[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-17 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Pro bang yos,

Anda masih belum menjawab pertanyaan dasarnya, yg juga ditanyakan 
anda sebenarnya :-) Bagaimana bila tindak kekerasan itu terjadi dalam 
rumah tangga? Terlebih bila melihat sistem hukum kita yg lemah, 
lembaga penegak hukum kita yg tidak mendukung ditambah paradigma 
masyarakat kita yg masiiih saja mempertanyakan, emang perempuan2 ini 
kenapa sih? Dan langsung mencap kita 'dasar feminis..' seolah 
kata 'feminis' adalah suatu penyakit yg buruk :-) yg menjangkiti 
perempuan muslimah :-) (dua kesalahan dasar...)

Eniwei, apa yg anda usulkan, adalah tindakan preventif.
Tapi bagaimana bila itu sudah kejadian?

Ps. anda salah ngarti rupanya. mentang2 ada perempuan yg bicara soal 
tindak kekerasan dalam rumah tangga, langsung dituduh latar 
belakangnya pasti buruk. Traumatis. Padahal belum tentu :-) Bisa 
saja, berasal dari keluarga bahagia sejahtera namun memang punya rasa 
kepedulian sosial yg besar. Sebagian cerita yg beredar dimilis ini 
adalah berdasarkan pengalaman. Pengalaman pribadi, atau pengalaman 
orang lain :-) Intinya adalah bagaimana mengasah kepekaan sosial 
kita, dengan jeli melihat kondisi di sekitar kita. Bener kan mbak 
aisha? :-)


wassalam,
herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pro Mbak Aisha,
 
 Saya kira lelaki yang sok berkuasa itu bukan pria
 islam atau pria yang belum islam atau pria islam yang
 lagi belajarkita semua juga lagi belajar tho
 mbak...mbak juga lagi berprosesapalagi saya
 berproses terus tiada henti walau sudah
 married.pria yang sudah mendalami islam dan
 mencintai Allah pasti akan mencintai wanita ( istrinya
 ) dengan sepenuh hati...contohnya saya
 ini...hehehehehhe..ech ayah saya juga
 dengselama hidup saya sejak kecil sampai almarhum
 ayah saya meninggal dunia tidak pernah sekalipun ayah
 saya menangani ( menampar, memukul atau tindkan yang
 engga benar )  kepada my lovely mamy...malah kayaknya
 my lovely mammy yang selalu ngritik ayah saya terus (
 namanya aja bisnis woman ) ...:).sampai ayah saya
 bilang kepada saya...yang sabar yach sama mammy.
 
 Nah makanya yok bersama-sama kita ajarkan kepada
 pria-pria islam Indonesia untuk menghayati dan
 mengamalkan Islam secara baik dan benarpria dan
 wanita islam Indonesia kerjasama...sehinnga nanti kita
 punya next generasi yang indah.bagi mbak-mbak yang
 memandang perkawinan suatu lembaga penjajahan karena
 pengalaman traumatis sejak kecil didalam keluarganya
 cobalah untuk out of the box...:)...anggap saja itu
 ujian hidup untuk lebih dekat kepada Allahkalau
 saya sich sengaja mencari pengalaman-pengalaman
 traumatis biar bisa mensyukuri nikmat yang diberikan
 oleh Allah kepada saya.
 
 salam.





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-17 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
ass wr wb,
 
Lho gimana tho jengnanti kalau saya ambil alih peran preventif dan kuratif 
dicap sok kuasa, sok maskulin,  pembagian tugaslah...kan tugas kuratifnya ada 
pada panjenengan?!:)
 
Yok kita kerjasama.
 
salam
 


Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pro bang yos,

Anda masih belum menjawab pertanyaan dasarnya, yg juga ditanyakan 
anda sebenarnya :-) Bagaimana bila tindak kekerasan itu terjadi dalam 
rumah tangga? Terlebih bila melihat sistem hukum kita yg lemah, 
lembaga penegak hukum kita yg tidak mendukung ditambah paradigma 
masyarakat kita yg masiiih saja mempertanyakan, emang perempuan2 ini 
kenapa sih? Dan langsung mencap kita 'dasar feminis..' seolah 
kata 'feminis' adalah suatu penyakit yg buruk :-) yg menjangkiti 
perempuan muslimah :-) (dua kesalahan dasar...)

Eniwei, apa yg anda usulkan, adalah tindakan preventif.
Tapi bagaimana bila itu sudah kejadian?

Ps. anda salah ngarti rupanya. mentang2 ada perempuan yg bicara soal 
tindak kekerasan dalam rumah tangga, langsung dituduh latar 
belakangnya pasti buruk. Traumatis. Padahal belum tentu :-) Bisa 
saja, berasal dari keluarga bahagia sejahtera namun memang punya rasa 
kepedulian sosial yg besar. Sebagian cerita yg beredar dimilis ini 
adalah berdasarkan pengalaman. Pengalaman pribadi, atau pengalaman 
orang lain :-) Intinya adalah bagaimana mengasah kepekaan sosial 
kita, dengan jeli melihat kondisi di sekitar kita. Bener kan mbak 
aisha? :-)


wassalam,
herni


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pro Mbak Aisha,
 
 Saya kira lelaki yang sok berkuasa itu bukan pria
 islam atau pria yang belum islam atau pria islam yang
 lagi belajarkita semua juga lagi belajar tho
 mbak...mbak juga lagi berprosesapalagi saya
 berproses terus tiada henti walau sudah
 married.pria yang sudah mendalami islam dan
 mencintai Allah pasti akan mencintai wanita ( istrinya
 ) dengan sepenuh hati...contohnya saya
 ini...hehehehehhe..ech ayah saya juga
 dengselama hidup saya sejak kecil sampai almarhum
 ayah saya meninggal dunia tidak pernah sekalipun ayah
 saya menangani ( menampar, memukul atau tindkan yang
 engga benar )  kepada my lovely mamy...malah kayaknya
 my lovely mammy yang selalu ngritik ayah saya terus (
 namanya aja bisnis woman ) ...:).sampai ayah saya
 bilang kepada saya...yang sabar yach sama mammy.
 
 Nah makanya yok bersama-sama kita ajarkan kepada
 pria-pria islam Indonesia untuk menghayati dan
 mengamalkan Islam secara baik dan benarpria dan
 wanita islam Indonesia kerjasama...sehinnga nanti kita
 punya next generasi yang indah.bagi mbak-mbak yang
 memandang perkawinan suatu lembaga penjajahan karena
 pengalaman traumatis sejak kecil didalam keluarganya
 cobalah untuk out of the box...:)...anggap saja itu
 ujian hidup untuk lebih dekat kepada Allahkalau
 saya sich sengaja mencari pengalaman-pengalaman
 traumatis biar bisa mensyukuri nikmat yang diberikan
 oleh Allah kepada saya.
 
 salam.





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group wanita-muslimah on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-16 Terurut Topik He-Man

Kenapa ..? pengen tau dan niru kiat-kiatnya yah :-D

- Original Message - 
From: Ambon [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 16, 2005 12:53 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami?
 
 - Original Message -



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-16 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Harusnya judulnya diganti menjadiPerempuan yang sudah nikah di Otak 
suaminya.biar engga maksiat.
 
salam

Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami?

- Original Message - 
From: ambarsari dwi cahyani [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 16, 2005 7:46 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga
 yang baik-baik dan berpendidikan.
 Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing
 sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga
 dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja,
 suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan
 suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja
 serabutan...
 Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema
 hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang
 menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu
 masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana
 perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki.
 Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha
 suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi
 banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok
 berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam
 masyarakat..

 salam,



 --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya, betul mbak herni :

 shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah)
 qur'an seringkali
 membangun dialektika dari realita, makanya secara
 kodrat wanita yang
 memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui
 anaknya (malah ada
 pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan
 ayahnya karena
 tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau
 saya mengajak
 merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak
 berpikiran saklek.

 Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun
 komunitas (keluarga
 adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an
 kan tidak pernah
 mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena
 pria mencari nafkah,
 sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang
 ayah/suami boleh
 sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk
 menyengsarakan sang
 istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita
 karir kok, dan
 tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada
 suaminya karena
 kalah penghasilan.

 Wassalam
 Abdul Mu'iz

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri
 Nurbayanti
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Mu'iz,
 
  Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa
 kemudian laki2 yg
  mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn
 sebenarnya pekerjaan
  menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg
 setara. Sama2
  memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa
 memberikan
  kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan
 secara seimbang.
 Karena
  si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak
 aje..:-) Negara
  harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan
 fasilitas cuti bagi
 si
  ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun
 :-)
 
  Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama
 menunjukan ada
  PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut
 kita juga dapat
  menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu.
 Sehingga tugas2
 domestik
  yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke
 masing2 pihak, si
 suami
  maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta
 kompromi :-)
 
  Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan
 istri dirumah,
 ayah
  diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga,
 layaknya spt si suami
 sbg
  seorang individu, utk menentukan bagaimana ia
 ingin meng-
  aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin
 menyusui anaknya
  selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas
 thd pilihan
 bekerja
  dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama
 yg dipunyai oleh
  laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan
 dirinya dalam
  bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari
 nafkah utama.
 Contohnya
  Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya.
 Tapi bukan berarti
  Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
 
  Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak
 kondusif utk hal ini.
  Kita tidak mengenal kerja part time ditambah
 jaminan perlindungan
  sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg
 pilihan2 kita
 utk
  aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk
 sbg masyarakat
 kuli.
  Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi
 primer
 (kebutuhan
  dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja,
 eksistensi diri
  dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier
 (refleksi). Tapi krn
  masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat
 sedikit, kalaupun ada,
  kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan
 beban yg kita
 miliki.
  (contohnya, milisan memakai waktu kerja,
 hehehehe...)
 
  Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya
 pemisahan kerja
  domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir
 bhw tanggung
 jawab
  domestik ada di perempuan saja, ditambah dng
 kurangnya perlindungan
  thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke
 sektor publik.
  Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-16 Terurut Topik Ambon
Terang perempuan di otak lelaki, sebab otak letaknya di kepala :-))

- Original Message - 
From: SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 16, 2005 5:17 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 Harusnya judulnya diganti menjadiPerempuan yang sudah nikah di Otak 
 suaminya.biar engga maksiat.

 salam

 Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami?

 - Original Message - 
 From: ambarsari dwi cahyani [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Friday, September 16, 2005 7:46 AM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga
 yang baik-baik dan berpendidikan.
 Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing
 sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga
 dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja,
 suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan
 suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja
 serabutan...
 Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema
 hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang
 menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu
 masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana
 perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki.
 Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha
 suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi
 banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok
 berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam
 masyarakat..

 salam,



 --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya, betul mbak herni :

 shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah)
 qur'an seringkali
 membangun dialektika dari realita, makanya secara
 kodrat wanita yang
 memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui
 anaknya (malah ada
 pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan
 ayahnya karena
 tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau
 saya mengajak
 merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak
 berpikiran saklek.

 Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun
 komunitas (keluarga
 adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an
 kan tidak pernah
 mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena
 pria mencari nafkah,
 sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang
 ayah/suami boleh
 sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk
 menyengsarakan sang
 istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita
 karir kok, dan
 tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada
 suaminya karena
 kalah penghasilan.

 Wassalam
 Abdul Mu'iz

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri
 Nurbayanti
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Mu'iz,
 
  Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa
 kemudian laki2 yg
  mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn
 sebenarnya pekerjaan
  menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg
 setara. Sama2
  memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa
 memberikan
  kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan
 secara seimbang.
 Karena
  si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak
 aje..:-) Negara
  harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan
 fasilitas cuti bagi
 si
  ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun
 :-)
 
  Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama
 menunjukan ada
  PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut
 kita juga dapat
  menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu.
 Sehingga tugas2
 domestik
  yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke
 masing2 pihak, si
 suami
  maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta
 kompromi :-)
 
  Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan
 istri dirumah,
 ayah
  diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga,
 layaknya spt si suami
 sbg
  seorang individu, utk menentukan bagaimana ia
 ingin meng-
  aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin
 menyusui anaknya
  selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas
 thd pilihan
 bekerja
  dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama
 yg dipunyai oleh
  laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan
 dirinya dalam
  bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari
 nafkah utama.
 Contohnya
  Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya.
 Tapi bukan berarti
  Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
 
  Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak
 kondusif utk hal ini.
  Kita tidak mengenal kerja part time ditambah
 jaminan perlindungan
  sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg
 pilihan2 kita
 utk
  aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk
 sbg masyarakat
 kuli.
  Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi
 primer
 (kebutuhan
  dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja,
 eksistensi diri
  dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier
 (refleksi). Tapi krn
  masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat
 sedikit, kalaupun ada,
  kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan
 beban yg kita
 miliki.
  (contohnya, milisan memakai waktu kerja,
 hehehehe...)
 
  Kita adalah masyarakat yg masih

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
Mbak Mia,

saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang 
jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an 
turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun 
(kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung 
pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat 
jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu 
merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, 
sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami 
telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah 
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian 
itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan 
mereka selalu ingat. (QS. 7:26).

Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu 
apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
-protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin,
(QS. 16:81)
-estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 
7:31)
-etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan 
sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 

Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29)

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik 
 yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir 
 dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
 
 Kita runut lagi:
 Perempuan di otak laki-laki --- okelah
 Laki-laki di otak perempuan --- okelah
 
 Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
 curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
 
 Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat kayak 
 gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru 
 karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
 
 Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya 
 wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
 
 So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
 
 Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak 
 berjilbab punya ruang yang sama.
 
 Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah 
 pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
 
 Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
 dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan jubah 
 dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah 
 menjabarkannya panjang lebar.  Tolong dong di-repost lagi mbak.
 
 Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu 
 berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa?
 
 Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi?
 - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena 
alasan 
 agama, budaya dan moralitas,  kita wajib menentangnya karena ini 
 adalah pemaksaan.
 - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang 
 tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang 
nggak 
 pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu 
berjilbab.  
 Cari penyakit apa? 
 
 Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. Pribadi 
 yang prudent dan rational.  Apa aku nggak berjilbab di Afghan 
 misalnya? Cari gara-gara deh.  Tapi jalan-jalan di Banda Aceh bebas 
 tuh nggak berjilbab..:-). Bukannya aku cari gara-gara, tapi emang 
 nggak ada orang protes - thank God! I lve Aceh...
 
 Makanya sebelum loncat ke hukum, kultur budaya, moralitas, aturan 
 agama - omongin dulu wilayah pribadi. Axiomanya: KODRAT MANUSIA ITU 
 UNIK. Do you understand this?
 
 Trus tolong jangan dibenturin wilayah pribadi dengan konsep 
keluarga 
 deh. Siapa bilang sih konsep keluarga itu nggak penting?  Pribadi 
 juga hidup di keluarga. Ada anggota keluarga yang pake jilbab, ada 
 yang nggak. So what gitu loh.
 
 KONSEP KELUARGA ITU TETEP PENTING, DIHARGAI DAN UNIVERSAL DALAM 
 KEHIDUPAN MANUSIA. Bahkan sejauh ini rata-rata ilmuwan percaya 
bahwa 
 asal manusia itu pair-bonding, seperti kepercayaan agama-agama dan 
 tradisi. Cuma saja, seperti konstruk kehidupan sosial lainnya 
bentuk 
 keluarga emang bergesar, beragam dan dinamis. Sepanjang sejarah 
 manusia emang gitu kok ceritanya.  Keluarga pair-bonding di jaman 
 prasejarah. Keluarga suku tribalistik. Keluarga besar. Keluarga 
 nuklir. Keluarga jomblo, keluarga homosexual, keluarga ortu 
tunggal -
 welcome to the exciting plural world.
 
 BTW, Imam GAzali pernah kawin dan punya anak nggak sih?
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik oracle_9000
Betul.. setuju..
Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
Cowo juga..
Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh..
ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
mirip iklan L-Men itu deh..
Trus si cewe..waaaww.. katanya..
Naah..kan apakah juga perlu 
'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu..
apa jd perlu pake jilbab juga yah..?

Eh, tp bahasan jd melebar.
Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'..
Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas
jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
itu sebetulnya musuh dlm selimut..
Dimana juga urusannya para cowo..
Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe?
Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang..
Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?

Wassalam.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mbak Mia,
 
 saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang 
 jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an 
 turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
 maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
 maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah 
gaun 
 (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung 
 pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
ayat 
 jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu 
 merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, 
 sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
 islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami 
 telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah 
 untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian 
 itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan 
 mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
 
 Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu 
 apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
 -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin,
 (QS. 16:81)
 -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 
 7:31)
 -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
dan 
 sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
 
 Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
 pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
70:29)
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
topik 
  yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir 
  dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
  
  Kita runut lagi:
  Perempuan di otak laki-laki --- okelah
  Laki-laki di otak perempuan --- okelah
  
  Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
  curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
  
  Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
kayak 
  gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru 
  karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
  
  Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. 
Misalnya 
  wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
  
  So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
  
  Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak 
  berjilbab punya ruang yang sama.
  
  Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah 
  pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
  
  Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
  dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan jubah 
  dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah 
  menjabarkannya panjang lebar.  Tolong dong di-repost lagi mbak.
  
  Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu 
  berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa?
  
  Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah 
pribadi?
  - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena 
 alasan 
  agama, budaya dan moralitas,  kita wajib menentangnya karena ini 
  adalah pemaksaan.
  - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang 
  tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang 
 nggak 
  pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu 
 berjilbab.  
  Cari penyakit apa? 
  
  Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. 
Pribadi 
  yang prudent dan rational.  Apa aku nggak berjilbab di Afghan 
  misalnya? Cari gara-gara deh.  Tapi jalan-jalan 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik Dana Pamilih
Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah 
larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu 
dipatuhi secara buta?

Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan 
agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betul.. setuju..
 Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
 Cowo juga..
 Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
 cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh..
 ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
 mirip iklan L-Men itu deh..
 Trus si cewe..waaaww.. katanya..
 Naah..kan apakah juga perlu 
 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
 Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu..
 apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
 
 Eh, tp bahasan jd melebar.
 Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
 Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
 bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
 Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
 Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
 tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'..
 Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas
 jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
 itu sebetulnya musuh dlm selimut..
 Dimana juga urusannya para cowo..
 Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe?
 Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat 
orang..
 Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
 Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
 Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
 
 Wassalam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Mbak Mia,
  
  saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
Yang 
  jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
qur'an 
  turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur 
arab, 
  maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang 
arab, 
  maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah 
 gaun 
  (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
nyambung 
  pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
 ayat 
  jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
itu 
  merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
simbol, 
  sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
  islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya 
Kami 
  telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
indah 
  untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
demikian 
  itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
 mudahan 
  mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
  
  Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
itu 
  apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
  -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
angin,
  (QS. 16:81)
  -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
(QS. 
  7:31)
  -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
 dan 
  sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
  
  Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
  pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
 70:29)
  
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
 topik 
   yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya 
terakhir 
   dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
   
   Kita runut lagi:
   Perempuan di otak laki-laki --- okelah
   Laki-laki di otak perempuan --- okelah
   
   Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
   curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
   
   Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
 kayak 
   gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, 
justru 
   karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
   
   Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. 
 Misalnya 
   wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
   
   So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
   
   Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang 
nggak 
   berjilbab punya ruang yang sama.
   
   Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka 
wilayah 
   pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
   
   Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang 
paling 
   dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan 
jubah 
   dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah 
   menjabarkannya panjang lebar.  Tolong dong di-repost lagi mbak.
   
   Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur 
kudu 
   berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa?
   
   Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah 
 pribadi?
   - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena 
  alasan 
   agama, budaya dan 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
mas oracle,

jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian 
tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah 
berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini 
bunyi text qur'an.

Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single 
parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk 
makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan 
pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi 
suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas 
dan peran, baik secara kodrati dan sosial.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betul.. setuju..
 Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
 Cowo juga..
 Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
 cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh..
 ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
 mirip iklan L-Men itu deh..
 Trus si cewe..waaaww.. katanya..
 Naah..kan apakah juga perlu 
 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
 Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu..
 apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
 
 Eh, tp bahasan jd melebar.
 Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
 Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
 bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
 Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
 Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
 tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'..
 Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas
 jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
 itu sebetulnya musuh dlm selimut..
 Dimana juga urusannya para cowo..
 Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe?
 Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang..
 Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
 Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
 Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
 
 Wassalam.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  Mbak Mia,
  
  saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
Yang 
  jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
qur'an 
  turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
  maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, 
  maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah 
 gaun 
  (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
nyambung 
  pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
 ayat 
  jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
itu 
  merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
simbol, 
  sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
  islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya 
Kami 
  telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
indah 
  untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
demikian 
  itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
 mudahan 
  mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
  
  Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
itu 
  apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
  -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
angin,
  (QS. 16:81)
  -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
(QS. 
  7:31)
  -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
 dan 
  sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
  
  Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
  pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
 70:29)
  
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
 topik 
   yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya 
terakhir 
   dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
   
   Kita runut lagi:
   Perempuan di otak laki-laki --- okelah
   Laki-laki di otak perempuan --- okelah
   
   Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
   curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
   
   Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
 kayak 
   gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, 
justru 
   karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
   
   Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. 
 Misalnya 
   wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
   
   So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
   
   Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang 
nggak 
   berjilbab punya ruang yang sama.
   
   Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka 
wilayah 
   pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
   
   Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
   dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan 
jubah 
   dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik oracle_9000
Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon.
Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan
seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek.

Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara kedokteran
misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau
ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain..
Artinya lagi.. sesuaikan kondisi.
Bukan secara saklek sami'na wa atho'na.
Islam memberi berbagai kemudahan.
wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:
 mas oracle,
 
 jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada 
pembagian 
 tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para 
ayah 
 berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini 
 bunyi text qur'an.
 
 Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi 
single 
 parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk 
 makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan 
 pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi 
 suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian 
tugas 
 dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul.. setuju..
  Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
  Cowo juga..
  Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
  cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh..
  ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
  mirip iklan L-Men itu deh..
  Trus si cewe..waaaww.. katanya..
  Naah..kan apakah juga perlu 
  'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
  Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu..
  apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
  
  Eh, tp bahasan jd melebar.
  Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
  Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
  bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
  Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
  Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
  tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'..
  Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas
  jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
  itu sebetulnya musuh dlm selimut..
  Dimana juga urusannya para cowo..
  Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe?
  Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat 
orang..
  Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
  Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
  Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
  
  Wassalam.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
   Mbak Mia,
   
   saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
 Yang 
   jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
 qur'an 
   turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur 
arab, 
   maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang 
arab, 
   maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai 
istilah 
  gaun 
   (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
 nyambung 
   pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun 
nuzulnya, 
  ayat 
   jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
 itu 
   merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
 simbol, 
   sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak 
   islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya 
 Kami 
   telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
 indah 
   untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
 demikian 
   itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
  mudahan 
   mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
   
   Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
 itu 
   apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
   -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
 angin,
   (QS. 16:81)
   -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
 (QS. 
   7:31)
   -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga 
fisik 
  dan 
   sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
   
   Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah 
menjaga 
   pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
  70:29)
   
   Wassalam
   Abdul Mu'iz
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
  topik 
yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya 
 terakhir 
dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.

Kita runut lagi:
Perempuan di otak laki-laki --- okelah
Laki-laki di otak perempuan --- okelah

Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.

Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
  kayak 
gini kita nggak boleh 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik Chae
Cuman mau nambahin dikit soal susu-menyusui..sebenarnya dalam Qs.2:233
..Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut...

Dalam ayat di atas terkandung pengertian bahwa jika seorang Ibu ingin
anaknya di susuin oleh orang lain maka si Ibu boleh memberikan
pembayaran...artinya ada kewajiban bagi si Ibu juga dalam pemenuhan
kebutuhan atau mencari nafkah bagi keluarganya.

Chae 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Mu'iz,
 
 Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg 
 mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan 
 menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 
 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan 
 kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena 
 si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara 
 harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si 
 ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) 
 
 Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada 
 PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat 
 menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik 
 yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami 
 maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-)
 
 Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah  
 diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg 
 seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng-
 aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya 
 selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja 
 dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh 
 laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam 
 bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya 
 Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti 
 Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
 
 Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. 
 Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan 
 sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk 
 aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. 
 Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan 
 dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri 
 dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn 
 masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, 
 kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. 
 (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...)
 
 Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja 
 domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab 
 domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan 
 thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. 
 Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya 
 perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh 
 keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd 
 perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya.
 
 Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang 
 gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg 
 memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan 
 karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak 
 bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari dulu 
 adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan ini?
 
 
 wassalam,
 herni
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:
  mas oracle,
  
  jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada 
 pembagian  tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui 
 sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan 
 pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an.
  
  Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi 
 single  parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi 
 termasuk  makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang 
 bersuamikan  pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah 
 saja menafkahi  suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an 
 berbicara pembagian tugas  dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
  
  Wassalam
  Abdul Mu'iz





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik He-Man

Kebebasan memilih itu dilindungi oleh HAM , termasuk memilih untuk
memakai atau tidak memakai jilbab.Jadi esensinya bukan masalah perintah
atau larangan agama , kebebasan menjalankan keyakinan agama itu 
dilindungi HAM.

Esensinya adalah tindakan pemaksaan atau pelarangan jilbab yang
bertentangan dengan HAM , juga alasan menyuruh orang berjilbab
yang seringkali absurb karena hanya memandang dari kacamata
dan kepentingan laki-laki.

Jangan kira mbak-mbak disini yang kritis terhadap dalil jilbab itu 
tidak berjilbab , justru malahan sebaliknya mereka kebanyakan
malah berjilbab rapat .

Masalahnya adalah jilbab itu  oleh sebagian besar terutama kaum
fundies dipahami secara terbatas dan hanya mengandalkan fanatisme
semata dengan comot ayat ini ayat itu tanpa ilmu.Plus kebiasaan
melecehkan bahkan menuding pendosa bahkan kafir pada
perempuan yang tidak berjilbab seakan-akan orang pakai jilbab
itu pasti suci.Padahal esensi agama terletak di dalam bukan di
luar. 

- Original Message - 
From: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 15, 2005 4:11 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah 
 larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu 
 dipatuhi secara buta?
 
 Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan 
 agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk?
 



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Maaf Prof,

Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu
jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai
penafsiran seperti itu?
Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan
sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang
tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa
manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan.

Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin
ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN  menilai suatu
aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak
relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan
si FULAN  anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu
oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si
FULAN  anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si
FULAN  diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun
depannya si FULAN  anggap prt X tidak relevan lalu si
FULAN  ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya
tahun depan si FULAN anggap aturan X itu  tidak
relevan lagi  lalu si FULAN  ganti
lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN  jadi
TuhanTuhan..tuhantu...hantu...karena si FULAN merubah
aturan Tuhan sesuai dengan nafsu si Fulan dan akhirnya
si Fulan  membuat aturan-nya sendiri...nah kalau yang
ini namanya PRAGMATIS...artinya apa? bisa saja dia
menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal
akhirnya jadi reffott...nah inilah alasan kenapa Tuhan
menciptakan Nabi dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
SAW.insyaAllah.

Saya sangat-sangat kagum dan hormat sekali dengan ayah
saya, wah saya jadi terharu nichdia seorang yang
sangat cerdas sekali ...bahasa Inggris oke, Bahasa
Belanda Oke, Bahasa Jerman Oke, sejarah Belanda?..wah
beliau oke banget... jelek-jelek beliau ini yang
selalu menemui  Presiden Soekarno kalau datang ke UGM
tapi beliau tetap bangga sebagai seseorang Indonesia,
beliau sangat fasih sekali tata krama
budayanyamaaf nglantur...

salam.





--- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini
 ialah apakah 
 larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi
 masih perlu 
 dipatuhi secara buta?
 
 Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan
 suatu larangan 
 agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
 oracle_9000 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul.. setuju..
  Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
  Cowo juga..
  Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
  cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya
 deh..
  ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
  mirip iklan L-Men itu deh..
  Trus si cewe..waaaww.. katanya..
  Naah..kan apakah juga perlu 
  'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
  Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat
 tuu..
  apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
  
  Eh, tp bahasan jd melebar.
  Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
  Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
  bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
  Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
  Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
  tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya
 cowo'..
  Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an
 ngebahas
  jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
  itu sebetulnya musuh dlm selimut..
  Dimana juga urusannya para cowo..
  Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum
 cewe?
  Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl
 cewenya diliat 
 orang..
  Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
  Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
  Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
  
  Wassalam.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
   Mbak Mia,
   
   saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya
 bahas jilbab. 
 Yang 
   jelas jilbab itu model yang direkam Allah di
 qur'an. Karena 
 qur'an 
   turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi
 juga kultur 
 arab, 
   maka Allah pasti memilih istilah yang familiar
 bagi orang 
 arab, 
   maka nongollah term jilbab dan khurumun.
 Kalau pakai istilah 
  gaun 
   (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah
 gak akan 
 nyambung 
   pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan
 asbabun nuzulnya, 
  ayat 
   jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa
 model (jilbab) 
 itu 
   merupakan perintah yang tidak dapat ditawar,
 jilbab menjadi 
 simbol, 
   sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab
 dianggap tidak 
   islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam,
 sesungguhnya 
 Kami 
   telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu
 dan pakaian 
 indah 
   untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
 baik. Yang 
 demikian 
   itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
 Allah, mudah-
  mudahan 
   mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
   
   Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka
 sebenarnya pakaian 
 itu 
   apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai
 macam :
   -protektif, melindungi body dari bahaya alam :
 panas, dingin, 
 angin,
   (QS. 16:81)

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Ikutan bicara engga vokus dech,

engga bermaksud rija'

Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana
si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua
dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu,
nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran
dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah
selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal
mereka bukan apa-apa saya

Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas
suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al
Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al
Qur'an, biar afdol.
Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu
saling melengkapi ( wife and husband )

salam.

--- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mas oracle,
 
 jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh
 qur'an ada pembagian 
 tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui
 sementara para ayah 
 berkewajiban memberikan makan dan pakaian.
 (QS. 2:233) ini 
 bunyi text qur'an.
 
 Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu
 yang menjadi single 
 parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga
 menafkahi termasuk 
 makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir
 yang bersuamikan 
 pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah
 saja menafkahi 
 suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an
 berbicara pembagian tugas 
 dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
 oracle_9000 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Betul.. setuju..
  Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
  Cowo juga..
  Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
  cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya
 deh..
  ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
  mirip iklan L-Men itu deh..
  Trus si cewe..waaaww.. katanya..
  Naah..kan apakah juga perlu 
  'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
  Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat
 tuu..
  apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
  
  Eh, tp bahasan jd melebar.
  Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
  Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
  bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
  Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
  Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
  tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya
 cowo'..
  Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an
 ngebahas
  jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
  itu sebetulnya musuh dlm selimut..
  Dimana juga urusannya para cowo..
  Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum
 cewe?
  Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl
 cewenya diliat orang..
  Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
  Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
  Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
  
  Wassalam.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
   Mbak Mia,
   
   saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya
 bahas jilbab. 
 Yang 
   jelas jilbab itu model yang direkam Allah di
 qur'an. Karena 
 qur'an 
   turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi
 juga kultur arab, 
   maka Allah pasti memilih istilah yang familiar
 bagi orang arab, 
   maka nongollah term jilbab dan khurumun.
 Kalau pakai istilah 
  gaun 
   (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah
 gak akan 
 nyambung 
   pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan
 asbabun nuzulnya, 
  ayat 
   jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa
 model (jilbab) 
 itu 
   merupakan perintah yang tidak dapat ditawar,
 jilbab menjadi 
 simbol, 
   sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab
 dianggap tidak 
   islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam,
 sesungguhnya 
 Kami 
   telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu
 dan pakaian 
 indah 
   untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
 baik. Yang 
 demikian 
   itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
 Allah, mudah-
  mudahan 
   mereka selalu ingat. (QS. 7:26).
   
   Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka
 sebenarnya pakaian 
 itu 
   apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai
 macam :
   -protektif, melindungi body dari bahaya alam :
 panas, dingin, 
 angin,
   (QS. 16:81)
   -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai
 suasana dan kondisi 
 (QS. 
   7:31)
   -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama,
 untuk menjaga fisik 
  dan 
   sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
   
   Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah
 perintah menjaga 
   pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS.
 24:30,31, QS. 
  70:29)
   
   Wassalam
   Abdul Mu'iz
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah
 pribadi? Ini adalah 
  topik 
yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba
 melemparnya 
 terakhir 
dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.

Kita runut lagi:
Perempuan di otak laki-laki --- okelah
Laki-laki di otak perempuan --- okelah

Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling
 denger, biarpun 
curhatan cowok itu lucu..:-) 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik Dana Pamilih
Pertanyaan sambungan, apa dan sejauh mana ruang lingkup hukum agama 
itu dalam kehidupan manusia masa kini?

Bagaimana kita harus menyikapi jika ternyata hukum agama yg ada 
sekarang tidak mencakup luasnya lingkup kehidupan moderen?  Apakah 
kekurangannya ditutup oleh hukum manusia atau sama sekali tidak 
perlu diatur?

Bagaimana jika hukum manusia ini berkoinsidensi dg hukum agama 
tetapi ternyata berlawanan penetapannya.  Mana yg didahulukan?  Apa 
asas2 mendirikan hirarkinya?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Maaf Prof,
 
 Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu
 jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai
 penafsiran seperti itu?
 Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan
 sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang
 tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa
 manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan.
 
 Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin
 ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM
 Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
 
 Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN  menilai suatu
 aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak
 relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan
 si FULAN  anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu
 oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si
 FULAN  anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si
 FULAN  diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun
 depannya si FULAN  anggap prt X tidak relevan lalu si
 FULAN  ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya
 tahun depan si FULAN anggap aturan X itu  tidak
 relevan lagi  lalu si FULAN  ganti
 lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN  jadi
 TuhanTuhan..tuhantu...hantu...karena si FULAN merubah
 aturan Tuhan sesuai dengan nafsu si Fulan dan akhirnya
 si Fulan  membuat aturan-nya sendiri...nah kalau yang
 ini namanya PRAGMATIS...artinya apa? bisa saja dia
 menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal
 akhirnya jadi reffott...nah inilah alasan kenapa Tuhan
 menciptakan Nabi dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
 SAW.insyaAllah.
 
 Saya sangat-sangat kagum dan hormat sekali dengan ayah
 saya, wah saya jadi terharu nichdia seorang yang
 sangat cerdas sekali ...bahasa Inggris oke, Bahasa
 Belanda Oke, Bahasa Jerman Oke, sejarah Belanda?..wah
 beliau oke banget... jelek-jelek beliau ini yang
 selalu menemui  Presiden Soekarno kalau datang ke UGM
 tapi beliau tetap bangga sebagai seseorang Indonesia,
 beliau sangat fasih sekali tata krama
 budayanyamaaf nglantur...
 
 salam.
 
 
 
 
 
 --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini
  ialah apakah 
  larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi
  masih perlu 
  dipatuhi secara buta?
  
  Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan
  suatu larangan 
  agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
  oracle_9000 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Betul.. setuju..
   Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata.
   Cowo juga..
   Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga
   cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya
  deh..
   ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju..
   mirip iklan L-Men itu deh..
   Trus si cewe..waaaww.. katanya..
   Naah..kan apakah juga perlu 
   'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ?
   Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat
  tuu..
   apa jd perlu pake jilbab juga yah..?
   
   Eh, tp bahasan jd melebar.
   Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas..
   Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey..
   bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas..
   Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey??
   Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe..
   tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya
  cowo'..
   Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an
  ngebahas
   jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..)
   itu sebetulnya musuh dlm selimut..
   Dimana juga urusannya para cowo..
   Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum
  cewe?
   Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl
  cewenya diliat 
  orang..
   Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo..
   Kok semua2 balik lagi ke cowo yah..
   Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh?
   
   Wassalam.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof
  [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
Mbak Mia,

saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya
  bahas jilbab. 
  Yang 
jelas jilbab itu model yang direkam Allah di
  qur'an. Karena 
  qur'an 
turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi
  juga kultur 
  arab, 
maka Allah pasti memilih istilah yang familiar
  bagi orang 
  arab, 
maka nongollah term jilbab dan khurumun.
  Kalau pakai istilah 
   gaun 
(kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah
  gak akan 
  nyambung 
pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan
  asbabun nuzulnya, 
   ayat 
jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa
  model 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki (Kasih/altruism)

2005-09-15 Terurut Topik untung sentosa
Hal ini disebut dengan altruism, bahasa arabnya rahmah, bahasa indonesianya 
kasih
memberi tanpa mengharapkan balasan atau ganti, tanpa pamrih
 
mengapa orang butuh memberi :
 

 

Ketika kita bertamu ke rumah seseorang. Tuan rumah  bertanya kepada tamunya 
minuman  yang diinginkan, maka terhidanglah minuman, baik yang dibuat oleh tuan 
rumah sendiri ataupun suruhannya.  Setelah selesai urusan kita-pun pamit. Apa 
yang terjadi jika kemudian kita memberi sejumlah uang kepada tuan rumah yang 
kita nyatakan sebagai pengganti minuman yang ia sediakan? Marah atau paling 
tidak gusar karena menahan amarah.

 

Mengapa tuan rumah marah? Apakah tuan rumah tidak senang atau marah karena 
jumlah uang yang diberikan kepadanya, sebagai pengganti secangkir minuman 
tersebut, kurang mencukupi? Berapakah harga secangkir minuman tersebut? 

 

Tuan rumah tidak berharap balasan apapun atas secangkir minuman yang 
diberikannya, baik pada saat itu maupun di kemudian hari. Yang menjadi harapan 
dari tuan rumah adalah sang tamu meminum minuman yang ia berikan dan senang 
atas pemberian minuman tersebut. 

 

Berapakah nilai secangkir minuman tersebut? Tidak semua orang akan diberi 
minuman oleh tuan rumah walaupun orang-orang tersebut mampu untuk memberi uang 
seharga umumnya minuman tersebut atau bahkan lebih. Tidak ada satupun yang 
dapat menjadi ganti atas secangkir minuman yang ia berikan tersebut walaupun 
dengan minuman yang sama. Jika di kemudian hari tuan rumah mendapat secangkir 
minuman yang sama dari tamunya maka secangkir minuman yang ia dapatkan tidaklah 
dapat dikatakan sebagai ganti atas minuman yang pernah ia berikan. Oleh karena 
itu, secangkir minuman tersebut tidak dapat digantikan dengan suatu apapun maka 
nilainya menjadi tak terukur atau tak ternilai. 

 

Pemberian uang sebagai pengganti minuman tersebut menyebabkan Tuan rumah 
tersebut tidak senang atau marah karena dengan pemberian uang tersebut sang 
tamu telah merendahkan nilai secangkir minumannya dari “tak ternilai” menjadi 
“bernilai”. 

 

Suatu pemberian yang tak ternilai tanpa mengharapkan balasan suatu apapun 
kecuali kegembiraan yang menerima pemberian tersebut, suatu pemberian tanpa 
pamrih, atau pemberian yang tulus, disebut dengan kasih. Pada lingkungan sains 
sifat ini disebut dengan “Altruism” (48) dan hubungannya disebut dengan 
“Nonfunctional relationship” 

 

Sebagai pembanding, pada banyak keadaan, manusia pada umumnya memberi karena 
memang mengharapkan balasan atau penggantian yang telah disepakati senilai 
dengan yang diberikan tersebut, hubungan ini disebut dengan hubungan 
bisnis/jual-beli (Functional relationship) dan dapat juga terjadi pemberian 
tersebut dilakukan dengan keterpaksaan karena ada kekuatan pemaksa, hubungan 
ini disebut hubungan mungkar (Dysfunctional Relationship).

 

Mengapa manusia ingin mengasihi dan tentunya dikasih? Penerimaan dengan tulus 
suatu pemberian, secara tidak langsung, merupakan suatu pengakuan dari yang 
menerima bahwa si pemberi mempunyai kelebihan atas kepemilikan atau 
kemampuannya. Selain itu, penerimaan suatu kasih merupakan pengakuan bahwa 
pemberian tersebut “bernilai tak ternilai”, inilah makna ucapan “terima kasih”, 
kasihmu saya terima. 

 

Selain itu, bagi yang mendapat kasih tersebut, sangatlah sulit untuk mencari 
pengganti sang pengasih tersebut karena tidak semua orang yang mampu akan mau 
mengasihinya. Hal ini berarti bagi yang menerima kasih tersebut, sang pengasih 
adalah orang yang bernilai tak ternilai, karena kehilangan sang pengasih 
tersebut tak akan tergantikan.

 

Inilah kegembiraan bagi sang pengasih “bisa dan bernilai tak ternilai”. 
Mendapat pengakuan atas prestasinya dan menjadi orang yang bernilai “tak 
ternilai”, Sebuah kesempurnaan hidup. Hal ini berarti, bukan hanya apa kita 
miliki yang membuat bahagia tapi apa yang dapat kita berikanlah yang membawa 
kebahagiaan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sifat pengasih merupakan 
faktor yang sangat menentukan kesehatan mental (43).

 

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu 
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu 
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali ‘Imrân [3]: 92)
 


SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ikutan bicara engga vokus dech,

engga bermaksud rija'

Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana
si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua
dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu,
nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran
dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah
selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal
mereka bukan apa-apa saya

Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas
suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al
Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al
Qur'an, biar afdol.
Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu
saling melengkapi ( wife and husband )

salam.




Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki (Kasih/altruism)

2005-09-15 Terurut Topik untung sentosa
Hal ini disebut dengan altruism, bahasa arabnya rahmah, bahasa indonesianya 
kasih
memberi tanpa mengharapkan balasan atau ganti, tanpa pamrih
 
mengapa orang butuh memberi :
 

 

Ketika kita bertamu ke rumah seseorang. Tuan rumah  bertanya kepada tamunya 
minuman  yang diinginkan, maka terhidanglah minuman, baik yang dibuat oleh tuan 
rumah sendiri ataupun suruhannya.  Setelah selesai urusan kita-pun pamit. Apa 
yang terjadi jika kemudian kita memberi sejumlah uang kepada tuan rumah yang 
kita nyatakan sebagai pengganti minuman yang ia sediakan? Marah atau paling 
tidak gusar karena menahan amarah.

 

Mengapa tuan rumah marah? Apakah tuan rumah tidak senang atau marah karena 
jumlah uang yang diberikan kepadanya, sebagai pengganti secangkir minuman 
tersebut, kurang mencukupi? Berapakah harga secangkir minuman tersebut? 

 

Tuan rumah tidak berharap balasan apapun atas secangkir minuman yang 
diberikannya, baik pada saat itu maupun di kemudian hari. Yang menjadi harapan 
dari tuan rumah adalah sang tamu meminum minuman yang ia berikan dan senang 
atas pemberian minuman tersebut. 

 

Berapakah nilai secangkir minuman tersebut? Tidak semua orang akan diberi 
minuman oleh tuan rumah walaupun orang-orang tersebut mampu untuk memberi uang 
seharga umumnya minuman tersebut atau bahkan lebih. Tidak ada satupun yang 
dapat menjadi ganti atas secangkir minuman yang ia berikan tersebut walaupun 
dengan minuman yang sama. Jika di kemudian hari tuan rumah mendapat secangkir 
minuman yang sama dari tamunya maka secangkir minuman yang ia dapatkan tidaklah 
dapat dikatakan sebagai ganti atas minuman yang pernah ia berikan. Oleh karena 
itu, secangkir minuman tersebut tidak dapat digantikan dengan suatu apapun maka 
nilainya menjadi tak terukur atau tak ternilai. 

 

Pemberian uang sebagai pengganti minuman tersebut menyebabkan Tuan rumah 
tersebut tidak senang atau marah karena dengan pemberian uang tersebut sang 
tamu telah merendahkan nilai secangkir minumannya dari “tak ternilai” menjadi 
“bernilai”. 

 

Suatu pemberian yang tak ternilai tanpa mengharapkan balasan suatu apapun 
kecuali kegembiraan yang menerima pemberian tersebut, suatu pemberian tanpa 
pamrih, atau pemberian yang tulus, disebut dengan kasih. Pada lingkungan sains 
sifat ini disebut dengan “Altruism” (48) dan hubungannya disebut dengan 
“Nonfunctional relationship” 

 

Sebagai pembanding, pada banyak keadaan, manusia pada umumnya memberi karena 
memang mengharapkan balasan atau penggantian yang telah disepakati senilai 
dengan yang diberikan tersebut, hubungan ini disebut dengan hubungan 
bisnis/jual-beli (Functional relationship) dan dapat juga terjadi pemberian 
tersebut dilakukan dengan keterpaksaan karena ada kekuatan pemaksa, hubungan 
ini disebut hubungan mungkar (Dysfunctional Relationship).

 

Mengapa manusia ingin mengasihi dan tentunya dikasih? Penerimaan dengan tulus 
suatu pemberian, secara tidak langsung, merupakan suatu pengakuan dari yang 
menerima bahwa si pemberi mempunyai kelebihan atas kepemilikan atau 
kemampuannya. Selain itu, penerimaan suatu kasih merupakan pengakuan bahwa 
pemberian tersebut “bernilai tak ternilai”, inilah makna ucapan “terima kasih”, 
kasihmu saya terima. 

 

Selain itu, bagi yang mendapat kasih tersebut, sangatlah sulit untuk mencari 
pengganti sang pengasih tersebut karena tidak semua orang yang mampu akan mau 
mengasihinya. Hal ini berarti bagi yang menerima kasih tersebut, sang pengasih 
adalah orang yang bernilai tak ternilai, karena kehilangan sang pengasih 
tersebut tak akan tergantikan.

 

Inilah kegembiraan bagi sang pengasih “bisa dan bernilai tak ternilai”. 
Mendapat pengakuan atas prestasinya dan menjadi orang yang bernilai “tak 
ternilai”, Sebuah kesempurnaan hidup. Hal ini berarti, bukan hanya apa kita 
miliki yang membuat bahagia tapi apa yang dapat kita berikanlah yang membawa 
kebahagiaan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sifat pengasih merupakan 
faktor yang sangat menentukan kesehatan mental (43).

 

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu 
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu 
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali ‘Imrân [3]: 92)
 


SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ikutan bicara engga vokus dech,

engga bermaksud rija'

Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana
si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua
dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu,
nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran
dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah
selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal
mereka bukan apa-apa saya

Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas
suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al
Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al
Qur'an, biar afdol.
Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu
saling melengkapi ( wife and husband )

salam.



Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
InsyaAllah mudah jawabannya,
 
Prof, coba lihat orang Amerika dan orang Jepang,  mereka itu bangsa-bangsa yang 
mengaplikasikan Al Qur'an secara baik dalam bidang tehnologi, mereka belajar 
keras, mereka mengoptimalkan diri mereka sampai akhirnya mereka menjadi bangsa 
modern dan bangsa yang beretika ( kalau ada yang tidak beretika hanya oknum 
saja ) lalu dengan kepandaian mereka menggunakan pesawat antariksa menembus 
langit, ke bulan , ke mars dstmereka memahami firman Allah didalam Al 
Qur'an yang menantang manusia dan jin untuk menembus langit ( coba pak buka Al 
Qur-an , pakai search engine Yahoo ,...gampang ) 
 
 Allah sudah berfirman tentang antariksa, tentang galaxi beratus-ratus tahun 
yang lalu sebelum manusia berpimpi bisa menembus langit dengan pesawat 
antariksa, nah pertanyaannya dengan kenyataan seperti ini apakah kita bisa 
mengatakan bahwa Al Qur'an ketinggalan jaman? kita aja yang sok pinter, sok 
maju, sok modernalias kampungan...malu dech saya.
 
Prof, Allah sudah menantang didalam Al Qur'an silahkan membuat tandingan Al 
Qur'an...kalau mampupaling-paling nanti seperti orang - orang Jahiliah 
jaman Nabi Muhammad yang mencoba membuat Al Qur'an akhrinya malah ditertawakan.
 
Apa kita engga malu dengan bangsa Amerika?kita ber-argumentasi tentang 
jilbab tentang polygamy sampai kiamat jadi lupa belajar tehnologi,  kita jadi 
lupa bahwa kita diberi amanat oleh Allah fungsi kita  didunia  itu harus jadi 
apa...padahal bumi, gunung, langit tidak mampu menerima amanat dari Allah 
tersebut.betapa terhormatnya kedudukan manusia didepan Allah, kalau manusia 
jadi tolol dan menganiaya dirinya sendiri jangan salahkan Allah, jangan 
salahkan Al Qur'an.  Manusia adalah Khalifah dimuka bumi. Salahkan diri sendiri 
aja...kata Bung Abdul L
 
Saya sangat yakin prof bisa menjawab semua pertanyaan Prof sendiri, saya balik 
bertanya Prof, coba tunjukkan hukum yang mendasari semua negara didunia ini 
baik di Eropa maupun di Asia ( kecuali Negara Komunis ) yang tidak berdasarkan 
hukum agama. 
Hukum Belanda?...tanya aja sama dek Herni ( yang sekarang lagi di Belanda ) 
dasar hukum Belanda itu apa? apa dasar Hukum Kontinental dan Hukum Anglosax, 
monggo tanya kepada dek Herni  ( untuk dek Herni,  silahkan belajar yang tekun 
, jangan lupa sholat, zakat dan puasa yach )
 
Repotnya begini Pak, kita selalu menjadikan logika sebagai acuan dalam 
menyelesaikan semua masalah kita, akhirnya apa jadi bingung, kita lupa bahwa 
manusia itu diciptakan oleh Allah dilengkapi dengan cipta, karsa dan 
rasapemjabarannya bagaimana?...cari sendiri-sendiri.
 
Hukum manusia yang mana dulu pak?.Hukum manusia dari negara mana?kalau 
kita mengambil contoh negara Indonesia.sumber segala sumber hukum Indonesia 
kan ...ya kita berpedoman kepada  aja gitujangan sekali-kali 
membuat hukum yang berlawanan dengan ... karena itu sudah jadi kesepakatan 
bangsa Indonesia. AndProf sudah tahu semua apa itu ... , kalau saya 
kasih tahu Prof sama aja saya ngasih garam di lautan, alias orang bodoh yang 
memberi tahu orang pandai.
 
Mana yang harus didahulukan?...tergantung dong Prof,  tiap orang di Indonesia 
kayaknya punya kebebasan untuk memilih.
 


 
salam
 
 
Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pertanyaan sambungan, apa dan sejauh mana ruang lingkup hukum agama 
itu dalam kehidupan manusia masa kini?

Bagaimana kita harus menyikapi jika ternyata hukum agama yg ada 
sekarang tidak mencakup luasnya lingkup kehidupan moderen?  Apakah 
kekurangannya ditutup oleh hukum manusia atau sama sekali tidak 
perlu diatur?

Bagaimana jika hukum manusia ini berkoinsidensi dg hukum agama 
tetapi ternyata berlawanan penetapannya.  Mana yg didahulukan?  Apa 
asas2 mendirikan hirarkinya?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Maaf Prof,
 
 Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu
 jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai
 penafsiran seperti itu?
 Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan
 sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang
 tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa
 manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan.
 
 Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin
 ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM
 Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
 
 Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN  menilai suatu
 aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak
 relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan
 si FULAN  anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu
 oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si
 FULAN  anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si
 FULAN  diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun
 depannya si FULAN  anggap prt X tidak relevan lalu si
 FULAN  ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya
 tahun depan si FULAN anggap aturan X itu  tidak
 relevan lagi  lalu si FULAN  ganti
 lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN  jadi
 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
ya, pemahaman saklek itu karena, merasa umat islam itu di luar 
peradaban, bukan bagian dari peradaban yang perlu diwarnai oleh dasar 
pijakan yaitu qur'an.

Seringkali karena generasi rasulullah adalah yang terbaik, maka 
peradaban diminta mandeq back to zaman rasulullah, jadinya roh qur'an 
menjadi mati. 

wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A Yasmina 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Betoool mas Alfri,
 sholat aja yang tiang agama, nyegah perbuatan buruk, yang ditanya 
duluan
 saat mat2, dll - itu tidak saklek harus berdiri, sesuai dengan 
kemampuan
 saza.  Nenek saya kakinya pernah patah, sholatnya selalu duduk 
karena tidak
 bisa berdiri dan ruku.  Ayah saya sebelum meninggal, berbaring 
dengan
 berbagai selang, sholatnya sambil berbaring.  Tgt sikon begitchuuu.
 
 salam
 Aisha
 --
 From: oracle_9000 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
 
 Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon.
 Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan
 seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek.
 
 Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara 
kedokteran
 misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau
 ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain..
 Artinya lagi.. sesuaikan kondisi.
 Bukan secara saklek sami'na wa atho'na.
 Islam memberi berbagai kemudahan.
 wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  mas oracle,
 
  jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada
 pembagian
  tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para
 ayah
  berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini
  bunyi text qur'an.
 
  Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi
 single
  parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk
  makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan
  pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja 
menafkahi
  suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian
 tugas
  dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
 
  Wassalam
  Abdul Mu'iz
 
 Send instant messages to your online friends 
http://asia.messenger.yahoo.com





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik muizof
ya, betul mbak herni :

shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali 
membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang 
memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada 
pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena 
tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak 
merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek.

Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga 
adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah 
mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, 
sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh 
sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang 
istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan 
tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena 
kalah penghasilan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Mu'iz,
 
 Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg 
 mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan 
 menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 
 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan 
 kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. 
Karena 
 si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara 
 harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi 
si 
 ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) 
 
 Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada 
 PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat 
 menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 
domestik 
 yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si 
suami 
 maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-)
 
 Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, 
ayah  
 diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami 
sbg 
 seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng-
 aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya 
 selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan 
bekerja 
 dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh 
 laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam 
 bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. 
Contohnya 
 Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti 
 Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
 
 Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. 
 Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan 
 sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita 
utk 
 aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat 
kuli. 
 Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer 
(kebutuhan 
 dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri 
 dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn 
 masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, 
 kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita 
miliki. 
 (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...)
 
 Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja 
 domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung 
jawab 
 domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan 
 thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. 
 Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya 
 perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh 
 keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd 
 perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya.
 
 Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang 
 gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg 
 memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan 
 karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak 
 bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari 
dulu 
 adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan 
ini?
 
 
 wassalam,
 herni
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
  mas oracle,
  
  jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada 
 pembagian  tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui 
 sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan 
 pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an.
  
  Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi 
 single  parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi 
 termasuk  makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang 
 bersuamikan  pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah 
 saja menafkahi  suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an 
 berbicara pembagian tugas  dan peran, baik secara kodrati dan 
sosial.
  
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-15 Terurut Topik ambarsari dwi cahyani
sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga
yang baik-baik dan berpendidikan. 
Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing
sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga
dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja,
suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan
suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja
serabutan...
Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema
hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang
menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu
masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana
perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki.
Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha
suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi
banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok
berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam
masyarakat..

salam,



--- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya, betul mbak herni :
 
 shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah)
 qur'an seringkali 
 membangun dialektika dari realita, makanya secara
 kodrat wanita yang 
 memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui
 anaknya (malah ada 
 pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan
 ayahnya karena 
 tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau
 saya mengajak 
 merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak
 berpikiran saklek.
 
 Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun
 komunitas (keluarga 
 adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an
 kan tidak pernah 
 mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena
 pria mencari nafkah, 
 sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang
 ayah/suami boleh 
 sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk
 menyengsarakan sang 
 istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita
 karir kok, dan 
 tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada
 suaminya karena 
 kalah penghasilan.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri
 Nurbayanti 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Mu'iz,
  
  Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa
 kemudian laki2 yg 
  mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn
 sebenarnya pekerjaan 
  menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg
 setara. Sama2 
  memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa
 memberikan 
  kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan
 secara seimbang. 
 Karena 
  si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak
 aje..:-) Negara 
  harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan
 fasilitas cuti bagi 
 si 
  ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun
 :-) 
  
  Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama
 menunjukan ada 
  PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut
 kita juga dapat 
  menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu.
 Sehingga tugas2 
 domestik 
  yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke
 masing2 pihak, si 
 suami 
  maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta
 kompromi :-)
  
  Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan
 istri dirumah, 
 ayah  
  diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga,
 layaknya spt si suami 
 sbg 
  seorang individu, utk menentukan bagaimana ia
 ingin meng-
  aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin
 menyusui anaknya 
  selamanya :-)  Dan aktualisasi ini tidak terbatas
 thd pilihan 
 bekerja 
  dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama
 yg dipunyai oleh 
  laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan
 dirinya dalam 
  bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari
 nafkah utama. 
 Contohnya 
  Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya.
 Tapi bukan berarti 
  Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan?
  
  Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak
 kondusif utk hal ini. 
  Kita tidak mengenal kerja part time ditambah
 jaminan perlindungan 
  sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg
 pilihan2 kita 
 utk 
  aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk
 sbg masyarakat 
 kuli. 
  Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi
 primer 
 (kebutuhan 
  dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja,
 eksistensi diri 
  dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier
 (refleksi). Tapi krn 
  masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat
 sedikit, kalaupun ada, 
  kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan
 beban yg kita 
 miliki. 
  (contohnya, milisan memakai waktu kerja,
 hehehehe...)
  
  Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya
 pemisahan kerja 
  domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir
 bhw tanggung 
 jawab 
  domestik ada di perempuan saja, ditambah dng
 kurangnya perlindungan 
  thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke
 sektor publik. 
  Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng
 perempuan, misalnya 
  perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari
 nafkah dan mengasuh 
  keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta
 diskriminasi thd 
  perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta
 masalah2 lainnya.
  
  Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami
 di-PHK, ya emang 
  gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya,
 banyak perempuan2 yg 
  

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-13 Terurut Topik Lina Dahlan
Assalamu'alaikum wr wb.,
Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah 
puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi 
matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) dengan 
pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn 
berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak 
para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres 
ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. 

Karena ini urusan ttg pakaian, yang memang salah satu fungsi pakaian 
adalah untuk menutupi yang bisa mengakibatkan ngeres, maka menjadi 
oke-oke saja kalo pembicaraan ini menjadi kesitu arahnya. 

Namun disini saya ingin sharing saja, pengalaman-pengalaman para 
muallaf wanita Amerika ketika mereka ber hijab, dari buku 
Daughters of Another Path. Mungkin juga ini berhubungan dengan 
kesepakatan umum di Amerika.

Issue keseluruhan dari Islamic Sisters International (January 1994) 
adalah masalah Hijab-Definition and Discrimination. Banyak kaum 
wanita menggambarkan deskriminasi yang terjadi di tempat bekerja 
ketika interview penerimaan pegawai. Beberapa wanita merasa sulit 
menghadapi ejekan-ejekan. Ada yang mengatakan bahwa ia merasa bhw 
wanita non muslim itu lebih menyakitkan (offended) daripada pria non 
muslimnya. Dalam artikel2 tsb kaum wanita mengajak untuk ber hijab 
bahkan terkadang dengan memakai kata wajib (obligation).

Editor majalah tsb mengajak semua saudara perempuan (sisters) untuk 
ikut aktif untuk meniadakan diskriminasi tsb, untuk memperjuangkan 
hak mereka yang dijamin pemerintah Amerika dan Canada. Mereka 
disarankan untuk memakai baju muslimah ke tempat bekerja dan 
ketempat umum pada tanggal yg tlh ditentukan, menulis atau menelpon 
senator ataupun surat kabar untuk memprotes kesalahpahaman yang 
tidak fair, disuatu tempat dengan cara damai.

Dalam hal mengenakan hijab ada beberapa yang merasa mempunyai 
pengalaman yang sangat berarti namun ada juga yang frustasi. 
Beberapa pendapat mereka adalah sbb:

1) The best Islamic right by far is the hijab. I have a right to be 
looked at as a moral woman, not a piece of meat to be gawked at. 
People looked at my eyes when talking to me. I am treated like a 
lady as a general rule. There are always those who jump at a chance 
to condemn. I would be more encouraged to go into the work force if 
it weren't for those few people ignorant of Islam.

2) The only obstacles that have been placed in my way as as Muslim 
woman have not been from Muslims or Islam but from the society in 
which we live. One often feels like a fish swimming upstream in 
America, like constantly explaining hijab. I have been denied jobs 
because  of my hijab and have been otherwise openly discrimintated 
against. Noneteless, I am truly grateful for hijab. It is liberating 
in a sense that pro-ERA women will never know. I feel honored to 
represent Islam in such a powerful way as to be recognized as Muslim 
whenever I venture out.

3) My perception of being a woman has been changed. I no longer find 
freedom in thight paints and miniskirts, but through hijab and 
modesty. I no longer believe men and women have to be the same to be 
equal and there are roles each are better suited for. At the same 
time, we all (men and women) have our unique, individual talents and 
need to have the opportunitiy to nourish them.

4)...In society which claims to envision a freer means of life for 
women, the american male attitude toward women actually puts women 
way down by promoting the sex-symbol image. Hijab removes the 
possibilities for men to ogle and demands they view women as 
people rather than objects.

5)...I started wearing hijab in winter, so it wasn't difficult until 
summertime. Many people wear a scarf or hat in winter, but when 
summer came and I was still wearing a scarf, I did stand out in a 
crowd. But Islam is not blending in or when America, do as the 
Americans do. It is about standing up for what you believe and what 
you know is right, even if others do not, whether Muslim or non-
Muslim.

6) I have worked out with my parents and other family members my 
choice to be Muslim. The main point of stress has been hijab or the 
Islamic dress. I think this is a constant reminder and embrassment 
for them. If I were Muslim but did not cover, I think they could 
accept it more readily. My hope is that they will understand Islam 
and like it on their own, not just because of me.

Demikian, sekilas info. Info dari data tahun 1990-an...:-)
Ada info terbaru?

wassalam,
Lina

 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Saya jadi moderatornya aja ya,
 
 Tuch mas wawan sudah ada mbak aisha yang menanggapi
 uneg-uneg andabagaimana?
 
 salam,
 
 Note:
 Info sedikit, kayaknya mas Wawan ini termasuk pria
 yang sudah berusaha untuk menjilbabi matanya.
 
 
 
 --- A. Yasmina [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Apa tidak berlebihan ya? Rasanya perempuan itu
  mayoritas berbaju sopan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-13 Terurut Topik Ari Condro
Daripada bingung, mendingan saya kasih sambutan aja dech, biar feel at home.

Met bergabung mbak Lina.  Makin banyak nih pendekarnya he he he .

Pren, FYI, mbak Lina ini mbak Fath atau mbak L. Meilany nya milis ppiindia.

salam,
Ari Condro

- Original Message - 
From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]

Assalamu'alaikum wr wb.,

Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah 
puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi 
matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) dengan 
pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn 
berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak 
para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres 
ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. 





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-13 Terurut Topik Mia
Info relatif baru dari Amerika tahun 2002. Ketika saya mengunjungi 
acara pertunjukan di suatu kota kecl, in the middle of nowhere - 
penyanyinya pake baju backless. Itu loh gaun panjang yang 
belakangnya huruf V.  Mulanya aku nggak terlalu perhatiin, wong 
backless itu biasa di Indonesia kok.

Eh, ternyata setelah lagu pertama penyanyi itu nggak muncul lagi. 
Padahal mestinya menurut agenda, dia nyanyi lagi. Setelah acara usai 
ketauan deh cerita dari balik layar. Pendeta dan pemerintah lokal, 
bupati gitu, melarang perempuan itu nyanyi lagi lantaran baju 
backlessnya.  Dan mensyaratkan boleh muncul lagi nanti kalau nggak 
backless.

Info relatif baru tahun 2004, ketika kerabat dari US berkunjung ke 
Indonesia.  Dia kawin dengan orang Hitam Salafi, eks lawyer 
perusahaan US yang besar. Burqa hitam pake cadar. Dan sayang sekali 
dia nggak melepaskan cadarnya di rumah saya. Saya jadi merasa ada 
jarak, habis nggak kebayang wajahnya gimana sekarang. Anak-anaknya 
sekolah di rumah, dia mengambil lisensi guru, sebagai persyaratan. 
Dia nggak boleh ke luar rumah kecuali dengan suaminya, yang 
melakukan hampir segalanya di luar rumah termasuk belanja ke super 
market. Saya tanya, kenapa anak perempuannya yang nyaris ABG nggak 
pake burqa, tapi seperti teen lainnya? Dia bilang, tunggu 
kesadarannya dulu dari kemauan sendiri...

Sebagian (besar) Amerika tuh konservatif dong. Cuma saja segelintir 
kapitalis chauvinist emang hobi ngumbar aurat, dan menjadikannya 
seolah-olah icon.  Dan kota-kota besar itu emang lebih beragam dan 
dinamis.  Dalam keragaman ini, sebagian perempuan Muslim menjadikan 
hijab sebagai bagian dari jatidirinya. Which is acceptable sebagai 
proses pencarian jatidiri. Tapi soal nglecehin, yang nggak pake 
jilbab juga dilecehin sih. Jilbab jadi alasan ekstra untuk 
nglecehkan orang. 

Salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamu'alaikum wr wb.,
 Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah 
 puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi 
 matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) 
dengan 
 pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn 
 berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak 
 para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres 
 ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. 
 
 Karena ini urusan ttg pakaian, yang memang salah satu fungsi 
pakaian 
 adalah untuk menutupi yang bisa mengakibatkan ngeres, maka menjadi 
 oke-oke saja kalo pembicaraan ini menjadi kesitu arahnya. 
 
 Namun disini saya ingin sharing saja, pengalaman-pengalaman para 
 muallaf wanita Amerika ketika mereka ber hijab, dari buku 
 Daughters of Another Path. Mungkin juga ini berhubungan dengan 
 kesepakatan umum di Amerika.
 
 Issue keseluruhan dari Islamic Sisters International (January 
1994) 
 adalah masalah Hijab-Definition and Discrimination. Banyak kaum 
 wanita menggambarkan deskriminasi yang terjadi di tempat bekerja 
 ketika interview penerimaan pegawai. Beberapa wanita merasa sulit 
 menghadapi ejekan-ejekan. Ada yang mengatakan bahwa ia merasa bhw 
 wanita non muslim itu lebih menyakitkan (offended) daripada pria 
non 
 muslimnya. Dalam artikel2 tsb kaum wanita mengajak untuk ber hijab 
 bahkan terkadang dengan memakai kata wajib (obligation).
 
 Editor majalah tsb mengajak semua saudara perempuan (sisters) 
untuk 
 ikut aktif untuk meniadakan diskriminasi tsb, untuk memperjuangkan 
 hak mereka yang dijamin pemerintah Amerika dan Canada. Mereka 
 disarankan untuk memakai baju muslimah ke tempat bekerja dan 
 ketempat umum pada tanggal yg tlh ditentukan, menulis atau 
menelpon 
 senator ataupun surat kabar untuk memprotes kesalahpahaman yang 
 tidak fair, disuatu tempat dengan cara damai.
 
 Dalam hal mengenakan hijab ada beberapa yang merasa mempunyai 
 pengalaman yang sangat berarti namun ada juga yang frustasi. 
 Beberapa pendapat mereka adalah sbb:
 
 1) The best Islamic right by far is the hijab. I have a right to 
be 
 looked at as a moral woman, not a piece of meat to be gawked at. 
 People looked at my eyes when talking to me. I am treated like a 
 lady as a general rule. There are always those who jump at a 
chance 
 to condemn. I would be more encouraged to go into the work force 
if 
 it weren't for those few people ignorant of Islam.
 
 2) The only obstacles that have been placed in my way as as Muslim 
 woman have not been from Muslims or Islam but from the society in 
 which we live. One often feels like a fish swimming upstream in 
 America, like constantly explaining hijab. I have been denied jobs 
 because  of my hijab and have been otherwise openly discrimintated 
 against. Noneteless, I am truly grateful for hijab. It is 
liberating 
 in a sense that pro-ERA women will never know. I feel honored to 
 represent Islam in such a powerful way as to be recognized as 
Muslim 
 whenever I venture out.
 
 3) My perception of being a woman has 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-12 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message -
From: Jehan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 12, 2005 6:07 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


(deleted)
 Jehan:
 Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan
 sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public
 decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap
 daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda.

 Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas
 tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin
 kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia.

Maaf jika saya salah.


 Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang
 diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki
 memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature
 secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor
 lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual
 melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh
 pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki-
 laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki-
 laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran
 yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya
 ya).

 Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab.
 Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan?

 Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan
 di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan
 suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa
 adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama
 tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di
 otak lelaki. Lalu?

 Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di
 atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah
 bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas
 kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan).

 Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki
 di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami
 tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang
 menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana
 jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang
 terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling
 paksa jelas bukan nature yang namanya public domain.


Pak Jehan,
Ijinkan saya bertanya.

(1) Apa konsep Jilbab batas kepatutan publik itu.
Apa dasar-dasarnya (di luar Quran-Sunnah tentunya, karena ada perbedaan
pendapat dalam menafsirkannya sehingga perlu pembanding dan argumen yang
selain itu) yang melatarbelakangi konsep Jilbab.
Apakah dasar-dasar itu valid dst.dst.

(2) Mengapa kepatutan publik yang dibahas hanya ttg cara berpakaian
perempuan.
Mengapa tidak dikaitkan dengan pola berperilaku yang patut secara umum.
Bicara Islam itu bicara keseluruhan, bicara sesuatu dengan cara yang
komprehensif.
Misalkan  konsep jilbab diwujudkan dalam aturan yang mewajibkan jilbab.
Supaya komprehensif mengapa kita tidak tarik juga tundukkan pandangan ke
dalam wacana ttg kepatutan publik ( bukankah dari sisi nash sama wajibnya
dengan jilbab), bahwa pria matanya nggak boleh jelalatan kalo ngeliat cewek
(hanya boleh sekali bukan?). Lalu buat rencana untuk mewajibkan muslim untuk
menundukkan pandangan dengan segala macam hukumannya. Dan in-turn (kalo
ngikutin logikanya mas Wawan) yang non-muslim juga akan ikut-ikutan.
Melihat secara lengkap itu saya kira penting untuk menelusuri konsistensi
suatu konsep. Dan konsistensi adalah ciri dari konsep yang baik (agak berat
bilang 'bener' karena nanti nganggep yang lain nggak bener).

Saya kira disini inti diskusinya.

IMHO, sisi pendapat yang membawa konsep jilbab (harfiah) sebagai solusi
untuk kepatutan publik biasanya bolong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
di atas.

 So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal
 dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali,
 vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini
 saya kira sudah sama persepsi kita.

 Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang
 saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah
 ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang
 saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya.


Saya kira kita semua sepakat dalam hal ini.
Hanya mungkin perlu didetailkan lagi moralitas macam apa yang sedang
dibicarakan.
Yang menarik adalah family values itu ternyata sudah jadi wacana global
yang juga dianggap penting oleh orang-orang bule ( sorry pak ayeye, cuman
membahasakan orang asing dari barat). Dan mereka serius betul mengurus hal
itu. Hal ini tercermin dari aturan2 yang mereka keluarkan spt. hukum
kekerasan dalam rumah tangga, aturan memperlakukan anak

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto

- Original Message -
From: Jehan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 10, 2005 8:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


 memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan
 sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat.
 lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia
 ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga
 perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki.

 lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang
 publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan
 wilayah publik.

 lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak
 Mia...

 yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang
 idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat
 perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini
 patriarki.

 makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu
 menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana
 seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana
 seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana
 seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana
 seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana
 seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst

 siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat
 common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan.
 ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu.

 cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan
 keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut
 saya, ini mengkhawatirkan.

 Wass,
 Jehan


Salam PAk Jehan,

Saya melihatnya diskusi si WM selama ini secara sederhana kira-kira sbb.

(1) Jilbab sebagai hukum Allah itu multitafsir.
Bagaimana multitafsirnya silahkan lihat di arsip WM dgn keyword para
ustdazah WM spt. Mia, Chae, Aisyah dll. Wacana di WM ttg jilbab tidak
mengenal dikotomi bahwa ini pendekatan yang syar'i atau non syar'i,
karena semuanya sumbernya sama, iaitu Quran dan Sunnah. Yang membedakan
adalah bagaimana menafsirkan keduanya. Jadi gaya hitam-putihnya mas Wawan
itu salah sasaran. Lha wong mbak Aisyah yang berjilbab itu juga punya idea
yang berbeda dengan dia kok.

(2) Semua sepakat ttg perlunya public decency, kepatutan publik.
Nah kalau ini yang dimaksud oleh Pak Jehan, saya kira sebetulnya kita semua
di sini sepakat.
Di masyarakat amerika yang liberal saja, kepatutan publik ini juga ada
aturannya.

Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab
dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda
inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang
memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level
playing fieldnya, rasa keadilannya ?

Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan
perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda
inginkan)?

Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal
yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak
(yang berniat baik tentunya).

Wassalam
Ary



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Ini omongan kaum positivistik. Yg berpikir bahwa hukum yg keras bisa 
menyelesaikan semua masalah sosial. Apa iya, bila ada hukum yg keras 
thd jilbab dll bisa menyelesaikan masalah sosial yg disebutkan, atau 
jangan2 justru menimbulkan masalah sosial baru? Apa dasar 
argumentasinya jilbab perlu diatur dalam suatu kerangka hukum 
(negara)? Apa iya, hanya berlandaskan klaim mayoritas umat Islam? :)

Yg saya gak ngerti, masalah sebenarnya apa? Pornografikah? Atau 
sekedar risih melihat cewe2 ber-tank top bertebaran di mall2? :-) 
Karena memang, yg namanya masalah sosial itu bisa luass sekali, dari 
soal reproduksi perempuan, kesehatan, kewarganegaraan, pornografi 
sampe bau badan pun bisa jadi masalah sosial..:-) Tapi suatu masalah 
sosial juga perlu disistematisir, mengapa itu terjadi, faktor2 apa 
saja yg menjadi penyebabnya kemudian melihat alternatif solusi yg gak 
harus berupa sanksi yg keras, memilah mana yg harus diselesaikan 
lewat bentuk perundang2an dan mana yg memerlukan tindakan2 
pendukung :-) Saya lihat, anda hanya melihat dari faktor subyektif 
saja, bahwa masalah ini disebabkan oleh moralitas masyarakat yg buruk 
dari masyarakat, yg bisa jadi solusi yg ditawarkan adalah menegakan 
moralitas (dng penegakan syariat). Kalo perlu dng sanksi yg keras 
(bukan tegas, tapi keras) yg secara sembrono menggeneralisasikan 
menyalahkan perempuan dlm hal ini.

Kebanyakan analisa thd masalah sosial yg hanya melihat faktor 
subyektif saja, rata2 menimbulkan solusi berupa tindakan2 
kriminalisasi thd suatu tindakan (atau pewajiban sesuatu), penerapan 
sanksi yg keras dll yg belum tentu bisa diimplementasikan secara 
efektif apalagi menyelesaikan masalah sosial. Contohnya saja, gak 
usahlah soal jilbab, bagaimana bisa dlm suatu daerah di Indonesia  
mengkriminalisasikan para gelandangan dan PSK, tanpa melihat fakta 
ketidakberesan pemdanya dlm mengurusi kesejahteraan warganya. 

Kecenderungannya saat ini adalah, menggeneralisasi bahwa akar masalah 
dari semua masalah sosial di Indonesia ini berasal dari moralitas yg 
buruk semata yg perlu dipecahkan dalam peraturan2 yg berkaitan 
dng 'penegakan moralitas' dng penerapan sanksi yg keras. Meskipun ini 
bisa berlaku efektif dlm merubah perilaku, misalnya dalam penggunaan 
seat-belt, tapi gak bisa digeneralisasi akan berlaku sama dalam semua 
hal. Dan parahnya, kecenderungan ini ada di tingkat nasional maupun 
daerah. Sehingga untuk kebijakan2 di bidang tertentu, perempuan 
hampir pasti akan dirugikan. 

Jadi tolong, jgn suka asbun. Hanya karena gerah liat rok mini, tank 
top bertebaran yg menggoda 'iman' anda, langsung berpikir secara 
SPONTANITAS ingin menegakan syariat Islam dng mewajibkan jilbab di 
negara ini.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, w_a_w_a_n_j_k_t 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bravo jehan. jilbab kita atur dalam kerangka moral atau hukum. we 
 make common platform. Kalo berkenan saya kembangkan, jilbab harus 
 diwajibkan bagi seluruh muslimah. pemerintah harus mengambil alih 
 perintah-Nya ini. I want to making line for this statement : muslim 
 terbanyak ada di negeri ini, seandainya yg mayoritas ini menutup 
 tubuhnya, maka yg monoritas enggan tampil beda. hasilnya 
 pemandangan2 haram yang berkeliaran dimall2 bisa tereliminir, insya 
 allah tidak ada lagi. but it's problem, wanita skr terkontaminasi 
 liberalisme, yaitu yg penting outputnya. whatever you do, that 
 output we must see. this is rule of the game from jilers. wanita ga 
 berjilbab gpp, yg penting berperilaku sopan. anda ga solat gpp, yg 
 penting muamalahnya baik. teman saya punya kenalan wartawan sinar 
 harapan, diajak ulil ga usah puasa. katanya yg udah bisa jadi org 
 baik, puasa dan solat ga usah. hm...
 
 saya suka kalimat anda ini : semakin banyak orang bertindak 
 berdasarkan rasa malu ketimbang rasa takut maka semakin beradablah 
 masyarakat itu. tapi untuk persoalan responsibility, kita harus 
 mendepankan rasa takut ketimbang rasa malu. gimana nanti tubuh itu 
 ditanyain satu2, digunakan untuk siapa dan apa. jangan sampai jadi 
 tontonan murahan laki2, fitnah, pnyakit bahkan syirik. gw pernah 
 abis wudhu nabrak pemandangan haram. wanita yang pamer dadanya 
jalan 
 sama cowoknya mau solat. terang aja fikrian gw macem2, merasa ga 
 afdol gw balik wudhu lagi. fitnah, penyakit dan syrik gw, kumat 
lagi.
 
 kesopanan bagi wanita islam tentu beda dgn wanita barat. itulah 
 jilbab yang memebdakannya. jangan sok2an bertuhankan pilihan tuk 
 wanita. boleh ngikut kata hati, but... use common sense, gunakan 
 pikiran yg sehat, hati yang sehat. layak ga aku jadi wanita 
muslimah 
 berpekaian seperti ini? tapi kalo pake tank top disebut pilihan, 
 saya kira yg memilih sama yg menyetujuinya lagi sakit otaknya alias 
 bertuhankan otak.
 
 salam jabat erat,
 -wa2n-
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak 
 benernya. 
  saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik L.Meilany
Salut pak Ary,
Telah mampu memahami dan menerima perbedaan
Ini keadilan dan memberi ketenangan

Salam
l.meilany 
  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, September 11, 2005 2:53 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


  Salam PAk Jehan,

  Saya melihatnya diskusi si WM selama ini secara sederhana kira-kira sbb.

  (1) Jilbab sebagai hukum Allah itu multitafsir.
  Bagaimana multitafsirnya silahkan lihat di arsip WM dgn keyword para
  ustdazah WM spt. Mia, Chae, Aisyah dll. Wacana di WM ttg jilbab tidak
  mengenal dikotomi bahwa ini pendekatan yang syar'i atau non syar'i,
  karena semuanya sumbernya sama, iaitu Quran dan Sunnah. Yang membedakan
  adalah bagaimana menafsirkan keduanya. Jadi gaya hitam-putihnya mas Wawan
  itu salah sasaran. Lha wong mbak Aisyah yang berjilbab itu juga punya idea
  yang berbeda dengan dia kok.

  (2) Semua sepakat ttg perlunya public decency, kepatutan publik.
  Nah kalau ini yang dimaksud oleh Pak Jehan, saya kira sebetulnya kita semua
  di sini sepakat.
  Di masyarakat amerika yang liberal saja, kepatutan publik ini juga ada
  aturannya.

  Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab
  dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda
  inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang
  memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level
  playing fieldnya, rasa keadilannya ?

  Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan
  perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda
  inginkan)?

  Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal
  yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak
  (yang berniat baik tentunya).

  Wassalam
  Ary

  - Original Message -
  From: Jehan [EMAIL PROTECTED]
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Saturday, September 10, 2005 8:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


   memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan
   sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat.
   lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia
   ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga
   perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki.
  
   lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang
   publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan
   wilayah publik.
  
   lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak
   Mia...
  
   yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang
   idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat
   perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini
   patriarki.
  
   makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu
   menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana
   seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana
   seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana
   seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana
   seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana
   seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst
  
   siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat
   common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan.
   ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu.
  
   cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan
   keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut
   saya, ini mengkhawatirkan.
  
   Wass,
   Jehan
  


  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
  Yahoo! Groups Links



   



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik L.Meilany
Trimakasih Pak Jehan,

1. Kasus itu kan ibarat 1 kejadian lain, diantara 10 peristiwa yg dianggap sama?
Kalo sudah buanyak itu namanya ya bukan kasus lagi
:-)
Maksudnya diarab saja laki2 bisa 'bernafsu' melihat perempuan2 dengan seragam
stelan jilbab yg rapat. Artinya kan radar bangkit 'nafsu'nya bukan karena 
'tertutup' atau tidak 'tertutup'
Tetapi 'otak' laki2 di arab sudah di stel : Berjilbab adalah yg bisa memuaskan 
syahwat.
Begitu kan?

2. Jadi ya 'otak' nya yg musti di kendalikan, dimanapun berada, situasi dan 
kondisi apapun.
Kan kalo puasa bisa juga mengendalikan nafsu.
Artinya kan mengendalikan hawa nafsu [ syahwat diantaranya] juga termasuk 
ibadah ??

3. Kalo saya bilang berjilbab itu juga bagian dari [proses] ibadah, knapa laki2 
tidak mencanangkan
bahwa mengendalikan 'hawa nafsu [syahwat] adalah juga bagian dari ibadah.
Kan adil.
:-))

4. Masalah ngomongin model jilbab : kurang kerjaan.?
Itu kan kenyataan, pada sebagian dunia perempuan. Bukan cuma jilbab saja, 
sebenarnya.
Mereka kan bermaksud untuk memberi penerangan tentang : hal yg benar menurut 
versinya masing2.

salam
l.meilany  
  - Original Message - 
  From: Jehan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, September 11, 2005 10:44 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


  Mbak Mei yang baik,
  Kalau saya boleh berpendapat, justru pake jilbab bisa juga membuat 
  laki2 bernafsu itu yang kasus. Sedangkan cerita yg diposting mas 
  Wawan itu, hehehehehe... emang itulah lelaki. 

  Perempuan yang telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya 
  gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para fotografer 
  perempuan bugil... hehe.

  Juga, perempuan yang setengah telanjang belum tentu membuat laki2 
  merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk 
  para penjaga pantai yang banyak perempuan setengah bugil berjemur... 
  hehehehe...

  Masalahnya, siapa yang mau mata semua laki-laki menurun ngefek 
  terangsangnya terhadap perempuan? Kalau mata laki2 sudah hilang 
  kepekaannya, ini bahaya lho. Suami nanti nggak kan terngsang bahkan 
  setelah melihat istrinya menari-nari bugil... Bahaya ini! Kecuali 
  bagi produsen viagra dan cialis


  Masalah pake jilbabnya nggak sama diomongin, itu yang saya kurang 
  setuju. Baru itu namanya kurang kerjaan aja. Tapi kalo dakwah 
  bagaimana dalil Al Qur'an mengenai apa itu jilbab dan bagaimana 
  batasan sebenarnya, its ok. Tapi kalo udah berdebat celana panjang 
  longgar itu seksi apa tidak, ngepres apa tidak, ini yang kurang 
  kerjaan.

  Wassalam,
  Jehan


  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
   Nimbrung : 
   1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM.
   Kalo tak salah saya yg memfwd :-)
   2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan 
  kasus, tidak usah digeneralisir :-)
   Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu.
   Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di 
  dunia [ ada datanya , di koran Kompas ]  
   Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya 
  gerah :-))
   Begitu kan?
   3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa 
  sih suka mau turut
   campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, 
  pake jilbabnya nggak sama di omongin,
   Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar.
   Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa???
   Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. 
   
   [Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat 
  datang pada saya :-D]
   
   salam
   l.meilany






  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
  Yahoo! Groups Links



   



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik Jehan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda 
ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa 
kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), 
bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik 
yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa 
keadilannya ?
 
 Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan
 perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik 
yang Anda inginkan)?
 
 Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik 
minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi 
semua pihak (yang berniat baik tentunya).

Jehan:
Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan 
sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public  
decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap 
daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda.

Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas 
tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin 
kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia. 

Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang 
diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki 
memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature 
secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor 
lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual 
melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh 
pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki-
laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki-
laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran 
yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya 
ya).

Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab. 
Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan?

Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan 
di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan 
suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa 
adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama 
tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di 
otak lelaki. Lalu?

Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di 
atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah 
bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas 
kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan). 

Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki 
di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami 
tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang 
menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana 
jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang 
terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling 
paksa jelas bukan nature yang namanya public domain.

So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal 
dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali, 
vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini 
saya kira sudah sama persepsi kita.

Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang 
saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah 
ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang 
saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya. 

Ada satu point lagi dari saya. Hal ini berkaitan dengan pola pikir 
patriarki yang sulit sekali saya pahami. Yang saya sorot adalah 
mengapa menyoal pakaian perempuan di ruang publik itu seringkali 
disamakan dengan anggapan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin 
melihat perempuan? (Apalagi jika di dalam arena publik itu ada laki-
lakinya, habis deh.)

Begitu Mas Ary. 

Wassalam,
Jehan











 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-11 Terurut Topik SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO
Urun dikit,
 
Diskusi kalau ada prasangka ( - ) terhadap teman diskusi jadinya malah mbulet 
engga ketemu, apalagi kalau diantara kita ada yang suka nakil ( nakal : kalau 
pria ) mlintir-mlintir kalimat teman diskusinya, jadinya nanti jadi kue 
plintir. Jualan kue aja yok. 
 
Kritik membangun aja dech.
 
salam,
 
Semoga kita engga jadi jualan kue plintir.


 
Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda 
ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa 
kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), 
bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik 
yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa 
keadilannya ?
 
 Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan
 perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik 
yang Anda inginkan)?
 
 Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik 
minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi 
semua pihak (yang berniat baik tentunya).

Jehan:
Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan 
sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public  
decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap 
daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda.

Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas 
tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin 
kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia. 

Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang 
diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki 
memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature 
secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor 
lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual 
melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh 
pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki-
laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki-
laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran 
yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya 
ya).

Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab. 
Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan?

Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan 
di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan 
suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa 
adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama 
tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di 
otak lelaki. Lalu?

Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di 
atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah 
bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas 
kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan). 

Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki 
di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami 
tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang 
menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana 
jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang 
terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling 
paksa jelas bukan nature yang namanya public domain.

So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal 
dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali, 
vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini 
saya kira sudah sama persepsi kita.

Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang 
saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah 
ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang 
saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya. 

Ada satu point lagi dari saya. Hal ini berkaitan dengan pola pikir 
patriarki yang sulit sekali saya pahami. Yang saya sorot adalah 
mengapa menyoal pakaian perempuan di ruang publik itu seringkali 
disamakan dengan anggapan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin 
melihat perempuan? (Apalagi jika di dalam arena publik itu ada laki-
lakinya, habis deh.)

Begitu Mas Ary. 

Wassalam,
Jehan











Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



SPONSORED LINKS 
Women Different religions beliefs Islam Muslimah 

-
YAHOO! 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik Jehan
Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak benernya. 
saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada laki-laki 
membantah apa yang dibilang mas Wawan, saya kira ya gimana ya. jadi 
ini sebenarnya info berharga juga untuk kaum perempuan.

nah mbak Aisha, sekarang masalahnya bukan berarti pengakuan begini 
menunjukkan lelaki tak menghargai perempuan. nggak bisa disamaratakan 
dan ditarik kesimpulan umum begitu. apalagi dihubungkan dengan cukup 
atau kurang ajarnya laki-laki. kalau sudah sampai bagaimana 
tindakannya baru saya pikir kita bisa bahas cukup atau kurang 
ajarnya .   

ada banyak faktor masa perkembangan, waktu-waktu dan tempat tempat 
dimana laki-laki merasakan rangsangan seksual itu, yang bisa sangat 
beragam bentuk dan intensitasnya. misalnya faktor baligh, apakah baru 
puber atau sudah lewat puber. terus faktor sudah menikah atau belum, 
ini cukup menentukan. mungkin bagi yang nafsunya super duper, sudah 
poligami atau belum juga mempengaruhi :)

terus waktu serius bekerja atau khusuk ibadah atau waktu santai, bisa 
beda lagi ngefeknya. ya khan? di ruang rapat atau di laboratorium ya 
jelas beda dong dengan di mall atawa di bus...

tapi intinya, ini pengamatan dan pengalaman saya dan kalo nggak salah 
juga demikian kata psikologi, bahwa rangsangan seksual melalui 
pandangan mata jauh lebih merangsang laki-laki ketimbang 
perempuan. jauh lebih lho, bukan berarti perempuan tidak bisa 
terangsang melalui pandangan. nanti diprotes mbak Chae aku. dan 
rangsangan seksual melalui sentuhan dapat merangsang gairah seksual 
perempuan lebih efektif. kalau melalui suara dan bisikan saya kira 
bisa sama ya (?).

jadi bagi para suami, harus lebih hati-hati kalo istrinya udah sering 
kerja bareng atau jalan bareng dua2an dengan laki-laki lain, walaupun 
nggak ganteng2 amat, ketimbang si doi ngegandrungi bahkan ngoleksi 
cd/dvd film2 keanu reeves atau steven seagal. demikian juga para 
bapak terhadap anak perempuannya.

bagi para istri, ya jelaslah dia harus perhatian sama segala sesuatu 
yang bisa ngotori otak suaminya melalui pandangan. demikian juga bagi 
para ibu terhadap anak laki-lakinya.

wassalam,
jehan




A. Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yang ber-tank top, berbelahan dada rendah, celana ketat atau ber-
you can see itu minoritas kok.
  
 Apa memang semua laki2 memandang perempuan hanya dengan 
pikiran 'ngeres' saja? sekedar melihat fisiknya saja? Seingat saya 
dalam rapat2 - laki2 juga sibuk dengan perempuan untuk beradu 
argumen, jadi bukan fisiknya yang dipelototin tapi isi otaknya 
perempuan.
  





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik Mia
Pengakuan-pengakuan seperti gini nggak masalah Pak Jehan. Dan kayaknya 
ini dulu sudah diposting dan ditanggap dengan jenaka oleh mbak Chae. 

Tapi...kok ujung-ujungnya dibenturin ke jilbab gitu looo.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak benernya. 
 saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada laki-laki 
 membantah apa yang dibilang mas Wawan, saya kira ya gimana ya. jadi 
 ini sebenarnya info berharga juga untuk kaum perempuan.






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik Jehan
memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan 
sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat. 
lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia 
ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga 
perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. 

lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang 
publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan 
wilayah publik. 

lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak 
Mia...

yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang 
idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat 
perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini 
patriarki.

makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu 
menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana 
seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana 
seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana 
seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana 
seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana 
seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst

siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat 
common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan. 
ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu. 

cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan 
keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut 
saya, ini mengkhawatirkan.

Wass,
Jehan



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalimat Pak Jehan dari Kalau saya selalu.. sampai ...sepakat 
 dalam hal ini.  Okeh saja bagi saya.
 
 Lalu ditarik ke yang seharusnya: soal jilbab sebagai batasan 
aurat 
 wajib merupakan dan wahyu Allah (yang harafiah), serta kerangka 
hukum 
 dan pengaturannya, serta 'moral' .  Ini sudah saya ngerti dan di WM 
 ini bisa bikin buku dengan ustazah Chae, ustaz Muiz, dan ustaz 
 Jehan..:-)
 
 Tapi coba perhatikan artikel tersebut, yang isinya mewakili 'suara 
 hati' sebagian cowok ttg cewek. Emang lucu sih artikelnya, dulu kan 
 udah kita goda-godain...:-) But it's ok. BUT STOP.
 
 Kenapa sih kurang berempati dengan 'suara hati'nya mbak Aisha? 
 Seorang cowok telah curhat dari nuraninya ttg nafsunya melihat 
 cewek.  Nah, Mbak Aisha meresponse meminta pengertian untuk melihat 
 perempuan secara utuh. Dia nggak bilang bahwa 'pengakuan cowok tsb 
 menunjukkan laki-laki nggak menghargai perempuan' seperti yang Pak 
 Jehan bilang. Defensif ente nih. 
 
 Perhatikan juga dong cewek yang ngomong ttg pakaian dari WILAYAH 
 PRIBADINYA. (lha wong dia yang pake baju).
 
 So mari kita berdiskusi dari hati ke hati artinya:suara hati cowok 
 dan suara hati cewek.  Dan ini sifatnya unik dari pribadi masing-
 masing, dan emang bukan soal pukul rata.
 
 STOP.
 
 Terus, kalau lagi ngomongin suara hati, nurani, keunikan 
 pribadi..kenapa ditarik langsung ke 'yang seharusnya' untuk semua: 
 batasan aurat, wahyu Tuhan, jilbab dalam kerangka hukum dan 
 pengaturan, serta 'moral' itu?  
 
 Ini kan jadi ngomongin soal tafsiran Quran yang bisa beragam. 
 Kemudian dimana silang antara wilayah pribadi dan kerangka hukum  
 moral itu?
 
 Kalau dalam tafsiran jilbab sebagai wilayah pribadi, ini artinya 
 mengijinkan yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab. (Plese 
 perempuan pakailah jilbab, plese nggak usah pake jilbab. BTW 
yang 
 pake tank top masuk angin, yang pake burqa gerah dan keserimpet 
bok).
 
 Kalau jilbab diwajibkan dalam kerangka hukum dan moral tertentu, 
ini 
 namanya nggak mengijinkan jilbab/non jilbab dalam wilayah pribadi. 
 Kita mau yang kayak gini? Mana level playing field untuk semua 
orang? 
 Ini yang namanya keadilan?
 
 Apa ini namanya bukan pukul rata dan maksa? Weleh...welehmau 
 enaknya doang mbok ngejilbabin perempuan. Aku paham banget deh, 
cowok 
 tuh insecure...:-) dari dulu bawaannya pingin ngatur reproduksi, 
 maklum nggak punya telor indung...tapi jangan dibawa-bawa ke jilbab 
 dong.. Sorri saya ngomong gini, supaya ente sadar juga..ngomongin 
 sunnatulah (kodrat) sana-sini, terus langsung ke wajib jilbab 
sebagai 
 kerangka hukum dan tafsiran moral. Wilayah pribadi yang juga 
kodrati 
 dilewatin begitu saja..songong banget dah..
 
 Salam
 Mia





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik w_a_w_a_n_j_k_t
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A. Yasmina 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Apa tidak berlebihan ya? Rasanya perempuan itu mayoritas berbaju 
sopan walaupun tidak semuanya berkerudung, dalam arti baju tidak 
ngepas di badan, tidak berbelahan dada rendah atau berbelahan di 
kaki yang tinggi atau pakai baju menerawang.  Yang ber-tank top, 
berbelahan dada rendah, celana ketat atau ber-you can see itu 
minoritas kok.
  
 Apa memang semua laki2 memandang perempuan hanya dengan 
pikiran 'ngeres' saja? sekedar melihat fisiknya saja? Seingat saya 
dalam rapat2 - laki2 juga sibuk dengan perempuan untuk beradu 
argumen, jadi bukan fisiknya yang dipelototin tapi isi otaknya 
perempuan.
  
 Jika memang semua laki2 hanya mikir ngeres saja ketika memandang 
perempuan, itu budaya salah dalam mendidik anak laki2 sejak kecil 
sampai dewasa yang memandang perempuan sebatas obyek seksual saja.  
Tidak bisakah laki2 saat memandang perempuan itu sebagai mahluk 
Allah juga yang sama dengan laki2 dalam arti punya sisi fisik dan 
sisi dalamnya seperti kecerdasannya, kebaik hatiannya, dll?  
Bukankah kita diharuskan selalu berdzikir dalam berbagai posisi, 
bukan sekedar dzikir mulut tapi ingat pada Allah bahwa apapun yang 
kita lihat, kita dengar, dll itu di alam semesta itu mahluk Allah 
dan ada aturannya bagaimana kita memperlakukan manusia lainnya, 
tanaman, binatang, dll.  Rasanya rendah sekali ya kalau orang 
mengaku beragama tapi lihat perempuan dan otaknya secara otomatis 
hanya berkaitan dengan urusan sex sehingga maksa perempuan untuk 
nutup tubuhnya supaya mata laki2 terjaga.  Untuk yang mau berjilbab 
dengan kesadaran sendiri itu bagus, tapi laki2 juga harus berusaha 
untuk
  mengendalikan matanya dan organ tubuhnya ketika melihat perempuan 
jika kenyataannya ada perempuan yang berbaju terbuka di sana sini.
  
 An Nur 30-31 itu kan perintah Allah yang sama bobotnya untuk laki2 
dan perempuan untuk jaga mata dan jaga organ seksualnya.  Jadi 
memandang sekadar memandang dengan menilai orang yang dilihatnya 
apakah itu sejenis atau lawan jenis sebagai manusia yang tidak 
sekedar tubuh yang membuat otak mikir sekedar ke masalah hubungan 
seksual saja, kecantikan manusia kan bukan sekedar cantik tubuh tapi 
juga cantik otal dan hatinya.  Selain itu menjaga organ seksualnya 
bagi laki2 dan perempuan, jaga saja supaya tidak setiap memandang 
orang lalu pikirannya lari ke urusan sex saja sehingga organ 
seksualnya tetap terjaga.
  
 salam
 Aisha
 -- From: w_a_w_a_n_j_k_t [EMAIL PROTECTED]
  
  Perempuan di Otak Lelaki
 
  Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab?
  Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak
  kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus
  mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah
  sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di
  kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata
  memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak.
  Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang,
  mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.
 
  Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas
  Tank Top, noleh ke kiri pemandangan Pinggul
  terbuka, menghindar kekanan ada sajian Celana ketat
  plus You Can See, balik ke belakang dihadang oleh
  Dada menantang! Astaghfirullah... kemana lagi mata
  ini harus memandang?
 
  Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka.
  Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin
  hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup
  dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya
  ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata.
  Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau
  dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang
  membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh
  pikiran ngeres dan hatipun menjadi keras.
 
  Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan
  oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi,
  saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi.
  Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk
  menarik lelaki untuk memakai aset berharga yang mereka
  punya.
 
  Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar
  kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada
  wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah
  berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang
  punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda
  malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata
  lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah
  objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda
  melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi. Dan
  anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang
  lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan
  begitu alias gampangan!
 
  Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah
  membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh
  penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata
  lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri
  anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh,
  pelecehan seksual atau mungkin 

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik w_a_w_a_n_j_k_t
Aisha sehari2nya rapat mulu sih, cuman liat wanita berjas aja.
keluarlah skali2, jgn dalam ruangan aja. ato kalo males ke mall, 
stel tvlah. masak tank top familys minoritas? ente dimana aja jaman 
serba liebral gini. pake jilbab aisha ya, biar jadi wnaita muslimah

To ustadzah mia : jgn ngajak yg ga bener deh bu. ibu kalo ga mau 
pake jilbab, jgn ngajak wanita muslimah milis ini dong. oarng itu 
diajak baik bu, bukan diajak ke yg tidak baik. diajak ngikut maunya 
agama, bukan ngajak maunay ibu. maaf bu, saya ga bakat kayak ibu, 
milisan mulu. saya iseng aja kirim artikel itu, tuk jadi renungan 
wanita muslimah. taunya gereget juga si aisha dan ustadzah mia, 
he..he... rupanya anda berdua gak bisa kuat dengar ajakan yang baik, 
maunya melawan aqidah trus. itu realita bu. laki2 milis ini pada 
ngaku kan, kecuali suami ibu, ustadz himen mungkin ha..ha..ha.. 
itu sedakah dari teman saya bu ustadzah. saya sendiri jarang depan 
komp. mata saya hanya fokus pada satu titik, sesekali tak ajak 
kluar, sama aja ama yg lain suka liat pemandangan haram. 
boleh tau, ibi kerjanya dimana sih, pengen deh off air ama ibu. bu 
ustadzah kayaknya hadir mulu dimilis, apa kerjanya emang dakwah 
dimilis aja? he..he.. mau kog saya dengar dakwah ibu off air, 
he..he.. dimana bisanya ya? he..he..

Oya, ini oleh2 tuk aisha, juga tuk ustadzah mia. dibaca ya, sedekah 
dari teman juga, ga usah dilawan lagi, ane bukan milisters mania. 
he..he..
Pengertian Kewajiban Berjilbab

Dalam kehidupan umum, yaitu pada saat seorang wanita keluar rumah 
atau pun wanita di dalam rumah bersama lelaki yang bukan muhrimnya 
maka syara' telah mewajibkan kepada wanita untuk berjilbab. Pakaian 
jilbab yang diwajibkan tersebut adalah memakai khimar/tudung, 
jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam. Jika bertemu dengan 
lelaki yang bukan mahramnya/keluar rumah tanpa menggunakan jilbab 
tersebut meskipun sudah menutup aurat maka ia dianggap telah berdosa 
kerana telah melanggar dari syara'. Jadi pada saat itu wanita 
Muslimah harus mengenakan tiga jenis pakaian sekaligus iaitu 
khimar/tudung, jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam. Khimar 
(tudung) Perintah syara' untuk mengenakan khimar bagi wanita yang 
telah baligh pada kehidupan umum terdapat dalam surah An Nuur: 31. 
Kata juyuud dalam ayat tersebut merupakan bentuk jamak dari kata 
jaibaun yang bererti kerah baju kurung. Oleh sebab itu yang dimaksud 
ayat itu hendaklah wanita Mukminah menghamparkan penutup kepalanya 
di atas leher dan dadanya agar leher dan dadanya tertutupi''.

Berkaitan dengan ini, Imam Ali Ash Shabuni dalam Kitab Tafsir Ayatil 
Ahkam berkata: Firman Allah, hendaklah mereka menghulurkan tudung 
mereka'' itu digunakan kata Adh dharbu adalah mubalaghah dan di 
muta'adikannya dengan harf bi adalah memiliki  
erti ''mempertemukan'', iaitu tudung itu hendaknya
terhampar sampai dada supaya leher dan dada tidak tampak (juz 2: 
237).Wanita jahiliyah berpakaian berlawanan dengan ajaran Islam. 
Mereka memakai tudung tetapi dilipat ke belakang/punggung dan 
bahagian depannya menganga lebar sehingga bahagian telinga dan dada 
mereka tampak (lihat Asy Syaukani dalam Faidlul Qodir dan Imam Al 
Qurtubi dalam Jaami'u lil Ahkam juz 12: 230). Di zaman jahiliyah 
apabila mereka hendak keluar rumah untuk mempertontonkan
diri di suatu arena mereka memakai baju dan khimar (yang tidak
sempurna)sehingga tiada bezanya antara wanita merdeka dengan hamba 
sahaya (Muhammad Jalaluddin Al Qasimi dalam Mahaasinut Ta'wil, juz 
12:308).

Jilbab

Ada pun untuk mengenakan jilbab bagi wanita dalam kehidupan umum 
dapat kita perhatikan dalam surah Al Ahzab: 59. Allah SWT memberikan 
batasan mengenai pakaian wanita bahagian bawah. Erti lafadz yudniina 
adalah menghulurkan atau memanjangkan sedangkan makna jilbab adalah 
malhafah, iaitu sesuatu yang dapat menutup aurat baik berupa kain 
atau yang lainnya. Dalam kamus Al Muhith disebutkan bahawa jilbab 
adalah pakaian lebar dan longgar untuk wanita serta dapat menutup 
pakaian sehari-hari (tsaub) ketika hendak keluar rumah. Ummu Atiya 
Ra: Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari 
raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik para gadis yang sedang haid
mahupun yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid tidak mengikuti 
shalat dan mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum 
Muslimin. Maka Ummu Athiyah berkata: Ya Rasulullah, ada seseorang 
yang tidak memiliki jilbab maka Rasulullah SAW bersabda: ''Hendaklah 
saudaranya meminjamkan kepadanya'' (HR Bukhari,Muslim, Abu Daud, 
Turmudzi dan Nasa'i). 
Adapun jilbab/pakaian luar yang disyaratkan adalah: Menjulur ke 
bawah sampai menutupi kedua kakinya (tidak berbentuk potongan
atas dan bawah, baik skirt atau seluar panjang sebab firman Allah 
SWT: ''Dan hendaklah mereka menghulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh 
tubuh mereka'', iaitu hendaklah dihulurkan jilbabnya ke bawah sampai 
menutup kaki bahagian bawah. Sebab diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra 
yang berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:

Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung : 
1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM.
Kalo tak salah saya yg memfwd :-)
2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan kasus, tidak usah 
digeneralisir :-)
Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu.
Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di dunia [ ada 
datanya , di koran Kompas ]  
Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah :-))
Begitu kan?
3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa sih suka mau 
turut
campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, pake jilbabnya 
nggak sama di omongin,
Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar.
Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa???
Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. 

[Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat datang pada 
saya :-D]

salam
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, September 10, 2005 8:52 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki


  Kalimat Pak Jehan dari Kalau saya selalu.. sampai ...sepakat 
  dalam hal ini.  Okeh saja bagi saya.

  Lalu ditarik ke yang seharusnya: soal jilbab sebagai batasan aurat 
  wajib merupakan dan wahyu Allah (yang harafiah), serta kerangka hukum 
  dan pengaturannya, serta 'moral' .  Ini sudah saya ngerti dan di WM 
  ini bisa bikin buku dengan ustazah Chae, ustaz Muiz, dan ustaz 
  Jehan..:-)

  Tapi coba perhatikan artikel tersebut, yang isinya mewakili 'suara 
  hati' sebagian cowok ttg cewek. Emang lucu sih artikelnya, dulu kan 
  udah kita goda-godain...:-) But it's ok. BUT STOP.

  Kenapa sih kurang berempati dengan 'suara hati'nya mbak Aisha? 
  Seorang cowok telah curhat dari nuraninya ttg nafsunya melihat 
  cewek.  Nah, Mbak Aisha meresponse meminta pengertian untuk melihat 
  perempuan secara utuh. Dia nggak bilang bahwa 'pengakuan cowok tsb 
  menunjukkan laki-laki nggak menghargai perempuan' seperti yang Pak 
  Jehan bilang. Defensif ente nih. 

  Perhatikan juga dong cewek yang ngomong ttg pakaian dari WILAYAH 
  PRIBADINYA. (lha wong dia yang pake baju).

  So mari kita berdiskusi dari hati ke hati artinya:suara hati cowok 
  dan suara hati cewek.  Dan ini sifatnya unik dari pribadi masing-
  masing, dan emang bukan soal pukul rata.

  STOP.

  Terus, kalau lagi ngomongin suara hati, nurani, keunikan 
  pribadi..kenapa ditarik langsung ke 'yang seharusnya' untuk semua: 
  batasan aurat, wahyu Tuhan, jilbab dalam kerangka hukum dan 
  pengaturan, serta 'moral' itu?  

  Ini kan jadi ngomongin soal tafsiran Quran yang bisa beragam. 
  Kemudian dimana silang antara wilayah pribadi dan kerangka hukum  
  moral itu?

  Kalau dalam tafsiran jilbab sebagai wilayah pribadi, ini artinya 
  mengijinkan yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab. (Plese 
  perempuan pakailah jilbab, plese nggak usah pake jilbab. BTW yang 
  pake tank top masuk angin, yang pake burqa gerah dan keserimpet bok).

  Kalau jilbab diwajibkan dalam kerangka hukum dan moral tertentu, ini 
  namanya nggak mengijinkan jilbab/non jilbab dalam wilayah pribadi. 
  Kita mau yang kayak gini? Mana level playing field untuk semua orang? 
  Ini yang namanya keadilan?

  Apa ini namanya bukan pukul rata dan maksa? Weleh...welehmau 
  enaknya doang mbok ngejilbabin perempuan. Aku paham banget deh, cowok 
  tuh insecure...:-) dari dulu bawaannya pingin ngatur reproduksi, 
  maklum nggak punya telor indung...tapi jangan dibawa-bawa ke jilbab 
  dong.. Sorri saya ngomong gini, supaya ente sadar juga..ngomongin 
  sunnatulah (kodrat) sana-sini, terus langsung ke wajib jilbab sebagai 
  kerangka hukum dan tafsiran moral. Wilayah pribadi yang juga kodrati 
  dilewatin begitu saja..songong banget dah..

  Salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
   Kalau saya selalu berusaha memulai penjelasan kalau laki dan 
  perempuan 
   itu memang diciptakan berbeda. berbeda bukan berarti diskriminasi, 
  tapi 
   untuk tujuan harmoni.  
   
   Termasuk dalam hal bagaimana menerima rangsangan seksual. Laki laki 
  dan 
   perempuan berbeda. Ini sunatuLlah saya kira.
   
   Lalu apakah kenyataan ini berimplikasi pada bagaimana upaya-upaya 
   pengaturan rangsangan seksual di tempat umum, saya kira jelas 
  sekali.
   
   sekarang kita ambil saja pointnya: berpakaian sopan bagi wanita. 
  artiny 
   tidak mengumbar aurat. saya kira banyak pihak sepakat dalam hal 
  ini. 
   
   tinggal masalahnya:
   
   satu, apa batasannya sopan. akal budaya manusia sudah banyak 
  bercerita 
   di berbagai belahan dunia ttg batasan sopan ini. nah, jilbab dan 
  khimar 
   adalah batasan aurat ini, dalam konteks Islam sebagai wahyu.
   
   dua, bagaimana pengaturannya, apakah dalam kerangka moral atau 
  hukum. 
   semakin banyak urusan diatur dalam kerangka moral ketimbang hukum 
  maka 
   semakin beradab suatu masyarakat

[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki

2005-09-10 Terurut Topik Jehan
Mbak Mei yang baik,
Kalau saya boleh berpendapat, justru pake jilbab bisa juga membuat 
laki2 bernafsu itu yang kasus. Sedangkan cerita yg diposting mas 
Wawan itu, hehehehehe... emang itulah lelaki. 

Perempuan yang telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya 
gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para fotografer 
perempuan bugil... hehe.

Juga, perempuan yang setengah telanjang belum tentu membuat laki2 
merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk 
para penjaga pantai yang banyak perempuan setengah bugil berjemur... 
hehehehe...

Masalahnya, siapa yang mau mata semua laki-laki menurun ngefek 
terangsangnya terhadap perempuan? Kalau mata laki2 sudah hilang 
kepekaannya, ini bahaya lho. Suami nanti nggak kan terngsang bahkan 
setelah melihat istrinya menari-nari bugil... Bahaya ini! Kecuali 
bagi produsen viagra dan cialis


Masalah pake jilbabnya nggak sama diomongin, itu yang saya kurang 
setuju. Baru itu namanya kurang kerjaan aja. Tapi kalo dakwah 
bagaimana dalil Al Qur'an mengenai apa itu jilbab dan bagaimana 
batasan sebenarnya, its ok. Tapi kalo udah berdebat celana panjang 
longgar itu seksi apa tidak, ngepres apa tidak, ini yang kurang 
kerjaan.

Wassalam,
Jehan


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Nimbrung : 
 1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM.
 Kalo tak salah saya yg memfwd :-)
 2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan 
kasus, tidak usah digeneralisir :-)
 Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu.
 Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di 
dunia [ ada datanya , di koran Kompas ]  
 Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya 
gerah :-))
 Begitu kan?
 3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa 
sih suka mau turut
 campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, 
pake jilbabnya nggak sama di omongin,
 Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar.
 Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa???
 Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. 
 
 [Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat 
datang pada saya :-D]
 
 salam
 l.meilany





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/