Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi

2012-11-19 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang,
Mencermati tulisan dan diskusi yang menarik ini, saya ingin mengajukan beberapa 
pertanyaan pak:
 
1. Saya pernah membaca bahwa Buton dan Tukang Besi merupakan micro continent 
dari Gondwana yang rifted-drifted-dan collided dengan SE arm of Sulawesi, 
kemudian juga dari beberapa paper menyebutkan bahwa Banggai-Sula juga merupakan 
micro continent dari Gondwana yang juga rifted-drifted-dan collided dengan East 
Sulawesi. Beberapa sequen juga dikenal di Buton, antara lain untuk yang 
Pre-rift adalah Early Triassic Doole/Lakansai metamorphic rock, Middle-Late 
Triassic Winto FM (mudstone, bituminous shale, micriric limestone; stable 
middle-outer neritic env.), Lower Jurassic Ogena FM (bedded limestone, 
argilaceous lst, shale at the base, calcilutite; deep water environment). 
Kemudian saat rifting-drifting adalah Late Jurassic Rumu, Cretaceous-Oligocene 
Tobelo FM, Early-Middle Miocene Tondo FM (micritic lst, outer neritic env.). 
Setelah itu adalah Syn dan Post orogenic sedimentation yaitu Mollase dari Tondo 
FM, dan Pliocene Sampolakosa FM. Diketahui juga bahwa
 Triassic Winto adalah sebagai source rock di wilayah ini. Pertanyaan saya, 
apakah sequen rifted-drifted-dan post orogenic ini juga diketemukan di 
Banggai-Sula? Bagaimanakah korelasinya dengan misalkan di Seram, bahwa disana 
juga ditemukan Triassic Saman-saman FM, dan Jurassic oolitic Manusela limestone.
 
2. Beberapa penulis juga telah mengajukan interpretasi bahwa Banggai-Sula bisa 
collided (ke arah timur) dengan East Sulawesi adalah dengan mekanisme 
pergerakan Sorong Fault, sementara itu saya juga membaca bahwa ada interpretasi 
yang diajukan oleh Smith dan Silver (1991) dalam Robert Hall 2010, bahwa 
Banggai-Sula dulunya adalah di sebelah Timur dari Buton-Tukang Besi saat Middle 
Miocene (sekitar 13 Mya), kemudian dengan pergerakan sinistral strike slip 
fault (present day : Lawanopo dan Matano sinistral ssf), Banggai Sula bergerak 
ke NW dan West dan membentur East Sulawesi di sekitar 7 Mya, dan kemungkinan 
juga sebagai efek dari pembukaan Banda yang berarah NW-SE di 12.5-7.3 mya? 
Bagaimanakah pendapat pak Awang tentang hal ini?
 
3. Dalam tulisan Alan Vaughan et al, 2005 tentang terrane processes at the 
margin of Gondwana, ditulis bahwa ada beberapa terrane process dan juga tipe 
nya. Bahwa pembentukan terrane adalah akresi dan dispersi, kemudian dicirikan 
oleh adanya sutures (ditandai dengan kehadiran strike slip fault, thrust, dan 
melange), juga ditandai dengan kehadiran dari ophiolitic belts, high pressure 
rocks (blue schist), dsb.; saya ingin mengkorelasikan nya dengan kehadiran dari 
Walanae strike slip fault di arah sebelah barat dari Buton. Diketahui bahwa di 
south arm of Sulawesi terdapat schist belt, dan juga Mesozoic dan Tertiary 
rocks; apakah dimungkinkan bahwa di south arm of Sulawesi ini juga bisa 
ditemukan sequen2 pre-Tertiary yang kemungkinan akan bisa men generate HC dan 
mempunyai kemiripan dengan Buton dan Banggai?
Menarik untuk mengkorelasikan nya juga dengan apa yang ditulis oleh Robert 
Hall, bahwa South Sulawesi mempunyai basement dari Gondwana, dan sampai disana 
sekitar Cretaceous, kemudian juga ada Early Cenozoic subduction, apakah 
sebenarnya Walanae fault ini berkorelasi dengan subduction, ataukah dengan 
kemungkinan adanya akibat collided terranes yang mungkin jalur nya bisa di 
trace sampai sekitar Sumbawa-Sumba?
 
4. Kemudian tentang Buton petroleum system dan wilayah sekitarnya, bahwa 
beberapa sumur di Buton telah menemukan bukti bahwa generasi minyak sudah 
terjadi dari Triassic marine Winto FM, hanya karena beberapa kendala di saat 
drilling menembus thrust sheet yang tebal dan berulang-ulang, sehingga masih 
perlu dilakukan usaha2 ekplorasi lanjutan. Saya mencoba mengkorelasikan dengan 
beberapa sumur di Banggai, yang di bor di play thrust sheet, misalkan sumur 
Tiaka; apakah pak Awang mempunyai informasi tentang sumur2 yang di bor di 
Banggai tersebut? ataukah memang disana tidak ada kendala seperti di Buton, 
mungkin karena thrus sheet nya lebih tipis dan tidak terlalu berulang? dan bila 
memang demikian apakah dikarenakan adanya perbedaan magnitude besaran kompresi 
nya? Dan apakah dengan menjauhi wilayah yang terkena dampak collided tersebut 
baik secara vertikal dan horizontal sehingga membentuk thust sheet, dan dengan 
mencari facies yang secara litologi akan
 lebih tipis, akan secara otomatis mengurangi kendala dalam menembus thrust 
sheet nya? Di wilayah West Timor, sumur Banli-1 (minor oil show); kalo enggak 
keliru juga telah menembus Jurassic Malita/Plover eq, kemudian diatas nya ada 
sequen Wailuli, WaiBua/Nakfunu, dst.; yang kalo dilihat sepintas di section 
juga terdapat perulangan, yang kemungkinan juga sebagai thrust sheet akibat 
pergerakan Australia, pembukaan Banda, dsb.; bagaimanakah kiranya hal2 yang 
ditemukan saat pemboran Banli-1 ini pak?
 
5. Membaca tulisan pak Awang tentang bahwa sebenarnya Tukang besi adalah 
merupakan bagian dari Buton, dan tidak 

Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt

2012-10-18 Terurut Topik sigit prabowo
Dear All,
 
Guns N' Roses secara sejarah dibentuk sekitar tahun 1985, merupakan gabungan 
dari LA. Guns dan Hollywood Rose; yang setelah beberapa pergantian personel, 
kemudian diisi oleh formasi Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McCagan, 
Steven Adler.
Aliran musik nya merupakan gabungan dari heavy metal dan blues
 
Lagu GN'R yang OK juga adalah Rocket Queen, Mama Kin, Move to the City, Nice 
Boys, Used to Love Her, My Michelle, dsb.
Formasi awal dengan William Axl Rose, Slash (Saul Hudson), Izzy Stradlin, Duff 
McCagan, dan Steven Adler; kok sepertinya masih lebih berasa 'rock' nya ya 
dibanding dengan formasi2 berikutnya...
 
Kalo Slash memang lebih kelihatan improvisasinya (blues), dibandingkan misal 
dengan Joe Satriani, kemudian Keith Richards, 
Jim Hendrix, Eddy Van Halen, dll
 
Kalo Duff selaku bassist cukup OK, namun dibandingkan dengan bassist-bassist 
lain, sepertinya masih ada yang lebih OK improvisasinya, misalkan Billy Sheehan 
dan Bruce Dickinson...
 
Steven Adler, cara bermain nya powerful, ketukan drum nya OK, kalo dibandingkan 
drummer berikutnya misalkan Matt Sorum
 
Izzy Stradin, cara bermainnya 'cool', selaku rhythim guitar, sepertinya dia 
secara sengaja sering memberikan kesempatan kepada Slash buat improvisasi
 
Axl Rose, dengan formasi terbaru masih dengan vocal Axl Rose, 'warna' dari GN'R 
masih kelihatan, walaupun mungkin akan lebih terasa 'nature heavy metal' nya 
(juga tanpa keyboard) bila nanti akan ada lagi edisi nostalgia dengan 
rekan-rekan GN'R formasi yang terdahulu, seperti April 14, 2012 di Rock N' Roll 
Hall of Fame.
 
Regards
Sigit Ari
 


 From: rulliyansyah rulliyans...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, October 18, 2012 11:10 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt
  

lagu lainnya :

November Rain, ini yg paling legendaris.
You Could Be Mine (soundtrack Terminator II, film legend juga ini), 
Paradise City; lagu menghentak, selalu enak diikuti.   
Welcome to the Jungle; ini lagu termasuk yg bikin G n R naik drastis namanya.. 
Patience; intro siulannya khas banget + nuansa video klip yang pas pula, enak 
bwt dibawain akustikan.
Estranged; video klip nya dah berasa ngeliat cerita film, lagunya sndiri 
panjang banget, seperti terdri atas 2 bagian. 
Since I Dont Have You; lengkingan gitar Slash yg menyayat di awal lagu jadi hal 
paling diinget dari lagu ini (jaman dulu sempat di parodi-in sama Padhyangan 
Project).
Live n Let Die: lagu lama, di daur ulang...kena suaranya Axl jadi lebih gahar.  

selain yg di atas, ada lagi beberapa yg enak tapi ga diproduksi jadi hit/single 
semisal: Locomotive, Get in the Ring.

Ini band memang fenomenal pada jamannya, dramatis kisah perjalanan bermusiknya, 
mengejutkan seluruh dunia bagaimana ending-nya (waktu Izzy, Slash,  Duff 
capcus). Mereka hilang dari peta musik semasa di puncak karir, jadi ga heran 
(waktu itu) seluruh dunia menanti G n R comeback dengan formasi baru. tapi 
sayang debutnya yang baru seumur jagung udah ancur lagi gara-gara kelakuan 
Axl.  

Harus diakui, duetnya Axl-Slash barangkali hanya bisa disaingi sama duet Andre 
- Sule di OVJ kali, ga ada satu, berasa kurang nendang efeknya, heheheh...

Slash ini termasuk salah satu role model saya sewaktu periode awal bermusik  
jadi lead guitarist (cieehh), bukan termasuk yg tersangar atau tercepat 
permainannya, tapi harus diakui, termasuk yang paling pandai memilih not-not 
melodius untuk menghidupkan sebuah lagu.. 


Selamat menikmati konser deh buat pak Avi  the gank! 



salam, 

Rulli 




On Wed, Oct 17, 2012 at 9:10 PM, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:



Hahhahaha...! Juga Jessie J. yg lagunya money... Money ... Money (Price Tag) 
ya. Klo kumpulan cowok keren menurutku
One Direction yg paling oke (What Makes Beautiful).

Tapi, pak Luthfi, kan boleh juga kita nostalgia Mengenang masa muda dengan 
menonton Gun and Roses. Masih ingat lagu2 topnya : sweet child of mine, don't 
cry, knock on heaven door, apa lagi ya... ?

Nobar, yuk !


Salam,
Nuning



Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com
Date: Wed, 17 Oct 2012 15:15:57 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt



Weleh Weleh. Koq masih penggemar Gun and Roses, wis kewut Cak, lanang 
pisan. Nanti tunggu tanggal mainnya Some one like you manggung Adelle, 
begitu juga Katty Perryhundred years a go atau apalah judul 
lagunya yang lengkap.
.



On Wednesday, October 17, 2012, rakhmadi avianto 
rakhmadi.avia...@gmail.commailto:rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:
 Ambil klas festifal B cuman 700rb doang bisa dong, tiket belum di jual loh 
 aku juga masih menunggu dan siap2 beli

 Avi


 On Wed, Oct 17, 2012 at 2:52 PM, 
 koko_krunc...@yahoo.co.idmailto:koko_krunc...@yahoo.co.id wrote:

 Ada promo kah untuk anggota IAGI??

 Heheheh

 

Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt

2012-10-18 Terurut Topik sigit prabowo
Ya namanya juga membahas hobby pak Dhe, pasti seru lah; kalo membahas yang core 
G  G dan topik2 terkait lainnya, khan nanti juga ada waktunya sendiri, he he 
he...
 
BTW, sepertinya konser GN'R bakal penuh penonton kayaknya, seperti konser 
Metallica, dll. sebelumnya...
 
Regards
Sigit

 


 From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, October 18, 2012 4:00 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt
  

Wah Sigit bahasannya kok malah lebih seru dari kalau bahas Seq.Strat yah  
pokokke Pertamina eh salah pokoke nontonlah, dg formasi baru masih dahsyat dan 
sound itu loh yg ngga mungkin ada di panggung Oma Irama

Lam salam
Avi


2012/10/18 sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com

Dear All,
 
Guns N' Roses secara sejarah dibentuk sekitar tahun 1985, merupakan gabungan 
dari LA. Guns dan Hollywood Rose; yang setelah beberapa pergantian personel, 
kemudian diisi oleh formasi Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McCagan, 
Steven Adler. 
Aliran musik nya merupakan gabungan dari heavy metal dan blues
 
Lagu GN'R yang OK juga adalah Rocket Queen, Mama Kin, Move to the City, Nice 
Boys, Used to Love Her, My Michelle, dsb. 
Formasi awal dengan William Axl Rose, Slash (Saul Hudson), Izzy Stradlin, Duff 
McCagan, dan Steven Adler; kok sepertinya masih lebih berasa 'rock' nya ya 
dibanding dengan formasi2 berikutnya...
 
Kalo Slash memang lebih kelihatan improvisasinya (blues), dibandingkan misal 
dengan Joe Satriani, kemudian Keith Richards, 
Jim Hendrix, Eddy Van Halen, dll 
 
Kalo Duff selaku bassist cukup OK, namun dibandingkan dengan bassist-bassist 
lain, sepertinya masih ada yang lebih OK improvisasinya, misalkan Billy 
Sheehan dan Bruce Dickinson... 
 
Steven Adler, cara bermain nya powerful, ketukan drum nya OK, kalo 
dibandingkan drummer berikutnya misalkan Matt Sorum
 
Izzy Stradin, cara bermainnya 'cool', selaku rhythim guitar, sepertinya dia 
secara sengaja sering memberikan kesempatan kepada Slash buat improvisasi 
 
Axl Rose, dengan formasi terbaru masih dengan vocal Axl Rose, 'warna' dari 
GN'R masih kelihatan, walaupun mungkin akan lebih terasa 'nature heavy metal' 
nya (juga tanpa keyboard) bila nanti akan ada lagi edisi nostalgia dengan 
rekan-rekan GN'R formasi yang terdahulu, seperti April 14, 2012 di Rock N' 
Roll Hall of Fame. 
 
Regards
Sigit Ari

 
 From: rulliyansyah rulliyans...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, October 18, 2012 11:10 AM

Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt
  

lagu lainnya :


November Rain, ini yg paling legendaris.
You Could Be Mine (soundtrack Terminator II, film legend juga ini), 
Paradise City; lagu menghentak, selalu enak diikuti.   
Welcome to the Jungle; ini lagu termasuk yg bikin G n R naik drastis namanya.. 
Patience; intro siulannya khas banget + nuansa video klip yang pas pula, enak 
bwt dibawain akustikan.
Estranged; video klip nya dah berasa ngeliat cerita film, lagunya sndiri 
panjang banget, seperti terdri atas 2 bagian. 
Since I Dont Have You; lengkingan gitar Slash yg menyayat di awal lagu jadi 
hal paling diinget dari lagu ini (jaman dulu sempat di parodi-in sama 
Padhyangan Project).
Live n Let Die: lagu lama, di daur ulang...kena suaranya Axl jadi lebih 
gahar.  


selain yg di atas, ada lagi beberapa yg enak tapi ga diproduksi jadi 
hit/single semisal: Locomotive, Get in the Ring.


Ini band memang fenomenal pada jamannya, dramatis kisah perjalanan 
bermusiknya, mengejutkan seluruh dunia bagaimana ending-nya (waktu Izzy, 
Slash,  Duff capcus). Mereka hilang dari peta musik semasa di puncak karir, 
jadi ga heran (waktu itu) seluruh dunia menanti G n R comeback dengan formasi 
baru. tapi sayang debutnya yang baru seumur jagung udah ancur lagi gara-gara 
kelakuan Axl.  


Harus diakui, duetnya Axl-Slash barangkali hanya bisa disaingi sama duet Andre 
- Sule di OVJ kali, ga ada satu, berasa kurang nendang efeknya, heheheh...


Slash ini termasuk salah satu role model saya sewaktu periode awal bermusik  
jadi lead guitarist (cieehh), bukan termasuk yg tersangar atau tercepat 
permainannya, tapi harus diakui, termasuk yang paling pandai memilih not-not 
melodius untuk menghidupkan sebuah lagu.. 




Selamat menikmati konser deh buat pak Avi  the gank! 






salam, 


Rulli 

 



On Wed, Oct 17, 2012 at 9:10 PM, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote:
 


Hahhahaha...! Juga Jessie J. yg lagunya money... Money ... Money (Price Tag) 
ya. Klo kumpulan cowok keren menurutku
One Direction yg paling oke (What Makes Beautiful).

Tapi, pak Luthfi, kan boleh juga kita nostalgia Mengenang masa muda 
dengan menonton Gun and Roses. Masih ingat lagu2 topnya : sweet child of 
mine, don't cry, knock on heaven door, apa lagi ya... ?

Nobar, yuk !


Salam,
Nuning



Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com
Date: Wed, 17 Oct 2012 15:15:57 +0700

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]

2012-02-19 Terurut Topik sigit prabowo
Selamat pagi IAGI Netters YTH.,
 
Mengikuti diskusi yang sudah berjalan lebih dari satu minggu ini, rupa nya 
semakin menarik dan tetap hangat...
Namun sebelum nya, izinkan saya untuk memberikan beberapa koreksi:
 
1. Sriwijaya membangun candi Borobudur di Jawa tengah?
Koreksi : Di dalam beberapa buku sejarah, yang berdasarkan naskah2 berbahasa 
Jawa Kuno, seperti Kitab Canda Agastya Purwa, Adi Parwa, Saba Parwa,  dll., 
juga serat Pustaka Raja Purwa, prasasti Mantyasih di Kedu (berangka tahun 907 
M), dsb., diketahui bahwa yang saat ini meliputi wilayah Jawa Tengah, telah 
berdiri kerajaan Mataram Kuno, yang antara lain dimulai dari Rakai Sanjaya 
(732-760 M), Rakai Panangkaran (760-780M), Rakai Pananggalan (780-800 M), Rakai 
Warak (800-820), Rakai Garung (820-840 M), Rakai Pikatan (840-856 M), Rakai 
Kayuwangi (856-882 M), Rakai Watuhumalang (882-899 M), Rakai Watukumara Dyah 
Balitung (898-915M), Rakai Daksa (915-919M), Rakai Tulodong (919-921 M), Rakai 
Wawa (921-928), Rakai Empu Sindok (929-930 M). Kemudian selain kerajaan 
tersebut, juga ada kerajaan Syailendra (sekitar 750-850 M), dengan raja yang 
terkenal adalah Samaratungga (778 M). Raja ini mempunyai 2 anak yaitu Pramodha 
Wardhani dan Balaputradewa. Dan diketahui
 juga bahwa pada jaman Samarotungga inilah candi Borobudur didirikan. Selain 
itu pada masa pemerintahan Rakai Pikatan (840-856 M), didirikan candi 
Prambanan. Dalam masa itu juga tercatat terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan 
dengan putri Samarotungga yaitu Pramodhawardani, dan kemudian Rakai Pikatan lah 
yang melanjutkan pengintegrasian dua dinasti ini. Sedangkan anak dari 
Samarotungga yang lain yaitu Balaputradewa, merasa kurang senang dengan 
penambahan kekuasaan dan pengaruh Rakai Pikatan setelah Samarotungga wafat, dia 
merasa berhak juga untuk menggantikan tahta bapak nya, bukan malah oleh Rakai 
Pikatan. Kemudian Balaputradewa berpindah ke wilayah yang saat ini di Sumatera 
Selatan, dan menjadi salah satu pendiri dinasti Sriwijaya. Dalam prasasti Ratu 
Baka, diketahui bahwa pasukan Sriwijaya (dengan diperintahkan oleh 
Balaputradewa) pernah mencoba untuk melengserkan Rakai Pikatan, namun ternyata 
tidak sempat sampai mengganggu ketertiban, dan Rakai
 Pikatan tetap dapat melanjutkan pemerintahan nya secara damai dan kemudian 
lengser, digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Dan kerajaan2 di wilayah2 tersebut 
tetap bisa melanjutkan tata pemerintahan nya, yang mana dilanjutkan oleh 
Kerajaan Medang-Kahuripan-Kediri-Singosari-Majapahit-Demak-Pajang-Mataram.
 
2. Sriwijaya mengalahkan Darmawangsa?
Koreksi : Raja Darmawangsa, adalah penerus dari kepemimpinan raja Empu Sindok 
(yang diketahui memeindahkan wilayah Kerajaan Mataram kuno ke dekat sungai 
Brantas)meneruskan kerajaan Medang dari tahun 991-1007 M. Namun di masa 
pemerintahan nya, dia diserang oleh kerajaan Wora-Wari. Penerus dari 
Darmawangsa adalah Airlangga, yang bapak nya merupakan raja di Bali, bernama 
Dharma Udayana Warmadewa. Airlangga saat itu sedang melakukan pesta pernikahan 
dengan anak Darmawangsa (yang bernama Dewi Sanggramawijaya atau Dewi Kilisuci), 
dan dikejutkan oleh serangan dari kerajaan Wora-Wari, yang masih vasal kerajaan 
Medang sebenarnya. Airlangga menyelamatkan diri bersama Narottama, dan akhir 
nya nanti bisa mengambil alih kekuasaan kembali dari kerajaan Wora-wari. Belum 
ada bukti kekuasaan Sriwijaya sampai di wilayah Medang, dari banyak naskah, 
prasasti, dan penemuan2 lain di wilayah tersebut.
 
3. Kerajaan Sunda punah di abad ke-7 ?
Kerajaan Pajajaran dengan raja nyaTarumanegara, adalah kerajaan yang mempunyai 
wilayah yang saat ini berada di Jawa Barat, dan kemudian pada abad2 berikut nya 
diteruskan oleh kerajaan Sunda dan Galuh, karena masing2 raja di dua kerajaan 
tersebut sebenar nya bersaudara. Kemudian kerajaan Galuh dan Sunda tetap exist 
sampai tahun2 berikut nya, sampai dengan saat saat kasultanan Cirebon dan 
Banten berdiri, tanpa gangguan ketertiban yang berarti, kalo enggak keliru 
sebenar nya kerajaan Cirebon juga masih bersaudara dengan kerajaan Sunda dan 
Galuh. Koreksi: Jadi belum ada bukti bahwa ada pengaruh Sriwijaya sampai di 
wilayah2 kerajaan Pajajaran, kemudian kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh.
 
Mencermati pembahasan sebelum nya tentang situs2 di Gunung Padang, situs 
Batujaya, dll; saya mempunyai pemikiran bahwa sebenarnya kehidupan masyarakat 
saat itu memang kemungkinan hampir berdekatan dengan geografis pinggir sungai, 
pegunungan, wilayah2 bertopografi tinggi, ladang dan persawahan, gua, 
dll., sebagai masyarakat agraris, terlihat kecenderungan bahwa masyarat yang 
mendiami wilayah2 di pulau Jawa, sangat dimungkinkan dulu nya merupakan 
penduduk yang bermigrasi dari wilayah antara China dan Siam, kalau menilik dari 
karya Thomas Stanford Raffles, mempunyai kemiripan dengan bangsa Tartar. Selain 
itu juga dimungkinkan migrasi2 tersebut terjadi jauh sebelum Masehi, dan 
terjadi berangsur angsur, dengan berbagai hal yang mendasari nya. Saya masih 
mencoba mencari 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]

2012-02-19 Terurut Topik sigit prabowo
 
 

Selamat pagi IAGI Netters YTH.,
 
Mengikuti diskusi yang sudah berjalan lebih dari satu minggu ini, rupa nya 
semakin menarik dan tetap hangat...
Namun sebelum nya, izinkan saya untuk memberikan beberapa koreksi:
 
1. Sriwijaya membangun candi Borobudur di Jawa tengah?
Koreksi : Di dalam beberapa buku sejarah, yang berdasarkan naskah2 berbahasa 
Jawa Kuno, seperti Kitab Canda Agastya Purwa, Adi Parwa, Saba Parwa,  dll., 
juga serat Pustaka Raja Purwa, prasasti Mantyasih di Kedu (berangka tahun 907 
M), dsb., diketahui bahwa yang saat ini meliputi wilayah Jawa Tengah, telah 
berdiri kerajaan Mataram Kuno, yang antara lain dimulai dari Rakai Sanjaya 
(732-760 M), Rakai Panangkaran (760-780M), Rakai Pananggalan (780-800 M), Rakai 
Warak (800-820), Rakai Garung (820-840 M), Rakai Pikatan (840-856 M), Rakai 
Kayuwangi (856-882 M), Rakai Watuhumalang (882-899 M), Rakai Watukumara Dyah 
Balitung (898-915M), Rakai Daksa (915-919M), Rakai Tulodong (919-921 M), Rakai 
Wawa (921-928), Rakai Empu Sindok (929-930 M). Kemudian selain kerajaan 
tersebut, juga ada kerajaan Syailendra (sekitar 750-850 M), dengan raja yang 
terkenal adalah Samaratungga (778 M). Raja ini mempunyai 2 anak yaitu Pramodha 
Wardhani dan Balaputradewa. Dan diketahui
 juga bahwa pada jaman Samarotungga inilah candi Borobudur didirikan. Selain 
itu pada masa pemerintahan Rakai Pikatan (840-856 M), didirikan candi 
Prambanan. Dalam masa itu juga tercatat terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan 
dengan putri Samarotungga yaitu Pramodhawardani, dan kemudian Rakai Pikatan lah 
yang melanjutkan pengintegrasian dua dinasti ini. Sedangkan anak dari 
Samarotungga yang lain yaitu Balaputradewa, merasa kurang senang dengan 
penambahan kekuasaan dan pengaruh Rakai Pikatan setelah Samarotungga wafat, dia 
merasa berhak juga untuk menggantikan tahta bapak nya, bukan malah oleh Rakai 
Pikatan. Kemudian Balaputradewa berpindah ke wilayah yang saat ini di Sumatera 
Selatan, dan menjadi salah satu pendiri dinasti Sriwijaya. Dalam prasasti Ratu 
Baka, diketahui bahwa pasukan Sriwijaya (dengan diperintahkan oleh 
Balaputradewa) pernah mencoba untuk melengserkan Rakai Pikatan, namun ternyata 
tidak sempat sampai mengganggu ketertiban, dan Rakai
 Pikatan tetap dapat melanjutkan pemerintahan nya secara damai dan kemudian 
lengser, digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Dan kerajaan2 di wilayah2 tersebut 
tetap bisa melanjutkan tata pemerintahan nya, yang mana dilanjutkan oleh 
Kerajaan Medang-Kahuripan-Kediri-Singosari-Majapahit-Demak-Pajang-Mataram.
 
2. Sriwijaya mengalahkan Darmawangsa?
Koreksi : Raja Darmawangsa, adalah penerus dari kepemimpinan raja Empu Sindok 
(yang diketahui memeindahkan wilayah Kerajaan Mataram kuno ke dekat sungai 
Brantas)meneruskan kerajaan Medang dari tahun 991-1007 M. Namun di masa 
pemerintahan nya, dia diserang oleh kerajaan Wora-Wari. Penerus dari 
Darmawangsa adalah Airlangga, yang bapak nya merupakan raja di Bali, bernama 
Dharma Udayana Warmadewa. Airlangga saat itu sedang melakukan pesta pernikahan 
dengan anak Darmawangsa (yang bernama Dewi Sanggramawijaya atau Dewi Kilisuci), 
dan dikejutkan oleh serangan dari kerajaan Wora-Wari, yang masih vasal kerajaan 
Medang sebenarnya. Airlangga menyelamatkan diri bersama Narottama, dan akhir 
nya nanti bisa mengambil alih kekuasaan kembali dari kerajaan Wora-wari. Belum 
ada bukti kekuasaan Sriwijaya sampai di wilayah Medang, dari banyak naskah, 
prasasti, dan penemuan2 lain di wilayah tersebut.
 
3. Kerajaan Sunda punah di abad ke-7 ?
[KerajaanTarumanegara (dengan raja Purnawarman/Mulawarman?), notes : kalimat 
saya sebelumnya saya koreksi ] adalah kerajaan yang mempunyai wilayah yang saat 
ini berada di Jawa Barat, dan kemudian pada abad2 berikut nya diteruskan oleh 
kerajaan Sunda dan Galuh, dan Pajajaran (?) . Kemudian sebenarnya 
kerajaan Galuh dan Sunda tetap exist sampai tahun2 berikut nya, sampai dengan 
saat saat kasultanan Cirebon dan Banten berdiri, tanpa gangguan ketertiban yang 
berarti, kalo enggak keliru sebenar nya kerajaan Cirebon juga masih bersaudara 
dengan kerajaan Sunda dan Galuh. Koreksi: Jadi belum ada bukti bahwa ada 
pengaruh Sriwijaya sampai di wilayah2 kerajaan Pajajaran, kemudian kerajaan 
Sunda dan kerajaan Galuh.
 
Mencermati pembahasan sebelum nya tentang situs2 di Gunung Padang, situs 
Batujaya, dll; saya mempunyai pemikiran bahwa sebenarnya kehidupan masyarakat 
saat itu memang kemungkinan hampir berdekatan dengan geografis pinggir sungai, 
pegunungan, wilayah2 bertopografi tinggi, ladang dan persawahan, gua, 
dll., sebagai masyarakat agraris, terlihat kecenderungan bahwa masyarat yang 
mendiami wilayah2 di pulau Jawa, sangat dimungkinkan dulu nya merupakan 
penduduk yang bermigrasi dari wilayah antara China dan Siam, kalau menilik dari 
karya Thomas Stanford Raffles, mempunyai kemiripan dengan bangsa Tartar. Selain 
itu juga dimungkinkan migrasi2 tersebut terjadi jauh sebelum Masehi, dan 
terjadi berangsur angsur, dengan berbagai hal yang mendasari nya. 

[iagi-net-l] Mendukung Rovicky

2011-08-05 Terurut Topik sigit prabowo
Dear IAGI Netters YTH.,
 
Menyaksikan hiruk pikuk proses pemilihan bakal calon Ketua Umum IAGI adalah 
suatu hal yang menarik untuk diikuti dengan seksama, saya berpendapat bahwa 
siapapun yang saat ini sudah mencalonkan diri dan mendapat dukungan baik lewat 
mailist ini, maupun yang belum bergabung di mailist, sungguh merupakan 
Geologist yang mumpuni dan mempunyai rekam jejak nya masing2 di dalam kiprah 
nya selama ini.
 
Siapapun yang nanti akhirnya terpilih, adalah sosok yang tepat untuk saat ini, 
dan marilah kita dukung bersama Ketua yang baru tersebut dengan sepenuh hati, 
yang mana diharapkan akan bisa membawa IAGI sebagai organisasi independent, 
yang non politik praktis tapi tahu berpolitik, mengerti bagaimana 
membawa-mengenalkan-mengamalkan ilmu kebumian ke semua warga bangsa, baik yang 
sehari hari nya memang sudah menjadi dunia nya, maupun yang sangat awam 
sekalipun, sehingga ilmu Geologi akan lebih bisa memberi makna untuk kemajuan, 
yang akan bisa dinikmati generasi saat ini, maupun generasi penerus2 kita suatu 
saat nanti; di negara kita Indonesia, maupun di manca negara.
 
Untuk saat ini, saya : Sigit Ari Prabowo, ingin memilih dan mendukung om 
Rovicky sebagai Ketua Umum IAGI periode 2011-2014.
 
Justifikasi nya adalah sbb. :
 
1. Mengenalkan ilmu Geologi dengan bahasa dan cara penyampaian yang mudah 
dimengerti-simple-relax-kadang diselingi joke2 segar, kepada masyarakat luas, 
contoh : lewat media website Dongeng Geologi.
 
2. Mudah bekerjasama dengan semua nya tanpa mempedulikan sekat2 dan batas2 
primordialisme, profesi, dll,; semua dilakukan demi untuk kemajuan dan aplikasi 
ilmu Geologi di bumi Nusantara.
 
3. Figur yang ramah, cerdas, terbuka, kreatif, ulet, enak diajak diskusi yang 
konstruktif, problem solver, cara berpikir mudah dimengerti, efektif-efisien, 
dll.
 
4. Dsb.
 
 
Marilah kita dukung proses pemilihan ini sampai selesai, sehingga semua bisa 
berjalan dengan lancar, dan semoga bisa membawa manfaat untuk semua nya...
 
 
Salam Demokrasi
 
Sigit Ari Prabowo

Re: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption

2010-11-04 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH.,
 
Tulisan yang menarik pak..., berkaitan dengan hal ini, saya ingin menanyakan 
tentang kondisi aktif nya Gunung Merapi dan beberapa gunung di Indonesia...
 
1. Apakah aktifnya gunung2 tersebut berkaitan dengan percepatan pergerakan 
lempeng di wilayah2 tersebut...?, dalam pemikiran saya secara sederhana adalah 
material yang ter 'melting' kan, kemudian bergerak naik ke permukaan, akan 
secara relatif 'segera' digantikan oleh magma dari downgoing slab yang ter 
'melting' kan, yang kemudian mengalami percepatan tadi, juga mungkin apakah 
diakibatkan juga oleh perubahan dalam komposisi magma, tekanan dan gravitasi, 
perubahan gaya dan arah arus konveksi, perubahan ketebalan slab yang 
termeltingkan tadi, atau ada penambahan volume dari wilayah2 di upper mantle 
nya itu sendiri, dsb...
 
2. Bila aktif nya gunung2 tadi memang berhubungan dengan percepatan pergerakan 
dari lempeng2 tadi, berarti kemungkinan apakah bisa juga berkaitan dengan 
percepatan pembukaan di area pematang tengah samudera (MOR); misal di Mid 
Indian Ridge, SE Indian Ridge, East Pacific Ridge, dll...?
 
3. Mungkinkah percepatan pembukaan di area2 pematang tengah samudera ini, 
berkaitan dengan al. proses perubahan arah dan pola dari kemagnetan nya, 
misalkan dari normal polarity menjadi reverse polarity...? Dan apakah juga 
berhubungan dengan komposisi mineral penyusun batuan di MOR saat terjadi nya 
perubahan kemagnetan tersebut...?
 
4. Bisakah perubahan kemagnetan ini terjadi secara global, dan apakah pernah 
ada bukti di masa lalu, antara perubahan kemagnetan ini dengan lebih aktif atau 
tidak aktif nya suatu aktifitas volkanisme, sehingga bisa dilakukan al. suatu 
analisa, yang mana diharapkan bisa menjadikan suatu strategi mitigasi bencana 
yang lebih tepat dan komprehensif...?
 
Mohon pencerahan nya pak...
 
Terimakasih
 
 
Best Regards
Sigit Ari P.
 
--- On Thu, 11/4/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:


From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 4, 2010, 4:05 AM


Tadi pagi ada laporan dari seorang pendengar radio bahwa abu Merapi sudah 
sampai ke Cibitung, Bekasi. Pak Surono, Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan 
Mitigasi Bencana Geologi) yang saat itu sedang diwawancarai mengatakan bahwa 
hal itu mungkin saja setelah mengetahui bahwa abunya sangat halus (efek 
transportasi ratusan km dari sumbernya). Di Purwokerto, kemarin sore-malam 
hujan abu, dan baru pagi tadi abu sampai di Bekasi. Semua abu volkanik itu 
sebagai akibat erupsi Merapi kemarin siang yang ditaksir punya ketinggian 
sekitar 5 km. Semakin tinggi kolom erupsi semakin luas kemungkinan penyebaran 
abu volkanik.

Saya tiba-tiba jadi ingat salah satu dari dua erupsi terbesar di dunia, 
meskipun terjadi bukan dalam masa sejarah manusia modern, yaitu erupsi Toba 
pada sekitar 74.000 tahun yang lalu (Toba supervolcano eruption) - yang satunya 
lagi Yellowstone supervolcano eruption pada 2,1 Ma (juta tahun yang lalu); 1,3 
Ma dan 640 Ka (ribu tahun yang lalu). Mari kita lihat Toba supervolcano 
eruption untuk mengetahui bagaimana besarnya erupsi saat itu, meskipun disusun 
atas hasil rekonstruksi geologi, paleoantropologi dan genetika.

Para ahli merekonstruksi erupsi supervolcano Toba berdasarkan penyebaran 
material letusannya berupa ignimbrit (welded tuff) yang saat itu terutama 
menyebar sampai ke India. Berdasarkan itu, kaldera karena letusan 74.000 tahun 
yl (ini didasarkan dating umur endapan ignimbrit Toba)luasnya diperhitungkan 
3000 km2 - tentu ini sangat luas dan tinggi kolom letusannya 50-80 km sampai 
mempengaruhi penyerapan sinar Matahari di stratosfer.

Erupsi mega-kolosal Toba tentu telah menyebabkan suatu katastrofi yang dahsyat. 
Erupsi ini telah menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat Celsius 
selama beberapa tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah secara 
signifikan akibat erupsi megakolosal ini. 

Kalau sekarang Merapi meletus mengakibatkan radius 15 km dari puncak Merapi 
mesti dibebaskan dari penduduk, maka pada 74.000 tahun yang lalu diyakini oleh 
para ahli paleoantropologi, genetika dan geologi bahwa supervolcano ini telah 
memunahkan banyak manusia saat itu yang dalam genetika disebut sebagai 
population bottlenecking.

Dengan menggunakan teknik ”average rates of genetic mutation”, beberapa ahli 
genetika melihat penciutan jumlah populasi manusia di dunia yang sangat 
signifikan itu terjadi pada sekitar 74.000 tahun yang lalu dan hanya menyisakan 
sekitar 10.000 individu yang yang hidup terisolasi. Manusia sekarang 
diperkirakan berkembang dari 10.000 individu ini melalui beberapa adaptasi dan 
diferensiasi spesies. 

Kesamaan temporal antara population bottlenecking dan umur erupsi Toba 
supervolcano berdasarkan umur ignimbrit 

Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia

2010-04-20 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,
 
Saya tertarik dengan ulasan pak Awang tentang hal ini, walapun masih merupakan 
enigma, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak :
 
1. Bagaimanakah sebenarnya mekanisme sebuah pulau volkanik yang berkomposisi 
magma asam-intermediate granite-rhyolite-andesite, duduk di atas punggung 
tengah samudera yang berkomposisi basalt-tholeiitic, apakah ada perubahan dalam 
pergerakan mantle dibawah nya, differensiasi magma, gaya konveksi, dsb...?
 
2. Bila kita kembali ke arah SE Asia, apakah hal2 seperti yang terjadi di 
Eslandia tersebut juga bisa terjadi di wilayah2 spreading seperti di Andaman 
Sea, South China Sea, Sulu Sea, Celebes Sea, Banda Sea, dsb...?
 
3. Bagaimanakah keterkaitan nya (bila ada...) dengan petroleum system dan HC 
prospectivity nya, dengan ditemukan nya magma asam-intermediate di MORB 
tersebut...?
 
Mohon pencerahan nya pak...
 
Terimakasih
 
Best Regards
Sigit Ari 
 

--- On Tue, 4/20/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:


From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Date: Tuesday, April 20, 2010, 12:09 PM


Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer 
di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. 
Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga 
meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara 
itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer 
ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, 
Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat 
pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke 
Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar 
juga, misalnya yang transit di bandara New York.
Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau 
volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) 
tersendiri. 
Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera 
Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, 
pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya 
dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). 
Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng 
Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari 
mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan 
membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. 
Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga  Engel dan Engel (1964), Engel et 
al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges 
aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara 
mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada 
beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa 
yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan 
mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 
mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya 
adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah 
pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen 
(1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah 
gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull 
yang melemparkan abu volkanik barangkali
mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu 
volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. 
Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma 
basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi 
magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? 
Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat 
publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 
2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan 
perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic 
magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan 
magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak 
sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. 
Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh. Sementara itu, 
Walker (1963, 1966) dan Thorarinssen (1967) berpendapat bahwa basement Eslandia 
adalah granitic.
Jonasson (2005) masih menganggap bahwa magma Eslandia adalah basal, magma 
asamnya hanya sedikit saja, yang hanya terkonsentrasi di gunung2api yang 
disebutnya 

[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Indonesia Timur

2009-11-23 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH.,
 
Mengevaluasi potensi Hydrocarbon (HC) di Indonesia Timur, dalam hal ini pada 
wilayah antara NW shelf of Australia s/d Kepala Burung, Papua; saya ingin 
mengajukan beberapa pertanyaan :
 
1. Dalam beberapa literature (Bradshaw, et al, PESA 1994; Tyler, GSWA, 
2005); disebutkan bahwa petroleum system di Australia, bisa dibagi dalam 
beberapa fase petroleum supersystems, yaitu : 
 
a. Proterozoic (McArthur, Urapungan, Centralian), belum menjadi economic 
petroleum production, namun di beberapa tempat, seperti di Dingo-Amadeus basin, 
McArthur basin, Officer basin, terdapat oil dan gas show; dan juga TOC 5% 
(Urapungan)
b. Larapintine 1 (Middle Cambrian), terdapat oil show di Officer  Amadeus 
basins, terdapat source potential TOC  5% di Arafura basin.
c. Larapintine 2 (Ordovician), terdapat oil  gas discovery di Amadeous  
Canning basins
d. Larapintine 3 (Late Devonian), terdapat oil discovery di Canning basin, dan 
gas discovery di Bonaparte basin
e. Gondwanaland 1 (kadang disebut juga sebagai transisi dari Larapintine 3, 
Early-Middle Carboniferous), oil discovery di Canning dan Bonaparte basins, dan 
gas discovery di Perth basin
f. Gondwanaland 2 (Late Permian-Early Triassic) oil  gas discovery di Perth 
basin, gas discovery di Bonaparte basin
g. Westralian (Middle-Late Triassic s/d Cretaceous), gas discovery di NW shelf, 
di bagian selatan (?) seperti di Perth basin diklasifikasikan menjadi Austral 
supersystem.
 
Klasifikasi yang mirip dan lebih sederhana bisa ditemukan di Longley, Bradshaw, 
dan Hebberger; AAPG Memoir 2001; dimana disebutkan terdapat beberapa pembagian 
supersystem (dan era nya juga), menjadi :
 
a. Proterozoic, meliputi a1. McArthur (evaporitic rifts, 1700-1500 
Ma, lacustrine dolomites shales source facies), a2. Urapungan (marine shelf and 
slope, foreland basin, 1400 Ma, marine shale), a3. Centralian (Centralian 
superbasin-intracratonic basin dalam Rodinia, marine, evaporitic, glacial, 
750-650-600 Ma, carbonate evaporites shales, post glacial marine shale)
 
b. Paleozoic, meliputi b1. Larapintine (Lower Paleozoic tropical climate, 
carbonate, evaporites, marine clastics, Cambrian s/d Early Carboniferous, 
marine calcareous shale), b2. Gondwanan (Late Carboniferous-Early Triassic 
glaciation, clastic, Early Permian-Late Triassic, dari non marine-delta s/d 
marine source facies)
 
c. Mesozoic, meliputi : c1. Westralian (Triassic-Cenozoic break-up dari 
northern  western margin, marine environment, sub-unit Sahul, Late 
Triassic-Early Cretaceous, deltaic-marine anoxic, marine carbonate), c2. 
Austral (Late Jurassic-Cenozoic break-up dari southern  Southwestern margin, 
terrestrial rift environments, Late Jurassic-Early Cretaceous, fluvio-deltaic, 
fluvio lacustrine shale-dan fluvial-coaly), dan c3. Murta (Cretaceous interior 
sag, fluvial-lacustrine to marine, Late Jurassic, Late Albian, fluvial 
lacustrine shale, lacustrine/marginal marine, anoxic marine oil shale.
 
d. Cenozoic, meliputi : Capricorn (Late Cretaceous-Cenozoic rifts, northeast 
Australia, tropical break-up dari laut Coral, Eocene, lacustrine oil shale.
 
Kemudian bila dikombinasikan dengan beberapa literature seperti antara lain 
Barber et al, 2003  2006; Myra Keep, GSA 2008; JJ Veevers 2005, Hill  Hall 
2002; dll,..bahwa NW shelf Australia-Timor-Tanimbar-Kai-Kepala Burung-dan pulau 
Seram; terdapat beberapa pola petroleum system, yang mirip dengan Paleozoic 
Gondwana dan Mesozoic Westralian supersystem. Dan sepertinya juga berkaitan 
dengan proses rifting yang terjadi di daerah ini, yang mana kalau saya amati, 
ternyata terdapat 2 pola : 1. Paleozoic (Late Devonian-Permian) NE-SW 
extensional direction, basin2 nya meliputi : Carnarvon, 
Canning/Fitzroy/Willara, Petrel sub-basin/Bonaparte basin, Money shoal, South 
Aru graben, Georgina, Amadeous, dan Officers basins; dan 2. Mesozoic (Mid-Late 
Carboniferous-Jurassic) NW-SE extensional direction, meliputi basin2 al. : 
Barrow, Bedout, Dampier, Browse-Vulcan, Malita graben, Lengguru depocentre. 
 
Pertanyaan saya, apakah ada kemungkinan ditemukan di sepanjang NW Australia s/d 
kepala burung, adanya supersystem2 dan petroleum system2 yang lain, mengingat 
minimal Arafura, kepala burung dan Papua sendiri pernah merupakan bagian dari 
Gondwana...?
 
2. Berbicara tentang source rock, bila saya perhatikan terdapat pola Paleozoic 
di south Aru, yang mana diharapkan akan memiliki kualitas seperti di rifting2 
yang seumur dan setipe, bagaimanakah sebenarnya tipe source rock ini di daerah 
Arafura ini...?, karena bila saya lihat al. di Livsey, 1992; Nayoan et al, 
1991; dll; terdapat kemiripan paleogeography di NW Australia, Arafura s/d 
kepala burung, baik pada umur Pemian, maupun Triassic/Lower Jurassic. 
 
Bila kita melihat dari beberapa literature, nampak bahwa Mesozoic maupun 
Paleozoic sediment dari Australian, akan menunjam di bawah prisma akresi di 
sepanjang inner-outer Banda arc, bagaimana pak Awang melihat potensi kualitas 

[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Indonesia Timur

2009-11-23 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH.,
 
Mengevaluasi potensi Hydrocarbon (HC) di Indonesia Timur, dalam hal ini pada 
wilayah antara NW shelf of Australia s/d Kepala Burung, Papua; saya ingin 
mengajukan beberapa pertanyaan :
 
1. Dalam beberapa literature (Bradshaw, et al, PESA 1994; Tyler, GSWA, 
2005); disebutkan bahwa petroleum system di Australia, bisa dibagi dalam 
beberapa fase petroleum supersystems, yaitu : 
 
a. Proterozoic (McArthur, Urapungan, Centralian), belum menjadi economic 
petroleum production, namun di beberapa tempat, seperti di Dingo-Amadeus basin, 
McArthur basin, Officer basin, terdapat oil dan gas show; dan juga TOC 5% 
(Urapungan)
b. Larapintine 1 (Middle Cambrian), terdapat oil show di Officer  Amadeus 
basins, terdapat source potential TOC  5% di Arafura basin.
c. Larapintine 2 (Ordovician), terdapat oil  gas discovery di Amadeous  
Canning basins
d. Larapintine 3 (Late Devonian), terdapat oil discovery di Canning basin, dan 
gas discovery di Bonaparte basin
e. Gondwanaland 1 (kadang disebut juga sebagai transisi dari Larapintine 3, 
Early-Middle Carboniferous), oil discovery di Canning dan Bonaparte basins, dan 
gas discovery di Perth basin
f. Gondwanaland 2 (Late Permian-Early Triassic) oil  gas discovery di Perth 
basin, gas discovery di Bonaparte basin
g. Westralian (Middle-Late Triassic s/d Cretaceous), gas discovery di NW shelf, 
di bagian selatan (?) seperti di Perth basin diklasifikasikan menjadi Austral 
supersystem.
 
Klasifikasi yang mirip dan lebih sederhana bisa ditemukan di Longley, Bradshaw, 
dan Hebberger; AAPG Memoir 2001; dimana disebutkan terdapat beberapa pembagian 
supersystem (dan era nya juga), menjadi :
 
a. Proterozoic, meliputi a1. McArthur (evaporitic rifts, 1700-1500 
Ma, lacustrine dolomites shales source facies), a2. Urapungan (marine shelf and 
slope, foreland basin, 1400 Ma, marine shale), a3. Centralian (Centralian 
superbasin-intracratonic basin dalam Rodinia, marine, evaporitic, glacial, 
750-650-600 Ma, carbonate evaporites shales, post glacial marine shale)
 
b. Paleozoic, meliputi b1. Larapintine (Lower Paleozoic tropical climate, 
carbonate, evaporites, marine clastics, Cambrian s/d Early Carboniferous, 
marine calcareous shale), b2. Gondwanan (Late Carboniferous-Early Triassic 
glaciation, clastic, Early Permian-Late Triassic, dari non marine-delta s/d 
marine source facies)
 
c. Mesozoic, meliputi : c1. Westralian (Triassic-Cenozoic break-up dari 
northern  western margin, marine environment, sub-unit Sahul, Late 
Triassic-Early Cretaceous, deltaic-marine anoxic, marine carbonate), c2. 
Austral (Late Jurassic-Cenozoic break-up dari southern  Southwestern margin, 
terrestrial rift environments, Late Jurassic-Early Cretaceous, fluvio-deltaic, 
fluvio lacustrine shale-dan fluvial-coaly), dan c3. Murta (Cretaceous interior 
sag, fluvial-lacustrine to marine, Late Jurassic, Late Albian, fluvial 
lacustrine shale, lacustrine/marginal marine, anoxic marine oil shale.
 
d. Cenozoic, meliputi : Capricorn (Late Cretaceous-Cenozoic rifts, northeast 
Australia, tropical break-up dari laut Coral, Eocene, lacustrine oil shale.
 
Kemudian bila dikombinasikan dengan beberapa literature seperti antara lain 
Barber et al, 2003  2006; Myra Keep, GSA 2008; JJ Veevers 2005, Hill  Hall 
2002; dll,..bahwa NW shelf Australia-Timor-Tanimbar-Kai-Kepala Burung-dan pulau 
Seram; terdapat beberapa pola petroleum system, yang mirip dengan Paleozoic 
Gondwana dan Mesozoic Westralian supersystem. Dan sepertinya juga berkaitan 
dengan proses rifting yang terjadi di daerah ini, yang mana kalau saya amati, 
ternyata terdapat 2 pola : 1. Paleozoic (Late Devonian-Permian) NE-SW 
extensional direction, basin2 nya meliputi : Carnarvon, 
Canning/Fitzroy/Willara, Petrel sub-basin/Bonaparte basin, Money shoal, South 
Aru graben, Georgina, Amadeous, dan Officers basins; dan 2. Mesozoic (Mid-Late 
Carboniferous-Jurassic) NW-SE extensional direction, meliputi basin2 al. : 
Barrow, Bedout, Dampier, Browse-Vulcan, Malita graben, Lengguru depocentre. 
 
Pertanyaan saya, apakah ada kemungkinan ditemukan di sepanjang NW Australia s/d 
kepala burung, adanya supersystem2 dan petroleum system2 yang lain, mengingat 
minimal Arafura, kepala burung dan Papua sendiri pernah merupakan bagian dari 
Gondwana...?
 
2. Berbicara tentang source rock, bila saya perhatikan terdapat pola Paleozoic 
di south Aru, yang mana diharapkan akan memiliki kualitas seperti di rifting2 
yang seumur dan setipe, bagaimanakah sebenarnya tipe source rock ini di daerah 
Arafura ini...?, karena bila saya lihat al. di Livsey, 1992; Nayoan et al, 
1991; dll; terdapat kemiripan paleogeography di NW Australia, Arafura s/d 
kepala burung, baik pada umur Pemian, maupun Triassic/Lower Jurassic. 
 
Bila kita melihat dari beberapa literature, nampak bahwa Mesozoic maupun 
Paleozoic sediment dari Australian, akan menunjam di bawah prisma akresi di 
sepanjang inner-outer Banda arc, bagaimana pak Awang melihat potensi kualitas 

Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to Tomini-Bone Bay Line ?

2009-08-26 Terurut Topik sigit prabowo

Pak Awang YTH.,
 
Menarik sekali menyimak tulisan pak Awang tentang batas timur dari Sundaland, 
berkaitan dengan hal ini, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak :
 
1. Apakah ada metode yang cukup akurat untuk memprediksi lokasi akan terjadi 
nya akresi dan dispersi dari terranes2 yang saling berinteraksi ini..., dan 
juga pengidentifikasian dari terranes2 yang mungkin belum sempat dikenali...?
 
2. Apakah ada hubungan antara saat proses dari akresi dan dispersi terranes 
dengan misalkan heat flow spike, gravity-magnetic anomaly, dsb?
 
Mohon pencerahan nya pak...
 
Terimakasih
 
Best Regards
Sigit Ari P.

--- On Mon, 8/24/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:


From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to Tomini-Bone 
Bay Line ?
To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Date: Monday, August 24, 2009, 11:29 PM


Pak Rovicky,

Kalau yang dimaksud adalah kelanjutan NW shelf of Australia, di bawah ini  
adalah beberapa hal yang memberatkannya. 

1. Sekuens sedimen di Tomini dan terutama di Bone menunjukkan sekuens Sunda 
(synrift-sagging-postrift-syninversion), bukan sekuens yang khas Australoid 
(rift-drift sequence Late Paleozoic-Mesozoic-Tertiary). Sekuens Australoid 
paling barat yang kita temukan adalah di Buton dan Banggai. Kalau di Sulawesi 
kedua sekuens ini sekarang sebelah-menyebelah itu mengkonfirmasi bahwa Sulawesi 
dibangun melalui collision of terranes Sundae vs Australoid.

2. Rekonstruksi tektonik tak berhasil menunjukkan apa mekanisme yang andai 
membawa paparan Australia ke bawah Bone dan Tomini. Sementara untuk ke bawah 
Buton dan Banggai kita punya mekanismenya yaitu Sesar Sorong dan semua splaynya 
di sebelah timur Sulawesi. 

3. Di lain pihak, secara tektonik, kita punya mekanismenya untuk menyebut Teluk 
Bone sebagai rifted marginal basin di pinggir Sundaland. Posisi tektonik Tomini 
tidak semudah merekonstruksi Teluk Bone -ini membutuhkan pemikiran yang lebih 
kritis, tetapi bisa disebutkan bahwa 70 % sekuens sedimennya menunjukkan tipe 
tektonostratigrafi Sunda. Hanya keberadaan multiple seqence sampai ke umur 
Oxfordian (Jurrasic) -Jablonsky, 2007; itu menarik dicermati sebab Oxfordian 
rift tak biasa kita temukan di Sundaland sebelah barat. Tetapi paper2 terbaru 
dari Jim Granath (2009 IPA Proc.) -pernah saya ulas di milis ini saat membahas 
beberapa paper IPA 2009- dengan menggunakan seismik sampai ke Moho diindikasi 
bahwa Sundaland tenggara punya rift sampai ke umur Jurassic.

4. Paper Granath et al. (2009), bila benar, punya implikasi tektonik bahwa  
Sundaland tenggara berasal dari paparan Australia - tetapi pemikiran ini perlu 
dilihat dengan hati-hati sebab meskipun sampai ke Jurassic umurnya, sekuens 
sedimen di Sundaland tenggara ini tak sama dengan basin2 Austraoid yang ada di 
Indonesia (Bintuni, Iwur, Akimeugah, Banggai, Seram, Arafura, Buton).

Apakah asal Sunda (Sundae/Sondaicus)atau Australia (Australoid) memang penting 
dilihat sebab exploration play concepts di keduanya jauh berbeda. Kasus ini 
telah terjadi sekian lama untuk sebuah pulau terisolasi di selatan Nusa 
Tenggara : Sumba -apakah dia Sundae atau Australoid. Siapa yang mau 
mengeksplorasi Sumba, baik hidrokarbon maupun mineral -mau tak mau akan 
terlibat dalam 'perdebatan' ini.

salam,
Awang

--- On Tue, 8/25/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to 
 Tomini-Bone  Bay Line ?
 To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
 geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
 eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:40 AM
 Pak Awang
 Apa dasar pak awang menyatakan yg dibawah bone-tomini itu
 kepanjangan
 (ekstensi) dari sunda ? Mungkinkah itu kepanjangan dari
 paparan
 Australia ?
 
 Salam
 Rdp
 
 On 8/21/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 wrote:
  Di manakah batas timur Daratan Sunda (Sundaland) ?
 Barangkali kita harus
  bedakan dulu antara Sundaland sebagai core dan
 Sundaland sebagai accreted
  crust. Sundaland core adalah inti (benua) Sundaland,
 sementara accreted
  crust Sundaland adalah crustal mass hasil akresi
 terhadap Sundaland yang
  akan menambah luas dan jauh batas Sundaland.
 
  Konsep terrane tectonics (antara lain yang dikemukakan
 oleh Howell et al.,
  1985 : Tectonostratigraphic terranes of the
 Circum-Pacific Region, dalam :
  Howell, D.G., ed.,Tectonostratigraphic Terranes of the
 Circum-
  Pacific Region, Circum-Pacific Council for Energy and
 Mineral Resources,
  Houston, p. 3-23.) memandang bahwa yang namanya inti
 benua pun ternyata
  disusun oleh amalgamasi banyak terrane. Untuk
 amalgamasi Sundaland, paper
  pertama tentang ini adalah yang ditulis oleh paper
 terkenal Pulunggono dan
  Cameron (1984 -IPA Proceedings).

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi 
ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman 
Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di 
Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan 
Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18...

Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan 
Mataram (Panembahan Senopati) -- semakin ke selatan, apakah juga ada 
kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak 
salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan 
(Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...

Mohon pencerahan nya pak...


Terimakasih

Best Regards
Sigit




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum 
HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso 
D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang 
kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, 
juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap 
kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah 
Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa 
dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan 
daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya 
peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan 
Tumanggal...?


Best Regards
Sigit





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:

 From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
 Pak awang,
 
 Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
 sumatra, bisa di
 jelaskan
 
 Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
 Jambi, Palembang,
 Bangka,
 



      


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: [iagi-net-l] New Petroleum System of Salawati Basin

2009-05-18 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menyimak tulisan pak Awang tentang Salawati Basin ini, saya ingin mengajukan 
beberapa pertanyaan...

1. Kalo disebutkan bahwa Salawati Basin mempunyai petroleum system 
Kais/Klasafet : Kais (!), kemudian juga Lower Klasaman : Intra Klasaman (!); 
bagaimanakah prospect ditemukan nya HC di cekungan2 di sebelah Utara nya, misal 
kan Weda Basin, Waipogah Basin, South Waropen Basin; sebelum dan sesudah adanya 
Sorong-Yapen Sinistral Fault Zone?

2. Apakah memang ada pengaruh antara perbedaan kerak yang melandasi sedimen2 di 
antara basin2 tersebut (antara Salawati di sebelah Barat, dengan Waipogah dan 
South Waropen di sebelah Timur nya)...?, karena kalo melihat dari rekonstruksi 
Robert Hall (2009), nampak adanya kehadiran Weyland micro continent (?) pada 
umur sekitar 49-48 Ma, yang berasal dari Utara (bagian dari Carolina-Pacific 
plate...?), dan juga melihat misal perbedaan antara Heat Flow number diantara 
basin2 tersebut (RD. Shaw  Pacham, 1992).

3. Kalo melihat peta paleogeography dari Struckmeyer-Yeung-Bradshaw, 1990, Ian 
metcalfe, 1996, dan juga dikombinasikan dengan rekonstruksi dari Robert Hall, 
dan beberapa papers; saya tertarik dengan kemungkinan ada nya kemiripan 
petroleum system dari NW Australia (Carnarvon Basin-Canning Basin-Browse 
Basin-Bonaparte Basin-vulcan sub-Basin-Malita Graben-Calder Graben-Goulburn 
Graben-Arafura Basin-Barakan Basin) ke arah Papua dan sekitar nya (Tanimbar 
Basin, Arafura Basin, North Aru Basin, Akimeugah Basin, Bintuni Basin, Teluk 
Berau-Ajumaru Basin, Salawati Basin). 

Seperti diketahui adanya urutan tectono-stratigraphy, yaitu dari 1. Paleozoic 
Rifting I (Late Devonian, NE-SW extension) dimana terbentuk Petrel sub-basin 
dan Goulburn graben, 2. Paleozoic Rifting II (Late Carboniferous-Early Permian, 
NW-SE extension), 3. Late Triassic compression, 4. Mesozoic Rifting, 5.. Late 
Tertiary collision (Barber et al, 2003); 

Kemudian dari Petroleum system, terdapat source rock dari umur Early Cambrian 
(Jigaimara FM), Late Devonian-Early Carboniferous Arafura group, Early Permian 
Kurshil group, Middle Jurassic-Early Cretacous Elang/Laminaria FM-Lower  Upper 
Flaminggo Group. Untuk reservoir terdapat di umur Middle Cambrian-Ordovician 
Goulburn Group, Early-Late Carboniferous Weeaber  Kurshill Group, Middle 
Jurassic Plover FM, Late Jurassic-Early Cretacous Lower-Upper Flamingo Group.

Dari peta paleogeography pada umur2 tersebut baik untuk source rock maupun 
reservoir nya, nampak nya ada beberapa yang mirip, misal source rock dengan 
umur Middle Jurassic-Early Cretaceous Elang/Laminaria FM-Lower  Upper Flamingo 
Group, s/d minimal di sebelah selatan dari Bintuni Basin ke arah timur dan 
selatan dari Lengguru-Papua Fold Thrust Belt.

Apakah konsep2 analogi Petroleum system, play type, tectonic-stratigraphy 
reconstruction, dsb., seperti ini; bisa aplikasikan untuk wilayah Papua dan 
sekitar nya ya pak...?

Mohon pencerahan nya pak...


Terimakasih

Best Regards
Sigit Ari Prabowo
 

Cekungan Salawati, Kepala Burung Papua, merupakan satu-satunya cekungan di 
Indonesia Timur yang telah matang dieksplorasi dan diproduksikan. Dua cekungan 
berproduksi lainnya, Cekungan Bula dan Bintuni, tidak seintensif dikerjakan 
seperti Cekungan Salawati.

Minyak pertama kali ditemukan di Cekungan Salawati pada tahun 1936 melalui 
penemuan Lapangan Klamono. Saat itu, lapangan ini ditemukan melalui rembesan 
minyak pada antiklin permukaan. Penelitian2 selanjutnya menampakkan bahwa 
Lapangan Klamono sesungguhnya merupakan struktur terumbu karbonat yang 
menyebabkan draping membentuk antiklin pada lapisan silisiklastik di atasnya. 
Sejak itu, play type terumbu karbonat menjadi primadona di cekungan ini, dan 
ini terus berlanjut sampai sekarang, setelah lebih dari 70 tahun. Karbonat 
penyusun terumbu ini terkenal sebagai Formasi Kais berumur Miosen Tengah-Miosen 
Akhir. 

Saat sistem PSC diperkenalkan, Petromer Trend dan Phillips Petroleum 
mengeksplorasi wilayah ini secara sangat intensif, itu terjadi pada akhir tahun 
1960-an dan awal 1970-an. Semua usaha yang serius dan intensif akan berbuah 
hasil yang baik. Maka pada tahun2 itu ditemukanlah lapangan-lapangan minyak 
skala besar di cekungan ini, misalnya Lapangan Walio dan Kasim. Lapangan Walio 
pada masanya (awal 1970-an) pernah tercatat sebagai lapangan minyak terbesar di 
SE Asia dari play type terumbu karbonat (Longman, 1996). Sampai sekarang, 
teman-teman Pertamina, PetroChina, dan Pearl masih mengeksplorasi cekungan ini 
dengan tipe play yang sama.

Boleh dikatakan bahwa Cekungan Salawati telah dieksplorasi dan diproduksikan 
selama lebih dari 70 tahun dengan menggunakan single petroleum system  yaitu 
Kais/Klasafet : Kais (!). Saya agak mengkuatirkan bahwa petroleum system ini di 
daerah2 klasiknya (Walio Block, Arar High, Salawati Island) telah 
over-explored. Hal ini bisa ditunjukkan dengan gejala-gejala makin sulitnya 
penemuan yang signifikan secara volumetrik pada sumur2 eksplorasi di wilayah 

Re: [iagi-net-l] Eksplorasi, Eksplorasi, dan Eksplorasi

2009-04-13 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Beberapa waktu yang lalu, saya dan rekan2 satu kantor diundang untuk menghadiri 
Workshop oleh perusahaan yang bergerak di bidang seismic acquisition, 
processing, dan interpretasi data. Mereka juga sedang mempunyai project di 
beberapa wilayah di Indonesia, yang mana line2 2D seismik yang di akuisisi 
mempunyai cakupan yang cukup luas dan regional. Teknologi yang diwacana kan 
secara ringkas adalah mengetahui secara lebih baik tentang Tectono-stratigraphy 
dan juga sejarah pembentukan basin, dengan cakupan umur sampai dengan Mesozoic 
dan Paleozoic. Dengan kedalaman seismic data yang bisa diperoleh s/d 40 km, 
diharapkan bisa menambah informasi tentang lokasi2 dimana HC bisa ditemukan, 
memperkaya wawasan regional ke geologian, dsb.

Kalau melihat presentasi dari Robert Hall di forum IPA misal nya, rupa nya 
pengetahuan tentang SE Asia tectonic rekonstruksi yang berbasis GIS (dengan 
sistem koordinat), sangat kuat dan bermanfaat untuk mempermudah dimana kita 
harus meng-explore HC.

Pertanyaan saya, apakah ada diantara teknologi2 semacam hal ini sudah dilakukan 
di Indonesia ya pak.


Mohon pencerahan nya pak...
Terimakasih


Best Regards
Sigit Ari Prabowo







From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; IAGI 
iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com
Sent: Monday, April 13, 2009 11:02:00 AM
Subject: [iagi-net-l] Eksplorasi, Eksplorasi, dan Eksplorasi

Idealnya, untuk setiap satu barrel minyak atau satu juta kaki kubik gas yang 
kita produksikan, ada cadangan baru sejumlah itu yang kita temukan dan kelak 
dapat diproduksikan. Jadi, bila di dalam satu tahun kita memproduksikan 
sebanyak 384 juta barrel minyak dan 2,9 trilyun kaki kubik gas – sebagaimana 
dirata-ratakan dari produksi enam tahun terakhir (2003-2008), maka sejumlah 
itulah minimal kita temukan cadangan baru minyak dan gas setahunnya yang kelak 
dapat driproduksikan. Mengapa begitu ? Untuk menjaga kelestarian Indonesia 
sebagai negara produsen minyak dan gas. 
 
Bagaimana kenyataannya ? Menyedihkan. Cadangan baru yang kita temukan rata-rata 
dalam setahunnya hanya 148 juta barrel minyak dan 0,99 trilyun kaki kubik gas 
(dirata-ratakan dari data 2003-2008). Itu adalah angka maksimal (hitungan 
eksplorasi) sebab akan terpotong lagi secara signifikan saat akan diajukan 
dalam POD (plan of development). Maka, penggantian produksi Indonesia oleh 
temuan cadangan baru selama enam tahun terakhir ini setahunnya maksimal hanya 
39 % untuk minyak dan 33 % untuk gas. Artinya, bila jumlah konsumsi migas 
Indonesia semakin bertambah pada masa-masa mendatang, maka Indonesia akan lebih 
banyak lagi mengimpor migas dari luar sebab penemuan-penemuan migas Indonesia 
tak mampu menggantikan volume yang diproduksikan. Ini belum membicarakan 
tingkat produksi Indonesia yang juga bermasalah.. Tahun 2008, kuota produksi 
minyak dan gas yang ditetapkan Pemerintah tak mampu kita capai, hanya 
mendekatinya, selisih 0.1-4 % dari target, sehingga
produksi minyak Indonesia tahun lalu 357 juta barrel (dari rata-rata 384 juta 
barrel dalam enam tahun terakhir)
 
Keterangan di atas menyimpulkan bahwa eksplorasi kita saat ini terganggu. Itu 
harus diakui, sebagai cermin untuk kita berbenah, bukan menjadi terpuruk. Apa 
penyebab eksplorasi kita gagal menemukan cadangan-cadangan migas signifikan 
yang dapat menggantikan produksi migas ? Saya melihat dua hal utama : (1) 
rendahnya realisasi sumur eksplorasi, (2) rendahnya keberanian eksplorasi di 
luar lahan klasik.
 
Data lima tahun terakhir (2004-2008)  menunjukkan bahwa  tingkat realisasi 
sumur-sumur eksplorasi menurun terus dari 73 % sampai 46 %. Harus diingat bahwa 
hanya sumur yang nmembuktikan keberadaan cadangan migas, bukan data seismik, 
apalagi studi. Maka : “no well no discovery” haruslah dipegang teguh. Tingkat 
penemuan sumur-sumur eksplorasi di Indonesia sebenarnya lebih tinggi dari 
rata-rata dunia, yaitu di Indonesia rata-rata 46 % (data 2003-2008). Tetapi 
jangan terlena dengan hal itu sebab angka ini hanyalah keberhasilan secara 
teknis, dan belum tentu paralel dengan penemuan yang ekonomis. Kemudian, yang 
harus menjadi perhatian adalah bahwa cadangan-cadangan baru yang ditemukan 
kecil. Wajar saja sebab kebanyakan sumur hanya dibor di wilayah-wilayah klasik 
yang telah memproduksikan minyak lebih dari 100 tahun. 
 
Kondisi ini kontras sekali dengan “kekayaan” (saya beri tanda petik sebab yang 
kekayaan ini harus diselidiki dengan detail) potensi migas Indonesia. Kondisi 
geologi Indonesia yang rumit telah membuat negeri ini mempunyai banyak cekungan 
besar maupun kecil yang tersebar di seluruh wilayahnya dari pegunungan, 
dataran, laut dangkal, sampai laut dalam. Para ahli geologi Indonesia baru-baru 
ini telah mengeluarkan peta cekungan sedimen baru yang menyatakan bahwa 
Indonesia memiliki 86 cekungan sedimen. Peta ini merupakan peta revisi cekungan 

Re: [iagi-net-l] Tanya Cekungan Bengkulu

2009-03-19 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menyimak apa yang pak Awang kemukakan tentang Bengkulu Basin ini, saya ingin 
mengajukan beberapa pertanyaan pak :

1. Bahwa Cekungan Bengkulu, Sibolga-Meulaboh, sekarang ini adalah fore-arc 
basin, dan dulu pernah ada kemungkinan tidak di lokasi tersebut dikarenakan 
pada Paleogene pernah menjadi bagian dari cekungan2 yang sekarang  berada di 
posisi back-arc basin (South Sumatra Basin, dan North Sumatra Basin). Kalo 
melihat subduction zone dan volcanic arc di Sumatera, rupa nya telah terjadi 
beberapa pergeseran, baik dari Late Carboniferous-Early Permian, Permian-Early 
Triassic, Cretaceous-Early Tertiary, Tertiary, Present (dalam Katili dan 
Hartono, 1983; Hylde dan Uyeda, 1983). Kemudian kalo dikorelasikan dengan 
distribusi dari continental blocks dan terranes di SE Asia, rupa nya Sumatera 
juga terdiri dari Raub-Bentong terranes (from Gondwanaland, Devonian), Woyla 
terranes (from Gondwanaland, Late Early Permian), Sikuleh and Natal (from 
Gondwanaland, Late Triassic-Late Jurassic) (dalam Metcalfe 1998). Bagaimanakah 
potensi HC pada umur2 Paleozoicum dan Mesozoicum
 tersebut ...?, mungkinkah juga ditemukan beberapa tipe basin yang mempunyai 
petroleum system yang berbeda dengan fore-arc basin?

2. Kalau melihat korelasi tectonic-stratigraphy diantara cekungan2 Bengkulu, 
Sibolga, nampak nya terdapat beberapa kesamaan, misal untuk Bengkulu Basin dari 
source rock nya, yang diinterpretasikan dari Oligo-Miocene Calcareous Shales 
Seblat FM (TOC 0.5-2%, HI 150-380, T max 433-457) dan Middle Miocene 
Carbonaceous shales-subbitumineous coal-lignite Lemau FM (TOC 0.85-75%, HI 
300-400), berdasarkan sumur Arwana-1 estimasi oil window berada di 3645 m 
(dalam Yulihanto et al, 1995) , ...kalau dikorelasikan dengan Paleogene source 
rock di South Sumatra Basin di Early Synrift Eocene-Oligocene continental Lahat 
dan Lematang FM; dan juga Late synrift Late Oligocene-Early Miocene 
retro-regressive coal-coaly coals of Talang Akar FM (Noble et al), bagaimanakah 
korelasi paleogeography pada umur2 tersebut, dari source sediment yang samakah 
sediment2 source rock tersebut berasal, apakah ada perbedaan dari segi 
kuantitas, kualitas, dan maturity nya...?

3. Untuk reservoir pada umur Neogen, disebabkan ada nya penenggelaman di 
Bengkulu basin, dan juga di Mentawai-Sibolga basin (?), sebaliknya di South 
Sumatera basin sedang mengalami pengangkatan dan inversi, apakah berimplikasi 
pada tipe dan kualitas reservoir nya, baik carbonate maupun clastic nya...?

4. Kalau melihat peta pola struktur (Yulihanto  Sosrowidjoyo, 1996) dan 
Neogene paleogeography di South Sumatera Basin (Didit F., Aziz Rifai, Sinto Y., 
Asril kamal, RMI. Argakoesoemah, 2007), pola migrasi HC relative sudah bisa 
diinterpretasikan dengan jelas, dimana HC dari beberapa graben naik ke high2 
yang ada, misal HC dari Tabuan graben naik ke Iliran high, HC dari Jamakur 
graben naik ke palembang high, dsb.; .bagaimanakah dengan pola2 pengisian 
HC di Bengkulu basin, mungkinkah misal HC dari Pagarjati graben juga mengisi ke 
Masmambang high, HC dari Kedurang-Manna graben mengisi ke Tanjung sakti high, 
dsb,...; kalau melihat peta konfigurasi strukktur, rupa nya pemboran sumur2 
yang ada misal Bengkulu X-1 dan X-2 (dibor tahun 1973) berada di daerah yang 
relatif tidak terlalu high (?), apakah ada dasar tertentu sehingga mengebor nya 
di tempat2 tersebut...?

5. Melihat hasil pemboran sumur Arwana-1X dan A-1X, dimana didapatkan oil show, 
dari hasil analisa apakah tipe source rock nya bisa dikorelasikan dengan misal 
dari Mentawai sub-basin ataukah berasal dari graben2 di Bengkulu basin...?

6. Untuk Sibolga-Nias Basin, hasil pemboran sumur Palambak-1 (Union Oil, 1973), 
Singkel-1 (Union Oil, 1973) yang berada di utara p. Nias, dan sumur Suma-1 (di 
timur P. Nias, Union Oil 1975) mendapatkan gas, dan juga di utara P. Simeulue, 
didapatkan gas dari sumur2 Keudapasi-1, Meulaboh-1, Meulaboh East 1 dan 2 
(Sibolga-Meulaboh Basin)..., yang mana gas didapatkan dari reservoir Middle 
Miocene Sibolga carbonate, diinterpretasikan gas nya adalah biogenik (?), 
bagaimanakah sebenarnya peluang untuk ditemukan nya gas termogenik maupun oil 
di wilayah ini, yang mana diperkirakan peak oil maturation berada di umur Late 
Miocene (10 Ma), ...selain itu apakah pernah ada rencana pemboran di sebelah 
selatan P. Nias dimana terdapat adanya Early Miocene carbonate Olodano FM, di 
timur P. Nias di daerah dimana terdapat outcrop Early Miocene-Early Pliocene 
Lahomie carbonate FM dan juga terdapat oil seeps (?)...?


Mohon pencerahan nya pak...

Terimakasih


Best Regards
Sigit Ari Prabowo




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi 
BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, March 18, 2009 4:32:14 AM
Subject: [iagi-net-l] Tanya Cekungan Bengkulu

Berikut diskusi saya atas pertanyaan 

Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

2009-03-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Melihat hasil pemboran sumur2 explorasi di Madja-1, Tjibodas Tangat-1, kemudian 
disusul oleh Randegan-1, dsb., apakah source HC ini berasal dari Cipunegara E15 
graben (dalam Noble et al 1997, dan juga dalam Suyono et al 2005)...?

...kalau melihat peta Basement ini (TWT 2.5-3.0 second), ke arah barat ke Pasir 
Bungur, Kepuh, Ciputat dan juga ke arah Timur ke arah Tanjung, Pemalang, 
Kendal, dst.,...rupa nya wilayah2 ini menjadi daerah yang proven HC, dan juga 
berpotensi untuk ditemukan HC..., bila dikorelasikan dengan apa yang pak Awang 
kemukakan dalam identasi di Jawa Tengah, dan juga dua sesar mendatar sinistral 
NE-SW Muria Kebumen, dan NW-SE Pamanukan-Cilacap; apakah berimplikasi terhadap 
petroleum system di daerah2 yang ada di dekat nya...?

Bila di selatan Kendal, ada lapangan Cipluk, struktural trap nya berhubungan 
dengan tektonik gaya berat dan toe thrusting; mungkinkah system ini juga bisa 
ditemukan juga di sebelah selatan, misal di wilayah Banyumas, kemudian di dekat 
jalur pegunungan selatan, dimana di wilayah ini terdapat Alveolina-1 dan 
Borelis-1, ...dan apakah sebenarnya yang menyebabkan belum ditemukan nya HC di 
wilayah ini, apakah source rock problem...?

Dalam section berarah Selatan-NE-NW, dari outer arc ridge-Wonosari platform s/d 
South Rembang-Randublatung zone dan berakhir di Muria Through (dalam Hehuwat 
dan Siregar, 2004), disebutkan adanya Baturagung Basin (di sebelah Barat Daya 
nya, juga terdapat Kebumen Basin), namun sangat berdekatan dengan southern 
mountain magmatic arc, bagaimana kah potensi HC di wilayah ini...?

Bergeser ke barat selatan, di South West Java Basin, dimana terdapat sumur 
Ujung Kulon-1, Malingping-1 (Honje high) kemudian di Timur nya ada DDH-1, DDH-2 
(Bayah high); dimana Late Eocene Bayah diinterpretasikan sebagai source rock 
(dalam Keetley et al, 1997) dan environment nya adalah delta, dalam rift basin 
phase, bila dikorelasikan dengan peta paleogeography dengan umur yang sama 
(dalam Clement dan Hall, 2007), rupa nya ada supply material volcanic dari 
sebelah Timur (?), apakah hal ini juga bisa menjadi penyebab tidak terlalu 
bagus nya kualitas source rock di daerah ini, ataukah ada penyebab lain nya 
sehingga HC belum secara significant ditemukan di wilayah ini...?

Apakah ada perbedaan kandungan TOC, HI, type Kerogen, T Max, Ro, 
dsb., antara SW Java Basin ini dengan NW Java Basin?


Mohon pencerahan nya pak...


Best Regards
Sigit Ari Prabowo





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Monday, March 9, 2009 12:38:59 AM
Subject: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa

Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada 
zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan 
ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu 
melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di 
Pennsylvania  pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada 
rembesan minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa 
Cibodas, Majalengka. Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu.
 
Sebagai seorang dari keluarga pedagang, Jan Reerink tak menemui kesulitan dalam 
melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk 
menyokong usahanya mencari minyak. Setelah sokongan diperoleh, Reerink pergi ke 
Amerika Serikat dan Kanada mengumpulkan peralatan bor dan tenaga kerjanya.
 
Reerink kemudian kembali ke Cirebon dan segera pergi ke lereng barat Ciremai di 
mana rembesan minyak dilaporkan. Di sana, menggunakan menara bor  bergaya 
Pennsylvania, seperti yang digunakan Kolonel Drake mengebor sumur minyak 
pertamanya di dunia di Titusville, Reerink mengebor sebuah sumur mencari 
minyak. Saat itu bulan Desember 1871 dan tercatat dalam sejarah perminyakan 
Indonesia sebagai tahun sumur eksplorasi minyak pertama dibor di Indonesia.
 
Sumur pertama itu dinamai Madja-1 atau Tjibodas Tangat-1. Tali, bukan pipa, 
digunakan untuk menggerakkan mata bor. Tidak ada pipa selubung atau casing. 
Kedalaman sumur pertama itu hanya 125 kaki. Tenaga penggerak berasal dari 
generator yang dihela beberapa ekor kerbau. Sumur pertama ini menemukan minyak 
walaupun sedikit. Reerink kemudian membor tiga sumur lagi di Cibodas dan dua di 
antaranya menemukan sedikit minyak. 
 
Merasa penasaran belum menemukan minyak dalam jumlah besar, Reerink berpikir 
bahwa peralatan bornya kurang tenaga, sumur-sumur harus dibor lebih dalam. Maka 
Reerink pun kembali ke Amerika. Di sana ia membeli peralatan bertenaga uap, 
sebagai pengganti tenaga kerbau. Tahun 1874, Reerink memulai periode kedua 
kegiatan pemborannya.  Dengan dua mesin bertenaga uap, Reerink mengebor 
beberapa sumur di Panais, Madja, dan Tjipinang. Semuanya berlokasi 

Re: [iagi-net-l] Tanya Stretching Factor (Beta) - Back-arc basins Sumatra

2009-03-02 Terurut Topik sigit prabowo
Mas Minarwan,

Beberapa paper dibawah ini mungkin bisa menambah referensi dalam analisa...

1. Petroleum system in rift basin-a collective approach in SE Asian basins; 
Harry Doust  HC. Sumner, Petroleum Geoscience, Vol. 13, 2007, page 127-144
2. Slip partitioning at convergent plate boundaries of SE Asia; Robert 
McCaffrey, Geological Society Special Publication, 1996, No 106, page 3-18
3. Permian tectonic framework and paleogeography of SE Asia; I. Metcalfe, 
Journal of Asian Earth Sciences, 2002, page 551-566
4. Crustal motions in Indonesia from GPS measurements; Y. Bock, L. 
Prawirodirdjo, J.F. Genrich, CW. Stevens, R. McCaffrey, C. Subarya, SSO. 
Puntodewo, E. Calais, Journal of  Geophysical Research, 2003, vol. 108, No. B8, 
2367
5. Cenozoic plate reconstruction of SE Asia; Tung Yi Lee  Lawrence A. Lawyer; 
Tectonophysics journal, 1995, No. 251, page 85-138

Best Regards
Sigit A.P.





From: MINARWAN minarw...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 28, 2009 5:58:18 PM
Subject: [iagi-net-l] Tanya Stretching Factor (Beta) - Back-arc basins Sumatra

Bapak-bapak yang telah kenyang pengalaman di cekungan belakang busur Sumatra,
Apakah ada yang memiliki informasi mengenai stretching factor alias
beta dari rifting di cekungan-cekungan tersebut?
Mungkin ada yang pernah membaca di jurnal/paper, kalau kebetulan masih
ingat pengarangnya, mohon berkenan sharing di milis.

Terima kasih banyak komentarnya.

Salam
mnw

-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc..itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!!
akan dilaksanakan di Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list..
-


  

Re: [iagi-net-l] Kiamat di Babo (was : Papua Petroleum Exploration 1930s)

2009-02-03 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Seiring dengan explorasi hydrocarbon di Papua oleh NNGPM, apakah NNGPM juga 
melakukan explorasi di Papua New Guinea, dan juga menemukan oil discovery...?

Kalo NNGPM melakukan explorasi minyak bumi di Papua, bagaimana dengan explorasi 
tambang ya pak, seperti tembaga, emas, dsb.,... apakah dilakukan oleh 
Geologist2 dari Belanda juga, mengingat kalo gak salah Van Bemmelen juga pernah 
menulis tentang petensi SDA selain minyak bumi di Indonesia...

Mohon pencerahan nya pak...

Terimakasih

Best Regards
Sigit Ari Prabowo




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-...@iagi..or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Monday, February 2, 2009 8:29:50 AM
Subject: [iagi-net-l] Kiamat di Babo (was : Papua Petroleum Exploration 1930s)

Edo, sebenarnya yang menanam ranjau darat (land-mines) di sekitar Babo itu 
bukan Jepang, tetapi karyawan NNGPM sendiri dalam rangka bersiap menyambut 
kedatangan Jepang yang mungkin akan menduduki Babo, sebagaimana dilakukan 
Jepang di lapangan-lapangan minyak lain di Indonesia saat pecah Perang Pasifik 
Desember 1941. 
 
Menyambung cerita saya tentang awal eksplorasi Papua 1930s, berikut lanjutannya.
Bila cerita kemarin mengisahkan awal peradaban di Babo, maka cerita berikut 
mengisahkan akhir peradaban di Babo.
 
“Kiamat di Babo”  mungkin sebuah judul yang berlebihan, tetapi begitulah 
mungkin perasaan para karyawan NNGPM dan keluarganya saat bom-bom mulai 
berjatuhan dari langit oleh pesawat2 tempur Jepang saat mulai pecah Perang 
Pasifik Desember 1941. 
 
Kegembiraan masyarakat Belanda dan para karyawan NNGPM di tempat terpencil Babo 
di ujung Teluk Berau, Kepala Burung, tidak berlangsung lama, hanya sekitar 
setahun, setelah penerbangan umum ke Babo dibuka Belanda pada tahun 1940. Dua 
bulan dari Desember 1941 sampai awal Februari 1942 semuanya adalah penderitaan, 
tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi pesta-pesta, tak ada lagi nonton bioskop 
bersama (lihat cerita saya di bawah). Bahkan, mereka harus “merayakan” malam 
tahun baru 1942 sambil bertiarap di rawa-rawa Teluk Berau berteman nyamuk2 
rawa, sambil ketakutan dimangsa buaya muara Berau.
 
9 Desember 1941, sebuah sumur tengah dibor di Lapangan Jeflio, Cekungan 
Salawati. Malam itu, sumur mencapai kedalaman  6275 kaki.. Para geologist 
Belanda memperkirakan pada kedalaman 7000 kaki akan dijumpai lapisan 
batugamping Miosen yang telah terkenal produktif di daerah itu (inilah Formasi 
Kais). Tetapi, malam itu juga sumur diperintahkan untuk ditinggalkan sebab 
genderang Perang Pasifik telah bertalu dengan pemboman Pearl Harbour di Hawaii 
oleh Jepang.  Ketakutan karyawan NNGPM di Jeflio beralasan sebab tentara Jepang 
telah menyerang Sorong, kota terdekat.
 
Markas Besar Belanda di Batavia telah memerintahkan Babo untuk mengevakuasi 
semua perempuan dan anak2 Eropa sesegera mungkin ke Jawa. Maka pada tanggal 
17-26 Desember 1941 rombongan pesawat2 KNILM tiba di Babo kemudian segera 
berangkat membawa para perempuan dan anak2 berkulit putih. Pesawat2 itu lenyap 
di balik awan di atas Kepala Burung, meninggalkan para suami dan ayah yang 
melambaikan tangan dengan berat hati. Akankah mereka saling berjumpa lagi ? 
Sebagian besar tidak…
 
Para karyawan NNGPM yang semula membawa alat las, tang besar, pipa,dll. 
tiba-tiba dipersenjatai bedil double-barreled, milisi garnisun segera 
terbentuk, sekitar 40 orang kulit putih ada di milisi itu. Garnisun ini 
dibentuk untuk tindakan persiapan siapa tahu Jepang mendarat di Babo. Babo 
cukup terpencil tempatnya, sehingga tak segera menjadi sasaran Jepang setelah 
Sorong jatuh.
 
Kemudian, rencana tindakan perusakan sendiri atas fasilitas2 perminyakan pun 
dibuat. Ini selalu dilakukan di lapangan-lapangan minyak Belanda di seluruh 
Indonesia saat Jepang menyerang. Mengapa dirusak ? Sebab, Jepang memerlukan 
bahan bakar untuk perang. Bila fasilitas perminyakan dirusak, maka Jepang akan 
sulit mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin perangnya. 
 
Segera setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, telah diputuskan bahwa seluruh 
material berharga dari berbagai lapangan dan pelabuhan kecil di seluruh Kepala 
Burung dikumpulkan di Babo. Bila waktu mendesak, barang-barang berharga itu 
dapat segera diungsikan ke Jawa dari Babo menggunakan pesawat, atau kalau waktu 
begitu mendesak, maka sekalian barang itu dapat segera dihancurkan. Daftar 
barang2 berharga ini antara lain : mesin bermotor, dinamo, boiler, steam 
engine, juga alat2 berat seperti traktor dan buldozer. Peralatan bengkel dan 
gudang juga masuk dalam daftar barang2 siap dievakuasi atau dihancurkan. 
Beberapa peralatan berat disembunyikan di hutan sekitar Babo sambil berharap 
Jepang tak akan menemukannya. Stasiun radio pun mulai dihancurkan satu per 
satu, kecuali satu yang terbesar dipertahankan untuk berhubungan dengan Batavia 
atau Ambon.
 
Sementara itu, 200 

[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Greater Tarakan Basin

2009-01-27 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang dan Para IAGI Netters YTH.,

Mengevaluasi potensi Hydrocarbon di NE Kalimantan, dalam hal ini di Greater 
Tarakan Basin, saya ingin menanyakan beberapa hal :

1. Greater Tarakan Basin (batas selatan di Maratua sinistral strike slip fault 
zone extend to Palu Koro fault zone, batas Utara di Semporna Fault zone) 
terdiri dari Tarakan sub-basin, Tidung sub-basin, Berau sub-basin, Muara 
sub-basin; dalam Indonesian Basin type (Pertamina 1982, and Beicip 1985), kalo 
tidak salah, Tarakan, Tidung, dan Berau sub-basin diklasifikasikan sebagai 
aborted rift basin, sedangkan Muara sub-basin diklasifikasikan sebagai back-arc 
basin, 

...kemudian dalam peta usulan basin tahun 2008, semua sub-basin2 tersebut 
diklasifikasikan sebagai intra-arc basin; sebenarnya apa yang mendasari 
pengklasifikasian ini, mengingat bahwa antar sub-basin2 tersebut tidak terlalu 
ada batas yang significant..., ataukah karena ada perbedaan dalam mekanisme 
tektonik nya, yang mana diketahui ada 4 phase yaitu Early syn-rift (Middle 
Eocene)-Late syn-rift (Late Eocene)-Early Post-rift (Oligocene-Early 
Miocene)-Post rift (Middle Miocene-Quarternary) -- (dalam Petroleum System of 
Indonesia, Ron Noble and Harry Doust)..., atau karena juga ada perbedaan dalam 
facies saat sub-basin2 tersebut terbentuk...?

2. Secara Petroleum system, untuk Muara sub-basin, source rock adalah probably 
dari Eocene Malio (Sujau) terrestrial-transisi shale FM, namun untuk Tarakan 
sub-basin apakah dari source yang sama, atau dari layer yang lebih muda, 
probably dari Early Miocene Naintupo shale, atau Middle Miocene Meliat 
(prodelta to marine environment) FM...?

3. Untuk Reservoir sendiri, di Tarakan sub-basin oil and gas banyak ditemukan 
di deltaic Middle Miocene Tabul FM, Late Miocene Santul FM, Pliocene Tarakan 
FM, dan Bunyu Pleistocene FM,...namun rupa nya menuju ke selatan ke Muara 
sub-basin ataupun di Berau sub-basin, reservoir2 ini kurang berkembang ya pak, 
dan objective reservoir nya lebih pada Early-Middle Miocene Tabalar 
limestone..., padahal kalo melihat peta Middle Miocene NE Kalimantan, di 
sekitar Berau sub-basin menuju ke Muara sub-basin, di umur tersebut juga ada 
Latih Delta namun sepertinya belum ada HC discovery juga...

4. Beberapa sumur yang dibor di Muara sub-basin kurang mendapatkan hasil yang 
menggembirakan, kira2 penyebab nya apakah memang source rock problem, reservoir 
problem, atau apa ya pak...?

5. Tipe2 trap nya sendiri juga agak berlainan antara Tarakan sub-basin (Four 
way dip associated dengan roll-over anticline, roll-over against fault, against 
fault, locally block against fault, unconformity truncated against fault; dalam 
IPA paper 1996, Elan Biantoro, M. Indra Kusuma, Linda R.) dengan yang di Berau 
dan Muara sub-basin, sepertinya ke arah sub-basin2 ini lebih ke arah reef 
build-up, apakah ada potensi2 trap seperti di Tarakan sub-basin untuk bisa 
ditemukan di Berau dan Muara sub-basin...

6. Untuk potensi2 deepwater play, di sebelah timur Tarakan sub-basin sudah ada 
Vanda-1, dan Aster -1 kalo gak salah, apakah potensi yang sama bisa ditemukan 
di sebelah Timur dari Muara sub-basin...?

Mohon pencerahan nya pak...

Terimakasih


Best Regards
Sigit Ari Prabowo



  

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] mahakam basin

2009-01-14 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Saat pembukaan Makassar strait basin ke Selatan ke arah Jawa Timur ini , secara 
fisiografis secara berurutan apakah meliputi South Makassar basin-Masalima 
through, Doang through-Pagerungan half graben, MDA half graben, dst, 
ataukah ada perbedaan dalam mekanisme pembentukan nya...

Dengan adanya pembukaan Makassar strait yang ber arah Utara-Selatan ini, secara 
paleogeography source rock yang selama ini dikenal dari Eocene Mallawa/Toraja 
FM, nampak nya memberikan kondisi ideal secara migration pathway nya ya pak, 
yang mana pengisian tersebut ber arah relatif Barat-Timur, yang saya 
tanyakan, apakah migration Hydrocarbon ini telah mengisi ke sumur2 di sebalah 
barat nya, secara berurutan dari selatan adalah sumur Gambah, Goda, Gudang, 
Gendalo, Gandang, Geng, Gula, Gada, Gehem, Ranggas, dst., ; dan juga di sebelah 
Timur, secara berurutan dari selatan adalah Pangkat-1, Makassar St-1, dst

Paleogeography saat Oligo-Miocene dimana reservoir yang selama ini dikenal 
dengan Eocene-Middle Miocene Tonasa (Van Leeuwen, 1981, dan Sukamto, 
1982)/Makale FM, nampak nya variasi facies carbonate yang ditemukan tidak 
terlalu banyak ya pak, dari ramp margin, carbonate platform, sampai dengan reef 
build-up..., apakah type2 carbonate facies di Makassar strait basin ini juga 
bisa di analog kan ke Lariang, Karama, dan Sengkang basin ya pak, selain 
dengan Berai limestone (biomicrite) di Barito basin...

Melihat seismic berarah Barat-Timur (dalam paper IPA 2005, Puspita et al, dan 
juga di Nuraini et al), dihubungkan dengan pola 'aulacogen', dan bila melihat 
adanya collision antara Banggai/Sula micro continent dengan West Sulawesi pada 
Late Miocene-Pliocene, apakah mungkin adanya pola fold and thrust belt yang 
terjadi, kemudian ter uplift dan ter erosi, bisa menjadikan suatu clastic 
source sediment dari sebelah Timur (Sulawesi) dan sehingga bisa menjadi suatu 
turbidite play system, selain source sediment yang selama ini dikenal adalah 
dari sebelah Barat...

Mohon pencerahan nya pak...

Terimakasih

Best Regards
Sigit Ari Prabowo

 
Sdr. Hepy,
 
Mahakam Basin atau secara resmi bagian offshore Kutei Basin yang makin ke 
timur membentuk embayment (terbuka, tanpa border yang signifikan) menyatu ke 
North Makassar Basin diawali oleh suatu rifting atau peretakan kerak benua pada 
sekitar Eosen Tengah di posisi yang kedudukannya sekarang berupa Selat Makassar.
 
Sebelum Eosen, bagian barat Sulawesi masih bersatu dengan bagian timur 
Kalimantan. Persatuan ini bukan merupakan kerak kontinen yang asli (craton), 
tetapi hasil akresi oleh berbagai proses tektonik sepanjang Yura dan Kapur. Ke 
dalam akresi ini terlibat beberapa mikrokontinen seperti Paternoster, 
Mangkalihat, dan Pompangeo (di Sulawesi). Maka pada awal Tersier, akibat akresi 
ini, Sundaland berukuran lebar.
 
Massa kerak Sundaland yang lebar ini telah menghalangi sirkulasi mantel di 
bawahnya. Akibatnya, lama-kelamaan terbentuk garis retakan akibat mantle plume 
yang naik di bawah bagian timur Sundaland, itulah cikal bakal rifting yang akan 
membuka Selat Makassar. Pada Eosen, rifting mulai terjadi. Rifting bagian 
paling timur Sundaland ini juga dipicu oleh proses tektonik yang disebut 
escape tectonism akibat regional berbenturnya massa benua India ke Eurasia 
pada Eosen Tengah (50-45 Ma). Dalam escape tectonics, suatu benturan akan 
selalu diikuti oleh terpisahnya beberapa massa kerak Bumi berhubungan menjauhi 
pusat benturan. Rifting Selat Makassar adalah salah satu responnya di samping 
dipicu juga oleh upwelling mantle plume (material mantel yang naik ke bawah 
litosfer) yang kemudian akan segera diikuti oleh lateral separation mengikuti 
hukum konveksi sel mantel. Begitulah asal-muasal terjadinya rifting.
 
Rfting Selat Makassar kemudian membuka Cekungan Kutei, Mahakam Basin dan 
North Makassar Basin. Skenario tektonik rifting di Selat Makassar ini bisa 
dipelajari lebih jauh di publikasi saya di proceedings PIT IAGI-HAGI tahun 2003 
(Satyana, 2003 : Accretion and dispersion of SE Sundaland : the growing and 
slivering of a continent) dan proceedings PIT IAGI tahun 2006 (Satyana, 2006 : 
Post-collisional tectonic escapes in Indonesia : fashioning the cenozoic 
history). 
 
Setelah rifting makin jauh membuka ke selatan menuju Jawa Timur dan ke utara 
menuju Laut Sulawesi, terbentuklah tiga lengan patahan : (1) ke utara (menuju 
Laut Sulawesi - ini akan berpengaruh ke pembukaan Tarakan Basin), (2) ke 
selatan (menuju Jawa Timur - ini akan berpengaruh ke pembentukan horst-graben 
Paleogen di Jawa Timur), dan (3) ke barat menuju bagian tengah Kalimantan. 
Sistem tiga lengan rifting ini kita kenal sebagai sistem aulacogen. Hukum 
aulacogen mengatakan bahwa satu lengan yang keluar dari kesejajaran akan 
berhenti membuka - dalam hal ini lengan ke-3 yang ke arah Kalimantan yang 
berhenti membuka memasuki Neogen. Sementara lengan 1 dan lengan 2 terus membuka 
ke timur, tetapi pada Mio-Pliosen terhenti juga akibat Sulawesi 

Re: [iagi-net-l] Oil slick (was RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Migas Tersandung Gaptek (???))

2008-12-29 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Apakah ada hubungan antara lingkungan pengendapan source rock, tipe 
Hydrocarbon, mobilitas Hydrocarbon, activitas-intensitas-pola-jenis structure, 
ketebalan overburden diatas source rock maupun reservoir rock nya, dsb.; dengan 
kehadiran oil slick (di laut) dan atau oil seep (di darat)...?

Mungkinkah juga antara lain karena faktor2 tsb. diatas, sebenarnya oil maupun 
gas berpotensi ada di suatu daerah, namun dikarenakan kombinasi dari faktor2 
tadi, menjadikan minyak maupun gas belum tentu muncul dan terdeteksi sebagai 
oil slick maupun oil seeps.

Selain itu, bilamana suatu basin mengalami proses 'reversal', seperti yang pak 
Awang kemukakan dalam Salawati Basin Reversal (IPA Paper 1999), dan juga bila 
suatu basin berada di daerah thrust fold belt seperti misalnya di Banggai Basin 
(Central Sulawesi), Makassar Basin (West Sulawesi)..; apakah akan mempengaruhi 
lokasi kehadiran dari oil slick maupun oil seep nya, dan juga akan lebih 
memudahkan ditemukan nya oil slick maupun oil seep nya...?

Mohon pencerahan nya pak...

Terimakasih

Best Regards
Sigit Ari Prabowo




From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Sent: Friday, December 26, 2008 8:46:13 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Oil slick (was RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Migas 
Tersandung Gaptek (???))

Oil slick (di laut) atau oil seep (di darat) lebih baik dipandang positif 
daripada negatif. Positif artinya bahwa di wilayah oil slick/seep terjadi, ada 
generasi dan migrasi hidrokarbon. Jangan kuatir bahwa oil seep/slick telah 
menghabiskan banyak akumulasi di bawah permukaan (negatif). Area yang tak ada 
sama sekali oil slick/seep, dari banyak pengalaman, adalah justru area yang 
tanpa generasi hidrokarbon, bukan area yang masih menyimpan banyak akumulasi.
 
Silakan dicek paper klasik dari Link (1952) dalam AAPG Bulletin; August 1952; 
v. 36; no. 8; p. 1505-1540 berjudul, Significance of oil and gas seeps in 
world oil exploration. Di situ disimpulkan bahwa  kehadiran oil seeps 
merupakan kunci pertama untuk kebanyakan wilayah penghasil minyak di dunia, dan 
bahwa paling sedikit setengah dari seluruh cadangan minyak terbukti 
lapangan-lapangan di dunia telah ditemukan dengan pemboran-pemboran di atau 
dekat area seepages. 
 
Para pemain minyak di Indonesia pun memandang oil slicks/seeps secara positif 
dibandingkan negatif. Beberapa contoh ditampilkan di bawah ini.
 
(1) Area Banyumas yang dikenal mempunyai seeps di beberapa tempat -terjadi 
secara anomali dibandingkan sebelah barat dan timurnya yang tanpa seeps, telah 
membuat penasaran para explorer bertahun-tahun, sehingga area ini terus 
menantang untuk dieksplorasi sekalipun sampai sekarang belum ada penemuan yang 
definitif (tentu bukan karena semua akumulasinya sudah bocor, tetapi karena 
pengerjaannya saja belum intensif atau evaluasi cekungan dan petroleum 
system-nya belum tepat). 
 
(2) Sepuluh offshore area frontier di seluruh Indonesia dalam tiga tahun ini 
telah disurvey oleh sebuah company dengan menggunakan teknik terbaru 
identifikasi HC slicks, coring sedimen dasar laut, dan seismik regional. 
Baru-baru ini, lima dari sepuluh area dimintanya untuk menjadi area operasi 
perminyakan. Pertimbangan utamanya adalah karena kelima area itu mengandung HC 
slicks yang definitif berasal dari kemungkinan akumulasi bawah permukaan. Lima 
area yang lain yang tanpa HC slicks tidak diminatinya untuk menjadi area 
operasinya.
 
(3) Satu oil seep saja yang terjadi di area sebelah barat Barito Basin, dan 
diyakini bukan berasal dari kitchen aktif cekungan tersebut, telah menyebabkan 
sebuah company melakukan banyak hal untuk mengejarnya, melakukan survey 
geologi, seimik, studi dan mungkin akan memintanya sebagai area operasi.
 
Sebuah contoh bagaimana ketidakhadiran oil seep di suatu area tak menarik minat 
company untuk mengerjakan area tersebut ditunjukkan oleh area Pegunungan 
Selatan Jawa. Berdasarkan survey geologi, area ini punya beberapa unsur 
pertroleum system seperti source, reservoir dan seal rocks; perangkap pun 
mungkin hadir juga meskipun hal ini belum dibuktikan oleh banyaknya data 
seismik. Tetapi ketidakhadiran seeps di wilayah ini membuat curiga bahwa tak 
ada generasi dan migrasi hidrokarbon di wilayah ini.
 
Sekalipun kita belum tahu unsur2 dan proses2 petroleum system di suatu wilayah, 
tetapi seeps/slicks terjadi - maka itu adalah kunci pertama untuk membuka lebih 
lanjut wilayah tersebut. Kita petakan seeps/slicks-nya, kita selidiki 
cekungannya, petroleum system-nya sampai akhirnya kita bisa dengan yakin 
mengetahui potensi wilayah itu.
 
Area yang potensial mengandung hidrokarbon dan terdeformasi secara kuat, tetapi 
tak ada oil slicks/seeps muncul harus dicurigai bahwa tak ada generasi/migrasi 
hidrokarbon di area itu.
 
Kehadiran oil slicks/seeps selalu positif dibandingkan 

Re: [iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System

2008-07-03 Terurut Topik sigit prabowo
 sealing beds yang rusak. Harus 
diingat bahwa sealing beds adalah roof of migration. Dalam kasus2 di atas 
justru di lereng curam akan banyak terjadi migration loss, bukan di lereng yang 
landai. Konsep Pratsch (1983) harus diterapkan hati-hati di wilayah carrier 
beds yang kontinyu tanpa disrupsi struktur.
 
Semakin besar perbedaan buoyancy antara fluida migrasi (antara air dan minyak, 
antara air dan gas, antara minyak dan gas) akan semakin cepat laju migrasi. 
Semakin besar perbedaan pore pressure lereng migrasi (awal dan ujung) semakin 
cepat laju migrasi. Semakin besar capillary pressure (semakin kecil pore throat 
sealing beds) maka semakin baik sealing beds berperan sebagai roof of 
migration. Capillary pressure akan mencegah migrasi bocor melalui sealing beds. 
Dalam hal ini, capillary pressure harus  buoyancy pressure. Dalam kasus 
tersebut, migrasi lateral akan lebih sering terjadi dibandingkan migrasi 
vertikal.
 
Menghitung volume hidrokarbon yang digenerasi di suatu kitchen kemudian berapa 
yang akhirnya terperangkap banyak metodenya. Saya suka menggunakan metode 
Moshier dan Waples (1985) karena cukup simpel dan logis serta beberapa 
exercises yang saya aplikasikan di beberapa cekungan mendekati kebenaran. 
Tetapi harus diwaspadai bahwa yang namanya volumetrik selalu ada nilai-nilai 
asumsi yang dimasukkan ke dalam itu, maka jangan terlalu percaya hasil 
perhitungan, tetapi juga jangan mengabaikannya.
 
Source rock yield yang Sigit maksudkan adalah total volume HC per satuan volume 
(biasanya cubic mile) yang bisa dihasilkan  (satuannya : MMBO/cu mi source rock 
atau BCFG/ cu mi source rock). Dalam metode Mohhier dan Waples, formula SR 
yield ini adalah : volume of HC = (k) (TOC) (HI) (f). TOC dalam persen berat, 
HI (hydrogen index) dalam mg HC/g TOC, f adalah index kematangan antara 0 
(immature) dan 1 (fully mature), k adalah konstanta konversi. Bila kita 
menginginkan satuan SR yield adalah MMBO/cu mi (misalnya bila SR kita shales 
dengan densitas 2.3 g/cc, maka k = 0.7). Silakan baca Moshier dan Waples (1985, 
AAPG Bull v. 69, p. 161-172) untuk konstanta f dan k secara lebih detail.
 
Setelah SR yield diketahui, maka tinggal dikalikan dengan volume total SR 
(dalam cubic mile) di wilayah yang telah diteliti (gunakan konsep fetch area 
dalam hal ini, jangan menghitung kitchen secara total area tetapi bagi-bagi 
menjadi wilayah drainage/fetch area, ini akan lebih tepat). Inilah yang kita 
sebut sebgai petroleum generated (total HC volume).
 
Tahap selanjutnya adalah mengalikan total HC volume dengan berbagai efisiensi : 
ekspulsi, migrasi, trapping, dan prerservation. Waples (1985) menggabungkan 
efisiensi ekspulsi dan migrasi menjadi satu (sebab ekspulsi = primary 
migration) yaitu 5-10 % untuk rich source rocks (kalau sendiri2 : ekspulsi = 50 
%.. migrasi 5-30 %). Efisiensi migration dan trapping (accumulation) juga sudah 
disatukan oleh Waples (1985) menjadi 10-20 %. Faktor preservation bisa di 
antara 0 - 1 (0 = total destruction, 1 = no destruction at all). Dalam 
pengalaman saya, praktisnya : hitung total HC volume kemudian kalikan dengan 15 
%, itu adalah jumlah total volume HC yang siap terperangkap (setelah melalui 
discounts oleh : ekspulsi, migrasi dan pemerangkapan).  Kemudian, gunakan 
metode perhitungan probabilistik, jangan deterministik.
 
Riset geokimia belakangan ini banyak dilakukan untuk mendekatkan efisiensi2 di 
atas dengan kenyataannya, salah satunya adalah dengan cross check total HC 
volume, oil in place di semua struktur di wilayah itu, dan cummulative 
productions dari lapangan-lapangan yang ada. 
 
Demikian, semoga cukup mudah dipahami dan berguna, terima kasih atas 
pertanyaannya.
 
salam,
awang

--- On Tue, 7/1/08, sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: sigit prabowo [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System
To: iagi-net@iagi.or.id, awang satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, July 1, 2008, 3:16 PM

Pak Awang dan para IAGI Netters YTH.,
Saya pernah membaca dalam suatu literature, bila dalam migrasi HC, dari suatu
cekungan ke arah reservoir, dalam hal ini bentuk cekungan nya adalah
'elongated', area di ujung sepanjang sumbu dari 'kitchen',
akan relative tidak terlalu bagus untuk HC charging nya...
Apakah hal ini selalu hampir terjadi di tiap cekungan yang 'elongated'
pak...
...ataukah reservoir di ujung sumbu basin nya tersebut masih bagus
'charging' nya bila ada structure seperti 'plunging nose' dari
basin ke arah reservoir nya...
Kemudian juga, bila melihat Allen  Allen, 1990; bahwa pembagian basin
berdasarkan :
1. Divergent setting, terdiri dari terestrial rift valley, proto-oceanic rift
trough
2. Intraplate setting, terdiri dari continental rises and terraces, continental
embayment, intracratonic basin, active ocean basin, dormant ocean basin, trench
slope basin, fore-arc basin, intra-arc basin, back-arc basin, retro-arc basin,
remnant basin, peripheral foreland basin, piggy-back basin

[iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System

2008-07-01 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH.,
Saya pernah membaca dalam suatu literature, bila dalam migrasi HC, dari suatu 
cekungan ke arah reservoir, dalam hal ini bentuk cekungan nya adalah 
'elongated', ...area di ujung sepanjang sumbu dari 'kitchen', akan relative 
tidak terlalu bagus untuk HC charging nya...
Apakah hal ini selalu hampir terjadi di tiap cekungan yang 'elongated' pak...
...ataukah reservoir di ujung sumbu basin nya tersebut masih bagus 'charging' 
nya bila ada structure seperti 'plunging nose' dari basin ke arah reservoir 
nya...
Kemudian juga, bila melihat Allen  Allen, 1990; bahwa pembagian basin 
berdasarkan :
1. Divergent setting, terdiri dari terestrial rift valley, proto-oceanic rift 
trough
2. Intraplate setting, terdiri dari continental rises and terraces, continental 
embayment, intracratonic basin, active ocean basin, dormant ocean basin, trench 
slope basin, fore-arc basin, intra-arc basin, back-arc basin, retro-arc basin, 
remnant basin, peripheral foreland basin, piggy-back basin, foreland 
intermontane basin.
3. Transform setting, terdiri dari transtensional basin, transpressional basin, 
dan transrotational basin
4. Hybrid setting, terdiri dari intracontinental wrench basin, impactogens, dan 
successor basin.
...tentu sangat dimungkinkan, dari sekian banyak tipe basin tersebut yang tidak 
selalu berbentuk 'elongated', nah bila ada, bagaimanakah konsep migrasi HC nya 
pak...
Dalam kenampakan 'seismic section', sering kita lihat adanya bentuk kemiringan 
relief yang mempunyai sudut tertentu dari pusat basin nya ke arah reservoir di 
atas nya, bila ada perubahan besaran sudut, misal dari sudut tinggi (curam), ke 
arah sudut yang lebih kecil (topografi landai), bisakah si HC yang sedang 
bermigrasi ini mengalami 'loss energy', mengingat faktor pendorong HC 
bermigrasi adalah buoyancy (disebabkan perbedaan oil atau gas dengan 'pore 
waters' di 'carrier bed' nya, dan pore pressure gradien), sehingga HC volume 
yang akan ter 'trap' menjadi lebih sedikit dari seharus nya...
Apakah ada semacam korelasi antara besaran sudut, buoyancy, pore pressure 
gradien, perbandingan cappilary pressure dengan driving force, dsb; dengan 
jumlah HC yang akan ter 'trap' di reservoir nya...
Saya pernah membaca juga untuk menghitung HC (dalam hal ini oil) volume dari 
suatu cekungan dengan memakai rumus :
Oil volume=area*thickness*source rock yield*expulsion effisiensi*migration and 
trap effisiensi
...hanya saja, saya masih belum begitu jelas, bagaimana kah cara mendapatkan 
angka untuk parameter source rock yield, expulsion efisiensi, dan migration and 
trap effisiensi..., apakah dari pemodelan basin yang di cross check dengan 
total reserve dari si 'HC' yang dipercaya dari cekungan tersebut atau 
bagaimana...
Atau malah mungkin ada rumus lain nya ya...
Mohon pencerahan nya pak...
Terimakasih
Best Regards
Sigit Ari Prabowo


  

Re: [iagi-net-l] Origin of Petroleum : Biogenic and/or Abiogenic

2008-06-11 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,
Saya masih belum begitu jelas yang dimaksud dengan reaksi Fischer-Tropsch 
(FT)... ...Reaksi FT adalah reaksi dengan katalisator yang mengubah CO dan H 
menjadi hidrokarbon..., yang dimaksud dengan reaksi katalisator ini apa ya 
pak...
...dan juga dalam pembentukan HC ini, berarti hampir tidak bisa dilakukan 
analisa source rock, misal kan dari segi Kerogen type, TOC, Rock-Eval 
Pyrolisis, dsb.; kalo iya bagaimanakah kita bisa menghitung Possible Geological 
change of success (komponen source rock nya) dalam prospect rangking misal nya 
pak...
Selain itu, teori Abiogenic ini apa bisa dihubungkan dengan siklus Wilson yang 
menjelaskan adanya evolusi cekungan pak..., bila iya kira2 di fase yang mana 
potensi terbesar (skala urutan kejadian dan tempat terbentuk nya) untuk 
ditemukan Hydrocarbon.
Mohon pencerahan nya pak...
Terimakasih
Best Regards
Sigit Ari Prabowo

- Original Message 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI 
[EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 9, 2008 3:14:44 PM
Subject: [iagi-net-l] Origin of Petroleum : Biogenic and/or Abiogenic

Perdebatan tentang asal hidrokarbon apakah digenerasi secara biogenik (organik) 
dan/atau abiogenik (anorganik) masih terus berlangsung. Kedua kubu pemikiran 
bisa dipertemukan pada Juni 2005 di Calgary, Canada pada suatu konferensi yang 
disponsori AAPG –Hedberg Research Conference on “Origin of Petroleum”. Suatu 
ciri bahwa teori anorganik tidak lagi dipandang apriori. Laporan tentang 
konferensi ini baru dipublikasikan pada AAPG Bulletin edisi Mei 2008 (Katz 
dkk., 2008). Laporan ini saya pikir netral alias tidak memihak kepada satu kubu 
sebab ditulis secara bersama oleh para pendukung teori biogenic dan/atau 
abiogenic.
nbsp;
Memahami hidrokarbon asal organik atau anorganik tentu bukan sekedar memuaskan 
dahaga akademik dan sains, teori apa yang diterima atau diterapkan akan 
menentukan bagaimana suatu strategi eksplorasi dijalankan, ke mana ia akan 
mengarahkan eksplorasinya, misalnya : ke cekungan sedimen yang menjauhi intrusi 
magmatik, atau malahan mendekatinya. 
nbsp;
Dalam konferensi itu dibahas 14 makalah yang mendiskusikan data dan bukti 
tentang asal hidrokarbon secara biogenic dan abiogenic. Di kubu organic antara 
lain ada : Claypool, Dow dan Moldowan. Di pihak anorganik ada : Leonov, 
Szatmari, dan Titkov. Berbagai konsep tentang cara pembentukan hidrokarbon 
secara abiogenic dipaparkan. Secara garis besar, konsep-konsep abiogenic ini 
dapat dibagi menjadi dua : mantle degassing yang berasosiasi dengan 
polimerisasi senyawa dengan berat molekul rendah, dan serpentinisasi yang 
berhubungan dengan reaksi Fischer-Tropsch (FT) Reaksi FT adalah reaksi dengan 
katalisator yang mengubah CO dan H menjadi hidrokarbon. Presentasi asal 
biogenic menghadirkan model tunggal yang sudah kita ketahui dengan baik : zat 
organic di dalam sediment secara termal diubah menjadi minyak dan gas..
nbsp;
Dilaporkan oleh Katz dkk. (2008) bahwa secara umum bisa dikatakan tak ada 
kesepakatan di antara dua kubu pemikiran itu, tetapi semua peserta konferensi 
mengakui bahwa pertemuan ini penting, informatif, membawa pekerjaan rumah untuk 
setiap kubu pemikiran buat dilakukan evaluasi-evaluasi lanjutan.
nbsp;
Ringkasan pertemuan dan diskusi para ahli adalah seperti berikut ini.
nbsp;
Diamati bahwa akumulasi hidrokarbon anorganik dalam jumlah kecil yang tak 
ekonomis memang terjadi di beberapa tempat. Belum jelas untuk para penyokong 
organic bahwa ada akumulasi anorganik yang komersial. Klaim hidrokarbon di 
crystalline basement yang oleh para pendukung anorganik dikatakan sebagai bukti 
abiogenik ternyata dapat dikorelasikan dengan batuan induk dari sediment yang 
menutupi basement itu atau yang posisinya lebih rendah dari basement high 
(seperti kasus gas di Suban basement yang source-nya berasal dari Lemat/Talang 
Akar).
nbsp;
Beberapa mekanisme anorganik juga melibatkan tahapan organic yang mengubah 
metana asal mantel menjadi hidrokarbon yang lebih berat, atau terjadi bersamaan 
dengan mekanisme organic. Diakui bahwa mekanisme anorganik bisa memperpanjang 
umur sumberdaya hidrokarbon secara global yang saat ini hanya berdasarkan 
mekanisme organic. Tetapi, dengan tidak adanya mekanisme anorganik yang 
tunggal, sulit untuk menerapkan secara efektif program-program eksplorasi yang 
berdasarkan konsep anorganik. Para pendukung organic berpendapat bahwa konsep 
anorganik tak menghadirkan lokasi-lokasi mana yang spesifik untuk dilakukan 
eksplorasi secara anorganik, dan konsep ini juga belum memiliki cara bagaimana 
menghitung volume hidrokarbonnya (kalau menghitung volume hidrokarbon organic 
dari suatu kitchen sediment tentu sudah biasa dilakukan).
nbsp;
Biogenic origin juga punyanbsp;beberapa kesulitan, misalnya issue fungsi 
batubara dalam pembentukan hidrokarbon (minyak khususnya), masalah efisiensi 
ekspulsi dan proses migrasi. Mekanisme 

[iagi-net-l] Bertanya tentang Konsep Sequence Stratigrafi

2008-05-08 Terurut Topik sigit prabowo
Dear Bapak dan Ibu IAGI Netters YTH.,
Apakah ada yang bisa berbagi pengalaman dalam memakai konsep Sequence 
Stratigrafi, sehubungan dengan pembagian sequence, yang kemudian akan dipakai 
antara lain untuk Rekonstruksi tektonik dan sedimentasi nya, Play concept 
model, Paleogeografi/facies map and model, Prospect generation, dan sebagai 
nya..., yang mana sejauh yang saya tahu adalah :
1. Konsep Galloway, berdasarkan Maximum Flooding Surface (MFS) ke MFS yang lain 
nya
2. Konsep Exxon, berdasarkan Sequence Boundary (SB) ke SB yang lain nya...,
(3rd order; Mitchum  Van Wagoner, 1991; adalah 1 s/d 2 Ma; sedangkan menurut 
Vail, et al., 1991; adalah 0.5 s/d 3 Ma)
Diantara kedua konsep ini, manakah yang lebih praktis, logis, dan cocok 
diterapkan untuk semua lingkungan pengendapan...
Ataukah masing2 konsep tersebut mempunyai 'default' atau spesifikasi tertentu, 
yang mana hanya cocok untuk lingkungan pengendapan tertentu saja...
Apakah pernah ada diantara bapak dan ibu yang pernah memakai kedua konsep ini, 
dan membandingkan nya, sejak dari ketersediaan data, interpretasi, sampai ke 
hasil nya
Oh ya, selain itu apakah bisa suatu 'onlapping sediment' ke basement 
high, dalam hal ini diinterpretasikan sebagai 'transgressive system track', 
yang mana kecenderungan didapatkan ada nya material yang lebih shally cukup 
besar, akan selalu menjadi semacam 'barrier' untuk oil bermigrasi dari suatu 
lacustrine delta 'as a source rock' , ke reservoir di atas onlapping tersebut...
Mohon pencerahan nya...
Terimakasih
Best Regards
Sigit Ari Prabowo


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

[iagi-net-l] Bertanya tentang Konsep Sequence Stratigrafi

2008-05-08 Terurut Topik sigit prabowo
Dear Bapak dan Ibu IAGI Netters YTH.,
Apakah ada yang bisa berbagi pengalaman dalam memakai konsep Sequence 
Stratigrafi, sehubungan dengan pembagian sequence, yang kemudian akan dipakai 
antara lain untuk Rekonstruksi tektonik dan sedimentasi nya, Play concept 
model, Paleogeografi/facies map and model, Prospect generation, dan sebagai 
nya..., yang mana sejauh yang saya tahu adalah :
1. Konsep Galloway, berdasarkan Maximum Flooding Surface (MFS) ke MFS yang lain 
nya
2. Konsep Exxon, berdasarkan Sequence Boundary (SB) ke SB yang lain nya...,
(3rd order; Mitchum  Van Wagoner, 1991; adalah 1 s/d 2 Ma; sedangkan menurut 
Vail, et al., 1991; adalah 0.5 s/d 3 Ma)
Diantara kedua konsep ini, manakah yang lebih praktis, logis, dan cocok 
diterapkan untuk semua lingkungan pengendapan...
Ataukah masing2 konsep tersebut mempunyai 'default' atau spesifikasi tertentu, 
yang mana hanya cocok untuk lingkungan pengendapan tertentu saja...
Apakah pernah ada diantara bapak dan ibu yang pernah memakai kedua konsep ini, 
dan membandingkan nya, sejak dari ketersediaan data, interpretasi, sampai ke 
hasil nya
Oh ya, selain itu apakah bisa suatu 'onlapping sediment' ke basement 
high, dalam hal ini diinterpretasikan sebagai 'transgressive system track', 
yang mana kecenderungan didapatkan ada nya material yang lebih shally cukup 
besar, akan selalu menjadi semacam 'barrier' untuk oil bermigrasi dari suatu 
lacustrine delta 'as a source rock' , ke reservoir di atas onlapping tersebut...
Mohon pencerahan nya...
Terimakasih
Best Regards
Sigit Ari Prabowo


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

[iagi-net-l] Bertanya tentang 'Petroleum System'

2008-02-19 Terurut Topik sigit prabowo
 
kerogen no. 3 belum tentu bisa digenerasi sebelum mencapai 120 C. Juga, untuk 
bisa ekspulsi harus ada sekitar 25 % HC di dalam batuan induk yang sudah 
tergenerasi, baru migrasi bisa terjadi.
 
Anomali bisa terjadi, contohnya di Central Sumatera, yang punya GG termasuk 
tertinggi di dunia, yaitu 4.5 C/100 ft (rata2 Indonesia 2.5-2.7 C/100 ft). Nah, 
ia tak perlu mengikuti range di atas; di tempat dangkal generasi bisa terjadi 
sebab termal sudah tercapai.
 
7. Metoda Lopatin (bisa dipelajari di buku Waples-1985 atau coba cari di 
internet) dan restorasi basin dengan flattening bisa dilakukan. Lopatin adalah 
dasar semua software basinmod. Memang agak lama, tetapi cukup ampuh. Flattening 
basin pada umur saat terjadi peak migration, itu akan menunjukkan di mana 
tinggian, di mana rendahan. Migrasi akan terjadi ke arah tinggian.
 
salam,
awang


sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang YTH.,
 
Dalam kesempatan ini, saya ingin bertanya tentang batuan induk pak...
 
1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kematangan batuan induk, selain mekanisme 
pembentukan basin, tipe basin, letak basin, kedalaman basin, overburden, 
geometri basin, litologi penyusun, dan kandungan material organik?
 
...apakah ada paper tentang pemodelan basin, misal kalo di back arc basin, maka 
biasanya akan mempunyai kedalaman sekian, geometri sekian, litologi penyusun 
terdiri dari batuan x, y, z; kandungan material organik nya misal dari a sampai 
c; dsb.,...?
 
2. Indikator (metoda) apa saja yang penting dalam penentuan kematangan batuan 
induk; selain Mikroskopik optik (sinar transmisi, pantulan vitrinit, 
fluorescens), Pirolisis (Rock eval, Karbon organik), Analisa unsur (C, H. O), 
Komposisi molekuler (Alkana, Sterana, dll.), ...?
 
3. Apakah bisa secara spesifik, dipakai 'default' misal TOC, HI, Gradien 
Geothermal sekian; maka batuan induk sudah matang atau belum matang...?
 
4. Secara simple, bisakah dibedakan basin-basin di wilayah Indonesia Barat, 
dengan di Indonesia Timur; dari segi tipe basin nya, temperature nya, TOC nya, 
HI, Gradien Geothermal nya, dsb?
 
5. Bila di suatu basin telah 'proven' menjadi batuan induk, dan telah ditemukan 
oil dan gas di daerah tersebut, berapakah jarak terjauh yang pernah diukur dari 
batuan induk tersebut sampai ke reservoar nya, dalam kasus ini adalah 'synrift 
basin'...?
 
6. Saya pernah membaca kalo temperatur oil window adalah 60 s/d 160 deg C 
(140-320 deg F). sedangkan temperature gas window adalah 100 s/d 200 deg C 
(212-392 deg F)...
 
...apakah pernah terjadi 'anomali', maksud saya dengan faktor salah satu nya 
kedalaman basement yang agak dangkal, yang mana suhu tidak mencapai 'range oil 
maupun gas window' tersebut diatas, pernahkah ditemukan di Indonesia, oil dan 
gas yang ter'generate' dan bermigrasi ke reservoar nya, dan menjadi 
discovery...?
 
7.. Bila kita belum punya software pemodelan basin, seperti basinmod, dsb.; 
cara terbaik seperti apakah untuk memodelkan basin, sehingga bisa diketahui 
antara lain mulai waktu Geologi kapankah dan kemanakah arah HC bermigrasi?
 
 
Demikian dulu pak pertanyaan saya, terimakasih atas jawaban dan diskusi nya
 
 
Best Regards
Sigit Ari Prabowo


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


[iagi-net-l] Bertanya tentang 'Petroleum System'

2008-02-19 Terurut Topik sigit prabowo
 tentu bisa digenerasi sebelum mencapai 120 C. Juga, untuk 
bisa ekspulsi harus ada sekitar 25 % HC di dalam batuan induk yang sudah 
tergenerasi, baru migrasi bisa terjadi.
 
Anomali bisa terjadi, contohnya di Central Sumatera, yang punya GG termasuk 
tertinggi di dunia, yaitu 4.5 C/100 ft (rata2 Indonesia 2.5-2.7 C/100 ft). Nah, 
ia tak perlu mengikuti range di atas; di tempat dangkal generasi bisa terjadi 
sebab termal sudah tercapai.
 
7. Metoda Lopatin (bisa dipelajari di buku Waples-1985 atau coba cari di 
internet) dan restorasi basin dengan flattening bisa dilakukan. Lopatin adalah 
dasar semua software basinmod. Memang agak lama, tetapi cukup ampuh. Flattening 
basin pada umur saat terjadi peak migration, itu akan menunjukkan di mana 
tinggian, di mana rendahan.. Migrasi akan terjadi ke arah tinggian.
 
salam,
awang


sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang YTH.,
 
Dalam kesempatan ini, saya ingin bertanya tentang batuan induk pak...
 
1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kematangan batuan induk, selain mekanisme 
pembentukan basin, tipe basin, letak basin, kedalaman basin, overburden, 
geometri basin, litologi penyusun, dan kandungan material organik...?
 
...apakah ada paper tentang pemodelan basin, misal kalo di back arc basin, maka 
biasanya akan mempunyai kedalaman sekian, geometri sekian, litologi penyusun 
terdiri dari batuan x, y, z; kandungan material organik nya misal dari a sampai 
c; dsb.,...?
 
2. Indikator (metoda) apa saja yang penting dalam penentuan kematangan batuan 
induk; selain Mikroskopik optik (sinar transmisi, pantulan vitrinit, 
fluorescens), Pirolisis (Rock eval, Karbon organik), Analisa unsur (C, H. O), 
Komposisi molekuler (Alkana, Sterana, dll.), ...?
 
3. Apakah bisa secara spesifik, dipakai 'default' misal TOC, HI, Gradien 
Geothermal sekian; maka batuan induk sudah matang atau belum matang...?
 
4. Secara simple, bisakah dibedakan basin-basin di wilayah Indonesia Barat, 
dengan di Indonesia Timur; dari segi tipe basin nya, temperature nya, TOC nya, 
HI, Gradien Geothermal nya, dsb?
 
5. Bila di suatu basin telah 'proven' menjadi batuan induk, dan telah ditemukan 
oil dan gas di daerah tersebut, berapakah jarak terjauh yang pernah diukur dari 
batuan induk tersebut sampai ke reservoar nya, dalam kasus ini adalah 'synrift 
basin'...?
 
6. Saya pernah membaca kalo temperatur oil window adalah 60 s/d 160 deg C 
(140-320 deg F). sedangkan temperature gas window adalah 100 s/d 200 deg C 
(212-392 deg F)...
 
...apakah pernah terjadi 'anomali', maksud saya dengan faktor salah satu nya 
kedalaman basement yang agak dangkal, yang mana suhu tidak mencapai 'range oil 
maupun gas window' tersebut diatas, pernahkah ditemukan di Indonesia, oil dan 
gas yang ter'generate' dan bermigrasi ke reservoar nya, dan menjadi 
discovery...?
 
7. Bila kita belum punya software pemodelan basin, seperti basinmod, dsb.; cara 
terbaik seperti apakah untuk memodelkan basin, sehingga bisa diketahui antara 
lain mulai waktu Geologi kapankah dan kemanakah arah HC bermigrasi...?
 
 
Demikian dulu pak pertanyaan saya, terimakasih atas jawaban dan diskusi nya
 
 
Best Regards
Sigit Ari Prabowo


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


[iagi-net-l] Bertanya tentang online Geology library

2008-01-21 Terurut Topik sigit prabowo
Dear IAGI netters YTH.,

Barangkali ada yang tahu, dimana kita bisa akses perpustakaan Geologi secara 
online, apakah mesti dengan 'login' sebagai anggota terlebih dahulu, dsb.,...


Terimakasih

Regards
Sigit


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 


Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau

2007-07-17 Terurut Topik sigit prabowo
Dear pak Herman,

Kalo kita sudah menjadi member (associate), terus kita beli produk nya (AAPG 
Memoirs); di list nya terlihat ada perbedaan harga, untuk member dan 
non-member...

Bagaimana supaya saat kita membeli buku tersebut, harga nya adalah harga 
member...?

Terimakasih

Best Regards
Sigit


- Original Message 
From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 17, 2007 9:01:02 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau


Oki,

Bisa register online di:
www.aapg.org

Herman

-Original Message-
From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 14 July 2007 12:43
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau


Dulu jaman kiwari saya pernah jadi (aktive?) member
AAPG. Tapi setelah beberapa kali pindah kerja,
membershipnya gak pernah diperpanjang.
Gimana cara mengaktifkan kembali ya...?

Cheers
Oki
(Udah bayar iuran IAGI langsung ke cak Sutar)

--- mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 sekedar info, dulu ketika berubah menjadi seorang
 active member, saya
 dikirimi selembar sertifikat dan satu buah pin
 berlogo aapg.
 
 salam,
 syaiful
 
 On 7/12/07, Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  Mas Sigit,
 
  Perbedaannya dijelaskan di sini:
  http://www.aapg.org/join/
 
  Intinya adalah kalau baru lulus S1, sampai dengan
 3 tahun setelahnya,
  jenis anggota yang didapatkan adalah Associate
 Member, sedangkan jika
  sudah memiliki 3 tahun pengalaman, bisa apply
 sebagai Active Member
  langsung.
 
  Kalau saya tidak salah ingat, seorang Active
 Member memiliki hak suara
  untuk memilih dan dipilih sebagai pejabat AAPG
 sedangkan yang
  Associate Member tidak bisa. Betul begitu Mas
 Herman? Tolong koreksi
  jika saya salah.
 
  Minarwan
 
  On 


   

Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for 
today's economy) at Yahoo! Games.
http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow  


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


  

Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the 
Yahoo! Auto Green Center.
http://autos.yahoo.com/green_center/ 

Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau

2007-07-12 Terurut Topik sigit prabowo
Dear cak Min,

Bagaimana membedakan kriteria associate member dan active member, apakah kita 
diberitahu kalo awal nya hanya associate kemudian menjadi active member...

terimakasih

Regards
Sigit


- Original Message 
From: Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, July 12, 2007 1:40:09 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau


Nengah udah jadi active member kali jadi bayar $80?
Omong-omong, kalau pake US$25,000/th berarti penghasilannya kan cuman
US$2,000/bulan alias seperti yang Mas RDP hitung kurang dari Rp 20 jt.
Kalau Mas RDP sih jelas enggak boleh milih yang murah dong hehehe
Hayo jujur kacang ijo:)

Min

On 7/12/07, I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Herman,

 Tahun kemarin saya cuman bayar 36 dolar, tapi tahun ini kok tiba2 naik jadi
 80 dolar. Kenapa ya?
 Makasih atas infonya.

 Salam,
 Nengah



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


   

Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out. 
http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545433

Re: [iagi-net-l] [help] tatanan geologi Cekungan Tarakan

2007-07-05 Terurut Topik sigit prabowo
Dear pak Nur,

Mungkin juga bisa dilihat dari paper IPA bulan October tahun 2003, dengan judul 
The Tarakan Basin, East Kalimantan : Proven Neogene Fluvio-Deltaic, 
Prospective Deep-Water and Paleogene Plays in a Regional Stratigraphic 
Context, yang disusun oleh Stephen Noon, John Harrington, Herman Darman.

Dari paper tersebut bisa dilihat lebih jauh untuk paper-paper yang berkaitan, 
di bagian references nya

Semoga bermanfaat


Regards
Sigit


- Original Message 
From: M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 6, 2007 12:14:50 AM
Subject: [iagi-net-l] [help] tatanan geologi Cekungan Tarakan


Rekan2 IAGI-NET ysh.

Saya memerlukan peta atau sketsa yang menggambarkan
tatanan geologi Cekungan Tarakan untuk melengkapi
tesis saya. Barangkali diantara rekan2 ada yang
memiliki file paper atau publikasi yang mencantumkan
peta atau gambar yang saya maksud, mohon sekiranya
bisa di-sharing via japri.

Ada laporan yang menyebutkan bahwa Situmorang  Buchan
(1992) mempublikasi sketsa Cekungan Tarakan, tapi saya
tidak tahu pasti apa judul publikasi dari Situmorang 
Buchan (1992) tsb. Saya googling tidak ketemu.

Terima kasih atas perhatiannya.

Salam,

Nur H.
  




TV dinner still cooling? 
Check out Tonight's Picks on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


 

Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.
http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121

Re: [iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?

2007-06-19 Terurut Topik sigit prabowo
Dear Razi,
Setahu saya, LCM hanya melapisi dinding formasi saja, dia tidak akan influx 
jauh ke dalam formasi, dengan demikian tidak akan menyebabkan formation damage.
Lagipula, pump LCM memang harus dilakukan untuk menutup loss zone.
Seperti sering dilakukan di beberapa field, either di sandstone maupun di 
carbonate reservoir, misal di Musi block, South Sumatera.
Bisa juga dicoba memakai ground marble (Ca CO3) baik yang fine maupun coarse 
grain dan saw dust (serbuk gergaji), yang kayaknya biasa dipakai di Central 
Sumatra block.

Semoga bisa menambah wacana dalam diskusi...


Regards
Sigit




- Original Message 
From: M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, June 14, 2007 12:12:45 PM
Subject: [iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?


jika saya punya reservoir oil depleted dgn lithology sandstone,
dulunya waktu di drill pernah terjadi total loss di sand tsb, dan di
beri mika utk melawan loss, apakah mika ini bisa menjadi merusak
formasi? seberapa besar dampaknya terhadap reservoir? mhn
pencerahannya.

salam,

Razi


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


   

Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play 
Sims Stories at Yahoo! Games.
http://sims.yahoo.com/