Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Terlebih dahulu saya mohon maaf kepada para ibu. Saya mau sharing sedikit nich mengenai ibu-ibu yang kerja. Pendapat saya begini (khusus bagi yang beragama Islam), dalam hukum agama, yang wajib mencari nafkah adalah suami, bagi isteri tidak wajib (sunah kali). Yang wajib bagi isteri adalah mengurusi rumah tangga ! Berat lho ngurusin urusan rumah tangga, diperlukan fisik yang sehat dan kuat dari seorang isteri. Oleh karena itu, pahala bagi isteri yang dapat menunaikan pekerjaan rumah tangga dengan benar menurut ajaran agama (salah satunya ikhlas), yaitu sama dengan pahalanya pejuang yang mati sahid di medan perang. Apa lagi ada hadist (kalau nggak salah) berbunyi seperti ini ; "Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu". Jadi sudah jelas, peranan sang ibu sangat besar juga dalam menghantarkan putra-putrinya nanti akan menjadi ahli surga atau sebaliknya. Nah, apakah untuk mencapai kebahagiaan yang abadi tersebut dapat dicapai dengan uang yang berlimpah ? Jelas tidak. Oleh karenanya, pandai-pandailah kita menggunakan akal kita (jangan perasaan saja yang diutamakan), bukankah letak kesempurnaan manusia dari makhluk lainnya adalah terletak di akal. Demikian ibu-ibu dan bapak-bapak netters yang budiman, mohon maaf jika sekiranya kepanjangan. "Patria, Diah" wrote: Jadi kita bisa ambil kesimpulan kalau sikecil tidak hanya butuh kasih sayang Bunda tapi juga ayahnya, karena walau bagaimanapun keseimbangan kasih sayang itu perlu. Dan buang jauh-jauh perasaan bersalah dari hati ibu-ibu sekalian, karena toh kita bekerja bukan untuk lari dari tanggung jawab tapi justru untuk memberikan kehidupan yang lbh baik buat anak kita, bukankah dalam islam (mungkin dalam agama manapun) bekerja adalah ibadah..jadi menjadi ibu rumah tangga atau pun wanita karier sama mulianya dimata Allah, asal kita bisa menyeimbangkan keduanya, dan berhenti bekerja saja tidak akan menyelesaikan masalah, Insya Allah, Allah pasti beri kita kemudahan jika kita ikhlas dan Ridho menjalani keduanya.Amin. Maaf kalau ada yang tidak berkenan, itu hanya sekedar pendapat pribadi. Salam Bundanya Sulthan -Original Message- From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 15 December 2000 12:08 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Rekan netters... saya juga punya cerita lain tentang anak tapi dalam versi ayah... kita bisa lihat ayah yang bekerja saja cukup bikin anak berpikir bagaimana caranya mempunyai waktu dengan ayahnya...apalagi dengan ibunya !! thanks ibu Baim Subject: Kisah sejati Seorang bapak kembali pulang telat dari tempat bekerja, merasa letih melihat anaknya yang berumur 5 tahun berdiri di depan pintu. "Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?", tanya anak. "Ya,Tentu, apakah yang akan kau tanyakan ?" jawab bapaknya. "Ayah, berapa uang yang kau dapatkan dalam satu jam?" "Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya seperti itu ?" bapaknya berkata dengan nada tinggi. "Aku hanya ingin tahu. Berapakah yang ayah terima?" pinta sang anak. "Jika kamu benar2 ingin tahu, ayah terima $20.00 per jam". "Oh," angguk sang anak. Sambil mendongak, dia berkata, "Ayah, bolehkah aku pinjam $10.00?" sang anak meminta dengan memelas. "Jika alasan kamu ingin tahu jumlah uang yang ayah terima hanya untuk dapat pinjam dan membeli mainan yang tak berguna atau sesuatu yang tidak masuk akal, maka kamu sekarang masuk kamar dan tidur. Apakah kamu tidak berpikir bahwa kamu egois? Ayah bekerja dengan susah payah setiap hari, dan tidak punya waktu untuk mainan anak2." Sang anak menurut masuk kamar dan menutup pintu. Sang ayah duduk dan semakin marah karena pertanyaan anaknya. Beraninya dia menanyakan pertanyaan hanya untuk mendapatkan uang. Setelah lebih dari satu jam, sang ayah sudah tenang dan mulai berpikir bahwa dia agak keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya membutuhkan sesuatu yang dia ingin beli dengan uang $10.00 tersebut, dan dia juga jarang meminta uang. Sang ayah pergi ke kamar anaknya dan pintunya dibuka. "Sudah tidur, anakku?" dia bertanya. "Tidak ayah, saya masih terjaga," jawab anaknya. "Ayah berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadap kamu barusan", kata sang ayah. "Hari ini hari yang berat dan ayah melampiaskannya kepada kamu. Ini $10.00 yang kamu pinta" Sang anak bangun dan menyalakan lampu. "Oh, terima kasih ayah!" sang anak berteriak kegirangan. Kemudian, dia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata isinya uang. Sang ayah melihat anaknya sudah mempunyai uang, kembali marah. Sang anak menghitung dengan perlahan uangnya, kemudian menatap ayahnya. "Kenapa kamu meminta lagi uang jika kamu sudah punya?" gerutu ayahnya "Karena belum cukup, tapi sekarang aku sudah punya cukup uang", balas sa
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Salam, Ceritanya apa sih,.. -Original Message- From: Tittu Riana Sari [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, December 14, 2000 3:30 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mbak Titu saya juga seorang ibu pekerja dengan seorang Putra yang berumur 1,2 thn setelah membaca cerita mbak Deisy , sepertinya ada makna yg harus kita camkan dalam menghadapi putra putri kita ,sepertinya kita sebagai kaum hawa jadi berfikir sebaiknya mana yg harus dipilih?? iya khan?? yach sebaiknya semua itu berbalik ke kita sendiri meskipun kita bekerja , tapi jangan lah sampai melupakan kewajiban sebagai seorang ibu.sempatkanlah sebelum pergi kerja untuk memandikan nyuapin putra putri kita kalau malam usahakan sebelum tidur meninabobokannya ...jangan sampai si anak merasakan kehilangan perhatian kasihsayang dari kita kita ibunya saya kira demikian sharing dari saya mungkin ada masukan dari rekan rekan netters yg lain Ibu Rayhan -Original Message- From: Tittu Riana Sari [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 14, 2000 3:32 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Rekan-rekan semua, Saya sudah pernah membaca cerita ini sebelumnya. Reaksi saya sama dengan Ibunya Baim. Istri saya sudah berhenti bekerja hanya sebulan setelah cuti hamil kelahiran anak kami yg kedua diselesaikan. Dia berhenti bekerja dengan kesadaran sendiri, yg tentu saja sangat saya dukung. Sewaktu kami berdua masih harus bekerja, kami harus berangkat pagi buta, supaya anak saya yg pertama (4 tahun, Oktober lalu) tidak merengek agar salah satu dari kami 'libur'. Kalau sampai kami kepergok akan berangkat kerja, saya mengalah untuk berangkat lebih siang untuk menenangkan anak saya dulu, karena istri saya terikat dengan shift (hotel). Sampai beberapa waktu yg lalu, lima bulan setelah istri saya berhenti bekerja, anak saya ini masih sering menanyakan apakah ibunya libur, ketika mendapati ibunya ada di rumah ketika dia bangun pagi. Tapi sekarang, saya dapat merasakan secara langsung kegembiraan anak saya mendapati ibunya selalu ada di rumah. Saya bisa berangkat kerja dengan tenang, karena saya yakin anak-anak saya di tangan orang yg sangat menyayangi mereka. Sampai dua bulan yg lalu, dalam perjalanan ke kantor, di dalam bis, atau sesampai di kantor, saya sering sempatkan telepon ke rumah, menanyakan ke istri saya, apakah si Gede masih bertanya hal yg sama. Bapaknya Gede -Original Message- From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 14, 2000 3:32 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Aduuh, mba Deisy... Saya masih speechless nih.. abis baca cerita ini. Sebenernya renungan spt ini sering sekali kita lakukan.. Yg terkadang bikin kita menangis sendiri.. Penginnya sih kita selalu memeluk anak 2 kita, menjaga dan melindunginya. Tapi tuntutan hidup sekarang mengharuskan kita utk keluar rumah bekerja. Dilema ya...? Pernah suatu saat saya curhat sama tante saya, soal concern saya thd anak, soal gimana perkembangannya sementara saya jarang mendampinginya.. Tante saya dg bijaksana bilang, pasrahkan semuanya pada Allah, Dia yang akan menjaga melindungnya selama kamu tidak di sampingnya. Nyesss .. rasanya di hati ini.. Best Regards, Diah Riyawanti -Original Message- From: Deisy [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: December 14 2000 1:17 PM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Fatma Indira; Niken Koeshendarti; Teti Aisyah Subject: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk FW: Mandiin DonkCerita ini bagus buat direnungkan... Deisy - --- Sebagian wanita menganggap tugas wanita lebih sebagai manajer di rumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh para bawahan, alias pembantu ataupun baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih utama. Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur dan diaper ini. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" mazola (minyak goreng) dan berparfumkan aroma popok bayi. Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan kedua sisi ini. Seperti saya tulis di muka, sudah banyak para ulama dan ustadz yang memberikan arahan. Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya. Sebut saja Rani namanya. Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak awal, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, baik itu dalam bidang akademis maupun bidang profesi yang akan digelutinya. Ketika Universitas mengirim kami untuk mempelajari Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, di negerinya bunga tulip, beruntung Rani terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah dengan seluk beluk hukum dan perundangan. Beruntung pula, Rani mendapat pendamping yang "setara" dengan dirinya, sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Rani baru saja diangkat sebagai staf Diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Rani meraih PhD. Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Tentunya filosofi yang mendasari pemilihan nama ini seindah namanya pula. Ketika Alif, panggilan untuk puteranya itu berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke negara lain makin meninggi. Saya pernah bertanya, "Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?" Dengan sigap Rani menjawab: "Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Everything is ok." Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan ke baby-sitter betul-betul mengagumkan. Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian. Kakek neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu tentang ibu-bapaknya. "Contohlah ayah-bunda Alif kalau Alif besar nanti." Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani bertutur disela-sela dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil dalam bidang akademis dan pekerjaannya. Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu ia dan suaminya menjelaskan dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini "dapat memahami" orang tuanya. Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Kalau kedua orang tuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Kisah Rani, Alif selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Rani bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtua sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti Alif. Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby-sitternya. "Alif ingin bunda mandikan." ujarnya. Karuan saja Rani yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urung suaminya turut membujuk agar Alif mau mandi dengan
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mulai umur berapa sih anak kita merengek-rengek dikala kita orang tuanya pergi kerja ??? -Original Message- From: I Gede S. Aryana [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 14 Desember 2000 15:57 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Rekan-rekan semua, Saya sudah pernah membaca cerita ini sebelumnya. Reaksi saya sama dengan Ibunya Baim. Istri saya sudah berhenti bekerja hanya sebulan setelah cuti hamil kelahiran anak kami yg kedua diselesaikan. Dia berhenti bekerja dengan kesadaran sendiri, yg tentu saja sangat saya dukung. Sewaktu kami berdua masih harus bekerja, kami harus berangkat pagi buta, supaya anak saya yg pertama (4 tahun, Oktober lalu) tidak merengek agar salah satu dari kami 'libur'. Kalau sampai kami kepergok akan berangkat kerja, saya mengalah untuk berangkat lebih siang untuk menenangkan anak saya dulu, karena istri saya terikat dengan shift (hotel). Sampai beberapa waktu yg lalu, lima bulan setelah istri saya berhenti bekerja, anak saya ini masih sering menanyakan apakah ibunya libur, ketika mendapati ibunya ada di rumah ketika dia bangun pagi. Tapi sekarang, saya dapat merasakan secara langsung kegembiraan anak saya mendapati ibunya selalu ada di rumah. Saya bisa berangkat kerja dengan tenang, karena saya yakin anak-anak saya di tangan orang yg sangat menyayangi mereka. Sampai dua bulan yg lalu, dalam perjalanan ke kantor, di dalam bis, atau sesampai di kantor, saya sering sempatkan telepon ke rumah, menanyakan ke istri saya, apakah si Gede masih bertanya hal yg sama. Bapaknya Gede -Original Message- From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 14, 2000 3:32 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mbak Tittu , kalau anaknya tidak ada masalah yach tidak usah terlalu khawatir, yang penting kalau kita dirumah yach anak mesti kita yang pegang bukan BS-nya lagi. Masalahnya anak saya ini sudah seminggu ini mogok makan kalau pagi doang, pas jam-jam-nya ibunya mau berangkat kantor. Kan lucu, sepertinya dia cuma mau cari perhatian saja. Memang dimulai sejak saya tidak menitipkan dia ke eyang-nya, karena saya mau mengajarinya supaya mandiri, supaya dia menyadari adakalanya dia tidak selalu ada yang menemani dan mengajaknya bermain, walau ada BS, tapi kan beda biasanya kalau eyang selalu lebih dimanja, apa yang dia mau selalu dituruti. Saya rasa ambil cuti 1-2 hari ada baiknya juga, meluangkan waktu lebih utk buah hati kan tidak apa-apa. Buat saya biar saya wanita karier , keluarga tetap harus no 1. -- Forwarded by Teny Yudawati/bjsfer/BJSERVICES on 12/14/2000 04:21 PM --- "Tittu Riana Sari" [EMAIL PROTECTED] on 12/14/2000 03:31:40 PM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Artikel ini sebenarnya sudah beberapa bulan yang lalu di posting dan sekarang ada yang posting lagi, waktu itu juga ada artikel tentang do'a seorang kakak yang ajaib, tapi kalau baca lagi tetap saja trenyuh kata orang jawa( kata orang jakarta apa ya..?). Kalau saya sebisa mungkin menuruti permintaan anak yang sifatnya dia minta diperhatikan dan minta di sayang, sesibuk apapun. saya pernah beberapa kali waktu mau berangkat kerja, anak tidak mau dicebokin(atau mandi) sama ibu sampai nangis-nangis, minta di cebokin(atau mandi)sama bapak katanya sambil nangis, ya, dengan kasih sayang dicebokin(atau mandi). pokoknya tidak ada ruginya deh kasih sayang terhadap anak, soalnya nanti kalau kita sudah TOP(tua opong peot) siapa lagi yang ngopenin,. itu aja curhat saya dan mohon maaf kalau tidak berkenan. wassalam bapaknya fakhri+alika At 午後 03:31 00/12/14 +0700, you wrote: Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Dear All, saya sependapat dengan mbak teny ...rasanya memang sebisa mungkin kalau pulang kerja atau dirumah kita yang pegang anak kita sendiri dari urusan makan, mandi etc.emang sih saya sendiri ngerasain kalau pulang kantor ..rasanya cuapek banget..tapi demi anak..saya rela banget deh..ngebuang jauh2 rasa capek tadi. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, December 14, 2000 4:17 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Tittu , kalau anaknya tidak ada masalah yach tidak usah terlalu khawatir, yang penting kalau kita dirumah yach anak mesti kita yang pegang bukan BS-nya lagi. Masalahnya anak saya ini sudah seminggu ini mogok makan kalau pagi doang, pas jam-jam-nya ibunya mau berangkat kantor. Kan lucu, sepertinya dia cuma mau cari perhatian saja. Memang dimulai sejak saya tidak menitipkan dia ke eyang-nya, karena saya mau mengajarinya supaya mandiri, supaya dia menyadari adakalanya dia tidak selalu ada yang menemani dan mengajaknya bermain, walau ada BS, tapi kan beda biasanya kalau eyang selalu lebih dimanja, apa yang dia mau selalu dituruti. Saya rasa ambil cuti 1-2 hari ada baiknya juga, meluangkan waktu lebih utk buah hati kan tidak apa-apa. Buat saya biar saya wanita karier , keluarga tetap harus no 1. -- Forwarded by Teny Yudawati/bjsfer/BJSERVICES on 12/14/2000 04:21 PM --- "Tittu Riana Sari" [EMAIL PROTECTED] on 12/14/2000 03:31:40 PM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Waduh mbak..sungguh cerita yang menyedihkan, tak terasa sayapun terhanyut dlm cerita ini. Tolong dech mbak..., kalo ada cerita seperti ini jangan di kirimkan, apalagi sayapun termasuk wanita yg bekerja dari pagi hingga malam, dan anak sayapun saya tinggal dirumah. Sebenarnya sayapun ingin terus nungguin anak dirumah, dan sangat mencintai anak saya, tapi kebutuhan terus mendesak utk tetap bertahan spt ini. Sebelumnya saya minta ma'af sebesar-besarnya pada mbak Deisy, atau mungkin saya yg terlalu cengeng utk membaca artikel spt. ini. Sekali lagi mohon ma'af. - Original Message - From: Deisy [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Fatma Indira [EMAIL PROTECTED]; Niken Koeshendarti [EMAIL PROTECTED]; Teti Aisyah [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 1:17 PM Subject: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk FW: Mandiin DonkCerita ini bagus buat direnungkan... Deisy - --- Sebagian wanita menganggap tugas wanita lebih sebagai manajer di rumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh para bawahan, alias pembantu ataupun baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih utama. Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur dan diaper ini. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" mazola (minyak goreng) dan berparfumkan aroma popok bayi. Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan kedua sisi ini. Seperti saya tulis di muka, sudah banyak para ulama dan ustadz yang memberikan arahan. Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya. Sebut saja Rani namanya. Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak awal, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, baik itu dalam bidang akademis maupun bidang profesi yang akan digelutinya. Ketika Universitas mengirim kami untuk mempelajari Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, di negerinya bunga tulip, beruntung Rani terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah dengan seluk beluk hukum dan perundangan. Beruntung pula, Rani mendapat pendamping yang "setara" dengan dirinya, sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Rani baru saja diangkat sebagai staf Diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Rani meraih PhD. Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Tentunya filosofi yang mendasari pemilihan nama ini seindah namanya pula. Ketika Alif, panggilan untuk puteranya itu berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke negara lain makin meninggi. Saya pernah bertanya, "Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?" Dengan sigap Rani menjawab: "Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Everything is ok." Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan ke baby-sitter betul-betul mengagumkan. Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian. Kakek neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu tentang ibu-bapaknya. "Contohlah ayah-bunda Alif kalau Alif besar nanti." Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani bertutur disela-sela dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil dalam bidang akademis dan pekerjaannya. Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu ia dan suaminya menjelaskan dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini "dapat memahami" orang tuanya. Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Kalau kedua orang tuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Kisah Rani, Alif selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Rani bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtua sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti Alif. Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby-sitternya. "Alif ingin bunda mandikan." ujarnya. Karuan saja Rani yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urung suaminya turut membujuk agar Alif mau mandi dengan tante Mien, baby-sitternya. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan,"Bunda, mandikan Alif" begitu setiap pagi. Rani
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Saya pernah baca cerita itu beberapa bulan yang lalu...menyentuh ya...saya sich selalu sempatkan bangun agak pagi tiap hari, bermain dulu dgn anakku, menggambar, nyanyi biar agak bau naga..he..he..he...trus sabtu minggu seharian sama aku dech dari mandi sampai bobo lagi..dan alhamdulliah anakku engga rewel kalau bundanya kerja, tapi harus ikut kedepan komplek trus dari situ dia naek beca pulang ke rumah..langganan beca dech Salam' Bundanya Sulthan -Original Message- From: Briliyanti Dwiwiranti [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 14 December 2000 16:00 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mulai umur berapa sih anak kita merengek-rengek dikala kita orang tuanya pergi kerja ??? -Original Message- From: I Gede S. Aryana [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 14 Desember 2000 15:57 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Rekan-rekan semua, Saya sudah pernah membaca cerita ini sebelumnya. Reaksi saya sama dengan Ibunya Baim. Istri saya sudah berhenti bekerja hanya sebulan setelah cuti hamil kelahiran anak kami yg kedua diselesaikan. Dia berhenti bekerja dengan kesadaran sendiri, yg tentu saja sangat saya dukung. Sewaktu kami berdua masih harus bekerja, kami harus berangkat pagi buta, supaya anak saya yg pertama (4 tahun, Oktober lalu) tidak merengek agar salah satu dari kami 'libur'. Kalau sampai kami kepergok akan berangkat kerja, saya mengalah untuk berangkat lebih siang untuk menenangkan anak saya dulu, karena istri saya terikat dengan shift (hotel). Sampai beberapa waktu yg lalu, lima bulan setelah istri saya berhenti bekerja, anak saya ini masih sering menanyakan apakah ibunya libur, ketika mendapati ibunya ada di rumah ketika dia bangun pagi. Tapi sekarang, saya dapat merasakan secara langsung kegembiraan anak saya mendapati ibunya selalu ada di rumah. Saya bisa berangkat kerja dengan tenang, karena saya yakin anak-anak saya di tangan orang yg sangat menyayangi mereka. Sampai dua bulan yg lalu, dalam perjalanan ke kantor, di dalam bis, atau sesampai di kantor, saya sering sempatkan telepon ke rumah, menanyakan ke istri saya, apakah si Gede masih bertanya hal yg sama. Bapaknya Gede -Original Message- From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 14, 2000 3:32 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Jadi kesimpulannya, saya termasuk ibu yg beruntung dong ya.. bisa berangkat agak siangan ke kantor. Jadi masih ada waktu utk mandikan si Dito sblm dia ke sekolah. Sebelum berangkat memang dia sering menahan saya: "Ibu ngga boleh kerja, di rumah aja...". Kadang mesti petak umpet dulu, supaya dia ngga lihat saat saya pergi. Tapi Alhamdulillah, pulang kerja juga masih sempat temenin dia tidur. Memang anak saya ini sering ngga mau kalau ngga tidur sama saya. Wassalam, Diah R. -Original Message- From: Deisy [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: December 14 2000 4:33 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Dear All, saya sependapat dengan mbak teny ...rasanya memang sebisa mungkin kalau pulang kerja atau dirumah kita yang pegang anak kita sendiri dari urusan makan, mandi etc.emang sih saya sendiri ngerasain kalau pulang kantor ..rasanya cuapek banget..tapi demi anak..saya rela banget deh..ngebuang jauh2 rasa capek tadi. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, December 14, 2000 4:17 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Tittu , kalau anaknya tidak ada masalah yach tidak usah terlalu khawatir, yang penting kalau kita dirumah yach anak mesti kita yang pegang bukan BS-nya lagi. Masalahnya anak saya ini sudah seminggu ini mogok makan kalau pagi doang, pas jam-jam-nya ibunya mau berangkat kantor. Kan lucu, sepertinya dia cuma mau cari perhatian saja. Memang dimulai sejak saya tidak menitipkan dia ke eyang-nya, karena saya mau mengajarinya supaya mandiri, supaya dia menyadari adakalanya dia tidak selalu ada yang menemani dan mengajaknya bermain, walau ada BS, tapi kan beda biasanya kalau eyang selalu lebih dimanja, apa yang dia mau selalu dituruti. Saya rasa ambil cuti 1-2 hari ada baiknya juga, meluangkan waktu lebih utk buah hati kan tidak apa-apa. Buat saya biar saya wanita karier , keluarga tetap harus no 1. -- Forwarded by Teny Yudawati/bjsfer/BJSERVICES on 12/14/2000 04:21 PM --- "Tittu Riana Sari" [EMAIL PROTECTED] on 12/14/2000 03:31:40 PM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisyaduh ceritanya bagussampe saya nangis ! orang-orang seruangan dikantor sampe bingung ngeliat saya tiba-tiba nangis !!! Anyway...cerita itukan pada akhirnya membuat kita (ibu bekerja) mikir lagi ! dan keputusan buat ambil cuti seperti yang mbak Teny lakukan bukan jawaban juga menurut saya. So...? ada yang punya pandangan mengenai ini ??? thanks, ibu Baim - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 14, 2000 2:43 PM Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Rekan2, Setelah hampir selalu mendengar cerita mengenai ibu bekerja dan dilemanya, dan kebanyakan berakhir dengan rasa bersalah si ibu yang harus bekerja, atau menempatkan ibu bekerja dalam dilema, saya ingin berbagi cerita ttg. seorang ibu bekerja yang saya kenal dekat. Saya tidak pinter menulis atau bercerita, jadi, diterima saja lah apa adanya...:-) -- Ketika menikah, ibu ini belum menyelesaikan kuliahnya di Fak. Kedokteran. Suaminya seorang dokter. Sampai sesudah anaknya lahir (di tangan suaminya, hmm... asyik ya ?), dia masih harus menyelesaikan masa co-ass di RS. Itu masa yang berat buat mereka berdua. Tanpa dukungan suaminya yg. jempolan, belum tentu ibu ini berhasil melampauinya... Sesudah lulus jadi dokter, dia bekerja sbg. dosen di FK, dan sore harinya melayani pasien di ruang prakteknya. Anak sulungnya, perempuan, diajar utk. mandiri. Meskipun anak ke-2, laki-laki, baru hadir 11 tahun kemudian, tidak ada perlakuan istimewa pada anak perempuannya hanya karena dia anak tunggal saat itu. Meskipun tentu saja, mereka berdua penuh cinta pada anaknya tsb. Anak2nya tumbuh besar, terbiasa mengurus dirinya sendiri, buat PR tanpa perlu disuruh-suruh, meskipun sesudah itu ibunya tetap memeriksakan. Makan dengan menu yang ada di atas meja. "Di Ethiopia orang2 kelaparan, habiskan susu / makananmu...", kata ibunya kalau mereka rewel nggak doyan ini-itu. Waktu itu sekitar tahun 80-an, Ethiopia sedang kelaparan berat. Apakah semuanya berjalan baik antara pekerjaan dan rumah tangga, tanpa adanya pengorbanan ? Oh, tidak juga. Banyak sekali pengorbanan yang diberikan si ibu tadi ditengah2 kesempatan meraih karir (dan uang) yang lebih tinggi. Tawaran utk. bekerja di RS swasta terkenal dengan gaji yang waah..., dia tolak, karena makan waktu banyak sekali di luar rumah. Tawaran utk. meneruskan ke program Master dia tolak, karena harus keluar negeri. Tapi suaminya dia dorong utk. melanjutkan pendidikan ke luar negeri utk. program master, meskipun berarti dia harus menangani seluruh urusan rumah tangga di Indonesia sendirian, utk. beberapa lama. Dia tetap mengembangkan dirinya dengan mengikuti berbagai Kongres, Seminar, pelatihan di dalam dan luar negeri ; tapi juga membatasi agar kegiatan itu tidak menjadi penghalang bagi dia utk. bisa membimbing anak2nya. Tidak lepas juga dari dukungan suaminya, yang bersedia mengasuh anak2 dan mengurus rumah tangga bila ibu mereka tidak di tempat. Tapi jika saat Kongres bertepatan dengan ujian semester anak2nya, dia memilih menyerahkan jatah tempatnya pada orang lain. Pembatasan juga tidak hanya sebatas pada dunia kerja. Dunia sosial, spt. arisan, kondangan dllnya, jika tidak perlu sekali utk. hadir, dia tidak hadir. Ibu ini sadar, bahwa sebagai ibu bekerja, yang waktunya sudah tersita banyak utk. pekerjaannya, waktu bebasnya tidaklah diisi lagi dgn. kegiatan ini-itu. Untungnya, suaminya bukan pejabat teras, yang mengharuskan dia utk. ikut arisan2 Dharma Wanita dlsbnya...:-) Jika keduanya tidak mutlak hadir di suatu acara keluarga, salah satu tinggal di rumah saja, menemani anak2nya. Ini juga termasuk pengorbanan, karena tidak setiap orang merasa 'nyaman' pergi sendirian tanpa pasangan. Saya pernah bertanya, apakah beliau tidak merasa risih atau menyesal, melihat rekan2nya sudah jadi orang besar atau kaya, atau terkenal...? Dia cuma bilang ,"Anakku adalah kekayaanku. Apa gunanya punya uang berlebih, ngetop, tapi anakku tidak jadi orang ? Dengan uang berlebih dan tidak ada bimbingan orang tua, uang dapat menjadi racun buat anak2" Dulu saya menganggapnya klise. Tapi melihat kebahagiaannya ketika anak sulungnya diwisuda dari suatu institut negeri ternama di Indonesia ini, April 1993 yl., tepat pada hari ulang tahun pernikahannya yang ke 24, saya melihat dia begitu 'kaya'. Juga ketika dia mengabarkan 2 tahun yl., bahwa anak keduanya lulus UMPTN, sepertinya dia berkata "Aku merasa begitu kaya" Dia masih tetap berkarya hingga kini ; baru saja menyelesaikan 2 periode sbg. Pembantu Dekan di Fakultas tempatnya mengabdi, meskipun menurut pengakuannya ,"Ah, sekarang sudah nenek-nenek. Gigi juga sudah ada yang copot". Ditengah2 kesibukannya, dia masih bisa bilang ke putrinya yg. waktu itu sedang hamil,"Jangan beli bedong, nanti ibu yang menjahitkan dan mengirimkannya ke Jkt." Dan masih menguatkan setiap kancing baju baru yg. dibeli utk. anak dan suaminya, meskipun utk. memasukkan benang ke lubang jarum, kadang2 harus dibantu oleh anak laki2nya... Dan hingga kini tetap mengirimkan paket berisi 10kg jeruk dari Medan ke Jakarta utk. anak dan cucunya, padahal ongkos kirimnya masih lebih mahal daripada harga jeruknya... Dia seorang ibu bekerja yang saya kenal dekat... Saya berharap bisa belajar dari kesederhanaannya sekaligus kekuatannya, dan keberhasilannya dalam menyeimbangkan karir dan rumahtangganya. -- * /.\ /.`.\ Salam, /';'\ Rien. "`"`"/'. .'\"`"`" ^^[_]^^ (best viewed with Courier Font)
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mba, Saya sendiri tidak tahu mulai usia berapa anak mulai rewel disaat kita berangkat kerja. Tapi saat ini anakku Ulie usia 9 bulan mulai menampakkan gejala seperti itu , disaat saya dan suami berangkat dia suka menangis digendongan pengasuhnya. sehingga membuat hati saya menjerit, dan terkadang merasa bersalah karena harus menginggalkan dia dirumah. Tapi terus terang saya tidak mau terlalu terlarut dalam perasaan bersalah ini. dan supaya dia tidak menangis disaat saya berangkat saya selalu berusaha untuk bercanda dengan anaku dari mulai dia bangun tidur sampai akan berangkat kerja. dan saya selalu bilang sama dia kalau saya pergi untuk kerja dan akan kembali lagi untuk bermain - main sama dia. saya sendiri tidak tahu dia mengerti atau tidak , tapi yg jelas disaat saya bicara dia selalu menatap mata saya dan dia tidak menangis lagi . Maaf ya share-nya kepanjangan. From: Briliyanti Dwiwiranti [EMAIL PROTECTED] on 12/14/2000 09:00 AM GMT Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: Ina BKC1028 Widiyanawati/BKCP/BKC) Subject: RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Mulai umur berapa sih anak kita merengek-rengek dikala kita orang tuanya pergi kerja ??? Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Rekan netters... saya juga punya cerita lain tentang anak tapi dalam versi ayah... kita bisa lihat ayah yang bekerja saja cukup bikin anak berpikir bagaimana caranya mempunyai waktu dengan ayahnya...apalagi dengan ibunya !! thanks ibu Baim Subject: Kisah sejati Seorang bapak kembali pulang telat dari tempat bekerja, merasa letih melihat anaknya yang berumur 5 tahun berdiri di depan pintu. "Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?", tanya anak. "Ya,Tentu, apakah yang akan kau tanyakan ?" jawab bapaknya. "Ayah, berapa uang yang kau dapatkan dalam satu jam?" "Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya seperti itu ?" bapaknya berkata dengan nada tinggi. "Aku hanya ingin tahu. Berapakah yang ayah terima?" pinta sang anak. "Jika kamu benar2 ingin tahu, ayah terima $20.00 per jam". "Oh," angguk sang anak. Sambil mendongak, dia berkata, "Ayah, bolehkah aku pinjam $10.00?" sang anak meminta dengan memelas. "Jika alasan kamu ingin tahu jumlah uang yang ayah terima hanya untuk dapat pinjam dan membeli mainan yang tak berguna atau sesuatu yang tidak masuk akal, maka kamu sekarang masuk kamar dan tidur. Apakah kamu tidak berpikir bahwa kamu egois? Ayah bekerja dengan susah payah setiap hari, dan tidak punya waktu untuk mainan anak2." Sang anak menurut masuk kamar dan menutup pintu. Sang ayah duduk dan semakin marah karena pertanyaan anaknya. Beraninya dia menanyakan pertanyaan hanya untuk mendapatkan uang. Setelah lebih dari satu jam, sang ayah sudah tenang dan mulai berpikir bahwa dia agak keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya membutuhkan sesuatu yang dia ingin beli dengan uang $10.00 tersebut, dan dia juga jarang meminta uang. Sang ayah pergi ke kamar anaknya dan pintunya dibuka. "Sudah tidur, anakku?" dia bertanya. "Tidak ayah, saya masih terjaga," jawab anaknya. "Ayah berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadap kamu barusan", kata sang ayah. "Hari ini hari yang berat dan ayah melampiaskannya kepada kamu. Ini $10.00 yang kamu pinta" Sang anak bangun dan menyalakan lampu. "Oh, terima kasih ayah!" sang anak berteriak kegirangan. Kemudian, dia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata isinya uang. Sang ayah melihat anaknya sudah mempunyai uang, kembali marah. Sang anak menghitung dengan perlahan uangnya, kemudian menatap ayahnya. "Kenapa kamu meminta lagi uang jika kamu sudah punya?" gerutu ayahnya "Karena belum cukup, tapi sekarang aku sudah punya cukup uang", balas sang anak. "Ayah, saya punya $20.00 sekarang. Bolehkah aku beli satu jam dari waktumu?" Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Jadi kita bisa ambil kesimpulan kalau sikecil tidak hanya butuh kasih sayang Bunda tapi juga ayahnya, karena walau bagaimanapun keseimbangan kasih sayang itu perlu. Dan buang jauh-jauh perasaan bersalah dari hati ibu-ibu sekalian, karena toh kita bekerja bukan untuk lari dari tanggung jawab tapi justru untuk memberikan kehidupan yang lbh baik buat anak kita, bukankah dalam islam (mungkin dalam agama manapun) bekerja adalah ibadah..jadi menjadi ibu rumah tangga atau pun wanita karier sama mulianya dimata Allah, asal kita bisa menyeimbangkan keduanya, dan berhenti bekerja saja tidak akan menyelesaikan masalah, Insya Allah, Allah pasti beri kita kemudahan jika kita ikhlas dan Ridho menjalani keduanya.Amin. Maaf kalau ada yang tidak berkenan, itu hanya sekedar pendapat pribadi. Salam Bundanya Sulthan -Original Message- From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 15 December 2000 12:08 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk Rekan netters... saya juga punya cerita lain tentang anak tapi dalam versi ayah... kita bisa lihat ayah yang bekerja saja cukup bikin anak berpikir bagaimana caranya mempunyai waktu dengan ayahnya...apalagi dengan ibunya !! thanks ibu Baim Subject: Kisah sejati Seorang bapak kembali pulang telat dari tempat bekerja, merasa letih melihat anaknya yang berumur 5 tahun berdiri di depan pintu. "Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?", tanya anak. "Ya,Tentu, apakah yang akan kau tanyakan ?" jawab bapaknya. "Ayah, berapa uang yang kau dapatkan dalam satu jam?" "Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya seperti itu ?" bapaknya berkata dengan nada tinggi. "Aku hanya ingin tahu. Berapakah yang ayah terima?" pinta sang anak. "Jika kamu benar2 ingin tahu, ayah terima $20.00 per jam". "Oh," angguk sang anak. Sambil mendongak, dia berkata, "Ayah, bolehkah aku pinjam $10.00?" sang anak meminta dengan memelas. "Jika alasan kamu ingin tahu jumlah uang yang ayah terima hanya untuk dapat pinjam dan membeli mainan yang tak berguna atau sesuatu yang tidak masuk akal, maka kamu sekarang masuk kamar dan tidur. Apakah kamu tidak berpikir bahwa kamu egois? Ayah bekerja dengan susah payah setiap hari, dan tidak punya waktu untuk mainan anak2." Sang anak menurut masuk kamar dan menutup pintu. Sang ayah duduk dan semakin marah karena pertanyaan anaknya. Beraninya dia menanyakan pertanyaan hanya untuk mendapatkan uang. Setelah lebih dari satu jam, sang ayah sudah tenang dan mulai berpikir bahwa dia agak keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya membutuhkan sesuatu yang dia ingin beli dengan uang $10.00 tersebut, dan dia juga jarang meminta uang. Sang ayah pergi ke kamar anaknya dan pintunya dibuka. "Sudah tidur, anakku?" dia bertanya. "Tidak ayah, saya masih terjaga," jawab anaknya. "Ayah berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadap kamu barusan", kata sang ayah. "Hari ini hari yang berat dan ayah melampiaskannya kepada kamu. Ini $10.00 yang kamu pinta" Sang anak bangun dan menyalakan lampu. "Oh, terima kasih ayah!" sang anak berteriak kegirangan. Kemudian, dia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata isinya uang. Sang ayah melihat anaknya sudah mempunyai uang, kembali marah. Sang anak menghitung dengan perlahan uangnya, kemudian menatap ayahnya. "Kenapa kamu meminta lagi uang jika kamu sudah punya?" gerutu ayahnya "Karena belum cukup, tapi sekarang aku sudah punya cukup uang", balas sang anak. "Ayah, saya punya $20.00 sekarang. Bolehkah aku beli satu jam dari waktumu?" Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] ** This e-mail and any attachment contains information which is private and confidential and is intended for the addressee only. If you are not an addressee, you are not authorised to read, copy or use the e-mail or any attachment. If you have received this e-mail in error, please notify the sender by return e-mail and then destroy it. ** Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
Mbak Deisy, ceritanya bagus sekali..saya jadi inget sikecil Rafii yang saya tinggal dirumah sendirian hanya bersama BS-nya. Akhir-akhir ini jagi mogok makan kalau pagi karena ingin selalu bermain dengan Mommy-nya. Sedang mommy-nya ( Saya) sudah terburu-buru mau ke kantor. Langsung saja tadi saya sudah ijin bos utk ambil cuti Senin besok buat menemani dia bermain. Alhamdulillah dikasih sama bos. Terimakasih sekali lagi , ceritanya bagus dan amat menyentuh. Was Teny Cake, parcel lebaran bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]