Re: [ccTLD-ID] OOT: Country may have high rate of fraud

2005-12-21 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 22 Dec 2005, Fahrizal Razak wrote:

Halo semua,

Ternyata predikat ini masih melekat kuat untuk country Indonesia,
sehingga DNSStuff perlu menambahkan Merchan Note pada hasil search-nya.
(lihat lampiran hasil search di bawah)

Disamping rame-rame membicarakan pengelolaan / penggunaan domain .ID,
tampaknya perlu juga sekalian diperjuangkan agar predikat ini
tidak lagi menempel pada Indonesia.

Mungkinkah?!, dan Adakah yang peduli?!.

^^

we all care pak, tetapi solusi untuk mencapai kondisi perbaikan nya 
membutuhkan perubahan budaya di level masyarakat pengguna Internet 
Indonesia (I mean to preserve the fraud acident will be need more complex 
solution). Perubahan budaya semakin sulit bila kondisi dari budaya lama 
telah menciptakan insan insan yang ter-stereotype oleh kondisi yang kurang 
baik.


Perubahan budaya yang kurang baik bukanlah sesuatu yang cukup diatasi 
dengan sebuah himbauan, melainkan perlu diatasi dengan step by step action 
yang arahnya jelas dan dapat dipartisipasi 'i oleh berbagai lapisan 
masyarakat dalam berbagai real action, sehingga bangsa Indonesia bisa 
menjadi memiliki kapasitas diri dan citra yang lebih baik  :-).


Salam,
-marno-







---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---



Ngabar Hayam (was Re: [ccTLD-ID] Hi)

2005-10-18 Terurut Topik JPN. Sumarno

* Trademark have been registered.


Sejak kapan buka konsultan merknya pak :-) kok ndak ngabari tumpengannya 
(maaf, kata ngabar disini bukan kata ngabar bahasa sunda pak).


Kalau boleh saya jelaskan arti kata ngabar dalam bahasa sunda kurang 
lebih artinya latihan adu ayam seperti yg sering saya liat dilakukan anak 
anak kecil di halaman rumah sambil berteriak abarkeun abarkeun euy ... 
:-) dan ayam jantan mudanya dilemparkan ke arah ayam jantan lainnya ...


ah dasar anak anak yang belum mengetahui soal undang undang adu ayam tahun 
2005 dan belum memaklumi soal PP tarif BBM 2005. Dalam rangka ngabuburit 
di bulan puasa, ketika mereka tak dapat uang jajan seperti biasanya 
sebelum BBM naik, maka dengan diam diam ayam kesayangan ortupun jadilah 
mainan untuk ngabuburit (kebetulan ortunya sedang bekerja siang hari).


Walau ngabar ayam bersifat negatif (melanggar hukum), langkah begitu masih 
tergolong positif kalau dibandingkan main petasan yg bisa mencederai 
tubuhnya.. agak membingungkan melanggar hukum kok disebut hal yang 
positif sih.


Dasar anak kecil, kita sering teringat pelanggaran hukum dilakukan mereka. 
Kata seorang arif sih anak anak itu dalam rangka mempelajari soal 
kehidupan, bukan soal hukum, jadi biarkan saja anak anak itu jangan 
dimasukan penjara, cukup ditegur, dijewer, digaplok atau dipecut dengan 
sabuk tentara atau sabuk Elvis yang gespernya gede . kalau nggak punya 
sabuk, beli dulu nih ada merk terkenal  mau pesen nggak ..murah murah 
katanya.  Saya agak heran orang arif kok jadi jualan sabuk gitu ... 
mungkin dalam rangka mencari bekal untuk lebaran... bisa aja ya orang 
usaha :-).


Namun saya setuju dg pendapat orang arif itu, maka pantaslah kalau begitu 
alasannya, sebab sekolah kehidupan sampai hari ini masih belum pernah saya 
dengar ada... negara sendiri masih belum berminat mendirikannya ... 
mungkin karena tidak jelas profitnya dan atau tidak jelas pula prospek 
menimbulkan pujian dari negara majunya  apalagi harus diskusi dulu 
dengan Tuhan sebelum mendirikannya. karena itu anak anak itu 
biarkanlah tumbuh berkembang di lingkungannya, kalau punya duit banyak 
biarkan anak anak tumbuh berkembang di banyak lingkungan mulai dari kutub 
utara dg orang eskimo, sub tropis, tropis sampai kutub selatan, saya kira 
anak itu akan berkembang menjadi orang yang amat bijak dan pandai karena 
bisa memahami dunia ini ... tidaklah sesempit daun kelor (edi d iskandar, 
1980)... menurut seorang pakar psikologi sih anak seperti itu kelak bisa 
disebut anak yang serba bisa, katanya :-).



Salam gembira ria,
wassalam,

-marno-

---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---



Re: [ccTLD-ID] kesalahan pemerintah Indonesia ?

2005-10-04 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Tue, 4 Oct 2005, Irwan Effendi wrote:
Tindakan memaksakan pergantian pengelolaan itu sendiri sudah masuk 
kategori tidak bijaksana.
Coba dipikir, Indonesia ingin mengatur 
internetnya sendiri, Cina ingin mengatur internetnya sendiri, Brazil 
ingin mengatur internetnya sendiri, nah kalau semua sudah dibiarkan 
mengatur sendiri-sendiri, apakah namanya masih internet ? Itukan sudah 
jadi Intranet Indonesia, Intranet Cina dan Intranet Brazil?


mereka bersikap begitu karena dunia Internasional tidak pernah kasih 
bantuan gratis buat bikin backbone nasionalnya termasuk ongkos listrik 
dllnya pak. Kalau begitu bagus dong pak, ada Intranet Indonesia dan 
Internet Indonesia :-). Agar supaya pemilik situs sekolah dan usaha kecil 
s/d besar nasional bisa dikenal masyarakat via intranet yg murah, cepat 
aksesnya dan tidak ada alasan bandwith mahal hehehehehe kan intranet 
ya... kalau mereka mau tersambung ke Internet baru dikenakan biaya 
tambahan sesuai harga bandwithnya.


Kalau 
dikatakan bahwa pengaturannya akan dilakukan secara bersama-sama, 
mengapa mesti buat organisasi baru? mengapa tidak bisa push saja untuk 
ICANN menyediakan satu kursi khusus untuk wakil dari tiap negara?


ICANN . ITU .. haruskah bangsa Indonesia dikendalikan oleh kedua 
lembaga itu ? tentu saja tidak ya pak . karena kita tidak terikat 
kontrak mati dg lembaga lembaga itu... kita masih merdeka sebagai bangsa.


Salam,
-marno-
Selamat menunaikan ibadah di Bl Ramadhan

---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---



Re: [ccTLD-ID] salam ...

2005-10-03 Terurut Topik JPN. Sumarno
Mudah mudahan pemerintah RI diberikan kebijaksanaan yang bijaksana dan 
tidak mengabaikan soal riset dan development Internetnya baik di 
lingkungan nasional maupun Internasional.


Sampai hari ini, dalam riset Internet, Indonesia masih diwakili oleh 
lembaga pendidikan tinggi saja . padahal dalam riset itu banyak wakil 
negara lain duduk disana sebagai wakil negara yang melakukan risetnya 
 kita masih sibuk mempetentangkan soal tata krama dan harga bbm.


Wassalam
-marno-


On Mon, 3 Oct 2005, Irwan Effendi wrote:


Depkominfo ngotot mendukung pembentukan lembaga pengendali internet baru
dibawah ITU, walaupun tidak ada dukungan dari komunitas-komunitas internet.
Alasannya, supaya bisa sama-sama mengendalikan internet, pertanyaannya:
sama siapa?

Kalau di summit pembentukan lembaga baru ini disetujui, ICANN otomatis
demisioner dan kepmen yang dijadikan sumber amanah oleh TAP dalam
mengobrak-abrik manajemen ccTLD.id akan berubah bunyinya menjadi dikelola
oleh pemerintah


---
Untuk unsubscribe: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] 
dengan Subject: unsubscribe

---



Re: [ccTLD-ID] Fwd: Kurusetra !!

2005-09-19 Terurut Topik JPN. Sumarno
Pak Tole, anda dapat meminta admin jaringan anda untuk memblokir IP 
address dari milis ini, agar anda tidak menerima email dari sini lagi.


Atau jika cara itu sulit, anda dapat melakukan cara ini yaitu biarkan 
mailbox anda penuh sampai kuota yang telah ditentukan, dan biarkan 
peringatan dari adminnya. Maka eaccount email anda akan segera dihapus 
oleh sang admin, tentunya dengan syarat anda mau merelakan mailbox anda 
dihapus dan anda tidak memakai account email anda itu lagi. Karena 
biasanya pelayanan email gratis tidak memberikan layanan hapus account 
oleh usernya sendiri. Kalau anda ingin minta fasilitas filter mungkin anda 
harus membayar jenis email premium.


Atau kalau anda bersedia mengomel tiap hari, lakukan saja mendelete setiap 
email dari sini sambil mengomel terus menerus, jangan lupa setiap minggu 
konsultasi ke dokter agar kesehatan anda tetap baik walau setiap hari 
mengomel :-).


Anda tidak perlu meminta polis asuransi kepada admin milis ini sebagai 
usaha anda untuk meminta ganti rugi atas terganggunya kesehatan anda 
ketika mendelete email dari sini. Karena admin disini tidak merangkap 
sebagai sales asuransi kesehatan. Ini penting anda perhatikan.


Maaf agak panjang lebar, mudah mudahan saran dari saya cukup berguna buat 
anda. Terimakasih.


Wassalam
-marno-


On Mon, 19 Sep 2005, Muhamad Tole wrote:


Sir, I know most all of us is not a blind man.

A blind man is always need everything with braile fonts, so if you wanna 
sell piza to them, don't forget attach with a braile note that explain 
about the piza. They can move their face up and down as a mark that they 
are understand to our note, ... they have touch the font and read it.


Best Regards
mt
I wanna unsubscribe from this blindly milist sir, thankyou




Re: [ccTLD-ID] Beberapa usulan

2005-09-08 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Wed, 7 Sep 2005, Penicillin wrote:

Tul.. client akan memaklumi klo ada kejelasan KAPAN
mereka dapat tambah/ubah/hapus domain .ID mereka.


ampe ada pengumuman dari pengelolanya dong


Klo tidak ada kejelasan, yahhh... mau sampai kapan
ISP2 atau perusahaan2 yg mengkhususkan diri dlm
pengurusan domain, akan bertahan menghadapi cercaan
dari masyarakat IT ??


sabar dikit gpp kan


Klo client minta duitnya dibalikin, emank kita bisa
minta balik ke depkominfo ??


pajak aja bisa diminta balik, aye yakin kominfo mau kasih balik uang 
rakyat.



Paling banter solusi yg diberikan adl ganti nama ke
.COM atau .NET atau yg laen asal bukan .ID


tempo ari ada yang kasi alternatif doman .ri lho


Tapi klo rasa nasionalisme client lebih tinggi dari
kita2 disini, yahh plg alasan yg bisa diberikan yahh
mo gimana lagi pak, dari sononya juga begitu jadi kita
ga bisa berkutik juga.
So... ???


kalau jualan di tingkat retail emang sering ketekan pak ama grosir. belon 
lagi bbm naek, bandar ikut naikin harga.



Trus pertanyaan knp biaya internet disini lebih mahal
drpd di LN,


coba disurpey dulu di internet, berape grosir banwith mau kasih harga pada 
ISP Indonesia...



mungkin krn pemerintah  ISP2 disini udah
di set otaknya klo Internet itu termasuk kebutuhan
sekunder dan mahal, oleh karena itu musti dibebani
pajak yg tinggi (krn klo mau berinternet, musti ada
PC, modem, dll dimana PC aja bagi sebagian masyarakat
Indonesia pada umumnya, masi merupakan brg mewah.


kalo pandangannya itu sebagai barang mewah, apa mau dikata om :-). kalo 
gitu sekola nggak perlu ada internet, cukup nebeng ama tetangga yang kaya 
en punya internet macam jaman dulu, nonton tevenya di rumah tetangga :-0



Boro2 beli pc, bisa makan sehari aja masi untung).


he 'eh. kalau masih perlu makan jangan beli komputer dan internet eh 
salah kali ya, kalau belum punya uang cukup jangan beli komputer dan 
internet dulu, tapi bayar sekolah anak dulu :-).



Btw, udah ada yg masukin di Surat Pembaca Kompas ??
kali aja dimuat en diliat oleh yg berwajib menangani
urusan ini.


wah kalo ude ada yang kasih lapor yang berwajib, yang berwajib akan 
mendatangi kominfo dong  tapi jangan salah sangka dulu, itu bisa saja 
undangan ulang tahun, makan makan :-).


Salam,
-marno-



Re: [ccTLD-ID] Beberapa usulan

2005-09-08 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 8 Sep 2005, Muhamad Tole wrote:


pak aku kira kasus begini tidak masuk dalam pertimbangan manajemen 
modern


pak tole, dalam negara modernpun, apabila landasan juridisnya masih belum 
ada masih mmerlukan masa tenggang waktu. Dulu Jepang dalam usaha 
mendirikan pabrik mobilnya juga menjual mobil kecil dulu ke sini, sebagai 
output sebuah industri percobaannya. Untungnya orang Indonesia saat itu 
tidak cepat komplain meminta mobil mazda keluaran th 2005, saat itu masih 
tahun 1966 :-).



 sabar dikit gpp kan

maksud bapak orang sabar kekasih Tuhan ?


saya kira setiap orang menyadari hal ini, bagaimana mungkin orang tidak 
sabar menyebrangi sungai yang hanya memiliki sebuah jembatan selebar 1 
meter dan yang akan menyebrang ada 1 juta orang. Berapa lama kesabaran 
harus dimiliki tiap orang ? itu relatif. Bagi orang yang antri pada posisi 
ke sejuta akan memiliki waktu sabar kurang lebih 5 juta menit, apa bila 
diasumsikan seorang penyebrang berhasil sampai ke seberang setelah 5 
menit. Tentunya pengantri itu dianjurkan membawa tenda dan bekal 
secukupnya agar tidak kelaparan dalam antrian.



orang awam masih berjarak dengan penguasa pak atau sebaliknya


nah disinilah orang awam perlu memiliki kepercayaan diri yang baik ketika 
berhadapan dg birokrat atau sebaliknya. agar misunderstanding yg ada tidak 
diberitakan secara negatid oleh media.



kebeneran, dimana...


itu kan baru rumor pak


aku kira domain berbeda dengan barang yang dijual di grosiran...


ya jelas beda, coba tanyakan ke grosir gula pasir, pasti dia nggak akan 
mengerti apa itu domain :-).


lha ada peraturan ya pak, kalo bener gitu anakku bakalan kutolak minta 
duit buat iuran internetnya.


hus itu bukan aturan baru, tetapi itu wacana baru ups :-).


sekarang pc baru (rakitan) berharga 5 juta, bisa buat hidup 5 bulan
makan dengan tahu tempe.


masih murah dong pak dibandingkan Compaq notebook yang  US$ 1000,-


ah pak marno tampaknya mengikuti pengadilan korupsi ya


ya iya dong sebagai orang biasa, perlu memonitor berita di media masa, 
pernah mencoba membanding sebuah berita dari berbagai koran ? coba deh 
pusingnya hehehehehehe


Wass
-marno-



Re: [ccTLD-ID] Beberapa usulan

2005-09-08 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 8 Sep 2005, Marowa wrote:

Systemnya terlambat 1 bulanan dari kontrak yang kita tanda tangani.
Padahal kita sudah wanti-wanti sebelumnya, bahwa tanpa itu, kita tidak
bisa ngapa-ngapain di kantor.


lha iya dong namanya perusahaan yg bergerak di bidang e commerce dg media 
Internet, kalau ndak ada Internet ndak bisa usaha, ngelamun saja di kantor 
:-).



Kenyataannya, kita masih dipimpong dgn alasan sana dan alasan sini.


Kabarnya network Indonesia terlalu cepat tumbuh, shg birokrasi yg ada 
tidak dapat menandingi kebutuhan masyarakat. Eksesnya seperti yg anda 
alami dulu.



Atau hal seperti ini memang hal yang wajar-wajar(dibenarkan) saja?


wajar dengan benar memang agak mirip. memasukan konektor UTP ke port modem 
pc bisa disebut tidak benar, bukan tidak wajar. Tetapi kalau memasukan 
sendok makan ke hidung pada waktu makan namanya tidak wajar, sedang mabuk 
kali :-).


Tampaknya kedua proses itu terkait dg soal prosedur. Persoalannya dulu 
prosedur itu masih baru dan belum tersosialisasi ke masyarakat dan anda 
sebagai masyarakat pada saat itu jadi merasa di pimpong.



Saya tidak begitu tau tentang pajak atau apalah namanya. Tapi setidaknya
naluri saya bilang, tidak segampang itu, bung!


benar paling tidak menunggu usulan uang kembali diacc dulu oleh 
pimpinannya selama ada waktu :-). repotnya kalau pimpinan ndak ada waktu 
... bisa berbulan bulan hehehehe nungguin kabarnya.


kalau jualan di tingkat retail emang sering ketekan pak ama grosir. 
belon lagi bbm naek, bandar ikut naikin harga.

Kalo saya sendiri, maaf., gelap ama grosir-gosiran. Pengennya kerja
yang fair,tidak licik, bayar pajak sesuai dengan aturan yang ada, bayar
kewajiban, dan hak saya terpenuhi.


pedagang grosir juga dianjurkan fair dan membayar pajak dg baik kok pak, 
kalau tidak, bisa kena denda.


coba disurpey dulu di internet, berape grosir banwith mau kasih harga 
pada ISP Indonesia...
Yang kita tau, koq di sana ama di sini keadaannya seperti langit dan 
bumi.


Indonesia sudah sejak dulu memberikan gambaran fenomena aneh di dunia, 
dulu sempat harga gula pasir termasuk paling mahal di dunia :-).



Saya rasa ini hanya berupa sebuah pandangan. Dan kalau kita sudah
berhenti dan menganggap cukup apa yang ada sekarang, yah jalan di
tempat namanya.


Setiap orang memiliki pandangan maju kok pak, persoalannya di level 
praktek, kadang pandangan ini hilang oleh target fisik dan batasan dana 
lembaga pelaksana. Sehingga dirasakan banyak orang yang berperan sebagai 
usernya, pencapaian titik akhir kemajuan itu kok semakin terasa jauh saja 
seperti akan mencapai fatamorgana.



Bisa nggak dikira-kira secara kasar perbandingan orang
yang makai komputer di rumah dengan yang connect ke internet secara
intensif!


Sulit, kalau dirunut dari bon bon yg disetor oleh pedagang pc ke dirjen 
pajak, bisa kadaluarsa juga sebab umur pc itu tidak lama, selain umur bon 
bon itu juga tidak lama mudah dimakan kutu buku atau dijual ke pedagang 
kacang goreng.


Salam,
-marno-



Re: [ccTLD-ID] Beberapa usulan

2005-09-08 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Fri, 9 Sep 2005, Muhamad Tole wrote:

Pak, aku lihat posisi kalian berdua sama, hanya sebagai orang  biasa,


terimakasih telah mengingatkan kami pak, mohon maaf kalau telah 
merepotkan pak Tole dan lainnya. tulisan saya tiada lain hanya untuk 
mencairkan suasana yang sendu tiada akhir di milis ini not more pak.



so...
what ever you are talking about domain .id, kalian berdua tidak akan 
dapat mendapat jawaban exac. About time.I don't care with your time 
:-).


uh jadi gitu .

-marno-



Re: [ccTLD-ID] Beberapa usulan

2005-09-07 Terurut Topik JPN. Sumarno
Mas apakah client anda telah dikirimi pengumuman cctld-id tempo hari ? 
kalau sudah tentu mereka juga dapat memakluminya kok.


-marno-

On Wed, 7 Sep 2005, Marowa wrote:


Kayaknya percuma ngoceh kiri-kanan di milis ini.
Nggak ada tanggapan.
Apa memang nggak ada yang punya sedikit kekuatan untuk bisa menyampaikan 
suara ini biar bisa didengar oleh yang wajib mendengar?

Terus terang kalo saya, nggak punya.
Paling bisanya nampang dibundaran HI, minta belas kasih orang lain, dan 
sekalian mengganggu kelancaran perjalanannya.:-(


Saya hanya mengkhawatirkan hal-hal seperti yang mr. Penicillin alami.
Dan potensi itu cukup besar, kalo masalah seperti ini berkepanjangan. 
Yah, client itu terkadang nggak mau tau dengan urusan APJII atau 
apalah namanya, yang penting urusannya tidak terganggu.


salam damai,
Marowa




Re: [ccTLD-ID] MoM20050822

2005-08-25 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 25 Aug 2005, Agus Supriadhie wrote:

Quoting JPN. Sumarno [EMAIL PROTECTED]:
Soal data kepemilikan domain tentu akan disampaikan kepada pengelola 
baru, akan tetapi dalam bentuk file lain. Soal pengelola baru akan 
menyatukan data itu kedalam zone file-nya atau tidak tergantung 
kebijakan

pengelola baru.

Ah ... pernyataan ini yang membuat saya lega :)
Thx Pak :)


Saya teringat ketika pak Harto lengser, orang Indonesia banyak yang 
bingung apakah Indonesia akan tetap ada atau tidak, atau apakah proyeknya 
bisa terus atau habis..


Nyatanya Indonesia tetap ada bahkan sampai beberapa kali ganti presiden 
.


IT Indonesia bukan sekedar perlu dukungan infrastruktur dan legalitas, 
akan tetapi soliditas dan kemampuan berkembang-nya juga diperlukan pada 
prosesnya. Dan itu tidaklah sederhana. karena di tataran praktis, 
kerjasamanya juga tidaklah mudah  selain menunut biaya besar.


Maukah komunitas pemakai domain .id mengumpulkan uang untuk membeli 
PATEN root server dns bersama negara lain ke Departemen of Commerce US ? 
mungkin cita cita ini terlalu jauh ya  walaupun bertujuan agar 
supaya negara negara di dunia tidak under US law ketika memakai domain 
nya karena root server itu berada di bawah PBB :-)


Wass
-marno-




Sekolah (wass Re: [ccTLD-ID] Official ... )

2005-08-25 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Fri, 26 Aug 2005, adi wrote:


Saya ndak bertanya kok, cuman bertanya-tanya doang, lah wong tanya
juga pasti dicuekin :-)


barangkali sedang sibuk pak . sms presiden saja harus sabar menunggu 
hasilnya :-).



Kalau gini terus-terusan, ini kan cuman
ngurusin domain punya orang lain, kalau masalah-masalah lain yang
gedhe gimana?


jawabannya kemungkinan pilihannya ; a. makin ruwet, b.tidak ruwet, c. 
ruwet, d. diselesaikan sesuai SOP



Barangkali sudah saatnya kita mendidik
anak-anak kita untuk gak usah sekolah saja (lagian mahal!), kita
latih mereka mengumpulkan massa dan konco biar punya power. toh
logic/common-sense sudah ndak ada nilainya lagi.


hehehe wah kalau begitu tidak membuat manusia homo homini socius dong 
pak. Orang sebagai mahluk sosial dan kemudian mendapat pendidikan di 
sekolah akan dapat mengembangkan budaya yang lebih baik. Persoalannya 
budaya baik itu relatif, seperti pemakaian tatoo menurut sebagian orang 
termasuk bentuk budaya yg baik, sedangkan bagi orang yg beragama Islam, 
disebut budaya yang tidak baik.


Budaya kebiasaan pengumpulan masa, akan menghasilkan orang orang yg tidak 
dapat mandiri. Ketidakmandirian ini bisa berakibat fatal bagi kelangsungan 
hidup bangsa atau ketika berjalan di hutan sendirian.



Ayo kita semua ikut berperan aktif ikut serta dalam pembangunan,
berjuang dengan pensil dan buku! :-)


Pak Adi, ada baiknya dibuka forum diskusi gratis, dan tiap peserta bawa 
sangu masing masing termasuk bekal minum dan makanannya sendiri mirip 
acara buka puasa di masjid di kampung.


Pada akhir sesion diskusi selalu dituliskan tanya jawab oleh notulen. Pada 
akhirnya hasil diskusi dan ulasan para pakar itu bisa dijadikan sebuah 
buku yg berguna bagi anak cucu kelak dalam menghadapi perkembangan IT di 
Indonesia dan di pergaulan Internasional. Dan bukan sekedar menjadi member 
organisasi internasional dg status yes selalu.


Buku sejenis pernah saya baca untuk bidang kedokteran yang mengulas 
penyakit penyakit umum yg sering timbul di masyarakat berikut tanya jawab 
serta saran tindak perawatan di rumah yg mudah diikuti oleh masyarakat.


Status hak cipta buku itu kelak tentunya bukan milik perorangan akan 
tetapi milik stakeholder, hanya saja didalam pengurusan Hak Ciptanya 
mungkin bisa diwakili oleh sebuah lembaga dimana para peserta diskusi yg 
menjadi stakeholder bernaung didalamnya. Lembaga ini tentu bukan hanya 
menaungi pengguna domain .id, pemberi jasa ISP, atau jasa hosting, 
melainkan semua orang yg bergaul dg IT secara formal atau tidak formal.


Mungkin di LII itu bisa digelar, dg cara seperti buka puasa di kampung 
itu, masing masing peserta membawa bekal sendiri, minuman dan makanan 
sendiri serta kantong keresek sampah sendiri termasuk buku tulis 
dan pensil beli sendiri :-).


Jika buku itu bisa laris selama 50 tahun, maka stakeholder akan menerima 
royalty terus menerus.  50 tahun buku itu akan menjadi publik domain 
(milik publik).


Salam,
-marno-



RE: *****SPAM***** Re: [ccTLD-ID] MoM20050822

2005-08-24 Terurut Topik JPN. Sumarno
Selain itu, kita harus dorong Kominfo agar root server dns under Depart of 
Commerce US segera dialihkan tanggungjawabnya ke ICANN agar hukum 
penggunaan sarana itu bagi negara lain bukan hukum United State of 
America, mungkin ICANN bisa bekerjasama dg PBB nantinya walau di PBB 
sudah ada ITU.


Negara kita juga punya hukum, jangan sampai karena kondisi perdomain .id 
sedang transisi, Kominfo dan komunitas pengguna domain .id lupa pada 
posisinya sebagai sebuah bangsa yang berdaulat.


Wass
-marno-

On Wed, 24 Aug 2005, Endy Washipa wrote:


Dear All,

Ngomong2 yg 'nantinya' akan megang delegasi domain .ID udah baca belum yah
ICANN/IANA ICP-1 (http://www.icann.org/icp/icp-1.htm)

Di situ udah jelas lah, yang diinginkan oleh ICANN/IANA untuk ccTLD Admin
dan Delegation, lihat point2 pada 'Management of Delegated Domain' mulai
dari sub (a) sampai sub (f). Semua kecemasan kita di bawah, sama seperti
kecemasan ICANN/IANA.

Jadi 7 hari lagi, siapin deh :
- Manager dan Admin dengan technical expertise mengenai domain
- Application untuk Operational Status dan Database yang akurat untuk
dipantau ICANN/IANA
- Service yang memuaskan untuk Nasional, dan Global Internet Community

Kalo sampai problem operation, yah paling di 'revoke' sama ICANN/IANA untuk
dialihkan/redelegate ke manager lainnya.

Satu lagi, ngomong2 peralihannya : Redelegasi dari BR ke KOMINFO, udah itu
dari KOMINFO ke Badan Domain Indonesia yang baru ? Aih, good luck !

Mudah2an ini memang membawa ke perkembangan internet yang lebih baik. Semua
sudah terjadi, dan sudah diputuskan. Perubahan harus terjadi. Yg bisa bantu,
mohon bantulah. Iseng2 liat ke website http://www.cctld.or.id jumlah domain
kita udah mencapai 21,891 domain. Jadi udah pasti akan terjadi kekalutan
kalau proses transfer tidak smooth.

Lupakan dulu pertikaian, sekarang cari sama2 solving problemnya.

Best Regards,
Endy Ws.

PS : Kang Budi, sebagai (yg nantinya akan menjadi) previous ccTLD manager
mungkin ada saran pak, atau memberikan bantuan untuk terakhir kalinya pak.
Yg penting niat baiknya pak, ngga terbalas di sini tapi tetap tercatat
sebagai amal ibadah pak. Nothin' to lose.

Rekan lainnya, Kang Maman, Bob, Bang Johar, Bill, dll. Please advise.
Perwakilan APJII ? Ada advise ?


-Original Message-
From: Agus Supriadhie [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 24, 2005 6:02 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: *SPAM* Re: [ccTLD-ID] MoM20050822


Pak

Apa cukup info kepemilikan dengan nama pt ?
Person in charge nya ga dapet ?
Admin-c Billing-C Teknik-C ?

Mungkin pak Bob bisa kasih pencerahan sample zone file yang ada?
Kalau di dig soalnya hanya nama Organisasinya yang ada.

Quoting Jonathan S Hasugian [EMAIL PROTECTED]:

On Wed, 2005-08-24 at 15:42, Agung Bintoro wrote:

contoh :
aaj NS   ns1.cbn.net.id.
   NS  ns2.cbn.net.id.
   TXT  PT. Affia Andal Jasa
Bismatamma:MS5151:19980305:19990111: [EMAIL PROTECTED]
set type=any
aaj.co.id

Server: 202.159.65.166
Address:202.159.65.166#53

Non-authoritative answer:
aaj.co.id   mail exchanger = 10 mail.aaj.co.id.
aaj.co.id   mail exchanger = 20 mail2.aaj.co.id.
aaj.co.id   text = PT. Affia Andal Jasa Bismatamma
aaj.co.id
   origin = ns1.cbn.net.id
   mail addr = hostmaster.cbn.net.id
   serial = 2005082001
   refresh = 10800
   retry = 3600
   expire = 1209600
   minimum = 10800
aaj.co.id   nameserver = ns1.cbn.net.id.
aaj.co.id   nameserver = ns2.cbn.net.id.




This message was sent using http://webmail2.javaonline.co.id




--
JPN. Sumarno



Re: [ccTLD-ID] MoM20050822

2005-08-24 Terurut Topik JPN. Sumarno
Mas tidak semua zone file Bind memiliki fasilitas file .txt. So kita tak 
dapat menyalahkan orang orang yg memakai Bind lama agar mau menambahan 
data txt. Itu jelas diluar spesifikasi softwarenya.


Disinilah salah satu problem IT di Indonesia, ketika kita berbicara 
application, mungkin kita juga perlu melihat tipe distro apa yang dipakai 
atau yg dianjurkan dipakai berikut sysopnya.


Dari situ kita dapat bersikap bijak kepada pemakainya. Dan kita tidak 
lantas menekan pemakai itu agar menambahkan fasilitas seperti yg ada pada 
benak kita yg berdasarkan distro yg berbeda.


Ketika server hang, lalu setelah di reboot, pemakai Linux dan FreeBSD akan 
berteriak fsck agar terjadi recovery server. Akan tetapi ketika hendak 
menseting aplikasi tertentu... ada perintah dan direktori yg berbeda :-).


Komunitas IT Indonesia memang dianjurkan lebih bijaksana kalau melihat 
sisi prakteknya seperti itu, ada banyak gap bahasa yang perlu 
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehingga komunikasi lintas 
komunitas yang berbeda mazab sistem operasi, bisa berjalan baik.


Wass
-marno-

On Thu, 25 Aug 2005, Agus 
Supriadhie wrote:



Pak,

Ga pak data yang di query dari nslookup, dig, etc etc cuma di ambil dari
zone file aaj.co.id itu sendiri yang terletak di cbn. Kebetulan zone file
aaj.co.id  yang punya domain aaj ada record TXT nya, dan admin cbn rajin 
pas

create zone domainya. :)

Tapi coba nslookup,dig domain2 .id yang lain. Kosong :)

nah perlu klarifikasi lagi TXT nya di record sekaligus admin-c etc etc
address info etc etc .. yang saya rasa tidak mungkin di zone file.
Tapi itu kan hanya pemikiran saya hehe dan bisa salah :P
Mudah2an info2 tersebut berada dalam zone file yang di maksud oleh pak 
BR :)

Kalau tidak .. bisa gawat





RE: [ccTLD-ID] usulan untuk regenerasi ccTLD

2005-08-07 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 4 Aug 2005, Irving Hutagalung wrote:

sebenarnya bouncing, jadi realnya hanya 146 orang. Dari
jumlah itu, 21 orang
adalah TAP beserta staf dan eks staf nya yang disuruh menjadi anggota,
berarti tersisa 125 orang yang bisa dimintain suaranya.


Wah, ngga demokratis dong. Masa yg 21 orang itu ngga boleh vote? Apa
alasannya?
Jadi penasaran.

- irving
http://www.irvingevajoan.com


Mas Irving benar, didalam prakteknya, mantan presiden RI masih 
harus mencoblos pemilu untuk pemilihan presiden periode mandatang kok :-).


-marno-



Re: [ccTLD-ID] usulan untuk regenerasi ccTLD

2005-08-07 Terurut Topik JPN. Sumarno
lah pak Irwan saya memang cuma punya KTP Bandung, belum punya kartu 
anggota ISOC ID :-).


Karena berita ISOC ID banyak di milis ini saya kira saya boleh komentar 
soal berita ISOC itu. Kalau komentar saya tidak dinilai sebagai 
sebuah vote atas tulisan ISOC ID tentu tidak salah, akan tetapi 
karena pak Irwan menilai itu sebagai sebuah vote, maka saya dan pak Irwan 
menjadi salah paham :-).


Secara administratifpun pak Irwan telah memiliki kartu anggota ISOC ID, 
saya hanya punya KTP Bandung. Ini sebuah perbedaan mendasar yg memang saya 
kira sulit disatukan, dan pada umumnya perbedaan ini berhubungan dengan 
fasilitas organisasi atau lembaga, penyuaraann ide, hubungan dg demokrasi 
dll. Sebagai contoh saya memiliki kartu Pusat perkulakan Makro, maka saya 
boleh belanja disitu dg fasilitas diskon, kalau hanya berbekal KTP tetap 
kena harga tinggi :-).


Oleh karena saya tak memiliki kartu ISOC ID, maka saya tidak pantas 
menulis komentar atas tulisan ISOC ID di mailing list ini. Terus terang 
tempo hari nama saya telah dituliskan di milis isoc-id, dimana saya baca 
disana ada banyak email bertopik unsubscribe.


Saya agak bingung juga kala itu, pantaskah saya menerima berita email dari 
mailing list itu ? karena saya bimbang kepantasannya apakah mengikuti cara 
Makro diatas atau ada tata cara lain, maka saya enjoy saja.


Baiklah sekian dulu dan terimakasih pak, saya cukup memahami situasi 
nya,saya mohon maaf lho..:-D.


Salam,
-marno-

On Mon, 8 Aug 2005, Irwan Effendi wrote:

??
Pak, salah paham kali?
Voting nya voting pengurus ISOCID yang didaftarkan sebagai stakeholder
yayasan IDNIC, bukan vote untuk ccTLD.
Nama dan alamat email bapak sudah saya cek tidak ada dalam daftar anggota
yang saya terima dari ISOC pusat pak :)

salam,

Irwan Effendi




Re: [ccTLD-ID] usulan untuk regenerasi ccTLD

2005-08-03 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Thu, 4 Aug 2005, Irwan Effendi wrote:

Usul dari saya, sebelum bapak menyerahkan tanggung jawab pada penerus,
calon-calon nya di bina dulu dan diadakan fit and proper test.
Pendapat saya pribadi, yang namanya regenerasi itu mestinya sifatnya
upgrade, bukan downgrade,
jadi penerus bapak harus memiliki pengetahuan teknis yang lebih mantap,
bukan hanya sekedar pengetahuan politik ditambah kulit-kulit teknis. Apalagi
soal moral, harus mengikuti jejak pendahulunya, jangan sampai begitu pindah
tangan malah timbul kasus korupsi.


Good point bos, btw new leader's fp test procedure depend on the new 
organization consideration. Kalau tidak, maka pak Budi akan dibebani 
kembali dan disisi lain lembaga baru itu bisa dinilai orang tidak 
available.



Gimana dengan usulan saya ini pak ? Kalau rekan-rekan lain juga sependapat,
diumumkan saja DICARI!, calon pengelola domain .id.


Ide ini baik bos, akan tetapi mengingat begitu banyaknya komunitas IT di 
Indonesia, maka ada baiknya kalau lembaga baru itu memasang iklan seperti 
itu seperti yg mirip dilakukan KPK, jangan lupa umurnya 27 tahun saja, 
supaya lebih tahan ditekan oleh US law :-). Menjadi admin .id adalah 
menjadi martir bagi bangsa Indonesia pada saat ini sampai waktu yg tidak 
ditentukan, kecuali ada progress dari perwakilan pemerintah sedunia di 
ICANN, berupa usaha pemindahan tangungjawab root server dari Depart of 
Commerce US ke ICANN yg saat ini dikenal bergerak di urusan 
Internasional-nya.



Kalau ketemu calon-calon yang layak secara moral, sedikit kekurangan
pengetahuan teknis tidak apa-apa, ISOCID bersedia membantu memberikan
pelatihan pada para kandidat berdasarkan semua stok RFC yang saat ini
berlaku.


Ide ini amat baik sekali, walau saat ini akan dilihat orang sebagai sebuah 
usaha untuk menjadikan seseorang lainnya menjadi martir lagi :-).


Ini memang dilematis, disisi lain harus menjunjung demokrasi, disisi lain 
malahan demokrasi IT Indonesia tertindas oleh US law :-).


Salam,
-marno-



Demokrasi (was Re: [ccTLD-ID] Usulan.. )

2005-07-25 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Tue, 26 Jul 2005, Budi Rahardjo wrote:

Saya sendiri, *tidak berminat* dan tidak akan ikutan dalam yayasan baru
ini karena banyak alasan pribadi, salah satunya dimana saya merasa sudah
waktunya untuk regenerasi. (Meskipun akan aneh kalau nanti yayasannya
berisi orang lama :( bukan anak muda yang baru.)


Dari titik ini, kita dapat melihat nantinya apakah organisasi IT atau 
lembaga yang memakai IT di Indonesia sudah dapat menyiapkan kader masing 
masing agar kelak dapat duduk terpilih didalam yayasan itu, rela menjadi 
martir bagi bangsa Indonesia ? menjadi martir karena di satu sisi terkena 
tekanan US law, sekaligus melindungi pemerintah Indonesia dari tekanan 
itu, disisi lain memuluskan user Internet Indonesia memiliki 
domain identitas Indonesia.


Persoalannya kaderisasi di organisasi dg di lembaga akan berbeda karena 
kepentingannya juga berbeda dan belum tentu mau menjadi martir seperti itu 
:-).


Apalagi kalau akan memasukan lapisan masyarakat lainnya misalnya 
masyarakat petani atau toko kelontong, lapisan masyarakat penjahit, dlsb. 
dg amat banyak model urusan dan kepentingannya, serta tingkat emosi yang 
bermacam macam.


Akhirnya berinisiatif sukarela di Internet Indonesia memang tidak mudah, 
dan memerlukan kesabaran ruar biasa, walau tidak meminum M150 :-).


Salam,
-marno-



Re: No jabatan seumur hidup? (was:Re: [ccTLD-ID] pendaftaran domain)

2005-07-22 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Fri, 22 Jul 2005, Budi Rahardjo wrote:


 Jadi, kalau mengacu kepada hal tersebut, maksimum waktu yang boleh
 saya gunakan adalah sampai Agustus 2008. Tidak boleh lebih.
 [Saya pribadi tidak berniat untuk menunggu sampai waktu itu.]



ya pak, biar gantian pusingnya dan dijajah US nya hehehe

-marno-



Feeling Bisnis Intenet (was Re: [ccTLD-ID]..)

2005-07-20 Terurut Topik JPN. Sumarno
Namanya bisnis ternyata bukan hanya didapat dari sekedar membuat toko atau 
warung. Ada juga dengan cara berjalan jalan dan duduk ditempat rapat 
instansi pemerintah sudah bisa mendapatkan bisnis. Tetapi fenomena itu 
agak ironis ketika begitu terdengar pengangguran amat banyak di Indonesia, 
padahal ketika mengurus STNK motor sendiri saja, si Akang penjual kopi 
manispun telah menjadi pebisnis pengurusan STNK.


Ketika Internet muncul dan banyak orang berduit ramai duduk disitu, 
kondisi ironis di atas itu tidak pernah tersentuh secara nyata, agak 
berbeda dengan Canada dan US yang telah lama memulai pembangunan super 
store, sehingga orang orang di dunia bisa menjadi agennya baik secara 
gratis ataupun iuran bulanan. Mata uang merekapun terus mengalir ke 
seluruh dunia melahap berbagai jenis mata uang lokalan. Hebat !!! 
begitulah pikir seorang ahli pembuat uang, karena produknya terpakai 
diseluruh dunia, tampaknya mengikuti pembuat mobil pandangan seperti itu. 
Cita cita mendunia selalu ada di hati orang mulai dari orang baik sampai 
orang jahat, seperti ditampilkan di film anak anak jaman sekarang.


Itu memang situasi sekarang, akan tetapi di Indonesia sebenarnya feeling 
bisnis dengan media Internet tak kalah ramainya. Seperti di Korea, Taiwan, 
dan Jepang, Indonesia pun telah mengikuti fenomena itu, walau bentuknya 
mungkin belum mencapai tahapan super store dan super courier corporation 
dan belum juga di dukung terabyte national infrastructure. Dengan 
fasilitas pembayaran baru pada tahap ATM bersama, sudah dirasa cukup bagi 
pelaku bisnis di Indonesia.


Saya heran ketika memahami Internet ada banyak Internet Resources yang 
diperlukan masih dikelola secara serabutan dan menjadi rebutan baik di 
Indonesia maupun di luar negeri.


Sehingga orang orang yang akan turut serta meramaikan bisnis Internet 
menjadi termanggu manggu disini, terkubu kubu seperti ramainya kubu 
politik jaman sekarang. Kaget bercampur resah, mau diapakan Internet di 
Indonesia. Mungkin kira kira begitu pikirannya, walau hatinya masih lega, 
masih ada alternatif lain.


Misunderstanding memang selalu terjadi dimana mana, mulai dari perusahaan 
sekelas warung tegal sampai dengan sekelas Multi National Coporation, 
masih ada saja, walaupun sudah dibuatkan System Operation Procedure (SOP). 
Rupanya masalah setiap masa selalu berbeda, entah SDM, entah mesin, entah 
Regulasi, entah pasar, entah budaya, entah perang, entah penyakit dll 
penyebabnya, sehingga fenomena misunderstanding terus berlanjut sampai 
generasi cucu dan cicit manusia. Walau prospek bisnis misunderstanding 
terlihat luas, akan tetapi lembaga misunderstanding servis masih belum 
banyak dibuat orang.


Masalahnya misunderstanding bisa lama atau cepat selesai. Seperti ketika 
kakek lupa kacamata, dia berkali kali bertanya dan marah pada cucunya 
sampai lebih dari seminggu, padahal dia kan yang nyimpan di atas lemari 
baju :-). Kalau suami marah lebih dari satu minggu kepada istri tentulah 
akan dianjurkan membuat surat talak bagi yang beragama Islam, apalagi 
kalau lebih dari satu bulan tidak memberikan nafkah talak dua 
istilahnya. Bagaimana jika itu terjadi pada lembaga publik servis seperti 
perbankan yang dulu ramai rami kena rush...


Kemarahan pun bisa terjadi karena kekurangan pemahaman soal server, pernah 
suatu ketika saya bermusuhan dengan orang karena saya tidak dapat 
meluluskan permintaannya IP dg nomor hoki yaitu 999.999.999.999. Walau 
saya berkali kali sudah minta maaf saya bukan pengikut kebatinan, tetapi 
setelah saya sampaikan penjelasan keterbatasan IP address yang ada malah 
menjadikan misunderstanding.  Mungkin ada pemberi servis web hosting 
diminta mendaftarkan domain nonok.web.id, untung saya berbekal 
kamus bahasa daerah Sumatra Selatan, saya katakan kata itu sebaiknya 
diubah pak agar tidak mengandung arti tak senonoh. Dia kebingungan karena 
saya pun mengucapkan kata yang hampir mirip dg yang diusulkannya. Dan itu 
nama dia sendiri yang sudah diselamati dengan bubur merah putih.


Ketika saya tahu begitu bodohnya server yang tidak dapat menampilkan web 
site dengan domain yang sama, maka malahan saya menjadi dibodoh bodohi 
orang karena tidak dapat memberikan dia domain yang sama dengan punya 
orang. yang bodoh saya atau orang itu. kalau menurut software 
Apache, saya tidak bodoh, entah menurut software Java. Mungkin software 
java barangkali memilik fasilitas aliasing yang lebih canggih seperti 
IPv6 yang dapat mengakomodasi sekian miliar manusia di bumi.


Persoalan semakin ramai ketika Dinas Pajak menanyakan kepada saya ketika 
saya berlaku sebagai web hosting service. Apakah anda dapat membantu kami 
menyebutkan identitas perusahaan anu, karena kami lihat situs webnya, 
karena dia belum membaya pajak  saya hanya dapat mengurut dada, betapa 
sulitnya bisnis Internet disini, sejak awal sudah dimaki user, semakin 
hari semakin dihimpit misunderstanding. Belum lagi bandwith semakin 
tinggi seperti layang layang yang 

Mailing list sebagai media pembelajaran orang Indonesia (was Re: [ccTLD-ID] ..)

2005-07-18 Terurut Topik JPN. Sumarno
Di jaman Internet begini, orang biasa (yang tidak berpendidikan luar 
biasa) masih dapat belajar secara informal di media Internet baik dengan 
cara membaca situs ilmu pengetahuan atau bisa juga dengan aktif di mailing 
list yang diminati, misalnya mailing list tentang bisnis, tentang 
penggunaan sistem operasi atau tentang pemakaian software aplikasi server.


Mailing list sebagai media belajar orang Indonesia tergolong cukup 
strategis karena cara itu dapat memintarkan orang orang Indonesia yang 
rata rata malu bertanya kepada guru di dalam kelas (misalnya), karena 
salah satu ketertinggalan Indonesia di kancah Internasional adalah 
disebabkan malu bertanya kepada guru ketika sekolah.


Walaupun kebanyakan email dari mailing list agak cukup menantang dan terus 
terang telah mengharuskan saya membuat semacam bak penampung dulu supaya 
bisa dibaca pada waktu yang akan datang.


Akan tetapi mungkin saja banyak anak sekolah yang tidak dapat 
berkonsentrasi dengan cara belajar melalui mailing list. Soalnya anak 
pergi kesekolah bukan semata mata menuntut ilmu dari gurunya melainkan 
juga bersosialisasi dengan temannya, mungkin ada yg curhat di warung 
pojok sekolah atau ada yg diskusi sambil bermain basket di lapangan basket 
sekolah dengan anak anak yang bebeda suku bangsa :-).


Suatu ketika ada mailing list yang isinya hanya cercaan melulu soal agama 
orang, akhirnya banyak orang yang meninggalkan mailing list itu. Memang 
soal cerca mencerca antara dua orang sahabat yg erat bukan persoalan apa 
apa, namun kalau diperhatikan maka saya kira rata rata orang Indonesia 
sebenarnya memiliki perasaan yang halus, dan menjunjung tinggi 
kehormatan orang lain, karena dirinya ingin dihormati juga oleh orang 
lain.


Akan tetapi bagi orang atau anak anak yang masih senang untuk mengetahui 
apa yang akan terjadi ketika melempar batu ke kolam atau melempar batu 
dari ketinggian tebing yg tak keliatan dasar tebingnya seperti di Gunung 
Rinjani, misalnya.


Karena hal yang ingin diketahuinya yaitu suara air atau dasar tebing yang 
terantuk batu tidak terdengar saja, maka rasa penasarannya akan terus 
menghantui dan mendorong untuk melakukan hal serupa sampai petugas 
setempat harus menegur atau mengingatkan bahwa hari telah menjelang malam, 
apakah akan terus terperangkap oleh perasaan kagum dg eksotisme alam 
seperti itu, padahal disitu tidak ada fasilitas publik seperti penginapan 
atau wc, dan untuk sampai ke sana pun masih harus berjalan kaki selama 
beberapa jam menyusuri jalan setapak yang kadang tidak jelas arahnya 
karena tanda tanda alam disitu amat samar berbaur dengan bebatuan.


Kalau orang orang itu tidak mengikuti saran dari petugas wisata, tentulah 
akan terlanjur malam di tepian tebing curam, dan akan percuma 
menggantungkan diri kepada seorang pemandu dan sebuah senter isi dua batu 
baterai. Perjalanan beberapa jam yang melalui tebing curam pada malam hari 
bukan hal yang mudah, maka sudah barang tentu sebelum sampai di tujuan 
senter itu akan kehabisan baterai. Mungkin saat itu akan ada rasa syukur 
kepada Tuhan manakala ada sinar bulan turut menyertai dalam perjalanan.


Kemajuan orang Indonesia yang belajar melalui mailing list amat tergantung 
kepada kehadiran orang orang yang mau memberikan pengajaran secara 
sukarela di Internet. Di dunia Internet, orang sulit menggantungkan diri 
pada kehadiran sinar purnama atau matahari justru kehadiran badai 
matahari amat tidak diharapkan, agar blackout tidak terjadi pada 
komunikasi satelit, katanya.


Kalau demikian orang Indonesia yang berinteraksi dengan Internet, mutlak 
dituntut untuk memiliki kesadaran, kewaspadaan, kepandaian, kekuatan, dan 
kerjasama erat antar elemen bangsa agar orang Indonesia masih tetap dapat 
berjalan mencapai tujuan globalisasi yang masih samar dan masih belum 
banyak tanda tanda (hasil karya para sukarelawan terdahulu) yg bisa 
ditemukan selama dalam perjalannya menuju cita cita Indonesia yang adil 
dan makmur. Seperti banyaknya para pendaki gunung Rinjani yang dapat tiba 
dengan selamat di puncaknya berkat banyaknya dukungan berbagai petunjuk 
tanda tanda jalan yg disusun dari bebatuan oleh para sukarelawan pendaki 
gunung pada jauh-jauh hari sebelumnya.


Wassalam
-marno-



[ccTLD-ID] Ide dan tempat memajukan bangsa ( was Re: Ini ..)

2005-07-17 Terurut Topik JPN. Sumarno
Sebuah milis memang harus hidup, sebagai cerminan adanya kehidupan 
anggotanya.


Mengapa anggota milis tidak bereaksi terhadap sebuah ide maju atau 
gugatan/cercaan atau ajakan oleh anggota lain. Sebenarnya fenomena itu 
jangan dijadikan dasar untuk mencap bahuwa anggota milis ini 
terbelakang.


Di dunia nyata, dalam masyarakat yang beragam kesibukannya dan minatnya, 
akan lebih dibutuhkan bentuk bentuk ajakan yang amat bijaksana, sehingga 
walaupun orang semua sibuk, masih menaruh simpati, masih dapat memberikan 
reaksi atau memberikan support secara baik. Kalau pake paksa paksaan 
pastilah akan dibantah emang lo sape kata orang betawi. Ke la 
anan, saha salira teh kata orang sunda. Mengko sik, sinten panjenengan 
kata orang jawa. Kalau dijawab saya abdi dalem Yogyakarta  ntar orang 
Surabaya menjawab yo, tapi aku ini dari Majapahit, bedho wilaya Om, 
jangan paksa paksa disini ntar dilaporken pak RT lho.


Saya teringat ketika seorang rekan yang berprofesi sebagai sales, dulu 
harus repot repot belajar golf atau tenis karena dia ingin mendapatkan 
nasabah seorang pejabat yang kabarnya senang bermain golf atau tenis.


Rekan saya itu berusaha keras sampai sampai uang jajan anaknya terpakai 
untuk membeli tiket olah raga itu. Mungkin semacam persistance pays 
method.


Katanya hanya pada saat berolahraga itulah, dia dapat mengetahui kebutuhan 
calon nasabahnya dg baik, sehinga dia dapat menawarkan produk produk yg 
dia jual.  Menurut kabar, calon nasabahnya hanya memiliki waktu untuk 
berbicara dengan rekan saya pada saat berolahraga saja. Ketika jam sibuk, 
di kantor, pastilah rekan saya itu tidak akan diterima, dg alasan sedang 
ada tamu sampai beberapa jam, atau diusir satpam dan lain lain sikap 
antipati yang menyakitkan hati orang.


Apakah ajakan memajukan bangsa dalam mailing list ini harus dilalui dengan 
mempergunakan teknik seperti itu ? memberikan traktiran tenis dan golf 
terlebih dahulu ? saya kira sebuah ide memajukan bangsa Indonesia tidak 
harus hadir di kedua lapangan itu, bagi saya ide-ide memajukan bangsa 
masih bisa saya terima walaupun ide-ide itu lahir ditengah tengah rawa 
yang banyak nyamuknya, atau dibawah pohon besar di tengah hutan, atau di 
warung kopi yang terbuat dari bilik bambu reyot sekalipun, atau dari 
sebuah  komputer XT sekalipun.


Dalam sebuah masyarakat yang memiliki strata sosial setara, seperti dalam 
maling list CCTLD ID, atau dalam kebangsaan Indonesia yang menganut 
pandangan bahwa dari suku mana saja setara, sama sama manusia, sama sama 
berperanan sebagai elemen penting bangsa Indonesia, maka diperlukan model 
model kemasyarakatan yang mencerminkan adanya penerapan sikap sikap 
bijaksana didalam masyarakat itu.



Salam,
-marno-





Re: [ccTLD-ID] Asosiasi Pengguna Domain .id

2005-07-13 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Wed, 13 Jul 2005, Beast wrote:


M. Arief wrote:

Dear all,

Kayaknya kita pengguna yang sudah mendaftarkan domain kurang terlalu
diperhatikan ya dalam perebutan penguasa domain .id. Padahal menurut saya,
kita lah stakeholder terbesarnya dibandingkan dengan ISP atau yang lainnya.


IMO, lebih cocok disebut konsumen, bukan stakeholder. Organisasinya pun 
mungkin bisa menginduk ke YLKI.


saya kira pendapat mas Beast ini lebih wise sekalian membesarkan 
organisasi YLKI yg masih belum menyentuh soal perlindungan user Internet. 
Nanti kalau banyak pengguna biogas untuk kendaraan bermotor, asosiasi 
pengguna biogas bahan bakar kendaraan itu juga harus masuk ke YLKI supaya 
tambah besar usaha perlindungan konsumen Indonesia oleh organisasi itu. 
Kalau ternyata user Indonsia juga banyak yang memakai sarana angkutan ke 
bulan, maka YLKI juga harus melindungi konsumen itu :-).


-marno-



[ccTLD-ID] Idealisme sebagai jembatan bagi Generasi Mendatang

2005-07-13 Terurut Topik JPN. Sumarno
Saya telah membaca sejarah Indonesia, pada saat itu merdeka sudah 
diumumkan. Tetapi karena masa transisi maka kabarnya ada beberapa kali 
perubahan bentuk negara dari RI menjadi RIS kemudian menjadi RI kembali. 
UUD juga berubah dan kembali menjadi UUD 45. Itu terjadi karena banyak 
orang yang memiliki konsep bernegara selain karena masih adanya tekanan 
dari Belanda dulu. Ibukotapun sempat berpindah beberapa kali dari Jakarta, 
Yogya, dan Bukittinggi (reff : http://id.wiki.org).


Kemerdekaan pada saat itu merupakan sebuah idaman dan sebuah situasi baru 
masyarakat, begitu tiba pada realitanya yang menjadi berbeda dari 
imajinya, mungkin oleh beberapa pihak sulit diterima. Seperti kita membaca 
cerita novel atau Kho Ping Hoo, begitu menonton filmnya yg dibuat orang 
kok aktor yang dulu dibayangkan cantik malah tidak tampak cantik.


Sayangnya baik cerita Indonsia merdeka dan cerita Kho Ping Hoo, selalu 
menampilkan fakta berdarah darah sebagai simbol keunggulan pelakunya. 
barangkali disitu tantangan penulisan sejarah, bagaimana idealisme yg 
diperjuangkan bisa ditampilkan utuh dg menunjukan usaha dan 
pengorbanan pelakunya.


Dan mungkin saja disitu kita bisa melihat sebuah idealisme yg dijunjung 
tinggi banyak orang malah berubah menjadi sebuah artefak yang tidak 
bermakna dikemudian hari, menjadi patung patung yang bisu yang bisa 
digeser oleh orang ke arah mana saja dan dimana saja didudukan karena pada 
saat itu masyarakat telah menganggap bahwa bentuk fisik idealisme itu 
telah menjadi sebuah faktor estetika di rumahnya dan dikantornya dan 
berubah menjadi patung patung yang membisu.


Kita mungkin tidak ingin idealisme yg berubah menjadi bentuk fisik dan 
berguna bagi orang banyak menjadi sebuah patung yg menghalangi 
pemandangan atau ingatan generasi mendatang. Kita tak ingin membuat jalan 
jalan layang idealisme yg tak terpakai, dan penuh dengan ilalang. Padahal 
jalan jalan itu telah dibangun dengan keringat, dana dan waktu para 
penjunjung idealisme itu. Biarkanlah generasi penerus menikmati jalan 
jalan yg terbentuk dari transformasi idealisme itu menjadi fasilitas yg 
menunjang kehidupan mereka.


Dapatkah kita berhenti sejenak sambil menarik napas, dan hati bersyukur 
kepada Nya untuk mengenang masa kisruh pasca merdeka dulu, dan memikirkan 
idealisme apa yg akan diterapkan pada Internet Indonesia agar anak cucu 
orang Indonesia walau bukan cucu pejabat atau cucu orang kaya masih bisa 
menikmati manfaatnya.


Energi mereka adalah tulang punggung bangsa Indonesia kelak, maka 
penyaluran dan pengarahan atau rencana penempatan energi mereka secara 
baik akan amat tergantung dari masyarakat sekarang, termasuk kita kita 
dalam bagaimana merencanakan, membangun dan mengembangkan kapasitas 
kapasitas ataupun menjalankan fungsi fungsi dari transofrmasi idealisme 
Internet tersebut ke dalam sarana sarana publik yang berguna bagi 
masyarakat Indonesia sekarang dan nanti.


Wassalam
-marno-



 On Thu, 14 Jul 2005, Indra S wrote:

Pak Sekjen,
Kalau mengingat masa lalu, kami SANGAT BERTERIMA-KASIH kepada ISP-ISP pertama, 
yang
berusaha memasyarakatkan internet (kalo bahasa jawanya NGE-LARISIN) 
sehingga kami
semua bisa ber-internet-ria.

Kalau-lah masalah DNS server dan domain bertautan, kenapa sekarang tidak 
dikenakan Charge
untuk hosting domain?
Belajar dari pengalaman domain dotcom saya, saya beli US$ 8.75/tahun untuk 
domain saja,
kalau mau hosting DNS ada charge tambahan. Hosting DNS-nya, saya cari sendiri 
di server
lain (yg gratisan aja).
Kalau yang berjalan selama ini, domain id gak beda jauh dengan dotcom. Bayar ke 
ccTLD (dh
IDNIC), trus pasang/cari DNS server sendiri.

Kenapa konsep terakhir dari bp Budi ttg Registrar-Registry tidak dijalankan 
saja? toh yang
jadi Registrar itu hampir semuanya anggota APJII !!! Kalau konsep ini 
dijalankan, bisa
jadi seperti yang domain dotcom juga kok.

Kalau memang mau model Managed Services, buat apa kita malu kepada orang asing 
pengelola
Dotcom diluar?
Asal memang semua TRANSPARANT dan tidak tilep-tilepan, saya rasa semua akan 
setuju kok.
Apalagi dengan services yang sama domain ID sekarang ini lebih mahal dari .com, 
.net,
.org, bahkan .biz !!!
Kami menggunakan domain id, hanya untuk identitas  patriotisme saja kok.
Kalau masalah gengsi, lebih bergengsi dotcom lho. Lihat saja di 
angkutan-angkutan
umum/barang di jalanan... stiker-stiker di kaca mereka tulisannya pakai dotcom:
asalaja.com, yangpentinghappy.com, ayu-adine.com, dll.  Domain-domain 
tsb, gak bakal
kita lihat di whois-nya internic !!

Salam.

- Original Message -
From: APJII [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 13, 2005 18:11
Subject: Re: [ccTLD-ID] bingung apjii -cctld



Pada waktu itu, belum ada pelayanan domreg untuk publik
serta kebijakan2nya, para ISP yang duluan nyalain dns mesinnya
banyak permintaan2 domain dari calon pelanggannya, minta
ke mana? Lahir lah program tersebut di atas,
jadi merupakan strategic plan dari pelayanan internet  ke publik

Re: [ccTLD-ID] Usul CO/NET.ID

2005-07-06 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Wed, 6 Jul 2005, Muhamad Tole wrote:

On Wed, 6 Jul 2005 10:48:43 +0700 (WIT)
pak marno aku coba beranalogi begini, kalau nantinya cctld mengeksekusi 
domain yg berisi dokumen palsu misalnya sebuah PT. ICM (pe te Indonesia Cepat 
Makmur).


pak contohnya itu kok seperti mencerminkan ketidaksabaran Indonesia yg 
belum tinggal landas :-). apa tidak ada contoh lain seperti pt maju mundur 
atau pt rindu order :-).


Setelah diusut oleh kehakiman, PT itu bodong alias palsu dan tidak terdaftar 
disana. Jadilah kasus itu menjadi sebuah kasus kriminal, kasus adu domba 
antar negara dll. Selanjutnya aku tak mau pikirkan korbannya atau nasib 
negara yg diadu, karena itu hanya cerita misalkan saja dan disini aku ingin 
tulis kemungkinan posisi cctld saja pada kasus itu.


anda menulis cerita mengalir begitu saja. Apakah anda telah memahami 
aturan permainannya ? dalam aturan permainan selalu dibuat semacam 
konvensi, ketentuan, kalau melanggar konvensi nggak aci jadinya. Aturan 
perdagangan perempuan masih tidak jelas bagi saya karena saya bukan pelaku 
perdagangan perempuan. Tetapi saya cukup maklum kalau anda tidak ingin 
menaruh perhatian kepada korban dalam cerita anda karena itu hanya sebuah 
contoh buatan anda sendiri. Bagaimana kaitannya dg soal cctld, apakah bisa 
lebih to the point ? kepalsuan pt itu kepada cctld tidak akan merugikan 
cctld karena yg akan berhadapan dg pihak penegak hukum adalah pelaku 
itu sendiri, apalagi sampai melakukan penjualan perempuan, itu barangkali 
jelas sudah melanggar KUHP nya soal perdagangan perempuan (cmiiw). Dalam 
hal ini cctld telah membantu pemerintah secara sukarela dg membuat 
tambahan aturan perlu adanya npwp perusahaan.


Untungnya hukum di Indonesia tidak berburuk sangka (hukum positif), sehingga 
CCTLD dijadikan hanya sebatas sebagai saksi. Jangan takut dihukum karena bisa 
memesan LAPAS yg mewah di Jakarta.


ah anda kebanyakan baca koran tabloid ya, memang saya dengar lapas 
politikkus dan kriminal biasa jauh berbeda walau tujuannya sama saja yaitu 
mengembalikan nilai nilai kemasyarakatan pelaku melalui lembaga 
pemasyarakatan, saya dengar disitu salah satu kegiatannya adalah kesenian 
dan keagamaan.


Aku tidak ingin mengusulkan cctld menjadi agen polisi dan harus menyarankan 
tiap pendaftar domain .id memekai cap jempolnya, karena di negara majupun 
lembaga non profit, tidak pernah menjadi agen polisi, selain cara seperti itu 
hanya akan memenuhi bandwith internet Indonesia dg pixel cap jempol pendaftar 
domain .id.


lembaga yg mensupport pembangunana di Indonsia umumnya juga memiliki 
sebutan sebagai mitra pembangunan pemerintah. Kalau salah satu bagian 
pemerintah adalah kepolisian, maka kemitraannya sudah jelas aturan 
permainannya.


Justru masyarakat yg dianjurkan sadar hukum memerlukan sistem hukum yg 
baik sehingga kesadaran masyarakatnya tidak cepat hilang. Ini seperti 
orang yg sudah sadar kemudian diberi obat bius lagi, maka kesadarannya 
akan hilang kembali. agak percuma ya.


FYI saja, soal macetnya bandwith Internet bukan semata mata karena ada 
pixel cap jempol di Internet, melainkan karena pertambahan user Internet 
di Indonesia tidak diantisipasi oleh infrastruktur penunjangnya. Mungkin 
saat ini pemerintah dan masyarakat masih belajar mencari solusi terbaiknya 
sesuai dg kemampuan yg ada.


Karena kalau hanya bergantung kepada pemerintah terus, maka masyarakat 
harus selalu bersabar. Kalau bergantung kepada kemampuan masyarakatpun, 
masyarakat tetap harus bersabar. Namun kalau kedua proses bergantungan itu 
bisa diukur, maka lama waktu untuk bersabar masyarakat bisa dihitung dan 
bisa dimasukan ke dalam bisnis plan masing masing orang karena setiap 
proses itu erat kaitannya dg masyarakat.


Dalam Internet yg macet bandwithnya, maka moto 1x24 jam full support akan 
tidak tercapai secara baik. Prospek pengembangan aplikasi Internet pun 
akan mengalami kendala ketika memasuki tahap uji sistem aplikasinya.


Saya mohon maaf telah menulis agak panjang karena perntanyaan dan 
pernyataan pak Tole menurut hemat saya perlu dijawab secara jelas. 
Terimakasih.


Wassalam,
-marno-



Re: [ccTLD-ID] ISO MA #1 dan #2

2005-07-05 Terurut Topik JPN. Sumarno

On Tue, 5 Jul 2005, APJII wrote:

Soal ini saya hanya bingung kalau memikirkan apa atau bagaimana DSN 
menyikapi perubahan wilayah administrasi propinsi sekarang. Apakah 
pemerintah harus membayar DSN untuk perubahan data wilayah itu agar DSN 
bisa membayar kepada konsultan luar negeri codenya. kalau ya, 
pemerintah RI mendatang akan mikir beberapa kali untuk 
membuat propinsi atau kabupaten baru :-).


Wass
-marno-



Kesan mantan presiden dan matematika (was Re: [ccTLD-ID] Sebut)

2005-05-30 Terurut Topik JPN. Sumarno
Halo, spada :-).

On Sun, 29 May 2005, Michael wrote:

 - maaf dihapus-

  Kalau boleh saya usul, persiapkan dulu  baru  direformasi...  Saya kira
  perlu dibentuk  badan pengawasan. Kalau sudah barulah... Jangan sampai
  sekarang bisa menjelek-jelekan orang, tapi sesudah diangkat...  hasilnya
  setali tiga uang...  dan dia  akan gantian dijelek-jelekan. 

kesimpulan ini mirip kesan dan pesan pak habibie ketika selesai menjadi
presiden ( dan ketika saya menonoton televisi itu bertanya tanya dalam
hati sendiri, bukan hati tetangga, apakah bangsa ini masih belum dapat
berterima kasih kepada pemimpinnya sendiri... ya tentu saja, hal itu
mungkin dikarenakan sebagian besar bangsa Indonesia masih belum mengalami
pendidikan cara berterimakasih kepada orang tuaah kesimpulan ini
terlalu absurd, padahal pada prakteknya banyak adat istiadat lokal
mengajarkan soal menghormati dan menghargai orang tua  saat itu saya
masih terus bertanya tanya dan menantikan novel berjudul jawaban soal
terimakasih kepada pemimpin).

  Memang bagi orang yang belum pernah merasakan kadang berkomentar yang
  sempurna, seakan itu masalah sepele yang mudah dilakukan seperti
  membalikan telapak tangan... Bicara mudah, tapi melakukan itu lebih
sulit.

Dalam matematika sebuah fungsi biasanya menganut asumsi. Fungsi yg
berperan membangun bangsa bisa saja berupa Y=K+P+S+G+L dimana
K=kesejahteraan, P =pendidikan, S=kesehatan, G=penghasilan/gaji,
L=lingkungan yg harmonis (dirumah atau di kantor atau di
kampung/kota/mailing list dll).

Fungsi itu masih menganut asumsi bahwa fungsi membangun bangsa adalah
sebuah fungsi linier, dg paramater parameter yg digambarkan linier. Ketika
dipraktekan, ternyata ada beberapa faktor faktor yg sebenarnya tidak
linier, ada yang bersifat logaritmik atau -ada juga yang bersifat lainnya.
Untunglah pada masa itu pemerintah dan anggota DPR menjadi pelindung
masyarakat, sehingga walau belum ada program gerakan matematika nasional
program 100 th pendidikan gratis agar masyarakat bisa survive mengatasi
akibat adanya kesalahan pembangunan itu.

Walau masyarakat adalah grassroot bangsa ini, namun pada prakteknya
banyaklah hasil pikir atau kerja dari kedua lembaga itu (pemerintah dan
DPR) yg berperan penting.

Jadi wajar saja apabila usaha usaha mengurangi eror dari sebuah rencana yg
salah, harus dimulai dari kedua lembaga itu sendiri. Janganlah masyarakat
kemudian diberi beban lagi, karena sudah menderita menanggung utang negara
sampai tujuh turunan..

  Sekali  lagi  ini  hanya pendapat anak SMA yang  pengalamannya masih
  jauh dibawah Anda,  jadi apabila ada  kekeliruan, saya  mohon maaf...

saya bersykur membaca tulisan anak sma sudah mencerminkan kematangan
berbangsa dan bernegara eh maksud saya bermasyarakat :-).

  Semoga masalah ini cepat selesai,  dan maju terus Indonesiaku...

di Indonesia saya melihat masalah itu selalu mudah diselesaikan atau mudah
dibiarkan tergantung daripada sebab sebabnya. Oleh karena itu penelitian
sebab sebab terbengkalainya masalah itu perlu dilakukan agar masalah itu
bisa diselesaikan dengan sebaik baiknya. Akan tetapi pada prakteknya soal
penelitian ini bukanlah hal yg otomatis, di perguruan tinggi sering
dipengaruhi oleh trend trend riset dari DIKTI. 

Padahal kalau masyarakat peneliti dibiarkan menyampaikan instuisinya
sendiri, dan dibiarkan meminta dananya kepada masyarakat sendiri, tentulah
variasi hasil riset di Indonesia akan berlimpah dan bisa dimasukan ke
dalam search engine, sehingga orang orang yg pas pasan seperti kita kita
akan mudah mendapatkan solusi bagi penyelesaian masalah yg undang udang
atau aturannya atau surat kontrak perjanjiannya amat memusingkan, selain
bukunya sulit dicari atau konsultannya sulit ditemukan di Indonesia (dg
sebab alasan hukumnya atau legal aspeknya belum jelas).

Tentu saja didalamnya perlu disebutkan semacam disclaimer : search engine
tidak bertanggungjawab pada pembaca apabuila pembaca mmpraktekan metoda
atau Undang undang hukum yg ada didalamnya. Tindakan karena membaca
informasi dari search engine adalah menjadi tanggungjawab pribadi masing
masing.

Selain itu saya akan setuju apabila dalam memajukan bangsa ini tidak perlu
diadakan pendidikan bertingkat search engine dg arahan agar lulusannya
bisa langsung menjadi presiden Indonesia dg argumen pendidikan itu
dapat menciptakan manusia serba tahu. Ini melangar fitrah manusia itu
sendiri.

Kalaulah itu diaplikasikan, saya hawatir calon presiden Indonesia akan
memiliki karakter akan mirip search engine yg tidak memiliki nurani,
padahal bangsa Indonesia membutuhkan pemimpion yg memiliki hati nurani
kebangsaan.

Permasalahan yg kita hadapi ternyata bukan hanya masalah kita sendiri
melainkan masalah banyak orang. Bagaimana agar orang yg memiliki masalah
yg sama bisa diidentifikasi bahwa itu adalah masalah si A, si B, si C atau
itu berhubungan dg lembaga Keuangan, dg lembaga Pemda dll.

Saya kira dalam masyarakat yg maju akan selalu diperlukan guidance
apablagi jika populasi sudah semakin 

Re: Freedom of Speech vs Rule and Guidance ? Re: Re: [ccTLD-ID] Peta..

2005-04-20 Terurut Topik JPN. Sumarno
On Wed, 20 Apr 2005, muhammad catur Rahmatullah wrote:
 Ya, saya setuju dengan Anda.
 Oleh karena itu katanya ada program registrar-registry yang akan
 dijalankan, kenapa bukan itu yang dirembug gimana supaya berjalan
 sukses, kalau saya lihat banyak topik yang perlu dibahas agar bisa
 berjalan dengan baik, tapi malah kelihatannya sodok-menyodok
 mempertahankan hal-hal yang saya kira  malah tidak mensukseskan
 program tersebut atau mungkin ada pihak-pihak yang sengaja tidak ingin
 sukses program tersebut ?

Menurut saya diskusi disini bukan tidak ingin mensukseskan program itu,
namun ingin agar program itu bisa berjalan lebih baik. 
Mudah mudahan pada beberapa bulan mendatang kita bisa melihat perubahan
yang lebih baik lagi.

Memang urusan internet di Indonesia selalu berubah sejalan dg perubahan di
dunia Internasional. Kondisi ini merupakan ciri dari adanya keadaan
dinamis dari komunitas Internet di Indonesia. 

Menurut hemat saya, sebenarnya kondisi itu modal yg penting. Karena hanya
pada kondisi dinamislah maka kita selalu dapat memberikan repson terhadap
perubahan yg datang dari dunia Internasional. Walaupun perubahan di dunia
Internasional itupun salah satunya dipengaruhi oleh perubahan perubahan
pemakaian Internet di tiap negara (seperti munculnya kebutuhan tulisan
cina atau jepang dan arab dimasukan ke dalam url, kebutuhan alokasi ip
v4 yg lebih ketat karena sudah terbatas dll) selain juga dipengaruhi oleh
adanya perkembangan Ipoleksosbud-nya di masing masing negara.

Salam,
-Marno-



Hirarki Tradisional (was Re: [ccTLD-ID] Move ...)

2005-04-15 Terurut Topik JPN. Sumarno
Wah, gimana dong ya Om jadinya kalau improvement Internet Indonesia
memasukan hirarki kepemimpinan tradisional :-). Sedangkan istilah
tekniknya aja masih sulit dipahami (oleh anak anak) karena masih memakai
bahasa Inggris.

Saya hawatir, pas ada tamu dari APNIC atau ICANN atau dari Insitutsi
Internet asing ke Indonesia, akan kebingungan pasalnya contact person
yg mudah dimengerti mereka kok sulit yah, karena disini memakai hirarki
kepemimpinan tradisional...apakah hal ini perlu diusulkan menjadi
sebuah RFC seperti ramenya bahasa nasional cina, jepang, arab yg
didiskusikan supaya bisa masuk kedalam url.

Sebut saja konvensi hirarki tradisinoal Indonesia sudah diterima menjadi
RFC setelah melalui diskusi dan rapat yg lama di luar negeri, akan tetapi
itu tentunya hanya akan diketahui oleh para pelaku IT saja, sedangkan
pelaku dibidang lain seperti imigrasi mungkin belum kenal.

Sehingga pada suatu hari bisa saja ada seorang petugas imigrasi di
bandara, kebingungan karena seorang tamu asing yg datang ke Indonesia akan
mengunjungi seorang prabu atau seorang bapak raja atau seorang Yang
Dipertuan Agong Internet Indonesia dari lembaga Galura. Kata Galura sudah
masuk RFC, padahal Galura yg dikenal umum adalah nama koran di berbahasa
Sunda di Bandung. Untungnya petugas bandara itu bisa berbahasa Sunda,
ketika ditanya Bade kamana (mau kemana) tamu asing itu hanya diam seribu
bahasa, lagian kartu namanya atau print out dari web sitenya lupa tidak
dia bawa.

Maka petugas imigrasi itu akan melakukan tindakan..dalam hatinya
daripada gue pusing lebih baik ni orang dimasukin daftar teroris
internasional aja, lumayan dapat sekian miliar dolar dari US :-).

Salam,
Marno

On Fri, 15 Apr 2005, ACCESS wrote:
 At 01:53 PM 4/15/2005, Euis Luhuanam wrote:
   Siapa yang oknum, kalo boleh pinjam istilah tsb.
 
 Hm... bagaimana kalau yang satu oknum dan yang satu lagi prabu?
 
 Ah sok kitu akang mah; Janten Akang jadi naon atuh?
 Ah suka begitu Mas/Abang sih; Jadi Mas/Abang jadi apa dong?
 
 -teddy