[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
orang mau nyetel kaset rusak biarin aja Con. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: kayaknya ceritanya mulai diulang ulang deh oom ... :D Muhammad Aly wrote: Mbak Aisha ini hebat juga ckp jd ustadzah di majelis taklim wanita he3 dikantor hbs dhuhur juga bisa why not..? byk loh manfaatnya.. . ; para jamah wanita spy tdk menyuruh suaminya bantu2 korupsi.. nanti terima amplop
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik tergantung kondisi dan situasi masing2. Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan. Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap pihak saling melindungi dan saling menjaga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: P Donnie, sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri.. nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst lagi.. tapi Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan nanti habis he3 sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung jawab penuh dengan istri keluarga ; beli beras dari manggul, beli beras pake ojek dstnya.. yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp istimewa. slm, buruh --- Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta kok yang dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim meneladani dengan memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di minta untuk bekerja dalam sektor domestik? just curious :D regards, Donnie == On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote: Mbak aisha, kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka harus digulung semua yg terkait baik karyawan, manajement pemerintah yg memberikan persetujuan. masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung tanpa kompromi lalu proses hukum. Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2 specialist org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari gaji 15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14 jam dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya cukup dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya wah..diatas 100jt. Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat sistem perusahaan2 jasa asing. slm, --- Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ali, Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal dari sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak jujur, maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga ingin mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang lebih murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah karyawan ini juga berdosa. Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam pembangunan jembatan ini jika dia menggelembungkan biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia menyunat/ memotong sekian persen (misalnya di kwitansi 100, tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga berdosa. Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga tidak jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya tidak baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa. Kan sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu hanya sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering Indonesia tidak akan masuk penilaian internasional sebagai salah satu negara terkorup. Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan tidak hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di kantor yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu, itu imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya murah tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman saya mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil dari uang proyek dengan main kwitansi itu. Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah tuh pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan jam kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work tapi smart work ya? ngapain kerja kera bangets sampe kerja tidak tahu waktu tapi hasilnya dikit, yang enak itu jam kerja dikit tapi yang dikerjain atau yang dibereskan banyak. Jujur itu kaitannya dengan masalah hak orang/ pihak lain, jika yang bukan hak kita lalu kita ambil, nah itu tidak jujur, bukan dikaitkan dengan jam kerja padat:) salam Aisha --- From : m Aly siapa karyawan jujur...? bos jujur..? yaitu mereka bekerja keras dan tdk menerima bentuk apapun kecuali GAJI bulanannya saja. bonus/komisi tahunan yg dibagi setahun
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Chae berkata = Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari kesepakatan antara suami-istri == Jano - ko Kalau chae nikah dengan si KEANU, kira-kira gajinya yang mengelola siapa ? Lalu nikahnya pakai hukum Islam atau hukum apa ? Pagi ---o--- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik tergantung kondisi dan situasi masing2. Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan. Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap pihak saling melindungi dan saling menjaga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly [EMAIL PROTECTED] wrote: P Donnie, sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri.. nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst lagi.. tapi Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan nanti habis he3 sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung jawab penuh dengan istri keluarga ; beli beras dari manggul, beli beras pake ojek dstnya.. yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp istimewa. slm, buruh --- Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta kok yang dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim meneladani dengan memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di minta untuk bekerja dalam sektor domestik? just curious :D regards, Donnie == On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote: Mbak aisha, kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka harus digulung semua yg terkait baik karyawan, manajement pemerintah yg memberikan persetujuan. masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung tanpa kompromi lalu proses hukum. Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2 specialist org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari gaji 15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14 jam dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya cukup dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya wah..diatas 100jt. Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat sistem perusahaan2 jasa asing. slm, --- Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ali, Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal dari sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak jujur, maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga ingin mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang lebih murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah karyawan ini juga berdosa. Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam pembangunan jembatan ini jika dia menggelembungkan biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia menyunat/ memotong sekian persen (misalnya di kwitansi 100, tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga berdosa. Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga tidak jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya tidak baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa. Kan sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu hanya sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering Indonesia tidak akan masuk penilaian internasional sebagai salah satu negara terkorup. Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan tidak hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di kantor yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu, itu imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya murah tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman saya mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil dari uang proyek dengan main kwitansi itu. Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah tuh pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan jam kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work tapi smart work ya? ngapain kerja kera bangets sampe kerja tidak tahu waktu tapi hasilnya dikit, yang enak itu jam kerja dikit tapi yang dikerjain atau yang dibereskan banyak. Jujur itu kaitannya dengan masalah hak orang/ pihak
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada bagian keuangan yang akan mengelolanya...;)) dan tentu kalau menikah harus pakai hukum Islam...memang ada hukum yang lain?? == Jano - ko Kalau chae nikah dengan si KEANU, kira-kira gajinya yang mengelola siapa ? Lalu nikahnya pakai hukum Islam atau hukum apa ? Pagi ---o--- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Urusan siapa yang berhak mengelola gaji merupakan hasil dari kesepakatan antara suami-istri. Mana yang terbaik tergantung keputusan/kesepakatan dari masing-masing keluarga..ada yang seluruhnya istri yang mengelola, ada yang seluruhnya suami yang mengelola ada juga yang model Pak Aly lakukan...semuanya bisa jadi yang terbaik tergantung kondisi dan situasi masing2. Yang terpenting adalah open management yang didasari keadilan. Sehingga tidak ada pihak yang terdzalimi. Sudah semestinya setiap pihak saling melindungi dan saling menjaga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly assalamualaikum_hello@ wrote: P Donnie, sebaiknya kalau gaji jgn dikasihkan semua ke istri.. nanto kebiasaan sst.. gue lihat dompet suami gue he3... dan nanti kalau terbiasa ngambil gak ssst lagi.. tapi Pak sy ambil uang di dompet kebanyakan nanti habis he3 sy gaya org kampung aja sy.. dari gaji mulai kwn 500rb thn 96 semaunya sy aja ngasih yg penting tanggung jawab penuh dengan istri keluarga ; beli beras dari manggul, beli beras pake ojek dstnya.. yah khan byk yg ditanggung kredit ini-itu dan tanggungan my single parent - ibuku alhamdulillah 1jt tiap bulan sy kirim... jd 5jt bwt istri sdh ckp istimewa. slm, buruh --- Donnie donnie.damana@ wrote: Pak Aly, kalau gajinya sebulan emang bener 15 juta kok yang dikasihkan istri cuman 5 juta?? padahal pak Chojim meneladani dengan memberikan seluruh gajinya ketika istri memang di minta untuk bekerja dalam sektor domestik? just curious :D regards, Donnie == On 27 Feb 07, at 0:16, Muhammad Aly wrote: Mbak aisha, kalau terjadi kecelakaan pada sebuah bangunan maka harus digulung semua yg terkait baik karyawan, manajement pemerintah yg memberikan persetujuan. masukkan penjara dahulu / diberhentikan langsung tanpa kompromi lalu proses hukum. Ia sy masih kelas buruh sy krj buruh bantu2 specialist org2 bule spt bule perancis. kalau sy 12 jam/hari gaji 15jt bln, mereka specialist yg dilapangan bisa 14 jam dlm sehari gaji 70jtan/bln, yg koordinatornya cukup dari france saja dengan 1-2 jam gaji bulanannya wah..diatas 100jt. Gaji tinggi mempengaruhi semangat produktivitas tinggi. Maka sistem menjauhi korupsi perlu melihat sistem perusahaan2 jasa asing. slm, --- Aisha aishayasmina2002@ wrote: Pak Ali, Jika jembatan ambruk, yang berdosa itu bukan kontraktor dan karyawannya. Tapi siapa saja yang mendapat keuntungan yang bukan haknya. Misal dari sisi kontraktor, yang bosnya saja yang tidak jujur, maka si boss ini saja yang berdosa, karyawannya tidak berdosa. Kecuali jika karyawannya juga ingin mengambil keuntungan dari pekerjaannya dengan mengurangi bahan-bahan atau memakai bahan yang lebih murah sehingga dia mendapat keuntungan, nah karyawan ini juga berdosa. Terus, dari sisi pemerintah yang berwenang dalam pembangunan jembatan ini jika dia menggelembungkan biaya (seharusnya 100, jadi 150 - yang 50 masuk kantongnya) atau dari jumlah tertentu dia menyunat/ memotong sekian persen (misalnya di kwitansi 100, tapi dia mendapat 15), nah jelas dia juga berdosa. Terus jika ada yang menilai pekerjaan itu juga tidak jujur karena meloloskan pekerjaan yang mutunya tidak baik dengan imbalan uang, maka dia juga berdosa. Kan sudah terkenal bahwa muslim di Indonesia itu hanya sholat berjamaah pas hari jum'at tapi di bidang korupsi, berjamaahnya sering, kalau tidak sering Indonesia tidak akan masuk penilaian internasional sebagai salah satu negara terkorup. Di postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan tidak hanya menerima gaji saja, jika ada proyek di kantor yang tidak termasuk jobdes yang disepakati dalam kontrak, maka saya mendapat persentase tertentu, itu imbalan untuk membuat proyek itu bisa berbiaya murah tapi dengan mutu bagus. Sementara teman-teman saya mau digaji murah dan tidak mendapat apapun dari proyek di luar pekerjaan utamanya tapi ngambil dari uang proyek dengan main kwitansi itu. Karyawan jujur itu jam kerjanya padat? Gak salah tuh pak Ali? Kejujuran itu tidak berkaitan dengan jam kerja, kan kerja yang baik itu bukan hard work tapi smart work ya?
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Benar sekali Mba Mia, yang saya takutkan bahwa kita seringkali terpaku pada labelisasi sehingga makna atau nilai yang dikandungnya sendiri luput dari perhatian kita atau bahkan dari niatan kita. Ya contoh realnya Pak Jano-ko (ma'af y;) dimana pikiranya terkungkung dalam labelisasi membela Islam atau Jihad sehingga dalam perjuanganya seringkali mengabaikan nilai2nya dan ujungnya jadi menghalalkan segala cara. Prilaku jujur, menolong, melindungi, membantu adalah satu media yang bisa digunakan untuk mendapatkan kebaikan walaupun kadangkala justru prilaku sebaliknya bisa menimbulkan kebaikan. Jadi yang paling utama adalah niat untuk mencapai kebaikan dan pada kebaikan itu sendiri. Dan banyak anjuran atau perintah berbuat baik didalam Qur'an dan rahmat Allah sendiri dekat dengan orang-orang yang berbuat baik ...Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. 7:56) Berbuat baik pada dasarnya adalah tidak menimbulkan kejelekan/keburukan/kemaksiatan atau kerusakan. Jadi menurut pendapat saya, dasar dan nilai2 kebaikan dan niat baik serta kesadaran untuk menghilangkan keburukan dan kerusakanlah yang seharusnya ada dalam kehidupan manusia. Ma'af ya, jika dikupas masalah ini hanya secara sederhana...maklum kalau soal bisnis mah masih cekak abis ilmunya;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Chae, saya cuman menjelaskan dari etika bisnisnya, yang merupakan bagian dari kejujuran, nilai yang universal itu. Mungkin mba Chae bisa meneruskan menghubungkan nilai universal itu dengan etika bisnis tsb. Etika bisnis tentu saja bervariasi, namun diantara etika bisnis dan nilai unversal nggak boleh ada diskontinuitas, ketercerabutan atau ketersamaran. Kalo cuma meyakini bahwa nggak melaporkan diskon ke perusahaan dibilang haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dan yang semacam itu - saya kuatir diskontinuitas itu jadi malah hadir. Dan eksesnya, saking ghirahnya terhadap haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dsb - jadi malah menganggap diri benar dan orang lain salah. Saya sendiri jadi 'korban' ghirah semacam ini. Dalam urusan muamalat ini, kita mesti merunut akibat dari perbuatan kita ke orang lain/perusahaan/mitra atau keseluruhan industri/masyarakat. Dimana ini bisa dituangkan dalam suatu etika bisnis yang variatif, tapi punya semangat kejujuran - yang merupakan sifat Allah (ketika kita meniru sifat Allah, maka artinya itu mendekati atau 'menghadirkan' Allah, dst). Tanpa empati kepada orang/pihak lain atas akibat perbuatan kita - jangan harap keridhaan Tuhan. Kalau kita takut kepada Allah, tanpa mempertimbangkan empati ini, ada ketercerabutan, bahkan menganggap perbuatan sendiri benar/suci karena Allah, padahal salah dan merugikan orang. Janoko misalnya, dia selalu menggunakan cara2 yang merupakan verbal violence kepada orang lain. Bagaimana keridhaan Allah akan dia dapat kalau selalu melakukan 'kekerasan' semacam ini - walaupun katanya dia yakin bahwa dia melakukan ini karena kepentingan Islam. Dan beberapa temen lain terkecoh, sehingga menganggap bahwa kekerasan ini sah-sah saja dilakukan terhadap temen2 yang lain - demi Islam. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;) Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan. Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan kualitas barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan. Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja untuk mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan.
Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???
Nimbrung nambahin; Kadang2 famili [ apalagi kalo punya keluarga besar] malahan yang suka menentukan hidup familinya yg lain. Ada seorang kakek yg melarang cucunya jadi PNS, alasannya jadi PNS itu godaan korupsinya sangatlah dahsyat. [ sang kakek bukan PNS tapi pensiunan suatu BUMN] Padahal si cucu sudah diterima di Deplu sesuai keahliannya, akhirnya sampai sekarang nggak kerja2. Kayaknya stress. Sudah umur lewat 27 tahun, masih lontang lantung; bukannya gak bisa kerja tapi di larang oleh kakeknya. Itu kan kufur nikmat? Ya apa iya? Sementara jutaan orang indonesia ingin sangat jadi PNS dengan segala akal dan cara, nah yg dah ketrima malahan di larang. Padahal alternatif kerja yg lain belum ada. Akhirnya sag cucu cuma di rumah saja, bengong. Sang kakek masih terus yg menentukan hidupnya. Padahal sang cucu sampai kuliah, lulus gak dibiayai oleh kakeknya. Kedua orang tuanya masih lengkap, masih aktif kerja. Tapi selalu apa2 ditentukan/diputuskan oleh sang Kakek. Begitu juga orang yg sudah bekerja, kadang2 'diatur' oleh familinya. Seperti mungkin kasus Dinda ini. Maaf jika saya salah. Dari masalah pengaturan gaji, mau beli sesuatu harus bilang2, duitnya dikemanain kok dah lama kerja masih miskin? [misalnya] Jangan kerja disana kalo nggak dapat min 7,5 juta/bulan, mendingan wiraswasta saja kayak saya, jangan beli x mendingan beli y saja. Kalo kerja dah bertahun-tahun tapi kondisinya 'segitu2' saja suka dibanding2-kan dengan famili yg lain yg lebih berjaya, makmur, mentereng. Kalo duitnya banyak tapi isterinya masih satu juga di omongin, kenapa nggak ngambil istri lagi, si A saja yg hidupnya sedang2 bisa punya 2 isteri, gitu misalnya :-) Makanya zaman sekarang biasanya kalo keluarga besarnya terutama yg sepuh2 yg dituakan suka rumpi, mau turut campur, ngegosip, mau tahu segala; yg muda2 suka tersiksa kalo dah ada acara kumpul2/arisan keluarga besar. Diwawancaranya macam2, dikritik melulu, selalu dianggap gak bener, jadi mendingan nggak datang. Daripada datang tapi sakit ati nantinya, malahan bikin penyakit dan dosa. salam :-) l.meilany - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 25, 2007 7:22 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih??? kayaknya ada salah tangkap dari Pak Wahyu Pamungkas ... yang mengusulkan negosiasi ulang adalah kerabatnya Dinda, bukan bossnya. jadi kayaknya sih ini idenya kerabatnya Dinda, nyuruh Dinda negosiasi ulang, tar kalau berhasil duitnya dikantongin Dinda, kantor gak tahu, gitu. He he ... ya gitulah, kerabat kadang suka ngajarin gak bener ya ...? :) Buat Dinda, hati kecilmu bener. Urusan2 kantor sebaiknya dibicarakan dengan orang2 yang mengerti dan memahami, saran2 dari kerabat kadang harus dipilah, jangan2 itu adalah bad practice (praktek buruk) yang nggak bagus buat diterapkan dan diteruskan. Coba dibaca ulang lagi ceritanya Dinda, atau barangkali saya yang salah tangkap? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/24/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini pendapat Wahyu Pamungkas Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil dua asumsi 1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja. Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor. Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan dimana anda bekerja. Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi. 2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut. Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip atas jerih payah anda Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda. Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi. Salam Wahyu Pamungkas [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???
kayaknya ada salah tangkap dari Pak Wahyu Pamungkas ... yang mengusulkan negosiasi ulang adalah kerabatnya Dinda, bukan bossnya. jadi kayaknya sih ini idenya kerabatnya Dinda, nyuruh Dinda negosiasi ulang, tar kalau berhasil duitnya dikantongin Dinda, kantor gak tahu, gitu. He he ... ya gitulah, kerabat kadang suka ngajarin gak bener ya ...? :) Buat Dinda, hati kecilmu bener. Urusan2 kantor sebaiknya dibicarakan dengan orang2 yang mengerti dan memahami, saran2 dari kerabat kadang harus dipilah, jangan2 itu adalah bad practice (praktek buruk) yang nggak bagus buat diterapkan dan diteruskan. Coba dibaca ulang lagi ceritanya Dinda, atau barangkali saya yang salah tangkap? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/24/07, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini pendapat Wahyu Pamungkas Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil dua asumsi 1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja. Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor. Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan dimana anda bekerja. Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi. 2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut. Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip atas jerih payah anda Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda. Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi. Salam Wahyu Pamungkas
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Mba Chae, saya cuman menjelaskan dari etika bisnisnya, yang merupakan bagian dari kejujuran, nilai yang universal itu. Mungkin mba Chae bisa meneruskan menghubungkan nilai universal itu dengan etika bisnis tsb. Etika bisnis tentu saja bervariasi, namun diantara etika bisnis dan nilai unversal nggak boleh ada diskontinuitas, ketercerabutan atau ketersamaran. Kalo cuma meyakini bahwa nggak melaporkan diskon ke perusahaan dibilang haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dan yang semacam itu - saya kuatir diskontinuitas itu jadi malah hadir. Dan eksesnya, saking ghirahnya terhadap haram/wajib/makruh/mubah/takut, malu pada Allah, dsb - jadi malah menganggap diri benar dan orang lain salah. Saya sendiri jadi 'korban' ghirah semacam ini. Dalam urusan muamalat ini, kita mesti merunut akibat dari perbuatan kita ke orang lain/perusahaan/mitra atau keseluruhan industri/masyarakat. Dimana ini bisa dituangkan dalam suatu etika bisnis yang variatif, tapi punya semangat kejujuran - yang merupakan sifat Allah (ketika kita meniru sifat Allah, maka artinya itu mendekati atau 'menghadirkan' Allah, dst). Tanpa empati kepada orang/pihak lain atas akibat perbuatan kita - jangan harap keridhaan Tuhan. Kalau kita takut kepada Allah, tanpa mempertimbangkan empati ini, ada ketercerabutan, bahkan menganggap perbuatan sendiri benar/suci karena Allah, padahal salah dan merugikan orang. Janoko misalnya, dia selalu menggunakan cara2 yang merupakan verbal violence kepada orang lain. Bagaimana keridhaan Allah akan dia dapat kalau selalu melakukan 'kekerasan' semacam ini - walaupun katanya dia yakin bahwa dia melakukan ini karena kepentingan Islam. Dan beberapa temen lain terkecoh, sehingga menganggap bahwa kekerasan ini sah-sah saja dilakukan terhadap temen2 yang lain - demi Islam. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;) Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan. Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan kualitas barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan. Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja untuk mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam Mia
[wanita-muslimah] RE: JUJUR itu gimana sih???
Ini pendapat Wahyu Pamungkas Karena tidak jelas untuk siapa jasa kontraktor tersebut, maka saya mengambil dua asumsi 1. Jika permintaan untuk membangun bangunan itu adalah kepentingan perusahaan dimana anda dan bos anda bekerja. Hati kecil anda benar adanya. Anda harus katakan dengan terbuka kepada bos anda bahwa anda telah berhasil menekan biaya atau tawaran dari kontraktor. Uang tersebut harus kembali keperusahaan. Anda sudah digaji tiap bulan, dan salah satu kewajiban yang harus anda lakukan adalah membantu perusahaan dimana anda bekerja. Kalau anda ambil uang tersebut, itu namanya korupsi. 2. Jika permintaan itu adalah permintaan pribadi dari bos anda yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan perusahaan Anda tetap juga tidak boleh mengambil uang lebih tersebut. Selayaknya, bos anda, karena itu kepentingan pribadi, memberikan anda tip atas jerih payah anda Namun demikian, hal tersebut anda harus lakukan diluar jam kerja perusahaan anda, karena itu kepentingan pribadi, sementara anda sudah menerima gaji untuk bekerja penuh terhadap perusahaan anda. Kalau anda dan bos anda melakukan kegiatan pribadi tersebut dengan fasilitas dan di jam kerja kantor, ya dua duanya tidak jujur namanya, itu korupsi. Salam Wahyu Pamungkas = === From: dinda . To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 21, 2007 10:27 AM Subject: [wanita-muslimah] JUJUR itu gimana sih??? Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Terimakasih ya uda respon email saya, seneng lo pendapat kalian bervariasi amat, padahal pertanyaan aslinya sih cuman : JUJUR ga sih? Mba' Chae, kalau saya pribadi sih, InsyaAllah selama apa yang saya lakuin itu (misalnya : )seperti baik ama tetangga/temen, baik ama saudara, hormatin orang tua, baik ama bos/perusahaan dimana kerja, itu sih biasa aja. (Baik sebatas bisa saya lo, blom tentu baik juga buat orang lain). Dilakuin bukan untuk bikin label, tapi saya merasa nyaman kalau bisa begitu, itu aja. Nah kalau pada akhirnya saya dilabelkan sesuai atau seperti perilaku saya, ya itu bukan karna diminta atau tujuan tersembunyi, manusia aja yang bikin2. Kalau label itu yang menganugrahkan manusia, bisakah itu menjamin saya ke Surga??? Tidak kan? Tetapi melakukan perbuatan baik juga jujur pada sesama manusia itu adalah perintah Allah dan setahu saya itu juga salah satu jalan mengantar kita ke surga. Kalau emang saya butuh label, saya mau label or ticket ('Free Pass to Heaven') dari Allah aja deh, GUARANTEDD 100%. Nah untuk ngedapetin label itu kan ga mudah meski saat ngebacanya terkesan gampang. Banyak hal yang kelihatannya sepele tapi ternyata setelah dibahas, ga abis2 juga, iya kan. Benar juga apa kata Mba' Ning, tentang Haram, Makruh, Mubah, Sunah, Wajib. Kalau tentang kasus saya, saya sependapat dengan rekan2 yang sudah memberi banyak masukan kepada saya beberapa waktu lalu, yaitu kita seharusnya mendengar kata hati terlebih dahulu, karena hati atau Qolbu sudah disetting sedemikian rupa oleh Allah agar bisa menjadi tempat penimbang baik dan buruk, dan kita harus berjuang mempertahankan apa kata hati. Misalnya hati bilang itu ga jujur, ya uda pertimbangkan, klo ga yakin, tukar pikiranlah ama yang lebih arif. Kalau kita masuk ke wilayah mubah, bukankah sebaiknya itu ditinggalkan aja, cari aman lah. Tentang : Bungkus. untuk urusan duniawi, bungkus itu penting banget lo, apa sih yang ga butuh dibungkus? Tapi menurut saya lo, yang namanya bungkus itu benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga benda nyata. Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya buang2 energi ikutan milis, kurang kerjaan apa? Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga, tapi kan tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong yang dibolehin. Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji masakan yg ga enak menjadi enak biar si pemasak bahagia dengan jerih payahnya, hmmm apalagi ya, oya melindungi orang yang nyawanya dalam bahaya. Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu berdampak negatif (menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu konsekwensi kita memilih Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai agama kita. (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet nanya ini dan itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga bermutu, MAAF LO) Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas, pendapat2 diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca, cuman maaf ya ga bisa ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari Alquran. Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning To: wanita-muslimah@yahoogroups.com From: Mia [EMAIL PROTECTED] Add to Address Book Add Mobile Alert Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Setuju Mba Dinda dengan apa yang Mba uraikan..nah sekarang tinggal tanya kepada hati nurani Mba sendiri dan bagaimana penilaian kembali kepada pribadi masing2;) Hanya sekedar sharing masalah bungkus, dalam Qs.7:26 disebutkan bahwa sebaik-baiknya bungkus adalah bungkus taqwa. Dan Taqwa ini hanya merupkan hasil bukan sebagai cara (duh bingung juga ngejelasiya;) dan taqwa merupakan hasil dr kebaikan. Jadi misalnya begini Mba Dinda, bisa jadi taqwa itu muncul dari kebaikan yang dilalui dengan cara jujur atau tidak tidak jujurtergantung dimana letak kebaikan itu sendiri. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentang : Bungkus. untuk urusan duniawi, bungkus itu penting banget lo, apa sih yang ga butuh dibungkus? Tapi menurut saya lo, yang namanya bungkus itu benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga benda nyata. Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya buang2 energi ikutan milis, kurang kerjaan apa? Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga, tapi kan tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong yang dibolehin. Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji masakan yg ga enak menjadi enak biar si pemasak bahagia dengan jerih payahnya, hmmm apalagi ya, oya melindungi orang yang nyawanya dalam bahaya. Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu berdampak negatif (menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu konsekwensi kita memilih Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai agama kita. (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet nanya ini dan itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga bermutu, MAAF LO) Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas, pendapat2 diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca, cuman maaf ya ga bisa ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari Alquran. Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning To: wanita-muslimah@yahoogroups.com From: Mia [EMAIL PROTECTED] Add to Address Book Add Mobile Alert Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
wah hebat mbak mia ini level transaksi standard intl'...pengalaman krj di sales intl' atau accounting perusahaan asing ya.. he3... semua dibukukan. kerja keras, komunikasi dengan baik dan memiliki sistem yg jelas untuk : komisi/bonus dan gaji yg tinggi standard intl+fasilitas bwt karyawan terampil adalah hal yg sgt penting dlm menjalankan suatu usaha yg berkesinambungan dan komitment kejujuran. Emang bos2 di kita byk yg pingin cepet kaya.. jd hati2..bisa ikut2an ke korupsi - bagi2 amplop illegal. --- Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] Any questions? Get answers on any topic at www.Answers.yahoo.com. Try it now.
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Mas Ase berkata = saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani. Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah. === Jano-ko Ikutan dikit aja, masalahnya kemarin si hati nurani sudah pindah alamat, malah ada tuch yang hati nuraninya sudah mati. Makanya dikota metropolitan itu ada istilah buaya darat, kadhal meteng dll untuk menggambarkan insan manusia yang bablas nuraninya. Salam ---ooo0ooo--- asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Dinda, Formal agama memang seperti yang dibilang mbak Ning, HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH, HALAL... Tapi ini kan seperti pengacara melihat KUHP. Jadi dari satu sudut pandang bisa saja dibilang halal, bisa juga dibilang haram dari sudut lain. Beda niat saja bisa langsung loncat ke ekstrim yang lain... Islam kan beyond that ... IMHO, saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani. Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah. Kalo dari soal ilmu perusahaan, jawaban mbak Mia jelas... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM -- ~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Jika discount yang diberikan oleh kontraktor itu tidak anda serahkan kembali kepada Perusahaan tempat anda bekerja, berarti Perusahaan anda dirugikan. Karena discount yang dikembalikan ke Perusahaan itu berarti merupakan penghematan bagi Perusahaan anda. Dalam laporan keuangan, di kwitansi harus dicantumkan juga discount yang merupakan hak Perusahaan, meski harga awal sudah disepakati. Anda kan sudah digaji oleh Perusahaan anda, kecuali jika anda bukan pegawai, dan anda memberi jasa dengan meminta handling fee/komisi yg telah disepakati . Dalam skala besar, seperti di Pemerintahan Negara, jika semua aparatnya melakukan hal seperti ini (mengambil discount), berapa besar penghematan negara yang bisa diperoleh dan dapat dialokasikan bagi kesejahteraan rakyat? Wassalam, Flora - Re: JUJUR itu gimana sih??? Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Thu Feb 22, 2007 6:56 pm (PST) Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Assalamu'alaikum, Mbak DINDA, Tidak diragukan lagi, cara yg dilakukan BOS seperti itu adalah amatiran, tidak etis dan berbau korupsi yg busuk (jika si Bos bekerja di perusahaan yng bukan miliknya). Negosiasi adalah cara yang halal yang dibenarkan menurut ajaran Islam. Jika tercapai kesepakatan kedua belah pihak karena hasil negosiasi, maka tuangkanlah kesepakatan itu dalam proposal ataupun perjanjian. Jadi, menurut Syari'at, apa yang sudah disepakati itulah yang harus dijalankan apa adanya, termasuk dokumen pendukungnya (Tagihan/Invoice) mencerminkan hasil kesepakatan itu. Jujur adalah tindakan mulia, dan janganlah kejujuran itu dibuat untuk membantu tindakan korupsi. Jadi, mintalah kontraktor itu untuk menyerahkan tagihan/invoice apa adanya sesuai dg angka re-negosiasi yang telah disepakati, dan bayarlah sesuai dengan tagihan itu. Akan lain ceritanya kalau si Bos adalah pemilik perusahaan 100% di mana anda bekerja untuknya. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Thanks Mba Flora semoga aparat pemerintah membaca milis ini ya. Wassalam Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika discount yang diberikan oleh kontraktor itu tidak anda serahkan kembali kepada Perusahaan tempat anda bekerja, berarti Perusahaan anda dirugikan. Karena discount yang dikembalikan ke Perusahaan itu berarti merupakan penghematan bagi Perusahaan anda. Dalam laporan keuangan, di kwitansi harus dicantumkan juga discount yang merupakan hak Perusahaan, meski harga awal sudah disepakati. Anda kan sudah digaji oleh Perusahaan anda, kecuali jika anda bukan pegawai, dan anda memberi jasa dengan meminta handling fee/komisi yg telah disepakati . Dalam skala besar, seperti di Pemerintahan Negara, jika semua aparatnya melakukan hal seperti ini (mengambil discount), berapa besar penghematan negara yang bisa diperoleh dan dapat dialokasikan bagi kesejahteraan rakyat? Wassalam, Flora - Re: JUJUR itu gimana sih??? Posted by: Chae [EMAIL PROTECTED] chairunisa_mahadewi Thu Feb 22, 2007 6:56 pm (PST) Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] - Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Gitu ya, maklumlah ilmu Alquaran saya masih playgroup tingkatannya jadi maklum ya klo 'bungkus' nya salah. Tadinya bungkus yang saya maksud adalah yang ada hubungannya dengan lebel atau apalah. Pointnya saya ngerti maksud mba Chae. Terimakasih lo. Wassalam Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Mba Dinda dengan apa yang Mba uraikan..nah sekarang tinggal tanya kepada hati nurani Mba sendiri dan bagaimana penilaian kembali kepada pribadi masing2;) Hanya sekedar sharing masalah bungkus, dalam Qs.7:26 disebutkan bahwa sebaik-baiknya bungkus adalah bungkus taqwa. Dan Taqwa ini hanya merupkan hasil bukan sebagai cara (duh bingung juga ngejelasiya;) dan taqwa merupakan hasil dr kebaikan. Jadi misalnya begini Mba Dinda, bisa jadi taqwa itu muncul dari kebaikan yang dilalui dengan cara jujur atau tidak tidak jujurtergantung dimana letak kebaikan itu sendiri. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentang : Bungkus. untuk urusan duniawi, bungkus itu penting banget lo, apa sih yang ga butuh dibungkus? Tapi menurut saya lo, yang namanya bungkus itu benda kongkrit jadi yang dibungkus itu juga benda nyata. Kalau yang dimaksud bungkus itu 'baju' jujur, ngapain juga saya buang2 energi ikutan milis, kurang kerjaan apa? Jika kejujuran itu berdampak baik atau buruk ya pasti ada juga, tapi kan tidak semua detail kehidupan kita mesti jujur, kan ada bohong yang dibolehin. Seperti bohong untuk mendamaikan permusuhan, memuji masakan yg ga enak menjadi enak biar si pemasak bahagia dengan jerih payahnya, hmmm apalagi ya, oya melindungi orang yang nyawanya dalam bahaya. Kalau ada suatu hal yang mengharuskan kita jujur meski itu berdampak negatif (menurut manusia), ya uda harus diterima, karena itu konsekwensi kita memilih Allah sebagai Tuhan kita dan Islam sebagai agama kita. (Nah saya tuh sedang belajar tentang hal ini, jadi suka cerewet nanya ini dan itu, yang mungkin bagi sebagian orang pertanyaan saya ga bermutu, MAAF LO) Saya mohon maaf jika ada salah2 dalam keterangan saya diatas, pendapat2 diatas adalah ingatan saya dari buku2 yang pernah dibaca, cuman maaf ya ga bisa ngejelasin dengan detail dalil maupun surat dari Alquran. Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) ninghdw@ wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning To: wanita-muslimah@yahoogroups.com From: Mia [EMAIL PROTECTED] Add to Address Book Add Mobile Alert Date: Fri, 23 Feb 2007 07:03:32 - Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; communities. Links
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Terima Kasih atas penjelasanya Mba Ning;) menurut Mba Ning factor apakah yang menentukan sehingga sesuatu benda atau perbuatan bisa dikategorikan sebagai haram, makruh, mubah, sunah, wajib??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; communities. Links
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
Mba Mia selalu selangkah lebih dulu;) Maksud juga begitu Mba, bagaimana sebenarnya situasi yang dihadapi...apakah memang ada pihak-pihak yang dirugikan. Seperti yang Mba Mia jelaskan bahwa selama ini yang terjadi adalah mark-up atau diskon yang menjadikan harga tidak sesuai dengan kualitas barang. Sehingga perusahaan benar-benar dirugikan. Selama tidak menimbulkan kerugian kalau menurut saya..syah2 saja untuk mendapatkan diskon tsb sebagai bentuk lain dari kemitraan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, ini ngomongin etika bisnis yang ujung-ujungnya bisa dikaitkan dengan nilai universal jujur. BTW, praktek korupsi yang umum terjadi di jalur pengadaan adalah mark-up, dimana harga tagihan kontraktor = harga yang dibayar. Namun secara umum kualitas barang/bangunan menurun karena markup atau 'diskon' itu. Kualitas bangunan hanya bisa dideteksi kalau ada supervisi independen selama pekerjaan berjalan, bukan kalau sudah selese. So saya pingin tahu: - apakah kontraktof tsb karena memberikan diskon dia melakukan kualitas penurunan barang yang nggak sesuai kontrak? Kalau barangnya sesuai, sejauh mana dia bisa memberikan diskon sehingga masih tetap untung atau bisa mengantisipasi harga pasar atau ketiadaan barang? - apakah perusahaan mengijinkan pegawai menerima diskon dari kontraktor? Saran saya, daripada mengijinkan pegawai melakukan itu, lebih baik naikin gajinya, atau kaitkan kinerja negosiasi kontrak dengan bonus. Diskon apapun yang diberikan vendor harus terefleksikan ke buku perusahaan. Dan mestinya kepintaran bernegosiasi bisa dikaitkan dengan komisi/bonus tahunan. Kalo nggak pegawai pinter cepet dibajak perusahaan laen. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih???
mbak Dinda, Formal agama memang seperti yang dibilang mbak Ning, HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH, HALAL... Tapi ini kan seperti pengacara melihat KUHP. Jadi dari satu sudut pandang bisa saja dibilang halal, bisa juga dibilang haram dari sudut lain. Beda niat saja bisa langsung loncat ke ekstrim yang lain... Islam kan beyond that ... IMHO, saya kira yang paling penting bisa merasa adalah hati nurani. Ketika kita bertanya dengan JUJUR ke hati nurani, jawabannya biasanya itulah yang mendapat ridha Allah. Kalo dari soal ilmu perusahaan, jawaban mbak Mia jelas... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa mbak Dinda ingin tahu, bagaimana hukum perbuatan seperti yang mbak Dinda ceritakan di bawah, menurut kacamata syariat. Bukan begitu, mbak ? Hukum perbuatan menurut kaidah syar'I kan ada 5 : HARAM, MAKRUH, MUBAH, SUNNAH(MANDUB), WAJIB. Nah, perbuatan tadi masuk yang mana.. Monggo dilanjut. Saya nyelak aja... Tapi masih kejar setoran di kantor nih. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 23, 2007 2:15 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: JUJUR itu gimana sih??? Mba Dinda, Apakah masalah jujur atau tidak jujur itu penting bagi anda?? Maksud saya begini... ada orang lebih memlih bungkus daripada isi...begitu juga dalam konteks jujur...apakah kejujuran selalu berkonotasi positif?? belum tentu kadang jujur membawa hikmah sebagai isinya tapi kadang juga jujur berisi kemudharatan. Ini sama dengan kasus ketika Nabi Musa as belajar dari Nabi Khidir...jadi saya kembali bertanya pada Mba Dinda?? apakah labelisasi kejujuran begitu penting untuk anda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Chae, kebetulan yang sedang saya bingungkan itu adalah, perbuatan itu terkatagori jujur atau tidak? Saya sedang belajar mencari hidup dalam kepastian secara islami. Kalau dimata perusahaan tidak rugi, bagaiman saya dimata Allah? Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Saya orang awam, cuman sekedar memastikan saja jika anda mendapatkan discount apakah perusahaan anda dirugikan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, dinda . dienda8@ wrote: Assalamualaikum Ustadz dan Ustadzah, Saya bingung dengan JUJUR begini ceritanya. Saya adalah seorang pegawai yang menerima gaji bulanan dari Bos tempat saya bekerja. Sesekali Bos tersebut meminta saya untuk meminta jasa kontraktor untuk membangun suatu bangunan. Singkatnya setelah saya bicara dg kontraktor dan menyampaikan berapa total biaya beserta data2 yg terperinci untuk apa saja dana tersebut kepada atasan saya tersebut. Disetujuilah lembar proposal dari kontraktor tersebut. Sesekali saya suka membicarakan masalah pekerjaan dengan kerabat, pada saat dia mengetahui hal ini, dia menyarankan saya untuk negosiasi ulang ke kontraktor tersebut, maksudnya minta discount atau penurunan harga atau apalah namanya tetapi TAGIHAN RESMI tetap seperti proposal asli. Saya setuju untuk renegosiasi tapi ga setuju kalau proposal tagihan beda dengan berapa sebenarnya uang yang saya serahkan, hati kecil saya bilang itu Nakal' dan tidak Jujur Tetapi kerabat saya bilang itulah kerja yang sebenarnya, yang penting atasan saya setuju dengan proposal yang diajukan. saya kan tidak berbohon, itu katanya. Gimana nih??? Mohon bantuan nasehatnya. Wassalam - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed] - Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/kOt0.A/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups - Join or create groups, clubs, forums amp; communities. Links