RE: [budaya_tionghua] OOT: Escargot

2008-08-22 Thread agoeng_set
G dulu suka cobain gratis tuh. Maklum anak yg punya itu tmn maen g waktu sd. 
Heehehe btw menurut dia seh selama ini dia export ke prancis ga pake merk. Dari 
sono ganti kemasan n distempel doank n dikirim balik ke indo oleh org sono. 
Masuk ke hotel2 harga melonjak tinggi. 
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Hendri Irawan" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Fri, 22 Aug 2008 01:53:53 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] OOT: Escargot


Berbagi informasi saja.

Escargot Indonesia banyak yang diekspor ke luar negeri. Salah satunya
adalah produksi Wong Coco. Saya sudah coba escargot wong coco kalengan
kecil seharga 25 ribu rupiah. Belinya di mal taman anggrek, toko Wong
Coco yang juga jualan sarang walet, dan rasanya lumayan. 

Sayang sekali penjualan escargot di Jakarta tidak banyak, mungkin
karena orang Jakarta terlalu berbudaya untuk makan escargot.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Tantono Subagyo dan teman-teman semuah,
> 
> Hai, apakabar? Sudah makan escargot ala Perancis?
> 
> Escargot tu nama 'keren' berbasa Perancis, dihidangkan di resto
fancy di Paris,
> dijual secara lusinan (12 pcs.), biasa dimasak tumis, dimakan
bersama anggur
> merah nan tuwek dan maharu (=mahal, dibaca wong Jepun) tentu. 
> 
-- dipotong --




[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing vs American Fabricated

2008-08-22 Thread extrim_bluesky
"fakery" yg dibesar-besarkan oleh media barat
terhadap Beijing Olympic adalah salah 1 cara
barat untuk mendeskreditkan Tiongkok.

i was amazed at the opening ceremonies
 so some of it was computer generated???
so what??? im sure the people in the birdsnest
did not care... so the little girl was miming???
so what... so did luciano pavoratti when he
appeared on tv... did china falsify the passports
of the gymnastics team??? so what??? who was
the american runner who had to give her medals
back not that long ago??? my only disappointment
was the 12 girls did not perform...
oh well... maybe for the closing

let me remind you that USA is the biggest
fakery factory in the world.

1. The war on terrorism is fake: isu ini adalah
fabrikasi pemerintah USA untuk memantapkan
rasa takut warga amerika sehingga tidak sadar bahwa
kebebasan mereka dicuri oleh elite penguasa USA.

2. The mainstream media is fake: Berita-berita
yg disebar-luaskan kantor berita USA adalah hasil
fabrikasi atau selectively edited untuk mencuci
otak para konsumen amerika agar mengira bahwa mereka
hidup di FREE COUNTRY. press release yg dibuat
perusahaan-perusahaan besar USA dijadikan semacam
"berita" dan berita-berita yg berdasarkan fakta
tetapi mengancam iklan-iklan besar selalu disensor
secara rutin. contohnya, kasus "ad-buster".

3. The money supply is fake: Pemerintah USA memblow up
kebohongan di masalah moneter. Faktnya, Amerika
berhutang triliunan dollar kepada negara-negara
seperti Tiongkok yg memiliki REAL MONEY. Disaat
bersamaan, US Govt menyatakan bahwa hutang USA
doesn't matter anymore.

4. The housing bubble was fake: Seperti yg pernah
diberitakan oleh NaturalNews 2 thn yg lalu,
masalah housing bubble adalah penipuan. Tujuannya
menciptakan "false wealth" yg berguna untuk
menciptakan impresi bahwa ekonomi amerika berjalan
dengan baik.

5. Health care is fake: Mayoritas warga USA
setuju dengan statement "NO HEALTH IN HEALTH
CARE", dan seluruh "disease industry" di amerika
bekerja berdasarkan proyek keeping people sick,
ignorant dan bangkrut.

6. The corporate green movement is fake:
bagitu banyak perusahaan amerika suka berpura-pura
bahwa mereka benar-benar "green" sambil trus
memompa polusi ke planet kita.

7. Even the breasts are fake!
Amerika Serikat adalah IBUKOTA operasi plastik
dunia. Saat ini, para ibu memberi hadiah operasi
plastik payudara kepada putri-putri mereka sebagai
hadiah kelulusan SMA. what a big fact?!


thank you.





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Langsung saja ke permasalahannya.
>
> Acara pembukaan olimpiade Beijing 2008 yang indah megah spektakuler
> ternyata tak luput dari kesalahan fatal.
>
> 1. Kasus penyanyi cilik yang menyanyikan Gēchàng
Zǔguǒ ºq°Û¯ª°ê.
> 2. Adegan kembang api yang dishooting beberapa hari sebelum
pembukaan
> sebenarnya.
> 3. 56 anak kecil yang membawakan bendera disebutkan satu etnis
semua
> yaitu Han, padahal sebelumnya diklaim bahwa 56 anak kecil itu dari
56
> etnis berbeda.
>
> Memang sih ada pembelaan bahwa yang diutamakan adalah efek
keindahan
> teatrikal. Tetapi apakah patut melakukan penipuan seperti itu ?
> Kelihatannya elite pimpinan Tiongkok pikirannya masih belum berubah
> dari filosofi mercusuar.
>
> Kira-kira bagaimana yah nasib pejabat yang berada di balik ide
> "cemerlang" di atas.
>
> Hormat saya,
>
> Yongde
>




[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)

2008-08-22 Thread jt2x00
Apa nada2 sumbang tentang pembukaan olimpiade Beijing ini bukan 
disebarluaskan oleh para pengikut Fa Lun Gong yang anti RRT, yang 
tidak suka melihat kesuksesan RRT menggelar pembukaan olimpiade yang 
sangat spektakuler tsb? Bisa juga nada sumbang tsb disebarkan oleh 
pihak2 yang pro Taiwan, khususnya para simpatisan Chen Sui Bian yang 
tergeser. Padahal hubungan RRT dan Taiwan sekarang sudah membaik, dan 
dalam olimpiade tsb RRT juga mengijinkan Taiwan untuk berpartisipasi, 
sehingga tidak selayaknya dirusak kembali. 

Acara pembukaan itu mirip dengan acara teater raksasa yang melibatkan 
puluhan ribu orang, sehingga perlu menggunakan sutradara terkenal 
Amerika, Stephen Spilberg (?) yang kemudian meninggalkannya di tengah 
jalan dengan alasan pelanggaran HAM di Tibet. Memang susah kalau 
sudah disusupi kepentingan politik. Ternyata tanpa bantuan sutradara 
Amerika pun pertunjukkan bisa sukses dan sekaligus menunjukkan bahwa 
kemampuan bangsa Timur, khususnya RRT tidak kalah dengan Barat, 
khususnya Amerika. Mungkin saja nada sumbang ini dilontarkan oleh 
simpatisan sutradara Amerika tsb, yang "bo kam gwan" melihat 
kesuksesan RRT.

Salam
JT




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja, 
tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap 
negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional 
memperlakukannya sangat istimewa.
>  
> Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal 
terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya desas 
desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi 
udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar 
seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping, tak 
pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar. 
>  
> Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika yan 
punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan 
atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat 
demontratif, mereka semua memakai masker saat mendarat di Beijing! 
yang ajaib, seorang atlit putri Indonesiapun ikut kena imbas 
psiklogis, dia merasa kurang enak badan karena alergi thd polusi 
udara Beijing! seorang teman terbahak : " wah, lucu, apa udara 
Jakarta kurang polusinya? langitnya saja tak pernah biru, orang 
Indonesia mestinya sudah kebal. orang Indonesia adalah orang yang 
paling kebal, atlit luar saat minum es batu di Indonesia sering 
mencret2, padahal kita tak apa2."  
>  
> Semua desas desus ini memang harus dibuktikan kebenarannya, mungkin 
ada yang benar mungkin ada yang salah, Jika memang benar ya tak 
masalah, tapi jika ternyata salah? dampak negatif telah terlanjur 
tertanam  dibenak pembaca berita, karena massmedia Intenasional tak 
pernah punya kebiasaan mengelurkan ralat terhadap berita desas desus 
semcam ini. Inilah salah satu bentuk kampanye negatif sistematis 
terhadap sebuah negara!
>  
> Salam,
> ZFy
> 
> --- On Thu, 8/21/08, Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: RE: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: 
Re: Saat Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Thursday, August 21, 2008, 10:55 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> From: Fy Zhou
> Sent: 21 Agustus 2008 18:46
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ? (was: 
Re: Saat
> Naga Asia Menekuk Liberty Amerika)
> 
> > Rasanya kok terlalu men-cari2 kesalahan
> 
>  - - - --
> 
> Betul! Di jaman PR-ing canggih ini, itu semua hanya soal kecil.
> Dan akan dilakukan oleh setiap tuan rumah Olympiade.
> 
> Misalnya gambar bendera peserta yang nampak di awal tiap lintasan 
lari atau
> lintasan renang menjelang start, itu juga 'tipuan' TV, 
namun 'tipuan' yang
> menyenangkan dan perlu!
> 
> Tetapi soal yang di bawah ini bisa jadi besar.
> Dunia olahraga RRT dulu sangat terkenal dengan hal-hal seperti ini.
> Salah satu kasus terakhirnya yang heboh mendunia adalah kasus "Ma's 
army" di
> tahun '90-an.
> Rupanya sekarang masih ada sisa-sisanya.
> 
> Ini juga soal kecil sebetulnya.
> Tetapi kalau terbukti, bisa jadi malu besar. Mudah-mudahan tidak...
> 
> Wasalam.
> 
> - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> 
> Thursday, Aug 21, 2008 4:42 pm EDT
> IOC orders investigation into He Kexin's age
> By Chris Chase 
> 
> The International Olympic Committee has ordered an investigation 
into the
> age of Chinese gymnast He Kexin
>  ll&offset=0& page=1> , The Times of London reports. 
> Faced with almost insurmountable evidence which suggests that He is 
two
> years younger than the birth date listed on her Chinese passport, 
the IOC
> has launched an inquiry that could result in the stripping of H

[budaya_tionghua] Re: Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)

2008-08-22 Thread jt2x00
Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.

Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe 
ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe tjoema 
dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang perempoean. 
Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebage saja. Owe djoega 
ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri dengen owe, 
jang ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe lelaki toelen. 

Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang 
toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea 
musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet 
dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita 
orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea,  
tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirnja dengan 
goea melainken tetep seboet dirinja dengan saja.

Itoe perkataan owe joega ada bole dipake boeat laen keperloean hormat 
sama orang jang lebi toea, tra tjoema boeat seboet diri sendiri 
sadja. Itoe owe bisa diartiken sebage betoel, baek, atawa ija, satoe 
perkataan boeat mengijaken. Tjontonja kaloe ada orang jang lebih toea 
tanya : "Apa ini lie poenya?", kita orang moesti djawab ; "Owe tjek, 
itoe owe poenja", en orang perempoean ada moesti djawab : "Saja tjek, 
itoe saja poenja", jang artinja : "Betoel tjek, itoe owe / saja 
poenja" dalem perkataan jang sopan. 

Tjonto laen bisa kita orang seboetken koetika orang jang lebi toea 
bilang : "Apa begini soeda betoel?" kita orang moesti djawab : "Owe 
tjek, soeda betoel", en orang perempoean ada moesti djawab : "Saja 
tjek, soeda betoel". En sebaliknja kaloe kita seboet : "Ija tjek, 
soeda betoel" itoe ada artinja tidak sopan en bisa kita dipoekoel 
sama kita orang poenja orang toea sebab itoe ada bikin maloe orang 
toea jang tra bia adjar adat sama anak.

Sekean doeloe tanggepan dari owe.

Kiongtjioe en hormat   

JT



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian,
> 
> Memang betoel itoe perkatahan “owe” ada satoe seboetan merendah 
> jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan 
slaloe 
> pake “saja”. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe 
> poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala 
> bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa 
> goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan 
> Pranakan―Totok tida―waktoe bitjara terhadep orang (Pranakan) 
jang 
> lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe 
orang 
> jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang 
> prampoewan selaloe pake seboetan “saja” boewat seboet diri 
> sendiri, tida perna “owe”. Djadi soenggoe tida masoek akal 
kaloe 
> satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen “owe”. 
Owe 
> djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem 
Totok 
> dan orang prampoewan “ikoet-ikoetan latah” pake “owe” 
dengen 
> logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe 
> ada kliroe sakali!!!
> 
> Sabenernja itoe seboetan “owe” ada terambil dari perkatahan 
> Hokkian “owe å"¯â€ jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi 
> arti “the answer to a call; yes, sir!”, dari sitoe di lida 
kaoem 
> Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan 
> boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di 
Soematra 
> djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika 
jang 
> baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe 
> blon bisa pastiken.
> 
> Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie, 
> sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie 
> enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di 
> kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh.
> 
> Kiongtjhioe,
> DK
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <[EMAIL PROTECTED]:
> 
> Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah,
> 
> Hai, apakabar? Sudah makan?
> 
> Nimbrung sedikit ajah ya
> 
> Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di 
> Indonesia mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk 
> perempuan. Walau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe' 
> (dari 'wa'?) tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua 
> mengajarkan 'owe' sebagai sebutan merendah untuk lelaki, sedang 
anak 
> perempuan cukup 'saya'.
> 
> Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh?
> 
> Begitu ajah sih ya, kira-kira.
> 
> Salam,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoedjin_tjamboek_berdoeri" 
> <[EMAIL PROTECTED]:
> 
> ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe 
> dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di 
> tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer 
> maoepoen jan

Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian

2008-08-22 Thread *
hi.Chen Kuang
tapi agak beda bhs hokkiannya di Medan...sdh campur bhs indonesia.

say disini masih pakai bhs hokkian...dgn org2 dr taiwan dan china
dan juga ..kalau lagi bell ke indonesia dgn family disana

sorry ya..say sdh lupa...dimana jln Sekip??
sdh 35 thn tdk di Medansekarang adanya di jerman

salam 
Eddy Lim

--- Smart einstein <[EMAIL PROTECTED]> schrieb am Do, 21.8.2008:
Von: Smart einstein <[EMAIL PROTECTED]>
Betreff: Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Donnerstag, 21. August 2008, 17:06











Salam kenal juga

oh... Yose rizal dekat jalan asia

kalau daerah saya sekitar jalan Punak wilayah jln Sekip



memang bicara ttg suku hokkien tersebar diberbagai tempat di seluruh

Indonesia

sebagai besar ada terkonsentrasi di beberapa daerah Sumatera seperti Sumut

Riau (bagan Siapi-api), Bangka Belitung, tapi biarpun begitu dialek antara

satu daerah

dengan daerah lain bisa saja berbeda tipis atau pun lafalnya malah lain

sekali



mungkin juga dikarenakan asimilasi atau percampuran dengan suku tio ciu atau

lainnya yg hampir serumpun

bahasanya



saya senang sekali kalau ada suku tionghua yg kurang lancar bhs hokkiennya

mau belajar lagi agar bhs leluhur tsb bisa dilestarikan ke anak cucu



salam

Chen kuang


 
 
















__
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen 
Massenmails. 
http://mail.yahoo.com 

[budaya_tionghua] OOT: tanya alamat blog/web pejabat di Indonesia

2008-08-22 Thread Faiz Manshur
Hallo, saya sedang "riset" kecil-kecilan soal kecenderungan pejabat publik
membuat blog/weblog.
Barangkali nanti saya bisa membuat ulasan tentang perbandingan antara
pejabat yang gemar ngeblog di negara-negara maju seperti perancis, amerika
serikat, belanda, inggris di banding dengan para pejabat Indonesia.

setelah mencoba mencari alamat blog/website para pejabat, saya hanya
menemukan beberapa web/blog berikut ini:


http://juwonosudarsono.com/wordpress/index.php (menteri Luar negeri)

http://www.presidensby.info (Presiden RI)

*www.yusril.ihzamahendra.com** (Mantan Menteri Sekretaris Negara)*

http://ogifajar.com/ (Asisten II di Kota Banjarbaru, Kalsel)

http://hasyim-afandi.blogspot.com (Bupati Temanggung)

Mohon informasi tambahan jika Anda tahu alamat blog/website pejabat di
Indonesia, baik lokal maupun pejabat nasional.

salam dan terimakasih sebelumnya

faiz


[budaya_tionghua] Hokkian Medan dan Bagan / Riau

2008-08-22 Thread Hendri Irawan
Dulu senior Kinghian pernah bahas mengenai ini. 

Bahasa minnan di Medan umumnya didominasi oleh logat Zhangzhou
(minnan: Chiangciu). Sedangkan di Riau / Bagan umumnya logat Xiamen
(minnan: Emui). Karena tidak banyak yang mengetahui mengenai perbedaan
logat ini banyak yang beranggapan logat Riau lebih asli karena sama
seperti yang di Taiwan (biasanya nonton via parabola). Memang di
Taiwan logatnya juga hampir sama dengan logat Xiamen.

Tetapi di Medan sendiri sepertinya ada juga logat Quanzhou (minnan:
Coanciu). Contohnya nasi, ada yang ucapkan menjadi pui ada yang peng.
Nah yang mana yang Chiangciu yang mana yang Coanciu saya kurang tahu
karena tidak mendalami dialek.

Di Medan sendiri sekarang bahasa minnan mengalami akulturasi dengan
banyak menyerap/bercampur bahasa Indonesia, terutama di generasi muda.
Ucapan "Lu ai khi mana (seharusnya ta lok) ?" sudah sangat sering
terdengar. 

Contoh lain yang sering: biasa, tapi, salah

Jadi pengucapan berikut umum di Medan (maaf tidak menguasai peoji):

Biasanya i em bat co salah sui, tapi kinjit emcai i co hamik.
Biasanya dia tidak salah hitung, tapi hari ini entah kenapa dia.

Well, ini semua terjadi secara alami, tanpa perlu paksaan dan aturan
macam-macm.

Hormat saya,

Yongde



[budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT

2008-08-22 Thread ananta_darma
Bung JT,
Saya heran, kenapa setiap kali ada penilaian yang negatif tentang 
pemerintah China termasuk dalam masalah Olimpiade Beijing, selalu 
dikaitkan dengan Falun Gong. Padahal setahu saya, Falun Gong bukanlah 
gerakan politik. Ia sepenuhnya berkultivasi jiwa dan raga dengan 
senam dan meditasi, serta meningkatkan moralitas. Kalaupun mereka 
harus mengungkap kejahatan penguasa China dengan aksi di depan 
Kedutaan, itu karena mereka adalah korban dari sebuah sistem komunis 
yang menindas. 

Selama ini, mereka difitnah, mereka ditahan, disiksa dan dibunuh, 
bahkan diambil organ tubuhnya untuk kepentingan transplantasi. Kalau 
pelanggaran HAM ini dibiarkan terus, PKC tentu akan semakin buas dan 
bringas. Penindasan yang semakin intensif dilakukan rejim komunis 
China menjelang dan selama Olimpiade, tentu harus diungkap supaya 
masyarakat dunia mengetahui, agar kejahatan PKC bisa dikekang. Saya 
kira masalah pelanggaran HAM ini, tidak ada kaitannya dengan dikotomi 
Barat atau Timur. Sebagai seorang aktivis dan jurnalis, saya berpikir 
universal saja, "segala bentuk penindasan dimuka bumi ini harus 
dihapuskan".

Kalaupun praktisi Falun Gong dianggap berpolitik, itu terserah 
penilaian Anda. Selama mereka sebagai korban bisa menggunakan jalur 
atau cara yang damai dan bersahaja dalam mengungkapkan kebenaran dan 
fakta yang terjadi, saya kira itu sah-sah saja. Justru orang yang 
melihat penindasan ini sebagai sesuatu yang buruk, patut 
dipertanyakan hati nuraninya. Toh, buktinya banyak orang diseluruh 
dunia yang simpatik terhadap perjuangan pengikut Falun Gong yang 
damai tanpa kekerasan.


salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jt2x00" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa nada2 sumbang tentang pembukaan olimpiade Beijing ini bukan 
> disebarluaskan oleh para pengikut Fa Lun Gong yang anti RRT, yang 
> tidak suka melihat kesuksesan RRT menggelar pembukaan olimpiade 
yang 
> sangat spektakuler tsb? Bisa juga nada sumbang tsb disebarkan oleh 
> pihak2 yang pro Taiwan, khususnya para simpatisan Chen Sui Bian 
yang 
> tergeser. Padahal hubungan RRT dan Taiwan sekarang sudah membaik, 
dan 
> dalam olimpiade tsb RRT juga mengijinkan Taiwan untuk 
berpartisipasi, 
> sehingga tidak selayaknya dirusak kembali. 
> 
> Acara pembukaan itu mirip dengan acara teater raksasa yang 
melibatkan 
> puluhan ribu orang, sehingga perlu menggunakan sutradara terkenal 
> Amerika, Stephen Spilberg (?) yang kemudian meninggalkannya di 
tengah 
> jalan dengan alasan pelanggaran HAM di Tibet. Memang susah kalau 
> sudah disusupi kepentingan politik. Ternyata tanpa bantuan 
sutradara 
> Amerika pun pertunjukkan bisa sukses dan sekaligus menunjukkan 
bahwa 
> kemampuan bangsa Timur, khususnya RRT tidak kalah dengan Barat, 
> khususnya Amerika. Mungkin saja nada sumbang ini dilontarkan oleh 
> simpatisan sutradara Amerika tsb, yang "bo kam gwan" melihat 
> kesuksesan RRT.
> 
> Salam
> JT
> 
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou  wrote:
> >
> > Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja, 
> tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap 
> negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional 
> memperlakukannya sangat istimewa.
> >  
> > Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal 
> terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya 
desas 
> desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi 
> udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar 
> seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping, 
tak 
> pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar. 
> >  
> > Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika 
yan 
> punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan 
> atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat 
> demontratif, mereka semua memakai masker saat mendarat di Beijing! 
> yang ajaib, seorang atlit putri Indonesiapun ikut kena imbas 
> psiklogis, dia merasa kurang enak badan karena alergi thd polusi 
> udara Beijing! seorang teman terbahak : " wah, lucu, apa udara 
> Jakarta kurang polusinya? langitnya saja tak pernah biru, orang 
> Indonesia mestinya sudah kebal. orang Indonesia adalah orang yang 
> paling kebal, atlit luar saat minum es batu di Indonesia sering 
> mencret2, padahal kita tak apa2."  
> >  
> > Semua desas desus ini memang harus dibuktikan kebenarannya, 
mungkin 
> ada yang benar mungkin ada yang salah, Jika memang benar ya tak 
> masalah, tapi jika ternyata salah? dampak negatif telah terlanjur 
> tertanam  dibenak pembaca berita, karena massmedia Intenasional tak 
> pernah punya kebiasaan mengelurkan ralat terhadap berita desas 
desus 
> semcam ini. Inilah salah satu bentuk kampanye negatif sistematis 
> terhadap sebuah negara!
> >  
> > Salam,
> > ZFy
> > 
> > --- On Thu, 8/21/08, Akhmad Bukhari Saleh  wrote:
> > 
> > From: Akhmad Bukhari Saleh 
> > Subject: RE: [budaya_tionghua] 

Re: [budaya_tionghua] OOT: tanya alamat blog/web pejabat di Indonesia

2008-08-22 Thread Edi Soemartono
Akbar Tanjung ( Mantan Ketum Golkar dan Menteri )
Dr. Mahatir Mohammad ( mantan PM Malaysia )

salam,
ES


  - Original Message - 
  From: Faiz Manshur 
  To: pikatan ; Forum Pembaca Kompas ; budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 22, 2008 3:45 PM
  Subject: [budaya_tionghua] OOT: tanya alamat blog/web pejabat di Indonesia



  Hallo, saya sedang "riset" kecil-kecilan soal kecenderungan pejabat publik 
membuat blog/weblog.
  Barangkali nanti saya bisa membuat ulasan tentang perbandingan antara pejabat 
yang gemar ngeblog di negara-negara maju seperti perancis, amerika serikat, 
belanda, inggris di banding dengan para pejabat Indonesia.

  setelah mencoba mencari alamat blog/website para pejabat, saya hanya 
menemukan beberapa web/blog berikut ini:



  http://juwonosudarsono.com/wordpress/index.php (menteri Luar negeri)

  http://www.presidensby.info (Presiden RI)

  www.yusril.ihzamahendra.com (Mantan Menteri Sekretaris Negara)

  http://ogifajar.com/ (Asisten II di Kota Banjarbaru, Kalsel)

  http://hasyim-afandi.blogspot.com (Bupati Temanggung)


  Mohon informasi tambahan jika Anda tahu alamat blog/website pejabat di 
Indonesia, baik lokal maupun pejabat nasional.

  salam dan terimakasih sebelumnya

  faiz







   

[budaya_tionghua] Pernyataan sikap AJI soal Kebebasan Pers di China

2008-08-22 Thread ananta_darma
AJI Desak China Bebaskan Pekerja Pers 
Jum'at, 8 Agustus 2008 - 11:09 wib
Fitra Iskandar - Okezone

JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak pemerintah China 
untuk melepaskan para jurnalis dan aktifis kebebasan berekspresi yang 
saat ini berada dalam tahanan.AJI juga meminta negara itu 
memanfaatkan momentum Olimpiade Beijing 2008 sebagai era baru bagi 
kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di China.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum AJI Heru Hendratmoko dalam keterangan 
tertulis yang diterima okezone, Jumat (7/8/2008).

Menurutnya, sepanjang tahun 2007 wartawan asing melaporkan beragam 
kasus seperti pelecehan, ancaman dan serangan ketika melakukan 
peliputan di daerah-daerah luar Beijing. Beberapa di antaranya 
ditahan. 

Demikian juga yang di alami para wartawan nasional. Bahkan beberapa 
penerbitan dilaporkan telah ditutup karena laporan-laporan yang 
dianggap sensitif secara politis. 

"China Development Brief misalnya dihentikan penerbitannya pada 
tanggal 4 Juli 2007 oleh pemerintah Beijing, karena dituduh melakukan 
survei-survei tak berijin yang bertentangan dengan Undang-Undang 
Statistik 1983," katanya. 

Selain itu, pada 4 Agustus 2008, dua wartawan Jepang dipukuli secara 
brutal oleh polisi paramiliter Cina di perbatasan Kashgar, Xinjiang. 
Kedua korban itu Masami Kawakita (38), fotografer koran Chunichi 
Shimbun, dan Shinji Katsuta, (37), reporter dari Nippon Television 
Network. 

Pemukulan terjadi ketika mereka sedang meliput kekerasan Monday`s 
Attack, yaitu peristiwa penyerangan yang menewaskan 16 orang anggota 
kepolisian Cina. 

Saat ini, meski menjanjikan "kebebasan media secara penuh" selama 
Olimpiade 2008, pemerintah Beijing menerapkan standar ganda bagi 
wartawan asing dan nasional. 

Padahal sebelumnya, Pemerintah Beijing berjanji untuk memperbaiki 
penerapan hak asasi manusia saat memperjuangkan posisinya menjadi 
tuan rumah Olimpiade 2008.

"Pembatasan, pelecehan pihak berwenang Cina terhadap media, 
penyensoran di internet jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip 
utama Piagam Olimpiade, khususnya mengenai "penghormatan terhadap 
prinsip-prinsip moral yang universal dan mendasar" serta "pelestarian 
martabat manusia". Momen Olimpiade seharusnya dijadikan era baru bagi 
kebebasan pers dan kebebasan berekspresi di Cina," tandas dia. (fit)



Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT

2008-08-22 Thread Edi Soemartono
dear friends,

jangan tersinggung 
baik pendukung atau anti - FLG ataupun pendukung / anti apapun
negara atau sejarah mana yg selalu benar / tidak pernah keliru ?

menurut saya :
negara Adidaya akan takut kalau dominasinya tersaingi ( hal ini wajar )
sebaiknya tuliskan saja hal2 negatif/positif
agar kita punya informasi semakin banyak dan luas

Sesungguhnya di Amerika ( mungkin/rasa2 nya sih ) juga banyak pelanggaran HAM
cuma under expose karena, kepandaian media mereka
untuk/dng duluan cover, shg media asing ketinggalan.
Dan diproses pakai metode mereka.
lihat saja kasus : Irak, atau KKK toh masih ada kan.

jangan ragu , untuk menginformasikan yang negatif / positif
biar kita berbagi info dan wawasan.

salam
Edi Soemartono


  - Original Message - 
  From: ananta_darma 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 22, 2008 4:25 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT


  Bung JT,
  Saya heran, kenapa setiap kali ada penilaian yang negatif tentang 
  pemerintah China termasuk dalam masalah Olimpiade Beijing, selalu 
  dikaitkan dengan Falun Gong. Padahal setahu saya, Falun Gong bukanlah 
  gerakan politik. Ia sepenuhnya berkultivasi jiwa dan raga dengan 
  senam dan meditasi, serta meningkatkan moralitas. Kalaupun mereka 
  harus mengungkap kejahatan penguasa China dengan aksi di depan 
  Kedutaan, itu karena mereka adalah korban dari sebuah sistem komunis 
  yang menindas. 

  Selama ini, mereka difitnah, mereka ditahan, disiksa dan dibunuh, 
  bahkan diambil organ tubuhnya untuk kepentingan transplantasi. Kalau 
  pelanggaran HAM ini dibiarkan terus, PKC tentu akan semakin buas dan 
  bringas. Penindasan yang semakin intensif dilakukan rejim komunis 
  China menjelang dan selama Olimpiade, tentu harus diungkap supaya 
  masyarakat dunia mengetahui, agar kejahatan PKC bisa dikekang. Saya 
  kira masalah pelanggaran HAM ini, tidak ada kaitannya dengan dikotomi 
  Barat atau Timur. Sebagai seorang aktivis dan jurnalis, saya berpikir 
  universal saja, "segala bentuk penindasan dimuka bumi ini harus 
  dihapuskan".

  Kalaupun praktisi Falun Gong dianggap berpolitik, itu terserah 
  penilaian Anda. Selama mereka sebagai korban bisa menggunakan jalur 
  atau cara yang damai dan bersahaja dalam mengungkapkan kebenaran dan 
  fakta yang terjadi, saya kira itu sah-sah saja. Justru orang yang 
  melihat penindasan ini sebagai sesuatu yang buruk, patut 
  dipertanyakan hati nuraninya. Toh, buktinya banyak orang diseluruh 
  dunia yang simpatik terhadap perjuangan pengikut Falun Gong yang 
  damai tanpa kekerasan.

  salam

  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jt2x00" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Apa nada2 sumbang tentang pembukaan olimpiade Beijing ini bukan 
  > disebarluaskan oleh para pengikut Fa Lun Gong yang anti RRT, yang 
  > tidak suka melihat kesuksesan RRT menggelar pembukaan olimpiade 
  yang 
  > sangat spektakuler tsb? Bisa juga nada sumbang tsb disebarkan oleh 
  > pihak2 yang pro Taiwan, khususnya para simpatisan Chen Sui Bian 
  yang 
  > tergeser. Padahal hubungan RRT dan Taiwan sekarang sudah membaik, 
  dan 
  > dalam olimpiade tsb RRT juga mengijinkan Taiwan untuk 
  berpartisipasi, 
  > sehingga tidak selayaknya dirusak kembali. 
  > 
  > Acara pembukaan itu mirip dengan acara teater raksasa yang 
  melibatkan 
  > puluhan ribu orang, sehingga perlu menggunakan sutradara terkenal 
  > Amerika, Stephen Spilberg (?) yang kemudian meninggalkannya di 
  tengah 
  > jalan dengan alasan pelanggaran HAM di Tibet. Memang susah kalau 
  > sudah disusupi kepentingan politik. Ternyata tanpa bantuan 
  sutradara 
  > Amerika pun pertunjukkan bisa sukses dan sekaligus menunjukkan 
  bahwa 
  > kemampuan bangsa Timur, khususnya RRT tidak kalah dengan Barat, 
  > khususnya Amerika. Mungkin saja nada sumbang ini dilontarkan oleh 
  > simpatisan sutradara Amerika tsb, yang "bo kam gwan" melihat 
  > kesuksesan RRT.
  > 
  > Salam
  > JT
  > 
  > 
  > 
  > 
  > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou  wrote:
  > >
  > > Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja, 
  > tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap 
  > negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional 
  > memperlakukannya sangat istimewa.
  > >  
  > > Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal 
  > terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya 
  desas 
  > desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi 
  > udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar 
  > seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping, 
  tak 
  > pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar. 
  > >  
  > > Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika 
  yan 
  > punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan 
  > atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat 
  > demontratif

Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT

2008-08-22 Thread Robby Wirdja
'No proof' found in age probe

The IOC finds no evidence that Chinese Olympic gymnasts are underage.

http://sports.yahoo.com/olympics/beijing/gymnastics/news?slug=ap-gym-underagechinese&prov=ap&type=lgns


Dada :
Saya juga heran kenapa tiap ada prestasi yang dicapai PRC selalu saja di
sikapi negative?

2008/8/22 ananta_darma <[EMAIL PROTECTED]>

>   Bung JT,
> Saya heran, kenapa setiap kali ada penilaian yang negatif tentang
> pemerintah China termasuk dalam masalah Olimpiade Beijing, selalu
> dikaitkan dengan Falun Gong. Padahal setahu saya, Falun Gong bukanlah
> gerakan politik. Ia sepenuhnya berkultivasi jiwa dan raga dengan
> senam dan meditasi, serta meningkatkan moralitas. Kalaupun mereka
> harus mengungkap kejahatan penguasa China dengan aksi di depan
> Kedutaan, itu karena mereka adalah korban dari sebuah sistem komunis
> yang menindas.
>
> Selama ini, mereka difitnah, mereka ditahan, disiksa dan dibunuh,
> bahkan diambil organ tubuhnya untuk kepentingan transplantasi. Kalau
> pelanggaran HAM ini dibiarkan terus, PKC tentu akan semakin buas dan
> bringas. Penindasan yang semakin intensif dilakukan rejim komunis
> China menjelang dan selama Olimpiade, tentu harus diungkap supaya
> masyarakat dunia mengetahui, agar kejahatan PKC bisa dikekang. Saya
> kira masalah pelanggaran HAM ini, tidak ada kaitannya dengan dikotomi
> Barat atau Timur. Sebagai seorang aktivis dan jurnalis, saya berpikir
> universal saja, "segala bentuk penindasan dimuka bumi ini harus
> dihapuskan".
>
> Kalaupun praktisi Falun Gong dianggap berpolitik, itu terserah
> penilaian Anda. Selama mereka sebagai korban bisa menggunakan jalur
> atau cara yang damai dan bersahaja dalam mengungkapkan kebenaran dan
> fakta yang terjadi, saya kira itu sah-sah saja. Justru orang yang
> melihat penindasan ini sebagai sesuatu yang buruk, patut
> dipertanyakan hati nuraninya. Toh, buktinya banyak orang diseluruh
> dunia yang simpatik terhadap perjuangan pengikut Falun Gong yang
> damai tanpa kekerasan.
>
> salam
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "jt2x00" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Apa nada2 sumbang tentang pembukaan olimpiade Beijing ini bukan
> > disebarluaskan oleh para pengikut Fa Lun Gong yang anti RRT, yang
> > tidak suka melihat kesuksesan RRT menggelar pembukaan olimpiade
> yang
> > sangat spektakuler tsb? Bisa juga nada sumbang tsb disebarkan oleh
> > pihak2 yang pro Taiwan, khususnya para simpatisan Chen Sui Bian
> yang
> > tergeser. Padahal hubungan RRT dan Taiwan sekarang sudah membaik,
> dan
> > dalam olimpiade tsb RRT juga mengijinkan Taiwan untuk
> berpartisipasi,
> > sehingga tidak selayaknya dirusak kembali.
> >
> > Acara pembukaan itu mirip dengan acara teater raksasa yang
> melibatkan
> > puluhan ribu orang, sehingga perlu menggunakan sutradara terkenal
> > Amerika, Stephen Spilberg (?) yang kemudian meninggalkannya di
> tengah
> > jalan dengan alasan pelanggaran HAM di Tibet. Memang susah kalau
> > sudah disusupi kepentingan politik. Ternyata tanpa bantuan
> sutradara
> > Amerika pun pertunjukkan bisa sukses dan sekaligus menunjukkan
> bahwa
> > kemampuan bangsa Timur, khususnya RRT tidak kalah dengan Barat,
> > khususnya Amerika. Mungkin saja nada sumbang ini dilontarkan oleh
> > simpatisan sutradara Amerika tsb, yang "bo kam gwan" melihat
> > kesuksesan RRT.
> >
> > Salam
> > JT
> >
> > 
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> Fy Zhou  wrote:
> > >
> > > Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja,
> > tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap
> > negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional
> > memperlakukannya sangat istimewa.
> > >
> > > Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal
> > terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya
> desas
> > desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi
> > udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar
> > seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping,
> tak
> > pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar.
> > >
> > > Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika
> yan
> > punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan
> > atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat
> > demontratif, mereka semua memakai masker saat mendarat di Beijing!
> > yang ajaib, seorang atlit putri Indonesiapun ikut kena imbas
> > psiklogis, dia merasa kurang enak badan karena alergi thd polusi
> > udara Beijing! seorang teman terbahak : " wah, lucu, apa udara
> > Jakarta kurang polusinya? langitnya saja tak pernah biru, orang
> > Indonesia mestinya sudah kebal. orang Indonesia adalah orang yang
> > paling kebal, atlit luar saat minum es batu di Indonesia sering
> > mencret2, padahal kita tak apa2."
> > >
> > > Semua desas desus ini memang harus dibuktikan kebenarannya,
> mungkin
> > ada yang benar mungkin ada yang salah, Jika memang benar ya tak

[budaya_tionghua] Re: Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)

2008-08-22 Thread David Kwa
Ko JT jang bae,

Kamsia atas Enko poenja tanggepan, jang mana soeda menambaken 
arti „owe” jang sasoenggoenja.

Betoel sakali „owe” dan „saja” boekan tjoemah satoe perkatahan 
jang dipake boewat seboet diri sendiri, tetapi djoega goena 
mengijaken. Salaennja terhadep orang toewa atawa orang jang perna 
toewa, ade lelaki terhadep iapoenja enko, oepamanja, „owe” djoega 
dipake antara orang-orang sapantaran jang baroe kenal atawa soeda 
kenal lama tapi saling menghormatin. Marika saling seboet „owe” 
boewat diri sendiri, di laen pihak djoega saling seboet „Enko” 
satoe pada laennja.

Ada satoe lagi pamakean „owe” dan „saja” jang belon diseboetken, 
jaitoe koetika kitaorang poenja orang toea atawa orang laen jang 
perna toewa panggil kita, maka kita moesti 
menjaoet „Owe, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang lelaki) 
atawa „Saya, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang prampoewan), oepamanja. Kita 
tentoe tida bole menjaoet: „Apa, ‘Ba/‘Ne!” atwa „Hah?,” sebab 
bisa dianggep koerang hormat sama orang jang toewahan.

Di laen pihak, kaloe orang lagi mara, itoe perkatahan „owe” jang 
sopan mendadak-sontak bisa beroba djadi ... „goewa”! „Goewa” jang 
di dalem bahasa aslinja dialect Hokkian selatan sama sakali tida 
mengandoeng arti kasar, di dalem bahasa Melajoe dianggep kasar! Ini 
perobahan dari „owe” ka „goewa” teroetama berlakoe terhadep orang 
laen jang sapantaran, atawa antara enko-ade, jang perbedahan 
oesianja tida terlaloe djaoe, tentoe sadja tida berlakoe terhadep 
orang jang perna toewa, apalagi terhadep orang toewa sendiri! Bisa 
koewalat orang toewa di „goewa-goewa” in!!!

Kiongtjioe,
DK

Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.

Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe 
ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe 
tjoema dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang 
perempoean. Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebagi saja. 
Owe djoega ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri 
dengen owe, jang njata ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe 
lelaki toelen.

Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang 
toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea 
musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet 
dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita 
orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea, 
tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirnja dengan 
goea melainken tetep seboet dirinja dengan saja.

Itoe perkataan owe djoega ada bole dipake boeat laen keperloean 
hormat sama orang jang lebi toea, tra tjoema boeat seboet diri 
sendiri sadja. Itoe owe bisa diartiken sebagi betoel, baek, atawa 
ija, satoe perkataan boeat mengijaken. Tjontonja, kaloe ada orang 
jang lebih toea tanya: „Apa ini loe poenya?,” kita orang moesti 
djawab: „Owe tjek, itoe owe poenja,” en orang perempoean ada moesti 
djawab: „Saja tjek, itoe saja poenja,” jang artinja: „Betoel tjek, 
itoe owe / saja poenja” dalem perkataan jang sopan.

Tjonto laen bisa kita orang seboetken koetika orang jang lebi toea 
bilang: „Apa begini soeda betoel?” kita orang moesti djawab: „Owe 
tjek, soeda betoel,” en orang perempoean ada moesti djawab: „Saja 
tjek, soeda betoel”. En sebaliknja kaloe kita seboet: „Ija tjek, 
soeda betoel” itoe ada artinja tidak sopan en bisa kita dipoekoel 
sama kita orang poenja orang toea sebab itoe ada bikin maloe orang 
toea jang tra bisa adjar adat sama anak.

Sekean doeloe tanggepan dari owe.

Kiongtjioe en hormat,

JT



--- In budaya_tionghuayahoogroups.com, „David Kwa”
 wrote:
>
> Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian,
>
> Memang betoel itoe perkatahan „owe” ada satoe seboetan merendah
> jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan
slaloe
> pake „saja”. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe
> poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala
> bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa
> goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan
> Pranakan―Totok tida―waktoe bitjara terhadep orang (Pranakan)
jang
> lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe
orang
> jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang
> prampoewan selaloe pake seboetan „saja” boewat seboet diri
> sendiri, tida perna „owe”. Djadi soenggoe tida masoek akal
kaloe
> satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen „owe”.
Owe
> djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem
Totok
> dan orang prampoewan „ikoet-ikoetan latah” pake „owe”
dengen
> logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe
> ada kliroe sakali!!!
>
> Sabenernja itoe seboetan „owe” ada terambil dari perkatahan
> Hokkian „owe 妱uot;?” jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi
> arti „the answe

[budaya_tionghua] Kata Owe (Was: Kosakata Hokkian)

2008-08-22 Thread Didi Kwartanada
Rekan2 David, JT dll yth,

Menarik sekali soal kata owe ini, yang mungkin unik khas peranakan.
Terimakasih buat pencerahan rekan2 semua.

Nio Joe Lan sudah membahas soal kata 'owe' dalam Indonesia: Madjalah
kebudajaan No 1 (VI), Januari 1955, h. 20-22.

Kembali soal kata 'owe' utk mengiyakan seperti yang ditulis rekan JT,
ada anekdot menarik dari alm. Oey Hay Djoen yg baru saja wafat, yg
ditulis dalam obituari tulisan Hilmar Farid: 

"Setahun kemudian keluarga Oey pindah ke Jakarta, karena Oey ditarik
ke sekretariat pusat LEKRA. Rumahnya di Jl Cidurian 19 di kawasan
Cikini, Jakarta Pusat, ditawarkannya menjadi sekretariat. Pasalnya,
kantor sebelumnya di Jl Dr Wahidin tidak memadai lagi. Tawaran itu
langsung disambut oleh organisasi dan seiring dengan kemajuan
organisasi pengunjung tetap dan tidak tetap semakin bertambah. DN
Aidit, Oloan Hutapea, Njoto, Djokosudjono kerap mampir di tempatnya,
untuk berdiskusi atau sekadar ngobrol dan minum bir
Tabrakan budaya pun tidak jarang terjadi. Oey yang berasal dari
keluarga Tionghoa yang sangat menghargai orang lebih tua, kalau
mendengarkan orang bicara sering manggut-manggut sambil mengiyakan
dengan dialek Khek, "owe, owe" (saya, saya). Suatu hari Aidit
mendampratnya, "apa kamu owe, owe. Seperti feodal saja!"

Tapi disini Hilmar kayaknya kurang tepat, karena dikatakan "owe"
adalah dialek Khek, mestinya Hokkian.

Salam hangat,
didi


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ko JT jang bae,
> 
> Kamsia atas Enko poenja tanggepan, jang mana soeda menambaken 
> arti „owe” jang sasoenggoenja.
> 
> Betoel sakali „owe” dan „saja” boekan tjoemah satoe perkatahan 
> jang dipake boewat seboet diri sendiri, tetapi djoega goena 
> mengijaken. Salaennja terhadep orang toewa atawa orang jang perna 
> toewa, ade lelaki terhadep iapoenja enko, oepamanja, „owe” djoega 
> dipake antara orang-orang sapantaran jang baroe kenal atawa soeda 
> kenal lama tapi saling menghormatin. Marika saling seboet „owe” 
> boewat diri sendiri, di laen pihak djoega saling seboet „Enko” 
> satoe pada laennja.
> 
> Ada satoe lagi pamakean „owe” dan „saja” jang belon
diseboetken, 
> jaitoe koetika kitaorang poenja orang toea atawa orang laen jang 
> perna toewa panggil kita, maka kita moesti 
> menjaoet „Owe, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang lelaki) 
> atawa „Saya, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang prampoewan), oepamanja.
Kita 
> tentoe tida bole menjaoet: „Apa, ‘Ba/‘Ne!” atwa „Hah?,”
sebab 
> bisa dianggep koerang hormat sama orang jang toewahan.
> 
> Di laen pihak, kaloe orang lagi mara, itoe perkatahan „owe” jang 
> sopan mendadak-sontak bisa beroba djadi ... „goewa”! „Goewa”
jang 
> di dalem bahasa aslinja dialect Hokkian selatan sama sakali tida 
> mengandoeng arti kasar, di dalem bahasa Melajoe dianggep kasar! Ini 
> perobahan dari „owe” ka „goewa” teroetama berlakoe terhadep
orang 
> laen jang sapantaran, atawa antara enko-ade, jang perbedahan 
> oesianja tida terlaloe djaoe, tentoe sadja tida berlakoe terhadep 
> orang jang perna toewa, apalagi terhadep orang toewa sendiri! Bisa 
> koewalat orang toewa di „goewa-goewa” in!!!
> 
> Kiongtjioe,
> DK
> 
> Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.
> 
> Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe 
> ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe 
> tjoema dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang 
> perempoean. Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebagi saja. 
> Owe djoega ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri 
> dengen owe, jang njata ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe 
> lelaki toelen.
> 
> Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang 
> toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea 
> musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet 
> dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita 
> orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea, 
> tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirnja dengan 
> goea melainken tetep seboet dirinja dengan saja.
> 
> Itoe perkataan owe djoega ada bole dipake boeat laen keperloean 
> hormat sama orang jang lebi toea, tra tjoema boeat seboet diri 
> sendiri sadja. Itoe owe bisa diartiken sebagi betoel, baek, atawa 
> ija, satoe perkataan boeat mengijaken. Tjontonja, kaloe ada orang 
> jang lebih toea tanya: „Apa ini loe poenya?,” kita orang moesti 
> djawab: „Owe tjek, itoe owe poenja,” en orang perempoean ada moesti 
> djawab: „Saja tjek, itoe saja poenja,” jang artinja: „Betoel
tjek, 
> itoe owe / saja poenja” dalem perkataan jang sopan.
> 
> Tjonto laen bisa kita orang seboetken koetika orang jang lebi toea 
> bilang: „Apa begini soeda betoel?” kita orang moesti djawab: „Owe 
> tjek, soeda betoel,” en orang perempoean ada moesti djawab: „Saja 
> tjek, soeda betoel”. En sebaliknja kaloe ki

[budaya_tionghua] Re: Kata Owe (Was: Kosakata Hokkian)

2008-08-22 Thread David Kwa
Rekan Didi yth,

Memang soal kata “owe” ini jarang dibahas atau bahkan kurang 
diketahui asal-usulnya. Bahkan, sejauh yang saya ketahui, Nio Joe 
Lan yang banyak membahas budaya peranakan pun tidak, hingga timbul 
pandangan kata “owe” berasal dari dialek Kheh (?). Atau, ada juga 
orang (Jakarta) yang mengaitkan kata “owe” dengan orang Tionghoa 
Tangerang (Cina Benteng) semata-mata karena orang Cina Benteng mati-
matian mempertahankan penggunaan kata ini sebagai tanda hormat, 
padahal kata ini dikenal luas tidak hanya di Tangerang, bukan?

Dan fenomena kata “owe” ini khas peranakan Indonesia, setidaknya 
Jawa, dari Barat sampai ke Timur. Kaum peranakan Singapura-Malaysia 
tidak mengenalnya; dalam bahasa Melayu Baba (Baba Malay) mereka 
menggunakan kata “gua” yang, dalam bahasa Melayu Betawi maupun 
Melayu Tionghoa, dianggap kasar.

Saya patut bersyukur karena saya termasuk kaum peranakan 
yang “beruntung” karena masih dididik “in the true Baba 
way”―kata orang “sana”―sebab saya amati banyak kaum peranakan 
yang tidak lagi memahami akar budayanya: mengapa kami berbahasa 
Melayu dan/atau bahasa daerah Indonesia, bukan bahasa Tionghoa, 
mengapa kami suka gambang kromong-wayang cokek, mengapa perempuan 
kami di masa lalu bersarung-kebaya Nyonya, mengunyah sirih dsb, 
memiliki tradisi unik khas peranakan (misalnya, chniou-thau), 
mengapa kami memiliki furniture, barang-barang perak, sulaman-manik-
manik dll. Di Singapura baru-baru lama ini dibuka Museum Peranakan 
yang baru, yang sebagian koleksinya―terus-terang―berasal dari 
Indonesia juga, yang mereka beli dari para pedagang kita dan dengan 
bangganya mereka pamerkan di sana. Kita sendiri tidak 
menghargainya...

Salam,
DK

Rekan2 David, JT dll yth,

Menarik sekali soal kata “owe” ini, yang mungkin unik khas 
peranakan. Terima kasih buat pencerahan rekan2 semua.

Nio Joe Lan sudah membahas soal kata 'owe' dalam Indonesia: Madjalah 
kebudajaan No 1 (VI), Januari 1955, h. 20-22.

Kembali soal kata 'owe' utk mengiyakan seperti yang ditulis rekan 
JT, ada anekdot menarik dari alm. Oey Hay Djoen yg baru saja wafat, 
yg ditulis dalam obituari tulisan Hilmar Farid:

"Setahun kemudian keluarga Oey pindah ke Jakarta, karena Oey ditarik 
ke sekretariat pusat LEKRA. Rumahnya di Jl Cidurian 19 di kawasan 
Cikini, Jakarta Pusat, ditawarkannya menjadi sekretariat. Pasalnya, 
kantor sebelumnya di Jl Dr Wahidin tidak memadai lagi. Tawaran itu 
langsung disambut oleh organisasi dan seiring dengan kemajuan 
organisasi pengunjung tetap dan tidak tetap semakin bertambah. DN 
Aidit, Oloan Hutapea, Njoto, Djokosudjono kerap mampir di tempatnya, 
untuk berdiskusi atau sekadar ngobrol dan minum bir
Tabrakan budaya pun tidak jarang terjadi. Oey yang berasal dari 
keluarga Tionghoa yang sangat menghargai orang lebih tua, kalau 
mendengarkan orang bicara sering manggut-manggut sambil mengiyakan 
dengan dialek Khek, "owe, owe" (saya, saya). Suatu hari Aidit 
mendampratnya, "apa kamu owe, owe. Seperti feodal saja!"

Tapi disini Hilmar kayaknya kurang tepat, karena dikatakan "owe" 
adalah dialek Khek, mestinya Hokkian.

Salam hangat,
didi


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa" 
<[EMAIL PROTECTED]:

Ko JT jang bae,

Kamsia atas Enko poenja tanggepan, jang mana soeda menambaken 
arti „owe” jang sasoenggoenja.

Betoel sakali „owe” dan „saja” boekan tjoemah satoe perkatahan 
jang dipake boewat seboet diri sendiri, tetapi djoega goena 
mengijaken. Salaennja terhadep orang toewa atawa orang jang perna 
toewa, ade lelaki terhadep iapoenja enko, oepamanja, „owe” djoega 
dipake antara orang-orang sapantaran jang baroe kenal atawa soeda 
kenal lama tapi saling menghormatin. Marika saling seboet „owe” 
boewat diri sendiri, di laen pihak djoega saling seboet „Enko” 
satoe pada laennja.

Ada satoe lagi pamakean „owe” dan „saja” jang belon diseboetken, 
jaitoe koetika kitaorang poenja orang toea atawa orang laen jang 
perna toewa panggil kita, maka kita moesti 
menjaoet „Owe, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang lelaki) 
atawa „Saja, ‘Ba/‘Ne!” (boewat orang prampoewan), oepamanja. Kita 
tentoe tida bole menjaoet: „Apa, ‘Ba/‘Ne!” atawa „Hah?,” sebab 
bisa dianggep koerang hormat sama orang jang toewahan.

Di laen pihak, kaloe orang lagi mara, itoe perkatahan „owe” jang 
sopan mendadak-sontak bisa beroba djadi ... „goewa”! „Goewa” jang 
di dalem bahasa aslinja dialect Hokkian selatan sama sakali tida 
mengandoeng arti kasar, di dalem bahasa Melajoe dianggep kasar! Ini 
perobahan dari „owe” ka „goewa” teroetama berlakoe terhadep orang 
laen jang sapantaran, atawa antara enko-ade, jang perbedahan 
oesianja tida terlaloe djaoe, tentoe sadja tida berlakoe terhadep 
orang jang perna toewa, apalagi terhadep orang toewa sendiri! Bisa 
koewalat orang toewa di „goewa-goewa” in!!!

Kiongtjhioe,
DK

Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.

Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggep

RE: [budaya_tionghua] Re: Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)

2008-08-22 Thread Akhmad Bukhari Saleh
Mudah-mudahan Ophoeng dan David jiwie hengtee tidak disemprot balik sama kita 
punya loo thaythay.

Tempo hari waktu saya mengidentifikasi ini nyonya aseran punya 
kesalahan-kesalahan ejaan Ophuysen dan bahasa Melayu Rendahnya, abis saya 
dimak-maki, he he he…

 

Wasalam.

 

=== 

 

  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
David Kwa
Sent: 22 Agustus 2008 5:41
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Hoedjin Terpeleset Nih? (Was: Kosakata Hokkian)

 

Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian,

Memang betoel itoe perkatahan “owe” ada satoe seboetan merendah 
jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan slaloe 
pake “saja”. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe 
poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala 
bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa 
goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan 
Pranakan―Totok tida―waktoe bitjara terhadep orang (Pranakan) jang 
lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe orang 
jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang 
prampoewan selaloe pake seboetan “saja” boewat seboet diri 
sendiri, tida perna “owe”. Djadi soenggoe tida masoek akal kaloe 
satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen “owe”. Owe 
djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem Totok 
dan orang prampoewan “ikoet-ikoetan latah” pake “owe” dengen 
logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe 
ada kliroe sakali!!!

Sabenernja itoe seboetan “owe” ada terambil dari perkatahan 
Hokkian “owe å"¯â€ jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi 
arti “the answer to a call; yes, sir!”, dari sitoe di lida kaoem 
Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan 
boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di Soematra 
djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika jang 
baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe 
blon bisa pastiken.

Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie, 
sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie 
enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di 
kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh.

Kiongtjhioe,
DK

--- In budaya_tionghua@  
yahoogroups.com, "Ophoeng" <[EMAIL PROTECTED]:

Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Nimbrung sedikit ajah ya

Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di 
Indonesia mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk 
perempuan. Walau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe' 
(dari 'wa'?) tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua 
mengajarkan 'owe' sebagai sebutan merendah untuk lelaki, sedang anak 
perempuan cukup 'saya'.

Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh?

Begitu ajah sih ya, kira-kira.

Salam,
Ophoeng
BSD City, Tangerang

--- In budaya_tionghua@  
yahoogroups.com, "hoedjin_tjamboek_berdoeri" 
<[EMAIL PROTECTED]:

ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe 
dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di 
tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer 
maoepoen jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep 
sama laen bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa 
hokian dari pada
i.. el.. san... se... oe. lebih oke It... Nji... sa... si.. go..
lak... :D:D 


salam dari hoedjin

 



Re: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT

2008-08-22 Thread Fy Zhou
Hahaha, Sudah saya duga, begitu disebut namanya, sang ular akan langsung keluar 
menyemburkan bisanya. 
 
Sdr JT ini memang kurang kerjaan. ngapain nyinggung2 nama sang siluman ular 
ini, dia langsung saja menyamber kesempatan ini untuk berkampanye!
 
Lihat saja, dia tidak cukup membantah tuduhan dng satu dua kalimat yang memang 
relevan, tapi langsung disambung dengan pemutaran kaset lagu lamanya yang sudah 
dia persiapkan dng seksama! 


--- On Fri, 8/22/08, ananta_darma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: ananta_darma <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, August 22, 2008, 9:25 AM






Bung JT,
Saya heran, kenapa setiap kali ada penilaian yang negatif tentang 
pemerintah China termasuk dalam masalah Olimpiade Beijing, selalu 
dikaitkan dengan Falun Gong. Padahal setahu saya, Falun Gong bukanlah 
gerakan politik. Ia sepenuhnya berkultivasi jiwa dan raga dengan 
senam dan meditasi, serta meningkatkan moralitas. Kalaupun mereka 
harus mengungkap kejahatan penguasa China dengan aksi di depan 
Kedutaan, itu karena mereka adalah korban dari sebuah sistem komunis 
yang menindas. 

Selama ini, mereka difitnah, mereka ditahan, disiksa dan dibunuh, 
bahkan diambil organ tubuhnya untuk kepentingan transplantasi. Kalau 
pelanggaran HAM ini dibiarkan terus, PKC tentu akan semakin buas dan 
bringas. Penindasan yang semakin intensif dilakukan rejim komunis 
China menjelang dan selama Olimpiade, tentu harus diungkap supaya 
masyarakat dunia mengetahui, agar kejahatan PKC bisa dikekang. Saya 
kira masalah pelanggaran HAM ini, tidak ada kaitannya dengan dikotomi 
Barat atau Timur. Sebagai seorang aktivis dan jurnalis, saya berpikir 
universal saja, "segala bentuk penindasan dimuka bumi ini harus 
dihapuskan".

Kalaupun praktisi Falun Gong dianggap berpolitik, itu terserah 
penilaian Anda. Selama mereka sebagai korban bisa menggunakan jalur 
atau cara yang damai dan bersahaja dalam mengungkapkan kebenaran dan 
fakta yang terjadi, saya kira itu sah-sah saja. Justru orang yang 
melihat penindasan ini sebagai sesuatu yang buruk, patut 
dipertanyakan hati nuraninya. Toh, buktinya banyak orang diseluruh 
dunia yang simpatik terhadap perjuangan pengikut Falun Gong yang 
damai tanpa kekerasan.

salam

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "jt2x00" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa nada2 sumbang tentang pembukaan olimpiade Beijing ini bukan 
> disebarluaskan oleh para pengikut Fa Lun Gong yang anti RRT, yang 
> tidak suka melihat kesuksesan RRT menggelar pembukaan olimpiade 
yang 
> sangat spektakuler tsb? Bisa juga nada sumbang tsb disebarkan oleh 
> pihak2 yang pro Taiwan, khususnya para simpatisan Chen Sui Bian 
yang 
> tergeser. Padahal hubungan RRT dan Taiwan sekarang sudah membaik, 
dan 
> dalam olimpiade tsb RRT juga mengijinkan Taiwan untuk 
berpartisipasi, 
> sehingga tidak selayaknya dirusak kembali. 
> 
> Acara pembukaan itu mirip dengan acara teater raksasa yang 
melibatkan 
> puluhan ribu orang, sehingga perlu menggunakan sutradara terkenal 
> Amerika, Stephen Spilberg (?) yang kemudian meninggalkannya di 
tengah 
> jalan dengan alasan pelanggaran HAM di Tibet. Memang susah kalau 
> sudah disusupi kepentingan politik. Ternyata tanpa bantuan 
sutradara 
> Amerika pun pertunjukkan bisa sukses dan sekaligus menunjukkan 
bahwa 
> kemampuan bangsa Timur, khususnya RRT tidak kalah dengan Barat, 
> khususnya Amerika. Mungkin saja nada sumbang ini dilontarkan oleh 
> simpatisan sutradara Amerika tsb, yang "bo kam gwan" melihat 
> kesuksesan RRT.
> 
> Salam
> JT
> 
>  
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Fy Zhou  wrote:
> >
> > Kekurangan, Kesalahan, Kecurangan, ini bisa terjadi dimana saja, 
> tidak monopoli satu negara saja. Tapi yang sangat menarik, tehadap 
> negara yang dinamakan RRT atau PRC ini massmedia Internsional 
> memperlakukannya sangat istimewa.
> >  
> > Bagaimana istimewanya? istimewanya adalah, sebelum suatu hal 
> terbukti benar, telah dilemparkan desas desus negatif, misalnya 
desas 
> desus dopping tim olahraga RRT di masa lalu, dan desas desus polusi 
> udara Beijing di masa sekarang! Padahal, negara olahraga besar 
> seperti Amerika yang tim atletiknya banyak terkena kasus dopping, 
tak 
> pernah dilanda desas desus sebelum peristiwanya terbukti benar. 
> >  
> > Desas desus tentang polusi bahkan membuat seorang atlit Afrika 
yan 
> punya potensi meraih mendali urung berangkat ke Beijing, rombongan 
> atlit Amerika(kalau tak salah balap sepeda) bahkan sangat 
> demontratif, mereka semua memakai masker saat mendarat di Beijing! 
> yang ajaib, seorang atlit putri Indonesiapun ikut kena imbas 
> psiklogis, dia merasa kurang enak badan karena alergi thd polusi 
> udara Beijing! seorang teman terbahak : " wah, lucu, apa udara 
> Jakarta kurang polusinya? langitnya saja tak pernah biru, orang 
> Indonesia mestinya sudah kebal. orang Indonesia adalah orang yang 
> paling kebal, atlit

Re: [budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-22 Thread Liquid Yahoo
Prejudice, kalo tidak ada satupun orang Tionghoa di sini yang setuju 
dengan pendapatnya, maka di katain pantang untuk mengeritik apaupun yang 
dilakukan orang Tionghoa, apalagi yang dilakukan nenek moyang.

Kalo di pikir2 juga apa anda kaga kejem? Sapi di jagal, Ayam di sembelih 
& anda makan, lalu apa bedanya monyet, anjing, babi dengan sapi , ayam? 
Sama2 binatang kan? Sama2 mahluk hidup kan? Lalu knapa anda 
mendiskriminasikan antara sapi dengan binatang lainnya? Anda doyan Lele? Tau 
cara Lele di masak? Anda doyan Lobster? Tau cara lobster di masak?

Jangan sok suci deh kalo masih doyan!!! Uupsss, ntar saya dikatain, ga 
boleh di kritik oleh anda lagi, refooot berurusan dengan anda, kalo ga 
sepaham, di katain




- Original Message - 
From: "hartantodedy" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, 22 August, 2008 11:45
Subject: [budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dada" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
Dear All,

He he he. rupanya tidak ada satupun orang Tionghoa di sini yang
setuju dengan pendapat saya. Mungkin karena ini Forum Budaya
Tionghoa, maka pantang untuk mengeritik apaupun yang dilakukan orang
Tionghoa, apalagi yang dilakukan nenek moyang.

> Dada :
> Kenapa dengan makan anjing?
> Jadi saya nilai anda sangat diskriminatif terhadap tumbuhan
hehehe , masak
> hanya tumbuhan saja yang boleh dimakan.
> Dan jika dalil ketegaan anda itu itu berlaku universal dan di
laksanakan
> secara diktator , maka orang eskimo akan punah seperti DODO .

Saya salut pada anda sekalian yang punya syaraf yang kuat untuk
melihat monyet dihisap otaknya hidup-hidup, anjing dipukul hidungnya
di dalam karung, babi ditusuk jantungnya, sungguh saya salut.

> Dada :
> Kalau teman saya yang JAIM sih pernah bilang bahwa menjadi
vegetarian adalah
> moonwalk evolusi manusia , bahwa manusia melangkah mundur kembali
menjadi
> monyet.
> Sementara temen anda yang JAIN itu juga tidak pernah bercermin
melihat
> susunan giginya , barangkali gigi taring itu ada kebetulan di
mulutnya , dan
> evolusi alam hanya iseng saja mendekorasi susunan giginya.
> ===

Bukankah susunan gigi manusia , susunan gigi herbivore, silahkan
lihat dikaca banyak orang taringnya sudah tidak tajam. Gorilla
bertaring bukan karena carnivore, bukan ?
(Gigi taring memang bukan pajangan, mungkin dulunya untuk menghisap
darah)

> Dada :
> Betul sekali , Sapi adalah ibu kita. Itu lebih romantis daripada
saya
> menyebut Bayam adalah nenek saya . Barangkali Popeye itu seorang
Jain.
> ==

Tumbuhan kalau dipangkas, malah tambah rimbun. Biji buah justru
tumbuh kalau daging buahnya sudah dimakan.
Apakah sebagai orang Tionghoa tidak malu, dimana-mana kalau ada
pembantaian binatang langka secara illegal (jadi jangan ngomong
climate change segala dah), ujung-ujungnya di ekspor ke RRC

> Dada :
>
> Tidak ada korelasi ,
> Anda boleh makan sabun sebanyak2nya , jangan khawatir
> Tapi memang kayanya faham marx lebih laku di antara kaum petani ,
apa
> pendapat anda?.

Saya bukan vegetarian, tetapi bisa `kan mengakui orang yang
vegetarian lebih hebat dari saya, minimal mereka bisa menahan selera
makannya, yang saya tidak/ belum mampu melaksanakannya.

Begitu sajah kira-kira no hard feeling, Okeh


Salam,
Dedy






..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

..: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

..: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

..: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







[budaya_tionghua] Re: Naga atau Ular apa Cacing ?--bung JT

2008-08-22 Thread Hendri Irawan
Zhou laoxiong,

Berdiskusilah dengan bahasa yang benar. Jangan terlampau menuruti emosi.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 dipotong -

> Sdr JT ini memang kurang kerjaan. ngapain nyinggung2 nama sang
siluman ular ini, dia langsung saja menyamber kesempatan ini untuk
berkampanye!
>  

-- dipotong -



Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian

2008-08-22 Thread Smart einstein
memang kalau untuk generasi kesekian mmg hokkiennya udah banyak  yg campur
ini dikarenakan beberapa kata hokkien sudah terlupakan oleh gebnerasi
muda,hanya etnis tionghua generasi tua (kira-kira diatas usia 70 ) bisa
berbahasa hokkien asli

jln sekip dekat dgn pasar petisah, apakah anda masih ingat dengan daerah
Medan Fair (jalan utama menuju kota Binjai), dulunya adalah sekolah IKIP

Pak Eddy, kalau anda udah 35 thn tdk diMedan, berarti anda tentunya umur 60
tahun lebih bukan ?

Rgds
Chen Kuang


Pada 22 Agustus 2008 15:23, * <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   hi.Chen Kuang
> tapi agak beda bhs hokkiannya di Medan...sdh campur bhs indonesia.
>
> say disini masih pakai bhs hokkian...dgn org2 dr taiwan dan china
> dan juga ..kalau lagi bell ke indonesia dgn family disana
>
> sorry ya..say sdh lupa...dimana jln Sekip??
> sdh 35 thn tdk di Medansekarang adanya di jerman
>
> salam
> Eddy Lim
>
> --- Smart einstein *<[EMAIL PROTECTED]>* schrieb am *Do, 21.8.2008:
> *
>
> *Von: Smart einstein <[EMAIL PROTECTED]>
> Betreff: Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
> An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Datum: Donnerstag, 21. August 2008, 17:06
>
> * * * * *
>
> *Salam kenal juga
> oh... Yose rizal dekat jalan asia
> kalau daerah saya sekitar jalan Punak wilayah jln Sekip
>
> memang bicara ttg suku hokkien tersebar diberbagai tempat di seluruh
> Indonesia
> sebagai besar ada terkonsentrasi di beberapa daerah Sumatera seperti Sumut
> Riau (bagan Siapi-api), Bangka Belitung, tapi biarpun begitu dialek antara
> satu daerah
> dengan daerah lain bisa saja berbeda tipis atau pun lafalnya malah lain
> sekali
>
> mungkin juga dikarenakan asimilasi atau percampuran dengan suku tio ciu
> atau
> lainnya yg hampir serumpun
> bahasanya
>
> saya senang sekali kalau ada suku tionghua yg kurang lancar bhs hokkiennya
> mau belajar lagi agar bhs leluhur tsb bisa dilestarikan ke anak cucu
>
> salam
> Chen kuang
>
> *
> *  *
>
>
> __
> Do You Yahoo!?
> Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz
> gegen Massenmails.
> http://mail.yahoo.com
>  
>