bagaimana dengan yg ini ? ===
Kawan-kawan yang terkasih, Dari Kerajaan Tuhan menuju Kerajaan Kemanusiaan http://rajasidi.multiply.com/photos/album/750/20080209_Kajian_Negara_ dan_Kesetaraan_Jender_3#3 1. 3 Kerangkeng Besi di Lambertikirche, Munster Westfalia Munster, selain menjadi saksi bisu kekejaman Nazi; pula menjadi saksi pedih konflik politik-teologis antar agama. Merupakan lokasi pemberontakan paling radikal dari Anabaptis sewaktu Reformasi Protestan. Setelah tiga puluh tahun menumpahkan darah, nyawa, raga; ditandatanganilah Perjanjian Westphalia di tahun 1684. Fondasi negara bangsa bagi Eropa sekarang. Fondasi yang mengingat dengan betul trauma akan perebutan kebenaran atas nama agama. Eropa dan khususnya Bangsa Jerman, telah dengan hikmat mendidik dan menurunkan otokritik ini kepada para belianya. Tiga kerangkeng besi di puncak menara Gereja St. Lamberti dipertontonkan sampai sekarang. Tiga kerangkeng itu memancarkan cahaya pedih, kepada para pemirsanya. Pada 22 Januari 1536 John von Leiden bersama Bernhard Krechting dan Bernhard Knipperdolling, dipersiksa, diperbunuh, dan diterbangkan ke ujung langit Gereja St. Lamberti, di pusat kota tua North-Rhein Westphalia, Munster. Ketiganya itulah yang menempati tiga kerangkeng besi itu. 50 tahun setelah tiga mayat itu menjadi lapuk dan tinggal tulang saja, diturunkan tulang belulang itu. Tinggalah sekarang, hanya, tiga kerangkeng besi itu. Menjadi pengingat. Menjadi monumen. Menjadi penampar muka bagi jiwa-jiwa arogan. 2. Kumiliki 18 Istri, Kugauli pula Divara, Istri Guruku Munster dalam papa kemiskinan. Hingga semuanya menantang kepausan Katolik Roma. Dikarenakan alpa pada sang papa. Hingga reformasi yang moderat itupun, dikungkungi secara sepihak oleh reformis radikal. Tatkala Lutheran dan Katolik bersitegang, munculah Anabaptis. Kemudian tampillah pengembara dari Leiden, Jan van Leyden, yang mengambil alih kuasa politik. Mengatasnamakan diri wakil Tuhan. 23 Juli 1534 Jan van Leyden mensyariatkan Institusi Poligami di Kota Munster. Pengembara dari Leiden ini terkenal dengan nafsu personal yang kuat, hingga dimilikilah 18 istri. Silaplah, terhingga direbutnya istri gurunya, Jan Matthijs, Divara ayu. Poligami disyariatkan karenakan pula 3/4 penduduk adalah perempuan. Suami-suami mereka menolak Anabaptis. Dan, meninggalkan mereka di Munster. Jelas. Perempuan-perempuan ini membahayakan Negara Tuhan. Hinggalah perlu dinikahi. Demi keamanan dan kestabilan. Negara Tuhan. Teokrasi. Munster adalah Yerusalem baru. Kerajaan Tuhan akan menjadi, bila penduduk Yerusalem Baru adalah 144.000. Tetapi, jumlah nyatanya hanya 8000. Maka dari itu, pelipat-gandaan penduduk harus dilakukan, dengan menyebar benih kepada sebanyak perempuan, selagi bisa. Mempertanamkan benih pada rahim- rahim yang menganggur. Inilah Kerajaan Tuhan. Dipersarankan pembacaan literal atas Kitab. Hingga memerintahkan pembakaran semua buku, kecuali Kitab Suci. Hingga dipilihkan 12 orang penjaga garda Kata Tuhan. dan mentasbihkan diri sebagai Raja Daud. Kombinasi antara pemahaman literal Kitab Suci, libido, dan "Macht" kuasa, telah mendaulatkannya menjadi Penguasa yang menorehkan sejarah luka. 3. Kerajaan Kemanusiaan Eropa telah menjadi kerajaan kemanusiaan, sekarang. Yang menghargai kemanusiaan mereka dengan jutaan liter darah manusia. Cukuplah Perjanjian Westfalia dan Holocaust menjadi hikmat. Munster menjadi saksi. Pun disini, Jemaat Ahmadiyah telah mendirikan mesjid yang pertama, Bait-ul-Momin-Moschee di tahun 2003. Hidup berdampingan dengan damai. Menyelorohkan kebenaran agama dalam ruang privat. Menyelorohkan substansi agama, yaitu cinta, dalam ruang publik. Dan negara, menjamin itu. Dan negara, tidak dibimbing oleh pembacaan literal akan Kitab Suci. Doa ini, pula, teruntuk Indonesia. Amin. salam, dewi candraningrum --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya yakin Bu Lestari hanya belum pernah melihat keluarga poligami yang aman tenteram kerta raharja. Yang istri kedua, ketiga dan keempat bukan diperistri karena nafsu belaka. Kalau sudah lihat, insya ALLAH setujuuuu :-) > > Ngomong-ngomong, Bu Lestari sendiri apakah sudah berkeluarga? > > > -Rizal- > > > lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth. Pak Rizal dan teman-teman pendukung utama poligami, > > Sekali lagi saya tidak anti poligami, tapi dari jawaban Pak Rizal > yang panjang lebar menunjukkan bahwa memang para prilaku poligami > sampai saat ini memang belum bisa (dan tidak akan bisa) seperti Nabi > kan?:) > > Jadi kenapa memaksakan diri berpoligami sebagai tuntunan?? Kenapa > para lelaki yang "haus" poligami ini justru tidak berdakwah untuk > memperjuangkan kaum perempuan dengan cara lain? yah seperti mas Ari > uraikan (saya kutip dibawah sekali lagi), kenapa tidak berjuang agar > perempuang yang dicerai hidup para suami mendapatkan hak-haknya, > demikian juga anak-anaknya terpelihara?? dan kalau cerai meninggal > ya negara yang memberi tunjangan?? Ini sama sekali tidak pernah > terdengar diperjuangkan. > > > > > > --------------------------------- > Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. > > [Non-text portions of this message have been removed] >