Pada intinya memang terpulang pada kepercayaan masing-masing orang, apakah
perlu tanam ari-ari atau tidak. Kalau sudah masalah kepercayaan atau
keyakinan, kita tidak bisa bilang bahwa itu benar atau salah, bermanfaat
atau tidak bermanfaat karena sangat subyektif sekali sifatnya.
Bagi yang meyakini, pastinya bermanfaat sedangkan bagi yang tidak meyakini
mungkin hal-hal seperti itu hanya dianggap buang-buang waktu yang tidak
bermanfaat, dan dua-duanya menurut saya sah-sah aja.

Saya sendiri termasuk orang yang tidak percaya dengan hal-hal seperti itu,
karena saya lebih berpegang pada agama dan ilmu pengetahuan modern. Nah,
berhubung menanam ari-ari tidak disebutkan dalam agama dan tidak ada
pembuktian secara ilmiah/logika, maka buat saya pribadi tidak ada niat atau
kebutuhan untuk melakukannya. Tapi untuk teman-teman yang meyakini bahwa hal
tersebut perlu, menurut saya sebaiknya memang dilakukan karena suatu
keyakinan kalau dilaksanakan pasti akan terasa manfaatnya juga.

Salam,
Mila.



----- Original Message -----
From: "Agung S. Sugiharti" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, February 13, 2001 9:48 AM
Subject: Re: [balita-anda] Tanam ari-ari


> Mbak Meidya Derni,
>
> Bagi mbak mungkin itu tidak ada manfaatnya karena mbak pada dasarnya
> tidak menyadari bahwa sebenarnya ari-ari adalah saudara dari bayi yg kita
> lahirkan, mereka akan saling menjaga dan kita sebagai orang tua tidak baik
> kalau berat sebelah toh ari-ari hanya sekali kita rawat yaitu pada saat
dia kita
> lahirkan berbarengan dgn anak kita.
> Percaya atau tidak dia adalah saudara satu kandung dengan anak kita,jadi
ari2
> juga punya hak untuk dirawat/dijaga walau hanya satu kali saja.
> Kita boleh hidup dijaman modern,tapi kita jangan melupakan adat istiadat
serta
> budaya yang ada karena tanpa itu kita tidak akan pernah merasakan hidup
jaman
> modern.Mohon maaf kalau ada kata2 saya yang tidak berkenan dihati.
>
> Salam, Bundanya Lintang
>
> Meidya Derni wrote:
>
> > Dear Netters,
> >
> > Tanam ari2 hanyalah budaya yang sangat bersifat lokal, berbeda2
praktiknya
> > tergantung etnis yang bersangkutan dan berkaitan erat dengan tingkat
> > pemahaman seseorang terhadap agama yang diyakininya. kalau misalnya
> > keyakinannya masih campur aduk dengan unsur2 mistis, ya praktek2
tersebut
> > akan tetap berlangsung. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan
> > pemahaman seseorang, mudah2an praktek2 seperti itu dihilangkan saja.
Tidak
> > ada manfaatnya sama sekali.
> >
> > Salam,
> > Mediya Derni



>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke