[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-27 Terurut Topik total_sacrifice
orang mau nyetel kaset rusak biarin aja Con.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 kayaknya ceritanya mulai diulang ulang deh oom ... :D
 
 
 
 
 Muhammad Aly wrote:
 
  Mbak Aisha ini hebat juga ckp jd ustadzah di majelis
  taklim wanita he3 dikantor hbs dhuhur juga bisa
  why not..?
  byk loh manfaatnya.. . ; para jamah wanita spy tdk
  menyuruh suaminya bantu2 korupsi.. nanti terima amplop




[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-27 Terurut Topik Chae
Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari
kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung
keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya
istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada
juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik
tergantung kondisi dan situasi masing2.


Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan.
Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap
pihak saling melindungi dan saling menjaga.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 P Donnie,
 sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri..
 nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue
 he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst
 lagi.. tapi  Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan
 nanti habis he3
 sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb
 thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung
 jawab penuh dengan istri  keluarga ; beli beras dari
 manggul, beli beras pake ojek dstnya..
 
 yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan
 tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt
 tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp
 istimewa.
 
 slm,
 buruh
 --- Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta
  kok yang  
  dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim
  meneladani dengan  
  memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di
  minta untuk bekerja  
  dalam sektor domestik? just curious :D
  
  regards,
  Donnie
  
  
  ==
  On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote:
  
   Mbak aisha,
   kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka
   harus digulung semua yg terkait baik karyawan,
   manajement  pemerintah yg memberikan persetujuan.
   masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung
   tanpa kompromi lalu proses hukum.
   Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2
  specialist
   org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari
  gaji
   15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14
  jam
   dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya
  cukup
   dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya
   wah..diatas 100jt.
  
   Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas
   tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat
   sistem perusahaan2 jasa asing.
  
   slm,
   --- Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Pak Ali,
Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan
kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang
mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal
  dari
sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak
  jujur,
maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya
tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga
  ingin
mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan
mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang
  lebih
murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah
  karyawan
ini juga berdosa.
   
Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam
pembangunan jembatan ini jika dia
  menggelembungkan
biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk
kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia
  menyunat/
memotong sekian persen (misalnya di kwitansi
  100,
tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga
  berdosa.
Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga
  tidak
jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya
  tidak
baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa.
  Kan
sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu
  hanya
sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang
korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering
Indonesia tidak akan masuk penilaian
  internasional
sebagai salah satu negara terkorup.
   
Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan
  tidak
hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di
  kantor
yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam
kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu,
  itu
imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya
  murah
tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman
  saya
mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari
proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil
  dari
uang proyek dengan main kwitansi itu.
   
Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah
  tuh
pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan
  jam
kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work
  tapi
smart work ya? ngapain kerja kera
  bangets
sampe kerja tidak tahu waktu tapi hasilnya
  dikit,
yang enak itu jam kerja dikit tapi yang
  dikerjain
atau yang dibereskan banyak. Jujur itu kaitannya
dengan masalah hak orang/ pihak lain, jika yang
bukan hak kita lalu kita ambil, nah itu tidak
  jujur,
bukan dikaitkan dengan jam kerja padat:)
   
salam
Aisha
---
From : m Aly
siapa karyawan jujur...? bos jujur..? yaitu
  mereka
bekerja keras dan tdk menerima bentuk apapun
  kecuali
GAJI bulanannya saja. bonus/komisi tahunan yg
dibagi setahun 

Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-27 Terurut Topik jano ko
Chae berkata =
   
  Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari
kesepakatan antara suami-istri

  ==
   
  Jano - ko
   
  Kalau chae nikah dengan si KEANU, kira-kira gajinya yang mengelola siapa ?
  Lalu nikahnya pakai hukum Islam atau hukum apa ?
   
  Pagi
   
   
  ---o---
   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari
kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung
keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya
istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada
juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik
tergantung kondisi dan situasi masing2.

Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan.
Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap
pihak saling melindungi dan saling menjaga.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 P Donnie,
 sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri..
 nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue
 he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst
 lagi.. tapi  Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan
 nanti habis he3
 sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb
 thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung
 jawab penuh dengan istri  keluarga ; beli beras dari
 manggul, beli beras pake ojek dstnya..
 
 yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan
 tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt
 tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp
 istimewa.
 
 slm,
 buruh
 --- Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta
  kok yang 
  dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim
  meneladani dengan 
  memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di
  minta untuk bekerja 
  dalam sektor domestik? just curious :D
  
  regards,
  Donnie
  
  
  ==
  On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote:
  
   Mbak aisha,
   kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka
   harus digulung semua yg terkait baik karyawan,
   manajement  pemerintah yg memberikan persetujuan.
   masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung
   tanpa kompromi lalu proses hukum.
   Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2
  specialist
   org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari
  gaji
   15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14
  jam
   dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya
  cukup
   dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya
   wah..diatas 100jt.
  
   Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas
   tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat
   sistem perusahaan2 jasa asing.
  
   slm,
   --- Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Pak Ali,
Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan
kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang
mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal
  dari
sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak
  jujur,
maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya
tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga
  ingin
mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan
mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang
  lebih
murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah
  karyawan
ini juga berdosa.
   
Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam
pembangunan jembatan ini jika dia
  menggelembungkan
biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk
kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia
  menyunat/
memotong sekian persen (misalnya di kwitansi
  100,
tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga
  berdosa.
Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga
  tidak
jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya
  tidak
baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa.
  Kan
sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu
  hanya
sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang
korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering
Indonesia tidak akan masuk penilaian
  internasional
sebagai salah satu negara terkorup.
   
Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan
  tidak
hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di
  kantor
yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam
kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu,
  itu
imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya
  murah
tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman
  saya
mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari
proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil
  dari
uang proyek dengan main kwitansi itu.
   
Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah
  tuh
pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan
  jam
kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work
  tapi
smart work ya? ngapain kerja kera
  bangets
sampe kerja tidak tahu waktu tapi hasilnya
  dikit,
yang enak itu jam kerja dikit tapi yang
  dikerjain
atau yang dibereskan banyak. Jujur itu kaitannya
dengan masalah hak orang/ pihak 

[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada bagian keuangan yang akan mengelolanya...;)) dan tentu kalau
menikah harus pakai hukum Islam...memang ada hukum yang lain??
 
   ==

   Jano - ko

   Kalau chae nikah dengan si KEANU, kira-kira gajinya yang mengelola
siapa ?
   Lalu nikahnya pakai hukum Islam atau hukum apa ?

   Pagi


   ---o---

   
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari
 kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung
 keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya
 istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada
 juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik
 tergantung kondisi dan situasi masing2.
 
 Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan.
 Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap
 pihak saling melindungi dan saling menjaga.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
 assalamualaikum_hello@ wrote:
 
  P Donnie,
  sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri..
  nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue
  he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst
  lagi.. tapi  Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan
  nanti habis he3
  sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb
  thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung
  jawab penuh dengan istri  keluarga ; beli beras dari
  manggul, beli beras pake ojek dstnya..
  
  yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan
  tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt
  tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp
  istimewa.
  
  slm,
  buruh
  --- Donnie donnie.damana@ wrote:
  
   Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta
   kok yang 
   dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim
   meneladani dengan 
   memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di
   minta untuk bekerja 
   dalam sektor domestik? just curious :D
   
   regards,
   Donnie
   
   
   ==
   On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote:
   
Mbak aisha,
kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka
harus digulung semua yg terkait baik karyawan,
manajement  pemerintah yg memberikan persetujuan.
masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung
tanpa kompromi lalu proses hukum.
Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2
   specialist
org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari
   gaji
15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14
   jam
dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya
   cukup
dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya
wah..diatas 100jt.
   
Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas
tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat
sistem perusahaan2 jasa asing.
   
slm,
--- Aisha aishayasmina2002@ wrote:
   
 Pak Ali,
 Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan
 kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang
 mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal
   dari
 sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak
   jujur,
 maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya
 tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga
   ingin
 mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan
 mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang
   lebih
 murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah
   karyawan
 ini juga berdosa.

 Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam
 pembangunan jembatan ini jika dia
   menggelembungkan
 biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk
 kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia
   menyunat/
 memotong sekian persen (misalnya di kwitansi
   100,
 tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga
   berdosa.
 Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga
   tidak
 jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya
   tidak
 baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa.
   Kan
 sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu
   hanya
 sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang
 korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering
 Indonesia tidak akan masuk penilaian
   internasional
 sebagai salah satu negara terkorup.

 Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan
   tidak
 hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di
   kantor
 yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam
 kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu,
   itu
 imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya
   murah
 tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman
   saya
 mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari
 proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil
   dari
 uang proyek dengan main kwitansi itu.

 Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah
   tuh
 pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan
   jam
 kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work
   tapi
 smart work ya? 

[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-26 Terurut Topik Chae
Benar sekali Mba Mia, yang saya takutkan bahwa kita seringkali terpaku
pada labelisasi sehingga makna atau nilai yang dikandungnya sendiri
luput dari perhatian kita atau bahkan dari niatan kita.

Ya contoh realnya Pak Jano-ko (ma'af y;) dimana pikiranya
terkungkung dalam labelisasi membela Islam atau Jihad sehingga
dalam perjuanganya seringkali mengabaikan nilai2nya dan ujungnya jadi
menghalalkan segala cara.

Prilaku jujur, menolong, melindungi, membantu adalah satu media yang
bisa digunakan untuk mendapatkan kebaikan walaupun kadangkala justru
prilaku sebaliknya bisa menimbulkan kebaikan.

Jadi yang paling utama adalah niat untuk mencapai kebaikan dan pada
kebaikan itu sendiri. Dan banyak anjuran atau perintah berbuat baik
didalam Qur'an dan rahmat Allah sendiri dekat dengan orang-orang yang
berbuat baik ...Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS. 7:56)

Berbuat baik pada dasarnya adalah tidak menimbulkan
kejelekan/keburukan/kemaksiatan atau kerusakan. 

Jadi menurut pendapat saya, dasar dan nilai2 kebaikan dan niat baik
serta kesadaran untuk menghilangkan keburukan dan kerusakanlah yang
seharusnya ada dalam kehidupan manusia.

Ma'af ya, jika dikupas masalah ini hanya secara sederhana...maklum
kalau soal bisnis mah masih cekak abis ilmunya;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Chae, saya cuman menjelaskan dari etika bisnisnya, yang 
 merupakan bagian dari kejujuran, nilai yang universal itu.
 
 Mungkin mba Chae bisa meneruskan menghubungkan nilai universal itu 
 dengan etika bisnis tsb. Etika bisnis tentu saja bervariasi, namun 
 diantara etika bisnis dan nilai unversal nggak boleh ada 
 diskontinuitas, ketercerabutan atau ketersamaran.
 
 Kalo cuma meyakini bahwa nggak melaporkan diskon ke perusahaan 
 dibilang haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dan yang 
 semacam itu - saya kuatir diskontinuitas itu jadi malah hadir.  Dan 
 eksesnya, saking ghirahnya terhadap haram/wajib/makruh/mubah/takut, 
 malu pada Allah, dsb - jadi malah menganggap diri benar dan orang 
 lain salah.  Saya sendiri jadi 'korban' ghirah semacam ini.
 
 Dalam urusan muamalat ini, kita mesti merunut akibat dari perbuatan 
 kita ke orang lain/perusahaan/mitra atau keseluruhan 
 industri/masyarakat. Dimana ini bisa dituangkan dalam suatu etika 
 bisnis yang variatif, tapi punya semangat kejujuran - yang merupakan 
 sifat Allah (ketika kita meniru sifat Allah, maka artinya itu 
 mendekati atau 'menghadirkan' Allah, dst).
 
 Tanpa empati kepada orang/pihak lain atas akibat perbuatan kita - 
 jangan harap keridhaan Tuhan. Kalau kita takut kepada Allah, tanpa 
 mempertimbangkan empati ini, ada ketercerabutan, bahkan menganggap 
 perbuatan sendiri benar/suci karena Allah, padahal salah dan 
 merugikan orang.
 
 Janoko misalnya, dia selalu menggunakan cara2 yang merupakan verbal 
 violence kepada orang lain. Bagaimana keridhaan Allah akan dia dapat 
 kalau selalu melakukan 'kekerasan' semacam ini - walaupun katanya 
 dia yakin bahwa dia melakukan ini karena kepentingan Islam.  Dan 
 beberapa temen lain terkecoh, sehingga menganggap bahwa kekerasan 
 ini sah-sah saja dilakukan terhadap temen2 yang lain - demi Islam.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;)
  
  Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang
  dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan.
  
  Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah
  mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan 
 kualitas
  barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan.
  
  Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja 
 untuk
  mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan.
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa 
 dikaitkan 
   dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum 
 terjadi 
   di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan 
 kontraktor = 
   harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
   menurun karena markup atau 'diskon' itu.  Kualitas bangunan 
 hanya 
   bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
   berjalan, bukan kalau sudah selese.
   
   So saya pingin tahu:
   - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
   kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau 
 barangnya 
   sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih 
 tetap 
   untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan 
 barang?
   - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
   kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan 
 itu, 
   lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi 
 kontrak 
   dengan bonus.
   
   Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
   perusahaan.  

Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-26 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung nambahin;
Kadang2 famili [ apalagi kalo punya keluarga besar] malahan yang suka 
menentukan hidup familinya yg lain.
Ada seorang kakek yg melarang cucunya jadi PNS, alasannya jadi PNS itu godaan 
korupsinya sangatlah dahsyat.
[ sang kakek bukan PNS tapi pensiunan suatu BUMN]
Padahal si cucu sudah diterima di Deplu sesuai keahliannya, akhirnya sampai 
sekarang nggak kerja2.
Kayaknya stress. Sudah umur lewat 27 tahun, masih lontang lantung; bukannya gak 
bisa kerja tapi di larang oleh kakeknya.
Itu kan kufur nikmat? Ya apa iya?
Sementara jutaan orang indonesia ingin sangat jadi PNS dengan segala akal dan 
cara, nah yg dah ketrima malahan di larang.
Padahal alternatif kerja yg lain belum ada. Akhirnya sag cucu cuma di rumah 
saja, bengong.
Sang kakek masih terus yg menentukan hidupnya. Padahal sang cucu sampai kuliah, 
lulus gak dibiayai oleh kakeknya.
Kedua orang tuanya masih lengkap, masih aktif kerja. Tapi selalu apa2 
ditentukan/diputuskan oleh sang Kakek.

Begitu juga orang yg sudah bekerja, kadang2 'diatur' oleh familinya. Seperti 
mungkin kasus Dinda ini. Maaf jika saya salah.
Dari masalah pengaturan gaji, mau beli sesuatu harus bilang2, duitnya 
dikemanain kok dah lama kerja masih miskin? [misalnya] 
Jangan kerja disana kalo nggak dapat min 7,5 juta/bulan, mendingan wiraswasta 
saja kayak saya, jangan beli x mendingan beli y saja.
Kalo kerja dah bertahun-tahun tapi kondisinya 'segitu2' saja suka 
dibanding2-kan dengan famili yg lain yg lebih berjaya, 
makmur, mentereng. Kalo duitnya banyak tapi isterinya masih satu juga di 
omongin, kenapa nggak ngambil istri lagi, si A saja 
yg hidupnya sedang2 bisa punya 2 isteri, gitu misalnya :-)

Makanya zaman sekarang biasanya kalo keluarga besarnya terutama yg sepuh2 yg 
dituakan suka rumpi, mau turut campur, ngegosip, mau tahu segala; yg muda2 suka 
tersiksa kalo dah ada acara kumpul2/arisan keluarga besar.
Diwawancaranya macam2, dikritik melulu, selalu dianggap gak bener, jadi 
mendingan nggak datang.
Daripada datang tapi sakit ati nantinya, malahan bikin penyakit dan dosa.

salam :-)
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, February 25, 2007 7:22 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???


  kayaknya ada salah tangkap dari Pak Wahyu Pamungkas ...
  yang mengusulkan negosiasi ulang adalah kerabatnya Dinda, bukan bossnya.
  jadi kayaknya sih ini idenya kerabatnya Dinda, nyuruh Dinda negosiasi
  ulang, tar kalau berhasil duitnya dikantongin Dinda, kantor gak tahu,
  gitu.

  He he ... ya gitulah, kerabat kadang suka ngajarin gak bener ya ...? :)
  Buat Dinda, hati kecilmu bener. Urusan2 kantor sebaiknya dibicarakan
  dengan orang2 yang mengerti dan memahami, saran2 dari kerabat kadang
  harus dipilah, jangan2 itu adalah bad practice (praktek buruk) yang
  nggak bagus buat diterapkan dan diteruskan.

  Coba dibaca ulang lagi ceritanya Dinda, atau barangkali saya yang salah 
tangkap?

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 2/24/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ini pendapat Wahyu Pamungkas
  
   Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil
   dua asumsi
  
   1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan
   perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja.
   Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos
   anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor.
   Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan
   salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan
   dimana anda bekerja.
   Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi.
   2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak
   ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan
   Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut.
   Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip
   atas jerih payah anda
   Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan
   anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji
   untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda.
   Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas
   dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi.
   Salam
   Wahyu Pamungkas


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-25 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
kayaknya ada salah tangkap dari Pak Wahyu Pamungkas ...
yang mengusulkan negosiasi ulang adalah kerabatnya Dinda, bukan bossnya.
jadi kayaknya sih ini idenya kerabatnya Dinda, nyuruh Dinda negosiasi
ulang, tar kalau berhasil duitnya dikantongin Dinda, kantor gak tahu,
gitu.

He he ... ya gitulah, kerabat kadang suka ngajarin gak bener ya ...? :)
Buat Dinda, hati kecilmu bener. Urusan2 kantor sebaiknya dibicarakan
dengan orang2 yang mengerti dan memahami, saran2 dari kerabat kadang
harus dipilah, jangan2 itu adalah bad practice (praktek buruk) yang
nggak bagus buat diterapkan dan diteruskan.

Coba dibaca ulang lagi ceritanya Dinda, atau barangkali saya yang salah tangkap?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/24/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Ini pendapat Wahyu Pamungkas

  Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil
  dua asumsi

  1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan
  perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja.
  Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos
  anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor.
  Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan
  salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan
  dimana anda bekerja.
  Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi.
  2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak
  ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan
  Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut.
  Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip
  atas jerih payah anda
  Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan
  anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji
  untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda.
  Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas
  dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi.
  Salam
  Wahyu Pamungkas


[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-24 Terurut Topik Mia
Mba Chae, saya cuman menjelaskan dari etika bisnisnya, yang 
merupakan bagian dari kejujuran, nilai yang universal itu.

Mungkin mba Chae bisa meneruskan menghubungkan nilai universal itu 
dengan etika bisnis tsb. Etika bisnis tentu saja bervariasi, namun 
diantara etika bisnis dan nilai unversal nggak boleh ada 
diskontinuitas, ketercerabutan atau ketersamaran.

Kalo cuma meyakini bahwa nggak melaporkan diskon ke perusahaan 
dibilang haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dan yang 
semacam itu - saya kuatir diskontinuitas itu jadi malah hadir.  Dan 
eksesnya, saking ghirahnya terhadap haram/wajib/makruh/mubah/takut, 
malu pada Allah, dsb - jadi malah menganggap diri benar dan orang 
lain salah.  Saya sendiri jadi 'korban' ghirah semacam ini.

Dalam urusan muamalat ini, kita mesti merunut akibat dari perbuatan 
kita ke orang lain/perusahaan/mitra atau keseluruhan 
industri/masyarakat. Dimana ini bisa dituangkan dalam suatu etika 
bisnis yang variatif, tapi punya semangat kejujuran - yang merupakan 
sifat Allah (ketika kita meniru sifat Allah, maka artinya itu 
mendekati atau 'menghadirkan' Allah, dst).

Tanpa empati kepada orang/pihak lain atas akibat perbuatan kita - 
jangan harap keridhaan Tuhan. Kalau kita takut kepada Allah, tanpa 
mempertimbangkan empati ini, ada ketercerabutan, bahkan menganggap 
perbuatan sendiri benar/suci karena Allah, padahal salah dan 
merugikan orang.

Janoko misalnya, dia selalu menggunakan cara2 yang merupakan verbal 
violence kepada orang lain. Bagaimana keridhaan Allah akan dia dapat 
kalau selalu melakukan 'kekerasan' semacam ini - walaupun katanya 
dia yakin bahwa dia melakukan ini karena kepentingan Islam.  Dan 
beberapa temen lain terkecoh, sehingga menganggap bahwa kekerasan 
ini sah-sah saja dilakukan terhadap temen2 yang lain - demi Islam.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;)
 
 Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang
 dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan.
 
 Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah
 mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan 
kualitas
 barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan.
 
 Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja 
untuk
 mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan.
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa 
dikaitkan 
  dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum 
terjadi 
  di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan 
kontraktor = 
  harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
  menurun karena markup atau 'diskon' itu.  Kualitas bangunan 
hanya 
  bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
  berjalan, bukan kalau sudah selese.
  
  So saya pingin tahu:
  - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
  kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau 
barangnya 
  sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih 
tetap 
  untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan 
barang?
  - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
  kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan 
itu, 
  lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi 
kontrak 
  dengan bonus.
  
  Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
  perusahaan.  Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan 
  dengan komisi/bonus tahunan.  Kalo nggak pegawai pinter cepet 
  dibajak perusahaan laen.
  
  salam
  Mia
  




[wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-24 Terurut Topik Flora Pamungkas

Ini pendapat Wahyu Pamungkas

Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil
dua asumsi

1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan
perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja.
Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos
anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor.
Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan
salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan
dimana anda bekerja.
Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi.
2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak
ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan
Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut. 
Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip
atas jerih payah anda
Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan
anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji
untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda.
Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas
dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi.
Salam
Wahyu Pamungkas

=
===
From: dinda . 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 21, 2007 10:27 AM
Subject: [wanita-muslimah] JUJUR itu gimana sih???

Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,

Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.

Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya
bekerja.
Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk
membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan
menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja
dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari
kontraktor tersebut.
Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat
dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke
kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau
apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli.
Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda
dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu
Nakal' dan tidak Jujur
Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan
saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu
katanya.

Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
Wassalam

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik dinda .
Terimakasih ya uda respon email saya,  seneng lo pendapat kalian bervariasi 
amat, padahal pertanyaan aslinya sih cuman : JUJUR ga sih?
   
  Mba' Chae,  kalau saya pribadi sih, InsyaAllah selama apa yang saya lakuin 
itu (misalnya : )seperti baik ama tetangga/temen, baik ama saudara, hormatin 
orang tua, baik ama bos/perusahaan dimana kerja, itu sih biasa aja.  (Baik 
sebatas bisa saya lo, blom tentu baik juga buat orang lain).  Dilakuin bukan 
untuk bikin label, tapi saya merasa nyaman kalau bisa begitu, itu aja.  Nah 
kalau pada akhirnya saya dilabelkan sesuai atau seperti perilaku saya, ya itu 
bukan karna diminta atau tujuan tersembunyi, manusia aja yang bikin2.
  Kalau label itu yang menganugrahkan manusia, bisakah itu menjamin saya ke 
Surga???
  Tidak kan?  Tetapi melakukan perbuatan baik juga jujur pada sesama manusia 
itu adalah perintah Allah dan setahu saya itu juga salah satu jalan mengantar 
kita ke surga.
  Kalau emang saya butuh label, saya mau label or ticket ('Free Pass to 
Heaven') dari Allah aja deh, GUARANTEDD 100%.
  Nah untuk ngedapetin label itu kan ga mudah meski saat ngebacanya terkesan 
gampang.
  Banyak hal yang kelihatannya sepele tapi ternyata setelah dibahas, ga abis2 
juga, iya kan.
   
  Benar juga apa kata Mba' Ning, tentang Haram, Makruh, Mubah, Sunah, Wajib.  
   
  Kalau tentang kasus saya,  saya sependapat dengan rekan2 yang sudah memberi 
banyak masukan kepada saya beberapa waktu lalu, yaitu kita seharusnya mendengar 
kata hati terlebih dahulu, karena hati atau Qolbu sudah disetting sedemikian 
rupa oleh Allah agar bisa menjadi tempat penimbang baik dan buruk, dan kita 
harus berjuang mempertahankan apa kata hati. Misalnya hati bilang itu ga jujur, 
ya uda pertimbangkan, klo ga yakin, tukar pikiranlah ama yang lebih arif.  
Kalau kita masuk ke wilayah mubah, bukankah sebaiknya itu ditinggalkan aja, 
cari aman lah.  
   
  Tentang : Bungkus.  untuk urusan duniawi, bungkus itu penting banget lo, apa 
sih yang ga butuh dibungkus?  Tapi  menurut saya lo, yang namanya bungkus itu 
benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga benda nyata.
   
  Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya buang2 energi 
ikutan milis, kurang kerjaan apa?
   
  Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga,  tapi kan 
tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong yang dibolehin.  
Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji masakan yg ga enak menjadi 
enak biar si pemasak bahagia dengan jerih payahnya, hmmm apalagi ya, oya 
melindungi orang yang nyawanya dalam bahaya.
  Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu berdampak negatif 
(menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu konsekwensi kita memilih 
Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai agama kita.
  (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet nanya ini dan 
itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga bermutu, MAAF LO)
   
  Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas,  pendapat2 
diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca, cuman maaf ya ga bisa 
ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari Alquran.
   
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor
apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa
dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang
 mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu,
 mbak ? 
 
 Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH,
 SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
 
 Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor
 nih.
 Wass,
 -Ning 
  
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
From:  Mia [EMAIL PROTECTED]  Add to Address Book  Add Mobile Alert  
Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - 
Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? 
Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan 
dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi 
di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = 
harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya 
bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
berjalan, bukan kalau sudah selese.
  So saya pingin tahu:
- apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya 
sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap 
untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang?
- apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, 
lebih baik naikin

[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik Chae
Setuju Mba Dinda dengan apa yang Mba uraikan..nah sekarang tinggal
tanya kepada hati nurani Mba sendiri dan bagaimana penilaian kembali
kepada pribadi masing2;)

Hanya sekedar sharing masalah bungkus, dalam Qs.7:26 disebutkan bahwa
sebaik-baiknya bungkus adalah bungkus taqwa. Dan Taqwa ini hanya
merupkan hasil bukan sebagai cara (duh bingung juga ngejelasiya;) dan
taqwa merupakan hasil dr kebaikan. Jadi misalnya begini Mba Dinda,
bisa jadi taqwa itu muncul dari kebaikan yang dilalui dengan cara
jujur atau tidak tidak jujurtergantung dimana letak kebaikan itu
sendiri.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Tentang : Bungkus.  untuk urusan duniawi, bungkus itu penting
banget lo, apa sih yang ga butuh dibungkus?  Tapi  menurut saya lo,
yang namanya bungkus itu benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga
benda nyata.

   Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya
buang2 energi ikutan milis, kurang kerjaan apa?

   Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga, 
tapi kan tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong
yang dibolehin.  Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji
masakan yg ga enak menjadi enak biar si pemasak bahagia dengan jerih
payahnya, hmmm apalagi ya, oya melindungi orang yang nyawanya dalam
bahaya.
   Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu
berdampak negatif (menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu
konsekwensi kita memilih Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai
agama kita.
   (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet
nanya ini dan itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga
bermutu, MAAF LO)

   Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas, 
pendapat2 diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca,
cuman maaf ya ga bisa ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari
Alquran.

   
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning
factor
 apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa
 dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti
yang
  mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu,
  mbak ? 
  
  Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH,
MUBAH,
  SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
  
  Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor
  nih.
  Wass,
  -Ning 
   
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 From:  Mia [EMAIL PROTECTED]  Add to Address Book  Add Mobile Alert  
 Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - 
 Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? 
 Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan 
 dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi 
 di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = 
 harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
 menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya 
 bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
 berjalan, bukan kalau sudah selese.
   So saya pingin tahu:
 - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
 kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya 
 sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap 
 untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang?
 - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
 kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, 
 lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak 
 dengan bonus.
   Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
 perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan 
 dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet 
 dibajak perusahaan laen.
   salam
   
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
  Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
  
  Mba Dinda,
  
  Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
  saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada
isi...begitu juga
  dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
  belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang
juga
  jujur berisi kemudharatan.
  
  Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
  Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi
  kejujuran begitu penting untuk anda??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
  
   Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan

Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik Muhammad Aly
wah hebat mbak mia ini level transaksi standard
intl'...pengalaman krj di sales intl' atau accounting
perusahaan asing ya.. he3... semua dibukukan. kerja
keras, komunikasi dengan baik dan memiliki sistem yg
jelas untuk : komisi/bonus dan gaji yg tinggi standard
intl+fasilitas bwt karyawan terampil adalah hal yg sgt
penting dlm menjalankan suatu usaha yg
berkesinambungan dan komitment kejujuran.

Emang bos2 di kita byk yg pingin cepet kaya.. jd
hati2..bisa ikut2an ke korupsi - bagi2 amplop illegal.
 



--- Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya
 bisa dikaitkan 
 dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi
 yang umum terjadi 
 di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga
 tagihan kontraktor = 
 harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas
 barang/bangunan 
 menurun karena markup atau 'diskon' itu.  Kualitas
 bangunan hanya 
 bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama
 pekerjaan 
 berjalan, bukan kalau sudah selese.
 
 So saya pingin tahu:
 - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia
 melakukan 
 kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak?
 Kalau barangnya 
 sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon
 sehingga masih tetap 
 untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau
 ketiadaan barang?
 - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima
 diskon dari 
 kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai
 melakukan itu, 
 lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja
 negosiasi kontrak 
 dengan bonus.
 
 Diskon apapun yang diberikan vendor harus
 terefleksikan ke buku 
 perusahaan.  Dan mestinya kepintaran bernegosiasi
 bisa dikaitkan 
 dengan komisi/bonus tahunan.  Kalo nggak pegawai
 pinter cepet 
 dibajak perusahaan laen.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mba Dinda,
  
  Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting
 bagi anda?? 
 Maksud
  saya begini... ada orang lebih memlih bungkus
 daripada isi...begitu
  juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu
 berkonotasi
  positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah
 sebagai isinya 
 tapi
  kadang juga jujur berisi kemudharatan.
  
  Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar
 dari Nabi
  Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba
 Dinda?? apakah 
 labelisasi
  kejujuran begitu penting untuk anda??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda .
 dienda8@ wrote:
  
   Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu
 adalah, perbuatan
  itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang
 belajar mencari 
 hidup
  dalam kepastian secara islami.
 Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman
 saya dimata Allah?
   
   Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
 Saya orang awam, cuman sekedar
 memastikan saja jika 
 anda
  mendapatkan
   discount apakah perusahaan anda dirugikan?
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda
 . dienda8@ 
 wrote:
   
Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,

Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.

Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji
 bulanan dari Bos
   tempat saya bekerja.
Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk
 meminta jasa 
 kontraktor
   untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya
 setelah saya bicara dg
   kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya
 beserta data2 yg
   terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada
 atasan saya 
 tersebut. 
   Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor
 tersebut.
Sesekali saya suka membicarakan masalah
 pekerjaan dengan 
 kerabat,
   pada saat dia mengetahui hal ini, dia
 menyarankan saya untuk
   negosiasi ulang ke kontraktor tersebut,
 maksudnya minta discount 
 atau
   penurunan harga atau apalah namanya tetapi
 TAGIHAN RESMI tetap 
 seperti
   proposal asli.
Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju
 kalau proposal
   tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang
 saya serahkan, 
 hati
   kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang
 sebenarnya, yang
   penting atasan saya setuju dengan proposal yang
 diajukan. saya 
 kan
   tidak berbohon, itu katanya.

Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
Wassalam





-
The fish are biting.
Get more visitors on your site using Yahoo!
 Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been
 removed]
   
   
   
   

   

   -
   Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up
 a more powerful
  email and get things done faster.
   
   [Non-text portions of this message have been
 removed]
  
 
 
 
 



 

Any questions? Get answers on any topic at www.Answers.yahoo.com.  Try it now.


Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik jano ko
Mas Ase berkata =
   
  saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani.
Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, 
jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah.

===
   
  Jano-ko 
   
  Ikutan dikit aja, masalahnya kemarin si hati nurani sudah pindah alamat, 
malah ada tuch yang hati nuraninya sudah mati.
  Makanya dikota metropolitan itu ada istilah buaya darat, kadhal meteng 
dll untuk menggambarkan insan manusia yang bablas nuraninya.

   
  Salam
   
   
  ---ooo0ooo---
   
   
  
asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
mbak Dinda,

Formal agama memang seperti yang dibilang mbak Ning,
HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH, HALAL...
Tapi ini kan seperti pengacara melihat KUHP.

Jadi dari satu sudut pandang bisa saja dibilang halal, 
bisa juga dibilang haram dari sudut lain.
Beda niat saja bisa langsung loncat ke ekstrim yang lain...

Islam kan beyond that ...

IMHO, 
saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani.
Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, 
jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah.

Kalo dari soal ilmu perusahaan, 
jawaban mbak Mia jelas...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti 
yang
 mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan 
begitu,
 mbak ? 
 
 Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, 
MUBAH,
 SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
 
 Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di 
kantor
 nih.
 Wass,
 -Ning 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
 
 Mba Dinda,
 
 Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
 saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu 
juga
 dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
 belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang 
juga
 jujur berisi kemudharatan.
 
 Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
 Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah 
labelisasi
 kejujuran begitu penting untuk anda??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
 itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup
 dalam kepastian secara islami.
  Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
  
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
  Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda
 mendapatkan
  discount apakah perusahaan anda dirugikan?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ 
wrote:
  
   Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
   
   Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
   
   Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
  tempat saya bekerja.
   Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
  untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg 
  kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg 
  terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya 
tersebut.
  Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
   Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan 
kerabat,
  pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk 
negosiasi
 
  ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau 
penurunan 
  harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti 
proposal 
  asli.
   Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
  tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, 
hati 
  kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
   Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
  penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya 
kan 
  tidak berbohon, itu katanya.
   
   Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
   Wassalam
   
   
   
   
   
   -
   The fish are biting.
   Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
  
  
  
  -
  Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
 email and get things done faster.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
  Yahoo! Groups Sponsor 
~--
 Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email 
design.
 http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
 --
~- 
 
 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga

[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik Flora Pamungkas

Jika discount yang diberikan oleh kontraktor itu tidak anda serahkan kembali
kepada Perusahaan tempat anda bekerja, berarti Perusahaan anda dirugikan. 
Karena discount yang dikembalikan ke Perusahaan itu berarti merupakan
penghematan bagi Perusahaan anda.  Dalam laporan keuangan, di kwitansi harus
dicantumkan juga discount yang merupakan hak Perusahaan, meski harga awal
sudah disepakati.  Anda kan sudah digaji oleh Perusahaan anda, kecuali jika
anda bukan pegawai, dan anda memberi jasa dengan meminta handling
fee/komisi yg telah disepakati .  Dalam skala besar, seperti di
Pemerintahan Negara, jika semua aparatnya melakukan hal seperti ini
(mengambil discount), berapa besar penghematan negara yang bisa diperoleh
dan dapat dialokasikan bagi kesejahteraan rakyat?

Wassalam,
Flora

-


Re: JUJUR itu gimana sih??? 
Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
Thu Feb 22, 2007 6:56 pm (PST) 
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan
discount apakah perusahaan anda dirugikan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
 
 Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
 
 Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
tempat saya bekerja.
 Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. 
Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
 Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau
penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti
proposal asli.
 Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati
kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
 Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan
tidak berbohon, itu katanya.
 
 Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
 Wassalam
 
 
 
 
 
 -
 The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik ma_suryawan
Assalamu'alaikum,

Mbak DINDA,

Tidak diragukan lagi, cara yg dilakukan BOS seperti itu adalah 
amatiran, tidak etis dan berbau korupsi yg busuk (jika si Bos bekerja 
di perusahaan yng bukan miliknya).

Negosiasi adalah cara yang halal yang dibenarkan menurut ajaran 
Islam. Jika tercapai kesepakatan kedua belah pihak karena hasil 
negosiasi, maka tuangkanlah kesepakatan itu dalam proposal ataupun 
perjanjian. 

Jadi, menurut Syari'at, apa yang sudah disepakati itulah yang harus 
dijalankan apa adanya, termasuk dokumen pendukungnya 
(Tagihan/Invoice) mencerminkan hasil kesepakatan itu.

Jujur adalah tindakan mulia, dan janganlah kejujuran itu dibuat untuk 
membantu tindakan korupsi. Jadi, mintalah kontraktor itu untuk 
menyerahkan tagihan/invoice apa adanya sesuai dg angka re-negosiasi 
yang telah disepakati, dan bayarlah sesuai dengan tagihan itu.

Akan lain ceritanya kalau si Bos adalah pemilik perusahaan 100% di 
mana anda bekerja untuknya.

Salam,
MAS


   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ 
 wrote:
   
Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,

Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.

Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari 
Bos
   tempat saya bekerja.
Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa 
 kontraktor
   untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara 
dg
   kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
   terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya 
 tersebut. 
   Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan 
 kerabat,
   pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
   negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta 
discount 
 atau
   penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap 
 seperti
   proposal asli.
Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
   tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, 
 hati
   kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
   penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya 
 kan
   tidak berbohon, itu katanya.

Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
Wassalam





-
The fish are biting.
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]
   
   
   
   

   

   -
   Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
  email and get things done faster.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik dinda .
Thanks Mba Flora semoga aparat pemerintah membaca milis ini ya.
  Wassalam
  

Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Jika discount yang diberikan oleh kontraktor itu tidak anda serahkan kembali
kepada Perusahaan tempat anda bekerja, berarti Perusahaan anda dirugikan. 
Karena discount yang dikembalikan ke Perusahaan itu berarti merupakan
penghematan bagi Perusahaan anda. Dalam laporan keuangan, di kwitansi harus
dicantumkan juga discount yang merupakan hak Perusahaan, meski harga awal
sudah disepakati. Anda kan sudah digaji oleh Perusahaan anda, kecuali jika
anda bukan pegawai, dan anda memberi jasa dengan meminta handling
fee/komisi yg telah disepakati . Dalam skala besar, seperti di
Pemerintahan Negara, jika semua aparatnya melakukan hal seperti ini
(mengambil discount), berapa besar penghematan negara yang bisa diperoleh
dan dapat dialokasikan bagi kesejahteraan rakyat?

Wassalam,
Flora

-


Re: JUJUR itu gimana sih??? 
Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi 
Thu Feb 22, 2007 6:56 pm (PST) 
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan
discount apakah perusahaan anda dirugikan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
 
 Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
 
 Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
tempat saya bekerja.
 Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. 
Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
 Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau
penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti
proposal asli.
 Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati
kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
 Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan
tidak berbohon, itu katanya.
 
 Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
 Wassalam
 
 
 
 
 
 -
 The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]


[Non-text portions of this message have been removed]



 

 
-
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-23 Terurut Topik dinda .
Gitu ya,  maklumlah ilmu Alquaran saya masih playgroup tingkatannya jadi maklum 
ya klo 'bungkus' nya salah.  Tadinya bungkus yang saya maksud adalah yang ada 
hubungannya dengan lebel atau apalah.
  Pointnya saya ngerti maksud mba Chae.  Terimakasih lo.
   
  Wassalam

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mba Dinda dengan apa yang Mba uraikan..nah sekarang tinggal
tanya kepada hati nurani Mba sendiri dan bagaimana penilaian kembali
kepada pribadi masing2;)

Hanya sekedar sharing masalah bungkus, dalam Qs.7:26 disebutkan bahwa
sebaik-baiknya bungkus adalah bungkus taqwa. Dan Taqwa ini hanya
merupkan hasil bukan sebagai cara (duh bingung juga ngejelasiya;) dan
taqwa merupakan hasil dr kebaikan. Jadi misalnya begini Mba Dinda,
bisa jadi taqwa itu muncul dari kebaikan yang dilalui dengan cara
jujur atau tidak tidak jujurtergantung dimana letak kebaikan itu
sendiri.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tentang : Bungkus. untuk urusan duniawi, bungkus itu penting
banget lo, apa sih yang ga butuh dibungkus? Tapi menurut saya lo,
yang namanya bungkus itu benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga
benda nyata.
 
 Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya
buang2 energi ikutan milis, kurang kerjaan apa?
 
 Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga, 
tapi kan tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong
yang dibolehin. Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji
masakan yg ga enak menjadi enak biar si pemasak bahagia dengan jerih
payahnya, hmmm apalagi ya, oya melindungi orang yang nyawanya dalam
bahaya.
 Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu
berdampak negatif (menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu
konsekwensi kita memilih Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai
agama kita.
 (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet
nanya ini dan itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga
bermutu, MAAF LO)
 
 Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas, 
pendapat2 diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca,
cuman maaf ya ga bisa ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari
Alquran.
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning
factor
 apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa
 dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
 \(Ning\) ninghdw@ wrote:
 
  
  Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti
yang
  mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu,
  mbak ? 
  
  Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH,
MUBAH,
  SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
  
  Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor
  nih.
  Wass,
  -Ning 
 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 From: Mia [EMAIL PROTECTED] Add to Address Book Add Mobile Alert 
 Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - 
 Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? 
 Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan 
 dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi 
 di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = 
 harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
 menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya 
 bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
 berjalan, bukan kalau sudah selese.
 So saya pingin tahu:
 - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
 kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya 
 sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap 
 untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang?
 - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
 kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, 
 lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak 
 dengan bonus.
 Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
 perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan 
 dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet 
 dibajak perusahaan laen.
 salam
 
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
  Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
  
  Mba Dinda,
  
  Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
  saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada
isi...begitu juga
  dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
  belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang
juga
  jujur berisi kemudharatan.
  
  Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi

[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan
discount apakah perusahaan anda dirugikan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,

   Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.

   Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
tempat saya bekerja.
   Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. 
Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
   Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
 pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau
penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti
proposal asli.
   Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati
kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
   Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan.  saya kan
tidak berbohon, itu katanya.

   Gimana nih???  Mohon bantuan nasehatnya.
   Wassalam



 
  
 -
 The fish are biting.
  Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik dinda .
Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu 
terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari hidup dalam 
kepastian secara islami.
  Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan
discount apakah perusahaan anda dirugikan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
 
 Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
 
 Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
tempat saya bekerja.
 Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. 
Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
 Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau
penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti
proposal asli.
 Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati
kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
 Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan
tidak berbohon, itu katanya.
 
 Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
 Wassalam
 
 
 
 
 
 -
 The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]




 

 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Mba Dinda,

Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu
juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi
positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi
kadang juga jujur berisi kemudharatan.

Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi
kejujuran begitu penting untuk anda??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari hidup
dalam kepastian secara islami.
   Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda
mendapatkan
 discount apakah perusahaan anda dirugikan?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
  
  Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
  
  Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
 tempat saya bekerja.
  Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
 untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
 kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
 terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. 
 Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
  Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
 pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
 negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau
 penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti
 proposal asli.
  Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
 tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati
 kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
  Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
 penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan
 tidak berbohon, itu katanya.
  
  Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
  Wassalam
  
  
  
  
  
  -
  The fish are biting.
  Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
  
 
  
 -
 Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
email and get things done faster.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





RE: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang
mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu,
mbak ? 

Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH,
SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..

Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor
nih.
Wass,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

Mba Dinda,

Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga
dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga
jujur berisi kemudharatan.

Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi
kejujuran begitu penting untuk anda??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari hidup
dalam kepastian secara islami.
   Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda
mendapatkan
 discount apakah perusahaan anda dirugikan?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
  
  Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
  
  Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
 tempat saya bekerja.
  Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
 untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg 
 kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg 
 terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut.
 Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
  Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
 pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi

 ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan 
 harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal 
 asli.
  Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
 tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati 
 kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
  Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
 penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan 
 tidak berbohon, itu katanya.
  
  Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
  Wassalam
  
  
  
  
  
  -
  The fish are biting.
  Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
  
 
  
 -
 Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
email and get things done faster.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; communities.
Links



 


[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Mia
Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan 
dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi 
di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = 
harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
menurun karena markup atau 'diskon' itu.  Kualitas bangunan hanya 
bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
berjalan, bukan kalau sudah selese.

So saya pingin tahu:
- apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya 
sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap 
untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang?
- apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, 
lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak 
dengan bonus.

Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
perusahaan.  Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan 
dengan komisi/bonus tahunan.  Kalo nggak pegawai pinter cepet 
dibajak perusahaan laen.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Dinda,
 
 Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? 
Maksud
 saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu
 juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi
 positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya 
tapi
 kadang juga jujur berisi kemudharatan.
 
 Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
 Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah 
labelisasi
 kejujuran begitu penting untuk anda??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
 itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari 
hidup
 dalam kepastian secara islami.
Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
  
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika 
anda
 mendapatkan
  discount apakah perusahaan anda dirugikan?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ 
wrote:
  
   Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
   
   Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
   
   Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
  tempat saya bekerja.
   Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa 
kontraktor
  untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
  kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
  terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya 
tersebut. 
  Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
   Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan 
kerabat,
  pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
  negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount 
atau
  penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap 
seperti
  proposal asli.
   Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
  tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, 
hati
  kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
   Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
  penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya 
kan
  tidak berbohon, itu katanya.
   
   Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
   Wassalam
   
   
   
   
   
   -
   The fish are biting.
   Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
   
  
   
  -
  Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
 email and get things done faster.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor
apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa
dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang
 mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu,
 mbak ? 
 
 Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH,
 SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
 
 Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor
 nih.
 Wass,
 -Ning 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
 
 Mba Dinda,
 
 Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
 saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga
 dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
 belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga
 jujur berisi kemudharatan.
 
 Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
 Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi
 kejujuran begitu penting untuk anda??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
 itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari hidup
 dalam kepastian secara islami.
Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
  
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda
 mendapatkan
  discount apakah perusahaan anda dirugikan?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
  
   Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
   
   Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
   
   Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
  tempat saya bekerja.
   Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
  untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg 
  kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg 
  terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut.
  Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
   Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat,
  pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi
 
  ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan 
  harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal 
  asli.
   Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
  tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati 
  kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
   Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
  penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan 
  tidak berbohon, itu katanya.
   
   Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
   Wassalam
   
   
   
   
   
   -
   The fish are biting.
   Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
   
  
   
  -
  Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
 email and get things done faster.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
  Yahoo! Groups Sponsor ~--
 Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
 http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
 ~- 
 
 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
 http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
 
 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
  
 Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; communities.
 Links





[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;)

Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang
dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan.

Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah
mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan kualitas
barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan.

Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja untuk
mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan 
 dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi 
 di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = 
 harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan 
 menurun karena markup atau 'diskon' itu.  Kualitas bangunan hanya 
 bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan 
 berjalan, bukan kalau sudah selese.
 
 So saya pingin tahu:
 - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan 
 kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya 
 sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap 
 untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang?
 - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari 
 kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, 
 lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak 
 dengan bonus.
 
 Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku 
 perusahaan.  Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan 
 dengan komisi/bonus tahunan.  Kalo nggak pegawai pinter cepet 
 dibajak perusahaan laen.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Dinda,
  
  Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? 
 Maksud
  saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu
  juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi
  positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya 
 tapi
  kadang juga jujur berisi kemudharatan.
  
  Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
  Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah 
 labelisasi
  kejujuran begitu penting untuk anda??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
  
   Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
  itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari 
 hidup
  dalam kepastian secara islami.
 Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
   
   Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
 Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika 
 anda
  mendapatkan
   discount apakah perusahaan anda dirugikan?
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ 
 wrote:
   
Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,

Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.

Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
   tempat saya bekerja.
Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa 
 kontraktor
   untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg
   kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg
   terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya 
 tersebut. 
   Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan 
 kerabat,
   pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk
   negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount 
 atau
   penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap 
 seperti
   proposal asli.
Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
   tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, 
 hati
   kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
   penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya 
 kan
   tidak berbohon, itu katanya.

Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
Wassalam





-
The fish are biting.
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]
   
   
   
   

   

   -
   Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
  email and get things done faster.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???

2007-02-22 Terurut Topik asetijadi2004

mbak Dinda,

Formal agama memang seperti yang dibilang mbak Ning,
HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH, HALAL...
Tapi ini kan seperti pengacara melihat KUHP.

Jadi dari satu sudut pandang bisa saja dibilang halal, 
bisa juga dibilang haram dari sudut lain.
Beda niat saja bisa langsung loncat ke ekstrim yang lain...

Islam kan beyond that ...

IMHO, 
saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani.
Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, 
jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah.

Kalo dari soal ilmu perusahaan, 
jawaban mbak Mia jelas...



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti 
yang
 mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan 
begitu,
 mbak ? 
 
 Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, 
MUBAH,
 SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana..
 
 Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di 
kantor
 nih.
 Wass,
 -Ning 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
 
 Mba Dinda,
 
 Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud
 saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu 
juga
 dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif??
 belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang 
juga
 jujur berisi kemudharatan.
 
 Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
 Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah 
labelisasi
 kejujuran begitu penting untuk anda??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote:
 
  Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
 itu terkatagori jujur atau tidak?  Saya sedang belajar mencari hidup
 dalam kepastian secara islami.
Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah?
  
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda
 mendapatkan
  discount apakah perusahaan anda dirugikan?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ 
wrote:
  
   Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah,
   
   Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya.
   
   Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos
  tempat saya bekerja.
   Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor
  untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg 
  kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg 
  terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya 
tersebut.
  Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut.
   Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan 
kerabat,
  pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk 
negosiasi
 
  ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau 
penurunan 
  harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti 
proposal 
  asli.
   Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal
  tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, 
hati 
  kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur
   Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang
  penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya 
kan 
  tidak berbohon, itu katanya.
   
   Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya.
   Wassalam
   
   
   
   
   
   -
   The fish are biting.
   Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
   
  
   
  -
  Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful
 email and get things done faster.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
  Yahoo! Groups Sponsor 
~--
 Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email 
design.
 http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM
 
~- 
 
 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
 http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
 
 This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment
  
 Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; 
communities.
 Links