--- Judith Shelley <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kepada raras yang baik
> 
> Saya hanya bilang - dasar demokrasi adalah pemilu -
> kalau orang yang kalah -
> dan  terus tidak mau terima keputusan oleh majority
> - terus mau apa? - tidak
> ada demokrasi-
> 
> Betul atau tidaK?


ada betulnya mbak judith. tapi perlu diingat pula sejarah indonesia
pada masa orba. kita ditipu lewat pemilu dengan suara majoritas yang
penuh manipulasi.
untuk itu itu saya bisa sedikit memahami gejolak yg ada dinegeriku
dalam menghadapi kemenangan majoritas. apalagi kalo tidak ada
keterbukaan pihak unamet.
perlu mbak judith ketahui, bangsa indonesia saat ini masih dalam proses
pendewasaan dalam berdemokrasi secara benar. tapi jangan sampai proses
tsb menjadi 'premature' gara2 ditekan terus oleh pihak asing yang juga
tidak bersikap terbuka, netral dan membangun.
saya yakin, sebagian dari bangsa indonesia tidak begitu masalah kalau
tim-tim mau merdeka, tapi rupanya pihak luar yang bersemangat sekali
'melepaskan' tim-tim dengan cara agak melukai rakyat indonesia yang
lain, al: pemberitaan pers yg memihak, ketertutupan pihak unamet,
ancaman negara tetangga yg sebenarnya posisinya berada diluar pagar.

> 
> 
> Memang saya juga merasa khuatir karena saya sendiri
> menengis terus kalau
> memikirkan perang antara Australia dan Indonesia -
> saya tidak takut untuk
> dirisaya - saya kaget sekali melihat negara2 kita
> menjadi musuh- saya
> mengalami shock sekali - bagaimana persaan orang2
> bisa begitu cepat
> berobah -

saya bisa memahamimu, karena perasaan semacam ini juga timbul dari diri
saya. kami hanya ingin, dalam bersahabat kita ini bisa 'duduk sama
rendah dan berdiri sama tinggi'. itulah keinginan kami yg tulus. 
saya benci sekali peperangan, manipulasi, penipuan, ancaman dll dimana
saja. saya sangat mencintai persahabatan yang bisa menyelami keadaan
masing2 secara baik. jadi jangan takut mbak judith, we always love you 
 ketika kita bisa sama2 saling mengerti dan menolong secara tulus tanpa
ancaman2.

> 
> saya mengerti kebanggaan orang Indonesia pada
> negaranya, tetapi saya merasa
> person-to person contact antara orang Australia
> dengan orang Indonesia cukup
> ramah dan tolerant - apakah hubungan2 baik itu bisa
> begitu cepat di lupakan

saya juga merasa hormat kalo ada orang oz yang bangga akan negaranya,
tapi jangan lukai rasa kebangaan orang lain. dalam hal ini saya minta
maaf kepada judith kalau saya melukai rasa kebangsaanmu, karena ini
semua terpicu dari sikap2/berita2 orang oz terhadap negaraku.


> 
> Kalau anda mempunyai teman dari Australia, anda
> mesti juga merasa sedih -

saya sekarang ini hidup di oz buat belajar dibidang medical science
udah 3 tahun, dengan biaya dari rakyat indonesia yg hutang pada bank
dunia. bahkan penelitian sayapun tetang penyakit keturunan yg hanya
terdapat pada ras caucasian (hemachromatosis) yang tidak ditemukan pada
ras lainnya termasuk asia. mengapa saya tertarik dibidang ini, karena
saya bisa belajar bagaiman peran 'gene' yg rusak ini dalam sistem suatu
metabolisme yg ada pada setiap manusia yang normal.
karena pada dasarnya semua manusia yg normal mempunyai suatu mekanisme
yg sama. dari 'kerusakan' kita bisa belajar bagaimana yg 'normal' itu
mesti berjalan. demikian pula penyakit keturunan 'thalasemia' yg hanya
ditemukan pada ras asia (termasuk indonesia), banyak pula ilmuwan2 lain
yg sedang mempelajarinya. betapa indahnya dunia kalau kita bisa saling
belajar dan membedah 'kerusakan2' yang ada pada diri kita demi kemajuan
bersama. saya suka suasana seperti itu.
makanya banyak juga teman2 saya oz di lab tempat saya belajar. mereka
baik2 kok dan cukup pengertian. saya juga sempat bilang kalau saat ini
saya merasa bosan dengan berita2 dari radio yg sering kita dengarkan
bersama di lab. dan merekapun dengan ikhlas mau menggantikan dengan
suara musik yg lebih menyejukkan suasan. saya sangat menghargai mereka.

eh, maaf nih kalau agak 'ngelantur' juga.
jangan kuatir persahabatan yg indah tetap akan saya kenang.

salam manis,
raras

 


> 
> 
> 
> >mbak judith yg baik,
> >betul katamu kalo kita bangsa indonesia memang
> sedang berjuang untuk
> >demokrasi.tapi berjuang bukan atas petunjuk orang2
> diluar pagar. saya
> >lebih suka belajar karena keinginan sendiri bukan
> karena paksaan dari
> >tetangga-tetangga saya. saya akui berdemokrasi itu
> sulit dan butuh
> >waktu yang lama, tapi tidak bisa dipaksakan dengan
> cara2 seperti apa yg
> >dilakukan oz selama ini terhadap indonesia.
> demokrasi memang bukan
> >kebebasan tanpa batas, dan tiap negara punya cara
> tersendiri untuk
> >belajar berdemokrasi sesuai dengan keadaan
> rakyatnya.
> 
> 
> misalnya- demokrasi terpimpin?
> 
> 
> >yang jelas, demokrasi model usa atau oz dll tidak
> tepat kalo diterapkan
> >persis di indonesia. kita punya perbedaan budaya
> maka berbeda pula cara
> >berdemokrasi.
> >yang sangat saya sayangkan,sering berdemokrasi itu
> diartikan seperti
> >yang di oz atau di usa. apalah artinya demokrasi
> kalau rakyat menjadi
> >asing dengan dirinya sendiri atau menjadi diri
> orang lain.
> 
> 
> Kadang2 saya mengalamai - padahal orang Indonesia
> sering senang belajar dari
> barat - kadang2 juga merasa belajar sesuatu = di
> jajah
> 
> Bagi saya kita sebagai manusia mesti saling belajar,
> dan saya sendiri siap
> belajar dengan siapapun yang baik dan tidak
> tergantung pada bangsanya-
> memang saya sudah dapat belajar banyak sekali dari
> orang Indonesia
> Kadang2 orang Australia juga merasa social
> colonisation by America - but
> then on the other hand I have learnt many very
> useful interesting things
> from American people also.
> 
> 
> 
> >saya yakin bangsa indonesia mampu belajar
> berdemokrasi secara mandiri,
> >meskipun harus babak belur dulu. coba lihatlah
> sejarah eropa, amerika,
> >australia berapa lama sih mereka belajar
> berdemokrasi hingga seperti
> >sekarang ini (yg konon katanya paling demokratis
> seantero dunia)??????
> >apakah mereka belajar dengan cara dipaksa negara2
> tetangganya??? dengan
> >segala ancaman dan tetek bengeknya????
> 
> 
> That's why I said - rakyat Indonesia sudah
> membuktikan dan memperlihatkan
> kepada seluruh dunia - their determination to
> achieve demokrasi dan seluruh
> dunia salud kepada rakyat Indonesia atas perjuangan
> itu - but right now I
> feel that the democratic process in Indonesia is
> coming under immense
> pressure -  and the anger is being directed at
> Australia instead of at the
> people who are really threatening the stability of
> your country. Its a
> shame.
> 
> 
> Salam dari Judith
> 
> >maaf, saya putus pembicaraan ini sampai disini dulu
> karena pekerjaan di
> >lab menanti saya.
> >
> >salam,
> >raras
> >
> >--- Judith Shelley <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >> Saya setuju dengan analisis anda- dan bagaimana
> >> Indonesianya- Pada waktu
> >> Juni 1998 rakyat Indonesia yang sudah menang
> dengan
> >> Soeharto dan dengan
> >> ABRI - pada waktu itu rakyat Indonesia yang
> protest
> >> dan mengatakan - SUDAH
> >> CUKUP - dan pada waktu itu rasanya Indonesia
> sudah
> >> akan mendapatkan
> >> Domokrasi lewat sistem reformasi - tetapi
> ternyata
> >> rakyat Indonesia sekarang
> >> masih sedang dalam perjuanagan untuk demokrasi -
> >> saat ini adalah masalah
> >> TIMTIM - pulau kecil itu menjadi simbolism
> demokrasi
> >> seluruh Indonesia-
> >> Kalau ABRI tidak menghormati demokrasi di TIMTIM
> -
> >> berarti demokrasi belum
> >> berkuasa di Indonesia - Kalau demokrasi belum
> >> berkuasa di Indonesia -
> >> berarti Indonesia masih di tangan ABRI dan
> rakyatnya
> >> belum menang -
> >> Padahal Soeharti sudah di usir oleh rakyat
> >> Padahal Megawati yang menang pada waktu pemilu -
> >> Anda komplain tentang Pemerintah Australia -
> mengapa
> >> campur tangan - mungkin
> >> pemerintah Australia mau mendukung rakyat
> Indonesia
> >> yang sudah sebenarnya
> >> bebaskan diri dari tangan ABRI.
> >> Walaupun pemilu umum sudah kemenangan Partia PDI
> >> Perjuangan - dimana ada
> >> president yang mewakili pilihan kebanyakan orang
> >> Indonesia-
> >> Apakah rakyat Indonesia perlu bantuan atau tidak?
> di
> >> sebut gombal, arrogant
> >> dlsb - kalau membicarakan Unamet - itulah ada
> orang
> >> yang tahu sebelumnya -
> >> kalau pergi ke TIMTIM bisa mati disana- mereka
> sudah
> >> tahu disitu bahaya-
> >> mereka sudah tahu mereka bisa di tembak di jalan-
> >> mereka memberanikan diri
> >> supaya mendukung orang TIMTIM - dan sambil
> mendukung
> >> TIMTIM mereka juga
> >> mendukung prinsip demokrasi di Indonesia -
> prinsip
> >> nomor satu - kalau ada
> >> pemilu - pasti ada yang kalah - orang yang kalah
> >> harus terima keputusan
> >> pemilu dengan ikhlas - kalau tidak terima dan
> >> pemerintah tidak menjaga
> >> keamanan - berarti tidak ada demokrasi
> >> Sebenarnya - perjuangan orang TIMTIM adalah
> >> perjuangan rakyat Indonesia juga
> >> Unamet membela anak2 mu Indonesia!
> >>
> >=== message truncated ===
> >
> >__________________________________________________
> >Do You Yahoo!?
> >Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
> 
> 

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com

Kirim email ke