Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik Agus Hendratno
kawasan wisata di selatan Jatim dan ujung Jatim bagian timur, ambruk, termasuk 
di Bromo dan pantai selatan Jatim. yang perlu diteliti lebih lanjut adalah 
mutiplier effect dari semburan lumpur. Kelihatannya belum ada organisasi ilmiah 
atau lembaga pemerintah tentang analisis dampak ganda dari bencana yang 
berkelanjutan itu. Ada dampak ekologis, dampak infrastruktur, dampak sosial 
ekonomi dan budaya, dampak psikologis dan kejiwaan bagi korban langsung maupun 
korban LUSI yang 'tidak langsung' terutama masyarakat Jatim di luar wilayah 
Porong; dampak investasi dan moneter; dampak perpajakan barang-barang ekspor 
jatim, dll...buanyak sekali. sampai susah dideskripsi...

AGUS

- Original Message 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 24, 2007 7:46:17 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai 
berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau 
terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk 
bisa lewat  , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya 
dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan 
Perlu diteliti lebih lanjut

ISM


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !


 Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
 bermain-main di penyebab terjadinya.

 Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
 tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
 Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
 mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
 potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
 tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
 Anyar. :)

 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
 ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
 Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
 yang sudah mateng ?
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

 Duh !

 Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
 mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
 keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
 parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

 Duh
 Kesian si sakit ini  :(

  - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
  + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

 GUBRAKKK 

 RDP

 On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

 Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

 Best regards

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik ET Paripurno

hm begitu senangnya kita meneliti. sampai kita melupakan, ada yang
lebih penting harus kita lakukan dari sekedar meneliti..

et


Pada tanggal 07/02/26, Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] menulis:


kawasan wisata di selatan Jatim dan ujung Jatim bagian timur, ambruk,
termasuk di Bromo dan pantai selatan Jatim. yang perlu diteliti lebih
lanjut adalah mutiplier effect dari semburan lumpur. Kelihatannya belum ada
organisasi ilmiah atau lembaga pemerintah tentang analisis dampak ganda dari
bencana yang berkelanjutan itu. Ada dampak ekologis, dampak infrastruktur,
dampak sosial ekonomi dan budaya, dampak psikologis dan kejiwaan bagi korban
langsung maupun korban LUSI yang 'tidak langsung' terutama masyarakat Jatim
di luar wilayah Porong; dampak investasi dan moneter; dampak perpajakan
barang-barang ekspor jatim, dll...buanyak sekali. sampai
susah dideskripsi...

AGUS

- Original Message 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 24, 2007 7:46:17 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai
berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau
terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin
tdk
bisa lewat  , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya
dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih
berkesimpulan
Perlu diteliti lebih lanjut

ISM


- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !


 Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
 bermain-main di penyebab terjadinya.

 Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
 tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
 Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
 mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
 potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
 tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
 Anyar. :)

 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
 ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
 Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
 yang sudah mateng ?
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

 Duh !

 Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
 mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
 keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
 parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

 Duh
 Kesian si sakit ini  :(

  - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
  + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

 GUBRAKKK 

 RDP

 On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah 


   Vick, 
 Untuk suatu statement yg bersekala
nasional memang bawah permukaan 
 adalah kompetensi IAGI, jadi
diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano tadi. Kalau
sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 
 memberi masukan
ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk 
 membuat
metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. 
 

Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia

 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil,
jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara
penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis kulit mau
coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti
workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan
santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak

 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/

 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau
ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan
di forum IATMI 
 atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain.
Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan

 ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia
tanpa teks... 
 Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar
negeri lho. 
 
 Witan 
 

-Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52
PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l]
Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 
 Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa
ndak ada masalah mau 
 digiring kemanapun. Tetapi
yang aku sangat sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di
penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga 

bermain-main di penyebab terjadinya. 
 
 Aku
sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. 
 

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan
 
 Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan
nanah  ya 
 mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda
sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri
kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul korengan sebelumnya
termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah
sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka 

baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah

 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati.
Lah 
 ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti
sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa
malah beneran bisul 
 yang sudah mateng ? 
 Si sakit
sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ?
Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. 


 Duh ! 
 
 Kesiannya luka baru tadi sudah
menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 
 mulai bernanah.
Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah 

mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi
dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!

 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah
seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan
kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ...
!! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut
!!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP

 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada asosiasi peneliti 
 dan 
 masyarakat

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan 


   Vick, 
 Untuk suatu statement yg bersekala
nasional memang bawah permukaan 
 adalah kompetensi IAGI, jadi
diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano tadi. Kalau
sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 
 memberi masukan
ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk 
 membuat
metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. 
 

Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia

 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil,
jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara
penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis kulit mau
coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti
workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan
santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak

 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/

 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau
ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan
di forum IATMI 
 atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain.
Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan

 ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia
tanpa teks... 
 Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar
negeri lho. 
 
 Witan 
 

-Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52
PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l]
Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 
 Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa
ndak ada masalah mau 
 digiring kemanapun. Tetapi
yang aku sangat sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di
penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga 

bermain-main di penyebab terjadinya. 
 
 Aku
sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. 
 

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan
 
 Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan
nanah  ya 
 mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda
sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri
kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul korengan sebelumnya
termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah
sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka 

baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah

 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati.
Lah 
 ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti
sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa
malah beneran bisul 
 yang sudah mateng ? 
 Si sakit
sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ?
Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. 


 Duh ! 
 
 Kesiannya luka baru tadi sudah
menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 
 mulai bernanah.
Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah 

mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi
dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!

 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah
seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan
kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ...
!! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut
!!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP

 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada asosiasi peneliti 
 dan

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan 


   Vick, 
 Untuk suatu statement yg
bersekala nasional memang bawah permukaan 
 adalah kompetensi
IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano
tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 

memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk 
 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. 
 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal
bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa
dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian
tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis
kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya
hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang
berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan
ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak
tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani
lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada asosiasi peneliti 
 dan

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut
diatas masih 


   Vick, 
 Untuk suatu
statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan 
 adalah
kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 

volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 
 memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk

 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan.

 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal
bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa
dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian
tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis
kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya
hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang
berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan
ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak
tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani
lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut



   Vick, 
 Untuk suatu statement yg
bersekala nasional memang bawah permukaan 
 adalah kompetensi
IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano
tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 

memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk 
 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. 
 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal
bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa
dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian
tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis
kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya
hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang
berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan
ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak
tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani
lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada asosiasi

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut
diatas masih kurang untuk menyatakan 


   Vick,

 Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah
permukaan 
 adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang
asal-usul nya mud 
 volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya
mungkin kita bisa bantu 
 memberi masukan ke asosiasi
professional yang lebih kompeten untuk 
 membuat metoda
pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. 
 
 Sama
dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat,
bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara
penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis kulit mau
coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti
workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan
santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak

 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/

 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau
ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan
di forum IATMI 
 atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain.
Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan

 ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia
tanpa teks... 
 Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar
negeri lho. 
 
 Witan 
 

-Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52
PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l]
Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 
 Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa
ndak ada masalah mau 
 digiring kemanapun. Tetapi
yang aku sangat sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di
penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga 

bermain-main di penyebab terjadinya. 
 
 Aku
sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. 
 

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan
 
 Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan
nanah  ya 
 mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda
sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri
kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul korengan sebelumnya
termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah
sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka 

baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah

 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati.
Lah 
 ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti
sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa
malah beneran bisul 
 yang sudah mateng ? 
 Si sakit
sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ?
Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. 


 Duh ! 
 
 Kesiannya luka baru tadi sudah
menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 
 mulai bernanah.
Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah 

mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi
dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!

 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah
seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan
kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ...
!! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut
!!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP

 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut
diatas 


   Vick, 
 Untuk suatu
statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan 
 adalah
kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 

volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu 
 memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk

 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan.

 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal
bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa
dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru kemudian
tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter spesialis
kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya
hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang
berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan
ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak
tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani
lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat pada asosiasi

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut
diatas masih kurang 


   Vick, 
 Untuk
suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan 

adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu

 memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten
untuk 
 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas
permukaan. 
 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak
hanya asal bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul
itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru
kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter
spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup
tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge
yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan
penggiringan ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup
banyak tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti
berani lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan
pendapat

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.

   Apakah dengan alasan tersebut
diatas masih kurang untuk 


   Vick, 

Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan 
 adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya
mud 
 volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita
bisa bantu 
 memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih
kompeten untuk 
 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di
atas permukaan. 
 
 Sama dengan contoh bisul tadi,
dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu
asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor,
atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak 

nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana
nya cukup tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and
challenge yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan
penggiringan ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup
banyak tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti
berani lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri
puskesnya masih 
 melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa
sih sebabnya ? Malah 
 melihat-lihgat bekas-bekas koreng
sebelahnya. 
 
 Duh ! 
 
 Kesiannya
luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah 

mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun
sudah 
 mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum
terobati. 
 
 Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan
menjadi infeksi dan kalau 
 keterusan salah-salah menjadi kangker
... waddduh !! 
 Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan
obat merah seperti 
 kalau sakit luka baru, tetapi mesti
dioperasi, bahkan kalau sangat 
 parah menjadi kangker terpaksa
harus amputasi ... !! 
 
 Duh 
 Kesian si sakit
ini  :( 
 
 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki
saya ? 
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian
lebih lanjut !!! 
 
 GUBRAKKK  
 
 RDP 
 
 On 2/23/07, Arya Nuhan
[EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Aduh sayang banget
di international workshop on Lusi kemarin topik ini 

kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak 
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya
(as the 
 email subject indicated). Saya datang dengan
antusias ke workshop 
 tersebut berharap adanya perdebatan
yang sengit (dengan argumen yang 
 ilmiah tentunya!) mengenai
penyebab naiknya lumpur ke permukaan. 
 
 Yang
sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview 
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong
ke satu 
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok
hampir gak percaya 
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-26 Terurut Topik yrsnki


 
    Rekan rekan

    Saya  sependapat dengan Vicky bahwa kita masih
berkutat dengan apa 
    penyebab-nya LUSI ini.
Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan
   
dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI.
    Akan
tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian
khususnya 
   Indonesia ,sebagian terbesar berpendapat
bahwa  LUSI tejadi karena kondisi 
   geologi
bawah permukaan-nya.
   Dalam berbagai diskusi dan workshop
maupun intern para ahli kebumian 
   hal ini 
sepertinya sudah menjadi semacam KONSENSUS.

   Apakah
dengan alasan tersebut diatas masih kurang untuk menyatakan LUSI
   sebagai Bencanal Alam ( bisa ditambahkan Nasional
kalau mengingat dampak-
   sosial ekonomis yang sangat
besar).

   Dalam salah satu diskusi Int'l workshop
minggu lalu saya menyatakan bahwa per-
   soalan-nya adalah
bagaimana meng-kwantifikasikan  data geologi bawah permukaan
   dengan memakai data dan asumsi geologi yang
benar.

    Prihadi telah mencoba
membuat asusmsi lamanya luapan lumpur berdasarkan 
    beberapa asumsi , awal yang
menggembirakan.

Kearah
kwantifikasi data geologi dan geofisika inilah seharusnya usaha kita
arahkan
    apakah kebenaran akan mutlak ?
Tidak ada yang menjamin , akan tetapi dengan \  
 data / informasi serta didasarkan kepada asumsi
geologi yang paling disepakati,

kita semestinya dapat melakukan hal itu .

Hai inlah yang akan memberikan
arahan kepada ahli ahli lain dan pemegang kewenangan
    /pemerintah untuk membuata rencana mitigasi yang
lebih dapat diterima masyarakat 
    yang terkena
dampak.

   Apakah ini se-olah2 memihak ? Saya kira
tidak dapat dikatakan demikian. 
   Saya kira
disinilah keteguhan kita sebagai ahli kebumian
   akan
diuji, yi. apakah kita berani menyatakn kebenaran ilmiah walaupun
itu bertentangan
   dengan opini umum?.

   Pak Eddy Sunardi cs, marilah nyatakan apa yang
menurut  Anda paling benar berdasarkan
  
kaidah keilmuan.
   Semoga Allah SWT memberikan kekuatan
untuk itu .


   Si-Abah

  
__


   Vick, 
 Untuk
suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan 

adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud 
 volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu

 memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten
untuk 
 membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas
permukaan. 
 
 Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak
hanya asal bedah saja tapi dia 
 musti tahu dulu asal-usul bisul
itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, 
 tumor, atau kanker baru
kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak 
 nanti dokter
spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. 
 
 Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup
tertib 
 dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge
yang berarti. 
 Namun saya tak melihat/merasa ada kesan
penggiringan ke satu pihak 
 tertentu, mengingat yang hadir cukup
banyak tokoh2 senior IAGI/ 
 pendidikan ilmu kebumian yang pasti
berani lantang bicara kalau ada 
 sesuatu yg tak sesuai dengan
pendapatnya. Siapa takut? 
 
 Kalau saja session
drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI 
 atau
asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest 
 dan kompetensi tadi. 
 
 Yang sangat saya
sayangkan kenapa seminar international tapi 
 presentasinya kok
hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan 
 ahli-ahli
asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... 

Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. 


 Witan 
 
 -Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM 
 To:
iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists:
Mudflow caused by drilling, not 
 natural ! 
 

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau

 digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat
sayangkan kenapa masih 
 juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan
Tim IAGI masih juga 
 bermain-main di penyebab
terjadinya. 
 
 Aku sendiri sering menganalogikan dengan
penyakit bisul. 
 
 Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi
bisul yang belum cukup mateng 
 tersenggol kemudian dicucuk pakai
paku payung yang sudah jaratan  
 Nah jadinya sebentuk luka
baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya 
 mengeluarkan nanah
yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada 
 potensi menjadi
sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada 
 tanda-tanda muncul
korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung 
 Anyar. :) 
 
 Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau
saja luka 
 baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti
kalau di film 
 perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena
digigit ular malah 
 dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka
bakar yg bisa diobati. Lah 
 ini korengan bisul yang sudah
tercucuk malah diteliti sana-sini. 
 Sambil eyel-eyelan akibat
tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul 
 yang sudah mateng
? 
 Si

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-25 Terurut Topik hendri silaen

Pak, asal muasal air lumpur itu dapat saja diketahui dari komposisi kimianya
(elemen mayor: natrium, kalium, magnesium, kalsium, bikarbonat, klorida,
atau sulfat serta elemen minor dan jarang: fluor, boron, yodium atau bisa
juga pakai unsur gas inert/golongan 8) dan juga komposisi isotopnya (stabil:
18-O dan D atau radioisotop). Semuanya bisa dilakukan di dalam negeri, cepat
dan rasanya tidak mahal.

salam

On 2/24/07, oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote:



Dari presentasi yang saya simak, yang paling berkesan buat saya adalah
paparannya pak Lambok yang bilang bahwa sampai sekarang kita gak tahu apakah
air yangmembawa lumpur ini adalah air formasi atau air recharge dari
pegunungan (Welirang cs) beberapa km di selatan neng LUSI. Padahal
implikasinya sangat vital: kalau fully air formasi kita bisa berharap bahwa
pada suatu saat si Lusi bisa berhenti sendiri namun kalau unsur rechargenya
yang lebih besar, bisa-bisa jadi forever and ever.



RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-24 Terurut Topik oki musakti
 jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.

Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak
menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa,
apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk
lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab
100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi
Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). 

Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan
ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai
kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan
Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai
kemungkinan. 

Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa
penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak
Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya
pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang
ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung
akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia.


Salam,
awang



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

 Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

 Best regards,
 Arya Muhammad Nuhan
 Jr.Geologist

 -Original Message-
 From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
 natural !

 Setuju sekali dengan pak ADB !!

 Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
 istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan
maksudnya.
 Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
 manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
 geothermal...
 Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
 cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
 aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
 permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
 satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air
yang
 luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
 disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
 Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
 harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-24 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

 Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

 Best regards,
 Arya Muhammad Nuhan
 Jr.Geologist

 -Original Message-
 From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
 natural !

 Setuju sekali dengan pak ADB !!

 Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
 istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan
maksudnya.
 Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
 manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
 geothermal...
 Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
 cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
 aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
 permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
 satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air
yang
 luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
 disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
 Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
 harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
 Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
 Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan
minimal
 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
 material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
 itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze,
Densifier
 dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di
migas
 pasti sudah paham.
 Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
 casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
 saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
 Atau rumput yang bergoyang ??

 Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
 lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang
jadi
 biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!

 Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
 yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
 wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
 baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
 casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya
 ituapa saja

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-24 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sebetulnya penyelesaian masalahnya simple saja, karena tidak dapat dipredict 
kapan lumpur ini akan selesai:
Bentengi daerah yang mau amblas dengan tanggul, bikin saluran dengan tanggul 
ke laut / lewat K Porong, alirkan airnya, lumpurnya suruh mengendap di 
sekitar daerah yang akan amblas sebagai gunung lumpur.
Benahi daerah ini sebagai daerah pariwisata, ya penduduknya di pindahkan/ 
transmigrasi. Penyelesaian lain tidak ada, karena usaha2 menutup lubang 
belum bisa dijamin berhasil.
Soal ganti rugi dan sebagainya bukan masalah geologi lagi. Juga bagaimana 
membuat saluran dan tanggul adalah urusan orang teknik sipil /ahli irigasi

Habis apa lagi yang diharapkan dari hasil penelitian geologi?
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Hiltrudis Gendoet Hartono [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 24, 2007 8:39 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !



Marilah kita cermati alinea terakhir setelah kata Jadi,.. dari ulasan 
pak Awang, memang inilah sebetulnya yang segera para pakar apapun ilmunya 
untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang 
langsung terkena dampaknya. Mereka perlu adaptasi segalanya ditempat 
barunya. Secara ilmiah bencana ini perlu penelitian panjang karena 
banyak faktor yang harus dicermati, dinalisis scr komprehensip dan 
disimpulkan (natural ato biologi?) mungkin baru ketemu penyebabnya 
setelah 10 thn mendatang. SO WHAT?..he ...he...he banyak yang teriak 
kehilangan rumah budaya yang mereka hasilkan sejak mereka lahir dilokasi 
telah ludes bila menunggu hasil karya ilmiah katakan 10 tahn mendatang 
karena lumpur terus mengejar masyarakat sekitar.   Bukannya tulisan ini 
menganggap enteng karya ilmiah para pakar pintar kita ya memang sudah 
kerjaannya ingin selalu tahu., Dengan premis...jeilah... 
bencana itu kemauan alam, bgaimana kalo mud volcano kita
biarkan terjadi hingga dia/alam berhenti sendiri bila sudah capek..dan 
terus kita pikirkan alinea takhir setelah kata Jadi-nya Pak 
Awang?..ayo..ayo..
 Aku usul nih...Gimna kalo kita gak sebut Lumpur Lapindo, dengan analog 
karena banjir bandang yang disebbkn pemotongan kayu hutan ilegal oleh PT 
X gak pernah disebut dan diungkap, apalagi diteliti.silahkan usul 
apa namanya...LMS?

 salam sejahtera buat semua

 hill
 [2053]


Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi
berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI
adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka,
terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah
workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa
Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita
itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang
disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu
saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that.
Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah
salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu
melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori
tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir
tentu jelas mendengarkannya :

There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE, 2) TRIGGER. Lusi is
natural cause, so that Lusi is natural disaster. Trigger is difficult,
can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't
know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion)

Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak
diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari
Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa
LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua
power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan
gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the
major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai
dan Yamamoto, Osaka Univ)

Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang
mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb
kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.

Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak
menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa,
apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Arya Nuhan
Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? 

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. 

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti sudah paham.
Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
Atau rumput yang bergoyang ??

Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi
biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!

Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga  ada gasnya
ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai
ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb...
Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya
hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui
channel dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang
di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting
ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial
dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris.
Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling
engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik
pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud
engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan
geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang
ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? 
Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi
dangdut itu )

- Original Message -
From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !


 Pemicu lainnya

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik OK Taufik

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:


Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti sudah paham.
Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
Atau rumput yang bergoyang ??

Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi
biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!

Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga  ada gasnya
ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai
ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb...
Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya
hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui
channel

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Ismail Zaini
Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai 
berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau 
terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk 
bisa lewat  , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya 
dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan 
Perlu diteliti lebih lanjut


ISM


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !




Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Firman Gea
Justru yang aku tangkap dari tulisan Arya Nuhan, penggiringan /
penyitiran opini ke arah natural disaster oleh pihak-pihak yang lebih
berkuasa itu tidak nyata kehadirannya. Yang ada malah, kaum-kaum yang
memiliki pendapat bahwa - kejadian LUSI adalah murni akibat drilling
dan/atau bencana alam yang dipicu oleh drilling - tidak memanfaatkan
corong-corong yang ada untuk mengutarakan pikirannya. Sebagai contoh,
pada Internasional Geological Workshop hari Selasa kemarin, tak ada
satupun makalah ilmiah yang dipresentasikan mengenai drillinglah
penyebab semburan LUSI. Justru aku datang ke sana dengan harapan aku
dapat mempelajari paling tidak 2 (dua) sudut pandang yang berbeda
tentang penyebab semburan LUSI tersebut. Nyatanya aku hanya disuguhi 1
(satu) sudut pandang saja.

Tapi anehnya, aku mendapatkan kesan dari kaum yang tidak presentasi di
Internasional Geological Workshop selasa kemarin bahwa kran-kran pipa
untuk menyuarakan pendapat mereka ditutup, disumbat, disumpal, dan
mereka juga mengatakan: semburan LUSI sengaja diarahkan menjadi natural
disaster oleh pihak yang lebih berkuasa.

Pertanyaan yang menggelitik adalah, apa iya pengaruh kekuasaan di
belakang Lapindo telah mampu membungkam pemikiran lain tentang
penyebab LUSI? Atau malah mungkin sebenarnya, kaum yang tak presentasi
di BPPT selasa lalu tidak memiliki argumentasi yang baik dan tepat
sasaran? Gitu maksudnya.

Tapi terlepas dari semua perdebatan yang telah ada, yang menjadi
prioritas saat ini adalah komunitas korban lumpur dan rencana relokasi
yang tentunya harus dan mau tak mau segera dilakukan. Dampak-dampak
sosial harus segera ditangani dan dicari obat penyembuhnya. Agar
masyarakat di sekitar semburan tidak menderita lebih lanjut dan agar
masyarakat yang belum terkena dampak dapat segera diselamatkan dan
menjadi tidak terkena dampak.

 dan pertanyaan mengelitik selanjutnya, siapa yang bertanggung jawab
atas penanganan biayanya



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

 Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

 Best regards,
 Arya Muhammad Nuhan
 Jr.Geologist

 -Original Message-
 From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
 natural !

 Setuju sekali dengan pak ADB !!

 Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
 istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan
maksudnya.
 Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi
berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI
adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka,
terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah
workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa
Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita
itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang
disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu
saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that.
Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah
salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu
melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori
tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir
tentu jelas mendengarkannya : 

There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE,  2) TRIGGER. Lusi is
natural cause, so that Lusi is natural disaster.  Trigger is difficult,
can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't
know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion)

Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak
diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari
Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa
LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua
power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan
gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the
major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai
dan Yamamoto, Osaka Univ) 

Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang
mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb
kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.

Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak
menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa,
apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk
lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab
100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi
Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). 

Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan
ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai
kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan
Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai
kemungkinan. 

Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa
penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak
Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya
pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang
ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung
akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia.


Salam,
awang



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Witan Ardjakusumah
Vick,
Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan
adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud
volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu
memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk
membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan.

Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia
musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul,
tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak
nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam.

Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib
dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti.
Namun saya tak melihat/merasa ada  kesan penggiringan ke satu pihak
tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/
pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada
sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut?

Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI
atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest
dan kompetensi tadi.

Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi
presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan
ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks...
Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho.

Witan

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

  - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
  + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Fajar Lubis
Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.



   
   
   
  Terimakasih untuk berbagi info kesimpulan dari workshop pak Awang...
   
  Mudah-mudahan untuk 3 follow up ini tidak perlu memakan waktu yang lama, 
sehingga bisa membantu meringankan situasi yang ada di lokasi saat ini.
   
   
  Salam,
  Fajar (1141)
  Hanya bisa berdo`a..

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-30 Terurut Topik yrsnki

  Yth Pak Kusumadinata

  Mengapa lembaran hitam ?
  Justru pada situasi seperti ini para ahli kebumian dituntut untuk
  memberikan suatu penjelasan kepada masyarakat berdasarkan kaidah
  ilmu kebumian dan fakata fakta yang tersedia.

  Apakah itu cukup ???

  Mestinya belum , masyarakat tentu mengharapkan adanya usulan penyelesaian
  (betapapun pahitnya) , daripada ter-ombang ambing setiap hari.

  Beberapa pertanyaan yang harus dijawab (apakah data saat ini ada ?, apakah
  ada referense diluar Indonesia).

  1. Berapa volume lumpur panas yang ada dibawah permukaan 
 Apakah data geofisik/seismik dapat dipakai untuk menhitung ini?
 Berapa tekana formasi ??? (apakah data pemboran dpt dan ada???).
  2. Dengan laju alir seperti ini berapa lama akan terjadi ??
 satu tahun , dua tahun ???).
  3. Kalau ad 2 bisa dijawab , berapa luas daerah yang harus dikosong -
 kan ??

  Nah pertanyaan2  diatas siapa lagi yang harus menjawab kalau bukan ahli
  kebumian ??? Apa menunggu ada ahli kebumian bule yang menjawab ???

Kalau para ahli kebumian mampu menjawab dan BERANI , karena pasti
jawaban-nya akan sangat tidak populer, bukankah ini kewajiban kita ??

   Keluhan Pak Kusumadinata mengenai mas media , bukan hal yang mengherankan
   , apalagi Kompas yang dari dulu terkenal sebagai koran yamg selalu cari
   selamat (makanya laku dan hidup terus, wong baru dibreidel sekali saja
   sudah kapok dan ampun2an).

   Si-Abah

   _



Si-Abah

  Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran
 hitam
 Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo
 dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya
 untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu
 koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain,
 karena dia ingin menerbitkannya.
 Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah
 gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak
 artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
 Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang
 disenanginya saja.
 Wassalam
 RPK
 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com;
 MediaCare mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
 natural !


 On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Rovicky,

 Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
 apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
 Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
 ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

 Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
 yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan
 blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau
 yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT
 natural).

 Terimakasih,
 Natan (salah satu pengunjung blog)


 Nathan

 Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan
 aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa
 pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga
 memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat
 dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya
 jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :)

 Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga
 merefer yang sebelumnya. dst dst.

 Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan
 ya
 :(
 Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga
 apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan
 ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :(

 RDP


 On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural
  http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/
 
  Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini
 diambil
  dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
  Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
  America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May
 2006
  - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.
 
  Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger
  oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik.
 
  Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu
 
 * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-29 Terurut Topik Andang Bachtiar
Pemicu lainnya: POLITISASI KASUS (termasuk dispute soal 
politik-bisnis-nya)


- POLITISASI KASUS-lah yg mengakibatkan penanganan yang lambat, 
berlarut-larut, saling lempar tanggung-jawab, tidak jelasnya skema 
pembiayaan penanggulangan bencana, dsb, dsb. sehingga yang di 
awal-awalnya hanya merupakan UNDERGROUND BLOW-OUT akhirnya berkembang 
menjadi pembentukan mud-volcano yang massif .. akhirnya menjadi bencana 
besar bagi lingkungan dan manusia yang tak terhindarkan .


Hal ini menjelaskan kenapa di awal-awal kejadian saya dengan lantang 
menyebutkan ini sebagai underground blow-out, tetapi begitu 
penanganannya tidak sempurna (malahan subsurface-nya tidak ditangani sama 
sekali sampai lebih dr sebulan), maka ketidak-stabilan tekanan dan fasa 
material di bawah permukaan merembet, menginduksi lapisan-lapisan 
mud-diapir di sekitar lubang bor, menyebabkan adanya mekanisme pergerakan 
lateral yang massif dari massa material bawah permukaan (yang semula 
didominasi pergerakan vertikal).


Harap juga dilihat lagi My Opinion: salah satu pemicunya adalah kegiatan 
manusia yang berupa proses pemboran, perijinan dan tata ruang, dan tanggap 
darurat .. (bukan hanya proses pemboran).

konektifitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran

adb



- Original Message - 
From: Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 29, 2007 1:08 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !



Rekan2 Senior yang saya hormati,

Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat..

Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari
Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI
merupakan natural disaster?

Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini
juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU
PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input
tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena
satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah,
Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini
adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam
prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all,
public speaking geoscientist).

Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface
BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur
pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar
well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas
ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit
dibuktikan.



Nuhun,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Pak Dhe,
Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada
awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan
bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling
historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus
ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya 
Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru
dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN
sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ?
Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah
nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang
main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga
dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang
ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat
optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa
gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation
dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau
plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur.
Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan
horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan

130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng.

Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban,
pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) ,
alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan
dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ??
Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi
di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga
toh ??
Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa
geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau
pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor.
Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi  yang memang gak

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-29 Terurut Topik Kabul Ahmad

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah 
Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran 
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran 
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup 
paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan 
resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak 
terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam 
ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - 
Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( 
Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas 
dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat 
sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya 
pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam 
valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material 
banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost 
circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb  ---maaf ini 
hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham.
Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing 
trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat 
awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput 
yang bergoyang ??


Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya 
ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang 
keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!


Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang 
teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi 
nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi 
Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau 
ngejar Formasi Kujung yang diduga  ada gasnya ituapa saja yang terjadi 
?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan 
dsb...
Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya 
hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel 
dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang di permukaan 
atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting ke titik yang 
lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial dan acak, tidak 
lagi seperti awal dulu yang segaris.
Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling 
engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik pengeboran, 
kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud engineer. Karena 
drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan geologi. ( kecuali Pak Dhe 
Rovicky ngkali yee ? )
Ingat saja, sekarang ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? 
Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi 
dangdut itu )


- Original Message - 
From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !



Pemicu lainnya: POLITISASI KASUS (termasuk dispute soal 
politik-bisnis-nya)


- POLITISASI KASUS-lah yg mengakibatkan penanganan yang lambat, 
berlarut-larut, saling lempar tanggung-jawab, tidak jelasnya skema 
pembiayaan penanggulangan bencana, dsb, dsb. sehingga yang di 
awal-awalnya hanya merupakan UNDERGROUND BLOW-OUT akhirnya berkembang 
menjadi pembentukan mud-volcano yang massif .. akhirnya menjadi 
bencana besar bagi lingkungan dan manusia yang tak terhindarkan .


Hal ini menjelaskan kenapa di awal-awal kejadian saya dengan lantang 
menyebutkan ini sebagai underground blow-out, tetapi begitu 
penanganannya tidak sempurna (malahan subsurface-nya tidak ditangani sama 
sekali sampai lebih dr sebulan), maka ketidak-stabilan tekanan dan fasa 
material di bawah permukaan merembet, menginduksi lapisan-lapisan 
mud-diapir di sekitar lubang bor, menyebabkan adanya mekanisme 
pergerakan lateral yang massif dari massa material bawah permukaan (yang 
semula didominasi pergerakan vertikal).


Harap juga dilihat lagi My Opinion: salah satu pemicunya adalah kegiatan 
manusia yang berupa proses pemboran, perijinan dan tata ruang, dan tanggap 
darurat .. (bukan hanya proses pemboran).

konektifitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran

adb



- Original Message - 
From: Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 29, 2007 1:08 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !



Rekan2 Senior yang saya hormati,

Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran 
hitam
Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo 
dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya 
untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu 
koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, 
karena dia ingin menerbitkannya.
Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah 
gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak 
artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang 
disenanginya saja.

Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; 
MediaCare mediacare@yahoogroups.com

Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !




On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:

Pak Rovicky,

Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan
blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau
yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT
natural).

Terimakasih,
Natan (salah satu pengunjung blog)



Nathan

Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan
aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa
pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga
memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat
dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya
jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :)

Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga
merefer yang sebelumnya. dst dst.

Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya 
:(

Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga
apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan
ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :(

RDP



On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural
 
http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/

 Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil
 dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
 Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
 America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006
 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.

 Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger
 oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik.

 Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu

* Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy Systems
 (CeREES), Department of Earth Sciences, University of Durham, Science
 Labs,
* Richard E. Swarbrick, Geopressure Technology Limited, Mountjoy
 Research Centre, Stockton Road, Durham, DH1 34Z, UK;
* Robert J. Evans, 3DLab, School of Earth, Ocean and Planetary
 Sciences, Main Building, Park Place, Cardiff University, Cardiff CF10
 3YE, UK;
* Mads Huuse, Department of Geology and Petroleum Geology,
 University of Aberdeen, Aberdeen AB24 3UE, UK

 Tulisan aslinya dalam pdf dapat didonlod di link sini--
 http://rovicky.wordpress.com/




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual 
Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !: Proposed International LUSI Symposium

2007-01-29 Terurut Topik Ahmiyul Rauf
Susah jadi geologist ya termasuk yang begini: orang hanya suka disodorin
yang hebat2. Kalau mau estimate reserves yang gede (e.g. Busang) kalau yang
keluar angkanya kecil, proses evaluasi di-recycle, cari orang yang mau
dipaksa ngeluarkan angka yang besar agar perusahaan performancenya hebat,
agar sahamnya di wallstreet naik, kalau nasib lagi malang ya resikonya
dipecat, termasuk super-boss juga bisa jadi korban (e.g. shell??).
Masyarakat kita memang tidak sehat2 amat...

Cuma kalau yang korban masyarakat luas, kebanyakan juga hidup susah dan
makin susah, ya kita geologist serba salah. Kalau kita bilang Sidoarjo nanti
bisa tenggelam perlahan jadi kaldera, lantas masyarakat makin panik, kita
bisa juga jadi tersangka. Saya kira banyak berita beredar dari sumber tidak
resmi, termasuk dari-mulut-ke-mulut, namun makin hari kenyataan memang makin
tidak nyaman.. Jadi mungkin ada baiknya kejadian ini diungkapkan saja
seadanya, termasuk prediksi2 dari para akademisi. Kalau para akademisi dalam
negeri tidak mau menampilkan analisanya karena alasan2 resiko, ya akhirnya
akademisi luar negeri yang akan mengungkapkannya..saya tidak tahu siapa yang
memberikan masukan kepada SBY sehingga pada waktu kunjungan ke Porong dia
bilang Jatirejo tidak akan ditenggelamkan, namun kenyataannya dalam waktu
sepekan Jatirejo benar2 tenggelam.. Sekarang SBY bilang Lapindo harus bayar
sekian.. namun kenyataan tdk juga di bayar.. lha ini kan bisa jadi rapor
jelek SBY, ucapannya tidak perlu dipatuhi dll.. Lalu rakyat percayanya sama
siapa, kalau kepercayaan totally lost, ya kan susah, inikan masyarakat
arek2, yang penonton bolanya disebut bonek..
 
So, what next !! Mungkin perlu simposium nasional atau international,
judulnya International LUSI Symposium, pesertanya pakar dari Durham,
Kobe/Osaka, KL, France, Bandung, JKT...dll. Sponsornya ?? (Jangan sampai
nanti GSA yang mengadakan, di London pula..)

Salam LUSI
Ahmiyul Rauf

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 30, 2007 05:53
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran 
hitam
Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo 
dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya 
untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu 
koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, 
karena dia ingin menerbitkannya.
Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah 
gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak 
artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang 
disenanginya saja.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; 
MediaCare mediacare@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !


 On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Rovicky,

 Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
 apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
 Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
 ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

 Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
 yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan
 blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau
 yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT
 natural).

 Terimakasih,
 Natan (salah satu pengunjung blog)


 Nathan

 Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan
 aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa
 pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga
 memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat
 dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya
 jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :)

 Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga
 merefer yang sebelumnya. dst dst.

 Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya 
 :(
 Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga
 apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan
 ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :(

 RDP


 On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural
 
http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drillin
g-not-natural

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE

2007-01-29 Terurut Topik Agus Hendratno
Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis 
saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown 
menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita 
anggap sebuah The LUSI CODE saja.
Seandainya, tapi ini seandainya lho
Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, 
daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 
mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan 
Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia  (yang berkompeten) 
demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan 
lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan 
bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun 
nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. 
Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya 
sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak 
lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran 
faktual).

hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan 
sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai 
dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang 
demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual 
iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari 
pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor 
migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / 
perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan 
enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam 
dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis 
fenomena kebumian  itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, 
lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI 
CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi
 generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah...

Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak 
Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian

salam tenan
agushend.

- Original Message 
From: R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran 
hitam
Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo 
dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya 
untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu 
koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, 
karena dia ingin menerbitkannya.
Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah 
gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak 
artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang 
disenanginya saja.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; 
MediaCare mediacare@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !


 On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Rovicky,

 Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
 apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
 Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
 ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

 Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
 yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan
 blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau
 yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT
 natural).

 Terimakasih,
 Natan (salah satu pengunjung blog)


 Nathan

 Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan
 aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa
 pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga
 memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat
 dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya
 jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :)

 Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga
 merefer yang sebelumnya. dst dst.

 Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya 
 :(
 Dulu

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE

2007-01-29 Terurut Topik Harry Kusna
Rekan2 ysh.,  
  dari diskusi2 di berbagai tempat yg saya dengar ttg LUSI ini, ada pertanyaan 
ttg dokumentasi LUSI selama ini, ... sehingga ada idea yang mengemuka.
  Pertanyaannya, apakah sudah terdokumentasikan secara komprehensif, dari sisi 
Geologi, Geofisik, dari sisi drilling, petroleum engineering, dari sisi 
lingkungan, dari sisi sosial ekonomi, kebijakan/kronologi tindakan2 yg diambil, 
dsb.  Dan idea-nya, kalau semua dokumentasi itu ada, mungkin ini bisa digunakan 
sebagai bahan pelajaran untuk ke depan, salah kita dimana (kan katanya 
penangannya lambat?), dan bagaimana kita seharusnya kalau ada hal2 spt ini di 
kemudian hari.  (mudah2an tidak terjadi lagi).  Mungkin bisa diambil sebagai 
bahan thesis mahasiswa dari berbagai jurusan sesuai dengan tingkatannya (S1, 
s2, dsb)

  Wassalam,
  HK
Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis 
saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown 
menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita 
anggap sebuah The LUSI CODE saja.
Seandainya, tapi ini seandainya lho
Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, 
daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 
mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan 
Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia (yang berkompeten) 
demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan 
lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan 
bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun 
nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. 
Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya 
sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak 
lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran 
faktual).

hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan 
sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai 
dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang 
demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual 
iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari 
pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor 
migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / 
perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan 
enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam 
dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis 
fenomena kebumian  itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, 
lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI 
CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi
generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah...

Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak 
Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian

salam tenan
agushend.

- Original Message 
From: R.P. Koesoemadinata 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran 
hitam
Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo 
dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya 
untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu 
koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, 
karena dia ingin menerbitkannya.
Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah 
gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak 
artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang 
disenanginya saja.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Cc: HAGI-Net ; migas indonesia 
; ; 
; ; 
MediaCare 
Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !


 On 1/29/07, Nataniel Mangiwa wrote:
 Pak Rovicky,

 Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
 apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
 Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
 ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

 Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
 yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan
 blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau
 yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT
 natural

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE

2007-01-29 Terurut Topik Harry Kusna
Maksudnya, jangan sampai nanti yang sengsara adalah kita2, tetapi yang belajar, 
yang mengambil manfaat dari ini semua, dan akhirnya yang jadi pinter adalah 
orang lain.

Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote:  Rekan2 ysh., 
dari diskusi2 di berbagai tempat yg saya dengar ttg LUSI ini, ada pertanyaan 
ttg dokumentasi LUSI selama ini, ... sehingga ada idea yang mengemuka.
Pertanyaannya, apakah sudah terdokumentasikan secara komprehensif, dari sisi 
Geologi, Geofisik, dari sisi drilling, petroleum engineering, dari sisi 
lingkungan, dari sisi sosial ekonomi, kebijakan/kronologi tindakan2 yg diambil, 
dsb. Dan idea-nya, kalau semua dokumentasi itu ada, mungkin ini bisa digunakan 
sebagai bahan pelajaran untuk ke depan, salah kita dimana (kan katanya 
penangannya lambat?), dan bagaimana kita seharusnya kalau ada hal2 spt ini di 
kemudian hari. (mudah2an tidak terjadi lagi). Mungkin bisa diambil sebagai 
bahan thesis mahasiswa dari berbagai jurusan sesuai dengan tingkatannya (S1, 
s2, dsb)

Wassalam,
HK
Agus Hendratno wrote:
Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis 
saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown 
menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita 
anggap sebuah The LUSI CODE saja.
Seandainya, tapi ini seandainya lho
Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, 
daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 
mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan 
Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia (yang berkompeten) 
demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan 
lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan 
bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun 
nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. 
Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya 
sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak 
lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran 
faktual).

hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan 
sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai 
dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang 
demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual 
iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari 
pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor 
migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / 
perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan 
enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam 
dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis 
fenomena kebumian  itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, 
lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI 
CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi
generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah...

Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak 
Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian

salam tenan
agushend.

- Original Message 
From: R.P. Koesoemadinata 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran 
hitam
Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo 
dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya 
untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu 
koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, 
karena dia ingin menerbitkannya.
Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah 
gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak 
artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut.
Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang 
disenanginya saja.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Cc: HAGI-Net ; migas indonesia 
; ; 
; ; 
MediaCare 
Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !


 On 1/29/07, Nataniel Mangiwa wrote:
 Pak Rovicky,

 Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya
 apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan
 Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat
 ini: Mudflow caused by drilling, not natural.

 Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak,
 yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-28 Terurut Topik Arya Nuhan
Rekan2 Senior yang saya hormati,

Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat..

Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari
Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI
merupakan natural disaster? 

Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini
juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU
PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input
tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena
satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah,
Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini
adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam
prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all,
public speaking geoscientist). 

Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface
BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur
pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar
well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas
ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit
dibuktikan.



Nuhun,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Pak Dhe,
Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada
awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan
bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling
historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus
ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya 
Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru
dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN
sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ?
Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah
nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang
main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga
dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang
ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat
optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa
gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation
dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau
plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur.
Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan
horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan
 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng.
Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban,
pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) ,
alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan
dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ??
Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi
di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga
toh ??
Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa
geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau
pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. 
Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi  yang memang gak bisa
kita sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila
disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh
korban baru...
Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang
indah...walau berbahaya.

Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit
mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...??
Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ?
Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza
zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal
insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 )



- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas
indonesia [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com;
MediaCare mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM
Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !


 Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural 
 http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-d
 rilling-not-natural/

 Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil

 dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
 Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
 America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006
 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.

 Satu

Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-26 Terurut Topik Kabul Ahmad

Pak Dhe,
Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada awal-awal 
mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan bahwa Bencana ini 
murni akibat drilling. Pertama lihat drilling historynya, trus well 
contruction ( casing and cementing ), dsb...trus ada lost circulation and 
kick.lha...gampang to kesimpulannya 
Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru dikatakan 
..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN sampai sekarang 
belum 100% pasti pendapatnya ?
Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah 
nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang main)
Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga dongeng 
sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang ke 2 sudah 
gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat optimis bulan 
Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa gagal ? sebab 
sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation dan kick harus 
diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau plug abandon 
diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur.
Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan horse 
power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan  130 
ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng.
Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban, 
pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) , alirkan 
ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan dgn pompa dan 
pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ?? Grup EMP/Bumi 
sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi di lapangan lain 
agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga toh ??
Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa 
geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau 
pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. 
Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi  yang memang gak bisa kita 
sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila disumbat bola2 
itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh korban baru...
Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang indah...walau 
berbahaya.


Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit mundur 
dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...?? Tanggul untuk 
pipa gas sudah jebol lagi...So What ?
Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza zulzilatil 
ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal insanu ma 
laha...( QS Al Zalzalah 1-3 )




- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas 
indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; 
MediaCare mediacare@yahoogroups.com

Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM
Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !



Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural
http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/

Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil
dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006
- kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.

Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger
oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik.

Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu

   * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy Systems
(CeREES), Department of Earth Sciences, University of Durham, Science
Labs,
   * Richard E. Swarbrick, Geopressure Technology Limited, Mountjoy
Research Centre, Stockton Road, Durham, DH1 34Z, UK;
   * Robert J. Evans, 3DLab, School of Earth, Ocean and Planetary
Sciences, Main Building, Park Place, Cardiff University, Cardiff CF10
3YE, UK;
   * Mads Huuse, Department of Geology and Petroleum Geology,
University of Aberdeen, Aberdeen AB24 3UE, UK

Tulisan aslinya dalam pdf dapat didonlod di link sini--
http://rovicky.wordpress.com/

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau 
Dewata!!!

semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi