Berbaur ....itu bukan berarti diharuskan menikah dengan penduduk lokal, seperti saya tinggal di Australia, yang pemerintahnya tidak menganjurkan pembaruan dan menganjurkan multicultural yang membuat negara menjadi lebih berwarna dengan kulit,budaya yang berbeda,jadi tidak pucat putih saja atau hitam pekat saja tetapi berwarna warni dengan beragam agama juga. Pemerintah juga tidak "menganjurkan"berganti nama dll karena setiap warganegara mempunyai haknya masing masing dan tidak "diperkosa" haknya dan pada akhirnya menjadikan warganegaranya mencintai negaranya,walaupun tidak seratus persen tentu saja,tetapi berhasil.
Penegrtian nasionalis itu bias,banyak yang mengaku nasionalis karena "takut" atau nasianalis asli seperti banyak ditemukan di masyarakat Indonesia. Nasiaonalis sejati tidak saja ditemukan di warga keturunan[baik itu keturunan tionghoa,arab,caucasian] tetapi juga di pribumi dan sebaliknya apakah setiap pribumi adalah nasionalis? Saya tidak perlu menyebutkan nama nasioanalis dari warga keturunan karena sudah beberapa kali diungkapkan di milis ini. Ada warga keturunan yang dikatakan tidak mau "membaur" karena tidak mau siskamling dsb nya , apakah di warga pribumi tidak terdapat budaya tsb?Coba kita lihat di banyak perumahan elit , apakah pribuminya mau siskamling?.Banyak warga keturunan yng membaur dengan cara mereka sendiri ,tetapi tentu saja ada yang tidak mau membaur dengan alasan sendiri,pembaruan akan berjalan secara normal dan tidak dapat dipaksakan. Masalah kerusuhan,itu bukan hanya untuk warga keturunan yang tidak nasionalis saja, tetapi juga untuk yang sangat nasionalis yang tidak dapat disebutkan namanya disini tetapi sangat terkenal.Jadi alasannya saya "tidak Tahu"......... Masalah seperti rasialis sangat umum terjadi disetiap negara dan suku,contoh,apakah kita yang mengaku keturunan tionghoa akan "diaku" 100% apabila ingin tinggal di China?heheheeheheh...coba saja sendiri walaupun anda berkomunikasi dalam bahasa yang sama...apalagi kalau banyak warga pribumi yang mencoca tinggal di China? Yang pasti adalah biarkan pembauran berjalan alami , jangan dipaksakan,.... Saya keturuna ketujuh dari dari imigrant miskin dari Fuchien China yang sudah tidak pandai berbahasa Chinese[sedang belajar lagi sekarang untuk keperluan dagang] dan kakek moyang saya mendarat sendiri di Indonesia tanpa istri dan harus mencari istri pribumi.Saya berkawan baik seperti saudara dengan segala golongan dan agama termasuk pribumi beragama islam.Sering ditipu oleh kawan dari golongan keturunan karena "kegoblokan saya sendiri]tetapi merasa hangat dan kelompok keturunan,sering di "cino-cino" kan oleh golongan pribumi tetapi bekerja dan mencari nafkah pada golongan pribumi juga.JADI PADA PRINSIPNYA SEMUA ADALAH SAMA CIPTAAN TUHAN , HANYA ADA BEBERAPA INDIVIDU YANG BRENGSEK DAN TIDAK MEMPUNYAI TUHAN. Salam Hangat ________________________________ From: Lim Wiss <[EMAIL PROTECTED]> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 4 December, 2008 10:33:33 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta Ini dia yang suka buat provokator J Apa arti berbaur? Apa harus menikah dengan pribumi? Atau masuk agama Islam? Atau tidak mencantumkan nama marga? Berbaur? Saya pikir semua orang pasti berbaur, kita khan tinggal di Indonesia . Begitu kita ke sekolah saja, karyawan di sekolah ada orang chinesse, ada pula orang pribumi. Tidak masalah tuch. Jangan sebut tragedi 98 itu merupakan hasil tidak berbaur antara orang chinesse dengan pribumi, itu fitnah yang disebarkan ke masyarakat. Kalau mau tahu itu unsur politik, lalu diprovokasi ama orang2 kalau warga keturunan itu yang merusak ekonomi di Indonesia . Siapa yang mau ngaku? Semua orang tahu siapa yang lebih merusak ekonomi di Indonesia . Tapi mengapa hanya warga keturunan yang diserang! Karena tidak ada yang membela. Kalau pejabat diserang, bisa mati! Itulah mental pengecut! Beraninya ama orang lemah! Kita bisa lihat kejadian di Amerika dulu, di mana orang chinesse belum ada yang menjabat di pemerintahan. Selalu saja warga keturunan chinesse di Amerika itu jadi bulan-bulanan orang bule, dirampok, dijarah, dibunuh, diperkosa. Sejak warga keturunan chinesse menjabat di pemerintahan Amerika, barulah warga keturunan dilindungi. Permasalahan beberapa orang tidak mau berbaur, jangan disalahkan dong! Kalau kamu tinggal di lingkungan orang yang tidak mampu, apakah kamu berani berbaur dgn lingkungan tsb? Kalau berbaur, tiap hari ada saja yang pinjam uang minta dikasihani. Kalau bayar masih mending. Kalau pinjam, tidak bayar? Tiap bulan ada 100 orang aja yang pinjam uang ama kamu Rp 100,000 apa kamu masih berani berbaur dengan orang di lingkungan kamu? Rgds, Lim Wiss ________________________________ From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] com Sent: Wednesday, December 03, 2008 10:18 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta Ah itu prasangka buruk lo pada aja, katanya org cina yg bener2 nasionalis n membaur mah gak bakal dibegituin, ga ada tuh yg begituan, itu cuma karena lo pada kurang membaur aja, maunya eklucif aje, diem dirumah ga kenal tetangga, ada baksos dll ga pernah ikut, klo siskamling cuma sumbang duit doank, coba liat tuh cina2 yg membaur n nasionalis gak bakal kena begitu, ga ada tuh diskriminasi n niat jelek dr pribumi, mereka cuma pengen bercanda doank, tolong yah tenglang2 jgn menyebarkan fitnah yg meresahkan yg bakal menyebabkan kejadian 98 terulang lagi ( eh emang ada apaan yah taon 98? Cuma maen kembang api bareng n bersih2 rumah dr para parasit aja kan ) Ps: itu kata beberapa tokoh cina yang anti diskriminasi n sangat nasionalis lho bukan kata g, klo g mah nyasar salah jalan aja pernah ditimpukin batu. Jgn2 g bkn diindo yah waktu itu, jd bingung dah. ________________________________ From: t anita herlina Date: Tue, 2 Dec 2008 20:47:22 -0800 (PST) To: < budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong Babi Buta Hehehehe, saya juga punya pengalaman seperti ini waktu SD dulu. Setiap pulang sekolah selalu dinyanyikan lagu, syairnya begini: Cina loreng, makan babi sekaleng Nggak habis gw tempeleng lagu itu masih saya ingat dengan jelas, dan sampai sekarang, kalau bertemu dengan orang2 yang dahulu menyanyikan lagu itu, saya jadi senyum2 sendiri dalam hati. Aneh ya, kenapa lagu itu cuma buat orang keturunan Tionghoa, padahal yang makan daging babi kan bukan cuma keturunan Tionghoa saja. Bahkan banyak Tionghoa yang memeluk agama Islam yang sama sekali tidak tau bau apalagi rasa, ataupun memakan olahan dari daging babi (tidak ada maksud sara, hanya mencoba berpikir kritis). Kalau untuk penanggulangan, saya rasa sampai saat ini belum ada ya Pak Yan, tetapi mungkin (ini mungkin lho ya...) anak2 yang bersekolah di sekolah internasional/ swasta umum tidak merasakan hal2 seperti ini (karena siswanya berasal dari berbagai negara/suku dan agama, dan perbedaan bentuk fisik sudah menjadi hal yang wajar). Tapi jujur, saya tidak pernah membenci, apalagi sakit hati dengan lagu itu. Malahan lagu itu saya jadikan pemacu untuk berprestasi lebih baik (walaupun belum jadi yang terbaik). Salam Lina ________________________________ From:Yan Widjaja <yan_widjaya@ yahoo.com. sg> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, December 3, 2008 11:23:34 AM Subject: [budaya_tionghua] Hang-Liong & Babi Buta Hang-Liong & Babi Buta Kamsia Tan Lookay atas guyonan sambutannya. Tapi sebenarnya yang tersirat dalam naskah tersebut adalah secuil kenangan masa kecil - yang bukan tak mungkin juga dialami Lookay atau teman-teman lain. Sebuah tulisan tak mungkin ujug-ujug nongol begitu saja, pasti ada musababnya, begitu pun dengan ide itu. Muasalnya begini, minggu lalu cayhe sempat menonton sebuah film Indonesia terbaru di Taman Ismail Marzuki, Cikini. Judulnya, “Babi Buta yang Ingin Terbang”, disutradarai anak muda bernama Edwin. Dibintangi antara lain oleh Ladya Cheryl, Pong Hardjatmo, Andara Early, dan Joko Anwar. Terselip latar belakang kerusuhan biadab Mei 1998. Ternyata di antara para undangan terlihat banyak Ncek-ncek dan Ncim-ncim yang antre untuk menontonnya. Padahal ini bukan film biasa, dalam arti sebuah kreasi art yang absurd dan sangat dalam artinya. Rasanya dari seratus orang penonton, dijamin seratus orang itu takkan memahami sama sekali. Mungkin dalam selaksa penonton baru seorang yang mampu. Terus terang cayhe sendiri bukan termasuk orang yang mengerti apa sebenarnya pesan dan maksud Edwin, cuma sekadar meraba-raba belaka … Tidak apa-apa, karena yang ingin cayhe sampaikan, ada satu adegan kecil dalam film Babi Buta tersebut. Begini, ceritanya suatu siang di Surabaya , dua anak SD pulang sekolah, satu lelaki satu perempuan. Di sebuah lorong sepi, tiga anak mencegat, lalu mulai memukuli si bocah sambil memaki, “Cino, Cino!” Jelas bocah keturunan Tionghoa itu tak pernah melakukan kesalahan apa-apa pada para pengeroyoknya. Tapi ia mandah saja digebuki begitu! Nah, adegan itulah yang bikin cayhe terkenang pada hopeng Ung yang pernah dehem-dehem ketika cayhe semasa bocah dikepung empat anak yang sama sekali tak cayhe kenal. Pengalaman serupa pernah terjadi pada sutradara handal Loocianpwe Teguh Karya yang bernama asli Steve Lim Tjoan Hock. Ketika kecil dan dicaci, “Cina lu, Cina lu!”, ia berani balas mengumpat, misalnya, “Batak lu!” atau “Jawa lu!”, begitu ceritanya pada cayhe. Bahkan biduan legendaris Chrisye pun mengalami hal sama, di-Cina-Cinakan sambil disambit batu. Tentu saja waktu itu ia masih kecil, dan yang dilakukannya hanyalah lari pulang ke rumah sambil menangis … Nah, mungkin ada yang punya pengalaman mirip serta punya kiat penanggulangan selain mengandalkan ginkang Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping? Soja. --- On Wed, 3/12/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Hang-Liong-Si- Pat-Ku-Ping! ________________________________ Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail. com. Start your day with Yahoo!7 and win a Sony Bravia TV. Enter now http://au.docs.yahoo.com/homepageset/?p1=other&p2=au&p3=tagline