[wanita-muslimah] Teladan Tiga Muslim Feminis (Resensi Majalah TEMPO buku Muslim Feminis)

2010-09-06 Terurut Topik MGR
Teladan Tiga Muslim Feminis

Majalah TEMPO, 6-12 September 2010

Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam
Penulis: Mohamad Guntur Romli
Tebal: xlix + 250 halaman
Penerbit: Freedom Institute, Juli 2010
ISBN: 978-979-19-4664-3 

Muslim feminis dalam buku ini mengacu pada istilah male feminist yang dikenal 
dalam studi feminisme. Yang dituju adalah laki-laki yang memiliki perspektif 
feminisme dan aktif berjuang bagi terwujudnya kesetaraan dan ke adilan gender 
dalam tatanan masya rakat.

Istilah muslim feminis pasti sangat asing di telinga sebagian besar umat 
Islam. Sebab, istilah feminis sudah telanjur mendapat pemaknaan negatif dan 
sering dianggap tidak islami sehingga tidak pantas disandingkan dengan kata 
muslim.

Tidak sedikit umat Islam keliru memaknai feminisme; dianggap gerakan yang 
diciptakan demi merusak akidah; perlawanan perempuan terhadap kodrat; 
permusuhan terhadap laki-laki; pemberontakan perempuan terhadap kewajiban rumah 
tangga; bahkan dianggap penolakan terhadap syariah.

Semua anggapan tersebut keliru dan, karena itu, harus diluruskan. Di sinilah 
keberanian Mohamad Guntur Ramli memilih judul Muslim Feminis patut di acungi 
jempol. Sebab, di samping memasyarakatkan istilah asing itu, ia sekaligus 
meluruskan anggapan keliru yang selama ini membelenggu pikiran sebagian besar 
umat Islam.

Lalu apa itu feminisme? Sepanjang se jarahnya, gerakan feminisme selalu 
mendefinisikan diri sebagai gerakan me nentang perlakuan tak adil terhadap 
perempuan. Intinya: menolak seti ap bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan 
kekerasan berbasis gender terhadap pe rempuan, apa pun alasannya. Dengan ung 
kapan lain, feminisme adalah upaya transformasi sosial yang meng arah ke 
terwujudnya sistem dan pranata so sial yang secara gender lebih adil dan ega 
liter.

Substansi gerakan feminisme adalah memperjuangkan tatanan masya rakat yang adil 
secara gender, bebas dari segala bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan 
kekerasan. Jika demikian, Nabi Muhammad sangat pantas disebut feminis. Sebab, 
Nabi hadir untuk membebaskan manusia, khususnya kaum perempuan, dari belenggu 
thagut dan khurafat dengan memperkenalkan konsep tauhid (monoteisme murni).

Tauhid adalah inti ajaran Islam yang mengajarkan berketuhanan secara benar dan 
kemudian menuntun berke manusiaan dengan benar. Dalam kehidupan sehari-hari, 
tauhid menja di pegangan pokok yang membimbing dan mengarahkan umat Islam 
bertindak benar, dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. 
Bertauhid yang benar akan meng antarkan ke kesadaran kemanusiaan yang tinggi 
sehingga manusia tidak lagi mengeksploi tasi sesama dan tidak merusak 
kelestarian alam. Nabi mengajarkan, tugas utama manusia perempuan dan 
laki-laki-sama, yaitu menjadi khalifah filardh (pengelola kehidupan di dunia). 
Lelaki dan pe rempuan harus berlomba-lomba berbuat amal terbaik (fastabiqul 
khairat).

Melalui buku ini, Guntur menampilkan tiga sosok muslim feminis asal Mesir 
beserta ulasan perjuangannya. Pertama, Syekh Rifa'ah al-Thahthawi (1801-1873), 
dengan gagasan ide persamaan. Dia menyadar kan perlunya umat Islam meninggalkan 
penindasan terhadap perempuan dan memberinya akses luas untuk mengenyam 
pendidikan. Menurut dia, tingkat keadaban suatu masyarakat dapat dilihat dari 
sejauh mana masyarakat itu menghor mati hak-hak perempuan.

Kedua, Syekh Muhammad Abduh (1849-1905), yang amat vokal berbicara tentang 
kesetaraan laki-laki dan perem puan. Sebab, keduanya dicipta kan dari unsur 
yang satu. Ada empat isu gender yang menjadi perhatiannya, yakni perkawinan, 
poligami, warisan, dan perceraian. Pemikiran Abduh mengandung nuansa liberal 
yang memakai rasionalitas dalam menafsirkan teks-teks agama. Bahkan metodologi 
interpretasi yang dibangunnya menjadi cikal-bakal hermeneutika modern.

Ketiga, Qasim Amin (1863-1908), terkenal karena kedua bukunya, Tahrir al-Mar'ah 
(Pembebasan Perempuan) dan Al-Mar'ah al-Jadidah (Perempu an Baru). Statemennya 
yang terkenal: kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi kemajuan 
kaum perempuannya. Dia menolak penggunaan hijab, pakaian yang menutup seluruh 
tubuh perempuan sehingga menyulitkan beraktivitas secara leluasa di ruang 
publik. Dia juga berupaya memajukan pendidikan bagi perempuan agar lebih 
berkiprah mendidik bangsanya.

Pendek kata, para tokoh feminis tersebut menggugat tradisi budaya 
patriarkal-seperti poligami, kewajiban hijab, dan larangan ke luar rumah-yang 
merugikan perempuan. Mereka mengkritik pemahaman keislaman yang diliputi 
takhayul dan khurafat, pemahaman yang tidak membebaskan dari belenggu 
kejahiliahan, yang memenjarakan umat Islam dalam kebo dohan, kemiskinan, dan 
kejumudan.

Mereka mengajak umat Islam berpikir kritis, rasional, dan terbuka. Setiap ide 
dan gagasan dari mana pun datangnya, timur atau barat, utara atau selatan, 
harus direspons kritis dan proporsional. Hanya dengan itu umat Islam dapat maju 
dan berjaya seperti pada abad keemasan Islam .

Artinya, setiap gagasan 

[wanita-muslimah] Kuliah Goethe dan Islam di Salihara, Sabtu 28 Agustus

2010-08-25 Terurut Topik MGR
Seri Kuliah Ramadhan
Islam dalam Pandangan Voltaire, Goete dan Soekarno

Sabtu, 28 Agustus 2010, 19:00 WIB

Goethe dan Islam
Pembicara: Dewi Candraningrum
Teater Salihara
Terbuka untuk umum

Goethe (1749–1832), sastrawan dan pemikir terkemuka asal Jerman itu, 
menghasilkan karya-karya yang sangat apresiatif terhadap Islam dan terpengaruh 
karya-karya sastrawan Persia bernama Syamsuddin Muhammad Hafidz al-Syirazi 
(1315–1390), yang di Barat biasa disebut Hafez. Goethe juga menulis karya 
sastra dalam bentuk diwân, yang ia jadikan judul salah satu bukunya. Ia pun 
memperkenalkan istilah “sastra dunia” yang memperlihatkan keterbukaannya kepada 
karya-karya sastra di luar Eropa, khususnya dari Timur (Islam dan Persia).

Sebelum kuliah, disediakan hidangan buka puasa.

http://salihara.org/event/2010/08/13/goethe-dan-islam

http://salihara.org/event/2010/08/02/islam-dalam-pandangan-voltaire-goethe-dan-soekarno





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi Social Media untuk Revolusi di Salihara

2010-08-12 Terurut Topik MGR
Peluncuran Situs Web Salihara  Diskusi

Social Media untuk Revolusi
Sabtu, 14 Agustus 2010, 19.00 WIB

Pembicara: Goenawan Mohamad  Roby Muhamad
Moderator: Wicaksono (NdoroKakung)
Serambi Salihara | Terbuka untuk umum | Pendaftaran selambatnya 13 Agustus 
2010, melalui d...@salihara.org

Acara ini diadakan untuk peluncuran situs web salihara.org yang baru, yang akan 
dilanjutkan diskusi pengaruh sosial media (blog, facebook, twitter) terhadap 
kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Melaui perkembangan terakhir social 
media terbukti sangat efektif untuk membentuk opini dan simpati publik serta 
penggalangan massa misalnya untuk kasus Prita dan Bibit-Chandra. Melalui social 
media ini kita pun memperoleh rangkaian dialog, debat hingga kuliah yang 
bermutu—misalnya #kultwit (kuliah twitter), serta informasi dan ulasan yang 
sering diabaikan media kita.

Sebelum acara peluncuran situs web dan diskusi akan disediakan hidangan buka 
puasa.

Program ini didukung oleh Hivos.

http://salihara.org/event/2010/08/01/sosial-media-untuk-revolusi




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ceramah Nelofer Pazira (Bintang Film Kandahar) di Salihara

2010-08-08 Terurut Topik MGR
Pemutaran Film  Ceramah Nelofer Pazira
Kamis, 12 Agustus 2010
Hak Perempuan di Daerah Konflik
Teater Salihara
Terbuka untuk umum
Pendaftaran selambatnya 11 Agustus 2010, melalui d...@salihara.org

16:00 – 18:00 Pemutaran film Act of Dishonour
18:00 – 19:00 Buka puasa dan makan malam
19:00 – 21:00 Ceramah Nelofer Pazira tentang Perempuan dan Kebebasan di Daerah 
Konflik, dilanjutkan tanya jawab dengan moderator Nia Dinata

Nelofer Pazira seorang perempuan sutradara, jurnalis dan penulis dari Kanada 
keturunan Afghanistan. Ia dikenal melalui film Kandahar (2001)—dengan sutradara 
Mohsen Makhmalbaf—yang berasal dari kisah perjalanan Pazira tahun 1996 ke 
Afghanistan untuk mencari teman-teman masa kecilnya. Ketika itu negeri 
leluhurnya tersebut sedang dikuasai kelompok militer Taliban yang mengekang 
kebebasan khususnya kalangan perempuan.

Act of Dishonour (2010) adalah film terbaru karya sutradara Nelofer Pazira. 
Film ini berkisah tentang Mena, seorang gadis cantik yang hidup di sebuah desa 
terpencil Afghanistan Utara. Di desa itu hidup pula tunangannya Rahmat. 
Penduduk desa mereka yang memegang teguh adat istiadat setempat didatangi 
serombongan kru film dari Kanada. Momen ini mengawali persinggungan Mena dan 
penduduk desanya dengan dunia luar. Perjumpaan ini membawa pula ketegangan dan 
sekaligus pembelajaran bagi kedua belah pihak, dan dalam arti luas bagi dua 
budaya: Timur dan Barat.

Program ini didukung oleh Kedutaan Besar Kanada.

http://salihara.org/event/2010/07/31/hak-perempuan-di-daerah-konflik




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Buku Negara Islam Karya Musdah Mulia

2010-07-26 Terurut Topik MGR
http://salihara.org/event/2010/07/06/negara-islam

Musyawarah Buku
Rabu, 28 Juli 2010 19:00 WIB
Diskusi Buku Negara Islam karya Musdah Mulia
Serambi Salihara

Pengulas: Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe (Ketua Umum PGI), Imdadun Rakhmat (PBNU) 
dan Dr. Musdah Mulia (Pengarang)
Moderator: M. Hasibullah Satrawi (Alumnus Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir)

Terbuka untuk umum  GRATIS


Komentar untuk buku ini:

Prof. Dr. Adnan Buyung Nasution: 

Saya angkat topi pada Musdah Mulia yang dengan kejelian intelektual dan 
komitmennya senantiasa berjuang untuk kesetaraan, keadilan, dan hak asasi 
manusia. Ia dengan gigih menolak pembajakan interpretasi ajaran Islam dalam 
makna sempit. Dengan mengangkat pemikiran Muhammad Husain Haikal, seorang 
doktor ilmu hukum yang progresif dan pemikir politik Islam dari Mesir, Musdah 
menyampaikan pesan bahwa seorang yang bertauhid justru harus terus berikhtiar 
bagi persaudaraan, persamaan, dan kebebasan.

Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ:

Sejak 65 tahun debat tentang negara Islam tetap berlangsung di Indonesia. 
Karena itu sudah waktunya disertasi Musdah Mulia yang membahas pemikiran M. H. 
Haikal tentang negara Islam dibuka bagi publik lebih luas. Haikal termasuk 
pemikir Muslim abad ke-20 paling tajam dan menantang. Pemikirannya tentang 
Islam dan demokrasi perlu diperhatikan oleh siapa saja yang mau bicara secara 
bertanggung jawab tentang kenegaraan Islami.

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis:

Buku Negara Islam karya Musdah Mulia ini seperti sebuah novel—mengalir dan 
lugas sehingga mudah ditelaah dan dipahami orang awam. Buku ini sarat pemahaman 
bagaimana seharusnya suatu negara diselenggarakan dengan berpedoman pada 
prinsip dasar kenegaraan yang merupakan seperangkat norma dan etika yang 
mengacu pada prinsip tauhid, sunatullah, dan kesetaraan relasi sosial 
antarmanusia; dengan mengakui adanya pluralisme dalam suatu negara dan 
kehidupan yang egaliter, meniadakan kebedaan status, ras, kesukuan dan jenis 
kelamin.
Tuntutan perubahan zaman, perkembangan sains dan teknologi, bukanlah sesuatu 
yang harus ditakuti atau dihindari, tapi perlu disiasati dengan semangat 
persaudaraan, kesetaraan, dan kebebasan. Buku ini patut dan perlu dibaca tidak 
hanya oleh negarawan, tapi juga oleh kalangan akademisi dan masyarakat yang 
belum sempat mendalami pemahaman negara dalam konteks Islam.

Prof. Dr. Bahtiar Effendy:

Salah satu persoalan yang hingga kini belum selesai bagi sebagian komunitas 
Muslim adalah hubungan antara Islam dan negara. Sudah banyak pandangan diajukan 
mengenai hal ini, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim: pola hubungan 
tradisionalis, sekularis, dan reformis. Buku Musdah Mulia, dengan membahas 
pemikiran Muhammad Husain Haikal, memperkaya pengetahuan kita tentang persoalan 
tersebut.

Luthfi Assyaukanie, PhD.:

Sepanjang sejarah, pemahaman tentang nagara Islam tidak pernah seragam karena 
rujukan untuk konsep ini tidak pernah satu. Konsep negara-bangsa adalah sebuah 
kreasi baru orang-orang modern, padahal Islam lahir jauh sebelum konsep ini 
dikenal. Akibatnya, rujukan terhadap konsep Negara Islam berpindah-pindah dan 
tumpang-tindih antara dua peradaban: Islam dan Barat. Buku Prof. Dr. Musdah 
Mulia ini memberi uraian gamblang tentang konsep negara Islam dan perdebatan di 
seputar gagasan kontroversial ini. Dengan merujuk Muhammad Husain Haikal, 
seorang pembaru Muslim dan penulis produktif asal Mesir, Musdah menyimpulkan 
bahwa negara Islam adalah sintesa kreatif antara bentuk negara sekular dan 
negara teokrasi.

Prof. Dr. Toeti Heraty:

Inilah yang perlu kita pahami dari ulasan Musdah Mulia: politik Islam 
kontemporer sebenarnya menyajikan tiga alternatif hubungan negara dan agama. 
Yang telah ditolak NKRI (Piagam Jakarta) adalah pola tradisionalis, yang 
dikhawatirkan adalah pola sekularis, dan jalan keluar adalah pola reformis. 
Memang pemahaman ini memberi kelegaan, sesuai gagasan Haikal, budayawan Mesir. 
Islam tidak semata-mata tentang manusia dan Tuhan, bukan pula agama paripurna 
yang rinci mengurus kenegaraan, tapi kembali pada tiga prinsip dasar 
persaudaraan, persamaan, dan kebebasan yang memadai sebagai landasan pengaturan 
hidup kenegaraan.



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi tentang Aliran Kepercayaan dan Kesenian di Salihara

2010-06-06 Terurut Topik MGR
Diskusi

Rabu, 09 Juni 2010, 19:00 WIB
YANG KECIL DAN YANG BERANEKA: KEPERCAYAAN DAN KESENIAN DI INDONESIA
Pembicara: Endo Suanda  Bambang Noorsena

Serambi Salihara
Terbuka untuk umum  GRATIS

Kepercayaan dan kesenian tradisional yang  berada di pinggiran sedang diuji 
eksistensinya di Indonesia dewasa ini.  Mereka dihadapkan pada “mayoritas” dan 
terus mendapat perlakuan diskriminatif baik dalam ranah hukum atau pun politik. 
Penolakan uji materi UU No.1/PNPS/1965 oleh Mahkamah Konstitusi yang menetapkan 
hanya enam agama resmi di Indonesia secara otomatis meminggirkan eksistensi 
penghayat kepercayaan. Sementara itu, kesenian yang tumbuh dan bergerak di 
pinggir pun makin lama makin hilang. Amatan sederhana tadi menjadi bahan 
diskusi, yang akan diperkaya dengan uraian pengalaman masing-masing narasumber 
di lapangan. Endo Suanda adalah pengamat kesenian dan Direktur Lembaga 
Pendidikan Seni Nusantara (LPSN) dan Bambang Noorsena adalah pengaji 
spiritualitas dan kepercayaan Nusantara. Bambang Noorsena juga akan 
menyampaikan ide-idenya yang pernah disampaikan dalam Mahkamah Konstitusi dalam 
uji materi UU No 1 PNPS 1965 dengan judul: “Agama Asli
 Indonesia” dan Perkembangannya Dari Masa Ke Masa. Program ini ditaja oleh 
Hivos.

http://salihara.org/2010/06/05/yang-kecil-dan-yang-beraneka





[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi opini publik versus kebenaran malam ini di salihara

2010-05-25 Terurut Topik MGR
DISKUSI
Rabu, 26 Mei 2010, 19:00 WIB
Opini Publik Versus Kebenaran
Pembicara: Kuskridho Dodi Ambardi dan Rocky Gerung
Moderator: Ihsan Ali-Fauzi
Serambi Salihara
Terbuka untuk umum  GRATIS

Diskusi ini berikhtiar mengulas hubungan antara “opini publik” dan kebenaran 
dari perspektif ilmu empirik dan filsafat. Pembahasan dimulai dari pertanyaan 
tentang pengertian “opini publik”. Jika setiap individu memiliki opini 
tersendiri, lantas bagaimanakah menjadi sebuah opini publik? Selama ini opini 
publik dianggap tak lebih dari proses “rekayasa”, baik melalui media ataupun 
survei. Proses “rekayasa” berujung pada dua kategori opini publik: hasil 
“pembentukan” atau murni “penemuan”. (Lembaga survei selalu menggunakan istilah 
”penemuan” pada opini publik, meskipun akhirnya hasil survei tersebut membawa 
pengaruh pada publik.) Masalah lain: Faktor apa yang berpengaruh pada 
pembentukan opini publik selain rekayasa? Adakah opini publik yang benar-benar 
“murni” berasal dari publik? Lantas, bagaimana hubungannya dengan masalah 
kebenaran? Apakah, karena berasal dari publik, ia dengan sendirinya mewakili 
kebenaran? Ikuti diskusi
 dengan Kuskridho Dodi Ambardi (Direktur Lembaga Survei Indonesia) dan Rocky 
Gerung (Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia). Moderator: Ihsan 
Ali-Fauzi. Diskusi akan berlangsung dalam bahasa Indonesia. Program ini ditaja 
oleh Hivos.


Kutipan dari makalah Kuskridho Dodi Ambardi:

Opini Publik: Teori, Aplikasi, dan Kontroversi

Ide tentang opini publik, dan arti pentingnya, muncul bersamaan dengan traktat 
yang ditulis oleh Rousseau yang memperkenalkan konsep general will, yang kadang 
dipertukarkannya dengan istilah l’opinion publique atau opini publik. Gagasan 
Rousseau ini radikal namun sederhana, bahwa sebuah pemerintahan secara etis 
dianggap legitimate jika penyelenggaraan pemerintahan bertolak dari kehendak 
umum, the general will.

Gagasan itu radikal karena pada masanya orang belum banyak berbicara tentang 
kedaulatan rakyat, dan demokrasi baru terlihat samar-samar di horizon para 
pemikir politik masa itu, dan ketika mode pemerintahan yang populer saat itu 
adalah otokrasi dalam format kerajaan.

Kelak kita menyambungkan ide sederhana Rousseau ini dengan kompleksitas 
demokrasi dalam kehidupan politik modern. Dan kelak kita menghubungkan general 
will ini dengan opini publik.

Pertanyaan pokok yang muncul tentulah: Bagaimana kita bisa menangkap kehendak 
umum tersebut? Kalau ia sepadan dengan opini publik, bagaimana kita mengenali 
dan merekammnya? Benarkah di sana apa yang dinamakan dengan kehendak umum dan 
opini publik itu memang ada? Sanggupkah metodologi modern, yang bersandar pada 
metode survei opini publik, benar-benar mengungkap opini publik?

Tak kalah pentingnya adalah serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan 
praktek trendy pemakaian metode survei untuk merekam opini publik dalam 
kegiatan pemilu di Indonesia, pencabangannya, dan penggunaan survei atau 
polling untuk menebak perilaku pemilih. Mengapa partai partai dan kandidat 
politik kini gandrung dengan survei opini publik atau polling? Mengapa kritik 
terhadap lembaga survei merebak? Apa saja jenis-jenis kritik tersebut, dan 
apakah semua kritik memiliki harga cukup untuk didiskusikan?

..

Kutipan dari makalah Rocky Gerung:

Opini Publik versus Etika Publik

Opini publik mengaktifkan demokrasi. Tetapi ia menonaktifkan politik. Opini 
publik diperlukan untuk mendasarkan penyelenggaraan kebijakan (ini adalah suatu 
pekerjaan rutin demokrasi), tapi juga dimanfaatkan untuk mengamankan 
kepentingan pembuat kebijakan (karena dengan itu seolah-olah representasi dan 
legitimasi dihubungkan). Artinya, atas nama opini publik, opsi kebijakan 
dipilih. Tapi juga dengan menunggangi opini publik, kepentingan politik 
diselundupkan. Jadi, demokrasi terselenggara secara teknis melalui opini 
publik, tanpa mempersoalkan fungsi etisnya. Masalahnya baru menjadi kritis bila 
seseorang hendak memandang politik dengan cara lain, yaitu sebagai sebuah 
proyek transformasi, karena menganggap demokrasi telah menjadi malas, karena 
hanya berhenti dalam rutinitas institusional. Untuk kebutuhan semacam itulah 
kita mengaktifkan kontra pikiran dari opini publik, yaitu etika publik. Jadi, 
etika publik mengaktifkan kembali politik, dengan
 mempertanyakan isi, prosedur dan fungsi opini publik. Artinya, melalui etika 
publik, politik dihidupkan sebagai soal ”konfrontasi etik”, dan bukan 
”konfirmasi statistik”.



Selengkapnya silakan hadir dalam diskusi nanti

http://www.facebook.com/event.php?eid=105359909507184ref=mf




daftarkan diri anda untuk mengikuti:

SERI KULIAH UMUM / PUBLIC LECTURE SERIES
TENTANG SEKSUALITAS / ON SEXUALITY
Sabtu, 5, 12, 19, 26 Juni 2010, 16:00 WIB
Saturday, June 5, 12, 19  26, 2010, 04:00 PM
Teater Salihara

Terbuka untuk umum
Pendaftaran selambatnya 4 Juni 2010, melalui d...@salihara.org 
Open to the public
Register via email: d...@salihara.org 

[wanita-muslimah] Diskusi Opini Publik versus Kebenaran di Salihara

2010-05-19 Terurut Topik MGR
DISKUSI

Rabu, 26 Mei 2010, 19:00 WIB

Opini Publik Versus Kebenaran

Pembicara: Kuskridho Dodi Ambardi dan Rocky Gerung

Serambi Salihara

Terbuka untuk umum  GRATIS



Diskusi
ini berikhtiar mengulas hubungan antara “opini publik” dan kebenaran
dari perspektif ilmu empirik dan filsafat. Pembahasan dimulai dari
pertanyaan tentang pengertian “opini publik”. Jika setiap individu
memiliki opini tersendiri, lantas bagaimanakah menjadi sebuah opini
publik? Selama ini opini publik dianggap tak lebih dari proses
“rekayasa”, baik melalui media ataupun survei. Proses “rekayasa”
berujung pada dua kategori opini publik: hasil “pembentukan” atau murni
“penemuan”. (Lembaga survei selalu menggunakan istilah ”penemuan” pada
opini publik, meskipun akhirnya hasil survei tersebut membawa pengaruh
pada publik.) Masalah lain: Faktor apa yang berpengaruh pada
pembentukan opini publik selain rekayasa? Adakah opini publik yang
benar-benar “murni” berasal dari publik? Lantas, bagaimana hubungannya
dengan masalah kebenaran? Apakah, karena berasal dari publik, ia dengan
sendirinya mewakili kebenaran? Ikuti diskusi dengan Kuskridho Dodi Ambardi
(Direktur Lembaga Survei Indonesia) dan Rocky Gerung (Pengajar Filsafat
di Universitas Indonesia). Diskusi akan berlangsung dalam bahasa
Indonesia. Program ini ditaja oleh Hivos.



http://www.facebook.com/event.php?eid=105359909507184ref=mf







Nantikan dan daftarkan diri anda untuk mengikuti Kuliah Umum Filsafat Tentang 
Seksualitas di Salihara di bulan Juni 2010



SERI KULIAH UMUM

TENTANG SEKSUALITAS

Sabtu, 5, 12, 19, 26 Juni 2010, 16:00 WIB

Teater Salihara



Terbuka untuk umum

Pendaftaran selambatnya 4 Juni 2010, melalui d...@salihara.org 



Sabtu, 5 Juni 2010, 16:00 WIB

Simone de Beauvoir tentang Seksualitas

Pembicara: Gadis Arivia



Sabtu, 12 Juni 2010, 16:00 WIB

Michel Foucault tentang Seksualitas

Pembicara: Haryatmoko



Sabtu, 19 Juni 2010, 16:00 WIB

Jacques Lacan tentang Seksualitas

Pembicara: Robertus Robet



Sabtu, 26 Juni 2010, 16:00 WIB

Julia Kristeva tentang Seksualitas

Pembicara: Christina Siwi Handayani



Seksualitas tentu bukan sekadar perkara hasrat dan hubungan seksual,
namun berkelindan dengan tata nilai, keyakinan, pengetahuan, hingga
sistem kekuasaan di mana seseorang hidup dan berinteraksi. Karena itu,
dalam beragam ranah yang membentuknya (fantasi, emosi, jender,
orientasi dan identitas seksual, dan seterusnya), seksualitas akhirnya
bersangkut-paut dengan persoalan filsafat, psikologi, politik, ekonomi,
agama, dan bahasa.



Selama bulan Juni 2010 Komunitas Salihara akan menggelar seri kuliah
umum dengan tema seksualitas melalui perspektif empat pemikir: Simone
de Beauvoir, Michel Foucault, Jacques Lacan, dan Julia Kristeva.



Kuliah pertama akan mengulas tema seks dan filsafat, bertolak dari
sebuah pernyataan terkenal dalam buku Simone de Beauvoir, The Second
Sex: “One is not born a woman” – yang  menunjukkan perjuangan diri
perempuan dalam eksistensinya. Kuliah kedua akan mengulas pemikiran
Foucault tentang hubungan seksualitas dengan pengetahuan, kekuasaan,
dan kebenaran. Sementara kuliah tentang Lacan – yang memilih
menggunakan istilah “seksuasi” ketimbang “seksualitas” – bermula dari
pertanyaan Lacan yang provokatif: mengapa hubungan seksual sesungguhnya
hanya ilusi dan mengapa “perempuan itu tidak pernah ada”, dan apakah
hubungan seksual adalah lambang kebuntuan (dead-lock)? Telaah akan
bergerak melalui dua celah: tragedi Medea dan film Mereka Bilang Saya
Monyet. Sedangkan ide-ide  Julia Kristeva tentang seksualitas akan
diulas lewat pendekatan psikologi dan semiotika, antara lain dengan
melihat persoalan “abjection” dan
intertekstualitas.



Hanya di Salihara...







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor

2010-04-20 Terurut Topik MGR
Undangan

Diskusi
Kamis, 22 April 2010, 16:00 WIB

FILM, TUBUH PEREMPUAN, DAN SENSOR
Pembicara: Novi Kurnia dan Intan Paramaditha 
Moderator: Veronica Kusuma

Serambi Salihara
Terbuka untuk umum  GRATIS

Berbicara
tentang sensor dalam dunia film, maka mayoritas aspek yang ”digunting”
adalah tema atau gambar tubuh perempuan. Salah satu contoh: film
dokumenter karya Ucu Agustin, Perempuan: Kisah di Balik Guntingan
(Kalyana Shira, 2008), menampilkan adegan-adegan penyensoran dalam
Perempuan Punya Cerita (Kalyana Shira, 2008). Penyensoran itu
menggunakan dalih moralitas, adat, karakter bangsa, dan agama. Mengapa
tubuh perempuan sering menjadi sasaran sensor dalam film? Ada apa
dengan tubuh perempuan? Ikuti diskusinya bersama Novi Kurnia, dosen
Jurusan Komunikasi Fisipol UGM dan mahasiswa doktoral di Department of
Women’s Studies, Flinders University, Australia dan Intan Paramaditha,
mahasiswa doktoral di Cinema Studies, New York University, Amerika
Serikat. Diskusi akan dipandu oleh Veronica Kusuma, seorang kritikus
film. Acara ini adalah bagian dari V Film Festival dan disponsori oleh
Hivos.

http://www.facebook.com/event.php?eid=103358069698793index=1

hadiri juga acara pemutaran film dan program V Film Festival 2010 di Salihara.

Rabu, 21-27 April 2010
Wednesday, April 21-27, 2010
 
V FILM FESTIVAL

Terbuka untuk umum  GRATIS
Open to the public  FREE ADMISSION

Kamis, 22 April
Thursday, April 22
14:15 Four Wives, One Man (Serambi Salihara)
16.00 Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor (Serambi Salihara)
19:00 Jamila dan Sang Presiden (Serambi Salihara)

Jumat, 23 April
Friday, April 23
14:15 Annas Sommer (Serambi Salihara)
16:30 Rough Aunties (Serambi Salihara)
19:00 The Sari Soldiers (Serambi Salihara)

Sabtu, 24 April
Saturday, April 24
10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara)
14:15 Cover Girl Culture (Serambi Salihara)
19:00 Elegy (Serambi Salihara)

Minggu, 25 April
Sunday, April 25
10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara)
14:15 All My Failed Attempts (Serambil Salihara)
16:30 Say My Name (Serambi Salihara)
19:00 Du Ska Nog Se Att Det Gar Over - Don’t Worry It’s Just a Phase (Serambi 
Salihara)

Senin, 26 April
Tuesday, April 26
14:15 Lovely Luna (Teater Salihara)
16:30 The Gift from Beate (Teater Salihara)
19:00 International Shorts (Teater Salihara)


V
Film Festival adalah sebuah festival film internasional yang bersifat
independen dan nirlaba, digagas oleh Kalyanashira Foundation, Komunitas
Salihara, Yayasan Jurnal Perempuan, dan Kartini Asia Network. Festival
ini mempromosikan dan mendukung film-film terkait isu perempuan yang
disutradarai oleh perempuan. Pada tahun ini, fokus V Film Festival
adalah identitas, keberagaman, dan generasi muda—dengan tujuan
mempromosikan ide kesetaraan dalam keberagaman yang membentuk
identitas, terutama di kalangan anak muda/remaja. Menampilkan lebih
dari 40 film dari 16 negara, V Film Festival tahun ini juga akan
menggelar program khusus “Debut”, yang akan memutar karya-karya perdana
sejumlah sutradara perempuan Indonesia seperti Nia Dinata, Lola Amaria,
Nan T Achnas, Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. selain pemutaran
film, Festival ini akan menggelar workshop dengan tema Pluralisme dan
Remaja, dan diskusi tentang Film, Tubuh Perempuan dan Sensor. Festival
kedua ini mengambil tempat di Komunitas Salihara, Goethe Institute dan
Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM).



V
Film Festival is an independent, non-profit, international film
festival conceived by the Kalyanashira Foundation, Komunitas Salihara,
Yayasan Jurnal Perempuan, and Kartini Asia Network. The Festival
promotes and supports films related to women’s issues directed by
women. This year, the focus of the V Festival is identity, pluralism
and youth—meant to promote the idea of equality in diversity that
shapes identity especially amongst young people. Presenting more than
40 films from 16 countries, V Film Festival this year will also present
a special program titled “Debut” screening the first works of several
Indonesian women directors like Nia Dinata, Lola Amaria, Nan T Achnas,
Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. Besides film screenings, the
festival will hold a workshop with the theme Pluralism and Youth, and a
discussion on Film, Women’s Bodies, and Censors. This second festival
will be held at Komunitas Salihara, Goethe Institute and Kineforum
Taman Ismail Marzuki (TIM).

http://www.facebook.com/event.php?eid=103999546298362index=1




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Salihara April 2010

2010-03-30 Terurut Topik MGR
Program April 2010

FORUM MUSIK / MUSIC FORUM
Menyimak Musik Klasik hingga Kontemporer (FM KlaKon) Bagian II
A Guide to Listening to Classical and Contemporary Music
(FM KlaKon) Part II

Fasilitator/Facilitator: Slamet Abdul Sjukur
Serambi Salihara/Salihara Lounge
Terbuka untuk umum/Open to the public

Pendaftaran selambatnya 02 April 2010, melalui dita.salih...@gmail.com
Register via email: dita.salih...@gmail.com by April 02, 2010

Sabtu, 3 April 2010, 16:00 WIB
Saturday, April 3, 2010, 04:00 PM
Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (1):
Peter and the Wolf – Sergei Prokofiev
Introduction to Musical Instruments (1st part):
Peter and the Wolf – Sergei Prokofiev

Sabtu, 10 April 2010, 16:00 WIB
Saturday, April 10, 2010, 04:00 PM
Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (2):
Carnaval des animaux – Camille Saint-Saens
Introduction to Musical Instruments (2nd part):
Carnaval des animaux – Camille Saint-Saens

Sabtu, 17 April 2010, 16:00 WIB
Saturday, April 17, 2010, 04:00 PM
Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (3, tamat):
Young Person’s Guide to the Orchestra – Benjamin Britten
Introduction to Musical Instruments (3rd and final part):
Young Person’s Guide to the Orchestra – Benjamin Britten

Sabtu, 24 April 2010, 16:00 WIB
Saturday, April 24, 2010, 04:00 PM
Musik Panjang yang Tidak Membosankan dan Mudah Diingat:
Bolero – Maurice Ravel
Music which is Long but Not Boring and Easy to Remember:
Bolero – Maurice Ravel

http://www.facebook.com/event.php?eid=101975003171411index=1

===

KONSER JAZZ / JAZZ CONCERT
Sabtu, 03 April 2010, 20:00 WIB
Saturday, April 03, 2010, 08:00 PM

SARIMANOUK QUARTET

Teater Salihara
HTM Rp 50.000,-
Mahasiswa/Palajar Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Ticket Rp 50.000,-
Students Rp 25.000,- (limited seats)

http://www.facebook.com/event.php?eid=103693109665324index=1

===

PEMUTARAN FILM / FILM SCREENING
Jumat, 09 April 2010
Friday, April 09, 2010

18.30 KODRAT KUADRAT
Sutradara/Director: Krishna Murti

20.00 AT THE VERY BOTTOM OF EVERYTHING (DI DASAR SEGALANYA)
Sutradara/Director: Paul Agusta

Teater Salihara
Terbuka untuk umum  GRATIS
Open to the public  FREE ADMISSION

http://www.facebook.com/event.php?eid=105325146163682index=1



PAMERAN SENI RUPA / ART EXHIBITION
Jumat, 09-23 April 2010
Friday, April 09-23, 2010

PICTURING AMERICA

Galeri Salihara
Pembukaan: Jumat, 09 April 2010, 19:30 WIB
Opening: Friday, April 09, 2010, 07:30 PM

Terbuka untuk umum  GRATIS
Open to the public  FREE ADMISSION

http://www.facebook.com/event.php?eid=110145672331167index=1

=

KONSER ROCK PROGRESIF / PROGRESSIVE ROCK CONCERT
Sabtu, 17 April 2010, 20:00 WIB
Saturday, April 17, 2010, 08:00 PM

KEENAN NASUTION  HARMONIK DISTORSI

Teater Salihara
HTM Rp 50.000,-
Mahasiswa/Pelajar Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Ticket Rp 50.000,-
Students Rp 25.000,- (limited seats)

http://www.facebook.com/event.php?eid=101581959881151index=1

===

Rabu, 21-27 April 2010
Wednesday, April 21-27, 2010

V FILM FESTIVAL

Terbuka untuk umum  GRATIS
Open to the public  FREE ADMISSION

Kamis, 22 April
Thursday, April 22
14:15 Four Wives, One Man (Serambi Salihara)
16.00 Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor (Serambi Salihara)
19:00 Jamila dan Sang Presiden (Serambi Salihara)

Jumat, 23 April
Friday, April 23
14:15 Annas Sommer (Serambi Salihara)
16:30 Rough Aunties (Serambi Salihara)
19:00 The Sari Soldiers (Serambi Salihara)

Sabtu, 24 April
Saturday, April 24
10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara)
14:15 Cover Girl Culture (Serambi Salihara)
19:00 Elegy (Serambi Salihara)

Minggu, 25 April
Sunday, April 25
10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara)
14:15 All My Failed Attempts (Serambil Salihara)
16:30 Say My Name (Serambi Salihara)
19:00 Du Ska Nog Se Att Det Gar Over - Don’t Worry It’s Just a Phase (Serambi 
Salihara)

Senin, 26 April
Tuesday, April 26
14:15 Lovely Luna (Teater Salihara)
16:30 The Gift from Beate (Teater Salihara)
19:00 International Shorts (Teater Salihara)

Selasa, 27 April
Tuesday, April 27
Film Penutup (khusus undangan / by invitation only)
19:00 Minggu Pagi di Victoria (Teater Salihara)

http://www.facebook.com/event.php?eid=103999546298362index=1



DISKUSI / DISCUSSION
Kamis, 22 April 2010, 16:00 WIB
Thursday, April 22, 2010, 04:00 PM

FILM, TUBUH PEREMPUAN, DAN SENSOR
FILM, WOMEN’S BODIES, AND THE CENSOR
Pembicara: Novi Kurnia dan Intan Paramaditha
Moderator: Veronica Kusuma

Serambi Salihara
Terbuka untuk umum  GRATIS
Open to the public  FREE ADMISSION

http://www.facebook.com/event.php?eid=103358069698793index=1



PENTAS TEATER / THEATER PERFORMANCE
Jumat-Sabtu, 23-24 April 2010, 20:00 WIB
Friday-Saturday, April 23-24, 2010, 08:00 PM

REQUEST CONCERT
Aktor/Actor: Niniek L Karim
Sutradara/Director: Manuel Lutgenhorst

Teater Salihara
HTM Rp 50.000,-
Mahasiswa/Pelajar Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Ticket Rp 50.000,-
Students Rp 25.000,- (limited seats)


[wanita-muslimah] Mengapa Agama Tak Butuh Dilindungi

2010-03-22 Terurut Topik MGR
ABRAHAH heran bukan kepalang. Abdul Muthallib, pembesar Mekah yang menemuinya, 
hanya peduli pada nasib unta yang dirampas penguasa dari negeri Habsyah 
(Ethiopia) itu, bukan nasib Ka'bah yang hendak dihancurkan. Kata Abrahah, 
Mengapa kamu hanya peduli pada dua ratus ekor untamu, tapi tak peduli pada 
Bait (Ka'bah) yang merupakan agamamu dan agama moyangmu, yang hendak 
kuhancurkan? Abdul Muthallib menjawab, Aku peduli pada nasib unta, karena aku 
pemiliknya, sedangkan Bait itu punya Pemilik yang akan menjaganya. Inilah 
sekelumit dialog yang dikisahkan oleh Ibn Hisyam dalam Al-Sirah al-Nabawiyah, 
satu di antara biografi tentang Nabi Muhammad yang cukup otoritatif.

Kalau zaman sekarang, Abdul Muthallib mungkin akan dituduh egois, pasif, dan 
materialistik, hanya peduli pada hartanya, tapi tidak peduli pada agamanya. 
Namun, di balik sikap itu tersimpan iman Abdul Muthallib yang kuat: bahwa Allah 
yang menjaga Ka'bah tidak tidur dan akan bertindak. Benar. Setelah itu, 
datanglah segerombolan burung Ababil yang membawa batu dari neraka dan 
melempari pasukan gajah Abrahah hingga hancur lebur. Tahun itu dikenal sebagai 
Tahun Gajah, tahun kelahiran Nabi Muhammad.

l l l

SAAT ini kita sedang menghadapi uji materi di Mahkamah Konstitusi terhadap 
sebuah undang-undang yang niatnya melindungi agama dari penodaan, yakni 
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan atau Penodaan 
Agama. Namun niat tak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. UU ini dalam 
kehidupan sosial malah ikut menyulut konflik. Contohnya dari rekomendasi 
penting Institute for Culture and Religion Studies (INCReS) dalam Laporan 
Kebebasan Beragama 2009 di Jawa Barat, yang mendesak pencabutan UU itu. Secara 
normatif UU tersebut dianggap tidak selaras dengan semangat konstitusi yang 
dengan tegas menjamin hak kebebasan beragama dan/atau berkeyakinan. Melalui UU 
ini juga ditetapkan pasal 156-a dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang 
mengatur ancaman sanksi pidana bagi yang dituduh sebagai penoda agama.

Melalui temuan INCReS, sepanjang 2009 di Jawa Barat terjadi 10 kasus 
pelanggaran kebebasan beragama yang dilakukan oleh aparatus negara, dan 35 
kasus intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama dan keyakinan yang 
dilakukan oleh organisasi massa garis keras yang memakai jubah Islam. Dalam 
aksi-aksi kekerasan ditemukan, UU itu dipakai sebagai dalih pembenar untuk 
menyesatkan, menyapu, hingga menangkap individu dan kelompok yang dituding 
menodai agama.

Pertanyaannya: mengapa UU ini dianggap mendesak dan darurat untuk dicabut? 
Benarkah agama tidak butuh aturan yang melindunginya? Dari temuan yang sangat 
umum kita mencermati tindakan-tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama 
atau berkeyakinan malah berlindung di balik UU ini. Karena itu, dugaan yang 
mengatakan pencabutan UU ini akan menyebabkan konflik horizontal dalam 
masyarakat merupakan kekeliruan yang berlawanan dengan fakta sosial. Yang 
terjadi malah sebaliknya, selama ini konflik horizontal yang beraroma agama 
menggunakan UU ini-khususnya pasal 156-a-sebagai dalih melakukan penyesatan, 
kekerasan, penangkapan, dan penghakiman sepihak. Logika sederhananya: kalau 
tidak ingin konflik horizontal terus terjadi dalam masyarakat, UU Nomor 
1/PNPS/1965 dan pasal 156-a itu harus dihapus (mansukh).

Bagaimana UU tersebut bekerja sebagai pemicu, dalih, dan akhirnya vonis yang 
mengkriminalkan keyakinan? Pertama, dimulai dengan munculnya dugaan pada 
kelompok yang memiliki ajaran yang dianggap bertentangan dengan keyakinan 
umum. Kelompok ini baik yang ada sejak dulu atau benar-benar baru. Contohnya, 
Syiah dan Ahmadiyah, yang masuk kelompok lama, sedangkan Lia Eden masuk 
kategori baru. Nah, dengan memakai UU dan pasal 156-a itu, kelompok tersebut 
dibidik dari sudut penodaan, bukan melalui sudut perbedaan. Keberadaan kelompok 
tersangka ini tidak lagi dipahami sebagai pihak yang keyakinannya dijamin, 
tapi bisa diancam sanksi pidana. Inilah tahap pertama bagaimana UU tersebut 
menyuguhkan cara pandang yang keliru dalam melihat perbedaan ajaran yang 
sebenarnya lumrah terjadi.

Tahap kedua: sebuah kelompok yang telah diidentifikasi sebagai kelompok 
kriminal dari perspektif keyakinan akan dimusuhi dan diupayakan untuk 
dilenyapkan. Tahap kedua ini adalah sebuah reaksi tindakan yang ditempuh 
melalui dua cara: pertama, ormas-ormas garis keras akan menindak langsung 
kelompok itu. Tindakan ini ilegal dan kriminal, tapi mereka selalu memakai 
dalih UU yang mengkriminalkan kelompok tersebut. Tak jarang ditambah fatwa 
untuk memperkuat dugaan kriminal. Kelompok tersangka pun dihajar dengan 
aturan negara dan fatwa agama.

Cara kedua: ormas garis keras tidak melakukan tindakan langsung, tapi menekan 
aparat pemerintah untuk melakukan tindakan kekerasan. Dalam konteks ini, aparat 
negara biasanya mengambil sikap yang paling aman dan nyaman, karena ormas 
garis keras biasanya mengancam akan melakukan tindakan langsung kalau aparat 
tidak turun. Maka, 

[wanita-muslimah] Diskusi Masa Depan Pemikiran Kiri di Komunitas Salihara

2010-03-08 Terurut Topik MGR
Dengan ini kami mengundang anda untuk hadir dalam acara Diskusi Masa Depan 
Pemikiran Kiri di Indonesia besok Rabu 10 Maret 2010 pukul 19.00 dengan 
pembicara: Franz Magnis-Suseno dan Hilmar Farid. Moderator: Trisno S Sutanto. 
Acara ini akan digelar di Komunitas Salihara Jalan Salihara No 16, Pasar 
Minggu, Jakarta Selatan.

Diskusi ini beranjak dari sejumlah pertanyaan: bagaimanakah gerangan kehidupan 
pemikiran Kiri sekarang dan prospeknya di masa depan? Apakah “menjadi Kiri” di 
zaman ini adalah semacam anakronisme? Memang, Kiri tetap menawarkan kritik 
tajam selaku pemikiran anti-kemapanan. Namun persaingan antar-sistem politik 
dan ekonomi tampak menunjukkan kemenangan kubu lawan mereka. 

Demokrasi telah diterima oleh mayoritas negara di dunia yang sangat tergantung 
pada “selera” pasar. Dan tak sedikit pula para pendaku Kiri yang telah berlaku 
“borjuis” dalam gaya hidup serta harus beradaptasi dengan sistem-dunia 
kapitalis. Kita pun perlu bertanya lagi: benarkah pengaruh pemikiran Kiri kini 
hanya beredar di kalangan terbatas—akademia, gerakan elit, atau mereka yang 
berusaha menawarkan pemikiran alternatif di tengah dominasi kapitalisme? 

Dari bahan yang telah saya terima dari Hilmar Farid saya akan memberikan 
sedikit bocorannya. Hilmar Farid akan mengulas pemikiran filsafat terkini 
yang bisa ia sebut kiri seperti Zizek dan Badiou. Dan pemikiran ekonomi kiri 
yang mengkritik keras memanisme pasar seperti David McNally dan Karl Polanyi. 
Bagi Hilmar Farid agenda kiri dalam Manifesto Komunis sebagian besar sudah 
dipenuhi, dan tidak ada alasan untuk menganggap kiri gagal. Bahkan di hadapan 
krisis sekarang, kiri adalah bagian penting dari masa depan. Tanpa kiri, kita 
patut bertanya: adakah masa depan? 

Diskusi ini akan menarik, Franz Magnis Suseno juga akan memberikan ide dan 
pemikiran terbarunya tentang tema ini.

Silakan anda hadir, diskusi ini terbuka untuk umum dan gratis.

Guntur Romli

http://www.facebook.com/event.php?eid=319323676119index=1



  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sayembara Penulisan Lakon Realis (Hadiah Utama: Rp 20.000.000)

2010-01-13 Terurut Topik MGR
SAYEMBARA PENULISAN LAKON REALIS
Hadiah utama: Rp 20.000.000 dan Rp 5.000.000 (dua lakon finalis) 

Dalam dua dekade terakhir
panggung teater Indonesia mengalami kemerosotan drastis dalam kuantitas
pementasan bergaya realis, seiring dengan semakin banyaknya kemunculan
“teater tubuh”. Sejumlah pengamat pernah menyatakan bahwa dalam teater
kita telah terjadi krisis aktor. Hal itu mengacu pada kenyataan bahwa
tidak banyak aktor yang menunjukkan kepiawaian menghidupkan teks
(dialog) dan membangun karakter. Salah satu kemungkinan penyebabnya
adalah kelangkaan lakon yang mengutamakan seni peran. Beberapa naskah
jenis itu, yang sedikit jumlahnya, terlalu sering dipentaskan ulang
tanpa menawarkan kesegaran. Sehubungan dengan itulah Komunitas Salihara
menyelenggarakan Sayembara Penulisan Lakon Realis. 

Syarat-Syarat:
1.  Tema bebas.
2.  Ditulis dalam bahasa Indonesia.
3.  Memperhitungkan durasi pementasan, antara 1 sampai 1,5 jam.
4.  Tidak berbentuk monolog dan dibuat untuk dimainkan oleh maksimal 5 
(lima) karakter/tokoh.
5.  Belum pernah dipentaskan/diterbitkan sebagian atau seluruhnya dalam 
bentuk apa pun.
6.  Naskah diterima panitia paling lambat pada tanggal 30 Juni 2010.
7.  Pementasan perdana naskah pemenang menjadi hak panitia.
8.  Nama dan biodata pengarang ditulis pada lembar terpisah dari naskah.
9.  Naskah dikirim rangkap 4 (empat) dalam amplop yang ditulisi “Sayembara 
Penulisan Lakon Realis” di pojok kiri atas, ke:

Komunitas Salihara
Jl. Salihara 16, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12520

Pemenang dan Hadiah:
1.  Dewan Juri akan memilih 3 (tiga) finalis dan menentukan 1 (satu) lakon 
terbaik.
2.  Pemenang akan diumumkan pada Festival Salihara, September 2010.
3.
Lakon terbaik akan mendapatkan hadiah uang Rp 20.000.000,- (dua puluh
juta rupiah) dan dua lakon finalis lain masing-masing mendapat uang Rp
5.000.000,- (lima juta rupiah); pajak ditanggung penerima hadiah.
4.  Lakon terbaik akan dipentaskan untuk pertama kalinya di Teater Salihara 
sebagai produksi Komunitas Salihara.

Dewan Juri dan lain-lain:
1.
Dewan Juri terdiri dari 3 orang: Iswadi Pratama (penulis lakon dan
sutradara Teater Satu, Lampung), Zen Hae (penyair dan penulis cerita),
dan Seno Joko Suyono (wartawan budaya Koran Tempo, pengamat seni
pertunjukan).
2.  Panitia (kurator dan seluruh karyawan Komunitas Salihara) dan anggota 
Dewan Juri dilarang mengikuti sayembara ini.
3.  Keputusan Dewan Juri akan dipertanggungjawabkan pada saat pengumuman 
pemenang, dan tidak dapat diganggu-gugat.

Jakarta, 01 Januari 2010
Komunitas Salihara,
Panitia Sayembara Penulisan Lakon Realis

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=876

http://www.facebook.com/event.php?eid=254989772749ref=mf



  Apa dia selingkuh? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kuliah Umum Filsafat Hermeneutika Kecurigaan di Salihara

2009-12-28 Terurut Topik MGR
Kuliah Umum Filsafat Hermeneutika Kecurigaan
Paul Ricoeur, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud, dan Karl Marx
Setiap Sabtu, Januari 2010, 16:00 WIB/
Serambi Salihara

Paul
Ricoeur, seorang tokoh hermeunetika kontemporer menyebut tiga pemikir
besar, yakni Sigmund Freud, Karl Marx, dan Friedrich Nietzsche, sebagai
pendahulu metodologi hermeneutika yang disebut sebagai hermeneutika
kecurigaan. Freud mencurigai terbentuknya teks sebagai berasal dari
alam ketaksadaran manusia, Marx meletakkannya sebagai produk ekonomi
dan politik, sementara Nietzsche merujuk sebab-musababnya pada kehendak
ingin berkuasa.

Apa yang dimaksud hemeneutika kecurigaan itu?
Apa saja alasan-alasan Paul Ricoeur? Dan bagaimana hemeneutika bekerja
dalam pandangan Sigmund Freud, Karl Marx, dan Friedrich Nietzsche?
Selama empat minggu berturut-turut, selain mengulas pandangan
tokoh-tokoh tersebut dalam lingkup hermeneutika kecurigaan, kuliah umum
ini juga menggali pandangan filsafat dari masing-masing tokoh tersebut.

Kuliah Umum Filsafat ini akan digelar di Serambi Salihara setiap hari Sabtu di 
bulan Januari 2010 pada pukul 16.00 -18.00 WIB.

Kuliah ini terbatas, untuk mengikutinya silakan mengirim email pendaftaran ke 
me...@salihara.org atau riaud...@yahoo.co.id

Sabtu 09 Januari 2010, pukul 16.00 WIB
Hermeneutika: Pengantar Umum dan Teori Hermeneutika Paul Ricoeur 
Haryatmoko /

Sabtu 16 Januari 2010, pukul 16.00 WIB
Tentang Friedrich Nietzsche
Setyo Wibowo /

Sabtu 23 Januari 2010, pukul 16.00 WIB
Tentang Sigmund Freud
Bagus Takwin /

Sabtu 30 Januari 2010, pukul 16.00 WIB
Tentang Karl Marx
Goenawan Mohamad /




  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Peluncuran dan Diskusi Majalah Bhinneka di Salihara

2009-12-13 Terurut Topik MGR
Peluncuran dan Diskusi Majalah Bhinneka bersama Dédé Oetomo dan Soe Tjen 
Marching, moderator: Nong Darol Mahmada, besok: Selasa 15 Des, pkl 19.00 di 
Serambi Salihara, http://www.facebook.com/event.php?eid=205816063232ref=mf

Latar Belakang 

Majalah Bhinneka yang didirikan oleh Soe Tjen
Marching bekerja sama dengan GAYa NUSANTARA, adalah majalah yang dibuat
untuk mengkritisi interpretasi agama di Indonesia. Namun, dalam
kemasannya, majalah Bhinneka tidak menyatakan tujuan ini secara
gamblang supaya dapat menarik masa sebanyak mungkin untuk membacanya. 

Selama
ini, beberapa jurnal kritis masih terkesan “eksklusif” baik dari
penampilan, nama Jurnal ataupun publikasinya, sehingga pembacanya pun
kurang lebih menjadi ekslusif. Artinya, mereka datang dari kalangan
tertentu. Sedangkan majalah Bhinneka dikemas secara populer dan
terkesan umum supaya tidak memberi “tembok” terlebih dulu bagi publik
yang tertarik untuk membacanya. Karena itu, digunakan nama yang
dipandang cukup “netral”, yaitu Bhinneka yang artinya keberagaman.
Untuk mengingatkan moto dari bangsa Indonesia sendiri, bahwa Indonesia
tidak tunggal ika, dan interpretasi agama apapun tidak bisa dipandang
dari satu sisi saja. 

Terbit dua bulan sekali, sampai saat ini
(17 November 2009), dua edisi majalah Bhinneka telah terbit. Dan kami
memandang perlunya me-launching majalah ini agar lebih diketahui
khalayak umum. Majalah Bhinneka dibagikan gratis karena dana dari
Kedutaan Britania Raya. Kami juga mendapat dana khusus untuk launching
majalah ini di Jakarta, dan kami memilih Salihara karena tempat ini
telah dikenal luas sebagai salah satu pusat diskusi kebudayaan yang
sifatnya juga “netral” (tidak condong pada etnis atau agama tertentu).

Tujuan dari launching ini adalah: 
1. Memperkenalkan majalah Bhinneka kepada publik
2. Mengadakan diskusi berdasarkan majalah Bhinneka pada umumnya dan 
interpretasi agama di Indonesia pada khususnya
3. Menjalin kerja sama yang lebih erat antara majalah Bhinneka dan Salihara.

Metode dan Setting Forum

Launching
akan diadakan pada tanggal 15 Desember 2009 pukul 19.00 WIB. Secara
keseluruhan, launching ini akan dipandu oleh 2 nara sumber.
 
Adapun setting forum selama launching adalah sebagai berikut:
1.  Sesi pengenalan majalah Bhinneka dan pembahasan beberapa artikel. 
2.
Sesi diskusi: hadirin bisa menanyakan tentang majalah Bhinneka dan juga
masalah yang menyangkut politik, sosial dan agama secara umum. 
3.
Sesi penyusunan rencana strategis juga dilakukan dalam format diskusi
interaktif yang dipandu oleh seorang fasilitator. Dengan mengacu
sesi-sesi sebelumnya, sesi ini melakukan analisis: Bagaimana bentuk
kerja sama antara majalah Bhinneka dan Salihara selanjutnya. 

Narasumber
Ada dua orang nara sumber yang akan berperan aktif dalam diskusi ini, yaitu: 
1. Soe Tjen Marching (Pendiri Majalah Bhinneka)
2. Dede Oetomo (Pendiri GAYa NUSANTARA)

Moderator: Nong Darol Mahmada


  Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Jinayatnya “Qanun Jinayat” (Kolom di Kora n Tempo)

2009-12-06 Terurut Topik MGR
“Qanun Jinayat” yang telah diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) 
tak henti menyulut kontroversi, yang tak hanya datang dari luar, namun juga 
dari masyarakat Aceh sendiri. Gubernur Aceh sendiri pun tak kunjung 
menyetujuinya. Bagi Pemerintah Aceh, prosedur “Qanun” ini cacat hukum. 
Sementara dari sisi subtansi, argumentasi “Qanun” ini amat rapuh.

Yang paling fatal “Qanun” ini tidak memasukkan pelanggaran-pelanggaran yang 
seharusnya disebut tindak pidana (jinayat). Namun sebaliknya “Qanun” ini malah 
menetapkan perbuatan yang semestinya bukan tindak pidana. Lebih dari itu 
“Qanun” ini telah melanggar batas: memasuki ranah yang bukan wewenangnya.

Dalam Bab II Pasal 2, disebutkan “Qanun ini mengatur tentang jarimah dan 
‘uqubat khamar, maisir, khalwat, ikhtilath, zina, pelecehan seksual, 
pemerkosaan, qadzaf, liwath, dan musahaqah”. “Qanun” dengan sangaja tak 
menyebut pembunuhan (qatl) dan pencurian (sariqah) sebagai tindak kejahatan 
(jarîmah).

“Qanun” ini juga menyebut prilaku yang diasumsikan tercela secara moral, tapi 
sebenarnya bukan tindak-pidana yakni khalwat. Khalwat artinya laki-laki dan 
perempuan yang bukan muhrim berdua di suatu tempat yang tertutup. Sementara 
ikhthilath yang berarti laki-laki dan perempuan bercampur-baur di suatu tempat 
tak pernah disebut sebagai perbuatan yang tercela secara moral—apalagi sampai 
disebut tindak pidana. Orang yang thawaf di sekiling Ka’bah di Makkah baik 
laki-laki ataupun perempuan bercampur-baur, tidak ada batas atau jalur khusus 
thawaf yang memisahkan laki-laki dari perempuan.

“Qanun” yang berbasis pada kleim syariat Islam ini ingin diberlakukan juga pada 
orang di luar pemeluk Islam (Bab II Pasal 4 ayat b dan c). Padahal 
ketentuan-ketentuan syariat Islam hanya berlaku bagi orang Islam saja. Maka, 
“Qanun” ini telah melampaui batas wewenangnya. “Qanun” ini melanggar ayat lakum 
dinukum wa liya din (“bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”).

Saya tidak habis pikir mengapa “Qanun” ini tidak menyebut pembunuhan dan 
pencurian sebagai tindakan kriminal. Mungkin saja karena sanksinya yang 
kontroversial, pencurian akan dipotong tangannya, sementara pembunuhan diancam 
hukuman mati. Namun anehnya penyusun “Qanun” ini memasukkan sanksi rajam bagi 
pezina (yang menikah). Apa skala prioritas perzinahan atas kasus pencurian—atau 
korupsi misalnya—yang dampak “pemberantasan korupsi” lebih berguna bagi 
kepentingan publik? Apakah kalangan para anggota dewan yang terhormat itu 
khawatir atas hukuman potong tangan terhadap tindak pidana korupsi yang mudah 
ditemukan di kalangan mereka?

Tak pelak lagi asumsi dasar dari “Qanun” ini adalah perkara moralitas yang 
berbasis pada seks. Cermati saja dari pasal perzinahan, khalwath, ikhthilath, 
hingga liwâth (sodomi) dan musâhaqah (tribadisme)—yang sering dituduhkan pada 
kalangan homoseksual—basis asumsinya adalah seks sebagai sumber kriminalitas.

Kalau para penyusun “Qanun Jinayat” ini secara konsisten merujuk pada kajian 
al-Fiqh al-Jinâ’î al-Islâmî (Fiqh Pidana Islam) klasik maka akan tampak soal 
“pidana Islam” ini bukan soal “tebang pilih”, dan para ulama fiqh klasik pun 
sangat ketat dan berhati-hati membahas perkara ini.

Pembahasan yang terangkum misalnya dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya 
Wahbah al-Zuhayli (1997, vol 7) yang mengulas pembahasan “hudud”. “Hudud” 
artinya ”batas” atau “larangan” yang konotasinya adalah “hukuman” (uqubat) yang 
ditentukan oleh Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah materi 
pidana. Madzhab Hanafi menyebut ada lima ditambah satu “qishash”, sementara 
mayoritas ulama fiqh menyebut delapan: zina, qadzf (pembunuhan karakter dengan 
tuduhan zina), minum khamr, pencurian, membuat kekacauan (al-hirabah), 
pemberontakan (al-baghy), murtad, dan pembunuhan. Ada juga seorang ulama 
madzhab Maliki yang menyatakan sampai tiga belas (hlm. 5276).

Sedangkan Ibn Rusyd dalam kitabnya Bidâyatul Mujtahid (1995, vol 4) menyebut 
empat jenis tindak pidana: (1) kejahatan terhadap jiwa dan badan disebut qatl 
(pembunuhan) dan jarh (pencideraan), (2) pelanggaran terhadap perkelaminan 
disebut zina, (3) pelanggaran terhadap hak milik disebut pencurian (sariqah) 
atau perampasan dan perampokan (al-hirabah, al-ghashab), (4) pelanggaran 
terhadap kemulian-diri disebut qadzf (hlm. 2161). Empat jenis inilah yang bisa 
disebut “pidana murni”. Kendati para ulama memiliki ragam pendapat soal jenis 
tindak pidana tapi tidak ada yang abai bahwa pembunuhan dan pencurian sebagai 
pelanggaran. Dan tidak pula menjadikan perkara-perkara yang berbau moral 
sebagai pelanggaran pidana.

Sedangkan bentuk-bentuk sanksi pidananya yang disebut oleh Al-Quran adalah 
potong tangan untuk pencurian, cambuk untuk zina dan qadzf, hingga hukuman mati 
bagi pembunuhan yang disengaja—hukuman rajam tidak ada dalam al-Quran. Bentuk 
hukuman itu dinyatakan sebagai “hudud” yang berarti “batas maksimal dari 
hukuman”. Yang dilarang adalah melanggar “batas maksimal dari hukuman” itu, 
sementara bagi 

[wanita-muslimah] Pementasan Kereta Kencana (Rendra) Mulai Malam Ini di Salihara (Gratis)

2009-11-05 Terurut Topik MGR
Jadwal acara Mengenang Rendra di Komunitas Salihara:

Jumat, 06 November 2009, 20:00 WIB
Pementasan teater Kereta Kencana
Sutradara: Putu Wijaya
Aktor: Ikranegara  Niniek L Karim

Sabtu, 07 November 2009
16:00 WIB Pembahasan puisi Rendra Sihir Rendra
Pembicara: Sapardi Djoko Damono

19:00 WIB Pembacaan puisi Rendra
Oleh: Ine Febrianti, N Riantiarno, Slamet Rahardjo

20:00 WIB Pementasan teater Kereta Kencana

Sebagai penghormatan kepada almarhum Rendra (lahir 7 November 1935 dan
wafat 6 Agustus 2009), Komunitas Salihara akan menyelenggarakan
serangkaian acara di sekitar hari ulang tahun sang penyair dan
dramawan. Selain dua malam pementasan Kereta Kencana (saduran Rendra
atas lakon Les Chaises karya Eugene Ionesco) yang menampilkan aktor
Ikranegara dan Niniek L Karim dengan sutradara Putu Wijaya. Akan
diadakan pula pembacaan sejumlah puisi Rendra oleh Slamet Rahardjo, N
Riantiarno, dan Ine Febriyanti (7 November, 19:00 WIB). Sementara itu,
Sapardi Djoko Damono akan mengulas perpuisian Rendra dengan sorotan
khusus terhadap sejumlah puisi yang ia anggap sebagai karya-karya
terkuat sang penyair.


Seluruh
rangkaian acara diselenggarakan di Teater Salihara. Terbuka untuk umum
dan GRATIS. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Melan di
me...@salihara.org atau Dita di riaud...@yahoo.co.id, atau kunjungi
www.salihara.org.

Sampai jumpa di Komunitas Salihara!

http://www.facebook.com/event.php?eid=327095385225ref=mf

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=2id=19item_id=853



  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Salihara November 2009 (Mengenang Rendra, Pameran Fotografi Serat Centhini...

2009-11-01 Terurut Topik MGR
Program November 2009
Komunitas Salihara

Jumat-Sabtu, 06-07 November 2009
MENGENANG RENDRA
di Teater Salihara
Terbuka untuk umum  Gratis

Jumat, 06 November 2009, 20:00 wib
Teater KERETA KENCANA 
(Adaptasi Rendra atas Les Chaises karya Eugene Ionesco)
Sutradara: Putu Wijaya
Aktor: Ikranegara  Niniek L Karim

Sabtu, 07 November 2009 
16:00 wib     Pembahasan Puisi Rendra 
Pembicara: Sapardi Djoko Damono
19:00 wib     Pembacaan Puisi Rendra 
Oleh: Ine Febriyanti, N Riantiarno, Slamet Rahardjo
20:00 wib     Pementasan Teater KERETA KENCANA


20-30 November 2009, 11:00–20:00 wib (Minggu dan hari libur Nasional tutup)
Pameran Fotografi Fendi Siregar
SISI LAIN SERAT CENTHINI: Sebuah Tafsir Visual
di Galeri Salihara
Terbuka untuk umum  Gratis

Pembukaan Pameran: Kamis, 19 November 2009, 19:00 WIB
di Teater Atap Salihara
Terbuka untuk umum  Gratis


Jumat-Sabtu, 20-21 November 2009, 20:00 wib
Teater 90 MENIT YANG HILANG DARIMU (Kisah-Kisah yang Mengingatkan)
Teater Satu Lampung
Karya: Iswadi Pratama
Ide Cerita: Sitok Srengenge  Iswadi Pratama
di Teater Salihara
HTM Rp 30.000,-
Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas)


Minggu, 22 November 2009, 16:00 wib  20:00 wib
Resital Musisi Muda DA CAPO KE MANA-MANA
Direktur Artistik: Tjut Nyak Deviana Daudsjah
Ansambel Musik Daya
di Teater Salihara
HTM Rp 30.000,-
Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas)


Selasa-Rabu, 25-26 November 2009, 20:00 wib
Teater WU WEI DAN SIAPA NAMA ASLIMU
Komunitas Berkat Yakin 
Sutradara: Ari Pahala Hutabarat
di Teater Salihara
HTM Rp 30.000,-
Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas)


Ticket Box Salihara buka tiap:
Senin-Jumat pukul 09:00-17:00 wib
Sabtu pukul 16:00-19:00 wib
Minggu dan hari libur Nasional tutup, kecuali ada acara

Reservasi: Carla 0817-077-1913
Ipiet 021-9619-2632 (khusus Pameran dan Galeri)

Komunitas Salihara
Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Tel. 021-789-1202, Faks. 021-780-5180 
www.salihara.org

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=851



  Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers! http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Salihara 2009: Pintu-Pintu Islam

2009-08-20 Terurut Topik MGR
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H
Agustus dan September 2009

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail
Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat).
Akhmad Sahal
(Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika
Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Eropa
Ulil
Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika
Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag,
Belanda).

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Sinopsis

Menyambut
Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan
menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”.
Islam sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak
hanya ada satu pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk
memberikan pengalaman tersendiri yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di
sinilah Islam hadir tidak dalam bentuknya yang monolitik, melainkan
selalu tampak sebagai wujud yang pluralistik. Dalam rangkaian diskusi
ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu melalui sejumlah kajian:
kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang waktu, kajian
terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian akan
sifat Islami dalam musik.

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail
Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat) dan Akhmad Sahal
(Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika
Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Ismail Fajrie
Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di ranah
antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif
yang terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat
sejarah sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun
sebagai fragmen yang terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan
lainnya yang dominan dalam kehidupan kita sebagai modernitas, maka
bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang menyimpan tawaran, alternatif dan
kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter Benjamin. 

Sementara
Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah dan waktu
modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam
antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin
yang Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu,
pemikiran Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep
modern adalah teologi yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. 

Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Dunia Barat
Ulil
Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika
Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag,
Belanda).

Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena
perbedaan konteksnya. Melalui studi tentang kehidupan Islam di sejumlah
kawasan akan tampak keunikan Islam itu—Islam yang ada di Timur Tengah,
Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam yang berada di Eropa (Barat).
Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering mengundang stereotipe
hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat non-muslim,
misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki pemahaman
yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika?

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Nyak
‘Ubiet’ Ina Raseuki baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul
“Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di
bidang etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu
bersifat populer dan yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai
musik Islami baik oleh pelaku maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui
kajian musik ini, Ubiet menemukan kehadiran Islam yang lain. Musik dari
Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan kompleksitas hubungan antara sumber
penciptaan, klaim keislaman dan keberlanjutan musik itu sendiri.

Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan buka puasa 
alakadarnya.

http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=797

http://www.facebook.com/home.php#/event.php?eid=125289979312ref=ts


__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Komunitas Salihara 2009 M/1430 H

2009-08-04 Terurut Topik MGR
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H
Agustus dan September 2009

Pintu-Pintu Islam

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University 
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat).
Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, 
Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Eropa
Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) 
dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda).

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Sinopsis

Menyambut Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan 
menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”. Islam 
sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak hanya ada satu 
pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk memberikan pengalaman tersendiri 
yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di sinilah Islam hadir tidak dalam 
bentuknya yang monolitik, melainkan selalu tampak sebagai wujud yang 
pluralistik.  Dalam rangkaian diskusi ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu 
melalui sejumlah kajian: kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang 
waktu, kajian terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian 
akan sifat Islami dalam musik.

Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam, Sejarah dan Konsep Waktu
Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University 
of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat).
Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, 
Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta)

Ismail Fajrie Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di 
ranah antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif yang 
terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat sejarah 
sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun sebagai fragmen yang 
terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan lainnya yang dominan dalam 
kehidupan kita sebagai modernitas, maka bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang 
menyimpan tawaran, alternatif dan kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter 
Benjamin. Sementara Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah 
dan waktu modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam 
antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin yang 
Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu, pemikiran 
Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep modern adalah teologi 
yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. 
    
Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB
Islam dan Islamofobia di Eropa
Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) 
dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda).

Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena perbedaan konteksnya. Melalui 
studi tentang kehidupan Islam di sejumlah kawasan akan tampak keunikan Islam 
itu—Islam yang ada di Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam 
yang berada di Eropa (Barat). Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering 
mengundang stereotipe hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat 
non-muslim, misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki 
pemahaman yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika?

Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB
Dua Musik Islami dari Sumatra
Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of 
Wisconsin—Madison, Amerika Serikat).

Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki  baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul 
“Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di bidang 
etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu bersifat populer dan 
yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai musik Islami baik oleh pelaku 
maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui kajian musik ini, Ubiet menemukan 
kehadiran Islam yang lain.  Musik dari Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan 
kompleksitas hubungan antara sumber penciptaan, klaim keislaman dan 
keberlanjutan musik itu sendiri.

Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan bukan puasa 
alakadarnya.

http://www.facebook.com/event.php?eid=125289979312ref=mf




  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Koran Tempo Menang Lawan Munarman

2009-07-15 Terurut Topik MGR
Selamat untuk Koran Tempo...

Koran Tempo Menang Lawan Munarman

JAKARTA - Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak seluruh 
gugatan Munarman terhadap Koran Tempo. Dalam putusannya, majelis menyatakan 
Koran Tempo telah mengoreksi pemberitaan yang salah sesuai dengan Undang-Undang 
Pers. Para tergugat tak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, kata 
ketua majelis hakim Syahrial Sidik di persidangan kemarin.

Sebelumnya, Munarman menggugat PT Tempo Inti Media, Koran Tempo, dan The Wahid 
Institute dengan nilai gugatan Rp 13 miliar. Ia juga meminta agar tanah dan 
kantor PT Tempo Inti Media beserta isinya disita.

Munarman melayangkan gugatan itu terkait dengan pemuatan foto dirinya yang 
tengah mencekik seseorang pada Koran Tempo edisi 3 Juni 2008. Foto itu juga 
disertai keterangan bahwa Munarman mencekik seorang anggota Aliansi Kebangsaan 
untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan pada insiden Monas, 1 Juni 2008.

Pada hari terbitnya edisi itu, Munarman membantah berita foto tersebut. Menurut 
Panglima Laskar Islam itu, pemuda yang ia cekik adalah anggota Front Laskar 
Islam. Ia mencekik pemuda tersebut untuk mencegahnya berbuat kekerasan. Sehari 
kemudian, pada 4 Juni 2008, Koran Tempo meralat pemuatan foto itu dan meminta 
maaf.

Menurut Syahrial, pemuatan ralat tersebut telah meluruskan pemberitaan 
sebelumnya. Ralat juga telah dimuat secara proporsional dan ditempatkan di 
halaman yang sama dengan berita foto yang dipersoalkan. Koran Tempo juga sudah 
minta maaf tanpa ada permintaan terlebih dulu dari pihak Munarman, ujar 
Syahrial.

Kuasa hukum Munarman, Syamsul Bahri Radjam, tak puas terhadap putusan tersebut. 
Pengadilan semestinya menjadi pengontrol kebebasan pers, ujarnya. Kami akan 
mengajukan banding.

Adapun kuasa hukum Tempo, Soleh Ali, menyambut gembira putusan itu. Putusan 
hakim mengacu kepada Undang-Undang Pers, ujarnya. Pemberitaan Tempo, ia 
melanjutkan, juga telah mengacu kepada undang-undang itu.

Tentu saya menyambut positif, kata Corporate Chief Editor Tempo, Bambang 
Harymurti, di Balikpapan kemarin. Menurut dia, putusan itu merupakan sinyalemen 
positif bagi penegakan hukum Indonesia. Lembaga peradilan mulai memperhatikan 
penggunaan Undang-Undang Pers, katanya.

ANTON SEPTIAN | S.G. WIBISONO | DWI WIYANA

http://korantempo.com/korantempo/koran/2009/07/16/headline/krn.20090716.171248.id.html



  Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka 
dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Segera Hadir Festival Salihara 2009

2009-06-26 Terurut Topik MGR
Salam,

Setelah dibuka pada 8 Agustus 2008, Komunitas Salihara kini menjelang
ulang tahun pertamanya. Memperingati hari jadi itu kami
menyelenggarakan Festival Salihara 2009, sejak 8 Juli hingga 15
Agustus. Tahun lalu, karena kesiapan tempat memerlukan waktu beberapa
bulan sejak pembukaan, Festival Salihara 2008 baru berlangsung sejak
pertengahan Oktober hingga pekan pertama Desember tahun lalu, selama
tujuh pekan.



Festival Salihara 2008 bisa dinilai menuai sukses besar. Ribuan orang
bertemu dan berbagi karya kreatif bersama di Komunitas Salihara. 22
kegiatan seni yang melibatkan 800 seniman dan tim produksinya serta
dihadiri oleh sekitar 5.000 pengunjung dari beragam profesi dan strata
sosial.



Sebuah festival ibarat seikat bunga rampai. Ada campuran banyak rupa
dan warna, mungkin juga keharuman. Rangkaian semua unsur itu membentuk
suatu kombinasi yang padat. Dan sesungguhnya festival ini adalah
semacam pemadatan dari kegiatan rutin bulanan Komunitas Salihara
menggelar pelbagai kegiatan—mulai dari pertunjukan musik, tari, teater,
sastra, maupun diskusi dan kuliah umum. Untuk membuatnya lebih
istimewa, kami menampilkan pelbagai kesenian dari jenis dan latar
belakang yang lebih beragam.



Tahun ini, misalnya, kami mendatangkan koreografer dan penari Eiko
 Koma dari New York—salah satu dari grup tari terkemuka dunia yang
tercantum dalam buku rujukan Fifty Contemporary Choreographers. Kami
pun bekerja sama dengan Goethe-Institut Jakarta mendatangkan Selisih
Ensemble pimpinan Dieter Mack dari Jerman. Aktor teater kelahiran
Inggris, Jennifer Claire, akan membawakan lakon monolog Tolstoy’s Wife.
Dari Indonesia, selain mengundang pemusik I Wayan Sadra bersama
Ansambel SonoSeni, kami juga akan menampilkan duo gitaris Dewa Budjana
dan Tohpati dan kelompok jazz rock Trio Ligro. Sedangkan acara kuliah
umum akan diisi oleh Dr. Amina Wadud, yang akan membawakan tema
Keindahan Feminin dari yang Ilahi.



Selamat menikmati acara-acara Festival Salihara 2009. Sampai jumpa di Komunitas 
Salihara.



Jakarta, Juni 2009



Hasif Amini

Direktur Festival Salihara 2009



--
Program Festival Salihara 2009



Rabu, 08 Juli 2009, 19:00 WIB

Pembukaan Festival Salihara 2009

TARI Kembang Lambang Sari

Wiwiek Widiyastuti  Laboratorium Tari Indonesia, Jakarta

MUSIK JAZZ

Tohpati  Dewa Budjana, Jakarta

Khusus Undangan



Sabtu-Minggu, 11-12 Juli 2009, 20:00 WIB

Tari HUNGER OF THE LAND (Perdana Dunia)

Koreografer dan penari: Eiko  Koma, New York AS

di Teater Salihara

HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas)



Selasa-Rabu, 14-15 Juli 2009, 20:00 WIB

Musik oleh Christian Utz  ensemble on_line, Austria

di Teater Salihara

HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas)



16 Juli – 15 Agustus 2009, 10:00-19:00 WIB

Pameran Seni Rupa PERANG, KATA DAN RUPA

Aminudin T. H. Siregar, Chandra Johan, Jopram, Jumaadi, Mujahidin
Nurrahman, Putu Sutawijaya, R. E. Hartanto, Jompet Kuswidananto, Teguh
Ostenrik, Ugo Untoro, Wayan Suja, Wilman Hermana, Yustoni Volunteero

Pembukaan: Kamis, 16 Juli 2009, 19:00 WIB

di Galeri Salihara

GRATIS



Jumat-Sabtu, 17-18 Juli 2009, 20:00 WIB

Musik oleh TimeTable Percussion Trio, New York AS

di Teater Salihara

HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas)



Selasa-Rabu, 21-22 Juli 2009, 20:00 WIB

Tari SUARA NENG, koreografer: Nur Hasanah, Jakarta

Tari MERAH, koreografer: Asri Mery Sidowati, Jakarta

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



Jumat-Sabtu, 24-25 Juli 2009, 20:00 WIB

Jazz musikalisasi puisi oleh Denise Jannah, Belanda-Suriname

di Teater Salihara

HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas)



Minggu, 26 Juli 2009, 19:00 WIB

Kuliah Umum JAMAL, KEINDAHAN FEMININ DARI YANG ILAHI: JENDER, SENI DAN TASAWUF

Pembicara: Amina Wadud, Kalifornia AS

di Serambi Salihara

GRATIS



Selasa-Rabu, 28-29 Juli 2009, 20:00 WIB

Musik oleh I Wayan Sadra  Ansambel SonoSeni, Surakarta

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



Jumat-Sabtu, 31 Juli – 01 Agustus 2009, 20:00 WIB

Monolog TOLSTOY'S WIFE, Sebuah drama berdasarkan buku harian terakhir Countess 
Sonya Tolstoy

Sutradara dan pemain: Jennifer Claire, Australia

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



Minggu, 02 Agustus 2009, 20:00 WIB

Musik oleh Dieter Mack  Selisih Ensemble, Jerman

di Teater Salihara

HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas)



Jumat-Sabtu, 07-08 Agustus 2009, 20:00 WIB

Teater HOLOCAUST RISING

Sutradara: Rukman Rosadi | Saturday Acting Club, Yogyakarta

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



Selasa, 11 Agustus 2009, 20:00 WIB

Wayang Ringkas BANJARAN KARNA

Dalang: Ki Purbo Asmoro, Surakarta

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



Rabu, 

[wanita-muslimah] Kuliah Umum Humanisme dalam Pemikiran Islam di Salihara

2009-06-23 Terurut Topik MGR

Kuliah Umum  Humanisme dalam Pemikiran Islam

“Humanisme dalam Pemikiran Islam”
ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan
Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi
hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang
mempertahankan disertasinya tentang Naz’ah al-Ansanah fi al-Fikr al-‘Arabi 
(Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca 
perkembangan ide humanisme di Barat?
 
Tiga topik awal dari Seri Kuliah Umum Memikirkan Ulang Humanisme telah 
terselenggara secara sukses, dengan peserta kuliah membludak; “Humanisme Klasik 
Hingga Posmodern” oleh Bambang Sugiharto, “Humanisme dan Anti-Humanisme” oleh 
Budi Hardiman, serta “Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia” oleh
Goenawan Mohamad. Dan topik terakhir ini Humanisme dalam Pemikiran
Islam akan diulas oleh Luthfi Assyaukanie dosen filsafat dan pemikiran
Islam di Universitas Paramadina.

 
Hadiri
topik keempat sekaligus akhir dari seri kuliah umum bulan ini, pada
hari Sabtu 27 Juni 2009 pukul 16:00 WIB di Serambi Salihara. Gratis! Untuk 
keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Guntur di 0815-1319-1313, atau 
kunjungi www.salihara.org.
  
Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
 
Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. 
Telepon: 021-789-1202.
(Tempat parkir terbatas.)
http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=739






  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pertunjukan Aruk Gugat oleh Teater Satu (Grup Teater Terbaik 2008)

2009-06-16 Terurut Topik MGR
http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=735

Sebuah pertujukan dari Grup Teater Terbaik Indonesia tahun 2008 versi majalah 
Tempo.

Teater Satu Lampung mempersembahkan Aruk Gugat.



Catatan Proses Kreatif Aruk Gugat

Lakon “Aruk Gugat” adalah sebuah eksperimen panjang yang telah dimulai
Teater Satu Lampung sejak tahun 1998. Bermula dari sebuah diskusi kecil
yang menggagas tentang hubungan teater (pertunjukan) dengan penonton.
Lalu berkembanglah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Mungkinkah
membuat sebuah karya pertunjukan yang bisa diterima dan dinikmati oleh
semua lapisan dan kelas sosial masyarakat? Apakah mungkin dicapai suatu
bentuk artistik dan estetik pertunjukan yang bisa diterima dan
dimengerti secara umum?  Apakah esensi  dari sifat-sifat universalitas
di dalam karya seni (pertunjukan) itu?  Mungkinkah membuat sebuah
pertunjukan yang tidak terlalu sukar dilakukan namun memiliki kualitas
artistik dan estetik yang bisa diterima dan dinikmati oleh semua
penonton?



Pertanyaan itu berlanjut pada upaya memeriksa kembali seluruh
pertunjukan yang pernah dipentaskan Teater Satu dan bagaimana reaksi
penonton terhadapnya. Dari studi kecil-kecilan itu, diperoleh data
bahwa sebuah repertoar kecil Teater Satu yang bertajuk “Warahan Aruk
Gugat” yang pernah dimainkan pada tahun 1996, adalah salah satu
pertunjukan yang paling mungkin bisa meladeni—bukan
menjawab—pertanyaan-pertanyaan di atas. 



Penciptaan repertoar “Warahan  Aruk Gugat” ini bersumber dari sastra
lisan Lampung yang disebut “Warahan”, yakni salah satu bentuk sastra
tutur yang berfungsi sama seperti dongeng. Warahan inilah yang oleh
sebagian besar pelaku seni dan peneliti di Lampung disebut sebagai
bentuk teater rakyat Lampung. Namun, di dalamnya belum ada kelengkapan
unsur-unsur pertunjukan seperti halnya yang terdapat di dalam Ludruk,
Ketoprak, Mahyong, Mamanda, dan lain-lain. Warahan masih terbatas pada 
ada seorang pencerita dan ada cerita yang disampaikan yang biasanya
berisi nasihat, sindiran, pesan. Dalam menyampaikan ceritanya, Pewarah
atau Pencerita menembangkan seluruh cerita dengan iringan musik gambus.
Seorang Pewarah biasanya mampu menghafal 20 sampai 100 bait cerita.



Dari sumber-sumber penciptaan seperti itulah, “Warahan  Aruk Gugat”
dikembangkan—bukan diposisikan dalam bentuknya sebagai
dongeng—melainkan kemungkinan-kemungkinannya dikembangkan sebagai
pertunjukan yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dalam proses
eksplorasi oleh Tim Artistik Teater Satu, bentuk Warahan  ini
dipertemukan dengan bentuk-bentuk pertunjukan teater modern yang telah
berkembang dan dikenal oleh Teater Satu sebelumnya. Maka, dilakukanlah
upaya-upaya identifikasi peran/tokoh,  karakterisasi, artistik,
aktualitas cerita, untuk memperkaya bentuk pertunjukan Warahan yang
telah pernah ada sebelumnya.



Hingga saat ini, setelah lebih dari 10 tahun Teater Satu berupaya terus
menerus memeriksa dan mengembangkan bentuk pertunjukan Warahan, telah
dilakukan lebih dari 70 kali pertunjukan dengan cerita dan bentuk
pertunjukan yang berbeda-beda. Namun, sampai saat ini,  unsur-unsur
artistik pertunjukan yang tetap dipertahankan adalah; kesederhanaan
bentuk, plot, dan karakterisasi tokoh utama yakni Aruk, yang tetap
setia pada ekspresinya sebgai “SANDIWARA KAMPUNG”. 



Kami menamakannya Sandiwara Kampung karena repertoar “Warahan  Aruk
Gugat” memang diniatkan menjadi pertunjukan yang bisa meladeni segala
bentuk ruang dan bisa dimainkan di mana saja dan kapan saja; khususnya
di Indonesia. Di mana hal-hal yang naif, kampungan, dan segala kategori
yang selama ini dianggap sebagai “sisi gelap” dalam perkembangan
“ke-ber-adaban” masyarakat  (setidaknya dalam persepsi kita yang biasa
hidup di wilayah perkotaan)   justru dihidangkan.  Samasekali bukan
untuk meraih semacam simpati atau pemakluman, melainkan untuk diperiksa
kembali. Dan pertunjukan di Komunitas Salihara ini adalah bentuk
garapan terbaru dari semua pertunjukan yang sudah dipentaskan
sebelumnya. 



Aruk Gugat adalah upaya Teater Satu untuk memeriksa kembali
“ke-kampungan”,  yang ada dalam lingkungan sosial kami, sistem politik,
budaya, dan terutama dalam diri kami sendiri, sambil terus
mengupayakannya menjadi pertunjukan yang—bila mungkin—bisa dinikmati
oleh semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya. 



Iswadi Pratama

Sutradara 



Sinopsis

Aruk adalah seorang anak yatim yang jujur, namun malas dan bodoh. Aruk 
diharapkan mampu mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga yang telah 
hancur sejak kematian sang ayah. Maka, Emak pun menitipkan Aruk di rumah 
pamannya, Sirajudin bergelar Pangeran Si Angan-Angan yang kelak akan mendidik 
Aruk dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal hidup.

Aruk mengawali kariernya di bidang militer. Namun ia dikeluarkan, karena 
menolak mengikuti ujian menembak. Alasan Aruk: jika ia pandai menembak maka 
nanti akan menembak siapa saja. Gagal jadi prajurit, Aruk berkerja sebagai 

[wanita-muslimah] Kuliah Budi Hardiman tentang 'Humanisme dan Para Kritikusnya'

2009-06-12 Terurut Topik MGR
F. Budi Hardiman pengajar filsafat di program pasca sarjana Sekolah Tinggi 
Filsafat (STF) Driyarkata akan memberikan kuliah tentang Humanisme dan Para 
Kritikusnya di Serambi Salihara 13 Juni 2009 pukul 16.00. Kuliah ini merupakan 
rangkaian kuliah umum tentang Humanisme di Komunitas Salihara. Pada Sabtu pekan 
lalu, Bambang Sugiharto, pengajar filsafat di Universitas Parahyangan dan 
Institut Teknologi Bandung telah mengulas tema pertama tentang Humanisme Dulu 
dan Kini.

Dan F Budi Hardiman akan mendiskusikan tema kedua tentang fenomena munculnya 
“Humanisme dan Anti-Humanisme”. Tema kedua ini diharapkan mengulas dua subtema 
utama. Pertama, bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik 
terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan 
eksistensialis. Kedua, mengapa muncul gelombang kritik--khusunya dari gelombang 
posmodern--terhadap humanisme yang disebut “anti-humanisme”?

Untuk membahas tema ini, F Budi Hardiman yang telah menulis makalah sebanyak 22 
halaman akan mendiskusikan tema yang sangat menarik ini. Dan bagaimana konsep F 
Budi Hardiman atas apa yang ia sebut sebagai Humanisme Lentur untuk keluar 
dari eksklusivitas konsep humanisme tersebut?

Ikuti kuliahnya di Serambi Salihara. Mengikuti kuliah ini tidak dipungut biaya 
sedikit pun.

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=733



  Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. 
Rasakan bedanya! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kuliah 'Humanisme Klasik Hingga Posmodern' (Bambang Sugiharto)

2009-06-05 Terurut Topik MGR
Kuliah Umum Humanisme Klasik Hingga Posmodern
Tema
humanisme selalu menarik untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak
pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak
usang. Untuk itulah, Komunitas Salihara ingin menghadirkan selengkap
mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari
klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul Humanisme dan Humaniora: 
Relevansinya bagi Pendidikan
yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas
Parahyangan Bandung (September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk
mengulas tema penting ini. 
 
Tema
“Humanisme Klasik Hingga Posmodern” diharapkan menjadi semacam peta
perbincangan ini, untuk memberikan relevansi memperbincangkan tema
humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku di atas: isu
yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman? Bukankah
ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai
sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin
mematikan terhadap humanisme, yang dikenal sebagai “anti-humanisme”?
 
Bagaimana
refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari
klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan
radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip
tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—“berbagai serangan
terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang
sebetulnya bersifat ‘humanistik’ juga”?
 

Acara pertama dari Seri Kuliah Umum
bulan Juni ini akan diadakan pada hari Sabtu, 6 Juni 2009 pukul 16:00
WIB di Ruang Serambi Salihara dengan tema pertama Humanisme Klasik
Hingga Posmodern dengan pembicara Bambang Sugiharto guru filsafat di
Universitas Parahyangan Bandung. 

 
Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
 

Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. 
(Tempat parkir terbatas.)

http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=713




 


  Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Salihara bulan Juni 2009

2009-05-28 Terurut Topik MGR




http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=16id=202item_id=709
Workshop, Masterclass dan Konser Musik Kontemporer

POW Ensemble, Belanda

 

Selasa-Kamis, 2-4 Juni 2009, 09:00-17:00 WIB

WORKSHOP KOMPOSISI dan MASTERCLASS GITAR

di Serambi Salihara dan Teater Salihara

GRATIS

Untuk pendaftaran, hubungi Cantus di 021-750-3161 

 

Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB

Konser STRANGE ATTRACTORS

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- 

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB

CERPENIS+…

Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto,
Veven Sp. Wardhana

di Teater Salihara

GRATIS

 

Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB

Teater ARUK GUGAT

Teater Satu, Lampung

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,- 

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)



 

Seri Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME

di Serambi Salihara

GRATIS

 

Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme Klasik Hingga Posmodern 

Pembicara: Bambang Sugiharto (dosen filsafat di Universitas
Parahyangan, Bandung)

 

Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dan Anti-Humanisme

Pembicara: F. Budi Hardiman (dosen filsafat di STF
Driyarkara)

 

Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia:
Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer

Pembicara: Goenawan Mohamad (esais dan peminat filsafat)

 

Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Islam

Pembicara: Luthfi Assyaukanie (koordinator Jaringan Islam
Liberal)

 

 

Sinopsis

 

Konser STRANGE ATTRACTORS

POW Ensemble, Belanda

Teater Salihara

Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB

HTM Rp 50.000,- 

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Dua buah komputer dan sebuah gitar elektrik, dimainkan oleh
musisi-musisi berkelas vituoso, menciptakan sebuah dimensi bunyi unik yang
merangkai kejernihan musikal dengan kekayaan bebunyian dan tekstur. Gitar
elektrik merupakan suatu intrumen hibrida yang memiliki sifat setengah akustik,
setengah elektronik. Sebagai penyeimbang kedua dunia, gitar menjadi pasangan
yang cocok untuk seluruh rangkaian komputer. Komputer, sebagai pengolah efek
yang kompleks dan canggih, mampu memanipulasi dan mengubah bunyi gitar, jauh
lebih baik dari efek-efek biasa yang dihasilkan seperti distorsi. 
Komputer-komputer
yang ada juga dapat berfungsi sebagai suatu ansambel yang menghasilkan
bebunyian yang kaya. Tiap komputer yang digunakan memiliki satu set speaker,
begitu pula dengan gitar elektriknya. Dengan demikian, tercipta atmosfer 
semi-akustik
yang memberikan seluruh instrumen kualitas jernih dan intim khas musik kamar.
Sebuah suatu terobosan baru dalam cakupan musik kamar abad 21!

 

POW Ensemble, dibentuk pada tahun 2001 oleh
komponis/saksofonis asal Belanda Luc Houtkamp, merupakan sebuah ansambel kamar
abad 21, yang menggunakan perangkat elektronik dan komputer sebagai intrumen
musik. Musik elektronik dan musik komputer bukan merupakan suatu gaya musik, 
tetapi memiliki potensi untuk bergerak di
antara banyak gaya
dan tradisi musik, dan dapat melompati batas-batasnya. Para
musisi mempergunakan improvisasi, pemrosesan langsung, dan interaksi dengan
instrumen musik lain, baik elektronik maupun akustik. Dengan menghubungkan
komputer kedalam suatu jaringan interaktif, para musisi dan instrumen saling
berinteraksi satu sama lain. Selain Luc Houtkamp (komputer, elektronik),
anggota lain adalah Guy Harries (komputer, elektronik) dan Wiek Hijmans (gitar
elektrik).

 

Dalam pementasan Strange Attractors, POW Ensemble akan
membawakan karya-karya Alwynne Pritchard, Gabriel Provokiev, Chad Langford,
Tomohisa Hashimoto, serta karya Luc Houtkamp dan Guy Harries. 

 

Sebelum pementasan, akan diadakan lokakarya komposisi dan
kursus gitar oleh POW Ensemble, selama tiga hari berturut-turut di Serambi
Salihara dan Teater Salihara. Gratis dan terbuka untuk umum! Untuk informasi
lebih lanjut, hubungi Cantus di 021-750-3161. Program ini didukung oleh
Netherlands Funds for Performing Arts+ (NFPK+).

 

 

CERPENIS+…

Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto,
Veven Sp. Wardhana

Teater Salihara

Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB

GRATIS

 

Acara pembacaan karya sastra di Komunitas Salihara kali ini
menampilkan sejumlah penulis cerita pendek yang juga dikenal sebagai figur
publik di luar lapangan sastra. Mereka sudah lama berkarya, sembari mengerjakan
pekerjaan sehari-hari di bidang masing-masing. Bondan Winarno tersohor sebagai
seorang gourmet yang aktif mengadakan perjalanan kuliner; Bre Redana bekerja
sebagai redaktur seni dan budaya; Debra H. Yatim aktif menggerakkan sejumlah
lembaga swadaya masyarakat; Jujur Prananto berkiprah sebagai penulis skenario
film; dan Veven Sp. Wardhana banyak bergiat sebagai pengamat media dan gaya
hidup urban. Adakah pengaruh dari bidang pekerjaan yang mereka geluti terhadap
karya sastra mereka? Bagaimana para sastrawan itu menemukan kekhasan “suara”
masing-masing lewat 

[wanita-muslimah] Diskusi Buku Kolam di Salihara akan Dihadiri Sapardi

2009-05-17 Terurut Topik MGR
Diskusi Buku Kolam di Salihara akan Dihadiri Sapardi

Diskusi buku puisi berjudul Kolam di Salihara akan dihadiri penulisnya Sapardi 
Djoko Damono. Diskusi ini akan digelar hari Senin 18 Mei 2009 pukul 19.00 di 
Serambi Salihara, Pasar Minggu. Dalam diskusi ini Hasan Asphanani seorang 
seorang penyair dan blogger sastra akan menyampaikan makalah berjudul Kenapa 
Mesti Ada Sore Hari? Kajian Ringkas puisi Sapardi Djoko Damono Dari Buku DukaMu 
Abadi hingga Buku Kolam. Sedangkan Muhammad al-Fayyadl penulis buku Derrida 
akan membawakan sebuah esai yang mengulas puisi-puisi Sapardi dari tinjuan 
filsafat dengan judul Sapardi Djoko Damono dan Ekologi Puisi-puisinya

Penyair Sapardi Djoko Damono baru-baru ini menerbitkan buku puisi terbarunya, 
Kolam –empat dasawarsa setelah kumpulan puisinya yang pertama, DukaMu Abadi 
(1969). Setelah bahasa dan sastra sekadar menjadi bagian dari lautan slogan dan 
jargon pada paruh pertama 1960-an, Sapardi merebut kembali kata sebagai milik 
paling asasi dalam penciptaan dan kebebasan. DukaMu Abadi bisa dilihat sebagai 
titik kelahiran kembali puisi lirik Indonesia. Puisi Sapardi dikenal membawakan 
lirisisme dan memiliki kelebihan bukan karena kerumitan makna atau keunikan 
bentuknya, namun karena menggunakan bahasa yang jernih dan sederhana. 
Kumpulan-kumpulan puisi Sapardi yang lain adalah Mata Pisau dan Aquarium 
(1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), 
Ayat-ayat Api (2000), Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro? (2002), Mantra Orang 
Jawa (2005), puitisasi mantra-mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia.

Sapardi sendiri memandang karya sastra dari dua segi: tematik dan stilistik 
(gaya penulisan). Dalam hal gaya, katanya, sudah banyak usaha pembaruan di 
Indonesia. Tetapi dari segi tema, tak banyak sastrawan mampu menghadirkan 
hal-hal baru. Bagaimana puisi-puisi mutakhir Sapardi mengolah tema dan bentuk 
pengucapannya sendiri? Adakah ihwal baru yang ditawarkan oleh Sapardi dalam 
Kolam ini? Ataukah Kolam sekadar reproduksi dan repetisi Sapardi terhadap 
puisi-puisinya yang dulu?

http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=707



  Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. 
Rasakan bedanya! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Download Buku Ilusi Negara Islam

2009-05-17 Terurut Topik MGR
Salam,

Kami baru menerima berita dari Mas Ahmad Suaedy Direktur the Wahid Institute, 
toko-toko yang menjual buku Ilusi Negara Islam diteror: akan diserbu, dibakar 
melalui telepon-telepon tak dikenal. 

Di Gramedia pun buku ini belum sempat beredar. Anda mungkin akan kesulitan 
mendapatkan buku ini di pasaran. Syukur alhamdulillah, melalui jasa internet, 
pembredelan dan ancaman untuk sebuah karya tidak akan berhasil sempurna. Kini 
bagi siapa pun yang ingin membaca buku ini silakan mengunduhnya (download) 
melalui alamat berikut:

http://www.bhinnekatunggalika.org/galeri.html

---

Untuk berita peluncuran buku ini Sabtu malam: 
http://oase.kompas.com/read/xml/2009/05/17/15241171/ilusi.negara.islam.diperbanyak.di.empat.negara


-

Pers Release Peluncuran buku dan dvd
الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على أمورالدنيا والدين

والصلاة والسلام على أشرف الأنبيآء والمرسلين سيدنا مجمد وعلى أله وأصحابه ومن 
تبعهم بإحسان الى يوم الدين ، اما بعد



The Wahid Institute, Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, dan The Maarif Institute





Tokoh Islam Moderat Meluncurkan Buku--Ilusi Negara Islam: Ekspansi
Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, dan dan Seri
TV/Video--Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-‘Alamin, untuk
Mewujudkan Islam sebagai Rahmatan lil-‘Alamin



Jakarta, 16 Mei 2009





JAKARTA, INDONESIA (16 Mei 2009)—Tiga tokoh besar Islam moderat
meluncurkan buku dan seri video untuk melestarikan tradisi dan budaya
bangsa Indonesia yang santun dan toleran berdasarkan nilai-nilai luhur
agama, serta mewujudkan dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Program
ini juga bertujuan membantu dunia mengatasi krisis kesalahpahaman
tentang agama dan kesalahkaprahan pengamalannya yang mengancam
kedamaian di mana-mana.



Mantan Presiden Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bersama
mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif (Buya),
dan tokoh terkemuka Nahdlatul Ulama, KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus),
bersama-sama mengajak dan berusaha mengilhami masyarakat dan para elit
untuk bersikap terbuka, rendah hati, dan terus belajar agar bisa
memahami agama secara spiritual dan mendalam. Karena dengan cara
demikian pemahaman agama kelompok garis keras yang dangkal dan sempit
tidak akan bisa menginfiltrasi dan menghasut bangsa Indonesia untuk
mengkhianati nilai-nilai luhur ajaran agama serta tradisi dan budaya
bangsanya.



“Saya tidak khawatir terhadap non-Muslim atau siapa pun selama mereka
terus belajar; yang saya khawatirkan adalah ketika seseorang berhenti
belajar dan menganggap kebenaran sudah ada di tangannya dan kemudian
menganggap yang lain salah. Sebab, sabda Nabi saw., ‘Orang akan tetap
baik-baik saja, tetap pandai selama mau belajar. Ketika orang itu
berhenti belajar karena sudah merasa pandai, mulailah dia bodoh’,” (Gus
Mus).



Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi
salah satu medan pertarungan ideologi yang signifikan.
Kelompok-kelompok garis keras telah menggunakan simbol-simbol agama
untuk merekrut dukungan umat Islam. Dengan menggunakan bahasa yang sama
dengan umat Islam pada umumnya, mereka berusaha meraih dukungan atas
nama agama sebanyak-banyaknya. Padahal, makna yang mereka pahami jauh
berbeda dari makna yang lazim dipahami oleh umat Islam Indonesia.



Ketiga tokoh ini menegaskan pentingnya melestarikan Pancasila, UUD
1945, dan NKRI, serta nilai-nilai luhur agama yang menjiwai bangunan
bangsa dan negara Indonesia, yang kini dibayang-bayangi oleh infiltrasi
paham dan aksi-aksi gerakan transnasional yang meresahkan. Demi tujuan
ini, mereka menyerukan persatuan dan kerjasama semua pihak dan lapisan
masyarakat, karena kebenaran yang tidak terorganisai bisa dikalahkan
oleh kejahatan maupun kezhaliman yang terorganisasi.



The Wahid Institute, Maarif Institute, dan Gerakan Bhinneka Tunggal Ika
bersama-sama menerbitkan buku Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan
Islam Transnasional di Indonesia, yang merupakan hasil penelitian
lapangan dan konsultasi selama lebih dari dua tahun. Penelitian
lapangan yang meliputi 24 kabupaten di 17 propinsi ini melibatkan tak
kurang dari 30 peneliti yang kebanyakan berasal dari jaringan UIN/IAIN.
Mereka telah melakukan wawancara mendalam terhadap 591 responden yang
berasal dari 58 kelompok dan organisasi yang berbeda.



Buku ini juga dilengkapi dengan hasil konsultasi dengan para ulama,
intelektual, aktivis ormas Islam, para pengusaha, praktisi pendidikan,
dan pejabat pemerintahan yang merasa prihatin dengan perkembangan
gerakan Islam transnasional di Indonesia. Penelitian lapangan dan
konsultasi dengan para tokoh ini berhasil mengungkap asal-usul,
ideologi, agenda, dana, sistem, dan jaringan gerakan Islam
transnasional dan kaki tangannya di Indonesia. Di samping rekomendasi
untuk menghadapi dan mengatasi gerakan garis keras, buku ini juga
menyajikan counter teologis atas klaim-klaim telogis mereka.



“Studi ini kami lakukan dan publikasikan untuk mengbangkitkan kesadaran
seluruh komponen bangsa, khususnya para elit dan media 

[wanita-muslimah] Kuliah Umum Salihara 'Memikirkan Ulang Humanisme'

2009-05-08 Terurut Topik MGR




Kuliah Umum
Salihara Juni 2009

 

Memikirkan
Ulang Humanisme

 

Komunitas
Salihara menggelar kembali rangkain kuliah umum berjudul “Memikirkan Ulang
Humanisme”. Tema ini menarik dan penting untuk dipercakapkan, meskipun terkesan
banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak
usang. Untuk itulah, kami ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan
tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. 

 

Sebuah buku yang
berjudul “Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan” yang berasal
dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan Bandung
(September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk mengulas tema penting ini. 

 

Tema “Humanisme
Klasik Hingga Posmodern” diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, dan
mungkin yang lebih penting apa pentingnya atau relevansinya memperbincangkan
tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku tadi “isu yang
silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman”? Bukankah ada semacam
gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian
modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap
humanisme yang dikenal sebagai “anti-humanisme”. 

 

Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan
sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam
perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan
bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—“berbagai
serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang
sebetulnya bersifat ‘humanistik’ juga?

 

Sementara tema
“Humanisme dan Anti-Humanisme” diharapkan mengulas dua tema utama: pertama 
bagaimana humanisme muncul
sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian
humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua mengapa muncul 
gelombang kritik terhadap humanisme yang
disebut “anti-humanisme”? 

 

Tema “Humanisme
dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia” adalah sebuah pelacakan terhadap 
percakapan
humanisme dalam pemikiran tokoh-tokoh Indonesia seperti: Soekarno, Hatta,
Syahrir Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer. Bagaimana kelima orang ini
memahami humanisme dan menuangkannya dalam karya-karya mereka, serta bagaimana
mereka memandang dan menggagas Indonesia melalui perspektif humanisme.

 

“Humanisme dalam
Pemikiran Islam” ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam
keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi
hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan
disertasinya tentang Naz’ah al-Ansanah fi
al-Fikr al-‘Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka 
membaca perkembangan
ide humanisme di Barat?  

 

Sabtu, 6 Juni
2009, 16:00 WIB

Humanisme Klasik Hingga
Posmodern 

Bambang Sugiharto

Dosen Filsafat di
Universitas Parahyangan Bandung

 

Sabtu, 13 Juni
2009, 16:00 WIB

Humanisme dan
Anti-Humanisme

F Budi Hardiman

Dosen Filsafat di
STF Driyarkara

 

Sabtu, 20 Juni
2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam
Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan
Pramoedya Ananta Toer

Goenawan Mohamad

Budayawan

 

Sabtu, 27 Juni
2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam
Pemikiran Islam

Luthfi Assyaukanie

Koordinator
Jaringan Islam Liberal

 

Seluruh kegiatan akan dilaksanakan di Serambi Salihara, Jalan Salihara
No 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Anda yang tertarik mengikuti kuliah umum
ini silakan daftarkan diri anda: nama lengkap, institusi, dan alamat
kontak: telepon/email, kirimkan ke gun...@salihara.org,
kami membatasi tempat untuk 60 orang. Mengikuti kegiatan ini tidak dipungut 
biasa sedikit pun. 

http://www.salihara.org



  Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-07 Terurut Topik MGR
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=44

PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan
menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati
maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang
luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto.

Saya tidak begitu
berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura
dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang
pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih
dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu.

Tampaknya ada dua pilihan:

1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh 
lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X.

Dengan
Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada
persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin
dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi
agaknya sulit terbentuk karena itu.

Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil 
presiden.
Ini
bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju
bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa
memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi
berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono.

Budiono memang bukan
tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih
bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela
bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia
juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi
global.

Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula
tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan
ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi.


2.
Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan
kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan
didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil.

Tapi
akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari
tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo
-- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai
Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir
15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima
tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya
Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih
Gerindra.

3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan
PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini
bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh),
dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar
90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan
kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi
juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi
Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih
menguntungkan.

Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk
membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan.
Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,.

Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang 
akan berada dalam Oposisi?

Pemerintahan
SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah
menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar)
sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan
mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih
kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang
PKS dan PAN.

Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari
pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi,
meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat
meniti ke seberang.

Goenawan Mohamad


  Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Komunitas Salihara Mei 2009

2009-04-28 Terurut Topik MGR
Program Komunitas Salihara
Mei 2009

Sabtu, 2 Mei 2009, 20:00 WIB
Resital piano tunggal
LEVI GUNARDI
di Teater Salihara
HTM Rp 50.000,- 
Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

Rabu, 6 Mei 2009, 19:30 WIB
Pemutaran Film BABI BUTA INGIN TERBANG
Sutradara: Edwin
di Teater Salihara
GRATIS

Jumat-Sabtu, 8-9 Mei 2009, 20:00 WIB
Tari LELANGEN BEKSAN
Padneçwara
di Teater Salihara
HTM Rp 50.000,- 
Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

Rabu 13 Mei 2009, 19:00 WIB
Peluncuran dan Diskusi Buku 
DEMOKRASI DAN KEKECEWAAN
Pembicara: A. Setyo Wibowo, Sandra Hamid dan Arianto Patunru
di Serambi Salihara
Gratis

15-24 Mei 2009, 20:00 WIB (Senin libur) 
Teater TANDA CINTA
Teater Koma
di Teater Salihara
HTM Rp 100.000,- 
Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

Senin, 18 Mei 2009, 19:00 WIB
Diskusi BUKU PUISI KOLAM karya SAPARDI DJOKO DAMONO
Pembicara: Muhammad Al-Fayyadl dan Nirwan Ahmad Arsuka
di Serambi Salihara
GRATIS

Senin-Selasa, 27-28 Mei 2009, 20:00 WIB
Pertunjukan Musik dan Multimedia EVENT HORIZON
Sincronie, Italia
di Teater Salihara
HTM Rp 50.000,- 
Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

Reservasi dan Informasi:
Natalie 0817-077-1913
Nike 0818-0730-4036

Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Tel. 021-789-1202, Faks. 021-781-8849 
www.salihara.org



SINOPSIS

Sabtu, 2 Mei 2009, 20:00 WIB
Resital piano tunggal
LEVI GUNARDI
Teater Salihara
HTM Rp 50.000,- 
Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

Levi Gunardi adalah seorang pianis Indonesia ternama, kelahiran 1976. Ia 
bergabung dalam Junior Original Concert, sebuah kelompok yang terdiri dari para 
pemusik muda berbakat di bawah usia 15 tahun, dan telah menggubah 
karya-karyanya sendiri untuk piano dan electone, yang ia mainkan di sejumlah 
kota besar di Indonesia. Pada tahun 1992, ia meraih penghargaan “Most 
Outstanding Performance” se-Asia Tenggara mewakili Indonesia di Singapura, dan 
“Outstanding Performance Award” tingkat internasional (mewakili Indonesia dan 
benua Asia), di Kyoto, Jepang pada tahun yang sama.

Setelah menyelesaikan tingkat Persiapan Konservatorium di Yayasan Pendidikan 
Music di bawah bimbingan Iravati Sudiarso pada tahun 1996, Levi diterima di 
Manhattan School of Music di New York, AS, belajar piano pada Constance Keene, 
dan musik kamar pada Marc Silverman, Isadore Cohen, serta Gerald Robyns. Pada 
tahun 1997, ia tampil di Steinway Hall dan Donell Library, keduanya di bawah 
Asosiasi  Leschetizky. Pada awal tahun 2002, ia menyelesaikan program Bachelor 
of Music dan Master of Music, yang diraihnya melalui beasiswa penuh dari para 
petinggi Manhattan School of Music. Ia telah tampil dalam sejumlah master class 
oleh pianis-pianis klasik dunia: Barry Snyder, Ruth Slenckczyska, Alexis 
Golovin, Joaquin Soriano, Solomon Mikowsky, Midori Nohara, Eduardus Halim, 
Reynaldo Reyes, dan Constance Keene.

Levi pernah tampil sebagai solis bersama pianis William Whipple dan Cedar 
Rapids Symphony Orchestra pimpinan Christian Tiemeyeer, dan bersama Twilite 
Orchestra pimpinan Addie MS. Ia menjadi salah satu finalis pada Bergen 
Philharmonic Concerto Competition di New Jersey, AS. Ia pernah diundang oleh 
Nanyang Academy of Fine Arts untuk memberikan resital kuliah sebagai pembuka 
rangkaian 2002 Commuter Concert di Singapura, dan pernah mengadakan resital di 
Esplanade Recital Hall, Singapura. Ia juga pernah menjadi satu-satunya wakil 
Indonesia dalam The 7th Franz Liszt International Piano Competition di Utrecht, 
Belanda. Ia telah merilis CD piano tunggal, yang kemudian masuk nominasi 
“Anugerah Musik Indonesia 2004”, dan yang salah satu lagunya menduduki 
peringkat pertama untuk lagu Indonesia dengan penjualan terbanyak di iTunes 
Indonesia. Selain sebagai pemain, ia cukup aktif memberikan master class untuk 
pianis-pianis muda Indonesia berbakat, serta menjadi
 juri pada beberapa kompetisi seperti Yamaha Electone Festival di Taipei, 
Taiwan, 2nd dan 3rd  UPH National Piano Competition.

Dalam pertunjukannya di Teater Salihara, Levi Gunardi akan membawakan 
karya-karya Frederich Chopin, Franz Liszt, Sergei Rachmaninov dan Johann 
Strauss/Grunfeld, serta karya komponis Indonesia seperti Ismail Marzuki, 
Mochtar Embut, dan karya Levi Gunardi sendiri. 


Rabu, 6 Mei 2009, 19:30 WIB
Pemutaran Film BABI BUTA INGIN TERBANG '77 Menit
Sutradara: Edwin
Teater Salihara
GRATIS

Film Babi Buta yang Ingin Terbang menuturkan kisah tentang kerancuan identitas, 
kebimbangan dan kecemasan, serta pengalaman kehilangan jala—perasaan-perasaan 
yang sering dialami oleh warga etnik Tionghoa di Indonesia. Inilah cerita 
tentang seorang ayah yang ingin mendapatkan lotere green card dan pindah ke 
Amerika Serikat. Cerita tentang seorang mantan juara bulutangkis nasional yang 
ditinggalkan suaminya yang menikahi seorang perempuan Jawa. Cerita tentang 
seorang anak lelaki yang sering dilempari batu karena ia seorang keturunan 
Cina. Cerita tentang seorang gadis yang percaya bahwa petasan bisa mengusir 
hantu.

[wanita-muslimah] Pembukaan V Film Festival di Komunitas salihara

2009-04-19 Terurut Topik MGR

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=15id=197item_id=671

V Film Festival yang merupakan ajang festival film perempuan internasional 
pertama di Indonesia akan dibuka besok Selasa 21 April di Komunitas Salihara, 
Jalan Salihara No 16 Pasar Minggu Jakarta Selatan.

Rangkaian acara pembukaan akan dimulai dengan Peluncuran  Komik 'Cerita Si 
Lala' dan pertunjukan menggambar oleh Tita Larasati pada pukul 16.00 WIB.

Pada malam harinya pukul 18.00 akan ada pertunukan musik akustik bersama Mian 
Tiara. Sedangkan sebagai film pembuka akan diputar sebuah film dari Perancis 
berjudul Water Lilies karya Celine Sciamma yang berdurasi 83 menit. Pemutaran 
film akan dimulai pukul 20.20 WIB

Water Lilies bercerita seorang gadis menuju proses pendewasaannya lengkap 
dengan situasi lingkungan di mana semua orang sibuk berkompetisi. Tokoh 
protagonis dalam film ini adalah tiga orang perempuan berusia 15 tahun yang 
mengalami cinta pertama mereka dengan tiga cara yang berbeda.

Water Lilies merupakan debut sutradara Céline Sciamma (27 tahun) dan dibintangi 
oleh para pendatang baru; Pauline Acquart, Louise Blachère, Adèle Haenel dan 
Warren Jacquin. Setelah pemutaran perdana di Cannes Film Festival 2007, Sciamma 
dan pemain-pemain filmnya dipuji sebagai para pendatang baru yang paling 
menjanjikan dalam festival tersebut.

Acara Festival ini akan berlangsung sampai tanggal 26 April, beberapa film 
Indonesia dan luar negeri akan diputar, dan akan digelar juga, diskusi dan 
workshop.

Mengikuti tiap acara Festival ini tidak dipungut biaya sedikit pun dan terbuka 
untuk umum (kecuali acara pembukaan pukul 18.00 khusus undangan)

JADWAL ACARA VFILMFEST 2009

Selasa 21 April 2009
16.00 Launching Komik 'Cerita Si Lala'
Drawing Performance by Tita Larasati
18.00 Pembukaan V Film Festival, Festival Film Perempuan Internasional Musik 
akustik oleh Mian Tiara
20.20 Opening Film Water Lilies (Celine Sciamma, Perancis, 2007, 83') (khusus 
undangan)

Rabu 22 April 2009
17.00 Film Pendek Maya, Raya, Daya (Nan T. Achnas, Indonesia, 2008, 10')
Mereka Bilang Saya Monyet (Djenar Maesa Ayu, Indonesia, 2007, 90')
20.00 Film Pendek (Bukan) Kesempatan yang Terlewat (Lasja F.S, Indonesia, 
2006, 10')
The Education of Shelby Knox (Marion Lipscutz, Rose Rosenblatt,USA, 2005, 90’)

Kamis 23 April 2009
17.00 Program Film PERTARUHAN
20.00 Film Pendek THe Matchmaker (Cinzia Puspitarini, Indonesia, 2006, 10’)
Fiksi (Mouly Surya, Indonesia, 2008, 110')

Jumat 24 April 2009
15.00 Diskusi Youth and Sexuality
17.00 Program Film GENDER MONTAGE
20.00 Film Pendek The Big Day (Keke Tumbuan, Indonesia, 2006, 10')
In Mom's Head (Carine Tardieu, Perancis, 2007, 95’)

Sabtu 25 April 2009
09.00 Round Table Discussion Feminist Film Theory
19.00 Program Film THE GIRLS TALK
21.00 Perempuan Girli (Rosana Yuditia Ripi, Indonesia, 2008, 19’)
Sweeping Addis (Corrine Kuenzli, Switzerland, 2006, 50’)

Minggu 26 April 2009
10.00 Workshop Produksi Film Berwawasan Gender
15.00 The Allround Reduced Personality-Redupers (Helke Sander, Jerman, 95')
18.00 Closing Film Mother Beast Mother Human (Helke Sander, Jerman, 1998, 63')

Untuk informasi lebih lanjut kunjungi:

http://festivalfilm.multiply.com/
http://salihara.org

Ening Nurjanah (Direktur): 0818866625


  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/


[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Belanda dalam Film-film Indonesia

2009-03-26 Terurut Topik MGR
Seri Kuliah Umum tentang Stereotipe dalam Seni

Pertemuan terakhir.

Orang Belanda dalam Film-film Indonesia
Sabtu 28 Maret 2009 pukul 16:00
Pembicara: Eric Sasono
Serambi Salihara, Jalan Salihara No 16 dekat Universitas Nasional, Pasar Minggu 
Jakarta Selatan

Dalam Orang Belanda dalam Film-film Indonesia, Eric Sasono (kritikus film dan 
pengelola situs rumahfilm.org) akan mengamati
bagaimana sineas Indonesia menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda
dalam film-film yang mereka produksi. Orang Belanda yang sering muncul
dengan tingkah yang amoral: mabuk, berjudi, main perempuan, dan
lain-lain.

***

Stereotipe
adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan
negatif, yang dapat memicu beragam interpretasi. Jenis-jenis stereotipe
mudah kita jumpai dalam masyarakat majemuk. Berdasarkan sumbernya,
stereotipe negatif memiliki tingkatan: dari sebab pengamatan yang
dangkal hingga stereotipe yang bersumber dari kebencian terhadap orang
atau kelompok. Stereotipe yang rendah hanya bisa menyebabkan
kesalahpahaman, namun stereotipe yang disengaja dibangun untuk
kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa menyebabkan benturan
hingga kekerasan.  
 
Dalam
rangkaian kuliah tentang stereotipe ini, jenis-jenis stereotipe yang
secara sengaja atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai
dari sebab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan
untuk tujuan apa ia dibangun.   

Gratis

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=597



  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Belanda dalam Film-film Indonesia

2009-03-26 Terurut Topik MGR
Seri Kuliah Umum tentang Stereotipe dalam Seni

Pertemuan terakhir.

Orang Belanda dalam Film-film Indonesia
Sabtu 28 Maret 2009 pukul 16:00
Pembicara: Eric Sasono
Serambi Salihara, Jalan Salihara No 16 dekat Universitas Nasional, Pasar Minggu 
Jakarta Selatan

Dalam Orang Belanda dalam Film-film Indonesia, Eric Sasono (kritikus film dan 
pengelola situs rumahfilm.org) akan mengamati
bagaimana sineas Indonesia menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda
dalam film-film yang mereka produksi. Orang Belanda yang sering muncul
dengan tingkah yang amoral: mabuk, berjudi, main perempuan, dan
lain-lain.

***

Stereotipe
adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan
negatif, yang dapat memicu beragam interpretasi. Jenis-jenis stereotipe
mudah kita jumpai dalam masyarakat majemuk. Berdasarkan sumbernya,
stereotipe negatif memiliki tingkatan: dari sebab pengamatan yang
dangkal hingga stereotipe yang bersumber dari kebencian terhadap orang
atau kelompok. Stereotipe yang rendah hanya bisa menyebabkan
kesalahpahaman, namun stereotipe yang disengaja dibangun untuk
kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa menyebabkan benturan
hingga kekerasan.  
 
Dalam
rangkaian kuliah tentang stereotipe ini, jenis-jenis stereotipe yang
secara sengaja atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai
dari sebab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan
untuk tujuan apa ia dibangun.   

Gratis

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=597



  Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3
http://downloads.yahoo.com/id/firefox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Islam dalam Karya Pramoedya

2009-03-05 Terurut Topik MGR
RANGKAIAN KULIAH TENTANG “STEREOTIPE DALAM SENI”

Orang Islam dalam Karya Pramoedya Ananta Toer

Sabtu, 7 Maret 2009 pukul 16.00 WIB,
Pembicara Abd Hadi WM (Penyair dan Dosen di Universitas Paramadina)

===
MOHON KONFIRMASI 

Kawan-kawan yang budiman

Kami berharap konfirmasi anda sekali lagi untuk
keperluan: menyiapkan tempat (acara akan digelar di ruang serba guna
salihara yang hanya memuat 70 orang) namun dari undangan melalui facebook sudah
lebih 170 orang yang ingin datang, kemungkinan besar akan dipindanh ke
teater salihara yang berkapasitas 230 orang.

Selain itu
menyiapkan penggandaan makalah nanti. Untuk itu, kami berharap anda
mengirimkan konfirmasi lagi ke email gun...@salihara.org atau mengirim
pesan pendek ke Asty di 0817-999-5057 

Sekian dan terima kasih

Mohamad Guntur Romli 


Stereotipe
adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan
negatif yang dapat memicu beragam interpretasi. Namun keduanya jauh
dari kebenaran. Jenis-jenis stereotipe mudah kita jumpai dalam
masyarakat yang majemuk. Stereotipe yang negatif memiliki tingkatan:
dari sebab pengamatan yang dangkal hingga stereotipe yang bersumber
dari kebencian terhadap orang atau kelompok. Stereotipe yang rendah
hanya bisa menyebabkan kesalahpahaman, namun steotipe yang disengaja
dibangun untuk kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa
menyebabkan benturan hingga kekerasan. 

Dalam “Rangkain Kuliah
tentang Stereotipe” ini, jenis-jenis stereotipe yang secara sengaja
atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai dari
sebab-musabab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan
untuk tujuan apa ia dibangun. 

Dalam tema “Orang Islam dalam
Karya Pramoedya Ananta Toer” akan diteliti bagaimana Pramoedya
membangun watak dan citra orang Islam, terutama dalam novel-novelnya:
Arus Balik, Gadis Pantai dan Midah. 

Sedangkan dalam “Orang
China dalam Sastra Hindia-Belanda”, akan diulas bagaimana orang China
digambarkan dalam karya-karya literatur era Kolonial. 

Dalam
“Orang Bali dalam Kanvas Pelukis Barat”, akan diperiksa gambaran hingga
imaji para pelukis Barat dalam merekonstruksi orang Bali, khususnya
kalangan perempuannya. Orang Bali yang identik dengan eksotisme dan
erotisme. 

Dan dalam kuliah “Orang Belanda dalam Film-film
Indonesia”, akan dikaji bagaimana sutradara hingga sineas Indonesia
menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda dalam film-film mereka.
Orang Belanda yang sering muncul dengan tingkah polah yang amoral:
mabuk, berjudi, main perempuan, dan lain-lain. 

Sabtu, 7 Maret
2009 pukul 16.00 WIB, “Orang Islam dalam Karya Pramoedya Ananta Toer”
pembicara Abd Hadi WM (Penyair dan Dosen di Universitas Paramadina)

Sabtu,
14 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, “Orang China dalam Sastra
Hindia-Belanda”, pembicara Widjajanti Dharmowijono (Dosen di Akademi
Bahasa 17 Agustus 1945 Semarang)

Sabtu, 21 Maret 2009 pukul
16.00 WIB, “Orang Bali dalam Kanvas Pelukis Barat” pembicara Jean
Couteau (Budayawan dari Prancis lebih dari 24 tahun mendalami seni
budaya Bali, telah menulis lebih dari 15 judul buku dalam bahasa
Inggris, Prancis dan Indonesia).

Sabtu, 28 Maret 2009 pukul
16.00 WIB, “Orang Belanda dalam Film-film Indonesia” pembicara Eric
Sasono (Kritikus film dan pengelola situs rumahfilm.org)

Komunitas Salihara
Jalan Salihara No 16 (dekat Universitas Nasional) Pasar Minggu, Jakarta Selatan 

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=585



  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Komunitas Salihara Maret 2009

2009-03-03 Terurut Topik MGR
Salam,

Komunitas Salihara akan menghadirkan acara-acara kesenian dan pemikiran yang 
bermutu di bulan Maret ini. Rangkaian kegiatan tersebut akan dibuka Pamerang 
Seni Rupa karya Hanafi yang mengambil tema Tentang Ruang dan Bayang yang akan 
berlangsung di Galeri Salihara dari tangal 6-26 Maret 2009. Kami undang anda 
untuk menghadiri pembukaannya yang akan digelar Jumat 6 Maret pukul 19:00 WIB...

Untuk membaca kegiatan Komunitas Salihara di Bulan Maret 2009 selengkapnya 
silakan klik:

http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=4id=29item_id=575




  Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa 
dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pertunjukan di Salihara: Kung Fu Dancing Entre Deux

2009-02-24 Terurut Topik MGR
Kung Fu Dancing  Entre Deux

JUM'AT, 27 FEBRUARI  2009 - SABTU 28 FEBRUARI  2009

Li Yuang Shang dan Compagnie Eolipile

Mengapa
menonton film kung fu sepertinya lebih mudah dibanding menonton tari
kontemporer? Pertanyaan ini memicu munculnya keinginan Lin Yuang Shang
untuk menggarap koreografi kontemporer berdasarkan kung fu. Kung fu
berasal dari Tao yang disebarluaskan oleh Lao Tse pada 500 SM. Tao
memperkaya praktik seni persilatan, yang mengiringi eksplorasi energi.
Pada awalnya, Kung Fu Dancing merupakan pesanan teater Le Bateau Feu
untuk keperluan kreasi artistik dan pengajaran. Karya ini akan
dibawakan sendiri oleh Lin Yuang Shang.

Entre Deux (“di
antara”), menampilkan penari perempuan asal Barat Caroline Desmaison
yang akan menerjemahkan karya koreografer asal Asia Lin Yuang Shang.
Karya ini didasarkan pada riset mengenai tema horisontal dan vertikal,
serta filosofi Yi King mengenai perubahan di masa kini yang sifatnya
abadi. Di dalam labirin kehidupan, penari bergerak di antara dua
kondisi; pasrah dan bebal, jatuh dan vertigo, antara kenikmatan yang
liar dan perjuangan. Seperti jiwa atau ingatan, ia tampak berada pada
masa lalu, masa kini dan masa depan pada saat yang bersamaan.

Pementasan di Teater Salihara ini merupakan hasil kerjasama antara Komunitas 
Salihara dan CCF Jakarta.

Date and time:
JUM'AT, FEBRUARI 27 , 2009 / 20.00 WIB
SABTU, FEBRUARI 28 , 2009 / 20.00 WIB
 
Ticket Price:
Umum (Rp) 5
Mahasiswa (Rp) 25000

Reservation:
Asty 0817-999-5057
Nike 0818-0730-4036
Laly 0812-8008-9008

www.salihara.org

=

Kung Fu Dancing  Entre Deux

FRIDAY, FEBRUARY 27 TH, 2009 - SATURDAY, FEBRUARY 28 TH, 2009

Li Yuang Shang and Compagnie Eolipile

Why
does it seem much easier to watch a kung fu film than contemporary
dance? This question inspires Lin Yuang Shang to create a contemporary
choreography based on kung fu. Kung fu comes from the Tao, founded by
Lao Tse in 500 BC. Tao enriches martial arts practice, which
accompanies energy exploration. Previously, Kung Fu Dancing was a
commission from the theater Le Bateau Feu for artistic creation and
teaching aid. This dance is performed by Lin Yuang Shang himself.

Entre
Deux (“in-between”), presents Western female dancer Caroline Desmaison
who is going to interpret the work of Asian choreographer Lin Yuang
Shang. This dance is based on a research about
horizontality-verticality,
and Yi King philosophy about the eternal flux of the present. Within
the labyrinth of life, the dancer moves in between two states:
self-renouncement and obstinacy, fall and vertigo, between wild ecstasy
and fighting. Like a soul or memory, she seems to belong to the past,
present, and the future at the same time.

The forthcoming performance at Teater Salihara is a collaboration between 
Komunitas Salihara and CCF Jakarta.

Date and time:
FRIDAY, FEBRUARY 27 TH, 2009 / 20.00 WIB
SATURDAY, FEBRUARY 28 TH, 2009 / 20.00 WIB
 
Ticket Price:
Umum (Rp) 5
Mahasiswa (Rp) 25000


  Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pementasan Teater Gandirik di Salihara (Sidang Susila)

2009-01-13 Terurut Topik MGR
TEATER GANDRIK



Sidang Susila



Undang-Undang
Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat—ditetapkan secara
sah dan meyakinkan. “Dengan berlakunya Undang-undang Susila ini, maka
secara konstitusional kita telah menjadi bangsa yang bermoral dan
bertata susila,” demikian ditegaskan oleh tokoh Jaksa. Maka segeralah
disusun Garis-garis Besar Haluan Moral Negara, di mana segala macam
bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan dengan seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.






Terjadilah
penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila.
Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun
ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah
Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu
kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual,
ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban.



Segera
Susila disidang, diperlakukan sebagai pesakitan yang menjijikkan. Dia
dianggap lebih berbahaya dari psikopat. Susila didakwa berlapis-lapis,
agar masyarakat tahu betapa berbahayanya penjahat susila seperti dia.
Tapi sesuatu terjadi di luar rencana. Banyak masyarakat yang kemudian
menjadikan Susila sebagai ikon perlawanan. Susila dianggap pembangkang
yang berani menentang Undang-undang Susila. Alih-alih menjadi
pesakitan, di mata sebagian orang, Susila malah dianggap idola.






Sementara itu banyak tokoh—seperti Hakim, Jaksa, Pembela, Kepala 
Keamanan—berusaha
mencari kesempatan dari “poyek susila” itu. Bahkan sebagian dari mereka
berusaha menyembunyikan perilaku amoral dan asusila mereka dengan
kepura-puraan yang adil dan beradab.






Lakon Sidang Susila karya Agus Noor dan Ayu Utami ini akan dibawakan oleh 
Teater Gandrik (Yogyakarta) yang dipimpin oleh Butet Kartaredjasa.






Waktu:



KAMIS, 15 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB

JUM'AT, 16 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB

SABTU, 17 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB

 






Harga tiket:







Umum (Rp) 10



Mahasiswa (Rp) 5

Untuk informasi
lebih lengkap anda bisa kunjungi website kami: www.salihara.org. Atau,
bisa langsung hubungi Asty 0817-999-5057, Nahri 0813-165-1, atau
Nike 0818-0730-4036 untuk pemesanan tiket.



http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=3id=26item_id=533








  Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan: Mimbar Seribu Harapan untuk Munir dan Korban di Gaza

2009-01-09 Terurut Topik MGR




UNDANGAN

 

HIDUP ADALAH
HARAPAN

 

Mimbar Seribu Harapan

Doa Untuk Munir
dan Korban Perang Di Gaza

 

Penuntasan kasus pembunuhan aktivis Hak Azasi Manusia
(HAM) Munir semakin tidak menentu ketika Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan
membebaskan Muchdi PR. Ini berarti, negara semakin toleran atas praktek
impunitas, yang secara langsung mengancam jalannya roda demokrasi dan keadilan 
di
tanah air. Sudah saatnya kita mendesak negara untuk menuntaskan kasus
pembunuhan Munir. 

Pada saat yang sama masyarakat sipil di Jalur Gaza Palestina menjadi korban
perang. Ratusan anak-anak yang tidak berdosa, sekolah, rumah sakit dan rumah
ibadah menjadi sasaran perang. Pasukan pemerintah Israel dan HAMAS memilih 
menggunakan
kekuatan senjata yang mengakibatkan kekerasan terhadap masyarakat sipil. 

Perang
selalu membawa bencana kemanusiaan, perang tidak hanya menghasilkan korban
fisik tetapi juga kehilangan harapan dan masa depan. Sementara di tanah air, 
kita melihat
elit-elit politik  mempolitisasi korban
perang di Jalur Gaza untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2009, dan politisasi
agama menjadi referensi untuk menilai perang di Gaza.

 

Puisi, orasi, dan doa akan menghiasi ”Mimbar Seribu Harapan,
Doa Untuk Munir dan Korban Perang Di Gaza Palestina”.

 



Pengisi Acara

 

KH Abdurrahman Wahid, M. Syafii Anwar, Romo Benny Susetyo, Gumirat, Ifdhal
Kasim, Nia Dinata, Goenawan Mohamad, Efek Rumah Kaca, Amir Sadewo, Asfinawaty, 
Muhammad
Sobari, Sitok Srengenge, KH Nuril Arifin (Gus Nuril), Pdt Emmy Sahertian, Chalid
Muhammad, Dawam Rahardjo, Mira Lesmana, Riri Riza, Iwan Fals, Dewi
Lestari,  Sr. Eugene, Kemala Chandrakirana,
Wardah Hafidz, Karlina Supeli

 

 

Waktu dan Tempat

 


 
  
  Hari/Tanggal
  
  
  :
  
  
  Minggu, 11
  Januari 2009
  
 
 
  
  Waktu
  
  
  :
  
  
  15.00-selesai 
  
 
 
  
  Tempat
  
  
  :
  
  
  Taman Menteng,
  Jl. HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat (ex Stadion Persija Menteng)
  
 


 

 

Penyelenggara

 

Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Wahid Institute, Kontras,
Kasum, ILRC, LBH Jakarta, ICRP, Freedom Institute, MADIA, Arus Pelangi, Jurnal
Perempuan, Yayasan Paras, HuMa, ICW, Komnas Perempuan, Komnas HAM, Komunitas 
Utan
Kayu (TUK), Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Komunitas Salihara, Green Radio,
Kongkow Bareng Gus Dur, Kapal Perempuan, CC GKI 
Urban Poor Consortium (UPC)

 

Contact Person: Asfinawati (0812-821-8930), Nong Darol
Mahmada, Andy Panca, Uli Parulian S , John Muhammad 

 



Mohamad Guntur Romli

Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta

moha...@guntur.name

http://guntur.name/


  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Gus Dur:Toleransi Beragama dalam Pemerintahan SBY-JK

2009-01-08 Terurut Topik MGR
Salam,

Kami mengundang anda untuk hadir dalam Acara Kongkow Bareng Gus Dur dalam topik 
Nasib Toleransi Beragama dalam Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf 
Kala. 

Topik ini akan berangkat dari laporan the Wahid Institute yang menemukan adanya 
232 pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama sepanjang tahun 2008 di 
Indonesia. 

Angka ini sangat fantastis apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari 
laporan Setara Institute (2007) yang menemukan jumlah pelanggaran 'hanya' 137 
kasus.

Menurut penelitian itu pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama mayoritas 
dilakukan oleh negara, MUI, dan milis sipil. 

Mengapa ada peningkatan jumlah pelanggaran di tahun 2008? Bagaimana kebijakan 
pemerintahan SBY-JK dalam kasus ini?  Dan bagaimana masa depan kebebasan 
beragama di Indonesia? 

Untuk mengetahui lengkapnya anda bisa hadir dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur 
(KH Abdurrahman Wahid) di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H Jakarta, Sabtu 10 
Januari 2008, pukul 10.00 WIB.

Narasumber tamu: KH Nuril Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren al-Nuriyah Soko 
Tunggal, Semarang) dan Dr. Ahmad Rumadi (Peneliti dari the Wahid Institute).  

Untuk anda yang berada di wilayah Jabodetabek, bisa mengikuti acara ini secara 
langsung di Green Radio 89.2 FM Jakarta.

Mohamad Guntur Romli

Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta

moha...@guntur.name

http://guntur.name/


  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Program Salihara Januari 2009

2009-01-07 Terurut Topik MGR
Salam,

Setelah
sukses menyelenggarakan Festival Salihara pada bulan Oktober hingga
Desember 2008 lalu, Komunitas Salihara kembali menghadirkan
program-program kesenian dan pemikiran. Di bulan Januari 2009 ini, kami
akan mempersembahkan pementasan teater, musik, dan diskusi buku.

Dari tanggal 15 hingga 17 Januari 2009 kami akan menghadirkan Teater Gandrik 
dari Yogyakarta yang akan mementaskan Sidang Susila,
sebuah lakon karya Ayu Utami dan Agus Noor. Cerita ini mengulas sebuah
Undang-Undang Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat. 

Dikisahkan
bahwa dengan berlakunya Undang-undang Susila ini maka segala macam
bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan. Penangkapan
besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila terjadi.
Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun
ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah
Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu
kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual,
ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban. 

Lakon
ini merupakan parodi terhadap Undang-undang Pornografi yang telah
disahkan oleh DPR dan Pemerintah yang hingga saat ini masih menjadi
perdebatan dan kontroversi serta aksi-aksi penolakan dari beberapa
daerah di negeri ini.

Pada tanggal 22 Januari 2009, di Teater Utan Kayu (Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta 
Timur), kami akan menggelar diskusi buku Kembalinya Politik
terbitan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Seperti yang kita
ketahui istilah politik di Indonesia dewasa ini telah menjadi semacam
olok-olok, sepadan dengan cara mengais kekuasaan dan uang. Buku ini
berikhtiar mendiskusikan kembali apa itu politik, dan bagaimana politik
tak lagi hanya identik dengan strategi mendapatkan kekuasaan, namun
juga dengan manusia sebagai makhluk politik yang terus mencari
filsafat—yang mencintai kebenaran sebagai tujuan perjalanan hidupnya.
Buku ini juga melancarkan kritik tajam terhadap individualisme,
liberalisme dan kapitalisme yang dianggap bertentangan dengan konsep
kebebasan politik. 

Ikuti
diskusinya dengan A. Setyo Wibowo, SJ (pengajar di STF Driyarkara,
Jakarta) yang akan memberikan ulasan kritis terhadap buku ini, dan
Rizal Mallarangeng (Direktur Eksekutif Freedom Institute), seorang
tokoh pemikiran liberal Indonesia yang akan menjawab kritik dalam Kembalinya 
Politik.

Pada
tanggal 23 Januari 2009, di Teater Salihara akan digelar sebuah
pergelaran unik: Konser Musik Piano Anak Kontemporer. Konser ini akan
menampilkan karya-karya musik piano untuk anak yang ditulis oleh
sejumlah komponis kontemporer terkemuka dunia seperti Sofia
Gubaidulina, Gyorgy Kurtag, Helmut Lachenmann, Witold Lutoslawski, Toru
Takemitsu, dan Anton von Webern. 

Nomor-nomor
musik piano yang akan dibawakan oleh para siswa Konservatorium Musik
Jakarta ini mencerminkan kepedulian para komponis besar tersebut
terhadap perkembangan dan pengembangan pendidikan musik. Sebagian karya
itu masih menggunakan konsep-konsep klasik, dan sebagian lagi
menggunakan pendekatan baru yang menarik dalam memperkenalkan estetika
bunyi dan suara. Bertindak sebagai pengarah acara dan direktur artistik
acara ini adalah pianis Adelaide Simbolon.

Oleh
karena itu, jangan lewatkan program-program menarik Komunitas Salihara
pada bulan Januari 2009 ini. Untuk informasi lebih lengkap anda bisa
kunjungi website kami: www.salihara.org. Atau, bisa langsung hubungi
Asty 0817-999-5057, Nahri 0813-165-1, atau Nike 0818-0730-4036
untuk pemesanan tiket.

Selamat Natal 2008, Selamat Tahun Baru Hijriyah 1430, dan Selamat Tahun Baru 
Masehi 2009.  

Salam hangat,



Rama Thaharani
Public Relations Komunitas Salihara


  Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Bareng Gus Dur Soal Pembebasan Muchdi

2009-01-01 Terurut Topik MGR
Undangan Kongkow Bareng Gus Dur Soal Pembebasan Muchdi

Salam,

Acara rutin Kongkow Bareng Gus Dur besok Sabtu 3 Januari 2009 akan membahas 
dibebaskannya Muchdi Pr di Pengadilan Jakarta Selatan. Kordinator Kontras Usman 
Hamid akan menemani Gus Dur berbincang-bincang tentang masa depan kasus 
pembunuhan terhadap aktivis HAM Munir. 

Untuk itu kami mengundang anda, dan teman-teman media untuk hadir dalam acara 
tersebut besok di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H Jakarta pukul 10.00 WIB

Untuk anda yang berada di kawasan Jabodetabek, acara ini disiarkan secara 
langsung oleh Green Radio 89.2 FM

Salam

Mohamad Guntur Romli

===

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/02/headline/krn.20090102.152537.id.html

Aktivis Ungkap Empat Penyebab Bebasnya Muchdi

Deputi Koordinator Human Rights Working
Group, Chairul Anam, mensinyalir ada empat unsur penyebab bebasnya
Muchdi Purwoprandjono dalam kasus pembunuhan Munir.


JAKARTA--Deputi Koordinator Human
Rights Working Group, Chairul Anam, mensinyalir ada empat unsur
penyebab bebasnya Muchdi Purwoprandjono dalam kasus pembunuhan Munir.
Keempat hal itu meliputi aspek dendam, surat, uang, dan call data record yang 
tidak ditelusuri serius oleh majelis hakim.

Aspek dendam, hakim tidak mempertanyakan kenapa Muchdi
mempunyai dendam terhadap Munir. Dendam itu yang harus dibuktikan,
kata Chairul di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan kemarin. Menurut dia, Badan Intelijen Negara sudah punya
rencana terhadap Munir. Sejak 1998, kata dia, Suciwati yang tengah
mengandung saja pernah diintimidasi. Itu dibuktikan dari keterangan
saksi anggota Komando Pasukan Khusus.

Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu lalu,
membebaskan Muchdi, mantan Deputi V Badan Intelijen Negara, dalam kasus
pembunuhan Munir. Mereka berpendapat jaksa tak dapat membuktikan
dakwaannya, baik primer maupun subsider. Berkaitan dengan aspek surat, Chairul 
melanjutkan, kejanggalan
terlihat dari tidak adanya penelusuran yang cukup terhadap paspor
Muchdi yang menyatakan ia berada di Malaysia. Tiba-tiba hakim menulis,
paspor itu sah adanya, kata dia.

Mengenai masalah uang, menurut Chairul, terpidana kasus Munir,
Pollycarpus, disebutkan pernah diberi uang oleh Muchdi sebanyak dua
kali lewat Budi Santoso. Namun, majelis hakim menyatakan kesaksian Budi
tidak memiliki nilai, dan justru mengambil kesaksian Pollycarpus yang
mengaku tidak pernah diberi. Padahal Pollycarpus dipidana karena
peristiwa tersebut, kata Chairul.

Adapun terkait dengan call data record, masih menurut
Chairul, majelis hakim sendiri mementahkan pembicaraan yang diduga
terjadi antara Pollycarpus dan Muchdi. Alasannya, tak ada saksi yang
memperkuat perbincangan tersebut. Padahal, kata Anam, Muchdi pernah
mengakui kebenaran nomor handphone-nya, juga alamat rumahnya.

Sementara itu, Soeripto, Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan
Perwakilan Rakyat, menilai bebasnya Muchdi akibat dakwaan jaksa dan
alat bukti yang diajukan tidak kuat. Jaksa kurang profesional,
katanya saat dihubungi Tempo kemarin, Penyiapan dakwaan dan alat bukti harus 
lebih teliti. Jangan sampai hal itu terulang. DIANING SARI | EKO ARI | RONALD 
| ELIK | DWI WIYANA
http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_persid=822
PUTUSAN  BEBAS MUCHDI :

  Intervensi  Sistematis dalam Pengadilan Muchdi
Komite Solidaritas Aksi untuk Munir mempertanyakan
kredibilitas putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan yang membebaskan
Muchdi Purwopranjono sebagai terdakwa pembunuh Munir. Putusan ini telah
melukai rasa keadilan dan tidak sesuai dengan komitmen pemerintah dalam
menegakkan hukum dan HAM.

Kami menengarai putusan ini sarat intervensi
politik. Kami mengkawatirkan jaksa penuntut umum dan majelis hakim
bekerja dibawah tekanan berbagai pihak yang berkuasa sehingga
independensi dan objektivitas pengadilan dengan mudah digadaikan.
Ironis, karena berdasarkan hasil pemantauan persidangan yang kami
lakukan, telah terurai benang merah keterlibatan Muchdi PR selaku
penggerak/penganjur atas terbunuhnya Munir. Majelis hakim telah dengan
sengaja bersikap parsial dengan memilih fakta-fakta yang menjadi
pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Beberapa  catatan kami terhadap proses persidangan ini adalah sebagai berikut :

Pertama, sejak awal jaksa penuntut umum
telah membuat dakwaan dan tuntutan yang lemah. JPU memasukan motif
pembunuhan dalam dakwaan dan sejak awal politik penuntutan telah
cidera, dengan hanya 15 tahun.

Kedua, fakta-fakta di persidangan
membuktikan adanya operasi intelejen illegal yang juga melibatkan
beberapa anggota BIN. Sebagai bagian dari operasi intelejen, tentunya
berbagai tindakan kejahatan dibuat secara tertutup sehingga bukti-bukti
petunjuk yang ada seharusnya dapat menjadi pertimbangan untuk membuka
kebenaran.

Ketiga, pembunuhan Munir merupakan kasus
konspirasi. Namun metode pembuktian yang dilakukan oleh Majelis hakim
tidak dengan cermat meneliti keterlibatan berbagai pihak tersebut untuk
menarik jelas rangkaian konspirasi 

[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran JP Edisi 60

2008-12-17 Terurut Topik MGR
Jurnal Perempuan edisi 60 (terbit November 2008) bekerjasama dengan Kedutaan
Canada mengangkat isu Perempuan dan Perda-Perda Diskriminatif di
Indonesia. 
 
Para jurnalis Jurnal Perempuan mengadakan penelitian tentang Perda-perda 
tersebut dari Padang Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, 
hingga Manokwari Papua Barat. 
 
Mayoritas peraturan tersebut berbasis ajaran agama tertentu, yang
jelas-jelas membatasi ruang gerak perempuan. Dalam Peraturan tersebut
perempuan tak hanya dibatasi pada ruang publik saja, untuk tubuh mereka
sendiri, perempuan tidak memiliki otonomi. Atas nama moralitas, agama, dan
harga diri perempuan dibentuk menjadi makhluk yang terasing dari dunianya.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, mendengarkan masukan dan
kritik, maka kami ingin meluncurkan Jurnal Perempuan edisi 60 ini dengan
diskusinya.


Diskusi Publik dengan Pembicara

Rocky Gerung (Dosen Filsafat UI)

Happy Salma (Seniman),

Dr. Rumadi (Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Peneliti di Wahid Institute)

Moderator : Mohamad Guntur Romli (Jurnal Perempuan)

Waktu dan tempat

Kamis, 18 Desember 2008, Jam 12.00 s/d 16.00

di Gedung Joeang 45 – Menteng Raya Jakarta Pusat.



*Agenda Acara *

12.00 – 13.00 Registrasi

Makan Siang

13.00 – 13.05 Opening

13.05 – 13.10 Kata sambutan dari Perwakilan Kedutaan Canada *)

13.10 – 13.15 Kata sambutan dari Direktur Eksekutif YJP – Mariana Amirrudin

13.15 - 13.25 Orasi Kebudayaan i Gusti Agung Ayu Ratih

13. 25 –13.30 Pembukaan Diskusi oleh moderator

13.30 - 14.30 Presentasi Narasumber

14.30 – 15.30 : Tanya Jawab

15.30 – 16.00 : Coffee break

Closing / live entertainment



Untuk konfirmasi hubungi :

Amalia *(021) 8370-2005 atau Atau SMS ke Mobile Phone : 0815-8248230*




  Pemanasan global? Apa sih itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Salihara: Catatan Tubagus P. Svarajati

2008-11-13 Terurut Topik MGR
Seni juga perlu buat merk sebuah kelas, bendera sebuah gengsi.
— Goenawan Mohamad


SAYA terkesiap, setengah tak percaya pada
kenyataan di hadapan saya. Di depan saya adalah satu bangunan megah
dengan karakteristik cita rasa urban perkotaan kelas menengah-atas.
Itulah Komunitas Salihara.

Jumat petang (17/10), setelah
seharian perjalanan Semarang—Jakarta yang melelahkan, saya sampai di
pekarangan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Situs
kesenian baru itu, konon, dibangun dengan biaya tiga puluh enam milyar
rupiah.

..


selengkapnya baca di:

http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=4id=29item_id=449




  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Ulang Tahun ke-3 Kongkow Bareng Gus Dur

2008-11-11 Terurut Topik MGR




Ulang Tahun 3
tahun Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H

 

Merawat
Kebhinnekaan Kita

 

Disahkannya RUU
Porno membuktikan ancaman terhadap kebhinnekaan di Indonesia dalam tahap yang
serius. Sebelumnya Perda-perda bernuansa Syariah di Indonesia juga diterapkan
secara paksa. Seola-olah tak peduli bahwa Indonesia dibentuk dari keberagaman
suku, agama, dan ras. Menyebut Indonesia tidak terbayang adanya satu ras, etnis
atau agama yang mendominasi. Berbeda dari negeri Malaysia—yang akan terbayang
ras Melayu—bangsa Arab yang didominasi oleh ras Arab. Indonesia adalah
kebhinnekaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. 

 

Kini, adanya satu
kelompok atau ideologi yang merasa paling benar sendiri, membawa satu model
moralitas yang ingin dipaksakan, ingin menyeragamkan Indonesia, dan
menghancurkan kebhinnekaan yang menjadi karakter dan identitas Indonesia.

 

Ikuti refleksi 3
tahun Kongkow  Bareng Gus Dur di KBR68H, Sabtu
15 November 2008, pukul 10.00-12.00 WIB, di Jalan Utan Kayu No 68H, Jakarta, 
bertajuk
“Merawat Kebhinnekaan Kita” dengan tokoh-tokoh yang akan bicara:

 

KH Abdurrahman
Wahid, Adnan Buyung Nasution, Wimar Witoelar, Goenawan Mohamad, KH Nuril Arifin
(Gus Nuril), Romo Mudji Sutrisno, Ibu Pdt. JJ Merino-Krey (Ketua GKI di Tanah
Papua),  Lies Marcus-Natsir, KH Luqman
Hakiem, Ayu Utami, Romo Jus F Mewengkang

 

Moderator:
Mohamad Guntur Romli
Setelah acara dialog akan ada acara seni, Sdr Gresindo Sinaga dari STT Jakarta 
akan melagukan Mazmur, dan santri-santri Gus Nuril dari Pondok Pesantren 
Abdurrahman Wahid Soko Tunggal II akan membaca shalawat Nabi.





  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kuliah Umum Adonis: Kebenaran Agama dan Kebenaran Puisi

2008-10-27 Terurut Topik MGR
www.salihara.org

Kami mengundang anda untuk hadir dalam Kuliah Umum Adonis yang bertema 
Kebenaran, Agama dan Sastra. Pada kesempatan ini, Adonis, seorang penyair 
Arab modern akan memberikan kuliah berjudul Kebenaran Agama dan Kebenaran 
Puisi. Acara tersebut akan dilaksakan nanti pada:

Hari Senin, 3 November 2008, pukul 19.00 WIB
Tempat, Teater Salihara, Jl Salihara No 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

=
Adonis (Ali Ahmad Said Esber) adalah seorang penyair Arab kelahiran di
desa al-Qassabin, dekat Kota Lakasia Syria pada tahun 1930. Meskipun ia
baru bersekolah ketika berumur 13, anak seorang petani yang juga imam
masjid ini sudah belajar menulis dan membaca dari seorang guru desa
serta telah hafal al-Quran. 

Pada tahun 1944, Adonis membacakan
puisi-puisi heroik karyanya sendiri di depan Presiden Syria Shukri
al-Kuwatli waktu itu yang membuat Presiden terpesona dan mengirimkan
Adonis masuk ke sebuah sekolah Prancis di kota Tartus, saking cerdasnya
Adonis sering melompat tingkat-tingkat kelas. Adonis lulus dari
Universitas Damaskus tahun 1954 dengan spesifikasi filsafat.

Di
masa muda itu kegelisahannya sudah kelihatan: ia menerbitkan kumpulan
sajak pertamanya dan ia dipenjara karena pandangan politiknya (1955). 

Pada
1956 ia meninggalkan tanahairnya dan pindah ke Lebanon bersama
istrinya. Sampai lebih 20 tahun ia tinggal dan jadi warga negara di
tanah jiran itu. 

Di negeri Cedar ini Adonis mendirikan Jurnal
Syi’ir (Puisi) tahun 1957—sebuah jurnal yang memuat dan menelaah
puisi-puisi Arab baik yang klasik dan modern—dan jurnal kebudayaan
mawaqif (sikap) tahun 1968. Di pertengahan tahun 70-an, Lebanon perang
saudara pecah dan tentara Israel memasuki Lebanon di tahun 1980-an. Di
tahun 1986 Adonis pindah ke Paris.

Adonis telah menulis karya:
puisi dan prosa kurang lebih 30 buku dan telah diterjemahkan dalam
pelbagai bahasa. Beberapakali namanya disebut sebagai calon terkuat
peraih hadiah Nobel Sastra (2005, 2006, 2007). 

Ia memiliki
karya baik prosa dan puisi dengan gaya bahasa yang jernih dan memukau,
sekaligus rumit. Puisi-puisinya adalah simbol kemodernan syair Arab.
Simbol yang terus menjadi kontroversi: dipuja sekaligus dikecam karena
mendobrak pakem-pakem puisi Arab yang telah mapan selama
berkurun-kurun. Inti ide Adonis memang mendobrak, dan mendorong
pembaharuan..Di sinilah letak urgensi karya Adonis, menggedor-gedor
yang sudah dianggap mapan, dan menguatkan pembaharuan dalam dua ranah
sekaligus: sastra dan agama.

Di Indonesia Adonis dikenal melalui
sebuah karya yang monumental berjudul al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang
Tetap dan Yang Berubah). Dalam buku yang terdiri empat jilid ini—LKiS
Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi
Sejarah-Pemikiran Arab-Islam—Adonis menyajikan pembacaan yang sangat
luas tentang pertarungan dua kubu di ranah sastra, teologi, politik,
dan budaya Arab-Islam. 

Kubu yang ingin menguatkan kemapanan
dengan berlindung di balik kekudusan dan kekuasaan Teks untuk
memaksakan satu versi tafsir yang sahih dan kubu yang bergairah
melakukan perubahan dengan menjadikan Teks sebagai khazanah tafsir yang
terus mengalami pembaharuan dan penyesuaian, atau tak menganggap lagi
Teks sebagai sumber pengetahuan karena telah berasaskan pada akal. 

Kubu
pertama menggunakan kekuasaan politik (khilâfah) dan agama (sunnah,
fiqh) untuk menihilkan capaian-capaian kreativitas (ibdâ) dengan
menjadikan sastra sebagai perkakas bagi kekuasaan dan agama. Teks
adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan, dan kedudukan sastra hanya
hamba bagi agama bukan kebebasan untuk mencipta. Dan sepanjang sejarah
Islam kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas yang menindas kubu
perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak sekaligus sastrawan yang
mengidamkan capaian ciptaan Adonis melakukan perlawanan dan
pembongkaran terhadap kubu kemapanan. 

Walhasil buku ini yang
asalnya disertasi Adonis di Universitas St Joseph Beirut, Lebanon,
dituding sebagai karya seorang “atheis khas Timur”—bukan tidak mengakui
secara langsung adanya Tuhan seperti atheisme di Barat, tapi tidak
meyakini perantara (wasilah) antara Tuhan dan manusia: baik manusia
sempurna yang dikirim oleh Tuhan yang disebut nabi atau rasul, hingga
muatan yang dibawa rasul Tuhan itu: agama atau syariat. Tiadanya
wasilah itu berarti tidak adanya Tuhan.

Antologi Puisi Adonis
yang terkenal adalah, Aghânî Mihyâr Dimasyqî diterjemahkan ke bahasa
Inggris “Songs of Mihyar the Damamscene”, Al-A'mâl al Syi'riyyah
(kumpulan karya lengkap puisi-puisi Adonis, 3 jilid) diterjemahkan ke
bahasa Inggris “If Only the Sea Could Sleep”.

Beberapa studi
Adonis tentang puisi Arab, al-Shûfiyah wal Suryâniyah diterjemahkan ke
bahasa Inggris “Sufism and Surrealism”, Muqaddimah li Syi’ir Arabi
diterjemahkan “An Introduction to Arab Poetics”.

Dalam rangkaian
Festival Salihara November 2008, Adonis akan memberikan ceramah umum
berjudul “Kebenaran Agama dan Kebenaran Puisi”.


Mohamad Guntur Romli

Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta

[EMAIL 

[wanita-muslimah] Pementasan Teater Lungid di Teater Salihara

2008-10-23 Terurut Topik MGR
http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=3id=26item_id=305

JUM'AT, 24 OKTOBER  2008 - SABTU, 25 OKTOBER  2008; 20.00 WIB  


Pementasan Teater oleh Teater Lungid, Surakarta

Tuk, karya mendiang Bambang Widoyo SP, berkisah tentang masyarakat magersaren
(tempat tinggal sewa tak resmi, yang ditempati secara turun-tumurun),
dengan rumah-rumah petak, reyot, sesak, dan mengelilingi sebuah sumur
yang digunakan beramai-ramai. Pada sebuah sumur itulah kehidupan warga 
magersaren bertemu dan saling berbagi rasa.

Hampir semua penghuni berpenghasilan tidak tentu. Mbah Kawit (diperankan Wahyu 
‘Inonk’ Widayati), hidup dengan mengandalkan belas kasih para tetangganya. Mbah 
Kawit menganggap seluruh penghuni magersaren sebagai momongannya, anak-cucu 
atau saudaranya sendiri. Hanya merekalah yang ia miliki, penghuni tetap 
magersaren yang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, beranak pinak.

Konflik Tuk dimulai ketika muncul desas-desus penjualan magersaren dan diakhiri 
dengan meninggalnya Mbah Kawit, hanya karena kesusahannya memikirkan magersaren 
yang akan dijual, ke mana mereka akan tinggal, hingga mimpi-mimpi buruk tentang 
magersaren yang selalu hadir, yang menyusahkan, yang semakin menggerogoti 
usianya yang memang sudah uzur.

Pertunjukan Tuk oleh Teater Lungid ini berdurasi dua setengah jam dan didukung 
oleh 26 personil. Tuk
kali ini dipertunjukan oleh Teater Lungid, kelompok baru penerus Teater
Gapit. Semua anggota lama masih terlibat, ditambah beberapa
aktor/aktris muda.

Sutradara: Pelog Trisno Santoso

Aktor: Pelog Trisno Santoso, Jarot Budi Darsono, Budi Prasetya, Bodhod, Dwi 
Wahyudiarto, Santoso, Eko Supendi, Wahyu ‘Inonk’ Widayati, Sri Lestari, 
Yasinta, Miftakhuljannah, Atik Sulistyaning Kencana

Penata Artistik: Hengky S Rivai

Penata Musik: Yayat Suhiryatna

Pemain Musik: Joko Winarko, Darno, Bagong Pujianto, Rumpoko Setyoaji, Machulan 
Baihaqi, Sriyati, Sruti, Ruspati, Heru Timbul Purwoto, Rasita Satriana, I Ketut 
Saba, Dwi Suryanto, Mulyadi

Kru Artistik: Suroyo Sidik Parsetyo, Mulyono, Tyas Sumarah, Joko Sriyono, 
Sugeng, Erik, Guntur, Dwi Maryani

Manajer Produksi: Blontank Poer

HTM Rp 30.000 (umum) Rp. 15.000 (pelajar). RSVP Asty 0817-9995057 Nike 
0818-0730-4036



  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Bincang-bincang dengan Theorode Friend

2008-10-20 Terurut Topik MGR
UNDANGAN

Kepada yth.

Ibu/Bapak/Saudara

Dengan hormat,

Komunitas
Utan Kayu mengundang anda dalam acara bincang-bincang bersama Theodore
Friend--penulis buku Indonesian Destinies--yang saat ini sedang
melakukan studi tentang Perempuan dan Islam di beberapa negara:
Indonesia, Pakistan, Iran, Saudi Arabia dan Turki. Bincang-bincang kita
nanti dengannya akan mengulas pada persoalan Perempuan: Indonesia and Dunia 
Islam, khususnya pada kebijakan-kebijakan yang diskriminatif di negeri-negeri 
itu terhadap perempuan.

Acara ini akan berlangsung pada:


Hari/tanggal  : Selasa, 21 Oktober 2008
Waktu  : 19.00 WIB
Tempat : Teater Utan Kayu (TUK) Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta

Kami menantikan kehadiran anda pada diskusi yang menarik ini. Mohon konfirmasi 
terlebih dahulu ke Guntur: [EMAIL PROTECTED] 

Terima kasih.

Salam,

 
Mohamad Guntur Romli
Koordinator Diskusi Komunitas Utan Kayu



Theodore
Friend

Theodore, a teacher, historian and novelist with twenty-one years' experience 
  as president of two leading private organizations, is now a Senior Fellow 
  of the Foreign Policy Research Institute, Philadelphia. In 2003, Harvard 
  University Press published his latest book, Indonesian Destinies. 
  For the educated lay reader, he tells the story of the Indonesian nation 
  state, from revolution against the Dutch through solving of the terrorist 
  bombing in Bali. In doing so, he conveys the anthropological and 
religious 
  variety of Indonesia, and differences among its several layers of Islam. 
  In 2004, he served as C.V. Starr Distinguished Visiting Professor of 
Southeast 
  Asia Studies at Johns Hopkins University, School of Advanced 
International 
  Studies, Washington, DC. Management: President, Eisenhower Exchange 
Fellowships, 
  1984-96 President, Swarthmore College, 1973-82 


  Theodore's other Publications:  Between Two Empires: The Ordeal of the 
  Philippines, 1929-1946, was published by Yale University Press in 1965, 
  and won the Bancroft Prize in American History, Foreign Policy, and 
Diplomacy 
  (1966). In 1988, Princeton University Press published his major 
comparative 
  history: The Blue-Eyed Enemy: Japan Against the West in Java and Luzon, 
  1942-1945. Of it, a leading reviewer said: one of the most distinguished 
  and literate Southeast Asian historians…seeks to understand three Asian 
  and two Western cultures and is informed by psychological, philosophical 
  and historical literature in half a dozen languages….[An] elegantly 
presented 
  feast. Other Awards and Honors: Fulbright Scholar (Philippines 1957-59); 
  Rockefeller Foundation Fellow in International Relations (1961-62); NDEA 
  Post-Doctoral Fellow for study of Indonesian language (1966-67); 
Guggenheim 
  Foundation Fellow (1967-68) in Indonesia, Philippines and Japan; Honorary 
  Doctor of Laws degree, Williams College (1978); Fellow, Woodrow Wilson 
International 
  Center for Scholars (1983-84); Fellow, Rockefeller Center for Artists and 
  Scholars, Bellagio (1988); Dwight D. Eisenhower Medal for Leadership and 
  Service (1997). Current Activities Related to International Affairs: 
Senior 
  Fellow, FPRI; Board of Advisors, United States-Indonesia Society; 
Executive 
  Committee, American-Indonesian Interreligious Initiative; Board of 
Directors, 
  Metanexus Institute on Religion and Science; President Emeritus and 
Trustee, 
  Eisenhower Fellowships; Chairman Emeritus and Member, Executive 
Committee, 
  Philadelphia Committee on Foreign Relations; Member, Council on Foreign 
  Relations (New York City). 


__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Invitation to the Meeting with Ambassador of Egypt and Mr. Bahaa Taher

2008-10-09 Terurut Topik MGR
PRESS RELEASE

The Embassy of the Arab Republic of Egypt has the honor to announce 
that Mr. Bahaa Taher, the famous Egyptian writer will be arriving in 
Jakarta on 10th of October 2008 and will be staying for two days before 
leaving to Bali to participate in the Ubud Writers and Readers 
Festival. 

On this occasion, the Embassy is willing to host a brief meeting with 
Mr. Taher, where the literature prominent figures from both sides meet 
together in a sort of cultural interaction as we believe that the 
dialogue between intellectuals, writers and creators will enhance and 
foster the bonds between our two nations who actually share similar 
values and posses deep cultural traditions. 

The Embassy would appreciate if you could attend this meeting which 
will be held in the premises of the Embassy of the Arab Republic of 
Egypt at 68 Teuku Umar, on Saturday, 11 October 2008, at 01.00 pm. 

Mr. Bahaa Taher is an Egyptian novelist who writes in Arabic and he is 
the winner of the inaugural International Prize for Arabic Fiction, 
awarded in 2008. 

He was born in Cairo in 1935 and graduated in literature from the 
University of Cairo. He traveled widely in Africa and Asia, and during 
the 1980s and 1990s, he lived in Switzerland, where he worked with the 
United Nations. Afterwards he returned to Egypt, where he still lives 
today. 

He has been awarded many prizes during his career from which are: 

-    1998 State Award of Merit in Literature, which is Egypt’s highest 
literary award. 
-    2000 Italian Giuseppe Acerbi Prize for Aunt Safiyya and the 
Monastery. 
-    2008 International Prize for Arabic Fiction. 



  
___
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mbah Sahal: FPI Bukan NU, tapi Wahabi

2008-09-27 Terurut Topik MGR
32/XXXVII 29 September 2008KH Sahal Mahfudh: 
Kita Majemuk, Kaya Budaya dan Tradisi

DIA ulama yang punya otoritas tertinggi di
negeri ini. Dua jabatan penting sekaligus diembannya: Rais Aam Syuriah
Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Kiai Haji
Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh menguasai berbagai kitab fikih klasik. Dia
bahkan telah menelurkan beberapa buku fikih dan dikenal sebagai orang
yang mempopulerkan fikih sosial.

”Romo Kiai”—begitu santrinya biasa memanggil—adalah orang yang
konsisten memandu Nahdlatul Ulama sesuai dengan Khittah 1926. Itu
sebabnya ia masygul ketika sebagian besar pengurus Nahdlatul Ulama
terjun ke politik praktis. ”Praktek khittah di NU sekarang sedang
macet,” kata pengasuh Pondok Maslakul Huda di Kajen, Margoyoso, Pati,
Jawa Tengah, itu.

Kiai Sahal menyentil tindakan oknum pengurus itu lewat
mekanisme organisasi. ”Semua orang NU sebenarnya sudah paham gaya
saya,” kata penerima gelar doktor honoris causa bidang fikih dari
Universitas Islam Negeri Jakarta pada 2003 itu. ”Saya bukan orang yang
suka umbar omong,” kata suami Nafisah—atau dikenal dengan Nyai
Sahal—anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Jawa Tengah, itu.

Pada usia 70 tahun, KH Sahal Mahfudh harus tetap bolak-balik
Jakarta-Pati. Namun, selama Ramadan, ia memilih tinggal di pondok untuk
mengaji bersama santri, dan menolak bepergian. ”Masak, setahun enggak
bisa khatam Al-Quran sekali pun,” katanya.

Ketika Arif Kuswardono dan Sohirin dari Tempo menemuinya, Sabtu
pekan lalu, sejumlah santrinya mengatakan sang kiai sedang sakit. Bibir
Kiai Sahal memang terlihat mengering dan pecah-pecah. Namun ia mengaku
masih fit dan bugar. ”Saya tidak pernah berolahraga. Resepnya mungkin
karena makan saya tidak neko-neko,” ujarnya.

Kiai Sahal menerima Tempo di ruang tamu rumahnya yang berisi
sofa sederhana dan kipas angin sumbangan santri. Bersarung batik dengan
kemeja lengan panjang, pria yang sejak kanak-kanak ditinggalkan
ayahnya—KH Mahfudh, wafat dalam tahanan Jepang—ini tidak banyak
bergerak selama dua jam wawancara.

Sebagai pemimpin Nahdlatul Ulama, bagaimana Anda menyikapi
perseteruan antara Front Pembela Islam dan kelompok pembela Ahmadiyah,
yang konon sama-sama berasal dari Nahdlatul Ulama?

Front Pembela Islam itu bukan Nahdlatul Ulama.
FPI itu didirikan oleh habaib. Jadi, FPI bukan NU, dan amaliahnya
berbeda. Wong FPI itu Wahabi kok, sementara NU itu Ahlussunnah Wal
Jamaah.

Bukannya Nahdlatul Ulama juga mengakui habaib?

Wahabi itu tidak cocok dengan Indonesia, karena
Wahabi hanya mengenal Al-Quran dan sunah. Yang tidak ada dalam Al-Quran
dan sunah dianggap sesat. Kalau ini diterapkan di Indonesia, tidak
cocok. Kita majemuk, kaya budaya dan tradisi. Sepanjang tidak
bertentangan, meski tidak disebut di dalam Al-Quran atau sunah, tidak
apa-apa.

Bagaimana dengan sebagian kalangan muda Nahdlatul Ulama yang membela Ahmadiyah? 

Mereka membela atas nama hak asasi manusia. Tapi
mereka lupa, Ahmadiyah itu mempunyai akidah yang berbeda. Mereka
menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Ini yang tidak benar.
Silakan Ahmadiyah mendirikan agama sendiri, jangan mengaku menjadi
bagian dari Islam, karena telah mengangkat pemimpinnya sendiri sebagai
nabi. Di negara-negara lain, Ahmadiyah juga dilarang.

Bukankah berkembangnya Ahmadiyah merupakan bentuk kegagalan dakwah Nahdlatul 
Ulama dan Muhammadiyah?

Ini bukan kegagalan dakwah NU dan Muhammadiyah,
karena keduanya mempunyai target dakwah masing-masing. Mereka sudah ada
dari dulu, tapi belum sebesar sekarang. Dari dulu kita memang tidak
berdakwah kepada mereka.

Sebagai kiai sepuh, bagaimana Anda melihat sosok Abdurrahman Wahid?

Saya kasihan kepada Durrahman. Saat ini hampir
tidak ada ucapan dia yang bersih dari kepentingan orang lain. Ada
orang-orang di sekelilingnya yang memanfaatkan dia. Durrahman sudah
tidak bisa lagi menjadi dirinya sendiri. Tapi biarkan saja, Durrahman
memang susah diingatkan. Kalau diingatkan, malah nantang. Kecuali
dipancing diskusi. Jadi, cara mengingatkannya harus dengan berdebat.
Kalau kita bisa mematahkan argumentasinya, baru dia akan percaya. Saya
pernah melakukannya beberapa kali. Tapi dulu.

Kenapa tidak dilakukan lagi?

Sudah susah. Orang di sekitarnya punya banyak
kepentingan (Kiai Sahal menyebut sejumlah nama secara off the record).
Itu yang saya tahu. 

Bukankah jika Partai Kebangkitan Bangsa terus bergolak, imbasnya akan menyeret 
Nahdlatul Ulama?

Memang tidak bisa melarang warga NU berpolitik
praktis. Makanya, bagi yang ingin bersinggungan dengan politik praktis,
harus mundur dari pengurus. Saya sudah berpengalaman karena pernah
menjadi pengurus di Pati saat NU jadi partai. Jadi, NU tetap harus
bersih dari politik praktis, karena sudah menyatakan kembali ke Khittah
NU 1926, yakni NU harus berkhidmat kepada kepentingan rakyat. Meski itu
juga susah sekali, bahkan saat ini jadi macet.

Mengapa macet? Karena Hasyim Muzadi (Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul 
Ulama) pernah menjadi calon wakil presiden?

Hasyim itu kan Ketua PNU, 

[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Salihara: Seni dan Islam (Seni Rupa dan Film)

2008-09-09 Terurut Topik MGR
salam,

hanya ingin mengingatkan kembali, undangan komunitas salihara besok kamis dan 
jumat, 11 dan 12 september, ada pemutaran film, buka puasa bersama, dan 
diskusi. untuk topik diskusi besok kamis, islam dan seni rupa, untuk lusa, 
jumat islam dan film. acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

silakan anda hadir

ISLAM DAN SENI RUPA 
Kamis, 11 September 2008
 
Pemutaran Film Persepolis, 16.00 WIB
Persepolis
adalah film animasi karya sutradara Vincent Paronnaud dan Marjane
Satrapi. Film yang diangkat dari sebuah novel grafik karya Marjane
Satrapi berlatar belakang pergolakan politik di Iran yang berujung
Revolusi Islam tahun 1979. Di sana hidup seorang gadis kecil yang
sangat cerdas dan pemberani bernama Marjane. Suhu politik yang tak
menentu di dalam negerinya, yang dilanjutkan perang dengan negeri
jirannya: Irak, membuat kedua orangtuanya khawatir dan mengungsikannya
ke Wina, Austria. Ia sempat merasakan kebahagiaan di tempatnya yang
baru, walaupun akhirnya ia harus kembali ke Iran karena dilanda
kesepian. Mudik ke Iran, ia mendapati aturan baru: perempuan diharuskan
memakai jilbab. 
 
 
Diskusi, 19.00 WIB
Acep Zamzam Noor (Santri dan Pelukis)
Adi Wicaksono (Pengamat Seni Rupa)
 
Doktrin yang melarang perupaan terhadap makhluk-makhluk yang memiliki nyawa – 
melalui patung dan lukisan – sangat
populer sebagai ajaran Islam. Akhirnya kesenian jenis ini seakan raib
di masyarakat Islam, bergeser ke arsitektur dan kaligrafi. Namun,
apakah seni rupa tidak pernah hidup dalam masyarakat Islam? Bagaimana
pergulatan seorang santri yang memilih mewujudkan puncak keseniannya
dalam seni rupa? Bagaimana ia mengatasi “hambatan teologis” dan di sini
lain ia harus menelusuri tanpa henti dan mencari capaian-capaian seni?
Apakah Islam pernah menjadi sumber inspirasi terhadap karya-karya seni
rupa? Bila ada yang disebut “seni rupa Islam”, di mana letaknya dalam
ranah dunia seni rupa secara umum? 
 
 
ISLAM DAN FILM
Jumat, 12 September 2008
 
Pemutaran Film Le Grand Voyage, 14.00 WIB
Film ini mengisahkan
seorang anak bernama Reda diminta ayahnya untuk menemani perjalanan
naik haji melalui jalur darat dengan mengendarai mobil dari Perancis ke
Arab Saudi, mereka harus menempuh jarak 5.000 km. Di sepanjang
perjalanan, mereka sering berbeda pendapat, hingga bertengkar. Bagi
sang ayah, perjalanan ini merupakan perjalanan spiritual nan agung,
sedangkan bagi anaknya, perjalanan ini adalah azab membawa sengsara.
Keduanya yang tak pernah bertemu pendapat dipaksa bekerjasama
menaklukkan rintangan dalam perjalanan ini, dan yang lebih penting:
menaklukkan egoisme yang ada dalam diri mereka masing-masing.
Sutradara: Ismael Ferroukhi (2007).
 
Pemutaran Film Cafe Transit, 16.00 WIB
Film ini menceritakan
perjuangan seorang janda dengan dua anak di Iran. Ia menolak tradisi
agar menikah dengan saudara mendiang suaminya. Ia pun memberontak
sebagai perempuan Iran yang diwajibkan menaati ajaran agama dan kultur
masyarakatnya: menjadi istri yang ruang geraknya hanya di rumah. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan kedua anaknya, ia membuka sebuah
kafe peninggalan mendiang suaminya. Di kafe ini ia berhadapan dengan
aparat keamanan yang menjadi centeng agama dan penguasa. Apa lacur,
saudara mendiang suaminya malah bekerja sama dengan aparat itu. Di kafe
ini pula ia menyembunyikan seorang pelarian perempuan yang menjadi
korban perang di negerinya. Bagaimana perempuan itu menghadapi serbuan
yang datang dari segala penjuru? Sutradara: Kambuzia Partovi (2005)
 
Diskusi, 19.00 WIB
Nia Dinata (Sutradara Film)
Eric Sasono (Kritikus Film dan Pengelola rumahfilm.org)
 
Setelah Reformasi ’98,
dunia film Indonesia mengalami peningkatan produksi yang sangat pesat.
Namun, film dengan tema agama masih kalah pamor dibandingkan dengan
film bertema cinta, anak muda, atau horor. Di tahun ini,  film Ayat-Ayat Cinta
menjadi fenomena bila dilihat dari sisi penontonnya. Film ini dipandang
tidak hanya sebagai fenomena dalam industri film, namun sebuah metode
dakwah Islam melalui film. Apakah film ini menunjukkan kecenderungan
baru film bertema agama di masa mendatang? Sementara film-film bertema
“Perempuan dan Islam” di beberapa negara mengalami perkembangan yang
menakjubkan. Film-film itu menceritakan pengalaman perempuan Islam di
tengah perjuangannya melawan patriarki, fundamentalisme, dan kekerasan
yang sering dikaitkan dengan kultur dan ajaran Islam di negerinya.
Film-film produksi Iran adalah contoh dari fenomena ini. Bagaimana
citra perempuan dalam film-film itu, dan mengapa ia menjadi tema yang
menarik untuk difilmkan? Dan bagaimana dengan film tentang perempuan di
Indonesia? Eric Sasono akan membicarakan “Ayat-Ayat Cinta dan Film Islam di 
Indonesia”, sementara Nia Dinata akan mengulas soal “Islam, Perempuan, dan 
Sinema”. 

Untuk keterangan lebih lanjut, sila hubungi  Rama Thaharani di 0816-130-8350, 
www.salihara.org



  
___
Bergabunglah dengan orang-orang yang 

[wanita-muslimah] Acara Ramadhan Salihara Diundur

2008-09-04 Terurut Topik MGR
Salam,

Pemberitahuan, Acara Komunitas Salihara Menyambut Ramadhan Seni dan Islam 
yang rencananya akan dimulai hari ini Jumat 5 September, diundur ke hari Kamis  
11 September 2008. Agenda kegiatan, waktu, dan lain-lain yang telah diumumkan 
tidak ada perubahan. Berikut jadwal perubahannya:

Komunitas Salihara Menyambut Ramadhan

SENI DAN ISLAM
Diskusi, Pemutaran Film, Pertunjukan Musik

ISLAM DAN SENI RUPA
Kamis, 11 September 2008
Pemutaran Film, pukul 16.00 WIB, “Persepolis”
Diskusi, pukul 19.00 – 21.00 WIB
Acep Zamzam Noor (Santri dan Pelukis)
Adi Wicaksono (Pengamat Seni Rupa)

ISLAM DAN FILM
Jumat, 12 September 2008
Pemutaran Film
Pukul 14.00 WIB, “Le Grand Voyage” 
Pukul. 16.00 WIB, “Cafe Transit”
Diskusi, pukul 19.00 – 21.00 WIB
Nia Dinata (Sutradara Film)
Eric Sasono (Kritikus Film dan Pengelola rumahfilm.org)

ISLAM DAN SENI PERTUNJUKAN
Jumat, 19 September 2008
Pukul 16.00 WIB, Pemutaran Film-Film Dokumenter tentang Pertujukan Seni di 
Nusantara
Diskusi, pukul 19.00 WIB
Endo Suanda (Direktur Eksekutif Pertunjukan Seni Nusantara)
Hendy Supandi (Pimpinan Gambus Ar-Rominia, Jakarta)

PERTUNJUKAN MUSIK
Sabtu, 20 September 2008, pukul 19.00 WIB
Teumeumeung Rafly – Dwiki Dharmawan

Kontak Rama: 0816-1308-350



  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Bareng Gus Dur, Adnan Buyung dan Gus Nuril

2008-09-04 Terurut Topik MGR
Undangan

Acara Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H, Kedai Tempo edisi hari Sabtu 6 
September 2008 akan
lebih spesial, karena tidak hanya Gus Dur yang akan berbicara, Adnan Buyung
Nasution, advokat senior, aktivis HAM dan anggota Dewan Penasehat
Presiden akan bergabung dalam kongkow-kongkow ini, serta Gus Nuril Arifin 
(Panglima Pasukan Berani Mati). 

Tema Kongkow
edisi ini akan mengulas soal ancaman terhadap Konstitusi Indonesia,
khususnya jaminan hukum terhadap keberagaman, kebebasan, dan hak kelompok 
minoritas. Peristiwa yang terakhir adalah Surat Keputusan Gubernur Sumatra 
Selatan tentang Pelarangan
terhadap Aliran Ahmadiyah.

Datang, dan berdialog langsung dengan tiga tokoh tersebut di Kedai Tempo, pukul 
10.00 WIB, bagi anda yang berada di wilayah JABODETABEK dan tidak sempat hadir, 
silakan simak langsung acara tersebut melalui kanal Green Radio 89.2 FM. Untuk 
anda yang berada di kawasan-kawasan di Nusatara, silakan cari daftar radio anda 
yang menyiarkan acara Kongkow Bareng Gus Dur, di www.gusdur.net.

Informasi lebih lanjut:
kontak: 021-914-06111

silakan sebarkan undangan ini, terima kasih

Kongkow Bareng Gus Dur



  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-18 Terurut Topik MGR

Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

WAWANCARA
Asghar Ali Engineer:

Surga Bukan Monopoli Muslim
DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer
dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan
karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,
Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak
cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang
cukup terkenal di India. 

Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan
saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,
tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam,
suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia
memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997.
Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab
dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler
hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. 

Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia
Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah
tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah
cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman
Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan
Iqbal Muhtarom dari Tempo.

Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme 
religius?
Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.
Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di
mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta
kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian.
Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti
kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam
sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam
memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci
adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad
besar.
Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?
Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para
penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti
jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.
Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan
pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di
sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang
sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah,
dan noncombatant—apalagi mengebom pasar.
Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim, tapi 
juga untuk sesama muslim?
Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap
Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan Islam
sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah memahami
jihad.
Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa bahwa 
pluralisme haram 
Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah
mengatakan, ”Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja). Tapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah
diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.”
Quran juga mengatakan bahwa surga bukan hanya monopoli muslim, tapi
juga untuk mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir serta
melakukan kebajikan. Jadi, mencapai surga bergantung pada bagaimana
sikap dan perilaku kita, bagaimana kita memperlakukan orang lain.
Kemanusiaan itu amat penting. Di India ada begitu banyak agama, dan
penganut Islam 150 juta orang. Mereka menerima konsep masyarakat
majemuk.
Ulama mengatakan mereka menerima pluralitas tapi menolak pluralisme.…
Saya mengerti. Pluralisme merupakan konsep untuk
menerima perbedaan dalam beragama. Quran mengakui semua nabi dan
menunjukkan perbedaan masing-masing mereka. Quran menerima keyakinan
Yahudi, Kristen, dan Sabiin. Kita diperintahkan untuk saling
menghormati.
Di negara seperti Indonesia, tempat hidup berbagai agama seperti juga di India, 
apa arti penting pluralisme?
Kita harus menerima pluralisme, karena sekarang
ini perpindahan penduduk terjadi di seluruh dunia. Orang pindah dari
satu negara ke negara lain. Kebanyakan muslim hidup sebagai minoritas
di berbagai negara, seperti Amerika, Australia, dan Eropa. Bagaimana
jika warga negara-negara itu menolak kaum muslim? Pluralisme pada
dasarnya adalah Anda bebas memeluk agama tapi juga harus menghormati
pemeluk agama lain.
Apa jadinya bila pluralisme ditolak?
Jika saya menghormati agamamu dan kamu
menghormati agamaku, tak akan terjadi konflik. Bila sebaliknya, jelas
akan terjadi konflik. Kita diminta berlomba-lomba dalam kebaikan,
tolong-menolong antarsesama, menegakkan keadilan. Dengan cara itu, kita
bisa mencapai surga.
Bagaimana semestinya posisi Islam dalam kehidupan bernegara?
Quran tak bicara tentang negara, hanya bicara
tentang masyarakat. Dalam hidup 

[wanita-muslimah] Tidak ada fobia Islam, yang ada fobia Muslim (Ameer Ali)

2008-08-16 Terurut Topik MGR
http://cetak.kompas.com/sosok

Ameer Ali, Membuka Pemikiran Muslim





Sabtu, 16 Agustus 2008 | 03:00 WIB


LUKI AULIA
”Tidak ada fobia
Islam, yang ada fobia Muslim, melihat tingkah laku Muslim yang kerap
emosional dan terlalu sensitif menanggapi masalah apa pun akibat
pikiran yang tertutup.” Pernyataan ini dilontarkan intelektual Islam
moderat, Ameer Ali, yang ditemui di sela International Conference of
Islamic Scholars atau ICIS, 29 Juli- 1 Agustus 2008, di Jakarta.Di
era modern semestinya rasionalitas dan pikiran kritis dikedepankan
sehingga tak ada lagi bentuk kekerasan apa pun yang terjadi akibat
emosi tanpa dasar.
Pesan Ali untuk umat Muslim ini muncul dari
keprihatinannya melihat banyak orang yang mulai berpaling dari Islam.
Padahal, kata Ali, Allah SWT sama sekali tak membebankan kesulitan apa
pun terhadap umat-Nya dalam menjalankan ajaran agama Islam.
Ini
ditegaskan dalam Al Quran Surah Al-Hajj Ayat 78: Dan berjihadlah kamu
di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu agama yang
membuatmu dalam kesempitan (wa jaahidu fil-laahi haqqa jihaadih.
Huwajtabaakum wa maa ja’ala a’alikum fiddiini min harajin).
”Allah
membuat Islam mudah dipahami dan diikuti. Tetapi, kenapa sebagian ulama
justru membuatnya jadi sulit? Akibatnya, banyak yang menjauh dari Islam
karena dirasa sulit menjadi Muslim,” kata Ali, Wakil Presiden Majelis
Dakwah Islam Regional Asia Tenggara dan Pasifik (RISEAP) di Australia
itu.
Berbagai bentuk kekerasan, terutama di negara Muslim, seakan
menjadi trademark Islam bagi negara Barat. Akibatnya, gambaran tentang
Islam dan Muslim menjadi serba menakutkan. Padahal, yang berada di
balik segala bentuk kekerasan hanya segelintir Muslim yang berpandangan
ekstrem.
Untuk memperbaiki citra Islam dan Muslim, Ali memberi
ceramah dan dakwah mengenai Islam dan Muslim kepada siapa pun, termasuk
untuk umat Nasrani di gereja-gereja Australia. Pertanyaan yang sering
muncul, antara lain, arti jihad dan kondisi perempuan.
Karena
memiliki pandangan moderat, Ali yang pernah menjadi Presiden Dewan
Islam Federasi Australia itu lantas ditunjuk menjadi Ketua Kelompok
Referensi Komunitas Muslim pada era pemerintahan Perdana Menteri John
Howard.
Ia lantas menjadi duta Australia ke berbagai dialog
antaragama internasional untuk membuka mata dan pikiran Muslim, serta
berusaha menyadarkan kembali pentingnya rasionalitas dalam memahami
Islam dan menginterpretasikan Al Quran.
Menginterpretasikan
kembali Al Quran sesuai dengan konteks dan zamannya, menurut Ali,
menjadi kunci penting untuk membuka pikiran Muslim agar lebih kritis.
Ketidakmampuan
untuk menginterpretasikan Al Quran sesuai konteks dan waktunya hanya
akan membuahkan fanatisme, pandangan ekstremis, dan emosional tanpa
logika. 

Padahal, Al Quran sebenarnya ada untuk memancing pemikiran
kritis yang tidak asal menerima mentah-mentah kata-kata yang ada di
dalamnya.
Ali mengingatkan, ayat-ayat Al Quran diturunkan pada
zaman Muhammad SAW sehingga isinya pun menyesuaikan dengan zaman itu.
”Kalau tidak tahu konteksnya, kita tidak akan tahu maksudnya. Kita
harus mengkritisi dan menginterpretasi lebih lanjut isi Al Quran. Ini
indahnya Al Quran,” ujar ayah dari dua anak ini.
Pengetahuan modernPersoalannya,
justru sebagian ulama tradisional juga yang menutup pikiran Muslim,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan pemikiran atau
ajaran tradisional konvensional yang sudah ketinggalan zaman.
Banyak
ulama tradisional tidak mendalami pengetahuan modern dan terpaku pada
ajaran yang sama selama berabad-abad. Padahal, jika ditilik dari
artinya, ulama semestinya seseorang yang memiliki pengetahuan luas dan
tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama.
Jika seseorang ingin
memahami Al Quran dengan baik dan lengkap sekaligus obyektif, dia harus
mempunyai bekal latar belakang pemahaman ilmu sejarah, ekonomi,
sosiologi, dan politik.
Tren intelektual Islam yang sarat bekal
ilmu pengetahuan lengkap dan modern seperti itu, kata Ali, justru lebih
banyak muncul di negara-negara Barat.
Meskipun demikian, menurut
pandangan Ali, hal ini wajar mengingat banyak intelektual Islam yang
terpaksa migrasi ke Barat. Di tempat ini mereka justru mendapat
kesempatan luas untuk berpikir, berekspresi, dan mengeluarkan pendapat.
Oleh
karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan kebangkitan generasi
baru Muslim kemungkinan akan dimulai dari Barat. ”Kalau kita tidak
mempunyai latar belakang pengetahuan yang lengkap, akan sangat sulit
memahami Al Quran dan memecahkan misteri Allah yang ada di dalamnya,”
kata Ali.
Misteri Allah yang ada di dalam Al Quran dimaksudkan
untuk dibuka, dipecahkan, dipelajari, dan dikritisi. Al Quran adalah
kitab untuk siapa pun pada segala zaman. Kitab yang bisa digunakan
untuk menjelaskan berbagai macam hal apabila diinterpretasikan sesuai
konteks dan zamannya.
PendidikanMasalahnya,
Al Quran sering kali justru terlalu dipuja, tetapi isinya tak
benar-benar dipahami. Ali menilai persoalan umat 

[wanita-muslimah] M. Thalib: Abu Bakar Ba'asyir Siyah, Ahmadiyah, Komunis

2008-08-11 Terurut Topik MGR
Ada puisi Imam Syafi'i:
 
Ahbib habibaka hawnan ma, asa ayyakuna baghidlaka yawman ma
wabghidl baghidla hawnan ma, asa ayyakuna habibaka yawman ma
 
cintailah kekasihmu sekadarnya, barangkali ia jadi musuhmu di lain waktu
bencilah musuhmu sekadarnya, barangkali ia jadi kekasihmu di lain waktu
 
guntur 
 
GATRA,  39 / XIV 13 Agu 2008
 
NASIONALMAJELIS MUJAHIDIN
Ustad Berpisah Jamaah Terbelah

Kongres III Majelis Mujahidin digelar di Yogyakarta. Ustad Abu Bakar Ba'asyir 
mundur dan mendirikan jamaah baru. Kedua institusi yang mengusung syariat Islam 
itu akan diuji oleh waktu.; Syiah, Ahmadiyah, dan Komunis; Ini Pembunuhan 
Karakter

Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Yogyakarta, Sabtu dan Ahad pekan ini, kembali 
jadi saksi sejarah. Sebuah hajatan nasional digelar, dengan tema ''Indonesia 
Bersyariah Solusi Tepat Salah Urus Negara''. Di tempat ini, pada 5-7 Agustus 
2000, Kongres I Mujahidin digelar.

Ketika itu, Ustad Abu Bakar Ba'asyir (ABB) hadir dan menyampaikan makalah 
''Sistem Kaderisasi Mujahidin dalam Mewujudkan Masyarakat Islam''. Dalam 
Kongres III Mujahidin kali ini, sebulan sebelum dilaksanakan, ABB mundur dari 
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), di tengah semangatnya yang menggebu-gebu 
untuk mewujudkan masyarakat dan organisasi secara Islami.

Menurut ABB, Majelis Mujahidin, meskipun tujuan perjuangannya sudah Islami, 
yakni dakwah dan jihad, sebagai institusi perjuangan Islam masih menerapkan 
sistem kepemimpinan yang tidak dikenal dalam ajaran Islam. ''Sejak awal, saya 
melihat kekeliruan ini, dan saya sejak awal menolak diangkat menjadi Amir 
Mujahidin,'' katanya kepada Gatra.

Tapi, karena desakan dan demi kemaslahatan umat, akhirnya dia bersedia. ''Itu 
untuk sementara, sambil mengajak pengurus untuk kembali pada sistem ajaran 
Islam, al-jamaah wal imamah,'' ia menandaskan. Tapi rupanya apa yang 
dicita-citakan ABB mendapat penolakan dari dalam, baik dari kalangan ahlul 
halli wal aqdi maupun dari kalangan tanfidziyah.

Dalam struktur MMI, ada ahlul halli wal aqdi (AHWA), yang bertindak semacam 
majelis syuro, dan tanfidziyah yang menjalankan roda organisasi sehari-hari. 
Tanfidziyah bekerja dengan kontrol penuh dari AHWA. ''Tapi rupanya tanfidziyah 
berjalan sendiri tanpa mau mendengar nasihat dan saran-saran dari Ustad Abu,'' 
kata Fauzan Al-Anshari, Ketua Departemen Data dan Informasi MMI, yang pada Juni 
2007 dipecat dari jabatannya.

Pemecatan Fauzan itu, menurut Irfan Suryahadi Awwas, karena yang bersangkutan 
melanggar kebijakan institusi. ''Dia mengusung ABB for president, padahal kami 
tidak pernah membicarakan masalah tersebut,'' tutur Irfan.

Tahun lalu, Fauzan memang melemparkan wacana ABB for president. ABB sendiri, 
meski tidak bersedia, tak sampai memberikan sanksi kepada pengusungnya. Ketika 
skorsing dan pemecatan dijatuhkan kepada Fauzan, ABB pun tidak setuju. Tapi 
pihak tanfidziyah, yang didukung Ustad Muhammad Thalib, wakil AHWA, bersikukuh 
pada pendiriannya. Fauzan tetap dipecat per 30 Juni 2007.

Dalam perkembangannya, agenda perselisihan terus bertambah. Persoalan pokoknya 
adalah ketika ABB mengusung ide al-jamaah wal imamah, sebuah konsep jamaah 
dengan kepemimpinan berada pada satu komando, amir. Jika ide ABB ini 
diwujudkan, maka tanfidziyah hanya menjadi pelaksana. Amir adalah komando 
tertinggi dan wajib ditaati. ''Sekarang yang terjadi terbalik, tanfidziyah 
menjadi lembaga superbody,'' kata Fauzan.

Keluarnya ABB dari MMI diikuti sejumlah pengurus daerah. Kepengurusan Majelis 
Mujahidin Lajnah Perwakilan Jakarta, yang dipimpin Haris Amir Falah, 
membubarkan diri. Haris secara resmi mundur tapi malah dipecat oleh pihak 
tanfidziyah. Ketua Lajnah Jawa Timur, Akhwan, lebih dulu dinonaktifkan. Di 
beberapa daerah, kondisinya mulai menghangat. Mereka yang keluar atau dipecat 
kini berimam kepada ABB. Oleh ABB, mereka ditampung dalam wadah bertitel Jamaah 
Ansharu-Tauhid, yang segera dideklarasikan.

Bagi sebagian orang, MMI tanpa ABB tidak ada apa-apanya. MMI ya ABB, ABB ya 
MMI. ''Perjuangan institusi dalam menegakkan syariah tanpa figur Ustad Abu 
hanyalah slogan tanpa makna,'' Haris Amir Falah menegaskan. Tapi Irfan 
Suryahadi Awwas menepisnya. ''Dalam tradisi mujahidin, tidak ada kultus 
individu,'' kata Irfan kepada Arif Koes Hernawan dari Gatra. ''Kami punya 
keyakinan bahwa pemimpin boleh datang dan pergi, tapi perjuangan terus 
berlanjut dan tidak bisa digantungkan pada individu tertentu,'' ujarnya. ''Kita 
ini punya Allah, kok bergantung pada figur? Ini konyol,'' ia menambahkan.

Rupanya dua kubu itu tak lagi bisa disatukan. ABB resmi memisahkan diri dari 
MMI. Jamaah pun terbelah. MMI mengandalkan sistem, sedangkan Jamaah 
Ansharu-Tauhid mengusung figur. Eksistensi keduanya akan diuji oleh waktu.

Herry Mohammad

Muhammad Thalib:
Syiah, Ahmadiyah, dan Komunis

Muhammad Thalib sehari-hari adalah ustad dan penulis buku-buku keislaman. Di 
MMI, Thalib adalah wakil AHWA, yang tidak lain adalah wakil Ustad Abu Bakar 
Ba'asyir. Perawakannya sedang, tapi 

[wanita-muslimah] Undangan Menulis di Jurnal Perempuan Edisi 60

2008-08-03 Terurut Topik MGR


Undangan Menulis di Jurnal Perempuan Edisi 60

Jurnal Perempuan
Edisi 60 akan mengulas Perda-Perda/Instruksi yang Diskriminatif khususnya
terhadap perempuan. Jurnalis Jurnal Perempuan sendiri telah mengadakan
penelitian terhadap empat wilayah yang menerapkan Perda ini, seperti Sumatera
Barat (Kewajiban memakai Jilbab bagi Siswi-siswi Sekolah Negeri), Kalimantan
Selatan (Manajemen Ilahiyah), Sulawesi Selatan (Desa Muslim) dan Papua ( Perda
Injil di Manokwari). 

 

Untuk memperkaya isi Jurnal Perempuan edisi 60, kami mengundang anda menulis 
tentang tema ini.

 

Topik-topik yang
kami harapkan dari anda adalah:

 

A. Untuk Topik Empu

 

Bagaimana tinjauan hukum dan HAM
 terhadap perda-perda tersebut?Penelitian atau liputan terhadap
 Perda sejenis itu di wilayah-wilayah lainAncaman Perda-perda tersebut 
terhadap perempuan dan Kebhinnekaan Indonesia
Meskipun perda-perda tersebut tidak
 menggunakan “syariah” namun isi dari Perda-perda itu memuat bahan-bahan
 yang diambil dari “syariah”, khsusunya pandangan fiqh Islam, seperti
 pengaturan terhadap busana perempuan (konsep aurat), ruang gerak perempuan
 (larangan keluar rumah di malam hari tanpa muhrim), moralitas, dll Untuk
 itu kami ingin ada tulisan yang mengulas “bagaimana tinjauan syariah dan
 fiqh terhadap Perda-Perda tersebut, khususnya terhadap konsep aurat, ruang
 gerak, dan moralitas perempuan? Perda Injili baru muncul di
 Manokwari, bagaimana pandangan teologi Kristen melihat fenomena ini?
 Apakah perda tersebut disebabkan persoalan teologi atau politik? Apakah
 Perda Injli hanya bisa dianggap sebagai reaksi terhadap Perda Syariah di
 wilayah lain di Indonesia?Pengalaman pribadi hidup dalam
 lingkup Perda tersebut. Apakah anda memiliki pengamatan sendiri atau
 pernah menjadi korban Perda tersebut. 

 

Syarat-syarat
penulisan:

 

1. Hasil karya
sendiri dan belum pernah dimuat di media mana pun

2. Kira-kira 15 halaman A4, spasi dobel, jenis font Times New Roman (kurang

lebih 15.000 karakter),

3. Berikut catatan belakang dan mengikuti standar penulisan ilmiah. 





B. Resensi dan Rak (Berita) Buku

buku-buku tentang tema utama di atas, panjang tulisan untuk resensi 5000
karakter sedangkan berita buku 2500 karakter (dibutuhkan 2 resensi buku dan 3
berita buku) 

 

 

C. Cerpen 

   berkaitan dengan tema di atas, panjang
6000 karakter (dibutuhkan satu cerpen)

 

catatan:

-
batas
pengumpulan tulisan 15 Agustus 2008

-
setiap
tulisan yang masuk akan melewati proses penyeleksian dan editing 

-
setiap
tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan/honor

-
tulisan
dikirimkan ke [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED] dan [EMAIL PROTECTED]

 

 

sekian dan terima
kasih

 

Supriadi
Sekretaris Redaksi Jurnal Perempuan 
[EMAIL PROTECTED]



  

[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat

2008-07-21 Terurut Topik MGR
Salam,

Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan Jurnal 
Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan Agung 
RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat 
perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 
021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif).

Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih

Lia Amalia
Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan
[EMAIL PROTECTED]
 



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi TUK: Novel Seniman Kaligrafi Terakhir

2008-07-15 Terurut Topik MGR
Undangan

 
Rabu, 16 Juli 2008, 19.00 WIB
 
Diskusi NOVEL SENIMAN KALIGRAFI TERAKHIR
 
Pembicara: Ida Sundari Husein dan Nur Rofiah.
 

Pada tahun 1923, terjadi perubahan secara radikal di Turki, dari sebuah negeri 
yang “tradisional” menjadi negeri yang “modern”—untuk itulah seluruh tradisi 
dihancurkan hingga ke akar-akarnya—agar bisa dipandang benar-benar modern. 
 
Hubungan Islam dan tradisi Arab dengan masyarakat Turki yang telah berkait-erat 
selama berkurun-kurun, diputus. Bahasa dan tulisan Arab perlahan-lahan mulai 
dihapuskan, dan diganti dengan versi abjad Latin. 
 
Justeru dalam kondisi itu, seorang gadis bernama Rikkat yang memiliki kecintaan 
luar biasa pada kaligrafi, menghadapi hari-hari dan karirnya yang mulai 
diremehkan penguasa Turki yang baru. Bersama seniman-seniman kaligrafi tua 
lainnya—yang berasal dari warisan penguasa lama: sultan—mereka dipecat, dan 
sekolah-sekolah mereka ditelantarkan. 
 
Kecintaanya terhadap kaligrafi dibayar mahal: segala yang ia miliki: sebagai 
istri dan ibu nyaris terampas habis. Emosinya dicurahkan pada kegiatan menulis 
dengan meniupkan seluruh nafas hidupnya pada huruf-huruf agar kaligrafi menjadi 
seni yang abadi, lebih manusiawi dan modern. 
 
Inilah novel tentang cinta pada kesenian yang tengah sekarat, di sebuah wilayah 
yang serba aneh dan mistis dengan Turki kontemporer yang mulai terseret arus 
modern Barat, Yasmine Ghata menulis sebuah roman yang indah dan penuh ilham 
yang berasal dari kisah nyata. 
 
Novel Seniman Kaligrafi Terakhir Jakarta: Serambi, 2008; 206 halaman) yang 
merupakan terjemah-an buku “La Nuit des Calligraphes”  karya Yasmine Gatha. 
Buku aslinya diterbitkan oleh Editions Fayard (Paris, 2005, 181 halaman) dan 
Editions de Poche (Paris, 2005, 153 halaman).
 
Waktu dan tempat
Diskusi ini akan diadakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No.68H, 
Jakarta, Rabu 16 Juli 2008, pukul 19.00 WIB
 
Narasumber
Ida Sundari Husein (Penerjemah dan Dekan FIB UI 2004-2008)
Nur Rofiah (Alumnus Universitas Ankara, Ankara, Turki)
 
Tentang Yasmine Gatha 
 
Yasmine Gatha dilahirkan di Paris pada tanggal 6 Agustus 1975, sebagai anak 
keempat dari ibunya, Vénus Khoury Gatha, penulis dan penyair keturunan Libanon, 
dan putera pertama ayahnya Jean Gatha, dokter peneliti keturunan Turki. Mungkin 
karena semasa kecil, ia dikelilingi benda-benda produk seni-budaya negeri nenek 
–moyangnya yang dibawa ayah- nya sepulang dari perjalanan ke berbagai negara,  
kemudian Yasmine Gatha memilih studi Sejarah Kesenian Islam di Ecole du Louvre 
dan Universitas Paris III, Paris, untuk mempelajari arsitektur, benda-benda 
seni, tekstil dan kaligrafi. 
 
Panggilan darah membuatnya tertarik pada kesenian Otto-man. Namun, desakan 
untuk menulis baru muncul setelah ia melihat karya nenek-nya, Rikka Kunt, dalam 
sebuah pameran di ruang Richelieu, Museum Louvre, Paris, pada tahun 2000. 
Dengan penuh semangat ia mencari dokumen tentang sang nenek, dan menemukan 
dengan penuh kekaguman bahwa ia adalah seniman kaligrafi yang terkenal dengan 
huruf hiasan emasnya. Penemuan itu memberinya inspirasi untuk menulis La Nuit 
des Calligraphes.
 
La Nuit des Calligraphes adalah bukunya yang pertama (2005). Buku itu mendapat 
sukses, dan telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, belum termasuk terjemahan 
ke dalam bahasa Indonesia, serta mendapat penghargaan: Prix de la Découverte 
(Prince Pierre de Monaco), Prix Cavour (Italia), Prix Kadmos (Libanon), dan 
Prix des Lecteurs d’Herblay 2005. Bukunya yang kedua adalah “Le Tar de Mon 
Père” (2007), kisah dengan latar belakang Iran.
 
Yasmine Gatha merupakan salah seorang pengarang Prancis keturunan asing yang 
menulis dalam bahasa Prancis karya dengan berlatar-belakang negeri asal orang 
tua atau nenek-moyangnya. Kesusastraan Prancis masa kini diperkaya oleh 
karya-karya sejenis berkat para penulis tersebut. Sebagai contoh lain kita 
dapat menyebut Amin Maalouf keturunan Libanon, yang salah satu karyanya, Le 
Rocher de Tanios, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul 
Cadas Tanios dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 1999.


  

[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join

[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Novel Seniman Kaligrafi Terakhir

2008-07-08 Terurut Topik MGR
Komunitas Utan Kayu
 
Diskusi Novel
Seniman Kaligrafi Terakhir 
(La Nuit des Calligraphes)  
 
Pada tahun 1923, terjadi perubahan secara radikal di Turki, dari sebuah negeri 
yang “tradisional” menjadi negeri yang “modern”—untuk itulah seluruh tradisi 
dihancurkan hingga ke akar-akarnya—agar bisa dipandang benar-benar modern. 
 
Hubungan Islam dan tradisi Arab dengan masyarakat Turki yang telah berkait-erat 
selama berkurun-kurun, diputus. Bahasa dan tulisan Arab perlahan-lahan mulai 
dihapuskan, dan diganti dengan versi abjad Latin. 
 
Justeru dalam kondisi itu, seorang gadis bernama Rikkat yang memiliki kecintaan 
luar biasa pada kaligrafi, menghadapi hari-hari dan karirnya yang mulai 
diremehkan penguasa Turki yang baru. Bersama seniman-seniman kaligrafi tua 
lainnya—yang berasal dari warisan penguasa lama: sultan—mereka dipecat, dan 
sekolah-sekolah mereka ditelantarkan. 
 
Kecintaanya terhadap kaligrafi dibayar mahal: segala yang ia miliki: sebagai 
istri dan ibu nyaris terampas habis. Emosinya dicurahkan pada kegiatan menulis 
dengan meniupkan seluruh nafas hidupnya pada huruf-huruf agar kaligrafi menjadi 
seni yang abadi, lebih manusiawi dan modern. 
 
Inilah novel tentang cinta pada kesenian yang tengah sekarat, di sebuah wilayah 
yang serba aneh dan mistis dengan Turki kontemporer yang mulai terseret arus 
modern Barat, Yasmine Ghata menulis sebuah roman yang indah dan penuh ilham 
yang berasal dari kisah nyata. 
 
Novel Seniman Kaligrafi Terakhir Jakarta: Serambi, 2008; 206 halaman) yang 
merupakan terjemah-an buku “La Nuit des Calligraphes”  karya Yasmine Gatha. 
Buku aslinya diterbitkan oleh Editions Fayard (Paris, 2005, 181 halaman) dan 
Editions de Poche (Paris, 2005, 153 halaman).
 
Waktu dan tempat
Diskusi ini akan diadakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No.68H, 
Jakarta, Rabu 16 Juli 2008, pukul 19.00 WIB
 
Narasumber
Ida Sundari Husein (Penerjemah dan Dekan FIB UI 2004-2008)
Nur Rofiah (Alumnus Universitas Ankara, Ankara, Turki)
 
Tentang Yasmine Gatha 
 
Yasmine Gatha dilahirkan di Paris pada tanggal 6 Agustus 1975, sebagai anak 
keempat dari ibunya, Vénus Khoury Gatha, penulis dan penyair keturunan Libanon, 
dan putera pertama ayahnya Jean Gatha, dokter peneliti keturunan Turki. Mungkin 
karena semasa kecil, ia dikelilingi benda-benda produk seni-budaya negeri nenek 
–moyangnya yang dibawa ayah- nya sepulang dari perjalanan ke berbagai negara,  
kemudian Yasmine Gatha memilih studi Sejarah Kesenian Islam di Ecole du Louvre 
dan Universitas Paris III, Paris, untuk mempelajari arsitektur, benda-benda 
seni, tekstil dan kaligrafi. 
 
Panggilan darah membuatnya tertarik pada kesenian Otto-man. Namun, desakan 
untuk menulis baru muncul setelah ia melihat karya nenek-nya, Rikka Kunt, dalam 
sebuah pameran di ruang Richelieu, Museum Louvre, Paris, pada tahun 2000. 
Dengan penuh semangat ia mencari dokumen tentang sang nenek, dan menemukan 
dengan penuh kekaguman bahwa ia adalah seniman kaligrafi yang terkenal dengan 
huruf hiasan emasnya. Penemuan itu memberinya inspirasi untuk menulis La Nuit 
des Calligraphes.
 
La Nuit des Calligraphes adalah bukunya yang pertama (2005). Buku itu mendapat 
sukses, dan telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, belum termasuk terjemahan 
ke dalam bahasa Indonesia, serta mendapat penghargaan: Prix de la Découverte 
(Prince Pierre de Monaco), Prix Cavour (Italia), Prix Kadmos (Libanon), dan 
Prix des Lecteurs d’Herblay 2005. Bukunya yang kedua adalah “Le Tar de Mon 
Père” (2007), kisah dengan latar belakang Iran.
 
Yasmine Gatha merupakan salah seorang pengarang Prancis keturunan asing yang 
menulis dalam bahasa Prancis karya dengan berlatar-belakang negeri asal orang 
tua atau nenek-moyangnya. Kesusastraan Prancis masa kini diperkaya oleh 
karya-karya sejenis berkat para penulis tersebut. Sebagai contoh lain kita 
dapat menyebut Amin Maalouf keturunan Libanon, yang salah satu karyanya, Le 
Rocher de Tanios, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul 
Cadas Tanios dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 1999.
 
 


  

[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change 

[wanita-muslimah] Undangan: Mengenang Oey Hay Djoen (1929-2008)

2008-06-23 Terurut Topik MGR
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=145

Selasa, 24 Juni 2008, 19:00 WIB
Mengenang Oey Hay Djoen 
(1929-2008)

Pembicara: Goenawan Mohamad.
Di 
masa tuanya Oey Hay Djoen lebih dikenal sebagai penerjemah karya besar Karl 
Marx, Das Kapital, ke dalam bahasa 
Indonesia. Terbit dalam tiga jilid, kitab terjemahan tersebut merupakan kerja 
tekun Oey selama bertahun-tahun. Oey memang seorang dengan energi dan semangat 
yang seakan tak hendak habis. Bahkan setelah mengidap sakit menahun dan harus 
menggunakan kursi roda, ia masih juga terlihat menghadiri pelbagai diskusi 
bersama orang muda (yang biasa memanggilnya Om Oey). Sejak masa mudanya, Oey 
Hay 
Djoen bergiat dalam gerakan politik kiri; ia pernah terpilih sebagai anggota 
Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat mewakili Partai 
Komunis Indonesia. Dia akhir 1950-an, Oey aktif sebagai pengurus Lembaga 
Kebudayaan Rakyat. Ia rajin menulis esai sastra, juga puisi dan cerpen, 
menggunakan nama pena Samandjaja. Di masa itu ia pun banyak menulis telaah 
ekonomi yang disiarkan di pelbagai majalah dan jurnal politik. Pada 17 Agustus 
1969 ia dibuang ke Pulau Buru (dalam satu rombongan dengan Pramoedya Ananta 
Toer, sahabatnya), dan hidup sebagai tahanan politik di sana hingga 1979. Dalam 
peringatan sebulan wafatnya Oey Hay Djoen ini, Goenawan Mohamad akan 
membicarakan sosok Oey sebagai seorang manusia abad ke-20 yang hidup di tengah 
hiruk-pikuk percaturan ideologi dan perjuangan cita-cita politik di Indonesia 
yang terus-menerus membentuk dirinya.
Acara ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No 68H, dan 
tidak dipungut biaya sedikit pun



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ibu dan Anak Ahmadiyah Lapor akan Gus Dur

2008-05-22 Terurut Topik MGR
  Undangan 
   
  Ibu dan Anak Ahmadiyah Korban Kekerasan Lapor Gus Dur
   
  Setelah menggelar Konferensi Pers di Kantor Jurnal Perempuan, Rabu 7 Mei 2008 
dan Aksi Damai di Bunderan HI, Kamis, 8 Mei 2008, dengan tema “Selamatkan Ibu 
dan Anak Ahmadiyah di Kekerasan” ibu dan anak Ahmadiyah yang menjadi korban 
kekerasan akan lapor ke KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam acara Kongkow 
Bareng Gus Dur di KBR68H. 
   
  Rombongan ibu dan anak tersebut di bawah pimpinan Ibu Hj. Syarifatunnisa 
Makih, Ketua Umum Lajnah Imaillah—organisasi sayap perempuan Ahmadiyah—dan 
didampingi organisasi-organisasi perempuan di Indonesia: Yayasan Jurnal 
Perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, 
LBH Jakarta, Institut Ungu, Komunitas Ungu, Our Voice, Institut Pelangi 
Perempuan, Perempuan Mahardhika, Srikandi Demokrasi Indonesia.
   
  Untuk itu, kami ingin mengundang kawan-kawan, khususnya media 
cetak/elektronik pada acara yang akan kami laksanakan:
   
  Kongkow Bareng Gus Dur, di KBR68H, Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta, 
pada hari Sabtu, 24 Mei 2008 pukul 10.00 WIB 
   
  Acara:
  - Testimoni korban kekerasan dari ibu-ibu dan anak-anak Ahmadiyah, 
  didampingi oleh Ibu Hj. Syarifatunisa’ Makih, Ketua Umum Lajnah Imaillah 
Jemaat Ahmadiyah Indonesia—organisasi sayap perempuan Ahmadiyah
  -Neng Dara Affia dari Komnas Perempuan yang akan melaporkan kasus-kasus 
kekerasan seksual terhadap perempuan Ahmadiyah, hasil laporan Komnas Perempuan 
22 Mei 2008, Perempuan Ahmadiyah: Korban Kekerasan Berlapis  
  - Pernyataan Sikap oleh:
  KH Abdurrahman Wahid
  Mariana Amiruddin (Direktur Yayasan Jurnal Perempuan, Masruchah (Sekjend 
Koalisi Perempuan Indonesia)
   
  Salam
Nur Azizah  0818-064-88-463
  [EMAIL PROTECTED]
  

Mohamad Guntur Romli
Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta
[EMAIL PROTECTED]
http://guntur.name/
   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Buku Dalih Pembunuhan Massal

2008-05-19 Terurut Topik MGR
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=142
 

Rabu, 21 Mei 2008, 19:00 WIB
 Diskusi Buku
 Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta  Soeharto karya John 
Roosa Dalang Penculikan Jenderal atau Dalang Pembunuhan  Massal? Pembicara: 
Asvi Warman Adam dan Heru Atmodjo
21 Mei 2008  Diskusi Buku
 Meski  banyak versi sejarah telah ditulis, Peristiwa 30 September 1965 masih 
berselimut  misteri hingga kini. Rezim Orde Baru menuding Partai Komunis 
Indonesia (PKI)  sebagai dalangnya. Namun, setelah Soeharto jatuh, muncul 
beragam analisis atas  Peristiwa 30 September, salah satunya bahkan menunjukkan 
keterlibatan Soeharto.  Banyaknya versi tersebut justru kian menimbulkan 
pertanyaan: Siapa sebenarnya  dalang Peristiwa 30 September? John Roosa, lewat 
buku Dalih Pembunuhan  Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, mulai 
menguak misteri itu.  Menggunakan dokumen yang selama ini diabaikan dan 
wawancara dengan tokoh-tokoh  PKI, buku ini tidak hanya menyingkap siapa 
dalang G30S, namun juga bagaimana  seorang dalang menjadikan G30S sebagai 
dalih untuk melakukan pembantaian  massal. Melalui buku ini John Roosa 
berhasil menyusun sebuah narasi baru  tentang peristiwa 30 September1965. Buku 
ini sangat penting karena mengandung  data baru, metodologi baru dan perspektif
 baru dalam penulisan sejarah. Ikuti  diskusinya dengan Dr. Asvi Warman Adam 
(Ahli Peneliti Utama LIPI) dan Heru  Atmodjo (penulis buku Gerakan 30 September 
1965, Kesaksian Letkol Heru  Atmodjo, yang menjabat sebagai Asisten Direktur 
Intel  AURI saat terjadi Peristiwa 30 September).

   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Yang Sesat dan Yang Ngamuk (KH Mustofa Bisri)

2008-04-22 Terurut Topik MGR
http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=337871

Rabu, 23 Apr 2008,
Yang Sesat dan Yang Ngamuk 
 
  Oleh A. Mustofa Bisri 

 Karena melihat sepotong, tidak sejak awal, saya mengira massa yang ditayangkan 
TV itu adalah orang-orang yang sedang kesurupan masal. Soalnya, mereka seperti 
kalap. Ternyata, menurut istri saya yang menonton tayangan berita sejak awal, 
mereka itu adalah orang-orang yang ngamuk terhadap kelompok Ahmadiyah yang 
dinyatakan sesat oleh MUI. 

Saya sendiri tidak mengerti kenapa orang -yang dinyatakan- sesat harus diamuk 
seperti itu? Ibaratnya, ada orang Semarang bertujuan ke Jakarta, tapi ternyata 
tersesat ke Surabaya, masak kita -yang tahu bahwa orang itu sesat- 
menempelenginya. Aneh dan lucu.

Konon orang-orang yang ngamuk itu adalah orang-orang Indonesia yang beragama 
Islam. Artinya, orang-orang yang berketuhanan Allah Yang Mahaesa dan 
berkemanusiaan adil dan beradab. Kita lihat imam-imam mereka yang beragitasi 
dengan garang di layar kaca itu kebanyakan mengenakan busana Kanjeng Nabi 
Muhammad SAW.

Kalau benar mereka orang-orang Islam pengikut Nabi Muhammad SAW, mengapa mereka 
tampil begitu sangar, mirip preman? Seolah-olah mereka tidak mengenal pemimpin 
agung mereka, Rasulullah SAW. 

Kalau massa yang hanya makmum, itu masih bisa dimengerti. Mereka hanyalah 
mengikuti telunjuk imam-imam mereka. Tapi, masak imam-imam -yang mengaku 
pembela Islam itu- tidak mengerti misi dan ciri Islam yang rahmatan lil 
’aalamiin, tidak hanya rahmatan lithaaifah makhshuushah (golongan sendiri). 
Masak mereka tidak tahu bahwa pemimpin agung Islam, Rasulullah SAW, adalah 
pemimpin yang akhlaknya paling mulia dan diutus Allah untuk menyempurnakan 
akhlak manusia. 

Masak mereka tidak pernah membaca, misalnya ayat Ya ayyuhalladziina aamanuu 
kuunuu qawwamiina lillah syuhadaa-a bilqisthi…al-aayah (Q. 5: 8). Artinya, 
wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu penegak-penegak kebenaran karena 
Allah dan saksi-saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada 
suatu kaum menyeret kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah; adil itu 
lebih dekat kepada takwa. Takwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui 
apa yang kau kerjakan.

Apakah mereka tidak pernah membaca kelembutan dan kelapangdadaan Nabi Muhammad 
SAW atau membaca firman Allah kepada beliau, Fabimaa rahmatin minaLlahi linta 
lahum walau kunta fazhzhan ghaliizhal qalbi lanfaddhuu min haulika… al-aayah 
(Q. 3: 159). Artinya, maka disebabkan rahmat dari Allah-lah engkau berperangai 
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau kasar dan berhati kejam, niscaya 
mereka akan lari menjauhimu… 

Tak Mengerti 

Sungguh saya tidak mengerti jalan pikiran atau apa yang merasuki pikiran mereka 
sehingga mereka tidak mampu bersikap tawaduk penuh pengayoman seperti 
dicontoh-ajarkan Rasulullah SAW di saat menang. Atau, sekadar membayangkan 
bagaimana seandainya mereka yang merupakan pihak minoritas (kalah) dan kelompok 
yang mereka hujat berlebihan itu mayoritas (menang). 

Sebagai kelompok mayoritas, mereka tampak sekali -seperti kata orang Jawa- 
tidak tepa salira. Apakah mereka mengira bahwa Allah senang dengan orang-orang 
yang tidak tepo saliro, tidak menenggang rasa? Yang jelas Allah, menurut 
Rasul-Nya, tidak akan merahmati mereka yang tidak berbelas kasihan kepada 
orang. 

Saya heran mengapa ada -atau malah tidak sedikit- orang yang sudah dianggap 
atau menganggap diri pemimpin bahkan pembela Islam, tapi berperilaku kasar dan 
pemarah. Tidak mencontoh kearifan dan kelembutan Sang Rasul, pembawa Islam itu 
sendiri. Mereka malah mencontoh dan menyugesti kebencian terhadap mereka yang 
dianggap sesat. 

Apakah mereka ingin meniadakan ayat dakwah? Ataukah, mereka memahami dakwah 
sebagai hanya ajakan kepada mereka yang tidak sesat saja? 

Atau? Kelihatannya kok tidak mungkin kalau mereka sengaja berniat membantu 
menciptakan citra Islam sebagai agama yang kejam dan ganas seperti yang 
diinginkan orang-orang bodoh di luar sana. Tapi… 


KH A. Mustofa Bisri, pengasuh Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang 

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kartini dan Islam

2008-04-21 Terurut Topik MGR
  http://www.korantempo.com/korantempo/2008/04/22/Opini/krn,20080422,61.id.html
   
  Selasa, 22 April 2008
  Opini  Kartini dan Islam  
  Nong Darol Mahmada   
Peneliti di Freedom Institute dan Pendiri Jaringan Islam Liberal 

Riwayat Kartini telah menjadi sumber ilham yang tak pernah kering. Tiap tahun 
di hari kelahirannya pasti bermunculan ulasan tentang tokoh ini dari pelbagai 
perspektif. Selain pribadinya, hidupnya yang sarat dengan persoalan pun 
merupakan bahan kajian yang menarik. Kecerdasannya luar biasa. Bayangkan, di 
usianya yang masih sangat muda, dia berhasil merumuskan dan mendeskripsikan 
persoalan-persoalan yang terjadi pada bangsanya dalam korespondensi dengan 
sahabat-sahabat penanya di Belanda. 

Kartini beruntung karena menguasai bahasa Belanda. Dengan menguasai bahasa ini 
Kartini terus-menerus mendiskusikan setiap pemikiran dan persoalannya dengan 
perempuan-perempuan Eropa yang banyak menginspirasikan hidupnya. Kartini adalah 
jiwa yang menyaksikan kebangkitan sebuah masyarakat yang terlalu lama 
menderita. Dan ia sendiri menjadi bagian, bahkan salah seorang yang ikut andil 
dalam kebangkitan bangsa ini lewat goresan tangan dan kegelisahannya. 

Saya mencoba membahas percikan pemikiran keagamaan Kartini, khususnya soal 
Tuhan dan poligami. Sangat langka menemukan karya yang mengupas khusus soal ini 
karena selama ini Kartini lebih dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan atau 
kebangkitan nasional. Padahal, sebagai pribadi yang dilahirkan dari ibu yang 
keturunan kiai tapi dari rakyat biasa, pergulatan Kartini dengan tema-tema 
keislaman sangatlah menarik. Yang pernah mengulas secara khusus pemikiran 
keagamaan Kartini adalah Th. Sumartana (alm.) dalam buku yang berjudul Agama 
dan Iman Menurut Kartini. Begitu juga Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya 
Panggil Aku Kartini Saja juga sedikit menyinggung konsep Kartini tentang Tuhan. 

Tentang Islam

Di tengah kesepian dalam pingitan, pandangan-pandangan Kartini tentang 
tema-tema keagamaan begitu mendalam. Kartini melakoni dan memahami Islam tidak 
taken for granted. Baginya, berislam haruslah masuk akal dan sesuai dengan 
pemikiran. Ia mengakui kalau keislaman yang ia anut adalah semacam turunan dari 
nenek moyangnya. Seperti pada umumnya orang beragama, ia juga tak pernah 
diberikan kesempatan untuk memilih agama apa yang ia kehendaki. Doktrin dan 
ritual diwariskan begitu saja. 

Walau begitu, jiwa pencarian Kartini tak pernah mati, Tibalah waktunya jiwaku 
mulai bertanya: mengapa aku lakukan ini, mengapa ini begini dan itu begitu?' 
Pergolakan Kartini tentang keislaman begitu dahsyat sehingga 'sesuatu' yang 
menurut dia tak dia pahami, dia tinggalkan. Dia lebih mengedepankan hal-hal 
yang masuk akal, hal yang bersifat substantif dibanding formalitas tapi tak dia 
mengerti. Kata Kartini, Jadi kami putuskanlah untuk tidak berpuasa dan 
melakukan hal-hal lain yang dahulu kami kerjakan tanpa berpikir, dan yang kami 
pikir sekarang ini tak dapat kami kerjakan. Gelap--kami merasa kegelapan--tak 
seorang pun mau menerangkan kepada kami apa yang kami tidak mengerti (Surat, 
15 Agustus 1902, kepada E.C. Abendanon).

Sikap seperti itu tak membuat Kartini meninggalkan agamanya. Bahkan proses 
pencarian ini semakin meneguhkan keyakinannya. Ia tetap menjadi Islam meski 
yang paling utama buat dia adalah kepercayaan pada Tuhan. Meski ia diperlakukan 
tidak adil karena posisinya sebagai perempuan, pandangan dia tentang Tuhan 
sangat positif. Kartini tak pernah menyalahkan Tuhan. Ia melakoninya sebagai 
sebuah takdir yang harus ia jalani dengan positif. 

Bagi Kartini, takdir itu bukan fatalisme atau penyerahan diri sehingga 
kehilangan kepercayaan diri: hanya pasrah dan menerima kondisi kita. Takdir 
menurut dia bisa mewujud menjadi suatu upaya dan usaha terus-menerus tentang 
tugas yang diberikan Tuhan untuk meningkatkan diri dan melakukan hal yang 
terbaik. Ia terus-menerus berproses dan mencari. Maka, tak mengherankan, meski 
dia dikungkung, pemikiran-pemikiran cerdas tetap keluar deras melalui 
tulisan-tulisan. Lewat pemahaman seperti ini, saya melihat, Tuhan di mata 
Kartini adalah kebajikan. Tuhan hidup dan hadir di dalam hati dan jiwa manusia. 

Seperti yang diulas dengan bagus oleh Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya 
Panggil Aku Kartini Saja, pandangan Kartini tentang Tuhan lebih banyak bersifat 
realistis dibanding metafisik. Kata Kartini, Tuhan kami adalah nurani, neraka 
dan surga kami adalah nurani kami. Dengan melakukan kejahatan, nurani kamilah 
yang menghukum kami; dengan melakukan kebajikan, nurani kami pulalah yang 
memberi kurnia.

Tentang Poligami

Dalam lingkungan kehidupan bangsawan Jawa, tempat Kartini hidup, praktek 
poligami merupakan hal yang lumrah. Kebiasaan dan adat istiadat yang hidup di 
kalangan masyarakat khususnya di kalangan priayi Jawa yang berkedudukan tinggi, 
memang menempatkan kedudukan perempuan tidak sama dengan kaum lelaki. Perempuan 
hanya berharga apabila ia dihubungkan dengan soal perkawinan. Dan 

[wanita-muslimah] Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan!

2008-04-19 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=40

Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan! 
Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu 
pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan 
adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan 
mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan 
menanam sekitar 2000 pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang 
diperlukan adalah sebesar 72 juta rupiah pertahun.

Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga 
tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green. Kami 
akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan melihat 
pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green.

Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No Rekening 
5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti transfer dapat di 
fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi 
bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di 021-8573388 ext. 114 dan 
021-91634308.

Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara GREEN 
TALK dan www.greenradio.fm. (Heru Hendratmoko)

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto

2008-04-16 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=39


Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto
Salam,
 Kami mengundang anda untuk menghadiri peluncuran buku puisi Nirwan Dewanto 
Jantung Lebah Ratu (Gramedia Pustaka Utama).
  
 Acaranya akan diselenggarakan pada hari Kamis, 17 April 2008, pukul 18.00 di 
Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi 9-15 Menteng, Jakarta Pusat.
  
 Di panggung akan tampil Melani Budianta dan Arianto Patunru untuk memberikan 
pidato-ulasan; dan Maya Hasan, Andi Alfian Mallarangeng, Linda Christanty, 
Sitok Srengenge, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Nirwan Dewanto untuk 
membacakan puisi dari Jantung Lebah Ratu.
  
 Kehadiran anda sangat kami harapkan. Konfirmasi kehadiran anda dengan 
menghubungi sdri Tata di 021-31909226.
  
 Terima kasih.
  
 Hormat kami,

Penyelenggara
   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto

2008-04-11 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=39
   
  Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto
 
  Salam,
   
  Kami mengundang anda untuk menghadiri peluncuran buku puisi Nirwan Dewanto 
Jantung Lebah Ratu (Gramedia Pustaka Utama).
   
  Acaranya akan diselenggarakan pada hari Kamis, 17 April 2008, pukul 18.00 di 
Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi 9-15 Menteng, Jakarta Pusat.
   
  Di panggung akan tampil Melani Budianta dan Arianto Patunru untuk memberikan 
pidato-ulasan; dan Maya Hasan, Andi Alfian Mallarangeng, Linda Christanty, 
Sitok Srengenge, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Nirwan Dewanto untuk 
membacakan puisi dari Jantung Lebah Ratu.
   
  Kehadiran anda sangat kami harapkan. Konfirmasi kehadiran anda dengan 
menghubungi sdri Tata di 021-31909226.
   
  Terima kasih.
   
  Hormat kami,

Penyelenggara
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kongkow Gus Dur tentang Kekerasan Tibet

2008-03-27 Terurut Topik MGR
Kongkow Gus Dur tentang Kekerasan Tibet


Kabar dari Tibet semakin memprihatinkan. Kekerasan dan pembunuhan dilakukan 
oleh militer China terhadap masyarkat sipil Tibet. Masalah ini akan diulas 
dalam Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H yang akan disiarkan dari Kedai Tempo, 
Komunitas Utan Kayu, Jl Utan Kayu No 68H Sabtu 29 Maret 2008, pukul 10.00-11.00 
WIB. Gus Dur akan ditemani Enrico Soekareno, Ketua Yayasan Atap Dunia. Acara 
ini juga akan memulai rangkaian aksi protes pada Pemerintah China yang ujungnya 
pada aksi protes di depan Kedutaan Besar China Senin 31 Maret pukul 13.00 di 
Mega Kuningan , Jakarta Selatan.

Silakan anda hadir, atau dengarkan melalui Green Radio 89.2 FM untuk di wilayah 
Jabodetabek. Acara ini juga disiarkan melalui jaringan-jaringan KBR68H di 
Nusantara.

Guntur
Host Kongkow Bareng Gus Dur


Ketika api obor olimpiade tiba di Beijing sebelum dibawa keliling dunia tgl  31 
Maret, seluruh dunia serentak melakukan aksi keprihatinan atas penderitaan  
rakyat di Tibet.
 
Silakan bergabung dengan aksi damai ini di Jakarta 31 Maret 2008.
 Selengkapnya lihat attachment, info dalam bahasa Indonesia dan  Inggris.
  
 Dukungan anda kami butuhkan untuk membebaskan rakyat Tibet dari penindasan  
rezim Beijing.
  
 FREE TIBET
 No Human Rights, No Olympics
  


   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Jurnal Perempuan: Demokrasi dan Hak-hak Seksual

2008-03-24 Terurut Topik MGR
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=agenda%7C-60%7CX
   
  Diskusi YJP bulan Maret  
   
  Demokrasi dan Hak-hak Seksual. 
   
  Diskusi ini ingin melanjutkan tema diskusi bulan lalu “Demokrasi ala 
Feminis”, demokrasi yang diharapkan terus menjadi percakapan publik dan 
mendengarkan suara dari setiap sudut. Demokrasi bukan hanya mengakui hak-hak 
mayoritas, namun juga kepedulian dan pengakuan terhadap minoritas. Demikian 
juga untuk hak-hak seksual sebagai pilihan yang diperjuangkan oleh LGBTIQ 
(Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex dan Queer). 

Bagaimana pandangan demokrasi—dari perspektif filsafat politik dan 
hukumnya—terhadap hak-hak seksual ini? Dan apakah aturan-aturan di negeri ini 
telah memberikan jaminan yang layak terhadap kelompok LGBTIQ. Ikuti diskusinya. 

Narasumber:
Rocky Gerung - Pengajar Filsafat di FIB-UI
Nursyahbani Katjasungkana - Anggota DPR 


  Waktu:
Kamis, 27 Maret 2008 pukul 15.00 - Selesai WIB 

Tempat:
Yayasan Jurnal Perempuan
Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 
Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 
Azizah 0818-064-88-463: [EMAIL PROTECTED]



   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Pemikiran Politik Alain Badiou

2008-03-24 Terurut Topik MGR
Undangan Diskusi


Freedom Institute mengundang Anda untuk menghadiri diskusi tentang “Pemikiran 
Politik Alain Badiou” dengan pembicara Bagus Takwin, Dosen Universitas 
Indonesia, dan Setyo Wibowo, Dosen STF Driyarkara Jakarta. Dengan moderator 
diskusi ini Goenawan Mohamad, filosof dan jurnalis senior.  

  Alain Badiou (lahir 1937, di Rabat, Moroko) adalah seorang filosof Prancis 
yang sekarang ini sedang menonjol. Bersama Giorgio Agamben and Slavoj Zizek, 
Badiou merupakan salah satu tokoh utama yang memelopori pemikiran 
anti-postmodern dalam filsafat kontinental. Berdasarkan teori-teori matematika, 
Badiou berusaha untuk mengartikulasikan kembali konsep-konsep seperti ada 
(being), kebenaran (truth), dan subyek (subject) dalam kerangka yang bukan 
pascamodern dan juga bukan sekadar pengulangan modernitas. 

  Diskusi akan diselenggarakan pada, 

  Hari/Tanggal : Kamis, 27 Maret 2008 
  Waktu  : 18.00 – Selesai (diawali makan malam) 
  Tempat : Kantor Freedom Institute 
Jl. Irian 08 Menteng Jakarta Selatan 

  Untuk konfirmasi kehadiran silahkan hubungi Tata di 021-31909226.
http://freedom-institute.org/id/index.php?page=indexid=383

  

Mohamad Guntur Romli
Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta
[EMAIL PROTECTED]
http://guntur.name/
   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Pembukaan Pameran di Galeri Lontar Utan Kayu

2008-02-26 Terurut Topik MGR
Salam
Mengundang anda dalam acara pembukaan pameran  karya-karya empat perupa  
kontemporer: Andy Dewantoro, Awan Parulian Simatupang, Okky Arfie, dan Redy 
Rahadian. Galeri Lontar Jl Utan Kayu 68H Rabu 27 Februari 2008 pukul 19.00

 
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=128
 Pembukaan: Rabu, 27 Februari 2008, 19:30 WIB.

  
27 Februari 2008 - 19 Maret 2008   
 RUANG DAN SUBYEK
 Pameran ini menampilkan karya-karya empat perupa  kontemporer: 
Andy Dewantoro, Awan Parulian Simatupang, Okky Arfie, dan Redy Rahadian. 
Masing-masing perupatelah menekuni  bidang  seni  lukis di samping  seni 
patung. Dalam banyak hal karya mereka mendapat pengaruh dari (sekaligus memberi 
pengaruh pada) perkembangan seni rupa  masa kini. Namun, di tengah hiruk pikuk 
karya-karya bermuatan komentar sosial yang mewarnai sebagian besar seni rupa 
kontemporer tanah air—terutama antara dasawarsa 1990-an dan 2000-an, 
karya-karya mereka  justru memperlihatkan gagasan visual yang lain, yaitu 
bertolak dari pembacaan secara intensif atas ruang dan subyek yang berada di 
dalamnya. Relasi timbal balik antara ruang dan subyek ini, telah menjadi idiom 
dalam karya mereka dalam rentang yang cukup panjang. 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Telah terbit, Jurnal Perempuan edisi Kearifan Lokal

2008-02-25 Terurut Topik MGR
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/pasar.php?mnu=1act=J-57%7CD  

Telah tebit, Jurnal Perempuan Edisi 57
  Menelusuri Kearifan Lokal
   
  Sengaja Jurnal Perempuan kali ini mengangkat korelasi antara budaya atau 
tradisi dan keberadaan perempuan dalam masyarakat. Tema ini kami namakan 
“kearifan lokal”. Tema ini populer sejak adanya kebijakan tentang otonomi 
daerah atau desentralisasi di Indonesia yang kemudian terepresentasi dengan 
lahirnya peraturan-peraturan daerah dan kebijakan-kebijakan yang menurut mereka 
berangkat dari falsafah lokal atau daerah. Alih-alih senang dengan 
desentralisasi yang dalam ekspektasi fase reformasi paska Orde Baru adalah 
perluasan tentang ide demokratisasi, yang terjadi adalah kearifan lokal yang 
simbolik, dan wujudnya menjadi kekerasan simbolik yang kemudian menjadi 
tindakan kekerasan yang fisik. Kearifan lokal yang terjadi menjadi 
diskriminatif, sama sekali tidak demokratis. Bila dihubungkan dengan kehidupan 
perempuan, simbol tentang kearifan lokal melalui peraturan daerah ini 
mengakibatkan perempuan terpenjara. Tema kearifan lokal ternyata seperti pisau 
bermata dua, kearifan
 lokal bila ia mendominasi perempuan, maka ia menjadi kebudayaan yang menindas 
perempuan. Atau sebaliknya, bila kearifan lokal sebagai kebudayaan bukanlah 
sebagai alat untuk dominasi, maka kearifan lokal membebaskan kaum perempuan. 
   
  Mariana Amiruddin, dari “Prolog” Jurnal Perempuan edisi Kearifan Lokal 
   
  TOPIK EMPU
   
  Peraturan Daerah dan Kearifan terhadap Perempuan
  Peraturan Daerah (Perda) yang tumbuh di Sumatera Barat berusaha menjunjung 
falsafah masyarakat itu, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, namun 
mengontrol dan mengekang perempuan. Perempuna dicitrakan (kembali) sebagai 
penggoda dan sumber maksiat sehingga harus ditutup rapat dan dilarang keluar 
rumah. Lantas, bagaimana Perda yang bisa arif pada perempuan?
  Sudarto, anggota Komnas HAM dari Sumatera Barat
   
  Perempuan Aceh terus Mencari Keadilan
  Tanah Aceh tidak pernah lepas dari bencana, dari konflik bersenjata, bencana 
alam Tsunami, kini fundamentalisme agama. Dan dari berbagai bencana itu, kaum 
perempuanlah yang banyak menanggung dampaknya. Tulisan ini mengulas perjalanan 
perempuan Aceh mencari keadilan di sepanjang konflik dan bencana tersebut. 
  Eko Bambang S. Pengelola Sekolah Demokrasi Indonesia   
   
  Pundak Perempuan Mentawai
  Perempuan Mentawai bangun lebih pagi dari ayam. Mereka memasak, menyiapkan 
makanan untuk anak dan suami. Sebelum berkubang dengan asap dan tungku, mereka 
harus ke hutan mencari kayu bakar. Meskipun beban berat yang banyak menumpuk di 
pundah perempuan, hak-hak perempuan Mentawai belum ditunaikan. Misalnya hak 
waris hanya dimiliki oleh laki-laki. Namun mereka terus menahan 
tumpukan-tumpukan beban itu yang ditimpakan tradisi yang tidak adil.
  Henny Irawati, bekerja di Yayasan Jurnal Perempuan 
   
  Sunda, Perempuan, dan Kearifan
  Sunda cenderung diidentifikasi dengan laki-laki. Etnik yang sebagian besar 
mendiami wilayah Jawa Barat ini biasa disebut “Ki Sunda”. Maka melihat 
“perempuan” dari perspektif kearifan Sunda, mungkin lebih banyak dipengaruhi 
perspektif laki-laki. Namun dalam beberapa kasus perempuan ditempatkan lebih 
utama dibanding laki-laki
  Teddy A.N. Muhtadin, pengurus Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) dan 
Pusat Studi Sunda (PSS)  
   
  Islam, Perempuan, dan Kearifan Lokal
  Hakikat Islam adalah “akumulasi dari serpihan-serpihan kearifan lokal”, ia 
adalah sebuah produk anyaman yang bahan bakunya berasal dari lingkungan 
kelahirannya. Terbuka dan tak pernah selesai adalah watak asli Islam, apabila 
saat ini Islam dijadikan perkakas untuk menggerus kearifan lokal, maka 
pandangan dan sikap jahiliyah ini bersumber dari kejahilan mereka memahami 
sejarah gerak-laju dan subtansi Islam. 
  Mohamad Guntur Romli, Manajer Program Yayasan Jurnal Perempuan
   
  Feminisme versus Kearifan Lokal
  Kearifan lokal (local wisdom) adalah sebuah tema humaniora yang diajukan 
untuk memulihkan peradaban dari krisis modernitas. Ia diunggulkan sebagai 
“pengetahun” yang “benar” berhadapan dengan standar “saintisme” modern. Namun 
“kearifan lokal” sering menjadi selimut ideologis praktik patriarki. Kearifan 
lokal bukan kebenaran esensial, melainkan diskursus yang terbuka untuk 
interpretasi bila terlihat kepalsuan-kepalsuan ideologis yang dikandungnya. 
  
  Rocky Gerung, dosen filsafat di Universitas Indonesia
   
   
  WAWANCARA
  Ahmad Suaedy, Direktur Eksekutif the Wahid Institute, “Kearifan Lokal Sumber 
Kekuatan Perempuan”
  Nia Syarifudin, Direktur Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, “Masih Ada 
Kearifan Lokal yang Membebaskan Perempuan”
   
   
  PEREMPUAN DAERAH
   
  Perlawanan Perempuan Sambas
  Para perempuan di Sambas bergerak menolak ekspansi perusahaan sawit yang 
mengakibatkan hilangnya mata-pencaharian masyarakat di sana.
  Eko Bambang S. Pengelola Sekolah Demokrasi Indonesia   
   
  Perempuan dalam 

[wanita-muslimah] Roadshow YJP di UI: Memahami Seksual Minoritas Perempuan

2008-02-25 Terurut Topik MGR
  Apa yang dimaksud “Seksual Minoritas”? 
  Siapakah mereka?
  Kita pun perlu memahami mereka, 
  bukan menghakimi mereka.
   
  IKASSLAV FIB Universitas Indonesia, Yayasan Jurnal Perempuan, dan didukung 
penuh oleh HIVOS, menyelenggarakan Roadshow kampus: 
   
  “Seksual Minoritas Perempuan: 
  Mengapa Perlu Dipahami?”
   
  Narasumber:
  BJD Gayatri  (Konsultan Bidang Pembangunan/AID Asistance)
  Masruchah  (Ketua Koalisi Perempuan Indonesia)
  Moderator: Dewi Setyarini ( Yayasan Jurnal Perempuan)
   
  Lobi Auditorium Gedung IX 
  Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  Jumat, 29 Februari 2008  pukul 13.00-17.00 WIB
   
  Mungkin kita sudah terlalu banyak mendengar masalah-masalah perempuan seperti 
kasus-kasus tenaga kerja perempuan, perdagangan perempuan atau trafficking, dan 
kekerasan dalam rumah tangga. Namun mungkin kita jarang mengulas nasib 
perempuan dalam seksual minoritas. Mungkin juga kita sudah mendengarnya malaui 
informasi yang tidak utuh. 
   
  Perempuan dalam seksualitas minoritas sangat rentan menerima perlakuan 
kekerasan. Permasalahan ini pun seakan-akan luput dari pandangan kita 
sehari-hari. 
   
  Perempuan yang berada dalam orientasi seksual minoritas adalah kaum lesbian. 
Selain itu, seksual minoritas juga mencakup kaum biseksual, gay, transeksual, 
dan waria. Mengenai kekerasan atau diskriminasi yang dialami oleh perempuan 
seksual minoritas, dapat dikatakan lebih memprihatinkan daripada kekerasan atau 
diskriminasi yang dialami oleh perempuan seksual mayoritas.
   
  Pada kasus sehari-hari, para perempuan ini sering mendapatkan perlakuan 
diskriminasi dalam berbagai hal. Misalnya, mereka sering mengalami diskriminasi 
dalam hal pekerjaan, berpendapat, dan berorganisasi (hak sipil, politik, 
ekonomi, sosial, dan budaya). Mereka pun pada akhirnya merasa termarjinalkan 
karena kekerasan dan diskriminasi. Jika dikaitkan dengan konteks kebudayaan, 
khususnya di Indonesia, hal tersebut terjadi karena mereka yang berada pada 
orientasi seksual minoritas kalah oleh nilai-nilai kebudayaan Timur yang 
berlaku di Indonesia. Pada akhirnya, mereka terpaksa tidak bisa menjadi diri 
mereka sendiri sehingga sulit bagi mereka untuk mengekspresikan diri dalam hal 
pekerjaan, sosial,  politik, ekonomi, dan budaya sebagai warga negara.
  
   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Adonis, Sang Penyair Politis

2008-02-24 Terurut Topik MGR
  Diskusi Komunitas Utan Kayu


Adonis, Sang Penyair Politis
   
  Adonis lahir dan besar di Syria, melanjutkan pendidikannya di Libanon yang 
menjadi bagian kawasan yang disebut “Timur Tengah”. Jamaknya kawasan ini 
dipandang hanya diidentikkan dengan satu tradisi: Islam. Oleh karena itu, St 
Sunardi Ketua Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, 
Yogyakarta yang menjadi narasumber dalam bedah buku Adonis “al-Tsabit wal 
Mutahawwil” 21/2 di Teater Utan Kayu memulai pemaparannya dengan memberikan 
klarifikasi tentang kawasan “Timur Tengah” itu. 
   
  Sunardi menyatakan bahwa Timur Tengah merupakan bagian besar sebuah kawasan 
“Mediterania” (Laut Tengah). Dan sepanjang sejarah, kawasan Mediterania ini 
tempat bertemunya budaya-budaya besar: Mesir Kuno, Yunani Kuno (Helenistik, 
khususnya sejak Iskandaria menjadi ibu kota), Romawi Kuno, Kristen (Koptik, 
Maronit, dsb), Islam dan Eropa.
   
  Pandangan seperti inilah yang seharusnya digunakan oleh siapa pun yang ingin 
menilai kawasan itu, dan menghindar praktik yang disebut oleh Sunardi 
“stereptipisasi ideologis”. Dan demikianlah konteks karya Adonis tersebut.
   
  Buku Adonis tersebut berikhtiar mencari proses pembakuan kebudayaan 
Arab-Islam pada aras politik, keagamaan, dan seni. Kencenderungan umum ini pun 
bisa dipahami, kawasan tersebut yang pernah lahir peradaban-peradaban besar, 
namun mengapa nasib yang terjadi saat ini justeru kemunduran? 
   
  Begitulah Adonis menghadirkan secara pararel dua kekuatan dalam sejarah 
kebudayaan Arab-Islam yang masing-masing berorientasi pada ittiba’ atau 
al-qadim (masa lalu, imitasi, status quo) dan ibda’ atau al-hadatsah (inovasi, 
modernitas, pembaharuan). Gerakan pembaharuan hakikatnya bagi Adonis juga 
merupakan dasar (ushul) yang terdapat dalam budaya Arab-Islam, namun dalam 
perjalanan sejarahnya kekuatan ini dikalahkan, dan dikubur oleh kekuatan yang 
pertama. Sehingga warisan yang sampai pada umat Arab-Islam saat ini hanyalah 
satu warisan saja, yakni warisan yang berorientasi pada masa lalu dan pro 
status quo. Untuk itu, Adonis mengajak untuk melakukan dekonstruksi (al-hadam) 
melalui proses internal budaya Arab-Islam sendiri, dengan menggantikan warisan 
yang regresif dengan warisan yang progresif. 
   
  Bagi Sunardi, buku Adonis ini dari sisi informasi historis, data dalam buku 
tersebutlah tidaklah baru, terutama bagi orang yang sudah terbiasa dengan 
sejarah Islam. Barangkali yang agak asing bagi pembaca di Indonesia adalah 
berbagai informasi menarik yang berkaitan dengan sastra yang bisa ditemukan 
dalam buku ini dan yang tidak diketahui orang kebanyakan.
   
  Lebih dari itu, keunikan buku ini terletak dari ulasan seorang Arab yang 
hidup di jaman modern namun mendapatkan masyarakat dan lingkungannya sedang 
terpuruk. Mengapa mentalitas orang Arab cenderung mandeg? Di mana bakat 
kreativitas Arab dikuburkan? Bukankan pada jaman modern justeru kreativitas 
yang dijunjung tinggi dan bukannya kemapanan? Bukankan “kreativitas itu modern 
dan modernitas itu kreatif”? 
   
  Namun bagi Sunardi, Adonis tidak bermaksud mengajak pembaca—khususnya 
orang-orang Arab—meromantisasi masa lalu (walaupun kadang-kadang ini tidak bisa 
dihindarkan). Dia benar-benar sedang mencari semacam conditions of possibility 
bagi budaya Arab yang kreatif. Adonis juga memberikan gambaran yang hiperbolik 
(juga tragis) tentang perjalanan sejarah peradaban Arab-Islam yang mengalami 
defenseless saat berhadapan dengan dunia modern. Singkatnya bagi Sunardi, karya 
Adonis tersebut menjadi semacam percakapan tentang the rise and fall of Arab 
creativity.
   www.utankayu.org


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 89.2 FM Green Radio: Selamatkan Jakarta dengan Bakau

2008-02-21 Terurut Topik MGR
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=38


89.2 FM Green Radio: Selamatkan Jakarta dengan Bakau
Sabtu 23 Februari 2008, Komunitas Utan Kayu, melalui Radio Utan 
Kayu akan mengadakan kegiatan tanam bakau sebanyak 200 bibit. Acara tersebut 
merupakan perayaan ulang tahun Radio Utan Kayu yang kedua. 

Lokasi penanaman pohon bakau akan berlangsung di Taman Wisata Alam Angke pada 
pukul 8 pagi. Sementara para peserta yang akan ikut serta menanam berkumpul 
bersama di komplek Komunitas Utan Kayu Jalan Utan Kayu No 68H Jakarta Timur 
pukul 7 pagi. Selain tanam bakau, acara tersebut akan diisi dengan soft 
launching nama baru Radio Utan Kayu menjadi 89,2 FM Green Radio, The Eco 
Lifestyle of Jakarta.

Kegiatan ini bertema “Selamatkan Jakarta dengan Bakau” bekerjasama dengan 
Jakarta Green Monster dan didukung oleh Perusahaan Listrik Negara, Kementrian 
Lingkungan Hidup, Departemen Kelautan dan Perikanan, XLcomindo, dan Bluescope 
Steel.
  
 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta, adalah metamorfosa dari 
Radio Utan Kayu. Alasan memilih nama baru sebagai Green Radio, menurut Nita 
Roshita Kepala Bagian Program 89.2 FM Green Radio, “kami ingin melayani publik 
Jakarta dengan memberi perhatian lebih pada upaya menyelamatkan manusia dan 
lingkungannya. Kami risau dengan banjir yang makin parah di ibu kota. Kami 
turut dalam kecemasan dunia, atas perubahan iklim dan pemanasan global.”
 
89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta menyediakan diri untuk 
menjawab kebutuhan masyarakat Jakarta untuk hidup yang lebih nyaman di 
lingkungan urban. Nyaman dalam kehidupan sosial, politik maupun dengan 
lingkungan yang semakin hijau. Radio ini akan aktif untuk memajukan gerakan 
hijau, pemberdayaan dan toleransi dalam semua aspek kehidupan.
  
 Kontak 
 Nita Roshita
 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta
 Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi YJP: Demokrasi ala Feminis, Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono

2008-02-21 Terurut Topik MGR
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=agenda%7C-58%7CX

UNDANGAN

  Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan

  Demokrasi ala Feminis

  Pembicara: Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono
   Moderator: Dewi Setyarini
  

  Jumat, 22 Februari 2008
  Pukul 15.00-17.00  WIB
  Yayasan Jurnal Perempuan
  Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
  Telp 021. 8370-2005  

  Demokrasi di Indonesia adalah peluang bagi setiap pihak untuk menyalurkan 
aspirasinya. Tak terkecuali bagi mereka yang memanfaatkan prosedur demokrasi 
yang pada akhirnya beriktikad membunuh demokrasi. Seperti munculnya Perda-perda 
dan undang-undang yang diskriminatif, khususnya terhadap perempuan, yang 
mayoritas berbasis syariat. 

Sedangkan demokrasi di negeri ini baru dimaknai sebagai penguasaan dan 
kemenangan terhadap prosedur demokrasi yang juga dihitung sebagai target dari 
tercapainya proses demokratisasi. Melalui penguasaan dan kemenangan itu segala 
bentuk peraturan yang diskriminatif seolah-olah lahir dari rahim demokrasi. Tak 
ada riwayat bagi kelompok minoritas yang tidak mungkin bisa menang dalam 
“demokrasi yang maskulin” macam ini: yang lebih mementingkan kemenangan dan 
menciptakan konsituen sebanyak-banyaknya dan sekuat-kuatnya. 

Sedangkan para feminis memandang demokrasi adalah peluang bagi terciptanya 
kepedulian, tolak-ukur demokrasi bukanlah kemenangan dan penguasaan, namun 
tercapainya tatanan masyarakat yang bebas dari diskriminasi, kesetaraan (tak 
ada yang mayoritas dan minoritas) dan pengakuan terhadap keragaman. 

Untuk bahasan lebih lanjut tentang tema ini, ikuti diskusi Yayasan Jurnal 
Perempuan yang menghadirkan pembicara: Gadis Arivia (Pendiri Yayasan Jurnal 
Perempuan), Musdah Muliah (Ketua Umum ICRP) dan Nur Iman Subono (Pendiri 
Yayasan Jurnal Perempuan, Pemimpin Redaksi Jurnal Demokrasi Sosial)

  Untuk informasi lebih lanjut kontak:
  Nur Azizah
  0818-064-884-63
  e-mail: [EMAIL PROTECTED]

  Diskusi ini tidak memungut biaya sedikit pun, selain datang untuk diskusi 
anda bisa juga mendapatkan terbitan Yayasan Jurnal Perempuan: jurnal, buku, 
kliping tentang isu perempuan (dari tahun 1996), video, kaset untuk program 
radio jurnal perempuan, dll



   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi TUK: Yang Tetap Yang Berubah dalam Budaya Arab-Islam

2008-02-20 Terurut Topik MGR
Salam

Komunitas Utan Kayu mengundang anda dalam diskusi bulan Pebruari yang akan 
membedah buku al-Tsabit wal Mutahawwil karya penyair kelahiran Syria: Adonis 
(Ali Ahmad Said). Adonis lebih dikenal sebagai penyair, yang konon struktur 
bahasa dan makna dari puisi-puisinya ingin menyaingi Al-Quran. Adonis juga 
dituding murtad, berikut saya terjemahkan satu puisi Adonis yang sangat 
terkenal dan menjadi biang pemurtadan.

  Adonis
   
  Bahasa Dosa (Lughatul Khati'ah)
  
 Aku bakar seluruh warisanku
  kukatakan: bumiku 
  masih perawan, tak ada makam di masa mudaku
 aku melintas di atas Allah dan setan
 jalurku lebih jauh dari jalur
 tuhan dan setan
  ...
Aku menyebrang melalui kitabku
 beriringan dengan badai yang terang benderang
 beriringan dengan badai yang hijau kemilau
 
Aku berseru: tak ada lagi Sorga, tak ada Kejatuhan setelahku
 kuhapus bahasa dosa 
 
 
  Terjemahan: Mohamad Guntur Romli
  Silakan hadir dan nikmati diskusi ini

http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=130
   Kamis, 21 Februari 2008, 19:00 WIB
   Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM
   Narasumber: St. Sunardi.
 
Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM
 Adonis (Ali Ahmad Said), sastrawan Arab termasyhur saat ini, 
memiliki sebuah karya ilmiah yang monumental: al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang 
Tetap dan yang Berubah). Dalam buku yang terdiri dari empat jilid ini—LKiS 
Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi Sejarah 
Pemikiran Arab-Islam—Adonis menyajikan pembacaan yang sangat luas tentang 
pertarungan dua kubu di medan sastra, pemikiran, politik, dan budaya 
Arab-Islam. 

Kubu pertama adalah mereka yang ingin menguatkan kemapanan dengan berlindung di 
balik kekudusan dan kekuasaan teks agama untuk memaksakan satu versi tafsir 
yang sahih. Kubu kedua bergairah melakukan perubahan dengan menjadikan teks 
agama sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaruan dan penyesuaian, 
atau tak lagi menganggap teks agama sebagai sumber pengetahuan karena telah 
menggunakan akal sebagai landasan. Kubu pertama menggunakan kekuasaan politik 
(khilâfah) dan agama (sunnah, fiqh) untuk menihilkan capaian-capaian 
kreativitas (ibdâ), dengan menjadikan sastra sebagai perkakas bagi kekuasaan 
dan agama. Teks adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan; dan kedudukan sastra 
hanya sebagai hamba bagi agama, bukan agen kebebasan untuk mencipta. 

Sepanjang sejarah Islam, kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas yang 
menindas kubu perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak, sekaligus sastrawan 
yang mengidamkan capaian daya cipta, Adonis melakukan perlawanan dan 
pembongkaran terhadap kubu kemapanan. 

Walhasil, buku yang semula merupakan disertasi Adonis di Universitas St Joseph 
Beirut, Lebanon, ini kerap dituding sebagai karya seorang atheis khas 
Timur—bukan tidak mengakui adanya Tuhan seperti di Barat, tapi tidak meyakini 
nabi dan agama. Diskusi ini akan menghadirkan narasumber St. Sunardi, Ketua 
Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang 
meraih gelar doktor dengan disertasi tentang novel-novel Naguib Mahfouz.

Diskusi ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No 68H 
Jakarta, dan tidak dipungut biaya sedikit pun.
===
Catatan Pinggir

Adonis
Seorang eksil adalah seorang yang ditundung. Ia hidup di luar negerinya 
sendiri, terusir, seperti puluhan orang Indonesia yang tak bisa pulang setelah 
1965 karena paspor mereka dicabut tanpa dipastikan apa alasannya. Seorang 
tundungan pada dasarnya hidup dalam perpindahan yang belum sampai ke mana pun 
juga: di dalam dirinya tersemat sebuah negeri yang tak terlupakan namun harus 
ditinggalkan, sementara itu ia menemukan sebuah negeri lain yang kini jadi 
alamat tinggal namun bukan sebuah tempat pulang.
 Tak mengherankan bila ada yang retak di situ. Seperti ditulis dalam puisi 
Adonis, yang mengambil kiasan tokoh epos Yunani kuno, Odiseus, pendekar perang 
yang pulang dari Troya dan menempuh wilayah-wilayah yang ganjil dan mengancam:
 Namaku Odiseus
 datang dari negeri tanpa batas
 dipanggul orang ramai.
 Aku sesat di sini, sesat di sana
 dengan sajakku
 Dan kini aku di sini, cemas dan jadi alum
 tak tahu bagaimana tinggal
 tak tahu bagaimana pulang
 Adonis adalah Ali Ahmad Said, sastrawan yang lahir pada tahun 1930 di 
Al-Qassabin, dekat kota Lakasia, Suriah. Meskipun ia baru bersekolah ketika 
berumur 12, anak seorang petani yang juga imam masjid ini sudah belajar menulis 
dan membaca dari seorang guru desa. Pada 1944 ia masuk sebuah sekolah Prancis 
di kota Tartus dan lulus pada 1950.
 Di masa muda itu kegelisahannya sudah kelihatan: ia menerbitkan kumpulan sajak 
pertamanya dan ia dipenjara karena pandangan politiknya. Pada 1956 ia 
meninggalkan tanahairnya dan pindah ke Lebanon bersama istrinya. Sampai lebih 
20 tahun ia tinggal dan jadi warga negara di tanah jiran itu, sampai perang 
saudara 

[wanita-muslimah] Pertunjukan di TUK: Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru)

2008-02-19 Terurut Topik MGR
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=129
Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru)
Rabu, 20 Februari 2008, 20:00 WIB
   Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru)
   THE NEW MINIMALISM (karya Slamet Abdul Sjukur, Michael Asmara, Sinta 
Wullur, Luca Vanneschi, Alfredo Votta Jr, Garreth Farr, dll).
 
Dalam resitalnya kali ini, pianis Ross Carey akan membawakan sebelas nomor 
untuk piano tunggal bercorak minimalis karya sepuluh komponis dari sejumlah 
penjuru dunia. Karya-karya itu antara lain: Zomer (Kate Moore, Australia, 
2006); Love Songs (Garreth Farr, Selandia Baru, 2001); Meditations (Alfredo 
Votta Jr, Brazil, 1999); Per Piano Forte (Luca Vanneschi, Italia, 1996); Idiot 
Sorrow (James Rolfe, Kanada, 1990). Karya dua komponis Indonesia kontemporer, 
Slamet Abdul Sjukur (Svara, 1979) dan Michael Asmara (The River, 1986) juga 
akan mengisi program, bersama karya mutakhir komponis asal Indonesia yang kini 
bermukim di Belanda, Sinta Wullur (Aqua Piano, 2007). Ross Carey melakukan 
studi piano dan komposisi di Victoria University, Wellington, dan Elisabeth 
University of Music, Hiroshima. Sejak 1994 ia berkarir sebagai pianis dan 
komponis di Selandia Baru, Australia, dan Kanada. Pada tahun 2000 ia menjadi 
Mozart Fellow di Otago University, Dunedin, Selandia Baru; dan di tahun
 2005 ia menjadi komponis tamu bagi International Society for Contemporary 
Music (ISCM) di Visby International Centre for Composer, Swedia. Ia pernah juga 
mempelajari seni musik tradisional Jawa di Yogyakarta. Saat ini ia tengah 
mendalami musik klasik Hindustani, dengan perhatian utama pada instrumen 
harmonium.
Pertunjukan ini digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta, 
dan tidak dipungut biaya sedikit pun. 


 

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi: Pengaruh Presiden Baru AS terhadap Kebijakan Luar Negerinya termasuk Indonesia

2008-02-18 Terurut Topik MGR
Dengan hormat,

  Pemilihan Presiden di Amerika Serikat terus berkembang semakin seru. Para 
bakal calon presiden dari kedua partai terbesar negeri adikuasa itu, Partai 
Demokrat dan Partai Republik, telah berkampanye tentang berbagai soal dan 
tawaran kebijakan, dalam dan luar negeri. 

  Tampaknya, baik dari kaukus partai maupun  pemilihan awal, siapa calon yang 
bakal bertanding November nanti sudah semakin jelas (Hillary Clinton atau 
Barack Obama dari Partai Demokrat, melawan John McCain atau Mike Huckabee dari 
Partai Republik). Bagaimana pengaruh presiden baru AS nanti terhadap kebijakan 
luar negeri AS adalah salah satu topik diskusi yang menarik. 

  Untuk itu, Freedom Institute mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam 
diskusi bersama pembicara tamu kami, Dr. Michael Hannahan*), Direktur 
University of Massachusetts Civic Initiative, pada: 

  Hari  : Rabu, 20 Februari 2008
  Jam  : 14.00 – selesai
  Tempat : Kantor Freedom Institute
   Jalan Irian No. 8, Menteng, Jakarta  

  Untuk konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Sdri. Tata di nomor telepon 
319-09226 dan email [EMAIL PROTECTED] 
Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. 


  Hormat kami,



  Dr. Rizal Mallarangeng
  Direktur Eksekutif


  *) Dr. Hannahan mengajar di University of Massachusetts untuk mata kuliah 
Pemikiran Politik Amerika, Pendanaan Kampanye, dan Kampanye Politik Modern. Dia 
banyak meneliti tentang pengaruh kampanye melalui direct mail dan telepon. Dia 
pernah bekerja untuk beberapa partai politik, menjadi manajer kampanye, 
konsultan politik, serta menjadi penasihat senior bagi seorang gubernur di 
Massachusetts.

   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Diskusi TUK: Pertarungan Kemapanan dan Perubahan dalam Budaya Arab-Islam

2008-02-18 Terurut Topik MGR
   Salam
Silakan bagi anda yang tertarik pada tema diskusi ini bisa hadir. Diskusi 
Komunitas Utan Kayu bulan ini tentang buku Adonis al-Tsabit wal Mutahawwil 
(Yang Tetap dan Yang Berubah).
Mohamad Guntur Romli

Penanggungjawab Diskusi Komunitas Utan Kayu.


http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=130

Kamis, 21 Februari 2008, 19:00 WIB
   Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM
   Narasumber: St. Sunardi.
 
Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM
 Adonis (Ali Ahmad Said), sastrawan Arab termasyhur saat ini, 
memiliki sebuah karya ilmiah yang monumental: al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang 
Tetap dan yang Berubah). Dalam buku yang terdiri dari empat jilid ini—LKiS 
Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi Sejarah 
Pemikiran Arab-Islam—Adonis menyajikan pembacaan yang sangat luas tentang 
pertarungan dua kubu di medan sastra, pemikiran, politik, dan budaya 
Arab-Islam. Kubu pertama adalah mereka yang ingin menguatkan kemapanan dengan 
berlindung di balik kekudusan dan kekuasaan teks agama untuk memaksakan satu 
versi tafsir yang sahih. Kubu kedua bergairah melakukan perubahan dengan 
menjadikan teks agama sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaruan 
dan penyesuaian, atau tak lagi menganggap teks agama sebagai sumber pengetahuan 
karena telah menggunakan akal sebagai landasan. Kubu pertama menggunakan 
kekuasaan politik (khilâfah) dan agama (sunnah, fiqh) untuk menihilkan
 capaian-capaian kreativitas (ibdâ), dengan menjadikan sastra sebagai perkakas 
bagi kekuasaan dan agama. Teks adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan; dan 
kedudukan sastra hanya sebagai hamba bagi agama, bukan agen kebebasan untuk 
mencipta. Sepanjang sejarah Islam, kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas 
yang menindas kubu perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak, sekaligus 
sastrawan yang mengidamkan capaian daya cipta, Adonis melakukan perlawanan dan 
pembongkaran terhadap kubu kemapanan. Walhasil, buku yang semula merupakan 
disertasi Adonis di Universitas St Joseph Beirut, Lebanon, ini kerap dituding 
sebagai karya seorang atheis khas Timur—bukan tidak mengakui adanya Tuhan 
seperti di Barat, tapi tidak meyakini nabi dan agama. Diskusi ini akan 
menghadirkan narasumber St. Sunardi, Ketua Program Ilmu Religi dan Budaya 
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang meraih gelar doktor dengan 
disertasi tentang novel-novel Naguib Mahfouz. 

Diskusi ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta. 
Diskusi ini cuma-cuma.






Mohamad Guntur Romli
Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta
[EMAIL PROTECTED]
http://guntur.name/
   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi YJP: Demokrasi A la Feminis

2008-02-17 Terurut Topik MGR
  UNDANGAN
   
  Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
   
  Demokrasi A la Feminis
   
  Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono
   
  Jumat, 22 Februari 2008
  Pukul 15.00-17.00 WIB
  Yayasan Jurnal Perempuan
  Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
  Telp 021. 8370-2005  
   
  Demokrasi di Indonesia adalah peluang bagi setiap pihak untuk menyalurkan 
aspirasinya. Tak terkecuali bagi mereka yang memanfaatkan prosedur demokrasi 
yang pada akhirnya beriktikad membunuh demokrasi. Seperti munculnya Perda-perda 
dan undang-undang yang diskriminatif, khususnya terhadap perempuan, yang 
mayoritas berbasis syariat. Sedangkan demokrasi di negri baru dimaknai sebagai 
penguasaan dan kemenangan terhadap prosedur demokrasi yang juga dihitung 
sebagai target dari tercapainya proses demokratisasi. Melalui penguasaan dan 
kemenangan itu segala bentuk peraturan yang diskriminatif seolah-olah lahir 
dari rahim demokrasi. Tak ada riwayat bagi kelompok minoritas yang tidak 
mungkin bisa menang dalam “demokrasi yang maskulin” macam ini: yang lebih 
mementingkan kemenangan dan menciptakan konsituen sebanyak-banyaknya dan 
sekuat-kuatnya. Sedangkan para feminis memandang demokrasi adalah peluang bagi 
terciptanya kepedulian, tolak-ukur demokrasi bukanlah kemenangan dan
 penguasaan, namun tercapainya tatanan masyarakat yang bebas dari diskriminasi, 
kesetaraan (tak ada yang mayoritas dan minoritas) dan pengakuan terhadap 
keragaman. Untuk bahasan lebih lanjut tentang tema ini, ikuti diskusi Yayasan 
Jurnal Perempuan yang menghadirkan pembicara: Gadis Arivia (Pendiri Yayasan 
Jurnal Perempuan), Musdah Muliah (Ketua Umum ICRP) dan Nur Iman Subono (Pendiri 
Yayasan Jurnal Perempuan, Pemimpin Redaksi Jurnal Demokrasi Sosial)

  Untuk informasi lebih lanjut kontak:
  Nur Azizah
  0818-064-884-63
  e-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
  Diskusi ini tidak memungut biaya sedikit pun, selain datang untuk diskusi 
anda bisa juga mendapatkan terbitan Yayasan Jurnal Perempuan: jurnal, buku, 
kliping tentang isu perempuan (dari tahun 1996), video, kaset untuk program 
radio jurnal perempuan, dll
   
  
   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Diskusi YJP: Perempuan Versus Soeharto

2008-02-05 Terurut Topik MGR
  Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
  Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB
  Pasaraya Book Fair 2008 
  Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya  Blok M, Jakarta Selatan
   
  Perempuan Versus Soeharto
   
  Pembicara:
  Asvi Warman Adam (Sejarahwan)
  Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan)
  Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98)
   
  Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan)
   
  Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap 
gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya 
eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan 
setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima 
stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep 
dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias 
“teman belakang” adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah 
posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan 
kaum aktivis perempuan. 
 
 Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, 
diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga 
tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas 
yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan 
yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, 
neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut).
   
  Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 “Kami Punya 
Sejarah”. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: “Pasaraya 
Book Fair 2008”. 
   
  Untuk informasi lebih lanjut kontak:
  Nur Azizah
  0818-064-884-63
  e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  Yayasan Jurnal Perempuan
  Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 
  Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 
  e-mail : [EMAIL PROTECTED]
  
   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Buruh Perempuan Indonesia Disiksa di Jerman

2008-02-01 Terurut Topik MGR
Jumat, 1 Februari 2008 
 Buruh  Migran  
Hasniati Disiksa Diplomat  Yaman di Berlin 
 Jurnalis Kontributor: Dewi Candraningrum 
 Jurnalperempuan.com-Jerman.Hasniati,  demikian nama samaran buruh migran 
perempuan asal Flores, telah disiksa dan  tidak dibayar gajinya selama empat 
tahun oleh seorang Diplomat Yaman yang sedang  bertugas di Berlin. Perlakuannya 
yang parah telah menyebabkan Hasniati menderita  sakit TBC dan dirawat di Rumah 
Sakit. “Hasniati yang berusia 30 tahun hanya  berbobot 30 kg dan kurus kering” 
demikian laporan Nivedita Prasad dari “Ban  Ying”, sebuah LSM “Rumah 
Perempuan,” Thailand, yang membantu buruh migran di  Jerman, dalam wawancaranya 
dengan BBC Siaran Indonesia. 

baca berita lengkapnya di:
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-946%7CX
 



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Berdiskusi di Milis Jurnal Perempuan

2008-01-29 Terurut Topik MGR
Salam,

Moderator Yth

Numpang promosi ya..

Undangan Berdiskusi di Milis jurnalperempuan

Salam,

Milis [EMAIL PROTECTED] mengundang anda untuk bergabung. Milis ini merupakan 
tempat
pertukaran ide dan informasi bagi para aktivis, pemerhati, peneliti, dan 
pembela hak-hak perempuan.
Juga segala informasi yang berhubungan dengan kegiatan serta aktivitas yang 
dilakukan Yayasan Jurnal
Perempuan.

Bagi anda yang tertaik silakan klik:

http://groups.yahoo.com/group/jurnalperempuan/join

atau anda bisa mengirim email kosong ke 

[EMAIL PROTECTED]


Salam

Moderator


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle

2008-01-27 Terurut Topik MGR
http://freedom-institute.org/id/index.php


Undangan Peluncuran Buku  
  Dari Columbus untuk Indonesia 
  70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat 


  Dengan Hormat,
 
 Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia Pustaka 
(KPG)  mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari Columbus untuk 
Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat.  Acara ini 
dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill Liddle yang ke 70. 

  Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan sahabat Bill 
Liddle seperti Muhtar Mas’oed, Makarim Wibisono, Rizal Mallarangeng, Saiful 
Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan Mohamad dan lainnya. Profesor 
Bill Liddle dikenal sebagai seorang Indonesianis dari Ohio State University 
(OSU) Columbus Amerika Serikat yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan 
menulis tentang Politik Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang. 
 
 Acara akan diadakan pada:
 Hari  : Senin, 28 Januari 2008
 Jam  : 18.00 – sampai selesai
 Tempat : Museum Nasional 
Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat

  Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon 
021-31909226/7.
 
 Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. 
 
 
 Hormat kami, 
 
 
 
  Rizal Mallarangeng
 Direktur Eksekutif
   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle

2008-01-24 Terurut Topik MGR
  http://freedom-institute.org/id/index.php


Undangan Peluncuran Buku  
  Dari Columbus untuk Indonesia 
  70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat 
   
   
  Dengan Hormat,
 
 Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia Pustaka 
(KPG)  mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari Columbus untuk 
Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat. Acara ini 
dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill Liddle yang ke 70. 
   
  Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan sahabat Bill 
Liddle seperti Muhtar Mas’oed, Makarim Wibisono, Rizal Mallarangeng, Saiful 
Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan Mohamad dan lainnya. Profesor 
Bill Liddle dikenal sebagai seorang Indonesianis dari Ohio State University 
(OSU) Columbus Amerika Serikat yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan 
menulis tentang Politik Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang. 
 
 Acara akan diadakan pada:
 Hari  : Senin, 28 Januari 2008
 Jam  : 18.00 – sampai selesai
 Tempat : Museum Nasional 
Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat
   
  Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon 
021-31909226/7.
 
 Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. 
 
 
 Hormat kami, 
 
 
 
 Rizal Mallarangeng
 Direktur Eksekutif
   
  
   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Makalah Pak Chodjim tentang Siti Jenar

2007-05-31 Terurut Topik -MGR-
Salam,

Pak Chodjim pada hari Selasa 15 Mei lalu berbicara tentang ajaran
Syekh Siti Jenar di Komunitas Utan Kayu. Bagi Anda yang tertarik
membaca makalahnya silakan klik:

http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=7

Selamat membaca

-GuN-



[wanita-muslimah] Diskusi Syekh Siti Jenar Hari ini

2007-05-15 Terurut Topik -MGR-
Salam,

Hanya ingin mengingatkan, diskusi Syekh Siti Jenar dilaksanakan hari
ini Selasa 15 Mei. Penerbit Serambi akan membagikan buku dan souvenir  

Terima kasih

-Guntur-

Selasa, 15 Mei 2007, 19:00 WIB
Diskusi SITI JENAR: PERTARUNGAN AJARAN DAN KEKUASAAN
Narasumber: Agus Sunyoto  Achmad Chodjim.

Siti Jenar selama ini dikenal lebih banyak sebagai legenda, bukan
tokoh sejarah. Sekian babad, serat, kitab, dan buku tentang Siti Jenar
memiliki versi sendiri-sendiri mengenai sosok, ajaran, hingga akhir
hayatnya yang tragis. Konon, ia dihukum pancung, karena menyebarkan
ajaran yang dianggap menyimpang, atau ia juga seorang pemimpin sebuah
gerakan yang mengancam kekuasaan. Sebagai tokoh sufi, ia adalah
Al-Hallaj-nya tanah Jawa—karena kematiannya persis seperti tokoh sufi
Al-Hallaj yang dieksekusi di Baghdad akibat tuduhan menebarkan ajaran
sesat. Namun, ada yang memahami Siti Jenar sebagai tumbal dalam
pertarungan Islam Jawa yang dibelanya, dengan Islam Arab yang
dikehendaki Dewan Wali. Siti Jenar tetap mewariskan kontroversi
hingga kini. Agus Sunyoto, penulis buku Syaikh Siti Jenar (LKiS)
sebanyak tujuh jilid, melalui 300 naskah kuno, mencoba menelusuri
perjalanan ruhani, perjuangan, ajaran, konflik dan penyimpangan ajaran
Siti Jenar. Sedangkan Achmad Codjim, penulis buku laris Syekh Siti
Jenar: Makna Kematian (Serambi), menyuguhkan sosok Siti Jenar yang
lihai dalam meramu pandangan sufistik Islam dengan mistik Jawa. 



[wanita-muslimah] Re: Nabi Muhammad ternyata tidak buta!

2007-05-10 Terurut Topik -MGR-
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Butir 2 itu penafsiran Syekh Al-Maqdisi saja yang didukung oleh H.
 Nas(a)ruddin Umar. Saya taruh a di antara tanda kurung, berhubung
itu bukan
 Sin tetapi Shad dan itu tidak difathah melainkan disukun. 

Kalau mengikuti kaidah bahasa Arab, nama Anda juga seharusnya Nur
Abdirrahman, bukan Nur Abdurrahman. Dal-nya harus majrur (kasrah),
bukan marfu' (dlammah).

-GuN-
  



[wanita-muslimah] Fwd: Tanggapan Artikel di swaramuslim

2006-05-21 Terurut Topik -MGR-



--- In kmnu2000@yahoogroups.com, Muammar Syaubari [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

ini adalah tanggapan saya atas artikel Armansyah dan
Hartono A.Jaiz di situs www.swaramuslim.com perihal
pernyataan Gusdur di kantor JIL (Al-qur'an itu kitab
paling porno)dan ini sudah dikirim langsung ke alamat
email saudara Armansyah.. 

Yth. Saudara Armansyah.

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu

Saya membaca artikel saudara dan Hartono A Jaiz yang
sudah tidak populer lagi, Yang saya tahu dari seorang
Hartono A Jaiz adalah penulis bukuGolongan dan Paham
sesat di Indonesia disana ia mengkafirkan lusinan
orang diantaranya :Gusdur, Cak Nur, JIL, Ahmadiyah dan
semisalnya. anda kayaknya harus kembali mempelajari
yang namanya Ilmu manthik dan Balaghah, jadi saya
maklumi saudara berpendapat seperti itu, menyingkapi
pendapat orang lain dengan arogan dan masih perlu
membaca metodologi mengkritisi pendapat orang lain, 

Mungkin ahli antropogi kaget sangat bila mengetahui
kejauhan kiayi Jatim
dengan Gusdur, saya tidak kaget bila saudara yang
mungkin tidak mengenal khazanah kitab-kitab kuning
sama sekali begitu sengit dengan neomodernismenya
Gusdur, kiayi Nu yang dulu sangat dekat dengan beliau
kini juga ikut bingung melihat manajemen konflik yang
dikemudikan Gusdur melalui jurus kontroversi
pernyataannya.
Saya tidak mendukung pendapat Gusdur yang anda
kritisi, karena saya tahu beliau bukanlah malaikat,
bukan juga manusia yang tak pernah salah atau ma'shum
tidak.. beliau manusia biasa yang banyak juga
kekurangannya seperti kita, tapi saya terus terang 
sangat tidak setuju dengan cara anda mengkritisi,
disana anda mengatakan anda ini Muslim atau bukan
sih, saya malah khawatir bila ada orang mengatakan
kafir pada orang muslim akan terjaring dalam hadits
Nabi  Barang siapa yang mengkafirkan orang islam maka
dirinya sendiri yang kafir, =dalam arti murtad
ucapan, solusinya harus membaca 2 syahadat= (ini
dijelaskan salafusshalih, bukan oleh penulis buku
kemarin sore), saya tidak begitu simpati dengan laju
Jaringan Islam Liberal itu, tapi saya juga sangat
tidak setuju dengan segelintir orang yang melaknati
mereka dengan sebutan Jaringan Iblis Laknatullah.
Memangnya surga, neraka, ampunan dan laknat dia miliki
merampas prerogatif Allah.
Cobalah kita jernih dalam menanggapi pendapat orang
lain, obyektif. Gusdur bukannya bodoh dengan menutup
aurat adalah kewajiban, justru Gusdur lebih tahu dari
anda, beliau pernah mengaji Kitab Fathal Wahhab
(Fiqh), mungkin nama kitab ini baru anda dengar
bukan?…Gusdur lebih mengerti Al-qur'an (hampir seluruh
tafsir pernah beliau baca) daripada orang yang mungkin
hanya mengenal ayat :
1.Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang kafir. -Qs. al-Ma'idah 5:44
2.Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim. -Qs. al-Ma'idah 5:45
3.Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang fasik. -Qs. al-Ma'idah 5:47
4.Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka
itulah orang-orang yang melampaui batas. -Qs.
al-Mu'minuun 23:7
Yang anda dapat dari buku-buku susunan orang-orang
yang baru bisa baca tulisan Arab barang kali, cobalah
teliti Asbabun Annuzulnya, saya juga sebenarnya
bingung di Indonesia ini, saya tahu kalangan pesantren
Nu yang memiliki kekayaan ilmiyah dalam kitab kuning
peninggalan orang-orang salaf (mulai tafsir, hadits,
musthalahul hadits, asbabun nuzul, fiqh, tauhid, ushul
fiqh, balaghah, mantiq, tasawwuf, qaidah fiqh, tarikh
fiqh, hikmah tasyri' dan masih banyak lagi
disiplin-disiplin ilmu islam lain dipelajari disana),
tapi hingga kini tak ada yang berani Ijtihad padahal
di kalangan Pesantren Nu banyak kiayi yang memiliki
kemampuan ke arah situ, tapi diluar NU, banyak yang
tidak tahu bahkan tidak kenal dengan khazanah kitab
kuning tiap hari ngomongnya mengajak Ijtihad terus,
kacaunya disitu itu, padahal kalau dilihat orangnya ya
Allah ilmunya sangat minim sekali. Demikian pula
dengan menegakkan syari'at Islam, justru yang ngotot
itu La Jahil Walaa `Alim. (Ini wacana ilmiyah kan?,
jadi maaf jika dianggap tidak santun, dulu Ulama dulu
mengatakan bodoh kepada lawan debatnya yang keliru itu
biasa, karena menggugah keilmiahan).
Kayaknya Kita perlu kembali mengulang pelajaran
metaforsis yang diajarkan mulai SMP hingga perguruan
tinggi. Agar kita tidak gegabah menangkap orang yang
tidak bersalah.
Kita dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang namanya
manusia memang tugasnya adalah agar kita bersikap
kritis, membangun, inovatif dan kreatif. manusia
sebagai khalifah. Dalam Quran dikatakan, Wa liya`lama
alladzîna ûtû al-`ilma annahû al- haqqu min rabbik, fa
yu'minû bih, fatukhbita lahû qulûbuhum wa inna lahâ
lahâdi al- alladzîna âmanû illâ shirâthin mustaqîm.
Untuk mencari kebenaran pertama harus memakai ilmu
pengetahuan, objektif. Oleh karena itu, ketika orang
Arab tidak ngerti nubuwwah, tidak ngerti 

[wanita-muslimah] Re: Bahasa Arab.- Jadikan sebagai Bahasa Internasional

2006-05-10 Terurut Topik -MGR-



kaifa halukum
ana uhibbu supermie hehehe

-gun-

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yasuaki_kurata05
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Sarinesia,
 
 Usulan Mas Jano ko itu menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa 
 internasional, bukan bahasa nasional. Jadi, ya tidak akan ada bunuh-
 bunuhan. Boleh saja dong, orang beraspirasi. Cuma, kalau aspirasi 
 terlalu jauh dari realita, jadinya khayalan.
 
 Kalau mau jadi bahasa ilmu pengetahuan, pengguna bahasa itu harus 
 dari kalangan yang terdepan dalam ilmu pengetahuan. Monggo Mas Jan, 
 jadikan dulu penutur bahasa Arab menjadi pionir dalam iptek.
 
 Salam
 Yas
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ 
 wrote:
 
   
   Jano ko curhat =
   
   Bahasa Inggris sudah jadi bahasa Internasional, marilah kita
  bersama-sama berusaha untuk menjadikan Bahasa Arab jadi bahasa
  Internasional dan bahasa Ilmu Pengetahuan selain sebagai bahasa
  pemersatu umat Islam diseluruh dunia ( khususnya pada saat Ibadah 
 Haji )
  
  masalah bahasa sudah selesai.. mari kita maju ke depan. 
  
  jangan seperti Philipina.. hanya masalah Bahasa sampe bunuh2an.
  
  orang Jawa cukup legowo bahasa Jawa tidak menjadi bahasa Nasional.
  
  kalau ngeyel Bahasa Arab harus dikembangkan yaa.. kayak Jepang 
 itu..
  semua ilmu pengetahuan diusahakan dibahasakan ke Jepang.
 












Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Women
  
  
Islam
  
  
Muslimah
  
  


Women in islam
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[wanita-muslimah] Re: Bahasa Arab.- Jadikan sebagai Bahasa Internasional

2006-05-10 Terurut Topik -MGR-



kaifa halukum
ana uhibbu supermie hehehe

-gun-

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yasuaki_kurata05
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Sarinesia,
 
 Usulan Mas Jano ko itu menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa 
 internasional, bukan bahasa nasional. Jadi, ya tidak akan ada bunuh-
 bunuhan. Boleh saja dong, orang beraspirasi. Cuma, kalau aspirasi 
 terlalu jauh dari realita, jadinya khayalan.
 
 Kalau mau jadi bahasa ilmu pengetahuan, pengguna bahasa itu harus 
 dari kalangan yang terdepan dalam ilmu pengetahuan. Monggo Mas Jan, 
 jadikan dulu penutur bahasa Arab menjadi pionir dalam iptek.
 
 Salam
 Yas
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ 
 wrote:
 
   
   Jano ko curhat =
   
   Bahasa Inggris sudah jadi bahasa Internasional, marilah kita
  bersama-sama berusaha untuk menjadikan Bahasa Arab jadi bahasa
  Internasional dan bahasa Ilmu Pengetahuan selain sebagai bahasa
  pemersatu umat Islam diseluruh dunia ( khususnya pada saat Ibadah 
 Haji )
  
  masalah bahasa sudah selesai.. mari kita maju ke depan. 
  
  jangan seperti Philipina.. hanya masalah Bahasa sampe bunuh2an.
  
  orang Jawa cukup legowo bahasa Jawa tidak menjadi bahasa Nasional.
  
  kalau ngeyel Bahasa Arab harus dikembangkan yaa.. kayak Jepang 
 itu..
  semua ilmu pengetahuan diusahakan dibahasakan ke Jepang.
 











Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Women
  
  
Islam
  
  
Muslimah
  
  


Women in islam
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  












[wanita-muslimah] Diskusi Buku Freedom Institute (Hari Ini)

2006-03-27 Terurut Topik -MGR-
http://www.freedom-institute.org/id/index.php?page=indexid=214

Undangan Diskusi Buku Freedom Institute

Dengan Hormat,

Freedom Institute mengundang saudara hadir dalam diskusi buku
Memperkuat Negara: Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21 dengan
pembicara Saiful Mujani, Peneliti senior Freedom Institute Indonesia,
dan Mochtar Pabotinggi, Peneliti senior LIPI.

Dalam buku ini Francis Fukuyama secara jernih mengkonseptualkan peran
negara ditengah berbagai pergolakan peristiwa di awal abad ke 21:
terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, pecahnya perang sipil,
serta merebaknya bencana kelaparan dan penyakit AIDS di berbagai
belahan dunia. Menurutnya, hal ini adalah sebuah gejala dari kegagalan
negara dalam memainkan peranannya di dalam masyarakat.

Freedom Institute menerbitkan buku ini dalam edisi bahasa Indonesia
bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta dan
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Diskusi akan diadakan pada:
Hari : Selasa, 28 Maret 2006
Jam : 18.30 – sampai selesai
Tempat : Kantor Freedom Institute
Jalan Irian No. 8 Menteng Jakarta

Kami berharap saudara bisa meluangkan waktunya untuk hadir dalam
diskusi ini. Konfirmasi kehadiran, silahkan hubungi Sdri Anis telepon
021-31909226/7.

Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya.


Hormat kami,



Hamid Basyaib
Direktur Program






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Fwd: VCD Dialog dengan Hartono (Digugat NU Mesir)

2006-02-06 Terurut Topik -MGR-
Dari bilik milis sebelah
catatan: Ust Mukhlis Hanafi, MA adalah anggota Dewan Syuriah PCI NU Mesir

-GuN-

--- In [EMAIL PROTECTED], Muchlis Hanafi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ass.Saya baru saja menyaksikan VCD yang diterbitkan Pustaka
Al-Kautsar Jakarta.  VCD itu berjudul : ISLAM LIBERAL DALAM SOROTAN;
Dialog Ust. Hartono Ahmad Jaiz  dengan Mahasiswa Indonesia di Kairo.
Dari judulnya sudah terbayang bahwa itu  hasil dialog yang terlaksana
atas kerja sama PCI NU, PCIM, Persis dan  Al-Washliyah beberapa waktu
lalu.
  VCD itu dibuat dalam kemasan yang cukup bagus, terdiri atas 2
keping CD.  Nampaknya memang dipersiapkan untuk diperjualbelikan (saya
tidak tahu persis).
  CD pertama memuat presentasi dari Ust. Hartono, saya dan Mang
Abbas dengan  dihantari dan diselingi oleh Gus Faiz selaku moderator.
Hanya itu.
  CD kedua berisikan sesi dialog yang diselingi dengan
gambar-gambar  pemandangan Mesir, suasana lebaran di KBRI, suasana
diskusi bedah buku di PMIK  dll. Tayangan-tayangan itu muncul
bersamaan dengan suara beberapa rekan yang  mengajukan pertanyaan atau
komentar. Suara penanya pertama, yang saya tangkap  adalah
Mustaghfirin, selanjutnya seorang rekan yang saya tidak kenal namanya,
 namun pertanyaannya banyak tertuju ke saya karena sikap saya dianggap
tidak  jelas; apakah Islam Liberal bid`ah yang hudan atau dhalal.
Kemudian  terdengar suara seorang perempuan (juga tak saya kenal) yang
mengajukan  pertanyaan dan diakhiri dengan komentar/ tanggapan saudara
Husni. Kesemuanya  dibuat secara berurutan. Pertanyaan dan suara Arif
Reza dan Subhan Anshori  tidak saya dengar dan lihat sama sekali.
Disensor barangkali. Setelah beberapa  pertanyaan, Ust. Hartono
memberikan jawaban secara panjang lebar dan dibuat berurutan  (tanpa
diselingi penanya) sampai CD kedua selesai. Demikian hasil
 editing tim  Al-Kautsar terhadap jalannya forum tersebut.
  Saya memahami niat baik Pustaka Al-Kautsar untuk menyebarluaskan
hasil  dialog tersebut. Tetapi ada satu hal yang menjadi catatan saya.
Penggandaan  VCD itu jelas bermotif ekonomi, disamping  ilmiah (kalau
tidak ingin menyebut ideologi). Terkait motif ekonomi, secara  etika
seyogianya Al-Kautsar memberitahu pihak-pihak yang terlibat dalam 
penyelenggaraan dialog tersebut, termasuk dua pembanding yang
mendampingi. Saya  tidak tahu apakah rencana penggandaan itu pernah
disampaikan secara resmi ke  panitia atau tidak. Yang jelas saya
sendiri tidak pernah diberitahu. Saya hanya  tahu lewat sas-sus di
milist ini saat saya di Jenewa Ramadhan kemarin. Bahkan  setelah
digandakan pun tidak diberitahu, apalagi dikirimi kepingan CD nya
(yang  saya lihat itu milik PCINU yang diterima melalui Aang). Kita di
Kairo terbiasa  tampil di setiap acara bibalaasy, lillahi ta`ala.
Tapi kalau  kemudian ada pihak yang memanfaatkan itu untuk kepentingan
bisnis (pribadi atau  perusahaan), rasanya
 giman gituuu …?! Di kalangan masyarakat malas  membaca seperti
kebanyakan di Indonesia, tayangan CD merupakan sarana  efektif untuk
mendengarkan ilmu dan informasi. Karena itu saya menduga,  Al-Kautsar
tidak akan kesulitan memasarkannya, apalagi di situ  dijual nama
Mahasiswa Kairo.
  Terkait sisi ilmiah, saya pribadi merasa kecewa dengan hasil
editing tim  Al-Kautsar yang tidak memasukkan komentar, tanggapan dan
jawaban saya dan Mang  Abbas di sesi tanya-jawab. Saya tidak tahu, apa
karena di sesi itu banyak  ungkapan dan pandangan saya yang berbeda
dengan Pak Hartono atau bukan. Atau  karena lakon nya hanya Pak
Hartono? Kalau alasannya karena tidak  muat, mengapa tidak dijadikan 3
keping CD saja. 2 keping CD itu lebih  menggambarkan, Hartono sedang
memberi pelajaran di kalangan mahasiswa Kairo. 
  Saya pernah mendengar, hal seperti ini sering dilakukan
Al-Kautsar;  mempertemukan Pak Hartono dengan tokoh atau komunitas
tertentu, kemudian  menggandakannya secara sepihak. Menurut Aang, Mas
Ulil pernah juga mengeluhkan  cara-cara seperti itu.
  Menurut saya, sangat  wajar jika PCINU, selaku salah satu pihak
yang  terlibat, mempertanyakan tindakan Al-Kautsar secara sepihak. 
Mempertanyakan bukan untuk meminta bagian, tetapi sekadar pesan 
moral. Kekhawatiran kawan-kawan  yang menolak keikutsertaan PCINU
dalam acara tersebut sekarang menjadi  beralasan. Melalui VCD
tersebut, terkesan NU Mesir mengamini  kampanye Hartono. Selanjutnya
terserah fungsionaris tanfidziah. 
  Terima kasih
   
  Muchlis M. Hanafi



-
 
 What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos 

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, 

[wanita-muslimah] Undangan Diskusi JIL dan Welcoming Party Luthfi Assyaukanie

2006-01-25 Terurut Topik -MGR-
Salam,
Bapak moderator, numpang pengumuman, 
terima kasih

-MGR-


  Diskusi Bulanan JILPenyelenggara: Jaringan Islam Liberal
  Tempat: Teater Utan Kayu Jln Utan Kayu 68H
  Waktu: Jumat, 27 Januari 2005 Pukul 19.00-22.00 WIB
  


  Akar-Akar Liberalisme Pemikiran Islam di Indonesia 


  Nara Sumber:  Yudi Latif (Universitas Paramadina), dan Luthfi
Assyaukanie (JIL) 

 Moderator : Abd. Moqsith Ghazali 

  Liberalisme Pemikiran Islam di Indonesia tampaknya memiliki akar
yang  cukup kuat. Ia telah dikumandangkan sejak lama, bahkan jauh
sebelum  Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh muslim seperti HA Agus Salim,
HOS  Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Rohana Kuddus, Rahmah
el-Yunusiyah,  Soekarno, dan lain-lain adalah orang-orang yang dikenal
memiliki  pandangan keagamaan liberal. Mereka tidak ragu dan canggung
untuk  mengkritik status quo dan monotoni pemikiran Islam. Islam harus
diambil  apinya dan bukan abunya, kata Soekarno tandas. Informasi
historis  inilah yang tidak diketahui banyak orang, termasuk para
agamawan  Indonesia kontemporer yang cenderung merayakan konservatisme
dan  menolak pembaharuan.
  
  
  
 

  Speedy Gift 4 You. Pasang Speedy gratis Flexi Trendy dan berhadiah
undian : 
  3 Notebook, 7 Handycam, 9 Digital Camera, dan 25 Modem ADSL. Maaf
hanya untuk Januari 2006. 
  Info : 147 (Khusus Jawa Timur)
 

  Dapatkan hosting tercepat dengan bandwidth tak terbatas. Hanya di
http://www.hostingkilat.com
 


  
  


Silahkan kunjungi kami:
  http://groups.yahoo.com/group/islamliberal
  http://www.islamlib.com  



-
YAHOO! GROUPS LINKS  
  
  
Visit your group islamliberal on the web.
 
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.  
  
  
-
  
  
  



-
Do you Yahoo!?
 With a free 1 GB, there's more in store with Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Perubahan No Fax Jaringan Islam Liberal (JIL)

2006-01-04 Terurut Topik -MGR-
Salam,
Mulai bulan ini no fax JIL berubah, menjadi (021) 851-6868, sedangkan
alamat, nomor telepon tidak ada perubahan

Terima kasih

-MGR- 







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/