Bagaimana Bung Rizal dg janda2 tsunami yg terlantar? Koq enggak
dipoligami?

Bagi saya tidak ada yg lebih memuakkan daripada mencari dalih2 agama
untuk pembenaran keserakahan, apakah harta atau seks.  Jika memang
niat poligami itu dijalan Allah, tolong berikan contoh2 nyata.  Koq yg
kita dengar hanyalah rintihan sakit hati dan penderitaan perempuan yg
dicerai tanpa santunan baik bagi sang perempuan maupun anak2nya.

Beda sekali dg kebijakan negara2 kafir musuh Islam, dimana justru
keadilannya lebih baik: seorang ayah di AS akan diwajibkan membiayai
semua anak darah dagingnya sampai usia 18th, baik masih nikah maupun
sudah cerai dg ibunya.  Kewajiban ini tidak usai dg menikahnya kembali
si ibu.

Apa sambutan dari sistem Islam thd sistem kafir yg jauh lebih
manusiawi dan adil thd perempuan dan anak2?  Yg ada cuma dalih2 agama
demi pembenaran nafsu seks tapi tidak dipikir apa dampak dari pemuasan
nafsu semata itu?  Dikira dg menghadap penghulu sudah bereslah
permasalahan dunia.  Yg penting akhirat, dunia jadi neraka kagak peduli.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wah, langsung ke saya :-) terima kasih, Bu Lestari...
> 
> Pertama, harap digarisbawahi bahwa poligami yang selamat adalah jika
dilakukan oleh orang-orang beriman yang terdidik untuk kenal, cinta
dan takutkan Tuhan dan sama-sama bercita-cita memperjuangkan Tuhan ke
tengah masyarakat dengan kasih sayang.
> 
> Tanpa hal-hal tersebut di atas, poligami hanya membawa kesengsaraan.
> 
> Memang praktik poligami sekarang cenderung bernilai rendah karena
agak kurang bijaksananya para pelaku poligami. Itu di antaranya karena
mayoritas kita masih menganggap poligami adalah sistem alternatif
supaya tidak terjerumus pada zina. Kalau sudah bicara "agar tidak
terjerumus pada zina" ini, artinya kita sudah bicara ketidakmampuan
seseorang mengendalikan nafsu syahwatnya. Nah, poligami dipilih
sebagai jalan keluar untuk menuruti nafsu syahwat tersebut. Ini sangat
rendah nilainya. Setelah istri pertama setengah tua, kemudian mata
keranjang ini melirik lagi pegawai di kantor yang masih muda. Diajak
kawin, mau. Terus begitu sampai penuh jatah 4 istri. Yang seperti ini
adalah praktik poligami yang kurang bagus. Hanya penghalalan nafsu belaka.
> 
> Poligami yang selamat adalah poligami dalam rangka cita-cita
perjuangan Islam, di mana suami dan istri-istri punya kefahaman dan
cita-cita yang sama untuk menegakkan kalimah ALLAH. Jika kita bicara
perjuangan, tentu ada pemimpin. Nah, poligami yang selamat adalah
poligami yang terpimpin. Pemimpinlah yang menilai, apakah seorang
laki-laki (dan istrinya) sudah siap berpoligami. Penilaian ini tentu
dari berbagai sudut, dan sudut yang utama adalah dari perjuangan itu
sendiri. Apakah poligami ini akan menguatkan perjuangan keluarga
tersebut ataukah akan melemahkannya? Sudut-sudut yang lain menyusul
setelah itu. Ini bukan kerja mudah. Memerlukan kebijaksanaan dan
kearifan seorang pemimpin yang bertaqwa.
> 
> Sebenarnya dalam poligami terkandung hikmah yang luar biasa. Seorang
suami akan dilatih untuk berlaku adil kepada istri-istrinya. Adil
dalam arti meletakkan sesuatu perkara pada tempatnya. Dia juga akan
dilatih bersikap sabar karena menggabungkan manusia dari berbagai
latar belakang budaya dan kebiasaan tentu tidak mudah. Dia juga
dilatih untuk meratakan kasih sayang terhadap semua istri-istrinya
sebagai latihan sebelum dia meratakan kasih sayang terhadap manusia
lain. Dalam kasih sayang ada sabar. Sabar dalam menahan sesuatu yang
tidak disukainya. Dia juga dilatih untuk bertanggung jawab terhadap 2,
3, atau 4 orang istri ditambah anak-anak mereka tanpa membedakan
antara satu dengan yang lain. Coba kita bayangkan orang yang lulus
ujian-ujian ini. Dia akan jadi seorang yang adil kepada sesama, mampu
bersabar dalam menghadapi berbagai kelakuan orang, mampu berkasih
sayang tanpa membeda-bedakan pada sesama manusia, dan mampu memikul
tanggung jawab, terutama tanggung jawab
>  untuk membawa seluruh keluarga besarnya untuk kenal, cinta dan
takutkan Tuhan. Hebat sekali bukan? Tentu layak orang  dengan
sifat-sifat seperti ini kita pilih menjadi pemimpin!
> 
> Bagi pihak istri-istri pula, poligami mengandung hikmah yang luar
biasa. Pertama, para istri akan dididik untuk mencintai Tuhan lebih
daripada mencintai suaminya. Karena cintanya pada Tuhan tersebut,
seorang perempuan meredhokan suaminya menikah lagi, kedua, ketiga
dan/atau keempat. Ketika tiba gilirannya, seorang istri akan mendapat
kesempatan berkhidmat pada suaminya. Sedangkan di saat bukan
gilirannya...ahaa...inilah kesempatan untuk bercinta-cintaan dengan
Tuhan. Bukankah kalau istri hanya dia seorang maka waktunya akan habis
untuk berkhidmat pada suami?
> 
> Seorang istri juga akan dilatih untuk bersabar. Apakah artinya
sabar? Sabar adalah menahan rasa tidak enak dalam hati, tanpa terlihat
di wajah. Dia juga akan dilatih untuk meratakan kasih sayang dan
berlemah lembut kepada suami, madu-madunya, dan anak-anak tirinya
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. Bayangkan betapa hebatnya
orang yang seperti ini. Cinta dan takutkan ALLAH lebih dari segalanya,
penyayang kepada sesama, sabar dan lemah lembut. Siapa yang tak suka?
> 
> Ini adalah buah. Buah dari iman, kefahaman, dan cita-cita untuk
memperjuangkan Tuhan dengan kasih sayang. Poligami hanya salah satu
aspek dari banyak aspek perjuangan. Jika dilakukan dengan benar dan
terpimpin, insya ALLAH akan menjadi satu solusi, bukan malah menambah
masalah. 
> 
> Tentang janda tsunami, pemecahannya tidak sesederhana itu bu,
carikan suami, langsung dikawinkan atau dipoligamikan. Lha iya kalau
suaminya orang beriman, dan mampu mendidik dan bertanggung jawab.
Kalau tidak? Tambah sengsara nanti. Semua mesti terlebih dahulu
dididik untuk kenal, cinta dan takutkan Tuhan. Baru setelah itu
perlahan-lahan kita kenalkan syariat Tuhan yang beribu-ribu banyaknya
itu. Poligami hanya salah satunya. Bersama memburu cinta Tuhan, indah
dan selamat menyelamatkan; memburu cinta manusia, semua akan haru biru
dan pecah belah.
> 
> 
> -Rizal-
> 
> 
> lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth. Pak Rizal,
> 
> Saya tidak anti poligami, tapi heran saja dengan himbauan poligami 
> yang kemudian ternyata tidak sesuai prilaku Nabi.  Itu lho Pak, para 
> istri kedua dan ketiga, dst, selalu lebih muda, lebih cantik, dll.
> 
> Padahal di Aceh itu sampai sekarang ada ribuan Janda Tsunami yang 
> sama sekali tidak "dilirik" sama bapak-bapak yang suka gembar-gembor 
> soal poligami ....lha iki piye tho???:( . Jadi solusinya dimana ya??
> 
> 
> Wassalam
> 
> 
> Lestari
> 
>        
> ---------------------------------
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. 
Try it now.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke