Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-18 Terurut Topik Achmad Munif
Ohoooiii  inikah yang dinamakan "ngilmiah"
   
  Maaf Kang.. pertanyaan anda tidak ada jawabannya dari saya. out of topic.
   
  Itulah yang namanya menyampaikan kebaikan kang.. tidak mudah bukan?! Bila 
kita sendiri belum bisa menasehati diri sendiri, bagaimana mungkin kita bisa 
menasehati orang lain. Biarpun sekian ribu kitab kita baca setiap hari. 
ternyata tidak mudah mengamalkannya bukan?!.
   
  Kontribusi saya...?  khan sudah ada anda yang sudah mumpuni dalam hal 
perDALIL-an. 
  Mohon maaf bila tulisan saya telah menyebabkan anda kurang nyaman, tentu 
bukan itu tujuan saya menulis (untuk menyalahkan siapa-siapa). Bila anda bisa 
mempunyai kewajiban untuk mengingatkan saudara anda yang anda anggap keliru, 
tentunya boleh dong saya juga punya kewajiban yang sama seperti itu. Bila 
ternyata dalam tulisan tersebut anda merasa kurang nyaman, dengan ini saya 
mohon maaf yang sebesar-besarnya OK...
   
  Salam,
  _____
  Achmad Munif

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ah, cape deh...

Sekarang saya tanya kepada anda, apa yang sudah anda lakukan untuk 
mencoba meluruskan saudara anda yang gila itu...??

Saya sudah mencoba menasehati dia dengan cara baik2, begitu pun 
rekan2 lainnya seperti Bang Anut, Kang Ade... Ternyata semuanya 
tidak berhasil. Kemudian saya coba menasehati dia dengan menggunakan 
gaya dia sendiri. Saya lihat yg melakukan cara itu bukan cuma saya, 
Om Ahmadi Agung mencoba melakukan hal serupa. Kenapa kami melakukan 
itu? Karena kami berharap suasana nyaman kembali tercipta di milis 
ini.

Nah, sekarang kontribusi anda mana? Yang saya lihat anda hanya sibuk 
mencari kesalahan2 orang yang tidak sepaham dengan anda saja...

Mengenai Sholat Unsyhi, seperti yang saya katakan silakan tanyakan 
saja kepada ahlinya yaitu mereka yang mempelajari ilmu hadits, 
benarkah riwayat tentang hadiah pahala sholat itu ada diriwayatkan 
oleh para muhadditsin? Sebagai contoh, saya dulu waktu muda suka 
membaca kitab al-mujarobat, disana banyak disebutkan hadits Nabi 
yang menyuruh kita beramal ini dan itu. Tapi ternyata setelah saya 
tanyakan kepada teman yang mempelajari ilmu hadits, riwayat2 
tersebut tidak pernah ditemukan dalam kitab2 hadits manapun... :)

Salam
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> *** Maaf dalam hal ini sungguh saya belum paham, kira-kira pernah 
ada nggak yach dalam riwayat RosuluLLoh SAW diludahi orang quraisy 
kemudian Beliau SAW membalas dengan meludahi orang tersebut hanya 
untuk sekedar mengingatkan bahwa orang quraisy tersebut salah? 
kebetulan saya belum menemukannya, bila anda punya DALIL yang 
mencontohkan seperti itu, bisa dong dishare di sini.
> 
> > Anda boleh saja tegas. dan tidak mempercayai apa yang telah 
> disampaikan oleh rekan diskusi anda, bukankah anda selalu 
> mengedepankan kata "ilmiah" dalam hal berdiskusi...?. Saya kira 
pak 
> Arland sudah cukup baik dalam menyampaikan apa yang telah beliau 
> ketahui dengan referensi yang cukup memadai, bila dalam hal ini 
anda 
> tetap ngotot dengan apa yang sudah anda pahami itu adalah hak 
anda. 
=



 


-
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
 http://id.mail.yahoo.com/

Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-17 Terurut Topik Achmad Munif
ernah 
merasa bahwa diri saya mengetahui banyak tentang Islam, justru keberadaan saya 
disini adalah untuk menambah pengetahuan saya tentang Islam.)
  
> Benar sekali, kewajiban anda hanya mengingatkan, berdasarkan apa 
yang anda tahu dan anda pelajari saja. Begitupun rekan diskusi anda 
mempunyai kewajiban yang sama untuk menyampaikan apa yang telah 
beliau pahami, bila ternyata anda tetap merasa cukup dengan yang 
telah anda pahami. ya itu hak anda. Ngomong-ngomong sudah berapa 
juta kitab yang sudah anda pahami yach sampai-sampai sudah tidak 
perlu lagi shodaqoh ilmu dari saudara sendiri.
> 

#Diskusi yang tidak memiliki tolok ukur kebenaran, maka diskusi itu 
hanya akan menjadi omong kosong yang tiada habisnya. Lalu apa yang 
bisa dijadikan tolok ukur kebenarannya? Kitabullah dan Sunnah Rasul-
Nya. Silakan merujuk kepada keduanya jika diskusi kita ingin 
dikatakan ILMIAH.
   Kang  tolok ukur menurut siapa?. kalau yang menjadi tolok ukur 
hanya pendapat sendiri. itu namanya mau menang "dewek". Orang lain 
menerangkan dengan sandaran sumber kitab yang kebetulan anda belum 
membaca/belum menemukan sumber tersebut anda katakan tidak berdalil, sementara 
apa yang ada dalam diri anda yang anda katakan sendiri (belum banyak 
pengetahuan tentang Islam), tetapi dengan tegasnya berani menyatakan kalau itu 
tidak ada dalilnya.

#Dan kali ini sepertinya anda yang menfitnah saya dengan mengatakan 
saya tidak perlu shodaqoh ilmu. Postingan2 yang sering disampaikan 
oleh saudara2 kita seperti Bang Anut, Om Dodi, Om Fatih, dan lainnya 
bagi saya merupakan tambahan ilmu yang sangat bernilai.
*** Apa nggak salah kang. memfitnah untuk apa? Atau nggak malah sebaliknya 
dengan tulisan di atas sepertinya malah anda sendiri yang memfitnah saya dengan 
tuduhan saya telah memfitnah anda (mudah-mudahan tidak yach kang). Kok jadi 
runyam begini yach. Kang ada baiknya jangan buru-buru menyimpulkan 
sesuatu hanya dari beberapa paragraph tulisan yaa...?! . Bila dengan tulisan 
saya, anda merasa kurang nyaman, Mohon dimaafkan dan anda tidak perlu lagi 
repot-repot membalas tulisan saya hanya sekedar untuk menunujukkan kalau 
andalah yang paling bernar. Sekali lagi mohon dimaafkan, bukan bermaksud untuk 
menggurui anda yang sudah cukup mumpuni dalam 'ilmu agama (setidaknya dibanding 
saya yang dhoif ini).
  
Salam :)
WnS

  Salam,
  
  Achmad Munif


 


-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-17 Terurut Topik Achmad Munif
Weleh weleh. saya baru mengingatkan sedikit saja dikatakan 
"menyemprot". dan dianggap bukan teman.. Mohon dimaafkan sebelumnya 
bila tulisan saya kemarin sudah menyinggung eksistensi anda.
  Ada tulisan orang yang dianggap menghina, dibalas dengan tulisan menghina 
pula. Apa ini yang diajarkan dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW yang anda pahami 
dari pemikiran anda. Bukankah anda selalu ingin mencontoh sesuai Rosululloh SAW 
...?! . SubkhanaLLah.. AstaghfiruLLoh..
   
  Anda boleh saja tegas. dan tidak mempercayai apa yang telah disampaikan 
oleh rekan diskusi anda, bukankah anda selalu mengedepankan kata "ilmiah" dalam 
hal berdiskusi...?. Saya kira pak Arland sudah cukup baik dalam menyampaikan 
apa yang telah beliau ketahui dengan referensi yang cukup memadai, bila dalam 
hal ini anda tetap ngotot dengan apa yang sudah anda pahami itu adalah hak 
anda. Apa yang telah dijelaskan oleh rekan diskusi kita adalah sodaqoh dia 
kepada kita. 
   
  Giliran anda berdiskusi dengan model bahasa yang kasar dan melecehkan ulama 
yang anda percayai, anda balas pula dengan melecehkan dan menghina ulama rekan 
diskusi anda. Apa seperti ini yang dicontohkan RosuluLLoh SAW sang pembawa 
Rokhmatallil 'alamiin. Sebagai salah satu orang yang selalu ingin menjadi salah 
satu ummat RosuluLLoh SAW, sungguh saya sangat menyayangkan hal ini dilakukan 
oleh saudara seiman yang notabene banyak mengerti tentang 'ilmu agama Islam 
yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada anda sekalian...(saya menuliskan 
anda sekalian, artinya bukan hanya anda seorang, melainkan seluruh jamaah di 
milist ini). Yaaa Allah jauhkan kami dari sifat yang demikian.
   
  Benar sekali, kewajiban anda hanya mengingatkan, berdasarkan apa yang anda 
tahu dan anda pelajari saja. Begitupun rekan diskusi anda mempunyai kewajiban 
yang sama untuk menyampaikan apa yang telah beliau pahami, bila ternyata anda 
tetap merasa cukup dengan yang telah anda pahami. ya itu hak anda. 
Ngomong-ngomong sudah berapa juta kitab yang sudah anda pahami yach 
sampai-sampai sudah tidak perlu lagi shodaqoh ilmu dari saudara sendiri.
   
  Salam,
  _
  Achmad Munif
  
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Wa'alaykum salam wr wb,

Weleh, weleh... Saya yang sedikit becanda saja langsung disemprot, 
tapi giliran temannya yang sepemahaman nyerocos ngga karuan menghina 
dan mencela orang lain dibiarkan saja... hehehe...

Pak Achmad, saya katakan dengan tegas bahwa saya meyakini sholat 
tersebut tidak ada dalilnya. Silakan anda tanyakan kepada teman atau 
guru2 anda yang mempelajari ilmu hadits. Tapi karena Pak ARland 
tetap bersikeras bahwa sholat itu baik untuk dilaksanakan, maka saya 
katakan terserah saja, dia mau sholat unyil kek mau sholat usro kek, 
toh istilah sholat itu hanya dia yang tau, dan urusan dia jika tetap 
ingin melaksanakannya. Kewajiban saya hanya mengingatkan, 
berdasarkan apa yang saya tahu dan saya pelajari saja.

Mohon maaf kalau ternyata usrok adalah family anda...

Salam :)
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Assalamu 'alaikum wr. wb.
> 
> Yaah bila kita tidak meyakini dalil yang ditunjukkan saudara 
kita mestinya tidak perlu melecehkan sampai menyebut "sholat 
unyil kek. sholat usrok kek." apa ini salah satu yang 
dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW, kepada kita...? tentu tidak 
bukan ..?! . 
> Apa yang kita pahami saat ini bisa jadi hanya sekian persen saja 
dibanding dengan yang belum kita pahami.
> 
> Sekedar mengingatkan setahu saya dalam thread ini pernah 
dikirimkan tulisan pak Arland beberapa waktu yang lalu seperti copy 
paste di bawah ini. Bila dengan penjelasan tersebut kita tidak 
meyakininya yaa cukup jadi pengetahuan saja, nggak perlu sampai bawa-
bawa usrok segala. kasihan khan dia.
> 
> Berikut copy paste tsb
> 
=== Maaf dipotong, yg kemarin juga masih ada :)



 


-
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
 http://id.mail.yahoo.com/

Balasan: [keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.

2007-01-17 Terurut Topik Achmad Munif
Assalamu 'alaikum wr. wb.
   
  Yaah bila kita tidak meyakini dalil yang ditunjukkan saudara kita 
mestinya tidak perlu melecehkan sampai menyebut "sholat unyil kek. sholat 
usrok kek." apa ini salah satu yang dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW, kepada 
kita...? tentu tidak bukan ..?! . 
  Apa yang kita pahami saat ini bisa jadi hanya sekian persen saja dibanding 
dengan yang belum kita pahami.
   
  Sekedar mengingatkan setahu saya dalam thread ini pernah dikirimkan tulisan 
pak Arland beberapa waktu yang lalu  seperti copy paste di bawah ini. Bila 
dengan penjelasan tersebut kita tidak meyakininya yaa cukup jadi pengetahuan 
saja, nggak perlu sampai bawa-bawa usrok segala. kasihan khan dia.
   
  Berikut copy paste tsb
   
  Assalamu 'alaikum wr. wb.
   
  Mas Wandi dan rekan-rekan KI Mania yang diRahmati Allah.
Sesuatu yang tidak dapat kita lihat, belum tentu sesuatu itu tidak ada.
Sesuatu yang belum kita ketahui, belum tentu sesuatu itu tidak ada. IlmuNya 
Allah tidak terbatas hanya dari apa yang tertulis.
Rasulullah SAW menjadi Rasul itu selama 23 tahun, maka boleh jadi ada ribuan 
hadits yang belum sampai kepada kita, namun bukan berarti hadits-hadits itu 
tidak ada atau majhul.
Oleh karena itu secara pribadi saya "tidak berani" mengatakan bahwa Sholat 
Unshyi itu bid'ah, karena walaupun sangat sedikit yang mengetahui masalah 
sholat ini, namun bagi saya cukuplah dijadikan dalil/hujjah yang menjadikan 
dasar melakukan sholat tersebut, yaitu seperti mana yang tersebut di dalam 
kitab Hasyiah fii Syarah Sittin dalam masalah Arromli, oleh Ahmad Almihi 
Annu'mani.
   
  Mengapa saya katakan sholat unshyi ini Bukan Bid'ah, karena :
1. "Niat Sholatnya" adalah sholat sunnah mutlak, sunnah mutlak ini ada dalil 
hadits shohihnya, bukan merupakan amalan baru.
2. Mengirimkan sesuatu pahala amal baik bagi orang yang sudah meninggal menurut 
ulama-ulama syafi'iyyah itu diperbolehkan dan akan tetap sampai kepada ahli 
kubur, bukan hanya terbatas masalah pahala ibadah haji.
3.Hadits tentang terputusnya segala amal bagi orang yang sudah mati, tidak 
otomatis terputusnya juga kiriman pahala dari orang yang masih hidup.
   
  Sholat unshyi fil mayyiti artinya adalah sholat untuk menyenangkan mayyit, 
atau biasa disebut sholat hadiah bagi mayit.
Sepertimana didalam do'a khattam qur'an juga disebutkan : Allomma ja'alil 
qur'ana lana walahu fid-dunya qoriinah wafil qobri muunisan. yang maksudnya 
bacaan2 Al-Qur'an itu bukan hanya bisa menyenangkan bagi penghuni dunia tapi 
juga bagi si ahli kubur.
   
  Sebagai Jamaah "NGAJI NGUPING" di Masjid, berikut ini saya nukilkan teks asli 
dari kitab Hasyiah fii Syarah Sittin dalam masalah Arromli, oleh Ahmad Almihi 
Annu'mani, halaman 67, yaitu sbb : (hurufnya memang arab gundul silahkan di 
nahwukan sendiri)
Mudah-mudahan bermanfaat :
   
  ??  ??? ?? ??? ?? ? ???    ?? ??? ? 
??? ?? ?? ?? ?? ??? ??? ??? ?? ??? ?? ??  ?? ?? 
 ? ? ??  ?? ??? ??? ??? ??  ???   
??? ? ? ???  ??? ??   ?? ?  ?? ??? ??? 
 ??? ?.
?  ?? ? ???  ??? ??? ?? ?? ??? ??? ? ? ?? ?? ??? ?? 
 ?? ? ??  ?? ??   ? ? ?  ?? 
?? ???  ??? ??? ??? ? ?  ??  ? ?? ? ? 
 ???  ? ??? ??? 
   
  
Artinya dengan bahasa bebasnya sbb :
Diriwayatkan dari kitab Almukhtar dan Matholi'ul Anwar, dari Nabi SAW : 
Tidaklah datang atas diri mayit yang lebih hebat dari malam pertama. Maka 
kasihanilah mayit-mayitmu dengan sedekah. Maka siapa yang tidak dapat melakukan 
sedekah, hendaklah dia sholat 2 (dua) rakaat, yang dibacakan pada setiap 
rakaatnya Surah Al-Fatihah, Ayat Qursy, Alhakumuttakatsur dan Surah Al-ikhlas 
sebanyak 11 X (sebelas). Maka setelah itu dia membaca do'a sbb :
" Allohumma inni shollaytu hazihis-sholata wa anta ta'lamu ma uridu. Allohumma 
ab'ast- tsawabaha ila qobri : fulan ibnu fulanah" artinya : "Ya Allah 
sesungguhnya aku melakukan sholat ini, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aku 
inginkan. Ya Allah kirimkanlah pahalanya kekubur : Fulan bin Fulanah" (*
Maka Allah akan mengirimkan saat itu juga Seribu Malaikat, bersama setiap 
malaikatnya itu ada Cahaya dan Hadiah yang menyenangkan mayit di dalam 
kuburnya, sampai ditiupkan sangkakala (hari kiyamat). Dan Allah akan memberikan 
kebajikan kepada orang yang melakukan Sholat ini sebanyak apa yang terkena 
sinar matahari. Dan Allah akan mengangkat derajat orang tersebut (yang sholat 
maupun yang dikirimkan) sebanyak 40.000 derajat, pahala 40.000 haji dan umroh. 
Dan Allah buatkan baginya seribu kota di dalam syurga dan diberikan pahala 
dengan pahala seribu orang yang mati syahid dan dipakaikan dia dengan seribu 
perhiasan syurga.
   
  (*maksudnya fulan bin fulanah adalah dengan menyebut nama si mayyit yang 
dikirim itu)
   
  Jadi kaifiatnya at

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik Achmad Munif



  Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harus tidak mengerti apa2?  Saya juga tidak pernah menuliskan kalau anda tidak mengerti apa2 bukan...?! yang pernah tertulis adalah :   Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...? 
 Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika saya tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, saya baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini. Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabung dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar
 lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Itu dia  makanya kemarin saya mencoba memposting ulang kiriman mas Dodi Indras dengan judul topik "... tambahan ilmu ..." pada awal tulisanpun sudah saya sampaikan himbauan kepada para pencari 'ilmu. Dengan mengirim posting tersebut bukan berarti menafikan apa yang sudah disampaikan oleh saudara kita yang lain (mis. kiriman kang wandy atupun f4tiH). Bagi saya pribadi apa yang telah mereka sampaikan sama-sama shohih, dan saya memahminya sebagai hal yang biasa (bukan perbedaan yang prinsip). Bila ternyata anda kurang cocok dengan apa yang sudah disampaikan ya sudah diabaikan saja, itu artinya anda sudah tidak perlu dengan informasi tersebut, dan itu adalah pilihan anda sendiri.     Dan dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada
 harus beristikhoroh, karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukan dengan istikhoroh.Bila anda sedang mencari 'lmu, bukankah informasi yang sudah disampaikan kemarin adalah 'ilmu juga, atau barangkali sumber tersebut anda anggap bukan ahlinya... terus istikhoroh itu diajarkan rosuluLLoh untuk apa yach?,      Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun oleh Para Muhadditsin.   Syukurlah kalau begitu, bila anda sudah cukup dengan buku-buku tersebut, itu adalah pilihan anda untuk memahami sesuatu.     Jadi Insya Allah saya tidak memegang faham "gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun", tetapi semua penilaian itu berdasarkan keterangan-keterangan yang
 ada di buku-buku tersebut. Seperti kata Imam Syafi'i "Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah madzhabku", jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih (menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :)Mudah-mudahan tidak begitu.. itu hanya pengandaian saya saja, maafin saya yach dalam hal ini. Bila anda mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... mestinya anda tidak akan segan-segan meluangkan waktu anda untuk meneliti dan menelaah informasi tentang khadits yang sudah disodaqohkan oleh saudara kita mas Dodi Indras bukan...? apa lagi 'ilmu kita masih jauh dari Imam Syafi'i.  PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa.Oh ... anda mengomentari footnote saya. anda terlalu serius kali ya, itu hanya joke saja khok dan itu nggak ada dalilnya loh... jadi tulisan tersebut
 tidak perlu ditanggapi serius.   Benar sekali bahwa Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa, tapi kalau orang pintar minumnya tolak angin (ini kata iklan lho, bukan dalil)   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik Achmad Munif



Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap tidak benar... ini kan namanya "gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun"... mudah-mudahan nggak begitu yach.     Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan bingung
 dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah berani menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang disampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?!     Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK  y4tie nulis :  > Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin > disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)Itu dia anda
 sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...?  WaLLahu a'lam bisshowab...  kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "y4tie" <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong > dibaca juga oleh anda
 dengan membuka hati dan pikiran anda.   Didalam > postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR > dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa > penggunaan SHOLAWAT yang benar adalah tanpa menggunakan sayyidina. > Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM > SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina.> > Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina > juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan > tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya > penambahan kata sayyidina di dalam sholawat.> > Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi > sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu > di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih > pendapat ulama sekarang yang
 bertentangan dengan apa yang tertera di > Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu?> > Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran > dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para > sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid? > > Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama > jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka > hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti > yang terjadi sekarang...> > Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin > disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif > wrote:> >> > Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh> > ===deletedIlmu merupakan harta abstrak titipan
 Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> Your email settings:Individual Email | Traditional<*> To change settings on

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW

2006-09-29 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh     Yup daripada bingung dengan permasalahan Bu y4tie, lebih baik kita kembali membuka hati dan pikiran kita untuk mendiskusikan sesuatu sesuai dengan tema di atas. Kalaupun Bu y4tie mau konsultasi khusus, ada baiknya membuat tema yang baru jadi nggak bikin bingung member yang baru membaca tread ini. Berikut copy paste dari permasalahan yang telah diposting oleh saudara kita mas Dodi Indras beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya.      Buat para pencari 'ilmu.  Janganlah melihat bungkus maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai kehendak-Nya.   Bila ternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan diabaikan tidak perlu
 dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan ada manfaatnya.      Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan, selamat menunaikan Ibadah Romadhon.     Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh  ____  Achmad Munif     ===Ass.Wr.Wb.Saudaraku, ini saya mendapat suatu tambahan yang terkait denganbahasan utama kita ini dari saudara kita Om Nashir, sebelumnya sayamohon maaf, karena sepertinya kok flashback.Jika tidak saya
 sampaikan, saya menanggung beban kurang amanah, makalebih baik saya sampaikan untuk tambahan ilmu, siapa tahu ada yangmemperoleh tambahan hidayah dan hikmah karenanya, amiin.Sekali lagi, Mohon maaf, selamat menunaikan Ibadah RomadhonWassalam,dodi=Saya beranikan diri bertanya ke HABIB,Ternyata jawabannya melebihi yg kuharapkan:http://www.majelisrasulullah.org~~Assalaamu `alaikum wr.Mohon dibantu ke Habib, karena saya tidak tau mengajukan pertanyaandi forum MajelisRasulullah, jadi mohon maaf lewat e-mail ini:Awalnya bermula dari diskusi kami mengenai boleh tidaknya seseorangmenambahkan kata "syayyidina" pada tasyahud, akhirnya merekamenentang dan memperlihatkan haditsnya dibawah,Kami Mohon penjelasan kepada Habib, dan berharapagar jawaban di kirimkan juga ke
 email-kamiterimakasih banyak atas bantuannya.Wassalaamu `alaikum.== berikut hadits dan penjelasan dari Mereka.Abdullah bin asy-Syikhkhir rodhiallaahu 'anhu berkata, "Ketika akupergi bersama delegasi bani 'Amir untuk menemui Rasulullahshallallaahu 'alaihi wa sallam , kami berkata kepada beliau, "Engkauadalah sayyid (penghulu) kami! (sayyidinaa-pen)" Spontan Nabishallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sayyid (penghulu) kitaadalah Allah Tabaaraka wa Ta 'aala!" Lalu kami berkata, "Dan engkauadalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya." Sertamerta beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan:"Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atauseperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseretoleh syaitan." [4]Anas bin Malik rodhiallaahu 'anhu berkata,'Sebagian orang berkatakepada beliau, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik antara
 kamidan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami(sayyidinaa-pen) dan putera penghulu kami!" Maka seketika itu jugaNabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai manusia,ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalianterbujuk oleh syaitan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allahdan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas(melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan kepadaku." [5][4] HR. Abu Dawud (no 4806), Ahmad (IV/24, 25), al-Bukhari dalam al-A dabul Mufrad (no 1/ ShahiihulAdabil Mufrad no 155), an- Nasa-idalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 247, 249). A1-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Rawi-rawinya shahih. Dishahihkan oleh para ulama(ahli hadits).” (Fat-hul Baari V/179)[5] HR. Ahmad (111/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam. ‘Amalul Yaumwal Lailab (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah UshuulI’tiqaad Ahlis Sunnah wal
 Jamaa’ah (no. 2675). Sanadriyashahih dan Sahabat Anas bin Malik .==BERIKUT JAWABAN DARI HABIB=Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,Semoga curahan Rahmat Nya selalu melimpah kepada anda dan keluarga,Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 inimengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahamanmereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya danmenggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai ygtak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.Diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi bahwa orang orang kafir datangdan memuji muji Rasul saw dengan ucapan : âengkau adalah SAYYIDINA,pemimpin kami dan kebanggaan kami dlsb, mereka

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina

2006-09-28 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh     Buat para pencari 'ilmu. postingan mas Dodi Indras beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya. Janganlah melihat bungkus maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai kehendak-Nya.   Bila ternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan diabaikan tidak perlu dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan ada manfaatnya.      Mohon maaf bila ada yang kurang
 berkenan, selamat menunaikan Ibadah Romadhon.     Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh  ____  Achmad Munif     ===Ass.Wr.Wb.Saudaraku, ini saya mendapat suatu tambahan yang terkait denganbahasan utama kita ini dari saudara kita Om Nashir, sebelumnya sayamohon maaf, karena sepertinya kok flashback.Jika tidak saya sampaikan, saya menanggung beban kurang amanah, makalebih baik saya sampaikan untuk tambahan ilmu, siapa tahu ada yangmemperoleh tambahan hidayah dan hikmah karenanya, amiin.Sekali lagi, Mohon maaf, selamat menunaikan Ibadah RomadhonWassalam,dodi=Saya beranikan diri bertanya ke HABIB,Ternyata jawabannya melebihi yg kuharapkan:http://www.majelisrasulullah.org ~~ Assalaamu `alaikum wr.Mohon dibantu ke Habib, karena saya tidak tau mengajukan pertanyaandi forum MajelisRasulullah, jadi mohon maaf lewat e-mail ini:Awalnya bermula dari diskusi kami mengenai boleh tidaknya seseorangmenambahkan kata "syayyidina" pada tasyahud, akhirnya merekamenentang dan memperlihatkan haditsnya dibawah,Kami Mohon penjelasan kepada Habib, dan berharapagar jawaban di kirimkan juga ke email-kamiterimakasih banyak atas bantuannya.Wassalaamu `alaikum. == berikut hadits dan penjelasan dari Mereka. Abdullah bin asy-Syikhkhir rodhiallaahu 'anhu berkata, "Ketika akupergi bersama delegasi bani 'Amir untuk menemui Rasulullahshallallaahu 'alaihi wa sallam , kami berkata kepada beliau, "Engkauadalah sayyid (penghulu) kami! (sayyidinaa-pen)" Spontan Nabishallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab:
 "Sayyid (penghulu) kitaadalah Allah Tabaaraka wa Ta 'aala!" Lalu kami berkata, "Dan engkauadalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya." Sertamerta beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan:"Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atauseperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseretoleh syaitan." [4] Anas bin Malik rodhiallaahu 'anhu berkata,'Sebagian orang berkatakepada beliau, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik antara kamidan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami(sayyidinaa-pen) dan putera penghulu kami!" Maka seketika itu jugaNabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai manusia,ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalianterbujuk oleh syaitan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allahdan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas(melebihi) kedudukan yang
 telah Allah berikan kepadaku." [5] [4] HR. Abu Dawud (no 4806), Ahmad (IV/24, 25), al-Bukhari dalam al-A dabul Mufrad (no 1/ ShahiihulAdabil Mufrad no 155), an- Nasa-idalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 247, 249). A1-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Rawi-rawinya shahih. Dishahihkan oleh para ulama(ahli hadits).” (Fat-hul Baari V/179)[5] HR. Ahmad (111/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam. ‘Amalul Yaumwal Lailab (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah UshuulI’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadriyashahih dan Sahabat Anas bin Malik . ==BERIKUT JAWABAN DARI HABIB= Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,Semoga curahan Rahmat Nya selalu melimpah kepada anda dan keluarga,Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 inimengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahamanmereka yg tak mengerti hadits, dan
 menerjemahkan hadits semaunya danmenggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai ygtak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.Diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi bahwa orang orang kafir datangdan memuji muji Rasul saw dengan ucapan : “engkau adalah SAYYIDINA,pemimpin kami dan kebanggaan kami dlsb, mereka terus memuji muji Rasulsaw hingga subuh, tidak lain dengan tujuan agar Rasul saw maumenghentikan dakwahnya. (Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 299), (TafsirImam Attabari Juz 15 hal 130)Kita bisa melihat bahwa ucapan Batil mereka itu adalah karenaKebodohan mereka, karena sebagaimana Ibn Hibban dalam shahihnyamenukil hadits yg anda sebutkan itu yaitu “Engkau adalah p

Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-21 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum WarokhmatuLLohi wabarokatuhu     Terimakasih atas perhatian anda berdua kepada saya,.. sayangnya argumentasi yang anda sampaikan masih belum mengurangi kebingungan saya. Begini kang Wandy & al.fAtiH kita mendiskusikan perihal bolehnya bersholawat diawali dengan kata sayyidina, kebetulan anda berdua sudah menyodorkan dalil Khadist yang sudah anda ketahui dengan segala argumentasinya kami sebagian besar tidak menolak khadits yang anda sodorkan hanya saja kebetulan kita tidak sama persis dalam memahami arti kHadist tersebut. Di sisi lain ada dalil Al-Qur'an maupun Khadist yang disampaikan oleh saudara kita yang lainnya yaitu pak Nashir Ahmad dan mas Dodindra sampai-sampai al.fAtih meminta ke mas Dodindra menyebutkan tulisan ngarabnya dari Khadits yang sudah disampaikan oleh mas Dodindra  itupun sudah beliau
 penuhi.      Tetapi apa tanggapan saudara berdua,  yang saya tangkap dari semua argumen anda ? (maaf  mudah-mudahan saya yang salah dalam hal ini)   Anda berdua lebih membenarkan apa yang sudah anda pahami (untuk tidak mengatakan "menyalahkan" dalil yang disampaikan saudara yang lain yang kebetulan menurut kita "berbeda"-pen-) , daripada mencoba mendiskusikan juga maksud dari ayat Al-Qur'an maupun Khadits yang disampaikan oleh saudara kita.      Dan selanjutnya justru anda berdua menunjukkan Khadits maupun atsar sahabat yang menerangkan perihal lain yang tidak ada hubungannya dengan pokok bahasan yang kita diskusikan untuk sekedar menunjukkan inilah sekian banyak Khadist yang sudah saya ketahui. Celakanya lagi, dalam meyampaikan dalil
 khadist tersebut terkadang dibumbui dengan keterangan pribadi yang terkadang tidak pas dengan konteks Khadist yang disampaikan tersebut (mohon maaf.. mudah-mudahan hal ini hanya kesalahan saya saja dalam memahaminya)   Saya khawatir kita terjebak bujuk rayu syaitan untuk menghabiskan waktu dan sisa umur kita hanya untuk berlama-lama mendiskusikan sesuatu yang tidak prinsip yang seolah-olah paling benar menurut kita, tanpa ada waktu dan kesempatan lagi untuk mengamalkan apa yang sudah kita imani dan kita yakini. Setiap kali kita akan melakukan amal ibadah tambahan yang sifatnya sunnah, belum-belum kita sudah was-was dengan apa yang akan kita amalkan.     Biarkanlah saya dalam kebingungan ini, anda berdua sudah cukup baik menyampaiakan apa yang sudah anda ketahui mudah-mudahan banyak manfaat yang bisa diambil oleh kita semua.
 terimakasih, sebaliknya kalau boleh saya menyarankan (kalau kurang berkenan silahkan diabaikan ... ), bila ada saudara kita menyampaikan sesuatu ada baiknya kita telaah dengan akal, logika dan hati nurani kita sebagai tambahan informasi&pengetahuan bagi kita, suatu saat insya Allah kita semakin dewasa dan bijaksana dalam ber'ilmu & beramal.     Mohon maaf atas segala kekhilafan baik yang disengaja maupun tidak, selamat menyambut datangnya bulan yang Allah SWT muliakan "marhaban yaa romadlon" , marilah kita berlomba-lomba untuk menambah pundi-pundi amal kita, sekaligus bermohon ampunan atas dosa-dosa kita di masa lalu. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membimbing dan meridloi setiap langkah kita, amien...     Wassalaamu'alaikum WarokhmatuLLohi wabarokatuhu  _  Achmad Munif     wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Mudah-mudahan penjelasan saudara Fatih ini bisa sedikit mengurangi kebingungan Bpk Munif--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Assalamu'alaikum wr.wb> > Maaf sebelumnya jika saya kasih masukan sedikit saja karena saya > perlu untuk menanggapi kebingungan sdr Munif.> > sdr Munif membingungkan hubungan antar atsar sahabat yang sdr Wendy > sebutkan dengan ucapan sholawat.> > Sebenarnya sangat mudah sekali bahwa keduanya menunjukkan makna > ittiba terhadap keputusan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam.> > Ucapan shalawat, ittiba
 terhadap apa yang beliau anjurkan diucapkan.> Taharah, ittiba terhadap apa yang beliau lakukan (praktekan)> Mencium hajar aswad, ittiba terhadap apa yang pernah beliau lakukan> dan semuanya adalah intinya ittiba terhadap seluruh sunnah > Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam.> > ambil contoh, jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak > mencium hajar aswad. Maka apakah kita perlu menciumnya atau tidak? > Tentu juga tidak, maka itulah Islam. Jika kemudian ada sekelompok > umat ini yang memandang baik perbuatan tersebut dengan > berkata, "bukankah itu baik", "apa salahnya" atau dengan ungkapan > syar'i seperti "sekedar menghormati Nabi yang penting kan niatnya > ibadah". Maka yang harus kita lakukan adalah kembalikan kepada > asalnya yaitu Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. > Bagaimana kita mengetahui perbuatan Rasulullah tersebut, apa harus
 

Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-20 Terurut Topik Achmad Munif
insya Allah ini bukanlah hal yang prinsip... ini hanyalah khilafiah di tataran amal ibadah
 yang sifatnya sunnah.      Selamat menyongsong bulan penuh berkah, maghfiroh dan pembebasan dari Allah SWT marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan insya Allah.  Bila ada hal yang kurang berkenan mohon dimaafkan, terima kasih atas perhatian anda.Wassalamu'alaikum WarohmatuLLohi  Wabarokatuhu    Achmad Munif  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Terimakasih.. selanjutnya silahkan tulisan anda direnungkan juga untuk diri anda sendiri, ditelaah satu-persatu, setiap
 paragraph yang anda kirimkan ... tetapi saya agak ragu juga dengan hasil perenungan terhadap tulisan anda sendiri, masalahnya anda kan kurang suka menggunakan akal dan logika yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada anda. > > Anda lebih suka menyampaikan informasi dari sumber yang sudah anda sukai, sementara bila ada saudara anda bersodaqoh informasi pembanding seringkali anda mengabaikannya. Bukankah sebagian saudara kita sudah memberikan informasi HR maupun ayat Qur'an mengenai bolehnya perihal yang kita bicarakan kemarin?> Ibarat gula ditangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain anda katakan racun. Mudaha-mudahan tidak begitu ya kang... mohon maaf bila ada kata atau kalimat yang kurang berkenan di hati anda.> > Salam,> ___> Achmad Munif> Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala
 kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> Your email settings:Individual Email | Traditional<*> To change settings online go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join(Yahoo! ID required)<*> To change settings via email:mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]<*> To unsubscribe from this group, send an email
 to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/ 
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home
  
  


Family home mortgage
  
  
Family home business
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



Balasan: [keluarga-islam] Sekedar mengingatkan :: Pro: kang Wandy

2006-09-19 Terurut Topik Achmad Munif



Terimakasih.. selanjutnya silahkan tulisan anda direnungkan juga untuk diri anda sendiri, ditelaah satu-persatu, setiap paragraph yang anda kirimkan ...  tetapi saya agak ragu juga dengan hasil perenungan terhadap tulisan anda sendiri, masalahnya anda kan kurang suka menggunakan akal dan logika yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada anda.      Anda lebih suka menyampaikan informasi dari sumber yang sudah anda sukai, sementara bila ada saudara anda bersodaqoh informasi pembanding seringkali anda mengabaikannya. Bukankah sebagian saudara kita sudah memberikan informasi HR maupun ayat Qur'an mengenai bolehnya perihal yang kita bicarakan kemarin?  Ibarat gula ditangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain anda katakan racun. Mudaha-mudahan tidak begitu ya kang... mohon maaf bila ada kata atau
 kalimat yang kurang berkenan di hati anda.     Salam,  ___  Achmad Munif  wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Terimakasih juga atas kata-kata penutupnya, pak Munif.Pak, yang mesti dicamkan oleh kita bahwasanya dalam hal beribadah tidak cukup hanya dengan niat yang ikhlas karena Allah, tapi juga haruslah mengikuti apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah. Nah, syarat kedua ini yang kadang diabaikan oleh sebagian saudara kita. Mereka hanya melihat dari sisi niat dan yang tampak baik saja menurut logika mereka. ->  Kira-kira contohnya seperti apa ya kang, mungkin anda pernah bertemu dan berguru langsung
 dengan RosuluLLoh SAW, atau barangkali anda punya video rekamannya biar kita bisa mencontoh persis seperti Beliau SAW.  Mencontoh Rasulullah bukan berarti mencontoh 100% apa2 yang dilakukan oleh Rasulullah pada masa beliau. Disinilah pentingnya kita memahami apa yang dimaksud Sunnah. Insya Allah, jika kita telah memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan sunnah, maka hal-hal yang termasuk ke dalam bid'ah (sebagai antonim dari Sunnah) akan mudah pula kita fahami.-->  Oh begitu, terus tulisan yang mas Dodindra sampaikan itu Sunnah apa Sunnah ya kang, kok jadi ribet begini ya. Yang ditulis sendiri dibilang sunnah, tetapi tulisan orang lain "mbuh ra weruh" gitu...?!  Tikar, karpet, toa, mic, radio, internet dsb, semua itu hanyalah sarana dan merupakan akibat dari kemajuan teknologi... Bukan pak, bukan hal yang seperti itu yang dimaksud berlebih-lebihan
 ataupun bid'ah dalam beribadah... :) >  Ini analogi saja kang. saya hanya mencoba mengikuti cara berfikir anda.  Ada satu kaidah yang sangat baik untuk kita renungi dalam masalah ini, "kalau sekiranya perbuatan (ibadah) itu baik, tentu para sahabat sudah mendahului kita melakukannya".--->  Ini maksudnya gimana yach  kok kata "ibadah"nya dimasukkan dalam kurung.  Padahal banyak juga diantara para sahabat dalam memahami suatu konteks sunnah tidak selalu sama persis dan RosuluLLoh pun tidak menyalahkan salah satu diantara mereka. Dan Rosululloh SAW pun memerintahkan kita untuk mengikuti Sunnahnya maupun Sunnah para Sahabat Beliau SAW.  Mari sama-sama kita belajar dan terus belajar, sehingga dapat memahami ajaran agama kita dengan baik. Jangan malas membeli dan membaca kitab2 ulama terdahulu yang terpercaya, jangan cukup hanya
 mendengar dan katanya saja. Jika ada waktu, hadirlah di majlis2 ta'lim yang mengkaji kitab2 ulama salaf tersebut. Dahulukanlah ilmu, sebelum berucap dan beramal...Hmm. baik  tuh untuk anda renungkan juga.  Rasullullah saw bersabda:"Man uftiya bi ghairi 'ilmi kaana itsmuhu 'alaa man aftaahu wa man asyaara 'alaa akhiihi bi amrin ya'lamu anna rusyda fii ghairihi faqad khaanah" (rawahu abu dawud wal hakim)"Barangsiapa berfatwa tidak berdasarkan ilmu, maka dosanya bagi orang yang berftawa. Barangsiapa menunjuki saudaranya kepada sesuatu, padahal dia mengetahui bahwa kebenaran itu ada pada selainnya, maka ia telah mengkhianatinya"   Hmm. baik  juga tuh .. untuk anda renungkan juga.  Mohon maaf jika ada kata yg kurang berkenan, kalau bukan karena cinta, tentulah tidak akan saya mengingatkan saudara dan rekan-rekan lainnya...
 :)Sama-sama.. mudah-mudahan kita diberi kepahaman yang lebih baik lagi dari Allah SWT. amien.  WassalamWnS  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> > Terima kasih kang Wandy sudah bersedia menutup pintu "Anda bertanya saya ambilkan jawaban" yang saya bukakan kemarin, tetapi rupanya anda lupa menguncinya. Makanya sekarang saya ambilkan kuncinya biar lebih aman dan terkendali. Buat mas Anto Sulistianto jangan hanya tepuk tangan saja, silahkan buruan masuk sebelum pintunya benar-benar dikunci, nanti kedinginan di luar lhoo. udah sekarang saya gembok yach.> > kang  Silahkan anda berpanjang-panjang argumen untuk sekedar menyimpulkan bahwa kami yang bersholawat dengan diawali "sayyidina" dengan sebutan "berlebihan"

[keluarga-islam] Fikih Juga Perlu Etika

2006-09-18 Terurut Topik Achmad Munif



Fikih Juga Perlu EtikaOleh :Muhammad Hikam MasrunPelajar Universitas Al-Azhar, Kairo, MesirSeringkali kita masih menemukan perbedaan fikih (ilmu hukum Islam praktis yang berdasarkan ijtihad) yang berubah menjadi laknat. Laknat, karena ia dijadikan dalih untuk membunuh karakter pihak yang berbeda. Maka, kita akan mudah menemui kata-kata kekafiran, bid'ah dan semacamnya membakar ruang kemasyarakatan kita. Namun, demikiankah masyarakat kita, yang notabene ahl al qiblat itu berbeda? Mengapa seringkali kita temukan perbedaan yang tidak menjadi rahmat, tapi malah menjadi azab perpecahan?Sejatinya, perbedaan fikih itu menjadi horison dan mozaik yang menawan bagi kehidupan. Prof Dr Thol'at Muhammad 'Afifi (2005) menyebutkan sebab-sebab utama lahirnya perbedaan itu ada empat. Pertama, perbedaan pemahaman terhadap nash Alquran seperti pada muhkam-mutasyaabih, qath'i-zhanni, shariih-muawwal. Kedua, perbedaan penerimaan praktik
 suatu hadis, pemahaman, dan cara konvergensi dua hadis yang berbeda secara eksplisit. Ketiga petanda bahasa, seperti musytarak(homonim).  Yang keempat, faktor perbedaan tingkat kemampuan mujtahid dalam memformulasi hukum. Jelas semua faktor tersebut amatlah logis dan manusiawi.Hikmah perbedaanPerbedaan fikih ini juga, di sisi lain, menjadikan Islam amat kayadengan khazanah hukum. Ia juga, pada dasarnya, adalah rahmat dan kemudahan dalam kehidupan kemanusian. Khalifah bijaksana, Umar ibn Abdul Aziz radhiyaallahu'ahnu berkata, "Saya tidak akan gembira jika para sahabat Rasulullah SAW tidak berbeda (pandangan). Jika saja pendapat mereka itu satu, maka masyarakat (luas) tentuya akan kesulitan. Sedangkan mereka adalah para imam teladan."Karena inilah, kita akan menemukan kisah teladan dalam kehidupan sahabat Rasulullah SAW, Imam Al Baihaqi meriwayatkan dari Sahabat Anas radiyallahu'anhu tentang fenomena indah kehidupan
 mereka. "Sungguh, ketika kami, para sahabat Rasulullah SAW melakukan perjalanan, ada yang dalam keadaan berpuasa, ada yang dalam kondisi berbuka. Ada pulayang men-qashar shalatnya, ada juga yang tidak. Namun satu sama lain tidak menyindir, atau mencela yang lain."Setidaknya ada empat etika ketika mengadakan dialog seputarpermasalahan ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama. Pertama,tidak mengharuskan orang lain mengikuti pendapat yang diadopsinya.Kedua, tidak mengingkari sesuatu yang masih dalam kerangkaijtihad-able (masih masuk dalam koridor ijtihadiyah).   Ketiga, tidak takabur, jumawa untuk kembali kepada kebenaran. Keempat, berusaha menjauhi hal-hal yang (kemungkinan besar) menimbulkan fitnah dan tindakan represif.Hal-hal tersebut tidak hanya sekadar teori, namun juga dibuktikan oleh gugus otoritas ulama dan Muslim sepanjang sejarah. Bahkan dalam perjalanannya, ada tiga fenomena mengharukan yang
 patut diteladani oleh siapapun: (1) saling memuji, satu sama yang lain, (2) saling menghormati, dan (3) saling mendoakan. Terlepas dari perbedaan pendapat mereka, biografi Imam Abu Hanifah ra, Imam Maik ra, Imam Syafii dan lain-lain mendeskripsikan kenyataan ini.Ta'ashubPara ulama itu juga sangat menentang ta'ashub (kefanatikan sehingga menghinakan pendapat yang lain) secara membabi buta. Bahkan Imam Shaleh ibn Muhammad Al 'Umari mensinyalir bahwa kefanatikan seperti ini dimanfaatkan menjadi strategi penjajahan atas negeri-negeri Muslim(lihat Iiqaazh Himam Uli Al Absaar lil Iqtidaa bi sayyidi AlMuhaajiriin wa Al Ansaar, halaman 45).Tesis Al Umari ini tentu bukan tanpa alasan. Fenomena friksi antara kelompok Syi'ah dan Sunni saat ini di Irak, misalnya, secara cerdas diekplorasi oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kebersamaan kaum Muslimin. Mereka senantiasa diadu domba, dan akhirnya menjadi korban.Di sisi lain, kefanatikan buta juga
 berdampak terhadap penerimaan (acceptablity) dan produktivitas dakwah Islam.Jelas dibutuhkan kembali usaha-usaha revitalisasi persatuan umat.Lembaga Al Majma' Al Aalamii li-at-Taqriib baina Al Madzaahib AlIslaamiyyah (The World Forum for Proximity of Islamic School ofThought) dalam muktamar ke-19-nya di Teheran pada tanggal 20-22, Agustus 2006 lalu menghasilkan 10 prinsip dasar yang perlu dihidupkan kembali. Di antara prinsip-prinsip itu adalah menekankan (1) persatuan umat Islam, kapan dan di manapun berada; (2) pentingnya penegakan hak asasi manusia yang berlandaskan pada landasan dan aksioma syariat Islam dan undang-undang internasional; dan (3) untuk berpegang kepadaprinsip keberagaman; saling menghormati pendapat diiringi dengan pencarian titik-titik persamaan serta menggencarkan dialog antarmazhab, agama, dan peradaban. Dari sini diharapkan lahir kesepahaman yang bermanfaat secara luas bagi kepentingan umat Islam.Adalah menjadi tugas
 bersama (al'amal al musytarak) untuk kembali menghidupkan persatuan dan rasa cinta di kalangan umat. Barangkali cara awalnya adalah dengan menahan diri untuk tidak mencari masalah yang terkait dengan perihal praktik keagamaan yang masih memiliki dasar dan tidak merupakan kesepakatan ulama ( al mukhtalaf f

Balasan: Re: Balasan: [keluarga-islam] Anda bertanya.... saya ambilkan jawaban

2006-09-18 Terurut Topik Achmad Munif



   Terima kasih kang Wandy sudah bersedia menutup pintu "Anda bertanya saya ambilkan jawaban" yang saya bukakan kemarin, tetapi rupanya anda lupa menguncinya. Makanya sekarang saya ambilkan kuncinya biar lebih aman dan terkendali. Buat mas Anto Sulistianto jangan hanya tepuk tangan saja, silahkan buruan masuk sebelum pintunya benar-benar dikunci, nanti kedinginan di luar lhoo. udah sekarang saya gembok yach.     kang  Silahkan anda berpanjang-panjang argumen untuk sekedar menyimpulkan bahwa kami yang bersholawat dengan diawali "sayyidina" dengan sebutan "berlebihan" "ghuluw" atau yang lainnya .. biarkanlah kami memahami setiap informasi yang ada dengan bekal akal dan logika yang telah Allah SWT karuniakan kepada kami.   Saya mencoba menelusuri bacaan yang anda kutipkan di bawah yang isinya
 nggak beda jauh dengan posting yang sudah dikirimkan sebelumnya, dan rekan kita pak Nashir & mas dodindra pun sudah mengirimkan HR maupun ayat Qur'an yang isinya anjuran untuk memuliakan Muhammad sebagai RosuluLLoh dan penghulu para Nabi yang telah Allah karuniakan kepada Beliau SAW.   Ketahuilah saudaraku kami bersolawat dengan didahului kata "sayyidina" tidak ada setitik niatpun dari hati kami untuk mengagungkan Beliau SAW di atas keagungan Allah SWT, Beliau tetaplah makhluq Allah SWT yang paling mulia diantara seluruh makhluq yang telah Allah ciptakan.     Oh... ya saya jadi teringat dengan reposting anda sebelumnya . bahwa setiap amal ibadah haruslah sesuai dengan yang telah dicontohkan RosuluLLoh SAW. Misalkan ada HR begini "Sholluuu kama ro aitumuuni usholliy", terus Beliau SAW sholat di atas pasir dengan diberi tikar seadanya. 
 kemudian kita melakukan sholat diatas lantai masjid yang bermarmer+sajadah dari kain wool yang mahal dan ada pendingin udara..apakah kita sudah berlebihan ...? atau misalkan kita menjalankan kewajiban mencari 'ilmu dengan mendengarkan ceramah melalui radio / televisi apakah kita sudah berlebihan ...? (kan rosuluLLoh SAW belum pernah mencontohkan yang demikian bukan.?). Ini permisalan saya saja dengan akal dan logika yang telah Allah SWT karuniakan, nggak usah ditanggapi serius yach. karena memang tidak ada nash yang menjelaskan demikian.     Mungkin baru seperti itu 'ilmu yang saya dapatkan dari sekian milyar khazanah informasi yang telah Allah SWT tebarkan di muka bumi-Nya, untuk itu kamipun cukup berhati-hati untuk tidak merasa benar dengan apa yang kebetulan telah Allah SWT karuniakan tersebut. Sekali lagi. silahkan anda
 amalkan semua 'ilmu yang telah anda yakini, dan biarkanlah kami menjalankan amal ibadah sesuai dengan keyakinan kami.     Mohon dimaafkan bila ternyata ada kata atau kalimat yang kurang berkenan.. selamat menyongsong bulan mulia yang insya Allah dikaruniakan kepada kita di tahun ini. Marhaban yaa Romadlon. Allohumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa khusni 'ibaadatika amien...     Salam,  _  Achmad Munifwandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Baiklah, untuk menutup diskusi ini, berikut saya kutipkan penjelasan dari seorang ULAMA yang layak untuk kita dengarkan penjelasannya mengenai larangan ghuluw (berlebihan) dalam memuji Nabi Muhammad saw. Termasuk dalam masalah ini
 adalah penambahan lafaz 'Sayyidina' dalam sholawat yang sesungguhnya tidak pernah ada diajarkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits yang shahih. Mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk rekan-rekan lainnya. Jikapun ada yang tidak setuju dan masih ingin mengagungkan Rasulullah secara berlebih, itu adalah hak anda. Apakah anda lebih mengikuti Keterangan dari Nash yang menyebutkan hal tersebut dengan sangat jelas, atau mengikuti logika sebagian orang yang ingin berlebih-lebihan dalam beribadah.. Semuanya terserah anda, kewajiban kita hanyalah sekedar mengingatkan dan menasehati... :)--Larangan Ghuluw (Berlebih-lebihan) dalam Memuji Nabi Muhammad sawOleh : Yazid bin Abdul Qadir jawasGhuluw artinya melampaui batas.Dikatakan: "gholaa, yaghluu, ghuluw " jika ia melampaui batas dalam ukuran. Allah azza wa jall berfirman:"Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu" (QS. An-Nisaa':
 171)Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Jauhkanlah diri kalian dari ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya sikap ghuluw ini telah membinasakan orang-orang sebelum kalian." [1]Salah satu sebab yang membuat seseorang menjadi kufur adalah sikap ghuluw dalam beragama, baik kepada orang shalih atau dianggap wali, maupun ghuluw kepada kuburan para wali, hingga mereka minta dan berdo'a kepadanya padahal ini adalah perbuatan syirik akbar.Sedangkan ithra' artinya melampaui batas (berlebih lebihan) dalam memuji serta berbohong karenanya. Dan yang dimaksud dengan ghuluw dalam hak Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah melampaui batas dalam menyanjungnya, sehingga mengangkatnya di atas derajatnya sebagai hamba dan Rasul (utusan) Allah Subhaanahu wa ta'ala, menisbatkan kepada-nya sebagian dan sifat sifat Ilahiyyah. Hal itu mi

Balasan: [keluarga-islam] Anda bertanya.... saya ambilkan jawaban

2006-09-18 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum ..   Maaf kang wandy saya nggak bisa membantu anda dalam hal ini, saya hanya berkesempatan untuk meng - copy paste - kan buat anda beberapa arsip diskusi tentang bolehnya bersolawat dengan awalan sayyidina, diantaranya kiriman mas Dodindra dan pak Nashir Akhmad.   Bila anda masih penasaran juga silahkan ditanyakan kepada ahlinya. Bertanyalah kepada yang hidup, janganlah bertanya kepada benda mati. Sekali lagi mohon dimaafkan bila tidak memuaskan anda.   Salam,   ____   Achmad Munif   =   Dodindra wrote :   Om Fatih dan Om Nasir , serta saudaraku yang dirohmati Alloh,Mengawalkan kata "Sayyidina" dalam sholawat, baik di dalam maupun diluar shalat, bukanlah Bid'ah.Menurut Mahdzab Syafi'i, hukumnya mubah dan Sunnah, karena merupakanetika dalam memanggil dan menyebut nama Nabi SAW kekasih Alloh,pemimpin panutan Ummat, pemberi syafaat pertama di hari kiamat kelak.Hal ini dilakukan sesuai dengan cara Alloh ketika memberi gelaran padaNabi Muhammad SAW.Alloh SWT, dalam memanggil Nabi SAW, seringnya diberi gelaran pulayaitu Rosululloh, atau juga Nabiyyulloh, tidak hanya MAD saja, cobaingat lafal Syahadat.Hadits yang mensarankan agar membaca
 dengan yang baik ketikabersholawat dan ada kata-kata SAYYIDINA atau SAYYID,adalah :Ibnu Mas'ud berkata : " Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Bila Inginmembaca sholawat kepadaku maka bacalah dengan baik, maka sesungguhnyakamu tidak tahu bahwa itu akan diperlihatkan kepadaku, maka katakanlah: Yaa Alloh, jadikanlah sholawatMU dan RohmatMU serta BErkahMU atasBAginda sebagai utusan (SAYYIDINA MURSALIN) dan Imam bagi orang yangtaqwa serta penutup para Nabi, sebagai hamba-MU dan utusanMU, panutankebaikan dan rosul pembawa rohmat. Ya Alloh, jadikanlah dan berikanlahkedudukan yang Mulia kepada orang yang membangunkan orang-orang yangpertama dan yang terakhir " ( HR. Dailamy )Juga, hadis dari Abi Hurairah berkata: nabi SAW bersabda : Saya adalahtuanya (Sayyidu) anak cucu Adam dihari Kiamat nanti, dan orang pertamayang dibangkitkan dari kubur, orang pertama yang memberikan syafa'atdan yang memberi mandat untuk memberi
 syafa'at ( HR. Imam Muslim )Ada hadits-hadits lainnya, namun cukuplah hadits diatas untuk menambahwawasan kita bersama, agar tidak gampang-gampang menebar kata Bid'ahbagi saudara kita seIman, sesama Muslim yang berbeda pengamalannyadengan kita.Semoga Alloh membimbing dan menetapkan kita dishirothol mustaqiimNYA,amiin.Wal'asri innal insaanalafii kusrin, illalladziina amannuwa'amilush-sholihati watawashoubilhaqqi watawashoubish-shobri.Wassalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,dodi indra> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com , "Nashir Ahmad M." >  wrote:> >> > [Q.S. 24.An-Nuur 63]. "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul  diantara kamu
 seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada  kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul  takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih."wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:   ---Sampai disini saya setuju sekali pak Munif.. Justru yang sedang kita diskusikan ini adalah masalah hujjah atau landasan tersebut. Jika memang ada diantara Kitab Fiqh Ulama2 salaf yang mengajarkan pembacaan sholawat dengan penambahan "Sayyidina", mungkin permasalahan ini tidak akan ada. Namun sepanjang yang saya ketahui, tidak ada satu pun kitab Ulama Salaf yang menyebutkan penambahan
 tersebut. Selain tersebut di dalam Hadits2 yang Shahih, diantara Kitab2 yang menjadi Referensi Bunyi sholawat tanpa penambahan 'sayyidina' adalah seperti yang disebutkan Pak Fatih yaitu Kitab Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar, kemudian juga di dalam Kitab Al-Umm - Imam Syafi'i, kemudian juga disebutkan dalam kitab Majmu' karya Imam Nawawi dan Kitab Raudhah. Demikian juga menurut Wazir bin Hubairah Al-Hanbali dalam kitab Al-Ifshah yang dikutip oleh Ibnu Rajab dalam Kitab Dzailuth Thabaqat.Ulama Salaf di dalam kitab2nya kesemuanya mengajarkan bunyi Sholawat tanpa penambahan "Sayyidina" sebagaimana juga bunyi Syahadat yang diajarkan oleh Rasuulullah " Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah". Mungkin Pak Munif bisa bantu memberi informasi tentang Ulama yang telah berijtihad dengan penambahan kata "Sayyidina" tersebut?WnSAss.Wr.Wb. 
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sir

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai "Syayyidina" ? (Case Closed)

2006-09-17 Terurut Topik Achmad Munif



Assalamu'alaikum warohmatuLLohi wabarokatuhu  Terimakasih kang Wandy dan Al.fAtiH benar sekali semua yang anda tuliskan dan anda sekalian paparkan. Ibadah haruslah ada contoh dari RosuluLLoh SAW.. tetapi mungkin anda sekalian kelupaan barangkali, bahwa para 'Ulama juga telah berijtihad bahwasannya Tatacara beribadah juga dikelompokkan lagi menjadi Ibadah wajib, sunnah, dst...  Di dalam ibadah wajib yang pokok umumnya para 'Ulama sepakat seperti misalnya Sholat lima waktu, Puasa, Zakat, maupun Haji. Akan halnya dengan Ibadah yang sifatnya sunnah, umumnya tidaklah harus sama persis dengan apa yang pernah dicontohkan oleh rosuluLLoh SAW (RosuluLLoh melakukan Sholat Sunnah malam diriwayatkan oleh banyak HR disebutkan kalau kaki beliau sampai bengkak, apakah kita sekalian yang melakukannya belum sampai bengkak kakinya menjadi seolah-olah belum mencontoh Beliau SAW ? 
 tentu tidak bukan. RosuluLLoh sendiri menganjurkan kita tidak hanya mencontoh sunnahnya, juga kita dipersilahkan mencontoh sunnah sahabat beliau).      Para 'Ulama mengajarkan amalan ibadah Sunnah ini tidak begitu saja mengajarkan kepada kita tanpa ada sandaran hujjah, masing-masing punya landasan Khaditsnya. Kalau dalam masalah Sholawat ini kang Wandy & Al.fAtiH lebih suka dengan yang tanpa sayyidina dengan argumen hujjah yang sudah anda sekalian paparkan, tentunya bukan berarti saya, mas dodindra, atau pak Nashir Akhmad membaca sholawat dengan diawali sayyidina tidak mempunyai argumen hujjah sebagai sandarannya bukan...?. Juga tentunya bukan berarti hal ini menjadi berlebihan bukan...?     Sebagai analogi pembanding, misalkan ada sebagian ummat islam menjalankan sholat sunnah qiyamu romadlon (taraweh) +
 sunnah witir dengan 11 rokaat, sebagian lain 23 rokaat atau sebagian lain  33 rokaat dengan hujjahnya masing-masing, tentunya bukan berarti yang melaksanakan 11 rokaat menyatakan bahwa yang 23 rokaat itu terlalu berlebihan bukan...?.     Hikmah yang bisa kita ambil dari hal seperti ini adalah. bahwa 'ilmu yang Allah SWT karuniakan untuk menempel dalam diri kita ini sangatlah tidak cukup untuk menjustifikasi amal  ibadah saudara Muslim yang lain.      Mengenai kata-kata yang mungkin kurang mengenakkan yang sudah saya lontarkan, pada awalnya saya hanya mencoba sedikit shok teraphy saja bahwa beginilah perasaan kita bila menerima kata atau kalimat yang seolah-olah menjustifikasi diri kita. rasanya tidak enak bukan...? begitupun mungkin saudara kita yang lain pada saat melakukan amalan sunnah dengan argumen
 hujjah yang mereka yakini dijustifikasi dengan sebutan bid'ah ataupun sesat.     Untuk itu bila ada kata-kata ataupun kalimat yang kurang berkenan pada saat saya re-posting saat ini maupun yang lalu dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf kepada anda berdua maupun seluruh member milist ini, kepada Allah SWT saya bermohon ampun ... astaghfiruLLoh,      Marilah kita semakin bijaksana dan dewasa dalam rangka berlomba-lomba memperbanyak amal ibadah kita terlebih sebentar lagi Allah SWT memberikan kita kesempatan besar untuk menambah pundi-pundi amal dan mengurangi dosa-dosa kita dengan ampunan-Nya... insya Allah. Marhaban yaaa Romadlon.. mudah-mudahan kita diberi kesehatan dan kekuatan iman untuk menyongsong kesempatan besar ini.     Wassalaamu 'alaikum warohmatuLLohi wabarokatuhu  _  Achmad Munif  "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Assalamu'alaikum wr.wbDalam kitab Terjemahan Bulughul Maram karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, A.Hassan pada nomor hadits 336 diriwayatkan pula bagaimana seharusnya kita bersholawat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam.Dari Abi Mas'ud, ia berkata: Telah berkata Basyir bin Sa'ad: "Ya Rasulullah, Allah perintah kami bershalawat atas engkau, maka bagaimanakah (cara) kami bershalawat atas engkau? Maka beliau diam kemudian bersabda:"Katakanlah Allahumma Shalli 'alaa Muhammadinsampai innaka hamiidum majiid. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan ditambah oleh Ibnu
 KhuzaimahJika shalawat saja merupakan ibadah sehingga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam harus mengajarkan kepada para sahabatnya, maka bagaimana dengan kalimat kedua dalam syahadat. Kedua-duanya memiliki sandaran dan sumber yang sama yaitu terdapat dalam hadits dan tidak ada satupun yang menggunakan sebutan 'sayyidina' dan tidak ada satu ulama pun yang mengatakan kita kurang ajar jika tidak mengucapkan sebutan 'sayyidina', karena memang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam dan para sahabat ridwanullahi ajma'in. Bahkan sebaliknya jika kita mengikuti apa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam, maka Allah Ta'ala akan ridha kepada kita. Karena Allah Ta'ala berfirmanBarang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpali

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai "Syayyidina" ?

2006-09-13 Terurut Topik Achmad Munif



Mohon maaf sebelumnya, kalau saya menanggapi posting ini (yang mungkin ditujukan ke mas Ananto atau yang lainnya), karena ada nama saya dituliskan di sini maka saya coba jawab, toh ini milis publik bukan ...?! Silahkan di baca respon saya di bawah."al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Assalamu'alaikum wr.wbOk deh pak An, saya lanjut ya..Mari kita tengok judul di atas, yang pertama posting masalah ini adalah pak Nashir, kemudian saya jelaskan dengan dalil bahwa ayat yang pak Nashir kutipkan itu tidak ada relevansinya sama judul, maka saya koreksi. Apa tidik boleh mengkoreksi atau istilahnya "diteliti" (tahqiq)? mungkin anda sering dengar istilah tahqiq dalam terjemahan buku-buku agama. Kenapa saya tidak percaya begitu saja tulisan pak Nashir tersebut. Karena kita tidak boleh mengambil pendapat
 siapapun jika memang tidak ada riwayat yang bisa dijadikan hujjah dalam urusan ibadah. Lagi pula saya pun dapati ada beberapa hadits yang lebih shahih dalam masalah ini.No comment. silahkan member yang lain mungkin ada tanggapan.  Saya bawakan satu hadits dulu, tetapi tidak dibalas oleh pa' Nashir. Bahkan selanjutnya yang muncul bukan lagi dia, tetapi Munif yang membalas dengan mem-bold jawabannya yang buat saya tidak lebih dari sekedar igauan karena tak sedikitpun dia berargumentasi dengan mengedepankan hujjah yang dia pahami. Dia lebih tidak menyukai saya ketimbang apa yang saya sampaikan.Lha ini . baru ada komentar saya fAtiH, terima kasih ya atas kesimpulan anda. mudah-mudahan kesimpulan anda tersebut tidak benar. Saya maafkan anda dalam hal ini. Lain kali hati-hati yach bila benar saya takut anda sudah ghibah, apalagi jika pernyataan anda ternyata salah bisa jadi fitnah lhoo bukankah anda
 lebih faham tentang Khadits daripada saya ...?. Terus kesimpulan kalau saya tidak menyukai anda dari mana datangnya fAtiH.. bukanakah kita belum pernah sekalipun bertemu dengan anda, atau barusan anda dapat berita dari langit...? Lain kali hati-hati yach bila benar saya takut anda sudah ghibah, apalagi jika pernyataan anda ternyata salah bisa jadi fitnah lhoo bukankah anda lebih faham tentang Khadits daripada saya ...?.   Perhatikanlah saya pun masih berdiskusi dengan Om Dodi ditambah Om Wendy perihal Bid'ah dan mereka terus terang lebih asyik untuk diajak berargumentasi kerena mereka mengeluarkan hujjah-hujjah yang mereka pahami. Adapun jika tidak mencapai titik temu maka kita kembalikan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah (An-Nisa 58).   No comment. silahkan member yang lain mungkin ada tanggapan     Jadi semua permulaan yang mengakibatkan ruyamnya diskusi ini karena yang diajak
 diskusi tidak siap. Untuk memberi kesan seolah ada tanggapan/jawaban maka keluarlah apa yang disebut asbun seperti yang munif tulis. Ini yang saya khawatirkan dan termasuk kita semua di sini karena saya pun takut jika sampai menyampaikan sesuatu perkara agama tanpa memiliki hujjah. Oleh karena itu sampaikanlah ketidaksetujuan dengan landasan dalil yang dipahami oelh masing-masing.fAtiH milist ini adalah milist terbuka, jadi kalau anda tidak siap dengan tanggapan yang kebetulan anda kurang sukai yaa... itu resiko diskusi di milist terbuka. Lain halnya bila anda diskusi di milist tertutup yang hanya boleh dihuni oleh orang-orang yang sefaham, tentu anda tidak akan menemui komentar yang menurut anda asbun. Lagian saya ngirim posting ini dalam bentuk text kok bisa asbun yach..   Lain kali hati-hati yach bila benar saya takut anda sudah ghibah, apalagi jika pernyataan anda ternyata salah bisa jadi fitnah lhoo bukankah anda lebih faham
 tentang Khadits daripada saya ...?.   Barakallau fikumInsyaAllah. amien.     wassalamu'alaikum wr.wbfAtiH  wassalamu'alaikum warokhmatuLLohi wabarokatuhu  Achmad Munif  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> justru dalam tema ini pun saya meyadarkan anda untuk> menggunakan hujjah yang lebih kuat baik dari nash maupun hadits atau> atsar> > mulia sekali niat sampeyan untuk menyadarkan saya yang seolah2 berarti saya> tidak sadar dan anda lebih sadar dari saya> > pak fatih,> dari awal kan diskusi anda berkesan bahwa anda lebih benar dari kita> semua... seakan2 sampeyan datang dan mengatakan bahwa ane yg paling benar...> maka seheboh apapun alasan yg kita kemukakan,
 tetap salah di mata anda...> > salam,> monggo dilanjut> > >  
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai "Syayyidina" ?

2006-09-13 Terurut Topik Achmad Munif



Silahkan baca di bawah ..."al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Munif, asal segala sesuatu ibadah adalah haram/terlarang sampai ada dalil (tauqifiyah) yang shahih yang dapat dijadikan hujjah.   fAtiH.. dalil (tauqifiyah) yang shahih ? apa kalau yang menyampaikan mas Dodindra masih kurang cukup ? apa harus saya  yang menuliskan, nanti anda nggak percaya lagi.   Bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam adalah suatu ibadah yang dianjurkan, maka dari itu haruslah kita merujuk pada kekuatan nash atau hadits yang membolehkannya suatu amal tersebut dilakukan. Bukan sebaliknya kita membolehkan semua ibadah sesuka kita
 kemudian menyuruh orang lain mendatangkan dalil yang melarangnya baru kita berhenti.  fAtiH.. dalil (tauqifiyah) yang shahih ? apa kalau yang menyampaikan mas Dodindra masih kurang cukup ? Atau barangkali anda masih terlewat untuk memahminya, bukankah anda meminta mas Dodindra menunjukkan kalimat ngarabnya, dan itupun sudah mas Dodindra penuhi permintaan anda. Masih belum cukup juga, 'ilmu Allah itu luas, apa yang kita miliki tidaklah cukup meyakinkan diri bahwa diri ini paling benar. Masih banyak mutiara 'ilmu Allah yang melekat pada orang lain, makanya semakin banyak orang mendapat berkah 'ilmu dari Allah SWT dia akan semakin bijaksana dalam bertutur kata maupun dalam berdakwah. Anda boleh percaya boleh tidak percaya, tidak ada paksaan sedikitpun dalam meyakini sesuatu.  Kalau anda tidak dapat mendatangkan hadits yang membolehkan mengucapkan kata sayyidina tadi maka tidak masalah buat saya dan
 tidak ada yang tercela dari anda katakan saja tidak tahu maka itu lebih baik bahkan mengucapkan "tidak tahu" dalam urusan agama adalah separuh dari ilmu itu sendiri.   Terima kasih... fAtih, sekali lagi saya tegaskan. apa bedanya membaca tulisan Khadits yang sudah dituliskan oleh mas Dodindra dengan gamblang, seandainya saya menuliskan dengan copy-paste pun anda tidak tahu bukan?. Apa itu tujuan kita dalam berdiskusi, hanya sekedar menonjolkan diri "nih saya bisa... hujjahnya ini,itu HR ini HR itu sementara kamu buktinya mana" . Apa seperti itu tujuan kita mencari 'ilmu. Ya Allah. jauhkan kami dari sifat sedemikian.     Maka seharusnya anda lebih mengambil hikmahnya dari diskusi ini bukan malah secara sembrono menggunakan kata-kata "jangan-jangan", "debat kusir" menuduh yang bukan-bukan dll. Bukankah anda yang berdepat kusir dengan cuma berceloteh tanpa bisa membuktikannya dengan hadits
 shahih.Terima kasih... Insya Allah banyak hikmah yang bisa saya ambil. Kalaupun saya sudah sembrono dengan kata-kata tersebut mohon dimaafkan. Saya tidak perlu menyebutkan HR dalam konteks ini, toh sudah ada beberapa contoh Khadits yang sudah disampaikan mas Dodindra. Kira-kira kita mau mencontoh para Shahabat RosuluLLoh yang memanggil Beliau SAW dengan sebutan Yaa RosuluLLoh, Yaa Sayyyidul anbia atau mau mencontoh Abu Jahal, Abu Lahab dan para anteknya yang memanggil begini Yaa Muhammad yach... silahkan anda pilih sendiri. silahkan direnungi mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat RosuluLLoh SAW.   Wassalamu'alaikumfAtiHWassalamu'alaikum WarokhmatuLLohi Wabarokaatuhu  Achmad Munif--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> > > "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]>menulis: --- In keluarga-[EMAIL PROTECTED], Achmad Munif
 > wrote:> Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi> fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, "hai > orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan > lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa > alihi" tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak > atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr > sama saudara anda Abu Yahya.> => > Pak Munif yth,> fAtiH  nggak usah pakai Pak ataupun yth. yach.. cukup Munif atau lengkapnya Achmad Munif, anda menyebut nama seorang manusia paling milia diantara manusia maupun di sisi Allah SWT saja cuma dengan nama saja. Kok anda manggil saya dengan Pak + yth. lagi.. apa nggak berlebihan?> > Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada tuntunan dari
 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau > mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan > tambahan "sayyidina". Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang > meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut?> fAtiH  anda ini ditanya kok malah balik nanya, bukankah anda sudah pandai tentang 'ilmu khadits? atau jangan-jangan anda belajar 'ilmu tersebut hanya untuk melemahkan keyakinan ummat Islam dengan sedikit-sedikit menebarkan bid'ah pada amalan saudara Muslim, sementara amalan sendiri

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai "Syayyidina" ?

2006-09-13 Terurut Topik Achmad Munif



"al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihifAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, "hai orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi" tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr sama saudara anda Abu Yahya.=Pak Munif yth,fAtiH  nggak usah pakai Pak ataupun yth. yach.. cukup Munif atau lengkapnya Achmad Munif, anda menyebut nama seorang manusia paling milia diantara manusia maupun di sisi Allah SWT saja cuma dengan nama saja. Kok anda
 manggil saya dengan Pak + yth. lagi.. apa nggak berlebihan?     Seharusnya andalah yang mendatangkan dalil jika memang ada tuntunan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau mengajarkan kepada para sahabat cara bershalawat dengan tambahan "sayyidina". Tolong datangkan dalilnya dan siapa yang meriwayatkannya serta syarah hadits tersebut?fAtiH   anda ini ditanya kok malah balik nanya, bukankah anda sudah pandai tentang 'ilmu khadits? atau jangan-jangan anda belajar 'ilmu tersebut hanya untuk melemahkan keyakinan ummat Islam dengan sedikit-sedikit menebarkan bid'ah pada amalan saudara Muslim, sementara amalan sendiri belum tentu jaminannya dari Allah SWT. Kalau anda pingin tahu tentang hal ini juga, silahkan baca reply posting dari mas Dodindra yach. itu kalau anda mau belajar memahami Khadits (bukan sekedar debat kusir)... semua terserah anda. 
 Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya, yaitu:"Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid." Artinya:"Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia." (HR. Al Bukhari dan Muslim)  fAtiH   darimana munculnya terjemahan nabi di depan kata Muhammad, padahal lafadz asli ngarab yang anda sebutkan di atas
 hanya menyebutkan Muhammad saja ? atau ini salah satu otak atik gathuk anda juga.  Adakah dalil yang lebih rajih dan bisa melemahkan dalil hadits di atas Pak Munif? Mohon dijelaskan?Silahkan baca reply posting dari mas Dodindra yach. di sana disebutkan beberapa contoh Khadits. Kalau kita belajar matematika 1+1=2.. bila anda terus belajar dan belajar, maka anda suatu hari akan menemukan bahwa selain 1+1=2..  1+1 bisa juga sama dengan 10. Silahkan belajar lagi yach, itu kalau anda mau (semua terserah anda).  wallahu'alam bish shawabfAtiHLha itu anda tahu  tolong dong jelentrehin arti dari wallahu'alam bish shawab. setelah mengerti, direnungkan dan diamalkan. Insya Allah anda akan selalu diberi keberkahan dalam ber'ilmu dan ber amal amien.Salam,    Achmad Munif  Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> Your email settings:Individual Email | Traditional<*> To change settings online go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join(Yahoo! ID required)<*> To change settings via
 email:mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]<*> To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/ 
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata&

Balasan: [keluarga-islam] Re: Kenapa Pakai "Syayyidina" ?

2006-09-13 Terurut Topik Achmad Munif



Assalamu'alaikum wr.wbPak Nasir Yth,Sepengetahuan saya ayat dibawah ini bukan sebagai hujjah untuk membolehkan kita menggunakan kata panggilan "sayyidina" kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.  fAtiH  pengetahuan anda bisa saja tidak benar, bisa saja salah. Makanya tidak bisa dijadikan sandaran hujjah.  Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri mengingatkan umatnya agar jangan berlebihan dalam memuji beliau dalam sabdanya (yang artinya), "Janganlah kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, 'Abdullah wa rasuluhu (hamba Allah dan Rasul-Nya)'." (HR Bukhari dan Muslim).     
 fAtiH  cerita yang anda tuliskan di atas tidak tersirat sedikitpun larangan Beliau SAW bila kita menyebut nama Beliau dengan sebutan Sayyidina. Allah SWT sendiri memuliakan RosulNya dengan terlebih dahulu mencontohkan kepada kita untuk bersholawat, masa kita memuliakan Beliau SAW dengan sebutan Sayyidina anda bilang berlebih-lebihan...? Apakah sama seorang Muhammad SAW dengan Muhammad si tukang kayu atau si penarik becak...? Dalam hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu." Dan, dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Binasalah orang yang berlebih-lebihan dalam tindakannya." (HR Muslim).   fAtiH  apa benar HR yang anda sebutkan di atas memang dalam konteks pemanggilan Sayyidina ini. Jangan asal comot HR lah yauu jangan-jangan itu hanya otak
 atik gatuk fAtiH sajaAllah Ta'ala berfirman"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya". (Al Ahzab: 56)Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda (artinya): "Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali saja, niscaya Allah akan membalasnya dengan shalawat sepuluh kali lipat." (H.R. Al Hakim dan Ibnu Sunni, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami')Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi  Demikianlah kedudukan shalawat Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam dalam agama Islam. Sehingga di dalam mengamalkannya pun haruslah dengan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa
 alihi  Namun sebaik-baik shalawat, tentunya yang sesuai dengan petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam dan sejelek-jelek shalawat adalah yang menyelisihi petunjuknya Shallallahu 'alaihi wassallam. Karena beliau Shallallahu 'alaihi wassalam lebih mengerti shalawat manakah yang paling sesuai untuk diri beliau Shallallahu 'alaihi wassallam. Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi  fAtiH. tolong tunjukkan HR yang isisnya kira-kira begini, "hai orang yang beriman janganlah kalian bersholawat kepadaku dengan lafadz Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhamad wa 'alaa alihi" tolong yach dicarikan, tapi jangan yang asal otak atik gathuk atau asal comot saja nanti anda bisa dipanggil Abu Sybr sama saudara anda Abu Yahya.  Diantara shalawat-shalawat yang telah dituntunkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam kepada umatnya,
 yaitu:"Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid." "Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala ali Sayyidina Muhammad, kama shallaita 'ala Sayyidina Ibrahim wa 'ala ali Sayyidinaa Ibrahim. Wa barik 'ala Sayyidinaa Muhammad wa 'ala ali Sayyidinaa Muhammad kama barakta 'ala Sayyidinaa Ibrahim wa 'ala ali Sayyidinaa Ibrahim, fil 'alamina innaka Hamiidun Majiid." Artinya:"Ya, Allah curahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, curahkanlah barakah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah curahkan barakah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya
 Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia." (HR. Al Bukhari dan Muslim)Wallahu a'lam bish shawabWassalamu'alaikum wr.wbfAtiH  Allah SWT menurunkan  [Q.S. 24.An-Nuur 63]. berlebihan apa tidak yach ...?  Allahu akbar kabiiro wa shubhaanaLLahi bukrotan wa ashiila, Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammadin wa 'ala ali Sayyidin

Balasan: [keluarga-islam] Re: Bid'ah lagi ya Om Wandy? Bid'ah Hasanah? {Abu Syibr}

2006-09-12 Terurut Topik Achmad Munif



  InsyaAllah pada kesempatan kali ini kita akan menceritakan sikap para ulama salaf yang terekam didalam kitab-kitabnya yang memberikan pelajaran penting bagi manusia-manusia yang gemar melakukan lawakan dalam berdakwah, seperti yang disindir oleh penyair "Jika banyak hal yang telah diatur oleh bid'ah tanpa ada guru, anda akan lihat ia akan berjalan terseok-seok"     Saudara sekalian . perhatikan dengan seksama. inilah bid'ah baru yang dilontarakan orang yang menamakan dirinya anti bid'ah. lho kok bisa.. coba anda perhatikan tulisan di atas. Pernahkah RosuluLLoh SAW dan para sahabatnya mencontohkan hal yang demikian?  ..tanya kenapa...!Nasehat ini
 akan selalu ada terselip di topik-topik/balasan/tulisan email tertentu yang layak dicantumkan {Abu Syibr} untuk menjadi pelajaran buat kita agar menjauh dari sifat-sifat si Abu Syibr yang memiliki hobby berkata tanpa ilmu,  sebagaimana pepatah bijak mengatakan ' permulaan itu adalah letak kesalahan, maka adalah dungu mengganggap seorang yang mengaku baru belajar sebagai seorang guru'.   Saudara sekalian . perhatikan sekali lagi dengan seksama. inilah bid'ah baru yang dilontarakan orang yang menamakan dirinya anti bid'ah. lho kok bisa.. coba anda perhatikan tulisan di atas. Pernahkah RosuluLLoh SAW dan para sahabatnya mencontohkan hal yang demikian?  ..tanya kenapa...!     Selamat menyimak dan ambil hikmahnya.Adakah yang bisa diambil manfaatnya...? sore hari cerita tentang A, pagi hari dia cerita lagi jangan A itu tidak benar, ini saja yang B. Besok harinya bilang jangan B tapi C saja.  
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home
  
  


Family home mortgage
  
  
Family home business
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



Balasan: RE: [keluarga-islam] Wahai Junjunganku Muhammad SAW, Bagian III {Al Kadzdzaab}

2006-09-11 Terurut Topik Achmad Munif



dikatakan oleh Rosul yang mulia Shallallalahu ‘alayhi wa sallam (artinya) “ Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah jika ilmu berada di tangan orang-orang yang hina” (hadits marfu’ dari Anas, Abu Umayyah al-Jumahi dan Ibnu Abbas radhiyAllahu anhum)     Sebelum anda sampaikan tulisan tersebut di atas kepada orang lain, ada baiknya tulisan tersebut anda pahami dan anda renungkan untuk menasehati diri anda sendiri. Bila ternyata anda belum mampu memahami apa yang anda sampaikan tersebut, maka lebih baik anda bercerita tentang Dora Emon atau Koo Ping Ho saja. Jangan sampai pak Bambang menamakan anda JARKONI atau mungkin orang lain akan merubah nama
 kebanggaan anda (adz-Zahabi) menjadi al-Kadzdzaab.Abu Yahya adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Semoga Allah merahmati al-Imam adz-Dzahabi ketika menyampaikan nasehat kepada orang-orang yang sok tahu itu:  “ Sekarang ini
 kepandiran marak dimana-mana, sudah jarang sekali ada orang mendapatkan ilmu langsung dari mulut para ulama. Tetapi mereka mendapatkannya dari buku-buku, dan dari para pengutip masalah-masalah yang terkadang mengeja saja tidak becus “ (Siyar a’lam an-Nubala’;XI/337)     dikatakan oleh Rosul yang mulia Shallallalahu ‘alayhi wa sallam (artinya) “ Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah jika ilmu berada di tangan orang-orang yang hina” (hadits marfu’ dari Anas, Abu Umayyah al-Jumahi dan Ibnu Abbas radhiyAllahu
 anhum)     Sunguh abadilah orang-orang yang berkata dusta, sebagaimana do’a al-Hasan al-Bashri “ Ya Allah, aku mengadukan kekacauan ini kepada Engkau”     Allah musta’an  Abu Yahya
 adz-Dzahabi     From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Nashir Ahmad M.Sent: Tuesday, September 12, 2006 11:00 AMTo: [EMAIL PROTECTED];
 keluarga-islam@yahoogroups.com; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]Subject: [keluarga-islam] Wahai Junjunganku Muhammad SAW, Bagian III   Kontributor: Habib Munzir Almusawa      Monday, 03 July 2006      Wahai Idolaku Muhammad SAW, Bagian III  Penjelasan Bolehnya Membawakan Syair Pujian pada Nabi SAW di Masjid & Kemuliaan Makam Rasulullah SAW(bersambung)
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   






  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Single family home
  
  
Family home finance
  
  
Family home
  
  


Family home mortgage
  
  
Family home business
  

   
  






  
  Your email settings: Individual Email|Traditional 
  Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
  Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured 
   
Visit Your Group 
   |
  
Yahoo! Groups Terms of Use
   |
  
   Unsubscribe 
   
 

  




__,_._,___



Balasan: Re: [keluarga-islam] Subhat & Jawaban : Bukankah kuburan Nabi di dalam masjid Nabawi (cerita buat mas Ananto)

2006-09-07 Terurut Topik Achmad Munif



Mas Ananto , kalau menurut saya begini  1. Kalau orang terminal bilang, itu seperti calo bus. Mengajak orang "Jakarta. Jakarta . Jakarta", tapi dia sendiri nggak ikut ke Jakarta (cuman minta fee sama kondekturnya/donaturnya). Lho khok bisa. setiap hari menggebu-gebu nulis cerita yang katanya Khadits RosuluLLoh SAW yang dia sendiri belum tentu pernah ketemu RosuluLLoh SAW, tetapi begitu ditanyain prakteknya NOL BESAR.     2. Kalau pertanyaan yang ini nih mungkin si wan Abu ini nanti kalau mati nggak perlu merepotkan tetangga kanan kirinya, karena dia mungkin sudah paling sakti sehingga kalau mati nanti jasadnya langsung nyemplung sendiri ke liang lahat.     3. Soalnya hari geenee khan nggak ada terompah khan, yang ada sandal buatan jepang nanti bid'ah
 lagee     Saya jadi ingat cerita tetangga desa di kampung beberapa tahun lalu. Ceritanya kira-kira begini. Seseorang yang model perilakunya mirip sekali dengan wan Abu ini, dia sangat getol membit'ahkan setiap amalan tetangga sekitarnya dan sangat anti ziarah kubur dia biasa dipanggil si Muh. ayahnya  kebetulan lahir dan besar di lingkungan orang-orang yang biasa ziarah kubur dan suka berdzikir jamaah. Suatu hari ayahanda si Muh meninggal dunia, dan si Muh bersikukuh memakamkan ayahandanya dengan cara yang dia yakini paling benar. Saudara dan tetangga si Muh tidak bisa mencegah kemauan si Muh yang keras dan mau benar sendiri. Akhirnya ayahanda si Muh dimakamkan dengan seadanya, sebagian tetangga ada yang bergumam "menguburkan manusia kok sama saja mengubur anjing, nggak ada suara do'a berjamaah, nggak ada lantunan kalimah tauhid dasar si Muh congkak"     Selang seminggu setelah pemakaman ayahanda si Muh, warga kampung terheran-heran dengan perilaku baru si Muh, sebagian warga sering memergoki si Muh setiap Jum'at pagi keluar rumah. Ah jalan-jalan pagi mungkin, oh ya ternyata jalan pagi si Muh arahnya ke kuburan sang ayah almarhum. Cerita warga semakin berkembang, dan menjadi buah bibir keheranan setiap warga.. Ada apa denganmu Muh..? ggak ada angin nggak ada hujan ulahmu kok berubah 180 derajat dengan prinsipmu selama ini Muh... begitu kira-kira pertanyaan dalam hati para tetangga. Akhirnya suatu hari ada salah satu tetangga si Muh yang memberanikan diri menanyakan sebabnya kepada si Muh. Si Muhpun mulai bercerita tentang sebab musabab perubahan sikapnya akhir-khir ini. Dia mulai cerita dengan nada terbata-bata dan sesenggukan mau menangis. Suatu malam setelah pemakaman ayahanda almarhum, antara sadar dan tertidur dia bermimpi didatangi ayahanda almarhum. Dalam
 mimpinya sang ayah dengan wajah memelas dan setengah marah memaki-maki anaknya yang tak tahu membalas budi baik sang ayah yang telah mendidik dan membesarkannya. Dia katakan "dasar anak tak tahu diuntung... pelit...kikir... tak tahu balas budi, mendoakan saja nggak mau baca fatikhah atau sedikit sedekah apa membuat kamu miskin" begitu si Muh mulai bercerita. Mula-mula si Muh menganggap  ah itu paling syetan yang sedang menggoda. Hari kedua si Muh mengalami mimpi yang hampir sama, hari ketiga, ke empat, ke lima, sampai yang terakhir pas malam Jum'at. Akhirnya si Muh stress dan pagi-pagi sehabis Sholat shubuh langsung jalan-jalan pagi ke kubur ayahandanya untuk memanjatkan do'a kepada Allah SWT untuk mengampuni dosa sang ayah, dan hari-hari berikutnya rajin mengumpulkan orang untuk bersama-sama mendoakan ayahanda si Muh almarhum.      Tulisan di atas hanyalah sebuah cerita realitas kehidupan, anda
 boleh percaya boleh tidak percaya. Karena cerita itu bukanlah Khadits ataupun ayat Al-Qur'an. Bila salah mohon dimaafkan, bila ada hikmah di dalamnya. itu semua datangnya dari Allah SWT.     Salam,  Munif     Ananto <[EMAIL PROTECTED]> menulis:ustadz abu...     1. kenapa sampeyan tidak pernah ziarah kubur (jawaban anda no. 2), padahal kanjeng nabi kan sangat menganjurkan?  2. kalo semua orang seperti sampeyan (berada di luar kuburan pada saat pemakaman), la da lah... terus siapa yg nyemplungin jasad mayat ke dalam liang kubur? ah... sampeyan ada ada saja... memangnye si mayat sakti, bisa nyemplung sendiri   3. kok ke
 kuburan pake lepas alas kaki sih???     salam,kangen pengen nyekar neh...     On 9/7/06, Abu Yahya adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:         From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com] On Behalf Of Ananto  ustadz abu...saya ada sedikit pertanyaan buat anda...1. apakah sampeyan punya sanak saudara yang (maaf) sudah meninggal?Abu yahya :  Ada      2. jika punya, apakah sampeyan pernah ziarah ke kuburannya (di luar waktu pada saat proses pemakaman)Abu yahya:Saya belum perna berziarah kekuburannya, dan saat pemakaman saya hanya berada diluar area kuburan.   Tidak membacakan yasin, tidak ikut mengadzankan.     3. jika pernah, apa saja yang anda lakukan di sana?Abu yahya:Membuka alas kaki, mendoakannya diluar kuburan (karena ti

Balasan: [keluarga-islam] Hukum Tawasul dan Bantahannya

2006-09-06 Terurut Topik Achmad Munif



Wan . sepertinya anda lebih cocok cerita Dora Emon atau Koo Ping Ho deh. daripada nulis tentang Khadits RosuluLLoh SAW, JAUH PANGGANG DARI API. bisa-bisa nama anda berubah jadi Al-Kadzdzab     Aku sudah lama nunggu cerita Koo Ping Ho anda, ternyata nggak jadi ditayangin juga.  Abu Yahya adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Hukum Tawasul dan bantahan  Sumber: http://smd.antibidah.net  Kategori : [ Tauhid , Jawaban ]   Berikut ini kami ringkaskan fatwa ulama ahlussunnah dan bantahan mengenai bolehnya tawasul (meminta wasilah sebagai sarana yang dipakai untuk menuju kepada yang dimaksud atau menjadikan sesuatu sebagai perantara)
 yang dianggap hal biasa yang sebenarnya justru menyelisihi aqidah seorang muslim.   Sumber dari Hadits (yang artinya):'Apabila terjadi kekeringan pada masyarakat, ' Umar bin al-Khattab memohon hujan dengan perantaraan 'Abbas bin 'Abdul Muththalib. Beliau berdo'a: 'Ya Allah, dahulu kami bertawassul kepada-Mu dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami. Sekarang kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami. Oleh karena itu, turunkanlah hujan kepada kami.'(HSR.Bukhori No.1010 -kitaabul Istisqa')  Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah :'Siapa saja yang memperhatikan hadits tersebut akan mengetahui bahwa hadits ini tidak menunjukkan adanya tawasul
 dengan keagungan Nabi  atau yang lain. Kata-kata hadits ini:' Kami biasa bertawasul  kepada-Mu dengan Nabi kami, lalu Engkau turunkan hujan kepada kami. Sekarang kami bertawasul kepada-Mu dengan paman Nabi kami. Oleh karena itu, turunkanlah hujan kepada kami '   Maksudnya ialah mengambil perantara untuk berhubungan dengan Allah melalui Do'a Nabi , dan hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh para
 Shahabat: "Wahai Rosulullah, harta telah binasa, jalan-jalan telah rusak. Oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah untuk menurunkan hujan kepada kami." 'Umar berkata kepada 'Abbas: 'Wahai 'Abbas, berdirilah kemudian berdo'alah kepada Allah.' 'Abbas lalu berdoa.  Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah menjelaskan:' Sekiranya hal seperti ini dikatakan sebagai tawasul dengan kebesaran seseorang tentulah 'Umar akan bertawasul kepada kebesaran Nabi sebelum bertawasul kepada paman Nabi yakni
 'Abbas. Hal ini karena keagungan Nabi lebih tinggi daripada kebesaran 'Abbas dan lain-lainnya. Maka kalau hadits dianggap (dijadikan hujjah, pen) sudah tentu Amirul Mukmini 'Umar bin al-Khattab lebih patuh bertawasul dengan keagungan Nabi bukan kepada yang lain.' (Fataawal 'Aqiidah, 283-284)  Beliau dilain tempat juga menerangkan bahwa, tawasul kepada Nabi Muhammad ada beberapa
 macam:Tawasul dengan pengertian beriman kepada Nabi Muhammad ,tawasul seperti ini boleh dan benar, kemudian syaikh membacakan al-Qur'an surah 'Ali 'Imraan:193 (yang artinya):' Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti '.  Tawasul dengan do'a Nabi ,yaitu beliau berdo'a untuk dimintakan syafa'at. Tawasul ini boleh dan benar, tetapi hanya boleh terjadi semasa beliau masih hidup. (lihat hadits diatas).  Tawasul dengan kebesaran
 Rosulullah , baik semasa hidup atau setelah wafatnya,tawasul seperti ini perbuatan bid'ah dan tidak boleh dilakukan.Misal seseorang mengatakan, 'Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kebesaran Nabi-Mu supaya Engkau ampuni aku atau Engkau beri rezki aku dengan sesuatu. (Fataawal 'Aqiidah, 277-279)  Subhat, jika ada orang jahil menanyakan kembali kepada anda, bukankah Allah ta'ala telah berfirman : "… Sekiranya mereka ketika berbuat zhalim datang kepadamu, lalu
 memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. " (Qs.An-Nisaa':64)  Maka, katakan kepadanya:' Benar Allah ta'ala berfirman demikian, akan tetapi Allah ta'ala menyatakan pada firman-Nya tersebut :" ..Sekiranya mereka ketika berbuat zhalim.' Kata ketika disini menunjukkan kejadian masa lalu dan bukan kejadian yang akan datang.  Pada ayat tersebut Allah ta'ala tidak berfirman : " Sekiranya mereka apabila berbuat zhalim." tetapi firman-Nya berbunyi " Sekiranya mereka ketika berbuat zhalim ", Jadi, ayat tersebut menceritakan kejadian yang telah terjadi dimasa Rosulullah masih hidup.  Jelasnya, tawasul kepada Allah melalui do'a seseorang yang diharapkan terkabulnya do'anya karena keshalihannya tidaklah mengapa, karena sudah ada contoh dilakukan oleh para shahabat, namun dengan syarat orang yang dimintakan sebagai perantara masih
 hidup.Berkata Samahatul Imam Abdulah bin Abdul Aziz bin Bazz rahimahullahu wa qoddasallahu ruuhahu:Tentang tawasul dengan Nabi ini perlu kejelasan, Jika yang dimaksud ialah mengikuti beliau, mencintainya, menaati perintah-peri

Balasan: [keluarga-islam] Re: ini dia bi'dah-bid'ah bulan Sya'ban/Om Fatih: no. 1 - 4

2006-09-06 Terurut Topik Achmad Munif



Tulisannya panjaaang. dibaca semua bikin sepet di mata... ada yang katanya khadits ada pula ayat-ayat Al-Qur'an. UEEALAAAH Nggak tahunya JAKA SEMBUNG BAWA GOLOK"al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Assalamu'alaikumOm Dodi Yth wrote:Tentang sholawat, saya ada sedikit pertanyaan Om Fatih, kata Om(diemail lainnya lhooo...), katanya sholawat itu mendo'akan Nabi SAW,lhapa begitu Om,wong Nabi itu sudah dijamin Alloh, masak masihperlu do'a dari kita ? apa nggak diguyu ama orang NON MUSLIM kitananti jika itiqod kita tentang sholawat itu begitu ? tolong dongdijelentrehkan makna Sholawatulloh alan Nabi ini ya om...saya sudah pernah menulis pemahaman saya soal sholawat ini, faa insyaAlloh akan saya kirim ulang nanti.JAWAB:Begini om
 Dodi, kita semua paham bahwa Rasulullah adalah telah maksum dari segala dosa baik yang lalu maupun yang akan datang. Bahkan Allah telah menjamin beliau sebagai manusia pertama yang membuka pintu surga. Sampai disini kita sepakat toh?Lalu apakah beliau berpangku tangan dengan jaminan tersebut? Tidak kan, justru sebaliknya jaminan ini dijadikan oleh beliau sebagai kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah termasuk shalat yang merupakan tiang agama sampai kaki beliau bengkak-bengkak. Seperti dalam hadits di bawah ini:Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.: Bahwa Nabi saw. mengerjakan salat sehingga kedua telapak kaki beliau membengkak, lalu beliau ditanya: Apakah engkau masih membebankan dirimu dengan beribadah seperti padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang? Kemudian beliau menjawab: Apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur (HR Muslim/5044)Apa
 jawaban beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau hanya ingin menjadi hamba yang bersyukur.Lalu adakah sindiran orang kafir Qurays maupun Nasrani dan Yahudi terhadap beliau, atau meminjam istilah antum "ngguyu", sehingga membuat Rasulullah menghentikan aktivitas ibadahnya? Tidak kan. Rasulullah tidak akan berhenti beribadah sekalipun mereka meragukan kenabian Rasulullah hanya karena beliau masih memohon ampun/istighfar tak kurang sehari semalam 100X kepada Rabbnya. Padahal beliau maksum dan sudah mendapat jaminan surga.Lantas apakah jika kita bershalawat dan berarti mendo'akan beliau (lihat arti shalawat)kita risau sama ocehan orang kafir? gerah sama ucapan mereka seperti yang antum risaukan seperti "kok Nabi ente kok dido'akan terus? bukankah dia pasti masuk surga", atau seperti"Yesus saja tidak minta dido'akan". Kenapa musti risau. Bukankah Allah dan para malaikat saja bershalawat kepada beliau,
 mengapa kita tidak? Kenapa kita jadi ragu setelah orang kafir berkelakar mengolok-olok Nabi kita? padahal mereka sudah jelas ahli naar. Jangankan satu gelintir orang kafir, seisi bumi ini orang kafir menjatuhkan Nabi dihadapan umatnya tidak menyebabkan kenabian Rasulullah menjadi batal.Kedua, masalah larangan Makam dalam masjid. Ini sudah saya jelaskan hadits-haditsnya. Silahkan antum baca dan pahami lagi, apakah mungkin Nabi salah ngomong? makna dhahir hadits tersebut merupakan larangan secara umum jadi jangan dikhususkan. Nabi itu kekhawatirannya terhadap umat ini lebih banyak ketimbang kepercayaannya terutama menyangkut persoalan tauhid terlebih lagi sepeninggalan beliau. Sehingga hadits tersebut dilihat dari makna larangannya secara ijmal tidak tafsil. Bahkan kekhawatiran beliau terbukti saat ini, dibeberapa tempat di pulau jawa ini khususnya makam para wali peziarah sudah bukan meniatkan untuk shalat tetapi
 untuk meminta pertolongan lewat wali yang sudah meninggal. Naudzubillah.Tentang persoalan masjidil haram dan Nabawi semua harus diungkap oleh sejarah tidak bisa kita menyimpulkan bahwa hal itu diperbolehkan dan terlebih lagi sampai menasakh hadits-hadits shahih Rasulullah tentang larangan menjadikan masjid sebagai kuburan atau sebaliknya.segini duluWallahu a'lam bish shawabfAtiH--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "dodindra" <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Bismillahirrohmanirrohiim,> Wa'alaykumussalam Wr.Wb.> > Om Al Fatih dan saudaraku yang dirohmati Alloh, terima kasih atas do'anya.> Sebelumnya saya ingin sampaikan, bahwa saya belum seorang USTADZ, saya> baru tataran seorang yang mencari ilmu.> Kedua, mohon dimaafkan, jika dalam diskusi, saya tidak dapat kontinyu> karena keterbatasan saya.> Ketiga,
 mohon disadari bahwa adanya diskusi ini adalah dalam rangka> mencari ridlo Alloh, dan memohon pertolongan Alloh, sehingga kita bisa> mengambil hikmah , manfaat dari ilmu yang terbeber dalam diskusi ini> atas kehendak Alloh SWT, termasuk dengan segala perbedaan yang kita> temui, semoga Alloh akan makin memperkokoh Iman kita dan persatuan> Islam kita dan mengkaruniai pemahanam yang lurus, amiin.> > Baiklah, kita lanjutkan yaa...> > No. 1 : Tawassul / Wasilah> Saudaraku, Tawasul dalam berdo'a, yang kebanyakan disepakati adalah> tawasul dengan orang yang masih hidup dengan minta di do'akan, tawasul> dengan ayat Al Qur'an, Asmaul Husna, dan dengan kebaik

Balasan: [keluarga-islam] Re: kenapa tiba waktu sholat, tidak segera melakukannya.

2006-07-26 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum ..     Benar sekali apa yang diutarakan oleh banganut,.. dalam membicarakan hal ibadah tentunya para 'Ulama sudah mensarikan berbagai sumber Al-Qur'an & Khadits kedalam kaidah fiqih. Kaidah fiqih mengajarkan tentang hukum-hukum ibadah dari wajib, sunnah, makruh, mubah, maupun haram. Ibadah sholat 5 waktu (misalnya) adalah wajib bagi orang yang telah berikrar dengan dua kalimat syahadat, sementara pelaksanaannya disunnahkan pada waktunya dan lebih utama berjamaah (27 derajat lebih baik dari sholat sendiri). Artinya apa?, kita harus tetap pada kaidah tersebut, bahwa sesuatu yang wajib adalah wajib dan yang sunnah adalah sunnah.   Janganlah kita mewajibkan sesuatu yang sunnah menjadi wajib, ataupun sesuatu yang sunnah,makruh, atau mubah menjadi bid'ah atau haram hanya dengan persepsi pengetahuan dari informasi yang sangat minim yang
 kita peroleh saat ini. Jangan mudah menafsirkan amalan orang lain dengan persepsi kita sendiri, lebih celaka lagi bila kita sampai menuduh saudara kita yang kebetulan menurut kita tidak sama dengan amalan kita dengan kata-kata musyrik, sesat ataupun kata-kata lain yang menyakitkan perasaan saudara kita tersebut. Yaa ... Allah jauhkan kami dari sifat yang demikian amien.  Marilah kita lebih banyak menggali 'ilmu dari ahlinya ('Ulama), "Al'ulamaau warasatul anbiyaa", insya Allah semakin banyak 'ilmu yang kita dapatkan akan membuat kita semakin dewasa dan bijak dalam mensikapi segala sesuatu yang kebetulan menurut kita tidak sama (berbeda) dengan apa yang kita ketahui saat ini. waLLahu a' lam.     Salam,  Munif  banganut <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Sebagai bahan pemikiran buat kita, pernah saya baca buku (maaf dilupakanbuku tersebut), yaitu menurut madzhab Imam Hanafi. Shalat berjamaah padadasarnya hukumnya sunnah apabila dalam satu kampung tersebut masih adayang shalat berjama'ah. Tetapi jika tidak ada yang shalat berjama'ahdalam satu kampung tersebut maka berdosalah semua.Wassalamanut--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Radiansyah" <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Sebelumnya makasih, atas tanggapannya dari Kang Ridwan, Kang Wandy> (dalil sholat tepat waktu), hanya saja jika kita semua berprinsip yang> penting masih dlm rentang waktu tersebut dan tidak begitu antusias> ketika mendengar panggilan Allah (Azan), dan masing2 mengerjakansesuai> dengan keinginanya tanpa menyegerakan, kapan kita dapat melaksanakan> sholat berjamaah
 di masjid (bagi laki2)? Apakah Bapak2 juga akan> mengatakan bahwa sholat berjamaah di masjid bagi laki2 tidak wajib ??> Mohon jawabannya untuk saya yang masih awam ini.> Demikian, terimah kasih.> Wassalam>> -Original Message-> From: keluarga-islam@yahoogroups.com> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ridwan> Sent: Wednesday, July 26, 2006 4:23 PM> To: keluarga-islam@yahoogroups.com> Subject: Re: [keluarga-islam] Re: kenapa tiba waktu sholat, tidaksegera> melakukannya.>> mas radiansyah,> sebelum hati nurani saya menjawab perumpamaannya, saya mau tanya lagi> nih...(saya sebagai bawahan saja dan pak radiansyah menjadi atasansaya)> 1. apakah dalam menyelesaikan perintah tsb ada selang waktu ?,misalnya> harus selesai dari jam.12.00 s/d jam.15.00> 2. kalau dapat perintahnya jam.12.00 lalu dikerjakan saat
 jam.12:15atau> mungkin lebih dari jam tsb namun selesai sebelum jam.15.00, apakah itu> termasuk kesalahan ? dan dapat sangsi/hukuman dari atasan ?> 3. dalam pertanyaan no.2 apakah itu termasuk menunda ? artinya tidak> patuh> pada atasan ? meskipun diselesaikan pada rentang waktu yang disediakan?>> sebagai "bawahan" mengucapkan terimakasih atas petunjuk/jawaban> "atasan"...>>> he..he..> wassalam>> - Original Message -> From: "Radiansyah" [EMAIL PROTECTED]> To: keluarga-islam@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, July 26, 2006 3:17 PM> Subject: RE: [keluarga-islam] Re: kenapa tiba waktu sholat, tidaksegera> melakukannya.>>> > Kalau boleh saya ikut nimbrung, saya tidak akan menyampaikan dalil> (Jika> > nanti ketemu InsyaAllah akan coba di share ).> > Saya hanya ingin memberi
 perumpamaan :> > Seandainya Bapak2 menjadi atasan dan menyuruh bawahan mengerjakan> suatu> > tugas, mana yg Bapak sukai, bawahannya mengerjakan dengan segeraatau> > ditunda2 ?? atau Bapak yg jadi bawahan, seandainya dapat suatu tugas> > dari atasan, apakah langsung dikerjakan atau ditunda ? ini baru> perintah> > dari atasan, bagaimana kalau yang memerintah Allah yang menciptakan> > kita, yang memberi rezeki, yang memberi kehidupan dan nikmat2 yang> lain> > yang tidak bisa diukur ??> > Apa yang Bapak lakukan ??? silahkan dijawab melalui hati nurani ??> > Demikian, mohon maaf jika kurang berkenan.> >> > Wassalam> >> > -Original Message-> > From: keluarga-islam@yahoogroups.com> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dodindra> > Sent: Wednesday, July 26, 2006 3:06
 PM> > To: keluarga-islam@yahoogroups.com> > Subject: [keluarga-islam] Re: kenapa tiba waktu sholat, tidak segera> > melakukannya.> >> > Ass.Wr

Balasan: Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Achmad Munif
seperti ibadah Sholat tarawih di bulan Romadlon, sekalipun ummat Islam yang rajin sholat 5 waktu maupun tidak selalu penuh dalam menjalankan Sholat tarawih ini, tetap saja sholat tarawih bukanlah hal yang wajib bukan...?  Mudah kan?, mudah banget...Mudah sekali bukan kalau anda enggan melakukan amalan sunnah, ya itu hak anda. Biarkan sebagian saudara anda untuk tetap mengamalkan kebajikan sesuai dengan keyakinannya.
 Mudah dikatakan sulit dilakukan... bukan?  Jadi kenapa sih bersikeras dengan sesuatu yang tidak berkesesuaian dengan aturan Rosul? Apakah susah menjadi "pendobrak"?, apakah takut menghadapi mayoritas?Kenapa juga anda bersikeras dengan analisa anda, yang anda sendiri belum yakin kebenarannya (silahkan anda telaah kembali tulisan anda yang saya tandai dengan huruf tebal di atas). Atau anda sudah klarifikasi langsung dengan RosuluLLoh SAW sehingga anda bersikeras dan yakin bahwa hal tersebut tidak berkesesuaian dengan aturan Rosul SAW (Kalau boleh aku sarankan, kata al-Qur'an  Iqro'  iqro' iqro'. Apa susahnya ... bertanya kepada ahlinya, kalau sekedar jadi "pendobrak" semua orang bisa mas,   Bagi kita kaum Muslim apa pantas takut dengan sesuatu selain dari Allah SWT..?  SalamAri(Ari=ahmadrozikimanuddin)Salam  Achmad Munif 
 NB.: mudah-mudahan anda selalu diberi rizqi keimanan dalam beragama amienAt 01:14 PM 7/20/2006, you wrote:  Terima kasih.. tanggapan saya ada di bawah tulisan andaAri <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak mungkin terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di sini menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya. Dalam hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar nya ada dimana.  Analisa anda bisa salah, bisa juga tidak benar ups maaf
 sebelumnya. Kenapa ada "tahlilan" di bumi nusantara...?, tahukah anda bahwa setiap amalan seseorang sendiri atau berjamaah ditakar dari niatnya " innamal a'malu bin niyyatin" Dan yang tahu niat tersebut adalah yang mengamalkan dan tentu saja Allah SWT. Dari dahulu sampai sekarang adakah para 'ulama yang mewajibkan ritual tersebut ? setahuku tidak ada yang mewajibkan dan juga tidak ada yang mengharamkannya, kecuali era awal abad 20 Masehi. Sebaliknya setiap content dari acara tersebut berisi berbagai amalan kebajikan yang dianjurkan Islam melalui Al-Qur'an maupun Al-Khadits untuk menggantikan kebiasaan masyarakat pada saat itu yang susah dihapuskan sehingga content-nya diganti dengan hal-hal yang sesuai dengan ajaran Islam. Silahkan anda telaah juga posting pak Arland yang bersumber dari negeri jiran (Brunei Darussalam) yang lebih lengkap dan komprehensif.   Kalau boleh tahu berapa lama anda sempat berkunjung di Afghanistan, Chechnya, atau Palestina... untuk
 meneliti hal tersebut apa benar perbandingan anda di atas ?   Lalu kesahan besar nya ada dimana...silahkan anda gali informasi lebih banyak lagi kepada ahlinya.   Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam ke bumi nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu yang mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia lainnya. Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara (kerajaan) Islam saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul.   
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Achmad Munif
nya dengan Allah SWT dari pada kita yang berjarak waktu lebih jauh dari beliau-beliau tersebut dan lebih banyak disibukkan dengan urusan dunia. Saya khawatir justru informasi yang ada pada abad ini dan kebetulan mampir di memory anda lebih banyak terdistorsi oleh banyak kepentingan, bukankah saudara kita (sesama manusia) yang Yahudi dan Nasrani paling jago menyediakan informasi yang bisa
 saja lebih banyak salahnya daripada benarnya..? waspadalah waspadalah. waLLahu a'lam     SalamAriSalam,  Achmad Munif  NB : maaf mas, anda apa nggak protes sama orang tua anda tentang nama anda, soalnya RosuluLLoh mencontohkan memberi nama dengan Ahmad, Muhammad, Hasan, Husain atau yang lainnya. Nggak ada contoh Ari ... sorry, bercanda... nggak usah ditanggapi.  At 08:47 AM 7/20/2006, you wrote:  Subhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illa biLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara yang ber Islam KTP/abangan. Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet yang tidak diketahui siapa yang
 menyediakan data, sudah berani menjustifikasi para 'Ulama yang mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akal dan ilmu yang dikaruniakan Allah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illa qoliila al ayat), membanggakan diri dengan akses informasi yang banyak yang belum tentu kebenarannya, seolah-olah paling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para "Ulama dan aulia dikatakan mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak warga Nusantara ber Islam KTP/abangan ...subhaanaLLah.  Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian. Salam,Achmad Munif__Apakah Anda Yahoo!?Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  http://id.mail.yahoo.com 
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Achmad Munif



Maaf mas nggak usah terlalu emosi begitulah sampai-sampai tombol "!" -nya berceceran begitu? Kalau boleh tahu, kira-kira anda dapat informasi dari mana saja tentang diri saya ... kok sampai-sampai berani menyimpulkan begitu banyak tentang saya. Jangan mudah menganalisa lah... kalau datanya belum akurat. Anda khan orang berpendidikan, . tahu bagaimana menghormati guru, tentunya tahu juga dong bagaimana menghormati kawan bicara anda.     Seandainya ada kesalahan persepsi saya tentang tulisan anda, silahkan dijelaskan lebih gamblang maksudnya seperti apa. Kalau anda boleh menganalisa tentang para wali songo yang belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Tentunya saya juga bisa khan ikut menganalisa bahwa tulisan anda mengandung unsur kesombongan, seolah-olah sudah
 paling kaffah dalam ber-Islam.     berikut copy paste sebagian posting anda :   ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut.  tolong dong dijelaskan maksudnya seperti apa ?     NB.: silahkan baca juga komentar saya pada setiap kalimat anda.     Salam,  Achmad Munif  arry putra
 <[EMAIL PROTECTED]> menulis:antum2 semua yg menghina ulama, ( walisongo ), antumemang tdk pernah dididik ama guru antum utk mengormatiguru2, ulama !!Kira-kira di bagian kalimat mana kalau saya menghina ulama (walisongo) mas..kalau memang saya tidak pernah dididik, tolong dong sodaqoh pengetahuan anda wahai kaum berpendidikan.   apakah ibadah antum lebih baik dari ulama ( walisongo)Hanya Allahlah yang lebih mengetahuinya, mudah-mudahan saya dijauhkan dari sifat "menilai orang dengan perbandingan diri sendiri". Hidayah adalah mutlak hak Allah, sebagai hamba-Nya saya hanya bermohon untuk selalu dikaruniai hidayah-Nya amien.  apakah antum lebih byk ibadah daripada duniawi !!Silahkan anda menilai saya seperti apa.saya berdo'a mudah-mudahan
 anda diberi kemudahan dalam beribadah kepada-Nya amien.  buktikan antum yg terbaik dari ulama diatasMaaf mas tidak perlu saya membuktikan apa yang anda tulis tersebut.  antum benar2 tdk berpikir perjuangan walisongo itugimana !!Maksudnya bagaiman mas.  antum hanya bisa menjelekan mereka, itukah yg diajarkan guru antum, menghina guru2, ulama2 !!Insya Allah saya tidak seperti yang anda tulis tersebut, dan saya berlindung diri kepada Allah agar dijauhkan dari hal yang demikian.  antum hina mereka, sama aja antum hina RasulullahAsyhadu anLaa ilaha illaLLah, wa asyhadu anna Muhammadan rosuuluLLoh... Laa khaula walaa quwwata illa biLLah.  telaah, teliti terdahulu, sedikit bicara, hindarifitnahTerima kasih atas nasehatnya, tentunya baik juga kalimat tersebut anda
 renungkan pula untuk diri anda (ups maaf bukan bermaksud menggurui anda, tentunya anda lebih faham dari saya yang bodoh ini)  omongan antum bisa pengaruh, thd org awam yg tdk kenalulamaKira-kira omongon yang mana mas..   tdk ada ulama yg mau menyesatkan, tujuan merekadakwah, bagaimana mereka bisa memeluk islamKira-kira yang menuliskankan kalimat seperti itu siapa ...?  semoga antum tdk termasuk golongan org2 yg munafikAmien terima kasih atas do'anya, mudah-mudahan anda selalu dalam hidayah Allah SWT. sekali lagi terima kasih.  saya mohon jgn hina ulama2 kita, hormati merekaInsya Allah saya akan berusaha selalu menghormati para 'UlamawassalamSubhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illabiLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantarayang
 ber Islam KTP/abangan.Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internetyang tidak diketahui siapayang menyediakan data, sudah berani menjustifikasipara 'Ulama yang mengenalkanIslam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akaldan ilmu yang dikaruniakanAllah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illaqoliila al ayat), membanggakandiri dengan akses informasi yang banyak yang belumtentu kebenarannya, seolah-olahpaling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para "Ulamadan aulia dikatakan mencampuradukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyakwarga Nusantara ber IslamKTP/abangan ...subhaanaLLah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian.Salam,Achmad Munif - Original Message - From: Ari To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PMSubject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalahwarisan nenek moyang
 makatinggalkanlah... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songoataupun para penyebar Islamdi nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkandengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu denganketerbatasan pengetahuandan akses informasi, menerima begitu saja tanpapene

Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Achmad Munif



Subhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illa biLLah..   Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara yang ber Islam KTP/abangan. Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet yang tidak diketahui siapa yang menyediakan data, sudah berani menjustifikasi para 'Ulama yang mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akal dan ilmu yang dikaruniakan Allah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illa qoliila al ayat), membanggakan diri dengan akses informasi yang banyak yang belum tentu kebenarannya, seolah-olah paling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para "Ulama dan aulia dikatakan mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak warga Nusantara ber Islam KTP/abangan ...subhaanaLLah.      Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian.     Salam,  Achmad Munif    - Original Message -   From: Ari   To: keluarga-islam@yahoogroups.com   Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan
 nenek moyang maka tinggalkanlah... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut.Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan.SalamAriastaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian orang
 menghinakannya...     wassalam  ridwan   
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: [keluarga-islam] mengetahui ciri-ciri ‘fi rqoh’ dari email/sms

2006-06-22 Terurut Topik Achmad Munif



Aha. Ini dia bid'ah baru yang bersumber dari anti bid'ah. Kalau dulu para 'ulama mengajarkan bahwasannya RosuluLLoh menyampaikan tentang ciri-ciri kaum Munafik, sekarang ada sebagian orang mendefinisikan seseorang hanya dengan tulisannya saja. Bagaimana mungkin orang yang mengaku paling mengikuti sunnah RosuluLLoh SAW  menyampaikan sesuatu yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh RosuluLLoh SAW. Laakhaula walaa quwwata illa biLLahi ..rednux <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhAda artikel menarik dari www.antibidah.org  Kalau kita mau amati isi sms (short message service) atau surat elektronik ( email) yang sering kita terima dari seseorang atau dari kelompok email
 (mailing list), kita akan dapati beberapa perbedaan, baik dari awal pembukaan email, body email, sampai akhir kalimat email tersebut.   Tulisan ini bukan sebagai tanda bahwa jika ciri-ciri tersebut 'pasti' dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu, karena terkadang mereka bersiasat menjadi bunglon, dan Alhamdulillah dari beberapa ciri-ciri seorang ahlussunnah  juga berbeda (ingat, ini hanya teori) namun insyaAllah bermanfaat buat kita.  Tasawuf/Sufi:Awal Salam :Akan kita jumpai kalimat panjang, yang biasanya didapati pada dzikir mereka,misal :  Subhanalloh, Alhamdulillah, Astaghfirullohal'adziim.Body Salam : Penuh dengan kebingungan bagi yang tidak faham makna yang tersirat dari tulisannnya, bahkan dziki-dzikir mereka tumpah ruah diberbagai kalimat. (Penuh dengan lautan dzikir)Akhir Salam :Lebih panjang dari awal salam, misal:
 Subhaanakallohuma Wabihamdika, Asyhaduanlaailahaillaa anta Astaghfiruka wa'atubuilayka.Sebutan untuk Nabi: Kanjeng Sebutan Allah: GustiSebutan Tokoh: Maulana, Syaikh,Guru,Syaidina  Ikwanul Muslimin/Hizbut Tahrir:Awal Salam:Ass.wr.wb atau Ass. atau AsswrwbBody Salam: -Akhir Salam:Wass. atau Wass.wb.wb atau Wasswrwb Sebutan untuk Nabi: Muhammad saw, atau rosul sawSebutan untuk Allah: Allah swt atau 4JJSebutan para Ulama mereka:syahid  Adapun mereka yang memiliki sikap penghambaan kepada Allah ta'ala, penghormatan kepada Nabi yang mulia, kepada para shahabat yang terbaik, kepada para ulama yang berjasa memberikan ilmu, maka mereka senantiasa memohon ampunanNya,memberikan shalawat Nabi-Nya,mendoakan mereka.  Demikian ciri-ciri yang akan nampak jika kita melihat siapa sebenarnya individu dibalik email/sms
 tersebut. dari golongan mana mereka, namun hati-hati kalau anda mengirimkan tulisan ini, bisa jadi ciri-ciri mereka akan berubah. -hehe..mulai sekarang siap-siap ada yang berubah :))  
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



[keluarga-islam] 10 Tips mengabaikan anti bid'ah

2006-06-20 Terurut Topik Achmad Munif



  10 Tips mengabaikan anti bid'ah  Sumber:  Analisis kumpulan Diskusi Milis Keluarga Islam  Kategori: Do You Know ?    Tips ini insyaAllah bermanfaat buat saudaraku yang mencintai sunnah Nabi  dan
 mempertahankan sunnah beliau , dari gempuran orang-orang yang mengklaim diri selalu mengikuti Sunnah, tetapi sejatinya sangat jauh dari nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah yang selalu diklaim sebagai sandarannya. Jangan pernah meremehkan sunnah , karena dengan meremehkannya atau meninggalkannya, engkau mendukung para gerombolan ahlul fitnah untuk menginjak-injak sunnah (Islam) yang mulia . (sekalipun mereka mengklaim diri sebagai penegak Sunnah).  Mulailah dengan mengerjakan sunnah-sunnah  yang paling pokok untuk dikerjakan, misal : mengerjakan sholat sunnah rowatib maupun sholat sunnah qiyamullail dan witir semampumu, memberi salam kepada saudaramu baik jika bertemu atau berjabat tangan jika bertemu didalam masjid ataupun sehabis mengerjakan sholat (tapi jangan waktu lagi mengerjakan sholat yach),  jaga sholat berjama'ah dimasjid jika engkau seorang mukmin (laki-laki), selalu menasehati sesama Muslim dengan santun dan shabar, selalu berusaha menginfaq-kan sebagian rizki yang engkau dapati, Memelihara jenggot? bolehlah bila memang anda diberi karunia jenggot yang cukup, menaikkan kain diatas mata kaki juga baik apalagi bila musim banjiran.  Biasakan untuk berbuat yang terbaik dalam beribadah, jika belum mengetahui sandarannya bersegeralah menanyakan kepada ahlinya (kepada para 'Ulama, jangan bertanya kepada yang merasa jadi
 'Ulama ataupun ahlulfitnah).   Sisihkan rizki yang dikaruniakan Allah ta'ala kepadamu untuk selalu bersilaturrahmi dengan 'Ulama  Sholih yang selalu memberi contoh kebaikan (bukan hanya kasih tahu tanpa solusi) membeli majalah Islami, buku-buku yang bermanfaat seperti Tuntunan Wudhu, Sholat, Doa dan Dzikir yang sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah .?. bolehlah, tetapi akan lebih utama belajar kepada yang hidup daripada sekedar benda mati.  Ketika engkau dapati orang berbuat menghalangi orang lain dalam beribadah hanya karena dia enggan melaksanakannya, maka bersabarlah dari mereka, itu sudah sangat cukup untuk tidak mengotori amal ibadahmu seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad . 
 Perdalami bahasa Arab selain bahasa-bahasa lain yang engkau kuasai, sungguh dengan banyaknya bahasa yang anda miliki maka anda akan semakin luas wawasannya sehingga anda akan mudah menyampaikan risalah Islam kepada yang belum mengetahuinya dan itu termasuk perbuatan terpuji, karena Allah ta'ala memuliakan manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.  Dan bila para ahlul ahwa' sangat membeci tindakan anda, maka bersabarlah.  Jika berdebat dengan ahlul fitnah atau ahlul ahwa' sampaikan kalimatmu dengan sabar dan santun tanpa harus melukai perasaannya, dan jika dikwatirkan agamamu terkena fitnah karena kepintaran mereka dalam berdebat, teguhkan hatimu.  Yakinlah bahwa itu salah satu ujian keimananmu kepada Allah SWT.   Bergaulah dengan orang-orang yang 'alim, sholih dan wara', karena engkau akan selalu mendapat manfaat 'ilmu maupun contoh amal baiknya. Tetapi jangan lupa selalu berdo'a kepada Allah
 SWT, jangan sampai ni'mat Hidayah yang engkau terima saat ini diambil darimu disebabkan oleh kesombonganmu sendiri. Sekali lagi selalu tawadhu' dalam keimananmu.  Cintai Nabi Muhammad  dengan menghidupkan sunnah Beliau SAW dan para shahabat dan jauhi sesuatu yang dibenci oleh mereka –radhiyAllahu 'anhum.  Sekali lagi contohlah Akhlaq mulia Beliau & para Sahabat Beliau (jangan hanya mencontoh "style" fisiknya belaka).  Zuhudlah engkau, karena tiada yang dapat menandingi keutamaan orang-orang yang selalu takut dan malu kepada Allah SWT dikarenakan kezuhudannya. Dan bila ahlul fitnah membencimu karena sifat-sifat baik ini, maka tetap sabar dan ikhlas. Jadikanlah Sholat dan Shabar menjadi penolongmu, tentunya atas izin Allah semata karena hanya kepada-Nyalah kita akan mempertanggung jawabkan hidup
 dan kehidupan kita di dunia ini.  Semoga Allah ta'ala memberikan kemudahan kepada kita untuk istiqomah menjalankan sunnah .      Kebaikan dari Allah semata. Bila ada kesalahan itu semata-mata ketidak tahuanku, untuk itu mohon dimaafkan. Kepada Allah kami bermohon ampunan... AstaghfiruLLohal'adziim, Asyhadu an Laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan RosuuluLLoh.  __Apakah Anda Yahoo!?Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  http://id.mail.yahoo.com 
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.

Balasan: [keluarga-islam] Jangan bangga mengaku saya antibidah

2006-06-19 Terurut Topik Achmad Munif



  Jangan bangga mengaku "saya Anti Bidah"  Sumber: arsip diskusi milis Keluarga IslamJudul diatas bukan basa-basi, atau mencari sensasi..tapi itulah yang sebenarnya harus anda jauhi (jika anda tidak mampu menasehati dia) pada tubuh kelompok yang mengaku Islam tersebut. Kalau ingin melihat bagaimana rusaknya mereka, maka simak baik-baik ringkasan dibawah ini:  Aqidah Kaum Ini  Mereka mengaku menyembah Allah ta'ala juga mengaku mengikuti AlQur'an dan As-Sunnah tetapi tabiatnya sangat jauh dari contoh Nabi SAW, misal setiap mengirim posting isinya merasa benar sendiri dan orang lain
 atau pihak lain dianggap salah atau sesat, atau merasa berjasa membawa dakwah Islam di milist ini walaupun isinya hanyalah copy paste yang belum tentu dijamin kebenarannya, dan menjadikan buku-buku bacaannya sebagai tempat hujjah yang dianggapnya paling benar.  BuktiHampir dapat dipastikan setiap posting yang dikirimkan berisi hujatan atau cacian kepada pihak lain, sementara buku bacaannya ataupun pendapat teman dan gurunya sendiri didewakan sebagai sesuatu yang paling benar.  Madzhab Kaum Anti Bidah  Sudah tidak asing buat umat muslim di milist ini, jika dikatakan bahwa kaum ini identik dengan pengikut Sunnah, namun apakah anda mengetahui bahwa pada hakekatnya dia menyelisihi contoh Nabi SAW yang dia klaim sebagai anutannya?  BuktiCoba tanyakan para orang ini dan
 minta dalilnya:Bagaimana dia menterjemahkan QS-Alkhujuraat 11-12 ?  Bagaimana hukumnya menghakimi dan menuduh amalan orang Muslim dengan perkiraan dan persangkaan yang belum tentu kebenarannya ?  Bagaimana hukumnya menuduh orang lain atau pihak lain itu sesat menurut dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah ?  Bagaimana hukumnya melarang orang membaca (menetapkap) do'a qunut setiap sholat subuh menurut madzhab syafi'i?  Bagaimana hukumnya melarang orang lain bermuamalah mengadakan acara Maulud Nabi (masalah ini menjadi besar ketika dia menuduh orang lain berbuat syirik dengan persangkaan sendiri yang tidak ada jaminan kebenarannya) ?  Bagaimana hukum menuduh orang lain ber-tawasul selain kepada Allah ta'ala menurut pemikirannya sendiri ?  Bagaimana hukum menuduh orang lain mengkultuskan makhluk melebihi Allah ta'ala menurut pemikiran sendiri yang diklaim sebagai menurut AlQur'an dan As-Sunnah?
  Cukuplah 7 (tujuh) pertanyaan tersebut, jika mereka mau merujuk pada kepada Akl-Qur'an dan As-Sunnah (bukan persepsi atau pemikiran sendiri) maka akan nampaklah kejahilan mereka. Belum lagi jika kita merujuk pada 2 (dua) wahyu yang mulia al-Qur'an dan as-Sunnah. Atau anda akan mendapatkan jawaban, "pokoknya ana paling benar, orang lain sesatlah mereka"Jadi apakah masalah kerusakan "aqidah merasa benar sendiri" ini juga masalah yang sepele ?!?!     Cukuplah ringkasan diatas bagaimana mengenai aqidah dan pemahaman madzhab "merasa paling benar sendiri" menjadi bukti bahwa sebenarnya dia telah keluar dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang selalu diklaim sebagai sandarannya.  
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: [keluarga-islam] Katakan, Tasawuf bukan Islam!!

2006-06-15 Terurut Topik Achmad Munif



"bertanyalah kepada ahlinya".. jadi kalau anda mau tahu tentang Koo Ping Hoo atau Dora Emon, maka tanyalah kepada pak Abu Yahya dijamin valid.. begitu maksudnya kang.     Ops... Maaf... Maaf...Rayina Lancheuq <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Jika ada kalimat "bertanyalah kepada ahlinya", maka jika bertanya soal Tasawuf kepada yang bukan ahlinya, ya jelas jawabannya kemungkinan besar tidak valid... hi hi hi...     Ops... Maaf... Maaf...        Abu Yahya Adz-Dzahabi <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Katakan, Tasawuf bukan Islam!!sumber: http://antibidah.org  Berikut ini kami jabarkan dengan ringkas tentang pertanyaan :"apakah tasawuf bagian (kelompok) Islam ?"  Maka katakan: Tasawuf ber-aqidah Sufi, karena tasawuf berbeda dengan aqidah ahlussunnah wal jama'ah yang merujuk pada al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih.Jika ditanya: ' Bukankah dia juga menggunakan al-Qur'an dan Hadits' ?Maka katakan: Tasawuf melencengkan makna al-Qur'an dan tokoh tasawuf tidak ada yang menjadi ahli hadist, bahkan sebaliknya mereka ahlul kalam semua.  Para tasawuf menetapkan 'ilham' merupakan wahyu yang dimiliki para wali mereka hingga sekarang. Sehingga mereka mendapat petunjuk dari Tuhannya kapan saja baik saat terjaga atau mimpi.  Tafsir mereka adalah isyarat, dimana setiap huruf pada al-Qur'an mengandung makna yang tidak diketahui
 oleh siapapun kecuali wali mereka termasuk Nabi Muhammad Shalllallahu 'alayhi wa sallam, sehingga penafsiran ayat pada al-Qur'an yang dianut oleh agama Islam tidak sama dengan mereka.  Allah ta'ala menurut tasawuf dan tarekat lainnya dapat berada (wihdatul wujud) pada makhluk yang diciptakan, bahkan pada kambing sekalipun.  Rosulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menurut tasawuf tidak mengetahui apa-apa tentang ilmu agama Islam, sebaliknya tarekat lainnya meyakini bahwa Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam adalah Allah ta'ala yan bersemayang di 'Arasy.  Wali yang sudah mencapai tingkatan alim, keramat juga sempurna menurut tasawuf adalah lebih mulia dari pada seoarang Nabi.  Mereka memiliki dewan wali yang berkumpul di Goa hira, untuk menunggu takdir-takdir manusia.  Surga tidak pantas dicari menurut tasawuf, karena akan mengurangi kesempurnaan, sebaliknya neraka adalah tempat yang paling nyaman dan nikmat bagi
 tasawuf.  Fir'aun dan Iblis adalah mahkluk yang paling bagus aqidahnya, karena tidak mau sujud dan patuh kepada Allah ta'ala.  Tidak jelas siapa Nabinya, apa Kitabnya, Siapa Tuhannya.  Katakan 10 alasan itu untuk menolak ajaran tasawuf di tempat anda, jika mereka mengelak dengan alasan yang ada, maka katakan padanya " Sesungguhnya hanya ada 2 kelompok yang dapat selamat dari mereka "Orang awam, yang baru mau mengenal tasawuf. Maka ajaklah dia untuk menghindari pengajian-pengajian tasawuf ditempat anda.  Orang yang sudah sampai tingkat atas dan mendapatkan hidayahNya, maka dengan sendirinya akan mengakui kerusakan tasawuf seperti Imam Ghazali.  Adapun orang yang kamu dapati sampai sekarang masih sibuk dengan tasawuf, mencari tahu hakikat Allah ta'ala, meneliti perkara ghaib yang hanya Allah ta'ala yang mengetahui, maka menghindarlah, tutup telinga anda mendengar ocehannya, jangan membaca buku-buku
 mereka, jangan duduk-duduk dimajelis mereka, jika bertemu tokoh mereka…larilah!!   __Apakah Anda Yahoo!?Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  http://id.mail.yahoo.com 
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: [keluarga-islam] Kho Ping Hoo

2006-06-12 Terurut Topik Achmad Munif



A'udzubiLLahi minasysyaithonirrojiim. BismiLLahirrohmaanirrohiiem     Hati-hatilah anda bila membaca sesuatu yang tidak bersumber dari Al Qur'an maupun Al Khadits, apalagi kalau bersumber dari http://antibidah.org.   Sekali lagi berhati-hatilah, ini dunia maya, banyak lelembut menjual kata-kata. Bila dia yang menuliskan dan menyampaiakan maka akan diklaim sebagai bersumber dari Qur'an dan Khadits serta mengaku sebagai ahlul 'ilmi, sementara bila orang lain yang menyampaikan maka disebutnya sebagai bid'ah dan dianggap menggunakan hawa nafsu (ahlul hawa). Mengklaim diri pencinta RosuluLLoh, tetapi pada saat yang sama lebih menyukai Koo Ping Hoo dari pada membaca sejarah perjuangan RosuluLLoh SAW. Coba sekali lagi anda renungkan. pernahkah RosuluLLoh SAW mencontohkan tabiat yang demikian...?  Waspadalah waspadalah 
 [EMAIL PROTECTED] menulis:Sambil nunggu email masuk, maaf saya 'copy-paste' tulisan kecil ini. rileks saja ya...  Kho Ping HooSumber: http://antibidah.org  Mungkin anda bertanya, apa hubungannya Kho Ping Hoo dengan Bid'ah Jelas ada hubungannya, dan andapun bisa mendapati cerita Kho Ping Hoo pada novel-novel Ahlul Bid'ah seperti  Barzanzi, Diba', Simthud Duror yang dibacakan pada waktu-waktu tertentu kepada
 orang-orang tertentu yang mau mendengarkan bualan cerita tersebut.Sementara kesamaan Kho Ping Hoo dan 3 (tiga) Novel (Barzanzi, Diba', Simthud Duror) tersebut:1. Ceritanya Fiktif.2. Tokohnya disandarkan pada seseorang dimana si-tokoh tidak perna melakukannya.3. Masing-masing memiliki penggemar.  Yang membedakannya Kho Ping Hoo dengan Barzanzi, Diba', Simthud Duror1. Kho ping hoo diterima semua kalangan, sementara 3 novel itu hanya diterima ahlul bid'ah dan gerombolan ahlul ahwa'2. Kho ping hoo tidak merusak aqidah bagi yang ngebacanya, sebaliknya 3 novel itu mendatangkan bencana bagi yang membaca.3. Kho ping hoo dapat dibaca kapan saja, 3 novel itu dibaca pada waktu tertentu (misal khusus Maulid Nabi,dst)4. Kho ping hoo update, 3 novel itu tidak perna di update5. Kho ping hoo tidak perna mendapat bantahan dari Ahlul 'Ilm, sementara 3
 novel itu sebaliknya.   
  __Apakah Anda Yahoo!?Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  http://id.mail.yahoo.com 
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: Re: [keluarga-islam] Pengurus Ormas Islam Saling Kecam

2006-05-31 Terurut Topik Achmad Munif



wandy sulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Source: http://harry.sufehmi.com/archives/2006-05-29-1161/     JIL (Jaringan Islam Liberal) kembali tertangkap basah melakukan penipuan terhadap umat Islam.  Ceritanya dimulai ketika saya me-reply komentar Fina di sebuah artikel disini. Kemudian saya baru menyadari, bahwa kutipan tersebut sudah dilenyapkan dari artikel aslinya di situs JIL !  Padahal, Gus Dur telah menuntut koran Duta Masyarakat sebesar 100 milyar rupiah, karena mengutip ucapan tersebut, dan dianggap ini cuma fitnah - dan sebagai bukti adalah artikel di situs islamlib.com tersebut yang sudah di edit (yang sebetulnya Gus Dur memang betul mengatakan demikian).  Saya kemudian meluangkan waktu untuk menyelidiki hal ini lebih lanjut.  Saya teliti di archive.org, ternyata mereka belum sempat mengarsip artikel JIL tersebut. Saya coba juga di Google, ternyata mereka telah meng-update artikel tersebut, sehingga copy mereka juga sudah tidak mengandung ucapan dari Gus Dur lagi.  Namun ketika saya search di Yahoo, ternyata arsip artikel IslamLib.com disitu masih menampilkan kutipan Gus Dur yang meledek Al-Quran sebagai kitab paling porno di dunia.  Karena ini akan berubah lagi jika Yahoo telah meng-update database mereka dengan artikel JIL yang terbaru, maka saya segera menyimpan
 screenshot-nya sebagai bukti.Bisa dilihat disini.  Kini jelas bahwa modus operandi GD & JIL dalam kasus ini sangat mirip seperti yang dilakukan oleh Tomy Winata versus Bambang Harymurti, yaitu menteror kebebasan pers di Indonesia.  Saya sekarang sedang berusaha mengkontak koran Duta Masyarakat untuk menginformasikan mereka mengenai hal ini. Monggo jika ada yang bisa membantu.  Terima kasih atas sodaqoh informasinya yang cukup panjang. Saya sekedar menyampaikan informasi lain sebagai pembanding dengan diawali copy paste Masalah kebenaran semua informasi yang saya terima maupun informasi yang anda sodaqohkan di atas, tentunya hanya Allah lah yang tahu waLLahu a'lam      OK JIL, setelah
 berbagai kelicikan yang Anda lakukan ( [ 1 ] - [ 2 ]), sekarang ini — what’s next ?Slogan Anda (mencerahkan, membebaskan) sepertinya sudah perlu diganti, karena sudah tidak cocok lagi.  Mengubah artikel sendiri, lalu menuntut orang lain yang mengutipnya - wow, that’s REALLY low.   Maaf mas kalimat di atas ditujukan kepada siapa ?. Kalau itu ditujukan kepada saya pribadi, rasanya saya agak kaget juga. Apakah hanya karena sebuah posting yang saya sampaikan anda membalas email saya dengan awalan OK JIL Padahal pada posting tersebut jelas tertera nama pengirimnya adalah Achmad Munif bukan bernama JIL. Saya berharap mudah-mudahan hal tersebut bukan ditujukan kepada saya, karena ini memang milist publik.   Sekali lagi terima kasih atas sodaqoh informasi yang anda
 berikan, dan mohon maaf bila ternyata ada hal-hal yang mengusik eksistensi anda.     Salam, Munif     --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:>> (copy paste) .>    >   KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyayangkan beberapa pihak yang me-mlintir pernyataannya sehingga menimbulkan pro-kontra akhir-akhir ini. Saat berdiskusi di Radio Utan Kayu beberapa waktu silam, Gus Dur menyatakan, oleh orang yang otaknya ngeres, al-Quran sekalipun bisa dianggap sebagai kitab porno. >   Pernyataan Gus Dur itu juga diniatkan untuk mengkritik Rancangan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang memberikan ruang
 penafsiran porno atau tidak kepada pihak-pihak yang berkepentingan. >   “Porno itu letaknya ada di persepsi seseorang. Kalau orang kepalanya ngeres, dia akan curiga bahwa al-Quran itu porno, karena ada ayat tentang menyusui (al-Baqarah: 233) dan ada roman-romanan antara Zulaikha dengan Yusuf (Qs. Yusuf: 24).” >   Demikian mantan ketua PBNU itu menjelaskan ucapannya usai acara kongkow bersama Gus Dur yang membahas tema Hari Kebangkitan Nasional di Radio Utan Kayu, Jl Utan Kayu No. 68 H, Jakarta, Sabtu (20/5/2006). >   Gus Dur lantas bercerita perihal kesalahpahaman banyak orang terkait pandangannya tentang assalamu’alaikum, termasuk kesalahpahaman KH Syukran Makmun dari Tulodong. “Saya ditanya wartawan Majalah Amanah; apa pandangan Anda tentang assalamu’alaikum? Saya jawab, itu tergantung dari mana kita melihatnya. Kalau sebagai greeting atau sapaan, itu bisa diganti. Kenapa susah amat?” kata
 Gus Dur. >   Dicontohkannya, para syeikh di Universitas al-Azhar Mesir sendiri, jika saling berjumpa mereka hanya berucap shabah al-nur, masa’ al-khair, dan sebagainya. “Mereka nggak pernah pakai assalamu’alaikum. Tapi kalau bicara hukum agama, shalat itu definisinya apa yang dimulai dengan takbirat al-ihram dan diakhiri dengan salam, maka itu tidak bisa diubah selamanya,” tegas Gus Dur. >   Karena itu, Gus Dur sangat menyayangkan orang yang tanpa tabayyun (klarifikasi) langsung menuduh dirinya telah melakukan tindakan menentang agama. â

Balasan: Re: [keluarga-islam] Pengurus Ormas Islam Saling Kecam

2006-05-30 Terurut Topik Achmad Munif



(copy paste) .     KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyayangkan beberapa pihak yang me-mlintir pernyataannya sehingga menimbulkan pro-kontra akhir-akhir ini. Saat berdiskusi di Radio Utan Kayu beberapa waktu silam, Gus Dur menyatakan, oleh orang yang otaknya ngeres, al-Quran sekalipun bisa dianggap sebagai kitab porno.   Pernyataan Gus Dur itu juga diniatkan untuk mengkritik Rancangan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) yang memberikan ruang penafsiran porno atau tidak kepada pihak-pihak yang berkepentingan.   “Porno itu letaknya ada di persepsi seseorang.
 Kalau orang kepalanya ngeres, dia akan curiga bahwa al-Quran itu porno, karena ada ayat tentang menyusui (al-Baqarah: 233) dan ada roman-romanan antara Zulaikha dengan Yusuf (Qs. Yusuf: 24).”   Demikian mantan ketua PBNU itu menjelaskan ucapannya usai acara kongkow bersama Gus Dur yang membahas tema Hari Kebangkitan Nasional di Radio Utan Kayu, Jl Utan Kayu No. 68 H, Jakarta, Sabtu (20/5/2006).   Gus Dur lantas bercerita perihal kesalahpahaman banyak orang terkait pandangannya tentang assalamu’alaikum, termasuk kesalahpahaman KH Syukran Makmun dari Tulodong. “Saya ditanya wartawan Majalah Amanah; apa pandangan Anda tentang assalamu’alaikum? Saya jawab, itu tergantung dari mana kita melihatnya. Kalau sebagai greeting atau sapaan, itu bisa diganti. Kenapa susah amat?” kata Gus Dur.   Dicontohkannya, para syeikh di Universitas
 al-Azhar Mesir sendiri, jika saling berjumpa mereka hanya berucap shabah al-nur, masa’ al-khair, dan sebagainya. “Mereka nggak pernah pakai assalamu’alaikum. Tapi kalau bicara hukum agama, shalat itu definisinya apa yang dimulai dengan takbirat al-ihram dan diakhiri dengan salam, maka itu tidak bisa diubah selamanya,” tegas Gus Dur.   Karena itu, Gus Dur sangat menyayangkan orang yang tanpa tabayyun (klarifikasi) langsung menuduh dirinya telah melakukan tindakan menentang agama. “Saya pernah dituduh tidak lagi mengucap assalamu’alaikum usai shalat, tapi selamat pagi, selamat sore atau selamat malam,” katanya tertawa.   Hal yang sama disampaikan Ketua Lembaga Dakwah NU KH Manarul Hidayat, “Saya langsung tabayyun ke Gus Dur begitu denger al-Quran kitab suci paling porno,” kata KH Manarul saat berceramah
 di Halaqah Ikrama yang dihadiri ratusan kiai di PP Darul Maarif, Natar, Lampung Barat, Sabtu (20/5/2006).   Saat ditemui KH Manarul Hidayat, Gus Dur menjelaskan maksud sebenarnya dari pernyataannya itu. “Sebagai ulama, kita kalau dengar apa-apa tabayyun dulu, biar kita tidak dipecah-pecah,” himbaunya dengan logat Betawi yang kental. L_4mie ami <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  menyedihkan ya... bagaimana mungkin seorg kyai bisamelontarkan kalimat seperti ini yg sungguh2 sangatmenyakitkan... saya pikir sekarang memang tengahterjadi pergeseran aqidah pernyataan gus dur bisamenjadi celah yg bagus utk pihak2 yg tidak menyukaiislam... menyedihkan.. ntah hukuman apa yg pantas utkgus dur... biar
 Allah yg memberi hukuman yg setimpal..mohon maaf bagi yg tdk berkenan bis sakit hatisehh..:(--- Raflis amin <[EMAIL PROTECTED]>wrote:> Bertobatlah kamu Gus Dur sebelum ajalmu tiba.> > > > .> > > > Kang-Nceps <[EMAIL PROTECTED]>wrote:> Pengurus Ormas Islam Saling Kecam> Kamis, 25 Mei 2006 | 17:42 WIB > TEMPO Interaktif, Purwakarta: Majelis Ulama> Indonesia Kabupaten Purwakarta beserta> organisasi-oragansiasi massa Islam mengecam> pernyataan Abdurrahhman Wahid alias Gus Dur yang> mengatakan bahwa Al Quran kitab suci paling porno di> antara kitab suci lainnya. > > Menurut Otoillah Mustari, Ketua MUI Kabupaten> Purwakarta, pernyataan Gus Dur itu melukai perasaan> umat Islam. Gus Dur melontarkan kata-kata tersebut> saat menjadi pembicara di forum dialog bertajuk> pluralisme di
 Purwakarta pada Selasa lalu. > > Otoillah menjelaskan, Gus Dur salah dalam> menafsirkan ayat Al Quran yang dinilainya mengandung> arti porno dengan menggunakan logika berpikir> pribadinya. "Gus Dur itu memang orang pinter, tapi> tidak bener," katanya. > > Adapun Kiai Abdullah Joban, Ketua Forum Ulama> Indonesia Kabupaten Purwakarta, menyerukan Gus Dur> meminta maaf karena melakukan penodaan terhadap> kitab sucinya sendiri.> Joban tidak merinci penafsiran Gus Dur atas Al> RQuran tersebut. > > Dari Cirebon forum ulama setempat mendesak kepada> aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap> kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama.> Pernyataan itu dikemukakan di kantor Fahmina> Institute, Rabu. Hadir anara lain wakil dari Garda> Bangsa dan gerakan Pemuda Anshor. "Kami mendesak> aparat penegak hukum bertindak tegas," kata
 H.> Luthfi Hakim dari Pesantren Buntet. > > Permintaan ini juga dipicu kasus pengusiran Gus Dur> dari pertemuan di Purwakarta dan aksi penyegelan> kantor Fahminta Institute, Minggu lalu. "Kami> menghimbau masyarakat untuk mewaspadai gerakan> apapun yang mengatasnamakan agama Islam namun> ternyata gerakan tersebut justru menghancurkan> Islam," pinta Luthfi. > > Nuruzzaman, wakil kaum muda dari Nahd

Balasan: [keluarga-islam] Re: Fwt: Melirik yasinan

2006-05-22 Terurut Topik Achmad Munif



wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Waduh, mohon maaf sepertinya anda kok belum mengerti dengan yang dimaksud amalan sunnah...Terima kasih atas penilaian anda, dan insya Allah permohonan maaf anda saya terima.  Contohnya begini saja, saya rasa amalan sunnah yang satu ini hampir dari kita semua mengetahui dan mengamalkannya. Yaitu, membaca subhanalloh, alhamdulillah, allohu akbar, masing2 33x sehabis shalat wajib. walaupun sebenarnya masih banyak lagi dzikiran sehabis shalat, tapi kita ambil contoh amalan yang populer ini saja.Ah, kok cuma 33 sih, saya mau 1000x saja, kan tidak ada hadits yang melarangnya... bagaimana?Tentunya semua kita kembalikan kepada siapa yang mencontohkan atau mengajarkan hal tersebut. Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah
 s.a.w. beliau bersabda, "Barangsiapa yang membaca subhanallah setiap selesai shalat 33 x membaca alhamdulillah 33 x, membaca Allahu Akbar 33x hingga menjadi 99. beliau bersabda lalu disempurnakan menjadi seratus dengan Lâ ilâha lillallah wahdahû lâ syarîkalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli Syaiin qadîr, diampuni dosanya sekalipun seperti buih lautan. (HR. Muslim).Kenapa harus 33? Bukankahkah kita diperintahkan berdzikir sebanyak2nya?Jawabannya sederhana saja, karena Rasulullah mencontohkannya begitu, dan hanya Allah dan RAsul-Nya yang tahu secara pasti kenapa angka 33 yang menjadi pilihan. Kalau saja Rasulullah masih hidup, tentunya kita dapat meng-klarifikasi-kan hal tersebut langsung kepada Beliau. Tapi jangan khawatir, mengenai keshahihan angka 33 ini masih dapat kita periksa melalui hadits2 yang ada, baik melalui kitab2 hadits shahih, ataupun bertanya langsung kepada ulama2 ahli hadits dengan menghadiri pengajian2nya.Tapi
 kalau anda hendak membaca dizikian tersebut, apakah itu subhanalloh, atau alhamdulillah, atau allahu akbar, atau lailaha illah, atau kalimat2 thoyyibah lainnya di WAKTU-WAKTU SENGGANG anda atau diwaktu anda sedang bekerja misalnya, sebanyak-banyaknya semampu dan seikhlas anda, maka hal itu adalah boleh2 saja dan bahkan sangat baik, hal itu termasuk dalam perintah Allah untuk memperbanyak dzikir secara mutlak. Tapi kalau anda KHUSUS-kan dengan waktu tertentu dan/atau dengan jumlah tertentu dan juga dengan keutamaan/manfaat tertentu (seperti amalan membaca dzikiran yang 33 sehabis shalat ini), maka yang demikian haruslah ada dalil yang menjadi dasar pelaksanaannya. Demikian juga dengan pembacaan ayat2 alquran tertentu yang dikhususkan dibaca pada waktu2 tertentu, dengan keutamaan2 tertentu, yang diyakini mengikuti sunnah, maka sekali lagi tentunya harus ada dalil yang shahih tentang sunnah tersebut.   Terima kasih atas penjelasan anda yang
 cukup panjang, dari contoh yang anda jelaskan sendiri sebenarnya sudah terjawab bahwa sesungguhnya membaca dzikir 33X ataupun sebanyak-banyaknya khan sama-sama punya dalil yang kuat. Satu HR yang anda sebutkan sementara yang lain adalah dalil Al-Qur'an (fasabbikhuuhu bukrotan wa ashiila, atau .dzikron katsiroo). Apakah dalil Al-Qur'an masih juga dipertanyakan?  Demikian juga dengan amalan baca yaasin di hari jum'at yang memiliki sandaran dalil yang jelas seperti dibahas di posting sebelumnya.   Ada baiknya kita lebih bijaksana lagi dalam memahami sedikit 'ilmu yang kita dapatkan saat ini, karena masih berjuta-juta 'ilmu yang belum kita dapatkan. Kalau boleh saya analogikan begini . dulu waktu kita masih SD yakin sekali bahwa 1+1 hasilnya pasti 2, begitu ada seorang mahasiswa yang menyebutkan ke anak SD kalau 1+1 bisa juga hasilnya 10, si anak SD akan ngotot kalau itu salah. Tetapi si mahasiswa tidak perlu
 ngotot untuk meyakinkan argumentasinya, dia hanya menyarankan kepada anak SD agar lebih giat lagi belajar, nanti suatu saat akan ketemu juga jawabannya.    Demikian, semoga dipahami...Demikian, semoga dimaklumi... Mohon maaf bila kurang pas dengan pemahaman anda.     Salam, Munif  __Apakah Anda Yahoo!?Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  http://id.mail.yahoo.com 





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Balasan: [keluarga-islam] Re: Fwt: Melirik yasinan

2006-05-22 Terurut Topik Achmad Munif



Terima kasih penjelasannya..wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:Sekedar menjelaskan kembali...--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote:>> Assalaamu'alaikum Wr. Wb.> Sekedar menyampaikan informasi pembanding> > Mas kalau Surat yasin merupakan bagian dari al-Quran yang memang dianjurkan untuk kita membaca, mendalami, dan mengamalkan isi kandungannya. Tentunya baik juga dilakukan pada hari baik (jum'at) seperti HR. yang anda ceritakan di bawahnya tentang kebaikan beramal pada hari Jum'at. Kalau sebagian masyarakat senang mengamalkannya secara rutin pada hari tersebut, tentunya itu juga kebaikan yang tidak terhingga. Contoh nabi ?, nabi beramal sholeh tanpa terputus (setiap saat), seandainya kita belum
 bisa mencontoh Beliau SAW (beramal setiap saat) minimal kita rutin beramal pada hari yang baik (setiap jum'at). Kalau amalan tersebut dianggap tidak punya riwayat yang kuat, setidaknya tidak ada juga Hadist Shohih yang menyebutkan bahwa amalan tersebut dilarang bukan?!. [WnS] Yang bilang membaca surat yasin di hari Jum'at ndak boleh itu siapa Mas??   [Munif] Kalau begitu kenapa mesti dipermasalahkan. jangan hanya karena penafsiran pengetahuan kita saja, kita dengan serta merta menilai amalan orang lain yang kita sendiri tidak/belum mengetahui secara persis apa niat dan tujuannya.     Jangankan membaca surat yasin yang merupakan bagian dari al-Quran, anda mau bersenandung atau bernyanyi-nyanyi di hari jum'at pun tidak ada larangannya tho...? Yang menjadi masalah disini adalah apabila membaca surat yasin itu di KHUSUS-kan pada hari jumat saja, ini yang harus ada
 landasannya yang shahih.   Kembali lagi anda menyimpulkan amalan orang lain dengan persepsi anda sendiri .      Saya pun sebelumnya adalah anggota majlis taklim yasinan malam jumat di kampung saya, dan kami semua sebelumnya meyakini bahwa amalan tersebut adalah sunnah Nabi berdasarkan hadits2 yang ada. Tapi kemudian setelah diketahui hadist2 tersebut mengandung ke-dhoif-an berdasarkan konsultasi dengan teman2 yang memang secara khusus mempelajari ilmu hadits, dan juga berdasarkan informasi dari beberapa kajian yang saya ikuti, ya lebih baik saya melazimkan amalan yang memang sunnah Nabi dengan landasan yang lebih shahih, yaitu membaca surah Kahfi setiap hari Jum'at. Jika masih ada waktu dan tidak malas ya saya lanjutkan dengan membaca surah-surah lainnya. Jadi, anda mau membaca surah apa saja di hari Jum'at TIDAK ADA larangan, tapi bila anda mau meng-KHUSUS-kan hari2 tertentu dengan membaca surah2
 tertentu dalam alquran dengan niat mengikuti sunnah Nabi, tentu saja harus ada Sunnah Nabi yang menjadi landasannya kan...  Ini khan hanya penafsiran anda saja yang kebetulan tidak sama dengan sebagian ummat Islam yang lain, mungkin anda memahami suatu khadist dengan letterleks dan konteks siapa yang merawikannya, sementara sebagian yang lain juga memiliki landasan yang tidak se sederhana itu. Lagian siapa sih yang "mengkhususkan" seperti itu, kalau kebetulan anda dan saudara anda merasa kurang pas dengan amalan tersebut apakah berarti itu amalan yang salah?pengamalan tersebut tentunya punya niat dan tujuan yang lebih luas semacam metode da'wah sesuai kebutuhan zaman dan kondisi masyarakat yang kita da'wahi. Seandianya kita mau mencontoh persis seperti Nabi SAW, tentunya da'wah seperti kita melalui internet sama sekali nggak pernah dicontohkan RosuluLLoh SAW bukan ?!> > Sebaliknya, justru amalan2 sunnah yang berkaitan
 dengan hari jum'at > yang didasari dari hadits2 yang shahih banyak yang meninggalkan.> > Aha... dari mana pula anda menyimpulkan seperti itu, sebagai informasi pembanding :> - Tidak boleh berpuasa khusus pada hari itu saja> Bagi yang terbiasa memperbanyak amalan di hari Jum'at, umumnya mereka sudah mempersiapkan (minimal dari hari kamisnya). Bila ingin berpuasa di hari Jum'at, tentunya hari Kamisnyapun berpuasa sunnah. Jadi bila anda menemukan seseorang puasa di hari Jum'at jangan buru-buru menyimpulkan bahwa dia melawan peringatan RosuluLLoh tersebut yaa[WnS] Kesimpulan ini saya dapati dari pengalaman pribadi saya, keluarga saya, dan di lingkungan tempat saya tinggal. Orang yang melakukan puasa sunnah di hari jumat tanpa diikuti hari sebelumnya atau sesudahnya, biasanya tidak mengetahui adanya larangan tersebut, dan saya tidak pernah mengatakan kalau mereka secara sadar melawan
 peringatan Rasulullah. Tapi jika kasusnya seperti yang anda sebutkan diatas bahwa hari sebelumnya (kamis) dia sudah berpuasa, maka tentu saja tidak ada larangan untuknya berpuasa di hari Jum'at.Kalau hal tersebut terjadi, tentunya tinggal bagaimana kita menyampaikan pemahaman kepada yang belum mengetahuinya.  > > - Memperbanyak shalawat kepada Nabi> Tentu tidak lupa. karena bila sudah dalam majlis seperti itu, kita dengan sendirinya berjamaah m

Balasan: [keluarga-islam] Re: Fwt: Melirik yasinan

2006-05-21 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum Wr. Wb.  Sekedar menyampaikan informasi pembanding  Mas kalau Surat yasin merupakan bagian dari al-Quran yang memang dianjurkan untuk kita membaca, mendalami, dan mengamalkan isi kandungannya. Tentunya baik juga dilakukan pada hari baik (jum'at) seperti HR. yang anda ceritakan di bawahnya tentang kebaikan beramal pada hari Jum'at. Kalau sebagian masyarakat senang mengamalkannya secara rutin pada hari tersebut, tentunya itu juga kebaikan yang tidak terhingga. Contoh nabi ?, nabi beramal sholeh tanpa terputus (setiap saat), seandainya kita belum bisa mencontoh Beliau SAW (beramal setiap saat) minimal kita rutin beramal pada hari yang baik (setiap jum'at). Kalau amalan tersebut dianggap tidak punya riwayat yang kuat, setidaknya tidak ada juga Hadist Shohih yang menyebutkan bahwa amalan tersebut dilarang bukan?!.      Sebaliknya, justru amalan2 sunnah yang berkaitan dengan hari jum'at
 yang didasari dari hadits2 yang shahih banyak yang meninggalkan.     Aha... dari mana pula anda menyimpulkan seperti itu, sebagai informasi pembanding :  - Tidak boleh berpuasa khusus pada hari itu saja  Bagi yang terbiasa memperbanyak amalan di hari Jum'at, umumnya mereka sudah mempersiapkan (minimal dari hari kamisnya). Bila ingin berpuasa di hari Jum'at, tentunya hari Kamisnyapun berpuasa sunnah. Jadi bila anda menemukan seseorang puasa di hari Jum'at jangan buru-buru menyimpulkan bahwa dia melawan peringatan RosuluLLoh tersebut yaa     - Memperbanyak shalawat kepada Nabi  Tentu tidak lupa. karena bila sudah dalam majlis seperti itu, kita dengan sendirinya berjamaah membaca sholawat kepada Nabi bahkan terkadang ditambah dengan membaca sejarah perjuangan Beliau SAW. Lain halnya bila kita sendirian terkadang, lupa, mengantuk, atau berbagai
 godaan lain yang menyebabkan kita melewatkan kebaikan beramal di hari Jum'at tersebut.     - Lebih memperbanyak perbuatan baik.Ya ...salah satunya membaca QS Yasiin, QS-Kahfi, QS-Ar-Rohman, QS-Al-Ikhlas, QS-Alfalaq, QS-An-Naas, QS-Alfatihah, membaca kalimah Tauhid, membaca sejarah perjuangan RosuluLLoh SAW, saling bersodaqoh (yang mampu menyediakan makanan/minuman kepada saudaranya yang lain), silaturahmi (tidak sendirian saja, nanti malah mengantuk dan tertidur), saling mendo'akan sesama Muslim.      Hanya sekedar informasi pembanding, bila anda kurang berkenan mohon dimaafkan yach.     Salam, Munif  wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Sekedar berbagi informasi...Surat yasin merupakan bagian dari
 al-Quran yang memang dianjurkan untuk kita membaca, mendalami, dan mengamalkan isi kandungannya. Namun yang terjadi di sebagian masyarakat kita adalah menjadikan membaca surat yasin ini sebagai amalan rutin setiap malam jum'at atau hari jum'at yang diyakini sebagai amalan sunnah (mengikuti contoh nabi). Padahal menurut ulama2 hadits menyebutkan bahwa hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan surat yasin khususnya yang berkaitan dengan hari jum'at adalah hadits2 dhoif.Sebaliknya, justru amalan2 sunnah yang berkaitan dengan hari jum'at yang didasari dari hadits2 yang shahih banyak yang meninggalkan. Berikut beberapa amalan2 sunnah yang berkaitan dengan hari Jum'at yang saya ringkas dari Milis Daarut Tauhiid:- Tidak boleh berpuasa khusus pada hari itu sajaMaka tidak diperbolehkan puasa khusus pada hari itu,tanpa didahului oleh puasa sebelum maupun sesudahnya,Agar berbeda dengan Yahudi. Juga
 agar tubuh merasakuat untuk melaksanakan ibadah pada hari Jum'atseperti shalat, do'a dan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Sesungguhnya hari Jum'at adalah 'ied (hari raya),maka jangan jadikan hari raya kalian untuk berpuasa,kecuali bila kalian puasa sebelum dan sesudahnya".(HR. Ahmad dalam al-Musnad 15/157, hadits 8012, syechAhmad Syakir mengatakan: sanadnya shahih.- Membaca surat {aliflamim tanzil /suratAs-sajdah}dan{hal ata 'alal insan /surat Al-insan),pada shalat subuh hari Jumat. Rasullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telahmelakukan hal tersebut {HR. Bukhori {891} danMuslim{879).- Memperbanyak shalawat kepada NabiShallallahu 'Alaihi Wasallam pada siang dan malamharinya.Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'AlaihiWasallam, dari Anas:"Perbanyaklah shalawat pada hari Jum'at dan malamJum'at." (HR Baihaqi dari Anas, dan dihasankan
 olehArnauth, dan ia juga terdapat dalam Silsilahal-Shahihah /1407).Dan dari Aus Radhiallahu 'anhu dia mengatakan, bahwaRasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda: "Sebaik-baik hari kalian adalah hari Jum'at: pada hariitu Adam diciptakan, pada hari itu beliau diwafatkan,pada hari itu sangkakala ditiup, pada hari itu manusiabangkit dari kubur, maka perbanyaklah shalawatkepadaku pada hari itu, karena shalawat kalian akandiperlihatkan kepadaku", para shahabat bertanya:"wahai Rasulullah, bagaimana diperlihatkan kepadaengkau sedangkan tubuh engkau sudah hancur (sudahmenyatu dengan tanah ketika sudah wafat), Beliaumenjawab: "sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'alamengharamkan kepada bumi untuk memakan (mengh

Balasan: Re: Balasan: RE: [keluarga-islam] SHIFAT SHOLAT NABI

2006-04-24 Terurut Topik Achmad Munif



Iskandar <[EMAIL PROTECTED]> menulis:  Saran saya agar anda lebih banyak menelaah kitab Syarah hadist & jgn sungkan-sungkan untuk hadir di pengajian hadist.  Insya allah anda akan dapat jawabannya sendiri  Terimakasih mas, dan kalau boleh saya menyarankan juga : janganlah cepat mengambil kesimpulan apa-apa yang baru diperoleh di pengajian dengan satu sumber yang homogen, carilah lebih banyak lagi dengan mengikuti pengajian dengan sumber yang lainnya. Insya Allah kita lebih bijaksana dalam menyikapi setiap isi pengajian yang disampaikan oleh setiap "perawi".     Sekali lagi  Insya Allah anda akan lebih bijaksana dan tidak kaku dalam melaksanakan peribatan maupun muamalah untuk mendapatkan ridlo Allah SWT, waLLahu a' lam. Mohon maaf sebelumnya bukan maksud saya untuk mendikte anda, ini hanya sekedar saran saja. semua terserah
 anda.     Terimakasih, wasssalam wr. wb.  - Original Message -   From: Achmad Munif   To: keluarga-islam@yahoogroups.com   Sent: Monday, April 24, 2006 10:42 AM  Subject: Balasan: RE: [keluarga-islam] SHIFAT SHOLAT NABIAssalaamu'alaikum   > Sholatnya
 Insya Allah tetap sah, namun kesempurnaan Sholat & pahalanya> tentunya berkurang.Darimana tahunya mas... wong kedua-duanya sama merujuk ke Nabi SAW, apa ya  yang tangannya tidak mengepal itu merujuk ke selain Beliau SAW. Kalaupun Ibnu 'Umar melakukan hal tersebut dan sahabat yang lain tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar, saya belum pernah mendengar riwayat yang menyebutkan RasuluLLah SAW menegur para sahabat yang melakukan sholat tidak seperti Ibnu 'Umar untuk melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar (kalau memang hal ini lebih sempurna & pahalanya lebih banyak, seperti kesimpulan anda tersebut di atas)>Karena Rasullullah bersabda : "Shollu kama roaitumuni usholli" artinya>"Sholatlah kamu sebagaimana kamu lihat (bagaimana) aku sholat"  Padahal anda belum pernah melihat (bagaimana) RosuluLLoh SAW sholat bukan ...?     
 Wassalam-Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of YusaSent: Monday, April 24, 2006 9:05 AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] SHIFAT SHOLAT NABIAslkm wr wbPak Benny,Bagaimana hukum dgn orang yg bangkit menuju roka'at berikutnya tp diandak bertumpu pd tangannya yg dikepal?Trm ksh bnyk.Wslm, YusaMessage: 6 Date: Sat, 22 Apr 2006 10:03:38 +0700From: "Benny Kurniawan" <[EMAIL PROTECTED]>Subject: SHIFAT SHOLAT NABISHIFAT SHOLAT NABIBAB : Bangkit menuju roka'at berikutnya, bertumpu dengan tangan dikepal...deleted...Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepadaseluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satupengamalannya adalah dengan
 membagi-bagikan ilmu itu kepada yangmembutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahuwata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulahorang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlahilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups LinksIlmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go
 to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/  Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!   YAHOO! GROUPS LINKS  Visit your group "keluarga-islam" on the web.     To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.   
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Balasan: RE: [keluarga-islam] SHIFAT SHOLAT NABI

2006-04-23 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum   > Sholatnya Insya Allah tetap sah, namun kesempurnaan Sholat & pahalanya> tentunya berkurang.Darimana tahunya mas... wong kedua-duanya sama merujuk ke Nabi SAW, apa ya  yang tangannya tidak mengepal itu merujuk ke selain Beliau SAW. Kalaupun Ibnu 'Umar melakukan hal tersebut dan sahabat yang lain tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar, saya belum pernah mendengar riwayat yang menyebutkan RasuluLLah SAW menegur para sahabat yang melakukan sholat tidak seperti Ibnu 'Umar untuk melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar (kalau memang hal ini lebih sempurna & pahalanya lebih banyak, seperti kesimpulan anda tersebut di atas)>Karena Rasullullah bersabda : "Shollu kama roaitumuni usholli" artinya>"Sholatlah kamu sebagaimana kamu lihat (bagaimana) aku sholat"  Padahal anda belum pernah melihat (bagaimana) RosuluLLoh SAW
 sholat bukan ...?      Wassalam-Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of YusaSent: Monday, April 24, 2006 9:05 AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] SHIFAT SHOLAT NABIAslkm wr wbPak Benny,Bagaimana hukum dgn orang yg bangkit menuju roka'at berikutnya tp diandak bertumpu pd tangannya yg dikepal?Trm ksh bnyk.Wslm, YusaMessage: 6 Date: Sat, 22 Apr 2006 10:03:38 +0700From: "Benny Kurniawan" <[EMAIL PROTECTED]>Subject: SHIFAT SHOLAT NABISHIFAT SHOLAT NABIBAB : Bangkit menuju roka'at berikutnya, bertumpu dengan tangan dikepal...deleted...Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepadaseluruh manusia yang akan bertambah bila terus
 diamalkan, salah satupengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yangmembutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahuwata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulahorang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlahilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups LinksIlmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go
 to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/<*> To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/
		Apakah Anda Yahoo!?Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "keluarga-islam" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









RE: [keluarga-islam] Re: salam kenal:):)

2005-10-20 Terurut Topik Achmad Munif
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Menarik sekali diskusi dengan judul subject salam kenal, yang ternyata
isinya bukan salam kenal. Mohon maaf sebelumnya, ada beberapa pertanyaan
menggelitik membaca postingan Jeng Hana yang saya ketik diantara tanda
kurung (  ) di bawah ini

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suhana032003
Sent: Friday, October 21, 2005 12:13 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: salam kenal:):)

hhmmm...aku nda mau presentasi2an.  ukuranku adalah Al-Qur'an dan 
Hadist 
(Maaf Jeng bagaimana cara ngukurnya, apakah pemahaman Al-Qur'an dan 
Hadist yang sudah kita miliki sudah 100 % benar dan sempurna ?. Sekali
lagi mohon dimaafkan pertanyaan ini aku sampaikan karena aku haqqul
yakin anda tidak hidup pada zaman RosuluLLoh dan para Sahabat Beliau
SAW). 

andai itu semua yg diajarkan dan tidak sama dengan aturan Al-
Qur'an dan Sunnah Rasul
( yaa ... apakah aturan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul yang kita pahami
sudah pasti sempurna ? waLLahua'lam), bagiku itu mengada2. (Mungkin bagi
anda mengada-ada, tetapi bagi sebagian yang lain yang memperoleh
pengetahuan dari Allah melalui sumber lain dan mereka meyakininya
tentunya tidak sama persis khan ?)

spt yg selalu aku bilang, belajar agama bagiku bukan hanya pake ilmu 
kuping (mendengar) aja tanpa mencari juga pada buku panduannya, andai 
itu tidak sama dengan yg ada di panduan, maka ada kewajibanku untuk 
menanyakan..? andai jawabannya ibadah yg diajarkan itu adalah yg 
biasa dikerjakan oleh guru, ustadz, syech atau apalah, bagiku itu 
bukan spt yg diperintahkan. karena yg aku tahu, ibadah untuk mencapai 
kebenaran dan menuju Allah hanya satu yg patut dicontoh yaitu Rasul.
(Yaa hanya satu yg patut dicontoh yaitu Rasul. Untuk mencontoh Rasul
SAW dengan cara bagaimana ?, sekali lagi bukankah kita tidak hidup
sejaman dengan Beliau SAW ?, tentunya dengan mencari 'ilmu kepada
'Ulama-Ustadz-Syaich-atau yang lainnya, pada saat guru
'Ulama-Ustadz-Syaich-atau yang lainnya kebetulan yang "kita fahami"
mungkin menurut kita tidak sama khan bukan berarti si Anu tidak benar
kemudian yakin sekali bahwa sumber kita yang pasti paling benar kahan ?,
waLLahu a'lam).

makanya aku bilang, kebanyakan mereka hanya menerima amalan2 untuk 
dilakukan, tanpa mengecek dan memegang panduan yg dipercaya dan hanya 
modal panduan yg diberikan oleh guru or ustadz. dan tanpa mau 
menanyakan sumber amalan itu dari mana? 
(sebaiknya jangan mudah menyimpulkan perilaku sebagian orang akh ups
maaf, bukan maksud aku untuk menggurui anda. Maksud saya, dari mana anda
bisa mengatakan bahwa kebanyakan mereka hanya menerima amalan2 untuk
dilakukan, tanpa mengecek dan memegang panduan yg dipercaya dan hanya
modal panduan yg diberikan oleh guru or ustadz, apakah anda sudah
menelitinya satu per satu ?. ).

siapapun bisa mengaku2 kalau itu contoh yg biasa dilakukan Rasul. 
tapi..apakah kita telan begitu aja, tanpa menerima dasar yg jelas 
tapi guru tidak bisa memberikan dasarnya dan kita terima aja.?
(yaa... aku setuju, dengan niat mencari 'ilmu dan jalan menuju keridaan
Allah SWT sendainya kita membuka hati & fikiran kita untuk menerima
informasi lain melalui jalur yang menurut kita baru tentunya tidak ada
salahnya khan ?)

siapapun bisa mengaku mengikuti cara Rasul, tapi apakah kita diam aja 
tanpa mengecek benar or tidak itu yg diajarkan Rasul?bagiku.. 
beribadah yg mutlak di contoh adalah Rasul dan siapapun itu yg 
mengatasnamakan ajaran Rasul, tapi ternyata tidak sama spt yg Rasul 
ajarkan, bagiku itu mengada2. cara orang mendekati Allah memang 
beda2, dan bukan berarti kita harus mengikuti cara orang yg mendekati 
dirinya pada Allah, meskipun itu caranya syech, kyai, ustadz or guru, 
tapi kita tidak diperintahkan untuk meniru cara mereka. yg kita tiru 
adalah cara guru, ustadz yg meniru cara Rasul dan itu perlu 
dibuktikan. dan pembuktiannya adalah dengan melihat juga pedoman yg 
bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya yaitu Al-Qur'an dan hadist. 
bukan menelan dan mengikuti begitu aja perintah guru, tanpa kita 
mengeceknya kembali, dan andai ada yg tidak sama maka wajib kita 
untuk menanyakannya.
(Ilmu yang kita miliki maupun ilmu seseorang yang kita anggap sebagai
guru-syeh-Ustadz-dll belum tentu sudah sempurna khan ?, bisa saja ada
hal yang sesungguhnya dicontohkan RosuluLLoh & para Sahabat Beliau SAW
yang kebetulan sebelumnya belum kita fahami khan ?

hhmm..aku tidak pernah mengeneralisir semua aliran thoriqoh salah, 
tapi sayangnya..yg selalu aku temukan dari orang2 yg mengikuti 
thoriqoh adalah merasa paling benar, tidak boleh diprotes, suka 
memutar balikan fakta, perbuatan tidak sesuai dgn ucapan, 
mengenteng2kan masalah prinsip, menganggap orang lain remeh, gampang 
marah dan suka ngambek kalau ada yg tidak sepaham..:)
(Maaf jeng kalau cerita seperti itu tentunya bukan hanya di
orang-orang thoriqoh saja. Di komunitas lain tentunya banyak juga yang
seperti Jeng Hana s

RE: [keluarga-islam] Re: Tergusumya Situs Sejarah Islam

2005-09-28 Terurut Topik Achmad Munif
Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Maaf, sepertinya tulisan anda jauh dari konteks postingan Pak/Bu Yusa,
atau mungkin aku yang nggak paham yach. jadi nggak nyambung sama
tulisan anda tersebut. Kalau boleh minta sodaqoh pencerahan dari anda
tentang maksud tulisan anda tersebut.. atau barangkali tulisan itu
anda tujukan kepada orang lain yang kebetulan nggak ada di milist ini.

Biar nggak ada "Jaka sembung bawa golok", maksudnya nggak nyambung
khok... Terima kasih sebelumnya yach

Salam,
__
Munif

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of imbuhs
Sent: Wednesday, September 28, 2005 4:39 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Tergusumya Situs Sejarah Islam

yah, masih agak mending daripada situs sejarah yang digali 
berdasarkan wangsit dan konon berisi harta karun..
tapi siapa jamin ini bukan pembenaran bisnis?...


walahu a'lam

IS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Yusa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Assalamu'alaikum wr wb
> 
> Berikut rubrik Kabar dari majalan dwi mingguan Alkisah No. 17 / 
15 - 28
> Agustus 2005. Mohon dibuka.
> 
> Petikan artikel di bawah:
> Sami Angawi berkata:
>  "Mereka tidak memperbolehkan pelestarian bangunan-bangunan kuno,
> terutama yang berkaitan dengan Nabi. Mereka khawatir, kaum muslim 
akan
> menganggap bangunan-bangunan tersebut sakral dan hal itu akan 
mengarah
> pada politeisme serta pemujaan berhala."
> 
> Saya belum tahu apa makam Sayyid Muhhamad bin Abdul Wahab dan
> imam-imam kaum Wahabi itu dilestarikan atau tidak ya? Kalau 
dilestarikan
> sampai sekarang, apa tidak khawatir akan dianggap sakral dan 
mengarah
> pd pemujaan berhala? Wallahu a'lam, tapi kalau kahwatir kenapa 
makam
> tetap dilestarikan ya? Entahlah...walahu a'lam.
> 
> Mohon saya dima'afkan, terima kasih banyak.
> Wassalamu'alaikum wr wb
> Yusa.
> 
> 
> ---
---
> Kabar Mekah-Medinah
> Tergusumya Situs Sejarah Islam
> 
> Pengembangan kota suci Mekah dan Medinah tidak memedulikan situs-
> situs sejarah Islam. Bahkan, lokasi bekas rumah Rasulullah SAW 
terancam
> dilenyapkan.
> 
> Selain tuntutan perkembangan, pandangan Islam dengan tafsiran kaku,
> seperti yang dipraktikkan wahabisme, dipandang paling punya andil 
dalam
> pemusnahan situs-situs sejarah Islam di Arab Saudi. Kaum Wahabi
> memandang, situs-situs sejarah tersebut bisa mengarah pada pemujaan
> berhala baru.
> 
> Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut, 
mengatakan, kini
> beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi
> bangunan berumur 1.400 tahun itu, akan dibangun jalan menuju menara
> tinggi yang menjadi tujuan ziarah jemaah haji dan umrah. "Saat ini 
kita
> tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Mekah. Bagian 
bersejarah
> akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir," katanya, 
seperti
> dikutip beberapa kantor berita.
> 
> Angawi menyebutkan, setidaknya 300 bangunan bersejarah di Mekah dan
> Medinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Institut Saudi di
> Washington melaporkan, sebagian besar bangunan bersejarah Islam 
telah
> punah sejak Arab Saudi berdiri pada 1932. Kelompok independen (LSM)
> penghimpun berita tersebut menyebutkan, hal itu berhubungan dengan
> maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada
> 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, pelestarian bangunan-
bangunan
> bersejarah berpotensi menggiring muslim pada penyembahan berhala.
> 
> Angawi menyebut, doktrin wahabisme, yang dianut kerajaan itu, 
memang
> menyuarakan interpretasi sempit Islam secara literal. Muslim 
diharuskan
> hanya memusatkan perhatian pada Masjidilharam di Mekah, yang 
terdapat
> Ka'bah di dalamnya. "Mereka tidak memperbolehkan pelestarian
> bangunan-bangunan kuno, terutama yang berkaitan dengan Nabi. Mereka
> khawatir, kaum muslim akan menganggap bangunan-bangunan tersebut
> sakral dan hal itu akan mengarah pada politeisme serta pemujaan 
berhala."
> 
> Angawi, yang pada 1975 lalu mendirikan Pusat Penelitian Haji (Haj
> Research Center), menyatakan, studi yang dilakukan untuk 
melestarikan
> sejarah Mekah dan Medinah membuahkan hasil memuaskan. Dia
> mengklaim, melalui studi tersebut, dirinya telah berhasil 
mengidentifikasi
> rumah Nabi Muhammad. Namun, Angawi tidak bersedia memublikasikan
> lokasi yang dimaksud. Dia khawatir, rumah itu akan mengalami nasib 
sama
> dengan Dar al Arqam, sekolah Islam pertama tempat Nabi mengajar, 
yang
> telah dihancurkan.
> 
> Pernyataan serupa muncul di sejumlah tempat lain. Dari London
> dikabarkan, Geoffrey King, spesialis arkeologi dan seni Islam pada 
Sekolah
> Studi Oriental dan Afrika, sangat menyayangkan hal tersebut. Dia
> mengatakan, nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi sangat
> menyedihkan, tergusur oleh berbagai keperluan.
> 
> Setiap tahun, misalnya, sekitar empat juta umat muslim beribadah 
haji dan
> umrah. Karena itu, perusahaan real estate menyatakan perlu 
m

RE: [keluarga-islam] (unknown)

2005-09-28 Terurut Topik Achmad Munif
Jadi tersenyum sendiri di depan layar monitor gethu lhoo
Pak riaditampu ini bisa ajah nulis cerita dari cerita buku yang
diceritakan oleh si anu, si anu diceritain oleh si au yang tidak pernah
dibuktikan dengan penglihatan sendiri. seolah-olah cerita yang
dibacanya sudah pasti yang paling benar yach...? 


-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of riyaditampu
Sent: Wednesday, September 28, 2005 2:14 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] (unknown)

jadi mau sedih bacanya.. menyentuh hati gethu lho..
kangncep ini bisa ajah nulis kisah fiksi yach..?
tapi cerita fiksinya niru/memplesetkan dari kisah
nyata tuch.. kalo kurang hati-hati bisa terpeleset

kisah nyata yang ada riwayatnya yang pernah saya baca:
dalam salah satu peperangan, sang musuh yang sudah dalam
kondisi terdesak diberikan pilihan, masuk Islam ato tewas
dalam peperangan..masih diberi kesempatan untuk nertobat
sebelum dibunuh (kan sedang dalam peperangan):ujug-ujug
mau milih mengucap kalimat syahadat sang musuh malah meludahi

nah karena kebersihan hati yang memiliki niat ikhlas,
takut kalau niat membunuh musuh nya dalam peperangan
tercemari oleh emosi karena diludahi, maka dipanggil
kawannya untuk melanjutkan proses eksekusi..

untuk yang pernah baca kisah ini ada kemiripan kan..

CMIWW

^_^


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, aUser wrote:
> SEBUAH WAHYU LANGSUNG UNTUK 'ALI
> Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
> User-Agent: eGroups-EW/0.82
> MIME-Version: 1.0
> Content-Type: text/plain; charset=ISO-8859-1
> Content-Length: 3273
> X-Mailer: Yahoo Groups Message Poster
> X-Yahoo-Newman-Property: groups-compose
> X-Originating-IP: 66.94.237.44
> X-eGroups-Msg-Info: 1:12:0:0
> X-Yahoo-Post-IP: 65.126.31.226
> From: "kang nceps" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: 
> X-Yahoo-Group-Post: member; u=209499089; 
y=Y9aCdgtc6U3Ybe2_BcIOiHX3zLfcIqiAhj28kZgzcZiBsK7Lt_XPwA
> X-Yahoo-Profile: kang_nceps
> 
> 
> Suatu hari ketika 'Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang
> musuhnya  patah  dan  orangnya  terjatuh. 'Ali berdiri di atas
> musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia
> berkata,  "Jika  pedangmu  berada  di  tanganmu, maka aku akan
> lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah,  maka
> aku tidak boleh menyerangmu."
> 
> "Kalau   aku  punya  pedang  saat  ini,  aku  akan  memutuskan
> tangan-tanganmu dan kaki-kakimu," orang itu berteriak balik.
> 
> "Baiklah  kalau  begitu,"  jawab  'Ali,  dan  dia  menyerahkan
> pedangnya ke tangan orang itu.
> 
> "Apa  yang  sedang kamu lakukan", tanya orang itu kebingungan.
> "Bukankah saya ini musuhmu?"
> 
> Ali memandang tepat di matanya dan  berkata,  "Kamu  bersumpah
> kalau  memiliki  sebuah  pedang  di  tanganmu,  maka kamu akan
> membunuhku. Sekarang kamu telah memiliki pedangku, karena  itu
> majulah  dan  seranglah  aku".  Tetapi  orang itu tidak mampu.
> "Itulah kebodohanmu dan kesombongan berkata-kata," jelas 'Ali.
> "Di  dalam  agama  Allah tidak ada perkelahian atau permusuhan
> antara kamu dan aku. Kita bersaudara. Perang  yang  sebenarnya
> adalah  antara  kebenaran  dan  kekurangan  kebijakanmu. Yaitu
> antara kebenaran dan dusta. Engkau dan aku sedang  menyaksikan
> pertempuran itu. Engkau adalah saudaraku. Jika aku menyakitimu
> dalamkeadaansepertiini, maka aku harus
> mempertanggungjawabkannya   pada   hari   kiamat.  Allah  akan
> mempertanyakan hal ini kepadaku."
> 
> "Inikah cara Islam?" Orang itu bertanya.
> 
> "Ya," jawab 'Ali, "Ini adalah firman  Allah,  yang  Mahakuasa,
> dan Sang Unik."
> 
> Dengan  segera,  orang  itu bersujud di kaki 'Ali dan memohon,
> "Ajarkan aku syahadat."
> 
> Dan 'Ali pun mengajarkannya,  "Tiada  tuhan  melainkan  Allah.
> Tiada yang ada selain Engkau, ya Allah."
> 
> Hal  yang  sama  terjadi  pada  pertempuran  berikutnya.  'Ali
> menjatuhkan lawannya, meletakkan kakinya di  atas  dada  orang
> itu  dan  menempelkan  pedangnya  ke  leher  orang itu. Tetapi
> sekali lagi dia tidak membunuh orang itu.
> 
> "Mengapa kamu tidak membunuh aku?" Orang itu berteriak  dengan
> marah. "Aku adalah musuhmu. Mengapa kamu hanya berdiri saja?,'
> Dan dia meludahi muka 'Ali.
> 
> Mulanya 'Ali menjadi marah,  tetapi  kemudian  dia  mengangkat
> kakinya  dari dada orang itu dan menarik pedangnya. "Aku bukan
> musuhmu",  Ali  menjawab.  "Musuh   yang   sebenarnya   adalah
> sifat-sifat  buruk  yang  ada  dalam  diri kita. Engkau adalah
> saudaraku,  tetapi  engkau  meludahi  mukaku.  Ketika   engkau
> meludahi   aku,   aku  menjadi  marah  dan  keangkuhan  datang
> kepadaku. Jika aku membunuhmu dalam keadaan seperti itu,  maka
> aku  akan  menjadi seorang yang berdosa, seorang pembunuh. Aku
> akan menjadi seperti semua orang yang kulawan. Perbuatan buruk
> itu  akan  terekam  atas  namaku.  Itulah  sebabnya  aku tidak
> membunuhmu."
> 
> "Kalau begitu tidak ada pertempuran antara kau dan aku?" orang
> itu bertanya.
> 
> "Tidak.  P