Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
sebenarnya harga bbm sesuai dengan harga pasaran internasional kan sudah diketok palunya. dept esdm sebenarnya bisa saja naik turunkan harga bbm ngikut harga pasar (gak usah bingung subsidi bbm lagi). ntar gak kelar kelar kerjaan kalo saling nunggu :p mau naik turun tiap minggu pun asal ngikut harga pasar, orang gak terlalu kaget mestinya. terkaget kaget itu kan kalau dah setahun harga premium 4500 terus menerus, eh, tahu tahu diisuin bakal naik jadi 8 rebu perak. itu pun gak jelas kapan mau ketok palu. mendingan kalo naik harga, ya udah naikin aja. ikut harga pasar pun gak masalah. asal dibiasakan aja :p dan duit lebih dari subsidi bbm jangan cuman dipake buat gaji ketiga belas dan naikin gaji pns dan tentara doang. infra struktur digarap beneran dong. monorel dan busway dibikin jadwal tiap 15 menit lewat terus menerus selama 24 jam bisa gak sih ? (ok deh, gak usah 24 jam, tapi cukup dari jam 5 pagi sampai jam 10 malam deh. gimana ? hehehe :p salam, Ari 2010/6/29 > Lagipula subsidi bbm hanya menjadi operasional saja, bukan menjadi sesuatu > yang produktif, dan kalau usut punya usut, asal mula subsidi bbm kan dari > 'C1', yang entah kenapa, bisa seperti itu, karena sebenarnya, sudah hampir > tidak ada teori yang dapat mempresentasikan, keuntungan yang didapat dari > subsidi bbm, hanya menjadi beban negara yang makin hari semakin meningkat > saja, dibalik itu sarana dan prasarana sangat minim. > > Kebayang selama 20 tahun negara ini , sudah habis berapa triliun untuk > subsidi bbm, sedangkan kalau jumllah tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan > sarana transportasi, ataupun pemberdayaan ekonomi, sudah sangat maju negara > kita. > > Memang benar, oknum yang ingin mempertahankan kekuasaan, tentunya berfikir > subsidi bbm dijalankan saja toh saya menjabat hanya 5 tahun, habis itu > lempar tanggung jawab. > > Disana motifnya sudah kekuasaan , bukan lagi sebagai pembangun bangsa, > tentunya oknum itu sangat menyukai dan memelihara kebodohan masyarakat, agar > menguntungkan golongannya. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Lagipula subsidi bbm hanya menjadi operasional saja, bukan menjadi sesuatu yang produktif, dan kalau usut punya usut, asal mula subsidi bbm kan dari 'C1', yang entah kenapa, bisa seperti itu, karena sebenarnya, sudah hampir tidak ada teori yang dapat mempresentasikan, keuntungan yang didapat dari subsidi bbm, hanya menjadi beban negara yang makin hari semakin meningkat saja, dibalik itu sarana dan prasarana sangat minim. Kebayang selama 20 tahun negara ini , sudah habis berapa triliun untuk subsidi bbm, sedangkan kalau jumllah tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan sarana transportasi, ataupun pemberdayaan ekonomi, sudah sangat maju negara kita. Memang benar, oknum yang ingin mempertahankan kekuasaan, tentunya berfikir subsidi bbm dijalankan saja toh saya menjabat hanya 5 tahun, habis itu lempar tanggung jawab. Disana motifnya sudah kekuasaan , bukan lagi sebagai pembangun bangsa, tentunya oknum itu sangat menyukai dan memelihara kebodohan masyarakat, agar menguntungkan golongannya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Oka Widana" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 11:45:41 To: Millis AKI Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Ya itulah mas Ari, jangankan yg dibawain mobil, yg dibawain motor pun tak kalah sengsaranya...kelihatannya aja cepet, bisa kelak kelok slonong sana slonong sini. Tapi kesengsaraan mereka jauh lebih besar daripada yg bawa mobil, apalagi disetirin. Bagaimana tdk, sdh bising, menghirup udara penuh CO (walau pake masker), kepanasan, kehujanan dan kesenggol dikit bisa mati (resiko besar sekali). Makanya saya heran knapa banyak bikers yg menolak penghapusan subsidi BBM. Seharusnya mereka dukung tapi minta angkutan umum yg bagus, ekonomis dan nyaman. Seperti biasa, pemerintah, politisi kan ingin gampang dan ingin tetap berkuasa. Maka ketidakmengertian bikers ini dipelihara supaya biasa tetap memainkan issue2 seperti kenaikan harga BBM dst Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 12:03:43 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat dua outlet. :)) baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ 2010/6/29 > Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, > > Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, > miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, > > Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang > pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka > tidak bisa. > Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi > bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang > tidak menyentuh teknologi. > > > Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa > apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan > dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling > salip, dan lainnya, > Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. > > Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 > bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya > 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari > dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk > bergulat di jalan raya. > > Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment > saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun > saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, > sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. > > Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan > macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih > gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini > > Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada > saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah t
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Lha bikers-nya udah kadung ngga percaya uangnya bakal dipakai buat transportasi massal yang layak, cukup, dan tepat waktu, Bli.. Saya sendiri termasuk orang yang berdoa (hehehe.. ngga negatif thinking kok :p) supaya subsidi BBM kalau mau dihapus, betul2 kembali dalam bentuk transportasi massal yang layak dll dst demikian *BR, ari.ams* PS: oom arcon, kapan main2 sini, oom ? nanti tak kasih liat tranportasi umum yang pasti lain dari kota lainnya di Indonesia :)) Pada 29 Juni 2010 18:45, Oka Widana menulis: > Ya itulah mas Ari, jangankan yg dibawain mobil, yg dibawain motor pun tak > kalah sengsaranya...kelihatannya aja cepet, bisa kelak kelok slonong sana > slonong sini. Tapi kesengsaraan mereka jauh lebih besar daripada yg bawa > mobil, apalagi disetirin. Bagaimana tdk, sdh bising, menghirup udara penuh > CO (walau pake masker), kepanasan, kehujanan dan kesenggol dikit bisa mati > (resiko besar sekali). > > Makanya saya heran knapa banyak bikers yg menolak penghapusan subsidi BBM. > Seharusnya mereka dukung tapi minta angkutan umum yg bagus, ekonomis dan > nyaman. > > Seperti biasa, pemerintah, politisi kan ingin gampang dan ingin tetap > berkuasa. Maka ketidakmengertian bikers ini dipelihara supaya biasa tetap > memainkan issue2 seperti kenaikan harga BBM dst > > > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 12:03:43 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis > itu > kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. > Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada > apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja > jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat > dua > outlet. :)) > > baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan > jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan > dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 > persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ > -- - save a tree, don't print this email unless you really need to [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Ya itulah mas Ari, jangankan yg dibawain mobil, yg dibawain motor pun tak kalah sengsaranya...kelihatannya aja cepet, bisa kelak kelok slonong sana slonong sini. Tapi kesengsaraan mereka jauh lebih besar daripada yg bawa mobil, apalagi disetirin. Bagaimana tdk, sdh bising, menghirup udara penuh CO (walau pake masker), kepanasan, kehujanan dan kesenggol dikit bisa mati (resiko besar sekali). Makanya saya heran knapa banyak bikers yg menolak penghapusan subsidi BBM. Seharusnya mereka dukung tapi minta angkutan umum yg bagus, ekonomis dan nyaman. Seperti biasa, pemerintah, politisi kan ingin gampang dan ingin tetap berkuasa. Maka ketidakmengertian bikers ini dipelihara supaya biasa tetap memainkan issue2 seperti kenaikan harga BBM dst Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 12:03:43 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat dua outlet. :)) baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ 2010/6/29 > Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, > > Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, > miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, > > Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang > pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka > tidak bisa. > Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi > bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang > tidak menyentuh teknologi. > > > Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa > apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan > dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling > salip, dan lainnya, > Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. > > Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 > bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya > 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari > dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk > bergulat di jalan raya. > > Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment > saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun > saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, > sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. > > Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan > macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih > gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini > > Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada > saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah tidak adalagi > ceritanya, papa berangkat kerja jam 7 pagi, pulang kantor sampai rumah jam > 5, jadi memang keadaan seperti itu, > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 10:31:57 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > pilihannya sekarang : > > 1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi > pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara > itu anda stress dan mati berdiri. > > 2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda > bisa ngelakoni hobi, perut gendut dan wajah segar karena anda lebih happy. > transportasi masal ? kagak di gubris sama pemerintah daerah. > > 3. pilihan ketiga kagak nasionalis. anda hubungi agen pencari kerja buat > di luar negeri, anda apply, lolos test, boyong keluarga, sekalian apply > buat > migrasi jadi warga negara sana. jaminan kesehatan, jaminan hari tua serta > transportasi masal diperhatikan pemerintah. tapi anda takut balik kerja ke > indonesia, karena segala sesuatu serba gak pasti dan chaos. anak anda bisa > stress kalo kerja dan idup di indonesia,
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Benar Mas, pemecahan fungsi kota Jakarta sudah tidak bisa dielakkan lagi. Disamping sudah overloaded maka sangat terlalu beresiko investasi prasarana yang dikonsentrasikan di satu kota. Prinsip ilmu keuangan yang menyatakan jangan meletakkan telur di satu keranjang rupanya tidak diterapkan dimana saat ini konsentrasi investasi berpusat di Jakarta. Tidak terbayang apabila ada maaf saja moga moga tidak terjadi gempa bumi di Jakarta. Bisa kolaps negeri ini. Dibanding investasi yang makin tidak mengejar kebutuhan warga lebih mudah apabila pusat pemerintahan dipindah. Ini berarti diperlukan kebijakan yang visioner dan berani. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 12:03:43 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat dua outlet. :)) baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ 2010/6/29 > Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, > > Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, > miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, > > Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang > pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka > tidak bisa. > Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi > bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang > tidak menyentuh teknologi. > > > Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa > apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan > dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling > salip, dan lainnya, > Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. > > Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 > bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya > 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari > dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk > bergulat di jalan raya. > > Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment > saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun > saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, > sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. > > Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan > macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih > gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini > > Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada > saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah tidak adalagi > ceritanya, papa berangkat kerja jam 7 pagi, pulang kantor sampai rumah jam > 5, jadi memang keadaan seperti itu, > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 10:31:57 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > pilihannya sekarang : > > 1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi > pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara > itu anda stress dan mati berdiri. > > 2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda > bisa ngelakoni hobi, perut gendut dan wajah segar karena anda lebih happy. > transportasi masal ? kagak di gubris sama pemerintah daerah. > > 3. pilihan ketiga kagak nasionalis. anda hubungi agen pencari kerja buat > di luar negeri, anda apply, lolos test, boyong keluarga, sekalian apply > buat > migrasi jadi warga negara sana. jaminan kesehatan, jaminan hari tua serta > transportasi masal diperhatikan pemerintah. tapi anda takut balik kerja ke > indonesia, karena segala sesuatu serba gak pasti dan chaos. anak anda bisa > stress kalo kerja dan idup di indonesia, dan tiap pulang kampung anda > dipalakin ama keluarga besar ^^ ... (dipalak mah tiap tahun kali yah).
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Memang betul, transportasi masal merupakan salah satu masalah yg ada dijakarta,lagipula, jalan tol lingkar dalam dan lingkar luar, sudah tidak dapat membendung kendaraan pribadi, kalau marketing dan sales memang sudah menjadi tantangan disana, atleast 5 tahun kedepan, jakarta masih saja seperti ini dan makin bertambah parah, tapi yg diluar dari itu, memang harusnya tinggal di apartement sih, mengingat jakarta udah gak layak bermacet2an... Tp kebanyakan orang masih memaksakan dgn gaya hidup tahun 90 an, apa mau dikata. Semakin maju ekonomi suatu negara, maka transportasi pasti akan semakin baik, lagipula kronis nya memang dijakarta saja sih. Bekasi dan sekitarnya, jabodetabek. maka itu subsidi bbm benar2 mubazir... Lagipula orang yang teriak2 subsidi bbm, rata2 dibayar 25rb perkepala, setahu saya, jd bayar ke pemborong 6juta, ngomong bisa datengin orang 200 orang pendemo, Eh gak taunya yg dateng cuma 50 orang. Kayak begitu2, terkesan negara susah bener yakk... Hanya untuk kepentingan golongan saja, padahal kalau melihat kedepan mah, banyak yg bisa dilakuin, salah satunya Alokasi subsidi bbm yg distop, untuk membangun transportasi masal, karena jembatan suramadu, tol bandung, itu kan pembangunan seperti itu, dapat memperlancar kegiatan ekonomi, Lalu tinggal bagaimana membangun alat transportasinya, Aku sih gk tau pasti berapa pemerintah mensubsidi bbm rakyatnya, tapi konyol aja, anggaplah 1 tahun Rp 25 triliun, 5 tahun 125 triliun, Waduh kalau hanya untuk membangun jembatan, tol, atau alat transportasi seperti monorail, itu sih sudah lebih dari cukup, apalagi peremajaan angkutan kota, bis ac, dll, Memang intinya aku melihat subsidi bbm sudah harus di stop Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 12:03:43 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat dua outlet. :)) baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ 2010/6/29 > Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, > > Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, > miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, > > Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang > pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka > tidak bisa. > Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi > bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang > tidak menyentuh teknologi. > > > Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa > apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan > dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling > salip, dan lainnya, > Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. > > Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 > bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya > 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari > dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk > bergulat di jalan raya. > > Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment > saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun > saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, > sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. > > Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan > macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih > gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini > > Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada > saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah tidak adalagi > ceritanya, papa berangkat kerja jam 7 pagi, pulang kantor sampai rumah jam > 5, jadi memang keadaan seperti itu, > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 10:31:57 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
kalau kerja kantoran masih bisa diatasi dengan sewa apartemen, mas. abis itu kagak keluarga dari kubical kecuali meeting, makan siang dan pulang. Lha kalo kerjanya jadi orang sales atau marketing ? biar kata ada apartemen, hidupnya sehari hari tetep di jalan. dan di jabodetabek kerja jadi gak efektif. biar dibawain mobil kantor, sehari paling cuman dapat dua outlet. :)) baliknya tetap transportasi masal, dan pemecahan kota industri, dagang dan jasa (jaman belanda malah efektif tuh). jakarta, surabaya, semarang, medan dan bandung adalah kota yang hampir setara. lha sekarang ? jkt = 65 persen, sby, 20 persen, yg lain sisanya ... ^^ 2010/6/29 > Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, > > Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, > miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, > > Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang > pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka > tidak bisa. > Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi > bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang > tidak menyentuh teknologi. > > > Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa > apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan > dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling > salip, dan lainnya, > Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. > > Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 > bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya > 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari > dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk > bergulat di jalan raya. > > Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment > saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun > saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, > sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. > > Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan > macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih > gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini > > Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada > saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah tidak adalagi > ceritanya, papa berangkat kerja jam 7 pagi, pulang kantor sampai rumah jam > 5, jadi memang keadaan seperti itu, > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 10:31:57 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > pilihannya sekarang : > > 1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi > pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara > itu anda stress dan mati berdiri. > > 2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda > bisa ngelakoni hobi, perut gendut dan wajah segar karena anda lebih happy. > transportasi masal ? kagak di gubris sama pemerintah daerah. > > 3. pilihan ketiga kagak nasionalis. anda hubungi agen pencari kerja buat > di luar negeri, anda apply, lolos test, boyong keluarga, sekalian apply > buat > migrasi jadi warga negara sana. jaminan kesehatan, jaminan hari tua serta > transportasi masal diperhatikan pemerintah. tapi anda takut balik kerja ke > indonesia, karena segala sesuatu serba gak pasti dan chaos. anak anda bisa > stress kalo kerja dan idup di indonesia, dan tiap pulang kampung anda > dipalakin ama keluarga besar ^^ ... (dipalak mah tiap tahun kali yah). > tapi > anda punya duit lebih buat dolan ke luar negeri kalau libuir panjang. > > 2010/6/29 > > > Sebenernya, masalah itu hanya temporary, dan dalam bisnis hal yg wajar, > ya > > kita lihat saja negara2 yg bbmnya disubsidi vs negara yg bbmnya tidak > > disubsidi, balik lagi kan kegaris besarnya seperti itu. > > > > Karena juga, memang pastinya setiap perubahan pasti ada pertentangan, > > setelah pertentangan, ada penyesuaian. Karena beberapa orang yg lebih > > mengerti, dan tau , pastinya sudah berhitung, apabila alokasi subsidi > bbm, > > di pindah ke alokasi x, y, z, maka negara dapat menjadi , a, b , c, > > > > Contoh kecil saja, uang 500 rb, akan digunakan berbeda, apabila diberikan > > kepada pedagang bubur, vs anak sma > > > > Si pedagang bubur sudah mengerti , apabila pagi ini, subuh, saya > bel
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Urusan motor saya sudah lepas tangan, sehari2 udah pindah dan tinggal di apartement, (baca postingan sebelum ini) ke kantor tinggal 10 menit sampe, paling kalau jalan sama keluarga, hari sabtu atau minggu saja, memang yg dicari jaman sekarang, kualitas hidup, aku mikir, kalau kayak begitu tiap hari, wah, umur 40an bisa kena stroke aku, makanya mmmohh Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Oka Widana" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 03:40:20 To: Millis AKI Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Ada yg lebih menyebalkan...Anda pernah diklakson motor karena dianggap menghalangi, padahal anda sedang berjalan di trotoar? Atau dijalan satu arah, sepeda motor ngebut melawan arus? Saya ngak anti bikers lah...wong portfolio kredit KPM sepeda motor lumayan menguntungkan utk bank tempat saya kerja. Saya juga punya sepeda motor dirumah... Bottom line subsidi BBM hrs dihapuskan...caranya, tentu bertahap dan perlu melalui sosialisasi terus menerus. Saya ingat bahwa di RPJP (Repelita), sebenarnya subsidi BBM memang pada akhirnya akan nolcuma faktor politis rupanya menjadi penghalang utama dibandingkan faktor ekonomiitulah yg menghambat implementasi...atau diulur2 yg akhirnya makin mempersulit bukannya mempermudah Negara itu seolah2 menjadi miskin, karena hrs nombokin rakyat beli BBM. Padahal duit itu bisa dipakai sekolah gratis, kesehatan gratis, kapal perang...asal jangan untuk naikin gaji pegawai Depkue yg emang dah cukup tinggi he ehe he... Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "kartosugondo" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 03:11:06 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote: > Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya > subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam > 1 hari Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi memperoleh suara pemilih mereka akan mati matian membela pengendara motor dan maklum saja barangkali mereka sekarang tidak merasakan susahnya di jalan raya yang makin dipenuhi kendaraan bermotor dan makin semrawut. Polisi yang paling pintar pun pasti akan pusing tujuh keliling mengatur lalu lintas yang makin semrawut dengan makin berjubel jubelnya sepeda motor. Belum lagi tingkat kecelakaan yang makin tinggi karena pengendara motor akan mengebut untuk mengejar waktu dengan keahliannya selip sana selip sini. Turun dari angkotpun sekarang tidak aman karena saya pernah dengar orang baru turun dari angkot langsung dihantam oleh motor yang menyelonong dari samping kendaraan. Mau bukti sederhana? Silahkan anda berhenti di perempatan bekasi di jalan arah kalimalang ketika lampu lalulintas berganti dari merah ke hijau. Jika anda hitung jumlah helm helm yang melintasi perempatan menuju arah jakarta via kalimalang tanggung anda akan pusing. Celakanya jumlah sepeda motor makin meningkat dengan sangat pesat. Apalagi kalau ada subsidi silang.Makin runyam saja. [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Kalau pilihan itu bergantung pada individu masing2, yang jelas begini, Kalau saya perhatikan, kenapa masyarakat itu terbagi menjadi 2 golongan, miskin parah dan yang kaya. Semakin kaya, Secara umum saya melihat, memang ilmu mereka sangat terbatas, dan jurang pemisahnya adalah komputer., bagaimana tidak, untuk mengetik saja mereka tidak bisa. Bahkan sama sekali belum pernah memegang / menyentuh komputer. Jadi bagaimaa bisa mendpaat upah yang bagus, mereka bekerja dilapangan, yang tidak menyentuh teknologi. Kalau masalah tinggal dijakarta, toh banyak alternatif, mulai dari menyewa apartement, kos, dan lainnya, saya sendiri salah satu orang yg tidak tahan dengan keganasan jalan di jakarta, dimana orang saling berebut jalan, saling salip, dan lainnya, Makaitu saya menyewa apartment di kemayoran. Bayangkan saja apabila kekantor 2 jam, dan balik nya 2 jam, jadi , dalam 1 bulan, yang nota bene 24jam x 30 hari, seseorang harus menghabiskan waktunya 96 jam, atau setara dengan 3 hari dalam 1 bulan, atau setara dengan 36 hari dalam 1 tahun, atau setara dengan 1 bulan 6 hari dalam 1 tahun untuk bergulat di jalan raya. Saya tidak bisa menerima kenyataan itu, ya akhirnya saya sewa apartment saja, di kemayoran, mengingat kantor saya di MGK kemayoran, sudah 3 tahun saya disana, memang lucu sekali, dulu saya kekantor pulang + pergi 4 jam, sekarang cuma 10 menit gak sampe, orang tinggal nyebrang. Apalagi yang mengerikan disaat, kita stress dengan urusan kantor + jalanan macet, kita limpahkan amarah tersebut ke rumah + anak kita, waduh saya sih gak bakalan mau, maka itu , perubahan 3 tahun lalu, wajib aku share disini Hal hal semacam itu adalah perubahan, memang jelas berbeda jakarta pada saat tahun 90 an dgn tahun 2010, sebenarnya seharusnya sudah tidak adalagi ceritanya, papa berangkat kerja jam 7 pagi, pulang kantor sampai rumah jam 5, jadi memang keadaan seperti itu, Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 10:31:57 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM pilihannya sekarang : 1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara itu anda stress dan mati berdiri. 2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda bisa ngelakoni hobi, perut gendut dan wajah segar karena anda lebih happy. transportasi masal ? kagak di gubris sama pemerintah daerah. 3. pilihan ketiga kagak nasionalis. anda hubungi agen pencari kerja buat di luar negeri, anda apply, lolos test, boyong keluarga, sekalian apply buat migrasi jadi warga negara sana. jaminan kesehatan, jaminan hari tua serta transportasi masal diperhatikan pemerintah. tapi anda takut balik kerja ke indonesia, karena segala sesuatu serba gak pasti dan chaos. anak anda bisa stress kalo kerja dan idup di indonesia, dan tiap pulang kampung anda dipalakin ama keluarga besar ^^ ... (dipalak mah tiap tahun kali yah). tapi anda punya duit lebih buat dolan ke luar negeri kalau libuir panjang. 2010/6/29 > Sebenernya, masalah itu hanya temporary, dan dalam bisnis hal yg wajar, ya > kita lihat saja negara2 yg bbmnya disubsidi vs negara yg bbmnya tidak > disubsidi, balik lagi kan kegaris besarnya seperti itu. > > Karena juga, memang pastinya setiap perubahan pasti ada pertentangan, > setelah pertentangan, ada penyesuaian. Karena beberapa orang yg lebih > mengerti, dan tau , pastinya sudah berhitung, apabila alokasi subsidi bbm, > di pindah ke alokasi x, y, z, maka negara dapat menjadi , a, b , c, > > Contoh kecil saja, uang 500 rb, akan digunakan berbeda, apabila diberikan > kepada pedagang bubur, vs anak sma > > Si pedagang bubur sudah mengerti , apabila pagi ini, subuh, saya belanjakan > uang 500rb kepasar, > > Nanti maghrib saya bawa uang 700rb, karena rata2 bubur saya laku 100 > mangkok. Dan yang mana nantinya saya dapat membiayai keluarga saya > > Namun apabila anak sma, 500rb saya akan belikan sepatu dan jam tangan, > habis itu saya minta lagi 500rb untuk belanja lainnya. > > disini terlihat jelas, tentunya pemerintah ada pada posisi tukang bubur, > karena mereka memiliki bank data, tentang bisnis di indonesia yg potensial. > Dan akan mendatangkan keutungan bagi negara. > > > Lain pula dengan mentri pariwisata, misalkan. > Bila dikasih alokasi dana 20 persen dari dana subsidi bbm yang dihentikan. > Mungkin dia mengontrak jasa advertising internasional, membuat iklan di > televisi international, dan buat 4 format bahasa, china, jepang, amerika dan > arab, yang iklan tersebut di tayangkan di televisi internasional. > > Seperti yang dilakukan oleh singapore, malaysia dan australia. > Tentunya setelah proses itu, akan ada turis yang datang, dan menjadi sum
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Kelompok ini memang harus diperhatikan, tetapi seharusnya tidak diatasi hanya dengan subsidi BBM. Pertama-tama perlu ada masa transisi (yang benar2 sementara, bukan semen-lama). Misalnya tadi itu, untuk bikers masih dapat subsidi statis rp 500-1000 per liter selama setahun. (Ada produk BBM baru misalnya RON 90 yang harganya antara RON 92 dengan RON 88). Kedua, ya subsidi langsung. Bisa langsung perorangan atau sektoral atau asosiasi. Masalahnya memang pada kemampuan pemerintah menyalurkan subsidi langsung. Tapi subsidi BBM juga sudah terbukti salah sasaran juga (orang kaya menerima subsidi). Ya pemerintah kita harus meningkatkan kemampuan menyalurkan subsidi dong. 2010/6/29 Ari Condro > kalau pedagang kecil yg keliling pake motor gerobak/box, orang jualan somai > pakai motor gerobak, jualan aqua galonan tukan gordyn, juga nelayan yg > melaut pakai bensin (yg gak disubsidi lagi) kagak diitung kenaikan biaya > operasional plus kenaikan beban hidup karena harga lain pada naik yah, oom > ? > > dulu kan abis kenaikan bm, mereka yg pertama muntah darah. ukm dan sektor > kelautan yg notabene banyak nelayan yg kapal pinjam, jaring nyewa, bensin > beli sendiri. > > 2010/6/29 Hardi Darjoto > > > > > > > Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan > motor > > tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi > sebesar > > Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. > > > > Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi > > khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa > > diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg > > memadai di terminal2 pengumpul. > > > > Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan > > konsumsi BBM. > > > > Hardi > > > [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Dear all, Itulah sebabnya semangat kewirausahaan di Indonesia perlu dikembangkan, coba bayangkan saat ini lebih dari 4 juta orang (hanya 30%nya menggunakan angkutan umum) setiap hari pergi ke Jakarta dari kawasan Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, dll. Dengan asumsi perjalanan sekitar 60 KM (bolak balik) maka cost yang ditanggung baik secara langsung (BBM dan toll) maupun secara tidak langsung (depresiasi mobil, waktu, dan psikologis) adalah sangat-sangat besar. Very ... Very Frustating man ... Jika saja 50% dari penglaju tersebut mampu menjadi wirausaha atau berkreasi membuat industri kreatif maka bayangkan IMPACT nya pada kondisi sosial kita. GDP akan meningkat demikian juga kualitas hidup sehingga setiap orang memiliki waktu untuk berpikir dan menghasilkan ide baru, tidak seperti saat ini dimana setiap orang terlihat lelah dan letih baik yang di bus, yang bawa motor, atau yang bawa mobil sehingga tidak sempat lagi berpikir apapun. Contoh dari quality of life di Indonesia dapat kita temui di Bali ... dimana industri kreatif dan kewirausahaan telah merubah Bali menjadi tempat yang sangat inspiratif. Nah sekarang bagaimana implementasinya? Tugas kitalah sebagai Ahli keuangan untuk memperkenalkan hal-hal yang menarik dari sudut pandang investasi dan financing. Kita harus mulai mengajarkan sisi laverage dari kata financial ... sehingga masyarakat mengerti bahwa tidak melulu soal modal saja tetapi soal idelah yang paling penting. Demikian sedikit sumbang saran saya dari seorang praktisi keuangan yang cinta Indonesia. Happy Investing. Salam JV cid:E3E7BF7926E14A4198DAB0D56545FA3C@komet130160 Bedah Buku Happy Investing ada di http://www.kaskus. us/showthread. php?t=3831585 <http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3831585> From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Judyanto Sent: 29 Juni 2010 9:44 To: AhliKeuangan-Indonesia Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Nimbrung lagi ya?.. Dari 5 why yang pernah saya tuliskan di posting terdahulu. Pokok pangkal permasalahan adalah tersebarnya mobilitas yang meningkatkan jumlah kebutuhan transportasi,yang ujung2nya mengkonsumsi bbm. Kalau dilihat, mohon maaf kalau saya berasumsi, bahwa penggunaan bbm terkonsentrasi di Jakarta, dengan sederhana asumsi itu base on jumlah penduduk, jarak yg harus ditempuh, perputaran ekonomi dll. Jadi Jakarta sebaiknya menggunakan realokasi subsidi bbm dengan membangun apartemen dgn harga terjangkau, memperbaiki kondisi lingkungan tempat tinggal, formulasi agar ke mana2 max 2 point transfer bisa sampai tempat tinggal. Karena dekat sehingga jumlah point transfer transportasi menurun, maka kebutuhan bbm juga menurun. Biaya transportasi per kepala juga turun, harga barang terpengaruh seharusnya turun juga. Contoh, kota modern, New York, Hongkong, Singapore, Seoul. Dari efisiensi bertransportasi maka kemacetan menurun, tingkat stress menurun, produktifitas meningkat, saving meningkat, Jadi ujung2nya adalah tata kota dan harga akomodasi. Jika master plan ini bisa direplicate sebagai dasar tata kota di Indonesia. Ingat, artikel mengapa Ford tidak tergiur masuk Indonesia?salah satunya adalah infrastruktur transportasi. Menurut hemat saya Sudah waktunya dibuat daerah industri baru beserta penunjangnya dan pelabuhan penunjangnya yg diusahakan infrastrukturnya tidak overlap dengan lalulintas perkotaan. Contoh Sinar Mas group yg punya port sendiri. Selain dari itu, PNKA dengan kereta apinya adalah jalan keluar jitu, jika bisa membangun beberapa line khusus barang saja dari-ke daerah industri, pelabuhan, airport sehingga bisa terjamin supply chain dengan manajemen transport kereta yang minim independensinya terhadap kondisi jalan yg lain. Mohon maaf jika ada kata/data yang salah2 maklum, masih belajar... Bagaimana pendapat anda successberry [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Justru dengan dihapuskan subsidi, logicnya kendaraan sepeda motor akan bertambah, memang betul, pada saat sudah bertambah, dan semakin tidak terkendali, maka tentunya akan ada langkah penyelesaian mengacu pada kebijakan pemerintah. Tapi yang ditarik dari semua itu, kan step forward, artinya sudah melangkah lebih maju, dan tantangan pemerintah, adalah membenahi kendaraan sepeda motor, yang acak2an. Bukan lagi memikirkan subsidi bbm, lagipula Logikanya, subsidi bbm kalau tidak dihapuskan, hanya akan bertambah besar. Analoginya begini, 1 kepala rumah tangga, level segala ekonomi, ( yg mampu beli motor dan mobil ) akan membelikan mobil / motor untuk anaknya. Ataupun pasangan yang br menikah, pasti mendambakan sebuah motor atau mobil. Artinya begini. Seiring naiknya pertumbuhan kendaraan motor di indonesia, maka sejalan pula dengan kebutuhan akan subsidi bbm, Ya math nya begini misal Rp 10.000xxx dapat 5 jt liter untuk subsidi 50 jt kendaraan Nah tahun depan Jumlah kendaraan nya naik, menjadi 70 jt kendaraan nih. Ya akhirnya Rp 10.000xxx udah gk cukup donk buat 70jt kendaraan ??? Akhirnya pemerintah harus naikin subsidi? Atau subsidinya tetap, tapi kan di pakai uangnya untuk 70 jt kendaraan ??? Akhirnya bekurang donk?, nah masyarakat gk peduli dan gk bisa melihat ke arah sana, malah hanya mengeluh. Bagaimana kalau 2 tahun lagi ?, 90jt kendaraan, ? Jd ya lebih baik dihapus saja, justru masyarakat di didik untuk mandiri, lagipula, bagaimana dengan masyarakat yang tidak punya kendaraan? Gak adil donk kalau begitu??? apa iya negara sanggup membayar ? Kalau sudah 90jt kendaraan, anggaplah begitu?.. Toh subsidi bbm tidak akan mendatangkan keuntungan negara. Tentunya subsidi bbm apabila bercermin dr masalah di atas Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "kartosugondo" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 03:11:06 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote: > Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya > subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam > 1 hari Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi memperoleh suara pemilih mereka akan mati matian membela pengendara motor dan maklum saja barangkali mereka sekarang tidak merasakan susahnya di jalan raya yang makin dipenuhi kendaraan bermotor dan makin semrawut. Polisi yang paling pintar pun pasti akan pusing tujuh keliling mengatur lalu lintas yang makin semrawut dengan makin berjubel jubelnya sepeda motor. Belum lagi tingkat kecelakaan yang makin tinggi karena pengendara motor akan mengebut untuk mengejar waktu dengan keahliannya selip sana selip sini. Turun dari angkotpun sekarang tidak aman karena saya pernah dengar orang baru turun dari angkot langsung dihantam oleh motor yang menyelonong dari samping kendaraan. Mau bukti sederhana? Silahkan anda berhenti di perempatan bekasi di jalan arah kalimalang ketika lampu lalulintas berganti dari merah ke hijau. Jika anda hitung jumlah helm helm yang melintasi perempatan menuju arah jakarta via kalimalang tanggung anda akan pusing. Celakanya jumlah sepeda motor makin meningkat dengan sangat pesat. Apalagi kalau ada subsidi silang.Makin runyam saja. [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Ada yg lebih menyebalkan...Anda pernah diklakson motor karena dianggap menghalangi, padahal anda sedang berjalan di trotoar? Atau dijalan satu arah, sepeda motor ngebut melawan arus? Saya ngak anti bikers lah...wong portfolio kredit KPM sepeda motor lumayan menguntungkan utk bank tempat saya kerja. Saya juga punya sepeda motor dirumah... Bottom line subsidi BBM hrs dihapuskan...caranya, tentu bertahap dan perlu melalui sosialisasi terus menerus. Saya ingat bahwa di RPJP (Repelita), sebenarnya subsidi BBM memang pada akhirnya akan nolcuma faktor politis rupanya menjadi penghalang utama dibandingkan faktor ekonomiitulah yg menghambat implementasi...atau diulur2 yg akhirnya makin mempersulit bukannya mempermudah Negara itu seolah2 menjadi miskin, karena hrs nombokin rakyat beli BBM. Padahal duit itu bisa dipakai sekolah gratis, kesehatan gratis, kapal perang...asal jangan untuk naikin gaji pegawai Depkue yg emang dah cukup tinggi he ehe he... Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "kartosugondo" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 03:11:06 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote: > Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya > subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam > 1 hari Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi memperoleh suara pemilih mereka akan mati matian membela pengendara motor dan maklum saja barangkali mereka sekarang tidak merasakan susahnya di jalan raya yang makin dipenuhi kendaraan bermotor dan makin semrawut. Polisi yang paling pintar pun pasti akan pusing tujuh keliling mengatur lalu lintas yang makin semrawut dengan makin berjubel jubelnya sepeda motor. Belum lagi tingkat kecelakaan yang makin tinggi karena pengendara motor akan mengebut untuk mengejar waktu dengan keahliannya selip sana selip sini. Turun dari angkotpun sekarang tidak aman karena saya pernah dengar orang baru turun dari angkot langsung dihantam oleh motor yang menyelonong dari samping kendaraan. Mau bukti sederhana? Silahkan anda berhenti di perempatan bekasi di jalan arah kalimalang ketika lampu lalulintas berganti dari merah ke hijau. Jika anda hitung jumlah helm helm yang melintasi perempatan menuju arah jakarta via kalimalang tanggung anda akan pusing. Celakanya jumlah sepeda motor makin meningkat dengan sangat pesat. Apalagi kalau ada subsidi silang.Makin runyam saja. [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
pilihannya sekarang : 1. tinggal di jkt, duit ngalir lebih kenceng, carikerja lebih gampang, tapi pemerintah baru beresin transportasi masalnya 10-15 tahun lagi. sementara itu anda stress dan mati berdiri. 2. tinggal di daerah, godaan lebih dikit, tapi duit lebih dikit. tapi anda bisa ngelakoni hobi, perut gendut dan wajah segar karena anda lebih happy. transportasi masal ? kagak di gubris sama pemerintah daerah. 3. pilihan ketiga kagak nasionalis. anda hubungi agen pencari kerja buat di luar negeri, anda apply, lolos test, boyong keluarga, sekalian apply buat migrasi jadi warga negara sana. jaminan kesehatan, jaminan hari tua serta transportasi masal diperhatikan pemerintah. tapi anda takut balik kerja ke indonesia, karena segala sesuatu serba gak pasti dan chaos. anak anda bisa stress kalo kerja dan idup di indonesia, dan tiap pulang kampung anda dipalakin ama keluarga besar ^^ ... (dipalak mah tiap tahun kali yah). tapi anda punya duit lebih buat dolan ke luar negeri kalau libuir panjang. 2010/6/29 > Sebenernya, masalah itu hanya temporary, dan dalam bisnis hal yg wajar, ya > kita lihat saja negara2 yg bbmnya disubsidi vs negara yg bbmnya tidak > disubsidi, balik lagi kan kegaris besarnya seperti itu. > > Karena juga, memang pastinya setiap perubahan pasti ada pertentangan, > setelah pertentangan, ada penyesuaian. Karena beberapa orang yg lebih > mengerti, dan tau , pastinya sudah berhitung, apabila alokasi subsidi bbm, > di pindah ke alokasi x, y, z, maka negara dapat menjadi , a, b , c, > > Contoh kecil saja, uang 500 rb, akan digunakan berbeda, apabila diberikan > kepada pedagang bubur, vs anak sma > > Si pedagang bubur sudah mengerti , apabila pagi ini, subuh, saya belanjakan > uang 500rb kepasar, > > Nanti maghrib saya bawa uang 700rb, karena rata2 bubur saya laku 100 > mangkok. Dan yang mana nantinya saya dapat membiayai keluarga saya > > Namun apabila anak sma, 500rb saya akan belikan sepatu dan jam tangan, > habis itu saya minta lagi 500rb untuk belanja lainnya. > > disini terlihat jelas, tentunya pemerintah ada pada posisi tukang bubur, > karena mereka memiliki bank data, tentang bisnis di indonesia yg potensial. > Dan akan mendatangkan keutungan bagi negara. > > > Lain pula dengan mentri pariwisata, misalkan. > Bila dikasih alokasi dana 20 persen dari dana subsidi bbm yang dihentikan. > Mungkin dia mengontrak jasa advertising internasional, membuat iklan di > televisi international, dan buat 4 format bahasa, china, jepang, amerika dan > arab, yang iklan tersebut di tayangkan di televisi internasional. > > Seperti yang dilakukan oleh singapore, malaysia dan australia. > Tentunya setelah proses itu, akan ada turis yang datang, dan menjadi sumber > devisa negara. Balik lagi > > Posisinya adalah posisi si tukang bubur tadi. > > Sedangkan rakyat memang posisinya seperti anak sma tadi > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: Ari Condro > Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Tue, 29 Jun 2010 10:07:16 > To: > Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > masalahnya ketika > - bensin naik sehingga total belanmja bensin bertambah 100 rb, > - kenaikan yg lain lebih dari 100 rb, bisa 300 rb an. > > orang ui dulu bilang berdasar riset mereka pengaruh kenaikan bbm ke harga > lain gak signifikan, ternyata itungan mereka dulu salah. ukm dan industri > perikanan kolaps, industri mobil (jaringan salesnya, dealer, financing dan > asuransi mobil) banyak yg gulung tikar. motor yg survive aja market share > turun drastis kok. > > dan jeleknya ini terjadi pada dua golongan, orang kecil dan orang yg kaya > banget (yg jualannya sekitar otomotif). sehingga ketika orang miskin kena, > mereka bleedifng beneran, secara 300 rb itu signifikan buat nasib anak > tnerusin sekolah apa kagak, beli buku pelajaran apa kagak, bayar listrik > apa > kagak, udah waktunya beralif profesi jadi pengemis dan nyolong atau usaha > halal. > > sementara di level orang kaya, pilihannya nutup usaha dealernya, dan pindah > kerja lagi jadi buruh ... ^^ cicilan rumah mewah di stop, dan di oper > kredit > murah meriah saja ... :p > > > > 2010/6/29 > > > Dengan tidak adakan subsisdi untuk kendaraan bermotor, sebenarnya secara > > tidak langsung masyarakat dituntut menjadi lebih pintar, berfikir > efisien, > > dan bekerja keras. Bagaimana tidak, sekarang lucu saja. Misalkan tukang > > ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya subsidi bbm , > > sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam 1 hari, > > dimana kalau harga rokok 11rb, 1 bulan bisa sampai 150rb, kalau memang > &g
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, ical...@... wrote: > Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya > subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam > 1 hari Itu logika di satu sisi Bang. Tapi logika politisi lain lagi. Demi memperoleh suara pemilih mereka akan mati matian membela pengendara motor dan maklum saja barangkali mereka sekarang tidak merasakan susahnya di jalan raya yang makin dipenuhi kendaraan bermotor dan makin semrawut. Polisi yang paling pintar pun pasti akan pusing tujuh keliling mengatur lalu lintas yang makin semrawut dengan makin berjubel jubelnya sepeda motor. Belum lagi tingkat kecelakaan yang makin tinggi karena pengendara motor akan mengebut untuk mengejar waktu dengan keahliannya selip sana selip sini. Turun dari angkotpun sekarang tidak aman karena saya pernah dengar orang baru turun dari angkot langsung dihantam oleh motor yang menyelonong dari samping kendaraan. Mau bukti sederhana? Silahkan anda berhenti di perempatan bekasi di jalan arah kalimalang ketika lampu lalulintas berganti dari merah ke hijau. Jika anda hitung jumlah helm helm yang melintasi perempatan menuju arah jakarta via kalimalang tanggung anda akan pusing. Celakanya jumlah sepeda motor makin meningkat dengan sangat pesat. Apalagi kalau ada subsidi silang.Makin runyam saja.
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Sebenernya, masalah itu hanya temporary, dan dalam bisnis hal yg wajar, ya kita lihat saja negara2 yg bbmnya disubsidi vs negara yg bbmnya tidak disubsidi, balik lagi kan kegaris besarnya seperti itu. Karena juga, memang pastinya setiap perubahan pasti ada pertentangan, setelah pertentangan, ada penyesuaian. Karena beberapa orang yg lebih mengerti, dan tau , pastinya sudah berhitung, apabila alokasi subsidi bbm, di pindah ke alokasi x, y, z, maka negara dapat menjadi , a, b , c, Contoh kecil saja, uang 500 rb, akan digunakan berbeda, apabila diberikan kepada pedagang bubur, vs anak sma Si pedagang bubur sudah mengerti , apabila pagi ini, subuh, saya belanjakan uang 500rb kepasar, Nanti maghrib saya bawa uang 700rb, karena rata2 bubur saya laku 100 mangkok. Dan yang mana nantinya saya dapat membiayai keluarga saya Namun apabila anak sma, 500rb saya akan belikan sepatu dan jam tangan, habis itu saya minta lagi 500rb untuk belanja lainnya. disini terlihat jelas, tentunya pemerintah ada pada posisi tukang bubur, karena mereka memiliki bank data, tentang bisnis di indonesia yg potensial. Dan akan mendatangkan keutungan bagi negara. Lain pula dengan mentri pariwisata, misalkan. Bila dikasih alokasi dana 20 persen dari dana subsidi bbm yang dihentikan. Mungkin dia mengontrak jasa advertising internasional, membuat iklan di televisi international, dan buat 4 format bahasa, china, jepang, amerika dan arab, yang iklan tersebut di tayangkan di televisi internasional. Seperti yang dilakukan oleh singapore, malaysia dan australia. Tentunya setelah proses itu, akan ada turis yang datang, dan menjadi sumber devisa negara. Balik lagi Posisinya adalah posisi si tukang bubur tadi. Sedangkan rakyat memang posisinya seperti anak sma tadi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 10:07:16 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM masalahnya ketika - bensin naik sehingga total belanmja bensin bertambah 100 rb, - kenaikan yg lain lebih dari 100 rb, bisa 300 rb an. orang ui dulu bilang berdasar riset mereka pengaruh kenaikan bbm ke harga lain gak signifikan, ternyata itungan mereka dulu salah. ukm dan industri perikanan kolaps, industri mobil (jaringan salesnya, dealer, financing dan asuransi mobil) banyak yg gulung tikar. motor yg survive aja market share turun drastis kok. dan jeleknya ini terjadi pada dua golongan, orang kecil dan orang yg kaya banget (yg jualannya sekitar otomotif). sehingga ketika orang miskin kena, mereka bleedifng beneran, secara 300 rb itu signifikan buat nasib anak tnerusin sekolah apa kagak, beli buku pelajaran apa kagak, bayar listrik apa kagak, udah waktunya beralif profesi jadi pengemis dan nyolong atau usaha halal. sementara di level orang kaya, pilihannya nutup usaha dealernya, dan pindah kerja lagi jadi buruh ... ^^ cicilan rumah mewah di stop, dan di oper kredit murah meriah saja ... :p 2010/6/29 > Dengan tidak adakan subsisdi untuk kendaraan bermotor, sebenarnya secara > tidak langsung masyarakat dituntut menjadi lebih pintar, berfikir efisien, > dan bekerja keras. Bagaimana tidak, sekarang lucu saja. Misalkan tukang > ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya subsidi bbm , > sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam 1 hari, > dimana kalau harga rokok 11rb, 1 bulan bisa sampai 150rb, kalau memang > mereka mau berhemat, ya kurangi saja belanja rokok mereka, untuk dibelikan > bensin, kan seperti itu > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
kenyataan dalam praktik ada time lag ketika kucuran duit turun. misale, mister x, dipecat dari tempat kerja di dealer motor "si kampret sayang" karena para tukang ojek yg beli lewat mereka di finance "duit mbah mu" pada gak nerusin bayar cicilan. motor juga pada dibalikin ke finance karena pada gak kuat bayar cicilan. dari dia kena pecat sampai duit subsidi beli beras turun, time lagnya bisa 6 bulanan. sementara itu simbah si mister x dah keburu kodar karena gak kuat bayar biaya sebulan sekali ke rumkit gara gara si cucu sayang yg jadi penopang ekonomi keluarga kena pecat. kenyataan ini kok yg kebanyakan terjadi. 2010/6/29 > Kalau pedagang, tertutama yg pakai motor, terntunya tidak akan menjadi naik > 200rb sebulannya, misal kenaikan, dari 100rb, menjadi 150rb, aku rasa tidak > masalah, justru yg bermasalah ini, kan uang subsidi tidak produktif kalau > untuk mensubsidi kendaraan bermotor, kalau pelaut.nelayan, mungkit bisa > dibikin aturan, seperti membership, atau apa, jd tetap tidak mempengaruhi > mereka. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
masalahnya ketika - bensin naik sehingga total belanmja bensin bertambah 100 rb, - kenaikan yg lain lebih dari 100 rb, bisa 300 rb an. orang ui dulu bilang berdasar riset mereka pengaruh kenaikan bbm ke harga lain gak signifikan, ternyata itungan mereka dulu salah. ukm dan industri perikanan kolaps, industri mobil (jaringan salesnya, dealer, financing dan asuransi mobil) banyak yg gulung tikar. motor yg survive aja market share turun drastis kok. dan jeleknya ini terjadi pada dua golongan, orang kecil dan orang yg kaya banget (yg jualannya sekitar otomotif). sehingga ketika orang miskin kena, mereka bleedifng beneran, secara 300 rb itu signifikan buat nasib anak tnerusin sekolah apa kagak, beli buku pelajaran apa kagak, bayar listrik apa kagak, udah waktunya beralif profesi jadi pengemis dan nyolong atau usaha halal. sementara di level orang kaya, pilihannya nutup usaha dealernya, dan pindah kerja lagi jadi buruh ... ^^ cicilan rumah mewah di stop, dan di oper kredit murah meriah saja ... :p 2010/6/29 > Dengan tidak adakan subsisdi untuk kendaraan bermotor, sebenarnya secara > tidak langsung masyarakat dituntut menjadi lebih pintar, berfikir efisien, > dan bekerja keras. Bagaimana tidak, sekarang lucu saja. Misalkan tukang > ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya subsidi bbm , > sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam 1 hari, > dimana kalau harga rokok 11rb, 1 bulan bisa sampai 150rb, kalau memang > mereka mau berhemat, ya kurangi saja belanja rokok mereka, untuk dibelikan > bensin, kan seperti itu > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Kalau pedagang, tertutama yg pakai motor, terntunya tidak akan menjadi naik 200rb sebulannya, misal kenaikan, dari 100rb, menjadi 150rb, aku rasa tidak masalah, justru yg bermasalah ini, kan uang subsidi tidak produktif kalau untuk mensubsidi kendaraan bermotor, kalau pelaut.nelayan, mungkit bisa dibikin aturan, seperti membership, atau apa, jd tetap tidak mempengaruhi mereka. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 09:38:14 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau pedagang kecil yg keliling pake motor gerobak/box, orang jualan somai pakai motor gerobak, jualan aqua galonan tukan gordyn, juga nelayan yg melaut pakai bensin (yg gak disubsidi lagi) kagak diitung kenaikan biaya operasional plus kenaikan beban hidup karena harga lain pada naik yah, oom ? dulu kan abis kenaikan bm, mereka yg pertama muntah darah. ukm dan sektor kelautan yg notabene banyak nelayan yg kapal pinjam, jaring nyewa, bensin beli sendiri. 2010/6/29 Hardi Darjoto > > > Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan motor > tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi sebesar > Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. > > Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi > khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa > diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg > memadai di terminal2 pengumpul. > > Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan > konsumsi BBM. > > Hardi > -Original Message- > From: Ryan Fitriyanto > > > > Sender: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Mon, 28 Jun 2010 16:19:32 > To: > > > > Reply-To: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > Dear mas Okeu, > > Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani > taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan > > malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, > kenaikan biaya produksi dll. > > Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi > tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), > > melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda > transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan > pemerintah. > > Salam > > ryan > > 2010/6/28 oka > > > > > > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > > > dah kencang). > > > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada > ngak > > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga > premium > > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > > > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > > > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun > 2010 > > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa > subsidi > > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi > adalah > > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang > memang > > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor > bukan > > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > > pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, > either > > menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kak
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Lagipula para pengusaha otomotif, gk akan terima kalau ada kebijakan yg membuat mereka terganggu bisnisnya, Dilihat target penjualan saja, setiap merek, malah berusaha meningkatkan volume penjualan. Maka itu, memang sebaiknya subsidi para pemakai kendaraan pribadi dihentikan . Hanya memberatkan alokasi dana saja Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Hardi Darjoto" Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 02:00:57 To: Milis Keuangan Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan motor tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi sebesar Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg memadai di terminal2 pengumpul. Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan konsumsi BBM. Hardi -Original Message- From: Ryan Fitriyanto Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Mon, 28 Jun 2010 16:19:32 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Dear mas Okeu, Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, kenaikan biaya produksi dll. Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan pemerintah. Salam ryan 2010/6/28 oka > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > dah kencang). > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada ngak > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga premium > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun 2010 > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa subsidi > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi adalah > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang memang > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor bukan > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, either > menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kaki. Bukannya > didorong untuk tidak naik mobil pribadi, malah seolah2 naik sepeda motor > adalah pilihan terbaik. Saya kok yakin, bahwa dengan cepat sepeda motor akan > menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, karena kecelakaaan maupun > karena penyakit paru2 yg diderita pra bikers (karena terkena polutan tiap > hari) > > Oka > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Dengan tidak adakan subsisdi untuk kendaraan bermotor, sebenarnya secara tidak langsung masyarakat dituntut menjadi lebih pintar, berfikir efisien, dan bekerja keras. Bagaimana tidak, sekarang lucu saja. Misalkan tukang ojek, atau supir angkutan umum berdemo atas dihapuskannya subsidi bbm , sedangkan mereka bisa membeli rokok 1 bungkus - 2 bungkus dalam 1 hari, dimana kalau harga rokok 11rb, 1 bulan bisa sampai 150rb, kalau memang mereka mau berhemat, ya kurangi saja belanja rokok mereka, untuk dibelikan bensin, kan seperti itu Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ari Condro Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 29 Jun 2010 09:38:14 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM kalau pedagang kecil yg keliling pake motor gerobak/box, orang jualan somai pakai motor gerobak, jualan aqua galonan tukan gordyn, juga nelayan yg melaut pakai bensin (yg gak disubsidi lagi) kagak diitung kenaikan biaya operasional plus kenaikan beban hidup karena harga lain pada naik yah, oom ? dulu kan abis kenaikan bm, mereka yg pertama muntah darah. ukm dan sektor kelautan yg notabene banyak nelayan yg kapal pinjam, jaring nyewa, bensin beli sendiri. 2010/6/29 Hardi Darjoto > > > Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan motor > tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi sebesar > Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. > > Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi > khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa > diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg > memadai di terminal2 pengumpul. > > Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan > konsumsi BBM. > > Hardi > -Original Message- > From: Ryan Fitriyanto > > > > Sender: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Mon, 28 Jun 2010 16:19:32 > To: > > > > Reply-To: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > Dear mas Okeu, > > Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani > taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan > > malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, > kenaikan biaya produksi dll. > > Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi > tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), > > melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda > transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan > pemerintah. > > Salam > > ryan > > 2010/6/28 oka > > > > > > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > > > dah kencang). > > > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada > ngak > > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga > premium > > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > > > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > > > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun > 2010 > > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa > subsidi > > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi > adalah > > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang > memang > > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor > bukan > > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > >
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Nimbrung lagi ya?.. Dari 5 why yang pernah saya tuliskan di posting terdahulu. Pokok pangkal permasalahan adalah tersebarnya mobilitas yang meningkatkan jumlah kebutuhan transportasi,yang ujung2nya mengkonsumsi bbm. Kalau dilihat, mohon maaf kalau saya berasumsi, bahwa penggunaan bbm terkonsentrasi di Jakarta, dengan sederhana asumsi itu base on jumlah penduduk, jarak yg harus ditempuh, perputaran ekonomi dll. Jadi Jakarta sebaiknya menggunakan realokasi subsidi bbm dengan membangun apartemen dgn harga terjangkau, memperbaiki kondisi lingkungan tempat tinggal, formulasi agar ke mana2 max 2 point transfer bisa sampai tempat tinggal. Karena dekat sehingga jumlah point transfer transportasi menurun, maka kebutuhan bbm juga menurun. Biaya transportasi per kepala juga turun, harga barang terpengaruh seharusnya turun juga. Contoh, kota modern, New York, Hongkong, Singapore, Seoul. Dari efisiensi bertransportasi maka kemacetan menurun, tingkat stress menurun, produktifitas meningkat, saving meningkat, Jadi ujung2nya adalah tata kota dan harga akomodasi. Jika master plan ini bisa direplicate sebagai dasar tata kota di Indonesia. Ingat, artikel mengapa Ford tidak tergiur masuk Indonesia?salah satunya adalah infrastruktur transportasi. Menurut hemat saya Sudah waktunya dibuat daerah industri baru beserta penunjangnya dan pelabuhan penunjangnya yg diusahakan infrastrukturnya tidak overlap dengan lalulintas perkotaan. Contoh Sinar Mas group yg punya port sendiri. Selain dari itu, PNKA dengan kereta apinya adalah jalan keluar jitu, jika bisa membangun beberapa line khusus barang saja dari-ke daerah industri, pelabuhan, airport sehingga bisa terjamin supply chain dengan manajemen transport kereta yang minim independensinya terhadap kondisi jalan yg lain. Mohon maaf jika ada kata/data yang salah2 maklum, masih belajar... Bagaimana pendapat anda successberry
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
kalau pedagang kecil yg keliling pake motor gerobak/box, orang jualan somai pakai motor gerobak, jualan aqua galonan tukan gordyn, juga nelayan yg melaut pakai bensin (yg gak disubsidi lagi) kagak diitung kenaikan biaya operasional plus kenaikan beban hidup karena harga lain pada naik yah, oom ? dulu kan abis kenaikan bm, mereka yg pertama muntah darah. ukm dan sektor kelautan yg notabene banyak nelayan yg kapal pinjam, jaring nyewa, bensin beli sendiri. 2010/6/29 Hardi Darjoto > > > Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan motor > tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi sebesar > Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. > > Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi > khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa > diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg > memadai di terminal2 pengumpul. > > Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan > konsumsi BBM. > > Hardi > -Original Message- > From: Ryan Fitriyanto > > > > Sender: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Date: Mon, 28 Jun 2010 16:19:32 > To: > > > > Reply-To: > AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com > Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM > > Dear mas Okeu, > > Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani > taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan > > malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, > kenaikan biaya produksi dll. > > Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi > tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), > > melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda > transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan > pemerintah. > > Salam > > ryan > > 2010/6/28 oka > > > > > > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > > > dah kencang). > > > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada > ngak > > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga > premium > > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > > > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > > > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun > 2010 > > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa > subsidi > > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi > adalah > > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang > memang > > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor > bukan > > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > > pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, > either > > menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kaki. > Bukannya > > didorong untuk tidak naik mobil pribadi, malah seolah2 naik sepeda motor > > adalah pilihan terbaik. Saya kok yakin, bahwa dengan cepat sepeda motor > akan > > menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, karena kecelakaaan > maupun > > karena penyakit paru2 yg diderita pra bikers (karena terkena polutan tiap > > > hari) > > > > Oka > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > -- salam, Ari [Non-text portions of this messag
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Memang sebaiknya BBM bersubsidi hanya untuk angkutan umum. Mobil dan motor tidak. Bisa juga dibuatkan BBM bersubsidi statis (misalnya subsidi sebesar Rp 500/ltr) untuk para bikers selama masa transisi. Namun ujungnya, memang pemerintah hrs mau berinvestasi (bisa dg obligasi khusus) utk angkutan umum. Yaitu angkutan umum yang inter-moda, bisa diandalkan jadwalnya, sopir yg tidak harus nyari setoran, parking lot yg memadai di terminal2 pengumpul. Return dr investasi ini akan dibayar dari penghematan subsidi BBM dan konsumsi BBM. Hardi -Original Message- From: Ryan Fitriyanto Sender: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Date: Mon, 28 Jun 2010 16:19:32 To: Reply-To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Dear mas Okeu, Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, kenaikan biaya produksi dll. Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan pemerintah. Salam ryan 2010/6/28 oka > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > dah kencang). > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada ngak > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga premium > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun 2010 > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa subsidi > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi adalah > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang memang > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor bukan > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, either > menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kaki. Bukannya > didorong untuk tidak naik mobil pribadi, malah seolah2 naik sepeda motor > adalah pilihan terbaik. Saya kok yakin, bahwa dengan cepat sepeda motor akan > menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, karena kecelakaaan maupun > karena penyakit paru2 yg diderita pra bikers (karena terkena polutan tiap > hari) > > Oka > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
ngeri nih, artanti ada di mana mana ... ^^ btw, kalau mau naik harga bbm, jgn samai bulan agustus, jadi perusahaan empat kasih kenaikan gaji spesial karena kenaikan BBM ^^ * kalau keburu nopember, alamat gak bakalan ada * :p salam, Ari 2010/6/28 Artanti Purborini. > > > On 28/06/2010 16:49, arief rachman wrote: > > > andai, setiap sen dari pengurangan subsidi BBM dialihkan utk > > mensubsidi& perbaikan transportasi umum. mungkin transportasi umum > > kita bisa murah& nyaman. kota2 besar kita tidak akan semrawut seperti > > sekarang. kepikiran kalau transportasi umum tiap thn dpt 30T. mo bikin > > monorel, subway atau bus way bukan soal yg sulit. > > sepertinya dana dari pengurangan subsidi bbm akan dipakai untuk > remunerasi pns/tni. jika hal ini terlaksana, bersyukurlah para pns/tni, > karena dampak dari pengurangan subsidi bbm (misal, yg tadinya bisa beli > premium sekarang kudu beli pertamax) hampir tidak mereka rasakan. > > -- > > [Non-text portions of this message have been removed] = Millis AKI mendukung kampanye "Stop Smoking" = Alamat penting terkait millis AKI Blog resmi AKI: www.ahlikeuangan-indonesia.com Facebook AKI: http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 Arsip Milis AKI online: http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : Untuk kenyamanan bersama, agar diperhatikan hal-hal berikut: - Dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan kirim ke ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
On 28/06/2010 16:49, arief rachman wrote: > andai, setiap sen dari pengurangan subsidi BBM dialihkan utk > mensubsidi& perbaikan transportasi umum. mungkin transportasi umum > kita bisa murah& nyaman. kota2 besar kita tidak akan semrawut seperti > sekarang. kepikiran kalau transportasi umum tiap thn dpt 30T. mo bikin > monorel, subway atau bus way bukan soal yg sulit. sepertinya dana dari pengurangan subsidi bbm akan dipakai untuk remunerasi pns/tni. jika hal ini terlaksana, bersyukurlah para pns/tni, karena dampak dari pengurangan subsidi bbm (misal, yg tadinya bisa beli premium sekarang kudu beli pertamax) hampir tidak mereka rasakan. --
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Sekarang kan lagi berwacana, mulai dari pemasangan ac di metromini, pembatasan penumpang, pembatasan mikrolet di jalan besar dll. tp klo menurut saya yg harus dibenahi terlebih dahulu adl kebiasaan angkutan umum untuk ngetem sembarangan. Setiap persimpangan ato di depan pasar/mall ato tempat strategis lain pasti jadi tempat ngetem. Ini yg bikin macet. Karena setiap ngetem ga cuma satu angkutan umum, tapi beberapa. Mereka ngetem tanpa peduli jalanan jadi macet. Sedangkan saat mulai jalan mereka seolah ga kenal rem alias langsung tancap gas. 2010/6/28 arief rachman > > > andai, setiap sen dari pengurangan subsidi BBM dialihkan utk > mensubsidi & perbaikan transportasi umum. mungkin transportasi umum > kita bisa murah & nyaman. kota2 besar kita tidak akan semrawut seperti > sekarang. kepikiran kalau transportasi umum tiap thn dpt 30T. mo bikin > monorel, subway atau bus way bukan soal yg sulit. > > arief > > -- (^-^)v [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
andai, setiap sen dari pengurangan subsidi BBM dialihkan utk mensubsidi & perbaikan transportasi umum. mungkin transportasi umum kita bisa murah & nyaman. kota2 besar kita tidak akan semrawut seperti sekarang. kepikiran kalau transportasi umum tiap thn dpt 30T. mo bikin monorel, subway atau bus way bukan soal yg sulit. arief
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
2.4T per bulan klo asumsi sehari pake 1 liter (untuk motor yg dirawat 1 liter bensin bisa jalan sekitar 50 km dalam kondisi jalan normal sampe agak macet) dan dipake 30 hari sebulan( asumsi mobilnya dipake 20 hari sebulan ya sabtu minggu tinggal di rumah :) ). Mungkin yg jadi perhatian juga klo di kota Makassar sini mulai banyak bemor bermunculan (becak motor) yg daya jangkaunya lebih jauh dari becak tapi ruwet yang diakibatkan hampir sama becak konvensional (polusinya juga banyakan) dan pemkot yg belum ada tindakan mengatur masalah ini ntar klo jumlahnya udah banyak lebih susah ngaturnya..dan mungkin hitungan YLKI waktu pertamax di 9000an (harus nanya ybs deh) Best wishes Daniel R Marsan From: oka To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Mon, June 28, 2010 4:58:34 PM Subject: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga dah kencang). Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada ngak masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga premium (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun 2010 (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa subsidi BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi adalah mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang memang belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor bukan hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, either menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kaki. Bukannya didorong untuk tidak naik mobil pribadi, malah seolah2 naik sepeda motor adalah pilihan terbaik. Saya kok yakin, bahwa dengan cepat sepeda motor akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, karena kecelakaaan maupun karena penyakit paru2 yg diderita pra bikers (karena terkena polutan tiap hari) Oka Membatasi Subsidi BBM Senin, 28 Juni 2010 00:00 WIB 10 Komentar 2 1 PEMERINTAH berencana membatasi subsidi bahan bakar minyak untuk mobil pribadi mulai September nanti. Sebuah kebijakan yang layak didukung dengan sejumlah alasan. Pertama, subsidi BBM ternyata sebagian besar justru dinikmati pemilik mobil pribadi yang notabene kelas menengah ke atas. Dalam hitungan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, setiap pemilik mobil pribadi memperoleh subsidi tak langsung dari konsumsi BBM sebesar Rp1 juta per bulan. Bandingkan dengan subsidi yang diterima warga miskin dari bantuan langsung tunai yang hanya Rp100 ribu per bulan. Ini jelas ketidakadilan yang sengaja dilakukan negara. Para pemilik mobil pribadi semestinya malu kepada orang miskin jika membeli bensin bersubsidi. Kedua, subsidi BBM yang menyebabkan harga BBM murah akan meningkatkan pembelian dan penggunaan kendaraan pribadi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, hingga 2009, terdapat 10,25 juta unit kendaraan penumpang termasuk mobil pribadi, yang merupakan jenis kendaraan terbanyak di Indonesia setelah sepeda motor. Penggunaan mobil pribadi hanya akan memicu kemacetan lalu lintas terutama di kota-kota besar. Kemacetan lalu lintas sendiri menyebabkan konsumsi BBM menjadi mubazir karena dibakar percuma. Pembatasan subsidi BBM kiranya mendorong orang berpikir ulang untuk menggunakan kendaraan pribadi karena harga bahan bakar menjadi lebih mahal. Jika dibarengi dengan pengadaan transportasi umum yang memadai, kemacetan lalu lintas berangsur-angsur teratasi. Ketiga, subsidi BBM dalam jangka panjang menyebabkan energi minyak di alam Indonesia cepat terkuras. Padahal, BBM merupakan sumber energi yang tak terbarukan sehingga semakin berkurang. Produksi minyak Indonesia turun 4,5% menjadi 1,13 juta barel per hari, sedangkan konsumsi minyak mening
Re: [Keuangan] Kembali soal Subsidi BBM
Dear mas Okeu, Sepanjang gak ada alternatif angkutan umum yang aman dan nyaman, berani taruhan berapapun disinsentif yang dikenakan, tetep akan dibayar bahkan malah bisa menyulut inflasi lebih dengan tuntutan adanya kenaikan gaji, kenaikan biaya produksi dll. Oke, beban pemerintah berkurang di satu sisi, tapi menurut saya pribadi tujuan utamanya seharusnya bukan itu (beban keuangan pemerintah berkurang), melainkan gimana caranya membuat rakyatnya mendapatkan fasilitas moda transportasi yang aman dan nyaman yang ujungnya mengurangi beban keuangan pemerintah. Salam ryan 2010/6/28 oka > > > Membaca editorial Media Indonesia hari ini, rupaya wacana mengurangi > subsidi mulai mendapatkan angin (dimillis ini sih anginnya dari dulu juga > dah kencang). > > Inti tulisan ini sih saya setuju saha walaupun data yg diajukan, rada ngak > masuk akal. Contoh bahwa subsidi BBM yg dinikmati pemilik mobil Rp. 1jt > perbulan wah data pakai hitungan apa yah? kalo disparitas harga premium > (RON 85) dan pertamax (ron 92, non subsidi) seperti sekarang, sekitar Rp. > 2000/liter, maka sebulan 1 mobil diasumsikan mengkonsumsi 500 liter > bensin...atau 25 liter perhariatau jarak tempuh 250 km perhari...atau > diasumasikan rata2 setiap pemilik mobil bolak2 dari Bandung ke Jakarta. > namnya juga lembaga Konsumen, dramatisir sedikit lah biar seru. > > Sayang sekali tulisan ini hanya menyalahkan pengendara mobil (drivers). > Padahal pengguna jalan terbesar seaat ini adalah pengendara sepeda motor > (bikers) yakni 33,4 juta (2009), akan bertambah menjadi 40 jt ditahun 2010 > (asumsi produksi motor 7 juta unit, dikurangi motor yg bobrok sekitar > 400rb)..Mobil sendiri paling cuma akan bertambah 500rb unit..berapa subsidi > BBM yang dimakan oleh bikers ini? hitung sendirilah > > Selain itu, pembatasan subsidi BBM untuk drivers tak akan serta merta > mendorong drivers naik kendaraan umum. Malah kemungkinan yg terjadi adalah > mereka berganti menjadi bikers.dengan alasan kendaraan umum yang memang > belum memadai, dan dari segi efektifitas sepeda motor masih lebih > unggu.jangan heran jika tahun depan produksi sepeda motor bisa 10jt > unit...dan jangan heran nanti bahkan dijalanan ibukota, sepeda motor bukan > hanya merajai jalanan,tapi benar2 menyemut > > Saya kira pembatasan seharusnya berlaku untuk segala jenis kendaraan > pribadi, mobil dan motor. Seluruh masyarakat, harus didorong untuk, either > menggunakan transportasi umum atau naik sepeda atau berjalan kaki. Bukannya > didorong untuk tidak naik mobil pribadi, malah seolah2 naik sepeda motor > adalah pilihan terbaik. Saya kok yakin, bahwa dengan cepat sepeda motor akan > menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, karena kecelakaaan maupun > karena penyakit paru2 yg diderita pra bikers (karena terkena polutan tiap > hari) > > Oka > > [Non-text portions of this message have been removed]