Ini dia yang suka buat provokator :-)

 

Apa arti berbaur? Apa harus menikah dengan pribumi? Atau masuk agama Islam?
Atau tidak mencantumkan nama marga?

Berbaur? Saya pikir semua orang pasti berbaur, kita khan tinggal di
Indonesia.

Begitu kita ke sekolah saja, karyawan di sekolah ada orang chinesse, ada
pula orang pribumi. Tidak masalah tuch.

 

Jangan sebut tragedi 98 itu merupakan hasil tidak berbaur antara orang
chinesse dengan pribumi, itu fitnah yang disebarkan ke masyarakat.

Kalau mau tahu itu unsur politik, lalu diprovokasi ama orang2 kalau warga
keturunan itu yang merusak ekonomi di Indonesia.

 

Siapa yang mau ngaku? Semua orang tahu siapa yang lebih merusak ekonomi di
Indonesia.

Tapi mengapa hanya warga keturunan yang diserang! Karena tidak ada yang
membela.

Kalau pejabat diserang, bisa mati! 

Itulah mental pengecut! Beraninya ama orang lemah!

 

Kita bisa lihat kejadian di Amerika dulu, di mana orang chinesse belum ada
yang menjabat di pemerintahan.

Selalu saja warga keturunan chinesse di Amerika itu jadi bulan-bulanan orang
bule, dirampok, dijarah, dibunuh, diperkosa.

Sejak warga keturunan chinesse menjabat di pemerintahan Amerika, barulah
warga keturunan dilindungi.

 

Permasalahan beberapa orang tidak mau berbaur, jangan disalahkan dong!

Kalau kamu tinggal di lingkungan orang yang tidak mampu, apakah kamu berani
berbaur dgn lingkungan tsb?

Kalau berbaur, tiap hari ada saja yang pinjam uang minta dikasihani.

Kalau bayar masih mending. Kalau pinjam, tidak bayar?

Tiap bulan ada 100 orang aja yang pinjam uang ama kamu Rp 100,000 apa kamu
masih berani berbaur dengan orang di lingkungan kamu?

 

Rgds,

Lim Wiss

 

  _____  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 03, 2008 10:18 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta

 

Ah itu prasangka buruk lo pada aja, katanya org cina yg bener2 nasionalis n
membaur mah gak bakal dibegituin, ga ada tuh yg begituan, itu cuma karena lo
pada kurang membaur aja, maunya eklucif aje, diem dirumah ga kenal tetangga,
ada baksos dll ga pernah ikut, klo siskamling cuma sumbang duit doank, coba
liat tuh cina2 yg membaur n nasionalis gak bakal kena begitu, ga ada tuh
diskriminasi n niat jelek dr pribumi, mereka cuma pengen bercanda doank,
tolong yah tenglang2 jgn menyebarkan fitnah yg meresahkan yg bakal
menyebabkan kejadian 98 terulang lagi ( eh emang ada apaan yah taon 98? Cuma
maen kembang api bareng n bersih2 rumah dr para parasit aja kan) 
Ps: itu kata beberapa tokoh cina yang anti diskriminasi n sangat nasionalis
lho bukan kata g, klo g mah nyasar salah jalan aja pernah ditimpukin batu.
Jgn2 g bkn diindo yah waktu itu, jd bingung dah. 

  _____  

From: tanita herlina 
Date: Tue, 2 Dec 2008 20:47:22 -0800 (PST)
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong Babi Buta

Hehehehe, saya juga punya pengalaman seperti ini waktu SD dulu. Setiap
pulang sekolah selalu dinyanyikan lagu, syairnya begini:

Cina loreng, makan babi sekaleng
Nggak habis gw tempeleng

  <http://mail.yimg.com/a/i/mesg/tsmileys2/04.gif>
<http://mail.yimg.com/a/i/mesg/tsmileys2/04.gif>
<http://mail.yimg.com/a/i/mesg/tsmileys2/04.gif>  lagu itu masih saya ingat
dengan jelas, dan sampai sekarang, kalau bertemu dengan orang2 yang dahulu
menyanyikan lagu itu, saya jadi senyum2 sendiri dalam hati.

Aneh ya, kenapa lagu itu cuma buat orang keturunan Tionghoa, padahal yang
makan daging babi kan bukan cuma keturunan Tionghoa saja. Bahkan banyak
Tionghoa yang memeluk agama Islam yang sama sekali tidak tau bau apalagi
rasa, ataupun memakan olahan dari daging babi (tidak ada maksud sara, hanya
mencoba berpikir kritis).

Kalau untuk penanggulangan, saya rasa sampai saat ini belum ada ya Pak Yan,
tetapi mungkin (ini mungkin lho ya...) anak2 yang bersekolah di sekolah
internasional/swasta umum tidak merasakan hal2 seperti ini (karena siswanya
berasal dari berbagai negara/suku dan agama, dan perbedaan bentuk fisik
sudah menjadi hal yang wajar). 

Tapi jujur, saya tidak pernah membenci, apalagi sakit hati dengan lagu itu.
Malahan lagu itu saya jadikan pemacu untuk berprestasi lebih baik (walaupun
belum jadi yang terbaik  <http://mail.yimg.com/a/i/mesg/tsmileys2/09.gif> ).

Salam
Lina



  _____  

From: Yan Widjaja <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, December 3, 2008 11:23:34 AM
Subject: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta


 

Hang-Liong & Babi Buta 

  

Kamsia Tan Lookay atas guyonan sambutannya. Tapi sebenarnya yang tersirat
dalam naskah tersebut adalah secuil kenangan masa kecil  - yang bukan tak
mungkin juga dialami Lookay atau teman-teman lain. 

   Sebuah tulisan tak mungkin ujug-ujug nongol begitu saja,  pasti ada
musababnya, begitu pun dengan ide itu. Muasalnya begini, minggu lalu cayhe
sempat menonton sebuah film Indonesia terbaru di Taman Ismail Marzuki,
Cikini. Judulnya, "Babi Buta yang Ingin Terbang", disutradarai  anak muda
bernama Edwin. Dibintangi antara lain oleh Ladya Cheryl, Pong Hardjatmo,
Andara Early, dan Joko Anwar. Terselip latar belakang kerusuhan biadab Mei
1998. 

   Ternyata di antara para undangan terlihat banyak Ncek-ncek dan Ncim-ncim
yang antre untuk menontonnya. Padahal ini bukan film biasa, dalam arti
sebuah kreasi art yang absurd dan sangat dalam artinya. Rasanya dari seratus
orang penonton, dijamin seratus orang itu takkan memahami sama sekali.
Mungkin dalam selaksa penonton baru seorang yang mampu. Terus terang cayhe
sendiri bukan termasuk orang yang mengerti apa sebenarnya pesan dan maksud
Edwin, cuma sekadar meraba-raba belaka . 

    Tidak apa-apa, karena yang ingin cayhe sampaikan, ada satu adegan kecil
dalam film Babi Buta tersebut.  Begini, ceritanya suatu siang di Surabaya,
dua  anak SD pulang sekolah, satu lelaki satu perempuan. Di sebuah lorong
sepi, tiga anak mencegat, lalu mulai memukuli si bocah sambil memaki, "Cino,
Cino!" 

     Jelas bocah keturunan Tionghoa itu tak pernah melakukan kesalahan
apa-apa pada para pengeroyoknya. Tapi ia mandah saja digebuki begitu! 

    Nah, adegan itulah yang bikin cayhe terkenang pada hopeng Ung yang
pernah dehem-dehem ketika cayhe semasa bocah dikepung empat anak yang sama
sekali tak cayhe kenal. 

    Pengalaman serupa pernah terjadi pada sutradara handal Loocianpwe Teguh
Karya yang bernama asli Steve Lim Tjoan Hock. Ketika kecil dan dicaci, "Cina
lu, Cina lu!", ia berani balas mengumpat, misalnya,  "Batak lu!" atau "Jawa
lu!", begitu ceritanya pada cayhe. 

   Bahkan biduan legendaris Chrisye pun mengalami hal sama,  di-Cina-Cinakan
sambil disambit batu. Tentu saja  waktu itu ia masih kecil, dan yang
dilakukannya hanyalah lari pulang ke rumah sambil menangis . 

   Nah, mungkin ada yang punya pengalaman mirip serta punya  kiat
penanggulangan selain mengandalkan ginkang Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping? 

Soja.
--- On Wed, 3/12/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping!





 

 

  _____  

Get your preferred Email name!
<http://sg.rd.yahoo.com/sg/mail/domainchoice/mail/signature/*http:/mail.prom
otions.yahoo.com/newdomains/sg/> 
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.

 

 

Kirim email ke