"samunanto" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> IMW Wrote :
> Banyak koq contohyna persh yg tak melihat ijazah saja, tapi langsug ke track
> record si orangnya.
>
> Ya, itu khan bagi yang sudah pengalaman, track record kerja di persuhaan
> sebelumnya, kalau fresh graduate gimana khan belum punya track
On Mon, 23 Jun 2003, samunanto wrote:
>
> Ya, itu khan bagi yang sudah pengalaman, track record kerja di persuhaan
> sebelumnya, kalau fresh graduate gimana khan belum punya track record,
Lho track record itu bisa dibuat semasa dia masih student koq. Tidak
harus track record dia bekerja. Saya
samunanto wrote:
IMW Wrote :
kira-kira apa yg masih menjanjikan (ada saran ??? )
Saya sejak thn 1988-1994 mebuka usaha pembuatan program (saya team leader
buatnya paka clipper), tapi gak maju-maju akhirnya bubar thn 1994 apa yg
salah .. ya.
Dan sejak saat itu jadi karyawan sampai sekarang
IMW Wrote :
Banyak koq contohyna persh yg tak melihat ijazah saja, tapi langsug ke track
record si orangnya.
Ya, itu khan bagi yang sudah pengalaman, track record kerja di persuhaan
sebelumnya, kalau fresh graduate gimana khan belum punya track record,
Oh ya, saya mengamati pada saat ini banyak c
I Made Wiryana wrote:
Tapi seperti kenyataan 80% orang masih berharap yg namanya "siap pakai"
adlah siap jadi pegawai 8-)
Mungkin orang nggak kepikiran pak..kalo pengin beli S600 ya hehehe harus
bisnis hehehehe...kalo cuma jadi pegawai kan mentok2nya pake corola
hehehehe.
Yang jelas kalo
On Fri, 20 Jun 2003, samunanto wrote:
> menguasi hal itu adalah tidak gitu fair. (di Jerman di samping Ujian
> "oral" mahasiswa diwajibkan membuat "seminar arbeit" (semacam assignment
> yg dikerjakan sekitar 6 bulan-1 tahun)
>
> Ayo, coba di Gundar saya sih setuju banget, tapi apakah ini untuk s
TED]
> atau pak Chandra (di bagian Purek III)
Oh ini bagus, saya pasti mau ikut (soalnya dulu pernah jadi pengusaha
"amatiran" jual aplikasi bikin pake clipper), mana
tau bisa jadi pengusaha beneran.
--- Original Message -
From: "I Made Wiryana" <[EMAIL PROTECTED]&g
On Thu, 19 Jun 2003, Marhaena wrote:
> saya setuju dg ini, bahwa mahasiswa lebih tidak disiplin dari dosen
> karena itu saya berpendapat, bagaimana kalau mereka dibantu/disadarkan untuk
> disiplin... oleh
> bantuan dosen, atau kampus...
Apa mahasiswa mau dimasukkan ke latihan militer ala ABR
ot; dan "materinya berat"
- Original Message -
From: "I Made Wiryana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, June 18, 2003 10:56 PM
Subject: Re: [GUNADARMA] Perpustakaan: membaca buku : Kesimpulan
> On Wed, 18 Jun 2003, samunant
> Kenapa harus lebih dulu dosen yg disiplin ?? Kenapa tidak mahasiswa juga.
> Melihat dari ratio, (dosen baru nggka ngajar 3 kali langsung dapat surat
> peringatan) dan mahasiswa, maka bisa dikatakan ketidak disiplinan lebih
> tinggi di mahasiswa.
>
saya setuju dg ini, bahwa mahasiswa lebih tidak
On Wed, 18 Jun 2003, bho wrote:
> > umum sudah jadi "santapan rutin" bagi saya, bukan 100 orang lagi tapi bisa
> > 400 orang 8-). Di samping itu saya sering ngajar mata kuliah sama tetapi
> > kelas berbeda (pernah pada 1 semester 10 klas paralel).
>
> mohon mangap pak... eh maaf, saya memang tah
On Wed, 18 Jun 2003, samunanto wrote:
> I Made Wiryana wrote :
> 1. Akan ada kecenderungan mengejar nilai saja (ini budaya buruk !)
> Menurut saya nggak gitu : ini adalah sarana untuk mengukur tanggung
> jawab dan kwalitas, biasanya untuk mencapai nilai bagus, si mhs kan
> harus sering mencob
- Original Message -
From: "I Made Wiryana" <[EMAIL PROTECTED]>
> Cerita di atas adalah gambaran yg sering saya dapatkan di berbagai kelas
> (bukan cuma pengalaman saya, btw soal ngajar di depan kelas, atau kuliah
> umum sudah jadi "santapan rutin" bagi saya, bukan 100 orang lagi tapi bis
-
From: "I Made Wiryana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 17, 2003 10:26 PM
Subject: Re: [GUNADARMA] Perpustakaan: membaca buku : Kesimpulan
> On Tue, 17 Jun 2003, samunanto wrote:
> >
> > standar ini diberitahukan pada saat penerim
I Made Wiryana wrote:
On Tue, 17 Jun 2003, samunanto wrote:
standar ini diberitahukan pada saat penerimaan mhs,
jadi biar mahasiswa tau standard nya dan dia berusaha keras agar tidak di
D/O, jadi hanya mhs yg baik saja yg bisa melanjutkan "seleksi alam"
Dengan begini kampus terkenal bagus, mhs p
On Tue, 17 Jun 2003, Arwiyanto Asrori wrote:
> >
> > Tapi apa itu makna pendidikan ???
> >
> > IMW
> >
> > NB : Di Jerman kalau UNi memberlakukan seperti itu, sudah termasuk
> > pelanggaran HAM
>
>
> Ralat boss,
> Uni jerman juga ada yang melakukan saringan pada jurusan2 tertentu
> (med
On Tue, 17 Jun 2003, samunanto wrote:
>
> standar ini diberitahukan pada saat penerimaan mhs,
> jadi biar mahasiswa tau standard nya dan dia berusaha keras agar tidak di
> D/O, jadi hanya mhs yg baik saja yg bisa melanjutkan "seleksi alam"
> Dengan begini kampus terkenal bagus, mhs pun kualitasnya
On Tue, 17 Jun 2003, Marhaena wrote:
> hehehe... saya lama2 jadi bingung... Bapak bilang "(heran diskusi koq pakai
> menang kalah)", yang artinya Bapak menitik beratkan win/win solution pada
> diskusinya, tapi sudah jelas2 saya bilang "win/win solution", yang berarti
> solusinya yg win/win bukan "
On Tue, 17 Jun 2003, Marhaena wrote:
>
> > Pertanyaan saya, bagaiman caranya mahasiswa bisa berubah lebih dewasa ?
> > dalam kurun waktu 1 tahun.
>
> ini)... dengan system yg kondusif, mahasiswa pun akan dapat berkembang
> menjadi dewasa, karena mereka akan belajar menghargai sistem tersebut.
K
On Fri, 13 Jun 2003, bho wrote:
> > datang, walau cuma 5 orang tapi bener-bener serius, dan nggak datang tapi
> > ngegangguin yg lain. Saya paling sedih kalau melihat kelas berisik, dan
> > mahasiswa yg ingin belajar serius jadi nggak pernah bisa ngedengerin
> > kuliah.
>
emua ini cuma contoh, standard bisa diatur, bukan saya merasa pinter atau
muluk,muluk
Maaf, bila ada kata-kata yg kurang berkenan
salam
- Original Message -
From: "Marhaena" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 17, 2003 9:51 AM
Subject:
> Perasaan malah saya yg bilang seharusnya diskusi bukan menang/kalah, dan
> anda yg menyuguhkan istilah "win/win" dsb... (kalau ada win apa bukannya
> menang heheh)
hehehe... saya lama2 jadi bingung... Bapak bilang "(heran diskusi koq pakai
menang kalah)", yang artinya Bapak menitik beratkan win/
> Pertanyaan saya, bagaiman caranya mahasiswa bisa berubah lebih dewasa ?
> dalam kurun waktu 1 tahun.
Dengan membuat sistem perkuliahan yang "disiplin", yaitu pihak kampus
"mendisiplin" kan seluruh dosen, staf, asisten dan lain2 dengan aturan2 yg
"keras" didukung oleh pengawasan yang "ketat"...
--- bho <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > paradigma itu sendiri tidak selalu tetap (Kuhn)
> ada istilahnya paradigm
> > shift.
>
> Covey itu emang tidak sempit kok paradigmanye),
> ato emang saya salah baca... sambil garuk2x kepala,
> wah mohon man
> Setiap saya mengajar, saya memposisikan mahasiswa sebagai makhluk dewasa
> sehingga selalu saya katakan "Silahkan anda tak perlu masuk, saya tak akan
> melihat absensi, absen tak mempengaruhi nilai" (Tujuan saya agar yg
> datang, walau cuma 5 orang tapi bener-bener serius, dan nggak datang tapi
> Latar belakang ini termasuk kepentingan, kesepakatan nilai, dan social
> construction yg ada termasuk "simbol dan bahasa" yg digunakan. BTW
> paradigma itu sendiri tidak selalu tetap (Kuhn) ada istilahnya paradigm
> shift.
kang mas Franklin Co
On Fri, 13 Jun 2003, Marhaena wrote:
>
> Quote:
> >Salahnya yg tak mau berubah ,lha udah dewasa 8-) nanti toh mereka sadar
> >sendiri.
>
> Kira2 apa yg bisa dibahas lagi Mark (dalam topic yg sama lho)?... :)
Pertanyaan saya, bagaiman caranya mahasiswa bisa berubah lebih dewasa ?
dalam kurun wak
On Thu, 12 Jun 2003, Marhaena wrote:
> Quote:
> >"Menurut saya ya karena memang masyarakat memang belum meletakkan
> >mahasiswa sebagai makhluk yg dewasa, yg bisa menentukan dirinya sendiri.
> >Masyarakat (termasuk mahasiswa)"
>
> Yang berarti... mahasiswa = tidak dewasa... sehingga timbul usulan
On Thu, 12 Jun 2003, Marhaena wrote:
> > jawabannya. Jadi proses investigasi inilah yg di"nikmati" bukan hasil
> > akhir apakah disepakati atau tidak, atau siapa yg menang/kalah (heran
> > diskusi koq pakai menang kalah).
> >
> > IMW
>
> hahahahhaa... lucu sekali kalau Bapak menganggap ini adala
On Thu, 12 Jun 2003, Marhaena wrote:
> > Menurut saya sebuah diskusi bukanlah ajang menyamakan persepsi, apalagi
> kalau pesertanya kaum intelektual. Lingkaran setan yang Anda lihat itu
> merupakan warna-warni indah dari sebuah diskusi. Biarlah sebuah diskusi
> sederhana melahirkan makin banyak wa
> Para peserta diasumsikan dapat mengambil hikmah yg dibutuhkan, sehingga
tidak wajib setiap diskusi mencantumkan kesimpulan.
>
Sori lupa... kita ambil kesimpulan untuk meng-clarify apa sebenarnya esensi
dari diskusi ini... dan kalau bisa, diclarify juga mengenai solusinya dan
kendala2nya, kalau t
> Setuju. Saya sering mengamati (walaupun tidak memiliki sedikitpun
pengetahuan ilmiah seperti Pak Made), menurut pendapat saya banyak sekali
mhs/dosen yang bila dalam sebuah diskusi merasa bahwa
pendapatnya/pemikirannya merepresentasikan dirinya (baca: harga diri).
Sehingga bila ada sanggahan terh
> Socrates adalah seorang filsuf yg memulai model explorasi intelektual
> secara "investigatif" artinya dia akan bertanya, dijawab, bertanya dijawab
> dalam diskusi. Tanpa dia sendiri tidak tahu apakah itu benar atau salah
> jawabannya. Jadi proses investigasi inilah yg di"nikmati" bukan hasil
>
> Menurut saya sebuah diskusi bukanlah ajang menyamakan persepsi, apalagi
kalau pesertanya kaum intelektual. Lingkaran setan yang Anda lihat itu
merupakan warna-warni indah dari sebuah diskusi. Biarlah sebuah diskusi
sederhana melahirkan makin banyak warna. Para peserta diasumsikan dapat
mengambil
On Thu, 12 Jun 2003, arjendra wrote:
> itu (hehe saya >kuliah di PTN juga jadi bisa paham apa yg sebetulnya
> terjadi sehingga di "PTN" mahasiswa bisa >terbangun, bukan sistem
> PTN-nya tetapi akibat "peer" mahasiswa, yaitu mahasiswa seangkatan,
> >kakak kelas, adik kelas).
>
> Mo nambahi sediki
I Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote :
--cut--
>Kampus berperan penting dalam membangun mahasiswa bisa
di"interpretasikan" bukan aturan/sistem >perkuliahan di kampus yg
membuat mahasiswa menjadi "terbangun", tapi mahasiswa setara di >kampus
itu yg membuat mahasiswa "terbangun", bukan sistem m
On Thu, 12 Jun 2003, Mark Rompies wrote:
> Setuju. Saya sering mengamati (walaupun tidak memiliki sedikitpun
> pengetahuan ilmiah seperti Pak Made), menurut pendapat saya banyak
> sekali mhs/dosen yang bila dalam sebuah diskusi merasa bahwa
> pendapatnya/pemikirannya merepresentasikan dirinya (bac
On Thu, 12 Jun 2003, Mark Rompies wrote:
> > disertai oleh quote2 dari thread ini dan pertanyaan2 hanya untuk
> > memastikan... setelah pertanyaan2 tersebut dijawab, kita nyatakan bahwa
> > trhead ini telah selesai dengan hasil email terakhir tersebut.
> Menurut saya sebuah diskusi bukanlah ajang
I Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> Dan satu lagi, Anda melihat diskusi ini dalam posisi dikhotomi
> "pro-kontra" apalagi anda menganggap seperti pencapaian suatu kemenangan
> (win-win, win-loose dsb). Sehingga menyebabkan, setiap komentar yg tidak
> cocok (atau tidak yg seperti Anda ha
"Marhaena" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> hehehhee.. ada baiknya kalau saya tidak jawab satu per satu email yg kontra
> dengan pendapat saya, karena hanya akan membuat lingkaran "setan" yg gak
> akan ada habisnya, tapi saya akan coba membuat kesimpulan dari diskusi ini,
> disertai oleh quote2 dari
On Thu, 12 Jun 2003, bho wrote:
> > Dan satu lagi, Anda melihat diskusi ini dalam posisi dikhotomi
> > "pro-kontra" apalagi anda menganggap seperti pencapaian suatu kemenangan
> > (win-win, win-loose dsb). Sehingga menyebabkan, setiap komentar yg tidak
> > cocok (atau tidak yg seperti Anda harapk
On Thu, 12 Jun 2003, Marhaena wrote:
> > Menjadi memutar.mutar karena pada dasarnya anda tetap tak menerimabahwa
> > salah satu penyebab policy itu adalah kondisi mahasiswa, simple koq.
>
> hehehehe... Bapak lupa ya... kan saya sudah setuju kalo "kondisi mahasiswa"
> juga harus dirubah,... :) tap
> Menjadi memutar.mutar karena pada dasarnya anda tetap tak menerimabahwa
> salah satu penyebab policy itu adalah kondisi mahasiswa, simple koq.
hehehehe... Bapak lupa ya... kan saya sudah setuju kalo "kondisi mahasiswa"
juga harus dirubah,... :) tapi menurut saya kampus juga mempunyai peran
>
> > disertai oleh quote2 dari thread ini dan pertanyaan2 hanya untuk
> > memastikan... setelah pertanyaan2 tersebut dijawab, kita nyatakan bahwa
> > trhead ini telah selesai dengan hasil email terakhir tersebut.
>
> Menjadi memutar.mutar karena pada dasarnya anda tetap tak menerimabahwa
> salah s
On Thu, 12 Jun 2003, Marhaena wrote:
> disertai oleh quote2 dari thread ini dan pertanyaan2 hanya untuk
> memastikan... setelah pertanyaan2 tersebut dijawab, kita nyatakan bahwa
> trhead ini telah selesai dengan hasil email terakhir tersebut.
Menjadi memutar.mutar karena pada dasarnya anda tetap
hehehhee.. ada baiknya kalau saya tidak jawab satu per satu email yg kontra
dengan pendapat saya, karena hanya akan membuat lingkaran "setan" yg gak
akan ada habisnya, tapi saya akan coba membuat kesimpulan dari diskusi ini,
disertai oleh quote2 dari thread ini dan pertanyaan2 hanya untuk
memastika
46 matches
Mail list logo