[wanita-muslimah] Teladan Tiga Muslim Feminis (Resensi Majalah TEMPO buku Muslim Feminis)
Teladan Tiga Muslim Feminis Majalah TEMPO, 6-12 September 2010 Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam Penulis: Mohamad Guntur Romli Tebal: xlix + 250 halaman Penerbit: Freedom Institute, Juli 2010 ISBN: 978-979-19-4664-3 Muslim feminis dalam buku ini mengacu pada istilah male feminist yang dikenal dalam studi feminisme. Yang dituju adalah laki-laki yang memiliki perspektif feminisme dan aktif berjuang bagi terwujudnya kesetaraan dan ke adilan gender dalam tatanan masya rakat. Istilah muslim feminis pasti sangat asing di telinga sebagian besar umat Islam. Sebab, istilah feminis sudah telanjur mendapat pemaknaan negatif dan sering dianggap tidak islami sehingga tidak pantas disandingkan dengan kata muslim. Tidak sedikit umat Islam keliru memaknai feminisme; dianggap gerakan yang diciptakan demi merusak akidah; perlawanan perempuan terhadap kodrat; permusuhan terhadap laki-laki; pemberontakan perempuan terhadap kewajiban rumah tangga; bahkan dianggap penolakan terhadap syariah. Semua anggapan tersebut keliru dan, karena itu, harus diluruskan. Di sinilah keberanian Mohamad Guntur Ramli memilih judul Muslim Feminis patut di acungi jempol. Sebab, di samping memasyarakatkan istilah asing itu, ia sekaligus meluruskan anggapan keliru yang selama ini membelenggu pikiran sebagian besar umat Islam. Lalu apa itu feminisme? Sepanjang se jarahnya, gerakan feminisme selalu mendefinisikan diri sebagai gerakan me nentang perlakuan tak adil terhadap perempuan. Intinya: menolak seti ap bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan berbasis gender terhadap pe rempuan, apa pun alasannya. Dengan ung kapan lain, feminisme adalah upaya transformasi sosial yang meng arah ke terwujudnya sistem dan pranata so sial yang secara gender lebih adil dan ega liter. Substansi gerakan feminisme adalah memperjuangkan tatanan masya rakat yang adil secara gender, bebas dari segala bentuk diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan. Jika demikian, Nabi Muhammad sangat pantas disebut feminis. Sebab, Nabi hadir untuk membebaskan manusia, khususnya kaum perempuan, dari belenggu thagut dan khurafat dengan memperkenalkan konsep tauhid (monoteisme murni). Tauhid adalah inti ajaran Islam yang mengajarkan berketuhanan secara benar dan kemudian menuntun berke manusiaan dengan benar. Dalam kehidupan sehari-hari, tauhid menja di pegangan pokok yang membimbing dan mengarahkan umat Islam bertindak benar, dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. Bertauhid yang benar akan meng antarkan ke kesadaran kemanusiaan yang tinggi sehingga manusia tidak lagi mengeksploi tasi sesama dan tidak merusak kelestarian alam. Nabi mengajarkan, tugas utama manusia perempuan dan laki-laki-sama, yaitu menjadi khalifah filardh (pengelola kehidupan di dunia). Lelaki dan pe rempuan harus berlomba-lomba berbuat amal terbaik (fastabiqul khairat). Melalui buku ini, Guntur menampilkan tiga sosok muslim feminis asal Mesir beserta ulasan perjuangannya. Pertama, Syekh Rifa'ah al-Thahthawi (1801-1873), dengan gagasan ide persamaan. Dia menyadar kan perlunya umat Islam meninggalkan penindasan terhadap perempuan dan memberinya akses luas untuk mengenyam pendidikan. Menurut dia, tingkat keadaban suatu masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana masyarakat itu menghor mati hak-hak perempuan. Kedua, Syekh Muhammad Abduh (1849-1905), yang amat vokal berbicara tentang kesetaraan laki-laki dan perem puan. Sebab, keduanya dicipta kan dari unsur yang satu. Ada empat isu gender yang menjadi perhatiannya, yakni perkawinan, poligami, warisan, dan perceraian. Pemikiran Abduh mengandung nuansa liberal yang memakai rasionalitas dalam menafsirkan teks-teks agama. Bahkan metodologi interpretasi yang dibangunnya menjadi cikal-bakal hermeneutika modern. Ketiga, Qasim Amin (1863-1908), terkenal karena kedua bukunya, Tahrir al-Mar'ah (Pembebasan Perempuan) dan Al-Mar'ah al-Jadidah (Perempu an Baru). Statemennya yang terkenal: kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi kemajuan kaum perempuannya. Dia menolak penggunaan hijab, pakaian yang menutup seluruh tubuh perempuan sehingga menyulitkan beraktivitas secara leluasa di ruang publik. Dia juga berupaya memajukan pendidikan bagi perempuan agar lebih berkiprah mendidik bangsanya. Pendek kata, para tokoh feminis tersebut menggugat tradisi budaya patriarkal-seperti poligami, kewajiban hijab, dan larangan ke luar rumah-yang merugikan perempuan. Mereka mengkritik pemahaman keislaman yang diliputi takhayul dan khurafat, pemahaman yang tidak membebaskan dari belenggu kejahiliahan, yang memenjarakan umat Islam dalam kebo dohan, kemiskinan, dan kejumudan. Mereka mengajak umat Islam berpikir kritis, rasional, dan terbuka. Setiap ide dan gagasan dari mana pun datangnya, timur atau barat, utara atau selatan, harus direspons kritis dan proporsional. Hanya dengan itu umat Islam dapat maju dan berjaya seperti pada abad keemasan Islam . Artinya, setiap gagasan
[wanita-muslimah] Kuliah Goethe dan Islam di Salihara, Sabtu 28 Agustus
Seri Kuliah Ramadhan Islam dalam Pandangan Voltaire, Goete dan Soekarno Sabtu, 28 Agustus 2010, 19:00 WIB Goethe dan Islam Pembicara: Dewi Candraningrum Teater Salihara Terbuka untuk umum Goethe (1749–1832), sastrawan dan pemikir terkemuka asal Jerman itu, menghasilkan karya-karya yang sangat apresiatif terhadap Islam dan terpengaruh karya-karya sastrawan Persia bernama Syamsuddin Muhammad Hafidz al-Syirazi (1315–1390), yang di Barat biasa disebut Hafez. Goethe juga menulis karya sastra dalam bentuk diwân, yang ia jadikan judul salah satu bukunya. Ia pun memperkenalkan istilah “sastra dunia” yang memperlihatkan keterbukaannya kepada karya-karya sastra di luar Eropa, khususnya dari Timur (Islam dan Persia). Sebelum kuliah, disediakan hidangan buka puasa. http://salihara.org/event/2010/08/13/goethe-dan-islam http://salihara.org/event/2010/08/02/islam-dalam-pandangan-voltaire-goethe-dan-soekarno [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi Social Media untuk Revolusi di Salihara
Peluncuran Situs Web Salihara Diskusi Social Media untuk Revolusi Sabtu, 14 Agustus 2010, 19.00 WIB Pembicara: Goenawan Mohamad Roby Muhamad Moderator: Wicaksono (NdoroKakung) Serambi Salihara | Terbuka untuk umum | Pendaftaran selambatnya 13 Agustus 2010, melalui d...@salihara.org Acara ini diadakan untuk peluncuran situs web salihara.org yang baru, yang akan dilanjutkan diskusi pengaruh sosial media (blog, facebook, twitter) terhadap kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Melaui perkembangan terakhir social media terbukti sangat efektif untuk membentuk opini dan simpati publik serta penggalangan massa misalnya untuk kasus Prita dan Bibit-Chandra. Melalui social media ini kita pun memperoleh rangkaian dialog, debat hingga kuliah yang bermutu—misalnya #kultwit (kuliah twitter), serta informasi dan ulasan yang sering diabaikan media kita. Sebelum acara peluncuran situs web dan diskusi akan disediakan hidangan buka puasa. Program ini didukung oleh Hivos. http://salihara.org/event/2010/08/01/sosial-media-untuk-revolusi [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ceramah Nelofer Pazira (Bintang Film Kandahar) di Salihara
Pemutaran Film Ceramah Nelofer Pazira Kamis, 12 Agustus 2010 Hak Perempuan di Daerah Konflik Teater Salihara Terbuka untuk umum Pendaftaran selambatnya 11 Agustus 2010, melalui d...@salihara.org 16:00 – 18:00 Pemutaran film Act of Dishonour 18:00 – 19:00 Buka puasa dan makan malam 19:00 – 21:00 Ceramah Nelofer Pazira tentang Perempuan dan Kebebasan di Daerah Konflik, dilanjutkan tanya jawab dengan moderator Nia Dinata Nelofer Pazira seorang perempuan sutradara, jurnalis dan penulis dari Kanada keturunan Afghanistan. Ia dikenal melalui film Kandahar (2001)—dengan sutradara Mohsen Makhmalbaf—yang berasal dari kisah perjalanan Pazira tahun 1996 ke Afghanistan untuk mencari teman-teman masa kecilnya. Ketika itu negeri leluhurnya tersebut sedang dikuasai kelompok militer Taliban yang mengekang kebebasan khususnya kalangan perempuan. Act of Dishonour (2010) adalah film terbaru karya sutradara Nelofer Pazira. Film ini berkisah tentang Mena, seorang gadis cantik yang hidup di sebuah desa terpencil Afghanistan Utara. Di desa itu hidup pula tunangannya Rahmat. Penduduk desa mereka yang memegang teguh adat istiadat setempat didatangi serombongan kru film dari Kanada. Momen ini mengawali persinggungan Mena dan penduduk desanya dengan dunia luar. Perjumpaan ini membawa pula ketegangan dan sekaligus pembelajaran bagi kedua belah pihak, dan dalam arti luas bagi dua budaya: Timur dan Barat. Program ini didukung oleh Kedutaan Besar Kanada. http://salihara.org/event/2010/07/31/hak-perempuan-di-daerah-konflik [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Buku Negara Islam Karya Musdah Mulia
http://salihara.org/event/2010/07/06/negara-islam Musyawarah Buku Rabu, 28 Juli 2010 19:00 WIB Diskusi Buku Negara Islam karya Musdah Mulia Serambi Salihara Pengulas: Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe (Ketua Umum PGI), Imdadun Rakhmat (PBNU) dan Dr. Musdah Mulia (Pengarang) Moderator: M. Hasibullah Satrawi (Alumnus Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir) Terbuka untuk umum GRATIS Komentar untuk buku ini: Prof. Dr. Adnan Buyung Nasution: Saya angkat topi pada Musdah Mulia yang dengan kejelian intelektual dan komitmennya senantiasa berjuang untuk kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia. Ia dengan gigih menolak pembajakan interpretasi ajaran Islam dalam makna sempit. Dengan mengangkat pemikiran Muhammad Husain Haikal, seorang doktor ilmu hukum yang progresif dan pemikir politik Islam dari Mesir, Musdah menyampaikan pesan bahwa seorang yang bertauhid justru harus terus berikhtiar bagi persaudaraan, persamaan, dan kebebasan. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ: Sejak 65 tahun debat tentang negara Islam tetap berlangsung di Indonesia. Karena itu sudah waktunya disertasi Musdah Mulia yang membahas pemikiran M. H. Haikal tentang negara Islam dibuka bagi publik lebih luas. Haikal termasuk pemikir Muslim abad ke-20 paling tajam dan menantang. Pemikirannya tentang Islam dan demokrasi perlu diperhatikan oleh siapa saja yang mau bicara secara bertanggung jawab tentang kenegaraan Islami. Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis: Buku Negara Islam karya Musdah Mulia ini seperti sebuah novel—mengalir dan lugas sehingga mudah ditelaah dan dipahami orang awam. Buku ini sarat pemahaman bagaimana seharusnya suatu negara diselenggarakan dengan berpedoman pada prinsip dasar kenegaraan yang merupakan seperangkat norma dan etika yang mengacu pada prinsip tauhid, sunatullah, dan kesetaraan relasi sosial antarmanusia; dengan mengakui adanya pluralisme dalam suatu negara dan kehidupan yang egaliter, meniadakan kebedaan status, ras, kesukuan dan jenis kelamin. Tuntutan perubahan zaman, perkembangan sains dan teknologi, bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari, tapi perlu disiasati dengan semangat persaudaraan, kesetaraan, dan kebebasan. Buku ini patut dan perlu dibaca tidak hanya oleh negarawan, tapi juga oleh kalangan akademisi dan masyarakat yang belum sempat mendalami pemahaman negara dalam konteks Islam. Prof. Dr. Bahtiar Effendy: Salah satu persoalan yang hingga kini belum selesai bagi sebagian komunitas Muslim adalah hubungan antara Islam dan negara. Sudah banyak pandangan diajukan mengenai hal ini, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim: pola hubungan tradisionalis, sekularis, dan reformis. Buku Musdah Mulia, dengan membahas pemikiran Muhammad Husain Haikal, memperkaya pengetahuan kita tentang persoalan tersebut. Luthfi Assyaukanie, PhD.: Sepanjang sejarah, pemahaman tentang nagara Islam tidak pernah seragam karena rujukan untuk konsep ini tidak pernah satu. Konsep negara-bangsa adalah sebuah kreasi baru orang-orang modern, padahal Islam lahir jauh sebelum konsep ini dikenal. Akibatnya, rujukan terhadap konsep Negara Islam berpindah-pindah dan tumpang-tindih antara dua peradaban: Islam dan Barat. Buku Prof. Dr. Musdah Mulia ini memberi uraian gamblang tentang konsep negara Islam dan perdebatan di seputar gagasan kontroversial ini. Dengan merujuk Muhammad Husain Haikal, seorang pembaru Muslim dan penulis produktif asal Mesir, Musdah menyimpulkan bahwa negara Islam adalah sintesa kreatif antara bentuk negara sekular dan negara teokrasi. Prof. Dr. Toeti Heraty: Inilah yang perlu kita pahami dari ulasan Musdah Mulia: politik Islam kontemporer sebenarnya menyajikan tiga alternatif hubungan negara dan agama. Yang telah ditolak NKRI (Piagam Jakarta) adalah pola tradisionalis, yang dikhawatirkan adalah pola sekularis, dan jalan keluar adalah pola reformis. Memang pemahaman ini memberi kelegaan, sesuai gagasan Haikal, budayawan Mesir. Islam tidak semata-mata tentang manusia dan Tuhan, bukan pula agama paripurna yang rinci mengurus kenegaraan, tapi kembali pada tiga prinsip dasar persaudaraan, persamaan, dan kebebasan yang memadai sebagai landasan pengaturan hidup kenegaraan. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi tentang Aliran Kepercayaan dan Kesenian di Salihara
Diskusi Rabu, 09 Juni 2010, 19:00 WIB YANG KECIL DAN YANG BERANEKA: KEPERCAYAAN DAN KESENIAN DI INDONESIA Pembicara: Endo Suanda Bambang Noorsena Serambi Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Kepercayaan dan kesenian tradisional yang berada di pinggiran sedang diuji eksistensinya di Indonesia dewasa ini. Mereka dihadapkan pada “mayoritas” dan terus mendapat perlakuan diskriminatif baik dalam ranah hukum atau pun politik. Penolakan uji materi UU No.1/PNPS/1965 oleh Mahkamah Konstitusi yang menetapkan hanya enam agama resmi di Indonesia secara otomatis meminggirkan eksistensi penghayat kepercayaan. Sementara itu, kesenian yang tumbuh dan bergerak di pinggir pun makin lama makin hilang. Amatan sederhana tadi menjadi bahan diskusi, yang akan diperkaya dengan uraian pengalaman masing-masing narasumber di lapangan. Endo Suanda adalah pengamat kesenian dan Direktur Lembaga Pendidikan Seni Nusantara (LPSN) dan Bambang Noorsena adalah pengaji spiritualitas dan kepercayaan Nusantara. Bambang Noorsena juga akan menyampaikan ide-idenya yang pernah disampaikan dalam Mahkamah Konstitusi dalam uji materi UU No 1 PNPS 1965 dengan judul: “Agama Asli Indonesia” dan Perkembangannya Dari Masa Ke Masa. Program ini ditaja oleh Hivos. http://salihara.org/2010/06/05/yang-kecil-dan-yang-beraneka [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi opini publik versus kebenaran malam ini di salihara
DISKUSI Rabu, 26 Mei 2010, 19:00 WIB Opini Publik Versus Kebenaran Pembicara: Kuskridho Dodi Ambardi dan Rocky Gerung Moderator: Ihsan Ali-Fauzi Serambi Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Diskusi ini berikhtiar mengulas hubungan antara “opini publik” dan kebenaran dari perspektif ilmu empirik dan filsafat. Pembahasan dimulai dari pertanyaan tentang pengertian “opini publik”. Jika setiap individu memiliki opini tersendiri, lantas bagaimanakah menjadi sebuah opini publik? Selama ini opini publik dianggap tak lebih dari proses “rekayasa”, baik melalui media ataupun survei. Proses “rekayasa” berujung pada dua kategori opini publik: hasil “pembentukan” atau murni “penemuan”. (Lembaga survei selalu menggunakan istilah ”penemuan” pada opini publik, meskipun akhirnya hasil survei tersebut membawa pengaruh pada publik.) Masalah lain: Faktor apa yang berpengaruh pada pembentukan opini publik selain rekayasa? Adakah opini publik yang benar-benar “murni” berasal dari publik? Lantas, bagaimana hubungannya dengan masalah kebenaran? Apakah, karena berasal dari publik, ia dengan sendirinya mewakili kebenaran? Ikuti diskusi dengan Kuskridho Dodi Ambardi (Direktur Lembaga Survei Indonesia) dan Rocky Gerung (Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia). Moderator: Ihsan Ali-Fauzi. Diskusi akan berlangsung dalam bahasa Indonesia. Program ini ditaja oleh Hivos. Kutipan dari makalah Kuskridho Dodi Ambardi: Opini Publik: Teori, Aplikasi, dan Kontroversi Ide tentang opini publik, dan arti pentingnya, muncul bersamaan dengan traktat yang ditulis oleh Rousseau yang memperkenalkan konsep general will, yang kadang dipertukarkannya dengan istilah l’opinion publique atau opini publik. Gagasan Rousseau ini radikal namun sederhana, bahwa sebuah pemerintahan secara etis dianggap legitimate jika penyelenggaraan pemerintahan bertolak dari kehendak umum, the general will. Gagasan itu radikal karena pada masanya orang belum banyak berbicara tentang kedaulatan rakyat, dan demokrasi baru terlihat samar-samar di horizon para pemikir politik masa itu, dan ketika mode pemerintahan yang populer saat itu adalah otokrasi dalam format kerajaan. Kelak kita menyambungkan ide sederhana Rousseau ini dengan kompleksitas demokrasi dalam kehidupan politik modern. Dan kelak kita menghubungkan general will ini dengan opini publik. Pertanyaan pokok yang muncul tentulah: Bagaimana kita bisa menangkap kehendak umum tersebut? Kalau ia sepadan dengan opini publik, bagaimana kita mengenali dan merekammnya? Benarkah di sana apa yang dinamakan dengan kehendak umum dan opini publik itu memang ada? Sanggupkah metodologi modern, yang bersandar pada metode survei opini publik, benar-benar mengungkap opini publik? Tak kalah pentingnya adalah serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan praktek trendy pemakaian metode survei untuk merekam opini publik dalam kegiatan pemilu di Indonesia, pencabangannya, dan penggunaan survei atau polling untuk menebak perilaku pemilih. Mengapa partai partai dan kandidat politik kini gandrung dengan survei opini publik atau polling? Mengapa kritik terhadap lembaga survei merebak? Apa saja jenis-jenis kritik tersebut, dan apakah semua kritik memiliki harga cukup untuk didiskusikan? .. Kutipan dari makalah Rocky Gerung: Opini Publik versus Etika Publik Opini publik mengaktifkan demokrasi. Tetapi ia menonaktifkan politik. Opini publik diperlukan untuk mendasarkan penyelenggaraan kebijakan (ini adalah suatu pekerjaan rutin demokrasi), tapi juga dimanfaatkan untuk mengamankan kepentingan pembuat kebijakan (karena dengan itu seolah-olah representasi dan legitimasi dihubungkan). Artinya, atas nama opini publik, opsi kebijakan dipilih. Tapi juga dengan menunggangi opini publik, kepentingan politik diselundupkan. Jadi, demokrasi terselenggara secara teknis melalui opini publik, tanpa mempersoalkan fungsi etisnya. Masalahnya baru menjadi kritis bila seseorang hendak memandang politik dengan cara lain, yaitu sebagai sebuah proyek transformasi, karena menganggap demokrasi telah menjadi malas, karena hanya berhenti dalam rutinitas institusional. Untuk kebutuhan semacam itulah kita mengaktifkan kontra pikiran dari opini publik, yaitu etika publik. Jadi, etika publik mengaktifkan kembali politik, dengan mempertanyakan isi, prosedur dan fungsi opini publik. Artinya, melalui etika publik, politik dihidupkan sebagai soal ”konfrontasi etik”, dan bukan ”konfirmasi statistik”. Selengkapnya silakan hadir dalam diskusi nanti http://www.facebook.com/event.php?eid=105359909507184ref=mf daftarkan diri anda untuk mengikuti: SERI KULIAH UMUM / PUBLIC LECTURE SERIES TENTANG SEKSUALITAS / ON SEXUALITY Sabtu, 5, 12, 19, 26 Juni 2010, 16:00 WIB Saturday, June 5, 12, 19 26, 2010, 04:00 PM Teater Salihara Terbuka untuk umum Pendaftaran selambatnya 4 Juni 2010, melalui d...@salihara.org Open to the public Register via email: d...@salihara.org
[wanita-muslimah] Diskusi Opini Publik versus Kebenaran di Salihara
DISKUSI Rabu, 26 Mei 2010, 19:00 WIB Opini Publik Versus Kebenaran Pembicara: Kuskridho Dodi Ambardi dan Rocky Gerung Serambi Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Diskusi ini berikhtiar mengulas hubungan antara “opini publik” dan kebenaran dari perspektif ilmu empirik dan filsafat. Pembahasan dimulai dari pertanyaan tentang pengertian “opini publik”. Jika setiap individu memiliki opini tersendiri, lantas bagaimanakah menjadi sebuah opini publik? Selama ini opini publik dianggap tak lebih dari proses “rekayasa”, baik melalui media ataupun survei. Proses “rekayasa” berujung pada dua kategori opini publik: hasil “pembentukan” atau murni “penemuan”. (Lembaga survei selalu menggunakan istilah ”penemuan” pada opini publik, meskipun akhirnya hasil survei tersebut membawa pengaruh pada publik.) Masalah lain: Faktor apa yang berpengaruh pada pembentukan opini publik selain rekayasa? Adakah opini publik yang benar-benar “murni” berasal dari publik? Lantas, bagaimana hubungannya dengan masalah kebenaran? Apakah, karena berasal dari publik, ia dengan sendirinya mewakili kebenaran? Ikuti diskusi dengan Kuskridho Dodi Ambardi (Direktur Lembaga Survei Indonesia) dan Rocky Gerung (Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia). Diskusi akan berlangsung dalam bahasa Indonesia. Program ini ditaja oleh Hivos. http://www.facebook.com/event.php?eid=105359909507184ref=mf Nantikan dan daftarkan diri anda untuk mengikuti Kuliah Umum Filsafat Tentang Seksualitas di Salihara di bulan Juni 2010 SERI KULIAH UMUM TENTANG SEKSUALITAS Sabtu, 5, 12, 19, 26 Juni 2010, 16:00 WIB Teater Salihara Terbuka untuk umum Pendaftaran selambatnya 4 Juni 2010, melalui d...@salihara.org Sabtu, 5 Juni 2010, 16:00 WIB Simone de Beauvoir tentang Seksualitas Pembicara: Gadis Arivia Sabtu, 12 Juni 2010, 16:00 WIB Michel Foucault tentang Seksualitas Pembicara: Haryatmoko Sabtu, 19 Juni 2010, 16:00 WIB Jacques Lacan tentang Seksualitas Pembicara: Robertus Robet Sabtu, 26 Juni 2010, 16:00 WIB Julia Kristeva tentang Seksualitas Pembicara: Christina Siwi Handayani Seksualitas tentu bukan sekadar perkara hasrat dan hubungan seksual, namun berkelindan dengan tata nilai, keyakinan, pengetahuan, hingga sistem kekuasaan di mana seseorang hidup dan berinteraksi. Karena itu, dalam beragam ranah yang membentuknya (fantasi, emosi, jender, orientasi dan identitas seksual, dan seterusnya), seksualitas akhirnya bersangkut-paut dengan persoalan filsafat, psikologi, politik, ekonomi, agama, dan bahasa. Selama bulan Juni 2010 Komunitas Salihara akan menggelar seri kuliah umum dengan tema seksualitas melalui perspektif empat pemikir: Simone de Beauvoir, Michel Foucault, Jacques Lacan, dan Julia Kristeva. Kuliah pertama akan mengulas tema seks dan filsafat, bertolak dari sebuah pernyataan terkenal dalam buku Simone de Beauvoir, The Second Sex: “One is not born a woman” – yang menunjukkan perjuangan diri perempuan dalam eksistensinya. Kuliah kedua akan mengulas pemikiran Foucault tentang hubungan seksualitas dengan pengetahuan, kekuasaan, dan kebenaran. Sementara kuliah tentang Lacan – yang memilih menggunakan istilah “seksuasi” ketimbang “seksualitas” – bermula dari pertanyaan Lacan yang provokatif: mengapa hubungan seksual sesungguhnya hanya ilusi dan mengapa “perempuan itu tidak pernah ada”, dan apakah hubungan seksual adalah lambang kebuntuan (dead-lock)? Telaah akan bergerak melalui dua celah: tragedi Medea dan film Mereka Bilang Saya Monyet. Sedangkan ide-ide Julia Kristeva tentang seksualitas akan diulas lewat pendekatan psikologi dan semiotika, antara lain dengan melihat persoalan “abjection” dan intertekstualitas. Hanya di Salihara... [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor
Undangan Diskusi Kamis, 22 April 2010, 16:00 WIB FILM, TUBUH PEREMPUAN, DAN SENSOR Pembicara: Novi Kurnia dan Intan Paramaditha Moderator: Veronica Kusuma Serambi Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Berbicara tentang sensor dalam dunia film, maka mayoritas aspek yang ”digunting” adalah tema atau gambar tubuh perempuan. Salah satu contoh: film dokumenter karya Ucu Agustin, Perempuan: Kisah di Balik Guntingan (Kalyana Shira, 2008), menampilkan adegan-adegan penyensoran dalam Perempuan Punya Cerita (Kalyana Shira, 2008). Penyensoran itu menggunakan dalih moralitas, adat, karakter bangsa, dan agama. Mengapa tubuh perempuan sering menjadi sasaran sensor dalam film? Ada apa dengan tubuh perempuan? Ikuti diskusinya bersama Novi Kurnia, dosen Jurusan Komunikasi Fisipol UGM dan mahasiswa doktoral di Department of Women’s Studies, Flinders University, Australia dan Intan Paramaditha, mahasiswa doktoral di Cinema Studies, New York University, Amerika Serikat. Diskusi akan dipandu oleh Veronica Kusuma, seorang kritikus film. Acara ini adalah bagian dari V Film Festival dan disponsori oleh Hivos. http://www.facebook.com/event.php?eid=103358069698793index=1 hadiri juga acara pemutaran film dan program V Film Festival 2010 di Salihara. Rabu, 21-27 April 2010 Wednesday, April 21-27, 2010 V FILM FESTIVAL Terbuka untuk umum GRATIS Open to the public FREE ADMISSION Kamis, 22 April Thursday, April 22 14:15 Four Wives, One Man (Serambi Salihara) 16.00 Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor (Serambi Salihara) 19:00 Jamila dan Sang Presiden (Serambi Salihara) Jumat, 23 April Friday, April 23 14:15 Annas Sommer (Serambi Salihara) 16:30 Rough Aunties (Serambi Salihara) 19:00 The Sari Soldiers (Serambi Salihara) Sabtu, 24 April Saturday, April 24 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 Cover Girl Culture (Serambi Salihara) 19:00 Elegy (Serambi Salihara) Minggu, 25 April Sunday, April 25 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 All My Failed Attempts (Serambil Salihara) 16:30 Say My Name (Serambi Salihara) 19:00 Du Ska Nog Se Att Det Gar Over - Don’t Worry It’s Just a Phase (Serambi Salihara) Senin, 26 April Tuesday, April 26 14:15 Lovely Luna (Teater Salihara) 16:30 The Gift from Beate (Teater Salihara) 19:00 International Shorts (Teater Salihara) V Film Festival adalah sebuah festival film internasional yang bersifat independen dan nirlaba, digagas oleh Kalyanashira Foundation, Komunitas Salihara, Yayasan Jurnal Perempuan, dan Kartini Asia Network. Festival ini mempromosikan dan mendukung film-film terkait isu perempuan yang disutradarai oleh perempuan. Pada tahun ini, fokus V Film Festival adalah identitas, keberagaman, dan generasi muda—dengan tujuan mempromosikan ide kesetaraan dalam keberagaman yang membentuk identitas, terutama di kalangan anak muda/remaja. Menampilkan lebih dari 40 film dari 16 negara, V Film Festival tahun ini juga akan menggelar program khusus “Debut”, yang akan memutar karya-karya perdana sejumlah sutradara perempuan Indonesia seperti Nia Dinata, Lola Amaria, Nan T Achnas, Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. selain pemutaran film, Festival ini akan menggelar workshop dengan tema Pluralisme dan Remaja, dan diskusi tentang Film, Tubuh Perempuan dan Sensor. Festival kedua ini mengambil tempat di Komunitas Salihara, Goethe Institute dan Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM). V Film Festival is an independent, non-profit, international film festival conceived by the Kalyanashira Foundation, Komunitas Salihara, Yayasan Jurnal Perempuan, and Kartini Asia Network. The Festival promotes and supports films related to women’s issues directed by women. This year, the focus of the V Festival is identity, pluralism and youth—meant to promote the idea of equality in diversity that shapes identity especially amongst young people. Presenting more than 40 films from 16 countries, V Film Festival this year will also present a special program titled “Debut” screening the first works of several Indonesian women directors like Nia Dinata, Lola Amaria, Nan T Achnas, Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. Besides film screenings, the festival will hold a workshop with the theme Pluralism and Youth, and a discussion on Film, Women’s Bodies, and Censors. This second festival will be held at Komunitas Salihara, Goethe Institute and Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM). http://www.facebook.com/event.php?eid=103999546298362index=1 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Salihara April 2010
Program April 2010 FORUM MUSIK / MUSIC FORUM Menyimak Musik Klasik hingga Kontemporer (FM KlaKon) Bagian II A Guide to Listening to Classical and Contemporary Music (FM KlaKon) Part II Fasilitator/Facilitator: Slamet Abdul Sjukur Serambi Salihara/Salihara Lounge Terbuka untuk umum/Open to the public Pendaftaran selambatnya 02 April 2010, melalui dita.salih...@gmail.com Register via email: dita.salih...@gmail.com by April 02, 2010 Sabtu, 3 April 2010, 16:00 WIB Saturday, April 3, 2010, 04:00 PM Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (1): Peter and the Wolf – Sergei Prokofiev Introduction to Musical Instruments (1st part): Peter and the Wolf – Sergei Prokofiev Sabtu, 10 April 2010, 16:00 WIB Saturday, April 10, 2010, 04:00 PM Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (2): Carnaval des animaux – Camille Saint-Saens Introduction to Musical Instruments (2nd part): Carnaval des animaux – Camille Saint-Saens Sabtu, 17 April 2010, 16:00 WIB Saturday, April 17, 2010, 04:00 PM Memperkenalkan Berbagai Instrumen Musik (3, tamat): Young Person’s Guide to the Orchestra – Benjamin Britten Introduction to Musical Instruments (3rd and final part): Young Person’s Guide to the Orchestra – Benjamin Britten Sabtu, 24 April 2010, 16:00 WIB Saturday, April 24, 2010, 04:00 PM Musik Panjang yang Tidak Membosankan dan Mudah Diingat: Bolero – Maurice Ravel Music which is Long but Not Boring and Easy to Remember: Bolero – Maurice Ravel http://www.facebook.com/event.php?eid=101975003171411index=1 === KONSER JAZZ / JAZZ CONCERT Sabtu, 03 April 2010, 20:00 WIB Saturday, April 03, 2010, 08:00 PM SARIMANOUK QUARTET Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Mahasiswa/Palajar Rp 25.000,- (tempat terbatas) Ticket Rp 50.000,- Students Rp 25.000,- (limited seats) http://www.facebook.com/event.php?eid=103693109665324index=1 === PEMUTARAN FILM / FILM SCREENING Jumat, 09 April 2010 Friday, April 09, 2010 18.30 KODRAT KUADRAT Sutradara/Director: Krishna Murti 20.00 AT THE VERY BOTTOM OF EVERYTHING (DI DASAR SEGALANYA) Sutradara/Director: Paul Agusta Teater Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Open to the public FREE ADMISSION http://www.facebook.com/event.php?eid=105325146163682index=1 PAMERAN SENI RUPA / ART EXHIBITION Jumat, 09-23 April 2010 Friday, April 09-23, 2010 PICTURING AMERICA Galeri Salihara Pembukaan: Jumat, 09 April 2010, 19:30 WIB Opening: Friday, April 09, 2010, 07:30 PM Terbuka untuk umum GRATIS Open to the public FREE ADMISSION http://www.facebook.com/event.php?eid=110145672331167index=1 = KONSER ROCK PROGRESIF / PROGRESSIVE ROCK CONCERT Sabtu, 17 April 2010, 20:00 WIB Saturday, April 17, 2010, 08:00 PM KEENAN NASUTION HARMONIK DISTORSI Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Mahasiswa/Pelajar Rp 25.000,- (tempat terbatas) Ticket Rp 50.000,- Students Rp 25.000,- (limited seats) http://www.facebook.com/event.php?eid=101581959881151index=1 === Rabu, 21-27 April 2010 Wednesday, April 21-27, 2010 V FILM FESTIVAL Terbuka untuk umum GRATIS Open to the public FREE ADMISSION Kamis, 22 April Thursday, April 22 14:15 Four Wives, One Man (Serambi Salihara) 16.00 Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor (Serambi Salihara) 19:00 Jamila dan Sang Presiden (Serambi Salihara) Jumat, 23 April Friday, April 23 14:15 Annas Sommer (Serambi Salihara) 16:30 Rough Aunties (Serambi Salihara) 19:00 The Sari Soldiers (Serambi Salihara) Sabtu, 24 April Saturday, April 24 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 Cover Girl Culture (Serambi Salihara) 19:00 Elegy (Serambi Salihara) Minggu, 25 April Sunday, April 25 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 All My Failed Attempts (Serambil Salihara) 16:30 Say My Name (Serambi Salihara) 19:00 Du Ska Nog Se Att Det Gar Over - Don’t Worry It’s Just a Phase (Serambi Salihara) Senin, 26 April Tuesday, April 26 14:15 Lovely Luna (Teater Salihara) 16:30 The Gift from Beate (Teater Salihara) 19:00 International Shorts (Teater Salihara) Selasa, 27 April Tuesday, April 27 Film Penutup (khusus undangan / by invitation only) 19:00 Minggu Pagi di Victoria (Teater Salihara) http://www.facebook.com/event.php?eid=103999546298362index=1 DISKUSI / DISCUSSION Kamis, 22 April 2010, 16:00 WIB Thursday, April 22, 2010, 04:00 PM FILM, TUBUH PEREMPUAN, DAN SENSOR FILM, WOMEN’S BODIES, AND THE CENSOR Pembicara: Novi Kurnia dan Intan Paramaditha Moderator: Veronica Kusuma Serambi Salihara Terbuka untuk umum GRATIS Open to the public FREE ADMISSION http://www.facebook.com/event.php?eid=103358069698793index=1 PENTAS TEATER / THEATER PERFORMANCE Jumat-Sabtu, 23-24 April 2010, 20:00 WIB Friday-Saturday, April 23-24, 2010, 08:00 PM REQUEST CONCERT Aktor/Actor: Niniek L Karim Sutradara/Director: Manuel Lutgenhorst Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Mahasiswa/Pelajar Rp 25.000,- (tempat terbatas) Ticket Rp 50.000,- Students Rp 25.000,- (limited seats)
[wanita-muslimah] Mengapa Agama Tak Butuh Dilindungi
ABRAHAH heran bukan kepalang. Abdul Muthallib, pembesar Mekah yang menemuinya, hanya peduli pada nasib unta yang dirampas penguasa dari negeri Habsyah (Ethiopia) itu, bukan nasib Ka'bah yang hendak dihancurkan. Kata Abrahah, Mengapa kamu hanya peduli pada dua ratus ekor untamu, tapi tak peduli pada Bait (Ka'bah) yang merupakan agamamu dan agama moyangmu, yang hendak kuhancurkan? Abdul Muthallib menjawab, Aku peduli pada nasib unta, karena aku pemiliknya, sedangkan Bait itu punya Pemilik yang akan menjaganya. Inilah sekelumit dialog yang dikisahkan oleh Ibn Hisyam dalam Al-Sirah al-Nabawiyah, satu di antara biografi tentang Nabi Muhammad yang cukup otoritatif. Kalau zaman sekarang, Abdul Muthallib mungkin akan dituduh egois, pasif, dan materialistik, hanya peduli pada hartanya, tapi tidak peduli pada agamanya. Namun, di balik sikap itu tersimpan iman Abdul Muthallib yang kuat: bahwa Allah yang menjaga Ka'bah tidak tidur dan akan bertindak. Benar. Setelah itu, datanglah segerombolan burung Ababil yang membawa batu dari neraka dan melempari pasukan gajah Abrahah hingga hancur lebur. Tahun itu dikenal sebagai Tahun Gajah, tahun kelahiran Nabi Muhammad. l l l SAAT ini kita sedang menghadapi uji materi di Mahkamah Konstitusi terhadap sebuah undang-undang yang niatnya melindungi agama dari penodaan, yakni Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan atau Penodaan Agama. Namun niat tak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. UU ini dalam kehidupan sosial malah ikut menyulut konflik. Contohnya dari rekomendasi penting Institute for Culture and Religion Studies (INCReS) dalam Laporan Kebebasan Beragama 2009 di Jawa Barat, yang mendesak pencabutan UU itu. Secara normatif UU tersebut dianggap tidak selaras dengan semangat konstitusi yang dengan tegas menjamin hak kebebasan beragama dan/atau berkeyakinan. Melalui UU ini juga ditetapkan pasal 156-a dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur ancaman sanksi pidana bagi yang dituduh sebagai penoda agama. Melalui temuan INCReS, sepanjang 2009 di Jawa Barat terjadi 10 kasus pelanggaran kebebasan beragama yang dilakukan oleh aparatus negara, dan 35 kasus intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama dan keyakinan yang dilakukan oleh organisasi massa garis keras yang memakai jubah Islam. Dalam aksi-aksi kekerasan ditemukan, UU itu dipakai sebagai dalih pembenar untuk menyesatkan, menyapu, hingga menangkap individu dan kelompok yang dituding menodai agama. Pertanyaannya: mengapa UU ini dianggap mendesak dan darurat untuk dicabut? Benarkah agama tidak butuh aturan yang melindunginya? Dari temuan yang sangat umum kita mencermati tindakan-tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan malah berlindung di balik UU ini. Karena itu, dugaan yang mengatakan pencabutan UU ini akan menyebabkan konflik horizontal dalam masyarakat merupakan kekeliruan yang berlawanan dengan fakta sosial. Yang terjadi malah sebaliknya, selama ini konflik horizontal yang beraroma agama menggunakan UU ini-khususnya pasal 156-a-sebagai dalih melakukan penyesatan, kekerasan, penangkapan, dan penghakiman sepihak. Logika sederhananya: kalau tidak ingin konflik horizontal terus terjadi dalam masyarakat, UU Nomor 1/PNPS/1965 dan pasal 156-a itu harus dihapus (mansukh). Bagaimana UU tersebut bekerja sebagai pemicu, dalih, dan akhirnya vonis yang mengkriminalkan keyakinan? Pertama, dimulai dengan munculnya dugaan pada kelompok yang memiliki ajaran yang dianggap bertentangan dengan keyakinan umum. Kelompok ini baik yang ada sejak dulu atau benar-benar baru. Contohnya, Syiah dan Ahmadiyah, yang masuk kelompok lama, sedangkan Lia Eden masuk kategori baru. Nah, dengan memakai UU dan pasal 156-a itu, kelompok tersebut dibidik dari sudut penodaan, bukan melalui sudut perbedaan. Keberadaan kelompok tersangka ini tidak lagi dipahami sebagai pihak yang keyakinannya dijamin, tapi bisa diancam sanksi pidana. Inilah tahap pertama bagaimana UU tersebut menyuguhkan cara pandang yang keliru dalam melihat perbedaan ajaran yang sebenarnya lumrah terjadi. Tahap kedua: sebuah kelompok yang telah diidentifikasi sebagai kelompok kriminal dari perspektif keyakinan akan dimusuhi dan diupayakan untuk dilenyapkan. Tahap kedua ini adalah sebuah reaksi tindakan yang ditempuh melalui dua cara: pertama, ormas-ormas garis keras akan menindak langsung kelompok itu. Tindakan ini ilegal dan kriminal, tapi mereka selalu memakai dalih UU yang mengkriminalkan kelompok tersebut. Tak jarang ditambah fatwa untuk memperkuat dugaan kriminal. Kelompok tersangka pun dihajar dengan aturan negara dan fatwa agama. Cara kedua: ormas garis keras tidak melakukan tindakan langsung, tapi menekan aparat pemerintah untuk melakukan tindakan kekerasan. Dalam konteks ini, aparat negara biasanya mengambil sikap yang paling aman dan nyaman, karena ormas garis keras biasanya mengancam akan melakukan tindakan langsung kalau aparat tidak turun. Maka,
[wanita-muslimah] Diskusi Masa Depan Pemikiran Kiri di Komunitas Salihara
Dengan ini kami mengundang anda untuk hadir dalam acara Diskusi Masa Depan Pemikiran Kiri di Indonesia besok Rabu 10 Maret 2010 pukul 19.00 dengan pembicara: Franz Magnis-Suseno dan Hilmar Farid. Moderator: Trisno S Sutanto. Acara ini akan digelar di Komunitas Salihara Jalan Salihara No 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Diskusi ini beranjak dari sejumlah pertanyaan: bagaimanakah gerangan kehidupan pemikiran Kiri sekarang dan prospeknya di masa depan? Apakah “menjadi Kiri” di zaman ini adalah semacam anakronisme? Memang, Kiri tetap menawarkan kritik tajam selaku pemikiran anti-kemapanan. Namun persaingan antar-sistem politik dan ekonomi tampak menunjukkan kemenangan kubu lawan mereka. Demokrasi telah diterima oleh mayoritas negara di dunia yang sangat tergantung pada “selera” pasar. Dan tak sedikit pula para pendaku Kiri yang telah berlaku “borjuis” dalam gaya hidup serta harus beradaptasi dengan sistem-dunia kapitalis. Kita pun perlu bertanya lagi: benarkah pengaruh pemikiran Kiri kini hanya beredar di kalangan terbatas—akademia, gerakan elit, atau mereka yang berusaha menawarkan pemikiran alternatif di tengah dominasi kapitalisme? Dari bahan yang telah saya terima dari Hilmar Farid saya akan memberikan sedikit bocorannya. Hilmar Farid akan mengulas pemikiran filsafat terkini yang bisa ia sebut kiri seperti Zizek dan Badiou. Dan pemikiran ekonomi kiri yang mengkritik keras memanisme pasar seperti David McNally dan Karl Polanyi. Bagi Hilmar Farid agenda kiri dalam Manifesto Komunis sebagian besar sudah dipenuhi, dan tidak ada alasan untuk menganggap kiri gagal. Bahkan di hadapan krisis sekarang, kiri adalah bagian penting dari masa depan. Tanpa kiri, kita patut bertanya: adakah masa depan? Diskusi ini akan menarik, Franz Magnis Suseno juga akan memberikan ide dan pemikiran terbarunya tentang tema ini. Silakan anda hadir, diskusi ini terbuka untuk umum dan gratis. Guntur Romli http://www.facebook.com/event.php?eid=319323676119index=1 Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sayembara Penulisan Lakon Realis (Hadiah Utama: Rp 20.000.000)
SAYEMBARA PENULISAN LAKON REALIS Hadiah utama: Rp 20.000.000 dan Rp 5.000.000 (dua lakon finalis) Dalam dua dekade terakhir panggung teater Indonesia mengalami kemerosotan drastis dalam kuantitas pementasan bergaya realis, seiring dengan semakin banyaknya kemunculan “teater tubuh”. Sejumlah pengamat pernah menyatakan bahwa dalam teater kita telah terjadi krisis aktor. Hal itu mengacu pada kenyataan bahwa tidak banyak aktor yang menunjukkan kepiawaian menghidupkan teks (dialog) dan membangun karakter. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kelangkaan lakon yang mengutamakan seni peran. Beberapa naskah jenis itu, yang sedikit jumlahnya, terlalu sering dipentaskan ulang tanpa menawarkan kesegaran. Sehubungan dengan itulah Komunitas Salihara menyelenggarakan Sayembara Penulisan Lakon Realis. Syarat-Syarat: 1. Tema bebas. 2. Ditulis dalam bahasa Indonesia. 3. Memperhitungkan durasi pementasan, antara 1 sampai 1,5 jam. 4. Tidak berbentuk monolog dan dibuat untuk dimainkan oleh maksimal 5 (lima) karakter/tokoh. 5. Belum pernah dipentaskan/diterbitkan sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun. 6. Naskah diterima panitia paling lambat pada tanggal 30 Juni 2010. 7. Pementasan perdana naskah pemenang menjadi hak panitia. 8. Nama dan biodata pengarang ditulis pada lembar terpisah dari naskah. 9. Naskah dikirim rangkap 4 (empat) dalam amplop yang ditulisi “Sayembara Penulisan Lakon Realis” di pojok kiri atas, ke: Komunitas Salihara Jl. Salihara 16, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 Pemenang dan Hadiah: 1. Dewan Juri akan memilih 3 (tiga) finalis dan menentukan 1 (satu) lakon terbaik. 2. Pemenang akan diumumkan pada Festival Salihara, September 2010. 3. Lakon terbaik akan mendapatkan hadiah uang Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dan dua lakon finalis lain masing-masing mendapat uang Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah); pajak ditanggung penerima hadiah. 4. Lakon terbaik akan dipentaskan untuk pertama kalinya di Teater Salihara sebagai produksi Komunitas Salihara. Dewan Juri dan lain-lain: 1. Dewan Juri terdiri dari 3 orang: Iswadi Pratama (penulis lakon dan sutradara Teater Satu, Lampung), Zen Hae (penyair dan penulis cerita), dan Seno Joko Suyono (wartawan budaya Koran Tempo, pengamat seni pertunjukan). 2. Panitia (kurator dan seluruh karyawan Komunitas Salihara) dan anggota Dewan Juri dilarang mengikuti sayembara ini. 3. Keputusan Dewan Juri akan dipertanggungjawabkan pada saat pengumuman pemenang, dan tidak dapat diganggu-gugat. Jakarta, 01 Januari 2010 Komunitas Salihara, Panitia Sayembara Penulisan Lakon Realis http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=876 http://www.facebook.com/event.php?eid=254989772749ref=mf Apa dia selingkuh? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kuliah Umum Filsafat Hermeneutika Kecurigaan di Salihara
Kuliah Umum Filsafat Hermeneutika Kecurigaan Paul Ricoeur, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud, dan Karl Marx Setiap Sabtu, Januari 2010, 16:00 WIB/ Serambi Salihara Paul Ricoeur, seorang tokoh hermeunetika kontemporer menyebut tiga pemikir besar, yakni Sigmund Freud, Karl Marx, dan Friedrich Nietzsche, sebagai pendahulu metodologi hermeneutika yang disebut sebagai hermeneutika kecurigaan. Freud mencurigai terbentuknya teks sebagai berasal dari alam ketaksadaran manusia, Marx meletakkannya sebagai produk ekonomi dan politik, sementara Nietzsche merujuk sebab-musababnya pada kehendak ingin berkuasa. Apa yang dimaksud hemeneutika kecurigaan itu? Apa saja alasan-alasan Paul Ricoeur? Dan bagaimana hemeneutika bekerja dalam pandangan Sigmund Freud, Karl Marx, dan Friedrich Nietzsche? Selama empat minggu berturut-turut, selain mengulas pandangan tokoh-tokoh tersebut dalam lingkup hermeneutika kecurigaan, kuliah umum ini juga menggali pandangan filsafat dari masing-masing tokoh tersebut. Kuliah Umum Filsafat ini akan digelar di Serambi Salihara setiap hari Sabtu di bulan Januari 2010 pada pukul 16.00 -18.00 WIB. Kuliah ini terbatas, untuk mengikutinya silakan mengirim email pendaftaran ke me...@salihara.org atau riaud...@yahoo.co.id Sabtu 09 Januari 2010, pukul 16.00 WIB Hermeneutika: Pengantar Umum dan Teori Hermeneutika Paul Ricoeur Haryatmoko / Sabtu 16 Januari 2010, pukul 16.00 WIB Tentang Friedrich Nietzsche Setyo Wibowo / Sabtu 23 Januari 2010, pukul 16.00 WIB Tentang Sigmund Freud Bagus Takwin / Sabtu 30 Januari 2010, pukul 16.00 WIB Tentang Karl Marx Goenawan Mohamad / Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peluncuran dan Diskusi Majalah Bhinneka di Salihara
Peluncuran dan Diskusi Majalah Bhinneka bersama Dédé Oetomo dan Soe Tjen Marching, moderator: Nong Darol Mahmada, besok: Selasa 15 Des, pkl 19.00 di Serambi Salihara, http://www.facebook.com/event.php?eid=205816063232ref=mf Latar Belakang Majalah Bhinneka yang didirikan oleh Soe Tjen Marching bekerja sama dengan GAYa NUSANTARA, adalah majalah yang dibuat untuk mengkritisi interpretasi agama di Indonesia. Namun, dalam kemasannya, majalah Bhinneka tidak menyatakan tujuan ini secara gamblang supaya dapat menarik masa sebanyak mungkin untuk membacanya. Selama ini, beberapa jurnal kritis masih terkesan “eksklusif” baik dari penampilan, nama Jurnal ataupun publikasinya, sehingga pembacanya pun kurang lebih menjadi ekslusif. Artinya, mereka datang dari kalangan tertentu. Sedangkan majalah Bhinneka dikemas secara populer dan terkesan umum supaya tidak memberi “tembok” terlebih dulu bagi publik yang tertarik untuk membacanya. Karena itu, digunakan nama yang dipandang cukup “netral”, yaitu Bhinneka yang artinya keberagaman. Untuk mengingatkan moto dari bangsa Indonesia sendiri, bahwa Indonesia tidak tunggal ika, dan interpretasi agama apapun tidak bisa dipandang dari satu sisi saja. Terbit dua bulan sekali, sampai saat ini (17 November 2009), dua edisi majalah Bhinneka telah terbit. Dan kami memandang perlunya me-launching majalah ini agar lebih diketahui khalayak umum. Majalah Bhinneka dibagikan gratis karena dana dari Kedutaan Britania Raya. Kami juga mendapat dana khusus untuk launching majalah ini di Jakarta, dan kami memilih Salihara karena tempat ini telah dikenal luas sebagai salah satu pusat diskusi kebudayaan yang sifatnya juga “netral” (tidak condong pada etnis atau agama tertentu). Tujuan dari launching ini adalah: 1. Memperkenalkan majalah Bhinneka kepada publik 2. Mengadakan diskusi berdasarkan majalah Bhinneka pada umumnya dan interpretasi agama di Indonesia pada khususnya 3. Menjalin kerja sama yang lebih erat antara majalah Bhinneka dan Salihara. Metode dan Setting Forum Launching akan diadakan pada tanggal 15 Desember 2009 pukul 19.00 WIB. Secara keseluruhan, launching ini akan dipandu oleh 2 nara sumber. Adapun setting forum selama launching adalah sebagai berikut: 1. Sesi pengenalan majalah Bhinneka dan pembahasan beberapa artikel. 2. Sesi diskusi: hadirin bisa menanyakan tentang majalah Bhinneka dan juga masalah yang menyangkut politik, sosial dan agama secara umum. 3. Sesi penyusunan rencana strategis juga dilakukan dalam format diskusi interaktif yang dipandu oleh seorang fasilitator. Dengan mengacu sesi-sesi sebelumnya, sesi ini melakukan analisis: Bagaimana bentuk kerja sama antara majalah Bhinneka dan Salihara selanjutnya. Narasumber Ada dua orang nara sumber yang akan berperan aktif dalam diskusi ini, yaitu: 1. Soe Tjen Marching (Pendiri Majalah Bhinneka) 2. Dede Oetomo (Pendiri GAYa NUSANTARA) Moderator: Nong Darol Mahmada Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Jinayatnya “Qanun Jinayat” (Kolom di Kora n Tempo)
“Qanun Jinayat” yang telah diresmikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) tak henti menyulut kontroversi, yang tak hanya datang dari luar, namun juga dari masyarakat Aceh sendiri. Gubernur Aceh sendiri pun tak kunjung menyetujuinya. Bagi Pemerintah Aceh, prosedur “Qanun” ini cacat hukum. Sementara dari sisi subtansi, argumentasi “Qanun” ini amat rapuh. Yang paling fatal “Qanun” ini tidak memasukkan pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya disebut tindak pidana (jinayat). Namun sebaliknya “Qanun” ini malah menetapkan perbuatan yang semestinya bukan tindak pidana. Lebih dari itu “Qanun” ini telah melanggar batas: memasuki ranah yang bukan wewenangnya. Dalam Bab II Pasal 2, disebutkan “Qanun ini mengatur tentang jarimah dan ‘uqubat khamar, maisir, khalwat, ikhtilath, zina, pelecehan seksual, pemerkosaan, qadzaf, liwath, dan musahaqah”. “Qanun” dengan sangaja tak menyebut pembunuhan (qatl) dan pencurian (sariqah) sebagai tindak kejahatan (jarîmah). “Qanun” ini juga menyebut prilaku yang diasumsikan tercela secara moral, tapi sebenarnya bukan tindak-pidana yakni khalwat. Khalwat artinya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berdua di suatu tempat yang tertutup. Sementara ikhthilath yang berarti laki-laki dan perempuan bercampur-baur di suatu tempat tak pernah disebut sebagai perbuatan yang tercela secara moral—apalagi sampai disebut tindak pidana. Orang yang thawaf di sekiling Ka’bah di Makkah baik laki-laki ataupun perempuan bercampur-baur, tidak ada batas atau jalur khusus thawaf yang memisahkan laki-laki dari perempuan. “Qanun” yang berbasis pada kleim syariat Islam ini ingin diberlakukan juga pada orang di luar pemeluk Islam (Bab II Pasal 4 ayat b dan c). Padahal ketentuan-ketentuan syariat Islam hanya berlaku bagi orang Islam saja. Maka, “Qanun” ini telah melampaui batas wewenangnya. “Qanun” ini melanggar ayat lakum dinukum wa liya din (“bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”). Saya tidak habis pikir mengapa “Qanun” ini tidak menyebut pembunuhan dan pencurian sebagai tindakan kriminal. Mungkin saja karena sanksinya yang kontroversial, pencurian akan dipotong tangannya, sementara pembunuhan diancam hukuman mati. Namun anehnya penyusun “Qanun” ini memasukkan sanksi rajam bagi pezina (yang menikah). Apa skala prioritas perzinahan atas kasus pencurian—atau korupsi misalnya—yang dampak “pemberantasan korupsi” lebih berguna bagi kepentingan publik? Apakah kalangan para anggota dewan yang terhormat itu khawatir atas hukuman potong tangan terhadap tindak pidana korupsi yang mudah ditemukan di kalangan mereka? Tak pelak lagi asumsi dasar dari “Qanun” ini adalah perkara moralitas yang berbasis pada seks. Cermati saja dari pasal perzinahan, khalwath, ikhthilath, hingga liwâth (sodomi) dan musâhaqah (tribadisme)—yang sering dituduhkan pada kalangan homoseksual—basis asumsinya adalah seks sebagai sumber kriminalitas. Kalau para penyusun “Qanun Jinayat” ini secara konsisten merujuk pada kajian al-Fiqh al-Jinâ’î al-Islâmî (Fiqh Pidana Islam) klasik maka akan tampak soal “pidana Islam” ini bukan soal “tebang pilih”, dan para ulama fiqh klasik pun sangat ketat dan berhati-hati membahas perkara ini. Pembahasan yang terangkum misalnya dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu karya Wahbah al-Zuhayli (1997, vol 7) yang mengulas pembahasan “hudud”. “Hudud” artinya ”batas” atau “larangan” yang konotasinya adalah “hukuman” (uqubat) yang ditentukan oleh Allah. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah materi pidana. Madzhab Hanafi menyebut ada lima ditambah satu “qishash”, sementara mayoritas ulama fiqh menyebut delapan: zina, qadzf (pembunuhan karakter dengan tuduhan zina), minum khamr, pencurian, membuat kekacauan (al-hirabah), pemberontakan (al-baghy), murtad, dan pembunuhan. Ada juga seorang ulama madzhab Maliki yang menyatakan sampai tiga belas (hlm. 5276). Sedangkan Ibn Rusyd dalam kitabnya Bidâyatul Mujtahid (1995, vol 4) menyebut empat jenis tindak pidana: (1) kejahatan terhadap jiwa dan badan disebut qatl (pembunuhan) dan jarh (pencideraan), (2) pelanggaran terhadap perkelaminan disebut zina, (3) pelanggaran terhadap hak milik disebut pencurian (sariqah) atau perampasan dan perampokan (al-hirabah, al-ghashab), (4) pelanggaran terhadap kemulian-diri disebut qadzf (hlm. 2161). Empat jenis inilah yang bisa disebut “pidana murni”. Kendati para ulama memiliki ragam pendapat soal jenis tindak pidana tapi tidak ada yang abai bahwa pembunuhan dan pencurian sebagai pelanggaran. Dan tidak pula menjadikan perkara-perkara yang berbau moral sebagai pelanggaran pidana. Sedangkan bentuk-bentuk sanksi pidananya yang disebut oleh Al-Quran adalah potong tangan untuk pencurian, cambuk untuk zina dan qadzf, hingga hukuman mati bagi pembunuhan yang disengaja—hukuman rajam tidak ada dalam al-Quran. Bentuk hukuman itu dinyatakan sebagai “hudud” yang berarti “batas maksimal dari hukuman”. Yang dilarang adalah melanggar “batas maksimal dari hukuman” itu, sementara bagi
[wanita-muslimah] Pementasan Kereta Kencana (Rendra) Mulai Malam Ini di Salihara (Gratis)
Jadwal acara Mengenang Rendra di Komunitas Salihara: Jumat, 06 November 2009, 20:00 WIB Pementasan teater Kereta Kencana Sutradara: Putu Wijaya Aktor: Ikranegara Niniek L Karim Sabtu, 07 November 2009 16:00 WIB Pembahasan puisi Rendra Sihir Rendra Pembicara: Sapardi Djoko Damono 19:00 WIB Pembacaan puisi Rendra Oleh: Ine Febrianti, N Riantiarno, Slamet Rahardjo 20:00 WIB Pementasan teater Kereta Kencana Sebagai penghormatan kepada almarhum Rendra (lahir 7 November 1935 dan wafat 6 Agustus 2009), Komunitas Salihara akan menyelenggarakan serangkaian acara di sekitar hari ulang tahun sang penyair dan dramawan. Selain dua malam pementasan Kereta Kencana (saduran Rendra atas lakon Les Chaises karya Eugene Ionesco) yang menampilkan aktor Ikranegara dan Niniek L Karim dengan sutradara Putu Wijaya. Akan diadakan pula pembacaan sejumlah puisi Rendra oleh Slamet Rahardjo, N Riantiarno, dan Ine Febriyanti (7 November, 19:00 WIB). Sementara itu, Sapardi Djoko Damono akan mengulas perpuisian Rendra dengan sorotan khusus terhadap sejumlah puisi yang ia anggap sebagai karya-karya terkuat sang penyair. Seluruh rangkaian acara diselenggarakan di Teater Salihara. Terbuka untuk umum dan GRATIS. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Melan di me...@salihara.org atau Dita di riaud...@yahoo.co.id, atau kunjungi www.salihara.org. Sampai jumpa di Komunitas Salihara! http://www.facebook.com/event.php?eid=327095385225ref=mf http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=2id=19item_id=853 Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Salihara November 2009 (Mengenang Rendra, Pameran Fotografi Serat Centhini...
Program November 2009 Komunitas Salihara Jumat-Sabtu, 06-07 November 2009 MENGENANG RENDRA di Teater Salihara Terbuka untuk umum Gratis Jumat, 06 November 2009, 20:00 wib Teater KERETA KENCANA (Adaptasi Rendra atas Les Chaises karya Eugene Ionesco) Sutradara: Putu Wijaya Aktor: Ikranegara Niniek L Karim Sabtu, 07 November 2009 16:00 wib Pembahasan Puisi Rendra Pembicara: Sapardi Djoko Damono 19:00 wib Pembacaan Puisi Rendra Oleh: Ine Febriyanti, N Riantiarno, Slamet Rahardjo 20:00 wib Pementasan Teater KERETA KENCANA 20-30 November 2009, 11:00–20:00 wib (Minggu dan hari libur Nasional tutup) Pameran Fotografi Fendi Siregar SISI LAIN SERAT CENTHINI: Sebuah Tafsir Visual di Galeri Salihara Terbuka untuk umum Gratis Pembukaan Pameran: Kamis, 19 November 2009, 19:00 WIB di Teater Atap Salihara Terbuka untuk umum Gratis Jumat-Sabtu, 20-21 November 2009, 20:00 wib Teater 90 MENIT YANG HILANG DARIMU (Kisah-Kisah yang Mengingatkan) Teater Satu Lampung Karya: Iswadi Pratama Ide Cerita: Sitok Srengenge Iswadi Pratama di Teater Salihara HTM Rp 30.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas) Minggu, 22 November 2009, 16:00 wib 20:00 wib Resital Musisi Muda DA CAPO KE MANA-MANA Direktur Artistik: Tjut Nyak Deviana Daudsjah Ansambel Musik Daya di Teater Salihara HTM Rp 30.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas) Selasa-Rabu, 25-26 November 2009, 20:00 wib Teater WU WEI DAN SIAPA NAMA ASLIMU Komunitas Berkat Yakin Sutradara: Ari Pahala Hutabarat di Teater Salihara HTM Rp 30.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 15.000,- (tempat terbatas) Ticket Box Salihara buka tiap: Senin-Jumat pukul 09:00-17:00 wib Sabtu pukul 16:00-19:00 wib Minggu dan hari libur Nasional tutup, kecuali ada acara Reservasi: Carla 0817-077-1913 Ipiet 021-9619-2632 (khusus Pameran dan Galeri) Komunitas Salihara Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Tel. 021-789-1202, Faks. 021-780-5180 www.salihara.org http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=851 Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Salihara 2009: Pintu-Pintu Islam
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H Agustus dan September 2009 Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat). Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Eropa Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Sinopsis Menyambut Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”. Islam sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak hanya ada satu pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk memberikan pengalaman tersendiri yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di sinilah Islam hadir tidak dalam bentuknya yang monolitik, melainkan selalu tampak sebagai wujud yang pluralistik. Dalam rangkaian diskusi ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu melalui sejumlah kajian: kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang waktu, kajian terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian akan sifat Islami dalam musik. Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat) dan Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Ismail Fajrie Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di ranah antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif yang terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat sejarah sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun sebagai fragmen yang terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan lainnya yang dominan dalam kehidupan kita sebagai modernitas, maka bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang menyimpan tawaran, alternatif dan kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter Benjamin. Sementara Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah dan waktu modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin yang Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu, pemikiran Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep modern adalah teologi yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Dunia Barat Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena perbedaan konteksnya. Melalui studi tentang kehidupan Islam di sejumlah kawasan akan tampak keunikan Islam itu—Islam yang ada di Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam yang berada di Eropa (Barat). Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering mengundang stereotipe hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat non-muslim, misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki pemahaman yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika? Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di bidang etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu bersifat populer dan yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai musik Islami baik oleh pelaku maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui kajian musik ini, Ubiet menemukan kehadiran Islam yang lain. Musik dari Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan kompleksitas hubungan antara sumber penciptaan, klaim keislaman dan keberlanjutan musik itu sendiri. Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan buka puasa alakadarnya. http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=797 http://www.facebook.com/home.php#/event.php?eid=125289979312ref=ts __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Komunitas Salihara 2009 M/1430 H
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H Agustus dan September 2009 Pintu-Pintu Islam Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat). Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Eropa Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Sinopsis Menyambut Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”. Islam sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak hanya ada satu pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk memberikan pengalaman tersendiri yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di sinilah Islam hadir tidak dalam bentuknya yang monolitik, melainkan selalu tampak sebagai wujud yang pluralistik. Dalam rangkaian diskusi ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu melalui sejumlah kajian: kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang waktu, kajian terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian akan sifat Islami dalam musik. Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat). Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Ismail Fajrie Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di ranah antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif yang terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat sejarah sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun sebagai fragmen yang terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan lainnya yang dominan dalam kehidupan kita sebagai modernitas, maka bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang menyimpan tawaran, alternatif dan kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter Benjamin. Sementara Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah dan waktu modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin yang Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu, pemikiran Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep modern adalah teologi yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Eropa Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena perbedaan konteksnya. Melalui studi tentang kehidupan Islam di sejumlah kawasan akan tampak keunikan Islam itu—Islam yang ada di Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam yang berada di Eropa (Barat). Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering mengundang stereotipe hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat non-muslim, misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki pemahaman yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika? Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di bidang etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu bersifat populer dan yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai musik Islami baik oleh pelaku maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui kajian musik ini, Ubiet menemukan kehadiran Islam yang lain. Musik dari Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan kompleksitas hubungan antara sumber penciptaan, klaim keislaman dan keberlanjutan musik itu sendiri. Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan bukan puasa alakadarnya. http://www.facebook.com/event.php?eid=125289979312ref=mf Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Koran Tempo Menang Lawan Munarman
Selamat untuk Koran Tempo... Koran Tempo Menang Lawan Munarman JAKARTA - Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak seluruh gugatan Munarman terhadap Koran Tempo. Dalam putusannya, majelis menyatakan Koran Tempo telah mengoreksi pemberitaan yang salah sesuai dengan Undang-Undang Pers. Para tergugat tak terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, kata ketua majelis hakim Syahrial Sidik di persidangan kemarin. Sebelumnya, Munarman menggugat PT Tempo Inti Media, Koran Tempo, dan The Wahid Institute dengan nilai gugatan Rp 13 miliar. Ia juga meminta agar tanah dan kantor PT Tempo Inti Media beserta isinya disita. Munarman melayangkan gugatan itu terkait dengan pemuatan foto dirinya yang tengah mencekik seseorang pada Koran Tempo edisi 3 Juni 2008. Foto itu juga disertai keterangan bahwa Munarman mencekik seorang anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan pada insiden Monas, 1 Juni 2008. Pada hari terbitnya edisi itu, Munarman membantah berita foto tersebut. Menurut Panglima Laskar Islam itu, pemuda yang ia cekik adalah anggota Front Laskar Islam. Ia mencekik pemuda tersebut untuk mencegahnya berbuat kekerasan. Sehari kemudian, pada 4 Juni 2008, Koran Tempo meralat pemuatan foto itu dan meminta maaf. Menurut Syahrial, pemuatan ralat tersebut telah meluruskan pemberitaan sebelumnya. Ralat juga telah dimuat secara proporsional dan ditempatkan di halaman yang sama dengan berita foto yang dipersoalkan. Koran Tempo juga sudah minta maaf tanpa ada permintaan terlebih dulu dari pihak Munarman, ujar Syahrial. Kuasa hukum Munarman, Syamsul Bahri Radjam, tak puas terhadap putusan tersebut. Pengadilan semestinya menjadi pengontrol kebebasan pers, ujarnya. Kami akan mengajukan banding. Adapun kuasa hukum Tempo, Soleh Ali, menyambut gembira putusan itu. Putusan hakim mengacu kepada Undang-Undang Pers, ujarnya. Pemberitaan Tempo, ia melanjutkan, juga telah mengacu kepada undang-undang itu. Tentu saya menyambut positif, kata Corporate Chief Editor Tempo, Bambang Harymurti, di Balikpapan kemarin. Menurut dia, putusan itu merupakan sinyalemen positif bagi penegakan hukum Indonesia. Lembaga peradilan mulai memperhatikan penggunaan Undang-Undang Pers, katanya. ANTON SEPTIAN | S.G. WIBISONO | DWI WIYANA http://korantempo.com/korantempo/koran/2009/07/16/headline/krn.20090716.171248.id.html Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Segera Hadir Festival Salihara 2009
Salam, Setelah dibuka pada 8 Agustus 2008, Komunitas Salihara kini menjelang ulang tahun pertamanya. Memperingati hari jadi itu kami menyelenggarakan Festival Salihara 2009, sejak 8 Juli hingga 15 Agustus. Tahun lalu, karena kesiapan tempat memerlukan waktu beberapa bulan sejak pembukaan, Festival Salihara 2008 baru berlangsung sejak pertengahan Oktober hingga pekan pertama Desember tahun lalu, selama tujuh pekan. Festival Salihara 2008 bisa dinilai menuai sukses besar. Ribuan orang bertemu dan berbagi karya kreatif bersama di Komunitas Salihara. 22 kegiatan seni yang melibatkan 800 seniman dan tim produksinya serta dihadiri oleh sekitar 5.000 pengunjung dari beragam profesi dan strata sosial. Sebuah festival ibarat seikat bunga rampai. Ada campuran banyak rupa dan warna, mungkin juga keharuman. Rangkaian semua unsur itu membentuk suatu kombinasi yang padat. Dan sesungguhnya festival ini adalah semacam pemadatan dari kegiatan rutin bulanan Komunitas Salihara menggelar pelbagai kegiatan—mulai dari pertunjukan musik, tari, teater, sastra, maupun diskusi dan kuliah umum. Untuk membuatnya lebih istimewa, kami menampilkan pelbagai kesenian dari jenis dan latar belakang yang lebih beragam. Tahun ini, misalnya, kami mendatangkan koreografer dan penari Eiko Koma dari New York—salah satu dari grup tari terkemuka dunia yang tercantum dalam buku rujukan Fifty Contemporary Choreographers. Kami pun bekerja sama dengan Goethe-Institut Jakarta mendatangkan Selisih Ensemble pimpinan Dieter Mack dari Jerman. Aktor teater kelahiran Inggris, Jennifer Claire, akan membawakan lakon monolog Tolstoy’s Wife. Dari Indonesia, selain mengundang pemusik I Wayan Sadra bersama Ansambel SonoSeni, kami juga akan menampilkan duo gitaris Dewa Budjana dan Tohpati dan kelompok jazz rock Trio Ligro. Sedangkan acara kuliah umum akan diisi oleh Dr. Amina Wadud, yang akan membawakan tema Keindahan Feminin dari yang Ilahi. Selamat menikmati acara-acara Festival Salihara 2009. Sampai jumpa di Komunitas Salihara. Jakarta, Juni 2009 Hasif Amini Direktur Festival Salihara 2009 -- Program Festival Salihara 2009 Rabu, 08 Juli 2009, 19:00 WIB Pembukaan Festival Salihara 2009 TARI Kembang Lambang Sari Wiwiek Widiyastuti Laboratorium Tari Indonesia, Jakarta MUSIK JAZZ Tohpati Dewa Budjana, Jakarta Khusus Undangan Sabtu-Minggu, 11-12 Juli 2009, 20:00 WIB Tari HUNGER OF THE LAND (Perdana Dunia) Koreografer dan penari: Eiko Koma, New York AS di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas) Selasa-Rabu, 14-15 Juli 2009, 20:00 WIB Musik oleh Christian Utz ensemble on_line, Austria di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas) 16 Juli – 15 Agustus 2009, 10:00-19:00 WIB Pameran Seni Rupa PERANG, KATA DAN RUPA Aminudin T. H. Siregar, Chandra Johan, Jopram, Jumaadi, Mujahidin Nurrahman, Putu Sutawijaya, R. E. Hartanto, Jompet Kuswidananto, Teguh Ostenrik, Ugo Untoro, Wayan Suja, Wilman Hermana, Yustoni Volunteero Pembukaan: Kamis, 16 Juli 2009, 19:00 WIB di Galeri Salihara GRATIS Jumat-Sabtu, 17-18 Juli 2009, 20:00 WIB Musik oleh TimeTable Percussion Trio, New York AS di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas) Selasa-Rabu, 21-22 Juli 2009, 20:00 WIB Tari SUARA NENG, koreografer: Nur Hasanah, Jakarta Tari MERAH, koreografer: Asri Mery Sidowati, Jakarta di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Jumat-Sabtu, 24-25 Juli 2009, 20:00 WIB Jazz musikalisasi puisi oleh Denise Jannah, Belanda-Suriname di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas) Minggu, 26 Juli 2009, 19:00 WIB Kuliah Umum JAMAL, KEINDAHAN FEMININ DARI YANG ILAHI: JENDER, SENI DAN TASAWUF Pembicara: Amina Wadud, Kalifornia AS di Serambi Salihara GRATIS Selasa-Rabu, 28-29 Juli 2009, 20:00 WIB Musik oleh I Wayan Sadra Ansambel SonoSeni, Surakarta di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Jumat-Sabtu, 31 Juli – 01 Agustus 2009, 20:00 WIB Monolog TOLSTOY'S WIFE, Sebuah drama berdasarkan buku harian terakhir Countess Sonya Tolstoy Sutradara dan pemain: Jennifer Claire, Australia di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Minggu, 02 Agustus 2009, 20:00 WIB Musik oleh Dieter Mack Selisih Ensemble, Jerman di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 50.000,- (tempat terbatas) Jumat-Sabtu, 07-08 Agustus 2009, 20:00 WIB Teater HOLOCAUST RISING Sutradara: Rukman Rosadi | Saturday Acting Club, Yogyakarta di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Selasa, 11 Agustus 2009, 20:00 WIB Wayang Ringkas BANJARAN KARNA Dalang: Ki Purbo Asmoro, Surakarta di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- | Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Rabu,
[wanita-muslimah] Kuliah Umum Humanisme dalam Pemikiran Islam di Salihara
Kuliah Umum Humanisme dalam Pemikiran Islam “Humanisme dalam Pemikiran Islam” ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan disertasinya tentang Naz’ah al-Ansanah fi al-Fikr al-‘Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca perkembangan ide humanisme di Barat? Tiga topik awal dari Seri Kuliah Umum Memikirkan Ulang Humanisme telah terselenggara secara sukses, dengan peserta kuliah membludak; “Humanisme Klasik Hingga Posmodern” oleh Bambang Sugiharto, “Humanisme dan Anti-Humanisme” oleh Budi Hardiman, serta “Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia” oleh Goenawan Mohamad. Dan topik terakhir ini Humanisme dalam Pemikiran Islam akan diulas oleh Luthfi Assyaukanie dosen filsafat dan pemikiran Islam di Universitas Paramadina. Hadiri topik keempat sekaligus akhir dari seri kuliah umum bulan ini, pada hari Sabtu 27 Juni 2009 pukul 16:00 WIB di Serambi Salihara. Gratis! Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Guntur di 0815-1319-1313, atau kunjungi www.salihara.org. Sampai bertemu di Komunitas Salihara! Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. Telepon: 021-789-1202. (Tempat parkir terbatas.) http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=739 Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pertunjukan Aruk Gugat oleh Teater Satu (Grup Teater Terbaik 2008)
http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=3id=24item_id=735 Sebuah pertujukan dari Grup Teater Terbaik Indonesia tahun 2008 versi majalah Tempo. Teater Satu Lampung mempersembahkan Aruk Gugat. Catatan Proses Kreatif Aruk Gugat Lakon “Aruk Gugat” adalah sebuah eksperimen panjang yang telah dimulai Teater Satu Lampung sejak tahun 1998. Bermula dari sebuah diskusi kecil yang menggagas tentang hubungan teater (pertunjukan) dengan penonton. Lalu berkembanglah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Mungkinkah membuat sebuah karya pertunjukan yang bisa diterima dan dinikmati oleh semua lapisan dan kelas sosial masyarakat? Apakah mungkin dicapai suatu bentuk artistik dan estetik pertunjukan yang bisa diterima dan dimengerti secara umum? Apakah esensi dari sifat-sifat universalitas di dalam karya seni (pertunjukan) itu? Mungkinkah membuat sebuah pertunjukan yang tidak terlalu sukar dilakukan namun memiliki kualitas artistik dan estetik yang bisa diterima dan dinikmati oleh semua penonton? Pertanyaan itu berlanjut pada upaya memeriksa kembali seluruh pertunjukan yang pernah dipentaskan Teater Satu dan bagaimana reaksi penonton terhadapnya. Dari studi kecil-kecilan itu, diperoleh data bahwa sebuah repertoar kecil Teater Satu yang bertajuk “Warahan Aruk Gugat” yang pernah dimainkan pada tahun 1996, adalah salah satu pertunjukan yang paling mungkin bisa meladeni—bukan menjawab—pertanyaan-pertanyaan di atas. Penciptaan repertoar “Warahan Aruk Gugat” ini bersumber dari sastra lisan Lampung yang disebut “Warahan”, yakni salah satu bentuk sastra tutur yang berfungsi sama seperti dongeng. Warahan inilah yang oleh sebagian besar pelaku seni dan peneliti di Lampung disebut sebagai bentuk teater rakyat Lampung. Namun, di dalamnya belum ada kelengkapan unsur-unsur pertunjukan seperti halnya yang terdapat di dalam Ludruk, Ketoprak, Mahyong, Mamanda, dan lain-lain. Warahan masih terbatas pada ada seorang pencerita dan ada cerita yang disampaikan yang biasanya berisi nasihat, sindiran, pesan. Dalam menyampaikan ceritanya, Pewarah atau Pencerita menembangkan seluruh cerita dengan iringan musik gambus. Seorang Pewarah biasanya mampu menghafal 20 sampai 100 bait cerita. Dari sumber-sumber penciptaan seperti itulah, “Warahan Aruk Gugat” dikembangkan—bukan diposisikan dalam bentuknya sebagai dongeng—melainkan kemungkinan-kemungkinannya dikembangkan sebagai pertunjukan yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Dalam proses eksplorasi oleh Tim Artistik Teater Satu, bentuk Warahan ini dipertemukan dengan bentuk-bentuk pertunjukan teater modern yang telah berkembang dan dikenal oleh Teater Satu sebelumnya. Maka, dilakukanlah upaya-upaya identifikasi peran/tokoh, karakterisasi, artistik, aktualitas cerita, untuk memperkaya bentuk pertunjukan Warahan yang telah pernah ada sebelumnya. Hingga saat ini, setelah lebih dari 10 tahun Teater Satu berupaya terus menerus memeriksa dan mengembangkan bentuk pertunjukan Warahan, telah dilakukan lebih dari 70 kali pertunjukan dengan cerita dan bentuk pertunjukan yang berbeda-beda. Namun, sampai saat ini, unsur-unsur artistik pertunjukan yang tetap dipertahankan adalah; kesederhanaan bentuk, plot, dan karakterisasi tokoh utama yakni Aruk, yang tetap setia pada ekspresinya sebgai “SANDIWARA KAMPUNG”. Kami menamakannya Sandiwara Kampung karena repertoar “Warahan Aruk Gugat” memang diniatkan menjadi pertunjukan yang bisa meladeni segala bentuk ruang dan bisa dimainkan di mana saja dan kapan saja; khususnya di Indonesia. Di mana hal-hal yang naif, kampungan, dan segala kategori yang selama ini dianggap sebagai “sisi gelap” dalam perkembangan “ke-ber-adaban” masyarakat (setidaknya dalam persepsi kita yang biasa hidup di wilayah perkotaan) justru dihidangkan. Samasekali bukan untuk meraih semacam simpati atau pemakluman, melainkan untuk diperiksa kembali. Dan pertunjukan di Komunitas Salihara ini adalah bentuk garapan terbaru dari semua pertunjukan yang sudah dipentaskan sebelumnya. Aruk Gugat adalah upaya Teater Satu untuk memeriksa kembali “ke-kampungan”, yang ada dalam lingkungan sosial kami, sistem politik, budaya, dan terutama dalam diri kami sendiri, sambil terus mengupayakannya menjadi pertunjukan yang—bila mungkin—bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya. Iswadi Pratama Sutradara Sinopsis Aruk adalah seorang anak yatim yang jujur, namun malas dan bodoh. Aruk diharapkan mampu mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga yang telah hancur sejak kematian sang ayah. Maka, Emak pun menitipkan Aruk di rumah pamannya, Sirajudin bergelar Pangeran Si Angan-Angan yang kelak akan mendidik Aruk dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal hidup. Aruk mengawali kariernya di bidang militer. Namun ia dikeluarkan, karena menolak mengikuti ujian menembak. Alasan Aruk: jika ia pandai menembak maka nanti akan menembak siapa saja. Gagal jadi prajurit, Aruk berkerja sebagai
[wanita-muslimah] Kuliah Budi Hardiman tentang 'Humanisme dan Para Kritikusnya'
F. Budi Hardiman pengajar filsafat di program pasca sarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkata akan memberikan kuliah tentang Humanisme dan Para Kritikusnya di Serambi Salihara 13 Juni 2009 pukul 16.00. Kuliah ini merupakan rangkaian kuliah umum tentang Humanisme di Komunitas Salihara. Pada Sabtu pekan lalu, Bambang Sugiharto, pengajar filsafat di Universitas Parahyangan dan Institut Teknologi Bandung telah mengulas tema pertama tentang Humanisme Dulu dan Kini. Dan F Budi Hardiman akan mendiskusikan tema kedua tentang fenomena munculnya “Humanisme dan Anti-Humanisme”. Tema kedua ini diharapkan mengulas dua subtema utama. Pertama, bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua, mengapa muncul gelombang kritik--khusunya dari gelombang posmodern--terhadap humanisme yang disebut “anti-humanisme”? Untuk membahas tema ini, F Budi Hardiman yang telah menulis makalah sebanyak 22 halaman akan mendiskusikan tema yang sangat menarik ini. Dan bagaimana konsep F Budi Hardiman atas apa yang ia sebut sebagai Humanisme Lentur untuk keluar dari eksklusivitas konsep humanisme tersebut? Ikuti kuliahnya di Serambi Salihara. Mengikuti kuliah ini tidak dipungut biaya sedikit pun. http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=733 Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. Rasakan bedanya! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kuliah 'Humanisme Klasik Hingga Posmodern' (Bambang Sugiharto)
Kuliah Umum Humanisme Klasik Hingga Posmodern Tema humanisme selalu menarik untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak usang. Untuk itulah, Komunitas Salihara ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan Bandung (September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk mengulas tema penting ini. Tema “Humanisme Klasik Hingga Posmodern” diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, untuk memberikan relevansi memperbincangkan tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku di atas: isu yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman? Bukankah ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap humanisme, yang dikenal sebagai “anti-humanisme”? Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—“berbagai serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat ‘humanistik’ juga”? Acara pertama dari Seri Kuliah Umum bulan Juni ini akan diadakan pada hari Sabtu, 6 Juni 2009 pukul 16:00 WIB di Ruang Serambi Salihara dengan tema pertama Humanisme Klasik Hingga Posmodern dengan pembicara Bambang Sugiharto guru filsafat di Universitas Parahyangan Bandung. Sampai bertemu di Komunitas Salihara! Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. (Tempat parkir terbatas.) http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=713 Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Salihara bulan Juni 2009
http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=16id=202item_id=709 Workshop, Masterclass dan Konser Musik Kontemporer POW Ensemble, Belanda Selasa-Kamis, 2-4 Juni 2009, 09:00-17:00 WIB WORKSHOP KOMPOSISI dan MASTERCLASS GITAR di Serambi Salihara dan Teater Salihara GRATIS Untuk pendaftaran, hubungi Cantus di 021-750-3161 Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB Konser STRANGE ATTRACTORS di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB CERPENIS+… Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana di Teater Salihara GRATIS Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB Teater ARUK GUGAT Teater Satu, Lampung di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Seri Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME di Serambi Salihara GRATIS Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme Klasik Hingga Posmodern Pembicara: Bambang Sugiharto (dosen filsafat di Universitas Parahyangan, Bandung) Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dan Anti-Humanisme Pembicara: F. Budi Hardiman (dosen filsafat di STF Driyarkara) Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer Pembicara: Goenawan Mohamad (esais dan peminat filsafat) Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Islam Pembicara: Luthfi Assyaukanie (koordinator Jaringan Islam Liberal) Sinopsis Konser STRANGE ATTRACTORS POW Ensemble, Belanda Teater Salihara Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Dua buah komputer dan sebuah gitar elektrik, dimainkan oleh musisi-musisi berkelas vituoso, menciptakan sebuah dimensi bunyi unik yang merangkai kejernihan musikal dengan kekayaan bebunyian dan tekstur. Gitar elektrik merupakan suatu intrumen hibrida yang memiliki sifat setengah akustik, setengah elektronik. Sebagai penyeimbang kedua dunia, gitar menjadi pasangan yang cocok untuk seluruh rangkaian komputer. Komputer, sebagai pengolah efek yang kompleks dan canggih, mampu memanipulasi dan mengubah bunyi gitar, jauh lebih baik dari efek-efek biasa yang dihasilkan seperti distorsi. Komputer-komputer yang ada juga dapat berfungsi sebagai suatu ansambel yang menghasilkan bebunyian yang kaya. Tiap komputer yang digunakan memiliki satu set speaker, begitu pula dengan gitar elektriknya. Dengan demikian, tercipta atmosfer semi-akustik yang memberikan seluruh instrumen kualitas jernih dan intim khas musik kamar. Sebuah suatu terobosan baru dalam cakupan musik kamar abad 21! POW Ensemble, dibentuk pada tahun 2001 oleh komponis/saksofonis asal Belanda Luc Houtkamp, merupakan sebuah ansambel kamar abad 21, yang menggunakan perangkat elektronik dan komputer sebagai intrumen musik. Musik elektronik dan musik komputer bukan merupakan suatu gaya musik, tetapi memiliki potensi untuk bergerak di antara banyak gaya dan tradisi musik, dan dapat melompati batas-batasnya. Para musisi mempergunakan improvisasi, pemrosesan langsung, dan interaksi dengan instrumen musik lain, baik elektronik maupun akustik. Dengan menghubungkan komputer kedalam suatu jaringan interaktif, para musisi dan instrumen saling berinteraksi satu sama lain. Selain Luc Houtkamp (komputer, elektronik), anggota lain adalah Guy Harries (komputer, elektronik) dan Wiek Hijmans (gitar elektrik). Dalam pementasan Strange Attractors, POW Ensemble akan membawakan karya-karya Alwynne Pritchard, Gabriel Provokiev, Chad Langford, Tomohisa Hashimoto, serta karya Luc Houtkamp dan Guy Harries. Sebelum pementasan, akan diadakan lokakarya komposisi dan kursus gitar oleh POW Ensemble, selama tiga hari berturut-turut di Serambi Salihara dan Teater Salihara. Gratis dan terbuka untuk umum! Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Cantus di 021-750-3161. Program ini didukung oleh Netherlands Funds for Performing Arts+ (NFPK+). CERPENIS+… Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana Teater Salihara Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB GRATIS Acara pembacaan karya sastra di Komunitas Salihara kali ini menampilkan sejumlah penulis cerita pendek yang juga dikenal sebagai figur publik di luar lapangan sastra. Mereka sudah lama berkarya, sembari mengerjakan pekerjaan sehari-hari di bidang masing-masing. Bondan Winarno tersohor sebagai seorang gourmet yang aktif mengadakan perjalanan kuliner; Bre Redana bekerja sebagai redaktur seni dan budaya; Debra H. Yatim aktif menggerakkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat; Jujur Prananto berkiprah sebagai penulis skenario film; dan Veven Sp. Wardhana banyak bergiat sebagai pengamat media dan gaya hidup urban. Adakah pengaruh dari bidang pekerjaan yang mereka geluti terhadap karya sastra mereka? Bagaimana para sastrawan itu menemukan kekhasan “suara” masing-masing lewat
[wanita-muslimah] Diskusi Buku Kolam di Salihara akan Dihadiri Sapardi
Diskusi Buku Kolam di Salihara akan Dihadiri Sapardi Diskusi buku puisi berjudul Kolam di Salihara akan dihadiri penulisnya Sapardi Djoko Damono. Diskusi ini akan digelar hari Senin 18 Mei 2009 pukul 19.00 di Serambi Salihara, Pasar Minggu. Dalam diskusi ini Hasan Asphanani seorang seorang penyair dan blogger sastra akan menyampaikan makalah berjudul Kenapa Mesti Ada Sore Hari? Kajian Ringkas puisi Sapardi Djoko Damono Dari Buku DukaMu Abadi hingga Buku Kolam. Sedangkan Muhammad al-Fayyadl penulis buku Derrida akan membawakan sebuah esai yang mengulas puisi-puisi Sapardi dari tinjuan filsafat dengan judul Sapardi Djoko Damono dan Ekologi Puisi-puisinya Penyair Sapardi Djoko Damono baru-baru ini menerbitkan buku puisi terbarunya, Kolam –empat dasawarsa setelah kumpulan puisinya yang pertama, DukaMu Abadi (1969). Setelah bahasa dan sastra sekadar menjadi bagian dari lautan slogan dan jargon pada paruh pertama 1960-an, Sapardi merebut kembali kata sebagai milik paling asasi dalam penciptaan dan kebebasan. DukaMu Abadi bisa dilihat sebagai titik kelahiran kembali puisi lirik Indonesia. Puisi Sapardi dikenal membawakan lirisisme dan memiliki kelebihan bukan karena kerumitan makna atau keunikan bentuknya, namun karena menggunakan bahasa yang jernih dan sederhana. Kumpulan-kumpulan puisi Sapardi yang lain adalah Mata Pisau dan Aquarium (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), Ayat-ayat Api (2000), Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro? (2002), Mantra Orang Jawa (2005), puitisasi mantra-mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia. Sapardi sendiri memandang karya sastra dari dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Dalam hal gaya, katanya, sudah banyak usaha pembaruan di Indonesia. Tetapi dari segi tema, tak banyak sastrawan mampu menghadirkan hal-hal baru. Bagaimana puisi-puisi mutakhir Sapardi mengolah tema dan bentuk pengucapannya sendiri? Adakah ihwal baru yang ditawarkan oleh Sapardi dalam Kolam ini? Ataukah Kolam sekadar reproduksi dan repetisi Sapardi terhadap puisi-puisinya yang dulu? http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=707 Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. Rasakan bedanya! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Download Buku Ilusi Negara Islam
Salam, Kami baru menerima berita dari Mas Ahmad Suaedy Direktur the Wahid Institute, toko-toko yang menjual buku Ilusi Negara Islam diteror: akan diserbu, dibakar melalui telepon-telepon tak dikenal. Di Gramedia pun buku ini belum sempat beredar. Anda mungkin akan kesulitan mendapatkan buku ini di pasaran. Syukur alhamdulillah, melalui jasa internet, pembredelan dan ancaman untuk sebuah karya tidak akan berhasil sempurna. Kini bagi siapa pun yang ingin membaca buku ini silakan mengunduhnya (download) melalui alamat berikut: http://www.bhinnekatunggalika.org/galeri.html --- Untuk berita peluncuran buku ini Sabtu malam: http://oase.kompas.com/read/xml/2009/05/17/15241171/ilusi.negara.islam.diperbanyak.di.empat.negara - Pers Release Peluncuran buku dan dvd الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على أمورالدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبيآء والمرسلين سيدنا مجمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين ، اما بعد The Wahid Institute, Gerakan Bhinneka Tunggal Ika, dan The Maarif Institute Tokoh Islam Moderat Meluncurkan Buku--Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, dan dan Seri TV/Video--Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-‘Alamin, untuk Mewujudkan Islam sebagai Rahmatan lil-‘Alamin Jakarta, 16 Mei 2009 JAKARTA, INDONESIA (16 Mei 2009)—Tiga tokoh besar Islam moderat meluncurkan buku dan seri video untuk melestarikan tradisi dan budaya bangsa Indonesia yang santun dan toleran berdasarkan nilai-nilai luhur agama, serta mewujudkan dunia yang aman, damai, dan sejahtera. Program ini juga bertujuan membantu dunia mengatasi krisis kesalahpahaman tentang agama dan kesalahkaprahan pengamalannya yang mengancam kedamaian di mana-mana. Mantan Presiden Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bersama mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif (Buya), dan tokoh terkemuka Nahdlatul Ulama, KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus), bersama-sama mengajak dan berusaha mengilhami masyarakat dan para elit untuk bersikap terbuka, rendah hati, dan terus belajar agar bisa memahami agama secara spiritual dan mendalam. Karena dengan cara demikian pemahaman agama kelompok garis keras yang dangkal dan sempit tidak akan bisa menginfiltrasi dan menghasut bangsa Indonesia untuk mengkhianati nilai-nilai luhur ajaran agama serta tradisi dan budaya bangsanya. “Saya tidak khawatir terhadap non-Muslim atau siapa pun selama mereka terus belajar; yang saya khawatirkan adalah ketika seseorang berhenti belajar dan menganggap kebenaran sudah ada di tangannya dan kemudian menganggap yang lain salah. Sebab, sabda Nabi saw., ‘Orang akan tetap baik-baik saja, tetap pandai selama mau belajar. Ketika orang itu berhenti belajar karena sudah merasa pandai, mulailah dia bodoh’,” (Gus Mus). Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi salah satu medan pertarungan ideologi yang signifikan. Kelompok-kelompok garis keras telah menggunakan simbol-simbol agama untuk merekrut dukungan umat Islam. Dengan menggunakan bahasa yang sama dengan umat Islam pada umumnya, mereka berusaha meraih dukungan atas nama agama sebanyak-banyaknya. Padahal, makna yang mereka pahami jauh berbeda dari makna yang lazim dipahami oleh umat Islam Indonesia. Ketiga tokoh ini menegaskan pentingnya melestarikan Pancasila, UUD 1945, dan NKRI, serta nilai-nilai luhur agama yang menjiwai bangunan bangsa dan negara Indonesia, yang kini dibayang-bayangi oleh infiltrasi paham dan aksi-aksi gerakan transnasional yang meresahkan. Demi tujuan ini, mereka menyerukan persatuan dan kerjasama semua pihak dan lapisan masyarakat, karena kebenaran yang tidak terorganisai bisa dikalahkan oleh kejahatan maupun kezhaliman yang terorganisasi. The Wahid Institute, Maarif Institute, dan Gerakan Bhinneka Tunggal Ika bersama-sama menerbitkan buku Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, yang merupakan hasil penelitian lapangan dan konsultasi selama lebih dari dua tahun. Penelitian lapangan yang meliputi 24 kabupaten di 17 propinsi ini melibatkan tak kurang dari 30 peneliti yang kebanyakan berasal dari jaringan UIN/IAIN. Mereka telah melakukan wawancara mendalam terhadap 591 responden yang berasal dari 58 kelompok dan organisasi yang berbeda. Buku ini juga dilengkapi dengan hasil konsultasi dengan para ulama, intelektual, aktivis ormas Islam, para pengusaha, praktisi pendidikan, dan pejabat pemerintahan yang merasa prihatin dengan perkembangan gerakan Islam transnasional di Indonesia. Penelitian lapangan dan konsultasi dengan para tokoh ini berhasil mengungkap asal-usul, ideologi, agenda, dana, sistem, dan jaringan gerakan Islam transnasional dan kaki tangannya di Indonesia. Di samping rekomendasi untuk menghadapi dan mengatasi gerakan garis keras, buku ini juga menyajikan counter teologis atas klaim-klaim telogis mereka. “Studi ini kami lakukan dan publikasikan untuk mengbangkitkan kesadaran seluruh komponen bangsa, khususnya para elit dan media
[wanita-muslimah] Kuliah Umum Salihara 'Memikirkan Ulang Humanisme'
Kuliah Umum Salihara Juni 2009 Memikirkan Ulang Humanisme Komunitas Salihara menggelar kembali rangkain kuliah umum berjudul “Memikirkan Ulang Humanisme”. Tema ini menarik dan penting untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak usang. Untuk itulah, kami ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul “Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan” yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan Bandung (September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk mengulas tema penting ini. Tema “Humanisme Klasik Hingga Posmodern” diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, dan mungkin yang lebih penting apa pentingnya atau relevansinya memperbincangkan tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku tadi “isu yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman”? Bukankah ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap humanisme yang dikenal sebagai “anti-humanisme”. Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—“berbagai serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat ‘humanistik’ juga? Sementara tema “Humanisme dan Anti-Humanisme” diharapkan mengulas dua tema utama: pertama bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua mengapa muncul gelombang kritik terhadap humanisme yang disebut “anti-humanisme”? Tema “Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia” adalah sebuah pelacakan terhadap percakapan humanisme dalam pemikiran tokoh-tokoh Indonesia seperti: Soekarno, Hatta, Syahrir Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer. Bagaimana kelima orang ini memahami humanisme dan menuangkannya dalam karya-karya mereka, serta bagaimana mereka memandang dan menggagas Indonesia melalui perspektif humanisme. “Humanisme dalam Pemikiran Islam” ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan disertasinya tentang Naz’ah al-Ansanah fi al-Fikr al-‘Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca perkembangan ide humanisme di Barat? Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme Klasik Hingga Posmodern Bambang Sugiharto Dosen Filsafat di Universitas Parahyangan Bandung Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dan Anti-Humanisme F Budi Hardiman Dosen Filsafat di STF Driyarkara Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer Goenawan Mohamad Budayawan Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Islam Luthfi Assyaukanie Koordinator Jaringan Islam Liberal Seluruh kegiatan akan dilaksanakan di Serambi Salihara, Jalan Salihara No 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Anda yang tertarik mengikuti kuliah umum ini silakan daftarkan diri anda: nama lengkap, institusi, dan alamat kontak: telepon/email, kirimkan ke gun...@salihara.org, kami membatasi tempat untuk 60 orang. Mengikuti kegiatan ini tidak dipungut biasa sedikit pun. http://www.salihara.org Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=44 PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad) Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto. Saya tidak begitu berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu. Tampaknya ada dua pilihan: 1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X. Dengan Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi agaknya sulit terbentuk karena itu. Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil presiden. Ini bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono. Budiono memang bukan tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi global. Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi. 2. Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil. Tapi akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo -- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir 15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih Gerindra. 3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh), dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar 90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih menguntungkan. Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan. Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,. Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang akan berada dalam Oposisi? Pemerintahan SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar) sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang PKS dan PAN. Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi, meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat meniti ke seberang. Goenawan Mohamad Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Komunitas Salihara Mei 2009
Program Komunitas Salihara Mei 2009 Sabtu, 2 Mei 2009, 20:00 WIB Resital piano tunggal LEVI GUNARDI di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Rabu, 6 Mei 2009, 19:30 WIB Pemutaran Film BABI BUTA INGIN TERBANG Sutradara: Edwin di Teater Salihara GRATIS Jumat-Sabtu, 8-9 Mei 2009, 20:00 WIB Tari LELANGEN BEKSAN Padneçwara di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Rabu 13 Mei 2009, 19:00 WIB Peluncuran dan Diskusi Buku DEMOKRASI DAN KEKECEWAAN Pembicara: A. Setyo Wibowo, Sandra Hamid dan Arianto Patunru di Serambi Salihara Gratis 15-24 Mei 2009, 20:00 WIB (Senin libur) Teater TANDA CINTA Teater Koma di Teater Salihara HTM Rp 100.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Senin, 18 Mei 2009, 19:00 WIB Diskusi BUKU PUISI KOLAM karya SAPARDI DJOKO DAMONO Pembicara: Muhammad Al-Fayyadl dan Nirwan Ahmad Arsuka di Serambi Salihara GRATIS Senin-Selasa, 27-28 Mei 2009, 20:00 WIB Pertunjukan Musik dan Multimedia EVENT HORIZON Sincronie, Italia di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Reservasi dan Informasi: Natalie 0817-077-1913 Nike 0818-0730-4036 Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Tel. 021-789-1202, Faks. 021-781-8849 www.salihara.org SINOPSIS Sabtu, 2 Mei 2009, 20:00 WIB Resital piano tunggal LEVI GUNARDI Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Levi Gunardi adalah seorang pianis Indonesia ternama, kelahiran 1976. Ia bergabung dalam Junior Original Concert, sebuah kelompok yang terdiri dari para pemusik muda berbakat di bawah usia 15 tahun, dan telah menggubah karya-karyanya sendiri untuk piano dan electone, yang ia mainkan di sejumlah kota besar di Indonesia. Pada tahun 1992, ia meraih penghargaan “Most Outstanding Performance” se-Asia Tenggara mewakili Indonesia di Singapura, dan “Outstanding Performance Award” tingkat internasional (mewakili Indonesia dan benua Asia), di Kyoto, Jepang pada tahun yang sama. Setelah menyelesaikan tingkat Persiapan Konservatorium di Yayasan Pendidikan Music di bawah bimbingan Iravati Sudiarso pada tahun 1996, Levi diterima di Manhattan School of Music di New York, AS, belajar piano pada Constance Keene, dan musik kamar pada Marc Silverman, Isadore Cohen, serta Gerald Robyns. Pada tahun 1997, ia tampil di Steinway Hall dan Donell Library, keduanya di bawah Asosiasi Leschetizky. Pada awal tahun 2002, ia menyelesaikan program Bachelor of Music dan Master of Music, yang diraihnya melalui beasiswa penuh dari para petinggi Manhattan School of Music. Ia telah tampil dalam sejumlah master class oleh pianis-pianis klasik dunia: Barry Snyder, Ruth Slenckczyska, Alexis Golovin, Joaquin Soriano, Solomon Mikowsky, Midori Nohara, Eduardus Halim, Reynaldo Reyes, dan Constance Keene. Levi pernah tampil sebagai solis bersama pianis William Whipple dan Cedar Rapids Symphony Orchestra pimpinan Christian Tiemeyeer, dan bersama Twilite Orchestra pimpinan Addie MS. Ia menjadi salah satu finalis pada Bergen Philharmonic Concerto Competition di New Jersey, AS. Ia pernah diundang oleh Nanyang Academy of Fine Arts untuk memberikan resital kuliah sebagai pembuka rangkaian 2002 Commuter Concert di Singapura, dan pernah mengadakan resital di Esplanade Recital Hall, Singapura. Ia juga pernah menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam The 7th Franz Liszt International Piano Competition di Utrecht, Belanda. Ia telah merilis CD piano tunggal, yang kemudian masuk nominasi “Anugerah Musik Indonesia 2004”, dan yang salah satu lagunya menduduki peringkat pertama untuk lagu Indonesia dengan penjualan terbanyak di iTunes Indonesia. Selain sebagai pemain, ia cukup aktif memberikan master class untuk pianis-pianis muda Indonesia berbakat, serta menjadi juri pada beberapa kompetisi seperti Yamaha Electone Festival di Taipei, Taiwan, 2nd dan 3rd UPH National Piano Competition. Dalam pertunjukannya di Teater Salihara, Levi Gunardi akan membawakan karya-karya Frederich Chopin, Franz Liszt, Sergei Rachmaninov dan Johann Strauss/Grunfeld, serta karya komponis Indonesia seperti Ismail Marzuki, Mochtar Embut, dan karya Levi Gunardi sendiri. Rabu, 6 Mei 2009, 19:30 WIB Pemutaran Film BABI BUTA INGIN TERBANG '77 Menit Sutradara: Edwin Teater Salihara GRATIS Film Babi Buta yang Ingin Terbang menuturkan kisah tentang kerancuan identitas, kebimbangan dan kecemasan, serta pengalaman kehilangan jala—perasaan-perasaan yang sering dialami oleh warga etnik Tionghoa di Indonesia. Inilah cerita tentang seorang ayah yang ingin mendapatkan lotere green card dan pindah ke Amerika Serikat. Cerita tentang seorang mantan juara bulutangkis nasional yang ditinggalkan suaminya yang menikahi seorang perempuan Jawa. Cerita tentang seorang anak lelaki yang sering dilempari batu karena ia seorang keturunan Cina. Cerita tentang seorang gadis yang percaya bahwa petasan bisa mengusir hantu.
[wanita-muslimah] Pembukaan V Film Festival di Komunitas salihara
http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=15id=197item_id=671 V Film Festival yang merupakan ajang festival film perempuan internasional pertama di Indonesia akan dibuka besok Selasa 21 April di Komunitas Salihara, Jalan Salihara No 16 Pasar Minggu Jakarta Selatan. Rangkaian acara pembukaan akan dimulai dengan Peluncuran Komik 'Cerita Si Lala' dan pertunjukan menggambar oleh Tita Larasati pada pukul 16.00 WIB. Pada malam harinya pukul 18.00 akan ada pertunukan musik akustik bersama Mian Tiara. Sedangkan sebagai film pembuka akan diputar sebuah film dari Perancis berjudul Water Lilies karya Celine Sciamma yang berdurasi 83 menit. Pemutaran film akan dimulai pukul 20.20 WIB Water Lilies bercerita seorang gadis menuju proses pendewasaannya lengkap dengan situasi lingkungan di mana semua orang sibuk berkompetisi. Tokoh protagonis dalam film ini adalah tiga orang perempuan berusia 15 tahun yang mengalami cinta pertama mereka dengan tiga cara yang berbeda. Water Lilies merupakan debut sutradara Céline Sciamma (27 tahun) dan dibintangi oleh para pendatang baru; Pauline Acquart, Louise Blachère, Adèle Haenel dan Warren Jacquin. Setelah pemutaran perdana di Cannes Film Festival 2007, Sciamma dan pemain-pemain filmnya dipuji sebagai para pendatang baru yang paling menjanjikan dalam festival tersebut. Acara Festival ini akan berlangsung sampai tanggal 26 April, beberapa film Indonesia dan luar negeri akan diputar, dan akan digelar juga, diskusi dan workshop. Mengikuti tiap acara Festival ini tidak dipungut biaya sedikit pun dan terbuka untuk umum (kecuali acara pembukaan pukul 18.00 khusus undangan) JADWAL ACARA VFILMFEST 2009 Selasa 21 April 2009 16.00 Launching Komik 'Cerita Si Lala' Drawing Performance by Tita Larasati 18.00 Pembukaan V Film Festival, Festival Film Perempuan Internasional Musik akustik oleh Mian Tiara 20.20 Opening Film Water Lilies (Celine Sciamma, Perancis, 2007, 83') (khusus undangan) Rabu 22 April 2009 17.00 Film Pendek Maya, Raya, Daya (Nan T. Achnas, Indonesia, 2008, 10') Mereka Bilang Saya Monyet (Djenar Maesa Ayu, Indonesia, 2007, 90') 20.00 Film Pendek (Bukan) Kesempatan yang Terlewat (Lasja F.S, Indonesia, 2006, 10') The Education of Shelby Knox (Marion Lipscutz, Rose Rosenblatt,USA, 2005, 90’) Kamis 23 April 2009 17.00 Program Film PERTARUHAN 20.00 Film Pendek THe Matchmaker (Cinzia Puspitarini, Indonesia, 2006, 10’) Fiksi (Mouly Surya, Indonesia, 2008, 110') Jumat 24 April 2009 15.00 Diskusi Youth and Sexuality 17.00 Program Film GENDER MONTAGE 20.00 Film Pendek The Big Day (Keke Tumbuan, Indonesia, 2006, 10') In Mom's Head (Carine Tardieu, Perancis, 2007, 95’) Sabtu 25 April 2009 09.00 Round Table Discussion Feminist Film Theory 19.00 Program Film THE GIRLS TALK 21.00 Perempuan Girli (Rosana Yuditia Ripi, Indonesia, 2008, 19’) Sweeping Addis (Corrine Kuenzli, Switzerland, 2006, 50’) Minggu 26 April 2009 10.00 Workshop Produksi Film Berwawasan Gender 15.00 The Allround Reduced Personality-Redupers (Helke Sander, Jerman, 95') 18.00 Closing Film Mother Beast Mother Human (Helke Sander, Jerman, 1998, 63') Untuk informasi lebih lanjut kunjungi: http://festivalfilm.multiply.com/ http://salihara.org Ening Nurjanah (Direktur): 0818866625 Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Belanda dalam Film-film Indonesia
Seri Kuliah Umum tentang Stereotipe dalam Seni Pertemuan terakhir. Orang Belanda dalam Film-film Indonesia Sabtu 28 Maret 2009 pukul 16:00 Pembicara: Eric Sasono Serambi Salihara, Jalan Salihara No 16 dekat Universitas Nasional, Pasar Minggu Jakarta Selatan Dalam Orang Belanda dalam Film-film Indonesia, Eric Sasono (kritikus film dan pengelola situs rumahfilm.org) akan mengamati bagaimana sineas Indonesia menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda dalam film-film yang mereka produksi. Orang Belanda yang sering muncul dengan tingkah yang amoral: mabuk, berjudi, main perempuan, dan lain-lain. *** Stereotipe adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan negatif, yang dapat memicu beragam interpretasi. Jenis-jenis stereotipe mudah kita jumpai dalam masyarakat majemuk. Berdasarkan sumbernya, stereotipe negatif memiliki tingkatan: dari sebab pengamatan yang dangkal hingga stereotipe yang bersumber dari kebencian terhadap orang atau kelompok. Stereotipe yang rendah hanya bisa menyebabkan kesalahpahaman, namun stereotipe yang disengaja dibangun untuk kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa menyebabkan benturan hingga kekerasan. Dalam rangkaian kuliah tentang stereotipe ini, jenis-jenis stereotipe yang secara sengaja atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai dari sebab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan untuk tujuan apa ia dibangun. Gratis http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=597 ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Belanda dalam Film-film Indonesia
Seri Kuliah Umum tentang Stereotipe dalam Seni Pertemuan terakhir. Orang Belanda dalam Film-film Indonesia Sabtu 28 Maret 2009 pukul 16:00 Pembicara: Eric Sasono Serambi Salihara, Jalan Salihara No 16 dekat Universitas Nasional, Pasar Minggu Jakarta Selatan Dalam Orang Belanda dalam Film-film Indonesia, Eric Sasono (kritikus film dan pengelola situs rumahfilm.org) akan mengamati bagaimana sineas Indonesia menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda dalam film-film yang mereka produksi. Orang Belanda yang sering muncul dengan tingkah yang amoral: mabuk, berjudi, main perempuan, dan lain-lain. *** Stereotipe adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan negatif, yang dapat memicu beragam interpretasi. Jenis-jenis stereotipe mudah kita jumpai dalam masyarakat majemuk. Berdasarkan sumbernya, stereotipe negatif memiliki tingkatan: dari sebab pengamatan yang dangkal hingga stereotipe yang bersumber dari kebencian terhadap orang atau kelompok. Stereotipe yang rendah hanya bisa menyebabkan kesalahpahaman, namun stereotipe yang disengaja dibangun untuk kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa menyebabkan benturan hingga kekerasan. Dalam rangkaian kuliah tentang stereotipe ini, jenis-jenis stereotipe yang secara sengaja atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai dari sebab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan untuk tujuan apa ia dibangun. Gratis http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=597 Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3 http://downloads.yahoo.com/id/firefox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Kuliah Orang Islam dalam Karya Pramoedya
RANGKAIAN KULIAH TENTANG “STEREOTIPE DALAM SENI” Orang Islam dalam Karya Pramoedya Ananta Toer Sabtu, 7 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, Pembicara Abd Hadi WM (Penyair dan Dosen di Universitas Paramadina) === MOHON KONFIRMASI Kawan-kawan yang budiman Kami berharap konfirmasi anda sekali lagi untuk keperluan: menyiapkan tempat (acara akan digelar di ruang serba guna salihara yang hanya memuat 70 orang) namun dari undangan melalui facebook sudah lebih 170 orang yang ingin datang, kemungkinan besar akan dipindanh ke teater salihara yang berkapasitas 230 orang. Selain itu menyiapkan penggandaan makalah nanti. Untuk itu, kami berharap anda mengirimkan konfirmasi lagi ke email gun...@salihara.org atau mengirim pesan pendek ke Asty di 0817-999-5057 Sekian dan terima kasih Mohamad Guntur Romli Stereotipe adalah pemberian label secara kolektif. Stereotipe bisa positif dan negatif yang dapat memicu beragam interpretasi. Namun keduanya jauh dari kebenaran. Jenis-jenis stereotipe mudah kita jumpai dalam masyarakat yang majemuk. Stereotipe yang negatif memiliki tingkatan: dari sebab pengamatan yang dangkal hingga stereotipe yang bersumber dari kebencian terhadap orang atau kelompok. Stereotipe yang rendah hanya bisa menyebabkan kesalahpahaman, namun steotipe yang disengaja dibangun untuk kepentingan tertentu—kekuasaan umpamanya—bisa menyebabkan benturan hingga kekerasan. Dalam “Rangkain Kuliah tentang Stereotipe” ini, jenis-jenis stereotipe yang secara sengaja atau pun tidak dibangun akan diuji dan dikritik. Mulai dari sebab-musabab mengapa stereotipe itu muncul, bagaimana ia bekerja, dan untuk tujuan apa ia dibangun. Dalam tema “Orang Islam dalam Karya Pramoedya Ananta Toer” akan diteliti bagaimana Pramoedya membangun watak dan citra orang Islam, terutama dalam novel-novelnya: Arus Balik, Gadis Pantai dan Midah. Sedangkan dalam “Orang China dalam Sastra Hindia-Belanda”, akan diulas bagaimana orang China digambarkan dalam karya-karya literatur era Kolonial. Dalam “Orang Bali dalam Kanvas Pelukis Barat”, akan diperiksa gambaran hingga imaji para pelukis Barat dalam merekonstruksi orang Bali, khususnya kalangan perempuannya. Orang Bali yang identik dengan eksotisme dan erotisme. Dan dalam kuliah “Orang Belanda dalam Film-film Indonesia”, akan dikaji bagaimana sutradara hingga sineas Indonesia menampilkan tokoh dan karakter orang Belanda dalam film-film mereka. Orang Belanda yang sering muncul dengan tingkah polah yang amoral: mabuk, berjudi, main perempuan, dan lain-lain. Sabtu, 7 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, “Orang Islam dalam Karya Pramoedya Ananta Toer” pembicara Abd Hadi WM (Penyair dan Dosen di Universitas Paramadina) Sabtu, 14 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, “Orang China dalam Sastra Hindia-Belanda”, pembicara Widjajanti Dharmowijono (Dosen di Akademi Bahasa 17 Agustus 1945 Semarang) Sabtu, 21 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, “Orang Bali dalam Kanvas Pelukis Barat” pembicara Jean Couteau (Budayawan dari Prancis lebih dari 24 tahun mendalami seni budaya Bali, telah menulis lebih dari 15 judul buku dalam bahasa Inggris, Prancis dan Indonesia). Sabtu, 28 Maret 2009 pukul 16.00 WIB, “Orang Belanda dalam Film-film Indonesia” pembicara Eric Sasono (Kritikus film dan pengelola situs rumahfilm.org) Komunitas Salihara Jalan Salihara No 16 (dekat Universitas Nasional) Pasar Minggu, Jakarta Selatan http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=5id=36item_id=585 ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Komunitas Salihara Maret 2009
Salam, Komunitas Salihara akan menghadirkan acara-acara kesenian dan pemikiran yang bermutu di bulan Maret ini. Rangkaian kegiatan tersebut akan dibuka Pamerang Seni Rupa karya Hanafi yang mengambil tema Tentang Ruang dan Bayang yang akan berlangsung di Galeri Salihara dari tangal 6-26 Maret 2009. Kami undang anda untuk menghadiri pembukaannya yang akan digelar Jumat 6 Maret pukul 19:00 WIB... Untuk membaca kegiatan Komunitas Salihara di Bulan Maret 2009 selengkapnya silakan klik: http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=4id=29item_id=575 Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pertunjukan di Salihara: Kung Fu Dancing Entre Deux
Kung Fu Dancing Entre Deux JUM'AT, 27 FEBRUARI 2009 - SABTU 28 FEBRUARI 2009 Li Yuang Shang dan Compagnie Eolipile Mengapa menonton film kung fu sepertinya lebih mudah dibanding menonton tari kontemporer? Pertanyaan ini memicu munculnya keinginan Lin Yuang Shang untuk menggarap koreografi kontemporer berdasarkan kung fu. Kung fu berasal dari Tao yang disebarluaskan oleh Lao Tse pada 500 SM. Tao memperkaya praktik seni persilatan, yang mengiringi eksplorasi energi. Pada awalnya, Kung Fu Dancing merupakan pesanan teater Le Bateau Feu untuk keperluan kreasi artistik dan pengajaran. Karya ini akan dibawakan sendiri oleh Lin Yuang Shang. Entre Deux (“di antara”), menampilkan penari perempuan asal Barat Caroline Desmaison yang akan menerjemahkan karya koreografer asal Asia Lin Yuang Shang. Karya ini didasarkan pada riset mengenai tema horisontal dan vertikal, serta filosofi Yi King mengenai perubahan di masa kini yang sifatnya abadi. Di dalam labirin kehidupan, penari bergerak di antara dua kondisi; pasrah dan bebal, jatuh dan vertigo, antara kenikmatan yang liar dan perjuangan. Seperti jiwa atau ingatan, ia tampak berada pada masa lalu, masa kini dan masa depan pada saat yang bersamaan. Pementasan di Teater Salihara ini merupakan hasil kerjasama antara Komunitas Salihara dan CCF Jakarta. Date and time: JUM'AT, FEBRUARI 27 , 2009 / 20.00 WIB SABTU, FEBRUARI 28 , 2009 / 20.00 WIB Ticket Price: Umum (Rp) 5 Mahasiswa (Rp) 25000 Reservation: Asty 0817-999-5057 Nike 0818-0730-4036 Laly 0812-8008-9008 www.salihara.org = Kung Fu Dancing Entre Deux FRIDAY, FEBRUARY 27 TH, 2009 - SATURDAY, FEBRUARY 28 TH, 2009 Li Yuang Shang and Compagnie Eolipile Why does it seem much easier to watch a kung fu film than contemporary dance? This question inspires Lin Yuang Shang to create a contemporary choreography based on kung fu. Kung fu comes from the Tao, founded by Lao Tse in 500 BC. Tao enriches martial arts practice, which accompanies energy exploration. Previously, Kung Fu Dancing was a commission from the theater Le Bateau Feu for artistic creation and teaching aid. This dance is performed by Lin Yuang Shang himself. Entre Deux (“in-between”), presents Western female dancer Caroline Desmaison who is going to interpret the work of Asian choreographer Lin Yuang Shang. This dance is based on a research about horizontality-verticality, and Yi King philosophy about the eternal flux of the present. Within the labyrinth of life, the dancer moves in between two states: self-renouncement and obstinacy, fall and vertigo, between wild ecstasy and fighting. Like a soul or memory, she seems to belong to the past, present, and the future at the same time. The forthcoming performance at Teater Salihara is a collaboration between Komunitas Salihara and CCF Jakarta. Date and time: FRIDAY, FEBRUARY 27 TH, 2009 / 20.00 WIB SATURDAY, FEBRUARY 28 TH, 2009 / 20.00 WIB Ticket Price: Umum (Rp) 5 Mahasiswa (Rp) 25000 Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pementasan Teater Gandirik di Salihara (Sidang Susila)
TEATER GANDRIK Sidang Susila Undang-Undang Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat—ditetapkan secara sah dan meyakinkan. “Dengan berlakunya Undang-undang Susila ini, maka secara konstitusional kita telah menjadi bangsa yang bermoral dan bertata susila,” demikian ditegaskan oleh tokoh Jaksa. Maka segeralah disusun Garis-garis Besar Haluan Moral Negara, di mana segala macam bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila. Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual, ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban. Segera Susila disidang, diperlakukan sebagai pesakitan yang menjijikkan. Dia dianggap lebih berbahaya dari psikopat. Susila didakwa berlapis-lapis, agar masyarakat tahu betapa berbahayanya penjahat susila seperti dia. Tapi sesuatu terjadi di luar rencana. Banyak masyarakat yang kemudian menjadikan Susila sebagai ikon perlawanan. Susila dianggap pembangkang yang berani menentang Undang-undang Susila. Alih-alih menjadi pesakitan, di mata sebagian orang, Susila malah dianggap idola. Sementara itu banyak tokoh—seperti Hakim, Jaksa, Pembela, Kepala Keamanan—berusaha mencari kesempatan dari “poyek susila” itu. Bahkan sebagian dari mereka berusaha menyembunyikan perilaku amoral dan asusila mereka dengan kepura-puraan yang adil dan beradab. Lakon Sidang Susila karya Agus Noor dan Ayu Utami ini akan dibawakan oleh Teater Gandrik (Yogyakarta) yang dipimpin oleh Butet Kartaredjasa. Waktu: KAMIS, 15 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB JUM'AT, 16 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB SABTU, 17 JANUARI, 2009 / 20.00 WIB Harga tiket: Umum (Rp) 10 Mahasiswa (Rp) 5 Untuk informasi lebih lengkap anda bisa kunjungi website kami: www.salihara.org. Atau, bisa langsung hubungi Asty 0817-999-5057, Nahri 0813-165-1, atau Nike 0818-0730-4036 untuk pemesanan tiket. http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=3id=26item_id=533 Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan: Mimbar Seribu Harapan untuk Munir dan Korban di Gaza
UNDANGAN HIDUP ADALAH HARAPAN Mimbar Seribu Harapan Doa Untuk Munir dan Korban Perang Di Gaza Penuntasan kasus pembunuhan aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) Munir semakin tidak menentu ketika Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan membebaskan Muchdi PR. Ini berarti, negara semakin toleran atas praktek impunitas, yang secara langsung mengancam jalannya roda demokrasi dan keadilan di tanah air. Sudah saatnya kita mendesak negara untuk menuntaskan kasus pembunuhan Munir. Pada saat yang sama masyarakat sipil di Jalur Gaza Palestina menjadi korban perang. Ratusan anak-anak yang tidak berdosa, sekolah, rumah sakit dan rumah ibadah menjadi sasaran perang. Pasukan pemerintah Israel dan HAMAS memilih menggunakan kekuatan senjata yang mengakibatkan kekerasan terhadap masyarakat sipil. Perang selalu membawa bencana kemanusiaan, perang tidak hanya menghasilkan korban fisik tetapi juga kehilangan harapan dan masa depan. Sementara di tanah air, kita melihat elit-elit politik mempolitisasi korban perang di Jalur Gaza untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2009, dan politisasi agama menjadi referensi untuk menilai perang di Gaza. Puisi, orasi, dan doa akan menghiasi ”Mimbar Seribu Harapan, Doa Untuk Munir dan Korban Perang Di Gaza Palestina”. Pengisi Acara KH Abdurrahman Wahid, M. Syafii Anwar, Romo Benny Susetyo, Gumirat, Ifdhal Kasim, Nia Dinata, Goenawan Mohamad, Efek Rumah Kaca, Amir Sadewo, Asfinawaty, Muhammad Sobari, Sitok Srengenge, KH Nuril Arifin (Gus Nuril), Pdt Emmy Sahertian, Chalid Muhammad, Dawam Rahardjo, Mira Lesmana, Riri Riza, Iwan Fals, Dewi Lestari, Sr. Eugene, Kemala Chandrakirana, Wardah Hafidz, Karlina Supeli Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Minggu, 11 Januari 2009 Waktu : 15.00-selesai Tempat : Taman Menteng, Jl. HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat (ex Stadion Persija Menteng) Penyelenggara Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Wahid Institute, Kontras, Kasum, ILRC, LBH Jakarta, ICRP, Freedom Institute, MADIA, Arus Pelangi, Jurnal Perempuan, Yayasan Paras, HuMa, ICW, Komnas Perempuan, Komnas HAM, Komunitas Utan Kayu (TUK), Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Komunitas Salihara, Green Radio, Kongkow Bareng Gus Dur, Kapal Perempuan, CC GKI Urban Poor Consortium (UPC) Contact Person: Asfinawati (0812-821-8930), Nong Darol Mahmada, Andy Panca, Uli Parulian S , John Muhammad Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta moha...@guntur.name http://guntur.name/ ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Gus Dur:Toleransi Beragama dalam Pemerintahan SBY-JK
Salam, Kami mengundang anda untuk hadir dalam Acara Kongkow Bareng Gus Dur dalam topik Nasib Toleransi Beragama dalam Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kala. Topik ini akan berangkat dari laporan the Wahid Institute yang menemukan adanya 232 pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama sepanjang tahun 2008 di Indonesia. Angka ini sangat fantastis apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dari laporan Setara Institute (2007) yang menemukan jumlah pelanggaran 'hanya' 137 kasus. Menurut penelitian itu pelanggaran terhadap hak kebebasan beragama mayoritas dilakukan oleh negara, MUI, dan milis sipil. Mengapa ada peningkatan jumlah pelanggaran di tahun 2008? Bagaimana kebijakan pemerintahan SBY-JK dalam kasus ini? Dan bagaimana masa depan kebebasan beragama di Indonesia? Untuk mengetahui lengkapnya anda bisa hadir dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H Jakarta, Sabtu 10 Januari 2008, pukul 10.00 WIB. Narasumber tamu: KH Nuril Arifin (Pengasuh Pondok Pesantren al-Nuriyah Soko Tunggal, Semarang) dan Dr. Ahmad Rumadi (Peneliti dari the Wahid Institute). Untuk anda yang berada di wilayah Jabodetabek, bisa mengikuti acara ini secara langsung di Green Radio 89.2 FM Jakarta. Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta moha...@guntur.name http://guntur.name/ ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Salihara Januari 2009
Salam, Setelah sukses menyelenggarakan Festival Salihara pada bulan Oktober hingga Desember 2008 lalu, Komunitas Salihara kembali menghadirkan program-program kesenian dan pemikiran. Di bulan Januari 2009 ini, kami akan mempersembahkan pementasan teater, musik, dan diskusi buku. Dari tanggal 15 hingga 17 Januari 2009 kami akan menghadirkan Teater Gandrik dari Yogyakarta yang akan mementaskan Sidang Susila, sebuah lakon karya Ayu Utami dan Agus Noor. Cerita ini mengulas sebuah Undang-Undang Susila—yang mengatur moralitas dan susila masyarakat. Dikisahkan bahwa dengan berlakunya Undang-undang Susila ini maka segala macam bentuk pornografi dan pornoaksi akan dihapuskan. Penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila terjadi. Bahkan, orang-orang yang dianggap menyimpan pikiran-pikiran mesum pun ditangkapi. Salah satu yang ditangkap dan menjadi pesakitan itu adalah Susila Parna, seorang penjual mainan berbadan gendut dengan susu kimplah-kimplah. Dia dituduh mempertontonkan tubuhnya yang sensual, ketika ia membuka baju karena kepanasan sehabis ikut tayuban. Lakon ini merupakan parodi terhadap Undang-undang Pornografi yang telah disahkan oleh DPR dan Pemerintah yang hingga saat ini masih menjadi perdebatan dan kontroversi serta aksi-aksi penolakan dari beberapa daerah di negeri ini. Pada tanggal 22 Januari 2009, di Teater Utan Kayu (Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta Timur), kami akan menggelar diskusi buku Kembalinya Politik terbitan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Seperti yang kita ketahui istilah politik di Indonesia dewasa ini telah menjadi semacam olok-olok, sepadan dengan cara mengais kekuasaan dan uang. Buku ini berikhtiar mendiskusikan kembali apa itu politik, dan bagaimana politik tak lagi hanya identik dengan strategi mendapatkan kekuasaan, namun juga dengan manusia sebagai makhluk politik yang terus mencari filsafat—yang mencintai kebenaran sebagai tujuan perjalanan hidupnya. Buku ini juga melancarkan kritik tajam terhadap individualisme, liberalisme dan kapitalisme yang dianggap bertentangan dengan konsep kebebasan politik. Ikuti diskusinya dengan A. Setyo Wibowo, SJ (pengajar di STF Driyarkara, Jakarta) yang akan memberikan ulasan kritis terhadap buku ini, dan Rizal Mallarangeng (Direktur Eksekutif Freedom Institute), seorang tokoh pemikiran liberal Indonesia yang akan menjawab kritik dalam Kembalinya Politik. Pada tanggal 23 Januari 2009, di Teater Salihara akan digelar sebuah pergelaran unik: Konser Musik Piano Anak Kontemporer. Konser ini akan menampilkan karya-karya musik piano untuk anak yang ditulis oleh sejumlah komponis kontemporer terkemuka dunia seperti Sofia Gubaidulina, Gyorgy Kurtag, Helmut Lachenmann, Witold Lutoslawski, Toru Takemitsu, dan Anton von Webern. Nomor-nomor musik piano yang akan dibawakan oleh para siswa Konservatorium Musik Jakarta ini mencerminkan kepedulian para komponis besar tersebut terhadap perkembangan dan pengembangan pendidikan musik. Sebagian karya itu masih menggunakan konsep-konsep klasik, dan sebagian lagi menggunakan pendekatan baru yang menarik dalam memperkenalkan estetika bunyi dan suara. Bertindak sebagai pengarah acara dan direktur artistik acara ini adalah pianis Adelaide Simbolon. Oleh karena itu, jangan lewatkan program-program menarik Komunitas Salihara pada bulan Januari 2009 ini. Untuk informasi lebih lengkap anda bisa kunjungi website kami: www.salihara.org. Atau, bisa langsung hubungi Asty 0817-999-5057, Nahri 0813-165-1, atau Nike 0818-0730-4036 untuk pemesanan tiket. Selamat Natal 2008, Selamat Tahun Baru Hijriyah 1430, dan Selamat Tahun Baru Masehi 2009. Salam hangat, Rama Thaharani Public Relations Komunitas Salihara Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Bareng Gus Dur Soal Pembebasan Muchdi
Undangan Kongkow Bareng Gus Dur Soal Pembebasan Muchdi Salam, Acara rutin Kongkow Bareng Gus Dur besok Sabtu 3 Januari 2009 akan membahas dibebaskannya Muchdi Pr di Pengadilan Jakarta Selatan. Kordinator Kontras Usman Hamid akan menemani Gus Dur berbincang-bincang tentang masa depan kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM Munir. Untuk itu kami mengundang anda, dan teman-teman media untuk hadir dalam acara tersebut besok di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H Jakarta pukul 10.00 WIB Untuk anda yang berada di kawasan Jabodetabek, acara ini disiarkan secara langsung oleh Green Radio 89.2 FM Salam Mohamad Guntur Romli === http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/02/headline/krn.20090102.152537.id.html Aktivis Ungkap Empat Penyebab Bebasnya Muchdi Deputi Koordinator Human Rights Working Group, Chairul Anam, mensinyalir ada empat unsur penyebab bebasnya Muchdi Purwoprandjono dalam kasus pembunuhan Munir. JAKARTA--Deputi Koordinator Human Rights Working Group, Chairul Anam, mensinyalir ada empat unsur penyebab bebasnya Muchdi Purwoprandjono dalam kasus pembunuhan Munir. Keempat hal itu meliputi aspek dendam, surat, uang, dan call data record yang tidak ditelusuri serius oleh majelis hakim. Aspek dendam, hakim tidak mempertanyakan kenapa Muchdi mempunyai dendam terhadap Munir. Dendam itu yang harus dibuktikan, kata Chairul di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan kemarin. Menurut dia, Badan Intelijen Negara sudah punya rencana terhadap Munir. Sejak 1998, kata dia, Suciwati yang tengah mengandung saja pernah diintimidasi. Itu dibuktikan dari keterangan saksi anggota Komando Pasukan Khusus. Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu lalu, membebaskan Muchdi, mantan Deputi V Badan Intelijen Negara, dalam kasus pembunuhan Munir. Mereka berpendapat jaksa tak dapat membuktikan dakwaannya, baik primer maupun subsider. Berkaitan dengan aspek surat, Chairul melanjutkan, kejanggalan terlihat dari tidak adanya penelusuran yang cukup terhadap paspor Muchdi yang menyatakan ia berada di Malaysia. Tiba-tiba hakim menulis, paspor itu sah adanya, kata dia. Mengenai masalah uang, menurut Chairul, terpidana kasus Munir, Pollycarpus, disebutkan pernah diberi uang oleh Muchdi sebanyak dua kali lewat Budi Santoso. Namun, majelis hakim menyatakan kesaksian Budi tidak memiliki nilai, dan justru mengambil kesaksian Pollycarpus yang mengaku tidak pernah diberi. Padahal Pollycarpus dipidana karena peristiwa tersebut, kata Chairul. Adapun terkait dengan call data record, masih menurut Chairul, majelis hakim sendiri mementahkan pembicaraan yang diduga terjadi antara Pollycarpus dan Muchdi. Alasannya, tak ada saksi yang memperkuat perbincangan tersebut. Padahal, kata Anam, Muchdi pernah mengakui kebenaran nomor handphone-nya, juga alamat rumahnya. Sementara itu, Soeripto, Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, menilai bebasnya Muchdi akibat dakwaan jaksa dan alat bukti yang diajukan tidak kuat. Jaksa kurang profesional, katanya saat dihubungi Tempo kemarin, Penyiapan dakwaan dan alat bukti harus lebih teliti. Jangan sampai hal itu terulang. DIANING SARI | EKO ARI | RONALD | ELIK | DWI WIYANA http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_persid=822 PUTUSAN BEBAS MUCHDI : Intervensi Sistematis dalam Pengadilan Muchdi Komite Solidaritas Aksi untuk Munir mempertanyakan kredibilitas putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Selatan yang membebaskan Muchdi Purwopranjono sebagai terdakwa pembunuh Munir. Putusan ini telah melukai rasa keadilan dan tidak sesuai dengan komitmen pemerintah dalam menegakkan hukum dan HAM. Kami menengarai putusan ini sarat intervensi politik. Kami mengkawatirkan jaksa penuntut umum dan majelis hakim bekerja dibawah tekanan berbagai pihak yang berkuasa sehingga independensi dan objektivitas pengadilan dengan mudah digadaikan. Ironis, karena berdasarkan hasil pemantauan persidangan yang kami lakukan, telah terurai benang merah keterlibatan Muchdi PR selaku penggerak/penganjur atas terbunuhnya Munir. Majelis hakim telah dengan sengaja bersikap parsial dengan memilih fakta-fakta yang menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Beberapa catatan kami terhadap proses persidangan ini adalah sebagai berikut : Pertama, sejak awal jaksa penuntut umum telah membuat dakwaan dan tuntutan yang lemah. JPU memasukan motif pembunuhan dalam dakwaan dan sejak awal politik penuntutan telah cidera, dengan hanya 15 tahun. Kedua, fakta-fakta di persidangan membuktikan adanya operasi intelejen illegal yang juga melibatkan beberapa anggota BIN. Sebagai bagian dari operasi intelejen, tentunya berbagai tindakan kejahatan dibuat secara tertutup sehingga bukti-bukti petunjuk yang ada seharusnya dapat menjadi pertimbangan untuk membuka kebenaran. Ketiga, pembunuhan Munir merupakan kasus konspirasi. Namun metode pembuktian yang dilakukan oleh Majelis hakim tidak dengan cermat meneliti keterlibatan berbagai pihak tersebut untuk menarik jelas rangkaian konspirasi
[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran JP Edisi 60
Jurnal Perempuan edisi 60 (terbit November 2008) bekerjasama dengan Kedutaan Canada mengangkat isu Perempuan dan Perda-Perda Diskriminatif di Indonesia. Para jurnalis Jurnal Perempuan mengadakan penelitian tentang Perda-perda tersebut dari Padang Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, hingga Manokwari Papua Barat. Mayoritas peraturan tersebut berbasis ajaran agama tertentu, yang jelas-jelas membatasi ruang gerak perempuan. Dalam Peraturan tersebut perempuan tak hanya dibatasi pada ruang publik saja, untuk tubuh mereka sendiri, perempuan tidak memiliki otonomi. Atas nama moralitas, agama, dan harga diri perempuan dibentuk menjadi makhluk yang terasing dari dunianya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, mendengarkan masukan dan kritik, maka kami ingin meluncurkan Jurnal Perempuan edisi 60 ini dengan diskusinya. Diskusi Publik dengan Pembicara Rocky Gerung (Dosen Filsafat UI) Happy Salma (Seniman), Dr. Rumadi (Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Peneliti di Wahid Institute) Moderator : Mohamad Guntur Romli (Jurnal Perempuan) Waktu dan tempat Kamis, 18 Desember 2008, Jam 12.00 s/d 16.00 di Gedung Joeang 45 – Menteng Raya Jakarta Pusat. *Agenda Acara * 12.00 – 13.00 Registrasi Makan Siang 13.00 – 13.05 Opening 13.05 – 13.10 Kata sambutan dari Perwakilan Kedutaan Canada *) 13.10 – 13.15 Kata sambutan dari Direktur Eksekutif YJP – Mariana Amirrudin 13.15 - 13.25 Orasi Kebudayaan i Gusti Agung Ayu Ratih 13. 25 –13.30 Pembukaan Diskusi oleh moderator 13.30 - 14.30 Presentasi Narasumber 14.30 – 15.30 : Tanya Jawab 15.30 – 16.00 : Coffee break Closing / live entertainment Untuk konfirmasi hubungi : Amalia *(021) 8370-2005 atau Atau SMS ke Mobile Phone : 0815-8248230* Pemanasan global? Apa sih itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Salihara: Catatan Tubagus P. Svarajati
Seni juga perlu buat merk sebuah kelas, bendera sebuah gengsi. — Goenawan Mohamad SAYA terkesiap, setengah tak percaya pada kenyataan di hadapan saya. Di depan saya adalah satu bangunan megah dengan karakteristik cita rasa urban perkotaan kelas menengah-atas. Itulah Komunitas Salihara. Jumat petang (17/10), setelah seharian perjalanan Semarang—Jakarta yang melelahkan, saya sampai di pekarangan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Situs kesenian baru itu, konon, dibangun dengan biaya tiga puluh enam milyar rupiah. .. selengkapnya baca di: http://salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=4id=29item_id=449 ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Ulang Tahun ke-3 Kongkow Bareng Gus Dur
Ulang Tahun 3 tahun Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H Merawat Kebhinnekaan Kita Disahkannya RUU Porno membuktikan ancaman terhadap kebhinnekaan di Indonesia dalam tahap yang serius. Sebelumnya Perda-perda bernuansa Syariah di Indonesia juga diterapkan secara paksa. Seola-olah tak peduli bahwa Indonesia dibentuk dari keberagaman suku, agama, dan ras. Menyebut Indonesia tidak terbayang adanya satu ras, etnis atau agama yang mendominasi. Berbeda dari negeri Malaysia—yang akan terbayang ras Melayu—bangsa Arab yang didominasi oleh ras Arab. Indonesia adalah kebhinnekaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kini, adanya satu kelompok atau ideologi yang merasa paling benar sendiri, membawa satu model moralitas yang ingin dipaksakan, ingin menyeragamkan Indonesia, dan menghancurkan kebhinnekaan yang menjadi karakter dan identitas Indonesia. Ikuti refleksi 3 tahun Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H, Sabtu 15 November 2008, pukul 10.00-12.00 WIB, di Jalan Utan Kayu No 68H, Jakarta, bertajuk “Merawat Kebhinnekaan Kita” dengan tokoh-tokoh yang akan bicara: KH Abdurrahman Wahid, Adnan Buyung Nasution, Wimar Witoelar, Goenawan Mohamad, KH Nuril Arifin (Gus Nuril), Romo Mudji Sutrisno, Ibu Pdt. JJ Merino-Krey (Ketua GKI di Tanah Papua), Lies Marcus-Natsir, KH Luqman Hakiem, Ayu Utami, Romo Jus F Mewengkang Moderator: Mohamad Guntur Romli Setelah acara dialog akan ada acara seni, Sdr Gresindo Sinaga dari STT Jakarta akan melagukan Mazmur, dan santri-santri Gus Nuril dari Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal II akan membaca shalawat Nabi. ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kuliah Umum Adonis: Kebenaran Agama dan Kebenaran Puisi
www.salihara.org Kami mengundang anda untuk hadir dalam Kuliah Umum Adonis yang bertema Kebenaran, Agama dan Sastra. Pada kesempatan ini, Adonis, seorang penyair Arab modern akan memberikan kuliah berjudul Kebenaran Agama dan Kebenaran Puisi. Acara tersebut akan dilaksakan nanti pada: Hari Senin, 3 November 2008, pukul 19.00 WIB Tempat, Teater Salihara, Jl Salihara No 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan = Adonis (Ali Ahmad Said Esber) adalah seorang penyair Arab kelahiran di desa al-Qassabin, dekat Kota Lakasia Syria pada tahun 1930. Meskipun ia baru bersekolah ketika berumur 13, anak seorang petani yang juga imam masjid ini sudah belajar menulis dan membaca dari seorang guru desa serta telah hafal al-Quran. Pada tahun 1944, Adonis membacakan puisi-puisi heroik karyanya sendiri di depan Presiden Syria Shukri al-Kuwatli waktu itu yang membuat Presiden terpesona dan mengirimkan Adonis masuk ke sebuah sekolah Prancis di kota Tartus, saking cerdasnya Adonis sering melompat tingkat-tingkat kelas. Adonis lulus dari Universitas Damaskus tahun 1954 dengan spesifikasi filsafat. Di masa muda itu kegelisahannya sudah kelihatan: ia menerbitkan kumpulan sajak pertamanya dan ia dipenjara karena pandangan politiknya (1955). Pada 1956 ia meninggalkan tanahairnya dan pindah ke Lebanon bersama istrinya. Sampai lebih 20 tahun ia tinggal dan jadi warga negara di tanah jiran itu. Di negeri Cedar ini Adonis mendirikan Jurnal Syi’ir (Puisi) tahun 1957—sebuah jurnal yang memuat dan menelaah puisi-puisi Arab baik yang klasik dan modern—dan jurnal kebudayaan mawaqif (sikap) tahun 1968. Di pertengahan tahun 70-an, Lebanon perang saudara pecah dan tentara Israel memasuki Lebanon di tahun 1980-an. Di tahun 1986 Adonis pindah ke Paris. Adonis telah menulis karya: puisi dan prosa kurang lebih 30 buku dan telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa. Beberapakali namanya disebut sebagai calon terkuat peraih hadiah Nobel Sastra (2005, 2006, 2007). Ia memiliki karya baik prosa dan puisi dengan gaya bahasa yang jernih dan memukau, sekaligus rumit. Puisi-puisinya adalah simbol kemodernan syair Arab. Simbol yang terus menjadi kontroversi: dipuja sekaligus dikecam karena mendobrak pakem-pakem puisi Arab yang telah mapan selama berkurun-kurun. Inti ide Adonis memang mendobrak, dan mendorong pembaharuan..Di sinilah letak urgensi karya Adonis, menggedor-gedor yang sudah dianggap mapan, dan menguatkan pembaharuan dalam dua ranah sekaligus: sastra dan agama. Di Indonesia Adonis dikenal melalui sebuah karya yang monumental berjudul al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang Tetap dan Yang Berubah). Dalam buku yang terdiri empat jilid ini—LKiS Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam—Adonis menyajikan pembacaan yang sangat luas tentang pertarungan dua kubu di ranah sastra, teologi, politik, dan budaya Arab-Islam. Kubu yang ingin menguatkan kemapanan dengan berlindung di balik kekudusan dan kekuasaan Teks untuk memaksakan satu versi tafsir yang sahih dan kubu yang bergairah melakukan perubahan dengan menjadikan Teks sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaharuan dan penyesuaian, atau tak menganggap lagi Teks sebagai sumber pengetahuan karena telah berasaskan pada akal. Kubu pertama menggunakan kekuasaan politik (khilâfah) dan agama (sunnah, fiqh) untuk menihilkan capaian-capaian kreativitas (ibdâ) dengan menjadikan sastra sebagai perkakas bagi kekuasaan dan agama. Teks adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan, dan kedudukan sastra hanya hamba bagi agama bukan kebebasan untuk mencipta. Dan sepanjang sejarah Islam kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas yang menindas kubu perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak sekaligus sastrawan yang mengidamkan capaian ciptaan Adonis melakukan perlawanan dan pembongkaran terhadap kubu kemapanan. Walhasil buku ini yang asalnya disertasi Adonis di Universitas St Joseph Beirut, Lebanon, dituding sebagai karya seorang “atheis khas Timur”—bukan tidak mengakui secara langsung adanya Tuhan seperti atheisme di Barat, tapi tidak meyakini perantara (wasilah) antara Tuhan dan manusia: baik manusia sempurna yang dikirim oleh Tuhan yang disebut nabi atau rasul, hingga muatan yang dibawa rasul Tuhan itu: agama atau syariat. Tiadanya wasilah itu berarti tidak adanya Tuhan. Antologi Puisi Adonis yang terkenal adalah, Aghânî Mihyâr Dimasyqî diterjemahkan ke bahasa Inggris “Songs of Mihyar the Damamscene”, Al-A'mâl al Syi'riyyah (kumpulan karya lengkap puisi-puisi Adonis, 3 jilid) diterjemahkan ke bahasa Inggris “If Only the Sea Could Sleep”. Beberapa studi Adonis tentang puisi Arab, al-Shûfiyah wal Suryâniyah diterjemahkan ke bahasa Inggris “Sufism and Surrealism”, Muqaddimah li Syi’ir Arabi diterjemahkan “An Introduction to Arab Poetics”. Dalam rangkaian Festival Salihara November 2008, Adonis akan memberikan ceramah umum berjudul “Kebenaran Agama dan Kebenaran Puisi”. Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta [EMAIL
[wanita-muslimah] Pementasan Teater Lungid di Teater Salihara
http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=eventmenu=childparent_id=3id=26item_id=305 JUM'AT, 24 OKTOBER 2008 - SABTU, 25 OKTOBER 2008; 20.00 WIB Pementasan Teater oleh Teater Lungid, Surakarta Tuk, karya mendiang Bambang Widoyo SP, berkisah tentang masyarakat magersaren (tempat tinggal sewa tak resmi, yang ditempati secara turun-tumurun), dengan rumah-rumah petak, reyot, sesak, dan mengelilingi sebuah sumur yang digunakan beramai-ramai. Pada sebuah sumur itulah kehidupan warga magersaren bertemu dan saling berbagi rasa. Hampir semua penghuni berpenghasilan tidak tentu. Mbah Kawit (diperankan Wahyu ‘Inonk’ Widayati), hidup dengan mengandalkan belas kasih para tetangganya. Mbah Kawit menganggap seluruh penghuni magersaren sebagai momongannya, anak-cucu atau saudaranya sendiri. Hanya merekalah yang ia miliki, penghuni tetap magersaren yang sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, beranak pinak. Konflik Tuk dimulai ketika muncul desas-desus penjualan magersaren dan diakhiri dengan meninggalnya Mbah Kawit, hanya karena kesusahannya memikirkan magersaren yang akan dijual, ke mana mereka akan tinggal, hingga mimpi-mimpi buruk tentang magersaren yang selalu hadir, yang menyusahkan, yang semakin menggerogoti usianya yang memang sudah uzur. Pertunjukan Tuk oleh Teater Lungid ini berdurasi dua setengah jam dan didukung oleh 26 personil. Tuk kali ini dipertunjukan oleh Teater Lungid, kelompok baru penerus Teater Gapit. Semua anggota lama masih terlibat, ditambah beberapa aktor/aktris muda. Sutradara: Pelog Trisno Santoso Aktor: Pelog Trisno Santoso, Jarot Budi Darsono, Budi Prasetya, Bodhod, Dwi Wahyudiarto, Santoso, Eko Supendi, Wahyu ‘Inonk’ Widayati, Sri Lestari, Yasinta, Miftakhuljannah, Atik Sulistyaning Kencana Penata Artistik: Hengky S Rivai Penata Musik: Yayat Suhiryatna Pemain Musik: Joko Winarko, Darno, Bagong Pujianto, Rumpoko Setyoaji, Machulan Baihaqi, Sriyati, Sruti, Ruspati, Heru Timbul Purwoto, Rasita Satriana, I Ketut Saba, Dwi Suryanto, Mulyadi Kru Artistik: Suroyo Sidik Parsetyo, Mulyono, Tyas Sumarah, Joko Sriyono, Sugeng, Erik, Guntur, Dwi Maryani Manajer Produksi: Blontank Poer HTM Rp 30.000 (umum) Rp. 15.000 (pelajar). RSVP Asty 0817-9995057 Nike 0818-0730-4036 ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Bincang-bincang dengan Theorode Friend
UNDANGAN Kepada yth. Ibu/Bapak/Saudara Dengan hormat, Komunitas Utan Kayu mengundang anda dalam acara bincang-bincang bersama Theodore Friend--penulis buku Indonesian Destinies--yang saat ini sedang melakukan studi tentang Perempuan dan Islam di beberapa negara: Indonesia, Pakistan, Iran, Saudi Arabia dan Turki. Bincang-bincang kita nanti dengannya akan mengulas pada persoalan Perempuan: Indonesia and Dunia Islam, khususnya pada kebijakan-kebijakan yang diskriminatif di negeri-negeri itu terhadap perempuan. Acara ini akan berlangsung pada: Hari/tanggal : Selasa, 21 Oktober 2008 Waktu : 19.00 WIB Tempat : Teater Utan Kayu (TUK) Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta Kami menantikan kehadiran anda pada diskusi yang menarik ini. Mohon konfirmasi terlebih dahulu ke Guntur: [EMAIL PROTECTED] Terima kasih. Salam, Mohamad Guntur Romli Koordinator Diskusi Komunitas Utan Kayu Theodore Friend Theodore, a teacher, historian and novelist with twenty-one years' experience as president of two leading private organizations, is now a Senior Fellow of the Foreign Policy Research Institute, Philadelphia. In 2003, Harvard University Press published his latest book, Indonesian Destinies. For the educated lay reader, he tells the story of the Indonesian nation state, from revolution against the Dutch through solving of the terrorist bombing in Bali. In doing so, he conveys the anthropological and religious variety of Indonesia, and differences among its several layers of Islam. In 2004, he served as C.V. Starr Distinguished Visiting Professor of Southeast Asia Studies at Johns Hopkins University, School of Advanced International Studies, Washington, DC. Management: President, Eisenhower Exchange Fellowships, 1984-96 President, Swarthmore College, 1973-82 Theodore's other Publications: Between Two Empires: The Ordeal of the Philippines, 1929-1946, was published by Yale University Press in 1965, and won the Bancroft Prize in American History, Foreign Policy, and Diplomacy (1966). In 1988, Princeton University Press published his major comparative history: The Blue-Eyed Enemy: Japan Against the West in Java and Luzon, 1942-1945. Of it, a leading reviewer said: one of the most distinguished and literate Southeast Asian historians…seeks to understand three Asian and two Western cultures and is informed by psychological, philosophical and historical literature in half a dozen languages….[An] elegantly presented feast. Other Awards and Honors: Fulbright Scholar (Philippines 1957-59); Rockefeller Foundation Fellow in International Relations (1961-62); NDEA Post-Doctoral Fellow for study of Indonesian language (1966-67); Guggenheim Foundation Fellow (1967-68) in Indonesia, Philippines and Japan; Honorary Doctor of Laws degree, Williams College (1978); Fellow, Woodrow Wilson International Center for Scholars (1983-84); Fellow, Rockefeller Center for Artists and Scholars, Bellagio (1988); Dwight D. Eisenhower Medal for Leadership and Service (1997). Current Activities Related to International Affairs: Senior Fellow, FPRI; Board of Advisors, United States-Indonesia Society; Executive Committee, American-Indonesian Interreligious Initiative; Board of Directors, Metanexus Institute on Religion and Science; President Emeritus and Trustee, Eisenhower Fellowships; Chairman Emeritus and Member, Executive Committee, Philadelphia Committee on Foreign Relations; Member, Council on Foreign Relations (New York City). __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Invitation to the Meeting with Ambassador of Egypt and Mr. Bahaa Taher
PRESS RELEASE The Embassy of the Arab Republic of Egypt has the honor to announce that Mr. Bahaa Taher, the famous Egyptian writer will be arriving in Jakarta on 10th of October 2008 and will be staying for two days before leaving to Bali to participate in the Ubud Writers and Readers Festival. On this occasion, the Embassy is willing to host a brief meeting with Mr. Taher, where the literature prominent figures from both sides meet together in a sort of cultural interaction as we believe that the dialogue between intellectuals, writers and creators will enhance and foster the bonds between our two nations who actually share similar values and posses deep cultural traditions. The Embassy would appreciate if you could attend this meeting which will be held in the premises of the Embassy of the Arab Republic of Egypt at 68 Teuku Umar, on Saturday, 11 October 2008, at 01.00 pm. Mr. Bahaa Taher is an Egyptian novelist who writes in Arabic and he is the winner of the inaugural International Prize for Arabic Fiction, awarded in 2008. He was born in Cairo in 1935 and graduated in literature from the University of Cairo. He traveled widely in Africa and Asia, and during the 1980s and 1990s, he lived in Switzerland, where he worked with the United Nations. Afterwards he returned to Egypt, where he still lives today. He has been awarded many prizes during his career from which are: - 1998 State Award of Merit in Literature, which is Egypt’s highest literary award. - 2000 Italian Giuseppe Acerbi Prize for Aunt Safiyya and the Monastery. - 2008 International Prize for Arabic Fiction. ___ Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. http://id.toolbar.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mbah Sahal: FPI Bukan NU, tapi Wahabi
32/XXXVII 29 September 2008KH Sahal Mahfudh: Kita Majemuk, Kaya Budaya dan Tradisi DIA ulama yang punya otoritas tertinggi di negeri ini. Dua jabatan penting sekaligus diembannya: Rais Aam Syuriah Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Kiai Haji Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh menguasai berbagai kitab fikih klasik. Dia bahkan telah menelurkan beberapa buku fikih dan dikenal sebagai orang yang mempopulerkan fikih sosial. ”Romo Kiai”—begitu santrinya biasa memanggil—adalah orang yang konsisten memandu Nahdlatul Ulama sesuai dengan Khittah 1926. Itu sebabnya ia masygul ketika sebagian besar pengurus Nahdlatul Ulama terjun ke politik praktis. ”Praktek khittah di NU sekarang sedang macet,” kata pengasuh Pondok Maslakul Huda di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, itu. Kiai Sahal menyentil tindakan oknum pengurus itu lewat mekanisme organisasi. ”Semua orang NU sebenarnya sudah paham gaya saya,” kata penerima gelar doktor honoris causa bidang fikih dari Universitas Islam Negeri Jakarta pada 2003 itu. ”Saya bukan orang yang suka umbar omong,” kata suami Nafisah—atau dikenal dengan Nyai Sahal—anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Jawa Tengah, itu. Pada usia 70 tahun, KH Sahal Mahfudh harus tetap bolak-balik Jakarta-Pati. Namun, selama Ramadan, ia memilih tinggal di pondok untuk mengaji bersama santri, dan menolak bepergian. ”Masak, setahun enggak bisa khatam Al-Quran sekali pun,” katanya. Ketika Arif Kuswardono dan Sohirin dari Tempo menemuinya, Sabtu pekan lalu, sejumlah santrinya mengatakan sang kiai sedang sakit. Bibir Kiai Sahal memang terlihat mengering dan pecah-pecah. Namun ia mengaku masih fit dan bugar. ”Saya tidak pernah berolahraga. Resepnya mungkin karena makan saya tidak neko-neko,” ujarnya. Kiai Sahal menerima Tempo di ruang tamu rumahnya yang berisi sofa sederhana dan kipas angin sumbangan santri. Bersarung batik dengan kemeja lengan panjang, pria yang sejak kanak-kanak ditinggalkan ayahnya—KH Mahfudh, wafat dalam tahanan Jepang—ini tidak banyak bergerak selama dua jam wawancara. Sebagai pemimpin Nahdlatul Ulama, bagaimana Anda menyikapi perseteruan antara Front Pembela Islam dan kelompok pembela Ahmadiyah, yang konon sama-sama berasal dari Nahdlatul Ulama? Front Pembela Islam itu bukan Nahdlatul Ulama. FPI itu didirikan oleh habaib. Jadi, FPI bukan NU, dan amaliahnya berbeda. Wong FPI itu Wahabi kok, sementara NU itu Ahlussunnah Wal Jamaah. Bukannya Nahdlatul Ulama juga mengakui habaib? Wahabi itu tidak cocok dengan Indonesia, karena Wahabi hanya mengenal Al-Quran dan sunah. Yang tidak ada dalam Al-Quran dan sunah dianggap sesat. Kalau ini diterapkan di Indonesia, tidak cocok. Kita majemuk, kaya budaya dan tradisi. Sepanjang tidak bertentangan, meski tidak disebut di dalam Al-Quran atau sunah, tidak apa-apa. Bagaimana dengan sebagian kalangan muda Nahdlatul Ulama yang membela Ahmadiyah? Mereka membela atas nama hak asasi manusia. Tapi mereka lupa, Ahmadiyah itu mempunyai akidah yang berbeda. Mereka menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Ini yang tidak benar. Silakan Ahmadiyah mendirikan agama sendiri, jangan mengaku menjadi bagian dari Islam, karena telah mengangkat pemimpinnya sendiri sebagai nabi. Di negara-negara lain, Ahmadiyah juga dilarang. Bukankah berkembangnya Ahmadiyah merupakan bentuk kegagalan dakwah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah? Ini bukan kegagalan dakwah NU dan Muhammadiyah, karena keduanya mempunyai target dakwah masing-masing. Mereka sudah ada dari dulu, tapi belum sebesar sekarang. Dari dulu kita memang tidak berdakwah kepada mereka. Sebagai kiai sepuh, bagaimana Anda melihat sosok Abdurrahman Wahid? Saya kasihan kepada Durrahman. Saat ini hampir tidak ada ucapan dia yang bersih dari kepentingan orang lain. Ada orang-orang di sekelilingnya yang memanfaatkan dia. Durrahman sudah tidak bisa lagi menjadi dirinya sendiri. Tapi biarkan saja, Durrahman memang susah diingatkan. Kalau diingatkan, malah nantang. Kecuali dipancing diskusi. Jadi, cara mengingatkannya harus dengan berdebat. Kalau kita bisa mematahkan argumentasinya, baru dia akan percaya. Saya pernah melakukannya beberapa kali. Tapi dulu. Kenapa tidak dilakukan lagi? Sudah susah. Orang di sekitarnya punya banyak kepentingan (Kiai Sahal menyebut sejumlah nama secara off the record). Itu yang saya tahu. Bukankah jika Partai Kebangkitan Bangsa terus bergolak, imbasnya akan menyeret Nahdlatul Ulama? Memang tidak bisa melarang warga NU berpolitik praktis. Makanya, bagi yang ingin bersinggungan dengan politik praktis, harus mundur dari pengurus. Saya sudah berpengalaman karena pernah menjadi pengurus di Pati saat NU jadi partai. Jadi, NU tetap harus bersih dari politik praktis, karena sudah menyatakan kembali ke Khittah NU 1926, yakni NU harus berkhidmat kepada kepentingan rakyat. Meski itu juga susah sekali, bahkan saat ini jadi macet. Mengapa macet? Karena Hasyim Muzadi (Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) pernah menjadi calon wakil presiden? Hasyim itu kan Ketua PNU,
[wanita-muslimah] Diskusi Ramadhan Salihara: Seni dan Islam (Seni Rupa dan Film)
salam, hanya ingin mengingatkan kembali, undangan komunitas salihara besok kamis dan jumat, 11 dan 12 september, ada pemutaran film, buka puasa bersama, dan diskusi. untuk topik diskusi besok kamis, islam dan seni rupa, untuk lusa, jumat islam dan film. acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. silakan anda hadir ISLAM DAN SENI RUPA Kamis, 11 September 2008 Pemutaran Film Persepolis, 16.00 WIB Persepolis adalah film animasi karya sutradara Vincent Paronnaud dan Marjane Satrapi. Film yang diangkat dari sebuah novel grafik karya Marjane Satrapi berlatar belakang pergolakan politik di Iran yang berujung Revolusi Islam tahun 1979. Di sana hidup seorang gadis kecil yang sangat cerdas dan pemberani bernama Marjane. Suhu politik yang tak menentu di dalam negerinya, yang dilanjutkan perang dengan negeri jirannya: Irak, membuat kedua orangtuanya khawatir dan mengungsikannya ke Wina, Austria. Ia sempat merasakan kebahagiaan di tempatnya yang baru, walaupun akhirnya ia harus kembali ke Iran karena dilanda kesepian. Mudik ke Iran, ia mendapati aturan baru: perempuan diharuskan memakai jilbab. Diskusi, 19.00 WIB Acep Zamzam Noor (Santri dan Pelukis) Adi Wicaksono (Pengamat Seni Rupa) Doktrin yang melarang perupaan terhadap makhluk-makhluk yang memiliki nyawa – melalui patung dan lukisan – sangat populer sebagai ajaran Islam. Akhirnya kesenian jenis ini seakan raib di masyarakat Islam, bergeser ke arsitektur dan kaligrafi. Namun, apakah seni rupa tidak pernah hidup dalam masyarakat Islam? Bagaimana pergulatan seorang santri yang memilih mewujudkan puncak keseniannya dalam seni rupa? Bagaimana ia mengatasi “hambatan teologis” dan di sini lain ia harus menelusuri tanpa henti dan mencari capaian-capaian seni? Apakah Islam pernah menjadi sumber inspirasi terhadap karya-karya seni rupa? Bila ada yang disebut “seni rupa Islam”, di mana letaknya dalam ranah dunia seni rupa secara umum? ISLAM DAN FILM Jumat, 12 September 2008 Pemutaran Film Le Grand Voyage, 14.00 WIB Film ini mengisahkan seorang anak bernama Reda diminta ayahnya untuk menemani perjalanan naik haji melalui jalur darat dengan mengendarai mobil dari Perancis ke Arab Saudi, mereka harus menempuh jarak 5.000 km. Di sepanjang perjalanan, mereka sering berbeda pendapat, hingga bertengkar. Bagi sang ayah, perjalanan ini merupakan perjalanan spiritual nan agung, sedangkan bagi anaknya, perjalanan ini adalah azab membawa sengsara. Keduanya yang tak pernah bertemu pendapat dipaksa bekerjasama menaklukkan rintangan dalam perjalanan ini, dan yang lebih penting: menaklukkan egoisme yang ada dalam diri mereka masing-masing. Sutradara: Ismael Ferroukhi (2007). Pemutaran Film Cafe Transit, 16.00 WIB Film ini menceritakan perjuangan seorang janda dengan dua anak di Iran. Ia menolak tradisi agar menikah dengan saudara mendiang suaminya. Ia pun memberontak sebagai perempuan Iran yang diwajibkan menaati ajaran agama dan kultur masyarakatnya: menjadi istri yang ruang geraknya hanya di rumah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan kedua anaknya, ia membuka sebuah kafe peninggalan mendiang suaminya. Di kafe ini ia berhadapan dengan aparat keamanan yang menjadi centeng agama dan penguasa. Apa lacur, saudara mendiang suaminya malah bekerja sama dengan aparat itu. Di kafe ini pula ia menyembunyikan seorang pelarian perempuan yang menjadi korban perang di negerinya. Bagaimana perempuan itu menghadapi serbuan yang datang dari segala penjuru? Sutradara: Kambuzia Partovi (2005) Diskusi, 19.00 WIB Nia Dinata (Sutradara Film) Eric Sasono (Kritikus Film dan Pengelola rumahfilm.org) Setelah Reformasi ’98, dunia film Indonesia mengalami peningkatan produksi yang sangat pesat. Namun, film dengan tema agama masih kalah pamor dibandingkan dengan film bertema cinta, anak muda, atau horor. Di tahun ini, film Ayat-Ayat Cinta menjadi fenomena bila dilihat dari sisi penontonnya. Film ini dipandang tidak hanya sebagai fenomena dalam industri film, namun sebuah metode dakwah Islam melalui film. Apakah film ini menunjukkan kecenderungan baru film bertema agama di masa mendatang? Sementara film-film bertema “Perempuan dan Islam” di beberapa negara mengalami perkembangan yang menakjubkan. Film-film itu menceritakan pengalaman perempuan Islam di tengah perjuangannya melawan patriarki, fundamentalisme, dan kekerasan yang sering dikaitkan dengan kultur dan ajaran Islam di negerinya. Film-film produksi Iran adalah contoh dari fenomena ini. Bagaimana citra perempuan dalam film-film itu, dan mengapa ia menjadi tema yang menarik untuk difilmkan? Dan bagaimana dengan film tentang perempuan di Indonesia? Eric Sasono akan membicarakan “Ayat-Ayat Cinta dan Film Islam di Indonesia”, sementara Nia Dinata akan mengulas soal “Islam, Perempuan, dan Sinema”. Untuk keterangan lebih lanjut, sila hubungi Rama Thaharani di 0816-130-8350, www.salihara.org ___ Bergabunglah dengan orang-orang yang
[wanita-muslimah] Acara Ramadhan Salihara Diundur
Salam, Pemberitahuan, Acara Komunitas Salihara Menyambut Ramadhan Seni dan Islam yang rencananya akan dimulai hari ini Jumat 5 September, diundur ke hari Kamis 11 September 2008. Agenda kegiatan, waktu, dan lain-lain yang telah diumumkan tidak ada perubahan. Berikut jadwal perubahannya: Komunitas Salihara Menyambut Ramadhan SENI DAN ISLAM Diskusi, Pemutaran Film, Pertunjukan Musik ISLAM DAN SENI RUPA Kamis, 11 September 2008 Pemutaran Film, pukul 16.00 WIB, “Persepolis” Diskusi, pukul 19.00 – 21.00 WIB Acep Zamzam Noor (Santri dan Pelukis) Adi Wicaksono (Pengamat Seni Rupa) ISLAM DAN FILM Jumat, 12 September 2008 Pemutaran Film Pukul 14.00 WIB, “Le Grand Voyage” Pukul. 16.00 WIB, “Cafe Transit” Diskusi, pukul 19.00 – 21.00 WIB Nia Dinata (Sutradara Film) Eric Sasono (Kritikus Film dan Pengelola rumahfilm.org) ISLAM DAN SENI PERTUNJUKAN Jumat, 19 September 2008 Pukul 16.00 WIB, Pemutaran Film-Film Dokumenter tentang Pertujukan Seni di Nusantara Diskusi, pukul 19.00 WIB Endo Suanda (Direktur Eksekutif Pertunjukan Seni Nusantara) Hendy Supandi (Pimpinan Gambus Ar-Rominia, Jakarta) PERTUNJUKAN MUSIK Sabtu, 20 September 2008, pukul 19.00 WIB Teumeumeung Rafly – Dwiki Dharmawan Kontak Rama: 0816-1308-350 ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Kongkow Bareng Gus Dur, Adnan Buyung dan Gus Nuril
Undangan Acara Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H, Kedai Tempo edisi hari Sabtu 6 September 2008 akan lebih spesial, karena tidak hanya Gus Dur yang akan berbicara, Adnan Buyung Nasution, advokat senior, aktivis HAM dan anggota Dewan Penasehat Presiden akan bergabung dalam kongkow-kongkow ini, serta Gus Nuril Arifin (Panglima Pasukan Berani Mati). Tema Kongkow edisi ini akan mengulas soal ancaman terhadap Konstitusi Indonesia, khususnya jaminan hukum terhadap keberagaman, kebebasan, dan hak kelompok minoritas. Peristiwa yang terakhir adalah Surat Keputusan Gubernur Sumatra Selatan tentang Pelarangan terhadap Aliran Ahmadiyah. Datang, dan berdialog langsung dengan tiga tokoh tersebut di Kedai Tempo, pukul 10.00 WIB, bagi anda yang berada di wilayah JABODETABEK dan tidak sempat hadir, silakan simak langsung acara tersebut melalui kanal Green Radio 89.2 FM. Untuk anda yang berada di kawasan-kawasan di Nusatara, silakan cari daftar radio anda yang menyiarkan acara Kongkow Bareng Gus Dur, di www.gusdur.net. Informasi lebih lanjut: kontak: 021-914-06111 silakan sebarkan undangan ini, terima kasih Kongkow Bareng Gus Dur ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah, dan noncombatantapalagi mengebom pasar. Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim? Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan Islam sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah memahami jihad. Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa bahwa pluralisme haram Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah mengatakan, Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja). Tapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Quran juga mengatakan bahwa surga bukan hanya monopoli muslim, tapi juga untuk mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir serta melakukan kebajikan. Jadi, mencapai surga bergantung pada bagaimana sikap dan perilaku kita, bagaimana kita memperlakukan orang lain. Kemanusiaan itu amat penting. Di India ada begitu banyak agama, dan penganut Islam 150 juta orang. Mereka menerima konsep masyarakat majemuk. Ulama mengatakan mereka menerima pluralitas tapi menolak pluralisme. Saya mengerti. Pluralisme merupakan konsep untuk menerima perbedaan dalam beragama. Quran mengakui semua nabi dan menunjukkan perbedaan masing-masing mereka. Quran menerima keyakinan Yahudi, Kristen, dan Sabiin. Kita diperintahkan untuk saling menghormati. Di negara seperti Indonesia, tempat hidup berbagai agama seperti juga di India, apa arti penting pluralisme? Kita harus menerima pluralisme, karena sekarang ini perpindahan penduduk terjadi di seluruh dunia. Orang pindah dari satu negara ke negara lain. Kebanyakan muslim hidup sebagai minoritas di berbagai negara, seperti Amerika, Australia, dan Eropa. Bagaimana jika warga negara-negara itu menolak kaum muslim? Pluralisme pada dasarnya adalah Anda bebas memeluk agama tapi juga harus menghormati pemeluk agama lain. Apa jadinya bila pluralisme ditolak? Jika saya menghormati agamamu dan kamu menghormati agamaku, tak akan terjadi konflik. Bila sebaliknya, jelas akan terjadi konflik. Kita diminta berlomba-lomba dalam kebaikan, tolong-menolong antarsesama, menegakkan keadilan. Dengan cara itu, kita bisa mencapai surga. Bagaimana semestinya posisi Islam dalam kehidupan bernegara? Quran tak bicara tentang negara, hanya bicara tentang masyarakat. Dalam hidup
[wanita-muslimah] Tidak ada fobia Islam, yang ada fobia Muslim (Ameer Ali)
http://cetak.kompas.com/sosok Ameer Ali, Membuka Pemikiran Muslim Sabtu, 16 Agustus 2008 | 03:00 WIB LUKI AULIA Tidak ada fobia Islam, yang ada fobia Muslim, melihat tingkah laku Muslim yang kerap emosional dan terlalu sensitif menanggapi masalah apa pun akibat pikiran yang tertutup. Pernyataan ini dilontarkan intelektual Islam moderat, Ameer Ali, yang ditemui di sela International Conference of Islamic Scholars atau ICIS, 29 Juli- 1 Agustus 2008, di Jakarta.Di era modern semestinya rasionalitas dan pikiran kritis dikedepankan sehingga tak ada lagi bentuk kekerasan apa pun yang terjadi akibat emosi tanpa dasar. Pesan Ali untuk umat Muslim ini muncul dari keprihatinannya melihat banyak orang yang mulai berpaling dari Islam. Padahal, kata Ali, Allah SWT sama sekali tak membebankan kesulitan apa pun terhadap umat-Nya dalam menjalankan ajaran agama Islam. Ini ditegaskan dalam Al Quran Surah Al-Hajj Ayat 78: Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu agama yang membuatmu dalam kesempitan (wa jaahidu fil-laahi haqqa jihaadih. Huwajtabaakum wa maa jaala aalikum fiddiini min harajin). Allah membuat Islam mudah dipahami dan diikuti. Tetapi, kenapa sebagian ulama justru membuatnya jadi sulit? Akibatnya, banyak yang menjauh dari Islam karena dirasa sulit menjadi Muslim, kata Ali, Wakil Presiden Majelis Dakwah Islam Regional Asia Tenggara dan Pasifik (RISEAP) di Australia itu. Berbagai bentuk kekerasan, terutama di negara Muslim, seakan menjadi trademark Islam bagi negara Barat. Akibatnya, gambaran tentang Islam dan Muslim menjadi serba menakutkan. Padahal, yang berada di balik segala bentuk kekerasan hanya segelintir Muslim yang berpandangan ekstrem. Untuk memperbaiki citra Islam dan Muslim, Ali memberi ceramah dan dakwah mengenai Islam dan Muslim kepada siapa pun, termasuk untuk umat Nasrani di gereja-gereja Australia. Pertanyaan yang sering muncul, antara lain, arti jihad dan kondisi perempuan. Karena memiliki pandangan moderat, Ali yang pernah menjadi Presiden Dewan Islam Federasi Australia itu lantas ditunjuk menjadi Ketua Kelompok Referensi Komunitas Muslim pada era pemerintahan Perdana Menteri John Howard. Ia lantas menjadi duta Australia ke berbagai dialog antaragama internasional untuk membuka mata dan pikiran Muslim, serta berusaha menyadarkan kembali pentingnya rasionalitas dalam memahami Islam dan menginterpretasikan Al Quran. Menginterpretasikan kembali Al Quran sesuai dengan konteks dan zamannya, menurut Ali, menjadi kunci penting untuk membuka pikiran Muslim agar lebih kritis. Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan Al Quran sesuai konteks dan waktunya hanya akan membuahkan fanatisme, pandangan ekstremis, dan emosional tanpa logika. Padahal, Al Quran sebenarnya ada untuk memancing pemikiran kritis yang tidak asal menerima mentah-mentah kata-kata yang ada di dalamnya. Ali mengingatkan, ayat-ayat Al Quran diturunkan pada zaman Muhammad SAW sehingga isinya pun menyesuaikan dengan zaman itu. Kalau tidak tahu konteksnya, kita tidak akan tahu maksudnya. Kita harus mengkritisi dan menginterpretasi lebih lanjut isi Al Quran. Ini indahnya Al Quran, ujar ayah dari dua anak ini. Pengetahuan modernPersoalannya, justru sebagian ulama tradisional juga yang menutup pikiran Muslim, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan pemikiran atau ajaran tradisional konvensional yang sudah ketinggalan zaman. Banyak ulama tradisional tidak mendalami pengetahuan modern dan terpaku pada ajaran yang sama selama berabad-abad. Padahal, jika ditilik dari artinya, ulama semestinya seseorang yang memiliki pengetahuan luas dan tidak hanya terbatas pada pengetahuan agama. Jika seseorang ingin memahami Al Quran dengan baik dan lengkap sekaligus obyektif, dia harus mempunyai bekal latar belakang pemahaman ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, dan politik. Tren intelektual Islam yang sarat bekal ilmu pengetahuan lengkap dan modern seperti itu, kata Ali, justru lebih banyak muncul di negara-negara Barat. Meskipun demikian, menurut pandangan Ali, hal ini wajar mengingat banyak intelektual Islam yang terpaksa migrasi ke Barat. Di tempat ini mereka justru mendapat kesempatan luas untuk berpikir, berekspresi, dan mengeluarkan pendapat. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan kebangkitan generasi baru Muslim kemungkinan akan dimulai dari Barat. Kalau kita tidak mempunyai latar belakang pengetahuan yang lengkap, akan sangat sulit memahami Al Quran dan memecahkan misteri Allah yang ada di dalamnya, kata Ali. Misteri Allah yang ada di dalam Al Quran dimaksudkan untuk dibuka, dipecahkan, dipelajari, dan dikritisi. Al Quran adalah kitab untuk siapa pun pada segala zaman. Kitab yang bisa digunakan untuk menjelaskan berbagai macam hal apabila diinterpretasikan sesuai konteks dan zamannya. PendidikanMasalahnya, Al Quran sering kali justru terlalu dipuja, tetapi isinya tak benar-benar dipahami. Ali menilai persoalan umat
[wanita-muslimah] M. Thalib: Abu Bakar Ba'asyir Siyah, Ahmadiyah, Komunis
Ada puisi Imam Syafi'i: Ahbib habibaka hawnan ma, asa ayyakuna baghidlaka yawman ma wabghidl baghidla hawnan ma, asa ayyakuna habibaka yawman ma cintailah kekasihmu sekadarnya, barangkali ia jadi musuhmu di lain waktu bencilah musuhmu sekadarnya, barangkali ia jadi kekasihmu di lain waktu guntur GATRA, 39 / XIV 13 Agu 2008 NASIONALMAJELIS MUJAHIDIN Ustad Berpisah Jamaah Terbelah Kongres III Majelis Mujahidin digelar di Yogyakarta. Ustad Abu Bakar Ba'asyir mundur dan mendirikan jamaah baru. Kedua institusi yang mengusung syariat Islam itu akan diuji oleh waktu.; Syiah, Ahmadiyah, dan Komunis; Ini Pembunuhan Karakter Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Yogyakarta, Sabtu dan Ahad pekan ini, kembali jadi saksi sejarah. Sebuah hajatan nasional digelar, dengan tema ''Indonesia Bersyariah Solusi Tepat Salah Urus Negara''. Di tempat ini, pada 5-7 Agustus 2000, Kongres I Mujahidin digelar. Ketika itu, Ustad Abu Bakar Ba'asyir (ABB) hadir dan menyampaikan makalah ''Sistem Kaderisasi Mujahidin dalam Mewujudkan Masyarakat Islam''. Dalam Kongres III Mujahidin kali ini, sebulan sebelum dilaksanakan, ABB mundur dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), di tengah semangatnya yang menggebu-gebu untuk mewujudkan masyarakat dan organisasi secara Islami. Menurut ABB, Majelis Mujahidin, meskipun tujuan perjuangannya sudah Islami, yakni dakwah dan jihad, sebagai institusi perjuangan Islam masih menerapkan sistem kepemimpinan yang tidak dikenal dalam ajaran Islam. ''Sejak awal, saya melihat kekeliruan ini, dan saya sejak awal menolak diangkat menjadi Amir Mujahidin,'' katanya kepada Gatra. Tapi, karena desakan dan demi kemaslahatan umat, akhirnya dia bersedia. ''Itu untuk sementara, sambil mengajak pengurus untuk kembali pada sistem ajaran Islam, al-jamaah wal imamah,'' ia menandaskan. Tapi rupanya apa yang dicita-citakan ABB mendapat penolakan dari dalam, baik dari kalangan ahlul halli wal aqdi maupun dari kalangan tanfidziyah. Dalam struktur MMI, ada ahlul halli wal aqdi (AHWA), yang bertindak semacam majelis syuro, dan tanfidziyah yang menjalankan roda organisasi sehari-hari. Tanfidziyah bekerja dengan kontrol penuh dari AHWA. ''Tapi rupanya tanfidziyah berjalan sendiri tanpa mau mendengar nasihat dan saran-saran dari Ustad Abu,'' kata Fauzan Al-Anshari, Ketua Departemen Data dan Informasi MMI, yang pada Juni 2007 dipecat dari jabatannya. Pemecatan Fauzan itu, menurut Irfan Suryahadi Awwas, karena yang bersangkutan melanggar kebijakan institusi. ''Dia mengusung ABB for president, padahal kami tidak pernah membicarakan masalah tersebut,'' tutur Irfan. Tahun lalu, Fauzan memang melemparkan wacana ABB for president. ABB sendiri, meski tidak bersedia, tak sampai memberikan sanksi kepada pengusungnya. Ketika skorsing dan pemecatan dijatuhkan kepada Fauzan, ABB pun tidak setuju. Tapi pihak tanfidziyah, yang didukung Ustad Muhammad Thalib, wakil AHWA, bersikukuh pada pendiriannya. Fauzan tetap dipecat per 30 Juni 2007. Dalam perkembangannya, agenda perselisihan terus bertambah. Persoalan pokoknya adalah ketika ABB mengusung ide al-jamaah wal imamah, sebuah konsep jamaah dengan kepemimpinan berada pada satu komando, amir. Jika ide ABB ini diwujudkan, maka tanfidziyah hanya menjadi pelaksana. Amir adalah komando tertinggi dan wajib ditaati. ''Sekarang yang terjadi terbalik, tanfidziyah menjadi lembaga superbody,'' kata Fauzan. Keluarnya ABB dari MMI diikuti sejumlah pengurus daerah. Kepengurusan Majelis Mujahidin Lajnah Perwakilan Jakarta, yang dipimpin Haris Amir Falah, membubarkan diri. Haris secara resmi mundur tapi malah dipecat oleh pihak tanfidziyah. Ketua Lajnah Jawa Timur, Akhwan, lebih dulu dinonaktifkan. Di beberapa daerah, kondisinya mulai menghangat. Mereka yang keluar atau dipecat kini berimam kepada ABB. Oleh ABB, mereka ditampung dalam wadah bertitel Jamaah Ansharu-Tauhid, yang segera dideklarasikan. Bagi sebagian orang, MMI tanpa ABB tidak ada apa-apanya. MMI ya ABB, ABB ya MMI. ''Perjuangan institusi dalam menegakkan syariah tanpa figur Ustad Abu hanyalah slogan tanpa makna,'' Haris Amir Falah menegaskan. Tapi Irfan Suryahadi Awwas menepisnya. ''Dalam tradisi mujahidin, tidak ada kultus individu,'' kata Irfan kepada Arif Koes Hernawan dari Gatra. ''Kami punya keyakinan bahwa pemimpin boleh datang dan pergi, tapi perjuangan terus berlanjut dan tidak bisa digantungkan pada individu tertentu,'' ujarnya. ''Kita ini punya Allah, kok bergantung pada figur? Ini konyol,'' ia menambahkan. Rupanya dua kubu itu tak lagi bisa disatukan. ABB resmi memisahkan diri dari MMI. Jamaah pun terbelah. MMI mengandalkan sistem, sedangkan Jamaah Ansharu-Tauhid mengusung figur. Eksistensi keduanya akan diuji oleh waktu. Herry Mohammad Muhammad Thalib: Syiah, Ahmadiyah, dan Komunis Muhammad Thalib sehari-hari adalah ustad dan penulis buku-buku keislaman. Di MMI, Thalib adalah wakil AHWA, yang tidak lain adalah wakil Ustad Abu Bakar Ba'asyir. Perawakannya sedang, tapi
[wanita-muslimah] Undangan Menulis di Jurnal Perempuan Edisi 60
Undangan Menulis di Jurnal Perempuan Edisi 60 Jurnal Perempuan Edisi 60 akan mengulas Perda-Perda/Instruksi yang Diskriminatif khususnya terhadap perempuan. Jurnalis Jurnal Perempuan sendiri telah mengadakan penelitian terhadap empat wilayah yang menerapkan Perda ini, seperti Sumatera Barat (Kewajiban memakai Jilbab bagi Siswi-siswi Sekolah Negeri), Kalimantan Selatan (Manajemen Ilahiyah), Sulawesi Selatan (Desa Muslim) dan Papua ( Perda Injil di Manokwari). Untuk memperkaya isi Jurnal Perempuan edisi 60, kami mengundang anda menulis tentang tema ini. Topik-topik yang kami harapkan dari anda adalah: A. Untuk Topik Empu Bagaimana tinjauan hukum dan HAM terhadap perda-perda tersebut?Penelitian atau liputan terhadap Perda sejenis itu di wilayah-wilayah lainAncaman Perda-perda tersebut terhadap perempuan dan Kebhinnekaan Indonesia Meskipun perda-perda tersebut tidak menggunakan syariah namun isi dari Perda-perda itu memuat bahan-bahan yang diambil dari syariah, khsusunya pandangan fiqh Islam, seperti pengaturan terhadap busana perempuan (konsep aurat), ruang gerak perempuan (larangan keluar rumah di malam hari tanpa muhrim), moralitas, dll Untuk itu kami ingin ada tulisan yang mengulas bagaimana tinjauan syariah dan fiqh terhadap Perda-Perda tersebut, khususnya terhadap konsep aurat, ruang gerak, dan moralitas perempuan? Perda Injili baru muncul di Manokwari, bagaimana pandangan teologi Kristen melihat fenomena ini? Apakah perda tersebut disebabkan persoalan teologi atau politik? Apakah Perda Injli hanya bisa dianggap sebagai reaksi terhadap Perda Syariah di wilayah lain di Indonesia?Pengalaman pribadi hidup dalam lingkup Perda tersebut. Apakah anda memiliki pengamatan sendiri atau pernah menjadi korban Perda tersebut. Syarat-syarat penulisan: 1. Hasil karya sendiri dan belum pernah dimuat di media mana pun 2. Kira-kira 15 halaman A4, spasi dobel, jenis font Times New Roman (kurang lebih 15.000 karakter), 3. Berikut catatan belakang dan mengikuti standar penulisan ilmiah. B. Resensi dan Rak (Berita) Buku buku-buku tentang tema utama di atas, panjang tulisan untuk resensi 5000 karakter sedangkan berita buku 2500 karakter (dibutuhkan 2 resensi buku dan 3 berita buku) C. Cerpen berkaitan dengan tema di atas, panjang 6000 karakter (dibutuhkan satu cerpen) catatan: - batas pengumpulan tulisan 15 Agustus 2008 - setiap tulisan yang masuk akan melewati proses penyeleksian dan editing - setiap tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan/honor - tulisan dikirimkan ke [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] dan [EMAIL PROTECTED] sekian dan terima kasih Supriadi Sekretaris Redaksi Jurnal Perempuan [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Pemberitahuan: Jurnal Perempuan Pindah Alamat
Salam, Dengan ini kami memberitahukan sejak tanggal 21 Juli 2008 kantor Yayasan Jurnal Perempuan pindah ke: Jl. Tebet Barat Dalam IXA No B1 (Kompleks Kejaksaan Agung RI), Tebet, Jakarta Selatan. Kantor kami terletak di belakang pusat perbelanjaan GELAEL Jl. MT Haryono. Untuk sementara nomer telepon dan fax: 021-8300-211. Untuk nomer telepon lama 021-837-02005 (belum aktif). Demikian pemberitahuan ini dan terima kasih Lia Amalia Sekretaris Yayasan Jurnal Perempuan [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi TUK: Novel Seniman Kaligrafi Terakhir
Undangan Rabu, 16 Juli 2008, 19.00 WIB Diskusi NOVEL SENIMAN KALIGRAFI TERAKHIR Pembicara: Ida Sundari Husein dan Nur Rofiah. Pada tahun 1923, terjadi perubahan secara radikal di Turki, dari sebuah negeri yang tradisional menjadi negeri yang modernuntuk itulah seluruh tradisi dihancurkan hingga ke akar-akarnyaagar bisa dipandang benar-benar modern. Hubungan Islam dan tradisi Arab dengan masyarakat Turki yang telah berkait-erat selama berkurun-kurun, diputus. Bahasa dan tulisan Arab perlahan-lahan mulai dihapuskan, dan diganti dengan versi abjad Latin. Justeru dalam kondisi itu, seorang gadis bernama Rikkat yang memiliki kecintaan luar biasa pada kaligrafi, menghadapi hari-hari dan karirnya yang mulai diremehkan penguasa Turki yang baru. Bersama seniman-seniman kaligrafi tua lainnyayang berasal dari warisan penguasa lama: sultanmereka dipecat, dan sekolah-sekolah mereka ditelantarkan. Kecintaanya terhadap kaligrafi dibayar mahal: segala yang ia miliki: sebagai istri dan ibu nyaris terampas habis. Emosinya dicurahkan pada kegiatan menulis dengan meniupkan seluruh nafas hidupnya pada huruf-huruf agar kaligrafi menjadi seni yang abadi, lebih manusiawi dan modern. Inilah novel tentang cinta pada kesenian yang tengah sekarat, di sebuah wilayah yang serba aneh dan mistis dengan Turki kontemporer yang mulai terseret arus modern Barat, Yasmine Ghata menulis sebuah roman yang indah dan penuh ilham yang berasal dari kisah nyata. Novel Seniman Kaligrafi Terakhir Jakarta: Serambi, 2008; 206 halaman) yang merupakan terjemah-an buku La Nuit des Calligraphes karya Yasmine Gatha. Buku aslinya diterbitkan oleh Editions Fayard (Paris, 2005, 181 halaman) dan Editions de Poche (Paris, 2005, 153 halaman). Waktu dan tempat Diskusi ini akan diadakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No.68H, Jakarta, Rabu 16 Juli 2008, pukul 19.00 WIB Narasumber Ida Sundari Husein (Penerjemah dan Dekan FIB UI 2004-2008) Nur Rofiah (Alumnus Universitas Ankara, Ankara, Turki) Tentang Yasmine Gatha Yasmine Gatha dilahirkan di Paris pada tanggal 6 Agustus 1975, sebagai anak keempat dari ibunya, Vénus Khoury Gatha, penulis dan penyair keturunan Libanon, dan putera pertama ayahnya Jean Gatha, dokter peneliti keturunan Turki. Mungkin karena semasa kecil, ia dikelilingi benda-benda produk seni-budaya negeri nenek moyangnya yang dibawa ayah- nya sepulang dari perjalanan ke berbagai negara, kemudian Yasmine Gatha memilih studi Sejarah Kesenian Islam di Ecole du Louvre dan Universitas Paris III, Paris, untuk mempelajari arsitektur, benda-benda seni, tekstil dan kaligrafi. Panggilan darah membuatnya tertarik pada kesenian Otto-man. Namun, desakan untuk menulis baru muncul setelah ia melihat karya nenek-nya, Rikka Kunt, dalam sebuah pameran di ruang Richelieu, Museum Louvre, Paris, pada tahun 2000. Dengan penuh semangat ia mencari dokumen tentang sang nenek, dan menemukan dengan penuh kekaguman bahwa ia adalah seniman kaligrafi yang terkenal dengan huruf hiasan emasnya. Penemuan itu memberinya inspirasi untuk menulis La Nuit des Calligraphes. La Nuit des Calligraphes adalah bukunya yang pertama (2005). Buku itu mendapat sukses, dan telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, belum termasuk terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, serta mendapat penghargaan: Prix de la Découverte (Prince Pierre de Monaco), Prix Cavour (Italia), Prix Kadmos (Libanon), dan Prix des Lecteurs dHerblay 2005. Bukunya yang kedua adalah Le Tar de Mon Père (2007), kisah dengan latar belakang Iran. Yasmine Gatha merupakan salah seorang pengarang Prancis keturunan asing yang menulis dalam bahasa Prancis karya dengan berlatar-belakang negeri asal orang tua atau nenek-moyangnya. Kesusastraan Prancis masa kini diperkaya oleh karya-karya sejenis berkat para penulis tersebut. Sebagai contoh lain kita dapat menyebut Amin Maalouf keturunan Libanon, yang salah satu karyanya, Le Rocher de Tanios, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Cadas Tanios dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 1999. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Novel Seniman Kaligrafi Terakhir
Komunitas Utan Kayu Diskusi Novel Seniman Kaligrafi Terakhir (La Nuit des Calligraphes) Pada tahun 1923, terjadi perubahan secara radikal di Turki, dari sebuah negeri yang tradisional menjadi negeri yang modernuntuk itulah seluruh tradisi dihancurkan hingga ke akar-akarnyaagar bisa dipandang benar-benar modern. Hubungan Islam dan tradisi Arab dengan masyarakat Turki yang telah berkait-erat selama berkurun-kurun, diputus. Bahasa dan tulisan Arab perlahan-lahan mulai dihapuskan, dan diganti dengan versi abjad Latin. Justeru dalam kondisi itu, seorang gadis bernama Rikkat yang memiliki kecintaan luar biasa pada kaligrafi, menghadapi hari-hari dan karirnya yang mulai diremehkan penguasa Turki yang baru. Bersama seniman-seniman kaligrafi tua lainnyayang berasal dari warisan penguasa lama: sultanmereka dipecat, dan sekolah-sekolah mereka ditelantarkan. Kecintaanya terhadap kaligrafi dibayar mahal: segala yang ia miliki: sebagai istri dan ibu nyaris terampas habis. Emosinya dicurahkan pada kegiatan menulis dengan meniupkan seluruh nafas hidupnya pada huruf-huruf agar kaligrafi menjadi seni yang abadi, lebih manusiawi dan modern. Inilah novel tentang cinta pada kesenian yang tengah sekarat, di sebuah wilayah yang serba aneh dan mistis dengan Turki kontemporer yang mulai terseret arus modern Barat, Yasmine Ghata menulis sebuah roman yang indah dan penuh ilham yang berasal dari kisah nyata. Novel Seniman Kaligrafi Terakhir Jakarta: Serambi, 2008; 206 halaman) yang merupakan terjemah-an buku La Nuit des Calligraphes karya Yasmine Gatha. Buku aslinya diterbitkan oleh Editions Fayard (Paris, 2005, 181 halaman) dan Editions de Poche (Paris, 2005, 153 halaman). Waktu dan tempat Diskusi ini akan diadakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No.68H, Jakarta, Rabu 16 Juli 2008, pukul 19.00 WIB Narasumber Ida Sundari Husein (Penerjemah dan Dekan FIB UI 2004-2008) Nur Rofiah (Alumnus Universitas Ankara, Ankara, Turki) Tentang Yasmine Gatha Yasmine Gatha dilahirkan di Paris pada tanggal 6 Agustus 1975, sebagai anak keempat dari ibunya, Vénus Khoury Gatha, penulis dan penyair keturunan Libanon, dan putera pertama ayahnya Jean Gatha, dokter peneliti keturunan Turki. Mungkin karena semasa kecil, ia dikelilingi benda-benda produk seni-budaya negeri nenek moyangnya yang dibawa ayah- nya sepulang dari perjalanan ke berbagai negara, kemudian Yasmine Gatha memilih studi Sejarah Kesenian Islam di Ecole du Louvre dan Universitas Paris III, Paris, untuk mempelajari arsitektur, benda-benda seni, tekstil dan kaligrafi. Panggilan darah membuatnya tertarik pada kesenian Otto-man. Namun, desakan untuk menulis baru muncul setelah ia melihat karya nenek-nya, Rikka Kunt, dalam sebuah pameran di ruang Richelieu, Museum Louvre, Paris, pada tahun 2000. Dengan penuh semangat ia mencari dokumen tentang sang nenek, dan menemukan dengan penuh kekaguman bahwa ia adalah seniman kaligrafi yang terkenal dengan huruf hiasan emasnya. Penemuan itu memberinya inspirasi untuk menulis La Nuit des Calligraphes. La Nuit des Calligraphes adalah bukunya yang pertama (2005). Buku itu mendapat sukses, dan telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, belum termasuk terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, serta mendapat penghargaan: Prix de la Découverte (Prince Pierre de Monaco), Prix Cavour (Italia), Prix Kadmos (Libanon), dan Prix des Lecteurs dHerblay 2005. Bukunya yang kedua adalah Le Tar de Mon Père (2007), kisah dengan latar belakang Iran. Yasmine Gatha merupakan salah seorang pengarang Prancis keturunan asing yang menulis dalam bahasa Prancis karya dengan berlatar-belakang negeri asal orang tua atau nenek-moyangnya. Kesusastraan Prancis masa kini diperkaya oleh karya-karya sejenis berkat para penulis tersebut. Sebagai contoh lain kita dapat menyebut Amin Maalouf keturunan Libanon, yang salah satu karyanya, Le Rocher de Tanios, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Cadas Tanios dan diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia pada tahun 1999. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change
[wanita-muslimah] Undangan: Mengenang Oey Hay Djoen (1929-2008)
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=145 Selasa, 24 Juni 2008, 19:00 WIB Mengenang Oey Hay Djoen (1929-2008) Pembicara: Goenawan Mohamad. Di masa tuanya Oey Hay Djoen lebih dikenal sebagai penerjemah karya besar Karl Marx, Das Kapital, ke dalam bahasa Indonesia. Terbit dalam tiga jilid, kitab terjemahan tersebut merupakan kerja tekun Oey selama bertahun-tahun. Oey memang seorang dengan energi dan semangat yang seakan tak hendak habis. Bahkan setelah mengidap sakit menahun dan harus menggunakan kursi roda, ia masih juga terlihat menghadiri pelbagai diskusi bersama orang muda (yang biasa memanggilnya Om Oey). Sejak masa mudanya, Oey Hay Djoen bergiat dalam gerakan politik kiri; ia pernah terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat mewakili Partai Komunis Indonesia. Dia akhir 1950-an, Oey aktif sebagai pengurus Lembaga Kebudayaan Rakyat. Ia rajin menulis esai sastra, juga puisi dan cerpen, menggunakan nama pena Samandjaja. Di masa itu ia pun banyak menulis telaah ekonomi yang disiarkan di pelbagai majalah dan jurnal politik. Pada 17 Agustus 1969 ia dibuang ke Pulau Buru (dalam satu rombongan dengan Pramoedya Ananta Toer, sahabatnya), dan hidup sebagai tahanan politik di sana hingga 1979. Dalam peringatan sebulan wafatnya Oey Hay Djoen ini, Goenawan Mohamad akan membicarakan sosok Oey sebagai seorang manusia abad ke-20 yang hidup di tengah hiruk-pikuk percaturan ideologi dan perjuangan cita-cita politik di Indonesia yang terus-menerus membentuk dirinya. Acara ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No 68H, dan tidak dipungut biaya sedikit pun [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ibu dan Anak Ahmadiyah Lapor akan Gus Dur
Undangan Ibu dan Anak Ahmadiyah Korban Kekerasan Lapor Gus Dur Setelah menggelar Konferensi Pers di Kantor Jurnal Perempuan, Rabu 7 Mei 2008 dan Aksi Damai di Bunderan HI, Kamis, 8 Mei 2008, dengan tema Selamatkan Ibu dan Anak Ahmadiyah di Kekerasan ibu dan anak Ahmadiyah yang menjadi korban kekerasan akan lapor ke KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H. Rombongan ibu dan anak tersebut di bawah pimpinan Ibu Hj. Syarifatunnisa Makih, Ketua Umum Lajnah Imaillahorganisasi sayap perempuan Ahmadiyahdan didampingi organisasi-organisasi perempuan di Indonesia: Yayasan Jurnal Perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, LBH Jakarta, Institut Ungu, Komunitas Ungu, Our Voice, Institut Pelangi Perempuan, Perempuan Mahardhika, Srikandi Demokrasi Indonesia. Untuk itu, kami ingin mengundang kawan-kawan, khususnya media cetak/elektronik pada acara yang akan kami laksanakan: Kongkow Bareng Gus Dur, di KBR68H, Kedai Tempo, Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta, pada hari Sabtu, 24 Mei 2008 pukul 10.00 WIB Acara: - Testimoni korban kekerasan dari ibu-ibu dan anak-anak Ahmadiyah, didampingi oleh Ibu Hj. Syarifatunisa Makih, Ketua Umum Lajnah Imaillah Jemaat Ahmadiyah Indonesiaorganisasi sayap perempuan Ahmadiyah -Neng Dara Affia dari Komnas Perempuan yang akan melaporkan kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan Ahmadiyah, hasil laporan Komnas Perempuan 22 Mei 2008, Perempuan Ahmadiyah: Korban Kekerasan Berlapis - Pernyataan Sikap oleh: KH Abdurrahman Wahid Mariana Amiruddin (Direktur Yayasan Jurnal Perempuan, Masruchah (Sekjend Koalisi Perempuan Indonesia) Salam Nur Azizah 0818-064-88-463 [EMAIL PROTECTED] Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta [EMAIL PROTECTED] http://guntur.name/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Buku Dalih Pembunuhan Massal
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=142 Rabu, 21 Mei 2008, 19:00 WIB Diskusi Buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto karya John Roosa Dalang Penculikan Jenderal atau Dalang Pembunuhan Massal? Pembicara: Asvi Warman Adam dan Heru Atmodjo 21 Mei 2008 Diskusi Buku Meski banyak versi sejarah telah ditulis, Peristiwa 30 September 1965 masih berselimut misteri hingga kini. Rezim Orde Baru menuding Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalangnya. Namun, setelah Soeharto jatuh, muncul beragam analisis atas Peristiwa 30 September, salah satunya bahkan menunjukkan keterlibatan Soeharto. Banyaknya versi tersebut justru kian menimbulkan pertanyaan: Siapa sebenarnya dalang Peristiwa 30 September? John Roosa, lewat buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, mulai menguak misteri itu. Menggunakan dokumen yang selama ini diabaikan dan wawancara dengan tokoh-tokoh PKI, buku ini tidak hanya menyingkap siapa dalang G30S, namun juga bagaimana seorang dalang menjadikan G30S sebagai dalih untuk melakukan pembantaian massal. Melalui buku ini John Roosa berhasil menyusun sebuah narasi baru tentang peristiwa 30 September1965. Buku ini sangat penting karena mengandung data baru, metodologi baru dan perspektif baru dalam penulisan sejarah. Ikuti diskusinya dengan Dr. Asvi Warman Adam (Ahli Peneliti Utama LIPI) dan Heru Atmodjo (penulis buku Gerakan 30 September 1965, Kesaksian Letkol Heru Atmodjo, yang menjabat sebagai Asisten Direktur Intel AURI saat terjadi Peristiwa 30 September). [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Yang Sesat dan Yang Ngamuk (KH Mustofa Bisri)
http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=337871 Rabu, 23 Apr 2008, Yang Sesat dan Yang Ngamuk Oleh A. Mustofa Bisri Karena melihat sepotong, tidak sejak awal, saya mengira massa yang ditayangkan TV itu adalah orang-orang yang sedang kesurupan masal. Soalnya, mereka seperti kalap. Ternyata, menurut istri saya yang menonton tayangan berita sejak awal, mereka itu adalah orang-orang yang ngamuk terhadap kelompok Ahmadiyah yang dinyatakan sesat oleh MUI. Saya sendiri tidak mengerti kenapa orang -yang dinyatakan- sesat harus diamuk seperti itu? Ibaratnya, ada orang Semarang bertujuan ke Jakarta, tapi ternyata tersesat ke Surabaya, masak kita -yang tahu bahwa orang itu sesat- menempelenginya. Aneh dan lucu. Konon orang-orang yang ngamuk itu adalah orang-orang Indonesia yang beragama Islam. Artinya, orang-orang yang berketuhanan Allah Yang Mahaesa dan berkemanusiaan adil dan beradab. Kita lihat imam-imam mereka yang beragitasi dengan garang di layar kaca itu kebanyakan mengenakan busana Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kalau benar mereka orang-orang Islam pengikut Nabi Muhammad SAW, mengapa mereka tampil begitu sangar, mirip preman? Seolah-olah mereka tidak mengenal pemimpin agung mereka, Rasulullah SAW. Kalau massa yang hanya makmum, itu masih bisa dimengerti. Mereka hanyalah mengikuti telunjuk imam-imam mereka. Tapi, masak imam-imam -yang mengaku pembela Islam itu- tidak mengerti misi dan ciri Islam yang rahmatan lil aalamiin, tidak hanya rahmatan lithaaifah makhshuushah (golongan sendiri). Masak mereka tidak tahu bahwa pemimpin agung Islam, Rasulullah SAW, adalah pemimpin yang akhlaknya paling mulia dan diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Masak mereka tidak pernah membaca, misalnya ayat Ya ayyuhalladziina aamanuu kuunuu qawwamiina lillah syuhadaa-a bilqisthi al-aayah (Q. 5: 8). Artinya, wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu penegak-penegak kebenaran karena Allah dan saksi-saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum menyeret kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah; adil itu lebih dekat kepada takwa. Takwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan. Apakah mereka tidak pernah membaca kelembutan dan kelapangdadaan Nabi Muhammad SAW atau membaca firman Allah kepada beliau, Fabimaa rahmatin minaLlahi linta lahum walau kunta fazhzhan ghaliizhal qalbi lanfaddhuu min haulika al-aayah (Q. 3: 159). Artinya, maka disebabkan rahmat dari Allah-lah engkau berperangai lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau kasar dan berhati kejam, niscaya mereka akan lari menjauhimu Tak Mengerti Sungguh saya tidak mengerti jalan pikiran atau apa yang merasuki pikiran mereka sehingga mereka tidak mampu bersikap tawaduk penuh pengayoman seperti dicontoh-ajarkan Rasulullah SAW di saat menang. Atau, sekadar membayangkan bagaimana seandainya mereka yang merupakan pihak minoritas (kalah) dan kelompok yang mereka hujat berlebihan itu mayoritas (menang). Sebagai kelompok mayoritas, mereka tampak sekali -seperti kata orang Jawa- tidak tepa salira. Apakah mereka mengira bahwa Allah senang dengan orang-orang yang tidak tepo saliro, tidak menenggang rasa? Yang jelas Allah, menurut Rasul-Nya, tidak akan merahmati mereka yang tidak berbelas kasihan kepada orang. Saya heran mengapa ada -atau malah tidak sedikit- orang yang sudah dianggap atau menganggap diri pemimpin bahkan pembela Islam, tapi berperilaku kasar dan pemarah. Tidak mencontoh kearifan dan kelembutan Sang Rasul, pembawa Islam itu sendiri. Mereka malah mencontoh dan menyugesti kebencian terhadap mereka yang dianggap sesat. Apakah mereka ingin meniadakan ayat dakwah? Ataukah, mereka memahami dakwah sebagai hanya ajakan kepada mereka yang tidak sesat saja? Atau? Kelihatannya kok tidak mungkin kalau mereka sengaja berniat membantu menciptakan citra Islam sebagai agama yang kejam dan ganas seperti yang diinginkan orang-orang bodoh di luar sana. Tapi KH A. Mustofa Bisri, pengasuh Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kartini dan Islam
http://www.korantempo.com/korantempo/2008/04/22/Opini/krn,20080422,61.id.html Selasa, 22 April 2008 Opini Kartini dan Islam Nong Darol Mahmada Peneliti di Freedom Institute dan Pendiri Jaringan Islam Liberal Riwayat Kartini telah menjadi sumber ilham yang tak pernah kering. Tiap tahun di hari kelahirannya pasti bermunculan ulasan tentang tokoh ini dari pelbagai perspektif. Selain pribadinya, hidupnya yang sarat dengan persoalan pun merupakan bahan kajian yang menarik. Kecerdasannya luar biasa. Bayangkan, di usianya yang masih sangat muda, dia berhasil merumuskan dan mendeskripsikan persoalan-persoalan yang terjadi pada bangsanya dalam korespondensi dengan sahabat-sahabat penanya di Belanda. Kartini beruntung karena menguasai bahasa Belanda. Dengan menguasai bahasa ini Kartini terus-menerus mendiskusikan setiap pemikiran dan persoalannya dengan perempuan-perempuan Eropa yang banyak menginspirasikan hidupnya. Kartini adalah jiwa yang menyaksikan kebangkitan sebuah masyarakat yang terlalu lama menderita. Dan ia sendiri menjadi bagian, bahkan salah seorang yang ikut andil dalam kebangkitan bangsa ini lewat goresan tangan dan kegelisahannya. Saya mencoba membahas percikan pemikiran keagamaan Kartini, khususnya soal Tuhan dan poligami. Sangat langka menemukan karya yang mengupas khusus soal ini karena selama ini Kartini lebih dikenal sebagai tokoh emansipasi perempuan atau kebangkitan nasional. Padahal, sebagai pribadi yang dilahirkan dari ibu yang keturunan kiai tapi dari rakyat biasa, pergulatan Kartini dengan tema-tema keislaman sangatlah menarik. Yang pernah mengulas secara khusus pemikiran keagamaan Kartini adalah Th. Sumartana (alm.) dalam buku yang berjudul Agama dan Iman Menurut Kartini. Begitu juga Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Panggil Aku Kartini Saja juga sedikit menyinggung konsep Kartini tentang Tuhan. Tentang Islam Di tengah kesepian dalam pingitan, pandangan-pandangan Kartini tentang tema-tema keagamaan begitu mendalam. Kartini melakoni dan memahami Islam tidak taken for granted. Baginya, berislam haruslah masuk akal dan sesuai dengan pemikiran. Ia mengakui kalau keislaman yang ia anut adalah semacam turunan dari nenek moyangnya. Seperti pada umumnya orang beragama, ia juga tak pernah diberikan kesempatan untuk memilih agama apa yang ia kehendaki. Doktrin dan ritual diwariskan begitu saja. Walau begitu, jiwa pencarian Kartini tak pernah mati, Tibalah waktunya jiwaku mulai bertanya: mengapa aku lakukan ini, mengapa ini begini dan itu begitu?' Pergolakan Kartini tentang keislaman begitu dahsyat sehingga 'sesuatu' yang menurut dia tak dia pahami, dia tinggalkan. Dia lebih mengedepankan hal-hal yang masuk akal, hal yang bersifat substantif dibanding formalitas tapi tak dia mengerti. Kata Kartini, Jadi kami putuskanlah untuk tidak berpuasa dan melakukan hal-hal lain yang dahulu kami kerjakan tanpa berpikir, dan yang kami pikir sekarang ini tak dapat kami kerjakan. Gelap--kami merasa kegelapan--tak seorang pun mau menerangkan kepada kami apa yang kami tidak mengerti (Surat, 15 Agustus 1902, kepada E.C. Abendanon). Sikap seperti itu tak membuat Kartini meninggalkan agamanya. Bahkan proses pencarian ini semakin meneguhkan keyakinannya. Ia tetap menjadi Islam meski yang paling utama buat dia adalah kepercayaan pada Tuhan. Meski ia diperlakukan tidak adil karena posisinya sebagai perempuan, pandangan dia tentang Tuhan sangat positif. Kartini tak pernah menyalahkan Tuhan. Ia melakoninya sebagai sebuah takdir yang harus ia jalani dengan positif. Bagi Kartini, takdir itu bukan fatalisme atau penyerahan diri sehingga kehilangan kepercayaan diri: hanya pasrah dan menerima kondisi kita. Takdir menurut dia bisa mewujud menjadi suatu upaya dan usaha terus-menerus tentang tugas yang diberikan Tuhan untuk meningkatkan diri dan melakukan hal yang terbaik. Ia terus-menerus berproses dan mencari. Maka, tak mengherankan, meski dia dikungkung, pemikiran-pemikiran cerdas tetap keluar deras melalui tulisan-tulisan. Lewat pemahaman seperti ini, saya melihat, Tuhan di mata Kartini adalah kebajikan. Tuhan hidup dan hadir di dalam hati dan jiwa manusia. Seperti yang diulas dengan bagus oleh Pramoedya Ananta Toer dalam bukunya Panggil Aku Kartini Saja, pandangan Kartini tentang Tuhan lebih banyak bersifat realistis dibanding metafisik. Kata Kartini, Tuhan kami adalah nurani, neraka dan surga kami adalah nurani kami. Dengan melakukan kejahatan, nurani kamilah yang menghukum kami; dengan melakukan kebajikan, nurani kami pulalah yang memberi kurnia. Tentang Poligami Dalam lingkungan kehidupan bangsawan Jawa, tempat Kartini hidup, praktek poligami merupakan hal yang lumrah. Kebiasaan dan adat istiadat yang hidup di kalangan masyarakat khususnya di kalangan priayi Jawa yang berkedudukan tinggi, memang menempatkan kedudukan perempuan tidak sama dengan kaum lelaki. Perempuan hanya berharga apabila ia dihubungkan dengan soal perkawinan. Dan
[wanita-muslimah] Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan!
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=40 Yuk, Rame-Rame Adopsi Pohon Hutan! Hanya dengan 3,000 rupiah sebulan, Anda bisa menambah satu pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Mari ambil bagian dalam kegiatan adopsi pohon dan penanaman pohon di kawasan Hutan Sahabat Green. Kita akan mengadopsi 5 hektar area hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menanam sekitar 2000 pohon dengan masa adopsi 3 tahun, biaya perawatan yang diperlukan adalah sebesar 72 juta rupiah pertahun. Dengan 3,000 rupiah sebulan atau 108.000 rupiah untuk masa perawatan tiga tahun, anda dapat memiliki 1 pohon atas nama anda di Hutan Sahabat Green. Kami akan mengajak anda berwisata sekaligus belajar tentang lingkungan dan melihat pohon sumbangan anda di Hutan Sahabat Green. Sumbangkan dana adopsi pohon hutan, Sahabat Green, ke rekening BCA No Rekening 5800091090 atas nama PT. Media Lintas Inti Nusantara. Bukti transfer dapat di fax ke 021-8516107 dan untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi bagian Promosi 89,2 FM GREEN RADIO dengan Septa di 021-8573388 ext. 114 dan 021-91634308. Green Radio akan mengumumkan setiap hari sumbangan Sahabat Green di acara GREEN TALK dan www.greenradio.fm. (Heru Hendratmoko) - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=39 Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto Salam, Kami mengundang anda untuk menghadiri peluncuran buku puisi Nirwan Dewanto Jantung Lebah Ratu (Gramedia Pustaka Utama). Acaranya akan diselenggarakan pada hari Kamis, 17 April 2008, pukul 18.00 di Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi 9-15 Menteng, Jakarta Pusat. Di panggung akan tampil Melani Budianta dan Arianto Patunru untuk memberikan pidato-ulasan; dan Maya Hasan, Andi Alfian Mallarangeng, Linda Christanty, Sitok Srengenge, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Nirwan Dewanto untuk membacakan puisi dari Jantung Lebah Ratu. Kehadiran anda sangat kami harapkan. Konfirmasi kehadiran anda dengan menghubungi sdri Tata di 021-31909226. Terima kasih. Hormat kami, Penyelenggara - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=39 Undangan Peluncuran Buku Puisi Nirwan Dewanto Salam, Kami mengundang anda untuk menghadiri peluncuran buku puisi Nirwan Dewanto Jantung Lebah Ratu (Gramedia Pustaka Utama). Acaranya akan diselenggarakan pada hari Kamis, 17 April 2008, pukul 18.00 di Goethe Haus, Jl. Sam Ratulangi 9-15 Menteng, Jakarta Pusat. Di panggung akan tampil Melani Budianta dan Arianto Patunru untuk memberikan pidato-ulasan; dan Maya Hasan, Andi Alfian Mallarangeng, Linda Christanty, Sitok Srengenge, Gratiagusti Chananya Rompas, dan Nirwan Dewanto untuk membacakan puisi dari Jantung Lebah Ratu. Kehadiran anda sangat kami harapkan. Konfirmasi kehadiran anda dengan menghubungi sdri Tata di 021-31909226. Terima kasih. Hormat kami, Penyelenggara __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kongkow Gus Dur tentang Kekerasan Tibet
Kongkow Gus Dur tentang Kekerasan Tibet Kabar dari Tibet semakin memprihatinkan. Kekerasan dan pembunuhan dilakukan oleh militer China terhadap masyarkat sipil Tibet. Masalah ini akan diulas dalam Kongkow Bareng Gus Dur di KBR68H yang akan disiarkan dari Kedai Tempo, Komunitas Utan Kayu, Jl Utan Kayu No 68H Sabtu 29 Maret 2008, pukul 10.00-11.00 WIB. Gus Dur akan ditemani Enrico Soekareno, Ketua Yayasan Atap Dunia. Acara ini juga akan memulai rangkaian aksi protes pada Pemerintah China yang ujungnya pada aksi protes di depan Kedutaan Besar China Senin 31 Maret pukul 13.00 di Mega Kuningan , Jakarta Selatan. Silakan anda hadir, atau dengarkan melalui Green Radio 89.2 FM untuk di wilayah Jabodetabek. Acara ini juga disiarkan melalui jaringan-jaringan KBR68H di Nusantara. Guntur Host Kongkow Bareng Gus Dur Ketika api obor olimpiade tiba di Beijing sebelum dibawa keliling dunia tgl 31 Maret, seluruh dunia serentak melakukan aksi keprihatinan atas penderitaan rakyat di Tibet. Silakan bergabung dengan aksi damai ini di Jakarta 31 Maret 2008. Selengkapnya lihat attachment, info dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Dukungan anda kami butuhkan untuk membebaskan rakyat Tibet dari penindasan rezim Beijing. FREE TIBET No Human Rights, No Olympics - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Jurnal Perempuan: Demokrasi dan Hak-hak Seksual
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=agenda%7C-60%7CX Diskusi YJP bulan Maret Demokrasi dan Hak-hak Seksual. Diskusi ini ingin melanjutkan tema diskusi bulan lalu Demokrasi ala Feminis, demokrasi yang diharapkan terus menjadi percakapan publik dan mendengarkan suara dari setiap sudut. Demokrasi bukan hanya mengakui hak-hak mayoritas, namun juga kepedulian dan pengakuan terhadap minoritas. Demikian juga untuk hak-hak seksual sebagai pilihan yang diperjuangkan oleh LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex dan Queer). Bagaimana pandangan demokrasidari perspektif filsafat politik dan hukumnyaterhadap hak-hak seksual ini? Dan apakah aturan-aturan di negeri ini telah memberikan jaminan yang layak terhadap kelompok LGBTIQ. Ikuti diskusinya. Narasumber: Rocky Gerung - Pengajar Filsafat di FIB-UI Nursyahbani Katjasungkana - Anggota DPR Waktu: Kamis, 27 Maret 2008 pukul 15.00 - Selesai WIB Tempat: Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 Azizah 0818-064-88-463: [EMAIL PROTECTED] - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Pemikiran Politik Alain Badiou
Undangan Diskusi Freedom Institute mengundang Anda untuk menghadiri diskusi tentang Pemikiran Politik Alain Badiou dengan pembicara Bagus Takwin, Dosen Universitas Indonesia, dan Setyo Wibowo, Dosen STF Driyarkara Jakarta. Dengan moderator diskusi ini Goenawan Mohamad, filosof dan jurnalis senior. Alain Badiou (lahir 1937, di Rabat, Moroko) adalah seorang filosof Prancis yang sekarang ini sedang menonjol. Bersama Giorgio Agamben and Slavoj Zizek, Badiou merupakan salah satu tokoh utama yang memelopori pemikiran anti-postmodern dalam filsafat kontinental. Berdasarkan teori-teori matematika, Badiou berusaha untuk mengartikulasikan kembali konsep-konsep seperti ada (being), kebenaran (truth), dan subyek (subject) dalam kerangka yang bukan pascamodern dan juga bukan sekadar pengulangan modernitas. Diskusi akan diselenggarakan pada, Hari/Tanggal : Kamis, 27 Maret 2008 Waktu : 18.00 Selesai (diawali makan malam) Tempat : Kantor Freedom Institute Jl. Irian 08 Menteng Jakarta Selatan Untuk konfirmasi kehadiran silahkan hubungi Tata di 021-31909226. http://freedom-institute.org/id/index.php?page=indexid=383 Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta [EMAIL PROTECTED] http://guntur.name/ - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Pembukaan Pameran di Galeri Lontar Utan Kayu
Salam Mengundang anda dalam acara pembukaan pameran karya-karya empat perupa kontemporer: Andy Dewantoro, Awan Parulian Simatupang, Okky Arfie, dan Redy Rahadian. Galeri Lontar Jl Utan Kayu 68H Rabu 27 Februari 2008 pukul 19.00 http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=128 Pembukaan: Rabu, 27 Februari 2008, 19:30 WIB. 27 Februari 2008 - 19 Maret 2008 RUANG DAN SUBYEK Pameran ini menampilkan karya-karya empat perupa kontemporer: Andy Dewantoro, Awan Parulian Simatupang, Okky Arfie, dan Redy Rahadian. Masing-masing perupatelah menekuni bidang seni lukis di samping seni patung. Dalam banyak hal karya mereka mendapat pengaruh dari (sekaligus memberi pengaruh pada) perkembangan seni rupa masa kini. Namun, di tengah hiruk pikuk karya-karya bermuatan komentar sosial yang mewarnai sebagian besar seni rupa kontemporer tanah airterutama antara dasawarsa 1990-an dan 2000-an, karya-karya mereka justru memperlihatkan gagasan visual yang lain, yaitu bertolak dari pembacaan secara intensif atas ruang dan subyek yang berada di dalamnya. Relasi timbal balik antara ruang dan subyek ini, telah menjadi idiom dalam karya mereka dalam rentang yang cukup panjang. - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Telah terbit, Jurnal Perempuan edisi Kearifan Lokal
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/pasar.php?mnu=1act=J-57%7CD Telah tebit, Jurnal Perempuan Edisi 57 Menelusuri Kearifan Lokal Sengaja Jurnal Perempuan kali ini mengangkat korelasi antara budaya atau tradisi dan keberadaan perempuan dalam masyarakat. Tema ini kami namakan kearifan lokal. Tema ini populer sejak adanya kebijakan tentang otonomi daerah atau desentralisasi di Indonesia yang kemudian terepresentasi dengan lahirnya peraturan-peraturan daerah dan kebijakan-kebijakan yang menurut mereka berangkat dari falsafah lokal atau daerah. Alih-alih senang dengan desentralisasi yang dalam ekspektasi fase reformasi paska Orde Baru adalah perluasan tentang ide demokratisasi, yang terjadi adalah kearifan lokal yang simbolik, dan wujudnya menjadi kekerasan simbolik yang kemudian menjadi tindakan kekerasan yang fisik. Kearifan lokal yang terjadi menjadi diskriminatif, sama sekali tidak demokratis. Bila dihubungkan dengan kehidupan perempuan, simbol tentang kearifan lokal melalui peraturan daerah ini mengakibatkan perempuan terpenjara. Tema kearifan lokal ternyata seperti pisau bermata dua, kearifan lokal bila ia mendominasi perempuan, maka ia menjadi kebudayaan yang menindas perempuan. Atau sebaliknya, bila kearifan lokal sebagai kebudayaan bukanlah sebagai alat untuk dominasi, maka kearifan lokal membebaskan kaum perempuan. Mariana Amiruddin, dari Prolog Jurnal Perempuan edisi Kearifan Lokal TOPIK EMPU Peraturan Daerah dan Kearifan terhadap Perempuan Peraturan Daerah (Perda) yang tumbuh di Sumatera Barat berusaha menjunjung falsafah masyarakat itu, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, namun mengontrol dan mengekang perempuan. Perempuna dicitrakan (kembali) sebagai penggoda dan sumber maksiat sehingga harus ditutup rapat dan dilarang keluar rumah. Lantas, bagaimana Perda yang bisa arif pada perempuan? Sudarto, anggota Komnas HAM dari Sumatera Barat Perempuan Aceh terus Mencari Keadilan Tanah Aceh tidak pernah lepas dari bencana, dari konflik bersenjata, bencana alam Tsunami, kini fundamentalisme agama. Dan dari berbagai bencana itu, kaum perempuanlah yang banyak menanggung dampaknya. Tulisan ini mengulas perjalanan perempuan Aceh mencari keadilan di sepanjang konflik dan bencana tersebut. Eko Bambang S. Pengelola Sekolah Demokrasi Indonesia Pundak Perempuan Mentawai Perempuan Mentawai bangun lebih pagi dari ayam. Mereka memasak, menyiapkan makanan untuk anak dan suami. Sebelum berkubang dengan asap dan tungku, mereka harus ke hutan mencari kayu bakar. Meskipun beban berat yang banyak menumpuk di pundah perempuan, hak-hak perempuan Mentawai belum ditunaikan. Misalnya hak waris hanya dimiliki oleh laki-laki. Namun mereka terus menahan tumpukan-tumpukan beban itu yang ditimpakan tradisi yang tidak adil. Henny Irawati, bekerja di Yayasan Jurnal Perempuan Sunda, Perempuan, dan Kearifan Sunda cenderung diidentifikasi dengan laki-laki. Etnik yang sebagian besar mendiami wilayah Jawa Barat ini biasa disebut Ki Sunda. Maka melihat perempuan dari perspektif kearifan Sunda, mungkin lebih banyak dipengaruhi perspektif laki-laki. Namun dalam beberapa kasus perempuan ditempatkan lebih utama dibanding laki-laki Teddy A.N. Muhtadin, pengurus Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) dan Pusat Studi Sunda (PSS) Islam, Perempuan, dan Kearifan Lokal Hakikat Islam adalah akumulasi dari serpihan-serpihan kearifan lokal, ia adalah sebuah produk anyaman yang bahan bakunya berasal dari lingkungan kelahirannya. Terbuka dan tak pernah selesai adalah watak asli Islam, apabila saat ini Islam dijadikan perkakas untuk menggerus kearifan lokal, maka pandangan dan sikap jahiliyah ini bersumber dari kejahilan mereka memahami sejarah gerak-laju dan subtansi Islam. Mohamad Guntur Romli, Manajer Program Yayasan Jurnal Perempuan Feminisme versus Kearifan Lokal Kearifan lokal (local wisdom) adalah sebuah tema humaniora yang diajukan untuk memulihkan peradaban dari krisis modernitas. Ia diunggulkan sebagai pengetahun yang benar berhadapan dengan standar saintisme modern. Namun kearifan lokal sering menjadi selimut ideologis praktik patriarki. Kearifan lokal bukan kebenaran esensial, melainkan diskursus yang terbuka untuk interpretasi bila terlihat kepalsuan-kepalsuan ideologis yang dikandungnya. Rocky Gerung, dosen filsafat di Universitas Indonesia WAWANCARA Ahmad Suaedy, Direktur Eksekutif the Wahid Institute, Kearifan Lokal Sumber Kekuatan Perempuan Nia Syarifudin, Direktur Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Masih Ada Kearifan Lokal yang Membebaskan Perempuan PEREMPUAN DAERAH Perlawanan Perempuan Sambas Para perempuan di Sambas bergerak menolak ekspansi perusahaan sawit yang mengakibatkan hilangnya mata-pencaharian masyarakat di sana. Eko Bambang S. Pengelola Sekolah Demokrasi Indonesia Perempuan dalam
[wanita-muslimah] Roadshow YJP di UI: Memahami Seksual Minoritas Perempuan
Apa yang dimaksud Seksual Minoritas? Siapakah mereka? Kita pun perlu memahami mereka, bukan menghakimi mereka. IKASSLAV FIB Universitas Indonesia, Yayasan Jurnal Perempuan, dan didukung penuh oleh HIVOS, menyelenggarakan Roadshow kampus: Seksual Minoritas Perempuan: Mengapa Perlu Dipahami? Narasumber: BJD Gayatri (Konsultan Bidang Pembangunan/AID Asistance) Masruchah (Ketua Koalisi Perempuan Indonesia) Moderator: Dewi Setyarini ( Yayasan Jurnal Perempuan) Lobi Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Jumat, 29 Februari 2008 pukul 13.00-17.00 WIB Mungkin kita sudah terlalu banyak mendengar masalah-masalah perempuan seperti kasus-kasus tenaga kerja perempuan, perdagangan perempuan atau trafficking, dan kekerasan dalam rumah tangga. Namun mungkin kita jarang mengulas nasib perempuan dalam seksual minoritas. Mungkin juga kita sudah mendengarnya malaui informasi yang tidak utuh. Perempuan dalam seksualitas minoritas sangat rentan menerima perlakuan kekerasan. Permasalahan ini pun seakan-akan luput dari pandangan kita sehari-hari. Perempuan yang berada dalam orientasi seksual minoritas adalah kaum lesbian. Selain itu, seksual minoritas juga mencakup kaum biseksual, gay, transeksual, dan waria. Mengenai kekerasan atau diskriminasi yang dialami oleh perempuan seksual minoritas, dapat dikatakan lebih memprihatinkan daripada kekerasan atau diskriminasi yang dialami oleh perempuan seksual mayoritas. Pada kasus sehari-hari, para perempuan ini sering mendapatkan perlakuan diskriminasi dalam berbagai hal. Misalnya, mereka sering mengalami diskriminasi dalam hal pekerjaan, berpendapat, dan berorganisasi (hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Mereka pun pada akhirnya merasa termarjinalkan karena kekerasan dan diskriminasi. Jika dikaitkan dengan konteks kebudayaan, khususnya di Indonesia, hal tersebut terjadi karena mereka yang berada pada orientasi seksual minoritas kalah oleh nilai-nilai kebudayaan Timur yang berlaku di Indonesia. Pada akhirnya, mereka terpaksa tidak bisa menjadi diri mereka sendiri sehingga sulit bagi mereka untuk mengekspresikan diri dalam hal pekerjaan, sosial, politik, ekonomi, dan budaya sebagai warga negara. - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Adonis, Sang Penyair Politis
Diskusi Komunitas Utan Kayu Adonis, Sang Penyair Politis Adonis lahir dan besar di Syria, melanjutkan pendidikannya di Libanon yang menjadi bagian kawasan yang disebut Timur Tengah. Jamaknya kawasan ini dipandang hanya diidentikkan dengan satu tradisi: Islam. Oleh karena itu, St Sunardi Ketua Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang menjadi narasumber dalam bedah buku Adonis al-Tsabit wal Mutahawwil 21/2 di Teater Utan Kayu memulai pemaparannya dengan memberikan klarifikasi tentang kawasan Timur Tengah itu. Sunardi menyatakan bahwa Timur Tengah merupakan bagian besar sebuah kawasan Mediterania (Laut Tengah). Dan sepanjang sejarah, kawasan Mediterania ini tempat bertemunya budaya-budaya besar: Mesir Kuno, Yunani Kuno (Helenistik, khususnya sejak Iskandaria menjadi ibu kota), Romawi Kuno, Kristen (Koptik, Maronit, dsb), Islam dan Eropa. Pandangan seperti inilah yang seharusnya digunakan oleh siapa pun yang ingin menilai kawasan itu, dan menghindar praktik yang disebut oleh Sunardi stereptipisasi ideologis. Dan demikianlah konteks karya Adonis tersebut. Buku Adonis tersebut berikhtiar mencari proses pembakuan kebudayaan Arab-Islam pada aras politik, keagamaan, dan seni. Kencenderungan umum ini pun bisa dipahami, kawasan tersebut yang pernah lahir peradaban-peradaban besar, namun mengapa nasib yang terjadi saat ini justeru kemunduran? Begitulah Adonis menghadirkan secara pararel dua kekuatan dalam sejarah kebudayaan Arab-Islam yang masing-masing berorientasi pada ittiba atau al-qadim (masa lalu, imitasi, status quo) dan ibda atau al-hadatsah (inovasi, modernitas, pembaharuan). Gerakan pembaharuan hakikatnya bagi Adonis juga merupakan dasar (ushul) yang terdapat dalam budaya Arab-Islam, namun dalam perjalanan sejarahnya kekuatan ini dikalahkan, dan dikubur oleh kekuatan yang pertama. Sehingga warisan yang sampai pada umat Arab-Islam saat ini hanyalah satu warisan saja, yakni warisan yang berorientasi pada masa lalu dan pro status quo. Untuk itu, Adonis mengajak untuk melakukan dekonstruksi (al-hadam) melalui proses internal budaya Arab-Islam sendiri, dengan menggantikan warisan yang regresif dengan warisan yang progresif. Bagi Sunardi, buku Adonis ini dari sisi informasi historis, data dalam buku tersebutlah tidaklah baru, terutama bagi orang yang sudah terbiasa dengan sejarah Islam. Barangkali yang agak asing bagi pembaca di Indonesia adalah berbagai informasi menarik yang berkaitan dengan sastra yang bisa ditemukan dalam buku ini dan yang tidak diketahui orang kebanyakan. Lebih dari itu, keunikan buku ini terletak dari ulasan seorang Arab yang hidup di jaman modern namun mendapatkan masyarakat dan lingkungannya sedang terpuruk. Mengapa mentalitas orang Arab cenderung mandeg? Di mana bakat kreativitas Arab dikuburkan? Bukankan pada jaman modern justeru kreativitas yang dijunjung tinggi dan bukannya kemapanan? Bukankan kreativitas itu modern dan modernitas itu kreatif? Namun bagi Sunardi, Adonis tidak bermaksud mengajak pembacakhususnya orang-orang Arabmeromantisasi masa lalu (walaupun kadang-kadang ini tidak bisa dihindarkan). Dia benar-benar sedang mencari semacam conditions of possibility bagi budaya Arab yang kreatif. Adonis juga memberikan gambaran yang hiperbolik (juga tragis) tentang perjalanan sejarah peradaban Arab-Islam yang mengalami defenseless saat berhadapan dengan dunia modern. Singkatnya bagi Sunardi, karya Adonis tersebut menjadi semacam percakapan tentang the rise and fall of Arab creativity. www.utankayu.org - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 89.2 FM Green Radio: Selamatkan Jakarta dengan Bakau
http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=38 89.2 FM Green Radio: Selamatkan Jakarta dengan Bakau Sabtu 23 Februari 2008, Komunitas Utan Kayu, melalui Radio Utan Kayu akan mengadakan kegiatan tanam bakau sebanyak 200 bibit. Acara tersebut merupakan perayaan ulang tahun Radio Utan Kayu yang kedua. Lokasi penanaman pohon bakau akan berlangsung di Taman Wisata Alam Angke pada pukul 8 pagi. Sementara para peserta yang akan ikut serta menanam berkumpul bersama di komplek Komunitas Utan Kayu Jalan Utan Kayu No 68H Jakarta Timur pukul 7 pagi. Selain tanam bakau, acara tersebut akan diisi dengan soft launching nama baru Radio Utan Kayu menjadi 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta. Kegiatan ini bertema Selamatkan Jakarta dengan Bakau bekerjasama dengan Jakarta Green Monster dan didukung oleh Perusahaan Listrik Negara, Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Kelautan dan Perikanan, XLcomindo, dan Bluescope Steel. 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta, adalah metamorfosa dari Radio Utan Kayu. Alasan memilih nama baru sebagai Green Radio, menurut Nita Roshita Kepala Bagian Program 89.2 FM Green Radio, kami ingin melayani publik Jakarta dengan memberi perhatian lebih pada upaya menyelamatkan manusia dan lingkungannya. Kami risau dengan banjir yang makin parah di ibu kota. Kami turut dalam kecemasan dunia, atas perubahan iklim dan pemanasan global. 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta menyediakan diri untuk menjawab kebutuhan masyarakat Jakarta untuk hidup yang lebih nyaman di lingkungan urban. Nyaman dalam kehidupan sosial, politik maupun dengan lingkungan yang semakin hijau. Radio ini akan aktif untuk memajukan gerakan hijau, pemberdayaan dan toleransi dalam semua aspek kehidupan. Kontak Nita Roshita 89,2 FM Green Radio, The Eco Lifestyle of Jakarta Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi YJP: Demokrasi ala Feminis, Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=agenda%7C-58%7CX UNDANGAN Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Demokrasi ala Feminis Pembicara: Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono Moderator: Dewi Setyarini Jumat, 22 Februari 2008 Pukul 15.00-17.00 WIB Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp 021. 8370-2005 Demokrasi di Indonesia adalah peluang bagi setiap pihak untuk menyalurkan aspirasinya. Tak terkecuali bagi mereka yang memanfaatkan prosedur demokrasi yang pada akhirnya beriktikad membunuh demokrasi. Seperti munculnya Perda-perda dan undang-undang yang diskriminatif, khususnya terhadap perempuan, yang mayoritas berbasis syariat. Sedangkan demokrasi di negeri ini baru dimaknai sebagai penguasaan dan kemenangan terhadap prosedur demokrasi yang juga dihitung sebagai target dari tercapainya proses demokratisasi. Melalui penguasaan dan kemenangan itu segala bentuk peraturan yang diskriminatif seolah-olah lahir dari rahim demokrasi. Tak ada riwayat bagi kelompok minoritas yang tidak mungkin bisa menang dalam demokrasi yang maskulin macam ini: yang lebih mementingkan kemenangan dan menciptakan konsituen sebanyak-banyaknya dan sekuat-kuatnya. Sedangkan para feminis memandang demokrasi adalah peluang bagi terciptanya kepedulian, tolak-ukur demokrasi bukanlah kemenangan dan penguasaan, namun tercapainya tatanan masyarakat yang bebas dari diskriminasi, kesetaraan (tak ada yang mayoritas dan minoritas) dan pengakuan terhadap keragaman. Untuk bahasan lebih lanjut tentang tema ini, ikuti diskusi Yayasan Jurnal Perempuan yang menghadirkan pembicara: Gadis Arivia (Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan), Musdah Muliah (Ketua Umum ICRP) dan Nur Iman Subono (Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan, Pemimpin Redaksi Jurnal Demokrasi Sosial) Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Diskusi ini tidak memungut biaya sedikit pun, selain datang untuk diskusi anda bisa juga mendapatkan terbitan Yayasan Jurnal Perempuan: jurnal, buku, kliping tentang isu perempuan (dari tahun 1996), video, kaset untuk program radio jurnal perempuan, dll - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi TUK: Yang Tetap Yang Berubah dalam Budaya Arab-Islam
Salam Komunitas Utan Kayu mengundang anda dalam diskusi bulan Pebruari yang akan membedah buku al-Tsabit wal Mutahawwil karya penyair kelahiran Syria: Adonis (Ali Ahmad Said). Adonis lebih dikenal sebagai penyair, yang konon struktur bahasa dan makna dari puisi-puisinya ingin menyaingi Al-Quran. Adonis juga dituding murtad, berikut saya terjemahkan satu puisi Adonis yang sangat terkenal dan menjadi biang pemurtadan. Adonis Bahasa Dosa (Lughatul Khati'ah) Aku bakar seluruh warisanku kukatakan: bumiku masih perawan, tak ada makam di masa mudaku aku melintas di atas Allah dan setan jalurku lebih jauh dari jalur tuhan dan setan ... Aku menyebrang melalui kitabku beriringan dengan badai yang terang benderang beriringan dengan badai yang hijau kemilau Aku berseru: tak ada lagi Sorga, tak ada Kejatuhan setelahku kuhapus bahasa dosa Terjemahan: Mohamad Guntur Romli Silakan hadir dan nikmati diskusi ini http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=130 Kamis, 21 Februari 2008, 19:00 WIB Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM Narasumber: St. Sunardi. Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM Adonis (Ali Ahmad Said), sastrawan Arab termasyhur saat ini, memiliki sebuah karya ilmiah yang monumental: al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang Tetap dan yang Berubah). Dalam buku yang terdiri dari empat jilid iniLKiS Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi Sejarah Pemikiran Arab-IslamAdonis menyajikan pembacaan yang sangat luas tentang pertarungan dua kubu di medan sastra, pemikiran, politik, dan budaya Arab-Islam. Kubu pertama adalah mereka yang ingin menguatkan kemapanan dengan berlindung di balik kekudusan dan kekuasaan teks agama untuk memaksakan satu versi tafsir yang sahih. Kubu kedua bergairah melakukan perubahan dengan menjadikan teks agama sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaruan dan penyesuaian, atau tak lagi menganggap teks agama sebagai sumber pengetahuan karena telah menggunakan akal sebagai landasan. Kubu pertama menggunakan kekuasaan politik (khilâfah) dan agama (sunnah, fiqh) untuk menihilkan capaian-capaian kreativitas (ibdâ), dengan menjadikan sastra sebagai perkakas bagi kekuasaan dan agama. Teks adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan; dan kedudukan sastra hanya sebagai hamba bagi agama, bukan agen kebebasan untuk mencipta. Sepanjang sejarah Islam, kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas yang menindas kubu perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak, sekaligus sastrawan yang mengidamkan capaian daya cipta, Adonis melakukan perlawanan dan pembongkaran terhadap kubu kemapanan. Walhasil, buku yang semula merupakan disertasi Adonis di Universitas St Joseph Beirut, Lebanon, ini kerap dituding sebagai karya seorang atheis khas Timurbukan tidak mengakui adanya Tuhan seperti di Barat, tapi tidak meyakini nabi dan agama. Diskusi ini akan menghadirkan narasumber St. Sunardi, Ketua Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang meraih gelar doktor dengan disertasi tentang novel-novel Naguib Mahfouz. Diskusi ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK), Jl Utan Kayu No 68H Jakarta, dan tidak dipungut biaya sedikit pun. === Catatan Pinggir Adonis Seorang eksil adalah seorang yang ditundung. Ia hidup di luar negerinya sendiri, terusir, seperti puluhan orang Indonesia yang tak bisa pulang setelah 1965 karena paspor mereka dicabut tanpa dipastikan apa alasannya. Seorang tundungan pada dasarnya hidup dalam perpindahan yang belum sampai ke mana pun juga: di dalam dirinya tersemat sebuah negeri yang tak terlupakan namun harus ditinggalkan, sementara itu ia menemukan sebuah negeri lain yang kini jadi alamat tinggal namun bukan sebuah tempat pulang. Tak mengherankan bila ada yang retak di situ. Seperti ditulis dalam puisi Adonis, yang mengambil kiasan tokoh epos Yunani kuno, Odiseus, pendekar perang yang pulang dari Troya dan menempuh wilayah-wilayah yang ganjil dan mengancam: Namaku Odiseus datang dari negeri tanpa batas dipanggul orang ramai. Aku sesat di sini, sesat di sana dengan sajakku Dan kini aku di sini, cemas dan jadi alum tak tahu bagaimana tinggal tak tahu bagaimana pulang Adonis adalah Ali Ahmad Said, sastrawan yang lahir pada tahun 1930 di Al-Qassabin, dekat kota Lakasia, Suriah. Meskipun ia baru bersekolah ketika berumur 12, anak seorang petani yang juga imam masjid ini sudah belajar menulis dan membaca dari seorang guru desa. Pada 1944 ia masuk sebuah sekolah Prancis di kota Tartus dan lulus pada 1950. Di masa muda itu kegelisahannya sudah kelihatan: ia menerbitkan kumpulan sajak pertamanya dan ia dipenjara karena pandangan politiknya. Pada 1956 ia meninggalkan tanahairnya dan pindah ke Lebanon bersama istrinya. Sampai lebih 20 tahun ia tinggal dan jadi warga negara di tanah jiran itu, sampai perang saudara
[wanita-muslimah] Pertunjukan di TUK: Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru)
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=129 Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru) Rabu, 20 Februari 2008, 20:00 WIB Resital Piano Ross Carey (Selandia Baru) THE NEW MINIMALISM (karya Slamet Abdul Sjukur, Michael Asmara, Sinta Wullur, Luca Vanneschi, Alfredo Votta Jr, Garreth Farr, dll). Dalam resitalnya kali ini, pianis Ross Carey akan membawakan sebelas nomor untuk piano tunggal bercorak minimalis karya sepuluh komponis dari sejumlah penjuru dunia. Karya-karya itu antara lain: Zomer (Kate Moore, Australia, 2006); Love Songs (Garreth Farr, Selandia Baru, 2001); Meditations (Alfredo Votta Jr, Brazil, 1999); Per Piano Forte (Luca Vanneschi, Italia, 1996); Idiot Sorrow (James Rolfe, Kanada, 1990). Karya dua komponis Indonesia kontemporer, Slamet Abdul Sjukur (Svara, 1979) dan Michael Asmara (The River, 1986) juga akan mengisi program, bersama karya mutakhir komponis asal Indonesia yang kini bermukim di Belanda, Sinta Wullur (Aqua Piano, 2007). Ross Carey melakukan studi piano dan komposisi di Victoria University, Wellington, dan Elisabeth University of Music, Hiroshima. Sejak 1994 ia berkarir sebagai pianis dan komponis di Selandia Baru, Australia, dan Kanada. Pada tahun 2000 ia menjadi Mozart Fellow di Otago University, Dunedin, Selandia Baru; dan di tahun 2005 ia menjadi komponis tamu bagi International Society for Contemporary Music (ISCM) di Visby International Centre for Composer, Swedia. Ia pernah juga mempelajari seni musik tradisional Jawa di Yogyakarta. Saat ini ia tengah mendalami musik klasik Hindustani, dengan perhatian utama pada instrumen harmonium. Pertunjukan ini digelar di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta, dan tidak dipungut biaya sedikit pun. - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi: Pengaruh Presiden Baru AS terhadap Kebijakan Luar Negerinya termasuk Indonesia
Dengan hormat, Pemilihan Presiden di Amerika Serikat terus berkembang semakin seru. Para bakal calon presiden dari kedua partai terbesar negeri adikuasa itu, Partai Demokrat dan Partai Republik, telah berkampanye tentang berbagai soal dan tawaran kebijakan, dalam dan luar negeri. Tampaknya, baik dari kaukus partai maupun pemilihan awal, siapa calon yang bakal bertanding November nanti sudah semakin jelas (Hillary Clinton atau Barack Obama dari Partai Demokrat, melawan John McCain atau Mike Huckabee dari Partai Republik). Bagaimana pengaruh presiden baru AS nanti terhadap kebijakan luar negeri AS adalah salah satu topik diskusi yang menarik. Untuk itu, Freedom Institute mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam diskusi bersama pembicara tamu kami, Dr. Michael Hannahan*), Direktur University of Massachusetts Civic Initiative, pada: Hari : Rabu, 20 Februari 2008 Jam : 14.00 selesai Tempat : Kantor Freedom Institute Jalan Irian No. 8, Menteng, Jakarta Untuk konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Sdri. Tata di nomor telepon 319-09226 dan email [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Hormat kami, Dr. Rizal Mallarangeng Direktur Eksekutif *) Dr. Hannahan mengajar di University of Massachusetts untuk mata kuliah Pemikiran Politik Amerika, Pendanaan Kampanye, dan Kampanye Politik Modern. Dia banyak meneliti tentang pengaruh kampanye melalui direct mail dan telepon. Dia pernah bekerja untuk beberapa partai politik, menjadi manajer kampanye, konsultan politik, serta menjadi penasihat senior bagi seorang gubernur di Massachusetts. - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Diskusi TUK: Pertarungan Kemapanan dan Perubahan dalam Budaya Arab-Islam
Salam Silakan bagi anda yang tertarik pada tema diskusi ini bisa hadir. Diskusi Komunitas Utan Kayu bulan ini tentang buku Adonis al-Tsabit wal Mutahawwil (Yang Tetap dan Yang Berubah). Mohamad Guntur Romli Penanggungjawab Diskusi Komunitas Utan Kayu. http://utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=eventid=130 Kamis, 21 Februari 2008, 19:00 WIB Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM Narasumber: St. Sunardi. Diskusi Buku PERTARUNGAN KEMAPANAN DAN PERUBAHAN DALAM BUDAYA ARAB-ISLAM Adonis (Ali Ahmad Said), sastrawan Arab termasyhur saat ini, memiliki sebuah karya ilmiah yang monumental: al-Tsawâbit wal Mutahawwil (Yang Tetap dan yang Berubah). Dalam buku yang terdiri dari empat jilid iniLKiS Yogyakarta baru menerbitkan dua jilid pertama dengan judul Arkeologi Sejarah Pemikiran Arab-IslamAdonis menyajikan pembacaan yang sangat luas tentang pertarungan dua kubu di medan sastra, pemikiran, politik, dan budaya Arab-Islam. Kubu pertama adalah mereka yang ingin menguatkan kemapanan dengan berlindung di balik kekudusan dan kekuasaan teks agama untuk memaksakan satu versi tafsir yang sahih. Kubu kedua bergairah melakukan perubahan dengan menjadikan teks agama sebagai khazanah tafsir yang terus mengalami pembaruan dan penyesuaian, atau tak lagi menganggap teks agama sebagai sumber pengetahuan karena telah menggunakan akal sebagai landasan. Kubu pertama menggunakan kekuasaan politik (khilâfah) dan agama (sunnah, fiqh) untuk menihilkan capaian-capaian kreativitas (ibdâ), dengan menjadikan sastra sebagai perkakas bagi kekuasaan dan agama. Teks adalah tuan, sedangkan akal jadi pelayan; dan kedudukan sastra hanya sebagai hamba bagi agama, bukan agen kebebasan untuk mencipta. Sepanjang sejarah Islam, kubu kemapanan merupakan golongan mayoritas yang menindas kubu perubahan. Sebagai pembaca yang berpihak, sekaligus sastrawan yang mengidamkan capaian daya cipta, Adonis melakukan perlawanan dan pembongkaran terhadap kubu kemapanan. Walhasil, buku yang semula merupakan disertasi Adonis di Universitas St Joseph Beirut, Lebanon, ini kerap dituding sebagai karya seorang atheis khas Timurbukan tidak mengakui adanya Tuhan seperti di Barat, tapi tidak meyakini nabi dan agama. Diskusi ini akan menghadirkan narasumber St. Sunardi, Ketua Program Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang meraih gelar doktor dengan disertasi tentang novel-novel Naguib Mahfouz. Diskusi ini dilaksanakan di Teater Utan Kayu (TUK) Jl Utan Kayu No 68H Jakarta. Diskusi ini cuma-cuma. Mohamad Guntur Romli Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta [EMAIL PROTECTED] http://guntur.name/ - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi YJP: Demokrasi A la Feminis
UNDANGAN Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Demokrasi A la Feminis Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono Jumat, 22 Februari 2008 Pukul 15.00-17.00 WIB Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp 021. 8370-2005 Demokrasi di Indonesia adalah peluang bagi setiap pihak untuk menyalurkan aspirasinya. Tak terkecuali bagi mereka yang memanfaatkan prosedur demokrasi yang pada akhirnya beriktikad membunuh demokrasi. Seperti munculnya Perda-perda dan undang-undang yang diskriminatif, khususnya terhadap perempuan, yang mayoritas berbasis syariat. Sedangkan demokrasi di negri baru dimaknai sebagai penguasaan dan kemenangan terhadap prosedur demokrasi yang juga dihitung sebagai target dari tercapainya proses demokratisasi. Melalui penguasaan dan kemenangan itu segala bentuk peraturan yang diskriminatif seolah-olah lahir dari rahim demokrasi. Tak ada riwayat bagi kelompok minoritas yang tidak mungkin bisa menang dalam demokrasi yang maskulin macam ini: yang lebih mementingkan kemenangan dan menciptakan konsituen sebanyak-banyaknya dan sekuat-kuatnya. Sedangkan para feminis memandang demokrasi adalah peluang bagi terciptanya kepedulian, tolak-ukur demokrasi bukanlah kemenangan dan penguasaan, namun tercapainya tatanan masyarakat yang bebas dari diskriminasi, kesetaraan (tak ada yang mayoritas dan minoritas) dan pengakuan terhadap keragaman. Untuk bahasan lebih lanjut tentang tema ini, ikuti diskusi Yayasan Jurnal Perempuan yang menghadirkan pembicara: Gadis Arivia (Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan), Musdah Muliah (Ketua Umum ICRP) dan Nur Iman Subono (Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan, Pemimpin Redaksi Jurnal Demokrasi Sosial) Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Diskusi ini tidak memungut biaya sedikit pun, selain datang untuk diskusi anda bisa juga mendapatkan terbitan Yayasan Jurnal Perempuan: jurnal, buku, kliping tentang isu perempuan (dari tahun 1996), video, kaset untuk program radio jurnal perempuan, dll - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi YJP: Perempuan Versus Soeharto
Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan Sabtu, 09 Februari 2008, pukul 15.00-17.00 WIB Pasaraya Book Fair 2008 Lantai 7, Gedung Timur, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan Perempuan Versus Soeharto Pembicara: Asvi Warman Adam (Sejarahwan) Mariana Amiruddin (Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan) Fadjroel Rakhman (Aktivis Mahasiswa 80 dan 98) Moderator: Nur Azizah (Aktivis Yayasan Jurnal Perempuan) Soeharto memulai kekuasaannya di negeri ini dengan melakukan stigma terhadap gerakan kaum perempuan. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang sebelumnya eksis, dicitrakan sebagai gerakan pembunuh yang kejam, amoral, dan atheis. Dan setiap gerakan perempuan yang memiliki aktivitas seperti Gerwani akan menerima stigma dan perlakuan buruk dari rejim Soeharto. Rejim ini pula memiliki konsep dan identitas sendiri untuk mengurung kaum perempuan: konco wingking alias teman belakang adalah posisi resmi bagi para istri untuk suami mereka. Inilah posisi yang lumrah dan sah. Tujuannya jelas: pemusnahan terhadap pergerakan kaum aktivis perempuan. Sebagai alat kontrol dan pengesahan posisi perempuan versi rezim kekuasaan, diciptakanlah organisasi-organisasi wanita (bukan perempuan) dari pusat hingga tingkat desa/kelurahan: Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, dan PKK dengan aktivitas yang justru mengembalikan perempuan ke tatanan perempuan Jawa-feodal: perempuan yang manut pada titah suami, lemah-lembut, bahkan bila perlu swargo nunut, neraka katut (suami ke surga atau ke neraka, istri pun turut). Diskusi ini juga hendak mengulas Jurnal Perempuan edisi 52 Kami Punya Sejarah. Selain bisa berdiskusi anda bisa datang ke pameran buku: Pasaraya Book Fair 2008. Untuk informasi lebih lanjut kontak: Nur Azizah 0818-064-884-63 e-mail: [EMAIL PROTECTED] Yayasan Jurnal Perempuan Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810 Telp. 62.21. 8370 2005 (Hunting) Fax. 62.21. 830 2434 e-mail : [EMAIL PROTECTED] - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Buruh Perempuan Indonesia Disiksa di Jerman
Jumat, 1 Februari 2008 Buruh Migran Hasniati Disiksa Diplomat Yaman di Berlin Jurnalis Kontributor: Dewi Candraningrum Jurnalperempuan.com-Jerman.Hasniati, demikian nama samaran buruh migran perempuan asal Flores, telah disiksa dan tidak dibayar gajinya selama empat tahun oleh seorang Diplomat Yaman yang sedang bertugas di Berlin. Perlakuannya yang parah telah menyebabkan Hasniati menderita sakit TBC dan dirawat di Rumah Sakit. Hasniati yang berusia 30 tahun hanya berbobot 30 kg dan kurus kering demikian laporan Nivedita Prasad dari Ban Ying, sebuah LSM Rumah Perempuan, Thailand, yang membantu buruh migran di Jerman, dalam wawancaranya dengan BBC Siaran Indonesia. baca berita lengkapnya di: http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-946%7CX - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Berdiskusi di Milis Jurnal Perempuan
Salam, Moderator Yth Numpang promosi ya.. Undangan Berdiskusi di Milis jurnalperempuan Salam, Milis [EMAIL PROTECTED] mengundang anda untuk bergabung. Milis ini merupakan tempat pertukaran ide dan informasi bagi para aktivis, pemerhati, peneliti, dan pembela hak-hak perempuan. Juga segala informasi yang berhubungan dengan kegiatan serta aktivitas yang dilakukan Yayasan Jurnal Perempuan. Bagi anda yang tertaik silakan klik: http://groups.yahoo.com/group/jurnalperempuan/join atau anda bisa mengirim email kosong ke [EMAIL PROTECTED] Salam Moderator - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle
http://freedom-institute.org/id/index.php Undangan Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat Dengan Hormat, Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia Pustaka (KPG) mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat. Acara ini dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill Liddle yang ke 70. Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan sahabat Bill Liddle seperti Muhtar Masoed, Makarim Wibisono, Rizal Mallarangeng, Saiful Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan Mohamad dan lainnya. Profesor Bill Liddle dikenal sebagai seorang Indonesianis dari Ohio State University (OSU) Columbus Amerika Serikat yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan menulis tentang Politik Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang. Acara akan diadakan pada: Hari : Senin, 28 Januari 2008 Jam : 18.00 sampai selesai Tempat : Museum Nasional Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon 021-31909226/7. Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Hormat kami, Rizal Mallarangeng Direktur Eksekutif - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Undangan Peluncuran Buku: 70 Tahun Profesor Bill Liddle
http://freedom-institute.org/id/index.php Undangan Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat Dengan Hormat, Freedom Institute bekerja sama dengan Kepustakaan Populer Gramedia Pustaka (KPG) mengundang saudara hadir dalam Peluncuran Buku Dari Columbus untuk Indonesia, 70 Tahun Profesor Bill Liddle dari Murid dan Sahabat. Acara ini dalam rangka merayakan ulang tahun Profesor Bill Liddle yang ke 70. Buku ini berisi sekitar 20an artikel yang ditulis oleh murid dan sahabat Bill Liddle seperti Muhtar Masoed, Makarim Wibisono, Rizal Mallarangeng, Saiful Mujani, Dewi Fortuna Anwar, Ishadi SK, Goenawan Mohamad dan lainnya. Profesor Bill Liddle dikenal sebagai seorang Indonesianis dari Ohio State University (OSU) Columbus Amerika Serikat yang konsisten dalam meneliti, mengamati, dan menulis tentang Politik Indonesia sejak tahun 1960an sampai sekarang. Acara akan diadakan pada: Hari : Senin, 28 Januari 2008 Jam : 18.00 sampai selesai Tempat : Museum Nasional Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat Untuk konfirmasi kehadiran saudara, silahkan hubungi Sdri Tata telepon 021-31909226/7. Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Hormat kami, Rizal Mallarangeng Direktur Eksekutif - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Makalah Pak Chodjim tentang Siti Jenar
Salam, Pak Chodjim pada hari Selasa 15 Mei lalu berbicara tentang ajaran Syekh Siti Jenar di Komunitas Utan Kayu. Bagi Anda yang tertarik membaca makalahnya silakan klik: http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=7 Selamat membaca -GuN-
[wanita-muslimah] Diskusi Syekh Siti Jenar Hari ini
Salam, Hanya ingin mengingatkan, diskusi Syekh Siti Jenar dilaksanakan hari ini Selasa 15 Mei. Penerbit Serambi akan membagikan buku dan souvenir Terima kasih -Guntur- Selasa, 15 Mei 2007, 19:00 WIB Diskusi SITI JENAR: PERTARUNGAN AJARAN DAN KEKUASAAN Narasumber: Agus Sunyoto Achmad Chodjim. Siti Jenar selama ini dikenal lebih banyak sebagai legenda, bukan tokoh sejarah. Sekian babad, serat, kitab, dan buku tentang Siti Jenar memiliki versi sendiri-sendiri mengenai sosok, ajaran, hingga akhir hayatnya yang tragis. Konon, ia dihukum pancung, karena menyebarkan ajaran yang dianggap menyimpang, atau ia juga seorang pemimpin sebuah gerakan yang mengancam kekuasaan. Sebagai tokoh sufi, ia adalah Al-Hallaj-nya tanah Jawakarena kematiannya persis seperti tokoh sufi Al-Hallaj yang dieksekusi di Baghdad akibat tuduhan menebarkan ajaran sesat. Namun, ada yang memahami Siti Jenar sebagai tumbal dalam pertarungan Islam Jawa yang dibelanya, dengan Islam Arab yang dikehendaki Dewan Wali. Siti Jenar tetap mewariskan kontroversi hingga kini. Agus Sunyoto, penulis buku Syaikh Siti Jenar (LKiS) sebanyak tujuh jilid, melalui 300 naskah kuno, mencoba menelusuri perjalanan ruhani, perjuangan, ajaran, konflik dan penyimpangan ajaran Siti Jenar. Sedangkan Achmad Codjim, penulis buku laris Syekh Siti Jenar: Makna Kematian (Serambi), menyuguhkan sosok Siti Jenar yang lihai dalam meramu pandangan sufistik Islam dengan mistik Jawa.
[wanita-muslimah] Re: Nabi Muhammad ternyata tidak buta!
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Butir 2 itu penafsiran Syekh Al-Maqdisi saja yang didukung oleh H. Nas(a)ruddin Umar. Saya taruh a di antara tanda kurung, berhubung itu bukan Sin tetapi Shad dan itu tidak difathah melainkan disukun. Kalau mengikuti kaidah bahasa Arab, nama Anda juga seharusnya Nur Abdirrahman, bukan Nur Abdurrahman. Dal-nya harus majrur (kasrah), bukan marfu' (dlammah). -GuN-
[wanita-muslimah] Fwd: Tanggapan Artikel di swaramuslim
--- In kmnu2000@yahoogroups.com, Muammar Syaubari [EMAIL PROTECTED] wrote: ini adalah tanggapan saya atas artikel Armansyah dan Hartono A.Jaiz di situs www.swaramuslim.com perihal pernyataan Gusdur di kantor JIL (Al-qur'an itu kitab paling porno)dan ini sudah dikirim langsung ke alamat email saudara Armansyah.. Yth. Saudara Armansyah. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu Saya membaca artikel saudara dan Hartono A Jaiz yang sudah tidak populer lagi, Yang saya tahu dari seorang Hartono A Jaiz adalah penulis bukuGolongan dan Paham sesat di Indonesia disana ia mengkafirkan lusinan orang diantaranya :Gusdur, Cak Nur, JIL, Ahmadiyah dan semisalnya. anda kayaknya harus kembali mempelajari yang namanya Ilmu manthik dan Balaghah, jadi saya maklumi saudara berpendapat seperti itu, menyingkapi pendapat orang lain dengan arogan dan masih perlu membaca metodologi mengkritisi pendapat orang lain, Mungkin ahli antropogi kaget sangat bila mengetahui kejauhan kiayi Jatim dengan Gusdur, saya tidak kaget bila saudara yang mungkin tidak mengenal khazanah kitab-kitab kuning sama sekali begitu sengit dengan neomodernismenya Gusdur, kiayi Nu yang dulu sangat dekat dengan beliau kini juga ikut bingung melihat manajemen konflik yang dikemudikan Gusdur melalui jurus kontroversi pernyataannya. Saya tidak mendukung pendapat Gusdur yang anda kritisi, karena saya tahu beliau bukanlah malaikat, bukan juga manusia yang tak pernah salah atau ma'shum tidak.. beliau manusia biasa yang banyak juga kekurangannya seperti kita, tapi saya terus terang sangat tidak setuju dengan cara anda mengkritisi, disana anda mengatakan anda ini Muslim atau bukan sih, saya malah khawatir bila ada orang mengatakan kafir pada orang muslim akan terjaring dalam hadits Nabi Barang siapa yang mengkafirkan orang islam maka dirinya sendiri yang kafir, =dalam arti murtad ucapan, solusinya harus membaca 2 syahadat= (ini dijelaskan salafusshalih, bukan oleh penulis buku kemarin sore), saya tidak begitu simpati dengan laju Jaringan Islam Liberal itu, tapi saya juga sangat tidak setuju dengan segelintir orang yang melaknati mereka dengan sebutan Jaringan Iblis Laknatullah. Memangnya surga, neraka, ampunan dan laknat dia miliki merampas prerogatif Allah. Cobalah kita jernih dalam menanggapi pendapat orang lain, obyektif. Gusdur bukannya bodoh dengan menutup aurat adalah kewajiban, justru Gusdur lebih tahu dari anda, beliau pernah mengaji Kitab Fathal Wahhab (Fiqh), mungkin nama kitab ini baru anda dengar bukan? Gusdur lebih mengerti Al-qur'an (hampir seluruh tafsir pernah beliau baca) daripada orang yang mungkin hanya mengenal ayat : 1.Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. -Qs. al-Ma'idah 5:44 2.Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. -Qs. al-Ma'idah 5:45 3.Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. -Qs. al-Ma'idah 5:47 4.Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. -Qs. al-Mu'minuun 23:7 Yang anda dapat dari buku-buku susunan orang-orang yang baru bisa baca tulisan Arab barang kali, cobalah teliti Asbabun Annuzulnya, saya juga sebenarnya bingung di Indonesia ini, saya tahu kalangan pesantren Nu yang memiliki kekayaan ilmiyah dalam kitab kuning peninggalan orang-orang salaf (mulai tafsir, hadits, musthalahul hadits, asbabun nuzul, fiqh, tauhid, ushul fiqh, balaghah, mantiq, tasawwuf, qaidah fiqh, tarikh fiqh, hikmah tasyri' dan masih banyak lagi disiplin-disiplin ilmu islam lain dipelajari disana), tapi hingga kini tak ada yang berani Ijtihad padahal di kalangan Pesantren Nu banyak kiayi yang memiliki kemampuan ke arah situ, tapi diluar NU, banyak yang tidak tahu bahkan tidak kenal dengan khazanah kitab kuning tiap hari ngomongnya mengajak Ijtihad terus, kacaunya disitu itu, padahal kalau dilihat orangnya ya Allah ilmunya sangat minim sekali. Demikian pula dengan menegakkan syari'at Islam, justru yang ngotot itu La Jahil Walaa `Alim. (Ini wacana ilmiyah kan?, jadi maaf jika dianggap tidak santun, dulu Ulama dulu mengatakan bodoh kepada lawan debatnya yang keliru itu biasa, karena menggugah keilmiahan). Kayaknya Kita perlu kembali mengulang pelajaran metaforsis yang diajarkan mulai SMP hingga perguruan tinggi. Agar kita tidak gegabah menangkap orang yang tidak bersalah. Kita dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang namanya manusia memang tugasnya adalah agar kita bersikap kritis, membangun, inovatif dan kreatif. manusia sebagai khalifah. Dalam Quran dikatakan, Wa liya`lama alladzîna ûtû al-`ilma annahû al- haqqu min rabbik, fa yu'minû bih, fatukhbita lahû qulûbuhum wa inna lahâ lahâdi al- alladzîna âmanû illâ shirâthin mustaqîm. Untuk mencari kebenaran pertama harus memakai ilmu pengetahuan, objektif. Oleh karena itu, ketika orang Arab tidak ngerti nubuwwah, tidak ngerti
[wanita-muslimah] Re: Bahasa Arab.- Jadikan sebagai Bahasa Internasional
kaifa halukum ana uhibbu supermie hehehe -gun- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yasuaki_kurata05 [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Sarinesia, Usulan Mas Jano ko itu menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa internasional, bukan bahasa nasional. Jadi, ya tidak akan ada bunuh- bunuhan. Boleh saja dong, orang beraspirasi. Cuma, kalau aspirasi terlalu jauh dari realita, jadinya khayalan. Kalau mau jadi bahasa ilmu pengetahuan, pengguna bahasa itu harus dari kalangan yang terdepan dalam ilmu pengetahuan. Monggo Mas Jan, jadikan dulu penutur bahasa Arab menjadi pionir dalam iptek. Salam Yas --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ wrote: Jano ko curhat = Bahasa Inggris sudah jadi bahasa Internasional, marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadikan Bahasa Arab jadi bahasa Internasional dan bahasa Ilmu Pengetahuan selain sebagai bahasa pemersatu umat Islam diseluruh dunia ( khususnya pada saat Ibadah Haji ) masalah bahasa sudah selesai.. mari kita maju ke depan. jangan seperti Philipina.. hanya masalah Bahasa sampe bunuh2an. orang Jawa cukup legowo bahasa Jawa tidak menjadi bahasa Nasional. kalau ngeyel Bahasa Arab harus dikembangkan yaa.. kayak Jepang itu.. semua ilmu pengetahuan diusahakan dibahasakan ke Jepang. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[wanita-muslimah] Re: Bahasa Arab.- Jadikan sebagai Bahasa Internasional
kaifa halukum ana uhibbu supermie hehehe -gun- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yasuaki_kurata05 [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Sarinesia, Usulan Mas Jano ko itu menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa internasional, bukan bahasa nasional. Jadi, ya tidak akan ada bunuh- bunuhan. Boleh saja dong, orang beraspirasi. Cuma, kalau aspirasi terlalu jauh dari realita, jadinya khayalan. Kalau mau jadi bahasa ilmu pengetahuan, pengguna bahasa itu harus dari kalangan yang terdepan dalam ilmu pengetahuan. Monggo Mas Jan, jadikan dulu penutur bahasa Arab menjadi pionir dalam iptek. Salam Yas --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sarinesia sarinesia@ wrote: Jano ko curhat = Bahasa Inggris sudah jadi bahasa Internasional, marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadikan Bahasa Arab jadi bahasa Internasional dan bahasa Ilmu Pengetahuan selain sebagai bahasa pemersatu umat Islam diseluruh dunia ( khususnya pada saat Ibadah Haji ) masalah bahasa sudah selesai.. mari kita maju ke depan. jangan seperti Philipina.. hanya masalah Bahasa sampe bunuh2an. orang Jawa cukup legowo bahasa Jawa tidak menjadi bahasa Nasional. kalau ngeyel Bahasa Arab harus dikembangkan yaa.. kayak Jepang itu.. semua ilmu pengetahuan diusahakan dibahasakan ke Jepang. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
[wanita-muslimah] Diskusi Buku Freedom Institute (Hari Ini)
http://www.freedom-institute.org/id/index.php?page=indexid=214 Undangan Diskusi Buku Freedom Institute Dengan Hormat, Freedom Institute mengundang saudara hadir dalam diskusi buku Memperkuat Negara: Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21 dengan pembicara Saiful Mujani, Peneliti senior Freedom Institute Indonesia, dan Mochtar Pabotinggi, Peneliti senior LIPI. Dalam buku ini Francis Fukuyama secara jernih mengkonseptualkan peran negara ditengah berbagai pergolakan peristiwa di awal abad ke 21: terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, pecahnya perang sipil, serta merebaknya bencana kelaparan dan penyakit AIDS di berbagai belahan dunia. Menurutnya, hal ini adalah sebuah gejala dari kegagalan negara dalam memainkan peranannya di dalam masyarakat. Freedom Institute menerbitkan buku ini dalam edisi bahasa Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta dan Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Diskusi akan diadakan pada: Hari : Selasa, 28 Maret 2006 Jam : 18.30 sampai selesai Tempat : Kantor Freedom Institute Jalan Irian No. 8 Menteng Jakarta Kami berharap saudara bisa meluangkan waktunya untuk hadir dalam diskusi ini. Konfirmasi kehadiran, silahkan hubungi Sdri Anis telepon 021-31909226/7. Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya. Hormat kami, Hamid Basyaib Direktur Program Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Fwd: VCD Dialog dengan Hartono (Digugat NU Mesir)
Dari bilik milis sebelah catatan: Ust Mukhlis Hanafi, MA adalah anggota Dewan Syuriah PCI NU Mesir -GuN- --- In [EMAIL PROTECTED], Muchlis Hanafi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Saya baru saja menyaksikan VCD yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar Jakarta. VCD itu berjudul : ISLAM LIBERAL DALAM SOROTAN; Dialog Ust. Hartono Ahmad Jaiz dengan Mahasiswa Indonesia di Kairo. Dari judulnya sudah terbayang bahwa itu hasil dialog yang terlaksana atas kerja sama PCI NU, PCIM, Persis dan Al-Washliyah beberapa waktu lalu. VCD itu dibuat dalam kemasan yang cukup bagus, terdiri atas 2 keping CD. Nampaknya memang dipersiapkan untuk diperjualbelikan (saya tidak tahu persis). CD pertama memuat presentasi dari Ust. Hartono, saya dan Mang Abbas dengan dihantari dan diselingi oleh Gus Faiz selaku moderator. Hanya itu. CD kedua berisikan sesi dialog yang diselingi dengan gambar-gambar pemandangan Mesir, suasana lebaran di KBRI, suasana diskusi bedah buku di PMIK dll. Tayangan-tayangan itu muncul bersamaan dengan suara beberapa rekan yang mengajukan pertanyaan atau komentar. Suara penanya pertama, yang saya tangkap adalah Mustaghfirin, selanjutnya seorang rekan yang saya tidak kenal namanya, namun pertanyaannya banyak tertuju ke saya karena sikap saya dianggap tidak jelas; apakah Islam Liberal bid`ah yang hudan atau dhalal. Kemudian terdengar suara seorang perempuan (juga tak saya kenal) yang mengajukan pertanyaan dan diakhiri dengan komentar/ tanggapan saudara Husni. Kesemuanya dibuat secara berurutan. Pertanyaan dan suara Arif Reza dan Subhan Anshori tidak saya dengar dan lihat sama sekali. Disensor barangkali. Setelah beberapa pertanyaan, Ust. Hartono memberikan jawaban secara panjang lebar dan dibuat berurutan (tanpa diselingi penanya) sampai CD kedua selesai. Demikian hasil editing tim Al-Kautsar terhadap jalannya forum tersebut. Saya memahami niat baik Pustaka Al-Kautsar untuk menyebarluaskan hasil dialog tersebut. Tetapi ada satu hal yang menjadi catatan saya. Penggandaan VCD itu jelas bermotif ekonomi, disamping ilmiah (kalau tidak ingin menyebut ideologi). Terkait motif ekonomi, secara etika seyogianya Al-Kautsar memberitahu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dialog tersebut, termasuk dua pembanding yang mendampingi. Saya tidak tahu apakah rencana penggandaan itu pernah disampaikan secara resmi ke panitia atau tidak. Yang jelas saya sendiri tidak pernah diberitahu. Saya hanya tahu lewat sas-sus di milist ini saat saya di Jenewa Ramadhan kemarin. Bahkan setelah digandakan pun tidak diberitahu, apalagi dikirimi kepingan CD nya (yang saya lihat itu milik PCINU yang diterima melalui Aang). Kita di Kairo terbiasa tampil di setiap acara bibalaasy, lillahi ta`ala. Tapi kalau kemudian ada pihak yang memanfaatkan itu untuk kepentingan bisnis (pribadi atau perusahaan), rasanya giman gituuu ?! Di kalangan masyarakat malas membaca seperti kebanyakan di Indonesia, tayangan CD merupakan sarana efektif untuk mendengarkan ilmu dan informasi. Karena itu saya menduga, Al-Kautsar tidak akan kesulitan memasarkannya, apalagi di situ dijual nama Mahasiswa Kairo. Terkait sisi ilmiah, saya pribadi merasa kecewa dengan hasil editing tim Al-Kautsar yang tidak memasukkan komentar, tanggapan dan jawaban saya dan Mang Abbas di sesi tanya-jawab. Saya tidak tahu, apa karena di sesi itu banyak ungkapan dan pandangan saya yang berbeda dengan Pak Hartono atau bukan. Atau karena lakon nya hanya Pak Hartono? Kalau alasannya karena tidak muat, mengapa tidak dijadikan 3 keping CD saja. 2 keping CD itu lebih menggambarkan, Hartono sedang memberi pelajaran di kalangan mahasiswa Kairo. Saya pernah mendengar, hal seperti ini sering dilakukan Al-Kautsar; mempertemukan Pak Hartono dengan tokoh atau komunitas tertentu, kemudian menggandakannya secara sepihak. Menurut Aang, Mas Ulil pernah juga mengeluhkan cara-cara seperti itu. Menurut saya, sangat wajar jika PCINU, selaku salah satu pihak yang terlibat, mempertanyakan tindakan Al-Kautsar secara sepihak. Mempertanyakan bukan untuk meminta bagian, tetapi sekadar pesan moral. Kekhawatiran kawan-kawan yang menolak keikutsertaan PCINU dalam acara tersebut sekarang menjadi beralasan. Melalui VCD tersebut, terkesan NU Mesir mengamini kampanye Hartono. Selanjutnya terserah fungsionaris tanfidziah. Terima kasih Muchlis M. Hanafi - What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos [Non-text portions of this message have been removed] --- End forwarded message --- Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri,
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi JIL dan Welcoming Party Luthfi Assyaukanie
Salam, Bapak moderator, numpang pengumuman, terima kasih -MGR- Diskusi Bulanan JILPenyelenggara: Jaringan Islam Liberal Tempat: Teater Utan Kayu Jln Utan Kayu 68H Waktu: Jumat, 27 Januari 2005 Pukul 19.00-22.00 WIB Akar-Akar Liberalisme Pemikiran Islam di Indonesia Nara Sumber: Yudi Latif (Universitas Paramadina), dan Luthfi Assyaukanie (JIL) Moderator : Abd. Moqsith Ghazali Liberalisme Pemikiran Islam di Indonesia tampaknya memiliki akar yang cukup kuat. Ia telah dikumandangkan sejak lama, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Tokoh-tokoh muslim seperti HA Agus Salim, HOS Cokroaminoto, KH Ahmad Dahlan, Rohana Kuddus, Rahmah el-Yunusiyah, Soekarno, dan lain-lain adalah orang-orang yang dikenal memiliki pandangan keagamaan liberal. Mereka tidak ragu dan canggung untuk mengkritik status quo dan monotoni pemikiran Islam. Islam harus diambil apinya dan bukan abunya, kata Soekarno tandas. Informasi historis inilah yang tidak diketahui banyak orang, termasuk para agamawan Indonesia kontemporer yang cenderung merayakan konservatisme dan menolak pembaharuan. Speedy Gift 4 You. Pasang Speedy gratis Flexi Trendy dan berhadiah undian : 3 Notebook, 7 Handycam, 9 Digital Camera, dan 25 Modem ADSL. Maaf hanya untuk Januari 2006. Info : 147 (Khusus Jawa Timur) Dapatkan hosting tercepat dengan bandwidth tak terbatas. Hanya di http://www.hostingkilat.com Silahkan kunjungi kami: http://groups.yahoo.com/group/islamliberal http://www.islamlib.com - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group islamliberal on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Do you Yahoo!? With a free 1 GB, there's more in store with Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] --- End forwarded message --- Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Perubahan No Fax Jaringan Islam Liberal (JIL)
Salam, Mulai bulan ini no fax JIL berubah, menjadi (021) 851-6868, sedangkan alamat, nomor telepon tidak ada perubahan Terima kasih -MGR- Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/