Sekalian sy juga nanya lagi, semoga belum bosan.
1. Yang diributin apa sih? Penilaian sistemik atau tidak? Keputusan ditalangi
atau ditutup? Biaya talangan yang membengkak dri 600an M jd 6,7M? Atau adanya
dugaan duit talangan itu dicoleng / dibajak / digunakan oleh pihak yg tdk
berhak kemudian
Kalau itu biar jadi urusan yang di Senayan sanalah. Saya hanya bertanya sejauh
pernah didiskusikan di sini, bagaimana mungkin dan bisa, para pejabat di
periode rezim yang sama, di posisi yg sama, dg mekanisme dan teori yg sama
menyimpulkan hal yang berbeda soal sistemik- non sistemik ini? Lalu
At 02:33 PM 12/22/2009, you wrote:
Semoga belum bosan dg kasus Bank Century. Jika beberapa waktu lalu
kita sempat berdebat soal apakah uang LPS itu uang negara atau
bukan, ada perkembangan pendapat yg menarik dicermati.
Ketua LPS menganggap itu bukan uang negara (di Gatra dan Tempo
terbaru),
Bung Lubeck,
Kutipan dari Anda:
Mudah2xan dengan banyaknya case spt cicak-buaya, century gate yg dipolitisir
dan entah apa lagi nanti yg terungkap,
Rakyat akan semakin antipati dengan politik dan politisi kita dan mulai fokus
dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan lebih penting.
Rakyat
Hari ini, aku sempet lihat pansus Century memeriksa pak Boediono. Aku pikir
titik berangkat polemik tsb akan lebih mudah jika kita bisa setuju atau tidak,
perekonomian kita sedang krisis atau tidak. Ketika krisis, betapapun kecil bisa
jadi sistemik {sebaliknya yg besar bisa jg tidak punya
Apakah Ketua BPK dan Wakil Ketua KPK bicara dalam bahasa politik dan Ketua LPS
dalam bahasa hukum? bisa ya dan bisa tidak. Saya tak mau memperdebatkannya
lebih jauh karena agaknya yg tidak jelas ada pada konsepnya sendiri. Tentang
apa itu uang negara saya belum memiliki referensi yg cukup,
At 04:07 PM 12/22/2009, you wrote:
Apakah Ketua BPK dan Wakil Ketua KPK bicara dalam bahasa politik dan
Ketua LPS dalam bahasa hukum? bisa ya dan bisa tidak. Saya tak mau
memperdebatkannya lebih jauh karena agaknya yg tidak jelas ada pada
konsepnya sendiri. Tentang apa itu uang negara saya
Mas Enda,
Kali ini saya yang ngak sepakat dengan Anda. Mencari kesepakatan, apakah
pada saat itu situasi krisis atau tidak, tak akan pernah terjadi. Dikalangan
para profesional saja berbeda-beda, apalagi kalo kita berharap kesepakatan
dikalangan politikus (atau malah lebih mudah dikalangan
Saya pikir saya jg punya andil krn kurang detail menjelaskan maksud saya shg
jadi salah tangkap ya.
Saya memang mengambil posisi pragmatis-nya machiavelli [atau istilah anda
fortuna],
meskipun saya aware jg ada bahasan ttg virtue..
anyway, saya setuju dng satement terakhir anda.There's nothing
Bung Oka,
Rasanya pernah didiskusikan di milist ini bhw ada dua issu yg terkait dng kasus
Cnetury. Pertama keputusan untuk bail-out; dan isu kedua, jumlah talangan. Isu
kedua adalah konsekuensi dari isu pertama. Dan, melihat sidang pansus tadi pagi
sampai siang (aku ngak pernah lihat yg
Setuju pak,
Saya tidak dalam posisi mempertentangkan teori dan praktek kok :)...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
Date: Tue, 22 Dec 2009 13:17:38
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: [Keuangan] Re:
Lama gak gabung.
Ikutan nimbrung.
Jurisprudensi soal Burhanuddin Abdullah dan dana YPPI BI tidak tepat digunakan.
Pertama, beda bentuk lembaga.
Kedua, beda sebab aliran dana.
Dody
From: prastowo prastowo sesaw...@yahoo.com
To:
Bung Oka,
Memang demokrasi kita balita.
Soalnya lembaga2 demokrasi kita terutama partai2 politiknya juga balita.
Partai2 kita tidak melahirkan yayasan politik.
Yayasan politik sebaiknya badan indipenden yang melakukan litbang
politik, budaya dan ekonomi sebagai dasar dari kristalisasi program
Bung Enda,
manifestasi terpenting dari negara adalah monopoli kekerasan dan
monopoli pajak.
Pemerintah2 kita dasa warsa terakhir ini tidak tegas membela monopoli
ini dan sesungguhnya sudah membiarkan kanker busuk merambah negara kita.
Usaha SMI menegakan monopoli pajak tidak tegas didukung
mas lubeck yuridis,
lucu juga sih memang kisah perpolitikan di florence/firenze ini. apalagi
kalau ingan savoranola, yg imam biara malah pernah merebut kekuasaan dari
keluarga medici.
*bayangin noordin m top merebut kekuasaan dan berkuasa penuh *
Ada buku Good and Bad Power, dari Geoff Mulgan... lumayan menarik tentang
monopoli oleh negara ini...
Perang terjadi karena ada power lain yang tidak mengakui monopoli ini.
Demokrasi dibentuk agar monopoli power ini langgeng dan didukung penuh oleh
rakyat.
Soal monopoli pajak, harus ada kultur
Benar mas Ari Condro. Jadi jangan gampang percaya ya sama kekuasaan [politik
para politisi]
Ingat nasihat Don Tommasino kepada Don Corleone : my word is final. Politics
and crime, they are the same thing...
:-)
peace,
lubeck.
*real power can not be given.it must be taken. [godfather pt 3]*
Kalau jaman Italian Renaissance yg diambil, maka agak banyak kesamaan yg
ironis.
Konflik politik dan sosial saat itu, dipicu oleh aristokrat (Ghibelline) - yg
cenderung pro terhadap penguasa), dan pengusaha dan banker (Guelf_ - yg
cenderung pro paus). Mungkin pertikaian jaman Revolusi
18 matches
Mail list logo