[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Pro bang yos, Anda masih belum menjawab pertanyaan dasarnya, yg juga ditanyakan anda sebenarnya :-) Bagaimana bila tindak kekerasan itu terjadi dalam rumah tangga? Terlebih bila melihat sistem hukum kita yg lemah, lembaga penegak hukum kita yg tidak mendukung ditambah paradigma masyarakat kita yg masiiih saja mempertanyakan, emang perempuan2 ini kenapa sih? Dan langsung mencap kita 'dasar feminis..' seolah kata 'feminis' adalah suatu penyakit yg buruk :-) yg menjangkiti perempuan muslimah :-) (dua kesalahan dasar...) Eniwei, apa yg anda usulkan, adalah tindakan preventif. Tapi bagaimana bila itu sudah kejadian? Ps. anda salah ngarti rupanya. mentang2 ada perempuan yg bicara soal tindak kekerasan dalam rumah tangga, langsung dituduh latar belakangnya pasti buruk. Traumatis. Padahal belum tentu :-) Bisa saja, berasal dari keluarga bahagia sejahtera namun memang punya rasa kepedulian sosial yg besar. Sebagian cerita yg beredar dimilis ini adalah berdasarkan pengalaman. Pengalaman pribadi, atau pengalaman orang lain :-) Intinya adalah bagaimana mengasah kepekaan sosial kita, dengan jeli melihat kondisi di sekitar kita. Bener kan mbak aisha? :-) wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Pro Mbak Aisha, Saya kira lelaki yang sok berkuasa itu bukan pria islam atau pria yang belum islam atau pria islam yang lagi belajarkita semua juga lagi belajar tho mbak...mbak juga lagi berprosesapalagi saya berproses terus tiada henti walau sudah married.pria yang sudah mendalami islam dan mencintai Allah pasti akan mencintai wanita ( istrinya ) dengan sepenuh hati...contohnya saya ini...hehehehehhe..ech ayah saya juga dengselama hidup saya sejak kecil sampai almarhum ayah saya meninggal dunia tidak pernah sekalipun ayah saya menangani ( menampar, memukul atau tindkan yang engga benar ) kepada my lovely mamy...malah kayaknya my lovely mammy yang selalu ngritik ayah saya terus ( namanya aja bisnis woman ) ...:).sampai ayah saya bilang kepada saya...yang sabar yach sama mammy. Nah makanya yok bersama-sama kita ajarkan kepada pria-pria islam Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan Islam secara baik dan benarpria dan wanita islam Indonesia kerjasama...sehinnga nanti kita punya next generasi yang indah.bagi mbak-mbak yang memandang perkawinan suatu lembaga penjajahan karena pengalaman traumatis sejak kecil didalam keluarganya cobalah untuk out of the box...:)...anggap saja itu ujian hidup untuk lebih dekat kepada Allahkalau saya sich sengaja mencari pengalaman-pengalaman traumatis biar bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada saya. salam. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
ass wr wb, Lho gimana tho jengnanti kalau saya ambil alih peran preventif dan kuratif dicap sok kuasa, sok maskulin, pembagian tugaslah...kan tugas kuratifnya ada pada panjenengan?!:) Yok kita kerjasama. salam Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pro bang yos, Anda masih belum menjawab pertanyaan dasarnya, yg juga ditanyakan anda sebenarnya :-) Bagaimana bila tindak kekerasan itu terjadi dalam rumah tangga? Terlebih bila melihat sistem hukum kita yg lemah, lembaga penegak hukum kita yg tidak mendukung ditambah paradigma masyarakat kita yg masiiih saja mempertanyakan, emang perempuan2 ini kenapa sih? Dan langsung mencap kita 'dasar feminis..' seolah kata 'feminis' adalah suatu penyakit yg buruk :-) yg menjangkiti perempuan muslimah :-) (dua kesalahan dasar...) Eniwei, apa yg anda usulkan, adalah tindakan preventif. Tapi bagaimana bila itu sudah kejadian? Ps. anda salah ngarti rupanya. mentang2 ada perempuan yg bicara soal tindak kekerasan dalam rumah tangga, langsung dituduh latar belakangnya pasti buruk. Traumatis. Padahal belum tentu :-) Bisa saja, berasal dari keluarga bahagia sejahtera namun memang punya rasa kepedulian sosial yg besar. Sebagian cerita yg beredar dimilis ini adalah berdasarkan pengalaman. Pengalaman pribadi, atau pengalaman orang lain :-) Intinya adalah bagaimana mengasah kepekaan sosial kita, dengan jeli melihat kondisi di sekitar kita. Bener kan mbak aisha? :-) wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Pro Mbak Aisha, Saya kira lelaki yang sok berkuasa itu bukan pria islam atau pria yang belum islam atau pria islam yang lagi belajarkita semua juga lagi belajar tho mbak...mbak juga lagi berprosesapalagi saya berproses terus tiada henti walau sudah married.pria yang sudah mendalami islam dan mencintai Allah pasti akan mencintai wanita ( istrinya ) dengan sepenuh hati...contohnya saya ini...hehehehehhe..ech ayah saya juga dengselama hidup saya sejak kecil sampai almarhum ayah saya meninggal dunia tidak pernah sekalipun ayah saya menangani ( menampar, memukul atau tindkan yang engga benar ) kepada my lovely mamy...malah kayaknya my lovely mammy yang selalu ngritik ayah saya terus ( namanya aja bisnis woman ) ...:).sampai ayah saya bilang kepada saya...yang sabar yach sama mammy. Nah makanya yok bersama-sama kita ajarkan kepada pria-pria islam Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan Islam secara baik dan benarpria dan wanita islam Indonesia kerjasama...sehinnga nanti kita punya next generasi yang indah.bagi mbak-mbak yang memandang perkawinan suatu lembaga penjajahan karena pengalaman traumatis sejak kecil didalam keluarganya cobalah untuk out of the box...:)...anggap saja itu ujian hidup untuk lebih dekat kepada Allahkalau saya sich sengaja mencari pengalaman-pengalaman traumatis biar bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada saya. salam. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group wanita-muslimah on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo!
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Kenapa ..? pengen tau dan niru kiat-kiatnya yah :-D - Original Message - From: Ambon [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, September 16, 2005 12:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami? - Original Message - Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Harusnya judulnya diganti menjadiPerempuan yang sudah nikah di Otak suaminya.biar engga maksiat. salam Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami? - Original Message - From: ambarsari dwi cahyani [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, September 16, 2005 7:46 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga yang baik-baik dan berpendidikan. Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja, suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja serabutan... Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki. Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam masyarakat.. salam, --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: ya, betul mbak herni : shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek. Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena kalah penghasilan. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Terang perempuan di otak lelaki, sebab otak letaknya di kepala :-)) - Original Message - From: SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, September 16, 2005 5:17 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Harusnya judulnya diganti menjadiPerempuan yang sudah nikah di Otak suaminya.biar engga maksiat. salam Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, numpang tanya apakah sumai Anda berpoligami? - Original Message - From: ambarsari dwi cahyani [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, September 16, 2005 7:46 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga yang baik-baik dan berpendidikan. Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja, suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja serabutan... Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki. Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam masyarakat.. salam, --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: ya, betul mbak herni : shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek. Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena kalah penghasilan. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah menjabarkannya panjang lebar. Tolong dong di-repost lagi mbak. Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa? Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi? - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena alasan agama, budaya dan moralitas, kita wajib menentangnya karena ini adalah pemaksaan. - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang nggak pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu berjilbab. Cari penyakit apa? Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. Pribadi yang prudent dan rational. Apa aku nggak berjilbab di Afghan misalnya? Cari gara-gara deh. Tapi jalan-jalan di Banda Aceh bebas tuh nggak berjilbab..:-). Bukannya aku cari gara-gara, tapi emang nggak ada orang protes - thank God! I lve Aceh... Makanya sebelum loncat ke hukum, kultur budaya, moralitas, aturan agama - omongin dulu wilayah pribadi. Axiomanya: KODRAT MANUSIA ITU UNIK. Do you understand this? Trus tolong jangan dibenturin wilayah pribadi dengan konsep keluarga deh. Siapa bilang sih konsep keluarga itu nggak penting? Pribadi juga hidup di keluarga. Ada anggota keluarga yang pake jilbab, ada yang nggak. So what gitu loh. KONSEP KELUARGA ITU TETEP PENTING, DIHARGAI DAN UNIVERSAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA. Bahkan sejauh ini rata-rata ilmuwan percaya bahwa asal manusia itu pair-bonding, seperti kepercayaan agama-agama dan tradisi. Cuma saja, seperti konstruk kehidupan sosial lainnya bentuk keluarga emang bergesar, beragam dan dinamis. Sepanjang sejarah manusia emang gitu kok ceritanya. Keluarga pair-bonding di jaman prasejarah. Keluarga suku tribalistik. Keluarga besar. Keluarga nuklir. Keluarga jomblo, keluarga homosexual, keluarga ortu tunggal - welcome to the exciting plural world. BTW, Imam GAzali pernah kawin dan punya anak nggak sih? Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah menjabarkannya panjang lebar. Tolong dong di-repost lagi mbak. Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa? Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi? - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena alasan agama, budaya dan moralitas, kita wajib menentangnya karena ini adalah pemaksaan. - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi yang tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang nggak pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu berjilbab. Cari penyakit apa? Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. Pribadi yang prudent dan rational. Apa aku nggak berjilbab di Afghan misalnya? Cari gara-gara deh. Tapi jalan-jalan
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu dipatuhi secara buta? Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah menjabarkannya panjang lebar. Tolong dong di-repost lagi mbak. Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur kudu berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa? Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah pribadi? - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena alasan agama, budaya dan
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, justru karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik. Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. Misalnya wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua. So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan? Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab punya ruang yang sama. Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka wilayah pribadi nggak nggak relevan lagi di sini. Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling dasar adalah wilayah pribadi. Adapun perintah menjulurkan jubah dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon. Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek. Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara kedokteran misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain.. Artinya lagi.. sesuaikan kondisi. Bukan secara saklek sami'na wa atho'na. Islam memberi berbagai kemudahan. wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan. Curhatan ini adalah pribadi sifatnya. Dan ketika kita curhat kayak gini kita nggak boleh
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Cuman mau nambahin dikit soal susu-menyusui..sebenarnya dalam Qs.2:233 ..Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut... Dalam ayat di atas terkandung pengertian bahwa jika seorang Ibu ingin anaknya di susuin oleh orang lain maka si Ibu boleh memberikan pembayaran...artinya ada kewajiban bagi si Ibu juga dalam pemenuhan kebutuhan atau mencari nafkah bagi keluarganya. Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya. Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari dulu adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan ini? wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Kebebasan memilih itu dilindungi oleh HAM , termasuk memilih untuk memakai atau tidak memakai jilbab.Jadi esensinya bukan masalah perintah atau larangan agama , kebebasan menjalankan keyakinan agama itu dilindungi HAM. Esensinya adalah tindakan pemaksaan atau pelarangan jilbab yang bertentangan dengan HAM , juga alasan menyuruh orang berjilbab yang seringkali absurb karena hanya memandang dari kacamata dan kepentingan laki-laki. Jangan kira mbak-mbak disini yang kritis terhadap dalil jilbab itu tidak berjilbab , justru malahan sebaliknya mereka kebanyakan malah berjilbab rapat . Masalahnya adalah jilbab itu oleh sebagian besar terutama kaum fundies dipahami secara terbatas dan hanya mengandalkan fanatisme semata dengan comot ayat ini ayat itu tanpa ilmu.Plus kebiasaan melecehkan bahkan menuding pendosa bahkan kafir pada perempuan yang tidak berjilbab seakan-akan orang pakai jilbab itu pasti suci.Padahal esensi agama terletak di dalam bukan di luar. - Original Message - From: Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 15, 2005 4:11 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu dipatuhi secara buta? Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk? Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Maaf Prof, Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai penafsiran seperti itu? Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan. Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN menilai suatu aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan si FULAN anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si FULAN anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si FULAN diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun depannya si FULAN anggap prt X tidak relevan lalu si FULAN ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya tahun depan si FULAN anggap aturan X itu tidak relevan lagi lalu si FULAN ganti lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN jadi TuhanTuhan..tuhantu...hantu...karena si FULAN merubah aturan Tuhan sesuai dengan nafsu si Fulan dan akhirnya si Fulan membuat aturan-nya sendiri...nah kalau yang ini namanya PRAGMATIS...artinya apa? bisa saja dia menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal akhirnya jadi reffott...nah inilah alasan kenapa Tuhan menciptakan Nabi dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.insyaAllah. Saya sangat-sangat kagum dan hormat sekali dengan ayah saya, wah saya jadi terharu nichdia seorang yang sangat cerdas sekali ...bahasa Inggris oke, Bahasa Belanda Oke, Bahasa Jerman Oke, sejarah Belanda?..wah beliau oke banget... jelek-jelek beliau ini yang selalu menemui Presiden Soekarno kalau datang ke UGM tapi beliau tetap bangga sebagai seseorang Indonesia, beliau sangat fasih sekali tata krama budayanyamaaf nglantur... salam. --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu dipatuhi secara buta? Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81)
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Ikutan bicara engga vokus dech, engga bermaksud rija' Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu, nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal mereka bukan apa-apa saya Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al Qur'an, biar afdol. Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu saling melengkapi ( wife and husband ) salam. --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) itu merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi simbol, sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab dianggap tidak islami. Padahal Allah berfirman, Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26). Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian itu apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam : -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, angin, (QS. 16:81) -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi (QS. 7:31) -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik dan sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 70:29) Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah topik yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya terakhir dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan. Kita runut lagi: Perempuan di otak laki-laki --- okelah Laki-laki di otak perempuan --- okelah Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun curhatan cowok itu lucu..:-)
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Pertanyaan sambungan, apa dan sejauh mana ruang lingkup hukum agama itu dalam kehidupan manusia masa kini? Bagaimana kita harus menyikapi jika ternyata hukum agama yg ada sekarang tidak mencakup luasnya lingkup kehidupan moderen? Apakah kekurangannya ditutup oleh hukum manusia atau sama sekali tidak perlu diatur? Bagaimana jika hukum manusia ini berkoinsidensi dg hukum agama tetapi ternyata berlawanan penetapannya. Mana yg didahulukan? Apa asas2 mendirikan hirarkinya? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Prof, Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai penafsiran seperti itu? Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan. Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN menilai suatu aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan si FULAN anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si FULAN anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si FULAN diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun depannya si FULAN anggap prt X tidak relevan lalu si FULAN ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya tahun depan si FULAN anggap aturan X itu tidak relevan lagi lalu si FULAN ganti lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN jadi TuhanTuhan..tuhantu...hantu...karena si FULAN merubah aturan Tuhan sesuai dengan nafsu si Fulan dan akhirnya si Fulan membuat aturan-nya sendiri...nah kalau yang ini namanya PRAGMATIS...artinya apa? bisa saja dia menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal akhirnya jadi reffott...nah inilah alasan kenapa Tuhan menciptakan Nabi dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.insyaAllah. Saya sangat-sangat kagum dan hormat sekali dengan ayah saya, wah saya jadi terharu nichdia seorang yang sangat cerdas sekali ...bahasa Inggris oke, Bahasa Belanda Oke, Bahasa Jerman Oke, sejarah Belanda?..wah beliau oke banget... jelek-jelek beliau ini yang selalu menemui Presiden Soekarno kalau datang ke UGM tapi beliau tetap bangga sebagai seseorang Indonesia, beliau sangat fasih sekali tata krama budayanyamaaf nglantur... salam. --- Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira esensi dari perdebatan mengenai jilbab ini ialah apakah larangan agama yg dianggap sudah tidak relevan lagi masih perlu dipatuhi secara buta? Dimana saja batas dimana manusia boleh mengabaikan suatu larangan agama jika pelanggarannya tidak berakibat buruk? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul.. setuju.. Lebih jauhnya lagii.. bukan cuman cewe ternyata. Cowo juga.. Maksudnya, ternyata sepengetahuan saya banyak juga cewe yg pas liat misalnya saya..eh, jangan saya deh.. ada cowo maksudnya yg pas lg ga pake baju.. mirip iklan L-Men itu deh.. Trus si cewe..waaaww.. katanya.. Naah..kan apakah juga perlu 'menjaga pandangan dan memelihara kemaluan' ? Kan kalo dibilang aurat, masih tdk melanggar aurat tuu.. apa jd perlu pake jilbab juga yah..? Eh, tp bahasan jd melebar. Maunya kan cuma cewe doang yah yg dibahas.. Kenapa? ya karena superioritas cowo juga sey.. bukan daerahnya ajah pake ikut2an ngebahas.. Biarin aja para cewe yg mutusin kenapa sey?? Toh..untuk cewe, bagi cewe dan kepada cewe.. tepatnya 'Untuk melindungi dr mata jelalatannya cowo'.. Jadii..sebetulnya bisa dibilang cowo yg ikut2an ngebahas jilbabnya wanita.. (macem saya jg kalia..) itu sebetulnya musuh dlm selimut.. Dimana juga urusannya para cowo.. Emang cowo ikut bertanggung jwb atas dosanya kaum cewe? Tidak la yao.. yg ada juga cemburunya cowo kl cewenya diliat orang.. Lagi-lagii.. krn nafsu cemburu cowo.. Kok semua2 balik lagi ke cowo yah.. Apa cowo ini byk unsur iblisnya drpd cewe gituh? Wassalam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Mia, saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. Yang jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena qur'an turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, maka Allah pasti memilih istilah yang familiar bagi orang arab, maka nongollah term jilbab dan khurumun. Kalau pakai istilah gaun (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan nyambung pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, ayat jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki (Kasih/altruism)
Hal ini disebut dengan altruism, bahasa arabnya rahmah, bahasa indonesianya kasih memberi tanpa mengharapkan balasan atau ganti, tanpa pamrih mengapa orang butuh memberi : Ketika kita bertamu ke rumah seseorang. Tuan rumah bertanya kepada tamunya minuman yang diinginkan, maka terhidanglah minuman, baik yang dibuat oleh tuan rumah sendiri ataupun suruhannya. Setelah selesai urusan kita-pun pamit. Apa yang terjadi jika kemudian kita memberi sejumlah uang kepada tuan rumah yang kita nyatakan sebagai pengganti minuman yang ia sediakan? Marah atau paling tidak gusar karena menahan amarah. Mengapa tuan rumah marah? Apakah tuan rumah tidak senang atau marah karena jumlah uang yang diberikan kepadanya, sebagai pengganti secangkir minuman tersebut, kurang mencukupi? Berapakah harga secangkir minuman tersebut? Tuan rumah tidak berharap balasan apapun atas secangkir minuman yang diberikannya, baik pada saat itu maupun di kemudian hari. Yang menjadi harapan dari tuan rumah adalah sang tamu meminum minuman yang ia berikan dan senang atas pemberian minuman tersebut. Berapakah nilai secangkir minuman tersebut? Tidak semua orang akan diberi minuman oleh tuan rumah walaupun orang-orang tersebut mampu untuk memberi uang seharga umumnya minuman tersebut atau bahkan lebih. Tidak ada satupun yang dapat menjadi ganti atas secangkir minuman yang ia berikan tersebut walaupun dengan minuman yang sama. Jika di kemudian hari tuan rumah mendapat secangkir minuman yang sama dari tamunya maka secangkir minuman yang ia dapatkan tidaklah dapat dikatakan sebagai ganti atas minuman yang pernah ia berikan. Oleh karena itu, secangkir minuman tersebut tidak dapat digantikan dengan suatu apapun maka nilainya menjadi tak terukur atau tak ternilai. Pemberian uang sebagai pengganti minuman tersebut menyebabkan Tuan rumah tersebut tidak senang atau marah karena dengan pemberian uang tersebut sang tamu telah merendahkan nilai secangkir minumannya dari “tak ternilai” menjadi “bernilai”. Suatu pemberian yang tak ternilai tanpa mengharapkan balasan suatu apapun kecuali kegembiraan yang menerima pemberian tersebut, suatu pemberian tanpa pamrih, atau pemberian yang tulus, disebut dengan kasih. Pada lingkungan sains sifat ini disebut dengan “Altruism” (48) dan hubungannya disebut dengan “Nonfunctional relationship” Sebagai pembanding, pada banyak keadaan, manusia pada umumnya memberi karena memang mengharapkan balasan atau penggantian yang telah disepakati senilai dengan yang diberikan tersebut, hubungan ini disebut dengan hubungan bisnis/jual-beli (Functional relationship) dan dapat juga terjadi pemberian tersebut dilakukan dengan keterpaksaan karena ada kekuatan pemaksa, hubungan ini disebut hubungan mungkar (Dysfunctional Relationship). Mengapa manusia ingin mengasihi dan tentunya dikasih? Penerimaan dengan tulus suatu pemberian, secara tidak langsung, merupakan suatu pengakuan dari yang menerima bahwa si pemberi mempunyai kelebihan atas kepemilikan atau kemampuannya. Selain itu, penerimaan suatu kasih merupakan pengakuan bahwa pemberian tersebut “bernilai tak ternilai”, inilah makna ucapan “terima kasih”, kasihmu saya terima. Selain itu, bagi yang mendapat kasih tersebut, sangatlah sulit untuk mencari pengganti sang pengasih tersebut karena tidak semua orang yang mampu akan mau mengasihinya. Hal ini berarti bagi yang menerima kasih tersebut, sang pengasih adalah orang yang bernilai tak ternilai, karena kehilangan sang pengasih tersebut tak akan tergantikan. Inilah kegembiraan bagi sang pengasih “bisa dan bernilai tak ternilai”. Mendapat pengakuan atas prestasinya dan menjadi orang yang bernilai “tak ternilai”, Sebuah kesempurnaan hidup. Hal ini berarti, bukan hanya apa kita miliki yang membuat bahagia tapi apa yang dapat kita berikanlah yang membawa kebahagiaan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sifat pengasih merupakan faktor yang sangat menentukan kesehatan mental (43). Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali ‘Imrân [3]: 92) SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikutan bicara engga vokus dech, engga bermaksud rija' Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu, nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal mereka bukan apa-apa saya Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al Qur'an, biar afdol. Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu saling melengkapi ( wife and husband ) salam.
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki (Kasih/altruism)
Hal ini disebut dengan altruism, bahasa arabnya rahmah, bahasa indonesianya kasih memberi tanpa mengharapkan balasan atau ganti, tanpa pamrih mengapa orang butuh memberi : Ketika kita bertamu ke rumah seseorang. Tuan rumah bertanya kepada tamunya minuman yang diinginkan, maka terhidanglah minuman, baik yang dibuat oleh tuan rumah sendiri ataupun suruhannya. Setelah selesai urusan kita-pun pamit. Apa yang terjadi jika kemudian kita memberi sejumlah uang kepada tuan rumah yang kita nyatakan sebagai pengganti minuman yang ia sediakan? Marah atau paling tidak gusar karena menahan amarah. Mengapa tuan rumah marah? Apakah tuan rumah tidak senang atau marah karena jumlah uang yang diberikan kepadanya, sebagai pengganti secangkir minuman tersebut, kurang mencukupi? Berapakah harga secangkir minuman tersebut? Tuan rumah tidak berharap balasan apapun atas secangkir minuman yang diberikannya, baik pada saat itu maupun di kemudian hari. Yang menjadi harapan dari tuan rumah adalah sang tamu meminum minuman yang ia berikan dan senang atas pemberian minuman tersebut. Berapakah nilai secangkir minuman tersebut? Tidak semua orang akan diberi minuman oleh tuan rumah walaupun orang-orang tersebut mampu untuk memberi uang seharga umumnya minuman tersebut atau bahkan lebih. Tidak ada satupun yang dapat menjadi ganti atas secangkir minuman yang ia berikan tersebut walaupun dengan minuman yang sama. Jika di kemudian hari tuan rumah mendapat secangkir minuman yang sama dari tamunya maka secangkir minuman yang ia dapatkan tidaklah dapat dikatakan sebagai ganti atas minuman yang pernah ia berikan. Oleh karena itu, secangkir minuman tersebut tidak dapat digantikan dengan suatu apapun maka nilainya menjadi tak terukur atau tak ternilai. Pemberian uang sebagai pengganti minuman tersebut menyebabkan Tuan rumah tersebut tidak senang atau marah karena dengan pemberian uang tersebut sang tamu telah merendahkan nilai secangkir minumannya dari “tak ternilai” menjadi “bernilai”. Suatu pemberian yang tak ternilai tanpa mengharapkan balasan suatu apapun kecuali kegembiraan yang menerima pemberian tersebut, suatu pemberian tanpa pamrih, atau pemberian yang tulus, disebut dengan kasih. Pada lingkungan sains sifat ini disebut dengan “Altruism” (48) dan hubungannya disebut dengan “Nonfunctional relationship” Sebagai pembanding, pada banyak keadaan, manusia pada umumnya memberi karena memang mengharapkan balasan atau penggantian yang telah disepakati senilai dengan yang diberikan tersebut, hubungan ini disebut dengan hubungan bisnis/jual-beli (Functional relationship) dan dapat juga terjadi pemberian tersebut dilakukan dengan keterpaksaan karena ada kekuatan pemaksa, hubungan ini disebut hubungan mungkar (Dysfunctional Relationship). Mengapa manusia ingin mengasihi dan tentunya dikasih? Penerimaan dengan tulus suatu pemberian, secara tidak langsung, merupakan suatu pengakuan dari yang menerima bahwa si pemberi mempunyai kelebihan atas kepemilikan atau kemampuannya. Selain itu, penerimaan suatu kasih merupakan pengakuan bahwa pemberian tersebut “bernilai tak ternilai”, inilah makna ucapan “terima kasih”, kasihmu saya terima. Selain itu, bagi yang mendapat kasih tersebut, sangatlah sulit untuk mencari pengganti sang pengasih tersebut karena tidak semua orang yang mampu akan mau mengasihinya. Hal ini berarti bagi yang menerima kasih tersebut, sang pengasih adalah orang yang bernilai tak ternilai, karena kehilangan sang pengasih tersebut tak akan tergantikan. Inilah kegembiraan bagi sang pengasih “bisa dan bernilai tak ternilai”. Mendapat pengakuan atas prestasinya dan menjadi orang yang bernilai “tak ternilai”, Sebuah kesempurnaan hidup. Hal ini berarti, bukan hanya apa kita miliki yang membuat bahagia tapi apa yang dapat kita berikanlah yang membawa kebahagiaan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sifat pengasih merupakan faktor yang sangat menentukan kesehatan mental (43). Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS Ali ‘Imrân [3]: 92) SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikutan bicara engga vokus dech, engga bermaksud rija' Wah kemarin saya baru membantu sebuah keluarga dimana si suami sudah di PHK 3 th dan si istri lagi hamil tua dan ortu dari keluarga itu juga engga mampu, nah...akhirnya apa?..saya yang membiayai kelahiran dari bayi si wanita yang hamil tua itu...alhamdulillah selamatkalau ini disebut apa ya?.padahal mereka bukan apa-apa saya Usulan aja dech kepada temen-temen kalau membahas suatu topik jangan hanya dilihat dari satu surat Al Qur'an aja, dipersilahkan melihat bersurat-surat Al Qur'an, biar afdol. Intinya dalam Qur'an yang namanya pria dan wanita itu saling melengkapi ( wife and husband ) salam.
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
InsyaAllah mudah jawabannya, Prof, coba lihat orang Amerika dan orang Jepang, mereka itu bangsa-bangsa yang mengaplikasikan Al Qur'an secara baik dalam bidang tehnologi, mereka belajar keras, mereka mengoptimalkan diri mereka sampai akhirnya mereka menjadi bangsa modern dan bangsa yang beretika ( kalau ada yang tidak beretika hanya oknum saja ) lalu dengan kepandaian mereka menggunakan pesawat antariksa menembus langit, ke bulan , ke mars dstmereka memahami firman Allah didalam Al Qur'an yang menantang manusia dan jin untuk menembus langit ( coba pak buka Al Qur-an , pakai search engine Yahoo ,...gampang ) Allah sudah berfirman tentang antariksa, tentang galaxi beratus-ratus tahun yang lalu sebelum manusia berpimpi bisa menembus langit dengan pesawat antariksa, nah pertanyaannya dengan kenyataan seperti ini apakah kita bisa mengatakan bahwa Al Qur'an ketinggalan jaman? kita aja yang sok pinter, sok maju, sok modernalias kampungan...malu dech saya. Prof, Allah sudah menantang didalam Al Qur'an silahkan membuat tandingan Al Qur'an...kalau mampupaling-paling nanti seperti orang - orang Jahiliah jaman Nabi Muhammad yang mencoba membuat Al Qur'an akhrinya malah ditertawakan. Apa kita engga malu dengan bangsa Amerika?kita ber-argumentasi tentang jilbab tentang polygamy sampai kiamat jadi lupa belajar tehnologi, kita jadi lupa bahwa kita diberi amanat oleh Allah fungsi kita didunia itu harus jadi apa...padahal bumi, gunung, langit tidak mampu menerima amanat dari Allah tersebut.betapa terhormatnya kedudukan manusia didepan Allah, kalau manusia jadi tolol dan menganiaya dirinya sendiri jangan salahkan Allah, jangan salahkan Al Qur'an. Manusia adalah Khalifah dimuka bumi. Salahkan diri sendiri aja...kata Bung Abdul L Saya sangat yakin prof bisa menjawab semua pertanyaan Prof sendiri, saya balik bertanya Prof, coba tunjukkan hukum yang mendasari semua negara didunia ini baik di Eropa maupun di Asia ( kecuali Negara Komunis ) yang tidak berdasarkan hukum agama. Hukum Belanda?...tanya aja sama dek Herni ( yang sekarang lagi di Belanda ) dasar hukum Belanda itu apa? apa dasar Hukum Kontinental dan Hukum Anglosax, monggo tanya kepada dek Herni ( untuk dek Herni, silahkan belajar yang tekun , jangan lupa sholat, zakat dan puasa yach ) Repotnya begini Pak, kita selalu menjadikan logika sebagai acuan dalam menyelesaikan semua masalah kita, akhirnya apa jadi bingung, kita lupa bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah dilengkapi dengan cipta, karsa dan rasapemjabarannya bagaimana?...cari sendiri-sendiri. Hukum manusia yang mana dulu pak?.Hukum manusia dari negara mana?kalau kita mengambil contoh negara Indonesia.sumber segala sumber hukum Indonesia kan ...ya kita berpedoman kepada aja gitujangan sekali-kali membuat hukum yang berlawanan dengan ... karena itu sudah jadi kesepakatan bangsa Indonesia. AndProf sudah tahu semua apa itu ... , kalau saya kasih tahu Prof sama aja saya ngasih garam di lautan, alias orang bodoh yang memberi tahu orang pandai. Mana yang harus didahulukan?...tergantung dong Prof, tiap orang di Indonesia kayaknya punya kebebasan untuk memilih. salam Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Pertanyaan sambungan, apa dan sejauh mana ruang lingkup hukum agama itu dalam kehidupan manusia masa kini? Bagaimana kita harus menyikapi jika ternyata hukum agama yg ada sekarang tidak mencakup luasnya lingkup kehidupan moderen? Apakah kekurangannya ditutup oleh hukum manusia atau sama sekali tidak perlu diatur? Bagaimana jika hukum manusia ini berkoinsidensi dg hukum agama tetapi ternyata berlawanan penetapannya. Mana yg didahulukan? Apa asas2 mendirikan hirarkinya? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Prof, Saya kira tidak ada yang mempunyai pemikiran terlalu jauh seperti itu Prof, apakah Prof mempunyai penafsiran seperti itu? Sekedar informasi untuk Prof, Al Qur'an itu relevan sepanjang masa, selalu aktual, yang kadang-kadang tidak relevan itu adalah manusia-nya, otak dan jiwa manusianyalah yang harus selalu diaktualisasikan. Kalau saya mempunyai penafsiran seperti yang mungkin ditafsirkan oleh Prof jelas akan melanggar HAM Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Coba bayangkan Prof, misalnya si FULAN menilai suatu aturan , katakanlah peraturan X sekarang sudah tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti, lalu tahun depan si FULAN anggap lagi peraturan X tidak relevan lalu oleh si FULAN di ganti lagi, lalu tahun depannya si FULAN anggap prt X tsb tidak relevan lalu oleh si FULAN diganti lagi, lalu tahun depan dari tahun depannya si FULAN anggap prt X tidak relevan lalu si FULAN ganti lagi, lalu tahu depan dari tahun depannya tahun depan si FULAN anggap aturan X itu tidak relevan lagi lalu si FULAN ganti lagiso.akhirnya apa Prof?...si FULAN jadi
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
ya, pemahaman saklek itu karena, merasa umat islam itu di luar peradaban, bukan bagian dari peradaban yang perlu diwarnai oleh dasar pijakan yaitu qur'an. Seringkali karena generasi rasulullah adalah yang terbaik, maka peradaban diminta mandeq back to zaman rasulullah, jadinya roh qur'an menjadi mati. wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote: Betoool mas Alfri, sholat aja yang tiang agama, nyegah perbuatan buruk, yang ditanya duluan saat mat2, dll - itu tidak saklek harus berdiri, sesuai dengan kemampuan saza. Nenek saya kakinya pernah patah, sholatnya selalu duduk karena tidak bisa berdiri dan ruku. Ayah saya sebelum meninggal, berbaring dengan berbagai selang, sholatnya sambil berbaring. Tgt sikon begitchuuu. salam Aisha -- From: oracle_9000 [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Itu juga kan artinya tidak berlaku mutlak. Tergantung sikon. Kalo suami ga kerja? misal secara kondisi tidak memungkinkan seperti lumpuh? kan ayat tidak berlaku saklek. Begitu juga ibu yg air susunya tercemar entah apalah secara kedokteran misalnya sederhananya air susunya tidak keluar, sedikit, atau ibunya pengidap narkoba.. pada akhirnya yg menyusui orang lain.. Artinya lagi.. sesuaikan kondisi. Bukan secara saklek sami'na wa atho'na. Islam memberi berbagai kemudahan. wajib tapi tidak memaksa. Semampunya saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial. Wassalam Abdul Mu'iz Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
ya, betul mbak herni : shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek. Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena kalah penghasilan. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya. Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg memikul beban ganda tersebut, perempuan2 kepala keluarga yg bukan karena si suami lagi di PHK tapi karena ulah suami2 yg tidak bertanggung jawab menafkahi keluarganya. Yg belum terjawab dari dulu adalah, bagaimana kaum ulama atau agamis menyelesaikan persoalan ini? wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: mas oracle, jangan salah lho antara pria dan wanita itu oleh qur'an ada pembagian tugas yang jelas : para ibu berkewajiban menyusui sementara para ayah berkewajiban memberikan makan dan pakaian. (QS. 2:233) ini bunyi text qur'an. Namun bila menyimak realita bisa saja seorang ibu yang menjadi single parents tidak hanya menyusui anak tetapi juga menafkahi termasuk makan dan pakaian sang anak, bahkan wanita karir yang bersuamikan pria pengangguran (korban phk misalnya) juga sah-sah saja menafkahi suami dan anak-anaknya. Begitu tegas qur'an berbicara pembagian tugas dan peran, baik secara kodrati dan sosial.
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
sepertinya semua keuarga di milist ini adalah keluarga yang baik-baik dan berpendidikan. Jadi pembagian tugas dan misi keluarga masing-masing sudah punya. Yang bermasalah adalah untuk keluarga dimana terjadi ketimpangan kekuasaan. Misalnya saja, suami beristri 4, istri berpendidikan rendah dengan suami yang kaya, atau yang sama-sama miskin dan kerja serabutan... Maksud saya, saking banyaknya variasi dalam problema hidup berkeluarga antara perempuan dan laki-laki, yang menjadi salah adalah ketika yang timpang gender itu masuk ke wilayah hukum dan menjadi dunia di mana perempuan tunduk di bawah kekuasaan laki-laki. Kalau saya pribadi ya ndak merasa ada masalah lha suami saya orang yang fleksible dan pengertian.. tapi banyak perempuan yang jadi susah karena suami yang sok berkuasa dengan justifikasi nilai nilai dalam masyarakat.. salam, --- muizof [EMAIL PROTECTED] wrote: ya, betul mbak herni : shadaqallahul adzim (mahabenar segala firman Allah) qur'an seringkali membangun dialektika dari realita, makanya secara kodrat wanita yang memiliki kalenjar susu, dihimbau untuk menyusui anaknya (malah ada pembolehan tugas menyusui pada wanita lain) bukan ayahnya karena tidak dikodratkan memproduksi kalenjar susu. Kalau saya mengajak merujuk ayat qur'an ini bukan berarti mengajak berpikiran saklek. Intinya kan ada pembagian tugas dalam membangun komunitas (keluarga adalah elemen masyarakat yang paling kecil. Qur'an kan tidak pernah mengamanatkan kelaliman atas nama qur'an, karena pria mencari nafkah, sementara wanita menyusui, lantas tidak berarti sang ayah/suami boleh sewenang-wenang pada anggota keluarganya termasuk menyengsarakan sang istri kan ??. Di zaman rasulullah juga ada wanita karir kok, dan tidak dibenarkan pula berlaku sewenang-wenang pada suaminya karena kalah penghasilan. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mu'iz, Itu karena laki2 tidak bisa menyusui :-) Kenapa kemudian laki2 yg mencari nafkah (ketika si ibu menyusui), krn sebenarnya pekerjaan menyusui dan mencari nafkah adalah sesuatu yg setara. Sama2 memberikan kehidupan. Jadi ayat itu dipahami bahwa memberikan kehidupan bagi keluarga dipikul oleh pasangan secara seimbang. Karena si ibu lagi menyusui, laki2 dong yg kerja.. enak aje..:-) Negara harusnya mendukung dlm hal ini dng memberikan fasilitas cuti bagi si ibu menyusui. Tidak 3 bulan, kalau bisa setahun :-) Tapi jangan lantas ditarik bahwa dng ayat yg sama menunjukan ada PEMISAHAN diantaranya. Karena dari ayat tersebut kita juga dapat menangkap prinsip SALING atau bahu-membahu. Sehingga tugas2 domestik yg sifatnya cair itu, bisa didistribusikan ke masing2 pihak, si suami maupun istri. Tergantung kondisi dan situasi serta kompromi :-) Dan jangan pula ayat itu ditarik dng memisahkan istri dirumah, ayah diluar. Karena, ibu kan punya pilihan juga, layaknya spt si suami sbg seorang individu, utk menentukan bagaimana ia ingin meng- aktualisasikan dirinya. Toh, si ibu tidak mungkin menyusui anaknya selamanya :-) Dan aktualisasi ini tidak terbatas thd pilihan bekerja dlm konteks mencari nafkah saja. Pilihan yg sama yg dipunyai oleh laki2. Tidak semua laki2 ingin mengaktualisasikan dirinya dalam bekerja dlm konteks mencari uang sbg pencari nafkah utama. Contohnya Rasulullah..:-) wong Khadijah sudah kaya raya. Tapi bukan berarti Rasul ongkang2 kaki begitu saja bukan? Sayangnya, lingkungan masyarakat kita tidak kondusif utk hal ini. Kita tidak mengenal kerja part time ditambah jaminan perlindungan sosial dr negara yg minim thd warga negaranya, shg pilihan2 kita utk aktualisasi diri sangat terbatas. Kita dibentuk sbg masyarakat kuli. Idealnya, 1/3 hidup kita dibutuhkan utk reproduksi primer (kebutuhan dasar), 1/3 lagi utk reproduksi sekunder (bekerja, eksistensi diri dll), dan 1/3 lagi utk reproduksi tertier (refleksi). Tapi krn masyarakat kuli, alokasi 1/3 terakhir sangat sedikit, kalaupun ada, kita terpaksa jungkir balik mengakali waktu dan beban yg kita miliki. (contohnya, milisan memakai waktu kerja, hehehehe...) Kita adalah masyarakat yg masih berpikiran adanya pemisahan kerja domestik antara laki2 dan perempuan, msh berpikir bhw tanggung jawab domestik ada di perempuan saja, ditambah dng kurangnya perlindungan thd perempuan serta minimnya akses perempuan ke sektor publik. Sehingga munculah masalah2 yg berkaitan dng perempuan, misalnya perempuan2 yg memikul beban ganda utk mencari nafkah dan mengasuh keluarga (krn kurangnya perlindungan) serta diskriminasi thd perempuan2 yg bekerja di wilayah publik serta masalah2 lainnya. Kalau si istri yg menjadi pencari nafkah krn suami di-PHK, ya emang gitu. Mau makan dari mane? :P Tapi sayangnya, banyak perempuan2 yg
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Assalamu'alaikum wr wb., Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) dengan pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. Karena ini urusan ttg pakaian, yang memang salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutupi yang bisa mengakibatkan ngeres, maka menjadi oke-oke saja kalo pembicaraan ini menjadi kesitu arahnya. Namun disini saya ingin sharing saja, pengalaman-pengalaman para muallaf wanita Amerika ketika mereka ber hijab, dari buku Daughters of Another Path. Mungkin juga ini berhubungan dengan kesepakatan umum di Amerika. Issue keseluruhan dari Islamic Sisters International (January 1994) adalah masalah Hijab-Definition and Discrimination. Banyak kaum wanita menggambarkan deskriminasi yang terjadi di tempat bekerja ketika interview penerimaan pegawai. Beberapa wanita merasa sulit menghadapi ejekan-ejekan. Ada yang mengatakan bahwa ia merasa bhw wanita non muslim itu lebih menyakitkan (offended) daripada pria non muslimnya. Dalam artikel2 tsb kaum wanita mengajak untuk ber hijab bahkan terkadang dengan memakai kata wajib (obligation). Editor majalah tsb mengajak semua saudara perempuan (sisters) untuk ikut aktif untuk meniadakan diskriminasi tsb, untuk memperjuangkan hak mereka yang dijamin pemerintah Amerika dan Canada. Mereka disarankan untuk memakai baju muslimah ke tempat bekerja dan ketempat umum pada tanggal yg tlh ditentukan, menulis atau menelpon senator ataupun surat kabar untuk memprotes kesalahpahaman yang tidak fair, disuatu tempat dengan cara damai. Dalam hal mengenakan hijab ada beberapa yang merasa mempunyai pengalaman yang sangat berarti namun ada juga yang frustasi. Beberapa pendapat mereka adalah sbb: 1) The best Islamic right by far is the hijab. I have a right to be looked at as a moral woman, not a piece of meat to be gawked at. People looked at my eyes when talking to me. I am treated like a lady as a general rule. There are always those who jump at a chance to condemn. I would be more encouraged to go into the work force if it weren't for those few people ignorant of Islam. 2) The only obstacles that have been placed in my way as as Muslim woman have not been from Muslims or Islam but from the society in which we live. One often feels like a fish swimming upstream in America, like constantly explaining hijab. I have been denied jobs because of my hijab and have been otherwise openly discrimintated against. Noneteless, I am truly grateful for hijab. It is liberating in a sense that pro-ERA women will never know. I feel honored to represent Islam in such a powerful way as to be recognized as Muslim whenever I venture out. 3) My perception of being a woman has been changed. I no longer find freedom in thight paints and miniskirts, but through hijab and modesty. I no longer believe men and women have to be the same to be equal and there are roles each are better suited for. At the same time, we all (men and women) have our unique, individual talents and need to have the opportunitiy to nourish them. 4)...In society which claims to envision a freer means of life for women, the american male attitude toward women actually puts women way down by promoting the sex-symbol image. Hijab removes the possibilities for men to ogle and demands they view women as people rather than objects. 5)...I started wearing hijab in winter, so it wasn't difficult until summertime. Many people wear a scarf or hat in winter, but when summer came and I was still wearing a scarf, I did stand out in a crowd. But Islam is not blending in or when America, do as the Americans do. It is about standing up for what you believe and what you know is right, even if others do not, whether Muslim or non- Muslim. 6) I have worked out with my parents and other family members my choice to be Muslim. The main point of stress has been hijab or the Islamic dress. I think this is a constant reminder and embrassment for them. If I were Muslim but did not cover, I think they could accept it more readily. My hope is that they will understand Islam and like it on their own, not just because of me. Demikian, sekilas info. Info dari data tahun 1990-an...:-) Ada info terbaru? wassalam, Lina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi moderatornya aja ya, Tuch mas wawan sudah ada mbak aisha yang menanggapi uneg-uneg andabagaimana? salam, Note: Info sedikit, kayaknya mas Wawan ini termasuk pria yang sudah berusaha untuk menjilbabi matanya. --- A. Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa tidak berlebihan ya? Rasanya perempuan itu mayoritas berbaju sopan
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Daripada bingung, mendingan saya kasih sambutan aja dech, biar feel at home. Met bergabung mbak Lina. Makin banyak nih pendekarnya he he he . Pren, FYI, mbak Lina ini mbak Fath atau mbak L. Meilany nya milis ppiindia. salam, Ari Condro - Original Message - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum wr wb., Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) dengan pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Info relatif baru dari Amerika tahun 2002. Ketika saya mengunjungi acara pertunjukan di suatu kota kecl, in the middle of nowhere - penyanyinya pake baju backless. Itu loh gaun panjang yang belakangnya huruf V. Mulanya aku nggak terlalu perhatiin, wong backless itu biasa di Indonesia kok. Eh, ternyata setelah lagu pertama penyanyi itu nggak muncul lagi. Padahal mestinya menurut agenda, dia nyanyi lagi. Setelah acara usai ketauan deh cerita dari balik layar. Pendeta dan pemerintah lokal, bupati gitu, melarang perempuan itu nyanyi lagi lantaran baju backlessnya. Dan mensyaratkan boleh muncul lagi nanti kalau nggak backless. Info relatif baru tahun 2004, ketika kerabat dari US berkunjung ke Indonesia. Dia kawin dengan orang Hitam Salafi, eks lawyer perusahaan US yang besar. Burqa hitam pake cadar. Dan sayang sekali dia nggak melepaskan cadarnya di rumah saya. Saya jadi merasa ada jarak, habis nggak kebayang wajahnya gimana sekarang. Anak-anaknya sekolah di rumah, dia mengambil lisensi guru, sebagai persyaratan. Dia nggak boleh ke luar rumah kecuali dengan suaminya, yang melakukan hampir segalanya di luar rumah termasuk belanja ke super market. Saya tanya, kenapa anak perempuannya yang nyaris ABG nggak pake burqa, tapi seperti teen lainnya? Dia bilang, tunggu kesadarannya dulu dari kemauan sendiri... Sebagian (besar) Amerika tuh konservatif dong. Cuma saja segelintir kapitalis chauvinist emang hobi ngumbar aurat, dan menjadikannya seolah-olah icon. Dan kota-kota besar itu emang lebih beragam dan dinamis. Dalam keragaman ini, sebagian perempuan Muslim menjadikan hijab sebagai bagian dari jatidirinya. Which is acceptable sebagai proses pencarian jatidiri. Tapi soal nglecehin, yang nggak pake jilbab juga dilecehin sih. Jilbab jadi alasan ekstra untuk nglecehkan orang. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr wb., Ikutan dong. Saya bingung mau mulai dari mana, threadnya dah puanjang seh. Saya hargai sikap mas Wawan yang mau menjilbabi matanya dan kejujurannya bhw banyak pria terganggu (otaknya) dengan pemandangan2 spt itu (sebaiknya kitapun membantu mereka dgn berpakaian sopan). Juga menghargai sikap mbak Aisyah yang mengajak para pria untuk tidak selalu berpikiran ngeres (alasan berngeres ria) jika membicarakan hikmah hijab ini. Karena ini urusan ttg pakaian, yang memang salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutupi yang bisa mengakibatkan ngeres, maka menjadi oke-oke saja kalo pembicaraan ini menjadi kesitu arahnya. Namun disini saya ingin sharing saja, pengalaman-pengalaman para muallaf wanita Amerika ketika mereka ber hijab, dari buku Daughters of Another Path. Mungkin juga ini berhubungan dengan kesepakatan umum di Amerika. Issue keseluruhan dari Islamic Sisters International (January 1994) adalah masalah Hijab-Definition and Discrimination. Banyak kaum wanita menggambarkan deskriminasi yang terjadi di tempat bekerja ketika interview penerimaan pegawai. Beberapa wanita merasa sulit menghadapi ejekan-ejekan. Ada yang mengatakan bahwa ia merasa bhw wanita non muslim itu lebih menyakitkan (offended) daripada pria non muslimnya. Dalam artikel2 tsb kaum wanita mengajak untuk ber hijab bahkan terkadang dengan memakai kata wajib (obligation). Editor majalah tsb mengajak semua saudara perempuan (sisters) untuk ikut aktif untuk meniadakan diskriminasi tsb, untuk memperjuangkan hak mereka yang dijamin pemerintah Amerika dan Canada. Mereka disarankan untuk memakai baju muslimah ke tempat bekerja dan ketempat umum pada tanggal yg tlh ditentukan, menulis atau menelpon senator ataupun surat kabar untuk memprotes kesalahpahaman yang tidak fair, disuatu tempat dengan cara damai. Dalam hal mengenakan hijab ada beberapa yang merasa mempunyai pengalaman yang sangat berarti namun ada juga yang frustasi. Beberapa pendapat mereka adalah sbb: 1) The best Islamic right by far is the hijab. I have a right to be looked at as a moral woman, not a piece of meat to be gawked at. People looked at my eyes when talking to me. I am treated like a lady as a general rule. There are always those who jump at a chance to condemn. I would be more encouraged to go into the work force if it weren't for those few people ignorant of Islam. 2) The only obstacles that have been placed in my way as as Muslim woman have not been from Muslims or Islam but from the society in which we live. One often feels like a fish swimming upstream in America, like constantly explaining hijab. I have been denied jobs because of my hijab and have been otherwise openly discrimintated against. Noneteless, I am truly grateful for hijab. It is liberating in a sense that pro-ERA women will never know. I feel honored to represent Islam in such a powerful way as to be recognized as Muslim whenever I venture out. 3) My perception of being a woman has
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
- Original Message - From: Jehan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, September 12, 2005 6:07 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki (deleted) Jehan: Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda. Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia. Maaf jika saya salah. Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki- laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki- laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya ya). Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab. Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan? Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. Lalu? Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan). Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling paksa jelas bukan nature yang namanya public domain. Pak Jehan, Ijinkan saya bertanya. (1) Apa konsep Jilbab batas kepatutan publik itu. Apa dasar-dasarnya (di luar Quran-Sunnah tentunya, karena ada perbedaan pendapat dalam menafsirkannya sehingga perlu pembanding dan argumen yang selain itu) yang melatarbelakangi konsep Jilbab. Apakah dasar-dasar itu valid dst.dst. (2) Mengapa kepatutan publik yang dibahas hanya ttg cara berpakaian perempuan. Mengapa tidak dikaitkan dengan pola berperilaku yang patut secara umum. Bicara Islam itu bicara keseluruhan, bicara sesuatu dengan cara yang komprehensif. Misalkan konsep jilbab diwujudkan dalam aturan yang mewajibkan jilbab. Supaya komprehensif mengapa kita tidak tarik juga tundukkan pandangan ke dalam wacana ttg kepatutan publik ( bukankah dari sisi nash sama wajibnya dengan jilbab), bahwa pria matanya nggak boleh jelalatan kalo ngeliat cewek (hanya boleh sekali bukan?). Lalu buat rencana untuk mewajibkan muslim untuk menundukkan pandangan dengan segala macam hukumannya. Dan in-turn (kalo ngikutin logikanya mas Wawan) yang non-muslim juga akan ikut-ikutan. Melihat secara lengkap itu saya kira penting untuk menelusuri konsistensi suatu konsep. Dan konsistensi adalah ciri dari konsep yang baik (agak berat bilang 'bener' karena nanti nganggep yang lain nggak bener). Saya kira disini inti diskusinya. IMHO, sisi pendapat yang membawa konsep jilbab (harfiah) sebagai solusi untuk kepatutan publik biasanya bolong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali, vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini saya kira sudah sama persepsi kita. Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya. Saya kira kita semua sepakat dalam hal ini. Hanya mungkin perlu didetailkan lagi moralitas macam apa yang sedang dibicarakan. Yang menarik adalah family values itu ternyata sudah jadi wacana global yang juga dianggap penting oleh orang-orang bule ( sorry pak ayeye, cuman membahasakan orang asing dari barat). Dan mereka serius betul mengurus hal itu. Hal ini tercermin dari aturan2 yang mereka keluarkan spt. hukum kekerasan dalam rumah tangga, aturan memperlakukan anak
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
- Original Message - From: Jehan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 10, 2005 8:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat. lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan wilayah publik. lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak Mia... yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini patriarki. makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan. ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu. cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut saya, ini mengkhawatirkan. Wass, Jehan Salam PAk Jehan, Saya melihatnya diskusi si WM selama ini secara sederhana kira-kira sbb. (1) Jilbab sebagai hukum Allah itu multitafsir. Bagaimana multitafsirnya silahkan lihat di arsip WM dgn keyword para ustdazah WM spt. Mia, Chae, Aisyah dll. Wacana di WM ttg jilbab tidak mengenal dikotomi bahwa ini pendekatan yang syar'i atau non syar'i, karena semuanya sumbernya sama, iaitu Quran dan Sunnah. Yang membedakan adalah bagaimana menafsirkan keduanya. Jadi gaya hitam-putihnya mas Wawan itu salah sasaran. Lha wong mbak Aisyah yang berjilbab itu juga punya idea yang berbeda dengan dia kok. (2) Semua sepakat ttg perlunya public decency, kepatutan publik. Nah kalau ini yang dimaksud oleh Pak Jehan, saya kira sebetulnya kita semua di sini sepakat. Di masyarakat amerika yang liberal saja, kepatutan publik ini juga ada aturannya. Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa keadilannya ? Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda inginkan)? Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak (yang berniat baik tentunya). Wassalam Ary Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Ini omongan kaum positivistik. Yg berpikir bahwa hukum yg keras bisa menyelesaikan semua masalah sosial. Apa iya, bila ada hukum yg keras thd jilbab dll bisa menyelesaikan masalah sosial yg disebutkan, atau jangan2 justru menimbulkan masalah sosial baru? Apa dasar argumentasinya jilbab perlu diatur dalam suatu kerangka hukum (negara)? Apa iya, hanya berlandaskan klaim mayoritas umat Islam? :) Yg saya gak ngerti, masalah sebenarnya apa? Pornografikah? Atau sekedar risih melihat cewe2 ber-tank top bertebaran di mall2? :-) Karena memang, yg namanya masalah sosial itu bisa luass sekali, dari soal reproduksi perempuan, kesehatan, kewarganegaraan, pornografi sampe bau badan pun bisa jadi masalah sosial..:-) Tapi suatu masalah sosial juga perlu disistematisir, mengapa itu terjadi, faktor2 apa saja yg menjadi penyebabnya kemudian melihat alternatif solusi yg gak harus berupa sanksi yg keras, memilah mana yg harus diselesaikan lewat bentuk perundang2an dan mana yg memerlukan tindakan2 pendukung :-) Saya lihat, anda hanya melihat dari faktor subyektif saja, bahwa masalah ini disebabkan oleh moralitas masyarakat yg buruk dari masyarakat, yg bisa jadi solusi yg ditawarkan adalah menegakan moralitas (dng penegakan syariat). Kalo perlu dng sanksi yg keras (bukan tegas, tapi keras) yg secara sembrono menggeneralisasikan menyalahkan perempuan dlm hal ini. Kebanyakan analisa thd masalah sosial yg hanya melihat faktor subyektif saja, rata2 menimbulkan solusi berupa tindakan2 kriminalisasi thd suatu tindakan (atau pewajiban sesuatu), penerapan sanksi yg keras dll yg belum tentu bisa diimplementasikan secara efektif apalagi menyelesaikan masalah sosial. Contohnya saja, gak usahlah soal jilbab, bagaimana bisa dlm suatu daerah di Indonesia mengkriminalisasikan para gelandangan dan PSK, tanpa melihat fakta ketidakberesan pemdanya dlm mengurusi kesejahteraan warganya. Kecenderungannya saat ini adalah, menggeneralisasi bahwa akar masalah dari semua masalah sosial di Indonesia ini berasal dari moralitas yg buruk semata yg perlu dipecahkan dalam peraturan2 yg berkaitan dng 'penegakan moralitas' dng penerapan sanksi yg keras. Meskipun ini bisa berlaku efektif dlm merubah perilaku, misalnya dalam penggunaan seat-belt, tapi gak bisa digeneralisasi akan berlaku sama dalam semua hal. Dan parahnya, kecenderungan ini ada di tingkat nasional maupun daerah. Sehingga untuk kebijakan2 di bidang tertentu, perempuan hampir pasti akan dirugikan. Jadi tolong, jgn suka asbun. Hanya karena gerah liat rok mini, tank top bertebaran yg menggoda 'iman' anda, langsung berpikir secara SPONTANITAS ingin menegakan syariat Islam dng mewajibkan jilbab di negara ini. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, w_a_w_a_n_j_k_t [EMAIL PROTECTED] wrote: Bravo jehan. jilbab kita atur dalam kerangka moral atau hukum. we make common platform. Kalo berkenan saya kembangkan, jilbab harus diwajibkan bagi seluruh muslimah. pemerintah harus mengambil alih perintah-Nya ini. I want to making line for this statement : muslim terbanyak ada di negeri ini, seandainya yg mayoritas ini menutup tubuhnya, maka yg monoritas enggan tampil beda. hasilnya pemandangan2 haram yang berkeliaran dimall2 bisa tereliminir, insya allah tidak ada lagi. but it's problem, wanita skr terkontaminasi liberalisme, yaitu yg penting outputnya. whatever you do, that output we must see. this is rule of the game from jilers. wanita ga berjilbab gpp, yg penting berperilaku sopan. anda ga solat gpp, yg penting muamalahnya baik. teman saya punya kenalan wartawan sinar harapan, diajak ulil ga usah puasa. katanya yg udah bisa jadi org baik, puasa dan solat ga usah. hm... saya suka kalimat anda ini : semakin banyak orang bertindak berdasarkan rasa malu ketimbang rasa takut maka semakin beradablah masyarakat itu. tapi untuk persoalan responsibility, kita harus mendepankan rasa takut ketimbang rasa malu. gimana nanti tubuh itu ditanyain satu2, digunakan untuk siapa dan apa. jangan sampai jadi tontonan murahan laki2, fitnah, pnyakit bahkan syirik. gw pernah abis wudhu nabrak pemandangan haram. wanita yang pamer dadanya jalan sama cowoknya mau solat. terang aja fikrian gw macem2, merasa ga afdol gw balik wudhu lagi. fitnah, penyakit dan syrik gw, kumat lagi. kesopanan bagi wanita islam tentu beda dgn wanita barat. itulah jilbab yang memebdakannya. jangan sok2an bertuhankan pilihan tuk wanita. boleh ngikut kata hati, but... use common sense, gunakan pikiran yg sehat, hati yang sehat. layak ga aku jadi wanita muslimah berpekaian seperti ini? tapi kalo pake tank top disebut pilihan, saya kira yg memilih sama yg menyetujuinya lagi sakit otaknya alias bertuhankan otak. salam jabat erat, -wa2n- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak benernya. saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Salut pak Ary, Telah mampu memahami dan menerima perbedaan Ini keadilan dan memberi ketenangan Salam l.meilany - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 11, 2005 2:53 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Salam PAk Jehan, Saya melihatnya diskusi si WM selama ini secara sederhana kira-kira sbb. (1) Jilbab sebagai hukum Allah itu multitafsir. Bagaimana multitafsirnya silahkan lihat di arsip WM dgn keyword para ustdazah WM spt. Mia, Chae, Aisyah dll. Wacana di WM ttg jilbab tidak mengenal dikotomi bahwa ini pendekatan yang syar'i atau non syar'i, karena semuanya sumbernya sama, iaitu Quran dan Sunnah. Yang membedakan adalah bagaimana menafsirkan keduanya. Jadi gaya hitam-putihnya mas Wawan itu salah sasaran. Lha wong mbak Aisyah yang berjilbab itu juga punya idea yang berbeda dengan dia kok. (2) Semua sepakat ttg perlunya public decency, kepatutan publik. Nah kalau ini yang dimaksud oleh Pak Jehan, saya kira sebetulnya kita semua di sini sepakat. Di masyarakat amerika yang liberal saja, kepatutan publik ini juga ada aturannya. Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa keadilannya ? Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda inginkan)? Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak (yang berniat baik tentunya). Wassalam Ary - Original Message - From: Jehan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 10, 2005 8:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat. lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan wilayah publik. lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak Mia... yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini patriarki. makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan. ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu. cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut saya, ini mengkhawatirkan. Wass, Jehan Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Trimakasih Pak Jehan, 1. Kasus itu kan ibarat 1 kejadian lain, diantara 10 peristiwa yg dianggap sama? Kalo sudah buanyak itu namanya ya bukan kasus lagi :-) Maksudnya diarab saja laki2 bisa 'bernafsu' melihat perempuan2 dengan seragam stelan jilbab yg rapat. Artinya kan radar bangkit 'nafsu'nya bukan karena 'tertutup' atau tidak 'tertutup' Tetapi 'otak' laki2 di arab sudah di stel : Berjilbab adalah yg bisa memuaskan syahwat. Begitu kan? 2. Jadi ya 'otak' nya yg musti di kendalikan, dimanapun berada, situasi dan kondisi apapun. Kan kalo puasa bisa juga mengendalikan nafsu. Artinya kan mengendalikan hawa nafsu [ syahwat diantaranya] juga termasuk ibadah ?? 3. Kalo saya bilang berjilbab itu juga bagian dari [proses] ibadah, knapa laki2 tidak mencanangkan bahwa mengendalikan 'hawa nafsu [syahwat] adalah juga bagian dari ibadah. Kan adil. :-)) 4. Masalah ngomongin model jilbab : kurang kerjaan.? Itu kan kenyataan, pada sebagian dunia perempuan. Bukan cuma jilbab saja, sebenarnya. Mereka kan bermaksud untuk memberi penerangan tentang : hal yg benar menurut versinya masing2. salam l.meilany - Original Message - From: Jehan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 11, 2005 10:44 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Mbak Mei yang baik, Kalau saya boleh berpendapat, justru pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu itu yang kasus. Sedangkan cerita yg diposting mas Wawan itu, hehehehehe... emang itulah lelaki. Perempuan yang telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para fotografer perempuan bugil... hehe. Juga, perempuan yang setengah telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para penjaga pantai yang banyak perempuan setengah bugil berjemur... hehehehe... Masalahnya, siapa yang mau mata semua laki-laki menurun ngefek terangsangnya terhadap perempuan? Kalau mata laki2 sudah hilang kepekaannya, ini bahaya lho. Suami nanti nggak kan terngsang bahkan setelah melihat istrinya menari-nari bugil... Bahaya ini! Kecuali bagi produsen viagra dan cialis Masalah pake jilbabnya nggak sama diomongin, itu yang saya kurang setuju. Baru itu namanya kurang kerjaan aja. Tapi kalo dakwah bagaimana dalil Al Qur'an mengenai apa itu jilbab dan bagaimana batasan sebenarnya, its ok. Tapi kalo udah berdebat celana panjang longgar itu seksi apa tidak, ngepres apa tidak, ini yang kurang kerjaan. Wassalam, Jehan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nimbrung : 1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM. Kalo tak salah saya yg memfwd :-) 2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan kasus, tidak usah digeneralisir :-) Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu. Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di dunia [ ada datanya , di koran Kompas ] Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah :-)) Begitu kan? 3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa sih suka mau turut campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, pake jilbabnya nggak sama di omongin, Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar. Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa??? Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. [Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat datang pada saya :-D] salam l.meilany Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa keadilannya ? Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda inginkan)? Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak (yang berniat baik tentunya). Jehan: Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda. Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia. Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki- laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki- laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya ya). Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab. Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan? Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. Lalu? Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan). Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling paksa jelas bukan nature yang namanya public domain. So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali, vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini saya kira sudah sama persepsi kita. Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya. Ada satu point lagi dari saya. Hal ini berkaitan dengan pola pikir patriarki yang sulit sekali saya pahami. Yang saya sorot adalah mengapa menyoal pakaian perempuan di ruang publik itu seringkali disamakan dengan anggapan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? (Apalagi jika di dalam arena publik itu ada laki- lakinya, habis deh.) Begitu Mas Ary. Wassalam, Jehan Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to:
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Urun dikit, Diskusi kalau ada prasangka ( - ) terhadap teman diskusi jadinya malah mbulet engga ketemu, apalagi kalau diantara kita ada yang suka nakil ( nakal : kalau pria ) mlintir-mlintir kalimat teman diskusinya, jadinya nanti jadi kue plintir. Jualan kue aja yok. Kritik membangun aja dech. salam, Semoga kita engga jadi jualan kue plintir. Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kira yang dimaksud oleh mbak Mia, adalah ketika tafsir anda ttg jilbab dipaksakan ke ranah publik untuk memuaskan rasa kepatutan publik yang Anda inginkan (dan mas Wawan rencanakan ;) ), bagaimana dengan pihak lain yang memiliki rasa kepatutan publik yang berbeda diakomodasi ? Dimana level playing fieldnya, rasa keadilannya ? Apa Anda menafikkan hak mereka-mereka itu (yang notabene kebanyakan perempuan yang menjadi obyek langsung dari rasa kepatutan publik yang Anda inginkan)? Apa tidak sebaiknya kita bicara bersama ttg harga kepatutan publik minimal yang pas bagi semua pihak, yang memberi keadilan peran bagi semua pihak (yang berniat baik tentunya). Jehan: Sebelumnya terimakasih Mas Ary atas rangkumannya yang jelas dan sistematis. Pada prinsipnya saya setuju. Memang wacana public decency itu lah playing field nya. Tentunya konteks di setiap daerah, wilayah, dan negara berbeda-beda. Tapi Mas Ary, mohon dikoreksi, saya sama sekali tidak ada menggagas tafsir tentang jilbab yang dipaksakan di ranah publik. Anda mungkin kurang teliti mengikuti diskusi saya dengan mbak Mia. Yang saya katakan adalah perlunya saling memahami. Artikel yang diposting Mas Wawan itu adalah nature dari laki-laki. Laki-laki memang lebih mudah terangsang melalui pandangan mata. Ini nature secara umum, bukan masalah ngeres apa tidak, faktor-faktor lingkungan lain ya jelas ada juga. Rangsangan atau impuls seksual melalui mata ini jelas sekali menjadi kodrat lelaki. Dan sejauh pengalaman saya dan pergaulan saya dengan yang namanya makhluk laki- laki dari berbagai latar belakang, ya begitulah sifat dasar laki- laki yang saya jumpai. Makanya saya bilang itu ungkapan kejujuran yang perlu dipahami perempuan (bukan bagian please berjilbab nya ya). Terus mbak Mia bilang its ok, lalu apa hubungannya dengan berjilbab. Kok suara hati pihak perempuan (mbak Aisha) nggak diperhatikan? Lalu saya katakan, silahkan lelaki mengungkapkan bagaimana perempuan di otak lelaki, dan sah saja kalau perempuan juga mengungkapkan suara hatinya bagaimana dia ingin dilihat. Yang jelas tidak bisa adalah lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan. Sama tidak bisanya juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. Lalu? Sampai di sini saya pikir sejalan dengan apa yang Mas Ary tulis di atas. Artinya, konsekwensi dari adanya masalah di atas adalah bagaimana membawanya dalam wacana dan debat berkaitan dengan asas kepatutan di ruang publik, yang terkait dengan pakaian (perempuan). Di sinilah muncul (keterkaitan) masalah perempuan di otak lelaki di atas dengan wacana jilbab. Sebagian umat Islam (yang memahami tafsir jilbab sebagai batasan kepatutan di dalam ajaran Islam, yang menurut saya merupakan tafsir mayoritas) akan menawarkan wacana jilbab sebagai konsep. Ingat, ini wilayah publik, dimana yang terjadi adalah negosiasi, kampanye, dan saling pengaruhi. Saling paksa jelas bukan nature yang namanya public domain. So, demikianlah prosesnya. Tinggal kita lihat saja. Dan tinggal dilakoni bagi yang jadi pelakon2 nya. Arenanya akan luas sekali, vertikal dan horisontal, multi tingkat multi aspek. Sampai di sini saya kira sudah sama persepsi kita. Selain dimensi aturan di ruang publik, ada satu dimensi lain yang saya angkat juga, yaitu dimensi moral. Misalnya bagaimana masalah ini dilihat dari sudut pandang relasi-relasi keluarga seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Menurut saya ini tidak kalah pentingnya. Ada satu point lagi dari saya. Hal ini berkaitan dengan pola pikir patriarki yang sulit sekali saya pahami. Yang saya sorot adalah mengapa menyoal pakaian perempuan di ruang publik itu seringkali disamakan dengan anggapan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? (Apalagi jika di dalam arena publik itu ada laki- lakinya, habis deh.) Begitu Mas Ary. Wassalam, Jehan Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Women Different religions beliefs Islam Muslimah - YAHOO!
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak benernya. saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada laki-laki membantah apa yang dibilang mas Wawan, saya kira ya gimana ya. jadi ini sebenarnya info berharga juga untuk kaum perempuan. nah mbak Aisha, sekarang masalahnya bukan berarti pengakuan begini menunjukkan lelaki tak menghargai perempuan. nggak bisa disamaratakan dan ditarik kesimpulan umum begitu. apalagi dihubungkan dengan cukup atau kurang ajarnya laki-laki. kalau sudah sampai bagaimana tindakannya baru saya pikir kita bisa bahas cukup atau kurang ajarnya . ada banyak faktor masa perkembangan, waktu-waktu dan tempat tempat dimana laki-laki merasakan rangsangan seksual itu, yang bisa sangat beragam bentuk dan intensitasnya. misalnya faktor baligh, apakah baru puber atau sudah lewat puber. terus faktor sudah menikah atau belum, ini cukup menentukan. mungkin bagi yang nafsunya super duper, sudah poligami atau belum juga mempengaruhi :) terus waktu serius bekerja atau khusuk ibadah atau waktu santai, bisa beda lagi ngefeknya. ya khan? di ruang rapat atau di laboratorium ya jelas beda dong dengan di mall atawa di bus... tapi intinya, ini pengamatan dan pengalaman saya dan kalo nggak salah juga demikian kata psikologi, bahwa rangsangan seksual melalui pandangan mata jauh lebih merangsang laki-laki ketimbang perempuan. jauh lebih lho, bukan berarti perempuan tidak bisa terangsang melalui pandangan. nanti diprotes mbak Chae aku. dan rangsangan seksual melalui sentuhan dapat merangsang gairah seksual perempuan lebih efektif. kalau melalui suara dan bisikan saya kira bisa sama ya (?). jadi bagi para suami, harus lebih hati-hati kalo istrinya udah sering kerja bareng atau jalan bareng dua2an dengan laki-laki lain, walaupun nggak ganteng2 amat, ketimbang si doi ngegandrungi bahkan ngoleksi cd/dvd film2 keanu reeves atau steven seagal. demikian juga para bapak terhadap anak perempuannya. bagi para istri, ya jelaslah dia harus perhatian sama segala sesuatu yang bisa ngotori otak suaminya melalui pandangan. demikian juga bagi para ibu terhadap anak laki-lakinya. wassalam, jehan A. Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang ber-tank top, berbelahan dada rendah, celana ketat atau ber- you can see itu minoritas kok. Apa memang semua laki2 memandang perempuan hanya dengan pikiran 'ngeres' saja? sekedar melihat fisiknya saja? Seingat saya dalam rapat2 - laki2 juga sibuk dengan perempuan untuk beradu argumen, jadi bukan fisiknya yang dipelototin tapi isi otaknya perempuan. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Pengakuan-pengakuan seperti gini nggak masalah Pak Jehan. Dan kayaknya ini dulu sudah diposting dan ditanggap dengan jenaka oleh mbak Chae. Tapi...kok ujung-ujungnya dibenturin ke jilbab gitu looo. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih mas Wawan atas kejujurannya. Saya pikir banyak benernya. saya bisa merasakan karena saya juga laki-laki. kalo ada laki-laki membantah apa yang dibilang mas Wawan, saya kira ya gimana ya. jadi ini sebenarnya info berharga juga untuk kaum perempuan. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak lelaki. dan sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin dilihat. lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa juga perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak lelaki. lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di ruang publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi dan wilayah publik. lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM kata Mbak Mia... yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik apa memang idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin melihat perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia ini patriarki. makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. bagaimana seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? bagaimana seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? bagaimana seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? bagaimana seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? dst dst siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? ini sangat common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa merasakan. ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu. cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense ikatan keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya menurut saya, ini mengkhawatirkan. Wass, Jehan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalimat Pak Jehan dari Kalau saya selalu.. sampai ...sepakat dalam hal ini. Okeh saja bagi saya. Lalu ditarik ke yang seharusnya: soal jilbab sebagai batasan aurat wajib merupakan dan wahyu Allah (yang harafiah), serta kerangka hukum dan pengaturannya, serta 'moral' . Ini sudah saya ngerti dan di WM ini bisa bikin buku dengan ustazah Chae, ustaz Muiz, dan ustaz Jehan..:-) Tapi coba perhatikan artikel tersebut, yang isinya mewakili 'suara hati' sebagian cowok ttg cewek. Emang lucu sih artikelnya, dulu kan udah kita goda-godain...:-) But it's ok. BUT STOP. Kenapa sih kurang berempati dengan 'suara hati'nya mbak Aisha? Seorang cowok telah curhat dari nuraninya ttg nafsunya melihat cewek. Nah, Mbak Aisha meresponse meminta pengertian untuk melihat perempuan secara utuh. Dia nggak bilang bahwa 'pengakuan cowok tsb menunjukkan laki-laki nggak menghargai perempuan' seperti yang Pak Jehan bilang. Defensif ente nih. Perhatikan juga dong cewek yang ngomong ttg pakaian dari WILAYAH PRIBADINYA. (lha wong dia yang pake baju). So mari kita berdiskusi dari hati ke hati artinya:suara hati cowok dan suara hati cewek. Dan ini sifatnya unik dari pribadi masing- masing, dan emang bukan soal pukul rata. STOP. Terus, kalau lagi ngomongin suara hati, nurani, keunikan pribadi..kenapa ditarik langsung ke 'yang seharusnya' untuk semua: batasan aurat, wahyu Tuhan, jilbab dalam kerangka hukum dan pengaturan, serta 'moral' itu? Ini kan jadi ngomongin soal tafsiran Quran yang bisa beragam. Kemudian dimana silang antara wilayah pribadi dan kerangka hukum moral itu? Kalau dalam tafsiran jilbab sebagai wilayah pribadi, ini artinya mengijinkan yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab. (Plese perempuan pakailah jilbab, plese nggak usah pake jilbab. BTW yang pake tank top masuk angin, yang pake burqa gerah dan keserimpet bok). Kalau jilbab diwajibkan dalam kerangka hukum dan moral tertentu, ini namanya nggak mengijinkan jilbab/non jilbab dalam wilayah pribadi. Kita mau yang kayak gini? Mana level playing field untuk semua orang? Ini yang namanya keadilan? Apa ini namanya bukan pukul rata dan maksa? Weleh...welehmau enaknya doang mbok ngejilbabin perempuan. Aku paham banget deh, cowok tuh insecure...:-) dari dulu bawaannya pingin ngatur reproduksi, maklum nggak punya telor indung...tapi jangan dibawa-bawa ke jilbab dong.. Sorri saya ngomong gini, supaya ente sadar juga..ngomongin sunnatulah (kodrat) sana-sini, terus langsung ke wajib jilbab sebagai kerangka hukum dan tafsiran moral. Wilayah pribadi yang juga kodrati dilewatin begitu saja..songong banget dah.. Salam Mia Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, A. Yasmina [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa tidak berlebihan ya? Rasanya perempuan itu mayoritas berbaju sopan walaupun tidak semuanya berkerudung, dalam arti baju tidak ngepas di badan, tidak berbelahan dada rendah atau berbelahan di kaki yang tinggi atau pakai baju menerawang. Yang ber-tank top, berbelahan dada rendah, celana ketat atau ber-you can see itu minoritas kok. Apa memang semua laki2 memandang perempuan hanya dengan pikiran 'ngeres' saja? sekedar melihat fisiknya saja? Seingat saya dalam rapat2 - laki2 juga sibuk dengan perempuan untuk beradu argumen, jadi bukan fisiknya yang dipelototin tapi isi otaknya perempuan. Jika memang semua laki2 hanya mikir ngeres saja ketika memandang perempuan, itu budaya salah dalam mendidik anak laki2 sejak kecil sampai dewasa yang memandang perempuan sebatas obyek seksual saja. Tidak bisakah laki2 saat memandang perempuan itu sebagai mahluk Allah juga yang sama dengan laki2 dalam arti punya sisi fisik dan sisi dalamnya seperti kecerdasannya, kebaik hatiannya, dll? Bukankah kita diharuskan selalu berdzikir dalam berbagai posisi, bukan sekedar dzikir mulut tapi ingat pada Allah bahwa apapun yang kita lihat, kita dengar, dll itu di alam semesta itu mahluk Allah dan ada aturannya bagaimana kita memperlakukan manusia lainnya, tanaman, binatang, dll. Rasanya rendah sekali ya kalau orang mengaku beragama tapi lihat perempuan dan otaknya secara otomatis hanya berkaitan dengan urusan sex sehingga maksa perempuan untuk nutup tubuhnya supaya mata laki2 terjaga. Untuk yang mau berjilbab dengan kesadaran sendiri itu bagus, tapi laki2 juga harus berusaha untuk mengendalikan matanya dan organ tubuhnya ketika melihat perempuan jika kenyataannya ada perempuan yang berbaju terbuka di sana sini. An Nur 30-31 itu kan perintah Allah yang sama bobotnya untuk laki2 dan perempuan untuk jaga mata dan jaga organ seksualnya. Jadi memandang sekadar memandang dengan menilai orang yang dilihatnya apakah itu sejenis atau lawan jenis sebagai manusia yang tidak sekedar tubuh yang membuat otak mikir sekedar ke masalah hubungan seksual saja, kecantikan manusia kan bukan sekedar cantik tubuh tapi juga cantik otal dan hatinya. Selain itu menjaga organ seksualnya bagi laki2 dan perempuan, jaga saja supaya tidak setiap memandang orang lalu pikirannya lari ke urusan sex saja sehingga organ seksualnya tetap terjaga. salam Aisha -- From: w_a_w_a_n_j_k_t [EMAIL PROTECTED] Perempuan di Otak Lelaki Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah. Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas Tank Top, noleh ke kiri pemandangan Pinggul terbuka, menghindar kekanan ada sajian Celana ketat plus You Can See, balik ke belakang dihadang oleh Dada menantang! Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang? Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran ngeres dan hatipun menjadi keras. Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk memakai aset berharga yang mereka punya. Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan! Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Aisha sehari2nya rapat mulu sih, cuman liat wanita berjas aja. keluarlah skali2, jgn dalam ruangan aja. ato kalo males ke mall, stel tvlah. masak tank top familys minoritas? ente dimana aja jaman serba liebral gini. pake jilbab aisha ya, biar jadi wnaita muslimah To ustadzah mia : jgn ngajak yg ga bener deh bu. ibu kalo ga mau pake jilbab, jgn ngajak wanita muslimah milis ini dong. oarng itu diajak baik bu, bukan diajak ke yg tidak baik. diajak ngikut maunya agama, bukan ngajak maunay ibu. maaf bu, saya ga bakat kayak ibu, milisan mulu. saya iseng aja kirim artikel itu, tuk jadi renungan wanita muslimah. taunya gereget juga si aisha dan ustadzah mia, he..he... rupanya anda berdua gak bisa kuat dengar ajakan yang baik, maunya melawan aqidah trus. itu realita bu. laki2 milis ini pada ngaku kan, kecuali suami ibu, ustadz himen mungkin ha..ha..ha.. itu sedakah dari teman saya bu ustadzah. saya sendiri jarang depan komp. mata saya hanya fokus pada satu titik, sesekali tak ajak kluar, sama aja ama yg lain suka liat pemandangan haram. boleh tau, ibi kerjanya dimana sih, pengen deh off air ama ibu. bu ustadzah kayaknya hadir mulu dimilis, apa kerjanya emang dakwah dimilis aja? he..he.. mau kog saya dengar dakwah ibu off air, he..he.. dimana bisanya ya? he..he.. Oya, ini oleh2 tuk aisha, juga tuk ustadzah mia. dibaca ya, sedekah dari teman juga, ga usah dilawan lagi, ane bukan milisters mania. he..he.. Pengertian Kewajiban Berjilbab Dalam kehidupan umum, yaitu pada saat seorang wanita keluar rumah atau pun wanita di dalam rumah bersama lelaki yang bukan muhrimnya maka syara' telah mewajibkan kepada wanita untuk berjilbab. Pakaian jilbab yang diwajibkan tersebut adalah memakai khimar/tudung, jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam. Jika bertemu dengan lelaki yang bukan mahramnya/keluar rumah tanpa menggunakan jilbab tersebut meskipun sudah menutup aurat maka ia dianggap telah berdosa kerana telah melanggar dari syara'. Jadi pada saat itu wanita Muslimah harus mengenakan tiga jenis pakaian sekaligus iaitu khimar/tudung, jilbab/pakaian luar dan tsaub/pakaian dalam. Khimar (tudung) Perintah syara' untuk mengenakan khimar bagi wanita yang telah baligh pada kehidupan umum terdapat dalam surah An Nuur: 31. Kata juyuud dalam ayat tersebut merupakan bentuk jamak dari kata jaibaun yang bererti kerah baju kurung. Oleh sebab itu yang dimaksud ayat itu hendaklah wanita Mukminah menghamparkan penutup kepalanya di atas leher dan dadanya agar leher dan dadanya tertutupi''. Berkaitan dengan ini, Imam Ali Ash Shabuni dalam Kitab Tafsir Ayatil Ahkam berkata: Firman Allah, hendaklah mereka menghulurkan tudung mereka'' itu digunakan kata Adh dharbu adalah mubalaghah dan di muta'adikannya dengan harf bi adalah memiliki erti ''mempertemukan'', iaitu tudung itu hendaknya terhampar sampai dada supaya leher dan dada tidak tampak (juz 2: 237).Wanita jahiliyah berpakaian berlawanan dengan ajaran Islam. Mereka memakai tudung tetapi dilipat ke belakang/punggung dan bahagian depannya menganga lebar sehingga bahagian telinga dan dada mereka tampak (lihat Asy Syaukani dalam Faidlul Qodir dan Imam Al Qurtubi dalam Jaami'u lil Ahkam juz 12: 230). Di zaman jahiliyah apabila mereka hendak keluar rumah untuk mempertontonkan diri di suatu arena mereka memakai baju dan khimar (yang tidak sempurna)sehingga tiada bezanya antara wanita merdeka dengan hamba sahaya (Muhammad Jalaluddin Al Qasimi dalam Mahaasinut Ta'wil, juz 12:308). Jilbab Ada pun untuk mengenakan jilbab bagi wanita dalam kehidupan umum dapat kita perhatikan dalam surah Al Ahzab: 59. Allah SWT memberikan batasan mengenai pakaian wanita bahagian bawah. Erti lafadz yudniina adalah menghulurkan atau memanjangkan sedangkan makna jilbab adalah malhafah, iaitu sesuatu yang dapat menutup aurat baik berupa kain atau yang lainnya. Dalam kamus Al Muhith disebutkan bahawa jilbab adalah pakaian lebar dan longgar untuk wanita serta dapat menutup pakaian sehari-hari (tsaub) ketika hendak keluar rumah. Ummu Atiya Ra: Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik para gadis yang sedang haid mahupun yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid tidak mengikuti shalat dan mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum Muslimin. Maka Ummu Athiyah berkata: Ya Rasulullah, ada seseorang yang tidak memiliki jilbab maka Rasulullah SAW bersabda: ''Hendaklah saudaranya meminjamkan kepadanya'' (HR Bukhari,Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasa'i). Adapun jilbab/pakaian luar yang disyaratkan adalah: Menjulur ke bawah sampai menutupi kedua kakinya (tidak berbentuk potongan atas dan bawah, baik skirt atau seluar panjang sebab firman Allah SWT: ''Dan hendaklah mereka menghulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'', iaitu hendaklah dihulurkan jilbabnya ke bawah sampai menutup kaki bahagian bawah. Sebab diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra yang berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:
Re: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Nimbrung : 1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM. Kalo tak salah saya yg memfwd :-) 2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan kasus, tidak usah digeneralisir :-) Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu. Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di dunia [ ada datanya , di koran Kompas ] Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah :-)) Begitu kan? 3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa sih suka mau turut campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, pake jilbabnya nggak sama di omongin, Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar. Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa??? Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. [Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat datang pada saya :-D] salam l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 10, 2005 8:52 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki Kalimat Pak Jehan dari Kalau saya selalu.. sampai ...sepakat dalam hal ini. Okeh saja bagi saya. Lalu ditarik ke yang seharusnya: soal jilbab sebagai batasan aurat wajib merupakan dan wahyu Allah (yang harafiah), serta kerangka hukum dan pengaturannya, serta 'moral' . Ini sudah saya ngerti dan di WM ini bisa bikin buku dengan ustazah Chae, ustaz Muiz, dan ustaz Jehan..:-) Tapi coba perhatikan artikel tersebut, yang isinya mewakili 'suara hati' sebagian cowok ttg cewek. Emang lucu sih artikelnya, dulu kan udah kita goda-godain...:-) But it's ok. BUT STOP. Kenapa sih kurang berempati dengan 'suara hati'nya mbak Aisha? Seorang cowok telah curhat dari nuraninya ttg nafsunya melihat cewek. Nah, Mbak Aisha meresponse meminta pengertian untuk melihat perempuan secara utuh. Dia nggak bilang bahwa 'pengakuan cowok tsb menunjukkan laki-laki nggak menghargai perempuan' seperti yang Pak Jehan bilang. Defensif ente nih. Perhatikan juga dong cewek yang ngomong ttg pakaian dari WILAYAH PRIBADINYA. (lha wong dia yang pake baju). So mari kita berdiskusi dari hati ke hati artinya:suara hati cowok dan suara hati cewek. Dan ini sifatnya unik dari pribadi masing- masing, dan emang bukan soal pukul rata. STOP. Terus, kalau lagi ngomongin suara hati, nurani, keunikan pribadi..kenapa ditarik langsung ke 'yang seharusnya' untuk semua: batasan aurat, wahyu Tuhan, jilbab dalam kerangka hukum dan pengaturan, serta 'moral' itu? Ini kan jadi ngomongin soal tafsiran Quran yang bisa beragam. Kemudian dimana silang antara wilayah pribadi dan kerangka hukum moral itu? Kalau dalam tafsiran jilbab sebagai wilayah pribadi, ini artinya mengijinkan yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab. (Plese perempuan pakailah jilbab, plese nggak usah pake jilbab. BTW yang pake tank top masuk angin, yang pake burqa gerah dan keserimpet bok). Kalau jilbab diwajibkan dalam kerangka hukum dan moral tertentu, ini namanya nggak mengijinkan jilbab/non jilbab dalam wilayah pribadi. Kita mau yang kayak gini? Mana level playing field untuk semua orang? Ini yang namanya keadilan? Apa ini namanya bukan pukul rata dan maksa? Weleh...welehmau enaknya doang mbok ngejilbabin perempuan. Aku paham banget deh, cowok tuh insecure...:-) dari dulu bawaannya pingin ngatur reproduksi, maklum nggak punya telor indung...tapi jangan dibawa-bawa ke jilbab dong.. Sorri saya ngomong gini, supaya ente sadar juga..ngomongin sunnatulah (kodrat) sana-sini, terus langsung ke wajib jilbab sebagai kerangka hukum dan tafsiran moral. Wilayah pribadi yang juga kodrati dilewatin begitu saja..songong banget dah.. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Jehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya selalu berusaha memulai penjelasan kalau laki dan perempuan itu memang diciptakan berbeda. berbeda bukan berarti diskriminasi, tapi untuk tujuan harmoni. Termasuk dalam hal bagaimana menerima rangsangan seksual. Laki laki dan perempuan berbeda. Ini sunatuLlah saya kira. Lalu apakah kenyataan ini berimplikasi pada bagaimana upaya-upaya pengaturan rangsangan seksual di tempat umum, saya kira jelas sekali. sekarang kita ambil saja pointnya: berpakaian sopan bagi wanita. artiny tidak mengumbar aurat. saya kira banyak pihak sepakat dalam hal ini. tinggal masalahnya: satu, apa batasannya sopan. akal budaya manusia sudah banyak bercerita di berbagai belahan dunia ttg batasan sopan ini. nah, jilbab dan khimar adalah batasan aurat ini, dalam konteks Islam sebagai wahyu. dua, bagaimana pengaturannya, apakah dalam kerangka moral atau hukum. semakin banyak urusan diatur dalam kerangka moral ketimbang hukum maka semakin beradab suatu masyarakat
[wanita-muslimah] Re: Perempuan di Otak Lelaki
Mbak Mei yang baik, Kalau saya boleh berpendapat, justru pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu itu yang kasus. Sedangkan cerita yg diposting mas Wawan itu, hehehehehe... emang itulah lelaki. Perempuan yang telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para fotografer perempuan bugil... hehe. Juga, perempuan yang setengah telanjang belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah, itu betul. Tapi sekali lagi kasus. Yaitu untuk para penjaga pantai yang banyak perempuan setengah bugil berjemur... hehehehe... Masalahnya, siapa yang mau mata semua laki-laki menurun ngefek terangsangnya terhadap perempuan? Kalau mata laki2 sudah hilang kepekaannya, ini bahaya lho. Suami nanti nggak kan terngsang bahkan setelah melihat istrinya menari-nari bugil... Bahaya ini! Kecuali bagi produsen viagra dan cialis Masalah pake jilbabnya nggak sama diomongin, itu yang saya kurang setuju. Baru itu namanya kurang kerjaan aja. Tapi kalo dakwah bagaimana dalil Al Qur'an mengenai apa itu jilbab dan bagaimana batasan sebenarnya, its ok. Tapi kalo udah berdebat celana panjang longgar itu seksi apa tidak, ngepres apa tidak, ini yang kurang kerjaan. Wassalam, Jehan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nimbrung : 1. Subyek-crita ini dah pernah di muat di WM. Kalo tak salah saya yg memfwd :-) 2. Kalo mnurut saya pake bahasa se-hari2 - non agama: ini kan kasus, tidak usah digeneralisir :-) Yg pake jilbab bisa juga membuat laki2 bernafsu. Kalo nggak, knapa juga perkosaan di SA itu yg paling tinggi di dunia [ ada datanya , di koran Kompas ] Yg setengah telanjang juga belum tentu membuat laki2 merasa otaknya gerah :-)) Begitu kan? 3. Kalo pake bahasa agama yg saya tahu : Saya pernah tanya : Knapa sih suka mau turut campur urusan 'pribadi' orang lain? Nggak pake jilbab diomongin, pake jilbabnya nggak sama di omongin, Mereka bilang dalam rangka kebenaran : beramal maruf nahi munkar. Sesungguhnya kebenaran yg mana, kebenarannya sapa??? Akhirnya saya cuma bilang trimakasih atas perhatiannya. [Saya cuma ngadu ke Allah smoga hidayah yg dianggap baik2 itu cepat datang pada saya :-D] salam l.meilany Yahoo! Groups Sponsor ~-- Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/