Re: Pengakuan Pemerintah ttg Timor-Timur

1999-04-19 Thread bRidWaN

Dr Dewi Fortuna Anwar ini siapa sih? Setahu saya 'beliau'
adalah salah seorang PENASEHAT PRESIDEN.
Mengapa terkesan kadang sebagai seorang Pejabat atau bahkan
Menteri Luar Negeri?
Jangan-jangan memang ada promosi yang saya tidak ketahui??

Salam,
bRidWaN

At 17:06 18/04/99 -0400, Andrew G Pattiwael wrote:
>Pengakuan salah adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalah di
>Tim-Tim. Semoga Presiden Habibie dan Menpangab Wiranto secara individual
>dapat menyatakan permintaan maaf akibat insiden ini. ( Pernyataan
>masing-masing individu yang telah disebutkan tentunya dipandang lebih
>tinggi daripada pernyataan seorang juru bicara, tanpa memandang rendah
>kepada Dr. Dewi Fortuna Anwar)
>
>andrew pattiwael
>
>***
>Pemerintah Akui Salah
>
> JAKARTA - Dr Dewi Fortuna Anwar, salah seorang penasihat Presiden,
> mengatakan, Pemerintah Indonesia mengakui bersalah atas kerusuhan
> berdarah yang menewaskan beberapa orang di Timor Timur. Namun RI
> masih tetap memiliki komitmen pada proses perdamaian di Timtim.
>
> "Memang benar, insiden itu tanggung jawab kami karena kamilah
> satu-satunya yang di sana,'' kata Anwar kepada kantor berita Reuters,
> Minggu kemarin.
>
> ...deleted.



Re: Pengakuan Pemerintah ttg Timor-Timur

1999-04-19 Thread bRidWaN

hehehehee...saya kirain saya aja yg rada-rada...:)
taunya ada temen sepemikiran masalah ini
Makanya, "Orang lama adalah Orang Lama" ...
hehehehe.jangan pada sewot ya temen-temen...

Salam,
bRidWaN

At 09:17 19/04/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
> Hus...jangan keras-keras, nanti nggak jadi naik. Hehehe
> Saya juga sempet kaget waktu lihat di CNN. Kok sekarang
> Menlu jarang ngomong ya? Jangan-jangan kerjaannya
> sekarang mancing di kali doang.
>
> Saat ini kayaknya ada tiga jabatan dari DFA, menlu, mendagri,
> dan mensesneg bayangan. Pembagian kerja yg nggak karuan gini
> memang karakteristik BJH. Dulu sebagai menristek juga sering ngrusuhi
> kerjaan menteri lain. Jadi setali tiga uang lah. Guru kencing
> berdiri, murid kencing berlari.


>bRidWaN wrote:
>
>> Dr Dewi Fortuna Anwar ini siapa sih? Setahu saya 'beliau'
>> adalah salah seorang PENASEHAT PRESIDEN.
>> Mengapa terkesan kadang sebagai seorang Pejabat atau bahkan
>> Menteri Luar Negeri?
>> Jangan-jangan memang ada promosi yang saya tidak ketahui??
>>
>> Salam,
>> bRidWaN



Re: Pengakuan Pemerintah ttg Timor-Timur

1999-04-19 Thread bRidWaN

Gini aja deh
Apakah tugas seorang Penasehat ?

(nenek-nenek juga tau pasti)..hehehehe...

Salam,
bRidWaN

At 09:38 19/04/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
>Eh, ada yg ketinggalan. Selain Menlu, Mendagri, dan Mensesneg
>yang tugasnya didobel sama DFA, juga fungsinya sendiri bgmn ya?
>Lha tugas DPA lalu ngasih nasihat ke siapa ya? Kok dobel-dobel.
>Kalau ditelusuri lagi, jabatan penasihat presiden ini setara menteri?
>Atau gimana ya? Atau ini jabatan informal? Kalau informal kok
>bisa mewakili presiden untuk urusan kenegaraan sih?
>Mungkin DFA itu singkatan dari Dewan Fertimbangan Agung.
>Nah, kalau gitu emang sudah gathuk...sudah cocok.
>
>Salam,
>Jaya
>
>
>bRidWaN wrote:
>
>> Dr Dewi Fortuna Anwar ini siapa sih? Setahu saya 'beliau'
>> adalah salah seorang PENASEHAT PRESIDEN.
>> Mengapa terkesan kadang sebagai seorang Pejabat atau bahkan
>> Menteri Luar Negeri?
>> Jangan-jangan memang ada promosi yang saya tidak ketahui??
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>
>--
>   \\\|///
> \\  - -  //
>  (  @ @  )
>oOOo-(_)-oOOo---
>FNU Brawijaya
>Dept of Civil Engineering
>Rensselaer Polytechnic Institute
>mailto:[EMAIL PROTECTED]
>Oooo
>   oooO (   )
>  (   )  ) /
>   \ (  (_/
>\_)
>
>



Re: Pengakuan Pemerintah ttg Timor-Timur

1999-04-20 Thread bRidWaN

Hari ini disuati surat kabar, beliau disebutkan sebagai
asisten Mensesneg bidang luar negeri.
Nah, yang mana yang benar ? Mungkinkah seorang Dewi
menyandang begitu banyak jabatan, ataukah ini merupakan
tanda semrawutnya organisasi dalam kabinet saat ini?


At 22:40 19/04/99 +0700, Erwin wrote:
>Sekedar informasi...
>Dewi Fortuna Anwar memang salah satu calon kandidat menjadi Menteri
>Luar Negeri di kemudian hari...
>Setidaknya, Amien Rais dalam sebuah artikel di tabloid "Detak" pernah
>mengatakan, bahwa apabila Amien Rais terpilih menjadi presiden, maka
>Ia akan meminta Dewi Fortuna Anwar menjadi Menteri Luar Negerinya...
>
>Salam,
>Erwin

>--
>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Monday, April 19, 1999 3:45 PM
>
>>Dr Dewi Fortuna Anwar ini siapa sih? Setahu saya 'beliau'
>>adalah salah seorang PENASEHAT PRESIDEN.
>>Mengapa terkesan kadang sebagai seorang Pejabat atau bahkan
>>Menteri Luar Negeri?
>>Jangan-jangan memang ada promosi yang saya tidak ketahui??



Re: Dibalik pemboman Istiqlal

1999-04-20 Thread bRidWaN

Inilah Kisah mengenai Orang-Orang Lama..:)
Dan selalu akan begini terus
Semoga setelah Pemilu keadaan akan berubah...
Mimpikah saya?

Salam,
bRidWaN

--
At 11:24 20/04/99 EDT, Alexander Lumbantobing wrote:
>Memang nyata telah terjadi pertentangan antara Suharto dengan Akbar,
>BJH, dan lain-lain.
>
>Suharto dongkol karena BJH dianggap kurang mampu memberikan perlindungan.
>Suharto kira dia akan aman-aman saja menikmati pensiun.
>
>Akbar juga punya agenda sendiri, karena dia harus habis-habisan mengganti
>citra Partai Golkar. Perubahan citra ini memang agak membawa Suharto ke
>pingggir.
>
>BJH juga punya agenda sendiri, yaitu keinginannya untuk tetap menikmati
>kekuasaan - persis seperti idamannya sejak kuliah dulu. Tentu kita ingat
>betapa gemarnya BJH berpidato berapi-api di depan cermin tempat tinggalnya
>semasa masih kuliah di Jerman dulu. Kartu yang dia mainkan sekarang adalah
>mengadu Suharto dengan Akbar, sekaligus pada saat yang sama mempertahankan
>posisi Suharto untuk tetap di pinggir. Jadi, BJH akan menggilas Akbar yang
>berusaha ke tengah sambil melarang Suharto masuk kembali ke tengah. Cukup
>cerdas juga.
>
>Bersamaan dengan itu, beberapa "kendaraan" (alas kaki) BJH kelabakan, karena
>merasa telah berjasa mengantarkan BJH ke atas. Seorang anggota permadani BJH
>bahkan terang-terangan dongkol karena gagal mendapatkan konsesi yang dia
>minta. Para alas kaki BJH itu juga sebal karena agenda mereka tidak lagi
>diterima BJH sebagaimana halnya ketika BJH masih berjalan di atas mereka.
>
>Jadi, memang panggung politik Indonesia memang ramai dan seru. Berbagai
>kepentingan naik ke permukaan. Sayangnya, tidak semua lakon itu mempunyai
>tata urutan yang serasi. Masing-masing ingin tampil sebagai bintang utama.
>
>Memang bukan Suharto melulu yang salah. Suharto hanya mengingatkan BJH
>mengenai keamanan yang dijanjikan BJH dulu. Wajar saja jika orang ingin
>mendapatkan rasa aman.
>
>Rgds,
>Alexander Lumbantobing



Re: Silence is ............

1999-04-22 Thread bRidWaN

hheheheee..Mas Dodo..sama!...saya juga
masih penasaran nih:)

At 19:46 21/04/99 -0700, Dodo D. wrote:
>Apakah kalimat ini merupakan "unintentional confession" dari
>Sdr.(i) Hadeer bahwa anda adalah seorang wanita.(yang
>selama ini jadi teka teki)..??? :)

>--- Hadeer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Tapi preman nggak gebukin seorang wanita kan ?! :-) Cuma "narikin"
>> doang...
>> :-)



Re: Yusril tentang UUD45

1999-04-22 Thread bRidWaN

Siapa sih Yusril ini ?
Apa ini orang yang dulu gembar-gembor sewaktu
pembentukan Komite Reformasi oleh Pak Harto
bulan Mei 1998...???


At 08:51 22/04/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
>Ada yg menarik dari Yusril nih. Cuman satu yg bikin saya senyum-senyum,
>kalo gitu yg pas jadi presiden itu yg ahli di bidangnya, yaitu bidang politik
>dan tata negata.
>Artinya Yusril nunjuk diri sendiri bahwa dia yg paling pantas bikin UUD, eh,
>jadi presiden. Mosok sih...
>
>
>'---
>Wed, 21 Apr 1999 21:50:16 +0100
>[EMAIL PROTECTED]
>Taufik Widjaja menyampaikan :
>
>Subject: [pk-timur] Yusril: "UUD'45 Aneh dan Tidak Sakral"
>
>Ali@nsi Keadilan
>Nomor 08 / Tahun I 16 - 22 April 1999
>
>Yusril Ihza Mahendra, Guru Besar Ilmu Tata Negara UI "UUD'45 Aneh dan
>Tidak Sakral"
>
>UUD' 45 itu tidak sakral, bahkan itu dibuat dalam keadaan tergesa-gesa
>oleh Profesor Soepomo yang bukan orang pergerakan. Ia diajak hanya
>karena dirinya ahli hukum yang sudah profesor. Tetapi ia bukan ahli
>hukum tata negara, tapi ahli hukum adat. Masa ahli hukum adat disuruh
>membuat konstitusi? Ya hasilnya nggak benar itu!
>
>Kalau orang-orang sekarang berebut jadi presiden, saya adalah orang yang
>paling tidak mau jadi presiden! Kenapa? Karena presiden sekarang di
>bawah UUD 1945! Artinya presiden tidak punya program. Ia hanya
>menjalankan GBHN yang dibuat MPR! Harus nurut. Kalau tidak, disidang
>istimewakan. Misalnya kalau dalam GBHN dibilang harus membuat 12 ribu
>rumah kemudian presiden membuatnya 11.999 maka presiden akan
>disidangistimewakan.
>
>Oleh karena itu presiden RI yang dulu, dua-duanya akal-akalan. Pada
>zaman Soeharto, yang membuat rancangan GBHN adalah Wanhankamnas,
>diajukan ke MPR, modifikasi redaksional sana-sini lalu disahkan.
>Wanhankamnas itu ketuanya siapa? Soeharto sendiri. Zaman Soekarno, ia
>pidato 17 Agustus ternyata pidato itu diserahkan ke MPR, lalu oleh MPR
>disahkan sebagai GBHN! Pidatonya sendiri!
>
>Memang kalau orang pintar seperti Soeharto dan Soekarno nggak mau cuma
>melaksanakan GBHN, nggak punya program. Maka mereka akal-akalan.
>
>Oleh karena UUD '45 aneh maka pelaksanaannya juga aneh. Terserah tafsir
>konstitusinya. Itu yang saya katakan dalam pidato pengukuhan guru besar
>saya. Masak, suatu UUD yaitu UUD '45 melahirkan 3 sistem yang
>bertentangan satu sama lain? Tahun 1945-1949 melahirkan demokrasi yang
>bisa dikatakan liberal, tahun 1959-1965 melahirkan demokrasi terpimpin,
>tahun 1966-1998 melahirkan demokrasi pancasila. Ketiganya bertentangan
>satu sama lain. (ekky).
>
>
>--
>   \\\|///
> \\  - -  //
>  (  @ @  )
>oOOo-(_)-oOOo---
>FNU Brawijaya
>Dept of Civil Engineering
>Rensselaer Polytechnic Institute
>mailto:[EMAIL PROTECTED]
>Oooo
>   oooO (   )
>  (   )  ) /
>   \ (  (_/
>\_)
>
>



Re: [PPLNDC] Pengumuman Daftar Calon Pemilih Tetap

1999-05-24 Thread bRidWaN

Bung Rosadi Yth,

Saya kebetulan sempat mampir di KBRI Washington, sayang nya
saya tidak menanyakan apakah mungkin bertemu dengan rekan Permias@.
Maafkan saya, karena waktu yang sangat terbatas.
Yang jelas saya sempat dikenalkan dengan bung Okky oleh Pak
Mahendra, cuma saya tidak menyangka bung Okky itu adalah bung
Okky yang di Permias@.
Bego yah saya??

Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara
pindah ke alamat yang baru ya..??

Untuk Rekan Permias@ lainnya :
  SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999.

Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:)

Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!!


Salam,
bRidWaN
GOLONGAN ANTI ORANG LAMA


---
At 09:02 PM 5/18/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
>Assalamualikum Wr.Wb
>
>Salam Permias,
>
>Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Alhamdulillah akhirnya Panitia
>Pemilihan Luar Negeri Washington DC (PPLN DC) berhasil menuntaskan pekerjaan
>sosialisasi dan pendaftaran pemilu dengan baik dan lancar, tanpa ada
>halangan yang berarti. Setelah berulang kali dilakukan pengecekan menyangkut
>kelengkapan data-data calon pemilih yang telah masuk, akhirnya PPLN DC
>berhasil merangkum seluruh data calon pemilih yang ada tersebut dan telah
>melaporkannya ke Panitia Pemilihan Indonesia di Jakarta. Tercatat lebih dari
>1000 orang calon pemilih sah yang siap menggunakan hak pilihnya dalam pemilu
>mendatang.
>
>Selanjutnya daftar nama-nama calon pemilih tetap untuk pemilu mendatang
>(khusus di wilayah kerja PPLN DC) dapat dilihat pada papan pengumuman yang
>terdapat di KBRI Washington DC pada setiap harinya.
>Sementara mengenai tata cara dan waktu pelaksanaan pemilu akan segera kami
>umumkan dalam waktu dekat ini.
>
>Demikianlah pemberitahuan dari kami, semoga dapat dimaklumi kiranya.
>
>
>PPLN Washington DC
>Mohamad Rosadi
>Sekretaris
>
>
>
>__
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>
>



Re: Kejutan Koalisi Antar Partai Pasca Pemilu 1999 Atau Pra SU-MPR 1999

1999-05-24 Thread bRidWaN

Hallo, apa khabarnya bung Nasrullah...??

Mengenai Koalisi, saya malah mencurigai akan adanya
"Koalisi-Kejutan"  dari Partai yang pro status-quo.
Sedihnya saya, Partai termaksud adalah Partai lama

Semoga dugaan saya ini salah besar.

Salam,
bRidWaN
Golongan Anti Orang Lama


---
At 08:10 AM 5/20/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Saya punya prediksi bahwa akan muncul beberapa kejutan koalisi antar partai
>pasca pemilu atau pra SU-MPR. Artinya, koalisi antar partai yang tidak
>terduga oleh sebagian besar rakyat Indonesia.  Ayo kita analisa, antara
>partai manakah itu ?
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris



Re: Pesan Pembukaan Kampanye !

1999-05-24 Thread bRidWaN

At 11:14 AM 5/20/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
 >Irwan Ariston wrote:
 >
 >>Bung Rosadi, berhubung anda adalah kader/pengurus
 >>resmi dari PK, saya ada pertanyaan yg perlu kejelasan
 >>dari orang PK sendiri.
 >
 >>Apakah PK dalam kebijakan partainya membuka kemungkinan
 >>berkoalisi dengan GOLKAR setelah pemilu nanti?
 >>
 >>jabat erat,
 >>Irwan Ariston Napitupulu

 =

>Bung Irwan,
>
>Sampai saat ini saya belum mendengar adanya berita semacam itu, karena
>memang untuk saat ini PK lebih memfokuskan diri pada usaha peraihan suara
>pada pemilu nanti. PK ingin mengukur diri dulu sampai dimana kemampuannya
>meraih suara rakyat. Soal kemungkinan koalisi dengan partai-partai non-Islam
>(PAN,PDI-P,GOLKAR,PKB,dsb)belum terdengar kabar beritanya dari DPP PK di
>Jakarta.
>
>Wassalam,
>Mohamad Rosadi
>Virginia


Pertanyaan dan Jawaban yang bagus nih
Hanya saja bung Rosadi, mengapa banyak kecurigaan akan adanya
kelak koalisi antara Golkar dengan Partai Keadilan ?

Apalagi dengan telah dicalonkannya Pak Habibie sebagai Capres
oleh Partai Golkar baru-baru ini.


Salam,
bRidWaN



Re: Hidup Amien Rais

1999-05-24 Thread bRidWaN

At 10:25 PM 5/20/99 EDT, you wrote:
>In a message dated 5/21/99 1:48:34 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
><<
> Yaitu Amien Rais harus jadi presiden.
>  >>
>Salam,
>
>
>Analisis Anda itu, tampaknya, tak sejalan dengan karakter AR yang saya tahu.
>Setahu saya AR tak pernah memaksa dirinya "Harus jadi Presiden". Dia
>cenderung berorientasi pada tujuan "Bagaimana reformasi total yang
>diperjuangkan mahasiswa atas nama rakyat bisa terlaksana dengan baik. Siapa
>yang memimpin pelaksanaannya, tentu seseorang yang paling banyak mendapat
>dukungan rakyat.''
>
>Suara AR jauh lebih vokal jika bicara tentang KKN dibandingkan pembicaraan
>soal presiden.
>
>Jadi sama sekali tidak berorientasi kekuasaan untuk dirinya. Itu AR yang saya
>tahu. Tentu saya tetap menghargai pendapat lain ttg AR yang tidak/belum saya
>ketahui.
>
>Dan yang pasti, AR itu bukan dewa, raja atau apapun yang dikultuskan. Saya
>sekadar simpati pada sikap tegas dan komitmen politiknya. Pemimpin Indonesia
>masa depan memang perlu orang yang siap didebat, dipertanyakan dan diminta
>tanggung-jawabnya. Tidak lewat orang-orang lain, staf, penasihat ataupun yang
>lainnya-- melainkan harus dimulai langsung dirinya sendiri. Ini soal komitmen
>dan tanggung jawab pribadi dalam wacana kekuasaan. Moral politik, istilah
>kerennya.
>
>Maaf, jika saya menolak mengultuskan atau memuja-muja seseorang. Jika ada
>orang-orang lain melakukannya, itu pun hak mereka. Apalah awak ini, lalat pun
>tak hinggap.
>
>salam,
>ramadhan pohan
>(penyimak)


Saya setuju dengan tulisan bung Pohan ini.
Bagi saya, asal bukan orang lamaitu saja !
Mau itu Amien, Mega maupun Gus Dur.


Salam,
bRidWaN



Re: Pesan Pembukaan Kampanye !

1999-05-24 Thread bRidWaN
hahahahaa..saya suka dengan tulisan ini.

btw : mungkin engga ya akan ada yang berkoalisi dengan Golkar ?
jawabannya : mungki.


Salam,
bRidWaN


At 03:01 PM 5/20/99 +0700, Hadeer wrote:

Rasanya berita - berita kemarin sama sekali tidak menyiratkan ada nya Koalisi PKB, PDIP dan PAN.
Yang ada cuma komunike bersama untuk menentang Status Quo.

Segala kemungkinan bisa sangat lebar untuk terjadi apa saja. .

Yang pasti dilihat dulu siapa yang menang pemilu. Belum ada yang namanya ijab qabul KOALISI.
Bahkan untuk PPP, PKU dan PNU yang menyatakan diri Koalisi, masih ada kemungkinan berubah.

Lihat saja nanti.

Kemungkinan yang akan menjadi Partai Besar : PAN, PDIP, P3, PKB dan GOLKAR
4 Partai lain yang akan "manut" kesalah satu dari 5 diatas : PBB, PKP, PK dan PDR

Maka

(1) : GOLKAR + PDR + Partai yang lain, kemudian dilebur menjadi "GOLKAR 2000"
(2) : PAN + PBB + PK + P3 + Partai yang lain, kemudian dilebur menjadi "P3 2000"
(3) : PDI P + PKB + PKP + Partai yang lain,  kemudian dilebur menjadi "PDI 2000"

Loh koq balik lagi .ke jaman dulu . ?!

Hadeer
  

Re: PPP, PAN dan PK

1999-05-24 Thread bRidWaN

At 08:36 AM 5/21/99 EDT, you wrote:
>Selamat!
>Akhirnya PPP dan PK bergabung dengan kekuatan
>yg menentang Golkar.
>Dengan demikian maka pertanyaan saya ke PK mengenai
>hal yg berkaitan dengan Golkar terjawab. Ini berarti juga
>tugas bung Rosadi sebagai salah satu jurkam dari PK
>jadi lebih ringan:)
>
>Hanya ada satu hal kecil yg sempat membuat saya bertanya2,
>kalau ngga salah dipertemuan itu khan hadir juga wakil dari
>PKB. Koq PKB ngga ikutan tanda tangan ya? Ada yg bisa
>kasih sedikit informasi akan hal ini? Kalau ngga ada yg tahu
>ya ngga apa2 juga sih.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu


Bung Rosadi,
Selamat deh atas berita yang baik ini. Tapi..,
Menurut anda apakah berita ini benar bisa dipegang?

Salam,
bRidWaN



Re: Forkot

1999-05-24 Thread bRidWaN

Wah,
Saya menyayangkan kalau ada tulisan seperti ini.:(
Lagian apa benar markas Forkot ada di Unika Atma-Jaya..?
Mungkin lebih baik kita menggunakan kata2 yang 'keras', tapi
bukan 'kasar'., itu juga kalo setuju loh

Hidup Mahasiswa ! ( terutama yang di-Indonesia )


Salam,
bRidWaN

---
At 06:54 AM 5/24/99 +0700, you wrote:
>Mahasiswa Goblok? Lha biasa itunamanya juga mahasiswa yang masih
>belajar. Kalo sarjana goblok seperti Anda itu baru aneh namanya. Contohnya:
>Anda salah nulis soal Universitas Kristen Atmajaya. Padahal yang dimaksud
>Universitas Katholik Indonesia (Unika) "Atmajaya".
>
>Namanya FORKOT ya kumpulan mahasiswa se-JABOTABEK bukan dari "Atmajaya"
>doang. Jadi sekali lagi Anda menunjukkan diri Anda itu GOUBLOK:-)
>
>Efron

>
>From:   Hadeer [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Friday, 21 May, 1999 18:29 PM
>
>Lagi - lagi Forkot dengan markasnya di Kampus Universitas Kristen Atmajaya
>berdemontrasi dengan otak di taruh didengkul.
>Benar - benar kumpulan mahasiswa yang nggak ada moralnya dan otaknya.
>
>Saya nggak habis pikir.
>
>Apa nggak ada cara lain yang lebih akademis, bisa nya cuma lempar petugas,
>bikin keributan ujung-ujungnya ngomongAparat menembaki
>kami.bener-bener mahasiswa GOUBLOK...
>
>Ada nggak yang disini lulusan dari Kampus itu ? Coba dech tolong dibilangin
>ke adik-adik kalian itu.
>
>Hadeer
>
>



Re: Republika: PPP, PAN, PKU Menuju Koalisi

1999-05-24 Thread bRidWaN

At 08:18 AM 5/21/99 EDT, you wrote:
>In a message dated 5/21/99 3:53:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
>> JADI, bang Ariston setuju nggak kalau PAN (+P3), PKB dan PDI P berkoalisi
>>  bersama-sama untuk menghancurkan Golkar ?
>>
>>  Hadeer
>
>Setuju. Yang penting sekarang partai2 yg anti Golkar
>dan punya semangat untuk memperbaiki nasib rakyat kecil,
>itu yg harus didukung.
>Kesempatan yg diberikan rakyat ke Golkar selama ini
>ternyata telah disalahgunakan. Saya tidak melihat
>alasan apapun untuk mendukung Golkar.
>
>Cuma kalau bisa istilahnya ya jangan koalisi lah,
>tapi lebih tepat bekerja sama hanya untuk mengalahkan
>Golkar. Nanti kalau udah kebentuk pemerintahan yg
>baru, baiknya masing2 pihak menjalankan tujuan dan
>semangat partainya masing2. Kontrol harus tetap jalan
>jangan sampai nanti karena koalisi akhirnya pemerintahan
>yg diangkat bersama jadi lemah kontrolnya. Jangan lagi
>mengulangi kesalahan yg sama dimasa lalu.
>
>Karenanya menurut saya jabatan paling penting dalam
>periode 5 tahun mendatang itu bukanlah presiden tapi
>justru ketua MPR/DPR. Hal ini disebabkan jabatan ketua
>MPR/DPR mendatang akan punya tugas yg berat untuk
>menyusun kembali ketatanegaraan kita agar bisa lebih
>mengakomodasikan kepentingan rakyat banyak pada
>jamannya.
>
>Untuk posisi ketua MPR/DPR, saya lebih melihat potensinya
>ada pada Amien Rais. Dia ini khan lebih dikenal dengan
>semangat pembaruhannya. Nah, posisi ketua MPR/DPR itu
>menurut saya sangat pas dengan karakternya.
>Sayang sekali kalau tenaga dan semangat pembaharuannya
>jadi terbatasi bila dia nanti dipilih menjadi presiden kita.
>Tentunya disini kita sepakati dulu bahwa jabatan presiden
>periode mendatang itu tidak seperti jabatan presiden jaman
>Soeharto yg seperti tanpa batas bahkan Soeharto seperti
>hukum yg hidup. Ini khan ngga bener.
>
>Walau demikian, kalau memang kelak disepakati
>Amien Rais yg jadi presiden, ya ngga apa2 juga sih.
>Cuma saya koq belum melihat calon ketua MPR/DPR
>yg menurut saya pas untuk mengisi jabatan tersebut.
>Moga2 calon pemimpin2 kita menyadari arti pentingnya
>jabatan MPR/DPR untuk periode mendatang ini.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

Wah.senagnya hati awak membaca tulisan2 diatas.:)
Pokonya : Asal jangan ORANG-LAMA...


Salam,
bRidWaN
Goloangan Anti Orang Lama



Re: Republika: PPP, PAN, PKU Menuju Koalisi

1999-05-24 Thread bRidWaN

At 09:20 AM 5/21/99 +0700, you wrote:
>PPP dan PAN Jalin Koalisi
>
>JAKARTA -- PPP dengan PAN mulai mewujudkan rencana koalisinya. Hari ini
>ketua umum kedua parpol, Hamzah Haz (PPP) dan Amien Rais (PAN), berencana
>menandatangani 'Komunike Bersama' tentang visi Indonesia masa depan.
>
>''Besok (hari ini -- Red), saya dan Ketua PAN Amien Rais akan
>menandatangani komunike bersama di Hotel Grand Melia, Jakarta. Kepastian
>penandatanganan ini diambil setelah saya bertemu dengan tokoh reformasi itu
>Selasa malam,'' tegas Hamzah Haz dalam kampanye di Leuwiliang, Bogor,
kemarin.
>
>.deleted.
>
>
>Komentar: Dg progress ini, saat ini ada gerakan koalisi (informal)
>  yg lumayan besar, dg poros Amien-Rais/PAN, melibatkan
>  al: PDIP, PKB, PAN, PPP, PKU. ;-)
>
>  Kalopun yg informal tdk berkembang menjadi formal,
>  setidaknya di jalanan massa partai-partai besar tsb.
>  cenderung akan lebih sering kompak, sehingga --insya
>  Allah-- kampanye bisa lebih mulus-mulus...
>
>  (Eh, ralat: mulusnya bukan kata ulang; soalnya
>  artinya beda).



Kayanya saya belum sepenuhnya yakin akan komunike diatas ini.
Apakah ini bukan semacam 'strategy' dari PPP saja untuk menarik
simpati dari masyarakat, terutama eks pendukung PPP ??

Salam,
bRidWaN



Re: Buat Bung Bridwan !

1999-05-25 Thread bRidWaN

Terima kasih Bung Rosadi. Mungkin saya juga melihat anda
sekilas pada hari itu diluar gedung KBRI. Saya pada saat itu
bersama Pak Mahendra dan Ibu Ita...apakah mungkin itu anda?
(kejadiannya tgl 4 Mei kira2 waktu makan siang).
Kalau dengan bung Okki, saya bertemunya dilift dekat ruang
Pak Mahendra. Saat itu sedang ada perbaikan kabel ?
Iya, mudah2an suatu saat kita akan dapat bertemu.

Selamat berjuang deh bung Rosadi dengan PK-nya.
Mudah2an saja PK akan konsisten dengan action masa kini-nya.

Oh ya, dugaan anda mengenai saya agaknya salah..:)


Salam,
bRidWaN

At 08:53 PM 5/24/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
>Bung Bridwan yang baik,
>
>Wah..sayang sekali kita tidak bisa bertemu. Kalo saja anda memberitahukan
>kedatangan anda ke DC tsb sebelumnya, mungkin saya bisa akan langsung
>menemui anda. tapi sudahlah.., mungkin lain kali bisa ketemu juga.
>
>Tentang bung Okki. saya juga punya pengalaman yang sama dengan anda.
>Sebelumnya saya dan bung Okki sering terlibat diskusi/debat di milis
>bincang@ tanpa saling kenal satu sama lain. baru beberapa waktu belakangan
>ini saja saya sempat berkenalan dengan dia, itupun secara tidak sengaja.
>padahal kita berdua tinggal di kota yang berdekatan. Bisa jadi juga sampai
>saat ini bung Okki masih belum menyadari kalo saya adalah mantan seterunya
>di milis bincang@, karena saya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal debat
>tsb (hayo okki.., ngaku deh.., lo nggak inget sama gue
>khan..?...hhehehhehe).
>
>Bung Bridwan,
>Sebenarnya  seru juga membayangkan bertemu dengan rekan-rekan para anggota
>milis permias@. Saya kadang suka geli sendiri (padahal nggak ada yang
>gelitikin loh...:) membayangkan betapa seriusnya kita selama ini
>berdiskusi/debat di milis permias@,seolah-olah kita tau betul dengan lawan
>diskusi/debat kita. Padahal kan bisa jadi, apa yang kita bayangkan dari
>lawan bicara kita tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yg kita bayangkan
>berwajah sangar (karena 'keras'nya dalam berdiskusi), ternyata adalah
>seorang mahasiswa imut lagi baek hatinya. Atau bisa juga lawan bicara kita
>yang selama kita bayangkan sebagai seorang bapak dengan anak 3, ternyata
>cuma anak kecil yang iseng make komputer kakaknya...:). Wah..kayaknya
>bakalan banyak kekonyolan-kekonyolan yang terjadi kalo kita semua bisa
>ketemu satu-sama lain. bayangin aja..., apa jadinya kalo kita yang selama
>ini debatnya kelewat serius..marah-marah..sampai nggak sengaja ngata-ngatain
>lawan bicara..eh..., begitu ketemu nanti ..jadi pada sok imut..jadi
>salting..trus...saling diem en bengong..nggak tau mo ngomong
>apa...hehehheheheh.
>
>Ok deh bung Bridwan..., met jalan-jalan deh. Semoga anda baik-baik saja
>selama dalam perjalanan. Eh.., ngomong-ngomong bayangan saya tentang anda
>tuh...pria berumur 30-an..,sudah berkeluarga..., berkumis tebal..,badan
>tegap..., pokoknya kayak Tom Seleck deh..hehehehehhe.
>
>
>Wassalam,
>Adi
>Virginia
>
>PS. Hmmm..., kapan dong rekan-rekan yang lain bisa mampir ke Washington
>DC...?

>>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject: Re: [PPLNDC] Pengumuman Daftar Calon Pemilih Tetap
>>Date: Mon, 24 May 1999 21:57:41 +0700
>>
>>Bung Rosadi Yth,
>>
>>Saya kebetulan sempat mampir di KBRI Washington, sayang nya
>>saya tidak menanyakan apakah mungkin bertemu dengan rekan Permias@.
>>Maafkan saya, karena waktu yang sangat terbatas.
>>Yang jelas saya sempat dikenalkan dengan bung Okky oleh Pak
>>Mahendra, cuma saya tidak menyangka bung Okky itu adalah bung
>>Okky yang di Permias@.
>>Bego yah saya??
>>
>>Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara
>>pindah ke alamat yang baru ya..??
>>
>>Untuk Rekan Permias@ lainnya :
>>   SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999.
>>
>>Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:)
>>
>>Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!!
>>
>>
>>Salam,
>>bRidWaN
>>GOLONGAN ANTI ORANG LAMA



Re: Anton Sujata Dicopot Mendadak

1999-05-25 Thread bRidWaN

At 02:06 AM 5/25/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>
>In a message dated 5/25/99 1:52:32 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>>  Menurut Soehandoyo tak ada kaitan antara mutasi pejabat Kejaksaan Agung
>>  dengan
>>  kasus bocornya hasil pemeriksaan Tim 13 terhadap Soeharto yang dipimpin
>>  Anton, 9
>>  Desember tahun lalu. Kejaksaan, lanjutnya, hingga kini masih meneliti
>>  sejauh
>>  mana kebenaran dokumen yang bocor dan dikutip media massa itu.
>>
>>  ''Sampai sejauh ini kami masih meneliti apakah benar dokumen yang
>>  diberitakan
>>  media massa tersebut sama dengan dokumen pemeriksaan Soeharto,'' ujarnya.
>>
>>  Selain Kejaksaan Agung yang mempunyai dokumen tersebut, penasihat hukum HM
>>  Soeharto pun juga memilikinya. ''Kalau benar dokumennya sama dengan yang
>>  ada disejumlah media itu berarti ada kebocoran, makanya kami akan meneliti
>>  dulu,'' ungkapnya. Ketika dimintai konfirmasinya di rumah dan di kantor,
>>  Anton tidak bisa dihubungi. n one/bud

===

>Lha, masalah yg lebih pokok itu khan bukan apakah bocor atau
>tidak tapi apakah Soeharto dan keluarga itu terbukti melakukan
>penyalahgunaan jabatan atau tidak. Iya toh?
>Gimana sih nih, koq sering banget masalahnya dibelok2an.
>Dulu waktu telpon kesadap, eh yg diurus bukan isi apa yg dibicarakan
>tapi justru kenapa bisa kesadap dan siapa yg sadap.
>Makin aneh aja nih.
>
>Koq makin lama gue ngelihat si Andi Ghalib ini makin menjadi
>pembela ketimbang penuntut Soeharto ya. Kenapa sih si
>Andi Ghalib masih bercokol aja menjadi Jaksa Agung, seharusnya
>dia sudah harus dicopot dari jabatannya. Apa kelihatannya
>mahasiswa perlu turun lagi untuk mencopot Andi Ghalib?
>Wong yg 32 tahun bercokol di Istana Merdeka aja bisa didongkel,
>masa yg baru seperti Andi Ghalib aja kagak bisa didongkel.:)
>Setelah didongkel, Andi Ghalib dijatuhi tuduhan telah sengaja
>memperlama atau mempersulit proses penyelidikan mantan
>presiden Soeharto yg jelas2 sudah dituangkan dalam TAP MPR.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu

heheheeLae Irwan...:)
Ngga capek ngomongin orang ini..., saya sih udah capek, karena
orang termaksud emang 'ngedablek' banget. Yang pasti, dia layak
dapat bintang, karena konsisten menjalankan 'order' !
Percayalah, Tuhan maha kuasa.

btw:
Gimana kalo dia yang jadi Presiden yah, wakilnya Baramuli, dan
Habibie jadi ketua MPR. Asyik ngga yah??


Salam,
bRidWaN



Re: Detektif?

1999-05-26 Thread bRidWaN

Yah.kenapa sih ya pemimpin kita selalu menganggap kita ini
gampang di'bodohin'...??
Emang sih saya tuh rada bodoh sedikit, cuma engga bego-bego amat...:)


At 03:24 PM 5/26/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
> Kata Amien Rais ini adalah dagelan termahal. Dua detektif ini tak mungkin
> melakukan pengusutan sepanjang Soeharto belum jadi "tersangka".

>--
>From:   Pandir Ontohod [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Wednesday, 26 May, 1999 14:44 PM
>
>Kabarnya Habibie mengutus dua orang "detektip" yakni Muladi dan Ghalieb buat
>menyelidiki perihal kekayaan juragan besar Suharto.
>Jangan-jangan ini sih cuman sandiwara atao malah dikirim buat mengamankan
>rekening sang juragan atao nambah transfer baru sang juragan.
>Lha wong jangankan sang juragan ketika jaman orba aja seorang anak bupati
>(mahasiswa) bisa bermain-main dengan motor Harley, ya jelas sang juragan
>tentu lebih banyak lagi mainannya.
>Tampaknya dalam hal ini habibie yang terkenal kejeniusannya lebih pandir
>dari seorang juragan tak lulus SD :-D
>
>Pandir



Re: Buat Bung Bridwan !

1999-05-26 Thread bRidWaN

Wah bung Okki,
saya nyesel engga tau kalo bung Okki yang dikenalkan oleh
Pak Mahendra itu adalah anda. Saya tahunya pas dibawah

Moga2 lain kali kita bisa ngobrol2 deh

Salam,
bRidWaN

At 08:55 PM 5/26/99 -0400, Okki Senobroto wrote:
>Salam PERMIAS,
>
>Untuk rekan-rekan yang nanti akan mampir di DC untuk pemilihan umum atau
>jalan-jalan, silahkan kontak2 lho, jadi nanti setelah pemilihan umum kita
>bisa ngobrol-ngobrol santai di Starbucks, seperti waktu rekan-rekan dari
>upstate NY atau Philadelphia dateng ke sini.. (bener nggak Bung Blucer ?).
>
>Salam dan see you on June 7th in DC,
>--
>Okki Senobroto
>[EMAIL PROTECTED]
>http://www.nawala.com


>On Mon, 24 May 1999, Mohammad Rosadi wrote:
>> Bung Bridwan yang baik,
>>
>> Wah..sayang sekali kita tidak bisa bertemu. Kalo saja anda memberitahukan
>> kedatangan anda ke DC tsb sebelumnya, mungkin saya bisa akan langsung
>> menemui anda. tapi sudahlah.., mungkin lain kali bisa ketemu juga.
>>
>> Tentang bung Okki. saya juga punya pengalaman yang sama dengan anda.
>> Sebelumnya saya dan bung Okki sering terlibat diskusi/debat di milis
>> bincang@ tanpa saling kenal satu sama lain. baru beberapa waktu belakangan
>> ini saja saya sempat berkenalan dengan dia, itupun secara tidak sengaja.
>> padahal kita berdua tinggal di kota yang berdekatan. Bisa jadi juga sampai
>> saat ini bung Okki masih belum menyadari kalo saya adalah mantan seterunya
>> di milis bincang@, karena saya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal
debat
>> tsb (hayo okki.., ngaku deh.., lo nggak inget sama gue
>> khan..?...hhehehhehe).
>>
>> Bung Bridwan,
>> Sebenarnya  seru juga membayangkan bertemu dengan rekan-rekan para anggota
>> milis permias@. Saya kadang suka geli sendiri (padahal nggak ada yang
>> gelitikin loh...:) membayangkan betapa seriusnya kita selama ini
>> berdiskusi/debat di milis permias@,seolah-olah kita tau betul dengan lawan
>> diskusi/debat kita. Padahal kan bisa jadi, apa yang kita bayangkan dari
>> lawan bicara kita tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yg kita bayangkan
>> berwajah sangar (karena 'keras'nya dalam berdiskusi), ternyata adalah
>> seorang mahasiswa imut lagi baek hatinya. Atau bisa juga lawan bicara kita
>> yang selama kita bayangkan sebagai seorang bapak dengan anak 3, ternyata
>> cuma anak kecil yang iseng make komputer kakaknya...:). Wah..kayaknya
>> bakalan banyak kekonyolan-kekonyolan yang terjadi kalo kita semua bisa
>> ketemu satu-sama lain. bayangin aja..., apa jadinya kalo kita yang selama
>> ini debatnya kelewat serius..marah-marah..sampai nggak sengaja
ngata-ngatain
>> lawan bicara..eh..., begitu ketemu nanti ..jadi pada sok imut..jadi
>> salting..trus...saling diem en bengong..nggak tau mo ngomong
>> apa...hehehheheheh.
>>
>> Ok deh bung Bridwan..., met jalan-jalan deh. Semoga anda baik-baik saja
>> selama dalam perjalanan. Eh.., ngomong-ngomong bayangan saya tentang anda
>> tuh...pria berumur 30-an..,sudah berkeluarga..., berkumis tebal..,badan
>> tegap..., pokoknya kayak Tom Seleck deh..hehehehehhe.
>>
>>
>> Wassalam,
>> Adi
>> Virginia
>>
>>
>> PS. Hmmm..., kapan dong rekan-rekan yang lain bisa mampir ke Washington
>> DC...?
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> >From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>> >To: [EMAIL PROTECTED]
>> >Subject: Re: [PPLNDC] Pengumuman Daftar Calon Pemilih Tetap
>> >Date: Mon, 24 May 1999 21:57:41 +0700
>> >
>> >Bung Rosadi Yth,
>> >
>> >Saya kebetulan sempat mampir di KBRI Washington, sayang nya
>> >saya tidak menanyakan apakah mungkin bertemu dengan rekan Permias@.
>> >Maafkan saya, karena waktu yang sangat terbatas.
>> >Yang jelas saya sempat dikenalkan dengan bung Okky oleh Pak
>> >Mahendra, cuma saya tidak menyangka bung Okky itu adalah bung
>> >Okky yang di Permias@.
>> >Bego yah saya??
>> >
>> >Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara
>> >pindah ke alamat yang baru ya..??
>> >
>> >Untuk Rekan Permias@ lainnya :
>> >   SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999.
>> >
>> >Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:)
>> >
>> >Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!!
>> >
>> >
>> >Salam,
>> >bRidWaN
>> >GOLONGAN ANTI ORANG LAMA
>> >
>> >
>> >---
>> >At 09:02 PM 5/18/99 PDT, Mohammad R

Re: Buat Bung Bridwan !

1999-05-26 Thread bRidWaN

Nah, ini lah masalahnya Daeng !
Saya setiap kali berpindah hotel, shg saya serba salah
jika ingin meninggalkan nomor teleponmaafkan saya...

Tapi paling tidak, saya sudah mendengar suara anda:)

Salam,
bRidWaN

At 10:01 AM 5/26/99 PDT, Notrida Mandica wrote:
>Dear Bung bRidWAN,
>
>Mungkin tak ada manfaatnya jika saya menyesali 'ketidakberuntungan' kita,
>hingga tak sempat bertemu or berbicara via phone.  Tapi yang pasti, saya
>tidak habis pikir, kenapa Bung bRidwan tidak menitip no. telpon yang bisa
>saya hubungi? Hingga setiap kali saya dapat messages dari  Bung, saya
>bingung mau balasnya ke mana?
>BTW, kalau tidak keberatan, please hubungi saya kalau jalan ke US lagi.
>
>salam,
>
>ida
>
>> >>Untuk Daeng Ida, saya mencoba menghubungi, rupanya anda sementara
>> >>pindah ke alamat yang baru ya..??


>> >>Untuk Rekan Permias@ lainnya :
>> >>   SELAMAT BERKAMPANYE DAN SELAMAT MENGIKUTI PEMILU 7 JUNI 1999.
>> >>
>> >>Inga...Inga. : Jangan milih Partai yang pro Status-Quo !:)
>> >>
>> >>Pokoknya : ASAL JANGAN ORANG LAMA !!!
>> >>
>> >>
>> >>Salam,
>> >>bRidWaN
>> >>GOLONGAN ANTI ORANG LAMA



Re: Adi Sasono jadi bintang iklan

1999-05-27 Thread bRidWaN

At 07:56 AM 5/27/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>Kompas hari ini memuat iklan PDR satu halaman penuh dengan gambar Adi
>Sasono. Saya jadi makin bingung...katanya menteri nggak boleh kampanye?
>
>Inga' Inga' tekadku bulat karena pilihanku PDIP/PAN/PKB atau bisa juga PKP.
>
>Efron
>
>Ps: maju tak gentar membela yang benar...bersama Pil KB...eh PKB


Bung Efron,
Pilihan yang bagus : PDIP/PAN/PKB.

Cuma koq pake embel-embel PKP sih:)

Salam,
bRidWaN



Re: [Kompas] Wardah Beberkan Data

1999-05-27 Thread bRidWaN

loh, koq Mas sih...? bukannya Mbak..??


At 09:58 AM 5/27/99 GMT, RiZwAn RiZaL wrote:
>Mas Hadeer,
>
>Dapat jatah berapa Mas ?
>
>RR


>From: Hadeer <[EMAIL PROTECTED]>
>_>
>
>
>Kalau ujung-ujung nya rakyat kecil yang paling untung dan merasakan
>manfaatnya. NO PROBLEMO.
>Lha semua orang di negara ini juga maling koq. Kalau negara dimalingin
>terus uang lari ke rakyat kecil, mah nggak apa-apa.
>
>Persoalan utamanya adalah adanya rasa takut kemenangan diraih oleh PDR dan
>GOLKAR yang dinilai "pihak lain" adalah cara
>yang tidak jujur. Memang nya "pihak lain" juga jujur?
>
>Semuanya kembali ke pembuktian  dan rakyat paling bawah tidak
>perduli.. yang mereka tahu .. mereka dapat
>manfaatnya.
>
>Hadeer
>
>
>--
> > From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: [Kompas] Wardah Beberkan Data "Money Politics"
> > Date: 27 Mei 1999 11:42
> >
> > Masih ada lagi yg mau membenarkan tindakan money politics
> > nya PDR dan Golkar?
> >
> > Menurut saya mereka nekat banget, wong Indonesia lagi
> > disorot banget ama dunia internasional, eh masih nekat
> > ngelakuin yg beginian.
> >
> > jabat erat,
> > Irwan Ariston Napitupulu



Re: Adi Sasono jadi bintang iklan

1999-05-27 Thread bRidWaN

hehehehee...*jadi-malu*..
Soalnya koalisi PDIP/PAN/PKB sudah menyenangkan saya sih..

btw : di Jakarta saya lihat banyak spanduk Golkar yang
menuliskan : - Suara Rakyat adalah Suara Golkar
 - Golkar menjaga kerukunan Umat beragama
 - dan lain lain yang hebat

Saya jadi ingat nasehat saya untuk adik saya :
" Dik, janganlah kau merokok, karena itu bahaya bagi kesehatanmu".
Padahal saya tuh perokok berat:)

Salam,
bRidWaN

At 09:25 AM 5/27/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
>Tumben ni bung Bridwan..nggak ada kata-kata "ORANG LAMA"..:)

=========
>>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>>Date: Thu, 27 May 1999 22:56:55 +0700
>>
>>At 07:56 AM 5/27/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>> >Kompas hari ini memuat iklan PDR satu halaman penuh dengan gambar
>> >Adi Sasono. Saya jadi makin bingung...katanya menteri nggak
>> >boleh kampanye?
>> >
>> >Inga' Inga' tekadku bulat karena pilihanku PDIP/PAN/PKB atau
>> >bisa juga PKP.
>> >
>> >Efron
>> >
>> >Ps: maju tak gentar membela yang benar...bersama Pil KB...eh PKB

==

>> Bung Efron,
>> Pilihan yang bagus : PDIP/PAN/PKB.
>>
>> Cuma koq pake embel-embel PKP sih:)
>>
>> Salam,
>> bRidWaN



Re: 200 kursi di MPR/DPR

1999-05-27 Thread bRidWaN

Pendidikan tinggi tidak menjamin kepiawian seorang
Pemimpin yang membela kepentingan Rakyatnya.
Buktinya ada Prof Dr yang begitu..., dan tokoh2 S2
yang terkadang 'mbelit'...

Yang penting untuk menjadi Pemimpin saat ini adalah
tokoh yang 'dipercaya' dan didukung oleh Rakyatnya.

Salam,
bRidWaN

At 04:09 PM 5/27/99 +0700, Lutfi M. wrote:
>Kalau menurut saya, secara logika, memang semakin tinggi pendidikan akan
>semakin luas juga wawasannya (kecuali untuk yg. otodidak spt. yg. disebutkan
>bung Blucer).
>Lha, kalau jenjang pendidikan itu tidak esensial, mengapa ketika seleksi
>kerja di swasta menuntut pendidikan yg. cukup?
>Kalau wakil rakyatnya saja cuma lulusan SMA (atau malah SMP), bagaimana bisa
>mereka memahami persoalan-persoalan poleksosbudhankam.  Nanti malah lebih
>parah dari ORBA.  Kerja mereka cuma menerawang, menghayal sambil
>terkantuk-kantuk atau tidur.
>Di pendidikan tinggi kan mahasiswa dibiasakan untuk berpikiran kritis
>terhadap suatu masalah dan skeptis terhadap suatu kemungkinan solusi.
>Sementara di sekolah-sekolah menengah di Indonesia, pelajar masih dicekoki
>dan didikte dg. segepok pelajaran.  Bagaimana nantinya mereka ketika menjadi
>anggota legislatif?  Yah...bisa dibayangkan, hukum akan makin amburadul,
>ekonomi makin nggak jelas dsb.
>
>> --
>> From: Blucer Rajagukguk[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> Sent: Wednesday, May 26, 1999 4:28 AM
>> Subject:  Re: 200 kursi di MPR/DPR
>>
>> Untuk faktor pendidikan mungkin perlu diresearch. Jika dunia PNS dan
>> swasta
>> sudah memberikan porsi penting untuk pendidikan pada jabatan seseorang,
>> sebaiknya didunia legislatif hal ini sangat perlu dipertimbangkan. hal-hal
>> yang
>> berkaitan dengan ekonomi, perbankan, UU dan berbagai macam produk DPR/MPR
>> lainnya memerlukan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai masalah tsb.
>> Saya
>> tidak tahu pasti berapa banyak anggota DPR/MPR yang tidak mengerti UU yang
>> mereka setujui ataupun yang hanya tidur-tidur dan ketawa-ketiwi karena
>> memang
>> tidak sanggup berpikir soal hal yang
>> dibicarakan. Tentu ada beberapa kekecualian untuk orang-orang tertentu
>> yang
>> secara otodidak mampu menguasai masalah secara jernih dibantu dengan
>> pengalaman
>> langsung dilapangan. Tetapi secara keseluruhan, tetap saya pribadi
>> berpendapat,
>> peningkatan kualitas DPR akan sejalan dengan jika pendidikan Caleg minimum
>> sarjana.
>> Jika ada yang mau membuat research soal ini, saya kira akan berguna buat
>> bangsa
>> kita. Misalnya, melalui pengetesan-pengetasan UU dihubungkan dengan
>> background
>> pendidikan suatu anggota fraksi.
>> Pemikiran sederhana ini tercetus dari banyaknya pihak yang meyakini bahwa
>> semakin tinggi pendidikan seseorang, maka orang tersebut akan dibayar
>> lebih
>> mahal karena dianggap kemampuannya lebih tinggi.
>>
>> Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>>
>> > Kalau dibilang tidak fair, juga tidak. Ini 'kan ada disebutkan dalam UUD
>> 45.
>> > Untuk menghilangkan kesan "tidak fair" itu memang ada usulan agar para
>> > anggota yang diangkat itu hanya mempunyai "hak bicara" tapi tidak untuk
>> "hak
>> > suara" termasuk yang dari "partai serdadu".
>> >
>> > Kalau syarat pendidikan, menurut saya sih bukan suatu yang esensial.
>> >
>> > Efron
>> >
>> > -Original Message-
>> > From:   Blucer Rajagukguk [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>>
>
>



Re: Adi Sasono jadi bintang iklan

1999-05-27 Thread bRidWaN

hehehehee.justru 'ngomyang'-nya Mbak Hadeer yang mengajarkan
kita untuk saling menghargai pendapat dialam 'demokrasi' yang sedang
kita pelajari bersama ini. Maklumlah, demokrasi kan barang baru loh...:)

Mengenai PKP, saya koq tetap engga 'sreg' , gitu loh. Ingat saja akan
perbuatan mereka dahuludan.yang utama bagi saya : mereka adalah
termasuk "GOLONGAN ORANG LAMA"

Jadi seperti harapan Bung Efron, sayapun berdoa agar Trio Koalisi tersebut
akan tetap berjalan di jalur perjuangan yang mereka telah gariskan.


Salam,
bRidWaN

-
At 07:20 AM 5/28/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
> Bung Ridwan,
>
> Memang terpaksa saya pakai embel-embel PKP. Ini bila keadaan "EMERGENCY"
> menjelang Pemilu ketika saya tak mempercayai Trio Oposisi tersebut. Setahu
> saya PKP adalah "partai dendam" terhadap Golkar. Sekali lagi ini adalah
> "EMERGENCY PLAN".
>
> Gitu aja ah.ntar Hadeer ngomyang lagi:-)

>-
>From:   bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Thursday, 27 May, 1999 22:57 PM
>
>At 07:56 AM 5/27/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>> Kompas hari ini memuat iklan PDR satu halaman penuh dengan gambar Adi
>> Sasono. Saya jadi makin bingung...katanya menteri nggak boleh kampanye?
>>
>> Inga' Inga' tekadku bulat karena pilihanku PDIP/PAN/PKB atau bisa juga PKP.
>>
>> Efron
>>
>> Ps: maju tak gentar membela yang benar...bersama Pil KB...eh PKB

--
>Bung Efron,
>Pilihan yang bagus : PDIP/PAN/PKB.
>
>Cuma koq pake embel-embel PKP sih:)
>
>Salam,
>bRidWaN



Re: FW: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Thread bRidWaN
Hidup Koalisi PAN - PDIP - PKB !!

Semoga Orang lama tidak bergentayangn lagi deh, soalnya
nanti kita pada ketularan penyakitnya:)

Salam,
bRidWaN


At 07:39 AM 5/28/99 +0700, Hadeer wrote:
Yap... menurut saya kurang tepat.

Pendukung PDI - P adalah yang benar-benar TERLIHAT dengan segala atributnya di jalan, di lapangan, di gang,
dan dimana-mana. Diluar dari itu kemungkinan besar tidak akan memilih PDI P.

Pendukung PDI - P adalah rakyat kecil, yang menganggap kampanye adalah saat untuk merdeka semerdekanya
(bebas yang dilegitimasi oleh keadaan). Mereka berpesta pora dijalan, mulai dengan dari motor, ,mobil, truk, bis
bahkan jalan kaki. Mereka memang tidak butuh pemimpin yang punya gelar banyak dan banyak bicara, tapi yang
leboh penting bisa mengekresikan diri, membebaskan diri dari segala tekanan dan aturan yang selama ini mereka
alami. Dan kebetulan di ayomi pula hal ini oleh para pemimpin PDI P.

Bandingkan dengan PAN, meskipun tidak seramai PDI - P yang terlihat dijalan. Ada struktur masyarakat seperti
kaum terpelajar, profesional, ibu rumah tangga dan kaum wanita yang menginginkan ketenangan, keteduhan dan
kedamaian  yang akan memilih PAN.

Yang namanya tidak terlihat belum tentu tidak ada loh

:-)
Hadeer

--
> From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: 28 Mei 1999 3:41
>
>
> Sebenarnya, kalau kita mau lebih peka lagi, kenapa banyak
> rakyat kecil yg dukung PDIP? Dalam pandangan saya hal
> tersebut lebih dikarenakan masyarakat kecil saat ini tidak butuh
> pemimpin yg punya gelar banyak, mereka lebih mementingkan
> orang yg bisa mereka percaya memperjuangkan nasib mereka,
> ngga sebentar2 bilang A trus besok bilang B, sebentar bersikap
> C besok2 bersikap D. Selain itu tampaknya rakyat kecil juga
> takut dengan orang2 yg jago politik, karena dari pengalaman
> mereka mungkin merasakan orang2 yg jago politik itu susah
> kali dipegang omongannya, seringnya janji2 tinggal janji.
 

Re: [PPLNDC] UNDANGAN SANTIAJI DAN DIALOG PARPOL !

1999-05-27 Thread bRidWaN

Untuk rekan Permias@, selamat mengikuti acara pertemuan ini.
Cuma koq saya agak khawatir mendengar istilah : "SANTIAJI"..?

Ingat jaman dahulu, dimana acara Santiaji ini dipakai sebagai
ajang 'penekanan memilih suatu Golongan'.

Mudah2an Santiaji yang ini beda ya. Iya kan Bung Rosadi..?


Salam,
bRidWaN


===
At 11:27 AM 5/27/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
>Washington,D.C., 27 Mei 1999
>
>
>Nomor : 001/PPLN/99/D.C.
>Perihal : Undangan Santiaji Pemilu
>
>
>Assalamualaikum wr.wb
>
>Salam Permias,
>
>Sehubungan akan dilaksanakannya Pemilu di awal bulan Juni mendatang, maka
>kami PPLN Washington D.C. mengundang seluruh calon pemilih yang berada di
>wilayah kerja kami, untuk mengikuti acara santiaji pemilu  (penjelasan
>seputar pemilu)yang akan diadakan pada :
>
>  Hari, taggal :   Senin, 31 Mei 1999
>
>  Tempat   :   Wisma Indonesia (Kediaman Duta Besar RI)
>   2700 Tilden Street, N.W.
>   Washington, D.C. 20008
>
>  Waktu:   Pukul 17.00
>
>  Acara: 1. Penjelasan Proses Persiapan Pemilu
> 2. Penjelasan Tata-cara Pemberian Suara
> 3. Dialog antara perwakilan parpol dengan calon
>pemilih.
> 4. Pemutaran film Debat Capres di UI (jika waktu
>memungkinkan)
>
>
>Mengingat pentingnya acara ini, kami sangat mengharapkan kehadiran anda
>semua sebagai calon pemilih tepat pada waktunya.
>
>Atas perhatian dan kesediaannya untuk menghadiri acara ini, kami ucapkan
>banyak terima kasih.
>
>
>Wassalam,
>
>PPLN D.C.
>Mohamad Rosadi
>Sekretaris



Re: FW: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Thread bRidWaN

At 01:31 PM 5/27/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 5/27/99 3:39:29 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
>> FYI...
>
> Bung  Lutfi, kalau anda merasa Amien Rais lebih baik dari
> Megawati, silahkan nyoblos PAN.
> Selama pilihannya masih PDIP, PKB, PAN, lempeng dah...:)
> Atau kalau mau nyoba lain, bisa juga PK, ya ngga bung Rosadi?:)
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu


Saya pikir juga begitu, selama pilihan masih berada dalam jajaran
Trio Koalisi, kelihatannya tidak usah diperdebatkan lagi.
Apalagi buat saya pribadi yang anti golongan orang lama.

Mengenai PK, nah tentunya ini akan merupakan kerja keras Bung Rosadi
beserta rekannya, untuk membuktikan bahwa apakah PK itu betul2 akan
konsisten memperjuangkan suara rakyat dan bebas status quo.
Tentunya ini bukan pekerjaan yang ringan.



Re: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Thread bRidWaN

Saya rasa sih pada dasarnya hampir semua rekan Permias@
pasti pada anti Orang Lama, atau minimum anti status-quo,
atau anti Golkar, atau ...eh, salah ngga ya ???

Salam,
bRidWaN

---
At 10:05 AM 5/28/99 +0700, Arikrisna M Tarigan wrote:
>Wow
>Bang Sitorus ternyata Satgas PDIP jempolan juga yaaa.
>Asal jangan pake golok aja Bang.
>Ngomong-ngomong Mba Hadeer satgas yg mana nih, kayaknya satgas ,
>atau malah provokator nya.
>he...he.. becanda koq
>
>Viva Liverpool
>Ari Krisna
>
>On Fri, 28 May 1999, Frarev Sitorus wrote:
>
>> Pendukung parte manapun apalagi PDIP, siapapun, tidak akan merespon
>> hal-hal biasa seperti ini karena hanya lelucon.
>> Bung HadeerMenang atau kalah parte saya atau parte anda...bukanlah
>> untuk Saya atau anda semata...
>> :-
>> KT
>> On Thu, 27 May 1999, Hadeer wrote:
>>
>> >
>> > Saya lagi nunggu versi nya yang dibuat oleh pendukung PDI P nich..
:-)
>> > Ayo tunjukan dirimu ... :-)
>> >
>> > Kalo nggak ada, tinggal kasih ayam betina aja ..
>> >
>> > Hadeer
>> >
>> > --
>> > > From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) <[EMAIL PROTECTED]>
>> > > To: [EMAIL PROTECTED]
>> > > Subject: Re: Pimpinan Partai Kita
>> > > Date: 27 Mei 1999 14:58
>> > >
>> > > Perbandingan ini dipastikan dibuat oleh pendukung PAN.
>> > >
>> >
>>
>
>



Re: FW: Pimpinan Partai Kita

1999-05-27 Thread bRidWaN

heheheheada-ada saja anda ini
Tapi paling tidak dalam 'sekejap' anda cepat merevisi
atau membetulkannya. Tidak seperti hampir kebanyakan
Bapak-Bapak yang selama 32 tahun membela Soeharto dan
Golkar-nya, baru sadar sekarang , dan berbalik menghujat.
Lama sekali ya untuk sadar...


Salam,
bRidWaN

At 10:36 AM 5/28/99 +0800, Rama Indrayana wrote:
>Yesss,
>
>MAJU TAK BENAR MEMBELA YANG GENTAR..
>
>lho, koq ??
>
>(eh salah deng, BENAR dan GENTAR mestinya tukar tempat lho, sorry !!)
>
>
>> --
>> From: bRidWaN[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> Sent: Friday, May 28, 1999 10:05 AM
>> To:   [EMAIL PROTECTED]
>> Subject:  Re: FW: Pimpinan Partai Kita
>>
>> Hidup Koalisi PAN - PDIP - PKB !!
>>
>> Semoga Orang lama tidak bergentayangn lagi deh, soalnya
>> nanti kita pada ketularan penyakitnya:)
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>>
>>
>> At 07:39 AM 5/28/99 +0700, Hadeer wrote:
>>
>>   Yap... menurut saya kurang tepat.
>>
>>   Pendukung PDI - P adalah yang benar-benar TERLIHAT dengan segala
>> atributnya di jalan, di lapangan, di gang,
>>   dan dimana-mana. Diluar dari itu kemungkinan besar tidak akan
>> memilih PDI P.
>>
>>   Pendukung PDI - P adalah rakyat kecil, yang menganggap kampanye
>> adalah saat untuk merdeka semerdekanya
>>   (bebas yang dilegitimasi oleh keadaan). Mereka berpesta pora
>> dijalan, mulai dengan dari motor, ,mobil, truk, bis
>>   bahkan jalan kaki. Mereka memang tidak butuh pemimpin yang punya
>> gelar banyak dan banyak bicara, tapi yang
>>   leboh penting bisa mengekresikan diri, membebaskan diri dari segala
>> tekanan dan aturan yang selama ini mereka
>>   alami. Dan kebetulan di ayomi pula hal ini oleh para pemimpin PDI P.
>>
>>
>>   Bandingkan dengan PAN, meskipun tidak seramai PDI - P yang terlihat
>> dijalan. Ada struktur masyarakat seperti
>>   kaum terpelajar, profesional, ibu rumah tangga dan kaum wanita yang
>> menginginkan ketenangan, keteduhan dan
>>   kedamaian  yang akan memilih PAN.
>>
>>   Yang namanya tidak terlihat belum tentu tidak ada loh
>>
>>   :-)
>>   Hadeer
>>
>>   --
>>   > From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>>   > Date: 28 Mei 1999 3:41
>>   >
>>   >
>>   > Sebenarnya, kalau kita mau lebih peka lagi, kenapa banyak
>>   > rakyat kecil yg dukung PDIP? Dalam pandangan saya hal
>>   > tersebut lebih dikarenakan masyarakat kecil saat ini tidak butuh
>>   > pemimpin yg punya gelar banyak, mereka lebih mementingkan
>>   > orang yg bisa mereka percaya memperjuangkan nasib mereka,
>>   > ngga sebentar2 bilang A trus besok bilang B, sebentar bersikap
>>   > C besok2 bersikap D. Selain itu tampaknya rakyat kecil juga
>>   > takut dengan orang2 yg jago politik, karena dari pengalaman
>>   > mereka mungkin merasakan orang2 yg jago politik itu susah
>>   > kali dipegang omongannya, seringnya janji2 tinggal janji.
>>
>>
>
>



Re: Sub Latar Belakang Nggak Setuju Habibie Terpilih lagi

1999-05-29 Thread bRidWaN

Wah, kayanya engga mungkin deh ada kaitannya dg Islam dan Jawa.
Menurut saya sih jawaban yang paling masuk diakal adalah :
 -HABIBIE DIANGGAP KEPANJANGAN TANGAN ORDE BARU !!-

Salam,
bRidWaN


At 09:55 AM 5/29/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
> Seperti kita ketahui, sebagian segmen masyarakat Indonesia tidak
> menghendaki Habibie terpilih lagi menjadi presiden. Kalau dilihat dari
> latar belakang pokoknya adalah sama. Tetapi dilihat dari "sub latar
> belakang"nya apakah sama juga?
>
> Maksudnya, apakah ada dari yang tidak menyukai itu juga karena :
>   * Habibie masih dianggap termasuk Orde Baru ?
>  atau
>   * Habibie dianggap sangat kuat terhadap Islam?
>  atau
>   * Habibie dianggap bukan orang Jawa?
>
>
> Berapa kira-kira perbandingan untuk masing-masing ketiga alasan
> yang disebutkan di atas itu
>
> Salam,
> Nasrullah Idris



PEMILU 1999

1999-06-01 Thread bRidWaN

Rekan-Rekan Yth.,

Kampanye putaran ke-3 sudah hampir selesai, dan
sebentar lagi Hari-H Pemilu akan tiba, 7 Juni 1999.

Harapan kita tentunya agar Pemilu 1999 ini akan
berjalan dengan baik, begitu juga Pasca pemilu.

Harapan lainnya adalah semoga Koalisi 3 Partai
PAN-PDIP-PKB (ditambah dengan Partai susulan lainnya)
akan dapat memenangkan Pemilu kali ini.

Kekhawatiran yang ada saat ini adalah akan adanya
Koalisi Partai-Partai Baru dengan Partai Lama yang
pro status-quo. Dan ini kelihatannya makin agak
jelas gambarannya tentang Partai Partai mana yang
akan berkoalisi dengan Partai Lama.

Sebagai seseorang yang baru pertama kali akan
mengikuti Pemilu (setelah selama ini menjadi Golput),
saya hanyalah dapat berharap agar roda Reformasi
yang telah dicanangkan oleh Para Mahasiswa kita sejak
tahun 1998 akan dapat digulirkan dengan benar oleh
Partai yang pro-reformasi..


Salam,
bRidWaN



[Kuli Tinta] udah nyoblos pemilu!!!!

1999-06-01 Thread bRidWaN

Rekan Permias@,
Saya teruskan kabar ini.
Saya tidak tahu kebenarannya 100%, tetapi apakah kejadian
ini juga berlangsung di Amerika ?
Bagaima dengan rekan2 di Eropa..??

Salam,
bRidWaN

>From: "Ita & Felix" <[EMAIL PROTECTED]>
>To: "kuli-tinta" <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Tue, 1 Jun 1999 23:29:46 +0200
>X-MSMail-Priority: Normal
>X-MimeOLE: Produced By Microsoft MimeOLE V4.72.3110.3
>X-Infomail-Id: 928273043.3154010A811066.13043
>Subject: [Kuli Tinta] udah nyoblos pemilu
>
>barusan aja tadi sore terima surat dari kedubes indonesia yang isinya
kartu suara..
>langsung aja nyoblos, lalu besok pagi tinggal dikirim ke Madrid..
>Seneng deh.. nyoblos duluan
>
>Udah gitu perangkonya gratis pula... SENANG!!!
>



Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-02 Thread bRidWaN

MUI juga harus di Reformasi lah.iya ngga..??

At 07:37 AM 6/2/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
> MUI menghimbau, agar ummat Islam dalam menggunakan hak pilihnya
>(PEMILU) untuk memilih calon legislatif yang beragama Islam.
>
> Komentar : wajarkah himbauan tersebut? atau apakah himbauan itu
>bermuatan SARA?
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>



Re: PEMILU 1999

1999-06-02 Thread bRidWaN

Terima kasih bung Sitorus
Anda benar, walaupun Koalisi PAN-PDIP-PKB bisa memenangkan
Pemilu 1999, kursi di-MPR belumlah sepenuhnya dikuasai
oleh mereka. Pihak pendukung status-quo masih berpeluang
merebut mayoritas dengan segala rekayasa nya...

Unfortunatelly, kalau sampai ORANG LAMA yang terpilih
menjadi Presiden, masyarakat dalam dan luar negeri
akan sulit untuk menaruh kepercayaan kepada Pemerintah
kita yang baru nanti.
Dan akibatnya, segala program pembangunan dikuatirkan
akan terhambat dan rakyatlah yang akan menjadi korban (lagi).

Itulah hidup, sekali berbuat salah, sangatlah sulit untuk
merebut kepercayaan. Untuk itu, seandainya kita semua benar-
benar mencintai Negara kita, sebaiknya janganlah memilih
Presiden dari golongan ORANG LAMA !


Salam,
bRidWaN

At 11:45 AM 6/2/99 +0700, Frarev Sitorus wrote:
>Saya setuju dengan posting bung bRidWaN bahwa harapan supaya masa Pemilu
>juni dan Pasca Pemilu nanti berjalan lancar.
> :-)
>Walaupun ada tanda - tanda koalisi antara partai baru dengan
>partai pro-status quo untuk menhadapi koalisi partai - partai reformis
>yang ada ( seperti PAN, PDIP, PKB, dan PK), Saya sama sekali tidak
>khawatir. Walaupun peluang perebutan kursi di MPR/DPR oleh partai
>pro-status quo sangat besar karena UU No.4 1999 yang masih tetap tidak
>berubah, Saya juga sama sekali  tidak  khawatir.
>Tetapi...Saya khawatir jika presiden yang akan datang dari partai
>pro-status quo maka akibatnya  timbul keresahan dari rakyat pendukung
>partai reformis sendiri karena kemungkinan kemenangan mereka dalam
>perebutan kursi MPR/DPR sebelum SU MPR 1999 nanti. Mengapa? Karena belum
>menunjukkan demokrasi yang menjadi paradigma mereka sendiri ( pendukung
>partai reformis ) dan malah menunjukkan kelemahan partai mereka sendiri
>serta menunjukkan ketidakpercayaan akan partai reformis yang ada untuk
>siap berjuang di kursi MPR/DPR dalam mempersiapkan Indonesia 5 tahun lagi.
>Saya juga khawatir jika rakyat pendukung partai reformis hanya diam saja
>dengan ketidakadilan yang dilakukan oleh partai status quo ( jika menang )
>atau partai reformis karena merupakan partainya.
>Jadi , Pemilu bukanlah satu-satunya cara keluar dari krisis yang
>berkepanjangan di Indonesia, melainkan salah satu faktor. Faktor yang
>terpenting membawa Indonesia lepas dari krisis ini adalah Wawasan
>kebangsaan masing-masing diri sendiri.
>
>SALAM
>FRAREV SITORUS
======
>
>On Tue, 1 Juni 1999, bRidWaN wrote:
>
>> Rekan-Rekan Yth.,
>>
>> Kampanye putaran ke-3 sudah hampir selesai, dan
>> sebentar lagi Hari-H Pemilu akan tiba, 7 Juni 1999.
>>
>> Harapan kita tentunya agar Pemilu 1999 ini akan
>> berjalan dengan baik, begitu juga Pasca pemilu.
>>
>> Harapan lainnya adalah semoga Koalisi 3 Partai
>> PAN-PDIP-PKB (ditambah dengan Partai susulan lainnya)
>> akan dapat memenangkan Pemilu kali ini.
>>
>> Kekhawatiran yang ada saat ini adalah akan adanya
>> Koalisi Partai-Partai Baru dengan Partai Lama yang
>> pro status-quo. Dan ini kelihatannya makin agak
>> jelas gambarannya tentang Partai Partai mana yang
>> akan berkoalisi dengan Partai Lama.
>>
>> Sebagai seseorang yang baru pertama kali akan
>> mengikuti Pemilu (setelah selama ini menjadi Golput),
>> saya hanyalah dapat berharap agar roda Reformasi
>> yang telah dicanangkan oleh Para Mahasiswa kita sejak
>> tahun 1998 akan dapat digulirkan dengan benar oleh
>> Partai yang pro-reformasi..
>>
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>>
>
>



Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-03 Thread bRidWaN

Yang pasti MUI itu sejak jaman Orde Baru selalu membela
rezim berkuasa. Kampanye Golkar pun mereka dukung, bahkan
ada yang menjadi juru kampanye segala..
Masih inget khan...??

Mengenai galahukuran, para anggota ICMI jelas lebih hebat.
Juga para tokoh Golkar lainnya..., dan mungkin sebahagian
dari kita-kita ini..
Maafkan saya kalau ada yang tersinggung..

Tapi itu bukan jaminan refleksi akan kelakuan-nya.
Apalagi dengan sumpah, janji dan perbuatannya..

Jadi ingat suatu joke Partai 'x' : KAMI MEMBERI JANJI, BUKAN BUKTI !

Ya saya setuju, Allah SWT Maha Kuasa, Maha Tahu.
Semua akan mendapat pembalasan yang setimpal, baik yg buruk,
apalagi yang baik.Percayalah !!!

Semoga kita semua masih mencintai Negara kita....

Salam,
bRidWaN
(Golongan anti Orang Lama)

At 11:05 AM 6/3/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>Bung Rosadi,
>
>Bagaimana ya caranya membuktikan seseorang itu Islam tulen atau hanya di
>KTP? Kalau galahukurnya kegiatan hariannya, Soeharto yang haji itu kurang
>apa lagi? Semua kewajiban Islam "nyaris" semua dilakukannya. Bisa juga saya
>bilang beliau melakukannya 100%. Kita tahu juga bahwa rupanya beliau tidak
>seperti yang kita harapkan. Lalu mesti bagaimana? Kalau sudah
>beginiyahhanya Tuhan berserta staf-Nya yang tahu.
>
>Wassalam,
>Efron
>
>-Original Message-
>From:   Mohammad Rosadi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Thursday, 03 June, 1999 10:27 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject:Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia
>
>==dibusek
>
>Bung Irwan, tidak tepat juga kalau dikatakan tidak ada masalah. Sebagaimana
>yang kita sama-sama tahu, rejim orde baru semasa berkuasa dulu benar-benar
>telah mematikan kehidupan demokrasi di Indonesia.  Kebebasan bersuara serta
>mengeluarkan pendapat hampir tidak ada,dan partai politik pun dibatasi hanya
>3 saja, itupun penuh dengan rekayasa. Kalau kemudian ternyata anggota DPR
>yang mayoritas beragama Islam tsb banyak yang brengsek (hampir semuanya dari
>Golkar), itu karena 'standar keislaman' yang dipakai adalah standar KTP
>semata, tidak berdasarkan kualitas keislamannya. Selain itu sikap otoriter
>dan kediktatoran rejim orba membuat banyak orang pada masa itu tidak bisa
>berbuat banyak melawan kesewengan rejim tsb. Maka jangan heran jika
>anggota-anggota DPR pada masa itu banyak yang brengsek dan membuat rakyat
>(yang sebagian besar muslim) menderita karenanya.
>
>Saat gerakan reformasi berhasil menumbangkan rejim orba, kebebasan bersuara
>dan mengeluarkan pendapat pun terbuka lebar-lebar. partai-partai politik
>barupun banyak bermunculan, termasuk didalamnya partai-partai Islam.
>Kemunculan partai-partai Islam sekaligus membawa angin segar bagi munculnya
>calon-calon legislatif muslim yang benar-benar berkualitas, baik dari sisi
>keislamannya maupun dari sisi intelektualitasnya (bukan cuma Islam KTP
>doang!). Inilah yang membedakan caleg muslim masa orba dulu dengan
>caleg-caleg muslim di era reformasi ini. Maka tidaklah heran jika kemudian
>MUI menghimbau kepada para pemilih muslim untuk memilih caleg-caleg yang
>muslim, karena memang saat ini begitu banyak pilihan caleg-caleg muslim yang
>berkualitas. Pilihan kepada caleg-caleg Islam ini semata-mata agar umat
>Islam dapat lebih berperan aktif lagi dalam percaturan politik di Indonesia,
>karena semasa orba dan orla dulu umat Islam selalu dipinggirkan dan perannya
>tidak lebih dari sekedar penonton saja.
>
>
>===dibusek aja==
>
>



KRONI Pak Harto

1999-06-03 Thread bRidWaN

Rekan Yth,

Pak Muladi di-Austria lagi-lagi berbicara akan
melacak kekayaan Pak Harto, Keluarganya dan
Kroninya. (TVRI 3 Juni).

Semua ini mungkin akan disikapi oleh Masyarakat
dengan pesimis, mengingat ketidak percayaan
mereka terhadap Pemerintahan yang dianggap
tidak/kurang serius dalam menangani masalah
ini, apalagi Pemerintah kini dianggap sebagai
perpanjangan tangan Pemerintah sebelumnya.

Berbicara mengenai Kroni, adakah Rekan yang
tahu, apakah Pak Habibie bisa dimasukkan
kedalam unsur Kroni nya Pak Harto ?

Salam,
bRidWaN



Re: "Bom Waktu" atau "Damai Tapi Gersang"

1999-06-03 Thread bRidWaN

Bung Nas,
Saya ingin memetik tulisan anda :
"Presiden yang diterima oleh semua pihak"

Tentunya saya boleh mengartikan sebagai Presiden
bukan dari Golongan Orang Lama...

Semoga kita semua masih mencintai Negara kita !

Salam,
bRidWaN

At 06:17 PM 6/3/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Yang penting dalam pemilihan calon presiden RI mendatang
>tidak sampai menyimpan "bom waktu" atau merupakan
>"damai tapi gersang".  Sebab kalau sampai terjadi demikian
>akan menghambat upaya penyelesaian krisis ekonomi.
>
>Jadi diperlukan solusi yang universal, yaitu berupa
>presiden yang bisa diterima oleh semua pihak.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris



Akhir Kampanye Putaran ke-3 (Terakhir)

1999-06-03 Thread bRidWaN

Rekan-Rekan Yang berbahagia,

Tak terasa kampanye putaran terakhir akan tiba,
dan Pemilu 1999 sudah diambang pintu.

Disaat akhir kampanye ini, izinkanlah saya
menghimbau kepada Rekan sekalian, agar kiranya
kesempatan memilih ini dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.

Pilihlah Partai yang menurut anda betul betul
akan memenuhi aspirasi Rakyat dan kita semua,
terutama Partai yang jelas "Anti Status-Quo",
dan tidak berpihak kepada "Golongan Orang Lama".

Dengan demikian akan terbentuklah Pemerintahan
yang baru dan yang 'legitimate' dan bersama
kita menuju era INDONESIA-BARU, yang berbeda
sama sekali dalam hal realitas, ekonomi, sosial
dan politik.

Masa depan Bangsa kita bergantung kepada kita
sendiri. Selamat mencoblos !


Salam,
bRidWaN



Pemberitaan TVRI

1999-06-03 Thread bRidWaN

  Rekan-Rekan Yth.,
  Pemberitaan TVRI mengenai Pemilu akhir
  akhir ini kelihatannya agak kurang
  berimbang, bahkan terkesan agak 'miring'
  kepada suatu golongan tertentu.

  Salahkan pendapat ini ?

  Salam,
      bRidWaN



Pemilu 1999 : Survey LP3ES di Pulau Jawa

1999-06-03 Thread bRidWaN

  Rekan Rekan Yth.,

  Berdasarkan hasil survey terakhir yang
  dilaksanakan oleh LP3ES di Pulau Jawa
  tentang pemilihan Partai dan calon
  Presiden, diperoleh hasil sbb :

  A. Pemilihan Partai

 1. PDI-P
 2. PKB
 3. Partai Golkar
 4. PAN
 5. PPP
 6. PK
 7. PBB

  B. Pemilihan Calon Presiden

 1. Megawati
 2. BJ Habibie
 3. Gus Dur
 4. Amien Rais
 5. Hamengku Buwono X


  Demikian hasil survey terakhir LP3ES yang
  dilaporkan oleh Rustam Effendi / Direktur LP3ES
  yang diliput beberapa stasiun televisi.


  Salam,
  bRidWaN



Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]

1999-06-03 Thread bRidWaN

hah? mbak Frarev ?
wah, maafkan saya kalau telah memanggil dengan 'bung'...:)

At 08:52 AM 6/4/99 +0800, Rama Indrayana wrote:
>Mangkenye, nyimak dong mbak Frarev
>
>VIVA PS Kampung Utan
>RI
>
>> --
>> From: FRAREV SITORUS[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> Sent: Friday, June 04, 1999 5:15 AM
>> To:   [EMAIL PROTECTED]
>> Subject:  Re: Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
>>
>> :-o
>> gitu kan Saya kan mengerti...jadi maluu nih.:-)))
>> Jangan marah dong mbak...Saya kan tidak tau...
>>
>> VIVA PSMS
>> KT
>> -Original Message-
>> From: Rama Indrayana
>> >
>>
>> >Ini Sitorus yg lain (habis Sitorus banyak sih), itu lho yg di TV, yg
>> kuenya
>> >keinjek terus nangis..., lantas waktu udah gede jadi pengacara Sitorus
>> SH.
>> >Sementara si Joko..., terusin sendiri deh.
>> >
>> >RI
>> >
>> >> --
>> >> From: FRAREV SITORUS[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> >> Sent: Friday, June 04, 1999 4:16 AM
>> >> To:   [EMAIL PROTECTED]
>> >> Subject:  Do-Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
>> >>
>> >> Lho...lho...tunggu dulu dong mbak IR dan bung Atar...ada diskusi apaan
>> >> nih
>> >> :-)))
>> >> Mosok Saya tidak ikut diskusi soal topik ini..dianggap tau
>> >>
>> >> Salam
>> >> KT
>> >>
>> >> >Sudahlah:
>> >> >
>> >> >Bung Sitorus, Joko, Acong, Obet, Acang, dan bung2 lainnya.
>> >> >
>> >> >"Ayo bersatu membangun Indonesia Baru."
>> >> >
>> >> >Bung Irwan, Blucer, Jaya, Stephanie (bung?), Rosadi, Pohan, dll..
>> >> >
>> >> >"Ayoo,  sekolh(kata si Doel lho)
>> >> >
>> >> >RI
>> >> >
>> >> >> --
>> >> >> From: Mardhika Wisesa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> >> >> Sent: Thursday, June 03, 1999 12:02 AM
>> >> >> To:   [EMAIL PROTECTED]
>> >> >> Subject:  Re: [Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia]
>> >> >>
>> >> >> Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> >> >>
>> >> >> MW: Saya rasa memang sudah sewajarnyasetidaknya MUI hanya
>> >> menghimbau,
>> >> >> bukan memaksakan ataupun memerintahkan. Mungkin juga PGI/KWI ,
>> Walubi,
>> >> dan
>> >> >>
>> >> >--deleted-
>> >>
>>
>
>



Re: "Bom Waktu" atau "Damai Tapi Gersang"

1999-06-03 Thread bRidWaN

Iya setuju !
Pastinya memang bukan dari golongan Orang Lama.
Sebab kalau Presidennya dari golongan Orang Lama,
Percaya deh, pasti aksi demonstrasi dan gejolak
reformasi akan lebih hebat lagi.

Salam,
bRidWaN



At 07:51 AM 6/4/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Yang penting, presiden RI yang terpilih nanti tidak sampai
>memancing timbulnya gejolak reformasi ronde ke II yang
>kadarnya lebih dahsyat ketimbang reformasi ronde ke I yang
>terjadi sekitar lengsernya Pak Harto.
>Misalkan,  demonstrasi mahasiswa sampai menduduki gedung DPR
>hanya karena aspirasinya tidak tersalurkan.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris

======

>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Thursday, June 03, 1999 7:40 PM
>Subject: Re: "Bom Waktu" atau "Damai Tapi Gersang"
>
>
>Bung Nas,
>Saya ingin memetik tulisan anda :
>"Presiden yang diterima oleh semua pihak"
>Tentunya saya boleh mengartikan sebagai Presiden
>bukan dari Golongan Orang Lama...
>Semoga kita semua masih mencintai Negara kita !
>
>



Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-04 Thread bRidWaN

Hidup MUI
Jadi ingat Ketua MUI kampanye Golkar di Kalimantan...:))


Salam,
bRidWaN



<Republika>

>==
>Amanat MUI dan PP Muhammadiyah
>
>JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia
>(MUI) mengamanatkan kepada umat Islam untuk dengan ikhlas
>dan niat ibadah kepada Allah memilih salah satu dari parpol yang
>secara sungguh-sungguh menonjolkan calon anggota legislatif
>(caleg) yang beragama Islam dan berakhlak mulia. Amanat ini
>disepakati lebih dari 40 ormas Islam tingkat nasional.
>
>Selain MUI, PP Muhammadiyah juga mengeluarkan seruan
>serupa yang ditandatangani Pejabat Ketua PP Muhammadiyah
>Prof Dr H A Syafi'i Ma'arif dan Sekertaris HM Muchlas Abror.
>Seruan itu terdiri atas tiga hal. Pertama, menganjurkan umat
>menggunakan hak pilih pada Pemilu 7 Juni mendatang dengan
>sebaik-baiknya dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani
>serta hak asasinya sebagai warga negara.
>
>Kedua, umat Islam wajib memilih salah satu parpol peserta
>pemilu yang mewakili kepentingan umat Islam dan betul-betul
>memperjuangkan reformasi. Ketiga, umat Islam diimbau jangan
>memilih parpol yang mayoritas calegnya tidak membawa aspirasi
>dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
>
>Pernyataan MUI dan Ormas Islam serta Muhammadiyah
>tersebut berkaitan pemberian suara dalam Pemilu 7 Juni 1999.
>Amanat MUI ditandatangani Ketua Umum MUI KH Ali Yafie
>dan Sekretaris Umum Nazri Adlani kemarin di Masjid Istiqlal
>Jakarta.
>
>Hadir dalam pembacaan pernyataan MUI bertajuk 'Amanat
>Umat Islam' itu, antara lain Ketua Umum Al Irsyad Geys
>Ammar, Ketua Umum PUI KH Cholid Fadhullah, Sekretaris
>DMI Adang Syafaat, serta perwakilan ormas Islam lainnya.
>Amanat ini, menurut Ali Yafie, sebagai wujud hak demokrasi
>dari rakyat yang beragama Islam. ''Jadi bukan untuk
>menaburkan rasa kebencian kepada siapa pun. Apalagi, selama
>ini umat Islam tidak mempunyai rasa benci kepada kelompok
>manapun. Dan, dengan siapa pun umat Islam bisa bekerja
>sama,'' ujarnya.
>
>Kecuali, lanjutnya, memang ada pihak-pihak yang nyata-nyata
>membenci umat Islam. ''Umat Islam berhak melakukan
>pembelaan, karena kita tidak bisa membiarkan harga diri kita
>diinjak-injak begitu saja,'' tegasnya.
>
>Ali Yafie membantah bahwa amanat ini dimaksudkan untuk
>menjegal PDI Perjuangan yang banyak calegnya berasal dari
>non-Muslim. ''Amanat umat Islam ini tidak ditujukan kepada
>seseorang atau sekelompok partai tertentu. Tapi, saya hanya
>ingin memberitahukan garis-garis terpenting sebagai pegangan
>bagi seorang Muslim,'' paparnya.
>
>Lebih lanjut, Ali Yafie mengharapkan rakyat Indonesia
>mengetahui hakikat dari pemilu. Pada hakikatnya pemilu itu
>bukanlah memilih partai atau gambar, hal itu sebagai media saja.
>Tapi yang lebih penting, pemilu itu memilih wakil-wakil yang bisa
>dipercaya untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.
>
>Sedangkan bagi umat Islam, menurutnya, aspirasi itu ada yang
>bersifat duniawi yang menyangkut kesejahteraan ekonomi,
>kemajuan pendidikan, dan lainnya. Tapi tak kalah pentingnya,
>adalah aspirasi keagamaan. Kedua aspirasi ini hanya dapat
>diperjuangkan melalui wakil-wakil yang seiman dengan umat
>Islam. ''Orang yang tidak seiman dengan kita (Muslim), tidak
>mungkin memperjuangkan aspirasi keimanan kita,'' tegas mantan
>Rois Aam PBNU ini.
>
>Karena itu, lanjut Ali Yafie, bagi seorang Muslim yang tidak
>memilih pemimpinnya dari kalangannya sendiri sudah dipastikan
>bertentangan dengan hati nuraninya. ''Selama dia beriman pasti
>akan menyalurkan aspirasinya kepada orang-orang yang
>seiman,'' paparnya.
>
>Ali Yafie berpesan amanat ini harus disebarkan kepada umat
>Islam lainnya. Amanat ini merupakan pesan moral yang lebih
>kuat dibandingkan fatwa atau hukum lainnya, tambah Kiai asal
>Sulsel ini.
>
>Amanat untuk memilih caleg beragama Islam itu, menurut
>Sekretaris Umum MUI HA Nazri Adlani, berdasarkan Surah Ali
>Imran ayat 28, yang berbunyi: Janganlah orang-orang mukmin
>menjadikan orang-orang kafir itu sebagai pemimpinnya.
>
>Menurut Nazri, dari ayat itu sudah jelas bahwa umat Islam harus
>memilih caleg yang akan duduk di DPR RI, DPRD I, dan DPRD
>II nanti dari orang-orang yang seiman dan ber-akhlakul
>karimah.
>
>Di samping kewajiban memilih caleg beragama Islam,
>pernyataan amanat Umat Islam itu menghendaki agar bangsa
>Indonesia, khususnya umat Islam menggunakan hak pilihnya
>secara benar dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani
>memilih parpol yang dapat memperjuangkan aspirasi dan
>kepentingan umat Islam, bangsa, dan negara.
>
>PP Muhammad

Re: Hore

1999-06-04 Thread bRidWaN
Negara RI pasti masih ada, apalagi Koalisi
3 Partai sudah pasti memenangkan Pemilu 1999:)
Yang belum pasti adalah komposisi anggota MPR
pada waktu memilih Presiden baru.
Itu saat yang mungkin akan menegangkan.

OK, Selamat memilih. Jangan sampai menyesal kalau
anda salah memilih !

---
At 04:37 PM 6/4/99 +0700, Hadeer wrote:

Hore .. Senin Libur Nasional.
Selamat Memilih.

Semoga masih ada Negara RI pada tanggal 8 Juni 1999.

:-)
Hadeer
 

Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-04 Thread bRidWaN

Bung Ichwan dan Rekan Permias@ Yth,

Itulah sebabnya saya mengusulkan agar MUI di'reformasi'
at the first place. Hari inipun muncul dibeberapa Media,
iklan-iklan yang isinya hampir serupa.

Kalau berbicara mengenai Pemimpin Indonesia, jelas
dalam UUD 45 telah digariskan kriteria calon Presiden.
Lalu apalagi ??

Apakah semua Pimpinan dalam organisasi harus mengikuti
kriteria tersebut ? Apakah seorang Pimpinan Departemen
tidak boleh beragama lain ?
Apakah pimpinan lembaga-lembaga Pemerintah juga tidak
boleh ? Apakah Sekolah dan Universitas tidak boleh?
Apakah ketua RT dan ketua RW juga tidak boleh ?

Saya melihat adanya unsur rekayasa a'la jaman dulu
menjelang hari pencoblosan tengah digalang, justru
disaat hari-hati tenang sedang berjalan, justru disaat
orang tidak boleh berkampanye lagi.

Kalau begitu seharusnya MUI sudah mengeluarkan fatwa-nya
jauh sebelum kegiatan Pemilu dimulai, dan bisa menghimbau
kepada KPU agar mendiskualifikasi Partai yang tidak
menyuarakan aspirasi umat islam, yang dipimpin oleh
seseorang beragama lain, yang mempunyai pengurus Partai
beragama lain dan lain-lain accordingly.

Sebagai seorang Muslim, saya mencoba menerima ini sebagai
suatu hikmah, bahwa ternyata masih banyak orang yang
berpikiran sempit, membawa persoalan agama dalam konteks
yang sempit, dan mencoba untuk mempengaruhi masa dengan
cara apapun dengan membawa-bawa slogan 'Aspirasi Umat Islam'.

Semoga Allah SWT mengampuni saya atas pernyataan dan
kalimat saya diatas, Amin.


Salam,
bRidWaN

-
At 11:38 PM 6/4/99 +0700, Ichwan Ramli wrote:
>Sebenarnya, ada yang bisa kasih list/deskripsi nggak ya, yang mana sich
>aspirasi ummat Islam itu ? Kalau aman tentrem, adil dan sejahtera serta
>demoktratis itu apakah itu hanya aspirasi ummat Islam saja atau malah nggak
>termasuk dalam aspirasi ummat Islam ?
>
>Kalau ada kesepakatan bersama tentang apa yang disebut  aspirasi ummat
>Islam, maka himbauan MUI ini, menurut saya baru bisa berlaku. Kalau
>kesepakatan itu tak ada, (saya kuatir tak akan ada, karena bukankah sekarang
>ada kurang lebih 20 parpol yang mengatasnamakan Islam) maka himbauan ini
>hanyalah ecek-ecek. Sekedar menunjukkan bahwa MUI ada kerja, walau sia-sia.
>Kalau menurut Yusril Ihza Mahendra bagaikan menyalakan obor di siang hari,
>atau ingin membuat matahari di malam hari.
>
>MUI harusnya meniru koalisi untuk perempuan. Yang perlu dirumuskan dan
>dikampanyekan adalan aspirasi ummat Islam itu apa, selanjutnya serahkan saja
>itu pada ummat, siapa yang dipercayainya untuk mewakili.
>
>salam,


>--- Original Message 
>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>To: <[EMAIL PROTECTED]>
>Sent: Friday, June 04, 1999 4:25 PM
>Subject: Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia
>
>
>> Hidup MUI
>> Jadi ingat Ketua MUI kampanye Golkar di Kalimantan...:))
>>
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>>
>>
>>
>> <Republika>
>>
>> >==
>> >Amanat MUI dan PP Muhammadiyah
>> >
>> >JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Majelis Ulama Indonesia
>> >(MUI) mengamanatkan kepada umat Islam untuk dengan ikhlas
>> >dan niat ibadah kepada Allah memilih salah satu dari parpol yang
>> >secara sungguh-sungguh menonjolkan calon anggota legislatif
>> >(caleg) yang beragama Islam dan berakhlak mulia. Amanat ini
>> >disepakati lebih dari 40 ormas Islam tingkat nasional.
>> >
>> >Selain MUI, PP Muhammadiyah juga mengeluarkan seruan
>> >serupa yang ditandatangani Pejabat Ketua PP Muhammadiyah
>> >Prof Dr H A Syafi'i Ma'arif dan Sekertaris HM Muchlas Abror.
>> >Seruan itu terdiri atas tiga hal. Pertama, menganjurkan umat
>> >menggunakan hak pilih pada Pemilu 7 Juni mendatang dengan
>> >sebaik-baiknya dan bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani
>> >serta hak asasinya sebagai warga negara.
>> >
>> >Kedua, umat Islam wajib memilih salah satu parpol peserta
>> >pemilu yang mewakili kepentingan umat Islam dan betul-betul
>> >memperjuangkan reformasi. Ketiga, umat Islam diimbau jangan
>> >memilih parpol yang mayoritas calegnya tidak membawa aspirasi
>> >dan memperjuangkan kepentingan umat Islam.
>> >
>> >Pernyataan MUI dan Ormas Islam serta Muhammadiyah
>> >tersebut berkaitan pemberian suara dalam Pemilu 7 Juni 1999.
>> >Amanat MUI ditandatangani Ketua Umum MUI KH Ali Yafie
>> >dan Sekretaris Umum Nazri Adlani kemarin di Masjid Istiqlal
>> >Jakarta.
>> >
>> >Hadir dalam pembacaan pernyataan MUI bertajuk 'Amanat
>> >Umat Islam' itu, antara lain Ketua Umum Al Irs

TOTAL EXPENDITURE ADS - RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES

1999-06-04 Thread bRidWaN

  Rekan Yth.,
  Saya sampaikan informasi dibawah ini.
  
  Salam,
  bRidWaN

  

  TOTAL EXPENDITURE ADS 
  •Ad. Expenditure : Political Party 

  Rp. 3.493.136.000
  RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES

  1. Partai Golkar  Rp. 1.610.575.000
  2. Partai RepublikRp. 1.168.420.000
  3. Partai Daulat Rakyat   Rp.   500.971.000
  4. Partai PDI Perjuangan  Rp.   122.525.000
  5. Partai Demokrasi Indonesia Rp.43.725.000
  6. Partai Amanat Nasional Rp.36.930.000
  7. Partai Kebangkitan Bangsa  Rp. 7.830.000
  8. Partai Masyumi Rp. 2.160.000

  
  Sumber : KPU
  



Re: TOTAL EXPENDITURE ADS - RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES

1999-06-05 Thread bRidWaN

hehehehebung Jaya...*smile juga*...
Saya juga ketawa waktu membacanya
Kalau engga salah sih ini termasuk iklan TV...

Kebohongan ? wah...jangan salahkan KPU ya:)

Salam
bRidWaN 

At 06:37 AM 6/5/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
> Hehehe ini apaan sih? Mangsudnya untuk pemberitaan di koran?
> Atau termasuk pembuatan umbul-umbul, poster-poster, billboard? 
> Kalo memang iya saya tidak percaya dengan angka-angka di bawah ini. 
> Puluhan juta perak emang bisa dapet apaan? Apalagi jaman sekarang. 
> Nyang riil ah...
> Kalo mau menuju indonesia baru, jangan dimulai dg kebohongan ah

>----
>bRidWaN wrote:
>
>>   Rekan Yth.,
>>   Saya sampaikan informasi dibawah ini.
>>
>>   Salam,
>>   bRidWaN
>>
>>   
>>
>>   TOTAL EXPENDITURE ADS
>>   •Ad. Expenditure : Political Party
>>
>>   Rp. 3.493.136.000
>>   RANK OF POLITICAL PARTY EXPENDITURES
>>
>>   1. Partai Golkar  Rp. 1.610.575.000
>>   2. Partai RepublikRp. 1.168.420.000
>>   3. Partai Daulat Rakyat   Rp.   500.971.000
>>   4. Partai PDI Perjuangan  Rp.   122.525.000
>>   5. Partai Demokrasi Indonesia Rp.43.725.000
>>   6. Partai Amanat Nasional Rp.36.930.000
>>   7. Partai Kebangkitan Bangsa  Rp. 7.830.000
>>   8. Partai Masyumi Rp. 2.160.000
>>
>>   
>>   Sumber : KPU
>>
>
>--
>Salam,
>Jaya
 



Re: Kwik for The Economic Minister

1999-06-05 Thread bRidWaN

Saya sependapat dengan komentar mengenai KKG ini, dan
saya rasa sebahagian rekan Permias@ juga akan begitu.

Untunglah beliau menolak jabatan Menteri sewaktu ditawarkan
oleh Habibie. Kalau tidak, ia akan masuk Golongan Orang
Lama. Dan memang seharusnnya dia menolak !
Karena Habibie diyakini sebagai kepanjangan tangan rezim
yang lama.

Saya juga mendengar sendiri pernyataan beliau mengenai
Pemerintahan yang bersih itu. Dan saya sependapat
dengan beliau, bahwa untuk memulihkan perekonomian
Indonesia, Pemerintah yang akan menjalankannya haruslah
Pemerintah yang bersih dari KKN, dan didukung oleh Rakyatnya

Memang benar ! ORANG-LAMA tidak boleh ikut dalam gerbong
Reformasi, Gerbong Indonesia Baru, karena mereka adalah
sumber dari segala penyakit KKN yang berbahaya dan menular.

Sayangnya...
Kalau menilik himbauan MUI, KKG ini tidak akan bisa
menjadi Pemimpin di-suatu Departemen...:((


Salam,
bRidWaN


At 11:39 AM 6/5/99 +0700, Arikrisna M Tarigan wrote:
>Luar biasa.
>Saya sangat terkesan dengan penjelasan Kwik Kian Gie dalam
>acara Visi Ekonomi Partai kemarin malam di Indosiar. Secara
>gamblang ia menjelaskan fenomena permasalahan ekonomi Indonesia
>yang terjadi selama ini secara terbuka,lugas, transparan dan
>apa adanya. Juga skenario yang dipaparkannya jika seandainya
>partainya diberikan kepercayaan rakyat dalam mengelola
>permasalahan ekonomi bangsa.
>
>Terlihat jelas ia mengerti betul secara makro dan mikro
>persoalan-persoalan ekonomi kita baik itu perbankan, hutang
>luar negeri, kebijakan moneter dan lain sebagainya. Ia menjawab
>jika ia tahu dan menggelengkan kepala jika ia memang tidak tahu.
>Kejujuran negarawan seperti inilah yang sangat kita harapkan
>dalam mengelola ekonomi bangsa yang sangat morat-marit dan
>nyaris tanpa moral.
>
>Penjabarannya tentang permasalahan ekonomi sangat terstruktur,
>tegas, dan selalu disertai fakta-fakta yang riil. Ia misalnya
>tidak mau menjawab apakah setuju jika subsidi BBM dihapuskan.
>Bukannya karena tidak tahu tapi ia tidak mau bicara BOMBASTIS
>yang seolah-olah sangat menguntungkan wong cilik tanpa bicara
>fakta dan data terlebih dahulu, karena dia sadar setiap
>keputusan yang diambil sangat berdampak posif maupun negatif
>terhadap rakyat.
>Yang juga saya sukai penjelasannya selalu sampai pada tataran
>teknis. Ia tidak berkutat pada tataran konsep dan filosofis
>yang seolah-olah sangat merdu di telinga pendengar sehingga
>sering terkesan gombal, asal bunyi dan asal rakyat senang.
>
>Integritas dan Komitmennya tak diragukan. Ia selalu meyakini
>apa yang dianggapnya benar dan siap menghadapi apapun resikonya.
>Ia memilih mundur pada saat PDI diracuni pemerintah dan tetap
>loyal pada Mega. Ia juga menolak ditawarin oleh Habibie
>menjadi menteri hanya karena hal tersebut bertentangan
>dengan komitmenya.
>"Kebijakan ekonomi haruslah disertai dengan pembersihan korupsi
>yang dimulai dengan pemerintahan yang bersih dan dicintai
>rakyatnya", begitu kira2 katanya (kalau mendengar langsung akan
>lebih baik lagi penjelasannya).
>
>Satu hal yang sangat ditunggu adalah gebrakannya jika nanti
>ia terlibat langsung dalam pemerintahan, apakah tindakan dan
>analisisnya masih setajam sekarang seperti dalam diskusi di TV
>dan tulisannya di Kompas atau hanya lips service saja?
>
>Sangat menarik ditunggu, rasanya saya melihat seorang NASIONALIS
>dan PRIBUMI sejati dalam diri KWIK. Tak heran Kompas memuji-
>mujinya dlm terbitan Jumat lalu.
>
>Viva Liverpool
>Ari Krisna



Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-05 Thread bRidWaN

Rekan-Rekan Permias@

Maaf saya hanya ingin mengomentari sebahagian saja
dari materi diskusi dibawah ini

Saya tertarik karena ada pernyataan tentang: "Anggota
DPR yang mayoritas Islam dijaman Orde Baru yang
dikatakan "banyak yang brengsek", yang membuat
rakyat Indonesia yang mayoritas Islam jadi menderita
karenanya, dan hampir semuanya dari Golkar".

Padahal beberapa diantarnya adalah tokoh Ulama, bahkan
diantaranya terdapat beberapa Pengurus teras MUI.

Mudah-mudahan saja pilihan kita kali ini tidak salah
lagi, jangan mentang2 memakai titel Haji terus dianggap
sudah Islam, seperti yang disebutkan bung Rosadi sebagai
Islam KTP..

Tentu anggota DPR atau MPR akan terwakili oleh mayoritas
yang beragama Islam, tetapi Islam yang seperti apa ?


Salam,
bRidWaN


At 05:38 PM 6/5/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 6/2/99 11:27:40 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Irwan wrote:
>>  >Dengan demikian sebenarnya selama ini toh ngga ada
>>  >masalah mengenai komposisi anggota DPR kita dari
>>  >segi agama yg tampaknya menjadi titik tolak anda
>>  >dalam menilai komposisi anggota DPR, karena memang
>>  >sudah mayoritas.
>
>
>Rosadi:
>>  Bung Irwan, tidak tepat juga kalau dikatakan tidak ada masalah.
Sebagaimana
>>  yang kita sama-sama tahu, rejim orde baru semasa berkuasa dulu benar-benar
>>  telah mematikan kehidupan demokrasi di Indonesia.  Kebebasan bersuara
serta
>>  mengeluarkan pendapat hampir tidak ada,dan partai politik pun dibatasi
>>  hanya 3 saja, itupun penuh dengan rekayasa. Kalau kemudian ternyata
anggota
>>  DPR yang mayoritas beragama Islam tsb banyak yang brengsek (hampir
semuanya
>>  dari Golkar), itu karena 'standar keislaman' yang dipakai adalah
standar KTP
>>  semata, tidak berdasarkan kualitas keislamannya. Selain itu sikap otoriter
>>  dan kediktatoran rejim orba membuat banyak orang pada masa itu tidak bisa
>>  berbuat banyak melawan kesewengan rejim tsb. Maka jangan heran jika
>>  anggota-anggota DPR pada masa itu banyak yang brengsek dan membuat rakyat
>>  (yang sebagian besar muslim) menderita karenanya.
>
>..deleted..



Re: Kampanye PDI-Perjuangan

1999-06-06 Thread bRidWaN

Yah, keadaan yang demikian memang sangat
disayangkan, dan harus dapat kita perbaiki.
Dan itu secara pasti terjadi pada kampanye
semua Partai !!

Tapi yang penting, turunnya mereka kejalan
bukanlah digalang atau diiming-imingi sejumlah
janji dan uang, dan bukan juga oleh suatu
pemaksaan atau pendekatan terselubung.
Mereka turun sebagai simpatisan secara
spontanitas.

Itu saja komentar saya.
Selamat mengikuti Pemilu, semoga sukses !


Salam,
bRidWaN



At 09:28 AM 6/6/99 -0400, A. Syamil wrote:
>Salam Permias,
>
>Berikut saya sampaikan komentar singkat tentang kampanye PDI-Perjuangan dari
>seorang ibu. Ada komentar balik?
>
>Jabat erat,
>
>Ahmad Syamil
>Toledo, OH
>
>-- Forwarded message --
>Date: Mon, 31 May 1999 09:45:44 +0700 (WIB)
>From: Sri Suwardhani <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: [itb75] kampanye PDI-P
>
>Hari minggu tgl 30/5/99, kebetulan hari Raya Umat Budha, dan dianjurkan
>kepada partai2 untuk tidak berkampanye.
>Tapi didaerah Bandung yang katanya kampanye berjalan lancar alias
>aman alias tidak ada gontok2an, ternyata PDI-P melakukan kampanye (pawai
>kendaraan) yang sama sekali "tidak Simpatik". Malahan menurut saya terlalu
>brutal, saya bisa bilang brutal, karena saya kebetulan melihat dengan mata
>kepala sendiri, sepanjang perjalanan Cimahi-Bandung(Dago).
>Kenapa saya bisa bilang brutal??
>> Dalam satu sepeda motor, kebanyakan dinaiki oleh tiga orang, satu orang
>  putri dan duduk ditengah2 antara dua putra, kemudian kaki si putri ini
>  dinaikkan ke kaki si putra yang didepan (saya sampai ngelus dada...
>  astagfirullah...bener2 mulai zaman eduan). Dan itu tidak hanya satu
>  motor, beberapa motor., padahal di mobil saya bawa dua ponakan
>  putri., bisa dibayangkan ..kalau yang naik motor itu putra-putri kita??,
>  dimana moral calon2 penerus bangsa itu.
>> Yang kedua, diatas kap mobil yang biasa naik hanya putra2 saja, ini
>  putra-putri dan dengan bangganya dan sambil melambaikan bendera
>  kebanggaan PDIP. Tapi yang mengagetkan saya, ternyata putri2 itu
>  dipegang (dalam posisi dipeluk) oleh kaum putranya, mudah2an itu adik
>  atau saudara, kalau bukan...
>  Dan ada putri yang bak putri ikan duyung dengan stylenya berpose diatas
>  kap mesin..cckcckcckcck
>> Ketiga, sesampainya di Dago..saya bertemu dengan rombongan PDIP yang
>  konvoi sepeda motor, begitu saya perhatikan memang tidak sevulgar
>  sepanjang jalan arah dari BDG-Cimahi, tetapi yang menaiki sepeda motor
>  itu banyak yang masih bayek/piyek alias anak dibawah umur, masak
>  kita akan selalu berkomentar..wah kalau ada apa2 yah salah sendiri..,
>  gimana kalau diantara mereka terselip anak2 temen2 kita sendiri??, anak2
>  itu kan aset bangsa...saya bener2 prihatin deh
>Yang saya ingin tanyakan kepada kader PDIP (mungkin diantaranya ada temen
>kita sendiri), bagaimana bangsa kita akan dibawa ke ERA yang lebih maju
>atau minimal lebih baiklah dari yang kemarin, kalau untuk mengontrol
>massanya saja tidak bisa?? Karena menurut saya "KONTROL ke BAWAH" itu
>sangat penting untuk membenahi "BUDAYA" kita yang sudah hancur..cur...cur
>berantakan...
>wass,
>Sri SHPR
>
>



Re: Ekonom yang Inspirator

1999-06-06 Thread bRidWaN

Syukurlah kalau mereka seperti yang bung Nas ungkapkan...:)
Tapi saya engga yakin, apakah semuanya akan menjawab
Rp. 80.000,- apabila ditanya Rp. 50.000,- + Rp. 30.000,-
sama dengan berapa.

Soalnya dulu ada yang menjawab Rp. 88.000,-:)

Tapi mungkin sekarang sudah berubah ?

Salam,
bRidWaN


At 08:53 PM 6/6/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
> Ada sejumlah ekonom yang saya anggap mempunyai pola berpikir tuntas,
>detail, dan integratif di bidang ekonomi. Mereka itu mampu menjelaskan
>masalah ekonomi dengan bahasa sederhana tetapi mudah dimengerti, termasuk
>oleh saya. Malah memberikan sedikit-banyak memberikan inspirasi. Mereka itu
>antara lain : Miranda Gultom, Emil Salim, Subroto, Kuntoro Mangkusubroto,
>Kwik Kian Gie, Farid Prawiranegara, B.J. Habibie, dan Ilham Habibie.
>Apakah anda pun merasakan hal yang sama?
>Penilaian saya tersebut terbebas dari masalah : partai apa yang mereka
>pilih? Juga terbebas dari masalah, apakah mereka termasuk status quo atau
>reformis?
>Soalnya kalau ditanyakan, berapa Rp. 50.000 + Rp. 30.000, semuanya akan
>sama-sama mengatakan hasilnya, yaitu Rp. Rp. 80.000
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>



Re: Ekonom yang Inspirator

1999-06-06 Thread bRidWaN

heheheee...engga serius kan ya..?


At 10:07 AM 6/6/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 6/6/99 9:51:27 AM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Soalnya kalau ditanyakan, berapa Rp. 50.000 + Rp. 30.000, semuanya akan
>>  sama-sama mengatakan hasilnya, yaitu Rp. Rp. 80.000
>>
>
>Wah, saya denger2 sih katanya kalau Hbb ditanya
>seperti di atas, dia akan menjawab Rp20.000.
>Kemana selisih yg Rp60,000?
>Hehehe..yg Rp60.000 jatah bapak (baca: Soeharto).
>
>catatan:
>dilarang keras menganggap serius hal di atas.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>



Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia

1999-06-06 Thread bRidWaN

Wah, Saya engga tahu persis ngejawabnya...
Engga ada dataYang pasti sih mayoritas Islam.

Lagian itu kan bukan apple-to-apple,
engga comparable...iya ngga ??
Kan Golkar meraih 60-80 % disaat-saat itu...
Sedangkan PDIP mungkin paling banter 25-30 %

Kalau komposisi Koalisi 3 Partai vs Golkar,
ya jawabnya pasti lah.!
Pasti mayoritas caleg nya beragama Islam.
Presidennya ? Baca saja UUD 45:)

Jadi, apa yang kita khawatirkan sebenarnya ??

Salam,
bRidWaN

At 10:11 AM 6/6/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Sunday, June 06, 1999 7:27 AM
>Subject: Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia
>
>
>Saya minta klarifikasi nih :
>Apa betul komposisi agama Caleg GOLKAR pada tahun 70 an
>seperti komposisi agama caleg PDI-P sekarang ini?
>Terima kasih ya atas konfirmasinya?
>
>Salam,
>Nasrullah idris



Hasil Pemilu ?

1999-06-07 Thread bRidWaN

Syukur alhamdulillah.
Di-daerah saya (Kebayoran baru) untuk DPR
hasilnya sbb :


PDI-P 42,73 %

PAN   27,98 %

Golkar 6,94 %

PPP6,72 %

PK 3,68 %

PKB2,81 %

Lain-lain  9,14 %


Bagaimana dengan daerah anda ?


Salam,
bRidWaN



Re: Anggota DPRD I SUMUT dikuasai orang asal TIMTIM

1999-06-07 Thread bRidWaN

Wah, menarik nih diskusinya
Nmpang tanya bung Nas...
sisi C itu apaan sih isinya...:)


At 08:00 PM 6/7/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Monday, June 07, 1999 6:00 PM
>Subject: Re: Anggota DPRD I SUMUT dikuasai orang asal TIMTIM
>
>
>Ngga usah banyak komentar, pilih aja partai lain yg menurut anda terbaik.
>
>Nasrullah Idris
>---
> Bagi saya, "partai terbaik" itu ditinjau dari berbagai sisi.
> Untuk sisi "A" saya akan memilih  kelompok Partai Islam.
> Untuk sisi "B" saya akan memilih "PDIP"
> Untuk sisi "C" saya akan memilih "GOLKAR"
> Untuk sisi "D" saya akan memilih "PK"
> Untuk sisi "E" saya akan memilih "PAN"
> (dan beberapa sisi lainnya)
> Sungguh mubazir kalau hanya mengandalkan salah satu partai saja.
> Malah untuk sisi umum saya akan memilih banyak partai, termasuk semua
>itu. Misalkan perkembangan sains/matematika/teknologi dalam rangka
>memberikan kehormatan bangsa dan negara, yaitu melalui kader masing-masing
>dengan background sains matematika teknologi.
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>



Re: Sekali lagi OPOSISI

1999-06-07 Thread bRidWaN

Mas Jaya,
Terima kasih atas selamatnya:)
PDIP hampir pasti akan memenangkan Pemilu 1999.
Ternyata himbauan MUI ternyata sudah engga laku lagi!
Maklumlah gaya tersebut adalah gaya lama
Orangnya pun orang lama...

Koalisi menurut saya tetap diperlukan koq...
Apalagi kita memerlukan Faisal Basri ?

Salam,
bRidWaN


At 11:57 AM 6/7/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
>Hasil sementara menunjukkan PDI-P memenangkan jumlah perolehan suara.
>Skenario koalisi yang selama ini kita bayangkan rupanya tidak perlu terjadi.
>Bila sampai akhir perhitungan ternyata koalisi tidak perlu dibentukpun saya
>malah gembira, artinya tidak perlu terdapat potensi gontok-gontokan internal.
>Bikin pembangunan tersendat-sendat mulu
>
>Siapapun pemenangnya, saya rasa tidak perlu bersedih, wong memang mau
>berdemokrasi ya begini ini. AR menyampaikan bahwa bila PAN menang, maka
>ia akan melibatkan unsur dari partai lain. Kelihatannya bagus ya cuman
>saya melihat ada drawback yg cukup serius. Ini dapat jadi potensi bahwa
>tokoh-tokoh yang dari partai lain akan terbebani rasa terima kasih,
>sehingga oposisi tidak terbentuk. Mungkin AR perlu memikirkan hal ini lagi.
>Demikian pula bila PDI-P yang menang, saya kira partai lain tidak perlu
>dilibatkan dalam kabinet. Sebaliknya partai lain dapat menjadi partai
oposisi.
>Dengan demikian jalannya kekuasaan dapat terkontrol.
>
>Saya malah merasa aneh bila sudah menang absolut kok pake koalisi segala.
>Juga mengapa mesti ambil tokoh dari partai lain. Kan ini dapat diartikan
>sebagai kekurangan resource partai yang bermutu? Atau dapat pula diartikan
>sebagai usaha melanggengkan kekuasaan kan?
>
>Wah, ane sedih ini jagoan ane kalah...payeh
>Untuk sementara, selamat untuk PDI-P. Sementara lho
>
>--
>Salam,
>Jaya



Re: Hasil Pemilu ?

1999-06-07 Thread bRidWaN

Bung Pohan,
Akhirnya kebenaran akan tiba.
Kita tunggu saja, apakah Koalisi akan merebut
Mayoritas suara !

Untunglah masyarakat kita telah dewasa, tidak
menghiraukan himbauan MUI.


Salam,
bRidWaN

At 11:49 AM 6/7/99 EDT, you wrote:
>Salam,
>Sampai perhitungan suara sementara-- barusan saya menelepon ke Indonesia--
>urutan terbesar suara sementara: PDI-P, Golkar, PAN. Pulau Jawa sebagai
>pemilih mayoritas menempatkan PDI-P di urutan pertama. Menurut rekan di
>kantor saya, PDI-P seperti sudah tak tertahankan memenangkan pemilu.
>Di Washington sendiri, orang-orang baru nyoblos. Tetapi seperti laporan saya,
>tampaknya didominasi oleh PDI-P dan PAN.
>
>Siapa pun atau partai apapun yang menang, sekali lagi, harus kita terima dan
>selanjutnya mendukung Jalan Baru Indonesia. Itu kalau mau disebut demokrat
>sejati. Jika tidak, sampai kapan pun kita akan tetap sakit.
>
>Salam,
>ramadhan pohan
>(penyimak pinggiran)

>Di bawah saya paste sebuah berita:
>
>
>In a message dated 6/7/99 1:48:35 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
><<
> Syukur alhamdulillah.
> Di-daerah saya (Kebayoran baru) untuk DPR
> hasilnya sbb :
>
>
> PDI-P 42,73 %
>
> PAN   27,98 %
>
> Golkar 6,94 %
>
> PPP6,72 %
>
> PK     3,68 %
>
> PKB2,81 %
>
> Lain-lain  9,14 %
>
>
> Bagaimana dengan daerah anda ?
>
>
> Salam,
> bRidWaN
>  >>
>
>



Re: Jangan bersenang dulu

1999-06-07 Thread bRidWaN

Iya Lae:)
Cuma koq saya hampir yakin bahwa PDIP kali ini akan menang...

Ini perhitungan jam 07.15.12 WIB :

PDIP   = 95.687
PKB= 57.492
Golkar = 30.899
PPP= 12.886
PAN= 11.162

Semoga Koalisi akan meraih MAYORITAS suara !!


Salam,
bRidWaN

At 03:36 PM 6/7/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>Jangan bersenang dulu, hasil perhitungan suara masih
>jauh dari pemberian gambaran hasil akhir.
>Saya memang awalnya sempat lega juga mendengar
>PDIP menang diberbagai tempat, tapi setelah mengikuti
>laporan resmi yg ternyata totalnya masih sedikit,  baru 55,006
>dari lebih 100 juta suara yg diharapkan masuk.
>
>Sampai jam 1:15 WIB:
>PDIP 28,827
>PKB 10,256
>Golkar 9,043
>PPP 4,716
>PAN 2,164
>Total=55,006
>
>Karena masih sedikit karenanya sangat besar kemungkinan
>terjadi pergeseran2 kedudukan di atas.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>



PDI Pemerintah vs PDI Megawati

1999-06-07 Thread bRidWaN

Rekan Yth,

Kalau kita melihat perhitungan suara (jam 07.45.12 WIB)
kita akan melihat perolehan suara 2 PDI sbb

 -   PDI  Pemerintah   =  583
 -   PDI  Perjuangan   =  100.728


Alangkah terpuruknya nasib PDI versi Pemerintah ini.
Itulah hidup, dimana kebenaran akan pasti datang !
Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya.

Salam,
bRidWaN



Re: Jangan bersenang dulu

1999-06-07 Thread bRidWaN

Perhitungan suara jam 07.45.12 WIB


 PDIP 100.728
 PKB   62.206
 Golkar32.781
 PPP   14.669
 PAN   11.526


Salam,
bRidWaN


At 07:56 AM 6/8/99 +0700, you wrote:
>Iya Lae:)
>Cuma koq saya hampir yakin bahwa PDIP kali ini akan menang...
>
>Ini perhitungan jam 07.15.12 WIB :
>
>PDIP   = 95.687
>PKB= 57.492
>Golkar = 30.899
>PPP= 12.886
>PAN= 11.162
>
>Semoga Koalisi akan meraih MAYORITAS suara !!
>
>
>Salam,
>bRidWaN
>
>At 03:36 PM 6/7/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>>Jangan bersenang dulu, hasil perhitungan suara masih
>>jauh dari pemberian gambaran hasil akhir.
>>Saya memang awalnya sempat lega juga mendengar
>>PDIP menang diberbagai tempat, tapi setelah mengikuti
>>laporan resmi yg ternyata totalnya masih sedikit,  baru 55,006
>>dari lebih 100 juta suara yg diharapkan masuk.
>>
>>Sampai jam 1:15 WIB:
>>PDIP 28,827
>>PKB 10,256
>>Golkar 9,043
>>PPP 4,716
>>PAN 2,164
>>Total=55,006
>>
>>Karena masih sedikit karenanya sangat besar kemungkinan
>>terjadi pergeseran2 kedudukan di atas.
>>
>>jabat erat,
>>Irwan Ariston Napitupulu
>>
>>
>
>



Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).

1999-06-07 Thread bRidWaN

Marilah kita semua mengambil hikmahnya !
Iya engga, bung Efron ?

Salam,
bRidWaN

At 08:15 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>Pagi hari pada hari Pemilu banyak selebaran gelap di lingkungan tempat
>tinggal saya (Ciputat). Isi selebaran itu jelas mendiskreditkan PDIP (entah
>siapa pelakunya). Di perkampungan saya dikenal sebagai basis PPP pada pemilu
>sebelumnya.
>
>Hasil yang didapat justru mencengangkan. PDIP sepertinya tak tertahankan.
>Rata-rata di satu TPS, PDIP meraih setengahnya. Ada satu TPS dengan telak
>PDIP memperoleh suara yaitu 224 disusul PAN dengan 92. Sisanya diambil
>Golkar, PPP, dan PKB.
>
>Saya makin yakin himbauan MUI beberapa waktu lalu justru menjadi bumerang
>bagi partai-partai "Islam". Blunder juga dilakukan Amien Rais saat
>mengomentari komposisi Caleg PDIP. Komentar AR justru menurunkan perolehan
>suara. Mari kita lihat buktinya.
>
>Efron
>
>



Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).

1999-06-08 Thread bRidWaN

hehehehe.Mas Effron bisa aja:))

Kelihatannya hampir semuanya menginginkan begitu kan ?


At 08:33 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>Iya setuju, Bung Ridwan. Yang penting BUKAN ORANG LAMA.
>
>Efron

>-Original Message-
>From: bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent: Tuesday, 08 June, 1999 8:26 AM
>To:   [EMAIL PROTECTED]
>Subject:  Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).
>
>Marilah kita semua mengambil hikmahnya !
>Iya engga, bung Efron ?
>
>Salam,
>bRidWaN


>At 08:15 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>>Pagi hari pada hari Pemilu banyak selebaran gelap di lingkungan tempat
>>tinggal saya (Ciputat). Isi selebaran itu jelas mendiskreditkan PDIP
>>(entah siapa pelakunya). Di perkampungan saya dikenal sebagai basis
>>PPP pada pemilu sebelumnya.
>>
>>Hasil yang didapat justru mencengangkan. PDIP sepertinya tak tertahankan.
>>Rata-rata di satu TPS, PDIP meraih setengahnya. Ada satu TPS dengan
>>telak PDIP memperoleh suara yaitu 224 disusul PAN dengan 92. Sisanya
>>diambil Golkar, PPP, dan PKB.
>>
>>Saya makin yakin himbauan MUI beberapa waktu lalu justru menjadi
>>bumerang bagi partai-partai "Islam". Blunder juga dilakukan Amien
>>Rais saat mengomentari komposisi Caleg PDIP. Komentar AR justru
>>menurunkan perolehan suara. Mari kita lihat buktinya.
>>
>>Efron
>>
>>
>
>



Hasil Sementara Pemilu < jam 22.03 WIB >

1999-06-08 Thread bRidWaN

Teman,
Dibawah ini hasil sementara Pemilu 1999 jam 22.03 WIB :


 PDI-P660.619
 Golkar   320.014
 PKB  259.573
 PPP  177.906
 PAN  177.785
 PBB   42.648
 PK31.117



Salam,
bRidWaN



Re: 5 Besar parpol di Washington DC !

1999-06-08 Thread bRidWaN

Selamat kepada Pak Rosadi dan rekan yang telah
menyelesaikan tugasnya. Saya bisa membayangkan
bagaimana capeknya anda.
Kebetulan saya juga bertugas di-KPS.

Hasil sementara di-Indonesia agak seru,
terutama antara PKB dan Golkar, serta antara
PAN dan PPP.

Untuk sementara (jam 22.03 WIB), Partai Keadilan
sudah mengumpulkan 31.117 suara, dan masuk dalam
7 Partai Besar. Perjuangan yang hebat !

Salam,
bRidWaN


At 07:04 AM 6/8/99 PDT, Mohammad Rosadi wrote:
>Assalamualaikum wr.wb
>
>Berikut informasi urutan 5 besar parpol di Washington DC, berdasarkan hasil
>perhitungan suara yang berakhir pukul 03.10 dini hari tadi. Hasil ini belum
>termasuk suara yang masuk melalui pos.
>
>1. PDI-Perjuangan   = 400 suara
>
>2. Partai Amanat Nasional (PAN) = 223 suara
>
>3. Partai Golongan Karya = 73 suara
>
>4. Partai Keadilan = 24 suara
>
>5. Partai Persatuan Pembangunan = 21 suara
>
>
>Selamat buat PDI-Perjuangan yang telah berhasil merebut suara terbanyak
>dalam pemilu di Washington DC kali ini. Selamat juga buat bung Samson dan
>Pak Djono atas kemenangan partainya. Kapan ni makan-makannya...:-)
>
>Bagaimana dengan di Indonesia, ada yang bisa kasih informasi lengkap tentang
>hasil pemilu disana..., berapa suara yang sudah masuk dan siapa saja urutan
>5 besarnya..? Maklum ni, masih capek berat ngurusin pemilu (dari pagi hingga
>pagi hari lagi).., jadi masih "buta" soal hasil pemilu di tanah air.
>
>
>Semoga parpol manapun yang menang dalam pemilu kali ini dapat merayakan
>kemenangannya dengan sewajarnya, karena masih banyak tugas berat yang harus
>dihadapi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Indonesia saat ini.
>Dan bagi parpol-parpol yang kalah, semoga pula dapat menerima kekalahannya
>dengan besar hati dan lapang dada serta tetap dapat menjadi "partner" dan
>"oposan" yang baik bagi pemerintah yang akan datang.
>
>Partai dan keinginan boleh berbeda, namun kerukunan dan persatuan
>harus tetap dijaga bersama.
>
>
>Wassalam,
>Mohamad Rosadi
>Virginia
>
>
>
>
>
>
>
>__
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>
>



Re: Hasil Pemilu ?

1999-06-08 Thread bRidWaN

Bung Pohan,

1. Koalisi tetap diperlukan, karena PDI-P belum tentu
   akan menang sampai 60%. Yang penting suara
   Mayoritas harus dapat diraih oleh ke-3 Partai Koalisi.

2. Saya rasa pengelompokan Partai tidak perlu, Partai kecil
   dengan sendirinya akan rontok. Kemungkinan jumlah Partai
   paling banyak akan berkisar antara 10 - 15 Partai.

3. PK dan PPP untuk sementara sudah lumayan mengumpulkan suara.
   ( PK = 31.117 ; PPP = 177.906 )
   Kalau mengenai Partai lainnya saya kurang mengetahui kenapa
   tidak bertaji, tetapi menurut saya basis daripada masanya
   tidaklah sekuat PDI-P, PKB maupun PAN.


Sekian saja komentar dari saya yang notabene orang biasa.
Semoga Indonesia Baru akan segera terbentuk, dan dapat
terlaksana sebelum bulan November ini.


Salam,
bRidWaN


At 10:58 AM 6/8/99 EDT, Ramadhan Pohan wrote:
>In a message dated 6/7/99 6:45:22 PM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
>writes:
>
><< Bung Pohan,
> Akhirnya kebenaran akan tiba.
> Kita tunggu saja, apakah Koalisi akan merebut
> Mayoritas suara !
>  >>
>Bung Ridwan, bung Dody, bung Pattiwael and Readers
>Salam,
>
>Barusan saya berkomunikasi dengan rekan di kantor saya. Dia mengatakan KPU
>lambat sekali, suara yang dihitung baru 4% (nasional).
>Selain itu sbb:
>- PDI-P menang telak di Surabaya (Disusul PKB, PAN)
>- PKB menang di Jatim (Disusul PDI-P dan PAN)
>- Terbesar di Indonesia: PDI-P, Golkar, PKB, PPP, PAN
>
>Yang menjadi pertanyaan:
>1. Jika PDI-P menang di atas 60%, apa masih perlu koalisi? Koalisi dengan
>siapa?
>2. Dari pemilu saat ini, perlukah pengelompokan kembali parpol.
>3. Kenapa PK, PPP, Krisna dan partai-partai agama Islam dan Kristen dll belum
>bertaji dalam pemilu sekarang?
>
>salam,
>ramadhan pohan
>(penyimak pinggiran)
>
>



Re: Hasil Sementara Pemilu

1999-06-08 Thread bRidWaN

Bung Nas,

Saya masih semangat dengan slogan : Asal Jangan ORANG LAMA ...:)
Berbicara mengenai Koalisi, saya tetap kuatir akan terjadinya
Koalisi Partai besar/kecil dengan Golkar.
Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan agar Koalisi PDI-P,
PKB dan PAN akan dapat meraih suara Mayoritas.
Semoga


Salam,
bRidWaN

At 07:12 PM 6/8/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Hmmm, delapan besar sudah seperti itu ya. Sampai dengan saat ini jika semua
>Partai Golkar dan bekas koalisinya (MKGR, MURBA dll) bergabung lagi atau
>semua partai Islam berkoalisi lagi (seperti eks PPP di jaman Orba), maka
>PDIP akan merosot. Sedangkan PDIP dengan partai banteng tertentu belum bisa
>mesra.
>
>Ada kecenderungan semua partai yang ada akan berkoalisi sesuai azas dan
>filsafat masing2 yang mirip (akan terjadi seperti eks Golkar, PPP dan PDI
>lagi). Kang Acu tolong matematikanya dimainkan supaya kita tahu berapa
>total suara dari ketiga koalisi besar ini. Lebih baik bersimulasi daripada
>menebak-nebak. Ada yang optimis terhadap koalisi partai Islam. Adakah
>analisis dan ramalan lainnya? Anyone?
>==
>
>Mas Wien !
>Susah juga memprediksi masalah koalisi partai pasca pemilu ini. Soalnya
>untuk membentuk koalisi untuk masalah tertentu tidak saja hanya mengandalkan
>peta pembagian kursi, tetapi juga berbagai faktor eksternal, termasuk
>berbagai demonstrasi/pernyataan, yang akan terjadi menjelang SU-MPR 1999.
>Terlebih menyangkut amandemen UUD-1945. Kalau nggak hati-hati ya tidak
>mustahil akan muncul gelombang Reformasi
>Ronde kedua.
>
>Oya hari ini saya melihat gelagat orang yang sebelum PEMILU semangat
>memperlihatkan sikap anti Status Quo, namun barusan seperti ogah untuk
>memperlihatkan sikap itu. Artinya, nggak begitu gamblang lagi. Entah kenapa
>ya ?
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>



Re: Email Caleg DPR dengan Background Sains Matematika Teknologi

1999-06-08 Thread bRidWaN

Berbicara mengenai anggota DPR, para anggota yang
akan lengser sebentar lagi, bisa memperoleh
uang pesangon sesuai Keppres sebesar Rp. 150 Juta !
Asyik juga yah, dijaman krismon gini ada bagi2 duit...:)
Terpilihnya saja melalui Pemilu yang dianggap engga sah...


Salam,
bRidWaN


At 07:55 PM 6/8/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Rekan-Rekan Yth :
>--
> Saya memerlukan email/alamat tinggal caleg DPR dengan background
>Sains/Matematika/Teknologi. Dari partai mana? Partai mana saja (tentu saja
>partai yang bisa tembus ke gedung DPR).
> Saya bermaksud hendak membicarakan masalah reformasi Sains Matematika
>Teknologi sambil menyerahkan hasil pengkajian/penganalisaan saya tentang
>itu. Apakah melalui internet atau ketemu langsung (sebelum SU MPR 1999).
> Sungguh saya sangat perlu nih.
> Terima kasih atas bantuannya.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris
>
>



Re: Hasil Sementara Pemilu

1999-06-09 Thread bRidWaN

Iya, ini memang yang menjadi pikiran saya
Banyak tokoh yang bermain cantik disini
Tapi ini hanya untuk saya saja, saya tidak mau
menghasut atau menyebar berita yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan. Yang pasti, MUI sudah
lebih dulu 'kecebur';.


At 09:55 AM 6/9/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Tuesday, June 08, 1999 10:57 PM
>Subject: Re: Hasil Sementara Pemilu
>
>
>Bung Nas,
>
>Saya masih semangat dengan slogan : Asal Jangan ORANG LAMA ...:)
>Berbicara mengenai Koalisi, saya tetap kuatir akan terjadinya
>Koalisi Partai besar/kecil dengan Golkar.
>
>Tunggu sajalah melalui media massa, apakah kehawatiran anda jadi kenyataan
>atau tidak?
>Ha ha ha ha ha 
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>---
>Mohon email saya ini jangan didelete ya 
>
>



Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-09 Thread bRidWaN

Wah, saya hanya mau berkomentar :
"Suara Rakyat adalah suara Tuhan".

Bahwasanya PDI-P sementara ini banyak didukung,
membuktikan bahwa rakyat mempercayai PDI-P untuk
membangun Indonesia Baru.

Rakyat banyak adalah pemegang kedaulatan,
bukan tokoh2-nya.


Salam,
bRidWaN- Golongan Anti Orang Lama


At 06:33 PM 6/8/99 -0700, Mirza Raditya wrote:
>wuah sptnya saya juga setuju dgn pendpt bung blucer...
>yg saya tdk setuju emangnya kalo yg memilih
>menjadi pendukung PDI-P itu buta politik?!...
>setau saya didlm PDI-P banyak org2 pintar dlm kancah
>politikkenapa jadi bil rakyat indonesia masih buta
>akan politik ngga relevant skali.
>saya liat ... dr pertama saya liat, tulisan mbak yuni
>ttg mega ini hanya mengutamakan perasaan emosi...
>omongan anda tdk ditunjang dgn bukti2 kuat yg bisa men
>support omongan2 tsb. dimana-mana..kalo menilai
>sesuatu itu hrs dgn rasio donk...jgn emosi aja...
>heran jaman reformasi begini masih ada org yg
>berpikiran spt anda
>sdh begitu ngaku pendukung golput lagi... setau saya
>golput itu kan ngga memihak kemana pun... dan dgn
>begitu..hrsnya...tdk mengatai pilihan org lain...dgn
>sikap anda yg slalu mengatai dan menhujat mega dan bil
>pendukung mega itu di jalan yg salah (secara tdk
>langsung)...wuah..anda lbh baik jgn mengaku golput...
>
>
>--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Mbak Yuni yang sok tahu
>> Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam
>> kepada Pak Harto menambah
>> kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja
>> keterlaluan tetapi sangat subyektif,
>> sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan
>> sekali lagi bahwa anda sangat sok
>> tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang
>> masih buta politik.
>>
>> Budi Haryanto wrote:
>>
>> > Dear Yuni,
>> >
>> > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan
>> suara di Pemilu ini,
>> > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya
>> dengan lapang dada.
>> > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa
>> kita secara keseluruhan.
>> > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita
>> ambil sikap positif.
>> >
>> > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak
>> pengikutnya menduduki kabinet
>> > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol
>> terhadap hal-hal 'negatif'
>> > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai
>> besar akan menempatkan posisi
>> > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat
>> banyak sudah cukup
>> > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua
>> tahun terakhir ini,
>> > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
>> dilakukan pemerintah baru
>> > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan.
>> >
>> > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang
>> demokratis dan konstruktif di
>> > negara kita? Apapun partai yang menang dalam
>> pemilu ini, akan memperbaiki
>> > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita,
>> termasuk bidang ekonomi dan
>> > sosial kemasyarakatan.
>> >
>> > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti
>> juga saya meyakininya.
>> >
>> > Salam,
>> > Budi
>> >
>> > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote:
>> > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia,
>> setelah membaca berita di bawah
>> > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa
>> sebagian besar rakyat
>> > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum
>> bisa membaca apa yang terjadi
>> > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih
>> banyak yang berpendidikan rendah
>> > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali
>> lebih banyak terpengaruh oleh
>> > >nama besar seseorang.
>> > >
>> > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai
>> kondisi tidak berubah atatu
>> > >memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan
>> pengikutnya lah yang patut
>> > diseret
>> > >kepengadilan (kalau ada pengadilan politik
>> he..he..) karena mereka memberikan
>> > >harapan yang palsu.
>> > >
>> > >Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden
>> tidak berlandaskan
>> > >keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk
>> demokrasi, akan tetapi
>> > untuk
>> > >membalas dendam suharto atas perlakuan yang
>> diterima oleh bapaknya Sukarno.
>> > >Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap
>> bangsa Indonesia maka Mega
>> > >mendapat angin.
>> > >
>&g

Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-09 Thread bRidWaN

hehehehesaya tadinya saya masuk golongan orang bodoh
sendirian, ternyata berdua dengan Mas Efron ya:)

Well...well...bagi saya yang lebih penting adalah
agar Koalisi 3 Partai yang menang mayoritas, dan
anggota KPU mau menandatangani berita acaranya !

Ingat, bahwa Golkar (beserta Partai besar/kecil lainnya)
masih berpotensi meraih suara mayoritas.



Salam,
bRidWaN


At 08:40 AM 6/9/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>Iyaaapp...emang begitu. Mestinya orang-orang yang ngaku pinter itu berkaca
>pada para pendukung PDIP. Mereka (pendukung PDIP) satu langkah lebih dewasa
>ketimbang orang yang ngaku pintar. Buktinya mereka nggak terpengaruh dengan
>isu agama pada PDIP. Kalo dibilang pendukung PDIP itu bodoh.sangatlah
>keliru. Contoh nyata adalah saya. Kalo saya bodoh...apa iya bisa saya duduk
>di depan komputer sambil menulis ini?
>
>Efron
>
>-Original Message-
>From:   Mirza Raditya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent:   Wednesday, 09 June, 1999 8:33 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject:Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
>
>wuah sptnya saya juga setuju dgn pendpt bung blucer...
>yg saya tdk setuju emangnya kalo yg memilih
>menjadi pendukung PDI-P itu buta politik?!...
>setau saya didlm PDI-P banyak org2 pintar dlm kancah
>politikkenapa jadi bil rakyat indonesia masih buta
>akan politik ngga relevant skali.
>saya liat ... dr pertama saya liat, tulisan mbak yuni
>ttg mega ini hanya mengutamakan perasaan emosi...
>omongan anda tdk ditunjang dgn bukti2 kuat yg bisa men
>support omongan2 tsb. dimana-mana..kalo menilai
>sesuatu itu hrs dgn rasio donk...jgn emosi aja...
>heran jaman reformasi begini masih ada org yg
>berpikiran spt anda
>sdh begitu ngaku pendukung golput lagi... setau saya
>golput itu kan ngga memihak kemana pun... dan dgn
>begitu..hrsnya...tdk mengatai pilihan org lain...dgn
>sikap anda yg slalu mengatai dan menhujat mega dan bil
>pendukung mega itu di jalan yg salah (secara tdk
>langsung)...wuah..anda lbh baik jgn mengaku golput...
>
>
>--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Mbak Yuni yang sok tahu
>> Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam
>> kepada Pak Harto menambah
>> kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja
>> keterlaluan tetapi sangat subyektif,
>> sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan
>> sekali lagi bahwa anda sangat sok
>> tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang
>> masih buta politik.
>>
>> Budi Haryanto wrote:
>>
>> > Dear Yuni,
>> >
>> > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan
>> suara di Pemilu ini,
>> > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya
>> dengan lapang dada.
>> > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa
>> kita secara keseluruhan.
>> > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita
>> ambil sikap positif.
>> >
>> > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak
>> pengikutnya menduduki kabinet
>> > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol
>> terhadap hal-hal 'negatif'
>> > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai
>> besar akan menempatkan posisi
>> > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat
>> banyak sudah cukup
>> > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua
>> tahun terakhir ini,
>> > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
>> dilakukan pemerintah baru
>> > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan.
>> >
>> > Bukankan ini justru menjadikan suasana yang
>> demokratis dan konstruktif di
>> > negara kita? Apapun partai yang menang dalam
>> pemilu ini, akan memperbaiki
>> > tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita,
>> termasuk bidang ekonomi dan
>> > sosial kemasyarakatan.
>> >
>> > Yakinlah bahwa kita telah melangkah maju, seperti
>> juga saya meyakininya.
>> >
>> > Salam,
>> > Budi
>> >
>> > At 10:52 PM 6/7/99 -0700, you wrote:
>> > >Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia,
>> setelah membaca berita di bawah
>> > >ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa
>> sebagian besar rakyat
>> > >Indonesia masih buta akan politik, mereka belum
>> bisa membaca apa yang terjadi
>> > >sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih
>> banyak yang berpendidikan rendah
>> > >sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali
>> lebih banyak terpengaruh oleh
>> > >nama besar seseorang.
>> > >
>> > >Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai
>> kondisi t

Re: Intermezzo : Pemenang PEMILU tahun 2004 dan Tahun 2009

1999-06-09 Thread bRidWaN

Well, kalau mbak Tutut bisa membuktikan perjuangannya
dan mempunyai basis yang kuat, kenapa tidak ?

Cuma, saya meragukan beliau bisa mempunyai masa...:)
Jadi ide PDG-P ini pastilah hanya dimaksudkan sebagai
'joke' pelepaslelah saja oleh Bung Nas. Iya kan..?


Salam,
bRidWaN


At 08:55 AM 6/9/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Siapakah pemenang PEMILU tahun 2004 atau tahun 2009 di Indonesia ?
>
>Bisa saja "PARTAI DEMOKRASI GOLKAR PERJUANGAN" (PDG PERJUANGAN) pimpinan
>Mbak Tutut. Bisa saja kan ? Ha ha ha ha ha
>
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>
>



Hasil Pemilu Sementara ( 18.00 WIB )

1999-06-09 Thread bRidWaN

Rekan-Rekan,


Inilah hasil pemungutan suara pukul 18.00 WIB :


 PDI-P 1.800.158
 PKB   1.023.281
 Golkar  734.667
 PPP 413.364
 PAN 280.453
 PBB  58.485
 PK   45.660




Salam,
bRidWaN



Re: [PDI-P tidak selalu = Mega

1999-06-09 Thread bRidWaN

Tapi bukan pro status-quo khan...:)


Salam,
bRidWaN


At 10:38 PM 6/8/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 6/8/99 10:36:31 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Mba Yuni, bisa anda jelaskan rakyat yang mana?
>>  Hati-hati loh cara-cara lama.
>>  Jangan sok mewakili rakyat kalau tidak tahu benar tentang rakyat.
>
>Irwan:
>Mewakili kelompok Megawati phobia atau ABM (asal bukan mega)
>hehehehe
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>



Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-09 Thread bRidWaN

Kalau kita mau maju, seraplah Kritik sebanyak mungkin,
karena dengan kritik-lah kita akan 'improve'.

(hehheee..*sok-tau*...: easy to say, hard to prove it)


Salam,
bRidWaN

At 10:06 AM 6/9/99 +0700, Frarev Sitorus wrote:
>Sangat baik tulisan Surabaya Post yang dapat memberi masukan bagi PDI-P
>sekarang ini.
>Perjuangan PDI-P masih panjang untuk yang akan datang.
>
>jabat erat
>FRAREV SITORUS
>On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote:
> Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di bawah
> ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat
> Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang
terjadi
> sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan rendah
> sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh
> nama besar seseorang.
>
> Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah
atatu
> memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut
diseret
> kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka
memberikan
> harapan yang palsu.
>
> Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan
> keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi
untuk
> membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno.
> Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega
> mendapat angin.
>
> Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang
> sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha
besar
> Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan
> anak Sukarno, mungkinkah  dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi
> pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta dan
dia
> sendiri yang melek..hmitu bisa jadi
>
> oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga
> keterlaluan sih.
>
> Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya
>
>
> Salam hangat Yuni
>
> On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:
>
> Salam Permias,
>
> Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
> Selamat menyimak.
>
> Jabat erat,
>
> Ahmad Syamil
> Toledo, OH
>
> *
> Melihat Indonesia di Tangan Mega
>> >
>> >
>> >  PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
>> >  "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
>> >  tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
>> >  juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
>> >  karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
>> >  saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
>> >  Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
>> >  yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
>> >  itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
>> >  sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
>> >  performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
>> >  sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
>> >  teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
>> >  salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
>> >  tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
>> >  dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
>> >  dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
>> >  ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
>> >  enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
>> >  makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
>> >  Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
>> >  yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
>> >  pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
>> >  berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
>> >  kantor, saya dicegat orang DPP. Saya tidak diizinkan bertemu Ibu
>> >  Mega. Katanya, pesan cukup disampaikan lewat dia...," ujarnya.
>> >  Walhasil, sang kader musti menelan kecewa. Dia harus balik ke
>> >  Surabaya tanpa sempat sedetik pun bertemu Mega. "Kok begitu ya?
>> >  Perasaan, Ibu Mega dulu ndak begitu?" katanya lagi dengan nada
>> >  tanya. Ada apa memangnya dengan Mega

Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]

1999-06-09 Thread bRidWaN

Manajer konflik yang hebat mungkin yang dimaksud
adalah Pak Harto:)

Konflik dan beda pendapat adalah 'indah' di-era baru 

Ngomong-ngomong bung Eep ini asalnya dari organisasi mana ya?
(numpang tanya , boleh dong ?)


Salam,
bRidWaN

At 10:16 AM 6/9/99 +0700, Frarev Sitorus wrote:
>Saya masih belum mengerti dengan arti dari "Mega bukanlah manajer konflik
>yang baik" dari ucapan bapak Eep S.
>Mungkin bung Jaya, atau bung Hadeer atau bang Blucer atau bang Irwan, atau
>bung BriDwan atau bang Madhan atau mbak Yuni ataupun teman milis dapat
>menjelaskannya...
>:-)
>jabat erat
>FRAREV SITORUS
>On Mon, 7 Jun 1999, yuni windarti wrote:
>
>> Saya turut berduka dengan kondisi Indonesia, setelah membaca berita di
bawah
>> ini. Ini jelas-jelas bukti yang menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat
>> Indonesia masih buta akan politik, mereka belum bisa membaca apa yang
terjadi
>> sebenarnya. Saa menyadari rakyat kita masih banyak yang berpendidikan
rendah
>> sehingga belum mampu berpikir panjang kecuali lebih banyak terpengaruh oleh
>> nama besar seseorang.
>>
>> Saya tidak berani menyalahkan rakyat kalau sampai kondisi tidak berubah
atatu
>> memburuk dalam 5 tahun ini, tetapi Mega dan pengikutnya lah yang patut
diseret
>> kepengadilan (kalau ada pengadilan politik he..he..) karena mereka
memberikan
>> harapan yang palsu.
>>
>> Saya kira kegigihan Mega untuk menjadi Presiden tidak berlandaskan
>> keinginginannya untuk kemakmuran banga atau untuk demokrasi, akan tetapi
untuk
>> membalas dendam suharto atas perlakuan yang diterima oleh bapaknya Sukarno.
>> Kebetulan Suharto bertindak negatif terhadap bangsa Indonesia maka Mega
>> mendapat angin.
>>
>> Semoga rakyat segera terbuka matanya dan dapat melihat sosok apa yang
>> sebenarnya bersembunyi dibalik kesahajaan (menurut orang PDIP) saha maha
besar
>> Mega. Saya tidak pernah bisa membayangkan apa jadinya Mega jika Mega bukan
>> anak Sukarno, mungkinkah  dia dengan kemampuannya sekarang ini menjadi
>> pemimpin bangsa??? Mungkin saja bagi negara yang semua rakyatnya buta
dan dia
>> sendiri yang melek..hmitu bisa jadi
>>
>> oppss sorry mbak Mega, kritikku keterlaluan, habis anda juga
>> keterlaluan sih.
>>
>> Kalau Mega jadi presiden gue kena cekal nggak ya
>>
>>
>> Salam hangat Yuni
>>
>> On Sat, 5 Jun 1999, A. Syamil wrote:
>>
>> > Salam Permias,
>> >
>> > Saya sampaikan berita dari Surabaya Pos.
>> > Selamat menyimak.
>> >
>> > Jabat erat,
>> >
>> > Ahmad Syamil
>> > Toledo, OH
>> >
>> > *
>> >
>> > Melihat Indonesia di Tangan Mega
>> >
>> >
>> >  PERCAYA atau tidak, banyak orang mulai bertanya begini:
>> >  "Bagaimana ya nantinya Indonesia di tangan Mega?" Pertanyaan ini
>> >  tidak saja muncul dari luar kandang PDI Perjuangan (PDI-P), tapi
>> >  juga dari para pejuang banteng sendiri. Mengapa? Tentu saja
>> >  karena Mega adalah kandidat presiden yang paling diperhitungkan
>> >  saat ini, dibanding Wiranto, Amien Rais, atau Gus Dur sekalipun.
>> >  Satu lagi --ini yang mengkhawatirkan--, lantaran konflik internal
>> >  yang dahsyat sekaligus ultrapelik di tubuh banteng bermulut putih
>> >  itu disinyalir juga bakal berimbas pada keutuhan bangsa ini. Itu
>> >  sebabnya, nasib Indonesia dan PDI-P sendiri bakal juga ditentukan
>> >  performance pribadi serta politik Mega. Apa maksudnya? DALAM
>> >  sebuah percakapan di kafe hotel berbintang, seorang pengurus
>> >  teras PDI-P sempat berkeluh kesah kepada Surabaya Post. Kata
>> >  salah satu tokoh penting PDI-P ini, Mega sekarang sudah berubah,
>> >  tak seperti dulu lagi. Putri Bung Karno ini mengambil jarak
>> >  dengan banyak orang, bahkan yang dulu mendukungnya mati-matian
>> >  dengan risiko darah bahkan nyawa. "Saya dulu bebas masuk ke
>> >  ruangan Mbak Mega. Ya makan bersama, ngomong-ngomong enak. Jadi
>> >  enak saja kalau mau ketemu Mbak Mega. Tapi sekarang? Ibaratnya,
>> >  makan semeja saja sudah nggak bisa," ujarnya mengudar keluh.
>> >  Keluhan serupa juga datang dari seorang kader PDI-P Surabaya,
>> >  yang dua pekan lalu berangkat ke Jakarta hendak menjumpai
>> >  pemimpin besarnya. Tapi apa mau dikata, di sekitar Mega ternyata
>> >  berdiri pagar protokoler nan kukuh-ketat. "Begitu nyampai di
>>

Re: Jaringan Bank Memble... ;-)

1999-06-09 Thread bRidWaN

Saya atas nama rekan Permias@ yang mengaku 'bodoh' mengucapkan
terima kasih atas perhatian bung Nasrul.


Salam,
bRidWaN

At 10:11 PM 6/8/99 PDT, Nasrul Indroyono wrote:
>>Komentar: Lha wong bank-bank itu ngurusi soal perbankan aja
>>   (yg nota bene adalah core business mereka) nggak
>>   becus, kok disuruh ngurusi soal telekomunikasi... ;-)
>
>Beginilah mental kebanyakan orang Indonesia cuma bisa saling
>menyalahkan. Termasuk saya.
>Bung Wibisono dan segenap gerombolan telkom, indosat dsb yang
>ngakunya jago bidang komunikasi/elektronik/komputer tapi ternyata
>tidak punya kemampuan men-sosialisasi-kan ke-pakaran-nya sehingga
>bank BNI dan BRI yang dipakai KPU. Memalukan juga anda...
>Sekolah mahal mahal..pakai uang rakyat lagi.
>
>Sekali lagi termasuk saya dan semuanya orang Indonesia.
>Ngaku aja deh bodoh..
>selamat buat PDI-P dan rakyat Indonesia yang ingin memilih
>pemimpin yang bodoh menghadapi zaman global abad ke 21.
>Saya sudah berusaha tapi memang rakyat Indonesia lebih banyak
>bodohnya sih.
>
>Bill Gates said:
>Often it's good to think that we are underdog so we need
>to work harder and smarter to achieve better results.
>
>And only the "paranoids" survive
>
>
>Nasrul I
>
>
>___
>Get Free Email and Do More On The Web. Visit http://www.msn.com
>
>



Re: "Mega bukanlah Manajer konflik yang baik"(?)

1999-06-09 Thread bRidWaN

Lae Irwan,
Saya pingin tahu bung Eep ini dari organisasi manaa sih?
Mudah2an sih bukan dari ICMI...


Salam,
bRidWaN

At 03:54 AM 6/9/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>Weleh, lagi enak2 bobo koq dipanggilin terus nih.
>Ada apa lae Sitorus? Koq pusing amat sih dengan
>istilah  "manajer konflik"?
>Sapa itu yg ngomong? Bung Eep?
>Weleh...welehkemarin2 dia juga ngomong kalau
>PDIP  itu bukan partai reformis dan juga pro status-quo.
>Dan pendapatnya itu sudah dibahas oleh seorang kandidat
>doktor politik yg lagi studi di Jepang yg telah dimuat
>di satu media massa, sayangnya saya ngga sempat bookmark
>tulisannya. Penulis tersebut membahasnya dari penggunaan
>istilah dan memperhatikan sikap2 politik PDIP. Ternyata
>pernyataan Eep itu sangat lemah bila dilihat dari segi
>akademis.
>
>Nah, sekarang muncul lagi dengan istilah manajer konflik
>yg baik. Apa pula ini? Ada rekan2 yg bisa nerangin hal ini?
>Yang saya tahu sih di dunia manajemen itu yg dikenal
>adalah istilah management by conflict. Jadi bukan artinya
>manajer konflik.
>
>Kalau mau bicara soal konflik, dimana ada perbedaan
>disitu terbuka terjadinya konflik. Tul ngga?
>Demikian juga dengan PDIP. Semenjak menyatakan
>diri sebagai partai terbuka, maka dengan demikian
>akan berkumpul orang2 yg punya berbagai kepentingan.
>
>Nah, sekarang saya balik ngundang anda dan rekan2
>untuk lebih jeli berpikir dan mengamati.
>Kenapa kira2 PDIP yg katanya banyak konflik itu masih
>tetap seperti sekarang, tidak terpecah belah, tapi
>malah makin besar?
>Trus, coba ngebayangin lagi, seandainya bukan Megawati
>yg memimpin disana, apakah PDIP bisa seperti sekarang
>dengan konflik2 yg ada tersebut?
>
>Bagi saya pribadi, PDIP tetap bersatu seperti sekarang
>bahkan menjadi lebih besar lagi, ditengah konflik2 yg ada
>adalah bukti nyata bahwa Mega adalah tipe pemimpin yg
>dapat mempersatukan. Jadi, sangat cocok untuk kondisi
>Indonesia yg memang banyak perbedaan dan terbuka
>kemungkinan konflik yg tidak kecil.
>
>Kembali soal manajer konflik yg baik. Ini istilah baru apaan sih?
>Kalau ngikutin kalimatnya sih, hmmm.nominasi paling
>kuat untuk menjabat manager konflik yg baik ya itu dia,
>Soeharto. Konflik2 abis ditangan dia, yg berani punya pendapat
>atau kepentingan berbeda, disikat habis. Sampai2 membuat
>orang jadi malas untuk punya pendapat berbeda.:)
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>
>



Re: Dikotomis Sosial pada Bangsa Kita dalam abad ini

1999-06-09 Thread bRidWaN

Bung Nas,

Koreksi dikit, boleh ?

Bukan ORDE BARU vs ORDE REFORMASI...
Tapi ORANG LAMA vs ORANG BARU.:)

(soalnya di Orde Reformasi masih ada Orang lama sssihh..)


Salam,
bRidWaN

At 07:04 PM 6/9/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
>Bangsa kita sudah memiliki beberapa dikotomis dalam abad ini. Antara lain :
>
>PRO KOLONI VS PRO REPUBLIK
>
>REVOLUSI VS KONTRA REVOLUSI
>
>ORDE LAMA VS ORDE BARU
>
>ORDE BARU VS ORDE REFORMASI
>
>Nanti apa lagi ?
>
>Salam,
>
>Nasrullah Idris
>---
>Mohon Koreksi Kalau Salah
>
>



Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).

1999-06-09 Thread bRidWaN

Kalau Partai Baru orang Lama sih emang ada, banyak koq.:)

---
At 08:39 AM 6/9/99 +0800, Rama Indrayana wrote:
>Lantas bagaimana kalau ada ORANG BARU tapi PIKIRAN/GAYANYA LAMA
>(di samping partai 'baru' tapi ada 'orang lama'nya)?
>Ada nggak yah?
>
>RI

>> --
>> From: bRidWaN[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> Sent: Tuesday, June 08, 1999 11:34 PM
>> To:   [EMAIL PROTECTED]
>> Subject:  Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).
>>
>> hehehehe.Mas Effron bisa aja:))
>>
>> Kelihatannya hampir semuanya menginginkan begitu kan ?
>>
>>
>> At 08:33 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>> >Iya setuju, Bung Ridwan. Yang penting BUKAN ORANG LAMA.
>> >
>> >Efron
>>
>> >-Original Message-
>> >From: bRidWaN [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>> >Sent: Tuesday, 08 June, 1999 8:26 AM
>> >To:   [EMAIL PROTECTED]
>> >Subject:  Re: Banteng digencet, makin menyeruduk (AR juga blunder).
>> >
>> >Marilah kita semua mengambil hikmahnya !
>> >Iya engga, bung Efron ?
>> >
>> >Salam,
>> >bRidWaN
>>
>>
>> >At 08:15 AM 6/8/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>> >>Pagi hari pada hari Pemilu banyak selebaran gelap di lingkungan tempat
>> >>tinggal saya (Ciputat). Isi selebaran itu jelas mendiskreditkan PDIP
>> >>(entah siapa pelakunya). Di perkampungan saya dikenal sebagai basis
>> >>PPP pada pemilu sebelumnya.
>> >>
>> >>Hasil yang didapat justru mencengangkan. PDIP sepertinya tak
>> tertahankan.
>> >>Rata-rata di satu TPS, PDIP meraih setengahnya. Ada satu TPS dengan
>> >>telak PDIP memperoleh suara yaitu 224 disusul PAN dengan 92. Sisanya
>> >>diambil Golkar, PPP, dan PKB.
>> >>
>> >>Saya makin yakin himbauan MUI beberapa waktu lalu justru menjadi
>> >>bumerang bagi partai-partai "Islam". Blunder juga dilakukan Amien
>> >>Rais saat mengomentari komposisi Caleg PDIP. Komentar AR justru
>> >>menurunkan perolehan suara. Mari kita lihat buktinya.
>> >>
>> >>Efron
>> >>
>> >>
>> >
>> >
>>
>
>



Re: Benarkah???

1999-06-09 Thread bRidWaN
Saya sih 99 % engga setuju dengan pemikiran ini,
soalnya logikanya engga masuk menurut saya.

Jangan-jangan gara2 Mega ngomong engga akan
menghujat Pak Harto, lantas dibilang pro status-quo ?

Yah, ingat saja deh pesen2 orang tua, bagi yang kalah,
terimalah dengan ksatria. Bagi yang menang, berikanlah
senyuman barang sedikit kepada yang kalah.


Salam,
bRidWaN

--
At 12:31 PM 6/9/99 +0700, Hadeer wrote:

Benarkah ?  menurut anda sendiri bagaimana ?
Anda duluan dech kasih komentarnya 

Nanti kalau saya yang ngomong duluan dibilang sok tahu dan sok pinter,
takut ah dicap seperti itu ,

Senyum manis :-)

Hadeer

Ps.
Pertanyaan ini udah dari dulu pengen saya tanya, yaitu  kenapa salam akhirnya
ada yang suka pakai  Jabat Erat
Karena saya orang nya suka menjaga kebersihan sich.. jadi kalau mau jabat erat
atau jabat tangan  saya harus 100% yakin orang yang saya jabat tangannya itu bersih .

Dari pada jabat mendingan senyum aja kali ya :-) ... :-)

--
> From: Frarev Sitorus <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Benarkah???
> Date: 09 Juni 1999 11:10
>
> Benarkah PDIP partai pro-statusquo?Mengapa?
> :-)
> jabat erat
> FRAREV SITORUS
 

Re: pertanyaan ttg calon presiden kita

1999-06-09 Thread bRidWaN

Kalau saya Megawati, saya akan mengambil jabatan sebagai
Ketua MPR, ketua dari pemegang kedaulatan rakyat.
Saya akan lengkapi diri saya dengan perangkat hukum yang
solid, sehingga Presiden (meski mempunyai hak prerogatif)
tidak akan bisa bertindak sewenang-wenang lagi...
Begitu juga dengan lembaga pemerintah, terutama DPA:)

Saya akan kasih syarat sama Presidennya, dia cuma
boleh satu periode saja, kecuali dia punya prestasi
diatas rata-rata dan 'way above' apa yang digariskan oleh MPR.

Anggota kabinetnya harus terdiri dari Orang Baru...
Ini yang penting...(hehehe...: dasar saya lagi mimpi..)


Salam,
bRidWaN


At 02:15 PM 6/9/99 +0700, Frarev Sitorus wrote:
>Menurut Saya...presiden setelah SU MPR 1999 nanti adalah Prof. B.J.Habiie.
>Andaikan beliau jadi presiden...Saya percaya kepada caleg dari partai
>reformis untuk mempejuangkan suara Saya. Saya akan menerima pak BJH jika
>dia mengakomodir suara rakyat yang penting dan genting sekarang ini. Jika
>tidak...beliau akan melawan sebagian besar rakyat INA diluar gedung
>DPR/MPR.
>jabat erat
>
>On Wed, 9 Jun 1999, Saut Aritua H Sagala wrote:
>
>> Buat kita semua (yang agak sadar politik) kita mungkin fair tentang
>> siapapun yang akan menang dalam pemilu ini (terlepas dari keterangan
>> terbaru menyebutkan bahwa suara PDI-P menguat menjadi Lebih dari 1 juta).
>> disusul PKB sekitar 700 ribu dan Golkar 500 ribu
>>
>> Ada pertanyaan baru dibenak saya mengenai siapa calon presiden kita,
>> mungkin kita bisa mereka-reka siapa yang bakal menjadi presiden kita
>> melalui hasil sementara pemilu ini. Mungkin Megawati atawa Gusdur atawa
>> Habibie saat ini posisinya sedang menguat karena melihat kondisi sementara
>> ini adalah ketiga partai yang mencalonkan capres tersebut sedang berada di
>> tiga besar.
>>
>> Apakah saat ini kita sudah siap dengan kondisi siapa saja yang menang
>> dalam pemilu ini atau dilanjutkan dengan siapa saja yang memperoleh suara
>> terbanyak dalam pemilihan presiden di DPR/MPRnanti berhak menjadi presiden
>>
>> Artinya kita harus siap juga dengan siapa saja yang menajdi presiden kita
>> baik dia memiliki latar belakang Orba (mis: Habibie) dan luar Orba (mis:
>> Amin Rais, Gus Dur dan Megawati).
>>
>> Saya ingin bertanya dengan kita semua yang di milis ini apakah kita
>> sendiri konsern dengan siapa Capres kita. Karena seperti kita ketahui
>> rumor yang beredar tidak setuju dengan pencalonan Presiden yang berlatar
>> belakang Orba
>>
>> Demi Indonesia yang baru dan lebih demokratis
>> Salam Hormat,
>>
>>
>> Saut A H S
>> [EMAIL PROTECTED]
>> Urban & Regional Planning
>> Bandung Institute of Technology
>>
>
>



Warta Berita - Radio Nederland, 09 Juni 1999

1999-06-09 Thread bRidWaN

Rekan Yth.,
Saya forward tulisan yang menarik untuk disimak.

Salam,
bRidWaN

>Edisi ini diterbitkan pada:
>Rabu 09 Juni 1999 15:10 UTC
>
>
>* GOLKAR  KALAH  SUARA TAPI AKAN MENANG DALAM PEROLEHAN KURSI MPR
>Ancaman Gus Dur untuk membentuk pemerintahan darurat jika Golkar sampai
>melakukan intervensi ke KPU ditanggapi secara dingin oleh Mendagri
>Syarwan Hamid. Ia menganggap keterangan Gus Dur terlalu emosional.
>Sedangkan Akbar Tanjung menganggap wajar jika Golkar memprotes cara
>pengumuman KPU, karena partai-partai lain menyatakan hal serupa. Lebih
>lanjut laporan rekan Syahrir dari Jakarta:
>
>Meski penghitungan suara baru bersifat sementara, namun berdasarkan data
>KPU Rabu kemarin, PDI Perjuangan masih tetap unggul. Di Jawa Timur saja
>menurut PPD I setempat PDI-Perjuangan berhasil meraih 2,8 juta suara.
>Pengumuman penghitungan suara ini sempat diprotes Partai Keadilan dan
>PAN yang masing-masing dimasukkan dalam rangking 6 dan 4. "Ini berbahaya
>karena bisa mempengaruhi para pemilih di Aceh, Sibolga, Maluku dan
>daerah-daerah yang masih harus memilih. Bisa saja mereka memilih partai
>yang dianggap toh sudah menang", ujar Nur Mahmudi Ketua Umum Partai
>Keadilan.
>
>Memang, sementara beberapa pihak sudah mulai berbicara mengenai kabinet
>koalisi, dari beberapa daerah di Sulawesi, basisnya Habibie, ada
>permintaan agar pemilu diulang karena Pemda dan Golkar melakukan
>kecurangan pada saat pemilu. Sekretaris Panitia Pemilihan Daerah atau
>PPD I Sulawesi Utara, Ferry Siwi menyatakan kepada Radio Nederland, ia
>bersama Ketua PPD I Frits Sumampouw Rabu ini ke Jakarta untuk membawa
>bukti-bukti pelanggaran pihak aparat dan Golkar di Kabupaten Bolaang
>Mongondow dan Kota Bitung. PPD I Sulawesi Utara dengan didukung semua
>partai, kecuali Golkar memutuskan, pemilu di kedua wilayah itu harus
>diulang.
>
>Di Jakarta para pemimpin Golkar sudah menyatakan tidak akan rela duduk
>di dalam kabinet Megawati. Mereka lebih senang berkoalisi dengan PAN.
>Ini antara lain dikatakan oleh Ekky Syahruddin mantan aktivis HMI yang
>pada tahun 1966 ikut menjatuhkan Soekarno. Namun sejumlah pemimpin PAN
>mengatakan tidak bersedia bekerjasama dengan partai yang dianggap pro-
>status quo. Ketua Umum PPP Hamzah Haz sebelum pemilu sudah menyatakan
>bersedia bekerjasama dengan Golkar tetapi tidak bersedia berkoalisi
>dengan PDI Perjuangan.
>
>Akibat pengumuman-pengumuman hasil sementara KPU masyarakatpun mulai
>percaya bahwa PDI Perjuangan yang akan menang sehingga otomatis Megawati
>akan menjadi presiden. Padahal jika Megawati tidak memperoleh 60 persen
>suara sulit baginya untuk menjadi Presiden RI ke-empat. Hingga Rabu
>malam, menurut versi KPU yang resmi, PDI sudah meraih sekitar 2,4 juta
>suara. Sedangkan Golkar baru memperoleh sekitar 1,4 juta suara. Padahal
>menurut versi Golkar, PDI Perjuangan sudah meraih 4,5 juta suara
>sedangkan Golkar 3,3 juta suara. Menurut catatan Golkar, PPP yang juga
>duduk dalam kabinet Habibie muncul sebagai partai ketiga dengan 1,2 juta
>suara. Selanjutnya menyusul PAN dan PKB dengan perolehan di bawah
>900.000 suara.
>
>Kalangan-kalangan yang sangat dekat dengan Presiden Habibie percaya
>bahwa Habibie akan bertahan sebagai presiden mengingat Golkar
>diperkirakan akan menang di 17 provinsi. Hingga kini Golkar sudah unggul
>di 12 propinsi. Yaitu di Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Riau,
>Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Timor
>Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku dan Irian Jaya. Lima
>propinsi di antaranya praktis merupakan daerah-daerah yang dikuasai
>militer. Habibie percaya bahwa Wiranto akan tetap mendukungnya. Di
>hampir semua TPS yang berada dekat dengan asrama-asrama militer Golkar
>unggul, meski Wiranto berhasil menunjukkan bahwa militer netral.
>
>Dari propinsi-propinsi yang dimenangkan itu, Golkar berharap memperoleh
>paling tidak lima kursi dari utusan daerah dan golongan. Kursi-kursi itu
>akan ditentukan oleh DPRD-DPRD setempat yang dikuasai Golkar. Berarti
>Habibie akan mendapat tambahan 85 kursi di luar 38 kursi gratis untuk
>TNI. Di samping itu, militer sudah pasti akan mendapat tambahan 27 kursi
>dari 27 propinsi, karena jatahnya yang 0,5 persen di setiap daerah
>dibulatkan menjadi satu kursi. Dengan perhitungan ini dapatlah
>dimengerti mengapa orang-orang di sekitar Habibie saat ini nampak
>gembira. "Orang PDI Perjuangan salah hitung", kata seorang pembantu
>Habibie. "Mereka hanya menguasai Pulau Jawa yang utusan golongannya
>hanya 25 orang, sedangkan kami kuat di luar Jawa yang banyak kursinya.
>Selain itu kami punya 'rudal' yang namanya TNI-AD", tambahnya sambil
>tertawa.
>
>Orang itu

Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-09 Thread bRidWaN

Rekan-Rekan Yth.,

Inilah cermin dari orang yang semula mengaku Demokratis.
Bercuap-cuap mengatakan: "Semua orang harus lapang dada menerima
apapun hasil Pemilu secara ksatria, karena itu adalah kehendak
rakyat banyak."

Belakangan dikala PDIP meraih suara terbanyak (untuk sementara),
banyak orang yang mulai angkat suara, dan memojokan Ketua
Partainya : pendiam-lah, bodoh-lah, tidak bijaksana-lah, kurang
pengetahuan-lah, pendidikan rendah-lah, dan sebagainya.

Padahal diantara mereka banyak yang mengaku Reformis,
dan sangat anti status-quo.

Malah ada yang berkata, bahwa rakyat kecil tidak banyak
yang mengerti akan program PDIP yang tidak jelas itu.

Memangnya siapa yang menyuruh rakyat memilih PDIP ?
Di-intimidasikah ? Di-paksakah ? Di-ancamkah ?

Kelihatanya tidak !
Mereka sebagai pemegang kedaulatan nyata-nyata memilih
PDIP dengan penuh kesadaran. Mengapa ?
Karena PDIP sangat merakyat, sementara Partai lainnya
jelas hanya bermain ditingkat menengah keatas.

Bukankah PDIP akan merupakan "Partai yang terbesar"
dalam kontribusinya dalam suatu Koalisi, didalam rangka
menghadang status-quo ? Bayangkan kalau tidak ada PDIP,
atau kalu PDIP terpuruk dalam pemungutan suara ?
Siapa yang mau menghadang laju status-quo ????


Salam,
bRidWaN



Hasil sementara Pemilu (Jam 00.27 WIB)

1999-06-09 Thread bRidWaN

Rekan Yth.,

Hasil sementara pemungutan suara Jam 00.27 WIB :

PDI-P2.369.000
PKB  1.277.528
GOLKAR 967.038
PPP540.592
PAN364.251
PBB 76.887
PK  58.887



Salam,
bRidWaN



Re: Hasil sementara Pemilu (Jam 00.27 WIB)

1999-06-09 Thread bRidWaN

Yah, Saya juga khawatir jadinya...:(
Ada yang bilang ini semua gara2 sikap dan kata
dari AR pada saat2 akhir sebelum Pemilu
Tapi ini belum tentu benar lho...

Hanya terkadang : "Silence is Golden !


Salam,
bRidWaN
=

At 01:33 PM 6/9/99 EDT, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
>In a message dated 6/9/99 1:26:17 PM Eastern Daylight Time,
>[EMAIL PROTECTED] writes:
>
>> Hasil sementara pemungutan suara Jam 00.27 WIB :
>>
>>  PDI-P2.369.000
>>  PKB  1.277.528
>>  GOLKAR 967.038
>>  PPP540.592
>>  PAN364.251
>>  PBB 76.887
>>  PK  58.887

=

>Waduh, gimana nih PAN?
>Ayo dong naik angkanya biar trio reformasi bisa
>punya kekuatan di atas 70%.
>Moga2 PDIP, PKB, PAN bisa jadi urutan 1-3 pada
>akhir perhitungan nanti yg entah kapan kelarnya..hehehe
>Makin lama ngitungnya, ya makin lama lah rakyat menunggu
>pembebasan ini:)
>
>Gue jadi bingung nih, mana ya yg lebih tepat, era reformasi
>atau era pembebasan, atau era pembangunan, atau
>era demokrasi, atau era maya sopha.?
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu



Re: Mahendra [Re: [PDI-P tidak selalu = Mega]

1999-06-09 Thread bRidWaN

Kemenangan (sementara) dari PDIP adalah karena PDIP lebih dapat
diterima oleh rakyat, lebih merakyat dari yang lain dan dianggap
akan dapat menyerap aspirasi rakyat.
Buktinya pilihan banyak ke PDIP sementara ini kan ?

Soal nama besar Mega, mungkin anda ada benarnya, tetapi jika
orang dibelakang Mega beserta Program2-nya tidak mendukungnya,
saya kurang yakin kalau PDIP akan meraih suara banyak.

Pertanyaan anda mengenai rakyat tidak memilih AR, itu lebih
baik diserahkan kepada rakyat yang memilihnya. Hanya kalau
kita mau menganalisa-nya, tentu akan banyak pendapat pribadi.
Yang pasti, tentulah ada sebabnya !

Sorry Bung Mahendra, saya keburu ikut me-respons, engga apa kan ?


Salam,
bRidWaN


At 10:51 AM 6/9/99 MST, yuni windarti wrote:
>Karena saya tahu pasti PDIP yang akan memenangkan suara, kehilangan satu
suara
>toh tidak akan berpengaruh bagi lainnya.
>
>LAgi pula saya tidak bermaksud menghakimi, akan tetapi berpendapat sesuai
>dengan fakta yang ada. Kalaupun toh nantinya Mega ternyata pemimpin nasional
>yang jempolan maka pendapat saya salah, dan akan saya akui kesalahan pendapat
>saya.
>Akan tetapi untuk sementara ini fakta fakta yang tidak bisa kita pungkiri
>bahwa rakyat Indonesia masih cenderung memilih orang orang yang berdasarkan
>nama besarnya saja, dan saya merasa merupakan kegagalan selanjutnya, mudah
>mudahan saya salah.
>
>Kalau saya mencampur adukkan antara pemilihan presiden dan DPR/MPR, saya kira
>tidak karena yang dipilih rakyat Indonesia adalah Mega bukan PDIP, mereka
>tidak memperdulikan PDIP jika bukan Mega yang memimpin.
>
>Mengapa mereka tidak memilih partainya Amien Rais atau lainnya, padahal Amin
>capable untuk memimpin bangsa.Tidak karena partai lainnya bukan partainya
>anaknya Sukarno.
>
>
>Sorry bung Mahendra apakah anda dari UNAIR,Fak Hukum???
>
>Yuni
>
>Mahendra Siregar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Saya kurang dapat memahami logika berpikir Saudara Yuni dan Donald. Disatu
>pihak anda
>bertindak sebagai judge and jury mengenai Pemilu di Indonesia dengan menilai
>dan menghakimi
>sistem politik dan pemimpin nasional, di lain pihak you do nothing about it
>(dengan menjadi
>golput).
>
>Mahendra
>
>yuni windarti wrote:
>
>> Saya setuju saja kok dengan Bung Donald. Mengenai lemparan kesalahan kepada
>> presiden memang saat ini merupakan satu satunya cara, karena seperti yang
>> sudah saya singgung sebagaian rakyat belum punya wawasan yang cukup
>bagaimana
>> cara mengatur negara, termasuk MPR/DPR. Mereka mudah dinina bobokan oleh
>sang
>> presiden, satu satunya cara untuk membangunkan mereka ya menghantam
>> presidennya dulu baru mereka bangun (MPR/DPR).
>>
>> Saya juga tidak ikut jadi pemilihngeri he..he..kebetulan dinegeri
rantau
>> jadinya aman aman aja jadi golput
>>
>> yuni
>>
>> Donald Saluling <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Did we choose mbak Mega sevagai presiden Indonesia atau PDI-Perjuangan
>> sebagai wakil kita di MPR-DPR? Saya rasa manusia2 Indonesia sudah
keseringan
>> menyalahkan seorang presiden bila ada kesalahan2 atau kebobrokan dalam
>> negeri. Take a look at yourself, perhatikan itu wakil2 rakyat yang
selama 30
>> tahun lebih cuman bisa  jadi yes-man nya babe. Plin plan kiri kanan dan
>tidak
>> pernah bisa menyetir haluan negara.
>> Ibaratnya presiden kita itu adalah seorang kapten kapal besar ( Titanik
juga
>> boleh) yang tidak mungkin bisa menjalankan kapalnya seorang diri saja. Dia
>> harus betul2 dibantu oleh anak buah kapal dan juru kemudi dan lain lain.
And
>> plus, harus mematuhi peraturan pemilik kapal tersebut (dalam hal ini
>> Indonesia,) sebab kalau tidak, doi bisa di pecat! Pemilik kapal ini lah
yang
>> kita sebut DPR/MPR yang adalah wakil2 rakyat (gue propose to sweep ABRI
dari
>> MPR-DPR.) Nah, saudari Yuni, yang berprihatin, mari kita beri Mega
>kesempatan
>> untuk sementara waktu dan mari kita berikan feedback kepada beliau melalui
>> MPR/DPR yang saat ini seharusnya dalam tahap rebuilding. Presiden bisa kita
>> pecat kalau tidak membuahkan hasil sesuai keinginan kita, ya nggak ? PDI
>> Perjuangan adalah sebuah partai dan tidak dikatakan bahwa PDI Perjuangan
>> adalah pegawai2nya Megawati. Kebetulan Megawati adalah andalan PDI
>> Perjuangan, ya nggak?
>>
>> Voting adalah penyaluran suara hati. Jika anda ragu-ragu, jangan memilih ..
>> sama seperti saya. PEMILU ini belum 100% demokratik sebab masih dibawah
>> pengaruh orde baru (NB: Orde Baru itu bukan hanya menunjuk ke Soeharto) dan
>> satu2nya cara untuk membersihkan Indonesia dari Orde Baru ialah dengan
>> mengadili dan membersihkan negara ini dari antek2 Soeha

Re: Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-09 Thread bRidWaN

Bung Jaya,
Jangan salah paham, bukan teman diPermias@ yang
saya maksudkan, melainkan suara diluaran.

Apakah menurut anda e-mail saya banyak terkesan
sindar-sindir ? Wah, saya terkesan
Tapi terima kasih atas perhatiannya terhadap e-mail
saya, paling tidak bung Jaya memperhatikannya.:)


Salam,
bRidWaN


At 02:10 PM 6/9/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
>bRidWaN wrote:
>
>> Rekan-Rekan Yth.,
>>
>> Inilah cermin dari orang yang semula mengaku Demokratis.
>> Bercuap-cuap mengatakan: "Semua orang harus lapang dada menerima
>> apapun hasil Pemilu secara ksatria, karena itu adalah kehendak
>> rakyat banyak."

=
>Bung BRidwan, siapa yang anda maksud? Sayakah? Perasaan yang memberi
>selamat atas kemenangan sementara PDIP dan agar orang menerima hasilnya
>cuman saya dan M. Rosadi. Biar jelas tolong diklarifikasi. Sudah beberapa
kali
>email Bung berkesan sindar-sindir karena tidak puas ada yang mengutik-utik
>PDIP dan MS.
>
>--
>Salam,
>Jaya



Re: Quote Of The Era: Teten Itu Manusia Atau Monyet?

1999-06-10 Thread bRidWaN

loh..??
Aneh ya Pak Ghalib.
Masa engga tahu kalau Teten itu manusia




At 11:10 AM 6/10/99 +0700, Yusuf-Wibisono wrote:
>;-)
>
>A. Galib, (Mantan) Jaksa Agung, menyatakan (dengan penuh
>emosi) kemarin: "... Teten itu manusia atau monyet? "
>
>Pertanyaan:
>
>1. Apakah ini sudah masuk pada teritorial penghinaan?
>2. Apakah pantas orang yg ucapannya seperti itu menjadi
>   seorang deputi lurah? (Not to mention Jaksa Agung)
>
>Yw.
>
>



Re: Mengundurkan Diri

1999-06-10 Thread bRidWaN

Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ?
Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais
bersedia menjadi 'orang nomor dua'....

Salam,
bRidWaN


At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote:
>Amien Rais khan?

>Nasrullah Idris wrote:
>>
>>  Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari
pencalonan
>> partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan
>> "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu ke
>> waktu.  Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing.
>>  Kita tunggu saja !
>>
>> Salam,
>>
>> Nasrullah Idris
>
>



Hasil sementara Pemilu (Jam 23.58 WIB )

1999-06-10 Thread bRidWaN

Rekan,

Berikut adalah  Hasil sementara Pemungutan suara
pada Jam 23.58 WIB sbb :


   PDI-P4.658.718
   PKB  2.466.566
   Golkar   1.950.889
   PPP  1.103.368
   PAN772.237


Salam,
bRidWaN



Re: Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-10 Thread bRidWaN

Terima kasih bung Mahendra,
Inilah yang saya maksudkan, terutama ditujukan
untuk Partai baru yang mempunyai 'Potensi Besar'
dimasa depan.
Syukur kalau diskusi ini bisa terbaca oleh bung Faisal.



Salam,
bRidWaN



At 02:22 PM 6/9/99 -0400, Mahendra Siregar wrote:
>Bung bRridwan,
>
>Saya sepakat dengan komentar anda mengenai perkembangan pasca-pemilu
>itu. Saya menduga telah terjadi semacam "intellectual gap" (kalau
>istilah ini dapat diterima) antara the intellectual elites di Indonesia
>(baca: elite dalam tingkat pendidikan bukan kekayaan) dengan mayoritas
>rakyat di Indonesia. Hal itu juga terjadi pada Pemilu tahun 1955 dengan
>PSI yang memiliki tokoh-tokoh yang hebat sebagai pemikir dan cendikiawan
>(seperti Prof. Soemitro, Prof Soedjatmoko dsb), namun tidak nyambung
>dan loose touch dengan aspirasi rakyatnya sehingga hanya memperoleh 4%
>suara.
>
>Kalau kondisi terjadinya gap ini memang benar, maka hal itu lebih
>merupakan tantangan bagi para intellectual kita itu untuk mampu
>"mendengar", memahami aspirasi dan berkomunikasi dengan rakyatnya
>sendiri, sebab bagaimana mungkin kita mengharapkan rakyatnya yang harus
>mengerti cara berpikir the intellectuals itu.
>
>Mahendra
>
>
>bRidWaN wrote:
>
>> Rekan-Rekan Yth.,
>>
>> Inilah cermin dari orang yang semula mengaku Demokratis.
>> Bercuap-cuap mengatakan: "Semua orang harus lapang dada menerima
>> apapun hasil Pemilu secara ksatria, karena itu adalah kehendak
>> rakyat banyak."
>>
>> Belakangan dikala PDIP meraih suara terbanyak (untuk sementara),
>> banyak orang yang mulai angkat suara, dan memojokan Ketua
>> Partainya : pendiam-lah, bodoh-lah, tidak bijaksana-lah, kurang
>> pengetahuan-lah, pendidikan rendah-lah, dan sebagainya.
>>
>> Padahal diantara mereka banyak yang mengaku Reformis,
>> dan sangat anti status-quo.
>>
>> Malah ada yang berkata, bahwa rakyat kecil tidak banyak
>> yang mengerti akan program PDIP yang tidak jelas itu.
>>
>> Memangnya siapa yang menyuruh rakyat memilih PDIP ?
>> Di-intimidasikah ? Di-paksakah ? Di-ancamkah ?
>>
>> Kelihatanya tidak !
>> Mereka sebagai pemegang kedaulatan nyata-nyata memilih
>> PDIP dengan penuh kesadaran. Mengapa ?
>> Karena PDIP sangat merakyat, sementara Partai lainnya
>> jelas hanya bermain ditingkat menengah keatas.
>>
>> Bukankah PDIP akan merupakan "Partai yang terbesar"
>> dalam kontribusinya dalam suatu Koalisi, didalam rangka
>> menghadang status-quo ? Bayangkan kalau tidak ada PDIP,
>> atau kalu PDIP terpuruk dalam pemungutan suara ?
>> Siapa yang mau menghadang laju status-quo 
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>
>



Re: [b ridwanRe: Mahendra [Re: [PDI-P tidak selalu = Mega]]

1999-06-10 Thread bRidWaN

Maafkan saya Mbak Yuni, saya semalam langsung offline..
Ya, saya berada di Indonesia, tepatnya dikota Jakarta,
the real city..::)

Mengenai program Partai, memang semuanya mempunyai Program,
terutama dalam hal memecahkan masalah Perekonomian.
Hanya (menurut saya), PDIP dalam hal ini KKG lebih
'pas' didalam mempresentasikannya.

Mengenai statement anda ttg kasihan rakyat, mengapa harus
kasihan ? Rakyat telah memilih Partainya sesuai dengan
kehendaknya. Yang agak salah menurut saya, adalah Partai
bagus yang tidak atau belum merakyat. Mungkin masih
sibuk meng-approach golongan menengah keatas.

Ya, anda benar, semoga Pemimpin Nasional mendatang akan
selalu berada dijalan yang lurus.


Salam,
bRidWaN

At 11:25 AM 6/9/99 MST, yuni windarti wrote:
>Wow kita kebetulan lagi sama sama on line ya bung Ridwan anda dari Indonesia
>khan???
>
>Saya kira kalau masalah program semuanya hampir sama kok, apakah ada program
>khusus Mega yang tidak dipunyai partai lain?
>
>Memang semua terserah rakyat, tetapi kaihan rakyat kalau dibodohi terus ya
>khan???
>Kita sekarang ini hanya bisa melihat sepak terjang sang pemimpin nasional
>selanjutnyasemoga berada di jalan yang lurus...
>
>Yuni
>bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Kemenangan (sementara) dari PDIP adalah karena PDIP lebih dapat
>diterima oleh rakyat, lebih merakyat dari yang lain dan dianggap
>akan dapat menyerap aspirasi rakyat.
>Buktinya pilihan banyak ke PDIP sementara ini kan ?
>
>Soal nama besar Mega, mungkin anda ada benarnya, tetapi jika
>orang dibelakang Mega beserta Program2-nya tidak mendukungnya,
>saya kurang yakin kalau PDIP akan meraih suara banyak.
>
>Pertanyaan anda mengenai rakyat tidak memilih AR, itu lebih
>baik diserahkan kepada rakyat yang memilihnya. Hanya kalau
>kita mau menganalisa-nya, tentu akan banyak pendapat pribadi.
>Yang pasti, tentulah ada sebabnya !
>
>Sorry Bung Mahendra, saya keburu ikut me-respons, engga apa kan ?
>
>
>Salam,
>bRidWaN
>
>
>At 10:51 AM 6/9/99 MST, yuni windarti wrote:
>>Karena saya tahu pasti PDIP yang akan memenangkan suara, kehilangan satu
>suara
>>toh tidak akan berpengaruh bagi lainnya.
>>
>>LAgi pula saya tidak bermaksud menghakimi, akan tetapi berpendapat sesuai
>>dengan fakta yang ada. Kalaupun toh nantinya Mega ternyata pemimpin nasional
>>yang jempolan maka pendapat saya salah, dan akan saya akui kesalahan
pendapat
>>saya.
>>Akan tetapi untuk sementara ini fakta fakta yang tidak bisa kita pungkiri
>>bahwa rakyat Indonesia masih cenderung memilih orang orang yang berdasarkan
>>nama besarnya saja, dan saya merasa merupakan kegagalan selanjutnya, mudah
>>mudahan saya salah.
>>
>>Kalau saya mencampur adukkan antara pemilihan presiden dan DPR/MPR, saya
kira
>>tidak karena yang dipilih rakyat Indonesia adalah Mega bukan PDIP, mereka
>>tidak memperdulikan PDIP jika bukan Mega yang memimpin.
>>
>>Mengapa mereka tidak memilih partainya Amien Rais atau lainnya, padahal Amin
>>capable untuk memimpin bangsa.Tidak karena partai lainnya bukan partainya
>>anaknya Sukarno.
>>
>>
>>Sorry bung Mahendra apakah anda dari UNAIR,Fak Hukum???
>>
>>Yuni
>>
>>Mahendra Siregar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>Saya kurang dapat memahami logika berpikir Saudara Yuni dan Donald. Disatu
>>pihak anda
>>bertindak sebagai judge and jury mengenai Pemilu di Indonesia dengan menilai
>>dan menghakimi
>>sistem politik dan pemimpin nasional, di lain pihak you do nothing about it
>>(dengan menjadi
>>golput).
>>
>>Mahendra
>>
>>yuni windarti wrote:
>>
>>> Saya setuju saja kok dengan Bung Donald. Mengenai lemparan kesalahan
kepada
>>> presiden memang saat ini merupakan satu satunya cara, karena seperti yang
>>> sudah saya singgung sebagaian rakyat belum punya wawasan yang cukup
>>bagaimana
>>> cara mengatur negara, termasuk MPR/DPR. Mereka mudah dinina bobokan oleh
>>sang
>>> presiden, satu satunya cara untuk membangunkan mereka ya menghantam
>>> presidennya dulu baru mereka bangun (MPR/DPR).
>>>
>>> Saya juga tidak ikut jadi pemilihngeri he..he..kebetulan dinegeri
>rantau
>>> jadinya aman aman aja jadi golput
>>>
>>> yuni
>>>
>>> Donald Saluling <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>> Did we choose mbak Mega sevagai presiden Indonesia atau PDI-Perjuangan
>>> sebagai wakil kita di MPR-DPR? Saya rasa manusia2 Indonesia sudah
>keseringan
>>> menyalahkan seorang presiden bila ada kesalahan2 atau kebobrokan dalam
>>> negeri. Take a look at yourself, perhatikan itu wakil2 rakyat yang
>selama 30
>>> tahun

Re: [Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]]

1999-06-10 Thread bRidWaN

Wah...diskusi ini kelihatannya agak menjurus kearah
yang lain dari pada inti nya

Saya no comment saja ya...


Salam,
bRidWaN


At 11:49 AM 6/9/99 MST, yuni windarti wrote:
>Saya tidak bermaksud melecehkan anda bung, tentu saja aya akui anda pintar
>apalagi bisa beraksi didepan komputer. Katanya belajar demokrai, selama saya
>hanya menulis apa yang ada dalam benak saya, emosi atau tidak seharusnya anda
>menerima.
>Apalagi sudah banyak fakta tentang Mega, apa yang saya tulis bukannya sekedar
>emosi. Saya punya pengalaman ketika masih di Surabaya, saya menjadi saksi
>orang suruhan Mega membawa surat Mega kepada Gubernur Jawa Timur untuk
meminta
>proyek. Begitu pula di PLN, ada orang orang Mega yang meminta proyek dengan
>alasan untuk kelangsungan partai
>
>yuni
>
>bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>hehehehesaya tadinya saya masuk golongan orang bodoh
>sendirian, ternyata berdua dengan Mas Efron ya:)
>
>Well...well...bagi saya yang lebih penting adalah
>agar Koalisi 3 Partai yang menang mayoritas, dan
>anggota KPU mau menandatangani berita acaranya !
>
>Ingat, bahwa Golkar (beserta Partai besar/kecil lainnya)
>masih berpotensi meraih suara mayoritas.
>
>
>
>Salam,
>bRidWaN
>
>
>At 08:40 AM 6/9/99 +0700, Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:
>>Iyaaapp...emang begitu. Mestinya orang-orang yang ngaku pinter itu berkaca
>>pada para pendukung PDIP. Mereka (pendukung PDIP) satu langkah lebih dewasa
>>ketimbang orang yang ngaku pintar. Buktinya mereka nggak terpengaruh dengan
>>isu agama pada PDIP. Kalo dibilang pendukung PDIP itu bodoh.sangatlah
>>keliru. Contoh nyata adalah saya. Kalo saya bodoh...apa iya bisa saya duduk
>>di depan komputer sambil menulis ini?
>>
>>Efron
>>
>>-Original Message-
>>From:   Mirza Raditya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
>>Sent:   Wednesday, 09 June, 1999 8:33 AM
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject:Re: [Re: Melihat Indonesia di Tangan Mega]
>>
>>wuah sptnya saya juga setuju dgn pendpt bung blucer...
>>yg saya tdk setuju emangnya kalo yg memilih
>>menjadi pendukung PDI-P itu buta politik?!...
>>setau saya didlm PDI-P banyak org2 pintar dlm kancah
>>politikkenapa jadi bil rakyat indonesia masih buta
>>akan politik ngga relevant skali.
>>saya liat ... dr pertama saya liat, tulisan mbak yuni
>>ttg mega ini hanya mengutamakan perasaan emosi...
>>omongan anda tdk ditunjang dgn bukti2 kuat yg bisa men
>>support omongan2 tsb. dimana-mana..kalo menilai
>>sesuatu itu hrs dgn rasio donk...jgn emosi aja...
>>heran jaman reformasi begini masih ada org yg
>>berpikiran spt anda
>>sdh begitu ngaku pendukung golput lagi... setau saya
>>golput itu kan ngga memihak kemana pun... dan dgn
>>begitu..hrsnya...tdk mengatai pilihan org lain...dgn
>>sikap anda yg slalu mengatai dan menhujat mega dan bil
>>pendukung mega itu di jalan yg salah (secara tdk
>>langsung)...wuah..anda lbh baik jgn mengaku golput...
>>
>>
>>--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>> Mbak Yuni yang sok tahu
>>> Ucapan anda yang menuduh bahwa Mega hanya dendam
>>> kepada Pak Harto menambah
>>> kesok-tahuan anda. Kritik anda bukan saja
>>> keterlaluan tetapi sangat subyektif,
>>> sehingga dengan dasar yang sama, saya sebutkan
>>> sekali lagi bahwa anda sangat sok
>>> tahu dengan menyatakan bahwa banyak rakyat yang
>>> masih buta politik.
>>>
>>> Budi Haryanto wrote:
>>>
>>> > Dear Yuni,
>>> >
>>> > Kalaupun memang benar nanti PDI-P yang memenangkan
>>> suara di Pemilu ini,
>>> > selayaknyalah kita bersyukur dan dapat menerimanya
>>> dengan lapang dada.
>>> > Betapapun, ini adalah gambaran dan pilihan bangsa
>>> kita secara keseluruhan.
>>> > Suka atau tidak suka, barangkali lebih baik kita
>>> ambil sikap positif.
>>> >
>>> > Kalaupun nanti Mega jadi presiden dan banyak
>>> pengikutnya menduduki kabinet
>>> > mendatang kita toh masih bisa melakukan kontrol
>>> terhadap hal-hal 'negatif'
>>> > seperti yang anda perkirakan. Beberapa partai
>>> besar akan menempatkan posisi
>>> > sebagai 'oposan' dan kita-kita serta masyarakat
>>> banyak sudah cukup
>>> > berpengalaman dalam berpolitik terutama dalam dua
>>> tahun terakhir ini,
>>> > sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
>>> dilakukan pemerintah baru
>>> > tsb nantinya bisa dikontrol dan diingatkan.
>&g

Re: Mengapa tidak suka melihat keunggulan (sementara) PDI-P ??

1999-06-10 Thread bRidWaN

Saya juga berpikir demikian bung Jaya mengenai PAN.
Saya pikir diluar kita berdua, yang lain tentunya
berpikir sama

Kembali kepada diskusi2 kita bersama sejak tahun lalu,
bukankah kita sepakat untuk memasuki era Reformasi
dengan tenteram melalui Pemilu ini. Bukankah sebelum
Pemilu kita juga mengharap agar Koalisi 3 Partai
dapat memenangkan suara mayoritas ?

Mengenai pendapat anda tentang pendukung PDIP yang gigih
membela PDIP, saya rasa itu juga akan terjadi bila
seseorang yang anda jagokan diserang secara pribadi
oleh orang lain. Misalkan AR ataupun Gus Dur.
Kalau yang diserang adalah programnya, mungkin lain
lagi ceritanya.

Sekali lagi, saya hanya berharap agar status-quo
benar bisa dihadang oleh koalisi 3 Partai. Tanpa koalisi
tersebut, akan sangat berat menghadapi Golkar beserta
Partai Partai pendukungnya.


Salam,
bRidWaN


At 03:28 PM 6/9/99 -0400, FNU Brawijaya wrote:
>O Gitu...ya bagus deh.
>
>Kalo nurut saya memang PDI-P kemungkinan besar tidak terkejar.
>Sementara itu tebakan saya memang PAN tidak akan melebihi perolehan
>PDI-P, cuman memang tidak megira kalo demikian terpuruk di peringkat 5.
>Dalam perkiraan sebelum pemilu, perolehan suara tidak akan berbeda banyak
>dg urutan PDI-P, Golkar, dan PAN, baru PKB dan PPP.
>
>Saat ini baru terkumpul 5% suara. Dengan masuknya suara dari Jatim dan Bali,
>justru suara yang tidak akan bertambah banyak adalah PKB. Mengapa? Karena
>Jatim adalah basis NU (tentu dg asumsi PKU dan PNU ndak laku). PAN punya kans
>tambahan banyak suara bila suara Jateng sudah masuk. Cuma di Jatengpun
>PDIP justru sangat kuat. Suara dari Semarang menunjukkan ada TPS dengan
>perolehan hampir 95% PDIP.
>
>Bali memang sudah diprediksi sebagai basis PDIP. DKI saya rasa milik PDIP dan
>PAN. Sulawesi mungkin PDIP dan Golkar, Maluku PDIP dan Golkar, demikian pula
>dg Irja. Di Sumut kayaknya PDIP menang jauh, disusul Golkar dan PAN. Sumbar
>saya rasa milik PAN juga banyak PKB, baru PDIP.
>
>Yang mbingungi malah Jabar. Dengan jumlah calon pemilih terbesar (dan kursi
>terbanyak), suara dari Jabar sangat menentukan. Yang model Riau, Sumsel,
>semua yg ada di Sumbagsel saya ndak bisa ngira-ngira.
>
>Mengenai MS sendiri, secara pribadi saya bersedih bila MS menjadi presiden.
>Ini tentu saja taste pribadi. Dan tentu saja MS dapat tiba-tiba menjadi
pemimpin
>yang baik. Who knows?
>
>Mengenai koalisi, bila suara sudah banyak saya kok tetap lebih memilih tidak
>usah ada koalisi. Dengan adanya koalisi berarti akan ada kompromi dalam
>pembagian orang-per-orang dalam kabinet atau di pemerintahan daerah.
>Kalo saya boleh milih sih biar aja yang kalah menjadi partai oposisi saja.
>Salah satu agenda terpenting menuju ke arah demokratisasi adalah keberadaan
>partai oposisi, biar terdapat kontrol. Bukannya saya paranoia, tapi kursi
>kekuasaan sangat nyaman. Penyelewengan dapat dilakukan oleh siapa saja.
>Dengan demikian, sistem atau iklim oposisinya dulu yg terbentuk. Di masa
>lalu yg namanya oposisi langsung dianggap musuh. Sudah waktunya keberadaan
>oposisi dikembangkan sebagai partner sekaligus sebagai alat kontrol, bukan
>sebagai musuh lagi. Nah, untuk belajar beroposisi, mungkin komunikasi kita
>di Permias@ dapat dikembangkan.
>
>Terus terang saya melihat rekan-rekan pendukung PDIP demikian gigih membela
>MS dan PDIP, dan mulai menyerang yang tidak sependapat. Ini bukan good sign
>untuk pembentukan iklim oposisi atau demokratisasi. Moga-moga saja kita sama-
>sama belajar. Eh, udah ah, entar dibilang sok arif lagi...hehe
>
>
>'--
>bRidWaN wrote:
>
>> Bung Jaya,
>> Jangan salah paham, bukan teman diPermias@ yang
>> saya maksudkan, melainkan suara diluaran.
>>
>> Apakah menurut anda e-mail saya banyak terkesan
>> sindar-sindir ? Wah, saya terkesan
>> Tapi terima kasih atas perhatiannya terhadap e-mail
>> saya, paling tidak bung Jaya memperhatikannya.:)
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>
>--
>Salam,
>Jaya



Re: Hasil Sementara Pemilu

1999-06-10 Thread bRidWaN

Sama-sama Uda Nas,
Saya juga alhamdulillah belum pernah mengeluarkan
kalimat frontal kepada tokoh agama lain.
Jangan pernah deh, itu engga baik !
Tapi kalau saran atau kritik kepada tokoh agamanya
sendiri, mengapa tidak ?

Salam,
bRidWaN


At 07:47 AM 6/10/99 +0700, Nasrullah Idris wrote:
  >From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
  >Date: Wednesday, June 09, 1999 6:38 PM
  >Subject: Re: Hasil Sementara Pemilu
  >
  >
  >Yang pasti, MUI sudah
  >lebih dulu 'kecebur';.
  >==
>Bung Bridwan 
>Syukur Alhamdulilillah, saya sebagai muslim sekarang tidak pernah
>mengeluarkan kalimat frontal kepada tokoh agama lain.
>Apalagi institusinya.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris



Hasil sementara Pemilu ( Jam 01.10 WIB )

1999-06-10 Thread bRidWaN

Rekan,

Bersama ini adalah hasil sementara Pemungutan Suara
pada jam 01.10 WIB sebagai berikut :


   PDIP 4.956.686
   PKB  2.534.311
   Golkar   2.014.546
   PPP  1.169.635
   PAN822.251
   PBB178.411
   PK 138.355



Salam,
bRidWaN



Hasil sementara Pemilu ( Jam 08.00 WIB )

1999-06-10 Thread bRidWaN

Rekan,

Bersama ini adalah hasil sementara Pemungutan Suara
pada jam 08.00 WIB sebagai berikut :


   PDIP 5.447.405
   PKB  2.828.999
   Golkar   2.264.434
   PPP  1.317.844
   PAN924.302
   PBB200.401


Salam,
bRidWaN



Re: [Re: [b ridwanRe: Mahendra [

1999-06-10 Thread bRidWaN

Saya pikir ini usul yang simpatik, dan begitulah
memang seharusnya. Siapa yang tidak kenal dengan
Faisal Basri ?
Saya pribadi percaya, seandainya PDI, PKB dan
PAN bisa menang dalam Pemilu kali ini, beberapa
tokoh dalam PAN tentunya sangat pas untuk duduk didalam
Kabinet yang baru.

Hanya concern saya adalah, mengapa sampai KKG harus
'berharap' dapat berkoalisi dengan PAN ?
Bukankah sebelumnya telah ada komunike bersama diantara
3 Partai ? Atau KKG melihat adanya perubahan dalam
rencana yang tertuang dalam komunike tersebut ?


Salam,
bRidWaN



At 07:44 AM 6/11/99 +0700, Lutfi M. wrote:
>Wawancara sejumlah TV swasta dg. KKG yg. disiarkan dalam berita Kamis malam
>menyatakan PDI-P berharap dapat berkoalisi dg. PAN karena memang mereka
>mengakui di PAN banyak orang-orang yg. tangguh dan pandai (ini kata KKG
>lho...kalau mau protes silahkan langsung tanya yg. bersangkutan)


>> bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>.
>> Mengenai program Partai, memang semuanya mempunyai Program,
>> terutama dalam hal memecahkan masalah Perekonomian.
>> Hanya (menurut saya), PDIP dalam hal ini KKG lebih
>> 'pas' didalam mempresentasikannya.
>..
>
>Attachment Converted: "c:\eudora\attach\Re [Re [b ridwanRe Mahendra "
>



  1   2   3   4   5   6   >