Re: Undangan.......Re: fundamentalis vs dialogis
Bung Mangunsong, Saya menyambut baik dialog antar umat beragama ini. Sebuah upaya konstruktif dan cocok untuk mempererat persaudaraan kitorang sesama anak bangsa. Membaca e-mail Anda, kelihatannya Anda kesulitan atau belum menemukan figur pembicara dari kalangan Islam. Saya mau kasih usul, bagaimana jika Anda dan Panitia sekalian mengundang Ustadz Syamsi Ali, MA dari New York. Kiprahnya selama ini sudah memperlihatkan kapasitasnya. Yang sempat saya pantau adalah ketika dia bersama pemuka Kristen, Yahudi dll digandeng Presiden Bush ke puing-puing WTC tak lama setelah 11 September. Ustad Syamsi pula , mewakili Islam, melantunkan Quran di Stadion New York di depan pemimpin agama-agama (Bill Clinton, Senator Clinton, Gubernur Pataki menyalami dan memeluk Ustad Syami ketika itu). Ustad Syamsi, bersama pemuka Yahudi, Kristen dll sering dilibatkan NYPD setiap ada kegiatan perdamaian dan kerukunan antar ummat beragama di NY. Bukan hanya di kalangan lintas agama dia populer, di kalangan muslim Amerika beliau juga dikenal baik. Karena itu, Ustad Syamsi layak sampeyan atau Panitia undang. Yang tak kalah penting, Ustad Syamsi adalah orang Indonesia. Banggalah kita sebagai sesama anak bangsa melihat kiprah terpuji beliau di AS ini. Oya, beliau juga berbicara empat bahasa. Silahkan sampeyan atau Panitia kontak langsung ke dia, jika sampeyan atau Panitia berminat mengundangnya. Kirimkan detail acaranya dan undangannya, sekaligus mungkin juga soal tiket transportasi dan akomodasinya. Sampaikan salam takzim saya padanya. Ini alamat e-mail Ustad Syamsi Ali, MA. [EMAIL PROTECTED] OK. Selamat berdiskusi, dan jangan lupa, Lae Mangunsong, hasilnya disampaikan di milis ini. Semoga bangsa Indonesia kian bagus iklim beragamanya, makin toleran dan damai!!! salam, ramadhan pohan # From: Bonar Mangunsong [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Undangan...Re: fundamentalis vs dialogis Date: Fri, 20 Dec 2002 06:19:57 -0800 Sejujurnya, sering kali perkataan atau perbuataan yang ekstrim ini muncul karena minim atau dangkalnya pengetahuan kita akan golongan atau agama lain. Ignorance ini menumbuhkan rasa tidak suka, yang kemudian menjadi kebencian. Semua ini bermula dari kurangnya dialog, hubungan, dan toleransi antar umat beragama. Jadi, cara penanganan efektif untuk hal ini bagaiman!? Well, tidak mudah memang. Dan mungkin perlu waktu, dan kesabaran dari semua pihak. Kita mulai dari diri kita sendiri. Kemudian kita pengaruhi lingkungan kita, semacam domino efek. Untuk mencapai tujuan toleransi yang dilandaskan pengertian dan rasa menghargai agama sesama, saya, Bonar Mangunsong, sebagai salah seorang panitia forum diskusi lintas agama mengundang teman-teman menghadiri acara kami tanggal 12 January 2003. Ini diadakan pada hari minggu jam 5:00 sore, tempatnya di Upland, Southern California. Detailnya akan saya umumkan nanti. Kita sebagai umat beragama yang khususnya dari Indonesia bangga mengakui adanya Allah yang esa, sang pencipta jagad Raya dan bumi ini beserta manusianya. Jika kita mengakui keberadaan Dia, maka seharusnya kita bersatu dan bertoleransi terhadap sesama. Sejarah mungkin telah membuat perbedaan dalam faham masing-masing agama. Tetapi landasan keEsaan Allah tetap satu. Pembicara pertama ialah Pdt Urbanus Aritonang yang akan menerangkan faham kristen mengenai Trinitas. Kedua ialah Bpk Peter Karundeng, seorang kristen yang fahamnya Monotheism, bukan Trinitas. Jika ada sekiranya orang dari Islam (saya sedang berusaha menghubungi banyak orang untuk ini) atau dari Kristen lain, sudi atau rela memberikan risalah akan kedua topic diatas ataupun mengenai keAllah-an lainnya, saya sangat berterima kasih. Silahkan hubungi saya. Saya mengundang teman-teman mahasiswa/i di Amerika, khususnya di Southern California untuk menghadiri forum diskusi ini. Perlu diingat tujuan kami ialah untuk membiasakan kita mengenal satu sama lain, agar dapat lebih jelas lagi kita menghargai faham sesama umat beragama. Bawalah pikiran-pikiran yang ingin tahu dan ingin belajar. Kita dapat bawa pulang kerumah semua masukan untuk diolah masing-masing. Terima kasih kepada Tuhan untuk kesempatannya memulai program dialog terbuka ini, demi keharmonisan umat beragama. Salam hangat, Bonar Mangunsong. [EMAIL PROTECTED] (909) 648-9156 --- Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mari kita cerna, dan ambil pelajaran yg bisa dipetik. Jangan gara-gara-gara segelintir kecil pelaku kekerasan maka dari sebuah pemeluk agama tertentu lalu menggenaralisir nya menjadi seluruh pemeluknya. Apalagi, menteror dan menistakan agama tertentu itu sendiri. Kita sering cemas terhadap Pendeta Pat, Pendeta Jerry Falwell, dan Pendeta Graham yg terus-terusan bilang Islam agama setan, agama teroris, dan agama pembunuh dsb. Tapi, tak satu pun tokoh moderat dari agama mereka itu menolak Pat, Falwell dan Graham. Ada apa ini? Tengok kutipan di bawah, sesuatu yg dari dulu
Perdamaian Aceh/Nobel dan Indonesia
Salam! Saya sepakat sekali dengan para analis di milis-milis yang memuji dan mensyukuri penekenan Peace Agreement Pemerintah RI dan pemimpin GAM di Jenewa, 9 Desember kemarin. Para pemimpin TNI sekarang yang profesional perlu dipuji pula. Kita memang harus mendorong supaya setiap konflik harus diselesaikan dan bermuara pada pendekatan perdamaian. Perang dan kekerasan senjata bukanlah sesuatu yang tak bisa dielakkan. Pujian Presiden Bush (dalam teks di bawah) terhadap pemerintah Megawati, menguatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di tanah air senantiasa mendapat perhatian saksama dari internasional. Saya pikir inilah moment yang tepat bagi bangsa Indonesia memperoleh kehormatan tertinggi dalam bidang perdamaian. Dalam hal ini wajar sekali jika Presiden Megawati mendapat penghargaan Nobel Perdamaian, sama seperti halnya diperoleh Presiden Korsel Kim Dae Jung lalu. Panitia Nobel Perdamaian tentu mempunyai pertimbangan khusus tatkala menentukan nominasi peraih Nobel Perdamaian itu. Namun, jika kita jujur dan menilai secara dingin, apa yang dilakukan Presiden Korsel sebelumnya sama derajatnya dengan yang dilakukan Presiden RI mengutamakan perdamaian dibandingkan kekerasan. Bahkan dalam track record pribadi, Megawati justeru memiliki daftar yang lebih panjang plus reputasi dalam konteks perdamaian dibandingkan Kim Dae Jung. Ada beberapa pembuktian. Dalam menghadapi tekanan Regim Soeharto, Peristiwa Juli 1996, tidak balas dendam pada Soeharto dan bekas mesin-mesin politik kekuasaan lama yang pernah menggusur Mega dan massa pendukungnya; partainya menang pemilu tapi kalah pemilihan presiden 1999 namun menerimanya secara sportif sekaligus mencegah puluhan juta pendukungnya tidak merusak stabilitas; netralitas dalam konflik agama dan etnis di Maluku mengutamakan rekonsiliasi dibandingkan penyelesaian kekerasan (Kesepakatan Malino); menyikapi Peristiwa 11 September WTC-Pentagon sebagai salah satu pemimpin dunia pertama yg menyatakan anti teror dengan mengunjungi AS. Karena saya bukan pengamat Mega, silahkan diteruskan saja daftarnya. Intinya, ada daftar panjang pidato dan perbuatan Megawati yang layak mendapat apresiasi tinggi dalam konteks perdamaian Indonesia dan Dunia. 1. Saya pikir bagus sekali jika ada LSM perdamaian , apakah dari Indonesia atau internasional atau dua-duanya, mengampanyekan nominasi Megawati untuk Nobel Perdamaian itu. Para diplomat dan Deplu RI bisa memberi kontribusi pula, tanpa terjerat diplomasi murahan tentunya. 2. Ini kesempatan Indonesia meraih nobel, Nobel Perdamaian, disamping meneruskan upaya selama ini bagi Pramoedya Ananta Toer untuk Nobel Sastra. 3. Jika Nobel Perdamaian ini bisa diraih bangsa Indonesia, kita pun bisa berharap yang sama supaya gerakan separatisme dan konflik Papua juga berproses dan berakhir dengan Perdamaian. Begitu pula dengan konflik-konflik lain dan upaya perdamaian lain yang bisa diteruskan dan menjadi patokan kunci di seluruh wilayah NKRI, Asean dan Pasifik Selatan. Kita berharap apresiasi dan kampanye perdamaian sekaligus penolakan kekerasan tetap mendapat tempat terhormat dalam setiap pergulatan kehidupan manusia. Universalisme. 4. Megawati sendiri sempat tidak popular gara-gara meng-endorse pencalonan Gubernur DKI lalu yang dituduh terlibat Peristiwa Juli. Begitu juga soal isu TKI di Nunukan dan isu Jaksa Agung Rahman di mana Megawati banyak dikritik. Begitu juga konteks pemilu presiden 2004, yakni kekuatiran jika nominasi ataupun pemilihan Megawati untuk Nobel Perdamaian ini menjadi modal kampanye pencalonannya. Tapi, semua isu ini mestinya jangan menciptakan ketidakrelaan para oposan Megawati dalam konteks Nobel ini. Kita harus berpikir luas, untuk kepentingan dan kehormatan bangsa. Keberhasilan Mega harus dibaca sebagai reputasi anak bangsa. Saya pikir isu Nobel ini perlu diwacanakan dan dikampanyekan. Menurut Anda? Salam dari jauh. ramadhan pohan washington, dc ## Office of the Press Secretary December 9, 2002 Statement by the President I congratulate the Government of Indonesia and the Leadership of the Free Aceh Movement on the peace agreement signed on December 9th. The United States strongly supports this courageous effort to end a conflict that has cost thousands of innocent lives in Aceh and torn at the fabric of Indonesia for almost three decades. I commend President Megawati and the people of Aceh for choosing the path of reconciliation over the path of violence. I applaud the determined efforts of the Henri Dunant Center which made this agreement possible. The United States strongly supports the agreement's monitoring mechanisms, which will ensure that both sides follow through on their commitments. We welcome decisions by the Governments of Thailand and the Philippines to deploy monitors in support of that mission. To reinforce the peace, the United States will work closely with Japan, Australia, and Indonesia's other partners in the coming months to provide humanitarian and reconstruction
fundamentalis vs dialogis
Mari kita cerna, dan ambil pelajaran yg bisa dipetik. Jangan gara-gara-gara segelintir kecil pelaku kekerasan maka dari sebuah pemeluk agama tertentu lalu menggenaralisir nya menjadi seluruh pemeluknya. Apalagi, menteror dan menistakan agama tertentu itu sendiri. Kita sering cemas terhadap Pendeta Pat, Pendeta Jerry Falwell, dan Pendeta Graham yg terus-terusan bilang Islam agama setan, agama teroris, dan agama pembunuh dsb. Tapi, tak satu pun tokoh moderat dari agama mereka itu menolak Pat, Falwell dan Graham. Ada apa ini? Tengok kutipan di bawah, sesuatu yg dari dulu diminta mereka yg suka dialog, tapi tak pernah digubris. Yang satu minta dialog, yang satunya lagi lebih memilih kampanye pers dan statemen untuk menistakan agama lain. Pat sangat terkenal di AS karena pengikutnya sangat banyak. Juga selalu menjadi kutipan penting bagi media mainstream di AS. Kita menyadari fundamentalisme itu subur di mana-mana, Islam, Kristen, Hindu, dan lainnya. Di Indonesia, fundamentalisme memang belum separah di Amerika. Tapi kita harus waspada. Siapa tahu ada yg mau meniru-niru Pat. Abu Bakar Basyir adalah tokoh garis keras, yang mutlak kita tolak. Pernyataan anti-Barat, anti-Amerika, dan obral kalimat kafir ini-itu Ba'asyir wajib kita kutuk. Jadi dalam hal-hal tertentu, Pendeta Pat dan Ustad Ba'asyir ini sama mengerikannya, sama-sama demen permusuhan manusia. Sama-sama pakai agama jadi tunggangan pembenciannya. Maka Anda masing-masing lah menertibkan fundamentalis di masing-masing agama itu. Percaya lah, paham-paham ekstrem itu tak ada bagus-bagusnya. Mari kita sapu bersama ekstremisme, fundamentalisme, phobia, provokator di kalangan kita sendiri. Semakin sedikit orang Indonesia yang demikian maka makin bagus lah prospek kebangsaan kita. Ayo, kita mainkan!!! salam, ramadhan pohan ## Open letter to Rev. Pat Robertson Date: November 28, 2002 Rev. Pat Robertson The Christian Broadcasting Network Virginia Beach, VA, USA Rev. Pat Robertson, On November 26, 2002 you gave an interview to Martin Savidge of CNN. Your interview proves that you certainly need help. I am sure you realize that telling a lie is a sin in Christianity. In your interview you tried to misguide and misinform people by making wrong remarks about Jihad and peaceful nature of Islam. Just reading the translation of Qur'an and quoting it's verses out of context is a big dishonesty and immoral. Without going into details I would like to ask you the following questions. I am sure you know the answers of these questions. These facts are in the history books written by Christian authors. Who killed thousands of aboriginal people in North America and Australia in order to occupy their lands and properties? Who killed millions of South Americans? Who killed millions of human beings in World War I? Who killed 6 million Jews during World War II? Who killed 2 million Polish Christians in World War II? Who killed 6 million Chinese during the invasion of China? Who killed 2 million Cambodian during the civil war? Who killed more than 2 million Filipinos during invasion of Philippines? Who killed more than half million Tibetans during the last 6 decades? Who killed more than 2 million Vietnamese during the Vietnam War? Who dropped chemical and biological bombs on Vietnam? Who dropped nuclear bombs on Japan and killed thousands of people in Hiroshima and Nagasaki? Who killed more than 2 million African Christians in Rwanda, Sierra Leone, Burundi and Congo within the last two decades? Who made more than 9.5 million human beings refugees in Africa? Who is killing and confiscating lands from White farmers in Zimbabwe? Who invented the nuclear, biological and chemical bombs? Who sells the most sophisticated bombs and the best killing machines to the world? Who killed hundreds of blacks in America and did not consider them as human beings until 1960s. Who are White Supremacists? Who did not consider women as persons until 1940s? I am purposely not asking you about the killings of millions of Muslims in Bosnia, Kossovo, Chechnya, Kashmir, Palestine, Russian Federation, Iraq, Afghanistan, China, India, etc. Can you please prove that the most of the above holocaust and genocide of human race were not caused by the people who claimed to be Christians? Non-Muslims also created the other genocide? If you are interested I can send you a longer list of all the holocausts and genocide caused by the people who were not Muslims. Rev. Robertson, I propose that you and I have a dialogue. You should bring a list of all the killings carried out by the Muslims throughout the history and I will bring a list of all the killings caused by the non-Muslims. And let us compare the both lists. I am confident that I can prove that the killings carried out by the Muslims are negligible compared to the killings carried out by Christians and other non-Muslims. On behalf of Islamic Supreme Council of Canada (ISCC), I would like to invite you to visit Canada and we will arrange
Re: cerita dari tanah air
Biasa lah, susun kekuatan.Hehehe. rp From: YY Alim [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: cerita dari tanah air Date: Mon, 11 Nov 2002 14:44:49 -0500 Bung Pohan, UPC ini pada tahun sebelumnya rajin sekali mengirim kabar ke Permias. Sepertinya tahun ini sepi. Apakah hal ini juga cerminan dari sepak terjang NGOs di Indonesia, sekarang sepi... mungkin pada sibuk di partainya masing-masing. YY Alim At 09:26 AM 11/9/02 -0500, you wrote: Subject: permohonan bantuan Ibu/Bapak/Saudara yang kami hormati, Urban Poor Consortium (UPC) adalah sebuah lembaga non profit yang salah _ Protect your PC - get McAfee.com VirusScan Online http://clinic.mcafee.com/clinic/ibuy/campaign.asp?cid=3963
cerita dari tanah air
Subject: permohonan bantuan Ibu/Bapak/Saudara yang kami hormati, Urban Poor Consortium (UPC) adalah sebuah lembaga non profit yang salah satu kegiatannya mendampingi komunitas miskin di Jakarta dan sekitarnya. Fokus pendampingan yang dilakukan adalah agar komunitas-komunitas yang didampingi dapat memecahkan masalah kemiskinan dan marjinalisasi yang mereka hadapi. Salah satu bentuk fasilitasi yang diberikan adalah membuka kontak dengan berbagai pihak yang diharapkan dapat mendukung kegiatan komunitas. Dalam rangka menyambut bulan Puasa serta hari Raya Idul Fitri tahun ini kami akan menyelenggarakan pasar murah di kampung-kampung dampingan kami di 5 wilayah Jakarta. Kegiatan ini akan dilakukan pada tanggal 17 November 2002. Pasar Murah diselenggarakan untuk meringankan beban penduduk yang tinggal di lingkungan-lingkungan tinggal kumuh yang sempit, sering kebanjiran, rata-rata mayoritas penduduknya buruh pabrik dan industri rumahan, pekerja di sektor informal dengan penghasilan rendah. Dana yang diperoleh dari hasil pasar murah ini akan dikelola oleh tim Jaringan kampung sebagai modal bersama yang akan digunakan untuk mendanai kegiatan di masing-masing kampung. Besar harapan kami Ibu/Bapak dapat memberikan bantuan demi terselenggarakannya acara tersebut. Bantuan yang diharapkan berupa pakaian bekas yang masih layak pakai. Untuk informasi lebih lengkap dapat menghubungi Budi Santoso dikantor UPC. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Salam, Wardah Hafidz Koordinator -- Urban Poor Consortium - Konsorsium Kemiskinan Kota Billy Moon Blok H-I/7 Jakarta 13450, Phone: 62 - 21 - 8642915,86902407 Fax: 62.21.86902408; Urban Poor Website: http://www.urbanpoor.or.id/ http://welcome.to/urbanpoor/ Kota Untuk Semua Website: http://www.urbanpoor.or.id/kota/ Ruwatan Bumi Website: http://www.geocities.com/ruwatanbumi/ Poetry Box Website: http://move.to/poetrybox or http://kiss.to/poetrybox _ Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail
teroris dari jombang (?)
Ini ada berita Gus Dur, soal serius namun digarap santai. Jika ia lagi mood begini, tak ada yg mampu menandingi Gus Dur. Saya sangat terhibur dengan joke dan gaya ceplas-ceplos Gus Dur. Walau bisa jadi, joke Gus Dur itu, malah bikin Ba'syir mesem-mesem. ramadhan pohan # Gus Dur: Tak Mau Diperiksa, Berarti Baasyir Benar Teroris Reporter : Suwarjono []detikcom - Jakarta, Sudah rindu dengan ucapan blak-blakan Gus Dur? Ini ada yang baru. Dia bilang, pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Baasyir harus mau diperiksa polisi. Jika tidak mau, berarti benar kalau Baasyir itu seorang teroris. Baasyir harus koperatif. Kalau dia menolak diperiksa, bisa diartikan dia terlibat teroris. Makanya dia harus hati-hati. Kalau dia menolak polisi, ya dia tolak saja negara ini sekalian, ujar mantan presiden ini dengan ketus. Menurut Gus Dur, ada satu hal yang harus diketahui oleh Baasyir. Yakni, negara Indonesia adalah negara yang sudah sah. Sehingga, negara bisa melakukan apa saja terhadap Baasyir sesuai hukum yang berlaku. Saya menduga Baasyir pasti mendapat nasihat-nasihat yang tidak benar. Nah untuk itu, Baasyir harus mau diperiksa. Sebab ini untuk membuktikan dia bersalah atau tidak berdasarkan keterangannya, katanya. Hal ini disampaikan Gus Dur kepada detikcom usai menjadi keynote speaker dalam forum diskusi ahli jelang Ramadhan Islam and or Indonesia under Attack yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Depok di Pusat Studi Jepang UI Depok, Selasa (5/11/2002). Kalau tak mau jawab, berarti dia itu kesimpulannya ya teroris. Jadi harusnya Baasyir menjawab, ujarnya lagi. Kenapa begitu kesimpulannya? Ya itu berdasarkan laporan intelijen lima negara yakni Amerika, Indonesia, Filipina, Singapura dan Malaysia. Saya berdasarkan laporan itu, tukasnya. Benar atau tidaknya laporan tersebut, lanjut Gus Dur, merupakan keharusan bagi polisi untuk meneliti dan membuktikannya. Karena laporan itu bisa benar, bisa tidak. Dia pun meminta kepada polisi untuk bersikap jujur dalam mengungkap kasus tersebut. Jadi kalau Baasyir diam saja, itu kan nggak mau mengakui adanya pihak keamanan. Kalau tidak mengakui pihak keamanan, berarti tidak mengakui negara. Terus dia tinggal di mana? Dia kan dari Jombang, saya juga dari Jombang, tandas Gus Dur dengan nada sengit. Lho, hubungannya? (sss) http://www.detik.com/peristiwa/2002/11/05/20021105-111412.shtml _ Unlimited Internet access for only $21.95/month. Try MSN! http://resourcecenter.msn.com/access/plans/2monthsfree.asp
Fwd: [kbriwatch] Undangan Terbuka: Sarasehan KBRI Watch
Menarik! Semoga saja sarasehan ini membawa pencerahan bagi birokrat, calon birokrat atau pengamat birokrat dan masyarakat lainnya. Temanya juga kelihatan lumayan aktual, apalagi dikaitkan soal gonjang-ganjing persuapan di tanah air belakangan ini. Semoga birokrat di luar negeri tidak terimbas arus. Bagi yg jauh dari Ibukota, mungkin bagus jika sekali waktu ramai-ramai main ke DC:-) Majulah Merah-Putih! rap # From: KBRI Watch [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Subject: [kbriwatch] Undangan Terbuka: Sarasehan KBRI Watch Date: Wed, 9 Oct 2002 14:50:01 -0700 (PDT) UNDANGAN TERBUKA SARASEHAN KBRI WATCH Topik Sarasehan: Menciptakan Clean Government: Peran Birokrat dan WNI di Luar Negeri Senin, 14 Oktober 2002 jam 5-8 sore di KBRI Washington DC Salam! Seiring dengan keterbukaan yang terus berlangsung dalam penyelenggaraan pemerintahan di tanah air - masyarakat umum juga makin memiliki harapan untuk melihat adanya perbaikan secara struktural dalam sistem pemerintahan, khususnya dalam penciptaan pemerintahan yang bersih (clean government dan good governance). Di lain pihak, kita harus merenungkan kenyataan pahit yang harus dialami bangsa karena masih terus berlangsungnya praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Perenungan ini dimaksudkan selain untuk mencari masukan mengenai peran yang bisa dilakukan oleh warga negara Indonesia di luar negeri supaya berpartisipasi aktif dalam pemberantasan korupsi, juga sekaligus untuk mengasah komitmen kita semua dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dari sarasehan ini kita berharap bisa mendapatkan gambaran umum mengenai seberapa parah korupsi masih berlangsung dalam pemerintahan; bagaimana membatasi peluang korupsi -- khususnya pada perwakilan Indonesia di luar negeri yang telah menyerap banyak dana dan devisa negara; serta apa yang bisa dilakukan oleh warga negara Indonesia di luar negeri untuk membantu mengatasi persoalan bangsa ini. Untuk maksud ini, KBRI Watch mengundang Bapak/Ibu/Saudara mengikuti sarasehan yang bertema Menciptakan Clean Government: Peran Birokrat dan WNI di Luar Negeri. Acara sarasehan ini akan dilaksanakan pada: Hari : Senin, 14 Oktober 2002 Waktu : Pukul 5 8 sore Pembicara : 1. Dr. Nasir Tamara, Wartawan dan Penulis Buku: Mencuri Uang Rakyat 2. Dr. Mappa Nasrun (Atdikbud KBRI Washington) 3. Buni Yani (Deklarator KBRI Watch) Moderator: Agung Bayu Waluyo (Deklarator KBRI Watch) Tempat : Ruang Mutimedia-KBRI Washington, DC Sebagai bagian dari usaha untuk mendorong semangat kebersamaan dan kesetaraan, sarasehan akan dilangsungkan dalam format curah pendapat dengan moderator dari KBRI Watch. Para hadirin sangat diharapkan untuk menyampaikan pendapat dan gagasan-gagasannya. Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian Ibu/Bapak/Saudara kami ucapkan terima kasih. Pemberitahuan ini juga sekaligus dimaksudkan sebagai undangan terbuka kepada masyarakat Indonesia di Amerika Serikat untuk mengikuti acara sarasehan ini. Tertanda, Malina Eppley Juru Bicara KBRI Watch PO Box 4264, Manassas, VA 20108, USA E-mail: [EMAIL PROTECTED] Fax: +1(425)675-0563 www.kbriwatch.org - Do you Yahoo!? Faith Hill - Exclusive Performances, Videos, more faith.yahoo.com _ MSN Photos is the easiest way to share and print your photos: http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx
Fwd: Press release dan Launching www.kbriwatch.org
Ada berita menarik. Sayangnya saya masih di New York dan tengah dijubeli banyak berita-tugas, karenanya tak salah jika ini saya FWD saja dulu. rap From: KBRI Watch [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Press release dan Launching www.kbriwatch.org Date: Wed, 11 Sep 2002 23:20:49 -0700 (PDT) Press Release KBRIWatch Washington, DC: 11 September 2002 Pada hari Selasa, tanggal 6 Agustus 2002, KBRIWatch telah mengadakan pertemuan dengan Dubes Soemadi D.M. Brotodiningrat bertempat di Wisma Indonesia. Pihak KBRIWatch diwakili oleh 15 deklarator dan Dubes Soemadi Brotodiningrat didampingi oleh beberapa staf. Pertemuan ini adalah atas inisiatif KBRIWatch untuk memperkenalkan diri serta menjelaskan secara garis besar maksud dan tujuan pendirian KBRI Watch, terutama hal-hal yang berkaitan dengan deklarasi pembentukan KBRIWatch. Secara garis besar KBRIWatch menjelaskan bahwa pendirian KBRIWatch sebagai gerakan moral dalam upaya pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi, merupakan salah satu wujud perhatian dan pengabdian para deklarator dan anggota masyarakat untuk turut berpartisipasi meningkatkan transparansi gerak roda perwakilan pemerintah RI di luar negeri. KBRIWatch mengemukakan bahwa modal sosial yang terdapat di daerah sekitar Washington, D.C. seperti kokohnya masyarakat madani, banyaknya mahasiswa serta lokasinya yang strategis merupakan modal yang sangat kuat untuk dapat mewujudkan kemitraan dalam pencegahan penyalahgunaan anggaran terutama di masa-masa mendatang. KBRIWatch juga telah menegaskan bahwa pembentukan KBRIWatch yang antara lain didorong pula oleh suasana keterbukaan yang dikembangkan oleh Dubes Soemadi Brotodiningrat selama ini, tidak hanya akan mencakup KBRI Washington, D.C. saja, melainkan juga terhadap semua Perwakilan Pemerintah RI di Amerika Serikat. Adanya suasana keterbukaan telah mendorong meningkatnya masukan serta pengaduan masyarakat yang tentunya masih perlu dikonfirmasikan dan diklarifikasikan kepada pihak-pihak yang terkait, mengingat KBRIWatch menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Mempertimbangkan hal tersebut, maka para deklarator KBRIWatch sepakat untuk secara berkala mengadakan komunikasi langsung, baik secara tatap muka maupun secara tertulis dengan KBRI Washington, D.C., maupun Perwakilan RI lain di Amerika Serikat. Untuk hal-hal (informasi/laporan ataupun pengaduan dari masyarakat) yang berkaitan dengan KBRI Washington, D.C., akan diklarifikasikan (diminta penjelasan) kepada Dubes Soemadi atau melalui beberapa staff yang telah ditunjuk pada acara pertemuan tanggal 6 Agustus. Pola komunikasi di atas akan segera diwujudkan setelah KBRIWatch menetapkan sistem, masukan (input), dan pengaduan masyarakat kepada pihak KBRI Washington, DC. Dalam melakukan klarifikasi serta komunikasi kepada KBRI Washington, DC dan Perwakilan Pemerintah RI di AS lainnya, KBRIWatch akan mengirimkan surat resmi, dengan kop surat resmi KBRIWatch yang ditandatangani oleh Jurubicara KBRIWatch. Berbagai saran, laporan, informasi, dan pengaduan masyarakat secara langsung akan ditampung melalui website KBRIWatch yang secara resmi mulai beroperasi dengan dikeluarkannya press release KBRIWatch ini. Di samping menerima pengaduan secara rahasia, website KBRIWatch antara lain juga akan menampilkan beberapa hal seperti berita terkait dengan KBRIWatch, berita tentang korupsi atau penyalahgunaan anggaran, serta berita-berita perkembangan terakhir. Alamat resmi website KBRIWatch adalah: www.kbriwatch.org Deklarator KBRIWatch menghargai sambutan positif pihak KBRI Washington, D.C. terhadap prakarsa pendirian kelompok KBRIWatch. Sambutan positif dari pihak KBRI Washington, DC untuk mewujudkan kemitraan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi diharapkan dapat menjadi contoh yang baik bagi perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri lainnya. Demikian Press Release KBRIWatch. Washington, DC 11 September 2002 Jubir KBRIWatch: Malina Eppley Alamat resmi KBRIWatch Website: www.kbriwatch.org e-mail: [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] Surat: PO Box 4264 Manassas, VA 20108 Fax: (425) 675-0563 - Do you Yahoo!? Yahoo! News - Today's headlines _ Join the worlds largest e-mail service with MSN Hotmail. http://www.hotmail.com
Re: Deklarasi KBRI Watch di Washington, DC
Membaca deklarasi KBRI Watch dari Washington DC ini, kita patut berharap agar yang dicita-citakan bisa tercapai. Sikap tegas, rendah hati tanpa purbasangka, mengormati azas praduga tak bersalah, ketulusan bermitra dengan Perwakilan RI dll-- seperti diungkap Deklarasi ini-- cukup bijak. Kepada Lina dkk, salam semoga sukses! Dikala patriotisme dan nasionalisme kita makin kering gara-gara dihantam pelbagai krisis, hanya ada satu ungkapan: Maju terus pantang mundur! ramadhan pohan # From: KBRI Watch [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Deklarasi KBRI Watch di Washington, DC Date: Mon, 22 Jul 2002 20:33:29 -0700 (PDT) Kepada Yth. Redaksi Media Massa di Indonesia/Amerika Serikat: (Tembusan Yth. Perwakilan RI di Amerika Serikat) Bersama ini kami kirimkan deklarasi pembentukan KBRI Watch yang berkedudukan di Washington, DC. Deklarasi ini adalah bentuk keprihatinan kami sebagai anak bangsa dan sumbangsih kecil kami yang berada di Amerika Serikat (khususnya di Washington DC area) dalam rangka berpartisipasi aktif melaksanakan agenda reformasi, khususnya dalam pemantauan/pengawasan dan pencegahan tindak pidana korupsi dalam ruang lingkup perwakilan pemerintah Indonesia di Amerika Serikat. Pendirian KBRI Watch - Washington DC ini juga dimaksudkan untuk menjadi mitra pemerintah (melalui KBRI dan perwakilan pemerintah di AS) dan seluruh rakyat Indonesia yang mengidamkan terbentuknya birokrasi pemerintah yang bersih dan berwibawa, dalam mewujudkan clean government dan good governance dalam masyarakat dan penyelenggara negara Indonesia. Dengan segala kerendahan hati, dan segala hormat bagi semua pihak, kami mohon dukungan dan kerjasamanya agar gerakan moral KBRI Watch ini dapat berjalan dengan efektif dalam menjalankan misi dan mewujudkan tujuan pencegahan/pemberantasan korupsi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan bimbingan dan petunjuk-NYA. Amien. Hormat kami, a.n. KBRI Watch di Washington, DC Malina Eppley (Jurubicara/Contact person) = Deklarasi Pendirian KBRI WATCH Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang saat ini sedang bermukim, bekerja, atau belajar di luar negeri yang mempunyai keinginan kuat untuk ikut menyumbangkan pemikiran maupun berpartisipasi aktif dalam mendukung pelaksanaan agenda reformasi di tanah air kami masyarakat Indonesia yang berada di Washington, D.C. dan sekitarnya, dengan dasar pertimbangan hal-hal sebagai berikut: Dilandasi oleh keprihatinan yang mendalam bahwa tindak pidana korupsi di Indonesia adalah penyakit kronis yang sudah berurat-berakar dan menjalar di segala lapisan masyarakat, baik dalam birokrasi pemerintah, kalangan swasta, maupun masyarakat umum, oleh karena itu partisipasi bersama-sama seluruh pihak dalam pemberantasan korupsi adalah mutlak diperlukan, dan oleh karena itu tidak mungkin permasalahan korupsi hanya ditangani/diselesaikan oleh Pemerintah baik oleh pihak eksekutif, legislatif, maupun yudikatif tanpa melibatkan partisipasi masyarakat. Mengingat bahwa korupsi memperlemah perwujudan penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi yang bersih dan berwibawa (clean government dan good governance), mendistorsi kebijakan publik secara mendasar, mendorong penyalah-alokasian sumbershy;daya, membahayakan pengembangan sektor swasta, dan khususnya merugikan kepentingan masyarakat umum/rakyat banyak. Sebagai masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, yang bebas dari kepentingan politik aliran tertentu, kami masyarakat Indonesia di Washington D.C. area merasa mempunyai kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam segenap upaya pemantauan, pemberantasan, dan pencegahan tindak pidana korupsi (baca: penyalah-gunaan anggaran/aset-aset milik bersama seluruh rakyat Indonesia) yang sedang atau akan terjadi di luar negeri, khususnya dalam birokrasi perwakilan pemerintah Indonesia di Amerika Serikat, baik dalam lingkup KBRI Washington, D.C. maupun perwakilan pemerintah Indonesia lainnya di seluruh Amerika Serikat. Menurut pemantauan kami, perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat -- yang didanai dengan devisa negara dalam bentuk dollar -- selama ini kurang mendapat perhatian dan kontrol/pengawasan yang cukup dalam agenda pemberantasan dan pencegahan korupsi/penyalahgunaan anggaran negara, mengingat lokasinya yang berada jauh dari pusat pemerintahan, maupun pemantauan dan pengawasan dari mass media, kelompok masyarakat, dan organisasi non-pemerintah lainnya. Mempertimbangkan Amanat Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Undang-Undang Dasar 1945 beserta perubahannya; serta Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesia (Tap MPR-RI) Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarashy;kat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dengan
Re: [sip2k] Jumpa Penyu...;)
Lae Dharma, Konsistensi sampeyan ngurus penyu, salut lah kite. Penyu lebih tulus, polos, tak punya pretensi, ambisi, politisasi ala manusia:-) Jadi, daripada ngurusin manusia, pilihan mengurus penyu terasa pas. Lebih tepat event di Florida diganti: Jumpa para jubir penyu dan fans:-) Waktu di Orlando kemarin, aku berpikir kayaknya harus melihat penyu ente. Pengen ngeliat, bagaimana kau telaten menjaga jangan sampai telur-telur penyu itu miring dan tidak ger-ot. Pasti dibutuhkan kesabaran, ketekunan, ketelitian, kemengertian hehehhe. Gue pengen belajar dah... Salam kami buat Bu Sek Permias:-) rap telurnya From: [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Subject: [sip2k] Jumpa Penyu...;) Date: Thu, 7 Mar 2002 11:39:15 -0500 (EST) Salam PERMIAS, Hmm, udah lama nggak cerita mengenai penyu dan mudah2an tulisan kali ini tidak bikin bosen mas Anto Mohsin...;)) Well, kalau tidak salah, beberapa waktu yang lalu, mas Tino nanya banyak sekali mengenai penyu (udah kayak dosen penguji loe, 'no!) dan berhubung nich tangan agak males ngetik..hehehe..jadi saya menawarkan..silahkan datang ke Miami dah, karena kemungkinan besar akan ada Jumpa Para Penyu disana..;) Maksuke, awal bulan April ini, kota Miami akan kedatangan para penyu se dunia, dan kebetulan sekali, ada peserta dari Indonesia, cewek lagi (Budi: Nach ini dia yang disukai sama si Dharma..hehehe...), dan asyiknya, doi termasuk pakar di bidang per-penyu-an...(Tino: sengaja dicocok-cocokin ya, lae). Nach dengar2 dari 'orang dalem', PERMIAS South Florida juga ndak mau kalah tuch sama Diskusi Ilmiahnya Anak2 LA (dasar, mas Tino dech!), so, atas usul Bu Sek nya PERMIAS South Florida, bagaimana kalau tuch cewek dipertemukan saja sama bang Dharma (Budi: Udah gue duga, doi emang udah kebelet tuch..hahaha..), khan asyik, yang satu cerita tentang penyu di Indonesia dan yang satunya lagi cerita tentang penyu pake bikini di South Florida...;) (Firdaus Ali: Hmm, dari Miami kita melangkah ke Laut nich...hehehe...). So, singkat cerita, kalau tidak ada aral melintang, PERMIAS South Florida pengen bikin acara Jumpa Penyu dan yang pasti, obrolannya gaya anak pantai aseli dech, jadi ndak pake laptop yang gambarnya muncul di dinding tuch (apa sich namanya nich?)..hehehe...;)) [catatan: foto2 yang akan dipajang di milis terpaksa harus kita sensor dulu due to minimnya pakaian para tamu, terutama pembawa makalahnya sendiri..hehehe..tarzan habis, bo']. Khusus buat bang Ramadhan Pohan, yang pasti sich, Jumpa Penyu tidak menyediakan tempat duduk di depan buat anda..hehehe..apalagi, saya yakin, meliput penyu tidak semenarik meliput mbak Madonna...;) [Dharma: Awas kau lae kalau tidak meliput acara ini, kutiup habis kau macam angin Simarjarunjung deket kedai Lapo Tuak Brastagi!!]. Oki doki, yang datang tidak perlu pake gelar PhD, Master atawa Bachelor, karena yang bicara sudah cukup kondang ilmunya di bidang per-penyu-an..;)) salam hangat dari pantai selatan florida, Dharma The Turtle Man Datubara ps: tempat, waktu acara dan hadiah buat para peserta menyusul, mengingat saya sendiri baru bangun dari mimpi...hahahaha...;)) [Pohan: aku janji lae, jatah berita pemalsuan ktp akan ku ganti dengan nasib si penyu]. _ Chat with friends online, try MSN Messenger: http://messenger.msn.com
ICMI dukung abolisi soeharto
Salam! Coba simak berita di bawah. Emang sih masih wacana. Pesan saya sama Prez Mega, Soeharto jangan diberi abolisi. Kita pahami itu wujud keperdulian kemanusiaan, walau dulu Mega dan keluarganya termasuk paling mengalami penindasan dan penzaliman rezim Soeharto. Tapi kasus Soeharto, sekali lagi, ini lain. Pemberian abolisi akan sama saja melukai rasa keadilan rakyat. Maling sandal (padahal maksudnya minjam untuk wudlu di paberik sandal) kemarin kena 5 bulan. Maling teri dihukum dan disiksa, semua tahu itu. Bagaimana dengan sosok yang dituding rezim kleptomania 32 tahun ini? Yang sering dicibir menjarah banyak harta negara dan kekayaan bangsa? Harus ada putusan pengadilan dan vonis bersalah atau tidak terhadapnya. Habis itu, mau diapakan dia, terserah saja. Namun, amnesti atau sejenisnya harus didahului pengembalian harta dan kekayaan Negara yang dikumpulkannya 32 tahun. Setelah dikumpulkan, jadikan itu untuk dana koperasi rakyat miskin, penganggur dan putus sekolah. Saya jamin, rakyat puas alias lega. Begitu mestinya antara lain penyelesaian kasus $oeharto. Nah jika ICMI dukung abolisi, yah... biarin saja, habitatnya memang gitu kok... Seperti kata lagu lama Rayuan Pulau Kelapa: Sejak dulu kala... penyimak pinggiran ## Hukum dan Kriminal ICMI DUKUNG PEMBERIAN ABOLISI KEPADA SEOHARTO Jum'at, 4 Januari, 2002 4:16:37 PM Palangka Raya - Ikatan Cendikiawan Muslim (ICMI) menyatakan persetujuan dan dukungan atas sikap dan kebijakan pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemberian abolisi (pengampunan) terhadap berbagai dugaan kasus KKN yang dilakukan mantan presiden Soeharto. `Kami setuju dengan wacana pemberian abolisi terhadap mantan presiden Soeharto atas pertimbangan kondisi fisik dan kesehatan yang tidak memungkinkan mengikuti jalannya proses hukum,` kata ketua ICMI pusat Ir. Adi Sasono di Palangka Raya, Jum`at. Kedatangan mantan Menkop dan PPK pada masa kabinet presiden BJ.Habibie tersebut ke Palangka Raya untuk berbicara pada acara halal bi halal diselenggarakan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Kalteng. http://www.antara-online.com/berita.asp?id=20572 _ Chat with friends online, try MSN Messenger: http://messenger.msn.com
Re: Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1422 H
Salam! Dharma dkk yang baik, Lebaran tahun ini kurang mantap dan kurang ekspresif dibandingkan dulu-dulunya. Harus diakui:-), Siantar memang jauh lebih maju demokrasi dan toleransinya. Kau tahu nggak, si ompung jenggot sebenarnya lebaran di mana dan apa dia lebaran juga ya... Habis sudah lama sih nggak kedengaran, apa sudah makin menggeliat barang tuh... OK, Selamat Idul Fitri, Selamat Hanukah, Selamat Natal dan Tahun Baru, selamat lah bumi dari arogansi, kedengkian dan prasangka. Mari belajar pada penyu-penyu... salam, orang pinggiran p.s: Dhar, coba kau bilang dulu nomor teleponmu samaku. From: Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1422 H Date: Mon, 17 Dec 2001 11:44:49 -0500 Salam Persahabatan, Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1422 H kepada saudara-saudara ku yang beragama Islam dimanapun anda berada dan Mohon Maaf Lahir dan Batin. Semoga, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik dari yang kemarin. Salam bahagia dari Pantai Selatan Florida, Dharma Datubara _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp.
Re: BERITA: Orang Indonesia Diperiksa FBI
Dharma, apa AGUS BUDIMAN (AB) itu bukan orang Permias dan bisa jadi juga langganan milis kalian ini hehehehe. Dia mah sudah ditangkap tuh, bukan diperiksa lagi. Jika ada info bagi-bagi yah. Soale, aku tadi lagi konsentrasi bikin laporanku baru buka puasa sama Tlg Bush di Rumah Godang. Ada Namboru Rice dan Uda Ashcroft juga tuh. pp ## From: Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: BERITA: Orang Indonesia Diperiksa FBI Date: Tue, 20 Nov 2001 10:46:34 -0500 Salam PERMIAS, Saya baru saja membaca koran Sun-Sentinel (koran lokalnya Fort Lauderdale, FL) dan ternyata ada berita tentang diperiksanya orang Indonesia oleh FBI. Kalau tidak salah, ini berita pertama pemeriksaan orang Indonesia yang berhubungan dengan peristiwa 11 September ya? An Indonesian man named in FBI documents as a contact for suspected airline hijacker Mohamed Atta was arrested Monday and charged with helping obtain false Virginia identification for another man listed in the same documents as a contact for Osama bin Laden (Sun-Sentinel, Tuesday, November 20, 2001 p. 17A). Btw, namanya Agus Budiman. Mungkin rekan2 PERMIAS Washington, DC bisa menambahkan informasi ini? Atau wartawan pinggiran kita, lae Pohan, bisa bercerita lebih detail mengenai ini? Weleh..weleh..makin ngetop aja Indonesia..;( Salam hangat dari Pinggiran Pantai Selatan Florida, Dharma Datubara _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
penyair top ziarahi DC
Jika tak ada aral melintang Kamis sore ini rekan penyair Sitok Srengenge mendarat dengan US Airways di bandara DC. Penyair dan pekerja sastra top dari Jakarta ini bermaksud menziarahi DC. Ibukota AS ini, dari segi politik apalagi budaya, memang menggoda. Nggak tahu saya, apa yg ada di benaknya nanti, heheheh. Sudah 3 tahun saya nggak bertemu sahabat lama ini. Kebetulan nanti malam, saya harus nonton seminar korupsi di KBRI. Sehingga mau tak mau hati saya harus berupaya membujuk Sitok supaya mau mampir di kantor perwakilan rakyat kita ini. sampai nanti penyimak pinggiran ## _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Menggeliat..;)
Dharma yang senang 'menggeliat' (Saya agak merinding dengar istilah menggeliat-- apalagi jika untuk sesama jenis ini). Soalnya, kata itu kadang berdekatan pula dengan kata-kata 'berbaring', 'telungkup', 'mendesah', 'melenguh panjang', 'sesuatu yang dikenakan kemudian tersingkap', dan sejenisnya:-) Bukan soal Piagam Jakarta nya yang menarik, tapi Dharma yang menggeliat lah yang lebih bikin saya senyum:-) Barangkali ini ada hubungannya dengan 'sesuatu yang tersisa dari SIPK Chicago silam':-) Saking menggeliatnya, live Madonna-Eko Suprianto dulu pun dibawa-bawa huahahahahah dalam waca Piagam Jakarta, bikin gua makin ngakak, Dhar. Pengamat pinggiran yah pinggiran lah,nggak perlu dispesifikasi lebih jauh lagi:-). Kita senasib sajalah:-) Oke, Dharma,yg ini boleh serius deh. Soal Piagam Jakarta itu, seperti kalian sepakati, memang jadi simbolis. Kalau saya sih, apa yang sudah ada, sudah bagus. Piagam Jakarta, Negara Islam Indonesia, nggak bakalan ada. Penentang terbesar dan terkuatnya, saya yakin, adalah termasuk orang Islam Indonesia sendiri. Negara ini kita dirikan dan bangun bersama-sama tanpa berdasarkan agama, etnis, golongan tertentu. Kita bukan negeri Arab Saudi, Vatikan, Taliban dan sejenisnya, dan tidak akan pernah. Mereka punya jalan sendiri dan kita hormati-- namun kita pun punya sejarah, latar sosial, politik sendiri pula. Sudah ah, Dharma, soal Piagam itu selesaian saja. Kalau masih penasaran, kita bikin piagam sendiri saja. Mau kau bilang piagam Chicago boleh, piagam pantai selatan juga boleh, piagam bu lurah juga oke. Tak mau punya piagam juga nggak apa-apa hehehe. Kau atur saja lah itu... salam, penyimak pinggiran (benar-benar pinggiran) ## From: Marianus DATUBARA [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Menggeliat..;) Date: Thu, 1 Nov 2001 09:43:38 -0500 Lae Dharma, Mas Anies yang baik, Terima kasih komentarnya, cuma yang jelas pengamat pinggiran itu lebih tajam, jeli dan lugas :) Lihat saja kalau pertandingan bola, pengamat pinggiran itu pasti jago analisis, sementara para pemain malah cuma bisa tendang-bola. Hehehe..bener juga ya, jadi pengamat pinggiran itu harus lebih tajam, jeli dan lugas. Sayangnya, mas Anies, saya tuch bukan seperti lae Pohan yang untuk jadi pengamat bisa dapet duduk di depan (inget khan show nya mbak Madonna?), tapi bener2 pengamat yang nggak dapet tiket buat nonton pertandingan sepak bola, yang akhirnya, nongkrong aja di luar stadion sambil makan bubur ayam..;). Jadi, pengamatannya, ya kelas bubur ayam dech..;) Rasanya aneh ya kalau piagam Jakarta dimasukkan kembali ke UUD 45. why? bisa-bisa kita punya dua pembukaan? bukankah pembukaan UUD kita sekarang itu adalah Piagam Jakarta minus 7 kata :) Yup, tapi khan orang Indonesia (nggak semuanya ya) seneng dengan yang aneh2. Baca koran hari ini ndak? Aneh tapi nyata khan para wakil rakyat berantem dihadapan jutaan penduduk yang diwakili..;( Atau mungkin sudah nggak aneh lagi ya..;) Lae, soal Piagam Jakarta itu debatnya sekarang sudah terlalu simbolis. Baik pihak yang mendukung ataupun menentang sama-sama memanfaatkan issu ini sebagai simbol untuk cari dukungan politik. Nah, kalau sudah simbolis begini jadi repot karena dari kedua pihak tidak akan ada yang melihat substansinya lagi. Karena itu, selama perdebatannya terfokus pada simbol saja ... saya tidak tertarik untuk mendukung atau menentang. Well, sekali lagi, orang Indonesia (nggak semuanya juga ya) memang senang dengan yang simbolis2, jadi nantinya, kalau diserang, mudah nge-les, udah kayak koboi..;) Btw, terlepas dari simbolis atau tidaknya, saya mau jujur nich nanya ama mas Anies, setujukah mas Anies Piagam Jakarta dimasukkan kembali ke dalam Pembukaan UUD 45 atau di dalam sila pertamanya Pancasila? Soalnya, jujur aja nich, beberapa rekan saya yang beragama Islam berusaha menghindar pertanyaan yang satu ini, dan semoga mas Anies bukan termasuk dalam kelompok 'abu2' ini..;) Barangkali Lae masih Iigat soal P-4 tahun 1978 dulu, atau soal asas tunggal tahun 1980-an? Kedua contoh ini menggambarkan betapa repotnya bangsa ini mendukung dan menentang simbol pancasila itu. Ormas keagamaanpun menggeliat, dari mulai Koferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) sampai Muhammadiyah. Tapi lihatlah hasilnya sekarang, pancasila itu ya tidak lebih dari sekedar simbol otoritarianisme orde baru. Setuju, mas. Artinya, selama belum ada kejelasan detailnya maka issue piagam jakarta itu tidak lebih seperti usaha menggolkan pancasila sebagai asas tunggal ke semua institusi di Indonesia. Kalau sudah ada detailnya, maka bisa dibicarakan secara lebih transparan dan transaksional. Dengan begitu baik pendukung maupu penentang bisa berdebat secara substantif dan rasional, bukan yang dogmatik. Saya pribadi berpandangan bahwa seorang yang mengaku warga negara Indonesia maka ia harus taat pada dan menjalankan tata hukum Indonesia. Begitu juga dengan seseorang yang mengaku memeluk agama Islam maka ia
Isu eksklusifisme Partai Keadilan
Merdeka, bung Rosadi!!! Makasih atas komentarnya. Jika Partai Keadilan (PK) memang pengen terus demo, saya hanya bisa menyayangkan. Ternyata PK sama saja dengan ormas-ormas Islam yang suka pengerahan massa: Mengusung isu luar negeri!!! Dampak ekonomi akibat demo anti Amerika, tentu tidak bisa dilihat di satu event. Dampak itu lebih merupakan akumulasi dari semua demo ormas Islam dan terakhir PK lakukan (Baca baik-baik kutipan berita di bawah, pp). Akumulasi demo-demo anti AS kalian (PK dan ormas-ormas nggak mutu) itu nggak tepat dan lebih banyak menyengsarakan rakyat dan menyulitkan suasana perekonomian di tanah air ( Baca lagi kutipan di bawah). Coba tengok lagi. Indonesia bukan bebeknya AS, tapi bukan pula berarti kita harus memusuhi AS gara-gara isu Afghanistan. Seperti kata Wapres, pernyataan Presiden Mega sudah cukup mewakili semuanya. Kebijakan luar negeri RI tentu tidak bisa memenuhi semua tuntutan PK-- emangnya PK apaan? Kebijakan luar negeri kita tidak mungkin digerakkan melalui demo-demo PK dan kelompok-kelompok garis keras di Indonesia. Jika kalian mau berjuang-- apalagi untuk isu-isu luar negeri-- pakai lah parlemen. Itu lebih beradab, modern dan tidak memberi citra jelek kita di internasional, di mata MAYORITAS Islam moderat Indonesia dan Rakyat Indonesia umumnya. Tapi itu lah, gara-gara segelintir minoritas garis keras, mayoritas yang moderat dan Indonesia umumnya ikut terbawa-bawa negatipnya. Isu yang diusung urusan luar negeri pula tuh! Pikirkan itu! Lama-lama orang bisa menduga sebenarnya ada agenda lain kalian di luar isu anti-AS atau isu Afghanistan itu. Orang juga dapat curiga ada kepentingan lain atau udang di balik batu. Habis gimana dong, isu-isu yang kalian usung itu usang, dan padahal pemerintah RI sendiri sudah cukup perduli. Di Indonesia sendiri masalah HAM dan penindasan itu banyak, dan belum beres. Jumlah kalian yang katanya berdemo unjuk gigi 20 ribu massa demi Afghanistan itu akan lebih terpuji jika yang diusung isu Aceh, Tg Priok dll. Jika kalian terus-menerus demikian, saya cuma bilang gini: Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan! Gerombolan 20 ribu orang yang anti-AS itu seperti meledek para janda dan piatu korban-korban di Aceh, Priok, dll. Oke gitu aja deh. Rosadi, saya juga heran kenapa ente tidak sejernih Wina menangkap substansi? Nah, kalau ane ngomong gini, bukan berarti menolak demokrasi ala partai ente. Saya melihat dogmatis PK yang muncul dalam polemik, sebaiknya lebih indonesiawi (Soal-soal orang Islam, Barat, AS-- sebaiknya PK jangan terlalu sensitif alias tipis kupingnya. Dewasa lah dalam berbangsa dan bernegara). Indonesia itu bangsa yang kaya pluralisme, suku, agama, golongan dsb. Mari belajar lebih demokrat dan inklusif. Btw, pertanyaan dan usulan Priyo soal demo kalian sebaiknya di DC itu kok nggak berjawab? Menurut saya, ide itu cukup brilian dan disampaikan secara cerdas pula. Sehingga, sayang jika dilewatkan begitu saja. Merdeka!!! penyimak pinggiran (orang bebas, non partisan, tak terkait profesi) ### ## http://www.kompas.com/kompas-cetak/0110/20/NASIONAL/part06.htm Massa PK juga menuntut pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri serius mengkaji ulang kelanjutan hubungan diplomatik Indonesia dengan AS yang dituding mengembangkan dan melindungi terorisme. Aksi yang digelar Partai Keadilan tersebut merupakan aksi anti-AS yang terbesar di Jakarta selama kurun waktu sebulan terakhir ini. Arak-arakan massa Partai Keadilan tersebut cukup panjang; barisan terdepan telah tiba di Bundaran Hotel Indonesia (HI), sementara barisan paling belakang masih berada di depan Istana Merdeka. Lalu lintas di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman sempat macet total. Dari Monas mereka bergerak ke Kedutaan Besar (Kedubes) AS. Sambil mengibar-ngibarkan bendera-bendera kertas dalam bentuk kecil dan mengepalkan tangan, pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel anti-Amerika. ## Bila unjuk rasa terus terjadi, yang juga berpengaruh pada daya serap pasar tradisional terhadap ayam potong produksi kami, tidak mustahil kerugian kami akan bertambah besar dan ujung-ujungnya akan mengakibatkan gulung tikar Pemilik Rumah Potong Ayam Jabal Nur, Herry Santoso, mewakili 13.000 KK peternak ayam kawasan Peringan Timur, Tasikmalaya. http://www.suarapembaruan.com/last ## The Jakarta Post October 25, 2001 Tourist arrivals to drop by 20% Damar Harsanto, The Jakarta Post, Jakarta The Jakarta Tourism Office has predicted that the number of overseas tourists visiting the capital will drop significantly to an estimated 960,000 this year, down from 1.2 million last year, a senior official said here on Wednesday. Over 1.3 million tourists reportedly canceled trips to Indonesia due to heightening anti-Westerner sentiment, violent protests and threats which were triggered by many fanatical groups here after the Sept. 11 terrorist attacks in the U.S. Certainly, (such cancellations) also severely hurt our business, Le Meridien hotel director of sales
Mega di PBB/Masyarakat NY
http://www.jawapos.co.id/print/index.php?view=detailid=40458 RI Teken Konvensi Antiteror Mega - Kofi Annan Bertemu di PBB New York - KENDATI baru pertama bertemu, Presiden Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PBB Kofi Annan cepat saling memiliki pengertian. Annan menerima tamunya di ruang Sekjen PBB, lantai 38 Markas Besar PBB di New York, Senin sore atau Selasa pagi WIB. Dalam pertemuan itu, Mega didampingi Menlu Hassan Wirayuda, Dirjen HELN Deplu Dr Makarim Wibisono, Dubes Makmur Widodo dari PTRI-New York, dan anggota DPR RI Ahmad Sumargono. Wartawan Jawa Pos di New York Ramadhan Pohan melaporkan tadi malam, pertemuan Mega-Annan menyinggung banyak topik. Mulai pertemuan Mega dengan George W. Bush di Washington DC, masalah terorisme, isu-isu Timtim, pengungsi, kebijakan Indonesia mengenai Timtim, dan pengadilan ad hoc HAM. Menyangkut gerakan separatisme Aceh, Irian Jaya, Sekjen PBB menegaskan dukungan PBB terhadap integritas teritorial Indonesia. Dukungan terhadap NKRI ini jelas sangat signifikan bagi pemerintah Mega saat ini. Beliau mengatakan, Saya dapat mengatakan seluruh anggota PBB sepenuhnya mendukung Indonesia, kedaulatan integritas teritorial Indonesia, dan menjanjikan langkah-langkah konkret bagi upaya ini, kata Hassan, mengutip Annan, setelah pertemuan. Mengenai Timtim, Annan menyambut baik kebijakan pemerintahan Megawati. Dia menyebut langkah dan upaya pemerintah RI saat ini realistis. Apalagi ke depan, Mega juga mengungkapkan, sejumlah langkah terus diupayakan Indonesia, baik menyangkut masalah pengungsi, perbatasan, pengadilan ad hoc HAM, dan sebagainya. Yang menarik, setelah pertemuan tertutup Mega- Annan, Sekjen PBB mengajak presiden ke-5 RI itu melakukan pertemuan empat mata saja. Menlu Hassan melihat ini sebagai indikasi kehangatan hubungan kedua pemimpin. Pembicaraan tertutup dan empat mata Mega- Annan ini berlangsung sepuluh menit. Mereka tampaknya ingin pertemuan sepuluh menit ini hanya diketahui berdua dan agar lebih leluasa berbincang. Tidak jelas apa saja yang dibicarakan keduanya. Ketika ditanya, Menlu RI hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Saya enggak ada di situ. Mana saya tahu, jelasnya. Sebagaimana di Washington DC sebelumnya, Mega juga melakukan ramah tamah dengan masyarakat Indonesia di New York. Kesempatan kali ini dipakai Mega menjelaskan sikap politik pemerintah RI menyangkut terorisme. Mega meluruskan pandangan yang beredar seolah-olah dirinya baru bersuara soal terorisme setelah peristiwa serangan WTC dan Pentagon. Jauh sebelum tragedi melanda Amerika serikat ini, dia mengaku sudah menyuarakan masalah ini. Hanya memang waktu itu memang belum keren, karena belum muncul. Saya sudah sibuk (sejak) dulu,katanya. Megawati menyebutkan, sudah menjadi komitmen politiknya yang selalu mengedepankan antikekerasan. Bahkan, itu jauh sebelum dirinya di pemerintahan. Ungkapan Megawati ini menyiratkan pengalaman penindasan politik yang dia alami selama Orde baru. Namun, dirinya tetap berjuang tanpa kekerasan. Selama perjuangan saya masuk ke masalah politik, saya mengatakan antikekerasan. Kepada Presiden [George] Bush, saya juga menyatakan seperti itu, papar Mega. Politik antikekerasan ini, kata Megawati, mestinya dipegang kukuh oleh siapa saja di muka bumi ini. Sikap antikekerasan dan nilai kemanusiaan harusnya mendapat tempat tinggi dalam peradaban semua umat. Kalau semua orang mempunyai pendapat yang sama dengan nilai antikekerasan itu, rasanya kok nggak akan ada ramai-ramai seperti sekarang, yang disebut terorisme itu, jelas Megawati. Bahkan, sebelum berangkat ke AS pun, jelas presiden, dirinya sudah melakukan konsolidasi dengan negara-negara ASEAN. Di event pertemuan itu, Megawati membicarakan soal-soal terorisme dan penanggulangannya. Jelas bahwa terorisme memang persoalan penting dan perlu kerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatasi hal itu. Tanpa merujuk langsung atas peristiwa-peristiwa terakhir dan nama negara-negara tertentu di mana Indonesia menjalin komitmen antiterorisme, presiden tampak kukuh dengan pemikiran bahwa terorisme merupakan persoalan bersama. Walau demikian, kesepakatan dan kerja sama RI dengan negara-negara lain dalam penanggulangan terorisme bukan pula berarti meruntuhkan kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Sebelum saya ke AS ini, saya telah melakukan konsolidasi ke negara-negara ASEAN juga, antara lain, membicarakan hal itu. Jadi, memang kesepakatan kita untuk mengatasi masalah itu secara bersama-sama. Tetapi (nada suara Mega meninggi dan lantang, Red), juga bukan berarti kita tidak mempunyai kedaulatan politik kita sendiri. Kita tentu harus menyatakan itu dengan baik. Artinya, posisi kita, politik luar negeri kita adalah politik bebas aktif, paparnya, disambut aplaus panjang 300 hadirin. Dalam pertemuan Megawati dengan masyarakat New York itu, kesempatan bertanya diberikan kepada hadirin. Namun, kebanyakan penanya malah mendoakan pemerintahan Megawati. Mereka mensyukuri kerukunan antarumat dan memuji
Cerita Dialog Megawati dengan WNI di AS
http://www.jawapos.co.id/print/index.php?view=detailid=39735 Nggak Nyangka Bu Mega Lancar Presiden Berdialog dengan WNI di AS Washington DC- Presiden Megawati Soekarnoputri mendapat sambutan hangat saat tatap muka dengan warga Indonesia di Amerika, kemarin. Kendati pertemuan berlangsung pada jam kerja dan jam kuliah, 500 orang memenuhi Wisma Indonesia, Tilden Washington DC. Sejak tiba di wisma hingga tanya-jawab yang berlangsung hampir sejam, aplaus dan tepuk riuh bergema terus. Berkali-kali presiden ke-5 RI itu terpaksa menghentikan pidato dan jawabannya karena tepuk tangan. Wartawan Jawa Pos di Washington DC Ramadhan Pohan melaporkan tadi malam, banyak warga yang terkesima karena kelancaran Megawati menjawab pertanyaan kalangan tokoh agama dan mahasiswa. Soal-soal yang ditanyakan menyangkut Maluku, persamaan semua WNI di depan hukum, kebijakan ekonomi dan pendidikan, hingga soal pengadilan pelanggar HAM di Timtim dan Aceh. Saya nggak nyangka Bu Mega lancar ngomong. Soalnya, selama ini yang saya dengar dan baca Mega itu kan banyak diam dan tidak bisa ngomong, kata beberapa pemuka agama kepada JP. Jawaban-jawaban Mega sendiri sangat mengena. Misalnya, saat ditanya Pendeta Nico Lewier asal Ambon yang sudah lama berdiam di ibu kota AS. Dia menanyakan kenapa soal-soal separatis di Aceh dan Irian Jaya saja yang diangkat Mega. Padahal, dulu Bung Karno saja begitu mengakui Maluku sehingga tidak layak jika Maluku ditepis. Apa jawaban Mega? Terima kasih Pak Pendeta. Jika tadi saya hanya mengangkat soal Irian Jaya dan Aceh, itu kan karena Maluku memang tidak ingin memisahkan diri dari Indonesia, jawab Mega, enteng. Jawaban Megawati yang apa adanya namun jitu tersebut tak pelak disambut tepuk tangan gemuruh. Ini sama dengan ketika Megawati menyatakan dukungannya kepada umat Islam Indonesia di bawah asosiasinya (IMAAM) yang ingin membangun masjid di ibu kota AS. Gambaran Megawati yang dianggap pemurung, ketus, dan angker -seperti ditangkap WNI di AS yang membaca lewat media massa- pun lenyap. Berkali-kali Megawati membuat warga ger-geran mendengar banyolan dan jokes yang diselipkan Mega ketika memetakan banyaknya persoalan besar yang dihadapi pemerintahan saat ini. Terhadap banyaknya pihak di tanah air yang menyampaikan aspirasi yang sangat beragam, Mega mengaku biasa saja. Bahkan, ketika soal yang sama terus-menerus didesakkan kepadanya, Mega mengaku tetap mendengar dan menjawab 'ya' terus. Saya selalu jawab, ya. Terus bilang lagi, Bu Mega ini begini-begini, harus ini . Saya bilang lagi ya, kata Mega, yang ketika memanjangkan vokal a di akhir kalimatnya itu disambut tawa hadirin. Kalangan Indonesia di AS juga melihat jelas gambaran langsung kepemimpinan Megawati. Bukan hanya mengumpulkan para menteri yang ikut mendampinginya ke AS, bahkan komando Mega tetap muncul di atas mimbar. Mega langsung memerintahkan menterinya -terutama Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti dan Menko Polkam Susilo B. Yudhoyono- menjawab setiap pertanyaan yang memerlukan jawaban detail. Para warga -di antaranya Christianto Wibisono, mantan pejabat BI C. Harinowo, Direktur Eksekutif IMF Dono Iskandar, para pengurus Society for Indonesian American (SIA, organisasi yang mewadahi generasi kedua Indonesia di AS yang sudah warga negara AS, Red)- terpana melihat wibawa Mega di depan anak buahnya. Kepada warga, Mega menyatakan, persoalan Indonesia yang dahsyat saat ini tidak akan bisa dipecahkan dalam semalam. Mulai persoalan ekonomi, pendidikan, sosial, pelanggaran-pelanggaran HAM yang dulu terjadi dan meninggalkan masalah saat ini, semuanya memerlukan penanganan serius. Megawati melihat, waktu yang dimiliki pemerintahnya saat ini sangat pendek, dan hanya 2,5 tahun saja. Kerja keras dan kerja cepat mau tidak mau harus dipacu Mega kepada seluruh menteri di Kabinet Gotong Royong saat ini. Mega mengakui dirinya terpaksa rewel demi mempercepat recovery ekonomi dan pemulihan keadaan Indonesia dari keterpurukan. Maaf, saya terpaksa cereweti. Saya bilang ke mereka (para menteri, red), kalau bisa waktu kerja 24 jam itu ditambah. Karena pemerintah ini efektif berjalan cuma dua setengah tahun. Ini kan singkat (dari periode penuh 5 tahun, Red), kata Mega yang saat menyebut 'mencereweti' kembali disambut aplaus panjang dan tawa hadirin. Masalah utang uang dari pihak internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan lain-lain -yang sebelum era-era pemerintah sekarang acap diistilahkan bantuan- juga disambar Mega. Presiden ke-5 ini meminta orang Indonesia jangan dininabobokan istilah bantuan. Istilah bantuan hanya membuat masyarakat lengah dan tidak waspada. Sehingga kita pun tidak sadar bahwa itu semua adalah pinjaman yang tetap harus dibayar, ujar Mega. Pengunjung kembali aplaus. Sebagian malah berdiri. Warisan utang yang ditanggung pemerintah sekarang sudah cukup banyak. Semua pinjaman itu, kata Mega, memang memusingkan kepala. Kalau saya sih, pusingnya sudah lebih tujuh keliling, ujarnya. Mega meyakinkan warga bahwa Indonesia
Fwd: press release KJRI LA
From: Indonesian Consulate Los Angeles [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: press release KJRI LA Date: Fri, 14 Sep 2001 16:26:53 -0700 SIARAN PERS No. 229/Pen/IX/2001 Pada tanggal 25 Agustus 2001 Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles telah menyelenggarakan pagelaran kesenian Gema Nusantara 2001 di The Luckman Theater, Calstate Los Angeles sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-56 di Los Angeles. Sesuai dengan pengumuman dan edaran yang disampaikan oleh KJRI Los Angeles, acara Gema Nusantara 2001 tersebut semula akan diisi oleh pementasan kelompok kesenian pimpinan Guruh Sukarno Putra yang bernama Gencar Semarak Perkasa (GSP) yang datang dari Jakarta. Namun demikian ternyata kelompok kesenian yang tiba di Los Angeles untuk mengisi acara tersebut bukan dari GSP, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya kepada KJRI Los Angeles. Mengingat waktu yang demikian mendesak pengumuman yang sudah beredar sebelumnya tidak bisa lagi ditarik ataupun diralat. Pemberitahuan dari GSP tentang tidak hadirnya kelompok ini di Los Angeles yang sekaligus juga berisi permohonan maaf baru diterima KJRI Los Angeles tanggal 27 Agustus 2001. Sehubungan dengan peristiwa ini KJRI Los Angeles melalui Siaran Pers ini menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia di Los Angeles dan sekitarnya, khususnya kepada mereka yang hadir dalam pagelaran malam itu dan merasa apa yang mereka saksikan tidak sesuai dengan berita/pemberitahuan yang mereka dengar sebelumnya. Los Angeles, 14 September 2001 _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Permias Boston
Permias Boston, tolong konfirmasi berita di bawah ini dong. Atau mungkin ada temannya yang tahu soal ini? rap ## Kiriman Bunga Berdatangan ke Rumah Samadikun Hartono Reporter: Maryadi detikcom - Jakarta, Sejumlah kiriman bunga telah berdatangan ke rumah bos Modern Group Samadikun Hartono di Jl Jambu 88, Menteng, Jakarta Pusat. Karangan bunga itu datang menyusul tewasnya anak Samadikun bernama Eric Samadikun Hartono dalam aksi teror dahsyat di New York, AS. Karangan bunga itu di antaranya datang dari kolega Samadikun Hartono, misalnya dari Standard Chartered Bank (SCB). Pagar rumah pemilik kapal pesiar Awani Dreams itu tertutup rapat. Wartawan tidak boleh masuk. Sejumlah mobil memenuhi rumah itu. Diperkirakan mereka adalah para pelayat. Menurut informasi, keluarga korban telah berkumpul di dalam rumah mewah berlantai 2 itu. Eric adalah anak bungsu dari 5 bersaudara pasangan Samadikun Hartono-Nelly Chandra. Saat ini pemuda berumur 18 tahun itu tengah kuliah ekonomi di Boston, AS. Ketika itu, Eric tengah dalam perjalanan dari Boston ke New York lantas ke Los Angeles. Dia menumpang pesawat United Airlines nomor penerbangan 175 rute Boston-Los Angeles. Pesawat itu lantas menabrak menara kedua WTC di New York pada Selasa (11/9/2001). _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Kelanjutan: undangan KJRI LA
GSPgate, TKI-ilegalgate dan sejauh mana tingkat keterlibatan KJRI juga masih banyak misterinya. Saya bilang malah absurd, apalagi dengan soal yg merembet ke nama-nama super top di Indonesia-- juga membingungkan mempertalikan satu nama atau satu kejadian dengan lain-lainnya. Walau muara soalnya mungkin sangat sederhana: duit. penyimak pinggiran (bukan orangnya Guruh atau GSP atau KJRI atau apa saja) ## ## From: cortino sukotjo [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kelanjutan: undangan KJRI LA Date: Thu, 6 Sep 2001 09:51:03 -0800 RALAT: Hari Rabu kemarin, KJRI sudah memberikan penjelasan regarding this matter, tapi karena saya bukan juru bicaranya KJRI LA, maka saya tidak mau memberikan komentar. maaf, seharusnya hari SELASA, instead of RABU. tino _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Duka Berpulangnya Agus WK
Semua yang berasal dari Allah, kembali kepada Allah. Saya pribadi ikut berduka cita atas berpulangnya ke rahmatullah Letjen (TNI) Agus Wirahadi Kusuma (Agus W.K.)Kamis pagi WIB atau Rabu 7 p.m Eastern Time tadi. Seorang jenderal yang juga intelektual, berpendidikan lulusan Harvard, tegas, tidak mencla-mencle, berani melawan arus dan berprinsip ini termasuk sosok langka di lingkungan elite TNI maupun pentas politik Indonesia pasca Soeharto. Tak ada yang bisa menafikan bahwa Agus WK ikut memberi kontribusi peting dalam perjalanan reposisi dan reformasi TNI yang masih terus berjalan ini. Semoga Allah SWT memberi Agus WK tempat yang lapang di sisiNya, mengampuni segala kekhilafannya dan menerima amal ibadahnya semasa hidup. Kepada isteri dan kedua putera-puterinya, semoga tabah. Bangsa Indonesia layak berkabung. ramadhan pohan _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Baku Bae Maluku Ingin Orang Asing Keluar Dari Maluku
Jika semua pihak memang ingin menyelesaikan masalah-- termasuk dari aparat TNI dan Polri-- saya kira persoalan tidak jadi berlarut-larut. Di samping itu, harapan saya, orang-orang Maluku jangan mau diadudomba dan jangan mau pula percaya gosip-gosip yang membakar. Bahwa Mega-Hamzah sudah bagus dan serius, saya sependapat. Tapi, balik lagi, gimana instansi-instansi bawahan mereka. Terus, siapa yang punya senjata, bom, granat dan piawai teknik-teknik provokasi? Sorry ya, mau jelasin kok malah nanyain. salam rap From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Baku Bae Maluku Ingin Orang Asing Keluar Dari Maluku Date: Fri, 24 Aug 2001 12:47:12 EDT In a message dated 8/24/01 10:43:47 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Tergantung TNI dan ketahanan mental orang Maluku lah itu, mas. Mungkin Mas Pohan bisa menjelaskan lebih lanjut yg dimaksud dari kalimat di atas? Oh ya, saya lihat upaya pemerintah dalam mencoba mengatasi konflik2 yg ada sudah jauh lebih mendingan ketimbang pada pemerintahan yg lalu. Setidaknya, ini tercermin dari berita pada artikel di URL berikut ini: http://www.detik.com/peristiwa/2001/08/24/2001824-193828.shtml Memang, masalah apakah masalah2 tersebut akan teratasi dengan baik atau tidak, masih membutuhkan waktu. Tapi setidaknya, telah dilakukan upaya2 untuk mencapai kedamaian tersebut. Satu poin positif untuk pemerintahan Mega-Hamzah sekarang ini, dalam hal ini khususnya Wapres Hamzah Haz. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Menonton Live Madonna-Eko Supriyanto
http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=32435 Selasa, 14/08/2001 - 21:09 WIB Menonton Live Madonna yang Tampil Bersama Seniman Indonesia (Bag-1) Eko Menari Nonstop 24 Lagu Superstar Madonna tadi malam menyelesaikan tur dua harinya di Washington DC. Drowned World Tour di ibu kota AS ini menyusul live ratu pop sejagat itu di Jerman, Spanyol, Italia, dan Inggris. Yang dahsyat dan membanggakan kita adalah tampilnya seniman tari Eko Supriyanto, yang sepanjang 24 lagu Madonna manggung nonstop. Ramadhan Pohan, Washington DC KETIKA jarum jam menunjukkan pukul 20.40, ratu pop dunia Madonna muncul di atas panggung. Eko Supriyanto dan beberapa penari lain mengiringi. Sekitar 15 ribu penonton berteriak histeris, kilatan lampu dan sinar laser salip-menyalip, dan suara sound system mulai mengaum di gedung MCI Center -yang juga tempat Jawa Pos diundang meliput pesta Inauguration George Walker Bush sebagai presiden ke-43 Amerika. Publik ibu kota AS memang sudah haus menantikan Drowned World Tour yang justru digelar pertama di luar negeri. Tiketnya yang dijual mulai USD 150 hingga USD 7000 selembar sudah ludes sejak Juni lalu. Saya beruntung tidak perlu mengeluarkan duit sesen pun dan malah dapat duduk di VIP, di lantai dasar yang diberi panggung semeter tingginya. Ini tentu saja berkat Eko Supriyanto, seniman yang dulu sering bertemu Jawa Pos di TIM Jakarta. Selanjutnya: http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=32435 _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Dukungan pada presiden baru
Bulan madu politik Prez Mega kayaknya bakal sebentar. Setelh dua bulan ini, rongrongan pasti ada. Baik itu dari kalangan partisan, ataupun kelompok-kelompok mahasiswa/anak muda radikal, maupun ari pers sendiri. Masalahnya, demokrasi kita ini sering dibiarkan kebablalasan, sampai-sampai tak bisa membedakan antara mana yg demokrasi dan mana yg anarki. Persoalan INdonesia selama 2 tahun terakhir ini adalah lebih pada gaya kepemimpinan Gus Dur. Dari konteks ini, Mega aman karena dia emang tak punya potensi cari penyakit begituan. Itu sebabnya Amien, Akbar, Hamzah, dan kalangan elite maupun tentara mesti hati-hati. Cukuplah sudah pertengkaran politik yang terjadi antara mereka. Soal kemampuan Mega, saya pikir sama sajalah. Denger-denger dalam beberapa hari ini Mega mau nyampein konsep dan pola pemerintahannya. Ini kan bagus: ada semangat untuk memperbaiki dari ketidakteraturan dan kegalauan. Nah, saya pikir polisi dan tentara musti ikut mengamankan program kerja pemerintahan baru ini. Walau ada kesangsian juga, soalnya jika terlalu keras maka bisa dicap melanggar HAM. Oke, selamat bekerja. rap From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Dukungan pada presiden baru Date: Mon, 23 Jul 2001 11:13:17 -0500 Dear Permias-netters, Serasa ada tiupan angin segar membaca pembicaraan antara Irwan dan Agus (subject : Selamat Jalan Pak Wahid). Hari ini saya bangun dengan sebuah harapan - harapan akan sebuah keluarga besar Indonesia yang bekerja bahu-membahu membangun negara dari puing-puing akibat pertengkaran yang berlarut selama ini. No one is perfect ... so we just have to make the best with what we got! Itu komentar sobat bule saya --a democrat diehard-- ketika Bush akhirnya menjadi presiden Amerika, mengalahkan Al Gore. Saya kira sikap itulah yang perlu kita contoh dalam bernegara, dalam menjadi anggota masyarakat Indonesia. Mungkin ada yang tidak suka pada Megawati, dengan alasan apapun, tetapi dia adalah Presiden kita sekarang - marilah kita dukung dia paling tidak sebagai presiden kita. Bahkan seandainya kita benci pada Megawati (a lot of American dislike Bush), dukungan ini bukan untuk Megawati pribadi, tetapi dukungan pada fungsi dan kapasitas dan tanggungjawab seorang presiden dari satu negara/bangsa, Indonesia. Bulan lalu saya ketemu seorang assistant professor dari Santa Cruz yang datang ke Madison dalam satu seminar asia tengggara. Waktu lunch dia nyeletuk: Wah,kalau Megawati yang presiden apa nggak kacau, dia kan nggak tahu apa-apa ... Saya menjawab: Emangnya kalau bukan Mega terus nggak kacau begitu ... siapapun yang jadi presiden, betapapun pinternya dia, kalau digerecokin terus ya nggak akan pernah bisa bekerja. Kalau kita habisin energi kita untuk bertengkar terus, apakah ada yang tersisa untuk bikin betul urusan negara (masa pemerintahan Gus Dur yang baru berlalu adalah satu contoh yang nyata). Problem bangsa akan bisa dipecahkan kalau kita semua bahu-membahu, sebagai TEAM, bekerja untuk KEPENTINGAN BERSAMA (common good) - siapapun yang ada diatas sebagai simbol presiden tidaklah penting, pinter atau tidak. Pagi ini saya membaca tulisan Louise Williams di Sidney Morning Herald (23/07/2001), saya jadi ingat kembali percakapan saya dengan professor tersebut ... saya kutipkan paragraf terakhirnya: The problem with Indonesia, says a new group of young ideologues, is that of political power itself. Without a commitment to the common good, the revolving door will keep turning, with many of the same old faces going in and out in the name - but not the spirit of - democracy. So ... marilah kita dukung presiden dan pemerintah yang bari ini, demi COMMON GOOD, untuk kepentingan bersama. Ada perbedaan diantara kita, ada silang pendapat [dan kita masih terus menerus perlu bersikap kritis - sikap kritis bukan merongrong]. Justru perbedaan itulah membuat bangsa kita menjadi lengkap, dan kaya. Seperti bio-diversity dalam ekologi alam. Setiap individu bisa memberikan kontribusi menurut apa kemampuannya yang terbaik (satu contoh yang baik sudah ditunjukkan baru-baru ini oleh Tino). Itulah yang dibutuhkan oleh negara dan bangsa saat ini dan hari-hari berikutnya. Marilah sejenak kita lupakan pertengkaran politik (maupun fisik) kemarin itu sebagai satu mimpi buruk yang tidak perlu terjadi lagi, janganlah nasib kita ini seperti judul pesimistik tulisan Louise Williams yang saya kutip diatas, Ordinary Indonesians the losers as dreams of democracy fade. We don't have to be the losers. We gave a choice! Selamat bekerja di era baru, Moko/ _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Selamat Jalan Pak Wahid
Yang lalu biarlah lalu, badai pasti (untuk sementara nanti) berlalu. Senin siang ini atau Selasa WIB ini bakal ada yang baru, dengan semangat baru dan mudah-mudahan membawa berkah bagi seluruh rakyat. Setelah gonjang-ganjing ini, semoga semua pihak introspeksi. Jangan pernah lagi ada benci dan dusta di antara kita (Barangkali ini bisa dipesankan Mega kepada para elite dan seluruh rakyat). rap ## From: Agus Nazaruddin [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Selamat Jalan Pak Wahid Date: Sat, 21 Jul 2001 01:04:15 -0400 Semoga orang-orang yang menamakan dirinya ulama-ulama di NU dimanapun rankingnya (kyai Khos, langitan, dll, MasyaAllah !!! siapa sih yang memberi predikat ini semua pada mereka???) , sadar akan hakekat berpegang pada kebenaran sekalipun pahit dalam mengunkapkannya dan hendaknya mereka takut kepada Allah dengan tidak menjual agamanya. Sedangkan kepada pengikut fanatik Adurahman Wahid, tanyailah diri anda-anda semua, sejauh manakah anda berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits, adakah sama kuatnya dengan anda berpegang teguh pada kata-kata Abdurahman Wahid yang belum dijamin Allah akan kebenarannya, adakah sama semangatnya anda datang ke Masjid memenuhi panggilan Adjan untuk sholat, dengan (bila ada) pangilan Abdurahman Wahid untuk berhuru-hara. Semoga Allah membimbing para Wakil Rakyat yang ada di MPR untuk mengambil tindakan yang seadil-adilnya, dan mengambil keputusan yang tepat. Semoga seluruh Angkatan bersenjata tetap mengemban tugasnya sebagai pemersatu bangsa dan menjaga keamanan bangsa dan negara. Wassalam, Agus Irwan Ariston Napitupulu wrote: Anda yang menabur angin selama ini, kini saatnya anda menuai badai. Semoga dengan dicabutnya mandat MPR dari Pak Abdurahman Wahid, Indonesia bisa sedikit bernapas lega terlepas dari konflik2 yg acap kali dibuat oleh Pak Abdurahman Wahid. Kalau dulu MPR melakukan kesalahan dengan menghianati demokrasi rakyat dengan memilih Abdurahman Wahid yang jauh dari diingin oleh rakyat menjadi presiden setidaknya berdasarkan hasil pemilu 1999, kini saatnya MPR menebus kesalahan dulu dengan bertobat dan mendengarkan suara rakyat yang telah disampaikan melalui pemilu tahun 1999 lalu. Pengalaman selama lebih dari satu tahun terakhir ini hendaknya bisa mengajarkan pada kita semua, jangan sekali2 mengabaikan lagi demokrasi rakyat, suara rakyat Indonesia yang sebenarnya yang bisa kita lihat dari hasil pemilu lalu. Masa depan Indonesia yang baru sudah diambang pintu. Mari satukan barisan untuk membenahi Indonesia dibawah pemerintahan yang baru nanti. Pemerintahan yang sebenarnya dikehendaki oleh rakyat dari hasil pemilu tahun 1999 lalu. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Re: Selamat Jalan Pak Wahid
Hehehhe. Padahal itu adalah kalimat yang mestinya akan diingatkan lagi oleh Mega kepada Amien, Akbar, Matori, Yusril cs. Kalo nggak, yah nggak selesai-selesai. Peace Indonesia!!! rap From: Michael Tjiptaputra [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Selamat Jalan Pak Wahid Date: Sun, 22 Jul 2001 18:01:51 + You wrote: Jangan pernah lagi ada benci dan dusta di antara kita hehehe...kaya syair lagu Indo...;) eom. tj _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com/intl.asp
Wafatnya Lopa
Salam! Semoga pahalanya di dunia diterima Allah SWT. Sebagai aset bangsa yang jasa dan kejujurannya begitu terang di tengah ketandusan moral para pemimpin dan pejabat kita selama ini, bangsa Indonesia perlu hening cipta dan mendoakan Lopa menurut agamanya masing-masing. Yang Islam di masjid dan yang Nasrani di gereja. Misalnya bagi yang Islam, saya usulkan melakukan shalat ghaib lepas shalat Jumat. Kita berkabung! salam, ramadhan pohan _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Sukses Dialog Pertama Konsuler (KBRI dan Masyarakat)
Salam! Minggu sore telah dilangsungkan Temu Wicara KBRI-Masyarakat Mengenai Kekonsuleran di Ruang Garuda KBRI Washington, D.C. Dipandu Irawan, tatap muka masyarakat dengan Kepala Konsuler KBRI Washington DC Soekanto juga dihadiri KUAI Dubes Samudera Sriwijaya, para Kabid lain dan tokoh-tokoh masyarakat Indonesia di Washington Area. Sekitar 100 orang mengikuti tatap muka pejabat KBRI dan masyarakat ini. Banyak informasi menarik diberikan Kabid Konsuler, dari mulai soal dwikewarganegaraan, perpanjangan paspor, pengurusan surat-surat dan pelbagai tetek bengek urusan konsuler lainnya. Cukup padat, rinci, sistematis, karena dilengkapi dengan slide segala. ''Kami membuka diri terhadap pertanyaan, tanggapan, kritikan asin, pahit dan bahkan yang pedas sekalipun. Kami ingin memberikan pelayanan dan kerjasama yang terbaik bagi kepentingan WNI di AS ini,''kata Soekanto, blak-blakan. Silaturahmi pejabat dan masyarakat ini tambah gayeng, karena Soekanto dan KUAI Samudera memang bersikap sangat terbuka dan responsif. Belum lagi celetukan-celetukan anggota masyarakat yang polos dan menimbulkan suasana ger-geran juga. Mendapat angin atas tawaran kritikan sepedas apapun maka sebagian hadirin pun bersuara lantang mengkritik soal pelayanan konsuler. Para penanya tampil lugas dan tanpa tedheng aling-aling. Contohnya Yan Wiramidjaja, mantan aktivis Jakarta yang tahun-tahun terakhir memosisikan diri layaknya KBRI Watch. Mantan ketua Fordemias ini mempertanyakan pengurusan paspornya yang menunggu sampai 3 minggu. Yan juga mengkritik soal piket konsuler yang disebutnya sering kosong pada jam kerja dan menimbulkan cemoohan dari bule-bule yang ngurus visa. Terakhir ayah tiga anak dan suami wanita AS ini mengusulkan perlunya bel di depan piket konsuler. Ada lagi penanya yang juga tak kurang lugasnya, yakni Dutamardin Umar. Angkatan 66 yang juga tokoh IKI ini mengungkapkan adanya praktik aneh yang pernah terjadi di KBRI. ''Contohnya soal materai harga Rp 1000, yang dijual US$ 10,''ujar Dutamardin, disambut gelak tawa sebagian yang hadir. Dutamardin memang tidak mendetilkan kasus itu, namun cukup membuat Kabid Konsuler terperangah. Dengan mimik sungguh-sungguh Soekanto menyatakan tidak ada policy konsuler KBRI soal harga dan pengadaan materai itu. ''Kita melayani masyarakat menurut ketentuan yang berlaku. Sebenarnya tidak ada yang namanya pungutan liar di konsuler. Terima kasih atas infonya dan saya berjanji akan menyelidiki soal ini,''janji Soekanto. Usulan lain datang tentang perlunya Soekanto menjenguk langsung kantong-kantong masyarakat lewat IKI, IMAAM, pengajian-pengajian dan gereja-gereja Indonesia di Washington Area. Dengan sebulan sekali mendatangi langsung masyarakat dan mencari tahu sekaligus memecahkan persoalan kekonsuleran yang mungkin dialami, dipandang cukup efektif. Kendati demikian perlu juga disadari keterbatasan awak konsuler KBRI, yang karenanya perlu mendapat suntikan sumber daya tambahan dari bidang-bidang KBRI. Tapi, sebenarnya KUAI Dubes Samudera perlu menjawab terlebih dahulu ttg seberapa jauh komitmen KBRI memperkuat pelayanan konsuler dan Bidang Konsuler itu sendiri. Jika komitmennya memang tinggi dan siap tempur maka perlu dipenuhi pula seluruh hal yang diperlukan Soekanto dan Bidang Konsuler. Tanpa dukungan 100% dan komitmen bulat dari KBRI, maka upaya Soekanto dan Bidang Konsuler meningkatkan pelayanan masyarakat bisa kurang lancar. Selamat buat Ambar, IKI, Soekanto, Dubes Samudera, KBRI atas gebrakannya yang responsif melayani yang terbaik terutama bagi konstituennya sendiri: WNI. Kita tunggu gebrakan-gebrakan selanjutnya. Salam! ramadhan pohan _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Semoga tetap happy ending
Mr Pecut: Buku bantuan Permias tetap nyantol di Bea Cukai. - Beda dengan mobil mewah http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=23353 ### Minggu, 24/06/2001 - 00:09 WIB Akhirnya, Buku Permias Diloloskan Bea Cukai: Asal Tidak Diperjualbelikan SURABAYA- Kantor Bea Cukai Tanjung Perak akhirnya melunak. Kemarin, mereka berjanji segera meloloskan sumbangan buku dari Permias (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia AS) dalam waktu secepatnya. Yang menggembirakan, pengeluaran buku-buku hibah ini tidak dipungut beaya sepeser pun. Syaratnya, ada surat jaminan bahwa buku itu tidak diperjualbelikan, tetapi disumbangkan. Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator Permias (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di AS) Los Angeles, Henny Linggarwati, kepada Jawa Pos tadi malam. Saya sudah ditelepon Pak Nyoman Puspa (kepala Pelayanan Bea Cukai Tanjung Perak). Katanya, buku-bukunya sudah bisa diambil. Tanpa rekomendasi dari menteri keuangan maupun mendiknas. Cuma, harus ada keterangan bahwa buku itu tidak diperjualbelikan, kata Henny. Seperti diberitakan, empat perguruan tinggi Surabaya masing-masing UK Petra, Unair, ITS dan Unesa mendapat sumbangan buku sebanyak 200 judul dari Permias. Sudah dikirim beberapa bulan lalu, ternyata buku itu sempat nyantol di Bea Cukai Tanjung Perak. Ketika dikonfirmasi Bea Cukai terkesan mbulet dan berbelit. Menurut Henny, sebenarnya paket kiriman itu sudah ada keterangan resmi dari Konsulat Jenderal RI di Amerika bahwa buku-buku itu tidak untuk diperjualbelikan tetapi untuk disumbangkan ke beberapa PT untuk bahan bacaan. Kalaupun sempat dipermasalahkan kelegalannya, lanjut Henny, jelas pengiriman itu legal. Kami kirim dengan beaya USD 250. Ada bukti dan sudah ada keterangan dari KJRI. Awalnya, mereka (bea cukai) ngotot harus ada surat dari Menkeu dan Mendiknas. Tetapi, tidak tahu kok tiba-tiba melunak, jelasnya. Kini, buku-buku kiriman hasil kerja sama dengan Ajar Fondation USA itu masih diurus oleh Translindo (agen yang menangani pengiriman buku dari Permias). Ini setelah pihaknya mengantongi surat jaminan dari Plh Rektor Universitas Kristen (UK) Petra Dr Pakim Adriono. Karena memang alamat yang dituju adalah UK Petra. Jika surat itu harus dari empat PT kami sanggup mengurusnya. Tapi kalau ini terlalu berbelit sampai ke Menkeu dan Mendiknas segala, jelas hal itu memicu perbincangan. Sebab, mestinya di saat seperti ini ada toleransi, paparnya. Hanya, kata Henny, memang hingga detik ini buku-buku itu belum di tangannya. Masih diurus. Pak Nyoman juga ngomong, bilang ya sama Jawa Pos, kalau selama ini pihaknya tidak pernah merasa menghambat, kata Henny. Dia menambahkan, program bantuan ini adalah pilot project. Kalau ini sukses dan tidak berbelit, nantinya akan kembali dikirim buku bantuan lanjutan. (hud) http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_kat=23394 _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Re: Mohon bantuan...
Tino yang baik, Saya prihatin sekali atas kejadian buruknya birokrasi kita. KJRI rupanya kurang sakti juga ya (Mungkin perlu KBRI kali). Ini aneh betul. Mestinya, yg ngomong Surat Menkeu itu dicatat namanya sekaligus untuk memudahkan klarifikasi masalah kelak. Saya sudah meneruskan persoalan ini ke kolega di Surabaya dan juga rekan-rekan di kantor Jawa Pos, supaya ikut mencari tahu sekaligus berupaya memudahkan urusan buku kiriman ini. Bukan apa-apa, gara-gara mental dan perilaku gombal birokrat itu, saya tidak ingin orang-orang lain kapok untuk berbuat kebaikan dan hal-hal positip seperti pendidikan. Buat Tino cs, jangan menyerah terhadap persoalan sederhana namun menyakitkan ini. Sikap proaktif pejabat dan birokrat secara umum memang masih jadi dambaan belaka. Ingat pameo ini kan: Jika masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah! salam, ramadhan pohan ### From: [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: Recipient List Suppressed:; Subject: [sip2k] Mohon bantuan... Date: Thu, 7 Jun 2001 18:30:42 -0800 salam permias, teman-teman, beberapa waktu yang lalu kami dari Los Angeles mengirimkan 15 kotak buku [kurang lebih 200 text books bekas] yang rencananya akan disumbangkan ke beberapa universitas di surabaya seperti ITS, petra, universitas negeri surabaya. Dan barang tersebut sudah dilampiri surat pengantar dari KJRI LA menjelaskan bahwa buku-buku tersebut berupa sumbangan. Tapi apa daya, buku-buku nyangkut di Tanjung Perak [sejak minggu lalu] dan kata bea cukai jakarta, barang hibah harus mendapatkan rekomendasi dari menteri keuangan [?]. saya sendiri sampai kaget sekali, ternyata birokrasinya sampai selevel menteri! wah ternyata susah sekali yach memintarkan bangsa sendiri?. so apakah ada teman-teman yang bisa memberikan rekomendasi untuk memecahkan masalah ini? salam, tino PS: saya sampaikan email teman saya salah satu representative dari universitas yang akan menerima sumbangan buku-buku tersebut. +++ kembali ke soal barang kita di gudang surabaya. aku sudah coba kontak Jakarta and dijelaskan kalo untuk barang hibah kita harus minta surat dari menteri keuangan (?) and dari temenku aku juga diberi tahu emang seperti itu prosedurnya and tempo lalu ada dapat bantuan dari luar untuk obat obatan mereka harus ke departemen kesehatan, sosial dan sebagainya untuk pembebasan bea. so memang ruwet gitu untuk barang hibah. _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Lagi/Re: Re: Mohon bantuan...
Bang Ikra dan Tino, Saya barusan bicara langsung per telepon dengan kordinator liputan Jawa Pos, dan beliau menjanjikan akan mempertanyakan soal ini ke pihak pelabuhan Tanjung Perak. Insya Allah urusan ini akan cepat lancar. Tapi sayangnya, saya nggak tahu siapa dan di mana contact person pihak Permias/Tino di Surabaya ya. Sehingga, kordinasi bisa lebih ajek gitu. Btw, ini ada intermezo. Waktu saya ceritain soal ini, korlip menceritakan kasus sejenis. Beberapa waktu lalu ITS mengirimkan mobil robot untuk diikutkan kompetisi di Jepang. Sukses menang di sana. Namun tiba dikirimkan kembali, itu mobil robot nyangkut urusannya di Tanjung Perak. Akhirnya karya mahasiswa ITS itu terkatung-katung-- padahal di Jepang sudah mengharumkan nama Indonesia dan Surabaya lho. Ironis, broer! Siapa pun yang membaca e-mail Tino memang selayaknya ikut membantu atau apalah gitu. Semakin banyak yang nanyain dan mempermasalahkannya maka semakin terkepung dan makin pusing lah itu pejabat Tanjung Perak. Emangnya enak dikepung mahasiswa dan pihak-pihak lain. Oke, man. rp ### From: Ikranagara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [sip2k] Re: Mohon bantuan... Date: Mon, 1 Jan 1990 03:15:38 -0500 Gampang, Bung Ramadhan, menyelesaikan masalah di Surabaya. Kirim aja Anser atau PBM! Gitu aja kok repot-repot! Hehehehe.. Bung Ramadhan! Coba dikontak Mahendra Siregar dan Mappa soal ini. Siapa tahu fax mereka bisa cukup sakti! Salam saya untuk mereka berdua sehubungan dengan masalah buku ini. Coba, deh! Ikra === (karena sudah begini pusingnya, jadi bikin dagelan sekalian dah) - Original Message - From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 07, 2001 9:53 PM Subject: [sip2k] Re: Mohon bantuan... Tino yang baik, Saya prihatin sekali atas kejadian buruknya birokrasi kita. KJRI rupanya kurang sakti juga ya (Mungkin perlu KBRI kali). Ini aneh betul. Mestinya, yg ngomong Surat Menkeu itu dicatat namanya sekaligus untuk memudahkan klarifikasi masalah kelak. Saya sudah meneruskan persoalan ini ke kolega di Surabaya dan juga rekan-rekan di kantor Jawa Pos, supaya ikut mencari tahu sekaligus berupaya memudahkan urusan buku kiriman ini. Bukan apa-apa, gara-gara mental dan perilaku gombal birokrat itu, saya tidak ingin orang-orang lain kapok untuk berbuat kebaikan dan hal-hal positip seperti pendidikan. Buat Tino cs, jangan menyerah terhadap persoalan sederhana namun menyakitkan ini. Sikap proaktif pejabat dan birokrat secara umum memang masih jadi dambaan belaka. Ingat pameo ini kan: Jika masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah! salam, ramadhan pohan ### From: [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: Recipient List Suppressed:; Subject: [sip2k] Mohon bantuan... Date: Thu, 7 Jun 2001 18:30:42 -0800 salam permias, teman-teman, beberapa waktu yang lalu kami dari Los Angeles mengirimkan 15 kotak buku [kurang lebih 200 text books bekas] yang rencananya akan disumbangkan ke beberapa universitas di surabaya seperti ITS, petra, universitas negeri surabaya. Dan barang tersebut sudah dilampiri surat pengantar dari KJRI LA menjelaskan bahwa buku-buku tersebut berupa sumbangan. Tapi apa daya, buku-buku nyangkut di Tanjung Perak [sejak minggu lalu] dan kata bea cukai jakarta, barang hibah harus mendapatkan rekomendasi dari menteri keuangan [?]. saya sendiri sampai kaget sekali, ternyata birokrasinya sampai selevel menteri! wah ternyata susah sekali yach memintarkan bangsa sendiri?. so apakah ada teman-teman yang bisa memberikan rekomendasi untuk memecahkan masalah ini? salam, tino PS: saya sampaikan email teman saya salah satu representative dari universitas yang akan menerima sumbangan buku-buku tersebut. +++ kembali ke soal barang kita di gudang surabaya. aku sudah coba kontak Jakarta and dijelaskan kalo untuk barang hibah kita harus minta surat dari menteri keuangan (?) and dari temenku aku juga diberi tahu emang seperti itu prosedurnya and tempo lalu ada dapat bantuan dari luar untuk obat obatan mereka harus ke departemen kesehatan, sosial dan sebagainya untuk pembebasan bea. so memang ruwet gitu untuk barang hibah. _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com Untuk unsubscribe dari SIP2K mailing list, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
info alternatif politik
Salam! Baca berita Rakyat Merdeka -- dulu namanya Merdeka-- memang menarik. Koran ini sering disebut sangat dekat dengan Megawati dan PDI-P, walau sebenarnya cuma faktor kebetulan dan saling menguntungkan belaka. Paling tidak, itu menurut saya pribadi. Beritanya banyak eksklusif, walau beberapa sangat bernilai teror. Mengintimidasi perasaan orang yang terkena. Terutama pada Gus Dur dan pemerintahnya. Tetapi jangan silap, berita koran ini juga sering malah menampar PDI-P dan ngerjain Megawati. Barangkali maksudnya supaya mereka belajar dari kritikan. Gosip Rakyat Merdeka juga lucu-lucu dan sering membikin wajah para menteri merah padam. Belum lagi, info-info khusus yg dimiliki media satu grup Jawa Pos ini. Sering petinggi era Habibie sampai Gus Dur mengungkapkan kekesalan mereka terhadap pemberitaan dan gaya Rakyat Merdeka. Baru saja pekan lalu Rakyat Merdeka me-launching WEB mereka (www.rakyatmerdeka.com) . Sebagai alternatif bacaan dan informasi, tak salah jika kita perlu melongok situs dan berita yang bahasanya ditulis blak-blakan dan Tanpa basa-basi ini. Coba simak beberapa contoh berita mereka terakhir. http://www.rakyatmerdeka.com/article.php?sid=471mode=threadorder=0 Gus Dur Lantik menteri, Mega Makan di Ancol Atau tengoklah yang ini: Gus Dur Duka Besar Perdamaian Posted on Tuesday, June 05 @ 03:13:48 JAVT by redaksi Presiden Gus Dur dipilih sebagai Ambassador for Peace (Duta Besar Perdamaian) tahun 2001 oleh sebuah organisasi internasional yang tidak terkenal. Gus Dur dinilai karena pengabdiannya bagi perdamaian lintas ras, kebangsaan dan agama. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Tajeldin Hamad, Direktur Interreligious and International Federation of World Peace (IIFWP) di tengah-tengah Peringatan Maulud Nabi 1422 H di Istana Negara, Jakarta, Minggu (3/6) malam. http://www.rakyatmerdeka.com/article.php?sid=417 Yang lain-lain, silahkan lihat ke situs mereka. salam, ramadhan pohan (sekadar pengen berbagi cerita dan info) ### _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Fwd: Pernyataan Mengutuk Tindak Kekerasan Terhadap Wartawan Jurnalisme
Wartawan Agus Widjanarko masih koma akibat dihajar para pelaku yang tidak bertanggung jawab. Kasihan betul rekan ini, dianiaya ketika mengabadikan peristiwa kekerasan politik. Jika kita melihat karya-karya foto dan laporan berita yang baik dan perlu diketahui pembaca atau masyarakat umum, seperti itu pula yang tengah diperjuangkan Agus walau akhirnya diopname di rumah sakit. Jika Rekan-rekan bersimpati pada Agus Widjanarko dan mengutuk para pelaku kekerasan itu, berikanlah support itu lewat pencantuman nama Anda. Ini adalah kegiatan sukarela dan semata-mata kemanusiaan! Kita harus selalu berteriak dan berani mengatakan Tidak!!! kepada para pelaku kekerasan. salam, ramadhan pohan ### From: Ikranagara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: DKJ [EMAIL PROTECTED], horison [EMAIL PROTECTED], Sitok Srengenge [EMAIL PROTECTED], Agus Sarjono [EMAIL PROTECTED], SIP2000 [EMAIL PROTECTED], Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED], Hermanto W [EMAIL PROTECTED], Hamid Jabbar [EMAIL PROTECTED], mfi [EMAIL PROTECTED], Iran AR [EMAIL PROTECTED], Jajang C Noer [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: [sip2k] Pernyataan Mengutuk Tindak Kekerasan Terhadap Wartawan Jurnalisme Date: Sat, 26 May 2001 01:16:26 -0500 Pernyataan Mengutuk Tidak Kekerasan Terhadap Wartawan Jurnalisme Sabtu 26 Mei 2001 Saya/kami mengutuk keras tindak kekerasan dan kriminal berupa penganiayaan terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugasnya di lapangan yang baru saja terjadi dan juga mengutuk yang sebelum-sebelumnya! Saya/kami menuntut agar peristiwa ini diusut secara tuntas sampai ke meja hijau agar pelaku kejahatannya bisa dijatuhi hukuman yang setimpal. Saya/kami menuntut agar kebebasan pers dilindungi, termasuk melindungi wartawan yang sedang menjalankan tugasnya, sehingga peristiwa ini tidak terulang kembali. Saya/kami yang membuat pernyataan: 1. Ikranagara - Bloomington, IN, USA 2. Jajang C. Noer - Jakarta, Indonesia 3. Ramadhan Pohan - Washington, DC, USA 4. Priyo Pujiwasono - Washington, DC, USA 5. 6. 7. 8. dst _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Sekarat Politik Indonesia
Barusan saya mengikuti perkembangan permenit dan perjam keadaan Jakarta dan Jatim. Keberadaan detik.com, satunet.com, antara.co.id, kompas online-- disamping saluran telp-- memang cukup membantu. Wah, perkembangan tanah air makin carut-marut saja. Kita kebanyakan politisi namun minus negarawan. Kita tak punya orang-orang sekaliber Bung Karno-Hatta, Sjahrir, dan sejenisnya. Para politisi zaman sekarang terlalu banyak berbicara namun tidak pernah mendengarkan. Berbicara tidak dengan hati nurani. Tidak dengan semangan pengabdian pada bangsa. Yang dipikirkan selalu kekuasaan dan jabatan yang sebenarnya hanya amanah dan titipan belaka. Konstitusi kita ada, tapi yang dipercaya malah politik-politikan. Jika kita sepakat atas hasil pemilu 1999 yang dimanifestasi lewat Parlemen (terlepas dari kualitasnya yang banyak harus dibenahi), serahkan saja sama Senayan. DPR/MPR adalah manifestasi tertinggi Konstitusi kita. Legitimasi kekuasaan Gus Dur di parlemen memang nyaris punah, di daerah-daerah luar Jatim orang-orang pun gelisah dan memintanya mundur saja. Saya tidak tahu apa yang diinginkan Gus Dur. Rencana Dekrit, Maklumat atau apa pun namanya yg ingin diumumkan Gus Dur-- demi kursi Presiden-- jelas-jelas saya menolak. Membubarkan parlemen bukanlah pekerjaan seorang kampiun demokrasi. Megawati masih diam, memilih tidak ngobral statement dalam menggerakkan sikap politiknya. Dalam kacamata demokrasi, ini sebuah keganjilan. Jika saya jadi Mega maka saya tidak akan mundur, walau disuruh Gus Dur untuk milih jabatan Wapres atau Ketua Umum PDI-P. Tetapi begitu Gus Dur mengeluarkan Maklumat atau Dekrit membubarkan Parlemen, lebih baik Mega mundur sebagai Wapres. Justru tindakan ini malah memuluskan jalannya menjadi Presiden, jika alternatifnya hanya Akbar, Amien, atau Gus Dur sendiri. Gimana menurut Anda? salam, ramadhan p (penyimak pinggiran) _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Solusi Aceh: Sebuah Wacana (KBRI/IKI/dll)
Salam! Analisis artikel di bawah ini cukup menarik didiskusikan. Dalam discourse, argumentasi memang menjadi panglima. Bukan sekadar soal siapa benar dan siapa salah atau saling tuding. Kapan IKI atau KBRI menggelar diskusi yang pembicaranya kalangan mahasiswa atau masyarakatnya sendiri. Ayo dong IKI, KBRI.. Habis Permias DC nya masih sibuk dan belum selesai-selesai mencari/memilih Ketua nya. Sedangkan IMAAM, apalagi, ya nggak nyambung dong. Atau Pengajian-DC saja:-) Tetapi jika ada yang mau, boleh juga nih. Coba Lapau Senggol DC sudah ada, pan enak tuh, tinggal isi wadahnya saja. Sekali waktu diskusi, lain waktu lagi baca puisi. Yo wis, ngono sik. penyimak pinggiran ### http://suarapembaruan.com/News/2001/03/21/Editor/ed02/ed02.html Operasi Militer sebagai Cara Penyelesaian Krisis Aceh Oleh KUKUH SUHARWIYONO Pemberontakan di Aceh telah membawa banyak korban, baik dari warga sipil Aceh, anggota GAM maupun personel TNI/Polri. Sebagai pribadi, penulis mempunyai prediksi, masalah Aceh akhirnya akan diselesaikan dengan operasi militer. Hal itu bukan karena TNI ingin membunuh rakyat sendiri atau takut dengan kekuatan militer negara lain, sebaliknya karena pemberontakan GAM sudah melampui batas-batas toleransi suatu gerakan penyaluran aspirasi rakyat. Bahkan, bantuan militer asing dalam perjuangan GAM di Indonesia merupakan pelecehan bangsa dan negara Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Pemberontakan GAM di Aceh harus segera dihentikan karena keutuhan NKRI dari Sabang sampai Merauke menjadi taruhannya. Satu-satunya cara untuk mengakhiri suatu pemberontakan militer dan bersenjata adalah melalui perlawanan militer dan bersenjata juga. Militer Indonesia memang masih dihantui masalah crimes against humanity pada saat melakukan operasi militer di Timor Timur beberapa tahun silam. Namun, dengan masalah itu bukan berarti kita boleh memberikan kesempatan bagi kekuatan militer lain selain TNI sebagai kekuatan inti pertahanan dan keamanan negara untuk bermain di wilayah Republik Indonesia. Rules of Engagement adalah sebuah film yang dibintangi Samuel L Jackson dan Tommy Lee Jones. Film itu mengisahkan bagaimana anggota marinir Amerika Serikat yang melakukan pembunuhan terhadap massa demonstran akhirnya dinyatakan tidak bersalah melalui proses pengadilan yang panjang. Massa demonstran di depan Kedutaan Besar Amerika di Yaman dalam film itu diceritakan disusupi kekuatan bersenjata. Beberapa orang bersenjata api membaur bersama ratusan warga sipil yang berdemonstrasi. Kelompok kecil bersenjata yang berada di tengah-tengah para demonstran itu menembaki pasukan marinir Amerika yang berada di kedutaan besarnya. Akibatnya, tiga orang marinir AS tertembak. Melihat situasi itu, Samuel L Jackson sebagai komandan pasukan, langsung memerintahkan untuk menembak ke arah demonstran. Ekses dari keputusan itu, selain kelompok bersenjata di antara demonstran berhasil dilumpuhkan, banyak warga sipil termasuk wanita dan anak-anak tewas. Oleh sebab itulah, Samuel L Jackson kemudian diajukan ke pengadilan militer AS. Tommy Lee Jones, sebagai pengacara Samuel L Jackson, berusaha mati-matian memenangkan Samuel L Jackson dalam kasus itu. Jones yakin, apa yang dilakukan Samuel L Jackson pada demonstran adalah cara terbaik untuk mempertahankan kedaulatan negara serta menyelamatkan anak buahnya. Argumen kunci Jones dalam memenangkan kasus tersebut adalah kutipan dia mengenai Rules of Engagement, ''Civilian pointing a gun is no longer civilian. Therefore, deadly force is authorized to be used under rules of engagement''. Menghilangkan Ancaman Film itu adalah miniatur suatu pemberontakan militer di sebuah negara berdaulat. Musuh memiliki senjata pembunuh massa yang sangat berbahaya, namun mereka berada di tengah-tengah masyarakat sipil. Bila pemberontakan dibiarkan, keselamatan jiwa dan negara di ambang pintu kehancuran, namun bila ditumpas akan banyak masyarakat sipil yang ikut menjadi korban. Jenderal Wesley Clark dalam wawancara mengenai serangan AS di Kosovo beberapa tahun silam mengatakan, ''there is no exact calculation in the situation like this (military operation)''. Apa yang dimaksud oleh Clark adalah korban dalam suatu operasi militer tidak dapat diprediksi dengan tepat, karena perubahan situasi medan pertempuran yang begitu cepat didukung dengan peralatan-peralatan pembunuh massal yang digunakan kedua belah pihak yang bertikai saat ini, sudah sangat canggih. Kita semua tidak ingin adanya pertumpahan darah dari saudara-saudara kita sebangsa setanah air. Segala permasalahan yang muncul sedapat mungkin diselesaikan dengan cara damai, termasuk masalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Namun, apabila cara-cara damai tidak dapat lagi digunakan, sedangkan suatu permasalahan berubah menjadi ancaman kritis bagi kelangsungan hidup Republik Indonesia, maka satu-satunya jalan untuk menyelamatkan RI adalah menghilangkan ancaman itu secepatnya. Berdasarkan sejarah yang ada, penggunaan kekuatan militer melalui operasi militer
Re: [sip2k] Solusi Aceh: Sebuah Wacana (KBRI/IKI/dll)
njara yang mengencingi dirinya di dalam penjara. Dalam semangat rekonsiliasi yang didasari kebenaran dan pertobatan, Afrika Selatan melewati era dendam kesumat membuka lembaran sejarah baru. Indonesia harus membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dengan tugas mempertobatkan pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan dari Aceh sampai Irian. Para pelaku harus mengaku, bertobat, dan berjanji tidak mengulangi kejahatan. Pemerintah memberi kompensasi finansial material kepada para korban, janda dan ahli waris almarhum korban gerakan militer. Juga kepada wanita korban perkosaan dari Aceh, Irian, sampai Jakarta dalam Peristiwa Mei 1998. Para pelaku termasuk komandan berpangkat jenderal harus memenuhi persyaratan pertobatan dan pengakuan legal, baru dipertimbangkan untuk menerima amnesti dalam paket rekonsiliasi. Saya rasa paket semacam itulah yang akan memulihkan rasa persaudaraan sesama bangsa, bila yang bersalah mengaku dan bertobat. Tetapi, jika Jakarta malah tetap mengerahkan mesin perang untuk menggilas daerah, saya yakin Tuhan tidak akan mengizinkan Indonesia berdiri di atas banjir darah rakyat Indonesia dari suku Aceh, Dayak. Madura, Ambon, etnis Tionghoa dan seterusnya. Tuhan akan bilang stop kepada genosida dan Tuhan akan bilang stop kepada Indonesia yang fasistis. Tuhan di sini diwakili oleh pendapat umum dunia internasional, seperti dulu juga Timtim yang sudah diserbu oleh pelbagai batalyon dan resimen, diguyur anggaran dana yang tidak sepi dari KKN, tetap saja minta merdeka dari RI. Praktek kekerasan rezim Soeharto tidak bisa diulangi oleh rezim siapa pun. Jika sampai praktek-praktek seperti itu akan diulangi, maka walaupun AS mengatakan committed dengan integritas wilayah RI, tetapi lobby HAM dan demokrasi di AS sudah demikian menyebar dan mengakar sehingga tidak bisa lagi masalah Aceh dimonopoli oleh ExxonMobil dan Irian oleh Freeport. u Saya ingin mengingatkan elite Jakarta yang masih mabok dan nostalgia dengan cara-cara kuno rezim Soeharto yang basi, bangkrut, pailit dan rongsokan, bahwa mereka akan gagal bila mengira rakyat bisa dibuldozer dengan pembunuhan dan penumpasan. Kalau mengurus Maluku dan Sampit saja tidak becus, bagaimana mau mengurus perlawanan yang bersifat lintas nasional? Pemecahan intergral masalah bangsa Indonesia adalah sampai seberapa jauh elite politik mau bertobat, mengaku salah, mengaku dosa dan berjanji tidak mengulangi pembunuhan terhadap rakyat sendiri dengan dalih kekuasaan dan kedaulatan negara yang dibajak oleh penguasa diktatur. Jika elite Indonesia tidak mau bertobat dan tetap melakukan cara-cara rezim Soeharto, saya khawatir riwayat Timtim akan terulang di Aceh dan Irian. Dan pada waktu itu sudah terlambat untuk menyesal. Perang modern adalah perang urat saraf, perang media elektronik, perang opini publik, perang diplomasi, perang komunikasi HAM dan demokrasi. Kalau elite Jakarta masih bersifat primitif untuk mengandalkan senjata (yang notabene toh diembargo oleh AS), jelas cara-cara primitif itu akan gagal menyelamatkan eksistensi RI. Saya khawatir justru karena sikap achterlijk elite Jakarta yang kuno, ketinggalan zaman dan primitif itu Indonesia bakal jadi fosil, karena opini publik dunia akan menghancurkan impian model despot fasis Soehartois. Hanya jiwa besar Nelson Mandela bisa menyelamatkan Afrika Selatan dari perang kulit putih lawan kulit hitam. Hanya Rekonsiliasi Tuntas bisa menyelamatkan Indonesia yang bertobat dari masa lalu, berjanji tidak mengulangi penyakit Soeharto dan membuka era baru yang demokratis dan menghormati HAM secara tuntas. Hanya dengan demikian kita bisa survive menyelamatkan Republik Indonesia. Jika tidak, maka kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami nasib seperti Uni Soviet dan Yugoslavia akan terjadi, justru karena penyakit elite Jakarta sendiri. Hal itu tidak bergantung pada George W Bush atau Mary Robinson atau Kofi Annan, tetapi bergantung pada kenegarawanan dan jiwa besar elite Indonesia. u From: "Ramadhan Pohan" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: [sip2k] Solusi Aceh: Sebuah Wacana (KBRI/IKI/dll) Date: Fri, 23 Mar 2001 05:28:12 - Salam! Analisis artikel di bawah ini cukup menarik didiskusikan. Dalam discourse, argumentasi memang menjadi panglima. Bukan sekadar soal siapa benar dan siapa salah atau saling tuding. Kapan IKI atau KBRI menggelar diskusi yang pembicaranya kalangan mahasiswa atau masyarakatnya sendiri. Ayo dong IKI, KBRI.. Habis Permias DC nya masih sibuk dan belum selesai-selesai mencari/memilih Ketua nya. Sedangkan IMAAM, apalagi, ya nggak nyambung dong. Atau Pengajian-DC saja:-) Tetapi jika ada yang mau, boleh juga nih. Coba Lapau Senggol DC sudah ada, pan enak tuh, tinggal isi wadahnya saja. Sekali waktu diskusi, lain waktu lagi baca puisi. Yo wis, ngono sik. penyimak pinggiran ### http://suarapembaruan.com/News/2001/03/21/Editor/ed02/ed02.html Operasi Militer sebagai Cara
Re: Mencegah Indonesia Jadi Mobocracy
Belakangan server nya ada masalah, tapi sekarang nggak lagi lah. Namun mau lebih aman pakai yang co.id saja. tabik, rap ### From: Nasrullah Idris [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Mencegah Indonesia Jadi Mobocracy Date: Fri, 9 Mar 2001 07:21:49 +0700 From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, March 08, 2001 04:04 Subject: Mencegah Indonesia Jadi Mobocracy Ini tulisan kawan kita, Yohanes. Bagaimana dengan kontribusi draft nya? Mbak Suzie, mana tulisannya buat Jawa Pos? salam, ramadhan pohan === Wah, saya susah benget euy masuk ke Jawa Pos. Siapa yang mau tendem tulisan nih? Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu http://google.yahoo.com/bin/query?p=Nasrullah+Idrishc=0hs=0 Email Lain : [EMAIL PROTECTED] untuk darurat saja _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Soeharto dan Supersemar 1966
Dalam artikel di bawah ini, kontroversi Supersemar coba dikupas Notrida. Sejarah memang harus dibuka apa adanya, dan bukan dimitoskan. Ikranagara mungkin punya catatan lain, soalnya sempat jadi aktivis juga dulu kan. Ada yang bisa dibagi kah di milis ini atau artikel, bung Ikra? tabik, rp ## Jumat, 09/03/2001 http://www.jawapos.co.id/cetak/detail.php?u_cat=6114 Soeharto dan Legenda Supersemar 1966 Oleh Notrida Mandica Pada 11 Maret ini, Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) berusia 35 tahun. Dan, tahun ini merupakan tahun keempat tanpa peringatan surat sakti yang tetap misterius keberadaannya itu. Sampai kini masih menjadi teka-teki besar bagaimana isi sesungguhnya surat itu. Juga, siapa sesungguhnya pemegangnya selama ini. Bahkan, teka-teki besar itu juga menyangkut bagaimana proses sesungguhnya lahirnya surat tersebut. Beberapa tahun lalu, misalnya, Jenderal (pur) A. Yusuf sampai menitikkan air mata karena "fitnah" yang ditujukan kepada dirinya yang dianggap sebagai pemegang surat wasiat itu. Selama 32 tahun, para sejarawan berdebat tentang surat tak ternilai itu yang menghilang tanpa jejak. Ada keraguan menggelayut: Apakah surat itu betul-betul pernah hadir di negeri ini? Meragukan Pemegang Surat Wasiat Letnan Jenderal Soeharto (waktu itu) mendeklarasikan dirinya sebagai pemegang surat wasiat dari Presiden Soekarno. Surat yang memberinya titah untuk menjalankan kekuasaan seluas-luasnya. Tetapi, jika mencermati perilaku politik mantan Presiden Soekarno yang nasionalistik dan patriotik, sangat diragukan bahwa beliau mempercayakan surat kekuasaan menjalankan pemerintahan kepada Soeharto. Alasan-alasannya, antara lain, pertama, Soeharto adalah prajurit terlatih di bawah komando pasukan penjajah Belanda KNIL, The Royal Netherlands Indies Army (Benedict Anderson 1982). Kedua, setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Soeharto tercatat sebagai anggota pasukan militer Jepang. Seandainya Indonesia tidak merdeka pada 1945, Soeharto mungkin akan berpangkat kapten atau lebih rendah di bawah pemerintahan kolonial Jepang. Dalam masa karier keprajuritan dan militernya, Soeharto tidak memiliki record yang menunjukkan bahwa beliau pernah terlibat dalam aksi-aksi perjuangan kemerdekaan nasional dan pembebasan Indonesia dari cengkeraman penjajah. Malah sebaliknya, Soeharto bekerja untuk para penjajah dalam menekan bangsa sendiri. Menilik latar belakangnya, maka sangat sulit membayangkan bahwa Soekarno akan mempercayakan pemerintahan Indonesia kepada seorang yang tidak mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Duplikasi Warisan Penjajah Sebagai tentara karier pada dua masa penjajahan, Soeharto menerima respek dari bawahannya. Bagaimanapun, dalam struktur karier seperti militer, senioritas dan pengalaman menjadi acuan peringkat dan level kehormatan. Maka, tak ayal lagi, ketika beliau mengambil alih kekuasaan, kebanyakan anggota militer yang mengetahui sejarah yang sebenarnya memilih bungkam. Bungkamnya para tentara tidak menolong sejarawan dan para aktivis sipil yang hendak menggali kebenaran Supersemar 1966. Malahan Supersemar 1966 makin kuat melegitimasi kekuasaan yang tak terbatas dan melindungi Presiden Soeharto selama tiga puluh dua tahun masa kekuasaannya. Sebagai seorang yang mendapatkan keahlian dari penjajah Belanda, dalam 32 tahun masa kepemimpinannya, Presiden Soeharto menerapkan sistem kekuasaan birokrasi-politik militer model penjajah Belanda. Dalam sistem tersebut, militer dikukuhkan sebagai institusi yang melindungi kepentingan birokrasi pemerintah dan negara. Meski demikian, proses pengambilan keputusan tetap menggunakan sistem konsultasi dan konsensus. (Anderson 1982. Sementara King 1982 menyebutnya Birokratik Autoritarianisme). Militer akhirnya menjadi partner tepercaya bagi Presiden Soeharto dalam masa kekuasaannya. Karakteristik partnership ini, antara lain; 1) Sistem militer diduplikasikan dalam struktur birokrasi sipil. 2) Partai-partai politik dijadikan simbol dinamika politik, tetapi partai-partai tersebut tidak memiliki kekuasaan dalam proses pengaturan negara dan sistem birokrasi pemerintahan. 3) Objektif profesionalisme tentara digantikan dengan orientasi birokrasi, kekuasaan sipil, dan ekonomi. 4) Seperti KNIL pada masa Belanda, Tentara Indonesia di bawah Presiden Soeharto kemudian menjadi sangat korup dan tak memiliki solidaritas nasionalisme kerakyatan. Supersemar 1966; Fiktif? Ada keraguan tentang kebenaran Supersemar 1966. Tampak beban psikologis yang dahsyat jika menyimpulkan bahwa Supersemar sekadar fiktif yang dikreasi oleh Presiden Soeharto dan para loyalis militer. Jika tak ada klarifikasi tentang Supersemar 1966, 32 tahun sejarah Indonesia tak ada bedanya sebagai legenda yang diceritakan berulang-ulang, menarik untuk didengar, tetapi tak mengandung nilai dan fakta sejarah. Namun, legenda ini dilembagakan eksistensinya dan dipaksakan kebenarannya. Jika Supersemar hanyalah dokumen fiktif, Presiden Soeharto layak menerima gelar sebagai penulis fiksi cerita bersambung
Mencegah Indonesia Jadi Mobocracy
Ini tulisan kawan kita, Yohanes. Bagaimana dengan kontribusi draft nya? Mbak Suzie, mana tulisannya buat Jawa Pos? salam, ramadhan pohan ## http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=5936 Kamis, 08/03/2001 - 21:03 WIB Mencegah Indonesia Jadi Mobocracy Oleh Yohanes Sulaiman Beberapa waktu lalu, saya menghadiri Kongres Permias yang diselenggarakan oleh Permias Chicago. Saat itu, saya bertanya kepada Mr Jeffrey Winters, yang dikenal sebagai salah satu pakar Indonesia, tentang apakah mungkin Indonesia lebih baik kembali ke sistem kediktatoran. Winters menentangnya. Dia justru menyatakan bahwa jauh lebih baik jika terjadi lagi kejadian seperti Mei 1998, ketika para mahasiswa kembali turun ke jalan dan menggulingkan semua elite penguasa yang korup dan membentuk pemerintahan baru yang benar-benar bersih. Intinya adalah revolusi total. Ide Mr Jeffrey Winters adalah ide marxis. Salah satu intinya adalah kaum proletar (mahasiswa, buruh, rakyat kecil) melakukan revolusi dan menggulingkan elite yang korup untuk membentuk pemerintah baru yang jujur, bersih, dan sosialis. Waktu itu saya meng-counter dengan menyatakan bahwa secara teoretis/idealis, ide ini memang menarik. Tapi, dalam praktik, ide ini memiliki kelemahan besar. Salah satunya adalah banyaknya darah yang tertumpah. Jawaban Mr Winters adalah sekarang saja darah sudah banyak tumpah (di Maluku, Kalimantan, dsb), jadi apa bedanya? Jawaban Mr Winters terus terang menjadi bahan pikiran saya terus-menerus. Apakah memang lebih baik kita mengulang peristiwa Mei 1998 dengan catatan bahwa kita benar-benar menyapu bersih semua antik KKN di pemerintah dan membentuk pemerintah baru yang bersih dan stabil? Namun, semakin saya pikirkan ide ini, saya justru semakin skeptis mengingat bahaya yang kurang diperhitungkan Mr Winters, yakni mobocracy. Apa itu mobocracy? Tak seperti demokrasi yang merupakan pemerintahan oleh rakyat, mobocracy adalah bentuk pemerintahan yang menggunakan emosi rakyat. (mob: massa yang mengamuk, cracy: pemerintahan). Mobocracy timbul karena kaum-kaum elite menggunakan emosi rakyat sebagai alat untuk memaksakan kehendak mereka. Mobocracy sering terjadi dalam negara yang pemerintahan pusatnya kurang stabil. Contohnya, negara-negara yang baru lepas dari sistem authoritarian dan menuju sistem demokrasi. Kejatuhan sistem authoritarian menyebabkan kekuasaan jatuh ke tangan segelintir kelompok-kelompok politik atau ke tangan elite-elite politik yang memiliki dukungan golongan. Namun, seperti biasanya, dalam pemerintahan, akan terjadi pertentangan antara kaum-kaum elite ini. Sering satu kelompok terdesak dan merasa kedudukannya terancam seperti karena skandal, kurangnya legitimasi, atau melemahnya posisi mereka. Bisa juga salah satu atau beberapa kaum elite ingin mendapat dukungan lebih banyak dari rakyat demi legitimasi. Cara termudah untuk lebih banyak mendapatkan dukungan adalah mereka berupaya membangkitkan emosi rakyat dengan berusaha membuat rakyat atau kelompoknya merasa kepentingan mereka terancam. Ada beberapa faktor yang bisa "membantu" kaum elite membakar emosi rakyat. Pertama: adanya rasa takut dalam diri rakyat sendiri. Misalnya, kalau rakyat merasa kepentingan mereka terancam oleh unsur yang mereka anggap dari luar. Kedua: adanya faktor satu target atau musuh pada rakyat yang sedang dibangkitkan emosinya itu. Ketiga: kondisi ketika pemerintahan sedang labil yang disebabkan kekalahan perang, kerusakan ekonomi, atau masa pergantian pemerintahan dari autocracy ke oligarchy atau democracy. Banyak contoh mobocracy dalam sejarah. Misalnya. Revolusi Prancis, Revolusi Rusia, Cultural Revolution di Cina, dan pembantaian di Rwanda. Salah satu contoh yang paling tragis adalah pembantaian di Rwanda. Seperti diketahui, pembantaian di Rwanda meletus bersamaan dengan terbunuhnya Presiden Rwanda yang berasal dari kaum Hutu. Elite-elite yang merupakan kelompok Presiden Rwanda kemudian menyatakan bahwa kaum Tutsi merupakan bahaya laten dan menyerukan agar orang-orang Hutu "membela diri" dengan menyerbu kaum Tutsi. Hasilnya adalah pembantaian besar-besaran atas kaum Tutsi. Contoh di atas memberikan gambaran bahwa betapa berbahayanya mobocracy ini bagi kaum yang merupakan "target"-nya. Namun, di sisi lain, pada akhirnya, mobocracy ini justru tak terkendali, bahkan membahayakan posisi kaum elite yang memulainya. Pada akhirnya, justru mobocracy tak bisa dikendalikan. Kaum elite yang sudah menanamkan ide ini kepada rakyat tak sanggup mengendalikannya dan justru terpaksa mengikuti "arus" dan kehilangan kontrol untuk membuat kebijakan rasional. Massa yang sudah tak bisa dikendalikan akan merusak segala aspek sosial seperti ekonomi. Lebih buruk lagi kalau massa kemudian melakukan tindakan penghancuran atau pembunuhan masal yang pasti lebih mengerikan daripada tragedi Rwanda. Sering akhir mobocracy adalah kehancuran negara dan kembalinya negara tersebut ke sistem kediktatoran atau lebih buruk lagi adalah ketakstabilan seca
Artikel/Dompet Sampit
Salam! Di bawah ini adalah artikel Priyo yang dimuat di Jawa Pos Sabtu. Menarik didiskusikan. Wacana Otda memang memerlukan diskusi, pemahaman dan pemikiran dialektis yang tanpa putus. Sebagai info bunga-bunga, honor tulisan ini 100% disumbangkan penulisnya buat Dompet Sampit. Ketika ihwal ini saya sampaikan ke editor dan bagian keuangan kami, sikap penulis artikel ini memang terasa memberikan satu sisi ketauladanan. Semoga Tuhan YME selalu memberikan kemudahan dan kemurahan yang setimpal bagi kita semua. Amin. tabek, rap ### http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=5210 Sabtu, 03/03/2001 - 21:41 WIB Otda; Belajarlah dari Federalisme Amerika Oleh: Priyo Pujiwasono Gonjang-ganjing di panggung politik, tampaknya, telah menelantarkan berbagai agenda penting yang seharusnya menjadi prioritas utama para elite politik kita. Salah satu agenda penting yang harus dicermati adalah pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai pada awal tahun ini dengan diberlakukannya UU No. 25/1999. Sejak awal kemerdekan Indonesia, sebenarnya telah banyak terjadi pertentangan pendapat antara bentuk negara kesatuan terpusat (centrally planned) dan negara Indonesia Serikat (federal). Bahkan, UUD RIS (Republik Indonesia Serikat) pernah diberlakukan pada 1949-1950. Sementara itu, UUD 1945 yang kemudian disahkan lagi sebagai konstitusi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan Dekrit Presiden 1959 memberikan kewenangan yang begitu besar kepada presiden dan pemerintah pusat, sehingga kepentingan daerah hampir tidak mendapat tempat yang semestinya. Akibatnya, beberapa kali terjadi pemberontakan yang bernuansa kedaerahan, seperti dilakukan Kahar Muzakar dan PRRI/Permesta. Terbukti pula, sejak awal kemerdekaan hingga masa Orde Baru -dalam konteks hubungan pusat-daerah-, daerah selalu menjadi sapi perahan pemerintah pusat. Bahkan, setiap tuntutan/aspirasi daerah selalu dicap sebagai gerakan inkonstitusional yang membahayakan stabilitas nasional. Federalisme ala Amerika? Negara Federal Amerika yang diproklamirkan 4 Juli 1776 pada awalnya merupakan sebuah gabungan (united) dari 13 negara koloni (state) di wilayah timur dan selatan Amerika. Barangkali inilah salah satu perbedaan yang cukup signifikan dari konsep nation building antara Amerika dan Indonesia. Mengutip pendapat Salim Said, nasionalisme Indonesia sudah selesai terbentuk sebelum masa proklamasi kemerdekaan, dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Nasionalisme Amerika justru sebaliknya. Konsep united masih terus berproses panjang setelah Declaration of Independence, berkembang dari 13 states menjadi 50 states dewasa ini. Demikian pula, authority (kewenangan) pemerintah federal di Amerika justru dirumuskan oleh ke-13 states. Sedangkan yang terjadi di Indonesia, pemerintah pusat terlebih dahulu berdiri (established) daripada pemerintahan di daerah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya konsep otonomi atau federalisme Amerika terlebih dahulu "matang" dibandingkan dengan keberadaan pemerintah pusat. Pada Articles of Confederation 1787 mengenai kesepakatan bersama 13 states, juga disebutkan bahwa dengan adanya penggabungan atau konfederasi ini yang dinamai United States of America, masing-masing state tetap memegang/mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kemerdekaan, serta hak-haknya selama ini. Konsep konfederasi ini terus berkembang sehingga menghasilkan pemerintahan federal yang kuat. Namun, posisi state government tidak pernah terkooptasi oleh kepentingan pusat. Meski demikian, federalisme Amerika bukan berarti suatu proses yang instan karena dalam sejarah, Amerika Serikat juga pernah mengalami fase guncangan-guncangan politik terhadap keutuhan konfederasi. Puncaknya adalah meletusnya Civil War (Perang Saudara) antara kelompok Utara dan kelompok Selatan pada 1861-1865 yang hampir-hampir menghancurkan keutuhan Amerika. Wilayah utara Amerika (para industrialis) menuntut penghapusan perbudakan, sementara wilayah selatan (daerah perkebunan yang memerlukan banyak pekerja) menolaknya. Pertempuran yang berkecamuk pada masa pemerintahan Lincoln itu melibatkan 3 juta orang dan menewaskan korban tak kurang dari 600 ribu jiwa. Untungnya, pertempuran ini akhirnya dimenangkan kelompok Utara sehingga perbudakan dihapuskan dari bumi Amerika serta keinginan kelompok selatan untuk melepaskan diri dari Amerika tidak pernah terwujud. Abraham Lincoln yang terbunuh pada 1865 dikenang sebagai pahlawan pejuang antiperbudakan dan diabadikan dalam bangunan Lincoln Memorial di Washington, D.C. Pelajaran dari Federalisme Amerika Mengingat pluralisme penduduk dan budaya, tentu kita harus lebih berhati-hati dalam menerapkan konsep otonomi/federalisme di Indonesia. Kesenjangan antardaerah dan keragaman budaya masyarakat memang harus dicermati, namun tidak perlu pesimistis bahwa daerah yang terbelakang akan makin terpuruk dengan penerapan otonomi. Terbukti di Amerika, dengan adanya kewenangan state government untuk mengurus daerah sendiri, justru muncul kreativitas
Re: Artikel Reflektif Notrida
r tak akan berani melakukan aksi terornya. Konflik etnis tak akan terjadi karena tangan hukum segera menangkap kaum provokator dan menghukum mereka dengan tegas. Pemerintah yang berwibawa dengan dasar hukum akan ditakuti dan sekaligus dicintai rakyatnya. Namun, kerapuhan hukum di negara kita menyebabkan gerakan-gerakan terorisme tersebut tak bisa diatasi. Dan hasilnya, Indonesia semakin rapuh dihantam gelombang. Terakhir, tulisan Notrida memang tepat dalam menuliskan kesadaran-kesadaran yang diperlukan untuk membangun kastil yang indah. Memang Indonesia sekarang ini butuh pilar-pilar yang kuat dan kerangka bangunan yang kukuh untuk menuju ke era baru. Namun, jika fondasi kastil ini tak dalam, sekuat apa pun pilar kita, kastil kita akan tetap roboh jika melawan gelombang. *Yohanes Sulaiman, mahasiswa PhD International Relations Ohio State University, Columbus, Ohio http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_kat=1989 ## From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Artikel Reflektif Date: Sun, 11 Feb 2001 07:29:20 +0700 Dear Cak Pohan, Terima kasih atas info tulisan teman kita Ida yang dimuat di Jawa Pos. Sayang, ketika address terlampir di-klik, Jawa Pos-nya nongol namun artikel-nya kok nggak ikutan, alias ruang artikel-nya kosong. Jadinya ya cuman bisa mbayangin aja lanjutan tulisan rekan Ida tsb. Menyoal perilaku politik di Indonesia belakangan ini, saya saat ini hampir-hampir nyerah karena bingung dan nggak habis pikir. Kecenderungan dan 'benang merah'nya susah untuk dirunut. Sedemikian banyaknya informasi dari berbagai jenis media yang setiap saat saya ikuti dengan tingkat reliabilitas masing-masing, hanya menambah kebingungan. Tentu saja saya menyadari bahwa saya tidak belajar formal soal ilmu perpolitikan, sehingga tidak bisa mengenali ilmu politik macam apa yang sedang terjadi di republik kita saat ini. Eh ngomong-omong, presiden kita betul-betul yakin lho tidak akan ada SI ke depan ini seperti yang diucapkannya dalam dialog mahasiswa beberapa hari ini (yang ternyata tidak dihadiri oleh para tokoh-tokoh mahasiswa pejuang reformasi yang turun ke DPR beberapa hari sebelumnya, karena mereka tidak mau datang dengan alasan undangannya ditulis tangan dan 'mencurigakan'). Saat ini adalah Minggu pagi di Indonesia, waktu saya untuk bergabung dengan teman-teman main tennis. H ., Indonesia masih indah kok Salam, Budi -Original Message- From: Indonesian Students in the US [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On Behalf Of Ramadhan Pohan Sent: Saturday, February 10, 2001 9:58 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Artikel Reflektif Bacaan menarik untuk weekend ini. salam, rap ## Kastil Pasir Politik Indonesia Oleh Notrida Mandica Melihat kondisi politik Indonesia saat ini persis seperti melihat sebuah kastil pasir. Awalnya, dilihat sepintas, politik Indonesia tampak seperti sangat kukuh. Namun, begitu bersentuhan dengan gelombang kebebasan dan demokrasi, bangunan politik Indonesia itu ternyata amat rapuh.Ada sejumlah penyebab mengapa bangunan politik Indonesia sedemikian rapuh seperti kastil pasir. Selanjutnya: http://www.jawapos.com/cetak/detail.php?u_cat=1729 _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com _ Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
Undangan Terbuka Pesta Pernikahan Fachry - Arnis
Assalamualaikum Wr Wb, Salam sejahtera buat Bpk/Ibu/Sdr/Sdri sekalian, Dengan hormat, Kami mengundang Bpk/Ibu/Sdr/Sdri sekalian menghadiri momen penting dan berbahagia pesta pernikahan Sdr M. Fachry dengan Sdri Arnis Herliani yang akan berlangsung pada: Hari/Tgl: Minggu 19 November 2000 Waktu : 3 pm - 8 pm Tempat : "Party Room", James Building, RIVER HOUSE Army Navy Dr, Arlington, Washington DC Area Besar harapan dari kedua mempelai agar Bpk/Ibu/Sdr/Sdri sekalian dapat hadir dalam resepsi pernikahan Fachry - Arnis ini. Mempelai perempuan, Arnis yang berasal dari Malang, Jawa Timur akan mengenakan pakaian adat Jawa. Fachry sendiri yang campuran keturunan Minang dan Jawa Barat, akan mengenakan jas. Resepsi ini bakal tambah gayeng, karena Insya Allah Cak Solikin bakal bertindak sebagai MC nya. Sebagai informasi tambahan, Fachry adalah penjaga gawang tim sepak bola Washington DC sekaligus pemain keyboard band masyarakat Indonesia di Washington DC area. Terima kasih. Wassalam, Ramadhan Pohan (Humas-nya Fachry) N.B: Lokasi River House I di Army Navy Dr cross dengan Joice St. Persis dekat Pentagon Mall. Subway: Pentagon City (Blue Yellow Line) Info : 202- 887 1123 (Sebelum D Day) 202- 253 (Cell/ D Day) _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: [bincang] DC MUSIC FESTIVAL 2000
Faran, Musisi terkenal kita Eros Djarot yang terkenal karena "Badai Pasti Berlalu"nya itu kan lagi ada di AS. Dia ngider sekitar NY, Oregon, dan beberapa tempat lain di AS. Akan ke Chicago juga. Selain "Badai" tadi, masih banyak lagi lagunya dan aransemennya yang terkenal pada paruhan kedua dekade 1970 dan dasawarsa 1980-an. Eros adalah seniman hebat dan serba bisa. Termasuk filmnya, "Tjoet Nya' Dhien" itu. Juga adalah politisi, bersama PDI-P dan sekarang aktif bersama Poros Indonesia. Juga adalah wartawan kaliber, terutama lewat posisinya sebagai Pemred Tabloid Detik dulu dan sekarang "Detak". Sebagai mantan seniman musik kaliber, Eros pasti masih oke tuh. Saya pikir, akan baik sekali jika Eros kalian minta jadi juri atau bintang tamu Festival kalian. Jadi tambah prestisius, gitu. Memang ini membutuhkan pendekatan. Tapi kalau kalian mau, kenapa nggak dicoba. Ya nggak? Oke, ini hanya sekadar saran saya. Jika ada yang bisa saya lakukan, sampaikan saja. salam, ramadhan pohan ### From: "Faransyah Jaya" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Subject: [bincang] DC MUSIC FESTIVAL 2000 Date: Fri, 29 Sep 2000 15:26:04 GMT Salam PERMIAS, Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, PERMIAS DC ingin mengundang rekan-rekan mahasiswa dan masyarakat Indonesia untuk mendukung acara musik kami:"DC Music Festival 2000" yang akan menampilkan Shakila (Penyanyi terkenal Indonesia) sebagai salah satu juri dan bintang tamu. Acara ini sedianya diadakan: Hari/Tanggal: Sabtu/14 oktober 2000 Jam: 2 Siang Selesai Tempat: Washington, DC Http://www.dc.permias.org/musicfestival Acara ini dimaksudkan untuk menunjukan keterampilan dan kreatifitas para musisi muda Indonesia sekaligus mempererat tali persahabatan antara mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat. Adapun kategeori perlombaan musik ini dibagi: Band : Piala + $200 Individu/ group : Piala + $50 Pendaftaran harap meng-Email ke Mailing List [EMAIL PROTECTED] Atau menghubungi langsung: 1. Cindy: (703) 980-6612 Email: [EMAIL PROTECTED] 2. Shima: (301) 946-8443 Email: [EMAIL PROTECTED] Kami sangat mengharapkan partisipasi rekan rekan sekalian dalam acara "DC Music Fest 2000" ini. DC FEST 2000 Team PERMIAS DC PS: - Tiket Masuk $ 5.00 dapat dibeli di pintu - Snack dan Minum disediakan Sejauh ini band/Penyanyi yang sudah mendaftar untuk berpartisipasi antara lain: - Washington DC - New York - Boston _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com. -- Subscribe/unsubscribe bincang@ ? Send email to [EMAIL PROTECTED], with subject: (un)subscribe bincang@. -- Menjadikan PERMIAS organisasi yang satu, berguna bagi anggotanya, perduli, tanggap dan independen... -- _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: GD dikawal 3 F-16
Menurut saya, itu 'show of force' yang tak perlu. Setuju sama Anda, cak Budi, siapa sih di belakang ide aneh itu? Kayaknya, momentumnya nggak pas, gitu. Lucu? Yah, militer atau orang dekat GD memang punya logika sendiri. Bisa jadi targetnya dua: Internal, supaya yang berencana meng-SI kan GD, kini mikir-mikir. Eksternal, mereka berharap AS dan internasional melihat GD mendapat dukungan penuh sepenuh-penuhnya dari TNI. Mana yang betul, nggak tau lah. salam, penyimak pinggiran ### From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: GD dikawal 3 F-16 Date: Tue, 26 Sep 2000 06:48:21 -0700 Rekan-rekan yth., Ngomongin fenomena yang agak aneh ah Ketika berangkat menuju negara-negara Amerika Latin dan Kanada, pesawat pak presiden GD dan rombongan dikawal oleh 3 pesawat tempur F-16 di sisi kanan-kiri dan belakangnya selama 45 menit. Kira-kira pak GD-nya sendiri tahu nggak ya kalau dikawal? (Maaf, bukan dalam artian 'harafiah' lho ya.). Kenapa pula ya kok pakai dikawal pesawat tempur ketika masih ada di atas wilayah Indonesia bukannya di atas wilayah negara lain? Ini hanya untuk gaya-gaya-an atau memang mencegah terjadinya serangan musuh? (di wilayah sendiri?). Lalu, kira-kira ide siapa ya kawal-kawalan ini? Kira-kira berapa ya ongkos menerbangkan 3 pesawat tempur F-16 dari Madiun ke Jakarta tambah 45 menit 'ngawal' lalu balik lagi ke Madiun? Kalau dana ini dipakai sebagai tambahan ongkos pemeliharaan pesawat tempur lainnya, mungkin pesawat-pesawat tempur kita bisa bertahan lebih lama ya dalam menghadapi embargo peralatan militer. Mungkin ada baiknya juga kalau pak GD memesan 3 mobil Batman untuk mengawalnya kalau bepergian menggunakan jalan darat. IndonesiakuIndonesiaku., lucu dah kamu... Salam, Budi _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: GD=Menlu?
Rekan Budi, Kebetulan tadi pagi saya menanyakan soal yang sama ke Menlu Alwi Shihab, signifikansi kunjungan Gus Dur kali ini. Cukup banyak info juga di luar itu. Jadi kalau yang Venezuela, itu untuk Opec Summit, KTT pertama sejak 25 tahun terakhir dan kedua sejak 40 tahun terakhir. Kalau ke Brasil dll, kata Alwi, banyak manfaat juga. Soalnya, Brasil jago dalam pertanian. Selebihnya? ''Mempunyai kawan lebih banyak kan lebih baik,''katanya. Begitulah, cak. Jadi, ke Venezuela, Brasil, Kanada, Argentina itu tetap penting. ''Kebetulan kita sedang ada di kawasan itu kan. Jadi sekalian,''timpal Alwi. Yo wis, cak... aku mau ngontak 'beras' ku dulu. Biasa, koordinasi. salam, penyimak pinggiran ## From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: GD=Menlu? Date: Mon, 25 Sep 2000 06:52:37 -0700 Rekan-rekan yth., Presiden kita yang satu ini merencanakan akan 'jalan-jalan' lagi. Setelah keliling benua Afrika, Eropa, dan Amerika Utara beberapa waktu lalu, kali ini Amerika Latin (Venezuela, Argentina, Brasil, Kanada, dll.) yang akan dikunjungi. Apakah ada hasil signifikan dari 'jalan-jalan'nya kemana-mana yang lalu? Misalnya saja terhadap: jumlah investor asing yang masuk Indonesia atau terjadi peningkatan nilai dan jenis ekspor Indonesia ke manca negara, dll. Kalau memang nggak ada (atau belum ada), lalu untuk apa ya kira-kira 'jalan-jalan' tsb? Atau barangkali, GD ini lebih cocok untuk jadi Menlu saja ya...? Atau jadi direktur Garuda Indonesia Airways gitu Bisa-bisa, presiden-presiden kita berikutnya menjadikan 'jalan-jalan' keluar negeri sebagai 'wajib hukum'nya. Habis ada yang ditiru sih.. Salam, Budi (yang nggak diajak jalan-jalan, karena tidak pernah jadi anak presiden) _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Gelbard, Ada Apa?
Siapa berani sama Gelbard? Siapa berani sama AS. Tapi, menurut saya, Gelbard mempunyai power yang cukup untuk mencampuri Indonesia. Dia mewakili superpower, AS. Tapi, apakah gaya diplomasinya ini pantas? Apa bukan suatu kekonyolan? Eit, tunggu sebentar. Jangan-jangan ada personal interest di balik arogansi Gelbard cs dan pihak-pihak di AS. Celakanya, nasionalisme sempit dan gegabah lagi mekar pula di tanah air. Gelbard tahu banget itu. Maka itu, saya bilang, jangan-jangan ada perangkap di balik semua ini. Lalu, siapa memerangkap siapakah? Usai membaca petilan berita di bawah, adakah Anda yang bisa memberi penjelasan? salam, ramadhan pohan (penyimak pinggiran) ### Gelbard Akui Marinir AS Datang Tuding Pangdam Udayana Gagal Lucuti Milisi JAKARTA- Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia H. E. Robert S. Gelbard akhirnya mengakui keberadaan marinir Amerika Serikat di Indonesia. Namun, sekarang marinir AS sudah pulang lagi ke negerinya. "Beberapa hari lalu memang ada. Tapi, mereka sudah meninggalkan Indonesia sembilan hari yang lalu," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri acara Economic Growth in an Open Society: Challenges and Opportunity yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta (ISEI Jaya) dan Kedutaan Besar AS di Jakarta kemarin. Gelbard menyatakan, keberadaan marinir AS di Indonesia itu bukan untuk operasi militer, melainkan melakukan tugas kemanusiaan. Lamanya hanya tiga hari. Menurut dia, tak ada alasan bagi Indonesia untuk mencurigai keberadaan marinir AS yang merapat di perbatasan Timor Timur dan Indonesia. "Mereka hanya melakukan tugas kemanusiaan, tidak lebih dari itu. Saya kira Mayjen Kiki Syahnakri (Pangdam Udayana, Red) tidak usah mencari-cari alasan," tukasnya. Menurut Gelbard, keberadaan marinir AS yang berjumlah 600 personel dan bersenjata lengkap sama sekali tidak ada kaitannya dengan pelucutan milisi eks Timtim dan keinginan untuk intervensi kebijakan militer Indonesia. "Ridiculous (gila), absolutely ridiculous. Tidak mungkin kami memiliki pemikiran demikian," tuturnya. Dalam kesempatan itu, Gelbard juga menyoroti kinerja Pangdam IX Udayana yang dinilai tidak maksimal. Padahal, tugas yang dipikul penanggung jawab keamanan daerah Bali hingga NTT itu sangat berat. Selama ini, kata Gelbard, yang dilakukan Kiki hanyalah mencari-cari alasan dan mencari kambing hitam. Akibatnya, banyak terjadi informasi yang simpang siur mengenai kondisi keamanan di perbatasan Indonesia dan Timtim. Gelbard mencontohkan terbunuhnya seorang wartawan asal Belanda di daerah Timor Timur. Saat itu, menurut Gelbard, Kiki menyatakan dua kali memublikasikan bahwa wartawan itu tidak mati tertembak. Padahal realitasnya, wartawan itu tewas karena serangan brutal yang menggunakan senjata api. "Kiki Syahnakri bisa dikatakan gagal dalam kerjanya sepuluh bulan terakhir. Terutama dalam melucuti milisi. Dia seharusnya lebih berkonsentrasi kepada kerjanya. Tanggung jawab yang dipikulnya itu tidak mudah," tutur Gelbard. Menurut dia, Kiki harus segera melakukan evaluasi total terhadap kerjanya selama sepuluh bulan terakhir. Dia juga menyatakan bahwa selama ini Kiki sering memanfaatkan isu-isu untuk menutup-nutupi kerjanya yang gagal. Salah satunya ialah keberadaan marinir AS di Atambua. "Kita semua bisa lihat mengapa milisi makin tak terkontrol dan terkesan makin kuat. Dan mengapa Kiki tak segera melakukan pelucutan senjata secara total dan membubarkan milisi-milisi eks Timtim itu,'' tuturnya. Namun, Gelbard tidak sempat menjawab pertanyaan mengapa marinir AS yang menjalankan tugas kemanusiaan itu dipersenjatai lengkap. http://www.jawapos.com/dailynews/29/26/Berita_Utama/1-GELBAR.htm _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: Alwi Shihab kecelakan di NY
Budi, Kecelakaannya bukan di NY. Kayaknya Detik.com salah tulis tuh. Yang benar: Penn State. Saya tadi berbicara dengan Ny Alwi Shihab. Semua yang di dalam mobil selamat dan tidak mengalami luka-luka. Termasuk Alwi, isteri dan puterinya. Beruntunglah ada 'air bag' di mobi, sehingga tidak terjadi apa-apa dengan puteri mereka yang duduk di depan. Pokoknya, semua selamat, termasuk sopirnya. Hanya lutut mereka yang sakit dikit. Apalagi, saat gue nulis ini nih, Menlu Alwi dan Susilo Yudhoyono lagi meeting di mabes PBB. Jadi, aman aja, man. Cerita lebih lengkapnya, nah ini nih yang mau gue koranin. Sorry ye, ane tinggal dulu, mau deadline nih. Soalnya harus nulis buat yang nge-beras-in keluarga gue lah. Ya nggak. ciao orang pinggiran ### From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Alwi Shihab kecelakan di NY Date: Wed, 20 Sep 2000 06:09:28 -0700 Rekan di NY yth, Bisa bagi cerita tentang kecelakaannya Alwi Shihab di New York? Bagaimana kejadiannya? Thanks. Salam, Budi _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: Turtle Run: Goin' Home
Saya suka cerita penyu bung Dharma. Dan versi plesetan Budi memang ada-ada saja. Saya ketawa terus, Budi memang piawai urusan plesetan dan kreatif dalam berhumor. Soal abuse ternyata bisa menembak ke segala penjuru. Tapi Budi, bagaimana tuh rumor skandal Gus Dur dan Aryanti boro Sitepu? Oya, jika rumor ini benar, sebagai orang pinggiran yg kebetulan Batak bukan Karo, saya kecewa. Kecewa sama boru Sitepu, kok mau sama suami orang. orang pinggiran ### From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Dan.., beberapa bulan kemudian.. beberapa dari bayi-bayi penyu yang telah mulai menjadi children penyu tsb berebutan berenang ketepian ketika melihat Dharma melintas di pasir selepas kepergian temaram senja. Setelah mencapai jarak yang ideal, ditengah keheningan malam gulita yang sejuk itu.., mereka serempak berebutan berteriak. papa papa... papa..!!! (Dharma: oh boy.). Salam, Budi Marianus DATUBARA wrote: _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: [siyasah] GUS DUR DILANDA FITNAH
Ini ada banyak komentar lain. Isinya macam-macam. Saya hanya rada aneh atas pembelaan intelektual LIPI, Syamsuddin Haris yang terlampau tendensius. Saya masih terus mengikuti perkembangan, dan belum bisa mengambil kesimpulan tegas. Coba baca ini: http://satunet.com/komentar/view.html?id=25298limit=0maxdata=32 salam, penyimak pinggiran ### From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [siyasah] GUS DUR DILANDA FITNAH Date: Tue, 29 Aug 2000 13:42:52 EDT Assalamualaikum Wr wb, Saya baru saja melihat sendiri scan foto Gus Dur yang sedang memangku perempuan berpakaian daster. Gus Dur bercelana pendek. Aryati Sitepu (si perempuan itu) masih terlihat muda, paling tidak berbeda dengan foto diri yang ada di website http://welcome.to/aryatie-gate dan di majalah online panji masyarakat. Kesan yg timbul dari hasil scanning adalah foto itu sudah lumayan lama (dari brighness warnanya), atau paling tidak si empunya tidak menyimpannya dengan baik. Kertas yg digunakan tipe matte (bukan glossy). Si terpangku, yaitu Aryatie Sitepu terlihat tersenyum bahagia. Kebetulan saja saya punya hobi fotografi, dan demi melihat foto tersebut (walaupun cuma hasil scanning) sungguh sulit buat saya untuk tidak mempercayainya. Teknologi untuk meneliti kebenaran suatu foto adalah teknologi lama. Sebagai contoh, Sovyet dahulu kala pandai sekali menghapus gambar tokoh-tokoh yang tidak disukai dari foto-foto Stalin. Misal gambar Leon Trotsky tiba-tiba menghilang. Walaupun begitu, AS di waktu dulupun sudah mampu merestore gambar-gambar yg sudah dimanipulasi ini. Untuk jaman sekarang ini, manipulasi foto yang sangat telitipun masih sangat mudah untuk dibuktikan. Bagaimana tanggapan anda tentang bukti rekaman foto. Apakah dapat digunakan? Pengajuan saksi tentunya sangat sulit, dan saya kira agak berbahaya pada keselamatan jiwa si saksi. Selain itu sebagian saksi tersebut adalah pengikut yang tentunya tidak akan segan melindungi si tertuduh. Bagaimana pula dengan si pelapornya sendiri yaitu Aryati? Apakah dia dapat juga diajukan sebagai saksi? Sekian dulu. Wassalam, Anjasmara '- From: Ahmad Sudirman [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],Megawati Soekarnoputri [EMAIL PROTECTED],Alwi Shihab [EMAIL PROTECTED], DPP PPP [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],Humas PAN [EMAIL PROTECTED], Ketua PAN [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],PKB [EMAIL PROTECTED], HANKAM [EMAIL PROTECTED],Gus Dur [EMAIL PROTECTED], MPR [EMAIL PROTECTED],"[EMAIL PROTECTED]" [EMAIL PROTECTED] Subject: [siyasah] GUS DUR DILANDA FITNAH Date: Tue, 29 Aug 2000 18:02:09 +0200 http://www.dataphone.se/~ahmad [EMAIL PROTECTED] Stockholm, 29 Agustus 2000 Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr wbr. GUS DUR DILANDA FITNAH Ahmad Sudirman XaarJet Stockholm - SWEDIA. DENTUMAN FITNAH DIMASA RASULULLAH SAW Pada bulan Sya'ban tahun ke 5 H. / Desember 626 M. setelah Rasulullah saw selesai menghadapi serangan yang datang dari pihak Bani Mushthaliq dibawah pimpinan Harist Abin Dhirar sekutu kaum Quraisy digemparkan oleh berita yang menyangkut 'Aisyah ra istri Rasulullah saw yang ikut kemedan perang tetapi tertinggal diperjalanan karena keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan tanpa diketahui oleh pemandu sekedupnya ketika pasukan yang dipimpin Rasulullah kembali pulang ke Madinah. Kebetulan salah seorang sahabat Shafwan Ibnu Mu'aththal, yang menemukan 'Aisyah ra sendirian diperjalanan mengawalnya dan menghatarkannya sampai ke Rasulullah saw. Pulangnya 'Aisyah ra dari medan perang yang dikawal oleh sahabat Shafwan Ibnu Mu'aththal ternyata menimbulkan berita cukup menggemparkan sehingga menggoncangkan kaum muslimin Madinah. Walaupun berita-berita yang tidak benar itu telah menyebar dikalangan kaum muslimin, tetapi Allah SWT telah menyelamatkan 'Aisyah ra dan sahabat Shafwan Ibnu Mu'aththal atas kejujuran dan kesabarannya. "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar (pula)" (An Nuur, 24:11). SERANGAN YANG DIHADAPI GUS DUR DAN SIKAP KAUM MUSLIMIN Pada tanggal 23 Agustus 2000 seorang yang beralamat di [EMAIL PROTECTED] telah mengirimkan email langsung kepada saya dengan judul "Astaghfirullahal adzim.. nasib bangsa dan umat Islam dipertaruhkan pada kejujuran Gus Dur !!!" yang isinya menyangkut cerita seorang perempuan yang bernama Aryanti yang mempunyai hubungan dengan Gus Dur ketika menjabat sebagai Ketua PBNU jauh sebelum menjadi presiden negara
Re: Kabinet, Ou Indonesia(nya)
Salam, Makasih tanggapan kawan-kawan. Cukup menarik memang. Ada perspektif baru. Semula saya memang berpikir Rizal Ramli memang dahsyat, kritis dan hebat. Sekarang saya ragu. Seorang sumber mengirimkan e-mail lewat japri, yang isinya tampak menarik. Silahkan dimari. salam, penyimak pinggiran ## Subj:potret buram Date: 8/23/00 11:51:54 PM Eastern Daylight Time To: .com ramadhan yang baik. komentarmu tentang kabinet baru gus dur banyak benarnya. petilan berita yang kau kutip juga cukup berkaitan. tentang membubungnya rizal, memang benar apa yang dikatakan. aku sendiri mendengar, bagaimana ia bersama tim econitnya sengaja mengunjungi fpdip di dpr dulu, dengan data-data yang 'mebela habis' sinivasan. dan kutipan ucapannya yang kuingat adalah 'laks telah membawa para maling ke bumn. dan tak lama kemudian (Rizal, red) ditarik si gus menjadi pengawas menko, lalu di bulog dan kini di ekuin; sementara laks sudah lama tersingkir dan kwik terbentur serba salah. yang terpikir olehku adalah, persahabatan rizal dan laks ketika mendirikan econit ternyata bisa terhapus oleh datangnya hujan uang dan kekuasaan. lalu, mau ke mana lagi kita mencari tokoh-tokoh kritis yang moralnya terjaga? dan kau sudah mengamati dari pinggiran ya...? DELETED oke, friend salam di pinggiran sampaikan tabik untuk anakmu (panggilannya faris atau zach?)dan istrimu. mana anekdot lainnya? salam mt ### From: "Faransyah Jaya" [EMAIL PROTECTED] iyah nggak sih. maksud gue sih, performance mereka selama di jaman orde baru nggak bisa dijadiin patokan. mending dikasih kesempatan dulu dan lihat current performancennya. fair enough ? faran From: "Janson Nasrial" [EMAIL PROTECTED] Kalau saya pribadi melihat (sebagai orang pasar) dan kebanyakan juga konsensusnya orang2 pasar pada dasarnya ngga suka dengan latar belakang orang2 yg khususnya duduk di menkeu atau menko ekuin. Kebanyakan orang pasar punya persepsi yg negatif terhadap menkeu yg baru, yg katanya ngga lulus test di suatu bank, dan ikut bertanggung jawab terhadap non performing loan sebanyak 20 trillion rupiah (waktu dia menjabat di BRI)!!!. It is like didalam resume kita kan, kita pasti ditanya what we have accomplished. Why you get promoted in your company, misalnya. Kalau kasusnya menkeu yg baru, it's totally different. What he has accompished or achieved?? most of the market simply does not like him because he does not have a good track record. Jadi kebanyakan orang dipasar, this is just another political game. Apakah kita yakin dia sebagai menkeu tidak akan membuat duit macet lagi. Katanya menkeu, kok bikin duit mace. Kan ngga lucu namanya. So, he achieved nothing. He accomplished nothing. He just screwed up with the money. Jadi, kita membicarakan profesionalismbukan politican. Contoh lain lagi, misalnya Robert Rubin mundur jadi treasurer, orang2 bertanya siapa yg akan menggantikan dia? dan dia menggaranti bahwa penggantinya tidak akan merubah kebijaksanaan yg dia telah buat, dan ternyata memang bahwa pengganti dia adalah didikan dia juga. So, people put profesionalism first, especially in the financial market industry. Sekarang lebih aman, mendingan balik ke sektor riil aja, ngga usah jual beli saham dulu (yg ini dijamin bangkrut di Indonesia...hehe). Sumber alam melimpah ruah, tenaga kerja banyak dan murah. Dari sektor perikanan, perkebunan, sampai yg paling simple, jualan bakso, atau sate (orang2 kan perlu makan kan tiap hari), which is still real sector. Daya beli masyarakat masih ada. Tapi kalau semua sektor riil ini masih macet juga, wah saya ngga tau apa yg salah lagi. One more thing, suku bunga masih tinggi sekal Perlu diturunkan utk mendukung sektor riil (dari tukang sate, perikanan sampai sektor industri ringan maupun berat) utk berjalan kembali. It is so obvious. Are we blind?? or all of Indonesian people are totally blind. Things are actually simple; but, people (politicians) just make them more complicated. Regards, Janson Nasrial From: "Faransyah Jaya" [EMAIL PROTECTED] To: "Ramadhan Pohan" [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED],[EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [bincang] Kabinet, Ou Indonesia(nya) Date: Wed, 23 Aug 2000 23:31:00 -0400 pesimis bener. orang deket yang megang jabatan langsung dibilang kkn. kalo nepotisme mungkin. tapi as long nepotisme bakal majuin negara kenapa nggak. kecuali kalo ada bagian korupsinya, nah ini yang mesti dibuang. lagian kabinet diumumin baru beberapa hari udah pada pesimis semua. alesannya nggak dikenal lah. yah mana mungkin dikenal. orang2 terkenal di indonesia sekarang kan biasanya dulunya koruptor. emang mau kalo orang terkenal dimasukin jadi kabinet ? just wondering. faran ----- Original Message - From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 23, 2000 10:45 PM Subject: [bincang] Kabinet, Ou Indonesia(nya)
Re: Kabinet, Ou Indonesia(nya)
Very Kamil yang lagi usaha di Kupang, Gara-gara kabinet ngawur, rupiah pontang-panting di pasar, semua isi koran menghujat. Ada bagusnya itu. Supaya ada bahan mereka untuk belajar menjadi pemimpin. Bagaimana di Kupang? Kalau Gus Dur bersin atau pilek, Kupang menggeliat nggak? Di Siantar mah, rakyat kami 'gak perduli. Sorry, Indonesia itu hanyalah bagian pinggir dari tanah air kami. salam, penyimak pinggiran ### From: "laurel" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: "laurel" [EMAIL PROTECTED] To: "Ramadhan Pohan" [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kabinet, Ou Indonesia(nya) Date: Wed, 25 Aug 1999 07:10:15 -0400 Salam lagi! 'Dhan.. mudah-mudahan memang pesimisme-mu saja yang berlebihan. Tapi itupun bisa kuterima, karena pesimis, optimis atau penuh harap seseorang tak bisa dipaksa-paksakan atau dibuat-buat. Aku punya sedikit komentar juga tentang masalah ini. Aku pikir, kitapun perlu masing-masing berkaca dengan diri sendiri. Dengan tindakan, celetukan dan omongan di masa lalu. Banyak komentar tentang Gus Dur yang begitu mudah berceloteh atau nyeletuk. Tapi di sisi lain, banyak pula 'tokoh' yang lain juga impulsif untuk memberikan komentar atas celetukan atau ocehan si presiden. Aku tidak yakin bahwa celetukan yang mereka berikan itu akan ikut membangun situasi menjadi lebih baik atau hanya ikut-ikutan memperkeruh suasana saja. Kadang terpikir olehku, jangan jangan sebagian orang menjadi impulsif, asal memberi komentar karena mulutnya selama ini tidak boleh berbicara. Sekalinya ikatan mulut dilepas, jadi rajin ngomong dengan kurang mempertimbangkan lagi apakah omongannya akan menjadi pengurang kekeruhan situasi atau hanya menambah masalah baru. Aku pikir, boleh boleh saja menilai atau mengkritik atau mengomentari. Tapi jangan berhenti di situ saja. Berikan juga pendapat pribadi tentang bagaimana yang seharusnya. Minimal orang lain juga mengerti apa pendapat pribadi si pemberi komentar mengenai pilihannya/ pertimbangannya. Kalau dikutip di koran, minimal pembaca juga akan belajar sesuatu. Tidak sekedar disempali dengan pendapat-pendapat yang kebetulan saja muncul dari 'tokoh'. Pendapatku lagi, kalau sekedar mengomentari hasil kerja orang lain secara negatif (berkeluh-kesah), nenek nenek di pengungsian juga bisa. Dan kecenderungan untuk hanya bisa mengritik ini semakin menjadi warna utama ujud kepedulian politik kita. Menyedihkan. Aku pikir, yang perlu kita perbanyak sekarang ini adalah bagaimana mengajak orang untuk lebih banyak berbuat atau mengajak berbuat, atau mengambil bagian sekalian dalam proses perbaikan situasi ini. Yah.. berusaha sesuatu-lah. Memberikan alternatiflah. Karena memang kelihatnnya situasi ini sudah begitu jelek kok. Tak layak rasanya diperjelek lagi. Tapi yah, kalau kebiasaan mengomentari tanpa memberikan solusi atau alternatif adalah sikap pribadi, itupun boleh saja. Cuman... lumayan disayangkan sekali-lah... hanya akan memperbanyak golongan penghujat saja. salam, Ver -----Original Message- From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: 23 August 2000 10:49 PM Subject: Kabinet, Ou Indonesia(nya) Salam!!! Semula saya pikir, setelah pengumuman kabinet reshuffle situasi Indonesia bakal lebih baik. Nyatanya, harapan memang tidak harus selalu bersanding dengan kenyataan. _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Kabinet, Ou Indonesia(nya)
Salam!!! Semula saya pikir, setelah pengumuman kabinet reshuffle situasi Indonesia bakal lebih baik. Nyatanya, harapan memang tidak harus selalu bersanding dengan kenyataan. Yang korban, lagi-lagi kepentingan nasional. Maka kita pun masih akan disibukkan lagi dengan soal-soal mentera-menteri ini-itu yang tidak becus, track record nya yang tak mendukung, dsb. Pergesekan, benturan dan politik-kekuatan. Itu yang bakal mewarnai hari-hari Indonesia ke depan. Ketika proses penyusunan kabinet baru berlangsung, saya sempat optimistis. Agak alot, serius dan ada dinamika-- terutama atas kartu politik yang dipegang Megawati. Tetapi hasilnya kok malah aneh dan lucu. Dengan situasi begini, sulit kita membangun ekonomi dan memantapkan pelembagaan demokrasi kita. Saya berharap pesimisme saya berlebihan dan keliru. Semoga. Coba tengok petilan berita yang saya kutip di bawah: salam, penyimak pinggiran ### ***Amien mengatakan bahwa masih banyak kroni Presiden Wahid yang duduk di kabinet baru tersebut.** ''Saya hanya bisa berdoa semoga ada mukjizat dari langit. Dengan keadaan seperti ini, saya tidak bisa berharap banyak." Dia menilai, pengumuman nama menteri yang tidak dihadiri Wapres Megawati Soekarnoputri tersebut merupakan bentuk protes keras putri sulung Bung Karno. Sebab, orang PDIP tidak dimasukkan ke dalam kabinet. "Mega tidak nongol itu karena protes keras. Golkar, PDIP, dan partai lain tidak ditampung. PAN hanya disisakan satu, Al Hilal Hamdi (menteri tenaga kerja dan transmigrasi). Kalau Yahya Muhaimin (Mendiknas), itu orang Muhammadiyah. Amien lantas mengatakan bahwa Presiden Wahid tidak mau belajar dari masa lalu. ''Ada kesempatan terakhir tidak digunakan,'' sesal Amien. Diakui Amien, saat ini yang paling mengganggu pikirannya adalah penanganan masalah Papua dan Aceh. ''Papua dan Aceh semakin jauh dari republik, itu yang sangat mengganggu pikiran saya saat ini." "Saya pernah mengatakan usia politik Gus Dur tidak lama, namun saya berharap itu salah. Yang pasti, saat penyusunan kabinet baru itu saya tidak diajak rembukan. Begitu pula halnya dengan Mbak Mega, juga tidak diajak,'' tutur Amien. Tim Ekuin Di bawah Presiden Abdurrahman Wahid, jabatan Menko Ekuin jatuh pada pengamat kritis yang satu ke pengamat kritis yang lain. Dr Rizal Ramli -yang dalam susunan kabinet baru yang diumumkan kemarin menggantikan Kwik Kian Gie- juga berlatar belakang aktivis dan pengamat kritis. Bedanya, Rizal sempat ''magang" beberapa bulan di ke-Menko-an itu. Yakni, ketika ia bersama mantan aktivis mahasiswa Dipo Alam ditugasi Presiden Wahid untuk ''memantau" kerja Kwik saat itu. Bahkan, tugas tersebut tidak terdengar dicabut ketika belakangan Rizal dipercaya Presiden Wahid menjadi kepala Bulog. Yang juga beda dengan Kwik adalah sikapnya terhadap konglomerat. Rizal dikenal dekat dengan Dr Mochtar Riady dari Lippo Group. Rizal-lah yang membawakan pidato utama saat Mochtar merayakan ulang tahunnya ke-70. Di samping itu, Rizal dikenal sebagai pengamat yang membela Texmaco ketika menteri BUMN saat itu -Laksamana Sukardi- ingin menyeret pemilik Texmaco ke pengadilan. Setelah kasus ini jadi kontroversi, Laksamana diganti. Sedangkan Rizal dipercaya Presiden Wahid untuk -menurut sebagian pengamat- ''memata-matai" kerja Kwik. Karena itu, kalau ada orang yang bernasib luar biasa dalam waktu singkat, Rizal-lah orangnya. Dari seorang pengamat menjadi orang dekat presiden, lalu menjabat Kabulog, dan kemudian menjadi Menko Ekuin. Semua itu terjadi hanya dalam setahun http://www.jawapos.com/dailynews/28/24/Berita_Utama/8-RIN.htm ## Respons Negatif Pasar ternyata merespons negatif kabinet baru pasca-ST MPR ini. Beberapa menit setelah susunan kabinet diumumkan, nilai kurs rupiah terhadap dolar perlahan-lahan merangkak naik dari yang semula sempat menyentuh titik terendah selama sepekan -Rp 8.025 per satu dolar- sampai akhirnya bertengger pada titik Rp 8.425. Ini terlihat pada fluktuasi rupiah di channel TV asing CNBC. Pada sesi siang, perdagangan rupiah di pasar internasional cenderung menurun dibanding nilai rupiah terhadap dolar dua hari lalu, yang nilai kursnya Rp 8.065 per satu dolar. Namun, penurunan itu hanya terhenti pada titik Rp 8.025. Namun, setelah kabinet diumumkan, rupiah terus melemah. http://www.jawapos.com/dailynews/28/24/Berita_Utama/1-PASAR.htm Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
Republik Lapar
Salam!!! Membaca transkrip telepon Marzuki Darusman dan Syaril Sabirin di bawah ini, saya miris. Lebih vulgar dari transkrip Monica Lewinsky dan Linda Tripp. Walau bahasanya tak luput dari simbolik, dengan benturan-benturan politik kalangan papan atas politisi Indonesia. Begitu berbahayanya politik di Indonesia. Sangat bernafsu. Sangat lapar. Barangkali karena mereka 'membaca' Thomas Hobbes, Leviathan. Mungkin juga menonton lakon Panembahan Reso nya mas Willy. Barang siapa menjadi pejabat di Indonesia- untuk saat sekarang-- siap siaplah masuk jebakan politik dan permainan kekuasaan yang tak punya landasan hukum. Kita sudah tidak bicara salah dan benar semata. Busyet!!! salam, penyimak pinggiran ### Senin, 21/8/2000, 20:13 WIB Inilah transkrip pembicaraan rahasia Marzuki-Syahril Laporan Novi Nuryanti satunet.com - "Saya mundur juga akan menganggu, tidak mundur juga akan mengangggu," kata Syahril Sabirin dari ujung telepon saat berbicara dengan Jaksa Agung Marzuki Darusman ihwal ketetapan hatinya untuk tak mundur dari Gubernur BI. Dalih demi kepercayaan dan gangguan bagi ekonomi, kalau ia tak mundur, yang diajukan Marzuki, terkalahkan oleh pertahanan diri Syahril merasa ditekan. Kini, oleh Gubernur BI, transkrip pembicaraan via telepon dengan Marzuki itu diajukannya sebagai salah satu lagi bukti, untuk menunjukkan bagaimana Jaksa Agung telah mengintimidasinya agar mau mundur dari jabatannya sebagai Gubernur BI. Melalui transkip itu diketahui bahwa jakgung menyediakan dua pilihan bagi Syahril. Yakni mundur seperti keinginan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau dijadikan sebagai tersangka dalam kasus Bank Bali. "Kita akan lihat apa bukti itu bisa dibantah," kata Syahril seperti dikutip pengacaranyanya, M Assegaf. Bukti tersebut menurut Assegaf akan diserahkan ke PN Jaksel. Sidang gugatan Syahril yang mempraperadilankan Jaksa Agung tersebut, dimulai Selasa (22/8) ini. Gugatan itu diajukan menyusul penahanan atas Syahril yang dinilai tidak berlandaskan alasan yuridis, tapi rasa kegeraman Jaksa Agung karena yang bersangkutan menolak mundur. Berikut transkip lengkap percakapan itu. Pembicaraan 1 Maret 2000 Marzuki Darusman [MD]: Halo Syahril Sabirin [SS]: Halo Pak Marzuki, dari Syahril Sabirin, Tadi bapak telepon ya? MD: He hem http://satunet.com/artikel/isi/00/08/21/24453.html?print=1 _ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. Share information about yourself, create your own public profile at http://profiles.msn.com.
Re: SAMBUTAN DUTA BESAR RI
From: Mahendra Siregar [EMAIL PROTECTED] To: bincang [EMAIL PROTECTED],Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] Subject: [bincang] SAMBUTAN DUTA BESAR RI Date: Thu, 17 Aug 2000 12:00:59 -0400 SAMBUTAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-55 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA WASHINGTON, DC, 17 AGUSTUS 2000 Di era reformasi ini, Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dituntut untuk menjadikan dirinya sebagai aparat Pemerintah sekaligus wakil bangsa dan negara yang profesional dan bersih. Perwakilan RI diharapkan dapat menjalankan fungsinya secara maksimal dalam hubungan bilateral dengan negara akreditasi, maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, utamanya kepada para mahasiswa yang sedang berjuang menimba ilmu, dan para pekerja Indonesia yang merantau ke tanah asing untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Mereka adalah tumpuan harapan dari orangtua, keluarga, sanak-saudara dan masyarakat Indonesia secara luas. Oleh sebab itu, setiap Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri harus dapat membantu dan melindungi mereka dalam pergumulan hidup mereka sehari-hari di negeri rantau ini. ### Salam! Saya sangat suka poin yang sengaja dipetik di atas. Kontekstual dengan kebutuhan, aspirasi, kepentingan dan pemikiran keseharian warga Indonesia manca negara, utamanya AS. Ada relevansi ke-umum-annya pula. Pidato serius begini, layak ditiru Presiden Gus Dur. Itu kata saya. Menurut Anda bagaimana? salam, penyimak pinggiran ### Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
Fwd: Temu Muka Prof Dawam Rahardjo di KBRI
To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Temu Muka Prof Dawam Rahardjo di KBRI Date: Tue, 15 Aug 2000 19:55:43 EDT Kali aja berminat datang. salam, ramadhan pohan ## From: "Faransyah Jaya" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: [bincang] Temu muka dengan Prof. Dawam Rahardjo dan Habib Chirzin Date: Mon, 11 Sep 2000 02:00:48 -0400 AWW, Kami dari PERMIAS DC dan Masyarakat Indonesia di Washington, DC area ingin mengundang Rekan2, Bapak/Ibu, Saudara/i untuk berdiskusi sekaligus beramah tamah dengan: 1. Prof. Dawam Rahardjo (pakar ekonomi, dan mantan pimpinan LP3ES, orang dekat BJ Habibie) 2. Habib Chirzin (pengurus DPP PKB dan orang dekat Gus Dur) Dari Beliau kita bisa membahas / mendiskusikan beberapa topik seperti: - Tinjauan Indonesia Mutakhir - Peta Politik Indonesia Pasca Sidang Tahunan MPR. - Agenda Indonesia Esok: Masalah dan Prospek. Adapun tempat dan waktunya: Hari: Rabu, 16 Agustus '00, pukul 18.30- 22.00 Tempat: KBRI -Washington, DC Konsumsi: Makanan ringan dan Pot Luck Kami yakin ini adalah kesempatan besar untuk kita semua mendapatkan informasi-2 aktual. Sampai jumpa di KBRI ! Permias DC Faran Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
Re: [bincang] PEMBATALAN DISKUSI IKI
Tadi teman-teman Maluku di MD dan LA menyampaikan permohonan maapnya atas batalnya diskusi IKI ini. Sayang kedua pembicara harus segera lebih awal meninggalkan Washington DC, dan saya doakan semoga tiba di Indonesia dengan selamat. Yang lebih penting, kita berdoa semoga penyelesaian konflik Maluku dapat secepatnya dilakukan. salam, ramadhan pohan ### From: Mahendra Siregar [EMAIL PROTECTED] To: bincang [EMAIL PROTECTED] Subject: [bincang] PEMBATALAN DISKUSI IKI Date: Tue, 01 Aug 2000 14:48:11 -0400 IKATAN KELUARGA INDONESIA WASHINGTON, DC Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara, Anggota IKI di Tempat Bersama ini dengan hormat disampaikan bahwa acara diskusi membahas perkembangan di Maluku yang semula direncanakan akan diselenggarakan pada malam ini, Selasa, 1 Agustus 2000, terpaksa dibatalkan karena kedua pembicara yaitu Dr. Thamrin Amal Tomagola dan dr. A.H. Manuputty harus mempersingkat waktu kunjungan ke Washington DC dan kembali ke Indonesia siang ini. Sehubungan dengan itu, kami mohon maaf dengan terlambatnya penyampaian informasi pembatalan itu. Atas pengertian Bapak/Ibu/Saudara disampaikan terima kasih. Hormat Kami Mahendra Siregar Wakil Ketua Subscribe/unsubscribe bincang@ ? Send email to [EMAIL PROTECTED], with subject: (un)subscribe bincang@. -- Menjadikan PERMIAS organisasi yang satu, berguna bagi anggotanya, perduli, tanggap dan independen... -- Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
Re: [bincang] Re: [imaam] Re: [bincang] PEMBATALAN DISKUSI IKI
nggak jadi dapet informasi dong... om pohan mungkin bisa sedikit kasih ringkasan cerita. lumayanlah walo nggak denger dari orangnya langsung. faran ### Bung Faran, bung Deddy dkk, Pak Tamrin Amal Tomagola sempat berpesan kepada saya, untuk disampaikan kepada Anda dan masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya AS ini: 1. TNI-AD melakukan adu domba antara masyarakat Islam dan Kristen di Maluku. Semakin banyak orang yang saling terpancing marah dan berkonflik maka semakin sukses strategi TNI-AD.Nah, Pak Tamrin tidak mau kita-kita di luar negeri ini ikut-ikut terimbas dampak strategi TNI-AD tersebut. 2. Bagaimana Prof Sahetapy yang menuding langsung RELIGI TERTENTU dan bagaimana Rosadi balik mengejek tudingan itu, keduanya sama-sama terpancing masuk perangkap adudomba. Memang itu yang dimaui TNI-AD. Itu kata Pak Tamrin. 3. Karena Faran minta info, dan kebetulan Pak Tamrin memberinya lewat saya, maka saya persilahkan membaca wawancara yang belum diedit redaksi Jawa Pos di bawah ini. Karena belum dimuat, maka dampak dari penyebaran internet ihwal info ini sama sekali di luar tanggung jawab (redaktur) Jawa Pos. 4. Kata Pak Tamrin, beberapa poin wawancara ini termasuk yang ingin dikatakannya dalam diskusi IKI yang batal itu. 5. Wawancara ini agak panjang, karena belum diedit di sana-sini. 6.Jika ingin mem-FWD wawancara ini, silahkan. salam, ramadhan pohan, washington dc ### Wawancara Dr Tamrin Amal Tomagola di Washington //Pentolan Konflik Maluku, Satu Mantan, 3 Jenderal Aktif// //Pentolan Maluku: Wiranto, Sudi Silalahi, Suady Marasabessy, dan Djaja Suparman// //Gus Dur Tidak Punya Cengkeraman di Jenderal dan Kolonel Lapangan// Washington DC BERLARUT-LARUTNYA konflik Maluku sama sekali bukan bersumber dari perang antar agama Kristen dan Islam, melainkan lebih pada skenario Angkatan Darat TNI. Agama hanya dipakai sebagai alat, baju, dan Angkatan Darat lah yang memantiknya dengan korek api. Tragedi kemanusiaan yang sudah mengorbankan ribuan nyawa umat Islam dan Kriten di Maluku, harus diakhiri secepatnya. Adu domba terhadap kelompok Islam dan Kristen ini pun harus diketahui masyarakat. Dosen Fisip-UI DR Tamrin Amal Tomagola menyatakan itu dalam wawancara dengan wartawan Jawa Pos di Washington DC Ramadhan Pohan. Tamrin yang orang Maluku dan beragama Islam, kini berada di Amerika Serikat dan melakukan pelbagai pertemuan. Ilmuwan yang sering terjun ke lapangan ini, berkunjung ke AS ditemani oleh dokter palang merah di Ambon dr Alex H. Manuputty yang berlatar belakang Kristen. Karena berasal dari Kristen dan Islam, Tomagola dan Manuputty sedianya bisa hearing di Kongres AS, namun batal karena DPR-AS baru memasuki reses. Dr Tamrin Tomagola berani bicara blak-blakan dan memegang sejumlah data penting menyangkut konflik Maluku. Bahkan Tamrin menyebut nama mantan dan para jenderal aktif seperti Wiranto, Daja Suparman, Sudi Silalahi dan Suady Marasabessy sebagai pentolan yang dalam pengadilan HAM bisa diseret. Tamrin bahkan berani menceritakan nada ancaman Djaja Suparman terhadap dirinya ketika bertemu di Jakarta. Tamrin dan Alex diundang oleh masyarakat kristiani dan muslim Maluku yang berdomisili di Amerika Serikat. Selama di AS, semua agenda diatur oleh Mary Tahapary bekerjasama dengan kantor LSM AS, Human Right Watch di Washington DC. Selama di AS, DR Tamrin Tomagola dan dr Alex bertemu dengan pihak-pihak kompeten di Deplu-AS, Kongres dan kalangan LSM-LSM terkenal Amerika di Washington DC. Wawancara dengan JP berlangsung di taman Dupont Circle, Tamrin didampingi dr Alex Manuputty, Mary Tahapary Whittinger dan dua pemuda Maluku pendamping. Berikut petikannya: JP: Bisa diceritakan kedatangan Anda ke Washington DC ini. Tamrin: Ini murni masyarakat. Waktu saya diundang. Sus Mary kasih tahu bahwa sebenarnya keadaan pembantaian dan pembunuhan yang sekarang berlangsung di Ambon itu, itu tidak bisa diteolerir. Sesuatu harus dilakukan untuk menghentikan itu, bisa dilakukan dari dalam dan bisa juga dengan menggunakan tekanan dari luar. Dalam rangka itu kita datang, menghentikan pembantaian di Ambon, tetapi dengan menggunakan kekuatan dari luar. Kekuatan luar itu bisa bersifat 'force' , dan bisa juga berupa bantuan-bantuan kemanusiaan. Ini yang kita jajaki di sini. Saya mau menerima tawaran ini, karena, betul, bahwa pembantaian di sana sudah berada di luar batas. Dan perkembangan makin hari makin jelek, karena dua pihak yang sebenarnya sangat bertanggung jawab di sana itu: Laskar Jihad dan tentara Angkatan Darat. Ini memperburuk keadaan di sana. Kedua pihak ini harus dihentikan, dan segala macam ulah mereka di sana. JP: Bertemu dengan siapa saja di Washington DC? Tamrin: Bertemu dengan beberapa pihak. Karena yang mengorganisir itu Bu Mary, tanya sama dia apakah bersedia memberi tahu siapa yang ditemui. Pertimbangan kedua saya datang ke sini, orang di Indonesia itu kalau mendengar campur tangan internasional atau bantuan internasional, itu langsung pikirannya bahwa
wawancara TAMRIN Tomagola - Maluku - 4 Jenderal Biang Kerok
Faran wrote: nggak jadi dapet informasi dong... om pohan mungkin bisa sedikit kasih ringkasan cerita. lumayanlah walo nggak denger dari orangnya langsung. faran ### Bung Faran, bung Deddy dkk, Pak Tamrin Amal Tomagola sempat berpesan kepada saya, untuk disampaikan kepada Anda dan masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya AS ini: 1. TNI-AD melakukan adu domba antara masyarakat Islam dan Kristen di Maluku. Semakin banyak orang yang saling terpancing marah dan berkonflik maka semakin sukses strategi TNI-AD.Nah, Pak Tamrin tidak mau kita-kita di luar negeri ini ikut-ikut terimbas dampak strategi TNI-AD tersebut. 2. Bagaimana Prof Sahetapy yang menuding langsung RELIGI TERTENTU dan bagaimana Rosadi balik mengejek tudingan itu, keduanya sama-sama terpancing masuk perangkap adudomba. Memang itu yang dimaui TNI-AD. Itu kata Pak Tamrin. 3. Karena Faran minta info, dan kebetulan Pak Tamrin memberinya lewat saya, maka saya persilahkan membaca wawancara yang belum diedit redaksi Jawa Pos di bawah ini. Karena belum dimuat, maka dampak dari penyebaran internet ihwal info ini sama sekali di luar tanggung jawab (redaktur) Jawa Pos. 4. Kata Pak Tamrin, beberapa poin wawancara ini termasuk yang ingin dikatakannya dalam diskusi IKI yang batal itu. 5. Wawancara ini agak panjang, karena belum diedit di sana-sini. 6.Jika ingin mem-FWD wawancara ini, silahkan. salam, ramadhan pohan, washington dc ### Wawancara Dr Tamrin Amal Tomagola di Washington //Pentolan Konflik Maluku, Satu Mantan, 3 Jenderal Aktif// //Pentolan Maluku: Wiranto, Sudi Silalahi, Suady Marasabessy, dan Djaja Suparman// //Gus Dur Tidak Punya Cengkeraman di Jenderal dan Kolonel Lapangan// Washington DC BERLARUT-LARUTNYA konflik Maluku sama sekali bukan bersumber dari perang antar agama Kristen dan Islam, melainkan lebih pada skenario Angkatan Darat TNI. Agama hanya dipakai sebagai alat, baju, dan Angkatan Darat lah yang memantiknya dengan korek api. Tragedi kemanusiaan yang sudah mengorbankan ribuan nyawa umat Islam dan Kriten di Maluku, harus diakhiri secepatnya. Adu domba terhadap kelompok Islam dan Kristen ini pun harus diketahui masyarakat. Dosen Fisip-UI DR Tamrin Amal Tomagola menyatakan itu dalam wawancara dengan wartawan Jawa Pos di Washington DC Ramadhan Pohan. Tamrin yang orang Maluku dan beragama Islam, kini berada di Amerika Serikat dan melakukan pelbagai pertemuan. Ilmuwan yang sering terjun ke lapangan ini, berkunjung ke AS ditemani oleh dokter palang merah di Ambon dr Alex H. Manuputty yang berlatar belakang Kristen. Karena berasal dari Kristen dan Islam, Tomagola dan Manuputty sedianya bisa hearing di Kongres AS, namun batal karena DPR-AS baru memasuki reses. Dr Tamrin Tomagola berani bicara blak-blakan dan memegang sejumlah data penting menyangkut konflik Maluku. Bahkan Tamrin menyebut nama mantan dan para jenderal aktif seperti Wiranto, Daja Suparman, Sudi Silalahi dan Suady Marasabessy sebagai pentolan yang dalam pengadilan HAM bisa diseret. Tamrin bahkan berani menceritakan nada ancaman Djaja Suparman terhadap dirinya ketika bertemu di Jakarta. Tamrin dan Alex diundang oleh masyarakat kristiani dan muslim Maluku yang berdomisili di Amerika Serikat. Selama di AS, semua agenda diatur oleh Mary Tahapary bekerjasama dengan kantor LSM AS, Human Right Watch di Washington DC. Selama di AS, DR Tamrin Tomagola dan dr Alex bertemu dengan pihak-pihak kompeten di Deplu-AS, Kongres dan kalangan LSM-LSM terkenal Amerika di Washington DC. Wawancara dengan JP berlangsung di taman Dupont Circle, Tamrin didampingi dr Alex Manuputty, Mary Tahapary Whittinger dan dua pemuda Maluku pendamping. Berikut petikannya: JP: Bisa diceritakan kedatangan Anda ke Washington DC ini. Tamrin: Ini murni masyarakat. Waktu saya diundang. Sus Mary kasih tahu bahwa sebenarnya keadaan pembantaian dan pembunuhan yang sekarang berlangsung di Ambon itu, itu tidak bisa diteolerir. Sesuatu harus dilakukan untuk menghentikan itu, bisa dilakukan dari dalam dan bisa juga dengan menggunakan tekanan dari luar. Dalam rangka itu kita datang, menghentikan pembantaian di Ambon, tetapi dengan menggunakan kekuatan dari luar. Kekuatan luar itu bisa bersifat 'force' , dan bisa juga berupa bantuan-bantuan kemanusiaan. Ini yang kita jajaki di sini. Saya mau menerima tawaran ini, karena, betul, bahwa pembantaian di sana sudah berada di luar batas. Dan perkembangan makin hari makin jelek, karena dua pihak yang sebenarnya sangat bertanggung jawab di sana itu: Laskar Jihad dan tentara Angkatan Darat. Ini memperburuk keadaan di sana. Kedua pihak ini harus dihentikan, dan segala macam ulah mereka di sana. JP: Bertemu dengan siapa saja di Washington DC? Tamrin: Bertemu dengan beberapa pihak. Karena yang mengorganisir itu Bu Mary, tanya sama dia apakah bersedia memberi tahu siapa yang ditemui. Pertimbangan kedua saya datang ke sini, orang di Indonesia itu kalau mendengar campur tangan internasional atau bantuan internasional, itu langsung pikirannya
Fwd: Re: [bincang] UNDANGAN DISKUSI MALUKU
Salam! Saya sudah bertemu dengan kedua pembicara. Seperti Effendi bilang, pak Tamrin yang orang Maluku, memang dosen piawai. Dalam soal Maluku, dia pun mempunyai kelengkapan karena ikut terjun melerai kedua kelompok bertikai. Kedekatannya dan observasinya cukup pekat di Maluku. Data jaringan perusuh, dari yang berbau 'negara', 'agama' sampai polarisasi kekuatan institusional-- ada di tangan Tamrin. Diskusi ini sangat menarik, mungkin merupakan diskusi Maluku yang paling komprehensif digelar di DC. Bahkan, laporan Tamrin dan dokter PMI di Ambon, Manuputty BELUM PERNAH terliput utuh dan komprehensif di semua media cetak Indonesia yang saya tahu. Saya sarankan kawan-kawan-- entah dari agama apa pun-- datang ke ajang diskusi Maluku ini. Memang banyak hal yang harus dibongkar!!! salam, ramadhan pohan ### From: "effendi gazali" [EMAIL PROTECTED] To: "Mahendra Siregar" [EMAIL PROTECTED],"bincang" [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [bincang] UNDANGAN DISKUSI MALUKU Date: Mon, 31 Jul 2000 00:00:20 -0400 Pak Mahendra: Sayang sekali saya tidak bisa ikut dalam forum dan pembicara yang demikian bagus itu. Jangan lupa sampaikan salam saya untuk Pak Thamrin Amal Tomagola. Orangnya luar biasa pintar, kritis, sistematis, dan mengalir lancar kalau bicara. Bersama dengan Pak Manuputty, pastilah mereka akan menyampaikan first hand information. Pak Thamrin sendiri pernah dikejar-kejar dengan pedang panjang, dan harus lari dari hotel di Maluku melalui bukit-bukit. Wassalam, Effendi - Original Message - From: "Mahendra Siregar" [EMAIL PROTECTED] To: "bincang" [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, July 30, 2000 10:38 PM Subject: [bincang] UNDANGAN DISKUSI MALUKU IKATAN KELUARGA INDONESIA WASHINGTON, DC Washington, DC, 30 Juli 2000 Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara Anggota IKI Washington, DC Di Tempat Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk menghadiri acara diskusi pada: Hari/Tanggal : Selasa, 1 Agustus 2000 Waktu : Pukul 19.00 Tempat : Gedung KBRI Washington, D.C. Pembicara : 1. Dr. Thamrin Amal Tomagola, Dosen Sosiologi FISIP-UI 2. dr. A.H. Manuputty. Dokter PMI di Ambon Topik : Latar Belakang dan Perkembangan Kemelut di Maluku Kepada Bapak/Ibu/Saudara yang berkenan datang, kami mengharapkan dapat membawa makanan ringan atau minuman dengan sistem pot-luck untuk dapat kita konsumsi bersama. Atas kehadiran, perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih. Hormat kami, Andang Poeraatmadja Ketua Subscribe/unsubscribe bincang@ ? Send email to [EMAIL PROTECTED], with subject: (un)subscribe bincang@. -- Menjadikan PERMIAS organisasi yang satu, berguna bagi anggotanya, perduli, tanggap dan independen... -- Subscribe/unsubscribe bincang@ ? Send email to [EMAIL PROTECTED], with subject: (un)subscribe bincang@. -- Menjadikan PERMIAS organisasi yang satu, berguna bagi anggotanya, perduli, tanggap dan independen... -- Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com
buat: Dharma Datubara
Sorry lewat jalur umum. Hello bung Dharma, Notrida Mandica (Ida) barusan telepon ke saya, dia ingin menghubungi Anda. Katanya, nomor telepon Anda tertinggal di DeKalb. Notrida saat ini ada di New York. Dia meminta Anda supaya menelepon dia ke NY, jika nggak keberatan. Ini nomor telepon nya: 718-672 33 52 salam, ramadhan pohan
Sekadar joke, Banser-Gus Dur
Kiriman dari seorang teman. salam, RAP ## Banserku.. Suatu siang yang panas, presiden kita Gus Dur bermaksud jalan2 di sekitar istana untuk menghirup udara segar. Yah lumayan daripada ngurusin politik yg nggak beres2 dan isu impeachment. Pusing.. Kebetulan dia ditemani oleh seorang Banser NU yang masih muda belia. Namun belum berapa jauh berjalan, Gus Dur sadar bahwa sandal yang dipakainya berlainan warna, yang kanan merah dan yang kiri berwarna biru. Maklumlah, dia kan nggak bisa ngelihat dengan jelas. Jadi asal pakai saja. Karena malas untuk kembali, ia menyuruh Banser yang mengawalnya untuk pulang ke istana mengambilkan sandal yang betul didalam kamarnya, dan sementara itu ia menunggu dibawah pohon yang rindang. Setelah berapa lama, si pemuda Banser tadi kembali dengan tangan kosong " Kenapa kamu tidak bawa sandalnya .?!!" kata Gus Dur dengan gusarnya. " Percuma Gus.., soalnya sandal yang di kamar Gus juga berlainan warna..." jawab pemuda Banser itu dengan mantapnya……
Re: aduuh lutunaa.... ;-)
Bagaimana dengan yang ini? Memang lebih asyik mengamati Gus Dur dalam konteks lutu-lutuan. Soalnya dilihat dari konteks politik, ia tampak mumet dan bisa menyebalkan. salam, penyimak pinggiran ### http://www.detik.com/peristiwa/2000/06/27/2000627-155440.shtml Tidak Konsisten Berkaitan dengan acara Peringatan Hari Keluarga Nasional itu sendiri, Gus Dur sempat ngedumel. “Sekarang ini, kita kalau bicara tentang KB jadinya tidak konsisten. Anak saya saja empat, ini Kepala BKKBN-nya sendiri hamil,” Gus Dur menunjuk Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan yang sekaligus kepala BKKBN. “Tapi ya, mau dibilang apa, sudah telanjur. ### In a message dated 6/26/00 6:14:19 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: When Wahid met Bill Clinton, he told him the following joke: Winston Churchill and Clement Atlee, Britain's Labour Prime Minister after World War II, were walking in a park when Churchill said he needed to relieve himself. Atlee stopped beside him, but Churchill asked him to walk a little way further down the path. "Why?" asked Atlee. "Because any time you see anything big, you want to nationalize it," replied Churchill. One day Suharto was fishing when he was washed away by a sudden flood, and lost consciousness in the water. When he awoke he was lying on the bank, rescued by a farmer. "Do you know who I am?" he asked. The farmer said no. "I am Suharto, the President of Indonesia. Now, since you've helped me, ask what you want and I will give it to you." "I only want one thing, Mr. President," said the farmer. "What is it?" "Please don't tell anybody that I saved you."
Nama-Nama (Re: Fw: [is-lam] Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR
Bung Anjas, nama (apakah belakang atau depan atau semuanya) nggak menjamin soal partisan atau tidaknya orang. Soalnya selain diakui adanya faktor 'kebetulan', biasanya nama memang tak bisa digeneralisir. Dulu ada yg posting, bilang bahwa isterinya Hasyim Wahid "BPPN" alias Gus Im (adiknya Gus Dur) juga boru Napitupulu. Saya pikir info itu pun tak menjelaskan apa-apa-- kecuali semua berdiri sendiri. Dulu ada teman saya, namanya Marhaen Pakpahan-- tapi SS ekonominya 'borju' tuh. Ada lagi namanya Jatuh Bangun (orang Karo), tapi namanya sering saya lihat tercantum di teve sebagai pemberi sumbangan setiap ada bencana di Sumut dulu-dulu sekali. Teman baik saya, si Tigor (bahasa Batak, Lurus), jalan hidupnya malah zig-zag terus. Ada pula orang yang namanya berbau "Budha" tapi agamanya Islam. Ada juga namanya berbau Islam, tapi dianya Nasrani. Belum lagi ada orang yang menurut pakem, namanya perempuan, tapi faktanya dia lelaki. Sebaliknya juga gitu. Di kampus dulu, soal begini pernah heboh dan menggemparkan ruangan kelas. Pasalnya, seorang dosen terjebak salah mengklasifikasi jenis kelamin orang. Di sebuah milis, soal begini pun sempat jadi rame dan panas. Semua lagi-lagi, gara-gara nama. Karena itu, saya pun (untungnya) sejak dulu sudah tidak percaya pada nama-nama. Termasuk nama politisi, nama negeri, nama sejarah, nama tokoh dan nama-nama lainnya. Semua itu, jika mau dinamai kembali, monggo saja. salam, penyimak pinggiran ### In a message dated 6/27/00 1:17:50 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Lihat aja nama belakangnya. Nanti kan ketahuan komentarnya partisan atau tidak. Gitu aja kok repot. From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Fw: [is-lam] Kesehatan Amien Rais Diragukan Tidak Layak Ketua MPR Date: Mon, 26 Jun 2000 07:18:53 EDT In a message dated 6/26/00 6:18:23 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: "Terakhir saya dengar ia bilang akan diam sampai bulan Agustus 2000. Yah, mari kita lihat apakah Amien Rais bisa diam atau konsisten dengan omongannya", David Napitupulu mengakhiri pengamatannya.***
Sabirin-Nasution-Gus Dur
Saya berharap Anwar Nasution tidak goyah. Anwar tidak mau menerima jabatan Gubernur BI karena menganggap Syaril Sabirin dizalimi. Inilah yang membedakannya dengan M. Sobary di ANTARA dulu. Bagi Sobary kekuasaan itu mungkin adalah amanah dan harus dinikmati. Tapi bagi keputusan model Anwar, kekuasaan memang bukan segalanya. Tetapi, percayalah, Gus Dur tidak bakal bodoh. Kesalahan Anwar akan dicari-cari, dan dinyatakan memang tidak pantas sebagai Gubernur BI. DPR, sebagai institusi yang mestinya dinamis dan fungsional untuk kasus ini, malah tampak diam. Preseden buruk lagi deh. Jakgung Kikik lebih tunduk Gus Dur rupanya. Penolakan Sabirin menjadi Dubes seperti yang ditawarkan Gus Dur dan rupanya lebih memilih dipenjara, tentu pilihan yang 'gila'. Enaknya jadi Dubes ternyata malah ditepisnya. Jika Anda memang benar, jangan sekali pun berpikir menyerah. Maju terus. Saya ingat ajaran agama saya, doa orang yang tertindas itu pasti langsung diterimaNya. Jika Anda bersalah, tunduklah pada sanksi hukum dan bertobatlah padaNya. Kalau mau aman, mungkin baiknya yang jadi Gubernur BI si Prijadi saja. Kekentalan hubungan pribadi Gus Dur dengan Prijadi pasti akan membuat BI lebih mudah dikontrol penguasa. Mosok begitu sih... salam, penyimak pinggiran http://www.detik.com/peristiwa/2000/06/21/2000621-154320.shtml Namun, berdasarkan UU no 23 tentang Bank Indonesia, yang paling layak menggantikan kedudukan Syahril Sabirin sebagai Gubernur BI adalah Deputi Senior Gubernur yang saat ini dijabat Anwar Nasution. Terhadap nama Anwar Nasution pun, Presiden Gus Dur telah menyetujuinya. "Satu hal yang pasti, kalau Gubernur BI terkena terdakwa, maka pasal-pasal yang menyangkut masalah ini dapat diartikan bahwa jabatannya bisa dipegang oleh Deputi Senior Anwar Nasution," jelas Gus Dur, Rabu (7/6/2000) yang lalu. Masalahnya, jauh-jauh hari Anwar sudah menolak jabatan itu. "Saya tidak mau menggantikan Syahril, jika dengan cara yang tidak santun. Saya lebih siap jadi presiden daripada Gubernur BI," jelas Anwar saat beberapa waktu lalu. http://www.detik.com/peristiwa/2000/06/21/2000621-154320.shtml
Re: Turki sementara unggul 2-0 atas Belgia.
In a message dated 6/19/00 4:20:03 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Moga2 besok Slovenia dan Yugoslavia bisa mengikuti Turki masuk ke babak berikutnya.:) Gue demen dah kalau EURO2000 nanti dipenuhi oleh "wajah2" baru untuk mendobrak dominasi negara2 eropa lainnya yg sudah langganan masuk ke babak berikutnya. Tentunya hal di atas tidak termasuk untuk Itali, Belanda, dan Perancis lho ya:) Khususnya untuk Perancis yg tahun ini saya jagokan untuk jadi pemenang. Saya ingin memberi penilaian sepintas Euro 2000. Italia: Tim ini dari dulu paling boros bongkar-pasang pemain. Para pemain begitu sering keluar-masuk timnas, kecuali untuk icon seperti Paolo Maldini. Tim sekarang, saya lihat krisis striker. Filipo Inzaghi masih angin-anginan dan hanya mengandalkan semangat dan speed doang. Totti pun masih mentah. Del Piero sebenarnya oke, hanya belum 'mujur', selain kurang didukung pemain tengah. Yang paling saya sayangkan, Christian Vieri. Gara-gara masih cedera, namanya pun hilang. Yang saya masih bingung kenapa dua bintang Chelsea, Zola dan Di Mateo tak dianggap oleh pelatih Dino Zoff. Zola memang sudah 35 atau 36 tahun, tapi dia masih produktif. Paling tidak suplai bolanya sangat oke. Belum lagi sebagai spesialis bola-bola mati. Tim mapan Eropa yang saya favoritkan sekarang: Inggris. Saya percaya anak-anak asuh Kevin Keagan (ex- pemain HSV Hamburg yang dulu sangat menginspirasi Zulkarnain Lubis) sangat berpeluang juara. Tim ini mempunyai kelengkapan tinggi dibandingkan tim-tim lain. Di bawah ada Tony Adams, M. Keown. Di tengah ada David Beckham, Scholes, Ince, Wise dan si lasak McManaman. Di depan ada Shearer dan Owen. Kiper berpengalaman, Seaman pun sangat oke. Saya kira hanya dewi fortuna (tanpa Anwar) saja yang perlu melengkapi tim Inggris ini. Soal suporter, saya kira tim Inggris tak perlu dipersalahkan dan dibuang dari Euro 2000. Mestinya itu tanggung jawab polisi dan keamanan panitia lah, bukan urusan Keagan. Tim favorit saya lainnya: Perancis. Tim ini juga memiliki kelengkapan yang bagus, sedikit di bawah Inggris. Sebagai pemegang Piala Dunia terakhir, tim Ayam Jantan ini jadi lebih pe-de. Belum lagi dengan masa kegemilangan striker Thierry Henry, saya prediksi bakal jadi Top Goleador Euro sekarang. Terakhir, Belanda. Di barisan depan, tim asuhan Rijkard ini sangat bertumpu pada Kluivert dan Bergkamp. Tentu juga De Boer sangat berpengaruh. Grafik permainan tim ini sangat stabil. Sebagai co tuan rumah plus kekuatan tim yang lumayan, Belanda pantas dijagokan orang. Tim 'pinggiran' yang saya jagokan: Portugal dan Turki. Sayang, belum-belum, mereka sudah saling berhadapan. Di atas kertas Luis Figo, Rui Costa, Baia, Pinto unggul atas Turki. Tapi melihat semangat Hakan Sukur, Arif, Okan Buruk, Abdullah Ercan, Sergen Yalcin, Alpay, Tugay, maka Figo cs harus waspada. Kiper Rustu sendiri lumayan berpengalaman lho. Tim Turki yang maju ke babak perempat final sekarang mayoritas pemainnya diambil dari FC Galatasaray, juara UEFA terakhir.
Re: EURO2000: Bagaimana dengan Slovenia?
In a message dated 6/19/00 10:15:31 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Bagaimana menurut rekan Pohan kans dari Slovenia hari rabu nanti? Terus terang saja saya tertarik dengan semangat juang mereka khususnya waktu lawan Yugoslavia. Sempat unggul 3-0, walau akhirnya harus berakhir seri 3-3. Moga2 semangat yg mereka miliki itu bukan karena bertemu Yugo saja, tapi memang semangat yg dimiliki dalam mengikuti EURO2000.:) Siklus waktu kadang jadi faktor penting. Bagi Slovenia ini berlaku. Euro2000 semacam "pemanasan", dan mereka bakal lebih berkibar Piala Dunia mendatang atau Euro mendatang. Piala Eropa lalu, Turki yang baru pertama tampil pun begitu dan langsung lenyap yang kemudian memasuki siklus pematangannya Piala Eropa sekarang (Tetapi nasibnya, prediksi saya, tak lebih dari perempat final). Kamerun dalam Piala Dunia'82 (?) dulu juga begitu, awalnya mengejutkan, namun kematangannya baru terbentuk setelah piala-piala dunia selanjutnya. Lawan Slovenia besok cukup berat. Norwegia lebih matang sebagai tim dan stabil, karenanya bakal melengserkan Slovenia. Intuisi striker yang dimilili Zahovic memang hebat, tapi tak bakal cukup kuat melumat Norwegia. Benteng pertahanan Slovenia sangat rapat dan begitu konservatif. Hanya tim yang memiliki kesolidan seperti Inggris, Perancis atau Belanda yang mampu menghancurkannya. Sayangnya undian pertandingan menempatkan Slovenia langsung bertemu Yugo. Karakter permainan mereka hampir sama (Mirip seperti (kelak) timnas Persiraja versus Indonesia di Sea Games;-)). JIka lawan pertamanya Spanyol, hasil selanjutnya mungkin beda. Semangat Slovenia adalah semangan tim yang tidak diunggulkan, namun cepat mabuk. Kematangannya sama sekali masih mentah, labil. Prestasi mereka, saya kira, akan lebih bersinar di Euro mendatang. Jika ingin menggebuk Norwegia besok, syaratnya banyak. Pertama, Slovenia harus sabar dan jangan terpancing pola permainan lawan yang membosankan. Kedua, para pemainnya harus menekan ego dalam-dalam dan berpikir hanya 'ngotot-ngotot-ngotot'. Ketiga, barisan pertahanannya harus disiplin dan jangan terpancing terlalu jauh meninggalkan pertahanan. Pola man to man marking, saya pikir lebih efektif meredam barisan penyerang berbahaya Flo dan Solksjaer. Secara keseluruhan, saya pikir tidak salah jika Slovenia menerapkan pola catenaccio Italia dulu. Jika persyaratan ini bisa dipenuhi, saya yakin Slovenia lah yang menang. salam, penyimak pinggiran
Juwono, jenderal bintang tujuh
Jumat, 16/6/2000, 18:01 WIB Juwono, jenderal bintang tujuh, jenderal pusing Laporan Elvy Yusanti satunet.com - "Saya jenderal bintang tujuh." Tentu saja ini pernyataan tidak serius yang dikemukakan Menhan Juwono Sudarsono. Dalam sebuah diskusi kecil di Kantor LKBN Antara Juwono mengemukakan betapa berat tugas yang harus diembannya agar bisa membawa perubahan bagi dephan, dan umumnya TNI di masa yang akan datang dalam pemerintahan Presiden Gus Dur. "Saya mengatakan ini (jenderal bintang tujuh) karena cukup pusing dengan tugas-tugas saya," katanya sambil tersenyum. Kalimat bintang tujuh sendiri merujuk pada merk obat sakit kepala. Menurutnya, masyarakat saat ini harus dibiasakan merubah wacana hankam dan pertahanan sebagaimana yang dipesankan Gus Dur kepadanya sebelum diberi tugas sebagai menhan yang lebih dari tigapuluh tahun dijabat kalangan militer. "Jika pada masa yang lalu, sebutannya menhankam tapi kali ini cukup menhan saja," ujarnya. Yang penting, lanjutnya, bukan pada istilah yang berubah tetapi prinsip bahwa TNI saat ini akan lebih banyak memusatkan perhatian pada pertahanan negara sementara keamanan dibebankan pada Tri Tunggal yakni Polri, Jaksa, dan MA. "Masih banyak surat maupun sebutan jabatan untuk saya yang masih menggunakan kalimat menhankam, padahal saya sudah menjabat posisi ini selama enam bulan," kata mantan Gubernur Lemhanas ini. Bagi Juwono, waktu yang dibutuhkan dalam transisi wacana posisi TNI akan mendapatkan hasil paling tidak tiga hingga lima tahun mendatang. Juwono memaparkan, ada dua pola yang muncul akibat wacana yang dijalankan pemerintah menyangkut TNI yakni di satu sisi, kalangan DPR dan pengamat menyebutnya sebagai supremasi sipil atas militer dan mendesak untuk segera dilakukan akhir tahun 2000. "Ini pandangan kalangan idealis yang sejak lama mendambakan kendali sipil atas militer yang mengacu pada pola di Amerika," katanya. Namun di sisi lain, kalangan militer sendiri menganggap masih perlu waktu paling tidak sepuluh tahun kedepan untuk bisa mewujudkan hal ini dengan berbagai alasan seperti belum adanya kesiapan sipil memegang kendali dengan fenomena perilaku parpol-parpol yang dinilai belum tepat. Kalangan ini menilai, sipil masih memerlukan dua kali pemilu lagi untuk siap memegang kendali. "Saya sendiri berharap, paling cepat tiga tahun dan paling lama lima tahun (menjelang 2004) perangkat hukumnya siap dan secara bertahap Mabes TNI berada di bawah Dephan, berbarengan dengan posisi Mabes Polri di bawah mendagri," tegas Juwono. Dalam situasi yang diharapkan itu, tentu ada kerjasama saling mengisi dan mantap antara politisi, pemerintah, dan TNI - hal yang tidak pernah dibayangkan dalam kurun waktu 50 tahun. "Yang saya bayangkan saat ini baik sipil maupun TNI sama-sama melakukan pembenahan diri," ujarnya. Beban berat yang dialami Juwono memang tidak mengada-ngada. Anggaran untuk TNI sebesar Rp10 trilyun dirasakan tidak mencukupi. Dari jumlah tersebut 60% digunakan untuk gaji dan perawatan, 30% lainnya untuk anggaran rutin dan pembangunan. Dana yang diperuntukkan untuk TNI masih menduduki urutan tujuh dalam daftar alokasi dana APBN. Belum lagi konflik di sejumlah daerah seperti Maluku, Aceh, dan Irian Jaya yang tentu saja membutuhkan tambahan dana untuk personil di lapangan. "Dengan sedikit dana kami harus menyiapkan operasional bela negara yang tangguh, menyiapkan SDM yang bagus, serta meningkatkan kesejahteraan prajurit," ungkapnya. Juwono mencontohkan, dana saat ini juga berdampak pengurangan jatah bensin mobil patroli yang sebelumnya 10 liter/hari turun enam liter/hari. Hal ini yang sering menimbulkan adanya praktek bisnis yang dilakukan anggota TNI dengan pendirian sejumlah yayasan dan koperasi untuk menunjang anggaran resmi baik di tingkat nasional, propinsi, kodam, dan korem. Bisnis di TNI bukanlah hal baru, karena menurut Juwono telah dilakukan sejak 1950-an sejak Soeharto bertemu dengan Liem Siuw Liong di Semarang. Juwono berpendapat, jika bisnis tersebur dilakukan transparan tentu tidak akan menjadi masalah, namun kenyataannya banyak yang hanya menguntungkan segelintir perwira tanpa sedikitpun mempedulikan nasib prajurit rendah. Maka, pihaknya melalui Sekjen dan Irjen telah melakukan audit terhadap bisnis-bisnis baik melalui PT maupun yayasan dan bentuk badan hukum lainnya yang dilakukan TNI. Dibanding dengan negara lain fasilitas yang dimiliki TNI masih kurang. Seharusnya, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia diperlukan paling tidak delapan kapal selam, namun Indonesia hanya punya dua. Juga, pesawat tempur F-16 hanya memiliki sepuluh buah, sementara Singapore yang hanya setitik wilayahnya dibanding Indonesia mengoperasikan 20 pesawat F-16. "Jika anggaran resmi Singapore 4,2 miliar dolar kita hanya 1,2 miliar dolar," ujar menhan. Peralatan yang dimiliki TNI 30-40% masih dibawah standar, diantaranya radar yang dibeli tahun 1982 sudah seharusnya diperbaharui karena tidak lagi memadai, bahkan radar milik Lapangan Udara Cengkareng lebih
Re: EURO2000: 21 Juni, dua partai hidup-mati
In a message dated 6/18/00 8:44:43 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Ngomong2 dulu PSSI punya pelatih asal Yugoslavia ya ... Siapa namanya tuh ? Tony Poganic.
Puisi Sapuan
Boleh juga Ir Sapuan ini. Dari bahasanya, tampak tidak terlalu jauh dengan puisi pamflet Si Burung Merak. Bedanya, Sapuan tidak berani memperlihatkan kemurkaan dengan nada sarkastis. Tapi dari segi tertentu, puisi Sapuan cukup banal!!! Yang menarik, puisi ini ditulisnya lewat susunan huruf nama GUS DUR sendiri. salam, penyimak pinggiran ### Puisi Untuk Gus Dur Gugatan ini bukan gugatan politik, tetapi gugatan nurani/ Untuk apa kau jebloskan aku di balik terali besi/ Supaya Suwondo-mu sembunyi, sehingga bersih dari aroma kolusi/ Demi kau Pak Kiai, saya mengorbankan diri/ Untuk membantu Pak Kiai mempersatukan negeri/ Rupanya akupun dikorbankan untuk suatu konspirasi/ Gugatan nurani untuk sang wali/ Untuk mengetuk hati/ Supaya sadar membangun negeri bebas kolusi/ Demi kau aku terus berjuang membangun negeri/ Untuk itu kaupun harus introspeksi/ Rasa hati jangan tertutup oleh emosi/ http://www.jawapos.com/dailynews/26/03/Berita_Utama/1-PUISI.htm
Fwd: [bincang] UNDANGAN
Dengan hormat disampaikan Undangan sbb,: __ BIDANG PROTOKOL DAN KONSULER KBRI WASHINGTON, D.C. Nomor : 041/KONS/V/00 Perihal : UNDANGAN Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Warga IKI di Washington, D.C. area Dalam rangka kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri RI, Bapak Kwik Kian Gie ke Washington, D.C., Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat dan Ibu Emiwaty Kuntjoro-Jakti dengan hormat mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada: Hari/Tanggal: Kamis, 1 Juni 2000 Waktu : 19.00 s/d selesai Tempat: Wisma Indonesia 2700 Tilden Street, N.W. Washington, D.C. 20008 Acara : Tatap muka Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i diucapkan terima kasih. Washington, D.C. 24 Mei 2000 A.N. Kepala Perwakilan RI T.t.d. S U K A N T O Pakaian: Pria: Bebas rapi/Batik lengan panjang Wanita : Bebas rapi Subscribe/unsubscribe bincang@ ? Send email to [EMAIL PROTECTED], with subject: (un)subscribe bincang@. -- Menjadikan PERMIAS organisasi yang satu, berguna bagi anggotanya, perduli, tanggap dan independen... --
Ir Sapuan
Ir Sapuan minta Suwondo, katanya demi pengungkapan kebenaran. Sementara yang dicari belum tampak batang hidungnya, bagaimana Sapuan bertahan? salam, pp ## http://www.jawapos.com/dailynews/25/29/Berita_Utama/1-BOX.htm Dari Balik Terali Besi, Sapuan Bikin Puisi Untukmu Gus Dur Laporan Jalaludin Hambali, Jakarta Sabtu malam, 27 Mei 2000. Jarum jam menunjukkan pukul 19.15. Sang pemilik rumah, Ny Sapuan, tak seperti biasanya, berwajah kusut. Lelah. Maklum, suaminya sudah tiga malam meringkuk di tahanan Polda Metro Jaya. Ketika Jawa Pos masih menemaninya, tiba-tiba suara bel mengejutkan konsentrasinya. Dinyalakannya lampu depan rumah dan dibukanya pintu pelan-pelan. Tahu siapa yang datang, ia langsung berteriak, ''Oh, bapak pulang. Bapak pulang. Suamiku pulang.'' Ia langsung menciuminya. Wajah kusut tadi musnah seketika. Ia berbinar-binar, meski ada tetesan air mata di wajahnya. Suaminya datang kembali. Tapi, kedatangannya kali ini masih ditemani oleh Ketua Tim Penyidik/Kasatserse Ekonomi Polda Metro Jaya Mayor Pol Tito Karnavian MA, Syamsudin Machfoedz, serta pengacaranya, Isnul Tanjung dan Stevanus Acho. ''Apakah suamiku sudah bebas, Pak?'' tanyanya agak lugu, selugu sang suami. Tak ada yang menjawab. Rombongan itu hanya beringkut ke dalam. Beberapa anggota polisi berseragam ikut masuk rumah yang terletak di pinggir Jalan Raya Pos Pengumben 2-A, Jakbar, itu. Sambil bergandengan, Ny Sapuan berjalan menuntun suaminya memasuki ruang tamu. ''Ma, aku hanya sebentar saja. Mau ambil berkas-berkas sebagai tambahan barang bukti,'' tutur Sapuan kepada istrinya. Tentu saja sang istri kaget. Tetapi, dicobanya untuk bertahan. Ia seperti ingin memberikan pelajaran ketabahan kepada sang suami. Setelah itu, Sapuan mulai bercerita bahwa dirinya merasa kerasan, meski tidur di rumah prodeo. Alasannya, dia tak merasa bersalah. Ekspresi wajahnya memang tak menampakkan kekecewaan. Meskipun guratan di wajahnya kian jelas. Pria kelahiran Magetan ini juga menggambarkan betapa dia seperti telah menemukan kembali dirinya di dalam sel penjara. ''Ma, kini aku lebih banyak baca zikir,'' katanya. Sapuan pun komat-kamit melafalkan zikir itu. Sang istri hanya mengangguk, tanda menyetujui sikap suaminya. Tiba-tiba Sapuan berkata pelan. ''Aku selalu ingat kau, Ma. Berilah dorongan, Ma,'' katanya sambil melihat sang istri. Kali ini istrinya tak tahan. Ia menangis sesenggukan. Sementara itu, Sapuan hanya mengelap mukanya yang berkeringat. ''Sudah Ma, sudah. Bagaimana anak-anak?'' tanya Sapuan kepada isterinya. Rupanya, istrinya belum menjawab. ''Anak keduamu yang di Amerika kemarin bertanya. Hanya kujawab padanya, ini masalah biasa yang menimpa Bapak,'' jawab Ny Sapuan lirih. Sapuan lalu melanjutkan ceritanya bahwa dia membuat puisi. Rencananya, kata Sapuan, puisi 12 bait berjudul Untukmu Gus Dur itu akan dibacakan di depan anggota Komisi III DPR selasa besok. Dikeluarkannya secarik kertas dari saku bajunya dan diberikan kepada istrinya. Tampak huruf pertama yang berjajar ke bawah jika dirangkai terbaca Gus Dur, Gus Dur. Isinya bak luapan emosi seorang pegawai yang tak kuasa melawan kekuatan besar yang menimpanya. Dikeluhkannya, orang-orang yang dulu pernah dekat dengannya ketika masih menjadi Wakabulog yang kini tiba-tiba saja menghilang. Jawa Pos yang hanya diberi kesempatan membaca sekelebat bisa membaca kalimat-kalimat awal yang kurang lebih berisi begini: Gugatan Nurani untuk Gus Dur. Gus, rupanya aku dikorbankan untuk orang-orang yang belum tersentuh hukum. Tak terasa dua jam sudah berlalu. Kini Sapuan harus kembali ke sel. Istrinya terlihat mempersiapkan pakaian ganti untuk suaminya. Namun, Sapuan justru terlihat menolak membawanya. ''Tak usah,'' jawab Sapuan lirih sambil berlalu di pintu depan. Lalu, Sapuan berkata kepada istrinya, ''Kirimi saja aku jajan pasar wajik saja. Aku yakin, kepedihan hidup ini biasa aku jalani. Aku hanya menganggapnya sebagai perjuangan demi negara yang harus dilalui.'' Sementara itu, pengacara Sapuan, Isnul Tanjung, sempat menyalami Ny Sapuan dan meninggalkan kata-kata menghibur: ''Kalau Suwondo ketangkap, pasti kasusnya bakal terungkap.'' Kendaraan minibus warna metalik itu pun membawa rombongan tersebut berlalu menyelinap di balik gelapnya malam. Di mobil itu, tampaknya, Sapuan sudah akrab dengan polisi yang mengantarnya. Mayor Pol Tito K. mengeluh tangannya bengkak akibat terlalu capek. Sapuan pun secara refleks menawarkan pijitannya. ''Sini Pak, saya bantu mijat,'' kata Sapuan. Akunya, Sapuan menceritakan bahwa dirinya sebenarnya punya kelebihan mengobati sakit-sakit kecil setelah aktif mengikuti olahraga seni pernapasan dan tenaga dalam. Seisi mobil itu pun kelihatan manggut-manggut melihat adegan tersangka memijat penyidiknya. Bahkan, salah seorang rombongan ada yang berseloroh. ''Wah, kalau mijat Gus Dur bisa dapat lebih besar daripada yang didapat Suwondo, Pak,'' celetuk salah seorang rombongan. Sapuan hanya tersenyum kecil sambil terus memijat lengan Tito dengan kekuatan tenaga
Relasi-Relasi Kekuasaan
Salam! Bagi yang menyenangi kajian Komunikasi Politik, analisis Effendi ini amatlah menarik. Apalagi yang dibahasnya kasus yang sangat aktual. Lebih-lebih menyentuh relasi-relasi kekuasaan Gus Dur-NU-Banser dengan publik, dan media massa. Bagi kawan-kawan di DC, nama Effendi tentunya bukan asing, apalagi terakhir dia bersama "pemikir UI" lainnya Viktor Menayang PhD presentasi di diskusi Permias DC. Pekan depan Effendi pun akan presentasi di Seminar Berkeley. salam, penyimak pinggiran p.s: Kalau ke DC, presentasi Komunikasi Politik, ya Pen?! Kami tunggu lho. ### Rabu, 17 Mei 2000 Banser dan Komunikasi Politik Oleh Effendi Gazali KETIKA saya menyaksikan peristiwa Barisan Ansor Serba Guna (Banser) menduduki kantor Redaksi Jawa Pos di Surabaya lewat layar televisi, cukup lama saya tercenung. Saya segera membayangkan cara analisis Fiske ("Television Culture", 1987) terhadap siaran Liputan 6 SCTV, misalnya. Begitu kaya "ideological codes" yang bisa dipetik dari representasi hasil rekam kamera dan pencahayaan (apa adanya ketika itu) tentang realitas berupa busana, ekspresi, bahasa tubuh, dan suara-suara yang dramatis di sana. Dalam analisis saya, dahsyatnya mungkin sejajar dengan apa yang terlihat di layar televisi saat Pasukan Jihad dulu berusaha menyampaikan aspirasinya ke gedung DPR. Ketika itu di halaman gedung wakil rakyat Senayan ada latihan tempur dan juga adegan massa yang berputar-putar seakan memeriksa orang serta berbagai sudut sebuah ruangan. Di sini saya berpikir keras. Kenapa realitas kameranya sama padahal mestinya kita mengasumsikan terdapat perbedaan-perbedaan ideological codes yang mengorganisasikan penerimaan sosial dari para pelaku kedua peristiwa itu? Tentu saja, banyak pihak akan membahas masalah kebebasan pers yang terancam dengan cara-cara protes seperti itu. Sebaliknya, atau sebagai pengimbang, banyak yang mengungkapkan kekesalan akan praktik pers yang tidak akurat dan tidak fair. Lalu umumnya pembahas dan pengamat akan mengatakan sebaiknya kita selalu sepakat akan jalur hak jawab dan pengadilan sebagai penengah segala pertikaian dengan pers. Pada saat yang sama, karena yang terlibat kasus adalah Banser dengan pakaian ala militer, maka banyak pula yang menganalisis dan menyuarakan dihentikannya militerisasi sipil. Saya umumnya setuju dengan aneka cara pandang dan analisis itu. Saya termasuk pendukung aliran yang menganggap komunikasi itu relatif irreversible, secara khusus dalam kasus-kasus berita tidak fair dan tidak akurat terhadap pihak-pihak tertentu. Akibat pemberitaan semacam itu tidak akan sama dengan kondisi sebelum hal itu terjadi, sekalipun yang berbuat khilaf sudah minta maaf setulus-tulusnya dan korban sudah memberi maaf seikhlas-ikhlasnya. Asumsi ini tidak langsung berarti masalahnya tak dapat diperbaiki. Ia bisa diperbaiki, tetapi umumnya tidak pulih seratus persen atau seperti sedia kala (lihat bagaimana Presiden Abdurrahman Wahid punya kesan akumulatif terhadap Jawa Pos). Ada dua alasan praktis untuk itu. Satu, persoalan utamanya adalah masalah kognitif. Heider menyebutnya kondisi unbalanced, Newcomb memakai istilah "asymmetry", Osgood menamakannya incongruity, dan Festinger menjulukinya sebagai dissonant. Setiap saat relasi, lingkungan, atau bahkan korban sendiri bisa terdesak lagi dalam kondisi kognitif semacam itu ketika ada topik atau kesempatan mengacu ke masalah yang hampir sama. Kedua, berbagai penelitian menunjukkan bahwa manusia umumnya sangat terpancing akan dan mengingat jauh lebih lama informasi-informasi yang negatif. Mulai dari eksperimen gerakan pupil mata sampai uji memori memperkuat hal ini (lihat antara lain studi Smith, 1959 1971; Carlson, 1980; Haskins, 1981; Aust, 1984; Kellermann, 1984; Lang Friestad, 1987, Ito, Larsen, Smith, Cacioppo, 1998). Jadi perhatian akan berita negatif pertama dan perbaikannya belum tentu seimbang. Karena itu, di sini intinya pers harus berpikir cukup waktu dan cukup proses ketika berencana menurunkan suatu berita negatif sehingga prinsip akurat, "fair", dan komprehensif tercapai. Tirani minoritas Kekhawatiran saya yang jauh lebih besar tadi bukanlah terhadap sekadar soal pertikaian berita itu semua. Yang jauh lebih prinsipil, Kasus Banser dan Jawa Pos seperti membuat harapan saya akan masa depan komunikasi politik kita yang makin baik menjadi sebaliknya makin keruh dan tak menentu. Saya seperti kehilangan jagoan dalam sebuah film, ketika ia tiba-tiba menjadi sama dengan mereka yang seharusnya diperangi (baca: diperbaiki) oleh jagoan tadi. Untuk sebuah uraian yang komprehensif, izinkan saya mengutip analisis Saiful Mujani (dalam Tempo Interaktif bersumber Tempo edisi 24-30/4). Ia memaparkan bagaimana pemikir politik seperti John Stuart Mill dan James Madison khawatir dengan tirani mayoritas sebagai dampak dari demokrasi majoritarian, yakni kekuasaan mayoritas dapat menghilangkan hak-hak kelompok minoritas. Akan tetapi di Tanah Air, Saiful justru mengkhawatirkan hal aneh yang sedang terjadi yakni kelompok
Bravo Galatasaray! Cim Bom!!!
Luar biasa FC Galatasaray! Tim Balkan ini akhirnya berhasil mempecundangi Arsenal , Inggris 4-1. Ketika Gheorge Popescu terakhir menceploskan gawang Seaman, ex-Barca asal Rumania itu berlari girang. Itulah momen penting detik-detik menyambut kemenangan klub sepak bola asal Istanbul tersebut. Cim Bom (baca: Jim Bom)-- julukan tim elite Turki ini-- wajar memperoleh kemenangan historis tersebut. Menyaksikan bagaimana tadi Hakan Sukur menghancurkan Thierry Henry, Tony Adams, Bergkamp cs, saya seperti berada di stadion Cim Bom, Ali Sami Yen. Di mana-mana terdengar gemuruh Ole! Ole! Ole Cim Bom Bom! Bravo Claudio Taffarel! Bravo Gheorghe Hagi! Bravo Hakan Sukur! Bravo Arif! Bravo Fatih Terim. Cok... cok tesekuler!!! P.S: Bagi yang mau nonoton tayangan tunda, silahkan sekarang (pukul 8 pm) lihat di Sky Sport/Fox Sport World, channel 401 untuk yg di DC. pp fans Cim Bom Galatasaray Win UEFA Cup on Penalties STOCKHOLM (May 17) XINHUA - Galatasaray beat English premier side Arsenal on penalties in the Danish Capital Copenhagen on Wednesday, becoming the first Turkish club to win a European trophy. The Turks won the shootout 4-1 after the game finished goalless after extra time. Croat Davor Suker, Arsenal's first penalty-taker, hit post and Frenchman Patrick Vieira hit the bar leaving Gheorghe Popescu to smash in Galatasaray's winning spot kick. Galatasaray had been reduced to 10 men four minutes into extra time when Gheorghe Hagi was sent off for punching Arsenal skipper Tony Adams. Arsenal's best chance came in the second half of extra time when in-form French striker Thierry Henry went for a point-blank header, but Galatasaray's Brazilian World Cup goalkeeper Claudio Taffarel made a brilliant save to keep out the effort. ARSENAL: 1-David Seaman; 2-Lee Dixon, 5-Martin Keown, 6-Tony Adams, 16-Silvinho; 15-Ray Parlour, 4-Patrick Vieira, 17-Emmanuel Petit; 11-Marc Overmars (9-Davor Suker 115), 10-Dennis Bergkamp (25-Nwankwo Kanu 75), 14-Thierry Henry GALATASARAY: 1-Claudio Taffarel; 35-Carlos Capone, 4-Gheorghe Popescu, 3-Bulent Korkmaz, 22-Umit Davala, 10-Gheorghe Hagi, 8-Suat Kaya (16-Ahmet Yilderim 94), 7-Okan Buruk (33-Hakan Unsal 84); 9-Hakan Sukur, 6-Arif Erdem (23-Hasan Sas 94), 67-Penbe Ergun.
Re: Irwan dan netralnya media
In a message dated 5/13/00 9:54:57 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Soal peristiwa DC dengan Matori, saya menunggu penjelasan dari rekan Ramadhan Pohan atas apa yg saya pertanyakan di posting terdahulu yg intinya mempertanyakan kenapa wawancara dengan Matori sehubungan pertanyaan tentang Laskar Jihad, peristiwa Maluku, dan tentang TAP MPRS XXV berdasarkan opininya Matori tidak dimuat/ditulis di Jawa Pos? Saya mendapat penjelasan dari salah seorang redpel, pendapat Mathori soal Laskar Jihad, Maluku, TAP MPRS itu dianggap "tidak layak berita". Jadi berita yang saya bikin, nasibnya saya nggak tahu. Itu di Jawa Pos (Indonesia Timur) ya. Sedangkan media-media grup JP di Indonesia, mungkin saja memuatnya. Apa yang dimuat dan tidak dimuat JP untuk koran Jawa Pos tidak mempunyai korelasi langsung dengan koran-koran kami di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi maupun Irian Jaya atau di mana saja. Semua tergantung "kebijakan redaksi" masing-masing. Mereka yang paling menentukan apa yang layak dan "tidak layak berita". Jadi bukan oleh NU, Muhammadyah atau ormas-ormas Islam. Faktor "Siapa Mengatakan Apa" juga penting. Mathori memang politisi nasional, namun tidak semua soal dia "layak berita". Yang begini ini, panjang ceritanya. Jika soal "interupsi" malah dimuat. Barangkali karena Dewan Redaksi beranggapan "nilai berita"nya kuat sekali. Misalnya, Mathori yang sangat "Gus Durian" malah di-skak oleh Hajriyanto yg notabene orang Golkar. Ini mencerminkan interupsi yang sangat reformis namun dilakukan oleh orang Partai Golkar yang sering dituding status-quo. Rekan Irwan, apa yang diungkapkan bung Yudanta adalah bagian dari "pemikiran jurnalistik" yang saat ini menjadi trend penting. Yudanta itu mempunyai latar belakang jurnalistik yang "sangat kuat" dan "kental". Dia adalah praktisi dan pemikir pers sekaligus. Karena itu pendapatnya juga mempunyai pijakan yang kuat. Ini bukan berarti teman Anda "sumber wartawan dengan latar pendidikan jurnalistik" itu tidak mempunyai pijakan pemikiran kuat. Namun ada baiknya jika teman Anda itu diajak berdiskusi langsung di sini. Biar penyampaiannya lebih jelas, komprehensif dan bertanggung jawab-- setidaknya di milis ini. Hanya saja, saya pribadi melihat bahwa semakin banyak wartawan seperti tercirikan dari pemikiran Yudanta maka semakin baguslah Indonesia. Sepanjang semua tetap dalam bingkai "kebenaran nurani dan profesi". Sekian. Ini hanya percikan pendapat biasa saja. salam, penyimak pinggiran p.s: Tapi apa hubungannya diskusi di sini dengan kedekatan hubungan antara saya dengan Yudanta. Wong saya juga dekat dengan kawan-kawan di milis ini kok. Maaf, saya masih belum jelas korelasinya.
Jawa Pos dan Premanisme Kelompok Agama
Salam! Kasihan sekali Dewan Redaksi Jawa Pos, Pak Dhimam Abror, sampai harus dihantam perutnya. Tapi dia no problem dan bilang hanya terkena bodycharge ringan. Saya terkejut, seperti laporan Detikcom, bahwa Banser menyerbu Jawa Pos atas perintah Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi. Saya berusaha meyakinkan diri bahwa Hasyim Muzadi, seorang pemimpin umat, bukanlah tipikal demikian. Mosok main tonjok segala itu juga kemauan kiai. Tidak mungkin, man. Tapi apalah artinya perut seorang wartawan? Apa sih artinya kantor redaksi surat kabar? Kehormatan itu hanyalah milik para tiran. Wujud mereka bisa mayoritas dan bisa juga minoritas. Barusan saya telepon ke SBY, kesepakatan sudah dicapai antara Banser dan Redaksi. Sukurlah. Yang penting jangan ada lagi main pukul, main serbu, main ancam, main paksa, main mutlak-mutlakan. Jika pun itu diteruskan, kami hanya bisa mengelus dada. Hanya bisa berdoa semoga supremasi hukum ditegakkan. Jika Anda belum pernah mengalami intimidasi, sulit lah merasakan bagaimana ketakutan, keterancaman, ketertindasan dan kezaliman dipaksakan Banser NU terhadap Redaksi. Kepada kawan-kawan lain, saya himbau jika kelompok Anda kelak di atas tahta janganlah merasa seolah-olah hanya Anda dan kelompok Anda saja yang berhak atas RI beserta segala isi dan aturannya. Di balik tutup matanya kaum ulama dan cendikia muslim maupun politisi agama terhadap kesewenang-wenangan Banser NU, saya terhibur karena dukungan dan simpati dari kelompok lain toh juga diberikan kepada para wartawan Jawa Pos yang dizalimi itu. Mari kita petik bersama hikma di balik semua peristiwa ini. Menurut Anda, kenapa kita bisa jadi preman begini? salam, penyimak pinggiran ### Inginkan Dahlan Iskan, Banser 'Labrak' Bos Redaksi Jawa Pos Reporter: Budi Sugiharto detikcom - Surabaya, Sekitar 300 Banser dan warga NU kembali satroni kantor Jawa Pos. Kecewa karena bos Jawa Pos Dahlan Iskan tak hadir, Banser NU 'melabrak' ketua dewan redaksi Jawa Pos, Dhimam Abror. Sekitar pukul 14.30 WIB, Minggu (7/5/2000), Dhimam Abror menemui para demostran NU di depan gerbang kantor Jawa Pos, Graha Pena, Jl. Ahmad Yani, Surabaya. Dhimam menjelaskan bahwa semua negosiasi antara pihak Jawa Pos dan NU, dialah yang bertanggung jawab. Dahlan Iskan, jelas dia, sudah tidak berkecimpung di Jawa Pos sejak 5 tahun lalu. "Jadi saya yang bertanggung jawab pada isi dan pemberitaan Jawa Pos sekarang," tandas Dhimam. Namun massa tak puas karena mereka menganggap Dhimam berbohong. Massa kemudian berteriak menuntut Dahlan Iskan dihadirkan. Mereka kemudian mengungkit ketika Jawa Pos dulu pernah menulis "PBNU Cekal Gus Dur" yang juga diprotes warga NU. Saat itu Dahlan, kata mereka, berjanji jika Jawa Pos mengulangi kesalahan lagi silakan Jawa Pos dibakar saja. Merasa "tagihannya" tidak ditanggapi massa berubah beringas. Mereka kemudian merangsek maju dan berusaha menjangkau Dhimam. Suasana jadi ricuh. Seorang wartawan sempat melihat Dhimam terkena pukulan di perutnya. Namun ia segera diamankan oleh seorang banser dan seorang awak redaksi. Dengan muka pucat, Dhimam kemudian langsung naik lantai 4. http://www.detik.com/peristiwa/2000/05/07/200057-153728.shtml ### In a message dated 5/6/00 3:12:46 PM Eastern Daylight Time, POHAN2000 writes: In a message dated 5/6/00 12:42:08 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: --untuk lengkapnya silahkan baca di: http://www.detik.com/peristiwa/2000/05/06/200056-230240.shtml Untuk mengetahui lebih lanjut tetang peristiwa ini, tampaknya yg paling berkompeten menjelaskan hal tersebut di milis ini adalah rekan Ramadhan Pohan. Bagaimana rekan Pohan, adakah informasi atas peristiwa tersebut yg bisa dibagikan di milis ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu ### Bung Irwan dan netters, Sebenarnya bukan saya yang berkompeten, wong saya ada di DC. Tapi, namanya juga menjawab pertanyaan, ya saya sih cuma melepas unek-unek saja. Hari ini saya ada banyak kali menelepon ke SBY-JKT. Seluruh awak wartawan Grup JP, terutama JP sendiri, jam sekarang pun masih berkumpul. Saya sih ingin menyebutnya: kami berkabung. Apa yang ditulis Detik.Com (Ada 4 atau 5) sudah cukup menggambarkan situasi dan kasus itu. Barusan saya telepon lagi ke kantor, Jawa Pos benar-benar nggak terbit!!! Gimana mau kerja? Banser mematiin komputer wartawan. Membentak-bentak dan bergaya preman. Redaksi kami dilarang kerja!!! Wartawati kami yang sedang telepon dimarahi dan teleponnya dibanting dan disuruh buka jilbab segala. Semua itu bisa kena delik pidana ya. Semua itu kan nggak ada hubungannya dengan protes mereka. Tapi semua kami diam. Kami tahu bahwa mereka semena-mena, tapi kami diam. Kami sudah minta maaf, lewat mekanisme hak jawab dan ralat, tetapi mereka tidak terima. Kami persilahkan mereka menempuh jalur hukum, mereka tetap memaksakan kehendak mereka sendiri. Seolah-olah pers adalah budak kekuasaan dan harus menghamba pada yang berkuasa. Mereka malah menuduh JP ingin menggusur Gus
Re: JP-Banser-Pers-Kekuasaan
In a message dated 5/6/00 12:42:08 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: --untuk lengkapnya silahkan baca di: http://www.detik.com/peristiwa/2000/05/06/200056-230240.shtml Untuk mengetahui lebih lanjut tetang peristiwa ini, tampaknya yg paling berkompeten menjelaskan hal tersebut di milis ini adalah rekan Ramadhan Pohan. Bagaimana rekan Pohan, adakah informasi atas peristiwa tersebut yg bisa dibagikan di milis ini? jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu ### Bung Irwan dan netters, Sebenarnya bukan saya yang berkompeten, wong saya ada di DC. Tapi, namanya juga menjawab pertanyaan, ya saya sih cuma melepas unek-unek saja. Hari ini saya ada banyak kali menelepon ke SBY-JKT. Seluruh awak wartawan Grup JP, terutama JP sendiri, jam sekarang pun masih berkumpul. Saya sih ingin menyebutnya: kami berkabung. Apa yang ditulis Detik.Com (Ada 4 atau 5) sudah cukup menggambarkan situasi dan kasus itu. Barusan saya telepon lagi ke kantor, Jawa Pos benar-benar nggak terbit!!! Gimana mau kerja? Banser mematiin komputer wartawan. Membentak-bentak dan bergaya preman. Redaksi kami dilarang kerja!!! Wartawati kami yang sedang telepon dimarahi dan teleponnya dibanting dan disuruh buka jilbab segala. Semua itu bisa kena delik pidana ya. Semua itu kan nggak ada hubungannya dengan protes mereka. Tapi semua kami diam. Kami tahu bahwa mereka semena-mena, tapi kami diam. Kami sudah minta maaf, lewat mekanisme hak jawab dan ralat, tetapi mereka tidak terima. Kami persilahkan mereka menempuh jalur hukum, mereka tetap memaksakan kehendak mereka sendiri. Seolah-olah pers adalah budak kekuasaan dan harus menghamba pada yang berkuasa. Mereka malah menuduh JP ingin menggusur Gus Dur Weleh-weleh kok ya keterlaluan hebat menghitung JP. Begitulah aksi pendudukan. Aparat polisi dan keamanan tahu semua peristiwa itu. Tapi cuma diam saja. Tokoh dan para mantan di ormas terbesar Indonesia itu pun tahu semuanya. Mereka cuek. Kawan-kawan wartawan kami seperti didera ketakutan yang amat sangat. Siapa yang berani sama Banser? Sama NU? Bisa-bisa jadi pergedel semua anak JP. Barangkali karena negeri ini mereka punya. Sedangkan yang lain, cuma numpang. Saya sudah menghubungi kawan-kawan pers dari media lain. Saya mengharapkan solidaritas kawan-kawan wartawan seluruh Indonesia. Baik itu dari si X, Y, AJI maupun individu wartawan dan lembaga lainnya. Saya menganggap ini sebagai bagian dari test bagi pers di era reformasi. Di tengah mandulnya penegakan hukum-- mosok aparat di sana cuma melongo saja. Banser telah melecehkan pers, melecehkan hukum dan aturan main, bahkan melecehkan reformasi itu sendiri. Sekarang Jawa Pos mampu dibikin tidak terbit, besok koran, majalah dan media mana ya? Jika kita tidak menertibkan yang begini, preseden buruk ini bakal terus berulang. Siapa yang rugi? Idealisme pers, mas!!! salam, penyimak pinggiran (lagi gondok berat)
PRD/PK/PBB, Tirani Minoritas?
Wacana demokrasi Indonesia memang amatlah penuh warna. Semua dapat tempat. Semua mengaku kuat, entah dari sudut pandang apa saja. Keberanian intelektual menyatakan Partai Keadilan dan Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai tirani minoritas layak direnungkan. Jangan-jangan memang iya banget. Atas nama ideologi yang besar-besar para aktivis PK dan PBB dan juga PRD-- Kiri dan Kanan, Rakyat ataupun Islam-- mencoba tampil terdepan. Bergaya bagaikan mayoritas. Padahal, dari kacamata pemilu, realitasnya amatlah beda. Tapi mereka tak perduli walau kursi mereka nyaris tak punya-- sebuah paradoks lain tentunya. Kemapanan dan konservatisme 5 besar PDI-P, Golkar, PPP, PKB dan PAN mengusung tema-tema kepentingan rakyat dan umat Islam-- sehingga tidak greget-- mungkin jadi faktor pula. Silahkan disimak dan dikomentari. salam, penyimak pinggiran ### Kolom Tirani Minoritas Saiful Mujani DEMONSTRASI dan protes massa kembali mewarnai perpolitikan di Tanah Air. Sasaran demo adalah pemerintah. Yang menarik, demonstrasi itu melibatkan dua kelompok berbeda dengan isu berbeda pula, bahkan berseberangan: demonstran yang berslogan "kiri" dan demonstran yang mengklaim mewakili umat Islam. Yang kiri, misalnya, memprotes pemerintahan Gus Dur karena tetap menjalankan kebijakan politik ekonomi yang bertumpu pada utang luar negeri. Sedangkan yang berslogan Islam memprotes kepemimpinan Gus Dur karena, misalnya, lamban menghentikan konflik yang berwarna agama di Ambon dan, terakhir, karena gagasan Gus Dur agar Ketetapan MPRS XXV/1966 tentang Pelarangan Komunisme dicabut. Bagi seorang demokrat, adalah sebuah dosa yang tak bisa diampuni jika melarang, apalagi menindas, paham dan organisasi tertentu, termasuk paham dan organisasi komunis, asal saja paham itu berpegang teguh pada kesepakatan yang melindungi kebebasan dan perbedaan itu, yakni demokrasi. Seorang demokrat harus menerima kelompok politik yang berdasarkan agama ataupun yang berasas Marxisme, sejauh kedua paham ini berpegang teguh pada kesepakatan yang menjaga pluralitas dan toleransi sosial-politik. Kubu yang mengklaim menyuarakan aspirasi Islam tidak bisa menjadikan Islam sebagai dasar kesepakatan itu, demikian juga kubu kiri tidak bisa menjadikan Marxisme sebagai dasar kesepakatan itu. Dalam politik demokrasi, baik kubu yang mengklaim kiri maupun Islam tidak bisa saling melarang. Apa hak komunisme melarang Islam, juga sebaliknya? Keduanya harus diberi tempat untuk bersaing memperebutkan pengaruh secara damai. Pemilu adalah sarana terbaik bagi massa untuk menilai layak dan tidaknya mendukung sebuah partai berasaskan Islam, komunisme, ataupun paham yang lain. Ini prinsip dasar dari demokrasi yang dipegang di negara-negara demokrasi. Tidak mengherankan bahwa di negara-negara demokrasi, partai komunis bisa hidup, walaupun hampir semuanya terus-menerus menjadi minoritas. Komunisme memang identik dengan totalitarianisme. Tapi sejarah berubah. Komunisme sebagian besar berguguran. Sisa-sisanya masih hidup, dan ini dimungkinkan karena demokrasi. Jadi, dalam demokrasi, paham dan hak politik kelompok-kelompok masyarakat yang beragam itu dilindungi. Apalagi paham Marxisme dan Islam, paham dari iblis pun harus dilindungi kalau kita mau berkomitmen dengan demokrasi. Walaupun kelihatannya sederhana, prinsip demokrasi ini tampaknya tidak mudah dihayati dan dijalankan dalam masyarakat politik kita. Untungnya, yang sering kurang toleran dalam masyarakat politik di Tanah Air adalah kelompok minoritas, walapun sering membuat klaim besar dengan mengatasnamakan rakyat, buruh, atau petani bagi yang kiri, atau mengatasnamakan umat Islam bagi yang bersimbolkan Islam. Di Tanah Air, pada masa rezim Gus Dur ini, politik kiri dalam banyak hal disuarakan oleh PRD, yang giat memobilisasi massa untuk melakukan protes dengan mengatasnamakan rakyat. Dari kelompok Islam, yang rajin turun ke jalan dengan membawa umat Islam pada dasarnya masih itu-itu saja. Banyak di antaranya yang punya hubungan dengan partai Islam, terutama PBB dan PK. Partai-partai ini biasa membuat klaim besar, padahal kalau mau obyektif, keduanya hanya mewakili kelompok kecil dari rakyat. Hasil pemilu tahun lalu merupakan ukuran paling sah apakah partai-partai itu memiliki legitimasi untuk membuat klaim-klaim besar itu. Kita tahu, PRD hampir tidak dipilih masyarakat pemilih. Dukungan umat terhadap PBB dan PK juga jauh di bawah klaim mereka yang besar itu, hanya kurang dari empat persen. Jadi, baik yang kiri maupun yang Islam atau kanan tidak punya legitimasi untuk membuat klaim-klaim besar itu. Delegitimasi secara persuasif, bukan dengan kekerasan, terhadap klaim mereka menjadi penting karena mereka, walaupun minoritas, cenderung bersikap tiran: memaksakan kehendak dan kepentingan mereka sendiri, bahkan dengan ancaman kekerasan kepada publik yang lebih besar. Sementara pemikir politik seperti John Stuart Mill dan James Madison khawatir dengan tirani mayoritas sebagai dampak dari demokrasi majoritarian, yakni kekuasaan mayoritas dapat
Fwd: [ui-alumni] Fw: MENGATASI SERANGAN JANTUNG SAAT SEORANG DIR
KIAT MENYELAMATAN DIRI KETIKA MENDAPAT SERANGAN JANTUNG SAAT SEDANG SEORANG DIRI (Karena sebagian besar korban serangan jantung umumnya sedang seorang diri, artikel ini tampaknya menarik untuk dicermati) Tanpa adanya pertolongan, orang yang jantungnya berhenti berdetak dengan teratur dan matanya mulai berkunang-kunang, hanya memiliki waktu sekitar 10 detik untuk bertindak cepat sebelum ia kehilangan kesadarannya. Namun demikian, si korban dapat menolong dirinya sendiri dengan batuk secara keras (ngokol) dan berulang-ulang. Hirup udara sebanyak mungkin setiap kali batuk, dan batuk anda harus dalam dan panjang seperti layaknya orang yang akan mengeluarkan dahak dari dada. Pengambilan nafas dan batuk harus dilakukan setiap 2 detik tanpa henti hingga datangnya pertolongan, atau sampai jantung anda terasa berdetak normal kembali. Pengambilan nafas yang panjang menolong membawa oksigen ke paru-paru dan batuk menyebabkan gerakan seperti meremas-remas jantung anda sehingga mengakibatkan sirkulasi darah tetap terjaga. Tekanan dengan cara meremas tersebut yang terjadi pada jantung anda juga membantu jantung agar kembali berdetak normal. Dengan cara ini diharapkan korban serangan jantung dapat mencari telpon umum terdekat (atau menggunakan HP) dan meminta pertolongan di sela-sela nafasnya. Good friends, school spirit, hair-dos you'd like to forget. Classmates.com has them all. And with 4.4 million alumni already registered, there's a good chance you'll find your friends here: http://click.egroups.com/1/2891/7/_/41050/_/956435160/
Re: [bincang] Channel (was Bravo Cim Bom!
In a message dated 4/21/00 1:18:26 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: ngomong2 nonton bolanya di ESPN ato ada channel2 gratisnya nggak sih ? bola di Indonesia sendiri ada yang tahu perkembangannya nggak tuh. terakhir denger sih makin seru.. seru berantemmnya.. :) faran Saya nontonnya di Sky Sport, pakai DC Cable, kalau di DC channel 401. Memang per bulannya lumayan gede juga sih. Enak juga, dapat Liga Chile, Liga Argentina, Liga Brasil, Liga Kolombia, Liga Jerman. Tapi yang paling saya suka Liga Brasil, Liga Inggris dan Liga Italia-- semua disiarin tiap hari, jamnya juga dua kali. Ketika Indonesia menyikat Kamboja 8-2 (?) lalu saya juga nontonnya di Sky Sport (FOX Sport World). Liga Asia yang mereka putar biasanya Jepang dan Korea. Sesekali masuk Malaysia dan Singapura, dan Indonesia. Katanya, selain Cable, ada yang jauh lebih murah. Misalnya, beli antena parabola yang, lagi-lagi nih, katanya di NY murah. Mungkin ada pembaca yg tahu info lebih lengkapnya, Okki, Oceng, Indra atau siapalah. salam, rp
Bravo Cim Bom!
Aduh, senangnya Galatasaray masuk final UEFA Cup setelah tadi menyisihkan Leeds United, dengan 'aggregate' 4-2 (2-0 dan 2-2) . Dua gol Cim Bom-- julukan klub Turki ini-- tadi dicetak oleh dua Banteng Balkan: Gheorge Hagi dan Hakan Sukur. Final UEFA digelar di Copenhagen 17 Mei nanti, dan Cim Bom bakal menantang klub Inggris lain, Arsenal. Saya suka Thiery Henry, Kanu, Petite dan Overmars. Bakal sukseskah klub Istanbul itu? Bilmiyorum. Namun hati kecil ingin melihat Hakan Sukur, Arief, Popescu, Gheorge Hagi, Taffarel cs menjadikan Galatasaray klub pertama Turki menjuarai laga antar klub Eropa itu. Bravo!!! Cok tesekuler salam, (Cim Bom mania)
Re: [bincang] Berita Kompas terbaru
In a message dated 4/17/00 10:11:09 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Kompas sepertinya mengutip (lihat *\ di belakang artikel). Untuk aslinya barangkali lihat artikel di bawah ini: http://www.jawapos.co.id/hotnews/24/17/2417-13.asp Selamat utk Permias, Faran, Priyo, dan Bang PP! yudha PS: bang PP, kok nggak rapih sih html nya? Priyo Pujiwasono wrote: http://www.kompas.com/berita-terbaru/0004/17/headline/11.htm Hidup Faran..:-) ehh...Permias-DC! Selamat dan salam hormat buat Faran, Hara, Priyo, mas Christianto, Kukuh, Yuda, Rosadi dan semuanya. Mari kita teruskan perjuangan. Teruslah berjuang dengan kegembiraan, sehingga kalau pun kita kalah, kita toh masih memiliki kegembiraan itu. Itu pesan Arief Budiman kepada seorang wartawan (berpikiran) radikal. Buat kita semua!!! salam, penyimak pinggiran
Polisi Koma Terlempar Asbak
Polisi Koma Terlempar Asbak Reporter: Aji Maulana http://www.detik.com
Dampak Permias-Chris (?) + Fals
Dampak Permias DC-Christianto Wibisono? Berita dipetik dari jawapos.com edisi Senin kemarin. Maju terus, pantang mundur. Sapu bersih semua yang "kotor". ''... Cukong kotor, mandor kotor, semua yang kotor ... kena sensor (kata Iwan Fals;-)) salam, penyimak pinggiran ## Theo Usulkan Asian Monetary Fund JAKARTA - Gerakan anti-IMF dan Bank Dunia kian kencang. Setelah Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS) dan ekonom Drs Christianto Wibisono melakukan unjuk rasa anti-IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank Dunia di Washington, kini dampaknya mulai menular ke Indonesia.Pakar perdagangan valas dan anggota Komisi IX DPR RI Theo F.Toemion, misalnya, terang-terangan mendukung gerakan tersebut. Menurut dia, negara-negara di kawasan Asia perlu bersatu membentuk lembaga tandingan IMF dan Bank Dunia. ''Katakan saja namanya Asian Monetary Fund. Selain itu, meluasnya gerakan anti-IMF ini bisa diartikan masyarakat mendukung upaya kemandirian untuk lepas dari IMF secepatnya,'' kata Theo di Jakarta, kemarin. Direktur Speed Currency ini menambahkan, pembentukan lembaga tandingan itu tujuan jangka pendeknya adalah untuk memberikan shock therapy kepada IMF agar tidak bersikap semaunya ketika berhadapan dengan Indonesia. Selain itu, ide pembetukan lembaga itu dapat diteruskan untuk mendukung kemandirian bangsa-bangsa di Asia. ''Seperti yang sering digembar-gemborkan PM Malaysia Mahathir Mohamad,'' ujar fungsionaris DPP PDI-P ini. Pemerintah, kata Theo, sudah saatnya mulai menegaskan sikap kemandiriannya kepada negara dan lembaga donor asing. ''Tetapi, ide itu bukan berarti lantas dapat diartikan menolak globalisasi,'' tandasnya. Momentum pertemuan dengan IMF yang berlangsung hari ini di Washington, kata Theo, merupakan saat yang tepat bagi pemerintah untuk bersikap tegas. Harus ada kemampuan memilah mana yang harus ditolak dan mana yang diterima berkait dengan saran IMF untuk program pemulihan ekonomi. Menurut Theo, saat ini bangsa Indonesia bisa diibaratkan menderita ketergantungan berat pada narkoba. Kalau tanpa keinginan dari diri sendiri, sangat berat untuk memutuskan jeratan ketergantungan itu. ''Meskipun diberi obat dan terapi yang paling canggih sekalipun,'' kata Theo. Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Prof Dr Anwar Nasution mendukung pemikiran Theo F. Toemion atas perlunya sikap kemandirian pemerintah dalam menghadapi perlakuan semena-mena IMF. ''Harus ada kemampuan berdialog dengan IMF,'' kata guru besar Ilmu Ekonomi UI ini. Menurut dia, program letter of intent (LoI) IMF memang dapat saja dinilai baik. Namun, di sisi lain, hal itu dapat bernilai buruk bagi Indonesia. ''Problem mendasar bagi pemerintahan saat ini adalah kemampuan mengimplementasikan penyatuan kekuatan politik dan ekonomi,'' ujarnya. Hal yang sama juga diungkapkan pengamat ekonomi Dr Hartojo Wignjowiyoto. Menurut dia, pemerintah perlu bersikap tegas dalam menghadapi IMF. Namun, konsultan ekonomi Aspecindo ini menolak pembentukan lembaga Asia Monetary Fund untuk menandingi IMF. ''Untuk mandiri, yang diperlukan di Asia bukan penyatuan sistem perbankannya,'' kata pria berkacamata tebal ini. Namun, lanjut dia, yang diperlukan adalah memperkuat dana pensiun, asuransi, leasing, dan pasar modal. Dijelaskannya, pemerintah perlu membentak IMF agar bersedia menerima tawaran pemutusan utang tambahan. ''Kita tidak butuh penjadwalan atau pengurangan utang,'' ujarnya. Untuk mandiri, ujar Hartojo, sebenarnya agak mudah. Dengan kekayaan alam yang melimpah, maka sebagian kekayaan itu dapat dijual dengan konsep sewa 50 tahun atau 100 tahun kepada pihak swasta asing. Hasilnya dapat digunakan untuk membayar utang. Menurut dia, problem pemerintahan saat ini adalah ketiadaan nyali untuk menolak IMF dengan tegas. ''Tak perlu takut diisolasi. Kita mampu kok,'' ujar Hartojo berapi-api. Dia menilai, selama ini Presiden Gus Dur terlalu kompromis dan terlalu humanis dalam menghadapi IMF. ''IMF itu orangnya sama saja, ya korup juga,'' tegasnya. (lal)
Re: [bincang] Re: demo
Betul tuh, Rosadi. Jadiin aja dulu. Pokoknya gebrak dulu, urusan selanjutnya, nanti belakangan saja. Faris pun mendukung!!! Katanya, yang penting tidak membakar-bakar gedung. Bang Duta dan abang-abang laen, mana dukungannya? Jangan gagap membaca gerak angin yang bertiup lah. Katanya angkatan'66 dekat dengan kepentingan dan gelora rakyat (?). Ketika kawan mahasiswa mengajak Christianto, sambutannya langsung jadi! Ayo dong! Tegaskan kesetujuan atau ketidaksetujuannya. Jangan gagap. salam, penyimak pinggiran (pp) ### In a message dated 4/15/00 2:12:20 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Di.. Demo kali ini banyak ato sedikit pesertanya Insya Allah dijadiin. Kita cuman mau demo aman kok. Bila sudah mulai mengarah yang tidak benar yah kita akan tinggalkan tempat secepatnya. Faran - Original Message - Wassalam, Adi Virginia Ps. Tentang demo.. ane nunggu aja deh..takut entar kagak jadi lagi.., seperti yang udah-udah. Ente sendiri ape kagak ngikut lae..? Ngikut demo maksudnya...bukan ngikut cuma untuk ngeliput berita aje...:-)
Re: [bincang] Re Re: ICMI (was: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/...
In a message dated 4/13/00 2:24:47 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Apakah Juwono bagian dari ICMI? Jadi bisakah dia menjawab? Terimakasih, lae. Helson SIAGIAN Dulu Juwono masuk Dewan Pakar, tapi nggak aktif. Dia kurang disukai karena dianggap terlalu nasionalis (saya nggak mau pakai istilah sekuler). Artinya, dia dituding kurang warna agamisnya. Padahal, sepanjang yang saya tahu, Juwono itu sangat baik ahlaknya. Untuk detilnya saya nggak bisa cerita di sini. Pasalnya, soal keimanan dia hanya Dia lah yang tahu, bukan saya atau si A atau ustad B atau ulama C. Saya sih nggak mikirin, seperti kata Gus Dur, gitu saja kok repot-repot;-). Jadi kita memang nggak perlu membayangkan dia memakai atribut-atribut atau simbol. Dia bukan tipikal begitu. Mungkin itu pula yg membuat dia gerah di ICMI dulu. Juwono bisa ngomong soal ICMI karena dia tahu konstelasi ICMI dalam peta politik dan kultural Indonesia. Dia banyak berteman dengan pentolan intelektual ICMI, sebagaimana juga dengan kawan-kawan sosialis. Cuma kalau dia ngomong ICMI, kayaknya banyak yang nggak kuku mendengarnya. Hheheehkek salam, pp
Re: Re Re: ICMI (was: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/...
Salam, Adakah yang bersedia menanggapi komentar orlam (orang dalam) ICMI di bawah ini? salam, pp ## Subj:[bincang] Re: Re Re: ICMI (was: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/... Date: 4/13/00 7:25:30 PM Eastern Daylight Time From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] In a message dated 4/12/00 11:35:05 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Akhir kata, hanya orang ICMI dan ICMI itu sendirilah yang bisa menjawab semua soal eksistensinya maupun masa depannya. Sebagai orang non-ICMI, saya hanya menyatakan kesan belaka. Ass. WW., Memang kalau mengamat dipinggir cuma bisa memberi kesan. Jadi dalam memberi penilaian juga sebatas kesan saja. Agak repot memang kalau kita hidup tidak dalam ghirah Islam. Jadi tidak bisa menangkap makna dari perjuangan umat. Sebagai orang dalam ICMI perlu saya tegaskan bahwa ICMI tetap eksis. Malahan tanpa BJH dan punakawannya ICMI terasa lebih ringan bergerak dengan 20 organisasi otonomnya yang menggulirkan program andalan untuk kemaslahatan bangsa. Peranan ICMI masih terasa (terutama bagi yang ber-ghirah Islam) Salah satu contoh saja dibidang media. Bayangkan saja kalau Republika tidak ada. Maka koran-koran sekuler/non Islam yang dimotori yang dimotori grup Kompas dan Grafiti akan makin leluasa membentuk opini yang menyesatkan. Banyak contoh-contoh lain yang tak perlu saya ungkapkan. Agar saya tidak terperangkap dalam kesombongan yang jelas dibenci Allah. Wass. D. Umar.
Juwono (was: Re. Re)
In a message dated 4/13/00 7:43:46 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: In a message dated 4/13/00 6:00:36 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Dulu Juwono masuk Dewan Pakar, tapi nggak aktif. Dia kurang disukai karena dianggap terlalu nasionalis (saya nggak mau pakai istilah sekuler). Artinya, dia dituding kurang warna agamisnya. Padahal, sepanjang yang saya tahu, Juwono itu sangat baik ahlaknya. Untuk detilnya saya nggak bisa cerita di sini. Pasalnya, soal keimanan dia hanya Dia lah yang tahu, bukan saya atau si A atau ustad B atau ulama C. Saya sih nggak mikirin, seperti kata Gus Dur, gitu saja kok repot-repot;-). Dalam kepengurusan priode 1995-2000 nama Juwono tidak ada. Priode sebelumnya juga tidak tuh... Saya berharap dinda Pohan tidak ASTUL seperti kebanyakan wartawan kita. Semoga. Wass DUmar ps. tolong diteruskan ke permias Kalau ternyata benar alias pernah? Mudah-mudahan bang Duta tidak menyesal karena astar (asal komentar). Semoga. salam, pp p.s: Orlam (orang dalam) belum tentu pasnar (pasti benar) lho...
Ghirah Islam (re. re).
In a message dated 4/13/00 7:25:48 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Peranan ICMI masih terasa (terutama bagi yang ber-ghirah Islam) Salah satu contoh saja dibidang media. Bayangkan saja kalau Republika tidak ada. Maka koran-koran sekuler/non Islam yang dimotori yang dimotori grup Kompas dan Grafiti akan makin leluasa membentuk opini yang menyesatkan. Grafiti pun diembat, dikit lagi ke mana tuh... Hmmm, ini kah yang dikatakan ber-ghirah Islam itu? Semoga cepat istighfar. Tobat situasional juga 'gak papa lah. salam, penyimak pinggiran
Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
Salam, Prof DR asal Fisip-UI ini merupakan gudang ilmu, informasi yang lumayan komplit. Mau soal militer? Pendidikan? Politik kepartaian? Demokrasi Indonesia? Semua soal itu adalah bidangnya mantan Dekan Fisip-UI, dan juga eks Wagub Lemhanas ini. Soal ICMI dan nasibnya pun dia oke. Sampai ketemu Rabu, malam ini, 7 pm di KBRI. ciao, ramadhan pohan
Re Re: ICMI (was: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
In a message dated 4/12/00 6:34:18 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: In a message dated 4/12/00 5:09:52 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Soal ICMI dan nasibnya pun dia oke. Nah.. ini dia manuver lagi. Emangnya kenapa nasib ICMI Dhan ? Pingin dengar dari penyimak pinggiran. DUmar Sejak lengsernya BJ Habibie, peran dan kiprah ICMI langsung raib dari peredaran politik dan media massa. Kemana ICMI? Di mana ICMI? Mau kemana? Apakah cuma bisa 'main' jika bos nya jadi Prez atau orang penting di RI? Tak banyak soal ini disimak orang lagi. Apalagi BJH sendiri pun kini punya mainan baru, The Habibie Center, sehingga makin terbenamlah barang tuh. Juwono, sepanjang yang saya tahu, cukup jernih melihat peta politik ormas-ormas Indonesia saat ini. Orang ICMI lah sebenarnya patut menanyakan itu: Bagaimana menyelamatkan nasib ICMI, sehingga tidak cuma "sandaran nama" politisi (Jakarta lho...;-)) belaka. Akhir kata, hanya orang ICMI dan ICMI itu sendirilah yang bisa menjawab semua soal eksistensinya maupun masa depannya. Sebagai orang non-ICMI, saya hanya menyatakan kesan belaka. Komentar yang lain? salam, penyimak pinggiran
Re: [bincang] Jubilee 2000: something wrong?
In a message dated 4/12/00 10:35:53 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Atau kali2 aja saya nih yang ketinggalan berita nih dengan "kegiatan" kawan2 pergerakan akhir2 ini. Ada yang bisa kasih info soal ini? Thanks, PP Priyo, Saya sudah meng-email kawan-kawan. Belum ada respon tuh. Bisa jadi, mereka memang sudah menyebar di lapangan. Ada kemungkinan lain. Barangkali media massa AS sendiri saja yang luput atau sengaja meluputkannya. Biar kelihatan, yang peduli itu cuma bule;-) Atau ada hal-hal lain lagi? Soalnya ada dua pentolan kita yang lagi "menggalang" di Indo. Silahkan kawan-kawan lain berbagi info. salam, penyimak pinggiran ##
Re: Reminder/malam ini/Menteri Pertahanan Juwono/KBRI/Rabu/7 pm
In a message dated 4/13/00 12:25:07 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Suruh mampir LA dong pulangnya.. Masyarakat Indonesia di LA terbanyak lho., sampai-sampai kampung Indonesia saja ada. Ditengok-tengoklah rakyatnya ini Salam, Budi Cak Budi, Besok pagi Pak Juwono berangkat ke NY, dan mulih via NY. Soal tengok-tengok, kayaknya kalian malah lebih lho. Lha bukannya di LA sering juga disinggahi para pakar, petinggi dan orang-orang penting kita? Juga ada bejibun konglomerat dan para kroni? Minta saja mereka bicara, misalnya "Reformasi: Quo Vadis Fasilitas Kami". Atau apalah. salam, pp
Re: Rencana ke DC.
In a message dated 4/10/00 8:50:16 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya dan dua rekan akan berangkat ke DC untuk acara sore nanti. Bisakah diinformasikan saya bisa kumpul2 dimana untuk bertemu dengan rekan2 DC dan dari state lain sebelum acara dimulai? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Biasanya mahasiswa senang "mampir" ke ruangan Pak Mahendra di KBRI. Sebaiknya hubungi aja dulu beliau, dan ketemu di sana. Selain itu juga perlu dikonfirmasi lagi ke Permias DC, janjian gitu. Jadi biar lebih meriah, gitu. Moko, Anda ikutan juga nggak? salam, rp
Re: Mhs. Indonesia di Belanda
In a message dated 4/10/00 12:21:12 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Permisi, ada yang punya kenalan mahasiswa Indonesia di Belanda nggak? Kalau punya e-mailnya, boleh minta tolong beri tahu saya via jalur pribadi. Thanks sebelumnya. Salam, Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED] Kalau bukan mahasiswa, mau? Umurnya jelang 60. salam, rp
Asyik juga
Indonesia memang unik dan serba paradoks. Di mana-mana menteri itu manut sama presiden-- paling tidak enggan membangkang di depan umum lah. Tapi Menkumdang Yusril malah berani nantang Presiden Gus Dur berdebat terbuka. Di satu sisi, ini bisa bikin orang sinis: Ini lah reformasi yang kebablasan! Tapi bukan tidak mungkin ada yang salut dan mengatakan, ''Menteri memang jangan cuma membeo apa kata Presiden saja!.'' Gimana nih... salam, penyimak pinggiran ### Soal Tap PKI Yusril Ihza Tantang Gus Dur Debat Reporter: Ichwan Chasani detikcom - Jakarta, Meski Yusril Ihza Mahendra diangkat jadi Menkumdung oleh Gus Dur, tapi Yusril tak berarti selalu mengikuti petunjuk Gus Dur. Saya bersedia berdebat dengan Gus Dur soal Tap XXV/MPRS/1966, tantang Yusril. http://www.detik.com/peristiwa/2000/04/10/2000410-092924.shtml
Re: diskusi Mathori Cs/KBRI/Senin 10 April jam 7 pm
n a message dated 4/8/00 4:57:27 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: In a message dated 4/7/00 7:20:06 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: 1. Hari/tanggal : Senin, 10 April 2000 Waktu: 19:00 s/d selesai Tempat : Ruang Garuda KBRI Washington, DC 2020 Massachusetts Avenue, NW Washington, DC 20036 Acara: Tatap muka dengan Rombongan Badan Pekerja MPR (BP-MPR) RI Pak Ramadhan, apakah undangan ini terbuka juga bagi warga di luar DC? Kalau memang ya, apakah harus mendaftar dulu atau kah langsung datang untuk memastikan kebagian tempat. Bisakah diinformasikan apakah ada agenda atau topik khusus dalam acara tatap muka tersebut? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Diskusi yang diselenggarakan di KBRI-- sepanjang pengalaman dua tahun terakhir ini-- bersifat terbuka bagi siapa saja. Tidak pakai daftar-daftaran, tapi langsung datang. Kapasitas kursi biasanya untuk 100-130 orang di Ruang Serba Guna. Tapi kalau mbludak, digandeng dengan Ruangan Garuda, yang lebih besar lagi. Tapi ini jarang sekali. Kalau diadain IKI (Ikatan Keluarga Indonesia) atau KBRI , konsumsi minimum pasti ada. Tetapi biasanya cukupan lah, sederhana saja. Seperti biasa, tema lebih ditentukan di tempat diskusi. Pembicara bicara 15 menit, biasanya ttg perkembangan terakhir Indonesia. Lalu disusul tanya-jawab yang tidak mesti terfokus pada apa yang sudah disampaikan pembicara. Siapa pun penanya dibebaskan menanggapi soal lain , mengkritisi atau pun "ngomel-ngomel" dll. Siapa pun yang datang, biasanya soal politik yang paling top dibahas. Kalau dikecilin lagi, yah tentang politik Gus Dur dengan segala macam gaya dan substansinya. Tentang reformasi, recovery ekonomi yang macet terus, tentang tentara, konglomerat, KKN, tentang kemiskinan, tentang utang dsb. Saya duga Mathori Cs pun bakal ditanya soal yang begitu-begitu. Yang datang biasanya mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat Indonesia (pendeta, ''tokoh Islam', dll) , orang Indonesia yang bekerja di IMF, World Bank, swasta, pekerja biasa dsb. Lebih kurang, mungkin Pak Mahendra akan menambahin. salam, rp
diskusi Mathori Cs/KBRI/Senin 10 April jam 7 pm
Priyo dkk, Barusan saya mendapat FWD nama-nama rombongan dari Pak Mahendra-- karena ada kesulitan teknis yang dialaminya bersama bincang@. Di bawah berita ini tertera lengkap nama-nama itu. Membaca nama-nama BP-MPR itu, kayaknya ada satu yang pasti bikin penasaran orang: Mathori Abdul Jalil. Pasalnya, Mathori yang ketua umum partainya para kiai (PKB) dibacok kepalanya bulan lalu. Alhamdulillah beliau luput dari upaya pembunuhan itu. Dengar cerita langsung dari Mathori soal pembacokan itu, selain isu-isu laskar jihad, cabut TAP MPR pelarangan komunis, para pembisik Gus Dur dll, konspirasi penjungkalan Gus Dur dll-- pasti menjadi daya tarik tersendiri. salam, ramadhan pohan ### Bersama ini dengan hormat disampaikan bahwa Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i pada: 1. Hari/tanggal : Senin, 10 April 2000 Waktu: 19:00 s/d selesai Tempat : Ruang Garuda KBRI Washington, DC 2020 Massachusetts Avenue, NW Washington, DC 20036 Acara: Tatap muka dengan Rombongan Badan Pekerja MPR (BP-MPR) RI 2. Hari/tanggal : Rabu, 12 April 2000 Waktu: 19:00 s/d selesai Tempat : Ruang Garuda KBRI Washington, DC 2020 Massachusetts Avenue, NW Washington, DC 20036 Acara: Tatap muka dengan Menteri Pertahanan RI, Dr. Yuwono Sudarsono Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i diucapkan terima kasih. Washington, D.C., 7 April 2000 A.n. Kepala Perwakilan RI ttd Sukanto Kepala Bidang Protokol dan Konsuler Pakaian: Pria: Bebas rapi/Batik lengan panjang Wanita: bebas rapi e-mail: [EMAIL PROTECTED] ## Info dari Mahendra Siregar: Anggota MPR yang akan datang ke Washington minggu depan adalah: 1. H. Matori Abdul Djalil Fraksi KB 2. Prof. Dr. Ir. MuhammadiFraksi Reformasi 3. H. Alimarwan Hanan, SHFraksi PPP 4. Ir. Pramana Anung Wibawa Fraksi PDIP 5. Drs. SoewarnoFraksi PDIP 6. Ni Gusti Ayu Eka Sukmadewi JaksaFraksi PDIP 7. Drs. Hariyanto Yasin Thohari Fraksi PG 8. Sri Redjeki SoemaryotoFraksi PG 9. Taufikurahman Saleh, SH, MSiFraksi KB 10. Drs. Anthonius RahailFraksi KKI 11. SunartiFraksi UG 12. Drs. Janedjri dari Sekretariat Jenderal MPR 13. R. Wiweko, SH dari Sekretariat Jenderal MPR Mudah-mudahan jelas. Salam Mahendra
Re: [bincang] Re: [imsa] Re: [imaam] Re: [bincang] Serem nian
Salam, Saudara Djakfar, Saudara Adi dan siapa pun yang baca e-mail ini. Terima kasih atas pelbagai tanggapan Anda. Saya tidak membahas satu persatu poin Anda berdua, walau saya sudah menangkap apa yang menjadi kerisauan dan simpati Anda. Pertama, saya memaklumi pemahaman Anda mengenai jihad. Namun siapa kah yang menentukan sesuatu itu "jihad" dan "bukan jihad" di muka bumi ini? Ketika sudah dalam taraf pemahaman, yang tentu saja bisa melahirkan pelbagai tafsiran, saya kira konsepsi jihad yang Anda kedepankan belum tentu relevan dengan kasus yang kita bahas. Belum tentu juga menjadi satu-satunya pemecahan persoalan. Jangan main mutlak-mutlakanlah. Kedua, saya percaya Islam pengajur cinta, kasih, perdamaian, sebagaimana konsep lain taqwa, iman, ikhlas, sabar dan sebagainya. Nah ketika kita membahas laskar jihad, saya ingin yang kita kedepankan adalah aspek perdamaian, kesabaran, dan percaya bahwa Allah Swt Maha Tahu dan Maha Benar. Kalau soal sedih, saya tentu saja sedih karena banyak nyawa yang hilang percuma di Maluku. Keluarga saya sendiri, sebagian adalah orang Ambon dan sebagian masih bertahan di Maluku,namun saya tidak ingin membahas soal pribadi di sini. Apalagi saya yakin, korban non muslim juga banyak di sana. Apakah kita mau dendam-dendaman? Sampai kapan? Pengalaman saya di Bosnia dulu, mengajarkan saya betapa dendam dan kekerasan itu palsu dan dekat dengan kemauan syaitan. Relevansi Bosnia sangat banyak kemiripan dengan Maluku, tapi saya tidak bisa berpanjang-panjang membahasnya di sini. Tidak ada lagikah tersisa rasa maaf, persaudaraan I N D O N E S I A di antara kita lagi? Kita bangun Republik ini dengan darah, otak dan pengorbanan para pendahulu, haruskah semua itu bubar gara-gara kita tidak sabar dan bertendensi memutlakkan kekerasan? Percayalah, penganut agama apa pun di Indonesia tidak bakal musnah dari Tanah Air sepanjang kita meyakini demokrasi, hukum dan akal sehat. Kalau kita emosi terus, ya berat rek... Kedua, Cinta (C dengan huruf kapital) bukanlah harus berarti organisasi Persatuan Cinta Indonesia dan sejenisnya. Yang kita ingin adalah cinta yang bukan sebatas kata, yang bukan sekadar nama organisasi. Tidak pula sebutan belaka atau wadah monolit tertentu. Tidak, bung!!! Sebab ia pun bisa kita dapatkan di demokrasi kita, di parlemen kita, di eksekutif kita, dan law enforcement kita, di media massa kita, bahkan di emper-emper peradaban. Ketiga, isu laskar jihad lebih memperlihatkan bobot politis dibandingkan perjuangan itu sendiri. Kenapa kita tidak pecahkan soal ini di parlemen kita? Dalam demokrasi kita? JIka laskar jihad berangkat ke Maluku, saya sekali lagi prihatin. Saya pun akan menganggap itu juga termasuk kegagalan partai-partai yang banyak menggunakan jargon Islam. Kemana PKB? Kemana PPP? Partai Keadilan? Partai Bulan BIntang? Partai-partai Islam lain? Juga faksi Islam dalam PAN? Kemana? Secara politik mereka lebih absah untuk menekan pemerintah, lewat DPR maupun mesin partai. Tetapi mana suara mereka? Mereka mendapat kursi dan kepercayaan, gaji, fasilitas negara dll berkat konstituen Islam mereka. Tetapi kenapa mereka diam dan bahkan gagal menahan laskar jihad? Tidak percaya pada politik dan demokrasi? Mosok laskar jihad yang benar-benar ekstra parlementer didiamkan saja. Politisi yang berbasis agama, keluar saja lah mereka dari Senayan dan buat permintaan maaf kepada rakyat! Katakan bahwa Anda-Anda gagal. Gitu aja kok repot-repot!! Mereka semua toh bisa "menembak" Megawati, eksekutif yang memang ditugaskan Presiden untuk mengurus Maluku. Ini kesempatan emas mereka untuk mempermalukan Mega, sekaligus mencari pemecahan politis Maluku. Gus Dur pun bisa ditanya dan diserang pemerintahannya-- jika dianggap gagal menuntaskan Maluku. Jika muslim Jakarta berangkat ke Maluku. Lalu kalangan non muslim mayoritas di daerah-daerah tertentu pun termotivasi berangkat membela kaumnya di Maluku. Nah, kalau sudah begini untuk apa kita mengatakan diri kita sebagai O R A N GI N D O N E S I A? Saya merindukan wajah politik elite dan massa Islam yang sabar, berjiwa besar, mature, patuh hukum, strategis dan modernis-- tanpa mengorbankan prinsip keislamannya. Begitu juga bagi kaum non muslim. Apa itu sulit? Mustahil? Sehingga memutlakkan kekerasan? Hah!!! Itulah, jadi kenapa tidak mau pakai politik? Cara-cara demokrasi! Bukan kah sudah tidak ada lagi Orba dan Soeharto yang selama ini dipersalahkan menyumbat aspirasi dan politik parpol? Marilah kita bermain ide dalam level "high politics". salam, penyimak pinggiran ### In a message dated 4/7/00 10:19:29 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: salam, penyimak pinggiran ## OK, saudara penyimak pinggiran, tolong kasih contoh yang konkrit bagaimana itu mendirikan gerakan-gerakan Cinta yang anda maksudkan, dan harus bisa dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Kalau gerakan cinta itu adalah dalam rangka lemah lembut terhadap orang kufar namun keras, libas dan tegas pada kaum muslim itu adalah
Serem nian
Saya tidak perduli mereka memaki dan menghujat politik Gus Dur. Pemimpin politik memang harus siap dikritisi siapa pun. Tapi yang menjadi tanya dan prihatin saya adalah isi dari tuntutan mereka sendiri. 1. Harus kah semua soal dijawab dengan kekerasan? Harus kah kekerasan dibalas kekerasan, menciptakan pembalasan kekerasan, dan dijawab kekerasan lagi, serta begitu seterusnya? 2. Kenapa tidak mau menggunakan cara-cara berbudaya, lewat politik yang tanpa kekerasan? Caranya banyak kok. Buang segala belati, parang, samurai, molotov, dan benda-benda kekerasan itu. Gantikan semua itu dengan senjata hati, kasih, cinta, takwa, politik anti kekerasan, kematangan berpikir sebagai hamba Allah Swt sekaligus warga I N D O N E S I A. 3. Percayalah yang begini-begini ini tidak bakal membuat Indonesia jadi lebih baik. Malah menuju kehancuran. Juga ini akan menajamkan keprihatinan dari semua umat beragama, termasuk orang-orang Islam sendiri. Itu sekadar pikiran saya. Belajarlah pada Mahatma Gandhi. salam, penyimak pinggiran ### Kamis, 06/4/2000, 14:54 WIB April, Laskar Jihad ke Maluku Laporan Asep Salahudin Samboja dan Eka Chandrasari satunet.com - "Sampai jumpa di medan perang," seru Ustad Ja'far Umar Thalib. Demonstran di depan Istana pun gemuruh menyambut seruan itu. Sekali pun ia bersama utusan lain diterima Gus Dur, namun wakil-wakil demonstran itu mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukkan presiden. Usai diterima Gus Dur, pukul 14:30 WIB, Ja'far pun meluapkan kekesalannya di depan massanya. Selanjutnya: http://satunet.com/artikel/isi/00/04/06/11727.html