[budaya_tionghua] Re: Bahasa Melayu Tionghoa ==> Meluruskan Sejarah
Dalam tulisan Bondan Winarno "Meluruskan Sejarah", disinggung juga peranan Tionghoa dalam mempromosikan bahasa Indonesia yang selama ini tidak disinggung atau dilupakan dalam catatan sejarah Indonesia. Baik penulis-penulis yang etnis Tionghoa maupun dan terutama peranan koran, surat kabar yang diusahakan peranakan Tionghoa dalam bahasa Melayu-Tionghoa. Rupanya ketika grup Pemuda berkumpul dalam Kongres Pemuda-II tahun 28 itu, para utusan yang tentunya intelektuil masih lebih suka menggunakan bahasa Belanda, dan, ... hanya Moh. Yamin, dari suku Minang yang menggunakan bahasa Melayu. Sayang tidak dijelaskan bagaimana pertimbangan dalam Kongkres Pemuda-II itu memutuskan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Indonesia. Saya tidak berhasil menemukan tulisan yang menyatakan, bahwa bahasa Melayu ketika itu adalah bahasa yang digunakan sebagai bahasa antar pedagang anatara Malaya, Singapore, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Jadi, bahasa Melayu itulah yang sudah lebih populer digunakan dikawasan Nusantara dan Malaya oleh pedagang-pedagang yang saling menjual-belikan barang dagangannya. Sedang orang Jawa yang sekalipun dari jumlah merupakan moyoritas, tapi karena mempunyai tradisi menjauhi usaha dagang yang dianggapnya "penipu", jadi tidak berhasil merebut mayoritas dikalangan pedagang. Dengan demikian bahasa Jawa cukup hanya dikenal oleh orang Jawa saja, yang tidak mungkin dijadikan bahasa nasional yang harus dikuasai suku-suku lain. Salam, ChanCT - Original Message - From: HKSIS Sent: Thursday, 23 September, 2004 20:52 Subject: Meluruskan Sejarah SUARA PEMBARUAN DAILY Titik Pandang Meluruskan Sejarah Bondan Winarno SIAPA PUN yang sebentar lagi akan memimpin bangsa ini, saya hanya minta satu hal. Mari kita luruskan sejarah. Saya sendiri bukan ahli sejarah. Saya hanya tahu, ada banyak ketidakbenaran dalam sejarah yang sekarang diajarkan melalui sistem pendidikan kita. Bukankah ada pemeo yang mengatakan bahwa pena bisa lebih tajam daripada pedang? Sejarah memang selalu merupakan sebuah pertempuran tersendiri. Siapa pun rezim yang memegang kekuasaan, mereka selalu mempunyai versi sejarahnya masing-masing. Sampai hadir rezim lain yang membawa sejarahnya sendiri. Karena itu, setiap pergantian rezim selalu membuka peluang untuk mengubah sejarah - kalaupun bukan untuk meluruskannya. Salah satu sejarah "kecil" yang saya minta diluruskan adalah tentang peran kaum Tionghoa dalam kehidupan kebangsaan kita. Misalnya, mengapa sampai terjadi pembunuhan besar-besaran (massacre) terhadap kaum Tionghoa di Indonesia - setidak-tidaknya dua kali dalam era kolonial Hindia-Belanda, dan masih terjadi pula dalam masa kemerdekaan? Mengapa kejadian itu hanya disebut secara sambil lalu dalam pelajaran sejarah kita? Apakah karena yang terbunuh itu "hanyalah" orang-orang Tionghoa? Contoh yang lain adalah tentang peran kaum Tionghoa dalam menyebarluaskan agama Islam di Tanah Jawa. Kebetulan tahun depan akan diselenggarakan perayaan 600 tahun muhibah Laksamana Cheng Ho. Berbagai catatan sejarah menyebut bahwa Cheng Ho melakukan public diplomacy dalam tujuh ekspedisinya ke negara-negara Asia dan Afrika -jadi, tidak hanya sekadar berdagang - dan membawa serta ulama-ulama Islam dalam lawatannya itu. Kalau hal ini benar, maka sejarah yang selama ini hanya menyebut para saudagar dari Gujarat sebagai pembawa syi'ar Islam haruslah dikoreksi. Telah beberapa kali, dalam berbagai kesempatan, saya mencoba meminta perhatian orang terhadap peran - kalau bukan keperintisan dan kepeloporan - kaum Tionghoa dalam mempromosikan bahasa Indonesia. u PADA Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tahun 1928, salah satu butir bahasan adalah tentang perlunya menetapkan bahasa Indonesia sebagai medium pendidikan. Ironisnya, pembicaraan berlangsung alot, karena ternyata para pemuda yang hadir pada kongres itu - notabene: semuanya pribumi - tidak banyak yang lancar berbahasa Indonesia. Kebanyakan pidato politik tentang kebangsaan justru disampaikan dalam bahasa Belanda. Hanya Mohamad Yamin yang ketika itu dianggap paling piawai dalam menggunakan bahasa Indonesia. Maka, lahirlah Sumpah Pemuda! Suatu kesadaran baru ditanamkan dalam jiwa bangsa Indonesia. Kesadaran tentang satunya tanah air, bangsa, dan bahasa - di tengah keragaman kesukuan yang ada. Sumpah Pemuda adalah antitesis terhadap politik divide et impera yang dijalankan penjajah. Anehnya, di masa kemerdekaan justru kita kembali lagi memakai politik segregasi dalam berbagai selubung. Tetapi, di kalangan etnis Tionghoa djadoel (djaman doeloe), ternyata bahasa Melayu justru sudah luas dipakai. Berbagai karya sastra pengarang etnis Tionghoa bertarikh akhir abad ke-19 sudah banyak yang memakai bahasa Indonesia. Sejak hilangnya huruf Arab dan aksara Jawi (huruf Arab gundul) digantikan oleh huruf Latin pada pertengahan abad ke-19, etnis Tio
[budaya_tionghua] [Jual] : Peradaban Tionghoa Selajang Pandang - Nio Joe Lan
[JUAL] - used Judul : Peradaban Tionghoa Selajang Pandang Penulis : Nio Joe Lan Penerbit : Keng Po Djakarta Cetakan : 1961 Tebal : 250 hlm. Kondisi : - terawat - Harga : Rp. 250.000,- Daftar isi : I. Kata Permulaan II. Nama Tionghoa III. Bahasa pergaulan orang Tionghoa IV. Warna dalam kehidupan Tioghoa V. Kepertjajaan Tionghoa VI. Kuil-kuil Tionghoa VII. Berdjalan atas api dikuil Tioghoa VIII. Pemudjaan leluhur IX. Bakti anak-akan orang-tua X. Huruf Tionghoa dan pelbagai tugasnya XI. Kaligrafi XII. Hari-raja Tionghoa XIII. Suka-ria Tionghoa XIV. Duka-tjita Tionghoa XV. Shio, 12 djenis binatang perhitungan tahun XVI. Sastera Tionghoa XVII. Kebudajaan Tiongkok dalam Sastera Indonesia Tionghoa XVIII. Simetrika dalam kehidupan Tionghoa XIX. Simbolik Tionghoa XX. Kehidupan kesenian orang Tionghoa Yang berminat hubungi saya di [EMAIL PROTECTED] atau di 081 2238 2790 (tanzil) salam, h_tanzil http://bukuygkubaca.blogspot.com/ .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Stop Kamp konsentrasi
> Rinto Jiang: > Sebelum 1999 itu, sebelum unjuk rasa yang celaka itu, anggota FLG masih > dapat mempraktekkan qigong mereka secara terbuka, walau mendapat kritik > di sana sini. Mengapa saya katakan unjuk rasa celaka? Kalau tidak ada > unjuk rasa itu, saya yakin sampai sekarang pemerintah Beijing itu masih > permisif dengan aktivitas FLG di RRT. > Salam pak Rinto, sedikit informasi salah satu sebab adanya yang disebut: unjuk rasa, sebelum hari tersebut, sudah banyak gangguan dari beberapa oknum pejabat setempat ( "oknum" ), mis ; saat praktisi latihan, mereka dengan sengaja menyemprot air, atau sengaja sebuah mobil biru dengan megaphone yang besar ikut mengeluar musik yang keras, dsbnya.bila brutal, saat itu juga sehrsnya terjadi konflik fisik, tapi khan bukan demikian.praktisi menyampaikan ke himpunan ttg beberapa gangguan ini, di falun gong, tidak ada keanggotaan, sehingga kabar ingin dialog dengan wakil rakyat mereka pun terdengar, masing2 tanpa paksaan dengan baik menyampaikan aspirasi Menurut logika saya, tidak mungkin tidak ada rencana sebelum thn 1999, krn siangnya PM saat itu telah memberikan solusi yang baik, tapi malamnya terjadi penangkapan besar-besaran ( dibalik PM, masih ada oknum yang lebih tinggi ), banyak-banyak praktisi yang selama ini menjadi sukarelawan hilang, sejak malam itu tidak pernah kembali, kebanyakan adalah wanita, mereka belum termasuk 2.892 yang kita sebut korban penganiyaan. bila tanpa rencana, darimana mereka tahu dengan jelas nama-nama yang harus ditangkap..para sukarelawan ini adalah mereka yang mendapat manfaat dari latihan FLG, kemudian bersedia membantu orang tanpa bayaran dan imbalan apapun...tulus membantu.sebagian juga hanya ibu RT biasa..mereka adalah korban penganiyaan paling awal. Tentang undangan bpBrianx Liu, saya tertarik sekali, moga-moga undangan tdk hanya berlaku untuk Bp Shinjai, Jika Bapak bisa mengajak saya mengunjungi kamp. Shejiatun yang sekrg sedang heboh krn kasus jual organ tubuh illegal, bisa mengajak saya ke kamp. buruh Masanjia, menemui pengacara besar HAM Gao Zhi seng yang sedang mendapat tekanan besar dari pemerintah krn hati nurani, menemui beberapa praktisi Falun Gong yang ditahan, wahundangan bapak sungguh berarti bagi saya, ( untuk tiket dan segala akomodasi kami ( saya tentu ngajak teman yach pak ), akan kami tanggung sendiri termasuk punya bpk seorang ).silakan hub via Japri.tapi jika untuk melihat pemandangan alam Tiongkok, saya juga menegaskan bahwa Tiongkok punya pemandangan alam yang menakjubkan, karena itulah namanya daratan para Shen, suatu tempat yang harus dikunjungi untuk mereka yg ingin menyaksikan pemandangan alam dunia, jika untuk melihat kemakmuran ekonomi krn gedung bertingkat dsbnya.saya merasa tanpa pemerintah komunis yang tirani dan ateis,.Tiongkok tetap juga berkembang, salah? Tiongkok hanya bs makmur krn dibawah tirani komunisapakah saya sudah terlibat politik?? entahlahyang saya saksikan; beberapa oknum disana krn tidak percaya hukum karma akibat dari didikan komunis telah merubah mereka, dari sebuah kebudayaan para Shen menjadi percaya pd materi, hingga bisa merindingkan bulu kuduk menyaksikan bagaimana seseorang manusia bs sanggup berbuat begitu. Selanjutnya saya juga hanya mereply email bp Rinto, krn pendapat beliau walau berbeda tp dgn itikad baik dan sopan... Salam sejahtera semua, Ing .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Bahasa Melayu Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]> > Bahasa Melayu Tinggi itu memang di-design lebih sulit daripada bahasa Melayu > Tionghoa, tetapi penggunaannya digalakkan, bahkan dipaksakan, berlakunya pada > semua dokumen resmi serta buku-buku terbitan BP. Dan buku-buku BP > di-'gerojok'-kan ke masyarakat pada semua strata umur dan golongan. > Dengan begitu, di-skenario-kan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa > penyebar-luasan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media cetak > berbahasa Melayu Tionghoa alias Melayu Pasar alias Melayu Rendah, tanpa > terasa, akan terhambat. ** Saya agak menyangsikan hal ini. Kolonialisme Belanda di Indonesia itu sudah jelas bukan hal bagus, dan banyak kebijakan pemerintah Hindia Belanda itu jelek. Tetapi tidak semua tindakan pemerintah Hindia Belanda itu jelek dan selalu mendasarkan diri pada skenario penindasan. Pada awal abad ke-20, bisa dikatakan situasi di Indonesia relatif stabil. Dan kita lihat di Belanda sendiri mengalami perubahan. Mereka banyak mempertanyakan keabsahan pemerintahan kolonial dan kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia. Cara pandang liberalisme mulai tumbuh disana. Banyak orang Belanda, termasuk politisi Belanda, yang bersimpati kepada Indonesia. MIsalnya Pieter Brooshooft dan van Deventer, memperjuangkan untuk memperhatikan nasib pribumi. Sehingga pada awal abad ke-20, dimulailah apa yang dinamakan dengan Politik Etis, dengan program Trias Politica. Sejak itulah didirikan sekolah2, baik untuk kaum priyayi dan rakyat biasa. Dan pada tahun2 itulah, Bahasa Melayu diadopsi, dan dimulai komisi untuk penerbitan bacaan rakyat dengan mencetak karya2 terjemahan dan karya2 penulis Indonesia, yaitu ya.. kita kenal dengan nama Balai Pustaka. Pengaruh politik etis ini sangat terasa, termasuk banyaknya pelajar2 Indonesia yang bersekolah di Belanda, dan menjadi elite2 politik modern pertama dengan pendidikan tinggi dari Indonesia. Mereka2 inilah yang kemudian merintis kemerdekaan Indonesia. Beberapa dari antara mereka diangkat menjadi anggota parlemen negeri Belanda sendiri, seperti Rustam Effendi dan LN Palar (LN Palar kemudian menjadi duta besar pertama Indonesia di PBB, yang memperjuangkan RI secara diplomatis disana). Menteri Belanda, JH Abendanon misalnya adalah pendukung besar dari politik Etis ini, dan kita juga mengenalnya dalam usahanya mengumpulkan surat2 RA Kartini, dan menerbitkannya dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bahasa Melayu Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)
> - Original Message - > From: Shinjai Hayashi > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Tuesday, 11 April, 2006 09:26 > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta > Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad > > Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka, > > yang bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. > > Dengan demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, > > dan merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan > > secara modern. - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 11 April, 2006 21:52 Subject: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad > Apalagi, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai dicetak > di percetakan yang hampir semuanya milik etnis Tionghoa, > seperti Soerat Kabar Bahasa Melayoe (1856) dan Bintang > Soerabaja (1860). > Di awal abad 20, terbit koran besar Pewarta Soerabaia, > Sin Tit Po, dan Sin Po. > Sin Po malah merupakan koran pertama yang memakai istilah > Indonesia untuk mengganti "Nederlandsch-Indie" atau Hindia Belanda. > > Tanpa disadari, pers yang dikelola komunitas Tionghoa tersebut > kemudian berkembang menjadi sarana efektif dalam penyebarluasan > berbagai berita perjuangan nasionalisme. > > Sin Tit Po, Matahari, dan Sin Po, misalnya, merupakan harian-harian > yang giat menyampaikan aspirasi perjuangan kemerdekaan. > Tulisan-tulisan para tokoh seperti Soekarno, Hatta, dan Tjipto > Mangunkusumo kerap dimuat. == Sementara analis berpendapat bahwa pendirian Balai Pustaka (BP), yang dengan kekuatan dan kewenangan penuh mempromosikan bahasa Melayu yang BERBEDA, adalah karena kecemasan gubernemen Hindia Belanda akan popularitas bahasa Melayu Tionghoa yang telah menjadi bahasa perjuangan! Seperti kita tahu bahasa Melayu yang dipromosikan BP itu berbeda dari bahasa yang dipakai rakyat sehari-hari. Dan untuk mendiskreditkan bahasa yang umum dipakai rakyat, maka bahasa Melayu versi BP itu dinamai "Melayu Tinggi", sedangkan bahasa Melayu Tionghoa yang sudah luas dipakai di kalangan rakyat dinamainya "Melayu Rendah" atau "Melayu Pasar"! Bahasa Melayu Tinggi itu memang di-design lebih sulit daripada bahasa Melayu Tionghoa, tetapi penggunaannya digalakkan, bahkan dipaksakan, berlakunya pada semua dokumen resmi serta buku-buku terbitan BP. Dan buku-buku BP di-'gerojok'-kan ke masyarakat pada semua strata umur dan golongan. Dengan begitu, di-skenario-kan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa penyebar-luasan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media cetak berbahasa Melayu Tionghoa alias Melayu Pasar alias Melayu Rendah, tanpa terasa, akan terhambat. Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Goenawan Mohamad: Mengapa kita repot mengurusi bahasa Indonesia?
Tulisan menarik: Bahasa! Gado-gado Mengapa kita repot mengurusi bahasa Indonesia? Goenawan Mohamad Jawabannya tak hanya satu. Tapi ada satu pengalaman yang memberi saya motivasi baru untuk ikut bersibuk-diri dengan urusan ini. Sekali pada tahun 2004 saya menemani Jilal Mardhani yang ingin menyelenggarakan satu pagelaran musik di Singapura. Ia memilih Esplanade, pusat kesenian di kota itu. Kami datang dan ditemui direktur program. Ia halus dan sopan. Ia menolak ide yang ditawarkan. Esplanade bukan tempat yang cocok, katanya. Menurut statistik, penonton Melayu hanya sedikit yang datang kemari. Saya bingung sejenak. Mengapa menyebut "penonton Melayu"? Tak pernah terlintas di kepala saya bahwa pertunjukan yang ditawarkan Jilal ditujukan hanya untuk kalangan etnis tertentu. Tapi kemudian saya sadar: di Singapura, teater terbagi-bagi menurut bahasa yang dipergunakan sebuah kelompok etnis. Lakon Rendra yang puitis, Kereta Kencana, sebuah adaptasi atas Les Chaises Ionesco, tak akan bisa dinikmati orang Singapura dari etnis Cina, yang umumnya tak memahami bahasa Melayu, baik Melayu-Singapura ataupun Melayu-Indonesia. Pemisahan bahasa itu, yang bersinggungan dengan garis etnis, tak dikenal di Indonesia. Lakon Teater Koma yang bagus itu, Siluman Ular Putih, berasal dari khazanah klasik Cina, dipentaskan untuk semua orang Indonesia, keturunan Cina maupun bukan. Di sini asimilasi sudah terjadi sejak beberapa abad. Tokoh seni panggung Indonesia--sejak Tan Cheng Bok dan Fifi Young sampai dengan Jim Adilimas dan Teguh Karya--menggunakan bahasa yang sama seperti Andjar Asmara, Usmar Ismail, Asrul Sani, Wahyu Sihombing, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan lain-lain. Dari deret nama itu tampak, mereka datang dari latar belakang yang beraneka ragam, tapi berada dalam satu tradisi--tradisi teater modern Indonesia. Bahasa Indonesia memungkinkan itu. Tak berarti tak ada kebhinekaan. Justru nama-nama itu menunjukkan kebhinekaan yang lebih kaya (dan lebih radikal serta tak terduga- duga) etimbang "kebhinekaan resmi" yang terbatas seperti di Taman Mini. Maksud saya, kebhinekaan yang tampak dalam deretan tokoh seni pertunjukan itu bukanlah berdasarkan atuan "etnis", "suku", "budaya" atau "daerah", melainkan berdasarkan perbedaan gaya ekspresi masing- masing grup teater. Orang tak mempersoalkan apakah Jim Adilimas itu "Cina" atau "Sunda", Amak Baljun itu "Arab" atau "Pekalongan", Landung Simatupang itu "Batak" atau "Jawa" . Masing-masing nama justru seperti menggugat: apa sebenarnya arti "Cina"? "Aceh"? "Jawa"? Jika diusut tampak, masing-masing kata menyembunyikan kebhinekaannya sendiri. Sebab sebetulnya tak gampang mendefinisikan bahasa "Jawa", sebab bahasa Yogya berbeda dari bahasa Tegal. Kecuali bila "Yogya" berarti "Jawa". Tapi bila begitu, bagaimana dengan Tegal dan lain-lain? Maka bahasa Indonesia mengandung paradoks yang sangat berharga. Di satu pihak ia bisa mempersatukan, di lain pihak ia mendukung radikalisasi kebhinekaan. Dari penggunanya bahasa ini dipakai hampir semua orang Indonesia, tapi dari sejarahnya ia bukan bahasa "mayoritas". Bahkan bahasa Indonesia adalah bahasa pelbagai minoritas--sebab di kepulauan ini tiap satuan "budaya" sebenarnya minoritas. Bahasa ini punya sejarah yang penting di Riau, tapi sejarahnya juga dibentuk di ribuan pasar di Nusantara. Dalam proses itu, apa beda antara "asing" dan "asli", "rendah" dan "tinggi", "pinggir" dan "pusat"? Tak pernah ada. Ikhtiar untuk membuatnya "murni", seperti yang dicoba pemerintah kolonial Belanda melalui sekolah dan Balai Pustaka dengan menghalau bahasa "Melayu Pasar" (atau "Tionghoa"), gagal. Tulisan dan pidato Bung Karno yang memukau orang itu justru banyak dipengaruhi bahasa yang "tak murni" itu. Walhasil, pepatah yang mengatakan "bahasa menunjukkan bangsa" kali ini bagi saya berarti bahasa Indonesia memang menunjukkan bangsa ini: manusia kepulauan yang merantau, berpindah, berniaga, membentuk kerajaan besar-kecil yang tak pernah panjang umur, mendirikan kota tanpa tembok, menganut agama yang berbeda-beda . Dengan kata lain, sebuah bangsa yang tak mengenal segregasi, sebuah bangsa yang menyukai gado-gado. Itu saja membuat saya bersyukur kita masih punya bahasa ini. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Ketangguhan Jawa
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Tak dapat dipungkiri bahwa Jawa adalah suku dengan tenaga produktif > paling tinggi apabila dibandingkan dengan suku-suku lain di > Nusantara. Jawa dengan jumlah persentase 40% dari total suku-suku > Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai tenaga gerak. Sehingga > tidak mengherankan pabila suku Jawa tampil sebagai pemimpin > Nusantara. > > Peradaban Jawa merupakan perabadan paling tinggi di seantero > Nusantara. Tingkat budaya Jawa menduduki tingkat tertinggi dalam > kasanah peradaban. Ilmu politik Jawa telah berlangsung sejak abad ke > 9. karena pengaruh Jawa sajalah, Islam dapat berkembang di > Nusantara. Khasanah literatur dikuasai oleh Jawa pra-islam dengan > kedalaman filosofi timur yang sulit dimengerti oleh rasionalisme > materialistik barat. Jawa adalah sebuah peradaban yang sangat > terbuka dan toleran. > > Contoh betapa terbukanya masyarakat Jawa terhadap pergaulan external > adalah dengan cepatnya Brawijaya dan Majapatih mengadobsi tehnologi > persenjataan modern yang dibawa tentara Mongolia. Disamping telah > memiliki teknologi sekaligus seni pembuatan keris yang menakjubkan > dengan pilihan logam yang tidak dikenal oleh metode logam > konvensional. > > Tidak seperti Sumatera yang terabsorbsi oleh Islam, justeru Islam > terabsorbsi dengan klenik Jawa. Maka hanya di Jawa saja dikenal > komunitas abangan dan sunan-sunan Jawa yang berhasil dianggap > sebagai "Wali-Allah". Baru di era modern dengan ekspansi Timur > Tengah sajalah aliran-aliran `murni' islam masuk ke tanah Jawa dan > sampai saat ini masih bertarung dengan kaum abangan. Ketinggian > peradaban Jawa itu dapat dilihat dari kehalusan ekspresi budaya. > Maha Barata dapat dimodifikasi sedemikian rupa di tanah Jawa dengan > kemunculan tokoh-tokoh semar, petruk, gareng, bagong yang tidak > terdapat dalam versi asli India-nya. > > budhisme pun pernah dan sempat di-Jawa-kan. matera-matera budhistik > berlafal sanskrit pun di-Jawa-kan. buktinya, dapat ditemukan sampai > sekarang pada lafal-lafal komunitas budhis tengger yang tidak > memiliki hubungan langsung dengan dunia budhis modern yang pekat > dengan unsur-unsur thailand, tibet dan Tiongkok. > > Dibandingkan suku-suku lain di Nusantara, Jawa memiliki kadar > otentisitas paling tinggi. Jawa tidak terpengaruh oleh akulturasi > budaya secara masif seperti kalangan melayu yang malas. Suatu saat > nanti, mungkin akan kita temukan figura Jesus memakai blangkon dan > membawa keris. > > Jawa memainkan peran penting dalam pembentukan NKRI. Jawa merupakan > sentrum gerakan perlawan anti-kolonialisme. Arti penting Jawa dapat > dilihat dari peperangan melawan Inggris dan berbagai agresi Belanda > yang terpusat di Jawa. Seorang Nasution yang Batak bisa menjadi > petinggi pasukan Siliwangi yang sunda. Dan dari dulu, kerajaan Sunda > itu adalah `adik muda' ke-prabuan Jawa. > > Sampai saat ini pun, ke 4 divisi kodam yang memegang kunci terdapat > di Jawa. 2 presiden `terbesar' sepanjang sejarah modern Indonesia > adalah keturunan-keturunan Jawa dan menerapkan pola kepemimpinan > dengan Jawa centris cukup tinggi. > > Siapakah yang paling pantas memimpin Indonesia? Sudah tentu > kolaborasi antara Jawa-Tionghoa. > > Sub-Rosa II > - DH: Bukan main, angkat topi untuk pengetahuan anda yang dalam dalam sejarah Jawa dalam masa kebangkitan nasionalisme maupun masa Majapahit. Jangan kita lupakan, kiprah tokoh tokoh Tionghoa dalam kebangkitan bangsa ini juga terjadi di pulau Jawa, dan banyak diantara mereka adalah Tiongho Jawa. Misalnya ayah pak Kwik Kian Gie. Interaksi antara budaya Tionghoa dan Jawa terutama diwilayah kesultanan kesultanan di pantai utara Jawa, dari Banten, Mataram sampai Kalianget di Madura, tak dapat dianggap enteng. Dan pastilah tak kurang daripada pengaruh budaya Tionghoa pada budaya Melayu, seperti dituturkan bung Nasir tan. Jangan lupa, melebarnya Mahayana di Jawa bukan karena orang India, namun dipengaruhi bikkhu bikkhu dari Tiongkok. Salam danardono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya bermaksud sedikit mengoreksi penulisan nama tokoh Tionghoa yang disebutkan dalam tulisan Tommy Su. > > Banyak kesulitan untuk menuliskan nama Tionghoa dlm huruf latin, antara lain krn perbedaan dialek serta banyaknya variasi ejaan di daerah yang berbeda. > > Peserta Sumpah Pemuda: Kwee Thiam Hong (bukan: Kwee Tiong Hong). Tiga orang perserta lainnya adalah: Ong Kay Siang, John Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Jin Kwie. > > Pemilik rumah di Rengasdengklok yang dipakai untuk kediaman Soekarno Hatta adalah Djiauw Kie Siong (bukan: Djia Kie Siong). > > Anggota BPUPKI adalah: Liem Koen Hian (bukan Liem Koen Hia), Oey Tiang Tjoei (bukan: Oey Tiang Tjoe), Mr. Tan Eng Hoa, Oei Tjong Hauw (bukan: Oei Tjong Jauw), dan Drs. Yap Tjwan Bing. > > salam, > KH > -- DH: wa matur nuwun mas King Hian. Gimana nihh di Bogor? hujan terus ya? Kirim salam hangat pada teman teman, juga pada suhu Jimmy serta sobat sobat dari vihara Ekayana.. Salam danardono .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad
Bung King Hian, Iya, Anda benar.. Salah satu faktor penting yang bagi keputusan pemerintah Hindia Belanda untuk menggunakan Melayu, adalah penggunaan oleh orang tionghoa, dan orang tionghoa ini tersebar dimana2. Orang tionghoa Indonesia bisa dikatakan sebagai katalisator bagi popularitas bahasa Melayu. Sesudah itu muncul juga penulis2 dari Sumatera Barat seperti yang sudah dikatakan oleh bung Danardono, dengan tambahan artikel yang bagus itu. Pengadopsian Bahasa Melayu oleh para pemuda itu karena alasan praktis. Tidak ada alasan untuk menolak Bahasa Melayu yang sudah dikembangkan jauh pada tahun 1928 tersebut. Selain itu, para pencetus Soempah Pemuda adalah para pembaharu modern yang melihat ke depan daripada ke belakang. Banyak dari organisasi pemuda kedaerahan menggunakan kata JONG, seperti Jong Java, Jong Celebes, itu dipengaruhi oleh aura pembaharuan yang mengangkat martabat mereka yang muda usia. Secara tradisional dulu mereka yang lebih tua lebih dihormati, dan dianggap lebih berpengalaman. Yang muda dianggap masih hijau. Sejak Revolusi di Perancis muncul satu semangat baru, yaitu yang muda dianggap sumber pembaharuan berasal. Karena itu di Turki, mereka mereka yang mendobrak tradisionalisme Ottoman itu dikenal sebagai Young Turk (Turki Muda, atau Pemuda Turki). Bandingkan dengan Jong Java, Jong Celebes, etc. Karena itu mereka tidak lagi terikat pada apa yang dianggap berlaku waktu itu, dan Bahasa Melayu pun dinobatkan, diganti nama menjadi Bahasa Indonesia. Istilah Indonesia itu sendiri istilah baru, tidak terdapat dalam sejarah tempo dulu di Nusantara. Bahasa Indonesia juga mencerminkan ciri modernitas, demokratis, yang mereka cari2 selama ini. Bagi kelompok tionghoa, sebagai warga yang sudah tercabut dari tempat asalnya dulu di China, dengan semangat revolusioner yang sudah terjadi duluan di China, cocok sekali dengan habitat baru pembaharuan dengan wadah yang bernama Indonesia ini. - Original Message - From: "King Hian" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, April 11, 2006 7:08 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad > Sdr Chris, > > Ada yang terlewat: Lie Kim Hok, yang menulis dan menerbitkan 'Kitab Malajoe > Batawi' pada tahun 1884. Sementara, van Ophuysen menulis 'Kitab Logat Melajoe' > pada tahun 1901. > Sebelum diberlakukannya ejaan van Ophuysen, banyak orang (sebagian besar > adalah orang Tionghoa) yang telah menggunakan bahasa Melayu dan huruf latin. > > Sebelum didirikannya Balai Pustaka, telah banyak penulis dari kalangan > Bumiputra dan Tionghoa yang banyak menulis dengan menggunakan bahasa Melayu > Pasar (Melayu Rendah) yang isinya membuat panas telinga petinggi2 Hindia > Belanda. Karena itu, untuk menyingkirkan para penulis tsb dan mengontrol > bacaan yang akan dibaca oleh masyarakat luas, didirikanlah Balai Pustaka. > > Dalam perkembangannya sastra Melayu rendah ini lebih banyak didominasi oleh > orang2 Tionghoa dan tidak dianggap sebagai bagian dari kesusastraan Indonesia > Modern. Sampai seorang peneliti Perancis Claudine Salmon menulis tentang > Sastra Melayu Tionghoa, 'Literature in Malay by the Chinese of Indonesia' > barulah beberapa orang mulai memperhatikan Sastra Melayu Tionghoa. > > Salam, > KH > > > Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:-- deleted -- > Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan: > 1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan huruf >Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu itu, bahasa >Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu. > 2. Pembuatan kamus Melayu. > 3. Pembakuan tata bahasa Melayu. > 4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas. > > Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang > membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia > membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat > Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa > Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran > Bahasa Melayu untuk orang Belanda. > > Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka, yang > bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. Dengan > demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, dan > merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan > secara modern. > > Sumpah Pemuda mengambil keputusan praktis untuk mengadopsi apa > yang sudah bagus, karena itu pilihan yang bagus, toh Melayu adalah > salah satu bahasa Nusantara juga. > > > > > - > Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates. > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. > > .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. > > .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. > > .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED]
Re: [budaya_tionghua] Dari Bandung
Kalau di bandung ada satu yayasan namanya Rong Hoa fu Qing Tong Xiang Ji Jing Hui Klo ga salah tulis kebanyakan mereka lulusan Nan Hoa sama Qing Hua biasanya klo ada Lao Shi dari Zhong Guo selalu diundang kesini karena disini memang yayasan sosial juga tempat belajar Zhong Wen budaya disini juga dipegang sekali Juga ada regenerasi namanya Rong Qing ( kumpulan anak Mudanya ) Juga ada klub musiknya Kaligrafi...lengkap juga trus Lao Shinya juga dari Zhong guo Hendy Lie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear Bung Andre, Apa mungkin ini yang dimaksud? Reuni alumni SR-SMP Chung Hwa??? Tapi ini di daerah Jember Kayaknya emang menarik Bisa diceritakan kalau acara yang di Bandung? Ada acara sosial juga? Thanks Salam, Hendy Lie -- Forwarded message -- From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED]> Date: Apr 11, 2006 8:48 AM Subject: [t-net] Alumni Chung Hwa Reuni To: HKSIS-Group <[EMAIL PROTECTED]> http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=220584 Selasa, 11 Apr 2006, Alumni Chung Hwa Reuni Kumpul di Jember, Bantu Korban Banjir JEMBER - Kacang tidak pernah lupa terhadap kulitnya. Ungkapan itu dipegang kuat sekitar 4 ribu alumni SR-SMP Chung Hwa Jember yang tersebar di berbagai negara, dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, hingga Tiongkok. Rasa sebangsa, senasib, dan kepedulian tinggi mengantar mereka kembali mengunjungi tanah kelahiran mereka, sebuah kota kecil di ujung timur Pulau Jawa, Jember. Meski para alumni Chung Hwa banyak yang menjadi pengusaha besar, itu tak menghalangi mereka untuk berbaur bersama para korban bencana banjir bandang di lokasi pengungsian Dusun Gaplek, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Kamis lalu (6/4). Mereka menyerahkan bantuan 130 unit rumah kepada korban bencana banjir bandang. "Semoga rumah tersebut dapat mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang jadi korban, supaya mereka tidak putus asa. Mereka punya saudara, kami adalah saudara mereka," ujar Mulyadi Kusuma, CEO International Daily News (Grup Jawa Pos), yang juga hadir di lokasi. Tak sedikit nama-nama penting yang menyempatkan hadir. Ada bos Surya Inti Group Henry J. Gunawan, bos Panin Group Mukmin Ali Gunawan, jajaran pimpinan Lippo Matahari Group, dan ratusan pengusaha dari berbagai negara. Bagaimana mereka mengumpulkan orang-orang sibuk yang tersebar di lintas benua itu? "Kami menyiapkan acara ini selama enam bulan. Bukan pekerjaan mudah memang, namun berkat kerja keras seluruh pihak, akhirnya dapat terlaksana," jelas Hadi Widjaja, ketua pelaksana kegiatan. Itu juga sekaligus, lanjut Hadi, sebagai upaya mempersatukan rasa kebangsaan kita. Selain itu, kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan ulang tahun ke-96 SR-SMP. "Yang dari luar negeri kita hubungi via email. Saya bersyukur, rasa persaudaran mereka begitu kuat sehingga sudi datang ke Jember," tandas Hadi. Para alumni sekolah yang berdiri sejak 1910 di Jember itu mulai berdatangan sejak 7 April. Mereka "menyerbu" hotel-hotel di Jember. Kedekatan itu terlihat semakin kental saat mereka menggelar acara ramah tamah di Rumah Makan Sari Utama, Jl Gajah Mada. Bertukar cerita, bercanda, menyanyi, bahkan sesekali berjoget bersama. Semuanya berbaur, tanpa sekat. Mulai bos perusahaan besar sampai pengusaha biasa kumpul menjadi satu. Kesempatan datang lebih awal digunakan mereka untuk melihat-lihat perkembangan Jember. Bos-bos perusahaan besar itu lumayan kaget melihat kondisi Kota Tembakau tersebut saat ini. Tempat mereka bersekolah dulu, kini telah berganti menjadi pusat perbelanjaan yang megah. Banyak kesan yang tertinggal di hati mereka sesaat sebelum meninggalkan Jember hari ini. "Kita kumpul di sini adalah langkah mulia. Bagaimanapun, para korban adalah saudara-saudara kita. Kegiatan-kegiatan kemanusiaan ini harus terus kita galakkan. Kita cinta tanah air ini, mari kita bangun dengan sumbangsih nyata," ujar Mukmin Ali Gunawan, bos Panin Group. Ungkapan belarasa mereka disambut warga pengungsi dengan ucapan syukur yang mendalam. "Alhamdulillah, saya sangat bahagia. Saya tidak menyangka perhatian mereka amat besar," ujar Mustari, 35, warga pengungsi di Dusun Gaplek. Bulir-bulir air mata terlihat membasahi wajahnya yang tirus. Yang lebih mengharukan, para alumni SR-SMP Chung Hwa begitu mendambakan masyarakat Jember tumbuh menjadi masyarakat yang berkualitas dan sejahtera kehidupannya. Meski sudah meninggalkan Jember begitu lama, mereka tetap merasa memiliki Jember. Tampaknya, ungkapan tekad mereka itu tidak hanya omong kosong. Dalam waktu dekat, mereka akan mendirikan sekolah berstandar internasional di Jember. Sekolah itu nanti menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Mandarin, dan Inggris. "Semuanya didedikasikan untuk warga Jember. Ini juga sebagai upaya kita memajukan kualitas sumberdaya manusia di Jember," jelas Hadi Widjaja, ketua pelaksana kegiatan. (mohammad eri Irawan/jpnn) On 4/11/06, andre susanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pernah ikut nimbrung di milis ini beberapa waktu yang lalu, > hari Sabtu tg
[budaya_tionghua] Kolom: IBRAHIM ISA ???
Tempo hari saya mempertanyakan kenapa di milis budaya tionghua ini perlu ada posting tetap dari Sobron Aidit yang tidak relevan dengan topik milis ini. Lagipula sebetulnya merupakan spam, karena pertama dikirim ke banyak milis sekaligus, dan kedua kalau ada tanggapan tidak akan terbaca oleh penulisnya. Tetapi karena banyak enghiong hoohan yang membela, maka sampai sekarang postingan itu tetap muncul. Akibatnya kemarin-kemarin ini ada posting menjawab Sobron yang samasekali tidak relevan, dan dalam bahasa Perancis pula (dan tidak dijawab Sobron karena memang tidak akan sempat terbaca olehnya). Saya tidak anti Sobron, semua postingnya yang menarik itu, satu demi satu saya baca terus di milis SAFC, karena itu milis yang khusus untuk itu, di mana kalau ada tangapan langsung dapat jawaban dari Sobron sendiri. Tetapi yang di milis budaya tionghoa ini, untuk posting tetap Sobron itu saya pasang rule automatic delete! Kemudian ada postingan tetap dari pundak-rata . siapa itu, namanya saya lupa, yang secara rutin mencantumkan berbagai quotes dari Konghucu. Sebetulnya ini lebih relevan dengan milis kita ini daripada postingan tetapnya Sobron, tetapi mungkin karena berhubungan dengan agama (sampai ramai diperdebatkan apakah Konghucu itu agama atau budaya), lalu banyak yang menentang, dan teman pengirim posting tetap itu lantas nggak enak sendirinya, dan berhenti mengirimkan posting tetapnya itu. Sekarang ada lagi posting tetap baru yang muncul di milis kita, "Kolom IBRAHIM ISA", yang kelihatannya juga tidak relevan dengan milis kita ini. Memang ada satu posting yang menyangkut ketionghoaan, walau pun pada aspek politik, yaitu tanggapan atas resensi atas tulisan Prof. Kong mengenai hubungan RI-RRT. Tetapi yang lain-lainnya samasekali tidak relevan. Bahkan satu di antaranya tentang pengadilan Saddam Huseindi Irak sana!! Dan kelihatannya postingan tetap ini tergolong spam juga. Sampai sekarang belum ada rekan di milis ini yang tertarik menanggapi Ibrahim Isa ini, tetapi kalau toh ada yang menanggapi, kayaknya nggak akan ada jawaban, karena penulis posting spam tidak mungkin menyimak semua milis pada mana postingnya itu dialamatkan. Sudah saatnya moderator membatasi posting-posting, apalagi posting tetap, yang tidak relevan. Betul memang kita selalu bisa saja memasang rule atomatic delete. Tetapi sebetulnya posting ybs sudah masuk server kita, sudah memakai bandwith kita secara sia-sia, atas kerugian kita masing-masing. Belum lagi kalau ada 'efek samping'-nya seperti posting bahasa Perancis itu. Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] puisi SASTRA - BANGSA - NEGARA dan NEGERI
Sobron Aidit : S A S T R A - B A N G S A - N E G A R A - dan N E G E R I Indonesia tanahairku sungguh Salah Asuhan Indonesia tercinta sungguh dalam Belenggu Indonesia tanah yang mulia Tak Putus Dirundung Malang Indonesia betapa kaya-raya bagaikan Jalan Tak Ada Ujung A ha..Siti Nurbaya... remang-remang Teluk Jakarta siapa meramal akan segera berdiri tegak? dari begitu dalam terpuruk? semoga Layar Terkembang! kini kembang-api memancar di siang hari tak banyak menambah terang sia-sia dipupuk sia-sia disiram lantaran penyakit Korupsi penyakit bawaan yang tak mengenal musim kita tunggu Arus Balik,- --- Holland,-11 April - 06,- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad
Saya bermaksud sedikit mengoreksi penulisan nama tokoh Tionghoa yang disebutkan dalam tulisan Tommy Su. Banyak kesulitan untuk menuliskan nama Tionghoa dlm huruf latin, antara lain krn perbedaan dialek serta banyaknya variasi ejaan di daerah yang berbeda. Peserta Sumpah Pemuda: Kwee Thiam Hong (bukan: Kwee Tiong Hong). Tiga orang perserta lainnya adalah: Ong Kay Siang, John Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Jin Kwie. Pemilik rumah di Rengasdengklok yang dipakai untuk kediaman Soekarno Hatta adalah Djiauw Kie Siong (bukan: Djia Kie Siong). Anggota BPUPKI adalah: Liem Koen Hian (bukan Liem Koen Hia), Oey Tiang Tjoei (bukan: Oey Tiang Tjoe), Mr. Tan Eng Hoa, Oei Tjong Hauw (bukan: Oei Tjong Jauw), dan Drs. Yap Tjwan Bing. salam, KH RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: -- deleted -- Peran warga Tionghoa tidak kecil pada saat historis itu. saya kutip: "Mewujudkan Sumpah Pemuda Memotret Peran Sejarah Etnis Tionghoa Warga Tionghoa di negeri ini sering distereotipkan kelompok masyarakat yang senantiasa bermotivasi mengejar uang saja. Bahkan, Dahlan Iskan ketika mengomentari banyaknya caleg Tionghoa pada pemilu legislatif lalu sempat bertanya, "Uang gambar apa lagi yang dicari mereka." Penulis percaya, Pak Dahlan hanya bercanda. Tapi, yang tidak bisa kita buat canda adalah stereotip-stereotip negatif bahwa etnis Tionghoa tidak memiliki keinginan atau kesadaran untuk bermasyarakat. Salah satu yang jarang diungkapkan di media massa ialah stereotip berkaitan dengan penilaian etnis Tionghoa hanya merusak bahasa Indonesia. Nah, berkaitan dengan stereotip tersebut, benarkah stereotip yang sudah bergenerasi, mengendap di benak banyak orang Indonesia, termasuk orang Tionghoa, itu? Kiranya tidak. Salah satu faktor yang mendorong langgengnya stereotip seperti itu ialah penyakit amnesia sejarah. Karena itu, lewat tulisan ini, penulis mengajak kita kembali ke masa lalu. Bukan bermaksud untuk menonjolkan peran warga Tionghoa. Penulis hanya ingin stereotip tersebut hilang, sehingga kita bisa mengimplementasikan semangat Sumpah Pemuda, walau berbeda ras, warna kulit, agama, dan lain-lain, kita sepakat bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sewaktu momen Sumpah Pemuda, warga Tionghoa juga tak mau ketinggalan berpartisipasi, seperti "kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928 di negeri Djakarta; Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan. Pertama: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satu, tanah Indonesia. Kedoea: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa jang satu, bangsa Indonesia. Ketiga: kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Yang menarik, warga Tionghoa juga aktif memfasilitasi momentum paling signifikan dalam sejarah bangsa kita tersebut. Itu terbukti dengan dihibahkannya gedung Soempah Pemoeda oleh Sie Kong Liong. Selain itu, ada beberapa nama dari kelompok Tionghoa yang duduk dalam kepanitiaan, di antaranya Kwee Tiong Hong dan tiga pemuda Tionghoa yang lain. Khusus berkaitan dengan bahasa, tentu dalam bahasa Indonesia, kita mengenal sejarah perkembangannya. Bahasa yang dulu disebut bahasa Melayu itu ternyata juga sudah lama menjadi bahasa warga Tionghoa negeri ini. Linguis asal Surabaya Dede Oetomo pernah menulis bahwa semula etnis Tionghoa di Jawa khususnya lebih menyukai bahasa Jawa, tetapi sebuah keputusan yang diambil pemerintah Belanda dengan sistem tanah paksa (1830-70) akhirnya memutuskan sistem pas (passenstelsel) yang praktis memisahkan orang Tionghoa dengan orang Jawa. Nah, praktis, sejak saat itu, warga Tionghoa mulai memakai bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia. Lalu, dengan terdongkraknya status sosial orang-orang peranakan golongan atas, mereka pun mulai mengembangkan sifat dan minat golongan atas, termasuk sastra dan tata pergaulan sosial. Kekayaan mereka juga mendorong untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Belanda berbahasa Melayu yang didirikan pemerintah kolonial sejak 1854. Anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah itu, tentu saja, mulai menulis dalam bahasa Melayu, baik wartawan maupun sastrawan. Apalagi, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai dicetak di percetakan yang hampir semuanya milik etnis Tionghoa, seperti Soerat Kabar Bahasa Melayoe (1856) dan Bintang Soerabaja (1860). Di awal abad 20, terbit koran besar Pewarta Soerabaia, Sin Tit Po, dan Sin Po. Sin Po malah merupakan koran pertama yang memakai istilah Indonesia untuk mengganti "Nederlandsch-Indie" atau Hindia B
[budaya_tionghua] Kolom: IBRAHIM ISA -- PENDIRIAN NASION INDONESIA Tentang 'MASALAH PAPUA'
*Kolom: IBRAHIM ISA * --- Selasa, 11 April 2006 *PENDIRIAN NASION INDONESIA Tentang 'MASALAH PAPUA' * Tidak kebetulan bahwa Presiden R.I. sendiri tampil di media untuk menyatakan pendirian pemerintah Republik Indonesia mengenai "masalah Papua". Perkembangan ini berkaitan dengan memuncaknya akhir-akhir ini "sengketa" antara Indonesia dengan Australia. Penyebabnya yang terpenting a.l. ialah: diberikannya "visa sementara" kepada 42 warga Indonesia asal Papua yang minta asilum kepada pemerintah Australia. Kebijaksanaan pemerintah Australia tsb secara implisit dan eksplisit membenarkan klaim yang diajukan oleh 42 warga Indonesia asal Papua tsb sekitar "kasus Papua". Suatu perkembangan yang oleh sementara kalangan di Australia termasuk di mancanegara dimanfaatkan betul untuk membenarkan politik mereka yang mengarah ke "balkanisasi" Indonesia. Suatu politik yang sudah lama dan terus mereka praktekkan. Dengan a.l. memberikan dukungan kepada gerakan-gerakan separatis di Indonesia, sperti di Aceh, Maluku dan Papua. Pemberian "visa sementara" oleh pemerintah Australia kepada 42 warga Indonesia asal Papua, telah memberikan "angin baru", memperkuat dukungan lagi pada tuntutan untuk suatu "Papua Merdeka" yang lepas dari Republik Indonesia. Dalam pernyataannya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini ---yang boleh juga dibilang sebagai suatu peringatan dialamatkan pada fihak asing --- , agar JANGAN CAMPUR TANGAN DI PAPUA! Ini adalah pendirian pemerintah Republik Indonesia. Sekaligus memanifestasikan pendirian bangsa Indonesia sebagai suatu nasion yang berdaulat, yang tetap bertekad untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia, nasion Indonesia, dari Sabang sampai Merauke Maka di bawah ini dikutip berita sekitar pernyataan SBY, dalam bahasa Inggris. Di media internet cukup banyak bisa ditemukan tulisan mengenai "kasus" PAPUA.. Tidak sedikit yang memberikan alasan dan argumentasi membenarkan berdirinya "Papua merdeka" lepas dari Republk Indonesia. Alasan yang dikemukakan cukup banyak. Maka dirasakan perlu ada jawaban atau tulisan yang memadai terhadap pelbagai alasan dan argumentasi tsb. Masih jelas dalam ingatan kita, bahwa tidak kurang dari seorang sejarawan Belanda, dr. P.J. Drooglever, yang bekerja atas tugas yang diberikan oleh Kementerian Luarnegeri Belanda kepada Instituut voor Nederlandse Geschiedenis (INS). Hasil studinya itu diterbitkan oleh Lembaga Sejarah Belanda , INS (15 November 2005). Dalam buku yang dijuluki sebagai buku tentang hak-menentukan nasib sendiri Papua, dr Drooglever menyimpulkan bahwa terdapat ketidak- beresan dalam referendum kembalinya Irian Barat ke Republik Indonesia. Bukankah ini sama saja dengan menyatakan bahwa masuknya kembali Nieuw Guinea , Irian Barat seperti yang sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, kita namakan wilayah Republik Indonesia itu, kedalam Republik Indoneisa, --- sebagai suatu tindakan yang ''tidak sah''. Kasarnya suatu manipulasi dari jurusan Republk Indonesia, suatu pembohongan atau suatu rekayasa. Meskipun bukan suatu karya ilmiah yang merupakan hasil studi yang mendalam tentang "kasus Papua", namun tulisan M. Wahid Supriyadi, Konsul Jendral Indonesia di Australia mengenai Papua, dimuat di s.k. The Age, cukup jelas dan beralasan. Tulisan M. Wahid, mengemukakan alasan dan argumentasi mengapa dinyatakan bahwa Irian Barat, Papua, adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Republik Indonesia. Itulah sebabnya tulisan M.W. Suriyadi itu baik untuk dibaca dan dipelajari. Di bawah ini dikutip tulisan Wahid , menurut teks aslinya dalam bahasa Inggris. Sehubungan dengan kesewenang-wenangan aparat di Papua serta pelanggaran HAM yang berlangsung di Papua di waktu lalu dan masih berlaku, hal ini tidak berdiri sendiri. Pelanggaran HAM terbesar oleh fihak penguasa, oleh aparat terhadap warganegara sendiri, sudah sejak berdirinya Orba sampai jatuhnya Presiden Suharto dan tegaknya perintahan Indonesia sebagi hasil pemilu, - masih belum ditangani dan diurus dengan baik oleh fihak eksekutif, legeslatif dan judikatif. Pengurusan pelangaran HAM adalah kewajiban pemerintah dan lembaga judisial Indonesia. Selama hal ini belum dilakukan oleh pemerintah dan lembaga judisial Indonesia, maka situasi "impunity" di Indonesia, masih berlangsung terus. Maka belum bisa dikatakan bahwa Republik Indonesia, benar-benar adalah suatu rechtsstaat, suatu negara hukum. Namun hal itu yaitu pelanggaran HAM yang masih belum ditangani dan diurus secara baik dan tuntas, adalah terlepas dari kasus status Papua sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia. Sebagimana halnya dengan Aceh dan Maluku, pelanggaran HAM yang masih belum diurus dimanapun itu terjadi di wilayah Indonesia, samasekali tidak dibenarkan tindakan dan kegiatan
Bahasa Melayu (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)
> > - Original Message - > > From: Nasir Tan > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Sent: Saturday, 08 April, 2006 16:02 > > Subject: [budaya_tionghua] Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta > > Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad > > > Bahasa Melayu dipakai karena orang barat > > > kayaknya lebih mengenal Melayu dari pada Jawa > > > (ini menurut saya sih) karena dilihat dari geografis > > > sebenarnya Pulau Jawa dengan komunitasnya > > > adalah pulau yang paling jauh dengan dunia luar. --- > - Original Message - > From: RM Danardono HADINOTO > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, 10 April, 2006 04:49 > Subject: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta > Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad > > DH : Jadi pemilihan bahasa Indonesia > > sebagai bahasa persatuan pada Sumpah pemuda > > adalah didikte Barat? --- - Original Message - From: Shinjai Hayashi To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, 11 April, 2006 09:26 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad * > Mungkin lebih baik menggunakan kata "pemilihan dengan alasan praktis". > > Ketika kekuasaan Hindia Belanda memerlukan administrasi yang lebih > bagus, mereka harus bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat. > Bahasa Melayu dipilih, selain mudah, juga sudah dipakai sebagai > lingua franca tidak resmi. Jadi pemerintahan Hindia Belanda memilih > bahasa Melayu, dan seterusnya untuk diperkenalkan kepada calon2 > pegawai negeri dari Belanda yang akan bertugas ke Indonesia. - Penjelasan Hayashi-san, wlaupun mengandung kebenaran, tetapi kelihatannya out of context. Sebetulnya yang dimaksud Nano looheng dalam penjelasannya pada Nasir lauwtee adalah pemilihan bahasa Indonesia (Melayu) sebagai bahasa persatuan oleh bangsa Indonesia sendiri (yang notabene mayoritasnya suku Jawa). Dan bukannya pemilihan bahasa Indonesia (Melayu) oleh daulat Hindia Belanda untuk penggunaan mereka dalam administrasi kekuasaannya. Kalau Belanda memilih pakai bahasa Indonesia/Melayu untuk administrasinya, memang betul itu karena alasan praktis, sebab bahasa itu, seperti kata Hayashi-san sendiri di atas ini, sudah menjadi lingua franca pilihan orang Indonesia sendiri, jadi mereka (Belanda) 'terpaksa' tidak punya pilihan lain daripada memakai bahasa itu. Tetapi bangsa Indonesia, ketika pada Sumpah Pemuda menegaskan pilihannya pada bahasa Indonesia/Melayu sebagai bahasa persatuan, yang mereka lakukan adalah sekedar suatu penegasan akan praktek yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun sebelumnya di antara suku-suku di Nusantara. Sama halnya seperti penegasan akan pilihannya pada bendera Sang Merah Putih yang sudah ratusan tahun menjadi simbol persatuan. Kemudian juga, di samping hal itu, yang dimaksud dengan "orang Barat" oleh Nasir lauwtee, jelas bukan kekuasaan administratif Hindia Belanda (yang lokasinya di Pulau Jawa), tetapi 'orang-orang Barat' (who ever he means they are) yang secara geografis jauh habitat-nya dari pulau Jawa. Selain secara geografis Nasir lauwtee bukan mengacu pada kekuasaan administratif Hindia Belanda jaman dahulu itu, secara kerangka waktu (time frame), kelihatannya Nasir lauwtee juga mengacu kepada jaman lain, mungkin jaman sekarang. Walau ini sulit dipastikan mengingat acak-adul-nya time frame dari analisis kita punya lauwtee ini. Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Mungkin lebih baik menggunakan kata "pemilihan dengan alasan praktis". > > Ketika kekuasaan Hindia Belanda memerlukan administrasi yang lebih > bagus, mereka harus bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat. > Bahasa Melayu dipilih, selain mudah, juga sudah dipakai sebagai > lingua franca tidak resmi. Jadi pemerintahan Hindia Belanda memilih > bahasa Melayu, dan seterusnya untuk diperkenalkan kepada calon2 > pegawai negeri dari Belanda yang akan bertugas ke Indonesia. > > Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan: > 1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan huruf > Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu itu, bahasa > Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu. > 2. Pembuatan kamus Melayu. > 3. Pembakuan tata bahasa Melayu. > 4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas. > > Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang > membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia > membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat > Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa > Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran > Bahasa Melayu untuk orang Belanda. - DH: Memang, pemilihan bahasa Melayu, yang kemudian menjadi bahasa Indonesia, adalah karena dasar yang praktis. Bahasa ini, sudah dipakai oleh penduduk pantai untuk berkomunikasi dengan bangsa bangsa asing, seperti Spanyol, Portugis, kemudian belanda. Bahkan juga dengan pedanag dari Arab, India dan Tiongkok. Hasil dari komunikasi ini, timbul penyerapan bahasa bahasa tersebut dalam bahasa Melayu. Pemerintah Indonesia, segera mengganti ejaan van Ophuizen dengan ejaan Suwandi (kala itu mentri Pendidikan dan Kebudayaan kita). Ejaan "oe" hilang, diganti u. Di era Balai Pustaka, banyak sekali peran penulis penulis dari Sumatra barat, seperti Nur Sutan Iskandar, Takdir Alisjahbana, Datuk Madjoindo, Marah Rusli, dll. Bahasa Jawa yang lengkap, dipelihara dikalangan ningrat, dan tak dipakai luas oleh masyarakat. Bahasa sastra dalam masyarakat Jawa, bukan bahasa Jawa yang diupakai se-hari hari, namun bahasa Kawi (misalnya dalam pertunjukan wayang). dalam bahasa Jawa yang lengkap, dengan tiga tingkatan "ngoko", "kromo madyo" dan "kromo inggil", tak mungkin meluaskan bahasa ini kepelosok Nusantara. Hampir semua masyarakat Jawa dipesisir menguasai bahasa Melayu, yang tentu saja, tak sempurna, dan di-campur campur. Pengaruh bahasa bahasa pendatang sangat sarat mempengaruhi bahasa Melayu. terutama istilah istilah Tionghoa, Arab dan India. Ketika Soempah Pemoeda pada Oktober 1928 dicetuskan, para wakil organisasi pemuda memilih baghasa Indonesia sebagai bahasa negara yang akan dibentuk. Peran warga Tionghoa tidak kecil pada saat historis itu. saya kutip: "Mewujudkan Sumpah Pemuda Memotret Peran Sejarah Etnis Tionghoa Warga Tionghoa di negeri ini sering distereotipkan kelompok masyarakat yang senantiasa bermotivasi mengejar uang saja. Bahkan, Dahlan Iskan ketika mengomentari banyaknya caleg Tionghoa pada pemilu legislatif lalu sempat bertanya, "Uang gambar apa lagi yang dicari mereka." Penulis percaya, Pak Dahlan hanya bercanda. Tapi, yang tidak bisa kita buat canda adalah stereotip-stereotip negatif bahwa etnis Tionghoa tidak memiliki keinginan atau kesadaran untuk bermasyarakat. Salah satu yang jarang diungkapkan di media massa ialah stereotip berkaitan dengan penilaian etnis Tionghoa hanya merusak bahasa Indonesia. Nah, berkaitan dengan stereotip tersebut, benarkah stereotip yang sudah bergenerasi, mengendap di benak banyak orang Indonesia, termasuk orang Tionghoa, itu? Kiranya tidak. Salah satu faktor yang mendorong langgengnya stereotip seperti itu ialah penyakit amnesia sejarah. Karena itu, lewat tulisan ini, penulis mengajak kita kembali ke masa lalu. Bukan bermaksud untuk menonjolkan peran warga Tionghoa. Penulis hanya ingin stereotip tersebut hilang, sehingga kita bisa mengimplementasikan semangat Sumpah Pemuda, walau berbeda ras, warna kulit, agama, dan lain-lain, kita sepakat bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sewaktu momen Sumpah Pemuda, warga Tionghoa juga tak mau ketinggalan berpartisipasi, seperti "kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928 di negeri Djakarta; Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini; Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan. Pertama: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satu, tanah Indonesia. Kedoea: kami poetera dan poeteri Indonesia menga
Re: [budaya_tionghua] .....Untuk Pak Danardono...:)
Sdr Nasir Tan, Yang ditulis oleh Pak Danardono bisa Anda baca dari buku2 sejarah yang bisa dicari di perpustakaan dan di toko buku. Kalau kita mau sedikit membaca buku sejarah SD-SMU, tentu kita bisa membedakan bahwa utusan Kubilai Khan itu bukan terjadi di jaman Majapahit. Itulah maksud dari tulisan Pak Danardono. salam, KH Nasir Tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bung, belajar dahulu sejarah Indonesia dengan seksama sebelum menulis. Disini banyak akhli sejarah dan senior yang masih menjadi pelaku sejarah. Jangan menurunkan mutu milis ini dengan tulisan yang tak didukung fakta atau analisisi yang matang. Salam danardono Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin informasi dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca sehubungan dengan penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali membaca buku yang menyangkut tentang penjelasan yang bapak berikan. Bilamana bapak tidak keberatan, saya sekali-sekali ingin hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak merupakan salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya langsung kasus per kasus. Terima kasih. salam, Nasir T - Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone calls to 30+ countries for just 2¢/min with Yahoo! Messenger with Voice. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Dari Bandung
Satu lagi adalah "Ching Hua". Yang kebetulan ibuku juga ikut dalam acara tersebut. - Original Message - From: andre susanto To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 11, 2006 11:29 AM Subject: [budaya_tionghua] Dari Bandung Saya pernah ikut nimbrung di milis ini beberapa waktu yang lalu, hari Sabtu tgl 8 April yang lalu saya ke Bandung karena mamah Ulang Tahun dan kebetulan saya ketemu dengan tante saya dan koko sepupu saya yang pada tahun 1960 pulang ke Chung-Kuo. Mereka datang ke Indonesia ( Bandung ) untuk REUNI sekolah tionghoa, yang datang dari Hong-Kong, RRC dan tempat lain ada kira-kira 300 orang . Apakah dari anggota milis ini ada yang mengetahui kegiatan ini ? sehingga dapat membagi cerita dengan teman yang lain mengenai kegembiraan setelah hampir 50 tahun berpisah dan saya dengar mereka mempunyai rencana kerja yang dapat memajukan Bangsa ini. Mereka yang ber Reuni adalah bekas murid dari 2 sekolah Tionghoa di Bandung yaitu NAN-Hua dan satu lagi saya kurang perhatikan. Kalau tidak salah dengar , masih ada 13 orang bekas guru-guru mereka yang datang. Harap saudara yang bisa menceritakan keceriaan dan juga rencana mereka pada Reuni ini bisa berbagi dengan kami, saya salut dan beri acungan jempol dua tangan untuk mereka yang ber REUNI ini. Semoga menjadi berkat buat Indonesia yang sedang berjuang ini. Salam damai Andre. - Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesia Culture Chinese -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "budaya_tionghua" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: .....Untuk Pak Danardono...:)
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin informasi dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca sehubungan dengan penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali membaca buku yang menyangkut tentang penjelasan yang bapak berikan. Bilamana bapak tidak keberatan, saya sekali-sekali ingin hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak merupakan salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya langsung kasus per kasus. > Terima kasih. > > > salam, > > > Nasir T - DH: Apa yang kita diskusikan, dapat anda baca disetiap pustaka, mungkin anda baca di Perpustakaan di Museum Jakarta, atau di perpustakaan UI. Tetapi di buku pelajaran sejarah SMA juga dapat dibaca. Mengenai bagian dimasa pendudukan Belanda, tentu di perpustakaan Universitas Rotterdam lebih komplit. Waktu saya cuti di Jakarta yang baru lalu, saya adakan pertemuan dengan teman teman dari Budaya Tionghoa. Hadir juga mas David Kwa, juga mas King Hian. saya undang sebagai pembicara kala itu, pak Dr. Lembong, ex ketua INTI. Di Vienna, Austria juga di Hamburg saya adakan bebrapa kali pertemuan dengan masyarakat akademis disini mengenai sejarah Indonesia. Salam danardono > > > - > How low will we go? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. > > [Non-text portions of this message have been removed] > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Ketangguhan Jawa
Tak dapat dipungkiri bahwa Jawa adalah suku dengan tenaga produktif paling tinggi apabila dibandingkan dengan suku-suku lain di Nusantara. Jawa dengan jumlah persentase 40% dari total suku-suku Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai tenaga gerak. Sehingga tidak mengherankan pabila suku Jawa tampil sebagai pemimpin Nusantara. Peradaban Jawa merupakan perabadan paling tinggi di seantero Nusantara. Tingkat budaya Jawa menduduki tingkat tertinggi dalam kasanah peradaban. Ilmu politik Jawa telah berlangsung sejak abad ke 9. karena pengaruh Jawa sajalah, Islam dapat berkembang di Nusantara. Khasanah literatur dikuasai oleh Jawa pra-islam dengan kedalaman filosofi timur yang sulit dimengerti oleh rasionalisme materialistik barat. Jawa adalah sebuah peradaban yang sangat terbuka dan toleran. Contoh betapa terbukanya masyarakat Jawa terhadap pergaulan external adalah dengan cepatnya Brawijaya dan Majapatih mengadobsi tehnologi persenjataan modern yang dibawa tentara Mongolia. Disamping telah memiliki teknologi sekaligus seni pembuatan keris yang menakjubkan dengan pilihan logam yang tidak dikenal oleh metode logam konvensional. Tidak seperti Sumatera yang terabsorbsi oleh Islam, justeru Islam terabsorbsi dengan klenik Jawa. Maka hanya di Jawa saja dikenal komunitas abangan dan sunan-sunan Jawa yang berhasil dianggap sebagai "Wali-Allah". Baru di era modern dengan ekspansi Timur Tengah sajalah aliran-aliran `murni' islam masuk ke tanah Jawa dan sampai saat ini masih bertarung dengan kaum abangan. Ketinggian peradaban Jawa itu dapat dilihat dari kehalusan ekspresi budaya. Maha Barata dapat dimodifikasi sedemikian rupa di tanah Jawa dengan kemunculan tokoh-tokoh semar, petruk, gareng, bagong yang tidak terdapat dalam versi asli India-nya. budhisme pun pernah dan sempat di-Jawa-kan. matera-matera budhistik berlafal sanskrit pun di-Jawa-kan. buktinya, dapat ditemukan sampai sekarang pada lafal-lafal komunitas budhis tengger yang tidak memiliki hubungan langsung dengan dunia budhis modern yang pekat dengan unsur-unsur thailand, tibet dan Tiongkok. Dibandingkan suku-suku lain di Nusantara, Jawa memiliki kadar otentisitas paling tinggi. Jawa tidak terpengaruh oleh akulturasi budaya secara masif seperti kalangan melayu yang malas. Suatu saat nanti, mungkin akan kita temukan figura Jesus memakai blangkon dan membawa keris. Jawa memainkan peran penting dalam pembentukan NKRI. Jawa merupakan sentrum gerakan perlawan anti-kolonialisme. Arti penting Jawa dapat dilihat dari peperangan melawan Inggris dan berbagai agresi Belanda yang terpusat di Jawa. Seorang Nasution yang Batak bisa menjadi petinggi pasukan Siliwangi yang sunda. Dan dari dulu, kerajaan Sunda itu adalah `adik muda' ke-prabuan Jawa. Sampai saat ini pun, ke 4 divisi kodam yang memegang kunci terdapat di Jawa. 2 presiden `terbesar' sepanjang sejarah modern Indonesia adalah keturunan-keturunan Jawa dan menerapkan pola kepemimpinan dengan Jawa centris cukup tinggi. Siapakah yang paling pantas memimpin Indonesia? Sudah tentu kolaborasi antara Jawa-Tionghoa. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ada beberapa statement anda yang ingin saya pertanyakan: > > 1) "Pertama: >Bahasa Melayu dipakai karena orang barat kayaknya lebih mengenal > Melayu dari pada Jawa... " > > DH : Jadi pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada > Sumpah pemuda adalah didikte Barat? > - > 2) " ( ini menurut saya sih) karena dilihat dari geografis > sebenarnya Pulau Jawa dengan komunitasnya adalah pulau yang paling > jauh dengan dunia luar. > Memang ada Benua Australia dan Selandia Baru yang memiliki penghuni > tetapi itu terjadi belangan saja. .." > > DH: Dari mana paling jauh? Sulawesi lebih dekat dari sebelah barat, > daratan Asia? kalau demikian, mengapa VOC dan pemerintah Hindia > Belanda memilih Batavia dipulau Jawa sebagai ibukota? > > > 3) "Des...komunitas Jawa hanya mendapatkan informasi > dari luar Jawa misalnya para saudagar yang datang dari Pulau > Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya yang lebih berhubungan > dengan dunia luar atau secara praktis dengan Benua Asia. Di ukur > dari mana-mana juga Pulau Jawa sangat jauh..." > > DH: informasi apa ini? Ketika Malakakka diserang Portugis pada 1511, > maka putra mahkota dari kerajaan Demak yang datang membantu. > Pangeran Pati Unus. Dari mana mana sangat jauh? dari mana? bagi > kerajaan Demak, tidak terlalu jauh mencapai pantai malakka > - > > 4) "Jadi dari segi bahasa yah..pasti ada unsur mengalah karena > sudah menjadi suatu kebiasaan orang-orang pedalaman mengikuti pola > daerah pesisir walau hal ini tidak pernah ditulis dalam sejarah > tetapi memiliki nuansa seperti itu. .." > > DH: orang pedalaman? kerajaan kerajaan Jawa di pantai utara Jawa > bukanlah di pedalam
Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad
Sdr Chris, Ada yang terlewat: Lie Kim Hok, yang menulis dan menerbitkan 'Kitab Malajoe Batawi' pada tahun 1884. Sementara, van Ophuysen menulis 'Kitab Logat Melajoe' pada tahun 1901. Sebelum diberlakukannya ejaan van Ophuysen, banyak orang (sebagian besar adalah orang Tionghoa) yang telah menggunakan bahasa Melayu dan huruf latin. Sebelum didirikannya Balai Pustaka, telah banyak penulis dari kalangan Bumiputra dan Tionghoa yang banyak menulis dengan menggunakan bahasa Melayu Pasar (Melayu Rendah) yang isinya membuat panas telinga petinggi2 Hindia Belanda. Karena itu, untuk menyingkirkan para penulis tsb dan mengontrol bacaan yang akan dibaca oleh masyarakat luas, didirikanlah Balai Pustaka. Dalam perkembangannya sastra Melayu rendah ini lebih banyak didominasi oleh orang2 Tionghoa dan tidak dianggap sebagai bagian dari kesusastraan Indonesia Modern. Sampai seorang peneliti Perancis Claudine Salmon menulis tentang Sastra Melayu Tionghoa, 'Literature in Malay by the Chinese of Indonesia' barulah beberapa orang mulai memperhatikan Sastra Melayu Tionghoa. Salam, KH Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:-- deleted -- Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan: 1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan huruf Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu itu, bahasa Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu. 2. Pembuatan kamus Melayu. 3. Pembakuan tata bahasa Melayu. 4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas. Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran Bahasa Melayu untuk orang Belanda. Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka, yang bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. Dengan demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, dan merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan secara modern. Sumpah Pemuda mengambil keputusan praktis untuk mengadopsi apa yang sudah bagus, karena itu pilihan yang bagus, toh Melayu adalah salah satu bahasa Nusantara juga. - Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Wild West Journalism (bag I)
Aloes?? moengkin karena ini ramboet moealai merambat itoe warna poetih, dan bener ini toelisan saja toelis di harian Indonesia raja nja ML ditaon-taon mendjelangnja itoe soerat kabar di bredeil (1972-73) besok-besok akan saha sadjiken jang rada kasar atawa kaloe kita beli roedjak , itoe lombok minimal berdjoemlah tida koerang dari 9 boeah toenggoe saja, ini kali saja tjoeman bisa kasoh penganter oentoek aken terbitnja kembali Soeara Publiek Liem Koen Hian jang djadi redaktoernja salem hangat dari saja TJAMBOEK BERDOERI --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: "tjamboek_berdoeri28" <[EMAIL PROTECTED]> > Dibanding dengen persoeratkabaran di taon 1920/1930 keadaan pers kita > disini boleh dibilang tenterem sekali. Tadjoek rentjana ditoelis > dengen objektif dan kalaoe kadang² kepaksa menjinggoeng, tjara > menjinggoengnja djoega haloes. Perbedaan begitoe anatara dahoeloe dan > sekarang bisa dimengerti; kapan doeloe pemerentah asing dengen segala > kepintjangannja jang berkoeasa atas kita. Karena terlaloe sering > terdjadinja bentrokan² begitoe, pribadinja si djoernalist djoega > ikoet berobah. Persis seperti jang bisa diliat di Wild West film. Ada > sedikit alesan sadja, pistol dan revolver di tjaboet dan peloeroe² > tjari mangsanja di segala djoeroesan. > *** > bung tjamboek_berdoeri, > > Ada baiknya dikasih tahu juga jelas kapan tulisan ini ditulis. > Sehingga kita bisa menempatkan gambaran kita pada era > yang benar, misalnya dalam membandingkan dengan tahun > 1920/1930. > > Jika ini ditulis era sesudah 1945, menarik sekali. Berarti koran > tionghoa tahun 1920/1930 pada masa pemerintahan kolonial > malah jauh lebih berani mengkritik, sampai seperti film Wild > West, walaupun dibawah pemerintahan Hindia Belanda > Kalau dibandingkan dengan setelah itu, yang dibilang > "tentrem sekali". > > Kita ingat selama ini pemerintah kolonial Belanda selalu > mendapat penilaian buruk sekali dalam Sejarah Indonesia, > mungkin sekarang perlu ditinjau ulang, apakah pemerintahan > kolonial itu lebih buruk daripada pemerintahan Republik? > > Kalau membaca tulisan di atas, dimana dikatakan mereka > lebih kritis dan berani mengeritik sampai bentrok2, bahkan > di tempat lain dikatakan Jurnalistnya sampai menonjok orang > Belanda sampai terkapar, kelihatannya ada banyak gambaran > yang memang harus diluruskan dalam sejarah. > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Doea Ben Ploes satoe A
Djoempa lagi pembatja dengen "saja" si Tjamboek Berdoeri, ini kali saja toeroenken satoe penganter boeat hiboer pembatja di Harian "Soera Publiek" (Koeng sin Dje Paouw) dari boelan Djoeli hingga Oktober 1925 di Soerabaia. Ande kata di itoe hiboeran ada dari pembatja jang merasa teroesik atawa sakit ati, ini boekan semata maksoed saja oentoek pembatja merasa bersoesah ati, melainken itoe satoe peringetan jang nantinja bergoena bagi pembatja dan bagi saja. Oh, jah meliat djoedoel diatas, pasti pembatja bertanja dan berpikir apa maksoednja si Tjamboek berdoeri bikin ini djoedoel?. Disini djelas itoe nama orang jang telah berdjasa menemoeken toelisan-toelisan jang aken saja hindangken oentoek `ntjim², sotjia² `nsoo², `ntjik², toean² sekalian. Dengen adanja itoe penghormatan kepada 3 orang ini menandaken si Tjamboek Berdoeri boekannja sebage orang tida kenal adanja rasa terima kasih. Pasti sebagean pembatja ingin taoe nama sedjatinja itoe 3 manoesia, tapi saja rasa belon sampe waktoenja oentoek diterangken disini sekarang, walaoepoen ketiga "the Hunter" itoe orang kesohor dan terhormat dikalangan para aktipis ini negeri. Tapi biarlah semoea toelisan jang aken saja tampilken, aken saja pikoel sendiri resico apapoen. Uch!, maap pembatja saja djadi melantoer djaoe kelaen djoeroesan. Kombali saja aken beriken ini penganter toelisan Tjamboek Berdoeri di "Soera Publiek", dari 4 boelan jang saja miliki kini, jang terdiri tida koerang dari 21 Artikel jang semoeanja ada dikolom "Pridato hari Saptoe". Dari itoe artikel ada beberapa djoedoel jang di tampilken speciaal oleh Tjamboek Berdoeri. inilah djoedoel² speciaal : Soeara Publiek poenja soeara; Tida bisa diantepin lebih lama O, Kandjeng!; Rebosche Pridato; Kalo saja mendjadi orang Atjeh .!; Tjoba liat kalo sama Belanda!; Pertobatan 300 taon; Wah, pasti pembatja soedah bisa doega maksoed dari semoea ini djoedoel speciaal, tapi sajang rasanja ditaon 2006 ini soelit diketemoeken orang Belanda bisa berbahasa melajoe Tionghoa setjara fasih. Tapi bener itoe hal bener-bener kadjadian, sedeng artikel² laen dari sisa sasoedah dikoerangin jang speciaal, semoea ditoedjoeken ke djoeroesan pesoerat kabaran saat itoe ploes para Tionghoa² elite di Soerabaia. Soal isinja ? tobat, loetjoe dan detailnja boekan kepalang tanggoeng, disini saja tida aken toelis sepatah kata "Opa Kwee" jang soedah pembatja kerap kali denger, tapi sebage gantinja jang berperan jalah Tjamboek Berdoeri dan Hoedjinnja Tjamboek Berdoeri. Dan semoea sobat² baroenja jang belon pembatja kenal. Achir kata selamat menoenggoe toelisan seorang pemoeda (siansing) beroesia 25 taon! Jang mengakoe telah memiliki Hoedjin, bahken telah naek pangkat satoe graad mendjadi engkong!! (adoeh bisa dibajangken deh gimana ia bertjeloteh dengen sanget tadjem bagaiken tjamboek jang berdoeri namoen lemes tida kakoe sesoeai dengen karakter itoe pekakas) Saja tida maoe berpandjang lebar, pendeknja diminta pembatja setia Tjamboek Berdoeri bersabar menanti keloearnja itoe toelisan di Web tertjinta ini. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Berbincang-bincang mengenai happiness. essay
Berbincang-bincang mengenai Xi, Happiness - Original Message - From: Han Hwie Song To: Tionghoa-net ; Nasional-list ; Jonathan Goeij ; HKSIS Sent: Tuesday, April 11, 2006 3:57 PM Subject: [HKSIS] Re: Han Hwie-Song: Berbincang-bincang mengenai happiness. essay Berbincang-bincang mengenai Xi, Happy, Happiness Saya melihat penghidupan ini memang kompleks, ada banyak teman yang kehidupan keluarganya gembira, mereka ini mempunyai perbedahan umur bevariasi dari berbagai perbedahan. Umumnya perbedahan tidak begitu banyak katakan dari sebaya sampai ada 6-7 tahun, suaminya lebih tua dari istrinya. Tetapi juga ada si-suami atau si-istri lebih tua lebih dari sepuluh tahun. Dikoran-koran banyak ditulis bahwa antara 30-40% orang Barat cerai, satu kejadian yang menyedihkan dalam penghidupan, sebab-sebab dari perceraian itu banyak persoalannya seperti; ada orang ketiga yang menjadi sebab, ada karena tidak kecocokkan karakter, ada yang karena istrinya sudah menopause dan tidak mau seks lagi etc.etc. Pada hal pada waktu perkenalan, percintaan mereka baik-baik, cocok, dan mempunyai anak, atau anak-anak. Teman-teman dan tetangganya mengatakan keluarga yang happy. Diantara mereka ada yang pernah mengatakan:" kita sangat happy dan anak-anak kami memperkaya penghidupan jiwa kami. Anak mengingatkan kita pada essensi dari manusia, bukan?" Ada pula suami-istri intelektual yang bertengkaran hebat, sampai mereka berpisah sudah beberapa bulan. Istrinya datang pada saya dan bercerita bahwa suaminya mempunyai hubungan seks dengan orang ketiga sejak setahun lamanya. Karena saya kenal pada keluarga ini, saya memberi advis: "soal cerai adalah soal yang besar, harus dipikirkan matang-matang. Anak-anak kalian sudah hampir lulus sekolah menengah perlu mendapatkan pengurusan, pendidikan dan terutama kecintaan dari orang tuanya. Kedua orang tua adalah cagah, songgoh yang kuat dari rumah keluarga, kalau satu patah, maka si anak kehilangan satu sandaran dan dukungan kehidupannya. Kalau bisa jangan cerai, tetapi dia harus memutuskan segala hubungan dengan orang ketiga ini, yang ternyata adalah kakanya wanita ini. Dia berkata pada saya bahwa teman-teman Belanda semua umumnya mengatakan:" kalau kau tidak cocok dengan dia, apalagi suamimu mempunyai relasi seks dengan orang lain lebih baik bercerai saja, andalah satu-satunya yang memberi advis lain. " Mereka kumpul kembali dan hidup dengan happy dan kedua anak-anaknya sekarang lulusan universitas. Sayangnya bagi orang keturunan Tionghoa, apalagi kalau dia intelektuil, mungkin karena malu, tidak hubungan lagi dengan saya, mereka keluar negeri dan saya tidak tahu lagi dimana mereka berada. Juga teman-teman baik lainnya saling tanya dimana sekarang mereka berada. Bagi aku tidak apa-apa, aku sudah senang kalau saya dengar bahwa mereka sekarang bisa hidup harmonis. Cerita pendahulu saya tadi mengatakan bahwa mereka ini sebelumnya happy, mengapa sekarang harus bercerai atau bertengkaran? Maka saya tanya pada diri saya apakah happy itu relatif? Untuk menjawab ini marilah kita tanya dulu apakah Happy itu? Menurut saya :"Happy adalah perasaan yang senang, enak, puas baik jiwa dan badan. Kalau kita happy maka suasana dalam keluarga baik dan meyenangkan." Menurut kebudayaan taoisme: "happy bisa dicapai kalau sesorang bisa mengunakan sepenuhnya dan bebas kemampuan-alamnya." Contoh kalau kita bisa jalan dengan memakai kedua kaki, tangan, mulut, telinga, hidung etc. dengan bebas dan sepenuhnya, tanpa ada panghalangnya demikian pula dengan pancaindera kita. Penghalangnya bisa karena umur yang mencapai senior dengan segala akibatnya, penyakit seperti penyakit jantung, cancer, kencing gula etc. dan penghidupan itu sendiri, mitsalnya keluarga yang tidak harmonis, tinggal di negara yang diktatorial, adanya relasi dengan orang ketiga dan sebagainya. Maka karena adanya bnyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi happiness, maka happy itu relatif. Dulu umumnya orang tua kita berpendapat bahwa melihat calon suami putrinya ialah keadaan finansiilnya, tetapi juga dilihat keluarganya dan parasnya. Dan Melihat calon istrinya ialah: paras yang cantik, moralnya, dan bagaimana sebagai ibu nanti. Cantik, kekayaan asal keluarga etc. juga relatif, juga ini semua dipengarhui oleh banyak faktor. Hubungan manusia sekarang berobah, pekerjaan rumah dibagi sebisanya sama rata, tetapi dalam prakteknya bisa menyebabkan perjuangan, sebab umumnya fihak wanita bekerja lebih banyak dari suaminya, apalagi kalau mengurus anak. Ini bisa menyebabkan bertengkaran kalau tidak diatur yang betul dan saling mengerti dan saling mengalah. Dalam masa percintaan dan baru menikah suasana saling mengalah, masa ini saya katakan masa membentuk keluarga. Tetapi kemudian , pada masa kebiasaan, karena kerepotan, masing-masing mau mementingkan, menguntungkan dirinya; dan apa yang dikerjakan perlu mendapatkan confirmasi dari partnernya, lalu bisa menyebabkan kontradiksi. Kalu tidak ce
[budaya_tionghua] BACAAN RINGAN ( Jangan Kira......)
Sobron Aidit : B A C A A N R I N G A N ( Jangan Kira..) Sudah dua hari ini saya lihat Berry diantar oleh mamanya pabila pergi sekolah. Ini tidak biasa - sebab dulunya Berry selalu pakai sepeda. Tapi dua hari ini Berry selalu dibonceng mamanya menuju sekolah. Ketika saya tanyakan kepada mamanya - lama saya terpekur - merenung sambil menenangkan diri dari keterkejutan. "Sepeda Berry sudah satu minggu ini dicuri orang",- "Di mana dicurinya.",- "Ya di rumah ini - diambil dari dalam gudang itu...:, sambil Nita menunjuk gudang dekat pintu belakang. Dan berceritalah Nita kepada saya. Ketika itu pagi sekali - kira-kira jam 06.00. Ketika Nita mau berangkat bekerja pagi. Ketika dia baru saja turun ke lantai-dasar, terlihat pintu belakang terbuka lebar. Dan dilihatnya pula pintu gudang terbuka lepas. Dia sudah terasa - pasti ada yang tidak beres. Segera dia mendatangi gudang - dan terlihat sepeda Berry sudah lenyap. Padahal semua sepeda baik dalam gudang maupun yang di luar disandarkan di dinding-batas rumah tetangga - seluruhnya ada 7 sepeda. Tetapi rupanya yang diincer sepeda Berry. Sepeda Berry memang sebuah sepeda kecil - tetapi sangat bagus dan baru saja dibeli. Menurut mamanya Berry - sepeda itu pabila dijual di toko biasa - toko sepeda biasa apalagi yang besar, harganya antara 400 sampai 600 euro. Ketika saya tanyakan, kira-kira buat apa si pencuri begitu nekad mencurinya. Nita mengatakan, kemungkinan besar sepeda itu masih laku dijual seharga 150 sampai 200 euro,- Dua minggu sebelum kejadian ini - seorang tetangga kami - tante Rita sudah mengingatkan agar berhati-hati dengan sepeda - jangan diletakkan sembarangan. Sebab tante Rita ini baru saja kehilangan sepeda yang masih cukup baru - dan ketika itu disandarkan di dinding rumahnya. Tante Rita ini tetangga kami yang letak rumahnya bersebelahan dengan mesjid Al-Aboubakr - dan paham bahasa Indonesia - dia sudah puluhan tahun di Holland ini. Katanya, Berry seharian itu menangis kesedihan dan sangat kesal - dongkol dan marah. Dan ibunya terganggu tidurnya - karena memikirkan - betapa hal itu bisa terjadi begitu saja. Bayangkan - semua mereka masih utuh di rumah itu - artinya belum ada yang meninggalkan rumah. Baru siap-siap mau berangkat. Dan lagi pintu belakang itu ditutup hanya tidak dikunci - seperti biasa kami lakukan bertahun-tahun ini. Jadi rupanya - si pencuri kira-kira sangat memahami hukum-gerak dari penghuni rumah kami. Pada moment bagaimana mesti dilakukan gerak ini dan gerak itunya - harus pas dan harus presis waktunya agar jangan sampai kepergok. Bertahun-tahun ini, kami pada umumnya tidak pernah mengunci pintu-belakang rumah kami. Hanya kami tutup saja tanpa menguncinya. Termasuk gudang - tak pernah dikunci. Tetapi rupanya - dan pantas saya lihat sudah - kini sudah selalu dikunci pintu gudang belakang itu. Dan pintu belakangpun sudah mulai dikunci pula. Dalam batin saya - sudah kehilangan barulah berhati-hati dan ingat akan kunci! Hal ini ada hikmahnya bagi kami semua, terutama juga bagi diri saya. Sebelum kejadian ini - betapa saya begitu mempercayai rasa aman dan terlindungnya kampung kami Almere-Stad ini. Rasanya tak mungkin akan ada maling dan kemalingan serta kecurian seperti yang kami alami ini. Kejadian ini benar-benar sangat menggemparkan - sebab begitu berani dan begitu nekadnya si pencuri. Padahal kalau saya hitung-hitung di dua keluarga anak saya ini - total jenderal sudah kehilangan sepeda sebanyak lima buah! Tetapi yang sangat mengagetkan adalah kehilangan sepeda Berry ini. Karena pencuriannya justru seperti di depan mata kami sendiri - diambil dari dalam gudang dan dilarikan cepat-cepat - hanya dalam moment beberapa detik atau menit paling lama. Dalam hati saya, jangan kira Holland ini aman dari segala pencurian dan kemalingan - dan jangan kira kampung Almere-Stad kami ini aman-aman saja - tak ada kemalingan dan kecurian. Sekarang di depan mata kami - begitu berani dan begitu nekad si pencurinya mula-mula masuk dari pntu belakang dan lalu membuka pintunya lebar-lebar dan lalu masuk pintu gudang dan lalu mengambil dan membawa sepeda itu lekas-lekas ke luar, lalu selanjutnya entah apalah... --- Holland,- 11 April 06,- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] .....Untuk Pak Danardono...:)
RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bung, belajar dahulu sejarah Indonesia dengan seksama sebelum menulis. Disini banyak akhli sejarah dan senior yang masih menjadi pelaku sejarah. Jangan menurunkan mutu milis ini dengan tulisan yang tak didukung fakta atau analisisi yang matang. Salam danardono Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin informasi dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca sehubungan dengan penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali membaca buku yang menyangkut tentang penjelasan yang bapak berikan. Bilamana bapak tidak keberatan, saya sekali-sekali ingin hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak merupakan salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya langsung kasus per kasus. Terima kasih. salam, Nasir T - How low will we go? Check out Yahoo! Messengers low PC-to-Phone call rates. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/