Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi
Pak Awang, Mencermati tulisan dan diskusi yang menarik ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pak: 1. Saya pernah membaca bahwa Buton dan Tukang Besi merupakan micro continent dari Gondwana yang rifted-drifted-dan collided dengan SE arm of Sulawesi, kemudian juga dari beberapa paper menyebutkan bahwa Banggai-Sula juga merupakan micro continent dari Gondwana yang juga rifted-drifted-dan collided dengan East Sulawesi. Beberapa sequen juga dikenal di Buton, antara lain untuk yang Pre-rift adalah Early Triassic Doole/Lakansai metamorphic rock, Middle-Late Triassic Winto FM (mudstone, bituminous shale, micriric limestone; stable middle-outer neritic env.), Lower Jurassic Ogena FM (bedded limestone, argilaceous lst, shale at the base, calcilutite; deep water environment). Kemudian saat rifting-drifting adalah Late Jurassic Rumu, Cretaceous-Oligocene Tobelo FM, Early-Middle Miocene Tondo FM (micritic lst, outer neritic env.). Setelah itu adalah Syn dan Post orogenic sedimentation yaitu Mollase dari Tondo FM, dan Pliocene Sampolakosa FM. Diketahui juga bahwa Triassic Winto adalah sebagai source rock di wilayah ini. Pertanyaan saya, apakah sequen rifted-drifted-dan post orogenic ini juga diketemukan di Banggai-Sula? Bagaimanakah korelasinya dengan misalkan di Seram, bahwa disana juga ditemukan Triassic Saman-saman FM, dan Jurassic oolitic Manusela limestone. 2. Beberapa penulis juga telah mengajukan interpretasi bahwa Banggai-Sula bisa collided (ke arah timur) dengan East Sulawesi adalah dengan mekanisme pergerakan Sorong Fault, sementara itu saya juga membaca bahwa ada interpretasi yang diajukan oleh Smith dan Silver (1991) dalam Robert Hall 2010, bahwa Banggai-Sula dulunya adalah di sebelah Timur dari Buton-Tukang Besi saat Middle Miocene (sekitar 13 Mya), kemudian dengan pergerakan sinistral strike slip fault (present day : Lawanopo dan Matano sinistral ssf), Banggai Sula bergerak ke NW dan West dan membentur East Sulawesi di sekitar 7 Mya, dan kemungkinan juga sebagai efek dari pembukaan Banda yang berarah NW-SE di 12.5-7.3 mya? Bagaimanakah pendapat pak Awang tentang hal ini? 3. Dalam tulisan Alan Vaughan et al, 2005 tentang terrane processes at the margin of Gondwana, ditulis bahwa ada beberapa terrane process dan juga tipe nya. Bahwa pembentukan terrane adalah akresi dan dispersi, kemudian dicirikan oleh adanya sutures (ditandai dengan kehadiran strike slip fault, thrust, dan melange), juga ditandai dengan kehadiran dari ophiolitic belts, high pressure rocks (blue schist), dsb.; saya ingin mengkorelasikan nya dengan kehadiran dari Walanae strike slip fault di arah sebelah barat dari Buton. Diketahui bahwa di south arm of Sulawesi terdapat schist belt, dan juga Mesozoic dan Tertiary rocks; apakah dimungkinkan bahwa di south arm of Sulawesi ini juga bisa ditemukan sequen2 pre-Tertiary yang kemungkinan akan bisa men generate HC dan mempunyai kemiripan dengan Buton dan Banggai? Menarik untuk mengkorelasikan nya juga dengan apa yang ditulis oleh Robert Hall, bahwa South Sulawesi mempunyai basement dari Gondwana, dan sampai disana sekitar Cretaceous, kemudian juga ada Early Cenozoic subduction, apakah sebenarnya Walanae fault ini berkorelasi dengan subduction, ataukah dengan kemungkinan adanya akibat collided terranes yang mungkin jalur nya bisa di trace sampai sekitar Sumbawa-Sumba? 4. Kemudian tentang Buton petroleum system dan wilayah sekitarnya, bahwa beberapa sumur di Buton telah menemukan bukti bahwa generasi minyak sudah terjadi dari Triassic marine Winto FM, hanya karena beberapa kendala di saat drilling menembus thrust sheet yang tebal dan berulang-ulang, sehingga masih perlu dilakukan usaha2 ekplorasi lanjutan. Saya mencoba mengkorelasikan dengan beberapa sumur di Banggai, yang di bor di play thrust sheet, misalkan sumur Tiaka; apakah pak Awang mempunyai informasi tentang sumur2 yang di bor di Banggai tersebut? ataukah memang disana tidak ada kendala seperti di Buton, mungkin karena thrus sheet nya lebih tipis dan tidak terlalu berulang? dan bila memang demikian apakah dikarenakan adanya perbedaan magnitude besaran kompresi nya? Dan apakah dengan menjauhi wilayah yang terkena dampak collided tersebut baik secara vertikal dan horizontal sehingga membentuk thust sheet, dan dengan mencari facies yang secara litologi akan lebih tipis, akan secara otomatis mengurangi kendala dalam menembus thrust sheet nya? Di wilayah West Timor, sumur Banli-1 (minor oil show); kalo enggak keliru juga telah menembus Jurassic Malita/Plover eq, kemudian diatas nya ada sequen Wailuli, WaiBua/Nakfunu, dst.; yang kalo dilihat sepintas di section juga terdapat perulangan, yang kemungkinan juga sebagai thrust sheet akibat pergerakan Australia, pembukaan Banda, dsb.; bagaimanakah kiranya hal2 yang ditemukan saat pemboran Banli-1 ini pak? 5. Membaca tulisan pak Awang tentang bahwa sebenarnya Tukang besi adalah merupakan bagian dari Buton, dan tidak
Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt
Dear All, Guns N' Roses secara sejarah dibentuk sekitar tahun 1985, merupakan gabungan dari LA. Guns dan Hollywood Rose; yang setelah beberapa pergantian personel, kemudian diisi oleh formasi Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McCagan, Steven Adler. Aliran musik nya merupakan gabungan dari heavy metal dan blues Lagu GN'R yang OK juga adalah Rocket Queen, Mama Kin, Move to the City, Nice Boys, Used to Love Her, My Michelle, dsb. Formasi awal dengan William Axl Rose, Slash (Saul Hudson), Izzy Stradlin, Duff McCagan, dan Steven Adler; kok sepertinya masih lebih berasa 'rock' nya ya dibanding dengan formasi2 berikutnya... Kalo Slash memang lebih kelihatan improvisasinya (blues), dibandingkan misal dengan Joe Satriani, kemudian Keith Richards, Jim Hendrix, Eddy Van Halen, dll Kalo Duff selaku bassist cukup OK, namun dibandingkan dengan bassist-bassist lain, sepertinya masih ada yang lebih OK improvisasinya, misalkan Billy Sheehan dan Bruce Dickinson... Steven Adler, cara bermain nya powerful, ketukan drum nya OK, kalo dibandingkan drummer berikutnya misalkan Matt Sorum Izzy Stradin, cara bermainnya 'cool', selaku rhythim guitar, sepertinya dia secara sengaja sering memberikan kesempatan kepada Slash buat improvisasi Axl Rose, dengan formasi terbaru masih dengan vocal Axl Rose, 'warna' dari GN'R masih kelihatan, walaupun mungkin akan lebih terasa 'nature heavy metal' nya (juga tanpa keyboard) bila nanti akan ada lagi edisi nostalgia dengan rekan-rekan GN'R formasi yang terdahulu, seperti April 14, 2012 di Rock N' Roll Hall of Fame. Regards Sigit Ari From: rulliyansyah rulliyans...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, October 18, 2012 11:10 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt lagu lainnya : November Rain, ini yg paling legendaris. You Could Be Mine (soundtrack Terminator II, film legend juga ini), Paradise City; lagu menghentak, selalu enak diikuti. Welcome to the Jungle; ini lagu termasuk yg bikin G n R naik drastis namanya.. Patience; intro siulannya khas banget + nuansa video klip yang pas pula, enak bwt dibawain akustikan. Estranged; video klip nya dah berasa ngeliat cerita film, lagunya sndiri panjang banget, seperti terdri atas 2 bagian. Since I Dont Have You; lengkingan gitar Slash yg menyayat di awal lagu jadi hal paling diinget dari lagu ini (jaman dulu sempat di parodi-in sama Padhyangan Project). Live n Let Die: lagu lama, di daur ulang...kena suaranya Axl jadi lebih gahar. selain yg di atas, ada lagi beberapa yg enak tapi ga diproduksi jadi hit/single semisal: Locomotive, Get in the Ring. Ini band memang fenomenal pada jamannya, dramatis kisah perjalanan bermusiknya, mengejutkan seluruh dunia bagaimana ending-nya (waktu Izzy, Slash, Duff capcus). Mereka hilang dari peta musik semasa di puncak karir, jadi ga heran (waktu itu) seluruh dunia menanti G n R comeback dengan formasi baru. tapi sayang debutnya yang baru seumur jagung udah ancur lagi gara-gara kelakuan Axl. Harus diakui, duetnya Axl-Slash barangkali hanya bisa disaingi sama duet Andre - Sule di OVJ kali, ga ada satu, berasa kurang nendang efeknya, heheheh... Slash ini termasuk salah satu role model saya sewaktu periode awal bermusik jadi lead guitarist (cieehh), bukan termasuk yg tersangar atau tercepat permainannya, tapi harus diakui, termasuk yang paling pandai memilih not-not melodius untuk menghidupkan sebuah lagu.. Selamat menikmati konser deh buat pak Avi the gank! salam, Rulli On Wed, Oct 17, 2012 at 9:10 PM, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: Hahhahaha...! Juga Jessie J. yg lagunya money... Money ... Money (Price Tag) ya. Klo kumpulan cowok keren menurutku One Direction yg paling oke (What Makes Beautiful). Tapi, pak Luthfi, kan boleh juga kita nostalgia Mengenang masa muda dengan menonton Gun and Roses. Masih ingat lagu2 topnya : sweet child of mine, don't cry, knock on heaven door, apa lagi ya... ? Nobar, yuk ! Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com Date: Wed, 17 Oct 2012 15:15:57 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt Weleh Weleh. Koq masih penggemar Gun and Roses, wis kewut Cak, lanang pisan. Nanti tunggu tanggal mainnya Some one like you manggung Adelle, begitu juga Katty Perryhundred years a go atau apalah judul lagunya yang lengkap. . On Wednesday, October 17, 2012, rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.commailto:rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Ambil klas festifal B cuman 700rb doang bisa dong, tiket belum di jual loh aku juga masih menunggu dan siap2 beli Avi On Wed, Oct 17, 2012 at 2:52 PM, koko_krunc...@yahoo.co.idmailto:koko_krunc...@yahoo.co.id wrote: Ada promo kah untuk anggota IAGI?? Heheheh
Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt
Ya namanya juga membahas hobby pak Dhe, pasti seru lah; kalo membahas yang core G G dan topik2 terkait lainnya, khan nanti juga ada waktunya sendiri, he he he... BTW, sepertinya konser GN'R bakal penuh penonton kayaknya, seperti konser Metallica, dll. sebelumnya... Regards Sigit From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, October 18, 2012 4:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt Wah Sigit bahasannya kok malah lebih seru dari kalau bahas Seq.Strat yah pokokke Pertamina eh salah pokoke nontonlah, dg formasi baru masih dahsyat dan sound itu loh yg ngga mungkin ada di panggung Oma Irama Lam salam Avi 2012/10/18 sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com Dear All, Guns N' Roses secara sejarah dibentuk sekitar tahun 1985, merupakan gabungan dari LA. Guns dan Hollywood Rose; yang setelah beberapa pergantian personel, kemudian diisi oleh formasi Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin, Duff McCagan, Steven Adler. Aliran musik nya merupakan gabungan dari heavy metal dan blues Lagu GN'R yang OK juga adalah Rocket Queen, Mama Kin, Move to the City, Nice Boys, Used to Love Her, My Michelle, dsb. Formasi awal dengan William Axl Rose, Slash (Saul Hudson), Izzy Stradlin, Duff McCagan, dan Steven Adler; kok sepertinya masih lebih berasa 'rock' nya ya dibanding dengan formasi2 berikutnya... Kalo Slash memang lebih kelihatan improvisasinya (blues), dibandingkan misal dengan Joe Satriani, kemudian Keith Richards, Jim Hendrix, Eddy Van Halen, dll Kalo Duff selaku bassist cukup OK, namun dibandingkan dengan bassist-bassist lain, sepertinya masih ada yang lebih OK improvisasinya, misalkan Billy Sheehan dan Bruce Dickinson... Steven Adler, cara bermain nya powerful, ketukan drum nya OK, kalo dibandingkan drummer berikutnya misalkan Matt Sorum Izzy Stradin, cara bermainnya 'cool', selaku rhythim guitar, sepertinya dia secara sengaja sering memberikan kesempatan kepada Slash buat improvisasi Axl Rose, dengan formasi terbaru masih dengan vocal Axl Rose, 'warna' dari GN'R masih kelihatan, walaupun mungkin akan lebih terasa 'nature heavy metal' nya (juga tanpa keyboard) bila nanti akan ada lagi edisi nostalgia dengan rekan-rekan GN'R formasi yang terdahulu, seperti April 14, 2012 di Rock N' Roll Hall of Fame. Regards Sigit Ari From: rulliyansyah rulliyans...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, October 18, 2012 11:10 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Penggemar musik Rock GunRoses 15 Dec di Jkt lagu lainnya : November Rain, ini yg paling legendaris. You Could Be Mine (soundtrack Terminator II, film legend juga ini), Paradise City; lagu menghentak, selalu enak diikuti. Welcome to the Jungle; ini lagu termasuk yg bikin G n R naik drastis namanya.. Patience; intro siulannya khas banget + nuansa video klip yang pas pula, enak bwt dibawain akustikan. Estranged; video klip nya dah berasa ngeliat cerita film, lagunya sndiri panjang banget, seperti terdri atas 2 bagian. Since I Dont Have You; lengkingan gitar Slash yg menyayat di awal lagu jadi hal paling diinget dari lagu ini (jaman dulu sempat di parodi-in sama Padhyangan Project). Live n Let Die: lagu lama, di daur ulang...kena suaranya Axl jadi lebih gahar. selain yg di atas, ada lagi beberapa yg enak tapi ga diproduksi jadi hit/single semisal: Locomotive, Get in the Ring. Ini band memang fenomenal pada jamannya, dramatis kisah perjalanan bermusiknya, mengejutkan seluruh dunia bagaimana ending-nya (waktu Izzy, Slash, Duff capcus). Mereka hilang dari peta musik semasa di puncak karir, jadi ga heran (waktu itu) seluruh dunia menanti G n R comeback dengan formasi baru. tapi sayang debutnya yang baru seumur jagung udah ancur lagi gara-gara kelakuan Axl. Harus diakui, duetnya Axl-Slash barangkali hanya bisa disaingi sama duet Andre - Sule di OVJ kali, ga ada satu, berasa kurang nendang efeknya, heheheh... Slash ini termasuk salah satu role model saya sewaktu periode awal bermusik jadi lead guitarist (cieehh), bukan termasuk yg tersangar atau tercepat permainannya, tapi harus diakui, termasuk yang paling pandai memilih not-not melodius untuk menghidupkan sebuah lagu.. Selamat menikmati konser deh buat pak Avi the gank! salam, Rulli On Wed, Oct 17, 2012 at 9:10 PM, Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id wrote: Hahhahaha...! Juga Jessie J. yg lagunya money... Money ... Money (Price Tag) ya. Klo kumpulan cowok keren menurutku One Direction yg paling oke (What Makes Beautiful). Tapi, pak Luthfi, kan boleh juga kita nostalgia Mengenang masa muda dengan menonton Gun and Roses. Masih ingat lagu2 topnya : sweet child of mine, don't cry, knock on heaven door, apa lagi ya... ? Nobar, yuk ! Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Achmad Luthfi aluthfi...@gmail.com Date: Wed, 17 Oct 2012 15:15:57 +0700
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]
Selamat pagi IAGI Netters YTH., Mengikuti diskusi yang sudah berjalan lebih dari satu minggu ini, rupa nya semakin menarik dan tetap hangat... Namun sebelum nya, izinkan saya untuk memberikan beberapa koreksi: 1. Sriwijaya membangun candi Borobudur di Jawa tengah? Koreksi : Di dalam beberapa buku sejarah, yang berdasarkan naskah2 berbahasa Jawa Kuno, seperti Kitab Canda Agastya Purwa, Adi Parwa, Saba Parwa, dll., juga serat Pustaka Raja Purwa, prasasti Mantyasih di Kedu (berangka tahun 907 M), dsb., diketahui bahwa yang saat ini meliputi wilayah Jawa Tengah, telah berdiri kerajaan Mataram Kuno, yang antara lain dimulai dari Rakai Sanjaya (732-760 M), Rakai Panangkaran (760-780M), Rakai Pananggalan (780-800 M), Rakai Warak (800-820), Rakai Garung (820-840 M), Rakai Pikatan (840-856 M), Rakai Kayuwangi (856-882 M), Rakai Watuhumalang (882-899 M), Rakai Watukumara Dyah Balitung (898-915M), Rakai Daksa (915-919M), Rakai Tulodong (919-921 M), Rakai Wawa (921-928), Rakai Empu Sindok (929-930 M). Kemudian selain kerajaan tersebut, juga ada kerajaan Syailendra (sekitar 750-850 M), dengan raja yang terkenal adalah Samaratungga (778 M). Raja ini mempunyai 2 anak yaitu Pramodha Wardhani dan Balaputradewa. Dan diketahui juga bahwa pada jaman Samarotungga inilah candi Borobudur didirikan. Selain itu pada masa pemerintahan Rakai Pikatan (840-856 M), didirikan candi Prambanan. Dalam masa itu juga tercatat terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan dengan putri Samarotungga yaitu Pramodhawardani, dan kemudian Rakai Pikatan lah yang melanjutkan pengintegrasian dua dinasti ini. Sedangkan anak dari Samarotungga yang lain yaitu Balaputradewa, merasa kurang senang dengan penambahan kekuasaan dan pengaruh Rakai Pikatan setelah Samarotungga wafat, dia merasa berhak juga untuk menggantikan tahta bapak nya, bukan malah oleh Rakai Pikatan. Kemudian Balaputradewa berpindah ke wilayah yang saat ini di Sumatera Selatan, dan menjadi salah satu pendiri dinasti Sriwijaya. Dalam prasasti Ratu Baka, diketahui bahwa pasukan Sriwijaya (dengan diperintahkan oleh Balaputradewa) pernah mencoba untuk melengserkan Rakai Pikatan, namun ternyata tidak sempat sampai mengganggu ketertiban, dan Rakai Pikatan tetap dapat melanjutkan pemerintahan nya secara damai dan kemudian lengser, digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Dan kerajaan2 di wilayah2 tersebut tetap bisa melanjutkan tata pemerintahan nya, yang mana dilanjutkan oleh Kerajaan Medang-Kahuripan-Kediri-Singosari-Majapahit-Demak-Pajang-Mataram. 2. Sriwijaya mengalahkan Darmawangsa? Koreksi : Raja Darmawangsa, adalah penerus dari kepemimpinan raja Empu Sindok (yang diketahui memeindahkan wilayah Kerajaan Mataram kuno ke dekat sungai Brantas)meneruskan kerajaan Medang dari tahun 991-1007 M. Namun di masa pemerintahan nya, dia diserang oleh kerajaan Wora-Wari. Penerus dari Darmawangsa adalah Airlangga, yang bapak nya merupakan raja di Bali, bernama Dharma Udayana Warmadewa. Airlangga saat itu sedang melakukan pesta pernikahan dengan anak Darmawangsa (yang bernama Dewi Sanggramawijaya atau Dewi Kilisuci), dan dikejutkan oleh serangan dari kerajaan Wora-Wari, yang masih vasal kerajaan Medang sebenarnya. Airlangga menyelamatkan diri bersama Narottama, dan akhir nya nanti bisa mengambil alih kekuasaan kembali dari kerajaan Wora-wari. Belum ada bukti kekuasaan Sriwijaya sampai di wilayah Medang, dari banyak naskah, prasasti, dan penemuan2 lain di wilayah tersebut. 3. Kerajaan Sunda punah di abad ke-7 ? Kerajaan Pajajaran dengan raja nyaTarumanegara, adalah kerajaan yang mempunyai wilayah yang saat ini berada di Jawa Barat, dan kemudian pada abad2 berikut nya diteruskan oleh kerajaan Sunda dan Galuh, karena masing2 raja di dua kerajaan tersebut sebenar nya bersaudara. Kemudian kerajaan Galuh dan Sunda tetap exist sampai tahun2 berikut nya, sampai dengan saat saat kasultanan Cirebon dan Banten berdiri, tanpa gangguan ketertiban yang berarti, kalo enggak keliru sebenar nya kerajaan Cirebon juga masih bersaudara dengan kerajaan Sunda dan Galuh. Koreksi: Jadi belum ada bukti bahwa ada pengaruh Sriwijaya sampai di wilayah2 kerajaan Pajajaran, kemudian kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh. Mencermati pembahasan sebelum nya tentang situs2 di Gunung Padang, situs Batujaya, dll; saya mempunyai pemikiran bahwa sebenarnya kehidupan masyarakat saat itu memang kemungkinan hampir berdekatan dengan geografis pinggir sungai, pegunungan, wilayah2 bertopografi tinggi, ladang dan persawahan, gua, dll., sebagai masyarakat agraris, terlihat kecenderungan bahwa masyarat yang mendiami wilayah2 di pulau Jawa, sangat dimungkinkan dulu nya merupakan penduduk yang bermigrasi dari wilayah antara China dan Siam, kalau menilik dari karya Thomas Stanford Raffles, mempunyai kemiripan dengan bangsa Tartar. Selain itu juga dimungkinkan migrasi2 tersebut terjadi jauh sebelum Masehi, dan terjadi berangsur angsur, dengan berbagai hal yang mendasari nya. Saya masih mencoba mencari
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Sunda - [was: GUNUNG PADANG... Angle of Repose]
Selamat pagi IAGI Netters YTH., Mengikuti diskusi yang sudah berjalan lebih dari satu minggu ini, rupa nya semakin menarik dan tetap hangat... Namun sebelum nya, izinkan saya untuk memberikan beberapa koreksi: 1. Sriwijaya membangun candi Borobudur di Jawa tengah? Koreksi : Di dalam beberapa buku sejarah, yang berdasarkan naskah2 berbahasa Jawa Kuno, seperti Kitab Canda Agastya Purwa, Adi Parwa, Saba Parwa, dll., juga serat Pustaka Raja Purwa, prasasti Mantyasih di Kedu (berangka tahun 907 M), dsb., diketahui bahwa yang saat ini meliputi wilayah Jawa Tengah, telah berdiri kerajaan Mataram Kuno, yang antara lain dimulai dari Rakai Sanjaya (732-760 M), Rakai Panangkaran (760-780M), Rakai Pananggalan (780-800 M), Rakai Warak (800-820), Rakai Garung (820-840 M), Rakai Pikatan (840-856 M), Rakai Kayuwangi (856-882 M), Rakai Watuhumalang (882-899 M), Rakai Watukumara Dyah Balitung (898-915M), Rakai Daksa (915-919M), Rakai Tulodong (919-921 M), Rakai Wawa (921-928), Rakai Empu Sindok (929-930 M). Kemudian selain kerajaan tersebut, juga ada kerajaan Syailendra (sekitar 750-850 M), dengan raja yang terkenal adalah Samaratungga (778 M). Raja ini mempunyai 2 anak yaitu Pramodha Wardhani dan Balaputradewa. Dan diketahui juga bahwa pada jaman Samarotungga inilah candi Borobudur didirikan. Selain itu pada masa pemerintahan Rakai Pikatan (840-856 M), didirikan candi Prambanan. Dalam masa itu juga tercatat terjadi perkawinan antara Rakai Pikatan dengan putri Samarotungga yaitu Pramodhawardani, dan kemudian Rakai Pikatan lah yang melanjutkan pengintegrasian dua dinasti ini. Sedangkan anak dari Samarotungga yang lain yaitu Balaputradewa, merasa kurang senang dengan penambahan kekuasaan dan pengaruh Rakai Pikatan setelah Samarotungga wafat, dia merasa berhak juga untuk menggantikan tahta bapak nya, bukan malah oleh Rakai Pikatan. Kemudian Balaputradewa berpindah ke wilayah yang saat ini di Sumatera Selatan, dan menjadi salah satu pendiri dinasti Sriwijaya. Dalam prasasti Ratu Baka, diketahui bahwa pasukan Sriwijaya (dengan diperintahkan oleh Balaputradewa) pernah mencoba untuk melengserkan Rakai Pikatan, namun ternyata tidak sempat sampai mengganggu ketertiban, dan Rakai Pikatan tetap dapat melanjutkan pemerintahan nya secara damai dan kemudian lengser, digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Dan kerajaan2 di wilayah2 tersebut tetap bisa melanjutkan tata pemerintahan nya, yang mana dilanjutkan oleh Kerajaan Medang-Kahuripan-Kediri-Singosari-Majapahit-Demak-Pajang-Mataram. 2. Sriwijaya mengalahkan Darmawangsa? Koreksi : Raja Darmawangsa, adalah penerus dari kepemimpinan raja Empu Sindok (yang diketahui memeindahkan wilayah Kerajaan Mataram kuno ke dekat sungai Brantas)meneruskan kerajaan Medang dari tahun 991-1007 M. Namun di masa pemerintahan nya, dia diserang oleh kerajaan Wora-Wari. Penerus dari Darmawangsa adalah Airlangga, yang bapak nya merupakan raja di Bali, bernama Dharma Udayana Warmadewa. Airlangga saat itu sedang melakukan pesta pernikahan dengan anak Darmawangsa (yang bernama Dewi Sanggramawijaya atau Dewi Kilisuci), dan dikejutkan oleh serangan dari kerajaan Wora-Wari, yang masih vasal kerajaan Medang sebenarnya. Airlangga menyelamatkan diri bersama Narottama, dan akhir nya nanti bisa mengambil alih kekuasaan kembali dari kerajaan Wora-wari. Belum ada bukti kekuasaan Sriwijaya sampai di wilayah Medang, dari banyak naskah, prasasti, dan penemuan2 lain di wilayah tersebut. 3. Kerajaan Sunda punah di abad ke-7 ? [KerajaanTarumanegara (dengan raja Purnawarman/Mulawarman?), notes : kalimat saya sebelumnya saya koreksi ] adalah kerajaan yang mempunyai wilayah yang saat ini berada di Jawa Barat, dan kemudian pada abad2 berikut nya diteruskan oleh kerajaan Sunda dan Galuh, dan Pajajaran (?) . Kemudian sebenarnya kerajaan Galuh dan Sunda tetap exist sampai tahun2 berikut nya, sampai dengan saat saat kasultanan Cirebon dan Banten berdiri, tanpa gangguan ketertiban yang berarti, kalo enggak keliru sebenar nya kerajaan Cirebon juga masih bersaudara dengan kerajaan Sunda dan Galuh. Koreksi: Jadi belum ada bukti bahwa ada pengaruh Sriwijaya sampai di wilayah2 kerajaan Pajajaran, kemudian kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh. Mencermati pembahasan sebelum nya tentang situs2 di Gunung Padang, situs Batujaya, dll; saya mempunyai pemikiran bahwa sebenarnya kehidupan masyarakat saat itu memang kemungkinan hampir berdekatan dengan geografis pinggir sungai, pegunungan, wilayah2 bertopografi tinggi, ladang dan persawahan, gua, dll., sebagai masyarakat agraris, terlihat kecenderungan bahwa masyarat yang mendiami wilayah2 di pulau Jawa, sangat dimungkinkan dulu nya merupakan penduduk yang bermigrasi dari wilayah antara China dan Siam, kalau menilik dari karya Thomas Stanford Raffles, mempunyai kemiripan dengan bangsa Tartar. Selain itu juga dimungkinkan migrasi2 tersebut terjadi jauh sebelum Masehi, dan terjadi berangsur angsur, dengan berbagai hal yang mendasari nya.
[iagi-net-l] Mendukung Rovicky
Dear IAGI Netters YTH., Menyaksikan hiruk pikuk proses pemilihan bakal calon Ketua Umum IAGI adalah suatu hal yang menarik untuk diikuti dengan seksama, saya berpendapat bahwa siapapun yang saat ini sudah mencalonkan diri dan mendapat dukungan baik lewat mailist ini, maupun yang belum bergabung di mailist, sungguh merupakan Geologist yang mumpuni dan mempunyai rekam jejak nya masing2 di dalam kiprah nya selama ini. Siapapun yang nanti akhirnya terpilih, adalah sosok yang tepat untuk saat ini, dan marilah kita dukung bersama Ketua yang baru tersebut dengan sepenuh hati, yang mana diharapkan akan bisa membawa IAGI sebagai organisasi independent, yang non politik praktis tapi tahu berpolitik, mengerti bagaimana membawa-mengenalkan-mengamalkan ilmu kebumian ke semua warga bangsa, baik yang sehari hari nya memang sudah menjadi dunia nya, maupun yang sangat awam sekalipun, sehingga ilmu Geologi akan lebih bisa memberi makna untuk kemajuan, yang akan bisa dinikmati generasi saat ini, maupun generasi penerus2 kita suatu saat nanti; di negara kita Indonesia, maupun di manca negara. Untuk saat ini, saya : Sigit Ari Prabowo, ingin memilih dan mendukung om Rovicky sebagai Ketua Umum IAGI periode 2011-2014. Justifikasi nya adalah sbb. : 1. Mengenalkan ilmu Geologi dengan bahasa dan cara penyampaian yang mudah dimengerti-simple-relax-kadang diselingi joke2 segar, kepada masyarakat luas, contoh : lewat media website Dongeng Geologi. 2. Mudah bekerjasama dengan semua nya tanpa mempedulikan sekat2 dan batas2 primordialisme, profesi, dll,; semua dilakukan demi untuk kemajuan dan aplikasi ilmu Geologi di bumi Nusantara. 3. Figur yang ramah, cerdas, terbuka, kreatif, ulet, enak diajak diskusi yang konstruktif, problem solver, cara berpikir mudah dimengerti, efektif-efisien, dll. 4. Dsb. Marilah kita dukung proses pemilihan ini sampai selesai, sehingga semua bisa berjalan dengan lancar, dan semoga bisa membawa manfaat untuk semua nya... Salam Demokrasi Sigit Ari Prabowo
Re: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH., Tulisan yang menarik pak..., berkaitan dengan hal ini, saya ingin menanyakan tentang kondisi aktif nya Gunung Merapi dan beberapa gunung di Indonesia... 1. Apakah aktifnya gunung2 tersebut berkaitan dengan percepatan pergerakan lempeng di wilayah2 tersebut...?, dalam pemikiran saya secara sederhana adalah material yang ter 'melting' kan, kemudian bergerak naik ke permukaan, akan secara relatif 'segera' digantikan oleh magma dari downgoing slab yang ter 'melting' kan, yang kemudian mengalami percepatan tadi, juga mungkin apakah diakibatkan juga oleh perubahan dalam komposisi magma, tekanan dan gravitasi, perubahan gaya dan arah arus konveksi, perubahan ketebalan slab yang termeltingkan tadi, atau ada penambahan volume dari wilayah2 di upper mantle nya itu sendiri, dsb... 2. Bila aktif nya gunung2 tadi memang berhubungan dengan percepatan pergerakan dari lempeng2 tadi, berarti kemungkinan apakah bisa juga berkaitan dengan percepatan pembukaan di area pematang tengah samudera (MOR); misal di Mid Indian Ridge, SE Indian Ridge, East Pacific Ridge, dll...? 3. Mungkinkah percepatan pembukaan di area2 pematang tengah samudera ini, berkaitan dengan al. proses perubahan arah dan pola dari kemagnetan nya, misalkan dari normal polarity menjadi reverse polarity...? Dan apakah juga berhubungan dengan komposisi mineral penyusun batuan di MOR saat terjadi nya perubahan kemagnetan tersebut...? 4. Bisakah perubahan kemagnetan ini terjadi secara global, dan apakah pernah ada bukti di masa lalu, antara perubahan kemagnetan ini dengan lebih aktif atau tidak aktif nya suatu aktifitas volkanisme, sehingga bisa dilakukan al. suatu analisa, yang mana diharapkan bisa menjadikan suatu strategi mitigasi bencana yang lebih tepat dan komprehensif...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari P. --- On Thu, 11/4/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, November 4, 2010, 4:05 AM Tadi pagi ada laporan dari seorang pendengar radio bahwa abu Merapi sudah sampai ke Cibitung, Bekasi. Pak Surono, Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) yang saat itu sedang diwawancarai mengatakan bahwa hal itu mungkin saja setelah mengetahui bahwa abunya sangat halus (efek transportasi ratusan km dari sumbernya). Di Purwokerto, kemarin sore-malam hujan abu, dan baru pagi tadi abu sampai di Bekasi. Semua abu volkanik itu sebagai akibat erupsi Merapi kemarin siang yang ditaksir punya ketinggian sekitar 5 km. Semakin tinggi kolom erupsi semakin luas kemungkinan penyebaran abu volkanik. Saya tiba-tiba jadi ingat salah satu dari dua erupsi terbesar di dunia, meskipun terjadi bukan dalam masa sejarah manusia modern, yaitu erupsi Toba pada sekitar 74.000 tahun yang lalu (Toba supervolcano eruption) - yang satunya lagi Yellowstone supervolcano eruption pada 2,1 Ma (juta tahun yang lalu); 1,3 Ma dan 640 Ka (ribu tahun yang lalu). Mari kita lihat Toba supervolcano eruption untuk mengetahui bagaimana besarnya erupsi saat itu, meskipun disusun atas hasil rekonstruksi geologi, paleoantropologi dan genetika. Para ahli merekonstruksi erupsi supervolcano Toba berdasarkan penyebaran material letusannya berupa ignimbrit (welded tuff) yang saat itu terutama menyebar sampai ke India. Berdasarkan itu, kaldera karena letusan 74.000 tahun yl (ini didasarkan dating umur endapan ignimbrit Toba)luasnya diperhitungkan 3000 km2 - tentu ini sangat luas dan tinggi kolom letusannya 50-80 km sampai mempengaruhi penyerapan sinar Matahari di stratosfer. Erupsi mega-kolosal Toba tentu telah menyebabkan suatu katastrofi yang dahsyat. Erupsi ini telah menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama beberapa tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan akibat erupsi megakolosal ini. Kalau sekarang Merapi meletus mengakibatkan radius 15 km dari puncak Merapi mesti dibebaskan dari penduduk, maka pada 74.000 tahun yang lalu diyakini oleh para ahli paleoantropologi, genetika dan geologi bahwa supervolcano ini telah memunahkan banyak manusia saat itu yang dalam genetika disebut sebagai population bottlenecking. Dengan menggunakan teknik ”average rates of genetic mutation”, beberapa ahli genetika melihat penciutan jumlah populasi manusia di dunia yang sangat signifikan itu terjadi pada sekitar 74.000 tahun yang lalu dan hanya menyisakan sekitar 10.000 individu yang yang hidup terisolasi. Manusia sekarang diperkirakan berkembang dari 10.000 individu ini melalui beberapa adaptasi dan diferensiasi spesies. Kesamaan temporal antara population bottlenecking dan umur erupsi Toba supervolcano berdasarkan umur ignimbrit
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Pak Awang YTH., Saya tertarik dengan ulasan pak Awang tentang hal ini, walapun masih merupakan enigma, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak : 1. Bagaimanakah sebenarnya mekanisme sebuah pulau volkanik yang berkomposisi magma asam-intermediate granite-rhyolite-andesite, duduk di atas punggung tengah samudera yang berkomposisi basalt-tholeiitic, apakah ada perubahan dalam pergerakan mantle dibawah nya, differensiasi magma, gaya konveksi, dsb...? 2. Bila kita kembali ke arah SE Asia, apakah hal2 seperti yang terjadi di Eslandia tersebut juga bisa terjadi di wilayah2 spreading seperti di Andaman Sea, South China Sea, Sulu Sea, Celebes Sea, Banda Sea, dsb...? 3. Bagaimanakah keterkaitan nya (bila ada...) dengan petroleum system dan HC prospectivity nya, dengan ditemukan nya magma asam-intermediate di MORB tersebut...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari --- On Tue, 4/20/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: Tuesday, April 20, 2010, 12:09 PM Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh. Sementara itu, Walker (1963, 1966) dan Thorarinssen (1967) berpendapat bahwa basement Eslandia adalah granitic. Jonasson (2005) masih menganggap bahwa magma Eslandia adalah basal, magma asamnya hanya sedikit saja, yang hanya terkonsentrasi di gunung2api yang disebutnya
[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Indonesia Timur
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH., Mengevaluasi potensi Hydrocarbon (HC) di Indonesia Timur, dalam hal ini pada wilayah antara NW shelf of Australia s/d Kepala Burung, Papua; saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan : 1. Dalam beberapa literature (Bradshaw, et al, PESA 1994; Tyler, GSWA, 2005); disebutkan bahwa petroleum system di Australia, bisa dibagi dalam beberapa fase petroleum supersystems, yaitu : a. Proterozoic (McArthur, Urapungan, Centralian), belum menjadi economic petroleum production, namun di beberapa tempat, seperti di Dingo-Amadeus basin, McArthur basin, Officer basin, terdapat oil dan gas show; dan juga TOC 5% (Urapungan) b. Larapintine 1 (Middle Cambrian), terdapat oil show di Officer Amadeus basins, terdapat source potential TOC 5% di Arafura basin. c. Larapintine 2 (Ordovician), terdapat oil gas discovery di Amadeous Canning basins d. Larapintine 3 (Late Devonian), terdapat oil discovery di Canning basin, dan gas discovery di Bonaparte basin e. Gondwanaland 1 (kadang disebut juga sebagai transisi dari Larapintine 3, Early-Middle Carboniferous), oil discovery di Canning dan Bonaparte basins, dan gas discovery di Perth basin f. Gondwanaland 2 (Late Permian-Early Triassic) oil gas discovery di Perth basin, gas discovery di Bonaparte basin g. Westralian (Middle-Late Triassic s/d Cretaceous), gas discovery di NW shelf, di bagian selatan (?) seperti di Perth basin diklasifikasikan menjadi Austral supersystem. Klasifikasi yang mirip dan lebih sederhana bisa ditemukan di Longley, Bradshaw, dan Hebberger; AAPG Memoir 2001; dimana disebutkan terdapat beberapa pembagian supersystem (dan era nya juga), menjadi : a. Proterozoic, meliputi a1. McArthur (evaporitic rifts, 1700-1500 Ma, lacustrine dolomites shales source facies), a2. Urapungan (marine shelf and slope, foreland basin, 1400 Ma, marine shale), a3. Centralian (Centralian superbasin-intracratonic basin dalam Rodinia, marine, evaporitic, glacial, 750-650-600 Ma, carbonate evaporites shales, post glacial marine shale) b. Paleozoic, meliputi b1. Larapintine (Lower Paleozoic tropical climate, carbonate, evaporites, marine clastics, Cambrian s/d Early Carboniferous, marine calcareous shale), b2. Gondwanan (Late Carboniferous-Early Triassic glaciation, clastic, Early Permian-Late Triassic, dari non marine-delta s/d marine source facies) c. Mesozoic, meliputi : c1. Westralian (Triassic-Cenozoic break-up dari northern western margin, marine environment, sub-unit Sahul, Late Triassic-Early Cretaceous, deltaic-marine anoxic, marine carbonate), c2. Austral (Late Jurassic-Cenozoic break-up dari southern Southwestern margin, terrestrial rift environments, Late Jurassic-Early Cretaceous, fluvio-deltaic, fluvio lacustrine shale-dan fluvial-coaly), dan c3. Murta (Cretaceous interior sag, fluvial-lacustrine to marine, Late Jurassic, Late Albian, fluvial lacustrine shale, lacustrine/marginal marine, anoxic marine oil shale. d. Cenozoic, meliputi : Capricorn (Late Cretaceous-Cenozoic rifts, northeast Australia, tropical break-up dari laut Coral, Eocene, lacustrine oil shale. Kemudian bila dikombinasikan dengan beberapa literature seperti antara lain Barber et al, 2003 2006; Myra Keep, GSA 2008; JJ Veevers 2005, Hill Hall 2002; dll,..bahwa NW shelf Australia-Timor-Tanimbar-Kai-Kepala Burung-dan pulau Seram; terdapat beberapa pola petroleum system, yang mirip dengan Paleozoic Gondwana dan Mesozoic Westralian supersystem. Dan sepertinya juga berkaitan dengan proses rifting yang terjadi di daerah ini, yang mana kalau saya amati, ternyata terdapat 2 pola : 1. Paleozoic (Late Devonian-Permian) NE-SW extensional direction, basin2 nya meliputi : Carnarvon, Canning/Fitzroy/Willara, Petrel sub-basin/Bonaparte basin, Money shoal, South Aru graben, Georgina, Amadeous, dan Officers basins; dan 2. Mesozoic (Mid-Late Carboniferous-Jurassic) NW-SE extensional direction, meliputi basin2 al. : Barrow, Bedout, Dampier, Browse-Vulcan, Malita graben, Lengguru depocentre. Pertanyaan saya, apakah ada kemungkinan ditemukan di sepanjang NW Australia s/d kepala burung, adanya supersystem2 dan petroleum system2 yang lain, mengingat minimal Arafura, kepala burung dan Papua sendiri pernah merupakan bagian dari Gondwana...? 2. Berbicara tentang source rock, bila saya perhatikan terdapat pola Paleozoic di south Aru, yang mana diharapkan akan memiliki kualitas seperti di rifting2 yang seumur dan setipe, bagaimanakah sebenarnya tipe source rock ini di daerah Arafura ini...?, karena bila saya lihat al. di Livsey, 1992; Nayoan et al, 1991; dll; terdapat kemiripan paleogeography di NW Australia, Arafura s/d kepala burung, baik pada umur Pemian, maupun Triassic/Lower Jurassic. Bila kita melihat dari beberapa literature, nampak bahwa Mesozoic maupun Paleozoic sediment dari Australian, akan menunjam di bawah prisma akresi di sepanjang inner-outer Banda arc, bagaimana pak Awang melihat potensi kualitas
[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Indonesia Timur
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH., Mengevaluasi potensi Hydrocarbon (HC) di Indonesia Timur, dalam hal ini pada wilayah antara NW shelf of Australia s/d Kepala Burung, Papua; saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan : 1. Dalam beberapa literature (Bradshaw, et al, PESA 1994; Tyler, GSWA, 2005); disebutkan bahwa petroleum system di Australia, bisa dibagi dalam beberapa fase petroleum supersystems, yaitu : a. Proterozoic (McArthur, Urapungan, Centralian), belum menjadi economic petroleum production, namun di beberapa tempat, seperti di Dingo-Amadeus basin, McArthur basin, Officer basin, terdapat oil dan gas show; dan juga TOC 5% (Urapungan) b. Larapintine 1 (Middle Cambrian), terdapat oil show di Officer Amadeus basins, terdapat source potential TOC 5% di Arafura basin. c. Larapintine 2 (Ordovician), terdapat oil gas discovery di Amadeous Canning basins d. Larapintine 3 (Late Devonian), terdapat oil discovery di Canning basin, dan gas discovery di Bonaparte basin e. Gondwanaland 1 (kadang disebut juga sebagai transisi dari Larapintine 3, Early-Middle Carboniferous), oil discovery di Canning dan Bonaparte basins, dan gas discovery di Perth basin f. Gondwanaland 2 (Late Permian-Early Triassic) oil gas discovery di Perth basin, gas discovery di Bonaparte basin g. Westralian (Middle-Late Triassic s/d Cretaceous), gas discovery di NW shelf, di bagian selatan (?) seperti di Perth basin diklasifikasikan menjadi Austral supersystem. Klasifikasi yang mirip dan lebih sederhana bisa ditemukan di Longley, Bradshaw, dan Hebberger; AAPG Memoir 2001; dimana disebutkan terdapat beberapa pembagian supersystem (dan era nya juga), menjadi : a. Proterozoic, meliputi a1. McArthur (evaporitic rifts, 1700-1500 Ma, lacustrine dolomites shales source facies), a2. Urapungan (marine shelf and slope, foreland basin, 1400 Ma, marine shale), a3. Centralian (Centralian superbasin-intracratonic basin dalam Rodinia, marine, evaporitic, glacial, 750-650-600 Ma, carbonate evaporites shales, post glacial marine shale) b. Paleozoic, meliputi b1. Larapintine (Lower Paleozoic tropical climate, carbonate, evaporites, marine clastics, Cambrian s/d Early Carboniferous, marine calcareous shale), b2. Gondwanan (Late Carboniferous-Early Triassic glaciation, clastic, Early Permian-Late Triassic, dari non marine-delta s/d marine source facies) c. Mesozoic, meliputi : c1. Westralian (Triassic-Cenozoic break-up dari northern western margin, marine environment, sub-unit Sahul, Late Triassic-Early Cretaceous, deltaic-marine anoxic, marine carbonate), c2. Austral (Late Jurassic-Cenozoic break-up dari southern Southwestern margin, terrestrial rift environments, Late Jurassic-Early Cretaceous, fluvio-deltaic, fluvio lacustrine shale-dan fluvial-coaly), dan c3. Murta (Cretaceous interior sag, fluvial-lacustrine to marine, Late Jurassic, Late Albian, fluvial lacustrine shale, lacustrine/marginal marine, anoxic marine oil shale. d. Cenozoic, meliputi : Capricorn (Late Cretaceous-Cenozoic rifts, northeast Australia, tropical break-up dari laut Coral, Eocene, lacustrine oil shale. Kemudian bila dikombinasikan dengan beberapa literature seperti antara lain Barber et al, 2003 2006; Myra Keep, GSA 2008; JJ Veevers 2005, Hill Hall 2002; dll,..bahwa NW shelf Australia-Timor-Tanimbar-Kai-Kepala Burung-dan pulau Seram; terdapat beberapa pola petroleum system, yang mirip dengan Paleozoic Gondwana dan Mesozoic Westralian supersystem. Dan sepertinya juga berkaitan dengan proses rifting yang terjadi di daerah ini, yang mana kalau saya amati, ternyata terdapat 2 pola : 1. Paleozoic (Late Devonian-Permian) NE-SW extensional direction, basin2 nya meliputi : Carnarvon, Canning/Fitzroy/Willara, Petrel sub-basin/Bonaparte basin, Money shoal, South Aru graben, Georgina, Amadeous, dan Officers basins; dan 2. Mesozoic (Mid-Late Carboniferous-Jurassic) NW-SE extensional direction, meliputi basin2 al. : Barrow, Bedout, Dampier, Browse-Vulcan, Malita graben, Lengguru depocentre. Pertanyaan saya, apakah ada kemungkinan ditemukan di sepanjang NW Australia s/d kepala burung, adanya supersystem2 dan petroleum system2 yang lain, mengingat minimal Arafura, kepala burung dan Papua sendiri pernah merupakan bagian dari Gondwana...? 2. Berbicara tentang source rock, bila saya perhatikan terdapat pola Paleozoic di south Aru, yang mana diharapkan akan memiliki kualitas seperti di rifting2 yang seumur dan setipe, bagaimanakah sebenarnya tipe source rock ini di daerah Arafura ini...?, karena bila saya lihat al. di Livsey, 1992; Nayoan et al, 1991; dll; terdapat kemiripan paleogeography di NW Australia, Arafura s/d kepala burung, baik pada umur Pemian, maupun Triassic/Lower Jurassic. Bila kita melihat dari beberapa literature, nampak bahwa Mesozoic maupun Paleozoic sediment dari Australian, akan menunjam di bawah prisma akresi di sepanjang inner-outer Banda arc, bagaimana pak Awang melihat potensi kualitas
Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to Tomini-Bone Bay Line ?
Pak Awang YTH., Menarik sekali menyimak tulisan pak Awang tentang batas timur dari Sundaland, berkaitan dengan hal ini, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak : 1. Apakah ada metode yang cukup akurat untuk memprediksi lokasi akan terjadi nya akresi dan dispersi dari terranes2 yang saling berinteraksi ini..., dan juga pengidentifikasian dari terranes2 yang mungkin belum sempat dikenali...? 2. Apakah ada hubungan antara saat proses dari akresi dan dispersi terranes dengan misalkan heat flow spike, gravity-magnetic anomaly, dsb? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari P. --- On Mon, 8/24/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to Tomini-Bone Bay Line ? To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Monday, August 24, 2009, 11:29 PM Pak Rovicky, Kalau yang dimaksud adalah kelanjutan NW shelf of Australia, di bawah ini adalah beberapa hal yang memberatkannya. 1. Sekuens sedimen di Tomini dan terutama di Bone menunjukkan sekuens Sunda (synrift-sagging-postrift-syninversion), bukan sekuens yang khas Australoid (rift-drift sequence Late Paleozoic-Mesozoic-Tertiary). Sekuens Australoid paling barat yang kita temukan adalah di Buton dan Banggai. Kalau di Sulawesi kedua sekuens ini sekarang sebelah-menyebelah itu mengkonfirmasi bahwa Sulawesi dibangun melalui collision of terranes Sundae vs Australoid. 2. Rekonstruksi tektonik tak berhasil menunjukkan apa mekanisme yang andai membawa paparan Australia ke bawah Bone dan Tomini. Sementara untuk ke bawah Buton dan Banggai kita punya mekanismenya yaitu Sesar Sorong dan semua splaynya di sebelah timur Sulawesi. 3. Di lain pihak, secara tektonik, kita punya mekanismenya untuk menyebut Teluk Bone sebagai rifted marginal basin di pinggir Sundaland. Posisi tektonik Tomini tidak semudah merekonstruksi Teluk Bone -ini membutuhkan pemikiran yang lebih kritis, tetapi bisa disebutkan bahwa 70 % sekuens sedimennya menunjukkan tipe tektonostratigrafi Sunda. Hanya keberadaan multiple seqence sampai ke umur Oxfordian (Jurrasic) -Jablonsky, 2007; itu menarik dicermati sebab Oxfordian rift tak biasa kita temukan di Sundaland sebelah barat. Tetapi paper2 terbaru dari Jim Granath (2009 IPA Proc.) -pernah saya ulas di milis ini saat membahas beberapa paper IPA 2009- dengan menggunakan seismik sampai ke Moho diindikasi bahwa Sundaland tenggara punya rift sampai ke umur Jurassic. 4. Paper Granath et al. (2009), bila benar, punya implikasi tektonik bahwa Sundaland tenggara berasal dari paparan Australia - tetapi pemikiran ini perlu dilihat dengan hati-hati sebab meskipun sampai ke Jurassic umurnya, sekuens sedimen di Sundaland tenggara ini tak sama dengan basin2 Austraoid yang ada di Indonesia (Bintuni, Iwur, Akimeugah, Banggai, Seram, Arafura, Buton). Apakah asal Sunda (Sundae/Sondaicus)atau Australia (Australoid) memang penting dilihat sebab exploration play concepts di keduanya jauh berbeda. Kasus ini telah terjadi sekian lama untuk sebuah pulau terisolasi di selatan Nusa Tenggara : Sumba -apakah dia Sundae atau Australoid. Siapa yang mau mengeksplorasi Sumba, baik hidrokarbon maupun mineral -mau tak mau akan terlibat dalam 'perdebatan' ini. salam, Awang --- On Tue, 8/25/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Extending Eastern Margin of Sundaland to Tomini-Bone Bay Line ? To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Tuesday, August 25, 2009, 9:40 AM Pak Awang Apa dasar pak awang menyatakan yg dibawah bone-tomini itu kepanjangan (ekstensi) dari sunda ? Mungkinkah itu kepanjangan dari paparan Australia ? Salam Rdp On 8/21/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Di manakah batas timur Daratan Sunda (Sundaland) ? Barangkali kita harus bedakan dulu antara Sundaland sebagai core dan Sundaland sebagai accreted crust. Sundaland core adalah inti (benua) Sundaland, sementara accreted crust Sundaland adalah crustal mass hasil akresi terhadap Sundaland yang akan menambah luas dan jauh batas Sundaland. Konsep terrane tectonics (antara lain yang dikemukakan oleh Howell et al., 1985 : Tectonostratigraphic terranes of the Circum-Pacific Region, dalam : Howell, D.G., ed.,Tectonostratigraphic Terranes of the Circum- Pacific Region, Circum-Pacific Council for Energy and Mineral Resources, Houston, p. 3-23.) memandang bahwa yang namanya inti benua pun ternyata disusun oleh amalgamasi banyak terrane. Untuk amalgamasi Sundaland, paper pertama tentang ini adalah yang ditulis oleh paper terkenal Pulunggono dan Cameron (1984 -IPA Proceedings).
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18... Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) -- semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan Tumanggal...? Best Regards Sigit From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik ok.tau...@gmail.com wrote: From: OK Taufik ok.tau...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] New Petroleum System of Salawati Basin
Pak Awang YTH., Menyimak tulisan pak Awang tentang Salawati Basin ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan... 1. Kalo disebutkan bahwa Salawati Basin mempunyai petroleum system Kais/Klasafet : Kais (!), kemudian juga Lower Klasaman : Intra Klasaman (!); bagaimanakah prospect ditemukan nya HC di cekungan2 di sebelah Utara nya, misal kan Weda Basin, Waipogah Basin, South Waropen Basin; sebelum dan sesudah adanya Sorong-Yapen Sinistral Fault Zone? 2. Apakah memang ada pengaruh antara perbedaan kerak yang melandasi sedimen2 di antara basin2 tersebut (antara Salawati di sebelah Barat, dengan Waipogah dan South Waropen di sebelah Timur nya)...?, karena kalo melihat dari rekonstruksi Robert Hall (2009), nampak adanya kehadiran Weyland micro continent (?) pada umur sekitar 49-48 Ma, yang berasal dari Utara (bagian dari Carolina-Pacific plate...?), dan juga melihat misal perbedaan antara Heat Flow number diantara basin2 tersebut (RD. Shaw Pacham, 1992). 3. Kalo melihat peta paleogeography dari Struckmeyer-Yeung-Bradshaw, 1990, Ian metcalfe, 1996, dan juga dikombinasikan dengan rekonstruksi dari Robert Hall, dan beberapa papers; saya tertarik dengan kemungkinan ada nya kemiripan petroleum system dari NW Australia (Carnarvon Basin-Canning Basin-Browse Basin-Bonaparte Basin-vulcan sub-Basin-Malita Graben-Calder Graben-Goulburn Graben-Arafura Basin-Barakan Basin) ke arah Papua dan sekitar nya (Tanimbar Basin, Arafura Basin, North Aru Basin, Akimeugah Basin, Bintuni Basin, Teluk Berau-Ajumaru Basin, Salawati Basin). Seperti diketahui adanya urutan tectono-stratigraphy, yaitu dari 1. Paleozoic Rifting I (Late Devonian, NE-SW extension) dimana terbentuk Petrel sub-basin dan Goulburn graben, 2. Paleozoic Rifting II (Late Carboniferous-Early Permian, NW-SE extension), 3. Late Triassic compression, 4. Mesozoic Rifting, 5.. Late Tertiary collision (Barber et al, 2003); Kemudian dari Petroleum system, terdapat source rock dari umur Early Cambrian (Jigaimara FM), Late Devonian-Early Carboniferous Arafura group, Early Permian Kurshil group, Middle Jurassic-Early Cretacous Elang/Laminaria FM-Lower Upper Flaminggo Group. Untuk reservoir terdapat di umur Middle Cambrian-Ordovician Goulburn Group, Early-Late Carboniferous Weeaber Kurshill Group, Middle Jurassic Plover FM, Late Jurassic-Early Cretacous Lower-Upper Flamingo Group. Dari peta paleogeography pada umur2 tersebut baik untuk source rock maupun reservoir nya, nampak nya ada beberapa yang mirip, misal source rock dengan umur Middle Jurassic-Early Cretaceous Elang/Laminaria FM-Lower Upper Flamingo Group, s/d minimal di sebelah selatan dari Bintuni Basin ke arah timur dan selatan dari Lengguru-Papua Fold Thrust Belt. Apakah konsep2 analogi Petroleum system, play type, tectonic-stratigraphy reconstruction, dsb., seperti ini; bisa aplikasikan untuk wilayah Papua dan sekitar nya ya pak...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo Cekungan Salawati, Kepala Burung Papua, merupakan satu-satunya cekungan di Indonesia Timur yang telah matang dieksplorasi dan diproduksikan. Dua cekungan berproduksi lainnya, Cekungan Bula dan Bintuni, tidak seintensif dikerjakan seperti Cekungan Salawati. Minyak pertama kali ditemukan di Cekungan Salawati pada tahun 1936 melalui penemuan Lapangan Klamono. Saat itu, lapangan ini ditemukan melalui rembesan minyak pada antiklin permukaan. Penelitian2 selanjutnya menampakkan bahwa Lapangan Klamono sesungguhnya merupakan struktur terumbu karbonat yang menyebabkan draping membentuk antiklin pada lapisan silisiklastik di atasnya. Sejak itu, play type terumbu karbonat menjadi primadona di cekungan ini, dan ini terus berlanjut sampai sekarang, setelah lebih dari 70 tahun. Karbonat penyusun terumbu ini terkenal sebagai Formasi Kais berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir. Saat sistem PSC diperkenalkan, Petromer Trend dan Phillips Petroleum mengeksplorasi wilayah ini secara sangat intensif, itu terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an. Semua usaha yang serius dan intensif akan berbuah hasil yang baik. Maka pada tahun2 itu ditemukanlah lapangan-lapangan minyak skala besar di cekungan ini, misalnya Lapangan Walio dan Kasim. Lapangan Walio pada masanya (awal 1970-an) pernah tercatat sebagai lapangan minyak terbesar di SE Asia dari play type terumbu karbonat (Longman, 1996). Sampai sekarang, teman-teman Pertamina, PetroChina, dan Pearl masih mengeksplorasi cekungan ini dengan tipe play yang sama. Boleh dikatakan bahwa Cekungan Salawati telah dieksplorasi dan diproduksikan selama lebih dari 70 tahun dengan menggunakan single petroleum system yaitu Kais/Klasafet : Kais (!). Saya agak mengkuatirkan bahwa petroleum system ini di daerah2 klasiknya (Walio Block, Arar High, Salawati Island) telah over-explored. Hal ini bisa ditunjukkan dengan gejala-gejala makin sulitnya penemuan yang signifikan secara volumetrik pada sumur2 eksplorasi di wilayah
Re: [iagi-net-l] Eksplorasi, Eksplorasi, dan Eksplorasi
Pak Awang YTH., Beberapa waktu yang lalu, saya dan rekan2 satu kantor diundang untuk menghadiri Workshop oleh perusahaan yang bergerak di bidang seismic acquisition, processing, dan interpretasi data. Mereka juga sedang mempunyai project di beberapa wilayah di Indonesia, yang mana line2 2D seismik yang di akuisisi mempunyai cakupan yang cukup luas dan regional. Teknologi yang diwacana kan secara ringkas adalah mengetahui secara lebih baik tentang Tectono-stratigraphy dan juga sejarah pembentukan basin, dengan cakupan umur sampai dengan Mesozoic dan Paleozoic. Dengan kedalaman seismic data yang bisa diperoleh s/d 40 km, diharapkan bisa menambah informasi tentang lokasi2 dimana HC bisa ditemukan, memperkaya wawasan regional ke geologian, dsb. Kalau melihat presentasi dari Robert Hall di forum IPA misal nya, rupa nya pengetahuan tentang SE Asia tectonic rekonstruksi yang berbasis GIS (dengan sistem koordinat), sangat kuat dan bermanfaat untuk mempermudah dimana kita harus meng-explore HC. Pertanyaan saya, apakah ada diantara teknologi2 semacam hal ini sudah dilakukan di Indonesia ya pak. Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com Sent: Monday, April 13, 2009 11:02:00 AM Subject: [iagi-net-l] Eksplorasi, Eksplorasi, dan Eksplorasi Idealnya, untuk setiap satu barrel minyak atau satu juta kaki kubik gas yang kita produksikan, ada cadangan baru sejumlah itu yang kita temukan dan kelak dapat diproduksikan. Jadi, bila di dalam satu tahun kita memproduksikan sebanyak 384 juta barrel minyak dan 2,9 trilyun kaki kubik gas – sebagaimana dirata-ratakan dari produksi enam tahun terakhir (2003-2008), maka sejumlah itulah minimal kita temukan cadangan baru minyak dan gas setahunnya yang kelak dapat driproduksikan. Mengapa begitu ? Untuk menjaga kelestarian Indonesia sebagai negara produsen minyak dan gas. Bagaimana kenyataannya ? Menyedihkan. Cadangan baru yang kita temukan rata-rata dalam setahunnya hanya 148 juta barrel minyak dan 0,99 trilyun kaki kubik gas (dirata-ratakan dari data 2003-2008). Itu adalah angka maksimal (hitungan eksplorasi) sebab akan terpotong lagi secara signifikan saat akan diajukan dalam POD (plan of development). Maka, penggantian produksi Indonesia oleh temuan cadangan baru selama enam tahun terakhir ini setahunnya maksimal hanya 39 % untuk minyak dan 33 % untuk gas. Artinya, bila jumlah konsumsi migas Indonesia semakin bertambah pada masa-masa mendatang, maka Indonesia akan lebih banyak lagi mengimpor migas dari luar sebab penemuan-penemuan migas Indonesia tak mampu menggantikan volume yang diproduksikan. Ini belum membicarakan tingkat produksi Indonesia yang juga bermasalah.. Tahun 2008, kuota produksi minyak dan gas yang ditetapkan Pemerintah tak mampu kita capai, hanya mendekatinya, selisih 0.1-4 % dari target, sehingga produksi minyak Indonesia tahun lalu 357 juta barrel (dari rata-rata 384 juta barrel dalam enam tahun terakhir) Keterangan di atas menyimpulkan bahwa eksplorasi kita saat ini terganggu. Itu harus diakui, sebagai cermin untuk kita berbenah, bukan menjadi terpuruk. Apa penyebab eksplorasi kita gagal menemukan cadangan-cadangan migas signifikan yang dapat menggantikan produksi migas ? Saya melihat dua hal utama : (1) rendahnya realisasi sumur eksplorasi, (2) rendahnya keberanian eksplorasi di luar lahan klasik. Data lima tahun terakhir (2004-2008) menunjukkan bahwa tingkat realisasi sumur-sumur eksplorasi menurun terus dari 73 % sampai 46 %. Harus diingat bahwa hanya sumur yang nmembuktikan keberadaan cadangan migas, bukan data seismik, apalagi studi. Maka : “no well no discovery” haruslah dipegang teguh. Tingkat penemuan sumur-sumur eksplorasi di Indonesia sebenarnya lebih tinggi dari rata-rata dunia, yaitu di Indonesia rata-rata 46 % (data 2003-2008). Tetapi jangan terlena dengan hal itu sebab angka ini hanyalah keberhasilan secara teknis, dan belum tentu paralel dengan penemuan yang ekonomis. Kemudian, yang harus menjadi perhatian adalah bahwa cadangan-cadangan baru yang ditemukan kecil. Wajar saja sebab kebanyakan sumur hanya dibor di wilayah-wilayah klasik yang telah memproduksikan minyak lebih dari 100 tahun. Kondisi ini kontras sekali dengan “kekayaan” (saya beri tanda petik sebab yang kekayaan ini harus diselidiki dengan detail) potensi migas Indonesia. Kondisi geologi Indonesia yang rumit telah membuat negeri ini mempunyai banyak cekungan besar maupun kecil yang tersebar di seluruh wilayahnya dari pegunungan, dataran, laut dangkal, sampai laut dalam. Para ahli geologi Indonesia baru-baru ini telah mengeluarkan peta cekungan sedimen baru yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki 86 cekungan sedimen. Peta ini merupakan peta revisi cekungan
Re: [iagi-net-l] Tanya Cekungan Bengkulu
Pak Awang YTH., Menyimak apa yang pak Awang kemukakan tentang Bengkulu Basin ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pak : 1. Bahwa Cekungan Bengkulu, Sibolga-Meulaboh, sekarang ini adalah fore-arc basin, dan dulu pernah ada kemungkinan tidak di lokasi tersebut dikarenakan pada Paleogene pernah menjadi bagian dari cekungan2 yang sekarang berada di posisi back-arc basin (South Sumatra Basin, dan North Sumatra Basin). Kalo melihat subduction zone dan volcanic arc di Sumatera, rupa nya telah terjadi beberapa pergeseran, baik dari Late Carboniferous-Early Permian, Permian-Early Triassic, Cretaceous-Early Tertiary, Tertiary, Present (dalam Katili dan Hartono, 1983; Hylde dan Uyeda, 1983). Kemudian kalo dikorelasikan dengan distribusi dari continental blocks dan terranes di SE Asia, rupa nya Sumatera juga terdiri dari Raub-Bentong terranes (from Gondwanaland, Devonian), Woyla terranes (from Gondwanaland, Late Early Permian), Sikuleh and Natal (from Gondwanaland, Late Triassic-Late Jurassic) (dalam Metcalfe 1998). Bagaimanakah potensi HC pada umur2 Paleozoicum dan Mesozoicum tersebut ...?, mungkinkah juga ditemukan beberapa tipe basin yang mempunyai petroleum system yang berbeda dengan fore-arc basin? 2. Kalau melihat korelasi tectonic-stratigraphy diantara cekungan2 Bengkulu, Sibolga, nampak nya terdapat beberapa kesamaan, misal untuk Bengkulu Basin dari source rock nya, yang diinterpretasikan dari Oligo-Miocene Calcareous Shales Seblat FM (TOC 0.5-2%, HI 150-380, T max 433-457) dan Middle Miocene Carbonaceous shales-subbitumineous coal-lignite Lemau FM (TOC 0.85-75%, HI 300-400), berdasarkan sumur Arwana-1 estimasi oil window berada di 3645 m (dalam Yulihanto et al, 1995) , ...kalau dikorelasikan dengan Paleogene source rock di South Sumatra Basin di Early Synrift Eocene-Oligocene continental Lahat dan Lematang FM; dan juga Late synrift Late Oligocene-Early Miocene retro-regressive coal-coaly coals of Talang Akar FM (Noble et al), bagaimanakah korelasi paleogeography pada umur2 tersebut, dari source sediment yang samakah sediment2 source rock tersebut berasal, apakah ada perbedaan dari segi kuantitas, kualitas, dan maturity nya...? 3. Untuk reservoir pada umur Neogen, disebabkan ada nya penenggelaman di Bengkulu basin, dan juga di Mentawai-Sibolga basin (?), sebaliknya di South Sumatera basin sedang mengalami pengangkatan dan inversi, apakah berimplikasi pada tipe dan kualitas reservoir nya, baik carbonate maupun clastic nya...? 4. Kalau melihat peta pola struktur (Yulihanto Sosrowidjoyo, 1996) dan Neogene paleogeography di South Sumatera Basin (Didit F., Aziz Rifai, Sinto Y., Asril kamal, RMI. Argakoesoemah, 2007), pola migrasi HC relative sudah bisa diinterpretasikan dengan jelas, dimana HC dari beberapa graben naik ke high2 yang ada, misal HC dari Tabuan graben naik ke Iliran high, HC dari Jamakur graben naik ke palembang high, dsb.; .bagaimanakah dengan pola2 pengisian HC di Bengkulu basin, mungkinkah misal HC dari Pagarjati graben juga mengisi ke Masmambang high, HC dari Kedurang-Manna graben mengisi ke Tanjung sakti high, dsb,...; kalau melihat peta konfigurasi strukktur, rupa nya pemboran sumur2 yang ada misal Bengkulu X-1 dan X-2 (dibor tahun 1973) berada di daerah yang relatif tidak terlalu high (?), apakah ada dasar tertentu sehingga mengebor nya di tempat2 tersebut...? 5. Melihat hasil pemboran sumur Arwana-1X dan A-1X, dimana didapatkan oil show, dari hasil analisa apakah tipe source rock nya bisa dikorelasikan dengan misal dari Mentawai sub-basin ataukah berasal dari graben2 di Bengkulu basin...? 6. Untuk Sibolga-Nias Basin, hasil pemboran sumur Palambak-1 (Union Oil, 1973), Singkel-1 (Union Oil, 1973) yang berada di utara p. Nias, dan sumur Suma-1 (di timur P. Nias, Union Oil 1975) mendapatkan gas, dan juga di utara P. Simeulue, didapatkan gas dari sumur2 Keudapasi-1, Meulaboh-1, Meulaboh East 1 dan 2 (Sibolga-Meulaboh Basin)..., yang mana gas didapatkan dari reservoir Middle Miocene Sibolga carbonate, diinterpretasikan gas nya adalah biogenik (?), bagaimanakah sebenarnya peluang untuk ditemukan nya gas termogenik maupun oil di wilayah ini, yang mana diperkirakan peak oil maturation berada di umur Late Miocene (10 Ma), ...selain itu apakah pernah ada rencana pemboran di sebelah selatan P. Nias dimana terdapat adanya Early Miocene carbonate Olodano FM, di timur P. Nias di daerah dimana terdapat outcrop Early Miocene-Early Pliocene Lahomie carbonate FM dan juga terdapat oil seeps (?)...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 18, 2009 4:32:14 AM Subject: [iagi-net-l] Tanya Cekungan Bengkulu Berikut diskusi saya atas pertanyaan
Re: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa
Pak Awang YTH., Melihat hasil pemboran sumur2 explorasi di Madja-1, Tjibodas Tangat-1, kemudian disusul oleh Randegan-1, dsb., apakah source HC ini berasal dari Cipunegara E15 graben (dalam Noble et al 1997, dan juga dalam Suyono et al 2005)...? ...kalau melihat peta Basement ini (TWT 2.5-3.0 second), ke arah barat ke Pasir Bungur, Kepuh, Ciputat dan juga ke arah Timur ke arah Tanjung, Pemalang, Kendal, dst.,...rupa nya wilayah2 ini menjadi daerah yang proven HC, dan juga berpotensi untuk ditemukan HC..., bila dikorelasikan dengan apa yang pak Awang kemukakan dalam identasi di Jawa Tengah, dan juga dua sesar mendatar sinistral NE-SW Muria Kebumen, dan NW-SE Pamanukan-Cilacap; apakah berimplikasi terhadap petroleum system di daerah2 yang ada di dekat nya...? Bila di selatan Kendal, ada lapangan Cipluk, struktural trap nya berhubungan dengan tektonik gaya berat dan toe thrusting; mungkinkah system ini juga bisa ditemukan juga di sebelah selatan, misal di wilayah Banyumas, kemudian di dekat jalur pegunungan selatan, dimana di wilayah ini terdapat Alveolina-1 dan Borelis-1, ...dan apakah sebenarnya yang menyebabkan belum ditemukan nya HC di wilayah ini, apakah source rock problem...? Dalam section berarah Selatan-NE-NW, dari outer arc ridge-Wonosari platform s/d South Rembang-Randublatung zone dan berakhir di Muria Through (dalam Hehuwat dan Siregar, 2004), disebutkan adanya Baturagung Basin (di sebelah Barat Daya nya, juga terdapat Kebumen Basin), namun sangat berdekatan dengan southern mountain magmatic arc, bagaimana kah potensi HC di wilayah ini...? Bergeser ke barat selatan, di South West Java Basin, dimana terdapat sumur Ujung Kulon-1, Malingping-1 (Honje high) kemudian di Timur nya ada DDH-1, DDH-2 (Bayah high); dimana Late Eocene Bayah diinterpretasikan sebagai source rock (dalam Keetley et al, 1997) dan environment nya adalah delta, dalam rift basin phase, bila dikorelasikan dengan peta paleogeography dengan umur yang sama (dalam Clement dan Hall, 2007), rupa nya ada supply material volcanic dari sebelah Timur (?), apakah hal ini juga bisa menjadi penyebab tidak terlalu bagus nya kualitas source rock di daerah ini, ataukah ada penyebab lain nya sehingga HC belum secara significant ditemukan di wilayah ini...? Apakah ada perbedaan kandungan TOC, HI, type Kerogen, T Max, Ro, dsb., antara SW Java Basin ini dengan NW Java Basin? Mohon pencerahan nya pak... Best Regards Sigit Ari Prabowo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, March 9, 2009 12:38:59 AM Subject: [iagi-net-l] Jan Reerink (1871) dan Tantangan Eksplorasi Jawa Jan Reerink adalah seorang anak laki-laki saudagar penggilingan beras pada zaman Belanda di Indonesia pada paruh kedua abad ke-19. Reerink ditugaskan ayahnya menjaga sebuah toko kelontong di Cirebon. Tetapi, Reerink selalu melamunkan penemuan minyak seperti yang dilakukan Kolonel Drake di Pennsylvania pada tahun 1857. Akhirnya, sebuah berita ia terima bahwa ada rembesan minyak keluar dari lereng barat Gunung Ciremai di kawasan Desa Cibodas, Majalengka. Reerink berketetapan hati akan membor rembesan minyak itu. Sebagai seorang dari keluarga pedagang, Jan Reerink tak menemui kesulitan dalam melobi Nederlandsche Handel Maatschappij (perusahaan dagang Belanda) untuk menyokong usahanya mencari minyak. Setelah sokongan diperoleh, Reerink pergi ke Amerika Serikat dan Kanada mengumpulkan peralatan bor dan tenaga kerjanya. Reerink kemudian kembali ke Cirebon dan segera pergi ke lereng barat Ciremai di mana rembesan minyak dilaporkan. Di sana, menggunakan menara bor bergaya Pennsylvania, seperti yang digunakan Kolonel Drake mengebor sumur minyak pertamanya di dunia di Titusville, Reerink mengebor sebuah sumur mencari minyak. Saat itu bulan Desember 1871 dan tercatat dalam sejarah perminyakan Indonesia sebagai tahun sumur eksplorasi minyak pertama dibor di Indonesia. Sumur pertama itu dinamai Madja-1 atau Tjibodas Tangat-1. Tali, bukan pipa, digunakan untuk menggerakkan mata bor. Tidak ada pipa selubung atau casing. Kedalaman sumur pertama itu hanya 125 kaki. Tenaga penggerak berasal dari generator yang dihela beberapa ekor kerbau. Sumur pertama ini menemukan minyak walaupun sedikit. Reerink kemudian membor tiga sumur lagi di Cibodas dan dua di antaranya menemukan sedikit minyak. Merasa penasaran belum menemukan minyak dalam jumlah besar, Reerink berpikir bahwa peralatan bornya kurang tenaga, sumur-sumur harus dibor lebih dalam. Maka Reerink pun kembali ke Amerika. Di sana ia membeli peralatan bertenaga uap, sebagai pengganti tenaga kerbau. Tahun 1874, Reerink memulai periode kedua kegiatan pemborannya. Dengan dua mesin bertenaga uap, Reerink mengebor beberapa sumur di Panais, Madja, dan Tjipinang. Semuanya berlokasi
Re: [iagi-net-l] Tanya Stretching Factor (Beta) - Back-arc basins Sumatra
Mas Minarwan, Beberapa paper dibawah ini mungkin bisa menambah referensi dalam analisa... 1. Petroleum system in rift basin-a collective approach in SE Asian basins; Harry Doust HC. Sumner, Petroleum Geoscience, Vol. 13, 2007, page 127-144 2. Slip partitioning at convergent plate boundaries of SE Asia; Robert McCaffrey, Geological Society Special Publication, 1996, No 106, page 3-18 3. Permian tectonic framework and paleogeography of SE Asia; I. Metcalfe, Journal of Asian Earth Sciences, 2002, page 551-566 4. Crustal motions in Indonesia from GPS measurements; Y. Bock, L. Prawirodirdjo, J.F. Genrich, CW. Stevens, R. McCaffrey, C. Subarya, SSO. Puntodewo, E. Calais, Journal of Geophysical Research, 2003, vol. 108, No. B8, 2367 5. Cenozoic plate reconstruction of SE Asia; Tung Yi Lee Lawrence A. Lawyer; Tectonophysics journal, 1995, No. 251, page 85-138 Best Regards Sigit A.P. From: MINARWAN minarw...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 28, 2009 5:58:18 PM Subject: [iagi-net-l] Tanya Stretching Factor (Beta) - Back-arc basins Sumatra Bapak-bapak yang telah kenyang pengalaman di cekungan belakang busur Sumatra, Apakah ada yang memiliki informasi mengenai stretching factor alias beta dari rifting di cekungan-cekungan tersebut? Mungkin ada yang pernah membaca di jurnal/paper, kalau kebetulan masih ingat pengarangnya, mohon berkenan sharing di milis. Terima kasih banyak komentarnya. Salam mnw -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc..itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... tunggulah 'call for paper' utk PIT IAGI ke-38!!! akan dilaksanakan di Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.. -
Re: [iagi-net-l] Kiamat di Babo (was : Papua Petroleum Exploration 1930s)
Pak Awang YTH., Seiring dengan explorasi hydrocarbon di Papua oleh NNGPM, apakah NNGPM juga melakukan explorasi di Papua New Guinea, dan juga menemukan oil discovery...? Kalo NNGPM melakukan explorasi minyak bumi di Papua, bagaimana dengan explorasi tambang ya pak, seperti tembaga, emas, dsb.,... apakah dilakukan oleh Geologist2 dari Belanda juga, mengingat kalo gak salah Van Bemmelen juga pernah menulis tentang petensi SDA selain minyak bumi di Indonesia... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-...@iagi..or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Monday, February 2, 2009 8:29:50 AM Subject: [iagi-net-l] Kiamat di Babo (was : Papua Petroleum Exploration 1930s) Edo, sebenarnya yang menanam ranjau darat (land-mines) di sekitar Babo itu bukan Jepang, tetapi karyawan NNGPM sendiri dalam rangka bersiap menyambut kedatangan Jepang yang mungkin akan menduduki Babo, sebagaimana dilakukan Jepang di lapangan-lapangan minyak lain di Indonesia saat pecah Perang Pasifik Desember 1941. Menyambung cerita saya tentang awal eksplorasi Papua 1930s, berikut lanjutannya. Bila cerita kemarin mengisahkan awal peradaban di Babo, maka cerita berikut mengisahkan akhir peradaban di Babo. “Kiamat di Babo” mungkin sebuah judul yang berlebihan, tetapi begitulah mungkin perasaan para karyawan NNGPM dan keluarganya saat bom-bom mulai berjatuhan dari langit oleh pesawat2 tempur Jepang saat mulai pecah Perang Pasifik Desember 1941. Kegembiraan masyarakat Belanda dan para karyawan NNGPM di tempat terpencil Babo di ujung Teluk Berau, Kepala Burung, tidak berlangsung lama, hanya sekitar setahun, setelah penerbangan umum ke Babo dibuka Belanda pada tahun 1940. Dua bulan dari Desember 1941 sampai awal Februari 1942 semuanya adalah penderitaan, tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi pesta-pesta, tak ada lagi nonton bioskop bersama (lihat cerita saya di bawah). Bahkan, mereka harus “merayakan” malam tahun baru 1942 sambil bertiarap di rawa-rawa Teluk Berau berteman nyamuk2 rawa, sambil ketakutan dimangsa buaya muara Berau. 9 Desember 1941, sebuah sumur tengah dibor di Lapangan Jeflio, Cekungan Salawati. Malam itu, sumur mencapai kedalaman 6275 kaki.. Para geologist Belanda memperkirakan pada kedalaman 7000 kaki akan dijumpai lapisan batugamping Miosen yang telah terkenal produktif di daerah itu (inilah Formasi Kais). Tetapi, malam itu juga sumur diperintahkan untuk ditinggalkan sebab genderang Perang Pasifik telah bertalu dengan pemboman Pearl Harbour di Hawaii oleh Jepang. Ketakutan karyawan NNGPM di Jeflio beralasan sebab tentara Jepang telah menyerang Sorong, kota terdekat. Markas Besar Belanda di Batavia telah memerintahkan Babo untuk mengevakuasi semua perempuan dan anak2 Eropa sesegera mungkin ke Jawa. Maka pada tanggal 17-26 Desember 1941 rombongan pesawat2 KNILM tiba di Babo kemudian segera berangkat membawa para perempuan dan anak2 berkulit putih. Pesawat2 itu lenyap di balik awan di atas Kepala Burung, meninggalkan para suami dan ayah yang melambaikan tangan dengan berat hati. Akankah mereka saling berjumpa lagi ? Sebagian besar tidak… Para karyawan NNGPM yang semula membawa alat las, tang besar, pipa,dll. tiba-tiba dipersenjatai bedil double-barreled, milisi garnisun segera terbentuk, sekitar 40 orang kulit putih ada di milisi itu. Garnisun ini dibentuk untuk tindakan persiapan siapa tahu Jepang mendarat di Babo. Babo cukup terpencil tempatnya, sehingga tak segera menjadi sasaran Jepang setelah Sorong jatuh. Kemudian, rencana tindakan perusakan sendiri atas fasilitas2 perminyakan pun dibuat. Ini selalu dilakukan di lapangan-lapangan minyak Belanda di seluruh Indonesia saat Jepang menyerang. Mengapa dirusak ? Sebab, Jepang memerlukan bahan bakar untuk perang. Bila fasilitas perminyakan dirusak, maka Jepang akan sulit mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin perangnya. Segera setelah Jepang menyerang Pearl Harbour, telah diputuskan bahwa seluruh material berharga dari berbagai lapangan dan pelabuhan kecil di seluruh Kepala Burung dikumpulkan di Babo. Bila waktu mendesak, barang-barang berharga itu dapat segera diungsikan ke Jawa dari Babo menggunakan pesawat, atau kalau waktu begitu mendesak, maka sekalian barang itu dapat segera dihancurkan. Daftar barang2 berharga ini antara lain : mesin bermotor, dinamo, boiler, steam engine, juga alat2 berat seperti traktor dan buldozer. Peralatan bengkel dan gudang juga masuk dalam daftar barang2 siap dievakuasi atau dihancurkan. Beberapa peralatan berat disembunyikan di hutan sekitar Babo sambil berharap Jepang tak akan menemukannya. Stasiun radio pun mulai dihancurkan satu per satu, kecuali satu yang terbesar dipertahankan untuk berhubungan dengan Batavia atau Ambon. Sementara itu, 200
[iagi-net-l] Potensi Hydrocarbon di Greater Tarakan Basin
Pak Awang dan Para IAGI Netters YTH., Mengevaluasi potensi Hydrocarbon di NE Kalimantan, dalam hal ini di Greater Tarakan Basin, saya ingin menanyakan beberapa hal : 1. Greater Tarakan Basin (batas selatan di Maratua sinistral strike slip fault zone extend to Palu Koro fault zone, batas Utara di Semporna Fault zone) terdiri dari Tarakan sub-basin, Tidung sub-basin, Berau sub-basin, Muara sub-basin; dalam Indonesian Basin type (Pertamina 1982, and Beicip 1985), kalo tidak salah, Tarakan, Tidung, dan Berau sub-basin diklasifikasikan sebagai aborted rift basin, sedangkan Muara sub-basin diklasifikasikan sebagai back-arc basin, ...kemudian dalam peta usulan basin tahun 2008, semua sub-basin2 tersebut diklasifikasikan sebagai intra-arc basin; sebenarnya apa yang mendasari pengklasifikasian ini, mengingat bahwa antar sub-basin2 tersebut tidak terlalu ada batas yang significant..., ataukah karena ada perbedaan dalam mekanisme tektonik nya, yang mana diketahui ada 4 phase yaitu Early syn-rift (Middle Eocene)-Late syn-rift (Late Eocene)-Early Post-rift (Oligocene-Early Miocene)-Post rift (Middle Miocene-Quarternary) -- (dalam Petroleum System of Indonesia, Ron Noble and Harry Doust)..., atau karena juga ada perbedaan dalam facies saat sub-basin2 tersebut terbentuk...? 2. Secara Petroleum system, untuk Muara sub-basin, source rock adalah probably dari Eocene Malio (Sujau) terrestrial-transisi shale FM, namun untuk Tarakan sub-basin apakah dari source yang sama, atau dari layer yang lebih muda, probably dari Early Miocene Naintupo shale, atau Middle Miocene Meliat (prodelta to marine environment) FM...? 3. Untuk Reservoir sendiri, di Tarakan sub-basin oil and gas banyak ditemukan di deltaic Middle Miocene Tabul FM, Late Miocene Santul FM, Pliocene Tarakan FM, dan Bunyu Pleistocene FM,...namun rupa nya menuju ke selatan ke Muara sub-basin ataupun di Berau sub-basin, reservoir2 ini kurang berkembang ya pak, dan objective reservoir nya lebih pada Early-Middle Miocene Tabalar limestone..., padahal kalo melihat peta Middle Miocene NE Kalimantan, di sekitar Berau sub-basin menuju ke Muara sub-basin, di umur tersebut juga ada Latih Delta namun sepertinya belum ada HC discovery juga... 4. Beberapa sumur yang dibor di Muara sub-basin kurang mendapatkan hasil yang menggembirakan, kira2 penyebab nya apakah memang source rock problem, reservoir problem, atau apa ya pak...? 5. Tipe2 trap nya sendiri juga agak berlainan antara Tarakan sub-basin (Four way dip associated dengan roll-over anticline, roll-over against fault, against fault, locally block against fault, unconformity truncated against fault; dalam IPA paper 1996, Elan Biantoro, M. Indra Kusuma, Linda R.) dengan yang di Berau dan Muara sub-basin, sepertinya ke arah sub-basin2 ini lebih ke arah reef build-up, apakah ada potensi2 trap seperti di Tarakan sub-basin untuk bisa ditemukan di Berau dan Muara sub-basin... 6. Untuk potensi2 deepwater play, di sebelah timur Tarakan sub-basin sudah ada Vanda-1, dan Aster -1 kalo gak salah, apakah potensi yang sama bisa ditemukan di sebelah Timur dari Muara sub-basin...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] mahakam basin
Pak Awang YTH., Saat pembukaan Makassar strait basin ke Selatan ke arah Jawa Timur ini , secara fisiografis secara berurutan apakah meliputi South Makassar basin-Masalima through, Doang through-Pagerungan half graben, MDA half graben, dst, ataukah ada perbedaan dalam mekanisme pembentukan nya... Dengan adanya pembukaan Makassar strait yang ber arah Utara-Selatan ini, secara paleogeography source rock yang selama ini dikenal dari Eocene Mallawa/Toraja FM, nampak nya memberikan kondisi ideal secara migration pathway nya ya pak, yang mana pengisian tersebut ber arah relatif Barat-Timur, yang saya tanyakan, apakah migration Hydrocarbon ini telah mengisi ke sumur2 di sebalah barat nya, secara berurutan dari selatan adalah sumur Gambah, Goda, Gudang, Gendalo, Gandang, Geng, Gula, Gada, Gehem, Ranggas, dst., ; dan juga di sebelah Timur, secara berurutan dari selatan adalah Pangkat-1, Makassar St-1, dst Paleogeography saat Oligo-Miocene dimana reservoir yang selama ini dikenal dengan Eocene-Middle Miocene Tonasa (Van Leeuwen, 1981, dan Sukamto, 1982)/Makale FM, nampak nya variasi facies carbonate yang ditemukan tidak terlalu banyak ya pak, dari ramp margin, carbonate platform, sampai dengan reef build-up..., apakah type2 carbonate facies di Makassar strait basin ini juga bisa di analog kan ke Lariang, Karama, dan Sengkang basin ya pak, selain dengan Berai limestone (biomicrite) di Barito basin... Melihat seismic berarah Barat-Timur (dalam paper IPA 2005, Puspita et al, dan juga di Nuraini et al), dihubungkan dengan pola 'aulacogen', dan bila melihat adanya collision antara Banggai/Sula micro continent dengan West Sulawesi pada Late Miocene-Pliocene, apakah mungkin adanya pola fold and thrust belt yang terjadi, kemudian ter uplift dan ter erosi, bisa menjadikan suatu clastic source sediment dari sebelah Timur (Sulawesi) dan sehingga bisa menjadi suatu turbidite play system, selain source sediment yang selama ini dikenal adalah dari sebelah Barat... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo Sdr. Hepy, Mahakam Basin atau secara resmi bagian offshore Kutei Basin yang makin ke timur membentuk embayment (terbuka, tanpa border yang signifikan) menyatu ke North Makassar Basin diawali oleh suatu rifting atau peretakan kerak benua pada sekitar Eosen Tengah di posisi yang kedudukannya sekarang berupa Selat Makassar. Sebelum Eosen, bagian barat Sulawesi masih bersatu dengan bagian timur Kalimantan. Persatuan ini bukan merupakan kerak kontinen yang asli (craton), tetapi hasil akresi oleh berbagai proses tektonik sepanjang Yura dan Kapur. Ke dalam akresi ini terlibat beberapa mikrokontinen seperti Paternoster, Mangkalihat, dan Pompangeo (di Sulawesi). Maka pada awal Tersier, akibat akresi ini, Sundaland berukuran lebar. Massa kerak Sundaland yang lebar ini telah menghalangi sirkulasi mantel di bawahnya. Akibatnya, lama-kelamaan terbentuk garis retakan akibat mantle plume yang naik di bawah bagian timur Sundaland, itulah cikal bakal rifting yang akan membuka Selat Makassar. Pada Eosen, rifting mulai terjadi. Rifting bagian paling timur Sundaland ini juga dipicu oleh proses tektonik yang disebut escape tectonism akibat regional berbenturnya massa benua India ke Eurasia pada Eosen Tengah (50-45 Ma). Dalam escape tectonics, suatu benturan akan selalu diikuti oleh terpisahnya beberapa massa kerak Bumi berhubungan menjauhi pusat benturan. Rifting Selat Makassar adalah salah satu responnya di samping dipicu juga oleh upwelling mantle plume (material mantel yang naik ke bawah litosfer) yang kemudian akan segera diikuti oleh lateral separation mengikuti hukum konveksi sel mantel. Begitulah asal-muasal terjadinya rifting. Rfting Selat Makassar kemudian membuka Cekungan Kutei, Mahakam Basin dan North Makassar Basin. Skenario tektonik rifting di Selat Makassar ini bisa dipelajari lebih jauh di publikasi saya di proceedings PIT IAGI-HAGI tahun 2003 (Satyana, 2003 : Accretion and dispersion of SE Sundaland : the growing and slivering of a continent) dan proceedings PIT IAGI tahun 2006 (Satyana, 2006 : Post-collisional tectonic escapes in Indonesia : fashioning the cenozoic history). Setelah rifting makin jauh membuka ke selatan menuju Jawa Timur dan ke utara menuju Laut Sulawesi, terbentuklah tiga lengan patahan : (1) ke utara (menuju Laut Sulawesi - ini akan berpengaruh ke pembukaan Tarakan Basin), (2) ke selatan (menuju Jawa Timur - ini akan berpengaruh ke pembentukan horst-graben Paleogen di Jawa Timur), dan (3) ke barat menuju bagian tengah Kalimantan. Sistem tiga lengan rifting ini kita kenal sebagai sistem aulacogen. Hukum aulacogen mengatakan bahwa satu lengan yang keluar dari kesejajaran akan berhenti membuka - dalam hal ini lengan ke-3 yang ke arah Kalimantan yang berhenti membuka memasuki Neogen. Sementara lengan 1 dan lengan 2 terus membuka ke timur, tetapi pada Mio-Pliosen terhenti juga akibat Sulawesi
Re: [iagi-net-l] Oil slick (was RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Migas Tersandung Gaptek (???))
Pak Awang YTH., Apakah ada hubungan antara lingkungan pengendapan source rock, tipe Hydrocarbon, mobilitas Hydrocarbon, activitas-intensitas-pola-jenis structure, ketebalan overburden diatas source rock maupun reservoir rock nya, dsb.; dengan kehadiran oil slick (di laut) dan atau oil seep (di darat)...? Mungkinkah juga antara lain karena faktor2 tsb. diatas, sebenarnya oil maupun gas berpotensi ada di suatu daerah, namun dikarenakan kombinasi dari faktor2 tadi, menjadikan minyak maupun gas belum tentu muncul dan terdeteksi sebagai oil slick maupun oil seeps. Selain itu, bilamana suatu basin mengalami proses 'reversal', seperti yang pak Awang kemukakan dalam Salawati Basin Reversal (IPA Paper 1999), dan juga bila suatu basin berada di daerah thrust fold belt seperti misalnya di Banggai Basin (Central Sulawesi), Makassar Basin (West Sulawesi)..; apakah akan mempengaruhi lokasi kehadiran dari oil slick maupun oil seep nya, dan juga akan lebih memudahkan ditemukan nya oil slick maupun oil seep nya...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Friday, December 26, 2008 8:46:13 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Oil slick (was RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Migas Tersandung Gaptek (???)) Oil slick (di laut) atau oil seep (di darat) lebih baik dipandang positif daripada negatif. Positif artinya bahwa di wilayah oil slick/seep terjadi, ada generasi dan migrasi hidrokarbon. Jangan kuatir bahwa oil seep/slick telah menghabiskan banyak akumulasi di bawah permukaan (negatif). Area yang tak ada sama sekali oil slick/seep, dari banyak pengalaman, adalah justru area yang tanpa generasi hidrokarbon, bukan area yang masih menyimpan banyak akumulasi. Silakan dicek paper klasik dari Link (1952) dalam AAPG Bulletin; August 1952; v. 36; no. 8; p. 1505-1540 berjudul, Significance of oil and gas seeps in world oil exploration. Di situ disimpulkan bahwa kehadiran oil seeps merupakan kunci pertama untuk kebanyakan wilayah penghasil minyak di dunia, dan bahwa paling sedikit setengah dari seluruh cadangan minyak terbukti lapangan-lapangan di dunia telah ditemukan dengan pemboran-pemboran di atau dekat area seepages. Para pemain minyak di Indonesia pun memandang oil slicks/seeps secara positif dibandingkan negatif. Beberapa contoh ditampilkan di bawah ini. (1) Area Banyumas yang dikenal mempunyai seeps di beberapa tempat -terjadi secara anomali dibandingkan sebelah barat dan timurnya yang tanpa seeps, telah membuat penasaran para explorer bertahun-tahun, sehingga area ini terus menantang untuk dieksplorasi sekalipun sampai sekarang belum ada penemuan yang definitif (tentu bukan karena semua akumulasinya sudah bocor, tetapi karena pengerjaannya saja belum intensif atau evaluasi cekungan dan petroleum system-nya belum tepat). (2) Sepuluh offshore area frontier di seluruh Indonesia dalam tiga tahun ini telah disurvey oleh sebuah company dengan menggunakan teknik terbaru identifikasi HC slicks, coring sedimen dasar laut, dan seismik regional. Baru-baru ini, lima dari sepuluh area dimintanya untuk menjadi area operasi perminyakan. Pertimbangan utamanya adalah karena kelima area itu mengandung HC slicks yang definitif berasal dari kemungkinan akumulasi bawah permukaan. Lima area yang lain yang tanpa HC slicks tidak diminatinya untuk menjadi area operasinya. (3) Satu oil seep saja yang terjadi di area sebelah barat Barito Basin, dan diyakini bukan berasal dari kitchen aktif cekungan tersebut, telah menyebabkan sebuah company melakukan banyak hal untuk mengejarnya, melakukan survey geologi, seimik, studi dan mungkin akan memintanya sebagai area operasi. Sebuah contoh bagaimana ketidakhadiran oil seep di suatu area tak menarik minat company untuk mengerjakan area tersebut ditunjukkan oleh area Pegunungan Selatan Jawa. Berdasarkan survey geologi, area ini punya beberapa unsur pertroleum system seperti source, reservoir dan seal rocks; perangkap pun mungkin hadir juga meskipun hal ini belum dibuktikan oleh banyaknya data seismik. Tetapi ketidakhadiran seeps di wilayah ini membuat curiga bahwa tak ada generasi dan migrasi hidrokarbon di wilayah ini. Sekalipun kita belum tahu unsur2 dan proses2 petroleum system di suatu wilayah, tetapi seeps/slicks terjadi - maka itu adalah kunci pertama untuk membuka lebih lanjut wilayah tersebut. Kita petakan seeps/slicks-nya, kita selidiki cekungannya, petroleum system-nya sampai akhirnya kita bisa dengan yakin mengetahui potensi wilayah itu. Area yang potensial mengandung hidrokarbon dan terdeformasi secara kuat, tetapi tak ada oil slicks/seeps muncul harus dicurigai bahwa tak ada generasi/migrasi hidrokarbon di area itu. Kehadiran oil slicks/seeps selalu positif dibandingkan
Re: [iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System
sealing beds yang rusak. Harus diingat bahwa sealing beds adalah roof of migration. Dalam kasus2 di atas justru di lereng curam akan banyak terjadi migration loss, bukan di lereng yang landai. Konsep Pratsch (1983) harus diterapkan hati-hati di wilayah carrier beds yang kontinyu tanpa disrupsi struktur. Semakin besar perbedaan buoyancy antara fluida migrasi (antara air dan minyak, antara air dan gas, antara minyak dan gas) akan semakin cepat laju migrasi. Semakin besar perbedaan pore pressure lereng migrasi (awal dan ujung) semakin cepat laju migrasi. Semakin besar capillary pressure (semakin kecil pore throat sealing beds) maka semakin baik sealing beds berperan sebagai roof of migration. Capillary pressure akan mencegah migrasi bocor melalui sealing beds. Dalam hal ini, capillary pressure harus buoyancy pressure. Dalam kasus tersebut, migrasi lateral akan lebih sering terjadi dibandingkan migrasi vertikal. Menghitung volume hidrokarbon yang digenerasi di suatu kitchen kemudian berapa yang akhirnya terperangkap banyak metodenya. Saya suka menggunakan metode Moshier dan Waples (1985) karena cukup simpel dan logis serta beberapa exercises yang saya aplikasikan di beberapa cekungan mendekati kebenaran. Tetapi harus diwaspadai bahwa yang namanya volumetrik selalu ada nilai-nilai asumsi yang dimasukkan ke dalam itu, maka jangan terlalu percaya hasil perhitungan, tetapi juga jangan mengabaikannya. Source rock yield yang Sigit maksudkan adalah total volume HC per satuan volume (biasanya cubic mile) yang bisa dihasilkan (satuannya : MMBO/cu mi source rock atau BCFG/ cu mi source rock). Dalam metode Mohhier dan Waples, formula SR yield ini adalah : volume of HC = (k) (TOC) (HI) (f). TOC dalam persen berat, HI (hydrogen index) dalam mg HC/g TOC, f adalah index kematangan antara 0 (immature) dan 1 (fully mature), k adalah konstanta konversi. Bila kita menginginkan satuan SR yield adalah MMBO/cu mi (misalnya bila SR kita shales dengan densitas 2.3 g/cc, maka k = 0.7). Silakan baca Moshier dan Waples (1985, AAPG Bull v. 69, p. 161-172) untuk konstanta f dan k secara lebih detail. Setelah SR yield diketahui, maka tinggal dikalikan dengan volume total SR (dalam cubic mile) di wilayah yang telah diteliti (gunakan konsep fetch area dalam hal ini, jangan menghitung kitchen secara total area tetapi bagi-bagi menjadi wilayah drainage/fetch area, ini akan lebih tepat). Inilah yang kita sebut sebgai petroleum generated (total HC volume). Tahap selanjutnya adalah mengalikan total HC volume dengan berbagai efisiensi : ekspulsi, migrasi, trapping, dan prerservation. Waples (1985) menggabungkan efisiensi ekspulsi dan migrasi menjadi satu (sebab ekspulsi = primary migration) yaitu 5-10 % untuk rich source rocks (kalau sendiri2 : ekspulsi = 50 %.. migrasi 5-30 %). Efisiensi migration dan trapping (accumulation) juga sudah disatukan oleh Waples (1985) menjadi 10-20 %. Faktor preservation bisa di antara 0 - 1 (0 = total destruction, 1 = no destruction at all). Dalam pengalaman saya, praktisnya : hitung total HC volume kemudian kalikan dengan 15 %, itu adalah jumlah total volume HC yang siap terperangkap (setelah melalui discounts oleh : ekspulsi, migrasi dan pemerangkapan). Kemudian, gunakan metode perhitungan probabilistik, jangan deterministik. Riset geokimia belakangan ini banyak dilakukan untuk mendekatkan efisiensi2 di atas dengan kenyataannya, salah satunya adalah dengan cross check total HC volume, oil in place di semua struktur di wilayah itu, dan cummulative productions dari lapangan-lapangan yang ada. Demikian, semoga cukup mudah dipahami dan berguna, terima kasih atas pertanyaannya. salam, awang --- On Tue, 7/1/08, sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System To: iagi-net@iagi.or.id, awang satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, July 1, 2008, 3:16 PM Pak Awang dan para IAGI Netters YTH., Saya pernah membaca dalam suatu literature, bila dalam migrasi HC, dari suatu cekungan ke arah reservoir, dalam hal ini bentuk cekungan nya adalah 'elongated', area di ujung sepanjang sumbu dari 'kitchen', akan relative tidak terlalu bagus untuk HC charging nya... Apakah hal ini selalu hampir terjadi di tiap cekungan yang 'elongated' pak... ...ataukah reservoir di ujung sumbu basin nya tersebut masih bagus 'charging' nya bila ada structure seperti 'plunging nose' dari basin ke arah reservoir nya... Kemudian juga, bila melihat Allen Allen, 1990; bahwa pembagian basin berdasarkan : 1. Divergent setting, terdiri dari terestrial rift valley, proto-oceanic rift trough 2. Intraplate setting, terdiri dari continental rises and terraces, continental embayment, intracratonic basin, active ocean basin, dormant ocean basin, trench slope basin, fore-arc basin, intra-arc basin, back-arc basin, retro-arc basin, remnant basin, peripheral foreland basin, piggy-back basin
[iagi-net-l] Bertanya tentang konsep migrasi HC dalam Petroleum System
Pak Awang dan para IAGI Netters YTH., Saya pernah membaca dalam suatu literature, bila dalam migrasi HC, dari suatu cekungan ke arah reservoir, dalam hal ini bentuk cekungan nya adalah 'elongated', ...area di ujung sepanjang sumbu dari 'kitchen', akan relative tidak terlalu bagus untuk HC charging nya... Apakah hal ini selalu hampir terjadi di tiap cekungan yang 'elongated' pak... ...ataukah reservoir di ujung sumbu basin nya tersebut masih bagus 'charging' nya bila ada structure seperti 'plunging nose' dari basin ke arah reservoir nya... Kemudian juga, bila melihat Allen Allen, 1990; bahwa pembagian basin berdasarkan : 1. Divergent setting, terdiri dari terestrial rift valley, proto-oceanic rift trough 2. Intraplate setting, terdiri dari continental rises and terraces, continental embayment, intracratonic basin, active ocean basin, dormant ocean basin, trench slope basin, fore-arc basin, intra-arc basin, back-arc basin, retro-arc basin, remnant basin, peripheral foreland basin, piggy-back basin, foreland intermontane basin. 3. Transform setting, terdiri dari transtensional basin, transpressional basin, dan transrotational basin 4. Hybrid setting, terdiri dari intracontinental wrench basin, impactogens, dan successor basin. ...tentu sangat dimungkinkan, dari sekian banyak tipe basin tersebut yang tidak selalu berbentuk 'elongated', nah bila ada, bagaimanakah konsep migrasi HC nya pak... Dalam kenampakan 'seismic section', sering kita lihat adanya bentuk kemiringan relief yang mempunyai sudut tertentu dari pusat basin nya ke arah reservoir di atas nya, bila ada perubahan besaran sudut, misal dari sudut tinggi (curam), ke arah sudut yang lebih kecil (topografi landai), bisakah si HC yang sedang bermigrasi ini mengalami 'loss energy', mengingat faktor pendorong HC bermigrasi adalah buoyancy (disebabkan perbedaan oil atau gas dengan 'pore waters' di 'carrier bed' nya, dan pore pressure gradien), sehingga HC volume yang akan ter 'trap' menjadi lebih sedikit dari seharus nya... Apakah ada semacam korelasi antara besaran sudut, buoyancy, pore pressure gradien, perbandingan cappilary pressure dengan driving force, dsb; dengan jumlah HC yang akan ter 'trap' di reservoir nya... Saya pernah membaca juga untuk menghitung HC (dalam hal ini oil) volume dari suatu cekungan dengan memakai rumus : Oil volume=area*thickness*source rock yield*expulsion effisiensi*migration and trap effisiensi ...hanya saja, saya masih belum begitu jelas, bagaimana kah cara mendapatkan angka untuk parameter source rock yield, expulsion efisiensi, dan migration and trap effisiensi..., apakah dari pemodelan basin yang di cross check dengan total reserve dari si 'HC' yang dipercaya dari cekungan tersebut atau bagaimana... Atau malah mungkin ada rumus lain nya ya... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo
Re: [iagi-net-l] Origin of Petroleum : Biogenic and/or Abiogenic
Pak Awang YTH., Saya masih belum begitu jelas yang dimaksud dengan reaksi Fischer-Tropsch (FT)... ...Reaksi FT adalah reaksi dengan katalisator yang mengubah CO dan H menjadi hidrokarbon..., yang dimaksud dengan reaksi katalisator ini apa ya pak... ...dan juga dalam pembentukan HC ini, berarti hampir tidak bisa dilakukan analisa source rock, misal kan dari segi Kerogen type, TOC, Rock-Eval Pyrolisis, dsb.; kalo iya bagaimanakah kita bisa menghitung Possible Geological change of success (komponen source rock nya) dalam prospect rangking misal nya pak... Selain itu, teori Abiogenic ini apa bisa dihubungkan dengan siklus Wilson yang menjelaskan adanya evolusi cekungan pak..., bila iya kira2 di fase yang mana potensi terbesar (skala urutan kejadian dan tempat terbentuk nya) untuk ditemukan Hydrocarbon. Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo - Original Message From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 9, 2008 3:14:44 PM Subject: [iagi-net-l] Origin of Petroleum : Biogenic and/or Abiogenic Perdebatan tentang asal hidrokarbon apakah digenerasi secara biogenik (organik) dan/atau abiogenik (anorganik) masih terus berlangsung. Kedua kubu pemikiran bisa dipertemukan pada Juni 2005 di Calgary, Canada pada suatu konferensi yang disponsori AAPG –Hedberg Research Conference on “Origin of Petroleum”. Suatu ciri bahwa teori anorganik tidak lagi dipandang apriori. Laporan tentang konferensi ini baru dipublikasikan pada AAPG Bulletin edisi Mei 2008 (Katz dkk., 2008). Laporan ini saya pikir netral alias tidak memihak kepada satu kubu sebab ditulis secara bersama oleh para pendukung teori biogenic dan/atau abiogenic. nbsp; Memahami hidrokarbon asal organik atau anorganik tentu bukan sekedar memuaskan dahaga akademik dan sains, teori apa yang diterima atau diterapkan akan menentukan bagaimana suatu strategi eksplorasi dijalankan, ke mana ia akan mengarahkan eksplorasinya, misalnya : ke cekungan sedimen yang menjauhi intrusi magmatik, atau malahan mendekatinya. nbsp; Dalam konferensi itu dibahas 14 makalah yang mendiskusikan data dan bukti tentang asal hidrokarbon secara biogenic dan abiogenic. Di kubu organic antara lain ada : Claypool, Dow dan Moldowan. Di pihak anorganik ada : Leonov, Szatmari, dan Titkov. Berbagai konsep tentang cara pembentukan hidrokarbon secara abiogenic dipaparkan. Secara garis besar, konsep-konsep abiogenic ini dapat dibagi menjadi dua : mantle degassing yang berasosiasi dengan polimerisasi senyawa dengan berat molekul rendah, dan serpentinisasi yang berhubungan dengan reaksi Fischer-Tropsch (FT) Reaksi FT adalah reaksi dengan katalisator yang mengubah CO dan H menjadi hidrokarbon. Presentasi asal biogenic menghadirkan model tunggal yang sudah kita ketahui dengan baik : zat organic di dalam sediment secara termal diubah menjadi minyak dan gas.. nbsp; Dilaporkan oleh Katz dkk. (2008) bahwa secara umum bisa dikatakan tak ada kesepakatan di antara dua kubu pemikiran itu, tetapi semua peserta konferensi mengakui bahwa pertemuan ini penting, informatif, membawa pekerjaan rumah untuk setiap kubu pemikiran buat dilakukan evaluasi-evaluasi lanjutan. nbsp; Ringkasan pertemuan dan diskusi para ahli adalah seperti berikut ini. nbsp; Diamati bahwa akumulasi hidrokarbon anorganik dalam jumlah kecil yang tak ekonomis memang terjadi di beberapa tempat. Belum jelas untuk para penyokong organic bahwa ada akumulasi anorganik yang komersial. Klaim hidrokarbon di crystalline basement yang oleh para pendukung anorganik dikatakan sebagai bukti abiogenik ternyata dapat dikorelasikan dengan batuan induk dari sediment yang menutupi basement itu atau yang posisinya lebih rendah dari basement high (seperti kasus gas di Suban basement yang source-nya berasal dari Lemat/Talang Akar). nbsp; Beberapa mekanisme anorganik juga melibatkan tahapan organic yang mengubah metana asal mantel menjadi hidrokarbon yang lebih berat, atau terjadi bersamaan dengan mekanisme organic. Diakui bahwa mekanisme anorganik bisa memperpanjang umur sumberdaya hidrokarbon secara global yang saat ini hanya berdasarkan mekanisme organic. Tetapi, dengan tidak adanya mekanisme anorganik yang tunggal, sulit untuk menerapkan secara efektif program-program eksplorasi yang berdasarkan konsep anorganik. Para pendukung organic berpendapat bahwa konsep anorganik tak menghadirkan lokasi-lokasi mana yang spesifik untuk dilakukan eksplorasi secara anorganik, dan konsep ini juga belum memiliki cara bagaimana menghitung volume hidrokarbonnya (kalau menghitung volume hidrokarbon organic dari suatu kitchen sediment tentu sudah biasa dilakukan). nbsp; Biogenic origin juga punyanbsp;beberapa kesulitan, misalnya issue fungsi batubara dalam pembentukan hidrokarbon (minyak khususnya), masalah efisiensi ekspulsi dan proses migrasi. Mekanisme
[iagi-net-l] Bertanya tentang Konsep Sequence Stratigrafi
Dear Bapak dan Ibu IAGI Netters YTH., Apakah ada yang bisa berbagi pengalaman dalam memakai konsep Sequence Stratigrafi, sehubungan dengan pembagian sequence, yang kemudian akan dipakai antara lain untuk Rekonstruksi tektonik dan sedimentasi nya, Play concept model, Paleogeografi/facies map and model, Prospect generation, dan sebagai nya..., yang mana sejauh yang saya tahu adalah : 1. Konsep Galloway, berdasarkan Maximum Flooding Surface (MFS) ke MFS yang lain nya 2. Konsep Exxon, berdasarkan Sequence Boundary (SB) ke SB yang lain nya..., (3rd order; Mitchum Van Wagoner, 1991; adalah 1 s/d 2 Ma; sedangkan menurut Vail, et al., 1991; adalah 0.5 s/d 3 Ma) Diantara kedua konsep ini, manakah yang lebih praktis, logis, dan cocok diterapkan untuk semua lingkungan pengendapan... Ataukah masing2 konsep tersebut mempunyai 'default' atau spesifikasi tertentu, yang mana hanya cocok untuk lingkungan pengendapan tertentu saja... Apakah pernah ada diantara bapak dan ibu yang pernah memakai kedua konsep ini, dan membandingkan nya, sejak dari ketersediaan data, interpretasi, sampai ke hasil nya Oh ya, selain itu apakah bisa suatu 'onlapping sediment' ke basement high, dalam hal ini diinterpretasikan sebagai 'transgressive system track', yang mana kecenderungan didapatkan ada nya material yang lebih shally cukup besar, akan selalu menjadi semacam 'barrier' untuk oil bermigrasi dari suatu lacustrine delta 'as a source rock' , ke reservoir di atas onlapping tersebut... Mohon pencerahan nya... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[iagi-net-l] Bertanya tentang Konsep Sequence Stratigrafi
Dear Bapak dan Ibu IAGI Netters YTH., Apakah ada yang bisa berbagi pengalaman dalam memakai konsep Sequence Stratigrafi, sehubungan dengan pembagian sequence, yang kemudian akan dipakai antara lain untuk Rekonstruksi tektonik dan sedimentasi nya, Play concept model, Paleogeografi/facies map and model, Prospect generation, dan sebagai nya..., yang mana sejauh yang saya tahu adalah : 1. Konsep Galloway, berdasarkan Maximum Flooding Surface (MFS) ke MFS yang lain nya 2. Konsep Exxon, berdasarkan Sequence Boundary (SB) ke SB yang lain nya..., (3rd order; Mitchum Van Wagoner, 1991; adalah 1 s/d 2 Ma; sedangkan menurut Vail, et al., 1991; adalah 0.5 s/d 3 Ma) Diantara kedua konsep ini, manakah yang lebih praktis, logis, dan cocok diterapkan untuk semua lingkungan pengendapan... Ataukah masing2 konsep tersebut mempunyai 'default' atau spesifikasi tertentu, yang mana hanya cocok untuk lingkungan pengendapan tertentu saja... Apakah pernah ada diantara bapak dan ibu yang pernah memakai kedua konsep ini, dan membandingkan nya, sejak dari ketersediaan data, interpretasi, sampai ke hasil nya Oh ya, selain itu apakah bisa suatu 'onlapping sediment' ke basement high, dalam hal ini diinterpretasikan sebagai 'transgressive system track', yang mana kecenderungan didapatkan ada nya material yang lebih shally cukup besar, akan selalu menjadi semacam 'barrier' untuk oil bermigrasi dari suatu lacustrine delta 'as a source rock' , ke reservoir di atas onlapping tersebut... Mohon pencerahan nya... Terimakasih Best Regards Sigit Ari Prabowo Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[iagi-net-l] Bertanya tentang 'Petroleum System'
kerogen no. 3 belum tentu bisa digenerasi sebelum mencapai 120 C. Juga, untuk bisa ekspulsi harus ada sekitar 25 % HC di dalam batuan induk yang sudah tergenerasi, baru migrasi bisa terjadi. Anomali bisa terjadi, contohnya di Central Sumatera, yang punya GG termasuk tertinggi di dunia, yaitu 4.5 C/100 ft (rata2 Indonesia 2.5-2.7 C/100 ft). Nah, ia tak perlu mengikuti range di atas; di tempat dangkal generasi bisa terjadi sebab termal sudah tercapai. 7. Metoda Lopatin (bisa dipelajari di buku Waples-1985 atau coba cari di internet) dan restorasi basin dengan flattening bisa dilakukan. Lopatin adalah dasar semua software basinmod. Memang agak lama, tetapi cukup ampuh. Flattening basin pada umur saat terjadi peak migration, itu akan menunjukkan di mana tinggian, di mana rendahan. Migrasi akan terjadi ke arah tinggian. salam, awang sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang YTH., Dalam kesempatan ini, saya ingin bertanya tentang batuan induk pak... 1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kematangan batuan induk, selain mekanisme pembentukan basin, tipe basin, letak basin, kedalaman basin, overburden, geometri basin, litologi penyusun, dan kandungan material organik? ...apakah ada paper tentang pemodelan basin, misal kalo di back arc basin, maka biasanya akan mempunyai kedalaman sekian, geometri sekian, litologi penyusun terdiri dari batuan x, y, z; kandungan material organik nya misal dari a sampai c; dsb.,...? 2. Indikator (metoda) apa saja yang penting dalam penentuan kematangan batuan induk; selain Mikroskopik optik (sinar transmisi, pantulan vitrinit, fluorescens), Pirolisis (Rock eval, Karbon organik), Analisa unsur (C, H. O), Komposisi molekuler (Alkana, Sterana, dll.), ...? 3. Apakah bisa secara spesifik, dipakai 'default' misal TOC, HI, Gradien Geothermal sekian; maka batuan induk sudah matang atau belum matang...? 4. Secara simple, bisakah dibedakan basin-basin di wilayah Indonesia Barat, dengan di Indonesia Timur; dari segi tipe basin nya, temperature nya, TOC nya, HI, Gradien Geothermal nya, dsb? 5. Bila di suatu basin telah 'proven' menjadi batuan induk, dan telah ditemukan oil dan gas di daerah tersebut, berapakah jarak terjauh yang pernah diukur dari batuan induk tersebut sampai ke reservoar nya, dalam kasus ini adalah 'synrift basin'...? 6. Saya pernah membaca kalo temperatur oil window adalah 60 s/d 160 deg C (140-320 deg F). sedangkan temperature gas window adalah 100 s/d 200 deg C (212-392 deg F)... ...apakah pernah terjadi 'anomali', maksud saya dengan faktor salah satu nya kedalaman basement yang agak dangkal, yang mana suhu tidak mencapai 'range oil maupun gas window' tersebut diatas, pernahkah ditemukan di Indonesia, oil dan gas yang ter'generate' dan bermigrasi ke reservoar nya, dan menjadi discovery...? 7.. Bila kita belum punya software pemodelan basin, seperti basinmod, dsb.; cara terbaik seperti apakah untuk memodelkan basin, sehingga bisa diketahui antara lain mulai waktu Geologi kapankah dan kemanakah arah HC bermigrasi? Demikian dulu pak pertanyaan saya, terimakasih atas jawaban dan diskusi nya Best Regards Sigit Ari Prabowo Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[iagi-net-l] Bertanya tentang 'Petroleum System'
tentu bisa digenerasi sebelum mencapai 120 C. Juga, untuk bisa ekspulsi harus ada sekitar 25 % HC di dalam batuan induk yang sudah tergenerasi, baru migrasi bisa terjadi. Anomali bisa terjadi, contohnya di Central Sumatera, yang punya GG termasuk tertinggi di dunia, yaitu 4.5 C/100 ft (rata2 Indonesia 2.5-2.7 C/100 ft). Nah, ia tak perlu mengikuti range di atas; di tempat dangkal generasi bisa terjadi sebab termal sudah tercapai. 7. Metoda Lopatin (bisa dipelajari di buku Waples-1985 atau coba cari di internet) dan restorasi basin dengan flattening bisa dilakukan. Lopatin adalah dasar semua software basinmod. Memang agak lama, tetapi cukup ampuh. Flattening basin pada umur saat terjadi peak migration, itu akan menunjukkan di mana tinggian, di mana rendahan.. Migrasi akan terjadi ke arah tinggian. salam, awang sigit prabowo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang YTH., Dalam kesempatan ini, saya ingin bertanya tentang batuan induk pak... 1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kematangan batuan induk, selain mekanisme pembentukan basin, tipe basin, letak basin, kedalaman basin, overburden, geometri basin, litologi penyusun, dan kandungan material organik...? ...apakah ada paper tentang pemodelan basin, misal kalo di back arc basin, maka biasanya akan mempunyai kedalaman sekian, geometri sekian, litologi penyusun terdiri dari batuan x, y, z; kandungan material organik nya misal dari a sampai c; dsb.,...? 2. Indikator (metoda) apa saja yang penting dalam penentuan kematangan batuan induk; selain Mikroskopik optik (sinar transmisi, pantulan vitrinit, fluorescens), Pirolisis (Rock eval, Karbon organik), Analisa unsur (C, H. O), Komposisi molekuler (Alkana, Sterana, dll.), ...? 3. Apakah bisa secara spesifik, dipakai 'default' misal TOC, HI, Gradien Geothermal sekian; maka batuan induk sudah matang atau belum matang...? 4. Secara simple, bisakah dibedakan basin-basin di wilayah Indonesia Barat, dengan di Indonesia Timur; dari segi tipe basin nya, temperature nya, TOC nya, HI, Gradien Geothermal nya, dsb? 5. Bila di suatu basin telah 'proven' menjadi batuan induk, dan telah ditemukan oil dan gas di daerah tersebut, berapakah jarak terjauh yang pernah diukur dari batuan induk tersebut sampai ke reservoar nya, dalam kasus ini adalah 'synrift basin'...? 6. Saya pernah membaca kalo temperatur oil window adalah 60 s/d 160 deg C (140-320 deg F). sedangkan temperature gas window adalah 100 s/d 200 deg C (212-392 deg F)... ...apakah pernah terjadi 'anomali', maksud saya dengan faktor salah satu nya kedalaman basement yang agak dangkal, yang mana suhu tidak mencapai 'range oil maupun gas window' tersebut diatas, pernahkah ditemukan di Indonesia, oil dan gas yang ter'generate' dan bermigrasi ke reservoar nya, dan menjadi discovery...? 7. Bila kita belum punya software pemodelan basin, seperti basinmod, dsb.; cara terbaik seperti apakah untuk memodelkan basin, sehingga bisa diketahui antara lain mulai waktu Geologi kapankah dan kemanakah arah HC bermigrasi...? Demikian dulu pak pertanyaan saya, terimakasih atas jawaban dan diskusi nya Best Regards Sigit Ari Prabowo Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
[iagi-net-l] Bertanya tentang online Geology library
Dear IAGI netters YTH., Barangkali ada yang tahu, dimana kita bisa akses perpustakaan Geologi secara online, apakah mesti dengan 'login' sebagai anggota terlebih dahulu, dsb.,... Terimakasih Regards Sigit Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau
Dear pak Herman, Kalo kita sudah menjadi member (associate), terus kita beli produk nya (AAPG Memoirs); di list nya terlihat ada perbedaan harga, untuk member dan non-member... Bagaimana supaya saat kita membeli buku tersebut, harga nya adalah harga member...? Terimakasih Best Regards Sigit - Original Message From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 17, 2007 9:01:02 AM Subject: RE: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau Oki, Bisa register online di: www.aapg.org Herman -Original Message- From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 14 July 2007 12:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau Dulu jaman kiwari saya pernah jadi (aktive?) member AAPG. Tapi setelah beberapa kali pindah kerja, membershipnya gak pernah diperpanjang. Gimana cara mengaktifkan kembali ya...? Cheers Oki (Udah bayar iuran IAGI langsung ke cak Sutar) --- mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: sekedar info, dulu ketika berubah menjadi seorang active member, saya dikirimi selembar sertifikat dan satu buah pin berlogo aapg. salam, syaiful On 7/12/07, Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Sigit, Perbedaannya dijelaskan di sini: http://www.aapg.org/join/ Intinya adalah kalau baru lulus S1, sampai dengan 3 tahun setelahnya, jenis anggota yang didapatkan adalah Associate Member, sedangkan jika sudah memiliki 3 tahun pengalaman, bisa apply sebagai Active Member langsung. Kalau saya tidak salah ingat, seorang Active Member memiliki hak suara untuk memilih dan dipilih sebagai pejabat AAPG sedangkan yang Associate Member tidak bisa. Betul begitu Mas Herman? Tolong koreksi jika saya salah. Minarwan On Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. http://get.games.yahoo.com/proddesc?gamekey=monopolyherenow Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center. http://autos.yahoo.com/green_center/
Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau
Dear cak Min, Bagaimana membedakan kriteria associate member dan active member, apakah kita diberitahu kalo awal nya hanya associate kemudian menjadi active member... terimakasih Regards Sigit - Original Message From: Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, July 12, 2007 1:40:09 PM Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG membership sekarang lebih terjangkau Nengah udah jadi active member kali jadi bayar $80? Omong-omong, kalau pake US$25,000/th berarti penghasilannya kan cuman US$2,000/bulan alias seperti yang Mas RDP hitung kurang dari Rp 20 jt. Kalau Mas RDP sih jelas enggak boleh milih yang murah dong hehehe Hayo jujur kacang ijo:) Min On 7/12/07, I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Herman, Tahun kemarin saya cuman bayar 36 dolar, tapi tahun ini kok tiba2 naik jadi 80 dolar. Kenapa ya? Makasih atas infonya. Salam, Nengah Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545433
Re: [iagi-net-l] [help] tatanan geologi Cekungan Tarakan
Dear pak Nur, Mungkin juga bisa dilihat dari paper IPA bulan October tahun 2003, dengan judul The Tarakan Basin, East Kalimantan : Proven Neogene Fluvio-Deltaic, Prospective Deep-Water and Paleogene Plays in a Regional Stratigraphic Context, yang disusun oleh Stephen Noon, John Harrington, Herman Darman. Dari paper tersebut bisa dilihat lebih jauh untuk paper-paper yang berkaitan, di bagian references nya Semoga bermanfaat Regards Sigit - Original Message From: M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 6, 2007 12:14:50 AM Subject: [iagi-net-l] [help] tatanan geologi Cekungan Tarakan Rekan2 IAGI-NET ysh. Saya memerlukan peta atau sketsa yang menggambarkan tatanan geologi Cekungan Tarakan untuk melengkapi tesis saya. Barangkali diantara rekan2 ada yang memiliki file paper atau publikasi yang mencantumkan peta atau gambar yang saya maksud, mohon sekiranya bisa di-sharing via japri. Ada laporan yang menyebutkan bahwa Situmorang Buchan (1992) mempublikasi sketsa Cekungan Tarakan, tapi saya tidak tahu pasti apa judul publikasi dari Situmorang Buchan (1992) tsb. Saya googling tidak ketemu. Terima kasih atas perhatiannya. Salam, Nur H. TV dinner still cooling? Check out Tonight's Picks on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121
Re: [iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?
Dear Razi, Setahu saya, LCM hanya melapisi dinding formasi saja, dia tidak akan influx jauh ke dalam formasi, dengan demikian tidak akan menyebabkan formation damage. Lagipula, pump LCM memang harus dilakukan untuk menutup loss zone. Seperti sering dilakukan di beberapa field, either di sandstone maupun di carbonate reservoir, misal di Musi block, South Sumatera. Bisa juga dicoba memakai ground marble (Ca CO3) baik yang fine maupun coarse grain dan saw dust (serbuk gergaji), yang kayaknya biasa dipakai di Central Sumatra block. Semoga bisa menambah wacana dalam diskusi... Regards Sigit - Original Message From: M Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, June 14, 2007 12:12:45 PM Subject: [iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi? jika saya punya reservoir oil depleted dgn lithology sandstone, dulunya waktu di drill pernah terjadi total loss di sand tsb, dan di beri mika utk melawan loss, apakah mika ini bisa menjadi merusak formasi? seberapa besar dampaknya terhadap reservoir? mhn pencerahannya. salam, Razi Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/