Re: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again
salam bahagia buat semuanya Ari gini masih aja ada orang yg berpendapet bahwa forum ini mesti ada batesan2 tertentu, apa jadinya kalo di bates2in, mo jadi demokrazi terpimpin ya?? Menurut aku sih forum ini bebas buat semua orang untuk mengeluartkan pendapetnya masing2, dan kita bisa belajar dan menyimpulkan dari perdebatan2 yg ada. Jangan ada yang berpendapat ada cs2an, konco2an, diantara yang mengutarakan pendapetnya masing2 walaupun kelihatannya berseberangan pendapet, aku masih melihat ada persamaan presepsinya dasarnya, cuma jalannya saja yang berbeda2, kan banyak jalan menuju neraka, eh salah ya? Roma kalee Dan aku harep para moderator jangan ambil pusing, biar aja, biar tambah rame, ntar kan pada cape kendiri, dan ujung2nya semua pihak akan dapet pengetahuan serta manfaat dari perdebatan2 ini, Aku sendiri dah ber usia, tapi aku seneng pendapet2 yang muda2,tua/muda, kaya/miskin lelaki/perempuan pinter/bodong, silahkan keluarin pendapet pikirannya, pasti ada yang berguna. dan ini namanya saling membagi, hadapi dengan sikap santai ajalah. Ada yang minta saya lebih serius dalam diskusi ini, disampaikannya dalam bahasa mandarin lewat japri, dan saya berterima kasih padanya, tapi saya orangnya netral dan suka bergujon, mungkin itu sudah kodrat masing2 dan keputusan ditangan anda. salam sejahtera From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 2 August, 2010 0:36:50 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again Di negara yg peradaban maju, hak2 minoritas atas budayanya justru dilindungi, mayoritas mengayomi minoritas, minoritas malah dapat dispensasi2 dr banyak hal. Misalnya di RRT (lagi2 yg pak andreas tidak sukai) minoritas boleh punya anak lebih dr satu; nilai ujian masuk perguruan tinggi boleh lebih rendah dari yg lain, dll dll. Di indonesia ini kebalikan: yg mayoritas maunya menguasai segalanya, pantesan pak andreas yg kelahiran indonesia juga ikut terpengaruh ideologi ini. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Erik rsn...@yahoo. com Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sun, 01 Aug 2010 16:16:33 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again Mengenal budaya dan tradisi orang lain yang hidup berdampingan dengan kita memang perlu demi keharmonisan. Tapi bukan untuk kepentingan INTEGRASI apalagi ASIMILASI. Sebagaimana seorang member pernah menulis dalam thread ini juga bahwa Dalam soal pembauran hendaknya kita yang minoritas menyesuaikan diri dengan yang mayoritas; Masa' yang mayoritas disuruh menyesuaikan diri dengan kita, demikian tambahnya lagi. Pertanyaan untuk yang berpendapat seperti itu adalah SIAPA YANG MAYORITAS dan SIAPA YANG MINORITAS? Bukankah beberapa waktu lalu pernah diungkapkan bahwa jumlah etnis Tionghoa di Indonesia adalah ketiga besar di bawah Jawa dan Sunda? Pun pula, katakanlah kalau memang kita MINORITAS, lantas mengapa harus menyesuaikan diri dengan yang MAYORITAS? Apakah MINOROTAS tidak memiliki hak Budaya dan hak Sosialnya? Dan pertanyaan yang lebih mendasar lagi adalah : Konsep 'Bangsa' seperti apa yang ada di benak mereka? Indonesia sebagai sebuah negara merupakan kesatuan politik atau kesatuan budaya? Itu saja diperjelas dulu, baru nanti kita lanjutkan. Salam, Erik - - - - - - - - - In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA mihar...@... wrote: Pengalaman saya jikalau ingin berintegrasi didalam environment baru - kitaharus mempelajari kebudayaan, tradisi dan tata krama dari environmen baru tsb. Dgn cara ini kita tidak merupakan sesuatu yg berlainan dari environment. Contohnya jikalau hidup fiEU cara kita makan, minum dan duduk sampai bersalaman kita harus pelajari sampai mengerti 100% - jangan sampai kesalahan sedikit pun terjadi. Dikalangan penduduk Jawa kita juga harus mengerti tatakrama terutama didalam persoalan klassa. Cara bersalaman sudah berlainan - Mana anak yg lebih muda dpt bersalam seperti dibarat - mereka biasanya bersalim. Ini juga harus kita pertahankan ditempat kerja dimana kita bersalaman dgn rendahan atau yg atasan sangat berlainan. Cara kita bicara kan juga berlainan bahasanya -- danjuga cara kita makan. Jikalau ini kita pahami 100% kita bukan keanehan didalam group. Keberlainan seorang baru didalam suatu group dapat dilihat dari tingkah laku ini. Jaman dulu kalau warna kulit putih kesalahan tatakrama dpt dilupakan- tetapi jikalau kamu sebagai ket. chinese tidak mengerti dan mempergunakan tatakrama ini kamu akan dianggap sebagai orang luar dan discriminasi akan terjadi. Dikalangan ket. sunda ini juga sama dan jikalau kita melanggar peraturan dari group kita juga dianggap sebagai orang luar dan perasaan
Re: [budaya_tionghua] Re: Makna Umur 70 Tahun.
Orang jaman dulu, rata2 wanitanya menikah umur 16 tahunan, pada umur 17 dah dapet anak, maka orang dulu bisa mencapai 16 X 4 + 1 = 65 tahun itu berarti mencapai ngo-tay Îå´ú (Lima Generasi), pada zaman sekarang rata2 perempuan menikah diatas 25 tahun, karena mengingkan gelar sarjana sekolah, maka orang jaman sekarang rata2 pada saat meninggal hanya mencapai sha-tay (tiga generasi) saja. walaupun meninggal diatas usia 70 Tahun, From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 5 June, 2010 0:38:27 Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Umur 70 Tahun. laen padang laen belalang, kita jg ada pepatah kayak getu, misalnya di Ning Bo, itu yg dah punya cucu, itu cucu dikasih baju duka citanya yg ada warna meranhya yg artinye dibalik berbakti ada rejeki. nah kalu urusan angkat2 peti setau owe seh 8 or 16 org , itu aturannya. apa yg saya tau sih itungan siklus 60 dah dianggep hebat, masuk umur 70 siapin baju panjang umur dsbnya. kita mesti maklumlar jaman dulu itu sebenernya mayoritas itu umurnya gak sepanjang umur org jaman sekarang, kalu itung statistik rata2 umur org jaman tang aja rata2 40an taon, rata2 umur raja malah lebih pendek dibawah 40. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkh...@... wrote: Dulu-dulu sih bukan di atas 60 taon, tapi kalu suda ngo-tay Îå´ú (Lima Generasi), artinya sudah punya cicit (anaknya buyut) baru bole dipake mera buat hio, toh-ui dll. Entah karena sudah jarang orang sekarang yang bisa ngalamin sampe punya cicit (cucunya cucu), maka orang sekarang baru umur 60 ke atas suda bole dikasi mera, bukan puti seperti biasanya. Menurut owe, dikasi mera menandakan orang tersebut suda berbahagia karena suda berumur cukup panjang dalam hidupnya. Owe denger, di Jakarta dulu ada kebiasaan, waktu berangkat ke kuburan dengan digotong beramai-ramai (16 orang, dengan pikulan khusus), sang cicit (yang masi kecil tentunya) dikenakan baju mera, lalu didudukin di atas peti mati (koan), dan turut digotong ke kuburan. Kiongchiu, David Kwa --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: Owe bukan pakar jg bukan locianpwe, kalu pakar adanya pakarjo pakardi. Sejarah asal usul penggunaan warna itu asalnya dari kosmologi 5 arah. Itu bisa diliat di Li Ji. Sapa yg mulai ? H mo nurut dongeng ada banyak versi neh, yg versi simple aja dah itu yg ngajarin Nv Wa dewi pencipta manusia. Nah kalu org bisa idup lewatin 60 tahun artinye die bisa lewatin satu siklus jiazi alias 60 taon, en kalender org tionghoa itu 1 siklus atawa satu putaran itu adalah 60 taon. Makanya RRT noh adain pesta kemerdekaannya gede2an waktu hut ke 60, bukan kayak org laen or bangsa laen yg ngerayain gede2annya waktu 50 taon. Nah org yg bisa lewatin itu artinye dah bisa ngelewatin satu siklus, makanya dirayakan besar2an, kalu jg mati dianggep telah bisa menikmati hidupnya dengan baik dan kasarnya berbahagialah dia bisa hidup sampe lewatin 1 siklus. So kematian kadang dianggap suatu kebahagiaan. Trus kenapa sih setiap ada org Tionghoa yg dikuburkan secara budaya Tionghoa selalu diasosiasikan dengan Khong Hu Cu ? Saya sih bilang itu lebih pas dikuburkan dengan BUDAYA TIONGHOA, nah kalu yg pake kembang2an segala macem, itu jgn suka disebut dikuburkan dgn cara kristen or katoliklar yg bener mah dikuburkan dngan BUDAYA BULE. Tapi sekali lage itu kata gw yg bukan pakar huahahahahahahahahaha --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Numpang tanya dan ingin minta info dari para locianpwee dan pakar di milis kita ini. Ketika adik lelaki papi mertua saya meninggal, usianya 85 tahun, saya lihat ada pedoman untuk upacara yang dilakukan secara Konghucu(?) yang menyebutkan bahwa 'kalau yang meninggal berusia di atas 60 tahun, maka lilin dan hio yang dipakai adalah yang berwarna merah'. Juga saya lihat peti mati diselimuti dengan kain merah. Pertanyaan: (1) mengapa ada 'pengaturan' ttg warna merah ini, yang umumnya dianggap sebagai lambang sukacita, bertentangan dengan suasana berkabung yang biasanya disimbolkan dengan warna hitam atau putih. (2) Sejarah asal-usul simbol warna hitam dan putih = berkabung, dan merah = bersukacita, itu dulunya bagaimana, dan siapakah yang mula-mula membuat 'aturan' ini? (3) Dalam kehidupan sehari-hari, di kalangan masyarakat Tionghua, yang konservatip terutama, sering merayakan HUT kelahiran orangtua yang ke-70 secara besar-besaran. Apakah makna usia 70 tahun bagi mereka ini? Begitulah saja. Kiranya saya bisa memperoleh info ttg hal-hal tsb. Terima kasih. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng - KL
[budaya_tionghua] RENCANA
Kalo mo dateng mesti daftar apa nga?
[budaya_tionghua] Gempa Bumi di TIBET
BEIJING, KOMPAS.com - Korban tewas karena gempa yang sangat kuat di sebuah wilayah dataran tinggi terpencil di Tibet, China, meningkat menjadi 589 orang, demikian kantor berita Xinhua melaporkan, Kamis (15/4/2010). Markas besar pertolongan gempa setempat, seperti dikutip oleh kantor berita itu, memberikan jumlah tersebut menyusul gempa Rabu yang merobohkan ratusan rumah dan sejumlah gedung sekolah di wilayah yang berbukit-bukit itu. Korban tewas sebelumnya 400 orang, dengan ribuan orang terluka. From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 10 April, 2010 10:01:07 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Oho! Memakai nama cina yg menyolok akan memperlebar perbedaan? Bagaimana dng nama Yap Thiam Hien, Kwik Kian Gie dan Liem Swie King? Mereka juga berdosa ikut memperlebar perbedaan? Rupanya ada pendukung teori pembauran orde baru! Mengapa tak sekalian ganti agama dan pakai nama islam? Pasti perbedaan menjadi semakin sempit. Di Indonesiakan? Saya rasa di Indonesia tdk ada itu bunyi Th! Ini jelas adopsi dari nama barat. Tak usah berpretensi mengindonesiakanlah , orang Indonesia juga cukup mudah mengucapkan nama The Nin king kok. Bahkan nama2 sulit dalam cerita silatpun dilalap semua. Lagian, demi memudahkan orang membaca sampai harus membuang nama marga yg asli, apakah ini benar secara moral? Kalau begini orang barat yg tinggal di indonesiapun harus mengindonesiakan namanya! Karena, bagi orang kebanyakan yg tak mahir bhs inggris, pasti bunyinya akan dieja melenceng! saya yakin, semua ini hanya karena anda sudah mulai teralianisasi dng budaya tionghoa, dan nama tionghoa pun mulai terasa tak nyaman di telinga. Saya memaklumi hal ini, karena selama orde baru, nama tionghoa menjadi barang aneh, orang2 non tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh, kita dibuat malu dng nama sendiri! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: suange...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 16:04:54 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Theo itu dr marga the.cm kita indonesiakan. sama halnya marga lim memakai nama salim ato marga tan mengubahnya menjadi tanjaya dan sebagainya. kita tinggal dan mcari nafkah dr bumi indonesia.sharusnya kita jg harus bisa beradaptasi donk.menurut saya pemakaian nama cina yg terlalu menyolok malah akan memperlebar perbedaan diantara kita. Lagipula kl cm memakai marga “THE” terasa sangat janggal bila dibacakan.krn adik saya sendiri jg mengalami hal yg sama.para guru di sekolah seringkali kebingungan dlm membacakannya. Salam, Vera Powered by Telkomsel BlackBerry® From: zho...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 15:02:51 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Theo itu marga yg berasal dari mana ya? Bgmn huruf Han nya? Jika setiap generasi mencipta marga baru sendiri2, itu pasti akan memutus link ke leluhur. Nantinya, antara sdr sepupu tak akan punya marga yg sama lagi, apalagi generasi di bawahnya. Jadi, apa gunanya marga spt ini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: suange...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 06:43:54 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Halo semuanya, Saya jg bermarga the.saya jg menikah dengan suami yg bermarga the.pada saat anak kami lahir.marga the kita ubah menjadi theo.mungkin ini bisa menjadi acuan buat yg bingung krn ingin membawa marga dibelakang namanya. Salam, Vera Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Petrus Paryono petrusparyono@ yahoo.com Date: Thu, 8 Apr 2010 17:52:05 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Dear All, membaca diskusi ini rasanya sedih. Karena she THE dan she-she yang lain bakal punah dari negeri ini. Saat ini saya masih baca nama 3 seseorang dan itu biasanya terpampang pada berita duka. Hanya pada akhir hayatnya, nama 3 muncul lagi setelah ditenggelamkan sekian puluh tahun. Ada she yang berubah-bentuk, misalnya TAN menjadi SUTANTO, LIEM menjadi HALIM atau SALIM, KHO menjadi KOSASIH, dan sebagainya. Tapi she THE berubah jadi apa ya? Saya belum bisa mengenali bentuk barunya. Salam dari salah satu generasi terakhir pemilik she THE di Indonesia. Petrus Paryono From: Kawaii_no_Shogetsu fenghuang82@ hotmail.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, April 8, 2010 4:59:31 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Kalau boleh tahu, kenalan anda ini dari
Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG
Tidak usah malu dengan nama anda, karena semua orang tua pasti memberikan dan memilih nama yang baik, buat anak2nya, kalau ada yang mencemooh maka yang mencemooh itu tidak mengerti dan tidak tau persoalannya, seperti (orang2 non tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh,) biarkan saja karena mereka belum mengerti/tidak faham, ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Pendapat saya mengenai persamaan lafal dengan she, di Indonesia itu cuma untuk memudahkan mengejanya. tetapi saya masih merasa perlu untuk mempertahankan nama marga (she), karena kalau tidak dipertahankan maka akan musnahlah Akar keturunan leluhur. yang sangat di sakralkan/dijunjung, coba anda tanyakan kepada suku2 lain di Indonesia yang mempunyai sejarah marga, pastilah mereka mempertahankan marganya masing2, itu sudah lumrah. kalau orang Tionghua tidak bisa mempertahankan she aslinya masing2 maka musnahlah seh2 tersebut. sayang kan? saya pribadi masih menekankan pada anak2 dan cucu saya untuk selalu memakai nama marga,dan tidak melupakannya dan meneruskan kepada keturunan mereka. salam sejahtera djoko santoso From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 10 April, 2010 10:01:07 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Oho! Memakai nama cina yg menyolok akan memperlebar perbedaan? Bagaimana dng nama Yap Thiam Hien, Kwik Kian Gie dan Liem Swie King? Mereka juga berdosa ikut memperlebar perbedaan? Rupanya ada pendukung teori pembauran orde baru! Mengapa tak sekalian ganti agama dan pakai nama islam? Pasti perbedaan menjadi semakin sempit. Di Indonesiakan? Saya rasa di Indonesia tdk ada itu bunyi Th! Ini jelas adopsi dari nama barat. Tak usah berpretensi mengindonesiakanlah , orang Indonesia juga cukup mudah mengucapkan nama The Nin king kok. Bahkan nama2 sulit dalam cerita silatpun dilalap semua. Lagian, demi memudahkan orang membaca sampai harus membuang nama marga yg asli, apakah ini benar secara moral? Kalau begini orang barat yg tinggal di indonesiapun harus mengindonesiakan namanya! Karena, bagi orang kebanyakan yg tak mahir bhs inggris, pasti bunyinya akan dieja melenceng! saya yakin, semua ini hanya karena anda sudah mulai teralianisasi dng budaya tionghoa, dan nama tionghoa pun mulai terasa tak nyaman di telinga. Saya memaklumi hal ini, karena selama orde baru, nama tionghoa menjadi barang aneh, orang2 non tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh, kita dibuat malu dng nama sendiri! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: suange...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 16:04:54 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Theo itu dr marga the.cm kita indonesiakan. sama halnya marga lim memakai nama salim ato marga tan mengubahnya menjadi tanjaya dan sebagainya. kita tinggal dan mcari nafkah dr bumi indonesia.sharusnya kita jg harus bisa beradaptasi donk.menurut saya pemakaian nama cina yg terlalu menyolok malah akan memperlebar perbedaan diantara kita. Lagipula kl cm memakai marga “THE” terasa sangat janggal bila dibacakan.krn adik saya sendiri jg mengalami hal yg sama.para guru di sekolah seringkali kebingungan dlm membacakannya. Salam, Vera Powered by Telkomsel BlackBerry® From: zho...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 15:02:51 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Theo itu marga yg berasal dari mana ya? Bgmn huruf Han nya? Jika setiap generasi mencipta marga baru sendiri2, itu pasti akan memutus link ke leluhur. Nantinya, antara sdr sepupu tak akan punya marga yg sama lagi, apalagi generasi di bawahnya. Jadi, apa gunanya marga spt ini? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: suange...@yahoo. com Date: Fri, 9 Apr 2010 06:43:54 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Halo semuanya, Saya jg bermarga the.saya jg menikah dengan suami yg bermarga the.pada saat anak kami lahir.marga the kita ubah menjadi theo.mungkin ini bisa menjadi acuan buat yg bingung krn ingin membawa marga dibelakang namanya. Salam, Vera Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Petrus Paryono petrusparyono@ yahoo.com Date: Thu, 8 Apr 2010 17:52:05 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG Dear All, membaca diskusi ini rasanya sedih. Karena she THE dan she-she yang lain bakal punah dari negeri ini. Saat ini saya masih baca nama 3 seseorang dan itu biasanya terpampang pada berita duka. Hanya pada akhir hayatnya, nama 3 muncul lagi setelah
Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA
Iya betul, soal narang yang masuk harusnya punya standart tertentu, Akan tapi mengenai teknologi kereta api China tidak menciptakannya sendiri mereka masih dibawah lisensi, produck Asal kereta Apinya, tetapi dengan tenaga murah mereka bisa survive bersaing di kancah dunia. Sepertinya mereka juga sudah membuatnya sendiri, tapi hanya dipakai setahun lalu masuk kandang. Masalah automotip China mereka sangat cepat dalam alih teknologi, saat2 sekarang China seperti Jepang pada era tahun 70 an, banting harga alias dumping. Pada sepuluh tahun yg lalu China membeli pabrik besi baja usang dari Jerman, dan sekarang kelihatan hasilnya, munculnya part kereta/motor/mobil dan barang2 besi lainnya. Kapan ya di Indonesia, pengusahanya mo bisa maju seperti China, padahal mengenai kereta api Indonesia punya pengalaman semenjak jaman penjajahan Belanda dulu. mudah2 an di Butiong ada yg bisa menjadi pionirnya From: Fy Zhou zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 5 April, 2010 20:14:24 Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA Tahu mengapa jelek? karena importir kita yang tidak profesional. mereka maunya cari barang murah, bila perlu ciptain merk sendiri, barangnya ya hasil rakitan onderdil dari berbagai sumber, seperti komputer jangkrik lah, pnderdilnya kebanyakan hasil industri rumahan di Tiongkok sana. jadi tak ada pabrik di Tiongkok yang mau bertanggung jawab. Pola ini di Amerika dan Eropa saya lihat lain, mereka mengimport barang2 dng standart mutu yang sudah digariskan. makan bisinisnya bisa langgeng. From: pozz...@yahoo. com pozz...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Mon, April 5, 2010 8:00:43 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA =DHuahaha:DHuahahah a=D .. Btw tp motor china kemarin memang masih jelek kualitas pada kenyataannya. . Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: zho...@yahoo. com Date: Mon, 5 Apr 2010 11:36:40 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA Katanya Tuhan menciptakan bumi dalam 7 hari, selanjutnya Mede in China. Haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Mon, 5 Apr 2010 09:26:06 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA Berarti orang2 ga bisa mandang sebelah mata lagi terhadap produk china, seperti di indonesia barang china dipandang kualitas rendah cth motor china Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com Date: Mon, 5 Apr 2010 02:22:08 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA Dear member, Masih sehubungan dengan kemajuan pesat yang dicapai Tiongkok dalam teknologi kereta api cepat (di atas 200 km/jam). Tiongkok mempunyai ambisi di tahun 2015 Asia dan Eropa disatukan melalui rel KA cepat. Nanti akan ada dua jalur KA cepat Beijing - London. Jalur pertama melalui jalur selatan antara lain Beijing - Guangzhou - Thailand - Burma - India - Turki -Eropa - London, yang memakan waktu perjalanan 2 hari. Sedang jalur utara, melalui Beijing - Herbin - Siberia - Uzbek - Ukraina - Moskow - Norwegia - London yang memakan waktu 3 hari. Kalau itu terjadi maka ramalan Nortadamus yang menyatakan orang kuning bakal menyerbu Eropa benar adanya. Bukan itu saja, juga bakal dibangun jalur selaan yang menghubungi Beijing - Vietnam - Thailand - Malaysia - Singapura - (mungkin nyeberang) ke Jakarta. Di Amerika Serikat, Tiongkok sudah teken kontrak untuk membangun jalur kereta Florida - New York dan jalur kereta Los Angeles - Las Vegas. Tiongkok menggunakan teknologi KA cepat Prancis, Jerman, dan Jepang yang diaduk jadi satu. Tiongkok pintar, sejak tahun 2002 Beijing menyelenggarakan pameran KA cepat dari manca negara. Melalui pameran ini prestasi Tiongkok terangkat sebagai produsen sekaligus kontraktor KA cepat yg handal dan dikenal oleh dunia internasional. Tiongkok juga sudah teken kontrak utk bangun jalur KA cepat di Brasil dan Venesuela. Lihat dalam waktu delapan tahun Tiongkok sudah bisa jualan KA cepat di manca negara - padahal Jepang sudah 44 tahun dan Prancis sudah 20 tahun menguasai KA cepat toh tidak mampu mengekspor produk tersebut ke manca negara dalam skala besar. RGDS.TG
Re: [budaya_tionghua] Re: (Pro bung Poz) Imlek Agama atau Budaya?
Naga Sebenernya yang dimaksud di Alkitab, adalah naga yang berkepala 7 dan pakai mahkota dikepalanya, mukanya merah padam. beda dengan Liong di tiongkok. (Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.) why 12:3 Yang salah dan jadi masalah adalah orangnya yang me nyama2 kan, itu yang mesti di protes, Kalu di kamus sebaiknya ditulis Dragon=dinosaurus Liong=naga, kan jadi beda ya? bah saya juga jadi bingung nih From: Erik rsn...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 5 April, 2010 19:23:38 Subject: [budaya_tionghua] Re: (Pro bung Poz) Imlek Agama atau Budaya? Betul, berarti itu proyek raksasa meralat kekeliruan akibat keterpurukan dan keterjajahan kita secara kultural di masa lalu. Salam Erik In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Yg perlu diluruskan mungkin kamus bhs mandarin ke inggris dan bhs Indonesia ke inggris dulu: Long dan naga jangan diterjemahkan menjadi dragon.
Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy Monjet ! kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU From: akuratan akura...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56 Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini. Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini. http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long. Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini: 配 偶 幫 助 婦 人 妻 子 http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife 婚 配合 妻qī 老婆 愛人 爱人 ài ren spouse; husband; wife; sweetheart 伉 kàng husband; wife 妻 qī wife 妻子 qī zi wife 太太 tài tai married woman; Mrs.; Madam; wife 媳婦兒 媳妇儿 xí fur wife; young married woman --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@... wrote: Koreksi Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho. Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho Regards, Paulus T. 2010/3/30 akuratan akura...@.. . Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise lan) dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ? Contoh: 1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun 2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho 3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan 4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo 5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan Analisa dialek: 1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka di Singkawang/Sam Kheuw Yong. 2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya. 3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat .
Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy Monjet ! kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU From: akuratan akura...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56 Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini. Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini. http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long. Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini: 配 偶 幫 助 婦 人 妻 子 http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife 婚 配合 妻qī 老婆 愛人 爱人 ài ren spouse; husband; wife; sweetheart 伉 kàng husband; wife 妻 qī wife 妻子 qī zi wife 太太 tài tai married woman; Mrs.; Madam; wife 媳婦兒 媳妇儿 xí fur wife; young married woman --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@... wrote: Koreksi Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho. Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho Regards, Paulus T. 2010/3/30 akuratan akura...@.. . Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise lan) dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ? Contoh: 1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun 2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho 3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan 4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo 5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan Analisa dialek: 1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka di Singkawang/Sam Kheuw Yong. 2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya. 3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat .
Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy Monjet ! kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU From: akuratan akura...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56 Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini. Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini. http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long. Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini: 配 偶 幫 助 婦 人 妻 子 http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife 婚 配合 妻qī 老婆 愛人 爱人 ài ren spouse; husband; wife; sweetheart 伉 kàng husband; wife 妻 qī wife 妻子 qī zi wife 太太 tài tai married woman; Mrs.; Madam; wife 媳婦兒 媳妇儿 xí fur wife; young married woman --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@... wrote: Koreksi Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho. Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho Regards, Paulus T. 2010/3/30 akuratan akura...@.. . Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise lan) dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ? Contoh: 1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun 2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho 3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan 4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo 5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan Analisa dialek: 1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka di Singkawang/Sam Kheuw Yong. 2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya. 3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat .
Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy Monjet ! kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU From: akuratan akura...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56 Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini. Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini. http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long. Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini: 配 偶 幫 助 婦 人 妻 子 http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife 婚 配合 妻qī 老婆 愛人 爱人 ài ren spouse; husband; wife; sweetheart 伉 kàng husband; wife 妻 qī wife 妻子 qī zi wife 太太 tài tai married woman; Mrs.; Madam; wife 媳婦兒 媳妇儿 xí fur wife; young married woman --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@... wrote: Koreksi Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho. Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho Regards, Paulus T. 2010/3/30 akuratan akura...@.. . Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise lan) dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ? Contoh: 1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun 2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho 3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan 4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo 5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan Analisa dialek: 1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka di Singkawang/Sam Kheuw Yong. 2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya. 3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat .
Re: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA dan NONA)
Memang bahasa dapet berubah2 saling melengkapi, Apa bener gitu ko babah ??? katanya jaman th 1930an ada kata sinyo babah ??? From: liang u lian...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, 26 March, 2010 10:08:50 Subject: Re: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA dan NONA) Sdr. Ophoeng, Orang yang berdialek Jawa, menyebut engko menjadi engkoh. Di Jawa barat 姑姑 kou (ou adalah o pendek) menjadi koh. nio (ibu) menjadi nioh. Kata Hokkian dulu banyak sekali dan mulai lenyap setelah zaman orba, dulu orang Tionghoa tak ada yang mengatakan bahaya tetapi honghiam, tak ada yang mengatakan dibunuh tapi di-thai, tak ada yang mengatakan telanjang kaki tapi ciakah dan lain-lain, tak ada yang mengatakan dirampok tapi di chnio dll. Jadi besar sekali pengaruh dialek Hokkian di Indonesia terhadap orang non Tionghoa maupun Tionghoa yang berdialek lain. Ada orang sne Ui orang Hokchnia , Liem Sioe Liong kalau menurut dialeknya yaitu dialek Hokchnia harusnya sne Lieng bukan Liem, itu semua pengaruh dialek Hokkian. Akibatnya banyak orang non Tionghoa dulu menganggap dialek Hokkian adalah bahasa nasional. Wartawan yang datang ke Tiongkok merasa tahu sedikit bahasa Tionghoa lalu bilang gocap, yang diajak bicara cuma bengong, disangkanya bahasa Indonesia. Kiongchiu From: Ophoeng opho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, March 26, 2010 12:15:12 AM Subject: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA dan NONA) Bung David Kwa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe. menarik sekali baca posting berdiskusi ttg 'owe' ini, mulanya cuma mau pasip jadi pembaca yang baik doang, tapi tak tahan juga mau nimbrung juga nih. Saya baru tahu kalau 'baba(h)' di Betawi jadi 'babe(h)', dengan pengertian 'baba'nya sebutan untuk seorang Tionghua yang dipanggil oleh non Tionghua dan Tiuonghua peranakan. Apakah ini babe(h)-nye same ame nyang biase dipake buat gantinye nyebut 'ayah' atawa 'bapak' bagi masyarakat Betawi asli ya? Contohnye, Babeh Saman nyang juwalan nasi uduk di Kebon Kacang, bilangan Tenabang itu, lalu ade Babe(h) Lili nyang dagangnye ikan bakar di bilangan Kebon Sirih. Kalau iya, berarti banyak juga kosakata basa Betawi yang terpengaruh oleh basa dialek Hok-kian tuh ye? Gue dari gua (wa), apalagi 'elo' (lu), belum lagi angka-angka jigo, gocap, seceng. Yang selama ini jadi kecurigaan saya mah, kata 'dialogue' dalam basa Inggris itu, jangan-jangan berasal dari basa Betawi - dia (e)lo gue, pan bener banget tuh, kalau mau dialogue ya kudu ada 3 unsur: ada dia, ada (e)lo dan ada gue tuh, jeh! ***just kidding-larrr! *** Lanjut dikit soal 'owe' ya. Kalau di Cirebon, kayaknya ada imbuhan bunyi 'h' di belakangnyah, jadi terdengarnyah 'oweh' dan untuk anak perempuan 'sayah'. Mungkin juga ini hampir sama-sama pengaruh di daerah berbasa Sunda, kalau tak salah, seperti Bandung, Bogor, Tasik, Garut dan lain-lainnya. Ene saya (mestinya sih ema, cuma salah kaprah dalam keluarga oweh ajah sih) dengan sabarnya 'mengajarkan' anak-anak mamah saya dengan sebutan itu, diulang-ulangnya terus kalau kami salah nyebut. Lama-lama kami jadi belajar bahwa yang lelaki mesti ber-'oweh' kepada mereka dan anak-anaknya (engku, ie-ie, dan locian-pwee lainnya) dan yang perempuan mesti ber'sayah'. Waktu anak saya lahir, ene dan ie-ie saya, coba mengajarkan kepada cicit dan cucu-nya (=anak saya) dengan panggilan 'oweh' juga. Jadi, kalau pas mereka bertandang ke rumah saya, menginap, mereka akan membiasakan anak saya (lelaki) ber-oweh. Saya sih cuma senyum di kulum ajah di samping, ndak mengiyakan tapi juga ndak menghalangi. Soalnya, bukan apa-apa, mami mertua saya itu totok Holland sprekken, jadi kagak ngatri samsek soal 'oweh-oweh-an' begitu. Padahal mertuanya mami mertua saya (engkong dan ema nyonyah saya dari papi-nya) totok Tiongkok asli. Pernah sekali waktu, saya berkenalan dengan seorang supplier asal Cerebon. Begitu tahu saya wong Cerebon juga, mulailah dia berbasa krama dengan menyebut dirinya dengan 'oweh'. Sebab di Cerebon, generasi saya masih terpapar oleh 'oweh' ini. Dalam bisnis, basa krama dengan menyebut diri 'oweh' memang lazim di Cerebon. Jadi, ketika si supplier bertandang ke rumah saya, dia ramai menyebut 'oweh' berulang-ulang dan cuku kerap, soalnya 'kan 'oweh' berarti 'saya' dan juga 'iya'. Yang ada, nyonyah saya ketawa sendiri di dapur mendengarnya. Dia ingat ama mertua dan ema mertuanya yang coba mengajarkan anaknya waktu masih bayi dan balita untuk ber'oweh-oweh' an juga. Ya sudah, akhirnya anak-anak saya (2 orang) tidak bisa dicekokin kultur 'oweh' ini. Sorry. Mission is gatot (gagal total) deh ya. Begitu ajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, David dkh...@... wrote: Mpeq Liang U dan Liatwi,
[budaya_tionghua] Re: (Tanya)Tata cara pembagian waris kaum Tionghoa
Diluar nikah karena tanpa surat catatan sipil? Surat catatan sipil setau saya cuma pengakuan administrasi negara, sedangkan pernikahan adalah urusan keluarga, jika kedua keluarga setuju dan sudah melakukan upacara pernikahan secara adat maka dianggap sah, tidak peduli ada surat catatan sipil atau tidak. Memang pernikahan yang baik adalah: 1. Kemauan atau tekad berdua calon penganten 2. Persetujuan kedua keluarga 3. Membuat akte nikah, untuk menghindari, kesulitan2 mengenai hukum pernikahan, hukum waris atas harta tidak bergerak, seperti rumah/tanah/perusahaan di kemudian hari, kecuali bila mempunyai alasan tertentu, yang luar biasa. Akte pernikahan di catatan sipil ini, adalah pengesahan negara terhadap pernikahan kedua belah pihak, dan kedua pihak mendapat perlindungan hukum negara, kalau tidak mendaftar di catatan sipil maka akan terjadi seperti kesulitan2 dikemudian hari, dan ada istilah kumpul kebo.
Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA?
saya setuju dng. Teorinya Apeq Liang U bisa jadi benar, bahwa kata Owe berasal dari kata Ho-e. Tapi kalo sesama sebaya (setuju) akan dijawab E-SAI', kalo dipanggil sebaya akan dijawab Wei, dijawab E_SAY soalnya kalo BE_SAY, artina tai kuda kan???/jelek Wekekekekekek From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 22 March, 2010 9:23:15 Subject: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? Rasanya asal kata Owe/ Oweh/ O-eh ini udah pernah dibahas deh dulu, tapi gue nggak nyimak detail. Dipergunakan banyakan oleh tionghoa peranakan di jawa (doank?) Asal kata dari dialek hokkian. Teorinya Apeq Liang U bisa jadi benar, bahwa kata Owe berasal dari kata Ho-e. Kenapa bisa jadi ada kata pengganti Ho-e ini? Kemungkinan disesuaikan dengan adat istiadat jawa feodal yang mengutamakan kesopanan dan kehalusan bahasa. Misalnya, sampe sekarang pun, kalau orangtua atau yang dihormati memanggil... . Jokoo! Jawabnya Dalem, Bu... Nah arti kata Jawa : 'Dalem' sewaktu menjawab itu apa ya??? Kalau diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa hokkian apa artinya sama dengan Oweh itu??? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@... wrote: Jangankan dalam bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia pun di tahun 1940-an sampai 1950-an, orang sering pakai kata saya sebagai penegasan affirmative. Jadi owe yang untuk affirmative memang bukan dari hauw-e, tetapi dari owe itu sendiri. Mengenai owe berasal dari gue, teorinya juga lemah. Karena nyatanya modifikasi kata gua dilafalkan gue, itu tidak berlaku di wilayah betawi udik, termasuk Tangerang, namun toh cina benteng pun menggunakan kata owe. Wasalam. = === - Original Message - From: zho...@... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, March 20, 2010 1:49 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Dlm bhs jawa halus, setiap kita mengiyakan ucapan orang tua, kita akan berucap: Kulo, artinya saya. Kulo pakde Saya Bu Jadi, kata owe yg dipakai utk mengiyakan ini maksudnya apa bukan tetap saya? - - - - - - From: liang u lian...@... Date: Fri, 19 Mar 2010 22:10:35 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? Rekan-rekan, Dulu waktu masih zaman orba, saya lupa majalah Star Weekly atau Pancawarna pernah memuat beberapa artikel yang mendiskusikan dari mana kata owe itu berasal? Kata itu dalam masyarakat Tionghoa Jawa Barat dipergunakan sebagai kata saya untuk laki-laki, tapi dipakai juga sebagai kata ya untuk laki-laki. Kaum Tionghoa totok yang menggunakan bahasa Indonesia juga menggunakan kata owe , tentu tidak kalau ia menggunakan bahasa daerah Tiongkok. Orang Tionghoa non Hokkian jarang menggunakan kata itu, kecuali ia berbicara dengan orang peranakan Hokkian dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa. Sampai sekarang saya tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Menurut perkiraan saya, kata owe yang berarti saya berasal dari kata gua dalam dialek Hokkian. Orang yang berdialek Melayu Jakarta, mengucapkan gua menjadi gue. Kata gue ini yang berubah bunyi menjadi owe. Dalam dialek Hokkian bunyi w itu dari segi linguistik agak beda dengan w Indonesia, tapi lebih dekat ke o. Kata gwan lebih tepat diucapkan goan, jadi owe itu berasal dari o-e, yang bunyinya dekat dengan gue Jakarta. Karena oe zaman Belanda dibaca u, maka o-e tidak ditulis oe tapi ditambah w, menjadi owe. Owe juga digunakan sebagai kaya ya dalam menjawab pertanyaan atau perintah orang. Kalau orang tua memerintah kita: Kau pulang cepat yah. Si anak akan menjawab Owe, ne! ne adalah ibu dari dialek Hokkian. Sedang kalau perempuan akan menjawab, Saya, ne:. Baik owe maupun saya di sini berarti ya. Lalu dari mana datangnya owe di sini ? Kita lihat dalam dialek Hokkian kalau diperintah demikian orang akan menjawab: Ho! kadang ho e! Ho berarti baik 好ï? e adalah akhiran, yang berfungsi seperti lah dalam bahasa Indonesia. Bunyi ho-e ini menjadi owe. Jadi jawaban : owe berarti ya atau baiklah. Dalam bahasa Mandarin dikatakan: 好â€?atau 好ç?Dalam dialek Hokkian hao adalah ho, de adalah e. Lama-lama terjadilah pembagian kerja, kalau gue atau gua dianggap kasar hanya digunakan terhadap orang yang setingkat atau lebih rendah, owe digunakan kepada orang yang lebih tinggi. Jadi owe halus, sedang gue atau gua kasar. Mengapa untuk perempuan owe diganti saya atau ya? Maaf, saya tak dapat menjawab. Tolong diperhatikan, gua atau gue dianggap kasar kalau bicara dalam bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa, dialek Betawi dll. Tapi gua dianggap tidak kasar sebab berarti saya dalam dialek Hokkian. Saya sendiri kalau ada anak muda yang berkata.
Re: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?
Salam sejahtera. Sulaman Liong/Lung di Tiongkok, jaman dulunya untuk hiasan pakaian/topi Kaizar2 tertentu. tapi sekarang banyak digunakan patung2 penghias wuwungan kelenteng2 tiang2nya juga kadang digambari dengan Liong, ada juga beberapa orang dengan marga Liong yang saya kenal, juga ada di 12 shio, Lung/Liong/Long memang sudah menjadi totem bagi etnis tionghua. Send from Beri-beri Smart. From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, 5 March, 2010 17:23:12 Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya? jadi inget Zhu Rongji yg mo pake istilah Zhongguo buat ganti sebutan china, hmm kalu long barat ama long timur ya jelas bedalar. long di zhongguo itu dah jadi lambang persatuan bangsa bukan persatuan bangsatlar. nah kalu long dibarat itu mah lambang bangsat yg jelas2 ada pengaruh dari kristen btw long barat kayak bijimane seh ? kalu long di legenda zhongguo khan banyak, ada yg bangsat ada yg kagak, misalnye jiao long itu naga yg gak kesampean huehehehe alias naga bangsat or kerennya biang naga banjir. nah di korea sendiri ada legenda tuh soal uler yg mo jadi naga, nah di tiongkok seh banyakan itu ikan li yg loncat gerbang naga huehehehe uler jg di zhongguo boekan binatang haramjadah jahat nujibilah bedalar ame di barat yg uler itu lambang kejahatan. so kalu kita mo pikir sebenernya yg bilang long=naga=iblis ya gara2 ape ? gara2 budaya yg bedalar ama kongtai bacot gede oknum pendeta yg mensetan2kan lambang budaya laen. gak beda kayak patung tudigong yg ada non triad ama triad , nah loe hahahahahahahahahah aha yg bijimane yg triad neh ? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Ini masalah bahasa. Long telah terlanjur diterjemahkan menjadi dragon dan naga. Kalau yg dimaksud ternyata adalah dua mahluk yg berlainan, hanya ada dua pilihan utk mengkoreksi: menambahkan keterangan tambahan atau mengganti dng istilah baru. Apakah anda memilih mempopulerkan istilah Long utk menggantikan dragon dan naga? Shg muncul judul film Year of The Long, atau kalimat: dia lahir di tahun Long. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Erik rsn...@... Date: Wed, 03 Mar 2010 04:53:35 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya? Betul sekali, memang tak usah dibanding-bandingin !! Bukan cuma gak usah dibanding-bandingin , bahkan juga jangan disama-samakan! ! Tapi masalahnya adalah ada yang menyama-nyamakan Dragon setan dengan Naga atau Long totem Tionghoa!!Sesuatu yang dimuliakan oleh masyarakat Tionghoa disamakan dengan setan yang dihujat kaum Nasrani!! Kira-kira persis kalo orang-tua anda yang anda hormati disamakan dengan ... (a ha !gak tega saya nyebutnya!!) Relakah anda?? Btw, soal piara memelihara, anda pernah pelihara Naga?? Gimana caranya tuh, dikasih makan apa ya?? Untuk Fuyuan, bagi saya Dragon is Dragon, dan Long Jiushi Long. Tidak bisa disama-samakan antara keduanya. Wong yang satu adalah totem yang dihormati, sedang yang lain merupakan lambang setan yang dihujat kok!! Kenapa Long harus dikasih nama barat sebagai East Drgon?? Kegalauan kultural bagi teman-teman Tionghoa yang kebetulan beragama Kristen akan semakin menjadi-jadi kalau gitu!! Salam, Erik - - - - - -\ - - - -- Salam,. Erik - - - - - -\ - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, adiperdanasamuel@ wrote: Gak usah dibanding2in lah naga/dragon dengan liong/ long.. Gini aja: yg orng tionghoa piara liong, orang kristen piara domba, orang arab/ yg islam piara onta, orang india/ hindu piara sapi, orang jawa angon bebek, orang thailand piara gajah, dll.. Ntar waktunya ketemuan aja di pasar hewan.. Trus yang mau barter silakan... Salam Sam Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Erik rsn_cc@ Date: Wed, 03 Mar 2010 03:22:38 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya? Masalahnya adalah : Apakah Naga (Long/Liong) sama dengan Dragon? Sejauh yang pernah saya tahu, Long/Liong adalah totem yang diagungkan masyarakat Tionghoa, sedangkan Dragon adalah binatang perlambang kejahatan dan setan dalam agama Nasrani. Keduanya berasal dan berakar dari tradisi dan budaya yang sama sekali berbeda. Lantas, mengapa tiba-tiba bangsa barat (terutama para pekerja misionaris) menterjemahkan dan menyamakan Long/Liong dengan Dragon yang merupakan simbol kejahatan dan setan dalam agama Nasrani?? Itu yang harus kita kritisi, bukannya ikut-ikutan latah mengatakan bahwa Dalam Legenda Agama Kristen Naga Terlanjur Dikaitkan dengan Kejahtan!!!
[budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?
Kalo Pastornya pake jubah sulaman naga ntar dikira kaizar Tiongkok lage, ana itu naga be kepala 7 menurut alkitab naga itu adalah jelmaan seiton. peng adul2 dunia. Tapi seandainya boleh dikasih sulaman naga. pasti rame deh, kwkwkwk --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@... wrote: Wah, ntar klo Pastornya pake jubah bersulam naga gitu, yang ada malah keliatan kayak Tosu ato Saikong donk Hehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ wrote: Dear member, Memang benar ketika diajukan sebagai hari raya nasional, Imlek diposisikan sebagai hari raya agama Konghucu. Kelompok PSMTI maupun INTI tidak bisa mengajukannya sebagai hari raya budaya ethnis Tionghoa. Sebab tidak mungkin suatu ethnis memiliki hari libur sendiri sendiri. Ingat di Indonesia ada ratusan ethnis, kalau satu dikasih izin yg lain juga boleh, celakalah kita yang setiap hari libur, kapan kerjanya? Namun bagi kami, umat Katholik, kami menganggap Imlek sebagai hari raya budaya Tionghoa oleh sebab itu gereja Katholik yang mempunyai umat dominasi Tionghoa, diadakan acara bagi jeruk yang telah diberkati pastur, interior gereja digubah ala oriental, bahkan dahulu barongsai boleh main di halaman gereja. Bukan itu saja di gereja kami (Regina Caeli) anak anak dikasih angpao dan sewaktu Imlek lalu, banyak umat yang datang pakai baju merah dan anak anak pakai baju naga. Kalau saja Vatican kasih izin Pastur pakai baju naga, mungkin saja Pastur kami berjubah merah bersulam naga emas. RGDS.TG
Re: [budaya_tionghua] Re: KTP
tak kenal maka ta sayang, tak mau maka ta dapet, tak tau maka ta paham, ada nomer2 ajaib seperti angka2 168, 888, 666, dlst. Maka dari nomer2 ajaib itu biayanya jadi laen2, kan Semoga saja pada saatnya nanti, akan tidak ada beda nomer, dan biayanya From: grazi...@yahoo.com grazi...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 3 March, 2010 9:33:16 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP Terima kasih banyak atas jawaban rekan-rekan semua. Kalau ktp mungkin sudah distandardisasi semua kali ya? Sy kurang tahu untuk pengkodean akte dan semacamnya. Tp kalau biaya, saya jg merasakan bahwa ada perbedaan perlakuan biaya untuk pri maupun non pri. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Franz Widjojo franzwidjojo@ yahoo.com Date: Tue, 2 Mar 2010 18:15:45 -0800 (PST) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP Bagaimana dengan Akter lahir yang masih mengandung kode Ras(jawa, india, cina.. dll)? dan perbedaan pembuatan akte lahir untuk pri dan non pri, hal ini masih berlaku paling tidak dari pengalaman pribadi di tahun 2008. Walaupun akte dari anak yang baru lahir sekarang ini sudah(cmiiw) tidak menganut penomoran berdasarkan kode ras, tetapi tetap ada rujukan bahwa akte tersebut dibuat berdasarkan akte dari orang tuanya yang masih menggunakan kode-kode tertentu Jadi mungkin KTP sudah tidak, tetapi Akte masih dan perbedaan biaya tetap ada Salam FX From: yuan...@yahoo. com yuan...@yahoo. com To: Fy Zhou zho...@yahoo. com; budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, March 3, 2010 6:10:54 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP Lebih tepat logo daerah. Misal kalau DKI gambar monas. Ada dua KTP dengan monas kecil dan Monas besar. Tapi itu masa lalu. Dalam beberapa tahun ke depan sedang diupayakan KTP Nasional yang tak lagi memakai logo daerah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Fy Zhou zho...@yahoo. com Date: Tue, 2 Mar 2010 21:46:38 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP Sekarang model KTP sudah seragam, tidak dibedakan lagi. Dulu memang benar ada perbedaannya, dari dua jenis : cap besar dan cap kecil.(saya sdh agak lupa, cap atau bulatan hasil cetakan ) From: Ivan ivan_taniputera@ yahoo.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, March 2, 2010 7:02:26 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: KTP Saya juga sudah pernah membandingkan hal ini. Tetapi tak menemukan perbedaannya. Menurut saya ini hanya mitos yang dihembuskan untuk memecah belah. Salam hangat dan salam persatuan, Ivan Taniputera --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, grazi...@... wrote: Siang all, Saya sering dengar jg kalo ktp utk wn tionghoa dibedakan dgn kode khusus. Tp sampai skrg sy belum bs liat perbedaannya antara ktp tionghoa dgn non tionghoa. Mgk ada dr antara suhu2 disini bs memberi pencerahan, sebenarnya kode apaan sih di ktp yg membedakan tionghoa dgn non tionghoa. Thanks atas penjelasannya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: djoko santoso yodj...@... Date: Tue, 2 Mar 2010 02:55:18 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] KTP Kita doakan agar pemerintah Indonesia sadar dan bisa memanfaat-kan potensi setiap warga negara, tanpa mengungkit asal usul, ras, etnik dan agama yang dianutnya. Semoga KTP baru tidak memuat segala kode untuk keturunan dan juga keterangan mengenai agama, yang akhirnya digunakan untuk menyulitkan warga. SEMOGA!(iwan suwandi/ Indonesia Media) salam djoko santoso
Re: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?
Yang jahat bukan naganya bung !!! Tapi orangnya yang suka plintar plintir From: Erik rsn...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 3 March, 2010 10:22:38 Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya? Masalahnya adalah : Apakah Naga (Long/Liong) sama dengan Dragon? Sejauh yang pernah saya tahu, Long/Liong adalah totem yang diagungkan masyarakat Tionghoa, sedangkan Dragon adalah binatang perlambang kejahatan dan setan dalam agama Nasrani. Keduanya berasal dan berakar dari tradisi dan budaya yang sama sekali berbeda. Lantas, mengapa tiba-tiba bangsa barat (terutama para pekerja misionaris) menterjemahkan dan menyamakan Long/Liong dengan Dragon yang merupakan simbol kejahatan dan setan dalam agama Nasrani?? Itu yang harus kita kritisi, bukannya ikut-ikutan latah mengatakan bahwa Dalam Legenda Agama Kristen Naga Terlanjur Dikaitkan dengan Kejahtan!!! Salam, Erik - - - - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Untuk simbol yg lain mungkin ok, tapi khusus utk naga mungkin ada hambatan. Karena dlm legenda agama kristen naga terlanjur dikaitkan dng kejahatan. Meski bentuk naganya tdk persis sama, naga barat bersayap sedangkan naga tiongkok tdk dan badannya lebih panjang. Ada teman bikin undangan nikah, calon istrinya yg khatolik minta gambar naga dihilangkan, diganti sepasang burung hong. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral
Nah ada satu lagi tradisi yang belum dibahas disini yang berkaitan dengan Sin Chia . Dulu waktu zaman saya disana , kalau Sin Chia itu anak2 dapet angpao biasanya pada main Ji It atau Kiu kiu dan orang2 yang lebih tua biasanya diatas meja sibuk mengocok Mahyong (atau dipanggilnya saat itu Maciok). Biasanya acara ini menjadi keterusan sampai lewat Cap Goh Me . Berhentinya kalau sudah ada yang kena jewer kupingnya atau di sabet rotan . hahahah. Masih Ingat nggak ? (Dr. Irawan) Itu bukan tradisi pak, makanya jadi orang harus yang jelek dibuang dan yang salah diperbaiki da, kenapa nga sekalian aja sambil isep candu, pasti lebih seru we kekekekekk From: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, 3 March, 2010 13:11:15 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral Kawan2 yb, Wah , akhirnya topik ini jadi melebar kemana2 malah terkesan menuai perdebatan sengit , asal jangan sampai take personally saja yah. Saya sendiri terus terang tidak ikuti semuanya jalannya perdebatan ini , tapi saya pernah dengar Imlek itu jadi hari libur nasional berdasarkan agama, tapi pihak lainnya ada yang bilang ini mau dibawa ke kesukuan , dan kalau kesukuan itu maka tak layak jadi hari libur nasional dlsbgnya . Saya yang tinggal di LN melihatnya mungkin ada sedikit berlainan, dan saya mau mencoba menganalisanya dari sudut pandang masyarakat di US . Karena perayaan hari agama apa saja pada dasarnya belum pernah ada pelarangan disini di US, tentunya saya bicara pasca Martin Luther King Jr. di tahun 60 an, . Hari besar resmi di US sebenarnya banyak , tapi yang jadi hari libur utama adalah Tahun Baru 1 Jan, Christmas , Thanksgiving, Labor, July 4 Independence day, dan Memorial day. Ini adalah sebagian dari hari libur nasional yang menjadikan cliniic saya tutup ,,, hahahaha. Tentu saja masih ada lagi hari2 seperti president day, Martin Luther King Jr , Columbus day dan ada beberapa hari lagi yang saya lupa , tapi clinic saya buka pada hari lainnya itu , hanya Bank dan kantor pos tutup serta kantor2 state dan federal . Yang saya mau sampaikan disini adalah Hari Lebaran /idul fitri dan hari Imlek mayoritas mereka buka, termasuk clinic saya, anak2 juga sekolah. Perayaan Imlek cenderung dirayakan pada week end yang paling dekat. Contoh pada Sin Chia yang lalu tanggal 14 Feb jatuh pada hari minggu , tapi perayaannya lebih banyak dilakukan pada tanggal 20 yaitu hari Sabtu , alasannya karena memang lebih convenient dilakukan pada hari sabtu. Karena hari minggu nya masih bisa istirahat , setelah pesta habis2an di hari Sabtu. Di New York kalau nggak salah hari Sin Chia telah diterima menjadi hari libur negara bagian, para organisasi Chinese pernah berusaha untuk mengajukan ke legislatif negara bagian California untuk membuat libur state California pada saat Sin Chia , tapi waktu itu belum berhasil rasanya. Mungkin kalau sekarang diajukan bisa berhasil barangkali , pasalnya memang state sedang Bokek , jadi lebih baik lebih banyak libur yang nggak dibayar , barangkali lho ... Kembali kepada soal libur atau tidaknya sebenarnya tidak jadi soal , kalau sejarahnya belum pernah ada pelarangan perayaan hari raya Tionghoa. Maka jangan lagi terjadi hal2 seperti ini pada agama apapun atau pada suku apapun di Indonesia, dampaknya sangat jelek sekali, makanya diskusinya sampai merembet ke KTP segala yang ditandan . Mari kita tinjau dari segi ekonominya. Kalau ada Sin Chia dan cap goh meh , itu 'kan mendorong roda perekonomian, karena dipasar rame orang belanja buat persiapan perayaan, Mall yang mengadakan pertunjukan barongsay lebih ramai orang datang belanja , belum lagi sirkulasi uang dari jualan pernak pernik imlek. Anak2 yang dapat angpao 'kan pada dibelanjain , jadi perputaran ekonomi kenceng gitu. Nah ada satu lagi tradisi yang belum dibahas disini yang berkaitan dengan Sin Chia . Dulu waktu zaman saya disana , kalau Sin Chia itu anak2 dapet angpao biasanya pada main Ji It atau Kiu kiu dan orang2 yang lebih tua biasanya diatas meja sibuk mengocok Mahyong (atau dipanggilnya saat itu Maciok). Biasanya acara ini menjadi keterusan sampai lewat Cap Goh Me . Berhentinya kalau sudah ada yang kena jewer kupingnya atau di sabet rotan . hahahah. Masih Ingat nggak ? salam, Dr.Irawan. 2010/3/2 grazi...@yahoo. com Ko Hoey Hin Kalau misa kudus memang telah menjadi ritual ibadat agama Katolik. Kira2 sama seperti kebaktian di agama lain. Thanks Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Hoey Hin hoey_...@yahoo. co.id Date: Wed, 3 Mar 2010 02:27:32 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral Tenang saja Koh Erik, saya tidak marah2 kok, rugi kalau saya sampe marah =). komentar mengenai orang yang merasa paling benar, dan menggangap orang lain
[budaya_tionghua] KTP
Kita doakan agar pemerintah Indonesia sadar dan bisa memanfaat-kan potensi setiap warga negara, tanpa mengungkit asal usul, ras, etnik dan agama yang dianutnya. Semoga KTP baru tidak memuat segala kode untuk keturunan dan juga keterangan mengenai agama, yang akhirnya digunakan untuk menyulitkan warga. SEMOGA!(iwan suwandi/ Indonesia Media) salam djoko santoso
Re: [budaya_tionghua] Re: Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya tentang Shi Jian Khiong Hie)
Salam sejahtera buat semuanya Ucapan selamat Tahun Baru Imlek, pada saat bertemu teman atau famili ucapkan aja yang baik2 menurut selera masing2 yang penting saling mendoakan dengan ucapan yg sopan, karena hari Tahun Baru Imlek Adalah hari Baik buat semua Warga tionghua, menengok lah ke hari2 yg lalu pada tahun yang lalu, adakah kita sudah menjadi baik? Peliharalah yang sudah baik, dan buanglah yang buruk2, demikian juga dengan ucapan2 kita.Makin banyak slogan ucapan selamat, sebenarnya makin kaya akan kasanah ucapan. BanZai, BanZai, BanBanZai, ucapan ini ditujukan kepada Kaisar, tapi BanZai2 diteriakkan tentara juga untuk menambah semangat. Maka ucapan yang baik adalah sesuai dengan siapa yang dihadapinya, orang yang lebih tua, sebaya, anak2, teman bisnis, berilah ucapan yg cukup baik pada mereka dan yang sesuai, berilah juga semangat, dan harapan untuk menjadi lebih baik lagi. Salam hangat menyongsong datangnya Imlek djoko santoso From: east_road east_r...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 30 January, 2010 9:37:00 Subject: [budaya_tionghua] Re: Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya tentang Shi Jian Khiong Hie) Ya intinya tetap sama artinya kan Gong Xie Fa Chai adalah suatu pengharapan yang baik, dan mengharapkan Sesuatu terbaik bagi dirinya,bisa jadi kaya kek, atau sukses lainnya, tetap saja kalimat itu bermakna suatu pengharapan dalam satu tahun. Lagi Pula mau bahas soal harta itu juga tidak harus dalam ukuran materi, bisa saja berupa Kesehatan, Teman dan keluarga, dan sebagainya. Intinya Tahun baru itu mesti diketahui adalah tiap tahun baru itu, pantang yang namanya bicara Pesimis, atau bicara hal hal yang negatif, semua tentang kesuksesan, kejayaan, kekayaan, agar itu bisa tercapai, walaupun tidak tercapai, tetap Tahun baru dihari pertama itu Bicaranya selalu hal hal yang positif. Supaya dalam 1 tahun itu berjalan dengan baik. Maka itu saya menolak Kalau Gong Xie Fa Chai diganti. Kenapa harus diganti ?. Tidak ada merugikan membicarakan hal - hal positif, walau tidak tercapai sekalipun, paling tidak ada semangat menuju kesana. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Cai itu adalah harta, bukan makmur! Jika kita menyebut negara makmur, tidak pernah pakai istilah fa cai. Ucapan selamat yg tepat utk negara adalah Guo Tai Min An 国泰æ°`安, negara makmur rakyat sentosa. Seseorang bisa saja Fa Cai (kaya) tapi belum tentu sentosa hidupnya. Seseorang ilmuwan atau penulis atau seniman bisa sukses berkarya, mendapat penghargaan dunia, tapi belum tentu kaya! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: east_road east_r...@. .. Date: Fri, 29 Jan 2010 05:15:11 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya tentang Shi Jian Khiong Hie) Bagi Teman -teman yang mau kirim kartu ucapan atau untuk mengucapkan imlek kepada orang kita hormati. ini beberepa kalimat yang sangat berguna bagi kalian. Gong xi fa cai (Tulisan Cina Tradisional: #24685;#21916; #30332; #36001;; Tulisan Cina Ringkas: #24685;#21916; #21457; #36130;; pinyin: g#333;ngx# 464; f#257;cái; Bahasa Kantonis (Yale): g#363;nghéi faatchòih; bahasa Hokkien (POJ): Kiong-hà hoat-châi; bahasa Hakka: Kung hei fat choi), yang diterjemah sebagai Tahniah dan semoga mendapat rezeki. Ungkapan ini yang sering tersalah angggap sebagai bersinonim dengan Selamat tahun baru mula digunakan berabad-abad lalu. Belakangan ini Ada beberapa teman -teman Tionghoa lain ingin menganti Gong Si Fa Chai dengan Shi Chian Khiong Hie. Dikarenakan tidak enak didengar karena Beraggapan bahwa Orang Tionghoa itu seakan akan mencari materi atau mementing kan materi, karena bunyi Gong Xie Fa Chai berarti kemakmuran.Dalam catatan padangan saya pribadi, justru saya mempertahankanya karena Pemikiran pemahaman sebenarnya kemakmuran itu bisa berupa materi, hasil pangan dan sebagainya. Saya teringat pada pesan Almarhum ayah saya, jadi orang itu tidak boleh pesimis, harus optimis, jangan karena kekurangan materi atau kesulitan mengatakan susah uang , justru harus mengatakan Ada uang , Walau itu agak sulit dalam diri kesulitan keuangan, Tujuannya apa saya berfikir ternyata itu untuk membangkitkan optimisme kita. Lalu apa Huubungannya dengan Gong Xie Fa chai yang dalam pembahasan saya ini. Kemakmuran itu tidak perlu ditakuti, Harus diungkap, kenapa harus takut, kenapa merasa pesimis, Justru ketika tahun baru Selalu harus bicara Kejayaan, Kemakmuran, Keberhasilan, Agar timbul rasa optimisme dalam diri, akan menyambut Tahun yang baru, Saya tidak setuju kalau diganti, bagi saya aneh. Kekawahtiran sesuatu hal negatif terjadi, Justru Siapa yang tidak mau kalo Negara itu Makmur, Rakyat sentosa, tidak ada kekurangan apapun, inilah makna dikandung dalam Gong Xie FA Chai, yang
Fw: [budaya_tionghua] Re: sin chun kiong hi VS gong xi fa cai
Selamat sejahtera buat semuanya, Iya seperti di postingkan Bapak David Kwa, semua orang yang merayakan Tahun Baru Imlek, pasti teringat pada masa kecil, seperti saya juga mengalaminya, perasaan anak2 pasti merasa gembira dengan datangnya Imlek, pertama mereka pake baju baru, sepatu baru, dan pada Imleknya, mengunjungi orang2 yang lebih tua, dan sebagai anak2 pasti pada saat ber-kiong hi, mengharapkan dapet Ang Pao, kue2, manisan, pada saat demikian anak2 pasti mata Ang Pao an. Malah kami kakak beradik ber Pai Kui terhadap Papa/Mama, Ama/Engkong, (budaya Pai Kui ini kelihatannya sudah pupus) dan orang tua pada saat Pai Kui itu mendo'akan anak2/cucu2nya, biar Toa Hokie, Toa Homia, jadi anak baik dst. Sedang kami anak2 mendo'akan Orang2 tua kami dengan panjang umur dan sehat selalu. Sin Cia, adalah saat2 menggembirakan buat anak2. main kembang api, petasan, dlsb. Sin Nien Kuai Lo Ang Pau Na Li? ini jadi ucapan guyon anak2 sekarang. Memang dunia sekarang sudah modern, dengan budaya serba cepet, cepet kaya dst. Salam sejahtera buat semua djoko santoso - Forwarded Message From: dkhkwa dkh...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, 26 January, 2010 14:02:19 Subject: [budaya_tionghua] Re: sin chun kiong hi VS gong xi fa cai RRS, Pertanyaan ini, terus-terang, telah lama menggelitik hati owe. Waktu kecil owe selalu mendengar―bahkan membaca di Star Weekly, PancaWarna, dsb―orang selalu mengucapkan kata-kata Sin Chun Kiong Hi 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), Thiam Hok Thiam Siu 添福添壽 (Semoga Tambah Rezeki dan Panjang Umur), Ban Su Ji I 萬事如意 (Segala Sesuatu seperti yang Diinginkan), pada waktu saling bertemu dan bertukar ucapan selamat. Owe ingat, sebagai anak kecil, waktu ber-kiong hi (mengucapkan selamat) kepada famili yang tua-tua, mereka pun selalu membalas dengan mengucapkan kata-kata: “Iya dah, biar lu lekas besar, biar jadi anak yang denger kata, biar pinter sekolanya, biar jadi anak yang bisa nyenengin orangtua, biar murah rejeki, dll frasa-frasa yang membawa keberuntungan (auspicious phrases) yang senada dengan itu. Tidak pernah owe dengar, “Iya dah, biar lu lekas kaya!” atau yang senada dengan itu. Setahu owe ucapan itu bermula dari Hong Kong saat koloni Inggris itu belum kembali ke pangkuan Tiongkok. Aslinya dalam bahasa Konghu, lafalnya (PCMIIW) KUNG HEI FAT CHOI 恭喜發財, artinya “Selamat Menjadi Kaya”.. Waktu ditransliterasikan ke Mandarin lafalnya menjadi GONG XI FA CAI, Hokkian KIONG HI HUAT CAI. Gejala inilah yang lalu menyebar ke seluruh Tiongkok, apalagi setelah Hong Kong “HUI KUI TIONGKOK 回歸中國” (kembali ke pangkuan Tiongkok) pada 1997 (PCMIIW). Karena banyak orang tidak bisa membedakan yang mana Konghu, yang mana Mandarin, maka sering dikacaukan jadi GONG XI FAT CHOI, padahal GONG XI Mandarin, FAT CHOI Konghu, dan keduanya tidak boleh digabungkan. GONG XI FAT CHOI itu bahasa apa? Mandarin atau Konghu, atau bukan Mandarin, juga bukan Konghu? Dari ucapan ini sebenarnya ketara benar bahwa orang Hong Kong lebih mementingkan FAT CHOI 發財 (Menjadi Kaya) ketimbang hal-hal lainnya. Namun, anehnya, ucapan berbau materialisme ini dengan cepat segera mendapat “sambutan hangat” dari seluruh dunia Tionghoa, mengalahkan berbagai ucapan Selamat TAHUN BARU Imlek yang sudah ada sebelumnya, di antaranya KIONG HO SIN HI 恭賀新禧 (Selamat Tahun Baru), SIN CHUN KIONG HI 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), yang lebih netral. Apakah gejala ini merupakan refleksi, sudah sedemikian “matre” dan kapitalistik- nya kah orang (Tionghoa) abad 21 ini? Yang penting kaya, tidak penting kayanya entah dapat dari mana...? Orang tidak peduli lagi, mau musim semi keq, mau musim panas keq, yang penting kaya… Atau, ini hanya gejala yang menimpa segelintir orang Tionghoa saja, terutama kaum kapitalis? Lalu, owe dengar di TV, ada yang melakukan “pembelaan” dengan mengatakan bahwa GONG XI FA CAI artinya “Selamat Sejahtera”. Apakah iya memang betul dalam bahasa Tionghoa FA CAI artinya Sejahtera, atau―dengan kata lain―“Menjadi Kaya” (material) identik “Sejahtera” (immaterial) , sehingga keduanya boleh-boleh saja dipertukarkan? Mohon pencerahan dari RRS yang lebih paham bahasa Tionghoa daripada owe. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ibcindon ibcin...@.. . wrote: Memperhatikan banner yang sekarang mulai ber munculan ditempat umum menyambut tahun baru IMLEK, umumnya tertulis GONG SHI FA CAY. Kalu diingat -ingat jaman 1950 an ucapan yang sering muncul adalah SIN CUN KIONG HIE . SIN CUN GONG SHI. Apakah ini gejala masa kini yang penuh bercirikan materialisme, kapitalisme yang hanya mementingkan uang dan kekayaan ?? Tidak perduli lagi pada alam dengan kedatangan musim semi ?? Apakah masyarakat dulu lebih sadar ekologi Salam sincia
Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)
koq nga ada yang sembayangin yah, keciandeh. From: Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@hotmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, 21 January, 2010 23:43:59 Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) KATA SIAPA ketua Mao tidak dijadikan Toa Pe Kong? Coba lihat di link ini: http://people. ku.edu/~kennedy1 /faces_of_ shaanxi.htm --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, djoko santoso yodj...@... wrote: Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya alias (nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias (menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia sudah evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong (rumah Leluhur) sudah diambil negara (RRC). Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat nama sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya pribadi setuju sekali pendapat itu. Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang jasa2nya. _ _ __ From: liang u lian...@... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Sdr. Djoko, Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya tak mampu, sebab dari situ bisa menjalar ke hokki, nasib dll yang menyuangkut kepercayaan, sedang kepercayaan sifatnya relatif, tiap orang akan menilai berbeda. Nama generasi sifatnya pribadi, misalnya tak akan ada yang tahu nama generasi saya kecuali orang yang seturunan dengan saya. Nama generasi ditulis dalam silsilah keluarga, tidak diumumkan secara umum. Saya sendiri kehilangan nama generasi waktu perang kemerdekaan, karena harus meninggalkan rumah untuk mengungsi secara mendadak. Teman kita di milis ini ada seorang yang mengumpul nama generasi semua orang yang ia kenal dan masih punya nama generasinya. Tapi iapun cuma mengumpul, kalau anda tahu dialek anda apa, lalu datang dari kabupaten mana di Tiongkoknya, kalau tahu kampungnya dll, nama generasi itu di simpan di rumah leluhur. Di situ akan ada, kecuali waktu perang sudah musnah. Untuk sne yang besar, lebih mudah ditelusur, untuk sne yang kecil sangat sulit karena jumlahnya sedikit. Misalnya saya tahu nama dari generasi sne Ang dari kabupaten Nan'an (Hokkian Lamwna, baca lam wa dengan bunyi hidung), tapi tiap kampung belum tentu sama kalau leluhurnya tak sama. Rumah leluhur adalah rumah khusus untuk data keluarga, orang Tionghoa zaman dulu, masih melapor kepada rumah tsb kalau mendapat anak baru. Dengan demikian data di sana cukup lengkap. Di rumah leluhur orang boleh sembahyang kepada leluhur tapi tidak untuk yang bukan leluhur, seperti dewa-dewa atau pahlawan seperti Kuan Kong. Hanya sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data keluarga, karena misalnya rumah leluhur hancur karena perang, atau keluarganya miskin tak ada yang membiayai dll. Mereka akhirnya membuat nama sendiri, hanya dengan memilih ariti nama, harapan orang tua, enak didengar bunyinya (relatif di mana), bagus bentuk hurufnya (terutama yang senang kaligrafi), lazim dipakai atau tidak dll. Yang begini yang saya sanggup. Ada yang masih ingin tahu bunyinya dalam Mandarin dan dialeknya sendiri. Misalnya salah satu nama anak wanita yang populer adalah Xiuyu, atau Siu Giok dalam dialek Hokkian dan Siu Nyuk dalam dialek Hakka. Dulu keduanya nama bagus untuk yang bisa dialek. Tapi untuk yang sudah tak mengerti dialek, meskpun orang Hakka sudah tak mau lagi, karena bunyinya kurang baik. Nyuk oleh teman-temannya bisa dipanggil kunyuk. Itu sekedar contoh, bunyi baik tidaknya tergantung tempatnya. Di Tiongkok saya pernah menemukan orang bernama Ma Ling. Di Indonesia tak ada orang yang mau memberi nama Ma Ling kepada anaknya.. Salam, semoga membantu Liang U _ _ __ From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Salut pada bapak Liang_u. Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, ada arti yang mendalam, untuk kehidupan
Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)
Salut, saran : kumpulin terus, satu saat pasti akan sangat berguna Selamat bekerja salam sejahtera djoko santoso From: Steve Haryono hay...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, 21 January, 2010 15:15:25 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Peq Liang U, Kayak nya terlalu berlebihan kalau ditulis 'mengumpulkan nama generasi dari berbagai keluarga'. Saya cuman hobby ngumpulin silsilah. Dan biasanya memang nama generasi yang banyak membantu saya dalam pencarian silsilah orang lain. Tapi sebenarnya saya tidak tau apa-apa mengenai nama generasi ini. Cuman melihat saja dari silsilah yang saya kumpulkan. Salam, Steve From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, January 21, 2010 7:36:00 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Dik Djoko, tuh sdr. Steve Harsono muncul di milis ini, dialah yang sedang mencoba mengumpul nama generasi dari berbagai keluarga. Anda bisa menghubunginya. Kiongchiu Liang U From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Salut pada bapak Liang_u. Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, ada arti yang mendalam, untuk kehidupan selanjutnya si anak (HOKINYA) harapan ortunya. dll. termasuk tolak balanya. Salam sejahtera djoko santoso From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, 20 January, 2010 10:18:05 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang dikaitkan peqji silahkan menghubungi sdr. King Hian, hanya maaf kalau beliau kerjanya sibuk sekali. Saya sih pensiunan, kecuali ngurusin cucu. Kiongchiu Liang U From: zho...@yahoo. com zho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, January 19, 2010 10:04:57 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Tidak usah terbebani oleh segala hitung2an dan ramalan2 nasib, itu hanya menghambat saja. Yg penting tanya ke orang yg ngerti bhs mandarin, tak cukup hanya bisa bicara, tapi juga harus memahami bhs tulisan secara baik. Kalau ada latar belakang sastra akan lebih baik, bisa dicarikan nama yg tdk pasaran dan halus bermakna. Saya kira ini tdk terlalu sulit dicari, di millis ini saja banyak yg mampu. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: iie_siang iie_si...@yahoo. com Date: Tue, 19 Jan 2010 10:13:34 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Kalau di Bosnia ada Ethnical Cleansing.. Disini ada Cultural Cleansing.. Memberi nama Tionghua? Bisa berjalankah himbauan anda??? Untuk yang Tionghua beneran sih sampe skr masih melakukan.. lha untuk ChinaBingung? .. yang gak terdidik sejarah dan bahasanya? bukankah menjadi sulit... Di jaman dahulu setahu saya untuk mendapatkan nama tionghua seseorang kadang meminta jasa 'kwaa mia' itupun kalau melihatnya sesudah bocah berumur satu bulan (man yue) padahal dalam peraturan kependudukan seseorang hanya diberi waktu 4 hari untuk memberikan nama bagi akta kelahirannya. . .. susah khan?! Anda punya saran2 yang sesuai jaman untuk rekan2 BT yang lainnya? (terutama yang di daerah2) --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Ini memang tragedi generasi. Salah satu bukti politik pembersihan etnis Orde Baru! Untuk mengkoreksi, sekarang belum terlambat, mulailah mendaftarkan nama Tionghoa di akte kelahiran anak2 yg sekarang baru lahir! Keponakan saya punya anak, didaftarkan pakai nama tionghoa lengkap, baru dibelakangnya diembel2i nama alias nama bule. Nama resmi ini penting, karena yg akan dipakai di sekolahan dan kartu penduduk. jika hanya diberi nama tionghoa sbg pelengkap, takutnya jarang terpakai, malah mubazir. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: iie_siang iie_si...@. .. Date: Sun, 17 Jan 2010 15:15:56 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Maaf saya nimbrung.. Saya risih kalo ngliat berita duka kematian di Harian Kompas.. kalo yang meninggal umur 70an keatas, masih pake nama
Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)
Salam hormat Bapak Liang U, Orang yang menamakan anak Jo Giok Hoan, sebenernya tidak bodoh, ato tidak terpelajar, tetapi dia mo menjadikan anaknya untuk bisa mengaduk/membalikkan dunia. seperti yang dilakukan Kui Hui, pada jaman Tang. Karena menurut sebagian orang, makin sering lafal/mantera disebut akan makin manjur, kira2 sebuah plaket/kaligrafi suka di gantung di rumah2 yang berbunyi,Ya Allah Berkatilah rumah ini, jadi kalo orang masuk rumah tersebut akan membaca/mendoakan rumah itu, ada juga orang dengan Nomer mobil pribadinya B 168, ato kalo dibaca i lu fat, sekali jalan berkembang, ato orang yang menamai anaknya Goan Hok, orang tuanya mengharap anaknya menjadi sumber rezeki, Goan adalah nama keturunan ke.. dari suku Hok Kian, Pai - Goan - Chai.. mungkin orang tua Jo Giok Hoan, mengharapkan anaknya dapet menjadi seperti Kui Hui yang pada jaman Tang itu. (dapet memuter balik dunia) Ada saya ketemu orang yang namanya Goan Ban, puluhan ribu sumber, sayang orang tersebut jadi kurang sehat ingatan, mungkin kebanyakan sumber yang masuk, dan yang masuk/terlaksana adalah dari sumber yang kurang baik, masalah ini sebenarnya tidak masuk akal sehat, karena orang tua saya bilang kalu mo maju ya kerja keras dengan sungguh2, jangan cengeng, jangan minta doang ama Tuhan. Salam sejahtera buat semuanya djoko santoso. From: liang u lian...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, 21 January, 2010 17:31:00 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Dik Djoko, anda tak perlu minta maaf, saya tidak menyalahkan anda, hanya memberi penjelasan, apa yang saya ketahui. Saya seperti Sdr. Zhou tidak percaya nama menentukan nasib, tapi saya percaya nama membawa efek dalam kehidupan. Contoh tetangga saya dulu anaknya diberi nama Yno Giok Huan (ejaan lama dulu Jo Giok Hoan) . Sayapun biasa saja, saya yakin orang lain juga biasa saja, tapi kalau kebetulan tinggal di kompleks orang terpelajar di daerah berbahasa Tionghoa, Hongkong, Taiwan, atau Tiongkok sendiri, orang akan bingung, bahkan jadi perhatian orang. Yno Giok Huan atau Yang Yuhuan dalam Mandarin adalah nama dari Yang Guifei, wanita cantik yang menyebabkan dinasti Tang kacau balau karena para pejabat menentangnya dan pemberontakan suku minoritas, semua itu akibat Yang Guifei yang KKN mengangkat kakaknya jadi Perdana Menteri yang sewenang-wenang dan korup. Akhirnya atas desakan para menteri, kaisar dengan terpaksa menghukum matinya. Guifei (Hokkian isteri raja yang levelnya hanya di bawah permaisuri). Ia terkenal cantik, dan untuk kepentingannya ia menggunakan kesayangan kaisar untuk berbuat KKN.. Kalau tinggal di daerah yang saya sebut di atas ia akan segera terkenal karena semua orang heran, pertama apakah ia benar cantik seperti Yang Guifei? Anak itu akan menderita beban mental yang berat. Kedua kelakuannya yang merugikan negara. Di Xi'an , bekas ibukota Dinasti Tang masih ada makam dia. Kalau di Indonesia ada anak yang bernama Gusdur , namanya demikian, jadi tidak sama dengan Gus Dur yang Gusnya adalah panggilan bukan nama. Tapi toh ia akan jadi olokan teman-temannya. Oh, mantan presiden . Kamu ingin jadi presiden yah? Ia akan dihinggapi beban mental yang berat. Sekian, From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Cc: lian...@yahoo. com Sent: Thu, January 21, 2010 3:49:11 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya alias (nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias (menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia sudah evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong (rumah Leluhur) sudah diambil negara (RRC). Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat nama sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya pribadi setuju sekali pendapat itu. Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang jasa2nya. From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Sdr. Djoko, Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya
Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)
Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya alias (nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias (menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia sudah evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong (rumah Leluhur) sudah diambil negara (RRC). Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat nama sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya pribadi setuju sekali pendapat itu. Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang jasa2nya. From: liang u lian...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Sdr. Djoko, Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya tak mampu, sebab dari situ bisa menjalar ke hokki, nasib dll yang menyuangkut kepercayaan, sedang kepercayaan sifatnya relatif, tiap orang akan menilai berbeda. Nama generasi sifatnya pribadi, misalnya tak akan ada yang tahu nama generasi saya kecuali orang yang seturunan dengan saya. Nama generasi ditulis dalam silsilah keluarga, tidak diumumkan secara umum. Saya sendiri kehilangan nama generasi waktu perang kemerdekaan, karena harus meninggalkan rumah untuk mengungsi secara mendadak. Teman kita di milis ini ada seorang yang mengumpul nama generasi semua orang yang ia kenal dan masih punya nama generasinya. Tapi iapun cuma mengumpul, kalau anda tahu dialek anda apa, lalu datang dari kabupaten mana di Tiongkoknya, kalau tahu kampungnya dll, nama generasi itu di simpan di rumah leluhur. Di situ akan ada, kecuali waktu perang sudah musnah. Untuk sne yang besar, lebih mudah ditelusur, untuk sne yang kecil sangat sulit karena jumlahnya sedikit. Misalnya saya tahu nama dari generasi sne Ang dari kabupaten Nan'an (Hokkian Lamwna, baca lam wa dengan bunyi hidung), tapi tiap kampung belum tentu sama kalau leluhurnya tak sama. Rumah leluhur adalah rumah khusus untuk data keluarga, orang Tionghoa zaman dulu, masih melapor kepada rumah tsb kalau mendapat anak baru. Dengan demikian data di sana cukup lengkap. Di rumah leluhur orang boleh sembahyang kepada leluhur tapi tidak untuk yang bukan leluhur, seperti dewa-dewa atau pahlawan seperti Kuan Kong. Hanya sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data keluarga, karena misalnya rumah leluhur hancur karena perang, atau keluarganya miskin tak ada yang membiayai dll. Mereka akhirnya membuat nama sendiri, hanya dengan memilih ariti nama, harapan orang tua, enak didengar bunyinya (relatif di mana), bagus bentuk hurufnya (terutama yang senang kaligrafi), lazim dipakai atau tidak dll. Yang begini yang saya sanggup. Ada yang masih ingin tahu bunyinya dalam Mandarin dan dialeknya sendiri. Misalnya salah satu nama anak wanita yang populer adalah Xiuyu, atau Siu Giok dalam dialek Hokkian dan Siu Nyuk dalam dialek Hakka. Dulu keduanya nama bagus untuk yang bisa dialek. Tapi untuk yang sudah tak mengerti dialek, meskpun orang Hakka sudah tak mau lagi, karena bunyinya kurang baik. Nyuk oleh teman-temannya bisa dipanggil kunyuk. Itu sekedar contoh, bunyi baik tidaknya tergantung tempatnya. Di Tiongkok saya pernah menemukan orang bernama Ma Ling. Di Indonesia tak ada orang yang mau memberi nama Ma Ling kepada anaknya. Salam, semoga membantu Liang U From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Salut pada bapak Liang_u. Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, ada arti yang mendalam, untuk kehidupan selanjutnya si anak (HOKINYA) harapan ortunya. dll. termasuk tolak balanya. Salam sejahtera djoko santoso From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, 20 January, 2010 10:18:05 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA) Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang dikaitkan peqji
Re: [budaya_tionghua] (unknown) THHK
Ada yang tau nga ya kayaknya saya pernah denger Chong Hua Chong Huei, apaan tuh? Sen Hoo She? From: lucia Herawati luciaheraw...@yahoo.co.id To: budaya_tiong...@yahoogroups..com Sent: Sat, 16 January, 2010 0:02:35 Subject: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK sekali lagi terimakasih ... pasti saya via BT ini .. --- Pada Jum, 15/1/10, ibcindon ibcin...@rad. net.id menulis: Dari: ibcindon ibcin...@rad. net.id Judul: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 11:48 PM Hehehe, silahkan saja. Kalau komunikasi di millist akan banyak yang membantu mengkoreksi bila ada informasi yang keliru, jadi Anda akan bisa mendapat bahan-bahan lebih cepat. Mungkinnya juga jauh lebih objektif, sebab akan timbul banyak sanggahan dan berkembang bahannya. Sambil mendiskusikan materinya. Di milis ini banyak tokoh yang jauh lebih mumpuni pengetahuannya, ,,, pasti. Silahkan mana yang lebih nyaman saja, Salam sukses. From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of lucia Herawati Sent: Friday, January 15, 2010 11:15 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK Terimakasih boleh khan kalau ada yg perlu saya tanyakan ..saya email anda ,,, --- Pada Jum, 15/1/10, ibcindon ibcin...@rad. net.id menulis: Dari: ibcindon ibcin...@rad. net.id Judul: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 10:50 PM Sdri Lucia, Berbicara mengenai pendidikan , sekolah Tionghoa di Indonesia, THHK pada masanya merupakan suatu jawaban masyarakat Tionghoa pada situasi ketika pemerintah colonial Belanda mulai memberikan pendidikan pada masyarakat pribumi, dan masyarakat Belanda di Ned India. Untuk kelompok etnik Tionghoa diabaikan, kasarnya dibodohkan tanpa fasilitas sekolahan . Anak-anak Tionghoa tidak diberi kesempatan untuk masuk pada salah satu diantara pilihan ini. Para kleuarga Tionghoa kaya memberikan pendidikan pada anak-anak nya dengan memanggil tutor mengajar di keluarga. Dengan bahan utama budaya dan ajaran Konghucu. Mungkin bagi keluarga kaya bisa juga masuk ke sistim sekolah Belanda , hanya bagi yang bisa mendapatkan setatus disamakan dengan warga Belanda. Biasanya hartawan kapten , letnan Tionghoa. Pada saat yang sama , di Tiongkok dan di Asia Tenggara timbul kesadaran atas kemerosotan wibawa dan pengaruh pemerintah dinasti Manchu yang sangat mundur.. Pemuka masyarakat Tionghoa mulai berpaling pada keadaan masyarakat dan pendidikan barat, dalam harapan untuk usaha merubah kondisi tsb. Kegiatan revolusioner ini banyak dimulai di Asia tenggara, ( Sun Yat Sen mulai dengan pergerakannnya dengan ber promosi di Nanyang , ia seorang dokter yang mendapat pendidikan di Inggris) . Berdirinya THHK adalah dalam rangka menyediakan sistim pendidikan bagi anak-anak masyarakat Tionghoa dengan cara modern. Mengikuti sistim Barat. Mengundang guru-guru dari Tiongkok untuk mengajar secara formal di sekolahan. Gerakan ini berkembang sangat cepat, mencakup banyak kota-kota di Jawa, Ned India. Pemerintahan Manchu juga membantu dengan mengirim inspektur untuk mengontrol sekolah yang ada. Suatu perkembangan pesat yang mengejutkan pemerintah colonial Belanda. Mereka terpaksa membuka juga HCS untuk memberikan pilihan bagi peranakan Tionghoa yang sudah mengenal budaya Belanda. Dalam rangka merebut kembali orientasi kelompok yang mulai sadar akan rootnya dan mulai berpaling kembali pada budaya Tiongkok. Kemudian hari ketika Sun Yat Sen berhasil dengan revolusi Nasionalisnya, THHK pada sekolahan yang ada membawakan suara nasionalis KMT. Menghadapi Perang dunia ke 2, Jepang menduduki Ned India. Kegiatan THHK terputus. Sebab kegiatan sebelumnya yang sangat mendukung perlawanan KMT melawan Jepang. Pada saat Jepang menyerah di Tiongkok , KMT kalah dari PKT , lalu berdiri RRT yang komunis, gerakan pendidikan Tionghoa di Indonesia terpecah menjadi 2 orientasi PKT dan KMT. Ketika Indonesia membuka hubungan dan mendekat hanya dengan RRT, PKT sekolah-sekolah yang berhaluan KMT ditutup. Diantara penyebabnya terlibatnya KMT juga dalam pemberontakan di pulau-pulau luar Jawa. Kemudian hari ketika kelompok-kelompok politik nasional Indonesia bergerak dalam usaha mencari jalan pintas memajukan pelaku ekonomi pribumi, terjadilah PP10, pemisahan pelajar WNI dari sekolah asing dst. Ahkhirnya dengan alasan pergolakan G30S seluruh sekolah Tionghoa pun ditutup. Dan selanjutnya cerita yang kita semua sudah ketahui bersama. Jadinya secara bertahap sistim pendidikan Tionghoa terhapus. Sekolah berbahasa Tionghoa mulai lagi di zaman Babeh Harto secara bertahap kecil-kecil an ahirnya membesar lagi sekarang,
Re: [budaya_tionghua] Re: Koan Kong
Saudara2 mailiser Budaya Tionghua, maaf sebesar2 nya kalau ada kesalahan2 dalam saya menanggapi tentang Kwan Kong, maklum pada saat itu, saya masih berusia 7 - 8 tahun , Jadi kira2 sdh lebih dari 50 th yg lalu diceriterakan oleh orang2 yg jauh lebuh tua, jadi ingat nya agak samar2, baru minggu2 kemarin saya baca lagi dari Wikipedia mengenai Sam Kok, tetapi saya banyak mendapat pengajaran yg berharga dari pihak yang menceriterakan, untuk selalu berbuat baik, bisa pegang janji dlsb. Sekali lagi saya minta maaf yg se besar2nya dari para miliser BT, saya selalu di didik untuk belajar dari masa2 lampau, yang baik dipelihara, dan yang buruk dibuang. Salam sejahtera DSantoso From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, 15 January, 2010 14:45:06 Subject: [budaya_tionghua] Re: Koan Kong ya tergantung lu baca dimana hehehehehe kalu baca sanguo zhi seh gak getu tuh si Zhang Fei. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Kawaii_no_Shogetsu fenghuang82@ ... wrote: Keras sama Kasar beda Bung! Kalau anda bilang keras dan kasar itu Tio Hui/Zhang Fei, saudara paling bungsu dari trio ini. Salah satu budaya Tionghoa menghormati orang-orang yang dianggap berjasa atau berkebajikan ya dibangunkan Kelenteng untuk mengenang jasa-jasanya. Jadi inget obrolan kemarin di Milis ini soal Gus Dur, Hehehe... --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, djoko santoso yodjoko@ wrote: Kwan Kong, dulu waktu kecil saya sering diceritai mengenai kepahlawan Kwan Kong, Oleh Ie Po saya, Kwan Kong itu keras/kasar tapi sangat kesatria, punya dua saudara angkat, Tio Fie dan Lauw Pi, Kwan Kong brewoknya kasar matanya besar berwarna merah, dan kalau tidur melek, suatu ketika musuhnya mo membunuh Kwan Kong pada tengah malam, dia mengindap2 masuk, dengan tujuan membunuh Kwan Kong pada saat tidur, dia sangat terkejut dan menjadi takut, karena dilihatnya Kwan Kong, sedang duduk dengan mata melotot merah saga, sehingga dia lari ketakutan. Kwan Kong, Tio Fie, dan Lau Pi, saling mengasihi dan setia, padahal mereka cuma tiga saudara angkat, mereka terkenal, yg satu sangat pintar, yang satu sangat gagah kesatria, dan yang lain sangat welas asih, tiga serangkai yang saling mengenapi, dan sangat dihormati pada masanya, sehingga masyarakat membuat patung bagi ketiganya untuk dikenang. Ditaruh di Kelenteng2 dan dirumah2 tangga, itu yang saya ingat ceriteranya Sifat2 baik mereka menurut Ie Po harus saya tiru, Sayang pada usia 9 tahun saya pindah ke Jakarta, menyusul orang tua kandung yang sudah di jakarta, sehingga jauh dari orang tua2 yang suka berceritera, kisah2 lama, seperti Sam kok, Cu Goan Ciang, Ma Pau Cuan, Cau Cau, dll. Tapi yang tidak saya mengerti, mengapa tokoh2 seperti Kuan Kong itu disebut Toa Pe Kong? salam sejahtera buat semua sdr2 di mailis Budaya Tiong Hua _ _ __ From: liang u liang_u@ To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Mon, 11 January, 2010 18:28:19 Subject: Re: [budaya_tionghua] Koan Kong Kuan Kong (dulu Kwan Kong) yang nama aslinya Kuan Yi (dulu Kwan Ie), kong adalah panggilan kehormatan, seperti hakim Pao Kong. Kuan Kong dihormati karena sifatnya yang satria, jujur, setia dan moralnya yang tinggi. Saya pernah mendengar dari para pengusaha yang memuja Kuan Kong, kejujuran dan dan kesetiaan dalam bisnis penting. Kejujuran adalah tidak menipu konsumen maupun supplier, kesetiaan adalah etika bisnis, bila setelah anda menyanggupi meskipun tanpa bukti tertulis, anda tetap harus menepatinya. Ini yang disebut xinyong atau kepercayaan. Pengusaha tradisional selalu mencoba mentaatinya, kalau tidak namanya hancur dan tak ada orang yang akan mempercayai lagi. Sistim ini menjadi rumit karena sekarang pengusaha banyak sakali, sehingga kalau ada pengusha yang nakal, biarpun namanya rusak, yang kenal dia cuma sebagian kecil, sehingga ia masih tetap hidup. Meskipun demikian, di antara pengusaha yang erat berhubungan, sistim xinyong ä¿¡ç¨ ini masih berlaku. Saya bukan pengusaha, tapi karena saya pernah bekerja di perusahaan, masih banyak orang diantara kita, yang melakukan hal demikian. Seorang pengamat barat, ketika mengadakan survey di Asia Tenggara, pernah menemui seorang pengusaha besar menyerahkan cheque satu juga dolar tanpa tanda terima. Seorang pejabat perusahaan yang pribumi, pernah memberi tahu saya katanya pengusaha di Glodok, ditelpon saja barang dikirim kalau mereka saling kenal, waktu itu saya masih muda, tak mengerti saya katakan memangnya begitu koq. Belakangan baru tahu, bahwa itu hanya berlaku di antara orang Tionghoa. Kalau kita bisa bicara Mandarin ditambah dialek, kepercayaan itu lebih cepat kita dapat. Pernah saya menulis di milis ini pengalaman di Singapura. Saya, mantu, anak dan seorang cucu
[budaya_tionghua] Sembayang
Ngadep keatas, kan dunia bulat jadi kalo ngadep keatas trus langsung ke langit/angkasa luar, tapi kalo ngikuti arah barat/timur/selatan/utara pasti balik lagi ketempat semula.
Re: [budaya_tionghua] Koan Kong
Kwan Kong, dulu waktu kecil saya sering diceritai mengenai kepahlawan Kwan Kong, Oleh Ie Po saya, Kwan Kong itu keras/kasar tapi sangat kesatria, punya dua saudara angkat, Tio Fie dan Lauw Pi, Kwan Kong brewoknya kasar matanya besar berwarna merah, dan kalau tidur melek, suatu ketika musuhnya mo membunuh Kwan Kong pada tengah malam, dia mengindap2 masuk, dengan tujuan membunuh Kwan Kong pada saat tidur, dia sangat terkejut dan menjadi takut, karena dilihatnya Kwan Kong, sedang duduk dengan mata melotot merah saga, sehingga dia lari ketakutan. Kwan Kong, Tio Fie, dan Lau Pi, saling mengasihi dan setia, padahal mereka cuma tiga saudara angkat, mereka terkenal, yg satu sangat pintar, yang satu sangat gagah kesatria, dan yang lain sangat welas asih, tiga serangkai yang saling mengenapi, dan sangat dihormati pada masanya, sehingga masyarakat membuat patung bagi ketiganya untuk dikenang. Ditaruh di Kelenteng2 dan dirumah2 tangga, itu yang saya ingat ceriteranya Sifat2 baik mereka menurut Ie Po harus saya tiru, Sayang pada usia 9 tahun saya pindah ke Jakarta, menyusul orang tua kandung yang sudah di jakarta, sehingga jauh dari orang tua2 yang suka berceritera, kisah2 lama, seperti Sam kok, Cu Goan Ciang, Ma Pau Cuan, Cau Cau, dll. Tapi yang tidak saya mengerti, mengapa tokoh2 seperti Kuan Kong itu disebut Toa Pe Kong? salam sejahtera buat semua sdr2 di mailis Budaya Tiong Hua From: liang u lian...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 11 January, 2010 18:28:19 Subject: Re: [budaya_tionghua] Koan Kong Kuan Kong (dulu Kwan Kong) yang nama aslinya Kuan Yi (dulu Kwan Ie), kong adalah panggilan kehormatan, seperti hakim Pao Kong. Kuan Kong dihormati karena sifatnya yang satria, jujur, setia dan moralnya yang tinggi. Saya pernah mendengar dari para pengusaha yang memuja Kuan Kong, kejujuran dan dan kesetiaan dalam bisnis penting. Kejujuran adalah tidak menipu konsumen maupun supplier, kesetiaan adalah etika bisnis, bila setelah anda menyanggupi meskipun tanpa bukti tertulis, anda tetap harus menepatinya. Ini yang disebut xinyong atau kepercayaan. Pengusaha tradisional selalu mencoba mentaatinya, kalau tidak namanya hancur dan tak ada orang yang akan mempercayai lagi. Sistim ini menjadi rumit karena sekarang pengusaha banyak sakali, sehingga kalau ada pengusha yang nakal, biarpun namanya rusak, yang kenal dia cuma sebagian kecil, sehingga ia masih tetap hidup. Meskipun demikian, di antara pengusaha yang erat berhubungan, sistim xinyong 信用 ini masih berlaku. Saya bukan pengusaha, tapi karena saya pernah bekerja di perusahaan, masih banyak orang diantara kita, yang melakukan hal demikian. Seorang pengamat barat, ketika mengadakan survey di Asia Tenggara, pernah menemui seorang pengusaha besar menyerahkan cheque satu juga dolar tanpa tanda terima. Seorang pejabat perusahaan yang pribumi, pernah memberi tahu saya katanya pengusaha di Glodok, ditelpon saja barang dikirim kalau mereka saling kenal, waktu itu saya masih muda, tak mengerti saya katakan memangnya begitu koq. Belakangan baru tahu, bahwa itu hanya berlaku di antara orang Tionghoa. Kalau kita bisa bicara Mandarin ditambah dialek, kepercayaan itu lebih cepat kita dapat. Pernah saya menulis di milis ini pengalaman di Singapura. Saya, mantu, anak dan seorang cucu pergi ke pasar, di pasar ini banyak toko-toko, ada juga pasat sayurnya. Putri saya langsung ke pasar sayur, sedang mantu menggendong cucu dan saya masuk ke toko penjual lagu-lagu. Saya coba memilih beberapa lagu lalu diserahkan kepada pemilik. Ketika saya mau membayar, baru saya tahu dompet tak ada di kantong. Sayapun berkata, minta maaf tunggu dulu saya cari mantu saya, sebab ternyata ia sudah keluar dari toko dan saya tak tahu. Keluar dari toko tengok kiri tengok kanan tak ada, saya segera balik lagi, minta maaf lagi karena batal membeli, saya tak membawa dompet, mantu pergi entah ke mana. Si penjual memaksa saya, ia bilang bayarnya kapan-kapan saja. Kata saya rumah saya di sana agak jauh, jarang datang ke sini, ia bilang tak apa kapan-kapan saja. Saya tetap tak mau, ketika itu mantu saya datang lagi. Saya pinjam uang dan dibayar. Di pemilik toko, cuma geleng-geleng kepala, ia bilang anda terlalu seji (sungkan), masa ia tak percaya. Saya bilang saya tak pernah datang ke sini, mengapa anda percaya? Percaya, katanya, karena anda orang tua, kalau anak muda saya tak percaya. Haha, pengalaman baru, ternyata anak muda sudah membuang budaya xinyong. Menga;pa demikian? Sayapun tak tahu, sudah modern? Oleh karena itulah Kuan Kong dianggap sebagai teladan . Maaf , cuma ini yang saya tahu. Tolong teman lain menambahkan. Mengenai Li Shimin sudah dijawab Sdr. Zhou. Kiongchiu Liang U From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Mon, January 11, 2010 6:41:25 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang
Re: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)
Bukankah? sapaan Sudah Makan, biasanya ditujukan kepada anak kecil?, seingat saya dulu saya tinggal sama engkong yang Totok (Tengsua Lay), setiap kalo berpapasan, beliau selalu tanya saya dengan bahasa hokian, sudah Makan?, karena saya senang main keluar rumah. Munbgkin kalo saya yang disapa dengan kata sudah makan?, maka saya merasa saya dianggap anak kecil oleh penyapanya, saya lebih suka disapa dengan An'cua? Li Ho'a?, atau disapa dengan An'cua? Ho sengli'a, karena dengan pertanyaan2 seperti itu saya merasa sama2 dewasa. From: Ophoeng opho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Fri, 8 January, 2010 22:11:26 Subject: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.) Bung Andreas, Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe rupanya ada yang 'gedhek' (= kesel?) gara-gara sapaan saya hasil terjemahan dari 'sudah makan' basa Tionghua nih. Padahal mah, kalau ndak suka ama sapaan saya, ya di-skip ajah sapaannya, ndak perlu dibaca. Namanya juga sekedar sapaan doang 'kan? Yang penting 'kan (mestinya) isi postingnya itu lho. Terima kasih buat Bung Andreas yang sudah menceritakan sejarah ttg sapaan 'sudah makan' ini. Saya bisa memahami perasaan anda yang tersinggung atas pertanyaan basa-basi 'sudah makan' begitu dengan contoh cerita pada buku terbitan McGraw Hill (judulnya apa?). Kalau kita memandang dari sisi seolah itu 'menghina', dianggapnya kita kekurangan makan, tentu saja kita berhak tersinggung. Tapi, kalau dipikir lagi, mengapa juga mesti tersinggung ya? Kalau kita benar kurang makan, ya itu 'kan bener, kenyataannya. Orang bicara ttg fakta, apa hak kita untuk marah? Tapi, kalau kita ndak kekurangan makan, ya biarkan ajah orang ngomong apa, kita ndak usah tersinggung lagi toh. Tapi, kalau kita anggap itu sebagai semacam 'cambuk', yang dianggap merendahkan kita, kita bisa ajah lantas bertambah semangat, bangkit untuk membuktikan bahwa kita ndak se-memelas begitu. Buktikan bahwa kita ndak perlu dikasihani karena ndak mampu makan. Jadi kita bergiat lagi bekerja supaya bisa makan enak rame-rame (ojo lali, ulah poho, jangan lupa ajak saya ya). Ya ndak? Seonggok tahi sapi dilempar ke halaman rumah kita. Kita bisa terima itu sebagai penghinaan. Tapi kita bisa terima itu sebagai anugerah, mendapat pupuk gratis. Tergantung dari mana anda hendak memandangnya. There's nothing good or bad, only thinking makes it so, katanya, jeh! Ya sudah. Itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, biarkan saja kita kubur bersama sejarah kelam kakek moyang kita. Yang penting kita-nya sekarang berjuang terus, supaya saya tetep bisa menyapa dengan 'sudah makan' lalu diajak makan enak rame-rame dengan gratis pula. Setuju? Kalau kita baca kalimat Bung Andreas ini: Waktu saya membacanya saya juga agak tersinggung sebab commentarnya yg membikin saya kurang senang. ini istilah dipakai oleh karena majoriy dari penduduk tidak cukup makan Jelas Bung Andreas tersinggung karena komentar si bule(?) itu toh, bukan karena sapaan 'sudah makan'nya begitu ya. Mestinya sih dikoreksi sajah tu tapsiran salah si penulis yang berkomentar begitu, sebab dia tidak merasakan pahitnya hidup susah dan solidaritas masyarakat Tionghua dulu. Mereka yang ndak pernah kekurangan makan, mestilah dengan gampang bisa salah tapsir. Tapi, yang saya pernah baca, sapaan itu justru dianggap sebagai solidaritas untuk saling membantu, bahu-membahu mengurangi kesulitan hidup, antara sesama tetangga. Kembali ke sini: dari mana kita hendak memandangnya ya? Jadi, rupanya Bung Erik cerita panjang lebar ttg 'sudah makan' dengan contoh kisah nyata ada perusahan mau batalin kontrak order besar cuma gara-gara ada anak buah supplier-nya yang maunya bersikap santun, menyapa 'sudah makan' sudah diterima secara salah begitu, cuma mau menunjukkan bahwa Bung Erik merasa terusik (gedhek, kesel) atas sapaan saya yang selalu membawa kata 'sudah makan'? Hehehe.. sorry. Benernya ndak perlu pakai contoh kisah nyata begitu, saya tahu bahwa anda kesal dengan melontarkan 'sudah minum' dan 'sudah tidur' (walau dengan cara guyon atau becanda saja) sementara anda sendiri mengakui bahwa anda yang sudah mukim lama dan berpengalaman dalam pergaulan di daratan sana, tahu dengan jelas dan gamblang soal makna sapaan 'sudah makan' itu. Pernah juga ada seorang senior saya di alumni asrama saya, yang nampaknya sih elite, high end society punya, tapi sama seperti anda, merasa kesal dengan sapaan 'sudah makan'. Cuma saja, senior saya straight to the point kasih alasannya: dia merasa sapaan saya seolah ngece, ngenyek, menghina: apa sudah makan? Seolah dia ndak mampu beli makanan - ini tapsiran dia lho! Yang jelas sekali salah tuh! Jadi seolah saya merendahkan dia yang (dianggap) tidak mampu beli makanan. Ini mungkin sama seperti yang Bung Andreas utarakan, tersinggung atas komentar si bule seolah bangsa Tionghua
Re: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu
Dunia sekarang menuju pluralis, lihat saja Amerika, bisa maju karena pluralis, Tiongkok sendiri juga pluralis, banyak sudah Tionghua ber suami/isteri dari macam2 bangsa/negara, itu terjadi sudah beratus2 tahun lamanya, dan banyak Tionghua di Indonesia yang memilih berke warganegara an Indonesia pada peristiwa PP 10 tahun 1959, dengan dilatar belakangi berbagai alasan/pertimbangan, sebagian kita termasuk yang WNI, buat apa saling gontok2an di mailis, dan saling merendahkan satu dengan yang lainnya? banyak pihak yang melihat ini dan mentertawakannya!!!, Saya tertarik dengan judul mailis budaya_tionghua, yang saya kira untuk memberi masukan pengetahuan mengenai budaya leluhur, peristiwa2 penting dalam sejarah tionghua, di Indonesia/Dunia, tapi saya dapatkan banyaknya postingan perang saudara. Salam hangat dari Djoko Santoso Orang Indonesia. Ing Ni Ren nama lahir Yo Kok S From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 2 January, 2010 16:14:56 Subject: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu Yach... klo memang bwt anda gak penting anda turunan siapa.. ngapain juga nongol di sini? Masih buka mulut lagi. Komentar anda ini malu2in marga kami. Btw, itu anda pakai2 nama Tan memang bapak anda xing Tan (Chen)? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Denny Tan dennytan14@ ... wrote: koq sewot banget padahal zaman sekarang sudah tidak penting siapa turunan siapa mau di bodohi atau tidak sebaiknya tutup mulut jangan berkepanjangan wassalam _ _ __ From: ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ ... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, January 1, 2010 1:09:16 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu  Oalah... lha kok wajahnya ndak ada tampang2 Manchu.. lebih mirip blasteran kikik sama panda yach? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, budi anto budiceng@ . wrote: ini orang ngomong di sini http://64..15. 120.236/watch? v=97ZyMduXpGI orang ga tau sejarah yang cuma mencari sensasi, menhalalkan segala cara mengagungkan ajaranya , he he he ada di bahas di sini juga: http://forum. kongtai.org/ viewtopic. php?f=19 t=6p=59# p59 Reply to sender | Reply to group Messages in this topic (5) Recent Activity:* New Members 8 Visit Your Group Start a New Topic .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. MARKETPLACE Going Green: Your Yahoo! Groups resource for green living Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use . __,_.._,___
Re: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) Fan-na.
haiya... fan kui, Yalab kui, Holan kui, Thong kui, isatilah yang kurang menghargai pihak2 tertentu, janganlah dikeluarkan, sebaiknya kita menghargai pihak lain, supaya orang lain juga menghargai kita, sebaiknya katakan Ing ni Njin/Ren/lang, Holan Njin/Ren/lang, Jalab Njin/Ren/lang, karena manusia semua adalah sama derajatnya, dan saling menghargai adalah solusi yang baik. dulu juga ada istilah Cing Cong Cina Man. dan itu sangat menganggu perasaan orang2 Tionghua. From: liang u lian...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, 31 December, 2009 10:41:54 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) Fan-na. Maaf Pak Khow, fan 番 dari fankui bukan fan yang berarti terbalik 翻 tapi fan yang berarti asing, karena ini dialek Tiongkok, orang sana menyebut fan bagi orang non-Tionghoa yang di sana. Dialek ini dibawa ke Indonesia, dalam dialek Hokkian adalah Huan'a, dalam dialek Tiongciu adalah Huanlang, dalam dialek Hakka adalah Fannyin. Mengenai asal arti kata ini, pernah dijelaskan banyak dalam milis ini bahkan Sdr. Rinto Jiang yang di Taiwan menjelaskan dengan detail. Kata fan ini, oleh orang Tiongkok utara yang berbahasa Mandarin semaksud dengan yang, jadi yangren. Orang Jepang dongyangren, orang barat xiyangren, orang Asia Tenggara harusnya nanyangren, hanya karena di Indonesia hampir tidak ada orang Tiongkok Utara, yang lebih lazim adalah istilah tadi huan'a , huannang atau fannyin. A adalah akhiran untuk kata benda, nang atau nyin adalah orang. Jadi artinya orang non-Tionghoa. Kui yang berarti setan, memang di sini kasar, tapi sebetulnya tidak sekasar setan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Mandarin xiaogui atau si setan kecil adalah sebutan yang mengandung arti kesayangan bagi anak kecil. Salam From: Khow Kim Hak khowkim...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, December 30, 2009 3:16:02 PM Subject: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) Fan-na. untuk om opheong.. fan kui bukan setan nasi, pak, Fan artinya terbalik, istilah kui ( setan ) ditambahkan kemudian oleh totok2 yang suka ngomong kasar sebagai bahasa pergaulan, tadinya fan lang ( huan nang) , soja, maaf kalau salah menginterpalsikan. Hak Dari: Ophoeng opho...@yahoo. com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Sel, 29 Desember, 2009 23:38:28 Judul: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) Fan-na. TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Mungkin sudah agak lama anda tahu ttg 56 suku Tionghua yang diakui pemerintah RRT, tapi saya baru terima foto dari teman saya via e-mail, isinya ttg 56 suku bangsa Tionghua yang secara resmi diakui pemerintah RRT tsb. Katanya foto-foto itu dibuat oleh 14 fotografer profesional, selama satu tahun dan perjalanan sejauh 10.000 mil lebih (berapa kilometer?) untuk menghasilkan foto-foto ini. Sila lihat link-nya di blog saya: http://ophoeng. multiply. com/photos/ album/447# http://ophoeng. multiply.. com/photos/ album/448/ http://ophoeng. multiply. com/photos/ album/449 Sayang sekali, teman saya cuma dapat 53 foto saja, jadi masih ada kekurangan 3 foto. Barangkali di antara anda ada yang punya versi lengkap 56 foto, tolong bagi kepada saya sisa yang 3 itu, yakni: (1) Kazakh, (2) Mulao, dan (3) Bonan. Saya bandingkan dengan yang dicantumkan di link wikipedia ini: http://en.wikipedia .org/wiki/ List_of_ethnic_ groups_in_ China Ada perbedaan antara penamaan di seri foto tsb dengan yang di wikipedia, yakni: Gao-shan (wiki) dengan 'Taiwan Minorities', beda istilah di wiki: Taiwanese Aborigines. Sila cek lin ini: http://en.wikipedia .org/wiki/ Taiwanese_ Aborigines Karena saya klik yang 'Gao-shan' pada wikipedia, saya lantas menemukan ada gambar ttg foto kuno yang dibuat pada 1895, sila lihat link-nya ini: http://en.wikipedia .org/wiki/ File:Taiwanese_ aborigines% 281895%29. jpg Di bawah foto tsb ada teks: Chinese woodcut from 1895 depicting a Taiwanese aborigine tribe leader (#30058;#29579; ) and tribe woman (#30058;#23110; ). Yang menarik adalah kutipan berikut: ...In some cases, members of plains tribes adopted the Han surname Pan (#28504;) as a modification of their designated status as Fan (#30058;: barbarian) . Perhatikan huruf FAN {#30058;)[f #257;n]= 'barbarian', yang homonyms (serupa bunyi) dengan #39277;(#39151; )[fàn] = nasi. Selama ini kita kenal istilah yang (sorry) berbunyi 'Fan-na' atau 'Fan-kui', 'Fan-bo' (#30058;#23110; ?)(jangan keliru ama merek kosmetik ya!), yang kita tahunya 'fan' di situ sebagai 'nasi' - fan-kui = setan nasi, ndak mau kerja, bisanya makan doang(?) Apakah mungkin yang dimaksud 'fan'nya bukan 'nasi', tapi 'barbarian' - suatu istilah yang pada jaman itu merujuk ke suku bangsa asli (aborigine?) , bukan dalam arti barbar = liar. Mungkin saja, jaman itu,
Fw: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT
Ikutan boleh dnk, Katanya sih kalo nga ikutan gila nga kebagian mas, wong namanya juga manusia idup, kepala boleh sama botak, tapi isinya lain2, tapi saya masih ngedenger dewa yg masih hidup tuh di Korea Utara. - Forwarded Message From: M. Huda huda...@yahoo.co.uk To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sat, 19 December, 2009 19:54:56 Subject: Re: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT Maaf ikutan, tapi saya setuju berat! Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama dengan politik. God bless you, sir. -= M. Huda=- From: liang u lian...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48 Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh juta jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi Jahudi, orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai jutaan orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat dibantah. Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa ditangkap. Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi ke Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan. Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya Kartosuwirjo. Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental. Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata, misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak, bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu apa yang telah diperbuat orang itu. Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu. Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen, Katolik, Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah agama anda. Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari agama? Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam agama, apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak itu Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda sekali dengan mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak bertanya bahkan membantah sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena anak itu Kristen dan saya sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama sekali, karena pendeta adalah pembawa suara Tuhan. Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti melihat dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur, terutama pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang sudah dibrainwas melalui agama berani menyebut, Tiongkok berbuat benar. Semua salah. Pembangunan berhasil baik, dianggap salah karena masih ada yang miskin, apa di USA sana tak ada yang miskin? Jalan-jalan di Wall Street tentu saja tidak bisa melihat yang miskin. Gempa bumi
Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis !!!!
memang mencari musuh itu gampang sekali, mencari sahabat sejati itu sangat susah From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 14 December, 2009 14:52:39 Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis Dear Tantono: Saya sangat senang dengan komentar anda ini. Saya bersedia dan bisa menyediakan materi rekaman-rekaman yang menunjukkan pelecehan terhadap budaya Tionghoa. Cuman, secara hukum saya tidak mengerti, bukti rekaman seperti apa yang bisa membawa para pendeta brengsek tersebut ke pengadilan. Mohon petunjuknya. Berkenaan dengan lembaga, sekali lagi dengan ketidakpahaman saya, mohon petunjuk bagaimana cara mewujudkannya? Atau adakah rekan2 lain yang siap untuk menyusun lembaga tersebut, saya boleh/bersedia dijadikan peran apapun yang dibutuhkan. Dan, saya juga bersedia membantu pendanaannya, dengan segala keterbatasan saya. Maaf, sekali lagi saya berucap.. SAYA BERANI MAJU untuk kasus ini. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo tant...@... wrote: Caranya gampang : Kumpulkan advokat-advokat Budaya Tionghua dan tuntut di pengadilan !. Class action juga bisa kok !!!. Kalau cuman ngomong gini saja ya paling-paling prahara dalam mangkok . Jadi siapa berani mulai ?. Kalau ada lembaganya saya juga mau ikut nyumbang kok . Salam, Tanlookay
Re: [budaya_tionghua] Re:
Sdr Edy Lim, pepatah yang tepat, dan bermakna luhur, juga harus dilihat dari saat dan peristiwanya, mengasihi lebih baik dari di kasihani, bertindak bajik yang paling utama. From: Edy Lim edy8...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, 14 December, 2009 15:54:37 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pepatah Cina Kuno Da she hua xiao, xiao she hua wu artinya : Masalah besar dikecilkan, masalah kecil dihilangkan .. Begitu kira-kira terjemahannya. Cheers, Edy Lim Lim Mui Leng (林美龙) From: ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ gmail.com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Mon, December 14, 2009 2:44:34 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Dear, Andrew: Saya kira, mendengar sendiri lebih jelas daripada 1000 kata. Coba anda datang ke gereja kristen di mall2 di jkt spt CL, JACC, Semanggi, dll.. atau ke gereja2 abbalove ... atau ke acara2 KKR kristen di Senayan yang besar itu loh. Ujilah, apakah perkataan saya benar adanya. Apakah anda berani berjanji di forum ini, saat ini ... akan bilang seperti yang anda saksikan sendiri nanti saat hadir di sana? Ingat, Yesus sendiri pernah berkata, Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak... selebihnya adalah iblis Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Andrew Mulianto andrewmuliant@ ... wrote: Waduh waduh, penyamarataan yang benar benar aneh, apa anda Kristen dan sudah bener dengar langsung. Mungkin saja ada bbrp pdt yang juga sama pandangnnya sempit sehingga men jelek2an dll. Tapi gak bisa di 'generalisasi' . Tapi semangat ganyang mengganyang dimilis ini sangat kuat dan menyeramkan. Regards Andrew M Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: jackson_yahya@ ... Date: Sun, 13 Dec 2009 04:16:56 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana kalau kita sama2 kegereja pada saat topik kotbah lagi membahas budaya china? Saya memang sering dengar di gereja kristen berbahasa roh - menjelek2an budaya china, agama lainnya, kristen yang tidak ada bahasa roh pun juga di jelek2an, katolik juga dijelek2an. Jadi menurut saya harus lebih detail menilainya. Karena gereja2 katolik dan /gereja2 kristen non kharismatik (yang tidak ada bahasa roh) tidak menjelek2an yang lainnya dan ajaran mereka lumayan bagus dan lurus. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -Original Message- From: als a...@... Date: Sun, 13 Dec 2009 07:49:41 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Jangan buru-buru setuju dulu Pak Samuel, apalagi sampai 200%. Beberapa pemilis (spt saya, misalnya) membuka isi pesan berdasarkan minat pada Subyeknya. Daripada Subyeknya dikosongkan seperti contoh posting pak Djoko ini, saya secara pribadi memilih judul menarik sebelumnya, meskipun yang Anda permasalahkan mengenai cacat judul tsb benar juga adanya. :-) Mungkin Pak Djoko belum pernah mendengarkan cara Pendeta Kristen tertentu (tidak semuanya) memburuk-burukkan kebudayaan Tionghoa (terkadang menyetan-nyetankan) di forum umum atau di hadapan para penganut Kristen yang gampang percaya (tentu tidak semuanya) dan menyebarkan fitnah ini kepada teman-teman, saudara-saudara, dan ORANGTUAnya dengan nada kurang ajar. Kalau ada sebagian Tionghpa yang berang karena mendapatkan perlakuan ngawur demikian ya maklum sajalah kita. Coba kalau kebudayaan, tradisi, dan kepercayaan pak Djoko sendiri diiblis-ibliskan, apa perut pak Djoko tidak ikut eneg? Kalau soal sejarah animisme dsb sih silakan aja dibahas sampai tuntas, tapi lha mbok ya jangan lantas memfitnah aktifitas klenteng sebagai pengaruh setan, dsb. Lah wong sama-sama kepercayaan kok menjelek-jelekkan kepercayaan lainnya demi memperoleh tambahan para pengikut yang memang perpuluhannya lumayan sih (terutama dari golongan pedagang yang percaya). Para pendeta yang semacam ini (tidak semuanya loh) terkadang memakai segala cara untuk mencapai tujuannya. Padahal berita baik kalau disampaikan dengan cara-cara buruk demikian ya jadinya kabar buruk yang menghantui beberapa orangtua yang dianggap oleh anak kandungnya sendiri telah sesat, dipengaruhi setan, dan sebagainya, Cobalah kita renungkan hal ini secara jernih dan tidak memihak. :-) als (yang tidak pernah dikurangajari anak-anaknya) :-) _ From: adiperdanasamuel@ ... [mailto:adiperdanas am...@... ] Sent: Sunday, December 13, 2009 5:42 AM To: djoko santoso; budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Setuju pak 200%. Sent from my BlackBerryR powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: djoko santoso yodj...@... Date: Sat, 12 Dec 2009 07:44:26 + (GMT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama
[budaya_tionghua] Re:
Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama Katholik, dulu saya pernah belajar mulai dari SR mengenai sejarah, Agama itu mula2 manusia memeluk agama yang disebut animisme, lalu dinamisme, selanjutnya berkembang menjadi agama politheis, dan yang terahir monotheis, yang mengenal cuma 1 Allah yg disembah, tetapi jangan salah banyak umat yang masih bertahan dengan kepercayaannya masing2, dan jangan kita terbawa memperdebatkannya di milis ini, marilah kita saling menghormati, dan milis BT kita ini sebenarnya tidak mempersoalkan agama, tujuannya dapat saling mengenal diantara yg merasa dirinya tertarik, saling memberi dan mempelajari mengenai sejarah, budaya tionghua dan saling membagi informasi yang berguna, saling bantu untuk kehidupan kita semua, baik yang tinggal di Indonesia dan tinggal dimana saja dimuka bumi ini. Maaf kalau pendapat saya salah, salam hangat yodjoko. maju terus BT
Re: [budaya_tionghua] 63 taon berselang........jangan pernah di lupakan
Saya yo djoko santoso (yodj...@yahoo.co.uk), ingin menanyakan mengenai Pau An Tui, yang seperti anda sebutkan didirikan 1947, saya lahir 1946, jadi kurang tau akan sejarah2 itu kalo tidak keberatan saya mo dikirimi scan dari harian2 seperti yang anda sebutkan, untuk menambah pengetahuan saya, terima kasih From: Yoan Avianto yoan.avia...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, 10 October, 2009 6:58:22 Subject: Re: [budaya_tionghua] 63 taon berselangjangan pernah di lupakan Wah...makasih bangetsaya memang orng yg kurang informasi mengenai sejarah tionghoa d indonesia. Yg saya tau cuma tragedi mei98 yg begitu memilukan,bahkan saat membaca berita mengenai mei pun serasa hati ini bergelora. Info tragedi tangrang ini begiru menggelitik saya untuk mengerti lebih lanjut...tolong d lanjutkan yah...ak setia membaca...boleh juga tu d kasih scan an... Regrads, Yoan Avianto [Roslianna Salon - Khusus Wanita] pin: ask me... ;p YM: yoan.avianto HP: 081802505491 e-mail: yoan.avianto@ gmail.com Best Regrads, Yoan Avianto HP: 081802505491 YM: yoan.avianto MSN: yoan.avianto@ hotmail.com FB: yoan.avianto@ yahoo.com From: Hoedjin hoedjin_tjamboek_ berdoeri@ yahoo.co. id Date: Fri, 09 Oct 2009 17:35:02 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] 63 taon berselang... .jangan pernah di lupakan Yth sianseng2 di ini Milis. Agar memudahken membaca untuk kali ini saya tulis pake ejaan yg gampang di mengerti Ini tulisan ada pajang semoga tida bosen membacanya. pasti sebagian besar pembaca milis ini tau, minimal pernah dengar Tragedi Tangerang yg menjalar keseluruh P Jawa, itu bermula di achir Mei 1946 hingga Agst 1947 !! 1 taon lebih Tongpao di Indonesia hatinya bergetar hidup menentu, rasanya sulit di ketemukan tragedi yg begitu panjang. Saya ini menulis ini bukan khayalan semata tapi ada bukti dimana puluhan lembar Sin Po, Keng Po, Star Weekly, Pewarta Soerabia dan Penghidoepan Malang ada di tangan saya Tragedi Tangerang lebih dari ribuan Korban (mungkin setara Tsunami Di Aceh) dan puluhan ribu pengungsi banjiri Jakarta (boleh di bilang, Parung panjang, karawaci, Kebon baru, Mauk dan desa2 sekitaran Tangerang kosong) hingga mereka bergelandang di Jakarta yg tentu bikin susah Sin Ming Hui, cerita2 sangat memilukan jauh memilukan di bandingken Kerusahan Rasialis Pertama di Kudus 1918 atawa Mei 1998. (di rampas, di perkosa, di bunuh bahken maaf ada yg di sunat ini saya kutib dari Star Weekly) Ini tragedi tida berenti tapi langsung menjalar, bekasi, Kerawang, Purwakarta, Bumi Ayu, Tegal, Purwokerto, Tasikmalaya, Purworejo, terus ke jawa timur Hingga Tragedi Mergosono Malang 31 Juli 1947, bisa di bayang Sin Po, Keng Po dua koran Tionghoa ternama yg saat itu tiap terbit hanya 2 kemudian 4 halaman isinya Full soal Kesusahan2 orang Tionghoa Di jawa jelas berbeda jauh dengan koran2 laen milik Jepang dan Indonesier maupun Belanda, belon ada rasa koran yg begitu gigih beritakan hal2 kerusuhan dan kesengsaraan 1 taon lebih !! apalagi pada peristiwa Tangerang ampir 2 bulan isinya mengenai kesengsaraan orang Tionghoa di indonesia, Bumi ayu, Bekasi Purwakarta, Chirebon dll sulit di percaya tapi nyata. dan semoga pembaca bisa sedikit membayangkan. Baru setelah Pao An Tui berdiri Agst 1947 kita bisa sedikit bernapas ... yg bermarkas di Jalan Mangga besar, sekarang itu gedong markasnya menjadi Apotik Budi ( buat yg kenal itu jalan pasti tau itu Apotik) Saya tulis ini bukan mau korek borok lama, yg mungkin oleh sebagian orang di usahakan di kubur dalam2. tapi sekedar mengingatkan mana tau lupa Kalo moderator dari ini milis tida keberatan saya bersedia salinkan beberapa judul dari puluhan lembar Sin Po, Keng Po dll atau akan saya taro di lebar potret ini milis beberapa hasil scan itu koran. Boleh juga untuk melengkapi kisah2 memilukan di atas, barangkali sobat pembaca ada info2 yg berkaitan bisa share disini, kerna kita tida luput dari kekurangan2. ... saya jadi ingat kata2 Kwee Hing Tjiat sewaktu ia kasih pengatar pada weekblad Tjhoen Tjhioe Gunung di depan kita ada begitu indah, tapi sewaktu kita telah mendekat kita akan terasa betapa kecil sekali diri kita, tapi kita bisa mendaki hingga puncak kalo kita di bantu dorong dari belakang sewaktu kita lambat jalannya dan kita di tarik juga dari belakang sewaktu kita terlalu cepat agar tida kecebur jurang Demikian harapan saya berbagi pikiran ada lebih baek unutk kita semua sampai di puncak itu gunung Hoedjin Tjamboek Berdoeri
[budaya_tionghua] KOMTAK [Komunitas Tionghoa Antikorupsi]
JAKARTAKomunitas Tionghoa Antikorupsi (KOMTAK) dideklarasikan di Resatoran Nelayan, Ancol, Jakut, Minggu (1/7), dengan mengeluarkan pernyataan mendukung pemerintah memberantas korupsi. Pernyataan Presiden SBY yang akan memimpin langsung pemberantasan korupsi diharapkan bukan hanya sebuah wacana belaka, diperlukan bukti nyata, kata Ketua KOMTAK Lieus Sungkharisma. Upaya mengatasi kemiskinan dan pengangguran, menurut Lieus, telah dilakukan pemerintah dan masyarakat, tapi belum memberi hasil nyata. Salah satu penyebabnya, katanya, adalah korupsi dan kurangnya kesadaran masyarakat serta kian menipisnya rasa kebangsaan, sehingga KKN terus berkembang. Oleh karena itu, kami komunitas Tionghoa didukung komunitas lainnya baik dari unsur ormas maupun perorangan bersama-sama membentuk satu wadah yang kami beri nama Komunitas Tinghoa Antikorupsi, disingkat KOMTAK, kata Lieus. Dalam acara deklarasi itu KOMTAK mengeluarkan pernyataan sikap: 1. Mendesak pemerintah memberantas dan mencegah segala bentuk tindak pidana korupsi seperti kejahatan perbankan [BLBI dan money laundry], illegal logging, illegal fishing, illegal mining, penyelundupan, trafficking, dan tindak pidana lainnya termasuk perlunya menyempurnakan peraturan-peraturan yang dapat merugikan kekayaan negara serta membahayakan perekonomian negara; 2. Mendesak pemerintah menindak para koruptor secara tegas, tanpa ragu, jujur, dan tidak diskriminatif, tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan; Para deklarator antara lain: Lieus Sungkharisma Eddie Kusuma Frans Tshai Sumitro Kusumo H Anda Hakim Pdt Natan Setiabudi Hartono Michael Kuo Jerry Hermawan Lo Anten Gautama Budiman Sudharma Bambang Sungkono Suryandandar M Djoko Yuwono Marisi P Suhu Benny Mulyono Tanuwijaya Kamil Setiadi Law Peng Adjie Susanto Eddi Sadeli
[budaya_tionghua] Re: ORGANISASI TIONGHOA
Begitulah, pengorganisasian dan manajemen people memang sangat- sangat membutuhkan trik. Ini pula yang kami alami sejak mendirikan YLKTI (Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia) pascatumbangnya Orba. Problem terberat adalah mendapatkan temen2 yang mau secara serius terlibat dalam komunitas ini. Dengan berbagai upaya, kami patut bersyukur bahwa YLKTI kemudian mampu merekruit temen2 dari berbagai latar belakang, baik etnis [ada etnis Tionghoa, ada Jawa, ada Batak, ada Sunda, ada Minang, dsb] maupun latar belakang profesi [ada usahawan, budayawan, agamawan, wartawan, bahkan paranormal, preman, dsb]. Alhamdulillah, YLKTI kemudian mampu mengkoordinasikan perjuangan untuk menjadikan IMLEK sebagai Hari Besar dan Hari Libur Nasional [silakan baca: http://ylkti.tripod.com/imlek/ ]. Kegiatan kami yang boleh disebut monumental adalah mengkoordinasikan --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yang Cun Au [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah ,dalam pengelolaan organisasi apapun pasti ada halangan dan rintangan .Soal pengorganisasian dan manajemen people tentu jg ada triknya .Karena itu harus dikoleksi people2 yg bener2 berhati dalam dunia pendidikan, khususnya pengembangan budaya Tionghoa , yang jg mulai luntur digerus jaman , padahal budaya Tionghoa sangat etnik dan bernilai wisata budaya yang sangat tinggi Bayangkan kalau dapat dipadukan dengan kebudayaan Indonesia ataupun budaya lain... tentu indah sekali.. Sebenarnya , saya dan beberapa teman sudah aktif dalam dunia pendidikan sejak beberapa tahun terakhir , bahkan kami telah memiliki lembaga pendidikan/bimbel di Palembang dan kami sedang mencari jalan untuk mendirikan sebuah sekolah yang bermisi mencerdaskan dan mendidik anak-anak ..sedih sekali bila melihat rendahnya mutu pendidikan di Palembang yang nota bene banyak didukung oleh kursus/bimbel sehingga siswa justru bertambah lelah diakibatkan keharusan ngeles sebab tidak mengerti ketika di kelas ...selain mutu pendidikan yg masih rendah ..(sangat jauh dibandingkan di Jakarta ) masih banyak lagi tenglang2 ataupun huana2 yang putus sekolah ( krn ketiadaan biaya , keluargabesar tp bapaknya ngganggur , rendahnya pemahaman ttg pendidikan ) bahkan ada yang susah mencari kerja dan pengangguran ...yang lebih parah lagi banyak S1 Pendidikan Matematika ketika dites untuk mengajar di bimbel qta tapi tidak bisa menjawab hampir 80% soal dr yg diberikan namun memiliki IPK tinggi ...Nah lho ?Ngapain ke sekolah yg tidak bermutu begitu jika ternyata tidak memiliki kemampuan...dan ngapin diajarin/dididik oleh guru yg notabene tidak menguasai bahannya sendiri ..??? - Apakah Anda Yahoo!? Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: Fw: BUDAYA TIONGHOA [Islam masuk Indonesia]
Islam masuk Indonesia pada abad ke-13 atau abad ke-7? Teori bahwa Islam masuk Indonesia pada abad ke-7 didasarkan pada kedatangan saudagar muslim Arab dan muslim Tiongkok ke Sriwijaya pada abad ke-7. Pada abad ke-7, para saudagar muslim Arab melakukan perdagangan ke Tiongkok sekaligus membawa ajaran Islam [dengan peninggalannya: Masjid Huaisheng atau disebut juga Masjid Guangta yang dibangun semasa Dinasti Tang]. Kala itu Indonesia adalah salah satu saluran penyebaran Islam ke selatan Tiongkok, melalui hubungan perdagangan antara muslim Arab dan muslim Tiongkok ke Sriwijaya. Mohon pencerahannya! Salam: m djoko yuwono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED] wrote: Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan dari temuan batu nisan dari makam Sultan Sulaiman bin Abdullah bin al- Basir di Lamreh, yang tertulis pada batu nisannya tahun 1211/AH 608. Batu ini diketemukan pada tahun 1975 dan berawal dari tahun ini dianggap sebagai awal dari masuknya Islam ke Indonesia. (A History of Modern Indonesia, M.C. Ricklefs) GH.
[budaya_tionghua] Re: istilah Tionghoa dan Cina..mana yang tepat untuk diapak...
Merujuk tulisan Bp Dr Irawan di http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-cinationghoa1.htm, saya setuju untuk menggunakan istilah Tionghoa daripada Cina. Kami pun menggunakan kata Tionghoa untuk komunitas kami di YLKTI (Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia]. Salam: m djoko yuwono http://ylkti.tripod.com www.yuwono.tk --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lim kwet hian [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam utk semua anggota millis, Maaf sebelumnya bila saya keliru. Seingat dan setahu saya, istilah 'cina' itu mulai terdengar penyebutannnya setelah kejadian g30s/pki , sebelumnya jarang orang menyebut 'cina'. Memang benar penyebutan 'cina' di Indonesia serasa kurang sreg di telinga sampai saat ini bila dibandingkan dgn 'tionghoa', mungkin beda dgn di Malaysia misalnya. Mungkin ada pendapat lainnya ? Akwet. [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam kenal kembali Esther, Memang pertanyaan anda sudah lumrah adanya. Perlu diketahui, orang yang diidentifikasikan sebagai Chinese, atau Tionghoa, asalnya tidak pernah menamakan dirinya Cina. Penamaan itu diduga hanya dibuat oleh orang lain (non Tionghoa). Saya rasa Bung Rinto (moderator) bisa jawab itu. Berkenaan dengan komunikasi kami disini menggunakan bahasa Indonesia, maka seyogyanya kita juga boleh meninjau salah satu sudut pandang mengenai kontroversial istilah ini dari sudut Indonesia. Untuk itu saya persilahkan anda mengikuti artikel nya di www.indonesiamedia.com , anda scroll sampai bawah dan akan anda temukan tulisannya disana. (catatan: Bagi siapa saja yang berniat baik untuk menambahkan tulisan tersebut guna membantu pemahaman menyeluruh bagi para pembaca kami haturkan banyak terimakasih) salam, Dr.Irawan. [Non-text portions of this message have been removed] - Get your email and more, right on the new Yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Tulisan tentang Kematian
Yang begini-begini inilah yg gua demenin dari Mang Ucup dari dulu, sejak gua kenal tahun 1980-an. Suka nyeleneh. Kreatif. Idenya gak pernah kering. Salam m djoko yuwono http://www.yuwono.tk --- MANG UCUP [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth para pembaca dan rekan-rekan yang budiman Pertama banyak terima kasih atas pemberian ijin Untuk mengutip artikel kematian menurut adat budaya Tionghoa Artikel tsb telah ditayangkan di: www.kuburan-mang-ucup.blogspot.com Silahkan berkujung ke kuburannya Mang Ucup Salam akrab dengan tabik jabat tangan erat Mang Ucup .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links (Yahoo! ID required) mailto:[EMAIL PROTECTED] __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/