RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Kartika, Bambang
Assalamu'alaikum
 
Ma'af kang Wandy,...seharusnya saya tidak berhak menjawab mungkin hadis dibawah 
ini bisa menjadi pertimbangan
 
Kanjeng Nabi bersabda "Aku tidak diperintahkan untuk melubangi hati manusia dan 
tidak pula untuk merobek perut mereka". disinilah sifat Ta'anni Kanjeng Nabi, 
Baginda Nabi tidak pernah menghukumi sesuatu yang ada dalam hati manusia. Ini 
penting sekali untuk kita saling berkomunikasi sesama Muslim agar jangan sampai 
terjadi perpecahan karena menyakiti dan disakiti, Kang' Wandy...tidak tahlilan, 
tidak ziaroh kubur tidak mauludan ya monggoh saja. Kang' Wandy atau siapapun 
yang tidak menjalankan hal tersebut bukan berarti  harus membid'ahkan, 
mengkafirkan, memusrikan orang yang melakukan hal tersebut.
 
Wassalam
Bamabang Kartika
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of 
wandysulastra
Sent: Tuesday, November 28, 2006 8:57 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir



Boss, tetangga saya yang orang muhammadiyah dan persis juga ngga 
suka tahlilan, ziarah kubur, dst... Apa mereka juga termasuk kecoa-
kecoa abad 20?

--- In keluarga-islam@  
yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> kang ncep.. mereka ini madzhab wahabi, tahlil haram, ziarah kubur 
musyrik, tawassul musyrik, padahal dari dulu imam imam mulia yg 
hafal ratusan ribu hadits ngga ada yg melarang, 
> 
> baru mereka ini aja, kecoa kecoa abad ke 20 yg mengada ada,
> saya setuju dg kebijaksanaan kang ncep..
> 
> sahmudin juga sudah saya tumpas tuh...dah keok..hue..he..he.. 
Budi Suci pembasmi kebatilan..
> 
> kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote: diskusi 
tentang majelis dzikir ini kan sudah pernah dibahas panjang
> lebar beberapa waktu yang lalu, lha koq masiiih juga 
diperdebatkan
> sama kang yahya ini,,,??
> 
> bukankah setiap orang memiliki hadist sebagai tolak ukur 
panduannya ,
> lalu kenapa masih disebut juga sesat dan bid'ah , apa enggak ada 
hal
> lain yang perlu diperdebatkan ? he,,he, biuuung,,,biuuung,
> 
> berkali-kali diskusi dengan golongan ini ujung-ujungnya pasti
> mengatakan orang lain ahli bid'ah dan sesat harus sesuai dengan 
hadist
> pemahaman mereka dan enggak boleh sesuai dengan hadis pemahaman 
saya 
> 
> lha islam koq monopoli golongan , apa surga udah dipatok ya ??
> gusti Alloh jadinya milik pemahaman si A doang , dan si B 
sasaaar 
> 
> wassalam
> KnC
> 
> --- In keluarga-islam@  
> yahoogroups.com, bos gila  
wrote:
> >
> > kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi 
centeng bin
> baz dan ibn abdulwahab..
> > ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. 
duh..
> duh.,.keciaaan.. 
> > 
> > Allah berfirman :
> > "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG 
BERDZIKIR
> DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA 
> HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU 
DARI
> MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG 
ORANG
> YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI." (QSAl Kahfi 
28)
> > 
> > 
> > Berkata Imam Attabari : "Tenangkan dirimu wahai 
Muhammad
> bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada 
Allah
> di pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, 
tahlil,
> doa doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg
> mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan
> keduniawian" (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)
> > 
> > 
> > Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun
> sedang Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw 
keluar
> dan menemukan sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah 
swt
> dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata seraya
> berkata : Alhamdulillah... yg telah menjadikan pada ummatku yg aku
> diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka" riwayat 
Imam
> Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal 21)
> > 
> > 
> > Sabda Rasulullah saw : "akan tahu nanti dihari 
kiamat 
> siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)", maka para sahabat 
bertanya :
> siapakah mereka wahai rasulullah?, Rasul saw 
menjawab : :"majelis
> majelis dzikir di masjid masjid" (Shahih Ibn Hibban hadits 
no.816)
> > 
> > 
> > Sabda Rasulullah saw : "sungguh Allah memiliki
> malaikat yg beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis
> majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka mereka berkumpul 
dan
> berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, 
bila
> majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke
> langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu :
> "darimana kalian?" mereka menjawab : kami datang dari hamba 
hamba Mu,
> mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, 
bertahmid
> pada Mu, bertakbir pada Mu, dan meminta kepada Mu.
> > Maka Allah bertanya : "Apa yg mereka minta?", Malaikat 
ber

Re: buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Pejalan Malam
mas Anto,
bagaimana jika memakai itu ternyata dikatakan bid'ah juga.
hue he he...

wassalam.
PM



- Original Message 
From: Anto Sulistianto <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 28 November 2006 11:36:49 AM
Subject: Re: buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis 
Dzikir

Qoulan Layyinan, Qoulan sadidan mengapa tidak ini yang kita pakai...?
 
Wassalam,
Anto


- Original Message 
From: wandysulastra 
To: keluarga-islam@ yahoogroups. com
Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:20:38 AM
Subject: buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir


Ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan ulama (ahlus sunnah) 
semestinya dapat kita sikapi secara wajar. Dan hal yang wajar pula 
jika dari perbedaan yang ada tersebut kemudian kita mendiskusikannya 
dan memilih pendapat yang dianggap paling kuat, tanpa menuduh mereka 
yang berbeda sebagai ahli bid'ah dan memberantasnya laksana 
memberantas kemungkaran. Sebaiknya kita sama-sama belajar lebih 
dalam lagi sehingga dapat membedakan mana ikhtilaf dan mana bid'ah. 
Kapan kita harus bertoleransi terhadap perbedaan dan kapan kita 
harus tegas menghadapi penyimpangan. Jadi, sangat menyedihkan sekali 
jika karena ikhtilaf para ulama kemudian kita sampai menghina dan 
merendahkan ulama dan pengikut2nya yang berbeda pendapat. 

Silakan dilanjutkan diskusi ilmiah ini dengan tanpa dikotori kata2 
yang sesungguhnya tidak layak diucapkan oleh seseorang yang mengaku 
ummat Rasulullah saw... :). 




 
Yahoo! Singapore Answers 
Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at 
http://answers.yahoo.com.sg

[keluarga-islam] Tanggapan Hj.Irena.H atas tulisan Syafii Ma'arif

2006-11-27 Terurut Topik Kang-Nceps

  Seringkali pendapat seorang profesor dianggap "selalu benar" padahal
tidak selamanya demikian. Contoh : tulisan Prof Syafii Ma'arif yang dimuat
di Republika, Rubrik Resonansi, hal.12, tanggal 21 Nopember 2006.



Ketika itu Syafii Ma'arif mencoba menafsirkan Qs.Al-Baqarah : 62, dengan
memberi kesan bahwa Al-Quran mengesahkan semua penganut agama : Nasrani,
Yahudi dan Sabi'in akan menjadi penghuni surga, hanya dengan berbuat
kebajikan.



Hal itu ditempuh dengan mengutip tafsir Al-Azhar karya mufassir yang mulia
Prof. DR. Hamka. Padahal isi tafsir Prof.DR. Hamka tidak demikian.



Karenanya saya mencoba meluruskan pendapat Syafii Ma'arif agar tidak
menyesatkan umat, dengan cara membuat tanggapan atas tulisan tersebut dan
mengirimkannya kepada Republika, tetapi sayangnya sampai hari ini Republika
seakan-akan enggan memuatnya.



Sehingga tanggapan tersebut saya lepaskan kepada pembaca melalui jalur
internet. Semoga upaya ini menjadi ibadah bagi saya.



Bekasi, 27 Nopember 2006

* *

* *

*Hajjah Irena Handono*



---

* *

*KETIKA MURID MENELIKUNG SANG GURU*





Ahmad Syafii Maarif, bekas ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,   menerima
pesan singkat dari  jenderal polisi yang bertugas di Poso. Sang jenderal
minta Syafii  membantunya memahami ayat 62 surat Al-Baqarah. Jenderal itu
berharap makna ayat itu akan membantunya  mengurai konflik yang terjadi di
Poso. (Harian Republika, Selasa 21 November 2006 )



Syafii Maarif merujuk ke kitab gurunya  Prof. DR. Hamka yakni Tafsir Al-
Azhar. Sayangnya buku tafsir itu dibaca dengan fikiran  yang berkabut.
Kesimpulannya,
hal-hal yang benar dari Hamka tertutup dan memunculkan pemikiran Syafii
Maarif sendiri



Menurut Syafii Maarif, Hamka adalah seorang mufassir yang berani. Saya
setuju dan benar sekali. Bahkan beliau sudah menafsirkan ayat-ayat Allah
dengan tepat dan gamblang, termasuk surat  Al-Baqarah ayat 62 dan Al-Maidah
ayat 69 serta  Ali Imran ayat 85 yang terkait dengan ayat 62  surat Al-
Baqarah.



Tafsir Hamka terhadap surat Al-Baqarah ayat 62: "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabiin,  barang
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang shaleh,
maka untuk mereka adalah ganjaran di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada
ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita "



Surat AlMaidah ayat 69: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan
orang-orang Yahudi dan (begitu juga) orang Shabiun, dan Nashara, barang
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan diapun mengamalkan
amal yang shaleh, maka tidaklah ada ketakutan atas mereka dan tidaklah
mereka akan berduka cita."



Merujuk pada Tafsir Al Azhar. karya Prof.DR Hamka, seharusnya Syafii Maarif
bisa menjawab  pertanyaan sang jenderal polisi dengan tegas dan benar. Sebab
pada buku juz  1 halaman 212, Hamka menyatakan sebagai berikut :

*"di dalam ayat ini dikumpulkanlah keempat golongan ini menjadi satu. Bahwa
semua mereka tidak merasakan ketakutan dan dukacita asal saja mereka sudi
beriman kepada Allah dan Hari Akhirat dan diikuti dengan amal yang saleh.
Dan keempat-empat golongan itu lalu beriman kepada Allah dan Hari Akhirat
itu akan mendapat ganjaran di sisi Tuhan mereka."*



Jadi, penafsiran Prof DR Hamka, bukan tentang toleransi antar ummat
beragama, tapi yang paling pokok adalah keempat golongan itu hendaknya  beriman
kepada Allah dan Hari Akhir. Itulah syarat mutlak untuk mendapatkan ganjaran
disisi Tuhan mereka. Mestinya penafsiran yang gamblang ini jangan lagi
diberi bayang-bayang kabut, karena tidak ada ayat Al Quran yang saling
bertentangan, tapi justru saling melengkapi.



Sebaliknya, Syafii Maarif "menjejalkan" fikirannya dengan menggambarkan
Hamka (gurunya)  sebagai  seorang yang rindu akan dunia yang aman untuk
didiami oleh siapa saja, mengaku beragama atau tidak, asal saling
menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masing  Jadi,
seolah-olah  Hamka
menyatakan beragama atau tidak bukan masalah, toh semua agama sama.



Saran saya supaya tidak terkesan menelikung  pemikiran Prof. Hamka,
hendaknya Syafii Maarif juga mengutip pemikiran beliau pada halaman 214 dan
215  yaitu,

*"kerapkali menjadi kemuskilan bagi orang yang membaca ayat ini,  karena
disebut yang pertama sekali ialah orang-oang yang beriman, kemudiannya baru
disusul oleh Yahudi, Nashrani dan Shabiin. Setelah itu disebutkan bahwa
semuanya akan diberikan ganjaran oleh Tuhan apabila mereka beriman kepada
Allah dan Hari Akhirat, lalu beramal yang saleh. Mengapa orang yang beriman
disyaratkan beriman lagi ?"*



Lebih jauh Hamka berpendapat, *"setengah ahli tafsir mengatakan bahwa yang
dimaksud disini barulah iman pengakuan saja. Misalnya mereka sudah
mengucapkan dua kalimah syahadat, mereka telah mengaku dengan mulut, bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah. Tetapi pengakuan
tadi baru pengakuan saja,bel

Mursyid. [was: Re: [keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati]

2006-11-27 Terurut Topik Pejalan Malam
mas Dodi dan mas Arland,
apakah yang dimaksudkan dengan Mursyid?
siapakah yang dimaksudkan dengan Mursyid?

wassalam.
PM.

- Original Message 
From: dodindra <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 28 November 2006 11:00:23 AM
Subject: [keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

Waalaykumussalam Wr.Wb.

Saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, khususnya Bang Arland.
Saya sampaikan, bahwa saya belumlah "Mursyid", masih sangaaattt jauhhh
dari tataran itu, mohon dimaafkan... .saya hanya seorang "pejalan",
yang masih dalam bimbingan oleh Mursyid beserta wakil/kalifah beliau
dan alim ulama lainnya...
Semoga Alloh menolong dan membimbing saya dan kita semua di sabilNYA,
ThoriqNYA, dan menetapkan diShiroothNYA yang mustaqiim, amiin

Kalaupun saudaraku ada yang bertanya sesuatu, dengan kedhoifan saya,
saya berusaha menjawab semampu dan sebatas pengetahuan saya yang dhoif
untuk menjawabnya, jika salah jawaban saya, semoga Alloh SWT
mengampuni saya, dan memahamkan kita bersama di DiinNYA yang lurus, amiin.

Innalillahi wainailayhi roji'un, subhanalloh, alhamdulillah,
astaghfirullohal' adziim, allohuakbar, laa haula wala quwata ila
billahil'aliyil adziim.

wassalam,
dodi
--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "Arland_hmd098"
 wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
> 
> mengingat yg spt 
> apa shg membuat hati damai??
> 
> 
> Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada
seorang wanita.
> Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya,
bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang dapat
merasakannya bukan?
> 
> Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih
indah lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena disini
terjadi kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana ketika itu
sihamba jatuh hati pada tuannya.
> Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah
Allah subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
> 
> Secara tekhniknya begini pak :
> Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu menghubungkan
makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata kita
menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap kita
merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada sipemberinya, zat
yang menganugrahkannya.
> 
> Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan kita
akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat membuat
barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau bukan Allah SWT?
> 
> Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu mengingatkan
kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita,
mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, bumi
yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di suguhkan
sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas air, kita
mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan nikmatnya dlm air
tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa segar pada kita
ketika dia berjalan ditenggorokan kita.
> 
> Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat
nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita
melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah
SWT, ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita maka
kita ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada kita,
ketika kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan seterusnya.
> 
> Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam
tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak dapat
bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang tersembunyi.
> 
> Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya Allah
hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta yang
mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan Allah
SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana timbullah rasa
percaya dan ridla pada Allah SWT.
> 
> Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, pastilah
hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi hubungan kasih
sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-saingan, walaupun
ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita akan tetap mengajak
dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, akan kita korbankan
kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk mengikuti perintah Allah
SWT, tidak sebaliknya seperti dulu kita lakukan, inilah yang dinamakan
Taubatan nashuha...
> 
> 
> kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya? 
> 
> 
> Tidak ada salahnya, dan tidak ada yang salah, silahkan dicoba dan
dicoba lagi dengan penuh kekhusyu'an.
> Insya Allah akan mendapatkan ketentraman hati bahkan
keindahan-keindahan yang belum pernah dirasakan.
> Jangan merasa ada yang salah dulu sebelum mendapatkan itu
semua,karena bila mencoba mencari letak kesalahan akan membuat
semangat untuk mendapatkan rasa yang dituju akan mengendur.
> Namun ya

Re: [keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

2006-11-27 Terurut Topik Pejalan Malam
menjadikan Rosululloh benar2 sebagai tauladan hidup.
sungguh mulia dan berat, mas!
apakah mas Andy sudah mengikutinya pula, misalkan 'kholwat'?
bukan kah setiap Rosul pernah melakukan Kholwat?

wassalam.
PM.

- Original Message 
From: andy <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 28 November 2006 11:15:58 AM
Subject: [keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati


Belajarlah & jadikanlah saudaramu "siapa saja" yg benar2 beriman dan 
islam pada Allah (ajaran dan petunjuk Nya) dan benar2 menjadikan 
Rasulullah sebagai tauladan hidup.

--- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED] .> 
wrote:
>
> Waalaykumussalam Wr.Wb.
> 
> Saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, khususnya Bang Arland.
> Saya sampaikan, bahwa saya belumlah "Mursyid", masih sangaaattt 
jauhhh
> dari tataran itu, mohon dimaafkan... .saya hanya seorang "pejalan",
> yang masih dalam bimbingan oleh Mursyid beserta wakil/kalifah 
beliau
> dan alim ulama lainnya...
> Semoga Alloh menolong dan membimbing saya dan kita semua di 
sabilNYA,
> ThoriqNYA, dan menetapkan diShiroothNYA yang mustaqiim, amiin
> 
> Kalaupun saudaraku ada yang bertanya sesuatu, dengan kedhoifan 
saya,
> saya berusaha menjawab semampu dan sebatas pengetahuan saya yang 
dhoif
> untuk menjawabnya, jika salah jawaban saya, semoga Alloh SWT
> mengampuni saya, dan memahamkan kita bersama di DiinNYA yang 
lurus, amiin.
> 
> Innalillahi wainailayhi roji'un, subhanalloh, alhamdulillah,
> astaghfirullohal' adziim, allohuakbar, laa haula wala quwata ila
> billahil'aliyil adziim.
> 
> wassalam,
> dodi
> --- In keluarga-islam@ yahoogroups. com, "Arland_hmd098"
>  wrote:
> >
> > Assalamu 'alaikum wr. wb.
> > 
> > mengingat yg spt 
> > apa shg membuat hati damai??
> > 
> > 
> > Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada
> seorang wanita.
> > Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya,
> bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang 
dapat
> merasakannya bukan?
> > 
> > Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih
> indah lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena 
disini
> terjadi kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana ketika 
itu
> sihamba jatuh hati pada tuannya.
> > Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah
> Allah subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
> > 
> > Secara tekhniknya begini pak :
> > Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu 
menghubungkan
> makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata 
kita
> menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap 
kita
> merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada sipemberinya, 
zat
> yang menganugrahkannya.
> > 
> > Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan 
kita
> akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat 
membuat
> barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau bukan 
Allah SWT?
> > 
> > Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu 
mengingatkan
> kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita,
> mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, 
bumi
> yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di 
suguhkan
> sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas air, kita
> mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan nikmatnya dlm air
> tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa segar pada kita
> ketika dia berjalan ditenggorokan kita.
> > 
> > Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat
> nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita
> melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah
> SWT, ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita 
maka
> kita ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada 
kita,
> ketika kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan seterusnya.
> > 
> > Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam
> tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak 
dapat
> bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang 
tersembunyi.
> > 
> > Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya 
Allah
> hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta yang
> mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan 
Allah
> SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana timbullah 
rasa
> percaya dan ridla pada Allah SWT.
> > 
> > Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, 
pastilah
> hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi hubungan kasih
> sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-saingan, 
walaupun
> ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita akan tetap 
mengajak
> dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, akan kita korbankan
> kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk mengikuti perintah Allah
> SWT, tidak sebaliknya seperti du

[keluarga-islam] Re: Diluar Tembok Berkubah Emas

2006-11-27 Terurut Topik imbuhs
ini masalah pilihan mas, kita juga punya berbagai pilihan untuk 
berbuat baik, mana yang kita pilih?
termasuk juga pilihan untuk kasih komentar atau tidak terhadap 
pilihan orang lain..
ah ruwet ya? gitu aja kok repot

IS


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Raflis Amin" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Memang kita tidak boleh ber su'udzon, tapi kalaulah penyandang dana
> tersebut melihat kesekeliling mesjid mungkin ada orang-orang yang
> membutuhkan dana untuk menyambung hidupnya sehari-hari.
>  
> Rasanya belum pantas ada mesjid semegah itu dinegeri yang 
penduduknya
> masih banya yang busung lapar.
>  
> Salam,
>  
> Raflis Amin.
>  
>  
>  
>  
>  
> -Original Message-
> From: Anto Sulistianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Tuesday, November 28, 2006 12:32 PM
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Subject: Re: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas
>  
> Hm soal mesjid ber kubah emas di daerah Meruyung Depok.
> Saya cuma bertanya dalam hati, perlukah bangunan mesjid dibuat 
dengan
> emas ?
> Berapa besar biayanya  ya?
>  
> Saya nggak berani su'udzon, hm mungkin ini salah satu cara bagi si
> pembuat mesjid yang kebetulan punya uang untuk mengejawantah-kan 
rasa
> syukurnya kepada Allah SWT atas rizki yang diberikan Allah 
kepadanya.
>  
> Yah sekedar ungkapan hati yg "takjub" membayangkan berapa besar 
dana
> yang dipakai untuk membuat Kubah Emas tsb.
>  
> Wassalam,
> Anto
>  
> - Original Message 
> From: agussyafii <[EMAIL PROTECTED]>
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:47:02 AM
> Subject: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas
> Diluar Tembok Berkubah Emas
> 
> Pergilah ke Depok yang ada masjidnya berkubah emas, anda akan
> berdecak kagum, bagaimana tidak, selain kubah dengan menara emasnya
> juga ada lantai yang terbuat dari marmer. Halaman masjid yang luas
> dengan taman dan berbagai tanaman berbagai buahnya.
> 
> Ada seorang teman yang tinggal diluar tembok masjid berkubah emas,
> dia bertutur ada yang membuat saya lebih kagum, yang kekaguman saya
> melebihi dari masjid berkubah emas itu. "apa itu?"tanya saya.
> 
> "Tepat diluar tembok masjid berkubah emas, saya menyaksikan ada
> seorang ibu yang mengasuh anak-anak yatim dengan memanggil bunda,
> bunda dengan tulusnya, perempuan yang dipanggilnya bunda itu
> menciuminya anak-anak yatim dengan lembutnya. Adakah perbuatan yang
> lebih mengagumkan daripada memuliakan anak yatim?" Tutur teman.
> 
> Wassalam,
> Agussyafii
> http://agussyafii.   blogspot. com
>  
>  
>   _  
> 
> Everyone is raving about the
> 
 ilbeta>  all-new Yahoo! Mail beta.
>




RE: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas

2006-11-27 Terurut Topik Raflis Amin
Memang kita tidak boleh ber su'udzon, tapi kalaulah penyandang dana
tersebut melihat kesekeliling mesjid mungkin ada orang-orang yang
membutuhkan dana untuk menyambung hidupnya sehari-hari.
 
Rasanya belum pantas ada mesjid semegah itu dinegeri yang penduduknya
masih banya yang busung lapar.
 
Salam,
 
Raflis Amin.
 
 
 
 
 
-Original Message-
From: Anto Sulistianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 28, 2006 12:32 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas
 
Hm soal mesjid ber kubah emas di daerah Meruyung Depok.
Saya cuma bertanya dalam hati, perlukah bangunan mesjid dibuat dengan
emas ?
Berapa besar biayanya  ya?
 
Saya nggak berani su'udzon, hm mungkin ini salah satu cara bagi si
pembuat mesjid yang kebetulan punya uang untuk mengejawantah-kan rasa
syukurnya kepada Allah SWT atas rizki yang diberikan Allah kepadanya.
 
Yah sekedar ungkapan hati yg "takjub" membayangkan berapa besar dana
yang dipakai untuk membuat Kubah Emas tsb.
 
Wassalam,
Anto
 
- Original Message 
From: agussyafii <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:47:02 AM
Subject: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas
Diluar Tembok Berkubah Emas

Pergilah ke Depok yang ada masjidnya berkubah emas, anda akan
berdecak kagum, bagaimana tidak, selain kubah dengan menara emasnya
juga ada lantai yang terbuat dari marmer. Halaman masjid yang luas
dengan taman dan berbagai tanaman berbagai buahnya.

Ada seorang teman yang tinggal diluar tembok masjid berkubah emas,
dia bertutur ada yang membuat saya lebih kagum, yang kekaguman saya
melebihi dari masjid berkubah emas itu. "apa itu?"tanya saya.

"Tepat diluar tembok masjid berkubah emas, saya menyaksikan ada
seorang ibu yang mengasuh anak-anak yatim dengan memanggil bunda,
bunda dengan tulusnya, perempuan yang dipanggilnya bunda itu
menciuminya anak-anak yatim dengan lembutnya. Adakah perbuatan yang
lebih mengagumkan daripada memuliakan anak yatim?" Tutur teman.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.   blogspot. com
 
 
  _  

Everyone is raving about the
  all-new Yahoo! Mail beta.
 


RE: [keluarga-islam] Ganti ID (Kehidupan baru di Indonesia kelak)

2006-11-27 Terurut Topik Raflis Amin
Uni Rahima,
 
Apakah Uni akan menetap di Mesir atau akan kembali ke Indonesia
 
 
 
Wassalam,
 
 
Raflis Amin
 
-Original Message-
From: Rahima [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 27, 2006 2:38 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Ganti ID (Kehidupan baru di Indonesia kelak)
 
Jelas, dan tepat sekali. Di Kairo ini, saya bisa
berinternet dengan biaya murah selama 24 jam.
Sebulannya hanya membayar Le 50=sekitar Rp75.000.Dan
bisa dipakai oleh berapa komputer dalam jangka waktu
yang sama, dengan kecepatan tinggi,dibanding
Indonesia, lambat(diwarnet terutamanya),dengan arti
kata, dalam waktu yang sama dirumah saya, saya bisa
internet dengan komputer yang ada disaya, dan
anak-anak saya yang lain bisa juga internet dirumah
juga(24 jam juga), dikomputer yang lain lagi.4 orang
anak saya kalau saya mau, bisa internet sekaligus.

Sementara di Indonesia, harus ke warnet, kalau dirumah
pakai dial up, biaya perjamnya mahal, pakai
telkomnet,atau apa,tetapi dihitung perjam, dan sangat
lambat jalannya.Saya sudah mencoba menanyakan dengan
system biaya murah perbulannya, sebagaimana seperti
yang ada diMesir ini,namun belum ada jawaban.

Banyak hal-hal sebenarnya yang saya yakin, anak-anak
saya kelak akan kaget bila berada di Indonesia,karena
terbiasa di Mesir(yang sebenarnya negara miskin,negara
padang pasir,tetapi subhanallah,hidup serba murah dan
senang, dengan fasilitas yang memudahkan segala hal).

Contoh saja, negara Mesir ini, negara padang pasir,
namun air sangat melimpah ruah, bisa dihitung dengan
jari, kapan air putus, paling kalau ada perbaikan
saja, itupun berapa kali selama saya 13 thn di Mesir.

Contoh lain, gas, di Indonesia luar biasa mahalnya,
padahal Indonesia termasuk negara sumber gas.Di Mesir
ini gas baik untuk kita masak, atau gas untuk air
hangat, mau mandi,cuci dllsbgnya, semua sangat
murahnya, jadi ngak perlu rebus air kalau mau mandi
air hangat, cukup krannya saja dihidupkan, karena kran
terbagi dua, satu untuk air hangat, satu untuk air
panas, bahkan dilokasi tempat tinggal saya sekarang,
krannya terbagi tiga macam, tambah satu lagi kran
untuk khusus air minum(Aqwa, Barakah), jadi ngak perlu
lagi rebus air untuk minum.

Sementara di Indonesia, gasnya mahal sekali, tetapi
mau bilang apa lagi, saya dari kecil ngak bisa masak
pakai kayu, atau kompor biasa, hanya bisa pakai kompor
gas(dan ini benar-benar problema bagi saya juga kelak
di Indonesia,bukan karena saya orang kaya, tetapi
kondisi hidup dari keluarga saya sejak kecil memang
begitu), sementara lingkungan hidup saya setelah
remaja, dewasa,juga hidup dengan kondisi semacam itu,
masak pakai kompor gas, jadi memang membutuhkan gas
itu.

Di Mesir memang saya hidup ngak jadi masalah, karena
rata-rata, lingkungan di mesir, orang pakai gas.
bahkan, kebanyakan gas nya, gas dengan system meteran
seperti listrik, jarang yang gas tabung, ada
juga.Dengan system meteran itu, kita ngak kehabisan
gas, saat sedang makanan di atas api dalam panci.Kalau
pakai gas tabungkan, saat makanan diatas tungku gas
habis, terpaksa masakannya setengah jadi, ataupun
gorengannya setengah mentah,setengah
masak(hehehe...saya pernah ngalami semacam ini).

Dan masih banyak lagi, lampu telpon, dan bahan-bahan
makanan pokok, untuk hidup sehari-hari di Mesir ini
sangatlah murahnya,dibandingkan dengan di Indonesia,
padahal sama-sama negara berkembang(developing
country), negara miskin, bahkan negara Mesir adalah
negara padang pasir, Indonesia negara kaya akan sumber
daya alamnya, seperti kata nyanyian, rotan dan kayupun
bisa jadi tanaman.Tapi kenyataannya semua serba mahal,
dan semua serba sulit, terkecuali tentunya bagi
pejabat yang kaya, pejabat yang KKN.

Di Mesir, siapa bilang ngak ada Korupsinya? saya rasa
dimana saja bisa aja ada korupsi, tetapi tidak separah
di Indonesia, dan pemerintah Mesir masih memperhatikan
hidup rakyat miskin, karena sikap nasionalis rakyatnya
cukup tinggi.

Hik..hik..hik...apa daya, saya harus menjalani juga
hidup di Indonesia,dengan kondisi yang ada saat
ini.Hanya do'a saja yang saya panjatkan pada Illahi,
semoga Indonesia kedepannya bisa semakin maju dan
berkembang kearah yang lebih baik lagi, pemerintahnya
bisa lebih memperhatikan kepentingan rakyat miskin,
rakyat biasa(seperti saya dan kita-kita ini).Juga
terhapuslah KKN itu disegala penjuru bumi pertiwi
Indonesia, untuk itu,mulailah dari diri kita sendiri,
keluarga kita dan lingkungan hidup dimana kita berada,
disitulah letaknya peran Dakwah bil qauli dan bi hal.

Ini bukan tugas para ulama bidang agama saja, tetapi
tugas setiap person masing-masing bidang setiap
kita.Karena hidup didunia, bukan semata-mata kuliyah
agama saja, tetapi kuliyah umumpun ada disana, karena
kandungan isi dari AlQuran mencakup segala hal, ilmu
umum dan agama, sumbernya satu, yaitu AlQuran dan
hadits, ini kalau kita mau jujur memepelajari dan
mengakui serta mendalami dan mengamalkannya.

Sekali lagi, apapun kondisi saya kelak di Indonesia,
semiskin dan sesusah apapun, insyaAl

RE: [keluarga-islam] OOT : Ibu Merokok Saat Hamil, Anak pun Akan Jadi Perokok

2006-11-27 Terurut Topik Raflis Amin
Kalau anaknya juga menjadi perokok mungkin sudah pantas tapi kalau cacat
gimana, jangankan untuk merokok, untuk hidup normalpun mungkin nggak
bisa.
Akan lebih baik baik ibu maupun bapak tidak merokok, lebih aman,
 
 
 
 
 
-Original Message-
From: Ridwan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:36 AM
To: Kel-Is; Ke-Se; majelismuda@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED];
'Media Dakwah'; [EMAIL PROTECTED]; dis-hub;
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [keluarga-islam] OOT : Ibu Merokok Saat Hamil, Anak pun Akan
Jadi Perokok
 
Bagaimana dengan bapaknya perokok dan ibunya tidak merokok, apakah anak
dijamin tidak perokok ? ada yang mau meneliti ?
 
2006-11-28 10:46:00 

Ibu Merokok Saat Hamil, Anak pun Akan Jadi Perokok

Rita Uli Hutapea - detikcom
  Queensland - Anda
hamil namun terus saja merokok? Jangan salahkan jika anak yang Anda
kandung itu pun menjadi perokok saat remaja!

Demikian temuan sebuah riset baru yang dilakukan di Australia. Anak-anak
yang ibunya merokok saat hamil, kemungkinannya hampir tiga kali lipat si
anak akan meniru kebiasaan itu saat mereka remaja.

Demikian riset yang diterbitkan dalam jurnal Inggris, Pengendalian
Rokok. Studi ini menelusuri 4.500 anak di Brisbane, Australia sejak
tahun 1981 untuk mengetahui pola merokok mereka.

Menurut temuan itu, kecanduan rokok tersebut "diprogram" ke bayi melalui
nikotin yang masuk melalui tali pusar. Demikian seperti dilansir situs
News.com.au, Selasa (28/11/2006).

Penelitian yang melibatkan tiga ribu wanita ini merupakan bukti pertama
bahwa merokok berdampak langsung pada kemungkinan seseorang menjadi
perokok.

Tim dari Rumah Sakit Mater dan Universitas Queensland menemukan,
proporsi anak yang merokok jauh lebih besar di kalangan mereka yang
ibunya merokok selagi mengandung.

Anak-anak dari ibu perokok tiga kali lebih mungkin untuk mulai merokok
secara teratur saat mereka berusia 15 tahun dibandingkan anak yang
ibunya bukan perokok.

Pola merokok di kalangan anak yang ibunya berhenti merokok saat hamil
namun kemudian kembali merokok adalah sama dengan mereka yang ibunya
bukan perokok.

"Ini bukti pertama bahwa perilaku ini (merokok) punya efek langsung,
bukan efek tak langsung pada kemungkinan anak menjadi perokok," ujar
pemimpin riset Dr Abdullah Al Mamun dari Universitas Queensland.

Para periset berharap, temuan baru ini akan memberikan kekuatan tambahan
dalam kampanye menghentikan kebiasaan merokok wanita hamil. Riset klinis
terdahulu membuktikan bahwa nikotin yang masuk melalui plasenta bisa
berpengaruh langsung pada perkembangan otak bayi.

Studi Kehamilan Universitas Queensland juga telah mengungkapkan fakta
bahwa bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu perokok lebih mungkin tumbuh
menjadi obesitas saat dewasa nanti. (ita/sss) 
 

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/11/tgl/28
/time/104622/idnews/713478/idkanal/10
 


Re: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas

2006-11-27 Terurut Topik Anto Sulistianto
Hm soal mesjid ber kubah emas di daerah Meruyung Depok.
Saya cuma bertanya dalam hati, perlukah bangunan mesjid dibuat dengan emas ?
Berapa besar biayanya  ya?

Saya nggak berani su'udzon, hm mungkin ini salah satu cara bagi si pembuat 
mesjid yang kebetulan punya uang untuk mengejawantah-kan rasa syukurnya kepada 
Allah SWT atas rizki yang diberikan Allah kepadanya.

Yah sekedar ungkapan hati yg "takjub" membayangkan berapa besar dana yang 
dipakai untuk membuat Kubah Emas tsb.

Wassalam,
Anto
 


- Original Message 
From: agussyafii <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:47:02 AM
Subject: [keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas

Diluar Tembok Berkubah Emas

Pergilah ke Depok yang ada masjidnya berkubah emas, anda akan
berdecak kagum, bagaimana tidak, selain kubah dengan menara emasnya
juga ada lantai yang terbuat dari marmer. Halaman masjid yang luas
dengan taman dan berbagai tanaman berbagai buahnya.

Ada seorang teman yang tinggal diluar tembok masjid berkubah emas,
dia bertutur ada yang membuat saya lebih kagum, yang kekaguman saya
melebihi dari masjid berkubah emas itu. "apa itu?"tanya saya.

"Tepat diluar tembok masjid berkubah emas, saya menyaksikan ada
seorang ibu yang mengasuh anak-anak yatim dengan memanggil bunda,
bunda dengan tulusnya, perempuan yang dipanggilnya bunda itu
menciuminya anak-anak yatim dengan lembutnya. Adakah perbuatan yang
lebih mengagumkan daripada memuliakan anak yatim?" Tutur teman.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii. blogspot. com





 

Want to start your own business?
Learn how on Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/r-index

[keluarga-islam] Istri Yang Penurut

2006-11-27 Terurut Topik agussyafii
Istri Yang Penurut

Ada seorang suami yang jarang pulang, sang istri selalu mengingatkan
bahwa dirinya sebagai suami memiliki tanggungjawab. Oleh sebab itu
istrinya meminta untuk selalu pulang ke rumah setiap pulang kerja.
Karena tak digubrisnya istri membiarkan suami jarang pulang ke
rumah. Lama kelamaan istrinya-pun jarang pulang juga.

Pada suatu hari suaminya pulang tak dijumpai sang istri di rumah.
Di saat istrinya pulang, suaminya marah-marah. "Kamu ini bagaimana
suami pergi, kamu malah juga ikut pergi."kata sang suami.

"Dulu sewaktu kamu jarang pulang, saya selalu mengingatkan dan tak
pernah digubris. Ketika aku mengikuti apa yang kamu lakukan, dirimu
malah marah-marah. Kalo gitu mana yang harus aku ikuti." Kata istri
yang penurut.

Sekedar catatan bagi para suami bahwa perbuatan kita lebih bermakna
daripada seribu kata-kata. Jika perbuatan itu adalah perbuatan baik
atau perbuatan buruk semuanya akan menjadi teladan bagi istri dan
anak-anak kita.

Bagaimana menurut anda?

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com












[keluarga-islam] Diluar Tembok Berkubah Emas

2006-11-27 Terurut Topik agussyafii
Diluar Tembok Berkubah Emas

Pergilah ke Depok yang ada masjidnya berkubah emas, anda akan
berdecak kagum, bagaimana tidak, selain kubah dengan menara emasnya
juga ada lantai yang terbuat dari marmer. Halaman masjid yang luas
dengan taman dan berbagai tanaman berbagai buahnya.

Ada seorang teman yang tinggal diluar tembok masjid berkubah emas,
dia bertutur ada yang membuat saya lebih kagum, yang kekaguman saya
melebihi dari masjid berkubah emas itu. "apa itu?"tanya saya.

"Tepat diluar tembok masjid berkubah emas, saya menyaksikan ada
seorang ibu yang mengasuh anak-anak yatim dengan memanggil bunda,
bunda dengan tulusnya, perempuan yang dipanggilnya bunda itu
menciuminya anak-anak yatim dengan lembutnya. Adakah perbuatan yang
lebih mengagumkan daripada memuliakan anak yatim?" Tutur teman.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com











[keluarga-islam] OOT : Ibu Merokok Saat Hamil, Anak pun Akan Jadi Perokok

2006-11-27 Terurut Topik Ridwan
Bagaimana dengan bapaknya perokok dan ibunya tidak merokok, apakah anak dijamin 
tidak perokok ? ada yang mau meneliti ?

2006-11-28 10:46:00 
Ibu Merokok Saat Hamil, Anak pun Akan Jadi Perokok
Rita Uli Hutapea - detikcom

Queensland - Anda hamil namun terus saja merokok? Jangan salahkan jika anak 
yang Anda kandung itu pun menjadi perokok saat remaja!

Demikian temuan sebuah riset baru yang dilakukan di Australia. Anak-anak yang 
ibunya merokok saat hamil, kemungkinannya hampir tiga kali lipat si anak akan 
meniru kebiasaan itu saat mereka remaja.

Demikian riset yang diterbitkan dalam jurnal Inggris, Pengendalian Rokok. Studi 
ini menelusuri 4.500 anak di Brisbane, Australia sejak tahun 1981 untuk 
mengetahui pola merokok mereka.

Menurut temuan itu, kecanduan rokok tersebut "diprogram" ke bayi melalui 
nikotin yang masuk melalui tali pusar. Demikian seperti dilansir situs 
News.com.au, Selasa (28/11/2006).

Penelitian yang melibatkan tiga ribu wanita ini merupakan bukti pertama bahwa 
merokok berdampak langsung pada kemungkinan seseorang menjadi perokok.

Tim dari Rumah Sakit Mater dan Universitas Queensland menemukan, proporsi anak 
yang merokok jauh lebih besar di kalangan mereka yang ibunya merokok selagi 
mengandung.

Anak-anak dari ibu perokok tiga kali lebih mungkin untuk mulai merokok secara 
teratur saat mereka berusia 15 tahun dibandingkan anak yang ibunya bukan 
perokok.

Pola merokok di kalangan anak yang ibunya berhenti merokok saat hamil namun 
kemudian kembali merokok adalah sama dengan mereka yang ibunya bukan perokok.

"Ini bukti pertama bahwa perilaku ini (merokok) punya efek langsung, bukan efek 
tak langsung pada kemungkinan anak menjadi perokok," ujar pemimpin riset Dr 
Abdullah Al Mamun dari Universitas Queensland.

Para periset berharap, temuan baru ini akan memberikan kekuatan tambahan dalam 
kampanye menghentikan kebiasaan merokok wanita hamil. Riset klinis terdahulu 
membuktikan bahwa nikotin yang masuk melalui plasenta bisa berpengaruh langsung 
pada perkembangan otak bayi.

Studi Kehamilan Universitas Queensland juga telah mengungkapkan fakta bahwa 
bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu perokok lebih mungkin tumbuh menjadi 
obesitas saat dewasa nanti. (ita/sss) 
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/11/tgl/28/time/104622/idnews/713478/idkanal/10



Re: buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Anto Sulistianto
Qoulan Layyinan, Qoulan sadidan mengapa tidak ini yang kita pakai...?

Wassalam,
Anto


- Original Message 
From: wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, November 28, 2006 11:20:38 AM
Subject: buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

Ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan ulama (ahlus sunnah) 
semestinya dapat kita sikapi secara wajar. Dan hal yang wajar pula 
jika dari perbedaan yang ada tersebut kemudian kita mendiskusikannya 
dan memilih pendapat yang dianggap paling kuat, tanpa menuduh mereka 
yang berbeda sebagai ahli bid'ah dan memberantasnya laksana 
memberantas kemungkaran. Sebaiknya kita sama-sama belajar lebih 
dalam lagi sehingga dapat membedakan mana ikhtilaf dan mana bid'ah. 
Kapan kita harus bertoleransi terhadap perbedaan dan kapan kita 
harus tegas menghadapi penyimpangan. Jadi, sangat menyedihkan sekali 
jika karena ikhtilaf para ulama kemudian kita sampai menghina dan 
merendahkan ulama dan pengikut2nya yang berbeda pendapat. 

Silakan dilanjutkan diskusi ilmiah ini dengan tanpa dikotori kata2 
yang sesungguhnya tidak layak diucapkan oleh seseorang yang mengaku 
ummat Rasulullah saw... :)
roup | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity
 12New Members
Visit Your Group 
SPONSORED LINKS
Single family home
Family home finance
Family home
Family home mortgage
Family home business
Yahoo! Mail
Next gen email?
Try the all-new
Yahoo! Mail Beta.
Y! Messenger
Send pics quick
Share photos while
you IM friends.
Yahoo! Photos
Share Your Photos
via email &
Yahoo! Messenger. 



 

Want to start your own business?
Learn how on Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/r-index

[keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

2006-11-27 Terurut Topik andy

Belajarlah & jadikanlah saudaramu "siapa saja" yg benar2 beriman dan 
islam pada Allah (ajaran dan petunjuk Nya) dan benar2 menjadikan 
Rasulullah sebagai tauladan hidup.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Waalaykumussalam Wr.Wb.
> 
> Saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, khususnya Bang Arland.
> Saya sampaikan, bahwa saya belumlah "Mursyid", masih sangaaattt 
jauhhh
> dari tataran itu, mohon dimaafkansaya hanya seorang "pejalan",
> yang masih dalam bimbingan oleh Mursyid beserta wakil/kalifah 
beliau
> dan alim ulama lainnya...
> Semoga Alloh menolong dan membimbing saya dan kita semua di 
sabilNYA,
> ThoriqNYA, dan menetapkan diShiroothNYA yang mustaqiim, amiin
> 
> Kalaupun saudaraku ada yang bertanya sesuatu, dengan kedhoifan 
saya,
> saya berusaha menjawab semampu dan sebatas pengetahuan saya yang 
dhoif
> untuk menjawabnya, jika salah jawaban saya, semoga Alloh SWT
> mengampuni saya, dan memahamkan kita bersama di DiinNYA yang 
lurus, amiin.
> 
> Innalillahi wainailayhi roji'un, subhanalloh, alhamdulillah,
> astaghfirullohal'adziim, allohuakbar, laa haula wala quwata ila
> billahil'aliyil adziim.
> 
> wassalam,
> dodi
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098"
>  wrote:
> >
> > Assalamu 'alaikum wr. wb.
> > 
> > mengingat yg spt 
> > apa shg membuat hati damai??
> > 
> > 
> > Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada
> seorang wanita.
> > Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya,
> bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang 
dapat
> merasakannya bukan?
> > 
> > Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih
> indah lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena 
disini
> terjadi kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana ketika 
itu
> sihamba jatuh hati pada tuannya.
> > Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah
> Allah subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
> > 
> > Secara tekhniknya begini pak :
> > Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu 
menghubungkan
> makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata 
kita
> menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap 
kita
> merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada sipemberinya, 
zat
> yang menganugrahkannya.
> > 
> > Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan 
kita
> akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat 
membuat
> barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau bukan 
Allah SWT?
> > 
> > Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu 
mengingatkan
> kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita,
> mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, 
bumi
> yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di 
suguhkan
> sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas air, kita
> mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan nikmatnya dlm air
> tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa segar pada kita
> ketika dia berjalan ditenggorokan kita.
> > 
> > Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat
> nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita
> melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah
> SWT, ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita 
maka
> kita ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada 
kita,
> ketika kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan seterusnya.
> > 
> > Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam
> tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak 
dapat
> bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang 
tersembunyi.
> > 
> > Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya 
Allah
> hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta yang
> mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan 
Allah
> SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana timbullah 
rasa
> percaya dan ridla pada Allah SWT.
> > 
> > Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, 
pastilah
> hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi hubungan kasih
> sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-saingan, 
walaupun
> ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita akan tetap 
mengajak
> dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, akan kita korbankan
> kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk mengikuti perintah Allah
> SWT, tidak sebaliknya seperti dulu kita lakukan, inilah yang 
dinamakan
> Taubatan nashuha...
> > 
> > 
> > kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya? 
> > 
> > 
> > Tidak ada salahnya, dan tidak ada yang salah, silahkan dicoba dan
> dicoba lagi dengan penuh kekhusyu'an.
> > Insya Allah akan mendapatkan ketentraman hati bahkan
> keindahan-keindahan yang belum pernah dirasakan.
> > Jangan merasa ada yang salah dulu sebelum m

[keluarga-islam] Lemah Dahannya Kuat Rantingnya

2006-11-27 Terurut Topik agussyafii
Lemah Dahannya Kuat Rantingnya

Usia Hana putri kami sekarang ini setahun lebih beberapa bulan. Ada 
sesuatu yang membuat kami sebagai orang tua agak risau. Yaitu anak 
seusia mestinya sudah bisa berjalan. Awalnya saya dan istri 
menganggap hal yang biasa, karena mendengar omongan tetangga kok 
jadi  terpengaruh juga ya.

Pada hari minggu kami bersama Hana mendapat undangan untuk makan 
siang bersama ketua yayasan sekolah kami. Siang itu kami dijemput 
pak karsono sopir sekolah. Kedatangan kami disambut dengan ramah. 
Kami bercerita tentang kecemasan bahwa Hana masih juga belum bisa 
berjalan.

Mendengar cerita kami Pak Dedi ketua yayasan sekolah 
mengatakan, "Tidak usah cemas, anak itu jika lemah dahannya kuat 
rantingnya. Artinya jika pertumbuhan fisiknya lemah berarti 
pertumbuhan berfikirnya lebih cepat. Berarti Hana ini anak cerdas, 
insya allah." Kamipun mengamininya.

Wassalam,
Agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com





buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik wandysulastra
Ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan ulama (ahlus sunnah) 
semestinya dapat kita sikapi secara  wajar. Dan hal yang wajar pula  
jika dari perbedaan yang ada tersebut kemudian kita mendiskusikannya 
dan memilih pendapat yang dianggap paling kuat, tanpa menuduh mereka 
yang berbeda sebagai ahli bid'ah dan memberantasnya laksana 
memberantas kemungkaran. Sebaiknya kita sama-sama belajar lebih 
dalam lagi sehingga dapat membedakan mana ikhtilaf  dan mana bid'ah. 
Kapan kita harus bertoleransi terhadap perbedaan dan kapan kita 
harus tegas menghadapi penyimpangan. Jadi, sangat menyedihkan sekali 
jika karena ikhtilaf para ulama kemudian kita sampai menghina dan 
merendahkan ulama dan pengikut2nya yang berbeda pendapat. 

Silakan dilanjutkan diskusi ilmiah ini dengan tanpa dikotori kata2 
yang sesungguhnya tidak layak diucapkan oleh seseorang yang mengaku 
ummat Rasulullah saw... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "andy" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Bismillahirrohmanirrohim
> 
> Assalamu'alaikum wr wb
> 
> sekedar mengingatkan saja...
> 
> memang lebih baik kita hindari dari membicarakan kekurangan 
> orang lain,sampai mengeluarkan kata2 yg gak pantas, menghujat, 
> apalagi pada orang yg masih sama2 memegang Quran juga
> 




[keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

2006-11-27 Terurut Topik dodindra
Waalaykumussalam Wr.Wb.

Saudaraku semua yang dirohmati Alloh ta'ala, khususnya Bang Arland.
Saya sampaikan, bahwa saya belumlah "Mursyid", masih sangaaattt jauhhh
dari tataran itu, mohon dimaafkansaya hanya seorang "pejalan",
yang masih dalam bimbingan oleh Mursyid beserta wakil/kalifah beliau
dan alim ulama lainnya...
Semoga Alloh menolong dan membimbing saya dan kita semua di sabilNYA,
ThoriqNYA, dan menetapkan diShiroothNYA yang mustaqiim, amiin

Kalaupun saudaraku ada yang bertanya sesuatu, dengan kedhoifan saya,
saya berusaha menjawab semampu dan sebatas pengetahuan saya yang dhoif
untuk menjawabnya, jika salah jawaban saya, semoga Alloh SWT
mengampuni saya, dan memahamkan kita bersama di DiinNYA yang lurus, amiin.

Innalillahi wainailayhi roji'un, subhanalloh, alhamdulillah,
astaghfirullohal'adziim, allohuakbar, laa haula wala quwata ila
billahil'aliyil adziim.

wassalam,
dodi
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
> 
> mengingat yg spt 
> apa shg membuat hati damai??
> 
> 
> Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada
seorang wanita.
> Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya,
bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang dapat
merasakannya bukan?
> 
> Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih
indah lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena disini
terjadi kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana ketika itu
sihamba jatuh hati pada tuannya.
> Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah
Allah subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
> 
> Secara tekhniknya begini pak :
> Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu menghubungkan
makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata kita
menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap kita
merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada sipemberinya, zat
yang menganugrahkannya.
> 
> Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan kita
akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat membuat
barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau bukan Allah SWT?
> 
> Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu mengingatkan
kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita,
mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, bumi
yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di suguhkan
sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas air, kita
mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan nikmatnya dlm air
tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa segar pada kita
ketika dia berjalan ditenggorokan kita.
> 
> Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat
nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita
melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah
SWT, ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita maka
kita ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada kita,
ketika kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan seterusnya.
> 
> Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam
tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak dapat
bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang tersembunyi.
> 
> Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya Allah
hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta yang
mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan Allah
SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana timbullah rasa
percaya dan ridla pada Allah SWT.
> 
> Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, pastilah
hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi hubungan kasih
sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-saingan, walaupun
ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita akan tetap mengajak
dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, akan kita korbankan
kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk mengikuti perintah Allah
SWT, tidak sebaliknya seperti dulu kita lakukan, inilah yang dinamakan
Taubatan nashuha...
> 
> 
> kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya? 
> 
> 
> Tidak ada salahnya, dan tidak ada yang salah, silahkan dicoba dan
dicoba lagi dengan penuh kekhusyu'an.
> Insya Allah akan mendapatkan ketentraman hati bahkan
keindahan-keindahan yang belum pernah dirasakan.
> Jangan merasa ada yang salah dulu sebelum mendapatkan itu
semua,karena bila mencoba mencari letak kesalahan akan membuat
semangat untuk mendapatkan rasa yang dituju akan mengendur.
> Namun yang terpenting adalah sejauh mungkin kosongkan fikiran dan
hati kita dari hal-hal yang menjurus kemaksiatan dan kejahatan.
> 
> Saran saya ada baiknya anda memiliki guru pembimbing (mursyid) yang
handal, dimilis ini ada beberapa rekan setingkat mursyid yang handal
:) mereka yaitu : Cak Huttaqi, Arief Dani, kang 

RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Kartika, Bambang
Assalamualaikum
Saudaraku
 
Majelis Dzikir dianggap Bid'ah, Do'a Qunut dalam subuh dibid'ahkan, niat sholat 
diucapkan dikatakan bid'ah , maulid Nabi dikatakan bid'ah, pakai jenggot 
katanya sunah, berkumis katanya haram.
Ada cerita, .ada seorang fanatik wahabi yang bertemu dengan seseorang yang 
berjenggot panjang, orang tersebut menanyakan panjang mana jenggot saya dengan 
jenggot anda ? panjang jenggot anda, kata wahabi "orang ini ilmunya kelihatanya 
lebih tinggi dari pada aku, jenggotnya saja lebih panjang dan sudah putih, 
kalau begitu aku akan belajar sama dia" gerutu wahabi dalam hatinya". kenapa 
melamun? kata orang itu kepada wahabi "Boleh aku ikut kamu? wah dengan senang 
hati kebetulan saya sedang mencari orang yang seperti anda yang suka berjenggot 
untuk aku jadikan kader, mari ikut aku kalau kamu mau , dibawalah orang wahabi 
di suatu tempat dimana si orang tersebut mengumpulkan jamaahnya, orang itu 
masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian karena akan mengumpulkan jamaahny, 
dipakailah baju yang mirip pakaian sufi dengan corak bulu domba kemudian 
dipakailah kopiyah antiknya berwarna merah lalu keluarlah orang itu dari 
kamarnya sambil membunyikan lonceng sambil mengatakan "Haleluya Pujituhan 
,selamatlah kalian wahai domba-domba yang tersesat", 
saking gugupnya orang wahabi tsb. "Masa ampun ini ternyata santaklos". 
ah...kalau begitu aku potong aja jenggotku...
 
Wassalam
 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of bos 
gila
Sent: Monday, November 27, 2006 4:00 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir





ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh.. 
duh.,.keciaaan.. 

Allah berfirman :
"DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG BERDZIKIR DAN BERDOA 
KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA HANYA MENGINGINKAN RIDHA 
ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI 
KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI 
MENGINGAT KAMI." (QSAl Kahfi 28)


Berkata Imam Attabari : "Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat 
sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore 
hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal amal shalih 
dengan shalat wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan ridho Allah 
swt bukan menginginkan keduniawian" (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)


Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw sedang di 
salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah kelompok yg 
sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk 
bersama berkata seraya berkata : Alhamdulillah... yg telah menjadikan pada 
ummatku yg aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka" riwayat 
Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal 21)


Sabda Rasulullah saw : "akan tahu nanti dihari kiamat siapakah ahlulkaram 
(orang orang mulia)", maka para sahabat bertanya : siapakah mereka wahai 
rasulullah?, Rasul saw menjawab : :"majelis majelis dzikir di masjid masjid" 
(Shahih Ibn Hibban hadits no.816)


Sabda Rasulullah saw : "sungguh Allah memiliki malaikat yg beredar dimuka bumi 
mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka 
mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit 
dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke 
langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : "darimana kalian?" 
mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu, mereka berdoa padamu, 
bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, bertakbir pada Mu, dan 
meminta kepada Mu.
Maka Allah bertanya : "Apa yg mereka minta?", Malaikat berkata : mereka meminta 
sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat menjawab 
: tidak, Allah berkata : "Bagaimana bila mereka melihatnya". Malaikat berkata : 
mereka meminta perlindungan Mu, Allah berkata : "mereka meminta perlindungan 
dari apa?", Malaikat berkata : "dari Api neraka", Allah berkata : "apakah 
mereka telah melihat nerakaku?", Malaikat menjawab tidak, Allah berkata : 
Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka beristighfar 
pada Mu, Allah berkata : "sudah kuampuni mereka, sudah kuberi permintaan 
mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta perlindungan 
darinya, malaikat berkata : "wahai Allah, diantara mereka ada si fulan hamba 
pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka, Allah berkata : baginya 
pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak ada yg dihinakan 
siapa siapa yg duduk bersama mereka" (shahih Muslim hadits no.2689), 

perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (ahlu 
dzikir) adalah kaum yg tak dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka"
lalu hadits semakna pada Shahih B

buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik andy
Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu'alaikum wr wb

sekedar mengingatkan saja...

memang lebih baik kita hindari dari membicarakan kekurangan 
orang lain,sampai mengeluarkan kata2 yg gak pantas, menghujat, 
apalagi pada orang yg masih sama2 memegang Quran juga

[4.94] Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) 
di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada 
orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" 
(lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan 
di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah 
keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas 
kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang 
kamu kerjakan.

lebih baik kita tanya ke diri kita masing2, sudah berimankah diri 
kita ini? 

atau sekedar mengaku2 beriman?

jangan sampai pernyataan iman kita spt yg Allah gambarkan:

[49.14] Orang-orang Arab itu berkata: "Kami telah beriman". 
Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi 
katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke 
dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia 
tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya 
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

apakah Allah & Rasul Nya mengajarkan pada kita yg mengaku islam 
untuk berkata dan berbuat yg menyakitkan orang lain, apalagi kepada 
orang yg masih sama2 memegang al Qur'an.

[6.108] Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka 
sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan 
melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap 
umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan 
merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa 
yang dahulu mereka kerjakan.

Yg ditakutkan kita ini terlalu terlena menghujat orang, sehingga 
kita sendiri lupa untuk berbenah diri.

kita sudah merasa paling beriman, paling hebat, paling benar(dg 
atribut dan ilmu yg kita punya) gak taunya cuma perasaan kita saja,
padahal hati, ucapan & perbuatan kita masih jauh dari Al Qur'an 
(ajaran dan petunjuk Nya), masih jauh dari meneladani Rasulullah. 

kalau kita yg sama2 mengaku ummat islam (ummatnya Nabi Muhammad, 
selalu saja meributkan hal2 yg sebenarnya gak "prinsip", maka tunggu 
sajalah kehancuran.

walaupun nantinya ada dari kita yg sampai berbeda prinsip, 
seharusnya gak sampai membuat kita sampai membenci/menghujat 
sedemikian rupa sampai kita lupa diri, shg kitapun secara tidak 
langsung dan gak terasa keluar dari "keimanan" kita.

lebih baik kalau kita mau, mari sama2 kita duduk bareng 
bicara/dialog secara baik2 untuk mencari titik temu dari perbedaan 
yg ada, singkirkan dulu atribut, bendera, ego dan gengsi dari kita.

toh kalau nanti akhirnya kita memang beda prinsip, maka tidak perlu 
kita saling membenci apalagi bunuh2an, spt yg terjadi antara 
pendukung2 syiah dan sunni...

cukup lah kita katakan..bagi kamu amalan kamu, bagi kami amalan 
kami..

dan "masing2 kita" nanti akan mempertanggung jawabkan pada Allah apa 
yg telah kita perbuat.

Wassalamu'alaikum wr wb

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Ridwan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> maaf, saya kurang sreg kalo menyerempet ke masalah kekurangan 
fisik (buta)...penyusun Ratib Al Atthos (yang rutin saya baca) yaitu 
Qutbil Anfas Al Habib Umar bin Abdurrohman Al Atthos dan penyusun 
Ratib Al Haddad / Wirdul Lathif (yang rutin saya baca) yaitu Qutbil 
Irsyad Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad kalao gak salah mereka 
juga buta...
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: bos gila 
>   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, November 27, 2006 5:34 PM
>   Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis 
Dzikir
> 
> 
>   kang ncep.. anda tahu bin baz?, Mufti mereka yg di saudi tu..., 
Rajanya ulama madzhab wahabi sedunia zaman sekarang,
> 
>   salah satu fatwanya bin Baz itu, bahwa dunia ini bentuknya datar 
seperti piring (ardh musattah kasshuhn) 
>   jadi dia ga terima tuh yg namanya bumi ini bulat, dia keukeuh 
bahwa bumi ini rata seperti piring..
> 
>   lucu ya?, 
> 
>   hayo tebak.. kenapa coba??
> 
>   die buta...!, ha...ha...ha.. Buta hatinya dan buta matanya.(dia 
memang buta beneran, tuna netra)
> 
>   makanya wajar aja kalo fatwanya gitu, wong buta kok, cuma kan yg 
koplok adalah para pengikutnya??, ngikutin imam jumud kayak geto.. 
keciaaan..
> 
> 
>   kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> mungkin harus sesuai dengan pemahaman bin baz , ibnu 
taimiyah , dan
> abdullah bin wahab, baru dikatakan shohih "pemahamannya" kalo 
enggak
> gitu enggak boleh,,,
> pasti bid'ah 
> pasti sesat,
> 
> pemahaman yang lain boleh bebas dikatakan kafir , bid'ah , dan 
sesat,,,
> 
> wassalam
> Knc
> 
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila  
wrote:
> >
> > telen tu hadits shahih masalah dzikir..
> > 
> > akuilah bahwa majelis dzikir a

[keluarga-islam] Menghidupkan Tradisi Menulis di Kalangan Kiai

2006-11-27 Terurut Topik Ananto

*Menghidupkan Tradisi Menulis di Kalangan Kiai

Ahmad Faqih
*Koordinator Majlis Tarbiyah Watta'lim Pesantren Mahasiswa Al Aqobah Jombang

Tak seperti dipahami orang awam yang kadang membatasi kiai sekadar sebagai
agamawan, mereka ternyata juga penulis andal dan bahkan mampu melahirkan
karya-karya yang monumental. Tidak hanya tentang agama, tapi juga mahir
menulis tentang sastra, anekdot, cerita dan persoalan-persoalan sosial
budaya.

Jangan tanya soal shalawat dan madaih nabawiyah (pujian kepada nabi), mereka
gudangnya. Dari Qashidah Al Burdah karya Al Bushiri yang sangat imajinatif
dan puitis, hingga beraneka prosa dan puisi maulid, terutama karya Ja'far Al
Barzanji. Malah ada karya genuine yang mereka gubah sendiri, seperti
Shalawat Badar karya Kiai Ali Mansur Tuban yang amat populer dan menjadi
shalawat wajib bagi kaum sarungan.

Tentu saja tak boleh dilewatkan karya berupa tembang, cerita, dan enekdot
yang juga banyak ditulis oleh para kiai. Siapa yang tak kenal dengan syair
'Tombo Ati' yang amat populer itu. Begitu populernya karya ini nyaris jadi
bacaan wajib di surau-surau di pedalaman jawa. Belum lagi lir-ilir gubahan
Sunan Kalijogo yang tak kalah kesohor.

Belakangan, tidak sedikit para kiai yang biasa berceramah menyusun sendiri
tembang Jawa yang dirangkaikan bacaan shalawat dan digunakan sebagai
selingan dalam pengajian. Soal cerita dan anekdot, Kiai Bisri Musthofa
mungkin biangnya. Ayah Kiai Mustofa Bisri ini mengumpulkan banyak sekali
anekdot dalam buku berjudul Kasykul. Kiai Abdurrahman Ar Roisi juga
menerbitkan belasan jilid kumpulan cerita yang diberi judul '30 Kisah
Teladan'.

Keakraban dengan bahasa Arab, menyebabkan karya intelektual yang lahir dari
tangan para kiai tak lepas dari rumpun bahasa semit ini. Dari sebelas judul
karya Kiai Hasyim Asy'ari yang pernah saya baca, misalnya, hanya empat buah
yang menggunakan bahasa Jawa bertulisan Arab Pego. Sisanya berbahasa Arab.
Gus Ishom, Cucu Kiai Hasyim, menggubah doa sebelum belajar dalam bentuk 12
nadzam (sajak berirama) berbahasa Arab yang wajib dibaca santri Pondok
Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang.

Menantu Kiai Siddiq, yaitu Kiai Abdul Hamid Pasuruan, tak kalah kreatif. Ia
mensyairkan Sullam At Taufiq --sebuah kitab fikih sufistik yang bercorak
ghozalian dan menjadi maistream pemahaman Islam Sunni Indonesia-- dalam 553
bait. Selain itu, ia juga menyairkan 99 nama Allah yang dikenal dengan Al
Asma' Al Husna. Masih banyak lagi contoh lain yang bila diungkap satu per
satu, akan membuat tulisan ini jadi terlalu panjang.

Makelar budaya
Di sini, terbaca jelas bahwa para kiai terdahulu tak cuma agamawan,
melainkan juga penulis handal di bidang sastra, budaya dan lainnya sehingga
kiai dahulu juga disebut budayawan dan sastrawan. Tidak berlebihan jika Eric
Wolf menyebut peran kiai sebagai cultural broker alias makelar budaya yang
menjembatani perubahan akibat pengaruh luar terhadap dunia pesantren dan
komunitas Muslim tradisional yang relatif tertutup.

Selain lewat pendidikan gaya pesantren, peran itu mereka implementasikan
melaui proses kreatif di jalur budaya. Kiai dahulu memiliki apresiasi yang
tinggi terhadap budaya serta mampu melahirkan karya-karya bermutu. Tradisi
menulis seolah menjadi rutinitas sehari-hari setelah mengajar santri. Tiada
hari tanpa mengajar dan menulis, mungkin itu motto hidup kiai di masa lalu.
Tapi, sayangnya tradisi menulis dan kerja-kerja budaya kiai telah hilang dan
tidak diwarisi oleh kiai-kiai sekarang. Apalagi, beberapa tahun belakangan,
terlalu banyak aktivitas di luar yang mereka geluti, terutama di kancah
politik. Sebagian besar potensi dan energi terkuras di medan perebutan
kekuasaan. Proses kreatif yang dulu mampu menghasilkan karya-karya
monumental tak ada lagi, sehingga tradisi menulis kiai mandek atau bahkan
telah mati.

Kenyataan tersebut memunculkan ironi. Banyak kiai yang beralih profesi dari
cultural broker menjadi political broker alias makelar politik yang
ujung-ujungnya duit. Padahal, kekuasaan dan uang seringkali melenyapkan akal
budi, menumpulkan hati nurani dan pada akhirnya menghentikan proses kreatif
kiai.

Sebuah ironi
Maka, tak mengherankan bila pesantren belakangan ini cenderung kering dari
sentuhan buku atau tulisan, karena para kiai dan ustadz tidak lagi produktif
menulis buku. Memang ada beberapa nama yang pantas disebut, tapi jumlahnya
bisa dihitung dengan jari, jauh dibanding jumlah kiai yang jadi politisi.

Kini tak banyak lagi kiai atau gus yang memiliki malakah (naluri
berekpresi), apalagi ikhtira' untuk menciptakan karya. Bahkan tingkat
apresiasi mereka terhadap tradisi menulis bisa dibilang sangat rendah. Ini
merupakan sebuah ironi, karena bila dibandingkan dengan generasi kiai
terdahulu, mereka yang belajar di Timur Tengah kini jauh lebih banyak. Tapi
intensitas menulis dan melahirkan karya tulis sangat kurang. Alumni Timur
Tengah saat ini agaknya lebih suka menerjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke
bahasa Indonesia ketimbang melahirkan karya genuine.

Mungkin para kiai ki

[keluarga-islam] Re: - Interlude Diskusi

2006-11-27 Terurut Topik banganut
Al haqqu mirrobbbika

Bukanlah kemenangan dan kekalahan,
bukanlah berapa banyak yang mendukung dan menolak,
Bukanlah pujian dan hinaan,
dalam melihat kebenaran

Al haqqu mirrobbbika

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> dia sudah keok oleh saya, buktinya sampai sekarang ia tak menjawab
pertanyaan saya, hue..hue..he.. budi suci penumpas kebatilan..
>
> kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote:
assalamualaikum,
>   pak sahmudin nan ganteng,,,
>
>   dari beberapa paparan diskusi dalam thread "Prelude" nampaknya sudah
>   jelas sampeyan adalah golongan yang kurang setuju dengan apa yang
>   disebut hadist&sunnah dalam makna perkataan dan perbuatan dari
>   rasululloh atau lebih populer disebut "ingkar sunnah"  kira - kira
>   setuju tidak dengan asumsi seperti itu??
>
>   lalu yang kedua
>   kesimpulan sampeyan tentang paparan dibawah itu menurut saya terlalu
>   dini karena ditengah-tengah Diin Alloh terdapat rasul yang
menjelaskan
>   kepada ummah mengenai bagaimana praktiknya keislaman apakah
eksistensi
>   rasul bisa dikesampingkan ?? tentu logika ini terlalu rapuh karena
apa
>   yang turun dari langit perlu dijawantahkan bukan oleh sebuah kitab
>   saja yang berisi tulisan tapi oleh seseorang yang memiliki "surat
>   perintah" lho,kitab hanya berisi dialog satu arah, dan beberapa hal
>   tidak terdapat didalamnya yang bersifat praktis, tapi lebih kepada
>   garis besar, lalu siapa yang paling kompeten menerangkan ini??
>   golongan apa ??
>
>   yang ketiga,
>   apabila semua sunnah bukan bagian dari diin islam , lalu siapa yang
>   paling berhak mengejawantahkan kedalam bentuk aplikasi harian, umum,
>   dan khusus selain dari rasululloh ??
>   apakah sudah baku ?? sampai dimana batas bakunya ?
>   batasan ijtihad ?? sampai dimana ??
>
>   yang keempat
>   apa makna muhammad bagi anda ?? apakah nabi dan rasul secara khusus
>   mengarah satu orang saja ??
>   atau mengarah kepada setiap individu yang menerima kitab Qur'an di
>   tangannya ??
>
>   silahkan paksaya tunggu lho supaya lebih hangat
>
>   wassalam
>   KnC
>
>   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Sahmuddin \(PTI - SOR\)"
>   sahmuddin@ wrote:
>   >
>   > Justru inilah yang sedang kami perjuangkan agar Allah saja yang
>   berhak ditaati, dicintai, dikagumi, diabdi jangan kepada thoghut.
Taat
>   kepada Allah harus dibuktikan dengan taat kepada diinNya (Aturan,
>   hukum, kekuasaan dan pimpinan)
>   >
>   > Gambarannya sederhananya.
>   >
>   >   Allah
>   > l
>   >Diin islam 3/19
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >   Ummah
>   >
>   > Namun yang terjadi sekarang, bukannya Allah yang ditaati
>   >
>   > Allah
>   >l
>   >Diin selain islam 3/83
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >l
>   >   Ummah
>   >
>   >
>   >
>
>
>
>
>
>
> -
> Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email
and get things done faster.
>




[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 07 Dzulqaidah 1427H

2006-11-27 Terurut Topik Ananto

Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allaah, The Most Gracious, The Most Kind

Rabbighfirlii wa liwaalidayya wa liman dakhala baytiya mu'minan wa lil
mu'miniina wal mu'minaati wa laa tazidizh zhaalimiina illaaa tabaaran

Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk rumahku dengan
beriman dan semua orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, janganlah
Engkau tambahkan bagi orang-orang zhalim itu selain kebinasaan (Nuh: 28)


[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik banganut
Ma kholakta hadza batila

Janganlah kesalahan seseorang lalu memperolok fhisiknya.

Bagaimana seorang mukmin melihat kesalahan saudaranya ?

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kang ncep.. anda tahu bin baz?, Mufti mereka yg di saudi tu...,
Rajanya ulama madzhab wahabi sedunia zaman sekarang,
>
>   salah satu fatwanya bin Baz itu, bahwa dunia ini bentuknya datar
seperti piring (ardh musattah kasshuhn)
>   jadi dia ga terima tuh yg namanya bumi ini bulat, dia keukeuh bahwa
bumi ini rata seperti piring..
>
>   lucu ya?,
>
>   hayo tebak.. kenapa coba??
>
>   die buta...!, ha...ha...ha.. Buta hatinya dan buta matanya.(dia
memang buta beneran, tuna netra)
>
> makanya wajar aja kalo fatwanya gitu, wong buta kok, cuma kan yg
koplok adalah para pengikutnya??, ngikutin imam jumud kayak geto..
keciaaan..
>
>
> kang nceps [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin harus sesuai dengan pemahaman
bin baz , ibnu taimiyah, dan
>   abdullah bin wahab, baru dikatakan shohih "pemahamannya" kalo enggak
>   gitu enggak boleh,,,
>   pasti bid'ah 
>   pasti sesat,
>
>   pemahaman yang lain boleh bebas dikatakan kafir , bid'ah , dan
sesat,,,
>
>   wassalam
>   Knc
>
>   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote:
>   >
>   > telen tu hadits shahih masalah dzikir..
>   >
>   >   akuilah bahwa majelis dzikir adalah mulia dg nash hadits
>   shahihain, anda menolak maka anda kufur
>   >
>   >
>   >
>   > -
>   > Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.
>   >
>
>
>
>
>
>
> -
> Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.
>




[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik wandysulastra
Boss, tetangga saya yang orang muhammadiyah dan persis juga ngga 
suka tahlilan, ziarah kubur, dst... Apa mereka juga termasuk kecoa-
kecoa abad 20?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> kang ncep.. mereka ini madzhab wahabi, tahlil haram, ziarah kubur  
musyrik, tawassul musyrik, padahal dari dulu imam imam mulia yg 
hafal  ratusan ribu hadits ngga ada yg melarang, 
>   
>   baru mereka ini aja, kecoa kecoa abad ke 20 yg mengada ada,
>   saya setuju dg kebijaksanaan kang ncep..
>   
>   sahmudin juga sudah saya tumpas tuh...dah keok..hue..he..he.. 
Budi Suci pembasmi kebatilan..
> 
> kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:  diskusi 
tentang majelis dzikir ini kan sudah pernah dibahas panjang
>   lebar beberapa waktu yang lalu, lha koq masiiih juga 
diperdebatkan
>   sama kang yahya ini,,,??
>   
>   bukankah setiap orang memiliki hadist sebagai tolak ukur 
panduannya ,
>   lalu kenapa masih disebut juga sesat dan bid'ah , apa enggak ada 
hal
>   lain yang perlu diperdebatkan ? he,,he, biuuung,,,biuuung,
>   
>   berkali-kali diskusi dengan golongan ini ujung-ujungnya pasti
>   mengatakan orang lain ahli bid'ah dan sesat harus sesuai dengan 
hadist
>pemahaman mereka dan enggak boleh sesuai dengan hadis pemahaman 
saya 
>   
>   lha islam koq monopoli golongan , apa surga udah dipatok ya ??
>   gusti Alloh jadinya milik pemahaman si A doang , dan si B 
sasaaar 
>   
>   wassalam
>   KnC
>   
>   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila  
wrote:
>   >
>   > kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi 
centeng bin
>   baz dan ibn abdulwahab..
>   > ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. 
duh..
>   duh.,.keciaaan.. 
>   >   
>   > Allah berfirman :
>   >   "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG  
BERDZIKIR
>   DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA 
>   HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU 
DARI
>MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG 
ORANG
>   YG KAMI  BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI." (QSAl Kahfi 
28)
>   >   
>   >   
>   > Berkata Imam Attabari : "Tenangkan dirimu wahai 
Muhammad
>bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada 
Allah
>   di pagi  hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, 
tahlil,
>   doa doa dan amal  amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg
>   mereka itu hanya menginginkan  ridho Allah swt bukan menginginkan
>   keduniawian" (Tafsir Imam Attabari Juz 15  hal 234)
>   >   
>   >   
>   > Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun
>   sedang  Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw 
keluar
>   dan menemukan  sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah 
swt
>   dari kaum dhuafa, maka  beliau saw duduk bersama berkata seraya
>   berkata : Alhamdulillah… yg telah  menjadikan pada ummatku yg aku
>   diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama  mereka" riwayat 
Imam
>   Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal  21)
>   >   
>   >   
>   > Sabda Rasulullah saw : "akan tahu nanti dihari 
kiamat 
>   siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)", maka para sahabat 
bertanya :
>   siapakah  mereka wahai rasulullah?, Rasul saw 
menjawab : :"majelis
>   majelis dzikir di  masjid masjid" (Shahih Ibn Hibban hadits 
no.816)
>   >   
>   >   
>   > Sabda Rasulullah saw : "sungguh Allah memiliki
>   malaikat yg  beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis
>   majelis dzikir, bila  mereka menemukannya maka mereka berkumpul 
dan
>   berdesakan hingga memenuhi antara  hadirin hingga langit dunia, 
bila
>   majelis selesai maka para malaikat itu  berpencar dan kembali ke
>   langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha  Tahu :
>   "darimana kalian?" mereka menjawab : kami datang dari hamba 
hamba Mu,
>mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, 
bertahmid
>   pada Mu, bertakbir  pada Mu, dan meminta kepada Mu.
>   >   Maka Allah bertanya : "Apa yg mereka minta?", Malaikat 
berkata  :
>   mereka meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat
>   sorgaku?, Malaikat  menjawab : tidak, Allah berkata : "Bagaimana 
bila
>   mereka melihatnya". Malaikat  berkata : mereka meminta 
perlindungan
>   Mu, Allah berkata : "mereka meminta perlindungan  dari apa?", 
Malaikat
>   berkata : "dari Api neraka", Allah berkata : "apakah  mereka 
telah
>   melihat nerakaku?", Malaikat menjawab tidak, Allah berkata : 
>   Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : 
mereka
>   beristighfar  pada Mu, Allah berkata : "sudah kuampuni mereka, 
sudah
>   kuberi permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa 
apa yg
>   mereka minta perlindungan  darinya, malaikat berkata : "wahai 
Allah,
>   diantara mereka ada si fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu 
ikut
>   duduk bersama mereka

buta mata Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Ridwan
maaf, saya kurang sreg kalo menyerempet ke masalah kekurangan fisik 
(buta)...penyusun Ratib Al Atthos (yang rutin saya baca) yaitu Qutbil Anfas Al 
Habib Umar bin Abdurrohman Al Atthos dan penyusun Ratib Al Haddad / Wirdul 
Lathif (yang rutin saya baca) yaitu Qutbil Irsyad Al Habib Abdullah bin Alwi Al 
Haddad kalao gak salah mereka juga buta...


  - Original Message - 
  From: bos gila 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 27, 2006 5:34 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir


  kang ncep.. anda tahu bin baz?, Mufti mereka yg di saudi tu..., Rajanya ulama 
madzhab wahabi sedunia zaman sekarang,

  salah satu fatwanya bin Baz itu, bahwa dunia ini bentuknya datar seperti 
piring (ardh musattah kasshuhn) 
  jadi dia ga terima tuh yg namanya bumi ini bulat, dia keukeuh bahwa bumi ini 
rata seperti piring..

  lucu ya?, 

  hayo tebak.. kenapa coba??

  die buta...!, ha...ha...ha.. Buta hatinya dan buta matanya.(dia memang buta 
beneran, tuna netra)

  makanya wajar aja kalo fatwanya gitu, wong buta kok, cuma kan yg koplok 
adalah para pengikutnya??, ngikutin imam jumud kayak geto.. keciaaan..


  kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

mungkin harus sesuai dengan pemahaman bin baz , ibnu taimiyah , dan
abdullah bin wahab, baru dikatakan shohih "pemahamannya" kalo enggak
gitu enggak boleh,,,
pasti bid'ah 
pasti sesat,

pemahaman yang lain boleh bebas dikatakan kafir , bid'ah , dan sesat,,,

wassalam
Knc

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> telen tu hadits shahih masalah dzikir..
> 
> akuilah bahwa majelis dzikir adalah mulia dg nash hadits
shahihain, anda menolak maka anda kufur
> 
> 
> 
> -
> Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.
>






--
  Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

   


[keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

2006-11-27 Terurut Topik banganut
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un,
Masya Allah, la haula wa la quwwata illa billah

Wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
>
> mengingat yg spt
> apa shg membuat hati damai??
>
>
> Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada
seorang wanita.
> Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya,
bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang dapat
merasakannya bukan?
>
> Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih indah
lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena disini terjadi
kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana ketika itu sihamba
jatuh hati pada tuannya.
> Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah Allah
subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
>
> Secara tekhniknya begini pak :
> Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu menghubungkan
makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata kita
menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap kita
merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada sipemberinya, zat
yang menganugrahkannya.
>
> Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan kita
akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat membuat
barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau bukan Allah
SWT?
>
> Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu mengingatkan
kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita,
mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, bumi
yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di suguhkan
sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas air, kita
mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan nikmatnya dlm air
tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa segar pada kita ketika
dia berjalan ditenggorokan kita.
>
> Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat
nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita
melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah SWT,
ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita maka kita
ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada kita, ketika
kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan seterusnya.
>
> Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam
tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak dapat
bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang
tersembunyi.
>
> Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya Allah
hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta yang
mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan Allah
SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana timbullah rasa
percaya dan ridla pada Allah SWT.
>
> Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, pastilah
hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi hubungan kasih
sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-saingan, walaupun
ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita akan tetap mengajak
dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, akan kita korbankan
kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk mengikuti perintah Allah SWT,
tidak sebaliknya seperti dulu kita lakukan, inilah yang dinamakan
Taubatan nashuha...
>
>
> kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya?
>
>
> Tidak ada salahnya, dan tidak ada yang salah, silahkan dicoba dan
dicoba lagi dengan penuh kekhusyu'an.
> Insya Allah akan mendapatkan ketentraman hati bahkan
keindahan-keindahan yang belum pernah dirasakan.
> Jangan merasa ada yang salah dulu sebelum mendapatkan itu semua,karena
bila mencoba mencari letak kesalahan akan membuat semangat untuk
mendapatkan rasa yang dituju akan mengendur.
> Namun yang terpenting adalah sejauh mungkin kosongkan fikiran dan hati
kita dari hal-hal yang menjurus kemaksiatan dan kejahatan.
>
> Saran saya ada baiknya anda memiliki guru pembimbing (mursyid) yang
handal, dimilis ini ada beberapa rekan setingkat mursyid yang handal :)
mereka yaitu : Cak Huttaqi, Arief Dani, kang Dodi Indra, Kang Ncep, Mas
Ramdan, Kang Dayat, Banganut, dan rekan-rekan lainnya yang juga memiliki
kapasitas setingkat mursyid, hanya saja saya belum begitu mendalaminya,
kecuali yang sudah saya sebutkan di atas.
>
> wassalam,
> arland-jkt
>
>
>   - Original Message -
>   From: andy
>   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
>   Sent: Saturday, November 25, 2006 3:00 PM
>   Subject: [keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati
>
>
>
>   kalau dzikir Pak Arland katakan artinya mengingat, mengingat yg spt
>   apa shg membuat hati damai??
>
>   bisa dijelaskan makna "mengingat" hubungannya dg mendekatkan diri
>   pada Allah??
>
>   kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya?
>
>   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland" hmd098@ wrote:
>   >
>   > Dengan Zikir Meraih Damai Hati

[keluarga-islam] Meditasi (Muraqabah)

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Meditasi (Muraqabah)
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar Rabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com
   
  
Bismillah hirrohman nirRohim
   
  Allah swt memerintahkan kita agar Dia harus diingat sebanyak-banyaknya.  
Untuk menggambarkan laki-laki dan perempuan bijaksana yang memikirkan 
tanda-tanda Kebesaran-Nya, al-Quran menyebutkan, Mereka yang mengingat Allah 
dalam posisi berdiri, duduk dan berbaring (3:191)
   
  Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah.  Untuk mereka, 
Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar (33:35)
   
  Pengarang Fiqh al-sunna berkata bahwa Mujahid menerangkan, “Seseorang tidak 
bisa menjadi salah satu dari laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat 
Allah  sebagaimana yang telah disebutkan dalam ayat al-Quran di atas 
kecuali dia mengingat Allah swt setiap saat, dalam keadaan berdiri, duduk dan 
berbaring di tempat tidurnya” Beliau juga berkata ketika ditanya berapa banyak 
zikir yang harus dilakukan agar tergolong “mereka yang banyak mengingat Allah” 
(33:35), Ibnu as-Salah berkata bahwa “banyak” di sini merujuk pada “ketika 
orang secara konstan berdoa di pagi dan sore hari dan di waktu-waktu yang lain 
dalam satu hari dan di waktu malam sebagaimana yang dilaporkan dari Rasulullah 
salallahu alaihi wasalam.”
   
  Sehubungan dengan ayat Quran di atas, Ibnu Abbas ra berkata, “Seluruh 
kewajiban yang dijatuhkan kepada umat manusia oleh Allah sudah jelas dinyatakan 
dan seseorang dibebaskan dari kewajiban itu hanya dikarenakan sebab yang 
alamiah.  Satu kekecualian adalah kewajiban zikir.  Allah telah menetapkan 
tidak ada batas yang spesifik untuk itu, dan seseorang tidak boleh 
meninggalkannya dalam situasi dan kondisi apapun. 
   
  Kita telah diperintahkan untuk ‘mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk 
dan berbaring’ (3:191), di pagi hari, dan sepanjang hari, di laut atau di 
darat, dalam perjalanan atau di rumah, dalam kemiskinan dan kaya, dalam keadaan 
sakit atau sehat, terang-terangan atau rahasia dan pada hakikatnya sepanjang 
hidup manusia dan dalam segala situasi dan kondisi.”  Dari bukti di atas 
jelaslah bahwa tidak ada istilah terlalu banyak untuk berzikir.  Rasulullah 
bersabda, “Dia yang mencintai sesuatu akan menyebutkannya berulang-ulang.” 
   
  (Diriwayatkan oleh Abu Nuaym dalam Hilya dan Daylami dalam Musnad al-firdaws. 
 Sakhawi menyebutkannya dalam al-Maqasid al-hasana hal. 393#1050 dan tidak 
memberi komentar mengenai hal ini.)  Mereka yang mencintai Allah dan Rasul-Nya 
akan menyebutkan Allah dan Rasul-Nya.  Tidak ada yang membatasi praktik ini 
kecuali mereka yang tidak merasakan cinta seperti itu.  Imam Ghazali berkata, 
(Imam Ghazali, dalam buku Ihya ke-40 berjudul “Mengingat Mati dan Kehidupan 
Setelah Mati” (hal. 124 terj. T.J. Winter).
   
  “Jiwa dan ruh manusialah yang membentuk sifat alamiahnya… Setelah mati 
keadaannya akan berubah dalam 2 jalan.  Pertama dia kehilangan mata, telinga, 
lidah, tangan, kaki dan seluruh bagian tubuhnya, sebagaimana dia kehilangan 
keluarga, anak-anak, kerabat dan seluruh orang yang dia kenal, dan kuda-kudanya 
lengkap dengan segala peralatannya, pembantu, rumah, tanah, dan segala yang dia 
miliki.  Tidak ada perbedaan nyata antara apa yang telah dia ambil dari 
benda-benda ini dengan benda-benda yang diambil darinya karena pemisahan itu 
sendiri yang membuatnya kesakitan…
   
  Jika dalam dunia ini terdapat sesuatu yang bisa menghibur dan memberi 
kedamaian baginya, maka dia akan sangat menyesal setelah kematiannya, dan 
merasakan penderitaan yang sangat berat karena kehilangannya. Hatinya akan 
cenderung memikirkan segala yang dia miliki, kekuasaan dan rumah, bahkan pada 
sebuah kaos yang biasa dia pakai, misalnya, yang dengannya dia mendapatkan 
kesenangan. 
   
  Namun demikian jika dia bahagia karena mengingat Allah, dan dirinya 
bergembira hanya dengan Allah, maka dia akan memperoleh kebahagian dan 
kesenangan yang sempurna.  Penghalang antara dirinya dengan Tuhannya sekarang 
telah dihilangkan, dia akan terbebas dari segala rintangan dan perhatian 
duniawi, semua yang telah mengganggunya dari mengingat Allah. Ini adalah salah 
satu aspek mengenai perbedaan antara keadaan hidup dan mati.” Dalam topik yang 
sama Imam Habib al-Haddad berkata, (Imam Habib al-Haddad, Key to the Garden 
hal.104)
   
  “Waktu dan hari-hari adalah modal seseorang, sementara kecendrungan, 
keinginan dan ambisi yang berbeda-beda merupakan perampok jalanan.  Jalan bagi 
seseorang untuk mendapatkan keuntungan dalam perjalanan ini terletak pada 
keberhasilan dalam mendatangi Allah dan dalam memperoleh kebahagiaan yang 
abadi, sementara itu orang akan merugi bila menjadi tersekat dengan Allah, dan 
menyerahkan dirinya pada siksa api neraka.”
   
  Dengan alasan ini, orang beriman yang pandai akan mentransformasi seluruh 
nafasnya dalam perbuatan ibadah dan hanya menyelanya dengan mengingat Allah 
(zikir). Bihurmati habib, Fatihah
   
  Wa min Allah at Tawfiq
   
  wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspo

[keluarga-islam] Memperkuat Zikir dengan Asma �Allah�

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Memperkuat Zikir dengan Asma “Allah”
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar Rabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com
   
  
Bismillah hirrohman nirRohim
   
  Allah swt berfirman dalam kitabnya, Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah 
kepada-Nya dengan penuh ketekunan (73:8).  Qadi Thanaullah Panipati berkata, 
“Ketahuilah bahwa ayat ini merujuk pada pengulangan nama yang pokok (ism 
al-dzat),” yaitu “Allah.” (Qadi Thanaullah Panipati, Tafsir Mazhari (10:111)).  
Arti yang sama secara mendalam juga terdapat pada bagian akhir ayat 6:91, Surah 
al-Anam, “Katakanlah Allah. Kemudian biarkan mereka bermain dengan 
kesesatannya.”
   
  Rasulullah sallallahu alaihi wasalam bersabda, “Waktu tidak akan berjalan 
bila “Allah Allah” tidak disebutkan lagi di bumi.” Menurut sanad yang lain, 
beliau bersabda, “Waktu tidak akan berjalan pada seseorang yang mengucapkan 
“Allah, Allah.” (Keduanya diriwayatkan oleh Muslim dalam Sahih-nya, buku 
mengenai Iman, bab 66 yang berjudul dzahab al-iman akhir al-zaman, “Hilangnya 
iman di akhir zaman.”)
   
  Imam Nawawi dalam komentarnya terhadap bab ini berkata, “Ketahuilah bahwa 
riwayat kedua versi hadits ini sangat banyak dalam hal pengulangan nama Allah 
dan begitulah adanya seperti yang ditemukan di semua sumber yang berwenang.” 
(Nawawi, Syarh sahih Muslim, Dar al-Qalam, Beirut ed. Vol. ½ hal 537).
   
  Imam Muslim menempatkan hadits ini dalam kepala bab, hilangnya iman di akhir 
zaman, meskipun dalam hadits tersebut tidak disebutkan masalah iman. Hal ini 
menunjukkan bahwa mengucapkan, “Allah, Allah” menunjukkan keimanan.  Mereka 
yang mengucapkannya menunjukkan keimanan mereka, dan sebaliknya mereka yang 
tidak mengucapkannya tidak menunjukkan keimanan mereka.  Oleh sebab itu mereka 
yang memerangi orang yang mengucapkannya sebenarnya lebih buruk dari mereka 
yang imannya lemah dan tidak mengucapkan “Allah, Allah”.
   
  Imam Nawawi menyoroti keaslian dari pengulangan ini untuk membuktikan bahwa 
pengulangan kata, “Allah, Allah” adalah sunna matsura, atau praktik yang 
diwariskan oleh Rasulullah saw dan para Sahabat.  Tetapi Ibnu Taymiyya mendesak 
agar kata itu tidak berdiri sendiri, melainkan harus tersusun, misalnya dalam 
bentuk seruan (yakni, “Ya Allah”) sehingga kontradiksi dengan sunnah.
   
  Perlu dicatat bahwa translasi Shiddiqi terhadap Sahih Muslim mengandung 
kesalahan translasi dari riwayat pertama yang dinyatakan di atas sebagai, 
“Waktu (Berbangkit) tidak akan datang selama Allah masih diagungkan di dunia,” 
dan yang kedua sebagai, “Waktu (Berbangkit) tidak akan datang kepada seseorang 
selama dia berdoa kepada Allah.”  Sebagian translasi ini adalah salah, tetapi 
sebagai komentar dapat diterima karena mengucapkan “Allah, 
Allah”berarti berdoa kepada-Nya.  Hal ini berlaku bagi semua ibadah, 
sesuai dengan sabda Rasulullah, “Berdoa—itulah arti ibadah.” (riwayat Tirmidzi 
dan lainnya).  Namun untuk mengakuratkan translasinya, bentuk kata yang disorot 
oleh Nawawi harus dipertahankan dalam segala penjelasan mengenai hadits ini. 
Bukan sekedar “berdoa kepada Allah ” tetapi dikatakan “Allah, Allah,”  
munurut kata-kata diucapkan oleh Rasulullah sendiri.  
   
  Orang yang mengetahui bahwa zikir, “Allah, Allah” telah disebutkan oleh 
Rasulullah saw sendiri tidak leluasa untuk memikirkan lebih dalam apakah zikir 
itu digunakan oleh para Sahabat atau tidak, dengan maksud untuk menyelidiki 
validitasnya. Validitasnya cukup dibuktikan dengan pernyataan bahwa Rasulullah 
mengatakannya.  Tambahan lagi, Bilal ra biasa berzikir, ”Ahad, Ahad” ketika dia 
disiksa.  Ibnu Hisham berkata dalam Sira-nya,
  “Ibnu Ishaq meriwayatkan [dengan sanad transmisinya] bahwa, ‘Bilal ra adalah 
seorang Muslim yang imannya kuat, hatinya suci… Umayya bin Khalaf biasa 
menyiksanya dengan menjemurnya di panas matahari, menelantangkan tubuhnya dan 
meletakkan sebuah batu besar di dadanya.  Kemudian dia berkata, “Kamu tinggal 
di sini sampai mati atau mau menyangkal Muhammad  saw dan menyembah al-Latta 
dan al-Uzza.”  Selama menjalani siksaan ini, Bilal  ra biasa mengucapkan, 
“Ahad, Ahad”—“Satu, Satu!” (Ibnu Hajar menyatakannya dalam al-Isaba (1:171 
#732). 
   
  Wa min Allah at Tawfiq
   
  wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com
www.mevlanasufi.blogspot.com

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
kang ncep.. anda tahu bin baz?, Mufti mereka yg di saudi tu..., Rajanya ulama 
madzhab wahabi sedunia zaman sekarang,
  
  salah satu fatwanya bin Baz itu, bahwa dunia ini bentuknya datar seperti 
piring (ardh musattah kasshuhn) 
  jadi dia ga terima tuh yg namanya bumi ini bulat, dia keukeuh bahwa bumi ini 
rata seperti piring..
  
  lucu ya?, 
  
  hayo tebak.. kenapa coba??
  
  die buta...!, ha...ha...ha.. Buta hatinya dan buta matanya.(dia memang buta 
beneran, tuna netra)
  
  makanya wajar aja kalo fatwanya gitu, wong buta kok, cuma kan yg koplok  
adalah para pengikutnya??, ngikutin imam jumud kayak geto.. keciaaan..
  

kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
   mungkin harus sesuai dengan pemahaman bin baz , ibnu taimiyah, dan
  abdullah bin wahab, baru dikatakan shohih "pemahamannya" kalo enggak
  gitu enggak boleh,,,
  pasti bid'ah 
  pasti sesat,
  
  pemahaman yang lain boleh bebas dikatakan kafir , bid'ah , dan sesat,,,
  
  wassalam
  Knc
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > telen tu hadits shahih masalah dzikir..
  >   
  >   akuilah bahwa majelis dzikir adalah mulia dg nash hadits
  shahihain, anda menolak maka anda kufur
  > 
  > 
  >  
  > -
  > Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.
  >
  
  
  


 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

Re: [keluarga-islam] - Interlude Diskusi

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
dia sudah keok oleh saya, buktinya sampai sekarang ia tak menjawab  pertanyaan 
saya, hue..hue..he.. budi suci penumpas kebatilan..

kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
   assalamualaikum,
  pak sahmudin nan ganteng,,,
  
  dari beberapa paparan diskusi dalam thread "Prelude" nampaknya sudah
  jelas sampeyan adalah golongan yang kurang setuju dengan apa yang
  disebut hadist&sunnah dalam makna perkataan dan perbuatan dari
  rasululloh atau lebih populer disebut "ingkar sunnah"  kira - kira
  setuju tidak dengan asumsi seperti itu??
  
  lalu yang kedua 
  kesimpulan sampeyan tentang paparan dibawah itu menurut saya terlalu
  dini karena ditengah-tengah Diin Alloh terdapat rasul yang menjelaskan
  kepada ummah mengenai bagaimana praktiknya keislaman apakah eksistensi
  rasul bisa dikesampingkan ?? tentu logika ini terlalu rapuh karena apa
  yang turun dari langit perlu dijawantahkan bukan oleh sebuah kitab
  saja yang berisi tulisan tapi oleh seseorang yang memiliki "surat
  perintah" lho,kitab hanya berisi dialog satu arah, dan beberapa hal
  tidak terdapat didalamnya yang bersifat praktis, tapi lebih kepada
  garis besar, lalu siapa yang paling kompeten menerangkan ini??
  golongan apa ?? 
  
  yang ketiga,
  apabila semua sunnah bukan bagian dari diin islam , lalu siapa yang
  paling berhak mengejawantahkan kedalam bentuk aplikasi harian, umum,
  dan khusus selain dari rasululloh ?? 
  apakah sudah baku ?? sampai dimana batas bakunya ?
  batasan ijtihad ?? sampai dimana ??
  
  yang keempat
  apa makna muhammad bagi anda ?? apakah nabi dan rasul secara khusus
  mengarah satu orang saja ??
  atau mengarah kepada setiap individu yang menerima kitab Qur'an di
  tangannya ??
  
  silahkan paksaya tunggu lho supaya lebih hangat
  
  wassalam
  KnC
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Sahmuddin \(PTI - SOR\)"
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Justru inilah yang sedang kami perjuangkan agar Allah saja yang
  berhak ditaati, dicintai, dikagumi, diabdi jangan kepada thoghut. Taat
  kepada Allah harus dibuktikan dengan taat kepada diinNya (Aturan,
  hukum, kekuasaan dan pimpinan)
  >  
  > Gambarannya sederhananya.
  >  
  >   Allah
  > l
  >Diin islam 3/19
  >l
  >l
  >l
  >l
  >l
  >l
  >   Ummah 
  >  
  > Namun yang terjadi sekarang, bukannya Allah yang ditaati
  >  
  > Allah
  >l 
  >Diin selain islam 3/83
  >l
  >l
  >l
  >l
  >l
  >l
  >   Ummah 
  >  
  > 
  > 
  
  
  


 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

[keluarga-islam] UNDANGAN KAJIAN LEPAS KERJA PENCERAHAN RUHANI

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
UNDANGAN KAJIAN LEPAS KERJA PENCERAHAN RUHANI 
MASJID BAITUL IHSAN, BANK INDONESIA, JL. THAMRIN
  
Tema: “Pencerahan Ruhani & Spiritualisme Islam”
Narasumber: Ustdz.Luqman Hakim, MA (Pemimpin Redaksi Majalah Cahaya Sufi)
   
  Waktu: Mulai Tgl 28 November 2006, Rutin setiap Selasa Sore, mulai pukul 
16.45 sd menjelang Maghrib, dan (jika dirasa perlu) dilanjutkan 18.30 sd 
menjelang Isya utk diskusi tanya jawab. Venue: Masjid Baitul Ihsan, Kompleks 
Perkantoran Bank Indonesia , Jl.Budi Kemuliaan Jakarta Pusat, Ruang Kelas 
Lt.Basement. Sesi: 15 sesi. Peserta: Umum
Biaya: TIDAK DIPUNGUT BIAYA
   
  Deskripsi:  

  Melalui kajian ini, diharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan peserta 
tentang spiritualisme Islam dan memberi bekal pengetahuan dasar dalam 
mengeksplorasi khazanah spiritualisme Islam semisal karya-karya Jalaluddin 
Rumi, Imam Ghazali, Ibn ‘Arabi, Ibn Athaillah As-Sakandary, dll. 
   
  Melalui pemberian materi secara sistematis dan terstruktur ttg spiritualisme 
Islam, diharapkan peserta pada akhirnya insya Allah memiliki pemahaman yg benar 
dan jernih ttg berbagai pemikiran dalam ranah keilmuan ini. Sehingga dapat 
bersikap bijak dalam menghadapi dinamika pemikiran spiritualis yang semakin 
berkembang, dan mampu mengambil manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk 
keluarga dan lingkungannya.
   
  Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Skretariat Mesjid Baitul 
Ihsan di 381-8457 (Sdr.Agung)
   


-
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

[keluarga-islam] Pengasingan Diri (Khalwat & Uzla)

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Pengasingan Diri (Khalwat & Uzla)
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar Rabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com
   
  
Bismillah hirrohman nirRohim
   
  Zikir dalam hati merupakan salah satu bentuk pengasingan diri bagi seorang 
hamba. Abu Said al-Khudri ra meriwayatkan,  “Seorang Baduy datang kepada 
Rasulullah dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw! Siapakah manusia terbaik?  
Rasulullah  sallallahu alaihi wasalam menjawab, ‘Orang yang berjuang di jalan 
Allah dengan hidup dan kekayaannya, serta orang yang hidupnya menyendiri di 
sebuah jalur pegunungan di antara jalur-jalur lain untuk menyembah Tuhannya dan 
mencegah orang dari keburukan dirinya (jaa arabiyyun ila al-Nabi faqala ya 
Rasulullahi ayyu khayru al-nas?  Qala rajulun jahidun bi nafsihi wa malih)  
(Bukhari dalam Bahasa Inggris, Volume 8, Buku 76, Nomor 501)
   
  Abu Saiid al-Khudri berkata, “Aku mendengar Rasulullah berkata, ‘Akan tiba 
saatnya di mana harta terbaik bagi seorang laki-laki Muslim adalah 
biri-birinya, yang akan di bawa ke puncak gunung dan ke tempat di mana turun 
hujan untuk melarikan diri dengan agamanya jauh dari ancaman (yati ala al nasi 
zamanun khayru mali al-rajuli al-muslim…) (Bukhari dalam Bahasa Inggris, Volume 
8, Buku 76, Nomor 502)
   
  Malik meriwayatkan, “Humayd bin Malik bin Khuthaym ra sedang duduk dengan Abu 
Hurayra  ra di tanahnya di al-Aqiq ketika sekelompok orang Madinah 
mendekatinya.  Mereka turun dari kudanya dan mendatangi mereka. Humayd berkata, 
‘Abu Hurayra berkata kepadaku, Pergilah ke Ibuku dan katakan padanya, Anakmu 
mengirimkan salamnya dan memintamu mengirimkan sedikit makanan.”  Aku pergi dan 
dia memberiku 3 potong roti dan sedikit minyak zaitun dan garam. 
   
  Aku membawakannya kepada mereka.  Ketika Aku letakkan di depan mereka, Abu 
Hurayra berkata, Allahu akbar, segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan 
kita dengan roti setelah masa-masa di mana makanan kita hanya 2 benda hitam, 
air dan kurma.” Orang-orang memakan semua yang tersedia dan ketika mereka 
berangkat, dia berkata, “Anak dari saudaraku, perlakukan ternakmu dengan baik, 
bersihkan lendir dari mereka, tingkatkan makanan mereka, dan shalatlah di 
sekitar mereka, karena mereka semua adalah hewan surga.  Demi Allah yang jiwaku 
berada dalam genggaman-Nya, akan segera datang suatu masa di mana sekelompok 
ternak lebih sayang kepada pemiliknya dibandingkan anak-anak Marwan.’” (Malik, 
Muwatta)
   
  Muslim dan Tirmidzi meriwayatkan, “Abu Hurayra berkata, ‘Dalam perjalanan ke 
Makkah, Rasulullah saw melewati puncak sebuah gunung yang dinamakan Jumdan 
(membeku di tempatnya), pada saat itu beliau berkata, ‘Bergeraklah (siru)!  Ini 
adalah Gunung Jumdan, dan orang yang berpikiran tunggal (al-mufarridun) adalah 
yang paling utama.’  Mereka bertanya, ‘Siapa yang berpikiran tunggal, wahai 
Rasulullah?’  Beliau berkata, ‘Pria dan wanita yang mengingat Allah tanpa henti 
(al-dzakirun allah katsiran wa al-dzakirat).”  
   
  Versi Tirmidzi berbunyi, “Rasulullah saw berkata,  ‘Orang yang berpikiran 
tunggal (al-mufarridun) adalah yang paling utama.’  Mereka bertanya, ‘Siapa 
yang berpikiran tunggal?’  Beliau berkata, ‘Mereka yang memusatkan pikirannya 
dengan mengingat Allah dan dianggap hina (oleh orang lain) karena melakukannya 
(al-mustahtirun bi dzikr Allah) dan yang bebannya hilang karena berzikir (yadau 
anhum al-dzikru atsqalahum), sehingga mereka mendatangi Allah dengan 
berdebar-debar (fa yatun Allaha khifaqan).”  
   
  Al-Mundziri berkata, “Mereka adalah orang-orang yang terbakar karena 
mengingat Allah  (al-muwallaun bi dzikr Allah)” (al-Mundziri, al-Tharghib wa 
al-tarhib). Nawawi menulis, “Beberapa orang melafalkannya mufridun (=mereka 
yang mengisolasikan diri mereka)… Ibnu Qutayba dan yang lain berkata, ‘Arti 
yang asli dari kata ini adalah orang-orang yang sanak keluarganya telah 
meninggal sehingga dia menjadi sendirian (di dunia ini) dan mereka terus 
mengingat Allah.’  Riwayat yang lain adalah, ‘Mereka yang bergerak ketika 
menyebut atau mengingat Nama Allah (hum al-ladzina ihtazzu fi dzikr Allah), 
yaitu, mereka dengan sungguh-sungguh dalam berdoa kepada Allah dan hatinya 
terikat kepada-Nya.  Ibnu al-Arabi berkata, ‘Disebutkan bahwa seorang laki-laki 
menjadi sendiri (single, farada al-rajul) ketika dia menjadi terpelajar, 
menyendiri, dan memusatkan dirinya dalam melaksanakan perintah Allah dan 
menjauhi larangan-Nya.’” (Nawawi, Syarh Sahih Muslim, Bk.48, Ch.1, Hadits 4)
   
  Zikir dalam isolasi atau pengasingan diri (khalwah) berhubungan dengan hadits 
dalam Bukhari, yang dimulai dengan, “Tujuh orang akan dinaungi oleh Allah,” 
orang ketujuh adalah, “Orang yang mengingat Allah dalam pengasingannya (dzakara 
Allaha khaliyan) dan matanya dibanjiri dengan air mata.” 
   
  Menurut Tirmidzi, “Aisyah ra menyatakan, ‘Di awal masa keNabian Rasulullah, 
pada saat Allah ingin memberi kemuliaan kepadanya dan kasih sayang kepada semua 
hambanya melalui Rasulullah, seluruh pandangan beliau datang bagaikan terbitnya 
matahari.  

Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
Allah  berfirman :
"DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG BERDZIKIR DAN  
BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA HANYA MENGINGINKAN 
 RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI  
KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI  
MENGINGAT KAMI.” (QSAl Kahfi 28)
  Berkata  Imam Attabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat 
sahabatmu yg  duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore 
hari, mereka  dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal amal shalih 
dengan shalat  wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan ridho Allah 
swt bukan  menginginkan keduniawian” (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)
  Dari  Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw 
sedang di salah  satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah 
kelompok yg sedang  berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau 
saw duduk bersama  berkata seraya berkata : Alhamdulillah… yg telah menjadikan 
pada ummatku yg aku  diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka” 
riwayat Imam Tabrani dan  periwayatnya shahih (Majmu’ zawaid Juz 7 hal 21)
  Sabda  Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat siapakah 
ahlulkaram (orang  orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah mereka 
wahai rasulullah?,  Rasul saw menjawab : :”majelis majelis dzikir di masjid 
masjid” (Shahih Ibn  Hibban hadits no.816)
  Sabda  Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yg beredar 
dimuka bumi  mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila mereka 
menemukannya maka  mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara 
hadirin hingga langit  dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu 
berpencar dan kembali ke  langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha 
Tahu : “darimana kalian?”  mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu, 
mereka berdoa padamu,  bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, 
bertakbir pada Mu, dan  meminta kepada Mu.
  Maka Allah bertanya : “Apa yg mereka minta?”, Malaikat berkata : mereka 
meminta  sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat 
menjawab  : tidak, Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat 
berkata :  mereka meminta perlindungan Mu, Allah berkata : “mereka meminta 
perlindungan  dari apa?”, Malaikat berkata : “dari Api neraka”, Allah berkata : 
“apakah  mereka telah melihat nerakaku?”, Malaikat menjawab tidak, Allah 
berkata :  Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka 
beristighfar  pada Mu, Allah berkata : “sudah kuampuni mereka, sudah kuberi 
permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta 
perlindungan  darinya, malaikat berkata : “wahai Allah, diantara mereka ada si 
fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka, Allah 
berkata : baginya  pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak 
ada yg dihinakan  siapa siapa yg duduk bersama mereka” (shahih
 Muslim hadits no.2689), 
  perhatikan  ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka 
(ahlu dzikir) adalah  kaum yg tak dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka”
  lalu  hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045.
   Anda  salah faham, larangan itu adalah bagi mereka yg hanya dzikir saja 
dan  meninggalkan nafkah keluarganya, tak perduli dg fuqara, tak perduli dg 
jihad.
  
  anda alergi dg orang dzikir berpakaian putih?, kenapa?, pakaian putih adalah  
sunnah nabi saw, pakaian putih adalah pakaian yg paling disenangi rasul saw,  
anda alergi dg sunnah nabi saw?, sabda Rasul saw : "barangsiapa yg tak  suka dg 
sunnahku maka ia bukan dari golongaku" Shahih Muslim hadits  no.1401, shahih 
Bukhari hadits no,4776).
  
  anda alergi dg Bid'ah hasanah?
  anda bertentangan dg Nabi saw, beliau bersabda : "barangsiapa yg membuat  
buat hal baru dalam islam berupa kebaikan maka baginya pahalanya dan pahala  
orang orang yg mengamalkannya, barangsiapa yg membuat buat hal baru dalam islam 
 berupa kejahatan maka baginya dosanya dan dosa orang orang yg 
mengamalkannya.".  (shahih Muslim hadits no.1017).
  
  tobatlah karena anda bertentangan dg Alqur'an dan hadits shahih.

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[keluarga-islam] Zikir dalam Suasana Cahaya Redup & Gerakan Selama Berdzikir

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Zikir dalam Suasana Cahaya Redup & Gerakan Selama Berdzikir
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar Rabbani
www.mevlanasufi.blogspot.com
   
  
Bismillah hirrohman nirRohim
   
  Allah swt berfirman kepada Rasulullah saw, Wa min al-layli fa tahajjad bihi 
nafilatan laka (Dan pada sebagian malam hari, bertahajjudlah kamu sebagai suatu 
ibadah tambahan bagimu (17:79) dan Dia berfirman, Sesungguhnya bangun di waktu 
malam adalah lebih khusuk dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (73:6).
   
  Keutamaan shalat di malam hari telah dikenal di seluruh buku hadits dan fiqih 
karena pada saat itu tidak ada gangguan duniawi.  Oleh sebab itu Imam Ghazali 
menulis tentang topik ini,  “Pikiran berakar dari mata… orang yang mempunyai 
niat baik dan cita-cita yang tinggi tidak bisa dibelokkan dengan apa yang ada 
di hadapannya, tetapi yang lemah akan terjebak olehnya. Pemecahannya adalah 
dengan cara memutuskan hubungan dengan gangguan ini, yaitu dengan memejamkan 
mata, shalat di tempat yang gelap, tidak membiarkan sesuatu berada di depannya 
yang mungkin akan menarik perhatiannya dan tidak melakukan shalat di tempat 
yang penuh dengan dekorasi.  Oleh sebab itu para Awliya biasa beribadah di 
ruangan yang gelap, sempit dan tidak banyak celah.” (Imam Ghazali, Ihya Ulum 
al-Din, buku mengenai Shalat).
   
  Gerakan selama Berzikir
   
  Dalam rujukan terhadap hadits Muslim di mana Rasulullah saw memuji para 
mufarridun, atau mereka yang berhati tunggal dalam mengingat Allah, Nawawi 
berkata, “Riwayat yang lain adalah, ‘Mereka adalah orang-orang yang bergoyang 
atau bergerak pada saat menyebut atau mengingat Allah (hum al-ladzina ihtazzu 
fi zikir Allah), sehingga mereka menjadi sungguh-sungguh dalam berdoa dan 
hatinya terikat kepada Allah.”
   
  Imam Habib al-Haddad berkata, “Zikir kembali dari raut luar, yaitu lidah ke 
raut dalam, yaitu hati, di mana dia mengakar dengan kuat dan dapat mengikat 
erat anggota-anggota tubuhnya.  Manisnya hal ini dapat dirasakan oleh 
orang-orang yang berzikir dengan seluruh anggota tubuhnya sehingga hati dan 
kulitnya menjadi lunak. Sebagaimana firman Allah, ‘Kemudian kulit dan hati 
mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah’ (39:23).” (Imam Habib al-Haddad, 
dalam Key to the Garden, hal. 116).
   
  “Pelunakan hati” terdiri atas sensitivitas dan perasaan takut yang 
ditimbulkan dari kedekatan kepada Allah dan tajjali [manifestasi satu atau 
beberapa Atribut Ilahi]. Cukup Allah saja yang menjadi Teman Dekat bagi 
seseorang!
   
  Sedangkan untuk “pelunakan kulit”, ini adalah keadaan terekstasi dan 
bergoyang dari satu sisi ke sisi yang lain akibat hubungan intim dan tajjali 
atau perasaan takut dan takjub. Tak ada salahnya bagi orang yang mencapai 
keadaan ini dan menyebabkan dia bergerak mengikuti irama, karena dalam 
penderitaan yang luar biasa akan cinta dan hasrat yang menggebu, dia menemukan 
sesuatu yang membangkitkan kerinduan yang paling dalam…
   
  Desakan yang ditimbulkan oleh rasa takut dan takjub mengantarkan pada 
tangisan dan memaksa orang menjadi gemetar dan rendah hati.  Ini adalah keadaan 
yang dialami oleh orang-orang beriman yang saleh (abrar), ketika mereka 
mendengar Nama Allah diucapkan. “Hati mereka bergetar,” (39:23) kemudian hati 
mereka menjadi lunak dan cenderung untuk menyukai zikir Allah karena mereka 
diliputi ketenangan dan martabat, sehingga mereka tidak berlaku yg tidak baik, 
tidak menganggap dirinya penting, berisik, atau menyombongkan dirinya. Allah 
menggambarkan mereka sebagai orang yang akal sehatnya telah pergi, yang dengan 
kelemah lembutan mereka menari dan melompat.  
   
  Wa min Allah at Tawfiq
   
  wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com
www.mevlanasufi.blogspot.com

 
-
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
kang ncep.. mereka ini madzhab wahabi, tahlil haram, ziarah kubur  musyrik, 
tawassul musyrik, padahal dari dulu imam imam mulia yg hafal  ratusan ribu 
hadits ngga ada yg melarang, 
  
  baru mereka ini aja, kecoa kecoa abad ke 20 yg mengada ada,
  saya setuju dg kebijaksanaan kang ncep..
  
  sahmudin juga sudah saya tumpas tuh...dah keok..hue..he..he.. Budi Suci 
pembasmi kebatilan..

kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
   diskusi tentang majelis dzikir ini kan sudah pernah dibahas panjang
  lebar beberapa waktu yang lalu, lha koq masiiih juga diperdebatkan
  sama kang yahya ini,,,??
  
  bukankah setiap orang memiliki hadist sebagai tolak ukur panduannya ,
  lalu kenapa masih disebut juga sesat dan bid'ah , apa enggak ada hal
  lain yang perlu diperdebatkan ? he,,he, biuuung,,,biuuung,
  
  berkali-kali diskusi dengan golongan ini ujung-ujungnya pasti
  mengatakan orang lain ahli bid'ah dan sesat harus sesuai dengan hadist
   pemahaman mereka dan enggak boleh sesuai dengan hadis pemahaman saya 
  
  lha islam koq monopoli golongan , apa surga udah dipatok ya ??
  gusti Alloh jadinya milik pemahaman si A doang , dan si B sasaaar 
  
  wassalam
  KnC
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi centeng bin
  baz dan ibn abdulwahab..
  > ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh..
  duh.,.keciaaan.. 
  >   
  > Allah berfirman :
  >   "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG  BERDZIKIR
  DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA 
  HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI
   MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG
  YG KAMI  BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI." (QSAl Kahfi 28)
  >   
  >   
  > Berkata Imam Attabari : "Tenangkan dirimu wahai Muhammad
   bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah
  di pagi  hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil,
  doa doa dan amal  amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg
  mereka itu hanya menginginkan  ridho Allah swt bukan menginginkan
  keduniawian" (Tafsir Imam Attabari Juz 15  hal 234)
  >   
  >   
  > Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun
  sedang  Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar
  dan menemukan  sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt
  dari kaum dhuafa, maka  beliau saw duduk bersama berkata seraya
  berkata : Alhamdulillah… yg telah  menjadikan pada ummatku yg aku
  diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama  mereka" riwayat Imam
  Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal  21)
  >   
  >   
  > Sabda Rasulullah saw : "akan tahu nanti dihari kiamat 
  siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)", maka para sahabat bertanya :
  siapakah  mereka wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :"majelis
  majelis dzikir di  masjid masjid" (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)
  >   
  >   
  > Sabda Rasulullah saw : "sungguh Allah memiliki
  malaikat yg  beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis
  majelis dzikir, bila  mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan
  berdesakan hingga memenuhi antara  hadirin hingga langit dunia, bila
  majelis selesai maka para malaikat itu  berpencar dan kembali ke
  langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha  Tahu :
  "darimana kalian?" mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu,
   mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid
  pada Mu, bertakbir  pada Mu, dan meminta kepada Mu.
  >   Maka Allah bertanya : "Apa yg mereka minta?", Malaikat berkata  :
  mereka meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat
  sorgaku?, Malaikat  menjawab : tidak, Allah berkata : "Bagaimana bila
  mereka melihatnya". Malaikat  berkata : mereka meminta perlindungan
  Mu, Allah berkata : "mereka meminta perlindungan  dari apa?", Malaikat
  berkata : "dari Api neraka", Allah berkata : "apakah  mereka telah
  melihat nerakaku?", Malaikat menjawab tidak, Allah berkata : 
  Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka
  beristighfar  pada Mu, Allah berkata : "sudah kuampuni mereka, sudah
  kuberi permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg
  mereka minta perlindungan  darinya, malaikat berkata : "wahai Allah,
  diantara mereka ada si fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu ikut
  duduk bersama mereka, Allah berkata : baginya  pengampunanku, dan
  mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak ada yg  dihinakan siapa
  siapa yg duduk bersama mereka" (shahih
  >  Muslim hadits no.2689), 
  >   
  > perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan
  mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg  tak dihinakan siapa siapa yg
  duduk bersama mereka"
  > lalu  hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045

Re: [keluarga-islam] Menghajikan Orang tua yang sudah meninggal

2006-11-27 Terurut Topik Ade Sanjaya Aliyasa
Assalamualaikum wr wb.

Haji hukumnya wajib bagi Muslim dan Muslimah yang mampu
Mampu artinya bisa berangkat ketanah suci baik dari sisi 
- Phisik ( kekuatan jasmani , sehat dan kuat), 
- Keaman ( tidak dalam huru hara baik selama perjalanan maupun di tanah suci ) 
, 
- Materi ( punya biaya keberangkatan ataupun selama berhaji dan untuk 
pulangnya), 
- Akil dan baligh ( artinya berakal dan dewasa ).
Dan bila kriteria2 diatas belum terpenuhi berarti kita terkena hukum wajib haji 
, walaupun sampai  kita meninggal dunia. akan tetapi kalau kriteria diatas 
sudah terpenuhi hukum wajib langsung terkena kepada kita walau sampai meninggal 
( berarti kita sudah meninggalkan salah satu rukun Islam ). 

Dengan demikian bagaimana dgn hukum badal haji ?
Menurut yg saya pernah dapat Badal haji , tak terkena hukum wajib tetapi adalah 
suatu amalan sodaqoh yang baik dari seorang anak yg soleh yang telah Haji  buat 
orang tuanya yang telah wafat . dimana telah ketahui bahwa amalan Manusia itu 
akan terputus setelah meninggal dunia kecuali tiga perkara ( Ilmu bermanfaat 
yang dia ajarkan , sodakoh jariah dan anak yang soleh ). Dan Badal haji ini 
adalah amalan dari seorang anak yang soleh yang telah berhaji di peruntukan 
untuk orang tuanya yang sudah meninggal .

Terus bagaimana caranya Badal Haji ?
Membadalkan haji buat orang tua sama persis dgn Berhaijnya kita dgn syarat , 
rukun , wajib , sunah serta larangan2 orang berhaji )cuman niatnya saja yang 
dibedakan yaitu diniatkan buat orang tua kita yg telah meninggal dgn catatan 
kewajiban haji kita sudah gugur ( kita sudah berhaji ).

Bisa tidak kita berhaji sambil mambadal haji orang tua ? 
Secara logika tak bisa bersamaan karena rukun hajinya hanya ada satu waktu 
dalam setahun ( terutama wukuf dan thawaf haji ).

Boleh tidak kita membadal hajinya orang tua sebelum kita berhaji ? 
kayanya tak dilarang  tapi akan lebih baik kesempatan emas berhaji 
digunakan untuk menunaikan kewajiban dulu ( Badal haji hukumnya tak wajib). 

Boleh tidak kita mengupah orang lain untuk membadalkan haji buat orang tua kita 
? ada ulama yg membolehkan ...ada ulama yang bilang mubazir ( sia sia ) 
..tapi belum saya dengar ulama yg melarang. Ulama yang bilang sia sia atau 
mubazir karena mereka berpatokan pada dalil "anak yang soleh tadi". sedang yg 
membolehkan bilang dgn syarat yakin bahwa yg membadalkan haji orang tua kita 
tak membadal haji juga untuk orang lainya taun itu ( hati2 trend badal haji 
sudah jadi profesi di KSA saya pernah dapat informasi ada yang sampai 
membadal puluhan orang ).

Segitu sharing dari saya selebihnya maafkan bila saya kurang atau salah 
memberikan penjelasan , tetapi ada sesuatu yang selalu saya ingat dari guru 
saya tentang haji 
" Ibadah haji itu ibadah panggilan dari Alloh SWT , maka tiap tahun berniatlah 
kalian berhaji mudahan mudahan Alloh berkenan memanggil kita ke tanah suci . 
karena bila Beliau yg maha Kuasa memanggil niscaya kita akan diberi kemudahan 
untuk berangkat kesana "

salam dari Qatar

Ade Sanjaya Aliyasa 
Qapco.co.ltd
Po.box 50155- Ummsaid Qatar
Phone : +974 4642335
Mobile ; +974 5865068
  - Original Message - 
  From: bos gila 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 27, 2006 12:43 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Menghajikan Orang tua yang sudah meninggal


  menghajikan ibu ?, boleh, ada hadits shahihnya kok :

  Rasul saw ditanya : "wahai Rasulullah.., ibuku wafat dan masih punya hutang 
puasa sebulan, bolehkah aku berpuasa menggantikannya?", Rasul saw menjawab : 
BOLEH..!, sungguh hutang pada Allah lebih berhak dibayar daripada hutang pada 
makhluk" (shahih Bukhari hadits no.1852).

  datang seorang wanita pada rasul saw : "aku bersedekah dg budak, untuk ibuku 
yg telah wafat" Rasul saw menjawab : "Pasti kau dapatkan balasannya".
  wanita itu bertanya lagi :"ibuku punya hutang puasa sebulan, apa aku boleh 
puasa untuknya?".
  Rasul saw menjawab : "Puasalah untuknya". 
  Lalu wanita itu bertanya lagi : "Ibuku belum pernah haji, apakah aku boleh 
haji untuknya?", Rasul saw menjawab : "berhajilah untuknya" (shahih Bukhari 
hadits no.1149)

  mengenai kirim amal pada orng yg sudah wafat itu juga ngga ada larangannya, 
hadits hadits diatas dah cukup jelas kok, boleh ngirim amal puasa, sedekah, 
haji dll.

  mengenai hadits yg mengatakan terputus amal manusia bila ia telah wafat 
kecuali 3 hal, itu maksudnya adalah amal dirinya, bukan amal orang lain yg 
dikirim untuknya.

  tidak ada satu madzhab pun yg mengharamkan pengiriman amal pada orng yg sudah 
wafat, ikhtilaf hanya ada pada masalah sampainya amal itu atau tidak, bukan 
ikhtilaf masalah haram atau halalnya, atau boleh atau tidaknya, 

  semua mengatakan boleh, tak ada yg melarang, cuma ulama ikhtilaf apakah 
pengiriman itu sampai atau tidak, 

  sebagian besar Imam menyatakan sampai, namun madzhab syafii mengatakan harus 
mengucapkan : "kukirim amal ini utk fulan", bila tak ada lafadnya maka tak 
sampai. sama seperti akad nikah, mest

[keluarga-islam] (Sahih Muslim, Number 6581)

2006-11-27 Terurut Topik ***hajikhan***

   Abu Huraira reported Allah's Messenger (may peace be upon him)
  as saying. When you listen to the crowing of the cock, 
  ask Allah for His favour as it sees Angels and 
   when you listen to the braying of the donkey, 
seek refuge in Allah from the Satan 
 for it sees Satan.


[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik wandysulastra
Boss, apa yg menentang majelis dzikir ini hanya orang wahabi saja?
Atau, orang yg menentang majelis dzikir otomatis termasuk wahabi?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi centeng bin 
baz dan ibn abdulwahab..
>
 



Re: [keluarga-islam] Majelis Zikir dengan Suara Keras dan Berjamaah

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
pak arif dani,
  saya setuju, dan yang menentang majelis dzikir beramai ramai hanyalah  setan 
dan pengikutnya, mereka terbakar bila mendengar gema dan gemuruh  dzikir.. 
  
  nah.. orang orang wahabiy itu mencak mencak kalau melihat majelis  dzikir, 
seperti monyet kebakaran jenggot.. eh.. bukan monyet, sorry,  tapi wahabi 
kebakaran jenggot.., (wahabi kan jengotnya sampai sedada  tuh.. manaan penuh 
kecoa ma kutu, nabi aja ga gitu2 banget),   hue..he..hee..


 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik kang nceps
diskusi tentang majelis dzikir ini kan sudah pernah dibahas panjang
lebar beberapa waktu yang lalu, lha koq masiiih juga diperdebatkan
sama kang yahya ini,,,??

bukankah setiap orang memiliki hadist sebagai tolak ukur panduannya ,
lalu kenapa masih disebut juga sesat dan bid'ah , apa enggak ada hal
lain yang perlu diperdebatkan ? he,,he, biuuung,,,biuuung,

berkali-kali diskusi dengan golongan ini ujung-ujungnya pasti
mengatakan orang lain ahli bid'ah dan sesat harus sesuai dengan hadist
 pemahaman mereka dan enggak boleh sesuai dengan hadis pemahaman saya 

lha islam koq monopoli golongan , apa surga udah dipatok ya ??
gusti Alloh jadinya milik pemahaman si A doang , dan si B sasaaar 

wassalam
KnC


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi centeng bin
baz dan ibn abdulwahab..
> ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh..
duh.,.keciaaan.. 
>   
> Allah berfirman :
>   "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG  BERDZIKIR
DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA 
HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI
 MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG
YG KAMI  BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI." (QSAl Kahfi 28)
>   
>   
> Berkata Imam Attabari : "Tenangkan dirimu wahai Muhammad
 bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah
di pagi  hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil,
doa doa dan amal  amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg
mereka itu hanya menginginkan  ridho Allah swt bukan menginginkan
keduniawian" (Tafsir Imam Attabari Juz 15  hal 234)
>   
>   
> Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun
sedang  Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar
dan menemukan  sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt
dari kaum dhuafa, maka  beliau saw duduk bersama berkata seraya
berkata : Alhamdulillah… yg telah  menjadikan pada ummatku yg aku
diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama  mereka" riwayat Imam
Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu' zawaid Juz 7 hal  21)
>   
>   
> Sabda Rasulullah saw : "akan tahu nanti dihari kiamat 
siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)", maka para sahabat bertanya :
siapakah  mereka wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :"majelis
majelis dzikir di  masjid masjid" (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)
>   
>   
> Sabda Rasulullah saw : "sungguh Allah memiliki
malaikat yg  beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis
majelis dzikir, bila  mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan
berdesakan hingga memenuhi antara  hadirin hingga langit dunia, bila
majelis selesai maka para malaikat itu  berpencar dan kembali ke
langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha  Tahu :
"darimana kalian?" mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu,
 mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid
pada Mu, bertakbir  pada Mu, dan meminta kepada Mu.
>   Maka Allah bertanya : "Apa yg mereka minta?", Malaikat berkata  :
mereka meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat
sorgaku?, Malaikat  menjawab : tidak, Allah berkata : "Bagaimana bila
mereka melihatnya". Malaikat  berkata : mereka meminta perlindungan
Mu, Allah berkata : "mereka meminta perlindungan  dari apa?", Malaikat
berkata : "dari Api neraka", Allah berkata : "apakah  mereka telah
melihat nerakaku?", Malaikat menjawab tidak, Allah berkata : 
Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka
beristighfar  pada Mu, Allah berkata : "sudah kuampuni mereka, sudah
kuberi permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg
mereka minta perlindungan  darinya, malaikat berkata : "wahai Allah,
diantara mereka ada si fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu ikut
duduk bersama mereka, Allah berkata : baginya  pengampunanku, dan
mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak ada yg  dihinakan siapa
siapa yg duduk bersama mereka" (shahih
>  Muslim hadits no.2689), 
>   
> perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan
mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg  tak dihinakan siapa siapa yg
duduk bersama mereka"
> lalu  hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045.
>  Anda salah faham, larangan itu adalah bagi mereka yg
hanya  dzikir saja dan meninggalkan nafkah keluarganya, tak perduli dg
fuqara, tak  perduli dg jihad.
>   
> anda alergi dg orang dzikir berpakaian  putih?, kenapa?,
>   pakaian putih adalah sunnah nabi saw, pakaian putih  adalah
pakaian yg paling disenangi rasul saw, anda alergi dg sunnah  nabi
saw?, sabda Rasul saw : "barangsiapa yg tak suka dg sunnahku maka  ia
bukan dari golongaku" Shahih Muslim hadits no.1401, shahih Bukhari 
hadits no,4776).
> 
> anda alergi dg Bid'ah hasanah?
>   
> anda bertentangan dg Nabi saw, beliau  bersabda : "barangsiapa

[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik kang nceps
mungkin harus sesuai dengan pemahaman bin baz , ibnu taimiyah, dan
abdullah bin wahab, baru dikatakan shohih "pemahamannya" kalo enggak
gitu enggak boleh,,,
pasti bid'ah 
pasti sesat,

pemahaman yang lain boleh bebas dikatakan kafir , bid'ah , dan sesat,,,


wassalam
Knc




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> telen tu hadits shahih masalah dzikir..
>   
>   akuilah bahwa majelis dzikir adalah mulia dg nash hadits
shahihain, anda menolak maka anda kufur
> 
> 
>  
> -
> Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.
>




RE: [keluarga-islam] Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
telen tu hadits shahih masalah dzikir..
  
  akuilah bahwa majelis dzikir adalah mulia dg nash hadits shahihain, anda 
menolak maka anda kufur


 
-
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

Re: [keluarga-islam] Menghajikan Orang tua yang sudah meninggal

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
menghajikan ibu ?, boleh, ada hadits shahihnya kok :
  
  Rasul saw ditanya : "wahai  Rasulullah.., ibuku wafat dan masih punya hutang 
puasa sebulan,  bolehkah aku berpuasa menggantikannya?", Rasul saw menjawab : 
BOLEH..!,  sungguh hutang pada Allah lebih berhak dibayar daripada hutang pada  
makhluk" (shahih Bukhari hadits no.1852).
  
  datang seorang wanita pada rasul saw :  "aku bersedekah dg budak, untuk ibuku 
yg telah wafat" Rasul saw  menjawab : "Pasti kau dapatkan balasannya".
  wanita itu bertanya lagi :"ibuku punya hutang puasa sebulan, apa aku boleh 
puasa untuknya?".
  Rasul saw menjawab : "Puasalah untuknya". 
  Lalu wanita itu bertanya lagi : "Ibuku belum pernah haji, apakah aku  boleh 
haji untuknya?", Rasul saw menjawab : "berhajilah untuknya"  (shahih Bukhari 
hadits no.1149)
  
  mengenai kirim amal pada orng yg sudah  wafat itu juga ngga ada larangannya, 
hadits hadits diatas dah cukup  jelas kok, boleh ngirim amal puasa, sedekah, 
haji dll.
  
  mengenai hadits yg mengatakan terputus  amal manusia bila ia telah wafat 
kecuali 3 hal, itu maksudnya adalah  amal dirinya, bukan amal orang lain yg 
dikirim untuknya.
  
  tidak ada satu madzhab pun yg  mengharamkan pengiriman amal pada orng yg 
sudah wafat, ikhtilaf hanya  ada pada masalah sampainya amal itu atau tidak, 
bukan ikhtilaf masalah  haram atau halalnya, atau boleh atau tidaknya, 
  
  semua mengatakan boleh, tak ada yg melarang, cuma ulama ikhtilaf apakah 
pengiriman itu sampai atau tidak, 
  
  sebagian besar Imam menyatakan sampai,  namun madzhab syafii mengatakan harus 
mengucapkan : "kukirim amal ini  utk fulan", bila tak ada lafadnya maka tak 
sampai. sama seperti akad  nikah, mesti dg lafad.
  
  lagian yg mengharamkan mengirim amal pada orang yg telah wafat berarti ia 
bertentangan dg Nabi saw,. hukumnya kufur.
  
  anda dapat membayar pada Depag, sudah ada kok orang2 yg disediakan 
untuk"Badal haji" di  saudi arabia, biasanya kita bayar pada depag dan depag 
akan  membayarkannya kesana untuk menghajikan atas nama fulan bin fulan,  
tentunya biayanya lebih murah daripada kita pergi sendiri atau membayar  orang 
lain yg berangkat dari indonesia.
  
  tapi afdhalnya sih kita sendiri yg  berangkat, mahal dikit tapi kan puas, 
takutnya orang saudi wahabi pada  bo'ong lagi, ngga dihajiin.., atau depag yg 
nyolong..
  
  itu saran seh..
  

 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

RE: [keluarga-islam] Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
sudah sedemikian jelasnya hadits shahih mereka orng oran wahabiy tetap 
mengingkarinya,
  
  pak hidayat silahkan menimbang, apakah hadits itu menunjukkan bolehnya 
majelis dzikir?
  
  mereka orang orang wahabi melarangnya, padahal Allah dan rasul Nya tak pernah 
melarangnya.
  
  apa salahnya orang berdzikir dan  menangis?, apa itu mungkar?, justru 
menangis dalam dzikir adalah  kemuliaan, hanya iblis dan pengikutnya yg alergi 
thd mjls dzikir,  kuping mereka terbakar kalau mendengar dzikir..
  
  hue..he..he...
  
  pak hidayat mo kumpul dihari kiamat dg ahli dzikir ga?, kata Rasul saw 
ahlulkaram. orang mulia, 
  
  atau mau kumpul sama orang yg menentang dzikir?,
  
  ngga deh ye.. 
  yg menentang orng2 mengingat Allah adalah setan dan pengikutnya
  


 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

[keluarga-islam] - Interlude Diskusi

2006-11-27 Terurut Topik kang nceps
assalamualaikum,
pak sahmudin nan ganteng,,,

dari beberapa paparan diskusi dalam thread "Prelude" nampaknya sudah
jelas sampeyan adalah golongan yang kurang setuju dengan apa yang
disebut hadist&sunnah dalam makna perkataan dan perbuatan dari
rasululloh atau lebih populer disebut "ingkar sunnah"  kira - kira
setuju tidak dengan asumsi seperti itu??

lalu yang kedua 
kesimpulan sampeyan tentang paparan dibawah itu menurut saya terlalu
dini karena ditengah-tengah Diin Alloh terdapat rasul yang menjelaskan
kepada ummah mengenai bagaimana praktiknya keislaman apakah eksistensi
rasul bisa dikesampingkan ?? tentu logika ini terlalu rapuh karena apa
yang turun dari langit perlu dijawantahkan bukan oleh sebuah kitab
saja yang berisi tulisan tapi oleh seseorang yang memiliki "surat
perintah" lho,kitab hanya berisi dialog satu arah, dan beberapa hal
tidak terdapat didalamnya yang bersifat praktis, tapi lebih kepada
garis besar, lalu siapa yang paling kompeten menerangkan ini??
golongan apa ?? 


yang ketiga,
apabila semua sunnah bukan bagian dari diin islam , lalu siapa yang
paling berhak mengejawantahkan kedalam bentuk aplikasi harian, umum,
dan khusus selain dari rasululloh ?? 
apakah sudah baku ?? sampai dimana batas bakunya ?
batasan ijtihad ?? sampai dimana ??

yang keempat
apa makna muhammad bagi anda ?? apakah nabi dan rasul secara khusus
mengarah satu orang saja ??
atau mengarah kepada setiap individu yang menerima kitab Qur'an di
tangannya ??


silahkan paksaya tunggu lho supaya lebih hangat

wassalam
KnC

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Sahmuddin \(PTI - SOR\)"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Justru inilah yang sedang kami perjuangkan agar Allah saja yang
berhak ditaati, dicintai, dikagumi, diabdi jangan kepada thoghut. Taat
kepada Allah harus dibuktikan dengan taat kepada diinNya (Aturan,
hukum, kekuasaan dan pimpinan)
>  
> Gambarannya sederhananya.
>  
>   Allah
> l
>Diin islam 3/19
>l
>l
>l
>l
>l
>l
>   Ummah 
>  
> Namun yang terjadi sekarang, bukannya Allah yang ditaati
>  
> Allah
>l 
>Diin selain islam 3/83
>l
>l
>l
>l
>l
>l
>   Ummah 
>  
> 
> 



[keluarga-islam] Re: DUNIA ISLAM menurut logika orang komputer

2006-11-27 Terurut Topik kang nceps
sebetulnya tidak apa - apa ya kang kita sesuaikan analogika tataran
logika kita dengan sesuatu untuk memahami suatu alur,
yang lucunya justru kalau dibilang tidak boleh karena bid;ah dan syirik,

tapi saya terus terang saja salut dengan analogi seperti ini, bahkan
mungkin nanti anak saya lebih gampang dikasih tau kayak gini
dibandingkan dengan cara "oldway" 

he,,he,,

wassalam
KnC
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ng...
> setiap orang berada pada kadarnya masing2, yang bisa naik dan
turun... :-)
> 
> jadi kalo ternyata dng analogi komputer dia bisa memahami tentang
> islam, kenapa tidak?
> 
> lha alloh juga kerap beranalogi kan ketika  menerangkan hal yang sulit
> untuk dipahami kok... :-)
> he he he...
> 
> semoga saja pemahaman yg didapat bisa terus meningkat...
> 
> salam...
> :-)
> 



Re: [keluarga-islam] Re: Hadits - Prelude Diskusi

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
TUL.!, SETUJU...


 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[keluarga-islam] Re: Dengan Zikir Meraih Damai Hati

2006-11-27 Terurut Topik andy
terima kasih atas uraiannya...

sedikit mempertajam saja makna dari dzikir (silahkan dikoreksi kalau 
salah)

dzikir = hidup sadar sesadar2nya dg ajaran dan petunjuk Allah.

tidak disebut dzikir ketika kita tidak mengerti apa yg kita ucapkan, 
ikrarkan, dan tidak pula disebut dzikir ketika tidak ada iman.

jadi tidak akan ada ketenangan ketika iman belum mengisi hati kita.

pertanyaannya apakah kita sudah beriman? 
kalau iya, apa ukurannya?
apa isi dari iman kita?

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Arland_hmd098" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
> 
> mengingat yg spt 
> apa shg membuat hati damai??
> 
> 
> Ini masalah teknis, bayangkan saja anda sedang jatuh cinta pada 
seorang wanita.
> Ketika anda sedang mengingat kekasih anda, bagaimana rasanya, 
bagaimana indahnya, bagaimana damainya, tentu anda sendiri yang 
dapat merasakannya bukan?
> 
> Begitu juga hati orang yang khusyu' dalam berdzikir, tentu lebih 
indah lagi rasanya,lebih tenang dan damai lagi rasanya, karena 
disini terjadi kontak bathin antara hamba dengan tuannya, dimana 
ketika itu sihamba jatuh hati pada tuannya.
> Bagaimana hati tidak merasa tentram bila yang dicintainya adalah 
Allah subhanahu wata'ala, pemilik jagad raya ini?
> 
> Secara tekhniknya begini pak :
> Ketika kita selalu membayangkan Allah, dengan selalu menghubungkan 
makhluq dan khaliqnya, alam dan penciptanya, ketika setiap mata kita 
menatap gambar alam ini disitu kita lihat sifat Allah SWT,setiap 
kita merasakan nikmat , nikmat itu mengingatkan kita pada 
sipemberinya, zat yang menganugrahkannya.
> 
> Ketika kita duduk didepan layar komputer, komputer mengingatkan 
kita akan sipembuatnya, begitu hebatnya otak manusia sehingga dapat 
membuat barang secanggih ini, siapakah sipembuat "otak" itu kalau 
bukan Allah SWT?
> 
> Ketika kita duduk didepan hidangan makan, makanan itu mengingatkan 
kita pada nikmatnya saat makanan itu masuk ketenggorokan kita, 
mengingatkan kita yang berupa langit yang telah mengucurkan air, 
bumi yang menumbuhkan berbagai macam bahan makanan, hewan yang di 
suguhkan sebagai daging, susu, dsb.ketika kita mengambil segelas 
air, kita mengingat Allah SWT Maha pemberi. kita ingat akan 
nikmatnya dlm air tawar yang menghilangkan haus ,yang memberi rasa 
segar pada kita ketika dia berjalan ditenggorokan kita.
> 
> Ketika kita menjalankan tugas-tugas kita dikantor, kita mengingat 
nikmat kesehatan kita,ketika kita keluar kemall atau pasar dan kita 
melihat orang berlalu-lalang, disana kita melihat sifat-sifat Allah 
SWT, ketika kita pulang ke rumah lalu berbaring di ranjang kita maka 
kita ingat nikmatnya tidur dan agungnya anugrah Allah SWT kepada 
kita, ketika kita bangun kita ingat lagi akan anugrah ini,dan 
seterusnya.
> 
> Pernahkan anda bayangkan suatu hari mata kita tidak bisa terpejam 
tidur? pernahkan anda bayangkan suatu hari kita tidur namun tak 
dapat bangun kembali? sesungguhnya disana ada nikmat Allah SWT yang 
tersembunyi.
> 
> Ketika seorang muslim telah menetapi jalan ini, niscaya Insya 
Allah hatinya akan menjadi wadah bagi cinta kepada Allah SWT, cinta 
yang mengusir selainnya, lalu dia akan terpenuhi dengan mengagungkan 
Allah SWT,sebagai rasa sungkan dan takut kepadaNya, dari sana 
timbullah rasa percaya dan ridla pada Allah SWT.
> 
> Ketika hati kita telah terisi dengan perasaan-perasaan ini, 
pastilah hubungan antara kita dan manusia lain ,akan menjadi 
hubungan kasih sayang bukan hubungan bermusuh-musuhan dan bersaing-
saingan, walaupun ada orang yang melenceng dari jalan Allah SWT kita 
akan tetap mengajak dia di sela-sela kasih sayang kita terhadapnya, 
akan kita korbankan kepentingan dan kebutuhan dunia kita untuk 
mengikuti perintah Allah SWT, tidak sebaliknya seperti dulu kita 
lakukan, inilah yang dinamakan Taubatan nashuha...
> 
> 
> kalau berdzikir hati kita tidak juga tenteram, di mana salahnya? 
> 
> 
> Tidak ada salahnya, dan tidak ada yang salah, silahkan dicoba dan 
dicoba lagi dengan penuh kekhusyu'an.
> Insya Allah akan mendapatkan ketentraman hati bahkan keindahan-
keindahan yang belum pernah dirasakan.
> Jangan merasa ada yang salah dulu sebelum mendapatkan itu 
semua,karena bila mencoba mencari letak kesalahan akan membuat 
semangat untuk mendapatkan rasa yang dituju akan mengendur.
> Namun yang terpenting adalah sejauh mungkin kosongkan fikiran dan 
hati kita dari hal-hal yang menjurus kemaksiatan dan kejahatan.
> 
> Saran saya ada baiknya anda memiliki guru pembimbing (mursyid) 
yang handal, dimilis ini ada beberapa rekan setingkat mursyid yang 
handal :) mereka yaitu : Cak Huttaqi, Arief Dani, kang Dodi Indra, 
Kang Ncep, Mas Ramdan, Kang Dayat, Banganut, dan rekan-rekan lainnya 
yang juga memiliki kapasitas setingkat mursyid, hanya saja saya 
belum begitu mendalaminya, kecuali yang sudah saya sebutkan di atas.
> 
> wassalam,
> arland-jkt
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: andy 
>   To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
>   Sent: Saturday, November 25, 2006 3:0

Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
kepada abu yahya dan segenap mazhab sempalan yg menjadi centeng bin baz dan ibn 
abdulwahab..
ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh.. 
duh.,.keciaaan.. 
  
Allah berfirman :
  "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG  BERDZIKIR DAN BERDOA 
KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA  HANYA MENGINGINKAN RIDHA 
ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI  MEREKA KARENA MENGHENDAKI 
KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI  BUAT MEREKA LUPA DARI 
MENGINGAT KAMI.” (QSAl Kahfi 28)
  
  
Berkata Imam Attabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad  bersama 
sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi  hari dan 
sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal  amal 
shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan  ridho 
Allah swt bukan menginginkan keduniawian” (Tafsir Imam Attabari Juz 15  hal 234)
  
  
Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang  Nabi saw 
sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan  sebuah 
kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka  beliau 
saw duduk bersama berkata seraya berkata : Alhamdulillah… yg telah  menjadikan 
pada ummatku yg aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama  mereka” 
riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu’ zawaid Juz 7 hal  21)
  
  
Sabda Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat  siapakah 
ahlulkaram (orang orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah  mereka 
wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :”majelis majelis dzikir di  masjid 
masjid” (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)
  
  
Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yg  
beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila  
mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara 
 hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu  
berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha  
Tahu : “darimana kalian?” mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu,  
mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, 
bertakbir  pada Mu, dan meminta kepada Mu.
  Maka Allah bertanya : “Apa yg mereka minta?”, Malaikat berkata  : mereka 
meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat  
menjawab : tidak, Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat  
berkata : mereka meminta perlindungan Mu, Allah berkata : “mereka meminta 
perlindungan  dari apa?”, Malaikat berkata : “dari Api neraka”, Allah berkata : 
“apakah  mereka telah melihat nerakaku?”, Malaikat menjawab tidak, Allah 
berkata :  Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka 
beristighfar  pada Mu, Allah berkata : “sudah kuampuni mereka, sudah kuberi 
permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta 
perlindungan  darinya, malaikat berkata : “wahai Allah, diantara mereka ada si 
fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka, Allah 
berkata : baginya  pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak 
ada yg  dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka” (shahih
 Muslim hadits no.2689), 
  
perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (ahlu 
dzikir) adalah kaum yg  tak dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka”
lalu  hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045.
 Anda salah faham, larangan itu adalah bagi mereka yg hanya  dzikir 
saja dan meninggalkan nafkah keluarganya, tak perduli dg fuqara, tak  perduli 
dg jihad.
  
anda alergi dg orang dzikir berpakaian  putih?, kenapa?,
  pakaian putih adalah sunnah nabi saw, pakaian putih  adalah pakaian yg paling 
disenangi rasul saw, anda alergi dg sunnah  nabi saw?, sabda Rasul saw : 
"barangsiapa yg tak suka dg sunnahku maka  ia bukan dari golongaku" Shahih 
Muslim hadits no.1401, shahih Bukhari  hadits no,4776).

anda alergi dg Bid'ah hasanah?
  
anda bertentangan dg Nabi saw, beliau  bersabda : "barangsiapa yg membuat 
buat hal baru dalam islam berupa  kebaikan maka baginya pahalanya dan pahala 
orang orang yg  mengamalkannya, barangsiapa yg membuat buat hal baru dalam 
islam berupa  kejahatan maka  baginya dosanya dan dosa orang orang yg 
mengamalkannya.". (shahih  Muslim hadits no.1017).
  
tobatlah karena anda bertentangan dg Alqur'an dan hadits shahih. seperti 
kata syair : 
  
  "dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum kematian, dan tubuh mereka telah 
terkubur oleh kebodohannya sebelum ia dikuburkan"

  

 
-
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

[keluarga-islam] Tipe dan Frekwensi dalam Berzikir

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Tipe dan Frekwensi dalam Berzikir
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani
   
  
Bismillah hirRohman nirRohim
   
  Karena zikir merupakan pekerjaan hati, Ibnu Taymiyya sebagaimana dikutip oleh 
muridnya Ibnu Qayyim, berkata bahwa zikir sangat diperlukan bagi hati, 
sebagaimana air untuk ikan. Ibnu Qayyim sendiri menulis sebuah buku berjudul 
al-Wabil al-sayyib, mengenai keutamaan zikir, di mana beliau membuat daftar 
lebih dari seratus (100), di antaranya adalah: Zikir menginduksi perasaan cinta 
kepada Allah swt.  Dia yang mencari akses kepada kecintaan Allah harus berzikir 
sedalam-dalamnya. Sebagaimana dengan membaca dan mengulang adalah pintu kepada 
ilmu pengetahuan, maka zikir adalah pintu gerbang menuju Kecintaan-Nya.
   
  Zikir melibatkan proses meditasi (muraqabah) yang dengannya seseorang dapat 
mencapai tahap kesempurnaan (ihsan), di mana seseorang menyembah Allah 
seolah-olah dia benar-benar melihat-Nya. Suatu majelis zikir adalah perkumpulan 
para Malaikat, sedangkan majelis tanpa zikir adalah perkumpulan Setan. 
   
  Dengan keutamaan dari zikir, orang-orang yang mengingat Allah diberkahi, 
begitu pula orang yang duduk di sebelahnya. (dikutip dari Mawlana M. Zakariyya 
Kandhalvi, Virtues of Dhikr (Lahore: Kutub Khana Faizi, n.d.) hal 74-76) 
Meskipun pada kenyataannya zikir merupakan bentuk ibadah yang paling mudah 
(pergerakan lidah lebih mudah dibandingkan dengan pergerakan anggota tubuh 
lainnya), tetapi zikir merupakan bentuk yang paling utama.
   
  Zikir merupakan salah satu bentuk sumbangan (shadaqah).  Abu Dharr al-Ghifari 
ra berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Sedekah (shadaqah) adalah bagi setiap 
orang setiap hari setelah terbit matahari.’  Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, 
dengan apa kita memberi sedekah bila tidak mempunyai harta?’ Beliau berkata, 
‘Pintu sedekah adalah mengucapkan takbir, “Allahu Akbar (Allah Maha Besar), 
subhan Allah (Mahasuci Allah), al-hamdu lillah (segala puji bagi Allah), la 
ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), astagfirullah (Aku memohon ampun 
kepada Allah), melakukan perbuatan baik, menghindari kebatilan… ini adalah 
pintu-pintu sedekah yang diperuntukkan bagimu, dan terdapat ganjaran bagimu 
bahkan ketika kamu melakukan hubungan badan dengan istrimu.” (diriwayatkan oleh 
Ahmad dan Ibnu Hibban, dan pernyataan yang serupa juga dilontarkan oleh 
Muslim).  
   
  Seluruh ucapan untuk memuji dan mengagungkan Allah, memuji Kesempurnaan 
seluruh Atribut-Nya yang meliputi Kekuatan dan Kemuliaan, Keindahan dan 
Keagungan-Nya, baik diucapkan dengan lidah maupun diucapkan dalam hati, 
dianggap sebagai zikir.  Dia telah memerintahkan kita untuk mengingat-Nya 
setiap saat.  Allah swtberfirman, Wahai orang-orang yang beriman!   Berzikirlah 
dengan (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya dan 
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan sore (33:41-42).  Jika seseorang 
mengingat Allah, niscaya Allah akan mengingatnya:  Ingatlah Aku, Aku akan 
mengingatmu (2:152).  
   
  “Mengingat Allah adalah fondasi dari amal atau perbuatan baik.  Siapapun yang 
berhasil melakukannya, dia akan diberkahi dengan kedekatan terhadap Allah.  
Itulah sebabnya Rasulullah saw selalu mengingat Allah .  Ketika seseorang 
mengeluh, ‘Hukum Islam terlalu sulit bagiku, katakanlah sesuatu yang mudah 
kuikuti,’  Rasulullah berkata kepadanya, ‘Biarkan lidahmu selalu sibuk dengan 
mengingat Allah.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dengan 2 sanad lisan, juga oleh 
Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang lain. Sementara Ibnu Hibban dan 
al-Hakim menyatakan hadits itu sahih).
   
  Mengingat Allah juga merupakan suatu jalan untuk membebaskan diri dari api 
neraka. Muadz ra melaporkan, Rasulullah bersabda, ‘Tidak ada tindakan lain yang 
lebih efektif untuk membebaskan diri dari hukuman atau azab Allah selain 
berzikir kepada-Nya.” (diriwayatkan oleh Ahmad).
   
  Ahmad juga melaporkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Semua yang kalian 
ucapkan dalam merayakan Keagungan Allah, Kemuliaan dan Ke-Esaan-Nya dan seluruh 
ucapan kalian untuk memuji-Nya berkumpul di sekeliling Singgasana Allah.  
Kata-kata tersebut bedengung seperti lebah, dan menarik perhatian orang yang 
mengucapkannya di hadapan Allah.  Bukankah kalian mengharapkan bisa mempunyai 
seseorang di sana, di Kehadirat Ilahi yang akan memanggil namamu?”
   
  Wa min Allah at Tawfiq
   
  wasalam, arief hamdani
www.rabbani-sufi.blogspot.com



-
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

[keluarga-islam] Majelis Zikir dengan Suara Keras dan Berjamaah

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Majelis Zikir dengan Suara Keras dan Berjamaah
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani
  
 
  Bismillah hirRohman nirRohim
   
  Kutipan hadits qudsi berikut, dimulai dengan, ”Mereka yang mengingat-Ku dalam 
suatu majelis,” mengadakan perkumpulan untuk berzikir keras secara kolektif 
sebagai pintu gerbang untuk mendapatkan janji Allah ‘Ingatlah Aku, maka Aku 
akan mengingatmu’ Tidak heran bila perkumpulan semacam itu mendapat pujian yang 
tertinggi dan berkah dari Allah dan Rasulullah saw sebagaimana dinyatakan dalam 
banyak hadits yang autentik.
  Menurut Bukhari dan Muslim:
   
  “Rasulullah saw bersabda bahwa Allah mempunyai Malaikat yang berkelana untuk 
menemukan orang-orang yang berzikir [dan dalam versi yang lain dari Imam 
Muslim, majalis, ‘perkumpulan’ zikir]. Ketika mereka menemukan sekelompok orang 
(qawm) yang berzikir dengan keras [dalam Imam Muslim yang lain dikatakan bahwa 
mereka duduk bersama mereka], mereka memanggil satu sama lain dan menempatkan 
diri mereka dalam sebuah lapisan sampai ke surga yang pertama. (Ini untuk 
menyatakan para Malaikat dalam jumlah yang tidak terbatas akan berada di atas 
mereka. Dia tidak mengatakan, “Ketika mereka menemukan satu orang.” Oleh sebab 
itu untuk mendapatkan ganjaran semacam ini harus dilakukan dalam suatu 
kelompok.) 
   
  Allah bertanya kepada para Malaikatnya dan Dia telah mengetahuinya, (Dia 
bertanya untuk menekankan apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan untuk 
memfasilitasi pemahaman kita), “Apa yang dikatakan oleh hamba-hamba-Ku?” (Dia 
tidak berkata, “hamba,” tetapi ibadi, “hamba-hamba” dalam bentuk jamak). 
   
  Para Malaikat berkata, “Mereka memuji-Mu (tasbih) dan mengagungkan Nama-Mu 
(takbir), dan memberi-Mu Atribut terbaik (tamjid). Allah bertanya, “Apakah 
mereka pernah melihat-Ku?” Para Malaikat berkata, “Wahai Tuhanku!  Mereka tidak 
melihat-Mu.”  Dia bertanya lagi, “Bagaimana jika mereka melihat-Ku?”  Malaikat 
menjawab, “Wahai Tuhanku, jika mereka melihat-Mu mereka akan lebih 
sungguh-sungguh lagi dalam beribadah, tamjid dan tasbih.  
   
  Dia bertanya, “Apa yang mereka minta?” Para Malaikat menjawab, “Mereka 
memohon surga-Mu!” Dia bertanya, “Apakah mereka sudah melihat surga?” Malaikat 
berkata, “Wahai Tuhan kami, tidak, mereka belum melihatnya.”  Dia berkata, “Dan 
bagaimana keadaan mereka bila mereka melihatnya?”  Malaikat berkata, “Jika 
mereka melihat surga, mereka akan lebih terikat dan tertarik kepadanya!”  Dia 
bertanya, “Apa yang mereka takutkan dan lari darinya? (Ketika seseorang 
mengatakan, “Ya Ghaffar (Wahai Yang Maha Pengampun), Ya Sattar (Wahai Yang Maha 
Menyembunyikan)
 
Itu berarti seseorang takut kepada-Nya karena dosa-dosanya.  Orang itu memohon 
kepada-Nya untuk menyembunyikan kesalahannya dan memohon ampunan-Nya.)  
Malaikat berkata, “Mereka takut dan melarikan diri dari api neraka.” Dia 
berkata, “Dan apakah mereka telah melihat api neraka?”  Malaikat berkata, 
“Wahai Tuhan kami, tidak, mereka belum melihat api neraka.” 
  
Dia bertanya, “Bagaimana jika mereka melihat api neraka?” Malaikat berkata, 
“Jika mereka melihat api-Mu mereka akan melarikan diri sejauh-jauhnya, dan 
bahkan akan lebih takut lagi.”   Dan Allah berkata, “Aku menjadikanmu sebagai 
saksi (Allah tidak membutuhkan saksi karena Dia mengatakan, “Cukup Allah saja 
sebagai saksi” (4:79, 4:166, 10:29, 13:43, 29:52).  “Menjadikanmu sebagai 
saksi” di sini maksudnya “menjamin kalian”) bahwa Aku telah mengampuni mereka.” 
(Allah telah mengampuni mereka karena, sebagaimana pada awal hadits dinyatakan 
bahwa mereka adalah sekelompok orang yang mengucapkan Nama-nama Allah dan 
mengingat-Nya melalui zikir). 
   
  Salah satu Malaikat berkata, “Wahai Tuhanku, seseorang berada di sana yang 
tidak tergabung dalam majelis itu, tetapi datang atas maksud yang lain.”  
(Orang itu datang dengan niat bukan untuk berzikir, untuk meminta sesuatu 
kepada seseorang).  Allah berkata, “Majelis ini adalah sedemikian rupa sehingga 
orang yang duduk bersama mereka diampuni dosa-dosanya.” Almarhum Imam Ahmad 
Mashhur al-Hadad (meninggal pada 1416/1995) berkata dalam bukunya Miftah 
al-janna: “Hadits ini menunjukkan keutamaan yang terdapat dalam majelis zikir, 
dan pada setiap orang yang hadir melakukannya dengan keras dan serempak, karena 
frase-frase, “Mereka memohon kepada-Mu” dalam bentuk jamak, dan “Mereka adalah 
orang-orang yang duduk,” mempunyai arti bahwa mereka yang berkumpul untuk 
mengingat Allah dan mengerjakannya secara serempak, sesuatu yang hanya bisa 
dilakukan dengan keras, karena seseorang yang berzikir pelan, dalam hati tidak 
perlu mencari suatu pertemuan dengan orang lain.”
   
  Lebih jauh hal ini ditunjukkan oleh hadits qudsi yang berbunyi, “Allah 
berfirman, Aku seperti yang diharapkan oleh hamba-Ku, Aku bersamanya ketika dia 
mengingat-Ku.  Jika dia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku mengingatnya dalam 
diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku dalam kelompok, Aku menyebutkan namanya 
dalam suatu pertemuan yang lebih baik darinya…” (Bukhari dan Musl

[keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Abu Yahya Adz-Dzahabi

Pak budi  yth,

Sejak  kapan ada orang menentang majelis dzikir  ?

--Jawab:
Sejak  zaman para shahabat –rahdiyAllahu `anhuma (dalam suatu
riwayat shahih yang panjang   Diriwayatkan oleh Ad Darimi  (1/79), Al
Bazzar (Tarikh Wasith 1/198) dari 'Amru bin Salamah Al Hamdani (Ash
Shahihah no 2005)




Ketika salah seorang shahabat Ibnu Mas'ud mengingkari majelis dzikir
yang terdapat halaqah-halaqah didalamnya padahal disana mereka
membacakan tahmid, tahlil, takbir (silahkan merujuk pada kitab hadits,
kecuali anda termasuk orang inkarul sunnah, yakni orang/kelompok  yang
tidak mempercayai/menolak hadits)

ajaran mana  orang menentang muslimin nyebut nama Allah?,
Jawab:

Setahu saya tidak ada ajaran  yang menentang untuk berdzikir menyebut
Nama Allah jalla wa 'ala (bahkan kita dapati  banyaknya orang yang
berbuat ghuluw (melampau batas)) , dan kita juga  dianjurkan senantiasa
berdzikir menyebut namanNya tentunya dengan  bilangan,waktu, tata cara
dan tempat yang telah diajarkan oleh yang membawa  syariat ini dan
cukuplah kita mengikuti Beliau shallalahu 'alayhi wa sallam dan
bukannya  membuat syari'at-syari'at baru!!!

Kemudian, jika engkau berpikir  bahwa majelis dzikir ialah seperti apa
yang disaksikan ditanyangan infotaiment (TV) membuat halaqoh
(perkumpulan), menetapkan dengan  berpakain seragam, dipimpin seorang
juru dzikir yang suara mengalun dan  menangis, maka kukatakan kepada
engkau wahai hamba Allah " Belajarlah, karena tidak ada manusia yang
terlahir  dalam keadaan pintar"  Agar engkau bisa membedakan mana
yang haq dan  mana yang bathil, bukannya asal mengambil apa yang
menurutmu  baik.


"Ketahuilah bahwa keutamaan/  pahala berzikir tidak hanya terbatas
pada bertasbih, bertahlil,bertahmid  (membaca alhamadulillah),
bertakbir, dan yang serupa. Akan tetapi setiap orang  yang mengamalkan
ketaatan kepada Allah Ta'ala, berarti ia telah berzikir kepada 
Allah Ta'ala, demikianlah dikatakan oleh Sa'id bin Jubair dan
ulama' yang  lainnya. Atha' (bin Abi Rabah) berkata:
"Majlis-majlis zikir ialah majlis-majlis  yang membicarakan halal
dan haram, bagaimana engkau membeli dan menjual,  mendirikan shalat,
berpuasa, menikah, menceraikan, berhaji dan yang serupa  dengan
ini". (Al Azkar, oleh Imam  An Nawawi 9)

Apakah engkau memiliki definisi majelis dzikir yang lebih baik  dari
perkataan seorang tabiin  diatas tersebut (yakni Atha bin Abi Rabah) ??

Ataukah engkau lebih mulia cara  beragamanya, ibadahnya dari shahabat
ibnu mas'ud yang mengingkari majelis dzikir diatas  ??

jawablah wahai Hamba Allah!!


hanya Ibn  Abdulwahab yg ngaku ngaku imam itu aja, madzhab sempalan abad
ke 20 baru mulai  menentang hal hal seperti ini

Jawab:
Sering  saya membaca tulisan anda yang tidak berbobot sama sekali dan
tidak ada nilai  ilmiahnya dimilis ini, dan tidak ada satupun kebaikan
yang saya dapati melalui  jawaban-jawaban anda.


Sudakah engkau  mengenal dan memiliki kitab-kitab Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab –semoga Allah merahmatinya ?? dan dari mana  Ia
memproklamirkan dirinya bahwa ia membuat madzhab baru ??

Wahai  engkau yang ingin menanduk gunung yang tinggi
sayangilah kepalamu, jangan  sayangi gunungnya

padahal itu  Bid;ah hasanah, dan Bid;ah hasanah sudah diperbolehkan oleh
Rasul  saw,

Jawab:

Adakah dalil yang menjelaskan  bahwa adanya Bid;ah hasanah dari
perkataan, perbuatan, ketetapan dari RosulNya  yang mulia Shallalahu
;alayhi wa sallam  ??

Sungguh tepat sebagaimana yang  dikatakan seorang penyair :

Barangsiapa  yang  menjadikan burung gagak sebagai dalil
Maka ia akan  membawanya melewati bangkai-bangkai anjing

Abu  Yahya adz-Dzahabi








From:  keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of bos gila
Sent: 24 Nopember 2006 16:27
To:  keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu  Taimiyyah dan Majelis Dzikir

sejak kapan ada orang menentang majelis dzikir?,
ajaran mana orang menentang muslimin nyebut nama Allah?, hanya Ibn 
Abdulwahab yg ngaku ngaku imam itu aja, madzhab sempalan abad ke 20 baru
mulai  menentang hal hal seperti ini, padahal itu Bid;ah hasanah, dan
Bid;ah hasanah  sudah diperbolehkan oleh Rasul saw,




RE: [keluarga-islam] Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
Pak Hidayat yth,

 

Pertama,

Jangan salah faham akan tanggapan saya, saya hanya menegaskan bahwa hendaknya 
kita menulis sesuatu perlu menimbang-menimbang terlebih-lebih kita mengambil 
sumber yang kita sendiri tidak mengetahui. Perkara kitab Majmu fatwa edisi King 
Abdul Aziz sendiri anda tidak mencantumkan halaman yang digunakan sebagai 
rujukan anda. ??

 

Kedua,

Kita sama-sama belajar, namun bukan berarti kita tidak boleh saling 
nasehat-nasehati terlebih lebih kita mengakui tidak mengetahui apa-apa, 
sebagaimana seorang penyair mengatakan ‘permulaan adalah letak kesalahan’. 

 

Ketiga,

Mudah-mudah anda tidak membeda-bedakan antara dzikir, dzikir  berjamaah dan 
dzikir setelah sholat.

 

Keempat,

Sudah banyak ulama atau ustadz-ustadz Ahlussunah yang takut kepada Allah ta’ala 
menjelaskan masalah hukum dzikir berjama’ah baik di kitab atau risalah-risalah 
yang didalamnya terdapat bantahan yang membolehkan dzikir jamai (berdzikir 
rombogan/kelompok disertai pemimpin terkadang sambil menangis dan disertai 
kemungkaran-kemungkaran lainnya)

Namun sebagaimana yang dikatakan  :

Laa yusminu wa laa yughnii min juu’  (Tidaklah mengenyang Dan tidak pula 
menghilangkan dahaga) 

saya dengan senang hati saling berbagi ilmu dengan pak hidayat mengenai dzikir 
jamai tersebut.

 

Maka saya berikan satu dalil yang sering digunakan oleh mereka yang gemar 
mencampur baurkan antara yang haq dan bathil ini:


Dari Abu Hurairah radhiyALlahu ’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ’alayhi wa 
sallam bersabda, ’Sesungguhnya Allah ta’ala memiliki malaikat yang berkeliling, 
mereka mengikuti majelis  majelis dzikir.  Apabila mereka menemui majelis yang 
didalamnya ada dzikir, maka mereka duduk bersama sama orang yang berdzikir, 
mereka mengelilingi para jama;ah itu dengan sayap-sayap mereka, sehingga 
memenuhi ruangan antara mereka dengan langit dunia, jika para jama’ah itu 
selesai maka mereka naik ke langit (HR. Bukhari, 6408 dan Muslim, 2689)

 


BarokAllahu fiikum

Abu Yahya Adz-Dzahabi
Kullu bid'atin dholala ila yaumil qiyamah
http://smd.antibida  h.net

 

  _  

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
Hidayat, Akhmad
Sent: 24 Nopember 2006 15:07
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

 

Bismillahirrohmanirrohim,

 

Terima kasih Pak Abu atas tanggapannya.  Dan saya sangat terbuka serta siap 
menerima nasihat, apalagi ilmu …  dan saya anggap semua member termasuk Anda 
ini adalah guru saya …

 

Menilik nada tulisan Anda, adalah cukup baik bila Anda telah menganggap saya 
itu belum tahu apa-apa.  Dalam posisi ini, tentunya buat saya tidak akan 
menjadi masalah dengan tuduhan-tuduhan Anda selanjutnya ...

 

Mohon saya dibantu:

*   Bagaimana kutipan asli dari kitab Majmu’ul Fatawaa edisi King Abdul 
Aziz tersebut sebenarnya?
*   Apakah ada larangan yang jelas dari Al-Quran ataupun hadits mengenai 
majelis dzikir tersebut?

Mohon dalam penjelasannya nanti dibedakan dengan dzikir setelah sholat.

 

Sekiranya cukup itu dulu, dan silakan dengan ikhlas menyumbangkan ilmunya 
kepada saya ...

 

Salam sayang,

Hidayat alfaqir

 

  _  

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Abu 
Yahya Adz-Dzahabi
Sent: Friday, November 24, 2006 11:15 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

 

Bismillahirrahmanirahiim.

Tanggapan terhadap tulisan pak hidayat

Pertama, hendaknya ketika kita berbicara dalam urusan ilmu agama atau lainnya, 
kita harus senantiasa memahami kaidah-kaidah dasar dalam ilmu tersebut. Dalam 
ilmu agama, -sebagaimana telah dibahas dengan panjang lebar oleh ulama' ahli 
ushul fiqih-  yang menjadi dasar pemikiran dan keputusan setiap hukum adalah 
dalil-dalil syar'i, bukan lainnya. 

Dan yang dianggap sebagai dalil dalam ilmu agama, ialah Al Qur'an, Al Hadits, 
Al Ijma'. Inilah dalil-dalil -yang disepakati oleh para ulama'- dalam setiap 
urusan agama. Sedangkan hal-hal lain selain dari ketiga dalil ini 
diperselisihkan oleh ulama', apakah dapat dijadikan dalil atau tidak dalam 
urusan agama.

Kedua, silahkan anda berdusta atas nama ulama dengan memplintir perkataan Ibnu 
Taimiyyah yang anda sendiri belum tentu memiliki kitabnya (Majmu fatwa), 
asalkan jangan berdusta mengatas namakan Rosululluh shallalahu 'alayhi wa 
sallam.

ketahuilah yaa akhi karim,  bahwa majelis dzikir yang anda maksud itu 
(beramai-ramai berdzikir, membaca al-Quran berdoa sambil menanggalkan serban 
dan menangis) justru ditentang sendiri oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyaah dan 
murid-muridnya. Bagaimana mungkin Syaikhul Islam yang kita kenal melalui 
sirahnya merupakan tokoh penentang Bid'ah dan ajaran sesat tasawuf dijamannya 
itu membolehkan bid'ah sementara Nabinya yang mulia dan para shahabat tidak 
perna menuntunkannya.??

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Iqtidha hal. 304 mengatakan," 
Ba

RE: [keluarga-islam] Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik Abu Yahya adz-Dzahabi
Bismillahirrahmanirahiim.

Tanggapan terhadap komentar pak hidayat


Pertama, hendaknya ketika kita berbicara dalam urusan ilmu agama atau
lainnya, kita harus senantiasa memahami kaidah-kaidah dasar dalam ilmu
tersebut. Dalam ilmu agama, -sebagaimana telah dibahas dengan panjang lebar
oleh ulama’ ahli ushul fiqih-  yang menjadi dasar pemikiran dan keputusan
setiap hukum adalah dalil-dalil syar’i, bukan lainnya. 

Dan yang dianggap sebagai dalil dalam ilmu agama, ialah Al Qur’an, Al
Hadits, Al Ijma’. Inilah dalil-dalil -yang disepakati oleh para ulama’-
dalam setiap urusan agama. Sedangkan hal-hal lain selain dari ketiga dalil
ini diperselisihkan oleh ulama’, apakah dapat dijadikan dalil atau tidak
dalam urusan agama.

Kedua, silahkan anda berdusta atas nama ulama dengan memplintir isi kitab
Majmu fatwa, asal jangan berdusta mengatas namakan Rosululluh shallalahu
’alayhi wa sallam.



ketahuilah yaa akhi karim,  bahwa majelis dzikir yang anda maksud itu
(beramai-ramai berdzikir, membaca al-Quran berdoa sambil menanggalkan serban
dan menangis) justru ditentang sendiri oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyaah
dan murid-muridnya. Bagaimana mungkin Syaikhul Islam yang kita kenal melalui
sirahnya merupakan tokoh penentang Bid’ah dan ajaran sesat tasawuf
dijamannya itu membolehkan bid’ah sementara Nabinya yang mulia dan para
shahabat tidak perna menuntunkannya.??

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Iqtidha hal. 304 mengatakan,”
Bahwa berkumpulnya orang dalam rangka membaca Al Qur’an, berdzikir dan
berdoa adalah perkara yang baik apabila hal tersebut tidak merupakan suatu
kebiasaan dan tidak terdapat perkara bid’ah.

sementara salah satu perkara bid’ah dalam berdzikir adalah mengeraskan suara
sebagaimana ia sendiri (syakhul Islam mengatakan dalam Kitab Al Fatawa Al
Kubra 2/132,” Tidak ada seorang pun yang mengabarkan bahwa setiap Nabi
shallallahu ’alayhi wa sallam selesai mengerjakan shalat dengan para
sahabat, beliau berdo’a bersama-sama dengan mereka.

Maka cukuplah saya katakan kepada anda :

و ليس يصحّ في الأ فها م شيءٌ

اذا احتا ج النهار إ لي دليل



Sungguh tidak masuk akal sama sekali

Bila sesuatu yang sudah jelas masih membutuhkan dalil



Abu Yahya Adz-Dzahabi
Kullu bid’atin dholala ila yaumil qiyamah

http://smd.antibidah.net  

 

  _  

From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Hidayat, Akhmad
Sent: 24 Nopember 2006 9:21
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

 

Pendapat Ibnu Taimiyyah Mengenai Majelis Dzikir

Bismillahirrohmanirrohiim,

Berikut ini merupakan pendapat Ibnu Taimiyyah mengenai majelis dzikir.  Hal
ini terdapat dalam kitab Majmu 'at fatawa Ibnu Taimiyyah edisi King Khalid
ibn 'Abd al-Aziz.  

Ibnu Taimiyyah telah ditanya mengenai pendapat beliau mengenai perbuatan
berkumpul beramai-ramai berdzikir, membaca al-Quran berdoa sambil
menanggalkan serban dan menangis sedangkan niat mereka bukanlah kerana riak
ataupun menunjuk-nunjuk tetapi hanyalah kerana hendak mendekatkan diri
kepada Allah s.w.t. Adakah perbuatan-perbuatan ini boleh diterima? Beliau
menjawab, "Segala puji hanya bagi Allah, perbuatan-perbuatan itu semuanya
adalah baik dan merupakan anjuran di dalam syari’at (mustahabb) untuk
berkumpul dan membaca al-Quran dan berdzikir serta berdoa."

Salam sayang,

Hidayat

 

This message and any attached files may contain information that is
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised
that you have received this message in error and that any dissemination,
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is
the disclosure of the information therein. If you have received this message
in error please notify the sender immediately and delete the message.



[keluarga-islam] Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia 
dan Merupakan Perintah Ilahi
Mawlana Syaikh Hisyam kabbani ar-Rabbani
   
  
Bismillah hirRohman nirRohim
   
  Zikir adalah tindakan seorang hamba yang paling sempurna, dan ditekankan 
ratusan kali di dalam al-Quran.  Itu merupakan praktik penyembahan untuk 
mendapatkan ridha Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengatasi musuh, dan 
perbuatan yang patut mendapat ganjaran.  Zikir merupakan bendera Islam, semir 
hati, inti dari ilmu tentang Iman, imunisasi terhadap kemunafikan, ibadah 
terpenting, dan kunci dari segala kesuksesan.
   
  Tidak ada batasan yang menyangkut metode, frekwensi atau waktu untuk berzikir 
atau apapun mengenainya.  Beberapa batasan dalam metode berzikir menyinggung 
kewajiban khusus tertentu yang tidak dibicarakan di sini, misalnya dalam shalat 
yang telah ditentukan. Syari’ah sangat jelas dan setiap orang telah mengetahui 
kewajiban ini.  Rasulullah saw bersabda bahwa penghuni Surga hanya akan 
menyesali satu hal, tidak cukup mengingat Allah swt di dunia ini!  
   
  Allah berfirman dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah 
zikir!”  (33:41).  Dia berfirman bahwa hamba-Nya adalah, “Mereka yang mengingat 
Tuhannya dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring,” (3:191); dengan kata 
lain, mereka yang mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam.  Allah 
berfirman, Penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah 
tanda-tanda bagi orang yang mengerti, mereka yang mengingat (dan mengucapkan 
dan menyebut) Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (3:190-191)
   
  Aisyah  ra berkata, sebagaimana yang diceritakan oleh Muslim, bahwa 
Rasulullah saw mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Rasulullah 
bersabda, “Jika hati kalian selalu dalam keadaan mengingat Allah, para Malaikat 
akan mendatangi kalian sampai ke titik di mana mereka akan memberi salam kepada 
kalian di tengah perjalanannya.” (riwayat Muslim). 
   
  Imam Nawawi mengomentari hadits ini dengan mengatakan, “Panorama semacam ini 
akan terlihat pada orang yang terus-menerus melakukan meditasi (muraqaba), 
refleksi (fikr), dan antisipasi (iqbal) terhadap alam berikutnya.” (Nawawi, 
Syarh sahih Muslim). Muadz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah juga bersabda, 
“Para penghuni surga tidak akan menyesal kecuali satu hal, waktu yang telah 
dilewati mereka tanpa mengingat Allah.”  (diriwayatkan oleh Bayhaqi dalam Syuab 
al-iman (1:392 #512-513) dan oleh Tabarani). Haythami dalam Majma al-zawaid 
(110:74) berkata bahwa semua naratornya dapat dipercaya (thiqat), sementara 
Sayuti dalam Jami al-saghir (#7701) menyatakan bahwa hadits itu (hasan).
   
  Allah menempatkan zikir mempunyai nilai yang lebih dari pada shalat dengan 
menjadikan shalat sebagai cara atau alat dan zikir sebagai sasarannya.  Dia 
berfirman, Perhatikanlah!  Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, 
tetapi sesungguhnya, mengingat Allah lebih besar manfaatnya, dan lebih penting 
(29:45). Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, dan mengingat nama 
Tuhannya, dan mengerjakan shalat (87:14-15)
  Maka dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku (20:14)
   
  Qadi Abu Bakar bin al-Arabi menerangkan bahwa tidak ada amal yang sah tanpa 
mengingat Allah (zikir).  Siapapun yang tidak mengingat Allah dalam hatinya 
ketika memberi shadaqa atau berpuasa, contohnya, berarti amalnya tidak lengkap. 
Oleh sebab itu zikir bisa dipandang sebagai amal yang paling baik (dinyatakan 
oleh Ibnu Hajar dalam Fath al-bari (1989 ed. 11:251).
   
  Zikir adalah sesuatu yang sangat penting. Abu Hurayra ra berkata bahwa 
Rasulullah saw bersabda, “Bumi dan segala isinya dikutuk kecuali mereka yang 
melakukan zikir, guru-guru dan semua muridnya.” (Tirmidzi menyatakan hadits ini 
hasan, begitu pula Ibnu Majah, Bayhaqi dan lainnya.  Suyuti menyebutkannya 
dalam al-Jami al-saghir dari pernyataan al-Bazzar yang serupa dengan narasi 
Ibnu Masud dan beliau mengatakan sahih.  Tabarani juga menyatakannya dalam 
al-Awsat dari Abu al-Darda).  
   
  Dengan menyebut kata “bumi dan segala isinya,” Rasulullah merujuk pada semua 
yang menyatakan status atau eksistensinya terpisah dengan Allah, bukannya 
menyatu dengan-Nya. Kenyataannya seluruh makhluk berzikir kepada Allah, karena 
Allah berfirman bahwa semua ciptaan-Nya bertasbih kepada-Nya, dan tasbih adalah 
salah satu jenis zikir. Allah berfirman mengenai Nabi Yunus as, ketika seekor 
ikan paus menelannya, “Jika dia bukan termasuk orang-orang yang bertasbih 
kepada-Ku (musabbihin), dia akan tinggal dalam perut paus itu hingga Hari 
Pembalasan (37:143-144).
   
  Hadits Rasulullah yang baru saja disebutkan juga menekankan pentingnya 
mengikuti seorang guru yang mempunyai pengetahuan, karena tidak ada yang bisa 
mencegah datangnya kutukan selain berkah. Inilah yang dimaksud oleh Abu Yazid 
al-Bistami ketika beliau berkata, “Siapapun yang tidak memiliki Syaikh, 
Syaikhnya adalah setan.”  Hal ini diperkuat dengan dua hadits Rasulullah saw.
   
  Abu Bakar ra

[keluarga-islam] Makna Zikir

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Makna Zikir
Mawlana Syaikh Hisham Kabbani ar Rabbani
   
  
Bismillah hirRohman nirRohim
   
  Kata zikir mempunyai makna yang beragam.  Kata itu bisa merujuk kepada Kitab 
Allah dan pembacaannya, shalat, belajar, dan mengajar.  Penulis Fiqh al-sunna 
berkata dalam bab mengenai zikir bahwa Said bin Jubayr berkata, 
“Seseorang yang patuh kepada Allah pada kenyataannya juga sedang berzikir.“  
Beberapa ulama dari periode awal mengaitkannya dengan suatu bentuk (ibadah) 
yang lebih spesifik. 
   
  Aata berkata bahwa, “Majelis zikir adalah perkumpulan di mana di dalamnya 
dibicarakan hal-hal yang baik dan yang terlarang, (sebagai contoh: jual-beli, 
shalat, puasa, pernikahan, perceraian, dan haji).” Qurtubi berkata, “Majelis 
zikir adalah suatu perkumpulan untuk ilmu pengetahuan dan nasihat di mana 
firman Allah, sunnah Rasulullah saw, nasihat para pendahulu yang saleh, dan 
ucapan para ulama yang baik, dipelajari dan dipraktikkan tanpa ada penambahan 
atau inovasi (bid’ah), serta tanpa motif terselubung dan keserakahan.”  
  Berdoa kepada Allah dapat dilakukan dengan lidah, mengikuti salah satu 
formula yang diajarkan oleh Rasulullah, atau suatu formula yang lain, atau 
mengingat Allah dalam hati, atau kedua-duanya, melalui hati dan lidah.
   
  Tulisan berikut berhubungan dengan dua arti yang terakhir:  bahwa menyebutkan 
nama Allah, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat, “Orang-orang yang beriman 
adalah mereka yang ketika disebut nama Allah, hati mereka bergetar“ (8:2); dan 
sabda Rasulullah, “Zikir terbaik adalah la ilaha illallah.” (dari Jubayr kepada 
Tirmidzi dan Ibnu Majah).  Rasulullah saw tidak berkata, “Zikir terbaik adalah 
dengan memberi ceramah,” atau “memberi nasihat,” atau “mengumpulkan dana.” 
Berikutnya yang menerangkan tentang zikir yang dilakukan dalam hati, 
sebagaimana ditegaskan dengan ayat, “Laki-laki dan wanita yang mengingat Allah 
dalam jumlah yang banyak” (33:35).  
   
  Rasulullah saw memuji dan menerangkan ayat itu dengan ucapan, “yang berhati 
tunggal adalah yang paling utama” (Riwayat Muslim).  Ketika beliau ditanya, “Ya 
Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan yang berhati tunggal?”  Beliau 
menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang mengingat Allah dalam jumlah yang 
banyak.” Lebih lanjut Rasulullah mengklarifikasi peranan hati dalam mengingat 
Allah ketika beliau berkata kepada Abu Hurayra ra, “Pergilah dengan kedua 
sandalku ini dan siapapun yang kau temui di balik dinding ini yang menyaksikan 
bahwa tiada Tuhan selain Allah dengan keyakinan dalam hatinya, berikanlah kabar 
gembira bahwa dia akan masuk surga.” (hadits riwayat Muslim).
   
  Zikir kadang-kadang bisa berarti mengingat secara internal dan menyebutkan 
secara eksternal, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat, “Ingatlah Aku, maka 
Aku akan mengingatmu” (2:152), ketika diterangkan dengan jelas dalam hadits 
qudsi:
  Mereka yang mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku mengingatnya dalam hati-Ku, 
dan mereka yang mengingat-Ku dalam suatu majelis (yang berzikir menyebut 
nama-Ku), Aku mengingat mereka (dengan menyebutkan mereka) dalam suatu majelis 
yang lebih baik dari majelis mereka.
   
  Hadits yang sangat penting ini akan dijelaskan lebih jauh di bawah ini.  
Cukuplah dikatakan bahwa secara umum ada 3 tipe zikir, yaitu : yang dilakukan 
dalam hati, yang diucapkan dengan lidah, dan melakukan keduanya secara 
bersama-sama.  
   
  Ibnu Hajar menerangkan bahwa, menurut cerita Abu al-Darda ra mengenai 
kelebihan zikir atas jihad, yang dimaksud zikir di sini adalah zikir yang 
disertai dengan kesadaran akan kebesaran Allah sehingga misalnya, seseorang 
dapat menjadi lebih baik, daripada mereka yang memerangi orang kafir tanpa 
ingatan semacam itu.
   
  Dalam hadits lain yang diceritakan oleh Bukhari, Rasulullah saw bersabda 
bahwa mereka yang melakukan zikir hidup, sedangkan yang tidak melakukannya 
bagaikan mayat.  Beliau berkata, matsalu al-ladzi yadzkuru rabbahu wa al-ladzi 
la yadzkuru rabbahu matsalu al-hayyi wa al-mayyit.   (Kitab daawat bab 66 
tentang, “Keutamaan zikir Allah”).  Ibnu Hajar mengomentari,  Yang dimaksud 
dengan zikir di sini adalah ucapan atas ekspresi yang telah dianjurkan bagi 
kita, dan diucapkan dengan jumlah yang melimpah, seperti halnya amal saleh yang 
abadi—al-baqiyat al-salihat—mereka adalah: subhan Allah, al-hamdu lillah, la 
ilaha illallah, allahu akbar dan semua yang berhubungan dengannya, seperti: 
hawqalah (la hawla wa la quwwata illa billah), basmalah (bis-millah al-rahman 
al-rahim), hasbalah (hasbunal-lahu wa nima al-wakil), istighfar, dan lainnya 
seperti doa memohon kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
   
  Zikir juga diterapkan sebagai ketekunan dalam menjalankan kewajiban atau 
segala tindakan beribadah, seperti membaca al-Quran, membaca hadits, 
mempelajari ilmu-ilmu Islam (al-ilm), dan shalat-shalat sunnah. Zikir dapat 
dilakukan dengan lidah, di mana orang yang membacanya akan mendapat pahala.  
Tidak perlu baginya untuk mengerti dan menghayati artinya dalam syarat d

RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah dan Majelis Dzikir

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
ah..??, jadi anda betulan menentang majelis dzikir?, duh.. duh.. 
duh.,.keciaaan.. 
  
  Allah berfirman :
  "DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG  BERDZIKIR DAN BERDOA 
KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA  HANYA MENGINGINKAN RIDHA 
ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI  MEREKA KARENA MENGHENDAKI 
KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI  BUAT MEREKA LUPA DARI 
MENGINGAT KAMI.” (QSAl Kahfi 28)
  
  
  Berkata Imam Attabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad  bersama 
sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi  hari dan 
sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal  amal 
shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan  ridho 
Allah swt bukan menginginkan keduniawian” (Tafsir Imam Attabari Juz 15  hal 234)
  
  
  Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang  Nabi saw 
sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan  sebuah 
kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka  beliau 
saw duduk bersama berkata seraya berkata : Alhamdulillah… yg telah  menjadikan 
pada ummatku yg aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama  mereka” 
riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu’ zawaid Juz 7 hal  21)
  
  
  Sabda Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat  siapakah 
ahlulkaram (orang orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah  mereka 
wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :”majelis majelis dzikir di  masjid 
masjid” (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)
  
  
  Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yg  
beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila  
mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara 
 hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu  
berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha  
Tahu : “darimana kalian?” mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu,  
mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, 
bertakbir  pada Mu, dan meminta kepada Mu.
  Maka Allah bertanya : “Apa yg mereka minta?”, Malaikat berkata  : mereka 
meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat  
menjawab : tidak, Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat  
berkata : mereka meminta perlindungan Mu, Allah berkata : “mereka meminta 
perlindungan  dari apa?”, Malaikat berkata : “dari Api neraka”, Allah berkata : 
“apakah  mereka telah melihat nerakaku?”, Malaikat menjawab tidak, Allah 
berkata :  Bagaimana kalau mereka melihat nerakaku. Malaikat berkata : mereka 
beristighfar  pada Mu, Allah berkata : “sudah kuampuni mereka, sudah kuberi 
permintaan  mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta 
perlindungan  darinya, malaikat berkata : “wahai Allah, diantara mereka ada si 
fulan hamba  pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka, Allah 
berkata : baginya  pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak 
ada yg  dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka” (shahih
 Muslim hadits no.2689), 
  
  perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (ahlu 
dzikir) adalah kaum yg  tak dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka”
  lalu  hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045.
   Anda salah faham, larangan itu adalah bagi mereka yg hanya  dzikir 
saja dan meninggalkan nafkah keluarganya, tak perduli dg fuqara, tak  perduli 
dg jihad.

  anda alergi dg orang dzikir berpakaian  putih?, kenapa?, pakaian putih adalah 
sunnah nabi saw, pakaian putih  adalah pakaian yg paling disenangi rasul saw, 
anda alergi dg sunnah  nabi saw?, sabda Rasul saw : "barangsiapa yg tak suka dg 
sunnahku maka  ia bukan dari golongaku" Shahih Muslim hadits no.1401, shahih 
Bukhari  hadits no,4776).
  
  anda alergi dg Bid'ah hasanah?
  anda bertentangan dg Nabi saw, beliau  bersabda : "barangsiapa yg membuat 
buat hal baru dalam islam berupa  kebaikan maka baginya pahalanya dan pahala 
orang orang yg  mengamalkannya, barangsiapa yg membuat buat hal baru dalam 
islam berupa  kejahatan maka  baginya dosanya dan dosa orang orang yg 
mengamalkannya.". (shahih  Muslim hadits no.1017).

  tobatlah karena anda bertentangan dg Alqur'an dan hadits shahih.
  

 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.

[keluarga-islam] Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia

2006-11-27 Terurut Topik arief dani
Zikir adalah Kewajiban Terbesar Manusia 
dan Merupakan Perintah Ilahi
Mawlana Syaikh Hisyam kabbani ar-Rabbani
   
  
Bismillah hirRohman nirRohim
   
  Zikir adalah tindakan seorang hamba yang paling sempurna, dan ditekankan 
ratusan kali di dalam al-Quran.  Itu merupakan praktik penyembahan untuk 
mendapatkan ridha Allah, senjata yang paling ampuh untuk mengatasi musuh, dan 
perbuatan yang patut mendapat ganjaran.  Zikir merupakan bendera Islam, semir 
hati, inti dari ilmu tentang Iman, imunisasi terhadap kemunafikan, ibadah 
terpenting, dan kunci dari segala kesuksesan.
   
  Tidak ada batasan yang menyangkut metode, frekwensi atau waktu untuk berzikir 
atau apapun mengenainya.  Beberapa batasan dalam metode berzikir menyinggung 
kewajiban khusus tertentu yang tidak dibicarakan di sini, misalnya dalam shalat 
yang telah ditentukan. Syari’ah sangat jelas dan setiap orang telah mengetahui 
kewajiban ini.  Rasulullah saw bersabda bahwa penghuni Surga hanya akan 
menyesali satu hal, tidak cukup mengingat Allah swt di dunia ini!  
   
  Allah berfirman dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah 
zikir!”  (33:41).  Dia berfirman bahwa hamba-Nya adalah, “Mereka yang mengingat 
Tuhannya dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring,” (3:191); dengan kata 
lain, mereka yang mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam.  Allah 
berfirman, Penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang adalah 
tanda-tanda bagi orang yang mengerti, mereka yang mengingat (dan mengucapkan 
dan menyebut) Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (3:190-191)
   
  Aisyah  ra berkata, sebagaimana yang diceritakan oleh Muslim, bahwa 
Rasulullah saw mengingat Allah setiap saat baik siang maupun malam. Rasulullah 
bersabda, “Jika hati kalian selalu dalam keadaan mengingat Allah, para Malaikat 
akan mendatangi kalian sampai ke titik di mana mereka akan memberi salam kepada 
kalian di tengah perjalanannya.” (riwayat Muslim). 
   
  Imam Nawawi mengomentari hadits ini dengan mengatakan, “Panorama semacam ini 
akan terlihat pada orang yang terus-menerus melakukan meditasi (muraqaba), 
refleksi (fikr), dan antisipasi (iqbal) terhadap alam berikutnya.” (Nawawi, 
Syarh sahih Muslim). Muadz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah juga bersabda, 
“Para penghuni surga tidak akan menyesal kecuali satu hal, waktu yang telah 
dilewati mereka tanpa mengingat Allah.”  (diriwayatkan oleh Bayhaqi dalam Syuab 
al-iman (1:392 #512-513) dan oleh Tabarani). Haythami dalam Majma al-zawaid 
(110:74) berkata bahwa semua naratornya dapat dipercaya (thiqat), sementara 
Sayuti dalam Jami al-saghir (#7701) menyatakan bahwa hadits itu (hasan).
   
  Allah menempatkan zikir mempunyai nilai yang lebih dari pada shalat dengan 
menjadikan shalat sebagai cara atau alat dan zikir sebagai sasarannya.  Dia 
berfirman, Perhatikanlah!  Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, 
tetapi sesungguhnya, mengingat Allah lebih besar manfaatnya, dan lebih penting 
(29:45). Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, dan mengingat nama 
Tuhannya, dan mengerjakan shalat (87:14-15)
  Maka dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku (20:14)
   
  Qadi Abu Bakar bin al-Arabi menerangkan bahwa tidak ada amal yang sah tanpa 
mengingat Allah (zikir).  Siapapun yang tidak mengingat Allah dalam hatinya 
ketika memberi shadaqa atau berpuasa, contohnya, berarti amalnya tidak lengkap. 
Oleh sebab itu zikir bisa dipandang sebagai amal yang paling baik (dinyatakan 
oleh Ibnu Hajar dalam Fath al-bari (1989 ed. 11:251).
   
  Zikir adalah sesuatu yang sangat penting. Abu Hurayra ra berkata bahwa 
Rasulullah saw bersabda, “Bumi dan segala isinya dikutuk kecuali mereka yang 
melakukan zikir, guru-guru dan semua muridnya.” (Tirmidzi menyatakan hadits ini 
hasan, begitu pula Ibnu Majah, Bayhaqi dan lainnya.  Suyuti menyebutkannya 
dalam al-Jami al-saghir dari pernyataan al-Bazzar yang serupa dengan narasi 
Ibnu Masud dan beliau mengatakan sahih.  Tabarani juga menyatakannya dalam 
al-Awsat dari Abu al-Darda).  
   
  Dengan menyebut kata “bumi dan segala isinya,” Rasulullah merujuk pada semua 
yang menyatakan status atau eksistensinya terpisah dengan Allah, bukannya 
menyatu dengan-Nya. Kenyataannya seluruh makhluk berzikir kepada Allah, karena 
Allah berfirman bahwa semua ciptaan-Nya bertasbih kepada-Nya, dan tasbih adalah 
salah satu jenis zikir. Allah berfirman mengenai Nabi Yunus as, ketika seekor 
ikan paus menelannya, “Jika dia bukan termasuk orang-orang yang bertasbih 
kepada-Ku (musabbihin), dia akan tinggal dalam perut paus itu hingga Hari 
Pembalasan (37:143-144).
   
  Hadits Rasulullah yang baru saja disebutkan juga menekankan pentingnya 
mengikuti seorang guru yang mempunyai pengetahuan, karena tidak ada yang bisa 
mencegah datangnya kutukan selain berkah. Inilah yang dimaksud oleh Abu Yazid 
al-Bistami ketika beliau berkata, “Siapapun yang tidak memiliki Syaikh, 
Syaikhnya adalah setan.”  Hal ini diperkuat dengan dua hadits Rasulullah saw.
   
  Abu Bakar ra

Re: [keluarga-islam] Ganti ID (Kehidupan baru di Indonesia kelak)

2006-11-27 Terurut Topik Arland_hmd098
Assalamu 'alaikum wr. wb.

Mba Rahima, kalau boleh tahu, kehidupan di mesir dari hari kehari semakin murah 
atau semakin mahal...??
Di indonesia kan sama-sama kita tahu, mata uang rupiah semakin hari semakin 
turun.
Dulu sebelum krismon dengan uang Rp.4000,- bisa membeli nasi bungkus di 
RM.Padang menunya nasi rames pakai rendang atau ayam gulay.
Sekarang baru bisa dibeli dengan uang Rp.10.000,- sampai 15.000,-
Jadi dalam beberapa tahun saja sudah ada kenaikan 250%-500%.
Dulu dari jakarta ke jawa tengah naik kereta api kelas bisnis 30.000-40.000, 
sekarang 160.000-200.000,-
Harga gas elpiji tabung dulu cuma 11.000 sekarang harga 40.000-50.000,-
Harga Aqua galon 17 lt dulu 2000-2500, sekarang 10.000,-12.000,-
Harga tanah di jakarta dulu sebelum krismon masih ada yang 100.000,--200.000,- 
permeter2 pinggir jalan aspal, sekarang minimum 1 jt perm2, itupun di daerah 
kumuh.

Ini namanya harga barang2 yang naik apa uangnya yang turun ya, apa 
kedua-duanya

wassalam,
arland-jkt.

  - Original Message - 
  From: Rahima 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, November 27, 2006 2:37 PM
  Subject: [keluarga-islam] Ganti ID (Kehidupan baru di Indonesia kelak)


  Jelas, dan tepat sekali. Di Kairo ini, saya bisa
  berinternet dengan biaya murah selama 24 jam.
  Sebulannya hanya membayar Le 50=sekitar Rp75.000.Dan
  bisa dipakai oleh berapa komputer dalam jangka waktu
  yang sama, dengan kecepatan tinggi,dibanding
  Indonesia, lambat(diwarnet terutamanya),dengan arti
  kata, dalam waktu yang sama dirumah saya, saya bisa
  internet dengan komputer yang ada disaya, dan
  anak-anak saya yang lain bisa juga internet dirumah
  juga(24 jam juga), dikomputer yang lain lagi.4 orang
  anak saya kalau saya mau, bisa internet sekaligus.

  Sementara di Indonesia, harus ke warnet, kalau dirumah
  pakai dial up, biaya perjamnya mahal, pakai
  telkomnet,atau apa,tetapi dihitung perjam, dan sangat
  lambat jalannya.Saya sudah mencoba menanyakan dengan
  system biaya murah perbulannya, sebagaimana seperti
  yang ada diMesir ini,namun belum ada jawaban.

  Banyak hal-hal sebenarnya yang saya yakin, anak-anak
  saya kelak akan kaget bila berada di Indonesia,karena
  terbiasa di Mesir(yang sebenarnya negara miskin,negara
  padang pasir,tetapi subhanallah,hidup serba murah dan
  senang, dengan fasilitas yang memudahkan segala hal).

  Contoh saja, negara Mesir ini, negara padang pasir,
  namun air sangat melimpah ruah, bisa dihitung dengan
  jari, kapan air putus, paling kalau ada perbaikan
  saja, itupun berapa kali selama saya 13 thn di Mesir.

  Contoh lain, gas, di Indonesia luar biasa mahalnya,
  padahal Indonesia termasuk negara sumber gas.Di Mesir
  ini gas baik untuk kita masak, atau gas untuk air
  hangat, mau mandi,cuci dllsbgnya, semua sangat
  murahnya, jadi ngak perlu rebus air kalau mau mandi
  air hangat, cukup krannya saja dihidupkan, karena kran
  terbagi dua, satu untuk air hangat, satu untuk air
  panas, bahkan dilokasi tempat tinggal saya sekarang,
  krannya terbagi tiga macam, tambah satu lagi kran
  untuk khusus air minum(Aqwa, Barakah), jadi ngak perlu
  lagi rebus air untuk minum.

  Sementara di Indonesia, gasnya mahal sekali, tetapi
  mau bilang apa lagi, saya dari kecil ngak bisa masak
  pakai kayu, atau kompor biasa, hanya bisa pakai kompor
  gas(dan ini benar-benar problema bagi saya juga kelak
  di Indonesia,bukan karena saya orang kaya, tetapi
  kondisi hidup dari keluarga saya sejak kecil memang
  begitu), sementara lingkungan hidup saya setelah
  remaja, dewasa,juga hidup dengan kondisi semacam itu,
  masak pakai kompor gas, jadi memang membutuhkan gas
  itu.

  Di Mesir memang saya hidup ngak jadi masalah, karena
  rata-rata, lingkungan di mesir, orang pakai gas.
  bahkan, kebanyakan gas nya, gas dengan system meteran
  seperti listrik, jarang yang gas tabung, ada
  juga.Dengan system meteran itu, kita ngak kehabisan
  gas, saat sedang makanan di atas api dalam panci.Kalau
  pakai gas tabungkan, saat makanan diatas tungku gas
  habis, terpaksa masakannya setengah jadi, ataupun
  gorengannya setengah mentah,setengah
  masak(hehehe...saya pernah ngalami semacam ini).

  Dan masih banyak lagi, lampu telpon, dan bahan-bahan
  makanan pokok, untuk hidup sehari-hari di Mesir ini
  sangatlah murahnya,dibandingkan dengan di Indonesia,
  padahal sama-sama negara berkembang(developing
  country), negara miskin, bahkan negara Mesir adalah
  negara padang pasir, Indonesia negara kaya akan sumber
  daya alamnya, seperti kata nyanyian, rotan dan kayupun
  bisa jadi tanaman.Tapi kenyataannya semua serba mahal,
  dan semua serba sulit, terkecuali tentunya bagi
  pejabat yang kaya, pejabat yang KKN.

  Di Mesir, siapa bilang ngak ada Korupsinya? saya rasa
  dimana saja bisa aja ada korupsi, tetapi tidak separah
  di Indonesia, dan pemerintah Mesir masih memperhatikan
  hidup rakyat miskin, karena sikap nasionalis rakyatnya
  cukup tinggi.

  Hik..hik..hik...apa daya, saya harus menjalani juga
  

RE: [keluarga-islam] Re: Hadits - Prelude Diskusi

2006-11-27 Terurut Topik bos gila
hue..he..he... jangan jangan GGI (Group Genderuwo Indonesia)..
  
  ok.. kata samudin tunggu tanggal mainnya nanti, nanti juga terbuka kedoknya

"Sahmuddin (PTI - SOR)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  
NII   ITU MUSYRIK,
   
  Anda   tidak perlu tahu siapa kami, nanti juga anda akan tau, anggap saja 
kami   masih ghaib.
   
  Bung   Andi gimana dengan kabar anda, koq nggak pernah lagi shila, saya kan 
sudah   pertemukan guru anda dengan sahabat saya, nah sekarang hasilnya gimana, 
  
   
  Ternyata anda punya guru ya... hehehe namun sayang tentang perjalanan   Islam 
yang dijelaskan nggak ngerti-ngerti, banyak hafal ayat al-Qur'an namun   
konsepnya nggak beraturan karena lebih mementingkan lugho.
   
   
  -Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf 
Of andy
Sent: Friday, November 24, 2006 10:18 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Hadits - Prelude Diskusi



hush...jangan buka kartu orang dong Pak anto...pamali..

eh..gak deh..lebih baik konfirmasi ke orangnya aja...

apa iya Pak Sahmudin, anda dari group itu atau pecahannya kali??

tapi ya gak masalah, selama Pak Sahmudin ini mau belajar dan mau 
dikritisi, tapi kalau sudah merasa pemahamannya thd Al Qur'an sudah 
mentok dan merasa konsep pemahamannya paling benar...nah ini yg repot.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Anto Sulistianto 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Maksudnya kata "kami" itu siapa Pak ? Wah bukankah deskripsi di 
bawah itu konsep NII...?
> 
> Wassalam,
> Anto
> 
> - Original Message 
> From: Sahmuddin (PTI - SOR) <[EMAIL PROTECTED]>
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, November 23, 2006 4:08:05 PM
> Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Hadits - Prelude Diskusi
> 
> Justru inilah yang sedang kami perjuangkan agar Allah saja yang 
berhak ditaati, dicintai, dikagumi, diabdi jangan kepada thoghut. 
Taat kepada Allah harus dibuktikan dengan taat kepada diinNya 
(Aturan, hukum, kekuasaan dan pimpinan)
> 
> Gambarannya sederhananya.
> 
> Allah
> l
> Diin islam 3/19
> l
> l
> l
> l
> l
> l
> Ummah 
> 
> Namun yang terjadi sekarang, bukannya Allah yang ditaati
> 
> Allah
> l 
> Diin selain islam 3/83
> l
> l
> l
> l
> l
> l
> Ummah 
> 
> -Original Message-
> From: keluarga-islam@ yahoogroups. com [mailto:keluarga- 
[EMAIL PROTECTED] s.com]On Behalf Of Abdul latief latief
> Sent: 22 Nopember 2006 13:02
> To: keluarga-islam@ yahoogroups. com
> Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Hadits - Prelude Diskusi
> 
> 
> Sudahkah nchik dapat melaksanakan kehendak firman berikut;
> 
> 35] Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada 
mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah 
melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. (Ash-Shaaffaat) .
> 
> 



  
  


 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[keluarga-islam] Matinya Nurani

2006-11-27 Terurut Topik agussyafii
Matinya Nurani

Nurani berasal dari bahasa Arab nur, artinya cahaya, kemudian 
menjadi nuraniyyun yang artinya bersifat cahaya. Dalam bahasa 
Indonesia, nurani digunakan untuk menyebut lubuk hati yang terdalam, 
disebut juga kata hati atau hati nurani. Jika seorang pencuri 
membunuh petugas ronda atau hansip yang memergokinya, disebut 
penjahat, maka pencuri yang memperkosa wanita didepan anaknya dan 
suaminya yang tak berdaya setelah dilukainya seperti yang baru-baru 
ini terjadi di Manggarai, pen­curi tersebut bukan hanya penjahat, 
tetapi lebih dari itu disebut telah tidak lagi memiliki nurani. 

Orang yang berbohong, kemudian tersipu-sipu ketika ter­bongkar 
kebohongannya, maka dia adalah pembohong biasa. Tetapi seorang tokoh 
yang berbohong dan kebohongannya sudah terbongkar di depan publik 
secara luas, kemudian ia masih bisa tampil dengan percaya diri, maka 
ia bukan saja pembohong, tetapi pembohong yang sudah tak bernurani.
Nurani merupakan subsistem kejiwaan manusia. Menurut Al Qur'an, 
manusia dianugerahi akal untuk berfikir dan memecahkan masalah, 
dianugerahi hati untuk memahami realitas (Q/22:46), dianugerahi 
syahwat untuk menggerakkan tingkahlaku (Q/3:14), dan dianugerahi 
nurani untuk meluruskan yang bengkok, membersihkan yang kotor dan 
untuk intro­speksi terhadap  apa yang ada dalam jiwanya (Q/75:14-15). 
Jika hati manusia masih bisa diajak kompromi, membantah, 
mengingkari, mencabut pernyataan dan mencari-cari alasan pembenar, 
hal itu memang sesuai dengan tabiat hati tersebut. Dalam Al Qur'an, 
hati disebut dengan nama qalb yang mempunyai arti bolak-balik. 

Ungkapan bahasa Arab berbunyi; summiyat al qalbu qalban 
litaqallubihi artinya hati dinamakan qalbu adalah karena tabiatnya 
yang bolak balik. Jadi hati (qalb) memang memiliki tabiat tidak 
konsisten, suka berdalih dan mencari-cari alasan pembenar. Nurani 
bagaikan kotak hitam  (black box) di dalam hati, sebagai sub sistem 
yang bekerja secara konsisten ter­hadap kebenaran dan kejujuran. Hati 
boleh mencari-cari dalih pembenar, akal boleh membuat rumusan yang 
logis membenarkan dirinya, tetapi nurani tetap konsisten membisikkan 
bahwa yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Dalam Al 
Qur'an, nurani disebut dengan nama bashirah, (Q/75;14-15) yang 
mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan 
mata kepala. Bagi orang yang nuraninya sehat, pandangan mata hatinya 
lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu, berbeda dengan mata 
kepala yang sangat terbatas jangkauan pan­dangannya. Bagi orang yang 
mata hatinya buta, maka ketajaman penglihatan mata kepala tidak 
banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46).

Menurut seorang ulama klasik, Ibn al Qayyim al Jauzi, bashirah atau 
nurani adalah cahaya yang ditem­patkan oleh Allah di dalam hati 
setiap manusia; nurun yaqdzi­fuhullah fi al qalbi. Oleh karena itu 
nurani bisa menjadi hotline manu­sia dengan Tuhannya. Cahaya ini pula 
yang menyebabkan manusia rindu kepada Tuhan, yang menyebabkan 
manusia bisa menangis ketika berdoa, yang menyebabkan manusia tak 
ter­kecoh oleh godaan rendah  harta duniawi dan  seba­liknya bisa 
melihat dengan jelas tingginya nilai keutamaan kebajikan yang 
bersifat ukhrawi. Jiwa manusia merupakan kesatuan sistem, oleh 
karena itu berfungsinya nurani juga bisa disebut sebagai sehat­nya 
hati (qalbun salim) atau seperti yang dikatakan oleh Imam Fakhr ar 
Razi dalam tafsir al Kabir, sebagai akal yang prima (al `aql as 
salim). 

Mengapa hati nurani bisa mati ? 
Al Qur'an mengingatkan bahwa Allah telah menye­diakan hukuman neraka 
Jahannam bagi manusia dan jin, yakni mereka yang mempunyai hati 
tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (kebenaran), mempunyai 
mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (kebenaran) dan 
mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka tak ubahnya binatang ternak, bahkan lebih sesat 
lagi. Mereka adalah orang-orang yang lalai (Q/7;179). 

Imam Gazali memisalkan hati nurani dengan kaca cermin. Bagi orang 
yang bersih dari dosa, maka nura­ni­nya bagaikan cermin yang bening, 
sekecil apapun noda di wajah, segera akan nampak di cerminnya. 
Adapun orang yang suka melakukan dosa kecil, maka nuraninya bagaikan 
cermin yang terkena debu. Ia bisa menggambarkan wajah, tetapi noda-
noda kecil tidak nampak. Sedangkan orang yang biasa melakukan dosa 
besar, maka nuraninya gelap, seperti cermin yang tersiram cat hitam. 
Hanya sebagian kecil dari cerminnya yang bisa digunakan untuk 
bercermin, oleh karena itu pelaku dosa besar tidak pernah merasa 
dirinya bersalah, karena cermin hatinya tidak bisa menampakkan apa-
apa. Selanjut­nya Al Ghazali me­misalkan nurani orang yang 
mencampuraduk perbuatan baik dan perbuatan dosa dengan cermin yang 
retak. Cermin yang retak tidak bisa menggam­barkan wajah secara 
benar, hidung bisa nampak dua, mata menjadi empat, mulut menjadi 
menceng dan se­ba­gainya, sehingga orang yang seperti itu selalu kacau 
dalam memandang kebenar­an dan kesalaha