Anda benar, Pak Rizal... Dalam hal poligami ini, yang paling penting 
adalah para pelakunya menyadari penuh tanggung-jawab dan 
konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi dalam menjalani hidup 
pernikahannya ini. Sang suami harus benar-benar mencamkan bahwa istri 
adalah tanggung-jawabnya dunia dan akhirat. Bila ia tak mampu membina 
satu istri dengan baik, ga usah mimpi mau poligami. Rumah tangga penuh 
masalah. Tak berpoligami pun, banyak suami terlibat cinta dengan wanita 
lain. Saya punya contoh puluhan kasus teman2 saya sendiri. So saya jadi 
skeptis juga dengan monogami. Apa makna pernikahan di benak para pria 
ini? Saya tahu banyak juga teman saya yang perempuan yang "mendua" dalam 
rumahtangganya. Tapi kami perempuan, dalam Islam, tak punya kemewahan 
untuk bisa bersuami dua, tiga atau empat.... so mari kita kembali ke 
problem pria.

Berpoligami buat pria sebenarnya melipatgandakan beban di pundaknya. Ia 
bertanggung jawab untuk dua keluarga (atau lebih). Sehingga seharusnya 
pria yang berpoligami adalah pria yang "lebih" dari pria kebanyakan. 
Lebih kaya, lebih sehat, lebih sabar, lebih penyayang, lebih beriman, 
lebih bertanggung jawab, lebih pintar mengelola waktu, lebih shaleh, 
lebih cinta pada Allah, lebih kuat (hehehe), dan lebih-lebih lainnya. 
Sebaik-baiknya  pria yang berpoligami adalah pria yang TAKUT pada murka 
Allah apabila ia tak mampu menjalankan tanggung-jawabnya dalam membina 
rumah tangga dengan istri2nya. Sehingga seorang pria akan benar-benar 
berpikir dengan matang bila ia ingin berpoligami. Selain ia menyiapkan 
dirinya sendiri, ia pun harus menyiapkan istri pertamanya dan 
keluarganya untuk dapat menerima dan menjalani kehidupan berpoligami 
yang sesuai dengan amanah dari Allah. Keluarga, istri dan anak-anak, 
adalah amanah dari Allah bagi para suami, sehingga bila suami tidak 
mampu membina keluarganya dengan baik, maka ia akan takut berpoligami 
karena ia takut akan murka Allah bila ia tak mampu mengemban amanah 
Allah itu. Berat euy, urusannya dengan Allah.

Poligami kan bukan sekedar bagi nafkah sama rata dan bagi hari sama 
banyak. Saya pikir, beban suami sungguh berat memiliki dua atau lebih 
istri. Jadi kalau memang berpoligami karena Allah, maka para suami tidak 
akan berani menerima tanggung-jawab ini bila mereka menyadari bahwa 
mereka belum siap, karena kelak nantinya Allah akan meminta 
pertanggung-jawaban para suami ini.

Cuma sayangnya masalah amanah dan tanggungjawab ini yang tak dihayati 
oleh kebanyakan pria.



Fer!







Mohammad Rizal wrote:
> Sedikit saya ulangi, yang penting itu bukan perkawinan poligaminya. Tetapi 
> iman, kenal, cinta dan takut pada Tuhan. Ide ini ndak masuk ke logika anda 
> ya? Makanya mas, berimanlah pada ALLAH, pada malaikat2Nya, pada rasul2-Nya, 
> pada Kitab2-Nya, pada hari akhir dan ketetapan-ketetapanNya, baik maupun 
> buruk.
>   


Kirim email ke