[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Inilah Pak Wikan, salah satu keprihatinan bagi saya sendiri...bahwa ada keyakinan dalam umat Islam bahwa surga hanya monopoli umat Islam. Bahwa Tuhan hanya mau dipanggil Allah dan hanya mau disembah dengan cara sholat. Bagi saya pribadi, berpendapat bahwa agama hanyalah suatu media untuk manusia agar bisa lebih dekat dan berhubungan dengan Tuhannya dan mencapai kedudukan penghambaan. tentu saja kualitas hubungan tsb hanya bisa di nilai oleh manusia yang bersangkutan dgn Tuhannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Mas Wikan berkata : Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Jano-ko Masmas...di SD IT puteriku itu juga ada beladiri Thifan Po Khan, saya ingin sekali puteri saya ikut beladiri tersebut, mas wikan bisa engga kasih informasi tentang Thifan Po Khan tersebut ?, simbok / mamanya puteriku itu mimpi ingin sekali puteriku itu nanti kuliah di Jerman, jadi supaya ada bekal beladiri gitu Salam. Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Insan manusia berkata : lima: kenal nggak ya sama hegel enam: siapa sih hegel? ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng nabi dengan hegel ya?? opo tumon.. Jano-ko -- Proses hidup manusia Al Qur'an Surat ke 40 67] Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes, air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya). --- Kita tahu bahwa Hegel membuat jembatan antara pendapat Fichte dan Schelling dengan idealisme absolutnya, sehingga lahirlah metode dialektik hegel yaitu Tesis - Antitesis - Sintesis. Siapa tahu metode itu dibuat hegel untuk dirinya sendiri agar selalu terbuka kepada kebenaran yang akhirnya pasti akan menemukan kebenaran Allah SWT, karena Allah SWT adalah pemilik kebenaran. Kalau di KTP-nya mungkin hegel itu kristen tapi bisa saja dia itu terbuka terhadap Islam atau bisa saja dia menerima kebenaran Islam atau bisa saja tanpa sepengetahuan kita dia itu telah syahadat seperti halnya bang Napoleon. Selamat pagi. donnie ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Pertanyaannya yang lain adalah: kalo kanjeng nabi dibilang hegelian agent of reform artinya apa ya?? satu: pecintanya hegel dua: pendukungnya hegel tiga: muridnya hegel empat: agen nya hegel (loper koran kalee..) lima: kenal nggak ya sama hegel enam: siapa sih hegel? ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng nabi dengan hegel ya?? opo tumon.. ojo nesu juga lhoo... :D Donnie On 03 Feb 07, at 21:50, jano ko wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi
Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
On 2/7/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Insan manusia berkata : lima: kenal nggak ya sama hegel enam: siapa sih hegel? ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng nabi dengan hegel ya?? opo tumon.. Jano-ko -- Proses hidup manusia Al Qur'an Surat ke 40 67] Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes, air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya). --- Kita tahu bahwa Hegel membuat jembatan antara pendapat Fichte dan Schelling dengan idealisme absolutnya, sehingga lahirlah metode dialektik hegel yaitu Tesis - Antitesis - Sintesis. Siapa tahu metode itu dibuat hegel untuk dirinya sendiri agar selalu terbuka kepada kebenaran yang akhirnya pasti akan menemukan kebenaran Allah SWT, karena Allah SWT adalah pemilik kebenaran. Kalau di KTP-nya mungkin hegel itu kristen tapi bisa saja dia itu terbuka terhadap Islam atau bisa saja dia menerima kebenaran Islam atau bisa saja tanpa sepengetahuan kita dia itu telah syahadat seperti halnya bang Napoleon. wah, Jano-ko kalau benar Hegel itu masuk Islam boleh dong kita2 yang Islam ini menerima dan melaksanakan metode dialektik Hegel (Tesis-Antitesis-Sintesis) dalam kehidupan sehari2, agar selalu terbuka pada kebenaran yang ujungnya berasal dari Allah SWT juga. bukan begitu? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D Wikan Danar Sunindyo wrote: wah, Jano-ko kalau benar Hegel itu masuk Islam boleh dong kita2 yang Islam ini menerima dan melaksanakan metode dialektik Hegel (Tesis-Antitesis- Sintesis) dalam kehidupan sehari2, agar selalu terbuka pada kebenaran yang ujungnya berasal dari Allah SWT juga. bukan begitu? salam, -- wikan http://wikan. multiply. com http://wikan.multiply.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae chairunisa_mahadewi@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing Bell seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni bisa di transform ke dalam bahasa arab??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ning: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. HMNA: Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi. Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah Saya pakai diagram: --- input [proses] --output |--| ---wahyu (transenden} | Nabi Muhammad SAW | verbal |--| Proses dalam kotak artinya Nabi Muhammad SAW menerima langsung wahyu itu secara verbal, ataupun melalui Jibril. Output berupa yang verbal itu adalah teks berupa kalimat-kalimat yang terkumpul dalam Al-Quran yang berbahasa Arab, yang mengandung Risalah (message). Bahasa Arabnya bersifat lokal, tetapi Risalah (message) permanen, tekstual, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang tekstual bisa dikembangkan secara kontekstual dan takwil, tanpa melanggar yang tekstual. Bahkan bahasa Arab yang mulanya lokal itu berubah menjadi tidak lokal lagi dalam wilayah pada zaman Khlafah Islamiyah, dan sekarang juga tidak lokal lagi karena dipakai sebagai bahasa pengantar dalam PBB, sehingga juga sudah bersifat internasional. The textual approach, tends to view religious phenomena merely on the level of core element. On the other hand, the contextual approach can likely reduce the substantial element of religion, for it tends to view religion on the level of periphery. Frankly speaking the textual and contextual approaches , thus, open new awareness of religious studies formed in the synthesis of the two approaches. And again: Methodologically speaking, this combined-approach enables us to obtain the holistic picture of the religion and to escape from its distorted-meaning. Alhasil, kalau pakai akal yang jernih yang tekstual itu mesti sejalan bergandeng tangan dengan yang kontekstual hingga bisa mencapai yang holistik. Contohnya? Baca Seri 559 di bawah..Alhasil tidaklah perlu a priori dan alergi pada yang tekstual. - Wassalam, HMNA * BISMILLA-HIRRAHMA
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
== Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini). Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak memahami maksud ayat (33:37) Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid bin Haritsah setelah turun ayat (33:37) Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 17:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In wanita-muslimah
Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Pertanyaannya yang lain adalah: kalo kanjeng nabi dibilang hegelian agent of reform artinya apa ya?? satu: pecintanya hegel dua: pendukungnya hegel tiga: muridnya hegel empat: agen nya hegel (loper koran kalee..) lima: kenal nggak ya sama hegel enam: siapa sih hegel? ketuju: yang mengutip tulisan ini apa berniat mensejajarkan kanjeng nabi dengan hegel ya?? opo tumon.. ojo nesu juga lhoo... :D Donnie On 03 Feb 07, at 21:50, jano ko wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Reposting -= Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Sepertinya postingan sebelumnya yang sama dengan postingan ini tidak sampai, maka saya reposting HMNA == Zaid bin Haritsah vs Zainab binti Jahsyi == RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab: Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu. Jawab Zainab: Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin menikah dengannya. Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat: Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab 33:36) Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati Zainab: Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku, maka akupun tak kuasa menolaknya. Waktu terus bergulir, namun kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. Zaid mengungkapkan situasi rumah tangganya kepada Rasulullah SAW, namun beliau menjawab, Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid kembali mengemukakan masalah rumah tangganya tsb kepada Nabi SAW, kembali beliau menjawab: Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan (ingatlah), ketika kamu (Muhammad) berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan rahmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya (Zaid bin Haritsah), Tahanlah terus istrimu dan bertaqwalah kepada Allah. Sedang kamu (Muhammad) menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah telah menyatakannya. Kamu takut kepada manusia (yang akan mencelamu), sedang Allah lebih berhak untuk kamu takuti(*). Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluannya terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan engkau dengannya, agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk menikah dengan istri anak-anak angkat mereka apabila mereka telah menceraikannya. (Al Ahzab 33:37) - (*) Yang dimaksud Nabi SAW takut kepada manusia, yaitu komunitas musyrik dan munafiq akan memanfaatkannya untuk membunuh karakter Nabi SAW dengan menebar opini, berupa isu fitnah. Dan memang kenyataannya hal itu menjadikan salah satu isu fitnah komunitas musyrik untuk membunuh karakter Nabi SAW: Muhammad telah menikahi janda anak angkatnya. Isu konyol ini juga telah disebar luaskan oleh para orientalis kristian dan para kristian yang membenci Islam dan Kaum Muslimin (termasuk Sato Sakaki di milis ini). Jadi sama sekali bukan teguran dari Allah SWT karena Nabi SAW tidak memahami maksud ayat (33:37) Fyi, ayat (33:37) menceritakan proses ajaran Islam mendobrak tradisi Arab jahiliyah dalam hal mengadopsi anak yang dianggap anak sendiri, di mana sebelumnya turun ayat (33:37) bahkan sebelum masa kenabian, Zaid yang bekas budaknya Muhammad bin Abdullah mengadopsi Zaid sebagai anak beliau, maka nama Zaid adalah Zaid bin Muhammad, yang kemudian beralih nama menjadi Zaid bin Haritsah setelah turun ayat (33:37) Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 17:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, dalam kasus Zaid dalam Qs.33:37, Nabi di tegur atau dikoreksi karena tidak memahami atau salah dalam memahami wahyu yang diturunkan. Kemudian ada juga ketika Nabi diminta untuk re-check kebenaran Al-Qur'an pada para ulama Yahudi. Kalau menurut saya Abah ada peran aktif dari Nabi Muhammad saw dalam hal menyampaikan wahyu dan mengaplikasikanya dalam kehidupan masyrakat arab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
Pisaunya Pak Janoko tajam karena lagi-lagi dia melecehkan temen2 diskusinya di WM. Lihat kalimatnya: ..sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW Emangnya ada clue di postingan Pak Sabri, bahwa dia merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi? Apabila kita merasa bahwa wahyu Nabi berdampak jauh ke depan dan bahkan abadi, ya itu karena Nabi emang jenius kalo soal ruhaniah kebatinan yang tertuang dalam ajaran agama seperti dalam Quran dan Sunnahnya. Namanya juga Nabi. Inti ajarannya abadi dan pasti relevan di masa sekarang, ditambah lagi nanti dengan merambahnya perempuan ke wilayah publik. Dan Pak Oman pantas sekali merasa optimis dengan aspek batiniah agama ini, seperti juga kebanyakan orang Indonesia lainnya. Percayalah, kultur Barat yang cenderung fatalis dalam kehidupan batin memerlukan optimisme kita yang seperti ini. Namun keberuntungan kita ini jangan serta merta menjadikan kita dikotomis dengan memandang rendah sisi lain kehidupan, yaitu pengetahuan, rasionalism, fisik, budaya dll. Memandang rendah seperti itu karena emang orang Indonesia fatalis kalo berkenaan dengan soal keduniaan, teknologi, budaya, bahkan etika. Makanya ngurus air minum, sampah, listrik, nggak beres2 soalnya sikap fatalis itu juga berarti sikap menggampangkan urusan (dunia) - yang kalo dipulangkan ke sikap beragama, jadinya seperti ummat yang nggak bersyukur, bahkan sering munafik dan artifisial. Kalau Pak Sabri bilang Nabi nggak tau menau soal genetika, kloning, teknologi seperti sekarang, emangnya kenapa? Nabi kan bilang bahwa dalam urusan dunia kita lebih tahu? Dalam pilem the Messenger yang dikutip dari hadis, Nabi bilang bahwa dia nggak tau masa depannya gimana, boro2 tentang orang lain di masa nant. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oman abdurahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pisaunya tajam Pak Janoko. Nabi Muhammad saaw bahkan akhir dunia pun sudah tahu. Dan karena itu beliau lebih sering menangis. Basariyah memang biasa, berjalan di pasar, dst, namun insaniahnya di atas manusia lainnya. Sesungguhnya engkau di atas akhlaq yang agung, demikian pujianNya kepada khoirul anam tsb. La ilmu pengetahuan - yang karena aplicable saat ini - dibandingkan dengan hikmah dan pengetahuan dari keimanan yang tinggi? Kemanakah hidup ini sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya. Lalu, ya hilang begitu saja jawabannya? Akal sehat siapapun akan mengatakan: itu suatu absurditas eksistensi. Untuk berusaha beriman dengan benar, ya asumsi-asusmi yang benar di atas mana keimanan itu ditegakkan pun harus benar pula. Dari mulai menanam kurma hingga ujung dunia, beliau mengetahuinya. Untuk keimanan seperti itu, seseorang tidak perlu menjadi liar, gampang menuding orang, fundamentalis, tak bersahabat, merasa jadi jawara di seluruh dunia, paranoid, atau teroris. Apalagi jika tidak ada upaya untuk beriman. Heuheuheu. salam, manAR On 2/3/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
-kum, kamu sekalian lebih mengetahui urusan duniamu. Latar belakang sabda RasuluLlah tersebut diperhadapkan Allahu Yarham S.Majidi terhadap S.Yasin, (36:36): -- Subhana Lladziy Khalaqa lAzwaaja Kullahaa Mimmaa Tunbitu lArdhu, wa Min Anfusihim wa Mimmaa Laa Ya'lamuwna. -- Maha Suci Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu berjodohan yaitu dari apa yang ditumbuhkan di bumi, dari dalam diri mereka dan dari apa-apa yang mereka tidak ketahui. . Mimmaa Tunbitu lArdhu, paham? AlAzwa-ja, paham? Tumbuh-tumbuhan itu berjodoh-jodohan, ada jantan ada betina, paham? S. Yasin itu Makkiyah, paham? S. Yasin diterima Nabi di Makkah, peristiwa mengawinkan kurma di Madinah, jadi Nabi melarang mengawinkan kurma setelah Nabi mendapatkan Ilmu dari Allah, bahwa tumbuh-tumbuhan itu ada jantan ada betina. Ini tidak masuk akal, paham? Nabi mustahil melupakan ayat, paham? Karena Nabi mustahil melupakan ayat, tidak mungkin Nabi melarang mengawinkan kurma. Kalaupun memang panen kurma pernah berkurang, itu tidak ada hubungannya dengan Nabi. Lalu bagaimana mungkin lahir pernyataan Nabi: Wa Antum A'lamu biAmri Dunya-kum, paham? Itulah bagaimana Allahu Yarham S.Majidi yang terkenal tinggi manthiqnya menyeleksi Hadits dengan memperhadapkannya pada Al Quran. Bukan hanya menyeleksi isi Hadits, melainkan latar belakang lahirnya Haditspun diperhadapkannya pada Al Quran. Almarhum sering sekali menutup kalimatnya dengan paham. Itu tidak berarti bahwa almarhum marah-marah, melainkan memang begitulah gayanya kalau sedang asyik menerangkan. WaLlahu A'lamu bi shShawab. *** Makassar, 17 Desember 1995 [H.Muh.Nur Abdurrahman] -- (*) Pada zaman Jepang, hanya ada dua orang Ulama yaitu DR H.Abdul Karim Amrullah (ayahnya HAMKA) dan DR S.Majidi yang menolak dengan keras untuk Saikerei menghadap Jepang, dengan sikap ruku' untuk menghormat Tenno Heika Kaisar Dai Nippon Teikoku. - Original Message - From: Mia [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 04, 2007 16:13 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle Pisaunya Pak Janoko tajam karena lagi-lagi dia melecehkan temen2 diskusinya di WM. Lihat kalimatnya: ..sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW Emangnya ada clue di postingan Pak Sabri, bahwa dia merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi? Apabila kita merasa bahwa wahyu Nabi berdampak jauh ke depan dan bahkan abadi, ya itu karena Nabi emang jenius kalo soal ruhaniah kebatinan yang tertuang dalam ajaran agama seperti dalam Quran dan Sunnahnya. Namanya juga Nabi. Inti ajarannya abadi dan pasti relevan di masa sekarang, ditambah lagi nanti dengan merambahnya perempuan ke wilayah publik. Dan Pak Oman pantas sekali merasa optimis dengan aspek batiniah agama ini, seperti juga kebanyakan orang Indonesia lainnya. Percayalah, kultur Barat yang cenderung fatalis dalam kehidupan batin memerlukan optimisme kita yang seperti ini. Namun keberuntungan kita ini jangan serta merta menjadikan kita dikotomis dengan memandang rendah sisi lain kehidupan, yaitu pengetahuan, rasionalism, fisik, budaya dll. Memandang rendah seperti itu karena emang orang Indonesia fatalis kalo berkenaan dengan soal keduniaan, teknologi, budaya, bahkan etika. Makanya ngurus air minum, sampah, listrik, nggak beres2 soalnya sikap fatalis itu juga berarti sikap menggampangkan urusan (dunia) - yang kalo dipulangkan ke sikap beragama, jadinya seperti ummat yang nggak bersyukur, bahkan sering munafik dan artifisial. Kalau Pak Sabri bilang Nabi nggak tau menau soal genetika, kloning, teknologi seperti sekarang, emangnya kenapa? Nabi kan bilang bahwa dalam urusan dunia kita lebih tahu? Dalam pilem the Messenger yang dikutip dari hadis, Nabi bilang bahwa dia nggak tau masa depannya gimana, boro2 tentang orang lain di masa nant. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oman abdurahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pisaunya tajam Pak Janoko. Nabi Muhammad saaw bahkan akhir dunia pun sudah tahu. Dan karena itu beliau lebih sering menangis. Basariyah memang biasa, berjalan di pasar, dst, namun insaniahnya di atas manusia lainnya. Sesungguhnya engkau di atas akhlaq yang agung, demikian pujianNya kepada khoirul anam tsb. La ilmu pengetahuan - yang karena aplicable saat ini - dibandingkan dengan hikmah dan pengetahuan dari keimanan yang tinggi? Kemanakah hidup ini sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya. Lalu, ya hilang begitu saja jawabannya? Akal sehat siapapun akan mengatakan: itu suatu absurditas eksistensi. Untuk berusaha beriman dengan benar, ya asumsi-asusmi yang benar di atas mana keimanan itu ditegakkan pun harus benar pula. Dari mulai menanam kurma hingga ujung dunia, beliau mengetahuinya. Untuk keimanan seperti itu, seseorang tidak perlu menjadi liar, gampang menuding orang, fundamentalis, tak
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Mia berkata : Namun keberuntungan kita ini jangan serta merta menjadikan kita dikotomis dengan memandang rendah sisi lain kehidupan, yaitu pengetahuan, rasionalism, fisik, budaya dll. == Jano-ko memberi info : Mia, kita baca bersama-sama ya firman-firman Allah SWT dibawah ini supaya you dan jano-ko mendapatkan pahala dari-Nya --- Al Qur'an [2.255] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allahtanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memeliharakeduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. --- [20.114] Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. [21.7] Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu(Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui [21.74] dan kepada Lut, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik [21.79] maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung danburung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya Jano-ko tambahkan kontribusi Umat Islam yang pinter-pinter di Amerika Islam is the fastest-growing religion in the United States... NEW YORK TIMES, Feb 21, 1989, p.1 --- Moslems are the world's fastest-growing group... USA TODAY, The population referance bureau, Feb. 17, 1989, p.4A --- Muhammed is the most successful of all Prophets and religious personalities. Encyclopedia Britannica --- There are more Muslims in North America then Jews Now. Dan Rathers, ABCNEWS --- Islam is the fastest growing religion in North America. TIMES MAGAZINE --- Five to 6 million strong, Muslims in America already outnumber Presbyterians, Episcopalians, and Mormons, and they are more numerous than Quakers, Unitarians, Seventh-day Adventists, Mennonites, Jehovah's Witnesses, and Christian Scientists, combined. Many demographers say Islam has overtaken Judaism as the country's second-most commonly practiced religion; others say it is in the passing lane. JOHAN BLANK, USNEWS (7/20/98) --- Semoga nanti jano-ko bisa menambahkan lagi. Salam. Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pisaunya Pak Janoko tajam karena lagi-lagi dia melecehkan temen2 diskusinya di WM. Lihat kalimatnya: ..sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW Emangnya ada clue di postingan Pak Sabri, bahwa dia merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi? Apabila kita merasa bahwa wahyu Nabi berdampak jauh ke depan dan bahkan abadi, ya itu karena Nabi emang jenius kalo soal ruhaniah kebatinan yang tertuang dalam ajaran agama seperti dalam Quran dan Sunnahnya. Namanya juga Nabi. Inti ajarannya abadi dan pasti relevan di masa sekarang, ditambah lagi nanti dengan merambahnya perempuan ke wilayah publik. Dan Pak Oman pantas sekali merasa optimis dengan aspek batiniah agama ini, seperti juga kebanyakan orang Indonesia lainnya. Percayalah, kultur Barat yang cenderung fatalis dalam kehidupan batin memerlukan optimisme kita yang seperti ini. Namun keberuntungan kita ini jangan serta merta menjadikan kita dikotomis dengan memandang rendah sisi lain kehidupan, yaitu pengetahuan, rasionalism, fisik, budaya dll. Memandang rendah seperti itu karena emang orang Indonesia fatalis kalo berkenaan dengan soal keduniaan, teknologi, budaya, bahkan etika. Makanya ngurus air minum, sampah, listrik, nggak beres2 soalnya sikap fatalis itu juga berarti sikap menggampangkan urusan (dunia) - yang kalo dipulangkan ke sikap beragama, jadinya seperti ummat yang nggak bersyukur, bahkan sering munafik dan artifisial. Kalau Pak Sabri bilang Nabi nggak tau menau soal genetika, kloning, teknologi seperti sekarang, emangnya kenapa? Nabi kan bilang bahwa dalam urusan dunia kita lebih tahu? Dalam pilem the Messenger yang dikutip dari hadis, Nabi bilang bahwa dia nggak tau masa depannya gimana, boro2 tentang orang lain di masa nant. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, oman abdurahman [EMAIL PROTECTED]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
bukannya udah ? dengan bayar 20 juta dollar, seorang perempuan asal Iran, warga US, muslimah, dan pebisnis di bidang IT, sudahmerasakan jalan jalan ke luar angkasa.buat pertama kali, orang awam jalan jalan secara komersil ke luar negeri. jano ko wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] com mailto:sirbats%40gmail.com wrote: --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae chairunisa_ mahadewi@ ... wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya; ) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Menafsirkan itu dilatar belakangi oleh upaya untuk memahami yang ditafsirkan. Nabi Muhammad SAW tidak perlu menafsirkan wahyu baik yang verbal maupun yang non-verbal, karena Allah sudah menanamkan dalam diri Nabi SAW makna wahyu yang diturunkan, sesuai ayat: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu (untuk memahamkan dan menghafal) dengannya. (S. Al Furqan, 25:32). Sebagai bahan komparasi: Einstein tidak pernah menafsirkan: The Special and The General Theory of Relativity, wong itu teorinya sendiri kok. Yang menasfirkan teori Relativitas itu orang lain. Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 20:14 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing Bell seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni bisa di transform ke dalam bahasa arab??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ning: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. HMNA: Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi. Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah Saya pakai diagram: --- input [proses] --output |--| ---wahyu (transenden} | Nabi Muhammad SAW | verbal |--| Proses dalam kotak artinya Nabi Muhammad SAW menerima langsung wahyu itu secara verbal, ataupun melalui Jibril. Output berupa yang verbal itu adalah teks berupa kalimat-kalimat yang terkumpul dalam Al-Quran yang berbahasa Arab, yang mengandung Risalah (message). Bahasa Arabnya bersifat lokal, tetapi Risalah (message) permanen, tekstual, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang tekstual bisa dikembangkan secara kontekstual dan takwil, tanpa melanggar yang tekstual. Bahkan bahasa Arab yang mulanya lokal itu berubah menjadi tidak lokal lagi dalam wilayah pada zaman Khlafah Islamiyah, dan sekarang juga tidak lokal lagi karena dipakai sebagai bahasa pengantar dalam PBB, sehingga juga sudah bersifat internasional. The textual approach, tends to view religious phenomena merely on the level of core element. On the other hand, the contextual approach can likely reduce the substantial element of religion, for it tends to view religion on the level of periphery. Frankly speaking the textual and contextual approaches , thus, open new awareness of religious studies formed in the synthesis of the two approaches. And again: Methodologically speaking, this combined-approach enables us to obtain the holistic picture of the religion and to escape from its distorted-meaning. Alhasil, kalau pakai akal yang jernih yang tekstual itu mesti sejalan bergandeng tangan dengan yang kontekstual hingga bisa mencapai yang holistik. Contohnya? Baca Seri 559 di bawah..Alhasil tidaklah perlu a priori dan alergi pada yang tekstual. - Wassalam, HMNA * BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 559. Tekstual, Kontekstual dan Takwil tentang Ibadah Qurban Ibadah Qurban dimulai sesudah Shalat 'Iyd alQurban = 'Iyd alAdhha = 'Iyd alNahar. Disebut 'Iyd alQurban, karena pada hari itu orang mulai berqurban, baik yang sedang berhaji di Mina, maupun ummat Islam di seluruh dunia. Disebut 'Iyd alAdhha, hari raya sepenggal matahari naik, karena pada posisi matahari di bola langit seperti itu orang bershalat 'Iyd. Disebut 'Iyd alNahr, hari raya menyembelih, karena pada hari itu
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an - Joe Leigh Simpson
Mia berkata : Kalau Pak Sabri bilang Nabi nggak tau menau soal genetika, kloning, teknologi seperti sekarang, emangnya kenapa? Nabi kan bilang bahwa dalam urusan dunia kita lebih tahu? Dalam pilem the Messenger yang dikutip dari hadis, Nabi bilang bahwa dia nggak tau masa depannya gimana, boro2 tentang orang lain di masa nant. === Jano-ko : Mia, yukk kita baca bersama pendapat dari Joe Leigh Simpson, semoga Mia, Sabri dan Jano-ko makin tebal rasa cintanya kepada Nabi Muhammad SAW Joe Leigh Simpson, Professor of Obstetrics and Gynecology at the North Western University in Chicago in the United States of America.Professor Simpson said: It follows, I think, that not only is there no conflict between genetics and religion, but in fact religion can guide science by adding revelation to some traditional scientific approaches. That there exists statements in the Quraan shown by science to be valid, which supports knowledge in the Quraan having been derived from Allah. Al Qur'an Surat Al Qiyaamah [38] kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, [39] lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan. [40] Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? - Silahkan dihayati firman Allah SWT tersebut diatas, semoga kita semua tercerahkan. Pertanyaannya adalah, darimana atau dengan ilmu apa sehingga seseorang bisa menilai Nabi Muhammad SAW tidak tahu tentang ilmu genetika, kloning dan teknologi ? Kalau kita membaca, menghayati Surat Al Qiyaamah tersebut diatas, maka kita akan mendapatkan jawaban tersebut. Dalam bahasa Jowo ada pepatah yang berbunyi begini, Kacang ora ninggal lanjarane, teknologi yang sekarang yang kita nikmati manfaatnya sekarang ini tidak lepas dari jasa Umat Islam dimasa lalu, dan itu merupakan warisan kita bersama baik untuk orang barat dan timur untuk kesejahteraan kita bersama. Titik. Salam jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mia berkata : Namun keberuntungan kita ini jangan serta merta menjadikan kita dikotomis dengan memandang rendah sisi lain kehidupan, yaitu pengetahuan, rasionalism, fisik, budaya dll. == Jano-ko memberi info : Mia, kita baca bersama-sama ya firman-firman Allah SWT dibawah ini supaya you dan jano-ko mendapatkan pahala dari-Nya --- Al Qur'an [2.255] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allahtanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memeliharakeduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. --- [20.114] Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. [21.7] Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu(Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui [21.74] dan kepada Lut, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik [21.79] maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung danburung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya Jano-ko tambahkan kontribusi Umat Islam yang pinter-pinter di Amerika Islam is the fastest-growing religion in the United States... NEW YORK TIMES, Feb 21, 1989, p.1 --- Moslems are the world's fastest-growing group... USA TODAY, The population referance bureau, Feb. 17, 1989, p.4A --- Muhammed is the most successful of all Prophets and religious personalities. Encyclopedia Britannica --- There are more Muslims in North America then Jews Now. Dan Rathers, ABCNEWS --- Islam is the fastest growing religion in North America. TIMES MAGAZINE --- Five to 6 million strong, Muslims in America already outnumber Presbyterians, Episcopalians, and Mormons, and they are more numerous than Quakers, Unitarians, Seventh-day Adventists, Mennonites, Jehovah's Witnesses, and Christian Scientists, combined. Many demographers say Islam has overtaken Judaism as the
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades. Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
Pisaunya tajam Pak Janoko. Nabi Muhammad saaw bahkan akhir dunia pun sudah tahu. Dan karena itu beliau lebih sering menangis. Basariyah memang biasa, berjalan di pasar, dst, namun insaniahnya di atas manusia lainnya. Sesungguhnya engkau di atas akhlaq yang agung, demikian pujianNya kepada khoirul anam tsb. La ilmu pengetahuan - yang karena aplicable saat ini - dibandingkan dengan hikmah dan pengetahuan dari keimanan yang tinggi? Kemanakah hidup ini sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya. Lalu, ya hilang begitu saja jawabannya? Akal sehat siapapun akan mengatakan: itu suatu absurditas eksistensi. Untuk berusaha beriman dengan benar, ya asumsi-asusmi yang benar di atas mana keimanan itu ditegakkan pun harus benar pula. Dari mulai menanam kurma hingga ujung dunia, beliau mengetahuinya. Untuk keimanan seperti itu, seseorang tidak perlu menjadi liar, gampang menuding orang, fundamentalis, tak bersahabat, merasa jadi jawara di seluruh dunia, paranoid, atau teroris. Apalagi jika tidak ada upaya untuk beriman. Heuheuheu. salam, manAR On 2/3/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada insan berkata : Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) == Jano-ko Punten, --- Al Qur'an : Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21). --- Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ? Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut berarti sipenilai tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi Muhammad SAW. Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi Muhammad SAW. Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa dari Delhi hingga Granada. Thomas Carlyle : These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism. Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent, Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his book Heroes and Hero Worship, in which he compared different types of heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development of human intellect by using historical people as coordinates and devoted Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title Hero as a Prophet. In his work, Carlyle declares his admiration with a passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform, insisting on his sincerety and commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the other puts him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples of the West and the East as an early historical western representative of that dialogue. --- Pertanyaannya adalah apakah sipenilai tersebut levelnya sama atau sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku.. Dilarang nesu. Malam. st sabri [EMAIL PROTECTED] sirbats%40gmail.com wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle
On Sat, 2007-02-03 at 22:21 +0700, oman abdurahman wrote: Pisaunya tajam Pak Janoko. Nabi Muhammad saaw bahkan akhir dunia pun sudah tahu. Dan karena itu beliau lebih sering menangis. Basariyah memang biasa, berjalan di pasar, dst, namun insaniahnya di atas manusia lainnya. Sesungguhnya engkau di atas akhlaq yang agung, demikian pujianNya kepada khoirul anam tsb. La ilmu pengetahuan - yang karena aplicable saat ini - dibandingkan dengan hikmah dan pengetahuan dari keimanan yang tinggi? Kemanakah hidup ini sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya. Lalu, ya hilang begitu saja jawabannya? Akal sehat siapapun akan mengatakan: itu suatu absurditas eksistensi. Untuk berusaha beriman dengan benar, ya asumsi-asusmi yang benar di atas mana keimanan itu ditegakkan pun harus benar pula. Dari mulai menanam kurma hingga ujung dunia, beliau mengetahuinya. Untuk keimanan seperti itu, seseorang tidak perlu menjadi liar, gampang menuding orang, fundamentalis, tak bersahabat, merasa jadi jawara di seluruh dunia, paranoid, atau teroris. Apalagi jika tidak ada upaya untuk beriman. Heuheuheu. salam, manAR Kang oman, setiap kita memiliki sudut pandang berbeda dalam banyak hal; asosiasi pemikiran saya demikian, Muhammad ditegaskan dalam Al-qur'an, bahwa beliau manusia biasa; semua manusia memiliki keterbatasan. Secara terbuka saya kemukakan, saya tidak bisa mengimani bahwa Muhammad mengetahui akhir dunia ini; soal beliau lebih dari manusia lain, masih sangat bisa diterima. Tapi tetap memiliki keterbatasan. Saya juga kurang suka mempersepsikan Kanjeng Nabi sebagai tukang ramal; yang secara persis tahu apa yang akan terjadi hari esok. Hari esok bagi saya tetap masalah keghaiban dan hanya Gusti Allah pemegang kunci keghaiban. Persepsi Kanjeng Nabi sering menangis dan dihubungkan dengan visinya tentang akhir jaman, menurut saya cukup sembrono. apakah ada konfirmasi tentang penyebab tangis kanjeng Nabi? meskipun bisa dipastikan beliau menangis bukan karena harga beras makin mahal :=)) sebagai manusia dan Rosul, tugas beliau selesai ketika wafat, tugas selanjutnya dipikul oleh generasi penerus (bukan cuma kaum ulama); begitu seterusnya. Saya sungguh terkejut membaca tulisan ini datang dari kang oman : Kemanakah hidup ini sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya. kalau yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan adalah sains; maka sains memang tidak mengurus dan tidak akan mengurus manusia setelah mati; ini bagian Agama dan keimanan. Sains tidak akan membahas dan menjawab sebelum kehidupan dan setelah kehidupan. Sains berkutat dengan fakta-fakta empiris yg bisa diamati. Kang Chodjim sudah menyajikan uraian secara populer, makna kembali kepada Allah dan Rosulnya dan bukan semata kembali kepada Al-qur'an dan catatan-catatan hadits. Saya justru kuatir, pemujaan terhadap figur Muhammad secara berlebihan akan membuat kita lupa pada Gusti Allah. salam
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Kebenaran emang tersamar (elusive). Tapi aku ingin tanya ke temen2 sejujurnya, kalau kebenaran itu tersamar, apakah orang itu penampilannya emang mesti tersamar ato gimana? Atau mungkin pertanyaannya salah, mungkin maksutnya apakah kita bisa ngerasain kejujuran orang lain? Aku suka pusing dengan penampilan sebagian orang misalnya boss-boss orang Jawa, nggak bisa nebak maunya gimana. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri [EMAIL PROTECTED] ?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing Bell seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni bisa di transform ke dalam bahasa arab??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ning: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. HMNA: Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi. Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah Saya pakai diagram: --- input [proses] --output |--| ---wahyu (transenden} | Nabi Muhammad SAW | verbal |--| Proses dalam kotak artinya Nabi Muhammad SAW menerima langsung wahyu itu secara verbal, ataupun melalui Jibril. Output berupa yang verbal itu adalah teks berupa kalimat-kalimat yang terkumpul dalam Al-Quran yang berbahasa Arab, yang mengandung Risalah (message). Bahasa Arabnya bersifat lokal, tetapi Risalah (message) permanen, tekstual, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang tekstual bisa dikembangkan secara kontekstual dan takwil, tanpa melanggar yang tekstual. Bahkan bahasa Arab yang mulanya lokal itu berubah menjadi tidak lokal lagi dalam wilayah pada zaman Khlafah Islamiyah, dan sekarang juga tidak lokal lagi karena dipakai sebagai bahasa pengantar dalam PBB, sehingga juga sudah bersifat internasional. The textual approach, tends to view religious phenomena merely on the level of core element. On the other hand, the contextual approach can likely reduce the substantial element of religion, for it tends to view religion on the level of periphery. Frankly speaking the textual and contextual approaches , thus, open new awareness of religious studies formed in the synthesis of the two approaches. And again: Methodologically speaking, this combined-approach enables us to obtain the holistic picture of the religion and to escape from its distorted-meaning. Alhasil, kalau pakai akal yang jernih yang tekstual itu mesti sejalan bergandeng tangan dengan yang kontekstual hingga bisa mencapai yang holistik. Contohnya? Baca Seri 559 di bawah..Alhasil tidaklah perlu a priori dan alergi pada yang tekstual. - Wassalam, HMNA * BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 559. Tekstual, Kontekstual dan Takwil tentang Ibadah Qurban Ibadah Qurban dimulai sesudah Shalat 'Iyd alQurban = 'Iyd alAdhha = 'Iyd alNahar. Disebut 'Iyd alQurban, karena pada hari itu orang mulai berqurban, baik yang sedang berhaji di Mina, maupun ummat Islam di seluruh dunia. Disebut 'Iyd alAdhha, hari raya sepenggal matahari naik, karena pada posisi matahari di bola langit seperti itu orang bershalat 'Iyd. Disebut 'Iyd alNahr, hari raya menyembelih, karena pada hari itu orang mulai menyembelih binatang ternak empat kaki. Kata Qurban adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri dari huruf-huruf: Qaf, Ra, Ba, artinya dekat. Qurbaan adalah wazan (pola) Fu'laan. Qurban ini telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk kurban atau korban. Kurban dan korban dalam rasa bahasa Indonesia sudah menyimpang dari Qurban menurut rasa bahasa Al Quran. Kurban dan korban dalam rasa bahasa Indonesia tidak lagi diapresiasikan maknanya yang asli yaitu dekat. Namun apabila Qaf, Ra, Ba dalam bentuk qarib dan dalam bentuk ism tafdhil (superlatif) aqrab, yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk karib dan akrab, masih terasa maknanya yang asli: sahabat karib dan pergaulan yang akrab. Kata kurban atau korban dalam
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Kalo ku pikir-pikir sih soal rekayasa dan manipulasi genetik, klonning dll di jaman sebelum, semasa Nabi SAW dan sesudah Nabi SAW sudah ada...hanya saja dalam bentuk lain yang serupa, yang menyebabkan manusia menjadi besar kepala (kemajuan teknologi/i.pengetahuan yang membuat manusia mabok kepayang). Sama seperti kejayaan suatu negara Amerika sekarang ini, dahulu juga ada kejayaan negara yang tidak sama sebangun dengan Amerika sekarang ini. Mungkin, benar adanya kalo roda dunia (roda kehidupan) ini berputar dan berulang ato reinkarnasi. Serupa tapi tak sama. just a thought. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Abah, Terima kasih atas informasinya;) Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai manusia?? Anakku, Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari seluruh penjuru dunia :=)) Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan berjalan dan selalu berjalan. salam
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Terima kasih atas koreksinya Mba Ning, saya memang sering teledor;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. Silakan dilanjut lagi diskusinya. -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Wednesday, January 31, 2007 3:13 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi herpribadi@ wrote: 1. Menurut saya tidak mungkin sesuatu yang transenden ketika bersentuhan dengan sesuatu yang tidak transenden maka akan menjadi tidak transenden dan kenyataannya justru sebaliknya sesuatu yang tidak transenden akan menjadi lebih transenden ketika bersentuhan dengan yang transenden. Kenapa? karena sesuatu yang transenden memiliki kekuatan intervensi yang jauh lebih kuat daripada sesuatu yang tidak transenden. Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ketika Tuhan menyapa manusia, maka dalam sapa'an-Nya menjadi tidak transeden itulah yang kita namakan wahyu. Logikanya bagaimana manusia bisa memahami sesuatu yang bersifat transeden... yaitu sesuatu yangtidak tergapai oleh akal pikiranya, oleh daya ciptanya, oleh budi pekertinya, oleh angan-angannya... Dan jika wahyu bersifat transenden..lalu bagaimana wahyu bisa dipahami oleh manusia??? kecuali kalau wahyu tsb masuk ke wilayah tidak transenden atau menjadi tidak transenden. Kalau dalam bahasa Qur'anya.. Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)...Qs.42:51 Pelan..pelan ya Pak Her agar mudah buat saya;) Tuhan itu transenden yaitu Tidak ada sesuatupun yang menyamai-NYa artinya semua diluar dirinya yaitu (makhluk) ciptaan-Nya adalah non transenden.. Dan di dalam Qur'an di katakan bahwa ...Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat)...Qs.42:51 Jadi ketika Tuhan menyapa makhluk-Nya maka digunakan (dengan perantara) yang berada diluar diri-Nya yaitu: wahyu,dibelakang tabir atau mengutus malaikat... Disini bisakah kita pahami mengenai Tuhan yang transenden sedang makhluk-Nya tidak??? termasuk kepada Qur'an itu sendiri?? === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
(offering) yang sakral (sacrifice) sifatnya. Untuk itu kita mesti bertitik tolak dari tekstual. Firman Allah SWT: -- FADZA WJBT JNWBHA FKLWA MNHA WATH'AMWA ALQAN'A WALM'ATR . LN YNAL ALLH LHWMHA WLA DMA^WHA WLKN YNALH ALTQWY MNKM (S. ALHJ, 36-37), dibaca: -- Faidza- wajabat junu-buha- fakulu- minha- wath'imul qa-ni'a wal mu'tar. Lay yana-lalla-ha luhu-muha- wala- dima-uha- wala-kiy yanuhut taqwa- minkum (s. alhaj), artinya: -- apabila telah rebah badannya (hewan sembelihan), maka makanlah sebagian darinya dan beri makanlah orang yang tidak meminta dan orang yang meminta . Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak darah-darahnya, melainkan yang sampai kepadaNya ialah ketaqwaan kamu (22:36-37). -- FSHL LRBK WANHR (S. ALKWTSR, 2), dibaca: -- fashalli lirabbika wan har (s. alkawtsar), artinya: -- maka shalatlah bagi Maha Pemeliharamu dan sembelihlah (108:2). Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Bara': -- qa-lan nabiyyu saw inna awwala ma- nabda-u fi- yawmina- ha-dza- nushalli- tsumma narji'u fananhar, aw qama- qa-la, artinya: -- Bersabna Nabi SAW pertama-tama yang kita lakukan pada hari ini shalat, kemudian kita kembali, lalu menyembelih (hewan Qurban). Demikianlah, 'Ibadah Qurban tidak boleh tidak harus dimaknai secara tekstual, tidak boleh bertentangan dengan Nash: ayat (22:36-37), (108:2) dan Shahih Bukhari, yaitu menyembelih binatang Qurban, supaya dapat dimakan dagingnya. Karena darah dan daging hewan itu tidak akan sampai kepada Allah, maka orang dapat mengangkatnya ke tataran nilai berbuat baik kepada orang miskin, Buat apa diberikan secara konsumtif. Dalam konteks visi produktif, secara kontekstual lebih baik hewan Qurban itu diberikan kepada mereka itu untuk diternakkan supaya terbuka lapangan kerja, yang sangat dibutuhkan Supaya dapat diternakkan maka binatang qurban itu tidak usah yang jantan, melanikan semuanya betina. Secara tekstual tidak ada ketentuan bahwa hewan Qurban itu mesti jantan. Namun pendekatan kontekstual ini bertabrakan dengan yang tekstual, karena qurban itu harus disembelih dan dimakan dagingnya. Dalam hal ini akal mesti bekerja. Apabila itu dilihat dari segi pasar, maka itu sangat mempunyai nilai ekonomis. Produksi saja tanpa pasar tidak ada gunanya. Bahkan tidak kurang dalam kegiatan ekonomi harus memperluas bahkan kalau perlu menciptakan pasar. Allah SWT telah menciptakan pasar bagi peternak kelas bawah dalam bulan Dzulhijjah setiap tahun. Melalui kredit usaha tani (KUT), para peternak dapatlah berternak sapi, kambing dan biri-biri khusus diproduksi untuk dipasarkan sekali setahun. Maka menyembelih hewan Qurban setiap tahun sebagai pasar bagi para peternak kecil-kecilan, 'Ibadah Qurban itu secara kontekstual sekali-gus mempunyai nilai ekonomis, nilai sosiologis dan tidak bertabrakan dengan pendekatan tekstual. Bahkan dengan memotong hewan korban yang dagingnya diberikan kepada orang miskin sekali gus terbinalah komunikasi dalam konteks psikologis, yaitu ikatan batin antara yang memberi dengan yang menerima daging yang secara langsung dapat bermakna pula sebagai nilai kesehatan, peningkatan gizi, mengkonsumsi protein. Yang terakhir penggantian Isma'il dengan binatang sembelihan dapat ditakwilkan dalam dua hal: Pertama, menyembelih naluri kebinatangan dalam diri kita, dan dengan demikian kita bisa bertqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT, sebagai tumpuan untuk dapat meningkat menjadi taqwa, tujuan akhir bagi ummat Islam. Kedua, manusia tidak boleh dijadikan seperti binatang qurban, yaitu tidak boleh disembelih dalam arti yang majasi (metaforis), yaitu kita berkewajiban untuk mencegah agar supaya nilai kemanusiaan tidak diinjak-injak, dan inilah kewajiban asasi manusia (KAM). Alhasil, berdamailah yang Tekstual, Kontekstual dan Takwil secara holistik. WaLlahu a'lamu bishShawab. *** Makassar, 26 Januari 2003. [H.Muh.Nur Abdurrahman] Wassalam * - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 31, 2007 15:59 Subject: RE: [wanita-muslimah] Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. Silakan dilanjut lagi diskusinya. -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Wednesday, January 31, 2007 3:13 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi herpribadi@ wrote: 1. Menurut saya tidak mungkin sesuatu yang transenden ketika bersentuhan dengan sesuatu yang tidak transenden maka akan menjadi tidak
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab
Bukan bunyi bell, melainkan SEPERTI bunyi bell, dan setelah yang SEPERTI getaran itu berlalu terpaterilah kata-kata itu dalam ingatan Nabi SAW. Contoh sederhana, bagaimana bisa Chae membaca tulisan Abah ini, karena getaran elektromagnet menggetarkan sensor dalam mata Chae, atau bagaimana bisa Chae mendengarkan orang membaca Al-Quran atau suara apa saja, karena getaran udara menggetarkan sensor berupa gendang telinga Chae. Namun proses dari sensor dalam mata maupun dalam telinga sehingga bisa melihat atau mendengar, sampai sekarang akal anusia belum mampu bahkan tidak akan mampu menjelaskan, betapa pula getaran seperti lonceng itu setelah diterima sensor dalam diri Nabi SAW berproses sehingga terpateri dalam ingatan Nabi SAW berupa kalimat-kalimat dalam bahasa Arab. Banyak sekali hal yang BIASA saja tidak bisa dijelaskan oleh otak manusia. Coba Chae tadahkan telapak tangannya ke langit seperti berdoa. Bentuknya simetris, keduanya tidak bisa berimpit. Hanya bisa berimpit setelah salah satu tangan itu DIPUTAR sehingga sebuah menghadap ke langit, yang sebuah lagi menghadap ke bumi. Tentu hal ini bisa pula sepatu kiri masuk ke dalam sepatu kanan, atau sepatu kanan masuk sepatu kiri. Manusia tidak bisa lakukan ini, karena, karena manusia hanya kenal 3 dimensi. Bentuk telapak tangan yang simetris itu adalah dalam dua dimensi, baru bisa berimpit jika DIPUTAR melalui tiga dimensi. Maka sepatu kiri saling berimpit dengan sepatu kanan kalau DIPUTAR melalui 4 dimensi. Manusia dalam pengalamannya hanya kenal 3 dimensi. Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. Sebuah contoh lagi. Kereta api hanya kenal SATU dimensi. Lihat gambar X===[][]][[]][]===X Gerak kereta api (KA) maju mundur hanya sebatas daerah kiri kanan sepanjang rel yang dibatasi oleh kedua palang X. Itu KA terkurung dalam batas kedua palang X.. Gerak KA dibatasi oleh dua titik. Kalau mobil bisa keluar dari kurungan itu, lihat gambar. Gerak maju mundur dipalang oleh dua garis XXX, tetapi mobil bisa bergerak ke arah samping sehingga bisa keluar dari kurungan, karena mobil kenal gerak dua dimensi. X X X X X [][][][][] X X [][][][][] X X X X X Akan teapi kalau seperti kedaannya di bawah, dimana gerak mobil (M) dikurung oleh dua garis sejajar yang saling tegak lurus terpenjaralah M itu dalam kurungan berupa segi empat panjang itu. Apa ada yang bisa keluar dari kurungan seperti yang mengurung M tersebut? XX X X X [][][][][] X X [][][][][] X X X XX Ada, yaitu helikopter(H). Ia bisa keluar ke arah mukanya Chae yang sedang membaca tulisan Abah ini. H itu kenal gerak tiga dimensi. Tetapi kalau H itu dikurung dalam hanggar (airplain hangar) yang besar, terkurunglah H tsb dalam hanggar itu dibatasi oleh 3 bidang yang saling tegak lurus. H itu tidak bisa keluar dari penjara itu, karena H itu hanya kenal gerak 3 dimensi. Ini bisa diteruskan, yaitu ada sesuatu yang bisa keluar dari hanggar itu, kalau sesuatu itu kenal gerak 4 dimensi. Bagaimana prosesnya? Kita manusia ini tidak tahu bagaimana itu proses keluar dari hanggar itu, karena manusia pengalamannya hanya terbatas pada ruang tiga deminsi. Jadi Abah ulangi: Di situlah keterbatasan manusia dalam hal mengenal PROSES. WaLlahu a'lamu bisshawab Wassalam, HMNA - Original Message - From: Chae [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 01, 2007 10:41 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab Abah, Terima kasih atas tambahanya...kalau boleh tanya bagaiman process penerimaan wahyu ketika wahyu datang seperti bunyi gemerincing Bell seperti yang dikatakan oleh Rasul...bagaimana bunyi bell ni bisa di transform ke dalam bahasa arab??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae: Pak Her, Tuhan itu transenden karena dia beyond our imagination kalau bahasa Qur'an sih Lam Yalid walam Yulad dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Ning: Nyelak dikit : Koreksi mbak Chae. Lam Yalid wa Lam Yuulad artinya Tidak beranak, dan tidak dilahirkan. Lam Yaqullahuu kufuwwan ahad, baru artinya dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya.. HMNA: Yang lebih pendek ayatnya: Laysa kamitslihi. Kemudian dari pada itu saya tambahkan sikit seperti di bawah Saya pakai diagram: --- input [proses] --output |--| ---wahyu (transenden} | Nabi