[budaya_tionghua] Re: Bahasa Melayu Tionghoa ==> Meluruskan Sejarah

2006-04-11 Terurut Topik ChanCT
Dalam tulisan Bondan Winarno "Meluruskan Sejarah", disinggung juga peranan 
Tionghoa dalam mempromosikan bahasa Indonesia yang selama ini tidak disinggung 
atau dilupakan dalam catatan sejarah Indonesia. Baik penulis-penulis yang etnis 
Tionghoa maupun dan terutama peranan koran, surat kabar yang diusahakan 
peranakan Tionghoa dalam bahasa Melayu-Tionghoa.

Rupanya ketika grup Pemuda berkumpul dalam Kongres Pemuda-II tahun 28 itu, para 
utusan yang tentunya intelektuil masih lebih suka menggunakan bahasa Belanda, 
dan, ... hanya Moh. Yamin, dari suku Minang yang menggunakan bahasa Melayu. 
Sayang tidak dijelaskan bagaimana pertimbangan dalam Kongkres Pemuda-II itu 
memutuskan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Indonesia.

Saya tidak berhasil menemukan tulisan yang menyatakan, bahwa bahasa Melayu 
ketika itu adalah bahasa yang digunakan sebagai bahasa antar pedagang anatara 
Malaya, Singapore, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Jadi, bahasa Melayu 
itulah yang sudah lebih populer digunakan dikawasan Nusantara dan Malaya oleh 
pedagang-pedagang yang saling menjual-belikan barang dagangannya. Sedang orang 
Jawa yang sekalipun dari jumlah merupakan moyoritas, tapi karena mempunyai 
tradisi menjauhi usaha dagang yang dianggapnya "penipu", jadi tidak berhasil 
merebut mayoritas dikalangan pedagang. Dengan demikian bahasa Jawa cukup hanya 
dikenal oleh orang Jawa saja, yang tidak mungkin dijadikan bahasa nasional yang 
harus dikuasai suku-suku lain. 

Salam,
ChanCT

- Original Message - 
From: HKSIS 
Sent: Thursday, 23 September, 2004 20:52
Subject: Meluruskan Sejarah


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Titik Pandang

Meluruskan Sejarah
 

Bondan Winarno 

SIAPA PUN yang sebentar lagi akan memimpin bangsa ini, saya hanya minta satu 
hal. Mari kita luruskan sejarah. 

Saya sendiri bukan ahli sejarah. Saya hanya tahu, ada banyak ketidakbenaran 
dalam sejarah yang sekarang diajarkan melalui sistem pendidikan kita. Bukankah 
ada pemeo yang mengatakan bahwa pena bisa lebih tajam daripada pedang? Sejarah 
memang selalu merupakan sebuah pertempuran tersendiri. 

Siapa pun rezim yang memegang kekuasaan, mereka selalu mempunyai versi 
sejarahnya masing-masing. Sampai hadir rezim lain yang membawa sejarahnya 
sendiri. Karena itu, setiap pergantian rezim selalu membuka peluang untuk 
mengubah sejarah - kalaupun bukan untuk meluruskannya. 

Salah satu sejarah "kecil" yang saya minta diluruskan adalah tentang peran kaum 
Tionghoa dalam kehidupan kebangsaan kita. Misalnya, mengapa sampai terjadi 
pembunuhan besar-besaran (massacre) terhadap kaum Tionghoa di Indonesia - 
setidak-tidaknya dua kali dalam era kolonial Hindia-Belanda, dan masih terjadi 
pula dalam masa kemerdekaan? Mengapa kejadian itu hanya disebut secara sambil 
lalu dalam pelajaran sejarah kita? Apakah karena yang terbunuh itu "hanyalah" 
orang-orang Tionghoa? 

Contoh yang lain adalah tentang peran kaum Tionghoa dalam menyebarluaskan agama 
Islam di Tanah Jawa. Kebetulan tahun depan akan diselenggarakan perayaan 600 
tahun muhibah Laksamana Cheng Ho. 

Berbagai catatan sejarah menyebut bahwa Cheng Ho melakukan public diplomacy 
dalam tujuh ekspedisinya ke negara-negara Asia dan Afrika -jadi, tidak hanya 
sekadar berdagang - dan membawa serta ulama-ulama Islam dalam lawatannya itu. 
Kalau hal ini benar, maka sejarah yang selama ini hanya menyebut para saudagar 
dari Gujarat sebagai pembawa syi'ar Islam haruslah dikoreksi. 

Telah beberapa kali, dalam berbagai kesempatan, saya mencoba meminta perhatian 
orang terhadap peran - kalau bukan keperintisan dan kepeloporan - kaum Tionghoa 
dalam mempromosikan bahasa Indonesia. 

u 

PADA Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tahun 1928, salah satu butir 
bahasan adalah tentang perlunya menetapkan bahasa Indonesia sebagai medium 
pendidikan. Ironisnya, pembicaraan berlangsung alot, karena ternyata para 
pemuda yang hadir pada kongres itu - notabene: semuanya pribumi - tidak banyak 
yang lancar berbahasa Indonesia. Kebanyakan pidato politik tentang kebangsaan 
justru disampaikan dalam bahasa Belanda. Hanya Mohamad Yamin yang ketika itu 
dianggap paling piawai dalam menggunakan bahasa Indonesia. 

Maka, lahirlah Sumpah Pemuda! Suatu kesadaran baru ditanamkan dalam jiwa bangsa 
Indonesia. Kesadaran tentang satunya tanah air, bangsa, dan bahasa - di tengah 
keragaman kesukuan yang ada. Sumpah Pemuda adalah antitesis terhadap politik 
divide et impera yang dijalankan penjajah. Anehnya, di masa kemerdekaan justru 
kita kembali lagi memakai politik segregasi dalam berbagai selubung. 

Tetapi, di kalangan etnis Tionghoa djadoel (djaman doeloe), ternyata bahasa 
Melayu justru sudah luas dipakai. Berbagai karya sastra pengarang etnis 
Tionghoa bertarikh akhir abad ke-19 sudah banyak yang memakai bahasa Indonesia. 

Sejak hilangnya huruf Arab dan aksara Jawi (huruf Arab gundul) digantikan oleh 
huruf Latin pada pertengahan abad ke-19, etnis Tio

[budaya_tionghua] [Jual] : Peradaban Tionghoa Selajang Pandang - Nio Joe Lan

2006-04-11 Terurut Topik tanzil_hernadi
[JUAL] - used

Judul : Peradaban Tionghoa Selajang Pandang
Penulis  : Nio Joe Lan
Penerbit : Keng Po Djakarta
Cetakan : 1961
Tebal : 250 hlm.
Kondisi   : - terawat - 
Harga : Rp. 250.000,-

Daftar isi :

I. Kata Permulaan
II. Nama Tionghoa
III. Bahasa pergaulan orang Tionghoa
IV. Warna dalam kehidupan Tioghoa
V. Kepertjajaan Tionghoa
VI. Kuil-kuil Tionghoa
VII. Berdjalan atas api dikuil Tioghoa
VIII. Pemudjaan leluhur
IX. Bakti anak-akan orang-tua
X. Huruf Tionghoa dan pelbagai tugasnya
XI. Kaligrafi
XII. Hari-raja Tionghoa
XIII. Suka-ria Tionghoa
XIV. Duka-tjita Tionghoa
XV. Shio, 12 djenis binatang perhitungan tahun
XVI. Sastera Tionghoa
XVII. Kebudajaan Tiongkok dalam Sastera Indonesia Tionghoa
XVIII. Simetrika dalam kehidupan Tionghoa
XIX. Simbolik Tionghoa
XX. Kehidupan kesenian orang Tionghoa

Yang berminat hubungi saya di [EMAIL PROTECTED] atau di 081 2238 2790 
(tanzil)

salam,
h_tanzil
http://bukuygkubaca.blogspot.com/










.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Stop Kamp konsentrasi

2006-04-11 Terurut Topik fadu


> Rinto Jiang:

> Sebelum 1999 itu, sebelum unjuk rasa yang celaka itu, anggota FLG masih
> dapat mempraktekkan qigong mereka secara terbuka, walau mendapat kritik
> di sana sini. Mengapa saya katakan unjuk rasa celaka? Kalau tidak ada
> unjuk rasa itu, saya yakin sampai sekarang pemerintah Beijing itu masih
> permisif dengan aktivitas FLG di RRT.
>

Salam pak Rinto,

sedikit informasi salah satu sebab adanya yang disebut: unjuk rasa,
 sebelum hari tersebut, sudah banyak gangguan dari beberapa oknum pejabat 
setempat ( "oknum" ), mis ; saat praktisi latihan, mereka dengan sengaja 
menyemprot air, atau sengaja sebuah mobil biru dengan megaphone yang besar 
ikut mengeluar musik yang keras, dsbnya.bila brutal, saat itu juga 
sehrsnya terjadi konflik fisik, tapi khan bukan demikian.praktisi 
menyampaikan ke himpunan ttg beberapa gangguan ini, di falun gong, tidak ada 
keanggotaan, sehingga kabar ingin dialog dengan wakil rakyat mereka pun 
terdengar, masing2 tanpa paksaan dengan baik menyampaikan aspirasi

Menurut logika saya, tidak mungkin tidak ada rencana sebelum thn 1999, krn 
siangnya PM saat itu telah memberikan solusi yang baik, tapi malamnya 
terjadi penangkapan besar-besaran ( dibalik PM, masih ada oknum yang lebih 
tinggi ), banyak-banyak praktisi yang selama ini menjadi sukarelawan hilang, 
sejak malam itu tidak pernah kembali, kebanyakan adalah wanita, mereka belum 
termasuk 2.892 yang kita sebut korban penganiyaan. bila tanpa rencana, 
darimana mereka tahu dengan jelas nama-nama yang harus ditangkap..para 
sukarelawan ini adalah mereka yang mendapat manfaat dari latihan FLG, 
kemudian bersedia membantu orang tanpa bayaran dan imbalan apapun...tulus 
membantu.sebagian juga hanya ibu RT biasa..mereka adalah korban 
penganiyaan paling awal.


Tentang undangan bpBrianx Liu, saya tertarik sekali, moga-moga undangan tdk 
hanya berlaku untuk Bp Shinjai, Jika Bapak bisa mengajak saya mengunjungi 
kamp. Shejiatun yang sekrg sedang heboh krn kasus jual organ tubuh illegal, 
bisa mengajak saya ke kamp. buruh Masanjia, menemui pengacara besar HAM Gao 
Zhi seng yang sedang mendapat tekanan besar dari pemerintah krn hati nurani, 
menemui beberapa praktisi Falun Gong yang ditahan, wahundangan bapak 
sungguh berarti bagi saya, ( untuk tiket dan segala akomodasi kami ( saya 
tentu ngajak teman yach pak ), akan kami tanggung sendiri termasuk punya bpk 
seorang ).silakan hub via Japri.tapi jika untuk melihat pemandangan alam 
Tiongkok, saya juga menegaskan bahwa Tiongkok punya pemandangan alam yang 
menakjubkan, karena itulah namanya daratan para Shen, suatu tempat yang 
harus dikunjungi untuk mereka yg ingin menyaksikan pemandangan alam dunia, 
jika untuk melihat kemakmuran ekonomi krn gedung bertingkat dsbnya.saya 
merasa tanpa pemerintah komunis yang tirani dan ateis,.Tiongkok tetap 
juga berkembang, salah? Tiongkok hanya bs makmur krn dibawah tirani 
komunisapakah saya sudah terlibat politik?? entahlahyang saya 
saksikan; beberapa oknum disana krn tidak percaya hukum karma akibat dari 
didikan komunis telah merubah mereka, dari sebuah kebudayaan para Shen 
menjadi percaya pd materi,  hingga bisa merindingkan bulu kuduk menyaksikan 
bagaimana seseorang manusia bs sanggup berbuat begitu.

Selanjutnya saya juga hanya mereply email bp Rinto, krn pendapat beliau 
walau berbeda tp dgn itikad baik dan sopan...

Salam sejahtera semua,
Ing







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: Bahasa Melayu Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)

2006-04-11 Terurut Topik Shinjai Hayashi
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]>
> Bahasa Melayu Tinggi itu memang di-design lebih sulit daripada bahasa Melayu 
> Tionghoa, tetapi penggunaannya digalakkan, bahkan dipaksakan, berlakunya pada 
> semua dokumen resmi serta buku-buku terbitan BP. Dan buku-buku BP 
> di-'gerojok'-kan ke masyarakat pada semua strata umur dan golongan.
> Dengan begitu, di-skenario-kan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa 
> penyebar-luasan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media cetak 
> berbahasa Melayu Tionghoa alias Melayu Pasar alias Melayu Rendah, tanpa 
> terasa, akan terhambat.
**
Saya agak menyangsikan hal ini.

Kolonialisme Belanda di Indonesia itu sudah jelas bukan hal bagus,
dan banyak kebijakan pemerintah Hindia Belanda itu jelek.
Tetapi tidak semua tindakan pemerintah Hindia Belanda itu jelek
dan selalu mendasarkan diri pada skenario penindasan.

Pada awal abad ke-20, bisa dikatakan situasi di Indonesia relatif
stabil. Dan kita lihat di Belanda sendiri mengalami perubahan.
Mereka banyak mempertanyakan keabsahan pemerintahan
kolonial dan kebijakan pemerintah Belanda di Indonesia.
Cara pandang liberalisme mulai tumbuh disana.

Banyak orang Belanda, termasuk politisi Belanda, yang bersimpati
kepada Indonesia. MIsalnya Pieter Brooshooft dan van Deventer,
memperjuangkan untuk memperhatikan nasib pribumi. Sehingga
pada awal abad ke-20, dimulailah apa yang dinamakan dengan
Politik Etis, dengan program Trias Politica.

Sejak itulah didirikan sekolah2, baik untuk kaum priyayi dan rakyat
biasa. Dan pada tahun2 itulah, Bahasa Melayu diadopsi, dan
dimulai komisi untuk penerbitan bacaan rakyat dengan mencetak
karya2 terjemahan dan karya2 penulis Indonesia, yaitu ya.. kita
kenal dengan nama Balai Pustaka.

Pengaruh politik etis ini sangat terasa, termasuk banyaknya pelajar2
Indonesia yang bersekolah di Belanda, dan menjadi elite2 politik
modern  pertama dengan pendidikan tinggi dari Indonesia.  Mereka2
inilah yang kemudian merintis kemerdekaan Indonesia. Beberapa
dari antara mereka diangkat menjadi anggota parlemen negeri
Belanda sendiri, seperti Rustam Effendi dan LN Palar (LN Palar
kemudian menjadi duta besar pertama Indonesia di PBB, yang
memperjuangkan RI secara diplomatis disana).

Menteri Belanda, JH Abendanon misalnya adalah pendukung besar
dari politik Etis ini, dan kita juga mengenalnya dalam usahanya
mengumpulkan surat2 RA Kartini, dan menerbitkannya dalam
buku Habis Gelap Terbitlah Terang.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Bahasa Melayu Tionghoa (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)

2006-04-11 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
> - Original Message - 
> From: Shinjai Hayashi 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Tuesday, 11 April, 2006 09:26
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
> Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad

> > Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka,
> > yang bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. 
> > Dengan demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, 
> > dan merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan
> > secara modern.



- Original Message - 
From: RM Danardono HADINOTO 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, 11 April, 2006 21:52
Subject: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad

> Apalagi, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai dicetak 
> di percetakan yang hampir semuanya milik etnis Tionghoa, 
> seperti Soerat Kabar Bahasa Melayoe (1856) dan Bintang 
> Soerabaja (1860). 
> Di awal abad 20, terbit koran besar Pewarta Soerabaia, 
> Sin Tit Po, dan Sin Po. 
> Sin Po malah merupakan koran pertama yang memakai istilah 
> Indonesia untuk mengganti "Nederlandsch-Indie" atau Hindia Belanda.
>
> Tanpa disadari, pers yang dikelola komunitas Tionghoa tersebut 
> kemudian berkembang menjadi sarana efektif dalam penyebarluasan 
> berbagai berita perjuangan nasionalisme. 
> 
> Sin Tit Po, Matahari, dan Sin Po, misalnya, merupakan harian-harian 
> yang giat menyampaikan aspirasi perjuangan kemerdekaan. 
> Tulisan-tulisan para tokoh seperti Soekarno, Hatta, dan Tjipto 
> Mangunkusumo kerap dimuat.

==

Sementara analis berpendapat bahwa pendirian Balai Pustaka (BP), yang dengan 
kekuatan dan kewenangan penuh mempromosikan bahasa Melayu yang BERBEDA, adalah 
karena kecemasan gubernemen Hindia Belanda akan popularitas bahasa Melayu 
Tionghoa yang telah menjadi bahasa perjuangan!

Seperti kita tahu bahasa Melayu yang dipromosikan BP itu berbeda dari bahasa 
yang dipakai rakyat sehari-hari. 
Dan untuk mendiskreditkan bahasa yang umum dipakai rakyat, maka bahasa Melayu 
versi BP itu dinamai "Melayu Tinggi", sedangkan bahasa Melayu Tionghoa yang 
sudah luas dipakai di kalangan rakyat dinamainya "Melayu Rendah" atau "Melayu 
Pasar"!

Bahasa Melayu Tinggi itu memang di-design lebih sulit daripada bahasa Melayu 
Tionghoa, tetapi penggunaannya digalakkan, bahkan dipaksakan, berlakunya pada 
semua dokumen resmi serta buku-buku terbitan BP. Dan buku-buku BP 
di-'gerojok'-kan ke masyarakat pada semua strata umur dan golongan.
Dengan begitu, di-skenario-kan oleh pemerintah Hindia Belanda bahwa 
penyebar-luasan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media cetak 
berbahasa Melayu Tionghoa alias Melayu Pasar alias Melayu Rendah, tanpa terasa, 
akan terhambat.

Wasalam.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Goenawan Mohamad: Mengapa kita repot mengurusi bahasa Indonesia?

2006-04-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
 Tulisan menarik:


Bahasa!

Gado-gado

Mengapa kita repot mengurusi bahasa Indonesia?

Goenawan Mohamad


Jawabannya tak hanya satu. Tapi ada satu pengalaman yang memberi saya
motivasi baru untuk ikut bersibuk-diri dengan urusan ini.

Sekali pada tahun 2004 saya menemani Jilal Mardhani yang ingin
menyelenggarakan satu pagelaran musik di Singapura. Ia memilih 
Esplanade, pusat kesenian di kota itu. Kami datang dan ditemui 
direktur program. Ia halus dan sopan. Ia menolak ide yang ditawarkan.

Esplanade bukan tempat yang cocok, katanya. Menurut statistik, 
penonton Melayu hanya sedikit yang datang kemari.

Saya bingung sejenak. Mengapa menyebut "penonton Melayu"? Tak pernah
terlintas di kepala saya bahwa pertunjukan yang ditawarkan Jilal 
ditujukan hanya untuk kalangan etnis tertentu.

Tapi kemudian saya sadar: di Singapura, teater terbagi-bagi menurut 
bahasa yang dipergunakan sebuah kelompok etnis. Lakon Rendra yang 
puitis, Kereta Kencana, sebuah adaptasi atas Les Chaises Ionesco, 
tak akan bisa dinikmati orang Singapura dari etnis Cina, yang 
umumnya tak memahami bahasa Melayu, baik Melayu-Singapura ataupun 
Melayu-Indonesia.

Pemisahan bahasa itu, yang bersinggungan dengan garis etnis, tak 
dikenal di Indonesia. Lakon Teater Koma yang bagus itu, Siluman Ular 
Putih, berasal dari khazanah klasik Cina, dipentaskan untuk semua 
orang Indonesia, keturunan Cina maupun bukan. 

Di sini asimilasi sudah terjadi sejak beberapa abad. Tokoh seni 
panggung Indonesia--sejak Tan Cheng Bok dan Fifi Young sampai dengan 
Jim Adilimas dan Teguh Karya--menggunakan bahasa yang sama seperti 
Andjar Asmara, Usmar Ismail, Asrul Sani, Wahyu Sihombing, Arifin C. 
Noer, Putu Wijaya, dan lain-lain.

Dari deret nama itu tampak, mereka datang dari latar belakang yang 
beraneka ragam, tapi berada dalam satu tradisi--tradisi teater 
modern Indonesia.

Bahasa Indonesia memungkinkan itu.

Tak berarti tak ada kebhinekaan. Justru nama-nama itu menunjukkan
kebhinekaan yang lebih kaya (dan lebih radikal serta tak terduga-
duga) etimbang "kebhinekaan resmi" yang terbatas seperti di Taman 
Mini.

Maksud saya, kebhinekaan yang tampak dalam deretan tokoh seni 
pertunjukan itu bukanlah berdasarkan atuan "etnis", "suku", "budaya" 
atau "daerah", melainkan berdasarkan perbedaan gaya ekspresi masing-
masing grup teater.
Orang tak mempersoalkan apakah Jim Adilimas itu "Cina" atau "Sunda", 
Amak Baljun itu "Arab" atau "Pekalongan", Landung Simatupang 
itu "Batak" atau "Jawa"….

Masing-masing nama justru seperti menggugat: apa sebenarnya 
arti "Cina"? "Aceh"? "Jawa"? Jika diusut tampak, masing-masing kata 
menyembunyikan kebhinekaannya sendiri. Sebab sebetulnya tak gampang 
mendefinisikan bahasa "Jawa", sebab bahasa Yogya berbeda dari bahasa 
Tegal. Kecuali bila "Yogya" berarti "Jawa". Tapi bila begitu, 
bagaimana dengan Tegal dan lain-lain?

Maka bahasa Indonesia mengandung paradoks yang sangat berharga. Di 
satu pihak ia bisa mempersatukan, di lain pihak ia mendukung 
radikalisasi kebhinekaan. Dari penggunanya bahasa ini dipakai hampir 
semua orang Indonesia, tapi dari sejarahnya ia bukan 
bahasa "mayoritas".

Bahkan bahasa Indonesia adalah bahasa pelbagai minoritas--sebab di
kepulauan ini tiap satuan "budaya" sebenarnya minoritas. Bahasa ini 
punya sejarah yang penting di Riau, tapi sejarahnya juga dibentuk di 
ribuan pasar di Nusantara. Dalam proses itu, apa beda antara "asing" 
dan "asli", "rendah" dan "tinggi", "pinggir" dan "pusat"? Tak pernah 
ada.

Ikhtiar untuk membuatnya "murni", seperti yang dicoba pemerintah 
kolonial Belanda melalui sekolah dan Balai Pustaka dengan menghalau 
bahasa "Melayu Pasar" (atau "Tionghoa"), gagal. Tulisan dan pidato 
Bung Karno yang memukau orang itu justru banyak dipengaruhi bahasa 
yang "tak murni" itu.

Walhasil, pepatah yang mengatakan "bahasa menunjukkan bangsa" kali 
ini bagi saya berarti bahasa Indonesia memang menunjukkan bangsa 
ini: manusia kepulauan yang merantau, berpindah, berniaga, membentuk 
kerajaan besar-kecil yang tak pernah panjang umur, mendirikan kota 
tanpa tembok, menganut agama yang berbeda-beda…. Dengan kata lain, 
sebuah bangsa yang tak mengenal segregasi, sebuah bangsa yang 
menyukai gado-gado.

Itu saja membuat saya bersyukur kita masih punya bahasa ini.










.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Ketangguhan Jawa

2006-04-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tak dapat dipungkiri bahwa Jawa adalah suku dengan tenaga 
produktif 
> paling tinggi apabila dibandingkan dengan suku-suku lain di 
> Nusantara. Jawa dengan jumlah persentase 40% dari total suku-suku 
> Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai tenaga gerak. Sehingga 
> tidak mengherankan pabila suku Jawa tampil sebagai pemimpin 
> Nusantara. 
> 
> Peradaban Jawa merupakan perabadan paling tinggi di seantero 
> Nusantara. Tingkat budaya Jawa menduduki tingkat tertinggi dalam 
> kasanah peradaban. Ilmu politik Jawa telah berlangsung sejak abad 
ke 
> 9. karena pengaruh Jawa sajalah, Islam dapat berkembang di 
> Nusantara. Khasanah literatur dikuasai oleh Jawa pra-islam dengan 
> kedalaman filosofi timur yang sulit dimengerti oleh rasionalisme 
> materialistik barat. Jawa adalah sebuah peradaban yang sangat 
> terbuka dan toleran.   
> 
> Contoh betapa terbukanya masyarakat Jawa terhadap pergaulan 
external 
> adalah dengan cepatnya Brawijaya dan Majapatih mengadobsi 
tehnologi 
> persenjataan modern yang dibawa tentara Mongolia. Disamping telah 
> memiliki teknologi sekaligus seni pembuatan keris yang menakjubkan 
> dengan pilihan logam yang tidak dikenal oleh metode logam 
> konvensional. 
> 
> Tidak seperti Sumatera yang terabsorbsi oleh Islam, justeru Islam 
> terabsorbsi dengan klenik Jawa. Maka hanya di Jawa saja dikenal 
> komunitas abangan dan sunan-sunan Jawa yang berhasil dianggap 
> sebagai "Wali-Allah". Baru di era modern dengan ekspansi Timur 
> Tengah sajalah aliran-aliran `murni' islam masuk ke tanah Jawa dan 
> sampai saat ini masih bertarung dengan kaum abangan. Ketinggian 
> peradaban Jawa itu dapat dilihat dari kehalusan ekspresi budaya. 
> Maha Barata dapat dimodifikasi sedemikian rupa di tanah Jawa 
dengan 
> kemunculan tokoh-tokoh semar, petruk, gareng, bagong yang tidak 
> terdapat dalam versi asli India-nya.  
> 
> budhisme pun pernah dan sempat di-Jawa-kan. matera-matera 
budhistik 
> berlafal sanskrit pun di-Jawa-kan. buktinya, dapat ditemukan 
sampai 
> sekarang pada lafal-lafal komunitas budhis tengger yang tidak 
> memiliki hubungan langsung dengan dunia budhis modern yang pekat 
> dengan unsur-unsur thailand, tibet dan Tiongkok. 
> 
> Dibandingkan suku-suku lain di Nusantara, Jawa memiliki kadar 
> otentisitas paling tinggi. Jawa tidak terpengaruh oleh akulturasi 
> budaya secara masif seperti kalangan melayu yang malas. Suatu saat 
> nanti, mungkin akan kita temukan figura Jesus memakai blangkon dan 
> membawa keris. 
> 
> Jawa memainkan peran penting dalam pembentukan NKRI. Jawa 
merupakan 
> sentrum gerakan perlawan anti-kolonialisme. Arti penting Jawa 
dapat 
> dilihat dari peperangan melawan Inggris dan berbagai agresi 
Belanda 
> yang terpusat di Jawa. Seorang Nasution yang Batak bisa menjadi 
> petinggi pasukan Siliwangi yang sunda. Dan dari dulu, kerajaan 
Sunda 
> itu adalah `adik muda' ke-prabuan Jawa. 
> 
> Sampai saat ini pun, ke 4 divisi kodam yang memegang kunci 
terdapat 
> di Jawa. 2 presiden `terbesar' sepanjang sejarah modern Indonesia 
> adalah keturunan-keturunan Jawa dan menerapkan pola kepemimpinan 
> dengan Jawa centris cukup tinggi. 
> 
> Siapakah yang paling pantas memimpin Indonesia? Sudah tentu 
> kolaborasi antara Jawa-Tionghoa. 
>   
> Sub-Rosa II
> 
-

DH: Bukan main, angkat topi untuk pengetahuan anda yang dalam dalam 
sejarah Jawa dalam masa kebangkitan nasionalisme maupun masa 
Majapahit.

Jangan kita lupakan, kiprah tokoh tokoh Tionghoa dalam kebangkitan 
bangsa ini juga terjadi di pulau Jawa, dan banyak diantara mereka 
adalah Tiongho Jawa. Misalnya ayah pak Kwik Kian Gie.

Interaksi antara budaya Tionghoa dan Jawa terutama diwilayah 
kesultanan kesultanan di pantai utara Jawa, dari Banten, Mataram 
sampai Kalianget di Madura, tak dapat dianggap enteng. Dan pastilah 
tak kurang daripada pengaruh budaya Tionghoa pada budaya Melayu, 
seperti dituturkan bung Nasir tan.

Jangan lupa, melebarnya Mahayana di Jawa bukan karena orang India, 
namun dipengaruhi bikkhu bikkhu dari Tiongkok. 

Salam

danardono








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

2006-04-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, King Hian <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya bermaksud sedikit mengoreksi penulisan nama tokoh Tionghoa 
yang disebutkan dalam tulisan Tommy Su.
>
>   Banyak kesulitan untuk menuliskan nama Tionghoa dlm huruf latin, 
antara lain krn perbedaan dialek serta banyaknya variasi ejaan di 
daerah yang berbeda. 
>
>   Peserta Sumpah Pemuda: Kwee Thiam Hong (bukan: Kwee Tiong Hong). 
Tiga orang perserta lainnya adalah: Ong Kay Siang, John Liauw Tjoan 
Hok, dan Tjio Jin Kwie.
>
>   Pemilik rumah di Rengasdengklok yang dipakai untuk kediaman 
Soekarno Hatta adalah Djiauw Kie Siong (bukan: Djia Kie Siong).
>   
> Anggota BPUPKI adalah: Liem Koen Hian (bukan Liem Koen Hia), Oey 
Tiang Tjoei (bukan: Oey Tiang Tjoe), Mr. Tan Eng Hoa, Oei Tjong Hauw 
(bukan: Oei Tjong Jauw), dan Drs. Yap Tjwan Bing.
>
>   salam,
>   KH
>
--

DH: wa matur nuwun mas King Hian. Gimana nihh di Bogor? hujan 
terus ya? Kirim salam hangat pada teman teman, juga pada suhu Jimmy 
serta sobat sobat dari vihara Ekayana..

Salam

danardono






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

2006-04-11 Terurut Topik Shinjai Hayashi
Bung King Hian,

Iya, Anda benar.. Salah satu faktor penting yang bagi keputusan pemerintah
Hindia Belanda untuk menggunakan Melayu, adalah penggunaan oleh orang
tionghoa, dan orang tionghoa ini tersebar dimana2. Orang tionghoa Indonesia
bisa dikatakan sebagai katalisator bagi popularitas bahasa Melayu. Sesudah itu
muncul juga penulis2 dari Sumatera Barat seperti yang sudah dikatakan oleh bung
Danardono, dengan tambahan artikel yang bagus itu.

Pengadopsian Bahasa Melayu oleh para pemuda itu karena alasan praktis. Tidak
ada alasan untuk menolak Bahasa Melayu yang sudah dikembangkan jauh pada tahun
1928 tersebut. Selain itu, para pencetus Soempah Pemuda adalah para pembaharu
modern yang melihat ke depan daripada ke belakang. Banyak dari organisasi pemuda
kedaerahan menggunakan kata JONG, seperti Jong Java, Jong Celebes, itu
dipengaruhi oleh aura pembaharuan yang mengangkat martabat mereka yang muda
usia. Secara tradisional dulu mereka yang lebih tua lebih dihormati, dan
dianggap lebih berpengalaman. Yang muda dianggap masih hijau. Sejak Revolusi di
Perancis muncul satu semangat baru, yaitu yang muda dianggap sumber pembaharuan
berasal. Karena itu di Turki, mereka mereka yang mendobrak tradisionalisme
Ottoman itu dikenal sebagai Young Turk (Turki Muda, atau Pemuda Turki).
Bandingkan dengan Jong Java, Jong Celebes, etc.

Karena itu mereka tidak lagi terikat pada apa yang dianggap berlaku waktu itu,
dan Bahasa Melayu pun dinobatkan, diganti nama menjadi Bahasa Indonesia.
Istilah Indonesia itu sendiri istilah baru, tidak terdapat dalam sejarah tempo
dulu di Nusantara. Bahasa Indonesia juga mencerminkan ciri modernitas,
demokratis, yang mereka cari2 selama ini.

Bagi kelompok tionghoa, sebagai warga yang sudah tercabut dari tempat asalnya
dulu di China, dengan semangat revolusioner yang sudah terjadi duluan di China,
cocok sekali dengan habitat baru pembaharuan dengan wadah yang bernama
Indonesia ini.




- Original Message - 
From: "King Hian" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, April 11, 2006 7:08 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta
Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad


> Sdr Chris,
>
>  Ada yang terlewat: Lie Kim Hok, yang menulis dan menerbitkan 'Kitab Malajoe
> Batawi' pada tahun 1884. Sementara, van Ophuysen menulis 'Kitab Logat Melajoe'
> pada tahun 1901.
>  Sebelum diberlakukannya ejaan van Ophuysen, banyak orang (sebagian besar
> adalah orang Tionghoa) yang telah menggunakan bahasa Melayu dan huruf latin.
>
>  Sebelum didirikannya Balai Pustaka, telah banyak penulis dari kalangan
> Bumiputra dan Tionghoa yang banyak menulis dengan menggunakan bahasa Melayu
> Pasar (Melayu Rendah) yang isinya membuat panas telinga petinggi2 Hindia
> Belanda. Karena itu, untuk menyingkirkan para penulis tsb dan mengontrol
> bacaan yang akan dibaca oleh masyarakat luas, didirikanlah Balai Pustaka.
>
>  Dalam perkembangannya sastra Melayu rendah ini lebih banyak didominasi oleh
> orang2 Tionghoa dan tidak dianggap sebagai bagian dari kesusastraan Indonesia
> Modern. Sampai seorang peneliti Perancis Claudine Salmon menulis tentang
> Sastra Melayu Tionghoa, 'Literature in Malay by the Chinese of Indonesia'
> barulah beberapa orang mulai memperhatikan Sastra Melayu Tionghoa.
>
>  Salam,
>  KH
>
>
> Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:-- deleted --
>  Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan:
> 1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan huruf
>Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu itu, bahasa
>Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu.
> 2. Pembuatan kamus Melayu.
> 3. Pembakuan tata bahasa Melayu.
> 4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas.
>
> Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang
> membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia
> membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat
> Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa
> Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran
> Bahasa Melayu untuk orang Belanda.
>
> Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka, yang
> bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. Dengan
> demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, dan
> merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan
> secara modern.
>
> Sumpah Pemuda mengambil keputusan praktis untuk mengadopsi apa
> yang sudah bagus, karena itu pilihan yang bagus, toh Melayu adalah
> salah satu bahasa Nusantara juga.
>
>
>
>
> -
> Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
>
> .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED]

Re: [budaya_tionghua] Dari Bandung

2006-04-11 Terurut Topik Yonkbie Yao
Kalau di bandung ada satu yayasan namanya Rong Hoa
  fu Qing Tong Xiang Ji Jing Hui
  Klo ga salah tulis
  kebanyakan mereka lulusan Nan Hoa sama Qing Hua
  biasanya klo ada Lao Shi dari Zhong Guo selalu diundang kesini
  karena disini memang yayasan sosial juga tempat belajar Zhong Wen
  budaya disini juga dipegang sekali
  Juga ada regenerasi namanya Rong Qing ( kumpulan anak Mudanya )
  Juga ada klub musiknya
  Kaligrafi...lengkap juga
  trus Lao Shinya juga dari Zhong guo

Hendy Lie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear Bung Andre,

Apa mungkin ini yang dimaksud?
Reuni alumni SR-SMP Chung Hwa???
Tapi ini di daerah Jember
Kayaknya emang menarik
Bisa diceritakan kalau acara yang di Bandung? Ada acara sosial juga?

Thanks


Salam,
Hendy Lie

-- Forwarded message --
From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Apr 11, 2006 8:48 AM
Subject: [t-net] Alumni Chung Hwa Reuni
To: HKSIS-Group <[EMAIL PROTECTED]>

http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=220584
Selasa, 11 Apr 2006,
Alumni Chung Hwa Reuni


Kumpul di Jember, Bantu Korban Banjir
JEMBER - Kacang tidak pernah lupa terhadap kulitnya. Ungkapan itu dipegang
kuat sekitar 4 ribu alumni SR-SMP Chung Hwa Jember yang tersebar di berbagai
negara, dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, hingga Tiongkok. Rasa
sebangsa, senasib, dan kepedulian tinggi mengantar mereka kembali
mengunjungi tanah kelahiran mereka, sebuah kota kecil di ujung timur Pulau
Jawa, Jember.

Meski para alumni Chung Hwa banyak yang menjadi pengusaha besar, itu tak
menghalangi mereka untuk berbaur bersama para korban bencana banjir bandang
di lokasi pengungsian Dusun Gaplek, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember,
Kamis lalu (6/4).

Mereka menyerahkan bantuan 130 unit rumah kepada korban bencana banjir
bandang. "Semoga rumah tersebut dapat mengurangi penderitaan saudara-saudara
kita yang jadi korban, supaya mereka tidak putus asa. Mereka punya saudara,
kami adalah saudara mereka," ujar Mulyadi Kusuma, CEO International Daily
News (Grup Jawa Pos), yang juga hadir di lokasi.

Tak sedikit nama-nama penting yang menyempatkan hadir. Ada bos Surya Inti
Group Henry J. Gunawan, bos Panin Group Mukmin Ali Gunawan, jajaran pimpinan
Lippo Matahari Group, dan ratusan pengusaha dari berbagai negara.

Bagaimana mereka mengumpulkan orang-orang sibuk yang tersebar di lintas
benua itu? "Kami menyiapkan acara ini selama enam bulan. Bukan pekerjaan
mudah memang, namun berkat kerja keras seluruh pihak, akhirnya dapat
terlaksana," jelas Hadi Widjaja, ketua pelaksana kegiatan.

Itu juga sekaligus, lanjut Hadi, sebagai upaya mempersatukan rasa kebangsaan
kita. Selain itu, kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan ulang
tahun ke-96 SR-SMP.

"Yang dari luar negeri kita hubungi via email. Saya bersyukur, rasa
persaudaran mereka begitu kuat sehingga sudi datang ke Jember," tandas Hadi.

Para alumni sekolah yang berdiri sejak 1910 di Jember itu mulai berdatangan
sejak 7 April. Mereka "menyerbu" hotel-hotel di Jember.

Kedekatan itu terlihat semakin kental saat mereka menggelar acara ramah
tamah di Rumah Makan Sari Utama, Jl Gajah Mada. Bertukar cerita, bercanda,
menyanyi, bahkan sesekali berjoget bersama. Semuanya berbaur, tanpa sekat.
Mulai bos perusahaan besar sampai pengusaha biasa kumpul menjadi satu.

Kesempatan datang lebih awal digunakan mereka untuk melihat-lihat
perkembangan Jember. Bos-bos perusahaan besar itu lumayan kaget melihat
kondisi Kota Tembakau tersebut saat ini. Tempat mereka bersekolah dulu, kini
telah berganti menjadi pusat perbelanjaan yang megah.

Banyak kesan yang tertinggal di hati mereka sesaat sebelum meninggalkan
Jember hari ini. "Kita kumpul di sini adalah langkah mulia. Bagaimanapun,
para korban adalah saudara-saudara kita. Kegiatan-kegiatan kemanusiaan ini
harus terus kita galakkan. Kita cinta tanah air ini, mari kita bangun dengan
sumbangsih nyata," ujar Mukmin Ali Gunawan, bos Panin Group.

Ungkapan belarasa mereka disambut warga pengungsi dengan ucapan syukur yang
mendalam. "Alhamdulillah, saya sangat bahagia. Saya tidak menyangka
perhatian mereka amat besar," ujar Mustari, 35, warga pengungsi di Dusun
Gaplek. Bulir-bulir air mata terlihat membasahi wajahnya yang tirus.

Yang lebih mengharukan, para alumni SR-SMP Chung Hwa begitu mendambakan
masyarakat Jember tumbuh menjadi masyarakat yang berkualitas dan sejahtera
kehidupannya. Meski sudah meninggalkan Jember begitu lama, mereka tetap
merasa memiliki Jember. Tampaknya, ungkapan tekad mereka itu tidak hanya
omong kosong. Dalam waktu dekat, mereka akan mendirikan sekolah berstandar
internasional di Jember. Sekolah itu nanti menggunakan tiga bahasa, yaitu
bahasa Indonesia, Mandarin, dan Inggris. "Semuanya didedikasikan untuk warga
Jember. Ini juga sebagai upaya kita memajukan kualitas sumberdaya manusia di
Jember," jelas Hadi Widjaja, ketua pelaksana kegiatan. (mohammad eri
Irawan/jpnn)


On 4/11/06, andre susanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya pernah ikut nimbrung di milis ini beberapa waktu yang lalu,
>   hari Sabtu tg

[budaya_tionghua] Kolom: IBRAHIM ISA ???

2006-04-11 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Tempo hari saya mempertanyakan kenapa di milis budaya tionghua ini perlu ada 
posting tetap dari Sobron Aidit yang tidak relevan dengan topik milis ini. 
Lagipula sebetulnya merupakan spam, karena pertama dikirim ke banyak milis 
sekaligus, dan kedua kalau ada tanggapan tidak akan terbaca oleh penulisnya. 
Tetapi karena banyak enghiong hoohan yang membela, maka sampai sekarang 
postingan itu tetap muncul. Akibatnya kemarin-kemarin ini ada posting menjawab 
Sobron yang samasekali tidak relevan, dan dalam bahasa Perancis pula (dan tidak 
dijawab Sobron karena memang tidak akan sempat terbaca olehnya).

Saya tidak anti Sobron, semua postingnya yang menarik itu, satu demi satu saya 
baca terus di milis SAFC, karena itu milis yang khusus untuk itu, di mana kalau 
ada tangapan langsung dapat jawaban dari Sobron sendiri. 
Tetapi yang di milis budaya tionghoa ini, untuk posting tetap Sobron itu saya 
pasang rule automatic delete!

Kemudian ada postingan tetap dari pundak-rata . siapa itu, namanya saya 
lupa, yang secara rutin mencantumkan berbagai quotes dari Konghucu.
Sebetulnya ini lebih relevan dengan milis kita ini daripada postingan tetapnya 
Sobron, tetapi mungkin karena berhubungan dengan agama (sampai ramai 
diperdebatkan apakah Konghucu itu agama atau budaya), lalu banyak yang 
menentang, dan teman pengirim posting tetap itu lantas nggak enak sendirinya, 
dan berhenti mengirimkan posting tetapnya itu.

Sekarang ada lagi posting tetap baru yang muncul di milis kita, "Kolom IBRAHIM 
ISA", yang kelihatannya juga tidak relevan dengan milis kita ini.
Memang ada satu posting yang menyangkut ketionghoaan, walau pun pada aspek 
politik, yaitu tanggapan atas resensi atas tulisan Prof. Kong mengenai hubungan 
RI-RRT. Tetapi yang lain-lainnya samasekali tidak relevan. Bahkan satu di 
antaranya tentang pengadilan Saddam Huseindi Irak sana!!
Dan kelihatannya postingan tetap ini tergolong spam juga. Sampai sekarang belum 
ada rekan di milis ini yang tertarik menanggapi Ibrahim Isa ini, tetapi kalau 
toh ada yang menanggapi, kayaknya nggak akan ada jawaban, karena penulis 
posting spam tidak mungkin menyimak semua milis pada mana postingnya itu 
dialamatkan.

Sudah saatnya moderator membatasi posting-posting, apalagi posting tetap, yang 
tidak relevan.
Betul memang kita selalu bisa saja memasang rule atomatic delete. Tetapi 
sebetulnya posting ybs sudah masuk server kita, sudah memakai bandwith kita 
secara sia-sia, atas kerugian kita masing-masing.
Belum lagi kalau ada 'efek samping'-nya seperti posting bahasa Perancis itu.

Wasalam.




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] puisi SASTRA - BANGSA - NEGARA dan NEGERI

2006-04-11 Terurut Topik Sobron Aidit
Sobron Aidit :



S A S T R A  -  B A N G S A  -  N E G A R A -
dan N E G E R I

Indonesia tanahairku
sungguh Salah Asuhan
Indonesia tercinta
sungguh dalam Belenggu
Indonesia tanah yang mulia
Tak Putus Dirundung Malang
Indonesia betapa kaya-raya
bagaikan Jalan Tak Ada Ujung
A ha..Siti Nurbaya...
remang-remang Teluk Jakarta
siapa meramal akan segera berdiri tegak?
dari begitu dalam terpuruk?
semoga Layar Terkembang!
kini kembang-api
memancar di siang hari
tak banyak menambah terang
sia-sia dipupuk
sia-sia disiram
lantaran penyakit Korupsi
penyakit bawaan yang tak mengenal musim
kita tunggu Arus Balik,-

---

Holland,-11 April - 06,-







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

2006-04-11 Terurut Topik King Hian
Saya bermaksud sedikit mengoreksi penulisan nama tokoh Tionghoa yang disebutkan 
dalam tulisan Tommy Su.
   
  Banyak kesulitan untuk menuliskan nama Tionghoa dlm huruf latin, antara lain 
krn perbedaan dialek serta banyaknya variasi ejaan di daerah yang berbeda. 
   
  Peserta Sumpah Pemuda: Kwee Thiam Hong (bukan: Kwee Tiong Hong). Tiga orang 
perserta lainnya adalah: Ong Kay Siang, John Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Jin Kwie.
   
  Pemilik rumah di Rengasdengklok yang dipakai untuk kediaman Soekarno Hatta 
adalah Djiauw Kie Siong (bukan: Djia Kie Siong).
  
Anggota BPUPKI adalah: Liem Koen Hian (bukan Liem Koen Hia), Oey Tiang Tjoei 
(bukan: Oey Tiang Tjoe), Mr. Tan Eng Hoa, Oei Tjong Hauw (bukan: Oei Tjong 
Jauw), dan Drs. Yap Tjwan Bing.
   
  salam,
  KH
   
  
RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
-- deleted --
  
Peran warga Tionghoa tidak kecil pada saat historis itu. saya kutip:


"Mewujudkan Sumpah Pemuda 


Memotret Peran Sejarah Etnis Tionghoa 
Warga Tionghoa di negeri ini sering distereotipkan kelompok 
masyarakat yang senantiasa bermotivasi mengejar uang saja. Bahkan, 
Dahlan Iskan ketika mengomentari banyaknya caleg Tionghoa pada 
pemilu legislatif lalu sempat bertanya, "Uang gambar apa lagi yang 
dicari mereka." Penulis percaya, Pak Dahlan hanya bercanda. 

Tapi, yang tidak bisa kita buat canda adalah stereotip-stereotip 
negatif bahwa etnis Tionghoa tidak memiliki keinginan atau kesadaran 
untuk bermasyarakat. Salah satu yang jarang diungkapkan di media 
massa ialah stereotip berkaitan dengan penilaian etnis Tionghoa 
hanya merusak bahasa Indonesia.

Nah, berkaitan dengan stereotip tersebut, benarkah stereotip yang 
sudah bergenerasi, mengendap di benak banyak orang Indonesia, 
termasuk orang Tionghoa, itu? Kiranya tidak. Salah satu faktor yang 
mendorong langgengnya stereotip seperti itu ialah penyakit amnesia 
sejarah. Karena itu, lewat tulisan ini, penulis mengajak kita 
kembali ke masa lalu. Bukan bermaksud untuk menonjolkan peran warga 
Tionghoa. 

Penulis hanya ingin stereotip tersebut hilang, sehingga kita bisa 
mengimplementasikan semangat Sumpah Pemuda, walau berbeda ras, warna 
kulit, agama, dan lain-lain, kita sepakat bertanah air satu, 
berbangsa satu, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Sewaktu momen Sumpah Pemuda, warga Tionghoa juga tak mau ketinggalan 
berpartisipasi, seperti "kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang 
berdasarkan kebangsaan, dengan namanja Jong Java, Jong Soematra 
(Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong 
Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan 
Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; Memboeka rapat pada 
tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928 di negeri Djakarta; 
Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan 
ini; Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan.

Pertama: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah 
darah jang satu, tanah Indonesia.

Kedoea: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa jang 
satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa 
persatoean, bahasa Indonesia.

Yang menarik, warga Tionghoa juga aktif memfasilitasi momentum 
paling signifikan dalam sejarah bangsa kita tersebut. Itu terbukti 
dengan dihibahkannya gedung Soempah Pemoeda oleh Sie Kong Liong. 
Selain itu, ada beberapa nama dari kelompok Tionghoa yang duduk 
dalam kepanitiaan, di antaranya Kwee Tiong Hong dan tiga pemuda 
Tionghoa yang lain. 

Khusus berkaitan dengan bahasa, tentu dalam bahasa Indonesia, kita 
mengenal sejarah perkembangannya. Bahasa yang dulu disebut bahasa 
Melayu itu ternyata juga sudah lama menjadi bahasa warga Tionghoa 
negeri ini. 

Linguis asal Surabaya Dede Oetomo pernah menulis bahwa semula etnis 
Tionghoa di Jawa khususnya lebih menyukai bahasa Jawa, tetapi sebuah 
keputusan yang diambil pemerintah Belanda dengan sistem tanah paksa 
(1830-70) akhirnya memutuskan sistem pas (passenstelsel) yang 
praktis memisahkan orang Tionghoa dengan orang Jawa. Nah, praktis, 
sejak saat itu, warga Tionghoa mulai memakai bahasa Melayu yang 
menjadi cikal bakal bahasa Indonesia.

Lalu, dengan terdongkraknya status sosial orang-orang peranakan 
golongan atas, mereka pun mulai mengembangkan sifat dan minat 
golongan atas, termasuk sastra dan tata pergaulan sosial. Kekayaan 
mereka juga mendorong untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke 
sekolah Belanda berbahasa Melayu yang didirikan pemerintah kolonial 
sejak 1854.

Anak-anak yang bersekolah di sekolah-sekolah itu, tentu saja, mulai 
menulis dalam bahasa Melayu, baik wartawan maupun sastrawan. 
Apalagi, surat kabar berbahasa Melayu juga mulai dicetak di 
percetakan yang hampir semuanya milik etnis Tionghoa, seperti Soerat 
Kabar Bahasa Melayoe (1856) dan Bintang Soerabaja (1860). Di awal 
abad 20, terbit koran besar Pewarta Soerabaia, Sin Tit Po, dan Sin 
Po. Sin Po malah merupakan koran pertama yang memakai istilah 
Indonesia untuk mengganti "Nederlandsch-Indie" atau Hindia B

[budaya_tionghua] Kolom: IBRAHIM ISA -- PENDIRIAN NASION INDONESIA Tentang 'MASALAH PAPUA'

2006-04-11 Terurut Topik I. Bramijn
*Kolom: IBRAHIM ISA *
---
Selasa, 11 April 2006

*PENDIRIAN NASION INDONESIA Tentang 'MASALAH PAPUA' *


Tidak kebetulan bahwa Presiden R.I. sendiri tampil di media untuk 
menyatakan pendirian pemerintah Republik Indonesia mengenai "masalah 
Papua". Perkembangan ini berkaitan dengan memuncaknya akhir-akhir ini 
"sengketa" antara Indonesia dengan Australia. Penyebabnya yang 
terpenting a.l. ialah: diberikannya "visa sementara" kepada 42 warga 
Indonesia asal Papua yang minta asilum kepada pemerintah Australia.

Kebijaksanaan pemerintah Australia tsb secara implisit dan eksplisit 
membenarkan klaim yang diajukan oleh 42 warga Indonesia asal Papua tsb 
sekitar "kasus Papua". Suatu perkembangan yang oleh sementara kalangan 
di Australia termasuk di mancanegara dimanfaatkan betul untuk 
membenarkan politik mereka yang mengarah ke "balkanisasi" Indonesia. 
Suatu politik yang sudah lama dan terus mereka praktekkan. Dengan a.l. 
memberikan dukungan kepada gerakan-gerakan separatis di Indonesia, 
sperti di Aceh, Maluku dan Papua.

Pemberian "visa sementara" oleh pemerintah Australia kepada 42 warga 
Indonesia asal Papua, telah memberikan "angin baru", memperkuat dukungan 
lagi pada tuntutan untuk suatu "Papua Merdeka" yang lepas dari Republik 
Indonesia.

 Dalam pernyataannya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono 
baru-baru ini ---yang boleh juga dibilang sebagai suatu peringatan 
dialamatkan pada fihak asing --- , agar JANGAN CAMPUR TANGAN DI PAPUA! 
Ini adalah pendirian pemerintah Republik Indonesia. Sekaligus 
memanifestasikan pendirian bangsa Indonesia sebagai suatu nasion yang 
berdaulat, yang tetap bertekad untuk mempertahankan kesatuan dan 
persatuan Negara Republik Indonesia, nasion
Indonesia, dari Sabang sampai Merauke

Maka di bawah ini dikutip berita sekitar pernyataan SBY, dalam bahasa 
Inggris.

Di media internet cukup banyak bisa ditemukan tulisan mengenai "kasus" 
PAPUA..
Tidak sedikit yang memberikan alasan dan argumentasi membenarkan 
berdirinya "Papua merdeka" lepas dari Republk Indonesia. Alasan yang 
dikemukakan cukup banyak. Maka dirasakan perlu ada jawaban atau tulisan 
yang memadai terhadap pelbagai alasan dan argumentasi tsb.

Masih jelas dalam ingatan kita, bahwa tidak kurang dari seorang 
sejarawan Belanda, dr. P.J. Drooglever, yang bekerja atas tugas yang 
diberikan oleh Kementerian Luarnegeri Belanda kepada Instituut voor 
Nederlandse Geschiedenis (INS). Hasil studinya itu diterbitkan oleh 
Lembaga Sejarah Belanda , INS (15 November 2005). Dalam buku yang 
dijuluki sebagai buku tentang hak-menentukan nasib sendiri Papua, dr 
Drooglever menyimpulkan bahwa terdapat ketidak- beresan dalam referendum 
kembalinya Irian Barat ke Republik Indonesia. Bukankah ini sama saja 
dengan menyatakan bahwa masuknya kembali Nieuw Guinea  , Irian Barat seperti yang 
sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, kita namakan 
wilayah Republik Indonesia itu, kedalam Republik Indoneisa, --- sebagai 
suatu tindakan yang ''tidak sah''. Kasarnya suatu manipulasi dari 
jurusan Republk Indonesia, suatu pembohongan atau suatu rekayasa.

Meskipun bukan suatu karya ilmiah yang merupakan hasil studi yang 
mendalam tentang "kasus Papua", namun tulisan M. Wahid Supriyadi, Konsul 
Jendral Indonesia di Australia mengenai Papua, dimuat di s.k. The Age, 
cukup jelas dan beralasan. Tulisan M. Wahid, mengemukakan alasan dan 
argumentasi mengapa dinyatakan bahwa Irian Barat, Papua, adalah bagian 
yang tak terpisahkan dari wilayah Republik Indonesia. Itulah sebabnya 
tulisan M.W. Suriyadi itu baik untuk dibaca dan dipelajari. Di bawah ini 
dikutip tulisan Wahid , menurut teks aslinya dalam bahasa Inggris.

Sehubungan dengan kesewenang-wenangan aparat  di 
Papua serta pelanggaran HAM yang berlangsung di Papua di waktu lalu dan 
masih berlaku, hal ini tidak berdiri sendiri. Pelanggaran HAM terbesar 
oleh fihak penguasa, oleh aparat terhadap warganegara sendiri, sudah 
sejak berdirinya Orba  sampai 
jatuhnya Presiden Suharto dan tegaknya perintahan Indonesia sebagi hasil 
pemilu, - masih belum ditangani dan diurus dengan baik oleh fihak 
eksekutif, legeslatif dan judikatif. Pengurusan pelangaran HAM adalah 
kewajiban pemerintah dan lembaga judisial Indonesia. Selama hal ini 
belum dilakukan oleh pemerintah dan lembaga judisial Indonesia, maka 
situasi "impunity" di Indonesia, masih berlangsung terus. Maka belum 
bisa dikatakan bahwa Republik Indonesia, benar-benar adalah suatu 
rechtsstaat, suatu negara hukum.

Namun hal itu  yaitu pelanggaran HAM yang masih belum ditangani dan 
diurus secara baik dan tuntas, adalah terlepas dari kasus status Papua 
sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia. Sebagimana halnya dengan 
Aceh dan Maluku, pelanggaran HAM yang masih belum diurus dimanapun itu 
terjadi di wilayah Indonesia, samasekali tidak dibenarkan tindakan dan 
kegiatan

Bahasa Melayu (Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad)

2006-04-11 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
> > - Original Message - 
> > From: Nasir Tan 
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> > Sent: Saturday, 08 April, 2006 16:02
> > Subject: [budaya_tionghua] Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
> > Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad


> > > Bahasa Melayu dipakai karena orang barat 
> > > kayaknya lebih mengenal Melayu dari pada Jawa
> > > (ini menurut saya sih) karena dilihat dari geografis 
> > > sebenarnya Pulau Jawa dengan komunitasnya 
> > > adalah pulau yang paling jauh dengan dunia luar.

---

> - Original Message - 
> From: RM Danardono HADINOTO 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Monday, 10 April, 2006 04:49
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
> Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad


> > DH : Jadi pemilihan bahasa Indonesia 
> > sebagai bahasa persatuan pada Sumpah pemuda 
> > adalah didikte Barat?

---

- Original Message - 
From: Shinjai Hayashi 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, 11 April, 2006 09:26
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta 
Kelahiran Langgar HAM).Paragraph terakhir Pak Ahmad
 

*

> Mungkin lebih baik menggunakan kata "pemilihan dengan alasan praktis".
>
> Ketika kekuasaan Hindia Belanda memerlukan administrasi yang lebih
> bagus, mereka harus bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat.
> Bahasa Melayu dipilih, selain mudah, juga sudah dipakai sebagai
> lingua franca tidak resmi. Jadi pemerintahan Hindia Belanda memilih
> bahasa Melayu, dan seterusnya untuk diperkenalkan kepada calon2
> pegawai negeri dari Belanda yang akan bertugas ke Indonesia.

-

Penjelasan Hayashi-san, wlaupun mengandung kebenaran, tetapi kelihatannya out 
of context.
 
Sebetulnya yang dimaksud Nano looheng dalam penjelasannya pada Nasir lauwtee 
adalah pemilihan bahasa Indonesia (Melayu) sebagai bahasa persatuan oleh bangsa 
Indonesia sendiri (yang notabene mayoritasnya suku Jawa). 
Dan bukannya pemilihan bahasa Indonesia (Melayu) oleh daulat Hindia Belanda 
untuk penggunaan mereka dalam administrasi kekuasaannya.

Kalau Belanda memilih pakai bahasa Indonesia/Melayu untuk administrasinya, 
memang betul itu karena alasan praktis, sebab bahasa itu, seperti kata 
Hayashi-san sendiri di atas ini, sudah menjadi lingua franca pilihan orang 
Indonesia sendiri, jadi mereka (Belanda) 'terpaksa' tidak punya pilihan lain 
daripada memakai bahasa itu.

Tetapi bangsa Indonesia, ketika pada Sumpah Pemuda menegaskan pilihannya pada 
bahasa Indonesia/Melayu sebagai bahasa persatuan, yang mereka lakukan adalah 
sekedar suatu penegasan akan praktek yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun 
sebelumnya di antara suku-suku di Nusantara. Sama halnya seperti penegasan akan 
pilihannya pada bendera Sang Merah Putih yang sudah ratusan tahun menjadi 
simbol persatuan.


Kemudian juga, di samping hal itu, yang dimaksud dengan "orang Barat" oleh 
Nasir lauwtee, jelas bukan kekuasaan administratif Hindia Belanda (yang 
lokasinya di Pulau Jawa), tetapi 'orang-orang Barat'  (who ever he means they 
are) yang secara geografis jauh habitat-nya dari pulau Jawa.

Selain secara geografis Nasir lauwtee bukan mengacu pada kekuasaan 
administratif Hindia Belanda jaman dahulu itu, secara kerangka waktu (time 
frame), kelihatannya Nasir lauwtee juga mengacu kepada jaman lain, mungkin 
jaman sekarang. Walau ini sulit dipastikan mengingat acak-adul-nya time frame 
dari analisis kita punya lauwtee ini.


Wasalam.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

2006-04-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Mungkin lebih baik menggunakan kata "pemilihan dengan alasan 
praktis".
> 
> Ketika kekuasaan Hindia Belanda memerlukan administrasi yang lebih
> bagus, mereka harus bisa berkomunikasi dengan penduduk setempat.
> Bahasa Melayu dipilih, selain mudah, juga sudah dipakai sebagai
> lingua franca tidak resmi. Jadi pemerintahan Hindia Belanda memilih
> bahasa Melayu, dan seterusnya untuk diperkenalkan kepada calon2
> pegawai negeri dari Belanda yang akan bertugas ke Indonesia.
> 
> Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan:
> 1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan 
huruf
> Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu 
itu, bahasa
> Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu.
> 2. Pembuatan kamus Melayu.
> 3. Pembakuan tata bahasa Melayu.
> 4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas.
> 
> Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang
> membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia 
> membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat
> Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa
> Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran
> Bahasa Melayu untuk orang Belanda.

-



DH: Memang, pemilihan bahasa Melayu, yang kemudian menjadi bahasa 
Indonesia, adalah karena dasar yang praktis. Bahasa ini, sudah 
dipakai oleh penduduk pantai untuk berkomunikasi dengan bangsa 
bangsa asing, seperti Spanyol, Portugis, kemudian belanda. Bahkan 
juga dengan pedanag dari Arab, India dan Tiongkok.

Hasil dari komunikasi ini, timbul penyerapan bahasa bahasa tersebut 
dalam bahasa Melayu.

Pemerintah Indonesia, segera mengganti ejaan van Ophuizen dengan 
ejaan Suwandi (kala itu mentri Pendidikan dan Kebudayaan kita). 
Ejaan "oe" hilang, diganti u.

Di era Balai Pustaka, banyak sekali peran penulis penulis dari 
Sumatra barat, seperti Nur Sutan Iskandar, Takdir Alisjahbana, Datuk 
Madjoindo, Marah Rusli, dll.

Bahasa Jawa yang lengkap, dipelihara dikalangan ningrat, dan tak 
dipakai luas oleh masyarakat. Bahasa sastra dalam masyarakat Jawa, 
bukan bahasa Jawa yang diupakai se-hari hari, namun bahasa Kawi 
(misalnya dalam pertunjukan wayang). dalam bahasa Jawa yang lengkap, 
dengan tiga tingkatan "ngoko", "kromo madyo" dan "kromo inggil", tak 
mungkin meluaskan bahasa ini kepelosok Nusantara.

Hampir semua masyarakat Jawa dipesisir menguasai bahasa Melayu, yang 
tentu saja, tak sempurna, dan di-campur campur. Pengaruh bahasa 
bahasa pendatang sangat sarat mempengaruhi bahasa Melayu. terutama 
istilah istilah Tionghoa, Arab dan India.

Ketika Soempah Pemoeda pada Oktober 1928 dicetuskan, para wakil 
organisasi pemuda memilih baghasa Indonesia sebagai bahasa negara 
yang akan dibentuk.

Peran warga Tionghoa tidak kecil pada saat historis itu. saya kutip:


"Mewujudkan Sumpah Pemuda 


Memotret Peran Sejarah Etnis Tionghoa 
Warga Tionghoa di negeri ini sering distereotipkan kelompok 
masyarakat yang senantiasa bermotivasi mengejar uang saja. Bahkan, 
Dahlan Iskan ketika mengomentari banyaknya caleg Tionghoa pada 
pemilu legislatif lalu sempat bertanya, "Uang gambar apa lagi yang 
dicari mereka." Penulis percaya, Pak Dahlan hanya bercanda. 

Tapi, yang tidak bisa kita buat canda adalah stereotip-stereotip 
negatif bahwa etnis Tionghoa tidak memiliki keinginan atau kesadaran 
untuk bermasyarakat. Salah satu yang jarang diungkapkan di media 
massa ialah stereotip berkaitan dengan penilaian etnis Tionghoa 
hanya merusak bahasa Indonesia.

Nah, berkaitan dengan stereotip tersebut, benarkah stereotip yang 
sudah bergenerasi, mengendap di benak banyak orang Indonesia, 
termasuk orang Tionghoa, itu? Kiranya tidak. Salah satu faktor yang 
mendorong langgengnya stereotip seperti itu ialah penyakit amnesia 
sejarah. Karena itu, lewat tulisan ini, penulis mengajak kita 
kembali ke masa lalu. Bukan bermaksud untuk menonjolkan peran warga 
Tionghoa. 

Penulis hanya ingin stereotip tersebut hilang, sehingga kita bisa 
mengimplementasikan semangat Sumpah Pemuda, walau berbeda ras, warna 
kulit, agama, dan lain-lain, kita sepakat bertanah air satu, 
berbangsa satu, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Sewaktu momen Sumpah Pemuda, warga Tionghoa juga tak mau ketinggalan 
berpartisipasi, seperti "kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang 
berdasarkan kebangsaan, dengan namanja Jong Java, Jong Soematra 
(Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong 
Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan 
Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia; Memboeka rapat pada 
tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928 di negeri Djakarta; 
Sesoedahnja menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan 
ini; Kerapatan laloe mengambil kepoetoesan.

Pertama: kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah 
darah jang satu, tanah Indonesia.

Kedoea: kami poetera dan poeteri Indonesia menga

Re: [budaya_tionghua] .....Untuk Pak Danardono...:)

2006-04-11 Terurut Topik King Hian
Sdr Nasir Tan,
  Yang ditulis oleh Pak Danardono bisa Anda baca dari buku2 sejarah yang bisa 
dicari di perpustakaan dan di toko buku. Kalau kita mau sedikit membaca buku 
sejarah SD-SMU, tentu kita bisa membedakan bahwa utusan Kubilai Khan itu bukan 
terjadi di jaman Majapahit.
   
  Itulah maksud dari tulisan Pak Danardono.
   
  salam,
  KH
  
Nasir Tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  

RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bung, belajar dahulu 
sejarah Indonesia dengan seksama sebelum 
menulis. Disini banyak akhli sejarah dan senior yang masih menjadi 
pelaku sejarah.

Jangan menurunkan mutu  milis ini dengan tulisan yang tak didukung 
fakta atau analisisi yang matang.

Salam

danardono

Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin informasi 
dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca sehubungan dengan 
penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali membaca  buku yang menyangkut 
tentang penjelasan yang bapak berikan.  Bilamana bapak tidak keberatan, saya 
sekali-sekali ingin hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak 
merupakan salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya 
langsung  kasus per kasus.
  Terima kasih.
   
   
  salam,
   
   
  Nasir T




-
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2¢/min 
with Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] Dari Bandung

2006-04-11 Terurut Topik Sujarat
Satu lagi adalah "Ching Hua". Yang kebetulan ibuku juga ikut dalam acara 
tersebut.
  - Original Message - 
  From: andre susanto 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 11, 2006 11:29 AM
  Subject: [budaya_tionghua] Dari Bandung


  Saya pernah ikut nimbrung di milis ini beberapa waktu yang lalu, 
hari Sabtu tgl 8 April yang lalu saya ke Bandung karena mamah Ulang Tahun 
dan kebetulan saya ketemu dengan tante saya dan koko sepupu saya yang pada 
tahun 1960 pulang ke Chung-Kuo.
Mereka datang ke Indonesia ( Bandung  ) untuk REUNI sekolah tionghoa, yang 
datang dari Hong-Kong, RRC dan tempat lain ada kira-kira 300 orang .
Apakah dari anggota milis ini ada yang mengetahui kegiatan ini ? sehingga 
dapat membagi cerita dengan teman yang lain mengenai kegembiraan setelah hampir 
50 tahun berpisah dan saya dengar mereka mempunyai rencana kerja yang dapat 
memajukan Bangsa ini.
 
Mereka yang ber Reuni adalah bekas murid dari 2 sekolah Tionghoa di Bandung 
yaitu NAN-Hua dan satu lagi saya kurang perhatikan. Kalau tidak salah dengar , 
masih ada 13 orang bekas guru-guru mereka yang datang.
 
Harap saudara yang bisa menceritakan keceriaan dan juga rencana mereka pada 
Reuni ini bisa berbagi dengan kami, saya salut dan beri acungan jempol dua 
tangan untuk mereka yang ber REUNI ini. Semoga menjadi berkat buat Indonesia 
yang sedang berjuang ini.
 
Salam damai
Andre.



  
  -
  Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates 
starting at 1¢/min.

  [Non-text portions of this message have been removed]






  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

  .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

  .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

  .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 



  SPONSORED LINKS Indonesia  Culture  Chinese  


--
  YAHOO! GROUPS LINKS 

a..  Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
  
b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


--



[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: .....Untuk Pak Danardono...:)

2006-04-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> 
> Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin 
informasi dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca 
sehubungan dengan penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali 
membaca  buku yang menyangkut tentang penjelasan yang bapak 
berikan.  Bilamana bapak tidak keberatan, saya sekali-sekali ingin 
hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak merupakan 
salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya 
langsung  kasus per kasus.
>   Terima kasih.
>
>
>   salam,
>
>
>   Nasir T

-

DH: Apa yang kita diskusikan, dapat anda baca disetiap pustaka, 
mungkin anda baca di Perpustakaan di Museum Jakarta, atau di 
perpustakaan UI. Tetapi di buku pelajaran sejarah SMA juga dapat 
dibaca. Mengenai bagian dimasa pendudukan Belanda, tentu di 
perpustakaan Universitas Rotterdam lebih komplit.

Waktu saya cuti di Jakarta yang baru lalu, saya adakan pertemuan 
dengan teman teman dari Budaya Tionghoa. Hadir juga mas David Kwa, 
juga mas King Hian. saya undang sebagai pembicara kala itu, pak Dr. 
Lembong, ex ketua INTI.

Di Vienna, Austria juga di Hamburg saya adakan bebrapa kali 
pertemuan dengan masyarakat akademis disini mengenai sejarah 
Indonesia.

Salam

danardono





> 
>   
> -
> How low will we go? Check out Yahoo! Messenger's low  PC-to-Phone 
call rates.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Ketangguhan Jawa

2006-04-11 Terurut Topik odeon_cafe
Tak dapat dipungkiri bahwa Jawa adalah suku dengan tenaga produktif 
paling tinggi apabila dibandingkan dengan suku-suku lain di 
Nusantara. Jawa dengan jumlah persentase 40% dari total suku-suku 
Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai tenaga gerak. Sehingga 
tidak mengherankan pabila suku Jawa tampil sebagai pemimpin 
Nusantara. 

Peradaban Jawa merupakan perabadan paling tinggi di seantero 
Nusantara. Tingkat budaya Jawa menduduki tingkat tertinggi dalam 
kasanah peradaban. Ilmu politik Jawa telah berlangsung sejak abad ke 
9. karena pengaruh Jawa sajalah, Islam dapat berkembang di 
Nusantara. Khasanah literatur dikuasai oleh Jawa pra-islam dengan 
kedalaman filosofi timur yang sulit dimengerti oleh rasionalisme 
materialistik barat. Jawa adalah sebuah peradaban yang sangat 
terbuka dan toleran.   

Contoh betapa terbukanya masyarakat Jawa terhadap pergaulan external 
adalah dengan cepatnya Brawijaya dan Majapatih mengadobsi tehnologi 
persenjataan modern yang dibawa tentara Mongolia. Disamping telah 
memiliki teknologi sekaligus seni pembuatan keris yang menakjubkan 
dengan pilihan logam yang tidak dikenal oleh metode logam 
konvensional. 

Tidak seperti Sumatera yang terabsorbsi oleh Islam, justeru Islam 
terabsorbsi dengan klenik Jawa. Maka hanya di Jawa saja dikenal 
komunitas abangan dan sunan-sunan Jawa yang berhasil dianggap 
sebagai "Wali-Allah". Baru di era modern dengan ekspansi Timur 
Tengah sajalah aliran-aliran `murni' islam masuk ke tanah Jawa dan 
sampai saat ini masih bertarung dengan kaum abangan. Ketinggian 
peradaban Jawa itu dapat dilihat dari kehalusan ekspresi budaya. 
Maha Barata dapat dimodifikasi sedemikian rupa di tanah Jawa dengan 
kemunculan tokoh-tokoh semar, petruk, gareng, bagong yang tidak 
terdapat dalam versi asli India-nya.  

budhisme pun pernah dan sempat di-Jawa-kan. matera-matera budhistik 
berlafal sanskrit pun di-Jawa-kan. buktinya, dapat ditemukan sampai 
sekarang pada lafal-lafal komunitas budhis tengger yang tidak 
memiliki hubungan langsung dengan dunia budhis modern yang pekat 
dengan unsur-unsur thailand, tibet dan Tiongkok. 

Dibandingkan suku-suku lain di Nusantara, Jawa memiliki kadar 
otentisitas paling tinggi. Jawa tidak terpengaruh oleh akulturasi 
budaya secara masif seperti kalangan melayu yang malas. Suatu saat 
nanti, mungkin akan kita temukan figura Jesus memakai blangkon dan 
membawa keris. 

Jawa memainkan peran penting dalam pembentukan NKRI. Jawa merupakan 
sentrum gerakan perlawan anti-kolonialisme. Arti penting Jawa dapat 
dilihat dari peperangan melawan Inggris dan berbagai agresi Belanda 
yang terpusat di Jawa. Seorang Nasution yang Batak bisa menjadi 
petinggi pasukan Siliwangi yang sunda. Dan dari dulu, kerajaan Sunda 
itu adalah `adik muda' ke-prabuan Jawa. 

Sampai saat ini pun, ke 4 divisi kodam yang memegang kunci terdapat 
di Jawa. 2 presiden `terbesar' sepanjang sejarah modern Indonesia 
adalah keturunan-keturunan Jawa dan menerapkan pola kepemimpinan 
dengan Jawa centris cukup tinggi. 

Siapakah yang paling pantas memimpin Indonesia? Sudah tentu 
kolaborasi antara Jawa-Tionghoa. 

Sub-Rosa II


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ada beberapa statement anda yang ingin saya pertanyakan:
> 
> 1)  "Pertama:
>Bahasa Melayu dipakai karena orang barat kayaknya lebih 
mengenal 
> Melayu dari pada Jawa... "
> 
> DH : Jadi pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada 
> Sumpah pemuda adalah didikte Barat?
> -
> 2) " ( ini menurut saya sih) karena dilihat dari geografis 
> sebenarnya Pulau Jawa dengan komunitasnya adalah pulau yang paling 
> jauh  dengan dunia luar.
> Memang ada Benua Australia dan Selandia Baru yang memiliki 
penghuni 
> tetapi itu terjadi belangan saja. .."
> 
> DH: Dari mana paling jauh? Sulawesi lebih dekat dari sebelah 
barat, 
> daratan Asia? kalau demikian, mengapa VOC dan pemerintah Hindia 
> Belanda memilih Batavia dipulau Jawa sebagai ibukota?
> 
> 
> 3) "Des...komunitas Jawa hanya mendapatkan informasi
> dari luar Jawa misalnya para saudagar yang datang dari Pulau 
> Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya yang lebih berhubungan 
> dengan dunia luar atau secara praktis dengan Benua Asia. Di ukur 
> dari mana-mana juga Pulau Jawa sangat jauh..."
> 
> DH: informasi apa ini? Ketika Malakakka diserang Portugis pada 
1511, 
> maka putra mahkota dari kerajaan Demak yang datang membantu. 
> Pangeran Pati Unus. Dari mana mana sangat jauh? dari mana? bagi 
> kerajaan Demak, tidak terlalu jauh mencapai pantai malakka
> -
> 
>  4)   "Jadi dari segi bahasa yah..pasti ada unsur mengalah karena 
> sudah menjadi suatu kebiasaan orang-orang pedalaman mengikuti pola 
> daerah pesisir walau hal ini tidak pernah ditulis dalam sejarah 
> tetapi memiliki nuansa seperti itu. .."
> 
> DH: orang pedalaman? kerajaan kerajaan Jawa di pantai utara Jawa 
> bukanlah di pedalam

Re: [budaya_tionghua] Re: Larangan Pencantuman Nama Marga di Akta Kelahiran Langgar HAM).........Paragraph terakhir Pak Ahmad

2006-04-11 Terurut Topik King Hian
Sdr Chris,
   
  Ada yang terlewat: Lie Kim Hok, yang menulis dan menerbitkan 'Kitab Malajoe 
Batawi' pada tahun 1884. Sementara, van Ophuysen menulis 'Kitab Logat Melajoe' 
pada tahun 1901. 
  Sebelum diberlakukannya ejaan van Ophuysen, banyak orang (sebagian besar 
adalah orang Tionghoa) yang telah menggunakan bahasa Melayu dan huruf latin.
   
  Sebelum didirikannya Balai Pustaka, telah banyak penulis dari kalangan 
Bumiputra dan Tionghoa yang banyak menulis dengan menggunakan bahasa Melayu 
Pasar (Melayu Rendah) yang isinya membuat panas telinga petinggi2 Hindia 
Belanda. Karena itu, untuk menyingkirkan para penulis tsb dan mengontrol bacaan 
yang akan dibaca oleh masyarakat luas, didirikanlah Balai Pustaka.
   
  Dalam perkembangannya sastra Melayu rendah ini lebih banyak didominasi oleh 
orang2 Tionghoa dan tidak dianggap sebagai bagian dari kesusastraan Indonesia 
Modern. Sampai seorang peneliti Perancis Claudine Salmon menulis tentang Sastra 
Melayu Tionghoa, 'Literature in Malay by the Chinese of Indonesia' barulah 
beberapa orang mulai memperhatikan Sastra Melayu Tionghoa.
   
  Salam,
  KH
   

Shinjai Hayashi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:-- deleted --
  Untuk mencapai tujuan itu, maka diperlukan:
1. Latinisasi Bahasa Melayu, yaitu penulisan bahasa Melayu dengan huruf
Latin sehingga mudah dibaca oleh orang Belanda. Pada waktu itu, bahasa
Melayu ditulis dalam abjad Arab Melayu.
2. Pembuatan kamus Melayu.
3. Pembakuan tata bahasa Melayu.
4. Promosi bahasa Melayu untuk dipergunakan lebih luas.

Tugas untuk 1 s/d 3, dilakukan oleh Charles van Ophuysen. Dia yang
membuat ejaan Bahasa Melayu dalam abjad Latin. Kemudian dia 
membuat kamus alphabet pertama bahasa Melayu, yaitu Kitab Logat
Melajoe. Ditambah kemudian dia menulis buku tentang Tata Bahasa
Melayu dalam bahasa Belanda untuk dipergunakan sebagai pengajaran
Bahasa Melayu untuk orang Belanda.

Untuk promosi Bahasa Melayu, maka dibentuk Balai Pustaka, yang
bertujuan untuk mempromosikan, menerbitkan buku2 Melayu. Dengan
demikian Bahasa Melayu kemudian dipakai secara lebih luas, dan
merupakan bahasa Nusantara pertama yang mendapat perlakuan
secara modern.

Sumpah Pemuda mengambil keputusan praktis untuk mengadopsi apa
yang sudah bagus, karena itu pilihan yang bagus, toh Melayu adalah
salah satu bahasa Nusantara juga.




-
Yahoo! Messenger with Voice. PC-to-Phone calls for ridiculously low rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Wild West Journalism (bag I)

2006-04-11 Terurut Topik tjamboek_berdoeri28

Aloes??
moengkin karena ini ramboet moealai merambat itoe warna poetih, dan
bener ini toelisan saja toelis di harian Indonesia raja nja ML
ditaon-taon mendjelangnja itoe soerat kabar di bredeil (1972-73)

besok-besok akan saha sadjiken jang rada kasar atawa kaloe kita beli
roedjak , itoe lombok minimal berdjoemlah tida koerang dari 9 boeah
toenggoe saja, ini kali saja tjoeman bisa kasoh penganter oentoek aken
terbitnja kembali Soeara Publiek Liem Koen Hian jang djadi redaktoernja 

salem hangat dari saja 
TJAMBOEK BERDOERI

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Shinjai Hayashi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: "tjamboek_berdoeri28" <[EMAIL PROTECTED]>
> Dibanding dengen persoeratkabaran di taon 1920/1930 keadaan pers kita
> disini boleh dibilang tenterem sekali. Tadjoek rentjana ditoelis
> dengen objektif dan kalaoe kadang² kepaksa menjinggoeng, tjara
> menjinggoengnja djoega haloes. Perbedaan begitoe anatara dahoeloe dan
> sekarang bisa dimengerti; kapan doeloe pemerentah asing dengen segala
> kepintjangannja jang berkoeasa atas kita. Karena terlaloe sering
> terdjadinja  bentrokan² begitoe, pribadinja si djoernalist djoega
> ikoet berobah. Persis seperti jang bisa diliat di Wild West film. Ada
> sedikit alesan sadja, pistol dan revolver di tjaboet dan peloeroe²
> tjari mangsanja di segala djoeroesan.
> ***
> bung tjamboek_berdoeri,
> 
> Ada baiknya dikasih tahu juga jelas kapan tulisan ini ditulis.
> Sehingga kita bisa menempatkan gambaran kita pada era
> yang benar, misalnya dalam membandingkan  dengan tahun
> 1920/1930.
> 
> Jika ini ditulis era sesudah 1945, menarik sekali. Berarti koran
> tionghoa tahun 1920/1930 pada masa pemerintahan kolonial
> malah jauh lebih berani mengkritik, sampai seperti film Wild
> West, walaupun dibawah pemerintahan Hindia Belanda
> Kalau dibandingkan dengan setelah itu, yang dibilang
> "tentrem sekali".
> 
> Kita ingat selama ini pemerintah kolonial Belanda selalu
> mendapat penilaian buruk sekali dalam Sejarah Indonesia,
> mungkin sekarang perlu ditinjau ulang, apakah pemerintahan
> kolonial itu lebih buruk daripada pemerintahan Republik?
> 
> Kalau membaca tulisan di atas, dimana dikatakan mereka
> lebih kritis dan berani mengeritik sampai bentrok2, bahkan
> di tempat lain dikatakan Jurnalistnya sampai menonjok orang
> Belanda sampai terkapar, kelihatannya ada banyak gambaran
> yang memang harus diluruskan dalam sejarah.
>







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Doea “Ben” Ploes satoe “A”

2006-04-11 Terurut Topik tjamboek_berdoeri28

Djoempa lagi pembatja dengen "saja" si Tjamboek Berdoeri, ini
kali saja toeroenken satoe penganter boeat hiboer pembatja di Harian
"Soera Publiek" (Koeng sin Dje Paouw) dari boelan Djoeli hingga
Oktober 1925 di Soerabaia. Ande kata di itoe hiboeran ada dari pembatja
jang merasa teroesik atawa sakit ati, ini boekan semata maksoed saja
oentoek pembatja merasa bersoesah ati, melainken itoe satoe peringetan
jang nantinja bergoena bagi pembatja dan bagi saja.

Oh, jah meliat djoedoel diatas, pasti pembatja bertanja dan berpikir apa
maksoednja si Tjamboek berdoeri bikin ini djoedoel?. Disini djelas itoe
nama orang jang telah berdjasa menemoeken toelisan-toelisan jang aken
saja hindangken oentoek `ntjim², sotjia² `nsoo², `ntjik²,
toean² sekalian. Dengen adanja itoe penghormatan kepada 3 orang ini 
menandaken si Tjamboek Berdoeri boekannja sebage orang tida kenal adanja
rasa terima kasih.

Pasti sebagean pembatja ingin taoe nama sedjatinja itoe 3 manoesia, tapi
saja rasa belon sampe waktoenja oentoek diterangken disini sekarang,
walaoepoen ketiga  "the Hunter" itoe orang kesohor dan terhormat
dikalangan para aktipis ini negeri. Tapi biarlah semoea toelisan jang
aken saja tampilken, aken saja pikoel sendiri resico apapoen.

Uch!, maap pembatja saja djadi melantoer djaoe kelaen djoeroesan.

Kombali saja aken beriken ini penganter toelisan Tjamboek Berdoeri di
"Soera Publiek", dari 4 boelan jang saja miliki kini, jang
terdiri tida koerang dari 21 Artikel jang semoeanja ada dikolom
"Pridato hari Saptoe".

Dari itoe artikel ada beberapa djoedoel jang di tampilken speciaal oleh
Tjamboek Berdoeri.

inilah djoedoel² speciaal :

Soeara Publiek poenja soeara;

Tida bisa diantepin lebih lama O, Kandjeng!;

Rebosche Pridato;

Kalo saja mendjadi orang Atjeh….!;

Tjoba liat kalo sama Belanda!;

Pertobatan  300 taon;

Wah, pasti pembatja soedah bisa doega maksoed dari semoea ini djoedoel
speciaal, tapi sajang rasanja ditaon 2006 ini soelit diketemoeken orang
Belanda bisa berbahasa  melajoe Tionghoa setjara fasih. Tapi bener itoe
hal bener-bener kadjadian, sedeng artikel² laen dari sisa sasoedah
dikoerangin jang speciaal, semoea ditoedjoeken ke djoeroesan pesoerat
kabaran saat itoe ploes para Tionghoa² elite di Soerabaia. Soal
isinja ? tobat, loetjoe dan detailnja boekan kepalang tanggoeng, disini
saja tida aken toelis sepatah kata "Opa Kwee" jang soedah
pembatja kerap kali denger, tapi sebage gantinja jang berperan jalah
Tjamboek Berdoeri dan Hoedjinnja Tjamboek Berdoeri. Dan semoea sobat²
baroenja jang belon pembatja kenal. Achir kata selamat menoenggoe
toelisan seorang pemoeda (siansing) beroesia 25 taon! Jang mengakoe
telah memiliki Hoedjin, bahken telah naek pangkat satoe graad mendjadi
engkong!!

(adoeh bisa dibajangken deh gimana ia bertjeloteh dengen sanget tadjem
bagaiken tjamboek jang berdoeri namoen lemes tida kakoe sesoeai dengen
karakter itoe pekakas)
Saja tida maoe berpandjang lebar, pendeknja diminta pembatja setia
Tjamboek Berdoeri bersabar menanti keloearnja itoe toelisan di Web
tertjinta ini.


[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Fw: Han Hwie-Song: Berbincang-bincang mengenai happiness. essay

2006-04-11 Terurut Topik HKSIS
Berbincang-bincang mengenai Xi, Happiness
- Original Message - 
From: Han Hwie Song 
To: Tionghoa-net ; Nasional-list ; Jonathan Goeij ; HKSIS 
Sent: Tuesday, April 11, 2006 3:57 PM
Subject: [HKSIS] Re: Han Hwie-Song: Berbincang-bincang mengenai happiness. essay


Berbincang-bincang mengenai Xi, Happy, Happiness

Saya melihat penghidupan ini memang kompleks, ada banyak teman yang kehidupan 
keluarganya gembira, mereka ini mempunyai perbedahan umur bevariasi dari 
berbagai perbedahan. Umumnya perbedahan tidak begitu banyak katakan dari sebaya 
sampai ada 6-7 tahun, suaminya lebih tua dari istrinya. Tetapi juga ada 
si-suami atau si-istri lebih tua lebih dari sepuluh tahun.

Dikoran-koran banyak ditulis bahwa antara 30-40% orang Barat cerai, satu 
kejadian yang menyedihkan dalam penghidupan, sebab-sebab dari perceraian itu 
banyak persoalannya seperti; ada orang ketiga yang menjadi sebab, ada karena 
tidak kecocokkan  karakter, ada yang karena istrinya sudah menopause dan tidak 
mau seks lagi etc.etc. Pada hal pada waktu perkenalan, percintaan mereka 
baik-baik, cocok, dan mempunyai anak, atau anak-anak. Teman-teman dan 
tetangganya mengatakan keluarga yang happy. Diantara mereka ada yang pernah 
mengatakan:" kita sangat happy dan anak-anak kami memperkaya penghidupan jiwa 
kami. Anak  mengingatkan kita pada essensi dari manusia, bukan?"

Ada pula suami-istri intelektual yang bertengkaran hebat, sampai mereka 
berpisah sudah beberapa bulan. Istrinya datang pada saya dan bercerita bahwa 
suaminya mempunyai hubungan seks dengan orang ketiga sejak setahun lamanya. 
Karena saya kenal pada keluarga ini, saya memberi advis: "soal cerai adalah 
soal yang besar, harus dipikirkan matang-matang. Anak-anak kalian sudah hampir 
lulus sekolah menengah perlu mendapatkan pengurusan, pendidikan dan terutama 
kecintaan dari orang tuanya. Kedua orang tua adalah cagah, songgoh yang kuat 
dari rumah keluarga, kalau satu patah, maka si anak kehilangan satu sandaran 
dan dukungan kehidupannya. Kalau bisa jangan cerai, tetapi dia harus memutuskan 
segala hubungan dengan orang ketiga ini, yang ternyata adalah kakanya wanita 
ini. Dia berkata pada saya bahwa teman-teman Belanda semua umumnya mengatakan:" 
kalau kau tidak cocok dengan dia, apalagi suamimu mempunyai relasi seks dengan 
orang lain lebih baik bercerai saja, andalah satu-satunya yang memberi advis 
lain. " Mereka kumpul kembali dan hidup dengan happy dan kedua anak-anaknya 
sekarang  lulusan universitas. 

Sayangnya bagi orang keturunan Tionghoa, apalagi kalau dia intelektuil, mungkin 
karena malu, tidak hubungan lagi dengan saya, mereka keluar negeri dan saya 
tidak tahu lagi dimana mereka berada. Juga teman-teman baik lainnya saling 
tanya dimana sekarang mereka berada. Bagi aku tidak apa-apa, aku sudah senang 
kalau saya dengar bahwa mereka sekarang bisa hidup harmonis.

Cerita pendahulu saya tadi mengatakan bahwa mereka ini sebelumnya happy, 
mengapa sekarang harus bercerai atau bertengkaran? Maka saya tanya pada diri 
saya apakah happy itu relatif? Untuk menjawab ini marilah kita tanya dulu 
apakah Happy itu? Menurut saya :"Happy adalah perasaan yang senang, enak, puas 
baik jiwa dan badan. Kalau kita happy maka suasana dalam keluarga baik dan 
meyenangkan." Menurut kebudayaan taoisme: "happy bisa dicapai kalau sesorang 
bisa mengunakan sepenuhnya dan bebas kemampuan-alamnya." Contoh kalau kita bisa 
jalan dengan memakai kedua kaki, tangan, mulut, telinga, hidung etc. dengan 
bebas dan sepenuhnya, tanpa ada panghalangnya demikian pula dengan pancaindera 
kita. 

Penghalangnya bisa karena umur yang mencapai senior dengan segala akibatnya, 
penyakit seperti penyakit jantung, cancer, kencing gula etc. dan penghidupan 
itu sendiri, mitsalnya keluarga yang tidak harmonis, tinggal di negara yang 
diktatorial, adanya relasi dengan orang ketiga dan sebagainya. Maka karena 
adanya bnyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi happiness, maka happy itu 
relatif.

Dulu umumnya orang tua kita berpendapat bahwa melihat calon suami putrinya 
ialah keadaan finansiilnya,  tetapi juga dilihat keluarganya dan parasnya. Dan 
Melihat calon istrinya ialah: paras yang cantik, moralnya, dan bagaimana 
sebagai ibu nanti. Cantik, kekayaan asal keluarga etc. juga relatif, juga ini 
semua dipengarhui oleh banyak faktor.

Hubungan manusia sekarang berobah, pekerjaan rumah dibagi sebisanya sama rata, 
tetapi dalam prakteknya bisa menyebabkan perjuangan, sebab umumnya fihak wanita 
bekerja lebih banyak dari suaminya, apalagi kalau mengurus anak. Ini bisa 
menyebabkan bertengkaran kalau tidak diatur yang betul dan saling mengerti dan 
saling mengalah. Dalam masa percintaan dan baru menikah suasana saling 
mengalah, masa ini saya katakan masa membentuk keluarga. Tetapi kemudian , pada 
masa kebiasaan, karena kerepotan, masing-masing mau mementingkan, menguntungkan 
dirinya; dan apa yang dikerjakan perlu mendapatkan confirmasi dari partnernya, 
lalu bisa menyebabkan kontradiksi. Kalu tidak ce

[budaya_tionghua] BACAAN RINGAN ( Jangan Kira......)

2006-04-11 Terurut Topik Sobron Aidit
Sobron Aidit :



B A C A A N   R I N G A N
( Jangan Kira..)


Sudah dua hari ini saya lihat Berry diantar oleh mamanya pabila pergi 
sekolah. Ini tidak biasa - sebab dulunya Berry selalu pakai sepeda. Tapi dua 
hari ini Berry selalu dibonceng mamanya menuju sekolah. Ketika saya tanyakan 
kepada mamanya - lama saya terpekur - merenung sambil menenangkan diri dari 
keterkejutan.

"Sepeda Berry sudah satu minggu ini dicuri orang",-
"Di mana dicurinya.",-
"Ya di rumah ini - diambil dari dalam gudang itu...:, sambil Nita menunjuk 
gudang dekat pintu belakang.
Dan berceritalah Nita kepada saya. Ketika itu pagi sekali - kira-kira jam 
06.00. Ketika Nita mau berangkat bekerja pagi. Ketika dia baru saja turun ke 
lantai-dasar, terlihat pintu belakang terbuka lebar. Dan dilihatnya pula 
pintu gudang terbuka lepas. Dia sudah terasa - pasti ada yang tidak beres. 
Segera dia mendatangi gudang - dan terlihat sepeda Berry sudah lenyap. 
Padahal semua sepeda baik dalam gudang maupun yang di luar disandarkan di 
dinding-batas rumah tetangga - seluruhnya ada 7 sepeda. Tetapi rupanya yang 
diincer sepeda Berry. Sepeda Berry memang sebuah sepeda kecil - tetapi 
sangat bagus dan baru saja dibeli.

Menurut mamanya Berry - sepeda itu pabila dijual di toko biasa - toko sepeda 
biasa apalagi yang besar, harganya antara 400 sampai 600 euro. Ketika saya 
tanyakan, kira-kira buat apa si pencuri begitu nekad mencurinya. Nita 
mengatakan, kemungkinan besar sepeda itu masih laku dijual seharga 150 
sampai 200 euro,-

Dua minggu sebelum kejadian ini - seorang tetangga kami - tante Rita sudah 
mengingatkan agar berhati-hati dengan sepeda - jangan diletakkan 
sembarangan. Sebab tante Rita ini baru saja kehilangan sepeda yang masih 
cukup baru - dan ketika itu disandarkan di dinding rumahnya. Tante Rita ini 
tetangga kami yang letak rumahnya bersebelahan dengan mesjid Al-Aboubakr - 
dan paham bahasa Indonesia - dia sudah puluhan tahun di Holland ini.

Katanya, Berry seharian itu menangis kesedihan dan sangat kesal - dongkol 
dan marah. Dan ibunya terganggu tidurnya - karena memikirkan - betapa hal 
itu bisa terjadi begitu saja. Bayangkan - semua mereka masih utuh di rumah 
itu - artinya belum ada yang meninggalkan rumah. Baru siap-siap mau 
berangkat. Dan lagi pintu belakang itu ditutup hanya tidak dikunci - seperti 
biasa kami lakukan bertahun-tahun ini. Jadi rupanya - si pencuri kira-kira 
sangat memahami hukum-gerak dari penghuni rumah kami. Pada moment bagaimana 
mesti dilakukan gerak ini dan gerak itunya - harus pas dan harus presis 
waktunya agar jangan sampai kepergok.

Bertahun-tahun ini, kami pada umumnya tidak pernah mengunci pintu-belakang 
rumah kami. Hanya kami tutup saja tanpa menguncinya. Termasuk gudang - tak 
pernah dikunci. Tetapi rupanya - dan pantas saya lihat sudah - kini sudah 
selalu dikunci pintu gudang belakang itu. Dan pintu belakangpun sudah mulai 
dikunci pula. Dalam batin saya - sudah kehilangan barulah berhati-hati dan 
ingat akan kunci!

Hal ini ada hikmahnya bagi kami semua, terutama juga bagi diri saya. Sebelum 
kejadian ini - betapa saya begitu mempercayai rasa aman dan terlindungnya 
kampung kami Almere-Stad ini. Rasanya tak mungkin akan ada maling dan 
kemalingan serta kecurian seperti yang kami alami ini. Kejadian ini 
benar-benar sangat menggemparkan - sebab begitu berani dan begitu nekadnya 
si pencuri. Padahal kalau saya hitung-hitung di dua keluarga anak saya ini - 
total jenderal sudah kehilangan sepeda sebanyak lima buah! Tetapi yang 
sangat mengagetkan adalah kehilangan sepeda Berry ini. Karena pencuriannya 
justru seperti di depan mata kami sendiri - diambil dari dalam gudang dan 
dilarikan cepat-cepat - hanya dalam moment beberapa detik atau menit paling 
lama.

Dalam hati saya, jangan kira Holland ini aman dari segala pencurian dan 
kemalingan - dan jangan kira kampung Almere-Stad kami ini aman-aman saja - 
tak ada kemalingan dan kecurian. Sekarang di depan mata kami - begitu berani 
dan begitu nekad si pencurinya mula-mula masuk dari pntu belakang dan lalu 
membuka pintunya lebar-lebar dan lalu masuk pintu gudang dan lalu mengambil 
dan membawa sepeda itu lekas-lekas ke luar, lalu selanjutnya entah 
apalah...

---

Holland,-  11 April 06,-




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [budaya_tionghua] .....Untuk Pak Danardono...:)

2006-04-11 Terurut Topik Nasir Tan


RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bung, belajar dahulu 
sejarah Indonesia dengan seksama sebelum 
menulis. Disini banyak akhli sejarah dan senior yang masih menjadi 
pelaku sejarah.

Jangan menurunkan mutu  milis ini dengan tulisan yang tak didukung 
fakta atau analisisi yang matang.

Salam

danardono

Trima kasih Pak Danardono atas penjelasannya, untuk itu saya ingin informasi 
dari Pak Danardono, buku-buku apa saja yang perlu dibaca sehubungan dengan 
penjelasan yang bapak berikan. Saya ingin sekali membaca  buku yang menyangkut 
tentang penjelasan yang bapak berikan.  Bilamana bapak tidak keberatan, saya 
sekali-sekali ingin hadir dalam suatu pertemuan / konferensi dimana bapak 
merupakan salah satu pembicara/nara sumbernya sehingga saya bisa bertanya 
langsung  kasus per kasus.
  Terima kasih.
   
   
  salam,
   
   
  Nasir T


-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/