang masih kuper :)

 btw, saya tadi sebelum tidur jadi kepikiran, sesuai saran anda untuk
 melihat AS itu siapa dulu, republikan atau demokrat. lah kok saya merasa
 tambah ruwet. gimana tidak? orang sebanyak itu kok ya tidak merasa sudah
 memelihara seorang penjahat perang 'nge d'bush :-)

Percaya atau tidak,kita yang di california punya pertanyaan yang sama
dengan Oom Adi.Kalo Republikan kan memang ultra right wing jadi
wajarlah kebijakannya lebih pro-nasionalis sementara demokrat jauh
lebih adaptif dan terbuka.


Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:



 On 10/15/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   justru 'mereka' lebih amat sangat diuntungkan dari pemanfaatan buruh
   dibayar murah.  soal ada orang IT yang bisa digaji sama dengan penjahat
   perang ngge-de-bush, saya kurang peduli :-) kan sudah pinter, sudah bisa
   membela diri mereka sendiri. pada dasarnya orang seperti ini bisa jadi
   seperti kutu loncat ke mana saja semau mereka sendiri. tapi, seperti
   'kasus' yang diangkat kang harry (freeport), ini bukan soal SDM kelas
   wahid (saja).
  
 
  waduh om,mungkin kita sama2 salah atau sama2 benar,tapi kayaknya
  terlalu banyak yang dicampuradukkan yah(dari taliban,indian di amerika
  selatan,etc) jadinya rancu apa yg dibahas.pusing gw :)) Koq malah
  bicarain buruh sekarang,kalau masalah ini bukan domain saya :P
 
  Mungkin pandangan om Adi sangat idealias,tapi practically gak make
  sense. untuk kondisi skrg.Dunia skrg ini saling berketergantungan (mau
  Barat,China atau India keq) apalagi negeri susah kayak Indonesia,OK
  issue kita kalau saya bisa rangkum:
 
  -Gagal bersaing pada perburuhan (dengan China)
  -Gagal bersaing pada SDM intelektualitas (dengan China dan India)
  -Merasa di-injak2 Barat,apalagi Malaysia yah
  -Ekonomi jeblok,APBN hampir jebol
  -Mafia Berkeley bikin melarat
  -Ada yang mau nambahin lagi ?

  tambahan:
  - orang IT ngomongin ekonomi, orang ekonomi ngomongin IT
  - orang zakat ngomongin pajak, orang pajak ngomongin zakat

  hehehe


Betul #1 PakCik,tapi kadang2 suka terjebak juga siiih dari threadnya
mailing-list :)


  Kalau pendapat gue simple aja. Indonesia itu ada 2 pilihan, ikut
 capitalism, free competition gaya US (barat) atau tutup Indonesia seperti
 Korea Utara.

Betul #2.Setuju 100 persen.

Hidup Korea Utara,Hidup Bhutan :)

Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Patriawan, Carlos

On 10/14/05, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote:


 - Original Message -
 From: Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED]
 To: teknologia@googlegroups.com
 Sent: Friday, October 14, 2005 5:50 PM
 Subject: [teknologia] Re: NPWP



 On 10/14/05, Patriawan, Carlos [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ooo,ini masih dalam batas pengurangan ya.
  Bukan seperti di Malaysia yang memang dialihkan.

 Siapa tahu jika dalam realisasinya bisa dikurangi semua kan sama
 dengan dialihkan? Kemungkinan persoalannya seperti ini:

 * misalnya zakat menurut ketentuan mengambil bagian harta seseorang sebesar
 M;
 * sedangkan pajak mengambil N;

 Nah, jika N  M dan kita bersikukuh tidak ingin dimasukkan ke kantor
 pajak, selisihnya (N-M) dianggap sebagai apa? Sedekah, infaq? Apakah
 aturannya sudah sampai ke sedekah dan infaq?

 ---

 Saya kira kita juga harus berfikir lebih luas, negara itu kan yang membiayai
 warganegaranya.
 Lha kalau semua pajak langsung diberikan lagi ke masyarakat dalam bentuk
 sedekah, zakat dsb., Pemerintahnya dibiayai pakai uang dari mana? Utang lagi
 ? ;)


ini pertanyaan awal saya  dan jawabanya masih terlalu global,kayaknya
kalo memang mau ini dibahas kita harus pelajari dulu aturan main dan
regulasinya,makanya saya mintakan URLnya tentang ini kalau
informasinya tersedia di web.


Carlos


[teknologia] Re: NPWP

2005-10-14 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/15/05, CronOS [EMAIL PROTECTED] wrote:
  itulah yang dinamakan pengurangan pajak alias tax deduction. kalau sistem
 peralihan saya belum pernah dengar teori-nya seperti apa. apa iya setiap
 orang boleh pilih mau bayar pajak atau zakat? rasanya agak aneh.


Ok, terima kasih.
Karena sudah di sisi teknis dan saya tidak tahu dengan pasti, lebih
baik distop dulu bagian hitung-hitungan ini. Barangkali di lain waktu
ada kesempatan lagi untuk diskusi dengan orang yang bersangkutan,
lebih baik.

*maaf kalau saya terlalu gegabah memberi contoh. :)

--
amal