Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
kawasan wisata di selatan Jatim dan ujung Jatim bagian timur, ambruk, termasuk di Bromo dan pantai selatan Jatim. yang perlu diteliti lebih lanjut adalah mutiplier effect dari semburan lumpur. Kelihatannya belum ada organisasi ilmiah atau lembaga pemerintah tentang analisis dampak ganda dari bencana yang berkelanjutan itu. Ada dampak ekologis, dampak infrastruktur, dampak sosial ekonomi dan budaya, dampak psikologis dan kejiwaan bagi korban langsung maupun korban LUSI yang 'tidak langsung' terutama masyarakat Jatim di luar wilayah Porong; dampak investasi dan moneter; dampak perpajakan barang-barang ekspor jatim, dll...buanyak sekali. sampai susah dideskripsi... AGUS - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 24, 2007 7:46:17 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk bisa lewat , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan Perlu diteliti lebih lanjut ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
hm begitu senangnya kita meneliti. sampai kita melupakan, ada yang lebih penting harus kita lakukan dari sekedar meneliti.. et Pada tanggal 07/02/26, Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] menulis: kawasan wisata di selatan Jatim dan ujung Jatim bagian timur, ambruk, termasuk di Bromo dan pantai selatan Jatim. yang perlu diteliti lebih lanjut adalah mutiplier effect dari semburan lumpur. Kelihatannya belum ada organisasi ilmiah atau lembaga pemerintah tentang analisis dampak ganda dari bencana yang berkelanjutan itu. Ada dampak ekologis, dampak infrastruktur, dampak sosial ekonomi dan budaya, dampak psikologis dan kejiwaan bagi korban langsung maupun korban LUSI yang 'tidak langsung' terutama masyarakat Jatim di luar wilayah Porong; dampak investasi dan moneter; dampak perpajakan barang-barang ekspor jatim, dll...buanyak sekali. sampai susah dideskripsi... AGUS - Original Message From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 24, 2007 7:46:17 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk bisa lewat , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan Perlu diteliti lebih lanjut ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut diatas masih Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut diatas masih kurang untuk menyatakan Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut diatas Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut diatas masih kurang Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Apakah dengan alasan tersebut diatas masih kurang untuk Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan rekan Saya sependapat dengan Vicky bahwa kita masih berkutat dengan apa penyebab-nya LUSI ini. Saya juga sependapat bahwa berbagai kemungkinan dapat menjadi PENYEBAB terjadinya LUSI. Akan tetapi rasanya setelah sekian lama kita para ahli kebumian khususnya Indonesia ,sebagian terbesar berpendapat bahwa LUSI tejadi karena kondisi geologi bawah permukaan-nya. Dalam berbagai diskusi dan workshop maupun intern para ahli kebumian hal ini sepertinya sudah menjadi semacam KONSENSUS. Apakah dengan alasan tersebut diatas masih kurang untuk menyatakan LUSI sebagai Bencanal Alam ( bisa ditambahkan Nasional kalau mengingat dampak- sosial ekonomis yang sangat besar). Dalam salah satu diskusi Int'l workshop minggu lalu saya menyatakan bahwa per- soalan-nya adalah bagaimana meng-kwantifikasikan data geologi bawah permukaan dengan memakai data dan asumsi geologi yang benar. Prihadi telah mencoba membuat asusmsi lamanya luapan lumpur berdasarkan beberapa asumsi , awal yang menggembirakan. Kearah kwantifikasi data geologi dan geofisika inilah seharusnya usaha kita arahkan apakah kebenaran akan mutlak ? Tidak ada yang menjamin , akan tetapi dengan \ data / informasi serta didasarkan kepada asumsi geologi yang paling disepakati, kita semestinya dapat melakukan hal itu . Hai inlah yang akan memberikan arahan kepada ahli ahli lain dan pemegang kewenangan /pemerintah untuk membuata rencana mitigasi yang lebih dapat diterima masyarakat yang terkena dampak. Apakah ini se-olah2 memihak ? Saya kira tidak dapat dikatakan demikian. Saya kira disinilah keteguhan kita sebagai ahli kebumian akan diuji, yi. apakah kita berani menyatakn kebenaran ilmiah walaupun itu bertentangan dengan opini umum?. Pak Eddy Sunardi cs, marilah nyatakan apa yang menurut Anda paling benar berdasarkan kaidah keilmuan. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan untuk itu . Si-Abah __ Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Pak, asal muasal air lumpur itu dapat saja diketahui dari komposisi kimianya (elemen mayor: natrium, kalium, magnesium, kalsium, bikarbonat, klorida, atau sulfat serta elemen minor dan jarang: fluor, boron, yodium atau bisa juga pakai unsur gas inert/golongan 8) dan juga komposisi isotopnya (stabil: 18-O dan D atau radioisotop). Semuanya bisa dilakukan di dalam negeri, cepat dan rasanya tidak mahal. salam On 2/24/07, oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari presentasi yang saya simak, yang paling berkesan buat saya adalah paparannya pak Lambok yang bilang bahwa sampai sekarang kita gak tahu apakah air yangmembawa lumpur ini adalah air formasi atau air recharge dari pegunungan (Welirang cs) beberapa km di selatan neng LUSI. Padahal implikasinya sangat vital: kalau fully air formasi kita bisa berharap bahwa pada suatu saat si Lusi bisa berhenti sendiri namun kalau unsur rechargenya yang lebih besar, bisa-bisa jadi forever and ever.
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa, apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab 100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai kemungkinan. Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia. Salam, awang -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
-Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Sebetulnya penyelesaian masalahnya simple saja, karena tidak dapat dipredict kapan lumpur ini akan selesai: Bentengi daerah yang mau amblas dengan tanggul, bikin saluran dengan tanggul ke laut / lewat K Porong, alirkan airnya, lumpurnya suruh mengendap di sekitar daerah yang akan amblas sebagai gunung lumpur. Benahi daerah ini sebagai daerah pariwisata, ya penduduknya di pindahkan/ transmigrasi. Penyelesaian lain tidak ada, karena usaha2 menutup lubang belum bisa dijamin berhasil. Soal ganti rugi dan sebagainya bukan masalah geologi lagi. Juga bagaimana membuat saluran dan tanggul adalah urusan orang teknik sipil /ahli irigasi Habis apa lagi yang diharapkan dari hasil penelitian geologi? Wassalam RPK - Original Message - From: Hiltrudis Gendoet Hartono [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 24, 2007 8:39 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Marilah kita cermati alinea terakhir setelah kata Jadi,.. dari ulasan pak Awang, memang inilah sebetulnya yang segera para pakar apapun ilmunya untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang langsung terkena dampaknya. Mereka perlu adaptasi segalanya ditempat barunya. Secara ilmiah bencana ini perlu penelitian panjang karena banyak faktor yang harus dicermati, dinalisis scr komprehensip dan disimpulkan (natural ato biologi?) mungkin baru ketemu penyebabnya setelah 10 thn mendatang. SO WHAT?..he ...he...he banyak yang teriak kehilangan rumah budaya yang mereka hasilkan sejak mereka lahir dilokasi telah ludes bila menunggu hasil karya ilmiah katakan 10 tahn mendatang karena lumpur terus mengejar masyarakat sekitar. Bukannya tulisan ini menganggap enteng karya ilmiah para pakar pintar kita ya memang sudah kerjaannya ingin selalu tahu., Dengan premis...jeilah... bencana itu kemauan alam, bgaimana kalo mud volcano kita biarkan terjadi hingga dia/alam berhenti sendiri bila sudah capek..dan terus kita pikirkan alinea takhir setelah kata Jadi-nya Pak Awang?..ayo..ayo.. Aku usul nih...Gimna kalo kita gak sebut Lumpur Lapindo, dengan analog karena banjir bandang yang disebbkn pemotongan kayu hutan ilegal oleh PT X gak pernah disebut dan diungkap, apalagi diteliti.silahkan usul apa namanya...LMS? salam sejahtera buat semua hill [2053] Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka, terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that. Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir tentu jelas mendengarkannya : There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE, 2) TRIGGER. Lusi is natural cause, so that Lusi is natural disaster. Trigger is difficult, can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion) Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai dan Yamamoto, Osaka Univ) Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab : biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3) teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa, apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb... Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris. Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi dangdut itu ) - Original Message - From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pemicu lainnya
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb... Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk bisa lewat , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan Perlu diteliti lebih lanjut ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Justru yang aku tangkap dari tulisan Arya Nuhan, penggiringan / penyitiran opini ke arah natural disaster oleh pihak-pihak yang lebih berkuasa itu tidak nyata kehadirannya. Yang ada malah, kaum-kaum yang memiliki pendapat bahwa - kejadian LUSI adalah murni akibat drilling dan/atau bencana alam yang dipicu oleh drilling - tidak memanfaatkan corong-corong yang ada untuk mengutarakan pikirannya. Sebagai contoh, pada Internasional Geological Workshop hari Selasa kemarin, tak ada satupun makalah ilmiah yang dipresentasikan mengenai drillinglah penyebab semburan LUSI. Justru aku datang ke sana dengan harapan aku dapat mempelajari paling tidak 2 (dua) sudut pandang yang berbeda tentang penyebab semburan LUSI tersebut. Nyatanya aku hanya disuguhi 1 (satu) sudut pandang saja. Tapi anehnya, aku mendapatkan kesan dari kaum yang tidak presentasi di Internasional Geological Workshop selasa kemarin bahwa kran-kran pipa untuk menyuarakan pendapat mereka ditutup, disumbat, disumpal, dan mereka juga mengatakan: semburan LUSI sengaja diarahkan menjadi natural disaster oleh pihak yang lebih berkuasa. Pertanyaan yang menggelitik adalah, apa iya pengaruh kekuasaan di belakang Lapindo telah mampu membungkam pemikiran lain tentang penyebab LUSI? Atau malah mungkin sebenarnya, kaum yang tak presentasi di BPPT selasa lalu tidak memiliki argumentasi yang baik dan tepat sasaran? Gitu maksudnya. Tapi terlepas dari semua perdebatan yang telah ada, yang menjadi prioritas saat ini adalah komunitas korban lumpur dan rencana relokasi yang tentunya harus dan mau tak mau segera dilakukan. Dampak-dampak sosial harus segera ditangani dan dicari obat penyembuhnya. Agar masyarakat di sekitar semburan tidak menderita lebih lanjut dan agar masyarakat yang belum terkena dampak dapat segera diselamatkan dan menjadi tidak terkena dampak. dan pertanyaan mengelitik selanjutnya, siapa yang bertanggung jawab atas penanganan biayanya -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka, terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that. Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir tentu jelas mendengarkannya : There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE, 2) TRIGGER. Lusi is natural cause, so that Lusi is natural disaster. Trigger is difficult, can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion) Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai dan Yamamoto, Osaka Univ) Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab : biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3) teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa, apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab 100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai kemungkinan. Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia. Salam, awang -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab : biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3) teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Terimakasih untuk berbagi info kesimpulan dari workshop pak Awang... Mudah-mudahan untuk 3 follow up ini tidak perlu memakan waktu yang lama, sehingga bisa membantu meringankan situasi yang ada di lokasi saat ini. Salam, Fajar (1141) Hanya bisa berdo`a.. - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Yth Pak Kusumadinata Mengapa lembaran hitam ? Justru pada situasi seperti ini para ahli kebumian dituntut untuk memberikan suatu penjelasan kepada masyarakat berdasarkan kaidah ilmu kebumian dan fakata fakta yang tersedia. Apakah itu cukup ??? Mestinya belum , masyarakat tentu mengharapkan adanya usulan penyelesaian (betapapun pahitnya) , daripada ter-ombang ambing setiap hari. Beberapa pertanyaan yang harus dijawab (apakah data saat ini ada ?, apakah ada referense diluar Indonesia). 1. Berapa volume lumpur panas yang ada dibawah permukaan Apakah data geofisik/seismik dapat dipakai untuk menhitung ini? Berapa tekana formasi ??? (apakah data pemboran dpt dan ada???). 2. Dengan laju alir seperti ini berapa lama akan terjadi ?? satu tahun , dua tahun ???). 3. Kalau ad 2 bisa dijawab , berapa luas daerah yang harus dikosong - kan ?? Nah pertanyaan2 diatas siapa lagi yang harus menjawab kalau bukan ahli kebumian ??? Apa menunggu ada ahli kebumian bule yang menjawab ??? Kalau para ahli kebumian mampu menjawab dan BERANI , karena pasti jawaban-nya akan sangat tidak populer, bukankah ini kewajiban kita ?? Keluhan Pak Kusumadinata mengenai mas media , bukan hal yang mengherankan , apalagi Kompas yang dari dulu terkenal sebagai koran yamg selalu cari selamat (makanya laku dan hidup terus, wong baru dibreidel sekali saja sudah kapok dan ampun2an). Si-Abah _ Si-Abah Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT natural). Terimakasih, Natan (salah satu pengunjung blog) Nathan Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :) Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga merefer yang sebelumnya. dst dst. Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya :( Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :( RDP On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/ Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University. Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006. Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik. Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Pemicu lainnya: POLITISASI KASUS (termasuk dispute soal politik-bisnis-nya) - POLITISASI KASUS-lah yg mengakibatkan penanganan yang lambat, berlarut-larut, saling lempar tanggung-jawab, tidak jelasnya skema pembiayaan penanggulangan bencana, dsb, dsb. sehingga yang di awal-awalnya hanya merupakan UNDERGROUND BLOW-OUT akhirnya berkembang menjadi pembentukan mud-volcano yang massif .. akhirnya menjadi bencana besar bagi lingkungan dan manusia yang tak terhindarkan . Hal ini menjelaskan kenapa di awal-awal kejadian saya dengan lantang menyebutkan ini sebagai underground blow-out, tetapi begitu penanganannya tidak sempurna (malahan subsurface-nya tidak ditangani sama sekali sampai lebih dr sebulan), maka ketidak-stabilan tekanan dan fasa material di bawah permukaan merembet, menginduksi lapisan-lapisan mud-diapir di sekitar lubang bor, menyebabkan adanya mekanisme pergerakan lateral yang massif dari massa material bawah permukaan (yang semula didominasi pergerakan vertikal). Harap juga dilihat lagi My Opinion: salah satu pemicunya adalah kegiatan manusia yang berupa proses pemboran, perijinan dan tata ruang, dan tanggap darurat .. (bukan hanya proses pemboran). konektifitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran adb - Original Message - From: Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 29, 2007 1:08 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Rekan2 Senior yang saya hormati, Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat.. Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI merupakan natural disaster? Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah, Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all, public speaking geoscientist). Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit dibuktikan. Nuhun, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pak Dhe, Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ? Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur. Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng. Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban, pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) , alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ?? Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga toh ?? Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi yang memang gak
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb... Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris. Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi dangdut itu ) - Original Message - From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pemicu lainnya: POLITISASI KASUS (termasuk dispute soal politik-bisnis-nya) - POLITISASI KASUS-lah yg mengakibatkan penanganan yang lambat, berlarut-larut, saling lempar tanggung-jawab, tidak jelasnya skema pembiayaan penanggulangan bencana, dsb, dsb. sehingga yang di awal-awalnya hanya merupakan UNDERGROUND BLOW-OUT akhirnya berkembang menjadi pembentukan mud-volcano yang massif .. akhirnya menjadi bencana besar bagi lingkungan dan manusia yang tak terhindarkan . Hal ini menjelaskan kenapa di awal-awal kejadian saya dengan lantang menyebutkan ini sebagai underground blow-out, tetapi begitu penanganannya tidak sempurna (malahan subsurface-nya tidak ditangani sama sekali sampai lebih dr sebulan), maka ketidak-stabilan tekanan dan fasa material di bawah permukaan merembet, menginduksi lapisan-lapisan mud-diapir di sekitar lubang bor, menyebabkan adanya mekanisme pergerakan lateral yang massif dari massa material bawah permukaan (yang semula didominasi pergerakan vertikal). Harap juga dilihat lagi My Opinion: salah satu pemicunya adalah kegiatan manusia yang berupa proses pemboran, perijinan dan tata ruang, dan tanggap darurat .. (bukan hanya proses pemboran). konektifitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran adb - Original Message - From: Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 29, 2007 1:08 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Rekan2 Senior yang saya hormati, Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT natural). Terimakasih, Natan (salah satu pengunjung blog) Nathan Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :) Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga merefer yang sebelumnya. dst dst. Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya :( Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :( RDP On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/ Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University. Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006. Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik. Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy Systems (CeREES), Department of Earth Sciences, University of Durham, Science Labs, * Richard E. Swarbrick, Geopressure Technology Limited, Mountjoy Research Centre, Stockton Road, Durham, DH1 34Z, UK; * Robert J. Evans, 3DLab, School of Earth, Ocean and Planetary Sciences, Main Building, Park Place, Cardiff University, Cardiff CF10 3YE, UK; * Mads Huuse, Department of Geology and Petroleum Geology, University of Aberdeen, Aberdeen AB24 3UE, UK Tulisan aslinya dalam pdf dapat didonlod di link sini-- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !: Proposed International LUSI Symposium
Susah jadi geologist ya termasuk yang begini: orang hanya suka disodorin yang hebat2. Kalau mau estimate reserves yang gede (e.g. Busang) kalau yang keluar angkanya kecil, proses evaluasi di-recycle, cari orang yang mau dipaksa ngeluarkan angka yang besar agar perusahaan performancenya hebat, agar sahamnya di wallstreet naik, kalau nasib lagi malang ya resikonya dipecat, termasuk super-boss juga bisa jadi korban (e.g. shell??). Masyarakat kita memang tidak sehat2 amat... Cuma kalau yang korban masyarakat luas, kebanyakan juga hidup susah dan makin susah, ya kita geologist serba salah. Kalau kita bilang Sidoarjo nanti bisa tenggelam perlahan jadi kaldera, lantas masyarakat makin panik, kita bisa juga jadi tersangka. Saya kira banyak berita beredar dari sumber tidak resmi, termasuk dari-mulut-ke-mulut, namun makin hari kenyataan memang makin tidak nyaman.. Jadi mungkin ada baiknya kejadian ini diungkapkan saja seadanya, termasuk prediksi2 dari para akademisi. Kalau para akademisi dalam negeri tidak mau menampilkan analisanya karena alasan2 resiko, ya akhirnya akademisi luar negeri yang akan mengungkapkannya..saya tidak tahu siapa yang memberikan masukan kepada SBY sehingga pada waktu kunjungan ke Porong dia bilang Jatirejo tidak akan ditenggelamkan, namun kenyataannya dalam waktu sepekan Jatirejo benar2 tenggelam.. Sekarang SBY bilang Lapindo harus bayar sekian.. namun kenyataan tdk juga di bayar.. lha ini kan bisa jadi rapor jelek SBY, ucapannya tidak perlu dipatuhi dll.. Lalu rakyat percayanya sama siapa, kalau kepercayaan totally lost, ya kan susah, inikan masyarakat arek2, yang penonton bolanya disebut bonek.. So, what next !! Mungkin perlu simposium nasional atau international, judulnya International LUSI Symposium, pesertanya pakar dari Durham, Kobe/Osaka, KL, France, Bandung, JKT...dll. Sponsornya ?? (Jangan sampai nanti GSA yang mengadakan, di London pula..) Salam LUSI Ahmiyul Rauf -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 05:53 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT natural). Terimakasih, Natan (salah satu pengunjung blog) Nathan Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :) Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga merefer yang sebelumnya. dst dst. Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya :( Dulu ketika aku bilang bahwa kalau lumpur dibuang kelaut itu ngga apa-apa, saya dituduh anteknya Bakri, sekarang saya condong menyatakan ada kemungkinan dipicu pengeboran dimusuhi yang satunya ... susyah :( RDP On 1/27/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drillin g-not-natural
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE
Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita anggap sebuah The LUSI CODE saja. Seandainya, tapi ini seandainya lho Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia (yang berkompeten) demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran faktual). hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis fenomena kebumian itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah... Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian salam tenan agushend. - Original Message From: R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT natural). Terimakasih, Natan (salah satu pengunjung blog) Nathan Aku sendiri berusaha mengungkapkan semuanya tanpa berpihak. Ini tujuan aku membuat blog supaya semua melihat fakta apa adanya tanpa pretensi, bahkan boleh berdebat dan memaki-maki, wong aku ngga memoderate komentar, kecuali SPAM. Aku memang cenderung berpendapat dipicu oleh pemboran. Tetapi disisi lain saya juga menginginkan supaya jangan sampai pembaca bias atas pendapat saya, tapi sulit juga, ya :) Ya kalau mereka merefer pendapat saya boleh saja, tetapi saya juga merefer yang sebelumnya. dst dst. Btw, beginilah sulitnya mengungkap fakta tanpa pretensi keperpihakan ya :( Dulu
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE
Rekan2 ysh., dari diskusi2 di berbagai tempat yg saya dengar ttg LUSI ini, ada pertanyaan ttg dokumentasi LUSI selama ini, ... sehingga ada idea yang mengemuka. Pertanyaannya, apakah sudah terdokumentasikan secara komprehensif, dari sisi Geologi, Geofisik, dari sisi drilling, petroleum engineering, dari sisi lingkungan, dari sisi sosial ekonomi, kebijakan/kronologi tindakan2 yg diambil, dsb. Dan idea-nya, kalau semua dokumentasi itu ada, mungkin ini bisa digunakan sebagai bahan pelajaran untuk ke depan, salah kita dimana (kan katanya penangannya lambat?), dan bagaimana kita seharusnya kalau ada hal2 spt ini di kemudian hari. (mudah2an tidak terjadi lagi). Mungkin bisa diambil sebagai bahan thesis mahasiswa dari berbagai jurusan sesuai dengan tingkatannya (S1, s2, dsb) Wassalam, HK Agus Hendratno [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita anggap sebuah The LUSI CODE saja. Seandainya, tapi ini seandainya lho Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia (yang berkompeten) demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran faktual). hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis fenomena kebumian itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah... Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian salam tenan agushend. - Original Message From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: Cc: HAGI-Net ; migas indonesia ; ; ; ; MediaCare Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut akhirnya menjadikan blog Bapak sebagai 'reference'. Terlepas dari mana yang benar atau yang kurang benar, yang jelas statement 4 bule ini sangat tegas (NOT natural
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! The LUSI CODE
Maksudnya, jangan sampai nanti yang sengsara adalah kita2, tetapi yang belajar, yang mengambil manfaat dari ini semua, dan akhirnya yang jadi pinter adalah orang lain. Harry Kusna [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 ysh., dari diskusi2 di berbagai tempat yg saya dengar ttg LUSI ini, ada pertanyaan ttg dokumentasi LUSI selama ini, ... sehingga ada idea yang mengemuka. Pertanyaannya, apakah sudah terdokumentasikan secara komprehensif, dari sisi Geologi, Geofisik, dari sisi drilling, petroleum engineering, dari sisi lingkungan, dari sisi sosial ekonomi, kebijakan/kronologi tindakan2 yg diambil, dsb. Dan idea-nya, kalau semua dokumentasi itu ada, mungkin ini bisa digunakan sebagai bahan pelajaran untuk ke depan, salah kita dimana (kan katanya penangannya lambat?), dan bagaimana kita seharusnya kalau ada hal2 spt ini di kemudian hari. (mudah2an tidak terjadi lagi). Mungkin bisa diambil sebagai bahan thesis mahasiswa dari berbagai jurusan sesuai dengan tingkatannya (S1, s2, dsb) Wassalam, HK Agus Hendratno wrote: Betul-betul lembaran hitam dan tidak terpecahkan. Bagaimana kalau ditulis saja sebuah narasi saintifik tentang The LUSI CODE, seperti karya Dan Brown menulis The Da Vinci Code Teka-teki LUSI yang tidak mudah terpecahkan, kita anggap sebuah The LUSI CODE saja. Seandainya, tapi ini seandainya lho Data primer yang berupa log, cutting, core, penampang seismik, geolograph, daily geological report dan daily drilling report dari sumur BJP-1 (hingga 29 mei.2006) dan juga data-data geologi bawah permukaan di lapangan Wunut dan Porong, dibuka bersama-sama oleh para geosaintis Indonesia (yang berkompeten) demi kepentingan pembelajaran bersama untuk kepastian perlindungan ummat dan lingkungan dalam penanganan bencana luapan lusi (bukan untuk kepentingan bisnis migas), sehingga barang yang menjadi sebab musabab-nya atau asbabun nuzull-nya, lumpur itu keluar benar-benar dapat diketahui secara clear. Sekalipun dalam geologi, perbedaan interpretasi pasti ada walaupun barang-nya sama. Memang interpretasi geologi itu : meyakinkan suatu tafsiran kepada pihak lain, yang diri kita belum tentu yakin 100% (hanya mendekati kebenaran faktual). hanya masalahnya adalah : bahwa data-data geologi eskplorasi bawah permukaan sifatnya protected oleh regulasi migas oleh pemerintah, sehingga berbagai dunia persilatan tentang LUSI selama ini tidak bisa clear. Kondisi yang demikian mengakibatkan lemahnya: atau tidak berimbangnya kontribusi faktual iptek kebumian (GG, PE, DE, RE) terhadap keputusan politik dan bisnis dari pihak-pihak terkait yang mempunyai otoritas dalam pengelolaan migas, kontraktor migas, juga sektor-sektor terkait disekitarnya. Keramaian dunia persilatan / perdebatan teknis inilah yang kemudian mengakibatkan beberapa pihak dengan enteng melempar handuk terhadap kasus penanganan lusi. Jadilah lembaran hitam dalam sejarah eksplorasi migas dan sejarah penanganan bencana berbasis fenomena kebumian itu. Bagaimana kalau ranah perdebatan baik secara teknis, lingkungan, politik, dan bisnis tersebut dinarasikan menjadi sebuah The LUSI CODE.dan itu akan menjadi monumen bersejarah bagi generasi di kemudian hari. Ah..embuh laah... Yach, sekedar uneg-uneg, nambahi cerita-nya Prof. Koesoemadinata, ADB, dan Pak Dhe RDP..., dan tokoh-tokoh dunia persilatan ilmu kebumian salam tenan agushend. - Original Message From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, January 30, 2007 5:52:31 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Saya kira Geoscience di Indonesia ini sekarang sedang mengalami lembaran hitam Sewaktu saya menulis suatu artikel di koran bahwa Lumpur panas Sidoardjo dapat dialirkan dengan aman ke laut, mass media berebutan mengejar saya untuk interview, bahkan artikel itu di terbitkan kembali oleh salah satu koran Jakarta. Kompas menyesalkan saya mengirimkan artikel ke koran lain, karena dia ingin menerbitkannya. Tetapi ketika saya menulis artikel bahwa semburan lumpur Sidoarjo adalah gejala alam yang disebabkan/dipicu ulah manusia, Kompas mentah-2 menolak artikel tersebut, tidak ada satu media yang mau memuat artikel tersebut. Saya kira mass media kita sangat berpihak, ingin menerbitkan opini yang disenanginya saja. Wassalam RPK - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: Cc: HAGI-Net ; migas indonesia ; ; ; ; MediaCare Sent: Monday, January 29, 2007 4:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! On 1/29/07, Nataniel Mangiwa wrote: Pak Rovicky, Boleh tahu, bagaimana pendapat Pak Rovicky sendiri? Final answernya apa (versi Pak Rovicky)? Kalau dari hasil membaca saya tentang tulisan Pak Rovicky di blog, Pak Rovicky lebih condong setuju dengan pendapat ini: Mudflow caused by drilling, not natural. Soalnya..banyak geologist dan orang awam yang mengunjungi blog Bapak, yang kemungkinan saja pembaca-pembaca tersebut
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan2 Senior yang saya hormati, Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat.. Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI merupakan natural disaster? Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah, Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all, public speaking geoscientist). Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit dibuktikan. Nuhun, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pak Dhe, Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ? Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur. Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng. Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban, pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) , alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ?? Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga toh ?? Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi yang memang gak bisa kita sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh korban baru... Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang indah...walau berbahaya. Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...?? Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ? Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 ) - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-d rilling-not-natural/ Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University. Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006. Satu
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Pak Dhe, Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ? Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur. Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng. Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban, pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) , alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ?? Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga toh ?? Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi yang memang gak bisa kita sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh korban baru... Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang indah...walau berbahaya. Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...?? Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ? Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 ) - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-drilling-not-natural/ Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University. Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006. Satu kesimpulan yang menarik adalah LUSI Lumpur Sidoarjo ditrigger oleh pengeboran dan bukan karena gempa tektonik. Artikel ilmiah ini ditulis oleh empat orang ahli kebumian yaitu * Richard J. Davies, Centre for Research into Earth Energy Systems (CeREES), Department of Earth Sciences, University of Durham, Science Labs, * Richard E. Swarbrick, Geopressure Technology Limited, Mountjoy Research Centre, Stockton Road, Durham, DH1 34Z, UK; * Robert J. Evans, 3DLab, School of Earth, Ocean and Planetary Sciences, Main Building, Park Place, Cardiff University, Cardiff CF10 3YE, UK; * Mads Huuse, Department of Geology and Petroleum Geology, University of Aberdeen, Aberdeen AB24 3UE, UK Tulisan aslinya dalam pdf dapat didonlod di link sini-- http://rovicky.wordpress.com/ - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi