Tambahan sedikit mas Awang,
Pendapat bahwa Fatahillah adalah Fadhillah Khan (FK) dan bukannya Sunan
Gunung Jati (SGJ) juga dianut oleh Imam Tantowi dan Chaerul Umam, dua sutradara
yang secara bersama membesut film Fatahillah, sesaat sebelum runtuhnya orde
baru.
Di film ini, jelas-jelas d
22 Juni, hari ini, adalah hari ulang tahun kota Jakarta. Tanggal
tersebut ditentukan sejak tahun 1956 ketika hasil penelitian Mr. Dr.
Soekanto, ahli sejarah, diterima Pemerintah dan badan legislatif saat
itu. Gubernur Jakarta Sudiro pada tahun 1954 meminta Mr. Mohammad Yamin
(negarawan dan ahli huk
>
>
Leo
Saya kira benar itu , walaupun
"kenapa begitu" harus dicari alasan-nya , dan ini merupakan
topik tarik ulur antara "bagaimana Negara mendapatkan keuntungan
se-banyak2nya dan kontraktor mendapatkan keuntungan , akan tetapi
se-sedikit2ya ".(karena kalau kontraktor , apalagi asing ketahua
Ditengah pro dan kontra pembangunn PLTN di Muria , terbetik statemen
dibawah ini"
Kompas 19/06/2007 Men RisTek mengatakan bahwa
cadangan (uranium ???) kita hanya cukup 11 tahun saja .
Apa
benar Indonesia memiliki cadangan uranium ?
Dan angka sebelas tahun
itu untuk pembangkit listrik seberapa b
secara teory bisa saja pak kalo reservoir virgin mengandung high volatile
oil dengan API sekitar 45 - 55. Kalo mau membedakan dengan kondensasi gas
bisa dengan LFA di reservoir tersebut. Kalo dari pressure gradient tentu
kita harus sangat berhati-hati karena apalagi perbedaan hanya 0.02 psi/ft.
Ka
Pak, Kalau di cross check dengan gas ratio-nya (Wh,Ch dan Bh) bisa tidak
pak? Mungkin dari besaran Wh, Ch dan Bh bisa di interpretasikan HC-nya lebih
ke gas atau minyak.
mohon di koreksi pak.
Bayu Nugroho
Geologist
GDA Consultant
Jl Tebet Timur x no 2
Jaksel
phone : 02183792688 / 08129320050
On
Saya mau ikutan nanya:
apakah angka2 pressure gradient vs fluid type itu
hanya berlaku di normal pressure regime interval?
bagaimana di abnormal pressure regime
salam,
Arief Budiman
--- Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang
> sedang saya ha
Thanks untuk semuanya yang sudah membagi sejarah eksplorasi Indonesia dan
Malaysia.
Sebetulnya mungkin maksud saya yang tepat adalah statistik produksi minyak di
Indonesia dan Malaysia, kapan peak production terjadi, dan kecenderungan
sekarang, bagaimana jumlah well yang dibor dan success ra
Barangkali ada yang mau share masalah sederhana yang sedang saya hadapi
sekarang.
Di plot pressure gradient saya menemukan harga sekitar 0.09 psi/ft. Secara
teori kemungkinan adalah wet gas atau kemungkinan laen adalah condensate.
Pertanyaan saya apakah condensate itu ada dalam kondisi reservoar
Numpang lew..
From: Anna Sulistyaningsih [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 21, 2007 3:45 PM
To: Dardji Noeradi; Dwiharso Nugroho; Sutopo; Susanti Alawiyah;
[EMAIL PROTECTED]; Abd Haris; [EMAIL PROTECTED]; Seno Pudji
Sardjono; Wirawan Widya Mandala; [EMAIL PROTECTED
saya belum pernah mendengar sumur produksi di indonesia yang
trajektori-nya seperti tulang ikan (fish-bone).
apakah memang tidak ada atau sebenarnya sudah ada KPS yang melakukannya?
kalau belum ada, apa kendalanya sehingga belum dilakukan?
apakah karena biaya? kalau ya, berapa besar perbedaannya
Pak Leo,
ini saya coba posting lagi, yang dulu pernah diposting di iagi-net bulan mei
2005.
Semoga membantu.
Salam,
Teguh.
Kisah tentang minyak di Malaysia (dulu Malaya) dimulai di Miri, daerah
perkampungan kecil nelayan, yang terletak di dekat lepas pantai Sarawak, di
bagian barat pulau Kalim
Abah,
Jadi problemnya bukannya pada menurunnya cadangan, tapi keberanian
mengeksplor
Leo
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 21, 2007 3:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: [Oil&Gas] Raport
> Leo
Kalau sumberdaya , secara pemikiran
eksplorasi SEMESTINYA kita akan lebih banyak , kita kan memiliki lebih
banyak cekungan sedimen tersier , belum lagi yang Mesozoik-nya.
Kalau
dikatakan "mature" memang kita tahu beberapa cekungan sedimen
tersier kita sudah cukup "mature". Akan tetapi
>Ujay
Nah ini yang paling bener.
Si-Abah
ini saya kutip dari buku 25tahun pertamina
>
> Eksplorasi migas Indonesia pertama kali dilakukan oleh
>
Reering pada tahun 1871 (hanya 12 tahun setelah
> pemboran min
--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Maaf Mas Zein, kalau saya malah membuat bingung :)
> Tapi menurut seorang guru, bingung itu tanda-tanda
> orang berpikir :)
>
> On 6/21/07, Zein Wijaya <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> >Terus terang jadi agak bingung nich untuk
> memah
Kalau saya tidak melihat ke situ, Abah. Yang saya mau lihat apakah karena
kita duluan eksplorasi, field kita kebanyakan sudah mature, jadi jumlah
minyaknya juga lebih sedikit, sehingga ada penurunan produksi minyak.
Just curious saja sih, Abah.
Leo
F
ini saya kutip dari buku 25tahun pertamina
Eksplorasi migas Indonesia pertama kali dilakukan oleh
Reering pada tahun 1871 (hanya 12 tahun setelah
pemboran minyak pertama dunia dilakukan di Titusville,
Pennsylvania oleh Kolonel Drake) dengan melakukan
pemboran empat buah sumur di daerah Cibodas, di
18 matches
Mail list logo