Re: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again

2010-08-01 Terurut Topik djoko santoso
salam bahagia buat semuanya

Ari gini masih aja ada orang yg berpendapet bahwa forum ini mesti ada batesan2 
tertentu, apa jadinya kalo di bates2in, mo jadi demokrazi terpimpin ya?? 


Menurut aku sih forum ini bebas buat semua orang untuk mengeluartkan 
pendapetnya 
masing2, dan kita bisa belajar dan menyimpulkan dari perdebatan2 yg ada.

Jangan ada yang berpendapat ada cs2an, konco2an, diantara yang mengutarakan 
pendapetnya masing2 walaupun kelihatannya berseberangan pendapet, aku masih 
melihat ada persamaan presepsinya dasarnya, cuma jalannya saja yang berbeda2, 
kan banyak jalan menuju neraka, eh salah ya? Roma kalee

Dan aku harep para moderator jangan ambil pusing, biar aja, biar tambah rame, 
ntar kan pada cape kendiri, dan ujung2nya semua pihak akan dapet pengetahuan 
serta manfaat dari perdebatan2 ini, Aku sendiri dah ber usia, tapi aku seneng 
pendapet2 yang muda2,tua/muda, kaya/miskin lelaki/perempuan pinter/bodong, 
silahkan keluarin pendapet pikirannya, pasti ada yang berguna. dan ini namanya 
saling membagi, hadapi dengan sikap santai ajalah.

Ada yang minta saya lebih serius dalam diskusi ini, disampaikannya dalam bahasa 
mandarin lewat japri, dan saya berterima kasih padanya, tapi saya orangnya 
netral dan suka bergujon, mungkin itu sudah kodrat masing2 dan keputusan 
ditangan anda.

salam sejahtera







From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 2 August, 2010 0:36:50
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again

  
Di negara yg peradaban maju, hak2 minoritas atas budayanya justru dilindungi, 
mayoritas mengayomi minoritas, minoritas malah dapat dispensasi2 dr banyak hal. 
Misalnya di RRT (lagi2 yg pak andreas tidak sukai) minoritas boleh punya anak 
lebih dr satu; nilai ujian masuk perguruan tinggi boleh lebih rendah dari yg 
lain, dll dll.

Di indonesia ini kebalikan: yg mayoritas maunya menguasai segalanya, pantesan 
pak andreas yg kelahiran indonesia juga ikut terpengaruh ideologi ini.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Erik rsn...@yahoo. com 
Sender:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Sun, 01 Aug 2010 16:16:33 -
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
ReplyTo:  budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: [budaya_tionghua] Re: For Mr. Andreas Again
  
Mengenal budaya dan tradisi orang lain yang hidup berdampingan dengan kita 
memang perlu demi keharmonisan. Tapi bukan untuk kepentingan INTEGRASI apalagi 
ASIMILASI. Sebagaimana seorang member pernah menulis dalam thread ini juga 
bahwa 
Dalam soal pembauran hendaknya kita yang minoritas menyesuaikan diri dengan 
yang mayoritas; Masa' yang mayoritas disuruh menyesuaikan diri dengan kita, 
demikian tambahnya lagi.
Pertanyaan untuk yang berpendapat seperti itu adalah SIAPA YANG MAYORITAS dan 
SIAPA YANG MINORITAS?  Bukankah beberapa waktu lalu pernah diungkapkan bahwa 
jumlah etnis Tionghoa di Indonesia adalah ketiga besar di bawah Jawa dan Sunda? 
Pun pula, katakanlah kalau memang kita MINORITAS, lantas mengapa harus 
menyesuaikan diri dengan yang MAYORITAS?  Apakah MINOROTAS tidak memiliki hak 
Budaya dan hak Sosialnya?
Dan pertanyaan yang lebih mendasar lagi adalah : Konsep 'Bangsa' seperti apa 
yang ada di benak mereka? Indonesia sebagai sebuah negara merupakan kesatuan 
politik atau kesatuan budaya?  Itu saja diperjelas dulu, baru nanti kita 
lanjutkan.

Salam,

Erik
 - - - - - - 
- - -

 In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA mihar...@... wrote:
 Pengalaman saya jikalau ingin berintegrasi didalam environment baru - 
 kitaharus 

 mempelajari kebudayaan, tradisi dan tata krama dari environmen baru tsb. Dgn 
 cara ini kita tidak merupakan sesuatu yg berlainan dari environment.
 Contohnya jikalau hidup fiEU cara kita makan, minum dan duduk sampai 
 bersalaman 

 kita harus pelajari sampai mengerti 100% - jangan sampai kesalahan sedikit 
 pun 

 terjadi.
 
 Dikalangan penduduk Jawa kita juga harus mengerti tatakrama terutama didalam 
 persoalan klassa. Cara bersalaman sudah berlainan - Mana anak yg lebih muda 
 dpt 

 bersalam seperti dibarat - mereka biasanya bersalim. Ini juga harus kita 
 pertahankan ditempat kerja dimana kita bersalaman dgn rendahan atau yg atasan 
 sangat berlainan. Cara kita bicara kan juga berlainan bahasanya -- danjuga 
 cara 

 kita makan. Jikalau ini kita pahami 100% kita bukan keanehan didalam group.
 Keberlainan seorang baru didalam suatu group dapat dilihat dari tingkah laku 
 ini. Jaman dulu kalau warna kulit putih kesalahan tatakrama dpt dilupakan- 
 tetapi jikalau kamu sebagai ket. chinese tidak mengerti dan mempergunakan 
 tatakrama ini kamu akan dianggap sebagai orang luar dan discriminasi akan 
 terjadi.
 Dikalangan ket. sunda ini juga sama dan jikalau kita melanggar peraturan dari 
 group kita juga dianggap sebagai orang luar dan perasaan 

Re: [budaya_tionghua] Re: Makna Umur 70 Tahun.

2010-06-06 Terurut Topik djoko santoso
Orang jaman dulu, rata2 wanitanya menikah umur 16 tahunan, pada umur 17 dah 
dapet anak, maka orang dulu bisa mencapai 
16  X 4 + 1 = 65 tahun itu berarti mencapai ngo-tay Îå´ú (Lima Generasi), pada 
zaman sekarang rata2 perempuan menikah diatas 25 tahun, karena mengingkan gelar 
sarjana sekolah, maka orang jaman sekarang rata2 pada saat meninggal hanya 
mencapai sha-tay (tiga generasi) saja. walaupun meninggal diatas usia 70 Tahun, 






From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 5 June, 2010 0:38:27
Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Umur 70 Tahun.

  
laen padang laen belalang, kita jg ada pepatah kayak getu, misalnya di Ning Bo, 
itu yg dah punya cucu, itu cucu dikasih baju duka citanya yg ada warna meranhya 
yg artinye dibalik berbakti ada rejeki.

nah kalu urusan angkat2 peti setau owe seh 8 or 16 org , itu aturannya.

apa yg saya tau sih itungan siklus 60 dah dianggep hebat, masuk umur 70 siapin 
baju panjang umur dsbnya. kita mesti maklumlar jaman dulu itu sebenernya 
mayoritas itu umurnya gak sepanjang umur org jaman sekarang, kalu itung 
statistik rata2 umur org jaman tang aja rata2 40an taon, rata2 umur raja malah 
lebih pendek dibawah 40.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkh...@... wrote:

 Dulu-dulu sih bukan di atas 60 taon, tapi kalu suda ngo-tay Îå´ú (Lima 
 Generasi), artinya sudah punya cicit (anaknya buyut) baru bole dipake mera 
 buat hio, toh-ui dll. Entah karena sudah jarang orang sekarang yang bisa 
 ngalamin sampe punya cicit (cucunya cucu), maka orang sekarang baru umur 60 
 ke atas suda bole dikasi mera, bukan puti seperti biasanya. Menurut owe, 
 dikasi mera menandakan orang tersebut suda berbahagia karena suda berumur 
 cukup panjang dalam hidupnya. 
 
 Owe denger, di Jakarta dulu ada kebiasaan, waktu berangkat ke kuburan dengan 
 digotong beramai-ramai (16 orang, dengan pikulan khusus), sang cicit (yang 
 masi kecil tentunya) dikenakan baju mera, lalu didudukin di atas peti mati 
 (koan), dan turut digotong ke kuburan.
 
 Kiongchiu,
 David Kwa
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  Owe bukan pakar jg bukan locianpwe, kalu pakar adanya pakarjo pakardi.
  
  Sejarah asal usul penggunaan warna itu asalnya dari kosmologi 5 arah.
  Itu bisa diliat di Li Ji. Sapa yg mulai ? H mo nurut dongeng ada banyak 
  versi neh, yg versi simple aja dah itu yg ngajarin Nv Wa dewi pencipta 
  manusia.
  
  Nah kalu org bisa idup lewatin 60 tahun artinye die bisa lewatin satu 
  siklus jiazi alias 60 taon, en kalender org tionghoa itu 1 siklus atawa 
  satu putaran itu adalah 60 taon. Makanya RRT noh adain pesta kemerdekaannya 
  gede2an waktu hut ke 60, bukan kayak org laen or bangsa laen yg ngerayain 
  gede2annya waktu 50 taon.
  
  Nah org yg bisa lewatin itu artinye dah bisa ngelewatin satu siklus, 
  makanya dirayakan besar2an, kalu jg mati dianggep telah bisa menikmati 
  hidupnya dengan baik dan kasarnya berbahagialah dia bisa hidup sampe 
  lewatin 1 siklus.
  So kematian kadang dianggap suatu kebahagiaan.
  
  Trus kenapa sih setiap ada org Tionghoa yg dikuburkan secara budaya 
  Tionghoa selalu diasosiasikan dengan Khong Hu Cu ? Saya sih bilang itu 
  lebih pas dikuburkan dengan BUDAYA TIONGHOA, nah kalu yg pake kembang2an 
  segala macem, itu jgn suka disebut dikuburkan dgn cara kristen or 
  katoliklar  yg bener mah dikuburkan dngan BUDAYA BULE.
  
  Tapi sekali lage itu kata gw yg bukan pakar huahahahahahahahahaha
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
  
   TTM BT semuah,
   
   Hai, apakabar? Sudah makan?
   
   Numpang tanya dan ingin minta info dari para locianpwee dan pakar di 
   milis kita ini.
   
   Ketika adik lelaki papi mertua saya meninggal, usianya 85 tahun, saya 
   lihat ada pedoman untuk upacara yang dilakukan secara Konghucu(?) yang 
   menyebutkan bahwa 'kalau yang meninggal berusia di atas 60 tahun, maka 
   lilin dan hio yang dipakai adalah yang berwarna merah'. Juga saya lihat 
   peti mati diselimuti dengan kain merah.
   
   Pertanyaan: (1) mengapa ada 'pengaturan' ttg warna merah ini, yang 
   umumnya dianggap sebagai lambang sukacita, bertentangan dengan suasana 
   berkabung yang biasanya disimbolkan dengan warna hitam atau putih.
   
   (2) Sejarah asal-usul simbol warna hitam dan putih = berkabung, dan merah 
   = bersukacita, itu dulunya bagaimana, dan siapakah yang mula-mula membuat 
   'aturan' ini?
   
   (3) Dalam kehidupan sehari-hari, di kalangan masyarakat Tionghua, yang 
   konservatip terutama, sering merayakan HUT kelahiran orangtua yang ke-70 
   secara besar-besaran. Apakah makna usia 70 tahun bagi mereka ini? 
   
   Begitulah saja. Kiranya saya bisa memperoleh info ttg hal-hal tsb.
   
   Terima kasih.
   
   Salam makan enak dan sehat,
   Ophoeng - KL
  
 



 


  

[budaya_tionghua] RENCANA

2010-06-01 Terurut Topik djoko santoso
Kalo mo dateng mesti daftar apa nga?


  

[budaya_tionghua] Gempa Bumi di TIBET

2010-04-14 Terurut Topik djoko santoso
BEIJING, KOMPAS.com - Korban tewas karena gempa yang sangat kuat di 
sebuah wilayah dataran tinggi terpencil di Tibet, China, meningkat 
menjadi 589 orang, demikian kantor berita Xinhua melaporkan, Kamis 
(15/4/2010).
Markas besar pertolongan gempa setempat, seperti dikutip oleh kantor berita 
itu, memberikan jumlah tersebut menyusul gempa Rabu yang 
merobohkan ratusan rumah dan sejumlah gedung sekolah di wilayah yang 
berbukit-bukit itu.
Korban tewas sebelumnya 400 orang, dengan ribuan orang terluka.




From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 10 April, 2010 10:01:07
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG

  
Oho! Memakai nama cina yg menyolok akan memperlebar perbedaan? Bagaimana dng 
nama Yap Thiam Hien, Kwik Kian Gie dan Liem Swie King? Mereka juga berdosa ikut 
memperlebar perbedaan?  Rupanya ada pendukung teori pembauran orde baru! 
Mengapa tak sekalian ganti agama dan pakai nama islam? Pasti perbedaan menjadi 
semakin sempit. 

Di Indonesiakan? Saya rasa di Indonesia tdk ada itu bunyi Th! Ini jelas adopsi 
dari nama barat. Tak usah berpretensi mengindonesiakanlah , orang Indonesia 
juga cukup mudah mengucapkan nama The Nin king kok. Bahkan nama2 sulit dalam 
cerita silatpun dilalap semua.

Lagian, demi memudahkan orang membaca sampai harus membuang nama marga yg asli, 
apakah ini benar secara moral? Kalau begini orang barat yg tinggal di 
indonesiapun harus mengindonesiakan namanya! Karena, bagi orang kebanyakan yg 
tak mahir bhs inggris, pasti bunyinya akan dieja melenceng! 

saya yakin, semua ini hanya karena anda sudah mulai teralianisasi dng budaya 
tionghoa, dan nama tionghoa pun mulai terasa tak nyaman di telinga. Saya 
memaklumi hal ini, karena selama orde baru, nama tionghoa menjadi barang aneh, 
orang2 non tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh, kita dibuat malu dng 
nama sendiri!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  suange...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 16:04:54 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Theo itu dr marga the.cm kita indonesiakan. sama halnya marga lim memakai nama 
salim ato marga tan mengubahnya menjadi tanjaya dan sebagainya.
kita tinggal dan mcari nafkah dr bumi  indonesia.sharusnya kita jg harus bisa 
beradaptasi donk.menurut saya pemakaian nama cina yg terlalu menyolok malah 
akan memperlebar perbedaan diantara kita.
Lagipula kl cm memakai marga “THE” terasa sangat janggal bila dibacakan.krn 
adik saya sendiri jg mengalami hal yg sama.para guru di sekolah seringkali 
kebingungan dlm membacakannya.

Salam,
Vera


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  zho...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 15:02:51 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Theo itu marga yg berasal dari mana ya? Bgmn huruf Han nya?  Jika setiap 
generasi mencipta marga baru sendiri2, itu pasti akan memutus link ke leluhur. 
Nantinya, antara sdr sepupu tak akan punya marga yg sama lagi, apalagi generasi 
di bawahnya.
Jadi, apa gunanya marga spt ini? 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  suange...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 06:43:54 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Halo semuanya,

Saya jg bermarga the.saya jg menikah dengan suami yg bermarga the.pada saat 
anak kami lahir.marga the kita ubah menjadi theo.mungkin ini bisa menjadi acuan 
buat yg bingung krn ingin membawa marga dibelakang namanya.

Salam,
Vera
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Petrus Paryono petrusparyono@ yahoo.com 
Date: Thu, 8 Apr 2010 17:52:05 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Dear All,

membaca diskusi ini rasanya sedih. Karena she THE dan she-she yang lain bakal 
punah dari negeri ini. Saat ini saya masih baca nama 3 seseorang dan itu 
biasanya terpampang pada berita duka. Hanya pada akhir hayatnya, nama 3 muncul 
lagi setelah ditenggelamkan sekian puluh tahun.

Ada she yang berubah-bentuk, misalnya TAN menjadi SUTANTO, LIEM menjadi HALIM 
atau SALIM, KHO menjadi KOSASIH, dan sebagainya. Tapi she THE berubah jadi apa 
ya? Saya belum bisa mengenali bentuk barunya.

Salam dari salah satu generasi terakhir pemilik she THE di Indonesia.

Petrus Paryono





From: Kawaii_no_Shogetsu fenghuang82@ hotmail.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, April 8, 2010 4:59:31 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG

  
Kalau boleh tahu, kenalan anda ini dari 

Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA THE/ZHENG

2010-04-10 Terurut Topik djoko santoso
Tidak usah malu dengan nama anda, karena semua orang tua pasti memberikan dan 
memilih nama yang baik, buat anak2nya, kalau ada yang mencemooh maka yang 
mencemooh itu tidak mengerti dan tidak tau persoalannya, seperti (orang2 non 
tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh,) biarkan saja karena mereka 
belum mengerti/tidak faham, ada pepatah tak kenal maka tak sayang.

Pendapat saya mengenai persamaan lafal dengan she, di Indonesia itu cuma untuk 
memudahkan mengejanya. tetapi saya masih merasa perlu untuk mempertahankan nama 
marga (she), karena kalau tidak dipertahankan maka akan musnahlah Akar 
keturunan leluhur. yang sangat di sakralkan/dijunjung, coba anda tanyakan 
kepada suku2 lain di Indonesia yang mempunyai sejarah marga, pastilah mereka 
mempertahankan marganya masing2, itu sudah lumrah. kalau orang Tionghua tidak 
bisa mempertahankan she aslinya masing2 maka musnahlah seh2 tersebut. sayang 
kan? 

saya pribadi masih menekankan pada anak2 dan cucu saya untuk selalu memakai 
nama marga,dan tidak melupakannya dan meneruskan kepada keturunan mereka.

salam sejahtera
djoko santoso





From: zho...@yahoo.com zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 10 April, 2010 10:01:07
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG

  
Oho! Memakai nama cina yg menyolok akan memperlebar perbedaan? Bagaimana dng 
nama Yap Thiam Hien, Kwik Kian Gie dan Liem Swie King? Mereka juga berdosa ikut 
memperlebar perbedaan?  Rupanya ada pendukung teori pembauran orde baru! 
Mengapa tak sekalian ganti agama dan pakai nama islam? Pasti perbedaan menjadi 
semakin sempit. 

Di Indonesiakan? Saya rasa di Indonesia tdk ada itu bunyi Th! Ini jelas adopsi 
dari nama barat. Tak usah berpretensi mengindonesiakanlah , orang Indonesia 
juga cukup mudah mengucapkan nama The Nin king kok. Bahkan nama2 sulit dalam 
cerita silatpun dilalap semua.

Lagian, demi memudahkan orang membaca sampai harus membuang nama marga yg asli, 
apakah ini benar secara moral? Kalau begini orang barat yg tinggal di 
indonesiapun harus mengindonesiakan namanya! Karena, bagi orang kebanyakan yg 
tak mahir bhs inggris, pasti bunyinya akan dieja melenceng! 

saya yakin, semua ini hanya karena anda sudah mulai teralianisasi dng budaya 
tionghoa, dan nama tionghoa pun mulai terasa tak nyaman di telinga. Saya 
memaklumi hal ini, karena selama orde baru, nama tionghoa menjadi barang aneh, 
orang2 non tionghoa yg mengejapun sering dng gaya cemooh, kita dibuat malu dng 
nama sendiri!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  suange...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 16:04:54 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Theo itu dr marga the.cm kita indonesiakan. sama halnya marga lim memakai nama 
salim ato marga tan mengubahnya menjadi tanjaya dan sebagainya.
kita tinggal dan mcari nafkah dr bumi  indonesia.sharusnya kita jg harus bisa 
beradaptasi donk.menurut saya pemakaian nama cina yg terlalu menyolok malah 
akan memperlebar perbedaan diantara kita.
Lagipula kl cm memakai marga “THE” terasa sangat janggal bila dibacakan.krn 
adik saya sendiri jg mengalami hal yg sama.para guru di sekolah seringkali 
kebingungan dlm membacakannya.

Salam,
Vera


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  zho...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 15:02:51 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Theo itu marga yg berasal dari mana ya? Bgmn huruf Han nya?  Jika setiap 
generasi mencipta marga baru sendiri2, itu pasti akan memutus link ke leluhur. 
Nantinya, antara sdr sepupu tak akan punya marga yg sama lagi, apalagi generasi 
di bawahnya.
Jadi, apa gunanya marga spt ini? 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  suange...@yahoo. com 
Date: Fri, 9 Apr 2010 06:43:54 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Halo semuanya,

Saya jg bermarga the.saya jg menikah dengan suami yg bermarga the.pada saat 
anak kami lahir.marga the kita ubah menjadi theo.mungkin ini bisa menjadi acuan 
buat yg bingung krn ingin membawa marga dibelakang namanya.

Salam,
Vera
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Petrus Paryono petrusparyono@ yahoo.com 
Date: Thu, 8 Apr 2010 17:52:05 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: TANYA SOAL NAMA GENERASI/ZIBEI MARGA 
THE/ZHENG
  
Dear All,

membaca diskusi ini rasanya sedih. Karena she THE dan she-she yang lain bakal 
punah dari negeri ini. Saat ini saya masih baca nama 3 seseorang dan itu 
biasanya terpampang pada berita duka. Hanya pada akhir hayatnya, nama 3 muncul 
lagi setelah

Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA

2010-04-05 Terurut Topik djoko santoso
Iya betul, soal narang yang masuk harusnya punya standart tertentu,

Akan tapi mengenai teknologi kereta api China tidak menciptakannya sendiri 
mereka masih dibawah lisensi, produck Asal kereta Apinya, tetapi dengan tenaga 
murah mereka bisa survive bersaing di kancah dunia.

Sepertinya mereka juga sudah membuatnya sendiri, tapi hanya dipakai setahun 
lalu masuk kandang.

Masalah automotip China mereka sangat cepat dalam alih teknologi, saat2 
sekarang China seperti Jepang pada era tahun 70 an, banting harga alias dumping.

Pada sepuluh tahun yg lalu China membeli pabrik besi baja usang dari Jerman, 
dan sekarang kelihatan hasilnya, munculnya part kereta/motor/mobil dan barang2 
besi lainnya.

Kapan ya di Indonesia, pengusahanya mo bisa maju seperti China, padahal 
mengenai kereta api Indonesia punya pengalaman semenjak jaman penjajahan 
Belanda dulu. mudah2 an di Butiong ada yg bisa menjadi pionirnya






From: Fy Zhou zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 5 April, 2010 20:14:24
Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA

  
Tahu mengapa jelek? karena importir kita yang tidak profesional. mereka maunya 
cari barang murah, bila perlu ciptain merk sendiri, barangnya ya hasil rakitan 
onderdil dari berbagai sumber, seperti komputer jangkrik lah, pnderdilnya 
kebanyakan hasil industri rumahan di Tiongkok sana. jadi tak ada pabrik di 
Tiongkok yang mau bertanggung jawab.

Pola ini di Amerika dan Eropa saya lihat lain, mereka mengimport barang2 dng 
standart mutu yang sudah digariskan. makan bisinisnya bisa langgeng.






From: pozz...@yahoo. com pozz...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, April 5, 2010 8:00:43 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA

  
=DHuahaha:DHuahahah a=D ..

Btw tp motor china kemarin memang masih jelek kualitas pada kenyataannya. .
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  zho...@yahoo. com 
Date: Mon, 5 Apr 2010 11:36:40 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA
  
Katanya Tuhan menciptakan bumi dalam 7 hari, selanjutnya Mede in China. Haha


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  jackson_yahya@ yahoo.com 
Date: Mon, 5 Apr 2010 09:26:06 +
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA
  
Berarti orang2 ga bisa mandang sebelah mata lagi terhadap produk china, seperti 
di indonesia barang china dipandang kualitas rendah cth motor china
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... 
!


From:  Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ yahoo.com 
Date: Mon, 5 Apr 2010 02:22:08 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] TIONGKOK MENYATUKAN ASIA-EROPA
  
Dear member,
Masih sehubungan dengan kemajuan pesat yang dicapai Tiongkok dalam teknologi 
kereta api cepat (di atas 200 km/jam).  Tiongkok mempunyai ambisi di tahun 2015 
Asia dan Eropa disatukan melalui rel KA cepat.  Nanti akan ada dua jalur KA 
cepat Beijing - London. Jalur pertama melalui jalur selatan  antara lain 
Beijing - Guangzhou - Thailand - Burma - India - Turki -Eropa - London, yang 
memakan waktu perjalanan 2 hari. Sedang jalur utara, melalui Beijing - Herbin - 
Siberia - Uzbek - Ukraina - Moskow - Norwegia - London yang memakan waktu 3 
hari. Kalau itu terjadi maka ramalan Nortadamus yang menyatakan orang kuning 
bakal menyerbu Eropa benar adanya. Bukan itu saja, juga bakal dibangun jalur 
selaan yang menghubungi Beijing - Vietnam - Thailand - Malaysia - Singapura - 
(mungkin nyeberang) ke Jakarta.   Di Amerika Serikat, Tiongkok sudah teken 
kontrak untuk membangun jalur kereta Florida - New York dan jalur kereta Los 
Angeles - Las Vegas. Tiongkok menggunakan
 teknologi KA cepat Prancis, Jerman, dan Jepang yang diaduk jadi satu. Tiongkok 
pintar, sejak tahun 2002 Beijing menyelenggarakan pameran KA cepat dari manca 
negara. Melalui pameran ini prestasi Tiongkok terangkat sebagai produsen 
sekaligus kontraktor KA cepat yg handal dan dikenal oleh dunia internasional.
Tiongkok juga sudah teken kontrak utk bangun jalur KA cepat di Brasil dan 
Venesuela.
Lihat dalam waktu delapan tahun Tiongkok sudah bisa jualan KA cepat di manca 
negara - padahal Jepang sudah 44 tahun dan Prancis sudah 20 tahun menguasai KA 
cepat toh tidak mampu mengekspor produk tersebut ke manca negara dalam skala 
besar. RGDS.TG
 


 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: (Pro bung Poz) Imlek Agama atau Budaya?

2010-04-05 Terurut Topik djoko santoso
Naga Sebenernya yang dimaksud di Alkitab, adalah naga yang berkepala 7 dan 
pakai mahkota dikepalanya, mukanya merah padam. beda dengan Liong di tiongkok.

(Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit;  dan lihatlah, seekor naga 
merah padam  yang besar, berkepala   tujuh dan bertanduk   sepuluh, dan di atas 
kepalanya ada 
tujuh mahkota.) why 12:3

Yang salah dan jadi masalah adalah orangnya yang me nyama2 kan, itu yang mesti 
di protes, 

Kalu di kamus sebaiknya ditulis 
Dragon=dinosaurus 
Liong=naga, kan jadi beda ya? bah saya juga jadi bingung nih









From: Erik rsn...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 5 April, 2010 19:23:38
Subject: [budaya_tionghua] Re: (Pro bung Poz) Imlek Agama atau Budaya?

  


Betul, berarti itu proyek raksasa meralat kekeliruan akibat keterpurukan dan 
keterjajahan kita secara kultural di masa lalu.

Salam

Erik
In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
Yg perlu diluruskan mungkin kamus bhs mandarin ke inggris dan bhs Indonesia ke 
inggris dulu: Long dan naga jangan diterjemahkan menjadi dragon.


 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

2010-03-30 Terurut Topik djoko santoso
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy 
Monjet !
kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU






From: akuratan akura...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

   


Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp 
inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini.
Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi 
ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini.
http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query

Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long.
Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini:
配 偶 幫 助
婦 人
妻 子

http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife
婚

配合

妻qī
老婆 

愛人  爱人  ài ren  spouse; husband; wife; sweetheart
伉   kàng 
husband; wife
妻   qī 
wife
妻子  qī zi 
wife
太太  tài tai 
married woman; Mrs.; Madam; wife
媳婦兒 媳妇儿 xí fur 
wife; young married woman

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@...  wrote:

 Koreksi
 Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho.
 Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho
 
 
 
 
 Regards,
 Paulus T.
 
 2010/3/30 akuratan akura...@.. .
 
 
 
 
 
  Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka
  (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise 
  lan)
  dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ?
 
  Contoh:
  1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun
  2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho
  3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan
  4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo
  5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan
 
  Analisa dialek:
  1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka
  di Singkawang/Sam Kheuw Yong.
  2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar)
  serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar,
  Surabaya.
  3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan
  Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang
  rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar
  belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order
  Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan
  Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah
  mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga
  kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah
  mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk
  membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata
  FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat
  .
 
 



 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

2010-03-30 Terurut Topik djoko santoso
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy 
Monjet !
kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU






From: akuratan akura...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

   


Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp 
inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini.
Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi 
ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini.
http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query

Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long.
Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini:
配 偶 幫 助
婦 人
妻 子

http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife
婚

配合

妻qī
老婆 

愛人  爱人  ài ren  spouse; husband; wife; sweetheart
伉   kàng 
husband; wife
妻   qī 
wife
妻子  qī zi 
wife
太太  tài tai 
married woman; Mrs.; Madam; wife
媳婦兒 媳妇儿 xí fur 
wife; young married woman

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@...  wrote:

 Koreksi
 Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho.
 Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho
 
 
 
 
 Regards,
 Paulus T.
 
 2010/3/30 akuratan akura...@.. .
 
 
 
 
 
  Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka
  (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise 
  lan)
  dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ?
 
  Contoh:
  1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun
  2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho
  3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan
  4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo
  5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan
 
  Analisa dialek:
  1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka
  di Singkawang/Sam Kheuw Yong.
  2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar)
  serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar,
  Surabaya.
  3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan
  Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang
  rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar
  belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order
  Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan
  Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah
  mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga
  kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah
  mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk
  membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata
  FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat
  .
 
 



 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

2010-03-30 Terurut Topik djoko santoso
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy 
Monjet !
kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU






From: akuratan akura...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

   


Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp 
inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini.
Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi 
ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini.
http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query

Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long.
Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini:
配 偶 幫 助
婦 人
妻 子

http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife
婚

配合

妻qī
老婆 

愛人  爱人  ài ren  spouse; husband; wife; sweetheart
伉   kàng 
husband; wife
妻   qī 
wife
妻子  qī zi 
wife
太太  tài tai 
married woman; Mrs.; Madam; wife
媳婦兒 媳妇儿 xí fur 
wife; young married woman

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@...  wrote:

 Koreksi
 Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho.
 Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho
 
 
 
 
 Regards,
 Paulus T.
 
 2010/3/30 akuratan akura...@.. .
 
 
 
 
 
  Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka
  (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise 
  lan)
  dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ?
 
  Contoh:
  1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun
  2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho
  3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan
  4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo
  5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan
 
  Analisa dialek:
  1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka
  di Singkawang/Sam Kheuw Yong.
  2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar)
  serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar,
  Surabaya.
  3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan
  Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang
  rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar
  belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order
  Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan
  Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah
  mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga
  kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah
  mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk
  membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata
  FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat
  .
 
 



 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

2010-03-30 Terurut Topik djoko santoso
Kalo siang2 panas terik, kedatengan tamu, akan di teriaki Tipoy tipoy 
Monjet !
kalo suruh liat ke jalanan dibilangin KONTOLU






From: akuratan akura...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 31 March, 2010 6:05:56
Subject: [budaya_tionghua] Re: Dialek Bahasa Hakka/Khe di Bangka Belitung

   


Dialek ini berdasarkan pada ucapan orang Hakka dari Sungailiat/Pangkalp 
inang/Jebus yang tersebar di beberapa kota di Indonesia ini.
Saya mencoba mengecek dialek yang sebenarnya pada kamus Hakka, ternyata pagi 
ini kamus Hakka online hari ini tidak dapat digunakan seperti di bawah ini.
http://www.chinalan guage.com/ dictionaries/ ?dict=hakka action=query

Apakah Phan Pho yang dimaksud itu sama dengan ucapan PHAN dari kata Phan Long.
Saya mencoba menelusuri melalui web, kata-kata yang dipakai spt ini:
配 偶 幫 助
婦 人
妻 子

http://www.mdbg. net/chindict/ chindict. php?page= worddict wdrst=0wdqb= wife
婚

配合

妻qī
老婆 

愛人  爱人  ài ren  spouse; husband; wife; sweetheart
伉   kàng 
husband; wife
妻   qī 
wife
妻子  qī zi 
wife
太太  tài tai 
married woman; Mrs.; Madam; wife
媳婦兒 媳妇儿 xí fur 
wife; young married woman

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Paulus Tanuri ptan...@...  wrote:

 Koreksi
 Istri = Lo Pho = Phan Pho bukan Fan Pho.
 Fan Pho tidak sama dengan Phan Pho
 
 
 
 
 Regards,
 Paulus T.
 
 2010/3/30 akuratan akura...@.. .
 
 
 
 
 
  Perbedaan dialek pemakaian bahasa Hakka (Khe) di ke- 8 kota Bangka
  (Pangkalpinang/ Sungailiat/ Belinyu/Jebus/ Mentok/Koba/ Toboali/Sungaise 
  lan)
  dengan beberapa kota di Belitung (Tanjung Pandan/Manggar) ?
 
  Contoh:
  1. Saya/aku = Ngai=Ngai Teuw Ngin=Ngai Sa=Nga Ten=Ngai Li=Ngo Mun
  2. Isteri = Fan Pho=Lo Pho/Lauw Pho
  3. Makan Nasi = Sit Fon = Set Fan
  4. Tidak ada = Mo Jiu = Mo
  5. Rumah Sakit = Ji Sen Kon=Rumah Sakit Buk = Yi Sen Kuan
 
  Analisa dialek:
  1. Dialek bahasa Hakka/Khe di kepulauan Bangka serumpun dengan dialek Hakka
  di Singkawang/Sam Kheuw Yong.
  2. Dialek bahasa Hakka di dua kota pulau Belitung (Tanjung Pandan/Manggar)
  serumpun dengan Hakka di kota Aceh, Medan, Jambi, Palembang, Denpasar,
  Surabaya.
  3. Perbedaan yang sangat mendasar dapat ditelusuri melalui kata `isteri=Fan
  Pho'. Di sekitar Pangkalpinang/ Sungailiat penuturan kata Fan Pho (orang
  rumah)=isteri. Bila mengamati pemakaian dialek kata ini berarti berlatar
  belakang dari akar kata FAN NGIN = penduduk setempat, istilah jaman Order
  Baru = pribumi. Fan Pho = pembantu rumah tangga. Pada jaman penjajahan
  Belanda sebagian besar tenaga kerja untuk perkebunan/pertamba ngan Timah
  mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok. Ada kecenderungan: sebagian tenaga
  kerja yang dikontrak Belanda ini sudah punya isteri di Tiongkok, setelah
  mereka berada di Bangka lalu menikah/kawin dengan penduduk setempat. Untuk
  membedakan isteri pertama dengan isteri di perantauan maka dipakailah kata
  FAN PHO = pembantu rumah tangga dari penduduk setempat
  .
 
 



 


  

Re: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA dan NONA)

2010-03-25 Terurut Topik djoko santoso
Memang bahasa dapet berubah2 saling melengkapi, Apa bener gitu ko babah ???
katanya jaman th 1930an ada kata sinyo babah ???






From: liang u lian...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, 26 March, 2010 10:08:50
Subject: Re: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA 
dan NONA)

  
Sdr. Ophoeng, 
Orang yang berdialek Jawa, menyebut engko menjadi engkoh.  Di Jawa barat  
姑姑 kou (ou adalah o pendek) menjadi koh. nio (ibu) menjadi nioh. 
 Kata Hokkian dulu banyak sekali  dan mulai lenyap setelah zaman orba, dulu 
orang Tionghoa tak ada yang mengatakan bahaya tetapi honghiam, tak ada yang 
mengatakan dibunuh tapi di-thai, tak ada yang mengatakan telanjang kaki tapi 
ciakah dan lain-lain, tak ada yang mengatakan dirampok tapi di chnio dll.
Jadi besar sekali pengaruh dialek Hokkian di Indonesia terhadap orang non 
Tionghoa maupun Tionghoa yang berdialek lain. Ada orang sne Ui orang Hokchnia , 
Liem Sioe Liong kalau menurut dialeknya yaitu dialek Hokchnia harusnya sne 
Lieng bukan Liem, itu semua pengaruh dialek Hokkian. Akibatnya banyak orang non 
Tionghoa dulu menganggap dialek Hokkian adalah bahasa nasional. Wartawan yang 
datang ke Tiongkok merasa tahu sedikit bahasa Tionghoa lalu bilang gocap, yang 
diajak bicara cuma bengong, disangkanya bahasa Indonesia.
Kiongchiu





 From: Ophoeng opho...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Fri, March 26, 2010 12:15:12 AM
Subject: [budaya_tionghua] Babeh vs Babah? (Was: ASAL OWE DARI MANA? BABA dan 
NONA)

  
Bung David Kwa dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe. menarik sekali baca posting berdiskusi ttg 'owe' ini, mulanya cuma 
mau pasip jadi pembaca yang baik doang, tapi tak tahan juga mau nimbrung juga 
nih.

Saya baru tahu kalau 'baba(h)' di Betawi jadi 'babe(h)', dengan pengertian 
'baba'nya sebutan untuk seorang Tionghua yang dipanggil oleh non Tionghua dan 
Tiuonghua peranakan. 

Apakah ini babe(h)-nye same ame nyang biase dipake buat gantinye nyebut 'ayah' 
atawa 'bapak' bagi masyarakat Betawi asli ya? Contohnye, Babeh Saman nyang 
juwalan nasi uduk di Kebon Kacang, bilangan Tenabang itu, lalu ade Babe(h) Lili 
nyang dagangnye ikan bakar di bilangan Kebon Sirih. 

Kalau iya, berarti banyak juga kosakata basa Betawi yang terpengaruh oleh basa 
dialek Hok-kian tuh ye? Gue dari gua (wa), apalagi 'elo' (lu), belum lagi 
angka-angka jigo, gocap, seceng. Yang selama ini jadi kecurigaan saya mah, kata 
'dialogue' dalam basa Inggris itu, jangan-jangan berasal dari basa Betawi - dia 
(e)lo gue, pan bener banget tuh, kalau mau dialogue ya kudu ada 3 unsur: ada 
dia, ada (e)lo dan ada gue tuh, jeh! ***just kidding-larrr! ***

Lanjut dikit soal 'owe' ya.

Kalau di Cirebon, kayaknya ada imbuhan bunyi 'h' di belakangnyah, jadi 
terdengarnyah 'oweh' dan untuk anak perempuan 'sayah'. Mungkin juga ini hampir 
sama-sama pengaruh di daerah berbasa Sunda, kalau tak salah, seperti Bandung, 
Bogor, Tasik, Garut dan lain-lainnya.

Ene saya (mestinya sih ema, cuma salah kaprah dalam keluarga oweh ajah sih) 
dengan sabarnya 'mengajarkan' anak-anak mamah saya dengan sebutan itu, 
diulang-ulangnya terus kalau kami salah nyebut. Lama-lama kami jadi belajar 
bahwa yang lelaki mesti ber-'oweh' kepada mereka dan anak-anaknya (engku, 
ie-ie, dan locian-pwee lainnya) dan yang perempuan mesti ber'sayah'.

Waktu anak saya lahir, ene dan ie-ie saya, coba mengajarkan kepada cicit dan 
cucu-nya (=anak saya) dengan panggilan 'oweh' juga. Jadi, kalau pas mereka 
bertandang ke rumah saya, menginap, mereka akan membiasakan anak saya (lelaki) 
ber-oweh. Saya sih cuma senyum di kulum ajah di samping, ndak mengiyakan tapi 
juga ndak menghalangi. Soalnya, bukan apa-apa, mami mertua saya itu totok 
Holland sprekken, jadi kagak ngatri samsek soal 'oweh-oweh-an' begitu. Padahal 
mertuanya mami mertua saya (engkong dan ema nyonyah saya dari papi-nya) totok 
Tiongkok asli.

Pernah sekali waktu, saya berkenalan dengan seorang supplier asal Cerebon. 
Begitu tahu saya wong Cerebon juga, mulailah dia berbasa krama dengan menyebut 
dirinya dengan 'oweh'. Sebab di Cerebon, generasi saya masih terpapar oleh 
'oweh' ini. Dalam bisnis, basa krama dengan menyebut diri 'oweh' memang lazim 
di Cerebon. Jadi, ketika si supplier bertandang ke rumah saya, dia ramai 
menyebut 'oweh' berulang-ulang dan cuku kerap, soalnya 'kan 'oweh' berarti 
'saya' dan juga 'iya'.

Yang ada, nyonyah saya ketawa sendiri di dapur mendengarnya. Dia ingat ama 
mertua dan ema mertuanya yang coba mengajarkan anaknya waktu masih bayi dan 
balita untuk ber'oweh-oweh' an juga. Ya sudah, akhirnya anak-anak saya (2 
orang) tidak bisa dicekokin kultur 'oweh' ini. Sorry. Mission is gatot (gagal 
total) deh ya.

Begitu ajah sih ya kira-kira.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, David dkh...@... wrote:

Mpeq Liang U dan Liatwi,


[budaya_tionghua] Re: (Tanya)Tata cara pembagian waris kaum Tionghoa

2010-03-22 Terurut Topik djoko santoso
Diluar nikah karena tanpa surat catatan sipil? Surat catatan sipil setau saya 
cuma pengakuan administrasi negara, sedangkan pernikahan adalah 
urusan keluarga, jika kedua keluarga setuju dan sudah melakukan upacara 
pernikahan secara adat maka dianggap sah, tidak peduli ada surat catatan sipil 
atau tidak.

Memang pernikahan yang baik adalah:
1. Kemauan atau tekad berdua calon penganten
2. Persetujuan kedua keluarga
3. Membuat akte nikah, untuk menghindari, kesulitan2 mengenai hukum pernikahan, 
hukum waris atas harta tidak bergerak, seperti rumah/tanah/perusahaan di 
kemudian hari, kecuali bila mempunyai alasan tertentu, yang luar biasa. Akte 
pernikahan di catatan sipil ini, adalah pengesahan negara terhadap pernikahan 
kedua belah pihak, dan kedua pihak mendapat perlindungan hukum negara, kalau 
tidak mendaftar di catatan sipil maka akan terjadi seperti kesulitan2 
dikemudian hari, dan  ada istilah kumpul kebo.


  

Re: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA?

2010-03-22 Terurut Topik djoko santoso
saya setuju dng.

Teorinya Apeq Liang U bisa jadi benar, bahwa kata Owe berasal dari kata 
Ho-e.

Tapi kalo sesama sebaya (setuju) akan dijawab E-SAI', kalo dipanggil sebaya 
akan dijawab Wei,
dijawab E_SAY soalnya kalo BE_SAY, artina tai kuda kan???/jelek
Wekekekekekek





From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 22 March, 2010 9:23:15
Subject: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA?

   
Rasanya asal kata Owe/ Oweh/ O-eh ini udah pernah dibahas deh dulu, tapi gue 
nggak nyimak detail. 
Dipergunakan banyakan oleh tionghoa peranakan di jawa (doank?)
Asal kata dari dialek hokkian. 

Teorinya Apeq Liang U bisa jadi benar, bahwa kata Owe berasal dari kata Ho-e. 

Kenapa bisa jadi ada kata pengganti Ho-e ini? 
Kemungkinan disesuaikan dengan adat istiadat jawa feodal yang mengutamakan 
kesopanan dan kehalusan bahasa. 

Misalnya, sampe sekarang pun, kalau orangtua atau yang dihormati memanggil... . 
 Jokoo! 
Jawabnya Dalem, Bu...

Nah arti kata Jawa : 'Dalem' sewaktu menjawab itu apa ya??? 

Kalau diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa hokkian apa artinya sama 
dengan Oweh itu??? 

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Akhmad Bukhari Saleh absa...@...  
wrote:

 Jangankan dalam bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia pun di tahun 1940-an 
 sampai 1950-an, orang sering pakai kata saya sebagai penegasan affirmative.
 Jadi owe yang untuk affirmative memang bukan dari hauw-e, tetapi dari 
 owe itu sendiri.
 
 Mengenai owe berasal dari gue, teorinya juga lemah.
 Karena nyatanya modifikasi kata gua dilafalkan gue, itu tidak berlaku di 
 wilayah betawi udik, termasuk Tangerang, namun toh cina benteng pun 
 menggunakan kata owe.
 
 Wasalam.
 
  = ===
 
   - Original Message - 
   From: zho...@... 
   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
   Sent: Saturday, March 20, 2010 1:49 PM
   Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA?
 
 
   Dlm bhs jawa halus, setiap kita mengiyakan ucapan orang tua, kita akan 
 berucap: Kulo, artinya saya.  Kulo pakde Saya Bu
 
   Jadi, kata owe yg dipakai utk mengiyakan ini maksudnya apa bukan tetap  
 saya?
 
 
 
 
 
 
  - - - - - -
 
 
   From: liang u lian...@...  
   Date: Fri, 19 Mar 2010 22:10:35 -0700 (PDT)
   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
   Subject: Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA?
 
 
   Rekan-rekan, 
   Dulu waktu masih zaman orba, saya lupa majalah Star Weekly atau 
 Pancawarna pernah memuat beberapa artikel yang mendiskusikan dari mana kata 
 owe itu berasal?  Kata itu dalam masyarakat Tionghoa Jawa Barat dipergunakan 
 sebagai kata saya untuk laki-laki, tapi dipakai juga sebagai kata ya 
 untuk laki-laki. Kaum Tionghoa totok yang menggunakan bahasa Indonesia juga 
 menggunakan kata owe , tentu tidak kalau ia menggunakan bahasa daerah 
 Tiongkok. Orang Tionghoa non Hokkian jarang menggunakan kata itu, kecuali ia 
 berbicara dengan orang peranakan Hokkian dalam bahasa Indonesia atau Melayu 
 Tionghoa. 
   Sampai sekarang saya tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Menurut  
 perkiraan saya, kata owe yang berarti saya berasal dari kata gua dalam 
 dialek Hokkian. Orang yang berdialek Melayu Jakarta, mengucapkan gua menjadi 
 gue. Kata gue ini yang berubah bunyi menjadi owe. Dalam dialek Hokkian bunyi 
 w itu dari segi linguistik agak beda dengan w Indonesia, tapi lebih dekat ke 
 o.  Kata gwan lebih tepat diucapkan goan, jadi owe itu berasal dari o-e, yang 
 bunyinya dekat dengan gue Jakarta. Karena oe zaman Belanda dibaca u, maka o-e 
 tidak ditulis oe tapi ditambah w, menjadi owe. 
Owe juga digunakan sebagai kaya ya dalam menjawab pertanyaan atau 
 perintah orang. Kalau orang tua memerintah kita:  Kau pulang cepat yah.  Si 
 anak akan menjawab Owe, ne!  ne adalah ibu dari dialek Hokkian.  Sedang  
 kalau perempuan akan menjawab, Saya, ne:.  Baik owe maupun saya di sini 
 berarti ya.  Lalu dari mana datangnya owe di sini ? Kita lihat dalam dialek 
 Hokkian kalau diperintah demikian orang akan menjawab: Ho! kadang ho e!
   Ho berarti baik 好ï? e adalah akhiran, yang berfungsi seperti lah dalam 
 bahasa Indonesia. Bunyi ho-e ini menjadi owe. Jadi jawaban : owe berarti 
 ya atau baiklah. Dalam bahasa Mandarin  dikatakan: 好�atau  
 好ç?Dalam dialek Hokkian hao adalah ho, de adalah e. 
Lama-lama terjadilah pembagian kerja, kalau gue atau gua dianggap 
 kasar hanya digunakan terhadap orang yang setingkat atau lebih rendah, owe 
 digunakan kepada orang yang lebih tinggi. Jadi owe halus, sedang gue atau gua 
 kasar. Mengapa untuk perempuan owe diganti saya atau ya? Maaf, saya tak dapat 
 menjawab.
   Tolong diperhatikan, gua atau gue dianggap kasar kalau bicara dalam 
 bahasa Indonesia atau Melayu Tionghoa, dialek Betawi dll. Tapi gua dianggap 
 tidak kasar sebab berarti saya dalam dialek Hokkian.  Saya sendiri kalau ada 
 anak muda yang berkata. 

Re: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?

2010-03-05 Terurut Topik djoko santoso
Salam sejahtera.

Sulaman Liong/Lung di Tiongkok, jaman dulunya untuk hiasan pakaian/topi Kaizar2 
tertentu. tapi sekarang banyak digunakan patung2 penghias wuwungan kelenteng2 
tiang2nya juga kadang digambari dengan Liong, ada juga beberapa orang dengan 
marga Liong yang saya kenal, juga ada di 12 shio, Lung/Liong/Long memang sudah 
menjadi totem bagi etnis tionghua. 

Send from Beri-beri Smart.






From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, 5 March, 2010 17:23:12
Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?

  
jadi inget Zhu Rongji yg mo pake istilah Zhongguo buat ganti sebutan china, 
hmm kalu long barat ama long timur ya jelas bedalar.

long di zhongguo itu dah jadi lambang persatuan bangsa bukan persatuan 
bangsatlar.

nah kalu long dibarat itu mah lambang bangsat yg jelas2 ada pengaruh dari 
kristen btw long barat kayak bijimane seh ?

kalu long di legenda zhongguo khan banyak, ada yg bangsat ada yg kagak, 
misalnye jiao long itu naga yg gak kesampean huehehehe alias naga bangsat or 
kerennya biang naga banjir.

nah di korea sendiri ada legenda tuh soal uler yg mo jadi naga, nah di tiongkok 
seh banyakan itu ikan li yg loncat gerbang naga huehehehe

uler jg di zhongguo boekan binatang haramjadah jahat nujibilah bedalar ame di 
barat yg uler itu lambang kejahatan.

so kalu kita mo pikir sebenernya yg bilang long=naga=iblis ya gara2 ape ? gara2 
budaya yg bedalar ama kongtai bacot gede oknum pendeta yg mensetan2kan lambang 
budaya laen.

gak beda kayak patung tudigong yg ada non triad ama triad , nah loe 
hahahahahahahahahah aha
yg bijimane yg triad neh ?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

 Ini masalah bahasa. Long telah terlanjur diterjemahkan menjadi dragon dan 
 naga. Kalau yg dimaksud ternyata adalah dua mahluk yg berlainan, hanya ada 
 dua pilihan utk mengkoreksi: menambahkan keterangan tambahan atau mengganti 
 dng istilah baru. 
 Apakah anda memilih mempopulerkan istilah Long utk menggantikan dragon dan 
 naga? Shg muncul judul film Year of The Long, atau kalimat: dia lahir di 
 tahun Long.
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: Erik rsn...@...
 Date: Wed, 03 Mar 2010 04:53:35 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?
 
 
 Betul sekali, memang tak usah dibanding-bandingin !! Bukan cuma gak usah
 dibanding-bandingin , bahkan juga jangan  disama-samakan! !
 
 Tapi masalahnya adalah ada yang menyama-nyamakan Dragon setan dengan
 Naga atau Long totem Tionghoa!!Sesuatu yang dimuliakan oleh masyarakat
 Tionghoa disamakan dengan setan yang dihujat kaum Nasrani!! Kira-kira
 persis kalo orang-tua anda yang anda hormati disamakan dengan
  ... (a ha !gak tega saya nyebutnya!!) Relakah anda??
 
 Btw, soal piara memelihara, anda pernah pelihara Naga?? Gimana caranya
 tuh, dikasih makan apa ya??
 
 Untuk Fuyuan, bagi saya Dragon is Dragon, dan Long Jiushi Long. Tidak
 bisa disama-samakan antara keduanya. Wong yang satu adalah totem yang
 dihormati, sedang yang lain merupakan lambang setan yang dihujat kok!! 
 Kenapa Long harus dikasih nama barat sebagai East Drgon??  Kegalauan
 kultural bagi teman-teman Tionghoa yang kebetulan beragama Kristen akan
 semakin menjadi-jadi kalau gitu!!
 
 
 
 Salam,
 
 Erik
 
  - - - - - -\
  - - - --
 
 
 
 Salam,.
 
 Erik
 
  - - - - - -\
  - ---
 
 In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, adiperdanasamuel@ wrote:
 
 Gak usah dibanding2in lah naga/dragon dengan liong/ long.. Gini aja: yg
 orng tionghoa piara liong, orang kristen piara domba, orang arab/ yg
 islam piara onta, orang india/ hindu piara sapi, orang jawa angon bebek,
 orang thailand piara gajah, dll.. Ntar waktunya ketemuan aja di pasar
 hewan.. Trus yang mau barter silakan...
  Salam
  Sam
 
 
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
  -Original Message-
  From: Erik rsn_cc@
  Date: Wed, 03 Mar 2010 03:22:38
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?
 
 
  Masalahnya adalah : Apakah Naga (Long/Liong) sama dengan Dragon?
 
  Sejauh yang pernah saya tahu, Long/Liong adalah totem yang diagungkan
  masyarakat Tionghoa, sedangkan Dragon adalah binatang perlambang
  kejahatan dan setan dalam agama Nasrani. Keduanya berasal dan berakar
  dari tradisi dan budaya yang sama sekali berbeda.
 
  Lantas, mengapa tiba-tiba bangsa barat (terutama para pekerja
  misionaris) menterjemahkan dan menyamakan Long/Liong dengan Dragon
 yang
  merupakan simbol kejahatan dan setan dalam agama Nasrani?? Itu yang
  harus kita kritisi, bukannya ikut-ikutan latah mengatakan bahwa Dalam
  Legenda Agama Kristen Naga Terlanjur Dikaitkan dengan Kejahtan!!!
 
  

[budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?

2010-03-02 Terurut Topik djoko

Kalo Pastornya pake jubah sulaman naga ntar dikira kaizar Tiongkok lage, ana 
itu naga be kepala 7 menurut alkitab naga itu adalah jelmaan seiton. peng adul2 
dunia. 
Tapi seandainya boleh dikasih sulaman naga. pasti rame deh, kwkwkwk

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@... 
wrote:

  Wah, ntar klo Pastornya pake jubah bersulam naga gitu, yang ada malah 
 keliatan kayak Tosu ato Saikong donk Hehehe
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ 
 wrote:
 
  Dear member,
  Memang benar ketika diajukan sebagai hari raya nasional, Imlek diposisikan 
  sebagai hari raya agama Konghucu.  Kelompok PSMTI maupun INTI tidak bisa 
  mengajukannya sebagai hari raya budaya ethnis Tionghoa.  Sebab tidak 
  mungkin suatu ethnis memiliki hari libur sendiri sendiri. Ingat di 
  Indonesia ada ratusan ethnis, kalau satu dikasih izin yg lain juga boleh, 
  celakalah kita yang setiap hari libur, kapan kerjanya? Namun bagi kami, 
  umat Katholik, kami menganggap Imlek sebagai hari raya budaya Tionghoa oleh 
  sebab itu gereja Katholik yang mempunyai umat dominasi Tionghoa, diadakan 
  acara bagi jeruk yang telah diberkati pastur, interior gereja digubah ala 
  oriental, bahkan dahulu barongsai boleh main di halaman gereja. Bukan itu 
  saja di gereja kami (Regina Caeli) anak anak dikasih angpao dan sewaktu 
  Imlek lalu,
   banyak umat yang datang pakai baju merah dan anak anak pakai baju naga.  
  Kalau saja Vatican kasih izin Pastur pakai baju naga, mungkin saja Pastur 
  kami berjubah merah bersulam naga emas. RGDS.TG
 





Re: [budaya_tionghua] Re: KTP

2010-03-02 Terurut Topik djoko santoso
tak kenal maka ta sayang, tak mau maka ta dapet, tak tau maka ta paham, ada 
nomer2 ajaib seperti angka2 168, 888, 666, dlst.

Maka dari nomer2 ajaib itu biayanya jadi laen2, kan 

Semoga saja pada saatnya nanti, akan tidak ada beda nomer, dan biayanya






From: grazi...@yahoo.com grazi...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 3 March, 2010 9:33:16
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP

  
Terima kasih banyak atas jawaban rekan-rekan semua.

Kalau ktp mungkin sudah distandardisasi semua kali ya? Sy kurang tahu untuk 
pengkodean akte dan semacamnya. Tp kalau biaya, saya jg merasakan bahwa ada 
perbedaan perlakuan biaya untuk pri maupun non pri.


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Franz Widjojo franzwidjojo@ yahoo.com 
Date: Tue, 2 Mar 2010 18:15:45 -0800 (PST)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP
  
Bagaimana dengan Akter lahir yang masih mengandung kode Ras(jawa, india, 
cina.. dll)?
dan perbedaan pembuatan akte lahir untuk pri dan non pri, hal ini masih berlaku 
paling tidak dari pengalaman pribadi di tahun 2008.
Walaupun akte dari anak yang baru lahir sekarang ini sudah(cmiiw) tidak 
menganut penomoran berdasarkan kode ras, tetapi tetap ada rujukan bahwa akte 
tersebut dibuat berdasarkan akte dari orang tuanya yang masih menggunakan 
kode-kode tertentu


Jadi mungkin KTP sudah tidak, tetapi Akte masih dan perbedaan biaya tetap ada
Salam
FX





From: yuan...@yahoo. com yuan...@yahoo. com
To: Fy Zhou zho...@yahoo. com; budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, March 3, 2010 6:10:54 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP

  
Lebih tepat logo daerah. Misal kalau DKI gambar monas. Ada dua KTP dengan monas 
kecil dan Monas besar. Tapi itu masa lalu. Dalam beberapa tahun ke depan sedang 
diupayakan KTP Nasional yang tak lagi memakai logo daerah.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Fy Zhou zho...@yahoo. com 
Date: Tue, 2 Mar 2010 21:46:38 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: KTP
  
Sekarang model KTP sudah seragam, tidak dibedakan lagi. 
Dulu memang benar ada perbedaannya, dari dua jenis : cap besar dan cap 
kecil.(saya sdh agak lupa, cap atau bulatan hasil cetakan )






From: Ivan ivan_taniputera@ yahoo.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, March 2, 2010 7:02:26 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: KTP

  
Saya juga sudah pernah membandingkan hal ini. Tetapi tak menemukan 
perbedaannya. Menurut saya ini hanya mitos yang dihembuskan untuk memecah belah.

Salam hangat dan salam persatuan,

Ivan Taniputera

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, grazi...@... wrote:

 Siang all,
 
 Saya sering dengar jg kalo ktp utk wn tionghoa dibedakan dgn kode khusus. Tp 
 sampai skrg sy belum bs liat perbedaannya antara ktp tionghoa dgn non 
 tionghoa. 
 
 Mgk ada dr antara suhu2 disini bs memberi pencerahan, sebenarnya kode apaan 
 sih di ktp yg membedakan tionghoa dgn non tionghoa.
 
 Thanks atas penjelasannya.
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: djoko santoso yodj...@... 
 Date: Tue, 2 Mar 2010 02:55:18 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: [budaya_tionghua] KTP
 
 Kita doakan agar pemerintah Indonesia sadar  dan bisa memanfaat-kan potensi 
 setiap warga negara, tanpa mengungkit asal usul, ras, etnik dan agama yang 
 dianutnya. 
 Semoga KTP baru tidak memuat segala kode untuk keturunan dan juga keterangan 
 mengenai agama, yang akhirnya digunakan untuk menyulitkan warga. SEMOGA!(iwan 
 suwandi/ Indonesia Media)
 
 salam djoko santoso





 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?

2010-03-02 Terurut Topik djoko santoso
Yang jahat bukan naganya bung !!!
Tapi orangnya yang suka plintar plintir





From: Erik rsn...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 3 March, 2010 10:22:38
Subject: [budaya_tionghua] Re: Imlek Agama atau Budaya?

   
Masalahnya adalah : Apakah Naga (Long/Liong) sama dengan Dragon? 
Sejauh yang pernah saya tahu, Long/Liong adalah totem yang diagungkan 
masyarakat Tionghoa, sedangkan Dragon adalah binatang perlambang kejahatan dan 
setan dalam agama Nasrani. Keduanya berasal dan berakar dari tradisi dan budaya 
yang sama sekali berbeda. 
Lantas, mengapa tiba-tiba bangsa barat (terutama para pekerja misionaris) 
menterjemahkan dan menyamakan Long/Liong dengan Dragon yang merupakan simbol 
kejahatan dan setan dalam agama Nasrani??  Itu yang harus kita kritisi, 
bukannya ikut-ikutan latah mengatakan bahwa Dalam Legenda Agama Kristen Naga 
Terlanjur Dikaitkan dengan Kejahtan!!!
Salam,
 
Erik
 - - - - - - 
- - - ---
In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

Untuk simbol yg lain mungkin ok, tapi khusus utk naga mungkin ada hambatan. 
Karena dlm legenda agama kristen naga terlanjur dikaitkan dng kejahatan. Meski 
bentuk naganya tdk persis sama, naga barat bersayap sedangkan naga tiongkok tdk 
dan badannya lebih panjang. 
 
 Ada teman bikin undangan nikah, calon istrinya yg khatolik minta gambar naga 
 dihilangkan, diganti sepasang burung hong. 
 
 Sent from my BlackBerry® 
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT 
 


  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral

2010-03-02 Terurut Topik djoko santoso
Nah ada satu lagi tradisi yang belum dibahas disini yang berkaitan 
dengan Sin Chia . Dulu waktu zaman saya disana , kalau Sin Chia itu 
anak2 dapet angpao biasanya pada main Ji It atau Kiu kiu dan orang2 
yang lebih tua biasanya diatas meja sibuk mengocok Mahyong (atau 
dipanggilnya saat itu Maciok). Biasanya acara ini menjadi keterusan 
sampai lewat Cap Goh Me . Berhentinya kalau sudah ada yang kena jewer 
kupingnya atau di sabet rotan . hahahah. Masih Ingat nggak ? (Dr. Irawan)

Itu bukan tradisi pak, makanya jadi orang harus yang jelek dibuang dan yang 
salah diperbaiki
 

da, kenapa nga sekalian aja sambil isep candu, pasti lebih seru we kekekekekk





From: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, 3 March, 2010 13:11:15
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral

  
Kawan2 yb,
Wah , akhirnya topik ini jadi melebar kemana2 malah terkesan menuai perdebatan 
sengit , asal jangan sampai take personally saja yah. 
Saya sendiri terus terang tidak ikuti semuanya jalannya perdebatan ini , tapi 
saya pernah dengar Imlek itu jadi hari libur nasional berdasarkan agama, tapi 
pihak lainnya ada yang bilang ini mau dibawa ke kesukuan , dan kalau kesukuan 
itu maka tak layak jadi hari libur nasional dlsbgnya .

Saya yang tinggal di LN melihatnya mungkin ada sedikit berlainan, dan saya mau 
mencoba menganalisanya dari sudut pandang masyarakat di US . Karena perayaan 
hari agama apa saja pada dasarnya belum pernah ada pelarangan disini di US, 
tentunya saya bicara pasca Martin Luther King Jr. di tahun 60 an, . Hari besar 
resmi di US sebenarnya banyak , tapi yang jadi hari libur utama adalah Tahun 
Baru 1 Jan, Christmas , Thanksgiving, Labor, July 4 Independence day,  dan 
Memorial day. Ini adalah sebagian dari hari libur nasional yang menjadikan 
cliniic saya tutup ,,, hahahaha. Tentu saja masih ada lagi hari2 seperti 
president day, Martin Luther King Jr , Columbus day dan ada beberapa hari lagi 
yang saya lupa , tapi clinic saya buka pada hari lainnya itu , hanya Bank dan 
kantor pos tutup serta kantor2 state dan federal . 

Yang saya mau sampaikan disini adalah  Hari Lebaran /idul fitri dan hari Imlek 
mayoritas mereka buka, termasuk clinic saya, anak2 juga sekolah. Perayaan Imlek 
cenderung dirayakan pada week end yang paling dekat. Contoh pada Sin Chia yang 
lalu tanggal 14 Feb jatuh pada hari minggu , tapi perayaannya lebih banyak 
dilakukan pada tanggal 20 yaitu hari Sabtu , alasannya karena memang lebih 
convenient dilakukan pada hari sabtu. Karena hari minggu nya masih bisa 
istirahat , setelah pesta habis2an di hari Sabtu. 

Di New York kalau nggak salah hari Sin Chia telah diterima menjadi hari libur 
negara bagian, para organisasi Chinese pernah berusaha untuk mengajukan ke 
legislatif negara bagian California untuk membuat libur state California pada 
saat Sin Chia , tapi waktu itu belum berhasil rasanya. Mungkin kalau sekarang 
diajukan bisa berhasil barangkali , pasalnya memang state sedang Bokek , jadi 
lebih baik lebih banyak libur yang nggak dibayar , barangkali  lho ...

Kembali kepada soal libur atau tidaknya sebenarnya tidak jadi soal , kalau 
sejarahnya belum pernah ada pelarangan perayaan hari raya Tionghoa. Maka jangan 
lagi terjadi hal2 seperti ini pada agama apapun atau pada suku apapun di 
Indonesia, dampaknya sangat jelek sekali, makanya diskusinya sampai merembet ke 
KTP segala yang ditandan . 

Mari kita tinjau dari segi ekonominya. Kalau ada Sin Chia dan cap goh meh , itu 
'kan mendorong roda perekonomian, karena dipasar rame orang belanja buat 
persiapan perayaan, Mall yang mengadakan pertunjukan barongsay lebih ramai 
orang datang belanja , belum lagi sirkulasi uang dari jualan pernak pernik 
imlek. Anak2 yang dapat angpao 'kan pada dibelanjain , jadi perputaran ekonomi 
kenceng gitu. 

Nah ada satu lagi tradisi yang belum dibahas disini yang berkaitan dengan Sin 
Chia . Dulu waktu zaman saya disana , kalau Sin Chia itu anak2 dapet angpao 
biasanya pada main Ji It atau Kiu kiu dan orang2 yang lebih tua biasanya 
diatas meja sibuk mengocok Mahyong (atau dipanggilnya saat itu Maciok). 
Biasanya acara ini menjadi keterusan sampai lewat Cap Goh Me . Berhentinya 
kalau sudah ada yang kena jewer kupingnya atau di sabet rotan . hahahah. Masih 
Ingat nggak ?

salam,
Dr.Irawan. 

  


2010/3/2 grazi...@yahoo. com















  


 
  
 












Ko Hoey Hin

Kalau misa kudus memang telah menjadi ritual ibadat agama Katolik. Kira2 sama 
seperti kebaktian di agama lain.

Thanks
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hoey Hin hoey_...@yahoo. co.id

Date: Wed, 3 Mar 2010 02:27:32 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Misa Imlek di Cathedral

  

 
  
 
Tenang saja Koh Erik, saya tidak marah2 kok, rugi kalau saya sampe marah =). 
komentar mengenai orang yang merasa paling benar, dan menggangap orang lain 

[budaya_tionghua] KTP

2010-03-01 Terurut Topik djoko santoso
Kita doakan agar pemerintah Indonesia sadar  dan bisa memanfaat-kan potensi 
setiap warga negara, tanpa mengungkit asal usul, ras, etnik dan agama yang 
dianutnya. 
Semoga KTP baru tidak memuat segala kode untuk keturunan dan juga keterangan 
mengenai agama, yang akhirnya digunakan untuk menyulitkan warga. SEMOGA!(iwan 
suwandi/ Indonesia Media)

salam djoko santoso



  

Re: [budaya_tionghua] Re: Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya tentang Shi Jian Khiong Hie)

2010-01-29 Terurut Topik djoko santoso
Salam sejahtera buat semuanya

Ucapan selamat Tahun Baru Imlek, pada saat bertemu teman atau famili ucapkan 
aja yang baik2 menurut selera masing2 yang penting saling mendoakan dengan 
ucapan yg sopan, karena hari Tahun Baru Imlek Adalah hari Baik buat semua Warga 
tionghua, menengok lah ke hari2 yg lalu pada tahun yang lalu, adakah kita sudah 
menjadi baik?

Peliharalah yang sudah baik, dan buanglah yang buruk2, demikian juga dengan 
ucapan2 kita.Makin banyak slogan ucapan selamat, sebenarnya makin kaya akan 
kasanah ucapan.

BanZai, BanZai, BanBanZai, ucapan ini ditujukan kepada Kaisar, tapi BanZai2 
diteriakkan tentara juga untuk menambah semangat.

Maka ucapan yang baik adalah sesuai dengan siapa yang dihadapinya, orang yang 
lebih tua, sebaya, anak2, teman bisnis, berilah ucapan yg cukup baik pada 
mereka dan yang sesuai, berilah juga semangat, dan harapan untuk menjadi lebih 
baik lagi.

Salam hangat menyongsong datangnya Imlek
djoko santoso





From: east_road east_r...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 30 January, 2010 9:37:00
Subject: [budaya_tionghua] Re: Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya 
tentang Shi Jian Khiong Hie)

  
Ya intinya tetap sama artinya kan Gong Xie Fa Chai adalah suatu pengharapan 
yang baik, dan mengharapkan Sesuatu terbaik bagi dirinya,bisa jadi kaya kek, 
atau sukses lainnya, tetap saja kalimat itu bermakna suatu pengharapan dalam 
satu tahun.

Lagi Pula mau bahas soal harta itu juga tidak harus dalam ukuran materi, bisa 
saja berupa Kesehatan, Teman dan keluarga, dan sebagainya. 

Intinya Tahun baru itu mesti diketahui adalah tiap tahun baru itu, pantang yang 
namanya bicara Pesimis, atau bicara hal hal yang negatif, semua tentang 
kesuksesan, kejayaan, kekayaan, agar itu bisa tercapai, walaupun tidak 
tercapai, tetap Tahun baru dihari pertama itu Bicaranya selalu hal hal yang 
positif. Supaya dalam 1 tahun itu berjalan dengan baik.

Maka itu saya menolak Kalau Gong Xie Fa Chai diganti.
Kenapa harus diganti ?. Tidak ada merugikan membicarakan hal - hal positif, 
walau tidak tercapai sekalipun, paling tidak ada semangat menuju kesana.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

 Cai itu adalah harta, bukan makmur! Jika kita menyebut negara makmur, tidak 
 pernah pakai istilah fa cai. Ucapan selamat yg tepat utk negara adalah Guo 
 Tai Min An 国泰æ°`安, negara makmur rakyat sentosa.
 
 Seseorang bisa saja Fa Cai (kaya) tapi belum tentu sentosa hidupnya. 
 Seseorang ilmuwan atau penulis atau seniman bisa sukses berkarya, mendapat 
 penghargaan dunia, tapi belum tentu kaya!
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: east_road east_r...@. ..
 Date: Fri, 29 Jan 2010 05:15:11 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: [budaya_tionghua] Pembahasan Gong Xie Fa chai ( tanggapan saya 
 tentang Shi Jian Khiong Hie)
 
 Bagi Teman -teman yang mau kirim kartu ucapan atau untuk mengucapkan imlek 
 kepada orang kita hormati. ini beberepa kalimat yang sangat berguna bagi 
 kalian.
 
 Gong xi fa cai (Tulisan Cina Tradisional: #24685;#21916; #30332; 
 #36001;; Tulisan Cina Ringkas: #24685;#21916; #21457; #36130;; pinyin: 
 g#333;ngx# 464; f#257;cái; Bahasa Kantonis (Yale): g#363;nghéi 
 faatchòih; bahasa Hokkien (POJ): Kiong-hí hoat-châi; bahasa Hakka: Kung 
 hei fat choi), yang diterjemah sebagai Tahniah dan semoga mendapat rezeki. 
 Ungkapan ini yang sering tersalah angggap sebagai bersinonim dengan Selamat 
 tahun baru mula digunakan berabad-abad lalu.
 
 Belakangan ini Ada beberapa teman -teman Tionghoa lain ingin menganti Gong 
 Si Fa Chai  dengan  Shi Chian Khiong Hie. Dikarenakan tidak enak didengar 
 karena Beraggapan bahwa Orang Tionghoa itu seakan akan mencari materi atau 
 mementing kan materi, karena bunyi  Gong Xie Fa Chai berarti 
 kemakmuran.Dalam catatan padangan saya pribadi, justru saya mempertahankanya 
 karena Pemikiran pemahaman sebenarnya kemakmuran itu bisa berupa materi, 
 hasil pangan dan sebagainya. 
 
 Saya teringat pada pesan Almarhum ayah saya, jadi orang itu tidak boleh 
 pesimis, harus optimis, jangan karena kekurangan materi atau kesulitan 
 mengatakan  susah uang , justru  harus mengatakan  Ada uang , Walau itu 
 agak sulit dalam diri kesulitan keuangan, Tujuannya apa saya berfikir 
 ternyata itu untuk membangkitkan optimisme kita. Lalu apa Huubungannya dengan 
  Gong Xie Fa chai  yang dalam pembahasan saya ini.
 
 Kemakmuran itu tidak perlu ditakuti, Harus diungkap, kenapa harus takut, 
 kenapa merasa pesimis, Justru ketika tahun baru Selalu harus bicara Kejayaan, 
 Kemakmuran, Keberhasilan, Agar timbul rasa optimisme dalam diri, akan 
 menyambut Tahun yang baru, Saya tidak setuju kalau diganti, bagi saya aneh. 
 Kekawahtiran sesuatu hal negatif terjadi, Justru Siapa yang tidak mau kalo 
 Negara itu Makmur, Rakyat sentosa, tidak ada kekurangan apapun, inilah makna 
 dikandung dalam  Gong Xie FA Chai, yang

Fw: [budaya_tionghua] Re: sin chun kiong hi VS gong xi fa cai

2010-01-26 Terurut Topik djoko santoso
Selamat sejahtera buat semuanya,

Iya seperti di postingkan Bapak David Kwa, semua orang yang merayakan Tahun 
Baru Imlek, pasti teringat pada masa kecil, seperti saya juga mengalaminya, 
perasaan anak2 pasti merasa gembira dengan datangnya Imlek, pertama mereka pake 
baju baru, sepatu baru, dan pada Imleknya, mengunjungi orang2 yang lebih tua, 
dan sebagai anak2 pasti pada saat  ber-kiong hi, mengharapkan dapet Ang Pao, 
kue2, manisan, pada saat demikian anak2 pasti mata Ang Pao an.

Malah kami kakak beradik ber Pai Kui terhadap Papa/Mama, Ama/Engkong, (budaya 
Pai Kui ini kelihatannya  sudah pupus) dan orang tua pada saat Pai Kui itu 
mendo'akan anak2/cucu2nya, biar Toa Hokie, Toa Homia, jadi anak baik dst. 
Sedang kami anak2 mendo'akan Orang2 tua kami dengan panjang umur dan sehat 
selalu.

Sin Cia, adalah saat2 menggembirakan buat anak2. main kembang api, petasan, 
dlsb. Sin Nien Kuai Lo Ang Pau Na Li? ini jadi ucapan guyon anak2 sekarang.

Memang dunia sekarang sudah modern, dengan budaya serba cepet, cepet kaya dst. 


Salam sejahtera buat semua
djoko santoso

- Forwarded Message 
From: dkhkwa dkh...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, 26 January, 2010 14:02:19
Subject: [budaya_tionghua] Re: sin chun kiong hi VS gong  xi  fa  cai

  
RRS,

Pertanyaan ini, terus-terang, telah lama menggelitik hati owe. Waktu kecil owe 
selalu mendengar―bahkan membaca di Star Weekly, PancaWarna, dsb―orang selalu 
mengucapkan kata-kata Sin Chun Kiong Hi 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), 
Thiam Hok Thiam Siu 添福添壽 (Semoga Tambah Rezeki dan Panjang Umur), Ban Su Ji I 
萬事如意 (Segala Sesuatu seperti yang Diinginkan), pada waktu saling bertemu dan 
bertukar ucapan selamat. Owe ingat, sebagai anak kecil, waktu ber-kiong hi 
(mengucapkan selamat) kepada famili yang tua-tua, mereka pun selalu membalas 
dengan mengucapkan kata-kata: “Iya dah, biar lu lekas besar, biar jadi anak 
yang denger kata, biar pinter sekolanya, biar jadi anak yang bisa nyenengin 
orangtua, biar murah rejeki, dll frasa-frasa yang membawa keberuntungan 
(auspicious phrases) yang senada dengan itu. Tidak pernah owe dengar, “Iya dah, 
biar lu lekas kaya!” atau yang senada dengan itu.

Setahu owe ucapan itu bermula dari Hong Kong saat koloni Inggris itu belum 
kembali ke pangkuan Tiongkok. Aslinya dalam bahasa Konghu, lafalnya (PCMIIW) 
KUNG HEI FAT CHOI 恭喜發財, artinya “Selamat Menjadi Kaya”.. Waktu 
ditransliterasikan ke Mandarin lafalnya menjadi GONG XI FA CAI, Hokkian KIONG 
HI HUAT CAI. Gejala inilah yang lalu menyebar ke seluruh Tiongkok, apalagi 
setelah Hong Kong “HUI KUI TIONGKOK 回歸中國” (kembali ke pangkuan Tiongkok) pada 
1997 (PCMIIW).

Karena banyak orang tidak bisa membedakan yang mana Konghu, yang mana Mandarin, 
maka sering dikacaukan jadi GONG XI FAT CHOI, padahal GONG XI Mandarin, FAT 
CHOI Konghu, dan keduanya tidak boleh digabungkan. GONG XI FAT CHOI itu bahasa 
apa? Mandarin atau Konghu, atau bukan Mandarin, juga bukan Konghu?

Dari ucapan ini sebenarnya ketara benar bahwa orang Hong Kong lebih 
mementingkan FAT CHOI 發財 (Menjadi Kaya) ketimbang hal-hal lainnya. Namun, 
anehnya, ucapan berbau materialisme ini dengan cepat segera mendapat “sambutan 
hangat” dari seluruh dunia Tionghoa, mengalahkan berbagai ucapan Selamat TAHUN 
BARU Imlek yang sudah ada sebelumnya, di antaranya KIONG HO SIN HI 恭賀新禧 
(Selamat Tahun Baru), SIN CHUN KIONG HI 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), 
yang lebih netral. Apakah gejala ini merupakan refleksi, sudah sedemikian 
“matre” dan kapitalistik- nya kah orang (Tionghoa) abad 21 ini? Yang penting 
kaya, tidak penting kayanya entah dapat dari mana...? Orang tidak peduli lagi, 
mau musim semi keq, mau musim panas keq, yang penting kaya… Atau, ini hanya 
gejala yang menimpa segelintir orang Tionghoa saja, terutama kaum kapitalis? 
Lalu, owe dengar di TV, ada yang melakukan “pembelaan” dengan mengatakan bahwa 
GONG XI FA CAI artinya
 “Selamat Sejahtera”. Apakah iya memang betul dalam bahasa Tionghoa FA CAI 
artinya Sejahtera, atau―dengan kata lain―“Menjadi Kaya” (material) identik 
“Sejahtera” (immaterial) , sehingga keduanya boleh-boleh saja dipertukarkan? 
Mohon pencerahan dari RRS yang lebih paham bahasa Tionghoa daripada owe.

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ibcindon ibcin...@.. . wrote:

Memperhatikan banner yang sekarang mulai ber munculan ditempat umum menyambut 
tahun baru IMLEK, umumnya tertulis GONG SHI FA CAY.

Kalu diingat -ingat jaman 1950 an ucapan yang sering muncul adalah SIN CUN 
KIONG HIE . SIN CUN GONG SHI.

Apakah ini gejala masa kini yang penuh bercirikan materialisme, kapitalisme 
yang hanya mementingkan uang dan kekayaan ??

Tidak perduli lagi pada alam dengan kedatangan musim semi ??

Apakah masyarakat dulu lebih sadar ekologi 

Salam sincia


 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)

2010-01-24 Terurut Topik djoko santoso
koq nga ada yang sembayangin yah, keciandeh.






From: Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@hotmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, 21 January, 2010 23:43:59
Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
KATA SIAPA ketua Mao tidak dijadikan Toa Pe Kong?
Coba lihat di link ini:
http://people. ku.edu/~kennedy1 /faces_of_ shaanxi.htm

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, djoko santoso yodj...@...  wrote:

 Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah 
 ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya 
 alias (nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias 
 (menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak 
 percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, 
 saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau 
 bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia 
 sudah evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong 
 (rumah Leluhur) sudah diambil negara (RRC). 
 
 Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri 
 data keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat 
 nama sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya 
 pribadi setuju sekali pendapat itu.
 
 Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih 
 rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang 
 jasa2nya.
 
 
 
 
 
 
  _ _ __
 From: liang u lian...@... 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
 PENULIS TIONGHOA)
 
 
 Sdr. Djoko, 
   Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya tak mampu, sebab dari situ 
 bisa menjalar ke hokki, nasib dll yang menyuangkut kepercayaan, sedang 
 kepercayaan sifatnya relatif, tiap orang akan menilai berbeda. 
   Nama generasi sifatnya pribadi, misalnya tak akan ada yang tahu nama 
 generasi saya kecuali orang yang seturunan dengan saya. Nama generasi ditulis 
 dalam silsilah keluarga, tidak diumumkan secara umum. Saya sendiri kehilangan 
 nama generasi waktu perang kemerdekaan,  karena harus meninggalkan  rumah 
 untuk mengungsi secara mendadak. Teman kita di milis ini  ada seorang yang 
 mengumpul nama generasi semua orang yang ia kenal dan masih punya nama 
 generasinya. Tapi iapun cuma mengumpul, kalau anda tahu dialek anda apa, lalu 
 datang dari kabupaten mana di Tiongkoknya, kalau tahu kampungnya dll, nama 
 generasi itu di simpan di rumah leluhur. Di situ akan ada, kecuali waktu 
 perang sudah musnah. 
 Untuk sne yang besar, lebih mudah ditelusur, untuk sne yang kecil sangat 
 sulit karena jumlahnya sedikit. 
 Misalnya saya tahu nama dari generasi sne Ang dari kabupaten Nan'an (Hokkian 
 Lamwna, baca lam wa dengan bunyi hidung), tapi tiap kampung belum tentu 
 sama kalau leluhurnya tak sama.
 Rumah leluhur adalah rumah khusus untuk data keluarga, orang Tionghoa zaman 
 dulu, masih melapor kepada rumah tsb kalau mendapat anak baru. Dengan 
 demikian data di sana cukup lengkap. Di rumah leluhur orang boleh sembahyang 
 kepada leluhur tapi tidak untuk yang bukan leluhur, seperti dewa-dewa atau 
 pahlawan seperti Kuan Kong. 
 Hanya sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat 
 menelusuri data keluarga, karena misalnya rumah leluhur hancur karena perang, 
 atau keluarganya miskin tak  ada yang membiayai dll. Mereka akhirnya membuat 
 nama sendiri, hanya dengan memilih ariti nama, harapan orang tua, enak 
 didengar bunyinya (relatif di mana), bagus bentuk hurufnya (terutama yang 
 senang kaligrafi), lazim dipakai atau tidak dll. Yang begini yang saya 
 sanggup. Ada yang masih ingin tahu  bunyinya dalam Mandarin dan dialeknya 
 sendiri. Misalnya salah satu nama anak wanita yang populer adalah Xiuyu, atau 
 Siu Giok dalam dialek Hokkian dan Siu Nyuk dalam dialek Hakka. Dulu keduanya 
 nama bagus untuk yang bisa dialek. Tapi untuk yang sudah tak mengerti dialek, 
 meskpun orang Hakka sudah tak mau lagi, karena bunyinya kurang baik. Nyuk 
 oleh teman-temannya bisa dipanggil kunyuk. Itu sekedar contoh, bunyi baik 
 tidaknya tergantung tempatnya. Di Tiongkok saya pernah menemukan orang
  bernama Ma Ling. Di Indonesia tak ada orang yang mau memberi nama Ma Ling 
 kepada anaknya.. 
 Salam, semoga membantu
 Liang U 
 
 
 
 
 
  _ _ __
  From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
 PENULIS TIONGHOA)
 
 
 Salut pada bapak Liang_u. 
 
 Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, 
 ada arti yang mendalam, untuk kehidupan

Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)

2010-01-24 Terurut Topik djoko santoso
Salut, 
saran : kumpulin terus, satu saat pasti akan sangat berguna

Selamat bekerja salam sejahtera 
djoko santoso





From: Steve Haryono hay...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, 21 January, 2010 15:15:25
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Peq Liang U,

Kayak nya terlalu berlebihan kalau ditulis 'mengumpulkan nama generasi dari 
berbagai keluarga'.
Saya cuman hobby ngumpulin silsilah. Dan biasanya memang nama generasi yang 
banyak membantu saya dalam pencarian silsilah orang lain.
Tapi sebenarnya saya tidak tau apa-apa mengenai nama generasi ini. Cuman 
melihat saja dari silsilah yang saya kumpulkan.

Salam,
Steve





From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, January 21, 2010 7:36:00 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Dik Djoko, tuh sdr. Steve Harsono muncul di milis ini, dialah yang sedang 
mencoba mengumpul nama generasi dari berbagai keluarga. Anda bisa 
menghubunginya. 
Kiongchiu
Liang U





 From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Salut pada bapak Liang_u. 

Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, 
ada arti yang mendalam, untuk kehidupan selanjutnya si anak (HOKINYA) harapan 
ortunya. dll. termasuk tolak balanya.

Salam sejahtera djoko santoso







 From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, 20 January, 2010 10:18:05
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi 
hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang 
lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang 
dikaitkan peqji silahkan menghubungi sdr. King Hian, hanya maaf kalau beliau 
kerjanya sibuk sekali. Saya sih pensiunan, kecuali ngurusin cucu.  
Kiongchiu
Liang U



 From: zho...@yahoo. com zho...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, January 19, 2010 10:04:57 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Tidak usah terbebani oleh segala hitung2an dan ramalan2 nasib, itu hanya 
menghambat saja. Yg penting tanya ke orang yg ngerti bhs mandarin, tak cukup 
hanya bisa bicara, tapi juga harus memahami bhs tulisan secara baik. Kalau ada 
latar belakang sastra akan lebih baik, bisa dicarikan nama yg tdk pasaran dan 
halus bermakna. Saya kira ini tdk terlalu sulit dicari, di millis ini saja 
banyak yg mampu.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 
From: iie_siang iie_si...@yahoo. com 
Date: Tue, 19 Jan 2010 10:13:34 -
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)
  
Kalau di Bosnia ada Ethnical Cleansing..
Disini ada Cultural Cleansing.. 

Memberi nama Tionghua? Bisa berjalankah himbauan anda???

Untuk yang Tionghua beneran sih sampe skr masih melakukan..

lha untuk ChinaBingung? .. yang gak terdidik sejarah dan bahasanya?
bukankah menjadi sulit...

Di jaman dahulu setahu saya untuk mendapatkan nama tionghua seseorang kadang 
meminta
jasa 'kwaa mia' itupun kalau melihatnya sesudah bocah berumur satu bulan (man 
yue)
padahal dalam peraturan kependudukan seseorang hanya diberi waktu 4 hari untuk 
memberikan
nama bagi akta kelahirannya. . .. susah khan?!

Anda punya saran2 yang sesuai jaman untuk rekan2 BT yang lainnya?
(terutama yang di daerah2)

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

 Ini memang tragedi generasi. Salah satu bukti politik pembersihan etnis Orde 
 Baru! 
 
 Untuk mengkoreksi, sekarang belum terlambat, mulailah mendaftarkan nama 
 Tionghoa di akte kelahiran anak2 yg sekarang baru lahir! Keponakan saya punya 
 anak, didaftarkan pakai nama tionghoa lengkap, baru dibelakangnya diembel2i 
 nama alias nama bule. 
 
 Nama resmi ini penting, karena yg akan dipakai di sekolahan dan kartu 
 penduduk. jika hanya diberi nama tionghoa sbg pelengkap, takutnya jarang 
 terpakai, malah mubazir.
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: iie_siang iie_si...@. ..
 Date: Sun, 17 Jan 2010 15:15:56 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
 PENULIS TIONGHOA)
 
 Maaf saya nimbrung..
 
 Saya risih kalo ngliat berita duka kematian di Harian Kompas..
 
 kalo yang meninggal umur 70an keatas, masih pake nama

Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)

2010-01-22 Terurut Topik djoko santoso
Salam hormat Bapak Liang U, 

Orang yang menamakan anak Jo Giok Hoan, sebenernya tidak bodoh, ato tidak 
terpelajar, tetapi dia mo menjadikan anaknya untuk bisa mengaduk/membalikkan 
dunia. seperti yang dilakukan Kui Hui, pada jaman Tang.

Karena menurut sebagian orang, makin sering lafal/mantera disebut akan makin 
manjur, kira2 sebuah plaket/kaligrafi suka di gantung di rumah2 yang 
berbunyi,Ya Allah Berkatilah rumah ini, jadi kalo orang masuk rumah tersebut 
akan membaca/mendoakan rumah itu, ada juga orang dengan Nomer mobil pribadinya 
B 168, ato kalo dibaca i lu fat, sekali jalan berkembang, ato orang yang 
menamai anaknya Goan Hok, orang tuanya mengharap anaknya menjadi sumber rezeki, 
Goan adalah nama keturunan ke.. dari suku Hok Kian, Pai - Goan - Chai.. 
mungkin orang tua Jo Giok Hoan, mengharapkan anaknya dapet menjadi seperti Kui 
Hui yang pada jaman Tang itu. (dapet memuter balik dunia)

Ada saya ketemu orang yang namanya Goan Ban, puluhan ribu sumber, sayang orang 
tersebut jadi kurang sehat ingatan, mungkin kebanyakan sumber yang masuk, dan 
yang masuk/terlaksana adalah dari sumber yang kurang baik, masalah ini 
sebenarnya tidak masuk akal sehat, karena orang tua saya bilang kalu mo maju ya 
kerja keras dengan sungguh2, jangan cengeng, jangan minta doang ama Tuhan.

Salam sejahtera buat semuanya
djoko santoso.





From: liang u lian...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, 21 January, 2010 17:31:00
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Dik Djoko, anda tak perlu minta maaf, saya tidak menyalahkan anda, hanya 
memberi penjelasan, apa yang saya ketahui. Saya seperti Sdr. Zhou tidak percaya 
nama menentukan nasib, tapi saya percaya nama membawa efek dalam kehidupan. 
Contoh tetangga saya dulu anaknya diberi nama Yno Giok Huan (ejaan lama dulu Jo 
Giok Hoan) . Sayapun biasa saja, saya yakin orang lain juga biasa saja, tapi 
kalau kebetulan tinggal di kompleks orang terpelajar di daerah berbahasa 
Tionghoa, Hongkong, Taiwan, atau Tiongkok sendiri, orang akan bingung, bahkan 
jadi perhatian orang. Yno Giok Huan atau Yang Yuhuan dalam Mandarin adalah nama 
dari Yang Guifei, wanita cantik yang menyebabkan dinasti Tang kacau balau 
karena para pejabat menentangnya dan pemberontakan suku minoritas, semua itu 
akibat Yang Guifei yang KKN  mengangkat kakaknya jadi Perdana Menteri yang 
sewenang-wenang dan korup. Akhirnya atas desakan para menteri, kaisar dengan 
terpaksa menghukum matinya. Guifei (Hokkian 
 isteri raja yang levelnya hanya di bawah permaisuri). Ia terkenal cantik, dan 
untuk kepentingannya ia menggunakan kesayangan kaisar untuk berbuat KKN.. 
Kalau tinggal di daerah yang saya sebut di atas ia akan segera terkenal karena 
semua orang heran, pertama apakah ia benar cantik seperti Yang Guifei?  Anak 
itu akan menderita beban mental yang berat. Kedua kelakuannya yang merugikan 
negara.
Di Xi'an , bekas ibukota Dinasti Tang masih ada makam dia. 
Kalau di Indonesia ada anak yang bernama Gusdur , namanya demikian, jadi tidak 
sama dengan Gus Dur yang Gusnya adalah panggilan bukan nama. Tapi toh ia akan 
jadi olokan teman-temannya. Oh, mantan presiden . Kamu ingin jadi presiden yah? 
 Ia akan dihinggapi beban mental yang berat. 
Sekian,




 From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Cc: lian...@yahoo. com
Sent: Thu, January 21, 2010 3:49:11 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah 
ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya alias 
(nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias 
(menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak 
percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, 
saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau 
bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia sudah 
evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong (rumah 
Leluhur) sudah diambil negara (RRC). 

Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data 
keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat nama 
sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya pribadi 
setuju sekali pendapat itu.

Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih 
rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang 
jasa2nya.







 From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Sdr. Djoko, 
  Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya

Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI PENULIS TIONGHOA)

2010-01-21 Terurut Topik djoko santoso
Maaf Bpk Liang U, saya sebenernya hanya memberi masukan saja, saya pernah 
ketemu teman yang punya nama pokok (dipakai sehari2), tapi dia juga punya alias 
(nama kedua), waktu saya tanya koq bisa gitu?, dia bilang untuk kias 
(menghindari sial), saya orangnya berpikiran moderat tidak tahayul, tidak 
percaya yang bukan2, maka saya juga tidak banyak tanya sama temen saya itu, 
saya sendiri juga punya nama alias yg diberikan Engkong dalem, yang kalau 
bertemu dengan Encek2 saya saya dipangil dengan nama itu, tapi iya dunia sudah 
evolusi, menurut ceritera papah saya, rumah keluarga di kampung engkong (rumah 
Leluhur) sudah diambil negara (RRC). 

Sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri data 
keluarga, dan mereka sudah cukup moderat, sehingga mereka mereka membuat nama 
sendiri2, dengan makna yg baik dan lafal yang enak/baik didengar. Saya pribadi 
setuju sekali pendapat itu.

Dan sekarang RRC Moderat hingga Mao orang yang mempersatukan 1 miliar lebih 
rakyat, tidak dijadikan Toa Peq Kong, cuma dibuatkan monumen untuk mengenang 
jasa2nya.







From: liang u lian...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, 21 January, 2010 13:27:19
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Sdr. Djoko, 
  Seperti saya katakan yang dikaitkan peqji saya tak mampu, sebab dari situ 
bisa menjalar ke hokki, nasib dll yang menyuangkut kepercayaan, sedang 
kepercayaan sifatnya relatif, tiap orang akan menilai berbeda. 
  Nama generasi sifatnya pribadi, misalnya tak akan ada yang tahu nama generasi 
saya kecuali orang yang seturunan dengan saya. Nama generasi ditulis dalam 
silsilah keluarga, tidak diumumkan secara umum. Saya sendiri kehilangan nama 
generasi waktu perang kemerdekaan,  karena harus meninggalkan  rumah untuk 
mengungsi secara mendadak. Teman kita di milis ini  ada seorang yang mengumpul 
nama generasi semua orang yang ia kenal dan masih punya nama generasinya. Tapi 
iapun cuma mengumpul, kalau anda tahu dialek anda apa, lalu datang dari 
kabupaten mana di Tiongkoknya, kalau tahu kampungnya dll, nama generasi itu di 
simpan di rumah leluhur. Di situ akan ada, kecuali waktu perang sudah musnah. 
Untuk sne yang besar, lebih mudah ditelusur, untuk sne yang kecil sangat sulit 
karena jumlahnya sedikit. 
Misalnya saya tahu nama dari generasi sne Ang dari kabupaten Nan'an (Hokkian 
Lamwna, baca lam wa dengan bunyi hidung), tapi tiap kampung belum tentu sama 
kalau leluhurnya tak sama.
Rumah leluhur adalah rumah khusus untuk data keluarga, orang Tionghoa zaman 
dulu, masih melapor kepada rumah tsb kalau mendapat anak baru. Dengan demikian 
data di sana cukup lengkap. Di rumah leluhur orang boleh sembahyang kepada 
leluhur tapi tidak untuk yang bukan leluhur, seperti dewa-dewa atau pahlawan 
seperti Kuan Kong. 
Hanya sekarang di Tiongkok sendiri banyak orang yang sudah tak dapat menelusuri 
data keluarga, karena misalnya rumah leluhur hancur karena perang, atau 
keluarganya miskin tak  ada yang membiayai dll. Mereka akhirnya membuat nama 
sendiri, hanya dengan memilih ariti nama, harapan orang tua, enak didengar 
bunyinya (relatif di mana), bagus bentuk hurufnya (terutama yang senang 
kaligrafi), lazim dipakai atau tidak dll. Yang begini yang saya sanggup. Ada 
yang masih ingin tahu  bunyinya dalam Mandarin dan dialeknya sendiri. Misalnya 
salah satu nama anak wanita yang populer adalah Xiuyu, atau Siu Giok dalam 
dialek Hokkian dan Siu Nyuk dalam dialek Hakka. Dulu keduanya nama bagus untuk 
yang bisa dialek. Tapi untuk yang sudah tak mengerti dialek, meskpun orang 
Hakka sudah tak mau lagi, karena bunyinya kurang baik. Nyuk oleh teman-temannya 
bisa dipanggil kunyuk. Itu sekedar contoh, bunyi baik tidaknya tergantung 
tempatnya. Di Tiongkok saya pernah menemukan orang
 bernama Ma Ling. Di Indonesia tak ada orang yang mau memberi nama Ma Ling 
kepada anaknya. 
Salam, semoga membantu
Liang U 
  





 From: djoko santoso yodj...@yahoo. co.uk
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, January 20, 2010 2:35:23 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Salut pada bapak Liang_u. 

Apa bapak Liang bisa?, kan nama tionghua itu ada marga, keturunan ke berapa, 
ada arti yang mendalam, untuk kehidupan selanjutnya si anak (HOKINYA) harapan 
ortunya. dll. termasuk tolak balanya.

Salam sejahtera djoko santoso







 From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, 20 January, 2010 10:18:05
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ihwal Asal Nama-nama 'Asli'. (Was: MENCARI 
PENULIS TIONGHOA)

  
Nama yang tidak dikaitkan dengan peqji atau waktu dan tanggal kelahiran, tapi 
hanya berupa harapan orang tua, baik dalam arti, enak didengar, huruf yang 
lazim atau yang kurang lazim dll. Saya sanggup membantu, tapi kalau yang 
dikaitkan peqji

Re: [budaya_tionghua] (unknown) THHK

2010-01-17 Terurut Topik djoko santoso
Ada yang tau nga ya kayaknya saya pernah denger Chong Hua Chong Huei, apaan 
tuh? Sen Hoo She?





From: lucia Herawati luciaheraw...@yahoo.co.id
To: budaya_tiong...@yahoogroups..com
Sent: Sat, 16 January, 2010 0:02:35
Subject: RE: [budaya_tionghua] (unknown)  THHK

  
sekali lagi terimakasih ...  pasti saya via BT ini ..


--- Pada Jum, 15/1/10, ibcindon ibcin...@rad. net.id menulis:


Dari: ibcindon ibcin...@rad. net.id
Judul: RE: [budaya_tionghua] (unknown)  THHK
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 11:48 PM






  

 
  
 






Hehehe, silahkan saja.
 
Kalau komunikasi di millist akan banyak yang membantu
mengkoreksi bila ada informasi yang keliru, jadi Anda akan bisa mendapat
bahan-bahan lebih cepat. Mungkinnya juga jauh lebih objektif, sebab akan timbul
banyak sanggahan dan berkembang bahannya. Sambil mendiskusikan materinya.  Di
milis ini banyak tokoh yang jauh lebih mumpuni pengetahuannya, ,,, pasti.
 
Silahkan mana yang lebih nyaman saja,
 
Salam sukses.
 


From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of lucia Herawati
Sent: Friday, January 15, 2010 11:15 PM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK
 
  




  Terimakasih  boleh khan kalau ada yg perlu saya tanyakan ..saya email
  anda ,,,

  --- Pada Jum, 15/1/10, ibcindon ibcin...@rad. net.id   menulis:

  Dari: ibcindon ibcin...@rad. net.id
  Judul: RE: [budaya_tionghua] (unknown) THHK
  Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Tanggal: Jumat, 15 Januari, 2010, 10:50 PM
  
Sdri Lucia,
 
Berbicara mengenai
  pendidikan , sekolah Tionghoa di  Indonesia, THHK  pada masanya
  merupakan  suatu jawaban masyarakat Tionghoa pada situasi  ketika
  pemerintah colonial Belanda mulai memberikan pendidikan pada masyarakat 
  pribumi, dan masyarakat Belanda di Ned India.
 
Untuk kelompok etnik
  Tionghoa diabaikan, kasarnya dibodohkan tanpa fasilitas sekolahan . Anak-anak
  Tionghoa tidak diberi kesempatan untuk masuk pada salah satu diantara pilihan
  ini.  Para kleuarga Tionghoa kaya memberikan pendidikan pada anak-anak
  nya dengan memanggil tutor mengajar di keluarga. Dengan bahan utama budaya
  dan ajaran Konghucu.  Mungkin bagi keluarga kaya bisa juga masuk ke
  sistim sekolah Belanda , hanya bagi yang bisa mendapatkan setatus disamakan
  dengan warga Belanda. Biasanya hartawan kapten , letnan Tionghoa.
 
Pada saat yang sama , di
  Tiongkok dan di Asia Tenggara timbul kesadaran atas kemerosotan wibawa dan
  pengaruh pemerintah  dinasti  Manchu yang sangat mundur.. 
  Pemuka masyarakat Tionghoa mulai berpaling pada keadaan masyarakat dan
  pendidikan barat,  dalam harapan untuk usaha merubah kondisi
  tsb.   Kegiatan revolusioner ini banyak dimulai di Asia tenggara, (
  Sun Yat Sen mulai dengan pergerakannnya dengan ber promosi di Nanyang , ia
  seorang dokter  yang mendapat pendidikan di Inggris) .
 
 Berdirinya THHK 
  adalah dalam rangka menyediakan sistim pendidikan  bagi anak-anak
  masyarakat  Tionghoa dengan cara modern. Mengikuti sistim Barat. 
  Mengundang guru-guru dari Tiongkok untuk mengajar secara formal di
  sekolahan.  Gerakan ini berkembang sangat cepat, mencakup banyak
  kota-kota di Jawa, Ned India.  Pemerintahan Manchu juga membantu dengan
  mengirim inspektur untuk mengontrol sekolah yang ada. 
 
Suatu perkembangan pesat
  yang mengejutkan pemerintah colonial Belanda.  Mereka terpaksa membuka
  juga  HCS untuk memberikan pilihan bagi peranakan Tionghoa  yang
  sudah mengenal budaya Belanda. Dalam rangka merebut kembali orientasi
  kelompok yang mulai sadar akan rootnya dan mulai berpaling  kembali pada
  budaya Tiongkok.
 
Kemudian hari ketika Sun
  Yat Sen  berhasil dengan revolusi Nasionalisnya, THHK  pada
  sekolahan yang ada membawakan suara nasionalis KMT.  Menghadapi Perang
  dunia ke 2, Jepang menduduki   Ned India. Kegiatan THHK terputus.
  Sebab  kegiatan sebelumnya yang sangat mendukung perlawanan KMT 
  melawan Jepang.
 
Pada saat Jepang
  menyerah  di Tiongkok , KMT kalah dari PKT , lalu berdiri RRT yang
  komunis, gerakan pendidikan Tionghoa di Indonesia terpecah menjadi 2
  orientasi  PKT dan KMT.
 
Ketika Indonesia membuka
  hubungan dan mendekat hanya dengan RRT, PKT sekolah-sekolah yang berhaluan
  KMT ditutup. Diantara penyebabnya terlibatnya KMT juga dalam pemberontakan di
  pulau-pulau luar Jawa.   Kemudian hari ketika kelompok-kelompok
   politik nasional Indonesia bergerak dalam usaha mencari jalan pintas
  memajukan  pelaku ekonomi pribumi, terjadilah PP10, pemisahan pelajar
  WNI dari sekolah asing dst. Ahkhirnya dengan alasan  pergolakan
  G30S  seluruh sekolah Tionghoa pun ditutup. Dan selanjutnya cerita yang
  kita semua sudah ketahui bersama.
Jadinya secara bertahap
  sistim pendidikan Tionghoa terhapus.
 
Sekolah berbahasa Tionghoa
  mulai lagi di zaman Babeh Harto secara bertahap kecil-kecil an ahirnya 
 membesar
  lagi sekarang, 

Re: [budaya_tionghua] Re: Koan Kong

2010-01-15 Terurut Topik djoko santoso
Saudara2 mailiser Budaya Tionghua, maaf sebesar2 nya kalau ada kesalahan2 dalam 
saya menanggapi tentang Kwan Kong, maklum pada saat itu, saya masih berusia 7 - 
8 tahun , Jadi kira2 sdh lebih dari 50 th yg lalu diceriterakan oleh orang2 yg 
jauh lebuh tua, jadi ingat nya agak samar2, baru minggu2 kemarin saya baca lagi 
dari Wikipedia mengenai Sam Kok, tetapi saya banyak mendapat pengajaran yg 
berharga dari pihak yang menceriterakan, untuk selalu berbuat baik, bisa pegang 
janji dlsb.

Sekali lagi saya minta maaf yg se besar2nya dari para miliser BT, saya selalu 
di didik untuk belajar dari masa2 lampau, yang baik dipelihara, dan yang buruk 
dibuang.

Salam sejahtera DSantoso







From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, 15 January, 2010 14:45:06
Subject: [budaya_tionghua] Re: Koan Kong

  
ya tergantung lu baca dimana hehehehehe kalu baca sanguo zhi seh gak getu tuh 
si Zhang Fei.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Kawaii_no_Shogetsu  fenghuang82@ 
... wrote:

  Keras sama Kasar beda Bung! Kalau anda bilang keras dan kasar itu Tio 
 Hui/Zhang Fei, saudara paling bungsu dari trio ini.
  Salah satu budaya Tionghoa menghormati orang-orang yang dianggap berjasa 
 atau berkebajikan ya dibangunkan Kelenteng untuk mengenang jasa-jasanya.
  Jadi inget obrolan kemarin di Milis ini soal Gus Dur, Hehehe...
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, djoko santoso yodjoko@ wrote:
 
  Kwan Kong, dulu waktu kecil saya sering diceritai mengenai kepahlawan Kwan 
  Kong, Oleh Ie Po saya, Kwan Kong itu keras/kasar tapi sangat kesatria, 
  punya dua saudara angkat, Tio Fie dan Lauw Pi, Kwan Kong brewoknya kasar 
  matanya besar berwarna merah, dan kalau tidur melek, suatu ketika musuhnya 
  mo membunuh Kwan Kong pada tengah malam, dia mengindap2 masuk, dengan 
  tujuan membunuh Kwan Kong pada saat tidur, dia sangat terkejut dan menjadi 
  takut, karena dilihatnya Kwan Kong, sedang duduk dengan mata melotot merah 
  saga, sehingga dia lari ketakutan.
  
  Kwan Kong, Tio Fie, dan Lau Pi,  saling mengasihi dan setia, padahal mereka 
  cuma tiga saudara angkat, mereka terkenal, yg satu sangat pintar, yang satu 
  sangat gagah kesatria, dan yang lain sangat welas asih, tiga serangkai yang 
  saling mengenapi, dan sangat dihormati pada masanya, sehingga masyarakat 
  membuat patung bagi ketiganya untuk dikenang. Ditaruh di Kelenteng2 dan 
  dirumah2 tangga, itu yang saya ingat ceriteranya
  
  Sifat2 baik mereka menurut Ie Po harus saya tiru, Sayang pada usia 9 tahun 
  saya pindah ke Jakarta, menyusul orang tua kandung yang sudah di jakarta, 
  sehingga jauh dari orang tua2 yang suka berceritera, kisah2 lama, seperti 
  Sam kok, Cu Goan Ciang, Ma Pau Cuan, Cau Cau, dll.
  
  Tapi yang tidak saya mengerti, mengapa tokoh2 seperti Kuan Kong itu disebut 
  Toa Pe Kong?
  
  salam sejahtera buat semua sdr2 di mailis Budaya Tiong Hua
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
   _ _ __
  From: liang u liang_u@
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Mon, 11 January, 2010 18:28:19
  Subject: Re: [budaya_tionghua]  Koan Kong
  
  
  Kuan Kong (dulu Kwan Kong) yang  nama aslinya Kuan Yi (dulu Kwan Ie), kong 
  adalah panggilan kehormatan, seperti hakim Pao Kong. Kuan Kong  dihormati 
  karena sifatnya yang satria, jujur, setia dan moralnya yang tinggi. Saya 
  pernah mendengar dari para pengusaha yang memuja Kuan Kong, kejujuran dan 
  dan kesetiaan dalam bisnis penting. Kejujuran adalah tidak menipu konsumen 
  maupun supplier, kesetiaan adalah etika bisnis, bila setelah anda 
  menyanggupi meskipun tanpa bukti tertulis, anda tetap harus menepatinya. 
  Ini yang disebut xinyong atau kepercayaan. Pengusaha tradisional selalu 
  mencoba mentaatinya, kalau tidak namanya hancur dan tak ada orang yang akan 
  mempercayai lagi.  Sistim ini menjadi rumit karena sekarang pengusaha 
  banyak sakali, sehingga kalau ada pengusha yang nakal, biarpun namanya 
  rusak, yang kenal dia cuma sebagian kecil, sehingga ia masih tetap hidup. 
  Meskipun demikian, di antara pengusaha yang erat berhubungan, sistim 
  xinyong ä¿¡ç¨
 ini masih
   berlaku. Saya bukan pengusaha, tapi karena saya pernah bekerja di 
  perusahaan, masih banyak orang diantara kita, yang melakukan hal demikian. 
  Seorang pengamat barat, ketika mengadakan survey di Asia Tenggara, pernah 
  menemui seorang pengusaha besar menyerahkan cheque satu juga dolar tanpa 
  tanda terima. Seorang pejabat perusahaan yang pribumi, pernah memberi tahu 
  saya katanya pengusaha di Glodok, ditelpon saja barang dikirim kalau mereka 
  saling kenal, waktu itu saya masih muda, tak mengerti saya katakan 
  memangnya begitu koq. Belakangan baru tahu, bahwa itu hanya berlaku di 
  antara orang Tionghoa. Kalau kita bisa bicara Mandarin ditambah dialek, 
  kepercayaan itu lebih cepat kita dapat.
  Pernah saya menulis di milis ini pengalaman di Singapura. Saya, mantu, anak 
  dan seorang cucu

[budaya_tionghua] Sembayang

2010-01-11 Terurut Topik djoko santoso
Ngadep keatas, kan dunia bulat jadi kalo ngadep keatas trus langsung ke 
langit/angkasa luar, tapi kalo ngikuti arah barat/timur/selatan/utara pasti 
balik lagi ketempat semula.



  

Re: [budaya_tionghua] Koan Kong

2010-01-11 Terurut Topik djoko santoso
Kwan Kong, dulu waktu kecil saya sering diceritai mengenai kepahlawan Kwan 
Kong, Oleh Ie Po saya, Kwan Kong itu keras/kasar tapi sangat kesatria, punya 
dua saudara angkat, Tio Fie dan Lauw Pi, Kwan Kong brewoknya kasar matanya 
besar berwarna merah, dan kalau tidur melek, suatu ketika musuhnya mo membunuh 
Kwan Kong pada tengah malam, dia mengindap2 masuk, dengan tujuan membunuh Kwan 
Kong pada saat tidur, dia sangat terkejut dan menjadi takut, karena dilihatnya 
Kwan Kong, sedang duduk dengan mata melotot merah saga, sehingga dia lari 
ketakutan.

Kwan Kong, Tio Fie, dan Lau Pi,  saling mengasihi dan setia, padahal mereka 
cuma tiga saudara angkat, mereka terkenal, yg satu sangat pintar, yang satu 
sangat gagah kesatria, dan yang lain sangat welas asih, tiga serangkai yang 
saling mengenapi, dan sangat dihormati pada masanya, sehingga masyarakat 
membuat patung bagi ketiganya untuk dikenang. Ditaruh di Kelenteng2 dan 
dirumah2 tangga, itu yang saya ingat ceriteranya

Sifat2 baik mereka menurut Ie Po harus saya tiru, Sayang pada usia 9 tahun saya 
pindah ke Jakarta, menyusul orang tua kandung yang sudah di jakarta, sehingga 
jauh dari orang tua2 yang suka berceritera, kisah2 lama, seperti Sam kok, Cu 
Goan Ciang, Ma Pau Cuan, Cau Cau, dll.

Tapi yang tidak saya mengerti, mengapa tokoh2 seperti Kuan Kong itu disebut Toa 
Pe Kong?

salam sejahtera buat semua sdr2 di mailis Budaya Tiong Hua











From: liang u lian...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 11 January, 2010 18:28:19
Subject: Re: [budaya_tionghua]  Koan Kong

  
Kuan Kong (dulu Kwan Kong) yang  nama aslinya Kuan Yi (dulu Kwan Ie), kong 
adalah panggilan kehormatan, seperti hakim Pao Kong. Kuan Kong  dihormati 
karena sifatnya yang satria, jujur, setia dan moralnya yang tinggi. Saya pernah 
mendengar dari para pengusaha yang memuja Kuan Kong, kejujuran dan dan 
kesetiaan dalam bisnis penting. Kejujuran adalah tidak menipu konsumen maupun 
supplier, kesetiaan adalah etika bisnis, bila setelah anda menyanggupi meskipun 
tanpa bukti tertulis, anda tetap harus menepatinya. Ini yang disebut xinyong 
atau kepercayaan. Pengusaha tradisional selalu mencoba mentaatinya, kalau tidak 
namanya hancur dan tak ada orang yang akan mempercayai lagi.  Sistim ini 
menjadi rumit karena sekarang pengusaha banyak sakali, sehingga kalau ada 
pengusha yang nakal, biarpun namanya rusak, yang kenal dia cuma sebagian kecil, 
sehingga ia masih tetap hidup. Meskipun demikian, di antara pengusaha yang erat 
berhubungan, sistim xinyong 信用 ini masih
 berlaku. Saya bukan pengusaha, tapi karena saya pernah bekerja di perusahaan, 
masih banyak orang diantara kita, yang melakukan hal demikian. Seorang pengamat 
barat, ketika mengadakan survey di Asia Tenggara, pernah menemui seorang 
pengusaha besar menyerahkan cheque satu juga dolar tanpa tanda terima. Seorang 
pejabat perusahaan yang pribumi, pernah memberi tahu saya katanya pengusaha di 
Glodok, ditelpon saja barang dikirim kalau mereka saling kenal, waktu itu saya 
masih muda, tak mengerti saya katakan memangnya begitu koq. Belakangan baru 
tahu, bahwa itu hanya berlaku di antara orang Tionghoa. Kalau kita bisa bicara 
Mandarin ditambah dialek, kepercayaan itu lebih cepat kita dapat.
Pernah saya menulis di milis ini pengalaman di Singapura. Saya, mantu, anak dan 
seorang cucu pergi ke pasar, di pasar ini banyak toko-toko, ada juga pasat 
sayurnya. Putri saya langsung ke pasar sayur, sedang mantu menggendong cucu dan 
saya masuk ke toko penjual lagu-lagu. Saya coba memilih beberapa lagu lalu 
diserahkan kepada pemilik. Ketika saya mau membayar, baru saya tahu dompet tak 
ada di kantong. Sayapun berkata, minta maaf tunggu dulu saya cari mantu saya, 
sebab ternyata ia sudah keluar dari toko dan saya tak tahu. Keluar dari toko 
tengok kiri tengok kanan tak ada, saya segera balik lagi, minta maaf lagi 
karena batal membeli, saya tak membawa dompet, mantu pergi entah ke mana. Si 
penjual memaksa saya, ia bilang bayarnya kapan-kapan saja. Kata saya rumah saya 
di sana agak jauh, jarang datang ke sini,  ia bilang tak apa kapan-kapan saja. 
Saya tetap tak mau, ketika itu mantu saya datang lagi. Saya pinjam uang dan 
dibayar. Di pemilik toko, cuma
 geleng-geleng kepala, ia bilang anda terlalu seji (sungkan), masa ia tak 
percaya. Saya bilang saya tak pernah datang ke sini, mengapa anda percaya? 
Percaya, katanya, karena anda orang tua, kalau anak muda saya tak percaya.
Haha, pengalaman baru, ternyata  anak muda sudah membuang budaya xinyong. 
Menga;pa demikian? Sayapun  tak tahu, sudah modern?
Oleh karena itulah Kuan Kong dianggap sebagai teladan .
 Maaf , cuma ini yang saya tahu. Tolong teman lain menambahkan. 
Mengenai Li Shimin sudah dijawab Sdr. Zhou.
Kiongchiu
Liang U

 




 From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, January 11, 2010 6:41:25 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dinasti Tang 

Re: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan Goreng Garing Masak Kecap.)

2010-01-09 Terurut Topik djoko santoso
Bukankah? sapaan Sudah Makan, biasanya ditujukan kepada anak kecil?, seingat 
saya dulu saya tinggal sama engkong yang Totok (Tengsua Lay), setiap kalo 
berpapasan,  beliau selalu tanya saya dengan bahasa hokian, sudah Makan?, 
karena saya senang main keluar rumah.
Munbgkin kalo saya yang disapa dengan kata sudah makan?, maka saya merasa saya 
dianggap anak kecil oleh penyapanya, saya lebih suka disapa dengan An'cua? Li 
Ho'a?, atau disapa dengan An'cua? Ho sengli'a, karena dengan pertanyaan2 
seperti itu saya merasa sama2 dewasa.





From: Ophoeng opho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, 8 January, 2010 22:11:26
Subject: [budaya_tionghua] OOT - Ihwal Sapaan 'Sudah Makan'? (Was: Tua-huan 
Goreng Garing Masak Kecap.)

  


Bung Andreas, Bung Erik dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Hehehe rupanya ada yang 'gedhek' (= kesel?) gara-gara sapaan saya hasil 
terjemahan dari 'sudah makan' basa Tionghua nih. Padahal mah, kalau ndak suka 
ama sapaan saya, ya di-skip ajah sapaannya, ndak perlu dibaca. Namanya juga 
sekedar sapaan doang 'kan? Yang penting 'kan (mestinya) isi postingnya itu lho.

Terima kasih buat Bung Andreas yang sudah menceritakan sejarah ttg sapaan 
'sudah makan' ini. Saya bisa memahami perasaan anda yang tersinggung atas 
pertanyaan basa-basi 'sudah makan' begitu dengan contoh cerita pada buku 
terbitan McGraw Hill (judulnya apa?). Kalau kita memandang dari sisi seolah itu 
'menghina', dianggapnya kita kekurangan makan, tentu saja kita berhak 
tersinggung.

Tapi, kalau dipikir lagi, mengapa juga mesti tersinggung ya?

Kalau kita benar kurang makan, ya itu 'kan bener, kenyataannya. Orang bicara 
ttg fakta, apa hak kita untuk marah? Tapi, kalau kita ndak kekurangan makan, ya 
biarkan ajah orang ngomong apa, kita ndak usah tersinggung lagi toh. 

Tapi, kalau kita anggap itu sebagai semacam 'cambuk', yang dianggap merendahkan 
kita, kita bisa ajah lantas bertambah semangat, bangkit untuk membuktikan bahwa 
kita ndak se-memelas begitu. Buktikan bahwa kita ndak perlu dikasihani karena 
ndak mampu makan. Jadi kita bergiat lagi bekerja supaya bisa makan enak 
rame-rame (ojo lali, ulah poho, jangan lupa ajak saya ya). Ya ndak?

Seonggok tahi sapi dilempar ke halaman rumah kita. Kita bisa terima itu sebagai 
penghinaan. Tapi kita bisa terima itu sebagai anugerah, mendapat pupuk gratis. 
Tergantung dari mana anda hendak memandangnya.

There's nothing good or bad, only thinking makes it so, katanya, jeh!

Ya sudah. Itu sudah menjadi bagian dari masa lalu, biarkan saja kita kubur 
bersama sejarah kelam kakek moyang kita. Yang penting kita-nya sekarang 
berjuang terus, supaya saya tetep bisa menyapa dengan 'sudah makan' lalu diajak 
makan enak rame-rame dengan gratis pula. Setuju?

Kalau kita baca kalimat Bung Andreas ini:

Waktu saya membacanya saya juga agak tersinggung sebab commentarnya yg 
membikin saya kurang senang. ini istilah dipakai oleh karena majoriy dari 
penduduk tidak cukup makan

Jelas Bung Andreas tersinggung karena komentar si bule(?) itu toh, bukan karena 
sapaan 'sudah makan'nya begitu ya. 

Mestinya sih dikoreksi sajah tu tapsiran salah si penulis yang berkomentar 
begitu, sebab dia tidak merasakan pahitnya hidup susah dan solidaritas 
masyarakat Tionghua dulu. Mereka yang ndak pernah kekurangan makan, mestilah 
dengan gampang bisa salah tapsir. Tapi, yang saya pernah baca, sapaan itu 
justru dianggap sebagai solidaritas untuk saling membantu, bahu-membahu 
mengurangi kesulitan hidup, antara sesama tetangga. Kembali ke sini: dari mana 
kita hendak memandangnya ya?


Jadi, rupanya Bung Erik cerita panjang lebar ttg 'sudah makan' dengan contoh 
kisah nyata ada perusahan mau batalin kontrak order besar cuma gara-gara ada 
anak buah supplier-nya yang maunya bersikap santun, menyapa 'sudah makan' sudah 
diterima secara salah begitu, cuma mau menunjukkan bahwa Bung Erik merasa 
terusik (gedhek, kesel) atas sapaan saya yang selalu membawa kata 'sudah makan'?

Hehehe.. sorry.

Benernya ndak perlu pakai contoh kisah nyata begitu, saya tahu bahwa anda kesal 
dengan melontarkan 'sudah minum' dan 'sudah tidur' (walau dengan cara guyon 
atau becanda saja) sementara anda sendiri mengakui bahwa anda yang sudah mukim 
lama dan berpengalaman dalam pergaulan di daratan sana, tahu dengan jelas dan 
gamblang soal makna sapaan 'sudah makan' itu. 

Pernah juga ada seorang senior saya di alumni asrama saya, yang nampaknya sih 
elite, high end society punya, tapi sama seperti anda, merasa kesal dengan 
sapaan 'sudah makan'. Cuma saja, senior saya straight to the point kasih 
alasannya: dia merasa sapaan saya seolah ngece, ngenyek, menghina: apa sudah 
makan? Seolah dia ndak mampu beli makanan - ini tapsiran dia lho! Yang jelas 
sekali salah tuh! 

Jadi seolah saya merendahkan dia yang (dianggap) tidak mampu beli makanan. Ini 
mungkin sama seperti yang Bung Andreas utarakan, tersinggung atas komentar si 
bule seolah bangsa Tionghua 

Re: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu

2010-01-03 Terurut Topik djoko santoso
Dunia sekarang menuju pluralis, lihat saja Amerika, bisa maju karena pluralis, 
Tiongkok sendiri juga pluralis, banyak sudah Tionghua ber suami/isteri dari 
macam2 bangsa/negara, itu terjadi sudah beratus2 tahun lamanya, dan banyak 
Tionghua di Indonesia yang memilih berke warganegara an Indonesia pada 
peristiwa PP 10 tahun 1959, dengan dilatar belakangi berbagai 
alasan/pertimbangan, sebagian kita termasuk yang WNI, buat apa saling gontok2an 
di mailis, dan saling merendahkan satu dengan yang lainnya? banyak pihak yang 
melihat ini dan mentertawakannya!!!,
 Saya tertarik dengan judul mailis budaya_tionghua, yang saya kira untuk 
memberi masukan pengetahuan mengenai budaya leluhur, peristiwa2 penting dalam 
sejarah tionghua, di Indonesia/Dunia, tapi saya dapatkan banyaknya postingan 
perang saudara.
Salam hangat dari Djoko Santoso Orang Indonesia. Ing Ni Ren nama lahir Yo Kok S





From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 2 January, 2010 16:14:56
Subject: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu

  
Yach... klo memang bwt anda gak penting anda turunan siapa.. ngapain juga 
nongol di sini? Masih buka mulut lagi.
Komentar anda ini malu2in marga kami. 
Btw, itu anda pakai2 nama Tan memang bapak anda xing Tan (Chen)?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Denny Tan dennytan14@ ... wrote:

 koq sewot banget
 padahal zaman sekarang sudah tidak penting
 siapa turunan siapa
 mau di bodohi atau tidak
 sebaiknya tutup mulut jangan berkepanjangan
 
 wassalam
 
 
 
 
  _ _ __
 From: ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ ...
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Fri, January 1, 2010 1:09:16 PM
 Subject: [budaya_tionghua] Re: ini tampang si tukang ngaku2 cicitnya guang xu
 
 Â  
 Oalah... lha kok wajahnya ndak ada tampang2 Manchu.. lebih mirip blasteran 
 kikik sama panda yach?
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, budi anto budiceng@ . wrote:
 
  ini orang ngomong di sini
  
  http://64..15. 120.236/watch? v=97ZyMduXpGI
  
  orang ga tau sejarah yang cuma mencari sensasi, menhalalkan segala cara 
  mengagungkan ajaranya , he he he
  
  ada di bahas di sini juga:
  
  http://forum. kongtai.org/ viewtopic. php?f=19 t=6p=59# p59
 




Reply to sender | Reply to group Messages in this topic (5) 
Recent Activity:* New Members 8   
Visit Your Group Start a New Topic 
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


MARKETPLACE
Going Green: Your Yahoo! Groups resource for green living
 
Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
. 

__,_.._,___ 


  

Re: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) Fan-na.

2009-12-31 Terurut Topik djoko santoso
haiya... fan kui, Yalab kui, Holan kui, Thong kui, isatilah yang kurang 
menghargai pihak2 tertentu, janganlah dikeluarkan, sebaiknya kita menghargai 
pihak lain, supaya orang lain juga menghargai kita, sebaiknya katakan Ing ni 
Njin/Ren/lang, Holan Njin/Ren/lang, Jalab Njin/Ren/lang, karena manusia semua 
adalah sama derajatnya, dan saling menghargai adalah solusi yang baik. dulu 
juga ada istilah Cing Cong Cina Man. dan itu sangat menganggu perasaan orang2 
Tionghua.





From: liang u lian...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, 31 December, 2009 10:41:54
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah 
(Sorry) Fan-na.

  
Maaf Pak Khow,  fan 番 dari fankui bukan fan yang berarti terbalik 翻 tapi fan 
yang berarti asing, karena ini dialek Tiongkok, orang sana menyebut fan bagi 
orang non-Tionghoa yang di sana. Dialek ini dibawa ke Indonesia, dalam dialek 
Hokkian adalah Huan'a, dalam dialek Tiongciu adalah Huanlang, dalam dialek 
Hakka adalah Fannyin. Mengenai asal arti kata ini, pernah dijelaskan banyak 
dalam milis ini bahkan Sdr. Rinto Jiang yang di Taiwan menjelaskan dengan 
detail.  
Kata fan ini, oleh orang Tiongkok utara yang berbahasa Mandarin semaksud dengan 
yang, jadi yangren. Orang Jepang dongyangren, orang barat xiyangren, orang Asia 
Tenggara harusnya nanyangren,  hanya karena di Indonesia hampir tidak ada orang 
Tiongkok Utara, yang lebih lazim adalah istilah tadi huan'a , huannang atau 
fannyin.  A adalah akhiran untuk kata benda, nang atau nyin adalah orang. Jadi 
artinya orang non-Tionghoa. 
Kui yang berarti setan, memang di sini kasar, tapi sebetulnya tidak sekasar 
setan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Mandarin xiaogui atau si setan kecil 
adalah sebutan yang mengandung arti kesayangan bagi anak kecil. 
Salam




 From: Khow Kim Hak khowkim...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wed, December 30, 2009 3:16:02 PM
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah 
(Sorry) Fan-na.

  
untuk om opheong..
fan kui bukan setan nasi, pak, Fan artinya terbalik, istilah kui ( setan ) 
ditambahkan kemudian oleh totok2 yang suka ngomong kasar sebagai bahasa 
pergaulan, tadinya fan lang ( huan nang) ,
soja, maaf kalau salah menginterpalsikan.

Hak




 Dari: Ophoeng opho...@yahoo. com
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Terkirim: Sel, 29 Desember, 2009 23:38:28
Judul: [budaya_tionghua] Foto 56 Suku Bangsa Tionghoa dan Istilah (Sorry) 
Fan-na.

  
TTM BT semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Mungkin sudah agak lama anda tahu ttg 56 suku Tionghua yang diakui pemerintah 
RRT, tapi saya baru terima foto dari teman saya via e-mail, isinya ttg 56 suku 
bangsa Tionghua yang secara resmi diakui pemerintah RRT tsb.

Katanya foto-foto itu dibuat oleh 14 fotografer profesional, selama satu tahun 
dan perjalanan sejauh 10.000 mil lebih (berapa kilometer?) untuk menghasilkan 
foto-foto ini.

Sila lihat link-nya di blog saya:
http://ophoeng. multiply. com/photos/ album/447#
http://ophoeng. multiply.. com/photos/ album/448/ 
http://ophoeng. multiply. com/photos/ album/449

Sayang sekali, teman saya cuma dapat 53 foto saja, jadi masih ada kekurangan 3 
foto. Barangkali di antara anda ada yang punya versi lengkap 56 foto, tolong 
bagi kepada saya sisa yang 3 itu, yakni: 
(1) Kazakh, (2) Mulao, dan (3) Bonan.

Saya bandingkan dengan yang dicantumkan di link wikipedia ini:
http://en.wikipedia .org/wiki/ List_of_ethnic_ groups_in_ China

Ada perbedaan antara penamaan di seri foto tsb dengan yang di wikipedia, yakni: 
Gao-shan (wiki) dengan 'Taiwan Minorities', beda istilah di wiki: Taiwanese 
Aborigines. Sila cek lin ini:
http://en.wikipedia .org/wiki/ Taiwanese_ Aborigines

Karena saya klik yang 'Gao-shan' pada wikipedia, saya lantas menemukan ada 
gambar ttg foto kuno yang dibuat pada 1895, sila lihat link-nya ini:
http://en.wikipedia .org/wiki/ File:Taiwanese_ aborigines% 281895%29. jpg

Di bawah foto tsb ada teks: Chinese woodcut from 1895 depicting a Taiwanese 
aborigine tribe leader (#30058;#29579; ) and tribe woman (#30058;#23110; ).

Yang menarik adalah kutipan berikut:
...In some cases, members of plains tribes adopted the Han surname Pan 
(#28504;) as a modification of their designated status as Fan (#30058;: 
barbarian) .

Perhatikan huruf FAN {#30058;)[f #257;n]= 'barbarian', yang homonyms (serupa 
bunyi) dengan #39277;(#39151; )[fàn] = nasi. Selama ini kita kenal istilah 
yang (sorry) berbunyi 'Fan-na' atau 'Fan-kui', 'Fan-bo' (#30058;#23110; 
?)(jangan keliru ama merek kosmetik ya!), yang kita tahunya 'fan' di situ 
sebagai 'nasi' - fan-kui = setan nasi, ndak mau kerja, bisanya makan doang(?)

Apakah mungkin yang dimaksud 'fan'nya bukan 'nasi', tapi 'barbarian' - suatu 
istilah yang pada jaman itu merujuk ke suku bangsa asli (aborigine?) , bukan 
dalam arti barbar = liar. Mungkin saja, jaman itu, 

Fw: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-19 Terurut Topik djoko santoso
Ikutan boleh dnk, Katanya sih kalo nga ikutan gila nga kebagian mas, wong 
namanya juga manusia idup, kepala boleh sama botak, tapi isinya lain2, tapi 
saya masih ngedenger dewa yg masih hidup tuh di Korea Utara.



- Forwarded Message 
From: M. Huda huda...@yahoo.co.uk
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sat, 19 December, 2009 19:54:56
Subject: Re: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
paling berbahaya. OOT

  
Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!

Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, 
katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, 
tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis 
dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya 
dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama 
dengan politik. 
God bless you, sir.

-=   M. Huda=-





From: liang u lian...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling 
berbahaya. OOT

  
Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat 
extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman Jiang 
Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol Pot, 
ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh juta jiwa 
melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi Jahudi, orng Jepang 
yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai jutaan orang yang 
dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya.  Semua akarnya adalah 
ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat dibantah.
Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme Islam 
mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari membakar 
kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa ditangkap. Jam 4 sore, 
orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi ke Purwakarta, 
karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya Kartosuwirjo. 
Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi oleh 
orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang terkemuka, 
dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental. Tentara masuk 
misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata, misionaris 
menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak, bahwa semua 
yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda boleh percaya 
boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui brain wash sudah tak 
dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada seorang yang seiman dapat 
serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu apa yang telah diperbuat 
orang itu. 
Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui 
ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi peringatan 
keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi pergeseran ke arah 
ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa pemerintah mengikuti pola 
mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang ditunggangi agama. Seorang 
pemuda masih famili saya, dengan napas yang tersengal-sengal karena marah ia 
bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan Seng ngawur, katanya. Ketika saya 
tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik harus lepas dari agama, anda boleh 
percaya agama apa saja, Kristen, Katolik, Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau 
mau bicara politik tanggalkan jubah agama anda. 
Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan Kristen?  
Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari agama?
 Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam agama, 
apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak itu 
Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada bantahan, 
siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak percaya, anda 
ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda sekali dengan mimbar 
ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak bertanya bahkan membantah sang 
dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena anak itu Kristen dan saya 
sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama sekali, karena pendeta adalah 
pembawa suara Tuhan. 
 Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti melihat 
dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur, terutama 
pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang sudah 
dibrainwas melalui agama berani menyebut, Tiongkok berbuat benar. Semua salah. 
Pembangunan berhasil baik, dianggap salah karena masih ada yang miskin, apa di 
USA sana tak ada yang miskin? Jalan-jalan di Wall Street tentu saja tidak bisa 
melihat yang miskin. Gempa bumi 

Re: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis !!!!

2009-12-14 Terurut Topik djoko santoso
memang mencari musuh itu gampang sekali, mencari sahabat sejati itu sangat susah






From: ikkyosensei_ym ikkyosen...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 14 December, 2009 14:52:39
Subject: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak 
Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di 
milis 

  
Dear Tantono:

Saya sangat senang dengan komentar anda ini. 

Saya bersedia dan bisa menyediakan materi rekaman-rekaman yang menunjukkan 
pelecehan terhadap budaya Tionghoa. Cuman, secara hukum saya tidak mengerti, 
bukti rekaman seperti apa yang bisa membawa para pendeta brengsek tersebut ke 
pengadilan. Mohon petunjuknya.

Berkenaan dengan lembaga, sekali lagi dengan ketidakpahaman saya, mohon 
petunjuk bagaimana cara mewujudkannya? Atau adakah rekan2 lain yang siap untuk 
menyusun lembaga tersebut, saya boleh/bersedia dijadikan peran apapun yang 
dibutuhkan. Dan, saya juga bersedia membantu pendanaannya, dengan segala 
keterbatasan saya.

Maaf, sekali lagi saya berucap.. SAYA BERANI MAJU untuk kasus ini.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tantono Subagyo tant...@...  wrote:

 Caranya gampang : Kumpulkan advokat-advokat Budaya Tionghua dan tuntut di
 pengadilan !. Class action juga bisa kok !!!. Kalau cuman ngomong gini saja
 ya paling-paling prahara dalam mangkok .  Jadi siapa berani mulai ?.
 Kalau ada lembaganya saya juga mau ikut nyumbang kok .  Salam, Tanlookay



 


  

Re: [budaya_tionghua] Re:

2009-12-14 Terurut Topik djoko santoso
Sdr Edy Lim, pepatah yang tepat, dan bermakna luhur, juga harus dilihat dari 
saat dan peristiwanya, mengasihi lebih baik dari di kasihani, bertindak bajik 
yang paling utama.





From: Edy Lim edy8...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, 14 December, 2009 15:54:37
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:

  
Pepatah Cina Kuno
Da she hua xiao, xiao she hua wu
artinya : Masalah besar dikecilkan, masalah kecil dihilangkan ..
Begitu kira-kira terjemahannya.

Cheers,

Edy Lim
Lim Mui Leng (林美龙)





From: ikkyosensei_ ym ikkyosensei@ gmail.com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, December 14, 2009 2:44:34 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re:

  
Dear, Andrew:
Saya kira, mendengar sendiri lebih jelas daripada 1000 kata.

Coba anda datang ke gereja kristen di mall2 di jkt spt CL, JACC, Semanggi, 
dll.. atau ke gereja2 abbalove ... atau ke acara2 KKR kristen di Senayan yang 
besar itu loh.
Ujilah, apakah perkataan saya benar adanya.
Apakah anda berani berjanji di forum ini, saat ini ... akan bilang seperti yang 
anda saksikan sendiri nanti saat hadir di sana?
Ingat, Yesus sendiri pernah berkata, Jika ya katakan ya, jika tidak katakan 
tidak... selebihnya adalah iblis

Salam, 

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Andrew Mulianto andrewmuliant@ 
... wrote:

 Waduh waduh, penyamarataan yang benar benar aneh, apa anda Kristen dan sudah 
 bener dengar langsung.
 Mungkin saja ada bbrp pdt yang juga sama pandangnnya sempit sehingga men 
 jelek2an dll. Tapi gak bisa di 'generalisasi' . 
 Tapi semangat ganyang mengganyang dimilis ini sangat kuat dan menyeramkan.
 
 Regards
 Andrew M
 Sent from my BlackBerry® wireless device
 
 -Original Message-
 From: jackson_yahya@ ...
 Date: Sun, 13 Dec 2009 04:16:56 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
 
 Bagaimana kalau kita sama2 kegereja pada saat topik kotbah lagi membahas 
 budaya china?
 
 Saya memang sering dengar di gereja kristen berbahasa roh 
 - menjelek2an budaya china, agama lainnya, kristen yang tidak ada bahasa roh 
 pun juga di jelek2an, katolik juga dijelek2an.
 
 Jadi menurut saya harus lebih detail menilainya. Karena gereja2 katolik dan 
 /gereja2 kristen non kharismatik (yang tidak ada bahasa roh) tidak 
 menjelek2an yang lainnya dan ajaran mereka lumayan bagus dan lurus.
 
 
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss... !
 
 -Original Message-
 From: als a...@...
 Date: Sun, 13 Dec 2009 07:49:41 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re:
 
 Jangan buru-buru setuju dulu Pak Samuel, apalagi sampai 200%.  Beberapa
 pemilis (spt saya, misalnya) membuka isi pesan berdasarkan minat pada
 Subyeknya. Daripada Subyeknya dikosongkan seperti contoh posting pak Djoko
 ini, saya secara pribadi memilih judul menarik sebelumnya, meskipun yang
 Anda permasalahkan mengenai cacat judul tsb benar juga adanya. :-) Mungkin
 Pak Djoko belum pernah mendengarkan cara Pendeta Kristen tertentu (tidak
 semuanya) memburuk-burukkan kebudayaan Tionghoa (terkadang
 menyetan-nyetankan) di forum umum atau di hadapan para penganut Kristen yang
 gampang percaya (tentu tidak semuanya) dan menyebarkan fitnah ini kepada
 teman-teman, saudara-saudara, dan ORANGTUAnya dengan nada kurang ajar. Kalau
 ada sebagian Tionghpa yang berang karena mendapatkan perlakuan ngawur
 demikian ya maklum sajalah kita. Coba kalau kebudayaan, tradisi, dan
 kepercayaan pak Djoko sendiri diiblis-ibliskan, apa perut pak Djoko tidak
 ikut eneg? Kalau soal sejarah animisme dsb sih silakan aja dibahas sampai
 tuntas, tapi lha mbok ya jangan lantas memfitnah aktifitas klenteng sebagai
 pengaruh setan, dsb. Lah wong sama-sama kepercayaan kok menjelek-jelekkan
 kepercayaan lainnya demi memperoleh tambahan para pengikut yang memang
 perpuluhannya lumayan sih (terutama dari golongan pedagang yang percaya).
 Para pendeta yang semacam ini (tidak semuanya loh) terkadang memakai segala
 cara untuk mencapai tujuannya. Padahal berita baik kalau disampaikan
 dengan cara-cara buruk demikian ya jadinya kabar buruk yang menghantui
 beberapa orangtua yang dianggap oleh anak kandungnya sendiri telah sesat,
 dipengaruhi setan, dan sebagainya, Cobalah kita renungkan hal ini secara
 jernih dan tidak memihak. :-)
 
 
 
 als (yang tidak pernah dikurangajari anak-anaknya) :-) 
 
 
 
   _ 
 
 From: adiperdanasamuel@ ... [mailto:adiperdanas am...@... ] 
 Sent: Sunday, December 13, 2009 5:42 AM
 To: djoko santoso; budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re:
 
 
 
 
 
 Setuju pak 200%.
 
 Sent from my BlackBerryR
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
   _ 
 
 From: djoko santoso yodj...@...  
 
 Date: Sat, 12 Dec 2009 07:44:26 + (GMT)
 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 
 Subject: [budaya_tionghua] Re:
 
 
 
 
 
 Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama

[budaya_tionghua] Re:

2009-12-12 Terurut Topik djoko santoso
Maaf saya beri komentar mengenai, masalah Agama, saya juga beragama Katholik, 
dulu saya pernah belajar mulai dari SR mengenai sejarah, Agama itu mula2 
manusia memeluk agama yang disebut animisme, lalu dinamisme, selanjutnya 
berkembang menjadi agama politheis, dan yang terahir monotheis, yang mengenal 
cuma 1 Allah yg disembah, tetapi jangan salah banyak umat yang masih bertahan 
dengan kepercayaannya masing2, dan jangan kita terbawa memperdebatkannya di 
milis ini, marilah kita saling menghormati, dan milis BT kita ini sebenarnya 
tidak mempersoalkan agama, tujuannya dapat saling mengenal diantara yg merasa 
dirinya tertarik, saling memberi dan mempelajari mengenai sejarah, budaya 
tionghua dan saling membagi informasi yang berguna, saling bantu untuk 
kehidupan kita semua, baik yang tinggal di Indonesia dan tinggal dimana saja 
dimuka bumi ini.  Maaf kalau pendapat saya salah, salam hangat yodjoko. maju 
terus BT 



  

Re: [budaya_tionghua] 63 taon berselang........jangan pernah di lupakan

2009-12-07 Terurut Topik djoko santoso
Saya yo djoko santoso (yodj...@yahoo.co.uk), ingin menanyakan mengenai Pau An 
Tui, yang seperti anda sebutkan didirikan 1947, saya lahir 1946, jadi kurang 
tau akan sejarah2 itu kalo tidak keberatan saya mo dikirimi scan dari harian2 
seperti yang anda sebutkan, untuk menambah pengetahuan saya, terima kasih



From: Yoan Avianto yoan.avia...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 10 October, 2009 6:58:22
Subject: Re: [budaya_tionghua] 63 taon berselangjangan pernah di lupakan

  
Wah...makasih bangetsaya memang orng yg kurang informasi mengenai sejarah 
tionghoa d indonesia.
Yg saya tau cuma tragedi mei98 yg begitu memilukan,bahkan saat membaca berita 
mengenai mei pun serasa hati ini bergelora.
Info tragedi tangrang ini begiru menggelitik saya untuk mengerti lebih 
lanjut...tolong d lanjutkan yah...ak setia membaca...boleh juga tu d kasih scan 
an...

Regrads,
Yoan Avianto 
[Roslianna Salon - Khusus Wanita]
pin: ask me... ;p
YM: yoan.avianto
HP: 081802505491
e-mail: yoan.avianto@ gmail.com 

Best Regrads,
Yoan Avianto
HP: 081802505491
YM: yoan.avianto
MSN: yoan.avianto@ hotmail.com
FB: yoan.avianto@ yahoo.com



From:  Hoedjin hoedjin_tjamboek_ berdoeri@ yahoo.co. id 
Date: Fri, 09 Oct 2009 17:35:02 -
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] 63 taon berselang... .jangan pernah di lupakan
  
Yth sianseng2 di ini Milis.

Agar memudahken membaca untuk kali ini saya tulis pake ejaan yg gampang di 
mengerti 
Ini tulisan ada pajang semoga tida bosen membacanya. pasti sebagian besar 
pembaca milis ini tau, minimal pernah dengar Tragedi Tangerang yg menjalar 
keseluruh P Jawa, itu bermula di achir Mei 1946 hingga Agst 1947 !! 1 taon 
lebih Tongpao di Indonesia hatinya bergetar hidup menentu, rasanya sulit di 
ketemukan tragedi yg begitu panjang.

Saya ini menulis ini bukan khayalan semata tapi ada bukti dimana puluhan lembar 
Sin Po, Keng Po, Star Weekly, Pewarta Soerabia dan Penghidoepan Malang ada di 
tangan saya
Tragedi Tangerang lebih dari ribuan Korban (mungkin setara Tsunami Di Aceh) dan 
puluhan ribu pengungsi banjiri Jakarta (boleh di bilang, Parung panjang, 
karawaci, Kebon baru, Mauk dan desa2 sekitaran Tangerang kosong) hingga mereka 
bergelandang di Jakarta yg tentu bikin susah Sin Ming Hui, cerita2 sangat 
memilukan jauh memilukan di bandingken Kerusahan Rasialis Pertama di Kudus 1918 
atawa Mei 1998. (di rampas, di perkosa, di bunuh bahken maaf ada yg di 
sunat ini saya kutib dari Star Weekly)

Ini tragedi tida berenti tapi langsung menjalar, bekasi, Kerawang, Purwakarta, 
Bumi Ayu, Tegal, Purwokerto, Tasikmalaya, Purworejo, terus ke jawa timur Hingga 
Tragedi Mergosono Malang 31 Juli 1947, bisa di bayang Sin Po, Keng Po dua koran 
Tionghoa ternama yg saat itu tiap terbit  hanya 2 kemudian 4 halaman isinya 
Full soal Kesusahan2 orang Tionghoa Di jawa jelas berbeda jauh dengan 
koran2 laen milik Jepang dan Indonesier maupun Belanda, belon ada rasa koran yg 
begitu gigih beritakan hal2 kerusuhan dan kesengsaraan 1 taon lebih !! apalagi 
pada peristiwa Tangerang ampir 2 bulan isinya mengenai kesengsaraan orang 
Tionghoa di indonesia, Bumi ayu, Bekasi Purwakarta, Chirebon dll  sulit di 
percaya tapi nyata. dan semoga pembaca bisa sedikit membayangkan.

Baru setelah Pao An Tui berdiri Agst 1947 kita bisa sedikit bernapas ... yg 
bermarkas di Jalan Mangga besar, sekarang itu gedong markasnya menjadi Apotik 
Budi ( buat yg kenal itu jalan pasti tau itu Apotik)
Saya tulis ini bukan mau korek borok lama, yg mungkin oleh sebagian orang di 
usahakan di kubur dalam2. tapi sekedar mengingatkan mana tau lupa 

Kalo moderator dari ini milis tida keberatan saya bersedia salinkan beberapa 
judul dari puluhan lembar Sin Po, Keng Po dll atau akan saya taro di lebar 
potret ini milis beberapa hasil scan itu koran. 

Boleh juga untuk melengkapi kisah2 memilukan di atas, barangkali sobat pembaca 
ada info2 yg berkaitan bisa share disini, kerna kita tida luput dari 
kekurangan2. ... saya jadi ingat kata2 Kwee Hing Tjiat sewaktu ia kasih 
pengatar pada weekblad Tjhoen Tjhioe Gunung di depan kita ada begitu indah, 
tapi sewaktu kita telah mendekat kita akan terasa betapa kecil sekali diri 
kita, tapi kita bisa mendaki hingga puncak kalo kita di bantu dorong dari 
belakang sewaktu kita lambat jalannya dan kita di tarik juga dari belakang 
sewaktu kita terlalu cepat agar tida kecebur jurang

Demikian harapan saya berbagi pikiran ada lebih baek unutk kita semua sampai di 
puncak itu gunung


Hoedjin Tjamboek Berdoeri

 



   


  

[budaya_tionghua] KOMTAK [Komunitas Tionghoa Antikorupsi]

2007-07-03 Terurut Topik M Djoko Yuwono
JAKARTA—Komunitas Tionghoa Antikorupsi (KOMTAK) dideklarasikan di
Resatoran Nelayan, Ancol, Jakut, Minggu (1/7), dengan mengeluarkan
pernyataan mendukung pemerintah memberantas korupsi.

Pernyataan Presiden SBY yang akan memimpin langsung pemberantasan
korupsi diharapkan bukan hanya sebuah wacana belaka, diperlukan bukti
nyata, kata Ketua KOMTAK Lieus Sungkharisma.

Upaya mengatasi kemiskinan dan pengangguran, menurut Lieus, telah
dilakukan pemerintah dan masyarakat, tapi belum memberi hasil nyata.
Salah satu penyebabnya, katanya, adalah korupsi dan kurangnya
kesadaran masyarakat serta kian menipisnya rasa kebangsaan, sehingga
KKN terus berkembang. 

Oleh karena itu, kami komunitas Tionghoa didukung komunitas lainnya
baik dari unsur ormas maupun perorangan bersama-sama membentuk satu
wadah yang kami beri nama Komunitas Tinghoa Antikorupsi, disingkat
KOMTAK, kata Lieus.

Dalam acara deklarasi itu KOMTAK mengeluarkan pernyataan sikap:

1.  Mendesak pemerintah memberantas dan mencegah segala bentuk tindak
pidana korupsi seperti kejahatan perbankan [BLBI dan money laundry],
illegal logging, illegal fishing, illegal mining, penyelundupan,
trafficking, dan tindak pidana lainnya termasuk perlunya
menyempurnakan peraturan-peraturan yang dapat merugikan kekayaan
negara serta membahayakan perekonomian negara;

2.  Mendesak pemerintah menindak para koruptor secara tegas, tanpa
ragu, jujur, dan tidak diskriminatif, tanpa memandang suku, agama,
ras, dan golongan;

Para deklarator antara lain:
Lieus Sungkharisma
Eddie Kusuma
Frans Tshai
Sumitro
Kusumo
H Anda Hakim
Pdt Natan Setiabudi
Hartono Michael Kuo
Jerry Hermawan Lo
Anten Gautama
Budiman Sudharma
Bambang Sungkono
Suryandandar
M Djoko Yuwono
Marisi P
Suhu Benny
Mulyono Tanuwijaya
Kamil Setiadi
Law Peng
Adjie Susanto
Eddi Sadeli




[budaya_tionghua] Re: ORGANISASI TIONGHOA

2006-11-16 Terurut Topik M Djoko Yuwono
Begitulah, pengorganisasian dan manajemen people memang sangat-
sangat membutuhkan trik. Ini pula yang kami alami sejak mendirikan 
YLKTI (Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia) 
pascatumbangnya Orba. Problem terberat adalah mendapatkan temen2 
yang mau secara serius terlibat dalam komunitas ini.

Dengan berbagai upaya, kami patut bersyukur bahwa YLKTI kemudian 
mampu merekruit temen2 dari berbagai latar belakang, baik etnis [ada 
etnis Tionghoa, ada Jawa, ada Batak, ada Sunda, ada Minang, dsb] 
maupun latar belakang profesi [ada usahawan, budayawan, agamawan, 
wartawan, bahkan paranormal, preman, dsb].

Alhamdulillah, YLKTI kemudian mampu mengkoordinasikan perjuangan 
untuk menjadikan IMLEK sebagai Hari Besar dan Hari Libur Nasional 
[silakan baca: http://ylkti.tripod.com/imlek/ ].






Kegiatan kami yang boleh disebut monumental adalah 
mengkoordinasikan  
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yang Cun Au [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Yah ,dalam pengelolaan organisasi apapun pasti ada halangan dan 
rintangan .Soal pengorganisasian dan manajemen people tentu jg ada 
triknya .Karena itu harus dikoleksi people2 yg bener2 berhati dalam 
dunia pendidikan, khususnya pengembangan budaya Tionghoa , yang jg 
mulai luntur digerus jaman , padahal budaya Tionghoa sangat etnik 
dan bernilai wisata budaya yang sangat tinggi Bayangkan kalau 
dapat dipadukan dengan kebudayaan Indonesia ataupun budaya 
lain... tentu indah sekali..
   Sebenarnya , saya dan beberapa teman sudah aktif dalam dunia 
pendidikan sejak beberapa tahun terakhir , bahkan kami telah 
memiliki lembaga pendidikan/bimbel di Palembang dan kami sedang 
mencari jalan untuk mendirikan sebuah sekolah yang bermisi 
mencerdaskan dan mendidik anak-anak ..sedih sekali bila melihat 
rendahnya mutu pendidikan di Palembang yang nota bene banyak 
didukung oleh kursus/bimbel sehingga siswa justru bertambah lelah 
diakibatkan keharusan ngeles sebab tidak mengerti ketika di 
kelas ...selain mutu pendidikan yg masih rendah ..(sangat jauh 
dibandingkan di Jakarta ) masih banyak lagi tenglang2 ataupun huana2 
yang putus sekolah ( krn ketiadaan biaya , keluargabesar tp 
bapaknya ngganggur , rendahnya pemahaman ttg pendidikan ) bahkan ada 
yang susah mencari kerja dan pengangguran ...yang lebih parah lagi 
banyak S1 Pendidikan Matematika ketika dites untuk mengajar di 
bimbel qta tapi tidak bisa menjawab hampir 80% soal dr yg diberikan 
namun memiliki IPK tinggi
  ...Nah lho ?Ngapain ke sekolah yg tidak bermutu 
begitu jika ternyata tidak memiliki kemampuan...dan ngapin 
diajarin/dididik oleh guru yg notabene tidak menguasai bahannya 
sendiri ..???

 
   
 -
 Apakah Anda Yahoo!?
 Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
 
 [Non-text portions of this message have been removed]







[budaya_tionghua] Re: Fw: BUDAYA TIONGHOA [Islam masuk Indonesia]

2006-11-15 Terurut Topik M Djoko Yuwono
Islam masuk Indonesia pada abad ke-13 atau abad ke-7?

Teori bahwa Islam masuk Indonesia pada abad ke-7 didasarkan pada 
kedatangan saudagar muslim Arab dan muslim Tiongkok ke Sriwijaya 
pada abad ke-7. 

Pada abad ke-7, para saudagar muslim Arab melakukan perdagangan ke 
Tiongkok sekaligus membawa ajaran Islam [dengan peninggalannya: 
Masjid Huaisheng atau disebut juga Masjid Guangta yang dibangun 
semasa Dinasti Tang]. Kala itu Indonesia adalah salah satu saluran 
penyebaran Islam ke selatan Tiongkok, melalui hubungan perdagangan 
antara muslim Arab dan muslim Tiongkok ke Sriwijaya.

Mohon pencerahannya!

Salam:
m djoko yuwono







--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan dari 
 temuan batu nisan  dari makam Sultan Sulaiman bin Abdullah bin al-
 Basir di Lamreh, yang  tertulis pada batu nisannya tahun 1211/AH 
 608. Batu ini diketemukan pada tahun 1975 dan  berawal dari tahun 
 ini dianggap sebagai awal dari masuknya Islam ke Indonesia. (A 
 History of Modern Indonesia, M.C. Ricklefs)
 
 GH.







[budaya_tionghua] Re: istilah Tionghoa dan Cina..mana yang tepat untuk diapak...

2006-10-12 Terurut Topik M Djoko Yuwono
Merujuk tulisan Bp Dr Irawan di
http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-cinationghoa1.htm,
saya setuju untuk menggunakan istilah Tionghoa daripada Cina. 

Kami pun menggunakan kata Tionghoa untuk komunitas kami di YLKTI
(Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia].

Salam:
m djoko yuwono
http://ylkti.tripod.com
www.yuwono.tk




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lim kwet hian [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Salam utk semua anggota millis,

   Maaf sebelumnya bila saya keliru. Seingat dan setahu saya, istilah
'cina' itu mulai terdengar penyebutannnya setelah kejadian g30s/pki ,
sebelumnya jarang orang menyebut 'cina'.
   Memang benar penyebutan 'cina'  di Indonesia serasa kurang sreg di
telinga sampai saat ini bila dibandingkan dgn 'tionghoa', mungkin beda
dgn di Malaysia misalnya.
   Mungkin ada pendapat lainnya ?

   Akwet.
 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Salam kenal kembali Esther,
 
 Memang pertanyaan anda sudah lumrah adanya. Perlu diketahui, orang yang 
 diidentifikasikan sebagai Chinese, atau Tionghoa, asalnya tidak
pernah menamakan 
 dirinya Cina. Penamaan itu diduga hanya dibuat oleh orang lain (non
Tionghoa). 
 Saya rasa Bung Rinto (moderator) bisa jawab itu. 
 Berkenaan dengan komunikasi kami disini menggunakan bahasa
Indonesia, maka 
 seyogyanya kita juga boleh meninjau salah satu sudut pandang mengenai 
 kontroversial istilah ini dari sudut Indonesia. Untuk itu saya
persilahkan anda 
 mengikuti artikel nya di www.indonesiamedia.com , anda scroll sampai
bawah dan akan 
 anda temukan tulisannya disana. (catatan: Bagi siapa saja yang
berniat baik 
 untuk menambahkan tulisan tersebut guna membantu pemahaman
menyeluruh bagi para 
 pembaca kami haturkan banyak terimakasih) 
 
 salam,
 Dr.Irawan. 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 
   
 -
 Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Re: [budaya_tionghua] Tulisan tentang Kematian

2006-10-11 Terurut Topik djoko yuwono

Yang begini-begini inilah yg gua demenin dari Mang
Ucup dari dulu, sejak gua kenal tahun 1980-an. Suka
nyeleneh. Kreatif. Idenya gak pernah kering. 


Salam
m djoko yuwono
http://www.yuwono.tk 



--- MANG UCUP [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yth para pembaca dan rekan-rekan yang budiman
 Pertama banyak terima kasih atas pemberian ijin 
 Untuk mengutip artikel kematian menurut adat budaya
 Tionghoa
 Artikel tsb telah ditayangkan di:
 
 www.kuburan-mang-ucup.blogspot.com
 
 Silahkan berkujung ke kuburannya Mang Ucup
 
 Salam akrab dengan tabik jabat tangan erat
 Mang Ucup
 
 
 
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah
 Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
 http://iccsg.wordpress.com :.
 
  
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 (Yahoo! ID required)
 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/