Mbak Meidya Derni,

Kalau mbak tidak percaya silahkan saja,itu hak mbak.
Tapi mbak jangan lantas mengatakan bahwa hal tersebut
tidak ada manfaatnya atau dengan alasan jaman modern,
karena tidak semua orang bisa terima akan hal itu.

Salam,Bundanya Lintang

Meidya Derni wrote:

> Dear Netters yang budiman,
>
> Terima kasih khususnya saya sampaikan atas tanggapan posting saya terdahulu
> untuk Ibu Mardhiana dan Ibu Sugiharti.
>
> Ada baiknya mungkin kita luruskan terlebih dahulu pokok permasalahannya.
>
> Pertama, apakah fungsi ari-ari ditinjau dari segi ilmiah. Sudah jelas dan
> gamblang bahwasannya ia berfungsi sebagai penyalur sari pati makanan dari
> ibu ke janin yang dikandung ibu. Jadi ia bukanlah saudara ataupun penjaga
> jabang bayi kita. Karena yang menjaga bayi kita yang didalam kandungan
> adalah Allah, sang Khaliq. Begitu juga setelah lahir. Kita sebagai orang
> tua hanyalah pengemban amanah. Dan mudah2an dalam mengemban amanah tersebut
> bisa dipertangungjawabkan di kemudian hari kelak.
>
> Kedua, soal keyakinan bahwa ari-ari itu adalah saudara si jabang bayi, ya
> monggo2 saja, lha kenyataan tidak demikian koq... gitu saja koq repot :)
> (niru2 Gus Dur)
>
> Ketiga, ditinjau dari sisi agama, khususnya agama yang saya yakini, setiap
> tindakan itu didasarkan atas niat kita. Tindakan yang sama, akan berbeda di
> hadapan Allah kalau niat kita berbeda. Saya menguburkan ari2 dengan niat
> demi tidak termakan binatang buas, atau dengan alasan kebersihan, akan
> sangat berbeda dengan niatan kita yang menyakini bahwa ari2 adalah saudara
> jabang bayi kita, dan selayaknya dikubur seperti halnya manusia.
>
> Keempat, saya sependapat, mengikuti ataupun mempertahankan tradisi itu
> boleh2 dan sah2 saja. Cuma ada baiknya kita simak salah satu ayat di Kitab
> Suci yang saya yakini yang berbunyi:
> Dan apabila dikatakan kepada mereka:"Ikutilah apa yang telah diturunkan
> Allah". Mereka menjawab:"(Tidak) tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
> kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
> mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu
> apapun, dan tidak mendapat petunjuk". (2:170)
>
> Kelima, saya tidak ingin masalah ini bertele-tele dibicarakan tanpa suatu
> hukum/nash yang jelas. Soal ada sebagian kita percaya ini itu, ya silakan
> saja. Tapi tidak apa2 khan kalau saya tidak percaya itu. Gitu lho maksud
> saya :)
>
> Maaf lho kalau ada kata-kata yang kurang berkenan.
>
> Salam,
> Meidya Derni
>
> >> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke