Saya ingin anak saya (kelak) mampu menguasai beberapa bahasa (tidak seperti orang tuanya yang "gableknya" hanya bahasa sendiri). Tapi saya tidak ingin anak saya menjadi orang asing di negeri sendiri, yang pandai menggunakan bahasa negeri seberang dan tapi "kacau balau" merangkai kata dan kalimat dalam bahasa Indonesia.
Saya amati, saat ini, banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara lancar dan tepat (bahkan penggunaan tata bahasanya jauh lebih tepat dibandingkan dengan penggunaan tatabahasa masyarakat yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari). Berapa juta uang yang dikeluarkan untuk menyekolahkan anak-anak kita di tempat pendidikan bahasa Inggris? Berapa ribu yang kita keluarkan untuk membuat anak kita memahami tata bahasa Indonesia yang benar? Berapa macam kamus bahasa Inggris yang kita miliki? Berapa jenis kamus bahasa Indonesia yang kita miliki? Apakah seorang anak yang hanya mampu berbicara dalam bahasa Indonesia berarti kemampuan intelektualnya lebih rendah dibanding anak yang mampu berbicara dalam lima bahasa? Apakah definisi kemampuan intelektual, sosial dan psikologis "direduksi" hanya pada kemampuan berbahasa asing? Mungkin Ibu Pertiwi akan menangis (jika Ibu Pertiwi mampu menangis!!!) melihat anak-anak negerinya tak lagi bangga dengan bahasanya sendiri. Tak lagi bangga dengan bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Sunda, bahasa Batak, dan bahasa-bahasa lain yang tumbuh sebagai bagian dari jati diri negeri ini. Belum genap seminggu Bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaannya ..... namun, barangkali kita harus kembali menangis. aaNg --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]